pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan
TRANSCRIPT
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa
Keagamaan
Hanum Hasmarlin
Nurita Oktafani
Ruziqna
Sardiani Wahyuni
Kelompok 8
UIN SUSKA RIAU-2016
A. Pendidikan Keluarga
• Gilbert Highest menyatakan bahwa kebiasaan yang dimiliki anak-anak
sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun
tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak menerima pengaruh
dan pendidikan dari keluarga. Hal ini mengandung pengertian, bahwa
dalam usia bayi sampai usia sekolah keluarga mempunyai peran yang
dominan dalam menumbuh kembangkan rasa keagamaan dalam seorang
anak.
• Menurut Walter Houston Clark, perkembangan bayi tak mungkin
berlangsung secara normal tanpa adanya intervensi dari luar, walaupun
secara alami ia memiliki potensi bawaan. Pendapat ini menunjukkan
bahwa tanpa bimbingan dan pengawasan yang teratur, bayi akan
kehilangan kemampuan berkembang secara normal, walaupun ia memiliki
potensi untuk bertumbuh dan berkembang serta potensi-potensi lainnya.
UIN SUSKA RIAU-2016
Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama
dalam proses perkembangan rasa keagamaan
setiap individu. Kedekatan orang tua dengan
anaknya menjadikan orang tua sebagai
significant person bagi anaknya. Semua perilaku
keagamaan orang tua terserap oleh anak menjadi
bahan identifikasi diri anak terhadap orang
tuanya. Maka terjadilah proses imitasi perilaku,
karena proses imitasi yang terus menerus maka
perilaku keagamaan orang tua terinternalisasi
dalam diri anak.
UIN SUSKA RIAU-2016
Dalam sebuah hadist yang berbunyi :
Hadits shohih bukhari no. 1296
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepadakami Ibnu Abu Dza'bi dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin'Abdurrahman dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; NabiShallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak dilahirkan dalamkeadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akanmenjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusisebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengansempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?"
UIN SUSKA RIAU-2016
Maka dari itu Rasul memerintahkan untuk
mendidik seorang anak sebaik mungkin, bahkan
ia mengatakan orang tua mempunyai peran yang
sangat penting dalam menentukan masa depan
dan jiwa keagamaan seorang anak, seperti yang
telah dijelaskan pada hadits di atas. Walaupun
pada dasarnya manusia sudah mempunyai fitrah
(potensi dasar) yang ada pada dirinya, namun
bentuk keyakinan yang akan ia anut selanjutnya
bergantung kepada peran dan pemeliharaan
kedua orang tuanya.
UIN SUSKA RIAU-2016
B. Pendidikan Kelembagaan
• Berdasarkan penelitian Gillesphy dan Young, walaupun latar belakang
pendidikan agama di lingkungan keluarga lebih dominan dalam
pembentukan jiwa keagamaan pada anak, barangkali pendidikan agama
yang diberikan di kelembagaan ikut berpengaruh terhadap pembentukan
jiwa keagamaan anak. Contohnya yaitu banyak sekali tokoh-tokoh
keagamaan yang dilahirkan atau dihasilkan oleh kelembagaan seperti
pondok pesantren.
• Pendidikan agama di lembaga pendidikan bagaimanapun akan memberi
pengaruh bagi pembentukan jiwa keagamaan pada anak. Namun demikian
besar kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat tergantung berbagai faktor
yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai agama. Sebab
pendidikan agama pada hakekatnya merupakan pendidikan nilai. Oleh
karena itu pendidikan agama lebih dititikberatkan bagaimana membentuk
kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Menurut Wetherington pembentukan kebiasaan bisa dilakukan melalui dua
cara, yakni: pengulangan dan disengaja/direncanakan
• Jika pada lembaga keluarga jiwa keagamaan dapat dibentuk dengan cara
pengulangan dan menjadi kebiasaan, maka pada pendidikan kelembagaan
dibentuk dengan cara yang sudah disengaja dan direncanakan. Dengan
demikian pengaruh pendidikan kelembagaan terhadap jiwa keagamaan
tergantung dari perencanaan pendidikan agama yang diberikan sekolah.
• Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan
pada anak, antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan
keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak
menerima pendidikan agama dalam keluarga.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Proses perubahan sikap dari tidak menerima ke sikap
menerima berlangsung melalui tiga tahap perubahan
sikap. Proses pertama adanya perhatian, kedua
pemahaman, dan ketiga adanya penerimaan.
• Caranya yaitu pertama pendidikan agama harus dapat
menarik perhatian peserta didik. Kedua pendidik
harus mampu memberikan pemahaman tentang
materi pendidikan yang diberikannya kepada anak
didik. Ketiga yaitu penerimaan siswa terhadap materi
yang diberikan.
UIN SUSKA RIAU-2016
Dalam pendidikan agama yang objeknya
adalah pribadi anak yang sedang berkembang, maka
adanya hubungan timbal balik antara penanggung
jawab pendidikan, yaitu kepala sekolah, para guru,
staf tata usaha, orang tua, dan anggota keluarga
lainnya mutlak diperlukan. Hal ini bukan hanya
karena peserta didik masih memerlukan
perlindungan dan bimbingan sekolah dan keluarga,
tetapi pengaruh pendidikan dan perkembangan
kejiwaan yang diterima peserta didik dari kedua
lingkungan tidak boleh menimbulkan pecahnya
kepribadian anak.
UIN SUSKA RIAU-2016
Pendidikan Agama di Lembaga
Sekolah
• Taman Kanak-Kanak
Kegiatan pendidikan yang dikembangkan lebihbersifat pengenalan, latihan, dan pembiasaan.Peran guru sangat menentukan pembinaan jiwaagama.
• Sekolah Dasar
Usia sekolah dasar 6 s.d 12 tahun, mulai tumbuhpemikiran logis, daya fantasi berkembang pesat,sehingga cerita agama akan lebih menarik.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Sekolah Menengah Pertama
Peserta didik pada tingkat SMP sedang
mengalami perubahan jasmani yang cepat dan
mengakibatkan keguncangan emosi, sehingga
sangat memerlukan agama untuk menentramkan
batinnya. Guru diharapkan mampu memahami
keadaan jiwanya yang sedang kegoncangan dan
dapat membantunya dalam mengatasi berbagai
kesulitan yang dialaminya.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Sekolah Menengah Atas
Usia tingkat SMA umumnya berada pada usia
yang paling goncang. Pertumbuhan jasmani telah
selesai tetapi yang masih terjadi adalah
pertumbuhan kepribadian dan sosial. Anak masih
bergantung pada orangtua. Keinginan untuk
bergaul dengan lawan jenis semakin kuat karena
kematangan seksual. Pengaruh bacaan dan
tulisan tokoh yang jauh dari agama dapat
mempengaruhi keyakinan bergamanya.
UIN SUSKA RIAU-2016
C. Pendidikan di Masyarakat
• Keserasian antara ketiga lembaga pendidikan yang sudah disebutkan tadi
(Keluarga, Kelembagaan, Masyarakat) akan memberikan dampak yang
positif bagi perkembangan anak didik, terlebih lagi yaitu perkembangan
jiwa keagamaannya.
• Jika pertumbuhan fisik berhenti pada saat anak mencapai usia dewasa,
namun pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Hal ini
menunjukkan bahwa masa asuhan di kelembagaan hanya berlangsung
selama waktu tertentu. Sebaliknya, asuhan oleh masyarakat akan
berlangsung seumur hidup.
