pengaruh penerapan building learning power (blp) terhadap perilaku akademik di smp negeri 1 sidoarjo

28
PENGARUH PENERAPAN BUILDING LEARNING POWER (BLP) TERHADAP PERILAKU AKADEMIK DI SMP NEGERI 1 SIDOARJO Nova Rina NR 1 , Lamijan Hadi Susarno 2 Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah wetan 1 [email protected] Abstrak: Pada perkembangan zaman sekarang ini, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat, maka semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Penulisan laporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Building Learning Power (BLP) di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Metode pengumpulan data dalam penulisan laporan dapat dikategorikan ke dalam studi lapangan yang meliputi wawancara, observasi data proses dan hasil pelaksanaan BLP di SMP Negeri 1 Sidoarjo, dan studi pustaka dari berbagai sumber yang ada dan mendukung. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar wawancara. Data hasil penerapan BLP diperoleh dari hasil pencontrengan tiap hari oleh masing-masing siswa pada lembar penerapan BLP yang telah disediakan guru BK. Lembar laporan pemantauan prilaku siswa, kreatifitas siswa, dan akademik. Dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa BLP yang telah diterapkan di SMP Negeri 1 Sidoarjo selama 2 (dua) tahun sejak tanggal 20 agustus 2008 memiliki pengaruh positif terhadap diri siswa dan peningkatan perilaku akademik. Penerapan BLP di SMP Negeri 1 Sidoarjo dilalui dengan beberapa langkah yang disesuaikan dengan kondisi sekolah itu sendiri, diantaranya: Membangun visi dan nilai, membangun kecakapan, membangun semangat, membangun sumber daya, melaksanakan rencana tindakan. Kata Kunci: Building Learning Power (BLP)

Upload: alim-sumarno

Post on 12-Aug-2015

218 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NOVARINA NUR ROKHMATILLAH, http://ejournal.unesa.ac.id

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

PENGARUH PENERAPAN BUILDING LEARNING POWER (BLP) TERHADAP PERILAKU AKADEMIK DI

SMP NEGERI 1 SIDOARJO

Nova Rina NR1, Lamijan Hadi Susarno2

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Negeri Surabaya

Kampus Lidah wetan1 [email protected]

Abstrak: Pada perkembangan zaman sekarang ini, keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap IPTEK. Semakin maju suatu masyarakat, maka semakin penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Penulisan laporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan Building Learning Power (BLP) di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Metode pengumpulan data dalam penulisan laporan dapat dikategorikan ke dalam studi lapangan yang meliputi wawancara, observasi data proses dan hasil pelaksanaan BLP di SMP Negeri 1 Sidoarjo, dan studi pustaka dari berbagai sumber yang ada dan mendukung. Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar wawancara. Data hasil penerapan BLP diperoleh dari hasil pencontrengan tiap hari oleh masing-masing siswa pada lembar penerapan BLP yang telah disediakan guru BK. Lembar laporan pemantauan prilaku siswa, kreatifitas siswa, dan akademik. Dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa BLP yang telah diterapkan di SMP Negeri 1 Sidoarjo selama 2 (dua) tahun sejak tanggal 20 agustus 2008 memiliki pengaruh positif terhadap diri siswa dan peningkatan perilaku akademik. Penerapan BLP di SMP Negeri 1 Sidoarjo dilalui dengan beberapa langkah yang disesuaikan dengan kondisi sekolah itu sendiri, diantaranya: Membangun visi dan nilai, membangun kecakapan, membangun semangat, membangun sumber daya, melaksanakan rencana tindakan.

Kata Kunci: Building Learning Power (BLP)

1. PENDAHULUAN

Pada perkembangan zaman sekarang ini, persaingan bebas sangat ketat yang terjadi sekarang ini mempengaruhi kehidupan manusia terutama dalam pendidikan. Dalam hal ini keluarga tidak mungkin lagi memenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam menghadapi persaingan bebas. Semakin maju suatu masyarakat, maka semakin penting peran sekolah dalam

mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Sekolah harus diupayakan sedemikian rupa agar mencerminkan suatu masyarakat Indonesia di masa depan sehingga peserta didik memperoleh peluang yang optimal dalam menyiapkan diri untuk melaksanakan peranannya.

Perkembangan anak pada zaman sekarang yang sangat pesat pada usia sekolah, dan mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak mampu memberikan seluruh fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi

Page 2: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern, maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru yang lebih luas berupa sekolah untuk mengembangkan semua potensinya. Pendidikan untuk siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa selama ini belum berjalan secara optimal. Masih banyak dijumpai siswa dengan bakat akademis yang mengalami gejala “prestasi kurang” atau underachiever.  Hal ini akan menghambat pemberdayaan potensi sumber daya manusia apabila terus berlangsung.

Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidup siswa, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan formal dirasakan urgensinya ketika keluarga tidak mampu lagi memberikan pendidikan yang wajar kepada anak-anaknya. Lembaga sekolah ini akhirnya diterima sebagai wahana proses kemanusiaan dan pemanusiaan kedua setelah keluarga. Pendidikan pada dasarnya harus menjadi lembaga yang membebaskan, yaitu merupakan lembaga yang di mana dalam prosesnya pendidikan seharusnya mengkondisikan siswa untuk mengenal dan mengungkapkan kehidupan yang senyatanya secara kritis. Pendidikan yang membebaskan tidak dapat direduksi menjadi sekedar usaha guru untuk memaksakan kebebasan kepada siswa, namun juga harus bias memberikan perubahan sikap yang mempengaruhi perilaku akademik siswa. Sementara itu, pendidikan yang membelenggu berusaha menanamkan kesadaran yang keliru kepada siswa sehingga mereka mengikuti alur kehidupan ini dan menerima realitas tanpa filter yang selektif.

