pengaruh pengampunan pajak dan kemudahan administrasi

16
85 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585 http://ojs.stiami.ac.id [email protected] Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan M. Anjar Nurul Hayat Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI [email protected] PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengalami perlambatan yang berdampak pada turunnya penerimaan pajak dan juga telah mengurangi ketersediaan likuiditas dalam negeri yang sangat diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, banyak Harta warga negara Indonesia yang ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), baik dalam bentuk likuid maupun nonlikuid, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menambah likuiditas dalam negeri yang dapatmendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 1984 Indonesia mencatat Sejarah Tax Amnesty. Tetapi, bukan untuk mengembalikan dana revolusi, melainkan untuk mengubah sistem perpajakan di Indonesia dari official-assesment (besarnya jumlah pajak ditentukan oleh pemerintah) diubah ke self-assesment (besarnya pajak ditentukan oleh wajib pajak sendiri). Tax Amnesty di Indonesia tahun 1984 ini mengalami kegagalan karena memang sistem perpajakan belum terbangun. Kita berharap, Tax Amnesty tahun 2016 ini akan sukses dan memajukan perekonomian Indonesia. Tax Amnesty atau pengampunan pajak adalah program kebijakan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melunasi tunggakan pajaknya tanpa adanya sanksi administrasi guna meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan negara (Sawyer, 2006: 2). Pengampunan Pajak dilakukan dalam bentuk pelepasan hak negara untuk menagih pajak yang seharusnya terutang. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika Wajib Pajak diwajibkan untuk membayar Uang Tebusan atas Pengampunan Pajak yang diperolehnya. Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini, penerimaan Uang Tebusan diperlakukan ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords Tax Amnesty, ease of tax administration, taxpayer compliance Tax amnesty is a government policy program that provides an opportunity for taxpayers to pay their tax arrears without administrative sanctions in order to improve taxpayer compliance and state revenue. Given the importance of tax forgiveness programs in the implementation of government policies, especially in the implementation of self assessment system, it is interesting to examine how the implementation of tax capability is done by the Directorate General of Taxes in this case in the Tax Office Pratama Jakarta Penjaringan. In the preparation of this study, the authors use a quantitative approach, namely research that emphasizes the analysis on numerical data or numbers obtained by statistical methods and conducted on inferential research or in the framework of hypothesis testing so obtained the significance of the relationship between variables studied. The purpose of this study is to determine the implementation of tax pardons conducted by KPP Pratama Jakarta Penjaringan, ease of tax administration and changes in taxpayer compliance increase. The conclusion of research, that the implementation of tax amnesty and the ease of tax administration conducted by KPP Penjaringan in the period 2015- 2017 have a strong influence on taxpayer compliance. The coefficient of determination (adjusted R2) shows the variable of Tax Amnesty (X1) and Ease of Tax Administration (X2) can explain or explain Personal Taxpayer Compliance KPP Pratama Jakarta Penjaringan (Y) of 28%. KPP is advised to improve tax administration system, service to Taxpayer, tax law enforcement and tax rate and intensive socialization to taxpayer about good tax administration knowledge.

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

85 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

http://ojs.stiami.ac.id [email protected]

Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama

Jakarta Penjaringan

M. Anjar Nurul Hayat Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI

[email protected]

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa tahun terakhir cenderung mengalami perlambatan yang

berdampak pada turunnya penerimaan pajak dan juga telah mengurangi ketersediaan likuiditas dalam negeri

yang sangat diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, banyak Harta

warga negara Indonesia yang ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), baik

dalam bentuk likuid maupun nonlikuid, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menambah likuiditas

dalam negeri yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Pada tahun 1984 Indonesia mencatat Sejarah Tax Amnesty. Tetapi, bukan untuk mengembalikan dana

revolusi, melainkan untuk mengubah sistem perpajakan di Indonesia dari official-assesment (besarnya

jumlah pajak ditentukan oleh pemerintah) diubah ke self-assesment (besarnya pajak ditentukan oleh wajib

pajak sendiri). Tax Amnesty di Indonesia tahun 1984 ini mengalami kegagalan karena memang sistem

perpajakan belum terbangun. Kita berharap, Tax Amnesty tahun 2016 ini akan sukses dan memajukan

perekonomian Indonesia.

Tax Amnesty atau pengampunan pajak adalah program kebijakan pemerintah yang memberikan

kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melunasi tunggakan pajaknya tanpa adanya sanksi administrasi guna

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan negara (Sawyer, 2006: 2). Pengampunan Pajak

dilakukan dalam bentuk pelepasan hak negara untuk menagih pajak yang seharusnya terutang. Oleh karena

itu, sudah sewajarnya jika Wajib Pajak diwajibkan untuk membayar Uang Tebusan atas Pengampunan Pajak

yang diperolehnya. Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini, penerimaan Uang Tebusan diperlakukan

ART ICL E I NFO

ABST RACT

Keywords

Tax Amnesty, ease of tax

administration, taxpayer

compliance

Tax amnesty is a government policy program that provides an opportunity

for taxpayers to pay their tax arrears without administrative sanctions in order

to improve taxpayer compliance and state revenue. Given the importance of tax

forgiveness programs in the implementation of government policies, especially

in the implementation of self assessment system, it is interesting to examine how

the implementation of tax capability is done by the Directorate General of

Taxes in this case in the Tax Office Pratama Jakarta Penjaringan.

In the preparation of this study, the authors use a quantitative approach,

namely research that emphasizes the analysis on numerical data or numbers

obtained by statistical methods and conducted on inferential research or in the

framework of hypothesis testing so obtained the significance of the relationship

between variables studied.

The purpose of this study is to determine the implementation of tax pardons

conducted by KPP Pratama Jakarta Penjaringan, ease of tax administration

and changes in taxpayer compliance increase.

The conclusion of research, that the implementation of tax amnesty and the

ease of tax administration conducted by KPP Penjaringan in the period 2015-

2017 have a strong influence on taxpayer compliance. The coefficient of

determination (adjusted R2) shows the variable of Tax Amnesty (X1) and Ease

of Tax Administration (X2) can explain or explain Personal Taxpayer

Compliance KPP Pratama Jakarta Penjaringan (Y) of 28%. KPP is advised to

improve tax administration system, service to Taxpayer, tax law enforcement

and tax rate and intensive socialization to taxpayer about good tax

administration knowledge.

