pengaruh collaterizable assets, firm size dan...

179
ii PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP DIVIDEND POLICY (Studi Empiris Pada Semua Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Pratiwi Hayuningtyas Hartono NIM: 11140820000095 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: vuongtu

Post on 26-Apr-2019

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

ii

PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN

INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP DIVIDEND POLICY

(Studi Empiris Pada Semua Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2013-2016)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Pratiwi Hayuningtyas Hartono

NIM: 11140820000095

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

iii

i

Page 3: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

iv

Page 4: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

v

Page 5: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Pratiwi Hayuningtyas Hartono

2. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 20 Agustus 1996

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Anak ke- dari : 2 dari 3

5. Alamat : Jl. Tn. Limun No. 15 RT 002/008

Pisangan Ciputat, Tangerang Selatan,

Banten, 15419

6. Telepon : 0895-3239-67740

7. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD (2002 – 2008) : SDN Pondok Pinang 10 Pagi

2. SMP (2008 – 2011) : MTsN 3 Jakarta

3. SMA (2011 – 2014) : SMKN 20 Jakarta

4. S1( 2014 – 2018) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG ORANG TUA

1. Ayah : Indra Faisal

2. Ibu : Badriyah

3. Alamat : Jl. Tn Limun No. 15 RT 002/008

Pisangan Ciputat, Tangerang

Selatan, Banten, 15419

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Bendahara Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (PMII KOMFEIS) Periode 2017 – 2018.

2. Komisi II Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U) Periode 2017.

Page 6: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

vii

3. Tim Kontrol Internal Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Periode 2016.

4. Departemen Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa

Jurusan (HMJ) Akuntansi Periode 2015.

V. KEPANITIAAN

1. Badan Pengawas Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan

(BANWASPAK) 2017.

2. Project Officer Opening & Closing Youth Economics Summit 2017.

3. Sekretaris Rapat Kerja Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Periode 2016.

4. Sekretaris Acara 3rd

Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modern

Generation of Ratoeh Jaroe Festival (SEISMOGRAF) 2016.

5. Wakil Sekretaris Acara Gebyar Lomba Akuntansi (GALAKSI) 2015.

VI. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. 7-Days Workshop Universal Peace Federation “The Role of Youth and

Students in Nation Building” di Jakarta Headquarters, Indonesia, 8-15

Februari 2018.

2. Seminar “Edukasi Pengelolaan Keuangan dan Produk Keuangan Bagi

Mahasiswa dan Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”

Tahun 2017.

3. Seminar Nasional “Peningkatan Sumber Daya Kelautan Nasional

Sebagai Pilar Pembangunan Ekonomi” oleh FEB UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2016.

4. Sosialisasi Perkembangan Terkini Profesi di Bidang Akuntansi dan

Ujian Sertifikasi Akuntan (CA) dan Akuntan Publik (CPA) oleh PPPK

Sekjen Kementerian Keuangan dan FEB UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2015.

5. Company Visit to Direktorat Jenderal Pajak RI oleh HMJ Akuntansi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.

Page 7: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

viii

6. Seminar Nasional “Mahasiswa dan Dinamika Demokrasi Indonesia”

dalam rangka kegiatan Musyawarah Perwakilan Mahasiswa Universitas

(MPMU) oleh Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(SEMA-U) Tahun 2015.

7. Sosialisasi Portal Anti Corruption Clearing House “Langkah Cerdas

Cegah Korupsi” oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama

dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2015.

8. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi HMJ Akuntansi FEB UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, “Right Way, Bright Future with

Accounting” Tahun 2014.

Page 8: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

ix

THE EFFECT OF COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE AND

INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON DIVIDEND POLICY

ABSTRACT

This research aim was to examine and analyze the effect of Collaterizable

Assets, Firm Size and Investment Opportunity Set on the Dividend Policy. The

populations of this reseacrh were all the companies listed in Indonesian Stock

Exchange during the period of 2013-2016. The number of companies sample in

this research were 38 companies for 4 years. Based on purposive sampling

method, total sample of this research were 144 samples.

Hypothesis testing was performed using multiple linear regression method

with the support of SPSS 22 version of software with a significance level of 5%.

The results analysis of this research showed that Collateralizable Assets and

Investment Opportunity Set has a positive influence on the Dividend Policy.

Meanwhile, Firm Size has not take the effect on the Dividend Policy.

Keywords : Collateralizable Assets, Firm Size, Investment Opportunity Set and

Dividend Policy.

Page 9: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

x

PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN

INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP DIVIDEND POLICY

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment Opportunity Set terhadap

Dividend Policy. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013-2016. Jumlah

perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini yaitu 38 perusahaan selama 4

tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah

144 sampel.

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda dengan bantuan software SPSS versi 22 dengan tingkat signifikansi

sebesar 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Collateralizable Assets dan

Investment Opportunity Set memiliki pengaruh positif terhadap Dividend Policy.

Sementara itu, Firm Size tidak memiliki pengaruh terhadap Dividend Policy.

Kata Kunci : Collateralizable Assets, Firm Size, Investment Opportunity Set dan

Dividend Policy.

Page 10: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:

“Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment Opportunity Set

Terhadap Dividend Policy” dengan lancar. Shalawat dan salam senantiasa selalu

tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di

muka bumi ini yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman

yang kaya akan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna

mencapai gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang

telah membantu dakam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama

kepada:

1. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang telah menjadi sumber

penyemangat terbesar dalam hidup dan yang telah memberikan dukungan

tiada henti baik dari segi moril maupun materil, doa, maupun kasih sayang

yang berlimpah kepada penulis.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

terima kasih atas dorongan Bapak selama ini agar saya bisa cepat lulus.

Page 11: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xii

5. Ibu Yusro, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

7. Seluruh Jajaran Staff UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas

bantuan dan pelayanan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Sahabat naik gunung dan seperjuangan ”Keong Adventure” (Anis, Tika, Ayu

Rochima, Deby dan Najah) yang selalu meramaikan grup Whatsapp dengan

guyonannya dan ucapan semangat bagi Penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini, terutama Tika dan Anis yang lebih dulu meraih gelar S. Ak., terima kasih

atas semua masukan dan tips-tips dari kalian disaat Penulis merasa

kebingungan dan membutuhkan pencerahan. Tetap semangat sahabatku

dalam meraih mimpi!

9. Sahabat seperjuangan di kampus dari awal semester hingga sekarang alias

“Pejuang Bangku” (Yuli, Ayu Yusdiyanti, Rosa dan Mitha) yang selalu

bersama-sama berjuang melewati masa perkuliahan. Terima kasih telah

menemani Penulis dalam menjalani keseharian sebagai mahasiswa.

10. Sahabat Badan Pengurus Harian (BPH) PMII KOMFEIS (Febria, Harka,

Melby, Iqbal, Aam, Nico, Ichsan, Handiko, Robi, Munzir dan Limbong) yang

telah mengisi hari-hari penulis dengan canda tawa dan mengisi kejenuhan,

tetap semangat sahabat dalam menyelesaikan studi S1 ini.

11. Kak Nurwachida, Risda dan Kang Cuplis yang telah membantu dalam

pengolahan data dan membantu penulis melewati kesulitan-kesulitan selama

pengerjaan skripsi.

12. Teman nongkrong, Indah Sevtiani dan Nurlaelah yang juga sebagai sahabat

Penulis, tempat berbagi cerita dan pengalaman. Semoga pertemanan kita

langgeng.

13. Wahyu Daniyarti yang telah memotivasi penulis untuk Ujian Komprehensif

hingga akhirnya hal tersebut menjadi dorongan untuk penulis agar terus

semangat dalam mengerjakan skripsi.

Page 12: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xiii

14. Teman-teman Akuntansi 2014 yang telah banyak memberikan motivasi

kepada penulis.

15. Teman-teman semua jurusan angkatan 2014-2017 yang tergabung dalam

PMII KOMFEIS, terima kasih atas dukungan, doa dan pengalaman dari para

sahabat. Begitu banyak ilmu dan kebaikan yang Penulis dapatkan selama

mengenal sahabat. Sampai bertemu di kesuksesan nanti.

16. Teman-teman KKN OKTET, Aidina, Elva, Ulya, Wina, Sinai, Ridho, Ibnu,

Dicky, Ichsan, Fariz, Ifa, Tami, Bayu, Hera dan Ade yang telah memberikan

dukungan kepada penulis terutama Ulya, Wina, Aidina dan Elva yang telah

mengusahakan agar nilai dan sertifikat KKN dapat dikeluarkan oleh PPM

dengan cepat.

17. LSO Saman FEB SEISDance, yang telah menjadi keluarga bagi Penulis dan

tempat bagi Penulis menuangkan minat dalam bidang seni hingga meraih

sejumlah prestasi.

18. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang

tidak mengurangi terima kasih atas kerja sama dan dukungan kalian sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga semua doa yang kalian

panjatkan berbalik untuk kalian dan semoga Allah SWT. membalas semua

kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

Penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang

membangun dari berbagai pihak .

Jakarta, Juli 2018

Pratiwi Hayuningtyas Hartono

Page 13: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP vi

ABSTRACT ix

ABSTRAK x

KATA PENGANTAR xi

DAFTAR ISI xiv

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR GAMBAR xviii

DAFTAR LAMPIRAN xix

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 14

C. Pembatasan Masalah 14

D. Tujuan Penelitian 14

E. Manfaat Penelitian 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17

A. Tinjauan Literatur 17

1. Teori Keagenan (Agency Theory) 17

2. Dividend Policy 22

3. Collaterizable Assets 42

4. Firm Size 46

5. Investment Opportunity Set 49

B. Hasil Penelitian Terdahulu 51

C. Kerangka Pemikiran 63

D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis 65

Page 14: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xv

1. Collaterizable Assets dan Dividend Policy 65

2. Firm Size dan Dividend Policy 67

3. Investment Opportunity Set dan Dividend Policy 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 72

A. Ruang Lingkup Penelitian 72

B. Metode Penentuan Sampel 72

C. Metode Pengumpulan Data 73

D. Metode Analisis Data 73

1. Statistik Deskriptif 74

2. Uji Asumsi Klasik 74

a. Uji Normalitas Residual 74

b. Uji Multikolonieritas 77

c. Uji Autokorelasi 78

d. Uji Heteroskedastistitas 79

3. Analisis Regresi Linear Berganda 80

4. Pengujian Hipotesis 81

a. Uji Signifikan Simultan (Uji F Statistik) 81

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) 82

5. Uji Koefisien Determinasi 83

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian 84

1. Variabel Dependen 84

2. Variabel Independen 85

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 88

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 88

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian 94

C. Pembahasan 112

BAB V PENUTUP 121

A. Kesimpulan 121

B. Keterbatasan Penelitian 121

C. Saran 122

DAFTAR PUSTAKA 124

Page 15: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xvi

LAMPIRAN-LAMPIRAN 131

Page 16: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xvii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu 52

3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian 87

4.1. Tahap Penyeleksian Sampel dengan Kriteria 93

4.2. Statistik Deskriptif Variabel Yang Digunakan 95

4.3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) 100

4.4. Hasil Uji Multikolonieritas 101

4.5. Hasil Uji Nilai Pair-Wise Correlation 102

4.6. Hasil Uji Durbin Watson 103

4.7. Hasil Uji Run Test 104

4.8. Hasil Uji Regresi Linear Berganda 107

4.9. Hasil Uji F 109

4.10. Hasil Uji T 110

4.11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) 112

Page 17: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1.1. Grafik Perbandingan Pertumbuhan Pendapatan dan Laba HERO 3

2.1. Skema Hubungan Keagenan antara Manajemen Perusahaan dan

Pemegang Saham 18

2.2. Kerangka Pemikiran 63

4.1. Pergerakan Aktivitas di Semua Sektor BEI 92

4.2. Grafik Histogram 98

4.3. Normal P-Plot Regression Standarized 99

4.4. Tabel Durbin Watson 103

4.5. Hasil Uji Scatterplot 105

Page 18: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Daftar Perusahaan Sampel 132

Lampiran 2.Hasil Perhitungan Variabel Dividend Payout Ratio 133

Lampiran 3.Hasil Perhitungan Variabel Collaterizable Assets 137

Lampiran 4.Hasil Perhitungan Variabel Firm Size 141

Lampiran 5.Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunity Set 145

Lampiran 6.Hasil Output SPSS 22 Sebelum Transformasi 150

Lampiran 7.Hasil Output SPSS 22 Setelah Transformasi 156

Page 19: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dan sistem pengelolaan atau manajemen adalah dua hal yang

melekat. Sistem pengelolaan yang baik harus dimiliki sebuah perusahaan jika

ingin terus dapat bertahan dan bersaing. Salah satu aspek penting dalam

perusahaan adalah manajemen keuangan. Secara professional, peran

pengelolaan ini dijalankan oleh para manajer. Sebuah bisnis memerlukan

peran seorang manajer agar dapat kegiatannya dapat berjalan dengan baik

(Auditta dkk, 2014).

Keputusan penting tentang keuangan dihadapi oleh seorang manajer

dalam rutinitas pekerjaannya. Menurut Pangestuti (2015), dalam

melaksanakan manajemen keuangan sebuah perusahaan publik dihadapkan

pada tiga keputusan manajemen yang dapat dipilih, yaitu keputusan

pendanaan (memperoleh dana), keputusan investasi (penggunaan dana), dan

keputusan dividen (pembagian dividen).

Tujuan perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu jika dilihat menurut bidang

keuangan dan menurut kegiatan kerjanya. Jika dilihat menurut bidang

keuangan, tujuan perusahaan adalah untuk memakmurkan dan

menyejahterakan para pemegang saham. Sedangkan dalam kegiatan kerjanya,

perusahaan diharapkan dapat memberikan profit untuk menambah aset

perusahaan (Pangestuti, 2015).

1

Page 20: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

2

Perusahaan publik memiliki tanggung jawab dividen atas para pemegang

saham sehingga perlu diambil keputusan yang tepat terhadap kebijakan

dividen. Kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi

investor dan perusahaan yang akan membayar dividen.

Kebijakan dividen tentu tentang keputusan untuk membagikan dividen

atau tidak. Jika manajemen memutuskan untuk membagikan dividen, nominal

besar kecilnya dividen tersebut juga perlu untuk dipertimbangkan.

Adakalanya perusahaan memutuskan untuk tidak membagikan dividen

kepada pemegang saham.

Perusahaan-perusahaan yang tidak membagikan dividen biasanya

menggunakan uangnya untuk memulai suatu proyek baru, ekspansi,

mengakuisisi aset baru, membeli sahamnya kembali atau bahkan membeli

perusahaan lain. Adapula perusahaan mengalami kerugian sehingga tidak

memungkinkan untuk membagikan dividen tahun berjalan.

PT. Hero Supermarket Tbk. (HERO) adalah salah satu contoh perusahaan

yang tidak pernah membagikan dividen sejak lima belas tahun lalu. Hal ini

penyebabnya adalah seperti dari berita yang dikutip dari Bareksa.com bahwa

pada tahun 2015 dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang

melambat, HERO menutup 74 gerainya. Hal ini dilakukan demi

memaksimalkan efisiensi dengan menekan biaya operasional. Sebelumnya,

perseroan juga mengungkapkan penutupan gerai Starmart (salah satu merek

gerai HERO) merupakan yang terbanyak karena penurunan penjualan akibat

larangan pemerintah menjual minuman alkohol di minimarket.

Page 21: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

3

Gambar 1.1

Grafik Perbandingan Pertumbuhan Pendapatan dan Laba HERO

Sumber: Situs Bareksa.com yang berdasarkan Laporan Keuangan

HERO

Pada awalnya pendapatan bersih HERO sepanjang 6 bulan pertama tahun

2015 mengalami peningkatan 15% menjadi Rp7,48 triliun dibandingkan

periode yang sama pada tahun 2014. Namun, beban pokok terus dan beban

usaha perseroan terus mengalami kenaikan. Akibatnya, pada semester

pertama tahun 2015 HERO harus membukukan rugi Rp31,59 miliar

dibandingkan laba Rp94,75 miliar pada paruh pertama 2014.

Berdasarkan informasi dari Manajemen HERO, penutupan tersebut

merupakan rasionalisasi gerai dan akan melanjutkan restrukturisasi termasuk

perbaikan format toko HERO Supermarket dan melakukan rebranding untuk

produk lebih premium. Selain itu, perseroan akan semakin mengefisienkan

penggunaan energi, memperbaiki produktivitas pekerja dan pusat distribusi.

Kemudian berdasarkan berita dari Okezone Finance pada 23 Mei 2017,

perseroan HERO menyetujui penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun

buku 2016 sebesar Rp. 120,58 Milyar dicatat sebagai saldo laba yang

digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dan tidak memberikan

Page 22: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

4

dividen kepada para pemegang saham (Kertiyasa, 2017). HERO beralasan

membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis.

Merujuk pada realita, HERO yang tidak pernah membagi dividen dalam

waktu yang sangat lama mengindikasikan bahwa pihak manajemen HERO

mengabaikan kepentingan pemegang saham. Pihak manajemen perusahaan

memiliki strategi pengembangan lain yang membutuhkan dana lebih yaitu

melakukan ekspansi bisnis.

Dana lebih tersebut dapat diambil dari dividen yang tidak dibagikan.

Akibatnya dapat terjadi konflik antara dua pihak yang berkepentingan yaitu

investor sebagai pemilik modal (principal) dan manajemen sebagai pengelola

modal tersebut (agent).

Kasus lain terjadi pada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). ANTM tidak

membagikan dividennya di tahun 2015 (dividen 2014) dikarenakan

mengalami kerugian yang sangat besar yakni mencapai Rp. 775,26 Milyar,

padahal keuntungan di tahun sebelumnya dapat mencapai Rp 409,94 Milyar.

Kerugian tersebut didominasi oleh perubahan peraturan pemerintah tentang

ekspor biji mineral mentah yang menyebabkan ekspor nikel ANTM menurun

drastis 90%.

Kemudian satu tahun berikutnya berdasarkan survei yang dilakukan BEI,

berdasarkan berita yang dipublikasi oleh Detik Finance pada Oktober 2016,

ANTM merupakan emiten yang paling diminati investor (Simorangkir, 2017).

ANTM menjadi emiten dengan kinerja terbaik atau IDX Best Blue 2016 yang

mencatatkan pertumbuhan kinerja terbaik selama setahun terakhir di BEI.

Page 23: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

5

Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kepemilikan saham sebesar

14,82% dalam setahun terakhir, volume transaksi (mencapai 33,6 Milyar

dengan nilai sebesar Rp 17,6 Trilyun), 34.571 investor bertansaksi saham

ANTM (tahun sebelumnya hanya 13.000 investor) dan memiliki fundamental

yang sehat.

Prestasi yang dicapai oleh ANTM di tahun 2015 tersebut tepat setelah

emiten tersebut mengalami kerugian dan tidak membagikan dividennya. Hal

ini menunjukkan bahwa dengan tidak dibagikannya dividen ANTM tidak

mempengaruhi minat investor, alih-alih semakin banyak investor yang

tertarik untuk berinvestasi pada emiten berplat merah ini (persero/BUMN).

Hal ini juga memberikan kepastian lebih terhadap keberlangsungan usaha

emiten ini yang mana dapat meningkatkan minat investor.

Bahkan, dengan tidak dibaginya dividen, ANTM tetap dapat

meningkatkan proporsi kepemilikan, ekspansi usaha (menjual lebih banyak

emas) dan menjaga kondisi keuangan tetap sehat/baik. Hal tersebut

menunjukkan tidak dibayarkannya dividen tidak memberikan sinyal negatif

kepada investor dan pihak-pihak yang berkaitan.

Kebijakan dividen adalah kebijakan yang sangat penting karena

kebijakan ini melibatkan 2 pihak. Disamping menyangkut kepentingan

manajemen perusahaan, kebijakan ini juga menyangkut kepentingan pemilik

perusahaan, dalam hal ini yaitu para pemegang saham. Dalam kebijakan

dividen ini diambil keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan

Page 24: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

6

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam

bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa mendatang.

Pembagian dividen membuat para pemegang saham bisa mendapatkan

keuntungan yang menjadi hak mereka dari aktivitas penanaman saham. Salah

satu faktor yang mempengaruhi besarnya dividen adalah kebijakan dividen

yang dibuat oleh manajemen dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Kebijakan dividen berupa kebijakan yang melibatkan dua pihak yakni

pemegang saham dan manajemen perusahaan dimana kedua pihak ini

memiliki kepentingan yang bertentangan satu sama lain. Konflik yang ada

diantara kedua belah pihak ini tentu saja tentang kepentingan pemegang

saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba

ditahannya (Attina, 2012).

Kebijakan dividen dapat berupa dividen tunai maupun dividen saham.

Perusahaan harus mampu memutuskan apakah membayar dengan dividen

tunai atau dengan dividen saham. Pemegang saham umumnya lebih tertarik

pada dividen kas/tunai. Sedangkan untuk pihak manajemen, dividen kas

merupakan arus kas keluar yang mengurangi kas perusahaan tersebut.

Jensen & Meckling (1976) dalam Suharli (2007) berpendapat bahwa

umumnya pihak manajemen perusahaan akan menahan kas yang dimiliki

untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi. Namun hal ini tidak

sejalan dengan pemegang saham yang mengharapkan dividen kas dalam

jumlah relatif besar karena mereka sudah banyak investasi disana sehingga

Page 25: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

7

tentu saja ingin menikmati hasil investasi perusahaan tersebut. Kondisi inilah

yang dipandang teori agensi sebagai konflik antara principal dan agent.

Bagi kreditur, dividen kas dapat menjadi sinyal mengenai kecukupan kas

perusahaan untuk bunga yang harus dibayarkan atau untuk melunasi pokok

pinjaman. Dividen yang dibayarkan mencerminkan profit dan prospek yang

baik di masa yang akan datang. Menurut asumsi masyarakat, perusahaan yang

mampu membayarkan dividen, termasuk perusahaan yang menghasilkan

keuntungan. Sehingga masyarakat akan tertarik untuk berinvestasi kepada

perusahaan yang mampu membayarkan dividen tersebut.

Dividen yang dibayarkan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan laba dan prospek yang baik di masa yang akan datang. Lintner

(1956) seperti dikutip Aryani (2001) dalam Rahmawati (2015) menjelaskan

bahwa perusahaan-perusahaan berusaha mempertahankan tingkat dividen

yang dibayarkan karena penurunan dividen akan memberikan sinyal yang

buruk sedangkan perusahaan akan selalu membutuhkan dana.

Investor akan memperoleh dividen jika perusahaan berhasil membukukan

laba. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mendapatkan keuntungan di tahun

sebelumnya, maka investor tidak memperoleh dividen. Perusahaan yang

mempunyai fluktuasi laba tinggi kemungkinan juga mempunyai fluktuasi

pembayaran dividen yang tinggi. Hal ini akan memberikan sinyal yang tidak

baik, khususnya jika dividen turun. Untuk menghindari hal tersebut,

perusahaan yang mempunyai fluktuasi laba yang tinggi (berisiko tinggi)

biasanya cenderung membayarkan dividen rendah, agar tidak terjadi

Page 26: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

8

pemotongan dividen jika laba perusahaan turun (Hartono, 2003 dalam

Rahmawati, 2011).

Juma’h dan Pacheco (2008) mengemukakan beberapa tujuan pembagian

dividen. Pertama, untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang

saham, karena tinggi dan stabilnya dividen yang dibayarkan akan

mempengaruhi harga saham. Kedua, untuk menunjukkan likuiditas

perusahaan, dengan dibayarkannya dividen diharapkan bahwa kinerja

perusahaan di mata investor akan terlihat bagus. Ketiga, untuk menunjukkan

bahwa perusahaan mampu menghadapi gejolak ekonomi yang terjadi, serta

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan hasil kepada

investor. Keempat, untuk menarik minat investor karena sebagian investor

memandang risiko dividen lebih rendah dibanding risiko capital gain.

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan

pemegang saham. Jensen & Meckling (1976) dalam Rahmawati (2011)

menyatakan bahwa penunjukkan manajer oleh pemegang saham untuk

mengelola perusahaan akan memunculkan perbedaan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham. Kepentingan pemegang saham dan manajer

dapat berbeda dan mungkin bisa menimbulkan konflik, misalnya manajer

menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan

dana yang besar untuk mendanai investasinya, sedangkan pemegang saham

menghendaki pembagian dividen yang besar.

Manajer cenderung mengambil keputusan untuk menginvestasikan

kembali keuntungan yang diperoleh dengan tujuan agar perusahaan

Page 27: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

9

mengalami pertumbuhan tinggi. Kepentingan ini seringkali tidak sejalan

dengan keinginan pemegang saham. Dalam menanamkan suatu modalnya,

investor menginginkan tingkat pengambilan investasi (return) baik berupa

laba yang dibagikan dalam bentuk dividen yang diberikan perusahaan

sebagaimana yang telah mereka investasikan kepada perusahaan tersebut

maupun pendapatan untuk menambah modal.

Semakin tinggi dividen yang dibagikan berarti semakin sedikit laba yang

ditahan, akibatnya menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan dalam

pendapatan dan harga saham. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan

oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dividen dari masing-masing

perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Oleh

karena itu, pihak manajemen perlu untuk mempertimbangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan

(Putri, 2014).

Jika tingkat pengembalian yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan

dan resiko invetasi yang diproyeksikan bisa diminimalkan maka investor bisa

memperoleh dividen yang maksimal. Seorang investor tentunya harus mampu

untuk memberikan gambaran tentang bagaimana menempatkan investasinya

agar dividen ataupun tingkat pengembalian yang diharapkan bisa maksimal

dengan cara mengelola investasinya dengan memperhatikan kondisi pasar

modal agar terhindar juga dari resiko investasi yang bisa saja merugikan

(Prawira, dkk, 2014).

Page 28: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

10

Gambaran mengenai kebijakan dividen ini, peneliti menggunakan tiga

faktor atau variabel yaitu Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

Opportunity Set sebagai acuan untuk mengetahui keadaan dividen yang

dihasilkan ketika terdapat tiga faktor tersebut. Peneliti memilih ketiga faktor

tersebut karena ingin membuktikan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki

hubungan terhadap Dividend Policy yang diberikan oleh perusahaan kepada

para pemegang saham.