Dalam kegiatan School Leadership Training didapat informasi

bahwa di negara-negara tersebut telah di kembangkan suatu proses pembelajaran dengan system Building Learning Power (BLP), suatu sekolah dikatakan baik jika memiliki nilai standar Building Learning Power (BLP) yang lebih baik nilai standar Building Learning Power (BLP) sebelumnya di sekolah tersebut. Mereka beranggapan bahwa jika siswa memiliki BLP baik, maka nilai kognitif, avektif, serata psikomotor siswa juga baik. Dan anggapan mereka benar, paling sedikit butuh waktu 15 tahun untuk mengetahui Building Learning Power (BLP) berhasil mengubah sistem pendidikan di negara tersebut . Sehingga sekolah merupakan tempat untuk mendidik siswa-siswi untuk menjadi orang yang sukses dalam menjalani kehidupan, dan nilai yang tertera di raport siswa merupakan nilai dari kemampuan siswa tersebut dalam upaya menjadi orang sukses menjalani kehidupannya. Building Learning Power (BLP) merupakan sistem yang ditamankan kepada diri siswa, sehingga siswa memiliki kepribadian yang tangguh, tertib, daya juang, dan kerja sama yang baik dalam berbagai hal. Baik dalam belajar pada khususnya, dan kehidupan sehari-hari pada umumnya. Pengalaman yang di dapat pada waktu mengikuti acara School Leadership Training membuat kepala Sekolah SMP N 1 Sidoarjo mengusulkan menggunakan sistem tersebut untuk mendukung sekolah agar visi sekolah dapat tercapai dengan baik.

Dari latar belakang masalah di atas, ruang lingkup masalah ini adalah memaksimalkan fungsi sekolah. Mengingat luasnya ruang lingkup yang ada, maka dalam penelitian ini tidak semua masalah harus diteliti. Berdasarkan kemampuan, tenaga, dan waktu, masalah yang tercakup dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan Building Learning Power

Page 3: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

(BLP) terhadap perilaku akademik siswa. Agar masalah yang diteliti lebih operasional maka masalah yang diteliti dalam pnelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut :a. Bagaimanakah penerapan

Building Learning Power (BLP) di SMP Negeri 1 Sidoarjo?

b. Adakah pengaruh penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa di SMP Negeri 1 Sidoarjo?Manfaat yang dapat diperoleh dari

penelitian penerpan Building Learning Power (BLP) ini, antara lain :1) Bagi Sekolah

Sistem yang diterapkan dapat membuat prestasi belajar yang diharapkan bisa tercapai dengan hasil yang baik, serta visi dan misi yang telah dirumuskan oleh sekolah dapat terlaksana dan hasilnya pun baik.

2) Bagi SiswaManfaat penelitian Building

Learning Power (BLP) bagi siswa disini adalah:a) Membantu siswa utuk belajar dengan

suasana yang menyenangkan tanpa dibebani oleh materi-materi yang seolah-olah terus dijejelkan dengan metode yang tidak menyenangkan,

b) Siswa bisa dengan bebas mengungkapkan apa yang meraka pikirkan dan mereka ingin sampaikan tanpa ada rasa takut,

c) Dapat memberikan motivasi pada siswa untuk lebih tertarik pada materi yang diberikan untuk meningkatkan prestasi belajar mereka di kelas.

3) Bagi Guru

Manfaat penelitian Building Learning Power (BLP) bagi guru disini adalah:a) Guru diharapkan dapat memberikan

metode belajar yang menyenangkan agara siswa dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan,

b) Guru dapat menerapkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tujuan dasar dari system yang diterapkan di sekolah.

4) Bagi PemerintahPemerintah dapat menerapkan

system Building Learning Power pada lembaga-lembaga pendididikan yang lain sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan di Indonesia bisa tercapai.

5) Bagi perkembangan Ilmu Teknologi Pendidikan

Manfaat penelitian Building Learning Power (BLP) bagi perkembangan ilmu Teknologi Pendidikan sendiri adalah:a) Menunjukkan bahwa kawasan Ilmu

Teknologi Pendidikan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

b) Menunjukkan bahwa suatu system yang diterapkan dalam metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Teknologi Pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam Teknologi Pendidikan, pemecahan

Page 4: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

masalah itu nampak dalam bentuk semua sumber belajar yang didisain dan/ atau dipilih dan/ atau dimanfaatkan. Sumber dalam Teknologi Pendidikan yaitu : resource is understood to include the tools, materials, devices, setting, and people that learners interact with to solve learning and performance problems. (Sumber belajar itu meliputi peralatan, bahan, pesan, lingkungan/latar, dan orang dimana pebelajar berinteraksi untuk pemecahan masalah pembelajaran dan kinerja). (AECT, 2007:213).

Teknologi pembelajaran secara konseptual didefinisikan sebagai : teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan system utuk belajar. Dalam definisi dapat dilihat dari enam kawasan teknologi pembelajaran, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan system belajar.

Clark (Fresen, 1996:23) mengatakan, “An instructional is any way to shape information that compensates for or supplants the cognitive processes necessary for achievement or motivation”. Menurutnya, metode pembelajaran adalah salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang mendukung proses kognitif dalam pencapaian prestasi dan pemberian motivasi. Metode pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, berfikir dan mengekspresiakan dirinya, serta mengajarkan kepada siswa “bagaimana belajar”. Intinya, bahwa setiap metode pembelajaran mengarahkan pada suatu rancangan pembelajaran yang membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai

dengan lebih efektif dan mudah. Metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan menerapkan sistem Building Learning Power (BLP). Maksudnya adalah sistem yang membantu murid untuk belajar lebih baik, mengembangkan kemampuan kekuatan belajarnya, dan mempersiapkan siswa untuk belajar setiap saat. Selain mempersiapkan siswa dalam pendidikan di sekolah, juga mempersiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat dengan masalah-masalah yang akan dihadapi siswa agar dapat mengambil keputusan dalam setiap masalah-masalah tersebut.

2. KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka ini akan dibahas tentang sejarah Building Learning Power (BLP), komponen Building Learning Power (BLP), penerapan proses pembelajaran Building Learning Power (BLP) di SMP Negeri 1Sidoarjo, dan hipotesis.