Page 2: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 86 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

sebagai penerimaan Pajak Penghasilan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Disamping Pengampunan Pajak (Tax Amnesty), kepatuhan Wajib Pajak juga perlu ditumbuhkan melalui

peningkatan kemudahan administrasi pajak, karena sebagus apapun pengampunan pajak, jika tidak disertai

dengan kemudahan administrasi pajak itu sendiri, maka kepatuhan wajib pajak akan menjadi terkendala.

Masih rendahnya kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak ini seringkali disebabkan oleh karena

ketidaktahuan masyarakat akan aturan perpajakan. Beberapa pendapat dikemukakan mengenai

faktor penghambat yang menyebabkan rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap kewajiban

perpajakan adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang berada diluar kendali

Wajib Pajak. Faktor lingkungan akan memberikan pengaruh terhadap sikap Wajib Pajak dalam

melaksanakan kewajibannya. Faktor lingkungan meliputi undang - undang dan peraturan pajak (tax

law), kebijakan pajak (tax policy) dan kemudahan administrasi pajak (tax administration).

Menurut Satriyo (2007), kemudahan administrasi pajak dalam arti sempit merupakan penatausahaan

dan pelayanan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban kemudahan pembayaran pajak, baik

penatausahaan dan pelayanan yang dilakukan di kantor pajak maupun ditempat wajib pajak, sedangkan

administrasi pajak dalam arti luas meliputi fungsi, sistem dan organisasi atau kelembagaan. Sebagai

suatu fungsi, administrasi perpajakan meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian perpajakan. Kemudahan administrasi pajak dilihat dari segi kemudahan dalam melakukan

pembayaran pajak, kemudahan mengetahui data pembayaran dan tunggakan pajak, kemudahan dalam

pemeriksaan pajak keakuratan dan kemudahan dalam pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan).

Fenomenanya adalah tingkat kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Penjaringan yang cenderung

menurun yang dilihat dari tahun 2015 – 2016. Berikut data SPT yang masuk di KPP Pratama Jakarta

Penjaringan, yang mengindikasikan tingkat kepatuhan Wajib Pajak.

Tabel 1. Jumlah SPT yang Masuk di KPP Pratama Jakarta Penjaringan Tahun 2016-2017

Tahun WP Terdaftar Lapor SPT Persentase

2015 55.539 23.544 42.39%

2016 62.107 24.252 39.05%

Penelitian yang dilakukan oleh Kadek Diah Puspareni, I Gusti Ayu Purnawati dan Made Arie Wahyuni

(2017) menunjukkan tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Muhammad Yusril, Siti Ragil Handayani dan Nila Firdausi Nuzula (2016) menyimpulkan bahwa kemudahan

administrasi perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah dalam

penelitian ini hanya kepada pelaksanaan pengampunan pajak dan kemudahan administrasi pajak dalam

rangka meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan. Adapun

yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan pengampunan Wajib Pajak yang dilakukan oleh KPP Pratama

Jakarta Penjaringan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak?

2. Seberapa besar pengaruh kemudahan administrasi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama

Jakarta Penjaringan?

3. Seberapa besar pengaruh pengampunan Wajib Pajak dan kemudahan administrasi pajak terhadap

kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan?

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Aspek Akademis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi yang dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu administrasi, khususnya perpajakan, mengenai pelaksanaan

pengampunan pajak dan kemudahan administrasi pajak sebagai salah satu upaya pengawasan dan

pembinaan terhadap Wajib Pajak untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak

Aspek Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis tentang aspek-aspek

pelaksanaan pengampunan pajak dan kemudahan administrasi pajak yang harus diterapkan sesuai dengan

ketentuan peraturan yang berlaku.

Aspek Kebijakan, untuk dapat memberi masukan dan gambaran bagi Fiskus, Wajib Pajak, serta praktisi

Page 3: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

87 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

tentang pelaksanaan pengampunan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak serta kemudahan administrasi pajak

saat ini. Serta memberikan masukan kepada Kantor Pajak dalam pelaksanaan pengampunan pajak dam

kemudahan administrasi pajak yang lebih baik di masa yang akan datang.

LANDASAN TEORI

Kajian literatur dalam penelitian ini merupakan landasan teoritis dari penelitian yang dapat memberikan

landasan teori-teori yang dibutuhkan dalam penelitian, meliputi: pengampunan pajak, kemudahan

administrasi pajak, dan kepatuhan wajib pajak.

Teori yang digunakan adalah teori pengampunan pajak yang antara lain dikemukakan oleh Sawyer

(2006), James (2015) , Devano dan Rahayu (2006), Zainal Muttaqin (2012), serta para pakar lainnya. Adapun

teori kemudahan administrasi pajak dikemukakan oleh Hardika (2006), Satriyo (2007), Pandiangan (2008),

Carlos A. Silvani dan Melisari (2008) serta pakar-pakar yang lainnya.

Selanjutnya teori kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Safri Nurmantu dalam Rahayu (2010), Norman

D. Nowak yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010), Prof. Paul Webley (OECD, 2004), Nasucha (2006),

Machfud Sidik yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2010) dan pendapat dari pakar lainnya.

Definisi pajak menurut. Adriani adalah sebagai berikut :

“Pajak ialah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak yang

membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat prestasi

kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran

umum \ berhubungan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintah.” (dikutip dari buku Mohamad Zain.

2008. Manajemen Pajak)

Sedangkan menurut Soemitro, pajak adalah “Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan

dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”.

Pajak memiliki fungsi dalam meningkatkan kesejahteraan umum. Umumnya dikenal dengan dua macam

fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair dan fungsi regular (Soemarso, 2007:3):

Fungsi penerimaan (budgetair), fungsi budgetair ini merupakan fungsi utama pajak, atau fungsi fiskal

(fiscal function), yaitu suatu fungsi dimana pajak digunakan sebagai alat untuk memasukan dana secara

optimal ke kas negara berdasarkan undang- undang perpajakan yang berlaku.

