pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa
DESCRIPTION
penelitian dengan metode penalaran deduktifTRANSCRIPT
-
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS
TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR
SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS ALQURAN
KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH :
LAILIA MAFTUKHAH
NIM.11109012
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
-
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrohmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : Lailia Maftukhah
NIM : 11109012
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan judul
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI
SMA TAKHASSUS ALQURAN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH
KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 adalah hasil karya
saya sendiri, bukan hasil jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 30 Oktober 2013
Yang Menyatakan
Lailia Maftukhah
11109012
-
KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
Jaka Siswanta
Dosen Stain Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Saudari : Lailia Maftukhah
Kepada
Yth. Ketua STAIN
Salatiga
Di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : Lailia Maftukhah
NIM : 11109012
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS
TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA
KELAS XII DI
SMA TAKHASSUS AL QURAN KALIBEBER KEC.
MOJOTENGAH
KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Dengan ini kami memohon supaya skripsi saudari tersebut diatas supaya segera
dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi maklum
Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga, 29 Oktober 2013
Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002
http://www.stainsalatiga.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email : [email protected]
PENGESAHAN
PENGARUH PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS TERHADAP
KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT BELAJAR SISWA KELAS XII DI
SMA TAKHASSUS AL QURAN KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH
KAB. WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Disusun oleh :
LAILIA MAFTUKHAH
NIM : 11109012
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 24
Desember 2013, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susuanan Panitia Ujian
Ketua penguji : H. Agus Waluyo, M. Ag. __________________
Sekretaris penguji : Wahidin, S. Pd.I., M.Pd. __________________
Penguji I : Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. __________________
Penguji II : Sukron Mamun, S.HI., M.Si __________________
Penguji III : Jaka Siswanta M.Pd __________________
Salatiga, 24 Desember 2013
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP: 19580827 198303 1 002
http://www.stainsalatiga.ac.id/mailto:[email protected]
-
MOTTO
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.
(Ar Radu: 28)
Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan, tiada kekuatan tanpa adanya persatuan,
tiada persatuan bila tidak ada keutamaan, tidak ada keutamaan bila tidak ada Al-
Quran atau Al-Hadits atau agama, tiada agama tanpa tabligh atau dakwah.
(Hadits)
Dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan, berazzam, berdoa dan bertawakallah
pada Allah SWT.
-
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai (Bapak Sutrisno Ahmad dan
Ibu Darmiati). Terimakasih atas segala yang telah ayah dan ibu berikan
selama ini dari tiap titik peluh dan pengorbanan yang dicurahkan. Tak ada
sesuatu yang setara yang dapat penulis berikan selain doa dari seorang
anak untuk kedua orang tuanya. Semoga tiap titik pengorbanan dan tetes
peluh yang mengalir akan mendapatkan balasan berkali lipat dari Allah
SWT. Semoga Allah senantiasa melindungi dan memberikan rahmat dan
kebaikan bagi keduanya baik di dunia maupun di akhirat.
2. Untuk saudara-saudaraku tersayang, terima kasih atas dukungan, dan
pengertian. Semoga kita selalu dalam lindunganNya, mendapatkan
RahmatNya, serta selalu istiqomah di jalanNya.
3. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd. yang telah bersabar dalam memberikan
pengarahan, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya, memberikan
masukan-masukan dengan jurus-jurus jitunya kepada penyusun.
4. Tak lupa penulis persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang telah
memberikan kepercayaan pada penulis untuk mengangkat tema ini sebagai
bahan skripsi. Dan juga untuk teman-teman penulis yang senantiasa
memberikan bantuan dalam proses penulisan, yang tidak dapat penulis
sebutkan keseluruhan.
-
ABSTRAK
Maftukhah, Lailia. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class
terhadap Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa Kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.
Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembinbing Jaka Siswanta, M. Pd.
Kata Kunci : Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, Semangat
Belajar.
Permasalahan penelitian dalam skripsi ini adalah pengaruh penerapan
sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas
XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab.
Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013. Dengan rumusan masalah sebagai
berikut: 1). Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus
Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013? 2). Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus
Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013? 3). Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA
Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun
pelajaran 2012/2013? 4). Adakah pengaruh penerapan sistem moving class
terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013? 5).
Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah
Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi, angket, dokumentasi dan wawancara. Populasi dalam
penelitian ini sebanyak 230 siswa dan sampel yang digunakan adalah 57
siswa dengan teknik sampling proporsional random sampling.
Pengumpulan data menggunakan metode angket dengan rumus korelasi
product moment.
Hasil penelitian menunjukkah bahwa sistem moving class
mempunyai hubungan yang positif dengan kedisiplinan dan semangat
belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo tahun
pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari: 1). Penerapan Sistem moving
class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo yang berada dalam kategori
tepat mencapai 66,67% dan kategori kurang tepat 31,58%, 2). Untuk tingkat
-
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo yang
berada dalam kategori tinggi mencapai 91,23% dan kategori sedang 7,02%,
3). Dan tingkat semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo yang berada dalam kategori tinggi mencapai 31,58% dan
kategori sedang 68,42%, 4). Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan siswa kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo dibuktikan dengan rhitung (0,418)
lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 1 % (0,345), sehingga
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. 5). Uji hipotesis
menunjukkan adanya pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
dibuktikan dengan rhitung (0,539) lebih besar dari pada rtabel pada taraf
signifikansi 1 % (0,345), sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini dapat diterima.
-
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
segala sifat kesempurnaan-Nya. Dzat yang mengatur segala apa yanga ada di
dunia dengan kekuasaan-Nya, Dzat yang telah menetapkan antara yang hak dan
bathil, Dzat yang telah menganugerahkan kepada manusia akal berfikir dan
memahami tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dialah Allah yang tak pernah lepas
pengawasannya terhadap apa yang dilakukan manusia dan kepada-Nyalah kita
mempertanggung jawabkan tiap apa yang kita kerjakan.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW, untuk keluarga serta para sahabat beliau yang senantiasa
istiqamah dalam perjuangan Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan
laksana mereka.
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini dengan
segala pengorbanan dan rintangan lahir batin telah dapat penulis lalui. Tak ada
penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada
tara pada Allah SWT karena hanya atas ridha dan pertolongan-Nya penulis dapat
melalui semua ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus dan ikhlas kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, Bapak Dr.
Imam Sutomo, M.Ag.
-
2. Ketua program studi Pendidikan Agama Islam, Ibu Dra. Siti Asdiqoh,
M.Si.
3. Bapak Jaka Siswanta, M. Pd, selaku dosen pembimbing skripsi, yang
senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
4. Bapak Dr. M. Zulfa M., M. Ag selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
membantu proses penulisan skripsi ini.
6. Perpustakaan STAIN Salatiga
7. Kepala sekolah SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Bapak H.
Abdurrohman Al Asy'ari, S.Hi. M.Pd.I dan waka kesiswaan Bapak
Lukmanul Hakim, S.Ag, beserta seluruh guru dan karyawan yang telah
memberikan ijin dan bantuan penelitian kepada penulis.
8. Kedua orang tuaku, Bapak Sutrisno Ahmad dan Ibu Darmiati, terima kasih
atas motivasi dan doanya.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan PAI A (Fata Smart), KKN dan PPL
angkatan 2009. Terimakasih karena kalian telah mengajarkan makna
indahnya sebuah persahabatan.
10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 PAI, PBA, dan TBI yang telah
memberikan support kepada penulis, terimakasih atas kebersamaan kita
selama ini.