2.1 Sejarah Building Learning Power (BLP)

Building Learning Power (BLP) membahas tentang bagaimana membantu murid untuk belajar lebih baik, mengembangkan kemampuan kekuatan belajarnya, dan mempersiapkan murid untuk belajar setiap saat. Building Learning Power (BLP) berdasar pada penelitian yang luas pada individu tentang cara belajar dan juga pemikirannya, penelitian terbaru tentang kunci dari dimensi kekuatan belajar, praktek percobaan di sekolah lintas negara. Pencetus Building Learning Power (BLP) ialah Professor Guy Claxton, ia adalah seorang consultan program dan kepala inspirasi untuk “TLO's Building Learning Power programme”. Professor Guy Claxton

Page 5: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

memperkenalkan Building Learning Power (BLP) bertujuan untuk membantu guru agar tidak hanya menjejalkan materi-materi saj yang membuat siswa bosan, melainkan memberikan pengetahuan tentang kehidupan dan bagaimana mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi di masyarakat. Prinsip kerja dari Building Learning Power (BLP) adalah dengan menyediakan gambaran yang dibutuhkan dan sesuai untuk menjadi pelajar yang lebih baik.

Yang mendasari munculnya Building Learning Power (BLP) ini adalah keprihatinan Professor Guy Claxton terhadap masalah pendidikan yang ada pada zaman sekarang ini. Sekolah hanya difungsikan sebagai tempat menuntut ilmu saja dan prakteknya siswa terus dijejalkan materi-materi yang ada penyampaiannya seolah-olah membuat siswa merasa bosan. Seharusnya lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, mereka harus menyadari bahwa sekolah tidak hanya tempat menimba ilmu saja namun juga seharusnya memberikan pengetahuan tentang bagaimana menghadapi masalah-masalah yang akan muncul di dalam kehidupan nyata mereka sehingga mereka dapat mengatasi masalah-masalah tersebut. Modal awal sebelumnya yaitu belajar untuk mempelajari bermacam-macam ide, menumbuhkan karakter dan kebiasaan belajar siswa, mengembangkan keinginan dan kemampuan untuk belajar dengan cara yang berbeda, merubah budaya di dalam kelas dan suasana sekolah, merubah tanggung jawab untuk belajar yang berasal hanya dari guru menjadi belajar dari diri sendiri.

Kebebasan kreativitas guru dan siswa sebagai penelitian dalam belajar, dapat memberikan sekolah kesempatan

untuk mengetahui kekuatan belajar siswa. Dampak yang ditimbulkan dari Building Learning Power (BLP) ialah meningkatkan prestasi, meningkatkan akhlaq, meningkatkan motivasi, kecakapan pemikiran dalam belajar, meningkatkan kesenangan dalam belajar, membentuk kebiasaaan untuk terus belajar, meningkatkan kreativitas. Manfaat Building Learning Power (BLP) dapat terlihat dalam jangka pendek, dimulai dari hal kecil namum memiliki kekuatan yang kuat dalam membangun karakter, re-energises kemampuan guru, dapat bekerja dengan baik sebagai keutuhan strategi di dalam sekolah itu sendiri. Dalam penerapannya, Building Learning Power (BLP) memerlukan banyak waktu, pikir, dan sedikit kecerdikan sempurna.

Sesuai dengan sejarah Building Learning Power (BLP) sendiri, penerapan Building Learning Power (BLP) lebih ditekankan pada siswa untuk memberikan pemikiran pada kehidupan mereka sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah dan di masyarakat. Pemikiran tersebut membantu mereka untuk mempunyai tanggung jawab dalam belajar, sehingga mereka belajar dengan perasaan senang tidak terpaksa. Building Learning Power (BLP) juga membantu untuk memberikan replika kelas yang telah di atur sebagi tempat mereka di masyarakat, jadi bukan hanya belajar materi akademik saja melainkan juga di beri pengetahuna tentang kehidupan yang nantinya akan terjadi di masyarakat.

Dalam penerapan Building Learning Power (BLP) di setiap sekolah akan berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan visi dan misi sekolah dan keadaan sekolah tersebut yang maksudnya adalah keadaan guru dan siswa. Penelitian yang dilakukan oleh

Page 6: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

Professor Guy Claxton hanya dijadikan patokan dalam pelaksanaan Building Learning Power (BLP), sedangkan dalam penerapan di sekolah semua tergantung oleh kepala sekolah dan guru-guru di sekolah tersebut. Disini guru bertugas untuk membimbing siswa dalam pelajaran dengan membuat suasana yang menyenangkan serta dalam setiap pelajaran siswa dipancing untuk selalu bertanya tentang pelajaran dan merefleksikan terhadap kehidupan sehari-hari siswa, jadi disini siswa dilatih untuk bertanggung jawab serta mengolah cara berpikir mereka. Hal ini berfungsi sebagai bekal siswa nantinya agar bisa terjun ke masyarakat tanpa harus mereka merasa canggung dan bingung ketika mereka dihadapkan pada masalah yang harus mereka pecahkan dan selesaikan dengan pemikiran yang bijaksana.

2.2 Komponen Building Learning Power (BLP)

Mengembangkan kekuatan belajar dipengaruhi oleh empat aspek kerja pada pembelajaran siswa. Tugas yang pertama akan membantu mereka menjadi lebih ulet, mampu kunci dalam belajar dan untuk menentang pengacauan baik dari luar maupun dari dalam. Tugas yang kedua membantu mereka menjadi lebih cerdas, mampu mendukung suatu strategi dan metode pelajaran yang sesuai. Tugas yang ketiga membangun kemampuan untuk merefleksi, untuk berpikir secara lebih baik tentang pelajaran dan diri mereka sebagai pelajar. Dan tugas yang keempat akan membuat mereka mampu untuk dapat timbal balik, menggunakan interaksi di lingkungannya merupakan cara yang paling produktif, bertanggung jawab dan menyenangkan.

