pengaruh pengembangan karir dan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI
ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Linda Indriyani
NIM: 1111081000111
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
: Linda Indriyani
: Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir
4. Usia
5. Agama
: Tangerang, 16 Juli 1994
: 21 tahun
: Islam
6. Alamat : Jalan Pulo Cangkir No. 25 RT 001/004.
Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.
15550
7. Telepon : 087808082017
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN 1 Kronjo Tahun 1999 – 2005
2. SMPN 1 Kronjo Tahun 2005 – 2008
3. SMA Islamic Village Tahun 2008 – 2011
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah
Tahun 2011 – 2015
III. DATA KELUARGA
1. Ayah : H. Saidy Hardianto Ismail
2. Pekerjaan ayah : Wiraswasta
3. Ibu : Hj. Nuryani
4. Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
5. Anak ke dari : 1 dari 3 bersaudara
vii
THE INFLUENCE OF CAREER DEVELOPMENT AND ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON EMPLOYEE JOB
SATISFACTION (Case Study on PT Cogindo Daya Bersama)
By : Linda Indriyani
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of career development and organizational communication on employee job satisfaction at PT Cogindo Daya Bersama. This research uses primary data by questionnaires dissemination to employee of PT Cogindo Daya Bersama. Total population of this research is 47 employees. The sample method uses census method, which is all population become respondent. Data analysis method of this research is multiple linear regression. The result of this research indicates that career development and organizational communication individually has a significant influence to employee job satisfaction. While career development and organizational communication simultaneously have a significant influence to employee job satisfaction. Organizatonal communication has dominant influence to employee job satisfaction then career development, with Standarized Coefficients Beta value is 0,704. Keyword: Career Development, Organizational Communication, and
Employee Job Satisfaction.
viii
PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada PT Cogindo Daya Bersama) Oleh : Linda Indriyani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengembangan karir dan komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan yang bekerja di PT Cogindo Daya Bersama. Penelitian ini menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan PT Cogindo Daya Bersama. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 47 orang karyawan. Metode penentuan sampel penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau sensus, dimana seluruh populasi tersebut dijadikan responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan karir dan komunikasi organisasi masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja. Serta secara simultan pengembangan karir dan komunikasi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Variabel komunikasi organisasi memiliki pengaruh lebih dominan terhadap kepuasan kerja dibanding dengan pengembangan karir, dengan nilai Standarized Coefficients Beta sebesar 0,704. Kata kunci: Pengembangan Karir, Komunikasi Organisasi, dan Kepuasan
Kerja Karyawan.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna diantara makhluk ciptaan-
Nya. Manusia diberikan kelebihan berupa akal pikiran, dimana akal tersebut
digunakan manusia untuk berkegiatan dan melangsungkan kehidupannya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW dan para sahabat, keluarga, serta pengikutnya.
Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus pada PT
Cogindo Daya Bersama)” sebagai salah satu prasyarat guna memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak lepas dari berbagai kendala,
akan tetapi kendala tersebut terlewati dengan adanya bantuan, bimbingan dan
dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada beberapa pihak, antara lain :
1. Kedua orang tua penulis, bapak penulis (H. Saidy) yang selalu bekerja
keras untuk selalu memenuhi kebutuhan penulis dalam proses perkuliahan
serta proses penyusunan skripsi, baik berupa moril maupun materil. Ibu
penulis (Hj. Nur) yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi,
perhatian, dan dukungannya kepada penulis.
2. Keluarga dan saudara penulis, yang ikut serta memberikan nasehat dan doa
untuk kelancaran penyusunan skripsi, terutama Abah Unus yang selalu
mendengarkan keluh kesah penulis disaat orang tua tidak sempat
mendengarkannya.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.
x
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.
5. Ibu Ir. Ela Patriana, MM, AAAIJ, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS dan Ibu Sri Hidayati, S.Ag, M.Ed,
selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah memberikan waktunya dalam
membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyusun serta menyelesaikan
skripsi dengan baik dan benar sesuai ketentuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidaytullah Jakarta.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah
Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuannya, baik dalam setiap
perkuliahan maupun diluar perkuliahan. Terutama bagi Bapak Suhendra,
S.Ag, MM., selaku dosen Seminar SDM yang telah memberikan penjelasan
tentang tahapan untuk menyusun skripsi.
8. Seluruh Staff Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, yang telah membantu penulis untuk
mengurus segala keperluan yang dibutuhkan guna memenuhi syarat-syarat
penyusunan skripsi.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis, Toya, Sekar, Nita, Osi, Nca, Feny,
Syifa, Dewi, dan Wanti, yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ekonomi, dan selalu mendukung satu sama lain dengan memberikan
semangat melalui canda tawanya.
10. Orang-orang terdekat penulis, Azmah Auliya Achmy Zad yang selama 3
tahun menjadi teman tinggal bersama, yang selalu memberikan semangat dan
bantuan untuk meminjamkan notebooknya pada saat penulis mengalami
kendala teknis dalam proses penyusunan skripsi. Serta Ovank, yang selama
ini selalu memberikan bantuan, motivasi, nasehat, serta waktu dan tenaganya
untuk menemani penulis menyelesaikan skripsi, dan selalu mendengarkan
keluh kesah penulis. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT suatu
saat nanti, amin.
xi
11. Teman-teman Manajemen, khususnya untuk teman-teman seperjuangan
diangkatan 2011, Subhan, Sarah, Tami, Bowo, Nia, Anis, Wenny, Azis, dan
teman – teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu, memberikan dukungan serta bersedia untuk berbagi pengalaman
dan ilmunya mengenai proses penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran agar
skripsi ini dapat lebih bermanfaat dan berguna bagi berbagai pihak. Akhir kata
penulis memohon maaf apabila penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan, baik dalam penulisan maupun penggunaan bahasa yang
digunakan.
Jakarta, 11 Agustus 2015
Linda Indriyani
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ........................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... vi
Abstract ......................................................................................................... vii
Abstrak .......................................................................................................... viii
Kata Pengantar ............................................................................................... ix
Daftar Isi ....................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................. xvi
Daftar Gambar ............................................................................................... xvii
Daftar Lampiran............................................................................................. xviii
BAB I (PENDAHULUAN)............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA).................................................................. 10
A. Landasan Teori ................................................................................... 10
1. Pengembangan Karir ...................................................................... 10
a. Pengertian Pengembangan Karir ................................................ 10
b. Jalur Pengembangan Karir ......................................................... 11
c. Metode Pengembangan Karir .................................................... 13
d. Keterkaitan Pelatihan dan Pendidikan ........................................ 16
e. Tujuan Pengembangan Karir ..................................................... 16
f. Peran Organisasi dan Pimpinan dalam Pengembangan Karir...... 18
xiii
g. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengembangan Karir ............. 19
2. Komunikasi Organisasi .................................................................. 22
a. Pengertian Komunikasi Organisasi ............................................ 22
b. Arus Komunikasi dalam Organisasi ........................................... 23
c. Fungsi Komunikasi Organisasi .................................................. 25
d. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi Organisasi .................... 26
3. Kepuasan Kerja .............................................................................. 29
a. Pengertian Kepuasan Kerja ........................................................ 29
b. Teori Kepuasan Kerja ................................................................ 30
c. Indikator Kepuasan Kerja .......................................................... 32
d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja ..................... 34
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 37
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 47
D. Hipotesis ............................................................................................ 48
BAB III (METODELOGI PENELITIAN) ..................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 50
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 50
1. Populasi .......................................................................................... 50
2. Sampel ............................................................................................ 50
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 51
1. Data Primer .................................................................................... 51
2. Data Sekunder................................................................................ 53
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 54
1. Uji Kualitas Data ........................................................................... 54
a. Uji Validitas .............................................................................. 54
b. Uji Reliabilitas .......................................................................... 55
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 56
a. Uji Normalitas ........................................................................... 56
b. Uji Multikolonieritas ................................................................. 58
c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 60
xiv
3. Uji Hipotesis .................................................................................. 60
a. Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 61
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ................ 62
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................. 62
Operasional Variabel Penelitian ..................................................................... 63
BAB IV (ANALISIS DAN PEMBAHASAN)................................................ 69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 69
1. Sejarah Singkat PT Cogindo Daya Bersama ................................... 69
2. Visi dan Misi PT Cogindo Daya Bersama ...................................... 70
a. Visi ........................................................................................... 70
b. Misi ........................................................................................... 70
3. Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................... 71
4. Tingkat Pengembalian Kuesioner ................................................... 72
5. Deskriptif Demografi Responden ................................................... 73
6. Distribusi Jawaban Responden ....................................................... 74
a. Distribusi jawaban responden pengembangan karir .................... 75
b. Distribusi jawaban responden komunikasi organisasi ................. 77
c. Distribusi jawaban responden kepuasan kerja ............................ 79
B. Analisis dan Pembahasan.................................................................... 81
1. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 81
a. Uji Validitas .............................................................................. 81
b. Uji Reliabilitas .......................................................................... 83
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 85
a. Uji Normalitas ........................................................................... 85
b. Uji Multikolonieritas ................................................................. 89
c. Uji Heteroskedestisitas .............................................................. 90
3. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 91
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 91
b. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t) ................... 92
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................. 95
xv
BAB V (PENUTUP) ...................................................................................... 97
A. Kesimpulan ........................................................................................ 97
B. Saran .................................................................................................. 98
Daftar Pustaka ............................................................................................... 101
Daftar Lampiran............................................................................................. 104
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
2.1. Penelitian Terdahulu ................................................................... 37
3.1. Skala Likert ................................................................................. 53
3.2. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 65
4.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ................................................ 72
4.2. Deskriptif Demografi Responden ................................................ 73
4.3. Data Karyawan yang Mengikuti Diklat ........................................ 74
4.4. Distribusi Jawaban Responden Pengembangan Karir ................... 75
4.5. Distribusi Jawaban Responden Komunikasi Organisasi ............... 77
4.6. Distribusi Jawaban Responden Kepuasan Kerja........................... 79
4.7. Hasil Uji Validitas Pengembangan Karir ..................................... 82
4.8. Hasil Uji Validitas Komunikasi Organisasi .................................. 82
4.9. Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja ............................................. 83
4.10. Hasil Uji Reliabilitas Pengembangan Karir .................................. 84
4.11. Hasil Uji Reliabilitas Komunikasi Organisasi .............................. 84
4.12. Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja.......................................... 85
4.13. Hasil Uji Normalitas (Kolomogrov_Smirnov) ............................. 88
4.14. Hasil Uji Multikolonieritas .......................................................... 89
4.15. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 91
4.16. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ...................... 92
4.17. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ........................................ 95
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
2.1. Kerangka Berpikir ....................................................................... 47
4.1. Struktur Organisasi PT Cogindo Daya Bersama ........................... 71
4.2. Hasil Uji Normalitas (Histogram) ................................................ 86
4.3. Hasil Uji Normalitas (Probability Plot) ........................................ 87
4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 90
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Halaman
1. Surat Izin Penelitian ...................................................................... 104
2. Surat Izin Penyebaran Kuesioner ................................................... 105
3. Hasil Wawancara ........................................................................... 106
4. Kuesioner ...................................................................................... 107
5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Pengembangan Karir .......... 111
6. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Komunikasi Organisasi ...... 113
7. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja .................. 115
8. Output SPSS Uji Validitas Variabel Pengembangan Karir ............. 117
9. Output SPSS Uji Validitas Variabel Komunikasi Organisasi.......... 119
10. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ..................... 120
11. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Pengembangan Karir .......... 122
12. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Komunikasi Organisasi ...... 122
13. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja ................. 122
14. Output SPSS Uji Normalitas .......................................................... 122
15. Output SPSS Uji Multikolonieritas ................................................ 124
16. Output SPSS Uji Heteroskedastisitas ............................................. 124
17. Output SPSS Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................. 124
18. Output SPSS Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji t) ............... 125
19. Output SPSS Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .............................. 125
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi, persaingan dalam bisnis berkembang sangat
pesat. Begitu pula dengan kemajuan teknologi yang meningkat. Kemajuan
teknologi dan bisnis memiliki keterkaitan, dimana bisnis dapat memanfaatkan
teknologi. Penggunaan teknologi dalam bisnis, salah satunya untuk
melakukan bisnis secara elektronik atau e-commerce. Bisnis berbasis
elektronik ini memberikan dampak positif bagi para pelaku bisnis dan pemilik
perusahaan, yaitu untuk menunjang kegiatan bisnis agar lebih efektif dan
efisien. Bisnis secara elektronik tidak terlepas dari kebutuhan akan adanya
aliran listrik, yang dimana berguna untuk memberikan daya pada alat bantu
yang digunakan, misalnya komputer. Sementara pada dasarnya sebagian
besar peralatan yang digunakan dalam perusahaan, baik untuk kegiatan
pekerjaan maupun bisnis adalah alat elektronik yang memerlukan sumber
daya listrik.
PT Cogindo Daya Bersama adalah salah satu perusahaan listrik yang
membantu PT PLN dalam menciptakan sumber daya listrik. Perusahaan
tersebut bergerak dalam bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik
dan suplai energi listrik. Pada kegiatan usahanya, PT Cogindo Daya Bersama
memerlukan sumber daya manusia sebagai sumber daya yang sangat
menentukan produktivitas perusahaannya. Dapat dikatakan sikap kerja
2
sumber daya manusia sangat penting untuk diperhatikan oleh organisasi yang
memiliki kapasitas besar. Karyawan merupakan sumber daya manusia yang
memberikan kontribusi yang dominan, baik berupa tenaga, waktu, maupun
pikirannya. Sikap kerja karyawan yang positif akan memberikan dampak
positif pula bagi perusahaan. Dengan demikian, sikap kerja memiliki korelasi
yang erat dengan kepuasan kerja. Untuk itu manajer haraus mampu
memberikan dan menciptakan kepuasan kerja.
Berdasarkan wawancara pra penelitian kepada HRD PT Cogindo Daya
Bersama, diperoleh data bahwa karyawan merasa kurang puas. Fakta ini
dapat dilihat dari :
1. Jenjang karir yang kurang jelas.
2. Komunikasi yang kurang lancar.
Sistem pengembangan karir yang kurang jelas adalah salah satu masalah
yang dikeluhkan oleh sebagian karyawan. Hal tersebut dikarenakan program
khusus pengembangan karir pada PT Cogindo Daya Bersama masih dalam
tahap penyusunan. Adapun kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan
karirnya, yaitu melalui proses promosi yang dilakukan pemimpin perusahaan
kepada karyawan yang dianggap dapat menempati posisi yang sedang
dibutuhkan. Promosi dilakukan kepada karyawan yang sudah direkomendasi
oleh atasan yang bersangkutan. Secara kebijakan, perusahaan sedang
merumuskan promosi karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerja
karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepada
perusahaan. Namun, kebijaksanaan tersebut belum disosialisasikan kepada
3
karyawan. Hal tersebut menimbulkan gap antara HRD dan karyawan. Sebagai
contoh karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA merasa kurang
diberi kesempatan untuk promosi, walaupun mereka sudah bekerja lebih dari
3 tahun dan memiliki kompetensi yang mumpuni. Sehingga mereka
beranggapan bahwa kemungkinan promosi untuk karyawan lulusan SMA
relatif lebih kecil dibanding dengan lulusan yang tingkatnya lebih tinggi.