• Dalam kaitan ini pula terlihat besarnya pengaruh masyarakat terhadap
pertumbuhan jiwa keagamaan sebagai bagian dari aspek kepribadian yang
terintegrasi dalam pertumbuhan psikis.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Lingkungan masyrakat juga mempengaruhi
pendidikan anak di sekolah. Pendidikan agama yang
berlangsung di masyarakat harus menjadi penunjang
dan pelengkap yang mampu mengembangkan
pengetahuan keagamaan anak. Demikian juga
hendaknya yang terjadi di lingkungan keluarga,
pendidikan agama harus menjadi pendorong yang
menguatkan.
• Pendidikan agama pada ketiga lingkungan tersebut
diusahakan agar tidak tumpang tindih, tidak saling
melemahkan, dan tidak bertentangan satu sama lain.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Pembentukan nilai-nilai kesopanan atau nila-nilai yang
berkaitan dengan aspek-aspek spiritual akan lebih efektif jika
seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai tersebut.
• Contoh: Hasil penelitian Singarimbun terhadap kasus kumpul
kebo di Mojolama. Ia menemukan bahwa 13 kasus tersebut
ada hubungannya dengan sikap toleran masyarakat terhadap
hidup bersama tanpa nikah (Djamaluddin Ancok, 1994:27).
Kasus seperti ini mungkin akan lebih kecil di lingkungan
masyarakat yang menentang pola hidup seperti itu.
• Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam
pembentukan jiwa keagaamaan akan sangat tergantung dari
seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung norma-norma
keagamaan itu sendiri.UIN SUSKA RIAU-2016
D. Agama dan Masalah Sosial
• Tumbuh dan berkembangnya kesadaran agama (religious consciousness)
dan pengalaman agama (religious experience), ternyata melalui proses yang
gradual, tidak sekaligus. Pengaruh luar sangat berperan dalam
menumbuhkembangkannya, khususnya pendidikan. Adapun pendidikan
yang paling berpengaruh yakni pendidikan dalam keluarga. Apabila dalam
lingkungan keluarga anak tidak diberikan pendidikan agama, biasanya sulit
untuk memperoleh kesadaran dan pengalaman beragama yang memadai.
• Kita dapat mengambil contoh disini yaitu masalah anak jalanan, mereka
seakan-akan mempunyai dunia sendiri yang serba membolehkan dan
mempunyai pengaruh buruk. Walaupun jika kita melihat mereka, mereka
dari golongan yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.
UIN SUSKA RIAU-2016
• Bila konflik agama dapat ditimbulkan oleh tindakan radikal, karena sikap
fanatisme agama, maka dalam kasus anak jalanan ini mungkin sebaliknya.
Konflik dapat terjadi karena kosongnya nilai-nilai agama. Dalam kondisi
kehidupan yang seperti ini, tindakan emosional dapat terjadi sewaktu-
waktu. Hal ini dikarenakan tidak adanya nilai-nilai agama yang dapat
mengikat dan mengatur sikap dan perilaku negatif. Dengan demikian
mereka akan mudah terprovokasi dengan berbagai isu yang berkembang.
• Meskipun anak-anak jalanan ini sering digolongkan sebagai kelompok
masyarakat yang termarginalisasikan, namun mereka merupakan generasi
muda bangsa. Nasib dan pengaruh lingkungan yang membawa mereka ke
dalam kehidupan yang demikian.
• Dalam konteks ini sebenarnya institusi keagamaan dan kependidikan dapat
berperan. Kasus ini memerlukan penanganan yang serius dari seluruh
lapisan masyarakat, agar kasus ini tidak menjadi masalah sosial yang
berkepanjangan dan itu merupakan aplikasi dari kesadaran beragama.
Semoga Allah memberikan jalan kepada kita untuk selalu saling tolong-
menolong sesama.UIN SUSKA RIAU-2016
Daftar Pustaka
Jalaluddin.2015.Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan
Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada.
Shaleh, Abdul Rachman.2006.Pendidikan Agama & Pembangunan Watak
Bangsa.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.
UIN SUSKA RIAU-2016