Tabel 1: Pengelompokan Komponen Building Learning Power (BLP)

Penerapan Building Learning Power (BLP) ke dalam tindakan tidak cukup sekedar ingin tahu, suatu yang cepat dapat menentukan/memperbaiki, atau suatu keajaiban yang dapat menyelesaikan berbagai kesulitan dan permasalahan yang ada. Hal itu membutuhkan perjalanan panjang yang dimulai dengan beberapa langkah-langkah kecil dan mampu untuk menggeser cara dasar berfikir para guru, cara mereka memberi pengajaran, dan keseluruhan etos dan hidup dari suatu sekolah.

Para guru melakukan banyak upaya dalam rangka menciptakan yang membedakan “kultur kelas” mereka sendiri. Sebagian dari ini adalah hasil dari berbagai pilihan secara langsung: sebagai contoh, apakah untuk menempatkan para siswa dalam bekerja perlu digolongkan, atau membiarkan mereka memilih mitra mereka sendiri. Orang yang lain boleh mencerminkan lebih sedikit kebiasaan berkomunikasi atau reaksi emosional. Bagaimana mereka bereaksi terhadap jawab salah atau gangguan tidak sopan. Keluar dari semua aspek dari gaya guru ini, dari beberapa hal itu ada yang berbenturan dengan pengembangan pelajaran dengan menggerakkan lebih dari yang lain. Para guru dapat mempromosikan kekuatan belajar melalui: (a) apa yang mereka tegaskan dengan menghargai dan mendiskusikan pada keseluruhan kelas; ( b) bagaimana mereka bertemu dengan menggolongkan dan individu tentang prestasi dan pelajaran mereka;

Page 7: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

( c) aktivitas yang mereka pilih; dan ( d) apa yang mereka modelkan sendiri tentang pelajaran. Kita sebut empat kategori umum ini dengan: menjelaskan, mengomentari, mengarang dan modeling.

2.3 Penerapan Proses Pembelajaran Building Learning Power (BLP) di SMP Negeri 1 Sidoarjo

Building Learning Power (BLP) merupakan hal baru bagi dunia pendidikan di Indonesia dan yang dirintis di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Untuk penerapannya tidaklah mudah, butuh beberapa proses dan kesiapan dari setiap warga sekolah. Pewacanaan terhadap guru, warga sekolah, dan wali murid merupakan hal awal yang perlu dilakukan. Dukungan dari guru, guru mata pelajaran, wali kelas, wali murid, dan sekolah terus dilakukan dan difahamkan secara perlahan. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk membiasakan Building Learning Power (BLP). Building Learning Power (BLP) diwacanakan pada setiap murid baru dalam kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS).

Penerapan Building Learning Power (BLP) di SMP Negeri 1 Sidoarjo merupakan salah satu upaya untuk mencapai visi dan misi sekolah yang telah ada. Dalam program pengembangan SMP Negeri 1 Sidoarjo terdapat beberapa tahapan kegiatan diantaranya :a) Building vision and value

(membangun visi dan nilai).b) Building skill (membangun

kecakapan).c) Building incentive (membangun

semangat).d) Building resource (membangun

sumber daya).

e) Conduct action plan (melaksanakan rencana tindakan).

Dalam tahapan Building vision and value (membangun visi dan nilai) terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah. Dari tujuan tersebut kemudian dibuat indikator visi, ketercapaian visi, dan target tahun pelajaran selanjutnya. Komponen-komponen Building Learning Power (BLP) yang dapat dimasukkan dan sesuai dengan visi sekolah kemudian dijadikan indikator ketercapaian visi dari sekolah, yang penjabarannya sebagai berikut :

Tabel 2: Visi Sekolah dan indikator-indikator di dalamnya

No Visi Indikator Uraian

1. Berakhlaq Tertib Beribadah, pakaian, kehadiran

Peduli Diri sendiri, sesame, lingkungan

Santun Perkataan, perbuatan

2. Kreatif Disiplin Tekun belajar, membuat pertanyaan

Dedikasi Eksplorasi, mandiri

Daya Juang Bekerja keras, fleksibel

3. Berprestasi

Niali sesuai KKM

Hasil penilaian > KKM

Nilai Ujian > 8

Nilai smester, Ujian, dan UN > 8

Menjuarai Lomba

Kejuaraan yang dicapai (jika ada)

Dari indikator tersebut kemudian dibuat penilaian terhadap siswa dalam kesehariannya. Penilaian dilakukan oleh tian individu siswa, dengan cara mencontreng lembaran penilaian sikap yang telah disediakan BK. Sedangkan pengevaluasi nilai dilakukan oleh guru BK, dari jumlah contrengan di lembar penilaian siswa di tiap-tiap kelas. Penilaian dilakukan tiap minggu, bulan, dan semester. Nilai semester Building Learning Power (BLP) akan dimasukkan ke dalam raport Building Learning Power (BLP). Raport Building

Page 8: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

Learning Power (BLP) merupakan raport selain raport akademik siswa. Raport ini juga akan diketahui oleh orang tua/wali murid siswa. Meskipun baru berjalan selama kurang lebih dua tahun, namun hasil dari penerapan Building Learning Power (BLP) sudah dapat dilihat dan dirasakan. Baik bagi siswa, guru, dan sekolah. Building Learning Power (BLP) berdampak positif pada prestasi dan juga sikap siswa dalam keseharian.

Dalam penerapan Building Learning Power (BLP) baik guru maupun siswa harus bias bekerja sama dengan baik. Penerapan Building Learning Power (BLP) yang seharusnya dilakukan agar dapat berjalan dengan baik, guru disini memegang peran yang sangat penting dalam penerapan Building Learning Power (BLP), guru harus bisa membaca karakteristik masing-masing siswa agar lebih memudahkan dalam memberikan metode yang sesuai agar siswa merasa senang dan tidak terpaksa dalam mengikuti pelajaran.

Dalam penerapan Building Learning Power (BLP) siswa juga diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap apapun yang akan dilakukan, sehingga siswa secara otomatis akan belajar tanpa disuruh karena siswa merasa belajar merupakan tanggung jawab mereka. Siswa dibantu untuk dapat mengambil keputusan dalam segala hal untuk bisa mengambil keputusan ketika siswa sudah terjun ke masyarakat.

