pengaruh penerapan billing system terhadap …
TRANSCRIPT
102
PENGARUH PENERAPAN BILLING SYSTEM TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN MODERASI PEMAHAMAN
PERPAJAKAN
(Studi Pada KPP Pratama Surabaya Karangpilang)
Wahyu Handayani
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan billing system terhadap
kepatuhan wajib pajak badan dengan pemahaman perpajakan sebagai variabel moderating.
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer
yang dikumpulkan dengan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib
pajak badan yang terdaftar di KPP Pratama Surabaya Karangpilang. Penentuan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 100 responden. Teknik analisis data menggunakan partial least square dengan
SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan billing system berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dengan koefisien parameter
sebesar 0,421 dan T statistic sebesar 5,048. Pemahaman perpajakan juga memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dengan koefisien parameter
sebesar 0,348 dan T statistic sebesar 4,073. Namun, variabel pemahaman perpajakan tidak
mampu memoderasi hubungan antara penerapan billing system dan kepatuhan wajib pajak
badan. Hal ini dibuktikan melalui nilai koefisien parameter sebesar -0,006 dan T statistic
sebesar 0,078.
Kata Kunci: Billing System, Kepatuhan Wajib Pajak, Pemahaman Perpajakan, Partial Least
Square.
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of billing system application towards the
agency’s taxpayer compliance with the understanding of taxation as moderating variable.
This research uses a quantitative approach. The data used is a primary data obtained by
collecting questionnaires. The subject of this study is all agency’s taxpayer registered in KPP
Pratama Surabaya Karangpilang. The sampling is done by using simple random sampling
method with 100 respondents. This data analysis uses partial least square technique with
SmartPLS 3.0. The result of this study shows that billing system has positive and significant
impact towards agency’s taxpayer compliance with parameter coefficients of 0.421 and T
statistics of 5,048. Understanding taxation also has positive and significant impact towards
agency’s taxpayer compliance with parameter coefficients of 0,348 and T statistics of 4,073.
But, variable of understanding taxation is unable to moderate the relationship between the
application of billing system and agency’s taxpayer compliance. This is proven through the
value of parameter coefficients of -0,006 and T statistics of 0.078.
Keywords: Billing System, Taxpayer Compliance, Understanding Of Taxation, Partial Least
Square
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
103
PENDAHULUAN
Salah satu sumber penerimaan negara berasal dari sektor pajak. Penerimaan pajak ini
digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan belanja negara, seperti membiayai kebutuhan
pemerintahan dan pembangunan agar kesejahteraan rakyat dapat ditingkatkan. Peran penting
penerimaan pajak dibuktikan melalui realisasi penerimaan negara yang menunjukkan bahwa
penerimaan pajak memiliki persentase lebih dari 70% selama lima tahun berturut-turut yang
menjadikannya sebagai sumber utama penerimaan negara.
Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah self assessment system.
Pada sistem ini, wajib pajak diberikan kewenangan untuk menghitung, menyetor serta
melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri. Suksesnya pemungutan pajak melalui self
assessment system ini ditentukan oleh perilaku wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Sehingga, kepatuhan menjadi indikator penting dalam menunjang tercapainya
optimalisasi penerimaan negara. Namun, kondisi kepatuhan wajib pajak di Indonesia masih
rendah, ini dicerminkan melalui tax ratio yang hanya sebesar 12%.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, direktorat jenderal pajak (DJP) melakukan
reformasi pada sistem administrasi perpajakan atau yang biasa disebut dengan modernisasi.
Modernisasi pada sistem administrasi perpajakan ini diwujudkan melalui penerapan sistem
administrasi perpajakan modern yang memanfaatkan kemajuan teknologi agar dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Salah satunya adalah dengan menerapkan billing system.
Menurut peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-26/PJ/2014, billing system
adalah metode untuk membayar pajak secara elektronik dengan memanfaatkan kode billing.
Billing system yang memanfaatkan perkembangan teknologi memberikan efisiensi dalam segi
waktu yaitu dengan mengurangi alokasi waktu yang digunakan untuk membayar pajak.
Billing system juga dapat menyederhanakan proses pembayaran pajak sehingga diharapkan
kepatuhan dari wajib pajak akan meningkat. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari
Handayani & Noviari (2016), yang menyatakan bahwa kemudahan dari penerapan billing
system akan mempengaruhi persepsi wajib pajak tentang kepatuhan perpajakan, sehingga
akan meningkatkan kepatuhan perpajakan.
Untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh DJP, perlu adanya tingkat
pemahaman perpajakan bagi wajib pajak. Fahluzy & Agustina (2014) mendefinisikan
pemahaman sebagai keadaan di mana wajib pajak mengerti dengan baik semua hal tentang
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
104
perpajakan. Sehingga, apabila tingkat pemahaman perpajakan yang dimiliki tinggi, maka
tingkat kepatuhan wajib pajak juga akan semakin meningkat.
Telah banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan pemahaman perpajakan, antara
lain penelitian dari Oladipupo & Obazee (2016) yang berjudul “Tax Knowledge, Penalties
and Tax Compliance in Small and Medium Scale Enterprises in Nigeria” yang menunjukkan
bahwa pemahaman perpajakan memiliki dampak yang signifikan terhadap kepatuhan pajak.
Hasil serupa juga dikemukakan oleh Purnaditya & Rohman (2015) dalam penelitiannya yang
berjudul “pengaruh pemahaman pajak, kualitas pelayanan dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan pajak” menunjukkan hasil bahwa secara parsial pemahaman wajib pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Atribusi
Teori atribusi merupakan teori yang pertama kali dikemukakan oleh Fritz Heider pada
tahun 1958. Teori ini mengkaji tentang bagaimana suatu proses seseorang menginterpretasi
tentang sebuah peristiwa, penyebab, ataupun penyebab dari suatu perilaku. Heider
mengemukakan bahwa perilaku seorang individu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal. Faktor internal (internal forces) adalah faktor yang ada dari dalam diri individu yang
bersangkutan, seperti usaha atau kemampuan. Sedangkan faktor eksternal (external forces)
adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, seperti keberhasilan atau kesulitan dalam
pekerjaan (Lubis, 2010).
Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior (TPB) adalah pengembangan dari Theory Reasoned
Action (TRA). Menurut Ajzen (1991) dalam (Anggraini & Waluyo, 2014), TPB merupakan
teori yang menjelaskan bahwa perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh niat dari individu
itu sendiri terhadap suatu perilaku (behavioral intention). Niat tersebut dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor, antara lain: behavioral belief, yaitu keyakinan individu atas hasil yang diperoleh
dari suatu perilaku. Kedua normative belief, yaitu keyakinan individu atas harapan normatif
individu lain, di mana harapan normative tersebut membuat individu menjadi ingin
mewujudkannya. Ketiga, Control belief merupakan keyakinan seseorang akan adanya hal-hal
yang dapat menghambat atau mendukung perilakunya.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
105
Billing System
Peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-26/PJ/2014 tentang sistem pembayaran
pajak secara elektronik, billing system didefinisikan sebagai metode pembayaran pajak secara
elektronik yang memanfaatkan kode billing. Sedangkan menurut Andrian, dkk. (2014),
billing system adalah kegiatan pendaftaran billing, membuat kode billing, dan membayar
pajak dengan kode billing ke penerimaan negara. Dari dua definisi di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa billing system adalah metode pembayaran pajak secara elektronik yang
meliputi proses pendaftaran,peserta,billing, penerbitan kode billing sampai dengan proses
pembayaran pajak.
Kepatuhan Wajib Pajak
James & Alley (2004), kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai tingkatan di mana
wajib pajak patuh dengan aturan yang ada. Sedangkan menurut Zuhdi, dkk. (2015),
kepatuhan perpajakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak guna memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di suatu negara. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan adalah kondisi di
mana wajib pajak akan memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya sesuai dengan aturan
yang ada.
Pemahaman Perpajakan
Oladipupo & Obazee (2016), pemahaman perpajakan adalah tingkat kesadaran dari
wajib pajak terhadap undang-undang perpajakan. Sedangkan menurut Hardiningsih (2011),
pemahaman adalah cara yang ditempuh oleh wajib pajak guna memahami peraturan
perpajakan yang ada. Sehingga pemahaman perpajakan.didefinisikan sebagai kondisi
diomana wajib pajak secara sadar mengerti dan memahami semua hal tentang perpajakan.
Hipotesis
H1 : Penerapan billing system berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan
H2 : Pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan
H3 : Pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap hubungan penerapan billing system dan
kepatuhan wajib pajak badan
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sugiyono (2015) menyatakan
bahwa metode penelitianOkuantitatif dimanfaatkan untuk meneliti populasi atau sampel,
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
106
pengumpulan data dilakukan dengan memanfaatkan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif, serta bertujuan guna menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sumber Data dan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis dataoyang berasal dari sumber primer. Data,primer
merupakan data yangodiperoleh peneliti secara langsung. Data primer pada penelitian ini
diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaaan yang ada pada kuesioner penelitian.
Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak badan terdaftar di KPP Pratama
Surabaya Karangpilang.