Dalam penelitian ini, Dividend Policy diukur dengan menggunakan

proksi Dividend Payout Ratio (DPR). DPR adalah perbandingan antara

dividend per share dengan earning per share. Parthington (1989) dalam

Novelma (2014) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen suatu perusahaan adalah profitabilitas, stabilitas dividen

dan earning, likuiditas dan cash flow, investasi, kepemilikan manajerial, dan

pembiayaan.

Dividen dianggap memberatkan bagi sebagian perusahaan karena

perusahaan harus selalu menyediakan sejumlah kas dalam jumlah yang relatif

permanen untuk membayar dividen di masa yang akan datang. Perusahaan

yang tidak memiliki dana harus tetap mengeluarkan dividen untuk kebutuhan

investasinya. Hal ini menimbulkan perusahaan memerlukan modal tambahan

yaitu dengan menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman kepada pihak

lain (Sulistiyowati, dkk. 2010).

Collateralizable Assets adalah aset yang dapat dijaminkan kepada

kreditur untuk menjamin pinjaman perusahaan yang merupakan faktor yang

Page 29: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

11

mempengaruhi kebijakan dividen. Titman dan Wessels (1988) dalam Arfan

dan Maywindlan (2013) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki lebih

banyak aset yang bersifat collateral memiliki agency problem yang lebih

kecil antara kreditur dengan pemegang saham karena aset tersebut bisa

berfungsi sebagai jaminan atas utang.

Pembayaran dividen yang tinggi akan berdampak terhadap laba ditahan

yang kemungkinan berkurang, sehingga perusahaan perlu untuk melakukan

pembiayaan melalui utang kepada kreditur. Besarnya Collateralizable Assets

yang dimiliki perusahaan diharapkan akan berpengaruh positif dengan

dividen.

Hal ini dibuktikan oleh Wahyudi dan Baidori (2008) serta Arfan dan

Maywindlan (2013) dalam hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa

Collateralizable Assets memiliki pengaruh yang positif terhadap kebijakan

pembayaran dividen perusahaan. Semakin tinggi Collateralizable Assets akan

mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur

sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah besar, selain itu

juga akan meningkatkan proteksi kreditur menerima pembayaran mereka.

Namun hal ini berbeda dengan Suci (2016) yang menyimpulkan bahwa

Collateral Assets berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan

Helmina dan Hidayah (2017) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

Collaterizable Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Policy.

Hasil serupa juga disimpulkan dalam penelitian Sugesta (2017) yang

menyatakan bahwa Collateralizable Assets tidak berpengaruh signifikan

Page 30: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

12

terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arfan dan

Maywindlan (2013) menunjukkan hasil bahwa Collateralizable Assets

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengaruh positif tersebut

bermakna bahwa semakin besar Collateralizable Assets yang dimiliki

perusahaan akan mengakibatkan perusahaan menaikkan pembayaran dividen.

Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah Firm Size.

Firm Size merupakan ukuran yang menggambarkan skala besar kecilnya

perusahaan yang ditentukan berdasarkan beberapa aspek, diantaranya total

penjualan, total aktiva dan rata-rata penjualan perusahaan. Perusahaan yang

berukuran besar akan memiliki akses yang lebih mudah menuju pasar modal.

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang

mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih

kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal.

Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan

kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga

perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi

daripada perusahaan kecil (Akmal, dkk, 2016 dikutip dari Damayanti dan

Achyani, 2006).

Hal ini didukung oleh penelitian Permana dan Hidayati (2016) yang

menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif

terhadap Dividend Payout Ratio. Perusahaan besar dengan akses pasar yang

lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada pemegang

Page 31: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

13

sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran dividen

memiliki hubungan yang positif.

Hasil tersebut bertolak belakang dengan penelitian Elinda dan Sukirman

(2015) menunjukkan bahwa Firm Size tidak berpengaruh terhadap Dividend

Payout Ratio. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Hanif dan

Bustamam (2017) menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh Firm Size

terhadap Dividend Payout Ratio.

Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi bertujuan

meningkatkan pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan lebih cenderung

mengunakan dana yang berasal dari sumber dana internal disebabkan sumber

dana internal lebih disukai untuk membiayai kegiatan reinvestasi karena dana

tersebut memiliki resiko dan biaya yang lebih rendah. Peluang investasi

perusahaan dapat mempengaruhi dividen yang diterima oleh para pemegang

saham.

Nilai IOS mampu mempengaruhi pembayaran dividen. Apabila nilai IOS

tergolong baik, maka akan menghasilkan tingkat keuntungan yang baik,

sehingga perusahaan dapat membagikan keuntungan dalam bentuk dividen

yang tinggi. Nilai IOS yang baik juga merupakan gambaran kondisi

perusahaan yang bagus karena peluang investasi yang tinggi akan membuat

investor tertarik untuk menanamkan modalnya atau membiayai peluang

investasi tersebut. Sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang besar

pula dan makin besar laba yang diperoleh perusahaan maka makin besar pula

dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham.

Page 32: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

14

Hasil penelitian Suartawan dan Yasa (2016) dan Anam, dkk (2016) yang

menyimpulkan bahwa set kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividen tunai pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode

2011-2013. Hal ini didukung oleh penelitian Putri (2013) yang membuktikan

terdapat pengaruh antara IOS dengan Kebijakan Dividen. Namun, hasil

penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Purnami dan Artini (2016) serta Halim (2013) yang menyimpulkan bahwa

Investment Opportunity Set memberikan pengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap Dividend Policy.

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Collaterizable Assets,

Firm Size dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Policy pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Collaterizable Asset berpengaruh terhadap Dividend Policy?

2. Apakah Firm Size berpengaruh terhadap Dividend Policy?

3. Apakah Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap Dividend

Policy?

Page 33: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

15

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penelitian dibatasi

hanya menggunakan 3 variabel independen/bebas yaitu Collaterizable asset,

Fim Size dan Investment Opportunity Set sedangkan Dividend Policy sebagai

variabel dependen/terikat. Pembatasan terhadap variabel Collaterizable asset,

Firm Size dan Investment Opportunity Set, kaitannya dengan Dividend Policy

dalam hal ini dikarenakan karena 3 variabel ini merupakan hal yang penting

dalam hal pengambilan kebijakan dividen.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk menguji secara empiris pengaruh antara Collaterizable asset

terhadap Dividend Policy.

2. Untuk menguji secara empiris pengaruh antara Firm Size terhadap

Dividend Policy.

3. Untuk menguji secara empiris pengaruh antara Investment Opportunity

Set terhadap Dividend Policy.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang

dapat digunakan di masa depan, untuk berbagai pihak antara lain sebagai

berikut:

Page 34: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

16

1. Kontribusi Teoritis

a. Bagi kalangan akademis atau mahasiswa, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan masukan dan memberikan kontribusi bagi

perkembangan teori di Indonesia khususnya mengenai masalah apa

saja yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan dividen di

perusahaan yang terdaftar di BEI.

a. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

sarana penyebaran informasi mengenai faktor-faktor yang dapat

digunakan untuk memprediksi keputusan kebijakan dividen serta

menambah wawasan akuntansi khususnya subtopik manajemen

keuangan.

2. Kontribusi Praktis

a. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai

rujukan dalam pengambilan keputusan terutama dalam kebijakan

dividen.

b. Bagi investor, sebagai bahan pertimbangan dalam memprediksi dan

mengambil keputusan investasi agar dividen yang akan diterima

sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai informasi dan dapat dijadikan

referensi tambahan untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu

ekonomi, khusunya manajemen keuangan mengenai kebijakan

dividen.

Page 35: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Auditta (2014) secara prinsip, pengelolaan perusahaan

memiliki tujuan untuk memberikan kemakmuran kepada pemilik

perusahaan yang dalam hal ini merupakan pemegang saham. Adapun

peran pengelolaan ini dijalankan oleh manajer.

Wewenang pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajer

dapat berimplikasi adanya pemisahan tugas antara manajemen perusahaan

(agen) dengan pemegang saham selaku pemilik perusahaan (prinsipal).

Hal ini menimbulkan adanya biaya yang harus dikeluarkan pemilik

perusahaan agar dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan yang

hendak diambil oleh pihak manajemen.

Hubungan antara manajer dengan pemilik perusahaan ini dijelaskan

dalam teori keagenan/agency theory. Teori ini pertama kali dicetuskan

secara mendetail oleh Jensen and Mecking (1976) dalam tulisannya yang

berjudul “Theory of the Firm: Managerial behavior, Agency Costs, and

Ownership Structure”.

Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa teori keagenan adalah konsep

yang menjelaskan hubungan kontraktual antara prinsipal dan agen, yaitu

antara dua atau lebih individu, maupun kelompok atau organisasi.

17

Page 36: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

18

Prinsipal adalah pihak yang memiliki wewenang untuk mengambil

keputusan dan memberikan mandat kepada pihak lain (agensi).

Jensen dan Meckling (1976) memperlihatkan bahwa pemegang

saham dapat meyakinkan diri mereka bahwa manajemen akan membuat

keputusan yang optimal apabila terdapat insentif yang memadai dan

berada dibawah pengawasan dari pemegang saham.

Dividen dibagikan perusahaan sebagai timbal balik investasi yang

diberikan oleh pemegang saham kepada perusahaan. Perusahaan dapat

membagikan sebagian laba yang diperoleh kepada pemegang saham

dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan untuk operasi

perusahaan yang diakui sebagai saldo laba (Helmina, 2015).

Oleh karena adanya pemisahan tugas antara pembuat keputusan

dengan pemegang saham, akan timbul kemungkinan bahwa manajemen

selaku pembuat keputusan akan cenderung mengeluarkan kebijakan yang

condong kepada kepentingan perusahaan daripada mengutamakan

kesejahteraan pemegang saham. Hal ini menjadi awal permasalahan yang

disebut dengan konflik keagenan.

Gambar 2.1

Skema Hubungan Keagenan antara Manajemen Perusahaan

dan Pemegang Saham

Teori

Keagenan

Agen

(Manajemen

Perusahaan)

Prinsipal

(Pemegang

Saham)

Kebijakan

Dividen

Agency

Problem

Page 37: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

19

Pemegang saham berusaha agar manajemen tidak terlalu banyak

memegang kas karena kas yang banyak mampu mendorong pihak

manajemen untuk menggunakan kas tersebut untuk kepentingan

perusahaan seperti melakukan ekspansi, untuk membayar utang atau

untuk investasi kembali daripada untuk membayar dividen dalam jumlah

tinggi.

Auditta (2014) menyebutkan bahwa tentunya pemegang saham

menginginkan tingkat pengembalian/return yang tinggi dari apa yang

telah mereka investasikan. Tindakan manajemen yang tidak sesuai dengan

kepentingan pemegang saham ini akan memicu munculnya masalah

agensi (agency problem) yang mengakibatkan timbulnya biaya agensi

(agency cost).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa perusahaan yang

memisahkan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan akan

rentan terhadap konflik keagenan. Sedangkan menurut Weston dan

Brigham (1997) dalam Helmina (2015) disebutkan bahwa masalah

keagenan muncul saat manajer memiliki kurang dari seratus persen

kepemilikan saham atau merupakan perusahaan terbuka/yang telah

melakukan IPO (initial public offering).

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk

kepentingan mereka sendiri. Investor memiliki kepemilikan di sebuah

perusahaan dengan cara membeli saham. Saham yang ditanamkan

investor pada perusahaan tersebut mengakibatkan investor menginginkan

Page 38: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

20

informasi-informasi mengenai perkembangan perusahaan, pengelolaan

dana dan apakah untuk kesejahteraan pemegang saham. Pertanyaan

tersebut timbul dikarenakan manager memiliki sifat opportunistic yang

mengutamakan kesejahteraan perusahaan (Helmina, 2015).

Manajer cenderung ingin menggunakan laba yang dihasilkan dengan

porsi yang lebih besar sebagai saldo laba. Hal ini dikarenakan saldo laba

berguna untuk melakukan ekspansi perusahaan seperti untuk membeli

aset yang dapat menambah kekayaan perusahaan. Sebaliknya, investor

lebih cenderung ingin menggunakan laba yang dihasilkan dengan porsi

yang lebih besar sebagai dividen.

Bagi investor, dividen adalah suatu bentuk pengembalian atas modal

yang telah diberikan karena itu investor cenderung menginginkan

pembagian dividen yang besar dan relatif stabil, namun tidak semua

perusahaan di Indonesia rutin membagikan dividen. Berdasarkan data dari

BEI, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir setidaknya ada 55

perusahaan yang tidak pernah membagikan dividen kepada pemegang

saham (Putri, 2014).

Apabila seluruh laba dibayarkan sebagai dividen, maka kepentingan

laba ditahan terabaikan, dan sebaliknya apabila seluruh laba dijadikan

saldo laba, maka kepentingan pemegang saham akan terabaikan. Untuk

itu, dibutuhkan kebijakan dividen optimal oleh manajer. Dengan adanya

asimetri informasi dan perbedaan kepentingan antara agent dan principle,

muncullah biaya keagenan (agency cost).

Page 39: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

21

Untuk meyakinkan bahwa manajer bekerja untuk kepentingan

pemegang saham, maka pemegang saham harus mengeluarkan sejumlah

biaya untuk memonitor kegiatan manajer sehingga dapat bekerja sesuai

dengan keinginan dari pemegang saham. Monitoring ini dimaksudkan

sebagai mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-

kepentingan yang terkait.

Seluruh biaya yang dikeluarkan ini yang disebut dengan biaya

keagenan/agency cost (Natalia, 2013). Menurut Arifanto dan Prasetiono

(2011) dalam Helmina (2015) agency cost mempunyai hubungan dengan

kebijakan dividen perusahaan. Apabila agency cost yang dikeluarkan oleh

perusahaan besar, maka dividen yang akan diterima oleh pemegang

saham akan semakin menurun.

Teori keagenan merupakan acuan utama dalam penelitian ini karena

inti dari teori keagenan adalah pendesainan sebuah kontrak yang sesuai

untuk menyelaraskan kepentingan agen dan prinsipal karena terjadi

konflik kepentingan.

Kebijakan dividen dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme

pengawasan pemegang saham terhadap pihak manajemen sebagai langkah

untuk mengatasi konflik agensi tersebut. Oleh karena itu manajemen

harus melaksanakan tanggung jawabnya dan mengeluarkan kebijakan

dividen yang tepat bagi kedua belah pihak.

Page 40: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

22

2. Dividend Policy

2.1. Pengertian Dividend Policy

Sartono dalam Diamanda (2009) mendefinisikan Dividend

Policy atau kebijakan dividen sebagai keputusan pengalokasian

laba yang diperoleh perusahaan apakah akan dibagikan dalam

bentuk dividen untuk pemegang saham atau dialokasikan

sepenuhnya sebagai laba ditahan yang nantinya akan diinvestasikan

kembali.

Hal ini turut dikemukakan oleh Handoko (2009) yang

menyatakan bahwa kebijakan dividen berupa semua kebijakan

manajerial dalam menetapkan berapa alokasi laba bersih yang

dibagikan kepada pemegang saham dan berapa jumlah laba bersih

yang dialokasikan sebagai laba ditahan sebagai cadangan investasi

di tahun berikutnya.

Selain itu Sudana (2011:167) juga berpendapat bahwa

kebijakan dividen adalah bagian dari keputusan pembelanjaan

internal perusahaan karena jumlah dividen yang dibagikan dapat

mempengaruhi jumlah laba yang ditahan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan manajerial

perusahaan tentang bagaimana pengalokasian laba bersih yang

diperoleh perusahaan, apakah akan dibagikan kepada pemegang

Page 41: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

23

saham sebagai return dari investasi yang diberikan atau digunakan

untuk eskpansi dan memaksimalkan operasional perusahaan.

Menurut Kolb (1983) dalam Fadli (2017), kebijakan dividen

penting karena 2 (dua) alasan, yaitu (1) pembayaran dividen

mungkin akan mempengaruhi harga saham, (2) pendapatan yang

ditahan (retained earning) biasanya merupakan sumber tambahan

modal sendiri yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan

perusahaan.

Kedua alasan di atas merupakan dua kepentingan yang

bertolak belakang. Untuk itu agar kedua kepentingan tersebut dapat

terpenuhi, manajemen perusahaan harus memutuskan kebijakan

dividen dengan hati-hati dan teliti.

Horne dan Wachowicz (2013:206) menyatakan bahwa

kebijakan dividen adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan

dalam keputusan pendanaan perusahaan. Aspek utama yang

penting dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan

alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan

penambahan saldo laba perusahaan.

Kebijakan dividen sangat penting untuk manajer, pemimpin

dan pemegang saham. Hal ini penting bagi investor karena investor

menilai dividen bukan hanya sebagai pendapatan tapi juga untuk

menilai masa depan dari suatu perusahaan.

Page 42: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

24

2.2. Kebijakan Pembagian Dividen

Menurut ketentuan Undang Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal

71 ayat 3 Tentang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa dividen

hanya boleh dibagikan apabila laba Perseroan sedang dalam saldo

positif.

Kepala Riset PT. Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo

memaparkan bahwa ada 3 alasan yang membuat emiten tidak

membagikan dividen, diantaranya:

1) Emiten tidak memperoleh laba,

2) Emiten yakin dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi

kepada pemegang saham dari capital gain (kenaikan saham)

dibandingkan dengan memberikan return dalam bentuk dividen.

3) Laba yang diperoleh emiten berasal dari restrukturisasi asetnya

(financial engineering) bukan dari kinerja operasional emiten

tersebut, dalam artian kinerja operasionalnya kurang efektif

maka akan sulit untuk memberikan dividen kepada pemegang

saham.

Jika emiten memiliki saldo laba negatif, salah satu cara agar

segera dapat membagikan dividen kepada pemegang saham adalah

dengan melakukan kuasi reorganisasi untuk menghapus saldo laba

negatifnya. Hal ini dilakukan agar perusahaan tersebut bisa

bertahan dan melanjutkan usaha secara lebih baik serta dapat

membagikan dividen. Namun, itu juga bergantung dari modal dasar

Page 43: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

25

dan modal ditempatkan emiten tersebut sebelum melakukan kuasi

reorganisasi (Ito Warsito, 2012).

Adapun kuasi reorganisasi sendiri merupakan prosedur

akuntansi untuk merestrukturisasi perusahaan dengan cara menilai

kembali akun-akun aktiva dan kewajiban perusahaan pada nilai

wajar dan mengeliminasi saldo defisit tanpa melalui proses

reorganisasi secara hukum. Ketentuan mengenai kuasi reorganisasi

ini dicantumkan dalam PSAK 51, namun sejak tahun 2013,

peraturan tersebut dicabut oleh IAI dikarenakan berbenturan

dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Oleh karena itu, ketentuan tentang pembagian dividen

mengacu pada UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 71 Ayat 3 di atas.

Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan dan laporan

keuangan tidak mengalami defisit maka perusahaan bisa

membagikan dividen.

Menurut Purnami dan Artini (2016), tujuan investor

menanamkan modalnya ke perusahaan go public adalah untuk

mendapatkan pengembalian investasi (return). Return bisa

dialokasikan dari capital gain ataupun dividen.

Capital gain merupakan keuntungan modal atau laba yang

diperoleh melalui investasi surat berharga atau efek, seperti saham,

obligasi ataupun dalam bidang properti, dimana nilainya atau harga

Page 44: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

26

jualnya melebihi harga belinya (pendapatan dari selisih harga jual

saham terhadap harga belinya).

Sedangkan dividen merupakan balas jasa atas dana yang

dihimpun oleh emiten dalam bentuk kepemilikan saham para

pemegangnya. Dividen ditentukan berdasarkan rapat umum

anggota pemegang saham dan jenis pembayannya tergantung

kepada kebijakan pemimpin perusahaan (Floressa, 2016). Dividen

yang dibayarkan selalu mengalami perubahan yang disebabkan

oleh kondisi perusahaan serta kebijakan pembagian dividen

perusahaan.

Miller dan Modigliani berpendapat bahwa pada umumnya

ketika perusahaan mengumumkan akan dibagi dividen permintaan

akan saham naik, sehingga harga saham juga mengikuti naik.

Beberapa investor lebih menyukai dividen daripada capital gain,

hal ini disebakan karena dividen lebih pasti dibandingkan dengan

capital gain di masa depan.

2.3. Cara Menghitung Nilai Dividen

Jika perusahaan akan mengeluarkan kebijakan untuk

membagikan dividen, maka perlu pengalokasian laba perusahaan

untuk dividen dan saldo laba ditahan. Pengalokasian laba untuk

dividen dan laba ditahan adalah dengan menghitung terlebih dahulu

earning per share (EPS) yaitu dengan membagi nilai laba bersih

dengan jumlah saham beredar.

Page 45: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

27

Kemudian menghitung nilai dividend per share (DPS) yaitu

dengan cara mengalikan laba bersih dengan presentase dividend

payout ratio (DPR) dimana nilai presentase DPR ditetapkan oleh

direksi dan disahkan saat RUPS.

Dari jumlah yang didapat pada perhitungan EPS, sebagian

diantaranya adalah jumlah DPS yang dibagikan ke pemegang

saham, sedangkan sisanya dialokasikan ke saldo laba ditahan.

Manakala perusahaan tidak membagikan dividen, maka total EPS

masuk menjadi saldo laba ditahan.

Dividen dianggap sebagai jalan untuk mengurangi konflik

keagenan melalui pemberian terhadap para pemegang saham apa

yang menjadi hak mereka yaitu pembagian keuntungan dari

aktivitas penanaman modal.

2.4. Macam-Macam Pembagian Dividen

Jika perusahaan memutuskan untuk melakukan pembagian

dividen, ada beberapa bentuk pemberian dividen yang dapat

dibagikan kepada para pemegang saham menurut Sutrisno (2012)

antara lain:

a. Pembagian dividen secara tunai atau cash dividend.

Dividen tunai adalah dividen yang disetor langsung secara

tunai ke rekening bank investor. Sebagai contoh yang

dikemukakan dalam situs saham.raddien.com melalui artikelnya

yang berjudul “Pembagian Dividen”, Perusahaan A

Page 46: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

28

membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp. 100

per lembar saham (setelah dipotong pajak dividen sebesar 20%).

Jika investor memiliki 50 lot (1 lot = 500 lembar saham),

maka keuntungan investor sebesar (Rp. 100 x 50 lot x 500

lembar) Rp. 2.500.000. Pembagian dividen secara tunai terdiri

dari beberapa bentuk yaitu:

1) Kebijakan Pemberian Dividen Stabil

Kebijakan pemberian dividen stabil ini artinya dividen

akan diberikan secara tetap per lembarnya untuk jangka

waktu tentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan

berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk

beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh

meningkat dan peningkatannya stabil, maka dividen juga

akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama

beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini

banyak dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan

yakni:

a) Bisa meningkatkan harga saham, sebab dividen yang

stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai risiko

yang kecil.

b) Bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa

perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa yang

akan datang.

Page 47: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

29

c) Akan menarik investor yang memanfaatkan dividen

untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu

dibayarkan.

2) Kebijakan Dividen Meningkat

Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan

dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang selalu

meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.

3) Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya

mengikuti besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan.

Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen

yang dibayarkan demikian pula sebaliknya bila laba kecil

dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan

sering disebut Dividend Payout Ratio (DPR).

4) Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang Rendah

ditambah Ekstra

Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini,

perusahaan menentukan jumlah pembayaran dividen per

lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan

ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu

b. Pembagian Stock Dividend (Dividen Saham)

Salah satu kebijakan yang bisa diambil oleh perusahaan

adalah dengan memberikan dividen tidak dalam bentuk uang,

Page 48: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

30

tetapi dividen diberikan dalam bentuk saham, berdasarkan

proporsi kepemilikan saham. Artinya pemegang saham akan

diberi tambahan saham sebagai pengganti cash dividend.

Seperti contoh yang dikemukakan sebelumnya, setiap 100

lembar pembagian saham lama dibagikan 5 lembar saham baru.

Setelah hari pembagian dividen terakhir, maka pemegang

saham telah memiliki hak atas 105 lembar saham.

Dividen saham dalam bentuk apapun sepertinya kurang

disukai investor. Investor bersikeras bahwa dividen saham itu

tak lebih dari sekedar lembaran kertas. Investor lebih menyukai

kas masuk ke rekening mereka.

c. Kebijakan Stock Split (Pemecahan Saham)

Apabila harga pasar saham suatu perusahaan terlalu tinggi,

mengakibatkan banyak investor kurang berminat terhadap

saham perusahaan. Oleh karena itu perusahaan bisa mengambil

kebijaksanaan untuk meningkatkan jumlah lembar saham

melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham

kedalam nilai nominal yang lebih kecil.

Stock split berarti pengaturan ulang struktur saham biasa

dengan tujuan menciptakan harga pasar yang lebih rendah dan

tidak berkaitan dengan laba perusahaan.

d. Kebijakan Stock Repurchase

Page 49: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

31

Stock Repurchase adalah pembelian kembali saham-saham

perusahaan yang telah beredar di pasar bursa, yang telah

dimiliki oleh pemegang saham atau investor. Stock repurchase

merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk

mendistribusikan cashflow yang dimiliki perusahaan kepada

para pemegang sahamnya selain dalam bentuk dividen.

Pada saat membeli kembali sahamnya jika menggunakan

tender office method, biasanya perusahaan akan membelinya

pada harga di atas harga pasar. Kelebihan atas harga pasar

inilah yang menjadi keuntungan bagi para pemegang saham

yang biasa dikenal dengan istilah, capital gain.

2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

Kebijakan dividen berhubungan dengan pertanyaan apakah

dividen dibagikan atau tidak. Pembayaran dividen sekarang

dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian investor. Sebaliknya,

jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat ketidakpastian

investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan

pengembalian yang diinginkan serta mengurangi nilai saham.

Apabila tercermin pada kenyataan bahwa dividen akan relevan

yaitu akan mempengaruhi sikap investor, maka banyak faktor yang

harus diperhatikan oleh manajemen, baik faktor dari luar maupun

dari dalam perusahaan agar laba yang dibagikan kepada pemegang

saham sesuai dengan proporsi lembar saham yang dimilikinya.

Page 50: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

32

Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2007) ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manajemen perusahaan

untuk menetapkan suatu kebijakan dividen, yaitu:

a. Peraturan hukum

Peraturan perundang-undangan mengatakan bahwa

dividen dibayarkan dari laba, baik laba yang diperoleh dari

periode berjalan maupun laba bersih dari tahun lalu yang

berada di pos laba ditahan. Terdapat mekanisme peraturan

hukum yang membatasi kebijakan dividen sehingga kebijakan

tersebut tidak boleh diputuskan sesuai hanya dengan keinginan

perusahaan. Beberapa batasan hukum tentang kebijakan

dividen yaitu:

1. Peraturan tentang laba bersih. Dividen yang dibayarkan

berasal dari laba bersih periode tahun berjalan ataupun

periode tahun sebelumnya.

