pengaruh pengemasan atmosfer termodifikasi … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong...

106
PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI PADA FILLET IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) DALAM PENYIMPANAN SUHU RUANG DAN SUHU DINGIN ERDITA HASIAN SIANIPAR DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: hadien

Post on 21-Mar-2019

263 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI

PADA FILLET IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus)

DALAM PENYIMPANAN SUHU RUANG DAN SUHU DINGIN

ERDITA HASIAN SIANIPAR

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

RINGKASAN

ERDITA HASIAN SIANIPAR. C34050024. Pengaruh Pengemasan Atmosfer

Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) dalam

Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu Dingin. Dibimbing oleh BUSTAMI

IBRAHIM dan DADI SUKARSA.

Peningkatan jumlah produksi ikan patin dan tingkat konsumsi masyarakat

terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan

sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar dengan daya

awet lebih lama, tanpa bahan pengawet sehingga tidak berbahaya dan tentunya

dalam bentuk yang mudah dikonsumsi, misalnya dalam bentuk fillet. Salah satu

bentuk inovasi pengemasan ini adalah Modified Atmosphere Packaging (MAP).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

pengkomposisian gas CO2 dan N2 terhadap aspek mikrobiologi, kimiawi dan

sensori fillet ikan patin (Pangasius hypopthalmus) dalam MAP dengan

penyimpanan pada suhu 5oC dan suhu ruang serta melihat komposisi gas mana

yang paling optimum mempertahankan daya awet fillet ikan patin.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2009.

Laboratorium yang digunakan antara lain Laboratorium Teknologi Pengolahan

Pangan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian; Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan,

Laboratorium Karakteristik dan Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium

Mikrobiologi Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen

Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) berukuran satu kg/ekor, gas CO2 dan N2.

Perlakuan komposisi gas pada fillet ikan Patin adalah 40% CO2+60% N2,

60% CO2+40% N2, 80% CO2+20% N2,, kemasan vakum, dan udara biasa sebagai

kontrol. Fillet disimpan selama 20 jam dalam suhu ruang, pengamatan dilakukan

pada jam ke-0, 5, 10, 15 dan 20. Sedangkan untuk penyimpanan suhu dingin, fillet

disimpan selama 16 hari dengan pengamatan pada hari ke-0, 4, 8, 12 dan 16.

Analisis yang dilakukan antara lain analisis proksimat, nilai pH, Total Volatile

Base nitrogen (TVBN), Total Plate Count (TPC), Thiobarbituric Acid (TBA) dan

uji organoleptik.

Kemasan yang terbaik pada penyimpanan suhu ruang adalah fillet ikan

dengan komposisi gas 60% CO2/40% N2 bertahan rata-rata sampai dengan jam ke-

15 atau menambah masa simpan 1-4 jam dibandingkan dengan udara biasa dengan

nilai rata-rata pH pada akhir masa simpan 6,02; nilai TVBN sebesar 19,22; nilai

TPC sebesar 5,8 x 107

CFU/g; kisaran nilai organoleptik sebesar 3,5-4,6.

Sedangkan pada suhu dingin adalah fillet dengan komposisi gas 80% CO2/20% N2

bertahan rata-rata sampai dengan hari ke-10 menambah masa simpan 3-7 hari

dengan nilai rata-rata pH pada akhir masa simpan 6,30; nilai TVBN sebesar

17,47; nilai TPC sebesar 5,75 x 108

CFU/g; kisaran nilai organoleptik sebesar 2-

3,8. Komposisi gas memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada uji

organoleptik untuk penyimpanan pada suhu dingin.

Page 3: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI

PADA FILLET IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus)

DALAM PENYIMPANAN SUHU RUANG DAN SUHU DINGIN

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada Departemen Teknologi Hasil Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ERDITA HASIAN SIANIPAR

C34050024

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 4: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Judul Skripsi : Pengaruh Pengemasan Atmosfer Termodifikasi Fillet Ikan Patin

(Pangasius hypopthalmus) dalam Penyimpanan Suhu Ruang dan

Suhu Dingin

Nama : Erdita Hasian Sianipar

NRP : C34050024

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr.Ir. Bustami Ibrahim, MSc) (Ir. Dadi R. Sukarsa)

NIP: 19611101 198703 1 002 NIP: 19460831 197402 1 001

Mengetahui

Ketua Departemen

(Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS, M.Phil.)

NIP: 19580511 198503 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh

Pengemasan Atmosfer Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin (Pangasius

hypopthalmus) dalam Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu Dingin” adalah

karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan

tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Mei 2010

Erdita Hasian Sianipar

NRP C34050024

Page 6: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Bapa atas kasih dan

anugrah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Pengemasan Atmosfer Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin

(Pangasius hypopthalmus) dalam Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu

Dingin” dengan baik.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc dan Bapak Ir. Dadi R. Sukarsa selaku

dosen pembimbing, yang telah menyisihkan waktu, tenaga, memberikan

arahan dan masukan kepada penulis.

2. Ibu Ir. Hj. Komariah Tampubolon, MS selaku dosen penguji, yang telah

memberikan banyak saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Joko Poernomo, B.Sc selaku dosen pembimbing akademik, atas

segala bimbingan, nasehat, dukungan dan pengarahan yang diberikan.

4. Bapak Dr. Ir. Agoes M Jacoeb, Dipl. Biol, selaku komisi pendidikan, atas

segala bantuan dan pengarahan yang diberikan.

5. Bapak Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS. M.Phill, selaku Ketua Departemen

Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

6. Seluruh Dosen Teknologi Hasil Perairan (THP) yang mengabdikan hidup

untuk tetap setia membimbing mahasiswa mengenal dunia perikanan.

7. Papa (dr. Salmon R. Sianipar) dan Mama (Mientje N. Simanjuntak) yang

selalu setia dalam segala hal, memberikan semangat, memanjatkan doa dan

memberikan kasih sayang selalu. Kaka (Rebeka Sianipar) dan Ito (Romon

Sianipar), terima kasih banyak atas dukungannya (dan omelannya).

8. Ibu Emma, Mas Saeful, Lala, Pak Sugi (TIN), Pak Sulyaden (TEP) dan Pak

Wasjan (BDP) atas setiap bantuannya selama penelitian di laboratorium.

9. Seluruh Staf TU THP (Mas Mail, Pak Ade, Pak Tatang, dan juga Umi) atas

bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 7: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

10. Semua teman-teman THP Angkatan 42 (tidak terkecuali), terima kasih buat

kebersamaan yang kita semua alami yang membuat kita bertumbuh semakin

dewasa, terima kasih buat tawa, canda, nasehat, share yang pernah kita semua

jalani. Terutama buat Junide Mastuty Hutapea sebagai teman seperjuangan

dalam penelitian, terima kasih kalau kita boleh jadi teman yang saling

mendukung dan membangun.

11. Kakak kelas THP 40 dan 41, terima kasih atas persahabatan dan

kebersamaannya dan juga untuk THP 43 atas keceriaannya.

12. Nupay (Goldie) dan Inggie (Hinggie Binggie) yang menjadi temen

seperjuangan dari TPB, temen makan bareng, jalan bareng dan berbagi mimpi.

13. Youth of Nations Ministry, terima kasih telah menjadi rumah, tempat belajar

dan bertumbuh, menerima penulis apa adanya, menjadi tempat untuk memberi

dan menerima. Terima kasih banyak buat Bang Dar, Mas Tera, Mas Elles, Ka

Sher, Ka Azis, Mb Ida, Ka Agustinus, Ka Agus Bali, Ka Prawira, Mb Titis,

Ka Bagus, Nupay, Margie, Verjun, Deslie, Idacute, Niko, Data, Buyung,

Lenny, Febrong, Gledek, Sanfitob, Seriul, Iluy, Cit2, Amer Greeny,

Fankezton, Ronce, Bacin (Mellisa), Nova, Lisa, Sandro, Zeny, Nge, Susi

Similikiti, Ira, Rifal, Pipit, Hadasa, Dumas, Nael, Dara, Dedew dan buat

semua Anak 46 yang tidak bisa disebut satu persatu. Fast Breakers dan

GKKD-ers, terima kasih telah menjadi komunitas yang membangun dan

selalu mendukung penulis untuk hidup dalam panggilan.

14. Anak-anak kostan GP (Dita, Vyta, Echa, Putri, Herlince)

15. Semua pihak yang telah memberi masukan dan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, hingga tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang memerlukan.

Bogor, Mei 2010

Erdita Hasian Sianipar

Page 8: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rantau pada tanggal 12 Agustus 1987

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, Ayah dr. Salmon

Sianipar dan Ibu Mientje Simanjuntak. Pendidikan penulis

secara formal dimulai di TK Swasta Kristen Immanuel

Medan (1992-1994), lalu melanjutkan ke SD Swasta

Kristen Immanuel Medan (1994-1999), SMP Swasta

Kristen Immanuel Medan (1999-2002) kemudian ke SMA

RK Swasta St. Thomas 1 Medan (2002-2005). Pada tahun yang sama, penulis

diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006 penulis diterima di Mayor Teknologi

Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa kepanitiaan.

Kegiatan kepanitiaan yang pernah diikuti diantaranya Sarana Temu Akrab Insan

THP (SANITASI) 2008. Penulis juga menjadi asisten mata kuliah Avertebrata Air

tahun 2007/2008, Teknologi Produk Tradisional Hasil Perairan (TPTHP) tahun

2008/2009. Penulis pernah mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Selain itu

penulis juga aktif dalam YoNM (Youth of Nations Ministry).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, penulis melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Pengemasan Atmosfer Termodifikasi pada Fillet Ikan Patin

(Pangasius hypopthalmus) dalam Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu

Dingin” dibawah bimbingan Dr. Ir. Bustami Ibrahim, M.Sc dan Ir. Dadi Sukarsa.

Page 9: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. ...... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................. 2

2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3

2.1 Biologi Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ...................................... 3

2.2 Kemunduran Mutu Ikan ....................................................................... 5

2.2.1 Pre-rigor ................................................................................... 5

2.2.2 Rigor Mortis…………………………………………………... . 5

2.2.3 Kerusakan secara biokimiawi………………………………….. 5

2.2.4 Kerusakan secara mikrobiologi ................................................. 6

2.3 Modified Atmosphere Packaging (MAP) .............................................. 7

2.4 Gas dalam Modified Atmosphere Packaging (MAP) ............................. 9

2.4.1 Karbondioksida (CO2) .............................................................. 9

2.4.2 Nitrogen (N2) ............................................................................ 10

2.4.3 Oksigen (O2) ............................................................................. 10

2.5 Komposisi Gas dalam Modified Atmosphere Packaging (MAP) ........... 11

2.6 Wadah Kemasan .................................................................................. 12

3. METODOLOGI ..................................................................................... 14

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 14

3.2 Bahan dan Alat ..................................................................................... 14

3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 15

3.4 Metode ................................................................................................. 17

3.4.1 Analisis Proksimat .................................................................... 17

3.4.2 Nilai pH (Sudarmadji et al. 1984) ............................................. 20

3.4.3 Total Volatile Base Nitrogen (TVBN) (AOAC 1995) ................ 20

3.4.4 Total Plate Count (TPC) (Fardiaz 1987) ................................... 20

3.4.5 Analisis bilangan Thiobarbituric Acid (TBA) metode

Tarladgis (Apriyantono et al. 1987) .......................................... 21

3.4.6 Uji Organoleptik (Soekarto 1985) ............................................. 22

3.5 Analisis Data ....................................................................................... 22

Page 10: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 25

4.1 Komposisi Kimia Daging Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ....... 25

4.2 Modified Atmosphere Packaging (MAP) ............................................. 25

4.2.1 Derajat Keasaman (pH) ............................................................ 26

4.2.2 Total Volatile Base Nitrogen (TVBN) ....................................... 29

4.2.3 Total Plate Count (TPC) ........................................................... 32

4.2.4 Thiobarbituric Acid (TBA) ....................................................... 35

4.2.5 Organoleptik ............................................................................. 37

4.2.5.1 Warna ........................................................................... 37

4.2.5.2 Penampakan .................................................................. 39

4.2.5.3 Bau ............................................................................... 41

4.2.5.4 Tekstur .......................................................................... 44

4.3 Hubungan antara Parameter Kesegaran Fillet Ikan…………………... 46

5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 48

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 48

5.2 Saran ................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

LAMPIRAN ............................................................................................... 54

Page 11: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Komposisi kimia ikan patin (Pangasius hypopthalmus) ..................... 4

2. Impor ikan patin oleh Amerika Serikat pada tahun 2005-2009

(dalam ton) ........................................................................................ 4

3. Kelebihan dan kekurangan Modified Atmosphere Packaging (MAP) 8

4. Permeabilitas Beberapa Kemasan Plastik ........................................... 13

5. Proksimat daging ikan Patin Segar .................................................... 25

Page 12: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Lembar penilaian organoleptik untuk fillet ikan Patin ....................... 54

2. Rekapitulasi data kadar air, abu, protein, lemak, dan pH Patin ........... 55

3. Data nilai pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang ............. 55

3a Analisis ragam pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang… 55

3b Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap

pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang ............................ 56

4. Data nilai pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin ............ 57

4a Analisis ragam pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin ... 57

4b Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan

terhadap pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin ............. 58

5. Data nilai TVBN (mg N/100g) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang…………………..………………………………………. 59

5a Analisis ragam TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang ......................................................................................... 59

5b Uji lanjut Duncan pengaruh masa simpan terhadap TVBN fillet

ikan patin pada penyimpanan suhu ruang .......................................... 60

6. Data nilai TVBN (mg N/100g) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ........................................................................................ 60

6a Analisis ragam TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ........................................................................................ 61

6b Uji lanjut Duncan pengaruh gas dan masa simpan terhadap

TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin .................... 61

7. Data nilai TPC (CFU/g) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang ......................................................................................... 61

7a Analisis ragam TPC fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang ......................................................................................... 61

7b Uji lanjut Duncan interaksi pengaruh gas dan masa simpan terhadap

TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang........................... 61

8. Data nilai TPC (CFU/g) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ........................................................................................ 62

8a Analisis ragam TPC fillet ikan patin pada penyimpanan

Suhu dingin ....................................................................................... 62

8b Uji lanjut Duncan interaksi pengaruh gas dan masa simpan terhadap

TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin ......................... 63

Page 13: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

9. Data nilai TBA (mg MDA/kg) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ......................................................................................... 63

9a Analisis ragam TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin . 64

9b Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan

terhadap TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin............ 64

10. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang .......................................................................................... 65

10a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang ..... 66

11. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ...................................................................................... 67

11a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin .... 68

12. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada

penyimpanan suhu ruang .................................................................... 70

12a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang .......................................................................................... 72

13. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ......................................................................................... 73

13a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ......................................................................................... 75

14. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang .......................................................................................... 76

14a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang .......................................................................................... 78

15. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ......................................................................................... 79

15a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ......................................................................................... 81

16. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang .......................................................................................... 83

16a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang .......................................................................................... 82

17. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ......................................................................................... 85

Page 14: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

17a Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin ........................................................................................ 87

18. Foto Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) yang dikemas

dalam kemasan atmosfer termodifikasi .............................................. 88

19. Foto Pengerjaan Pengemasan Atmosfer Termodifikasi Fillet

Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ............................................... 89

20. Foto Cosmotector XP-314 ................................................................ 89

21. Foto Flowmeter ................................................................................ 90

21. Foto Pompa Vakum ........................................................................... 90

Page 15: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) ................................................ 3

2. Diagram alir prosedur metode penelitian ........................................... 16

3. Diagram batang nilai rata-rata pH pada penyimpanan suhu ruang ...... 26

4. Diagram batang nilai rata-rata pH pada penyimpanan suhu dingin ..... 28

5. Diagram batang nilai rata-rata TVBN pada penyimpanan suhu ruang 29

6. Diagram batang nilai rata-rata TVBN pada penyimpanan suhu dingin 30

7. Grafik nilai log TPC pada penyimpanan suhu ruang .......................... 33

8. Grafik nilai log TPC pada penyimpanan suhu dingin ......................... 34

9. Diagram batang nilai rata-rata TBA pada penyimpanan suhu dingin .. 35

10. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang……………….................................. 37

11. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin……………………………………. 38

12. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik penampakan fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang……………………………………. . 40

13. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik penampakan fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin ...................................................... 41

14. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang ....................................................... 41

15. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin ...................................................... 42

16. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang ....................................................... 43

17. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin ...................................................... 44

18. Hubungan antara parameter kesegaran fillet ikan Patin pada

penyimpanan suhu ruang……………………………………………... 45

19. Hubungan antara parameter kesegaran fillet ikan Patin pada

penyimpanan suhu dingin .................................................................. 46

Page 16: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu potensi

perikanan yang saat ini menjadi primadona karena permintaannya yang

meningkat. Persentase kenaikan produksi ikan patin di Indonesia cukup pesat,

pada tahun 2004-2007 sebesar 22,86% sedangkan persentase kenaikan produksi

ikan patin tahun 2007-2008 adalah 38,52% dari 37.878 ton pada tahun 2007

meningkat menjadi 52.470 ton tahun 2008 (DKP 2009). Peningkatan ini cukup

siginifikan terkait erat dengan perkembangan tren pasar di masyarakat. Konsumsi

ikan tahun 2008 sebesar 29,98 kg per kapita per tahun, meningkat dari tahun 2007

yang mencapai 25 kg, sedangkan pada tahun 2004 hanya 22,58 kg (DKP 2009).

Ikan sangat rentan terhadap kerusakan akibat pertumbuhan mikroba paska

kematian dan kinerja biokimia yang terdapat dalam tubuh ikan. Hal ini disebabkan

karena daging ikan merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroba.

Daging ikan menyediakan sumber zat makanan makromolekul dan mikromolekul

yang secara langsung dapat digunakan mikroba (Hadiwiyoto 1993). Efek dari

aktivitas mikroba pada protein ikan adalah off-flavor dan off-odor (Reddy et al.

1994). Glikogen dalam tubuh ikan diubah menjadi asam laktat akibat bekerjanya

autolisis (Hadiwiyoto 1993). Secara komersial, hal ini menjadi suatu tantangan

bagi transportasi dan pemasaran ikan (Regenstein 2006).

Belakangan ini telah berkembang suatu tren permintaan terhadap produk

makanan yang didinginkan dengan umur simpan yang lebih panjang. Konsumen

lebih memilih produk yang segar, mudah untuk dikonsumsi dan tidak

menggunakan bahan tambahan pangan. Hal ini telah mendorong pertumbuhan

teknologi alternatif untuk pengemasan bahan pangan, distribusi dan penyimpanan,

yaitu modified atmosphere packaging (MAP), yang menghasilkan produk yang

mempunyai umur simpan yang lebih panjang dan kualitas yang lebih baik

(Sivertsvik et al. 2002).

Modified Atmosphere Packaging (MAP) adalah suatu teknologi

memperpanjang umur simpan produk dengan menggantikan udara yang ada di

dalam kemasan dengan campuran gas yang relatif lebih murni atau steril dan

Page 17: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

terhitung rasio kandungannya (Sivertsvik et al. 2002). Pengemasan atmosfer

termodifikasi dengan kandungan gas karbondioksida dalam kemasannya dapat

memperpanjang umur simpan dari produk dengan memperpanjang lag phase dari

bakteri aerobik pembusuk (Statham 1984; Farber 1991 dalam Reddy et al. 1994).

Bila dibandingkan dengan pendinginan, pengemasan atmosfer termodifikasi telah

memperpanjang umur simpan sampai dua kali lipat terhadap produk perikanan

segar dan produk olah minimal (Statham 1984; Reddy et al. 1992 dalam Reddy et

al. 1994) serta mempunyai potensi untuk digunakan pada level eceran atau retail.

Efektifitas MAP dalam memperpanjang umur simpan tergantung pada

beberapa faktor, yaitu jenis makanan, kualitas dari bahan makanan (raw material),

komposisi gas, suhu penyimpanan, higiene selama penanganan dan pengemasan,

rasio antara volume gas dan produk, permeabilitas dari kemasan. Konsentrasi CO2

pada MAP tergantung pada spesies ikan (Soccol & Otterrer 2003) dan perbedaan

komposisi gas telah digunakan untuk berbagai produk ikan. Karena faktor ini,

maka perlu juga dilakukan penelitian pengaruh MAP terhadap fillet ikan patin

(Pangasius hypopthalmus).

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

1) Mengetahui bagaimana pengaruh pengkomposisian gas CO2 dan N2 terhadap

aspek mikrobiologi, kimiawi dan sensori fillet ikan patin (Pangasius

hypopthalmus) dalam MAP dengan penyimpanan pada suhu 5oC dan suhu

ruang.

2) Mengetahui komposisi gas yang paling optimum untuk memperpanjang umur

simpan fillet segar ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) pada MAP dengan

penyimpanan pada suhu 5oC dan suhu ruang.

Page 18: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)

Klasifikasi ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) menurut Saanin (1984)

adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Famili : Pangasidae

Genus : Pangasius

Spesies : Pangasius hypopthalmus

Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) memiliki badan memanjang

berwarna putih seperti perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Panjang

tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Ikan patin tidak memiliki sisik, kepala relatif

kecil dengan mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah. Pada sudut

mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba

(Susanto & Amri 2001).

Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil

yang bergerigi dan besar di sebelah belakangnya, jari-jari lunak sirip punggung

berjumlah 6-7 buah. Pada punggung terdapat sirip lemak yang berukuran kecil

sekali. Sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris. Sirip duburnya

panjang, terdiri dari 30-33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki 12-

13 jari-jari lunak dan sebuah jari –jari keras yang berubah menjadi patil.

Gambar 1. Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)

Sumber : Dokumentasi Penelitian

Page 19: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Berbagai penelitian telah banyak dilakukan sehubungan dengan ikan patin.

