pengaruh penggunaan media pembelajaran help me …

127
i PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN HELP ME BOX UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID PADA MATERI KEBERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA KELAS IV SD 96 MANNANTI KECAMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Nasri Adlani 10540 1120 716 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN HELP ME BOX

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MURID PADA MATERI

KEBERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA KELAS IV SD 96

MANNANTI KECAMATAN TELLULIMPOE KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Nasri Adlani

10540 1120 716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : Nasri Adlani

NIM : 10540 11207 16

Program Studi : Strata Satu (S1)

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi

Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96

Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim

penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 21 Agustus 2020

Yang Membuat Pernyataan

Nasri Adlani

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nasri Adlani

NIM : 10540 11207 16

Program Studi : Strata Satu (S1)

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi

Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96

Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penjiblakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 21 Agustus 2020

Yang Membuat Pernyataan

Nasri Adlani

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“Bersikap haruslah seperti mawar, meskipun penuh duri, yang

ditangkap mata tetap indahnya”

Panjang umur untuk hal-hal baik

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku tercinta, saudaraku, keluargaku,

Guru, dan teman-teman atas keikhlasan dan doanya dalam

Mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

vi

ABSTRAK

Nasri Adlani. 2020. Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan

Budaya Kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

Skripsi, Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitam Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh

Nursalam sebagai Pembimbing I dan Syahribulan K sebagai Pembimbing II.

Masalah utama dalam penelitian yaitu bagaimanakah penerapan Media

Help Me Box untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi keragaman

suku bangsa dan budaya kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe

Kabupaten Sinjai. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh penerapan

Media Help Me Box untuk meningkatkan hasil belajar murid pada materi materi

keragaman suku bangsa dan budaya kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan

Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Pre-

Eksperimental Design menggunakan desain penelitian One Group Pretest-Posttest

Design. Prosedur penelitian tahap persiapan, tahap pelaksanaan, menganalisis data

hasil belajar murid, aktifitas dan respon murid. Subjek dalam penelitian ini adalah

murid kelas IV SD 96 Mannanti sebanyak 15 orang .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hasil belajar 9 murid (60 %)

yang belum tuntas hasil belajarnya dan 6 murid (40 %) yang telah tuntas

belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar tidak memuaskan secara klasikal karena

nilai rata-rata 66,3 tidak mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70. Sedangkan

pada hasil Posttest dinyatakan semua murid dinyatakan tuntas. Ini berarti

ketuntasan belajar memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 79,3 telah

mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media

Help Me Box berpengaruh terhadap hasil belajar Murid Kelas IV SD 96 Mannanti

Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

Kata kunci : Media pembelajaran Help Me Box, Hasil belajar murid

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadiran Allah swt., karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai tugas dalam rangka

penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Murid Pada Materi Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96

Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai“

Sebagai manusia yang tak luput dari berbagai kekurangan, banyak

kendala yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, penulis ini telah banyak

mendapat bantuan dalam bentuk bimbingan, saran maupun dorongan dari

berbagai pihak. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

selayaknya apabila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua

Ayahanda tercinta Achmad dan Ibunda tersayang Darmawati yang telah berjuang,

berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses

pencarian ilmu, saudara-saudaraku, serta seluruh keluargaku yang telah

memberikan motivasi dan doa restunya selama penyusunan skripsi, serta penulis

viii

juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. H. Nursalam, M.Si dan Dra.

Hj. Syaribulan K., M.Pd, pembimbing I dan Pembimbing II yang telah

membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse,

M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyiapkan

sarana dan prasarana sehingga kegiatan perkuliahan dapat dilaksanakan dengan

baik, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis, Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd Ketua Prodi PGSD FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar. Serta seluruh dosen dan para staf pegawai

dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis sejak masuk kuliah sampai sekarang.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan angkatan Dewantara PGSD 2016 , yang selalu memberikan bantuan

serta dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa isi skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan, Semoga segala bantuan,

motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak senantiasa mendapatkan berkah

dan rahmat dan ilahi rabbi.

Makassar, 16 Agustus 2020

Penulis

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ........................................................................... .... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ .... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... .... iii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... .... iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................... .... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... .... vi

ABSTRAK ................. ............................................................................ .... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ .... viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ..... ............................................................................ .... xii

DAFTAR GAMBAR . ............................................................................ .... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... .... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9

A. Kajian Pustaka .................................................................... 9

1. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 9

2. Pengertian Belajar.......................................................... 10

3. Hasil Belajar .................................................................. 11

4. Ilmu pengetahuan sosial ................................................. 13

5. Hakikat Media Pembelajaran ......................................... 15

6. Media Help Me Box ...................................................... 18

B. Kerangka Pikir ..................................................................... 21

x

C. Hipotesis Penelitian ............................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 24

A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................. 24

1. Jenis Penelitian .............................................................. 24

2. Desain Penelitian ........................................................... 25

B. Populasi dan Sampel ............................................................ 25

1. Populasi ......................................................................... 25

2. Sampel........................................................................... 26

C. Definisi Operasional Variabel .............................................. 26

D. Instrumen Penelitian ............................................................ 27

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 28

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 34

A. Hasil Penelitian ................................................................. 34

1. Pre Test ...................................................................... 34

2. Post Test .................................................................... 37

3. Menentukan harga t .................................................... 39

B. Pembahasan ...................................................................... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 49

A. SIMPULAN .......................................................................... 49

B. SARAN ................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 25

Tabel 3.2 Sampel Penelitian SD 96 Mannanti ............................................... 26

Tabel 3.3 Tabel Kategori Penilaian ............................................................... 31

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar .......................................................... 34

Tabel 4.2 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar .................... 35

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-Test ................................. 36

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar ............................................................ 37

Tabel 4.5 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post-Test .... 38

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-Test ............................... 39

Tabel 4.7 Analisis Skor Pre-Test dan Post-Test ............................................. 40

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid ............................. 42

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .............................................................. 22

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I RPP

Lampiran II RPP

Lampiran III Pretest & Postest

Lampiran IV Daftar Hadir

Lampiran V Skor Nilai Pretest

Lampiran VI Perhitungsn untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Pretest

Lampiran VII Skor Nilai Posttest

Lampiran VIIIPerhitungsn untuk Mencari Mean (rata-rata) Nilai Posttest

Lampiran IX Analisis skor pretest dan postest

Lampiran XII Distribusi Nilai ttabel

Lampiran XIII Hasil Analisis Data Aktivitas

Lampiran XIV Persuratan

Lampiran XV Hasil Kerja Murid

Lampiran XVI Dokumentasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu bangsa yang hebat dapat di lihat dari sumber daya manusianya

(SDM) yang baik, sebab semua kegiatan yang terjadi dalam suatu Negara tak

lepas dari masyarakat yang ada di dalamnya. Salah faktor yang menentukan

kualitas kehidupan bangsa adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran

penting untuk menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas, damai, terbuka,

dan demokratis, dan semua dapat terwujud apabila sistem pedidikan berjalan

baik. Pendidikan merupakan usaha pembentukan dan pengembangan diri

manusia dalam sebuah proses tertentu.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 1 disebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar murid secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari dua hal yaitu belajar dan

pembelajaran. Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan

oleh individu agar terjadi perubahan dalam dirinya. Seseorang dapat

dikatakan belajar jika dalam diri orag tersebut terjadi sautu aktifitas yang

2

2

mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat di amati relatif lama

(Baso dan Nasrun Hasan, 2017: 4 ).

E.R. Hilgard (Susanto, 2019: 4) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Gagne

(Susanto, 2019:1) mengemukakan bahwa belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dimana suatu organisme merubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman. Menurut B. F. Skinner (Baso dan Nasrun Hasan, 2017:

7) menjelaskan “Belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah

laku yang berlangsung secara progressif ”. Dengan di lakukannya belajar

tersebut, maka individu yang mulanya tidak mampu melakukan sesuatu

menjadi mampu melakukannya. Sedangkan pembelajaran itu sendiri

adalah suatu kegitan yang dirancang oleh guru untuk membantu dan

membimbing murid dalam memperoleh informasi agar dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan pada suatu lingkungan belajar baik di kelas

maupun luar kelas.

Menurut Corey 1986 (Baso dan Nasrun Hasan, 2017: 25)

menjelaskan “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang dikelola secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu”. Dalam sebuah

pembelajaran diharapkan terjadinya sebuah perubahan pada murid, baik

berupa pengetahuan, pemhaman, keterampilan, atau sikap. Perubahan ini

3

3

merupakan hasil dari usaha belajar murid dan mengajar guru. Tetapi dalam

perubahan tersebut, seringkali muncul sebuah kendala. Salah satu kendala

yang kerap timbul ialah pemahaman yang di peroleh murid ternyata sulit

digali kembali dari ingatan pada saat dibutuhkan murid saaat terjadi

ulangan atau pada saat guru bertanya pada murid tentang materi yang telah

diajarkan.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah mata

pelajaran IPS. IPS merupakan mata pelajaran yang dapat memberikan

wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun

global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya.

Di masa yang akan datang peserta didik akan mengalami dan menghadapi

tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami

perubahan. Oleh karena itu, perancangan mata pelajaran IPS di Sekolah

Dasar hendaknya disusun untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat

yang menghargai sejarah, budaya bangsa, dalam memasuki kehidupan

masyarakat yang selalu mengalami perubahan tersebut,terutama dari segi

gaya hidup. Murid harus merasakan adanya sesuatu kebutuhan untuk

belajar dan berprestasi,ia harus berusaha mengerahkan segala upaya untuk

mencapainya.

Hasil IPS, bisa disebut aneh bin ajaib sebab mata pelajaran yang dianggap

mudah, justru nilainya rendah. Seharusnya hal yang mudah membuat nilai

4

4

membuncah, semua mendapat nilai di atas delapan. Para guru sebagai ujung

tombak pendidikan sering dihadapkan pada permasalahan rendahnya kualitas

hasil belajar murid. Hal ini dapat dicermati dari tiap-tiap hasil tes formatif

maupun tes sumatif nilai IPS selalu ada di bawah nilai pelajaran lainnya.

Ada banyak hal yang menyebabkan rendahnya nilai IPS. Di antara

yang menjadi penyebab rendahnya nilai itu bisa datang dari murid, guru

atau sarana dan prasarana belajar. Dari berbagai variabel dalam strategi

pelaksanaan pendidikan di sekolah, variabel guru merupakan variabel yang

paling dominan. Sayangnya, para guru tidak menyadari akan hal tersebut.

Jika nilai murid rendah, mungkin guru akan menyalahkan muridnya,

karena malas belajar atau dianggap memiliki intelektualitas yang rendah.

Guru tidak melakukan instropeksi diri dan dibiarkan murid tenggelam

dalam nilai yang tidak signifikan.

Banyak murid yang beranggapan bahwa IPS adalah mata pelajaran

yang membosankan karena identik dengan hafalan pada setiap materi yang

diajarkan dan harus menggunakan pemikiran yang kuat, karena banyaknya

teori yang harus dipahami terutama pemahaman murid di SD 96 Mannanti

Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Pada kenyataannya masih

banyak guru yang melakukan pembelajaran IPS dengan menggunakan

metode ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran, kalaupun ada

media pembelajaran biasanya media yang digunakan kurang menarik

perhatian murid atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam

5

5

situasi yang demikian, maka peran guru dan buku-buku teks masih

merupakan sumber belajar yang utama. Cara-cara seperti ini cenderung

membuat murid lebih cepat bosan dalam belajar IPS.

Oleh sebab itu keterlibatan murid dalam pembelajaran yang aktif

masih belum menyeluruh. Hanya beberapa murid yang dapat dihitung

dengan jari mampu mengikuti pembelajaran dengan aktif selama

pembelajaran IPS berlangsung. Mayoritas murid lebih aktif melakukan

aktivitasnya sendiri berbicara dengan temannya di dalam kelas.