2. Sampel
Untuk menentukan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan simple random
sampling. Terdapat sebanyak 5.221 wajib pajak badan terdaftar di KPP Pratama Surabaya
Karangpilang. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus slovin
dengan tingkat ketelitian sebesar 10%, sehingga didapatkan sampel sebanyak 100 responden.
Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak badan, yang
diukur dengan menggunakan indikator penghitungan pajak dengan benar, membayar pajak
tepat waktu, serta melaporkan SPT tepat waktu.
2. Variabel independen (X)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan billing system yang diukur
dengan menggunakan indikator kecepatan proses pembayaran, kemudahan proses
pembayaran, mengurangi alokasi waktu tunggu, dan meminimalkan biaya urusan perpajakan.
3. Variabel Moderasi (Z)
Variabel moderasi pada penelitian ini adalah pemahaman perpajakan yang diukur
dengan indikator pemahaman tentang fungsi pajak dan pemahaman tentang peraturan
perundang-undangan.
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Kuesioner
merupakan teknik,pengumpulan data,yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015:199).
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
107
Teknik Analisis Data
Partial least square dipilih sebagai teknik analisis data dalam penelitian ini. Partial
least square adalah bagian dari structural equation modeling (SEM) yang merupakan metode
analisis yang bertujuan mengestimasi model yang menggunakan variabel laten dengan
multiple indikator (Ghozali, 2014). Dalam pengujian tersebut dibantu dengan SmartPLS 3.0.
HASIL PENELITIAN
Pengukuran Outer Model
Outer model ini menggambarkan hubungan dari indikator terhadap variabel penelitian.
Pengukuran outer model ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari indikator-
indikator yang telah ditetapkan. Apabila nilai dari T statistic kurang dari 1,96, maka indikator
dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, bila T statistic menunjukkan hasil lebih dari 1,96 maka
indikator dinyatakan valid.
Sumber: Hasil output SmartPLS 3.0 (2017)
Gambar 1
Pengukuran Outer Model
Tabel 1 menginformasikan bahwa seluruh indikator penelitian yang digunakan
memiliki hasil berupa T statistic hitung yang lebih besar dari T statistic tabel (Thit > 1,96). Hal
tersebut mengindikasikan bahwa seluruh indikator yang ada dalam penelitian ini dinyatakan
valid.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
108
Tabel 1
Hasil Pengukuran Outer model
Variabel Indikator T Statistic Kondisi keterangan
X X1 3,112 Thit > Ttab valid
X2 3,806 Thit > Ttab Valid
X3 2,500 Thit > Ttab Valid
X4 2,664 Thit > Ttab Valid
Y Y1 6,427 Thit > Ttab valid
Y2 2,082 Thit > Ttab Valid
Y3 2,438 Thit > Ttab Valid
Z Z1 4,125 Thit > Ttab Valid
Z2 2,355 Thit > Ttab Valid
Z3 2,708 Thit > Ttab valid
Z4 2,058 Thit > Ttab valid Sumber: Peneliti (2017)
Pengukuran Inner Model
Pengukuran inner model bertujuan untuk menggambarkan hubungan dari variabel laten
yang satu dengan variabel laten lainnya. Pengukuran inner model dilakukan dengan melihat
nilai dari R square (R2), F square (F2), serta melihat besarnya koefisien dari jalur struktural
(path coefficients) yang diperoleh dari prosedur bootstraping
Tabel 2
Nilai R Square
Sumber : Hasil output Smart PLS 3.0 (2017)
Tabel 2 menunjukkan variabilitas kepatuhan wajib pajak badan yang dapat
dijelaskan oleh penerapan billing system dan pemahaman perpajakan adalah hanya
sebesar 44,6%. Sisanya, sebanyak 55,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
109
Tabel 3
Nilai Path Coefficients
Sumber: Hasil output SmartPLS 3.0 (2017)
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa hubungan penerapan billing system dan
kepatuhan,wajib,pajak memiliki,nilai koefisien sebesar,0,421 dan nilai T statistik sebesar
5,048. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan billing system memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
Data di atas juga menunjukkan bahwa variabel pemahaman perpajakan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan dengan nilai
koefisien sebesar 0,348 dan nilai T statistic hitung yang jauh lebih besar dari nilai T tabel,
yaitu sebesar 4,073. Sedangkan untuk interaksi antara variabel penerapan billing system dan
variabel pemahaman perpajakan (moderating effect) tidak mempengaruhi kepatuhan<wajib
pajak badan. Hal tersebut tercermin dari nilai koefisiennya yang sebesar -0,006 dan nilai dari
T hitung yang kurang dari 1,96, yaitu sebesar 0,078.
