pengaruh penerapan corporate governance, firm...

139
PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM AGE, FIRM SIZE, GROWTH ASSET, DAN BUSINESS RISK TARHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Tercatat Di IICG dan Terdaftar Di BEI Periode 2009 – 2013) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : IQLIMA OKTAVIANI 1111081000015 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2015 M

Upload: doanthien

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM AGE, FIRM SIZE, GROWTH ASSET, DAN BUSINESS RISK TARHADAP

STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan yang Tercatat Di IICG dan Terdaftar Di BEI Periode 2009 – 2013)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

IQLIMA OKTAVIANI

1111081000015

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2015 M

Page 2: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

iii

Page 4: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

iv

Page 5: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

v

Page 6: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Iqlima Oktaviani

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Oktober 1992

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Belly Gg. Mekar 3 No.21 RT 06/09,

Kel. Cijantung, Kec. Pasar Rebo,

Kotamadya Jakarta Timur.

6. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Mekarsari Jakarta Timur Tahun 1998-1999

2. SD Negeri Cijantung 07 Pagi Jakarta Tahun 1999-2005

3. SMP Negeri 91 Jakarta Timur Tahun 2005-2008

4. SMA Negeri 99 Jakarta Timur Tahun 2008-2011

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-Sekarang

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Mading (Majalah Dinding) SMPN 91 Jakarta (2005-2007)

2. Bendahara Rohis SMPN 91 Jakarta (2006-2007)

3. Bendahara LC (Language Club) SMAN 99 Jakarta (2009-2010)

4. Ketua Keputrian Risma (Rohis) SMAN 99 Jakarta (2009-2010)

5. Bendahara LDK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Divisi Pengembangan

Ekonomi (2013-2014)

Page 7: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

vii

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of the implementation of Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset, and Business Risk to Capital Structure of the Company. The sample in this research are 8 companies that listed in the Indonesian Institute of Corporate Governance and is listed on the Indonesia Stock Exchange 2009-2013 period. The analysis technique used in this research is multiple linear regression analysis.

The result of this research shows that simultaneous whole variables in this research had a significant influence on the Capital Structure with significance level of 5%. Partially the result that the implementation of corporate governance variables, firm age and firm size has a partial effect on Capital Structure. As for the variable growth asset and business risk does not have a partial effect on Capital Structure. The most dominant variable influence on the capital structure partially is variable firm size. Adjusted R-squared coefficient shows that the implementation of Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset, and Business Risk able to explain the variable capital structure of 81.2% and the remaining 18.8% is explained by other variables outside of research, such as tax, corporate stability, profitability, market conditions, asset structure and operating leverage.

Keywords: Implementation of Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Assets, Business Risk and Capital Structure

Page 8: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset, dan Business Risk terhadap Struktur Modal Perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 8 perusahaan yang tercatat di The Indonesian Institute of Corporate Governance dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan keseluruhan variabel di dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal dengan tingkat signifikasi 5%. Secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel penerapan corporate governance, firm age dan firm size memiliki pengaruh secara parsial terhadap Struktur Modal. Sedangkan untuk variabel growth asset dan business risk tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap Struktur Modal. Pengaruh variabel yang paling dominan terhadap Struktur Modal secara parsial adalah variabel firm size. Untuk hasil koefisien Adjusted R2

menunjukkan bahwa penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset, dan Business Risk mampu menjelaskan variabel Struktur Modal sebesar 81,2% dan sisanya sebesar 18,8 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian, seperti pajak, stabilitas perusahaan, profitabilitas, kondisi pasar, struktur aktiva, dan leverage operasi.

Kata Kunci: Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth Asset, Business Risk dan Struktur Modal

Page 9: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis agar penulis dapat menyelesaikan tugas

skripsi yang berjudul, “Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Age, Size,

Growth, dan Risk Tarhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Kasus Pada

Perusahaan yang Tercatat Di IICG dan Terdaftar Di BEI Periode 2009 –2013)”.

Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Tugas skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai

syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak kendala yang

dihadapi penulis. Namun berkat ridho, rahmat dan hidayah-Nya yang begitu

melimpah penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

bersyukur atas segala kemudahan dan kelancaran yang selalu dianugerahkan Allah

S.W.T. dan tidak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua yang saya cintai, Bapak Khayan dan Ibu Yeni Nurnaeni.

Terima kasih selalu memberikan cinta, kasih sayang, serta menjaga dan

mendidik penulis dengan ikhlas dan sabar. Do’a dan dukungan yang

diberikan sangat berarti dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu menjaga kalian.

2. Suami yang saya cintai, Alam Pamungkas. Terima kasih atas do’a, cinta,

kasih sayang, saran, dukungan, canda dan tawa yang selalu diberikan kepada

penulis.

3. Adik yang saya sayangi, Hannifa. Dan sepupu saya yang lucu Sabrina.

Terima kasih atas dukungan, canda dan tawa yang selalu diberikan kepada

penulis.

4. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, SE., MAB selaku dosen Pembimbing I

yang bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing penulis selama

penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk masukan dan motivasi yang telah

bapak berikan selama ini.

Page 10: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

x

5. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku dosen Pembimbing II yang

bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing penulis selama

penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk masukan dan motivasi yang telah

bapak berikan selama ini.

6. Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si sebagai Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.

9. Seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan bantuan kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat serta teman seperjuangan tersayang, Arini, Elis, Dwi, Ela,

Supiyah yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat dan hiburan

kepada penulis. Semoga persahabatan kita akan terus berlanjut sampai tua

nanti.

11. Teman-teman Manajemen A, Manajemen Keuangan, Manajemen 2011, dan

KKN CARE yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

12. Seluruh pihak yang turut mendukung dan membantu penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan karena

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, Oktober 2015

(Iqlima Oktaviani)

Page 11: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vi

ABSTRACT..................................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 13

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................ 16

1. Struktur Modal ....................................................................... 17

2. Penerapan Corporate Goverance ........................................... 29

3. Firm Age ................................................................................ 34

4. Firm Size ............................................................................... 35

5. Growth Asset ......................................................................... 37

Page 12: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

xii

6. Business Risk ......................................................................... 38

B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 41

C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 44

D. Hipotesis ..................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 47

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 47

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 49

D. Metode Analisis Data .................................................................. 51

1. Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 51

2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 51

a. Uji Normalitas ................................................................. 51

b. Uji Multikolinieritas ......................................................... 52

c. Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 54

d. Uji Autokorelasi ............................................................... 55

3. Pengujian Hipotesis ............................................................... 57

a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial) .......................................... 57

b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan) ...................................... 58

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)......................................... 59

4. Uji Regresi Linier Berganda................................................... 60

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 61

1. Variabel Dependen ................................................................ 61

2. Variabel Independen .............................................................. 62

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 65

1. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................... 65

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian .................. 66

B. Analisis Uji Statistik Deskriptif ................................................... 74

C. Analisis Uji Asumsi Klasik .......................................................... 87

1. Uji Normalitas ....................................................................... 87

2. Uji Multikolinieritas............................................................... 90

Page 13: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

xiii

3. Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 91

4. Uji Autokorelasi .................................................................... 93

D. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 94

1. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm

Size, Growth Asset, dan Business Risk Terhadap Struktur Modal

Secara Parsial......................................................................... 94

2. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm

Size, Growth Asset, dan Business Risk Terhadap Struktur Modal

Secara Simultan ..................................................................... 96

3. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ................................................ 97

E. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................. 98

F. Pembahasan ................................................................................. 100

1. Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Struktur

Modal .................................................................................... 100

2. Pengaruh Age Terhadap Struktur Modal ................................ 101

3. Pengaruh Size Terhadap Struktur Modal................................. 103

4. Pengaruh Growth Terhadap Struktur Modal ........................... 104

5. Pengaruh Risk Terhadap Struktur Modal ................................ 105

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 107

B. Keterbatasan ................................................................................ 109

C. Saran ........................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111

LAMPIRAN ................................................................................................... 114

Page 14: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio Perusahaan yang Tercatat di IICG dan

Terdaftar di BEI Periode 2009-2013 ......................................... 6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 41

Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel...................................................... 49

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ..................................................................... 49

Tabel 3.3 Analisis Durbin-Watson ............................................................ 56

Tabel 4.1 Deskripsi Rata-rata DER ........................................................... 75

Tabel 4.2 Deskripsi Rata-rata CGPI .......................................................... 78

Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata Age ............................................................ 80

Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata Size ............................................................ 82

Tabel 4.5 Deskripsi Rata-rata Growth ....................................................... 84

Tabel 4.6 Deskripsi Rata-rata Risk ............................................................ 86

Tabel 4.7 Hasil One-sample Kolmogorov-Smirnov ................................... 89

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 90

Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser ....................................................................... 93

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................. 94

Tabel 4.11 Hasil Uji t (Parsial) ................................................................... 95

Tabel 4.12 Hasil Uji F (Simultan) ............................................................... 97

Tabel 4.13 Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi) ........................................ 98

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ............................................ 99

Page 15: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 45

Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot................................................. 88

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot ..................................................................... 92

Page 16: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian ................................ 111

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Data Mentah................................................. 112

Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data dengan Aplikasi SPSS .......................... 115

Lampiran 4 Tabel Durbin-Watson................................................................ 120

Page 17: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia usaha kini dapat kita rasakan semakin pesat dan

persaingan yang semakin ketat, sehingga mengharuskan perekonomian

Indonesia untuk lebih giat lagi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Hal ini

dilakukan untuk mengimbangi persaingan global yang terjadi saat ini yang

dipengaruhi dari dalam maupun dari luar negeri. Kondisi yang demikian, dapat

dirasakan oleh berbagai pihak, khususnya oleh banyak perusahaan dimana para

pengusaha diharuskan untuk berupaya keras agar dapat bertahan diantara para

pesaing dan menjaga agar usahanya tersebut tidak mengalami kemunduran atau

kerugian yang dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan operasional

perusahaan.

Kelangsungan hidup suatu perusahaan merupakan salah satu aspek

yang penting untuk diketahui dan diharapkan terus meningkat. Karena pada

dasarnya tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para

pemiliknya dan terus meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan

tersebut dibutuhkan modal dan kemampuan manajemen yang baik dalam

mengelola keuangan perusahaan khusunya dalam hal modal agar dapat diolah

seefisien mungkin.

Untuk menjalankan kegiatan perusahaan, pemilik perusahaan akan

menunjuk manajer untuk mengelola perusahaan, kemudian manajer tersebut

yang nantinya akan mengambil keputusan. Salah satu keputusan penting yang

Page 18: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

2

nantinya akan dihadapi manajer dalam kaitannya dengan kelangsungan

kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan mengenai permodalan atau

pemilihan struktur modal. Tujuan dari pemilihan struktur modal ini yaitu untuk

mengoptimalkan nilai perusahaan, memaksimumkan kesejahteraan baik

pemilik perusahaan maupun investor, dan meminimalkan biaya modal yang

dikeluarkan.

Manajemen keuangan menurut James C. van Horne adalah segala

aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolahan

aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Sedangkan menurut Brigham

mengatakan manajemen keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science), untuk

me-menage uang, yang meliputi proses, dan instrument yang terlibat dengan

masalah transfer uang di antara individu, bisnis, dan pemerintah (Kasmir,

2010:5-7).

Manajemen keuangan yaitu berkaitan dengan perolehan asset,

pendanaan, dan manajemen asset dengan didasari beberapa tujuan umum

dalam semua tindakan (Horne dan Marchowicz, 2012:2).

Jadi dapat disimpulkan bahwa, manajemen keuangan adalah aktivitas

yang berkaitan erat dalam mengelola keuangan yang meliputi proses perolehan,

pengelolaan dan pengalokasian dana yang tersedia secara efektif dan efisien,

serta harus mampu memilih dana yang ada untuk selanjutnya akan dibagikan

kepada para pemegang saham atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan.

Peranan manajemen keuangan sangat penting di dalam sebuah

perusahaan yaitu untuk mengatasi permasalahan keuangan yang terjadi yang

tentunya dapat mempengaruhi manajemen lainnya, sehingga manajemen

Page 19: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

3

keuangan harus mengetahui dan memahami posisi serta keadaan keuangan

perusahaan.

Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan diwakili atau dipimpin

oleh manajer keuangan. Pencapaian tujuan perusahaan lebih banyak

dibebankan kepada manajer keuangan dalam rangka mencari dan mengelola

dana yang ada. Ketiadaan atau keterbatasan dana merupakan tugas menejer

keuangan untuk segera memenuhinya. Demikian pula dengan pengelolaan dana

yang dimiliki haruslah dilakukan secara tepat (Kasmir, 2010:5)

Dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, maka diperlukan

adanya modal yang cukup guna mendanai seluruh aktivitas perusahaan yang

merupakan salah satu dari tugas manajer keuangan. Modal bagi perusahaan

merupakan salah satu unsur financial terpenting, karena tanpa adanya modal,

suatu perusahaan tidak akan mampu berjalan dengan baik. Setiap perusahaan

pasti memiliki struktur modal yang belum tentu serupa dengan perusahaan lain.

Masalah sumber pendanaan merupakan hal penting bagi perusahaan,

dan dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan mengenai pemilihan sumber

modal perusahaan dalam memperolehnya, yaitu yang pertama, bersumber dari

internal yaitu berupa laba ditahan (dividend) dan cadangan kas perusahaan

yang dapat digunakan, yang kedua, bersumber dari eksternal dengan

mengeluarkan saham untuk dijual kepada investor, hal ini akan membuat

perusahaan dihadapkan dengan masalah mengenai besarnya biaya modal

pengeluaran saham tersebut; dan ada pula dengan melakukan pinjaman, dimana

biaya yang dikeluarkan memang lebih sedikit akan tetapi dengan melakukan

Page 20: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

4

pinjaman tersebut maka perusahaan akan menghadapi adanya risiko kewajiban

dan pembayaran bunga yang mungkin terus meningkat.

Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang

digunakan oleh perusahaan (Keown, et.al., 2000:542). Sedangkan menurut

Brigham dan Houston (2001:5), struktur modal adalah bauran dari hutang,

saham preferen, dan saham biasa yang direncanakan perusahaan untuk

menambah modal.

Menurut Rodoni dan Ali (2010:137), mengatakan bahwa struktur modal

adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan,

dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber

yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama,

yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.

Menurut Andi Setiawan (2010:4), struktur modal adalah kombinasi dari

penggunaan sumber dana yang digunakan oleh perusahaan baik itu berupa

hutang maupun modal sendiri untuk membiayai aktivitas perusahaan dalam

rangka meningkatkan nilai perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan sumber

pendanaan perusahaan jangka panjang untuk membiayai seluruh aktivitas

perusahaan yang berasal dari hutang maupun modal sendiri.

Semua struktur modal adalah baik. Tetapi kalau dengan merubah

struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur

modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai

perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal yang terbaik (Husnan dan

Pudjiastuti, 2002:293)

Page 21: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

5

Dalam suatu perusahaan diperlukannya pengelolaan struktur modal

yang optimal, karena jika suatu perusahaan memiliki struktur modal yang

optimal, perusahaan akan lebih memanfaatkan struktur modal yang ada

seefektif mungkin untuk dapat memperoleh keuntungan yang maksimum.

Struktur modal optimal adalah struktur modal yang meminimalkan

biaya modal perusahaan sehingga memaksimalkan nilai perusahaan, (Horne

dan Wachowicz, 1998:478). Sedangkan menurut Brigham dan Houston

(2001:45), menyatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah kombinasi

dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan.

Jika pemenuhan dana perusahaan bersumber dari hutang yang tinggi,

maka semakin tinggi rasio hutang, dan semakin tinggi pula risiko perusahaan

sehingga suku bunga semakin tinggi. Apabila perusahaan mengalami kesulitan

keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutupi beban bunga,

maka pemegang saham harus dapat menutupi kekurangan tersebut, dan jika

perusahaan tidak sanggup maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan, hal

ini tentunya tidak termasuk dalam struktur modal yang optimal.

Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang

terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER).

DER dapat menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin

tinggi rasio DER, maka perusahaan semakin tinggi resikonya karena

pendanaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri (equity)

mengingat dalam perhitungan hutang dibagi dengan modal sendirinya, artinya

jika hutang perusahaan lebih tinggi dari modal sendirinya berarti rasio DER

diatas satu, sehingga penggunaan dana yang digunakan untuk aktivitas

Page 22: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

6

operasional perusahaan lebih banyak menggunakan dari unsur hutang

(Nugroho, 2006:6)

Di Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang, dimana

terdapat banyak perusahaan yang menunjukkan fenomena yang cukup menarik

yaitu terdapat perusahaan khususnya yang tercatat di The Indonesian Institute

for Corporate Governance (IICG) serta terdaftar pula pada Bursa Efek Jakarta

(BEI) memiliki tingkat hutang yang lebih tinggi daripada modal yang dimiliki

perusahaan, ini berarti sumber pendanaan perusahaan dalam jangka panjang

sangat bergantung pada pinjaman/hutang. Hal ini merupakan kondisi yang

tidak baik karena tingkat risiko perusahaan yang tinggi dapat membahayakan

kelangsungan hidup perusahaan apabila suatu saat terjadi kondisi ekonomi

yang menurun atau terjadinya krisis ekonomi yang melanda negeri.

Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio

Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Perusahaan Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 PT Aneka Tambang Tbk ANTM 0,21 0,28 0,41 0,54 0,71

2 PT Bank Mandiri Tbk BMRI 10,24 9,81 7,81 7,31 7,26

3 PT Bank Negara Indonesia Tbk BBNI 10,88 6,50 6,92 6,66 7,11

4 PT Bukit asam Tbk PTBA 0,40 0,36 0,41 0,50 0,55

5 PT Garuda Indonesia Tbk GIAA 3,60 2,95 1,39 1,26 1,64

6 PT Jasa Marga Tbk JSMR 1,17 1,37 1,32 1,53 1,61

7 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 1,22 0,98 0,69 0,66 0,83

8 PT Timah Tbk TINS 0,42 0,40 0,43 0,34 0,61

3,52 2,83 2,42 2,35 2,54Rata-rataSumber: IICG dan IDX

Page 23: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

7

Dari tabel 1.1 di atas menunjukan nilai rata-rata Debt to Equity Ratio

(DER) pertahun pada periode 2009-2013 dari 8 perusahaan yang termasuk

dalam IICG dan terdaftar pada BEI, dimana perusahaan ini merupakan

perusahaan yang selalu ikut serta dalam riset mengenai tingkat penerapan

corporate governance. Untuk nilai rata-rata DER pada tahun 2009 adalah 3,52

; DER untuk tahun 2010 adalah 2,83 ; kemudian untuk DER tahun 2011

sebesar 2,42 ; selanjutnya untuk DER tahun 2012 sebesar 2,35 ; dan untuk

tahun 2013 adalah sebesar 2,54. Sehingga dapat kita lihat penggunaan dana

yang berasal dari pinjaman atau hutang mengalami fluktuatif, seperti di periode

2009-2012 mengalami penurunan, kemudian mengalami kenaikkan di periode

2012-2013.

Jika dilihat Debt to Equity Ratio (DER) dari masing-masing perusahaan

maka ditemukan terdapat beberapa perusahaan yang memiliki DER diatas nilai

satu dan dibawah nilai satu. Ada beberapa perusahaan yang memiliki nilai

DER kurang dari satu selama periode 2009-2013 yaitu, PT. Aneka Tambang

Tbk, PT. Bukit Asam Tbk, dan PT Timah Tbk. Sedangkan pada perusahaan

yang memiliki nilai DER lebih dari satu pada periode 2009-2013 yaitu, PT

Bank Mandiri Tbk, PT. Bank Negara Indonesia Tbk, PT Garuda Indonesia

Tbk, dan PT. Jasa Marga Tbk. Namun terdapat pula nilai DER perusahaan

yang tidak stabil atau fluktuatif selama periode 2009-2013 ada yang bernilai

kurang dari satu dan ada pula yang nilainya lebih dari satu yaitu, PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Berdasarkan tabel di atas selama periode 2009 sampai dengan 2013

terdapat sekitar 50% perusahaan yang tercatat di IICG dan terdaftar pada BEI

Page 24: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

8

memiliki nilai DER lebih dari satu. Hal ini berarti pada perusahaan tersebut

memiliki proporsi hutang yang lebih besar dari modal sendiri, sehingga

perusahaan tersebut memilih untuk melakukan pinjaman atau berhutang untuk

memenuhi kebutuhan modalnya. Sehingga perusahaan tersebut dapat dikatakan

memiliki risiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang

memiliki nilai DER kurang dari satu.

Jika DER bernilai lebih dari satu maka perusahaan memiliki jumlah

hutang yang lebih besar dari pada modal sendiri, maka hal ini tidak sesuai

dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya jumlah hutang

perusahaan tidak melebihi dari jumlah modal sendiri. Jika hal ini terjadi maka

risiko yang akan ditanggung oleh investor pada perusahaan tersebut akan

menjadi lebih besar. Untuk itu kebanyakan para investor lebih tertarik

menanamkan modalnya ke dalam bentuk investasi pada perusahaan yang

memiliki DER yang besaranya kurang dari satu karena untuk menghindari

risiko yang lebih besar.

Dari fenomena yang terjadi pada perusahaan yang tercatat di IICG yang

memiliki tingginya nilai hutang dalam kondisi keuangannya, mengharuskan

perusahaan untuk mampu memilih proporsi sumber pendanaan perusahaan

yang sebaiknya lebih mengurangi hutang sehingga risiko bisnis perusahaan

semakin kecil. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran untuk dijadikan objek

penelitian.

Dalam penentuan keputusan struktur modal perusahaan banyak

dipengaruhi oleh beberapa variabel. Good corporate governance telah menjadi

isu yang hangat dibicarakan serta menjadi pemicu berkembangnya penelitian

Page 25: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

9

manajemen mengenai kualitas pelaksanaannya oleh perusahaan besar dan

perusahaan yang telah terdaftar atau go public. Secara umum, good corporate

governance dianggap memiliki implikasi signifikan bagi prospek pertumbuhan

ekonomi, karena tata kelola perusahaan yang baik mampu mengurangi risiko

bagi investor dan merupakan mekanisme kunci untuk melindungi kepentingan

pemegang saham selaku pemilik perusahaan (Kajananthan, 2012).

Tidak jarang dijumpai adanya konflik yang terjadi antara pemegang

saham dan manajer. Munculnya konflik yang terjadi terkadang disebabkan oleh

adanya pertentangan kepentingan yang terjadi antara manajer, pemegang

saham, dan kreditor. Hal ini dikenal dengan masalah keagenan. Untuk

mengurangi konflik yang terjadi tersebut, diperlukan suatu mekanisme

corporate governance atau tata kelola perusahaan di perusahaan tersebut.

Dengan adanya corporate governance atau tata kelola perusahaan yang

dijalankan dengan baik di suatu perusahaan maka diharapkan dapat

memperoleh kepercayaan yang lebih dari pemegang saham kepada manajer,

terutama dalam pemilihan struktur modal perusahaan.

Hasil studi empiris yang dilakukan oleh Pornsit Jiraporn dkk. (2012),

yang berjudul “Capital Structure and Corporate Governance Quality:

Evidence from The Institutional Shareholder Service (ISS)”, dengan objek

penelitian yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Amerika Serikat yaitu, pada variabel Kualitas Corporate Governance

terdapat hubungan signifikan negatif terhadap Struktur Modal. Hasil yang

hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rajendran Kajanantan

(2012), dengan sampel penelitian Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Page 26: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

10

Bursa Efek Srilanka, menunjukkan bahwa terdapat Variabel Board Committee

dan Board Composition berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Dari

kedua hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara

variabel Corporate Governance dengan Struktur Modal.

Struktur modal pada umumnya dipengaruhi oleh firm age (usia

perusahaan), seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Syafi’i (2013) dengan

sampel penelitian perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012, menunjukkan bahwa variabel firm

age memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal.

Firm size (ukuran perusahaan) merupakan varibel yang berpengaruh

juga terhadap struktur modal seperti pada hasil penelitian yang dilakukan oleh

Imam Syafi’i (2013) dengan studi empiris yaitu pada perusahaan sektor

makanan-minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012,

menunjukkan bahwa variabel firm size (ukuran perusahaan) memiliki pengaruh

yang positif terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa firm size

juga berpengaruh terhadap struktur modal. Namun berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Husnul Khotimah (2013), yang menyatakan

bahwa firm size tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asih Suko Nugroho (2006)

dengan studi empiris yaitu pada perusahaan properti yang Go Public di Bursa

Efek Jakarta periode 1994-2004, menunjukkan bahwa variabel growth asset

(pertumbuhan aktiva perusahaan) memiliki pengaruh signifikan positif

terhadap struktur modal. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Andi Setiawan (2010) yang berjudul “Analisis Pengaruh Profit,

Page 27: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

11

Growth, dan Asset Structure Terhadap Struktur Modal: (Studi Empiris Pada

Perusahaan LQ45 Periode 2006-2008)”, dengan hasil penelitian bahwa untuk

variabel growth asset tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal,

manurutnya hal ini terjadi dikarenakan perusahaan yang penjualannya relatif

stabil dapat dengan aman mengambil lebih banyak hutang dan menanggung

beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan yang penjualnnya tidak

stabil.

Business risk (risiko bisnis) merupakan variabel yang mempengaruhi

struktur modal seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahril dan

Isnurhadi (2013) dengan sampel penelitian yaitu perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2011, menunjukkan

adanya pengaruh positif terhadap struktur modal.

Dikarenakan terdapat perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan

mengenai struktur modal maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai struktur modal. Selain itu dilihat dari fenomena yang terjadi di

Indonesia yaitu pendanaan perusahaan yang sebagian besar diperoleh dari

hutang termasuk juga pada perusahaan yang tercatat di The Indonesian Institute

for Corporate Governance (IICG) sebagian besar perusahaan memiliki tingkat

hutang yang tinggi. Untuk sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang

tercatat di IICG dikarenakan IICG merupakan lembaga riset Indonesia yang

khusus meneliti mengenai penerapan corporate governance dan juga terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikarenakan untuk memperoleh data keuangan

perusahaan yang akan menjadi bahan penelitian ini.

Page 28: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

12

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu terletak pada

rentang waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu periode

2009-2013 yang dilakukan pada objek penelitian perusahaan yang tercatat di

The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan terdaftar dalam

Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana secara kontinyu perusahaan tersebut

masuk dalam daftar IICG selama periode penelitian. Data yang digunakan

yaitu data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing perusahaan, yang

dapat dilihat dengan mengakses website www.idx.co.id, www.sahamok.com,

dan www.finance.yahoo.co.id.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan membahas mengenai

pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap struktur

modal yang dipilih perusahaan. Adapun judul dari penelitian tersebut adalah:

“Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth

Asset, dan Business Risk Terhadap Struktur Modal Perusahaan”. (Studi Kasus

Pada Perusahaan yang Tercatat Di IICG dan Terdaftar Di BEI Periode 2009-

2013).”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan

masalah yang diambil dalam penulisan ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh antara penerapan corporate governance secara

parsial terhadap struktur modal.

2. Apakah terdapat pengaruh antara firm age secara parsial terhadap struktur

modal.

Page 29: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

13

3. Apakah terdapat pengaruh antara firm size secara parsial terhadap struktur

modal.

4. Apakah terdapat pengaruh antara growth asset secara parsial terhadap

struktur modal.

5. Apakah terdapat pengaruh antara business risk secara parsial terhadap

struktur modal.

6. Apakah terdapat pengaruh antara penerapan corporate governance, firm

age, firm size, growth asset, dan business risk secara simultan terhadap

struktur modal.

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara penerapan corporate governance

secara parsial terhadap struktur modal.

2. Untuk mengetahui pengaruh antara firm age secara parsial terhadap

struktur modal.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara firm size secara parsial terhadap

struktur modal.

4. Untuk mengetahui pengaruh antara growth asset secara parsial terhadap

struktur modal.

5. Untuk mengetahui pengaruh antara business risk secara parsial terhadap

struktur modal.

Page 30: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

14

6. Untuk mengetahui pengaruh antara penerapan corporate governance, firm

age, firm size, growth asset, dan business risk secara simultan terhadap

struktur modal.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini mempunyai dua manfaat

yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberi bukti empiris tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal seperti penerapan corporate governance

dalam bentuk variabel indeks penerapan corporate governance (CGPI),

usia perusahaan (firm age), pertumbuhaan aktiva perusahaan (growth

asset), ukuran perusahaan (firm size) dan risiko bisnis (business risk).

Selain itu hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan serta dapat memberikan kontribusi dalam penelitian lain

tentang struktur modal.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai

masukan mengenai variabel mana yang penting dalam pengambilan

keputusan mengenai struktur modal perusahaan.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan di bidang ilmu

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

yang terdiri dari penerapan corporate governance dalam bentuk variabel

Page 31: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

15

indeks penerapan corporate governance (CGPI), usia perusahaan (firm

age), pertumbuhaan aktiva perusahaan (growth asset), ukuran perusahaan

(firm size) dan risiko bisnis (business risk).

Page 32: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Manajemen keuangan memiliki arti penting di semua jenis bisnis,

termasuk perbankan dan institusi-institusi keuangan lainnya, sekaligus juga

perusahaan-perusahaan industri dan ritel. Manajemen keuangan juga penting

pula artinya di dalam operasi-operasi pemerintahan, mulai dari sekolah sampai

rumah sakit hingga departeman jalan raya (Brigham dan Houston, 2009:7).

Manajemen Keuangan (financial management) yaitu berkaitan dengan

perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan disadari beberapa

tujuan umum (Horne dan Warchowicz, 2012:2).

Menurut James C. van Horne manajemen keuangan adalah segala

aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolahan

aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Sedangkan menurut Brigham

mengatakan manajemen keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science), untuk

me-menage uang, yang meliputi proses, dan instrument yang terlibat dengan

masalah transfer uang di antara individu, bisnis, dan pemerintah (Kasmir,

2010:5-7).

Manajemen keuangan yaitu menyangkut kegiatan perencanaan, analisis,

dan pengendalian kegiatan keuangan (Husnan dan Pudjiastuti, 2002:4).

Jadi dapat disimpulkan bahwa, manajemen keuangan adalah aktivitas

yang berkaitan erat dalam mengelola keuangan yang meliputi proses perolehan,

pengelolaan dan pengalokasian dana yang tersedia secara efektif dan efisien,

Page 33: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

17

serta harus mampu memilih dana yang ada untuk selanjutnya akan dibagikan

kepada para pemegang saham atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan.

1. Struktur Modal

Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen

jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham

preferen, dan saham biasa (Horne dan Wachowicz, 1998:474).

Keown, et.al. (2000:542), mengatakan bahwa struktur modal

adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh

perusahaan. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001:5), struktur

modal adalah bauran dari utang, saham preferen, dan saham biasa yang

direncanakan perusahaan untuk menambah modal.

Menurut Rodoni dan Ali (2010:137-138), mengatakan bahwa

struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan

belanja perusahaan, dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi

atau panduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri

dari dua sumber utama, yakni yang berasal dari dalam dan luar

perusahaan.

Struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara utang

dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan

perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal (Ambarwati,

2010:1).

Kodrat dan Christian (2009:107), mengatakan bahwa struktur

modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda

Page 34: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

18

(saham biasa dan saham preferen) atau bauran seluruh sumber pendanaan

jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan perusahaan.

Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan sumber pendanaan

perusahaan jangka panjang untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan

yang berasal dari hutang maupun modal sendiri.

Sebuah perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

pastinya memerlukan sumber daya keuangan atau biasa disebut dengan

modal. Modal perusahaan ada yang berupa modal asing dan modal sendiri.

Modal asing merupakan modal yang didapat bukan dari pemilik

perusahaan. Modal asing, yaitu terdiri dari hutang jangka pendek, hutang

jangka menengah, dan hutang jangka panjang. Modal sendiri merupakan

modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri, yaitu terdiri

dari modal saham, cadangan, dan laba ditahan.

Modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal internal dan

eksternal. Modal internal yaitu modal yang bersumber dari dalam

perusahaan seperti, laba ditahan dan cadangan, sedangkan modal eksternal

yaitu modal yang bersumber dari luar perusahaan seperti, saham dan

pinjaman/hutang. Sebuah perusahaan yang sedang berkembang biasanya

memerlukan modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas.

Menurut Keown et.al. (2000:542), tujuan manajemen struktur

modal adalah memadukan sumber dana permanen yang digunakan

perusahaan dengan cara yang akan memaksimumkan harga saham

perusahaan. Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian

Page 35: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

19

terhadap paduan dana yang akan meminimumkan campuran biaya modal

perusahaan. Sehingga paduan sumber dana yang tepat ini disebut sebagai

struktur modal optimal.

Struktur modal optimal adalah struktur modal yang meminimalkan

biaya modal perusahaan sehingga memaksimalkan nilai perusahaan

(Horne dan Wachowicz, 1998:478).

Menurut Brigham dan Houston (2001:45), struktur modal yang

optimal adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan

harga saham perusahaan.

Struktur modal yang optimal bagi perusahaan akan menghasilkan

kondisi keuangan perusahaan yang sehat, sehingga kedepannya dapat

memperoleh laba perusahaan yang lebih besar.

Brigham dan Houston (2001:39-41), menyatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan adalah

stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat

pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap

pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi

internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.

Terdapat teori-teori mengenai struktur modal, yaitu sebagai

berikut:

a. Teori struktur modal tradisional

1) Pendekatan Laba Operasi Bersih

Satu pendekatan terhadap penilaian laba perusahaan dikenal

seagai pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income,

Page 36: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

20

NOI). Pendekatan laba operasi bersih terhadap struktur modal

yaitu, teori struktur modal dimana rata-rata tertimbang biaya modal

dan nilai toal perusahaan bersifat konstan walaupun pengungkit

keuangan berubah. Melalui pendekatan ini, laba operasi bersih

didiskonto pada tingkat kapitalisasi total perusahaan untuk

memperoleh nilai total pasar perusahaan. Nilai pasar pinjaman

kemudian dikurangi dari nilai total pasar untuk memperoleh nilai

pasar biasa. Penggunaan pendekatan ini mengakibatkan tingkat

kapitalisasi total serta biaya pinjaman tetap sama walupun

digunakan pengungkit keuangan. sejauh ini, pembahasan

laaoperasi bersih hanya dilakukan dalam batasan definisi. Namun,

pembahasan memiliki kekurangan dalam menjelaskan perilaku

penting yang dimiliki laba operasi bersih (Horne dan Wachowicz,

98:475-476).