11. Teman-teman terbaikku SMP dan SMA (Binti, Yuan, Endah, dan Bety).
Walaupun kita berjauhan tapi kita memandang langit yang sama. Semoga
kita dipertemukan bersama-sama lagi suatu hari nanti, Amin.
-
12. Dan juga terima kasih pada semua pihak yang memberikan bantuan dan
dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Jazakumullah khoiron katsiron atas segala yang telah semua pihak berikan,
doa, dukungan, kemudahan, dan seluruh kebaikan yang telah dicurahkan selama
ini. Akhir kata semoga penulisan skripsi ini dengan segala kelebihan dan
kekurangannya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan pihak-pihak
yang membutuhkan.
Salatiga, 13 November 2013
Penulis
Lailia Maftukhah
-
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................ iv
MOTTO ................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 8
E. Hipotesis Penelitian ............................................................... 8
F. Definisi Operasional .............................................................. 9
G. Metode Penelitian .................................................................. 12
H. Sistematika Penulisan ............................................................ 23
-
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Moving Class
1. Pengertian Sistem Moving Class ...................................... 25
2. Manfaat Sistem Moving Class ........................................... 26
3. Tujuan Sistem Moving Class ............................................ 27
4. Model Pembelajaran Moving Class .................................. 30
5. Hal yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Moving Class ... 33
6. Pentingnya Sistem Moving Class ...................................... 34
B. Kedisiplinan
1. Pengertian Kedisiplinan .................................................... 37
2. Macam-macam Disiplin .................................................... 39
3. Unsur-unsur Disiplin ......................................................... 39
4. Tujuan Disiplin .................................................................. 40
5. Indikator Kedisiplinan ...................................................... 41
6. Fungsi Kedisiplinan ........................................................... 43
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ..................... 45
8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri ......................................... 46
C. Semangat Belajar
1. Pengertian Semangat Belajar ............................................ 50
2. Pentingnya Semangat Belajar ........................................... 51
3. Bentuk-bentuk Semangat Belajar ..................................... 52
4. Variasi Semangat Belajar ................................................... 55
5. Indikator Semangat Belajar .............................................. 55
-
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar ...... 56
7. Cara Menumbuhkan Semangat Belajar ............................ 63
D. Pengaruh Penerapan Sistem Moving Class terhadap
Kedisiplinan dan Semangat Belajar Siswa ............................ 64
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Takhassus Al Quraan Wonosobo
1. Sejarah Singkat SMA Takhassus Al Quran Wonosobo .. 66
2. Letak Geografis ................................................................. 68
3. Profil SMA Takhassus Al Quran ...................................... 69
4. Visi dan Misi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ....... 69
5. Ekstrakulikuler .................................................................. 72
6. Keadaan Guru dan Karyawan SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo ......................................................................... 74
7. Struktur Organisasi ........................................................... 77
8. Keadaan Siswa SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ... 77
9. Sarana dan Prasarana ........................................................ 77
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
1. Responden Penelitian ........................................................ 80
2. Hasil Data Mentah ............................................................ 82
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisisa Data ....................................................................... 89
B. Pengujian Hipotesis ...............................................................101
-
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ...........................................107
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 110
B. Saran-saran ............................................................................ 111
C. Penutup .................................................................................. 112
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian ........................................................ 13
Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian ....................................... 15
Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Penerapan Sistem Moving Class
di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran
2012/2013.................................................................................. 19
Tabel 1.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran
2012/2013 ................................................................................. 19
Tabel 1.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa Kelas
XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun
Pelajaran 2012/2013 ................................................................. 19
Tabel 3.1 Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler ................................................. 72
Tabel 3.2 Daftar Guru SMA Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun
Pelajaran 2012/2013 ................................................................. 74
Tabel 3.3 Daftar Karyawan SMA Takhassus Al Quraan Wonosobo
Tahun Pelajaran 2012/2013 ...................................................... 76
Tabel 3.4 Jumlah Siswa SMA Takhassus Al Quran Tahun Pelajaran
2012/2013.................................................................................. 77
Tabel 3.5 Data Responden Siswa Kelas XII SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo ................................................................................ 80
Tabel 3.6 Hasil Angket Penerapan Sistem Moving Class pada siswa
Kelas XII SMA Takhassus Al Quran Wonosobo ................... 83
-
Tabel 3.7 Hasil Angket Kedisiplinan Siswa Kelas XII SMA Takhassus
Al Quran Wonosobo ............................................................... 85
Tabel 3.8 Hasil Angket Semangat Belajar Siswa Kelas XII SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo ............................................. 87
Tabel 4.1 Daftar Skor Penerapan Sistem Moving Class (Variabel X) ..... 90
Tabel 4.2 Interval dan Prosentase Penerapan Sistem Moving Class ........ 93
Tabel 4.3 Daftar Skor Kedisiplinan Siswa (Variabel Y1) ....................... 94
Tabel 4.4 Interval dan Prosentase Kedisiplinan Siswa ........................... 97
Tabel 4.5 Daftar Skor Semangat Belajar Siswa (Variabel Y2) .............. 98
Tabel 4.6 Interval dan Prosentase Semangat Belajar Siswa .................... 101
Tabel 4.7 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh
Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Kedisiplinan
Siswa ........................................................................................ 102
Tabel 4.8 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh
Penerapan Sistem Moving Class Terhadap Semangat Belajar
Siswa ........................................................................................ 105
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Penerapan Sistem Moving Class, Kedisiplinan, dan
Semangat Belajar
Lampiran 2 : Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Struktur Organisasi SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
Tahun Pelajaran 2012/2013
Lampiran 5 : Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 7 : Daftar Nilai SKK
Lampiran 8 : Nota Pembimbing
Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian dari SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo
Lampiran 11 : Foto-foto Kegiatan Belajar Mengajar di SMA Takhassus Al
Quraan Wonosobo
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Moving class adalah sistem belajar mengajar yang memberikan suasana
baru dalam proses pembelajaran. Sistem ini mencirikan kelas bergerak dimana
siswa akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah
ditentukan. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang
dipelajarinya. Hal ini sangat berpengaruh sekali untuk perkembangan
pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Penerapan moving class diharapkan dapat memberikan nilai tambah
bagi siswa dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar mereka di sekolah.
Adanya aktivitas yang meningkat ini akan merubah cara belajar siswa dari
belajar pasif menjadi cara belajar aktif. Pembelajaran ini sangat efektif dalam
memberikan suasana pembelajaran yang interaktif, menarik dan
menyenangkan, sehingga para siswa dapat lebih mudah menguasai atau
menyerap materi-materi yang diajarkan oleh guru di sekolah. Atau dengan kata
lain dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
Dengan sistem moving class diharapkan siswa akan lebih bersemangat
dalam belajar karena mereka akan berpindah ruangan kelas dengan cara
mendatangi ruangan yang khusus untuk belajar pada mata pelajaran tertentu.
Setiap guru mata pelajaran mempunyai ruangan tersendiri dan siswa yang akan
mengikuti pelajarannya akan mendatangi ruangannya. Moving class bertujuan
-
untuk membiasakan siswa agar merasa hidup dan nyaman dalam belajar. Selain
itu agar mereka tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang
dipelajarinya.
Untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan, pihak sekolah selalu
berupaya untuk melakukan perubahan yang dapat memacu semangat siswa
dalam proses pembelajaran. Memotivasi siswa untuk mendisiplinkan diri dan
membangkitkan semangat belajar dalam diri mereka, hal ini menjadi tugas
penting pihak sekolah untuk memberikan pendidikan yang mampu
memberikan kepuasan dalam proses belajar mengajar. Dengan sistem moving
class akan melatih kedisiplinan siswa dalam bertindak di dalam ruang
pembelajaran dan menghindarkan siswa ke dalam suasana yang membosankan.
Pembelajaran moving class membuat siswa tidak bosan belajar dengan
selalu menempati kelas yang sama setiap harinya. Menurut Sagala (2011:183).
Moving Class berarti siswa mempunyai kesadaran untuk mendapatkan ilmu.
Artinya, jika mereka mau mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke
kelas tertentu yang disediakan untuk dipilih.
Manfaat penerapan pembelajaran moving class ini, dimaksudkan agar
memperoleh waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan siswa, dan
kemandirian pada diri siswa, memastikan siswa berada pada lingkungan yang
aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan sekolah (Sagala,
2011:184).
Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi semangat belajar dan
kedisiplinan diri. Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada semangat belajar
-
dan kedisiplinan yang tinggi. Menurut Tuu (2004: 37) bahwa dengan disiplin
yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya, tanpa
disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif
bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan
lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. Kedisiplinan
siswa berarti mentaati tata tertib yang ada di sekolah baik itu di lingkungan
sekolah maupun di dalam kelas, membiasakan diri untuk bersikap rapi, dan
memiliki sikap tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai siswa. Dengan
disiplin selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk orang lain
karena semua akan terkontrol dengan baik tanpa harus mengganggu kegiatan
belajar yang lain.
Dalam kitab akhlak Alla karangan Muhammad Abu Basyir Al Romawi
Pesantren Lirboyo Kediri (tanpa tahun: 2) dijelaskan bahwa untuk
mendapatkan ilmu yang bermanfaat itu ada enam perkara. Dan salah satu
diantaranya yaitu semangat belajar.
Yang artinya: Elingo dak kasil ilmu anging nem perkara, bakal tak ceritaake
kumpule kanti pertelo
Rupane limpat, loba, sobar, ana sangune, lan piwulange guru
lan suwe mangsane
Kata loba dalam terjemahan bahasa indonesia artinya Semangat yaitu
sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan
-
dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa, apalagi ilmu agama adalah
sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa didapatkan, oleh
karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali
dibanding yang tidak berhasil, karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin
di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal, padahal apa yang di hafal
kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, akhirnya pelajaran hari
inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin, maka tanpa
kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang
seharusnya kita dapatkan dalam talabulilmi. Dengan semangat belajar yang
tinggi akan membunuh rasa malas pada diri siswa, hal ini juga harus dibarengi
dengan kreativitas guru dalam mengajar. Dengan menggunakan metode belajar
yang menyenangkan akan membuat siswa tidak merasa jenuh, bahkan akan
menimbulkan minat yang tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran sampai
selesai, dan menantikan pelajaran tersebut di waktu selanjutnya.
Dengan semangat belajar siswa akan berusaha sebaik mungkin dalam
proses pembelajaran disertai dengan disiplin semuanya akan berjalan baik,
tidak ada yang tertunda, hal ini akan memperlancar proses pembelajaran, dan
proses pembelajaran akan terasa mudah. Firman Allah SWT Q.S Al Insyiroh
ayat 5 dan 6
{6{ }5 }
Artinya : (5). karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, (6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
-
Dengan berusaha sungguh-sungguh dan tidak menunda-nunda
semuanya akan berjalan lancar, kesulitan akan berganti menjadi kemudahan,
dan semua ini harus disertai dengan kesabaran. Dengan diterapkannya moving
class akan menumbuhkan semangat belajar dan disiplin, siswa akan mudah
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Dari survey yang telah dilakukan di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo pada tanggal 2 Juli 2013, melalui wawancara kepada wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan bapak Lukmanul Hakim dan melalui pengamatan
langsung, bahwa sebelumnya proses pembelajaran menggunakan sistem
konvensional yang menitikberatkan model pembelajaran klasik berupa
ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Hal ini dirasakan kurang efektif
bagi siswa, situasi pembelajaran yang monoton menimbulkan kejenuhan bagi
siswa. Siswa menjadi tidak semangat untuk belajar, kedisiplinan pun jadi
berkurang, ada yang tertidur saat pembelajaran berlangsung, ijin keluar kelas
dan berlama-lama di luar kelas. Hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan fakta di atas maka SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
merubah pola pembelajaran dari konvensional menjadi moving class.
Penyampaian materi lebih praktis, fasilitas dan alat peraga juga ada di ruang
tersebut. Ketika pergantian pelajaran pikiran bisa fress kembali dan dengan
waktu yang cukup, membuat siswa harus tepat waktu untuk masuk ke kelas
berikutnya, jadi tidak ada alasan untuk berlama-lama di luar kelas. Dengan
-
sistem moving class diharapkan siswa mampu menumbuhkan semangat belajar
dan disiplin pada diri mereka.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PENERAPAN SISTEM
MOVING CLASS TERHADAP KEDISIPLINAN DAN SEMANGAT
BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA TAKHASSUS AL QURAN
KALIBEBER KEC. MOJOTENGAH KAB. WONOSOBO TAHUN
PELAJARAN 2012/2013.
B. Rumusan Masalah
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai latar belakang
yang menjadi pendorong penulis untuk menyusun proposal ini dan untuk
memperjelas permasalahan pada pembahasan, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diberikan terkait dengan pembahasan di atas yaitu:
1. Bagaimana penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
3. Bagaimana semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran
Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
4. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah
Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
-
5. Adakah pengaruh penerapan sistem moving class terhadap semangat belajar
siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah
Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013.
3. Untuk mengetahui semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran
2012/2013.
4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.
Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem moving class terhadap
semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
-
D. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat teoritik
a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu. Khususnya manajemen
administrasi sekolah dan memberikan pengetahuan dalam upaya
meningkatkan mutu sekolah.
b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat
belajar siswa.
c. Menyebar luaskan informasi mengenai arti pentingnya kedisiplinan dan
semangat belajar siswa melalui sistem moving class.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi setiap lembaga sekolah agar mampu
meningkatkan sistem pembelajaran yang dapat meningkatkan tingkat
kedisiplinan dan memacu semangat siswa dalam proses pembelajaran.
b. Sebagai penulis maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat
ditransformasikan kepada para pembaca.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:110).
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah yang mungkin bisa
-
benar dan mungkin bisa saja salah. Maka dari itu dibutuhkan sebuah penelitian
yang akan menjawab permasalahan yang diteliti.
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis bahwa :
1. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap
kedisiplinan siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec.
Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
2. Ada pengaruh yang signifikan pada penerapan sistem moving class terhadap
semangat belajar siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Kalibeber
Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda
dan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa
istilah pokok pada kata-kata yang terkandung dalam judul proposal ini, antara
lain:
1. Pengaruh
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti
orang, benda yang turut membentuk waktu, kepercayaan atau perbuatan
seseorang. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu orang,
benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang
(Dani, 2002: 395).
-
2. Moving class
Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan
berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal
yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58).
Sistem belajar moving class mempunyai kelebihan baik bagi siswa
maupun guru. Bagi siswa, berpindah kelas akan membuat otak mereka
menjadi fress dan mereka akan lebih fokus pada materi pelajaran, suasana
kelas yang baru menjadi menyenangkan. Bagi guru, mempermudah
mengelola pembelajaran, lebih kreatif dan inovatif dalam mendesain kelas,
guru lebih maksimal dalam menggunakan berbagai media, pemanfaatan
waktu belajar lebih efesien, dan lebih mudah mengelola suasana kelas.