Tabel 4
Nilai F Square
Sumber: Hasil output SmartPLS 3.0 (2017)
Dari Tabel 4 diketahui bahwa variabel penerapan billing system memiliki nilai F2 sebesar
0,238 dan variabel pemahaman perpajakan sebesar 0,163. Hasil tersebut mengindikasikan
bahwa baik variabel penerapan billing system dan pemahaman perpajakan memiliki pengaruh
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
110
yang medium atau menengah karena nilai dari F2 kedua variabel tersebut terletak di antara
0,15 – 0,35.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
111
PEMBAHASAN
Pengaruh penerapan billing system terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
Menurut hasil dari uji hubungan antar variabel, penerapan billing system memiliki koefisien
sebesar,0,421 dan T statistic hitung sebesar 5,048 yang lebih besar dari T tabel. Ini
menunjukkan bahwa penerapan billing system memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadapokepatuhan wajib pajak badan. Sehingga, hipotesis pertama yang mengemukakan
bahwa penerapan billing system berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan diterima
Pengaruh pemahaman perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak badan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pemahaman perpajakan memiliki nilai
koefisien parameter sebesaro0,348 dan T statistics sebesar 4,073 yang diperoleh dari path
coefficients. Ini menunjukkan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Sehingga, hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
badan diterima.
Pengaruh pemahaman perpajakan terhadap hubungan penerapan billing system dan
kepatuhan wajib pajak
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, pemahaman perpajakan
memiliki pengaruh yang positifodanosignifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini
tercermin melalui nilai koefisien parameter sebesaro0,348 dan T statistics sebesar 4,073 yang
diperoleh dari path coefficients. Namun, interaksi moderasi memiliki nilai koefisien
parameter sebesar -0,006 dan T statistic sebesar 0,078, yang berarti tidak terdapat hubungan
moderasi antara penerapan billing system dan pemahaman perpajakan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa apabila pemahaman perpajakan diperlakukan sebagai variabel
independen, maka pemahaman perpajakan memiliki pengaruh yang positif terhadap
kepatuhan wajib pajak badan. Namun bila diperlakukan sebagai variabel moderating,
pemahaman perpajakan tidak memiliki hubungan moderasi, atau dapat dikatakan bahwa
variabel pemahaman perpajakan bukan merupakan variabel moderasi yang mampu
memoderasi hubungan antara penerapan billing system dan kepatuhanpwajibPpajak.
Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pemahaman perpajakan berpengaruh
terhadap hubungan antara penerapan billing system dan kepatuhan wajib pajak badan ditolak.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
112
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Penerapan billing system memiliki pengaruh yang, signifikan dan positif. terhadap,
kepatuhan. wajib. pajak badan. Dikatakan memiliki yang positif artinya semakin baik
penerapan dari billing system, maka kepatuhan wajib pajak juga akan berubah menjadi
semakin baik.
2. Pemahaman perpajakan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak badan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pemahaman perpajakan
yang dimiliki oleh wajib pajak, maka kepatuhan wajib pajak akan semakin baik pula.
3. Pemahaman perpajakan ketika diperlakukan sebagai variabel independen, memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan. Namun, ketika diperlakukan sebagai variabel
moderating, pemahaman perpajakan tidak memiliki pengaruh yang positif serta signifikan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman perpajakan bukan merupakan variabel
moderating yang mampu memoderasi hubungan antara penerapan billing system dan
kepatuhan wajib pajak.
SARAN
Saran yang diajukan sebagai berikut:
1. Bagi direktorat jenderal pajak
Hendaknya direktorat jenderal pajak dapat memperbaiki sistem pembayaran pajak
elektronik (billing system) agar menjadi lebih baik lagi.
2. Bagi peneliti selanjutnyao
Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka bagi peneliti selanjutnya yang
akan membahas topik ini disarankan untuk menggunakan pengukuran yang setara dalam
mengukur variabel-variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ademarta, Rio Septiadi. 2013. "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
Terhadap Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Padang dan Solok". Jurnal Akuntansi. Vol. 2(1): hal. 3–18.
Adiasa, Nirawan. 2013. "Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak dengan Moderating Preferensi Risiko". Accounting Analysis Journal. Vol. 2(3):
hal. 345–352.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
113
Andrian, Agus, Kertahadi, dan Susilo, Heru. 2014. "Analisis Pengaruh Persepsi Kegunaan,
Persepsi Kemudahan, dan Sikap Penggunaan Terhadap Minat Perilaku Penggunaan
Billing System". Jurnal Mahasiswa Perpajakan. Vol. 3(1): hal. 1–10.