2) Pendekatan Tradisional

Mereka yang menganut pendekatan tradisional berpendapat

bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai

perusahaan (atau biaya modal perusahaan) bisa dirubah dengan

cara merubah struktur modalnya. Pendapat ini dominan sampai

dengan awal tahun 1950an (Husnan dan Pudjiastuti, 2002:296).

Pendekatan tradisional terhadap struktur dan penilaian

modal mengasumsikan adanya struktur modal optimal dan

manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui

penggunaan pengungkit keuangan (Horne dan Wachowicz,

Page 37: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

21

1998:477). Dengan kata lain, struktur modal memiliki pengaruh

terhadap nilai perusahaan.

b. Teori struktur modal modern

1) The Modigliani-Miller Model

Teori mengenai struktur modal modern bermula pada tahun

1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton

Miller, mempublikasikan apa yang disebut sebagai artikel

keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis.

Berdasarkan serangkaian asumsi yang sangat membatasi,

Modigliani-Miller membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan

tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Dengan perkataan lain,

hasil-hasil Modigliani-Miller menyatakan bahwa tidak menjadi

masalah bagaimana perusahaan membiayai operasinya, jadi

struktur modal tidak relevan. Tapi studi Modigliani-Miller

didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain

(Brigham dan Houston, 2001:30-31):

(a) Tidak ada biaya broker (pialang).

(b) Tidak ada pajak.

(c) Tidak ada biaya kebangkrutan.

(d) Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang

sama dengan perseroan.

(e) Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti

manajemen mengenai peluang investasi perusahaan di masa

mendatang.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

22

(f) EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan utang.

Rodoni dan Ali (2010:138-139), menjelaskan tentang teori

Modigliani-Miller, yaitu struktur modal yang menggunakan dana

dari utang tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap nilai

perusahaan. Namun bila mulai dipertimbangkan faktor pajak,

penggunaan utang akan selalu lebih menguntungkan dan dapat

meningkatkan nilai perusahaan, dengan asumsi bahwa yang

dipergunakan dalam model ini adalah: Pertama, tidak ada biaya

kebangkrutan. Kedua, tidak ada biaya transaksi. Ketiga, bunga

pinjaman dan simpanan besarnya sama bagi perorangan ataupun

perusahaan.

Teori Modigliani-Miller terbagi menjadi 2 kondisi, yaitu

(Brigham dan Houston, 2001):

(a) Tanpa pajak

Dengan mengasumsikan bahwa tidak ada pajak perusahaan

maupun pajak serta dengan mendasarkan asumsi yang telah

disebutkan sebelumnya, Modigliani-Miller menggunakan

preposisi sebagai berikut:

(1) Preposisi I Modigliani dan Miller menjelaskan bahwa tidak

ada pengaruh financial leverage terhadap nilai perusahaan.

Menurut teori Modigliani-Miller I, perubahan struktur

modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan atau dengan

kata lain tidak ada struktur modal yang optimal bagi

perusahaan.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

23

(2) Preposisi Modigliani-Miller II yang menyatakan bahwa

nilai pengharapan (expected value) tingkat pengembalian

hasil terhadap modal/Return on Equity (ROE) bertambah

seiring dengan meningkatnya rasio utang terhadap

modal/debt to equty (DER). Kenaikan ekspektasi ROE ini

didorong oleh adanya peningkatan risiko keuangan yang

akan ditanggung investor perusahaan akibat bertambahnya

utang (DER), sehingga apabila financial leverage naik

maka biaya modal/ekuitas secara linier juga naik, karena

pemegang saham dihadapkan pada risiko yang semakin

besar.

(b) Dengan pajak perusahaan

(1) Preposisi I menyatakan bahwa nilai perusahaan yang

memiliki utang akan lebih besar daripada nilai perusahaan

tanpa utang. Nilai perusahaan akan memiliki utang tersebut

sama dengan nilai perusahaan tanpa utang ditambah dengan

penghematan pajak. Teori Modigliani-Miller Preposisi I ini

mengalami perubahan dengan dimasukkannya unsur pajak

oleh Miller. Modigliani-Miller mengakui bahwa

peningkatan jumlah utang berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

(2) Preposisi II menyatakan bahwa biaya ekuitas pada

perusahaan yang memiliki utang sama dengan biaya ekuitas

perusahaan tanpa utang ditambah dengan premi risiko.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

24

Jadi teori Modigliani-Miller dengan pajak perusahaan

menyatakan bahwa nilai perusahaan akan meningkat sejalan

dengan meningkatnya penggunaan utang. Biaya bunga utang dapat

mengurangi pajak sehingga makin besar porsi pendapatan

perusahaan yang menjadi bagian investor.

2) Pecking Order Theory

Teori ini ditemukan oleh Gordon Donaldson pada tahun

1961, kemudian selanjutnya diperluas oleh Myers. Dalam

artikelnya Myers dengan ringkas mengikhtisarkan teori pecking

order yaitu (Husnan dan Pudjiastuti, 2002:311):

(a) Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.

(b) Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian

dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi, dan

berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran

dividen yang terlalu besar.

(c) Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba

yang diperoleh mangakibatkan dana internal kadang-kadang

berlebih ataupun kurang untuk investasi.

(d) Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan

menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu.

Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi,

kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal

sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.

Page 41: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

25

Sesuai dengan teori ini, tidak ada target rasio hutang,

karena ada dua jenis modal sendiriyang preferensinya berbeda.

Yaitu laba ditahan (dipilih lebih dahulu) dan penerbitan saham

baru (dipilih paling akhir). Rasio hutang setiap perusahaan akan

dipengaruhi oleh kebutuhan dana untuk investasi (Husnan dan

Pudjiastuti:2002).

3) Agency Cost Theory

Jensen dan Meckling (1976) adalah orang pertama yang

memasukkan unsur manusia dalam model yang terpadu tentang

perilaku perusahaan. Paper mengenai teori keagenan pada

manajemen keuangan menunjukkan hubungan keagenan atau

agencu relationship, muncul ketika satu atau lebih individu

(majikan) menguji individu lain (agen atau karyawan) untuk

bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk

membuat keputusan kepada agen atau karyawannya. Dalam

konteks manajemen keuangan hubungan ini muncul antara: (1)

pemegang saham (shareholders) dengan para manjer, dan (2)

shareholders dengan kreditor (bondholder atau pemegang obligasi)

(Sukardi dan Christian, 2009:14).

4) Trade Of Theory

Model ini dikembangkan oleh Baxter (1967), Kraus and

Litzenberger (1973) dan Karo (2002), yang mencoba menguji

pendapat Modigliani-Miller dengan menghubungkan asumsi-

asumsi Modigliani-Miller dengan biaya kebangkrutan yang mana

Page 42: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

26

hal itu dapat meningkat sebanding dengan leverage yang

digunakan yaitu (Ambarwati, 2010:49-50):

(a) Pada tingkat leverage rendah, manfaat penghematan pajak

akibat penggunaan hutang dapat melebihi biaya kebangkrutan

perusahaan.

(b) Pada tingkat leverage tinggi, biaya kebangkrutan justru bisa

melebihi manfaat penghematan pajak akibat penggunaan utang

tersebut.

(c) Semakin besar penggunaan hutang, maka semakin besar pula

keuntungan akibat hutang tersebut namun PV biaya financial

distress dan agency juga besar bahkan lebih besar.

Teori yang dikenal dengan Trade off model, mengatakan

bahwa bila perusahaan mnggunakan leverage maka perusahaan

akan memperoleh kauntungan berupa penghematan pajak (tax

shield). Namun disisi lain harus pula diperhitungkan biaya yang

akan ditimbulkan dari penggunaan leverage tersebut, seperti biaya

kebangkrutan dan biaya keagenan (Keown, et.al., 2005 dalam

Rodoni dan Ali, 2010:139).

Jadi disebut model trade off karena struktur modal optimum

terjadi jika terdapat keseimbangan antara biaya financial distress

dan agency problem dan manfaat atas penggunaan leverage atau

hutang (Ambarwati, 2010:50).

Page 43: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

27

5) Teori Pengisyaratan

Symmetric information yaitu situasi di mana investor dan

manajer memiliki informasi yang sama mengenai prospek

perusahaan. Akan tetapi, dalam kenyataannya manajer mempunyai

yang lebih baik daripada investor luar. Hal ini disebut asymmetric

information dan ini sangat berpegaruh terhadap keputusan struktur

modal yang optimal. Asymmetric information merupakan situasi di

mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik)

mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki oleh investor,

(Brigham dan Houston, 2001:35).

Hampir serupa dengan yang dijelaskan oleh Sukardi dan

Christian (2009:16), mengenai asymmetric information adalah

kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak

daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan

memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak

investor di pasar modal. Tingkat asymmetric information ini

bervariasi dari sangat tinggi ke sangat rendah. Asymmetric

information memberikan efek yang nyata pada keputusan

keuangan maupun pasar financial.

Dalam teori asymmetric information diterangkan bahwa

dalam pasar selalu ditemukan informasi yang tidak sama bagi

pihak-pihak yang berbeda, sehingga dapat dikatakan informasi

yang didapat tidak sempurna. Penambahan hutang baru, misalnya

memberikan informasi bahwa perusahaan dapat dipercaya oleh

Page 44: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

28

pihak peminjam, sedangkan penerbitan saham baru dapat dianggap

bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan dalam hal

pendanaannya. Beberapa pengujian membuktikan bahwa harga

saham berpengaruh positif terhadap penambahan hutang dan

berpengaruh negatif terhadap penerbitan saham baru (Rodoni dan

Ali, 2010:139).

Perlu diingat bahwa tujuan manajemen keuangan adalah

memaksimumkan motivasi untuk menyampaikan informasi yang

baik mengenai perusahaannya ke publik secepat mungkin,

misalnya melalui jumpa pers. Namun, pihak di luar perusahaan

tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan tersebut.

Jika manajer dapat memberikan sinyal yang meyakinkan, maka

publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga

sekuritas.pembayaran dividen merupakan contoh klasik mengenai

penyampaian informasi malalui pengisyaratan (signaling), (Sukardi

dan Christian, 2009:17).

Isyarat (signal) adalah suatu tindakan yang diambil

manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor

tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan,

(Brigham dan Houston, 2001:36).

Jika manajemen mengumumkan kenaikan yang nyata pada

jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan, investor akan

menangkap ini sabagai sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan

(prospek penghasilan) saat ini dan di masa mendatang relatif baik.

Page 45: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

29

Sebaliknya, jika investor mengharapkan suatu pembagian dividen

namun manajemen memutuskan tidak membagi dividen, manajer

sedang mengirimkan sinyal negatif. Jadi, dapat disimpulkan karena

adanya kondisi asymmertic information, pemberian sinyal kepada

investor atau publik melalui keputusan-keputusan manajemen

menjadi sangat penting (Sukardi dan Christian, 2009:17-18).

Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Equity

Ratio (DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya proporsi antara

total hutang dan total modal sendiri. Semakin tinggi nilai DER

menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan

total modal sendiri.

2. Penerapan Corporate Governance

Istilah “Corporate Governance” pertama dikenalkan oleh Cadburry

Committee tahun 1992 dalam laporan yang dikenal Cadbury Report.

Laporan ini sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik corporate

governance di seluruh dunia. Menurut Cadbury Committee (1992),

Corporate governance adalah suatu sistem yang diberfungsi untuk

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (Sedarmayanti, 2007:53).

Tata kelola perusahaan (corporate governance) adalah sistem yang

mengatur bagaimana perusahaan dikelola dan dikendalikan, sistem

tersebut mengarahkan bagaimana hubungan antara para pemegang saham

perusahaan, dewan direksi, serta para manajemen senior. Hubungan-

DER =

Page 46: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

30

hubungan ini memberikan kerangka kerja untuk menetapkan tujuan

perusahaan dan pengawasan kerja (Horne dan Wachowicz, 2012:9).

Menurut The Indonesian Institute for Corporate Governance

(2009:11) Corporate Governance tersebut dapat didefinisikan sebagai

serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu

perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan

para pemangku kepentingan (stakeholders). Selanjutnya Good Corporate

Governance dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang

digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan

nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang,

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,

berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku.

Menurut Bursa Efek Indonesia (2011:4), Tata Kelola Perusahaan

atau Good Corporate Governance (selanjutnya disebut sebagai GCG)

merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan

perusahaan secara profesional berlandaskan prinsip-prinsip transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, independen serta kewajaran dan kesetaraan.

Tujuan utama dilaksanakannya GCG adalah untuk mengoptimalkan nilai

perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan

(stakeholders) lainnya dalam jangka panjang.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI),

Corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur

hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,

pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan

Page 47: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

31

internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan

kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan

mengendalikan perusahaan. Tujuan utama dari diterapkannya corporate

governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak

yang berkepentingan (stakeholders) (Sedarmayanti, 2007:52).

OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development) menyatakan bahwa, corporate governance merupakan

struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris, dan manajer

menyusun tujuan-tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan-

tujuan tersebut dan mengawasi kinerjanya (Sedarmayanti, 2007:53).

Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Minik Negara

(BUMN) Nomor : KEP-117/M-MBU/2012 tetang penerapan praktik good

corporate governance pada BUMN, maka ditetapkan bahwa: corporate

governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ

BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas

persahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya,

nerlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika, sedangkan

stakeholders adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan

BUMN, baik langsung maupun tidak langsung yaitu pemegang saham atau

pemilik modal, komisaris atau dewan pengawas, direksi dan karyawan

serta pemerintah, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpukan

Corporate governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan

Page 48: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

32

yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkempetingan

terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang saham, dewan

komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi.

Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan ini dan

mencegah terjadinya kesalahan signifikansi dalam strategi korporasi dan

untuk memastikan kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki

(Ambarwati, 2007:54).

Menurut SK Menteri BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002

tetang penerapan praktik Good Corporate Governance diutarakan bahwa

prinsip Good Corporate governance meliputi:

a. Transparasi, yaitu keterbukaan dalam melaksakan proses pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil

dan relevan mengenai perusahaan.

b. Kemandirian, yaitusuatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari

pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

33

e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menurut Riana (2014:30) keputusan perusahaan dalam hal struktur

modal dapat dipengaruhi oleh baik buruknya kualitas corporate

governance perusahaan tersebut. Dalam penelitian-penelitian sebelumnya,

terdapat hasil yang berbeda-beda mengenai arah dari hubungan kausalitas

antara kualitas corporate governance dan struktur modal tersebut, apakah

negatif ataukah positif. Selain itu secara teoritis logis, pengaruh kualitas

corporate governance terhadap struktur modal dapat memiliki arah yang

positif maupun negatif.

Pada penelitian ini, penerapan corporate governance diukur

dengan corporate governance perception index (CGPI) dikarenakan CGPI

menunjukkan banyak aspek penilaian yang dilakukan. Aspek penilaian

mulai dikembangkan seperti analisa kuantitatif dalam menelaah kondisi

penerapan corporate governance di perusahaan dengan menggunakan

Self-assessment berupa pengisian kuesioner. Sejak tahun 2003, CGPI

menggunakan dua tahapan yang harus dijalani dalam menghasilkan index

persepsi corporate governance, yaitu tahapan kuantitatif (Self-assessment)

dan tahapan kualitatif dengan menggunakan panel ahli yang bertugas

menilai penerapan corporate governance berupa wawancara (interview)

dengan eksekutif perusahaan. Secara khusus pelaksanaan CGPI ini mulai

memperkenalkan pendekatan tematik dalam mengkaji penerapan

corporate governance sebagai sebuah proses pembelajaran mencapai

Page 50: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

34

sebuah tahap keberlanjutan yang kemudian dituangkan dalam sebuah buku

dengan judul Komitmen Menegakkan Good Corporate Governance.

Corporate governance mendapatkan tempat khusus untuk

meyakinkan bahwa manajer bertindak untuk kepentingan pemegang

saham. Oleh karena itu, corporate governance dirancang untuk

mengurangi konflik agensi. Karena biaya agensi (agency cost), manajer

bisa saja mengambil pilihan hutang yang meningkatkan keuntungan

mereka pribadi daripada memaksimalkan kekayaan pemegang saham.

Tingkat penyimpangan manajer dari tingkat leverage yang optimal

bergantung pada kekuatan corporate governance perusahaan (Riana,

2014:33).

3. Firm Age

Menurut Daljono (2000) dalam Syafi’i (2013:10-11) firm age atau

usia perusahaan adalah seberapa lama perusahaan mampu bertahan,

bersaing, dan mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam

perekonomian. Usia perusahaan menunjukkan informasi yang dapat

diperoleh para investor. Semakin lama suatu perusahaan beroperasi atau

semakin tua usia perusahaan, maka perusahaan tersebut kemungkinan

besar akan menyediakan informasi tentang perusahaan yang lebih banyak

dan lebih luas daripada perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan yang

lebih tua memiliki lebih banyak pengalaman di bidangnya dan lebih

banyak mengenal lingkungan, sehingga kemungkinan mengalami

kegagalan lebih kecil. Perusahaan yang belum lama berdiri akan lebih sulit

Page 51: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

35

untuk berkembang dibandingkan perusahaan yang telah lama berdiri

(Berlinger dan Robbins, 1986).

Menurut Syafi’i (2013:11) secara konsep teoritis bahwa usia

perusahaan (age) memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur modal

perusahaan, sebab dengan usia dan pengalaman yang semakin panjang

akan memungkinkan bagi perusahaan untuk bisa memperoleh akses atas

sumber dana pinjaman yang lebih luas pula.