2. Peraturan larangan pengurangan modal. Aturan ini

bertujuan untuk melindungi kreditur yang melarang adanya

pembayaran dividen dengan mengurangi modal, bukan dari

laba bersih perusahaan.

3. Peraturan kepailitan. Aturan ini melarang perusahaan untuk

membayar dividen ketika perusahaan dinyatakan pailit oleh

pengadilan. Sebab dalam kondisi ini berarti perusahaan

membagikan aset perusahaan untuk membayar dividen.

Page 51: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

33

Padahal aset tersebut adalah milik atau hak dari kreditur

perusahaan.

b. Posisi Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban lancar dari aset lancar yang dimiliki.

Semakin lancar likuiditas perusahaan maka semakin besar pula

kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen. Sehingga

posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh dalam

pengambilan kebijakan dividen.

Ketika perusahaan tidak cukup likuid, atau dalam artian

kas yang masuk sedikit, dan kewajiban lancarnya harus segera

dibayar, maka bukan tidak mungkin perusahaan tidak

membagikan dividen. Apabila perusahaan membagikan dividen

saat kondisi keuangan yang tidak likuid, risiko gagal bayar

kewajiban akan sangat tinggi.

Perusahaan akan kesulitan membayar kewajiban dan

bahkan kesulitan dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Umumnya, apabila dalam kondisi seperti ini, perusahaan

seharusnya memutuskan untuk tidak membagikan dividen

dalam bentuk uang tunai. Terlebih apabila perusahaan tersebut

sedang dalam tumbuh berkembang dan membutuhkan dana

untuk berinvestasi.

Page 52: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

34

c. Membayar Pinjaman

Ketika perusahaan menghasilkan laba dan memiliki

kewajiban jangka panjang yang akan jatuh dalam waktu dekat,

maka laba yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk 2

kemungkinan kebijakan. Pertama, perusahaan bisa melunasi

kewajiban tersebut dari laba yang dihasilkan tersebut dan tidak

membagikan dividen. Jika ada sisa laba dari pelunasan

kewajiban, maka sisa tersebut bisa dibagikan kepada pemilik

saham.

Kedua, perusahaan bisa tetap membagikan dividen tanpa

harus memikirkan kewajiban yang akan segera jatuh tempo

tersebut. Pelunasan kewajiban bisa menggunakan alternatif

pendanaan lain dari luar perusahaan. Bisa dengan menerbitkan

saham baru atau melunasi dengan melakukan pinjaman baru

(menerbitkan obligasi atau hipotek).

Apapun kebijakan perusahaan dalam mengalokasi laba

ditahan untuk membayar kewajiban ataupun sebagai dividen,

akan terdapat konsekuensi masing-masing. Yang jelas, apabila

perusahaan memutuskan menggunakan laba untuk membayar

kewajiban, maka akan berpengaruh terhadap kemampuan

perusahaan dalam membagikan dividen akan semakin kecil.

Page 53: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

35

d. Kontrak Pinjaman

Batasan-batasan dalam kontrak perjanjian pinjaman

biasanya disusun oleh kreditur perusahaan yang telah disetujui

perusahaan. Pembatasan ini dususun agar perusahaan tetap

mampu melunasi pinjaman beserta bunga. Kontrak pinjaman,

khususnya pinjaman jangka panjang sering membatasi atau

bahkan melarang perusahaan untuk membagikan dividen tunai,

yang secara umum dinyatakan dengan:

Dividen tidak bisa dibayarkan jika modal bersih

perusahaan berada dibawah jumlah yang sudah ditentukan.

Perusahaan hanya bisa membayar dividen di masa

mendatang dari laba yang diperoleh setelah perjanjian

utang telah ditanda tangani. Jadi dividen tidak boleh

dibayar dari laba ditahan pada tahun-tahun sebelumnya.

Pada umumnya, kontrak pinjaman juga sering berisi

larangan pembagian dividen ketika rasio kemampuan

pembayaran bunga, rasio lancar dan rasio lainnya melewati

batas minimal yang telah ditetapkan.

e. Pengembangan Aktiva

Perusahaan yang sedang berkembang tentu membutuhkan

tambahan sumber daya. Salah satunya adalah aktiva.

Perusahaan tidak akan mampu memaksimalkan pendapatannya

apabila aktiva perusahaan terbatas. Untuk mengatasi hal

Page 54: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

36

tersebut adalah dengan melakukan perluasan usaha (ekspansi)

yaitu dengan menambah aktiva seperti membeli tanah baru,

membangun pabrik baru, membeli mesin baru, dan sebagainya.

Namun untuk menambah aktiva pasti perusahaan

membutuhkan pendanaan. Salah satu sumbernya adalah

menggunakan laba ditahan. Semakin banyak dana yang

dibutuhkan untuk ekspansi usaha maka akan semakin kecil

peluang untuk membagikan dividen. Sebaliknya, semakin

sedikit kebutuhan pengembangan aktiva, maka semakin besar

laba ditahan yang bisa dialokasikan untuk membayar dividen.

Kemudian apabila perusahaan memutuskan untuk

membagikan dividen lebih besar, maka sisa laba ditahan yang

bisa digunakan untuk ekspansi usaha akan semakin kecil,

ketika perusahaan sudah mencapai titik jenuh, dimana

pertumbuhannya sudah berada pada titik puncak dan

kondisinya sudah well established dan bahkan kebutuhannya

bisa dipenuhi oleh sumber eksternal, pada umumnya

perusahaan akan membayarkan dividen dengan rasio yang

cenderung tinggi.

f. Stabilitas Keuntungan

Perusahaan yang menghasilkan laba yang stabil di setiap

periode bisa dengan mudah memprediksi besar kecilnya laba

yang akan diperoleh pada periode mendatang. Perencanaan

Page 55: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

37

mengenai sumber dana dan penggunaannya dapat jauh lebih

terarah. Diantaranya seperti rencana pengembangan usaha,

jadwal pembayaran utang atau anggaran pengeluaran lainnya

dapat disusun dengan mudah. Termasuk juga mengenai

kebijakan dividen. Besar kecilnya dividen yang dibagikan

cenderung stabil.

Apabila dibandingkan dengan perusahaan yang

menghasilkan laba yang tidak stabil di setiap periodenya,

misalnya tahun lalu menghasilkan laba 100 persen dan tahun

ini rugi 60%, maka proses pengambilan keputusan terhadap hal

apapun menyangkut masa depan perusahaan akan lebih sulit

untuk diprediksi. Bahkan kebijakan dividen pun akan terkena

imbasnya. Apakah dijadikan laba ditahan atau dibagikan ke

pemegang saham.

Manajemen akan kesulitan dan cenderung untuk bermain

aman. Oleh karena kondisi perusahaan yang masih fluktuatif,

maka pembagian dividen cenderung untuk dihindari. Kalaupun

dibagikan, biasanya dalam jumlah yang kecil. Sehingga, tingkat

kestabilan laba yang dihasilkan sangat berpengaruh terhadap

kebijakan dividen,

g. Kendali Perusahaan

Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki kebijakan

hanya menggunakan dana yang berasal dari pendanaan internal

Page 56: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

38

saja untuk membiayai aktivitas, investasi atau pengembangan

usaha perusahaan. Sumber dana hanya berasal dari laba

ditahan.

Pemegang saham tidak mendapatkan dividen dan sebagian

dari mereka tidak mempermasahlakan bahkan setuju dengan

hal tersebut. Sebagian dari pemegang saham tersebut adalah

pemegang saham mayoritas yang memiliki kendali penuh atas

perusahaan, yang memiliki suara terbanyak dan tidak ingin

kehilangan kendali atas perusahaannya.

Ketika sebuah perusahaan berencana untuk melakukan

pengembangan usaha otomatis akan membutuhkan pendanaan,

namun perusahaan tidak ingin menggunakan laba ditahan,

melainkan lebih memilih untuk membagikan dividen. Maka

opsi perusahaan adalah dengan mendapatkan dana dari

eksternal perusahaan, yaitu berhutang (menerbitkan obligasi

atau hipotek) atau menerbitkan saham baru.

Apabila perusahaan mengambil opsi menerbitkan saham

baru, maka jumlah saham yang beredar akan semakin

bertambah. Struktur modal perusahaan akan berubah. Yang

ditakuti oleh pemegang saham mayoritas adalah adanya

kemungkinan pemegang saham mayoritas tidak lagi menjadi

mayoritas, mereka tidak lagi memiliki suara yang dominan

karena adanya kepemilikan saham baru oleh orang lain.

Page 57: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

39

Presentasi jumlah saham mereka kan berkurang dan akan

ada kesempatan pemegang saham baru menjadi pemegang

saham mayoritas. Sehingga, apabila manajemen perusahaan

memperhatikan pengendalian, manajemen mungkin akan

enggan untuk menerbitkan saham baru dan akan menahan laba

ditahan lebih banyak.

Namun apabila pemegang saham menginginkan adanya

pembagian dividen, terlebih adanya tekanan dari beberapa

pemegang saham yang menginginkan adanya peralihan

kekuasaan perusahaan, maka dividen yang dibagikan akan

bertambah naik. Sehingga, pengendalian perusahaan harus

dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan dividen.

2.6. Prosedur Standar Pembayaran Dividen

Menurut Warsono (2003:273) dalam pembayaran dividen

terdapat beberapa tahapan prosedur yaitu sebagai berikut:

a. Declaration Date (Tanggal pengumuman)

Tanggal pengumuman atau deklarasi adalah tanggal dewan

direksi memutuskan untuk membagikan dividen atau tanggal

pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana

pembayaran dividen. Biasanya pengumuman ini dilakukan

dalam RUPS.

Pengumuman meliputi nominal dividen yang akan

dibagikan per lembar saham, tanggal pencatatan dan tanggal

Page 58: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

40

pembayaran dividen. Pada declaration date ini, perusahaan

melakukan pengakuan atas utang dividen dan manajemen

keuangan akan mendebit saldo laba ditahan.

b. Holder of Record Date (Tanggal pencatatan)

Holder of Record Date merupakan tanggal dimana

perusahaan melakukan penutupan buku pencatatan pemindah-

tanganan saham dan merilis daftar pemilik saham per tanggal

tersebut yang dinyatakan berhak untuk menerima dividen, atau

hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham

agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan

perusahaan. Pada tanggal tersebut, pemegang saham juga dapat

melihat jumlah uang tunai yang akan mereka terima dari

pembagian dividen.

c. Cum-Dividend Date

Cum-Dividend Date adalah hari terakhir investor

melakukan perdagangan saham perusahaan yang masih

memiliki hak untuk memperoleh dividen perusahaan yang

sudah diumumkan, baik dividen tunai maupun dividen saham.

Apabila ada pemegang saham yang menjual sahamnya pada

masa cum-date, pemegang saham tersebut tidak akan

mendapatkan dividennya.

Namun, apabila ada investor yang melakukan pembelian

saham pada saat cum-date, maka investor tersebut berhak

Page 59: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

41

mendapatkan pembagian dividen tunai dari perusahaan, jika

investor tersebut tidak menjual lagi sahamnya hingga melewati

masa cum-dividend date.

d. Ex-dividend date (Tanggal pemisahan dividen)

Ex-dividend date adalah tanggal dimana dividen dipisahkan

dari saham atau pada saat dimana hak atas dividen periode

berjalan dilepaskan dari sahamnya. Pada tanggal ini atau

sesudahnya pembeli tidak berhak untuk memperoleh dividen

yang akan dibagikan. Namun, apabila ada pemegang saham

yang menjual sahamnya ketika masa ex-dividend date atau

setelahnya, pemegang saham tersebut masih dapat terdaftar dan

berhak menerima pembayaran dividen.

Pada tanggal ini transaksi penjualan saham perusahaan di

bursa efek terkadang diberhentikan untuk sementara waktu,

atau biasanya selama 1-2 hari agar perusahaan memiliki waktu

untuk memperbaharui catatan buku besar akun “Pemegang

Saham” perusahaannya. Umumnya, pemisahan dividen ini

dilakukan 4 hari sebelum perusahaan melakukan tanggal

pencatatan. Hak pemilik saham untuk mendapatkan dividen

akan melekat pada saham yang dimillikinya 4 hari sebelum

tanggal pencatatan saham.

Page 60: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

42

e. Payment date

Payment date merupakan tanggal kapan dividen tersebut

akan dibayarkan kepada pemegang saham yang telah terdaftar

dan bagaimana cara pembayarannya. Pembayaran bisa

dilakukan via cek ataupun transfer tunai. Pada tanggal ini,

perusahaan mencatat pengeluaran kas untuk pembayaran utang

dividen. Sehingga utang dividen yang diakui pada tanggal

pengumuman di buku catatan perusahaan akan tereliminasi dari

buku catatan perusahaan.

3. Collaterizable Assets

Salah satu kewajiban perusahaan go public adalah membagikan

dividen kepada para pemegang sahamnya. Semakin banyak pemegang

saham yang dimiliki oleh emiten akan semakin besar pula dana yang

dibutuhkan untuk membayar dividen. Hal ini akan mengurangi saldo

laba ditahan perusahaan tersebut secara cukup signifikan.

Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan melakukan pembiayaan

melalui utang kepada kreditur. Pinjaman yang dilakukan pun tidak

dilakukan dalam jumlah yang kecil. Sehingga, kreditur seringkali

meminta jaminan berupa aset ketika memberi pinjaman kepada

perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Hal ini yang dinamakan

dengan Collateral Assets.

Page 61: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

43

Menurut Ross et. al (2015 p. 204) collateral merupakan istilah

umum yang berarti surat berharga (obligasi, sekuritas) yang dijadikan

jaminan untuk pembayaran utang. Collateral juga secara umum di

definisikan sebagai aset yang dijaminkan untuk utang.

Menurut Heniswara (2016) Collaterizable Assets adalah besarnya

aktiva yang dapat dijaminkan oleh kreditur untuk menjamin

pinjamannya. Definisi Collaterizable Assets juga dikemukakan oleh

Fauz dan Rosidi (2007) dalam Argamaya dan Putri (2014) yang secara

garis besar sama dalam mendefinisikan Collaterizable Assets. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa Collateralizable Assets adalah aset perusahaan

yang dapat dijaminkan oleh perusahaan kepada kreditur.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan keuangan jangka

panjang adalah tersedianya agunan. Weston dan Brigham (2001:309)

dalam Arfan dan Maywindlan (2013) menyatakan bahwa pada

umumnya utang jangka panjang yang berjaminan akan lebih murah

daripada utang tanpa jaminan. Selain itu, keputusan pembiayaan setiap

tahun akan dipengaruhi oleh jumlah aktiva yang baru diperoleh yang

tersedia untuk jadi jaminan bagi obligasi baru.

Dalam bahasa Inggris kredit beragunan disebut juga dengan istilah

secured debt. Sedangkan kredit tanpa agunan sering disebut unsecured

debt atau non collateral debt. Kredit yang disertai dengan agunan atau

collateral, biasanya memiliki bunga lebih rendah dibandingkan dengan

kredit tanpa agunan.

Page 62: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

44

Titman dan Wessels (1988) mengemukakan bahwa perusahaan

yang memiliki lebih banyak aset yang bersifat collateral memiliki

agency problem yang lebih kecil antara kreditur dengan pemegang

saham karena aset demikian bisa berfungsi sebagai jaminan atas utang

(Arfan dan Maywindlan, 2013). Sehingga proteksi kreditur dalam

menerima pembayaran piutang mereka tinggi.

Hal tersebut dikarenakan collateral atau agunan berfungsi untuk

mengamankan utang perusahaan. Apabila perusahaan gagal melunasi

kewajibannya, maka kreditur akan melikuidasi (melelang atau menjual)

aset tetap yang dimiliki perusahaan karena merupakan agunan.

Kemudian kreditur akan mengeluarkan surat pengakuan utang (blanket

lien) yaitu surat berharga yang diterbitkan untuk mengikat secara hukum

atas seluruh agunan milik perusahaan untuk kepentingan kreditur.

Berdasarkan informasi dari Finansialku.com, terdapat dua jenis

agunan dilihat dari fungsinya, yaitu agunan pokok dan agunan

tambahan.

1) Agunan Pokok, merupakan barang atau objek yang dibiayai dengan

kredit, contohnya jaminan pembelian rumah dengan kredit (kredit

pemilikan rumah) maka yang dijaminkan adalah rumah yang dibeli

tersebut.

2) Agunan Tambahan, yaitu barang atau benda yang dijadikan jaminan

untuk menambah jaminan pokok. Hal ini diperlukan karena bank

menilai jaminan pokok dianggap nilainya masih kurang.

Page 63: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

45

Kemudian berdasarkan wujud bendanya, maka agunan dapat

dibedakan menjadi agunan berwujud dan agunan tidak berwujud.

1) Agunan Berwujud, seperti bangunan, kendaraan, mesin-mesin.

2) Agunan Tidak Berwujud, seperti garansi perusahaan, garansi

perorangan (personal guarantee).

Sedangkan berdasarkan mobilitas, maka agunan dapat dibedakan

menjadi agunan bergerak dan agunan tidak bergerak.

1) Agunan bergerak, seperti: kendaraan bermotor, piutang, persediaan

barang dagangan

2) Agunan tak bergerak, seperti: tanah, bangunan, pabrik. Biasanya

kredit jangka panjang dengan agunan tak bergerak disebut dengan

hipotek.

Terdapat beberapa syarat umum barang-barang yang dijadikan

agunan, diantaranya:

- Memiliki nilai ekonomis yang dapat dinilai dengan uang.

- Kepemilikannya dapat dipindahtangankan.

- Memiliki nilai yuridis dalam pengertian agunan itu bisa dimiliki

secara sempurna berdasarkan hukum di mana bank punya hak

didahulukan terhadap likuidasi agunan tersebut.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (BI) No 9/PBI/2007, barang-

barang yang dapat dijadikan agunan adalah:

Page 64: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

46

Tanah dengan pembuktian sertifikat atas hak tanah tersebut.

Bangunan (rumah tinggal, rumah susun, pabrik, gudang dan hotel)

dengan pembuktian sertifikat atas kepemilikan bangunan, IMB (izin

mendirikan bangunan) dan status hukum (sengketa atau tidak).

Kendaraan bermotor (mobil, motor, skuter dengan berbagai jenis

dan merek), disertai pembuktiannya melalui Bukti Pemilikan

Kendaraan Bermotor (BPKP).

Mesin-mesin pabrik disesuaikan dengan usia mesin pabrik dan

teknisnya.

Surat berharga dan saham yang aktif diperdagangkan di BEI atau

memiliki peringkat investasi.

Pesawat udara atau kapal laut diperhatikan dengan ukuran pesawat

udara atau kapal laut yang bisa diagunkan berukuran di atas 20

meter kubik yang diikat dengan hipotek.

4. Firm Size

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar

kecilnya suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010)

dalam Ulfa dan Yuniati (2016) ukuran perusahaan merupakan

karakteristik suatu perusahaan dalam hubungannya dengan struktur

perusahaan. Ukuran sebuah perusahaan merupakan salah satu

pertibangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi

(Elinda dan Sukirman, 2015).

Page 65: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

47

Menurut Rizqia, dkk (2013), ukuran perusahaan (Firm Size) adalah

tingkat untuk menunjukkan perkembangan perusahaan dalam bisnis,

yang salah satunya dapat dilihat dari rata-rata penjualan perusahaan.

Mar’ati (2013) mendifinisikan ukuran perusahaan sebagai ukuran besar

kecilnya suatu perusahaan. Sedangkan, Sutrisno (2001:3) menyatakan,

ukuran perusahaan diwakili oleh log natural dari total asset.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

Firm Size (ukuran perusahaan) merupakan suatu ukuran yang

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Menurut Yulia (2013)

ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara

lain melalui nilai total aset, log size, total penjualan, jumlah karyawan,

nilai pasar saham, market value, dan sebagainya.

Penelitian ini didasarkan pada log natural dari total aset dalam

menentukan ukuran perusahaan, karena dikutip dari Machfoedz (1994)

dalam Yulia (2013) total aset dianggap lebih stabil dan lebih dapat

mencerminkan ukuran perusahaan dibandingkan dengan market value

dan total penjualan.

Machfoed (1994) dalam Yulia (2013) juga menyebutkan bahwa

ukuran perusahaan terbagi kedalam tiga kategori:

1) Perusahaan besar

Perusahaan yang dikategorikan besar biasanya merupakan

perusahaan yang telah go public di pasar modal dan memiliki aset

sekurang-kurangnya 200 miliar.

Page 66: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

48

2) Perusahaan menengah

Perusahaan yang digolongkan dalam kategori ini jika memili aset

diantara 2 miliar sampai 200 miliar dan biasanya telah terdaftar di

pasar modal.

3) Perusahaan kecil

Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang memiliki aset kurang

dari 2 miliar dan biasanya belum terdaftar di pasar modal.

Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-11/PM/1997

dijelaskan bahwa perusahaan menengah dan kecil merupakan badan

hukum yang memiliki jumlah kekayaan (total aset) yang tidak lebih dari

Rp.100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah), sedangkan perusahaan

besar adalah badan hukum yang memiliki jumlah kekayaan lebih dari

Rp.100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).

Total aset yang besar dapat mencerminkan bahwa perusahaan

tersebut memiliki ukuran yang besar pula. Ketika perusahaan memiliki

total aset yang besar, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut

adalah perusahaan besar dengan kinerja yang berkembang dan memiliki

reputasi yang baik (Nidya dan Titik, 2015).

Perusahaan dengan aset besar dapat memberikan sinyal yang

positif kepada investor, karena semakin besar aset yang dimiliki

perusahaan maka semakin banyak pula modal yang ditanam. Kemudian

aset-aset tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan yang

Page 67: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

49

mampu menghasilkan keuntungan, sehingga hal ini dapat mengatasi

agency problem antara perusahaan dengan pemegang saham.

Menurut Hanif dan Bustamam (2017) perusahaan yang berukuran

besar dan yang sudah mapan akan memiliki akses yang lebih mudah

menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih

kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar

modal karena kemudahan untuk berhubungan dengan pasar modal maka

berarti fleksibilitas lebih besar dan kemampuan untuk mendapatkan

dana dalam jangka pendek, perusahaan besar dapat mengusahakan

pembayaran dividen yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan

kecil.

5. Investment Opportunity Set

Sri (2005) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set/IOS

merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan-

pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan net present value

positif. Myers (1977) dalam Yudiana dan Yadnyana (2016) istilah IOS

memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi antara asset in

place (asset yang dimiliki) dengan investment options (pilihan investasi)

dimasa mendatang.

Kemudian menurut Halim (2013) IOS merupakan luasnya

kesempatan atau peluang investasi perusahaan dimasa yang akan datang,

yang akan merepresentasikan perkembangan perusahaan-perusahaan

Page 68: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

50

tersebut. Sedangkan menurut Julianto dan Lilis (2004) dalam

Firdhayatin dan Dewi (2012) IOS merupakan kesempatan investasi yang

besarnya tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen

pada masa yang akan datang, dan merupakan investasi yang diharapkan

untuk mendapatkan return yang lebih besar.

Pendapat lain dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan

Sumarni, dkk (2014) yang berpendapat bahwa IOS sebagai salah satu

indikator bagi investor untuk mengetahui kemungkinan tumbuh atau

tidaknya suatu perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

IOS adalah indikator yang dipertimbangkan oleh investor untuk

memutuskan apakah akan berinvestasi pada suatu emiten atau tidak

karena IOS memberikan gambaran apakah suatu perusahaan memilliki

kemungkinan going concern yang baik atau tidak.

Myers (1977) memperkenalkan IOS untuk mencapai tujuan

perusahaan. Secara umum IOS menggambarkan tentang luasnya

kesempatan atau peluang-peluang investasi suatu perusahaan namun

sangat tergantung pada pilihan pengeluaran perusahaan untuk

kepentingan di masa mendatang (Suartawan dan Yasa, 2016).

Peluang investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan

perusahaan di masa mendatang. Kepercayaan investor terhadap

perusahaan yang disertai keputusan investasi, menyebabkan naiknya

Page 69: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

51

permintaan terhadap saham perusahaan. Hal ini akan meningkatkan

harga saham yang nantinya akan menjadi nilai dari capital gain.

Hal ini karena seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu

sumber dana untuk pengembalian investasi perusahaan disamping dari

dividen, juga dari capital gain yakni nilai yang diperoleh dari selisih

antara harga jual dan harga beli saham. Sehingga hal ini dapat mengatasi

agency problem antara perusahaan dengan pemegang saham.

Nilai IOS juga mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

mengelola modal. IOS merupakan pilihan investasi dimasa datang yang

mencerminkan adanya pertumbuhan ekuitas dan aktiva. IOS memberi

petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaan tergantung pada

pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Jadi prospek

perusahaan dapat ditaksir dari IOS.

Pemilihan sumber dana berkaitan dari keputusan pendanaan, baik

pendanaan tersebut berasal dari eksternal maupun dari internal

perusahaan akan mempengaruhi perusahaan. Sumber dana internal

berasal dari laba ditahan dan depresiasi, sedangkan sumber dana

eksternal berasal dari pinjaman dari kreditur.

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1.

Page 70: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

52

Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian dan

Peneliti (Tahun)

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

1 Pengaruh Free Cash

Flow, Profitabilitas,

Likuiditas, Kebijakan

Utang, Dan

Collateralizable Assets

Terhadap Kebijakan

Dividen

Sugesta (2017)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Sumber data:

sekunder dari

www.idx.co.id

c. Metode

sampling:

Purposive

sampling

Metode Analisis

Data : Regresi

Berganda

a. Populasi dalam

penelitian

terdahulu adalah

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

pada periode

2012-2014.

√ √ Collateralizable

Assets tidak

berpengaruh

terhadap kebijakan

dividen.

2 Pengaruh Institutional

Ownership, Assets,

Debt To Total Assets,

Firm Size Terhadap

Dividend Payout Ratio

Helmina dan Hidayah

(2017)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Sumber data:

sekunder dari

www.idx.co.id

c. Metode

sampling:

Purposive

a. Penelitian

terdahulu

meneliti hanya

perusahaan

manufaktur

periode 2013-

2014.