Komposisi kima ikan patin oleh berbagai sumber dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kimia ikan patin (Pangasius hypopthalmus)

Analisis Jumlah (%)

(a) (b) (c)

Air 82,22 81,31 80,14

Protein 14,53 16,05 12,65

Lemak 1,09 1,09 1,11

Abu 0,74 1,10 1,03

Sumber : (a) Direktorat Jendral Perikanan (1990) dalam Sari (2009)

(b) Swasono (2007) (c) Orban et. al. (2008)

Ikan patin merupakan salah satu komoditas perikanan bernilai ekonomis

tinggi. Pangasius hypopthalmus yang juga dikenal dengan nama Tra Catfish

adalah ikan budidaya komersial utama di Delta Mekong, Vietnam. Vietnam

merupakan negara pengekspor ikan patin dengan total ekspor sebesar 334.000 ton

pada delapan bulan pertama tahun 2009 yang bernilai sekitar 737 juta USD. Jenis

produk yang diekspor biasanya adalah dalam bentuk utuh beku, fillet beku dan

fillet segar (Globefish 2009). Jumlah impor ikan patin oleh Amerika Serikat

selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Impor ikan patin oleh Amerika Serikat pada tahun 2005-2009

(dalam 1000 ton)

Negara pengekspor Tahun Produksi (bulan Januari-Juni)

2005 2006 2007 2008 2009

Vietnam 3,6 3,4 7,3 12,5 16,4

China 0,8 1,9 7,8 9,2 4,3

Thailand 0,0 1,5 2,9 3,5 3,5

Malaysia 0,0 1,4 0,5 0,5 0,1

Indonesia 0,0 0,0 0,4 0,4 0,2

Lainnya 0,7 0,6 0,3 0,7 0,9

Total 5,1 8,7 19,1 26,8 25,4

Sumber : Globefish (2009)

Page 20: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

2.2 Kemunduran Mutu Ikan

Sesudah dipanen dan mati, secara keseluruhan ikan akan mengalami

proses penurunan mutu, baik disebabkan oleh faktor internal maupun oleh faktor

eksternal yang akhirnya mengarah pada proses pembusukan (Ilyas 1983). Proses

perubahan pada ikan setelah mati terjadi karena aktivitas enzim, mikroorganisme

dan kimiawi. Penurunan tingkat kesegaran ikan tersebut dapat terlihat dengan

adanya perubahan fisik, kimia dan organoleptik pada ikan. Urutan proses

perubahan yang terjadi pada ikan meliputi pre-rigor, rigor mortis, aktivitas enzim,

aktivitas mikroba dan oksidasi (Junianto 2003).

2.2.1 Fase Pre-Rigor

Fase ini merupakan perubahan yang pertama yang terjadi setelah ikan

mati. Pada fase pre-rigor, jaringan otot ikan lunak dan lentur, dan karakterisasi

biokimiawinya adalah rendahnya level ATP dan kreatin fosfat (Eskin et al. 1971).

Pada fase ini terjadi peristiwa terlepasnya lendir dari kelenjar di bawah permukaan

kulit. Lendir yang dikeluarkan ini sebagian besar terdiri dari glukoprotein dan

musin yang merupakan media ideal bagi pertumbuhan bakteri.

2.2.2 Fase Rigor Mortis

Kondisi yang kaku dan keras dikenal dengan fase rigor mortis. Ikan

biasanya memiliki periode fase rigor mortis yang lebih pendek sekitar 1-7 jam

setelah kematian, dengan banyak faktor yang mempengaruhi lamanya fase

tersebut (Eskin et al. 1971). Pada kondisi rigor mortis ini daging menjadi keras

dan kaku. Biasanya proses ini berlangsung selama lima jam. Selama berada dalam

fase ini, ikan masih dalam keadaan sangat segar. Ini berarti apabila rigor mortis

dapat dipertahankan lebih lama, maka proses pembusukan dapat ditekan. Nilai pH

ikan hidup bernilai sekitar 7,0. Pada fase rigor mortis, pH tubuh ikan menurun

menjadi 6,2-6,6 dari pH mula-mula 6,9-7,2 (Ilyas 1983).

2.2.3 Kerusakan secara biokimiawi

Kerusakan biokimiawi termasuk pada perubahan di fase post-rigor. Hal ini

disebabkan oleh adanya enzim-enzim dan reaksi-reaksi biokimiawi yang masih

Page 21: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

berlangsung pada tubuh ikan. Kerusakan biokimiawi ini sering kali disebut

autolisis, artinya kerusakan yang disebabkan oleh dirinya sendiri (Hadiwiyoto

1993). Autolisis tidak dapat dihentikan walaupun dalam suhu yang sangat rendah.

Biasanya proses autolisis akan selalu diikuti dengan meningkatnya jumlah bakteri.

Pasalnya semua hasil penguraian enzim selama proses autolisis merupakan media

yang sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri dan mikroba lainnya (Junianto

2003).

Pada waktu ikan masih hidup, enzim-enzim aktif bekerja dalam

metabolisme komponen-komponen organik seperti metabolisme protein dan

komponen-komponennya, metabolisme lemak, metabolisme karbohidrat dan

lainnya, yang kesemuanya merupakan rangkaian reaksi yang terjadi dalam

kehidupan. Enzim-enzim ini lebih bersifat membentuk, mengadakan sintesa, dan

membangun. Namun, segera setelah pemasokan oksigen pada darah berhenti

maka enzim-enzim tersebut kehilangan salah satu bahan untuk menjalankan

perannya. Sehingga enzim tersebut kemudian membongkar senyawa

makromolekul menjadi senyawa yang lebih sederhana sampai pada akhirnya

terjadi berbagai senyawa yang mudah menguap dan menghasilkan bau yang tidak

sedap (Hadiwiyoto 1993).

2.2.4 Kerusakan secara mikrobiologi

Kerusakan secara mikrobiologi termasuk pada fase post rigor. Diketahui

bahwa produk ikan segar sangat rentan dengan pertumbuhan mikroorganisme post

mortem. Karena rentannya ikan terhadap mikroorganisme, hanya sedikit yang

diperdagangkan dalam bentuk segar (Skinner & Reddy 2006). Pada waktu hidup,

bakteri tidak dapat menyerang daging ikan karena ikan mempunyai ketahanan.

Tetapi setelah ikan mati, daging ikan kehilangan ketahanannya sehingga

mikroorganisme dapat berkembang biak dengan memperoleh substrat dari daging

(Hadiwiyoto 1993).

Daging ikan merupakan substrat yang baik untuk bakteri karena dapat

menyediakan senyawa-senyawa yang dapat menjadi sumber nitrogen, karbon dan

kebutuhan nutrien lainnya. Meskipun senyawa pada ikan dalam bentuk

makromolekul seperti protein, lemak, karbohidrat, bakteri dapat menguraikannya

Page 22: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

terlebih dahulu menjadi senyawa yang lebih sederhana. Terjadinya autolisa

membantu menyediakan kebutuhan bakteri (Hadiwiyoto 1993).

Sivertsvik et al. (2002) menginformasikan bahwa penyimpanan produk

dalam MAP tidak menaikkan resiko dari patogen seperti Salmonella,

Staphylococcus, Clostridium perfringens, Enterococcus bila dibandingkan dengan

produk dikemas dengan udara biasa. Patogen utama yang diperhatikan pada saat

pengemasan ikan dalam kondisi anaerobik adalah Clostridium botulinum.

Pengemasan atmosfer termodifikasi yang mengandung CO2 tinggi efektif

menghambat pertumbuhan Aeromonas hydrophila pada suhu yang rendah

(Ingham 1990, Davies & Slade 1995, Devlieghere et al. 2000 dalam Sankar et al.

2008).

2.3 Modified Atmosphere Packaging (MAP)

Modified Atmosphere Packaging dapat didefenisikan sebagai proses

dimana produk yang mudah rusak (perishable food) ditempatkan pada suatu

kemasan/film dengan barrier, udaranya dikeluarkan dengan vakum atau

semburan, dan kemasan diisi dengan gas yang ditentukan atau komposisi gas yang

berbeda dengan udara biasa, diikuti dengan menutup kemasan (Kroft 2004, Rao &

Sachindra 2002 dalam Sebranek & Houser 2006). Ada dua metode pengemasan

dengan mengubah komposisi atmosfer, yaitu pengemasan atmosfer termodifikasi

(modified atmosphere packaging) dan pengemasan dengan kontrol atmosfer

terkendali (controlled atmosphere storage). Baik sistem MAP ataupun CAS,

komposisi udara sekeliling produk diatur sesuai yang diinginkan. Dalam CAS,

komposisi udara dikontrol atau dikendalikan setiap saat dalam penyimpanan,

pengontrolan demikian hanya mungkin dilakukan pada unit penyimpanan yang

besar (bulk) dan tidak bisa pada kemasan-kemasan yang kecil. Sedangkan pada

MAP, komposisi udara tidak dikendalikan selama penyimpanan, tetapi berubah

melalui permeabilitas kemasan (Cann 1988 dalam Norhayani 2003).

Modified Atmosphere Packaging juga sering disebut sebagai „gas

packaging’ (pengemasan gas) atau „gas exchange packaging’ (pengemasan

pertukaran gas), tetapi hal ini tidak direkomendasikan pada label pengemasan

karena konsumen sering mengasumsikan gas sebagai hal yang negatif.

Page 23: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Belakangan ini, MAP juga sering disebut juga sebagai protective atmosphere

packaging (pengemasan atmosfer terlindungi) atau apabila digunakan pada label,

‘Packaged in a protective atmosphere’ (dikemasan dalam atmosfer yang

terlindungi). Pengemasan vakum secara umum tidak termasuk MAP karena

atmosfernya tidak digunakan tetapi hanya dikeluarkan dari kemasan (Sivertsvik et

al. 2002).

Kelebihan MAP yang paling menonjol adalah dapat mencapai umur

simpan yang lebih lama, tetapi MAP juga mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangan yang disajikan pada Tabel 3. Efektivitas MAP dalam memperpanjang

umur simpan tergantung pada beberapa faktor, yaitu jenis makanan, kualitas dari

bahan makanan (raw material), komposisi gas, suhu penyimpanan, higiene selama

penanganan dan pengemasan, rasio antara volume gas dan produk, permeabilitas

dari kemasan.

Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan Modified Atmosphere Packaging (MAP)

Kelebihan Kekurangan

1) Memperpanjang umur simpan sampai

sekitar 50-400%

2) Mengurangi kerugian ekonomi karena

umur simpan yang lebih panjang

3) Mengurangi biaya distribusi, jarak

distribusi yang lebih jauh

4) Menghasilkan produk dengan kualitas

tinggi

5) Pemisahan yang lebih mudah pada

produk yang diiris

6) Bagian-bagian dapat dikontrol

7) Presentasi produk yang lebih

terimprovisasi dan penampakan jelas

dari produk karena kemasan yang

transparan

8) Sedikit atau tidak membutuhkan bahan

tambahan pangan kimia

9) Kemasan yang tertutup, penghalang

untuk rekontaminasi produk

10) Tidak berbau dan merupakan kemasan

yang praktis

1) Penambahan biaya

2) Membutuhkan pengontrolan suhu

3) Formulasi gas yang berbeda untuk

setiap jenis produk

4) Menggunakan peralatan yang spesial

dan adanya latihan

5) Memerlukan keamanan pangan

6) Memperbesar volume kemasan-

mempengaruhi biaya transport dan

memperbesar tempat untuk display

7) Kerugian apabila kemasan telah

terbuka atau rusak

8) Penyerapan CO2 ke dalam makanan

dapat menyebabkan kemasan pecah.

Sumber : Farber (1991); Davies (1995); Sivertsvik (1995) dalam Sivertsvik et al. (2002)

Page 24: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

2.4 Gas dalam Modified Atmosphere Packaging (MAP)

Ada tiga gas utama yang yang digunakan pada MAP yaitu oksigen (O2),

nitrogen (N2) dan karbondioksida (CO2). Untuk hampir semua jenis produk,

kombinasi dari dua atau tiga jenis gas ini digunakan, dipilih berdasarkan

kebutuhan dari spesifik produk. Biasanya untuk produk yang tidak berespirasi,

dimana pertumbuhan mikroba adalah parameter perusak utama, penggunaan 30-

60% CO2 digunakan, sisanya adalah N2 (untuk produk yang sensitif dengan O2)

atau kombinasi dari N2 dan O2 (Sivertsvik et al. 2002).

Selain itu, gas seperti CO dan Ar (karbon monoksida dan argon) dapat

menjadi pilihan. Penggunaan gas Ar sama seperti N2 yang merupakan gas inert.

Perannya adalah sebagai pengisi dalam total volume gas sehingga tidak diisi oleh

gas aktif seperti O2. Juga, gas ini dapat digunakan untuk menciptakan kondisi

anaerobik, memang dalam kenyataanya bukan kondisi anaerobik sempurna tapi

kondisi mikroaerofilik yang tercipta dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme

aerobik. Tetapi, penggunaan gas Ar ini membutuhkan biaya yang lebih besar.

Karbon monoksida (CO) juga kadang digunakan pada MAP. Molekul CO

“memperbaiki” warna pigmen darah hemoglobin dan pigmen otot mioglobin.

Namun, penggunaannya secara langsung pada ikan segar merupakan kontroversi

walaupun CO merupakan komponen aktif pada pengasapan cair yang

dipergunakan untuk memperbaiki warna ikan tuna dan tilapia (Regenstein 2006).

Pada pengemasan vakum, jumlah gas yang berada dalam kemasan sangat

rendah yang menyebabkan perubahan lebih cepat, baik negatif ataupun positif.

Pada MAP, gas yang terdapat dalam kemasan dapat menjadi lapisan pelindung

(insulating layer) yang mempersulit perubahan suhu. Apabila terjadi perubahan

suhu ekstrim, menyimpan produk dalam kemasan vakum pada suhu yang dingin

lebih mudah, tetapi suhu produk juga akan cepat naik. Maka untuk MAP, perlu

untuk menggunakan ikan yang dingin sebelum dikemas (Regenstein 2006).

2.4.1 Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida merupakan gas yang paling penting pada MAP, karena

sifat bakteriostatik dan fungistatiknya. Karbondioksida (CO2) menghambat

pertumbuhan banyak jenis dari bakteri perusak dan tingkat penghambatannya

Page 25: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

semakin tinggi sejalan dengan konsentrasi CO2 yang semakin besar dalam

kemasan. Karbondioksida (CO2) dapat larut dalam air dan lemak, dan

kelarutannya semakin meningkat dengan menurunnya suhu (Sivertsvik et al.

2002). Kelarutan CO2 dalam air pada 0oC dan 1 atm adalah 3,38g CO2/kg H2O,

tetapi pada 20oC kelarutannya menurun menjadi 1,73g CO2/kg H2O (Knoche 1980

dalam Sivertsvik et al. 2002).

Karbondioksida berfungsi mempertahankan oxyomyoglobin (warna merah)

pada daging segar. Karbondioksida menghambat aktivitas mikroorganisme

dengan 2 cara yaitu (a) larut dalam air dan minyak yang terkandung dalam

makanan kemudian membentuk asam karbonat sehingga menurunkan pH, dan (b)

mempunyai pengaruh negatif terhadap enzim dan aktivitas biokimia dalam sel,

baik pada mikroorganisme maupun makanan.

2.4.2 Nitrogen (N2)

Nitrogen merupakan gas yang digunakan dalam MAP sebagai gas pengisi

karena kelarutannya yang rendah. Nitrogen tidak larut dalam air dan lemak dan

tidak terserap dalam produk. Nitrogen digunakan untuk menggantikan O2 dalam

kemasan yang produknya sensitif terhadap O2, menunda ketengikan, sebagai

alternatif kemasan vakum dan menghambat pertumbuhan bakteri aerobik

(Sivertsvik et al. 2002).

Menurut Fey & Regenstein (1982) dalam Norhayani (2003), gas N2

pengaruhnya tidak berarti terhadap pertumbuhan bakteri dan daya awet makanan

dari daging. Gas ini hanya berfungsi sebagai pengisi udara bagian dalam kemasan

untuk mencapai kesetimbangan campuran gas (Cann 1988; Steck 1991 dalam

Norhayani 2003).

2.4.3 Oksigen (O2)

Umur simpan dari produk yang mudah rusak seperti daging, telur, ikan,

daging unggas, buah-buahan, sayur-sayuran dan makanan yang telah dimasak,

dipengaruhi oleh adanya oksigen dan dikondisikan pada tiga faktor yang penting :

i) reaksi dengan oksigen, ii) pertumbuhan mikroorganisme aerobik perusak, iii)

serangan serangga. Setiap faktor ini, atau kombinasi dari faktor ini, mengarah

Page 26: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

pada penurunan mutu dalam warna, rasa dan aroma dari makanan (Smith et al.

1987 dalam Soccol 2003).

Sebenarnya, O2 diperkenalkan dalam pengemasan atmosfer dari beberapa

jenis produk adalah untuk mengurangi resiko dari pertumbuhan bakteri patogen,

tetapi saat ini proses ini telah diragukan (ACMSF 1992 dalam Sivertsvik et al.

2002).

2.5 Komposisi Gas dalam Modified Atmosphere Packaging (MAP)

Ikan dan kerang-kerangan adalah produk yang mudah rusak, karena aw

yang tinggi, pH netral dan adanya enzim autolitik yang menyebabkan

perkembangan yang cepat pada rasa dan bau yang tidak diinginkan. Ikan secara

normal mengandung banyak jenis mikroba karena metode penangkapannya,

transportasi, metode pemotongan, pemisahan dengan kulitnya selama pada

pengemasan retail.

Komposisi gas yang mengandung 40-60% CO2, 40-60% N2 dan tidak ada

O2 direkomendasikan untuk produk ikan yang berlemak, karena ketengikan dari

lemak tak jenuh pada ikan berlemak menyerang bau dan rasa, selain dari

kerusakan akibat mikroba. Pengemasan vakum juga bisa menjadi alternatif selain

MAP untuk ikan berlemak seperti salmon, menghasilkan hasil sensori umur

simpan yang mirip dimana parameter perusak sensori yang utama adalah

ketengikan (Rosnes et al. 1997; Randell et al. 1999 dalam Sivertsvik et al. 2002).

Tetapi untuk kualitas mikrobiologi masih lebih baik menggunakan MAP

dibandingkan dengan pengemasan vakum.

Karuniawati (2003) berdasarkan hasil penelitiannya pada fillet ikan Mas

mendapatkan konsentrasi 60% CO2 memberikan hasil yang baik khususnya pada

tekstur fillet. Menurut Cann 1988 dalam Norhayani 2003, ikan berlemak tinggi

disarankan penggunaan campuran gas dengan proporsi 60% CO2 dan 40% N2.

Reddy et al. (1994) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa fillet ikan Nila yang

dikemas dengan komposisi gas 75% CO2 dan 25% N2 dan disimpan dalam suhu

pendinginan dapat memperpanjang umur simpannya sampai 25 hari, memberikan

hasil yang lebih baik daripada komposisi gas yang lain. Sedangkan menurut

Venugopal (2006), umur simpan dari fillet catfish pada suhu penyimpanan 4oC

Page 27: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

dan komposisi gas 75% CO2: 25% N2 mencapai 38-40 hari, lalu umur simpan

untuk fillet channel catfish pada suhu penyimpanan 0-2oC dan komposisi gas 80%

CO2: 20% udara mencapai 28 hari.

Menurut Pandazi et al. (2008), umur simpan dari Xiphias gladius

(Mediteranian swordfish) yang telah didinginkan dan disimpan dalam suhu 4oC

dengan komposisi gas 40%:30%:30%(CO2:N2:O2) bila dibandingkan dengan

kemasan dalam udara ataupun vakum memiliki kualitas organoleptik terbaik dan

mempunyai umur simpan sampai dengan 12 hari. Penelitian yang dilakukan Erkan

(2007) terhadap chub mackarel dalam kemasan vakum dan atmosfer termodifikasi

menunjukkan bahwa pengemasan atmosfer termodifikasi mempunyai umur

simpan yang lebih lama 2 hari terhadap vakum yaitu 12 hari. Pengemasan

atmosfer termodifikasi yang dilakukan pada chub mackarel ini menggunakan

komposisi gas 5%:70%:25% (O2:CO2:N2) pada suhu 4oC. Menurut Syarief

(1990), penyimpanan ikan dengan 100% CO2 menaikkan kecepatan dan jumlah

produksi drip, sehingga pentingnya menurunkan tingkat CO2 di bawah 60%.

2.6 Wadah Kemasan

Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan,

dan merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena

pengemasan dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan adalah

wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi

terjadinya kerusakan-kerusakan pada bahan yang dikemas/dibungkusnya (Julianti

& Nurminah 2006).

Saat ini, pengemasan dengan material plastik telah secara luas dipakai

dalam industri pengemasan pangan karena biayanya yang rendah dan

fleksibilitasnya yang tinggi. Wadah plastik lebih ringan dibandingkan dengan

wadah logam dan kaca, dan hanya membutuhkan energi yang rendah untuk

dibuat, diubah atau ditransportasikan (Hernandez & Giacin 1998).

Saat pengemas memberikan batasan antara produk dan lingkungan,

tingkatan perlindungannya beragam. Variasi ini penting hubungannya dengan

transportasi dari gas, uap air, atau komponen molekul-molekul antara lingkungan

eksternal dan lingkungan internal pengemasan, yang dikontrol oleh bahan

Page 28: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

pengemas. Tidak seperti kaca, logam atau keramik, bahan pengemas plastik secara

relatif dapat ditembus (permeabel) oleh molekul kecil seperti gas (CO2, O2, atau

jenis gas lainnya), uap air, bahan organik, dan cairan (Hernandez & Giacin 1998).