Penerapan Building Learning Power (BLP) yang diterapkan di SMP Negeri 1 Sidoarjo yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar ataupun perilaku akademik siswa di SMP Negeri 1 Sidoarjo dikatakan berhasil. Ini terbukti dari nilai yang ditunjukkan oleh siswa dari nilai tiap semester serta peningkatan tanggung jawab siswa

terhadap hal-hal yang dilakukan sehari-hari juga dapat dilihat dari wawancara antara guru dan wali murid ketika diadakan pertemuan antara guru dengan wali murid yang tujuannya sendiri adalah untuk mengetahui seberapa efektif penerapan Building Learning Power (BLP) dan ternyata hasilnya dapat dilihat tidak hanya di sekolah saja. Peningkatan yang dirasakan oleh pihak sekolah yakni terhadap peningkatan siswa di sekolah maupun siswa di rumah dan di masyarakat, jadi tidak hanya dalam prestasi belajar siswa saja ataupun kepribadian siswa, visi dan misi sekolah juga dapat dicapai dengan baik.

Dalam akademik di SMP N 1 Sidoarjo yang didukung dengan penerapan Building Learning Power (BLP) sangat berpengaruh dan hasilnya bagus. Selain dalam akademik siswa, visi sekolah yang terdiri dari tertib, sopan, santun, disiplin, dedikasi, dan daya juang juga memberikan perubahan pada setiap siswa. Dalam Penerapan Building Learning Power (BLP) tidak hanya mengacu pada akademik saja, namun juga pada perilaku siswa sehingga Building Learning Power (BLP) sangat efektif diterapkan di SMP Negeri 1.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dipandang sebagai dugaan yang bersifat sementara yang masih memerlukan pembuktian benar tidaknya. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1993:62).

Dari pengertian dasar yang diuraikan di atas, maka hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti dalam

Page 9: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

penelitian penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa SMP N 1 Sidoarjo terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara Penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa sebelum diterapkan Building Learning Power (BLP) dan setelah sekolah menerapkan Building Learning Power (BLP) di SMP N 1 Sidoarjo.

3. METODE PENELITIAN

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Penelitian ilmiah ini merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara berencana dan sistematik untuk memperoleh jawaban terhadap suatu permasalahan. Sedangkan prosedur yang digunakan dalam penelitian disebut metodologi penelitian.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian komparatif. Tujuan penelitian komparatif adalah untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. Penelitian komperatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat sebagai “dependent variable” dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah comparative research, yaitu tipe

penelitian dengan membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. Pada penelitian ini akan diidentifikasi suatu fakta sebagai variabel yang dipengaruhi dan melakukakan penyelidikan terhadap fakta-fakta yang mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel terikatnya adalah pengaruh penerapan Building Learning Power (BLP) , dinyatakan dalam uraian berhasil atau tidak terhadap perilaku akademik siswa SMP N 1 Sidoarjo, sedangkan variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat adalah perilaku akademik siswa, yang semuanya dinyatakan dalam bentuk laporan nilai belajar siswa (raport siswa). Untuk mencapai mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan alat analisis regresi berganda. Dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tujuan dari penelitian komparatif adalah Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.

3.2 Ciri-ciri pokok penelitian Komparatif

Penelitian komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan

Page 10: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

maknanya. Metode komparatif adalah baik untuk berbagai keadaan kalau metode yang lebih kuat, yaitu metode eksperimental, tak dapat digunakan ketika:a. Apabila tidak selalu mungkin untuk

memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.

b. Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.

c. Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika  diragukan/ dipertanyakan.

Studi komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu. Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau

hipotesis-hipotesis saingan yang mungkin diajukan yang dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat. Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan, menyebabkan masalah menjadi sangat kompleks. Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu dan oleh lain sebab pada kejadian lain.

Apabila saling hubungan antara dua variabel telah diketemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.

Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan, karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur , bervariasi dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna. Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada yang mempunyai kesamaan dalam berbagai hal kecuali dalam hal dihadapkannya pada kepada variabel bebas adalah sangat sulit.

Page 11: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah guru sebagai informan yang memberikan informasi tentang penerapan BLP di SMP N 1 Sidoarjo. Guru yang peneliti wawancara adalah guru bidang kurikulum dan gruru BK selaku evaluator penerapan BLP di SMP N 1 Sidoarjo. Selain guru sebagai informan, peneliti juga mengambil subyek penelitian siswa, yaitu niai-nilai siswa. Sebagai salah satu sekolah terbaik di Sidoarjo minat belajar siswa sangat tinggi sehingga penerapan Building Learning Power (BLP) dapat membantu lebih meningkatkan pendidikan dan perilaku siswa SMP Negeri 1 Sidoarjo. Dukungan dari orang tua yang sangat memperhatikan pendidikan anak mereka, sehingga terjadi kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua yang membuat Building Learning Power (BLP) dapat lebih efektif dalam penerapannya.

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumentasi. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar. Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto (2006: 132), teknik dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t, untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, dan untuk melihat pengaruh penggunaan media grafis komik terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa, maka digunakan rumus t-score untuk sampel-sampel yang berkorelasi. Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen memiliki pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen secara untuk setiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai t-hitung adalah sebagai berikut:

Rumus Uji Signifikansi (Uji t )

t =

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pre test dengan post test

n = subjek pada sampel

∑x2 = jumlah kuadrat deviasi

d.b = ditentukan dengan N-1

xd = devisiasi masing-masing subjek (d-Md)

Setelah didapatkan nilai t-hitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:a) Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho

ditolak (ada hubungan yang signifikan)

Md

√(∑ x2 d ) /n (n−1 )

Page 12: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

b) Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho diterima (tidak ada hubungan yang signifikan)

Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan n-2 pada level of significance sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf keyakinan 95% atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak signifikan.