Fungsi mengatur (reguler), pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan

dibidang sosial dan ekonomi, politik, dan tujuan tertentu. Disamping usaha untuk memasukan uang untuk

kegunaan kas negara, pajak dimaksudkan pula sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal mengatur

dan bilamana perlu mengubah susunan pendapatan dan kekayaan dalam sektor swasta atau di luar bidang –

bidang keuangan lainnya.

Menurut Adam Smith yang dikutip oleh Waluyo (2007:6), pemungutan pajak hendaknya didasarkan atas

empat asas, yaitu:

1. Equity atau Equality, keadilan merupakan pertimbangan penting dalam membangun sistem

perpajakan. Dalam hal ini, pemungutan pajak hendaknya dilakukan seimbang dengan

kemampuannya. Negara tidak boleh melakukan diskriminasi diantara sesama pembayar pajak.

2. Certainty, di sini, pajak yang harus dibayar haruslah terang (certain) dan tidak mengenal kompromis (not

arbitrary). Kepastian hukum harus tercermin mengenai subyek, obyek, besarnya pajak dan juga ketentuan

mengenai pembayaran.

3. Convenience, pajak harus dipungut pada saat yang paling baik bagi pembayar pajak, yaitu saat

diterimanya penghasilan.

4. Economy, pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat-hematnya. Biaya pemungutan hendaknya

tidak melebihi pemasukan pajaknya.

Menurut Siti Resmi (2008:7), pengelompokan pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang

pemungut, maupun sifatnya, dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan golongan pajak dapat dikelompokan menjadi dua:

1. Pajak langsung, Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak

yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak tidak langsung, Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan

kepada pihak lain. Contoh: Pajak Tambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

(PPnBM).

Page 4: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 88 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Berdasarkan wewenang pemungutannya, pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pajak Pusat atau Pajak Negara, Pajak Pusat atau Pajak Negara adalah pajak yang wewenang

pemungutannya ada pada Pemerintah Pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan

melalui Direktorat Jendaral Pajak dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya.

2. Pajak Daerah, Pajak daerah yang wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah yang pelaksanaanya

dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-

masing. Pajak Daerah diatur dalam Undang-Undang dan hasilnya akan masuk ke APBD. Contoh: Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan sebagainya.

Berdasarkan sifatnya, pajak dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Pajak subjektif, Pajak Subjektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan Wajib Pajak.

Dalam menentukan pajaknya harus ada alasan- alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan

materialnya, yaitu Gaya Pikul. Gaya Pikul adalah kemampuan Wajib Pajak setelah dikurangi biaya hidup

minimum.

2. Pajak objektif, Pajak objektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan objek yang menyebabkan

timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Jadi

dengan kata lain pajak objektif adalah pengenaan pajak yang hanya memperhatikan kondisi saja.

Pengampunan Pajak

Tax Amnesty atau pengampunan pajak adalah program kebijakan pemerintah yang memberikan

kesempatan kepada Wajib Pajak untuk melunasi tunggakan pajaknya tanpa adanya sanksi administrasi guna

meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan negara (Sawyer, 2006: 2). Tax Amnesty diharapkan

akan mendorong peningkatan kepatuhan sukarela Wajib Pajak dimasa yang akan datang. Pengampunan

pajak diharapkan menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini belum atau kurang dibayar, di samping

meningkatkan kepatuhan membayar pajak karena semakin efektifnya pengawasan dan semakin akuratnya

informasi mengenai daftar kekayaan Wajib Pajak. Pengampunan pajak dilaksanakan berdasarkan asas

kepastian hukum, keadilan, kemanfaatan, dan kepentingan nasional. Tax Amnesty bertujuan untuk:

1. Mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta, yang antara lain akan

berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai tukar Rupiah, penurunan suku

bunga, dan peningkatan investasi.

2. Mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih berkeadilan serta perluasan basis

data perpajakan yang lebih valid, komprehensif, dan terintegrasi.

3. Meningkatkan penerimaan pajak, yang antara lain akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan.

Menurut Erwin Silitonga, dalam literatur sekurang - kurangnya terdapat 4 jenis pengampunan pajak, jenis

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pengampunan hanya diberikan terhadap sanksi pidana perpajakan saja sedangkan kewajiban untuk

membayar pokok pajak termasuk pengenaan sanksi administrasi seperti bunga dan denda tetap ada.

Tujuan pengampunan ini adalah memungut dan menagih utang pajak tahun-tahun sebelumnya yang tidak

dibayar atau dibayar tidak sesuai dengan peraturan perundang - undangan, sehingga penerimaan negara

meningkat sekaligus jumlah wajib pajak bertambah.

b. Pengampunan pajak yang diberikan tidak hanya berupa penghapusan sanksi pidana, tetapi juga sanksi

administrasi berupa denda. Tujuan dari pengampunan ini adalah dasarnya sama dengan jenis 1 (pertama),

yang berbeda adalah jenis sanksi administrasi yang dikenakan oleh fiskus hanya sebatas bunga atas

kekurangan pajak. Dengan demikian, model ini tetap harus membayar pokok pajak ditambah dengan

bunga atas kekurangan pokok tersebut.

c. Pengampunan pajak diberikan atas seluruh sanksi, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana.

Konsekuensi dari pengampunan jenis ini adalah wajib pajak hanya dikenakan kewajiban sebatas melunasi

utang pokok untuk tahun-tahun sebelumnya tanpa dikenakan pidana.

d. Pengampunan diberikan terhadap seluruh utang pajak untuk tahun-tahun sebelumnya dan juga atas seluruh

sanksi baik yang bersifat administratif maupun pidana. Dalam pengampunan pajak jenis ini, negara

melepaskan hak untuk melakukan penagihan atas seluruh hutang pajak yang harus dibayar.

Kemudahan Administrasi Pajak

Menurut Hardika (2006), kemudahan administrasi perpajakan mengandung tiga pengertian, yaitu:

a. Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan

kemudahan pemungutan pajak.