√ √ √ Collateralizable

Assets dan Firm

Size tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Dividend Policy.

Bersambung ke halaman selanjutnya

52

Page 71: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

53

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

sampling

d. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

e. Populasi

penelitian yaitu

semua

perusahaan yang

terdaftar di BEI

3 Pengaruh Debt To

Equity Ratio, Return On

Asset, Firm Size, &

Earning Per Share

Terhadap Dividend

Payout Ratio

Hanif dan Bustamam

(2017)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

Metode Analisis

Data : Regresi

Berganda

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2011-

2015.

√ √ Firm Size tidak

berpengaruh

terhadap kebijakan

dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

53

Page 72: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

54

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

4 Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Kebijakan Dividen

Neswari dan Priyadi

(2017)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi hanya

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2010-2015

√ √ Investment

Opportunity Set

berpengaruh

terhadap kebijakan

dividen.

5 Pengaruh Insider

Ownership, Institutional

Ownership, Dispersion

Of Ownership,

Collateralizable Assets,

dan Board

Independence Terhadap

Kebijakan Dividen

Mangasih dan

Asandimitra (2017)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Sumber data:

sekunder dari

www.idx.co.id

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi hanya

perusahaan

sektor finansial

selama 2011-

2015.

b. Metode

sampling:

Kelompok

Nonprobability

√ √ Collaterizable

Assets berpengaruh

terhadap kebijakan

dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

54

Page 73: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

55

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

sampling dengan

metode sampel

jenuh.

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Logistik.

6 Pengaruh Return On

Asset, Sales Growth,

Firm Size Dan Debt To

Equity Ratio Terhadap

Pembayaran Dividen

Akmal, dkk (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda

a. Penelitian

terdahulu hanya

pada perusahaan

manufaktur sub

sektor

perusahaan

makanan &

minuman pada

BEI periode

2010-2014.

√ √ Firm Size

berpengaruh

negatif terhadap

Pembayaran

Dividen

7 Pengaruh Profitabilitas

Dan Set Kesempatan

Investasi Terhadap

Kebijakan Dividen

Tunai

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

a. Penelitian

terdahulu hanya

pada perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

√ √ Set kesempatan

Investasi

berpengaruh positif

terhadap kebijakan

dividen tunai

Bersambung ke halaman selanjutnya

55

Page 74: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

56

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan Judul

Penelitian

Metode Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

Anam, dkk (2016) sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

tahun 2007-2011

b. Teknik

pengumpulan data:

pooling data.

8 Pengaruh Investment

Opportunity Set Dan Free

Cash Flow Pada Kebijakan

Dividen Dan Nilai

Perusahaan

Suartawan dan Yasa (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2011-2013

√ √ Investment

Opportunity Set

berpengaruh positif

pada kebijakan

dividen, menolak

hipotesis yang

menyatakan arah

negatif.

9 Pengaruh Arus Kas Bebas,

Kebijakan Pendanaan,

Profitabilitas, Collateral

Assets Terhadap Kebijakan

Dividen

Suci (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling.

c. Metode analisis

data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu hanya

perusahaan sektor

consumer goods

industry yang

terdaftar di BEI

periode tahun

2011-2014.

√ √ Collateral Assets

berpengaruh

negatif terhadap

kebijakan dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

56

Page 75: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

57

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

10 Pengaruh Kepemilikan

Managerial,

Profitabilitas Dan

Kesempatan Investasi

Terhadap Kebijakan

Dividen

Silfiana dan

Rachmawati (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

c. Analisis Data:

Regresi.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2009-2013

√ √ Market to book

value/IOS

berpengaruh positif

signifikan terhadap

kebijakan dividen..

11 Pengaruh Kinerja

Keuangan, Asset

Growth Dan Firm Size

Terhadap Dividend

Payout Ratio

Ulfa dan Yuniati (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

Sampling

c. Analisis Data:

Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2011-

2014.

√ √ Firm Size

berpengaruh tidak

signifikan terhadap

DPR perusahaan

manufaktur.

Bersambung ke halaman selanjutnya

57

Page 76: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

58

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

12 Analisis Pengaruh

Leverage, Likuiditas,

Profitabilitas,

Pertumbuhan

Perusahaan Dan

Ukuran Perusahaan

Terhadap Kebijakan

Dividen

Permana dan Hidayati

(2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

Sampling.

c. Analisis Data:

Regresi

Berganda.

a. Populasi pada

penelitian

terdahulu adalah

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

periode 2012-

2014.

√ √ Ukuran perusahan

berpengaruh positif

terhadap kebijakan

dividen.

13 Pengaruh Manajemen

Laba Riil, Arus Kas

Bebas, Dan Collas

Terhadap Kebijakan

Dividen

Kore (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

Sampling.

c. Analisis Data:

Regresi

Berganda.

a. Populasi pada

penelitian

terdahulu adalah

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

periode 2012-

2014.

√ √ Collaterizable

Assets tidak

berpengaruh positif

terhadap Dividend

Payout Ratio.

Bersambung ke halaman selanjutnya

58

Page 77: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

59

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

14 Opportunity Set, Total

Asset Turn Over dan

Sales Growth Terhadap

Kebijakan Dividen

Purnami dan Artini

(2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi

perusahaan yang

tergabung dalam

sektor industri

barang konsumsi

di BEI periode

2010-2014.

√ √ Investment

Opportunity Set

berpengaruh

negatif namun

tidak signifikan

terhadap kebijakan

dividen,

15. Analisis Pengaruh

Mekanisme Agensi,

Risiko Pasar Dan Siklus

Hidup Perusahaan

Terhadap Kebijakan

Dividen

Heniswara (2016)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

Sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu hanya

pada pusahaan

yang terdaftar di

Jakarta Islamic

Index (JII) di

BEI periode

2011-2014.

√ √ Collateralizable

Assets berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

Kebijakan Dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

59

Page 78: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

60

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

16 Determinasi Rasio

Keuangan Terhadap

Kebijakan Dividen

Elinda dan Sukirman

(2015)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

Sampling.

c. Analisis Data:

Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

Indeks LQ45

tahun 2011-

2013.

√ √ Ukuran perusahaan

tidak berpengaruh

terhadap

pembayaran

dividen.

17 Pengaruh Debt to

Equity Ratio,

Profitabilitas, Growth,

dan Ukuran

Perusahaan Terhadap

Kebijakan Dividen

Nidya dan Titik (2015)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Metode

sampling:

Purposive

Sampling

Analisis Data:

Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI

tahun 2010-2013

√ √ Ukuran perusahaan

berpengaruh

signifikan terhadap

kebijakan dividen.

Bersambung ke halaman selanjutnya

60

Page 79: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

61

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

18 Pengaruh Profitabilitas,

Leverage,

Collateralizable Assets,

Dan Investment

Opportunity Set

Terhadap Kebijakan

Dividen

Argamaya dan Putri

(2014)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Sumber data:

sekunder dari

www.idx.co.id.

c. Metode

sampling:

Purposive

sampling

a. Metode analisis

data penelitian

terdahulu :

metode regresi

common effect

model dengan

metode analisis

ordinary least

square

b. Software yang

digunakan yaitu

Eviews 6.

√ √ √ Investment

Opportunity Set

berpengaruh positif

terhadap kebijakan

dividen, sedangkan

Collaterizable

Assets berpengaruh

negatif terhadap

kebijakan dividen.

19 Effect of Managerial

Ownership, Financial

Leverage, Profitability,

Firm Size, and

Investment Opportunity

on Dividend Policy and

Firm Value

Rizqia, dkk (2013)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif.

b. Metode

sampling:

Purposive

sampling

c. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi hanya

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar di

BEI tahun 2006-

2011.

Firm Size tidak

berpengaruh

terhadap Dividend

Policy dan

Investment

Opportunity Set

berpengaruh

terhadap Dividend

Policy.

Bersambung ke halaman selanjutnya

61

Page 80: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

62

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Peneliti (Tahun) dan

Judul Penelitian

Metode Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan X1 X2 X3 Y

20. Pengaruh Investment

Opportunity Set,

Kebijakan Utang

Dan Ukuran

Perusahaan Terhadap

Kebijakan Dividen

Putri (2013)

a. Jenis penelitian:

kuantitatif

b. Sumber data:

sekunder dari

www.idx.co.id

c. Metode

sampling:

Purposive

sampling

d. Metode Analisis

Data: Regresi

Berganda.

a. Penelitian

terdahulu

menggunakan

populasi hanya

perusahaan

manufaktur

yang terdaftar di

BEI tahun 2008-

2011.

√ √ √ Ukuran perusahaan

berpengaruh positif

tidak signifikan

terhadap kebijakan

dividen sedangkan

variabel IOS

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap kebijakan

dividen.

62

Page 81: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

63

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

Gambar 2.2.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Bersambung ke halaman selanjutnya

Kebijakan dividen adalah

keputusan yang penting

karena sebagai cerminan

kesehatan keuangan

perusahaan. Perusahaan

publik memiliki tanggung

jawab dividen atas para

pemegang saham sehingga

perlu diambil keputusan

yang tepat terhadap

kebijakan dividen.

Penentuan kebijakan

dividen harus diperhatikan

karena kepentingan

pemegang saham dan

perusahaan yang berbeda

(agency problem) dapat

mempengaruhi kebijakan

dividen.

Perusahaan yang memiliki lebih banyak

aset yang bersifat collateral memiliki

agency problem yang lebih kecil antara

kreditor dengan pemegang saham karena

aset tersebut bisa berfungsi sebagai

jaminan atas utang. Perusahaan besar yang

sudah mapan akan memiliki akses yang

mudah untuk masuk ke pasar modal yang

dapat meningkatkan kemampuannya dalam

memperoleh dana yang besar dan akhirnya

mampu memiliki rasio pembayaran dividen

yang lebih besar dari perusahaan kecil.

Pembayaran dividen juga dipengaruhi oleh

baiknya kesempatan investasi (IOS) atau

tingkat keuntungan yang baik, karena

peluang investasi yang tinggi akan

membuat investor tertarik untuk

menanamkan modalnya atau membiayai

peluang investasi tersebut. Sehingga

perusahaan bisa memperoleh laba yang

besar dan makin besar laba yang diperoleh

perusahaan maka makin besar pula dividen

yang dibayarkan kepada pemegang saham.

GAP

Basis Teori :

Teori Keganenan (Agency Theory)

Page 82: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

64

Lanjutan dari halaman sebelumnya

Gambar 2.2 (Lanjutan)

Kerangka Pemikiran

Uji Asumsi Klasik:

- Uji Normalitas - Uji Autokorelasi

- Uji Multikolineritas - Uji Heterokedastisitas

Uji Regresi Linear Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

Uji Hipotesis:

- Uji Simultan dengan F-test

- Uji Parsial dengan T-tets

Variabel Independen Variabel Dependen

Dividend Policy Firm Size

Investment Opportunity Set

Colaterizable Assets

Page 83: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

65

D. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis

1) Collateralizable Assets dan Dividend Policy

Collaterizable Assets adalah aset perusahaan yang dapat dijaminkan

oleh perusahaan kepada kreditur. Pembayaran dividen yang tinggi akan

berdampak terhadap laba ditahan yang kemungkinan berkurang, sehingga

perusahaan perlu untuk melakukan pembiayaan melalui utang kepada

kreditur.

Menurut Darman (2008) variabel Collarerizable Assets berpengaruh

positif terhadap kebijakan dividen, dan mampu mengurangi agency costs

antara pemegang saham dan kreditur. Besarnya Collaterizable Assets yang

dimiliki perusahaan, maka akan meningkatkan dividen yang dibagikan.

Hal ini akan mengurangi konflik yang terjadi antara pemegang saham dan

kreditur dan kreditur tidak akan melakukan pembatasan terhadap dividen

yang dibagikan.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dinyatakan oleh Roring dan

Ronni (2014) bahwa Collateralizable Asstes yang tinggi akan menurunkan

konflik antara pemegang saham dan manajer karena aset yang dijamin

kepada kreditur besar.

Menurunnya konflik di perusahaan maka biaya agensi juga mengecil

dan dividen yang dibayar akan semakin tinggi. Mengingat Collateralizable

Assets berfungsi memperkecil agency problem maka diharapkan besarnya

Collateralizable Assets yang dimiliki oleh perusahaan akan berhubungan

positif dengan dividen.

Page 84: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

66

Penelitian yang dilakukan oleh Mangasih dan Asandimitra (2017) dan

Heniswara (2016) menunjukkan hasil bahwa Collateralizable Assets

berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Pengaruh positif tersebut

bermakna bahwa semakin besar Collateralizable Assets yang dimiliki

perusahaan akan mengakibatkan perusahaan membayar dividen dalam

jumlah tinggi. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Arfan dan Maywindlan (2013) yang membuktikan bahwa Collaterizable

Assets memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kebijakan

dividen.

Namun hasil yang berbeda dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan

oleh Suci (2016) serta Argamaya dan Putri (2014) menyimpulkan bahwa

Collateral Assets berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

Sedangkan Helmina dan Hidayah (2017) dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa Collaterizable Assets tidak berpengaruh signifikan

terhadap Dividend Policy. Hasil serupa juga disimpulkan dalam penelitian

Sugesta (2017) dan Kore (2016) yang menyatakan bahwa Collateralizable

Assets tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai

berikut:

Ha1

: Collateralizable Assets berpengaruh terhadap Dividend Policy.

Page 85: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

67

2) Firm Size dan Dividend Policy

Ukuran perusahaan dalama penelitian ini diukur dengan log natural

dari total aset. Sehingga semakin besar total aset maka semakin besar pula

ukuran perusahaan tersebut.

Menurut Rahmawati dan Akram (2007), perusahaan besar memiliki

kemudahan daripada perusahaan kecil untuk menghasilkan keuntungan

dan memperoleh sumber pendanaan. Hal ini menyebabkan banyaknya

aliran dana yang masuk ke perusahaan yang membuat aset perusahaan

tersebut besar karena ada nilai investasi yang ditanamkan investor disitu.

Aliran kas dalam jumlah besar yang masuk dari pasar modal

memungkinkan perusahaan dapat mengalokasikan pembagian dividen

dalam jumlah besar. Oleh karena itu, semakin besar ukuran perusahaan,

besarnya dividen yang dibayarkan semestinya juga ikut meningkat.

Menurut Korner (2006) dalam Hanif dan Bustamam (2017)

perusahaan berskala besar memiliki biaya agensi yang lebih rendah serta

dapat secara mudah memasuki pasar modal serta memiliki bargaining

power yang lebih kuat daripada perusahaan berskala kecil.

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diperkirakan akan

memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar,

sehingga akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan

dengan perusahaan kecil.

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang

mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang

Page 86: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

68

masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke

pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk

fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar,

sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang

lebih tinggi daripada perusahaan kecil, sehingga Firm Size diharapkan

mampu mempengaruhi pembayaran dividen.

Hal ini didukung oleh penelitian Permana dan Hidayati (2016) yang

menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif

terhadap Dividend Payout Ratio. Perusahaan besar dengan akses pasar

yang lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada

pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran

dividen memiliki hubungan yang positif.

Akan tetapi hal ini berbeda dengan Hanif dan Bustamam (2017), serta

Elinda dan Sukirman (2015) yang menunjukkan bahwa tidak adanya

pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Ulfa dan

Yuniati (2016) yang menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai

berikut:

Ha2

: Firm Size berpengaruh terhadap Dividend Policy.

Page 87: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

69

3) Investment Opportunity Set dan Dividend Policy

Dalam penelitian ini IOS merupakan nilai kesempatan investasi yang

diukur dari harga saham penutupan. Nilai IOS mampu mempengaruhi

pembayaran dividen. Apabila nilai IOS tergolong baik, maka akan

menghasilkan tingkat keuntungan yang baik, sehingga perusahaan dapat

membagikan keuntungan dalam bentuk dividen yang tinggi.

Nilai IOS yang baik dapat mengatasi agency problem antara

perusahaan dengan pemegang saham karena nilai IOS yang baik

memberikan gambaran kondisi perusahaan yang bagus karena peluang

investasi yang tinggi akan membuat investor tertarik untuk menanamkan

modalnya atau membiayai peluang investasi tersebut. Sehingga perusahaan

dapat memperoleh laba yang besar pula dan makin besar laba yang

diperoleh perusahaan maka makin besar pula dividen yang dibayarkan

kepada para pemegang saham.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suartawan dan Yasa (2016) yang

menyimpulkan bahwa IOS berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

tunai pada perusahaan manufaktur di Indonesia periode 2011-2013 dimana

IOS yang semakin tinggi akan membuat perusahaan memiliki nilai di masa

yang akan datang dan akan dinilai tinggi oleh investor. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) yang

membuktikan terdapat pengaruh positif signifikan antara IOS dengan

Kebijakan Dividen.

Page 88: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

70

Namun, hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh Purnami dan Artini (2016) serta Halim (2013) yang

menyimpulkan bahwa IOS memberikan pengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap Dividend Policy. Hal yang sama juga pada penelitian

Halim (2013) yang mengemukakan bahwa IOS tidak berdampak signifikan

terhadap kebijakan dividen perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2001:221) dalam Suartawan dan Yasa

(2016), selama satu tahun mungkin perusahaan membayarkan nol dividen.

Hal tersebut disebabkan perusahaan membutuhkan uang guna mendanai

peluang investasi yang baik. Tetapi pada tahun berikutnya perusahaan

akan membayarkan dividen dalam jumlah besar karena peluang investasi

yang buruk dan tidak perlu menahan banyak uang.

Keown et. Al (2010) dalam Sari dan Muliartha (2017) juga

mengemukakan hal yang sama bahwa ketika peluang investasi perusahaan

naik, maka rasio pembayaran dividen harus turun sehingga ada hubungan

terbalik antara besarnya investasi dengan tingkat pengembalian yang

diharapkan.

Selain itu, terdapat teori yang dikemukakan oleh Miller dan

Modigliani (1961) yaitu teori dividen residual (Argamaya dan Putri, 2014).

Menurut teori tersebut, perusahaan akan membayar dividen hanya pada

saat ada sisa laba yang tidak digunakan perusahaan untuk berinvestasi

sehingga IOS berpengaruh negatif pada kebijakan dividen.

Page 89: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

71

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

Ha3

: Investment Opportunity Set berpengaruh terhadap Dividend Policy.

Page 90: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

72

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yang terdiri dari

Collaterizable Assets, Firm Size, dan Investment Opportunity Set terhadap

variabel dependen, yaitu Dividend Policy. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Adapun

periode yang diambil dalam penelitian ini adalah tahun 2013-2016.

B. Metode Penentuan Sampel

Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah semua perusahaan

yang terdaftar di BEI. Tahun yang dijadikan dasar pengambilan data adalah

tahun pelaporan 2013-2016. Metode penentuan sampel yang digunakan

adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kriteria dan pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria penentuan sampel pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan secara konsisten

selama periode penelitian.

72

Page 91: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

73

3. Perusahaan yang memiliki data lengkap yang dibutuhkan penulis dalam

penelitian ini yaitu Collaterizable Asset, Firm Size dan Investment

Opportunity Set dan Dividend Policy.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan dokumentasi.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet dan perangkat lain

yang berhubungan dengan judul penelitian.

2. Dokumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang

diperoleh dari analisis laporan keuangan masing-masing sampel

perusahaan yang diolah dari data Laporan Keuangan Tahunan untuk

mencari sisi variabel Collaterizable Assets (COLLAS) dan Firm Size

(FIRM) sedangkan untuk variabel Dividend Policy (DPR) dan Investment

Opportunity Set (IOS) diolah dari Indonesia Capital Market Directory

(ICMD) yang keduanya diperoleh melalui website BEI yakni

www.idx.co.id.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan statistik deksriptif, uji asumsi

klasik, uji koefisien determinasi (R2), uji statistik F dan uji statistik t.

Page 92: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

74

1. Statistik Deskriptif

Statistik deksriptif memberikan gambaran atau deksripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2016). Statistik deskriptif yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan nilai rata-rata, nilai median, nilai maksimum,

nilai minimum, serta standar deviasi. Sedangkan metode analisis dara

dilakukan dengan bantuan software SPSS 22.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda terhadap data

yang diperoleh dalam penelitian, maka terlebih dahulu harus dilakukan

uji asumsi klasik untuk mendeteksi apakah data dalam penelitian ini

terjadi penyimpangan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji normalitas residual, uji multikolonieritas, uji autokorelasi,

dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas Residual

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah apakah nilai

residual atau pengganggu yang telah distandarisasi pada model regresi

berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi

normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar

mendekati rata-ratanya. Tidak terpenuhinya normalitas pada

umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak

Page 93: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

75

normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai

ekstrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan

sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data atau

memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-rata.

Dengan kata lain, data tersebut memang benar-benar berbeda

dibanding yang lain. Untuk mendeteksi apakah nilai residual

terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, terdapat dua cara untuk

melakukan uji normalitas, yaitu analisis grafik dan uji statistik.

1) Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara

data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal. Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik

dilakukan dengan menggunakan histogram dengan

menggambarkan variabel dependen sebagai sumbu vertikal

sedangkan nilai residual terstandarisasi digambarkan sebagai

sumbu horizontal.

Jika Histogram Standardized Regression Residual

membentuk kurva seperti lonceng (bell-sharped curve) yang

kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga maka nilai residual

tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

Namun demikian, untuk menguji normalitas hanya dengan

melihat histogram dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah

Page 94: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

76

sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari

distribusi normal. Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya

digambarkan dengan ploting.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diaonal

dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis

diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

mengggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali, 2016).

Pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik,

baik menggunakan histogram maupun Normal Probability Plot

dapat memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang

yang satu dengan yang lain dapat berbeda dalam

menginterpretasikannya. Maka dari itu penulis mencoba

menambahkan uji statistik untuk memperkuat uji normalitas.

2) Uji Statistik

Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai

kurtosis dan nilai skewness dari residual. Uji statistik lain yang

dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji

statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari:

(a) Nilai signifikasi atau probabilitas < 0.05, maka distribusi data

adalah tidak normal.

Page 95: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

77

(b) Nilai signifikasi atau probabilitas > 0.05, maka distribusi data

adalah normal

Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

analisis grafik yang dilengkapi dengan uji statistik non parametrik

Kolmogorov-Smirnov. Nilai residual terstandardisasi berdistribusi

normal jika nilai Asymp.Sig.> Alpha.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen

(Ghozali, 2016). Model regresi yang baik tidak terdapat korelasi

diantara variabel independen. Jika dalam model regresi yang

terbentuk terdapat korelasi yang tinggi diantara variabel bebas maka

model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam

model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF) pada tabel Coefficients dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Jika nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10, terjadi multikolonieritas.

2) Jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, tidak terjadi

multikolonieritas.

Selain cara diatas, mendeteksi multikolinieritas dapat juga

dilakukan dengan menggunakan nilai Pair-Wise Correlation antar

variabel independen. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien

Page 96: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

78

korelasi antar masing-masing variabel independen. Jika nilai koefisien

korelasi antar masing-masing variabel independen tidak lebih dari 0,7

maka model tersebut tidak mengandung gejala mulitikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t (saat ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka disebut ada permasalahan

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

permasalahan autokorelasi (Ghozali, 2016).

Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau

tidaknya autokorelasi a.dalah dengan Uji Durbin Watson (DW Test)

pada tabel Model Summary. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi.

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah

sebagai berikut:

1) Apabila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound

(du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada

autokorelasi.

2) Apabila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower

bound (dl) maka autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

Page 97: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

79

3) Apabila DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi <

0, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Apabila DW terletak antara (du) dan (dl) atau DW terletak antara

(4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah

autokorelasi, yaitu menggunakan metode analisis grafik, metode

Durbin-Watson, metode Van Hewmann dan metode Run test, sebagai

salah satu uji statistik non-parametrik. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan uji autokorelasi lain yaitu dengan metode Run test.

Run test merupakan salah satu analisis non-parametrik yang dapat

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang

tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan

bahwa nilai residual adalah acak atau random. Run test digunakan

untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak

(sistematis). Apabila tingkat signifikansi hasil uji Run test di atas ɑ

(0,05) atau lebih dari 0,05 maka tidak terdapat gejala autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel

pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian

variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka

Page 98: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

80

disebut dengan homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas.

Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized.

Dengan dasar analisis sebagai berikut: (Ghozali, 2016).

1) Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik-titik, seperti titik

yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh atau hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel

independen (X) dengan satu variabel dependen (Y), dimana pada

penelitian ini yaitu Collaterizable Assets, Firm Size, dan Investment

Opportunity Set sebagai variabel independen (X) sedangkan dividen

policy sebagai variabel dependen (Y). Dalam penelitian ini, teknik yang

digunakan adalah teknik analisis regresi berganda, karena variabel

independen dalam penelitian ini lebih dari satu.

Page 99: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

81

Teknik analisis regresi berganda merupakan teknik uji yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen apakah hipotesis penelitian signifikan atau tidak

signifikan, dengan persamaan sebagai berikut:

DPR i,t = 0 + 1COLLAS + 2FIRM + 3MBVE +

Keterangan

DPR : Dividen payout ratio perusahaan i tahun ke-t

0 : Konstanta persamaan regresi

1, 2, 3, : Koefisien regresi

COLLAS i,t : Collaterizable Assets perusahaan i pada tahun ke-t

FIRM i,t : Firm Size perusahaan i pada tahun ke-t

MBVE i,t : Market to Book Value of Equity perusahaan i pada

tahun ke-t

: Error (kesalahan pengganggu)

4. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan analisis persamaan regresi dan menghasilkan

data yang baik, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji

siginifikansi terhadap variabel-variabel dependen.

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2016) Uji Statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel terikat. Setelah F garis regresi ditentukan hasilnya, kemudian

dibandingkan dengan F tabel. Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat

Page 100: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

82

signifikansi yang digunakan adalah sebesar α = 5% dengan tingkat

kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dimana n adalah jumlah

observasi dan k adalah jumlah variabel.

Jika F hitung > F tabel maka hal ini berarti variabel bebas

mampu menjelaskan variabel terikat secara bersama-sama. Hal ini

berarti bahwa persamaan regresi yang diperoleh dapat diandalkan

atau model yang digunakan sudah fix.

Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam

kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara

simultan maka hal itu akan masuk dalam kategori tidak cocok atau

non fit.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Uji statistik T bertujuan untuk menunjukkan apakah variabel

independen atau bebas yang terdiri dari Collaterizable Assets, Firm

Size dan Investment Opportunity Set mempunyai pengaruh secara

parsial/individual terhadap Dividend Policy perusahaan yang

terdaftar di BEI tahun 2013-2016.