Berdasarkan observasi yang dilakakan peneliti ditemukan beberapa kondisi

yaitu kurang optimalnya proses pembelajaran antara guru dan murid,

sehingga mengakibatkan kurangnya keaktifan murid dalam mengikuti

pembelajaran sehingga Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70%

tidak dapat terpenuhi. Permasalahan tersebut didukung dengan perolehan

hasil belajar IPS kelas VI SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe

Kabupaten Sinjai yang memiliki rerata rendah yaitu 67, ditunjukkan

dengan data, dari 15 siswa terdapat 7 siswa (46%) yang mendapatkan nilai

diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan sisanya 8

siswa (54%) nilainya dibawah KKM.

Dalam pembelajaran IPS murid harus diperhatikan tentang

kecenderungan-kecendurangan yang dimiliki dan dialami murid. Apalagi

dalam pembelajaran kajian sejarah, murid cenderung tidak memperhatikan

dan merasa bosan. Maksudnya, murid merasa kaku karena pembelajaran

6

6

yang monoton. Pendapat ini tentu saja tidak seutuhnya benar. Murid pada

usia itu sesungguhnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan mereka

sudah memiliki sedikit dasar pengetahuan. Murid memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi, terlebih dalam pembelajaran sejarah dan geografi, tentu

banyak hal yang menarik yang ingin diketahui murid.

Salah satu cara yang dianggap dapat meningkatkan pemahaman

murid adalah dengan diperlukannya sebuah media pembelajaran yang tepat

agar murid dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan menurut peneliti

media pembelajaran yang tepat digunakan pada materi IPS adalah Help

Me Box. Penggunaan media ini digunakan agar dapat memotivasi dan

meningkatkan hasil belajar murid dalam mempelajari IPS. Media Help Me

Box merupakan media sederhana yang dapat menarik minat dan

meningkatkan pemahaman murid dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pemahaan di atas peneliti merasa tertarik untuk

mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Media Help Me Box Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada

Materi Suku Bangsa dan Budaya Kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan

Tellulimpoe Kabupaten Sinjai’’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

7

7

Bagaimanakah pengaruh penggunaan media Help Me Box untuk

meningkatkan hasil belajar murid pada materi suku bangsa dan budaya

kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai?

C. Tujuan Penelitian

Dalam rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

“Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Help Me Box untuk

meningkatkan hasil belajar murid pada materi suku bangsa dan budaya

kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai”.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

penelitian selanjutnya untuk dijadikan bahan informasi dan menambah

wawasan tentang pengaruh penerapan Media Help Me Box dalam

meningkatkan hasil belajar murid pada materi suku bangsa dan budaya .

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat dipetik diantaranya, yaitu:

a. Bagi guru

8

8

Untuk menumbuhkan kreatifitas guru dalam membuat dan menggunakan

berbagai media pembelajaran suku bangsa dan budaya agar meningkatkan

hasil belajar murid.

b. Bagi murid

Untuk menumbuhkan minat murid dan hasil belajar dalam pembelajaran

suku bangsa dan budaya.

c. Bagi sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada sekolah yang

bersangkutan.

d. Bagi peneliti

Dapat menambah wawasan atau pengalaman dalam melakukan penelitian,

memberikan gambaran sebagai calon guru tentang penggunaan media

pembelajaran Help Me Box, dan sebagai acuan.

e. Bagi pembaca

Untuk menambah wawasan dan motivasi pembaca untuk lebih kreatif dan

inovatif dalam pembuatan media meteri .

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelusuran yang dilakukan terhadap hasil-hasil kajian yang telah ada,

nampaknya penelitian ini bukan pertamakali dilakukan, tetapi telah banyak

penelitian yang mengkaji tema tentang media pembelajaran. Di antara hasil

kajian telah banyak dipublikasikan baik melalui buku, jurnal maupun

makalah. Media pembelajaran memang menjadi kajian yang menarik

pemerhati pendidikan, karena perananya yang begitu besar yaitu

menyampaikan informasi belajar sekaligus dapat memperlancar interaksi

antara guru dengan murid sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif

dan efisien.

Penelitian mengenai media pembelajaran pendidikan banyak diteliti

oleh para peneliti antara lain: Widiyarini (2017) dengan judul

“Pengembangan Media PUTREN BOOK Pada Materi Keragaman Suku

Bangsa dan Budaya Jawa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV

SD Negeri Manjang Kabupaten Pati”. Dari hasil penelitian media Putren

Book Pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya yang dihasilkan

mampu mempermudah proses pembelajaran. Belva H (2015) dengan judul

“POBUNDO (Pop-Up Budaya Indonesia) Sebagai Media Pembelajaran

Berbasis Kebudayaan Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Dari hasil

10

10

penelitian menunjukkan bahwa Pubondo dapat diterapkan sebagai media

pembelajaran untuk mempermudah memahami pembelajaran kebudayaan.

Terdapat persamaan dan perbedaan dari hasil penelitian relevan yang

telah diteliti dan penulis ingin teliti yaitu, persamaan terdapat pada penelitian

tentang keragaman suku bangsa dan budaya. Sedangkan perbedaannya

terdapat pada penggunaan media pembelajaran yang berbeda. Media yang

digunakan penulis adalah media Help Me Box. Berdasar pengetahuan penulis

media ini belum pernah dijadikan sebagai media dalam penelitian tentang

keragaman suku bangsa dan budaya di sekolah dasar. Media Help Me Box

merupakan modivikasi dari media Tiga Dimensi yang akan penulis uji coba

pada penelitian ini.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

setiap orang sepanjang hidupnya (Arsyad, 2019: 1). Seseorang dapat

dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktifitas yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama (Baso

dan Nasrun Hasan 2017: 4 ).

Menurut B. F. Skinner 1958 (Hasan 2017: 7) menjelaskan “ Belajar

merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung

secara progressif ”. Dengan dilakukannya belajar tersebut, maka individu

yang mulanya tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu

melakukannya. Sedangkan pembelajaran itu sendiri adalah suatu kegitan yang

dirancang oleh guru untuk membantu dan membimbing murid dalam

11

11

memperoleh informasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada

suatu lingkungan belajar baik di kelas maupun luar kelas.

Menurut Corey 1986 (Baso dan Nasrun Hasan 2017: 25) menjelaskan

“Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola

secara disengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu juga. Huda (2010: 110) mengatakan bahwa

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam sebuah pembelajaran

diharapkan terjadinya sebuah perubahan pada murid, baik berupa

pengetahuan, pemhaman, keterampilan, atau sikap. Perubahan ini merupakan

hasil dari usaha belajar murid dan mengajar guru.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,

afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah

mengkuti proses belajar mengajar (Kunandar, 2015: 62). Purwanto (Putri,

2018: 49) mengatakan bahwa hasil belajar seringkali digunakan untuk ukuran

dalam mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah

diajarkan. Setyosari (Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, 2017: 240)

mengatakan bahwa adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

adalah :

1. Sifat belajar (pesrta didik)

12

12

Sifat atau karakteristik murid adalah hal yang menentukan

seberapa jauh pembelajaran dilaksanakan. Perbedaan karakteristik

murid akan menentukan pemilihan media apa yang akan digunakan

dalam kelas.

2. Perbedaan tugas belajar (murid)

Tugas yang diberikan murid dapat memenngaruhi hasil belajar

mereka, dengan kata lain hasil belajar yang diperoleh murid tergantung

pada tugas yang diberikan guru.

3. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran berimplikasi terhadap hasil belajar murid.

Guru yang kreatif dalam menggunakan metode terbukti dapat

memberikan stimulus murid dalam belajar, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa penerapan metode yang variatif berpengaruh terhadap

motivasi dan prestasi belajar murid.

Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat

penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian

hasil belajar maka dapat di ketahui seberapa besar keberhasilan peserta

didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah di jarkan oleh

guru. Melalui penilaian juga dapat di jadikan acuan untuk melihat tingkat

keberhasilan guru dalam pembelajaran. Dengan penilaian hasil belajar

yang baik akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam perbaikan

kualitas proses belajar mengajar dan pada akhirnya tujuan pendidikan tidak

akan tercapai.

13

13

4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

a. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Zuraikh dalam (Susanto, 2019: 149), hakikat IPS adalah

harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana para

anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional

dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-

nilai.

Pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan bidang studi yang

mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya

dalam masyarakat. Tujuan pelajaran ips tentang kehidupan masyarakat

manusia dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, peranan ips

sangat penting untuk mendidik murid mengembangkan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara aktif dalam

kehidupannya kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang

baik. Tujuan ini memberikan tanggungjawab yang berat kepada guru

untuk menggunakan banyak pemikiran dan energi agar dapat

mengajarkan ips dengan baik.

IPS merupakan salah satu komponen mata pelajaran yang diajarkan

di SD. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,

seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.

IPS juga merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari

isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, antropologi, fisafat, dan psikologi sosial.

14

14

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Susanto (2019: 155) ada beberapa tujuan pendidikan IPS yang

menggambarkan bahwa pendidikan IPS merupakan bentuk pengetahuan,

keterampilan, nilai, dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi

dalam kelompoknya, baik itu keluarga, teman bermaian, sekolah,

masyarakat yang lebih luas, bangsa, dan negara.

Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangjan

potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang

terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari

baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Secara penrinci, Mutakin 1998 (Susanto 2019: 156) merumuskan

tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau

lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan

kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu soal yang kemudian dapat

digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-modal dan proses berpikir serta

membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang

berkembang di masyarakat.

15

15

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan maslah-masalah sosial, serta

mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil

tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan sebagai potensi sehingga mampu

membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung

jawab membangun masyarakat.

5. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah alat penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.

Gerlach dan Ely, 1997 ( Arsyad, 2019 : 3) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat murid mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan atau sikap. Wardhani (2017) media pembelajaran mampu

mempengaruhi perubahan tingkah laku murid serta dapat menumbuhkan

semangat dan minat belajar. Media merupakan wahana penyuluhan informasi

belajar atau penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru kepada murid

sehingga murid menjadi tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan (Baso,

2017 : 65) dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap,, memproses, dan menyusun kembali informasi

visual atau verbal.

16

16

Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris

yaitu instruction yang diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan

murid yang berlangsung secara dinamis. Pembelajaran adalah proses interaksi

murid dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat tetjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,

serta pembentukan sikap dan kepercaayaan pada murid. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk membantu murid agar dapat belajar dengan

baik.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

menyampaiakan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana

sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif, dimana penerima pesan

(murid) dapat melakukan proses belajar yang efektif dan efisien.

b. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

Menurut Hamalik (Arsyad, 2019: 19) mengatakan “ pemakaian

media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap murid. Media berfungsi untuk tujuan intruksi di mana informasi

yang terdapat dalam media itu harus melibatkan murid baik dalam benak atau

mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata hingga pembelajaran dapat

terjadi.

17

17

Encyclopedia of Education Reseacrch dalam Hamalik (Arsyad, 2019:

28-29) merincikan manfaat media sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir , oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

2. Memperbesar perhatian murid.

3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

kerena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri dikalangan murid.

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

gambar hidup.

6. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain,

dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Penggunaan media dalam mengkomunikasikan pesan kepada murid

mengalami perkembangan yang lebih lanjut dari fungsi komunikasi

bergeser kepada fungsi keterlibatan langsung dan interaksi antara murid

dengan media pengajaran yang sering disebut sumber belajar. Walaupun

tanpa didampingi guru murid dapat melibatkan diri secara langsung

(berinteraksi) dengan media sebagai sumber belajar untuk mengkaji pesan-

pesan yang terkandung di dalamnya.

6. Media Help Me Box

18

18

Afifatunnisa (2014) mengatakan Media tiga dimensi ialah sekelompok

media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional.

Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun

mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya. Benda

asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa

langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia

sesungguhnya di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit

untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke

tempat di mana benda itu berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi

sebagai media pembelajaran yang efektif.

Help Me Box merupakan modivikasi dari media tiga dimensi yang

berbentuk box yang didalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang harus di

jawab oleh murid.

a. Keuntungan Menggunakan Media Help Me Box

Media pembelajaran pasti mempunyai keuntungan yang berbeda-beda.