Page 5: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

89 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

b. Orang-orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai yang bekerja pada instansi perpajakan yang secara

nyata melaksanakan kegiatan kemudahan pemungutan perpajakan.

c. Proses kegiatan penyelenggaraan kemudahan pemungutan pajak yang ditata laksanakan sedemikian

rupa sehingga dapat mencapai sasaran yang telah digariskan dalam kebijakan kemudahan

perpajakan, berdasarkan sarana hukum yang ditemukan oleh undang-undang pajak yang efisien.

Menurut Carlos A. Silvani dalam Melisari (2008), Kemudahan administrasi perpajakan dikatakan

efektif apabila mampu mengatasi masalah-masalah berikut: Wajib Pajak yang tidak terdaftar

(unregistered taxpayers), Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (stopfiling

taxpayers), Penyelundup pajak (tax evaders), Penunggak pajak (delinquent taxpayers).

a. Wajib Pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers), artinya, sejauh mana administrasi pajak

mampu mendeteksi dan mengambil tindakan terhadap masyarakat yang belum terdaftar sebagai

wajib pajak walaupun seharusnya yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan untuk menjadi

wajibpajak.

b. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (stopfiling taxpayers), yaitu wajib pajak

yang sudah terdaftar di administrasi kantor pajak, tetapi tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.

Administrasi pajak dituntut untuk dapat mengumpulkan data sekaligus menindaklanjutinya dengan

meminimalkan kasus.

c. Penyelundup pajak (tax evaders), yaitu wajib pajak yang melaporkan pajak lebih kecil dari yang

seharusnya menurut ketentuan perundang- undangan perpajakan. Sistem self assessment yang

sekarang berlaku memang rentan menyebabkan terjadinya modus kejahatan seperti ini, karena

sangat tergantung dari kejujuran wajib pajak.

d. Penunggak pajak (delinquent taxpayers), dari tahun ke tahun selalu ada tunggakan pajak yang terjadi,

bahkan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Permasalahan ini seolah sudah

menjadi benang kusut yang selalu dihadapi oleh otoritas pajak setiap tahunnya.

Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu (2005:148) kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan

dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Menurut Safri Nurmantu (2005:148) dijelaskan terdapat 2 (dua) macam kepatuhan yaitu:

1. Kepatuhan Formal, Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban

perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang perpajakan. Dalam hal ini

kepatuhan memenuhi:

a. Wajib pajak membayar pajak dengan tepat waktu

b. Wajib pajak membayar dengan tepat jumlah

c. Wajib pajak tidak memiliki tanggungan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Kepatuhan Material, Kepatuhan material adalah dimana suatu keadaan dimana wajib pajak secara

substansi atau hakakat memenuhi semua ketentuan perpajakan, yakni sesuai dengan isi dan jiwa Undang-

Undang perpajakan. Dalam hal ini kepatuhan memenuhi :

a. Wajib Pajak bersedia melaporkan informasi tentang pajak apabila petugas membutuhkan informasi.

b. Wajib pajak bersifat kooperatif (tidak menyusahkan) petugas pajak dalam pelaksanaan proses administrasi

perpajakan, wajib pajak berkeyakinan bahwa melaksanakan kewajiban perpajakan merupakan tindakan

sebagai warga negara yang baik.

Penelitian Terdahulu

Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, Dan Transformasi Kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Tahun 2015 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Singaraja. Penelitian ini dilakukan oleh Kadek Diah Puspareni, I Gusti Ayu Purnawati, dan Made Arie

Wahyuni (S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2017) dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan Tax Amnesty yang dilakukan oleh petugas

KPP Pratama Wilayah Singaraja sudah sesuai dengan prosedur dan tata cara yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan Tax Amnesty (Pengampunan pajak) juga dapat

meningkatkan kepatuhan WP OP, hal ini terlihat adanya peningkatan ketaatan WP OP dalam melaporkan

dan mengisi SPT Tahunan dengan benar, lengkap dan jujur.

Page 6: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 90 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Gambar 1. Model Penelitian

METODOLOGI PENELITAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

menekankan analisisnya pada data numerical atau angka yang diperoleh dengan metode statistik serta

dilakukan pada penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperoleh signifikansi

hubungan antara variabel yang diteliti.Operasionalisasi variabel dari penelitian yang diangkat penulis terdiri

dari Variabel Tax Amnesti (X1) dan Kemudahan administrasi pajak (X2) sebagai variabel yang memengaruhi

atau disebut juga sebagai variabel penyebab, atau sering disebut sebagai variabel bebas atau independent

variable (X), serta Variabel kepatuhan Wajib Pajak (Y) sebagai variabel akibat disebut variabel tergantung

atau dependent variable

Variabel Dimensi Indikator Item Butir

Kuisioner

Tax Amnesty

Sumber :

Silitonga

(2016:31)

1) Pengampunan

sanksi pidana

2) Pengampunan

sanksi denda dan sanksi

pidana

3) Pengampunan

sanksi bunga, denda

dan sanksi pidana

4) Pengampunan

sanksi pokok pajak,

bunga, denda dan

sanksi pidana

- mengampuni sanksi pidana

perpajakan

- memungut pajak tahun- tahun

sebelumnya

- menambah jumlah wajib pajak

terdaftar

- mengampuni sanksi denda

- mengampuni sanksi pidana

- mengampuni sanksi bunga

- mengampuni sanksi denda

- mengampuni sanksi pidana

- mengampuni sanksi pokok pajak

- mengampuni sanksi bunga

- mengampuni sanksi denda

- mengampuni sanksi pidana

- upaya taat pajak

1,2,3

4,5

6,7,8

9,10

11

13

Page 7: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

91 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

12,13

Kemudahan

Administrasi

Pajak

Sumber : Hardika

(2006)

1) Asas equality dan

equity

2) Asas certainty

3) Asas convenience

1) Kemudahan dalam melakukan

pembayaran pajak

2) Kemudahan

dalam mengetahui data

pembayaran dan tunggakan

pajak

3) Kemudahan dalam pemeriksaan

pajak

4) Kemudahan dalam pelaporan

SPT

14

15

16

17

4

4) Asas efficiency

Kepatuhan Wajib

Pajak

Sumber :

Prof.Paul Webley

(OECD, 2004)

1. Keadilan

2. Kesempatan untuk

tidak patuh

3. Perbedaan individual

4. Norma – norma sosial

5. Ketidakpuasan

terhadap instansi

pemerintah

- Mendaftarkan diri untuk NPWP.