Penyimpanan sistem MAP memerlukan bahan kemasan yang spesifik

untuk menjaga agar komposisi udara dalam kemasan yang telah diatur pada

awalnya tidak banyak mengalami perubahan selama penyimpanan. Untuk maksud

ini hendaknya digunakan bahan kemasan yang mempunyai permeabilitas rendah

(high barrier film). Nilai pemeabilitas beberapa kemasan terhadap laju

perembesan beberapa jenis gas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Permeabilitas Beberapa Film Plastik Kemasan

Jenis Film Permeabilitas

CO2 H2 N2 O2

Polypropilene (PP) 500-800 1700 40-48 150-240

Low Density Poly Ethylene

(LDPE) 2700 1950 180 500

Medium Density Poly Ethylene

(MDPE) 1000-2500 1950 85-315 250-535

High Density Poly Ethylene

(HDPE) 580 - 42 185

Nilai permeabilitas berdasarkan hasil tes ASTM D-1434: cc-mil/100 sq.in-24hr-atm.at 25 0C

Sumber : Smoluk & Sneiler (1985)

Berdasarkan Tabel 4 di atas, jika dibandingkan, maka kemasan yang

mempunyai permeabilitas paling rendah terhadap CO2 adalah Polypropilene (PP),

sehingga kemasan ini paling baik untuk dipakai pada pengemasan atmosfer

termodifikasi karena dapat menjadi barrier yang baik terhadap perembesan CO2

keluar dari kemasan.

Page 29: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

3. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan

Desember 2009 di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Pertanian,

Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian; Laboratorium

Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Laboratorium Karakteristik dan

Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Perairan,

Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah fillet ikan patin yang

berukuran satu kilogram/ekor yang berasal dari Ciherang-Bogor. Bahan pembantu

lainnya adalah es, air, gas CO2, N2; plastik Polipropilen (PP) dengan ukuran 15x30

cm dan ketebalan 0,8 mm untuk pengemasan fillet. Bahan-bahan pereaksi yang

digunakan untuk uji-uji yang dilakukan, untuk uji protein digunakan kjeltab,

H2SO4, asam borat, HCl, untuk uji pH digunakan buffer pH 4 dan 7, untuk uji

TVBN digunakan TCA 7%, asam borat, K2CO3, HCl, untuk uji TPC digunakan

NaCl 0,85%, plate count agar (PCA), untuk uji TBA digunakan HCl 4 M,

pereaksi TBA, akuades.

Alat yang digunakan adalah mixer gas, Cosmotector tipe X-314, flow

meter, alat vakum udara dan coolbox. Untuk analisis proksimat digunakan kjeltec

system, oven, tanur, ekstraksi soxhlet, timbangan analitik, lalu untuk TVB

digunakan gelas piala, stirrer, magnetic stirrer, gelas ukur, erlenmeyer, cawan

Conway; gunting, pisau, timbangan analitik, pipet 1 ml, blender jars, Erlenmeyer

ukuran 250 ml, batang pengaduk, tabung reaksi, inkubator, pinset, cawan petri,

Bunsen untuk TPC; pH-meter untuk uji nilai pH, refrigerator dengan suhu 50C

untuk penyimpanan, score sheet untuk melakukan uji organoleptik.

Page 30: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

3.3. Metode Penelitian

Ikan patin yang diperoleh dari pasar ditransportasikan ke laboratorium lalu

dicuci dan dibersihkan dengan air mengalir. Setelah dibersihkan, ikan dipotong

kepalanya dan dikeluarkan isi perutnya yang bertujuan juga untuk mengeluarkan

darah dari daging ikan. Kemudian ikan patin difillet dari bagian pangkal ekor

hingga pangkal kepala. Selama pemfilletan ikan diberi pecahan es untuk menjaga

kesegaran ikan. Selanjutnya ikan dimasukkan ke dalam cool box yang telah

disediakan es dan dibawa ke laboratorium pengemasan. Sebelum pengemasan

fillet ikan dianalisis proksimat terlebih dahulu.

Setelah berada di laboratorium pengemasan, fillet ikan patin dimasukkan ke

dalam plastik PP lalu diseal dengan memberikan ruang untuk memasukkan gas

melalui selang. Kemudian, gas dimasukkan ke dalam kemasan-kemasan ikan patin

dengan komposisi yang berbeda-beda melalui selang, yaitu kemasan dengan

perlakuan 40% CO2+60% N2 (A1), 60% CO2+40% N2 (A2), 80% CO2+20% N2

(A3), kemasan vakum (A4), dan udara biasa sebagai kontrol (A5).

Kemasan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lemari pendingin untuk

penyimpanan suhu 50C dan penyimpanan suhu ruang. Pengamatan untuk suhu

50C dilakukan selama 16 hari yaitu pada hari ke 0, 4, 8, 12 dan 16 sedangkan

pengamatan untuk suhu ruang dilakukan selama 2 hari yaitu pada jam ke 0, 5, 10,

15 dan 20. Uji pada fillet ikan meliputi Total Volatile Base-Nitrogen (TVBN),

jumlah mikroba (TPC), nilai pH, uji TBA (untuk fillet pada penyimpanan suhu

50C) dan uji organoleptik yang dibandingkan dengan kontrol. Diagram alir

prosedur penelitian disajikan pada Gambar 2 di bawah ini.

Ikan Patin

Penyiangan (Pemotongan kepala + Pembersihan perut)

Pemfilletan

A

Analisis

Proksimat

Page 31: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gambar 2. Diagram alir prosedur metode penelitian

A

Pengemasan dalam plastik

polipropilen (PP)

Pemasukan gas dengan perlakuan

komposisi :

A1 : 40% CO2 + 60% N2 A2 : 60% CO2 + 40% N2

A3 : 80% CO2 + 20% N2

A4: Vakum

A5 : Kontrol/udara biasa

Penyimpanan

Pengamatan pada jam ke-0, 5, 10, 15, 20

Suhu ruang

Analisis TVB, TPC, pH, dan

organoleptik

Suhu 5oC

Pengamatan pada hari ke-0, 4, 8, 12, 16

Analisis TVB, TPC, TBA, pH, dan

organoleptik

Kemasan divakum menggunakan

pompa vakum

Page 32: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

3.4. Metode

3.4.1 Analisis proksimat

Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

mengetahui komposisi kimia yang ada pada suatu bahan. Analisis proksimat

meliputi analisis kadar air, abu, protein, dan lemak.

1. Analisis kadar air (AOAC 1995)

Prinsip dari analisis kadar air yaitu untuk mengetahui kandungan atau

jumlah kadar air yang terdapat pada suatu bahan. Tahap pertama yang dilakukan

pada analisis kadar air adalah mengeringkan cawan porselen dalam oven pada

suhu 102-105oC selama 10-15 jam. Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator

(kurang lebih 30 menit) dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang. Cawan

tersebut ditimbang kembali hingga beratnya konstan, kemudian cawan dan daging

ikan patin seberat 5 gram ditimbang setelah terlebih dahulu dipotong kecil-kecil.

Selanjutnya cawan tersebut dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 102-105oC

selama 3-5 jam. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator dan dibiarkan

sampai dingin kemudian ditimbang.

Perhitungan kadar air pada fillet ikan patin adalah:

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =𝐵 − 𝐶

𝐵 − 𝐴 × 100%

Keterangan :

A = Berat cawan kosong (gram)

B = Berat cawan dengan daging ikan patin (gram)

C = Berat cawan dengan daging ikan patin setelah dikeringkan (gram)

2. Analisis kadar abu (AOAC 1995)

Prinsip dari analisis kadar abu yaitu untuk mengetahui jumlah abu yang

terdapat pada suatu bahan terkait dengan mineral dari bahan yang dianalisis.

Cawan abu porselen dipijarkan dalam tungku pengabuan bersuhu sekitar 650oC

selama 1 jam. Cawan abu porselen tersebut didinginkan selama 30 menit setelah

suhu tungku turun menjadi sekitar 200oC dan ditimbang. Fillet ikan patin

sebanyak 1-2 gram yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan ke dalam cawan

Page 33: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

abu porselen. Cawan tersebut dimasukkan ke dalam tungku secara bertahap

hingga suhu 650oC. Proses pengabuan dilakukan sampai abu berwarna putih.

Setelah suhu tungku pengabuan turun menjadi sekitar 200oC, cawan abu porselin

didinginkan selama 30 menit dan kemudian ditimbang beratnya.

Perhitungan kadar abu pada fillet ikan patin:

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 =𝐶 − 𝐴

𝐵 − 𝐴 × 100%

Keterangan :

A = Berat cawan abu porselen kosong (gram)

B = Berat cawan abu porselen dengan fillet ikan patin (gram)

C = Berat cawan abu porselen dengan fillet ikan patin

setelah dikeringkan (gram)

3. Analisis kadar protein (AOAC 1995)

Prinsip dari analisis protein, yaitu untuk mengetahui kandungan protein

kasar (crude protein) pada suatu bahan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam

analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi.

(1) Tahap destruksi

Fillet ikan patin ditimbang seberat 0,5 gram, kemudian dimasukkan ke

dalam tabung kjeltec. Satu butir kjeltab dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan

ditambahkan 10 ml H2SO4. Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan

ke dalam alat pemanas dengan suhu 410oC ditambahkan 10 ml air. Proses

destruksi dilakukan sampai larutan menjadi bening.

(2) Tahap destilasi

Destilasi terdiri dari 2 tahap, yaitu persiapan dan sampel. Tahap persiapan

dilakukan dengan membuka kran air kemudian dilakukan pengecekan alkali dan

air dalam tanki, tabung dan erlenmeyer yang berisi akuades diletakkan pada

tempatnya. Tombol power pada kjeltec sistem ditekan lalu dilanjutkan dengan

menekan tombol steam dan tungku beberapa lama sampai air di dalam tabung

mendidih. Steam dimatikan, tabung kjeltec dan erlenmeyer dikeluarkan dari alat

kjeltec sistem.

Tahap sampel dilakukan dengan meletakkan tabung yang berisi fillet ikan

patin yang sudah didestruksi ke dalam kjeltec sistem beserta erlenmeyer yang

Page 34: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

diberi asam borat. Destilasi dilakukan sampai volume larutan dalam erlenmeyer

yang berisi asam borat mencapai 200 ml.

(3) Tahap titrasi

Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai warna larutan

pada erlenmeyer berubah warna menjadi pink.

Perhitungan kadar protein pada fillet ikan patin:

% 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 = 𝑚𝑙 𝐻𝐶𝑙 𝑓𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑡𝑖𝑛 −𝑚𝑙 𝐻𝐶𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 × 0,1 𝑁 𝐻𝐶𝑙 × 14 × 100%

𝑓𝑖𝑙𝑙𝑒𝑡 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑡𝑖𝑛

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = % 𝑁𝑖𝑡𝑟𝑜𝑔𝑒𝑛 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖

4. Analisis kadar lemak (AOAC 1995)

Fillet ikan patin seberat 3 gram (W1) dimasukkan ke dalam kertas saring

dan dimasukkan ke dalam selongsong lemak, kemudian dimasukkan ke dalam

labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya (W2) dan disambungkan dengan

tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung

soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak. Tabung ekstraksi dipasang pada alat

destilasi soxhlet lalu dipanaskan pada suhu 40oC dengan menggunakan pemanas

listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga

semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan tertampung di

ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu

lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC, setelah

itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan (W3).

Perhitungan kadar lemak pada fillet ikan patin:

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 =𝑊3 − 𝑊2

𝑊1 × 100%

Keterangan :

W1 = Berat sampel fillet ikan patin (gram)

W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram)

W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)

Page 35: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

3.4.2 Nilai pH (Sudarmadji et al. 1984)

Penetapan nilai pH dapat dilakukan setelah pH meter dikalibrasi terlebih

dahulu. Setelah sampel disiapkan, suhu diukur kemudian pengatur suhu pH meter

ditetapkan pada suhu tersebut. Stabilisasi pH-meter dilakukan 15-30 menit.

Setelah itu, elektroda dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Elektroda

dicelupkan ke dalam larutan sampel dengan pengukuran pH diset. Elektroda

dibiarkan tercelup beberapa saat sampai diperoleh pembacaan yang stabil,

kemudian pH sampel data dicatat.

3.4.3 Total Volatile Bases Nitrogen (TVBN) (AOAC 1995)

Prinsip penetapan TVBN adalah menguapkan senyawa-senyawa basa

volatil (amoniak, mono-, di- dan trimetilamin, dll) yang terdapat dalam ekstrak

ikan yang bersifat basa pada suhu 35oC selama 2 jam atau pada suhu kamar

selama semalam. Senyawa-senyawa tersebut diikat oleh asam borat kemudian

dititrasi dengan HCl.

Prosedur kerjanya yaitu 25 gr sampel ikan yang sudah digiling dan 75 ml

larutan TCA 7% (b/v) dilumat selama 1 menit. Larutan tadi disaring dengan kertas

saring sehingga diperoleh filtrat yang jernih.

Larutan asam borat sebanyak 1 ml dituangkan ke dalam inner chamber

cawan Conway. Filtrat dimasukkan ke dalam outer chamber sebanyak 1 ml dari

arah yang berlawanan sehingga ke dua macam larutan belum tercampur.

Tutup cawan diletakkan di atas cawan dengan posisi hampir menutup,

kemudian 1 ml K2CO3 jenuh dituangkan ke dalam outer chamber. Setelah itu,

cawan langsung ditutup dengan rapat. Sebelumnya, bibir cawan maupun tutup

cawan diolesin dengan vaselin. Pada cawan blanko, filtrat sampel diganti dengan

larutan 5% TCA dan dikerjakan seperti prosedur di atas. Untuk setiap sampel dan

blanko dikerjakan secara duplo.

Cawan Conway disusun pada rak inkubator secara hati-hati, kemudian

digoyangkan perlahan-lahan selama 1 menit. Selanjutnya diinkubasikan selama 2

jam pada suhu 35oC atau disimpan dalam suhu kamar selama semalam.

Page 36: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Larutan asam borat dalam inner chamber dititrasi dengan HCl

menggunakan magnetic stirrer sehingga larutan asam borat berubah menjadi

merah muda.

TVBN (mgN/100g) =(𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 −𝑚𝑙 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 )

100 𝑔 𝑑𝑎𝑔𝑖𝑛𝑔 𝑖𝑘𝑎𝑛𝑥 80 𝑚𝑔 𝑁

3.4.4 Total Plate Count (TPC) (Fardiaz 1987)

Prinsip dari pengamatan ini adalah menentukan besarnya populasi bakteri

yang terdapat pada ikan, yang memberikan gambaran tentang bagaimana tingkat

kesegaran ikan tersebut, karena bakteri merupakan faktor utama penyebab

pembusukan yang sedang berlangsung.

Prosedur kerjanya terdiri dari empat tahap yang saling berhubungan yaitu

tahap persiapan, penanaman, pengeraman dan perhitungan. Pertama, 5 gr daging

ikan ditimbang secara aseptis dan representatif, dimasukkan ke dalam blender jars

steril dan ditambahkan pada 90 ml NaCl 0,85% steril, kemudian diblender selama

beberapa detik dengan kecepatan rendah dan dilanjutkan dengan kecepatan tinggi

selama 2 menit. Larutan yang didapat adalah pengenceran 1:10. Selanjutnya

dipipet larutan 1:10 diatas sebanyak 1 ml, dimasukkan ke dalam cawan petri steril

dan 1 ml lagi sebagai duplo. Kemudian disiapkan larutan contoh 1:100, dengan

memipet 1 ml larutan 1:10 dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan NaCl 0,85 %

steril, lalu dikocok sampai homogen. Larutan contoh 1:100 ini dimasukkan ke

dalam cawan petri steril kedua dan secara duplo. Selanjutnya dengan cara yang

sama dikerjakan inokulasi contoh sampai dengan pengenceran 1:1.000.000 yang

dilakukan secara aseptis.

Ke dalam semua cawan petri yang telah berisi larutan contoh di atas,

dituangkan secara aseptis media tumbuh plate count agar (PCA) steril bersuhu

45oC sebanyak 15 ml, dan dibiarkan selama 15-20 menit sampai agarnya

memadat. Setelah itu, semua cawan petri tersebut diinkubasi pada suhu 30oC

dengan posisi terbalik selama 48 jam dengan posisi terbalik. Disamping itu dibuat

blanko, yaitu ke dalam cawan petri steril hanya dituangkan media tumbuh PCA 15

ml. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan alat

hitung Quebec. Perhitungan dilakukan disesuaikan dengan Standard Plate Count

(SPC).

Page 37: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

3.4.5 Analisis bilangan Thiobarbituric Acid (TBA) metode Tarladgis

(Apriyantono et al. 1989)

Sampel ditimbang sebanyak 10 gram dengan teliti, dimasukkan ke dalam

wearing blender. Ditambahkan 50 ml akuades dan dihancurkan. Sampel yang

telah dihancurkan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu destilasi sambil

dicuci dengan 47,5 ml akuades. Selanjutnya ditambahkan ± 2,5 ml HCl 4 M (atau

hingga pH menjadi 1,5) sampel didestilasi dengan menggunakan pendingin tegak

(alat destilasi) hingga diperoleh cairan destilat sebanyak 50 ml ± 10 menit

pemanasan. Destilat yang diperoleh diaduk hingga homogen dan dipipet ke dalam

tabung reaksi tertutup sebanyak 5 ml. Pereaksi TBA ditambahkan 5 ml, kemudian

divorteks hingga homogen. Larutan sampel dipanaskan dalam air mendidih

selama 35 menit kemudian didinginkan dengan air mengalir selama 10 menit.

Larutan blanko dibuat dengan menggunakan 5 ml akuades dan 5 ml

pereaksi dengan cara yang sama seperti penetapan sampel. Larutan blanko

ditetapkan sebagai titik nol dalam pengukuran absorbansi. Larutan sampel

kemudian diukur nilai absorbansinya pada panjang gelombang 528 nm. Bilangan

TBA didefenisikan sebagai mg malnodehid per kg. Perhitungan bilangan TBA

dalam sampel dilakukan melalui persamaan:

Bilangan TBA (mg malonaldehid/kg) = 3

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙× 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 × 7,8

3.4.6 Uji Organoleptik (Soekarto 1985)

Untuk melakukan kondisi optimal penyimpanan fillet ikan dalam kemasan

atmosfer termodifikasi dilakukan uji organoleptik dengan 10 skala mutu hedonik

(Soekarto 1985). Pengujian dilakukan terhadap penampakan, bau, warna, tekstur

berdasarkan pada kesukaan panelis. Panelis tetap yang dilibatkan adalah 10 orang.

Kriteria penilaian dikonversikan ke dalam angka-angka.

3.5. Analisis Data (Steel & Torrie 1991)

Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian adalah rancangan

acak lengkap dengan percobaan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor yang

pertama adalah komposisi gas yang dimasukkan ke dalam kemasan plastik fillet

ikan, terdiri dari 5 taraf, yaitu 40%CO2 + 60% N2 (A1); 60% CO2 + 40% N2 (A2);

Page 38: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

80% CO2 + 20% N2 (A3); vakum (A4), dan udara biasa (sebagai kontrol) (A5).

Faktor yang kedua adalah masa simpan yang terdiri dari masa simpan untuk suhu

50C yaitu hari ke-0 (B1), 4 (B2), 8 (B3), 12 (B4), 16 (B5) dan untuk suhu ruang

yaitu jam ke-0 (B1), 5 (B2), 10 (B3), 15 (B4), 20 (B5). Setelah diketahui bahwa

perlakuan memberikan pengaruh terhadap hasil TPC, TVB,TBA dan pH, maka

dilakukan uji Lanjut Duncan.

Model rancangan acak lengkap atau RAL, dengan percobaan dua faktor

adalah sebagai berikut:

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + Σijk

Yijk = faktor pengamatan pada faktor ke-A taraf ke-i, faktor ke- B taraf

ke-j dan ulangan ke-K.

(µ, αi, βj) = komponen additif dari rataan, pengaruh utama faktor A taraf ke-

i dan pengaruh utama faktor B taraf ke-j.

(αβ)ij = komponen interaksi dari faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf

ke-j.

Σijk = pengaruh acak yang menyebar normal (0, σ2).

i = 1,2,3,4,5

j = 1,2,3,4,5

Data hasil pengamatan diolah dengan analisis ragam (Analysis of

Variance). Bila hasil dari analisis ragam memperlihatkan pengaruh nyata atau

sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan Duncan’s Multiple Test Range

(DMRT), sehingga diketahui perlakuan yang memberikan hasil berbeda dengan

perlakuan yang lain.

Data hasil uji organoleptik diolah menggunakan Metode Kruskal Wallis.

Uji Kruskal Wallis dilakukan pada warna, penampakan, bau dan tekstur. Apabila

memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap uji organoleptik maka akan

diolah lebih lanjut menggunakan Uji Multiple Comparison.