Keuntungan guru menggunakan media Help Me Box ini yaitu guru dapat

membuatnya sendiri dan dapat menentukan topik yang sesuai dan dapat

menumbuhkan rasa penasaran murid dalam menjawab pertayaan . Beberapa

keuntungan menggunakan Help Me Box yang meliputi :

1. Karena Help Me Box berukuran besar, murid dapat melihat dan mengamati

dengan jelas. Hal tersebut akan menarik bagi murid.

19

19

2. Help Me Box merupakan suatu media permainan yang membuat murid

tertarik dalam menggunakannya.

3. Murid akan dibantu berpikir kritis untuk menjawab pertanyaan yang

terdapat dalam media Help Me Box.

4. Help Me Box menumbuhkan imajinasi murid dalam menentukan suatu

jawaban.

5. Help Me Box merupakan hal baru yang akan membuat murid tertarik dan

mempunyai rasa ingi tahu yang tinggi terhadap apa yang ada didalamnya.

b. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan Media Help Me Box

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media Help Me Box

memilliki perbedaan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Langkah-

langkah pembelajaran dengan menggunakan Help Me Box meliputi:

1. Guru membuat Help Me Box sendiri dan menentukan pertanyaan terkait

materi yang di ajarkan.

2. Guru menjelaskan cara bermain dengan menggunakan media Help Me

Box.

3. Saat Help Me Box digunakan untuk mengajar, pertama-tama guru

memperlihatkan media dan membuat murid memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi.

4. Selanjutnya, guru memperlihatkan cara mengambil pertanyaan pada sisi

box dengan cara memutar roda yang akan memberikan pertanyaan secara

acak.

20

20

5. Setelah murid mendapatkan pertanyaan guru membacakan pertanyaan

tersebut di depan murid.

6. Setelah itu murid memilih jawaban dan guru mempersilakan murid untuk

menekan tombol pada media.

7. Jika lampu menyala maka jawaban murid benar sebaliknya, jika lampu

tidak menyala maka jawaban murid salah.

c. Berikut adalah langkah-langkah membuat Help Me Box selain

langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas :

1. Menyiapkan karton maket, pelekat, kertas karton, kain flannel, bola lampu,

saklar, beterai, kabel dan stik eskrim.

2. Potong karton maket menjadi persegi lalu bentuk kotak atau box.

3. Bungkus box dengan menggunakan kertas karton.

4. Membuat miniatur rumah adat dari stik eskrim sebagai isian dalam box.

5. Rangkai bola lampu dan saklar pada box.

6. Box dibagi menjadi dua ruang. Ruang depan pada box dihias dan bagian

belakang dijadikan tempat untuk mengontrol nyala lampu.

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran IPS utamanya keragaman suku bangsa dan budaya

di sekolah dasar selama ini lebih ditekankan kepada penguasaan bahan atau

materi yang sebanyak mungkin, sehingga suasana belajar bersifat kaku, dan

terpusat pada satu arah serta tidak memberikan kesempatan bagi murid untuk

belajar lebih aktif.

21

21

Disusunlah kerangka pikir untuk memudahkan peneliti. Pembelajaran

keragaman suku bangsa dan budaya, terlebih dahulu dilakukan dalam

penelitian adalah melakukan pretest kepada subjek yang diteliti sebelum

diberikan perlakuan dengan menggunakan media Help Me Box dalam

meningkatkan hasil belajar murid. Setelah diketahui hasil belajar sebelum

menggunakan media Help Me Box, selanjutnya peneliti menggunakan media

Help Me Box dalam meningkatkan hasil belajar murid. Kemudian dilakukan

Posttest untuk mengetahui hasil belajar murid menggunakan media Help Me

Box setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan media Help Me Box

dalam pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya. Pelaksanaan

pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya dengan menggunakan

media Help Me Box dapat membuat murid lebih antusias dalam pembelajaran

yang menyenangkan.

Penggunaan media Help Me Box dalam pembelajaran keragaman suku

bangsa dan budaya menggunakan media Help Me Box ini diharapakan murid

lebih termotivasi untuk belajar sehingga konsep-konsep pembelajaran

keragaman suku bangsa dan budaya menggunakan media Help Me Box

utamanya dalam peningkatan hasil belajar murid dapat tertanam dengan baik.

Setelah itu dilakukan uji tes untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh penerapan media pembelajaran Help Me Box meningkatkan hasil

belajar murid dari pretest dan posttest.

Proses Belajar Mengajar IPS

Pembelajaran keragaman suku bangsa dan budaya

22

22

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan media Help Me Box

dapat meningkatkan hasil bejarar IPS murid SD 96 Mannanti Kecamatan

Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

Pretest

Media Help Me Box

Hasil

Posttest

Analisis

Berpengaruh

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:107) ”penelitian eksperimen merupakan

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan (treatment)

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian

eksperimen (eksperimental research) merupakan kegiatan penelitian yang

bertujuan untuk menilai suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan

terhadap subjek/objek penelitian untuk menguji hipotesis”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan one group

pretest posttest design. Penelitian ini tidak menggunakan kelas

pembanding namun sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek

atau pengaruh penggunaan metode resitasi dapat diketahui secara pasti.

Penelitian ini dilakukan dengan mengimplementasikan media

pembelajaran Help Me Box pada mata pelajaran IPS SD 96 Mannati

kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai.

2. Desain Penelitian

a. Variabel

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

a) Variabel Indepanden/bebas (X) :Penggunaan media Help Me Box

b) Variabel Dependen/terikat (Y) : Hasil belajar murid

24

24

b. Desain

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis One-Group

Pretest-Posttest Design. Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberikan

perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,

karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pretest Variabel terikat Posttest

O1 X O2

Sumber : Sugiyono (2017: 111)

Keterangan :

O1 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

X = Perlakuan

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi menurut sugiyono (2017: 117), menyatakan bahwa populasi

adalah wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populsi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek

yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek itu.

25

25

Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas IV yang berjumlah 15

orang SD 96 Mannanti kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai tahun ajaran

2020/2021.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2017: 118) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel

yang dilakukan dengan cara purposive (purposive sample). Murid yang

dijadikan sampel adalah seluruh murid kelas IV SD Inpres 96 Mannanti

Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian SD 96 Mannanti

Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Murid Laki-Laki Perempuan

IV 7 8 15

(Sumber: Dokumentasi jumlah murid SD 96 Mannanti Kecamatan

Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Tahun Ajaran 2020-2021)

C. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

penggunaan media Help Me Box dalam pembelajaran IPS sebagai variabel

bebas (dependen), sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar sebagai

variabel terikat (independen). Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran

mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas defenisi

operasional variabel yang dimaksud, yaitu :

26

26

1. Help Me Box adalah media pembelajaran yang berbentuk box yang

didalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang harus di jawab oleh murid

untuk menyelamatkan rekan setimnya.

2. Hasil belajar murid merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis

dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penilaian hasil belajar maka

dapat diketahui seberapa besar keberhasilan murid telah menguasai

kompetensi atau materi yang telah di jarkan oleh guru.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Pedoman observasi merupakan alat yang digunkan dalam mengamati

secara langsung objek yang ada hubungannya dengan penelitian. Dalam

hal ini, peneliti melakukan pengamatan secara langsung untuk mengetahui

aktivitas belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti kecamatan Tellulimpoe

kabupaten Sinjai. Adapun yang di observasi yaitu murid yang hadir

memperhatikan penjelasan guru, murid yang aktif menjawab pertanyaan

guru. Alat yang digunakan untuk mengobservasi berupa lembar observasi

kegiatan murid yang terdapat pada lampiran.

2. Dokumentsi

Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan data

yang sudah ada.

27

27

3. Angket

Angket respon murid untuk mengetahui tanggapan murid selama

pembelajaran dengan penerapan media pembelajaran Help Me Box dan

sebelum penerapan media pembelajaran Help Me Box. Aspek respon

murid menyangkut suasana belajar, minat mengikuti pelajaran berikutnya,

dan cara-cara guru mengajar serta saran–saran.

4. Tes

Tes pemahaman murid dibagi menjadi 2 jenis yaitu Pretest dan

Posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman yang dimiliki

oleh murid sebelum digunakan Media Help Me Box, posttest untuk

mengetahui pemahaman yang dimiliki oleh murid setelah penggunaan

Media Help Me Box.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan

oleh peneliti. Dalam pengumpulan data ini, peneliti menggunakan beberapa

metode yaitu:

1. Metode Observasi

Peneliti meggunakan observasi partisipan misalnya, peneliti dapat

berperan sebagai guru,ia dapat mengamati bagaimana perilaku guru dan

murid dalam pembelajaran, bagaimana semangat belajar murid,bagaimana

hubungan satu guru dengan guru lain.

2. Metode Dokumentasi

28

28

Peneliti meggunakan Metode dokumentasi dengan menggunakan data-data

yang sudah ada seperti laporan bulanan sekola, laporan tahunan, dan jurnal

guru.

3. Angket

Peneliti menggunakan angket dengan tehnik jawaban benar-salah untuk

mengetahui respont murid.

4. Tes

Peneliti menggunakan tes atau pertanyaan seputar materi yang

disampaikan untuk menguji pemahaman murid.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif eksperimen

menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk

analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial

(Sugiyono, 2017: 207). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis statistik deskriptif.

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini menggunakan metode

interpretasi skor, metode ini digunakan untuk mengkaji variabel penggunaan

media Help Me Box dan hasil belajar murid. Hasil skor yang berupa angka

akan diinterpretasikan secara kuantitatif. Jadi skor pada skala yang

menghasilkan data berupa data interval, akan diinterpretasikan ke dalam

kategori skor yang merupakan data ordinal.

29

29

Setelah menganalisa tes hasil belajar murid untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh penggunaan media Help Me Box pada murid Kelas VI SD

96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai, dilakukan

perhitungan nilai rata-rata (mean), frekuensi dan persentase. Dengan rumus

untuk menghitung mean (nilai rata-rata) adalah sebagai berikut:

n

XiMe

Keterangan: Me = Mean (rata-rata)

∑ = Jumlah

Xi = Nilai X ke i sampai ke n

N = Banyaknya subjek

Sumber : Prasetyo (2017: 10)

Hasil belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan

menggunakan media Help Me Box dapat dianalisis dengan teknik analisis

persentase dengan rumus sebagai berikut :

P = 𝑓

𝑁 x 100%

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Jumlah subjek eksperimen

Dalam penelitian ini, untuk menyajikan penggunaan media Help Me

Box dan pembelajaran Keragaman suku bangsa dan budaya dibagi menjadi 5

kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Untuk

membuat skala atau rentang skor pada masing-masing variabel, harus

30

30

diketahui terlebih dahulu nilai maksimal, nilai minimal, mean, rentang, dan

standar deviasi.

Dalam analisis ini penelitian menetapkan tingkat kemampuan murid

dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan prosedur yang

dicanangkan oleh Dekdikbud (2003) yaitu :

Tabel 3.3. Tabel Kategori Penilaian

Nilai Kategori

0-54 Sangat Rendah

55- 64 Rendah

65-79 Sedang

80 - 89 Tinggi

90 -100 Sangat Tinggi

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan

teknik statistik t (uji t). Dengan tahapan sebagai berikut:

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut:

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md = ∑ 𝑑

𝑁

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest

∑ 𝑑= jumlah dari gain (posttest dan pretest)

N = subjek pada sampel

31

31

b. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:

∑ 𝑋2𝑑 = ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2

𝑁

Keterangan :

∑ 𝑋2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi

∑ 𝑑 = jumlah dari gain (posttest dan pretest)

N =subjek dari sampel

c. Menentukan harga thitung dengan menggunakan rumus t-test

𝑡 =𝑀𝑑

√∑ 𝑥2𝑑

𝑁(𝑁 − 1)

Keterangan:

t = perbedaan dua mean

Md = perbedaan mean pre-test dan post-test

𝑥𝑑 = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ 𝑥2𝑑 = jumlah kuadrat deviasi

N = jumlah subjek pada sampel

d. Menentukan harga ttabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t

dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1

e. Konsultasikan thitung dengan ttabel

tHitung > tTabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, dan tHitung < tTabel

berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

Kriteria pengujian jika :

32

32

a) Jika t Hitung > t Tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, berarti penggunaan

media Help Me Box berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar

murid kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten

Sinjai.

b) Jika t Hitung < t Tabel maka Ho diterima, berarti penggunaan media Help Me

Box tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar murid kelas IV

SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Pre Test

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD 96

Mannanti mulai tanggal 10 agustus – 15 agustus 2020, maka diperoleh

data-data yang dikumpulkan melalui instrumen tes sehingga dapat

diketahui hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti.

Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar Pre Test

sebelum diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut.

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Murid kelas IV SD 96

Mannanti

Statistik Nilai Statistik

Jumlah murid

Nilai ideal

Nilai maksimum

Nilai minimum

Rentang nilai

Nilai rata-rata

15

100

85

45

40

66,3

Sumber: Data Statistik Skor hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti

34

34

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil

belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan Pre Test adalah

66,3 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 85

dari skor ideal 100, skor minimum 45 dari skor ideal 100, dan rentang skor

40 dari skor ideal 100 yang mungkin di capai. Skor rata-rata tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti berada

dalam kategori sangat rendah.

Hal ini disebabkan karena masih kurangnya perhatian murid

terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Apabila skor hasil belajar murid

kelas IV SD 96 Mannanti murid dikelompokkan kedalam 5 kategori maka

diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Murid

Kelas IV SD 96 Mannanti

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

%

1

2

3

4

5

0 – 54

55 – 64

65 – 79

80 – 89

90– 100

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

3

2

8

2

-

20%

13%

54%

13%

JUMLAH 15 100%

Sumber: Data Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil belajar murid

kelas IV SD 96 Manannti

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa dari 15 orang jumlah murid

kelas IV SD 96 Mannanti Terdapat 3 murid (20 %) yang berada pada

35

35

kategori sangat rendah, 2 murid (13%) yang berada pada kategori rendah,

dan 8 murid (54%) yang berada pada kategori sedang dan 2 murid (13%)

yang berada pada kategori tinggi, dan tidak ada murid yang berada pada

kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya minat

dan perhatian belajar murid serta proses pembelajaran yang tidak

menggunakan media pembelajaran.

Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran

maka persentase hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti pada Pre-test

dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test

Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

≤ 70

≥ 70

Tidak tuntas

Tuntas

9

6

60%

40%

JUMLAH 15 100 %

Sumber: Data Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Pre-test

Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan Pre-test

hasilnya 9 murid (60 %) yang belum tuntas hasil belajarnya dan 6 murid

(40 %) yang telah tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar

tidak memuaskan secara klasikal karena nilai rata-rata 66,3 tidak mencapai

KKM yang diharapkan yaitu 70.

36

36

b. Post Test

Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap murid

kelas IV SD 96 Mannanti setelah diberikan perlakuan. Perubahan tersebut

berupa hasil belajar yang datanya diperoleh setelah diberikan Post- test.

Perubahan tersebut dapat dilihat dari data berikut ini.

Adapun deskripsi secara kuantitatif skor hasil belajar Post-test

setelah diberikan perlakuan (treatment) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Murid Kelas IV SD 96

Mannanti

Statistik Nilai Statistik

Jumlah murid

Nilai ideal

Nilai maksimum

Nilai minimum

Rentang nilai

Nilai rata-rata

15

100

90

70

20

79,3

Sumber: Data Statistik Skor hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata (mean)

hasil belajar post test murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan

Post-test adalah 79,3 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. Skor

maksimum 90 dari skor ideal 100, skor minimum 70 dari skor ideal 100, dan

rentang skor 20 dari skor ideal 100 yang mungkin di capai. Skor rata-rata

37

37

tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar murid pada post test kelas IV SD

96 Mannanti dalam kategori tinggi.

Hal ini disebabkan karena meningkatnya perhatian murid terhadap

materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan media Help Me Box

pada materi keragaman suku bangsa dan budaya kelas IV SD 96 Mannati.

Apabila skor hasil belajar murid dikelompokkan kedalam 5 kategori maka

diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Statistik Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Post-

Test

No Skor Kategori Frekuensi Persentase %

1

2

3

4

5

0 – 54

55 – 64

65 – 79

80 – 89

90– 100

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

-

-

6

9

-

-

-

40 %

60 %

-

Jumlah 15 100 %

Sumber : Data Statistik Frekuensi dan Persentase Skor hasil belajar Post-test

murid kelas IV SD 96 Mananti

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa dari 15 orang murid kelas IV

SD 96 Mannanti .Tidak terdapat murid yang berada pada kategori rendah

dan sangat rendah, 6 murid (40 %) yang berada pada kategori sedang, dan 9

murid (60 %) yang berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan

meningkatnya perhatian belajar murid.

38

38

Berdasarkan data hasil penelitian yang tercantum pada lampiran

maka persentase ketuntasan hasil belajar murid pada Post-test dapat di lihat

pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-test Murid Kelas IV

SD 96 Mannanti

Persentase Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

≤ 70

≥ 70

Tidak tuntas

Tuntas

-

15

-

100%

Jumlah 15 100

Sumber: Data Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Post-test murid kelas IV

SD 96 Mannanti

Berdasarkan tabel 4.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah dilakukan Post-test semua

murid dinyatakan tuntas. Ini berarti ketuntasan belajar memuaskan secara

klasikal karena nilai rata-rata 79,3 telah mencapai KKM yang diharapkan

yaitu 70.

c. Menentukan Harga t Tabel

Sesuai dengan hipotesis penelitian yakni “penggunaan media Help

Me Box dapat meningkatkan hasil bejarar murid SD 96 Mannanti

Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai” maka teknik yang digunakan

untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan

menggunakan uji-t. Data analisis skor pretest dan posttest dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

39

39

Tabel 4.7. Analisis skor Pretest dan Posttest

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

a. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

No. Murid (Pre-test) (Post-test) X2- X1 d²

1. NFL 50 75 25 625

2. RY 45 70 25 625

3. RYQ 45 70 25 625

4. YY 75 85 10 100

5. RMR 55 80 25 625

6. ZF 65 70 5 25

7. FAA 60 75 15 225

8. NF 70 85 15 225

9. MTJ 85 90 5 25

10. SA 80 90 10 100

11. AJA 75 80 5 25

12. NR 70 75 5 25

13. MZ 70 80 10 100

14. AF 75 85 10 100

15. AAR 75 80 5 25

Jumlah 995 1.190 195 3.385

40

40

Md = ∑ 𝑑

𝑁

=195

15

= 13

b. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:

∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2

𝑁

= 3.385 −(195)2

15

= 3.385 −38.025

15

= 3.385 − 2.281,7

= 1.103,3

c. Menentukan harga tHitung

t = 𝑀𝑑

√∑ 𝑋2𝑑

𝑁(𝑁−1)

= 13

√1.103,3

15(15−1)

= 13

√1.103,3

210

= 13

√5,253

= 13

2,291

= 5,674

41

41

d. Menentukan harga ttabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan

taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1 = 15 – 1 = 14

maka diperoleh t0,05 = 1,761.

e. Konsultasikan thitung dengan ttabel

thitung =5,674> ttabel= 1,761

thitung> ttabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa

berarti penggunaan media Help Me Box berpengaruh terhadap hasil

belajar IPS murid kelas IV SD 96 Mannanti.

2. Observasi Aktivitas Murid

Hasil pengamatan aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran Help Me Box selama 4 kali

pertemuan dinyatakan dalam persentase sebagai berikut

42

42

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Murid

No Aktifitas Murid

Jumlah Murid

yang aktif pada

pertemuan

Rata-

rata % Kategori

1 Murid yang berdoa

sebelum pembelajaran

dimulai

P

R

E

T

E

S

T

15 15

P

O

S

T

E

S

T

15 100 Aktif

2 Murid yang hadir pada

saat pembelajaran 15 15 15 100 Aktif

3 Murid yang

memperhatikan

penjelasan guru

mengenai materi yang

pembelajaran

11 12 11,5 76,6 Aktif

4 Murid yang

mengajukan

pertanyaan kepada

guru

13 14 13,5 90 Aktif

5 Murid menjawab

pertanyaan guru 9 15 12 80 Aktif

6 Murid aktif mengikuti

game atau permainan 14 15 18,5 92,5 Aktif

7 Murid terampil

menjawab soal dari

permainan

9 15

12 80 Aktif

8 Murid menyampaikan

informasi yang didapat

didepan kelas

13 14 14,5 96,6 Aktif

43

43

9 murid yang mampu

menyimpulkan materi

pembelajaran pada

akhir pembelajaran

13 13 13

86,8 Aktif

Rata-rata 89,16 Aktif

Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan IV

menunjukkan bahwa :

a. Persentase murid yang berdoa sebelum pembelajaran dimulai

sebesar 100%.

b. Persentase murid yang hadir pada saat pembelajaran 100%.

c. Persentase murid yang memperhatikan penjelasan guru mengenai

materi yang pembelajaran 80%.

d. Persentase murid yang mengajukan pertanyaan kepada guru 90%.

e. Persentase murid yang menjawab pertanyaan guru 80%

f. Persentase murid yang aktif mengikuti game atau permainan

92,5%.

g. Persentase murid yang terampil menjawab soal dari permainan

80%.

h. Persentase murid yang menyampaikan informasi yang didapat

didepan kelas 96,6%.

i. Persentase murid yang mampu menyimpulkan materi pembelajaran

pada akhir pembelajaran 86,8%.

44

44

j. Rata-rata persentase aktivitas murid terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPS dengan menggunakan media Help Me Box yaitu

89,16%.

Sesuai dengan kriteria aktivitas murid yang telah ditentukan

peneliti yaitu murid dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika

jumlah murid yang aktif ≥75% baik untuk aktivitas murid perindikator

maupun rata-rata aktivitas murid, dari hasil pengamatan rata-rata

persentase jumlah murid yang aktif melakukan aktivitas yang

diharapkan yaitu mencapai 89,16% sehingga dapat disimpulkan bahwa

aktivitas murid dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan

media pembelajaran Help Me Box telah mencapai kriteria aktif.

B. Pembahasan

Untuk menganalisis hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti

perlu diketahui terlebih dahulu data awal sebelum perlakuan dan sesudah

perlakuan. Sebelum perlakuan, kegiatan proses belajar mengajar yang

dilakukan peneliti pada murid Kelas IV SD 96 Mannanti belum

menggunakan media Help Me Box setelah itu, peneliti memberikan tes

(Pretest) sedangkan pada saat perlakuan (Treament) peneliti menerapkan

media Help Me Box pada saat proses belajar mengajar. Kemudian diberi tes

(post test) dengan tetap menggunakan media media Help Me Box untuk

memperoleh data hasil belajar.

45

45

Pada bagian ini diuraikan cara analisis data penelitian penerapan

dengan menggunakan media Help Me Box dalam meningkatkan hasil belajar

murid kelas IV SD 96 Mannanti kecamatan Tellulimpoe kabupaten Sinjai.

Adapun langkah-langkanya sebagai berikut: (1) Memberi Nilai secara

individu, (2) Menentukan nilai rata-rata pre test dan post test, (3)

Menentukan persentase (4) menggunakan (uji)- t yang meliputi langkah-

langkah sebagi berikut,

(a) mencari harga mean dari perbedaan pretest dan post test.

(b) Mencari harga jumlah kuadrat deviasi

(c) Mencari hatga t Hitung

(d) Menetukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang di

signifikan

(e) Membuat menentukan t table

(f) Membuat kesimpulan

Berdasarkan tabel ststistik skor hasil belajar murid kelas IV SD 96

Mannanti yang terlampir pada hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa

skor rata-rata (mean) hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti setelah

dilakukan Pre Test adalah 66,3. Skor rata-rata hasil belajar murid kelas IV

SD 96 Mannanti berada dalam kategori rendah. Karena tidak mencapai

KKM yang telah di tentukan di SD 96 Mannanti, yaitu <70.

