pengaruh penggunaan video youtube terhadap peningkatan
TRANSCRIPT
1
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO YOUTUBE
TERHADAP PENINGKATAN PRONUNCIATION SKILL
MAHASISWA MKU BAHASA INGGRIS IAI AL-KHOZINY SIDOARJO
Oleh :
RINA RACHMAWATI
IKIP Widya Darma Surabaya
FIBRIA CAHYANI
IKIP Widya Darma Surabaya
Abstrak: Media pembelajaran yang diberikan secara konvensional dalam
pembelajaran English pronunciation mengakibatkan materi yang diajarkan oleh
dosen kurang mampu dipahami dan diserap oleh mahasiswa non prodi Bahasa
Inggris, sehingga dapat mengakibatkan proses kegiatan belajar mengajar menjadi
kurang efektif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh penggunaan video
YouTube terhadap peningkatan pronunciation skill mahasiswa MKU Bahasa
Inggris IAI Al-Khoziny Sidoarjo. Data yang diperoleh kemudian diuji
menggunakan uji hipotesis dimana pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan video YouTube berpengaruh
positif terhadap peningkatan pronunciation skill mahasiswa MKU Bahasa Inggris
IAI Al-Khoziny Sidoarjo. Dengan kata lain, YouTube mampu menjadi salah satu
media pembelajaran pronunciation Bahasa Inggris yang efektif dalam MKU
Bahasa Inggris.
Kata Kunci: YouTube, Media Pembelajaran, Pronunciation
PENDAHULUAN
Sistem pembelajaran Bahasa
Inggris di Indonesia pada dasarnya
adalah sebagai second language yang
berfokus pada kegiatan imitasi atau
peniruan, praktik, dorongan, dan
pembentukan kebiasaan. Dengan kata
lain, pembelajaran Bahasa Inggris di
dalam kelompok merupakan pengenalan
Bahasa Inggris sebagai second language
dimana mahasiswa menirukan dosen,
lebih banyak melakukan praktik, dan
dibentuk kebiasaan dalam berbahasa
Inggris. Bahasa Inggris itu sendiri pada
dasarnya terdiri dari tiga komponen
yakni: vocabulary, grammar, dan
pronunciation.
2
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
Pembelajaran pronunciation
dalam Bahasa Inggris paling tepat adalah
dengan menggunakan metode
mencontohkan (imitation). Dosen
memberikan contoh pronunciation
Bahasa Inggris yang tepat, kemudian
mahasiswa menirukan. Namun,
pemberian contoh pronunciation
terkadang dirasa kurang tepat dan tidak
maksimal. Hal ini dikarenakan karena
sebagian besar Dosen Bahasa Inggris di
Indonesia bukan merupakan English
native speaker. Kegiatan pembelajaran
seperti ini merupakan sistem
pembelajaran konvensional. Kemudian
disinilah peran media pembelajaran yang
kreatif, modern, dan inovatif sangat
dibutuhkan. Dosen yang baik akan
menggunakan tambahan media
pembelajaran yang modern dan tidak
hanya melakukan kegiatan belajar
mengajar secara konvensional.
Pengembangan media pembelajaran
seharusnya selalu mengikuti
perkembangan zaman yang sudah mulai
terbiasa memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK).
Salah satu produk TIK yang
sedang ramai di akses dikalangan
masyarakat Indonesia khususnya adalah
YouTube. Banyak konten video didalam
YouTube yang dapat dimanfatkan dalam
memfasilitasi proses kegiatan belajar
mengajar. Salah satu contoh konten
videonya adalah tentang Pronunciation
yang mana diajarkan langsung oleh
native speaker menggunakan bilingual
Indonesia dan English sebagai kata
pengantar. Konten video YouTube
semacam itu sangat dapat membantu
mahasiswa Program Studi Bahasa
Inggris maupun Non Program Studi
Bahasa Inggris memahami dan
menirukan pengucapan setiap kosakata
dalam Bahasa Inggris sesuai native
speaker. Sehingga dapat menambah rasa
percaya diri mahasiswa dalam
kemampuan berbicara menggunakan
Bahasa Inggris. Mahasiswa yang bukan
merupakan Program Studi Bahasa
Inggris, ketika mendapatkan (Mata
Kuliah Umum) MKU Bahasa Inggris
yang merupakan MKU wajib untuk
semua Program Studi, tentu akan
mendapatkan kesulitan dalam
pengucapan kosakata Bahasa Inggris
secara baik dan benar sesuai native
speaker. Hal ini dikarenakan mereka
jarang sekali menggunakan Bahasa
Inggris untuk berkomunikasi dalam
kegiatan belajar maupun kegiatan sehari-
hari. Tidak seperti mahasiswa Program
Studi Bahasa Inggris yang wajib
menggunakan Bahasa Inggris khususnya
3
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
ketika kegiatan belajar mengajar.