- Menyampaikan SPT dengan tepat waktu.

- Membayar pajak dengan tepat waktu.

- Bebas dari tindakan pidana dibidang

perpajakan.

- Bebas dari tunggakan pajak pada semua

jenis pajak

- Melaporkan kewajiban pajak dengan

jujur

- Mengisi SPT dengan lengkap dan jelas

- Membayar pajak dengan jumlah yang

benar

- Bersedia melaporkan informasi tentang

pajak apabila petugas pajak

membutuhkan informasi

18

19

20

21

22

23

24

25

26

9

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1995 : 3).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode quota sampling, yaitu

pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam

pengambilan sampel dari populasi, kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel

secara sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut.

Pada penelitian ini, persyaratan sebagai sampel dari populasi adalah Wajib Pajak / WP Orang Pribadi yang

telah melakukan pengampunan pajak / tax amnesty, peneliti menetapkan 60 orang sebagai sampel penelitian.

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dan dalam penelitian ini metode

pengumpulan data dilakukan dengan melalui kuisioner dan dokumentasi.

Uji Kualitas Data

Analisa kualitas data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for Sosial Science

(SPSS) for Windows Release 24. Analisis kualitas data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Uji Validitas, validitas alat ukur bertujuan untuk mengetahui sejauhmana skala yang digunakan mampu

menghasilkan data yang akurat sesuai tujuan ukurnya.

b. Uji Reliabilitas, disamping melakukan uji validitas, selanjutnya harus pula dilakukan uji reliabilitas yang

digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Dalam penelitian ini

kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap kuesioner stabil dari waktu ke waktu

Page 8: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 92 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Uji Persyaratan Analisis (Asumsi Klasik)

Dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji persyaratan analisis mencakup: Uji Normalitas, Uji

Multikolinieritas, dan Uji Heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas, dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independent,

variabel dependent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini diuji dengan uji

Kolmogorov-Smirnov atau Uji K-S.

b. Uji Multikolinearitas, bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent.

c. Uji Heteroskedastisitas, dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas, karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan

besar).

d. Uji Linieritas, bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau

tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi

linier. Pada penelitian ini, uji linieritas ditinjau dari nilai F pada ANOVA dari setiap pasangan variabel

untuk komponen linier dan nonlinier.

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linear Berganda

Tujuan digunakannya analisis regresi linier berganda ini adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas

secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.

Y = b1X1+ b2X2 + e

Dimana :

Y = Kepatuhan wajib pajak

b1 = Koefisien regresi pengampunan pajak

b2 = Koefisien regresi kemudahan administrasi pajak

X1 = Pengampunan pajak

X2 = Kemudahan administrasi pajak e = Varians pengganggu

Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji Secara Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh antara variabel X dan variabel Y, maka pengujian

hipotesa dilakukan dengan menggunakan rumus uji t menurut Sofar Silaen dan Widiyono (2013:225), sebagai

berikut:

t hitung r =

√n−2

√1− r2

Keterangan:

t = Skor signifikan koefisien korelasi r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel n-2 = Derajat bebas

Pengambilan keputusan untuk dilakukan Uji Hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan statistik

hitung (t hitung) dengan statistik tabel (t tabel), bila:

t hitung < tabel = H0 Diterima dan Ha ditolak

t hitung > tabel = H0 Ditolak dan Ha diterima

Uji Secara Simultan (Uji f)

Menurut Ghozali (2011:98) pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apabila variabel-variabel

independent (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent (Y).

Apabila fhitung > ftabel maka Ho di tolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independent mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%

jika nilai fhitung > ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independent mempengaruhi variabel

dependent.

Page 9: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

93 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Korelasi Product Moment

Korelasi Product Moment merupakan suatu Teknik korelasi yang digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan

sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono:2009).

Berikut ini dikemukakan rumus yang paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung

koefesien korelasi adalah sebagai berikut :

Dimana :

rxy = Korelasi antara variable x dengan y

x = variable x x = variable y

Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependent. Nilai koefisien determinasi ada diantara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat

terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi-variasi dependent (Kuncoro, 2001).

Lokasi dan Jadwal Penelitian

Tempat penelitian dilakukan Pada dilakukan di KPP Pratama Jakarta Penjaringan. KPP berlokasi di Jl.

Lada No. 3, Penjaringan, RT.4/RW.6, Pinangsia, Tamansari, Kota Jakarta Utara.dengan jadwal penelitian

dilakukan dari mulai sekitar bulan Oktober 2017 s/d Januari 2017

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tugas KPP Pratama Jakarta Penjaringan adalah melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi, dan

pemeriksaan terhadap Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan

atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Visi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang

terbaik di wilayah Asia Tenggara”. Sedangkan Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah “Menyelenggarakan

fungsi administrasi pajak dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan dalam rangka membiayai

penyelenggaraan negara demi kemakmuran rakyat”.

Saat ini KPP mempunyai data Wajib Pajak dan Badan sebagai berikut :

Tabel 2. Data Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Penjaringan

s.d

Tahun

WP Badan

Terdaftar

WP OP

Terdaftar

WP Badan

Aktif

WP Badan

NE

WP OP

Aktif

WP OP

NE

2013 6.519 46.199 3.625 2.894 31.124 15.075

2014 6.893 50.308 3.996 2.897 35.223 15.085

2015 7.267 55.539 4.369 2.898 40.444 15.095

2016 7.605 62.107 4.705 2.900 47.009 15.098

2017

Sumber: KPP Pratama Jakarta Penjaringan, 2018

Berdasarkan data terlihat terjadi peningkatan setiap tahunnya, baik pada Wajib Pajak/ WP Badan maupun

WP yang Orang Pribadi. Responden pada penelitian ini adalah 60 orang Adapun karakteristik responden

penelitian menurut tingkat pendidikan formal dapat diketahui dari data berikut:

Tabel 3. Karakteristik Responden Penelitian Menurut Tingkat Pendidikan Formal

Pendidikan Jumlah responden (orang)

SD 0

SLTA 5

Diploma 16

Sarjana 25

Pascasarjana 14

Jumlah 60

Page 10: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 94 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Sumber: Data primer diolah, 2018

Tabel 4. Karakteristik Responden Penelitian Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah responden (orang)

Perempuan 17

Laki-laki 43

Jumlah 60

Sumber: Data primer diolah, 2018

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

responden perempuan. Jumlah responden laki-laki melebihi 50% dari total responden penelitian ini.