Penyelenggaraan pembelajaran moving class bertujuan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu
pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Adapun indikator moving class sebagai berikut:
a. Menciptakan sistem pembelajaran baru.
b. Terjadinya kerja sama antar siswa.
c. Memulihkan motivasi belajar siswa.
d. Perencanaan materi dengan baik.
3. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah suatu hal yang membuat manusia untuk
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kehendak-kehendak
-
langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan tata tertib (kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007:268).
Kedisiplinan adalah suatu latihan batin yang tercermin dalam tingkah
laku yang bertujuan agar selalu patuh pada peraturan (Dani, 2002:134).
Adapun kedisiplinan siswa yang penulis maksud adalah kepatuhan
seseorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah baik
di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas, seperti menaati tata tertib
sekolah, tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah,
rajin dalam mengikuti proses pembelajaran dan menggunakan fasilitas
dengan baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator kedisiplinan menjadi empat macam, yaitu:
a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.
b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.
c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.
d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.
4. Semangat belajar
Semangat adalah kekuatan (gairah) batin : keadaan atau suasana
batin (Poerwadarminto, 2006:1070). Belajar adalah suatu aktivitas yang di
dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak
mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil
yang optimal (Slameto, 1988:2). Semangat belajar berarti kekuatan atau
-
keadaan batin yang menunjukkan aktivitas untuk mengetahui suatu hal
dengan usaha yang keras untuk mencapai hasil optimal.
Adapun semangat belajar siswa yang penulis maksud adalah adanya
pengaruh penerapan sistem moving class, dengan suasana belajar yang baru
akan menumbuhkan ketertarikan siswa mengikuti pelajaran, lebih rajin
dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas dan
menumbuhkan minat belajar yang tinggi untuk siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator semangat belajar menjadi lima macam, yaitu:
a. Tertarik pada pelajaran.
b. Tertarik pada guru.
c. Berminat untuk belajar.
d. Aktif dalam belajar.
e. Konsentrasi dalam belajar.
f. Teliti dalam belajar.
g. Kemauan mendalami pelajaran.
h. Rajin dalam belajar.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti
adalah pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
karena dalam penelitian ini terdapat karakteristik yang cenderung pada
penelitian kuantitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa angka-angka.
-
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Takhassus Al
Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo dilaksanakan pada
bulan Juli sampai bulan November 2013.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Poulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah
230 yang terbagi dalam 7 kelas. Berikut ini adalah sebaran sub populasi
pada setiap kelas:
Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah Siswa
1 XII IPA 1 33
2 XII IPA 2 33
3 XII IPA 3 33
4 XII IPS 1 38
5 XII IPS 2 31
6 XII IPS 3 27
7 XII BAHASA 35
Jumlah 230
Sampel adalah bagian dari populasi yang di jadikan sarana penelitian
yang dianggap mewakili populasi (Hadi, 2000:26). Sampel yang diambil
oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling
yang tepat, dalam penelitian ini penyusun menggunakan teknik sampling
proposional random sampling yaitu proses pemilihan sampel dengan cara
acak secara proposional (sama). Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan
-
yang sama untuk menjadi sampel (Sugiono, 2010: 64). Dalam penelitian ini
sampel per unit (per kelas) dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
Sampel per kelas =
Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil
semuanya. Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil
sampel antara 10-25% atau 25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat
Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah
25% dari 230 siswa kelas XII di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.
Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proposional
random sampling adalah sebagai berikut :
-
Berdasarkan perhitungan sampel 25% dari 230 siswa kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo didapatkan sejumlah 57 responden.
Adapun data tentang persebaran sampel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel Penelitian
No. Kelas Populasi Sampel tiap kelas
1 XII IPA 1 33 8
2 XII IPA 2 33 8
3 XII IPA 3 33 8
4 XII IPS 1 38 9
5 XII IPS 2 31 8
6 XII IPS 3 27 7
7 XII BAHASA 35 9
230 57
4. Metode Pengumpulan Data
Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Suatu cara
pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung
melalui panca indera pada objek yang diteliti (Asmani, 2011: 123).
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara
umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait
penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo. Untuk melaksanakan suatu observasi, maka diperlukan
sebuah pedoman observasi. Dengan bantuan pedoman observasi yang
-
telah penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan
pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui gambaran
umun sekolah dengan cara mengamati secara langsung keadaan sekolah
tersebut.
b. Metode Angket
Metode Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal ini siswa yang
akan diberi angket (Asmani, 2011: 123).
Metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data tentang
sistem moving class, kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII di
SMA Takhassus Al Quran Wonosobo.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
gambaran secara umum lokasi penelitian. Ditujukan kepada subjek yang
diteliti, akan tetapi melalui catatan-catatan atau dokumen yang ada
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data
berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang sistem moving class
yang diterapkan di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo, melalui data
profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog kelulusan, dan artikel-artikel
-
yang bersangkutan dengan sistem moving class, dan data siswa kelas XII
yang akan diteliti terkait dengan kedisiplinan dan semangat belajar siswa
selama mengikuti proses pembelajaran dengan sistem moving class.
d. Metode Wawancara (interview)
Metode Wawancara proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai (Asmani,
2011: 122).
Metode ini digunakan sebagai metode bantu untuk melengkapi
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu seputar profil sekolah
dan yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Dalam
penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu sistem moving class,
kedisiplinan dan semangat belajar siswa.
5. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Pedoman Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan gambaran secara
umum kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XII terkait
penerapan sistem moving class di SMA Takhassus Al Quran
Wonosobo.
Pada saat teknis pelaksanaannya, peneliti datang secara langsung
ke lokasi penelitian, dengan bantuan pedoman observasi yang telah
-
penyusun buat sebelumnya, maka penyusun akan mudah melakukan
pengamatan serta memudahkan penyusun untuk mengetahui bagaimana
keadaan sekolah.
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya pengumpulan angket merupakan hal yang
pokok untuk mengumpulkan data. Hasil angket tersebut terjelma dalam
angka-angka, tabel-tabel, analisis statistik, dan uraian serta kesimpulan
dari penelitian (Arikunto, 2006: 51).
Angket yang penyusun persiapkan untuk penelitian ini ada tiga
yaitu angket pertama untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem
moving class di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Angket kedua
untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan siswa terkait program moving
class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al Quran Wonosobo. Dan
angket yang ketiga untuk mengetahui bagaimana semangat belajar siswa
terkait program moving class yang dilaksanakan di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo.
Siswa memilih jawaban yang telah disediakan yang dianggap
paling sesuai dengan pribadinya dan tidak diberi kesempatan untuk
menyusun kalimat sendiri. Adapun jumlah pernyataan dari masing-
masing angket adalah 15 soal.
-
Tabel 1.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Sistem Moving Class di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Indikator Jumlah soal Item Soal
1 Menciptakan sistem pembelajaran
baru
5 1, 2, 3, 4, 5
2 Terjadinya kerja sama antar siswa 2 6, 7
3 Memulihkan motivasi belajar
peserta didik.
