pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Kasus Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ikhlas Trisna Dikaputera
1113081000033
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
MB PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Kasus Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Ikhlas Trisna Dikaputera
NIM: 1113081000033
Pembimbing
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM.
NIP. 19690203 2001 12 1 003
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2017 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Pada hari Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Ikhlas Trisna Dikaputera
2. NIM : 1113081000033
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Industri
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
Mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2017
1. Amalia, SE., MSM ( )
NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji I
2. Bahrul Yaman, M.Si ( )
NIP. Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis 23 November 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:
1. Nama : Ikhlas Trisna Dikaputera
2. NIM : 1113081000033
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Kasus Industri Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa Mahasiswa di
atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 November 2017
1. Ela Patriana, Ir, MM ( )
NIP. 19690528 200801 2010 Ketua
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM ( )
NIP. 19690203 2001 12 1 003 Sekretaris
3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM ( )
NIP. 19690203 2001 12 1 003 Pembimbing I
4. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ikhlas Trisna Dikaputera
NIM : 1113081000033
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 19 Oktober 2017
Yang Menyatakan
Ikhlas Trisna Dikaputera
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ikhlas Trisna Dikaputera
2. Nama Panggilan : Ikhlas
3. Tempat & Tanggal Lahir : Tangerang, 1 Juni 1995
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Alamat : Bukit Sawangan Indah blok A14 no. 3
Bojongsari, Depok
7. Status : Belum Menikah
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Telepon : 08567038028
10. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. S1 (2013-2017) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. SMA (2010-2013) : SMA Lazuardi GIS
3. SMP (2007-2010) : SMPIT Darul Muttaqien
4. SD (2001-2007) : SDN Parung 01
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Generasi Baru Indonesia (GenBI) UIN Jakarta 2015-2017 (Bendahara)
2. LDK Komda FEB th. 2015 (Ketua Divisi Pengembangan Keilmuan)
3. LDK Komda FEB th. 2014 (Anggota Divisi Pengembangan Keilmuan)
4. DEMA FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta th. 2015 (Anggota Divisi
Ekonomi Kreatif)
5. BEM FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta th. 2014 (Anggota Divisi
Litbang)
6. OSIS SMA Lazuardi GIS (Ketua Divisi Pendidikan)
vii
ABSTRACT
Bank is an important institution in economy. Therefore, it needs an
adequate risk management implementation to resolve the increase of risk
that banking industry facing. The purpose of this study is to analyze the
influence of risk management implementation to firm’s value on banking
industry which listed in Indonesian stock exchange in the period 2011-
2016. Risk management implementation quantified by three models. In the
first model, financial ratios such as net interest margin to total assets
(NETIM), non interest margin to total assets (NONIM), provision for
impairment loss to total assets (PROV), and capital adequacy ratio (CAR)
are used to quantify the risk management variables. In second model, we
use the average (AVG) of all the ratios above. Third model, we use the
principal component analysis (PCA) value from all the ratios above to
quantify the overall risk management implementation of the banks.
Analysis data using panel data regression to find out the influence of
independent variable to dependent variable simultaneously and partially.
Panel data regression using fixed effect model. The result show that each
model of risk management implementation have different output. In first
model, NONIM has a significantly positive effect and CAR has a
significantly negative effect to firms’s value on banking industry. In second
model, AVG value has a significantly positive effect to firm’s value on
banking industry. Then the third model, PCA value, has a significant effect
to firm’s value on banking industry.
Keywords: Risk Management, Financial Ratios, Banking Industry, Firm’s Value
viii
ABSTRAK
Perbankan merupakan lembaga yang memiliki peran yang penting dalam
perekonomian. Oleh karena itu, diperlukan penerapan manajemen risiko
yang memadai untuk mengimbangi meningkatnya risiko yang dihadapi
industri perbankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai perusahaan pada
industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2011 hingga 2016. Penerapan manajemen risiko diukur dengan tiga model.
Model pertama dengan rasio net interest margin to total assets (NETIM),
non interest margin to total assets (NONIM), provision for impairment loss
to total assets (PROV), dan rasio kecukupan modal (CAR). Kemudian
model kedua yaitu dengan nilai rata-rata (AVG) dari rasio-rasio tersebut
dan model ketiga dengan nilai principal component analysis (PCA) dari
rasio-rasio tersebut. Kemudian untuk menganalisa pengaruh penerapan
manajemen risiko terhadap nilai perusahaan digunakan analisis regresi data
panel. Model regresi yang digunakan adalah fixed effect model. Hasil
penelitian menunjukkan setiap model dari penerapan manajemen risiko
memiliki hasil yang berbeda. Dalam model pertama, rasio NONIM
berpengaruh positif signifikan dan CAR berpengaruh negative signifikan
terhadap nilai perusahaan industri perbankan. Pada model kedua, nilai
AVG berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan industi
perbankan. Kemudian pada model ketiga, yaitu nilai PCA, memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan industri perbankan.
Kata kunci : Manajemen Risiko, Rasio Keuangan, Industri Perbankan, Nilai
Perusahaan
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,
karunia, hidayah, dan inayah-nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
Shalallahhu ‘Alayhi wa salam yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan
ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala
kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran,
masukan, dorongan semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam
penulisan skripsi ini. Ucapan khusus pertama penulis tujukan kepada kedua orang
tua yang telah memberikan segalanya serta mendidik penulis semenjak kecil,
hingga penulis bisa mencapai apa yang sudah dicapai sampai sekarang, termasuk
penulisan skripsi ini. Serta perkenankan penulis secara khusus mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan juga
masukan-masukan yang positif dan membantu menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak Lili Supriyadi, MM selaku dosen pembimbing akademik
5. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
6. Bapak Deni Pandu yang telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi
mengenai penelitian ini
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain
9. Kakak dan adik penulis, Kak Puspa, Sandi, Rafi, dan Apip yang terus
memberi semangat
10. Sahabat-sahabat penulis, Tegar, Laras, Firly, Maryati, Melani, Alman, Luthfi
dan Ghifari yang senantiasa memberikan energi positif dalam penyusunan
skripsi ini.
11. Terkhusus sahabat yang senantiasa memberikan saran serta arahan kepada
penulis, Tika, Indi, Irfan, Desi, dan Maya Kartika
12. Sahabat terbaik SMA yang selalu memberikan semangat dan kekuatan selama
proses penyusunan skripsi ini, Ali, Imran, dan Pras
13. Teman-teman manajemen 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tak
dapat saya sebutkan satu-satu namun tak mengurangi rasa bahagianya saya
diantara kalian.
Akhir kata, kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat
karunia Allah SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan
rahmat-Nya kepada kita. Amin, Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 19 Oktober 2017
Ikhlas Trisna Dikaputera
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Permasalahan ....................................................................................... 8
1. Identifikasi Masalah ......................................................................... 8
2. Batasan Masalah ............................................................................. 10
3. Rumusan Masalah .......................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
B. Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 14
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ..................... 14
1. Rasio Keuangan ............................................................................ 14
2. Du Pont Identity ............................................................................ 15
3. Risiko ............................................................................................ 19
4. Manajemen Risiko ......................................................................... 20
5. Risiko Suku Bunga ........................................................................ 26
6. Risiko Kredit ................................................................................. 27
xii
7. Risiko Solvabilitas ......................................................................... 27
8. Lindung Nilai (Hedging) ............................................................... 28
9. Nilai Perusahaan ............................................................................ 28
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 30
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 42
D. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................... 43
E. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 47
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 49
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 49
C. Metode Pengumpulan Data................................................................ 51
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 52
1. Principal Component Analysis ........................................................ 52
2. Estimasi Regresi Data Panel ........................................................... 53
a. Model Common Effect .............................................................. 56
b. Model Fixed Effect ................................................................... 57
c. Model Random Effect ............................................................... 57
3. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel ............................... 58
a. Uji Chow ................................................................................... 58
b. Uji Langrange Multiplier (LM) ................................................. 59
c. Uji Hausman ............................................................................. 59
4. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 60
a. Uji Normalitas........................................................................... 60
b. Uji Multikolinieritas .................................................................. 61
c. Uji Autokorelasi ........................................................................ 61
d. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 62
5. Uji Signifikansi ............................................................................. 63
a. Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t) ............................................ 63
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................. 64
xiii
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) .................................................. 65
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 65
1. Variabel Dependen ......................................................................... 65
2. Variabel Independen ....................................................................... 66
3. Variabel Kontrol ............................................................................. 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 70
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 70
1. Bursa Efek Indonesia ...................................................................... 70
2. Perbankan ....................................................................................... 71
3. Trend Variabel Manajemen Risiko ................................................. 73
B. Analisis dan Pembahasan................................................................... 79
1. Deskriptif Variabel Penelitian ......................................................... 79
2. Hasil Regresi Masing-Masing Variabel Manajemen Risiko dengan
Nilai Perusahaan (Model 1) .................................................................. 82
a. Menentukan Teknik Estimasi Regresi yang Sesuai .................... 82
b. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 83
c. Uji Signifikansi ......................................................................... 86
d. Analisis ..................................................................................... 93
3. Hasil Regresi Nilai Rata-Rata Variabel Manajemen Risiko dengan
Nilai Perusahaan (Model 2) .................................................................. 96
a. Menentukan Teknik Estimasi Regresi yang Sesuai .................... 96
b. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 98
c. Uji Signifikansi ....................................................................... 100
d. Analisis ................................................................................... 106
4. Hasil Regresi Principal Component Analysis Variabel Manajemen
Risiko dengan Nilai Perusahaan (Model 3) ......................................... 108
a. Menentukan Teknik Estimasi Regresi yang Sesuai .................. 108
b. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 109
c. Uji Signifikansi ....................................................................... 111
d. Analisis ................................................................................... 118
xiv
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 121
A. Kesimpulan ....................................................................................... 121
B. Saran ................................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 123
LAMPIRAN ................................................................................................... 128
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hubungan Antara Frekuensi Risiko dan Dampak Risiko .................... 20
Tabel 2. 2 Hubungan Frekuensi, Dampak, serta Solusi Risiko ............................ 24
Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 30
Tabel 3. 1 Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ................................... 51
Tabel 3. 2 Statistik Durbin-Watson .................................................................... 62
Tabel 4. 1 Daftar Bank yang Dijadikan Observasi Penelitian .............................. 71
Tabel 4. 2 Hasil Metode Principal Component Analysis Terhadap Variabel
Manajemen Risiko ............................................................................................. 76
Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif Variabel .............................................................. 79
Tabel 4. 4 Hasil Uji Chow Model 1 .................................................................... 82
Tabel 4. 5 Hasil Uji Hausman Model 1 .............................................................. 83
Tabel 4. 6 Hasil Uji Multikolinearitas Model 1 .................................................. 84
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Model 1 ............................................................ 85
Tabel 4. 8 Hasil Uji Regresi Model 1 ................................................................. 86
Tabel 4. 9 Unsur αt Setiap Individu Model 1 ...................................................... 91
Tabel 4. 10 Hasil Uji Chow Model 2 .................................................................. 97
Tabel 4. 11 Hasil Uji Hausman Model 2 ............................................................ 97
Tabel 4. 12 Hasil Uji Multikolinearitas Model 2................................................. 99
Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas Model 2 .......................................................... 99
Tabel 4. 14 Hasil Uji Regresi Model 2 ............................................................. 100
Tabel 4. 15 Unsur αt Setiap Individu Model 2 .................................................. 104
Tabel 4. 16 Hasil Uji Chow Model 3 ................................................................ 108
Tabel 4. 17 Hasil Uji Hausman Model 3 .......................................................... 109
Tabel 4. 18 Hasil Uji Multikolinearitas Model 3............................................... 110
Tabel 4. 19 Hasil Uji Normalitas Model 3 ........................................................ 111
Tabel 4. 20 Hasil Uji Regresi Model 3 ............................................................. 112
Tabel 4. 21 Unsur αt Setiap Individu Model 3 .................................................. 116
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kinerja BUK Periode
2010-2015 ....................................................................................... 2
Gambar 2. 1 Proses Dekomposisi ROE Berdasarkan Du Pont Identity ............... 19
Gambar 2. 2 Kerangka Penelitian ....................................................................... 42
Gambar 4. 1 Grafik Trend Variabel Manajemen Risiko ...................................... 73
Gambar 4. 2 Grafik Trend Nilai Rata-Rata Variabel Manajemen Risiko ............. 74
Gambar 4. 3 Grafik Trend Nilai PCA dari Variabel Manajemen Risiko .............. 78
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Panel Variabel Penelitian .................................................... 128
Lampiran 2 : Nilai Trend Variabel Manajemen Risiko ..................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketidakstabilan perekonomian global mengakibatkan dampak yang
negatif di berbagai negara, termasuk Indonesia. Indonesia mengalami
perlambatan perekonomian selama periode 2010-2015. Pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2015 adalah pertumbuhan terendah sejak 6
tahun terakhir, yaitu sebesar 4,79%. Dalam kondisi seperti ini, hampir semua
instansi atau lembaga akan merasakan dampaknya, termasuk perbankan.
Perbankan atau bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Industri perbankan memiliki posisi strategis
sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary) untuk menunjang
kelancaran perekonomian (UU RI no. 10 tahun 1998).
Salah satu fungsi bank adalah sebagai penyimpan dana, termasuk dana
individu dan keluarga. Dana individu dan keluarga ini adalah simpanan
jangka pendek dan memiliki likuiditas yang tinggi. Jika bank gagal
memenuhi likuiditas simpanan ini, maka akan berdampak luas kepada
masyarakat. Selain itu, bank juga memiliki kekuatan untuk menciptakan
uang dalam bentuk yang mudah dikeluarkan seperti investasi dan pinjaman.
2
Perubahan jumlah uang yang diciptakan oleh bank tampak berkorelasi
dengan kondisi perekonomian, terutama pada pertumbuhan angka pekerjaan
dan inflasi (Rose, 2002: 34).
Pada periode 2010-2015, kinerja bank umum konvensional (BUK) pun
mengalami ketidakstabilan. Hal ini dapat terlihat dari return on assets (ROA)
bank umum konvensional yang tidak stabil. Walaupun bank umum
konvensional mengalami kenaikan ROA pada tahun 2011 dan 2012, akan
tetapi pada tahun-tahun selanjutnya mengalami penurunan ROA.
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kinerja BUK Periode
2010-2015
Sumber: Hasil pengolahan data dari BPS, BI, dan OJK
Mengingat peran yang penting dan memiliki dampak yang signifikan,
maka pemerintah selalu mendukung terwujudnya industri perbankan yang
6.816.44
6.19
5.56
5.024.79
2.86 3.03 3.11 3.08 2.85
2.32
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Kinerja BUK
3
sehat dan stabil dan menjaga kelangsungannya. Seiring berjalannya waktu,
risiko yang dihadapi oleh bank semakin meningkat yang diakibatkan
semakin kompleksnya produk dan aktivitas bank. Oleh karena itu, semua
kegiatan tersebut perlu diimbangi dengan kualitas penerapan manajemen
risiko yang baik (PBI No. 11/25/PBI/2009).
Semakin kompleksnya risiko tersebut akan membutuhkan praktek tata
kelola yang sehat (good governance) dan fungsi identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko bank agar tidak menimbulkan kerugian
yang melebihi kemampuan bank. Dengan begitu, peningkatan risiko yang
dihadapi bank perlu diimbangi dengan kualitas penerapan manajemen resiko
yang memadai. Hal ini dikarenakan peningkatan kualitas penerapan
manajemen risiko akan mendukung efektivitas kerangka pengawasan bank
berbasis risiko (PBI No. 11/25/PBI/2009).
Risiko telah didefinisikan sebagai subjek yang menyebabkan kerugian
aktual dan langsung kepada perusahaan melalui pengurangan dari
pendapatan dan capital loss. Banyak peneliti, seperti Saunders dan Cornett
(2006); Dubofsky (1992), serta Das (2006), merekomendasikan bahwa risiko
harus di manajemen, bukan dihilangkan. Oleh karena itu, Sanders, et.al
(2006) menyatakan memperhatikan risiko manajemen adalah salah satu
kebijakan utama dalam setiap perekonomian (Fathi, et.al, 2012).
Penerapan manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan nilai
pemegang saham perusahaan dengan membantu board dan manajemen
4
senior dari perusahaan untuk memastikan pengawasan dan manajemen
portfolio risiko perusahaan yang cukup (Lechner dan Gatzert, 2017).
Hubungan antara manajemen risiko dan nilai perusahaan sudah dieksplor
secara luas oleh para peneliti dari literatur keuangan, akuntansi, dan
informasi manajemen (Krause dan Tse, 2016). Lebih lanjut lagi, dalam
penelitian Krause dan Tse yang memeriksa 70 studi literatur manajemen
risiko, menunjukkan bukti bahwa manajemen risiko memberikan manfaat,
seperti menciptakan nilai perusahaan, mengurangi biaya modal, dan
mengurangi biaya potensial dari financial distress.
Banyak peneliti yang telah melakukan penelitian mengenai pengaruh dari
penerapan manajemen risiko terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi,
penelitian mereka menghasilkan output yang beragam. Dalam penelitian
Hoyt dan Liebenberg (2008, 2011); Bertinetti, et.al (2013); Lechner dan
Gatzert (2017); menyebutkan bahwa penerapan manajemen risiko
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Hasil dari penelitian Waweru dan Kisaka (2011) juga menyebutkan
bahwa penerapan manajemen risiko berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Kemudian dalam McShane, et.al
(2011), disebutkan bahwa tingkta penerapan manajemen risiko peringkat 1
sampai 3 memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan,
sedangkan untuk peringkat 4 dan 5 tidak signifikan. Penelitian lain, yaitu
Feller dan Gallagher (2014), menyatakan bahwa perusahaan yang sudah
5
menerapkan manajemen risiko hingga tingkat dewasa, mengalami
peningkatan nilai perusahaan sebesar 25%.
Mayoritas penelitian mengeluarkan hasil penelitian yang menyebutkan
pengaruh positif penerapan manajemen risiko terhadap nilai perusahaan.
Akan tetapi terdapat beberapa penelitian yang memiliki hasil yang berbeda.
Tahir dan Razali (2011) menyebutkan bahwa manajemen risiko memiliki
hasil regresi yang positif terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak signifikan.
Sedangkan dalam penelitian Sanjaya dan Linawati (2015), manajemen risiko
berpengaruh positif secara simultan dengan variabel kontrolnya, yaitu ukuran
perusahaan dan leverage. Tetapi ketika secara parsial, manajemen risiko
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Li, et.al (2014)
mengeluarkan hasil regresi penerapan manajemen risiko yang positif
terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak signifikan.