Page 39: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Uji Kruskal Wallis

𝑯 = 𝟏𝟐

𝒏(𝒏 + 𝟏) 𝒊

𝑹𝒊

𝒏𝒊 − 𝟑(𝒏 + 𝟏)

𝐻′ = 𝐻

𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖

𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖 = 1 − 𝑡

𝑛 − 1 (𝑛 + 1)

Keterangan :

n = jumlah data

ni = banyaknya pengamatan dalam perlakuan ke-i

Ri = jumlah rangking dalam perlakuan ke-i

t = banyaknya pengamatan yang seri dalam kelompok

H‟ = H terkoreksi

Uji Multiple Comparison

𝑹𝒊 − 𝑹𝒋 >< 𝑍 ∝/2𝒑 𝒏 + 𝟏 𝒌

𝟔

Keterangan :

Ri = rata-rata rangking perlakuan ke-i

Rj = rata-rata perlakuan ke-j

n = jumlah total data

k = banyaknya ulangan

Page 40: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Proksimat Daging Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)

Analisis kimia dilakukan pada ikan patin yang digunakan yaitu kadar air,

protein, lemak dan abu. Komposisi kimia daging ikan daging ikan patin yang

digunakan pada penelitian ini tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Proksimat daging ikan patin (Pangasius hypopthalmus) segar

Komposisi Kimia Nilai (%)

Air

Abu

Protein

Lemak

75,26 ± 3,15

1,18 ± 0,00

13,50 ± 0,51

1,58 ± 0,02

Berdasarkan Tabel 5, fillet ikan patin (Pangasius hypopthalmus)

mempunyai kadar air yang tinggi (75,26 ± 3,15%), kandungan protein yang relatif

rendah (<15%), dan kandungan lemak yang relatif rendah (<5%). Hal yang serupa

juga dikemukakan oleh Orban et al. (2008). Menurut Swasono (2007), ikan patin

mempunyai kadar air 81,31%, kadar protein sebesar 16,05%, kadar lemak 1,09%,

dan kadar abu 1,10%. Nilai komposisi kimia dari ikan dapat berbeda-beda

tergantung faktor intrinsik dan ekstrinsik. Yang termasuk faktor intrinsik adalah

jenis dan golongan ikan, umur ikan, jenis kelamin dan sifat warisan. Sedangkan

yang termasuk faktor ekstrinsik adalah daerah kehidupan ikan, musim dan jenis

makanan yang tersedia (Hadiwiyoto 1993).

4.2. Modified Atmosphere Packaging

Mikrobiologi, biokimia dan metode sensori digunakan untuk mengevaluasi

kesegaran dan kualitas dari ikan selama penanganan dan penyimpanan, dengan

penampakan, bau, rasa dan tekstur menjadi atribut yang utama dalam kesegaran

(Koutsoumanis et al. 2002 dalam Hernández et al. 2009). Diketahui bahwa

analisis mikrobiologi, biokimia dan sensori ini tidak selalu menunjukkan korelasi

baik sehingga penting untuk menggunakan tiga jenis analisis ini bersama dalam

menentukan kesegaran dari ikan tertentu dengan lebih akurat (Paleologos et al.

2004 dalam Hernández et al. 2009).

Page 41: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa Vakum 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

4.2.1. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH merupakan ukuran keadaan asam atau basa suatu zat dan sering

digunakan sebagai indikator kerusakan bahan makanan, karena pengontrolan nilai

pH merupakan salah satu cara untuk mencegah pertumbuhan organisme (Gaman

& Sherrington 1990). Secara umum perubahan kimiawi pertama kali dalam

daging ikan adalah perubahan pH, tetapi perubahan nilai pH ikan tergantung

spesiesnya sehingga nilai pH tidak menjadi kriteria yang pasti untuk mendeteksi

kesegaran dan kualitas daging ikan dan olahannya. Nilai pH digunakan sebagai

pendukung parameter kualitas lainnya (Baygar et al. 2008). Nilai rata-rata pH dari

setiap perlakuan fillet ikan patin dengan penyimpanan pada suhu ruang disajikan

pada Gambar 3.

Keterangan :

Huruf a-h adalah hasil uji Duncan lanjut terhadap interaksi komposisi gas dalam kemasan dengan masa simpan

Gambar 3. Diagram batang nilai rata-rata pH pada penyimpanan suhu ruang

Berdasarkan Gambar 3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pH pada

suhu ruang berkisar antara 5,60-6,35 dengan nilai pH tertinggi yaitu 6,35 pada

kemasan ikan patin dengan penambahan 80%CO2/20%N2 jam ke-15 dan nilai pH

terendah pada kemasan ikan patin dengan penambahan 60%CO2/40%N2 jam ke-5.

Nilai pH yang turun pada jam ke-5 untuk semua perlakuan berkorelasi

dengan pernyataan Ilyas (1983) bahwa setelah ikan mati, nilai pH ikan akan turun

dari 7,00 (nilai pH ikan hidup) hingga mencapai minimum antara 5,80 hingga

efgh

b b

cde cdef

efgh

a

b

efgh

cd

efgh

cd

cdef

h

fghefgh

b

c

efghefghefgh

b

defg

fgh gh

5,5

5,6

5,7

5,8

5,9

6

6,1

6,2

6,3

6,4

6,5

0 5 10 15 20

Nila

i pH

Lama Penyimpanan (Jam)

Page 42: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

6,20 yaitu saat terjadi kekejangan (rigor mortis) pada ikan. Setelah ikan mati,

sirkulasi darah terhenti dan suplai oksigen berkurang sehingga yang terjadi adalah

metabolisme anaerob yang menyebabkan pemecahan glikogen menjadi glukosa

dan produk turunannya. Penguraian glukosa melelui proses glikolisis akan

menghasilkan ATP dan asam laktat. Akumulasi asam laktat inilah yang dapat

menyebabkan terjadinya penurunan pH daging ikan. Selain itu, rendahnya nilai

kisaran pH yang mencapai minimum 5,60 atau dibawah 5,80 juga dapat

disebabkan oleh larutnya gas CO2 pada air dan lemak pada fillet yang

menghasilkan asam karbonat (H2CO3) (Sebranek & Houser 2006; Coyne 1933

dalam Sivertsvik et al. 2002). Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

CO2 + H20 H2CO3

Pada akhir masa simpan, Gambar 3 memperlihatkan bahwa pada kemasan

dengan penambahan 60%CO2/40%N2 merupakan fillet patin dengan pH terendah

yaitu sebesar 6,02, sedangkan pH tertinggi pada kemasan udara biasa dengan nilai

6,35. Kenaikan yang terjadi sampai dengan akhir masa simpan untuk semua

perlakuan menunjukkan bahwa pada semua fillet ikan patin terjadi penguraian

protein sehingga menyebabkan peningkatan kandungan nitrogen non protein yang

akhirnya berdampak pada akumulasi basa pada fillet ikan Patin (Hadwiger &

Adams (1978); Hadwiger & Losckhe (1981) dalam Gushagia (2008)). Namun,

kenaikan nilai pH untuk MAP, vakum dan udara biasa berbeda, hal ini dapat

disebabkan terhambatnya pertumbuhan bakteri untuk ikan Patin dengan MAP

sehingga akumulasi basa yang dihasilkan juga lebih sedikit. Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa interaksi perlakuan komposisi gas dan masa simpan

memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pH nilai fillet patin (p<0,05) dan

dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 3).

Nilai rata-rata pH untuk fillet ikan patin yang disimpan pada suhu dingin

disajikan pada Gambar 4 di bawah ini.

Page 43: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa Vakum 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

Keterangan :

Huruf a-j adalah hasil uji Duncan lanjut terhadap interaksi komposisi gas dalam kemasan dengan masa simpan

Gambar 4. Diagram batang nilai rata-rata pH pada penyimpanan suhu dingin

Berdasarkan Gambar 4 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pH pada

suhu dingin berkisar antara 5,93-6,49 dengan nilai pH tertinggi yaitu 6,49 pada

kemasan ikan patin dengan kemasan udara biasa hari ke-16 dan nilai pH terendah

sebesar 5,93 pada kemasan ikan patin dengan penambahan 40%CO2/60%N2 dan

60%CO2/40%N2 pada hari ke-4. Gambar 4 juga memperlihatkan bahwa adanya

penurunan pH fillet patin pada hari ke-4 di semua perlakuan yang disebabkan oleh

terbentuknya asam laktat setelah ikan mati.

Penurunan pH juga disebabkan oleh penyerapan CO2 pada permukaan otot

ikan, mengasamkannya melalui pembentukan asam karbonat (Banks et al. 1980

dalam Erkan et al. 2007). Daya larut dari CO2 pada air sekitar 30 kali lebih besar

daripada O2 dan 60 kali lebih besar daripada N2 (Gill 1988 dalam Sebranek &

Houser 2006). Walaupun, jumlah dari asam karbonat yang terbentuk dari CO2

relatif sedikit (±2%), diketahui bahwa pH daging dapat turun sampai 0,35

(Daniels et al. 1985, Tan & Gill 1982 dalam Sebranek & Houser 2006).

Penurunan pH ini juga dapat dilihat pada penelitian Sebranek & Houser (2006),

Torrieri et al. (2006), Masniyol et al. (2002) dan Erkan et al. (2007) yang

mengemas ikan dengan spesies lain dalam atmosfer termodifikasi untuk suhu

dingin.

cde

a

defgfgh defg

cde

a

dedefg

ghi

cde

b

de

hij

defg

cde

bcd

cde

bc

cde

b

cdef

hi

j

5,8

5,9

6

6,1

6,2

6,3

6,4

6,5

6,6

6,7

6,8

0 4 8 12 16

Nila

i pH

Lama Penyimpanan (Hari)

Page 44: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa Vakum 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

Penyerapan CO2 pada jaringan daging dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti kandungan lemak, kandungan air, pH, suhu (Sebranek & Houser 2006).

Setelah hari ke-4, pada semua kemasan terjadi kenaikan pada nilai pH, hal ini

disebabkan karena adanya produksi komponen alkali seperti amonia oleh

kerusakan karena mikroorganisme (Stammen et al. 1990 dalam Reddy et al.

1994). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi gas

dan masa simpan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap

nilai pH ikan patin lalu dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran4).

4.2.2. Total Volatile Base-Nitrogen (TVBN)

Total Volatile Base-Nitrogen (TVBN) adalah produk hasil kerusakan oleh

bakteri dan enzim di dalam tubuh ikan yang nilainya sering digunakan untuk

melihat kualitas dan umur simpan dari produk (EEC 1995 dalam Mendes et al.

2008). European Union menjelaskan bahwa nilai TVBN dapat digunakan sebagai

penilaian terhadap kemunduran mutu ikan jika metode sensori dianggap

meragukan (EU 1991 dalam Castro et al. 2006). Nilai rata-rata TVBN dari setiap

fillet ikan patin dengan penyimpanan pada suhu ruang disajikan pada Gambar 5.

Keterangan :

Huruf a, b dan c adalah hasil uji lanjut Duncan terhadap perlakuan masa simpan

Gambar 5. Diagram batang nilai rata-rata TVBN pada penyimpanan suhu ruang

Berdasarkan hasil yang dapat dilihat dari Gambar 5, nilai TVBN selama

penyimpanan suhu ruang berkisar antara 9,90-23,30 mgN/100g, dengan nilai

0

5

10

15

20

25

30

0 5 10 15 20

Nila

i TV

BN

(m

gN/1

00g)

Lama Penyimpanan (Jam)

c c bc

b a

Page 45: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa Vakum 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

TVBN rata-rata terendah pada akhir masa simpan yaitu fillet ikan patin dengan

kemasan penambahan 40%CO2/60%N2 sebesar 18,93 mgN/100g dan nilai rata-

rata tertinggi pada kemasan udara biasa yaitu 23,30 mgN/100g. Hasil analisis

ragam menunjukkan bahwa perlakuan masa simpan memberikan pengaruh yang

nyata (p<0,05) terhadap nilai TVBN ikan patin sehingga dilakukan uji lanjut

Duncan, sedangkan perlakuan komposisi gas dan interaksi diantara gas dengan

masa simpan tidak memberikan pengaruh yang nyata pada nilai TVBN patin pada

penyimpanan suhu ruang (Lampiran 5).

Hasil analisis TVBN menunjukkan bahwa selama pengamatan telah terjadi

proses kebusukan dari fillet ikan patin yang dapat dilihat dari peningkatan nilai

TVBN selama penyimpanan. Akan tetapi pada Gambar 5 terlihat bahwa nilai

TVBN pada seluruh perlakuan sampai jam ke-20 belum melebihi batas

penerimaan. Hal ini dikemukakan juga oleh Masniyol et al. (2008). Perbedaan

nilai TVBN yang kecil berhubungan dengan kandungan nitrogen non protein pada

ikan yang tergantung dari tipe pemberian pakan pada ikan, waktu pada saat

ditangkap, ukuran ikan, faktor lingkungan yang berbeda dan juga kualitas

mikrobiologis pada jaringan ikan (Ozogul et al. 2004 dalam Mendes et al. 2008).

Untuk nilai TVBN ikan patin pada penyimpanan suhu dingin dapat dilihat

pada Gambar 6 dibawah ini.

Keterangan :

(a) Huruf a, b dan c adalah uji lanjut terhadap perlakuan komposisi gas ; (b) Huruf m, n, o dan p adalah uji lanjut terhadap

perlakuan masa simpan

Gambar 6. Diagram batang nilai rata-rata TVBN pada penyimpanan suhu dingin

abab ab

ab

ab

abc

abcabc

abc

abc

aa

aa a

bc

bc

bc bc bc

cc

c

c

c

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0 4 8 12 16

Nila

i TV

BN

(m

gN/1

00g)

Lama Penyimpanan (Hari)

o

p

o n

m

Page 46: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Berdasarkan hasil yang dapat dilihat dari Gambar 6, nilai TVBN selama

penyimpanan suhu dingin berkisar antara 9,90-32,32 mgN/100g, dengan nilai

TVBN rata-rata terendah pada akhir masa simpan yaitu kemasan dengan

penambahan 80%CO2/20%N2 sebesar 17,47 mgN/100g dan nilai rata-rata

tertinggi pada fillet ikan dengan kemasan udara biasa yaitu 32,32 mgN/100g.

Menurut Zaitsev et al. (1969) dalam Nurjanah et al. (2004) juga menurut Pantazi

et al. (2008), batas nilai TVBN ikan air tawar yang masih dapat diterima berkisar

antara 18-25 mgN/100g. Maka, apabila dilihat untuk akhir masa simpan, ikan

patin dengan kemasan 40%CO2/60%N2, 80%CO2/20%N2 dan dengan kemasan

vakum masih dapat diterima.

Rendahnya nilai rata-rata TVB pada penambahan 80%CO2/20%N2 dapat

dikatakan bahwa fillet ikan patin tersebut memiliki kualitas terbaik secara kimiawi

dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Rendahnya nilai TVBN dapat

disebabkan oleh tingginya kandungan CO2 pada kemasan yang bersifat

bakteriostatik dan menghambat jumlah bakteri yang menguraikan senyawa-

senyawa yang terdapat pada daging ikan (Erkan et al. 2007). Hal ini juga

dikemukakan oleh Oberlender et al. (1983) dalam Pantazi et al. (2008). Fraser &

Sumar (1998) dalam Özogul et al. (2003) menyatakan bahwa katabolisme bakteri

pada asam amino di otot ikan menghasilkan akumulasi amonia dan senyawa

volatil lainnya.

Hasil uji TVBN tidak selalu konsisten. Sebab nilai TVBN diperoleh dari

hanyutnya amina volatil dari ikan yang disimpan. Keragaman TVBN berasal dari

variasi biologis dari ikan (Ilyas 1983). Hal inilah yang dapat menyebabkan adanya

nilai rata-rata TVBN yang fluktuatif yang dapat dilihat di Gambar 11. Dalam

kemasan vakum, nilai TVBN pada hari ke-8 sebesar 22,71 mg N/100 g lalu

menurun pada hari ke-12 menjadi 20,97 mg N/100 g dan akhirnya pada hari ke-16

nilai TVBN sebesar 23,30 mg N/100 g.

Pada uji kimiawi, penetapan TVBN sudah meluas digunakan. Ia

berkorelasi cukup baik dengan perubahan sensori selama penurunan mutu atau

pembusukan (Ilyas 1983). Namun, Banks et al. (1980) dalam Siverstvik et al.

(2002) menyatakan bahwa adanya peningkatan yang lambat pada ikan yang

disimpan dengan CO2, bahkan ketika uji sensori telah menyatakan kebusukan

Page 47: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

mengindikasikan pola pembusukan yang berbeda pada ikan yang disimpan dengan

CO2 dengan ikan yang disimpan biasa dalam suhu rendah. Kadar TVBN

meningkat secara lambat selama penyimpanan dingin pada kebanyakan air tawar,

disebabkan juga karena rendah atau tiadanya kandungan TMAO pada ikan air

tawar (Ilyas 1983).

Analisis ragam menunjukkan bahwa adanya perbedaan nyata (p<0,05)

antara patin yang disimpan dalam udara biasa, vakum dan MAP. Perlakuan masa

simpan juga memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai TVBN ikan patin

sehingga dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 6).

4.2.3. Total Plate Count (TPC)

Kesegaran merupakan sifat yang paling penting saat mengevaluasi kualitas

dari ikan yang bergantung pada penanganan dan penyimpanan, dari saat ditangkap

sampai pada saat sampai kepada konsumen. Kerusakan secara mikrobiologi

disebabkan oleh adanya aktifitas mikroorganisme, terutama bakteri. Di dalam

pertumbuhannya atau untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mikroorganisme

memerlukan energi yang dapat diperoleh dari substrat tempat hidupnya. Daging

ikan merupakan substrat yang baik untuk bakteri (Hadiwiyoto 1993). Baik saat

pengolahan fillet dan mengeluarkan isi perut, cross-contamination di antara ikan

dan luasnya permukaan yang terbuka untuk kontaminasi mikroba pada lingkungan

dapat menurunkan umur simpan dari ikan (Poli et al. 2006 dalam Hernández et al.

2009). Berikut adalah grafik nilai log TPC pada penyimpanan suhu ruang yang

disajikan pada Gambar 7.

Page 48: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa Vakum 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

Keterangan :

Gambar 7. Grafik nilai log TPC pada penyimpanan suhu ruang

Gambar 7 menunjukkan adanya kenaikan nilai log TPC pada semua

kemasan dengan komposisi gas yang berbeda. Pada akhir masa simpan nilai log

TPC berkisar 5,90-7,76 atau sebesar 8 x 105 CFU/g sampai dengan 5,8 x 10

7

CFU/g. Nilai log TPC tertinggi pada kemasan dengan penambahan

60%CO2/40%N2 sebesar 7,76 tidak berbeda jauh dengan kemasan dengan udara

biasa sebesar 7,72 atau 5,2 x 107 CFU/g, sedangkan nilai log TPC terendah pada

kemasan dengan penambahan 80%CO2/20%N2. Batas maksimum bakteri menurut

SNI 01-2729.1-2006 yaitu sebesar 5 x 105 CFU/g atau dengan nilai log sebesar

5,70, menunjukkan bahwa fillet patin dengan masa simpan paling lama pada

kemasan dengan penambahan 40%CO2/60%N2 dan 80%CO2/20%N2 dengan nilai

TPC 1,8 x 104 dan 4,2 x 10

4 CFU/g sampai pada jam ke-15.

CO2 dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Walaupun efek dari CO2 pada

pertumbuhan bakteri kompleks, namun ada empat mekanisme CO2 pada

mikroorganisme yang dapat diidentifikasi (Farber 1991; Dixon & Kell 1989;

Daniels et al. 1985; Parkin & Brown 1982 dalam Sivertsvik et al. 2002) yaitu

mengubah fungsi membran sel termasuk efek pada pemasukan nutrien dan

penyerapan, menghambat langsung pada enzim atau menurunkan reaksi enzim,

menembus membran bakteri yang menuju pada perubahan pH intraseluler, dan

adanya perubahan langsung pada sifat fisika-kimia dari protein. Dengan semakin

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 5 10 15 20

Log

nila

i TP

C

Lama Penyimpanan (Jam)

Page 49: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

Vakum

tingginya konsentrasi CO2 yang diberikan maka efek yang dihasilkan semakin

besar (Reddy et al. 1994). Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara

masa simpan dan perbedaan komposisi gas adanya memberikan pengaruh yang

berbeda nyata (p<0,05) terhadap nilai log TPC fillet ikan Patin sehingga

dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 7).

Untuk nilai log TPC pada penyimpanan suhu dingin, disajikan oleh

Gambar 8 di bawah ini.

Keterangan :

Gambar 8. Grafik nilai log TPC pada penyimpanan suhu dingin

Berdasarkan hasil pada Gambar 8, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan

nilai log TPC pada fillet ikan. Kisaran nilai log TPC pada akhir masa simpan

adalah sebesar nilai log 8,76-9,93 atau 5,75 x 108 CFU/g sampai dengan 8,5 x 10

9

CFU/g. Nilai log terendah terdapat pada fillet patin dengan penambahan

80%CO2/20%N2 sedangkan nilai tertinggi pada penambahan 40%CO2/60%N2.

Batas maksimum bakteri menurut SNI 01-2729.1-2006 yaitu sebesar 5 x 105

CFU/g atau dengan nilai log sebesar 5,70, menunjukkan bahwa fillet patin dengan

penambahan 80%CO2/20%N2 merupakan fillet ikan terbaik dengan nilai TPC

terendah yaitu 2,5 x 104 CFU/g sampai pada hari ke-8.

Efek menghambat pada CO2 meningkat dengan semakin besarnya

konsentrasi CO2 dan temperatur yang semakin rendah (Sikorski & Sun Pan 1994).

Penyimpanan pada suhu dingin menyebabkan kelarutan CO2 semakin tinggi

sehingga efek hambatnya semakin tinggi. Devlieghere et al. (1998); Devlieghere

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 4 8 12 16

Nila

i Lo

g TP

C

Lama Penyimpanan (Hari)

Page 50: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

et al. (2001) dalam Sebranek & Houser (2006) mencatat bahwa efek antimikrobial

dari CO2 lebih besar pada suhu di bawah 10oC dibandingkan pada 15

oC atas di

atasnya.

Di dalam kemasan, N2 yang ditambahkan merupakan gas yang

mempunyai efek tidak langsung pada umur simpan dari ikan. Hal ini karena ketika

N2 digunakan untuk menggantikan O2 maka atmosfer pada kemasan tidak

mengizinkan adanya pertumbukan mikroorganisme aerobik. Dan karena

mikroorganisme aerobik merupakan organisme dengan pertumbuhan paling cepat

secara normal yang ada pada daging segar, maka mencegah pertumbuhannya akan

memperpanjang umur simpan (Sebranek & Houser 2006).

Analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara masa simpan dan

perbedaan komposisi gas adanya memberikan pengaruh yang berbeda nyata

(p<0,05) terhadap nilai log TPC fillet ikan Patin pada suhu dingin sehingga

dilakukan uji lanjut Duncan (Lampiran 8).

4.2.4 Thiobarbituric Acid (TBA)

Thiobarbituric Acid (TBA) adalah indikator yang telah digunakan secara

meluas dalam menilai oksidasi lipid (Nishimoto et al. 1985 dalam Pantazi et al.

2007). Prinsip dasar dari metode ini adalah reaksi antara 1 molekul malonaldehid

dan 2 molekul TBA yang membentuk pigmen merah mudah malonaldehid TBA

kompleks yang dapat dihitung secara spektrofotometri (Gutteridge 1981 dalam

Tokur et al. 2006).

Ikan mudah rusak karena oksidasi, yang berhubungan dengan ketengikan

dan kehilangan kandungan nutrisi (Frankel 1998 dalam Maqsood & Benjakul

2010). Uji TBA hanya dilakukan pada fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

dingin. Berikut adalah grafik nilai rata-rata TBA pada setiap perlakuan pada

penyimpanan suhu dingin yang disajikan pada Gambar 9.

Page 51: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Udara Biasa Vakum 80%CO2 + 20% N2 60%CO2 + 40% N2 40%CO2 + 60% N2

Keterangan:

Huruf a-h adalah hasil uji Duncan lanjut terhadap interaksi komposisi gas dalam kemasan dengan masa simpan

Gambar 9. Diagram batang nilai rata-rata TBA pada penyimpanan suhu dingin

Berdasarkan Gambar 9, dapat dilihat adanya kecenderungan fluktuasi pada

nilai TBA pada setiap perlakuan kemasan. Nilai TBA berkisar antara 0,0059

sampai dengan 0,1251 mg malonaldehid/kg. Nilai yang berfluktuasi ini

dikemukan oleh Pantazi et al. (2008) dalam penelitiannya pada Mediterranean

swordfish. Erkan et al. (2007) juga menyatakan adanya nilai TBA yang

berfluktuasi pada chub mackerel. Nilai TBA tertinggi terdapat pada fillet ikan

dengan kemasan penambahan 40%CO2/60%N2 pada masa simpan hari ke-8

dengan nilai rata-rata 0,1251 mg malonaldehid/kg. Setelah hari ke-8 terjadi

penurunan nilai TBA pada fillet kemasan 40%CO2/60%N2 ini. Fluktuasi nilai ini

juga terjadi pada semua perlakuan kecuali fillet ikan patin dengan penambahan

80%CO2/20%N2. Kesemua nilai TBA fillet patin masih di bawah 3 mg

malonaldehid/kg yang merupakan standar yang dikemukan oleh Lannelongue et

al. (1982) dalam Pantazi et al. (2008). Hal ini juga berarti bahwa lipid pada

jaringan ikan segar yang disimpan dalam suhu dingin cenderung mengalami

oksidasi lebih kecil (Stansby 1963 dalam Pantazi et al. 2008).

Oksidasi lipid pada ikan bergantung pada beberapa faktor (spesies ikan,

suhu penyimpanan, komposisi lemak, dan lain-lain). Sehubungan dengan

kandungan lemak, ketengikan karena oksidasi dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, seperti proses fillet. Karena fillet mempunyai area permukaan yang lebih

a

f

h

def

aba

cdef

ef ef

aba ab

cdef cdef

g

a ab

cdef

abc

cdef

a

ef

cde

cde

a

0,000

0,020

0,040

0,060

0,080

0,100

0,120

0,140

0 4 8 12 16

Nila

i TB

A (

mgM

DA

/kg)

Lama Penyimpanan (Hari)

Page 52: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

luas untuk kontak dengan oksigen, fillet ini lebih mudah untuk teroksidasi

daripada ikan utuh (Hernández et al. 2009). Hal ini menjadi salah satu parameter

yang dapat dijadikan indikator untuk mengetahui kesegaran fillet ikan patin.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi gas,

perlakuan masa simpan dan interaksi antara komposisi gas dan masa simpan

memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada nilai TBA (p<0,05) pada

penyimpanan suhu dingin dan untuk itu dilakukan uji Lanjut Duncan

(Lampiran9).

4.2.5 Organoleptik

4.2.5.1 Warna

Warna merupakan faktor yang kritis dalam menentukan umur simpan

dimana produk juga harus dapat memberikan warna yang menarik untuk pasar

(Sebranek & Houser 2006). Berikut ini adalah nilai organoleptik warna pada

penyimpanan suhu ruang yang ditampilkan oleh Gambar 10.

Gambar 10. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang

Berdasarkan nilai dari Gambar 10, dapat dilihat seiring lama penyimpanan

nilai organoleptik warna menurun untuk semua perlakuan. Sebelum pengemasan,

fillet ikan patin rata-rata berwarna kuning muda dengan sedikit berwarna merah.

Setelah beberapa jam, terjadi perubahan warna pada ikan dimana fillet ikan patin

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 5 10 15 20

Nila

i org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Jam)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 53: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

dengan udara biasa dan vakum berubah semakin pudar sedangkan fillet patin

dengan MAP cenderung lebih merah. Nilai rata-rata akhir dari organoleptik warna

berkisar antara 1,3-3,7, terlihat secara keseluruhan warna daging di semua

perlakuan pudar dan cenderung berwarna kuning pekat karena adanya lendir yang

menutupi fillet ikan. Pada akhir masa simpan nilai organoleptik warna terbaik

pada fillet ikan pada kemasan penambahan 40%CO2/60%N2 yaitu rata-rata

sebesar 3,7. Konsentrasi gas CO2 yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

diskolorisasi pada daging ikan (Sikorski & Sun Pan 1994), hal ini dapat

mempengaruhi penilaian panelis pada uji organoleptik warna dari fillet ikan.

Sivertsvik et al. (2002) juga menyatakan bahwa warna dari daging ikan dan

kulitnya dapat berubah karena tingginya konsentrasi CO2 pada kemasan. Warna

yang terbentuk pada ikan karena adanya penambahan CO2 tergantung pada suhu

penyimpanan, sifat dari ikan, luasnya permukaan ikan yang terpapar CO2

(Sikorski & Sun Pan 1994).

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas tidak memberikan pengaruh pada nilai organoleptik warna fillet

ikan patin, dapat dilihat dari penilaian panelis yang tidak terlalu berbeda jauh yang

terdapat pada grafik di Gambar 10. Namun, perlakuan masa simpan memberikan

pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison

menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna pada jam ke-0 berbeda nyata

dengan jam ke-5, 10, 15 dan 20 (Lampiran 10).

Gambar 11. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik warna fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 4 8 12 16

Nila

i Org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Hari)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 54: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gambar 11 memperlihatkan bahwa adanya penurunan pada setiap fillet

dengan perlakuan udara biasa, vakum dan MAP. Pada akhir masa simpan, kisaran

nilai organoleptik warna adalah 1-3,4, dimana nilai organoleptik tertinggi pada

fillet dengan penambahan 80%CO2/20%N2, sedangkan yang terendah pada

kemasan udara biasa dan pada penambahan 40%CO2/60%N2. Perubahan warna

yang terjadi pada penyimpanan suhu ruang juga terdapat pada penyimpanan suhu

dingin. Daging ikan mula-mula berwarna kuning kemerah-merahan, selama

penyimpanan berangsur berubah nejadi warna kuning dan perlahan akhirnya

berubah menjadi pucat. Terjadinya warna kuning dikenal dengan istilah rusting.

Penyebab rusting ini adalah akibat senyawa amonia yang menguap dan

trimetilamin yang dihasilkan akibat kegiatan mikroba dalam daging ikan. Gejala

rusting ini juga dapat terjadi pada proses oksidasi lemak-lemak yang mengandung

senyawa nitrogen (Ketaren 1986).

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada nilai

organoleptik warna fillet ikan patin, sedangkan perlakuan penyimpanan suhu

dingin memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05). Uji lanjut Multiple

Comparison menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda

nyata dengan hari ke-4, 8, 12 dan 16 (Lampiran 11).

4.2.5.2 Penampakan

Kesegaran adalah hal yang paling penting dalam mengevaluasi kualitas

dari ikan. Hilangnya kesegaran mengubah parameter sensori yang mempunyai

efek langsung pada penerimaan produk oleh konsumen. Perubahan sensori yang

pertama yang timbul pada penyimpanan ikan berhubungan dengan penampakan

dan tekstur (Huss 1995 dalam Hernández et al. 2009). Berikut ini adalah grafik

nilai rata-rata organoleptik penampakan pada penyimpanan suhu ruang.

Page 55: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gambar 12. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik penampakan fillet

ikan patin selama penyimpanan suhu ruang

Berdasarkan Gambar 12 di atas, dapat dilihat adanya penurunan nilai

organoleptik penampakan. Kisaran nilai rata-rata akhir dari nilai penampakan

adalah 2,3-4,3, dimana terlihat ciri-ciri pada fillet patin seperti kecerahan hilang,

pemutihan nyata, beragam sampai ke ciri-ciri timbul berbagai penyimpangan.

Nilai organoleptik penampakan terbaik pada akhir masa simpan adalah fillet ikan

patin dengan penambahan 60%CO2/40%N2. Penampakan merupakan faktor yang

penting dalam menentukan kesegaran ikan.

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas tidak memberikan pengaruh pada nilai organoleptik penampakan

fillet ikan patin, sedangkan perlakuan penyimpanan suhu ruang memberikan

pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison

menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna pada jam ke-0 berbeda nyata

dengan jam ke-5, 10, 15 dan 20 (Lampiran 12).

Berikut ini adalah grafik penilaian panelis terhadap parameter penampakan

fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 5 10 15 20

Nila

i org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Jam)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 56: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gambar 13. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik penampakan fillet

ikan patin selama penyimpanan suhu dingin

Berdasarkan hasil pada Gambar 13, didapatkan bahwa kisaran nilai

organoleptik penampakan pada akhir masa simpan adalah 1-3,8. Nilai tertinggi

pada penampakan adalah pada kemasan dengan penambahan 80%CO2/20%N2

sedangkan nilai organoleptik terendah yaitu 1 terdapat pada fillet ikan dengan

penambahan 40%CO2/60%N2, kemasan vakum dan pada ikan dengan kemasan

udara biasa.

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas dan masa simpan memberikan pengaruh pada nilai organoleptik

penampakan fillet ikan patin (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison

menunjukkan bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda nyata

dengan hari ke-4, 8, 12 dan 16 (Lampiran 13).

4.2.5.3 Bau

Berikut ini pada Gambar 11 ditampilkan hasil nilai rata-rata organoleptik

bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 4 8 12 16

Nila

i Org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Hari)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 57: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gambar 14. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang

Berdasarkan hasil pada Gambar 14, ada penurunan pada nilai organoleptik

bau. Kisaran nilai rata-rata akhir dari nilai bau adalah 3,1-4,6 dengan ciri-ciri bau

ammonia mulai tercium atau juga mempunyai ciri-ciri bau asam asetat, bau

rumput atau bau sabun. Nilai organoleptik bau terbaik pada akhir masa simpan

adalah fillet ikan patin dengan penambahan 60%CO2/40%N2 dan kemasan vakum

sedangkan nilai organoleptik terendah terdapat pada fillet ikan dengan udara

biasa. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme yang

menguraikan protein ikan yang menghasilkan senyawa-senyawa yang

menyebabkan off-odour (Reddy et al. 1994)

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas tidak memberikan pengaruh pada nilai organoleptik bau fillet ikan

patin, sedangkan perlakuan penyimpanan suhu ruang memberikan pengaruh yang

berbeda nyata (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan bahwa nilai

organoleptik bau pada jam ke-0 berbeda nyata dengan jam ke-5, 10, 15 dan 20

(Lampiran 14).

Gambar 14 untuk penyimpanan suhu dingin juga menunjukkan bahwa

adanya penurunan nilai organoleptik bau pada setiap fillet dengan perlakuan udara

biasa, vakum dan MAP. Pada akhir masa simpan kisaran nilai organoleptik

adalah 1-2, dimana nilai tertinggi pada fillet dengan penambahan 80%CO2/20%N2

sedangkan kemasan lainnya nilai organoleptiknya adalah 1.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 5 10 15 20

Nila

i org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Jam)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 58: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gambar 15. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik bau fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin

Adanya off-odour yang muncul seiring dengan bertambahnya hari

penyimpanan disebabkan karena proses enzimatik dan kegiatan bakteri yang

menguraikan protein, lemak, karbohidrat dan senyawa-senyawa lainnya

(Hadiwiyoto 1993, Torrieri et al. 2006). Hal ini juga dikemukakan Lannelongue et

al. (1982); Reddy et al. (1992) dalam Reddy et al. (1994). Bau tengik yang tidak

sedap disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan

hidroperoksida. Selain itu dengan adanya air, lipid dapat terhidrolisis menjadi

gliserol dan asam lemak bebas. Hidrolisis dapat memacu oksidasi dan asam lemak

bebas yang terbentuk dapat menyebabkan “soapy flavor”, yaitu bau yang

menyerupai sabun (FAO 1995). Penelitian Hernández et al. (2009) pada fillet

Argyrosomus regius yang disimpan pada suhu dingin juga menunjukkan bahwa

dengan seiring bertambahnya penyimpanan, bau segar pada fillet ikan akan

berkurang dan pada penyimpanan hari ke-11, bau segar pada fillet telah hilang.

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas dan masa simpan memberikan pengaruh pada nilai organoleptik

bau fillet ikan patin (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan

bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda nyata dengan hari ke-4, 8,

12 dan 16 (Lampiran 15).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 4 8 12 16

Nila

i Org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Hari)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 59: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

4.2.5.4 Tekstur

Kualitas sensori dari makanan hasil laut ditentukan terutama oleh bau dan

tekstur (Sawyer et al. 1988 dalam Sikorski & Sun Pan 1994), kedua atribut ini

mempunyai dampak yang berbeda pada keseluruhan pemilihan sensori ikan dari

berbeda spesies. Berikut ini adalah Gambar 16 yang memperlihatkan grafik

penurunan nilai rata-rata organoleptik tekstur pada kemasan MAP, vakum dan

udara biasa.

Gambar 16. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu ruang

Berdasarkan hasil pada Gambar 16, nilai organoleptik tekstur menurun

pada masa penyimpanan. Kisaran nilai rata-rata akhir dari nilai tekstur adalah 3,1-

4 dengan ciri-ciri daging yang lunak dan apabila ditekan bekas jari lama hilang.

Torrier et al. (2006) juga menyatakan bahwa adanya perubahan tekstur fillet ikan

dari elastis menjadi lembek seiring dengan masa penyimpanan. Nilai organoleptik

tekstur terbaik pada akhir masa simpan adalah fillet ikan patin dengan

penambahan 60%CO2/40%N2 sedangkan untuk nilai organoleptik terendah untuk

tekstur pada penambahan 40%CO2/60%N2. Reddy et al. (1992) dalam Regenstein

(2006) menyatakan bahwa beberapa efek negatif dari terlalu tingginya CO2 dalam

kemasan adalah menurunkan water holding capacity dan adanya perubahan warna

dan tekstur yang terjadi pada produk.

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan

komposisi gas tidak memberikan pengaruh pada nilai organoleptik tekstur fillet

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 5 10 15 20

Nila

i org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Jam)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 60: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

ikan patin, sedangkan masa simpan memberikan pengaruh yang berbeda nyata

(p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan bahwa nilai organoleptik

tekstur pada jam ke-0 berbeda nyata dengan jam ke-5, 10, 15 dan 20 (Lampiran

16).

Gambar 17 di bawah ini memperlihatkan nilai organoleptik tekstur fillet

patin pada penyimpanan suhu dingin.

Gambar 17. Grafik nilai rata-rata uji organoleptik tekstur fillet ikan patin

selama penyimpanan suhu dingin

Hasil Gambar 17 menunjukkan bahwa selama penyimpanan suhu dingin,

fillet ikan patin mengalami penurunan pada parameter tekstur. Pada akhir masa

simpan, kisaran nilai organoleptik tekstur adalah 1-2,5 dimana nilai organoleptik

tertinggi adalah pada fillet dengan 80%CO2/20%N2 sedangkan yang paling rendah

dengan nilai 1 pada penambahan 40%CO2/60%N2, vakum dan udara biasa. Pada

hari ke-16, hampir semua ikan mengalami telah kebusukan sehingga tekstur dari

ikan telah lembek dan cenderung banyak lendir, sehingga penilaian panelis sangat

rendah.

Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa baik perlakuan perbedaan

komposisi gas dan masa simpan memberikan pengaruh pada nilai organoleptik

tekstur fillet ikan patin (p<0,05). Uji lanjut Multiple Comparison menunjukkan

bahwa nilai organoleptik warna pada hari ke-0 berbeda nyata dengan hari ke-4, 8,

12 dan 16 (Lampiran 17).

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 4 8 12 16

Nila

i Org

ano

lep

tik

Lama Penyimpanan (Hari)

40%CO2+60%N2

60%CO2+40%N2

80%CO2+20%N2

Vakum

Udara Biasa

Keterangan :

Page 61: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

4.3 Hubungan antara Parameter Kesegaran Fillet Ikan

Berikut ini pada Gambar 18 dan Gambar 19 disajikan grafik yang

menggambarkan beberapa parameter kesegaran pada fillet ikan patin pada

penyimpanan suhu ruang dan penyimpanan suhu dingin. Grafik hubungan antara

parameter kesegaran fillet ikan menunjukkan adanya keterkaitan dan adanya

penurunan mutu seiring dengan masa penyimpanan.

Lama Penyimpanan (Jam)

0 5 10 15 20 25

pH

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

6.0

6.1

6.2

6.3

TV

B

8

10

12

14

16

18

20

Lo

g T

PC

2

3

4

5

6

7

8

9

Org

ano

lep

tik

0

2

4

6

8

10

Rata-rata Nilai pH

Rata-rata Nilai TVB

Rata-rata Nilai Log TPC

Rata-rata Nilai Organoleptik Warna

Rata-rata Nilai Organolpetik Penampakan

Rata-rata Nilai Organoleptik Bau

Rata-rata Nilai Organoleptik Tekstur

Gambar 18. Hubungan antara parameter kesegaran fillet ikan Patin pada

penyimpanan suhu ruang

Gambar 18 menunjukkan keterkaitan antara setiap parameter pada fillet

yang disimpan dalam kemasan atmosfer termodifikasi dengan komposisi

60%CO2/40%N2. Seiring dengan semakin tingginya nilai TVB dan TPC, maka

nilai organoleptik untuk semua parameter akan turun. Kisaran nilai organoleptik

pada akhir masa simpan adalah antara 4 sampai dengan 6 untuk warna,

penampakan, bau dan tekstur.

Page 62: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lama Penyimpanan (Hari)

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

pH

6.0

6.1

6.2

6.3

6.4

6.5

TV

B

8

10

12

14

16

18

Lo

g T

PC

2

3

4

5

6

7

8

9

10

TB

A

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

Org

an

ole

pti

k

0

2

4

6

8

10

Grafik pH

Grafik TVB

Grafik Log TPC

Grafik TBA

Grafik Organoleptik Warna

Grafik Organoleptik Penampakan

Grafik Organoleptik Bau

Grafik Organoleptik Tekstur

Gambar 19. Hubungan antara parameter kesegaran fillet ikan Patin pada

penyimpanan suhu dingin

Gambar 19 menunjukkan keterkaitan antara setiap parameter pada fillet

yang disimpan dalam kemasan atmosfer termodifikasi dengan komposisi

80%CO2/20%N2. Seiring dengan semakin tingginya nilai TVB dan TPC, maka

nilai organoleptik untuk semua parameter akan turun. Sedangkan nilai pH dan

TBA berfluktuasi selama masa penyimpanan. Kisaran nilai organoleptik pada

akhir masa simpan adalah antara 2 sampai dengan 4 untuk warna, penampakan,

bau dan tekstur.

Page 63: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Fillet ikan patin mengalami kemunduran mutu selama penyimpanan yang

diindikasikan dengan naiknya nilai Total Volatile Base-Nitrogen (TVBN), Total

Plate Count (TPC) dan juga turunnya nilai organoleptik untuk semua parameter.

Pengemasan dengan menggunakan metode Modified Atmosphere Packaging

(MAP) pada suhu 5oC dan suhu ruang dapat memperpanjang umur simpan dari

fillet ikan patin dibandingkan dengan fillet patin dengan kemasan udara biasa.

Fillet ikan dengan penambahan CO2 dan N2 pada penyimpanan suhu ruang dapat

bertahan rata-rata sampai dengan jam ke-15 atau menambah masa simpan 1-4 jam

dibandingkan dengan udara biasa sedangkan pada penyimpanan suhu dingin dapat

bertahan rata-rata sampai dengan hari ke-10 menambah masa simpan 3-7 hari.

Berdasarkan parameter organoleptik dan juga mikrobiologis dapat dilihat bahwa

fillet ikan patin terbaik pada penyimpanan suhu ruang adalah kemasan dengan

penambahan 60%CO2/40%N2 sedangkan untuk penyimpanan suhu dingin adalah

kemasan dengan penambahan 80%CO2/20%N2. Perbedaan suhu penyimpanan

mempengaruhi umur simpan dari fillet ikan patin dan juga dapat dilihat dengan

parameter penampakan, tekstur dan bau pada penyimpanan suhu dingin.