Nilai signifikansi (ɑ) yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 5%. Uji statistik t dapat dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat

pada output hasil analisis regresi. Kriteria yang digunakan dalam uji

statistik t adalah sebagai berikut:

Page 101: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

83

1) Apabila t hitung > t tabel dan nilai probabilitas lebih kecil dari

nilai signifikansi (sig. < 0,05), maka variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ha

diterima dan Ho ditolak).

2) Apabila t hitung < t table dan nilai probabilitas lebih besar dari

tingkat signifikansi (sig. > 0.05), maka variabel independen tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ha

ditolak dan Ho diterima).

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan proporsi yang diterangkan

oleh variabel independen dalam model terhadap variabel dependen. Uji

koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan

variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang dilihat

melalui adjusted R square karena variabel dependen nya lebih dari dua.

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

independen diantaranya Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

Opportunity Set terhadap variabel dependennya yaitu Dividend Policy.

Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel

dependennya.

Dalam penelitian ini menggunakan koefisien determinasi yang telah

disesuaikan (Adjusted R Square), dimana 0 < R2 < 1. Hal ini berarti nilai

Page 102: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

84

DPR = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 x 100%

Adjusted R2 yang kecil menandakan kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi dan menjelaskan variasi variabel dependen.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan operasional dan cara pengukuran dari

masin-masing variabel yang digunakan.

1. Variabel Dependen

a. Dividen Policy

Kebijakan dividen pada dasarnya adalah penentuan besarnya

porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham.

Kebijakan pembayaran dividen merupakan hal penting yang

menyangkut apakah arus kas akan dibayarkan kepada investor atau

akan ditahan untuk diinvestasikan kembali oleh perusahaan

(Suartawan, 2016). Dalam penelitian ini kebijakan dividen diukur

dengan Dividend Payout Ratio (DPR), rumus yang dapat digunakan

untuk memnentukan kebijakan dividen yaitu (Pasaribu, Kowanda, dan

Nawawi, 2014) dalam Sugesta (2017) adalah:

Page 103: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

85

2. Variabel Independen

a. Collaterizable Assets

Collateralizable Assets diberi simbol COLLAS adalah besarnya

aktiva yang dapat dijaminkan oleh perusahaan kepada kreditur untuk

menjamin pinjaman perusahaan (Helmina dan Hidayah, 2017).

Semakin tinggi collateralizable Assets maka akan mengurangi konflik

kepentingan antara pemegang saham dengan kreditur (Arfan dan

Maywindlan, 2013).

Namun semakin tinggi collateralizable Assets juga dapat

menyebabkan biaya pemeliharaan aktiva tersebut menjadi tinggi dan

dapat mengurangi pembayaran dividen (Argamaya dan Putri, 2014).

Hal ini juga karena rasio pembagian dividen yang tinggi sehingga

tidak ada pembatasan dari kreditur terkait dengan pembayaran dividen

kepada pihak investor (Floressa, 2016). Collateralizable Assets dapat

dihitung dengan rumus (Showalter, 1999) dalam Suci (2016):

b. Firm Size

Firm Size diberi simbol FIRM merupakan skala besar kecilnya

perusahaan yang dalam penelitian ini ditentukan dari total aset. Total

aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang

tercantum dalam laporan keuangan pada akhir periode yang telah

diaudit. Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki

COLLAS = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 x 100%

Page 104: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

86

FIRM = Ln (Total Asset)

akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang

baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk

memiliki akses ke pasar modal.

Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk

fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih

besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran

dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Damayanti dan

Achyani, 2006).

Rumus menghitung besarnya Firm Size yaitu berdasarkan

logaritma natural dari total aset (Sutrisno, 2001) dalam Akmal, dkk

(2016) adalah sebagai berikut:

c. Investment Opportunity Set

Variabel IOS yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan

dengan menggunakan rasio Market to Book Value of Equity Ratio

(Gaver dan Gaver, 1993) yang kemudian diberi simbol MBVE.

Variabel ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari

investasi perusahaan di masa depan terhadap return yang diharapkan

dari ekuitasnya (Hartono, 1998 dalam Wirjono, 2009) atau dengan

kata lain menghitung return berdasarkan pertumbuhan perusahaan dan

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal

(Purnami dan Artini, 2016). Berdasarkan penelitian dari Suartawan dan

Page 105: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

87

Yasa (2016) serta secara matematis, Market to Book Value of Equity

(MBVE) diformulasikan sebagai berikut (Kallapur dan Trombley,

1999) dalam Suartawan dan Yasa (2016):

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Skala

Pengukuran

1 Dividen Policy (Y)

(Sugesta, 2017)

Dividen per share

x 100%

Earning per share

Rasio

2 Collaterizable Asset (X1)

(Suci, 2016)

Total Aset Tetap x 100%

Total Aset

Rasio

3 Firm Size (X2) (Hanif

dan Bustamam, 2017)

Ln (Total Aset) Rasio

4 Investment Opportunity

Set (X3) (Suartawan dan

Yasa, 2016)

Jumlah saham beredar x

Harga Saham Penutupan

x 100%

Total Ekuitas

Rasio

MBVE = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100%

Page 106: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

88

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa hasil penggabungan dari

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun

2007. Berdasarkan informasi dari situs Wikipedia, demi efektivitas

operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung

Bursa Efek Jakarta yang merupakan pasar saham dengan Bursa Efek

Surabaya yang merupakan pasar obligasi dan derivatif.

Dikutip dari berita yang diliput oleh Antara News, Menteri Keuangan

Sri Mulyani menyatakan bahwa Bursa hasil penggabungan ini mulai

beroperasi pada 1 Desember 2007. Penggabungan ini dilakukan dalam

spirit ingin membangun kebersamaan dan kultur bursa yang jauh lebih

optimistis (Purwanto, 2007).

Seiring dengan momentum perekonomian Indonesia yang semakin

stabil dan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik yang mengharuskan

adanya suatu pasar modal yang semakin dinamis. Sehingga penggabungan

BEJ dan BES menjadi BEI ini diharapkan menjadi kultur baru yang dapat

mengakomodasi perkembangan ekonomi di Indonesia juga diharapkan

dapat bersaing dengan bursa luar negeri.

88

Page 107: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

89

Sebagai upaya dalam mengembangkan industri pasar modal di

Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) senantiasa mengedukasi dan

mengembangkan industri ke arah yang lebih baik. Berdasarkan informasi

dari situs Yuk Nabung Saham, tujuan BEI tidak semata fokus pada

penambahan jumlah investor baru, namun juga berupaya untuk

menanamkan kebutuhan berinvestasi di pasar modal, yang secara tidak

langsung akan meningkatkan jumlah investor aktif di pasar modal

Indonesia.

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang

perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan

harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator

pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Berdasarkan

informasi dari situs Wikipedia, saat ini BEI mempunyai beberapa jenis

indeks, ditambah dengan sepuluh jenis indeks sektoral. Indeks-indeks

tersebut adalah:

a) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham

tercatat sebagai komponen kalkulasi Indeks.

b) Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing

saham didasarkan harga dasar.

c) Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan seleksi.

d) Indeks IDX30, menggunakan 30 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan seleksi.

Page 108: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

90

e) Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.

f) Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam

sektor yang sama.

g) Jakarta Islamic Index, menggunakan 30 saham terpilih yang termasuk

dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh OJK.

h) Indeks Saham Syariah Indonesia (Indonesia Sharia Stock Index

(ISSI)), yang menggunakan semua saham yang termasuk dalam

Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh OJK.

i) Indeks Bisnis-27, menggunakan 27 saham terpilih bekerja sama

dengan Harian Bisnis Indonesia.

j) Indeks Pefindo25, menggunakan 25 saham terpilih bekerja sama

dengan Pefindo.

k) Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 saham terpilih yang

menerapkan prinsip tata kelola yang baik dan kepedulian terhadap

lingkungan, bekerjasama dengan Yayasan KEHATI.

l) Indeks SMinfra18, menggunakan 18 saham terpilih yang bergerak

dalam bidang infrastruktur dan penunjangnya, bekerja sama dengan

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

m) Indeks Infobank15, menggunakan 15 perusahaan bank terbesar dari

keseluruhan bank yang tercatat di BEI. Indeks ini diluncurkan pada 7

November 2012 atas kerjasama BEI dengan PT Infoarta Pratama.

n) Indeks MNC36, menggunakan 36 saham terpilih yang memiliki

kinerja bagus, kapitalisasi pasar yang besar dan rasio keuangan yang

Page 109: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

91

positif. Indeks ini diluncurkan pada 28 Agustus 2013 atas kerjasama

BEI dengan Media Nusantara Citra (MNC) Group.

o) Indeks Investor33, diluncurkan pada 21 Maret 2014 atas kerjasama

BEI dengan PT Media Investor Indonesia (MII). Indeks ini terdiri

dari 33 saham terbesar yang dipilih dari 100 perusahaan terbaik

menurut MII.

p) Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang

didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu

kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

2. Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap semua perusahaan yang terdaftar di

BEI periode 2013 – 2016. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh antara Collaterizable aseets, Firm Size, dan Investment

Opportunity Set terhadap Dividend Policy pada perusahaan.

Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di BEI

diklasifikasikan ke dalam 9 sektor BEI. Berdasarkan informasi dari situs

Saham OK, kesembilan sektor BEI tersebut didasarkan pada klasifikasi

industri yang ditetapkan oleh BEI yang disebut JASICA (Jakarta Stock

Exchange Industrial Classification) yang tergolong ke dalam 3 sektor

diantaranya:

- Sektor Utama:

1) Sektor pertanian

2) Sektor pertambangan

Page 110: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

92

- Sektor Manufaktur:

1) Sektor industri dasar dan kimia

2) Sektor aneka industri

3) Sektor industri barang dan konsumsi

- Sektor Jasa:

1) Sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan

2) Sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi

3) Sektor keuangan

4) Sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Dari semua sektor yang ada pada BEI di atas, berdasarkan gambar 4.1

di bawah ini, sektor perdagangan, jasa dan investasi (trade) menjadi

sektor yang mendominasi 70,73% aktivitas pergerakan saham selama

Desember 2015-Desember 2016. Hal ini mengindikasikan bahwa 70,73%

aktivitas tertinggi terjadi di sektor tersebut.

Gambar 4.1

Pergerakan Aktivitas dari Semua Sektor di BEI

Sumber: Laporan Statistik IDX Tahun 2016

Page 111: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

93

Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah metode

purposive sampling, dimana penelitian ini mengindikasikan bahwa sampel

yang digunakan merupakan representasi dari populasi yang ada, serta

sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian mengambil sampel selama

empat tahun yakni tahun 2013, 2014, 2015 dan 2016. Data yang digunakan

diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan ICMD

pada tahun 2013, 2014 2015 dan 2016 yang di akses dalam situs

www.idx.co.id.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang ditelah ditetapkan dalam penelitian

ini, diperoleh 38 perusahaan sampel dari total 567 perusahaan semua

sektor yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2016. Adapun tahapan

proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tahap Penyeleksian Sampel dengan Kriteria

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan terdaftar di BEI tahun 2013-2016 567

2

Perusahaan yang laporan keuangannya tidak tersedia

di website BEI secara lengkap selama tahun 2013-

2016

(114)

3

Perusahaan yang laporan keuangannya tidak

menyajikan data yang lengkap untuk menghitung

semua variabel penelitian

(415)

Jumlah Sampel dalam Setahun 38

Jumlah Sampel selama 4 tahun (38 x 4 tahun) 152

Data Outlier (8)

Jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian 144

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Page 112: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

94

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Uji deskriptif merupakan suatu metode dimana semua data yang

berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk

kemudian di analisis dan diinterprestasikan secara objektif. Analisis

dalam penelitian ini menjelaskan perusahaan-perusahaan mana yang

membagikan dividen secara konsisten selama tahun penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

Collaterizable Assets, Firm Size, dan Investment Opportunity Set

terhadap Dividend Policy akan diuji secara statitik deskriptif seperti yang

terlihat pada tabel di bawah ini:

a) Hasil Uji Statistik Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif menggambarkan hasil statistik

deskriptif yang berupa gambaran umum perusahaan yang terdiri atas

jumlah sampel penelitian (N), nilai minimum, nilai maksimum, nilai

rata-rata hitung (mean) serta standar deviasi dari seluruh variabel

dependen dan independen dalam penelitian.

Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat

kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai

yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Berikut ini adalah hasil

uji statistik deskriptif penelitian ini:

Page 113: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

95

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Yang Digunakan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

DPR 144 .17 106.34 41.2022 23.88919

COLLAS 144 .79 316.68 29.5059 40.14201

FIRM 144 10.10 14.83 12.8707 .89824

IOS 144 25.60 3016.82 241.1013 310.29660

Valid N

(listwise) 144

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan tabel 4.2 dengan 144 sampel perusahaan semua

sektor yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan bahwa:

a. Nilai statistik deskriptif untuk variabel Dividend Payout Ratio

(DPR) menunjukkan bahwa nilai rata-rata hitung (mean) sebesar

41,2022. Hal tersebut menunjukkan variabel Dividend Policy

yang diproksikan dengan Dividend Payout Ratio (DPR) bahwa

rata-rata kebijakan pembagian dividen perusahaan sampel adalah

sebesar 41,20%. Nilai maksimum sebesar 106,34 per lembar

yang merupakan nilai DPR dari perusahaan Metropolitan

Kentjana Tbk (MKPI) yang berarti bahwa dividen tertinggi yang

dibagikan dari perusahaan sampel dapat mencapai 106,34 per

lembar saham dari laba yang diperoleh perusahaan, sementara itu

nilai minimum DPR adalah 0,17 per lembar saham dari laba yang

diperoleh yang merupakan nilai DPR dari perusahaan Radiant

Page 114: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

96

Utama Interinsco Tbk (RUIS). Sedangkan untuk nilai standar

deviasi pada variabel ini adalah 23.88919.

b. Variabel Collaterizable Assets (COLLAS) memiliki mean

sebesar 29,5059. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

perusahaan sampel memiliki COLLAS sebesar 29,50%. Nilai

maksimum sebesar 316,68 yang merupakan nilai COLLAS dari

perusahaan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Sementara

itu nilai minimum COLLAS adalah 0,79 yang merupakan nilai

COLLAS dari perusahaan Bank Pembangunan Daerah Jawa

Timur Tbk (BJTM). Sedangkan untuk standar deviasi pada

variabel ini adalah 40,14201.

c. Variabel Firm Size (FIRM) yang merupakan log natural dari

Total Aset menunjukkan bahwa nilai mean sebesar 12,8707 yang

berarti rata-rata perusahaan sampel memiliki FIRM sebesar

12,87%. Nilai maksimum sebesar 14,83 yang merupakan nilai

FIRM dari perusahaan Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Sementara itu nilai minimum FIRM adalah 10,81 yang

merupakan nilai FIRM dari perusahaan Pembangunan Graha

Lestari Tbk (PGLI). Sedangkan untuk standar deviasi pada

variabel ini adalah 0,89824.

d. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) yang diproksikan

dengan Market To Book Value of Equity (MBVE) menujukkan

bahwa nilai mean sebesar 241.1013 yang berarti rata-rata

Page 115: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

97

perusahaan sampel memiliki MBVE sebesar 241,1013%,. Nilai

maksimum sebesar 6293,11 yang merupakan nilai MBVE dari

perusahaan Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sementara itu nilai

minimum MBVE adalah 25,60 yang merupakan nilai MBVE dari

perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Sedangkan

untuk nilai standar deviasi pada variabel ini adalah 132.28366.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas Residual

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Data yang dapat dijadikan sampel

penelitian adalah data yang berdistribusi normal. Cara untuk melihat

data yang terdistribusi normal dalam penelitian ini adalah dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Berikut ini adalah

hasil uji Normalitas dalam penelitian ini:

Page 116: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

98

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

Grafik Histogram

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Jika penyebaran data yang mewakili sampel mendekati garis

diagonal Histogram Standardized Regression Residual atau

membentuk kurva seperti lonceng, maka data tersebut dapat dikatakan

berdistribusi normal. Berdasarkan tampilan histogram dari gambar 4.1

terlihat bahwa kurva dependen dan regression stndarized residual

membentuk gambar seperti lonceng. Oleh karena itu berdasarkan uji

normalitas, analisis regresi layak digunakan.

Page 117: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

99

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas

Normal P-Plot Regression Standarized

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan hasil uji Normal P-Plot diatas, dapat dilihat titik-

titik yang mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini berada atau

menyebar mendekati disekitar garis diagonal dan searah mengikuti

garis diagonal, maka model data regresi ini sudah memenuhi syarat

asumsi normalitas data serta mempunyai pola distribusi yang normal.

Menurut Suliyanto (2011) tidak terpenuhinya normalitas pada

umumnya disebabkan karena distribusi data yang dianalisis tidak

normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang diambil. Nilai

ekstrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam pengambilan

sampel, bahkan karena adanya kesalahan dalam melakukan input data

atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari rata-

rata.

Page 118: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

100

Untuk mendukung hasil analisis grafik, maka digunakan uji

normalitas dengan menggunakan metode statistik, yaitu metode uji

One Sample Kolmogorov-Smirnov yang dapat ditunjukkan pada tabel

4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 144

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation 1.72738081

Most Extreme

Differences

Absolute .060

Positive .060

Negative -.053

Test Statistic .060

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Dari hasil pengujian tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa data

terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki nilai

Asysm.Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05). Hal ini

berarti nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal.

Page 119: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

101

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Data yang baik,

tidak ada korelasi antara variabel bebasnya. Jika nilai Tolerance > 0,1

dan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut ini adalah tabel hasil uji

multikolinieritas dalam penelitian ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SQRT COLLAS .956 1.046 Bebas Multikolineritas

SQRT FIRM .959 1.043 Bebas Multikolineritas

SQRT IOS .995 1.005 Bebas Multikolineritas

a. Dependent Variable: SQRT Dividend Payout Ratio

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat

bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi,

karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Dengan

demikian model regresi dalam penelitian ini terbukti terbebas dari

gejala multikolonieritas.

Menurut Suliyanto (2011) penyebab timbulnya gejala

multikolinieritas pada model regresi dikarenakan kebanyakan variabel

ekonomi yang berubah sepanjang waktu, adanya penggunaan nilai lag,

Page 120: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

102

metode pengumpulan data yang dipakai, adanya kendala model atau

populasi yang menjadi sampel.

Untuk mendukung hasil analisis diatas maka digunakan uji

multikolinieritas lain, yaitu dengan menggunakan Nilai Pair-Wise

Correlation antar variabel independen. Hasil Pengujian

multikolinieritas dengan menggunakan Nilai Pair-Wise Correlation

tampak dalam tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Nilai Pair-Wise Correlation

Correlations

SQRT

DPR

SQRT

COLLAS

SQRT

FIRM

SQRT

IOS

Pearson

Correlation

SQRT DPR 1.000 .322 -.008 .200

SQRT COLLAS .322 1.000 -.202 -.066

SQRT FIRM -.008 -.202 1.000 .042

SQRT IOS .200 -.066 .042 1.000

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan output pada tabel 4.5 Correlations terlihat bahwa

nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen

(angka yang dicetak tebal) tidak lebih dari 0,7. Maka model regresi

yang terbentuk tidak mengalami gejala multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t (saat ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji

Page 121: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

103

dengan uji Durbin-Watson (DW test). Berikut hasil uji Durbin-Watson

pada tabel 4.6:

Tabel 4.6

Hasil Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .395a .156 .138 1.74579 1.973

a. Predictors: (Constant), SQRT IOS, SQRT FIRM, SQRT COLLAS

b. Dependent Variable: SQRT DPR

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1,973.

Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu

yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan du,

dengan K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel. Jika nilai

Durbin Watson berada diantara nilai dU hingga (4- dU) berarti asumsi

tidak terjadi gejala autokorelasi terpenuhi.

Gambar 4.4

Tabel Durbin Watson

Sumber: Data diolah

Korelasi

Positif

Tidak Dapat

Diputuskan

Bebas

Autokorelasi

Tidak Dapat

Diputuskan

Korelasi

Negatif

1,6854 1,7704 2,2296 2,3146

Page 122: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

104

Dengan jumlah predictors sebanyak 3 buah (k=3) dan sampel

sebanyak 144 perusahaan (n=144), berdasarkan tabel D-W dengan

tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai dL adalah sebesar

1,6854 dan dU sebesar 1,7704 dengan demikian nilai dU < DW < 4-

dU yaitu 1,7704 < 1,973 < 2,2296 yang terlihat pada gambar 4.3 yang

menandakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif

dalam model regresi, atau dengan kata lain, variabel COLLAS, FIRM

dan IOS dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.

Untuk meyakinkan hasil diatas maka digunakan uji lain yaitu

menggunakan uji Run Test. Tabel 4.4 menunjukkan hasil Run Test

tersebut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Run Test

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui probabilitas (Asymp. Sig. 2-

tailed) sebesar 0,738 yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih

dari 0,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model tersebut

tidak mengalami masalah autokorelasi.

Page 123: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

105

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada

ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah

data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan

varians dalam fungsi regresi. Jika penyebaran titik-titik yang mewakili

sampel berada di daerah positif dan negatif dalam Scatterplot, maka

dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varians atau

homoskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji Heteroskedastisitas

dalam penelitian ini:

Gambar 4.5

Hasil Uji Scatterplot

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Dengan melihat penyebaran titik-titik yang mewakili sampel

pada Scatterplot diatas, dapat terlihat bahwa titik titik menyebar secara

acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

Page 124: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

106

tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini

tidak terjadi heterokedastisitas dan mempunyai kesamaan varians

dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas. Sehingga model regresi

layak digunakan untuk memprediksi Dividend Payout Ratio (DPR)

berdasarkan variabel yang mempengaruhinya yaitu Collaterizable

Assets (COLLAS), Firm Size (FIRM) dan Investment Opportunity Set

(IOS).

3. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Analisis Uji Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah metode yang digunakan

untuk menguji hipotesis penelitian ini. Metode uji ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh atau hubungan secara linear antara masing-

masing variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).

Dimana pada penelitian ini yaitu Collaterizable Assets, Firm Size,

dan Investment Opportunity Set sebagai variabel independen (X)

sedangkan dividen policy sebagai variabel dependen (Y). Dengan

menggunakan nilai signifikan level 0,05 (α = 5%), berikut hasil dari

analisi uji regresi berganda penelitian ini:

Page 125: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

107

Tabel 4.8

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.180 4.341 .272 .786

SQRT.COLLAS .256 .058 .348 4.379 .000

SQRT.FIRM .789 1.191 .053 .663 .509

SQRT.IOS .064 .023 .221 2.844 .005

a. Dependent Variable: SQRT DPR

Sumber: Output SPSS yang diolah

Pada tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda di atas, dapat

dilihat persamaan regresi berganda dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

DPR= 1,180 + 0,256 COLLAS + 0,789 FIRM + 0,064 IOS + ε

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan

sebagai berikut:

a) Koefisien regresi konstanta sebesar 1,180 dengan nilai positif,

dapat diartikan bahwa Dividend Policy (DPR) akan bernilai

1,180 apabila masing-masing variabel Collaterzable Assets, Firm

Size dan Investment Opportunity Set bernilai 0 dengan asumsi

variabel lain yang tetap (konstan).

b) Variabel Collaterizable Assets memiliki koefisien regresi sebesar

0,256. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa

Collaterizable Assets berpengaruh positif terhadap Dividend

Page 126: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

108

Policy. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu

persen variabel Collaterizable Assets dengan asumsi variabel

independen lain tetap maka akan menaikkan Dividend Policy

sebesar 0,256.

c) Variabel Firm Size memiliki koefisien regresi sebesar 0,789.

Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa Firm Size

berpengaruh positif terhadap Dividend Policy. Hal ini

menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel

Firm Size dengan asumsi variabel independen lain tetap maka

akan menaikkan Dividend Policy sebesar 0,789.

d) Variabel Investment Opportunity Set memiliki koefisien regresi

sebesar 0,064. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa

Investment Opportunity Set berpengaruh positif terhadap

Dividend Policy. Hal ini menggambarkan bahwa jika setiap

kenaikan satu persen variabel Investment Opportunity Set dengan

asumsi variabel independen lain tetap maka akan menaikkan

Dividend Policy sebesar 0,064.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah

variabel independen atau bebas yang terdiri dari Collaterizable Asset

Firm Size dan Investment Opportunity Set mempunyai pengaruh

secara bersama sama atau simultan terhadap Dividend Policy

perusahaan yang terdaftar pada BEI selama periode 2013-2016.

Page 127: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

109

Model regresi dikatakan layak apabila nilai signifikansi dari F hitung

harus lebih kecil dari nilai alpha (ɑ) sebesar 0,05. Berikut ini adalah

tabel Uji Statistik F dari penelitian ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 78.902 3 26.301 8.629 .000b

Residual 426.690 140 3.048

Total 505.592 143

a. Dependent Variable: SQRT DPR

b. Predictors: (Constant), SQRT IOS, SQRT FIRM, SQRT COLLAS

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa secara bersama-sama

variabel independen yaitu Collaterizable Assets (COLLAS), Firm Size

(FIRM) dan Investment Opportunity Set (IOS) memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu Dividend Payout

Ratio (DPR). Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar

8,629 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari

0,05 (α = 5%), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

secara bersama sama atau simultan antara COLLAS, FIRM dan IOS

terhadap DPR.

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Uji statistik T bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen atau bebas yang terdiri dari Collaterizable Assets, Firm

Page 128: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

110

Size dan Investment Opportunity Set secara parsial/individual

terhadap Dividend Policy. Berikut ini adalah tabel hasil Uji t dari

penelitian ini:

Tabel 4.10

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.180 4.341 .272 .786

SQRT COLLAS .256 .058 .348 4.379 .000

SQRT FIRM .789 1.191 .053 .663 .509

SQRT IOS .064 .023 .221 2.844 .005

a. Dependent Variable: SQRT DPR

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Tabel 4.10 di atas menunjukkan hasil uji statistik t pada tingkat

signifikansi 5%. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima dan menolak H0 atau variabel independen secara satu per

satu berpengaruh terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai

probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha

atau variabel independen secara satu per satu tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel

Collaterizable Assets memiliki tingkat signifikansi 0,000 dengan nilai

signifikansi 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel Collaterizable

Assets memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Dividend

Page 129: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

111

Policy karena dilihat dari nilai signifikansi variabel yang lebih rendah

dari nilai signifikan (0,000 < 0,05).