Dalam penelitian yang sudah disebutkan diatas, para peneliti tersebut
menggunakan pengukuran penerapan manajemen risiko yang berbeda. Pada
penelitian Hoyt dan Liebenberg (2008, 2011); Pagach dan Warr (2010);
Tahir dan Razali (2011); Claudia (2011); Golshan dan Rasid (2012);
Bertinetti, et.al (2013); Eckles, et.al (2014); Li, et.al (2014); Sanjaya dan
Linawati (2015); Lechner dan Gatzert (2017); mereka menetapkan suatu
perusahaan menerapkan manajemen risiko atau tidak dengan melihat
pengumuman atau laporan perusahaan tersebut. Perusahaan dianggap sudah
menerapkan manajemen risiko jika sudah memenuhi kriteria, seperti sudah
menunjuk Chief Risk Officer (CRO) atau sudah menerapkan objective dari
6
manajemen risik atau ERM, yaitu strategic, operations, reporting, dan
compliance.
Selain itu, ada yang mengukur penerapan manajemen risiko menggunakan
peringkat. Contohnya adalah dalam penelitian Waweru dan Kisaka (2011);
McShane, et.al (2011); dan juga Feller dan Gallagher (2014). Mereka
mengukur penerapan manajemen risiko dengan score 1-5. Contoh
pengukuran score nya seperti 1= weak, 2= adequate, 3= adequate waith a
positive trend, 4= strong, dan 5= excellent.
Sudah dilakukan beberapa penelitian mengenai pengaruh penerapan
manajemen risiko. Akan tetapi, masih banyak penelitian yang harus
dilakukan. Farrel dan Gallagher (2015) menyarankan penggunaan
pengukuran penerapan manajemen risiko yang lebih independen
dibandingkan penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan. Kemudian,
Gatzert dan Martin (2015) menyarankan penelitian yang lebih dalam lagi
mengenai hubungan antara penerapan manajemen risiko dengan nilai
perusahaan dalam lembaga keuangan.
Sensarma, et.al (2009) dalam penelitiannya menggunakan sebuah model,
yaitu menggunakan dekomposisi dari rasio ROE berdasarkan Du Pont
Identity untuk mengukur penerapan manajemen risiko. ROE adalah rasio
yang menjelaskan seberapa efisien suatu perusahaan bisa menghasilkan
pendapatan dari modal yang dimiliki. Dengan kata lain, penelitian tersebut
menggunakan laporan keuangan dari sudut pandang manajemen risiko.
7
Dari dekomposisi ROE tersebut, variabel yang diuji adalah net interest
margin (NETIM), net non-interest margin (NONIM), provision for
impairment loss (PROV), dan capital adequacy ratio (CAR). Setelah itu,
digunakan beberapa model untuk mengkombinasi variabel tersebut yaitu
nilai rata-rata, principal component analysis (PCA), dan analisis diskriminan.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang mengacu kepada
penelitian Sensarma, et.al (2009) tersebut. Penelitian Sensarma, et.al (2009)
melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan manajemen risiko
terhadap return harga saham perbankan yang dilakuan di India. Selain itu,
penelitian ini juga mengacu kepada penelitian Wardhani (2012) yang
melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan manajemen risiko
terhadap return harga saham yang dilakukan di Indonesia. Namun berbeda
dengan penelitian Sensarma dan Wardhani, penelitian ini menggunakan
variabel dependen nilai perusahaan.
Penelitian ini memiliki beberapa kelebihan dari penelitian sebelumnya:
1. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia mengenai
pengaruh penerapan manajemen risiko, tetapi masih sedikit yang meneliti
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan
2. Hanya terdapat sedikit penelitian sebelumnya di Indonesia bahkan di
dunia yang menggunakan pengukuran penerapan manajemen risiko yang
lebih independen, seperti menggunakan data-data dari laporan keuangan
sebagai pengukuran dari penerapan manajemen risiko
8
Maka dari itu, berdasarkan fakta yang sudah dijelaskan pada latar
belakang masalah ini, penulis tertarik dan termotivasi untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Industri
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan perekonomian Indonesia mencapai titik terendah dalam
enam tahun terakhir pada tahun 2015, yaitu 4,79%
b. Kinerja bank umum konvensional (BUK) yang diukur dari ROA
tidak stabil selama 2010-2015. ROA BUK mengalami peningkatan
pada tahun 2010-2012, akan tetapi mengalami penurunan pada tahun
2013-2015
c. Karena hubungannya yang erat antara perekonomian dan perbankan,
pemerintah melalui Bank Indonesia mendukung penerapan
manajemen risiko yang baik untuk mewujudkan perbankan yang
sehat dan stabil dengan mengeluarkan PBI No. 11/25/PBI/2009
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003
Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
d. Penelitian mengenai pengaruh penerapan manajemen risiko masih
harus banyak dilakukan. Farrel dan Gallagher (2015) menyarankan
9
penggunaan pengukuran penerapan manajemen risiko yang lebih
independen dibandingkan penelitian sebelumnya yang sudah
dilakukan. Kemudian, Gatzert dan Martin (2015) menyarankan
penelitian yang lebih dalam lagi mengenai hubungan antara
penerapan manajemen dengan nilai perusahaan dalam lembaga
keuangan.
e. Sensarma, et.al (2009) menggunakan suatu model pengukuran
penerapan manajemen risiko, yaitu dari dekomposisi dari ROE
berdasarkan Du Pont identity. Dari dekomposisi tersebut, muncul
beberapa variabel, yaitu net interest margin (NETIM), net non-
interest margin (NONIM), provision for impairment loss (PROV),
dan capital adequacy ratio (CAR).
f. Lebih lanjut lagi, menurut Sensarma, et.al (2009), diperlukan
kombinasi variabel yang di atas ke dalam sebuah pengukuran
penerapan manajemen risiko yang komprehensif. Oleh karena itu,
digunakan beberapa metode untuk melakukan hal tersebut. Dalam
penelitian tersebut digunakan tiga metode, yaitu nilai rata-rata
(average), nilai dari principal component analysis (PCA), dan
analisis diskriminan.
10
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka disimpulkan
batasan masalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini meneliti pengaruh penerapan manajemen risiko
terhadap nilai perusahaan
b. Penelitian dilakukan hanya dilakukan pada bank umum di Indonesia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
c. Penelitian ini hanya meneliti proxy penerapan manajemen risiko yang
di dekomposisi dari ROE (NETIM, NONIM, PROV, dan CAR) dan
hanya dua metode untuk mengkombinasi variabel di atas, yaitu nilai
rata-rata (average) dan principal component analysis (PCA).
d. Maka dari itu, terdapat tiga model dalam penelitian ini:
1) Model 1 (satu) menggunakan rasio-rasio keuangan (NETIM,
NONIM, PROV, dan CAR) sebagai proxy variabel manajemen
risiko
2) Model 2 (dua) menggunakan nilai rata-rata dari semua variabel
manajemen risiko
3) Model 3 (tiga) menggunakan variabel manajemen risiko yang
dihasilkan oleh metode principal component analysis (PCA)
11
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dijelaskan diatas, maka dapat
disimpulkan perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan pada industri perbankan berdasarkan model 1?
b. Bagaimana pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan pada industri perbankan berdasarkan model 2?
c. Bagaimana pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan pada industri perbankan berdasarkan model 3?
d. Secara statistik, model estimasi regresi yang manakah yang
merupakan model yang terbaik dalam menjelaskan variasi pergerakan
variabel nilai perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan pada industri perbankan berdasarkan model 1
2. Untuk menganalisa pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan pada industri perbankan berdasarkan model 2
12
3. Untuk menganalisa pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan pada industri perbankan berdasarkan model 3
4. Menentukan model terbaik estimasi regresi nilai perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
beberapa pihak, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Memberikan informasi pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap
nilai perusahaan di industri perbankan agar menjadi bahan pertimbangan
kepada investor dalam melakukan investasi terhadap saham yang baik
sehingga memberikan manfaat yang sesuai dengan harapan
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan dan memperkaya
penelitian mengenai pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai
perusahaan di industri perbankan bagi pembaca baik kalangan praktisi
maupun akademisi
3. Bagi Pihak Perusahaan
Menjadi gambaran dan acuan untuk meningkatkan penerapan manajemen
risiko dalam perusahaan di industri perbankan agar lebih baik sehingga
akan meningkatkan nilai perusahaan
13
4. Bagi Masyarakat
Menarik minat dan mendorong masyarakat agar bersedia untuk
berinvestasi pada surat berharga saham yang baik agar mendapatkan hasil
yang diharapkan.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil
1. Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik
waktu dan kegiatan operasinya selama beberapa periode lalu. Namun,
nilai riilnya ada pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan
untuk membantu meramalkan laba dan dividen masa depan. Rasio
keuangan dirancang untuk membantu kita mengevaluasi laporan
keuangan (Brigham dan Houston, 2013: 133)
Rasio keuangan juga dapat berarti hubungan yang ditentukan dari
laporan keuangan perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan.
Rasio keuangan ini adalah salah satu jalan untuk menghindari masalah
yang diakibatkan dari membandingan perusahaan dengan ukuran yang
berbeda. Rasio-rasio ini adalah cara untuk membandingkan dan
memeriksa hubungan antara bagian-bagian dari laporan keuangan (Ross
et.al, 2007: 51)
Berikut adalah rasio-rasio keuangan (Brigham dan Houston, 2013:
134):
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara
kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya
15
b. Rasio Manajemen Aset
Rasio manajemen aset adalah rasio yang mengukur seberapa efektif
sebuah perusahaan mengatur asetnya
c. Rasio Manajemen Utang
Rasio manajemen utang adalah rasio yang mengukur sampai sejauh
apa perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial
leverage)
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kombinasi dari,
pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi
e. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar adalah rasio yang menghubungkan harga saham
perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya
2. Du Pont Identity
Du Pont Identity menunjukkan bahwa return on equity (ROE)
suatu perusahaan merupakan representasi dari ketiga rasio lain, yaitu
profit margin, total assets turnover, dan equity multiplier. Untuk
mengetahui lebih lanjut, perlu dibahas terlebih dahulu rasio profitabilitas,
khususnya rasio ROE.
Rasio profitabilitas fokus kepada pendapatan perusahaan. Tentu
saja perusahaan yang besar akan diharapkan menghasilkan laba yang
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Oleh
16
karena itu, untuk memfasilitasi perbandingan antar perusahaan, total
pendapatan ditunjukkan dalam basis per dolar (Brealey, Richard A., et.
al, 2007: 463)
Rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah Return on
Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA). ROE adalah ukuran
bagaimana pemegang saham suatu perusahaan dalam satu tahun.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (2.1)
Sedangkan Return on Assets (ROA) adalah ukuran laba per dolar
dari aset. ROA memiliki beberapa bentuk, tetapi umumnya adalah:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (2.2)
Nilai ROE dipengaruhi oleh tiga hal: efisiensi operasional (diukur
dengan profit margin); efisiensi penggunaan aset (diukur dengan total
asset turnover); dan financial leverage (diukur dengan equity multiplier).
Hal tersebut dikenal dengan Du Pont Identity (Ross, et.al, 2007: 61). Jika
ditambahkan dengan Aset/Aset ke dalam persamaan, ROE dapat di
dekomposisi menjadi:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑥
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
=𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Dari persamaan diatas, maka terungkap bahwa ROE merupakan
produk dari dua rasio lainnya, yaitu ROA dan equity multiplier
17
𝑅𝑂𝐸 = 𝑅𝑂𝐴 𝑥 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟 (2.3)
Lebih jauh lagi, ROE dapat di dekomposisi dengan menambahkan
Sales/Sales ke dalam persamaan ROE:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦𝑥
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
=𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑥
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑥
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 (2.4)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑛𝑟 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
= 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑥 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑀𝑢𝑙𝑡𝑖𝑝𝑙𝑖𝑒𝑟
Dari persamaan diatas, terungkap bahwa ROA dapat dijabarkan
menjadi dua komponen, yaitu profit margin dan total asset turnover
(Ross, et.al, 2007: 61).
Dalam penelitian Sensarma, et.al (2009), ROA lebih jauh dapat
dijabarkan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐴 =𝐼𝐼−𝐼𝐸
𝑇𝐴+
𝑁𝐼𝐼−𝑁𝐼𝐸
𝑇𝐴−
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑠
𝑇𝐴 (2.5)
Keterangan:
II = Interest income
IE = Interest expense
NI = Non interest income
NIE = Non interest expense
TA = Total assets
18
Kemudian, persamaan (2.5) dapat ditulis menjadi:
𝑅𝑂𝐴 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 +
𝑁𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 −
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑠 𝑡𝑜 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (2.6)
Jika persamaan (2.6) di subsitusikan ke dalam persamaan (2.3),
maka akan didapat:
𝑅𝑂𝐸 = (𝑁𝐸𝑇𝐼𝑀 + 𝑁𝑂𝑁𝐼𝑀 − 𝑃𝑅𝑂𝑉) 𝑥 𝐸𝑀 (2.7)
Keterangan:
NETIM = Net interest margin total assets
NONIM = Non interest margin to total assets
PROV = Provision for impairment losss to total assets
EM = Equity multiplier
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan, jika ingin meningkatkan
pendapatan bank, maka bank dapat memaksimalkan nilai NETIM,
NONIM, dan EM serta memperkecil nilai PROV (Sensarma, et.al, 2009).
Berikut ini adalah proses dekomposisi rasio ROE ke variabel
manajemen risiko berdasarkan Du Pont Identity (Sensarma, et.al, 2009):
19
Gambar 2.1
Proses Dekomposisi ROE Berdasarkan Du Pont Identity
Sumber: Sensarma, et.al (2009)
3. Risiko
Risiko secara umum tidak lain merupakan ketidakpastian
(uncertainties) yang berujung pada terjadinya berbagai tingkat
profitability yang memburuk atau bahkan menimbulkan kerugian (Ali,
2006: 101).
Risiko dapat juga berarti ketidaktentuan atau uncertainty yang
mungkin melahirkan kerugian (loss). Unsur ketidaktentuan ini bisa
mendatangkan kerugian (Salim, 2007: 4)
Pengertian lain menyebutkan bahwa risiko adalah ancaman atau
kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak
yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Risiko juga
merupakan sisi yang berlawanan dengan tujuan. Untuk mempertahankan
ROE
(II-IE) / TA
ROA A/E
(NII-NIE) / TA PROV / TA
Capital
Adequacy
Interest
Rate Risk Natural
Hedging Credit Risk
20
eksistensi kehidupan, maka diperlukan suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan, diperlukan tindakan atau aktivitas. Aktivitas memiliki risiko jika
dampaknya berlawanan. Sebaliknya, aktivitas memberikan peluang untuk
memperoleh hasil yang diinginkan (Idroes, 2008: 4).
Pembahasan risiko tidak terlepas dari pembahasan tentang tingkat
kemungkinan risiko terjadi (frequency of risk events) dan tingkat dampak
kerugian dari risiko yang terjadi (impact/severity of risk loses). Dari
hubungan antara frekuensi risiko dan dampak risiko dapat dijelaskan dari
kombinasi tabel berikut:
Tabel 2.1
Hubungan antara frekuensi risiko dan dampak risiko
Frekuensi tinggi – Dampak rendah Frekuensi tinggi – Dampak tinggi
Frekuensi rendah – Dampak rendah Frekuensi rendah – Dampak tinggi
Sumber: Idroes, 2008
4. Manajemen Risiko
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan
sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,
menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang
berlangsung pada setiap aktivitas atau proses (Idroes, 2008: 5).
Pengertian lain menyebutkan, manajemen risiko atau risk
management dapat berupa tindakan untuk mengorbankan suatu resources
atau sumber daya tertentu yang dikuasai saat ini. Manajemen risiko juga
sama artinya dengan secara aktif melakukan seleksi atas jenis dan tingkat
21
risiko serta memilih langkah apa yang paling cocok untuk dijalankan
dalam menghadapinya (Ali, 2006: 313).
Dengan manfaat-manfaatnya, masing-masing perusahaan memiliki
tujuan tersendiri menerapkan manajemen risiko. Akan tetapi, tujuan
dasar dari manajemen risiko adalah bagaimana untuk memaksimalkan
kekayaan shareholder. Pada pendekatan manajemen tradisional, risiko
diatur terpisah dengan risiko lainnya. Mengatur risiko-risiko secara
terpisah menyebabkan koordinasi antara berbagai departemen
manajemen risiko tidak efisien (Hoyt dan Liebenberg, 2008).
Dengan mengintegrasikan semua risiko dalam pengambilan
keputusan, perusahaan dapat menghindari biaya manajemen risiko yang
sama dengan memanfaatkan natural hedges. Perusahaan yang
menerapkan ERM akan lebih mengetahui risiko agregat yang melekat
pada setiap aktivitas bisnis. Hal ini berdampak pada meningkatkan
efisiensi modal dan return on equity (ROE) (Hoyt dan Liebenberg,
2008). Selain itu, praktik penerapan manajemen risiko juga secara
signifikan meningkatkan efisiensi biaya dan pendapatan (Grace, et.al,
2014)
Pemerintah Indonesia mulai membangun infrastruktur bagi
manajemen perbankan demi pengendalian risiko yang dihadapi di masa
depan dengan menerbitkan regulasi oleh Bank Indonesia. Pada tahun
2003, BI menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 mengenai penerapan manajemen
22
risiko bank umum. Selanjutnya, Bank Indonesia kembali menegaskan apa
yang harus dipenuhi bank umum dalam menerapkan manajemen risiko,
khusunya menyangkut persyaratan permodalan bank, melalui Peraturan
Bank Indonesia Nomor 5/12/PBI/2003 tanggal 17 Juli 2003 (Ali, 2006:
367).
a. Fungsi Manajemen Risiko
Manajemen risiko diperlukan untuk (Idroes, 2008: 6):
Mendukung pencapaian tujuan
Memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan
peluang yang jauh lebih tinggi dengan mengambil risiko yang
lebih tinggi; risiko yang lebih tinggi diambil dengan dukungan
sikap dan solusi yang sesuai terhadap risiko
Mengurangi kemungkinan kesalahan fatal
Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan
tingkatan dalam organisasi sehingga setiap individu harus
mengambil dan mengelola risiko masing-masing sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya
b. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas
terkait di dalam organisasi. Berikut ini adalah proses manajemen
risiko (Idroes, 2008: 7):
1) Identifikasi dan Pemetaan Risiko
23
Menetapkan kerangka kerja untuk implementasi strategi risiko
secara keseluruhan
Menentukan definisi kerugian
Menyusun dan melakukan implementasi mekanisme
pengumpulan data
Membuat pemetaan kerugian ke dalam kategori risiko yang
dapat diterima dan tidak dapat diterima
2) Kuantifikasi/Menilai/Melakukan Peringkat Risiko
Aplikasi teknik permodelan dalam mengukur risiko
Menentukan tingkat frekuensi dan tingkat kerugian dari risiko
berdasarkan data historis yang tersedia
Perluasan dengan memanfaatkan tolok ukur (benchmarking),
permodelan (modelling), dan peramalan (forecasting) yang
berasal dari luar organisasi/eksternal. Sumber eksternal yang
dimaksud berasal dari praktik-praktik terbaik yang telah
dilakukan di dalam indsutri (best practices)
3) Menegaskan Profil Risiko dan Rencana Manajemen Risiko
Identifikasi selera risiko organisasi (risk appetite), apakah
manajemen secara umum termasuk penghindar risiko (risk
averter), penerima risiko sewajarnya (risk neutral), atau
pencari risiko (risk seeker).