Demikian halnya dalam kemampuan akses untuk memperoleh

sumber pendanaan bagi perusahaan yang memiliki usia lebih lama akan

relatif lebih mudah dan lebih dipercaya daripada perusahaan yang baru

berdiri. Usia perusahaan dapat diukur dengan persamaan:

4. Firm Size

Menurut Brigham dan Houtson (2001:117) firm size atau ukuran

perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang

bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Dalam hal ini penjualan

lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh

jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil

daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita

kerugian.

Menurut Sebayang dan Putra (2013:5) ukuran perusahaan sering

dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu

AGE = Ln (Tahun penelitian – Tahun berdiri perusahaan)

Page 52: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

36

perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang

lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini

akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk

memperoleh pinjaman atau dana eksternal.

Menurut Khotimah (2013:40) besar kecilnya ukuran perusahaan

akan berpengaruh pada struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan

bahwa pada perusahaan besar dapat membiayai investasinya dengan

mudah lewat pasar modal karena mempunyai tingkat pertumbuhan

penjualan yang tinggi dan kecilnya informasi asimetri yang terjadi.

Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan besar

jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jadi, dengan diperolehnya

dana lewat pasar modal menjadikan proporsi utang menjadi semakin kecil

dalam struktur modalnya.Untuk itu perusahaan kecil mungkin menyukai

hutang jangka pendek karena biayanya yang lebih murah dan perusahaan

besar lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk

menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar pula.

Dalam kajian teoritis serta beberapa penelitian sebelumnya

diperoleh bahwa firm size ini berpengaruh positif terhadap struktur modal

perusahaan, karena bagi perusahan berukuran besar akan semakin kecil

risiko kebangkrutannya, sehingga lebih mudah untuk mengakses perolehan

dana pinjaman. Selain tiu bagi perusahaan yang memiliki ukuran besar

akan cenderung memiliki collateralized assets yang lebih besar pula

(Syafi’i, 2013:10)

Page 53: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

37

Menurut Riyanto (2011:313) firm size atau ukuran perusahaan

adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya

nilai equity, nilai penjualan, atau nilai total aktiva. Dalam penelitian ini

sebagai rasio skala perusahaan digunakan natural log in dari total aktiva

perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini, penghitungan ukuran

perusahaan menggunakan total aktiva karena lebih stabil dibandingkan

dengan total penjualan. Adapun rumus perhitungannya adalah sebagai

berikut:

5. Growth Asset

Menurut Westone dan Brigham (1994), suatu perusahaan yang

berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi

harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan.

Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan

hutang dari pada perusahaan yang tumbuh secara lambat (Nugroho,

2006:29).

Rodoni dan Herni Ali (2010:147) mengatakan bahwa pertumbuhan

secara tidak langsung berpengaruh pada pendanaan ekuitas yang

signifikan, walaupun pada keadaan dimana biaya kebangkrutan rendah.

Jadi perusahaan dengan pertumbuhan tinggi akan memiliki debt ratio

(rasio hutang) yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang

pertumbuhannya rendah. Pertumbuhan pada intinya adalah fitur dari dunia

nyata, sebagai hasilnya pendanaan dengan hutang tidak optimal.

SIZE = Log (Total Asset)

Page 54: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

38

Menurut Khotimah (2013:38) pada perusahaan dengan

pertumbuhan aktiva yang tinggi akan lebih cenderung melakukan

pendanaan eksternal. Dan pada saat yang sama pula, perusahaan tersebut

akan lebih cenderung mengurangi keinginan untuk melakukan pendanaan

eksternal. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bisa positif atau

negatif antara pertumbuhan aktiva dengan struktur modal suatu

perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi

memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi,

sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang

rendah. Pertumbuhan aset perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung

dengan rumus:

6. Business Risk

Menurut Ambarwati (2010:3) risiko bisnis dalam artian stand

alone risk adalah suatu fungsi dari ketidakpastian yang inheren didalam

proyeksi pengembalian atas modal yang diinvestasikan (return on invested

capital–ROIC) didalam sebuah perusahaan.

Brigham dan Houston (2001:14) mendefinisikan business risk

(risiko bisnis) yaitu sebagai ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi

pengembalian aktiva (ROE) masa depan jika tidak menggunakan hutang,

GROWTH = TAt – TA t-1 / TA t-1

Page 55: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

39

merupakan satu-satunya determinan terpenting dari struktur modal

perusahaan.

Risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor yaitu (Ambarwati,

2010:3):

a. Variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk, maka

semakin rendah risiko bisnisnya, ceteris paribus.

b. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang produknya dijual di pasar

yang sangat tidak stabil akan terkena risiko bisnis lebih tinggi

dibandingkan dengan produk yang harganya stabil.

c. Variabilitas biaya input. Prusahaan yang menggunakan biaya input

sangat tidak pasti akan terkena risiko bisnis yang lebih tinggi.

d. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perbahan pada

biaya input. Semakin besar kemampuan perusahaan melakukan

penyesuaian harga output untuk mencerminkan kondisi biaya,

semakin rendah risiko bisnisnya.

e. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu

yang tepat dan efektif dalam hal biaya. Semakin cepat produknya

semakin usang semakin tinggi risiko bisnis perusahaan.

f. Eksposur risiko asing. Semakin banyak laba operasi luar negeri maka

semakin tinggi risiko bisnisnya.

g. Komposisi biaya tetap: leverage operasi. Jika persahaan lebih banyak

menggunakan biaya tetap maka lebih tinggi terkena risiko bisnis

karena tidak bisa menurunkan biaya jika pernintaan produk menurun.

Page 56: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

40

Menurut Brown dan Reilly (2009:57) dalam Seftianne dan

Handayani (2011:45), perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi

cenderung menghindari pendanaan dengan menggunakan hutang

dibandingkan dengan perusahaan dengan risiko bisnis lebih rendah. Dunia

investasi mengenal risiko bisnis sebagai bagian dari risk premium yang

diartikan sebagai ketidakpastian aliran pendapatan yang disebabkan oleh

sifat alami dari bisnis itu sendiri seperti produk, pelanggan dan cara

penghasilan produknya. Perusahaan dengan cash flow yang sangat

fluktuatif akan menyadari bahwa peggunaan hutang yang penuh risiko

akan kurang menguntungkan dibanding dengan ekuitas, sehingga

perusahaan dipaksa menggunakan ekuitas untuk memenuhi pendanaan

perusahaan guna menghindari financial distress (Setiawan, 2006). Oleh

karena itu risiko bisnis mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

Dalam penelitian ini business risk menggunakan rumus yang

dinyatakan sebagai berikut:

Di sini NOPAT (Net Operating Profit After Tax) adalah laba

operasional bersih setelah pajak, sedangkan modal adalah jumlah dari

hutang dan ekuitas biasa perusahaan. Jika sebuah perusahaan memiliki

hutang, maka pembayaran bunganya akan nol, modalnya akan sama

dengan ekuitas dan nilai ROIC-nya akan sama dengan pengembalian atas

ekuitas (ROE) (Ambarwati, 2010:4).

ROIC =NOPATModal

Page 57: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

41

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh

corporate governance terhadap struktur modal, di antaranya yaitu:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan

Tahun Judul

Penelitian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Vito Janitra Kurniawan dan Shiddiq Nur Rahardjo (2014)

Pengaruh antara Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Dengan Struktur Modal Perusahaan. (Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Periode 2010-2012)

Regresi Berganda

Variabel Ukuran Dewan Komisaris dan Kepemilikan Konstitusional tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal. Variabel Kepemilikan Manjerial dan Ukuran Komite audit berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

2 Husnul Khotimah (2013)

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Growth of Asset, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010)

Regresi Berganda

Variabel profitabilitas, growth of asset, dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Variabel ukuran perusahaan dan struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Page 58: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

42

No. Peneliti dan Tahun

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

3 Minda Mauliana Sebayang dan Pasca Dwi Putra (2013)

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2007)

Regresi Berganda

Variabel Pertumbuhan Perusahaan, Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.

4 Muhammad Syahril Ferdiansya dan Isnurhadi (2013)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2002-2011

Regresi Berganda

Variabel Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal. Arus Kas Bebas, Risiko Bisnis, dan Likuiditas berpengaruh dan signifikan terhadap struktur modal.

5 Imam Syafi’i (2013)

Karakteristik Perusahaan dan Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Makanan-Minuman. (Perusahaan yang Listing di BEI Periode 2008-2012)

Regresi Linier Berganda

Variabel Size, Age, dan Volatilitas Pendapatan berpengaruh positif terhadap terhadap Kebijakan Struktur Modal. Variabel Profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap Kebijakan Struktur Modal.

Page 59: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

43

No. Peneliti dan Tahun

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

6 Pornsit Jiraporn dkk.(2012)

Capital Structure and Corporate Governance Quality: Evidence from The Institutional Shareholder Service (ISS)

Regresi Linier

Variabel Kualitas Corporate Governance memiliki hubungan negatif dan signifikan tarhadap Stuktur Modal.

7 Rajendran Kajanantan (2012)

Effect of Corporate Governance on Capital Structure: Case of The Srilankan Listed Companies

Regresi Berganda

Variabel Board Committee dan Board Composition berpengaruh dan signifikan terhadap Struktur Modal. Variabel Ledership Style, Board Size, dan Board Meeting tidak memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal.

8 Andi Setiawan (2010)

Analisis Pengaruh Profit, Growth, dan Asset Structure Terhadap Struktur Modal. (Perusahaan LQ45 Periode 2006-2008)

Regresi Berganda

Variabel Profit memliki pengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Variabel Asset Structure memiliki pengaruh terhadap Struktur Modal. Variabel Growth tidak berpengaruh terhadap Struktur Modal.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

44

No. Peneliti dan Tahun

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

9 Asih Suko Nugroho (2006)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Properti yang Go Public Di BEJ Untuk Periode 1994-2004

Regresi Berganda

Variabel Operating Leverage berperngaruh signifikan negatif terhadap Struktur Modal. Variabel Likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap Struktur Modal. Variabel Struktur Aktifa tidak berpengaruh terhadap variabel Struktur Modal. Variabel Growth berpengaruh signifikan positif terhadap Struktur Modal. Variabel Price Earning Ratio berpengaruh signifikan positif terhadap Struktur Modal. Variabel Profitabilitas berpengaruh signifikan negatif terhadap Struktur Modal.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menjelaskan tentang permasalahan yang akan

diteliti serta hubungan logis antar variabel-variabel dalam penelitian. Kerangka

utama dalam penelitian ini adalah penerapan corporate governance, firm age,

firm size, growth asset dan business risk sebagai variabel independen dan

struktur modal sebagai variabel dependen.

Page 61: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

45

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Variabel Independen: X1: Penerapan Corporate Governance (CGPI) X2: Firm Age (AGE) X3: Firm Size (SIZE) X4: Growth Asset (GROWTH) X5: Business Risk (RISK)

Variabel Dependen: Y: Struktur Modal (DER)

Uji Statistik Deskriptif

Uji Hipotesis: a. Uji t (Parsial) b. Uji F (Simutan) c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji Asumsi Klasik: a. Uji Normalitas b. Uji Multikolinieritas c. Uji Heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi

Analisis Regresi Linier Berganda

Interpretasi Hasil Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Perusahaan Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI (2009-2013)

Page 62: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

46

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang di

rumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penerapan Corporate Governance (CGPI) memiliki pengaruh signifikan

secara parsial terhadap Struktur Modal (DER).

2. Firm Age (AGE) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap

Struktur Modal (DER).

3. Firm Size (SIZE) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap

Struktur Modal (DER).

4. Growth Asset (GROWTH) memiliki pengaruh signifikan secara parsial

terhadap Struktur Modal (DER).

5. Business Risk (RISK) memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap

Struktur Modal (DER).

6. Penerapan Corporate Governance (CGPI), Firm Age (AGE), Firm Size

(SIZE), Growth Asset (GROWTH) dan Business Risk (RISK) memiliki

pengaruh signifikan secara simultan terhadap Struktur Modal (DER).

Page 63: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh penerapan corporate

governance (CGPI), firm age (usia perusahaan), firm size (ukuran perusahaan),

growth asset (pertumbuhaan aktiva perusahaan), dan business risk (risiko

bisnis) terhadap struktur modal. Dengan studi kasus pada perusahaan yang

tercatat di The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009-2013. Data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan hasil riset

yang diadakan oleh IICG yang penulis peroleh dari pihak IICG dan laporan

keuangan perusahaan yang dipublikasikan oleh BEI melalui situs resminya

www.idx.co.id.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan individu atau objek tertentu atau ukuran

yang diperoleh dari semua individu atau objek tertentu (Lind et.al., 2007:7).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di The

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI), pada periode 2010-2014. Populasi tersebut dipilih

karena perusahaan yang tercatat tersebut merupakan perusahaan yang telah

mengikuti riset mengenai corporate governance serta perusahaan tersebut telah

terdaftar di BEI sehingga data keuangan perusahaan tersebut telah

Page 64: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

48

dipublikasikan sehingga penulis dapat memperoleh data yang dibutuhkan untuk

penelitian.

Sampel adalah bagian dari suatu populasi tertentu yang menjadi

perhatian (Lind et.al., 2007:7). Dalam penelitian ini menggunakan metode

penarikan sampel dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah

penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut

didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian. Penentuan kriteria sampel

diperlukan untuk menghindari adanya kesalahan dalam penentuan sampel

penelitian yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap hasil analisis. Adapun

kriteria penarikan sampel yang digunakan peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan telah tercatat di The Indonesian Institute for Corporate

Governance selama periode penelitian 2009-2013.

2. Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode

penelitian 2009-2013.

3. Perusahaan memiliki kelengkapan data laporan keuangan selama

periode penelitian 2009-2013.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 8 perusahaan. Keterangan

dalam proses pengambilan sampel penelitian dapat dijelaskan pada tabel 3.1

berikut ini:

Page 65: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

49

Tabel 3.1 Proses Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah Perusahaan

Perusahaan yang tercatat di IICG selama periode penelitian 2009-2013 11

Perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2009-2013 9

Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian 8

Perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT Aneka Tambang Tbk. ANTM

2 PT Bank Mandiri Tbk. BMRI

3 PT Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI

4 PT Bukit Asam Tbk. PTBA

5 PT Garuda Indonesia Tbk. GIAA

6 PT Jasa Marga Tbk. JSMR

7 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. TLKM

8 PT Timah Tbk. TINS

C. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang

memiliki arti serta sangat penting bagi pemakai. Dalam penelitian ini jenis data

yang digunakan yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang

Page 66: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

50

dinyatakan dalam bentuk angka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu:

1. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung dari

sumbernya karena data ini biasanya telah dikumpulkan oleh suatu lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat. Pengumpulan data

untuk penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik

dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan

data-data tentang perusahaan yang menjadi sampel penelitian melalui

fasilitas internet dengan mengakses situs-situs resmi perusahaan serta

informasi dari media massa lainnya. Data sekunder laporan keuangan

masing-masing perusahaan dapat diakses melalui website

www.finance.yahoo.co.id dan www.idx.co.id. Sedangkan untuk data

sekunder indeks penerapan corporate governance diperoleh dari lembaga

IICG dengan menghubunginya secara langsung untuk memperoleh data

yang dimaksud.

2. Riset Kepustakaan (Library)

Penelitian ini juga menggunakan metode pengumpulan data dari

kepustakaan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan bahan kepustakaan

terutama teoritis yang berkaitan dengan penelitian ini yang bisa bersumber

dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang terkait.

Page 67: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

51

D. Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Uji Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2011:19) statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan

skewness (kemencengan distribusi).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau

residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan

F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu:

1) Analisis grafik merupakan salah satu cara termudah untuk melihat

normalitas residual yaitu dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan

ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

Page 68: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

52

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.

2) Analisis statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas

residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan membuat

hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai asymptotic significant value lebih kecil dari nilai

signifikasi yang ditentukan (α = 0,05) maka Ho ditolak atau data

tidak berdistribusi normal, sedangkan apabila nilai asymptotic

significant value lebih besar dari nilai signifikasi yang ditentukan

(α = 0,05) maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2011:105) uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai

korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi

adalah sebagai berikut:

Page 69: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

53

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen

banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel

independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas.

Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi

dua atau lebih variabel independen.

3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan

lawannya (b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana

setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan

diregres terhadap vatiabel independen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance

yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat

kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai

tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Walaupun

Page 70: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

54

multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF,

tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel

independen mana sajakah yang saling berkorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitasdan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,

2011:139).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dan salah satu caranya yaitu dengan melihat Grafik

Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED

dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dengan dasar analisis yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

Page 71: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

55

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas

dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2011:142) analisis dengan grafik plot

memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah

pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah

pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh

sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin

keakuratan hasil. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glejser. Uji Glejser

dilakukan dengan cara meregresikan antara nilai absolut residual

terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi antara nilai

absolut residual terhadap variabel independen lebih dari nilai

sigifikansi yang digunakan maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2011:110).