Sehingga mereka memiliki kemampuan
pronunciation Bahasa Inggris yang jauh
lebih bagus.
Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, maka muncullah
rumusan masalah sebagai berikut:
apakah penggunaan video YouTube
berpengaruh terhadap peningkatan
pronunciation skill mahasiswa MKU
Bahasa Inggris IAI AL-Khoziny
Sidoarjo?. Rumusan masalah tersebut
dibuat untuk mengetahui ada atau tidak
pengaruh penggunaan video YouTube
terhadap peningkatan pronunciation
skill mahasiswa MKU Bahasa Inggris
IAI Al-Khoziny Sidoarjo.
Penelitian ini difokuskan kepada
pembelajaran menggunakan video
YouTube. Seluruh konten video
YouTube yang digunakan dalam
kegiatan penelitian ini adalah video-
video yang dibuat langsung oleh native
speaker seperti akun YouTube Guruku
Mr D dan Sacha Stevenson yang sudah
diupload di laman www.youtube.com,
dimana video-video tersebut untuk
kemudian diujikan kepada mahasiswa
MKU Bahasa Inggris di IAI AL-
Khoziny Sidoarjo. Penelitian ini
diharapkan dapat membantu
pengembangan media pembelajaran,
khususnya dalam MKU Bahasa Inggris.
Dengan kata lain, dosen Bahasa Inggris
di Indonesia akan beralih dari metode
konvensional ke metode modern.
Pronunciation
English pronunciation adalah
pelafalan kata dalam Bahasa Inggris
yang berasas pada tata cara pengucapan
di Oxford Dictionary atau Longman
Dictionary. Pronunciation juga disebut
sebagai teknik atau tata cara melafalkan
sebuah kata Bahasa Inggris seperti native
speaker. Pronunciation merupakan salah
satu elemen dalam Bahasa Inggris yang
wajib juga untuk dikuasai. Menurut
Yuzawa (2007:3), pronunciation adalah
sebuah dasar dan termasuk hal yang
patut untuk dimengerti serta dipahami
oleh siapa saja yang akan ataupun
sedang dalam proses mempelajari
Bahasa Inggris secara komunikatif.
Dengan kata lain, penguasaan
pronunciation mencakup sistem
phonology dan kemampuan dalam
menghasilkan bunyi sehingga maknanya
mampu dipahami oleh pendengarnya.
Seperti yang sudah diketahui,
Bahasa Inggris tidaklah sama dengan
Bahasa Indonesia. Dua bahasa tersebut
berbeda baik dalam segi pengucapan,
penulisan, intonasi, dan lain sebagainya.
Perbedaan dalam pengucapan antara dua
4
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
bahasa tersebut juga terlihat dalam
mengucapkan huruf vokal, konsonan,
dan diftong. Aspek-aspek yang terdapat
pada pronunciation skill adalah
accuracy, fluency, intonation, dan
stressing. Dalam pembelajaran
pronunciation, ada beberapa hal yang
penting untuk diperhatikan, anatara lain:
melaflkan alfabet dengan tepat,
mengucapkan huruf vokal, huruf
konsonan, dan diftong dengan tepat dan
juga harus disertai dengan tekanan dan
intonasi yang benar. Menurut Ali
Mustadi (2013:35), aspek-aspek yang
dinilai dalam pronunciation adalah
fluency of spelling and pronunciation,
accuracy of spelling pronunciation,
stressing, dan intonation.
Pronunciation bisa menjadi
sangat vital apabila seseorang
melafalkan suatu kata yang berbeda arti
dengan apa yang sesungguhnya
dimaksudkan. Oleh karena itu, sangat
diperlukan pembelajaran dan
penguasaan pronunciation skill secara
benar sesuai native speaker. Tentunya
dengan menggunakan media dan metode
pembelajaran yang dapat lebih
memudahkan mahasiswa dalam
pemahamannya. Burns dan Claire
(2003:4) menyarankan beberapa prinsip
dalam pembelajaran pronunciation.
Pertama, mempelajari pronunciation
mulai dari tingkat paling awal. Ini
berarti, pemahaman tentang penggunaan
yang benar atas phonemes, huruf
konsonan, huruf vokal, intonasi dan juga
penekanan kata sudah harus dikuasai
terlebih dahulu. Kedua, menguji
mahasiswa menggunakan suatu kata
dengan pronunciation yang benar dalam
suatu percakapan sederhana. Pemilihan
topik yang menarik yang mampu
merangsang mahasiswa dalam
berkomunikasi menggunakan Bahasa
Inggris dengan pronunciation yang
benar. Keempat adalah, fokus berlatih
dan melakukan imitasi atas
pronunciation Bahasa Inggris dan
menggunakannya dalam konteks
percakapan yang lebih luas lagi. Yang
kelima, berhati-hati atas atas beberapa
pronunciation yang pengucapan hampir
atau bahkan sama dengan arti yang tidak
sesungguhny. Seperti contohnya dalam
pengucapan kata “flower” dan “flour”.