Identifikasi visi stratejik (strategic vision) dari organisasi
apakah organisasi berada dalam visi yang agresif, terobsesi
24
untuk mengejar peningkatan volume usaha keuntungan
sebesar-besarnya untuk mendukung pertumbuhan, atau
berada dalam visi konservatif, yaitu ingin menjaga
kelangsungan usaha pada situasi aman dengan volume usaha
dan keuntungan stabil
4) Solusi Risiko/Implementasi Tindakan Terhadap Risiko
Berdasarkan hubungan dari frekuensi dan dampak risiko dapat
diuraikan solusi terhadap risiko. Tabel berikut menunjukkan
hubungan frekuensi, dampak, serta solusi risiko yang dapat
dilakukan:
Tabel 2.2
Hubungan Frekuensi, Dampak, serta Solusi Risiko
Frekuensi tinggi –
Dampak rendah
(Mitigasi)
Frekuensi tinggi –
Dampak tinggi
(Hindari)
Pengendalian risiko
sebelum peristiwa
risiko
Frekuensi rendah –
Dampak rendah
(Tahan)
Frekuensi tinggi –
Dampak rendah
(Alihkan)
Pembiayaan risiko
sesudah peristiwa
risiko
Sumber: Idroes, 2008
a) Hindari (Avoidance)
Keputusan yang diambil adalah tidak melakukan aktivitas
yang dimaksud.
b) Alihkan (Transfer)
25
Membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya terdapat
biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungsn yang
diperoleh
c) Mitigasi Risiko (Mitigate Risk).
Menerima risiko pada tingkat tertentu dengan melakukan
tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan kontrol,
kualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan
aktivitas dan risikonya.
d) Menahan Risiko Residual (Retention of Residual Risk)
Menerima risiko yang mungkin timbul dari aktivitas yang
dilakukan. Kesediaan menerima risiko dikaitkan dengan
ketersediaan penyangga jika kerugian atas risiko terjadi
5) Pemantauan dan Pengkinian/Kaji Ulang Risiko dan Kontrol
Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi
manajemen risiko telah diimplementasikan dna berjalan
dengan baik
Lakukan pengkinian dengan mengevaluasi dan
menindaklanjuti hasil evaluasi terhadap implementasi
kerangka manajemen risiko yang terintegrasi ke dalam strategi
risiko keseluruhan.
Manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan
dapat dibagi ke dalam lima kategori utama (Darmawi, 2005: 11) :
26
a. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari
kegagalan
b. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba
c. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung
d. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh
adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non
material bagi perusahaan itu
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni. Karena
kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang
dilindungi, maka secara tidak langsung menolong meningkatkan
public image
5. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang dihadapi perbankan ketika
bank sentral mengubah tingkat suku bunga acuan sebagai bagian dari
kebijakan moneter. Perubahan tingkat suku bunga ini berdampak pada
keputusan ekonomi, seperti apakah harus mengkonsumsi atau menabung.
Ketika bank sentral melihat bahwa perlambatan ekonomi dibutuhkan,
maka bank sentral akan mengetatkan kebijakan moneter dengan
menaikkan tingkat suku bunga. Hasilnya adalah menurunnya kegiatan
bisnis dan pengeluaran rumah tangga (Saunders dan Cornett, 2006: 181).
27
6. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah adalah risiko economic loss dari kegagalan
pihak peminjam dana lembaga intermediasi untuk memenuhi
pembayaran pinjamannya, atau dapat disebabkan peningkatan risiko
default selama jangka waktu dari transaksinya (Crouhy, et.al, 2014: 27).
Sedangkan dalam pengertian lain, risiko kredit adalah risiko dari
janji cash flow dari pinjaman dan sekuritas yang dilakukan oleh lembaga
intermediasi kemungkinan tidak dipenuhi secara penuh. Pada hakikatnya
semua lembaga intermediasi menghadapi risiko ini (Saunders dan
Cornett, 2006: 162).
Dalam penelitian ini, manajemen risiko kredit diukur dengan
provision for impairment loss. Provision adalah cadangan modal yang
digunakan untuk mencegah kerugian dari expected loss pada periode
tertentu (disebut expected loss).
7. Risiko Solvabilitas
Risiko solvabilitas atau insolvency risk adalah risiko yang
mungkin terjadi karena suatu lembaga intermediasi tidak mempunyai
modal yang cukup untuk menggantikan kerugian dari penurunan secara
tiba-tiba nilai dari asetnya relatif kepada kewajibannya. Dapat dikatakan
juga, risiko solvabilitas adalah konsekuensi atau hasil dari satu atau lebih
risiko yang lain, seperti risiko suku bunga dan risiko kredit (Saunders dan
Cornett, 2006: 171).
28
Dalam penelitian ini, manajemen risiko solvabilitas diukur dengan
capital adequacy ratio atau biasa disebut CAR. CAR adalah rasio
kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank.
8. Lindung Nilai (Hedging)
Hedging atau lindung nilai pada dasarnya adalah mentransfer
risiko ke pihak lain yang lebih bisa mengelola risiko lebih baik melalui
transaksi instrumen keuangan. Cara kerja lindung nilai ini mirip dengan
asuransi, yaitu jika kita rugi karena risiko tertentu, maka kita memperoleh
kompensasi dari kontrak lainnya.
Salah satu cara yang digunakan oleh bank untuk hedging adalah
dengan menaikkan jumlah non-interest income sehingga dapat menutupi
non interest expense. Non interest income diperoleh dari kegiatan jasa
perbankan, misalnya transfer dana, letters of credit, dan penggunaan
kontrak derivatif. Non interest income dapat meningkatkan ROA tanpa
mempengaruhi risiko bank. Peningkatan non interest income yang stabil
dapat meningkatkan profit bank dan return bagi pemegang saham (Koch
dan Donald, 2000; Sensarma, et.al, 2009).
9. Nilai Perusahaan
Menurut Salvatore (2005), nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap potensi pertumbuhan sebuah perusahaan yang sering
29
dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai
perusahaan juga tinggi dimana tujuan utama perusahaan menurut theory
of the firm adalah untuk memaksimalkan kekayaan atau nilai perusahaan
(Kusumajaya, 2011).
Dalam penelitian ini, digunakan Tobin’s Q sebagai proxy dari nilai
perusahaan. Tobin’s Q merupakan hasil pemikiran dari James Tobin,
yaitu alternatif pengukuran finansial dari nilai perusahaan dengan
membandingkan nilai pasar dari aset dengan cost replacement. Ukuran
ini sudah digunakan dalam beberapa penelitian tetapi masih belum
digunakan dalam prakteknya, yang disebabkan oleh masalah informasi
(Damodaran, 2002: 538).
Tobin’s Q dapat didapat dengan formula sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦+𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Perusahaan yang mendapatkan excess return negatif dan tidak
memanfaatkan aset mereka, akan mendapatkan nilai Tobin’s Q kurang
dari 1. Sedangkan jika perusahaan memanfaatkan asetnya dengan lebih
efisien, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai Tobin’s Q lebih
dari 1 (Damodaran, 2002: 538).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
diantaranya adalah ukuran perusahaan dan leverage. Ukuran perusahaan
menunjukkan pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan
yang mengindikasikan kemampuan dalam mengelola tingkat risiko.
30
Kemudian, leverage menurut Brigham dan Weston (2005)
merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana fixed income
securities (hutang dan saham preferen) digunakan dalam struktur modal
perusahaan. Penggunaan leverage yang semakin besar membawa dampak
positif jika pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut
lebih besar dari beban keuangan yang harus dibayar (Sanjaya dan
Linawati, 2015).
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
1 Philipp
Lechner
dan
Nadine
Gatzert
(2017)
Determinants
and Value of
Enterprise Risk
Management:
Empirical
Evidence from
Germany
Sampel yang
digunakan adalah
perusahaan yang
terdaftar dalam
index penting bursa
saham Jerman,
seperti DAX,
MDAX, SDAX,
dan TecDAX
dalam periode
2009-2013
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi linear
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa ERM
berpengaruh
positif terhadap
nilai
perusahaan
yang di proxy
dengan Tobin’s
Q
Dalam
penelitian
Lechner dan
Gatzert, ERM di
proxy dengan
dummy variabe,
sedangkan
dalam penelitian
ini, di proxy
dengan
dekomposisi
ROE
31
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
2 Chyntia
Kartika
Sanjaya
dan Nanik
Linawati
(2015)
Pengaruh
Penerapan
Enterprise Risk
Management
dan Variabel
Kontrol
Terhadap Nilai
Perusahaan di
Sektor
Keuangan
Sampel yang
digunakan adalah
66 perusahaan di
sektor keuangan
yang terdaftar di
BEI pada tahun
2010-2013.
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi linear
berganda metode
ordinary least
square (OLS)
Hasil dalam
penelitiannya
adalah:
-Terdapat
pengaruh
signifikan ERM
dan variabel
kontrol secara
bersama-sama
terhadap nilai
perusahaan.
- Sedangkan
secara terpisah,
ERM tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan,
sedangkan
variabel kontrol
yang terdiri
dari ukuran
perusahaan dan
leverage
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
Dalam
penelitian
Chyntua,
variabel ERM di
jadikan variabel
dummy,
sedangkan
dalam penelitian
ini
menggunakan
dekomposisi
dari ROE
3 Qiuying
Li, et.al
(2014)
Enterprise Risk
Management
and Firm Value
Within China’s
Insurance
Industry
Sampel yang
digunakan adalah
135 perusahaan
asuransi yang
beroperasi di Cina
pada tahun 2010.
Metodologi yang
digunakan adalah
model regresi
ordinary least
squares (OLS)
Hasil dari
penelitiannya
adalah terdapat
hubungan yang
positif antara
ERM dan nilai
perusahaan
tetapi tidak
signifikan
Dalam
penelitian Li,
ERM di proxy
dengan dummy
variabe,
sedangkan
dalam
penelitian ini, di
proxy dengan
dekomposisi
ROE
32
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
4 Dini Attar,
Islahuddin,
dan M.
Shabri
(2014)
Pengaruh
Penerapan
Manajemen
Risiko
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perbankan
Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
Indonesia
Populasi dalam
penelitian ini
adalah seluruh
perbankan yang
terdaftar di BEI
sampai tahun 2011.
Terdapat 30 bank.
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi data panel
Dari penelitian
ini
mengeluarkan
hasil:
- Penerapan
manajemen
risiko secara
simultan
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
- Secara
parsial, yaitu
manajemen
risiko kredit,
likuiditas,
dan
operasional
juga
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
- Variabel
dependen yang
digunakan
adalah kinerja
keuangan,
yaitu ROA dan
ROE
- Perbedaan
pengukuran
manajemen
risiko, dalam
penelitian
terdahulu ini,
menggunakan
beberapa
risiko, yaitu
risiko kredit
(proxy NPL),
risiko
likuiditas
(proxy LDR),
dan risiko
operasional
(proxy BOPO)
5 Mark
Ferrell dan
Ronan
Gallagher
(2014)
The Valuation
Implications of
Enterprise Risk
Management
Maturity
Sampel yang
digunakan adalah
225 perusahaan
dari Risk and
Insurance
Management
Society Risk
Maturity Model
assessment dari
tahun 2006 hingga
2011
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi linear
Hasil dari
penelitian
Ferrel dan
Gallagher
adalah
perusahaan
yang sudah
menerapkan
ERM ke dalam
tahap dewasa,
mengalami
peningkatan
nilai
perusahaan
sekitar 25%
Dalam
penelitian
Ferrel dan
Galagher, ERM
di proxy dengan
score yang
berdasarkan
atribut
manajemen
risiko dari
RIMS RMM,,
sedangkan
dalam
penelitian ini
digunakan
dekomposisi
dari ROE
33
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
6 David L.
Eckles,
Robert E.
Hoyt, and
Steve M.
Miller
(2014)
The Impact of
Enterprise Risk
Management
on the
Marginal Cost
of Reducing
Risk: Evidence
from the
Insurance
industry
Sampel dalam
penelitian
terdahulu ini
diambil dari
perusahaan
asuransi di AS
yang tergabung
dalam
CRSP/COMPUSTA
T database
Metodologi yang
digunakan adalah
OLS model
Dari penelitian
ini, didapatkan:
- Penerapan
ERM
berdampak
pada
berkurangny
a voltilitas
imbal hasil
saham
- Pengurangan
tersebut terus
menguat
seiring
berjalannya
waktu
- (ROA/return
volatility)
meningkat
setelah
penerapan
ERM
- Variabel
dependen
risiko
perusahaan,
sedangkan
dalam
penelitian ini
adalah nilai
perusahaan
- Penerapan
manajemen
risiko dengan
log total asset
(size), log of
the number
of business
segments
(BUSSEG),
dan apakah
perusahaan
mendapatkan
pendapatan
dari operasi
internasional
atau tidak
7 Giorgio
Stefano
Bertinetti,
Elisa
Cavezzali,
and Gloria
Gardenal
(2013)
The Effect of
The Enterprise
Risk
Management
Implementation
on The Firm
Value of
European
Companies
Sampel yang
dgunakan dalam
penelitian ini
adalah 200
perusahaan listing
di Bursa Efek
Eropa (STOXX
Europe Large 200
Index).
Penelitian ini
menggunakan dua
metodologi:
a. Fixed effect
panel regression
analysis
b. Logit panel
regression analysis
- ERM
berpengaruh
positif
terhadap nilai
perusahaan.
Nilai
perusahaan di
proxy dengan
Tobin’s Q
- Penerapan
ERM
didasarkan
pada opacity,
size, and
financial
slack
ERM dianggap
dummy variable,
sedangkan
dalam penelitian
ini ERM diukur
dari
dekomposisi
ROE
34
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
8 Selfi Indra
Wardhani
(2012)
Pengaruh
Penerapan
Manajemen
Risiko
Terhadap
Return Harga
Saham Industri
Perbankan di
Indonesia
Sampel dalam
penelitian ini
diambil dari 17
perbankan yang
sudah terdaftar
dalam Bursa Efek
Indonesia dan
memenuhi kriteria
yang ditentukan
Dalam penelitian
ini, digunakan
metode regresi data
panel
Model 1;
Hanya variabel
NETIM yang
signifikan
terhadap return
saham. NETIM
berpengaruh
positif.
Sedangkan
variabel kontrol
yang signifikan
adalah UE
Model 2
Variabel
kontrol yang
siginifikan
adalah UE dan
variabel
manajemen
risiko
berpengaruh
secara positif
signifikan
Model 3
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
koefisien
PRIN1 dan
PRIN2 tidak
siginfikan,
hanya UE yang
signifikan
Model 4
Diskriminan
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa
koefisien dari
ZSCORE1 dan
ZSCORE2
siginifikan
secara positif.
Variabel
dependen yang
digunakan
adalah return
saham industri
perbankan di
Indonesia yang
sudah terdaftar
di BEI
35
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
9 Nargess
Mottaghi
Golshan
dan Siti
Zaleha
Abdul
Rasid
(2012)
Determinants
of Enterprise
Risk
Management
Adoption: An
Empirical
Analysis of
Malaysian
Public Listed
Firm
Sampel yang
digunakan adalah
90 perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Malaysia
Metodologi yang
digunakan adalah
logistic regression
Penelitian
Golshan dan
Rasid ini
mengeluarkan
hasil bahwa
leverage dan
Big Four
auditor adalah
faktor yang
mempengaruhi
penerapan
ERM
Dalam
penelitian
Golshan dan
Rasid, ERM di
proxy dengan
dummy
variable, yaitu
dianggap
menerapkan
ketika
mengumumkan
penunjukka
CRO.
Sedangkan
dalam
penelitian ini
digunakan
dekomposisi
ROE sebagai
proxy dari
penerapan
ERM
36
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
10 Tony K.
Quon, et.al
(2012)
Enterprise Risk
Management
and Firm
Performance
Sampel dalam
penelitian ini
adalah 156
perusahaan non-
finansial yang
terdapat di dalam
Standard & Poor’s
Toronto Stock
Exchange (TSX)
Composite Index
selama 2007 dan
2008.
Metodologi yang
digunakan adalah
metode regresi
Hasil dalam
penelitian ini
adalah:
- Terdapat
pengaruh
langsung dari
krisis finansial
2008 terhadap
peforma pasar
keuangan,
sedangkan
efek yang
delay terhadap
peforma
operasi dan
akuntansi
- Pelaporan
risiko yang
lebih tinggi
akan
menurunkan
nilai
perusahaan
ERM yang
dimaksud
dalam
penelitian Quon
adalah
manajemen
terhadap risiko
krisis finansial
2008,
sedangkan
dalam
penelitian ini,
proxy dari
penerapan
manajemen
risiko adalah
dekomposisi
dari ROE
11 Robert E.
Hoyt dan
Andre P.
Liebenberg
(2011)
The Value of
Enterprise Risk
Management
Sampel yang
digunakan adalah
117 perusahaan
asuransi Amerika
Serikat dalam
periode 1995-2005
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi berganda
Hasil dari
penelitian Hoyt
dan Liebenberg
ini adalah
secara rata-rata,
asuransi yang
menerapkan
ERM di nilai
lebih baik 4%
dibandingkan
dengan
perusahaan
asuransi lain
Penelitian Hoyt
ini
menggunakan
dummy variable
untuk ERM,
sedangkan
peneliti
menggunakan
dekomposisi
dari ROE
37
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
12 Michael K.
McShane,
et.al.
(2011)
Does
Enterprise Risk
Management
Increase Firm
Value?
Sampel yang
digunakan adalah
82 perusahaan yang
listing dan sudah
memiliki ERM
rating yang
dikeluarkan oleh
S&P
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi berganda
linear
Hasil dari
penelitiannya
adalah terdapat
hubungan yang
positif dan
signifikan
antara ERM
rating 1 sampai
3 dengan nilai
perusahaan,
sedangkan
untuk rating 4
dan 5 tidak
signifikan
Variabel ERM
dalam
penelitian
McShane et.al
menggunakan
rating dari S&P
sebagai proxy
dari ERM,
sedangkan
dalam
penelitian ini
menggunakan
dekomposisi
dari ROE
13 Tosca
Nina
Claudia
(2011)
Pengaruh
Penerapan
Enterprise Risk
Management
Terhadap
Kinerja Non
Performing
Loan dan Harga
Saham di Bank
Mandiri
Objek dari
penelitian ini
adalah Bank
Mandiri, yang
sudah menerapakn
ERM sejak tahun
2006. Data yang
digunakan adalah
laporan keuangan
pada tahun sebelum
(2004-2006) dan
sesudah (2007-
2010) penerapan
ERM.