Fakta lain yang peneliti peroleh dari hasil wawancara kepada HRD
adalah masalah komunikasi yang kurang lancar. Penyampaian informasi pada
PT Cogindo Daya Bersama oleh karyawan dirasakan kurang merata,
akibatnya beberapa karyawan kurang memperoleh informasi yang utuh (baik
dan benar). Sebagai contoh informasi tentang training untuk meningkatkan
kompetensi karyawan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Mereka tidak
mengetahui secara jelas tentang persayaratan dan ketentuan untuk dapat
mengikuti training tersebut. Idealnya syarat dan ketentuan mengikuti training
kompetensi diumumkan di majalah dinding atau papan pengumuman, selain
itu pimpinan hendaknya aktif dalam mengingatkan karyawan akan
pentingnya training kompetensi untuk menunjang pengembangan karir
mereka.
Dari kedua fenomena tersebut, yaitu berupa kurang jelasnya
pengembangan karir dan kurang lancarnya komunikasi organisasi,
mengakibatkan kepuasan kerja karyawan menjadi kurang optimal. Rendahnya
kepuasan kerja pada PT Cogindo Daya Bersama dapat dilihat dari fenomena
turn over, yang disebabkan oleh:
4
Gaji yang dirasa kurang memenuhi standar.
Kesempatan berkarir yang kurang jelas.
Hubungan kerja yang kurang harmonis, baik antar karyawan
maupun karyawan dengan atasan.
Penempatan kerja yang belum sesuai dengan latar belakang
pendidikan.
Jalinan koordinasi antar divisi di perusahaan belum terjalin
dengan baik.
Mutu pengawasan yang dilakukan oleh atasan kurang optimal.
Faktanya pada PT Cogindo Daya Bersama tingkat kepuasan kerja
karyawannya relatif kecil, fakta tersebut dibuktikan dengan adanya turn over
yang terjadi pada PT Cogindo Daya Bersama. Kemudian didukung dengan
adanya alasan para karyawan yang melatarbelakangi mereka untuk
mengundurkan diri dari perusahaan, yaitu dengan alasan mendapatkan
pekerjaan lain di luar perusahaan, disamping alasan habis kontrak. Sehingga
dapat dikatakan karyawan merasa kurang puas untuk berkarir pada PT
Cogindo Daya Bersama, dan lebih memilih untuk berkarir pada perusahaan
lainnya. Data turn over yang terjadi pada PT Cogindo Daya Bersama dalam
kurun waktu 3 tahun (2013 s/d 2015), menunujukkan bahwa rendahnya
kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan PT Cogindo Daya Bersama, hal
tersebut diakibatkan karena dalam waktu 3 tahun tersebut terdapat beberapa
karyawan yang keluar atau mengundurkan diri setiap tahunnya. Dari tahun
5
2013 s/d 2015, turn over yang tinggi terjadi pada tahun 2014, dimana 15
orang karyawan keluar dari PT Cogindo Daya Bersama.
Secara konseptual pada dasarnya karyawan dalam bekerja memiliki
harapan yang besar terhadap perusahaan, sebagai tempat dimana mereka
bekerja. Perusahaan sebaiknya dapat memenuhi harapan maupun kebutuhan
para karyawannya, karena pemenuhan tersebut dapat memengaruhi kepuasan
kerja karyawan yang akan berdampak bagi sikap kerja karyawan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sikap kerja yang baik
memberikan dampak positif bagi produktivitas perusahaan, dan hal tersebut
akan sangat menguntungkan perusahaan untuk dapat mencapai tujuan
perusahaan dengan lebih efektif dan efisien. Perusahaan yang dapat
memenuhi harapan dan kebutuhan karyawannya, kemungkinan akan terhindar
dari turn over. Hal tersebut dikarenakan turn over adalah salah satu indikator
yang menunjukkan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan, sesuai dengan
pendapat Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2011:117), yang menyatakan
bahwa indikator kepuasan kerja adalah, turn over, absensi, umur, tingkat
pekerjaan, dan ukuran organisasi.
Salah satu harapan karyawan adalah mendapatkan imbalan sebagai balas
jasa atas kontribusi mereka terhadap perusahaan. Imbalan berupa gaji
merupakan salah satu balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya, akan tetapi karyawan memiliki harapan untuk mendapatkan
imbalan lainnya, yaitu seperti mendapatkan karir yang lebih baik dari
sebelumnya. Pendapat peneliti tersebut sesuai dengan pendapat Suwatno
6
(2013:134), yang menyatakan bahwa “setiap individu yang bekerja pada
suatu perusahaan akan memiliki harapan-harapan sebagai balas jasa atas
pengorbanan ataupun prestasinya yang disumbangkan kepada organisasi.
Salah satu harapannya adalah meraih posisi atau kedudukan yang lebih baik
dari sebelumnya”. Untuk mendapatkan karir yang lebih baik, seorang
individu memerlukan pengembangan karir dalam bekerja. Pengembangan
karir berasal dari usaha karyawan tersebut untuk mencapai karir yang
diinginkan dengan dibantu dan didukung oleh departemen sumber daya
manusia, sebagai bagian yang berfungsi untuk memelihara dan
memberdayakan karyawan dalam suatu perusahaan.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan karyawan dapat dilakukan
dengan cara menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, karena lingkungan
kerja bisa secara langsung memengaruhi sikap kerja karyawan. Penciptaan
lingkungan kerja yang baik bagi karyawan dapat dilakukan dengan
menciptakan dan mendayakan komunikasi dalam organisasi, baik komunikasi
karyawan dengan karyawan maupun karyawan dengan pemimpin dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Komunikasi dianggap sangat penting dalam
perusahaan karena komunikasi berfungsi untuk menyampaikan dan
menyelaraskan informasi yang diterima oleh seluruh individu karyawan
dalam organisasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins
(2015:223) yang menyatakan bahwa komunikasi adalah perpindahan dan
pemahaman arti dari suatu informasi. Melalui komunikasi atasan dapat
7
memanfaatkannya sebagai alat untuk memotivasi bawahannya, sehingga akan
tercipta hubungan yang harmonis antar atasan dengan para karyawannya.
Berdasarkan fakta dan permasalahan yang telah peneliti uraikan, maka
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut “PENGARUH
PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMUNIKASI ORGANISASI
TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS
PADA PT COGINDO DAYA BERSAMA)”.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
masalah yang dapat dirumuskan adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir secara parsial terhadap
kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama?
2. Apakah terdapat pengaruh komunikasi organisasi secara parsial terhadap
kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama?
3. Apakah terdapat pengaruh pengembangan karir, dan komunikasi
organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT
Cogindo Daya Bersama?
8
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengembangan karir
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi organisasi
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengembangan karir dan
komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo
Daya Bersama.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan bila
dikemudian hari peneliti memasuki dan menggeluti dunia kerja, terutama
tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia dengan baik secara
efektif dan efisien.
2. Bagi Akademisi
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi sumber referensi
tambahan bagi yang membutuhkan, terutama bagi yang akan melakukan
penelitian selanjutnya mengenai pengembangan karir, komunikasi
organisasi, dan kepuasan kerja karyawan.
9
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan pemberdayaan
sumber daya manusia, khususnya dalam meningkatkan kepuasan kerja
karyawan perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengembangan Karir
a. Pengertian Pengembangan Karir
Pengembangan karir berasal dari dua suku kata, yaitu
pengembangan dan karir. Karir adalah suatu proses seseorang selama
bekerja; ada cara dan jalur untuk mengembangkannya. Karir
merupakan bagian dari perjalanan dan tujuan hidup seseorang. Setiap
orang berhak dan berkewajiban untuk sukses mencapai karir yang
lebih baik (Moeheriono, 2012 : 315). Kemudian menurut Veithzal
Rivai (2009 : 264) karir terdiri dari semua pekerjaan yang ada selama
seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan bahwa karir adalah
seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya.
Sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
latihan (Hasibuan, 2012 : 69).
Pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja
individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan.
Kinerja, pengalaman, pendidikan, dan kadang-kadang keberuntungan
berpengaruh terhadap pencapaian karir individu. Dengan demikian,
11
pengembangan karir merupakan tindakan seseorang karyawan untuk
mencapai rencana karirnya. Tindakan ini bisa disponsori oleh
departemen SDM, manajer atau pihak lain (Veithzal Rivai, 2009 :
274).
Kemudian menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:77),
pengembangan karir adalah aktivitas kepegawaian yang membantu
pegawai-pegawai merencanakan karir masa depan mereka di
perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat
mengembangkan diri secara maksimum.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa pengembangan karir adalah kegiatan usaha seorang karyawan
dalam mencapai karir yang dinginkannya pada suatu perusahaan.
b. Jalur Pengembangan Karir
Jalur pengembangan karir menurut Moeheriono (2012:322), yaitu
meliputi :
1) Enrichment, yaitu pengembangan dan peningkatan melalui
pemberian tugas atau assignment secara khusus.
2) Lateral, yaitu pengembangan kearah samping sesuatu pekerjaan
yang lain yang mungkin lebih cocok dengan keterampilannya
dan memberi pengalaman yang lebih luas, tantangan baru, serta
memberikan kepercayaan dan kepuasan lebih besar.
12
3) Vertical, yaitu pengembangan kearah atas pada posisi yang
mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar
dibidang keahlian khusus atau keahlian khusus baru.
4) Relocation, yaitu perpindahan secara fisik ke unit organisasi lain
atau ke tempat yang dapat melengkapi kesempatan pertumbuhan
dan pengingkatan keinginan dan kemampuan karyawan untuk
tetap pada pekerjaan yang sama.
5) Exploration, yaitu menjelajah ke arah yang lebih luas lagi
kepada pilihan karir di dalam unit organisasi maupun di luar unit
organisasi untuk mencari dan mengumpulkan informasi
sehingga dapat menjawab pertanyaan dan membuat suatu
keputusan tentang potensi karir yang akan dipilih.
6) Realignment, yaitu pergerakan kearah bawah yang mungkin
dapat merefleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas
pekerjaan bagi karyawan untuk mengurangi resiko, tanggung
jawab dan stress, menempatkan posisi karyawan tersebut kea rah
yang lebih cepat yang sekaligus sebagai kesempatan atau
peluang yang baru.
13
c. Metode Pengembangan Karir
Adapun metode-metode pengembangan karir yang dikemukakan
oleh Hasibuan (2012 : 76), yaitu :
1) Metode Latihan atau Training
a) On the job, para peserta latihan langsung bekerja di tempat
untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah
bimbingan pengawas. Metode ini terdapat dua cara, yaitu
cara informal dan formal.
b) Vestibule, adalah metode latihan yang dilakukan di dalam
kelas atau tempat yang biasanya diselenggarakan dalam suatu
perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada
karyawan baru dan melatih mereka untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut.
c) Demonstration and example, adalah metode latihan yang
dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana
cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-
contoh atau percobaan yang didemonstrasikan.
d) Simulation, merupakan situasi yang ditampilkan semirip
mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya
merupakan tiruan saja.
e) Apprenticeship, metode ini adalah salah satu cara untuk
mengembangkan keahlian pertukangan sehingga para
14
karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek
dari pekerjaannya.
f) Classroom methods, metode pertemuan dalam kelas meliputi
lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed
instruction, metode studi kasus, role playing, metode diskusi,
dan metode seminar.
2) Metode Pendidikan
a) Training methods, merupakan metode latihan di dalam kelas
yang juga dapat digunakan sebagai metode pendidikan,
karena manajer adalah juga karyawan.
b) Under study, adalah teknik pengembangan yang dilakukan
dengan praktek langsung bagi seseorang yang dipersiapkan
untuk menggantikan jabatan atasannya.
c) Job rotation and planned progression, job rotation adalah
teknik pengembangan yang dilakukan dengan cara
memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan lainnya
secara periodik untuk menambah keahlian dan kecakapannya
pada setiap jabatan.
Teknik pelaksanaan planned progression sama dengan job
rotation. Letak perbedaannya adalah setiap pemindahan tidak
diikuti dengan kenaikkan pangkat dan gaji, tetapi tugas serta
tanggung jawab yang semakin besar.
15
d) Coaching and counseling, coaching adalah suatu metode
pendidikan dengan carra atasan mengajarkan keahlian dan
keterampilan kerja kepada bawahannya. Sedangkan
counseling adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan
diskusi antara pekerja dan manajer mengenai hal-hal yang
sifatnya pribadi, seperti keinginannya, ketakutannya, dan
aspirasinya.
e) Junior board of excecutive or multiple management,
merupakan suatu komite penashiat tetap yang terdiri dari
calon-calon manajer yang ikut memikirkan atau memecahkan
masalah-masalah perusahaan untuk kemudian
direkomendasikan kepada manajer lini.
f) Committee assignment, yaitu komite yang dibentuk untuk
menyelidiki, mempertimbangkan, menganalisis, dan
melaporkan suatu masalah kepada pemimpin.
g) Business games, adalah pengembangan yang dilakukkan
dengan diadu untuk bersaing memecahkan masalah tertentu.
h) Sensitivity training, dimaksudkan untuk membantu para
karyawan agar lebih mengerti tentang diri sendiri,
menciptakan pengertian yang lebih mendalam di antara para
karyawan, dan mengembangkan keahlian setiap karyawan
yang spesifik.
16
i) Other development method, metode lain ini digunakan untuk
tujuan pendidikan terhadap manajer.
d. Keterkaitan Pelatihan dan Pendidikan
Menurut Edy Sutrisno (2009:70), menyatakan bahwa
pengembangan karir merupakan proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia melalui program-program pelatihan dan pendidikan.
1) Pendidikan, merupakan sebagai landasan untuk mempersiapkan,
membina, dan mengembangankan kemampuan sumber daya
manusia yang sangat menentukan dalam keberhasilan
pembangunan di masa yang akan datang.
2) Pelatihan, merupakan sebuah proses untuk mengingkatkan
kompetensi karyawan. Melalui pelatihan, membantu karyawan
dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya,
guna meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang
diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai tujuan.
e. Tujuan Pengembangan Karir
Tujuan pengembangan karir dalam Anwar Prabu Mangkunegara
(2011:77), yaitu antara lain:
1) Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan.
Seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik
17
kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini
berarti tujuan perusahaan dan tujuan individu tercapai.
2) Menunjukan hubungan kesejahteraan pegawai. Perusahaan
merencanakan karir pegawai dengan meningkatkan
kesejahteraannya, agar pegawai lebih tinggi loyalitasnya.
3) Membantu pegawai menyadari kemampuan potensi mereka.
Pengembangan karir membantu menyadarkan pegawai akan
kemampuannya untuk menduduki suatu jabatan tertentu sesuai
dengan potensi dan keahliannya.
4) Memperkuat hubungan antara pegawai dengan perusahaan.
Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap
pegawai terhadap perusahaannya.
5) Membuktikan tanggung jawab sosial. Pengembangan karir
merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif dan
pegawai menjadi bermental sehat.
6) Membantu memperkuat pelaksanaan program-program
perusahaan. Pengembangan karir membantu program-program
perusahaan lainnya agar tujuan perusahaan tercapai.\
7) Mengurangi turn over dan biaya kepegawaian. Pengembangan
karir dapat menjadikan turn over rendah dan begitu pula biaya
kepegawaian menjadi lebih efektif.
18
8) Mengurangi keusangan profesi dan manajerial. Pengembangan
karir dapat menghindarkan dari keusangan dan kebosanan profesi
dan manajerial.
9) Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai. Perencanaan
karir dimaksudkan mengintegrasikan perencanaan kerja dan
kepegawaian.
10) Menggiatkan suatu pemikiran jarak waktu yang panjang.
Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang
panjang. Hal ini karena penempatan suatu posisi jabatan
memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan
porsinya.
f. Peran Organisasi dan Pimpinan dalam Pengembangan Karir
Menurut Veithzal Rivai (2009:279), pengembangan karir seorang
karyawan tidak hanya tergantung pada usaha karyawan tersebut, tetapi
juga tergantung pada peranan dan bimbingan manajer serta
departemen SDM, terutama di dalam penyediaan informasi tentang
karir yang ada. Departemen SDM membantu pengembangan karir
karyawan melalui program pelatihan dan pengembangan karyawan.
untuk karyawan yang bekerja pada perusahaan global, pengembangan
karirnya sangat bergantung pada pengalaman internasional yang
dimiliknya. Dalam hal ini departemen SDM membantunya dengan
19
menyediakan kursus bahasa, serta pendidikan budaya negara-negara
asing secara intensif.
Upaya-upaya departemen SDM untuk memeberikan dukungan
pengembangan karir para karyawan harus didukung oleh pimpinan
tingkat atas (top manager) dan juga para pimpinan tingkat menengah.
Hal tersebut dikarekanakan tanpa adanya dukungan mereka di semua
lini, maka pengembangan karir karyawan tidak akan berlangsung
dengan baik. Dukungan pimpinan di dalam pengembangan karir
sangat bervariasi, yaitu seperti manajer terlibat di dalam perencanaan
karir karyawan berkaitan dengan tujuan perusahaan.
g. Faktor – faktor yang Memengaruhi Pengembangan Karir
Faktor-faktor yang memengaruhi perngembangan karir terdiri dari
dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat. Untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengembangan karir,
sepengetahuan peneliti sampai saat ini belum ada ahli yang membahas
secara khusus. Namun berdasarkan hasil studi literatur dalam
beberapa referensi yang peneliti gunakan (Veithzal Rivai, 2009:274
dan Sondang P. Siagian, 2006:215), dapat disimpulkan bahwa faktor
pendukung dan penghambat pengembangan karir adalah:
20
1) Faktor Pendukung
a) Prestasi kerja, merupakan faktor palaing penting untuk
meningkatkan dan mengembangkan karir. Hal tersebut
dikarenakan tanpa prestasi kerja yang memuaskan, sulit bagi
seorang karyawan untuk diusulkan oleh atasannya agar
dipertimbangkan untuk dipromosikan ke jabatan yang lebih
tinggi.
b) Pengenalan oleh pihak lain, pimpinan adalah pihak lain yang
berpengaruh dalam pengembangan karir. Tanpa pengenalan
oleh pihak lain, maka karyawan yang baik tidak akan
mendapatkan peluang yang diperlukan guna mencapai tujuan
mereka. Pimpinan atau manajer memperoleh pengenalan ini
terutama melalui kinerja da prestasi karyawan yang berasal
dari, misalnya laporan tertulis, presentasi lisan, jam kerja
yang dihabiskan ataupun jam lembur.
c) Dukungan bagian kepegawaian, membantu karyawan dalam
pengembangan karir masing-masing yang pada gilirannya
menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh
organisasi untuk meraih kemajuan dalam karirnya yang
biasanya mengurangi keinginan pindah tempat pekerjaan lain.
Bnatuan tersebut berupa dukungan manajer melalui bagian
kepegawaian dengan memberikan program pendidikan dan
pelatihan.
21
d) Peluang untuk tumbuh, karyawan hendaknya diberikan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya misalnya
melalui pelatihan-pelatihan, kursus, dan juga melanjutkan
jenjang pendidikannya. Hal ini memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dengan rencana karirnya.
2) Faktor Penghambat
a) Pengunduran diri, apabila perusahaan tempat seorang
karyawan bekerja tidak memberikan kesempatan berkarir
yang banyak dan ternyata di luar perusahaan terbuka
kesempatan yang cukup besar untuk berkarir, karyawan
tersebut akan mengundurkan diri.
b) Loyalitas pada organisasi, pada sejumlah perusahaan seorang
karyawan lebih menempatkan loyalitas karir di atas loyalitas
perusahaan. Di satu pihak karyawan tersebut harus
membuktikan loyaitas terhadap perusahaannya, sedangkan di
pihak lain karyawan tidak bisa menolak apabila terdapat karir
di perusahaan lain yang kemungkinan lebih menjanjikan.
c) Motivasi diri, diperlukan dorongan dalam diri berupa niat dan
kemauan tinggi untuk mencapai karir yang diinginkan.
Meskipun bagian manajemen sumber daya manusia dapat
mendukung dan turut berperan penting dalam kegiatan
pengembangan karir, sesungguhnya yang paling bertanggung
22
jawab adalah karyawan itu sendiri karena karyawan
tersebutlah yang lebih memiliki kepentingan dalam
pengembangan karir.
d) Kondisi organisasi, kondisi perusahaan yang kurang
kondusif, misalnya terjadi defisit dalam keuangannya akan
berpengaruh bagi karir karyawan. Kemungkinan terburuk
akan terjadi pemutusan hubungan kerja pada karyawan.
2. Komunikasi Organisasi
a. Pengertian komunikasi organisasi
Pada dasarnya komunikasi organisasi terdiri dari dua kata yaitu
komunikasi dan organisasi, yang dimana dua kata ini memiliki arti
masing-masing. Komunikasi adalah pertukaran antar pribadi
mengenai informasi dan pengertian (Robert Kreitner dan Angelo
Kinicki, 2014:134). Kemudian menurut Stephen P. Robbins
(2015:223) komunikasi adalah perpindahan dan pemahaman arti dari
suatu informasi. Sedangkan organisasi memiliki arti sebagai suatu
sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2012:5).
Komunikasi organisasi menurut Katz dan Kahn (Arni Muhammad,
2007 : 65) komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran
informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Sedangkan
menurut Suwatno (2013:273), komunikasi organisasi merupakan
23
pengiriman dan penerimaan pesan baik dalam organisasi di dalam
kelompok formal maupun kelompok informal organisasi.
Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian komunikasi
organisasi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah
proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih dalam suatu
organisasi, baik melalui lisan maupun tulisan.
b. Arus Komusikasi dalam Organisasi
Stephen P. Robbin dan Timothy A. Judge (2015:225)
mengemukakan bahwa, komunikasi organisasi dibagi menjadi dua
yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal:
1) Komunikasi Formal
Adalah saluran komunikasi yang ditetapkan oleh organisasi
untuk mengirimkan pesan-pesan yang terkait dengan aktivitas
profesional dan para anggota. Komunikasi formal mengacu pada
komunikasi yang terjadi dalam pengaturan kerja organisasi yang
ditentukan. Sebagai contoh, ketika seorang manajer meminta
karyawan untuk menyelesaikan tugas. Dan ketika seorang
karyawan berkomunikasi masalah dengan manajernya.
Arah aliran komunikasi formal:
a) Downward Communication (komunikasi ke bawah) adalah
komunikasi yang mengalir dari manajer kepada karyawan. Ini
24
digunakan manajer untuk menginformasikan, langsung,
koordinasi, dan mengevaluasi karyawan.
b) Upward Communication (komunikasi ke atas) adalah
komunikasi yang mengalir dari karyawan untuk manajer. Ini
membuat manajer menyadari bagaimana perasaan karyawan
tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi
pada umumnya. Manajer juga mengandalkan komunikasi ke
atas untuk ide-ide tentang bagaimana hal-hal dapat
ditingkatkan. Beberapa contoh komunikasi ke atas termasuk
laporan kinerja disiapkan oleh karyawan, kotak saran, survei
sikap karyawan, prosedur pengaduan, dan diskusi manajer-
karyawan.
c) Lateral Communication (komunikasi lateral) adalah
komunikasi yang terjadi antara karyawan pada tingkat
organisasi yang sama. Dalam lingkungan yang dinamis saat
ini, komunikasi horisontal sering diperlukan untuk
menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.
d) Diagonal Communication (komunikasi diagonal) adalah
komunikasi yang melintasi kedua wilayah kerja dan tingkat
organisasi. Komunikasi diagonal memiliki manfaat bagi
organisasi, dimana dengan komunikasi diagonal lebih efisien
dan cepat. Misalnya seorang analis kredit yang
berkomunikasi langsung dengan manajer pemasaran masalah
25
pelanggan, tanpa memerhatikan departemen yang berbeda
dan tingkat organisasi yang berbeda.
2) Komunikasi Informal
Adalah saluran komunikasi yang diciptakan secara spontan
dan berkembang sebagai tanggapan atas pilihan-pilihan individu.
komunikasi organisasi tidak berdasarkan pada struktur hirarki
organisasi. Misalnya, ketika karyawan berbicara satu sama lain di
ruang makan siang. Sistem komunikasi informal memiliki dua
tujuan dalam organisasi:
a) Hal ini memungkinkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan
mereka untuk interaksi khusus.
b) Hal ini dapat meningkatkan kinerja organisasi dengan
menciptakan alternatif, dan sering lebih cepat dan lebih
efisien, saluran komunikasi.
c. Fungsi Komunikasi Organisasi
Dalam organisasi terdapat empat fungsi dari komunikasi (Suwatno,
2013: 276), yaitu :
1) Komunikasi berfungsi sebagai pengendali prilaku anggota. Fungsi
ini berjalan jika karyawan diwajibkan untuk menyampaikan
keluhan terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban karyawan
di dalam organisasi.
26
2) Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan.
Fungsi ini berjalan ketika manajer ingin meningkatkan kinerja
karyawan, misalnya manajer menjelaskan atau menginformasikan
seberapa baik karyawan telah bekerja dan dengan cara bagaimana
karyawan dapat meningkatkan kinerjanya.
3) Komunikasi juga berperan sebagai pengungkapan emosi. Fungsi
ini berperan ketika kelompok kerja karyawan menjadi sumber
pertama dalam interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok ini merupakan mekanisme fundamental dimana masing-
masing anggota dapat menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas
mereka.
4) Komunikasi berfungsi pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Dimana komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan
dengan penyajian data guna mengenali dan menilai berbagi
alternatif keputusan.
d. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi Organisasi
Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi organisasi terdiri dari
dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat.
1) Faktor Pendukung
Untuk mengetahui faktor pendukung komunikasi
organisasi, sepengetahuan peneliti sampai saat ini belum ada ahli
27
yang membahas secara khusus. Namun berdasarkan hasil studi
literatur dalam beberapa referensi yang peneliti gunakan (Onong
Uchjana Effendy, 2008:6, Sondang P. Siagian, 2006:311, dan
Anwar P. Mangkunegara, 2011:150), dapat disimpulkan bahwa
faktor pendukung komunikasi organisasi adalah:
a) Media komunikasi, sarana atau saluran yang mendukung
penyampaian informasi apabila komunikasi yang terjadi
memiliki jarak yang cukup jauh atau banyaknya jumlah
informasi yang disampaikan.
b) Etika komunikasi, pemberi informasi memiliki kemampuan
untuk menyampaikan informasi secara jelas, tenang, dan
memahami makna dari informasi yang akan disampaikannya.
c) Penggunaan bahasa dan istilah, bahasa adalah faktor penting
dalam penyampaian informasi. Gaya bahasa yang digunakan
harus dapat dipahami dengan mudah bagi penerima
informasi, kemudian penempatan istilah harus sesuai dengan
informasi yang akan dikomunikasikan.
d) Penguasaan pengetahuan, para pelaku komunikasi yang
memiliki pengetahuan yang luas akan lebih mudah
menginterprestasikan makna dari informasi yang akan
mereka sampaikan ataupun yang mereka terima.
28
2) Faktor Penghambat
Stephen P. Robbin mengemukakan pendapatnya mengenai
faktor penghambat komunikasi dalam organisasi, yaitu sebagai
berikut:
a) Penyaringan, suatu manipulasi informasi dari pengirim
sehingga akan terlihat lebih menyenangkan bagi
penerimanya.
b) Pemilihan persepsi, merupakan hal penting sebab para
penerima dalam proses komunikasi melihat dan mendengar
secara selektif berdasarkan pada kebutuhan mereka, motivasi,
pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal
lainnya.
c) Informasi yang berlebihan, suatu kondisi dimana informasi
yang mengalir masuk melebihi kapasitas pemrosesan dari
seorang individu.
d) Emosi, suatu kondisi dimana terjadinya seorang penyampai
informasi rentan untuk mengabaikan rasional dan berganti
dengan penilaian secara emosional.
e) Kekhawatiran komunikasi, kondisi dimana terjadinya
ketegangan dan kecemasan yang tidak semestinya dalam
komunikasi secara lisan, tertulis, atau kedua-duanya.
f) Berbohong, merupakan kesalahan penyajian atas informasi
secara sekaligus atau keseluruhan.
29
3. Kepuasan Kerja
a. Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan yang mendukung atau
tidak mendukung diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya (Anwar Prabu
Mangkunegara, 2011:117). Sedangkan menurut Veithzal Rivai
(2009:856) dalam bukunya menyatakan bahwa kepuasan kerja
merupakan evaluasi yang menggambarkan sesorang atas perasaan
sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam
bekerja.