Kedua kata tersebut memiliki penulisan
dan makna yang berbeda, namun
memiliki pengucapan yang hampir sama.
Kemudian perlu diperhatikan juga
tentang kemampuan dalam memahami
penggunaan intonasi dan penekanan
dalam pronunciation skill juga harus
diperhatikan secara baik.
5
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
Media Pembelajaran
Media pembelajaran bukanlah
hal baru yang digunakan dalam
pembelajaran pronunciation. Hanya saja
masih banyak ditemukan dosen Bahasa
Inggris menggunakan sistem drilling dan
imitating dalam melatih mahasiswa
mengucapkan pronunciation Bahasa
Inggris dengan benar. Penggunaan
kamus Oxford juga masih sering
ditemukan dalam pembelajaran
pronunciation. Kegiatan seperti ini tidak
sepenuhnya dianggap salah hanya saja
dapat memungkinkan terjadinya
mispronunciation atau kesalahan dalam
pelafalan kata apabila dipelajari tanpa
bimbingan yang benar. Adapun pada
penelitian kali ini, peneliti cenderung
mengarah kepada definisi media
pembelajaran yang dijabarkan oleh
Oemar Hamalik karena cakupan
pemahamannya cenderung lebih luas.
Media pembelajaran tidak ditentukan
sebagai suatu alat saja, melainkan juga
merupakan bagian dari teknik dan
metode yang mana mampu mencakup
definisi dari para ahli pendidikan lainnya
mengenai tata cara pengejaran dan
strategi pembelajaran untuk mahasiswa.
Terdapat banyak sekali jenis-jenis media
pembelajaran yang dapat dipakai dalam
dunia pendidikan khususnya dalam
kegiatan pembelajaran. Siswoyo
(2011:18) yang menjabarkan tentang
jenis-jenis media pembelajaran kedalam
6 kategori, yakni: Media Visual, Media
Audio, Media Proyeksi Diam, Media
Proyeksi Gerak dan Audio Visual,
Multimedia, dan Benda.
Dengan memahami bahwa begitu
banyak jenis-jenis media yang dapat
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan
khususnya, tetap peran utama media
adalah sebagai sarana pengantar pesan.
meskipun seiring berjalannya waktu
berkembang menjadi sebuah hiburan,
relaksasi (pengalihan perhatian dari
ketegangan sosial), sebagai sarana
mengeksprekisan pendapat, ide, dan
gagasan, membantu dalam mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, serta
menjadi sarana pendidikan bagi
masyarakat. Tidak hanya pendidikan
dalam kehidupan bersosial, tetapi juga
mampu menjadi sebuah sarana
pembelajaran yang efektif. Media
sebagai sarana pembelajaran sudah
digunakan oleh banyak praktisi
pendidikan sejak bertahun-tahun
lamanya. Respon dan hasil yang baik
cenderung didapat ketika mampu
menggabungkan media dan dunia
pendidikan sehingga menjadi suatu
media pembelajaran yang epic.
6
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
Peran media pembelajaran
memang tidak jauh dari definisi
sederhana dari media pembelajaran itu
sendiri yang bermakna sebagai alat bantu
atau fasilitas dalam mendukung kegiatan
pembeljaran. Tujuan utama media
pembelajaran adalah memanfaatkan,
menciptakan, dan atau mengembangkan
suatu alat atau sarana yang mampu
mendorong berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar serta mampu
meningkatkan minat dan motivasi
belajar mahasiswa. Dosen sebagai
tenaga pendidik dapat memanfaatkan
media pembelajaran mulai dari yang
paling sederhana seperti origami yang
hanya berasal dari lipatan-lipatan kertas,
atau bahkan sampai penggunaan
perangkat keras bagaimana seiring
dengan perkembangan teknologi saat ini.
Pendidik maupun peserta didik tentunya
mampu untuk memilih media
pembelajaran yang dirasa paling sesuai
dalam kegiatan pembelajarannya.
Tentunya dengan melihat kepentingan
dari media pembelajaran, tidak dapat
dipungkiri bahwa kegiatan belajar
mengajar identik atau bahkan
bergantung juga kepada media
pembelajaran.
Terdapat banyak sekali bentuk
media sebagai sarana pembelajaran.
Sebagai contoh, sudah ada beberapa
sekolah yang menerapkan penggunaan
BSE (Buku Sekolah Elektronik) dimana
buku elektronik tersebut dapat
digunakan tidak hanya didalam kelas
saja, tetapi bahkan dimanapun dan
kapanpun peserta didik ingin belajar.