Anggraini, F., & Waluyo. 2014. "Faktor faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP
Kebayoran Baru Tiga)". Jurnal Akuntansi. Vol 1(1): hal. 51–68.
Candra, Ricki, Wibisono, Haris, dan Mujilan. 2013. "Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak". Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi.
Vol. 1(1): hal. 40–48.
Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya.
Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pajak. 2014. "Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-
26/PJ/2014 Tentang Sistem Pembayaran Pajak Secara Elektronik".
Fahluzy, Septian Fahmi dan Agustina, Linda. 2014. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Membayar Pajak UMKM di Kabupaten Kendal". Accounting Analysis
Journal. Vol 3: hal. 399–406.
Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least
Square (PLS). Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handayani, Ni Putu Milan Novita dan Noviari, Naniek. 2016. "Pengaruh Persepsi
Manajemen Atas Keunggulan Penerapan E-Billing dan E-SPT Pajak Pertambahan
Nilai Pada Kepatuhan Perpajakan". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.
15(2): hal. 1001–1028.
Hardiningsih, Pancawati. 2011. "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pajak". Dinamika Keuangan Dan Perbankan. Vol. 3(1): hal. 126–142.
James, Simon and Alley, Clinton. 2004. "Tax Compliance, Self-Assessment and Tax
Administration". Journal of Finance and Management in Public Services. Vol. 2(2):
pp 27–42.
Jogiyanto. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 6. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2014. "Peraturan Menteri Keuangan Nomor
242/PMK.03/2014 Tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak".
Lingga, Ita Salsalina. 2012. "Pengaruh Penerapan e-SPT PPN Terhadap Efisiensi Pengisian
SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak: Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak Pada
KPP Pratama X". Jurnal Akuntansi. Vol. 4(1): hal. 70–86.
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi dua. Jakarta: Salemba Empat.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
114
Madayanto, Enrico, Karamoy, Herman, dan Runtu, Treesje. 2015. "Analisis Pengaruh
Reformasi Administrasi Perpajakan Melalui Payment Online System Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Manado". Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi. Vol. 15(4): hal. 221–229.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Maria, Delli. 2013. "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Bandar Lampung". Jurnal Bisnis Darmajaya. Vol. 1(1): hal. 38–54.
Mustapha, Bojuwon and Normala, Siti. 2015. "Tax Service Quality: The Mediating Effect of
Perceived Ease of Use of the Online Tax System". Procedia - Social and Behavioral
Sciences. Vol. 172: pp 2–9.
Mutia, Sri Putri Tita. 2014. "Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan
Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi".
Jurnal Akuntansi. Vol. 2(1): hal. 3–29.
Oladipupo, Adesina Olugoke and Obazee, Uyioghosa. 2016. "Tax Knowledge, Penalties and
Tax Compliance in Small and Medium Scale Enterprises in Nigeria". iBusiness. Vol.
8(1): pp 1–9.
Punarbhawa, I Gusti Agung Bagus dan Aryani, Ni Ketut Lely. 2013. "Pengaruh Reformasi
Administrasi Perpajakan dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan
Pengusaha Kena Pajak (PKP)". E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 5(2):
hal. 381–397.
Purnaditya, Riano Roy dan Rohman, Abdul. 2015. "Pengaruh Pemahaman Pajak, Kualitas
Pelayanan dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak". Diponegoro Journal Of
Accounting. Vol. 4(4): hal. 1–11.
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, Stephen P and Judge, Timothy. 2013. Organizational Behavior. 15th edition. New
Jersey: Pearson Education Inc.
Saad, Natrah. 2014. "Tax Knowledge, Tax Complexity and Tax Compliance: Taxpayers’
View". Procedia - Social and Behavioral Sciences. Vol. 109: pp. 1069–1075.
Sarunan, Widya K. 2015. "Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Manado". Jurnal EMBA. Vol. 3(4): hal. 518–526.
Suandy, Erly. 2011. Hukum Pajak (edisi lima). Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, cv.
Suharyat, Y. 2009. "Hubungan Antara Sikap, Minat dan Perilaku Manusia". Jurnal Ilmiah
Pendidikan Geografi. Vol. 1(3): hal. 1-19.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
115
Syahril, Farid. 2013. "Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan
Fiskus Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PPh Orang Pribadi". Jurnal
Akuntansi. Vol. 2(1): hal. 1 -24.
Zuhdi, Firdaus Aprian, Topowijono, dan Azizah, Devi Farah. 2015. "Pengaruh Penerapan E-
SPT dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak". Jurnal
Perpajakan (JEJAK). Vol. 7(1): hal. 1–7.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)