4. HASIL PENELITIAN

Dalam hasil penelitian data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu melalui observasi dan melakukan wawancara. Dari hasil observasi didapat data yang menunjukkan bagaimana pelaksanaan Building Learning Power (BLP) di sekolah, sedangkan untuk wawancara didapat data yang menjelaskan seperti apa Building Learning Power (BLP) itu laksanakan di sekolah serta tujuan dari Building Learning Power (BLP) itu berhasil atau tidak. Oleh karena itu, dalam Bab IV ini hanya disajikan kesimpulan dari data nilai BLP siswa dan hasil wawancara dengan pihak sekolah sebagai kata kunci dari data yang sudah didapat di lapangan. Untuk data selengkapnya dapat dibaca pada halaman lampiran.

4.1 Analisis Data

Dalam analisis data ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari data yang telah didapat di lapangan, yaitu data dari :

a. Hasil WawancaraPada hasil wawancara ini penulis

akan menguraikan inti dari jawaban pertanyaan yang telah diajukan kepada narasumber, yakni Bu Esther sebagai guru mata pelajaran bahasa inggris serta

bagian kurikulum. Penulis akan mengambil kesimpulan dari hasil wawancara tersebut, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.

Ide awal penerapan BLP tersebut di dapat dari bapak Margono selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Sidoarjo yang mewakili Indonesia dalam acara School Leadeiship Training yang mana BLP tersebut sudah diterapkan di Negara-negara maju. BLP diterapkan di SMP Negeri 1 Sidoarjo karena merupakan salah satu upaya untuk mencapai visi dan misi SMP Negeri 1 Sidoarjo. Selain itu juga sebagai salah satu prose pengembalian fungsi sekolah, yakni sebagai tempat menempa siswa menjadi orang sukses baik di dunia maupun di akhirat.

BLP yang telah diterapkan selama dua tahun sejak tanggal 20 agustus 2008 di SMP Negeri 1 Sidoarjo ternyata mulai memperlihatkan hasil yang memuaskan, walaupun masih banyak yang harus dibenahi. Untuk proses penerapan BLP itu sendiri yakni dengan pewacanaan kepada guru dan karyawan di SMP Negeri 1Sidoarjo tentang BLP, perencanaannya sendiri merupakan aplikasi dari visi dan misi sekolah yang kemudian membuat perencanaan tentang pelaksanaan serta membangun kecakapan dan membangun semangat para guru dan karyawan sekolah. Yang berperan dalam pelaksanaan BLP adalah struktur sekolah yang meliputi kepala sekolah, staff dan karyawan, Guru BK, wali kelas, guru mata pelajaran, murid dan orang tua murid juga memiliki peran dalam pelaksanaan BLP di sekolah. Dasar penerapan BLP di SMP N 1 Sidoarjo ini adalah sebagai penunjang ketercapaian visi sekolah serta menanamkan tanggung jawab pada siswa SMP N1 Sidoarjo.

Sistem evaluasinya sendiri dilakukan oleh siswa sendiri, yaitu dengan mencontreng komponen-

Page 13: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

komponen dari penerapan BLP yang dilakukan setiap hari. Kemudian hasilnya di rekap oleh guru BK setiap minggu, bulan, semester yang nantinya akan dimasukkan dalam Raport BLP. Untuk hasil penerapan BLP cukup berpengaruh positif terhadap kepribadian dan akademis siswa. Siswa memiliki tanggung jawab yang lebih baik dari sebelumnya, ini terbukti dari hasil wawancara guru dengan orang tua murid setiap kali ada pertemuan antar guru dengan orang tua murid. Dalam BLP siswa diajarkan untuk bertanggung jawab dan mampu mengatasi masalah yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian BLP dikatakan sukses karena tujuan dari BLP itu sendiri sudah dapat dilihat hasilnya.

b. Hasil data nilai siswaUntuk standart penilaian Building

Learning Power ( BLP) yang dijadikan patokan nilai Building Learning Power ( BLP) yang diterapkan di SMP Negeri 1 Sidoarjo didapat dari standar nilai yang telah di tetapkan sebagai nilai pencapaian keberhasilan Building Learning Power ( BLP) yang telah ditetapkan oleh Professor Guy Claxton sebagai pencetus Building Learning Power ( BLP) tersebut. Penilaian yang dilakukan oleh sekolah yakni terdiri dari beberapa indikator visi sekolah yang kemudian dibuat sebagai penilaian terhadap siswa dalam kesehariannya.

Keterangan noble didapat siswa apabila siswa mendapat nilai A, dengan keterangan sangat baik. Well untuk siswa yang mendapat nilai B yaitu baik. Commendable untuk siswa yang mendapat siswa nilai C yaitu cukup baik, namun jarang ada siswa yang mendapatkan nilai C. Rata-rata siswa mendapat noble atau well. Sedangkan untuk siswa yang mendapat D, yaitu Inadequate yang artinya kurang baik.

Untuk uraian keterangan kode penilaian Building Learning Power (BLP) di atas dapat diuraikan sebagai berikut:a) Tertib

Untuk penilaian siswa yang termasuk pada tertib disini adalah beribadah, pakaian, dan kehadiran siswa. Untuk beribadah sendiri di nilai pada saat siswa melakukan ibadah yang diberi waktu khusus oleh sekolah untuk beribadah. Sedangkan untuk pakaian dinilai dari cara berpakaian siswa, sesuai aturan yang ditetapkan sekolah atau tidak dan kehadiran siswa dinilai dari kehadiran siswa di sekolah atau di kelas.b) Peduli

Untuk peduli yang di ajarkan pada siswa adalah peduli terhadap diri sendiri, sesama, dan lingkungan. Peduli pada diri sendiri disini berati bagaimana siswa memperlakukan diri sendiri dengan menjaga sikap dan penampilannya. Peduli terhadap sesama penilaiannya terhadap siswa bagaimana siswa memperlakukan teman, guru, maupun warga sekolah (penjaga sekolah, penjaga kantin,dll), dan bagaimana siswa peduli terhadap lingkungan dengan menjaga kebersihan.c) Santun

Santun dinilai dari perkataan dan perbuatan siswa selama di sekolah maupun di luar sekolah. Di SMP Negeri 1 Sidoarjo di ajarkan kebiasaan 3 S, yaitu senyum, sapa, dan salam jadi dengan kebiasaan yang di tanamkan pada siswa membantu siswa itu sendiri untuk bersikap santu baik dalam perkataan maupun perbuatan.d) Disiplin