Contoh penggunaan media lainnya dapat
melalui laman website yang biasa
disebut juga dengan istilah “web media”.
Web media adalah penggabungan
penggunaan internet dan website sebagai
sarana pembelajaran demi mendapatkan
hasil belajar yang optimal. Tidak dapat
dipungkiri bahwa seiring
berkembangnya jaman, semakin canggih
pula jenis media pembelajaran seperti
website yang mampu dipakai dalam
proses mencapai tujuan akhir
pembelajaran secara optimal. Salah satu
contoh bentuk web media yang sudah
tidak asing lagi pada kalangan
mahasiswa saat ini adalah YouTube.
Video YouTube Dalam Pembelajaran
Pronunciation
Implementasi TIK dewasa ini
dianggap mampu menjadi suatu
keharusan pada lembaga-lembaga
pendidikan. Penerapan TIK sebagai
media dalam kelas atau pembelajaran
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
indikator keberhasilan suatu instansi
7
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
pendidikan. Sudah menjadi tren terbaru
dalam dunia e-learning saat ini adalah
penggunaan komputer dan media
portable lainnya dalam mengakses bahan
pembelajaran sebagai penunjang proses
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dirasa
sangat mampu menambah fleksibilitas
dalam kegiatan belajar mengajar
pendidik dan tenaga pendidik, dalam
penelitian ini tentu saja dosen dan
mahasiswa.
Salah satu contoh penggunaan
TIK adalah media audio-visual yang
dapat digunakan sebagai fasilitas belajar
Pronunciation yakni berupa video.
Video yang dimaksud dapat berupa
rekaman atau gabungan gambar-gambar
yang bergerak. Video cocok digunakan
untuk melatih pronunciation karena
selain menampilkan rekaman atau
gambar bergerak juga menyediakan
suara. Gabungan suara dan gambar akan
menarik perhatian penontonnya.
Media video dapat meningkatkan
keempat aspek pronunciation, yaitu:
accuracy, fluency, intonation, dan
stressing. Ebru Atak Damar (2014:77)
memaparkan:
“Through films, using longer
pieces of discourse to allow students to
practice stress and intonation is also
beneficial, since most pronunciation
books provide short, limited contexts, for
practicing the suprasegmental features.
As a consequences, videos provide
opportunity of being exposed to different
native speaker voices, slang, reduced
speeches, stress, accents, and dialects
and they offer endless opportunities for
pedagogically sound activities for
developing fluency”.
Tidak seperti buku, media video
dapat membantu siswa mempraktikkan
penekanan dan intonasi serta
meningkatkan kefasihan. Video yang
menyajikan contoh pengucapan dari
native speaker mampu memberi
kesempatan pada siswa untuk menyimak
bagaimana pengucapan yang benar,
sehingga lama kelamaan aspek kefasihan
dalam pengucapannya akan meningkat.
YouTube kerap digunakan
sebagai ajang berbagi, memberikan
informasi, dan memberikan apresiasi
kepada pengguna internet diseluruh
belahan dunia. Dalam video YouTube
misalnya, penonton tidak hanya menjadi
terhibur oleh video-video yang disajikan,
namun juga mampu dijadikan sebagai
suatu media pembelajaran, salah satunya
adalah video pembelajaran
pronunciation. Mahasiswa dapat melihat
beberapa video yang dibuat oleh konten
creator yang mana mereka adalah
8
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
English native speaker dimana mereka
memberikan contoh pengucapan,
penekanan dan intonasi yang benar. Dari
situlah mereka dapat belajar melakukan
imitasi dan praktik dengan benar sesuai
dengan apa yang sudah dicontohkan oleh
English native speaker pada video
YouTube.
Penelitian ini adalah
pengembangan dari beberapa penelitian
yang sudah terlebih dahulu
dipublikasikan secara umum. Renda
Lestari dari STKIP Muhammadiyah
Muara Bungo, dalam artikelnya yang
dipublikasikan pada Seminar Nasional
Kedua Pendidikan Berkemajuan dan
Menggembirakan tahun 2016 dengan
nomor ISBN. 978-602-361-102-7,
membuat sebuah artikel penelitian
dengan judul “Penggunaan YouTube
Sebagai Media Pembelajaran Bahasa
Inggris”. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan YouTube sebagai media
pembelajaran dalam mata kuliah Bahasa
Inggris. Hasil dari penelitian tersebut
membuktikan bahwa video YouTube
mampu apabila dipakai sebagai salah
satu media belajar.