4 8, 9, 10, 11
4 Perencanaan materi dengan baik 4 12, 13, 14, 15
Tabel 1.4 Kisi-kisi Instrumen Angket Kedisiplinan Siswa di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/013
No. Indikator Jumlah Soal Item Soal
1. Siswa menaati tata tertib
sekolah
6 1, 2, 3, 4, 14, 15
2. Siswa memperhatikan pelajaran
dengan baik di kelas
3 5, 6, 7
3. Siswa mengerjakan tugas-tugas
pelajaran yang diberikan oleh
guru
3 8, 9, 10,
4. Siswa menggunakan fasilitas
belajar dengan baik
3 11, 12, 13
Tabel 1.5 Kisi-kisi Instrumen Angket Semangat Belajar Siswa di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013
No. Indikator Jumlah Soal Item Soal
1 Tertarik pada pelajaran 2 1, 2
2 Tertarik pada guru 2 3, 4
3 Berminat untuk belajar 1 5
4 Aktif dalam belajar 1 6
5 Konsentrasi dalam belajar 1 7
6 Teliti dalam belajar 1 8
7 Kemauan mendalami pelajaran 2 9, 10
8 Rajin dalam belajar 5 11, 12, 13, 14, 15
-
c. Pedoman Dokumentasi
Pedoman ini adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung dari data yang
telah ada di sekolah. Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data
tentang sistem moving class yang diterapkan di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo, melalui data profil sekolah, arsip-arsip, buku katalog
kelulusan, dan artikel-artikel yang bersangkutan dengan sistem moving
class. Dan data siswa kelas XII yang akan diteliti terkait dengan
kedisiplinan dan semangat belajar siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dengan sistem moving class.
d. Pedoman Wawancara
Metode ini digunakan untuk melengkapi data pada penelitian yang
belum lengkap tentang keadaan sekolah, proses belajar mengajar, dan
yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. Misalnya pada
saat menanyakan bagaimana penerapan sistem moving class di SMA
Takhassus Al Quran Wonosobo dan sebelum moving class sistem apa
yang digunakan.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis
kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan sistem
moving class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa kelas XI di
SMA Takhassus Al Quran Kalibeber Kec. Mojotengah Kab. Wonosobo
tahun pelajaran 2012/2013.
-
a. Analisis pendahuluan
Yaitu teknik analisis data dengan rumus :
Keterangan :
P : Angka presentasi.
F : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya.
N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu.
b. Uji Hipotesis
Analisis lanjut merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan,
yaitu menguji variabel yang ada. Untuk mengetahui adakah pengaruh
penerapan sistem moving class terhadap kedisiplinan dan semangat
belajar digunakan rumus korelasi product moment, akan tetapi karena
dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terbagi dalam dua
kategori meliputi satu variabel bebas yaitu moving class (x) dan dua
variabel terikat yaitu kedisiplinan (y1) dan semangat belajar (y2),
penelitian dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving
class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
rxy1 =
-
keterangan :
rxy1 = Koefisien antara x dan y1 (moving class dan kedisiplinan)
x = Jumlah nilai variabel x (moving class)
y1 = Jumlah nilai variabel y1 (kedisiplinan)
X2 = Kuadrat dari variabel x
Y12 = Kuadrat dari variabel y1
Xy1 = Produk dari variabel x dan y1
N = Jumlah individu yang diteliti
2. Analisis lanjutan dari hipotesis pengaruh penerapan sistem moving
class terhadap kedisiplinan siswa kelas XI di SMA Takhassus Al
Quran Wonosobo tahun pelajaran 2012/2013.
rxy2 =
keterangan :
rxy2 = Koefisien antara x dan y2 (moving class dan semangat
belajar)
x = Jumlah nilai variabel x (moving class)
y2 = Jumlah nilai variabel y2 (semangat belajar)
X2 = Kuadrat dari variabel x
Y22 = Kuadrat dari variabel y2
xy2 = Produk dari variabel x dan y2
N = Jumlah individu yang diteliti
-
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh penulisan penelitian yang sistematis dan konsisten,
penulisan penelitian ini di rangkai dalam lima bab, yang mana masing-masing
bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun penelitian ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan gambaran umum mengenai sistematika penulisan
secara menyeluruh. Di mulai dengan penjelasan mengenai latar belakang
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan
penelitian.
BAB II Kajian Pustaka
Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian
agar didapat gambaran yang jelas mengenai pengaruh penerapan sistem moving
class terhadap kedisiplinan dan semangat belajar siswa. Adapun sumber teori-
teori adalah berasal dari berbagai buku referensi, internet, dan sumber lain
yang dianggap representative sebagai pengayaan teori penelitian.
BAB III Laporan Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan gambaran umum SMA Takhassus Al Quran Wonosobo
berkaitan dengan sejarah, visi, misi. Menguraikan tentang penerapan sistem
moving class. Selanjtnya penyajian data dan hasil penelitian.
-
BAB IV Analisis Data
Bab ini menyajikan analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan
penerapan sistem moving class pengaruhnya terhadap kedisiplinan dan
semangat belajar siswa.
BAB V Penutup
Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan analisis data dan
pembahasan yang ada serta saran-saran.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sistem Moving Class
1. Pengertian Sistem Moving Class
Moving class terdiri dari dua kata, yaitu moving dan class. Moving
berarti pindah. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar. Jadi
moving class adalah pergerakan dari satu kelas ke kelas yang lain sesuai
dengan pelajarannya.
Moving class adalah suatu model pergantian pembelajaran dengan
berpindahnya siswa dari kelas yang satu ke kelas yang lain sesuai jadwal
yang telah di tentukan (Sulastomo, 2010: 58). Moving class menurut Hadi
(2009: 5) adalah sistem pembelajaran yang bercirikan siswa mendatangi
guru di kelas, bukan sebaliknya sehingga terdapat penamaan kelas
berdasarkan bidang studi. Misalnya, kelas Bahasa, kelas Fisika, dan kelas
Produktif, dan lain-lain.
Menurut Ronny Preslysia (2007), sistem pembelajaran moving class
(kelas berpindah) merupakan sistem belajar mengajar bercirikan siswa yang
mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya dimana setiap kali subjek
pelajaran diganti maka siswa akan meninggalkan kelas dan mendatangi
kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan. Sehingga
seluruh bidang studi memiliki kelas tersendiri dengan segala
kelengkapannya.
-
Menurut Khaerudin, sistem moving class yaitu siswa berpindah dari
satu kelas ke kelas yang lainnya sesuai bidang studi yang dipelajarinya.
Tiap-tiap ruang kelas maupun laboratorium yang digunakan dilengkapi
dengan sarana yang lengkap. Tujuannya agar siswa tidak mengalami
kejenuhan dan memudahkan siswa dalam belajar menggunakan sarana
penunjang mata pelajaran (http://esdikimia.wordpress.Com/ssn/panduan-
moving-class/ diakses tanggal 9-7-2013 jam 4:49).
Konsep moving class mengacu pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang
dipelajarinya. Sekalipun sistem moving class lebih sesuai pada SKS namun
tidak menutup kemungkinan dilaksanakan pada sistem paket. Dengan sistem
moving class, pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan
meninggalkan kelas menuju ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang
dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru/pendamping, bukan
sebaliknya. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran
terlebih dahulu. Dalam sistem moving class, ruang kelas didesain untuk
mata pelajaran tertentu dan akan pindah ke ruang kelas lain setiap ganti
pelajaran. Dengan demikian, ruang kelas akan difungsikan seperti
laboratorium. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu
kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya.