5.2 Saran

Perlunya ada modifikasi alat pengemas atmosfer termodifikasi

(kualitasnya perlu ditingkatkan), penggunaan tray untuk wadah selain dari PP,

mencari pengukuran asam lemak volatil pada ikan dengan metode lain untuk

mendapatkan nilai yang lebih akurat, perlu dilakukannya TPC anaerob untuk

melihat jenis bakteri yang tumbuh pada fillet ikan patin dengan kemasan Modified

Atmosphere Packaging (MAP) dan penerapan MAP pada ikan dengan spesies

lain.

Page 64: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

DAFTAR PUSTAKA

Association of Official Analitical Chemistry (AOAC). 1995. Official Methods of

analysis Association of Analitical Chemistry.Washington DC.

Baygar T, Erkan N, Mol S, Ozden O. 2008. Determination of the shelf-life of

Trout raw meatball that packed under modified atmosphere. Pakistan

Journal of Nutrition (3): 412-417.

Castro P, Padrón JCP, Cansino MJC, Vela´zquez ES, De Larriva RM. 2006. Total

volatile base nitrogen and its use to assess freshness in European sea

bass stored in ice. Food Control (17):245-248.

Chatib MR. 1994. Penggunaan sistem penyimpanan atmosfir termodifikasi untuk

mempertahankan daya awet ikan kakap merah (Lutjanus spp.) segar

[Tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Departemen Kelautan dan Perikanan [DKP]. 2009. “Catfish Day” menobatkan

Patin dan Lele Menjadi Unggulan. http://www.dkp.com [24 Agustus

2009].

Erkan N, Özden Ö, Inuğur M. 2007. The Effects of Modified Atmosphere and

Vacum Packaging on Quality of Chub Mackerel. International Journal

of Food Science and Technology (42):1297-1304

Eskin NAM, Henderson HM, Townsend RJ. 1971. Biochemistry of Foods. New

York: Academic Press.

[FAO] Food and Agriculture Organization. 1995. Quality and Quality Changes in

Fresh Fish. Hush HH (Ed.). Rome: FAO Fisheries Technical Paper

No.331(75): 0-65.

Fardiaz S. 1987. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Bogor: Lembaga

Sumberdaya Informasi, Institut Pertanian Bogor.

Ferinaldy. 2008. Produksi Perikanan Budidaya menurut Komoditas Utama (2005-

2009). Majalah Referensi. http://ferinaldy.wordpress.com [7 Mei 2009].

Gaman PM, Sherrington KB. 1990. The Science of Food: An Introduction to Food

Science, Nutrition and Microbiology, 3rd

ed. New York: Pergamon Press.

Globefish. 2009. Pangasius Market Report-September 2009. FAO Globefish.

http://www.globefish.com [20 Januari 2010].

Griffin RC, Sacharow S, Brody AL. 1985. Principles of Food Packaging, Second

Edition. New York: Van Nostrand Reinhold Company.

Page 65: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jilid I. Yogyakarta:

Liberty.

Hernández MD, López MB, Álvarez A, Ferrandini E, García BG, Garrido MD.

2009. Sensory, physical, chemical and microbiological changes in

aquacultured meagre (Argyrosomus regius) fillets during ice storage.

Food Chemistry (114):237-245.

Hernandez RJ, Giacin JR. 1998. Factors affecting permeation, sorption, and

migration processes inpackage-product systems. Dalam: Food Storage

Stability. Taub IA, Singh RP (Ed). New York: CRC Press, hal. 269-329.

Ilyas S.1983. Teknologi Refrigasi Hasil Perikanan. Jilid I. Teknik Pendinginan

Ikan. Jakarta: CV. Paripurna.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Julianti E, Nurminah M. 2006. Teknologi Pengemasan. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Karuniawati T. 2003. Pengembangan kemasan atmosfir termodifikasi pada

penyimpanan fillet ikan Mas (Cyprinus carpio) menggunakan edible

coating dari khitosan [Skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi Hasil

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor.

Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI

Press.

Masniyol P, Benjakul S, Visessanguan W. 2002. Shelf-life extension of

refrigerated seabass slices under modified atmosphere packaging. Journal

of The Science Of Food and Agriculture (82):873-880.

Maqsood S, Benjakul S. 2010. Synergistic effect of tannic acid and modified

atmospheric packaging on the prevention of lipid oxidation and quality

losses of refrigerated striped catfish slices. Food Chemistry (xx):xxx-xxx.

Mendes R, Pestana C, Gonçalves A. 2008. The effects of soluble gas stabilisation

on the quality of packed sardine fillets (Sardina pilchardus) stored in air,

VP and MAP. International Journal of Food Science and Technology

(43):2000-2009.

Norhayani. 2003. Kajian penyimpanan fillet ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)

dalam kemasan atmosfer termodifikasi [Tesis]. Bogor: Program Pasca

Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Page 66: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Nurjanah, Setyaningsih I, Sukarno, Muldani M. 2004. Kemunduran mutu ikan

Nila Merah (Oreochromis sp.) selama penyimpanan pada suhu ruang.

Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol. VII Nomor I:37-43.

Orban E, Nevigato T, Di Lena G, Masci M, Casini I, Gambelli L, Caproni R.

2008. New trends in the seafood market. Sutchi catfish (Pangasius

hypophthalmus) fillets from Vietnam: Nutritional quality and safety

aspects. Food Chemistry (110):383-389.

Özogul F, Polat A, Özogul Y. 2003. The effects of modified atmosphere

packaging and vacuum packaging on chemical, sensory and

microbiological changes of sardines (Sardina pilchardus). Food

Chemistry (85):49-57.

Pantazi D, Papavergou A, Pournis N, Kontominas MG, Savvaidis IN. 2007. Shelf

Life of Chilled Fresh Mediterranean Swordfish (Xiphias gladius) Stored

under Various Packaging Condition: Microbiological, Biochemical and

Sensory Attributes. Food Microbiology (25):136-143.

Reddy NR, Schreiber CL, Buzard KS, Skinner GE, Armstrong DJ. 1994. Shelf

Life of Fresh Tilapia Fillets Packaged in High Barrier Film with

Modified Atmospheres. Journal of Food Science (59):260-264.

Regenstein JM. 2006. Use of Modified Atmosphere Packaging to Extend The

Shelf Life of Fresh Fish: A Critical Look from A Historical Perspective.

Dalam: Modified Atmospheric Processing and Packaging of Fish.

Otwell WS, Kristinsson HG, Balaban MO (Ed.). USA: Blackwell

Publishing, hal. 143-162.

Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Jakarta:

Bina Cipta.

Sankar CNR, Lalitha KV, Jose L, Manju S, Gopal TKS. 2008. Effect of

packaging atmosphere on the microbial attributes of pearlspot (Etroplus

suratensis Bloch) stored at 0–2oC. Food Microbiology (25): 518-528.

Sari RK. 2009. Karakteristik fish nugget dari ikan patin (Pangasius sp.) dengan

penambahan kitosan sebagai pembentuk gel. Bogor: Program Studi

Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor.

Sebranek JG, Houser A. 2006. Chapter 17: Modified Atmosphere Packaging.

Dalam: Advanced Technologies for Meat Processing. Nollet LML,

Toldrá (Ed). Boca Raton: CRC Press.

Sikorski ZE, Sun Pan B. 1994. Preservation of Seafood Quality. Dalam: Seafoods:

Chemistry, Processing, Technology and Quality. Shahidi F, Botta JR

(Ed.). London: Blackie Academic & Professional, hal. 168-187.

Page 67: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Sivertsvik M, Jeksrud WK, Rosnes JT. 2002. A review of modified atmosphere

packaging and fishery products-significance of microbial growth,

activities, and safety. International Journal of Food Science and

Technology (37): 107-127.

Sivertsvik M, Rosnes JT, Bergslien H. 2002. Modified Atmosphere Packaging.

Dalam: Minimal Processing in The Food Industry. Ohlsson T, Bengtsson

N (Ed). New York: CRC Press, hal 61-80.

Skinner GE, Reddy NR. 2006. Hazard Associated with Clostridium botulinum in

Modified Atmosphere Packaged Fresh Fish and Fishery Products.

Dalam: Modified Atmospheric Processing and Packaging of Fish.

Otwell WS, Kristinsson HG, Balaban MO (Ed.). USA: Blackwell

Publishing, hal. 163-192.

Smoluk, Sneiler. 1985. Modern Plastic Encyclopedy. USA: Mc Graw Hill.

Soccol MCH, Oetterer M. 2003. Use of Modified Atmosphere in Seafood

Preservation. Brazilian Archives of Biology and Technology (46):569-

580.

Soekarto ST. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan. Bogor:

Lembaga Swadaya, Institut Pertanian Bogor.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006. Syarat Ikan Segar-Bagian 1: Spesifikasi.

SNI 01-2729.1-2006. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Steel RGD, Torrie JH. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu Pendekatan

Biometrik. Sumantri B, penerjemah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Terjemahan dari: The Principle and Procedure of Statistics. A

Biometrics Approach.

Sudarmadji S, Haryono B, Sunadi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.

Yogyakarta: Liberty.

Suppakul P, Miltz J, Sonneveld K, Bigger SW. 2003. Active Packaging

Technologies with Emphasis On Antimicrobial Packaging and its

Application. Journal of Food Science (68):408-420.

Susanto H, Amri K. 2001. Budidaya Ikan Patin. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Swasono TP. 2007. Hubungan cara mati ikan Patin (Pangasius hypopthalmus)

terhadap kemunduran mutu kesegarannya pada penyimpanan suhu ruang

[Skripsi]. Bogor: Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Page 68: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Tokur B, Korkmaz K, Ayas D. 2006. Comparison of Two Thiobarbituric Acid

(TBA) Method for Monitoring Lipid Oxidation in Fish. Journal of

Fisheries & Aquatic Sciences (23):331-334.

Torrieri E, Cavella S, Villani F, Masi P. 2006. Influence of modified atmosphere

packaging on the chilled shelf life of gutted farmed bass (Dicentrarchus

labrax). Journal of Food Engineering (77):1078-1086

Venugopal V. 2006. Seafood Processing. Boca Raton: CRC Press.

Page 69: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

LAMPIRAN

Page 70: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 1. Lembar penilaian uji organoleptik untuk fillet ikan Patin

SCORE SHEET UJI ORGANOLEPTIK (SOEKARTO 1985) NAMA PRODUK : FILLET IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) HARI/TANGGAL : NAMA PANELIS : JAM :

Perlakuan Warna Penampakan Bau Tekstur

Warna : Cemerlang, berwarna asli = 10 Masih cemerlang, mulai timbul diskolorisasi = 7 Mulai tidak cemerlang, timbul diskolorisasi = 5 Warna daging pudar = 1 Penampakan : Jernih/transparan, mengkilat, cerah = 10 Mulai keruh, kecerahan suram = 7 Mulai timbul berbagai penyimpangan = 5 Kecerahan hilang, pemutihan nyata = 1 Bau : Segar/bau spesifik jenis = 10 Bau segar atau bau ikan segar mulai hilang = 9 Tidak berbau, netral = 8 Bau susu, belum ada bau asam = 7 Bau susu asam, bau susu kental = 6 Bau kentang rebus atau logam = 5 Bau asam asetat, bau rumput atau bau sabun = 4 Bau ammonia mulai tercium = 3 Bau ammonia kuat, ada bau H2S = 2 Bau busuk = 1 Tekstur : Padat, kenyal, kadang agak lunak spesifik jenis = 10 Agak lunak, belum ada bekas jari bila ditekan = 7 Lunak, bekas jari lama hilang = 4 Sangat lunak, bekas jari tidak hilang = 1

Page 71: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 2. Rekapitulasi data kadar air, abu, protein, lemak, dan pH dari Patin

Parameter Analisis Ulangan 1 Ulangan 2

Kadar air (%) 73,09 77,49 Kadar abu (%) 1,18 1,18

Kadar protein (%) 13,87 13,14 Kadar lemak (%) 1,57 1,60

pH 6,25 6,13

Lampiran 3. Data nilai pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Gas Ulangan Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20 40% CO2 + 60% N2

1 6,25 5,79 5,78 6,06 6,12 2 6,13 5,78 5,77 6,06 6,02

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 5,79 ± 0,01 5,78 ± 0,01 6,06 ± 0,00 6,07 ± 0,07

60% CO2 + 40% N2

1 6,25 5,58 5,75 6,20 6,06 2 6,13 5,61 5,76 6,10 5,98

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 5,60 ± 0,02 5,76 ± 0,01 6,15 ± 0,07 6,02 ± 0,06

80% CO2 + 20% N2

1 6,25 5,98 6,08 6,37 6,19 2 6,13 6,03 6,08 6,32 6,21

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 6,01 ± 0,04 6,08 ± 0,00 6,35 ± 0,04 6,20 ± 0,01

Vakum 1 6,25 5,77 5,99 6,18 6,14 2 6,13 5,76 5,94 6,12 6,21

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 5,77 ± 0,01 5,97 ± 0,04 6,15 ± 0,04 6,18 ± 0,05

Udara Biasa

1 6,25 5,74 6,10 6,30 6,24 2 6,13 5,83 6,10 6,13 6,24

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 5,79 ± 0,06 6,10 ± 0,00 6,22 ± 0,12 6.24 ± 0,00

Lampiran 3a. Analisis ragam pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Dependent Variable:pH

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1.823a 24 .076 24.812 .000

Intercept 1828.552 1 1828.552 5.972E5 .000

GAS .332 4 .083 27.138 .000

masa_simpan 1.282 4 .320 104.668 .000

GAS * masa_simpan .209 16 .013 4.267 .001

Error .077 25 .003

Total 1830.452 50

Corrected Total 1.900 49

a. R Squared = .960 (Adjusted R Squared = .921)

Page 72: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 3b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap

pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Ph

Duncan

Interaksi N

Subset

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A2*B2 2 5.5950

A2*B3 2 5.7550

A4*B2 2 5.7650

A1*B3 2 5.7750

A1*B2 2 5.7850

A5*B2 2 5.7850

A4*B3 2 5.9650

A3*B2 2 6.0050 6.0050

A2*B5 2 6.0200 6.0200

A1*B4 2 6.0600 6.0600 6.0600

A1*B5 2 6.0700 6.0700 6.0700 6.0700

A3*B3 2 6.0800 6.0800 6.0800 6.0800

A5*B3 2 6.1000 6.1000 6.1000 6.1000

A2*B4 2 6.1500 6.1500 6.1500 6.1500

A4*B4 2 6.1500 6.1500 6.1500 6.1500

A4*B5 2 6.1750 6.1750 6.1750 6.1750

A1*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900 6.1900

A2*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900 6.1900

A3*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900 6.1900

A4*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900 6.1900

A5*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900 6.1900

A3*B5 2 6.2000 6.2000 6.2000

A5*B4 2 6.2150 6.2150

A5*B5 2 6.2400 6.2400

A3*B4 2 6.3450

Sig. 1.000 .633 .077 .142 .056 .056 .088 .176 .069

The error term is Mean Square(Error) = .003.

Keterangan : A1 = 40% CO2 + 60% N2 B1 = Jam ke-0

A2 = 60% CO2 + 40% N2 B2 = Jam ke-5

A3 = 80% CO2 + 20% N2 B3 = Jam ke-10

A4 = Vakum B4 = Jam ke-15 A5 = Udara Biasa B5 = Jam ke-20

Page 73: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 4. Data nilai pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Gas Ulangan Masa Simpan

Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16

40% CO2

+ 60% N2

1 6,25 5,92 6,25 6,35 6,30

2 6,13 5,93 6,25 6,27 6,29

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 5,93 ± 0,01 6,25 ± 0,00 6,31 ± 0,01 6,30 ± 0,01

60% CO2

+ 40% N2

1 6,25 6,18 6,26 5,97 6,33

2 6,13 6,19 6,25 5,89 5,36

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 6,19 ± 0,01 6,26 ± 0,01 5,93 ± 0,06 6,35 ± 0,02

80% CO2

+ 20% N2

1 6,25 6,08 6,18 6,41 6,30

2 6,13 6,05 6,17 6,38 6,29

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 6,07 ± 0,02 6,18 ± 0,01 6,40 ± 0,02 6,30 ± 0,01

Vakum 1 6,25 6,07 6,45 6,18 6,14

2 6,13 6,08 6,39 6,21 6,13

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 6,08 ± 0,01 6,42 ± 0,04 6,20 ± 0,01 6,14 ± 0,01

Udara

Biasa

1 6,25 6,07 6,51 6,26 6,38

2 6,13 6,08 6,47 6,22 6,40

Mean ± St. Dev 6,19 ± 0,08 6,08 ± 0,01 6,49 ± 0,03 6,24 ± 0,03 6.39 ± 0,01

Lampiran 4a. Analisis ragam pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Dependent Variable:pH

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .925a 24 .039 19.960 .000

Intercept 1931.808 1 1931.808 1.001E6 .000

GAS .057 4 .014 7.335 .000

masa_simpan .397 4 .099 51.374 .000

GAS * masa_simpan .471 16 .029 15.263 .000

Error .048 25 .002

Total 1932.781 50

Corrected Total .973 49

a. R Squared = .950 (Adjusted R Squared = .903)

Page 74: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 4b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap

pH fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

pH

Duncan

Interaksi N

Subset

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A1*B2 2 5.9250

A2*B2 2 5.9300

A3*B2 2 6.0650

A4*B2 2 6.0750

A5*B2 2 6.0750

A4*B3 2 6.1350 6.1350

A3*B3 2 6.1750 6.1750

A2*B3 2 6.1850 6.1850

A1*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900

A2*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900

A3*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900

A4*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900

A5*B1 2 6.1900 6.1900 6.1900

A4*B4 2 6.1950 6.1950 6.1950

A5*B3 2 6.2400 6.2400 6.2400 6.2400

A1*B3 2 6.2500 6.2500 6.2500 6.2500

A2*B4 2 6.2550 6.2550 6.2550 6.2550

A1*B5 2 6.2950 6.2950 6.2950 6.2950

A3*B5 2 6.2950 6.2950 6.2950 6.2950

A1*B4 2 6.3100 6.3100 6.3100

A2*B5 2 6.3450 6.3450 6.3450

A5*B4 2 6.3900 6.3900

A3*B4 2 6.3950 6.3950 6.3950

A4*B5 2 6.4200 6.4200

A5*B5 2 6.4900

Sig. .910 .157 .050 .132 .051 .172 .066 .054 .130 .050

The error term is Mean Square(Error) = .002.

Keterangan : A1 = 40% CO2 + 60% N2 B1 = Hari ke-0

A2 = 60% CO2 + 40% N2 B2 = Hari ke-5 A3 = 80% CO2 + 20% N2 B3 = Hari ke-10

A4 = Vakum B4 = Hari ke-15

A5 = Udara Biasa B5 = Hari ke-20

Page 75: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 5. Data nilai TVBN (mg N/100g) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang

Gas Ulangan Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20

40% CO2 + 60% N2

1 15,14 16,31 17,47 20,96 18,05

2 4,66 15,72 17,47 17,47 w19,80

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 16,02 ± 0,41 17,47 ± 0,00 19,22 ± 2,47 18,93 ± 1,23

60% CO2

+ 40% N2 1 15,14 16,89 17,47 18,05 18,05

2 4,66 12,23 17,47 20,97 20,38

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 14,56 ± 3,29 17,47 ± 0,00 19,51 ± 2,05 19,22 ± 1,64

80% CO2

+ 20% N2 1 15,14 11,65 14,56 18,64 20,97

2 4,66 14,56 14,56 15,14 19,80

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 13,10 ± 2,06 14,56 ± 0,00 16,89 ± 2,47 20,38 ± 0,82

Vakum 1 15,14 15,72 17,47 19,80 21,55

2 4,66 15,72 17,47 16,89 23,88

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 15,72 ± 0,00 17,47 ± 0,00 18,35 ± 2,05 22,71 ± 1,65

Udara Biasa

1 15,14 13,98 20,38 20,38 20,97

2 4,66 15,14 20,38 19,80 25,63

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 15,56 ± 0,58 20,38 ± 0,00 20,09 ± 0,41 23,30 ± 3,29

Lampiran 5a. Analisis ragam TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

ruang

Dependent Variable:TVB

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 810.122a 24 33.755 2.558 .012

Intercept 13408.931 1 13408.931 1.016E3 .000

GAS 38.664 4 9.666 .732 .578

masa_simpan 721.115 4 180.279 13.661 .000

GAS * masa_simpan 50.342 16 3.146 .238 .998

Error 329.918 25 13.197

Total 14548.971 50

Corrected Total 1140.040 49

a. R Squared = .711 (Adjusted R Squared = .433)

Lampiran 5b. Uji lanjut Duncan pengaruh masa simpan terhadap TVBN fillet

ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Duncan

masa_simpan N

Subset

1 2 3

JAM 0 10 9.9000

JAM 5 10 14.7920

JAM 10 10 17.4702 17.4702

JAM 15 10 18.8106

JAM 20 10 20.9080

Sig. 1.000 .112 .055

The error term is Mean Square(Error) = 13.197.