Penelitian lain yang serupa
dengan Renda Lestari adalah penelitian
yang dilakukan oleh Nafisah Endahati
dari Universitas PGRI Yogyakarta
dimana penelitian tersebut
dipublikasikan pada repository.upy.ac.id
tahun 2014 dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Pronunciation Mahasiswa
Kelompok A1 Semester I Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UPY
TA 2013/2014 Melalui Pendekatan
Audiolingual”. Hasil penelitian pada
penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan memakai pendekatan
audiolingual dalam teknik pronunciation
drill terbukti mampu meningkatkan
kemampuan pengucapan dalam bahasa
Inggris. Hasil tersebut dapat dilihat
dengan semakin bertambahnya
kesesuaian mahasiswa dalam melafalkan
semua aspek bunyi dalam bahasa
Inggris, aspek penekanan suku kata
dalam kosakata, serta memahami
penggunaan intonasi yaitu rising
intonation dan falling intonation dalam
kalimat yang diucapkan.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
pretest – posttest control group design.
Langkah pertama adalah memutuskan
siapa yang menjadi kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen terlebih
dahulu. Kemudian memberikan pretest
yang sama kepada kedua kelompok
9
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
tersebut. Setelah itu, untuk kelompok
eksperimen diberikan treatment
menggunakan media video YouTube
dan kelompok kontrol diberikan
treatment menggunakan media
konvensional. Lalu kemudian diberikan
posttest kepada kedua kelompok
tersebut.
Mahasiswa di IAI Al-Khoziny
Sidoarjo yang mendapatkan MKU
Bahasa Inggris untuk TA 2019/2020
adalah populasi dalam peneletian ini.
Kemudian dari populasi tersebut dipilih
menggunakan random sampling
technique menggunakan undian untuk
kemudian diputuskan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
sebagai sampel dalam penelitian ini.
Sampel untuk kelompok eksperimen
berjumlah 24 dan kelompok kontrol
berjumlah 24.
Peneliti mengajukan hipotesis
penelitian berdasarkan kajian teori dan
kerangka berpikir diatas. Berikut adalah
hipotesisnya:
Ha : Ada pengaruh yang positif dari
penggunaan video YouTube
terhadap peningkatan pronunciation
skill mahasiswa MKU Bahasa
Inggris IAI Al-Khoziny Sidoarjo.
Ho : Tidak ada pengaruh yang positif
dari penggunaan video YouTube
terhadap peningkatan pronunciation
skill mahasiswa MKU Bahasa
Inggris IAI Al-Khoziny Sidoarjo.
Dalam mengumpulkan data,
peneliti menggunakan beberapa
instrumen dalam penelitian ini, yakni:
tes dan observasi. Tes yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah berupa
pretest dan posttest. Tes dilakukan
kepada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pretest dilaksanakan
sebelum kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol mendapatkan
treatment. Kemudian setelah diberikan
treatment kepada kedua kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol,
dilaksanakan posttest. Tes tersebut
menggunakan rubrik penilaian
pronunciation karena masuk kedalam
kategori performance test. Tes tersebut
sebelumnya telah melalui pengujian
untuk tingkat validitas dan
reliabilitasnya bersama dengan ahli atau
expert judgement sebelum diberikan
kepada subyek penelitian, dengan
tujuan agar instrumen tersebut
dinyatakan valid. Perbaikan atau revisi
yang dilakukan secara berulang
sebelumnya juga dilakukan sampai alat
ukur benar-benar dianggap memenuhi
syarat dan layak. Penilian pretest dan
posttest menggunakan rubrik penilaian
10
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
prounciation dibawah ini:
Tabel 1. Rubrik Penilaian Pronunciation
Scoring Rubric for Pronunciation
Aspect Score Description
Pronunciati
on
5
The pronunciation is
perfect. The words
are easy to
understand and has
the native speaker’s
accent.
4
The words are easy
to understand with
certain accent.
Clearly
understandable.
3
There are some
problems in
pronunce the words
and the listener
need more
concentration.
Slightly
understandable.
2
Unclear
pronuncition. The
words are difficult
to understand.
1
The words are very
difficult to
understand. The
pronunciation is
incomprehensible.
Observasi checklist dilakukan
dengan melihat secara langsung dan
menyeluruh tentang hal yang diteliti.
Observer akan mengamati setiap detil
kegiatan yang dilakukan mahasiswa
MKU Bahasa Inggris ketika
memanfaatkan konten video YouTube
dalam pembelajaran pronunciation demi
meningkatkan pronunciation skill
Bahasa Inggris mereka untuk kemudian
mengisi observasi checklis yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Analisis deskriptif dan statistik
dipakai dalam teknik analisis data. Dari
hasil data yang telah diperoleh, kemudian
diuji dengan menggunakan uji hipotesis
dimana pengujian hipotesis mengunakan
uji-t, atau biasa disebut juga dengan t-
test. T-test itu sendiri dipakai dalam
menunjukkan seberapa besar pengaruh
suatu variabel penyebab dalam
menerangkan variabel terikat. Namun
sebelum dilakukan uji-t, telebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis. Dalam
penelitian ini, uji prasyarat analisis
adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Fasilitas komputer
program yang disebut SPSS, yakni
Statistical Product and Service Solution
For Windows Release versi 22,
digunakan dalam keseluruhan proses
komputasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pretest dan posttest
mahasiswa MKU Bahasa Inggris di IAI
Al Khoziny Sidoarjo adalah data penting
dalam penelitian ini.