Untuk variabel Firm Size, tingkat signifikansi 0,509 yang berarti

variabel Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

Dividend Policy karena nilai signifikansi variabel yang lebih tinggi

dari nilai signifikan (0,509 > 0,05).

Sedangkan untuk variabel Investment Opportunity Set memiliki

tingkat signifikansi sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel Investment Opportunity Set memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel Dividend Policy karena nilai signifikansi

variabel yang lebih rendah dari nilai signifikan (0,000 < 0,05).

d. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan

variabel dependennya dengan adanya uji regresi linear berganda. Uji

koefisien determinasi dilakukan dengan melihat angka koefisien

determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R square) karena

variabel dependennya lebih dari dua. Berikut ini disajikan hasil uji

koefisien determinasi untuk variabel Y, X1, X2, dan X3.

Page 130: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

112

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .395a .156 .138 1.74579 1.973

a. Predictors: (Constant), SQRT.IOS, SQRT.FIRM, SQRT.COLLAS

b. Dependent Variable: SQRT.DPR

Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji koefisien determinasi

menggunakan nilai Adjusted R Square sebesar 0,138 atau 13,8% yang

berarti variabel dependen (DPR) dapat dijelaskan variabel independen

(COLLAS, FIRM dan IOS), sedangkan sisanya 86,2% (100% -

13,8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam

penelitian ini seperti likuiditas, arus kas bebas, kebijakan pendanaan,

profitabilitas, tingkat ekspansi perusahaan, cash position, kepemilikan

manajerial, leverage, kepemilikan institusional, stabilitas perusahaan

dan variabel lainnya.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh Collaterizable

Assets, Firm Size dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Policy.

Setelah dilakukan uji hipotesis, berikut penjelasan masing-masing variabel

berdasarkan hipotesis yang telah ditetapkan:

Page 131: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

113

1. Pengaruh Collaterizable Assets terhadap Dividend Policy

Berdasarkan hasil uji statistik T, nilai signifikansi Collaterizable

Assets terhadap Dividend Policy adalah 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa

Collaterizable Assets berpengaruh signifikan terhadap Dividend Policy.

Nilai koefisien regresi pada variabel Collaterizable Assets sebesar 0,256

yang menandakan bahwa Collaterizable Assets dan Dividend Policy

memiliki hubungan positif. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima,

yaitu Collateralizable Assets berpengaruh terhadap Dividend Policy.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mangasih dan

Asandimitra (2017), Heniswara (2016) serta Arfan dan Maywindlan

(2013) yang menunjukan hasil bahwa Collateralizable Assets berpengaruh

positif terhadap kebijakan dividen. Pengaruh positif tersebut bermakna

bahwa semakin tinggi nilai Collateralizable Assets yang dimiliki

perusahaan maka akan meningkatkan jumlah dividen yang dibagikan.

Sejalan dengan pernyataan Titman & Wessels (1998) yang

berpendapat bahwa semakin tinggi Collaterizable Assets maka akan

semakin tinggi pula proteksi kreditur menerima pembayaran piutang

mereka karena aset yang dijamin (collateral) perusahaan kepada kreditur

besar.

Hal ini dapat mengurangi agency problem atau konflik kepentingan

antara manajemen dengan pemegang saham dan manajemen dengan

kreditur sehingga perusahaan dapat membayar dividen lebih banyak

Page 132: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

114

dikarenakan pihak kreditur tidak akan melakukan pembatasan terhadap

dividen yang dibagikan.

Seperti yang terjadi pada perusahaan ITMG yang merupakan sampel

dengan nilai COLLAS tertinggi yakni 316,68. Perusahaan tersebut

memiliki nilai DPR sebesar 99,26, dimana nilai ini mendekati nilai

maksimal dari sampel penelitian untuk variabel DPR yaitu 106, 34. Hal

ini mengindikasikan bahwa semakin tingginya nilai COLLAS perusahaan

maka pembagian dividennya juga tinggi. Hal ini dapat mengatasi agency

problem antara perusahaan dengan pemegang saham dan kreditur.

Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai COLLAS yang dimiliki

perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang

saham dengan kreditur. Hal ini dikarenakan kreditur akan menghalangi

perusahaan untuk membayar dividen dalam jumlah besar kepada

pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar. Sehingga

perusahaan dengan nilai COLLAS yang rendah akan membayar dividen

yang rendah pula.

Hal ini bertolak belakang dengan Helmina dan Hidayah (2017) serta

Sugesta (2017) yang menyimpulkan bahwa Collaterizable Assets tidak

berpengaruh signifikan terhadap Dividend Policy. Hal ini karena adanya

nilai Collaterizable Assets tidak mampu meningkatkan nilai dividen yang

dibagikan perusahaan, walaupun pihak kreditur tidak menekankan

perusahaan untuk menahan dividen. Perusahaan lebih memilih

mengalokasikan keuntungan yang diperoleh untuk perluasan usaha atau

Page 133: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

115

melunasi utang daripada dibagikan dalam bentuk dividen kepada

pemegang saham.

Sejalan dengan Kore (2016) yang berpendapat bahwa perusahaan

yang memiliki nilai COLLAS yang tinggi cenderung akan menggunakan

utang yang besar pula sehingga laba bersih akan kecil karena adanya

kewajiban perusahaan untuk membayar beban bunga yang semakin besar

seiring dengan besarnya pinjaman yang dilakukan. Hal ini menjadikan

laba yang dialokasikan dalam bentuk dividen menjadi kecil.

2. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Policy

Berdasarkan hasil pengujian regresi, nilai signifikansi Firm Size

terhadap Dividend Policy adalah 0,509. Nilai signifikansi ini lebih besar

dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif 2 tidak

didukung, sehingga Ha2 ditolak. Dengan demikian Firm Size tidak

berpengaruh terhadap Dividend Policy.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Elinda dan Sukirman (2015)

serta Hanif dan Bustamam (2017) bahwa Firm Size tidak berpengaruh

terhadap Dividend Policy. Perusahaan berskala besar mempunyai

berbagai aktivitas. Banyaknya aktivitas ini membutuhkan banyak biaya

sehingga manajer perusahaan mengeluarkan kebijakan untuk

membagikan dividen yang tidak terlalu tinggi karena akan menimbulkan

biaya yang lebih tinggi dan perusahaan yang besar dengan likuiditas dan

profitabilitas yang baik cukup mampu menarik investor dengan

Page 134: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

116

mengesampingkan besaran dividen yang dibagikan (Elinda dan

Sukirman, 2015).

Sejalan dengan Ulfa dan Yuniati (2016), baik perusahaan besar

ataupun kecil akan lebih beriorientasi pada ekspansi (pengembangan

usaha) dengan tujuan untuk memperluas pasar. Mengingat kondisi

ekonomi sangat berpengaruh pada operasional dan lebih mengutamakan

bahan operasional tersebut dibandingkan dividennya.

Hal ini yang terbukti pada salah satu sampel penelitian yakni

perusahaan Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang merupakan sampel

dengan nilai FIRM tertinggi yakni 14,83 tetapi hanya memiliki nilai DPR

sebesar 8,38 per lembar saham, sangat jauh dari nilai maksimal DPR

sampel penelitian yaitu 106,34 per lembar saham yang justru dimiliki

oleh perusahaan Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) yang nilai FIRM

nya 12,45.

Sehingga dapat dilihat bahwa perusahaan dengan size tinggi dan

investasi yang bagus akan memutuskan untuk membayar dividen dalam

jumlah kecil. Maka, besarnya perusahaan tidak berperan dalam

menentukan besarnya rasio pembagian dividen dan tidak ada jaminan

bahwa perusahaan besar akan membagikan dividen yang tinggi.

Tidak semua perusahaan berskala besar akan membayar dividen

dalam jumlah tinggi untuk setiap tahun berturut-turut. Perusahaan

tersebut tentunya harus pandai dalam mengalokasi earning yang didapat

Page 135: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

117

demi keberlangsungan usahanya, tanpa mengesampingkan pembagian

dividen.

Perusahaan BBCA secara berturut-turut pada tahun 2014, 2015,

2016 dan 2017 memiliki nilai FIRM sebesar 14.47, 14.77, 14.83 dan 15

dengan nilai DPR sebesar 29.61, 7.53, 8.38, dan 11.71. Melalui angka

tersebut dapat diketahui bahwa dengan nilai FIRM yang selalu meningkat

dari tahun ke tahun, tidak membuat nilai DPR juga meningkat.

Perusahaan tersebut menurunkan nilai DPR pada tahun 2015 secara

drastis yakni lebih dari 75%. Akan tetapi, nilai DPR tersebut kembali

meningkat pada tahun 2016 dan 2017. Hal ini menandakan bahwa

ekspansi yang dilakukan perusahaan (dari nilai FIRM yang meningkat

pada tahun 2016 dan 2017) membuat nilai DPR sedikit demi sedikit

mengalami peningkatan.

Sehingga apa yang terjadi pada perusahaan BBCA ini mampu

menjawab persoalan agency problem antara manajer dengan pemegang

saham, bahwa dengan nilai DPR yang menurun pada tahun 2014,

perusahaan mampu melakukan ekspansi pada aset tetapnya hingga

perusahaan mampu menghasilkan nilai DPR yang kembali meningkat

pada tahun selanjutnya.

Hasil ini bertolak belakang dengan yang dikemukakan oleh

Rahmawati dan Akram (2007) serta Nidya dan Titik (2015) yang

mengemukakan bahwa Firm Size berpengaruh dengan Dividend Policy,

dimana perusahaan besar memiliki kemudahan dalam memperoleh

Page 136: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

118

keuntungan dan sumber pendanaan sehingga lebih mampu dalam

membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan

kecil.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Permana dan Hidayati (2016)

bahwa perusahaan yang sudah besar akan mudah masuk ke pasar modal

sehingga kemampuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan modal

akan lebih besar karena memiliki kemudahan untuk berhubungan dengan

pasar modal. Hal ini akan membuat besarnya nilai dividen yang

dibagikan perusahaan.

3. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Dividend Policy

Berdasarkan hasil pengujian regresi, nilai koefisien regresi pada

variabel IOS sebesar 0,064 yang menandakan bahwa IOS dan Dividend

Policy memiliki hubungan positif. Kemudian nilai signifikansi IOS

terhadap Dividend Policy adalah 0,005. Nilai signifikansi ini kurang dari

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif 3 didukung,

sehingga Ha3 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Investment

Opportunity Set berpengaruh terhadap Dividend Policy. Hal ini sejalan

dengan Suartawan dan Yasa (2016) serta Anam, dkk (2016).

Hasil ini memberikan pengertian bahwa perubahan IOS

mempengaruhi Dividend Policy secara signifikan yang artinya jika

presentase IOS meningkat maka Dividend Policy juga mengalami

peningkatan (Putri, 2013). Investasi yang dilakukan perusahaan

Page 137: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

119

memberikan tingkat keuntungan yang baik sehingga perusahaan mampu

memberikan dividen yang tinggi. Maka, hal ini dapat mengurangi agency

problem antara manajer dengan pemegang saham.

IOS dalam penelitian ini diproksikan dengan MBVE yaitu nilai

kesempatan investasi berdasarkan harga saham penutupan yang melihat

pertumbuhan perusahaan dari kemampuan perusahaan dalam

memperoleh dan mengelola modal. Semakin besar IOS akan memberi

sinyal positif kepada investor karena investasi yang dilakukan merupakan

investasi yang menguntungkan dan membuat perusahaan stabil dalam

membayarkan dividen kepada pemegang saham (Argamaya dan Putri,

2014).

Sejalan dengan hasil penelitian, Suartawan dan Yasa (2016) juga

berpendapat bahwa semakin tinggi IOS, maka perusahaan akan memiliki

nilai di masa yang akan datang dan akan dinilai tinggi oleh investor, atau

dengan kata lain perusahaan memiliki prospek yang bagus sebagai

tempat untuk berinvestasi, demikian pula sebaliknya.

Kemudian, perusahaan juga ingin memperlihatkan kepada

masyarakat bahwa kondisi perusahaan yang sedang bagus dengan

peluang investasi yang tinggi sehingga akan membuat investor tertarik

untuk menanamkan modalnya untuk membiayai peluang investasi

tersebut. Akhirnya, perusahaan dapat memperoleh laba yang besar

sebagai sumber dana untuk membagikan dividen kepada pemegang

saham.

Page 138: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

120

Kondisi perusahaan yang telah mapan dan memasuki tahap mature

juga menjadi alasan lain perusahaan mampu secara konsisten membayar

dividen kepada investor. Hal ini karena perusahaan yang telah mature

dan mapan memiliki banyak cadangan laba untuk diinvestasikan kembali

tanpa harus mengurangi proporsi dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham (Argamaya dan Putri, 2014).

Namun, hal ini bertolak belakang dengan Purnami dan Artini (2016)

yang hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa IOS berpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen serta Halim (2013)

yang menyatakan bahwa IOS tidak berdampak signifikan terhadap

kebijakan dividen perusahaan.

Hal ini karena apabila perusahaan sedang dalam kondisi yang sangat

baik, pihak manajemen cenderung akan mengalokasikan laba untuk

pembelian investasi baru yang menguntungkan daripada membayar

dividen yang tinggi. Kebijakan ini untuk mengatasi masalah

unverinvestment.

Kesempatan investasi yang dilihat dari kemampuan perusahaan

dalam memperoleh dan mengelola modal tidak berpengaruh terhadap

kebijakan dividen perusahaan. Besar kecilnya dana yang dikeluarkan

untuk investasi tidak akan mempengaruhi secara signifikan besar

kecilnya dividen yang dibagikan.

Page 139: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

121

121

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan analisis hasil penelitian

yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang

diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Collaterizable Assets (COLLAS) berpengaruh positif terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Mangasih (2017), Heniswara (2016) serta

Affan dan Maywindlan (2013).

2. Variabel Firm Size (FIRM) tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout

Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Elinda dan Sukirman (2015) serta Hanif dan Bustamam

(2017).

3. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap

Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Suartawan dan Yasa (2016) serta Anam,

dkk (2016).

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki

oleh peneliti, yang antara lain sebagai berikut:

Page 140: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

122

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu proksi untuk pengukuran variabel

IOS yaitu pengukuran dari proksi berbasis harga atau Market To Book

Value of Equity (MBVE).

2. Penelitian ini terbatas hanya menggunakan data-data keuangan selama 4

periode (2013-2016).

3. Penelitian ini terbatas hanya menggunakan variabel Collaterizable Assets,

Firm Size dan Investement Opportunity Set sebagai variabel yang

mempengaruhi Dividend Policy.

C. Saran

Dari keterbatasan-keterbatasan tersebut, berikut ini adalah beberapa saran

dari penulis untuk peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan atau

mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Menambah dan menggunakan proksi variabel IOS yang lain yaitu proksi

IOS yang berbasis pada investasi seperti Capital Expenditure to Market

Value (Sumarni, 2014) dan proksi IOS yang berbasis pada varian seperti

Varian Return/VARRET (Jones dan Sharma, 2001).

2. Memperpanjang periode penelitian sehingga hasil penelitian lebih handal

dan agar dapat jauh lebih menjelaskan terkait dengan konsistensi

pengaruh biaya keagenan terhadap kebijakan dividen.

3. Menambah variabel-variabel independen lain yang mampu

memperlihatkan pengaruh nyata terhadap Dividend Policy, baik dari

faktor internal seperti: Profitabilitas (Argamaya dan Putri, 2015), Free

Page 141: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

123

Cash Flow (Suartawan dan Yasa, 2016), Institutional Ownership

(Heniswara, 2016), Return on Assets (Lanawati dan Amillin, 2015), Total

Assets Turn Over (Purnami, 2016), Return on Equity (Ismawan et al.,

2014), Financial Performance (Ulfa dan Yuniati, 2016), maupun faktor

eksternal seperti: Tarif Pajak atas Dividen (Suyanti, 2015), Risiko Pasar

(Safitri, 2015) serta variabel-variabel lainnya.

Page 142: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

124

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Zainudin dan Rahmah Yulianti. Pengaruh Return On Asset, Sales Growth,

Firm Size Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Pembayaran Dividen

Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Perusahaan Makanan dan

Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi Vol.2 No.2. 2016.

Andriani, Mitra Nur Fitri dan Lilis Ardini. Pengaruh Kebijakan Hutang, Struktur

Kepemilikan, dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) Surabaya Vol. 5 No. 8. 2016.

Anam, Budi Safatul, Muhammad Arfan dan M. Shabri. Pengaruh Profitabilitas

dan Set Kesempatan Investasi Terhadap Kebijaka Dividen Tunai Pada

Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Magister Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Vol. 5 No.3. 2016.

Arfan, Muhammad dan Trilas Maywindlan. Pengaruh Arus Kas Bebas,

Collateralizable Assets, dan Kebijakan Utang Terhadap Kebijakan

Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index.

Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah

Kuala, Vol. 6 No. 2. 2013.

Arifianto, Nur Imam dan Prasetiono. Agency Cost Terhadap Devidend Payout

Ratio. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. 2011.

Argamaya dan Alifa Agustiana Putri. Pengaruh Profitabilitas, Leverage,

Collateralizable Assets, dan Investment Opportunity Set Terhadap

Kebijakan Dividen. Jurnal Media Riset Akuntansi Program Studi

Akuntansu FEIS Universitas Bakrie, Vol 4 No 2. 2014.

Auditta, I Gede, Sutrisno dan M. Achsin. Pengaruh Agency Cost terhadap

Kebijakan Dividen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

2014.

Badan Pengawas Pasar Modal. Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-

11/PM/1997 Tentang Perubahan Peraturan Nomor Ix.C.7 Tentang

Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam

Rangka Penawaran Umum Oleh Perusahaan Menengah Atau Kecil.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.

Buku 2 Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat. 2010.

124

Page 143: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

125

Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan.

Penerjemah Hermawan Wibowo. Edisi Kedelapan. Edisi Indonesia. Buku

II. Jakarta: Erlangga. 2001.

Darman. Agency Costs dan Kebijakan Dividen Pada Emerging Market. Jurnal

Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No.2. 2008.

Diamanda, Rizki. Pengaruh Free Cash Flow, Profitability, dan Investment

Opportunity Set Terhadap Dividend Payout Ratio. 2009.

Elinda, Febru dan Sukirman. Determinan Rasio Keuangan Terhadap Kebijakan

Dividen. Accounting Analysis. Journal 4 Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang. 2015.

Fadli, Achmad Agus Yasin. Analisis Pengaruh Return On Investment (ROI) dan

Debt Equity Ratio (DER) Terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Pada

Pt. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Periode 2011-2015. JIEP-Vol.

17, No 1. 2017.

Firdhayatin, Septy Kurnia dan Nurul Hasanah Uswati Dewi. Analisis Nilai

Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh

Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Listing di BEI. The Indonesian Accounting Review Vol.2 No. 2.

2012.

Ghozali, Imam. Aplikasi Multivariate dengan Program IMB SPSS. Semarang:

Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. 2016.

Halim, Junaedi Jauwanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Sektor

Industri Barang Konsumsi Periode 2008-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis dan

Ekonomika, Vol. 2 No. 2. 2013.

Handoko, T. Hani. Manajemen Sumber Daya Manusaia. Cetakan IX Jilid I BPFE

UGM, Yogyakarta. 2009.

Hanif, Muhammad dan Bustamam. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On

Asset, Firm Size, dan Earning Per Share Terhadap Dividend Payout

Ratio (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi

Akuntansi (JIMEKA) Vol. 2 No. 1. 2017.

Hasnawati, Sri. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik

di Bursa Efek Jakarta. JAAI Vol 9 No. 2. 2005

Helmina, Monica Rahardian Ary dan Raudhatul Hidayah. Pengaruh Institutional

Ownership ,Collateralizable Assets, Debt To Total Assets, Firm Size

Page 144: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

126

Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis STIE

Pancasetia, Vol. 3 No 1. 2017.

Heniswara, Nurul. Analisis Pengaruh Mekanisme Agensi, Risiko Pasar dan

Siklus Hidup Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada

Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jurusan

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia. 2016.

Jensen, Michael C dan William H. Meckling. Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, University of Harvard. 1976.

Juma’h, A.H. & Pacheco, C.J.O. The Financial Factors Influencing Cash

Dividend Policy: A sample of U.S. Manufacturing Companies. Inter

Metro Business Journal, 4 (2). 2008.

Kertiyasa, Martin Bagya. “Tak Bagi Dividen, Hero Supermarket Rombak Jajaran

Direksi”. Artikel diakses pada tanggal 18 Maret 2018 pukul 10.57 WIB

dari https://economy.okezone.com/read/2017/05/23/237/1697701/tak0

bagi-dividen-hero-supermarket-rombak-jajaran-direksi&hl=en-ID

Kore, Manda Floressa Septiani. Pengaruh Manajemen Laba Riil, Arus Kas Bebas,

dan Collas Terhadap Kebijakan Dividen. STIE Perbanas Surabaya. 2016.

Mangasih, Grevia Violetta dan Nadia Asandimitra. Pengaruh Insider

Ownership, Institutional Ownership, Dispersion Of Ownership,

Collateralizable Assets, dan Board Independence Terhadap Kebijakan

Dividen Pada Sektor Finance Periode 2011-2015. Jurnal Ilmu

Manajemen Volume 5 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya. 2017.

Mar’ati, Fudji Sri. Pengaruh Firm Size Terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode

2004-2009. STIE AMA Salatiga Among Makarti Vol.6 No.12. 2013.

M.H. Miller dan F. Modigliani, Dividend Policy, Growth, and Valuation of

Shares. Journal of Business. Oktober 1961.

Myers, S. Determinants of Corporate Borrowing. Journal of Financial

Economics, 5. 1977.

Natalia, Amy dan Retno Kusumastuti. Analisis Pengaruh Ownerships, Debt to

Total Assets, Collaterizable Assets dan Free Cash Flow Terhadap

Dividend Payout Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Non

Keuangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Periode

Tahun 2009-2011. Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, FISIP,

Universitas Indonesia. 2013.

Page 145: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

127

Neswari, Prajna Paramita Ardana dan Maswar Patuh Priyadi. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur di BEI.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

(STIESIA) Surabaya, Vol. 6 No. 5. 2017.

Nidya, Anggun Putrid dan Farida Titik. Pengaruh Debt To Equity Ratio,

Profitabilitas, Growth, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan

Dividen (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013). E-Proceeding of Management

Universitas Telkom: Vol.2, No.1. 2015.

Pangestuti, Nugraheni. Pengaruh Profitabilitas, Kesempatan Investasi dan

Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2015.

Permana, Hendika Arga dan Lina Nur Hidayati. Analisis Pengaruh Leverage,

Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta. 2016.

Purnami, Kadek Diah Arie dan Luh Gede Sri Artini. Pengaruh Investment

Opportunity Set, Total Asset Turn Over dan Sales Growth Terhadap

Kebijakan Dividen. E-Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana (UNUD), Bali, Vol. 5 No. 2. 2016.

Purwanto, Heri. “Menkeu: BEJ dan BES Merger Jadi Bursa Efek Indonesia.”.

Artikel diakses tanggal 13 Maret 2018 pukul 11.01 WIB dari

https://www.antaranews.com/berita/76618/menkeu-bej-dan-bes-merger-

jadi-bursa-efek-indonesia.

Putri, Dithi Amanda. Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Utang dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. 2013.

Rahmawati, Christina Heti Tri. Pengaruh Insider Ownership, Institutional

Ownership, Dispersion Of Ownership, Tingkat Pertumbuhan

Perusahaan, dan Risiko Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada

Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006.

Program Studi Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik

Widya Mandala Madiun. 2011.

Rahmawati, Intan dan Akram. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijaka

Dividen dan Pengaruhnyaterhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan-

perusahaan Di BEJ Periode 2000 – 2004. Jurnal Riset Akuntansi

Aksioma, Fakultas Ekonomi Universitas Mataram Vol. 6 No. 1. 2007.

Page 146: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

128

Rahmawati, Christina Heti Tri. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan

Risiko Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Kristen Immanuel. 2015.

Rizqia, Dwita Ayu, Siti Aisjah dan Sumiati. Effect of Managerial Ownership,

Financial Leverage, Profitability, Firm Size, and Investment Opportunity

on Dividend Policy and Firm Value. Research Journal of Finance and

Accounting. Vol.4 No.11. 2013.

Roring, Rio dan Sautma Ronni. Pengaruh Biaya Agensi dan Siklus Hidup

Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Industri Manufaktur.

Finesta Vol. 2. 2014.

Ross, S.A., Westerfield, R.W., dan Jordan, B.D. Essentials of Corporate Finance

Asia Global Edition. McGraw-Hill Higher Education, Singapore. 2015.

Sari, Ayu Etika dan Ketut Muliartha RM. Pengaruh IOS, Leverage dan

Profitabilitas Pada Kebijakan Dividen Dengan Nilai Perusahaan

Sebagai Variabel Moderating. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Vol. 20. 3. 2017.

Sari, Novita Intan. “Selama 10 Tahun, 55 Emiten Tak Pernah Bagi Dividen”.

Artikel ini diakses pada Minggu, 22 Juli 2018 pukul 20.00 WIB dari

https://www.merdeka.com/uang/selama-10-tahun-55-emiten-tak-pernah-

bagi -hasil.html.

Sartono, Agus. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi

Empat.Yogyakarta: BPFE. 2008.

Setiawan, Yudi dan Etna Nur Afri Yuyetta. Pengaruh Independensi Dewan

Komisaris, Reputasi Auditor, Rasio Hutang, dan Collateralizable Assets

Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-

2011). Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro, Vol. 3, No.1. 2013.

Silfiana dan Rachmawati. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Profitabilitas dan

Kesempatan Investasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Kompartemen, Vol. XIV No.1. 2016.

Simorangkir, Eduardo. “Sahamnya Banyak Diminati Investor, Antam Dinobatkan

Jadi Emiten Terbaik 2016”. Artikel diakses tanggal 13 Maret 2018 pukul

10.47 WIB dari https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-

3311895/sahamnya-banyak-diminati-investor-antam-dinobatkan-jadi-

emiten-terbaik-2016.

Page 147: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

129

Suartawan, I Gusti Ngurah Putu Adi dan Gerianta Wirawan Yasa. Pengaruh

Investment Opportunity Set dan Free Cash Flow Pada Kebijakan

Dividen dan Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Udayana, Bali, Vol. 11 No. 2.