Page 76: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 6. Data nilai TVBN (mg N/100g) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin

Gas Ulangan Masa Simpan Rata-rata

Total Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16 40% CO2 + 60% N2

1 15,14 12,23 14,56 14,56 22,13 15,14 2 4,66 12,81 12,81 15,72 26,79

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 12,52 ± 0,41 13,69 ± 1,24 15,14 ± 0,82 24,46 ± 3,30 60% CO2 + 40% N2

1 15,14 14,56 15,14 18,64 24,46 16,95 2 4,66 13,40 15,72 20,38 27,37

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 13,98 ± 0,82 15,43 ± 0,41 19,51 ± 1,23 25,92 ± 2,06 80% CO2 + 20% N2

1 15,14 12,81 13,98 18,64 16,89 13,98 2 4,66 9,90 14,56 15,14 18,05

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 11,36 ± 2,06 14,27 ± 0,41 16,89 ± 2,47 17,47 ± 0,82

Vakum 1 15,14 15,72 22,13 22,13 25,63

18,58 2 4,66 16,31 23,30 19,80 20,97 Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 16,02 ± 0,41 22,71 ± 0,82 20,97 ± 1,65 23,30 ± 3,29 Udara Biasa

1 15,14 13,98 17,47 20,57 31,35 19,22 2 4,66 11,65 18,05 25,63 32,20

Mean ± St. Dev 9,90 ± 7,41 12,81 ± 1,65 17,76 ± 0,41 23,30 ± 3,29 32,32 ± 1,23

Rata-rata Total 9,90 13,34 16,77 19,16 24,69

Lampiran 6a. Analisis ragam TVBN fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

dingin

Dependent Variable:TVB

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1719.033a 24 71.626 5.340 .000

Intercept 14066.328 1 14066.328 1.049E3 .000

GAS 197.581 4 49.395 3.683 .017

masa_simpan 1274.840 4 318.710 23.763 .000

GAS * masa_simpan 246.612 16 15.413 1.149 .368

Error 335.306 25 13.412

Total 16120.667 50

Corrected Total 2054.340 49

a. R Squared = .837 (Adjusted R Squared = .680)

Lampiran 6b. Uji lanjut Duncan pengaruh gas dan masa simpan terhadap TVBN

fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

TVB

Duncan

GAS N

Subset

1 2 3

80% 10 13.9770

40% 10 15.1410 15.1410

60% 10 16.9478 16.9478 16.9478

VAKUM 10 18.5782 18.5782

BIASA 10 19.2200

Sig. .098 .057 .202

Duncan

Page 77: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

masa_simpan N

Subset

1 2 3 4

H-0 10 9.9000

H-4 10 13.3370

H-8 10 16.7720

H-12 10 19.1614

H-16 10 24.6936

Sig. 1.000 1.000 .157 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 13.412.

Lampiran 7. Data nilai TPC (CFU/g) fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

ruang

Gas Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20

40% CO2, 60% N2 9 x 102 2,5 x 10

4 1,1 x 10

5 1,8 x 10

4 2,05 x 10

6

60% CO2, 40% N2 9 x 102 2,1 x 10

4 1 x 10

6 9,5 x 10

6 5,8 x 10

7

80% CO2, 20% N2 9 x 102 6 x 10

3 2,5 x 10

3 4,2 x 10

4 5 x 10

5

Vakum 9 x 102 3,7 x 10

4 8,5 x 10

4 4,6 x 10

7 1,6 x 10

7

Udara Biasa 9 x 102 5,5 x 10

3 2,65 x 10

6 6,5 x 10

6 5,2 x 10

7

Lampiran 7a. Analisis ragam TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Dependent Variable:TPC

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 143.696a 24 5.987 26.878 .000

Intercept 1181.738 1 1181.738 5.305E3 .000

Gas 16.777 4 4.194 18.828 .000

Masa_simpan 95.755 4 23.939 107.464 .000

Gas * Masa_simpan 31.164 16 1.948 8.744 .000

Error 5.569 25 .223

Total 1331.004 50

Corrected Total 149.265 49

a. R Squared = .963 (Adjusted R Squared = .927)

Lampiran 7b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap

TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Duncan

interaksi N

Subset

1 2 3 4 5 6 7

1 2 2.820650E0

6 2 2.820650E0

11 2 2.820650E0

16 2 2.820650E0

21 2 2.820650E0

13 2 3.301050E0

7 2 3.303700E0

2 2 3.389050E0

12 2 3.520695E0

22 2 3.690100E0 3.690100E0

17 2 4.562350E0 4.562350E0

14 2 4.623200E0 4.623200E0

Page 78: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

9 2 4.662700E0 4.662700E0

4 2 4.707450E0 4.707450E0

18 2 4.891500E0 4.891500E0

3 2 5.041400E0 5.041400E0

15 2 5.795500E0 5.795500E0

10 2 5.889100E0 5.889100E0

5 2 6.280500E0 6.280500E0

24 2 6.671150E0 6.671150E0 6.671150E0

23 2 6.858000E0 6.858000E0 6.858000E0

20 2 7.171200E0 7.171200E0

19 2 7.662800E0

25 2 7.699650E0

8 2 7.714650E0

Sig. .127 .063 .380 .063 .053 .095 .061

The error term is Mean Square(Error) = .223.

Keterangan : A1 = 40% CO2 + 60% N2 B1 = Hari ke-0

A2 = 60% CO2 + 40% N2 B2 = Hari ke-5

A3 = 80% CO2 + 20% N2 B3 = Hari ke-10 A4 = Vakum B4 = Hari ke-15

A5 = Udara Biasa B5 = Hari ke-20

Lampiran 8. Data nilai TPC (CFU/g) fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

dingin

Gas Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20 40% CO2, 60% N2 9 x 10

2 1,55 x 10

6 1,08 x 10

7 1,1 x 10

7 8,5 x 10

9

60% CO2, 40% N2 9 x 102 3,85 x 10

3 2,75 x 10

5 4,25 x 10

7 8,25 x 10

8

80% CO2, 20% N2 9 x 102 3,55 x 10

3 2,5 x 10

4 3,25 x 10

7 5,75 x 10

8

Vakum 9 x 102 1,55 x 10

7 7,85 x 10

7 1,03 x 10

8 4,25 x 10

8

Udara Biasa 9 x 102 3,1 x 10

5 3,01 x 10

8 4,25 x 10

8 9,05 x 10

8

Lampiran 8a. Analisis ragam TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Dependent Variable:Log TPC

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 268.481a 24 11.187 161.519 .000

Intercept 2090.405 1 2090.405 3.018E4 .000

GAS 19.771 4 4.943 71.366 .000

masa_simpan 226.027 4 56.507 815.871 .000

GAS * masa_simpan 22.683 16 1.418 20.470 .000

Error 1.731 25 .069

Total 2360.617 50

Corrected Total 270.213 49

a. R Squared = .994 (Adjusted R Squared = .987)

Page 79: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 8b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap

TPC fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Duncan

interaksi N

Subset

1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 2.820650E0

6 2 2.820650E0

11 2 2.820650E0

16 2 2.820650E0

21 2 2.820650E0

13 2 4.301050E0

12 2 4.521450E0

7 2 4.585350E0

8 2 5.287800E0

22 2 6.491300E0

3 2 7.028550E0 7.028550E0

4 2 7.041300E0 7.041300E0

2 2 7.148300E0

17 2 7.148300E0

14 2 7.510550E0 7.510550E0

9 2 7.628050E0 7.628050E0

18 2 7.890900E0

23 2 7.923795E0

24 2 8.626900E0

15 2 8.756800E0

20 2 8.847650E0

10 2 8.916000E0

25 2 8.955450E0

19 2 9.009500E0

5 2 9.925700E0

Sig. 1.000 .318 1.000 .058 .053 .163 .211 1.000

The error term is Mean Square(Error) = .069.

Keterangan : A1 = 40% CO2 + 60% N2 B1 = Hari ke-0

A2 = 60% CO2 + 40% N2 B2 = Hari ke-5

A3 = 80% CO2 + 20% N2 B3 = Hari ke-10

A4 = Vakum B4 = Hari ke-15 A5 = Udara Biasa B5 = Hari ke-20

Lampiran 9. Data nilai TBA (mg MDA/kg) fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin

Gas Ulangan Masa Simpan

Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16 40% CO2 + 60% N2

1 0,0023 0,0608 0,1310 0,0468 0,0094 2 0,0117 0,0632 0,1193 0,0515 0,0117

Mean ± St. Dev 0,007 ± 0,0066 0,062 ± 0,0017 0,125 ± 0,0083 0,049 ± 0,0033 0,011 ± 0,0017

60% CO2 + 40% N2

1 0,0023 0,0234 0,0538 0,0655 0,0094 2 0,0117 0,0679 0,0655 0,0515 0,0164

Mean ± St. Dev 0,007 ± 0,0066 0,046 ± 0,0314 0,06 ± 0,0083 0,059 ± 0,0099 0,013 ± 0,0050

80% CO2 + 20% N2

1 0,0023 0,0234 0,0374 0,0491 0,0866 2 0,0117 0,0023 0,0445 0,0351 0,0959

Mean ± St. Dev 0,007 ± 0,0066 0,013 ± 0,0149 0,041 ± 0,0050 0,042 ± 0,0099 0,091 ± 0,0066

Vakum 1 0,0023 0,0070 0,0515 0,0234 0,0421 2 0,0117 0,0140 0,0374 0,0281 0,0421

Page 80: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Mean ± St. Dev 0,007 ± 0,0066 0,011 ± 0,0050 0,044 ± 0,0099 0,026 ± 0,0033 0,0421 ± 0,000

Udara Biasa

1 0,0023 0,0515 0,0445 0,0304 0,0047 2 0,0117 0,0702 0,0328 0,0304 0,0070

Mean ± St. Dev 0,007 ± 0,0066 0,061 ± 0,0132 0,039 ± 0,0083 0,0304 ± 0,000 0,006 ± 0,0017

Lampiran 9a. Analisis ragam TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Dependent Variable:TBA

Source Type III Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model .043a 24 .002 19.808 .000

Intercept .065 1 .065 726.038 .000

GAS .004 4 .001 10.622 .000

masa_simpan .015 4 .004 42.957 .000

GAS * masa_simpan .024 16 .001 16.317 .000

Error .002 25 9.013E-5

Total .111 50

Corrected Total .045 49

a. R Squared = .950 (Adjusted R Squared = .902)

Lampiran 9b. Uji lanjut Duncan pengaruh interaksi gas dan masa simpan terhadap

TBA fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

/Duncan

interaksi N

Subset

1 2 3 4 5 6 7 8

A5*B5 2 .00585

A1*B1 2 .00702

A2*B1 2 .00702

A3*B1 2 .00702

A4*B1 2 .00702

A5*B1 2 .00702

A1*B5 2 .01053 .01053

A4*B2 2 .01053 .01053

A2*B5 2 .01287 .01287

A3*B2 2 .01287 .01287

A4*B4 2 .02574 .02574 .02574

A5*B4 2 .03042 .03042 .03042

A5*B3 2 .03861 .03861 .03861

A3*B3 2 .04095 .04095 .04095 .04095

A4*B5 2 .04212 .04212 .04212 .04212

A3*B4 2 .04212 .04212 .04212 .04212

A4*B3 2 .04446 .04446 .04446 .04446

A2*B2 2 .04563 .04563 .04563 .04563

A1*B4 2 .04914 .04914 .04914

A2*B4 2 .05850 .05850

A2*B3 2 .05967 .05967

A5*B2 2 .06084 .06084

A1*B2 2 .06201

A3*B5 2 .09126

A1*B3 2 .12519

Sig. .085 .075 .081 .099 .055 .068 1.000 1.000

The error term is Mean Square(Error) = 9.01E-005.

Keterangan : A1 = 40% CO2 + 60% N2 B1 = Hari ke-0

Page 81: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

A2 = 60% CO2 + 40% N2 B2 = Hari ke-5

A3 = 80% CO2 + 20% N2 B3 = Hari ke-10

A4 = Vakum B4 = Hari ke-15 A5 = Udara Biasa B5 = Hari ke-20

Lampiran 10. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang

Gas Panelis Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 5 5

2 10 5 5 5 1

3 10 10 7 5 7

4 10 7 7 7 7

5 10 10 7 5 5

6 10 10 5 5 5

7 10 10 5 5 7

8 10 10 7 5 -

9 10 10 7 5 -

10 10 10 10 7 -

60% CO2, 40% N2

1 10 7 7 5 5

2 10 5 7 5 1

3 10 5 7 7 7

4 10 5 10 7 7

5 10 7 7 5 1

6 10 7 7 5 7

7 10 5 7 5 7

8 10 7 5 5 -

9 10 5 7 5 -

10 10 10 7 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 7 7

2 10 10 5 7 5

3 10 7 5 5 5

4 10 7 7 5 5

5 10 7 5 5 1

6 10 7 7 7 1

7 10 10 5 5 5

8 10 7 10 5 -

9 10 7 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Vakum

1 10 10 7 5 7

2 10 7 7 5 5

3 10 10 5 5 7

4 10 10 5 5 7

5 10 7 7 5 7

6 10 7 5 7 1

7 10 5 5 7 1

Page 82: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

8 10 10 10 1 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 7 7 -

Udara Biasa

1 10 7 7 5 1

2 10 7 7 7 1

3 10 7 7 5 1

4 10 7 7 5 1

5 10 7 5 5 1

6 10 7 10 5 7

7 10 10 7 5 1

8 10 7 5 5 -

9 10 10 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Lampiran 10a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Warna N Mean Rank

Gas 1 14 154.93

5 66 110.17

7 78 121.01

10 77 114.95

Total 235

masa_simpan 1 14 214.96

5 66 160.08

7 78 135.79

10 77 46.28

Total 235

Test Statisticsa,b

Gas masa_simpan

Chi-Square 5.537 151.132

Df 3 3

Asymp. Sig. .136 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Warna

Page 83: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:Warna

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD jam0 jam5 1.960* .314 .000 1.34 2.58

jam10 3.260* .314 .000 2.64 3.88

jam15 4.560* .314 .000 3.94 5.18

jam20 5.743* .347 .000 5.06 6.43

jam5 jam0 -1.960* .314 .000 -2.58 -1.34

jam10 1.300* .314 .000 .68 1.92

jam15 2.600* .314 .000 1.98 3.22

jam20 3.783* .347 .000 3.10 4.47

jam10 jam0 -3.260* .314 .000 -3.88 -2.64

jam5 -1.300* .314 .000 -1.92 -.68

jam15 1.300* .314 .000 .68 1.92

jam20 2.483* .347 .000 1.80 3.17

jam15 jam0 -4.560* .314 .000 -5.18 -3.94

jam5 -2.600* .314 .000 -3.22 -1.98

jam10 -1.300* .314 .000 -1.92 -.68

jam20 1.183* .347 .001 .50 1.87

jam20 jam0 -5.743* .347 .000 -6.43 -5.06

jam5 -3.783* .347 .000 -4.47 -3.10

jam10 -2.483* .347 .000 -3.17 -1.80

jam15 -1.183* .347 .001 -1.87 -.50

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 11. Data nilai organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin

Gas Panelis Masa Simpan

Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 7 5

2 10 7 7 5 1

3 10 10 7 7 7

4 10 10 7 7 7

5 10 10 5 7 1

6 10 7 7 5 7

7 10 10 7 5 7

8 10 10 5 5 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 10 1 -

60% CO2, 40% N2

1 10 7 7 5 5

2 10 5 7 5 1

3 10 5 7 7 7

4 10 5 10 7 7

5 10 7 7 5 1

6 10 7 7 5 7

7 10 5 7 5 7

8 10 7 5 5 -

9 10 5 7 5 -

Page 84: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

10 10 10 7 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 7 7

2 10 10 5 7 5

3 10 7 5 5 5

4 10 7 7 5 5

5 10 7 5 5 1

6 10 7 7 7 1

7 10 10 5 5 5

8 10 7 10 5 -

9 10 7 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Vakum

1 10 10 7 5 7

2 10 7 7 5 5

3 10 10 5 5 7

4 10 10 5 5 7

5 10 7 7 5 7

6 10 7 5 7 1

7 10 5 5 7 1

8 10 10 10 1 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 7 7 -

Udara Biasa

1 10 7 7 5 1

2 10 7 7 7 1

3 10 7 7 5 1

4 10 7 7 5 1

5 10 7 5 5 1

6 10 7 10 5 7

7 10 10 7 5 1

8 10 7 5 5 -

9 10 10 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Lampiran 11a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik warna fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Kruskal-Wallis Test

Test Statistics

a,b

Gas masa_simpan

Chi-Square 6.688 146.942

Df 3 3

Asymp. Sig. .083 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: warna

Ranks

Warna N Mean Rank

Page 85: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Gas 1 55 135.09

5 71 107.41

7 52 108.96

10 57 122.95

Total 235

masa_simpan 1 55 179.55

5 71 139.55

7 52 116.37

10 57 33.26

Total 235

Page 86: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:warna

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD H-0 H-4 4.160* .375 .000 3.42 4.90

H-8 4.680* .375 .000 3.94 5.42

H-12 4.857* .413 .000 4.04 5.67

H-16 7.880* .375 .000 7.14 8.62

H-4 H-0 -4.160* .375 .000 -4.90 -3.42

H-8 .520 .375 .167 -.22 1.26

H-12 .697 .413 .093 -.12 1.51

H-16 3.720* .375 .000 2.98 4.46

H-8 H-0 -4.680* .375 .000 -5.42 -3.94

H-4 -.520 .375 .167 -1.26 .22

H-12 .177 .413 .668 -.64 .99

H-16 3.200* .375 .000 2.46 3.94

H-12 H-0 -4.857* .413 .000 -5.67 -4.04

H-4 -.697 .413 .093 -1.51 .12

H-8 -.177 .413 .668 -.99 .64

H-16 3.023* .413 .000 2.21 3.84

H-16 H-0 -7.880* .375 .000 -8.62 -7.14

H-4 -3.720* .375 .000 -4.46 -2.98

H-8 -3.200* .375 .000 -3.94 -2.46

H-12 -3.023* .413 .000 -3.84 -2.21

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 12. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada

penyimpanan suhu ruang

Gas Panelis Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 7 5

2 10 7 7 5 1

3 10 10 7 7 7

4 10 10 7 7 7

5 10 10 5 7 1

6 10 7 7 5 7

7 10 10 7 5 7

8 10 10 5 5 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 10 1 -

60% CO2, 40% N2

1 10 5 7 5 7

2 10 5 10 7 1

3 10 7 7 5 10

4 10 7 7 7 7

5 10 7 10 5 1

6 10 1 7 7 10

7 10 7 10 7 7

8 10 7 5 5 -

Page 87: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

9 10 7 7 7 -

10 10 10 7 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 7 7

2 10 10 7 5 5

3 10 7 10 5 5

4 10 7 7 5 5

5 10 7 7 7 5

6 10 7 7 7 5

7 10 10 7 7 7

8 10 7 7 5 -

9 10 7 7 5 -

10 10 10 5 7 -

Vakum

1 10 10 10 7 5

2 10 7 7 7 5

3 10 10 7 1 5

4 10 10 10 7 7

5 10 10 7 7 7

6 10 7 7 7 5

7 10 7 7 7 5

8 10 5 7 5 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 7 7 -

Udara Biasa

1 10 10 5 7 1

2 10 7 7 7 1

3 10 7 7 5 5

4 10 7 7 5 1

5 10 7 10 5 7

6 10 7 7 5 7

7 10 7 7 5 1

8 10 7 7 7 -

9 10 10 5 5 -

10 10 10 7 5 -

Page 88: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 12a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

ruang

Kruskal-Wallis Test

Ranks

penampakan N Mean Rank

Gas 1 16 141.50

5 37 112.92

7 102 118.92

10 80 114.48

Total 235

masa_simpan 1 16 203.78

5 37 169.62

7 102 139.74

10 80 49.25

Total 235

Test Statistics

a,b

Gas masa_simpan

Chi-Square 2.450 145.123

Df 3 3

Asymp. Sig. .484 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: penampakan

Multiple Comparisons

Dependent Variable:penampakan

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD jam0 jam5 1.92000* .32823 .000 1.2733 2.5667

jam10 2.76000* .32823 .000 2.1133 3.4067

jam15 4.00000* .32823 .000 3.3533 4.6467

jam20 5.74286* .36169 .000 5.0302 6.4555

jam5 jam0 -1.92000* .32823 .000 -2.5667 -1.2733

jam10 .84000* .32823 .011 .1933 1.4867

jam15 2.08000* .32823 .000 1.4333 2.7267

jam20 3.82286* .36169 .000 3.1102 4.5355

jam10 jam0 -2.76000* .32823 .000 -3.4067 -2.1133

jam5 -.84000* .32823 .011 -1.4867 -.1933

jam15 1.24000* .32823 .000 .5933 1.8867

jam20 2.98286* .36169 .000 2.2702 3.6955

jam15 jam0 -4.00000* .32823 .000 -4.6467 -3.3533

jam5 -2.08000* .32823 .000 -2.7267 -1.4333

jam10 -1.24000* .32823 .000 -1.8867 -.5933

jam20 1.74286* .36169 .000 1.0302 2.4555

jam20 jam0 -5.74286* .36169 .000 -6.4555 -5.0302

jam5 -3.82286* .36169 .000 -4.5355 -3.1102

jam10 -2.98286* .36169 .000 -3.6955 -2.2702

jam15 -1.74286* .36169 .000 -2.4555 -1.0302

Page 89: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:penampakan

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD jam0 jam5 1.92000* .32823 .000 1.2733 2.5667

jam10 2.76000* .32823 .000 2.1133 3.4067

jam15 4.00000* .32823 .000 3.3533 4.6467

jam20 5.74286* .36169 .000 5.0302 6.4555

jam5 jam0 -1.92000* .32823 .000 -2.5667 -1.2733

jam10 .84000* .32823 .011 .1933 1.4867

jam15 2.08000* .32823 .000 1.4333 2.7267

jam20 3.82286* .36169 .000 3.1102 4.5355

jam10 jam0 -2.76000* .32823 .000 -3.4067 -2.1133

jam5 -.84000* .32823 .011 -1.4867 -.1933

jam15 1.24000* .32823 .000 .5933 1.8867

jam20 2.98286* .36169 .000 2.2702 3.6955

jam15 jam0 -4.00000* .32823 .000 -4.6467 -3.3533

jam5 -2.08000* .32823 .000 -2.7267 -1.4333

jam10 -1.24000* .32823 .000 -1.8867 -.5933

jam20 1.74286* .36169 .000 1.0302 2.4555

jam20 jam0 -5.74286* .36169 .000 -6.4555 -5.0302

jam5 -3.82286* .36169 .000 -4.5355 -3.1102

jam10 -2.98286* .36169 .000 -3.6955 -2.2702

jam15 -1.74286* .36169 .000 -2.4555 -1.0302

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 13. Data nilai organoleptik penampakan fillet ikan patin pada

penyimpanan suhu dingin

Gas Panelis Masa Simpan

Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 7 5

2 10 7 7 5 1

3 10 10 7 7 7

4 10 10 7 7 7

5 10 10 5 7 1

6 10 7 7 5 7

7 10 10 7 5 7

8 10 10 5 5 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 10 1 -

60% CO2, 40% N2

1 10 7 7 5 5

2 10 5 7 5 1

3 10 5 7 7 7

4 10 5 10 7 7

5 10 7 7 5 1

6 10 7 7 5 7

7 10 5 7 5 7

8 10 7 5 5 -

9 10 5 7 5 -

Page 90: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

10 10 10 7 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 7 7

2 10 10 5 7 5

3 10 7 5 5 5

4 10 7 7 5 5

5 10 7 5 5 1

6 10 7 7 7 1

7 10 10 5 5 5

8 10 7 10 5 -

9 10 7 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Vakum

1 10 10 7 5 7

2 10 7 7 5 5

3 10 10 5 5 7

4 10 10 5 5 7

5 10 7 7 5 7

6 10 7 5 7 1

7 10 5 5 7 1

8 10 10 10 1 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 7 7 -

Udara Biasa

1 10 7 7 5 1

2 10 7 7 7 1

3 10 7 7 5 1

4 10 7 7 5 1

5 10 7 5 5 1

6 10 7 10 5 7

7 10 10 7 5 1

8 10 7 5 5 -

9 10 10 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Page 91: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 13a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik penampakan fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin

Kruskal-Wallis Test

Ranks

penampakan N Mean Rank

Gas 1 59 137.92

5 48 103.31

7 61 107.21

10 67 120.81

Total 235

masa_simpan 1 59 184.31

5 48 141.91

7 61 117.92

10 67 42.55

Total 235

Test Statistics

a,b

gas masa_simpan

Chi-Square 9.326 150.906

Df 3 3

Asymp. Sig. .025 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: penampakan

Multiple Comparisons

Dependent Variable:penampakan

(I) gas (J) gas Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 40% 60% .128 .688 .853 -1.23 1.48

80% -1.000 .688 .147 -2.35 .35

Vakum .553 .688 .422 -.80 1.91

Udara Biasa .936 .688 .175 -.42 2.29

60% 40% -.128 .688 .853 -1.48 1.23

80% -1.128 .688 .102 -2.48 .23

Vakum .426 .688 .537 -.93 1.78

Udara Biasa .809 .688 .241 -.55 2.16

80% 40% 1.000 .688 .147 -.35 2.35

60% 1.128 .688 .102 -.23 2.48

Vakum 1.553* .688 .025 .20 2.91

Udara Biasa 1.936* .688 .005 .58 3.29

Vakum 40% -.553 .688 .422 -1.91 .80

60% -.426 .688 .537 -1.78 .93

80% -1.553* .688 .025 -2.91 -.20

Udara Biasa .383 .688 .578 -.97 1.74

Udara Biasa 40% -.936 .688 .175 -2.29 .42

60% -.809 .688 .241 -2.16 .55

80% -1.936* .688 .005 -3.29 -.58

Vakum -.383 .688 .578 -1.74 .97

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 92: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:penampakan

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD H-0 H-4 3.080* .402 .000 2.29 3.87

H-8 4.600* .402 .000 3.81 5.39

H-12 4.686* .443 .000 3.81 5.56

H-16 8.120* .402 .000 7.33 8.91

H-4 H-0 -3.080* .402 .000 -3.87 -2.29

H-8 1.520* .402 .000 .73 2.31

H-12 1.606* .443 .000 .73 2.48

H-16 5.040* .402 .000 4.25 5.83

H-8 H-0 -4.600* .402 .000 -5.39 -3.81

H-4 -1.520* .402 .000 -2.31 -.73

H-12 .086 .443 .847 -.79 .96

H-16 3.520* .402 .000 2.73 4.31

H-12 H-0 -4.686* .443 .000 -5.56 -3.81

H-4 -1.606* .443 .000 -2.48 -.73

H-8 -.086 .443 .847 -.96 .79

H-16 3.434* .443 .000 2.56 4.31

H-16 H-0 -8.120* .402 .000 -8.91 -7.33

H-4 -5.040* .402 .000 -5.83 -4.25

H-8 -3.520* .402 .000 -4.31 -2.73

H-12 -3.434* .443 .000 -4.31 -2.56

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 14. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

ruang

Gas Panelis Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 7 3

2 10 5 7 7 4

3 10 10 9 8 6

4 10 7 9 8 8

5 10 10 8 3 4

6 10 10 9 8 6

7 10 10 7 5 10

8 10 10 9 4 -

9 10 10 8 7 -

10 10 10 8 7 -

60% CO2, 40% N2

1 10 9 8 7 5

2 10 8 8 7 3

3 10 10 7 8 9

4 10 9 10 5 8

5 10 8 8 3 3

6 10 10 8 6 9

7 10 8 10 5 9

Page 93: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

8 10 10 8 4 -

9 10 9 7 6 -

10 10 9 8 5 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 8 9 6

2 10 10 8 6 4

3 10 10 5 7 6

4 10 9 7 8 5

5 10 9 9 6 2

6 10 4 8 8 6

7 10 8 8 6 5

8 10 8 10 6 -

9 10 9 6 3 -

10 10 10 9 7 -

Vakum

1 10 9 7 7 7

2 10 10 8 4 3

3 10 10 7 7 10

4 10 9 6 7 7

5 10 9 7 6 5

6 10 2 10 7 7

7 10 10 7 8 7

8 10 10 8 9 -

9 10 10 9 8 -

10 10 9 8 7 -

Udara Biasa

1 10 9 8 5 3

2 10 9 9 3 3

3 10 10 8 4 6

4 10 9 8 7 3

5 10 8 9 6 5

6 10 8 7 7 6

7 10 10 7 7 5

8 10 8 8 6 -

9 10 10 8 3 -

10 10 9 10 6 -

Page 94: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 14a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Kruskal-Wallis Test

Ranks

bau N Mean Rank

Gas 2 2 141.50

3 12 133.67

4 8 94.50

5 13 114.38

6 19 132.84

7 33 122.27

8 40 110.95

9 28 126.39

10 80 113.30

Total 235

masa_simpan 2 2 146.75

3 12 200.29

4 8 178.94

5 13 183.58

6 19 185.89

7 33 159.44

8 40 130.12

9 28 112.20

10 80 50.94

Total 235

Test Statistics

a,b

Gas masa_simpan

Chi-Square 4.317 153.417

Df 8 8

Asymp. Sig. .827 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: bau

Multiple Comparisons

Dependent Variable:bau

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD jam0 jam5 1.06000* .28762 .000 .4933 1.6267

jam10 2.02000* .28762 .000 1.4533 2.5867

jam15 3.80000* .28762 .000 3.2333 4.3667

jam20 4.34286* .31695 .000 3.7184 4.9673

jam5 jam0 -1.06000* .28762 .000 -1.6267 -.4933

jam10 .96000* .28762 .001 .3933 1.5267

jam15 2.74000* .28762 .000 2.1733 3.3067

jam20 3.28286* .31695 .000 2.6584 3.9073

jam10 jam0 -2.02000* .28762 .000 -2.5867 -1.4533

jam5 -.96000* .28762 .001 -1.5267 -.3933

jam15 1.78000* .28762 .000 1.2133 2.3467

Page 95: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

jam20 2.32286* .31695 .000 1.6984 2.9473

jam15 jam0 -3.80000* .28762 .000 -4.3667 -3.2333

jam5 -2.74000* .28762 .000 -3.3067 -2.1733

jam10 -1.78000* .28762 .000 -2.3467 -1.2133

jam20 .54286 .31695 .088 -.0816 1.1673

jam20 jam0 -4.34286* .31695 .000 -4.9673 -3.7184

jam5 -3.28286* .31695 .000 -3.9073 -2.6584

jam10 -2.32286* .31695 .000 -2.9473 -1.6984

jam15 -.54286 .31695 .088 -1.1673 .0816

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 15. Data nilai organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

dingin

Gas Panelis Masa Simpan

Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 7 5

2 10 7 7 5 1

3 10 10 7 7 7

4 10 10 7 7 7

5 10 10 5 7 1

6 10 7 7 5 7

7 10 10 7 5 7

8 10 10 5 5 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 10 1 -

60% CO2, 40% N2

1 10 7 7 5 5

2 10 5 7 5 1

3 10 5 7 7 7

4 10 5 10 7 7

5 10 7 7 5 1

6 10 7 7 5 7

7 10 5 7 5 7

8 10 7 5 5 -

9 10 5 7 5 -

10 10 10 7 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 7 7

2 10 10 5 7 5

3 10 7 5 5 5

4 10 7 7 5 5

5 10 7 5 5 1

6 10 7 7 7 1

7 10 10 5 5 5

8 10 7 10 5 -

9 10 7 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Vakum 1 10 10 7 5 7

2 10 7 7 5 5

Page 96: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

3 10 10 5 5 7

4 10 10 5 5 7

5 10 7 7 5 7

6 10 7 5 7 1

7 10 5 5 7 1

8 10 10 10 1 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 7 7 -

Udara Biasa

1 10 7 7 5 1

2 10 7 7 7 1

3 10 7 7 5 1

4 10 7 7 5 1

5 10 7 5 5 1

6 10 7 10 5 7

7 10 10 7 5 1

8 10 7 5 5 -

9 10 10 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Page 97: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 15a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik bau fillet ikan patin pada penyimpanan suhu dingin

Kruskal-Wallis Test

Ranks

bau N Mean Rank

gas 1 43 124.56

2 13 132.46

3 10 155.60

4 22 139.36

5 13 74.62

6 22 122.27

7 22 83.82

8 32 100.38

9 8 176.75

10 50 118.00

Total 235

masa_simpan 1 43 205.56

2 13 200.69

3 10 115.50

4 22 106.64

5 13 118.77

6 22 135.05

7 22 118.23

8 32 112.06

9 8 100.50

10 50 25.50

Total 235

Test Statistics

a,b

gas masa_simpan

Chi-Square 26.342 194.030

df 9 9

Asymp. Sig. .002 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: bau

Page 98: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:bau

(I) gas (J) gas

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 40% 60% -.319 .671 .635 -1.64 1.00

80% -.745 .671 .268 -2.07 .58

Vakum .106 .671 .874 -1.22 1.43

Udara Biasa .723 .671 .282 -.60 2.05

60% 40% .319 .671 .635 -1.00 1.64

80% -.426 .671 .526 -1.75 .90

Vakum .426 .671 .526 -.90 1.75

Udara Biasa 1.043 .671 .122 -.28 2.36

80% 40% .745 .671 .268 -.58 2.07

60% .426 .671 .526 -.90 1.75

Vakum .851 .671 .206 -.47 2.17

Udara Biasa 1.468* .671 .030 .15 2.79

Vakum 40% -.106 .671 .874 -1.43 1.22

60% -.426 .671 .526 -1.75 .90

80% -.851 .671 .206 -2.17 .47

Udara Biasa .617 .671 .359 -.70 1.94

Udara Biasa 40% -.723 .671 .282 -2.05 .60

60% -1.043 .671 .122 -2.36 .28

80% -1.468* .671 .030 -2.79 -.15

Vakum -.617 .671 .359 -1.94 .70

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Multiple Comparisons

Dependent Variable:bau

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD H-0 H-4 3.720* .305 .000 3.12 4.32

H-8 4.160* .305 .000 3.56 4.76

H-12 4.286* .336 .000 3.62 4.95

H-16 8.800* .305 .000 8.20 9.40

H-4 H-0 -3.720* .305 .000 -4.32 -3.12

H-8 .440 .305 .151 -.16 1.04

H-12 .566 .336 .094 -.10 1.23

H-16 5.080* .305 .000 4.48 5.68

H-8 H-0 -4.160* .305 .000 -4.76 -3.56

H-4 -.440 .305 .151 -1.04 .16

H-12 .126 .336 .709 -.54 .79

H-16 4.640* .305 .000 4.04 5.24

H-12 H-0 -4.286* .336 .000 -4.95 -3.62

H-4 -.566 .336 .094 -1.23 .10

H-8 -.126 .336 .709 -.79 .54

H-16 4.514* .336 .000 3.85 5.18

H-16 H-0 -8.800* .305 .000 -9.40 -8.20

H-4 -5.080* .305 .000 -5.68 -4.48

H-8 -4.640* .305 .000 -5.24 -4.04

H-12 -4.514* .336 .000 -5.18 -3.85

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 99: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 16. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu ruang

Gas Panelis Masa Simpan

Jam 0 Jam 5 Jam 10 Jam 15 Jam 20

40% CO2, 60% N2

1 10 7 10 4 1

2 10 7 7 4 4

3 10 10 4 4 4

4 10 10 7 4 4

5 10 7 10 4 7

6 10 4 4 4 4

7 10 10 4 1 7

8 10 10 7 4 -

9 10 10 7 1 -

10 10 10 7 4 -

60% CO2, 40% N2

1 10 7 7 7 4

2 10 4 10 4 4

3 10 4 7 7 4

4 10 10 4 7 4

5 10 4 10 4 4

6 10 4 7 4 7

7 10 10 7 4 10

8 10 10 4 7 -

9 10 4 7 4 -

10 10 7 4 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 4 4

2 10 10 7 7 4

3 10 7 10 7 7

4 10 10 7 4 4

5 10 7 4 4 4

6 10 7 7 7 5

7 10 10 1 1 7

8 10 10 1 7 -

9 10 7 4 1 -

10 10 10 7 1 -

Vakum

1 10 4 7 7 7

2 10 7 7 4 4

3 10 10 10 4 7

4 10 10 7 7 4

5 10 4 4 4 7

6 10 7 4 4 7

7 10 7 7 4 4

8 10 10 4 4 -

9 10 4 4 1 -

10 10 10 7 4 -

Udara Biasa 1 10 4 4 4 4

Page 100: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

2 10 7 4 4 4

3 10 7 7 4 1

4 10 10 10 1 4

5 10 4 7 4 7

6 10 10 4 4 7

7 10 10 4 4 7

8 10 10 7 4 -

9 10 7 7 1 -

10 10 7 4 4 -

Lampiran 16a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan suhu ruang

Kruskal-Wallis Test

Ranks

tekstur N Mean Rank

Gas 1 23 140.48

4 58 124.48

5 9 86.67

7 64 113.59

10 81 113.94

Total 235

masa_simpan 1 23 195.17

4 58 143.60

5 9 218.00

7 64 140.38

10 81 48.96

Total 235

Test Statistics

a,b

Gas masa_simpan

Chi-Square 5.741 154.275

df 4 4

Asymp. Sig. .219 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: tekstur

Page 101: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:tekstur

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD jam0 jam5 2.16000* .40293 .000 1.3661 2.9539

jam10 3.84000* .40293 .000 3.0461 4.6339

jam15 5.82000* .40293 .000 5.0261 6.6139

jam20 5.74286* .44400 .000 4.8680 6.6177

jam5 jam0 -2.16000* .40293 .000 -2.9539 -1.3661

jam10 1.68000* .40293 .000 .8861 2.4739

jam15 3.66000* .40293 .000 2.8661 4.4539

jam20 3.58286* .44400 .000 2.7080 4.4577

jam10 jam0 -3.84000* .40293 .000 -4.6339 -3.0461

jam5 -1.68000* .40293 .000 -2.4739 -.8861

jam15 1.98000* .40293 .000 1.1861 2.7739

jam20 1.90286* .44400 .000 1.0280 2.7777

jam15 jam0 -5.82000* .40293 .000 -6.6139 -5.0261

jam5 -3.66000* .40293 .000 -4.4539 -2.8661

jam10 -1.98000* .40293 .000 -2.7739 -1.1861

jam20 -.07714 .44400 .862 -.9520 .7977

jam20 jam0 -5.74286* .44400 .000 -6.6177 -4.8680

jam5 -3.58286* .44400 .000 -4.4577 -2.7080

jam10 -1.90286* .44400 .000 -2.7777 -1.0280

jam15 .07714 .44400 .862 -.7977 .9520

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 17. Data nilai organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan

suhu dingin

Gas Panelis Masa Simpan

Hari 0 Hari 4 Hari 8 Hari 12 Hari 16

40% CO2, 60% N2

1 10 10 7 7 5

2 10 7 7 5 1

3 10 10 7 7 7

4 10 10 7 7 7

5 10 10 5 7 1

6 10 7 7 5 7

7 10 10 7 5 7

8 10 10 5 5 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 10 1 -

60% CO2, 40% N2

1 10 7 7 5 5

2 10 5 7 5 1

3 10 5 7 7 7

4 10 5 10 7 7

5 10 7 7 5 1

6 10 7 7 5 7

7 10 5 7 5 7

8 10 7 5 5 -

9 10 5 7 5 -

Page 102: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

10 10 10 7 7 -

80% CO2, 20% N2

1 10 10 7 7 7

2 10 10 5 7 5

3 10 7 5 5 5

4 10 7 7 5 5

5 10 7 5 5 1

6 10 7 7 7 1

7 10 10 5 5 5

8 10 7 10 5 -

9 10 7 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Vakum

1 10 10 7 5 7

2 10 7 7 5 5

3 10 10 5 5 7

4 10 10 5 5 7

5 10 7 7 5 7

6 10 7 5 7 1

7 10 5 5 7 1

8 10 10 10 1 -

9 10 10 7 7 -

10 10 10 7 7 -

Udara Biasa

1 10 7 7 5 1

2 10 7 7 7 1

3 10 7 7 5 1

4 10 7 7 5 1

5 10 7 5 5 1

6 10 7 10 5 7

7 10 10 7 5 1

8 10 7 5 5 -

9 10 10 7 5 -

10 10 10 7 5 -

Page 103: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 17a. Hasil uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Multiple comparison nilai

organoleptik tekstur fillet ikan patin pada penyimpanan suhu

dingin

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Tekstur N Mean Rank

gas 1 64 133.42

4 86 108.16

7 29 100.17

10 56 124.71

Total 235

masa_simpan 1 64 179.25

4 86 132.48

7 29 108.17

10 56 30.86

Total 235

Test Statistics

a,b

gas masa_simpan

Chi-Square 7.953 154.950

df 3 3

Asymp. Sig. .047 .000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: tekstur

Multiple Comparisons

Dependent Variable:tekstur

(I) gas (J) gas Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD 40% 60% .064 .695 .927 -1.30 1.43

80% .000 .695 1.000 -1.37 1.37

Vakum -.191 .695 .783 -1.56 1.18

Udara Biasa .638 .695 .359 -.73 2.01

60% 40% -.064 .695 .927 -1.43 1.30

80% -.064 .695 .927 -1.43 1.30

Vakum -.255 .695 .714 -1.62 1.11

Udara Biasa .574 .695 .409 -.79 1.94

80% 40% .000 .695 1.000 -1.37 1.37

60% .064 .695 .927 -1.30 1.43

Vakum -.191 .695 .783 -1.56 1.18

Udara Biasa .638 .695 .359 -.73 2.01

Vakum 40% .191 .695 .783 -1.18 1.56

60% .255 .695 .714 -1.11 1.62

80% .191 .695 .783 -1.18 1.56

Udara Biasa .830 .695 .233 -.54 2.20

Udara Biasa 40% -.638 .695 .359 -2.01 .73

60% -.574 .695 .409 -1.94 .79

80% -.638 .695 .359 -2.01 .73

Vakum -.830 .695 .233 -2.20 .54

Page 104: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Multiple Comparisons

Dependent Variable:tekstur

(I) masa_simpan

(J) masa_simpan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD H-0 H-4 4.680* .334 .000 4.02 5.34

H-8 6.360* .334 .000 5.70 7.02

H-12 5.743* .368 .000 5.02 6.47

H-16 8.520* .334 .000 7.86 9.18

H-4 H-0 -4.680* .334 .000 -5.34 -4.02

H-8 1.680* .334 .000 1.02 2.34

H-12 1.063* .368 .004 .34 1.79

H-16 3.840* .334 .000 3.18 4.50

H-8 H-0 -6.360* .334 .000 -7.02 -5.70

H-4 -1.680* .334 .000 -2.34 -1.02

H-12 -.617 .368 .094 -1.34 .11

H-16 2.160* .334 .000 1.50 2.82

H-12 H-0 -5.743* .368 .000 -6.47 -5.02

H-4 -1.063* .368 .004 -1.79 -.34

H-8 .617 .368 .094 -.11 1.34

H-16 2.777* .368 .000 2.05 3.50

H-16 H-0 -8.520* .334 .000 -9.18 -7.86

H-4 -3.840* .334 .000 -4.50 -3.18

H-8 -2.160* .334 .000 -2.82 -1.50

H-12 -2.777* .368 .000 -3.50 -2.05

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Lampiran 18. Foto Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) yang dikemas

dalam kemasan atmosfer termodifikasi

Page 105: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 19. Foto Pengerjaan Pengemasan Atmosfer Termodifikasi Fillet Ikan

Patin (Pangasius hypopthalmus)

Lampiran 20. Foto Cosmotector tipe X-314

Page 106: PENGARUH PENGEMASAN ATMOSFER TERMODIFIKASI … · terhadap ikan dari tahun ke tahun mendorong inovasi untuk mengemas ikan sehingga konsumen mendapatkan ikan dalam bentuk yang segar

Lampiran 21. Foto Flowmeter

Lampiran 22. Foto Pompa Vakum