Page 72: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

56

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi yaitu:

1) Uji Durbin-Watson (DW)

Menurut Ghozali (2011:111) uji Durbin Watson hanya

digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan

adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada

variabel lag diantara variabel independen. Pengambilan keputusan

pada uji Durbin Watson diperlihatkan pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Analisis Durbin-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Tidak ditolak du < d < 4-du

Sumber: Ghozali (2011:111)

Untuk mendeteksi autokorelasi dapat juga menggunakan uji

statistik non-parametrik Run Test. Menurut Ghozali (2011:120) Run

Test digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat

korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan

korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.

Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara

random atau tidak (sistematis). Dengan hipotesisnya yaitu:

Ho : residual (res_1) random (acak)

Ha : residual (res_1) tidak random

Page 73: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

57

Apabila nilai asymptotic significant value lebih kecil dari

nilai signifikasi yang ditentukan (α = 0,05) maka Ho ditolak atau

data residual tidak random, sedangkan apabila nilai asymptotic

significant value lebih besar dari nilai signifikasi yang ditentukan (α

= 0,05) maka Ho diterima atau data residual acak (random).

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh penerapan corporate governance, age, size, growth, dan

risk secara individual dalam menerangkan variasi struktur modal.

Penelitian ini juga dilakukan untuk mecari pengaruh paling

besar di antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel

dependen dapat dilihat dari tabel Coefficients, pada kolom

Standardized Coefficients dengan nilai tertinggi.

Uji t dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi t.

Apabila tingkat signifikansi dari t hitung < tingkat signifikansi yang

ditentukan (α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang

hendak diuji adalah sebagai berikut:

Page 74: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

58

1) Ho : b1 = 0; penerapan corporate governance tidak memiliki

pengaruh secara parsial terhadap struktur modal.

Ha : b1 ≠ 0; penerapan corporate governance memiliki pengaruh

secara parsial terhadap struktur modal.

2) Ho : b2 = 0; age tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

Ha : b2 ≠ 0; age memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

3) Ho : b3 = 0; growth tidak memiliki pengaruh secara parsial

terhadap struktur modal.

Ha : b3 ≠ 0; growth memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

4) Ho : b4 = 0; size tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

Ha : b4 ≠ 0; size memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

5) Ho : b4 = 0; risk tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

Ha : b4 ≠ 0; risk memiliki pengaruh secara parsial terhadap

struktur modal.

b. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

Page 75: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

59

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat (Ghozali, 2011:98).

Uji statistik F ini dilakukan untuk menunjukkan apakah

penerapan corporate governance, age, size, growth, dan risk secara

simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap struktur

modal. Uji F dapat dilakukan dengan mengamati nilai signifikansi

F. Apabila tingkat signifikansi dari F hitung < tingkat signifikansi

yang ditentukan (α = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang

hendak diuji adalah sebagai berikut:

Ho : b1, b2, b3, b4, b5 = 0; penerapan corporate governance,

age, growth, size dan risk tidak

memiliki pengaruh secara simultan

terhadap struktur modal.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0; penerapan corporate governance,

age, growth, size dan risk memiliki

pengaruh secara simultan terhadap

struktur modal.

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Menurut Ghozali (2011:97) koefisien determinasi (R2) pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

Page 76: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

60

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan

ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka

R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh

karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

Adjusted R2. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,

2011:97).

4. Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda yaitu untuk mengetahui pengaruh dari

variabel independen (X1, X2, X3, X4, dan X5) terhadap variabel dependen

(Y). Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui seberapa kuat pengaruh penerapan corporate governance, age,

size, growth, dan risk terhadap struktur modal. Bentuk persamaannya

adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Page 77: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

61

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Struktur Modal)

a = Konstanta

b1-b5 = Koefisien regresi

X1 = Variabel Independen 1 (CGPI)

X2 = Variabel Independen 2 (Age)

X3 = Variabel Independen 3 (Size)

X4 = Variabel Independen 4 (Growth)

X5 = Variabel Independen 5 (Risk)

e = Faktor Error

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

struktur modal (DER). Struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan

Debt to Equity Ratio (DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya

proporsi antara total hutang dan total modal sendiri. Semakin tinggi nilai

DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding

dengan total modal sendiri. Rumus yang dipakai dalam penelitian ini

yaitu:

DER =

Page 78: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

62

2. Variabel independen (bebas)

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penerapan corporate governance (CGPI), firm age (age), firm size (size),

growth asset (growth), dan business risk (risk).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:

a. Penerapan Corporate Governance (CGPI)

Variabel penerapan corporate governance ini diperoleh

langsung bersumber dari The Indonesia Institute for Corporate

Governance (IICG) yaitu lembaga yang rutin melakukan riset

mengenai penerapan Corporate Governance dengan hasilnya berupa

angka-angka indeks dari sejumlah perusahaan yang bersedia

mengikuti riset dari IICG tersebut, dengan data yang didapat yaitu

CGPI (Corporate Governance Perception Index). IICG memiliki buku

laporan hasil riset dan pemeringkatan dari setiap tahunnya mengenai

perusahaan yang bersedia mengikuti riset tersebut dengan sejumlah

aspek yang menjadi penilaian yang dilakukan oleh IICG.

b. Firm Age (AGE)

Secara konsep teoritis bahwa firm age atau memiliki pengaruh

yang positif terhadap struktur modal perusahaan, sebab dengan usia

dan pengalaman yang semakin panjang akan memungkin bagi

perusahaan untuk bisa memperoleh akses atas sumber dana pinjaman

yang lebih luas pula. Usia perusahaan dapat diukur dengan persamaan:

AGE = Ln (Tahun penelitian – Tahun berdiri perusahaan)

Page 79: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

63

c. Firm Size (SIZE)

Firm size atau ukuran perusahaan merupakan proksi dari

probabilitas kebangkrutan perusahaan. Dalam kajian teoritis serta

beberapa penelitian sebelumnya diperoleh bahwa size ini berpengaruh

positif terhadap struktur modal perusahaan, karena bagi perusahan

berukuran besar akan semakin kecil risiko kebangkrutannya, sehingga

lebih mudah untuk mengakses perolehan dana pinjaman. Selain tiu

bagi perusahaan yang memiliki ukuran besar akan cenderung memiliki

collateralized assets yang lebih besar pula. Adapun rumus

perhitungannya adalah sebagai berikut:

d. Growth Asset (GROWTH)

Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan

beberapa variabel seperti Price/Earning Ratio, Price/Cash flow Ratio,

Market/Book Ratio, dan Tobin’s q. Tingkat pertumbuhan suatu

perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan

menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya dalam upaya

peningkatan produktivitas usahanya.

Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi

cenderung membutuhkan sumber dana ekstern yang lebih besar,

biasanya dalam bentuk penerbitan surat utang. Hal ini disebabkan

karena penerbitan surat utang biayanya relativ lebih rendah daripada

SIZE = Log (Total Asset)

Page 80: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

64

emisi saham baru dengan biaya yang jauh lebih besar. Pertumbuhan

perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus:

e. Business Risk (RISK)

Jika suatu perusahaan memiliki risiko bisnis yang kecil apabila

perusahaan menghadapi permintaan produk yang stabil, harga-harga

input dan produknya yang relatif konstan, harga produknya dapat

segera disesuaikan dengan kenaikan biaya, dan sebagian besar

biayanya bersifat variabel sehingga apabila permintaan menurun maka

biaya operasional juga menurun. Business risk pada penelitian ini

menggunakan rumus sebagai berikut:

ROIC =NOPATModal

GROWTH = TAt – TA t-1 / TA t-1

Page 81: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

65

BAB IV

ANALISIS DAN PEBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan analisis

data yang berhubungan anatara variabel dependen dengan variabel

independen. Variabel independen meliputi penerapan corporate

governance dalam bentuk GCPI (Good Corporate Perspective Index), age,

size, growth, dan risk. Sedangkan untuk variabel dependennya yaitu

struktur modal yang diukur dengan DER. Dalam bab ini juga akan dibahas

mengenai pengumpulan data analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan

pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan

menggunakan aplikasi program SPSS 22.0. Analisis regresi linier

berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu

variabel independen/ bebas (X) yang dalam penelitian ini yaitu penerapan

corporate governance dalam bentuk GCPI (Good Corporate Perspective

Index), age, size, growth, dan risk, terhadap variabel dependen/ terikat (Y)

yaitu struktur modal yang diukur dengan DER.

Objek penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dari The

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan termasuk juga

ke dalam perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). IICG

berdiri pada tanggal 2 Juni 2000 atas prakarsa Masyarakat Transparansi

Page 82: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

66

Indonesia (MTI), praktisi dan profesional, serta tokoh masyarakat yang

memiliki visi dan kepedulian terhadap masa depan Indonesia yang lebih

baik. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

perusahaan periode 2009-2013. Data ini diperoleh dari IICG dan melalui

situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan yang masuk dalam daftar IICG selama periode penelitian

2009-2013, dan perusahaan tersebut juga termasuk dalam daftar BEI, yaitu

terdapat 11 perusahaan. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik

pengambilan sampel purposive sampling dengan menyeleksi perusahaan

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Dan

berdasarkan teknik pengambilan sampel maka diperoleh 8 perusahaan

yang layak dijadikan sampel dalam penelitian ini.

2. Profil Perusahaan yang Menjadi Objek Penelitian

a. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang Tbk didirikan dengan nama "Perusahaan

Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat

ANTM berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B.

Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.

Pemegang saham pengendali Aneka Tambang (Persero) Tbk

adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham

Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 65% di saham Seri B.

Page 83: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

67

Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham ANTM (IPO) kepada masyarakat sebanyak

430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tanggal 27 Nopember 1997.

b. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri Tbk didirikan 02 Oktober 1998 dan mulai

beroperasi pada tanggal 1 Agustus 1999. Kantor pusat Bank Mandiri

berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta Selatan.

Saat ini, Bank Mandiri mempunyai 12 kantor wilayah domestik, 74

kantor area, dan 1.080 kantor cabang pembantu, 897 kantor mandiri

mitra usaha, 261 kantor kas dan 6 cabang luar negeri yang berlokasi di

Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Dili Timor

Plaza dan Shanghai (Republik Rakyat Cina).

Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank

Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero)

(“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”)

dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”).

Pemegang saham pengendali Bank Mandiri adalah Negara Republik

Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 60%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan BMRI adalah melakukan usaha di bidang perbankan.

Page 84: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

68

Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham BMRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak

4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2003.

c. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan 05 Juli 1946 di

Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI ditetapkan

menjadi “Bank Negara Indonesia 1946”, dan statusnya menjadi Bank

Umum Milik Negara. Kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend.

Sudirman Kav. 1, Jakarta.

Saat ini Bank BNI memiliki 168 kantor cabang, 912 cabang

pembantu domestik serta 644 outlet lainnya. Selain itu, jaringan BNI

juga meliputi 4 kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong,

Tokyo dan London serta 1 kantor perwakilan di New York.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Bank BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan

(termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah). Selain itu,

Bank BNI juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya,

antara lain PT BNI Life Insuranse (Asuransi Jiwa) (kepemilikan 60%),

PT BNI Multifinance (pembiayaan) (kepemilikan 99,98%), PT BNI

Securities (Sekuritas) (kepemilikan 75%), BNI Remittance Ltd. (jasa

Page 85: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

69

keuangan) (kepemilikan 100%) dan PT Bank BNI Syariah (perbankan)

(kepemilikan 99,90%).

Pada tanggal 28 Oktober 1996, BBNI memperoleh pernyataan

efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham BBNI (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak 1.085.032.000

dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran

Rp850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tanggal 25 November 1996.

d. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk atau disingkat menjadi

Bukit Asam Tbk didirikan tanggal 02 Maret 1981. Kantor pusat PTBA

terletak di Menara Kadin Indonesia Lt. 9 & 15. Jln. H.R. Rasuna Said

X-5, Kav. 2-3, Jakarta 12950.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bukit

Asam (Persero) Tbk adalah Negara Republik Indonesia, dengan

persentase kepemilikan sebesar 65,017%. Pada tahun 1993, Bukit

Asam (Persero) Tbk ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk

mengembangkan Satuan Kerja Pengusahaan Briket.

Pada tanggal 03 Desember 2002, PTBA memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham PTBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak

346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga

penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak

Page 86: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

70

173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002.

e. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)

PT Garuda Indonesia Tbk didirikan tanggal 31 Maret 1950 dan

mulai beroperasi komersial pada tahun 1950. Kantor pusat Garuda

beralamat di Jl. Kebon Sirih No. 44, Jakarta.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan GIAA terutama adalah sebagai berikut:

Angkutan udara niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan

pos dalam negeri dan luar negeri;

Angkutan udara niaga tidak berjadwal untuk penumpang,

barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;

Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk

keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;

Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi

catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri

maupun untuk pihak ketiga;

Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri

penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk

pihak ketiga;

Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri

penerbangan;

Page 87: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

71

Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan

industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun

untuk pihak ketiga;

Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk

keperluan sendiri maupun pihak ketiga.

f. PT Jasa Marga Tbk (JSMR)

PT Jasa Marga Tbk didirikan tanggal 01 Maret 1978 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1978. Kantor pusat

JSMR beralamat di Plaza Tol Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta

13550.

Pemegang saham mayoritas Jasa Marga adalah Negara

Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 70,00%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan JSMR adalah turut serta melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan

dibidang pengusahaan jalan tol dengan sarana penunjangnya dengan

menerapkan prinsip-prinsip perusahaan terbatas. Saat ini, Jasa Marga

mengoperasikan 26 ruas jalan tol yang dikelola oleh 9 Kantor Cabang.

Selain itu, Jasa Marga juga menjalankan usaha lain melalui

cabang (pengelolaan rest area di jalan tol dan SPBU; penyelenggara

pelatihan dan pengembangan SDM) dan anak usaha (melalui PT Jasa

Layanan Pemeliharaan menjalankan usaha jasa konstruksi,

Page 88: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

72

perdagangan dan persewaan kendaraan; dan PT Jasamarga Properti

menjalankan usaha pembangunan, penjualan dan jasa properti).

Pada tanggal 01 Nopember 2007, JSMR memperoleh

pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran

Umum Perdana Saham JSMR (IPO) kepada masyarakat sebanyak

2.040.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp1.700,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12

Nopember 2007.

g. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk / (Telkom) pada mulanya

merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst”, yang didirikan pada

tahun 1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

25 tahun 1991, status Telkom diubah menjadi perseroan terbatas milik

negara (“Persero”). Kantor pusat Telkom berlokasi di Jalan Japati No.

1, Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan Telkom adalah menyelenggarakan jaringan dan jasa

telekomunikasi, informatika, serta optimalisasi sumber daya

perusahaan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan

yang berlaku. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, TLKM

menjalankan kegiatan yang meliputi: (a) Usaha Utama: Merencanakan,

membangun, menyediakan, mengembangkan, mengoperasikan,

memasarkan atau menjual, menyewakan, dan memelihara jaringan

Page 89: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

73

telekomunikasi dan informatika (b) Usaha Penunjang: 1).Menyediakan

jasa transaksi pembayaran dan pengiriman uang melalui jaringan

telekomunikasi dan informatika. 2).Menjalankan kegiatan dan usaha

lain dalam rangka optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perusahaan,

yang antara lain meliputi pemanfaatan aktiva tetap dan aktiva

bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan,

dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.

Jumlah saham TLKM sesaat sebelum penawaran umum

perdana (Initial Public Offering atau IPO) adalah 8.400.000.000, yang

terdiri dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri A Dwiwarna

yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada

tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual saham Telkom yang

terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000 saham

Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui IPO di Bursa Efek

Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New York

(“NYSE”) dan Bursa Efek London (“LSE”) atas 700.000.000 saham

Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary Shares

(“ADS”). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing ADS

mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.

h. PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk didirikan pada tanggal 02 Agustus 1976. TINS

berdomisili di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung dan kantor

pusat terletak di Jl. Medan Merdeka Timur No.15 Jakarta 10110 serta

Page 90: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

74

memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

Provinsi Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara serta Cilegon,

Banten. Pemegang saham utama / pengendali TINS adalah Pemerintah

Republik Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan TINS meliputi bidang pertambangan, perindustrian,

perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Kegiatan utama TINS adalah

sebagai perusahaan induk yang melakukan kegiatan operasi

penambangan timah dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok

usaha.

Pada tanggal 27 September 1995, TINS memperoleh

persetujuan dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham TINS sebanyak 176.155.000 saham Seri B dan Global

Depositary Receipts (GDR) milik Perusahaan. Terhitung mulai tanggal

12 Oktober 2006, Perusahaan melakukan penghentian pencatatan atas

GDR milik Perusahaan di Bursa Saham London. Penghentian

pencatatan tersebut dilakukan mengingat jumlah GDR yang beredar

semakin kecil dan tidak likuid.

B. Analisis Uji Statistik Deskriptif

Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing variabel

yang menampilkan karakteristik dari sampel yang digunakan dalam penelitian

ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: nilai rata-rata sampel, nilai

maksimum, dan nilai minimum untuk masing-masing variabel. Deskripsi

Page 91: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

75

dalam penelitian ini meliputi 6 variabel, yaitu struktur modal (DER),

penerapan corporate governance (CGPI), firm age (AGE), firm size (SIZE),

growth asset (GROWTH) dan business risk (RISK). Adapun perhitungan data

variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Struktur Modal (DER)

Debt Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur struktur modal yang digunakan perusahaan, karena struktur

modal tersebut merupakan kombinasi dari hutang dan ekuitas yang

digunakan untuk mendanai proyek perusahaan. DER terdiri dari total

asset/total equity, dimana jika nilai DER bernilai lebih dari satu maka

perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar dari pada modal

sendiri.