2016.

Suci, Rizky Indra Wulan dan Andayani. Pengaruh Arus Kas Bebas, Kebijakan

Pendanaan, Profitabilitas, Collateral Assets Terhadap Kebijakan

Dividen. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) Surabaya, Vol. 5 No. 2. 2016.

Sudana, Made. I. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. 2011.

Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding

PESAT, Vol. 2. 2007.

Sugesta, Rio Putra. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas,

Kebijakan Utang, dan Collateralizable Assets Terhadap Kebijakan

Dividen. Jurnal Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala. 2017.

Suharli, Michell. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set

Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel

Penguat, (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Periode 2002-2003). Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi -

Universitas Kristen Petra. 2007.

Sulistiyowati, Indah Ratna Anggraini dan Tri Hesti Utaminingtyas. Pengaruh

Profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen

dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening.

Universitas Negeri Jakarta. 2010.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta.

2011.

Sumarni, Indriati, Meina Wulansari Yusniar dan Asrid Juniar. Pengaruh

Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal

Wawasan Manajemen Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,

Vol. 2 No. 2. 2014.

Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian dan Dharma Putra Sundjaja. Manajemen

Keuangan 2. Edisi Kelima. Bandung: Unpar Press. 2007.

Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedelapan.

Yogyakarta: Ekonisia. 2012.

Page 148: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

130

Titman, Sheridan & Roberto Wessels. The determinants of Capital Structure

Choice. The Journal of Finance. Vol. 43, No. 1. 1988.

Ulfa, Luluk Mariyah dan Tri Yuniati. Pengaruh Kinerja Keuangan, Asset Growth

dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Ilmu Dan Riset

Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya : Vol. 5 No. 5. 2016.

Presiden Republik Indonesia. Undang Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 71 ayat 3

Tentang Perseroan Terbatas.

Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 1. Bayu Media Publishing.

Malang. 2003.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.

Jakarta: Erlangga. 1977.

Widosari, Shinta Altia dan Rahardja. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008-2010. Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 1,

No. 1. 2012

Yudiana, I. G. Y dan I. K. Yadnyana. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Leverage, Investment Opportunity Set, dan Profitabilitas Pada Kebijakan

Dividen Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. 2016.

Yulia, Mona. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage,

Dan Nilai Saham Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada

Perusahaan Manufaktur, Keuangan Dan Pertambangan Yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Negeri Padang. 2013

“Bursa Efek Indonesia”. Diakses pada Minggu , 27 Mei 2018 pukul 14.39 WIB

melalui https://id.wikipedia.org/wiki/ Bursa_Efek_Indonesia.

“Dividend Payout Ratio”. Diakses pada Jumat, 27 Juli 2018 melalui

https://www.finansialku.com/definisi-dividend-payout-ratio-adalah/.

“Pembagian Dividen”. Diakses pada tanggal 18 Maret pukul 10.15 WIB dari

sahamraddien.com/2011/07/pembagian-dividen.html.

“Selama Lebih Dari 10 Tahun, 55 Emiten Ogah Bagikan Dividen “. Diakses

melalui situs Ipot News 2012 pada Minggu 22 Juli 2018 pukul 20.10

WIB dari https://indopremiernews.wordpress.com/2012/11/27/ selama-

lebih-dari-10-tahun-55-emiten-ogah-bagikan-dividen/.

Page 149: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

131

LAMPIRAN-

LAMPIRAN

Page 150: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

132

Lampiran 1

DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL

No Kode Emiten Keterangan

1. ACST PT Acset Indonusa Tbk.

2. AKRA AKR Corporindo Tbk

3. ASBI Asuransi Bintang Tbk

4. ASGR Astra Graphia Tbk

5. ASII Astra International Tbk

6. ASRM Asuransi Ramayana Tbk

7. AUTO Astra Otoparts Tbk

8. BATA Sepatu Bata Tbk

9. BBCA Bank Central Asia Tbk

10 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk.

11. BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

12. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

13. BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

14. BMTR Global Mediacom Tbk

15. CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk

16 GEMA Gema Grahasarana Tbk

17. GGRM Gudang Garam Tbk

18 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

19. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

20. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

21. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

22. MTLA Metropolitan Land Tbk

23. PGLI Pembangunan Graha Lestari Tbk

24. PTBA Bukit Asam Tbk

25. PWON Pakuwon Jati Tbk

26. RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk

27. SCMA Surya Citra Media Tbk

28. SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk

29. SMSM Selamat Sempurna Tbk

30. TCID Mandom Indonesia Tbk

31. TOTL Total Bangun Persada Tbk

32. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

33. TRST Trias Sentosa Tbk

34. TURI Tunas Ridean Tbk

35. UNTR United Tractors Tbk

36. UNVR Unilever Indonesia Tbk

37. WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk

38. WIKA Wijaya Karya Tbk

131

Page 151: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

133

Lampiran 2

HASIL PERHITUNGAN VARIABEL DIVIDEND PAYOUT RATIO

No Emiten Tahun Earning

Per Share

Dividend

Per Share DPR

1 ACST 2013 39,5 198,43 19,91

2 AKRA 2013 115 167,04 68,85

3 ASGR 2013 62 154,96 40,01

4 ASBI 2013 25 113,62 22,00

5 ASII 2013 216 479,63 45,03

6 ASRM 2013 55 157,15 35,00

7 AUTO 2013 105,5 208,78 50,53

8 BATA 2013 28,55 34,13 83,65

9 BBCA 2013 165 578,13 28,54

10 BBMD 2013 19,56 75,38 25,95

11 BBNI 2013 145,71 485,52 30,01

12 BBTN 2013 44,36 147,86 30,00

13 BMTR 2013 25 44,15 56,63

14 CSAP 2013 8,5 24,58 34,58

15 GEMA 2013 7 58 12,07

16 GGRM 2013 800 2250 35,56

17 INDF 2013 142 285 49,82

18 MKPI 2013 410 385,54 106,34

19 MLBI 2013 55576 55576,08 100,00

20 MTLA 2013 6,5 31,83 20,42

21 PGLI 2013 14 58,28 24,02

22 PTBA 2013 461,97 792,55 58,29

23 PWON 2013 4,5 23,52 19,13

24 RUIS 2013 7,5 38,48 19,49

25 SIMP 2013 10 33 30,30

26 SMSM 2013 140 213,86 65,46

27 TCID 2013 370 796 46,48

28 TOTL 2013 35 62,51 55,99

29 TOTO 2013 200 477,55 41,88

30 TRST 2013 5 11,74 42,59

31 TURI 2013 22 55,02 39,99

32 UNTR 2013 690 1295,85 53,25

33 UNVR 2013 701 701,52 99,93

34 WIIM 2013 18,9 62,93 30,03

35 WIKA 2013 27,82 101,69 27,36

36 ACST 2014 42 207,6 20,23

37 AKRA 2014 130 206,99 62,80

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 152: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

134

No Emiten Tahun Earning

Per Share

Dividend

Per Share DPR

38 ASGR 2014 77 192,93 39,91

39 ASBI 2014 20 54,43 36,74

40 ASII 2014 216 473,8 45,59

41 ASRM 2014 85 271,81 31,27

42 AUTO 2014 96 180,85 53,08

43 BATA 2014 21,78 54,45 40,00

44 BBCA 2014 198 668,66 29,61

45 BBMD 2014 12,22 57,95 21,09

46 BBNI 2014 144,55 578,2 25,00

47 BBTN 2014 21,11 108,4 19,47

48 BJTM 2014 41,86 62,95 66,50

49 BMTR 2014 25 49,65 50,35

50 CSAP 2014 5 36,14 13,84

51 GEMA 2014 7 56,32 12,43

52 GGRM 2014 800 2790 28,67

53 INDF 2014 220 442,5 49,72

54 ITMG 2014 1745 2203,61 79,19

55 MKPI 2014 223,5 461,37 48,44

56 PGLI 2014 2 2,51 79,68

57 PTBA 2014 324,6 875,02 37,10

58 PWON 2014 4,5 53,97 8,34

59 RUIS 2014 10 72,35 13,82

60 SCMA 2014 70 99,42 70,41

61 SIMP 2014 16 53,25 30,05

62 SMSM 2014 125 292,75 42,70

63 TCID 2014 390 867 44,98

64 TOTL 2014 30 48 62,50

65 TOTO 2014 170 593,11 28,66

66 TRST 2014 5 10,71 46,69

67 TURI 2014 14 45,37 30,86

68 UNTR 2014 935 1439,52 64,95

69 UNVR 2014 336 752,1 44,67

70 WIIM 2014 13,5 53,41 25,28

71 WIKA 2014 20,03 122,1 16,40

72 ACST 2015 33,5 84,44 39,67

73 AKRA 2015 120 262,36 45,74

74 ASGR 2015 93 196,56 47,31

75 ASBI 2015 25 161,88 15,44

76 ASII 2015 177 357,31 49,54

77 ASRM 2015 95 297,62 31,92

78 AUTO 2015 27 66,1 40,85

79 BATA 2015 6,45 99,63 6,47

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 153: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

135

No Emiten Tahun Earning

Per Share

Dividend

Per Share DPR

80 BBCA 2015 55 730,83 7,53

81 BBMD 2015 14,67 58,87 24,92

82 BBNI 2015 122,53 486,18 25,20

83 BBTN 2015 34,96 174,91 19,99

84 BJTM 2015 43 59,29 72,52

85 CSAP 2015 2,5 14,03 17,82

86 GEMA 2015 16 77,67 20,60

87 GGRM 2015 2600 3345 77,73

88 INDF 2015 168 338,02 49,70

89 ITMG 2015 812,56 818,6 99,26

90 MKPI 2015 327 938,24 34,85

91 MTLA 2015 4,2 31,35 13,40

92 PGLI 2015 0,9 0,96 93,75

93 PTBA 2015 289,73 883,59 32,79

94 PWON 2015 4,5 29,08 15,47

95 RUIS 2015 7,5 53,61 13,99

96 SCMA 2015 83 104,2 79,65

97 SIMP 2015 5 17 29,41

98 SMSM 2015 185 297,03 62,28

99 TCID 2015 410 2708 15,14

100 TOTL 2015 40 56,13 71,26

101 TOTO 2015 120 276,39 43,42

102 TRST 2015 5 9,01 55,49

103 TURI 2015 20 52,18 38,33

104 UNTR 2015 691 1033,07 66,89

105 UNVR 2015 766 766,95 99,88

106 WIIM 2015 25 62,34 40,10

107 WIKA 2015 20,35 114,32 17,80

108 ACST 2016 11 96,51 11,40

109 AKRA 2016 120 253,22 47,39

110 ASGR 2016 27 189,14 14,28

111 ASBI 2016 12,5 43,92 28,46

112 ASII 2016 168 374,37 44,88

113 ASRM 2016 200 295,39 67,71

114 AUTO 2016 9 86,77 10,37

115 BATA 2016 23,77 32,49 73,16

116 BBCA 2016 70 835,76 8,38

117 BBMD 2016 14,67 43,83 33,47

118 BBNI 2016 212,8069 608,03 35,00

119 BBTN 2016 49,46 247,3 20,00

120 BJTM 2016 43,64 68,8 63,43

121 BMTR 2016 5 14,36 34,82

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 154: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

136

No Emiten Tahun Earning

Per Share

Dividend

Per Share DPR

122 CSAP 2016 3,5 17,84 19,62

123 GEMA 2016 35 95,99 36,46

124 GGRM 2016 2600 3470 74,93

125 INDF 2016 235 472,02 49,79

126 ITMG 2016 434,32 1554,27 27,94

127 MKPI 2016 369 1264,9 29,17

128 MLBI 2016 466 465,98 100,00

129 MTLA 2016 5,3 41,35 12,82

130 PTBA 2016 285,5 870,69 32,79

131 PWON 2016 4,5 36,97 12,17

132 RUIS 2016 6 3516,97 0,17

133 SCMA 2016 73 102,65 71,12

134 SIMP 2016 10 34,04 29,38

135 SMSM 2016 65 314,58 20,66

136 TCID 2016 410 806 50,87

137 TOTL 2016 45 65,42 68,79

138 TOTO 2016 13 16,33 79,61

139 TRST 2016 5 12,04 41,53

140 TURI 2016 30 98,88 30,34

141 UNTR 2016 143 1341,03 10,66

142 UNVR 2016 835 837,57 99,69

143 WIIM 2016 15,5 50,56 30,66

144 WIKA 2016 33,86 135,01 25,08

Page 155: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

137

Lampiran 3

HASIL PERHITUNGAN VARIABEL COLLATERIZABLE ASSETS

No Emiten Tahun Aset Tetap Total Aset COLLAS

1 ACST 2013 445.597.536.347 1.298.358.202.545 34,32

2 AKRA 2013 4.226.961.791.000 4.633.141.381.000 28,89

3 ASGR 2013 265.672.000.000 1.451.020.000.000 18,31

4 ASBI 2013 34.057.036.000 398.947.898.000 8,54

5 ASII 2013 37.862.000.000.000 213.994.000.000.000 17,69

6 ASRM 2013 56.646.774.092 1.167.762.378.643 4,85

7 AUTO 2013 3.182.962.000.000 12.617.678.000.000 25,23

8 BATA 2013 210.124.423.000 680.685.060.000 30,87

9 BBCA 2013 7.440.017.000.000 496.304.573.000.000 1,50

10 BBMD 2013 108.757.720.371 7.911.550.307.124 1,37

11 BBNI 2013 5.513.569.000.000 386.654.815.000.000 1,43

12 BBTN 2013 1.522.724.000.000 131.169.730.000.000 1,16

13 BMTR 2013 4.906.183.000.000 21.069.471.000.000 23,29

14 CSAP 2013 734.041.671.000 3.107.895.429.000 23,62

15 GEMA 2013 54.771.246.397 377.603.940.825 14,50

16 GGRM 2013 14.788.915.000.000 50.770.251.000.000 29,13

17 INDF 2013 23.027.913.000.000 78.092.789.000.000 29,49

18 MKPI 2013 1.915.526.694.182 2.838.815.438.871 67,48

19 MLBI 2013 1.009.836.000.000 1.782.148.000.000 56,66

20 MTLA 2013 226.561.784.000 2.834.484.171.000 7,99

21 PGLI 2013 20.804.391.150 68.177.883.499 30,51

22 PTBA 2013 2.803.393.000.000 11.677.155.000.000 24,01

23 PWON 2013 673.095.853.000 9.298.245.408.000 7,24

24 RUIS 2013 406.569.506.411 1.277.942.893.245 31,81

25 SIMP 2013 9.073.928.000.000 28.065.121.000.000 32,33

26 SMSM 2013 492.164.737.137 1.701.103.245.176 28,93

27 TCID 2013 684.459.614.584 1.465.952.460.752 46,69

28 TOTL 2013 93.273.653.000 2.226.418.477.000 4,19

29 TOTO 2013 558.782.969.187 1.746.177.682.568 32,00

30 TRST 2013 1.991.932.354.350 3.260.919.505.192 61,08

31 TURI 2013 1.344.845.000.000 3.465.316.000.000 38,81

32 UNTR 2013 14.574.384.000.000 57.362.244.000.000 25,41

33 UNVR 2013 6.874.177.000.000 13.348.188.000.000 51,50

34 WIIM 2013 218.745.061.722 1.229.011.260.881 17,80

35 WIKA 2013 1.640.292.113 12.594.962.700.000 0,01

36 ACST 2014 463.020.871.447 1.473.649.276.860 31,42

37 AKRA 2014 4.390.206.830.000 14.791.917.177.000 29,68

38 ASGR 2014 284.897.000.000 1.633.339.000.000 17,44

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 156: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

138

No Emiten Tahun Aset Tetap Total Aset COLLAS

39 ASBI 2014 32.490.332.000 39.681.392.000 7,39

40 ASII 2014 1.250.000.000.000 36.029.000.000.000 17,48

41 ASRM 2014 4.122.799.917 1.385.987.344.448 3,90

42 AUTO 2014 3.305.968.000.000 14.380.926.000.000 22,99

43 BATA 2014 245.225.987.000 774.891.087.000 31,65

44 BBCA 2014 8.844.930.000.000 2.423.892.000.000 1,60

45 BBMD 2014 112.518.832.801 8.672.083.709.182 1,30

46 BBNI 2014 6.222.050.000.000 16.573.708.000.000 1,49

47 BBTN 2014 1.488.383.000.000 44.575.961.000.000 1,03

48 BJTM 2014 321.021.000.000 37.998.046.000.000 0,84

49 BMTR 2014 6.299.156.000.000 25.365.211.000.000 24,83

50 CSAP 2014 641.768.554.000 3.308.917.601.000 19,40

51 GEMA 2014 63.644.996.346 420.613.021.533 15,13

52 GGRM 2014 8.973.272.000.000 58.220.600.000.000 32,59

53 INDF 2014 2.011.488.000.000 85.938.885.000.000 25,61

54 ITMG 2014 3.552.816.000.000 1.307.348.000.000 271,76

55 MKPI 2014 2.102.421.535.480 4.316.214.269.222 48,71

56 PGLI 2014 26.895.005.412 69.855.302.836 38,50

57 PTBA 2014 3.987.565.000.000 14.812.023.000.000 26,92

58 PWON 2014 964.375.227.000 16.770.742.538.000 5,75

59 RUIS 2014 507.593.258.183 1.264.142.659.644 40,15

60 SCMA 2014 761.977.973.000 4.728.435.671.000 16,11

61 SIMP 2014 10.330.692.000.000 30.996.051.000.000 33,33

62 SMSM 2014 492.897.000.000 1.749.395.000.000 28,18

63 TCID 2014 923.951.560.313 1.853.235.343.636 49,86

64 TOTL 2014 70.990.871.000 2.483.746.395.000 2,86

65 TOTO 2014 807.117.366.092 2.027.288.693.678 39,81

66 TRST 2014 1.980.022.881.193 3.261.285.495.052 60,71

67 TURI 2014 1.644.948.000.000 3.962.895.000.000 41,51

68 UNTR 2014 13.625.012.000.000 60.292.031.000.000 22,60

69 UNVR 2014 7.348.025.000.000 14.280.670.000.000 51,45

70 WIIM 2014 309.830.060.177 1.332.907.675.785 23,24

71 WIKA 2014 2.676.043.079.000 15.915.161.682.000 16,81

72 ACST 2015 457.127.128.671 1.929.428.000.000 23,69

73 AKRA 2015 4.469.497.604.000 15.203.129.563.000 29,40

74 ASGR 2015 296.112.000.000 1.810.083.000.000 16,36

75 ASBI 2015 32.214.535.000 494.002.999.000 6,52

76 ASII 2015 41.702.000.000.000 245.435.000.000.000 16,99

77 ASRM 2015 56.474.858.495 1.422.094.069.358 3,97

78 AUTO 2015 3.507.217.000.000 14.339.110.000.000 24,46

79 BATA 2015 234.746.191.000 795.257.974.000 29,52

80 BBCA 2015 9.712.021.000.000 594.372.770.000.000 1,63

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 157: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

139

No Emiten Tahun Aset Tetap Total Aset COLLAS

81 BBMD 2015 137.344.246.849 9.409.596.959.532 1,46

82 BBNI 2015 20.756.594.000.000 508.595.288.000.000 4,08

83 BBTN 2015 1.553.401.000.000 171.807.592.000.000 0,90

84 BJTM 2015 339.148.000.000 42.803.631.000.000 0,79

85 CSAP 2015 778.838.532.000 3.522.572.851.000 22,11

86 GEMA 2015 67.145.829.442 447.899.389.368 14,99

87 GGRM 2015 20.106.488.000.000 63.505.413.000.000 31,66

88 INDF 2015 25.096.342.000.000 91.831.526.000.000 27,33

89 ITMG 2015 3.731.584.000.000 1.178.363.000.000 316,68

90 MKPI 2015 2.288.651.001.580 5.709.371.372.467 40,09

91 MTLA 2015 363.937.545.000 3.620.742.578.000 10,05

92 PGLI 2015 26.235.691.782 65.103.319.418 40,30

93 PTBA 2015 5.579.117.000.000 16.894.043.000.000 33,02

94 PWON 2015 1.457.275.104.000 18.778.122.467.000 7,76

95 RUIS 2015 474.338.230.928 1.091.753.891.437 43,45

96 SCMA 2015 962.114.344.000 4.565.963.576.000 21,07

97 SIMP 2015 10.810.812.000.000 31.697.142.000.000 34,11

98 SMSM 2015 714.935.000.000 2.220.108.000.000 32,20

99 TCID 2015 902.694.745.887 2.082.096.848.703 43,36

100 TOTL 2015 194.298.289.000 2.846.152.620.000 6,83

101 TOTO 2015 875.127.024.145 2.439.540.859.205 35,87

102 TRST 2015 2.101.159.762.436 3.357.359.499.954 62,58

103 TURI 2015 1.773.530.000.000 4.361.587.000.000 40,66

104 UNTR 2015 12.659.736.000.000 61.715.399.000.000 20,51

105 UNVR 2015 8.320.917.000.000 15.729.945.000.000 52,90

106 WIIM 2015 331.748.299.750 1.342.700.045.391 24,71

107 WIKA 2015 3.184.400.114.000 19.602.406.034.000 16,24

108 ACST 2016 588.764.731.189 2.503.171.000.000 23,52

109 AKRA 2016 4.561.738.403.000 15.830.740.710.000 28,82

110 ASGR 2016 392.325.000.000 1.723.468.000.000 22,76

111 ASBI 2016 32.790.469.000 525.898.830.000 6,24

112 ASII 2016 43.237.000.000.000 261.885.000.000.000 16,51

113 ASRM 2016 54.064.933.451 1.434.654.843.080 3,77

114 AUTO 2016 3.599.815.000.000 14.612.274.000.000 24,64

115 BATA 2016 219.554.437.000 804.742.917.000 27,28

116 BBCA 2016 6.990.835.000.000 676.738.753.000.000 2,51

117 BBMD 2016 412.887.062.278 10.587.950.826.941 3,90

118 BBNI 2016 21.972.223.000.000 603.031.880.000.000 3,64

119 BBTN 2016 4.659.379.000.000 214.168.479.000.000 2,18

120 BJTM 2016 857.420.000.000 43.032.950.000.000 1,99

121 BMTR 2016 8.551.320.000.000 24.624.431.000.000 34,73

122 CSAP 2016 871.363.683.000 4.240.820.320.000 20,55

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 158: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

140

No Emiten Tahun Aset Tetap Total Aset COLLAS

123 GEMA 2016 196.476.668.882 681.245.836.220 28,84

124 GGRM 2016 20.498.950.000.000 62.951.634.000.000 32,56

125 INDF 2016 25.701.913.000.000 82.174.515.000.000 31,28

126 ITMG 2016 3.006.923.000.000 1.209.792.000.000 248,55

127 MKPI 2016 2.689.384.414.885 6.612.200.867.199 40,67

128 MLBI 2016 1.278.015.000.000 2.275.038.000.000 56,18

129 MTLA 2016 387.873.153.000 3.932.529.273.000 9,86

130 PTBA 2016 6.087.746.000.000 18.576.774.000.000 32,77

131 PWON 2016 1.699.652.156.000 20.674.141.654.000 8,22

132 RUIS 2016 443.475.154.491 979.132.450.762 45,29

133 SCMA 2016 966.766.368.000 4.820.611.941.000 20,05

134 SIMP 2016 10.626.686.000.000 32.537.592.000.000 32,66

135 SMSM 2016 658.258.000.000 2.254.740.000.000 29,19

136 TCID 2016 935.344.860.312 2.185.101.038.101 42,81

137 TOTL 2016 186.495.179.000 2.950.559.912.000 6,32

138 TOTO 2016 881.751.585.677 2.581.440.938.262 34,16

139 TRST 2016 2.025.462.701.661 3.290.596.224.286 61,55

140 TURI 2016 1.860.835.000.000 4.977.673.000.000 37,38

141 UNTR 2016 12.072.399.000.000 63.991.229.000.000 18,87

142 UNVR 2016 9.529.476.000.000 16.745.695.000.000 56,91

143 WIIM 2016 330.448.090.705 1.353.634.132.275 24,41

144 WIKA 2016 3.465.843.202.000 31.096.539.490.000 11,15

Page 159: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

141

Lampiran 4

HASIL PERHITUNGAN VARIABEL FIRM SIZE

No Emiten Tahun Total Aset FIRM

1 ACST 2013 1.298.358.202.545 12,11

2 AKRA 2013 4.633.141.381.000 13,17

3 ASGR 2013 1.451.020.000.000 12,16

4 ASBI 2013 398.947.898.000 11,60

5 ASII 2013 213.994.000.000.000 14,33

6 ASRM 2013 1.167.762.378.643 12,07

7 AUTO 2013 12.617.678.000.000 13,10

8 BATA 2013 680.685.060.000 11,83

9 BBCA 2013 496.304.573.000.000 14,70

10 BBMD 2013 7.911.550.307.124 12,90

11 BBNI 2013 386.654.815.000.000 14,59

12 BBTN 2013 131.169.730.000.000 14,12

13 BMTR 2013 21.069.471.000.000 13,32

14 CSAP 2013 3.107.895.429.000 12,49

15 GEMA 2013 377.603.940.825 11,58

16 GGRM 2013 50.770.251.000.000 13,71

17 INDF 2013 78.092.789.000.000 13,89

18 MKPI 2013 2.838.815.438.871 12,45

19 MLBI 2013 1.782.148.000.000 12,25

20 MTLA 2013 2.834.484.171.000 12,45

21 PGLI 2013 68.177.883.499 10,83

22 PTBA 2013 11.677.155.000.000 13,07

23 PWON 2013 9.298.245.408.000 12,97

24 RUIS 2013 1.277.942.893.245 12,11

25 SIMP 2013 28.065.121.000.000 13,45

26 SMSM 2013 1.701.103.245.176 12,23

27 TCID 2013 1.465.952.460.752 12,17

28 TOTL 2013 2.226.418.477.000 12,35

29 TOTO 2013 1.746.177.682.568 12,24

30 TRST 2013 3.260.919.505.192 12,51

31 TURI 2013 3.465.316.000.000 12,54

32 UNTR 2013 57.362.244.000.000 13,76

33 UNVR 2013 13.348.188.000.000 13,13

34 WIIM 2013 1.229.011.260.881 12,09

35 WIKA 2013 12.594.962.700.000 13,10

36 ACST 2014 1.473.649.276.860 12,17

37 AKRA 2014 14.791.917.177.000 13,17

38 ASGR 2014 1.633.339.000.000 12,21

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 160: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