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi linier
- Terdapat
perbedaan
besarnya NPL
pada sebelum
dan sesudah
penerapan
ERM. NPL
mengalami
penurunan yang
signifikan,
sehingga dapat
disimpulkan
bahwa ERM
berpenagruh
positif terhadap
kinerja NPL
perusahaan
-ERM
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kinerja harga
pasar saham
- ERM dalam
penelitian
terdahulu ini
adalah variabel
dummy, dan
dainggap sudah
menerapkan
ERM jika
menerapkan
objective dari
ERM, yaitu
strategic,
operations,
reporting, dan
compliance
- Variabel
dependen yang
digunakan
adalah NPL dan
kinerja harga
saham,
sedangkan
dalam
penelitian ini
variabel
dependennya
adalah nilai
perusahaan
38
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
14 Nelson
Waweru
dan Eric
Simiyu
Kisaka
(2011)
The Effect of
Enterprise Risk
Management
Implementation
on the Value of
Companies
Listed in the
Nairobi Stock
Exchange
Sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah perusahan
yang listing di
Nairobi Stock
Exchange (NSE).
Terdapat 47
perusahaan yang
listing, dua
perusahaan tidak
dimasukkan ke
dalam penelitian
karena tidak
diperbolehkan
melakukan trading
di NSE
Metodologi yang
digunakan adalah:
a. multivariate
regression
untuk
mengetahui
hubungan antara
ERM
implementation
dengan nilai
perusahaan
b. OLS digunakan
untuk melihat
signifikansi
faktor yang
mempengaruhi
adopsi ERM
Terdapat
hubungan
positif
signifikan
antara nilai
perusahaan
dengan ERM,
size, dan
profitability.
Perbedaan
pengukuran
ERM,
penelitian
terdahulu ini
menggunakan
level dan
beberapa
variabel
control
39
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
15 Izah Mohd
Tahir dan
Ahmad
Rizal
Razali
(2011)
The
Relationship
Between
Enterprise Risk
Management
(ERM) and
Firm Value:
From
Malaysian
Public Listed
Company
Sampel dalam
penelitiannya
adalah 528
perusahaan yang
terdaftar bursa efek
di Malaysia pada
tahun 2007.
Metodologi
penelitiannya
adalah metode
regresi OLS
Hasil dari
penelitian ini
menunjukkan
hasil positif
pada regresinya
tetapi tidak
signifikan. Hal
ini mempunyai
arti bahwa
ERM tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
Pada penelitian
Tahir dan
Razali, ERM
adalah dummy
variable,
sedangkan
dalam
penelitian ini,
ERM di proxy
dengan
dekomposisi
dari ROE
16 Don
Pagach
dan
Richard
Warr
(2010)
The Effect of
Enterprise Risk
Management
on Firm
Performance
Sampel yang
digunakan adalah
138 perusahaan
yang
mengumumkan
penunjukkan CRO
dalam periode
1992-2004.
Metodologi yang
digunakan adalah
logit regression
Hasil dari
penelitian
Pagach dan
Warr ini
menunjukkan
bahwa mereka
menemukan
bukti yang
terbatas peran
dari risk
reduction
terhadap
pendapatan
perusahaan
Dalam
penelitian
Pagach dan
Warr ini
menggunakan
variabel
dependen
peforma
perusahaan,
sedangkan
dalam
penelitian ini
menggunakan
variabel
dependen nilai
perusahaan
40
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
17 Sensarma
et.al
(2009)
Are Bank
Stocks Sensitive
to Risk
Management?
Sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah bank sektor
domestik privat
yang beroperasi di
India dalam
periode 1998-1999
sampai 2005-2006.
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi data panel.
Hasil dari
penelitian ini
adalah:
- Peforma
penerapan
manajemen
risiko di India
meningkat
beberapa
tahun terakhir
- Return saham
sensitif
terhadap
penerapan
manajemen
risiko
- Penelitian ini
dilakukan pada
bank umum di
India
- Variabel
dependen yang
digunakan
adalah return
saham industri
perbankan di
India
18 Robert E.
Hoyt dan
Andre P.
Liebenberg
(2008)
The Value of
Enterprise Risk
Management:
Evidence from
the U.S.
Insurance
Industry
Sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah 125
perusahaan
asuransi yang
terdapat dalam
database
CRSP/COMPUST
AT dari periode
1995-2005
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi data panel
Penerapan ERM
meningkatkan
nilai
perusahaan. Hal
ini terlihat dari
rata-rata dan
median dari
nilai Tobin’s Q
secara
signifikan lebih
besar 6% untuk
perusahaan yang
menerapkan
ERM
Penelitian Hoyt
ini
menggunakan
dummy variable
untuk ERM,
sedangkan
peneliti
menggunakan
dekomposisi
dari ROE
41
No. Peneliti Judul Metodologi Hasil Perbedaan
19 Mark
Beasley,
et.al
(2007)
Information
Conveyed in
Hiring
Announcements
of Senior
Executives
Overseeing
Enterprise-
Wide Risk
Management
Processes
Sampel dalam
penelitian ini
adalah 120
perusahaan publik
pada periode 1992-
2003.
Metodologi yang
digunakan adalah
multiple regression
analysis
Hasil dari
penelitiannya
adalah bahwa
ERM dapat
menciptakan
nilai ketika
ERM
mengurangi
frekuensi dari
costly lower tail
outcomes,
seperti financial
distress
Tidak seperti
penelitian
Beasley, dalam
penelitian ini
digunakan
dekomposisi
ROE sebagai
proxy ERM,
dan juga
Beasley tidak
menggunakan
nilai perusahaan
sebagai variabel
dependennya
20 George
Allayannis
dan James
P. Weston
(2001)
The Use of
Foreign
Currency
Derivatives and
Firm Market
Value
Sampel dalam
penelitian ini
adalah 720
perusahaan yang
terdapat di dalam
database
COMPUSTAT
dalam periode
1990-1995
Metodologi yang
digunakan adalah
regresi data panel
Hasil dari
penelitian
adalah
perusahaan
yang
menghadapi
risiko mata
uang dan
menggunakan
derivatives
currency
memiliki nilai
yang lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
perusahaan
yang tidak
menggunakan
derivatives
currency.
Variabel ERM
dalam
penelitian
Allayannis ini
menggunakan
currency
derivatives,
sedangkan
dalam
penelitian ini,
ERM di proxy
dengan
dekomposisi
dari ROE
42
C. Kerangka Penelitian
Berikut ini adalah kerangkan pemikiran dari penelitian ini:
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Kasus Industri Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Bank Indonesia
Penerapan Manajemen Risiko pada
Bank Umum (Peraturan Bank
Indonesia No. 5/8/PBI/2003)
NILAI PERUSAHAAN
Model 1 Model 2 Model 3
Model Estimasi Data Panel
Uji Chow
Uji LM Uji Hausman
Common effect Random effect Fixed effect
Model Estimasi Terpilih
1
43
Sumber: data diolah
D. Keterkaitan Variabel Independen dengan Variabel Dependen
Dalam penelitian ini terdapat 3 model, sehingga keterkaitan antara
variabel independen dan dependen akan dijelaskan dalam masing-masing
model:
1. Model 1
Pada model ini, terdapat 4 variabel independen, yaitu net interest
margin (NETIM), net non interest margin (NONIM), provision for
impairment loss (PROV), dan capital adequacy ratio (CAR).
a. Net interest margin (NETIM)
Net interest margin (NETIM) merupakan bagian dalam
perhitungan profitabilitas dari sebuah bank. Ketika NETIM
meningkat, maka profitabillitas akan meningkat juga, berlaku
sebaliknya. Dalam penelitian Sucuahi dan Cambarihan (2016),
ditunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif
Asumsi Klasik
Uji
Normalitas Uji
Autokorelasi
Uji
Heteroskedastisitas
Interpretasi hasil
Uji
Multikolinearitas
1
44
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sabrin, et.al (2016) yang menunjukkan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan.
Akan tetapi, dalam penelitian Sari (2015), disebutkan hasil yang
berbeda. Penelitian tersebut memiliki hasil yang menunjukkan bahwa
profitabilitas memililki pengaruh yang negatif terhadap nilai
perusahaan.
b. Net non interest margin (NONIM)
Variabel ini sama seperti dengan variabel NETIM, yaitu
merupakan bagian dari perhitungan profitabilitas sebuah bank. Maka
ketika NONIM meningkat, profitabilitas bank akan meningkat juga.
Dalam penelitian Sucuahi dan Cambarihan (2016), ditunjukkan
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sabrin, et.al (2016) yang menunjukkan bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan.
Akan tetapi, dalam penelitian Sari (2015), disebutkan hasil yang
berbeda. Penelitian tersebut memiliki hasil yang menunjukkan bahwa
profitabilitas memililki pengaruh yang negatif terhadap nilai
perusahaan.
45
c. Provision for impairment loss (PROV)
Dalam penelitian Sensarma, et.al (2009), disebutkan bahwa
provision yang tinggi akan mengurangi profitabilitas dari bank.
Dengan mengurangnya profit yang dihasilkan bank, maka akan
mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Dalam penelitian Sari
(2015), disebutkan hasil yang menunjukkan bahwa profitabilitas
memililki pengaruh yang negatif terhadap nilai perusahaan. Maka
semakin tinggi provision semakin menurunkan nilai perusahaan, atau
dengan kata lain provision berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan.
d. Capital adequacy ratio (CAR)
Hubungan antara CAR dengan nilai perusahaan masih terdapat
perdebatan. CAR yang tinggi dapat membangun kepercayaan para
depositor yang mempercayakan uangnya kepada bank. Namun, CAR
yang tinggi dapat menurunkan nilai untuk para pemegang saham
(Sensarma, et.al, 2009). Sementara menurut Tui, et.al (2017), dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa CAR tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
1. Model 2
Pada model 2, terdapat AVG, yaitu nilai rata-rata dari keempat variabel
manajemen risiko yang dijelaskan sebelumnya. Nilai ini digunakan
sebagai proxy dari penerapan manajemen risiko. Terdapat beberapa
penelitian yang meneliti pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap
46
nilai perusahaan. Dalam penelitian Hoyt dan Liebenberg (2008, 2011);
Bertinetti, et.al (2013); Lechner dan Gatzert (2017); menyebutkan bahwa
penerapan manajemen risiko berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian yang memiliki hasil yang
berbeda. Tahir dan Razali (2011) menyebutkan bahwa manajemen risiko
memiliki hasil regresi yang positif terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak
signifikan. Sedangkan dalam penelitian Sanjaya dan Linawati (2015),
manajemen risiko berpengaruh positif secara simultan dengan variabel
kontrolnya, yaitu ukuran perusahaan dan leverage. Tetapi ketika secara
parsial, manajemen risiko tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Li, et.al (2014) mengeluarkan hasil regresi penerapan
manajemen risiko yang positif terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak
signifikan
2. Model 3
Pada model 3, akan dihasilkan nilai principal component analysis
(PCA) dari keempat variabel manajemen risiko. Seperti model 2, nilai
PCA ini dijadikan proxy dari penerapan manajemen risiko. Terdapat
beberapa penelitian yang meneliti pengaruh penerapan manajemen risiko
terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian Hoyt dan Liebenberg (2008,
2011); Bertinetti, et.al (2013); Lechner dan Gatzert (2017); menyebutkan
bahwa penerapan manajemen risiko berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
47
Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian yang memiliki hasil yang
berbeda. Tahir dan Razali (2011) menyebutkan bahwa manajemen risiko
memiliki hasil regresi yang positif terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak
signifikan. Sedangkan dalam penelitian Sanjaya dan Linawati (2015),
manajemen risiko berpengaruh positif secara simultan dengan variabel
kontrolnya, yaitu ukuran perusahaan dan leverage. Tetapi ketika secara
parsial, manajemen risiko tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Li, et.al (2014) mengeluarkan hasil regresi penerapan
manajemen risiko yang positif terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak
signifikan
B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka peneliti mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama:
H01 :Variabel manajemen risiko model 1, yaitu NETIM, NONIM, CAR,
dan PROV tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan industri
perbankan di Indonesia
Ha1 : Variabel manajemen risiko model 1, yaitu NETIM, NONIM, CAR,
dan PROV berpengaruh terhadap nilai perusahaan industri
perbankan di Indonesia
2. Hipotesis Kedua
48
H02 : Variabel manajemen risiko model 2, yaitu nilai (AVERAGE) dari
variabel manajemen risiko tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan industri perbankan di Indonesia
Ha2 : Variabel manajemen risiko model 2, yaitu nilai rata-rata
(AVERAGE) dari variabel manajemen risiko berpengaruh terhadap
nilai perusahaan industri perbankan di Indonesia
3. Hipotesis Ketiga:
H03 : Variabel manajemen risiko model 3, yaitu nilai Principal
Component Analysis (PCA) dari variabel manajemen risiko tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan industri perbankan di
Indonesia
Ha3 : Variabel manajemen risiko model 3, yaitu nilai Principal
Component Analysis (PCA) dari variabel manajemen risiko
berpengaruh terhadap nilai perusahaan industri perbankan di
Indonesia
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap
industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk
mendapatkan data dan informasi yang akurat sebagai alat analisa, digunakan
data sekunder dari laporan keuangan tahunan yang telah diaudit. Penelitian
ini dimulai dari mengumpulkan data-data yang dibutuhkan terkait proksi
penerapan manajemen risiko suku bunga, risiko kredit, risiko solvabilitas,
natural hedging, dan nilai perusahaan. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel 2013, SPSS 19, dan EViews versi 8. Setelah
diketahui hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis hasil dan
kesimpulan.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling. Non-probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
kesempatan atau peluang yang sama kepada anggota populasi yang akan
diambil sampelnya (Sudarmanto, 2013:48). Dari teknik non-probability
sampling, diambil jenis teknik pengambilan sampel dengan purposive
sampling. Purposive sampling adalah pengambilan data disesuaikan dengan
50
kriteria-kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya (Kelana dan Wijaya,
2006:18).
1. Populasi
Populasi ialah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis
yang bisa dibedakan (distinguishable) yang menjadi objek penyelidikan.
Populasi sering juga disebut universe (Supranto, 2007:50) Populasi
dalam penelitian ini adalah bank umum yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Berdasarkan metode
penentuan sampel yang sudah dijelaskan di atas, kriteria-kriteria yang
digunakan dalam pengambilan data dan sampel adalah sebagai berikut:
a. Bank umum yang dipilih adalah bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
b. Bank umum yang dipilih yang sudah terdaftar dan aktif di BEI
tahun 2011-2016. Permulaan data diambil pada tahun 2011 dengan
asumsi bahwa pada tanggal 1 Juli 2010, Bank Indonesia telah
menerapkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009
Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.
5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum.
Dari kriteria pemilihan sampel di atas, maka terdapat 29 bank umum yang
masuk dalam kriteria. Berikut keterangan seleksi pemilihan sampel:
51
Tabel 3.1
Tahapan Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Karakteristik Total
Jumlah bank umum yang terdaftar di BEI 43
Jumlah bank yang belum terdaftar di BEI sejak tahun 2011 (14)
Jumlah observasi penelitian 29
Sumber: data diolah
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada periode 2011-
2016. Selain itu juga diperlukan harga penutup saham perbankan yang
bersangkutan. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Laporan keuangan tahunan yang diterbitkan perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2016
2. Data penutupan harga saham tahunan perusahaan perbankan periode
2011-2016
3. Data jumlah saham masing-masing bank yang beredar periode 2011-
2016
4. Data CAR selama periode 2011-2016
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari buku-buku,
literatur, jurnal-jurnal penelitian, tesis, dan penelusuran internet yang erat
52
kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, termasuk
dalam pencarian data sekunder terkait dengan sampel dan data lainnya
untuk melakukan perhitungan metode yang digunakan.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan satu metode dalam pengolahan data.
Metode tersebut adalah regresi panel. Metode regresi panel digunakan
karena karena tipe data yanng digunakan berbentuk data panel. Data panel
merupakan kumpulan data gabungan dari jenis data cross section dan time
series.
1. Principal Components Analysis (PCA)
Princial Components Analysis (PCA) adalah pendekatan statistik
yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel
dalam jumlah yang besar dan kemudian untuk menjelaskan variabel
tersebut terkait dengan underlying dimension variabel tersebut.
Tujuannya adalah untuk menemukan cara menyederhanakan variabel
awal menjadi lebih sedikit variabelnya dengan mempertimbangkan
informasi yang ada tanpa mengurangi banyak informasi yang
diketahui tersebut (Hair, Joseph F., et.al, 2006: 17).
Dengan metode ini, masing-masing variabel manajemen risiko
(NETIM, NONIM, PROV, dan CAR) akan diekstrasi sehingga
didapatkan faktor dengan jumlah minimum dan diketahui proporsi
variance masing-masing faktor terhadap total variance. Hal ini
berfungsi untuk mengetahui seberapa penting (bobot) pengaruh
53
variabel-variabel tersebut dalam pengukuran penerapan manajemen
risiko secara keseluruhan (Sensarma, et.al, 2009).
2. Estimasi Regresi Data Panel
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
penerapan manajemen risiko terhadap nilai perusahaan yang
dilakukan dengan analisis regresi. Data yang digunakan adalah data
panel, yaitu gabungan antara data time series dan cross section.
Terdapat keuntungan yang didapatkan jika menggunakan data panel.
Keuntungan pertama yaitu data panel mampu menyediakan data yang
lebih banyak sehingga akan menghasilkan degrees of freedom yang
lebih besar. Kedua, dapat mengatasi masalah penghilangan variabel
(ommitted-variable) (Widardjono, 2013: 353). Untuk membantu
penelitian, digunakan software Microsoft Excel 2013, SPSS 19, dan
Eviews 8 untuk pengelolaan data penelitian.