Kemudian Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009:113)
menyatakan bahwa “job satisfaction describes a positive feeling about
a job, resulting from an evaluation of its characteristics. A person
with a high level of job satisfaction holds positive feeling about his or
her job, while a dissatisfied person holds negative feeling”. Dari
penjelasan tersebut, kepuasan kerja merupakan sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan
kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu,
sedangkan sesorang yang tak puas dengan pekerjaannya menunjukkan
sikap yang negatif terhadap pekerjaan itu.
Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pendapat yang telah
diuraikan mengenai kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang dirasakan oleh masing-masing karyawan dalam bekerja
30
di suatu perasaan, yang menunjukan rasa puas ataupun tidak puas
dalam menyelesaikan pekerjaannya.
b. Teori Kepuasan Kerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2011:120) terdapat teori-
teori mengenai kepuasan kerja, yaitu :
1) Teori Keseimbangan (Equity Theory)
Menurut teori ini, puas tidak puasnya pegawai merupakan
hasil dari membandingkan antara input – outcome dirinya dengan
perbandingan input – outcome pegawai lain (comparison person).
Input adalah semua nilai yang diterima pegawai yang dapat
menunjang pelaksanaan kerja, misalnya pendidikan, pengalaman
kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan outcome adalah nilai yang
diperoleh dan dirasakan pegawai. Jadi, jika perbandingan tersebut
dirasakan seimbang maka pegawai tersebut akan merasa puas.
2) Teori Perbedaan (Discrepancy Theory)
Menurut teori ini bahwa kepuasan kerja pegawai
bergantung pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang
diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata
lebih besar daripada apa yang diharapkan, maka pegawai tersebut
menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat pegawai lebih
rendah daripada yang diharapkan, akan menyebabkan pegawai
tidak puas.
31
3) Teori Pemenuhuan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)
Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa
puas apabila ia mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin
besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai
tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila kebutuhan pegawai tidak
terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas.
4) Teori Pandangan Kelompok (Social Reference Group Theory)
Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah
bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat
bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh
para pegawai dianggap sebagai kelompok acuan. Kelompok
acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk menilai
dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegwawai akan merasa puas
apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang
diharapkan oleh kelompok acuan.
5) Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)
Menurut teori ini, terdapat dua faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas seorang
karyawan. faktor tersebut yaitu faktor pemeliharaan dan faktor
pemotivasian. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers,
yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas
pengawasan, hubungan dengan pengawas, upah, keamanan kerja,
32
kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut
pula satisfier, yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,
kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.
6) Teori Pengharapan (Exceptancy Theory)
Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu
perlakuan yang diikuti dengan hasil khusus. Hal ini
menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang memungkinkan
mencapai suatu hasil dapat menunutun hasil lainnya. Pengharapan
merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan hasil, dari range
0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan hasil maka
harapannya adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil
tertentu maka harapannya bernilai 1. Harapan pegawai secara
normal adalah di antara 0-1.
c. Indikator Kepuasan Kerja
Anwar Prabu Mangkunegara (2001:117) menyatakan bahwa
kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turn
over, tingkat absensi, umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi
perusahaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Keith Davis
(1985:99) yang mengemukakan bahwa “Job satisfaction is related to
a number of major employee variables, such as turn over, absence,
age, occupation, and size of organization in which an employee
works”.
33
1) Turn Over
Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turn over
pegawai yang rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang
puas biasanya turn overnya lebih tinggi.
2) Tingkat Ketidakhadiran (absen) Kerja
Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat
ketidakhadirannya tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan
alasan yang tidak logis dan subjektif.
3) Umur
Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas
daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan
bahwa pegawai yang lebih tua lebih berpengalaman
menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan
pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal
tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya
dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan
dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.
4) Tingkat Kepuasan
Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang
lebih tinggi cenderung lebih puas daripada pegawai yang
menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah. Pegawai-
pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukkan
34
kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-
ide serta kreatif dalam bekerja.
5) Ukuran Organisasi Perusahaan
Ukuran organisasi perusahaan dapat memengaruhi
kepuasan pegawai. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan
berhubungan pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi
pegawai.
d. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi organisasi terdiri dari
dua hal, yaitu faktor pendukung dan faktor yang penghambat.
1) Faktor Pendukung
Menurut Brown dan Ghiseli (Edy Sutrisno, 2009:79),
kepuasan kerja dapat didukung oleh beberapa faktor dibawah ini:
a) Jabatan, umumnya sesorang yang bekerja pada pekerjaan
yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka
yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah.
b) Pangkat, pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan
tingkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut
memberikan jabatan tertentu pada orang yang melakukannya.
Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan
dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap
35
jabatan yang baru itu akan mengubah perilaku dan
perasaannya.
c) Jaminan finansial dan sosial, faktor yang sangat berpengaruh
terhadap kepuasan kerja apabila kedua jaminan tersebut dapat
dipenuhi oleh perusahaan.
d) Mutu pengawasan, hubungan antara karyawan dengan pihak
pimpinan sangat penting dalam menaikkan produktivitas
kerja. kepuasan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan
hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, shingga
karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian
yang penting dalam organisasi.
2) Faktor Penghambat
Wexley dan Yukl (Suwatno, 2013:265) menyatakan faktor-
faktor yang dapat menghambat kepuasan kerja, antara lain:
a) Imbalan yang diterima, banyak penelitian yang menemukan
bahwa gaji merupakan karakteristik pekerjaan yang sering
disebut sumber ketidakpuasan. Penyebab ketidakpuasan ini
adalah kecenderungan dari orang yang membandingkan
dirinya dengan kelompoknya. Kebanyakan orang melihat
bagaimana rata-rata gaji kepada seseorang di bawah rata-rata
seperti yang diterima orang lain, maka orang tersebut
mungkin akan mengalami ketidakpuasan terhadap gajinya.
36
b) Pekerjaan itu sendiri, sifat-sifat dari pekerjaan yang dihadapi
oleh individu merupakan salah satu faktor yang menentukan
kepuasan kerja dari individu tersebut.
c) Pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya, harapan-
harapan yang timbul terhadap pekerjaan yang saat ini
dihadapi sangat dipengaruhi oleh persepsi mengenai
pekerjaan sebelumnya. Persepsi terhadap masa lalu penting
artinya untuk membentuk harapan minimum yang mungkin
diperoleh dari pekerjaan saat ini.
d) Ciri-ciri kepribadian, kepribadian berpengaruh terhadap cara
orang tersebut dalam berpikir dan bertanggung jawab dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
37
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan 1. Anita
Permata Sari, dkk.
(2015)
Pengaruh Motivasi dan
Pengembangan Karir Terhadap
Kinerja Melalui
Kepuasan Kerja
Karyawan AJB Bumiputera
1912 Wilayah Semarang
Metro
Independen : Motivasi
(X1) Pengembangan
Karir (X2)
Dependen :
Kinerja (Y)
Intervening :
Kepuasan Kerja (Z)
Analisis regresi liniear
berganda
Analisis jalur
(Path)
1. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja.
3. Pengembangan karir berpengaruh positif dan
siginifikan terhadap kepuasan kerja.
4. Pengembangan karir berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja.
Bersambung ke halaman berikutnya
38
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
5. Kepusan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja.
6. Motivasi dan pengambangan karir
berpengaruh positif secara simultan terhadap kepuasan
kerja.
7. Berdasarkan analisis jalur, motivasi dan pengembangan karir berpengaruh lebih besar terhadap kinerja karyawan, apabila melakui kepuasan
kerja karyawan.
2. Sri Wahyunie,
dkk. (2014)
Pengaruh Iklim
Komunikasi Organisasi terhadap
Efektivitas Komunikasi
Independen : Iklim
Komunikasi Organisasi
(X)
- Analisis jalur
(path)
1. Iklim komunikasi organisasi secara langsung memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap efektivitas
komunikasi interpersonal.
Bersambung ke halaman berikutnya
39
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Interpersonal dan Kepuasan Kerja (Studi Eksplantif di
Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten
Gunung Mas Kalimantan
Tengah)
Dependen : Efektivitas
Komunikasi Interpersonal
(Y1)
Kepuasan Kerja (Y2)
2. Iklim komunikasi organisasi secara langsung memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
3. Efektivitas komunikasi
interpersonal secara langsung memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
4. Iklim komunikasi
organisasi juga secara tidak langsung memiliki pengaruh
terhadap kepuasan kerja dengan melalui efektivitas komunikasi interpersonal
sebagai mediasinya.
5. Secara simultan terdapat pengaruh iklim komunikasi
organisasi
Bersambung ke halaman berikutnya
40
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
dan efektivitas komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan kerja.
3. I Gede Diatmika Paripurna
(2013)
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan
Kerja, dan Komunikasi
terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Suriwathi
Beach Hotel Legian-Kuta
Bali.
Independen : Kepemimpinan
(X1) Lingkungan
Kerja (X2)
Komunikasi (X3)
Dependen : Kepuasan
Kerja (Y)
Analisis regresi liniear
berganda
- 1. Kepemimpinan, lingkungan kerja dan
komunikasi secara simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.
2. Kepemimpinan,
lingkungan kerja dan komunikasi secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja
karyawan.
3. Lingkungan kerja secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Bersambung ke halaman berikutnya
41
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
4. Komunikasi secara parsial memiliki pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja
karyawan.
5. Variabel kepemimpinan merupakan variabel yang
mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja
karyawan.
4. Agus Dwi Nugroho
dan Kunartinah
(2012)
Analisis Pengaruh
Kompensasi dan
Pengembangan Karir terhadap
Kepuasan Kerja dengan
Mediasi Motivasi Kerja
(Studi pada PNS di
Independen : Kompensasi
(X1) Pengembangan
Karir (X2)
Dependen : Kepuasan
Kerja (Y)
Analisis regresi linear
berganda
Analisis jalur
(Path)
1. Kompensasi, pengembangan karir, dan
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepusasn kerja.
2. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja.
3. Pengembangan karir berpengaruh positif dan
signifikan Bersambung ke halaman berikutnya
42
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Sekretariat Daerah
Kabupaten Pekalongan)
Mediator : Motivasi Kerja
(Z)
terhadap motivasi kerja.
4. Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja.
5. Pengembangan karir berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja.
6. Motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
kerja.
7. Kompensasi, pengembangan karir dan
motivasi kerja berpengaruh secara bersama-sama
terhadap kepuasan kerja pegawai.
Bersambung ke halaman berikutnya
43
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan 8. Motivasi kerja tidak
memediasi pengaruh kompensasi dan
pengembangan karir terhadap kepuasan kerja.
5. Atik
Baroroh (2013)
Pengaruh Pengembangan
Karir dan Motivasi terhadap
Kinerja dengan Kepuasan
Kerja sebagai Variabel
Intervening (Studi Kasus
pada Politeknik
Ilmu Pelayanan Semarang)
Independen : Pengembangan
Karir (X1)
Motivasi (X2)
Dependen : Kinerja (Y)
Intervening :
Kepuasan Kerja (Z)
Analisis regresi liniear
berganda
- 1. Pengembangan karir berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja.
2. Motivasi berpengaruh positif terhadap kepuasan
kerja.
3. Pengembangan karir berpengaruh positif terhadap
kinerja.
4. Motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap
kinerja.
5. Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
kinerja. Bersambung ke halaman berikutnya
44
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
6. Kepuasan kerja memediasi pengaruh pengembangan
karir dan motivasi terhadap kinerja.
6. I Kadek Adi
Gunawan (2013)
Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan
Komunikasi terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan pada Boby
Lesmana Art Shop Gianyar
Independen : Kepemimpinan
(X1) Motivasi
(X2) Komunikasi
(X3)
Dependen : Kepuasan
Kerja (Y)
- Analisis faktor
Regresi faktor
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara
simultan antara kepemimpinan, motivasi, dan
komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial anatara kepemimpinan dan motivasi terhadap kepuasan
kerja. Sedangkan komunikasi berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap kepuasan kerja.
7. Ricky Tilaar, dkk
(2014)
Analisis Komitmen Organisasi,
Independen : Komitmen Organisasi
(X1)
Analisis regresi linear
berganda
- 1. Komitmen organisasi, pengembangan karir, dan
pemberdayaan secara simultan berpengaruh
Bersambung ke halaman berikutnya
45
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Pengembangan Karir, dan
Pemberdayaan terhadap Kepuasan Kerja pada
Kantor Badan Pengelola Perbatasan Kepualauan
Sangihe
Pengembangan Karir (X2)
Pemberdayaan (X3)
Dependen : Kepuasan
Kerja (Y)
terhadap kepuasan kerja.
2. Komitmen organisasi secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
3. Pengembangan karir
secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
4. Pemberdayaan secara
parsial berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
8. Audra
Bianca dan Wahyu
Susihono (2012)
Pengaruh Iklim
Organisasi dan Pengembangan Karir terhadap
Kepuasan Kerja
Karyawan PT. KI
Independen : Iklim
Organisasi (X1)
Pengembangan Karir (X2)
Analisis regresi linear
berganda
- 1. Iklim organisasi berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasan kerja.
2. Pengembangan karir
berpengaruh secara sifnifikan terhadap kepuasan kerja.
Bersambung ke halaman berikutnya
46
No. Peneliti (Tahun) Judul Variabel Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
Dependen : Kepuasan
Kerja (Y)
3. Secara simultan iklim organisasi dan
pengambangan karir memengaruhi kepuasan kerja.
4. Iklim organisasi memberi pengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, sedangkan
pengembangan karir memberi pengaruh positif.
47
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Komunikasi Organisasi (X2)
Pengembangan Karir (X1) Kepuasan Kerja
(Y)
Kesimpulan dan Saran
Analisis dan Pembahasan
Metode Penelitian :
1. Uji Kualitas Data
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Hipotesis,
a. Koefisien Determinasi
b. Uji Statistik t
c. Uji Statistik F
48
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji
kebenarannya (Syofian Siregar, 2010:152). Berdasarkan kerangka berpikir di
atas, maka hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel pengembangan karir terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Ho: β1=0: Tidak terdapat pengaruh antara variabel pengembangan
karir terhadap kepuasan kerja karyawan.
Ha: β1≠0: Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir
terhadap kepuasan kerja karyawan.
2. Pengaruh komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan.
Ho: β2=0: Tidak terdapat pengaruh antara variabel komunikasi
organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan.
Ha: β2≠0: Terdapat pengaruh antara variabel komunikasi organisasi
terhadap kepuasan kerja karyawan.