Tabel 5. Karakteristik Responden Penelitian Menurut Umur

Umur (tahun) Jumlah responden (orang)

19-25 20

26-32 11

33-39 13

40-46 14

>47 3

Jumlah 60

Sumber : Kuesioner Penelitian 2018

Dari data yang tersaji terungkap bahwa sebagian besar responden penelitian berada pada usia 19-25

tahun. Responden lain menyebar antara 26-46 tahun. Responden yang berumur lebih dari 47 tahun berjumlah

3 orang.

Uji Kualitas Data Uji Validitas

Uji validitas data dilakukan untuk mengukur apakah data yang diberikan pada kuisioner dapat

dipercaya atau tidak serta dapat mewakili apa yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas data

menggunakan rumus korelasi product moment. Sesuai dengan hasil perhitungan dengan bantuan program

komputer SPSS for Windows Versi 24, diketahui tingkat validitas data penelitian sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Validitas

Variabel r-Hitung Keterangan

Variabel Pengampunan Pajak (X1)

.750** Valid

.709** Valid

.675** Valid

.616** Valid

.536** Valid

.320* Valid

.600** Valid

.552** Valid

.506** Valid

.587** Valid

.389** Valid

.765** Valid

.626** Valid

Variabel Kemudahan Administrasi Pajak (X2)

.643** Valid

.775** Valid

.739** Valid

Page 11: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

95 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

.641** Valid

Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

(Y)

.781** Valid

.741** Valid

.830** Valid

.801** Valid

.681** Valid

Pada penelitian ini, r-Tabel (n=60, k=jumlah semua variabel= 3, sehingga n- 3=60-3=57) pada tingkat

signifikansi 0,05, menunjukkan r-Tabel sebesar 0,25. Berikut hasil penghitungan r-Tabel. Pada Tabel berikut,

seluruh nilai korelasi atau r-hitung setiap pertanyaan lebih dari nilai r-Tabel (0,25). Hal ini berarti hasil

pengujian validitas menunjukkan semua data valid.

Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas Variabel Pengampunan Pajak

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengampunan Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.747 14

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk variabel skor data penelitian dengan menggunakan 381 orang

responden, diperoleh nilai reliablitity statistic (cronbach alpha) variabel Pengampunan Pajak sebesar 0,784

atau di atas 0,5. Dengan demikian maka data hasil penelitian yang dilakukan adalah reliabel dan memenuhi

syarat kualitas data yang baik.

Uji Reliabilitas Variabel Kemudahan Administrasi Pajak

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kemudahan Administrasi Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.775 5

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk variabel skor data penelitian dengan menggunakan 60 orang

responden, diperoleh nilai reliablitity statistic (cronbach alpha) variabel Pengampunan Pajak sebesar 0,775

atau di atas 0,5. Dengan demikian maka data hasil penelitian yang dilakukan adalah reliabel dan memenuhi

syarat kualitas data yang baik.

Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.797 6

Berdasarkan hasil uji reliabilitas untuk variabel skor data penelitian dengan menggunakan 60 orang

responden, diperoleh nilai reliablitity statistic (cronbach alpha)variabel Pengampunan Pajak sebesar 0,797

atau di atas 0,5. Dengan demikian maka data hasil penelitian yang dilakukan adalah reliabel dan memenuhi

syarat kualitas data yang baik.

Uji Normalitas Data Tabel 10.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

x1 x2 Y

N 60 60 60

Normal Parametersa,b Mean 70.83 17.85 22.85

Std. Deviation 6.165 1.849 2.090

Most Extreme Differences Absolute .137 .166 .162

Page 12: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 96 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Positive .116 .122 .152

Negative -.137 -.166 -.162

Test Statistic .137 .166 .162

Asymp. Sig. (2-tailed) .051c .072c .068c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan uji normalitas K-S/ Kolmogorov-Smirnov di atas, terlihat signifikansi dua arah X1 adalah

0,51 dan X2 adalah 0,72 serta Y adalah 0,68. Nilaisignifikan masing-masing variabel yang diuji tersebut

>0,05, maka dapat disimpulkan data pada normal memiliki data yang sama dengan distribusi normal.

Uji Linieritas

Tabel 11 . Hasil Uji Linieritas Variabel Pengampunan Pajak (X1)

ANOVA Table

Hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS 24, pada tabel di atas terlihat bahwa nilai signifikansi

pada Deviation from Linearity sebesar 0,747 atau Sig> 0,05. Nilai Deviation from Linearity menunjukkan

seberapa jauh model persamaan regresi linier berganda menyimpang dari model linier. Nilai Deviation from

Linearity yang memiliki Sig>0,05 (tidak signifikan), maka hal ini berarti terdapat hubungan yang linier

antara variabel antara variabel Pengampunan Pajak (X1) dengan variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

(Y).

Tabel 12. Hasil Uji Linieritas Variabel Kemudahan Administrasi Pajak (X2)

ANOVA Table

Sum of

Squars df Mean Square

F Sig.

y *x2 Between Group (Combined) 25.967 7 3.710 .833 .565

Linearity

Deviation

8.195

1

8.195 1.839

.181

From Linearity 17.772 6 2.962 .665 .678

Within Group 231.683 52 4.455

Total 257.650 59

Hasil penghitungan dengan menggunakan IBM SPSS 24, pada tabel di atas terlihat bahwa nilai

signifikansi pada Deviation from Linearity sebesar 0,678 atau Sig> 0,05. Nilai Deviation from Linearity

menunjukkan seberapa jauh model persamaan regresi linier berganda menyimpang darimodel linier. Nilai

Deviation from Linearity yang memiliki Sig>0,05 (tidak signifikan), maka hal ini berarti terdapat hubungan

yang linier antara variabel Kemudahan Administrasi Pajak (X2) dengan variabel Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak (Y).

Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Tabel 1. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi dan Koefisien Determininasi

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .427a .32 .28 2.070

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

y * x1 Between Groups (Combined) 74.430 19 3.917 .855 .634

Linearity 13.117 1 13.117 2.864 .098

Deviation

from Linearity

61.313 18 3.406 .744 .747

Within Groups 183.220 40 4.581

Total 257.650 59

Page 13: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

97 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

a. Predictors: (Constant), x2, x1

Hasil penghitungan tabel di atas menunjukkan nilai Koefisien Korelasi (R) sebesar 0,427. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh variabel Pengampunan Pajak dan variabel Kemudahan Administrasi Pajak

adalah berpengaruh cukup kuap terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 14. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig. Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.303 3.166 5.466 .000

x1 .067 .061 .198 1.093 .279

x2 .044 .205 .039 .216 .830

a. Dependent Variable: y

Dari Tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier berganda

Y = 17,303 + 0,067X1 + 0,044X2

Keterangan:

Y = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak X1 = Pengampunan Pajak

X2 = Kemudahan Administrasi Pajak

Tabel 15. Uji Hipotesis t

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig. Model B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.303 3.166 5.466 .000

x1 .067 .061 .198 1.093 .279

x2 .044 .205 .039 .216 .830

a. Dependent Variable: y

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan variabel Pengampunan Pajak (X1) mempunyai nilai t-hitung sebesar

1,093. Nilai t tabel yang merupakan standar untuk mengambil keputusan pada hipotesis dicari dengan

menentukan df. Nilai df=n-k, n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah semua variabel dalam

penelitian ini (df=n-k=60-3=57), diperoleh nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 2. Pada

penelitian ini terdapat hipotesis:

H0= Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Pengampunan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak.

H1= Terdapat pengaruh secara parsial antara Pengampunan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak.Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung< t tabel (1,093 < 2 ). Hal ini berarti Ho diterima dan H1

ditolak, atau tidak terdapat pengaruh (secara parsial) antara Pengampunan Pajak terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak.

Tabel 16. Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 23.316 2 8.658 4.553 .220b

Residual 244.334 57 6.287

Total 257.650 59

a. Dependent Variable: y

b. Predictors: (Constant), x2, x1

Page 14: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 98 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

Berdasarkan hasil perhitungan F hitung diperoleh nilai F sebesar 4,553 dengan signifikansi sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05. Nilai F tabel diperoleh dengan mencari N1 dan N2, dengan nilai n adalah jumlah

responden (60), k adalah jumlah semua variabel (3). Dari nilai tersebut, diperoleh nilai N1=3-1=2

(df=N1=k-1) dan N2=60- 3=57 (df=N2=n-k) adalah 3,16, maka F hitung > F tabel (4,552 > 3,16). Pada

penelitian ini terdapat hipotesis:

H0= Tidak terdapat pengaruh secara bersama- sama/ simultan antara Pengampunan Pajak dan Kemudahan

Administrasi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

H3= Terdapat pengaruh secara bersama-sama/ simultan antara Pengampunan Pajak dan Kemudahan

Administrasi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan H3 diterima atau variabel Pengampunan Pajak dan variabel

Kemudahan Administrasi Pajak secara bersama-sama (secara simultan) berpengaruh terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitan dan hasil penelitian yang dilakukan, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

Berdasarkan penelitian, menunjukkan variabel Pengampunan Pajak (X1) mempunyai nilai t-hitung

sebesar 1,093. Nilai t tabel yang merupakan standar untuk mengambil keputusan pada hipotesis dicari

dengan menentukan df. Nilai df=n-k, n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah semua variabel dalam

penelitian ini (df=n- k=60-3=57), diperoleh nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 2. Pada

penelitian ini terdapat hipotesis:

H0= Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Pengampunan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib

Pajak.

H1= Terdapat pengaruh secara parsial antara Pengampunan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak.

Hasil analisis menunjukkan nilai t hitung< t tabel (1,093 < 2 ). Hal ini berarti Ho diterima dan H1

ditolak, atau tidak terdapat pengaruh (secara parsial) antara Pengampunan Pajak terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak..

Pada hasil penelitian, variabel Kemudahan Administrasi Pajak mempunyai nilai t sebesar 0,216. Nilai

df=n-k, n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah semua variabel dalam penelitian ini (df=n-k=60-

3=57), diperoleh nilai t tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar Pada penelitian ini terdapat

hipotesis:

H0= Tidak terdapat pengaruh secara parsial antara Kemudahan Administrasi Pajak terhadap Tingkat

Kepatuhan Wajib Pajak.

H2= Terdapat pengaruh secara parsial antara Kemudahan Administrasi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan

Wajib Pajak. Dari hasil analisis data menunjukkan thitung < ttabel, yaitu 0,216 < 2 pada taraf signifikansi

sebesar 0,05. Hal ini berarti Ho diterima dan H2 ditolak.

Artinya, bahwa tidak terdapat pengaruh (secara parsial) antara variabel Kemudahan Administrasi Pajak

terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak..

Besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh Koefisien Korelasi (R) antara variabel Tax Amnesty dan

Kemudahan Administrasi Perpajakan secara bersama-sama (secara simultan) adalah berpengaruh cukup kuat

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi KPP Pratama Jakarta Penjaringan. Sedangkan koefisien

determinasi (adjusted R2) menunjukkan nilai adjusted R2 =0,28. Artinya variabel Pengampunan Pajak (X1)

dan Kemudahan Administrasi Perpajakan (X2) dapat menerangkan atau menjelaskan Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi KPP Pratama Jakarta Penjaringan (Y) sebesar 28%, sisanya sebesar 72% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak termasuk dalam model atau persamaan pada penelitian ini.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini adalah saran untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi :

Untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam konsep kemauan membayar pajak (Willingness to

Pay Tax) dapat dikembangkan melalui 2 (dua) subkonsep yaitu konsep kemauan membayar pajak dan konsep

pajak. Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi sistem administrasi

perpajakan suatu negara, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan dan tarif pajak (Devano

dan Rahayu, 2006).