Siswa disini di ajarkan untuk disiplin, disiplin disini berarti siswa disiplin dalam belajar yaitu dengan tekun belajar dan aktif di dalam kelas dengan membuat pertanyaan. Siswa di biasakan untuk membuat pertanyaan

Page 14: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

pada setiap mata pelajaran minimal 2 (dua) pertanyaan, disini tujuan membuat pertanyaan adalah agar siswa terbiasa untuk bertanya dan secara tidak langsung siswa terbiasa menganalisis suatu masalah dan membuat siswa belajar bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi siswa tersebut.e) Dedikasi

Untuk penilaian dedikasi ini guru menilai dari bagaimana siswa bereksplorasi dalam mengikuti pelajaran di kelas maupun pada kegiatan di luar kelas. Dedikasi ini juga menilai siswa dari kemandirian masing-masing siswa dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya.f) Daya juang

Siswa harus memiliki daya juang, yaitu bagaimana siswa bekerja keras untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh siswa tersebut. Siswa diajarkan untuk bisa fleksibel terhadap segala sesuatu yang dihadapi dan akan dihadapi kelak di luar sekolah. Untuk penilaian yang lengkap dapat dibaca pada lampiran daftar nilai Building Learning Power (BLP).

Dalam penelitian ini data yang diperoleh diproses menggunakan rumus uji t untuk mengetahui adakah pengaruh penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa sebelum diterapkan Building Learning Power (BLP) dan sesudah diterapkan Building Learning Power (BLP). Untuk lebih lengkap tentang penerapan rumus uji t yang digunakan dapat dilihat pada lampiran. Dalam penggunaan rumus uji t ini didapat hasil bahwa t-hitung > t-tabel, sehingga Ho ditolak (ada hubungan yang signifikan) antara penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa. Ketika mereka harus di hadapkan pada pilihan yang mengharuskan mereka memilih.

4.2 Kesimpulan Data Penelitian

Data yang penulis lampirkan adalah data hasil penerapan BLP di SMP Negeri 1 Sidoarjo tahun akademik 2008-2009. Data tersebut penulis peroleh dari guru bagian kurikulum sebagai narasumber yang memberikan informasi tentang BLP dan penerapannya di sekolah tersebut serta dengan guru BK selaku pengevaluasi BLP siswa. Penulis melakukan wawancara dengan guru bagian kurikulum karena untuk penerapan kurikulum ini termasuk pada bagian kurikulum. Data tersebut yang didapat merupakan data hasil secara keseluruhan selama per semester. Data hasil penerapan siswa dikumpulkan per minggu, kemudian dianalis per mingguan, per bulan, per semester. Data yang diperoleh untuk dimasukkan pada data nilai BLP didapat dari keseharian siswa dengan mencontreng komponen-komponen dari BLP tersebut.

Hasil analisis BLP semester merupakan hasil akhir dari nilai penerapan BLP siswa, yang akan dimasukkan kedalam raport BLP. Raport BLP atau yang disebut “Learning Power Progress Report” merupakan raport yang juga diterima siswa disamping raport hasil belajar siswa. Learning Power Progress Report berisi 3 aspek yang terdiri dari Berakhlaq, kreatifitas, dan prestasi. Tiga aspek ini merupakan komponen dari visi sekolah. Di dalam 3 kompenen tersebut dijabarkan lagi menjadi beberapa komponen pendukung, yang penilaiannya merupakan hasil penerapan BLP masing-msasing siswa setiap hari selama satu semester. Jadi tujuan dari BLP sendiri sudah tercermin dari visi dan misi dari SMP Negeri 1 Sidoarjo. Data hasil penerapan BLP diperoleh dari hasil pencontrengan tiap hari oleh masing-masing siswa pada

Page 15: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

lembar penerapan BLP yang telah disediakan guru BK. Lembar laporan pemantauan prilaku siswa, kreatifitas siswa, dan akademik. Setelag diperoleh data-data tersebut maka guru BK selaku evaluator dapat diperoleh data hasil BLP di sekolah tersebut.

Dari data yang telah ditampilkan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh positif penerapan BLP terhadap prestasi siswa di SMP Negeri 1 Sidoarjo. Pengaruh tersebut telah dibuktikan dengan pengujian dengan rumus uji beda atau uji t. Berdasarkan perhitungan di atas dengan taraf signifikan 5% db = 24 - 1 = 23 sehingga diperoleh t tabel 4.28. Ternyata tidak semua t hitung < t tabel, maka tidak semua Ho ditolak sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak semua aspek dalam Building Learning Power (BLP) terdapat pengaruh yang signifikan untuk penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa di SMP N 1 Sidoarjo. Peningkatan nilai penerapan BLP siswa juga dibarengi dengan peningkatan prestasi akademik siswa. BLP juga membentuk karakter siswa dalam belajar dan kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari keseharian siswa di sekolah maupun di rumah dan juga di masyarakat dalam bersosialisasi dengan masyarakat yang ada di sekitar siswa.

Dalam pengamatan penulis selama melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Sidoarjo, sebagian besar siswanya memiliki sikap yang santun. Hal ini didukung dengan adanya program sekolah senyum, sapa, dan salam pada semua warga SMP Negeri 1 Sidoarjo. Pertama yang dilakukan ialah dengan membuat kebiasaan terhadap diri siswa, dan dari kebiasaan itu akan terbentuk karakter siswa. Dimana karakter tersebut akan melekat pada diri siswa, dan akan diaplikasikan dalam kesehariannya sepanjang umurnya. Dari