3. Pengaruh variabel pengembangan karir dan komunikasi organisasi
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Ho: β1+ β2=0: Tidak terdapat pengaruh antara pengembangan karir
dan komunikasi organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja
karyawan.
49
Ha: β1+ β2≠0: Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir
dan komunikasi organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja
karyawan.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian mengenai pengaruh
pengembangan karir dan komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan yang bekerja di PT Cogindo Daya Bersama. Hasil dari penelitian
diharapkan menjadi masukan untuk PT Cogindo Daya Bersama. Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Agustus 2015.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013:80). Populasi dari penelitian ini yaitu
seluruh karyawan PT Cogindo Daya Bersama yang berjumlah 47 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Apabila populasi terlalu besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Oleh
51
karena itu sampel yang diambil dari populasi harus representatif
(mewakili) (Sugiyono, 2013:81). Metode penentuan sampel pada
penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh atau sensus, yaitu
metode penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sugiyono, 2013:85). Berdasarkan metode penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka jumlah sampel sama
dengan jumlah populasi penelitian, yaitu berjumlah 47 orang karyawan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung dan
melengkapi proses penelitian ini, peneliti melakukan serangkaian kegiatan
pengumpulan informasi dan data yang bersumber dari :
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013:137). Adapun
untuk mendapatkan data primer tersebut, peneliti melakukan metode
pengumpulan data melalui wawancara dan penyebaran kuesioner.
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknk pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2013:137). Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak
tersturktur, yaitu dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
52
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Wawancara dilakukan kepada karyawan dan
bagian HRD PT Cogindo Daya Bersama.
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013:142).
Penyebaran kuesioner tersebut secara langsung diajukan kepada
karyawan PT Cogindo Daya Bersama, sebagai objek penelitian.
Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan keaadan sebenarnya
yang terjadi di perusahaan tersebut.
Kuesioner berfungsi sebagai instrumen penelitian, instrumen
penelitian tersebut harus dapat diukur. Sehingga akan mempermudah
proses pengolahan data penelitian. Skala pengukuran yang
digunakan peneliti untuk mengukur instrumen penelitian, yaitu skala
likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu
objek atau fenomena tertentu (Syofian Siregar, 2010:138). Dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan
menjadi indikator, dari indikator dijabarkan menjadi sub indikator
yang dapat diukur. Akhirnya sub indikator dapat dijadikan tolak ukur
53
untuk membuat suatu pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab
oleh responden.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
dapat berupa kata-kata antara lain, sangat setuju, setuju, ragu-ragu,
tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Sugiyono, 2013:93). Untuk
penelitian kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor,
seperti dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat tidak setuju 1
Tidak setuju 2
Ragu-ragu 3
Setuju 4
Sangat setuju 5
Sumber : Sugiyono, 2013
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2013:137). Dapat diakatakan data sekunder merupakan data
yang diperoleh selain dari hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan
oleh peneliti. Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti selain
54
wawancara dan kuesioner tersebut, yaitu buku-buku, dokumen, jurnal-
jurnal, dan internet.
D. Metode Analisis Data
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat kuantitatif.
Metode analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan dalam penelitian, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Adapun statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah statistik deskriptif.
Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan swekness (Imam
Ghozali, 2013:19). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu meliputi uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
ssesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sugiyono,
2010:52). Untuk mengukur tingkat validitas kuesioner, peneliti
melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dan total skor
55
konstruk menggunakan menggunakan bantuan aplikasi komputer,
yaitu SPSS. Adapun SPSS yang digunakan dalam penelitian ini
adalah IBM SPSS versi 22.
Dalam aplikasi SPSS terdapat teknik pengukuran validitas
menggunakan korelasi bivariate melalui pearson correlation
(moment product correlation). Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n – 2, dalam hal ini ‘n’ adalah jumlah sampel
dengan alpha = 0,05 (Imam Ghozali, 2013:53).
Untuk memastikan valid atau tidaknya kuesioner, maka
korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi ‘r’
moment product. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya
positif, maka pertanyaan atau indikator kuesioner tersebut
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Imam Ghozali, 2013:47). Pengukuran reliabilitas kuesioner
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
56
1) Repeated measure atau pengukuran ulang : dalam cara ini
seseorang akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu
yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten
dengan jawabannya.
2) One shot atau pengukuran sekali saja : pada cara ini
pengukurannnya hanya sekali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
antar jawaban pertanyaan.
Dalam SPSS terdapat fasilitas untuk mengukur realibilitas
dengan uji Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk dikatakan realibel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally dalam
Imam Ghozali, 2013:48).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Imam Ghozali,
2013:160). Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Terdapat dua cara untuk menguji apakah residual
57
berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
1) Analisis grafik
Cara uji normalitas residual dengan melihat grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
demikian hanya dengan melihat histogram hal ini akan dapat
menyesatkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat probabilty
plot yang membandingkan distribusi komulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu
garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2) Analisis statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak
hati-hati. Secara visual kelihatan normal, padahal secara
statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu diharuskan
melengkapi uji grafik dengan uji statistik. Uji statistik yang
dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K – S).
58
b. Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antara sesama variabel indpenden sama dengan nol (Imam Ghozali,
2013:105).
Untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieartitas dalam
model regresi melalui cara sebagai berikut :
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-
variabel independen banyak yang tidak signifikan
memengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
Jika anatra variabel independen ada korelasi yang cukup
tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan
indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi
yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari
multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
59
3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari tolerance value dan
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam
pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen dan diregresi terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut
off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10. Maka untuk bebas dari
multikolonieritas, nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan
nilai VIF ≤ 10.
Penelitian ini menggunakan cara uji multikolinearitas yang
ketiga, yaitu uji multikolonieritas berdasarkan oleh tolerance value
dan VIF.
60
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
heteroskedastisitas. Terdapat berbagai cara untuk mengetahui ada
atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi, yaitu
diantaranya : grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white (Imam
Ghozali, 2013:139).
3. Uji hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan regresi
linear berganda. Model regersi linear berganda bertujuan untuk
memprediksi bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen,
apabila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya). Jadi analisis regresi linear berganda akan dilakukan jika jumlah
variabel independennya minimal dua (Sugiyono, 2010:277).
61
Rumus regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 +β2X2 + е
Keterangan :
Y : Kepuasan kerja
α : Konstanta
β1 β2 : Koefisien variabel independen
X1 : Pengembangan karir
X2 : Komunikasi organisasi
e : Faktor pengganggu
Adapun pengujian hipotesis dalam penelitian ini, yaitu dilakukan
dengan cara :
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:97).
62
b. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnaya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2013:98).
Uji t dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Quick look : apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20
atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5% maka Ho
dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai
absolut). Dengan kata lain Ha diterima, yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara individual
memengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, maka Ha diterima yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual memengaruhi variabel dependen.
c. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Imam Ghozali, 2013:98). Untuk menguji hipotesis ini
63
digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagai berikut :
1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho
dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain
Ha diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan memengaruhi
variabel dependen.
2) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Apabila nilai F hitung > nilai F tabel, maka
Ho ditolak dan Ha diterima.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38).
Adapun variabel penelitian dalam penelitian ini, yaitu pengembangan karir,
komunikasi organisasi dan kepuasan kerja karyawan.
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen yang sering disebut juga variabel bebas
adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,
2013:39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pengembangan karir (X1) dan komunikasi organisasi (X2).
64
Variabel pengembangan karir diukur sesuai dengan faktor-faktor
yang memengaruhinya berdasarkan pendapat Veithzal Rivai (2009:274),
yaitu prestasi kerja, pengenalan oleh pihak lain, jaringan kerja,
pengunduran diri, kesetiaan terhadap organisasi, pembimbing dan
sponsor, bawahan yang mempunyai pernanan kunci, peluang untuk
tumbuh, dan pengalaman internasional. Tetapi dalam penelitian ini,
pengalaman internasional tidak digunakan untuk mengukur
pengembangan karir.
Sedangkan variabel komunikasi organisasi diukur berdasarkan arus
komunikasi dalam organisasi sesuai dengan pendapat Stephen P. Robbins
(2015:225), yaitu komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi
lateral, komunikasi diagonal, dan komunikasi informal.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau sering disebut juga variabel terikat adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
veriabel bebas (Sugiyono, 2013:39). Adapun variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu kepuasan kerja (Y). Dalam penelitian ini kepuasan
kerja akan diukur berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya sesuai
dengan pendapat Anwar Prabu Mangkunegara (2011:117), yaitu gaji,
kesempatan berkarir, hubungan dengan rekan kerja, penempatan kerja,
jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan, umur,
kesehatan, kemampuan, dan pendidikan.
65
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengembangan Karir (X1)
Veithzal Rivai
(2009:274)
- Prestasi kerja Karyawan memiliki kinerja yang optimal
Likert
- Pengenalan oleh pihak lain Atasan dapat
mempromosikan setiap karyawan berprestasi
- Jaringan kerja Memiliki hubungan baik dengan pihak lain di luar
perusahaan
- Pengunduran diri Terbatasnya kesempatan untuk mengembangkan karir dalam perusahaan
- Kesetiaan terhadap organisasi Karyawan merasa nyaman
untuk bekerja dalam jangka waktu yang lama
- Pembimbing dan sponsor Memanfaatkan berbagai
saran yang diberikan oleh pembimbing dan sponsor
- Bawahan yang mempunyai peranan kunci Mendukung atasan yang akan mengembangkan
karirnya Bersambung ke halaman berikutnya
66
Variabel Dimensi Indikator Skala
- Peluang untuk tumbuh
Terdapatnya program khusus dalam
pengembangan karir, seperti pelatihan dan
pendidikan
Komunikasi Organisasi
(X2)
Stephen Robbins
(2015:225)
- Komunikasi ke bawah
Atasan melakukan komunikasi yang baik
dengan setiap karyawannya
Likert
- Komunikasi ke atas
Karyawan memiliki kesempatan untuk
berkomunikasi dengan atasannya
- Komunikasi lateral
Karyawan dapat berkoordinasi dengan
rekan kerja dalam divisi yang sama
- Komunikasi diagonal
Karyawan dapat berkomunikasi dengan rekan kerja pada divisi
yang berbeda
- Komunikasi informal
Karyawan dapat berinteraksi dengan seluruh karyawan
perusahaan diluar jam kerja
Bersambung ke halaman berikutnya
67
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kepuasan Kerja (Y)
Anwar Prabu
Mangkunergara (2011:117)
- Gaji Imbalan yang diterima sesuai dengan standar
perusahaan
Likert
- Kesempatan berkarir Terdapatnya kesempatan
berkarir bagi setiap karyawan
- Hubungan dengan rekan kerja Memiliki interaksi yang
baik dengan sesama rekan kerja
- Penempatan kerja
Manajer dapat menempatkan karyawan pada jabatan yang sesuai
dengan keahlian karyawannya
- Jenis pekerjaan Pekerjaan yang diberikan sesuai dengan jabatan
- Struktur organisasi perusahaan Struktur organisasi
mempermudah karyawan untuk berkoordinasi
Bersambung ke halaman berikutnya
68
Variabel Dimensi Indikator Skala
- Mutu pengawasan Atasan mengawasi kerja setiap karyawan tanpa memberikan tekanan
- Umur Tidak adanya diskriminasi
antara karyawan yang lebih tua dan yang muda
- Kesehatan
Perusahaan dapat memberikan fasilitas yang
berkaitan dengan kesehatan karyawan
- Kemampuan Kemampuan yang dimiliki
karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
- Pendidikan Karyawan mendapatkan jabatan sesuai dengan
tingkat pendidikan mereka
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1) Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT Cogindo Daya Bersama
Penelitian ini dilakukan kepada karyawan yang bekerja pada PT
Cogindo Daya Bersama. PT Cogindo Daya Bersama merupakan anak
perusahaan dari PT Indonesia Power, yang 99% sahamnya dimiliki oleh
PT Indonesia Power. PT Cogindo Daya Bersama adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik serta
suplai energi listrik.
PT Cogindo Daya Bersama beralamat di Jalan Jendral Gatot
Subroto Kav. 18, gedung PT Indonesia Power lantai 9. Kuningan -
Jakarta Selatan. 12950. PT Cogindo Daya Bersama berdiri sejak 15 April
1998 dan mulai beroperasi pada 1 juli 1998. Saat ini PT Cogindo Daya
Bersama dipimpin oleh Bapak Mangapin Saragi sebagai direktur.
Karyawan PT Cogindo Daya Bersama hingga saat ini berjumlah 47 orang
karyawan.
70
Penelitian ini berfokus pada masalah pengembangan karir dan
komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo
Daya Bersama, dengan waktu penelitian dimulai dari bulan Desember
2014 sampai dengan bulan Agustus 2015.
2. Visi dan Misi PT Cogindo Daya Bersama
a. Visi
Menjadi perusahaan terkemuka bidang ketenagalistrikkan di
kawasan Asia Tenggara.
b. Misi
Melaksanakan usaha dibidang suplai energi serta jasa operasi dan
pemeliharaan termasuk jasa penunjang lainnya dengan kinerja
unggul dan menjaga kelestarian lingkungan.
71
3. Struktur Organisasi PT Cogindo Daya Bersama
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT Cogindo Daya Bersama
Sumber : PT Cogindo Daya Bersama, 2015
Direktur Utama
Direktur Operasi & Pemasaran
Direktur SDM & Keuangan
Advisory Group
Kepala Audit
Internal
Sekretaris Perusahaan
Manager Divisi
Prokurmen
Manager Divisi
Pemasaran
Manager Divisi
Operasi
Project Manager
PLTD Ampenan
Project Manager
PLTD Sewa
Plant Manager
PLTD Batakan
Project Manager
Site Manager
O&M Support PLTU
Suralaya
Site Manager O&M
Support PLTU
Labuan
Manager Divisi SDM
Manager Divisi
Keuangan
Manager Divisi Umum
Project Manager
Project Manager CMMS
Site Manager
O&M Support PLTU
Pelabuhan Ratu
Site Manager
O&M Bisnis
Area Manager
O&M PLTG
SumSel
Site Manager O&M
Support PLTU Lontar
72
4. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur variabel
penelitian. Kuesioner diberikan kepada karyawan PT Cogindo Daya
Bersama sebagai responden dari penelitian ini. Kuesioner disebar
berjumlah 47 kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan dalam penelitian ini. Adapun tingkat pengembalian kuesioner
tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 47 100%
Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
Kuesioner yang kembali tetapi tidak dapat diolah 0 0%
Kuesioner yang kembali dan dapat diolah 47 100%
Sumber : Data Primer, 2015
Dapat dilihat dari tabel 4.1 di atas bahwa kuesioner yang kembali
kepada peneliti sesuai dengan jumlah kuesioner yang disebar kepada
responden, yaitu berjumlah 47 kuesioner dengan persentase 100%.