2. Manfaat Sistem Moving Class
Sistem belajar moving class mempunyai banyak manfaat baik bagi
siswa maupun Guru. Bagi siswa, mereka lebih fokus pada materi pelajaran,
http://esdikimia.wordpress.com/ssn/panduan-moving-class/http://esdikimia.wordpress.com/ssn/panduan-moving-class/
-
suasana kelas menyenangkan, dan interaksi siswa dengan guru lebih
intensif. Bagi Guru, mempermudah mengelola pembelajaran, lebih kreatif
dan inovatif dalam mendesain kelas, guru lebih maksimal dalam
menggunakan berbagai media, pemanfaatan waktu belajar lebih efesien, dan
lebih mudah mengelola suasana kelas (Sukarno, 2010: 3)
Menurut Sagala (2011: 184) manfaat penerapan sistem moving class,
diantaranya waktu belajar yang optimal, memupuk kedisiplinan, dan
kemandirian pada diri siswa, memastikan anak berada pada lingkungan
yang aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar
sekolah. Seperti pergaulan bebas, dan narkoba.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem
moving class para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu
segar untuk menerima pelajaran, menjadikan siswa lebih aktif dalam
mengikuti proses pelajaran. Hal ini harus didukung dengan pengelolaan
kelas dengan baik oleh guru, guru juga lebih kreatif dan memunculkan
metode-metode baru yang segar agar anak tidak mengalami kejenuhan dan
rasa malas.
3. Tujuan Sistem Moving Class
Penyelenggaraan proses pembelajaran sistem moving class bertujuan
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi waktu pembelajaran, meningkatkan disiplin siswa dan guru,
meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari,
-
meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab, mengemukakan
pendapat, dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran, serta
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. (http://wiyarsih.staff.
ugm.ac.id/wp/?p=9 diakses tanggal 15-09-2013 jam 14:37) dan (http://
udugudug.wordpress.com/2012/02/05/strategi-belajar-denganmoving-class/
diakses tanggal 9-7-2013 jam 14:39).
Tujuan penerapan sistem moving class adalah:
a. Memfasilitasi siswa yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik
visual, auditori, dan khususnya kinestetik untuk mengembangkan dirinya.
b. Menyediakan sumber belajar, alat peraga, dan sarana belajar yang sesuai
dengan karakter mata pelajaran.
c. Merangsang seluruh aspek perkembangan dan kecerdasan siswa (multiple
intelegent).
d. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
e. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu pembelajaran.
f. Meningkatkan disiplin siswa dan guru (pendidik).
g. Meningkatkan ketrampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
h. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Tujuan lain dari sistem moving class di kemukakan oleh (http://
mantemannehemiasaril.blogspot.com/2011/11/tujuanmovingclass.html)
diakses tanggal 16-09-2013 jam 13.36 diantaranya yaitu :
a. Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran;
-
1) Proses pembelajaran melalui sistem Moving Class akan lebih
bermakna karena setiap ruang/laboratorium mata pelajaran dilengkapi
dengan perangkat-perangkat pembelajaran sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran. Jadi setiap siswa yang akan masuk suatu
ruang/laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan pemikirannya
pada mata pelajaran tersebut.
2) Guru mata pelajaran dapat mengkondisikan ruang/laboratoriumnya
sesuai dengan kebutuhan setiap pertemuan tanpa harus terganggu oleh
mata pelajaran lain.
b. Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Waktu Pembelajaran
Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata
pelajarannya, sehingga waktu guru mengajar tidak terganggu dengan hal-
hal lain.
c. Meningkatkan Disiplin Siswa dan Guru
1) Guru akan dituntut datang tepat waktu, karena kunci setiap ruang/
laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata pelajaran.
2) Siswa ditekankan oleh setiap guru mata pelajaran untuk masuk tepat
waktu pada pada saat pelajarannya.
d. Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan
media pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-
hari.
-
e. Meningkatkan keberanian siswa untuk bertanya, menjawab,
mengemukakan pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata
pelajaran.
f. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
g. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran yang dilakukan
secara moving class maka perlu ditetapkan strategi pelaksanaannya.
Pengorganisasian Pelaksana, tugas, kewajiban dan wewenang.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem moving class
sangat menguntungkan sekali bagi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa untuk bisa berprestasi dalam
belajarnya.
4. Model Pembelajaran Moving Class.
Menurut Mushlihin Al-Hafizh (http://www.referensimakalah.com/
2012/11/model-pembelajaran-moving-class.html diakses 14-09-2013 jam
21:36), model pembelajaran moving class adalah salah satu sistem
pembelajaran yang setiap guru mata pelajaran sudah siap mengajar di kelas
sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, sehingga saat pergantian
pelajaran bukan guru yang datang ke kelas siswa namun siswa datang ke
kelas guru.
Dalam model pembelajaran moving class, seorang siswa dituntut
untuk kreatif dalam belajar. Guru sudah tidak saatnya lagi memerintahkan
siswa untuk belajar. Namun siswa harus belajar dengan kesadaran diri.
http://www.referensimakalah.com/?m=0http://www.referensimakalah.com/%202012/11/model-pembelajaran-moving-class.htmlhttp://www.referensimakalah.com/%202012/11/model-pembelajaran-moving-class.html
-
sehingga siswa mampu menguasai konsep dengan sepenuhnya. maka siswa
yang lebih berperan aktif dalam menerima pelajaran dari guru.
Model pembelajaran moving class merupakan belajar mengajar
bercirikan penamaan kelas berdasarkan bidang studi misalnya kelas
kompetensi matematika, kelas kompetensi agama dan lain sebagainya.
Dengan model pembelajaran moving class bisa dipadu dengan kelas terbuka
atau open class, siswa akan lebih bergairah karena suasana belajar sesuai
dengan bahan ajar.
Model pembelajaran moving class adalah upaya untuk mendekatkan
proses pembelajaran kepada proses ideal yang diinginkan, harapannya dapat
di realisasikan, prinsip menyenangkan, dapat mengoptimalkan potensi dan
bermanfaat dalam proses pembelajaran.
Pengertian lain model pembelajaran moving class sebagai kelas
khusus yang memiliki kompetensi homogen dan dipadu dengan proses
pembelajaran integral (menyeluruh) mencakup semua kemampuan
(religiusitas, kematangan emosional, kecerdasan intelektual dan ketrampilan
hidup), dengan beberapa indikator, diantaranya:
a. Menciptakan sistem pembelajaran baru
Upaya menciptakan sistem pembelajaran baru dalam
pembelajaran di antaranya pengajaran dapat diselenggarakan dengan
jumlah siswa yang banyak di bawah bimbingan seorang guru. Prinsip-
prinsip individualitas dalam pengajaran dapat diterapkan melalui tugas-
-
tugas individualitas maupun kelompok, siswa terlibat aktif melakukan
tugas-tugas dengan tidak terikat pada ruangan yang terbatas.
Sistem pembelajaran yang tidak terikat dalam satu kelas (moving
class) diharapkan siswa lebih aktif dan mandiri melakukan aktifitasnya
sendiri sehingga mendukung siswa lebih aktif dan mandiri, siswa dapat
menyelesaikan tugas menurut kecakapan, minat dan perhatian. Sehingga
siswa merasakan kenyamanan dalam pembelajaran (Hamalik, 2001: 137).
b. Terjadinya kerja sama antar siswa
Waktu pergantian mata pelajaran siswa harus berpindah dalam
kelas yang berbeda sehingga dibutuhkan adanya kerja sama dalam
kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar bersama dapat membantu
memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang
dapat menstimulasi belajar aktif, namun kemampuan untuk belajar
melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil akan memungkinkan siswa
untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan khusus. Dengan
adanya pembelajaran tematik melalui moving class diharapkan siswa
belajar berinteraksi dengan yang lain, sehingga terciptanya kerjasama
yang sinergis (Hamalik, 2001: 128).
c. Memulihkan motivasi belajar siswa
Model pembelajaran moving class bagi siswa secara psikologis
akan selalu memperoleh suasana baru yang lebih menarik dan
menyenangkan sehingga dapat mengurangi kebosanan di dalam kelas
(Dimyati, 2006: 85).