Regresi dilakukan sebanyak tiga kali dengan nilai RISKMGMT
yang berbeda, yaitu:
1) Model 1: Nilai masing-masing variabel manajemen risiko
(NETIM, NONIM, PROV, dan CAR)
2) Model 2: Nilai rata-rata (AVERAGE) seluruh variabel manajemen
risiko
3) Model 3: Nilai pengelolaan manajemen risiko sesuai dengan hasil
analisis Principal Component Analysis (PCA)
54
Dengan begitu, persamaan regresi yang digunakan untuk melihat
pengaruh penerapan manajemen risiko terhadap nilai perusahaan,
dengan ukuran perusahaan dan leverage sebagai variabel kontrol, ada
tiga model regresi:
1) Model 1
𝐹𝑉𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1. 𝑁𝐸𝑇𝐼𝑀𝑖𝑡 + 𝛽2. 𝑁𝑂𝑁𝐼𝑀𝑖 − 𝛽3. 𝑃𝑅𝑂𝑉𝑖𝑡
+ 𝛽4. 𝐶𝐴𝑅𝑖𝑡 + 𝛽5. 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽6. 𝐿𝐸𝑉𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡
Keterangan:
FVit = nilai perusahaan bank ke i pada tahun ke t
NETIMit = net interest margin bank ke i pada tahun ke t
NONIMit = net non interest margin bank ke i pada tahun ke t
PROVit = provision for impairment loss bank ke i pada
tahun ke t
CARit = rasio kecukupan modal bank ke i pada tahun ke t
SIZEit = ukuran perusahaan bank ke i pada tahun ke t
LEVit = leverage perusahaan bank ke i pada tahun ke t
eit = random error
2) Model 2
𝐹𝑉𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1. 𝐴𝑉𝐺𝑖𝑡 + â2. 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽3. 𝐿𝐸𝑉𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡
Keterangan:
55
FVit = nilai perusahaan bank ke i pada tahun ke t
AVGit = nilai rata-rata dari seluruh variabel manajemen
risiko bank ke i pada tahun ke t
SIZEit = ukuran perusahaan bank ke i pada tahun ke t
LEVit = leverage perusahaan bank ke i pada tahun ke t
eit = random error
3) Model 3
𝐹𝑉𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽1. 𝑃𝐶1𝑖𝑡 + 𝛽2. 𝑃𝐶2𝑖𝑡 + 𝛽3. 𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽4. 𝐿𝐸𝑉𝑖𝑡
+ 𝑒𝑖𝑡
Keterangan:
FVit = nilai perusahaan bank ke i pada tahun ke t
PC1it = nilai PCA pertama dari variabel manajemen
risiko bank ke i pada tahun ke t
PC2it = nilai PCA kedua dari variabel manajemen risiko
bank ke i pada tahun ke t
SIZEit = ukuran perusahaan bank ke i pada tahun ke t
LEVit = leverage perusahaan bank ke i pada tahun ke t
eit = random error
Data panel terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah
sebagai berikut (Gujarati dan Porter, 2012: 238 dan Widardjono,
2013: 354):
56
1) Balanced panel, yaitu jika masing-masing subjek (perusahaan,
individu, dan lain-lain) memiliki jumlah yang sama atau jika
setiap unit cross section mempunyai data time series yang sama.
2) Unbalanced panel, yaitu jika masing-masing subjek memiliki
jumlah observasi yang berbeda atau jika jumlah observasi time
series dari unit cross section tidak sama.
Ditinjau dari metode estimasi parameternya, model analisis
regresi panel dikelompokkan menjadi tiga pendekatan (Widardjono,
2013: 355):
a. Common Effect Model (OLS)
Model common effect merupakan metode estimasi model
regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intersep
(α) dan koefisien regresi (slope β) yang konstan antar waktu dan
cross section. Dalam pendekatan ini, tidak diperhatikan dimesi
antar individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data
antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada
dasarnya model common effect sama seperti OLS dengan
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan
bukan data time series atau data cross section saja, melainkan
data panel yang ditetapkan dalam bentuk pooled.
57
b. Fixed Effect Model (LSDV)
Model fixed effect atau sering disebut dengan Least
Square Dummy Variable (LSDV) merupakan metode estimasi
yang memperhitungkan adanya pembedaan antara setiap individu
yang diakomodasi melalui variabel dummy sehingga terdapat
perbedaan dalam intersep. Nilai intersep yang berbeda ini
diasumsikan berasal dari variabel yang tidak ikut masuk sebagai
variabel bebas dalam persamaan regresi dan dikenal sebagai
omiited variable. Akibatnya model ini mempunyai koefisien
regresi (slope β) yang sama, namun dengan intersep yang
berbeda untuk setiap individu. Model ini memiliki kelemahan
yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang
akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter.
c. Random Effect Model
Model random effect merupakan metode estimasi model
regresi data panel dengan menggunakan asumsi slope konstan
dan intersep berbeda antar waktu dan antar individu. Model ini
juga sering disebut model komponen error (error component
model). Metode yang tepat digunakan untuk mengestimasi
random effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai
estimatornya karena dapat meningkatkan efisiensi dari estimasi
Least Square dengan menggunakan model random effect, maka
58
dapat menghemat pemakaian derajat kebebasan dan tidak
mengurangi jumlahnya seperti yang dilakukan pada model
common effect. Hal ini berimplikasi bahwa parameter yang
merupakan hasil estimasi akan menjadi semakin efisien.
3. Pemilihan Teknik Estimasi Regresi Data Panel
Dalam pemilihan analisis regresi data panel yang terbaik antara
model common, fixed, atau random effect, maka dilakukan teknik
pemilihan model. Terdapat tiga ujiyang digunakan untuk
menentukan teknik yang paling tepat untuk mengestimasi regresi
data panel (Widardjono, 2013: 362):
a. Uji Chow (Uji F)
Uji F atau sering disebut dengan Uji Chow digunakan
untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel dengan
fixed effect lebih baik dari model regresi data panel tanpa
variabel dummy (common effect). Hipotesis dalam Uji Chow
adalah:
Ho : model common effect
Ha : model fixed effect
Pada software Eviews 8, Uji Chow dapat dilakukan dengan
melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar
pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥
0,05, maka Ho diterima yang berarti model yang lebih tepat
59
digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F
≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti model
yang lebih tepat adalah fixed effect.
b. Uji Breusch-Pagan Langrange Multiplier (Uji LM)
Uji LM ini digunakan untuk mengetahui apakah model
random effect lebih baik dari common effect (OLS Pooled).
Hipotesis Uji LM adalah:
Ho : model common effect
Ha: model random effect
Dasar pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai chi-
square Breusch-Pagan. Jika nilai chi-square Breusch-Pagan
> 0,05, maka Ho diterima atau model yang digunakan adalah
common effect. Namun, jika nilai chi-square Breusch-Pagan
< 0,05, maka terima Ha atau model yang digunakan adalah
fixed effect.
c. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk memilih antara model foxed
effect atau random effect. Hipotesis Uji Hausman adalah:
Ho : model random effect
Ha : model fixed effect
60
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan
membandingkan nilai statistik chi-square dan chi-square tabel
atau melihat p-value. Jika nilai statistik chi-square > chi-
square tabel atau p-value > 0,05, maka Ho diterima, yang
berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random
effect, tetapi jika nilai statistik chi-square < chi-square tabel
atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti model
yang lebih tepat digunakan adalah foxed effect.
4. Uji Asumsi Klasik
1) Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi
berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan
berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut
sebagian besar mendekati rata-ratanya (Suliyanto, 2011: 69).
Salah satu uji normalitas yang dapat dilakukan adalah Uji
Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorv-Smirnov merupakan uji
yang digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi dengan distribusi tertentu dalam hal ini adalah
distribusi normal.
Hipotesis nol H0 dalam Uji K-S ini adalah bahwa data
mengikuti distribusi tertentu (distribusi normal), sedangkan
61
hipotesis alternatifnya Ha data tidak mengikuti distribusi
tertentu (tidak berdistribusi normal). Jika probabilitas lebih
besar dari tingkat signifikansi, maka kita menerima H0.
Sebaliknya, jika probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikansi, maka kita akan menerima Ha (Widarjono, 2015:
90).
2) Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan hubungan linier antara
variabel independen di dalam regresi berganda.
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat korelasi linier
antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan
main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup
tinggi, yaitu di atas 0,85, maka kita duga ada multikolinearitas
dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari
0,85, maka kita duga model tidak mengandung unsur
multikolinearitas (Widarjono, 2015: 60).
3) Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang
diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross
section) (Suliyanto, 2011: 125). Untuk mendekteksi masalah
autokorelasi, dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (D-
W). Tabel D-W terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dL)
62
dan batas atas (dU). Nilai dL dan dU didapatkan dengan
menentukan n (jumlah observasi) dan k (jumlah variabel
independen tidak termasuk konstanta) di tabel statistik Durbin-
Watson. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi,
dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut:
Ho : ρ = 0 : tidak ada autokorelasi
Ha : ρ ≠ 0 : terdapat autokorelasi
Tabel 3.2
Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil
0 < d < dL Menolak hipotesis nol, ada
autokorelasi positif
dL < d < dU Daerah keragu-raguan; tidak ada
keputusan
dU < d < 4 - dU Gagal menolak hipotesis nol; tidak ada
autokorelasi positif/negative
4 - dU < d < 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada
keputusan
4 - dL < d < 4 Menolak hipotesis nol, ada
autokorelasi negative
Sumber: Widardjono (2013: 141)
4) Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian
variabel pada model regersi memiliki nilai yang sama
(konstan), maka disebut dengan homoskedastisitas. Pada
model regresi, yang diharapkan adalah homoskedastisitas.
Masalah heteroskedastisitas sering terjadi pada penelitian yang
63
menggunakan data cross-section (Suliyanto, 2011: 95).
Permasalahan heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan
metode White (Widardjono, 2013: 125). Untuk menguji ada
atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model,
dibangun sebuah desain hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terjadi heteroskedastisitas
Ha : terjadi heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai probabilitas >
0,05, maka ho diterima yang berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, sedangkan jika nilai probabilitas < 0,05,
maka Ha diterima yang berarti terjadi heteroskedastisitas.
5. Uji Signifikansi
a. Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara
individual. Dalam melakukan uji hipotesis ini, hal yang paling
penting dalam hipotesis penelitian yang menggunakan data
sampel dengan menggunakan uji t adalah masalah pemilihan
apakah menggunakan dua sisi (two-tailed test) atau satu sisi
(one-tailed test). Uji hipotesis dua sisi dipilih jika tidak
mempunyai dugaan kuat atau dasar teori yang kuat dalam
penelitian. Sebaliknya, uji hipotesis satu sisi dipilih jika
64
peneliti memiliki landasan teori atau dugaan yang kuat. Uji t
dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t
tabel pada α dan df sebesar n-k, dimana n adalah jumlah
observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Jika
nilai t hitung > nilai t tabel, maka Ho ditolak yang berarti
secara statistik variabel independen siginifikan mempengaruhi
variabel dependen, dan sebaliknya, jika nilai t hitung < nilai t
tabel, maka Ho diterima yang berarti secara statistik variabel
independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen
(Widardjono, 2015: 282).
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F adalah uji pengaruh semua variabel independen secara
serempak terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk
signifikansi model. Dasar pengambilan keputusan adalah jika
nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang berarti bahwa variabel independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika
nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,
yang berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Suliyanto,
2011: 61-62).
65
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang
dijelaskan oleh variasi variabel independen. Koefisien
determinasi akan semakin besar jika kita terus menambah
variabel independen dalam model (Widardjono, 2015: 276).
Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien R2 dengan
demikian adalah nilai R2 selalu naik ketika menambah variabel
independen dalam model, walaupun penambahan variabel
independen belum tentu mempunyai justifikasi dari teori
ekonomi ataupun logika ekonomi. Para ahli ekonometrika telah
mengembangkan alternatif lain yaitu digunakan R2 yang
disesuaikan (Widardjono, 2015: 70). Nilai koefisien
determinasi terletak antara 0 dan 1. Semakin angkanya
mendekati 1, maka semakin baik garis regresi karena mampu
menjelaskan data aktualnya. Semakin mendekati angka 0,
maka mmempunyai garis regresi yang kurang baik.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Gujarati, 2010). Dalam penelitian
ini, variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan.
66
Penggunaan variabel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
manajemen risiko terhadap nilai perusahaan industri perbankan di
Indonesia. Nilai perusahaan dalam penelitian ini di proxy dengan Tobin’s
Q.
Tobin’s Q sudah digunakan dalam beberapa penelitian sebagai
proxy dari nilai perusahaan, seperti Hoyt dan Liebenberg (2008, 2011);
Tahir dan Razali (2011); Bertinetti, et.al (2013); Sanjaya dan Linawati
(2015); Lechner dan Gatzert (2017). Tobin’s Q dapat didapat dengan
formula sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′𝑠 𝑄 =𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦+𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
variabel yang memperkirakan variabel dependen. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan manajemen
risiko. Nilai penerapan manajemen risiko didapatkan dari nilai rasio
net interest margin (NETIM) to total assets, non interest margin
(NONIM) to total assets, provision for impairment loss to total assets
(PROV), dan capital adequacy ratio (CAR).
Keempat indikator yang sudah disebutkan di atas mungkin akan
bertentangan satu dengan yang lain. Contohnya, kemungkinan akan
terjadi situasi dimana suatu bank memiliki NETIM yang tinggi tetapi
67
PROV yang rendah, dan di bank lain terjadi NETIM yang rendah
tetapi PROV yang tinggi. Dalam kasus ROE, tentu contoh yang
pertama akan mendapatkan ROE yang lebih tinggi. Tetapi dalam
kasus manajemen risiko, tidak bisa ditentukan bank mana yang lebih
baik dalam mengatur risiko. Mungkin saja pada bank pertama lebih
baik dalam mengatur risiko suku bunga, tetapi memiliki masalah
dalam mengatur risiko kredit (Sensarma, et.al, 2009)
Fenomena tersebut mengindikasikan perlunya mengkombinasi
variabel yang di atas ke dalam sebuah pengukuran penerapan
manajemen risiko yang komprehensif. Oleh karena itu, digunakan
beberapa metode untuk melakukan hal tersebut. Dalam penelitian ini
digunakan dua metode, yaitu nilai rata-rata dan nilai dari principal
component analysis (PCA). Sehingga dalam penelitian ini terdapat
tiga model:
1. Model 1 (satu) dengan menggunakan NETIM, NONIM, PROV,
dan CAR sebagai variabel independen
2. Model 2 (dua) menggunakan nilai rata-rata dari semua variabel
manajemen risiko (AVG) sebagai variabel independen
3. Model 3 (tiga) menggunakan variabel manajemen risiko yang
dihasilkan oleh metode principal component analysis (PCA), yaitu
PC1 dan PC2 sebagai variabel independen.
68
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang digunakan dalam persamaan
regresi yang berfungsi sebagai variabel yang mengkondisikan ruang
lingkup model ekonomi agar faktor luar yang diteliti semakin kecil
pengaruhnya terhadap variabel dependen (Ekananda, 2016: 267).
Dalam penelitian ini, digunakan dua variabel kontrol, yaitu ukuran
perusahaan dan leverage.
Terdapat perbedaan hubungan antara ukuran perusahaan dengan
nilai perusahaan dalam beberapa penelitian. Dalam penelitian Li, et.al
(2014) serta Chyntia dan Linawati (2015), dihasilkan output yang
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, dalam penelitian Allaynis dan
Weston (2001); Hoyt dan Liebenberg (2008, 2011); Bertinetti, et.al
(2013); serta Tahir dan Razali (2017) menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh negatif. Ukuran perusahaan dihitung
dengan menggunakan nilai logaritma natural dari book value of total
assets.
Firm Size = ln(book value of total assets)
Variabel kontrol selanjutnya adalah leverage. Dalam Hoyt dan
Liebenberg (2008; 2011); Bertinetti, et.al (2013) serta Chyntia dan
Linawati (2015), digunakan leverage sebagai salah satu variabel
kontrol yang memiliki hubungan negatif dengan nilai perusahaan.
69
Akan tetapi dalam penelitian Li, et.al (2014) serta Tahir dan Razali
(2017), leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai
perusahaan. Leverage dihitung dengan perbandingan nilai buku total
liabilitas dengan nilai pasar ekuitas.
Leverage = Book value of liabilities / Market value of equity
70
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan dari Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun
2007. BEI adalah lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia.
BEI menyediakan infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar
modal. Terdapat dua pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa
Efek Indonesia:
a. Transaksi saham
b. Transaksi surat hutang (obligasi swasta maupun obligasi
pemerintah.
Perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor yang disebut
dengan JASICA (Jakarta Stock Exchange Indsutrial Classification).
Sembilan sektor tersebut adalah Pertanian; Bahan Tambang; Industri
Dasar dan Bahan Kimia; Industri Lainnya; Hasil Industri untuk
Konsumsi; Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan;
Transportasi, Infrastruktur, dan Utilities; Keuangan; serta Perdagangan,
Jasa, dan Investasi.
71
2. Perbankan
Perbankan atau bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Industri
perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi
(financial intermediary) untuk menunjang kelancaran perekonomian
(UU RI no. 10 tahun 1998). Sampai dengan Agustus 2017, jumlah
perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia berjumlah 43
perusahaan. Pentingnya lembaga ini terlihat dari keinginan Bank
Indonesia meningkatkan kualitas manajemen risiko dengan
mengeluarkan PBI No. 11/25/PBI/2009 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Dalam penelitian ini, terdapat 29 bank yang dijadikan observasi
penelitian. Berikut ini adalah bank yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini:
Tabel 4.1
Daftar Bank yang Dijadikan Observasi Penelitian
No. Kode
Bank
Nama Bank Tanggal IPO
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 8 Agust 2003
2 BABP Bank MNC Internasional Tbk 15 Jul 2002
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4 Okt 2007
72
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000
5 BBKP Bank Bukopin Tbk 10 Jul 2006
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 Nop 1996
7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10 Jan 2001
8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 Nop 2003
9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17 Des 2009
10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 06 Des 1989
11 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. 13 Jul 2001
12 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk. 08 Jul 2010
13 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 21 Nop 2002
14 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14 Jul 2003
15 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 1 Juni 2006
16 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 29 Nop 1989
17 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. 21 Nop 1989
18 BNLI Bank Permata Tbk. 15 Jan 1990
19 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 13 Des 2010
20 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. 01 Mei 2002
21 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 12 Mar 2008
22 BVIC Bank Victoria International Tbk 30 Jun 1999
23 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk. 29 Agust 1990
24 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk. 29 Agust 1997
25 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk. 03 Jul 2007
73
26 MEGA Bank Mega Tbk. 17 Apr 2000
27 NISP Bank OCBC NISP Tbk. 20 Okt 1994
28 PNBN Bank Panin Indonesia Tbk 29 Des 1982
29 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. 15 Des 2006
Sumber: Data diolah dari idx.com
3. Trend Variabel Manajemen Risiko
a. Grafik Trend Masing-Masing Variabel Manajemen Risiko Bank
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan trends ke-empat
variabel manajemen risiko (NETIM, NONIM, PROV, dan CAR)
secara individu:
Gambar 4.1
Grafik Trends Variabel Manajemen Risiko
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NETIM NONIM PROV CAR
74
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari grafik 4.1 diatas, terlihat bahwa variabel manajemen
risiko NETIM, NONIM, dan PROV memiliki trend yang cenderung
menurun. Akan tetapi berbeda dengan CAR. Walaupun terlihat dari
grafik bahwa CAR memiliki trend yang negatif pada tahun 2012-
2013 dan kemudian stabil pada tahun 2013-2014, CAR kemudian
meningkat tinggi pada tahun 2014-2016.
b. Grafik Trend Nilai Rata-rata Variabel Manajemen Risiko Bank
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan trends dari nilai
rata-rata seluruh variabel manajemen risiko (AVERAGE):
Gambar 4.2
Grafik Trend Nilai Rata-Rata Variabel Manajemen Risiko
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
2011 2012 2013 2014 2015 2016
AVERAGE
AVERAGE
75
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari grafik 4.2 diatas, dapat di interpretasikan bahwa trend
average dari variabel manajemen risiko cenderung meningkat dari
tahun 2014 hingga 2016. Akan tetapi, pada tahun 2011 hingga tahun
2013, trend nilai rata-rata variable manajemen risiko cenderung
menurun. Kemudian pada tahun 2013-2014 cenderung stabil.
c. Grafik Trend Nilai Principal Component Analysis dari Variabel
Manajemen Risiko Bank
Untuk menghasilkan hasil penilaian penerapan manajemen
risiko yang lebih akurat, maka dilakukan metode principal
component analysis (PCA). Metode ini bertujuan untuk menentukan
bobot terhadap masing-masing variabel manajemen risiko yang
diuji, sehingga pengukuran manajemen risiko dapat dilakukan
secara keseluruhan dan mendapatkan model yang lebih baik. Berikut
hasil pengolahan data dengan menggunakan Eviews 8:
76
Tabel 4.2
Hasil Metode Principal Component Analysis terhadap Variabel
Manajemen Risiko
Sumber: Hasil pengolahan data
Dalam menentukan eigenvectors mana yang akan digunakan,
dilihat dari nilai eigenvalue. Variabel akan digunakan jika memiliki
nilai eigenvalue ≥. Dari output dapat dilihat bahwa hanya variable
PC1 dan PC2 yang nilai eigenvalue-nya ≥ 1, yaitu 1,650488 dan
1,056243.