142

No Emiten Tahun Total Aset FIRM

39 ASBI 2014 39.681.392.000 11,64

40 ASII 2014 36.029.000.000.000 14,37

41 ASRM 2014 1.385.987.344.448 12,14

42 AUTO 2014 14.380.926.000.000 13,16

43 BATA 2014 774.891.087.000 11,89

44 BBCA 2014 2.423.892.000.000 14,74

45 BBMD 2014 8.672.083.709.182 12,94

46 BBNI 2014 16.573.708.000.000 14,62

47 BBTN 2014 44.575.961.000.000 14,16

48 BJTM 2014 37.998.046.000.000 13,58

49 BMTR 2014 25.365.211.000.000 13,40

50 CSAP 2014 3.308.917.601.000 12,52

51 GEMA 2014 420.613.021.533 11,62

52 GGRM 2014 58.220.600.000.000 13,77

53 INDF 2014 85.938.885.000.000 13,93

54 ITMG 2014 1.307.348.000.000 12,12

55 MKPI 2014 4.316.214.269.222 12,64

56 PGLI 2014 69.855.302.836 10,84

57 PTBA 2014 14.812.023.000.000 13,17

58 PWON 2014 16.770.742.538.000 13,22

59 RUIS 2014 1.264.142.659.644 12,10

60 SCMA 2014 4.728.435.671.000 12,67

61 SIMP 2014 30.996.051.000.000 13,49

62 SMSM 2014 1.749.395.000.000 12,24

63 TCID 2014 1.853.235.343.636 12,27

64 TOTL 2014 2.483.746.395.000 12,40

65 TOTO 2014 2.027.288.693.678 12,31

66 TRST 2014 3.261.285.495.052 12,51

67 TURI 2014 3.962.895.000.000 12,60

68 UNTR 2014 60.292.031.000.000 13,78

69 UNVR 2014 14.280.670.000.000 13,15

70 WIIM 2014 1.332.907.675.785 12,12

71 WIKA 2014 15.915.161.682.000 13,20

72 ACST 2015 1.929.428.000.000 12,29

73 AKRA 2015 15.203.129.563.000 13,18

74 ASGR 2015 1.810.083.000.000 12,26

75 ASBI 2015 494.002.999.000 11,69

76 ASII 2015 245.435.000.000.000 14,39

77 ASRM 2015 1.422.094.069.358 12,15

78 AUTO 2015 14.339.110.000.000 13,16

79 BATA 2015 795.257.974.000 11,90

80 BBCA 2015 594.372.770.000.000 14,77

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 161: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

143

No Emiten Tahun Total Aset FIRM

81 BBMD 2015 9.409.596.959.532 12,97

82 BBNI 2015 508.595.288.000.000 14,71

83 BBTN 2015 171.807.592.000.000 14,24

84 BJTM 2015 42.803.631.000.000 13,63

85 CSAP 2015 3.522.572.851.000 12,55

86 GEMA 2015 447.899.389.368 11,65

87 GGRM 2015 63.505.413.000.000 13,80

88 INDF 2015 91.831.526.000.000 13,96

89 ITMG 2015 1.178.363.000.000 12,07

90 MKPI 2015 5.709.371.372.467 12,76

91 MTLA 2015 3.620.742.578.000 12,56

92 PGLI 2015 65.103.319.418 10,81

93 PTBA 2015 16.894.043.000.000 13,23

94 PWON 2015 18.778.122.467.000 13,27

95 RUIS 2015 1.091.753.891.437 12,04

96 SCMA 2015 4.565.963.576.000 12,66

97 SIMP 2015 31.697.142.000.000 13,50

98 SMSM 2015 2.220.108.000.000 12,35

99 TCID 2015 2.082.096.848.703 12,32

100 TOTL 2015 2.846.152.620.000 12,45

101 TOTO 2015 2.439.540.859.205 12,39

102 TRST 2015 3.357.359.499.954 12,53

103 TURI 2015 4.361.587.000.000 12,64

104 UNTR 2015 61.715.399.000.000 13,79

105 UNVR 2015 15.729.945.000.000 13,20

106 WIIM 2015 1.342.700.045.391 12,13

107 WIKA 2015 19.602.406.034.000 13,29

108 ACST 2016 2.503.171.000.000 12,40

109 AKRA 2016 15.830.740.710.000 13,20

110 ASGR 2016 1.723.468.000.000 12,24

111 ASBI 2016 525.898.830.000 11,72

112 ASII 2016 261.885.000.000.000 14,42

113 ASRM 2016 1.434.654.843.080 12,16

114 AUTO 2016 14.612.274.000.000 13,16

115 BATA 2016 804.742.917.000 11,91

116 BBCA 2016 676.738.753.000.000 14,83

117 BBMD 2016 10.587.950.826.941 13,02

118 BBNI 2016 603.031.880.000.000 14,78

119 BBTN 2016 214.168.479.000.000 14,33

120 BJTM 2016 43.032.950.000.000 13,63

121 BMTR 2016 24.624.431.000.000 13,39

122 CSAP 2016 4.240.820.320.000 12,63

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 162: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

144

No Emiten Tahun Total Aset FIRM

123 GEMA 2016 681.245.836.220 11,83

124 GGRM 2016 62.951.634.000.000 13,80

125 INDF 2016 82.174.515.000.000 13,91

126 ITMG 2016 1.209.792.000.000 12,08

127 MKPI 2016 6.612.200.867.199 12,82

128 MLBI 2016 2.275.038.000.000 12,36

129 MTLA 2016 3.932.529.273.000 12,59

130 PTBA 2016 18.576.774.000.000 13,27

131 PWON 2016 20.674.141.654.000 13,32

132 RUIS 2016 979.132.450.762 11,99

133 SCMA 2016 4.820.611.941.000 12,68

134 SIMP 2016 32.537.592.000.000 13,51

135 SMSM 2016 2.254.740.000.000 12,35

136 TCID 2016 2.185.101.038.101 12,34

137 TOTL 2016 2.950.559.912.000 12,47

138 TOTO 2016 2.581.440.938.262 12,41

139 TRST 2016 3.290.596.224.286 12,52

140 TURI 2016 4.977.673.000.000 12,70

141 UNTR 2016 63.991.229.000.000 13,81

142 UNVR 2016 16.745.695.000.000 13,22

143 WIIM 2016 1.353.634.132.275 12,13

144 WIKA 2016 31.096.539.490.000 13,49

Page 163: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

145

Lampiran 5

HASIL PERHITUNGAN VARIABEL INVESTMENT OPPORTUNITY SET

No Emiten Tahun Jumlah saham

beredar

Harga

Saham

Penutupan

Total Ekuitas IOS

1 ACST 2013 500.000.000 2.302 560.442.562.162 205,35

2 AKRA 2013 3.880.727.500 4.375 8.074.320.321.000 210,27

3 ASGR 2013 1.348.780.500 1.670 1.451.020.000.000 155,23

4 ASBI 2013 174.193.236 485 128.043.912.000 65,98

5 ASII 2013 40.483.553.140 6.800 106.188.000.000.000 259,25

6 ASRM 2013 214.559.422 960 183.233.677.807 112,41

7 AUTO 2013 4.819.733.000 3.650 9.558.754.000.000 184,04

8 BATA 2013 1.300.000.000 1.060 396.853.165.000 347,23

9 BBCA 2013 24.655.010.000 9.600 63.966.678.000.000 370,02

10 BBMD 2013 4.090.090.000 1.570 1.930.963.193.620 332,55

11 BBNI 2013 18.648.656.458 3.950 47.683.505.000.000 154,48

12 BBTN 2013 10.564.853.500 870 11.556.753.000.000 79,53

13 BJTM 2013 36.000.000.000 375 5.718.663.000.000 236,07

14 CSAP 2013 2.895.037.800 180 716.874.227.000 72,69

15 GEMA 2013 320.000.000 470 150.661.179.797 99,83

16 GGRM 2013 1.924.088.000 42.000 29.416.271.000.000 274,72

17 INDF 2013 8.780.426.500 6.600 38.373.129.000.000 151,02

18 ITMG 2013 1.129.925.000 28.500 11.826.501.000.000 272,29

19 MLBI 2013 21.070.000 12.000 987.533.000.000 25,60

20 MTLA 2013 7.579.333.000 380 1.764.755.309.000 163,20

21 PGLI 2013 488.000.000 150 59.695.621.518 122,62

22 PTBA 2013 2.304.131.850 10.200 7.551.569.000.000 311,22

23 PWON 2013 48.159.602.400 270 4.102.508.882.000 316,95

24 RUIS 2013 770.000.000 192 261.898.079.767 56,45

25 SCMA 2013 14.621.601.234 2.625 2.789.457.238.000 1.375,96

26 SMSM 2013 1.439.668.860 863 1.006.799.010.307 123,40

27 TCID 2013 201.066.667 11.900 1.182.990.689.957 202,26

28 TOTL 2013 3.410.000.000 500 818.990.410.000 208,18

29 TOTO 2013 495.360.000 7.700 1.035.650.413.675 368,30

30 TRST 2013 2.808.000.000 250 1.709.677.140.374 41,06

31 TURI 2013 5.580.000.000 530 1.987.162.000.000 148,83

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 164: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

146

No Emiten Tahun Jumlah saham

beredar

Harga

Saham

Penutupan

Total Ekuitas IOS

32 UNTR 2013 3.730.135.136 19.000 35.648.898.000.000 198,81

33 UNVR 2013 7.630.000.000 26.000 4.254.670.000.000 4.662,64

34 WIIM 2013 2.099.873.760 670 781.359.304.525 180,06

35 WIKA 2013 6.139.968.000 1.580 3.226.958.875.000 300,63

36 ACST 2014 500.000.000 3.725 647.336.194.147 287,72

37 AKRA 2014 3.913.637.674 4.120 5.961.182.563.000 270,49

38 ASGR 2014 1.348.780.500 1.895 1.166.310.000.000 219,15

39 ASBI 2014 174.193.236 950 137.620.135.000 120,25

40 ASII 2014 40.483.553.140 7.425 120.324.000.000.000 249,82

41 ASRM 2014 214.559.422 1.285 231.162.618.575 119,27

42 AUTO 2014 4.819.733.000 4.200 10.136.557.000.000 199,70

43 BATA 2014 1.300.000.000 1.105 429.115.605.000 334,76

44 BBCA 2014 24.655.010.000 13.125 77.920.617.000.000 415,29

45 BBMD 2014 4.090.090.000 1.600 2.130.820.959.344 307,12

46 BBNI 2014 18.648.656.458 6.100 61.021.308.000.000 186,42

47 BBTN 2014 10.564.853.500 1.205 12.206.406.000.000 104,29

48 BJTM 2014 36.000.000.000 460 6.043.635.000.000 274,01

49 BMTR 2014 14.198.613.922 1.425 15.874.525.000.000 127,46

50 CSAP 2014 2.895.037.800 575 818.877.777.000 203,28

51 GEMA 2014 320.000.000 395 166.375.888.797 75,97

52 GGRM 2014 1.924.088.000 60.700 33.228.720.000.000 351,48

53 INDF 2014 8.780.426.500 6.750 41.228.376.000.000 143,76

54 ITMG 2014 1.129.925.000 15.375 11.175.288.000.000 155,46

55 MKPI 2014 948.194.000 15.300 2.161.794.247.668 671,08

56 MLBI 2014 2.107.000.000 11.950 553.797.000.000 4.546,55

57 PTBA 2014 2.304.131.850 12.500 8.670.842.000.000 332,17

58 PWON 2014 48.159.602.400 515 8.283.070.780.000 299,43

59 RUIS 2014 770.000.000 217 310.582.541.256 53,80

60 SCMA 2014 14.621.601.234 3.500 3.478.188.028.000 1.471,33

61 SIMP 2014 15.816.310.000 705 16.807.051.000.000 66,34

62 SMSM 2014 1.439.668.860 4.750 1.146.837.000.000 596,29

63 TCID 2014 201.066.667 17.525 1.283.504.442.268 274,54

64 TOTL 2014 3.410.000.000 1.120 7.992.348.130.000 47,79

65 TOTO 2014 990.720.000 3.975 1.231.192.322.624 319,86

66 TRST 2014 2.808.000.000 380 1.761.493.183.162 60,58

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 165: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

147

No Emiten Tahun Jumlah saham

beredar

Harga

Saham

Penutupan

Total Ekuitas IOS

67 TURI 2014 5.580.000.000 605 2.153.243.000.000 156,78

68 UNTR 2014 3.730.135.136 17.350 38.576.734.000.000 167,76

69 UNVR 2014 7.630.000.000 32.300 4.598.782.000.000 5.359,01

70 WIIM 2014 2.099.873.760 625 854.425.098.590 153,60

71 WIKA 2014 6.149.225.000 3.680 4.978.758.224.000 454,51

72 ACST 2015 500.000.000 3.020 664.859.000.000 227,12

73 AKRA 2015 3.949.030.235 7.175 7.286.175.343.000 388,88

74 ASGR 2015 1.348.780.500 1.800 1.059.943.000.000 229,05

75 ASBI 2015 174.193.236 440 160.705.086.000 47,69

76 ASII 2015 40.483.553.140 6.000 126.533.000.000.000 191,97

77 ASRM 2015 214.559.422 2.300 274.413.615.021 179,83

78 AUTO 2015 4.819.733.000 1.600 10.143.426.000.000 76,03

79 BATA 2015 1.300.000.000 900 547.187.208.000 213,82

80 BBCA 2015 24.655.010.000 13.300 89.624.940.000.000 365,87

81 BBMD 2015 4.090.090.000 1.560 2.263.834.427.402 281,85

82 BBNI 2015 18.648.656.458 4.990 78.438.222.000.000 118,64

83 BBTN 2015 10.582.345.000 1.295 13.860.107.000.000 98,87

84 BJTM 2015 36.000.000.000 437 6.295.461.000.000 249,89

85 BMTR 2015 14.198.613.922 1.100 15.294.612.000.000 102,12

86 GEMA 2015 320.000.000 328 188.172.274.177 55,78

87 GGRM 2015 1.924.088.000 55.000 38.007.909.000.000 278,43

88 INDF 2015 8.780.426.500 5.175 43.121.593.000.000 105,37

89 ITMG 2015 1.129.925.000 5.725 12.232.102.000.000 52,88

90 MKPI 2015 948.194.000 16.875 2.829.195.478.600 565,56

91 MLBI 2015 2.107.000.000 8.200 766.480.000.000 2.254,12

92 PGLI 2015 488.000.000 69 57.220.549.382 58,85

93 PTBA 2015 2.304.131.850 4.525 9.287.547.000.000 112,26

94 PWON 2015 48.159.602.400 496 9.455.055.977.000 252,64

95 RUIS 2015 770.000.000 215 338.413.465.428 48,92

96 SCMA 2015 14.621.601.234 3.100 3.413.675.712.000 1.327,81

97 SIMP 2015 15.816.310.000 332 17.231.401.000.000 30,47

98 SMSM 2015 1.439.668.860 4.760 1.440.248.000.000 475,81

99 TCID 2015 201.066.667 16.500 1.714.871.478.033 193,46

100 TOTL 2015 3.410.000.000 615 866.314.623.000 242,08

101 TOTO 2015 1.032.000.000 6.950 1.491.542.919.106 480,87

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 166: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

148

No Emiten Tahun Jumlah saham

beredar

Harga

Saham

Penutupan

Total Ekuitas IOS

102 TRST 2015 2.808.000.000 310 1.956.920.690.054 44,48

103 TURI 2015 5.580.000.000 600 2.380.116.000.000 140,67

104 UNTR 2015 3.730.135.136 16.950 39.250.325.000.000 161,08

105 UNVR 2015 7.630.000.000 37.000 4.827.360.000.000 5.848,12

106 WIIM 2015 2.099.873.760 430 943.708.980.906 95,68

107 WIKA 2015 6.149.225.000 2.640 5.438.101.365.000 298,52

108 ACST 2016 700.000.000 2.820 1.301.225.000.000 151,70

109 AKRA 2016 3.991.781.170 6.000 8.074.320.321.000 296,63

110 ASGR 2016 1.348.780.500 1.900 1.166.310.000.000 219,73

111 ASBI 2016 348.386.472 380 173.651.622.000 76,24

112 ASII 2016 40.483.553.140 8.275 139.906.000.000.000 239,45

113 ASRM 2016 214.559.422 2.690 310.491.043.060 185,89

114 AUTO 2016 4.819.733.000 2.050 10.536.558.000.000 93,77

115 BATA 2016 1.300.000.000 790 557.155.279.000 184,33

116 BBCA 2016 24.655.010.000 15.500 112.715.059.000.000 339,04

117 BBMD 2016 4.090.090.000 1.500 2.681.773.809.235 228,77

118 BBNI 2016 18.648.656.458 5.525 89.254.000.000.000 115,44

119 BBTN 2016 10.590.000.000 1.740 19.130.536.000.000 96,32

120 BJTM 2016 36.000.000.000 570 7.209.572.000.000 284,62

121 BMTR 2016 14.198.621.422 615 13.911.984.000.000 62,77

122 CSAP 2016 4.053.052.920 525 1.411.774.313.000 150,72

123 GEMA 2016 320.000.000 418 395.462.744.829 33,82

124 GGRM 2016 1.924.088.000 63.900 39.564.228.000.000 310,76

125 INDF 2016 8.780.426.500 7.925 43.941.423.000.000 158,36

126 ITMG 2016 1.129.925.000 16.875 12.192.229.000.000 156,39

127 MKPI 2016 948.194.000 25.750 3.714.904.308.188 657,24

128 MLBI 2016 2.107.000.000 11.750 820.640.000.000 3.016,82

129 MTLA 2016 7.655.126.330 354 2.502.402.530.000 108,29

130 PGLI 2016 488.000.000 57 57.879.959.097 48,06

131 PWON 2016 48.159.602.400 565 11.019.693.800.000 246,92

132 RUIS 2016 770.000.000 236 359.719.063.530 50,52

133 SCMA 2016 14.621.601.234 2.800 3.705.408.156.000 1.104,88

134 SIMP 2016 15.816.310.000 494 17.618.288.000.000 44,35

135 SMSM 2016 5.758.675.440 980 1.580.055.000.000 357,17

136 TCID 2016 201.066.667 12.500 1.783.158.507.325 140,95

Bersambung ke halaman selanjutnya

Page 167: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

149

No Emiten Tahun Jumlah saham

beredar

Harga

Saham

Penutupan

Total Ekuitas IOS

137 TOTL 2016 3.410.000.000 765 942.610.292.000 276,75

138 TOTO 2016 10.320.000.000 498 1.523.874.519.542 337,26

139 TRST 2016 2.808.000.000 300 1.932.355.184.014 43,59

140 TURI 2016 5.580.000.000 1.300 2.822.564.000.000 257,00

141 UNTR 2016 3.730.135.136 21.250 42.621.943.000.000 185,97

142 UNVR 2016 7.630.000.000 38.800 4.704.258.000.000 6.293,11

143 WIIM 2016 2.099.873.760 440 991.093.391.804 93,22

144 WIKA 2016 8.969.951.372 2.360 12.498.715.304.000 169,37

Page 168: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

150

Lampiran 6

HASIL OUTPUT SPSS 22 SEBELUM TRANSFORMASI

Regressions

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

DPR 145 .17 106.34 40.9228 24.04277

COLLAS 145 .79 316.68 29.7090 40.07705

FIRM 145 10.10 14.83 12.8671 .89616

IOS 145 25.60 4546.55 270.7940 472.71128

Valid N

(listwise) 145

Correlations

DPR COLLAS FIRM IOS

Pearson

Correlation

DPR 1.000 .302 -.025 .063

COLLAS .302 1.000 -.067 .032

FIRM -.025 -.067 1.000 -.046

IOS .063 .032 -.046 1.000

Sig. (1-tailed) DPR . .000 .382 .225

COLLAS .000 . .211 .351

FIRM .382 .211 . .290

IOS .225 .351 .290 .

N DPR 145 145 145 145

COLLAS 145 145 145 145

FIRM 145 145 145 145

IOS 145 145 145 145

Page 169: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

151

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 IOS,

COLLAS,

FIRMb

. Enter

a. Dependent Variable: DPR

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .307a .094 .075 23.12646 2.163

a. Predictors: (Constant), IOS, COLLAS, FIRM

b. Dependent Variable: DPR

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7828.443 3 2609.481 4.879 .003b

Residual 75411.467 141 534.833

Total 83239.910 144

a. Dependent Variable: DPR

b. Predictors: (Constant), IOS, COLLAS, FIRM

Page 170: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

152

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 35.734 28.027 1.275 .204

COLLAS .180 .048 .300 3.733 .000 .995 1.005

FIRM -.070 2.158 -.003 -.032 .974 .994 1.007

IOS .003 .004 .053 .666 .507 .997 1.003

a. Dependent Variable: DPR

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) COLLAS FIRM IOS

1 1 2.804 1.000 .00 .05 .00 .04

2 .696 2.007 .00 .21 .00 .80

3 .498 2.373 .00 .73 .00 .15

4 .002 34.397 1.00 .01 1.00 .00

a. Dependent Variable: DPR

Page 171: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

153

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value 35.1741 91.9627 40.9228 7.37321 145

Std. Predicted Value -.780 6.922 .000 1.000 145

Standard Error of

Predicted Value 1.986 17.560 3.223 2.096 145

Adjusted Predicted

Value 35.0446 135.6614 41.4201 10.97613 145

Residual -57.16285 58.04905 .00000 22.88429 145

Std. Residual -2.472 2.510 .000 .990 145

Stud. Residual -3.798 2.529 -.008 1.035 145

Deleted Residual -134.98140 61.86535 -.49733 25.85292 145

Stud. Deleted Residual -3.995 2.580 -.007 1.047 145

Mahal. Distance .069 82.025 2.979 9.239 145

Cook's Distance .000 4.910 .044 .410 145

Centered Leverage

Value .000 .570 .021 .064 145

a. Dependent Variable: DPR

Page 172: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

154

Page 173: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

155

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 145

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std.

Deviation 22.88429029

Most Extreme

Differences

Absolute .118

Positive .118

Negative -.074

Test Statistic .118

Asymp. Sig. (2-tailed) .000c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Runs Test

Unstandardiz

ed Residual

Test Valuea -4.17211

Cases < Test Value 72

Cases >= Test

Value 73

Total Cases 145

Number of Runs 71

Z -.416

Asymp. Sig. (2-

tailed) .677

a. Median

Page 174: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

156

Lampiran 7

HASIL OUTPUT SPSS 22 SETELAH TRANSFORMASI

Regression

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

SQRT DPR 144 .17 106.34 41.2022 23.88919

SQRT COLLAS 144 .79 316.68 29.5059 40.14201

SQRT FIRM 144 10.10 14.83 12.8707 .89824

SQRT IOS 144 25.60 3016.82 241.1013 310.29660

Valid N

(listwise) 144

Correlations

SQRT.

DPR

SQRT.

COLLAS

SQRT.

FIRM

SQRT.

IOS

Pearson

Correlation

SQRT.DPR 1.000 .322 -.008 .200

SQRT.COLLAS .322 1.000 -.202 -.066

SQRT.FIRM -.008 -.202 1.000 .042

SQRT.IOS .200 -.066 .042 1.000

Sig. (1-tailed) SQRT.DPR . .000 .461 .008

SQRT.COLLAS .000 . .008 .215

SQRT.FIRM .461 .008 . .309

SQRT.IOS .008 .215 .309 .

N SQRT.DPR 144 144 144 144

SQRT.COLLAS 144 144 144 144

SQRT.FIRM 144 144 144 144

SQRT.IOS 144 144 144 144

Page 175: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

157

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 SQRT.IOS, SQRT.FIRM,

SQRT.COLLASb

. Enter

a. Dependent Variable: SQRT.DPR

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .395a .156 .138 1.74579 1.973

a. Predictors: (Constant), SQRT.IOS, SQRT.FIRM, SQRT.COLLAS

b. Dependent Variable: SQRT.DPR

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 78.902 3 26.301 8.629 .000b

Residual 426.690 140 3.048

Total 505.592 143

a. Dependent Variable: SQRT.DPR

b. Predictors: (Constant), SQRT.IOS, SQRT.FIRM, SQRT.COLLAS

Page 176: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

158

Coefficienta

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.180 4.341 .272 .786

SQRT.COLLAS .256 .058 .348 4.379 .000 .956 1.046

SQRT.FIRM .789 1.191 .053 .663 .509 .959 1.043

SQRT.IOS .064 .023 .221 2.844 .005 .995 1.005

a. Dependent Variable: SQRT.DPR

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant)

SQRT.

COLLAS

SQRT.

FIRM

SQRT.

IOS

1 1 3.688 1.000 .00 .01 .00 .01

2 .214 4.155 .00 .61 .00 .30

3 .098 6.127 .00 .32 .00 .69

4 .001 80.296 1.00 .05 1.00 .00

a. Dependent Variable: SQRT.DPR

Page 177: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

159

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 4.8341 9.3868 6.1393 .74281 144

Std. Predicted Value -1.757 4.372 .000 1.000 144

Standard Error of

Predicted Value .153 .956 .268 .115 144

Adjusted Predicted

Value 4.7359 9.4991 6.1368 .74483 144

Residual -5.67598 3.80947 .00000 1.72738 144

Std. Residual -3.251 2.182 .000 .989 144

Stud. Residual -3.289 2.232 .001 1.004 144

Deleted Residual -5.80960 4.00185 .00248 1.77825 144

Stud. Deleted Residual -3.412 2.265 .001 1.012 144

Mahal. Distance .103 41.864 2.979 5.006 144

Cook's Distance .000 .214 .007 .020 144

Centered Leverage

Value .001 .293 .021 .035 144

a. Dependent Variable: SQRT DPR

Page 178: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

160

Page 179: PENGARUH COLLATERIZABLE ASSETS, FIRM SIZE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41630/2/PRATIWI... · “Pengaruh Collaterizable Assets, Firm Size dan Investment

161

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 144

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 1.72738081

Most Extreme

Differences

Absolute .060

Positive .060

Negative -.053

Test Statistic .060

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.06414

Cases < Test Value 72

Cases >= Test Value 72

Total Cases 144

Number of Runs 71

Z -.335

Asymp. Sig. (2-tailed) .738

a. Median