Tabel 4.1 Deskripsi Rata-rata DER

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 0,21 0,28 0,41 0,54 0,712 BMRI 10,24 9,81 7,81 7,31 7,263 BBNI 10,88 6,50 6,92 6,66 7,114 PTBA 0,40 0,36 0,41 0,50 0,555 GIAA 3,60 2,95 1,39 1,26 1,646 JSMR 1,17 1,37 1,32 1,53 1,617 TLKM 1,22 0,98 0,69 0,66 0,838 TINS 0,42 0,40 0,43 0,34 0,61

3,52 2,83 2,42 2,35 2,5410,88 9,81 7,81 7,31 7,260,21 0,28 0,41 0,34 0,55

Rata-rataMaksimumMinimum

Sumber: Data diolah

Page 92: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

76

Berdasarkan data hasil DER dari masing-masing perusahaan pada

tabel 4.1, diketahui rata-rata tingkat DER pada tahun 2009 sebesar 3,52.

Untuk tingkat DER maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank

Negara Indonesia Tbk sebesar 10,88 sedangkan untuk tingkat DER

minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar

0,21. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat DER adalah 2,83. Untuk tingkat

DER maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk

sebesar 9,81 sedangkan untuk tingkat DER minimum pada tahun 2010

dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 0,28. Pada tahun 2011 rata-

rata tingkat DER adalah 2,42. Untuk tingkat DER maksimum pada tahun

2011 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 7,81 sedangkan untuk

tingkat DER minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Aneka Tambang

Tbk sebesar 0,41. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat DER adalah 2,35.

Untuk tingkat DER maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank

Mandiri Tbk sebesar 7,31 sedangkan untuk tingkat DER minimum pada

tahun 2012 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 0,34. Pada tahun 2013

rata-rata tingkat DER adalah 2,54. Untuk tingkat DER maksimum pada

tahun 2013 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 7,26 sedangkan

untuk tingkat DER minimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Bukit

Asam Tbk sebesar 0,55.

Tingkat DER perusahaan pada tahun 2009-2013 banyak

perusahaan yang memiliki nilai diatas satu, ini berarti menandakan banyak

perusahaan yang lebih memilih modal dengan berhutang dibandingkan

dengan modal sendiri, hal ini dikarenakan hutang akan menurunkan

Page 93: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

77

tingkat pembayaran pajak pada perusahaan tersebut sehingga lebih banyak

menghasilkan keuntungan dengan berkurangnya pajak yang dibayarkan

perusahaan.

2. Penerapan Corporate Governance (CGPI)

Corporate Governance Perception Index (CGPI) yaitu program

riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance (GCG)

pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang

mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep

corporate governance dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking

sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan (continuous

improvement). CGPI telah diselenggarakan oleh IICG bekerjasama dengan

Majalah SWA sebagai program rutin tahunan sejak tahun 2001 sebagai

bentuk penghargaan terhadap inisiatif dan hasil upaya perusahaan dalam

mewujudkan bisnis yang beretika dan bermartabat. Kepesertaan CGPI

bersifat sukarela dan melibatkan peran aktif perusahaan bersama seluruh

stakeholders dalam memenuhi tahapan pelaksanaan program CGPI, dan

hal tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam memasyarakatkan

GCG, karena program CGPI berupaya mendorong dan menuntut

perusahaan peserta untuk melakukan perbaikan atau peningkatan praktik

GCG di lingkungannya (IICG, 2014:3).

Page 94: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

78

Tabel 4.2 Deskripsi Rata-rata CGPI

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 85,99 86,15 86,55 88,71 88,922 BMRI 91,67 91,81 91,91 91,88 92,363 BBNI 84,58 85,35 85,75 86,07 87,194 PTBA 84,11 84,33 82,55 83,80 84,095 GIAA 85,26 85,82 85,84 85,93 85,406 JSMR 82,65 83,41 83,65 84,52 85,167 TLKM 89,04 89,10 89,57 90,58 90,668 TINS 73,19 70,73 75,68 77,81 80,10

84,56 84,59 85,19 86,16 86,74

91,67 91,81 91,91 91,88 92,36

73,19 70,73 75,68 77,81 80,10

Rata-Rata

Maksimum

Minimun Sumber: CGPI

Berdasarkan data hasil CGPI dari masing-masing perusahaan pada

tabel 4.2, diketahui rata-rata tingkat CGPI pada tahun 2009 sebesar 84,56.

Untuk tingkat CGPI maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank

Mandiri Tbk sebesar 91,67 sedangkan untuk tingkat CGPI minimum pada

tahun 2009 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 73,19. Pada tahun 2010

rata-rata tingkat CGPI adalah 84,59. Untuk tingkat CGPI maksimum pada

tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 91,81 sedangkan

untuk tingkat CGPI minimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Timah

Tbk sebesar 70,73. Pada tahun 2011 rata-rata tingkat CGPI adalah 85,19.

Untuk tingkat CGPI maksimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Bank

Mandiri Tbk sebesar 91,91 sedangkan untuk tingkat CGPI minimum pada

tahun 2011 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 75,68. Pada tahun 2012

rata-rata tingkat CGPI adalah 86,16. Untuk tingkat CGPI maksimum pada

Page 95: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

79

tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 91,88 sedangkan

untuk tingkat CGPI minimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Timah

Tbk sebesar 77,81. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat CGPI adalah 86,74.

Untuk tingkat CGPI maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Bank

Mandiri Tbk sebesar 92,36 sedangkan untuk tingkat CGPI minimum pada

tahun 2013 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 80,10.

Tahun 2009-2013 dapat dilihat telah terjadi peningkatan rata-rata

tingkat CGPI, hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran perusahaan

megenai penerapan corporate governance semakin meningkat. Dengan

semakin meningkatnya kesadaran perusahaan dalam penerapan corporate

governance ini diharapkan akan semakin tinggi pula tingkat kepercayaan

masyarakat dan investor untuk melakukan bisnis dengan perusahaan

tersebut.

3. Firm Age (AGE)

Firm age atau age merupakan usia perusahaan dimana perusahaan

tersebut telah berapa lama mampu bertahan, bersaing, dan mengambil

kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomia. Semakin lama

perusahaan beroperasi maka kemungkinan besar perusahaan tersebut akan

menyediakan banyak informasi mengenai perusahaan yang lebih banyak

dan lebih luas dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan

dengan usia yang lebih lama biasanya lebih dipercaya daripada perusahaan

yang baru berdiri. Age ini didapat dengan perhitungan dari Ln (Tahun

Penelitian-Tahun berdiri Perusahaan). Semakin besar nilai age maka

Page 96: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

80

semakin lama perusahaan tersebut berdiri dan semakin banyak

pengalaman dalam melakukan bisnis.

Tabel 4.3 Deskripsi Rata-rata Age

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 3,71 3,74 3,76 3,78 3,812 BMRI 2,40 2,48 2,56 2,64 2,713 BBNI 4,14 4,16 4,17 4,19 4,204 PTBA 3,33 3,37 3,40 3,43 3,475 GIAA 4,11 4,13 4,14 4,16 4,176 JSMR 3,43 3,47 3,50 3,53 3,567 TLKM 5,03 5,04 5,04 5,05 5,068 TINS 3,50 3,53 3,56 3,58 3,61

3,71 3,74 3,77 3,80 3,825,03 5,04 5,04 5,05 5,062,40 2,48 2,56 2,64 2,71

MaksimumMinimum

Rata-rata

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan age masing-masing perusahaan

pada tabel 4.3, dapat diketahui rata-rata tingkat age pada tahun 2009

sebasar 3,71. Untuk tingkat age maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 5,03 sedangkan untuk tingkat

age minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk

sebesar 2,40. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat age sebesar 3,74. Untuk

tingkat age maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk sebesar 5,04 sedangkan untuk tingkat age minimum pada

tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 2,48. Pada tahun

2011 rata-rata tingkat age adalah 3,77. Untuk tingkat age maksimum pada

tahun 2011 dimiliki oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 5,04

Page 97: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

81

sedangkan untuk tingkat age minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT

Bank Mandiri Tbk sebesar 2,56. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat age

sebesar 3,80. Untuk tingkat age maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 5,05 sedangkan untuk tingkat

age minimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk

sebesar 2,64. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat age adalah 3,82. Untuk

tingkat age maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk sebesar 5,06 sedangkan untuk tingkat age minimum pada

tahun 2013 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 2,71.

Rata-rata tingkat age yang dimiliki perusahaan semakin meningkat

sehingga hal ini mampu menunjukkan seberapa lama perusahaan tersebut

telah berdiri, dan semakin lama perusahaan tersebut berdiri maka akan

semakin banyak pula pengalaman perusahaan tersebut yang telah

dilaluinya. Namun ada yang menarik disini karena terdapat perusahaan

yang paling rendah tingkat age-nya yaitu PT Bank Mandiri Tbk, hal ini

dikarenakan perusahaan perbankan ini merupakan gabungan dari beberapa

perusahaan (merger) yang dibentuk dari beberapa bank yang telah

mengalami kegagalan di masa krisis di tahun 1998. Sehingga karena masih

terbilang baru perusahaan ini sangat bekerja keras tetap berusaha untuk

dapat meyakinkan dan menarik para investor.

4. Firm Size (SIZE)

Firm size atau size atau ukuran perusahaan merupakan proksi dari

probabilitas kebangkrutan peusahaan. Variabel size ini dapat diukur

Page 98: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

82

dangan cara Log (total asset). Semakin besar nilai size bagi perusahaan

maka dapat dilihat akan semakin kecil risiko kebangkrutannya sehingga

akan lebih mudah untuk mengakses perolehan dana pinjaman.

Tabel 4.4 Deskripsi Rata-rata Size

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 13,00 13,09 13,18 13,29 13,342 BMRI 14,60 14,65 14,74 14,80 14,873 BBNI 14,36 14,40 14,48 14,52 14,594 PTBA 12,91 12,94 13,06 13,10 13,075 GIAA 13,17 13,14 13,26 13,44 13,516 JSMR 13,21 13,28 13,33 13,39 13,457 TLKM 13,99 14,00 14,01 14,05 14,118 TINS 12,69 12,77 12,82 12,79 12,90

13,49 13,53 13,61 13,67 13,7314,60 14,65 14,74 14,80 14,8712,69 12,77 12,82 12,79 12,90

Rata-rataMaksimumMinimum

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan size dari masing-masing perusahaan

pada tabel 4.4, dapat diketahui rata-rata tingkat size pada tahun 2009 yaitu

sebesar 13,49. Untuk tingkat size maksimum pada tahun 2009 dimiliki

oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 14,60 sedangkan untuk tingkat size

minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 12,69.

Pada tahun 2010 rata-rata tingkat size sebesar 13,53. Untuk tingkat size

maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar

14,65 sedangkan untuk tingkat size minimum pada tahun 2010 dimiliki

oleh PT Timah Tbk sebesar 12,77. Pada tahun 2011 rata-rata tingkat size

sebesar 13,61. Untuk tingkat size maksimum pada tahun 2011 dimiliki

Page 99: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

83

oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar 14,74 sedangkan untuk tingkat size

minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 12,82.

Pada tahun 2012 rata-rata tingkat size sebesar 13,67. Untuk tingkat size

maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk sebesar

14,80 sedangkan untuk tingkat size minimum pada tahun 2012 dimiliki

oleh PT Timah Tbk sebesar 12,79. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat size

adalah 13,73. Untuk tingkat size maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh

PT Bank Mandiri Tbk sebesar 14,87 sedangkan untuk tingkat size

minimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Timah Tbk sebesar 12,90.

Dilihat dari tahun 2009-2013 terdapat perusahaan yang memiliki

tingkat size yang dibawah rata-rata, hal ini menunjukkan perusahaan

tersebut sedang mengalami penurunan asset dan mengalami peningkatan

risiko kebangkrutan. Terdapat pula perusahaan dengan tingkat size yang

tinggi seperti bank, perusahaan ini dapat mengakses pasar modal dan

memiliki kemudahan untuk mengakses dana, karena mempunyai

pengendalian dan tingkat daya saing yang tinggi dibandingkan perusahaan

dengan tingkat size yang rendah.

5. Growth Asset (GROWTH)

Growth asset (growth) atau pertumbuhan perusahaan merupakan

kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Tingkat growth dapat

diukur dengan total asset pada tahun t dikurangi dengan total asset pada

tahun t-1 dibagi dengan total asset pada tahun t-1.

Page 100: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

84

Tabel 4.5 Deskripsi Rata-rata Growth

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM -0,03 0,24 0,24 0,30 0,112 BMRI 0,10 0,14 0,23 0,15 0,153 BBNI 0,13 0,09 0,20 0,11 0,164 PTBA 0,32 0,08 0,32 0,11 -0,085 GIAA -0,03 -0,08 0,32 0,21 0,176 JSMR 0,10 0,17 0,13 0,18 0,157 TLKM 0,10 0,02 0,03 0,08 0,158 TINS -0,16 0,21 0,12 -0,07 0,29

0,07 0,11 0,20 0,13 0,140,32 0,24 0,32 0,30 0,29-0,16 -0,08 0,03 -0,07 -0,08

Rata-rataMaksimumMinimum

Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan growth dari masing-masing

perusahaan pada tabel 4.5, dapat diketahui rata-rata tingkat growth pada

tahun 2009 sebesar 0,07. Untuk tingkat growth maksimum pada tahun

2009 dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk sebesar 0,32 sedangkan untuk

tingkat growth minimum pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Timah Tbk

sebesar -0,16. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat growth sebesar 0,11.

Untuk tingkat growth maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Aneka

Tambang Tbk sebesar 0,24 sedangkan untuk tingkat growth minimum

pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Garuda Indonesia Tbk sebesar -0,08.

Pada tahun 2011 rata-rata tingkat growth adalah 0,20. Untuk tingkat

growth maksimum pada tahun 2011 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT

Bukit Asam Tbk dan PT Garuda Indonesia Tbk sebesar 0,32 sedangkan

untuk tingkat growth minimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT

Page 101: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

85

Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,03. Pada tahun 2012 rata-rata

tingkat growth sebesar 0,13. Untuk tingkat growth maksimum pada tahun

2012 dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk sebesar 0,30 sedangkan untuk

tingkat growth minimum pada tahun 2012 dimiliki oleh PT Timah Tbk

sebesar -0,07. Pada tahun 2013 rata-rata tingkat growth adalah 0,14. Untuk

tingkat growth maksimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Timah Tbk

sebesar 0,29 sedangkan untuk tingkat growth minimum pada tahun 2013

dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk sebesar -0,08.

Tahun 2009-2011 terdapat beberapa perusahaan yang mempunyai

tingkat pertumbuhan tinggi, perusahaan tersebut cenderung menggunakan

sumber dana dari luar. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang

tinggi dan cepat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal

daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah dan lambat.

Hal ini dikarenakan suatu perusahaan yang berada dalam usahanya

tersebut seperti pada perusahaan tambang, mempunyai laju pertumbuhan

yang tinggi sehingga harus menyediakan modal yang cukup untuk

membelanjai kebutuhan perusahaan.

6. Business Risk (RISK)

Businees Risk (Risk) atau risiko bisnis merupakan risiko dari suatu

perusahaan yang tidak mampu untuk menutupi biaya operasionalnya yang

dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan. Tingkat risk

dapat diukur dengan perhitungan NOPAT/modal, dimana NOPAT ini

Page 102: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

86

yaitu laba bersih setelah dikurangi pajak dan bunga, sedangkan modal

disini yaitu equity ditambah liability.

Tabel 4.6 Deskripsi Rata-rata Risk

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 20131 ANTM 0,06 0,14 0,13 0,15 0,022 BMRI 0,02 0,02 0,02 0,02 0,023 BBNI 0,01 0,02 0,02 0,02 0,024 PTBA 0,34 0,23 0,27 0,23 0,165 GIAA 0,07 0,04 0,04 0,04 0,006 JSMR 0,06 0,07 0,06 0,06 0,047 TLKM 0,12 0,12 0,15 0,16 0,168 TINS 0,06 0,16 0,14 0,07 0,07

0,09 0,10 0,10 0,10 0,06

0,34 0,23 0,27 0,23 0,16

0,01 0,02 0,02 0,02 0,00

Rata-Rata

Maksimum

Minimum Sumber: Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan risk dari masing-masing perusahaan

pada tabel 4.6, dapat diketahui rata-rata tingkat risk pada tahun 2009 yaitu

sebesar 0,09. Untuk tingkat risk maksimum pada tahun 2009 dimiliki oleh

PT Bukit Asam Tbk sebesar 0,34 sedangkan untuk tingkat risk minimum

pada tahun 2009 dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar

0,01. Pada tahun 2010 rata-rata tingkat risk sebesar 0,10. Untuk tingkat

risk maksimum pada tahun 2010 dimiliki oleh PT Bukit Asam Tbk sebesar

0,23 sedangkan untuk tingkat risk minimum pada tahun 2010 dimiliki oleh

2 perusahaan yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Negara Indonesia

Tbk sebesar 0,02. Pada tahun 2011 rata-rata tingkat risk sebesar 0,10.