Sebelum melakukan perhitungan
uji-t, perlu untuk diketahui distribusi data
apakah bersifat normal atau tidak normal.
Maka uji normalitas wajib dilaksanakan.
Apabila data mempunyai distribusi yang
normal berarti memiliki juga sebaran
yang normal. Hal ini berarti data tersebut
bermakna mampu untuk mewakili
11
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
populasi. Data dikatakan normal apabila
probabilitas (sig.)>0,05. Kegiatan dalam
pengujian normalitas dalam penelitian ini
memakai jenis uji Kolmogrov Smirnov
melalui bantuan program SPSS versi 22.
Hasil uji normalitas pada penelitian ini
adalah: pretest dan posttest untuk
kelompok berdistribusi normal dengan
nilai sig. masing-masing 0,138 dan
0,067. Begitu juga untuk pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen yang
berdistribusi normal dengan nilai sig.
Masing-masing 0,270 dan 0,290. Ketika
sudah dinyatakan mempunyai distribusi
yang normal, maka kemudian langkah
selanjutnya adalah melaksanakan Uji
Homogenitas.
Pelaksanaan Uji homogenitas
pada penelitian ini memanfaatkan Test
Homogenity of Variances menggunakan
program SPSS versi 22. Kedua
kelompok dapat dinyatakan homogen
apabila hasil nilai signifikansi>0,05.
Hasil yang diperoleh dari uji
homogenitas pada penelitian ini adalah:
nilai sig. untuk pretest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen adalah 0,443,
yang mana berarti bersifat homogen.
Begitu juga untuk posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen juga
bersifat homogen dengan nilai sig. 0,580
Uji hipotesis dilaksanakan
menggunakan uji-t. Hasil uji-t pretest
kedua kelompok membuktikan bahwa
Hipotesis nol (Ho) diterima sehingga
Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak. Hal ini
terbukti dari nilai t-hitung 1,271 dan t-
tabel 2,0129 dengan df 46 dan nilai sig.
(2-tailed) adalah 0,210. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang positif terhadap
peningkatan pronunciation skill
mahasiswa MKU Bahasa Inggris IAI Al-
Khoziny Sidoarjo sebelum diberikan
treatment.
Adapun hasil uji-t posttest
membuktikan bahwa Hipotesis nol (Ho)
ditolak yang berarti juga bahwa Hipotesis
Alternatif (Ha) diterima. Ini
membuktikan bahwa ada pengaruh yang
positif dari penggunaan video YouTube
terhadap peningkatan pronunciation skill
mahasiswa MKU Bahasa Inggris IAI Al-
Khoziny Sidoarjo setelah diberikan
treatment. Hal ini dapat dibuktikan oleh
hasil dari uji hipotesis posttest yaitu nilai
t-hitung 5,779, t-tabel 2,0129, df 46 dan
nilai sig. (2-tailed) adalah 0,000.
Pencarian nilai rata-rata tau
mean untuk pretest dan posttest pada
masing-masing kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen adalah bermaksud
untuk memastikan ada atau tidaknya
12
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
kenaikan skor yang dihasilkan oleh
masing-masing kelompok setelah diberi
treatment. Data peningkatan
pronunciation skill mahasiswa bisa juga
diamati dengan membandingkan nilai
hasil pretest dan posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Hal
tersebut bisa juga dilihat dari hasil gain
score. Data tentang hasil kegiatan
tersebut ditampilkan dalam tabel 7
berikut ini:
Tabel 2. Nilai Rata-rata (Mean) Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Sumber Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Pretest 43,54 38,96
Posttest 67,08 79,79
Gain
score
23,54 40,48
Tabel nilai rata-rata (mean) untuk
kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen diatas, menyebutkan bahwa
nilai rata-rata (mean) dari posttest untuk
masing-masing kelompok mengalami
peningkatan. Nilai rata-rata untuk pretest
di kelompok kontrol yg awalnya berada
pada nilai 43,54 kemudian setelah diberi
treatment menggunakan pembelajaran
konvensional, nilai rata-ratanya menjadi
67,08. Sedangkan nilai rata-rata untuk
pretest dikelompok eksperimen yang
awalnya berada pada nilai 38,96
kemudian setelah diberi treatment
menggunakan video YouTube, nilai rata-
ratanya menjadi 79,79. Kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen
sama-sama mengalami kenaikan dalam
hasil nilai rata-rata dari pretest ke
posttest. Hal ini bisa dilihat dari gain
score untuk kelompok kontrol sebesar
23,54 dan kelompok eksperimen sebesar
40,48. Jika diamati dari gain score untuk
masing-masing kelompok, dapat
disimpulkan bahwa pronunciation skill
mahasiswa MKU Bahasa Inggris IAI Al
Khoziny Sidoarjo menggunakan video
YouTube menjadi lebih meningkat
secara signifikan daripada menggunakan
pembelajaran konvensional. Terbukti
bahwa video pembelajaran yang ada pada
YouTube lebih baik apabila dijadikan
sebagai media pembelajaran
pronunciation.