Untuk mengetahui pengaruh penerapan media Help Me Box murid

kelas IV SD 96 Mannanti, peneliti memberikan Post-test. Berdasarkan tabel

46

46

statistik skor hasil belajar pada post-test murid kelas IV SD 96 Mannanti

yang terlampir pada hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa skor rata-

rata (mean) hasil belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti, setelah dilakukan

Post-test adalah 79,3. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil

belajar pada Post- Test murid kelas IV SD 96 Mannanti dalam kategori

tinggi.

Berdasarkan hasil nilai dari Post-test menunjukkan bahwa hasil

belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti mencapai nilai KKM yang telah di

tentukan yaitu <70. Hal ini disebabkan karena meningkatnya perhatian

murid terhadap materi pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan Help

Me Box. Sedangkan berdasarkan tabel deskripsi ketuntasan hasil belajar

post-test yang terlampir menunjukan bahwa hasil belajar murid kelas IV SD

96 Mannanti setelah di terapkan proses belajar mengajar menggunakan

media Help Me Box, peneliti memberikan Post-test pada murid kelas IV SD

96 Mannanti untuk mengetahui hasil belajar murid. Semua murid

dinyatakan tuntas hasil belajarnya. Ini berarti ketuntasan belajar memuaskan

secara klasikal karena nilai rata-rata 79,3 telah mencapai KKM yang

diharapkan yaitu 70.

Dengan adanya media Help Me Box merupakan solusi yang baik

untuk membantu murid meningkatkan hasil belajarnya. Sejalan dengan hal

tersebut diatas, pada kenyataannya secara umum murid kelas IV SD 96

Mannanti yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki hasil belajar

berada pada tingkat yang masih kurang atau rendah pada saat diberikan

47

47

Pretest atau sebelum diberikan perlakuan berupa penggunaan media Help

Me Box .

Hasil penelitian terhadap 15 murid menunjukkan bahwa hasil belajar

murid kelas IV berada pada kategori kurang atau rendah. Adapun ciri-ciri

kurangnya hasil belajar yang secara umum ditunjukkan murid antara lain

seperti kurangnya penguasaan materi pembelajaran, bersikap pasif ketika

diminta mengutarakan pendapat, tidak tenang dan sering mengganggu

temannya pada saat belajar. Namun setelah diterapkan media Help Me Box

murid kelas IV mengalami perubahan dalam hasil belajar.

Berdasarkan hasil penelitian yang di bahas, menunjukan bahwa hasil

belajar murid kelas IV SD 96 Mannanti mengalami perubahan dalam hasil

belajar. Dengan demikian penggunaan media Help Me Box berpengaruh

dalam pembelajaran IPS murid kelas IV SD 96 Mannanti. Karena mengajar

yang baik mencakup mengajari murid bagaimana belajar, bagaimana

menumbuhkan rasa percaya diri murid dalam menjawab pertanyaan ,

bagaimana berpikir dan bagaimana mendorong diri sendiri. Kemampuan

para pendidik teristimewa dalam membimbing muridnya amat dituntut

karena jika guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi

(berkemampuan yang tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, harapan

tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan

tercapai.

48

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dibahas pada

bab IV dapat disimpulkan bahwa penerapan media Help Me Box bepengaruh

pada materi keberagaman suku bangsa dan budaya murid IV SD 96 Mannanti

Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai Semester I Tahun Ajaran

2020/2021 dapat dilihat dari antusisas murid dalam menjawab soal dengan

menggunakan media Help Me Box. Berdasarkan hasil nilai rata-rata (mean)

menujukkan bahwa hasil belajar murid sebelum diberikan perlakuan sebesar

66,3 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan

sebesar 79,3. Selain itu dari hasil uji t-tes diketahui nilai thitung yang diperoleh

sebesar 5,674 lebih besar daripada nilai t tabel yaitu 1,761. Oleh karena thitung>

ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya media Help Me Box

berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar murid kelas IV SD 96

Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang berkaitan dengan hasil penelitian pengaruh

penggunaan media Help Me Box untuk meningkatkan hasil belajar murid IV SD

96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Maka dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

49

49

1. Kepada para pendidik khususnya guru SD 96 Mannanti, disarankan untuk

menggunakan media pembelajaran dalam pembelajarannya agar dapat

membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.

2. Kepada peneliti lain, diharapkan mampu mengembangkan media

pembelajaran ini pada mata pelajaran lain demi tercapainya tujuan yang

diharapkan.

3. Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan media pembelajaran ini

serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih dahulu

dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.

50

DAFTAR PUSTAKA

Afifatunnisa, Laila. 2014. Pengembangan Media Tiga Dimensi Pada Materi

Ragam Suku Bangsa dan Budaya Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV

Madrasah Iftidaiyah Al-Falah Blitar. Malang: Universitas Maulana Malik

Ibrahim Malang

Arsyad, Azhar. 2019. Media Pembelajaran. Depok: Rajawali pers

Baso, Andi dan Nasrun Hasan. 2017. Pembelajaran PPkn SD Kelas Rendah.

Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMUH Makassar

Belva H, Adisa dkk.”Pobundo (Pop-Up Budaya Indonesia) Sebagai Media

Pembelajaran Berbasis Kebudayaan Untuk Siswa Kelas Iv Sekolah

Dasar” Pelita Vol.1, No.1

Depdikbud. 2003. Kurikulum Pendidikan untuk Sokolah Dasar

Depdiknas. 2003. Undang- Undang Replublik Indonesia No. 20 Tahun 2003

Tentang SISDKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Depdiknas.

Huda, Nurul. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Multi Kreasi Satudelapan

Kunandar. 2015. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali pers

Mudlofir, Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyah. 2017. Desain Pembelajaran Inovatif

Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali pers

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. 2019. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenadamedia Grup

Tola, Fatimah dkk. 2015. Etika Profesi Keguruan. Jln Sultan Alauddin No.259

Makassar: Perpustakaan Unismuh Makassar

Prasetyo, Heri. 2017. Statistik Dasar Sebuah Panduan untuk Peneliti

Pemula/Penyusun. Mojokerto Jawa Timur Indonesia: Lembaga Pendidikan

dan Pelatihan International English Institute of Indonesia

Purwanti, Endang. 2017. Rahasia Penampakan Bumi dan Langit. Klaten: PT

Intan Pariwara

Putri, Kirana, Zenia. 2018. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Tulungagung: IAIN Tulungagung

Widiyarini, Liska. 2017. “Pengembangan Media “Putren Book” Pada Materi

Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Jawa Untuk Meningkatkan Hasil

51

Belajar Siswa Kelas Iv Sd Negeri Manjang Kabupaten Pati”. Semarang :

Universitas PGRI Semarang

LAMPIRAN A

Lampiran I : RPP

Lampiran II : RPP

Lampiran III : Pretest & Postest

Lampiran IV : Daftar Hadir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 96 Mannanti

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

PPKn

3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan

masyarakat

4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan

rumah, sekolah, dan masyarakat.

4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian

tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat),

sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah,

sekolah dan masyarakat sekitar

3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan

masyarakat

LAMPIRAN I

SBdP

3.3 Membedakan panjang-pendek bunyi, dan tinggi-rendah nada dengan

gerak tangan

4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan

tinggi rendah nada

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,

gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan

teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan

memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil

pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

kosakata baku

IPS

3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

PPKn

1. Menjelaskan keberagaman yang ada di Indonesia dalam bentuk

tulisan

2. Menjelaskan ciri khas suku yang ada di Indonesia dalam bentuk peta

pikiran

3. Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi

anak Indonesia

SBdP

Menyanyikan lagu “Aku Anak Indonesia “ dengan tinggi rendah

nada yang sesuai

Bahasa Indonesia

Mengolah informasi dari teks “Mengenal Suku yang ada di

Indonesia” dalam bentuk peta pikiran

IPS

1. Menyebutkan keistimewaan atau ciri khas yang terdapat pada

masyarakat Indonesia dalam berinteraksi dengan lingkungannya

2. Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati

keberagaman suku dan budaya masyarakat di Indonesia

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamati gambar yang ada pada media Help me box dan

diskusi kelas, siswa mampu menjelaskan keberagaman yang ada di

Indonesia.

2. Setelah membaca teks “Mengenal suku di Indonesia”, siswa mampu

mengolah informasi dalam bentuk peta pikiran dengan benar.

3. Murid mampu menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk

menghormati keberagaman suku bangsa dan budaya.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta budaya (ada di buku siswa), perbedaan pakaian adat, rumah

adat, tarian adat, dan alat musik tradisional.

2. Teks “Mengenal Suku yang ada di Indonesia”.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan

dan ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua

siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing.

2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi

lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran.

3. Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan

yaitu tentang ”Indahnya Kebersamaan”.

4. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

10 menit

Inti 1. Siswa mengamati peta budaya perbedaan pakaian

adat, rumah adat, tarian adat, dan alat music

tradisional.

2. Siswa mendiskusikan dengan teman kelompok

tentang peta budaya (satu kelompok terdiri atas 5

siswa).

3. Siswa membaca teks “Mengenal Suku yang ada di

150 menit

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Indonesia”.

4. Siswa mengambil informasi penting dari teks yang

dibacanya dan menuliskannya dalam bentuk peta

pikiran.

5. Guru menyiapkan media Help me box.

6. Guru menjelaskan cara bermain menggunakan

media Help me box.

7. Siswa secara individu diminta untuk bermain

sambil menjawab pertanyaan yang ada pada media

help me box.

Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Melakukan penilaian hasil belajar

3. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama

dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran)

15 menit

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2013).

2. Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik

Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013).

3. Media Pembelajaran Help Me Box

Sinjai, 11 Agustus 2020

Mengetahui:

Guru Kelas IV Peneliti,

MAHMUD, S.Pd. NASRI ADLANI

NIP: 19700404 200103 1 2003 NIM : 105401120716

Kepala Sekolah,

ANDI MARYATI YUNUS, S.Pd.

NIP 19720623 199603 2 004

MENGENAL SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta

keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan

masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia

tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya

"meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta

didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah

wilayah-wilayahnya oleh lautan.

Keragaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat.

Perbedaan seperti itu ada pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman

yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia.

Pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan

untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang

lebih baik.

A. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia

1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya

jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di

berbagai pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa

memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya.

Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010,

di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan

bangsa Indonesia dan potensi bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi

tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan

pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta

kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak

persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu

adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan

menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan,

kebersamaan, toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal,

di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Keadaan geografis

Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki

beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini

merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia.

Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber adanya

keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia.

Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan

dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata

pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga

menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang

diciptakannya, misalnya bentuk rumah dan bentuk pakaian.

Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di masing-

masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga

menyebabkan tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya

yang berkembang sendiri-sendiri.

2. Pegaruh kebudayaan asing

Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang

asing yang memiliki corak budaya dan agama yang berbeda

menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan

dan agama.

3. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda

Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau

antar daerah, serta perbedaan kondisi alam seperti pantai,

pegunungan mengakibatkan perbedaan pada masyarakat. Ada

komunitas masyarakat yang mengandalkan laut sebagai

sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada pula yang

mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan lainnya.

2. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia

Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat

yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika”

yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada

terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.

Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang

dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda,

namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara

lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang

berasaskan kekeluargaan.

Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran

dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong

dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan

identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam

penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.

Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah

bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis,

perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan

suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat

terlihat dari ciri-ciri berikut ini.

a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.

b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa

Madura, dan lain-lain.

c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara

kematian.

d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan

Tari Saudati.

e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah)

dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).

f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.

Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa.

Di Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup

dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu

sama lain. Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya.

Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.

1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet,

suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .

2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku Mandailing,

suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku maya-maya

3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku guci,

suku jambak

4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai,

Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .

5. Kepulauan Riau : Melayu, laut

6. Bangka Belitung : Melayu

7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .

8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau

Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam

9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal, Kaur,

Lembak

10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian, Sungkai,

Sepucih

11. DKI Jakarta : Betawi

12. Banten : Jawa, Sunda, Badui

13. Jawa Barat : Sunda,

14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean

15. D.I.Yogyakarta : Jawa

16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing

17. Bali : Bali, Jawa, Madura

18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok

19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima

20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk,

Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke

21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau,

Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan, Murut,

Kapuas

22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju,

Maayan)

23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba

24. Indonesia : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar

25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe,

Kulisusu, Wolio

26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak,

Banggai,Lore

27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau,

Bantik

28. Gorontalo : Gorontalo

29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar

30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela

31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca

32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor

33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi

3. Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia

Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap

daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing

yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai

bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk

rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah

pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi

diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).

Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari

ciri-ciri tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas

bahasa, adat istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri

badaniah (fisik)

Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku

bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di

atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun

di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang membuat rumah

panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari binatang

buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan

menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari

bermacam-macam bentuk rumah adat.

Berikut ini beberapa contoh rumah adat.

1. Rumah Bolon (Sumatera Utara).

2. Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).

3. Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).

4. Rumah Lamin (Kalimantan Timur).

5. Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).

6. Rumah Tongkonan (Indonesia).

7. Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua).

Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa

penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi

anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara

menandai peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.

Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain

sebagai berikut.

1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).

2. Seren taun (Sunda).

3. Kasodo (Tengger).

4. Nelubulanin, ngaben (Bali).

5. Rambu solok (Toraja).

Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada

bermacam-macam bentuk kesenian daerah.

Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.

1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit

2. Sumatera Utara Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet

3. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang,

Kampuang Nan Jauh di Mato

4. Riau Soleram

5. Sumatera Selatan Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya

6. Jakarta Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang

7. Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere

Pegat Simpai

8. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu,

Pitik Tukung, Ilir-ilir,

9. Jawa Timur Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih

10. Madura Karaban Sape, Tanduk Majeng

11. Kalimantan Barat Cik Cik Periok

12. Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu

13. Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai

14. Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan

15. Indonesia Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena

16. Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku

17. Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri

Ayu.

18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,

19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo

Mama, Huhatee

20. Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko

Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia

1. Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat

2. Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda

3. Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik

4. Riau Tari Joget Lambak, Tandak

5. Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak

6. Lampung Tari Melinting, Bedana

7. Bengkulu Tari Adum, Bidadari

8. Jambi Tari Rangkung, Sekapur Sirih

9. Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng

10. Jawa Barat Tari Jaipong, Merak, Patilaras

11. Jawa Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya,

Beksan,

12. Jawa Timur Tari Reog Ponorogo, Remong

13. Bali Tari Legong, Arje, Kecak

14. Nusa Tenggara Barat Tari Batunganga, Sampari

15. Nusa Tenggara Timur Tari Meminang, Perang

16. Kalimantan Barat Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung

17. Kalimantan Timur Tari Hudog, Belian

18. Kalimantan Tengah Tari Balean Dadas, Tambun

19. Kalimantan Selatan Tari Baksa Kembang

20. Indonesia Tari Kipa, Gaurambuloh

21. Sulawesi Tenggara Tari Balumba, Malulo

22. Sulawesi Tengah Tari Lumense, Parmote

23. Sulawesi Utara Tari Maengket

24. Maluku Tari Nabar Ilaa, Perang

25. Papua Tari Perang, Sanggi

Contoh Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia

1. Banten: Debus

2. DKI Jakarta: Ondel-ondel, Lenong

3. Jawa Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung

4. Jawa Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak,

Srandul, Opak Alang, Sintren

5. Jawa Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit

6. Bali: Wayang Kulit, Janger

7. Riau: Makyong

8. Kalimantan: Mamanda

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri 96 Mannanti

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 Hari

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati

(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

PPKn

3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan

masyarakat

4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan

rumah, sekolah, dan masyarakat.

4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian

tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat),

sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah,

sekolah dan masyarakat sekitar

LAMPIRAN II

3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan

masyarakat

SBdP

3.3 Membedakan panjang-pendek bunyi, dan tinggi-rendah nada dengan

gerak tangan

4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan

tinggi rendah nada

Bahasa Indonesia

3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,

gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dengan bantuan guru dan

teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan

memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil

pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

kosakata baku

IPS

3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4.5 Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

PPKn

1. Menjelaskan keberagaman yang ada di Indonesia dalam bentuk

tulisan

2. Menjelaskan ciri khas suku yang ada di Sulawesi selatan dalam

bentuk peta pikiran

3. Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi

anak Indonesia

SBdP

Menyanyikan lagu “Aku Anak Indonesia “ dengan tinggi rendah

nada yang sesuai

Bahasa Indonesia

Mengolah informasi dari teks “Mengenal Suku yang ada di Sulawesi

selatan” dalam bentuk peta pikiran

IPS

1. Menyebutkan keistimewaan atau ciri khas yang terdapat pada

masyarakat suku bugis dalam berinteraksi dengan lingkungannya

2. Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati

keberagaman suku dan budaya masyarakat Sulawesi selatan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengamati gambar yang ada pada media Help me box dan

diskusi kelas, siswa mampu menjelaskan keberagaman yang ada di

Sulawesi selatan.

2. Setelah membaca teks “Mengenal suku di Sulawesi selatan”, siswa

mampu mengolah informasi dalam bentuk peta pikiran dengan benar.

3. Murid mampu menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk

menghormati keberagaman suku bangsa dan budaya.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Peta budaya (ada di buku siswa), perbedaan pakaian adat, rumah adat,

tarian adat, dan alat musik tradisional.

2. Teks “Mengenal Suku yang ada di Sulawesi selatan”.

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan

dan ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan mengajak semua

siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing.

2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi

lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran.

3. Guru melakukan Apersepsi.

10 menit

Inti 1. Siswa membaca teks “Mengenal Suku yang ada di

Sulawesi selatan”.

2. Siswa mengambil informasi penting dari teks yang

dibacanya dan menuliskannya dalam bentuk peta

pikiran.

3. Guru menyiapkan media Help me box.

150 menit

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

4. Guru menjelaskan cara bermain menggunakan media

Help me box.

5. Guru menjelaskan berbagai macam suku yang

terdapat pada media help me box.

6. Siswa secara individu diminta untuk bermain sambil

menjawab pertanyaan yang ada pada media help me

box.

Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar selama sehari

2. Melakukan penilaian hasil belajar

3. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran)

15 menit

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

1. Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku

Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2013).

2. Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik

Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013).

3. Media Help Me Box

Sinjai, 12 Agustus 2020

Mengetahui:

Guru Kelas IV Peneliti,

MAHMUD, S.Pd. NASRI ADLANI

NIP: 19700404 200103 1 2003 NIM : 105401120716

Kepala Sekolah,

ANDI MARYATI YUNUS, S.Pd.

NIP 19720623 199603 2 004

MENGENAL SUKU DI SULAWESI SELATAN

A. Suku bugis

Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku deutrou melayu.

Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia

tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang

Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang

terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi.

Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk

pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang

atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai

dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading

sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk

La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang

lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di

Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam

tradisi masyarakat Bugis.

Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk

beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan,

bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis

klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng

dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses

pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan

Mandar.

Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu,

Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan antara Bugis

dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan.

Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan

Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama

kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian

Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan).

Masyarakat bugis dengan segala kebudayaannya menganut agama islam.

Kepercayaan yang telat dianut oleh sebagian besar suku bugis ini telah masuk

sejak abad ke 17. Kepercayaan islam di suku bugis ini sendiri awal mulanya

dibawa oleh pesyiar dari derah Minagkabau. Kemudian oleh para pesyiar

disebarkan di tiga wilayah, yaitu Gowa dan Tallo, Luwu dan Bulukumba.

Awalnya, masyarakat bugis semua beragama islam, hingga akhirnya

munculah kepercayaan baru yaitu kepercayaan To Lotang, kebudayaan yang

didirikan oleh La Panaungi. ‘To’ yang berarti orang dan ‘Lotang’ yang

berarti selatan, sehingga To Lotang berarti orang selatan. Dewa yang ajaran

ini sembah adalah dewata sawwae, sedangkan kitab sucinya disebut La

Galigo. Kitab suci ini disimpan dan dihafalkan oleh pemimpin mereka yang

biasa disebut “uwwak” dan kemudian akan diwariskan secara turun temurun

kepada penerusnya secara lisan.

Kesenian merupakan keindahan untuk setiap suku yang ada di Indonesia.

Karena setiap suku pasti memiliki kesenian yang berbeda beda. Seku bugis

juga memiliki beberapa seni tari yang hingga kini masih dikembangkan, yaitu

:

1. Tari pelangi, tarian pabbakkanna lajina atau biasa disebut tari meminta

hujan.

2. Tari paduppa bosara, tarian yang menggambarkan bahwa orang bugis

jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda

kesyukuran dan kehormatan.

3. Tari pattennung, tarian adat yang menggambarkan perempuan

perempuan yang sedang menenun menjadi kain. Tarian ini

melambangkan kesabaran dan ketekuna perempuan perempuan bugis.

4. Tari pajoge’ dan tari anak masari, tarian ini dilakukan oleh calabai (

waria ), namun jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan

dikategorikan telah punah.

5. Tari pangayo, tari passassa, tari pa’galung, dan tari pabbatte yang

biasanya digelar saat pesta panen.

B. Suku Makassar

Tak jauh berbeda dengan suku bugis, Suku Makassar atau Orang Mangasara

sebagian besar menetap di daerah Sulawesi Selatan. Selain berprofesi sebagai

pedagang, orang Makassar juga jago berlayar (senang merantau) dan itulah

sebabnya jika suku bangsa ini terdapat juga di luar Indonesia, misalnya di

Singapura dan Malaysia. Suku Makassar ini diakui akan kebudayaannya,

dimana kebudayaan mereka tetap dilestarikan sampai sekarang dan tidak

tergerus oleh modernisasi.

Rumah Adat Suku Makassar

Tiap daerah atau tiap suku pasti mempunyai rumah adat khas, begitu pula

dengan Suku Makassar. Rumah dalam bahasa Makassar disebut "Balla".

Rumah ini berbentuk rumah panggung dengan kayu sebagai penyangganya.

Pakaian Adat Suku Makassar

Pakaian Adat Suku Makassar ini disebut dengan “Baju Bodo”. Ciri Baju

Bodo ini yaitu memiliki bentuk segi empat, sisi samping pakaian atas yang

dijahit, tidak berlengan, terbentuknya gelembung dibagian tubuh, tak ada

sambungan jahitan dibagian bahu, terdapatnya hiasan berbentuk bulatan

kepingan logam di seluruh bagian tepi, dan permukaan blus. Memakai Baju

Bodo berdasarkan warna mesti mematuhi ketentuan yang terkait dengan usia

penggunanya.

Tarian Adat Suku Makassar

Tarian Adat Suku Makassar yang paling terkenal ialah Tari Pakarena. Tari

Pakarena ialah tarian tradisional yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum

(gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Tari

pakarena di Sulawesi selatan terdapat di dua kabupaten selain tari pakarena

dari kabupatan Gowa yang pernah dimainkan oleh maestro tari pakarena

Maccoppong Daeng Rannu, terdapat juga jenis tari pakarena lain yang berasal

dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang. Pakarena

adalah bahasa setempat berasal dari kata Karena yang artinya main. Tarian ini

mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas

Kerajaan Gowa.

C. Suku Mandar

Mandar adalah nama suatu suku (etnis) yang terdapat di sulawesi

selatan dannama budaya dalam Lembaga Budayaan Nasional dan Lembaga

Pengkajian BudayaNasional. Diistilahkan sebagai etnis karena Mandar merupakan

salah satu kelompok etnis dari empat suku yang mendiami kawasan provinsi

Sulawesi Selatan yakni etnis Makassar(makasara’), etnis Bugis (ogi’), etnis

Toraja (toraya). Pengelompokkan ini dimaksudkan dalam suatu kelompok

pengkajian yang disebut“lagaligologi”.