Dari hasil output diatas terlihat, kedua variabel baru tersebut
mewakili 41,26% dan 26,41% dari seluruh variabilitas. Hal ini
berarti, apabila keempat variabel (NETIM, NONIM, PROV, dan
CAR) direduksi menjadi dua variabel, maka kedua varibel baru
tersebut dapat menjelaskan sebesar 67.67% dari total variabilitas
keempat variabel.
77
(http://www.eviews.com/help/helpintro.html#page/content/groups-
Principal_Components.html).
Eigenvectors pada PC 1 menunjukkan nilai positif pada
NETIM dan PROV, kemudian memiliki nilai negatif pada NONIM
dan CAR. Hal ini menunjukkan bahwa bank telah mempunyai
pengelolaan risiko yang baik hanya pada risiko suku bunga dan
risiko kredit, sedangkan masih kurang dalam melakukan
pengelolaan risiko solvabilitas dan dalam melakukan lindung nilai
(hedging) dalam mengantisipasi kegagalan bisnisnya.
Pada PC2, semua variabel memiliki nilai eigenvectors yang
positif. Hal ini menunjukkan bahwa bank telah melakukan
pengelolaan semua risiko dengan baik. Risiko yang dimaksud
adalah risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko solvabilitas serta
baik juga dalam melakukan lindung nilai atau hedging.
Untuk mendapatkan nilai PC1 dan PC2, yaitu dengan cara
mendistribusikan nilai NETIM, NONIM, PROV, dan CAR yang
dapat di liat dalam tabel loadings ke dalam persamaan sebagai
berikut:
PC1 = 0.695247(NETIM) – 0.682944(NONIM) + 0.212974(PROV)
– 0.069723(CAR)
PC2 = 0.113297(NETIM) + 0.205434(NONIM) + 0.551072(PROV)
+ 0.800800(CAR)
78
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan trends dari nilai
Principal Component Analysis dari variabel manajemen risiko (PC1
dan PC2):
Gambar 4.3
Grafik Trend Nilai PCA dari Variabel Manajemen Risiko
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
trend pada PC1 dan PC2. Pada PC1, menunjukkan trend yang
cenderung menurun. Sedangkan pada PC2, walaupun pada tahun
2012 hingga 2014 mengalami penurunan, pada tahun 2014 hingga
2016 mengalami peningkatan trend.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Chart Title
PC1 PC2
79
B. Analisis dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Variabel
Tobin’s Q NETIM NONIM PROV CAR
Mean 1,063891 0,045663 -0,025678 0,013000 0,174463
Median 1,022912 0,042507 -0,021515 0,010886 0,167150
Maximum 1,531222 0,129537 0,011602 0,071577 0,457500
Minimum 0,875237 0,011678 -0,098190 0,000297 0,080200
Std. Dev. 0,131866 0,018680 0,017291 0,010108 0,043745
Observations 174 174 174 174 174
AVG PC1 PC2 SZ LV
Mean 0,051811 0,039902 0.137280 31,42588 7.194217
Median 0,050676 0,036450 0,133720 31,71634 5,923364
Maximum 0,116461 0,156060 0,341800 34,57675 26,72259
Minimum 0,013793 -0,005930 0,046070 28,36359 1,068163
Std. Dev. 0,012773 0,022937 0,034334 1,626900 5,092396
Observations 174 174 174 174 174
Sumber: data diolah
Tabel di atas menunjukkan statistic deskriptif dari setiap variabel
dari penelitian ini. Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu Tobin’s
Q, memiliki nilai rata-rata sebesar 1,063891 dengan standar deviasi
80
sebesar 1,531222. Nilai maksimum Tobin’s Q sebesar 0,116461
dicatatkan oleh Bank Mayapada Tbk pada tahun 2015. Nilai
minimumnya dicatatkan oleh Bank Artha Graha Internasional Tbk pada
tahun 2015 sebesar 0,875237.
Selanjutnya adalah variabel independen. Variabel NETIM
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,045663 dengan standar deviasi sebesar
0,018680. Nilai maksimum NETIM sebesar 0,129537 dicatatkan oleh
Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk pada tahun 2013. Bank Victoria
International Tbk pada tahun 2015 mencatatkan nilai minimum NETIM
sebesar 0,011678.
Kemudian, variabel NONIM, memiliki nilai rata-rata sebesar -
0,025678 dengan standar deviasi sebesar 0,017291. Nilai maksimum
sebesar 0,011602 dicatatkan oleh Bank Woori Saudara Indonesia 1906
Tbk pada tahun 2016. Nilai minimumnya dicatatkan oleh Bank
Pembangunan Daerah Banten Tbk pada tahun 2013 sebesar -0,098190.
Variabel selanjutnya adalah PROV. Nilai rata-rata dari variabel ini
adalah 0,013000 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,010108. Nilai
maksimum dari variabel ini dicatatkan oleh Bank Of India Indonesia
Tbk pada tahun 2015 sebesar 0,071577. Nilai minimumnya sebesar
0,000297 dicatatkan oleh Bank Capital Indonesia Tbk pada tahun 2011.
Kemudian adalah variabel CAR. Variabel CAR memiliki nilai
rata-rata sebesar 0,174463 dengan nilai standar deviasi sebesar
0,043745. Nilai maksimum sebesar 0,457500 dicatatkan oleh Bank QNB
81
Indonesia Tbk pada tahun 2013. Nilai minimumnya dicatatkan oleh
Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk pada tahun 2013 sebesar
0,080200.
Selanjutnya, variabel AVG, memiliki nilai rata-rata sebesar
0,051811 dengan standar deviasi sebesar 0,012773. Nilai maksimum
AVG sebesar 0,116461 dicatatkan oleh Bank Capital Indonesia Tbk
pada tahun 2011. Bank Victoria International Tbk pada tahun 2015
mencatatkan nilai minimum AVG sebesar 0,013793.
Kemudian, variabel PC1, memiliki nilai rata-rata sebesar 0,039902
dengan standar deviasi sebesar 0,022937. Nilai maksimum sebesar
0,156060 dicatatkan oleh Bank Nusantara Parahyangan Tbk pada tahun
2012. Nilai minimumnya dicatatkan oleh Bank Panin Indonesia Tbk
pada tahun 2016 sebesar -0,005930.
Variabel selanjutnya adalah PC2. Nilai rata-rata dari variabel ini
adalah 0.137280 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,034334. Nilai
maksimum dari variabel ini dicatatkan oleh Bank Capital Indonesia Tbk
pada tahun 2011 sebesar 0,341800. Nilai minimumnya sebesar 0,046070
dicatatkan oleh Bank Victoria International Tbk pada tahun 2015.
Kemudian adalah variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan atau
SZ. Variabel SZ memiliki nilai rata-rata sebesar 31,42588 dengan nilai
standar deviasi sebesar 1,626900. Nilai maksimum sebesar 34,57675
dicatatkan oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2013. Nilai
82
minimumnya dicatatkan oleh Bank Of India Indonesia Tbk pada tahun
2014 sebesar 28,36359.
Variabel yang terakhir, yang juga variabel kontrol, yaitu leverage
atau LV. Variabel ini memiliki nilai rata-rata sebesar 7.194217 dengan
nilai standar deviasi sebesar 5,092396. Nilai maksimum tercatat sebesar
26,72259 oleh Bank Victoria International Tbk pada tahun 2015. Untuk
nilai minimum, tercatat sebesar 1,068163 oleh Bank QNB Indonesia Tbk
pada tahun 2013.
2. Hasil Regresi Masing-Masing Variabel Manajemen Risiko dengan
Nilai Perusahaan (Model 1)
a. Menentukan Teknik Estimasi Regresi yang Sesuai
Untuk menentukan teknik regresi yang sesuai, dilakukan beberapa
uji. Uji pertama yang dilakukan adalah Uji Chow. Berikut hasil dari
Uji Chow model 1:
Tabel 4.4
Hasil Uji Chow Model 1
Sumber: Hasil pengolahan data
83
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa prob dari cross-section chi-
square adalah 0,000, atau < 5%, sehingga teknik regresi yang tepat
adalah fixed effect dibandingkan dengan common effect. Uji
selanjutnya yang diperlukan adalah Uji Hausman. Berikut ini adalah
hasil dari Uji Hausman model 1:
Tabel 4.5
Hasil Uji Hausman Model 1
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil uji diatas, terlihat bahwa prob dari cross-section random
adalah 0,0000 atau < 0,05. Hal ini berarti bahwa teknik yang tepat
untuk regresi adalah fixed effect dibandingkan dengan random effect.
Oleh karena itu, dari kedua uji diatas dapat disimpulkan bahwa teknik
regresi yang tepat untuk model 1 adalah fixed effect.
b. Hasil Uji Asumsi Klasik
Model fixed effect mengasumsikan bahwa efek individu yang
tercermin dalam parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk
setiap individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap.
Estimator yang digunakan untuk persamaan in terdiri dari dua
84
metode, yaitu feasible generalized least square (FGLS) dan least
square dummy variable (LSDV) (Ekananda, 2016: 106).
Metode LSDV memiliki kelemahan, yaitu tidak konsisten terhadap
waktu (Ekananda, 2016: 117). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan estimator FGLS. Kelebihan dari estimator FGLS adalah
estimator FGLS dapat menyelesaikan beberapa persamaan sekaligus
dalam satu sistem yang utuh (Ekananda, 2016: 109).
Estimator FGLS memiliki 2 tahap estimasi yang berbeda dengan
penyelesaian persamaan tunggal biasa yang diselesaikan dengan
estimator OLS. Pengujian asumsi klasik tidak dapat digunakan dalam
estimator ini, namun tetap dilakukan pengujian multikolinearitas dan
normalitas dari residu (Ekananda, 2016: 139).
Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas model 1:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas Model 1
Sumber: Hasil pengolahan data
Menurut Widarjono, jika terdapat nilai koefisien korelasi lebih
dari 0,85, maka terjadi masalah multikolinearitas. Dari hasil diatas
85
dapat simpulkan bahwa tidak terjadi multikolilnearitas antara variabel
penelitian karena tidak ada nilai koefisien korelasi yang lebih dari
0,85.
Berikut ini adalah hasil uji normalitas residu setiap individu dari
model 1:
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Model 1
Sumber: Hasil pengolahan data
Uji Kolmogorov Smirnov didefinisikan sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Kemudian, dasar pengambilan keputusannya adalah jika
probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Akan tetapi, jika nilai
probabilitas < 0,05, Ho ditolak.
86
Dari hasil output diatas, dapat terlihat nilai dari Asymp. Sig (2-
tailed) atau probabilitasnya. Nilai probabilitasnya adalah 0,738 atau
lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
c. Uji Signifikansi
Berikut ini adalah output dari regresi model 1:
Tabel 4.8
Hasil Regresi Model 1
87
Sumber: Hasil pengolahan data
1) Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t)
Pada model 1 ini, terdapat empat variabel independen dan dua
variabel control. Variabel independennya yaitu NETIM, NONIM,
PROV, dan CAR. Dari hasil perhitungan uji parsial variabel net
interest margin (NETIM), diperoleh nilai t-hitung sebesar -
88
0,500483 dengan nilai probabilitas sebesar 0,6175. Dengan nilai
probabilitas yang lebih besar dari 5% atau 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa NETIM tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kemudian untuk variabel non interest margin (NONIM), dari
hasil regresi diatas dapat dilihat, NONIM memiliki t-hitung
sebesar 2,2244743 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0277.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 0,05 atau 5%, maka
dapat disimpulkan bahwa variabel NONIM berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien dari variabel NONIM
yang memiliki tanda positif menunjukkan bahw terdapat hubungan
yang positif antara NONIM dan nilai perusahaan, sehingga
peningkatan nilai NONIM akan menyebabkan nilai perusahaan
akan meningkat juga.
Selanjutnya adalah variabel provision for impairment loss
(PROV). Variabel ini memiliki nilai t-hitung sebesar 0,658361
dengan nilai probabilitas sebesar 0,5114. Hal ini berarti variabel
PROV tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan karena memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari
5% atau 0,05, yaitu 0,5114.
Variabel independen yang terakhir adalah rasio CAR. Dari hasil
output, diperoleh nilai t-hitung, yaitu sebesar -2,027352 dengan
nilai probabilitas 0,0445. Dengan nilai probabilitas yang lebih
89
rendah dari 0,05 atau 5%, maka variabel CAR memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel CAR
berpengaruh secara negatif karena memiliki koefisien sebesar -
0,513406. Hal ini memiliki arti ketika nilai CAR meningkat, maka
nilai perusahaan akan menurun.
Selanjutnya adalah hasil uji t terhadap variabel control. Variabel
kontrol yang pertama adalah ukuran perusahaan (SZ). Variabel ini
memiliki nilai t-hitung -2,333569 dengan nilai probabilitas 0,0211.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka
variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Variabel ini memiliki nilai koefisien -0,047069,
sehingga variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Variabel kontrol yang selanjutnya adalah leverage (LV). Dari
hasil output, variabel ini memiliki nilai t-hitung sebesar -5,484599
dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Dengan nilai probabilitas
yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka leverage memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisiennya
adalah -0,018690 yang berarti variabel leverage memiliki
pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
90
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independen
secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai F-hitung F-tabel. Berdasarkan output diatas,
dapat dilihat bahwa nilai probabilitas dari F-statistik adalah
sebesar 0,0000.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen beserta
kontrol (NETIM, NONIM, PROV, CAR, SZ, LV) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan
oleh variasi variabel independen. Koefisien determinasi akan
semakin besar jika kita terus menambah variabel independen
dalam model (Widardjono, 2015: 276).
Dari hasil regresi diatas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R-
squared sebesar 0,681323 atau 68,13%. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen (net interest margin, non interest
margin, provision for impairment loss, dan CAR) beserta variabel
kontrol (ukuran perusahaan dan leverage) menjelaskan variasi
91
sebesar 68,13% dari variabel independen (nilai perusahaan).
Sisanya sebesar 31,87% variabel nilai perusahaan dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Dari hasil estimasi model penelitian di atas dapat dibentuk
persamaan sebagai berikut:
FVit = αi + 0,747227.NONIM – 0,513406.CAR - 0,047069.SZ –
0,018690.LV
dengan,
αi = α + α t
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, model fixed effect
mengasumsikan bahwa efek individu yang tercermin dalam
parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk setiap
individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap.
Setiap αi adalah parameter yang belum diketahui, akan diestimasi
secara unik untuk setiap individu (Ekananda, 2016: 106).
Berikut ini adalah tabel unsur α dari masing-masing individu
atau sampel berdasarkan dari hasil regresi di atas:
Tabel 4.9
Unsur αt Setiap Individu Model 1
Kode Bank Unsur αt Kode Bank Unsur αt
AGRO -0,034415 BNGA 0,100625
BABP -0,045585 BNII 0,117424
92
BACA -0,026500 BNLI 0,110317
BBCA 0,420677 BSIM 0,038936
BBKP 0,114086 BSWD 0,082560
BBNI 0,108932 BTPN -0,223225
BBNP -0,024718 BVIC -0,525507
BBRI 0,272607 INPC 0,170079
BBTN 0,132296 MAYA 0,124669
BDMN -0,255578 MCOR -0,067734
BEKS -0,224367 MEGA 0,109679
BJBR 0,068982 NISP 0,039322
BKSW -0,339536 PNBN 0,063263
BMRI 0,142469 SDRA -0,378024
BNBA -0,071734
Sumber: Hasil pengolahan data
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tabel di atas adalah
unsur αt dari setiap bank. Hal ini berarti bahwa intersep setiap bank
akan berbeda. Sebagai contoh, unsur αt dari bank AGRO dan
BABP berurut-urut adalah -0,034415 dan -0,045585. Maka,
AGRO dan BABP akan memiliki intersep yang berbeda, yaitu:
αAGRO = α + αt(AGRO) = 2,717511 - 0,034415 = 2,683096
αBABP = α + αt(BABP) = 2,7175117 - 0,045585 = 2,671926
93
d. Analisis
Dari penjelasan hasil regresi di atas, dapat dilihat bahwa hanya
dua variabel dari empat variabel independen yang signifikan atau yang
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan atau variabel
dependen. Variabel tersebut adalah non interest margin (NONIM) dan
capital adequacy ratio (CAR). Sementara net interest margin
(NETIM) dan provision for impairment loss (PROV) tidak memili
pengaruh yang signifikan
1) NETIM
Hasil dari regresi menunjukkan bahwa NETIM, yang merupakan
bagian dari perhitungan profitabilitas bank, tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini tidak
mendukung penelitian Sucuahi dan Cambarihan (2016) dan Sabrin
(2016) yang menyatakan profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan maupun penelitian Sari (2015)
yang menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
2) NONIM
Variabel NONIM, yang merupakan bagian dari perhitungan
profitabilitas bank, memiliki pengaruh yang positif yang
signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Sucuahi dan
Cambarihan (2016) serta Sabrin, et.al (2016) yang menunjukkan
94
bahwa profitbilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Koch dan Macdonald (2004) yang berpendapat bahwa non
interest margin diharapkan memiliki hubungan yang positif
dengan ROA bank (Sensarma, et.al, 2009). Dengan meningkatnya
ROA maka akan meningkatkan keuntungan bagi para shareholders
dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
3) PROV
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PROV, yang
berpengaruh negatif dengan profitabilitas, tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini tidak mendukung
hasil penelitian Sari (2015), yang menunjukkan bahwa
profitabilitas memililki pengaruh yang negatif terhadap nilai
perusahaan. Maka provision tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan
4) CAR
Kemudian variabel lain yang memiliki pengaruh signifikan
adalah CAR. Akan tetapi, berbeda dengan NONIM, CAR memiliki
pengaruh yang negatif nilai perusahaan. Pengaruh negatif ini dapat
disebabkan oleh total asset perusahaan yang tinggi adalah hasil
dari jumlah dana bank yang diam (tidak disalurkan ke aktivitas-
aktivitas bank seperti pinjaman yang akan menghasilkan bunga).
Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pendapatan bank, yang
95
akan berdampak pada berkurangnya kesejahteraan shareholders.
Pada akhirnya kondisi tersebut akan mengurangi minat investor
untuk berinvestasi (Tui, et.al, 2017).
Selanjutnya adalah analisis untuk variabel kontrol, yaitu ukuran
perusahaan dan leverage.
1) Ukuran perusahaan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini mendukung hasil dari penelitian Allaynis dan
Weston (2001); Hoyt dan Liebenberg (2011); Bertinetti, et.al
(2013); serta Tahir dan Razali (2017).
Hasil ini mengindikasikan dua kemungkinan. Pertama, tidak
ada added value effect dalam peningkatan jumlah asset bagi
perusahaan besar seperti yang dinyatakan dalam Theory of
Diminishing Return. Teori ini menyebutkan bahwa peningkatan
jumlah asset akan menambah nilai perusahaan jika suatu faktor
produksi tetap tetapi produksi meningkat. Kedua, perusahaan kecil
menghasilkan lebih banyak profit, sehingga menyebabkan
perusahaan kecil lebih menciptakan nilai dan lebih menarik bagi
stakeholders untuk berinvestasi di perusahaan tersebut (Tahir dan
Razali, 2017).
96
2) Leverage
Kemudian, dalam model ini ditunjukkan bahwa leverage
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Hoyt dan Liebenberg
(2008; 2011); Bertinetti, et.al (2013) serta Chyntia dan Linawati
(2015). Hal ini mengindikasikan kemungkinan suatu perusahaan
bangkrut akan meningkat jika perusahaan tersebut memiliki
banyak hutang (Bertinetti, et.al 2013).
Selain itu, menurut Rahayu, dkk (2014), leverage yang
semakin besar merefleksikan semakin kecilnya potensi laba dan
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, yang
berdampak pada turunnya harga saham. Penurunan harga saham
mengakibatkan berkurangnya kepercayaan investor terhadap
perusahaan, sehingga investor enggan berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki leverage tinggi yang akan berdampak
pada turunnya nilai perusahaan (Chyntia dan Linawati, 2015).
2. Hasil Regresi Nilai Rata-Rata Variabel Manajemen Risiko dengan
Nilai Perusahaan (Model 2)
a. Menentukan Teknik Estimasi Regresi yang Sesuai
Untuk menentukan teknik regresi yang sesuai, dilakukan beberapa
uji. Uji pertama yang dilakukan adalah Uji Chow. Berikut hasil dari
Uji Chow model 2:
97
Gambar 4.10
Hasil Uji Chow Model 2
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa prob dari cross-section chi-
square adalah 0,000, atau < 5%, sehingga teknik regresi yang tepat
adalah fixed effect dibandingkan dengan common effect. Uji
selanjutnya yang diperlukan adalah Uji Hausman. Berikut ini adalah
hasil dari Uji Hausman model 2:
Gambar 4.11
Hasil Uji Hausman Model 2
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil uji diatas, terlihat bahwa prob dari cross-section random
adalah 0,000 atau < 0,05. Hal ini berarti bahwa teknik yang tepat
untuk regresi adalah fixed effect dibandingkan dengan random effect.
98
Oleh karena itu, dari kedua uji diatas dapat disimpulkan bahwa teknik
regresi yang tepat untuk model 2 adalah fixed effect.
b. Hasil Uji Asumsi Klasik
Model fixed effect mengasumsikan bahwa efek individu yang
tercermin dalam parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk
setiap individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap.
Estimator yang digunakan untuk persamaan in terdiri dari dua metode,
yaitu feasible generalized least square (FGLS) dan least square
dummy variable (LSDV) (Ekananda, 2016: 106).
Metode LSDV memiliki kelemahan, yaitu tidak konsisten terhadap
waktu (Ekananda, 2016: 117). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan estimator FGLS. Kelebihan dari estimator FGLS adalah
estimator FGLS dapat menyelesaikan beberapa persamaan sekaligus
dalam satu sistem yang utuh (Ekananda, 2016: 109).
Estimator FGLS memiliki 2 tahap estimasi yang berbeda dengan
penyelesaian persamaan tunggal biasa yang diselesaikan dengan
estimator OLS. Pengujian asumsi klasik tidak dapat digunakan dalam
estimator ini, namun tetap dilakukan pengujian multikolinearitas dan
normalitas dari residu (Ekananda, 2016: 139).
Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas model 2:
99
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinearitas Model 2
Sumber: Hasil pengolahan data
Menurut Widarjono, jika terdapat nilai koefisien korelasi lebih
dari 0,85, maka terjadi masalah multikolinearitas. Dari hasil diatas
dapat simpulkan bahwa tidak terjadi multikolilnearitas antara variabel
penelitian karena tidak ada nilai koefisien korelasi yang lebih dari
0,85.
Berikut ini adalah hasil uji normalitas residu setiap individu dari
model 2:
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas Model 2
Sumber: Hasil pengolahan data
100
Uji Kolmogorov Smirnov didefinisikan sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Kemudian, dasar pengambilan keputusannya adalah jika
probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Akan tetapi, jika nilai
probabilitas < 0,05, Ho ditolak.
Dari hasil output diatas, dapat terlihat nilai dari Asymp. Sig (2-
tailed) atau probabilitasnya. Nilai probabilitasnya adalah 0,381 atau
lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
c. Uji Signifikansi
Berikut ini adalah output dari regresi model 2:
Gambar 4.14
Hasil Regresi Model 2
101
Sumber: Hasil pengolahan data
4) Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t)
Berbeda dengan model 1, pada model 2 ini diukur penerapan
manajemen risiko dengan menghitung nilai rata-rata (AVG) dari
keempat variabel dari model 1 (NETIM, NONIM, PROV, CAR).
102
Kemudian disertakan pula dalam persamaan variabel kontrol
seperti dalam model 1, yaitu ukuran perusahaan dan leverage. Dari
hasil perhitungan uji parsial variabel average (AVG), diperoleh
nilai t-hitung sebesar 5,446438 dengan nilai probabilitas sebesar
0,0000. Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa AVG memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan nilai koefisien
sebesar 0,813011, maka variabel memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Selanjutnya adalah hasil uji t terhadap variabel control. Variabel
kontrol yang pertama adalah ukuran perusahaan (SZ). Variabel ini
memiliki nilai t-hitung -3,647443 dengan nilai probabilitas 0,0004.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka
variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Variabel ini memiliki nilai koefisien -0,069353,
sehingga variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Variabel kontrol yang selanjutnya adalah leverage (LV). Dari
hasil output, variabel ini memiliki nilai t-hitung sebesar -4,643970
dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Dengan nilai probabilitas
yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka leverage memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisiennya
103
adalah -0,015124 yang berarti variabel leverage memiliki
pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
5) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independen
secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
F-hitung F-tabel. Berdasarkan output diatas, dapat dilihat bahwa
nilai probabilitas dari F-statistik adalah sebesar 0,0000.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen beserta
kontrol (AVG, SZ, LV) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
6) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan
oleh variasi variabel independen. Koefisien determinasi akan
semakin besar jika kita terus menambah variabel independen
dalam model (Widardjono, 2015: 276).
Dari hasil regresi diatas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R-
square sebesar 0,666769 atau 66,68%. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen (net interest margin, non interest
margin, provision for impairment loss, dan CAR) beserta variabel
104
kontrol (ukuran perusahaan dan leverage) menjelaskan variasi
sebesar 66,68% dari variabel independen (nilai perusahaan).
Sisanya sebesar 33,32% variabel nilai perusahaan dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Dari hasil estimasi model penelitian di atas dapat dibentuk
persamaan sebagai berikut:
FVit = αi + 0,813011.AVG - 0,0693537245.SZ – 0,015124.LV
dengan,
αi = α + α t
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, model fixed effect
mengasumsikan bahwa efek individu yang tercermin dalam
parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk setiap
individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap.
Setiap αi adalah parameter yang belum diketahui, akan diestimasi
secara unik untuk setiap individu (Ekananda, 2016: 106).
Berikut ini adalah tabel unsur αt dari masing-masing individu
atau sampel berdasarkan dari hasil regresi di atas:
Tabel 4.15
Unsur αt Setiap Individu Model 2
Kode Bank Unsur αt Kode Bank Unsur αt
AGRO -0,131619 BNGA 0,098805
105
BABP -0,112133 BNII 0,116937
BACA -0,116527 BNLI 0,107591
BBCA 0,449978 BSIM -0,024507
BBKP 0,092563 BSWD -0,023550
BBNI 0,127178 BTPN -0,055121
BBNP -0,113806 BVIC -0,358663
BBRI 0,282567 INPC 0,066341
BBTN 0,107783 MAYA 0,118851
BDMN -0,071496 MCOR -0,130164
BEKS -0,155920 MEGA 0,066554
BJBR 0,016528 NISP 0,026046
BKSW -0,177002 PNBN 0,046117
BMRI 0,185950 SDRA -0,229815
BNBA -0,209466
Sumber: Hasil pengolahan data
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tabel di atas adalah
unsur αt dari setiap bank. Hal ini berarti bahwa intersep setiap bank
akan berbeda. Sebagai contoh, unsur αt dari bank AGRO dan
BABP berurut-urut adalah -0,131619 dan -0,112133. Maka,
AGRO dan BABP akan memiliki intersep yang berbeda, yaitu:
αAGRO = α + αt(AGRO) = 3,271846 - 0,131619 = 3,140227
αBABP = α + αt(BABP) = 3,271846 - 0,112133 = 3,159713
106
d. Analisis
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari semua
variabel manajemen (AVG) memiliki pengaruh signifikan yang
positif. Hasil ini mengindikasikan bahwa bank yang menerapkan
manajemen risiko dengan baik akan meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu Hoyt dan
Liebenberg (2008, 2011); Bertinetti, et.al (2013); Lechner dan Gatzert
(2017); yang menyebutkan bahwa penerapan manajemen risiko
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen risiko diasumsi
lebih baik dalam dalam pengambilan keputusan ekonomi yang tepat,
yang kemudian akan lebih berinvestasi dalam projek yang memiliki
NPV lebih bernilai (Myers dan Read, 2001). Selain itu, perusahaan
yang menerapkan manajemen risiko terintegrasi akan lebih
menciptakan nilai dengan mengoptimalkan risk-return tradeoff
mereka, sehingga meningkatkan keunggulan bersaing jangka panjang
(Nocco dan Stulz, 2006; Lechner dan Gatzert, 2017).
Kemudian untuk variabel kontrol, hasil dari model 2 sama dengan
hasil dari model 1. Berikut adalah hasilnya:
1) Ukuran perusahaan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
107
Hasil ini mendukung hasil dari penelitian Allaynis dan Weston
(2001); Hoyt dan Liebenberg (2011); Bertinetti, et.al (2013); serta
Tahir dan Razali (2017).
Hasil ini mengindikasikan dua kemungkinan. Pertama, tidak
ada added value effect dalam peningkatan jumlah asset bagi
perusahaan besar seperti yang dinyatakan dalam Theory of
Diminishing Return. Teori ini menyebutkan bahwa peningkatan
jumlah asset akan menambah nilai perusahaan jika suatu faktor
produksi tetap tetapi produksi meningkat. Kedua, perusahaan kecil
menghasilkan lebih banyak profit, sehingga menyebabkan
perusahaan kecil lebih menciptakan nilai dan lebih menarik bagi
stakeholders untuk berinvestasi di perusahaan tersebut (Tahir dan
Razali, 2017).
2) Leverage
Kemudian, dalam model ini ditunjukkan bahwa leverage
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Hoyt dan Liebenberg
(2008; 2011); Bertinetti, et.al (2013) serta Chyntia dan Linawati
(2015). Hal ini mengindikasikan kemungkinan suatu perusahaan
bangkrut akan meningkat jika perusahaan tersebut memiliki
banyak hutang (Bertinetti, et.al 2013).
Selain itu, menurut Rahayu, dkk (2014), leverage yang
semakin besar merefleksikan semakin kecilnya potensi laba dan
108
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, yang
berdampak pada turunnya harga saham. Penurunan harga saham
mengakibatkan berkurangnya kepercayaan investor terhadap
perusahaan, sehingga investor enggan berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki leverage tinggi yang akan berdampak
pada turunnya nilai perusahaan (Chyntia dan Linawati, 2015).
3. Hasil Regresi Principal Component Analysis Variabel Manajemen
Risiko (Comp1 dan Comp2) dengan Nilai Perusahaan (Model 3)
a. Menentukan Teknik Estimasi Regresi yang Sesuai
Untuk menentukan teknik regresi yang sesuai, dilakukan beberapa
uji. Uji pertama yang dilakukan adalah Uji Chow. Berikut hasil dari
Uji Chow model 3:
Gambar 4.16
Hasil Uji Chow Model 3
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa prob dari cross-section chi-
square adalah 0,000, atau < 5%, sehingga teknik regresi yang tepat
adalah fixed effect dibandingkan dengan common effect. Uji
109
selanjutnya yang diperlukan adalah Uji Hausman. Berikut ini adalah
hasil dari Uji Hausman model 3:
Gambar 4.17
Hasil Uji Hausman Model 3
Sumber: Hasil pengolahan data
Dari hasil uji diatas, terlihat bahwa prob dari cross-section random
adalah 0,0002 atau < 0,05. Hal ini berarti bahwa teknik yang tepat
untuk regresi adalah fixed effect dibandingkan dengan random effect.
Oleh karena itu, dari kedua uji diatas dapat disimpulkan bahwa teknik
regresi yang tepat untuk model 3 adalah fixed effect
b. Hasil Uji Asumsi Klasik
Model fixed effect mengasumsikan bahwa efek individu yang
tercermin dalam parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk
setiap individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap.
Estimator yang digunakan untuk persamaan in terdiri dari dua metode,
yaitu feasible generalized least square (FGLS) dan least square
dummy variable (LSDV) (Ekananda, 2016: 106).
Metode LSDV memiliki kelemahan, yaitu tidak konsisten terhadap
waktu (Ekananda, 2016: 117). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
digunakan estimator FGLS. Kelebihan dari estimator FGLS adalah
110
estimator FGLS dapat menyelesaikan beberapa persamaan sekaligus
dalam satu sistem yang utuh (Ekananda, 2016: 109).
Estimator FGLS memiliki 2 tahap estimasi yang berbeda dengan
penyelesaian persamaan tunggal biasa yang diselesaikan dengan
estimator OLS. Pengujian asumsi klasik tidak dapat digunakan dalam
estimator ini, namun tetap dilakukan pengujian multikolinearitas dan
normalitas dari residu (Ekananda, 2016: 139).
Berikut ini adalah hasil uji multikolinearitas model 3:
Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolinearitas Model 3
Sumber: Hasil pengolahan data
Menurut Widarjono, jika terdapat nilai koefisien korelasi lebih
dari 0,85, maka terjadi masalah multikolinearitas. Dari hasil diatas
dapat simpulkan bahwa tidak terjadi multikolilnearitas antara variabel
penelitian karena tidak ada nilai koefisien korelasi yang lebih dari
0,85.
Kemudian, berikut ini adalah hasil uji normalitas residu setiap
individu dari model 3:
111
Tabel 4.19
Hasil Uji Normalitas Model 3
Sumber: Hasil pengolahan data
Uji Kolmogorov Smirnov didefinisikan sebagai berikut:
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data berdistribusi tidak normal
Kemudian, dasar pengambilan keputusannya adalah jika
probabilitas > 0,05, maka Ho diterima. Akan tetapi, jika nilai
probabilitas < 0,05, Ho ditolak.
Dari hasil output diatas, dapat terlihat nilai dari Asymp. Sig (2-
tailed) atau probabilitasnya. Nilai probabilitasnya adalah 0,665 atau
lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.
c. Uji Signifikansi
Berikut ini adalah output dari regresi model 3:
112
Gambar 4.20
Hasil Regresi Model 3
113
Sumber: Hasil pengolahan data
1) Uji Statistik Parsial (Uji Statistik t)
Pada model 3 ini diukur penerapan manajemen risiko dengan
menghitung nilai principal component analysis (PCA) dari
keempat variabel dari model 1 (NETIM, NONIM, PROV, CAR),
sehingga variabel dapat di sederhanakan. Dari hasil PCA, variabel
manajemen risiko direduksi menjadi 2 variabel, yaitu PC1 dan
PC2. Kemudian disertakan pula dalam persamaan variabel kontrol
seperti dalam model 1 dan 2, yaitu ukuran perusahaan dan
leverage.
Dari hasil perhitungan uji parsial variabel PC1 diperoleh nilai t-
hitung sebesar -2,465933 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0149.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa PC1 memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Variabel ini memiliki nilai koefisien
yang negatif yaitu sebesar -1,493576, sehingga variabel PC1
memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
114
Selanjutnya adalah variabel PC2. Dari hasil output diatas, PC2
memiliki nilai t-hitung sebesar 1,076268 dengan nilai probabilitas
sebesar 0,2836. Dengan nilai probabilitas yang lebih besar dari 5%
atau 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa PC2 tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Selanjutnya adalah hasil uji t terhadap variabel control. Variabel
kontrol yang pertama adalah ukuran perusahaan (SZ). Variabel ini
memiliki nilai t-hitung -4,540378 dengan nilai probabilitas 0,0000.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka
variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Variabel ini memiliki nilai koefisien -0,085362,
sehingga variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.
Variabel kontrol yang selanjutnya adalah leverage (LV). Dari
hasil output, variabel ini memiliki nilai t-hitung sebesar -4,540378
dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Dengan nilai probabilitas
yang lebih kecil dari 5% atau 0,05, maka leverage memiliki
pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisiennya
adalah -0,014887 yang berarti variabel leverage memiliki
pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
115
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independen
secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
F-hitung F-tabel. Berdasarkan output diatas, dapat dilihat bahwa
nilai probabilitas dari F-statistik adalah sebesar 0,0000.
Dengan nilai probabilitas yang lebih kecil dari 5% atau 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen beserta
kontrol (PC1, PC2, SZ, dan LV) secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
3) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan
seberapa besar proporsi variasi variabel dependen yang dijelaskan
oleh variasi variabel independen. Koefisien determinasi akan
semakin besar jika kita terus menambah variabel independen
dalam model (Widardjono, 2015: 276).
Dari hasil regresi diatas, dapat dilihat bahwa nilai adjusted R-
square sebesar 0,667957 atau 66,80%. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen (net interest margin, non interest
margin, provision for impairment loss, dan CAR) beserta variabel
kontrol (ukuran perusahaan dan leverage) menjelaskan variasi
sebesar 66,80% dari variabel independen (nilai perusahaan).