Penggunaan media video
YouTube dalam dunia pendidikan
sudah bukan lagi menjadi hal yang
asing. Media video YouTube dirasa
cukup efektif dan efisien digunakan
sebagai media pembelajaran. Sejalan
dengan pernyataan Lestari (2016:607)
yang menyatakan bahwa YouTube
dapat digunakan sebagai media
pembelajaran termasuk dalam mata
kuliah yang dirasa sukar bagi hampir
13
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
sebagian besar mahasiswa, salah
satunya adalah MKDU Bahasa Inggris.
Tidak seperti buku, media video
yang tersaji pada laman YouTube.com
dapat membantu peserta didik
mempraktikkan penekanan dan intonasi
serta meningkatkan kefasihan. Video
yang menyajikan contoh pengucapan
dari native speaker mampu memberi
kesempatan pada peserta didik untuk
menyimak bagaimana pengucapan yang
benar, sehingga lama kelamaan aspek
kefasihan dalam pengucapannya akan
meningkat. Sejalan dengan pernyataan
tersebut, Ramadhani (2016:7)
menyatakan video YouTube mampu
dijadikan sebagai dorongan, media
motivasi, serta media publikasi karya
peserta didik. Apabila penggunaan
YouTube mampu dimanfaatkan dengan
baik, tentunya akan berdampak baik
juga bagi penikmatnya.
Penggunaan video YouTube
dalam dunia pendidikan selalu dianggap
menarik dijadikan sebagai media
pembelajaran, khususnya pada
Pendidikan Tinggi di Indonesia. Maka
dari itu penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan
video YouTube terhadap peningkatan
pronunciation skill mahasiswa MKU
Bahasa Inggris di IAI Al Khoziny
Sidoarjo menggunakan desain pretest
posttest control grup design yakni
meletakkan subyek penelitian kedalam
dua kelompok yang berbeda, yaitu:
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Adapun kedua kelompok
tersebut diberikan treatment yang tidak
sama setelah sama-sama melaksanakan
pretest. Kelompok eksperimen
diberikan treatment menggunakan
video YouTube dan kelompok kontrol
diberikan treatment menggunakan
pembelajaran konvensional.
Kustandi dan Bambang (2011:81)
menyatakan bahwa video adalah media
yang tepat dalam melatih penggunaan
organs of speech pembelajar. Sejalan
dengan pernyataan tersebut, video cocok
digunakan untuk melatih pronunciation
karena selain menampilkan rekaman atau
gambar bergerak juga menyediakan
suara. Gabungan suara dan gambar akan
menarik perhatian penontonnya. Hal ini
terbukti bahwa setelah diberikan
treatment dengan menggunakan video
YouTube, terjadi peningkatan
pronunciation skill mahasiswa MKU
Bahasa Inggris di IAI Al Khoziny
Sidoarjo. Terbukti dari hasil Mean atau
nilai rata-rata pretest sebelum diberikan
treatment berupa penggunaan video
YouTube adalah sebesar 38,95.
14
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
Kemudian setelah diberikan treatment
berupa penggunaan video YouTube, nilai
rata-rata posttest adalah sebesar 79,79.
Hal ini menunjukkan peningkatan nilai
rata-rata yang sangat signifikan jika
dilihat dari Gain score sebesar 40,48. Jika
dibandingkan dengan kelompok yang
tidak mendapatkan treatment berupa
penggunaan video YouTube, meskipun
sama-sama mengalami peningkatan nilai
rata-rata, namun kelompok ini hanya
memiliki Gain score sebesar 23,54.