Mandar sesuai dengan makna kuantitas yang dikandung dalam konteks

geografis merupakan wilayah dari batas paku (wilayah polmas) sampai surename

(wilayah kabupaten mamuju). Akan tetapi dalam makna kualitas serta symbol

dapat kitabatasi diri dalam lingkup kerajaan Balanipa sebagi peletak dasar

pembangunankerajaan (landasan idial dan landasan structural), dan sebagai bapak

perserikatanseluruhkerajaan dalam wilayah mandar Pitu ulunna Salu dan Pitu

Ba’pana Binanga.Suku mandar adalah satu-satunya suku bahari dinusantara yang

berhadapanlangsung dengan laut dalam, tanpa ada pulau yang bergugus.

Teknologi kelautanmereka sudah demikian sistematis, yang merupakan warisan

dari nenek moyangmereka. Mandar sebagai salah satu suku di sulawesi selatan

memiliki aneka ragam corak kebudayaan yang khas

D. Suku Toraja

Nama Toraja berasal dari bahasa Bugis, yaitu “to riaja” yang mempunyai arti

orang yang berdiam di negeri atas. Pada saat Indonesia dikuasai oleh Belanda

yaitu di tahun 1909, Kolonial Belanda menyebut suku ini Suku Toraja. Suku

ini terkenal dengan ritual pemakamannya, selain itu suku ini juga terkenal

dengan ukiran kayunya dan rumah adatnya yaitu tongkonan Sebelum abad ke

20, suku ini sama sekali belum tersentuh oleh dunia luar dan masih menganut

keyakinan animisme. Saat itu suku ini masih tinggal di desa-desa otonom.

Kedatangan Belanda di awal tahun 1900an memiliki tujuan untuk

menyebarkan agama KristenSeiring berjalannya waktu suku ini semakin

terbuka terhadap dunia luar yaitu pada tahun 1970an. Setelah itu Tana Toraja

menjadi lambang pariwisata Indonesia. Sejak tahun 1990an masyarakat

Toraja mengalami transformasi budaya. Masyarakat Toraja yang tadinya

menganut keyakinan animisme sekarang sudah berganti menjadi masyarakat

beragama KristenSuku Toraja ini terbilang cukup unik, maka dari itu banyak

sekali wisatawan yang berkunjung kesana. Tidak hanya wisatawan lokal saja,

tetapi ada juga wisatawan mancanegara yang mengunjungi suku Toraja.

Untuk anda yang belum mengenal suku ini, berikut adalah beberapa keunikan

dari suku Toraja:

1. Upacara Pemakaman Rambu Solo

Upacara ini merupakan ritual penting dan berbiaya mahal biasanya ritual ini

berlangsung beberapa hari. Untuk upacara Pemakaman Rambu Solo Ini

adalah upacara pemakaman yang hanya dapat diselenggarakan oleh para

bangsawan saja.

Semakin kaya seseorang maka biaya pemakaman akan semakin mahal.

Tempat untuk prosesi pemakaman disebut rante, biasanya padang rumput

yang luas digunakan sebagai tempat prosesi pemakaman. Upacara ini

diiringi dengan suara seruling, nyanyian, puisi dan juga tangisan. Hal ini

merupakan bentuk ekspresi yang dilakukan oleh para pelayat.Untuk

melakukan ritual ini, biasanya menunggu sampai berminggu-minggu,

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sejak hari kematian.

Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan uang agar dapat melaksanakan

upacara pemakaman Rambu Solo. Dalam masa pengumpulan uang, jenazah

dibungkus menggunakan kain dan disimpan di bawah rumah tongkonan.

Dalam pemakaman ini ada 3 cara pemakaman yaitu peti mati disimpan di

dalam goa, dimakamkan di batu berukir, dan digantung di sebuah tebing.

Jenazah para bangsawan biasanya dimakamkan di batu berukir. Makam batu

berukir ini sangat mahal dan harus memesan terlebih dahulu.

2. Berbagai Macam Kuburan

Wisata yang disuguhkan oleh Suku Toraja ini adalah tempat bernuansa

mistis. Bagaimana tidak, tempat pemakaman di Toraja yang unik ini

menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan.

Pemakaman dalam goa, pemakaman gantung, pemakaman batu ukir dan

pemakaman pohon ini menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi

wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

3. Rumah Adat Tongkonan

Rumah ini didirikan di atas tumpukan kayu dan rumah ini dihiasi dengan

banyak ukiran warna merah, hitam dan kuning. Bentuk atap dari rumah ini

menjulang ke depan dan ke belakang Pembangunan rumah ini adalah

pekerjaan yang sangat melelahkan, biasanya dalam pembangunan rumah ini

akan dibantu oleh keluarga besar.

Rumah tongkonan ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu tongkonan layuk,

tongkonan pekamberan, tongkonan batu. Tongkonan layuk adalah rumah

yang digunakan sebagai pusat pemerintahan.

Tongkonan pekamberan adalah rumah milik anggota keluarga yang

memiliki wewenang tertentu dalam tradisi Toraja. Sedangkan untuk

tongkonan batu adalah rumah untuk anggota keluarga biasa.

4. Upacara Penggantian Baju Jenazah

Upacara ini biasa disebut Ma’Nene, dalam upacara ini terdapat ritual yang

dapat dibilang menyeramkan. Bagaimana tidak, mayat yang sudah bertahun-

tahun dikebumikan di tebing, goa atau di kuburan batu akan di keluarkan

dari makam. Kemudian pakaian mayat tersebut akan diganti dan didandani

layaknya orang biasa yang masih hidup.

SOAL PRETEST

NAMA:

KELAS:

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar A, B, C atau D pada pertanyaan di

bawah ini, berilah tanda silang (X)

1. Bhineka Tunggal Ika mempunyai makna ...

a) Berbeda-beda tetap satu jua

b) Berbeda-beda tetap bersama

c) Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh

d) Beranekaragam suku dan budaya

2. Kata bhineka tunggal ika sudah ada sejak zama kerajaan ...

a) Demak

b) Aceh

c) Singosari

d) Majapahit

3. Wilayah Indonesia terbentang dari ...

a) Sabang sampai bali

b) Anyer sampai Panarukan

c) Jawa sampai Papua

d) Sabang sampai Merauke

4. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari .... suku bangsa

LAMPIRAN III

a) Sedikit

b) Beberapa

c) Banyak

d) Lima

5. Suku bangsa yang berasal dari Sulawesi di antaranya adalah suku ....

a) Dayak dan Banjar

b) Asmat dan Sentani

c) Sunda dan Jawa

d) Bugis dan Toraja

6. Berikut suku bangsa yang bukan berasal dari pulau Jawa adalah ...

a) Sunda

b) Betawi

c) Jawa

d) Sasak

7. Budaya daerah sering juga disebut sebagai budaya ...

a) Tradisional

b) Modern

c) Kuno

d) Lama

8. Rumah adat dari Jawa Tengah adalah ...

a) Tongkonan

b) Joglo

c) Gadang

d) Musalaki

9. Balla lompoa adalah rumah adat yang berasal dari daerah ...

a) Sumatra

b) Kalimantan

c) Sulawesi

d) Papua

10. Berikut adalah tari-tarian yang berasal dari Indonesia, kecuali ...

a) Seudati

b) Gambyong

c) Samba

d) Maengket

11. Pendet, Kecak dan Legong adalah tarian daerah yang berasal dari ....

a) Jawa Barat

b) Sulaweri Tenggara

c) Bali

d) Aceh

12. Gambus adalah alat musik yang berasal dari ....

a) Aceh

b) Bengkulu

c) Maluku

d) Sulawesi

13. Lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah di antaranya adalah ....

a) Ampar-Ampar Pisang

b) Yamko rambe yamko

c) Gambang Suling

d) Jali-Jali

14. Pergaulan di masyarakat yang dapat menjaga persatuan bangsa jika didasari

sikap ....

a) Egoisme

b) Kecemburuan

c) Mencari untung

d) Kerukunan

15. Melestarikan kesenian daerah dapat diusahakan dengan cara ....

a) Mengakui budaya daerah lain

b) Mengubur senjata tradisional agar awet

c) Mempelajari budaya daerah

d) Mengakui budaya negara lain milik kita

16. Keanekaragaman budaya bangsa merupakan ....

a) Kekayaan bangsa

b) Kelemahan bangsa

c) Kemunduran bangsa

d) Kerukunan bangsa

17. Yamko Rambe Yamko adalah lagu daerah yang berasal dari ...

a) Jambi

b) Bali

c) Maluku

d) Papua

18. Mencintai budaya daerah bukan berarti ....

a) Menolak budaya asing

b) Mempelajari budaya daerah

c) Melestarikan budaya daerah

d) Merawat alat musik daerah

19. Di antara hal yang dapat merusak persatuan adalah ...

a) Kerja bakti di sekolah

b) Berkelahi dengan teman

c) Mengerjakan tugas kelompok

d) Lomba nyanyi antar daerah

20. Salah satu manfaat persatuan dalam masyarakat adalah ...

a) Pekerjaan yang berat menjadi lebih berat

b) Pekerjaan menjadi lebih murah

c) Pekerjaan menjadi lebih ringan

d) Pekerjaan menjadi sangat mewah

Kunci Jawaban Pretest

1. A

2. D

3. D

4. C

5. D

6. D

7. A

8. B

9. C

10. C

11. C

12. C

13. C

14. D

15. C

16. A

17. D

18. A

19. B

20. C

SOAL POSTTEST

1. Rumah adat dari Toraja adalah ...

e) Tongkonan

f) Joglo

g) Gadang

h) Musalaki

2. Balla lompoa adalah rumah adat yang berasal dari daerah ...

e) Sumatra

f) Kalimantan

g) Sulawesi

h) Papua

3. Suku bangsa yang berasal dari Sulawesi di antaranya adalah suku ....

e) Dayak dan Banjar

f) Asmat dan Sentani

g) Sunda dan Jawa

h) Bugis dan Toraja

4. Pergaulan di masyarakat yang dapat menjaga persatuan bangsa jika didasari

sikap ....

e) Egoisme

f) Kecemburuan

g) Mencari untung

h) Kerukunan

5. Melestarikan kesenian daerah dapat diusahakan dengan cara ....

e) Mengakui budaya daerah lain

f) Mengubur senjata tradisional agar awet

g) Mempelajari budaya daerah

h) Mengakui budaya negara lain milik kita

6. Keanekaragaman budaya bangsa merupakan ....

e) Kekayaan bangsa

f) Kelemahan bangsa

g) Kemunduran bangsa

h) Kerukunan bangsa

7. Mencintai budaya daerah bukan berarti ....

e) Menolak budaya asing

f) Mempelajari budaya daerah

g) Melestarikan budaya daerah

h) Merawat alat musik daerah

8. Di antara hal yang dapat merusak persatuan adalah ...

e) Kerja bakti di sekolah

f) Berkelahi dengan teman

g) Mengerjakan tugas kelompok

h) Lomba nyanyi antar daerah

9. Salah satu manfaat persatuan dalam masyarakat adalah ...

e) Pekerjaan yang berat menjadi lebih berat

f) Pekerjaan menjadi lebih murah

g) Pekerjaan menjadi lebih ringan

h) Pekerjaan menjadi sangat mewah

10. Upacara adat pada gambar berikut berasal dari suku ...

a) Mandar

b) Toraja

c) Makassar

d) Bugis

11. Rumah adat di bawah ini adalah rumah yang berasal dari suku ...

a) Minang

b) Dayak

c) Toraja

d) Makassar

12. Pakaian adat di bawah ini berasal dari daerah ....

a) Mandar

b) Toraja

c) Makassar

d) Bugis

13. Yang bukan merupakan tarian khas suku bugis adalah…

a) Tari paduppa

b) Tari pattennung

c) Tari pangayo

d) Tari Pakarena

14. Nama Toraja berasal dari bahasa Bugis, yaitu….

a) “to rianja”

b) “to riaja”

c) “to rinja”

d) “to rija”

15. pengelompokan empat etnis (Makassar, Bugis, Mandar, Toraja) disebut….