73
5. Deskriptif Demografi Responden
Kuesioner penelitian diberikan kepada setiap responden yang
masing-masing responden tersebut memiliki karakteristik berbeda satu
sama lain, diantaranya berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, dan lama bekerjanya responden tersebut di perusahaan.
Karakteristik responden tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.2
Deskriptif Demografi Responden
Keterangan Jumlah Persentase Jenis kelamin :
a. Pria b. Wanita
31 16
66,0% 34,0%
Usia : a. 20 – 30 tahun b. 31 – 41 tahun c. > 41 tahun
35 9 3
74,5% 19,1% 6,4%
Pendidikan terakhir : a. SMA b. D3 c. S1 d. S2
6 9
30 2
12,8% 19,1% 63,8% 4,3%
Lama bekerja : a. 1 – 3 tahun b. 3 – 5 tahun c. > 5 tahun
18 22 7
38,3% 46,8% 14,9%
Jabatan : a. Pelaksana senior organisasi b. Pelaksana fasilitas c. Secretariat office d. Internal auditor e. Budaya SDM f. Staf senior logistik g. Ahli madya perencanaan &
pengendalian logistik dan inventory
2 2 1 2 2 1 2
4,3% 4,3% 2,1% 4,3% 4,3% 2,1% 4,3%
Bersambung ke halaman berikutnya
74
Keterangan Jumlah Persentase h. Pelaksana administrasi i. Pelaksana logistik j. Pelaksana senior IT k. Supervisor l. PS ORM m. Supervisor treasuri n. Supervisor ophar o. Tenaga ahli jasa K3 dan SMT p. Keuangan q. Akuntansi r. Engineering IT s. Supervisor settlement t. Rekrutmen dan pengembangan SDM u. Pelaksana senior akuntansi v. Bidang SDM w. Supervisor PDM x. Legal officer y. PS JOM z. Pelaksana pengadaan
3 2 3 4 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 1 1
6,4% 4,3% 6,4% 8,5% 2,1% 2,1% 2,1% 4,3% 4,3% 4,3% 2,1% 2,1% 4,3% 4,3% 6,4% 2,1% 4,3% 2,1% 2,1%
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.3
Data Karyawan yang Mengikuti Diklat
No. Jenis Diklat Metode Diklat Jumlah Persentase 1. Pembinaan In house training 8 17,0% 2. Pembinaan Public training 12 25,5% 3. Pembinaan Sertifikasi 2 4,3% 4. Tidak mengikuti diklat 25 53,2%
Sumber : Data HRD PT Cogindo Daya Bersama yang sudah diolah, 2015
8. Distribusi Jawaban Responden
Penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 47 orang responden,
menghasilkan distribusi jawaban yang variatif. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian menggunakan skala Likert, yang memiliki
gradasi jawaban dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju.
75
a. Distribusi Jawaban Responden Pengembangan Karir
Indikator untuk variabel pengembangan karir terdiri dari delapan
pernyataan, hasil jawaban dari pernyataan tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Pengembangan Karir
Pernyataan Persentase (%)
STS TS RR S SS
Karir saya berkembang karena saya memiliki kinerja yang optimal
48,94 51,06
Atasan biasanya mempromosikan karyawan
yang berprestasi 55,32 44,68
Menurut saya memiliki rekan kerja di luar
perusahaan sangat penting 14,89 51,06 34,04
Saya akan mengundurkan diri apabila perusahaan
dimana saya bekerja tidak memberikan kesempatan
berkarir
6,38 57,45 36,17
Jenjang karir yang jelas membuat saya nyaman
untuk bekerja dalam jangka waktu yang lama
2,13 63,83 34,04
Saya selalu memanfaatkan saran-saran yang diberikan atasan saya dalam proses mencapai karir yang lebih
baik
12,77 48,94 38,30
Bersambung ke halaman berikutnya
76
Pernyataan Persentase
STS TS RR S SS
Saya akan mendukung atasan saya yang akan meningkatkan karirnya
55,32 44,68
Perusahaan biasanya mengadakan program yang dapat membantu karyawan
untuk mengembangkan karirnya seperti
diadakannya seminar, pelatihan, pendidikan, dan
lain sebagainya
6,38 44,68 48,94
Sumber : Data Primer, 2015
Pada tabel 4.4 menunjukan bahwa karyawan PT Cogindo Daya
Bersama sudah merasa cukup dengan pengembangan karir yang ada
pada perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan adanya gradasi
jawaban yang cukup baik, yaitu “ragu-ragu”, “setuju”, dan “sangat
setuju”. Nilai tertinggi pada distribusi jawaban tersebut salah satunya
dapat dilihat pada pernyataan “karir saya berkembang karena saya
memiliki kinerja yang optimal” dengan nilai persentase sebesar
51,06% pada pilihan “sangat setuju”. Dari penjelasan tabel tersebut,
dapat diambil kesimpulan bahwa apabila pengembangan karir baik,
maka kepuasan kerjapun akan baik dan meningkat. Kemudian
sebaliknya, apabila pengembangan karir tidak baik, maka kepuasan
kerjapun tidak baik dan menurun. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Veithzal Rivai (2004:291) yang menyatakan bahwa
pengembangan karir merupakan hal yang penting dimana
77
manajemen dapat meningkatkan produktivitas, meningkatkan sikap
karyawan tehadapp pekerjaannya dan membangun kepuasan kerja
yang lebih tinggi.
b. Distribusi Jawaban Responden Komunikasi Organisasi
Indikator untuk variabel komunikasi organisasi terdiri dari lima
pernyataan, hasil jawaban dari pernyataan tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Komunikasi Organisasi
Pernyataan Persentase
STS TS RR S SS
Komunikasi antara atasan dengan bawahan
terjalin dengan baik 8,51 10,64 53,19 27,66
Saya dapat menjalin komunikasi dengan
atasan tanpa ada batasan diantaranya
6,38 19,15 57,45 17,02
Saya dapat berkoordinasi dengan
rekan kerja dalam divisi yang sama
4,26 12,77 61,70 21,28
Saya dapat dengan mudah berkomunikasi
dengan rekan kerja yang berbeda divisi
2,13 14,89 65,96 17,02
Saya dapat berinteraksi dengan seluruh
anggota perusahaan diluar jam kerja tanpa
memperdulikan jabatan
82,98 17,02
Sumber : Data Primer, 2015
78
Pada tabel 4.5 menunjukan bahwa komunikasi yang diciptakan
PT Cogindo Daya Bersama kurang baik, karena dapat dilihat dari
jawaban karyawan yang kurang puas dengan komunikasi pada
perusahaan tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pilihan
jawaban “tidak setuju” untuk variabel komunikasi organisasi, dengan
nilai tertinggi pada pilihan “tidak setuju” sebesar 8,51% untuk
pernyataan “komunikasi antara atasan dengan bawahan terjalin
dengan baik”. Dari penjelasan tabel tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa apabila komunikasi organisasi baik, maka
kepuasan kerjapun akan baik dan meningkat. Kemudian sebaliknya,
apabila komunikasi organisasi tidak baik, maka kepuasan kerjapun
tidak baik dan menurun. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arni
Muhammad (2007:79) yang menyatakan bahwa apabila orang tidak
merasa senang dengan situasi kerjanya biasanya mereka mengatakan
bahwa tidak puas dengan pekerjaannya, ada dua hal yang
menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya ini. Hal yang
pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang
dibutuhkannya untuk melakukan pekerjaannya. Kedua, apabila
hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Dengan kata lain,
ketidakpuasan kerja berhubungan dengan masalah komunikasi.
79
c. Distribusi Jawaban Responden Kepuasan Kerja
Indikator untuk variabel kepuasan kerja terdiri dari sebelas
pernyataan, hasil jawaban dari pernyataan tersebut dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Kepuasan Kerja
Pernyataan Persentase
STS TS RR S SS
Kompensasi yang saya terima sesuai dengan standar perusahaan
4,26 59,57 36,17
Perusahaan memberikan kesempatan berkarir bagi
setiap karyawannya 6,38 59,57 34,04
Saya merasa puas dengan rekan kerja saya 14,89 53,19 31,91
Saya ditempatkan pada jabatan atau posisi yang sesuai dengan keahlian
saya
51,06 48,94
Pekerjaan yang saya terima sesuai dengan
jabatan saya 6,38 53,19 40,43
Struktur organisasi mempermudah saya untuk
berkoordinasi dengan rekan kerja
4,26 42,55 53,19
Bersambung ke halaman berikutnya
80
Pernyataan Persentase
Total STS TS RR S SS
Atasan selalu mengawasi kinerja saya tanpa adanya tekanan yang saya rasakan
63,83 36,17 100%
Saya sangat menghargai rekan kerja yang tidak
membedakan saya berdasarkan usia
8,51 10,64 53,19 27,66 100%
Perusahaan biasanya memberikan fasilitas
kesehatan yang memadai bagi setiap karyawannya,
misalnya asuransi
6,38 19,15 57,45 17,02 100%
Saya mampu menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan harapan perusahaan
4,26 12,77 61,70 21,28 100%
Saya mendapatkan jabatan sesuai dengan tingkat
pendidikan saya 4,26 14,89 65,96 17,02 100%
Sumber : Data Primer, 2015
Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa karyawan PT Cogindo Daya
Bersama belum merasa puas dalam bekerja, karena terdapatnya
gradasi jawaban karyawan dari “tidak setuju” hingga “sangat setuju”.
Karyawan merasa belum puas pada fasilitas kesehatan yang
disediakan oleh PT Cogindo Daya Bersama, hal tersebut dapat
dilihat dari adanya jawaban “ragu-ragu” sebesar 19,15% pada
pernyataan “perusahaan biasanya memberikan fasilitas kesehatan
yang memadai bagi setiap karyawannya, misalnya asuransi. Dari
penjelasan tabel tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa apabila
81
kepuasan kerja baik dan meningkat, maka turn over pun akan
berkurang. Kemudian sebaliknya, apabila kepuasan kerja tidak baik,
maka turn over akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat
Keith Davis (dalam Mangkunegara, 2011:117), yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja yang tinggi dihubungkan dengan turn over
karyawan yang rendah. Sedangkan karyawan yang kurang puas turn
over nya lebih tinggi.
2) Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian validitas yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu melalui uji Moment Product Correlation atau lebih dikenal
dengan nama Pearson Correlation. Berdasarkan uji tersebut,
kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel, adapun r tabel
dalam penelitian ini yaitu 0,288. r tabel berasal dari tabel r yang sesuai
dengan df (degree of freedom) dalam penelitian ini, df = 47 – 2 = 45,
dengan tingkat signifikansi pada 0,05.
82
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Pengembangan Karir (X1)
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan 1 0,666 0,288 VALID 2 0,626 0,288 VALID 3 0,802 0,288 VALID 4 0,664 0,288 VALID 5 0,641 0,288 VALID 6 0,763 0,288 VALID 7 0,838 0,288 VALID 8 0,671 0,288 VALID
Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.7 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pernyataan-pernyataan untuk variabel pengembangan karir adalah
valid. Hal ini dikarenakan nilai r hitung yang diperoleh masing-masing
pernyataan tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas
Komunikasi Organisasi (X2)
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan 1 0,798 0,288 VALID 2 0,780 0,288 VALID 3 0,662 0,288 VALID 4 0,798 0,288 VALID 5 0,572 0,288 VALID
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diambil kesimpulan bahwa
pernyataan-pernyataan untuk variabel komunikasi organisasi adalah
valid. Hal ini dikarenakan nilai r hitung yang diperoleh masing-masing
pernyataan tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel.
83
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas
Kepuasan Kerja (Y)
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan 1 0,540 0,288 VALID 2 0,550 0,288 VALID 3 0,638 0,288 VALID 4 0,552 0,288 VALID 5 0,609 0,288 VALID 6 0,721 0,288 VALID 7 0,507 0,288 VALID 8 0,653 0,288 VALID 9 0,654 0,288 VALID 10 0,565 0,288 VALID 11 0,661 0,288 VALID
Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.9 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pernyataan-pernyataan untuk variabel kepuasan kerja adalah valid.
Hal ini dikarenakan nilai r hitung yang diperoleh masing-masing
pernyataan tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur seberapa reliabel atau
handal kuesioner yang disebar kepada para responden, yang berguna
sebagai instrumen dalam penelitian ini. Kuesioner dikatakan reliabel,
apabila jawaban responden terhadap pernyataan yang terdapat dalam
kuesioner adalah stabil dari waktu ke waktu. Metode pengukuran
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat
84
nilai Cronbach Alpha (α), kuesioner yang dinyatakan reliabel apabila
nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Pengembangan Karir (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,857 8
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan nilai Cronbach
Alpha (α) dari variabel pengembangan karir lebih besar dari 0,70,
yaitu sebesar 0,857. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
seluruh pernyataan dalam instrumen variabel pengembangan karir
adalah reliabel atau handal.
Tabel 4.11
Hasil Uji Reliabilitas
Komunikasi Organisasi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,766 5
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan nilai Cronbach
Alpha (α) dari variabel komunikasi organisasi lebih besar dari 0,70,
yaitu sebesar 0,766. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
85
seluruh pernyataan dalam instrumen variabel komunikasi organisasi
adalah reliabel atau handal.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Kepuasan Kerja (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,823 11
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai Cronbach
Alpha (α) dari variabel kepuasan kerja lebih besar dari 0,70, yaitu
sebesar 0,823. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh
pernyataan dalam instrumen variabel kepuasan kerja adalah reliabel
atau handal.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik dan analisis
statistik.
86
1) Analisis Grafik
Uji normalitas dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan probabilty plot. Jika distribusi data residual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya atau grafik histogramnya berbentuk pola
distribusi normal.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas (Histogram)
Sumber: Data Primer, 2015
87
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas (Probability Plot)
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan gambar 4.2 dan gambar 4.3, dapat ditarik
kesimpulan bahwa penelitian ini memenuhi untuk uji normalitas
data. Hal ini dikarenakan pada gambar 4.2 menunjukan grafik
histogram yang terdistribusi normal dan berbentuk simetris tidak
menceng ke kanan atau ke kiri. Kemudian pada gambar 4.3
menunjukkan grafik probability plot yang pola titik-titiknya
menyebar berhimpit di sekitar diagonal.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak
hati-hati, oleh sebab itu diharuskan melengkapi uji grafik
dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
88
Smirnov (K–S). Uji normalitas melalui uji statistik
Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan dengan melihat nilai
signifikansinya, apabila nilai signifikansi >0,05 maka model
regresi dapat dikatakan normal.