Untuk tingkat risk maksimum pada tahun 2011 dimiliki oleh PT Bukit

Page 103: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

87

Asam Tbk sebesar 0,27 sedangkan untuk tingkat risk minimum pada tahun

2011 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank

Negara Indonesia Tbk sebesar 0,02. Pada tahun 2012 rata-rata tingkat risk

sebesar 0,10. Untuk tingkat risk maksimum pada tahun 2012 dimiliki oleh

PT Bukit Asam Tbk sebesar 0,23 sedangkan untuk tingkat risk minimum

pada tahun 2012 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Bank Mandiri Tbk

dan PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar 0,02. Pada tahun 2013 rata-

rata tingkat risk adalah 0,06. Untuk tingkat risk maksimum pada tahun

2013 dimiliki oleh 2 perusahaan yaitu PT Bukit Asam Tbk dan PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar 0,16 sedangkan untuk tingkat risk

minimum pada tahun 2013 dimiliki oleh PT Garuda Indonesia Tbk sebesar

0,00.

Tingkat risk pada perusahaan dari tahun 2009-2013 terdapat

perusahaan yang memiliki tingkat risk cukup tinggi, hal ini

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko tingkat

pengembalian yang tinggi atas modal yang diinvestasikan ke perusahaan

tersebut.

C. Analisis Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik

Page 104: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

88

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011:160).

Salah satu cara melihat normalitas variabel dapat dilakukan dengan

menggunakan grafik normal probability plot.

Gambar 4.1 Grafik Normal Probability Plot

Sumber: Data diolah hasil SPSS

Uji normalitas dengan menggunakan grafik normal probability plot

data berdistribusi normal jika titik-titik yang ada mendekati garis diagonal.

Berdasarkan gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal (mengikuti

wilayah garis linear). Hal ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini

berdistribusi secara normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk

Page 105: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

89

memprediksi variabel depanden yaitu DER berdasarkan masukan variabel

independen yaitu CGPI, Age, Size, Growth, dan Risk.

Namun uji normalitas dengan menggunakan grafik normal

probability plot pada penelitian ini dapat menimbulkan kerancuan dalam

mengambil kesimpulan jika tidak hati-hati secara visual kelihatan normal

sehingga dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi pula dengan uji

statistik, sehingga uji yang digunakan adalah uji One-sample

Korlmogorov-Smirnov (K-S). Jika hasil uji One-sample Korlmogorov-

Smirnov (K-S) data residual terdistribusi normal maka ditandai dengan

nilai signifikansi di atas 0,05.

Tabel 4.7 Hasil One-sample Korlmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,32617325

Most Extreme Differences Absolute ,136

Positive ,136

Negative -,129

Test Statistic ,136

Asymp. Sig. (2-tailed) ,061c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Korlmogorov-

Smirnov adalah 0,136 dan nilai signifikan adalah 0,061. Nilai signifikan

yang melebihi dari angka 0,05 menunjukkan bahwa Ho diterima, artinya

Page 106: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

90

data residual terdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel-variabel independen (Gozali, 2011:105)

Untuk melakukan pengujian ada tidaknya masalah multikolinieritas

di dalam model regresi dalam uji multikolinieritas ini dapat dideteksi

dengan melihat nilai tollerance dan nilai VIF (variance inflation factor

tolerance). Jika terdapat masalah multikolinieritas maka ditunjukkan

dengan nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF (variance inflation factor) > 10.

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 Ln_CGPI ,474 2,112 Ln_AGE ,948 1,055 SIZE ,379 2,642 GROWTH ,891 1,123 RISK ,681 1,469

a. Dependent Variable: DER Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat kita ketahui bahwa seluruh

variabel independen (CGPI, Age, Size, Growth, dan Risk) memiliki nilai

tollerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Untuk variabel CGPI memiliki nilai

tollerance sebesar 0,474, kemudian variabel Age sebesar 0,948, untuk

Page 107: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

91

variabel Size sebesar 0,379, untuk variabel Growth sebasar 0,891, dan Risk

sebesar 0,681. Sedangkan untuk hasil dari VIF (variance inflation factor)

juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak terdapat VIF karena nilai VIF

< 10. Nilai VIF untuk variabel CGPI adalah sebesar 2,112, kemudian

untuk variabel Age sebesar 1,055, variabel Size sebesar 2,642, untuk

variabel Growth sebesar 1,123 dan variabel Risk sebesar 1,469. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas.

3. Heteroskedastisitas

Uji Hetesoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Gozali, 2011:139)

Diagnosis adanya hetesoskedastisitas dalam uji regresi dapat

diidentifikasi dari grafik pola sactterplot.

Page 108: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

92

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot

Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan gambar 4.2 di atas, terlihat titik-titik menyebar secara

acak, tidak membentuk sebuah pola yang jelas, serta tersebar baik diatas

maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Akan tetapi analisis dengan menggunakan grafik scatterplot

memiliki kelemahan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil

ploting, sehingga diperlukan uji statistik yang dapat lebih menjamin

keakuratan hasil. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji heteroskedastisitas adalah dengan Uji Glejser. Jika variabel

independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,

maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dan sebaliknya jika variabel

independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel

Page 109: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

93

dependen maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Jika nilai

probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka tidak ada heteroskedastisitas.

Tabel 4.9 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,169 12,595 ,013 ,989

Ln_CGPI -1,356 3,461 -,090 -,392 ,698 Ln_AGE ,023 ,767 ,005 ,030 ,976 SIZE ,514 ,334 ,397 1,539 ,133 GROWTH -1,670 1,287 -,218 -1,298 ,203 RISK ,275 2,126 ,025 ,129 ,898

a. Dependent Variable: ABSUT Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa seluruh variabel

independen (CGPI, Age, Size, Growth, dan Risk) tidak ada yang signifikan

terhadap variabel dependen yaitu ABSUT karena nilai signifikansi seluruh

variabel di atas 0,05. Untuk nilai signifikansi pada variabel CGPI sebesar

0,698, untuk nilai signifikansi variabel Age adalah 0,976, untuk variabel

Size adalah 0,133, untuk variabel Growth sebesar 0,203, dan untuk nilai

signifikansi variabel Risk yaitu 0,898. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak untuk digunakan.

4. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahaan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Gozali, 2011: 110).

Page 110: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

94

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari adanya

masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi, pengujian dilakukan

dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Run Test, dimana data

residual yang acak (random) ditandai dengan nilai signifikansi di atas

0,05.

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -,26708 Cases < Test Value 20 Cases >= Test Value 20 Total Cases 40 Number of Runs 15 Z -1,762 Asymp. Sig. (2-tailed) ,078 a. Median

Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

adalah 0,078 yang berarti nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa Ho diterima dan artinya data residual acak (random).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi.

D. Pengujian Hipotesis

1. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth

Asset dan Business Risk Terhadap Struktur Modal Secara Parsial

Uji signifikansi secara parsial (uji t) bertujuan untuk mengetahui

pengaruh secara parsial atau masing-masing dari variabel independen yang

Page 111: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

95

terdiri dari penerapan corporate governance, age, size, growth, dan risk

dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu DER.

Tabel 4.11 Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 9,284 20,443 ,454 ,653

Ln_CGPI -12,703 5,617 -,228 -2,262 ,030 Ln_AGE -4,995 1,245 -,286 -4,012 ,000 SIZE 4,201 ,542 ,875 7,747 ,000 GROWTH -,570 2,089 -,020 -,273 ,786 RISK -6,901 3,450 -,168 -2,000 ,054

a. Dependent Variable: DER Sumber: Data diolah hasil SPSS

Dari hasil output SPSS di atas didapat kesimpulan sebagai berikut:

Variabel penerapan corporate governance dengan nilai signifikansi

sebesar 0,030 lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,030 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel

penerapan corporate governance berpengaruh signifikan terhadap DER

secara parsial.

Variabel age dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil

dari nilai α 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima, yang berarti variabel penerapan age berpengaruh

signifikan terhadap DER secara parsial.

Variabel size dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil

dari nilai α 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima, yang berarti variabel size berpengaruh signifikan terhadap

DER secara parsial.

Page 112: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

96

Variabel growth dengan nilai signifikansi sebesar 0,786 lebih besar

dari nilai α 0,05 (0,786 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0

diterima dan Ha ditolak, yang berarti variabel growth tidak berpengaruh

signifikan terhadap DER secara parsial.

Variabel risk dengan nilai signifikansi sebesar 0,054 pada α 0,05

berarti H0 diterima dan Ha ditolak (0,054 > 0,05), namun dengan α 0,1

variabel risk berpengaruh signifikan terhadap DER secara parsial karena

lebih besar dari nilai α 0,05 (0,054 < 0,1).

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.13 dapat diketahui pula bahwa

variabel size merupakan variabel yang paling dominan dalam

mempengaruhi DER pada penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari nilai

Standardized Coefficients yang dimiliki oleh variabel size paling besar

yaitu sebesar 0,875 dibandingkan dengan nilai dari keempat variabel

lainnya.

2. Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Firm Age, Firm Size, Growth

Asset dan Business Risk Terhadap Struktur Modal Secara Simultan.

Uji signifikansi secara simultan (uji F) digunakan untuk menguji

pengaruh variabel independen yang terdiri dari penerapan corporate

governance, age, size, growth, dan risk terhadap DER secara simultan atau

keseluruhan.

Page 113: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

97

Tabel 4.12 Hasil Uji F (Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 349,402 5 69,880 34,639 ,000b

Residual 68,591 34 2,017 Total 417,992 39

a. Dependent Variable: DER b. Predictors: (Constant), RISK, Ln_AGE, Ln_CGPI, GROWTH, SIZE Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa variabel penerapan

corporate governance, age, size, growth, dan risk secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DER. Hal ini dapat dilihat

dari nilai signifikansi (Sig.) sebesar 0,000. Kondisi ini berarti bahwa nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dan karena 0,000 < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan corporate governance, age, size, growth,

dan risk berpengaruh secara simultan terhadap DER.

3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji R2 (Koefisien Determinasi) bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai R-Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

Jadi jika nilai R2 mendekati angka 1 berarti variabel-variabel

independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variabel dependen.

Namun terdapat kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien

determinasi R2 yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang

Page 114: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

98

dimasukkan ke dalam model. Oleh karena itu banyak peneliti

menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R-Square.

Tabel 4.13 Hasil Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Sumber: Data diolah hasil SPSS

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai koefisien

Adjusted R-Square sebesar 0,812. Hal ini menunjukkan bahwa besar

persentase variasi DER yang dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima

variabel bebas yaitu penerapan corporate governance, age, size, growth,

dan risk sebesar 81,2 % sedangkan sisanya sebesar 18,8 % dijelaskan oleh

variabel-variabel lain diluar penelitian, seperti pajak, stabilitas perusahaan,

profitabilitas, kondisi pasar, struktur aktiva, dan leverage operasi.

E. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih, selain itu juga untuk menunjukkan

arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan

hasil output SPSS versi 22.0 antara variabel independen (CGPI, AGE, SIZE,

GROWTH, dan RISK) terhadap variabel dependen yaitu DER.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,914a ,836 ,812 1,42034 1,205

a. Predictors: (Constant), RISK, Ln_AGE, Ln_CGPI, GROWTH, SIZE

b. Dependent Variable: DER

Page 115: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

99

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 9,284 20,443 ,454 ,653

Ln_CGPI -12,703 5,617 -,228 -2,262 ,030 Ln_AGE -4,995 1,245 -,286 -4,012 ,000 SIZE 4,201 ,542 ,875 7,747 ,000 GROWTH -,570 2,089 -,020 -,273 ,786 RISK -6,901 3,450 -,168 -2,000 ,054

a. Dependent Variable: DER Sumber: Data diolah hasil SPSS

Dari tabel 4.11 di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh penerapan corporate governance, age, size, growth, dan

risk terhadap DER adalah sebagai berikut:

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat

diartikan yaitu koefisien regresi untuk konstanta sebesar 9,284 menunjukkan

bahwa jika variabel CGPI, AGE, SIZE, GROWTH, dan RISK bernilai nol atau

konstan maka akan menaikkan DER sebesar 9,284 kali. Apabila koefisien

regresi CGPI meningkat sebesar 1 kali dengan asumsi variabel independen

yang lainnya tetap maka akan menurunkan DER sebesar 12,703 kali. Apabila

koefisien regresi AGE meningkat sebesar 1 kali dengan asumsi variabel

independen yang lainnya tetap maka akan menurunkan DER sebesar 4,995

kali. Apabila koefisien regresi SIZE meningkat sebesar 1 kali dengan asumsi

variabel independen yang lainnya tetap maka akan menaikkan DER sebesar

4,201 kali.

DER= 9,284 - 12,703 GCPI - 4,995 AGE + 4,201 SIZE + �

Page 116: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

100

F. Pembahasan

1. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Struktur Modal

Pada hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa

variabel penerapan corporate governance yang diukur dengan GCPI

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal yang diukur

dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis pertama

(H1) yang menyatakan bahwa penerapan corporate governance

berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji

hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang lebih kecil dari

nilai α 0,05 yaitu 0,030 < 0,05.

Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan

signifikan secara statistik. Artinya dalam perusahaan, struktur modal

dipengaruhi oleh penerapan corporate governance. Nilai yang negatif

menunjukkan bahwa semakin tinggi penerapan corporate governance

perusahaan, maka semakin rendah tingkat DER yang dimiliki perusahaan

tersebut yang artinya hutang yang dimiliki perusahaan semakin rendah.

Pada perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini umumnya

telah memiliki tingkat kesadaran dalam menerapkan corporate governance

yang semakin baik. Hal ini disebabkan perusahaan menginginkan

transparansi dalam perusahaan tersebut di semua bagian perusahaan baik

internal maupun eksternal.

Semakin tinggi DER berarti semakin besar hutang yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan yang dibangun dengan pondasi hutang yang

terlalu besar akan menyebabkan semakin tingginya risiko gagal bayar pada

Page 117: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

101

perusahaan. Penerapan corporate governance dalam penelitian ini terbukti

dapat menurunkan risiko ini. Hal ini dikarenakan adanya penerapan

corporate governance pada perusahaan dapat bekerja secara maksimal.

Dengan adanya kinerja yang baik maka perusahaan dapat lebih mandiri

dengan mendanai aktivitas perusahaannya dengan modal sendiri. Semakin

baik penerapan corporate governance maka akan semakin meningkat

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penerapan corporate

governance akan meningkatkan kinerja perusahaan secara positif karena

proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara lebih baik

sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dan dapat

meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang sehat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pornsit Jirapon dkk. (2012) yang menyatakan bahwa kualitas corporate

governance memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap

struktur modal.

2. Pengaruh Age terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa

variabel age memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal

yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menerima

hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa age berpengaruh terhadap

struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang

menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih kecil dari nilai α 0,05

yaitu 0,000 < 0,05.

Page 118: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

102

Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan

signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal

dipengaruhi oleh age. Nilai yang negatif menunjukkan bahwa semakin

tinggi age perusahaan, maka semakin rendah tingkat DER yang dimiliki

perusahaan tersebut yang artinya hutang yang dimiliki perusahaan semakin

rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa pada perusahaan ini ada

kecenderungan ketika memiliki usia yang lebih panjang perusahaan akan

lebih menghindari sumber dana pinjaman. Dengan usia perusahaan yang

panjang artinya perusahaan telah memiliki berbagai pengalaman usaha

dalam mengatasi krisis maupun gejolak dalam menjalankan usahanya.

Berbekal pengetahuan dan pengalaman dari perusahaan ini maka

memberikan dampak positif terhadap perusahaan untuk mengantisipasi

terjadinya kebangkrutan. Walaupun sebenarnya pada perusahaan ini

peluang untuk memanfaatkan sumber dana eksternal juga masih terbuka

karena sebenarnya memperoleh tingkat kepercayaan dari kreditor kepada

perusahaan yang memiliki pengalaman usaha yang lama, tetapi demi

keamanan dan mengeliminasi tingkat risiko usahanya, maka lebih banyak

perusahaan yang memanfaatkan sumber dana internal tersebut, sehingga

akan mengurangi struktur modalnya.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Imam Syafi’I (2013) yang menyatakan bahwa age berpengaruh positif dan

signifikan terhadap struktur modal. Hal ini bisa dikarenakan sampel

perusahaan dan periode penelitian yang dilakukan berbeda.

Page 119: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

103

3. Pengaruh Size terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa

variabel size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal

yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menerima

hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa sizge berpengaruh terhadap

struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang

menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih kecil dari nilai α 0,05

yaitu (0,000 < 0,05).

Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah positif dan

signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal

dipengaruhi oleh size. Nilai yang positif menunjukkan bahwa semakin

tinggi size perusahaan, semakin tinggi pula tingkat DER yang dimiliki

perusahaan tersebut yang artinya hutang yang dimiliki perusahaan semakin

tinggi.

Hasil yang positif pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada

perusahaan yang berukuran besar tentunya memiliki jumlah asset yang

lebih besar pula, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai jaminan.

Demikian pula dari sisi kreditor/calon kreditor akan memberikan tingkat

keamanan yang lebih tinggi atas dana yang dipinjamkan kepada

perusahaan. Dampaknya bagi perusahaan yang memiliki ukuran besar ini

akan lebih mudah untuk mengakses sumber dana pinjamannya guna

meningkatkan nilai investasinya (pada modal kerja maupun pada aktiva

tetapnya), sehingga akan meningkatkan struktur modalnya, sebagai upaya

Page 120: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

104

meningkatkan produktifitas usahanya, sehingga akan mampu

meningkatkan profitabilitasnya di masa-masa mendatang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Imam Syafi’I (2013) yang menyatakan bahwa size berpengaruh positif dan

signifikan terhadap struktur modal. Namun penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Minda Maulinda Sebayang dan

Pasca Dwi Putra (2013) yang menyatakan bahwa ukuran prusahaan

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Dan

juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Husnul

Khotimah (2013) yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal.