Pernyataan ini juga diperkuat oleh hasil
dari uji hipotesis posttest yaitu t-
hitung>t-tabel (5,779>2.0129) dan dapat
dilihat juga dari Signifikansi posttest
yaitu Sig. (2-tailed) 0,000<0,05, yang
berarti Hipotesis nol (Ho) ditolak
sehingga Hipotesis Alternatif (Ha)
dinyatakan diterima. Dengan demikian
bisa pula dijelaskan ada pengaruh yang
positif dari penggunaan video YouTube
terhadap peningkatan pronunciation skill
mahasiswa MKU Bahasa Inggris IAI Al-
Khoziny Sidoarjo.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah penggunaan
video YouTube berpengaruh positif
terhadap peningkatan pronunciation
skill mahasiswa MKU Bahasa Inggris
IAI Al-Khoziny Sidoarjo. YouTube
tidak hanya difungsikan sebagai sumber
hiburan semata, melainkan juga dapat
dijadikan sebagai seumber belajar,
khususnya dalam pembelajaran
pronunciation dilingkungan Pendidikan
Tinggi.
Saran yang dapat diberikan
kepada dosen pengampu MKU Bahasa
Inggris dan juga mahasiswa yang akan
atau sedang menempuh MKU Bahasa
Inggris di Indonesia agar hendaknya
mampu menciptakan suasana belajar
yang interaktif dan menyenangkan.
Penggunaan media sudah semakin
diwajibkan dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari. YouTube apabila
dimanfaatkan sebagai media belajar
dengan sangat baik, juga mampu
memberikan hasil yang bermanfaat pula
bagi penggunanya. Pembelajaran
Pronunciation Bahasa Inggris memang
membutuhkan praktek secara langsung
dengan model yang tepat seperti penutur
aslinya. Oleh karena itu, pembelajaran
pronunciation Bahasa Inggris menjadi
sangat mudah jika menggunakan video
pembelajaran di YouTube dengan native
speaker sebagai narasumber.
DAFTAR PUSTAKA
Burns, A. And Claire, S. 2003. Clearly
Speaking Pronunciation in Action
For Teachers. New York:
McGraw-Hill
15
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
Ebru Atak Damar. 2014. Task-Based
Video Use for The Improvement
of English Stress And Intonation.
Journal of Education And Social
Research. Vol. 4. No. 2.
Endahati, Nafisah. 2014. Peningkatan
Kemampuan Pronunciation
Mahasiswa Kelompok A1
Semester I Program Studi
Pendidikan Bahasa Inggris FKIP
UPY TA 2013/2014 Melalui
Pendekatan Audiolingual.
Universitas PGRI Yogykarta 1-8.
http://repository.upy.ac.id/445/1/
template%20artikel%20penelitia
n%20Nafisah%20Endahati.pdf
Hamalik. Oemar. 1994. Media
Pendidikan. Bandung: Citra
Aditya Bakti
I.G.M. Darmawiguna, dan M.W.A.
Kesiman. 2013. Media
Pembelajaran Berbasis Web
dan Flash Untuk Mata Kuliah
Riset Operasi di Jurusan PTI,
Undiksha. Jurnal Sains &
Teknologi, Vol 2, No. 1, pp.
128-138, April 2013.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto.
2011. Media Pembelajaran
Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Lestari, Renda. 2016. Penggunaan
YouTube Sebagai Media
Pembelajaran Bahasa Inggris.
Seminar Nasional Kedua
Pendidikan Berkemajuan dan
Menggembirakan ISBN. 978-
602-361-102-7.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/
bitstream/handle/11617/9566/68.
pdf?sequence=1&isAllowed=y
Linse, Caroline T. 2005. Practical
English Language Teaching:
Young Learners. New York:
McGraw-Hill
Parker, Maria. 2000. Pronunciation &
Grammar: Using Video and
Audio Activities. English
Teaching Forum. Vol. 38. No. 1.
Ramadhani, Dini Wulan. 2016.
Pemanfaatan Situs YouTube
Sebagai Sumber Belajar pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMA Panjura Malang.
http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-
indonesia/article/view/52402
Scarino, Angela and Liddicoat Anthony
J. 2009. Teaching and Learning
Language: A Guide. Carlton
South: Curriculum Corporation.
Wilson, Andrea. 2015. YouTube in the
Classroom. A research paper
submitted in conformity with the
requirements for the degree of
Master of Teaching, Department
of Curriculum, Teaching and
Learning, Ontario Institute for
Studies in Education of the
University of Toronto.
https://tspace.library.utoronto.ca/
bitstream/1807/68780/1/
Yuzawa, N.. 2007. Teaching English
Pronunciation. Retrieved from
www.tcue.ac.jp/home1/k-
16
JURNAL WIDYALOKA IKIP WIDYA DARMA ∣ Vol. 8. ∣ No. 1 ∣ Januari 2021
gakkai/ronsyuu/.../50_1.2/yuzaw
a.pdf.
https://www.YouTube.com/watch?v=DJ
OMLXCk_KA
https://www.YouTube.com/watch?v=2c
yitVFlY3Q
https://www.YouTube.com/watch?v=w
hc7cPT1hgM