sinilah fungsi sekolah itu benar-benar terlihat. Sekolah tidak hanya sebagai tempat menimba ilmu tetapi juga merupakan tempat untuk menyiapkan siswanya menjadi orang sukses dalam menjalani kehidupannya. Sehingga siswa tidak akan merasa canggung atau terkejut dengan keadaan yang nantinya ada di dalam kehidupannya kelak ketika mereka harus terjun dan berbaur dengan masyarakat. Siswa juga akan terbiasa membuat dan mengambil keputusan yang tepat ketika mereka harus di hadapkan pada pilihan yang mengharuskan mereka memilih.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada pembahasan kesimpulan disini akan dibahas tentang kesimpulan dari keseluruhan isi jurnal dan saran bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data, dapat diketahui bahwa BLP yang telah diterapkan di SMP Negeri 1 Sidoarjo memiliki pengaruh positif terhadap diri siswa dan peningkatan prestasi akademik siswa yang diuji menggunakan rumus uji t. Hal ini juga terlihat dari keseharian siswa, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat. Pengenalan Building Learning Power (BLP) mengajarkan siswa itu sendiri untuk bertanggung jawab atas semua yang dilakukan untuk dirinya sendiri maupun orang lain, dengan tanggung jawab itu secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap prestasi belajar karena siswa memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai pelajar yaitu belajar dan mengerjakan tugas dan membantu orang tua di rumah. Siswa juga bisa belajar untuk mengatasi masalah yang

Page 16: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

nantinya akan dihadapi di masyarakat dan dalam kehidupannya kelak. Penerapan Building Learning Power (BLP) di SMP N1 Sidorjo sedikit berbeda dengan penerapan Building Learning Power (BLP) yang di adopsi dari Guy Claxton, namun pada intinya SMP N 1 Sidoarjo ingin mengembalikan fungsi sekolah yang tidak hanya menjadi tempat menuntut ilmu saja.

Penerapan BLP di SMP Negeri 1 Sidoarjo dilalui dengan beberapa step yang disesuaikan dengan kondisi sekolah itu sendiri, diantaranya :a. Building vision and value

(membangun visi dan nilai).b. Building skill (membangun

kecakapan).c. Building incentive (membangun

semangat).d. Building resource (membangun

sumber daya).e. Conduct action plan (melaksanakan

rencana tindakan).Hal-hal yang mempengaruhi

keberhasilan penerapan Building Learning Power (BLP) disini selain input siswa yang sudah baik, namun masih ada kekurangan dalam membantu guru dalam melakukan pengajaran proses belajar di kelas karena siswa cenderung kurang aktif dan bosan. Dengan diterapkan Building Learning Power (BLP) siswa perlaan-lahan di ajarkan untuk bisa lebih menyenangi belajar karena guru mengajarkan bahwa belajar merupakan kewajiban siswa,jadi tanpa disuruh mereka akan melaksanakan tanggung jawab mereka dengan baik disini termasuk disini mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Selain itu juga siswa juga dibiasakan untuk aktif dalam pelajaran dengan selalu membuat pertanyaan untuk setiap siswa. Selain itu juga siswa akan selalu diberi waktu

untu8k menganalisis pelajaran yang telah diajarkan, dan memberikan pendapat mereka sesuai dengan pengalaman dan pemahaman masing-masing siswa. Berdasarkan perhitungan di atas dengan taraf signifikan 5% db = 24 - 1 = 23 sehingga diperoleh t tabel 4.28. Ternyata tidak semua t hitung < t tabel, maka tidak semua Ho ditolak sehingga hal ini menunjukkan bahwa tidak semua aspek dalam Building Learning Power (BLP) terdapat pengaruh yang signifikan untuk penerapan Building Learning Power (BLP) terhadap perilaku akademik siswa di SMP N 1 Sidoarjo.

5.2 Saran

Dari hasil analisis data yang didapat selama penelitian, maka penelti dapat memberikan saran:a. Penerpan Building Learning

Power (BLP) dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan pendidikan di SMP N 1 Sidoarjo, sehingga bisa diterapkan pada sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan Building Learning Power (BLP) yang memiliki karateristik yang sama dengan SMP N 1 Sidoarjo.

b. Pengaruh penerapan Building Learning Power (BLP) di SMP N 1 Sidoarjo memberikan perubahan yang sangat besar pada diri siswa baik pada kepribadian siswa maupun pada perilaku akademik siswa, jadi perlu menyempurnakan penerapannya di sekolah agar lebih baik lagi. Khususnya pada aspek peduli, santun, dedikasi dan daya juang.

Page 17: Pengaruh Penerapan Building Learning Power (BLP) Terhadap Perilaku Akademik Di Smp Negeri 1 Sidoarjo

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindon. Melvin, L. Siberman. 2004. Aktif Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa media dan Nuansa.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian pendekatan praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arsyad, Azar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Danim, Sudarwan, Prof. Dr. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia

Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Djemari Mardapi. 2005.

Pengembangan instrument penelitian. Makalah. Universitas Negeri Yogyakarta.

dysTalk-Useful Links. Building Learning Power. (Online), (http://www.buildinglearningpower.co.uk, diakses 6 Agustus 2009).

Guy Claxton and TLO UK. 2002. Building Learning Power. Published 2002 by TLO UK (Online), (http://www.sofweb.vic.edu.au/edulibrary/public/teachlearn/innovation/Big_Ideas_in_School_and_Teacher_Improvement.doc, diakses 27 Agustus 2009).

Guy Claxton. Building Learning Power. (Online), (http://www.guyclaxton.com/blp.htm, diakses 2 September 2009).

Inquiri online 0117 989 8240. Building Learning Power help young people become better learners, (Online), (http://www.buildinglearningpower.co.uk/blp/What_is_BLP.html , diakses 6 Agustus 2009).

Kartini Kartono, Dr. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.

Pertiwi, Citra Ratna. 2009. Tugas dan Peranan Sekolah Bagi Pendidikan serta Aplikasinya dalam Kehidupan Masyarakat. (Online), (http://warnadunia.com/tugas-dan-peranan-sekolah-bagi-pendidikan-serta-aplikasinya-dalam-kehidupan-masyarakat/, diakses 11 September 2009).

Rusijono dan Mustaji. 2008. Penelitian Teknologi Pembelajaran. Surabaya : Unesa Univercity Club.

Yusuf Hadi Miarso, dkk. 1994. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: PAU-UT Depdikbud.

Yusuf Hadi Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S. Sos., M. Si. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.www.smpn1sda.sch