a) Lagaligologi

b) Lagaligo

c) Etnis Makassar

d) 4 Etnis Makassar

16. Nama tarian adat yang terdapat pada gambar dibawah ini adalah….

a) Tari paduppa

b) Tari pattennung

c) Tari pangayo

d) Tari Pakarena

17. Nama tarian adat yang terdapat pada

gambar disamping adalah….

a) Tari paduppa

b) Tari pattennung

c) Tari pangayo

d) Tari Pakarena

18. Nama tarian adat yang terdapat pada gambar dibawah ini adalah…

a) Tari paduppa

b) Tari pattennung

c) Tari pangayo

d) Tari Pakarena

19. Budaya daerah sering juga disebut sebagai budaya…

a) Tradisional

b) Modern

c) Kuno

d) Lama

20. Sikap dan perilaku yang mau menerima perbedaan pendapat disebut ….

a) Egois

b) Kompromi

c) Toleransi

d) Debat

Kunci Jawaban Postest

1. A

2. C

3. D

4. D

5. C

6. A

7. A

8. B

9. C

10. B

11. D

12. A

13. D

14. B

15. A

16. D

17. B

18. A

19. A

20. C

DAFTAR HADIR SISWA KELAS IV

SD 96 MANNANTI

NO NAMA SISWA L/P PERTEMUAN

1 2 3 4 Ket

1 Naufal L √

P

R

E

T

E

S

T

√ √ √

P

O

S

T

E

S

T

2 Raya L √ √ √ √

3 Rijal Yaqri L √ √ √ √

4 Yaya L √ √ √ √

5 Rama Rampabi L √ √ √ √

6 Zul Fikar L √ √ √ √

7 Fityan Al Akhyar L √ √ √ √

8 Nurul Fauziani P √ √ √ √

9 Miskatul Jannah P √ √ √ √

10 Sri Aulia P √ √ √ √

11 Alya Jazila Amar P √ √ √ √

12 Naura P √ √ √ √

13 Mukayla Zahra P √ √ √ √

14 Aminah Fiqri P √ √ √ √

15 A. Aqila Amalia

Ramadhani

P √ √ √ √

Ket a : alfa ( tanpa pemberitahuan)

s : sakit

i : izin

Laki-laki = 7 orang

Perempuan = 8 orang +

Jumlah siswa = 15 orang

Sinjai , 16 Juli 2020

Peneliti

NASRI ADLANI

NIM. 105401120716

LAMPIRAN IV

LAMPIRAN B

Lampiran V : Skor Nilai Pretest

Lampiran VI : Perhitungan untuk Mencari

Mean

(rata-rata) Nilai Pretest

Lampiran VII : Skor Nilai Posttest

Lampiran VIII : Perhitungsn untuk Mencari

Mean

(rata-rata) Nilai Posttest

Lampiran IX : Analisis skor pretest dan postest

Lampiran X : Distribusi Nilai ttabel

Lampiran XI: Hasil Analisis Data Aktivitas

Murid

Lampiran XII: Hasil Angket Tanggapan Murid

SKOR NILAI PRETEST

NO NAMA SISWA NILAI

1 Naufal 50

2 Raya 45

3 Rijal Yaqri 45

4 Yaya 75

5 Rama Rampabi 55

6 Zul Fikar 65

7 Fityan Al Akhyar 60

8 Nurul Fauzani 70

9 Miska Tul Jannah 85

10 Sri Aulia 80

11 Alya Jazila Amar 75

12 Naura 70

13 Mikayla Zahra 70

14 Amirah Fiqri 75

15 A. Aqila Amalia Ramadhani 75

Jumlah 995

LAMPIRAN V

PERHITUNGAN UNTUK MENCARI MEAN (RATA-RATA)

NILAI PRETEST

X F F.X

85 1 85

80 1 80

75 4 300

70 3 210

65 1 65

60 1 60

55 1 55

50 1 50

45 2 90

Jumlah 15 995

LAMPIRAN VI

SKOR NILAI POSTEST

NO NAMA SISWA NILAI

1 Naufal 75

2 Raya 70

3 Rijal Yaqri 70

4 Yaya 85

5 Rama Rampabi 80

6 Zul Fikar 70

7 Fityan Al Akhyar 75

8 Nurul Fauzani 85

9 Miska Tul Jannah 90

10 Sri Aulia 90

11 Alya Jazila Amar 80

12 Naura 75

13 Mikayla Zahra 80

14 Amirah Fiqri 85

15 A. Aqila Amalia Ramadhani 80

Jumlah 1.190

LAMPIRAN VII

PERHITUNGAN UNTUK MENCARI MEAN (RATA-RATA)

NILAI POSTEST

X F F.X

70 3 210

75 3 225

80 4 320

85 3 425

90 2 180

Jumlah 15 1.190

LAMPIRAN VIII

Analisis skor Pretest dan Posttest

No. (Pre-test) (Post-test) X2- X1 d²

1. 50 75 25 625

2. 45 70 25 625

3. 45 70 25 625

4. 75 85 10 100

5. 55 80 25 625

6. 65 70 5 25

7. 60 75 15 225

8. 70 85 15 225

9. 85 90 5 25

10. 80 90 10 100

11. 75 80 5 25

12. 70 75 5 25

13. 70 80 10 100

14. 75 85 10 100

15. 75 80 5 25

Jumlah 995 1.190 195 3.385

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

f. Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

LAMPIRAN IX

Md = ∑ 𝑑

𝑁

=195

15

= 13

g. Mencari harga “∑ 𝑋2𝑑” dengan menggunakan rumus:

∑ 𝑋2𝑑= ∑ 𝑑2 −(∑ 𝑑)2

𝑁

= 3.385 −(195)2

15

= 3.385 −38.025

15

= 3.385 − 2.281,7

= 1.103,3

h. Menentukan harga tHitung

t = 𝑀𝑑

√∑ 𝑋2𝑑

𝑁(𝑁−1)

= 13

√1.103,3

15(15−1)

= 13

√1.103,3

210

= 13

√5,253

= 13

2,291

= 5,674

i. Menentukan harga ttabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan

taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1 = 15 – 1 = 14

maka diperoleh t0,05 = 1,761.

j. Konsultasikan thitung dengan ttabel

thitung =5,674> ttabel= 1,761

thitung> ttabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Ini berarti bahwa

berarti penggunaan media Help Me Box berpengaruh terhadap hasil

belajar IPS murid kelas IV SD 96 Mannanti.

Distribusi Nilai ttabel

Untuk mencari t Tabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf

signifikan 𝛼 = 0,05 dengan frekuensi (df) = 𝑁 − 1 = 15 – 1 = 14 maka

diperoleh t0,05 = 1,761.

Df t0.10 t0.05 t0.025 t0.01 t0.005

1 3.078 6.314 12.71 31.82 63.66

2 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925

3 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841

4 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604

5 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032

6 1.440 1.943 2.447 3.134 3.707

7 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499

8 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355

9 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250

10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169

11 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106

12 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055

13 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012

14 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977

15 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947

16 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921

17 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898

18 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878

19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861

20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845

LAMPIRAN X

HASIL ANALISIS DATA OBSERVASI AKTIVITAS MURID

No Aktifitas Murid

Jumlah Murid

yang aktif pada

pertemuan

Rata-

rata % Kategori

1 Murid yang berdoa

sebelum

pembelajaran

dimulai

P

R

E

T

E

S

T

15 15

P

O

S

T

E

S

T

15 100 Aktif

2 Murid yang hadir

pada saat

pembelajaran

15 15 15 100 Aktif

3 Murid yang

memperhatikan

penjelasan guru

mengenai materi

yang pembelajaran

11 12 11,5 76,6 Aktif

4 Murid yang

mengajukan

pertanyaan kepada

guru

13 14 13,5 90 Aktif

5 Murid menjawab

pertanyaan guru 9 15 12 80 Aktif

6 Murid aktif

mengikuti game

atau permainan

14 15 18,5 92,5 Aktif

LAMPIRAN XI

7 Murid terampil

menjawab soal dari

permainan

9 15 12 80 Aktif

8 Murid

menyampaikan

informasi yang

didapat didepan

kelas

13 14 14,5 96,6 Aktif

9 murid yang mampu

menyimpulkan

materi pembelajaran

pada akhir

pembelajaran

13 13 13

86,8 Aktif

Rata-rata 89,16 Aktif

HASIL ANGKET TANGGAPAN MURID TENTANG BOLDING

(BOLA BERGELINDING)

NO ASPEK YANG

DITANYAKAN

JAWABAN

Ya % Tidak %

1 Tampilan Help Me Box sangat

menarik 15 100 - -

2

Kegiatan belajar menggunakan

media Help Me Box

menyenangkan

15 100 - -

3

Materi dengan menggunakan

media Help Me Box mudah

dipahamai

14 93 1 7

4 Menarik minat untuk

menjawab pertanyaan 10 67 5 33

5

Lebih mudah memahami

pelajaran setelah guru

menggunakan media

pembelajaran

8 53 7 47

6

Media Help Me Box

menambah minat menjawab

pertanyaan

10 67 5 33

7

Media Help Me Box

memudahkan untuk menjawab

pertanyaan

9 60 6 40

8 Cara unik untuk menjawab 11 73 4 27

LAMPIRAN XII

pertanyaan sambil bermain

9 Penyajian Help Me Box

menarik perhatian 12 80 3 20

10

Penggunaan Media Help Me

Box menumbuhkan rasa

percaya diri dalam menjawab

pertanyaan

12 80 3 20

11

Senang belajar dengan

menggunakan media Media

Help Me Box

13 87 2 13

12 Media Help Me Box

menambah semangat belajar 12 80 3 20

13 Keseluruhan komponen media

Help Me Box jelas 8 53 7 47

14

Saya tidak merasakan manfaat

media pembelajara Help Me

Box

2 13 13 87

15

Media Help Me Box dapat

digunakan secara mandiri

maupun kelompok

10 67 5 33

16

Lebih mudah memahami

pembelajaran tanpa

menggunakan media Help Me

Box

6 40 9 60

17

Saya merasa bosan jika

kegiatan belajar mengajar tidak

menggunakan media

pembelajaran Help Me Box

13 87 2 13

18

Penggunaan media

pembelajaran hanyalah variasi

pengajaran dari guru supaya

tidak mudah bosan, namun

sebenarnya materi yang saya

6 40 9 60

tangkap sama saja seperti tidak

menggunakan media

pembelajaran.

19

Saya merasa tegang atau takut

selama mengikuti kegiatan

belajar

2 13 13 87

20

Saya merasa lebih terbantu

memahami materi keragaman

suku bangsa dan budaya

setelah guru menggunakan

media Help Me Box

12 80 3 20

LAMPIRAN C

Lampiran XIII : Persuratan

Lampiran XIV : Hasil Kerja Murid

Lampiran XV : Dokumentasi

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Kegiatan murid menjawab soal pretest

Gambar 2. Foto bersama guru dan murid setelah melaksanakan pretest

Gambar 3. Kegiatan proses pembelajaran

LAMPIRAN XV

Gambar 4. Kegiatan murid bertanya tentang pembelajaran

Gambar 6. Kegiatan guru menjelaskan pembelajaran

Gambar 6. Kegiatan pembelajaran menggunakan media Help Me Box

Gambar 7. Kegiatan murid menjawab soal posttest

Gambar 8. Foto bersama guru dan murid setelah melaksanakan posttest

RIWAYAT HIDUP

NASRI ADLANI, lahir di Sinjai tanggal 24 Juni 1999 yang

merupakan anak pertama dari empat bersaudara, buah hati

dari pasangan Achmad dan Darmawati. Pendidikan formal di

mulai dari SD 96 Mannanti 2004 dan tamat tahun 2010.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMP Negeri 5 Sinjai Selatan 2010

dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di

SMA Negeri 1 Tellulimpoe dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis

mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada jurusan Pendidikan Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Sastra 1 (S1)

kependidikan. Pada tahun 2020, penulis menyelesaikan studi dengan menyusun

karya ilmia yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Help Me Box Untuk

Meningkatkan Hasil Belaja Murid Pada Materi Keragaman Suku Bangsa dan

Budaya Murid Kelas IV SD 96 Mannanti Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten

Sinjai .”