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas (Kolomogrov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 47
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,82519908
Most Extreme
Differences
Absolute ,090
Positive ,090
Negative -,085
Test Statistic ,090
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.13 di atas menunjukkan nilai signifikansi
model regresi dalam penelitian ini sebesar 0,2. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa data dalam model regresi berdistribusi
normal, karena 0,2 lebih besar dari 0,05.
89
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Uji multikoloniearitas yang digunakan dalam
penelitian ini dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Model regresi dinyakatan bebas multikoloniearitas
apabila nilai tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10.
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikoloniearitas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant) PK ,865 1,156
KO ,865 1,156
a. Dependent Variable: KK Sumber: Data Primer, 2015
Pada tabel 4.14 menunjukkan nilai tolerance dari masing-
masing variabel independen (pengembangan karir dan komunikasi
organisasi) sebesar 0,865 dan lebih besar dari 0,10. Kemudian dari
nilai VIF, menunjukkan nilai sebesar 1,156 dan kurang dari 10.
Sehingga dapat diambil kesimpulan model regresi dalam penelitian
bebas dari masalah multikoloniearitas.
90
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas yang dilakukan dengan melihat grafik plot antara
nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di
studentized.
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
91
Sumber: Data Primer, 2015
Dari gambar 4.4 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi kepuasan kerja berdasarkan
variabel independen pengembangan karir dan komunikasi organisasi.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hasil uji koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.15
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,904a ,817 ,808 1,866
a. Predictors: (Constant), KO, PK
b. Dependent Variable: KK Sumber: Data Primer, 2015
Pada tabel 4.15 menunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,808
atau 80%. Dapat dikatakan bahwa variabel independen
(pengembangan karir dan komunikasi organisasi) dapat menjelaskan
92
atau menerangkan variabel dependen (kepuasan kerja) sebesar 80%,
dan sisanya 20% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak ada
pada model regresi dalam penelitian ini.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t dalam
penelitian ini dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel,
apabila t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Tabel 4.16
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,720 3,189 1,794 ,080
PK ,475 ,091 ,364 5,240 ,000
KO 1,200 ,118 ,704 10,147 ,000
a. Dependent Variable: KK Sumber: Data Primer, 2015
Dari tabel 4.16 di atas, maka dapat di lihat nilai t hitung dari
masing-masing variabel independen. Untuk variabel pengembangan
karir, nilai t hitung sebesar 5,240 lebih besar dari nilai t tabel 2,014
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian untuk variabel
komunikasi organisasi, nilai t hitung sebesar 10,147 lebih besar dari
nilai t tabel 2,014 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena
93
itu, masing-masing hipotesis alternatif (ha) dari variabel independen
(pengembangan karir dan komunikasi organisasi) dapat diterima.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa :
1) Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir
secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anita Permata
Sari (2015), Ricky Tilaar (2014), Atik Baroroh (2013), Agus
Dwi Nugroho dan Kunartinah (2012), serta Audra Bianca dan
Wahyu Susihino (2012), yang menyatakan bahwa terdapat
perngaruh antara variabel pengembangan karir terhadap
kepuasan kerja karyawan.
2) Terdapat pengaruh antara variabel komunikasi organisasi
secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyunie
(2014), I Gede Diatmika Paripurna (2013), dan I Kadek Adi
Gunawan (2013), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel komunikasi organisasi terhadap kepuasan
kerja karyawan.
94
Berdasarkan tabel 4.16, didapatkan nilai konstanta dan nilai
koefisien variabel independen dari model regresi. Nilai konstanta
sebesar 5,720 dan nilai masing-masing koefisien variabel
independen sebesar 0,475 untuk variabel pengembangan karir, serta
1,200 untuk variabel komunikasi organisasi. Sehingga didapatkan
persamaan model regresinya, yaitu :
Y = 5,720 + 0,475X1 + 1,200X2
Keterangan :
Y = Kepuasan Karyawan
5,720 = Konstanta
0,475 dan 1,200 = Koefisien Variabel Independen
X1 = Pengembangan Karir
X2 = Komunikasi Organisasi
Berdasarkan hasil persamaan model regresi yang didapatkan,
maka bisa diambil kasimpulan bahwa nilai konstanta sebesar 5,720,
nilai koefisien variabel pengembangan karir sebesar 0,475, dan nilai
koefisien variabel komunikasi organisasi sebesar 1,200. Jika nilai
variabel independen (pengembangan karir dan komunikasi
organisasi) dianggap konstan atau sama dengan nol, maka nilai
kepuasan kerja sama dengan konstanta. Koefisien regresi
pengembangan karir yang bernilai positif menyatakan bahwa
apabila pengembangan karir bertambah atau meningkat, maka
95
kepuasan kerja yang dihasilkan akan mengalami peningkatan.
Kemudian koefisien regresi komunikasi organisasi yang bernilai
positif menyatakan bahwa apabila komunikasi organisasi bertambah
atau meningkat, maka kepuasan kerja yang dihasilkan akan
mengalami peningkatan pula.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Uji statistik F dilakukan dengan cara membandingkan
nilai F hitung dengan F tabel, apabila F hitung > F tabel maka Ha diterima
dan Ho ditolak.
Tabel 4.17
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 682,162 2 341,081 97,934 ,000b
Residual 153,242 44 3,483 Total 835,404 46 a. Dependent Variable: KK
b. Predictors: (Constant), KO, PK Sumber: Data Primer, 2015
96
Pada tabel 4.17 diperoleh nilai F hitung sebesar 97,394 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Dari nilai F hitung yang sebesar 97,394
tersebut lebih besar dibanding dengan nilai F tabel 4,06. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima,
yang menyatakan terdapat pengaruh antara variabel pengembangan
karir dan komunikasi organisasi secara simultan terhadap kepuasan
kerja karyawan.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
pengaruh pengembangan karir dan komunikasi organiasasi terhadap kepuasan
kerja karyawan, maka didapatkan hipotesis dari masing-masing variabel
independen (pengembangan karir dan komunikasi organisasi) terhadap
variabel dependen. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka diperlukan
pengujian, analisis, dan pembahasan terhadap model regresi. Setelah
dilakukan pengujian dan analisis, serta telah dibahas di bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir secara parsial
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama.
2. Terdapat pengaruh antara variabel komunikasi organisasi secara parsial
terhadap kepuasan kerja karyawan PT Cogindo Daya Bersama.
3. Terdapat pengaruh antara variabel pengembangan karir dan komunikasi
organisasi secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan PT
Cogindo Daya Bersama.
98
B. Saran
Adapun saran yang peneliti berikan kepada pihak-pihak yang memiliki
kepentingan mengenai penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Harapan setiap perusahaan adalah memiliki karyawan yang loyal
dalam bekerja untuk menghindari adanya turn over, karena akibat dari
adanya turn over akan mengurangi efektivitas perusahaan. Hal tersebut
dapat dihindari dengan cara meningkatkan rasa puas setiap karyawan
dalam bekerja pada perusahaan yang bersangkutan, begitu pula dengan
PT Cogindo Daya Bersama yang harus memerhatikan rasa puas atau
kepuasan kerja yang dirasakan oleh setiap karyawannya. Kepuasan kerja
akan berdampak pada kinerja yang dihasilkan oleh karyawan, sehingga
akan menguntungkan perusahaan apabila kinerja karyawannya optimal.
Maka dari itu perusahaan harus dapat memerhatikan faktor-faktor yang
memengaruhi kepuasan kerja karyawan, seperti adanya kesempatan
untuk mengembangkan karir karyawan dan adanya komunikasi yang baik
dalam perusahaan. Sesuai dengan hasil dari analisis dan pembahasan
dalam penelitian ini, bahwa kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh
pengembangan karir dan komunikasi organisasi.
Masing-masing faktor tersebut, yaitu pengembangan karir dan
komunikasi memliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, baik
pengaruh secara individual maupun secara simultan atau bersama-sama.
Dari adanya hasil yang menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut
99
memiliki pengaruh positif, maka dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
karyawan akan meningkat apabila faktor-faktor tersebut ditingkatkan
atau meningkat, dan sebaliknya kepuasan kerja akan menurun apabila
faktor-faktor tersebut mengalami penurunan. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan, PT Cogindo Daya Bersama
harus dapat lebih memerhatikan serta meningkatkan faktor
pengembangan karir dan komunikasi organisasi dalam perusahaan.
Upaya yang dapat dilakukan PT Cogindo Daya Bersama dalam
meningkatkan faktor pengembangan karir, yaitu dengan memberikan
beberapa program pengembangan karir, seperti pelatihan, pendidikan,
seminar, karya inovasi dan program-program lainnya yang dibutuhkan
oleh para karyawan dalam menata karirnya. Terutama bagi karyawan
yang memiliki kompetensi dan kinerja yang baik, akan tetapi hanya
lulusan SMA. Dengan adanya program, khususnya program pendidikan
akan memberikan kesempatan bagi karyawan yang berpendidikan akhir
SMA untuk melanjutkan pendidikannya, agar mendapatkan peluang
promosi yang lebih besar. Sementara untuk komunikasi organisasi, bagi
para pimpinan PT Cogindo Daya Bersama diharapkan dapat
menyampaikan informasi secara merata dan jelas kepada seluruh
karyawan. Kemudian diharapkan pula para pimpinan dapat menjalin
hubungan dengan bawahannya tanpa membatasi mereka untuk
berinteraksi, karena sikap pemimpin yang interaktif dan dapat menerima
100
beberapa kritik serta saran dari karyawan akan membuat mereka merasa
dihargai.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya membahas dua faktor saja yang dapat
memengaruhi kepuasan kerja, sedangkan masih banyak kemungkinan
adanya faktor-faktor lain selain dua faktor tersebut. Diharapkan bagi
peneliti selanjutnya yang akan membahas tentang kepuasan kerja, untuk
menambahkan dan menganalisis faktor-faktor lainnya yang dapat
memengaruhi kepuasan kerja. Agar lebih variatif dan dapat dapat
dipercaya hasilnya, penelitian selanjutnya diharapkan untuk
menggunakan metode penelitian selain yang digunakan dalam penalitian
ini, seperti halnya analisis jalur. Sehingga penelitian selanjutnya dapat
lebih baik dan lebih menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang
dapat memengaruhi kepuasan kerja.
101
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Atik. Pengaruh Pengembangan Karir dan Motivasi terhadap Kinerja dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang). Dinamika Manajemen. Vol. 1 No. 2. 2013.
Bianca, Audra dan Wahyu Susihono. Pengaruh Iklim Organisasi dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. KI. Indonesian Publication Index. ISSN 1963-6590. Vol. 10 No. 2. 2012.
Edison, Emron. 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta.
Effendy, Onong Uchjana. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analaisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunawan, I Kadek. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Bobby Lesmana Art Shop Gianyar. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 1 No. 1. 2013.
Hasibuan, S.P Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Hersey, Paul dan Kenneth, H. 1982. Management of Organizational Behaviour. Prentice-Hall.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi, edisi ke-5. Jakarta : Salemba Empat.
Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2014. Perilaku Organisasi, edisi ke-9. Jakarta : Salemba Empat.
Kusumastuti, Yatri Indah. 2012. Komunikasi Bisnis. Bogor : IPB Press.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosadakarya.
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2009. Human Resource Management (Manajemen Sumber Daya Manusia), Edisi Sepuluh. Jakarta : Salemba Empat.
Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Depok : Rajagrafindo Persada.
102
Muhammad, Arni. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Muis, M. Sidik Priadana Saludin. 2009. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nugroho, Agus Dwi dan Kunartinah. Analisis Pengaruh Kompensasi dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja dengan Mediasi Motivasi Kerja (Studi Kasus pada PNS di Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. ISSN 1412-3126 Vol. 19 No. 2. 2012.
Pace. R. Wayne dan Don F. Faules. 2013. Komunikasi Organisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor : Ghalia Indonesia.
Paripurna, I Gede Diatmika. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Suriwathhi Beach Hotel Legian – Kuta Bali. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. Vol. 2 No. 5. 2013.
Purwanto, Djoko. 2012. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Robbins, Stephen. 2003. Perilaku Organisasi, jilid 1. Jakarta : Indeks.
Robbins, Stephen and Mary Coulter. 2012. Management, 11th edition. Pearson Education.
Robbins, Stephen and Timothy A. Judge. 2009. Organizational Behaviour, 13th
edition. Pearson Education.
Robbin, Stephen dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi, edisi 16. Jakarta : Salemba Empat.
Sari, Anita Permata; Saryadi, dan Widiartanto. Pengaruh Motivasi dan Pengembangan Karir terhadap Kinerja melalui Kepuasan Kerja Karyawan AJB Bumiputera 1912 Wilayah Semarang Metro”. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Vol. 04 N0. 1. 2015.
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Siregar, Sofyan. 2011. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
103
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Bumi Aksara.
Stoner, James dan Charles Wankel. 1986. Manajemen, Edisi Ketiga. Jakarta : CV Intermedia.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suwatno dan Donni. 2013. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Tilaar, Ricky; Peggy Adeline Mekel, dan Rita N. Tarore. Analisis Komitmen Organisasi, Pengembangan Karir, dan Pemberdayaan terhadap Kepuasan Kerja pada Kantor Badan Pengelola Perbatasan Kepulauan Sangihe. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174. Vol. 2 No. 3. 2014.
Wahyunie, Sri; Sanggar Kanto, dan Rachmat Kriyantono. Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Efektivitas Komunikasi Interpersonal dan Kepuasan Kerja (Studi Eksplanatif di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah). Jurnal Universitas Brawijaya. ISSN 1411-0199. 2014.
www.pln.co.id. (29 April 2015).
www.wikipedia.org. (29 April 2015).
104
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
105
Lampiran 2. Surat Izin Penyebaran Kuesioner
106
Lampiran 3. Hasil Wawancara
107
Lampiran 4. Kuesioner
KUESIONER
“Pengaruh Pengembangan Karir dan Komunikasi Organisasi
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan” (Studi Kasus pada PT. Cogindo Daya Bersama)
I. Identitas Responden
1. Nama :.................................................. (*boleh tidak diisi)
2. Umur :......... tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan terakhir : SMA D3 S1 S2
5. Masa kerja : 1-3 Tahun 3-5 Tahun >5 Tahun
6. Jabatan :................................
II. Petunjuk Pengisian
1. Jawablah beberapa pertanyaan yang disediakan dalam angket ini sesuai
dengan pendapat, keadaan, dan perasaan Bapak/Ibu yang sebenarnya,
bukan berdasarkan oleh pendapat orang lain.
2. Berikanlah tanda checklist (√) pada kolom yang dianggap sesuai dengan
jawaban Bapak/Ibu.
3. Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
RR : Ragu-ragu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
108
Kuesioner Pengembangan Karir
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Karir saya berkembang karena saya memiliki
kinerja yang optimal
2. Atasan biasanya mempromosikan karyawan yang
berprestasi
3. Menurut saya memiliki rekan kerja di luar
perusahaan sangat penting
4.
Saya akan mengundurkan diri apabila perusahaan
dimana saya bekerja tidak memberikan kesempatan
berkarir
5. Jenjang karir yang jelas membuat saya nyaman
untuk bekerja dalam jangka waktu yang lama
6.
Saya selalu memanfaatkan saran-saran yang
diberikan atasan saya dalam proses mencapai karir
yang lebih baik
7. Saya akan mendukung atasan saya yang akan
meningkatkan karirnya
8.
Perusahaan biasanya mengadakan program yang
dapat membantu karyawan untuk mengembangkan
karirnya seperti diadakannya seminar, pelatihan,
pendidikan, dan lain sebagainya
109
Kuesioner Komunikasi Organisasi
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Komunikasi antara atasan dengan bawahan terjalin
dengan baik
2. Saya dapat menjalin komunikasi dengan atasan
tanpa ada batasan diantaranya
3. Saya dapat berkoordinasi dengan rekan kerja dalam
divisi yang sama
4. Saya dapat dengan mudah berkomunikasi dengan
rekan kerja yang berbeda divisi
5.
Saya dapat berinteraksi dengan seluruh anggota
perusahaan diluar jam kerja tanpa memperdulikan
jabatan
Kuesioner Kepuasan Kerja
No. Pernyataan STS TS RR S SS
1. Kompensasi yang saya terima sesuai dengan standar
perusahaan
2. Perusahaan memberikan kesempatan berkarir bagi
setiap karyawannya
3. Saya merasa puas dengan rekan kerja saya
4. Saya ditempatkan pada jabatan atau posisi yang
sesuai dengan keahlian saya
110
5. Pekerjaan yang saya terima sesuai dengan jabatan
saya
6. Struktur organisasi mempermudah saya untuk
berkoordinasi dengan rekan kerja
7. Atasan selalu mengawasi kinerja saya tanpa adanya
tekanan yang saya rasakan
8. Saya sangat menghargai rekan kerja yang tidak
membedakan saya berdasarkan usia
9. Perusahaan biasanya memberikan fasilitas
kesehatan yang memadai bagi setiap karyawannya,
misalnya asuransi
10. Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan harapan perusahaan
11. Saya mendapatkan jabatan sesuai dengan tingkat
pendidikan saya
111
Lampiran 5. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Pengembangan Karir
Responden X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 TOTAL 1 4 4 4 4 4 3 4 4 31 2 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 4 4 3 4 4 3 4 4 30 4 5 4 4 4 4 4 4 4 33 5 5 4 4 4 4 4 4 4 33 6 5 4 4 4 4 4 4 4 33 7 4 4 4 4 4 4 4 4 32 8 5 5 5 4 4 4 5 5 37 9 5 4 4 5 4 4 4 4 34
10 5 5 4 5 5 4 4 4 36 11 4 5 5 5 5 5 5 5 39 12 5 5 5 5 5 5 5 5 40 13 5 5 5 5 5 5 5 5 40 14 5 5 5 5 5 5 5 5 40 15 4 5 4 4 4 3 4 3 31 16 4 4 3 4 5 5 4 5 34 17 5 5 5 5 5 5 5 5 40 18 4 4 4 4 4 3 4 4 31 19 4 4 4 4 4 4 4 4 32 20 4 4 4 4 4 3 4 4 31 21 5 4 4 4 4 4 4 4 33 22 4 4 4 4 4 4 5 5 34 23 5 5 5 4 4 4 4 4 35 24 4 4 4 4 4 4 4 5 33 25 5 5 5 4 5 5 5 5 39 26 5 5 4 5 4 4 4 4 35 27 4 4 4 4 4 4 4 4 32 28 4 5 5 5 5 5 5 5 39 29 5 5 5 4 4 5 5 5 38 30 5 5 5 5 4 4 5 5 38 31 5 5 5 5 5 5 5 5 40 32 4 5 3 4 4 3 4 3 30 33 4 4 3 4 5 4 4 5 33 34 4 4 4 3 5 5 5 5 35 35 4 4 4 4 4 4 4 4 32 36 4 4 3 3 4 5 4 5 32
112
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32 38 5 4 4 4 5 5 5 5 37 39 5 5 5 5 5 5 5 5 40 40 4 4 3 3 4 4 4 4 30 41 4 5 4 5 3 4 4 5 34 42 5 4 4 5 5 5 5 5 38 43 4 5 3 4 4 5 5 3 33 44 5 4 5 5 5 4 5 4 37 45 5 4 4 5 4 4 5 5 36 46 5 5 5 4 4 5 5 5 38 47 5 5 5 5 4 5 5 4 38
113
Lampiran 6. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Komunikasi Organisasi
Responden X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 TOTAL 1 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 4 20 4 2 3 2 3 4 14 5 2 3 2 3 4 14 6 5 4 3 3 4 19 7 4 2 4 4 4 18 8 3 3 5 3 5 19 9 4 4 4 5 4 21
10 4 4 4 4 4 20 11 5 5 4 4 4 22 12 4 4 3 4 4 19 13 4 4 3 4 4 19 14 5 5 5 5 5 25 15 4 4 4 4 4 20 16 4 2 4 3 4 17 17 5 4 4 4 4 21 18 4 4 4 4 4 20 19 4 4 4 4 4 20 20 4 3 4 4 4 19 21 2 3 4 3 4 16 22 4 4 4 4 4 20 23 5 4 3 4 4 20 24 4 2 4 4 4 18 25 3 4 5 5 5 22 26 5 4 4 5 4 22 27 4 4 4 4 4 20 28 5 5 4 4 5 23 29 3 4 3 4 4 18 30 4 4 3 4 4 19 31 5 5 5 5 5 25 32 3 3 4 4 4 18 33 4 3 4 3 4 18 34 3 3 4 4 4 18 35 4 4 4 4 4 20 36 5 5 4 5 5 24
114
37 4 4 4 4 4 20 38 4 4 4 5 5 22 39 5 5 5 5 5 25 40 4 4 4 4 4 20 41 4 5 4 4 4 21 42 5 4 5 4 4 22 43 4 5 5 4 4 22 44 5 4 5 4 4 22 45 5 4 5 4 4 22 46 4 4 5 4 4 21 47 2 3 4 2 4 15
115
Lampiran 7. Tabulasi Jawaban Kuesioner Variabel Kepuasan Kerja
Res Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Total 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 48 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 37 5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 38 6 4 3 3 5 4 4 4 5 4 3 3 42 7 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 41 8 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 3 47 9 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 46
10 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 47 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 53 12 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 49 13 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 48 14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 15 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 45 16 3 4 3 4 5 5 5 4 2 4 3 42 17 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 52 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 19 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 46 20 5 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 47 21 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 40 22 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 47 23 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 45 24 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 44 25 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 50 26 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 49 27 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 47 28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 53 29 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 46 30 4 5 3 5 5 5 4 4 4 3 4 46 31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 32 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 42 33 3 4 3 4 5 4 5 4 3 4 3 42 34 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 49 35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 36 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 47
116
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 38 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 46 39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 41 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 43 42 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 49 43 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 50 44 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 49 45 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 48 46 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 48 47 5 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 39
117
Lampiran 8. Output SPSS Uji Validitas Variabel Pengembangan Karir
Correlations
PK_1 PK_2 PK_3 PK_4 PK_5 PK_6 PK_7 PK_8 TOTAL PK_1 Pearson
Correlation 1 ,366* ,595** ,502** ,279 ,374** ,452** ,264 ,666**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,058 ,010 ,001 ,073 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 PK_2 Pearson
Correlation ,366* 1 ,571** ,497** ,193 ,362* ,484** ,145 ,626**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,194 ,013 ,001 ,332 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 PK_3 Pearson
Correlation ,595** ,571** 1 ,562** ,318* ,412** ,635** ,424** ,802**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,029 ,004 ,000 ,003 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 PK_4 Pearson
Correlation ,502** ,497** ,562** 1 ,326* ,243 ,424** ,243 ,664**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,025 ,100 ,003 ,100 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 PK_5 Pearson
Correlation ,279 ,193 ,318* ,326* 1 ,573** ,529** ,453** ,641**
Sig. (2-tailed) ,058 ,194 ,029 ,025 ,000 ,000 ,001 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 PK_6 Pearson
Correlation ,374** ,362* ,412** ,243 ,573** 1 ,682** ,622** ,763**
Sig. (2-tailed) ,010 ,013 ,004 ,100 ,000 ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 PK_7 Pearson
Correlation ,452** ,484** ,635** ,424** ,529** ,682** 1 ,566** ,838**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47
118
PK_8 Pearson Correlation ,264 ,145 ,424** ,243 ,453** ,622** ,566** 1 ,671**
Sig. (2-tailed) ,073 ,332 ,003 ,100 ,001 ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 TOTAL Pearson
Correlation ,666** ,626** ,802** ,664** ,641** ,763** ,838** ,671** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
119
Lampiran 9. Output SPSS Uji Validitas Variabel Komunikasi Organisasi
Correlations
KO_1 KO_2 KO_3 KO_4 KO_5 TOTAL KO_1 Pearson
Correlation 1 ,551** ,385** ,551** ,200 ,798**
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,000 ,178 ,000
N 47 47 47 47 47 47 KO_2 Pearson
Correlation ,551** 1 ,270 ,558** ,381** ,780**
Sig. (2-tailed) ,000 ,066 ,000 ,008 ,000
N 47 47 47 47 47 47 KO_3 Pearson
Correlation ,385** ,270 1 ,375** ,396** ,662**
Sig. (2-tailed) ,008 ,066 ,009 ,006 ,000
N 47 47 47 47 47 47 KO_4 Pearson
Correlation ,551** ,558** ,375** 1 ,461** ,798**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009 ,001 ,000
N 47 47 47 47 47 47 KO_5 Pearson
Correlation ,200 ,381** ,396** ,461** 1 ,572**
Sig. (2-tailed) ,178 ,008 ,006 ,001 ,000
N 47 47 47 47 47 47 TOTAL Pearson
Correlation ,798** ,780** ,662** ,798** ,572** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
120
Lampiran 10. Output SPSS Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja
Correlations
KK_1 KK_2 KK_3 KK_4 KK_5 KK_6 KK_7 KK_8 KK_9 KK_10 KK_11 TOTAL KK_1 Pearson
Correlation 1 ,463** ,493** ,283 ,319* ,245 ,288* ,045 ,212 ,217 ,263 ,540**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,054 ,029 ,097 ,050 ,761 ,152 ,144 ,074 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_2 Pearson
Correlation ,463** 1 ,437** ,419** ,286 ,298* ,100 ,175 ,238 ,104 ,309* ,550**
Sig. (2-tailed) ,001 ,002 ,003 ,051 ,042 ,502 ,240 ,107 ,487 ,035 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_3 Pearson
Correlation ,493** ,437** 1 ,262 ,177 ,449** ,141 ,264 ,424** ,315* ,261 ,638**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,075 ,233 ,002 ,345 ,073 ,003 ,031 ,076 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_4 Pearson
Correlation ,283 ,419** ,262 1 ,371* ,422** ,237 ,200 ,355* ,060 ,301* ,552**
Sig. (2-tailed) ,054 ,003 ,075 ,010 ,003 ,108 ,177 ,014 ,691 ,040 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_5 Pearson
Correlation ,319* ,286 ,177 ,371* 1 ,692** ,687** ,253 ,157 ,201 ,188 ,609**
Sig. (2-tailed) ,029 ,051 ,233 ,010 ,000 ,000 ,086 ,291 ,176 ,205 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_6 Pearson
Correlation ,245 ,298* ,449** ,422** ,692** 1 ,588** ,389** ,211 ,360* ,318* ,721**
Sig. (2-tailed) ,097 ,042 ,002 ,003 ,000 ,000 ,007 ,155 ,013 ,030 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_7 Pearson
Correlation ,288* ,100 ,141 ,237 ,687** ,588** 1 ,156 ,088 ,310* ,095 ,507**
Sig. (2-tailed) ,050 ,502 ,345 ,108 ,000 ,000 ,294 ,557 ,034 ,526 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
121
KK_8 Pearson Correlation ,045 ,175 ,264 ,200 ,253 ,389** ,156 1 ,551** ,385** ,551** ,653**
Sig. (2-tailed) ,761 ,240 ,073 ,177 ,086 ,007 ,294 ,000 ,008 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_9 Pearson
Correlation ,212 ,238 ,424** ,355* ,157 ,211 ,088 ,551** 1 ,270 ,558** ,654**
Sig. (2-tailed) ,152 ,107 ,003 ,014 ,291 ,155 ,557 ,000 ,066 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_10 Pearson
Correlation ,217 ,104 ,315* ,060 ,201 ,360* ,310* ,385** ,270 1 ,375** ,565**
Sig. (2-tailed) ,144 ,487 ,031 ,691 ,176 ,013 ,034 ,008 ,066 ,009 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 KK_11 Pearson
Correlation ,263 ,309* ,261 ,301* ,188 ,318* ,095 ,551** ,558** ,375** 1 ,661**
Sig. (2-tailed) ,074 ,035 ,076 ,040 ,205 ,030 ,526 ,000 ,000 ,009 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 TOTAL Pearson
Correlation ,540** ,550** ,638** ,552** ,609** ,721** ,507** ,653** ,654** ,565** ,661** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
122
Lampiran 11. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Pengembangan Karir
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,857 8
Lampiran 12. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Komunikasi Organisasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,766 5
Lampiran 13. Output SPSS Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,823 11
Lampiran 14. Output SPSS Uji Normalitas
123
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 47
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,82519908
Most Extreme
Differences
Absolute ,090
Positive ,090
Negative -,085
Test Statistic ,090
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
124
Lampiran 15. Output SPSS Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant) PK ,865 1,156
KO ,865 1,156
a. Dependent Variable: KK
Lampiran 16. Output SPSS Uji Heteroskedastisitas
Lampiran 17. Output SPSS Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,904a ,817 ,808 1,866
a. Predictors: (Constant), KO, PK
b. Dependent Variable: KK
125
Lampiran 18. Output SPSS Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5,720 3,189 1,794 ,080
PK ,475 ,091 ,364 5,240 ,000
KO 1,200 ,118 ,704 10,147 ,000
a. Dependent Variable: KK
Lampiran 19. Output SPSS Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 682,162 2 341,081 97,934 ,000b
Residual 153,242 44 3,483 Total 835,404 46 a. Dependent Variable: KK
b. Predictors: (Constant), KO, PK