4. Pengaruh Growth terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa

variabel growth tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur

modal yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menolak

hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa growth berpengaruh

terhadap struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang

menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih besar dari nilai α 0,05

yaitu (0,786 > 0,05).

Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan tidak

signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal tidak

dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya tingkat growth.

Page 121: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

105

Hasil yang negatif pada penelitian ini berarti suatu perusahaan

dengan laju pertumbuhan yang tinggi memiliki kecenderungan untuk

menghasilkan arus kas yang tinggi, sehingga memungkinkan perusahaan

untuk menggunakan hutang yang rendah. Akan tetapi pada penelitian ini

growth tidak berpengaruh signifikan karena pada tahun 2009 masih

mengalami tekanan akibat krisis tahun 2008, sehingga menyebabkan

memperlambatnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2009, hal ini juga

disebabkan akibat penurunan ekspor serta suku bunga perbankan yang

masih tinggi sehingga terjadi penurunan investasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andi Setiawan (2010) yang menyatakan bahwa variabel growth tidak

berpengaruh terhadap struktur modal. Namun berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Asih Suko Nugroho (2006) yang

menyatakan bahwa variabel growth berpengaruh positif dan signifikan

terhadap struktur modal. Dan juga berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Husnul Khotimah (2013) yang menyatakan bahwa variabel

growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

5. Pengaruh Risk terhadap Struktur Modal

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa

variabel risk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur

modal yang diukur dengan DER. Dengan demikian penelitian ini menolak

hipotesis kelima (H5) yang menyatakan bahwa risk berpengaruh terhadap

struktur modal. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis yang

Page 122: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

106

menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang lebih besar dari nilai α 0,05

yaitu (0,054 > 0,05).

Hasil yang diperoleh untuk hipotesis ini adalah negatif dan tidak

signifikan secara statistik. Artinya, dalam perusahaan struktur modal tidak

dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya tingkat risk.

Hasil yang negatif ini mengindikasikan bahwa pada perusahaan

dalam penelitian ini banyak yang menyadari jika perusahaannya dengan

tingkat risiko bisnis yang tinggi maka mereka akan lebih memilih sedikit

dalam penggunaan hutang karena hal ini untuk menghindari kemungkinan

terjadinya kebangkrutan. Akan tetapi pada penelitian ini risk tidak

berpengaruh signifikan karena pada tahun 2009 masih mengalami tekanan

akibat krisis tahun 2008, sehingga menyebabkan memperlambatnya

pertumbuhan ekonomi di tahun 2009, hal ini juga disebabkan akibat

penurunan ekspor serta suku bunga perbankan yang masih tinggi sehingga

terjadi penurunan investasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Minda Maulinda Sebayang dan Pasca Dwi Putra (2013) yang menyatakan

bahwa risiko bisnis tidak signifikan terhadap struktur modal. Namun

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syahril

Ferdiansyah dan Isnurhadi (2013) yang menyatakan bahwa risiko bisnis

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Page 123: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda secara simultan (uji F)

ditemukan bahwa terdapat pengaruh pada variabel independen yang

meliputi penerapan corporate governance (CGPI), firm age (AGE), firm

size (SIZE), growth asset (GROWTH), dan business risk (RISK), terhadap

variabel dependen yaitu struktur modal perusahaan (DER). Hal ini

dibuktikan dari hasil nilai signifikan pada perhitungan uji F sebesar 0,000,

dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari 0,05.

2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda secara parsial (uji t) diketahui

pengaruh antara masing-masing variabel independen yang meliputi

penerapan corporate governance (CGPI), firm age (AGE), firm size

(SIZE), growth asset (GROWTH), dan business risk (RISK), terhadap

variabel dependen yaitu struktur modal perusahaan (DER) adalah sebagai

berikut:

a. Variabel penerapan corporate governance (CGPI) berpengaruh

signifikan terhadap struktur modal perusahaan (DER)

b. Variabel firm age (AGE) berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal perusahaan (DER)

Page 124: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

108

c. Variabel firm size (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal perusahaan (DER)

d. Variabel growth asset (GROWTH) tidak berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal perusahaan (DER)

e. Variabel business risk (RISK) tidak berpengaruh signifikan terhadap

struktur modal perusahaan (DER)

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dikarenakan

adanya perbedaan objek penelitian dan wilayah penelitian yang terdapat

pada penelitian sebelumnya, serta adanya perbedaan waktu penelitian.

Objek penelitian terdahulu sebagian berada di luar Indonesia dan sebagian

besar lainnya berada di Indonesia dengan sektor objek penelitian yang

berbeda.

3. Variabel yang paling dominan secara parsial terhadap struktur modal

adalah variabel firm size (SIZE). Variabel firm size (SIZE) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap struktur modal.

4. Besar persentase variasi struktur modal perusahaan (DER) yang bisa

dijelaskan oleh variasi dari kelima variabel bebas yaitu penerapan

corporate governance (CGPI), firm age (AGE), firm size (SIZE), growth

asset (GROWTH), dan business risk (RISK), adalah sebesar 81,2 %

sedangkan sisanya sebesar 18,8 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain

diluar penelitian, seperti pajak, stabilitas perusahaan, profitabilitas, kondisi

pasar, struktur aktiva, dan leverage operasi.

Page 125: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

109

B. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

penelitian ini hanya memfokuskan pada lima variabel independen yaitu

penerapan corporate governance (CGPI), firm age (AGE), firm size

(SIZE), growth asset (GROWTH), dan business risk (RISK).

2. Tidak semua perusahaan menampilkan informasi yang lengkap yang

berkaitan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini sehingga

terjadi pengurangan sampel dalam populasi penelitian dan menjadikan

sampel pada penelitian ini masih tergolong sedikit.

C. Saran

Beberapa saran yang ditujukan untuk penelitian selanjutnya agar

memperoleh hasil yang lebih baik adalah:

1. Diperlukan adanya perbaikan dalam hal publikasi laporan keuangan

perusahaan, agar informasi lebih transparan. Adanya laporan keuangan

yang valid dapat mendorong tumbuhnya kepercayaan investor terhadap

perusahaan.

2. Peneitian selanjutnya dapat ditambahkan variabel-variabel independen lain

seperti pajak, stabilitas perusahaan, profitabilitas, kondisi pasar, struktur

aktiva, dan leverage operasi.

3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menggunakan model dan metode yang berbeda.

Page 126: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

110

4. Disarankan untuk mencoba mengubah objek penelitian ke sektor

perusahaan yang lain dan menambah tahun penelitian sehingga dapat

menggambarkan dengan jelas kondisi struktur modal perusahaan.

Page 127: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

111

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia. 2011. Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance) Versi 1.0. Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia.

Ferdiansya, Muhammad Syahrial dan Isnurhadi. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol 11 No. 2.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Horne, James C. Van dan John M. Warchowicz, Jr. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.

Horne, James C. Van dan John M. Warchowicz, Jr. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Jiraporn, Pornsit, Jang-Chul Kim, Young Sang Kim, dan Pattanaporn Kitsabunnarat. 2012. Capital Structure and Corporate Governance Quality: Evidence from the Institutional Shareholders Services (ISS). International Review of Economics and Finance, Vol. 22, Issue 1, Hlmn 208-221.

Kajananthan, Rajendran. 2012. Effect of Corporate Governance on Capital Structure: Case of The Srilankan Listed Maufacturing Companies. Journal of Arts, Science and Commerce, Vol. 3, Issue 4, hlmn 63-71.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi 1. Jakarta: Kencana.

Keown, Arthur J., David F. Scott Jr., John D. Martin, dan J. William Petty. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Page 128: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

112

Khotimah, Husnul. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Growth of Asset, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Taerhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kodrat, David Sukardi dan Christian Herdinata. 2009. Manajemen Keuangan based on Empirical Research. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kurniawan, Vito Janitra dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2014. Pengaruh Antara Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) dengan Struktur Modal Perusahaan. Journal of Accounting, Vol. 3, No.3, halmn 1-9.

Lind, Douglas A., William G. Marchal, dan Samuel A. Wathen. 2007. Teknik-Teknik Statistika Dalam Bisnis dan Ekonomi Menggunakan Kelompok Data Global. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.

Noviana, Nur Lailiyah. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Bank Persero. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nugroho, Asih Suko. 2006. Analissi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Properti yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta Untuk Periode Tahun 1994-2004. Tesis, Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Paranandhi, Cendikia dan Haryanto. 2013. Pegaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Risiko Kredit Perusahaan Non Keuangan. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 2, hlmn 1-10.

Riana, Norma Fetri. 2014. Analisis Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007, 2008, dan 2010). Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: PT BPFE.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Sebayang, Minda Mauliana dan Pasca Dwi Putra. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2007). Jurnal Bina Akuntansi IBBI, Vol. 19 No. 2.

Page 129: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

113

Sedarmayanti. 2007. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dan Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik). Bagian 3. Bandung: Mandar Maju.

Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 13, No. 1, hlmn. 39-56.

Setiawan, Andi. 2010. Analisis Pengaruh Profit, Growth, dan Asset Structure Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Periode 2006-2008). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Syafi’i, Imam. 2013. Karakteristik Perusahaan dan Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman. Jurnal Manajemen, Vol. 11, No.3, halm 1-30.

Tumewu, Riana Christel. 2014. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governace Terhadap Leverage dan Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013. Jurnal Akuntansi, hlmn. 51-59.

Page 130: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

114

LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian

Daftar Perusahaan Objek Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT Aneka Tambang Tbk. ANTM

2 PT Bank Mandiri Tbk. BMRI

3 PT Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI

4 PT Bukit Asam Tbk. PTBA

5 PT Garuda Indonesia Tbk. GIAA

6 PT Jasa Marga Tbk. JSMR

7 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. TLKM

8 PT Timah Tbk. TINS

Page 131: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

115

Lampiran 2: Hasil Perhitungan Data Mentah

Data DER Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 0,21 0,28 0,41 0,54 0,712 BMRI 10,24 9,81 7,81 7,31 7,263 BBNI 10,88 6,50 6,92 6,66 7,114 PTBA 0,40 0,36 0,41 0,50 0,555 GIAA 3,60 2,95 1,39 1,26 1,646 JSMR 1,17 1,37 1,32 1,53 1,617 TLKM 1,22 0,98 0,69 0,66 0,838 TINS 0,42 0,40 0,43 0,34 0,61

3,52 2,83 2,42 2,35 2,5410,88 9,81 7,81 7,31 7,260,21 0,28 0,41 0,34 0,55

Rata-rataMaksimumMinimum

Data CGPI Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 85,99 86,15 86,55 88,71 88,922 BMRI 91,67 91,81 91,91 91,88 92,363 BBNI 84,58 85,35 85,75 86,07 87,194 PTBA 84,11 84,33 82,55 83,80 84,095 GIAA 85,26 85,82 85,84 85,93 85,406 JSMR 82,65 83,41 83,65 84,52 85,167 TLKM 89,04 89,10 89,57 90,58 90,668 TINS 73,19 70,73 75,68 77,81 80,10

84,56 84,59 85,19 86,16 86,74

91,67 91,81 91,91 91,88 92,36

73,19 70,73 75,68 77,81 80,10

Rata-Rata

Maksimum

Minimun

Page 132: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

116

Data Age Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 20131 ANTM 3,71 3,74 3,76 3,78 3,812 BMRI 2,40 2,48 2,56 2,64 2,713 BBNI 4,14 4,16 4,17 4,19 4,204 PTBA 3,33 3,37 3,40 3,43 3,475 GIAA 4,11 4,13 4,14 4,16 4,176 JSMR 3,43 3,47 3,50 3,53 3,567 TLKM 5,03 5,04 5,04 5,05 5,068 TINS 3,50 3,53 3,56 3,58 3,61

3,71 3,74 3,77 3,80 3,825,03 5,04 5,04 5,05 5,062,40 2,48 2,56 2,64 2,71

MaksimumMinimum

Rata-rata

Data Size Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM 13,00 13,09 13,18 13,29 13,342 BMRI 14,60 14,65 14,74 14,80 14,873 BBNI 14,36 14,40 14,48 14,52 14,594 PTBA 12,91 12,94 13,06 13,10 13,075 GIAA 13,17 13,14 13,26 13,44 13,516 JSMR 13,21 13,28 13,33 13,39 13,457 TLKM 13,99 14,00 14,01 14,05 14,118 TINS 12,69 12,77 12,82 12,79 12,90

13,49 13,53 13,61 13,67 13,7314,60 14,65 14,74 14,80 14,8712,69 12,77 12,82 12,79 12,90

Rata-rataMaksimumMinimum

Page 133: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

117

Data Growth Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 2013

1 ANTM -0,03 0,24 0,24 0,30 0,112 BMRI 0,10 0,14 0,23 0,15 0,153 BBNI 0,13 0,09 0,20 0,11 0,164 PTBA 0,32 0,08 0,32 0,11 -0,085 GIAA -0,03 -0,08 0,32 0,21 0,176 JSMR 0,10 0,17 0,13 0,18 0,157 TLKM 0,10 0,02 0,03 0,08 0,158 TINS -0,16 0,21 0,12 -0,07 0,29

0,07 0,11 0,20 0,13 0,140,32 0,24 0,32 0,30 0,29-0,16 -0,08 0,03 -0,07 -0,08

Rata-rataMaksimumMinimum

Data Risk Perusahaan yang Tercatat di IICG dan Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

No. Emiten 2009 2010 2011 2012 20131 ANTM 0,06 0,14 0,13 0,15 0,022 BMRI 0,02 0,02 0,02 0,02 0,023 BBNI 0,01 0,02 0,02 0,02 0,024 PTBA 0,34 0,23 0,27 0,23 0,165 GIAA 0,07 0,04 0,04 0,04 0,006 JSMR 0,06 0,07 0,06 0,06 0,047 TLKM 0,12 0,12 0,15 0,16 0,168 TINS 0,06 0,16 0,14 0,07 0,07

0,09 0,10 0,10 0,10 0,06

0,34 0,23 0,27 0,23 0,16

0,01 0,02 0,02 0,02 0,00

Rata-Rata

Maksimum

Minimum

Page 134: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

118

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data dengan Aplikasi SPSS

Regression

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 RISK, Ln_age,

Ln_cgpi,

GROWTH, SIZEb

. Enter

a. Dependent Variable: DER

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,914a ,836 ,812 1,42034 1,205

a. Predictors: (Constant), RISK, Ln_age, Ln_cgpi, GROWTH, SIZE

b. Dependent Variable: DER

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 349,402 5 69,880 34,639 ,000b

Residual 68,591 34 2,017 Total 417,992 39

a. Dependent Variable: DER

b. Predictors: (Constant), RISK, Ln_age, Ln_cgpi, GROWTH, SIZE

Page 135: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

119

Coefficient Correlationsa

Model RISK Ln_age Ln_cgpi GROWTH SIZE

1 Correlations RISK 1,000 -,108 -,176 -,263 ,477

Ln_age -,108 1,000 -,078 ,170 ,074

Ln_cgpi -,176 -,078 1,000 -,079 -,696

GROWTH -,263 ,170 -,079 1,000 -,089

SIZE ,477 ,074 -,696 -,089 1,000

Covariances RISK 11,904 -,463 -3,413 -1,894 ,893

Ln_age -,463 1,549 -,544 ,442 ,050

Ln_cgpi -3,413 -,544 31,549 -,926 -2,121

GROWTH -1,894 ,442 -,926 4,362 -,101

SIZE ,893 ,050 -2,121 -,101 ,294

a. Dependent Variable: DER

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9,284 20,443 ,454 ,653 Ln_cgpi -12,703 5,617 -,228 -2,262 ,030 ,474 2,112

Ln_age -4,995 1,245 -,286 -4,012 ,000 ,948 1,055

SIZE 4,201 ,542 ,875 7,747 ,000 ,379 2,642

GROWTH -,570 2,089 -,020 -,273 ,786 ,891 1,123

RISK -6,901 3,450 -,168 -2,000 ,054 ,681 1,469

a. Dependent Variable: DER

Page 136: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

120

Page 137: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

121

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,32617325

Most Extreme Differences Absolute ,136

Positive ,136

Negative -,129

Test Statistic ,136

Asymp. Sig. (2-tailed) ,061c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 138: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

122

NPar Tests

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -,26708

Cases < Test Value 20

Cases >= Test Value 20

Total Cases 40

Number of Runs 15

Z -1,762

Asymp. Sig. (2-tailed) ,078

a. Median

Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,169 12,595 ,013 ,989

Ln_CGPI -1,356 3,461 -,090 -,392 ,698 Ln_AGE ,023 ,767 ,005 ,030 ,976 SIZE ,514 ,334 ,397 1,539 ,133 GROWTH -1,670 1,287 -,218 -1,298 ,203 RISK ,275 2,126 ,025 ,129 ,898

a. Dependent Variable: ABSUT

Page 139: PENGARUH PENERAPAN CORPORATE GOVERNANCE, FIRM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33298/1/IQLIMA... · Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada

123

Lampiran 4: Tabel Durbin-Watson