-
d. Perencanaan materi dengan baik
Keterkaitan guru terhadap model pembelajaran menjadikan guru
terikat terhadap tujuan yang dirumuskan dalam program pembelajaran.
Dengan kesiapan guru dalam menyampaikan materi akan menjadikan
proses belajar mengajar berjalan lancar (Dimyati, 2006: 102).
5. Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan Moving Class.
Agar siswa tidak merasa bosan di kelas tetapi tetap tidak
mengganggu pelajaran maka diterapkan model belajar moving class. Untuk
menerapkan pembelajaran moving class diperlukan disiplin bukan hanya
pada ketepatan waktu kedatangan guru dan personil lainnya, tetapi
kedisiplinan melaksanakan tugas secara profesional. Guru sama sekali tidak
boleh terlambat karena dia adalah teladan bagi siswa. Guru cepat
mengoreksi ulangan dan cepat mengembalikannya ke siswa, tepat dalam
menganalisis soal dan mempunyai target yang jelas dalam remidial dan
pengayaan (enrichment). Dengan demikian, guru akan terpola untuk
berdisiplin karena seluruh stakeholders memantau dan menilainya (Sagala,
2011: 192).
Beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan moving class
diantaranya:
a. Kebutuhan utama siswa dan guru adalah perangkat pembelajaran, media,
serta sarana dan prasarana yang sesuai dengan karakteristik kelas mata
pelajaran.
-
b. Guru dan siswa harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin,
guru harus bisa mengontrol waktu dan ruang untuk mengendalikan siswa
dan kondisi kelas, agar pembelajaran dapat berjalan sesuai prosedur
pembelajaran.
c. Penyusunan jadwal yang baik dan tepat, agar perpindahan kelas tidak
terlalu jauh sehingga waktu pembelajaran dapat berjalan efektif.
d. Kesadaran untuk menjaga kebersihan bagi siswa, guru, karyawan dan
pihak-pihak yang bekerja di sekolahan, agar tercipta kondisi lingkungan
belajar yang bersih dan nyaman.
e. Kedisiplinan dan kesiapan guru dalam proses belajar mengajar sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dalam teori
moving class, guru harus sudah hadir di kelas dan siap dengan perangkat
pembelajaran sebelum siswa hadir (Suparji, 2012: 225).
6. Pentingnya Sistem Moving Class
Pelaksanaan pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri (SKM)
berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan kebijakan tentang
pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional
pendidikan ke dalam kategori standar mandiri dan bertaraf internasional.
Terkait hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah
memenuhi atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam
kategori mandiri, dan sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional
Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan tersebut memberikan
-
gambaran bahwa kategori sekolah standar dan mandiri didasarkan pada
terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Pemerintah telah
menetapkan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan
ketentuan tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya PP No.
19 tahun 2005. Ini berarti paling lambat pada tahun 2013 semua sekolah
jalur pendidikan formal khususnya di SMA/MA sudah/hampir memenuhi
Standar Nasional Pendidikan berada pada kategori sekolah mandiri (Sagala,
2011: 188).
Menurut Sagala (2011: 189) Strategi pembelajaran dengan sistem
moving class merupakan salah satu syarat pelaksanaan SKM dilaksanakan
dengan pendekatan kelas mata pelajaran. Pendekatan ini mensyaratkan agar
sekolah menyediakan kelas-kelas untuk kegiatan pembelajaran mata
pelajaran tertentu atau untuk rumpun tertentu. Strategi ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu:
a. Guru memiliki ruang mengajar sendiri yang memungkinkan untuk
melakukan penataan sesuai karakteristik mata pelajaran.
b. Guru dapat mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media
pembelajaran yang dimiliki karena penggunaannya tidak terikat oleh
keterbatasan sirkulasi dan troubeling.
c. Guru berperan aktif dalam mengontrol perilaku siswa dalam belajar.
-
d. Pembelajaran dengan Team Teaching mudah dilakukan karena guru-guru
dalam mata pelajaran yang sama terkumpul dalam satu tempat sehingga
memudahkan koordinasi.
e. Penilaian terhadap hasil belajar siswa lebih obyektif dan optimal karena
penilaiannya dilakukan secara TIM sehingga dapat mengurangi
inkonsisten penilaian terhadap mata pelajaran tertentu.
Berkaitan dengan adanya SKM (Sekolah Kategori Mandiri) ada
beberapa alasan mengapa penerapan sistem moving class harus diterapkan,
yaitu :
a. Mendekatkan siswa dengan kelas mata diklat atau mata pelajaran;
b. Karakteristik mata pelajaran yang berbeda-beda;
c. Keleluasaan desain kelas, mengurangi kejenuhan;
d. Hubungan yang lebih harmonis antara guru dengan siswa;
e. Kemajuan belajar siswa lebih mudah terpantau; dan
f. Mengurangi konflik antarsiswa. Guru relatif lebih mudah untuk mencegah
timbulnya banyak tingkah-laku siswa yang tidak sesuai dengan
memodifikasi suasana lingkungan kelas (Bandono, 2009:1-4).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem
moving class di lingkungan sekolah membawa banyak dampak positif baik
untuk siswa, guru, maupun pihak sekolah. Siswa bisa lebih mandiri, dan
terlatih untuk bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. Guru bisa
lebih kreatif dalam mendesain pelajaran, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, menjadikan siswa lebih semangat dan memperoleh hasil
-
yang optimal dalam belajar. Hal ini sangat menguntungkan pihak sekolah
dalam memajukan sistem pembelajaran yang lebih baik lagi.
B. Kedisiplinan Belajar
1. Pengertian Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang diberi awal ke- dan
akhiran an. Menurut Poerwadarminta (1982: 254) disiplin ialah latihan
batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu menaati
tata tertib (di sekolah atau kemiliteran). Kedisiplinan adalah suatu hal yang
membuat manusia untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kehendak-kehendak langsung, ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan
tata tertib (kamus besar Bahasa Indonesia, 2007:268).
Menurut Prijodarminto kedisiplinan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan
yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban,
bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana ia tidak berbuat
sebagaimana lazimnya (Tuu 2004:31).
Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain
sebagainya. Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat dilihat dari
ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan
dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar
-
sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam
mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa
yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di
sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh siswa. Karena disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib.
Menurut Sutisna (1983: 97) istilah disiplin mengandung banyak
arti. Goods Dictionary of Education menjelaskan disiplin sebagai
berikut:
a. Proses atau hasil pengarahan atau penegendalian keinginan, dorongan,
atau kepentingan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang
lebih efektif.
b. Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif, dan
diarahkan sendiri, sekalipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman
dan atau hadiah.
d. Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan.
Sedang disiplin sekolah didefinisikan sebagai kadar karakteristik
dan jenis keadaan serba teratur atau cara-cara dimana keadaan teratur itu
diperoleh pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian efisien
fungsi-fungsi sekolah. Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah keadaan
tertib dimana siswa yang tergabung dalam warga sekolah harus tunduk pada
peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ada dengan senang hati.
-
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa kedisiplinan
adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap
peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang hati
dan kesadaran diri. Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap
siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan
tata tertib kehidupan sekolah yang akan mengantar seorang siswa sukses
dalam belajar. Berdisiplin akan membuat seorang siswa memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses ke arah
pembentukan watak yang baik.
2. Macam-macam Disiplin
Definisi di atas menyimpulkan ada dua pengertian adanya tentang
disiplin, yaitu:
a. Disiplin positif atau konstruktif
Yaitu proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri,
keadaan teratur, dan efisiensi.
b. Disiplin negatif atau otoriter
Disiplin penggunaan ancaman dan hukuman untuk membuat
orang-orang merasa takut dan mematuhi perintah dan mengikuti perintah
hukum (Sutisna, 1987: 98).
3. Unsur-unsur Disiplin.
Hampir di semua sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk
menyampaikan dan mengontrol berlakunya kedisiplinan dan peraturan bagi
-
sekolah yang bersangkutan. Semua peraturan baik yang berlaku umum
maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu:
a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang.
b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atas pelanggaran
peraturan.
c. Cara dan prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang
dikenai peraturan tersebut (Arikunto, 1993: 123).
4. Tujuan Disiplin.
Bernhard (1964:31) menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah
mengupayakan pengembangan minat siswa dan mengembangkan siswa
menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan
warga negara yang baik.
Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
sekolah adalah :
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh
sekolah, dan
d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin sangat penting
dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin yang tumbuh secara sadar akan
-
membentuk sikap, perilaku, dan tata kehidupan yang teratur yang akan
menjadikan siswa sukses dalam belajar.
5. Indikator Kedisiplinan
Menurut Tuu (2004:91) dalam penelitian mengenai disiplin sekolah
mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan pergeseran/ perubahan
hasil belajar siswa sebagai kontribusi mengikuti dan menaati peraturan
sekolah adalah meliputi: dapat mengatur waktu belajar di rumah, rajin dan
teratur belajar, perhatian yang baik saat belajar di kelas, dan ketertiban diri
saat belajar di kelas. Sedangkan menurut Syafrudin dalam jurnal Edukasi
(2005:80) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:
1) ketaatan terhadap waktu belajar, 2) ketaatan terhadap tugas-tugas
pelajaran, 3) ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar, dan 4) Ketaatan
terhadap kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis
membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:
a. Siswa menaati tata tertib aturan sekolah.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan
di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai
dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya.
Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib
yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang
-
berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin
sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak
menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai
dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Yang
dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti aturan tentang standar
berpakaian, ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.
b. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik di kelas.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa atau menarik, maka timbulah
kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. meliputi mengerjakan
tugas dengan senang, memperhatikan guru mengajar, respon terhadap
guru yang sedang mengajar dan menanyakan pelajaran yang di ajarkan
jika kurang paham.
c. Siswa mengerjakan tugas-tugas pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini siswa selalu mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan tugas sendiri tanpa menyontek punya temannya, serta
bertanya kepada teman tugas yang di berikan jika tidak masuk.
d. Siswa menggunakan fasilitas belajar dengan baik.
Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan
belajar mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran, sangat
dipengaruhi oleh lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Menurut
Wahyuningrum (2004: 4) fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu
-
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu
usaha.
Dalam hal ini siswa harus menggunakan fasilitas dengan baik,
menjaga dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Tidak merusak
ataupun menyalahgunakan fasilitas tersebut ke dalam hal-hal yang dapat
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
6. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi disiplin sangat penting untuk ditanamkan pada siswa,
sehingga siswa menjadi sadar bahwa dengan disiplin akan tercapai hasil
belajar yang optimal. Fungsi kedisiplinan menurut Tuu (2004:38-44)
adalah:
a. Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan
hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing
lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian
yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang akan terbiasa
mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama
-
kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun
kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,
teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan
dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke
satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib
yang ada di sekolah tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman
bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan
kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi
terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi
kegiatan pembelajaran.
Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses
kegiatan pendidikan berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang
peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru dan bagi para siswa, serta
peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara
-
konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan
menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram, dan teratur.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Perilaku disiplin tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan
perlu kesadaran diri, latihan, kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi
siswa disiplin belajar juga tidak akan tercipta apabila siswa tidak
mempunyai kesadaran diri. Siswa akan disiplin dalam belajar apabila siswa
sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya. Penanaman disiplin
perlu dimulai sedini mungkin mulai dari dalam lingkungan keluarga. Mulai
dari kebiasaan bangun pagi, makan, tidur, dan mandi harus dilakukan secara
tepat waktu sehingga anak akan terbiasa melakukan kegiatan itu secara
kontinyu. Menurut Tuu (2004:48-49) mengatakan ada empat faktor
dominan yang mempengaruhi dan membentuk disiplin yaitu:
a. Kesadaran diri
Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin penting bagi kebaikan
dan keberhasilan dirinya. Selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat
kuat bagi terwujudnya disiplin. Disiplin yang terbentuk atas kesadarn diri
akan kuat pengaruhnya dan akan lebih tahan lama dibandingkan dengan
disiplin yang terbentuk karena unsur paksaan atau hukuman.
b. Pengikutan dan ketaatan
Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan
yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari
-
adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan
diri yang kuat.
c. Alat pendidikan
Untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
d. Hukuman
Seseorang yang taat pada aturan cenderung disebabkan karena dua
hal, yang pertama karena adanya kesadarn diri, kemudian yang kedua
karena adanya hukuman. Hukuman akan menyadarkan, mengoreksi, dan
meluruskan yang salah, sehingga orang kembali pada perilaku yang
sesuai dengan harapan.
8. Upaya Pembinaan Disiplin Diri.
Tumbuhnya sikap kedisiplinan bukan merupakan peristiwa
mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan pada diri seseorang tidak
dapat tumbuh tanpa adanya intervensi dari pendidik, dan itupun dilakukan
secara bertahap, sedikit demi sedikit. Kebiasaan yang ditanamkan oleh
orang tua dan orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan
terbawa oleh anak dan sekaligus akan memberikan warna terhadap perilaku
kedisiplinannya kelak. Latihan-latihan sederhana seperti: kebiasaan bangun
pagi, mengatur tempat tidur, setelah itu segara menuju ke kamar mandi,
serta yang lain-lain kebiasaan baik, akan merupakan bagian integral dari
sikap kedisiplinan setelah menyatu dengan proses internalisasi nilai-nilai
yang tanpa maupun dengan sengaja ditanamkan kepada siswa. Pembentukan
-
sikap kedisiplinan yang dibawa dari lingkungan keluarga ini akan
merupakan modal besar bagi pembentukan sikap disiplin di lingkungan
sekolah (Arikunto, 1993: 119). Reisman dan Payne (E. Mulyasa, 2008:
123-125) mengemukakan strategi umum merancang disiplin siswa, yaitu :
a. Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa
dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik,
menerima,hangat dan terbuka;
b. Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang
efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan
siswa;
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat
menunjukkan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya, dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami
dari perilaku yang salah;
d. Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaannya
sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri;
e. Analisis transaksional; guru disarankan guru belajar sebagai orang
dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi
masalah;
f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan
meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan
bertanggung jawab;
-
g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh
oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan;
h. Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh
karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang
kondusif;
i. Tantangan bagi disiplin; gur