116
Sisanya sebesar 33,20% variabel nilai perusahaan dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Dari hasil estimasi model penelitian di atas dapat dibentuk
persamaan sebagai berikut:
FVit = αi – 1,493576.PC1 - 0,085362.SZ – 0,014887.LV
dengan,
αi = α + α t
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, model fixed effect
mengasumsikan bahwa efek individu yang tercermin dalam
parameter α memiliki nilai tertentu yang tetap untuk setiap
individu namun setiap individu memiliki parameter slope tetap.
Setiap αi adalah parameter yang belum diketahui, akan diestimasi
secara unik untuk setiap individu (Ekananda, 2016: 106).
Berikut ini adalah tabel unsur αt dari masing-masing individu
atau sampel berdasarkan dari hasil regresi di atas:
Tabel 4.21
Unsur αt Setiap Individu
Kode Bank Unsur αt Kode Bank Unsur αt
AGRO -0,186667 BNGA 0,110689
BABP -0,159054 BNII 0,117498
BACA -0,199493 BNLI 0,098674
117
BBCA 0,475007 BSIM -0,046635
BBKP 0,063519 BSWD -0,102490
BBNI 0,144039 BTPN 0,113576
BBNP -0,147719 BVIC -0,361568
BBRI 0,336665 INPC 0,032415
BBTN 0,099386 MAYA 0,084485
BDMN 0,051585 MCOR -0,186286
BEKS -0,057415 MEGA 0,056656
BJBR 0,034632 NISP 0,002330
BKSW -0,138465 PNBN 0,030915
BMRI 0,208019 SDRA -0,209137
BNBA -0,265162
Sumber: Hasil pengolahan data
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tabel di atas adalah
unsur αt dari setiap bank. Hal ini berarti bahwa intersep setiap bank
akan berbeda. Sebagai contoh, unsur αt dari bank AGRO dan
BABP berurut-urut adalah -0,186667 dan -0,159054. Maka,
AGRO dan BABP akan memiliki intersep yang berbeda, yaitu:
αAGRO = α + αt(AGRO) = 3,857653 - 0,186667 = 3,670986
αBABP = α + αt(BABP) = 3, 857653 - 0,159054 = 3,698599
118
d. Analisis
Dari hasil diatas, terlihat bahwa variabel PC1 memiliki pengaruh
negatif yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya, bahwa eigenvectors PC1 memiliki nilai yang
positif untuk variabel NETIM dan PROV, sedangkan memiliki nilai
yang negatif untuk variabel NONIM dan CAR. Hal ini menunjukkan
bahwa bank yang memiliki pengelolaan risiko suku bunga dan risiko
kredit dengan baik tetapi tidak memiliki pengelolaan risiko
solvabilitas dan hedging dengan baik, maka akan menurunkan nilai
perusahaan.
Hasil ini mengindikasikan bahwa sangat penting bagi bank untuk
mengelola risikonya secara keseluruhan. Penting bagi bank untuk
tidak mengelola suatu risiko tetapi mengabaikan risiko yang lain. Jika
bank tidak bisa mengelola risiko-risikonya dengan baik, maka akan
berdampak pada menurunnya nilai perusahaan bank tersebut.
Selain itu, kemampuan untuk mengurangi suatu risiko, tidak
secara otomatis perusahaan terkait harus mengurangi risikonya,
dikarenakan manfaat dan biaya dari manajemen risiko itu sendiri bisa
bervariasi bagi setiap perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
membuat kebijakan strategi manajemen risiko terintegrasi yang
optimal. Untuk membuat kebijakan tersebut, manajer harus
mengetahui risiko mana yang berpotensi mempengaruhi nilai
perusahaan (Meulbroek, 2002).
119
Hasil penelitian menunjukkan variabel kontrol dalam model 3 ini
memiliki pengaruh yang sama dengan model 1 dan model 2. Berikut
adalah hasilnya:
1) Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung hasil dari
penelitian Allaynis dan Weston (2001); Hoyt dan Liebenberg
(2011); Bertinetti, et.al (2013); serta Tahir dan Razali (2017).
Hasil ini mengindikasikan dua kemungkinan. Pertama, tidak
ada added value effect dalam peningkatan jumlah asset bagi
perusahaan besar seperti yang dinyatakan dalam Theory of
Diminishing Return. Teori ini menyebutkan bahwa peningkatan
jumlah asset akan menambah nilai perusahaan jika suatu faktor
produksi tetap tetapi produksi meningkat. Kedua, perusahaan kecil
menghasilkan lebih banyak profit, sehingga menyebabkan
perusahaan kecil lebih menciptakan nilai dan lebih menarik bagi
stakeholders untuk berinvestasi di perusahaan tersebut (Tahir dan
Razali, 2017).
2) Leverage
Kemudian, dalam model ini ditunjukkan bahwa leverage
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Hoyt dan Liebenberg
(2008; 2011); Bertinetti, et.al (2013) serta Chyntia dan Linawati
120
(2015). Hal ini mengindikasikan kemungkinan suatu perusahaan
bangkrut akan meningkat jika perusahaan tersebut memiliki
banyak hutang (Bertinetti, et.al 2013).
Selain itu, menurut Rahayu, dkk (2014), leverage yang
semakin besar merefleksikan semakin kecilnya potensi laba dan
dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, yang
berdampak pada turunnya harga saham. Penurunan harga saham
mengakibatkan berkurangnya kepercayaan investor terhadap
perusahaan, sehingga investor enggan berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki leverage tinggi yang akan berdampak
pada turunnya nilai perusahaan (Chyntia dan Linawati, 2015).
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang
didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Pada model 1, hanya variabel NONIM dan CAR yang memiliki
pengaruh signifikan nilai perusahaan. Variabel NETIM dan PROV tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel
NONIM memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap nilai
perusahaan dengan koefisien sebesar 0,747227, sedangkan variabel CAR
memiliki pengaruh signifikan yang negatif terhadap nilai perusahaan
dengan koefisien sebesar –0,513406
2. Pada model 2, dihasilkan nilai AVG, yaitu nilai rata-rata dari seluruh
variabel manajemen risiko. AVG secara statistik memiliki pengaruh
signifikan yang positif terhadap nilai perusahaan dengan koefisien
sebesar 0,813011
3. Pada model 3, dihasilkan nilai PC1 dan PC2 yang merupakan hasil
principal component analysis (PCA) dari variabel manajemen risiko.
Hasil regresi menunjukkan bahwa PC1 memiliki pengaruh yang negatif
yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan keofisien sebesar -
1,493576, sedangkan PC2 tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.
122
4. Berdasarkan hasil perbandingan ketiga model estimasi regresi, dapat
disimpulkan bahwa model yang merupakan model terbaik dalam
menjelaskan variasi dari variabel nilai perusahaan adalah model
pertama. Hal ini dikarenakan model 1 memiliki nilai adjusted R2 yang
paling tinggi dari semua model, yaitu 68,13%.
B. Saran
Menurut hasil yang diperoleh dari penelitian dan kesimpulan di atas,
maka disarankan beberapa hal berikut:
1. Dalam penelitian ini, digunakan metode multivariat untuk menentukan
bobot yang penting dari setiap variabel, yang kemudian akan direduksi
menjadi beberapa variabel. Penelitian ini menggunakan metode
principal component analysis (PCA). Untuk penelitian selanjutnya dapat
digunakan metode lain seperti discriminant analysis
2. Penelitian ini menggunakan dekomposisi dari ROE berdasarkan Du Pont
Identity sebagai proxy dari penerapan manajemen risiko. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan proxy lain yang
lebih baik dalam menjelaskan variasi dari nilai perusahaan
3. Pada penelitian ini, sampel yang diteliti adalah sektor keuangan, sub-
sektor perbankan. Penelitian selanjuntya diharapkan dapat meneliti
pengaruh penerapan manajemen risiko di BEI sub-sektor keuangan
lainnya, atau lebih luas lagi pada sektor keuangan itu sendiri atau sektor
lainnya di dalam BEI.
123
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. 2006
Allayannis, George dan James P. Weston. The Use of Foreign Currency
Derivatives and Firm Market Value. The Review of Financial Studies Vol.
14 No. 1 pp 243-276, DOI: https://doi.org/10.1093/rfs/14.1.243. 2001
Attar, Dini, et.al. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Tesis.
Universitas Indonesia. 2014
Bank Indonesia. Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003
Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Peraturan Bank
Indonesia No. 11/25/PBI/2009
Beasley, Mark, et.al. Information Conveyed in Hiring Announcements of Senior
Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk Management Processes.
Journal of Accounting, Auditing, and Finance, DOI: 10.2139/ssrn.916783.
2007
Bertinetti, Giorgio Stefano, et.al. The Effect of The Enterprise Risk Management
Implementation on The Firm Value of European Companies. Department of
Management Universita Ca’Foscari Venezia, ISSN: 2239-2734. 2013
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Alan J. Marcus. “Fundamentals of
Corporate Finance: 5th Edition”. New York: The McGraw-Hill/Irwin. 2007
Brigham, F. Eugene dan Joel F. Houston. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan:
Edisi ke 11”. Diterjemahkan oleh: Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Penerbit
Salemba. 2013
Claudia, Tosca Nina. Pengaruh Penerapan Enterprise Risk Management
Terhadap Kinerja Non Performing Loan dan Harga Saham di Bank
Mandiri. Tesis. Universitas Indonesia. 2011
Crouhy, Michel, Dan Galai, and Robert Mark. “The Essential of Risk
Management: Second Edition”. United States of America: McGraw-Hill
Education. 2014
Damodaran, Aswath. Investment Valuation: Tools and Techniques for
Determining the Value of Any Asset (Second Edition). New York: John
Wiley & Sons, Inc. 2002
124
Dang, Chongyu, Zhichuan (Frank) Li, dan Chen Yang. Measuring Firm Size in
Empirical Corporate Finance. The Journal of Banking and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2017.09.006. 2017
Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara. 2005
Eckles, David L, et.al. The Impact of Enterprise Risk Management on the
Marginal Cost of Reducing Risk: Evidence from the Insurance industry.
DOI: 10.1016/j.jbankfin.2014.02.007. 2014
Ekananda, Mahyus. Analisis Ekonometrika Data Panel Edisi 2. Jakarta: Mitra
Wacana Media. 2016
Fathi, Saeed, Fatemeh Zarei, dam Sharif Shekarchizadeh Esfahani. Studying the
Role of Financial Risk Management on Retunr on Equity. Internatioanl
Journal of Business and Management: Vol. 7, No. 9.
doi:10.5539/ijbm.v7n9p215. 2012
Ferrell, Mark dan Ronan Gallagher. The Valuation Implications of Enterprise
Risk Management Maturity. The Journal of Risk and Insurance, DOI:
10.1111/jori.1203. 2014
Gatzert, Nadine and Michael Martin. Determinants and Value of Enterprise Risk
Management:Empirical Evidence from the Literature. Risk Management and
Insurance Review, Vol. 18, Issue 1, pp. 29-53. DOI: 10.1111/rmir.12028.
2015
Golshan, Nargess Mottaghi dan Siti Zaleha Abdul Rasid. Determinants of
Enterprise Risk Management Adoption: An Empirical Analysis of Malaysian
Public Listed Firm. International Journal of Social and Human Sciences 62,
119-126. 2012
Grace, Martin F., J. Tyler Leverty, Richard d. Phillips, dan Prakash Shimpi. The
Value of Investing in Enterprise Risk Managemet. The Journal of Risk and
Insurance. 82, No, 2, 289-316. DOI: 10.1111/jori.12022. 2015
Gujarati, Damodar N., dan Dawn C. Porter. “Dasar-Dasar Ekonometrika”.
Jakarta: Salemba Empat. 2010
Gujarati, Damodar N., dan Dawn C. Porter. “Dasar-Dasar Ekonometrika: Edisi
5”. Jakarta: Salemba Empat. 2012
Hair, Joseph F., et.al. “Multivariate Data Analysis”. New Jersey: Pearson
Education Inc. 2006
Hanafi, Mamduh M. “Manajemen Risiko: Edisi 2”. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN. 2009
Hoyt, Robert E. and Andre P. Liebenberg. The Value of Enterprise Risk
Management: Evidence from the U.S. Insurance Industry.
https://www.researchgate.net/publication/237609734. 2008
125
Hoyt, Robert E. and Andre P. Liebenberg. The Value of Enterprise Risk
Management. The Journal of Risk and Insurance, Vol. 78, No. 4, 795-822,
DOI: 10.1111/j.1539-6975.2011.01413.x. 2011
Idroes, Ferry. Manajemen Risiko Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2008
Kelana, Said Asnawi dan Chandra Wijaya. “Metodologi Penelitian Keuangan:
Prosedur, Ide, dan Kontrol”. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006
Koch, Timothy W., and S. Scott Mac Donald. “Bank Management: 4th Edition”.
Orlando: The Dryden Press Harcourt College Publishers. 2000
Krause, Timothy A. dan Yiuman Tse. Risk Management and Firm Value: Recent
Theory and Evidence. International Journal of Accounting and Information
Management, Vol. 24 Iss 1pp. 2016
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas
Udayana. 2011
Lechner, Philipp dan Nadine Gatzert. Determinants and Value of Enterprise Risk
Management: Empirical Evidence from Germany. The European Journal of
Finance, DOI: 10.1080/1351847X.2017.1347100, ISSN: 1466-4364. 2017
Li, Q., Wu. Y., Ojiako, U., Marshall, A. & Chipulu, M. Enterprise Risk
Management and Firm Value Within China’s Insurance Industry. Acta
Commercii 14(1), DOI: http://dx.doi.org/10.4102/ ac.v14i1.198. 2014
McShane, Michael K, et.al. Does Enterprise Risk Management Increase Firm
Value?. Journal Accounting, Auditing, and Finance 26: 641, DOI:
10.1177/0148558X11409160. 2011
Meulbroek, Lisa K. “A Senior Manager’s Guide To Integrated Risk
Management”. Journal of Applied Corporate Finance: Volume 14.4. 2002
Myers, S. C., and J. A. Read. “Capital Allocation for Insurance Companies.”
Journal of Risk and Insurance 68 (4): 545–580. 2001
Nocco, B. W., dan R. M. Stulz. “Enterprise Risk Management: Theory and
Practice.” Journal of Applied Corporate Finance 18 (4): 8–20. 2006
Pagach, Don dan Richard Warr. The Effect of Enterprise Risk Management on
Firm Performance. SSRN Electronic Journal, DOI: 10.2139/ssrn.1155218.
2010
Quon, Tony K, et.al. Enterprise Risk Management and Firm Performance.
Procedia-Social and Behavioral Sciences 62, 263-267, DOI:
10.1016/j.sbspro.2012.09.042. 2012
Rose, Peter S. “Commercial Bank Management”. New York: The McGraw-
Hill/Irwin. 2002
126
Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, and Bradford D. Jordan. “Essentials
of Corporate Finance: 5th Edition”. New York: The McGraw-Hill/Irwin.
2007
Sabrin, Buyung Sarita, Dedy Takdir S., dan Sujono. “The Effect of Profitability
on Firm Value in Manufacturing Company at Indonesia Stock Exchange”.
The International Journal Of Engineering and Science (IJES), Vol. 5, Issue.
10, PP. 81-89. ISSN (e): 2319 – 1813 ISSN (p): 2319 – 1805. 2016
Salim, A. Abbas. “Asuransi dan Manajemen Risiko”. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada. 2007
Sanjaya, Chyntia Kartika dan Nanik Linawati. Pengaruh Penerapan Enterprise
Risk Management dan Variabel Kontrol Terhadap Nilai Perusahaan di
Sektor Keuangan. FINESTA Vol. 3, No. 1, 52-57. 2015
Sari, Ayu Purnama. Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Suku
Bunga, Inflasi, da Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan LQ-45. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2015
Saunders, Anthony and Marcia Millon Cornett. “Financial Institution
Management: A Risk Management Approach”. New York: The McGraw-
Hill/Irwin. 2006
Sensarma, Rudra and M. Jayadev. “Are Bank Stock Sensitive to Risk
Management? Evidence from India”. The Journal of Risk Finance, DOI:
10.1108/15265940910924463. 2009
Sucuahi, William dan Jay Mark Cambarihan. “Influence of Profitability to the
Firm Value Diversified Companies in the Philippines”. Accounting and
Finance Research, Vol 5, No. 2. DOI: 10.5430/afr.v5n2p149. 2016
Sudarmanto, R. Gunawan. “Statistik Terapan Berbasis Computer dengan
Program IBM SPSS Statistic 19”. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013
Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. 2005
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan – Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
Yogyakarta: CV. Andi Offset. 2011
Supranto, J, “Statistik Untuk Pemimpin Berwawasan Global” Edisi Kedua.
Jakarta: Salemba Empat. 2007
Tahir, Izah Mohd dan Ahmad Rizal Razali. The Relationship Between Enterprise
Risk Management (ERM) and Firm Value: From Malaysian Public Listed
Company. International Journal of Economics and Management Sciences
Vol. 1, No. 2, pp. 32-41, ISSN: 2162-6359. 2011
Tui, S., Nurnajamuddin, M., Sufri, M., & Nirwana, A. Determinants of
Profitability and Firm Value: Evidence from Indonesian Banks. IRA-
127
International Journal of Management & Social Sciences (ISSN: 2455-2267),
7(1), 84-95. doi: http://dx.doi.org/10.21013/jmss.v7.n1.p10. 2017
Wardhani, Selfi Indra. Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Return
Harga Saham Industri Perbankan di Indonesia. Tesis. Universitas Indonesia.
2012
Waweru, Nelson dan Eric Simiyu Kisaka. The Effect of Enterprise Risk
Management Implementation on the Value of Companies Listed in the
Nairobi Stock Exchange. AAA Management Accounting Section (MAS)
Meeting Paper. 2011
Widardjono, Agus. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya: Edisi Keempat.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2013
Widardjono, Agus. Statistika Terapan dengan Excel dan SPSS. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN. 2015
Widarjono, Agus. Analisis Multivariat Terapan Dengan Program SPSS, AMOS,
dan SMARTPLS:Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2015
http://www.eviews.com/help/helpintro.html#page/content/groups-
Principal_Components.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017 pukul
10.15.
128
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Panel Variabel Penelitian
129
130
131
132
133
134
Lampiran 2
Nilai Trend Variabel Manajemen Risiko
TAHUN NETIM NONIM PROV CAR AVG PC1 PC2 2011 0.046439 -0.02824 0.018394 0.168144 0.051185 0.043766 0.134227 2012 0.053682 -0.02958 0.016665 0.165138 0.050428 0.049849 0.129145 2013 0.052189 -0.02829 0.015416 0.156601 0.04898 0.047968 0.125483 2014 0.049187 -0.02712 0.013817 0.160413 0.049074 0.044477 0.127464 2015 0.046526 -0.02441 0.013346 0.176079 0.052885 0.039584 0.139358 2016 0.044965 -0.02616 0.018116 0.199461 0.059095 0.039079 0.157999