Menurut Benno Torgler dan Cristoph A. Schaltegger yang dikutip Darussalam dalam Inside review,

Pengampunan Pajak sebaiknya

Page 15: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

99 Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2, No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

diberikan hanya sekali saja dalam suatu generasi. Pengampunan Pajak yang diberikan berkali-kali

menyebabkan Wajib Pajak akan selalu menunggu Program Pengampunan Pajak berikutnya dan ini akan

mendorong wajib pajak untuk tidak menjalankan kewajiban pajaknya dengan benar dan tepat waktu. Jika

pemerintah akan memberikan Tax Amnesty, maka tidak boleh ada isu tentang Program Pengampunan Pajak

jilid berikutnya.

Sosialisasi yang intensif dari KPP Jakarta Penjaringan agar masyarakat, khususnya Wajib Pajak dapat

memiliki pengetahuan administrasi pajak yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

A. Program Studi Ilmu Administrasi

Dewi, Irra Chrisyanti. 2011. Pengantar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Prestasi.

Keban, T. Yeremias. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik, Konsep,. Teori dan Isu.

Yogyakarta: Gava Media.

Lubis, Solly. 2007. Ilmu Negara. Bandung: Mandar Maju.

Nawawi, Ismail. 2009. Perilaku Administrasi (Kajian, Teori dan Pengantar Praktik). Surabaya: CV Media

Putra.

Tachjan. 2008. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI).

B. Kekhususan Perpajakan.

Darrussalam, Danny. 2015. Manfaatkan Pengampunan Pajak: Pahami dan Manfaatkan Reinventing

Policy. Inside Tax Edisi 31.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Gunadi. 2013. Panduan Komprehensif Pajak Penghasilan. Jakarta: Bee Media.

Hardika, N. Sentosa. 2006. Pengaruh Lingkungan dan Moral Wajib Pajak Terhadap Sikap dan

Kepatuhan Wajib Pajak Pada Hotel Berbintang di Provinsi Bali. (Disertasi). Surabaya: Universitas

Airlangga.

Melisari, Lisa Adha. 2008. Pengaruh Penerapan Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak

(MP3) dan Profesionalisme Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak . (Skripsi). Jakarta: UIN. Muttaqin, Zaenal.

2012. Tax Amnesty Di Indonesia. Jakarta: Refika Aditama. Nurmantu, Safri. 2005.Pengantar

Perpajakan. Jakarta: Granit.

Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-

Undang Terbaru. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Rahayu, Kurnia. 2009. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

-------. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, Siti. 2008. Perpajakan:Teori dan Kasus Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Satriyo, A. 2007. Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada

KPP Pratama Jakarta Setiabudi. (Skripsi). Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Silitonga, Erwin. 2006. Ekonomi Bawah Tanah, Pengampunan Pajak, dan Referendum. (Majalah Berita

Pajak, Nomor. 1516 Tahun XXXVIII April 2006). Jakarta

Soemarso S.R, 2007. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba. Empat.

Waluyo. 2007. Perpajakan Indonesia, Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Widaningrum, Dwi. 2007. Identifikasi Kemampuan dan Kemauan Membayar Masyarakat Berpenghasilan

Menengah Rendah. www.sappk.tb.ac.id/ppk/images/stori es/pdf/ringkasan_dwi.pdf. Diunduh tanggal 2

Desember 2017.

Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

-------. 2004. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.

Page 16: Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi

Jurnal Pajak Vokasi (JUPASI) Vol 2 No. 2, Maret 2021, pp. 85-100 100 E-ISSN 2686 - 1585

M. Anjar Nurul Hayat (Pengaruh Pengampunan Pajak dan Kemudahan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak…. )

C. Metode Penelitian.

Kuncoro. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: UPP AMP YKPM.

Neuman, W.L. 2006. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach, 6th ed.

Boston: Allyn and Bacon.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Indriantoro, Nur. 1999. Metodologi Penelitian dan. Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Djaali. 2008. Skala likert. Jakarta: Pustaka Utama.

Jurnal

Adrian, Sawyer. 2006. Targeting Amnesties at Ingrained Evasion – a New Zealand Initiative Warranting

Wilder Consideration?, Journal Taxation and Business Law University of Cantebury.

Ayu, Viega dan Fidiana. 2017. Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan Perpajakan, Dan Pelayanan Fiskus

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Tegalsari. Surabaya:

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Volume 6 No 2 Februari 2017.

Fatih, Osman dan Eren. 2011. Tax Amnesty with Effects and Effecting Aspects: TaxCompliance, Tax

Audits and Enforcements Around; The Turkish Case. Turki: International Journal of Business and Social

Science Volume 2 No 7 April 2011.

Helhel dan Ahmed. 2014. Factors Affecting Tax Attitudes and Tax Compliance:A Survey Study in Yemen.

Yaman: European Journal of Business and Management Vol 6 No 22 Tahun 2014.

Puspareni, Diah et al. 2017. Pengaruh Tax Amnesty, Pertumbuhan Ekonomi, Kepatuhan Wajib Pajak, Dan

Transformasi Kelembagaan

Direktorat Jenderal Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Tahun 2015 Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Singaraja. Bali: e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 7 No 1 Tahun 2017.

Santoso, W. 2008. Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan

Wajib Pajak (Penelitian terhadap Wajib Pajak Badan di Indonesia). Jurnal Keuangan Publik. Vol. 5, No. 1.

Yusril, Muhammad et al. 2015. Pengaruh Administrasi Perpajakan, kualitas layanan fiskus, terhadap

perilaku Wajib Pajak dan kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Malang Selatan. Malang: e-

journal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Volume 9 No 2 Tahun 2015.

Dokumen

Surat Edaran SE-01/PJ.9/20 tentang Pengawasan Penyampaian SPT Tahunan.

Surat Edaran SE-002/PJ/2008 tentang Tata Cara penetapan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu.