pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan, dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDAPATAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN AKSES
MEDIA INFORMASI TERHADAP MINAT MASYARAKAT MUSLIM
DALAM BERWAKAF UANG DI KOTA JAKARTA TIMUR
Oleh
Deti Aliawati
NIM : 11160860000060
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2020 M
i
PENGARUH PENDAPATAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN AKSES
MEDIA INFORMASI TERHADAP MINAT MASYARAKAT MUSLIM
DALAM BERWAKAF UANG DI KOTA JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Deti Aliawati
NIM. 11160860000060
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Nurul Ichsan, M.A
NIP : 19731128 200501 1 004
Pembimbing II
Ady Cahyadi, S.E., M.Si
NIDN : 2015038202
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Tanggal Dua Belas Bulan Februari Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Deti Aliawati
2. NIM : 11160860000060
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan
Akses Media Informasi tehadap Minat Masyarakat
Muslim dalam Berwakaf Uang di Kota Jakarta Timur
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Februari 2020
1. Nurul Ichsan, M.A (______________________)
NIP. 19731128 200501 1 004 Penguji I
2. Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si. (______________________)
NIP. 19720818 199803 2 003 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jum‟at, 10 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Deti Aliawati
2. NIM : 11160860000060
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan
Akses Media Informasi tehadap Minat Masyarakat
Muslim dalam Berwakaf Uang di Kota Jakarta Timur
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi imi diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Juli 2020
1. Dwi Nur‟aini Ihsan, M.M. ( ___________________ )
NIP. 19771021 201411 2 001 Ketua
2. Nurul Ichsan, M.A. ( ___________________ )
NIP. 19731128 200501 1 004 Pembimbing I
3. Ady Cahyadi, S.E., M.Si. ( ___________________ )
NIDN. 2015038202 Pembimbing II
4. RR. Tini Anggraeni, M.Si. ( ___________________ )
NIDN. 2010088001 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan dibawah ini
Nama : Deti Aliawati
NIM : 11160860000060
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 03 Juni 2020
Yang Menyatakan
Deti Aliawati
NIM. 11160860000060
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Deti Aliawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 04 Februari 1998
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat : 145 cm/55 kg
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tugu Kp. Cibeureum wetan RT.02/09 Desa
Selawangi Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi
No. HP : 085691754110
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2003-2009 : SDN 02 Cibeureum Wetan
2009-2012 : SMPN 01 Sukaraja
2012-2015 : MA Nurul Hijrah
2016-sekarang : UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2010-2011 : Ketua Sekretaris Bidang 6 OSIS SMPN 01 Sukaraja
2013-2014 : Sekretaris OPPMNH Pondok Pesantren Modern
Nurul Hijrah
vi
2014-2015 : Bendahara OPPMNH Pondok Pesantren Modern
Nurul Hijrah
2016-2018 : Anggota Divisi Keilmuan LDK Komda FEB UIN
Jakarta
2018-2019 : Anggota Divisi Pengembangan Ekonomi LDK Pusat
UIN Jakarta
2015-sekarang : Bagian Bendahara Pondok Pesantren Modern Nurul
Hijrah
Seminar dan Workshop
1. Training Course of Entrepreneurship Held by Faculty of Sharia & Law UIN
Jakarta. Shouth Tangerang, 2018
2. Lecture Series Keislaman dan Kebangsaan Seri I Tahun 2017 “Memaknai
Gerakan Baru Islam dalam Bingkai Keindonesiaan”. Tangerang Selatan, 2017
3. Seminar Nasional “Halal Business and Sustainable Development”. Shouth
Tangerang, 2016
4. Seminar Inklusi Keuangan “Pentingnya Tabungan Emas di Pegadaian Syariah
dalam Membangun Masa Depan bagi Generasi Milenial”. Tangerang Selatan,
2019
5. Seminar/Talkshow Pembiayaan Mikro Nelayan oleh Badan Layanan Umum
Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan. Tangerang
Selatan, 2018
6. Studium General “Kebijakan dan Startegi Pengembangan Produk Ekonomi
dan Keuangan di Indonesia. Tangerang Selatan, 2018
7. Academia Forum “Kekuatan Ekonomi Syariah” menyambut Annual Meeting
International Monetary Fund – Word Bank 2018. Tangerang Selatan, 2018
8. Tafakur Training “To Be a Better Me To Live a Meaningful Life. Shouth
Tangerang, 2016
vii
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Ade Alimudin
Tempat, Tanggal : Sukabumi, 06 Juni 1970
Ibu : Wati Suryati
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 16 Juni 1977
Alamat : Kp. Cibeureum Peuntas RT. 02/09 Desa Selawangi
Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Provinsi
Jawa Barat
Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
viii
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of income, level education, and media
access to information on the interest of Muslim communities in Cash Waqf in the
city of East Jakarta. The data used are primary data using a questionnaire
technique thas was distributed to 100 Muslim community respondents who have
income and interest in Cash Waqf. The number of variables studied were 4
variables, namely incom, education level, and access to information media as an
independen variable and the variable of interest in terms of Cash Waqf as the
dependent variable. The approach used in this research is a quantitative
approach. The sampling method used is nonprobability sampling with a sampling
technique that is accidental sampling in Muslim communities in the city of East
Jakarta who have interest/desire to represent Cash Waqf, both endowments and
non-endowments. Analytical methods with descriptive statistics and inferential
statistics and multiple linear regression analysisi with SPSS 16.0 and Microsoft
Excel 2010 to test the hypotheses of the variables used. The result of this study
indicate that the variables of income, level of education, and access to
information media have a significant effect on interest in Cash Wawf with a
significance value of 0,000 less than the alpha value of 0,05 or 5%. Partially the
income variable, education level, and media access to information also have a
significant influence on the interest of Cash Waqf. The predictive ability of the
three independent variables on the dependent variable is 58%. Whille the
remaining 42% is influenced by other factors not included in this research
variable.
Keywords : Income, Level of education, Access to Media Information, Interes
in representing Cash Waqf, Multiple Linear Regression Analysis
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pendapatan, tingkat
pendidikan, dan akses media informasi terhadap minat masyarakat Muslim dalam
berwakaf uang di Kota Jakarta Timur. Data yang digunakan adalah data primer
menggunakan teknik kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden
masyarakat Muslim yang memiliki pendapatan dan minat untuk berwakaf uang.
Jumlah variabel yang diteliti ada 4 varibel yaitu pendapatan, tingkat pendidikan,
dan akses media informasi sebagai variabel independen serta variabel minat
berwakaf uang sebagai variabel dependen. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penarikan sampel yang
digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik sampling sampling
yaitu accidental sampling pada masyarakat Muslim di Kota Jakarta Timur yang
memiliki minat/keinginan untuk berwakaf uang, baik wakif maupun non-wakif.
Metode analisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial serta analisis
regresi linear berganda dengan Software SPSS 16.0 dan Microsoft Excel 2010
untuk menguji hipotesis dari variabel yang digunakan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses media
informasi berpengaruh signifikan terhadpa minat berwakaf uang dengan nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai alpha yaitu 0,05 atau 5%. Secara parsial
variabel pendapatan, tingkat pendidikan, serta akses media informasi pun
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berwakaf uang. kemampuan
prediksi dari ketiga varibael independen terhadap variabel dependen adalah 58%.
Sedangkan sisanya 42% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke
dalam variabel penelitian ini.
Kata kunci : Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Akses Media Informasi, Minat
dalam berwakaf Uang, Analisis Regresi Linear Berganda
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala,
karena rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Shalawat beriringan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shalallahu „alaihi wasallam.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Akses
Media Informasi terhadap Minat Masyarakat Muslim dalam Berwakaf Uang di
Kota Jakarta Timur” ini disusun dalam rangka untuk menyelesaiakn program
Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap semoga
penelitian ini bisa memberikan manfaat kepada semua pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E. ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang berharga selama
perkuliahan.
2. Ibu Dr. Erika Amelia, S.W., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah.
Ibu Dwi Nur‟aini Ihsan, MM selaku sektretaris jurusan Ekonomi Syariah.
3. Ibu Dr. Erika Amelia., S.W., M.Si. selaku pembimbing akademik yang
senantiasa memberikan motivasi dan arahan sehingga saya mampu
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Nurul Ichsan, M.A. dan Bapak Ady Cahyadi, S.E., M.Si. selaku dosen
pembimbing skripsi penulis, yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, mengarahkan serta memberikan ilmu yang bermanfaat serta
motivasi kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini. Semoga kebaikan
Beliau senantiasa dibalas oleh Allah di dunia dan akhirat.
xi
5. Kepada Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas
untuk mengadakan studi perpustakaan.
6. Kepada seluruh jajaran dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu yang berguna dan berharga bagi penulis, serta seluruh
jajaran staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan pahala
dan kebaikan kepada Bapak dan Ibu sekalian.
7. Kepada Ayahanda Alm. Ade Alimudin dan Ibunda Wati Suryati tersayang
karena Allah yang selalu berada di barisan paling depan dalam hal pengertian
dan kasih sayang yang tiada tara terhadap penulis. Serta kepada Adikku
tersayang Dea, juga keponakanku Wulan, Fauzan, Paman Wardi dan Bibi
Heni juga Bapak Dasep yang terus mendukung dan memberikan energi
positif kepada penulis di setiap perjalanan hidup menuju-Nya.
8. Kepada Keluarga Besar Ayahanda K.H Abu Hanifah Thoyib, Ustazah Liza,
Ustadz Hidayatullah, Ustadz Sodikun, Bu Nurhayati Pondok Pesantren
Modern Nurul Hijrah yang telah menjadi keluarga kedua penulis sehingga
dapat memberikan banyak ilmu, pengalaman serta inspirasi. Semoga
perjuangan dan kebaikan kalian dibalas dengan keberkahan dan kesuksesan
hidup oleh Allah SWT.
9. Kepada Beasiswa Bidikmisi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk berada di lingkungan
akademis dan dapat menggapai cita-cita penulis sehingga penulis mampu
berada dititik sekarang ini. Bidikmisi Menggapai Asa, Memutus Rantai
Kemiskinan.
10. Kepada saudaraku Al-A‟raf LDK UIN Jakarta yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk berada di lingkungan teman-teman yang
inspiratif. Semoga kalian semua mendapatkan berkah dari Allah Swt. Kita
adalah Saudara.
xii
11. Kepada teman-teman penulis dari jurusan Ekonomi Syariah angkatan 2016
yang selalu memberikan pembelajaran dan semangat serta pengalaman yang
mengesankan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.
12. Kepada sahabatku Yuni Muliana dan Astria Julianti yang selalu setia
menemani perjuangan saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik serta saling
menjadi pendengar yang responsif dan pengertian untuk bercerita tentang hal
apapun, termasuk dalam drama penyelesaian skripsi penulis.
13. Kepada sahabat terbaikku Siti Saripah Nur Aulia yang senantiasa selalu
memberikan semangat dan membantu saya dalam menyelesaikan rangkaian
penulisan skripsi ini.
14. Kepada teman terbaikku Teh Hanifah, Farah Amany dan lainnya yang secara
langsung dan tidak langsung telah membantu penulis menyelesaikan skripsi
ini, semoga Allah balas dengan kebaikan dunia hingga syurga-Nya insya
Allah.
15. Kepada seseorang yang tertulis jelas di lauhul mahfudz sebagai Pemimpin
penulis dunia-akhirat insya Allah, adalah satu dari motif penulis untuk terus
bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah berkahi setiap
langkahmu untuk menjadi bagian dari perjuangan kebangkitan Islam.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan ataupun pengalaman yang penulis miliki. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan saran dan masukan dalam segala bentuk dari
berbagai pihak.
Wassalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Jakarta, 03 Juni 2020
Deti Aliawati
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 16
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 17
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 18
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 20
A. Landasan Teori .................................................................................. 20
1. Pendapatan ..................................................................................... 20
2. Tingkat Pendidikan ........................................................................ 23
3. Akses Media Informasi ................................................................. 25
4. Minat ............................................................................................. 28
xiii
5. Wakaf ............................................................................................ 30
6. Wakaf Uang ................................................................................... 38
B. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 46
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 56
D. Keterkaitan Antar Variabel ............................................................... 57
E. Hipotesis ............................................................................................ 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 62
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 62
B. Metode penentuan Sampel ................................................................ 63
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 66
D. Metode Analisis Data ........................................................................ 68
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 76
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 82
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 82
B. Hasil dan Pembahasan....................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 113
A. Kesimpulan ..................................................................................... 114
B. Saran ................................................................................................ 115
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 117
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 122
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 46
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian................................................... 76
Tabel 4.1 Usia Responden............................................................................ 84
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ............................................................ 85
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir Responden .................................................. 85
Tabel 4.4 Pekerjaan Responden ................................................................... 86
Tabel 4.5 Pendapatan Responden ................................................................ 87
Tabel 4.6 Status Berwakaf Uang .................................................................. 88
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Pendapatan .................................................... 90
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Tingkat Pendidikan ....................................... 91
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Akses Media Informasi ................................. 91
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Minat Berwakaf Uang ................................. 92
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas Pendapatan ................................................. 93
Tabel 4.12 Hasil Uji Reabilitas Tingkat Pendidikan .................................... 94
Tabel 4.13 Hasil Uji Reabilitas Akses Media Informasi.............................. 95
Tabel 4.14 Hasil Uji Reabilitas Minat Berwakaf Uang ............................... 95
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinearitas......................................................... 97
Tabel 4.16 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 98
Tabel 4.17 Hasil Uji Autokolerasi ............................................................. 100
Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .......................................... 101
Tabel 4.19 Hasil Uji Adjusted T Square..................................................... 105
Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik F (Uji Signifikansi secara Simultan) .......... 106
xvi
Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t (Uji Signifikansi secara Parsial) ............... 107
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Gini Index Provinsi di Indonesia Tahun 2019 ......................... 10
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................. 56
Gambar 2.2 Kontelasi Pengaruh antar Variabel ........................................... 59
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas................................................................. 96
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................... 123
Lampiran 2 Tabulasi Data Responden ....................................................... 128
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .......................................... 134
Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ......................................... 141
Lampiran 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................. 142
Lampiran 6 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................... 142
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memegang persentase masyarakat beragama Islam
tertinggi diantara negara-negara belahan bumi lain, Indonesia pastinya
mempunyai banyak kemampuan tinggi dalam mengembangkan konsep
ekonomi Islam yang telah tersebar di penjuru negara-negara muslim.
Konsep ekonomi Islam ini menjadi jawaban atas semua permasalahan
yang tidak bisa diatasi oleh konsep ekonomi lainnya.
Namun, hal ini belum berjalan dengan maksimal sesuai dengan
harapan. Indonesia masih bergantung pada konsep kapitalisme
sosialisme yang sudah terbiasa digunakan dalam kehidupan sehari-
harinya. Maka dari itu, perlu adanya kesadaran terhadap masyarakat,
pelaku ekonomi serta pemerintah atas pentingnya konsep ekonomi
Islam.
Disamping itu, perlu memperhatikan juga aspek kemiskinan yang
dialami oleh Indonesia saat ini. Telah kita ketahui bahwa kemiskinan
adalah bagian dari penghambat atas pengembangan perekonomian
seperti telah dialami beberapa negara developing country khususnya di
Indonesia. Tercatat sebesar 25,14 juta penduduk Indonesia masuk pada
kategori miskin (Badan Pusat Statistik, 2019).
Kemudian terdapat beberapa aspek yang berkenaan tentang konsep
kemiskinan. Pada Barr (2004) dalam Bank Indonesia (2016) aspek
2
tersebut diantaranya, standar hidup dan kesejahteraan, ketidakmerataan,
dan social inclusion. Standar hidup dan kesejahteraan sebagai
rancangan acuan sosial-ekonomi dalam menyampaikan atas konteks
kesejahteraan manusia (Bank Indonesia, 2016).
Kesejahteraan ekonomi pada kerangka kemiskinan merujuk kepada
kesejahteraan individu serta sekelompok orang. Berdasarkan perihal
tersebut, maka konsep kesejahteraan pemerintah diartikan menjadi
konsep negara yang mana pemerintah berperan dalam kunci
pemeliharaan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat berdasarkan
empat ruang lingkup, yaitu dukungan finansial, kesehatan, pendidikan,
pangan, perubahan dan layanan sebagainya.
Aspek standar hidup dan kesejahteraan diatas dijadikan rujukan
untuk menentukan garis kemiskinan. Jika kesejahteraan diukur dengan
pendekatan pendapatan, Indonesia merupakan negara dengan tingkat
GDP (Gross Domestic Product) tertinggi di negara OKI (Organisasi
Konferensi Islam). Dengan demikian, dapat dikatakan kesejahteraan
Indonesia dianggap tinggi dengan mengacu pada pendekatan
pendapatan (Bank Indonesia, 2016).
Hal tersebut menjadi suatu permasalahan yang harus diperhatikan
bahwa bukan hanya pendapatan saja yang dapat memengaruhi
kesejahteraan suatu negara. Perlu memperhatikan aspek lain yang
berdampak kepada adanya kemiskinan tersebut. Pada Barr (2004)
3
dalam Bank Indonesia (2016) ada aspek ketidakmerataan yang
berkenaan dengan konsep pemerataan (Bank Indonesia, 2016).
Ketidakmerataan dalam ekonomi disebut juga kurangnya distribusi
atau ketimpangan. Ketimpangan tersebut mencakup atas ketimpangan
pendapatan masyarakat. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya
ketimpangan pendapatan, diperlukan alat untuk mengukurnya yaitu
Gini Index. Gini Index menunjukkan besaran persentase jarak antara
banyaknya pendapatan masyarakat berpenghasilan tinggi dibanding
pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah (Bank Indonesia, 2016).
Tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia yang digambarkan
oleh Gini Index cukup besar yaitu mencapai 38,1%. Besarnya
ketimpangan tersebut melebihi nilai ketimpangan di negara-negara
anggota OIC yang mencapai 21%. Maka dari itu, Indonesia masih
tergolong kepada negara yang memiliki Gini Index yang besar dan pola
pembangunannya masih menekankan kepada pertumbuhan ekonomi
dibandingkan dengan pemerataannya (Bank Indonesia, 2016).
Untuk mengubah situasi ini, peran semua pihak diperlukan untuk
bekerjasama dan bergerak secara berkelanjutan. Ada tiga elemen yang
dapat berdampak signifikan dalam perubahan yaitu diantaranya
pemerintah, agama, dan masyarakat (Hudzaifah, 2019).
Pertama, instrumen agama dan sering dipergunakan untuk beberapa
aktivitas keagamaan. Kedua, pemerintah dapat mengatur regulasi yang
sesuai untuk beberapa situasi dengan begitu dapat diterima oleh
4
masyarakat. Terakhir adalah wakaf yang datang dari masyarakat dan
untuk masyarakat. Dengan demikian semua elemen tersebut memiliki
dampak yang signifikan untuk mengurangi kemiskinan (Hudzaifah,
2019).
Menurut Basyir (1977:7) dalam Ash-Shiddiqy (2018) bahwa
potensi wakaf memiliki kemampuan yang tinggi terhadap kelangsungan
hidup dalam aspek sosial-ekonomi, kultur serta religiositas. Maka dari
itu agama Islam menempatkan wakaf ini yang menjadi bagian dari
ibadah baku. Dalam beberapa riwayat menyatakan bahwa sebelum
masa Islam pun terdapat masyarakat yang sudah melakukan ibadah
semacam wakaf, karena saat masa tersebut sudah mengetahui
pengimplementasian terkait aspek sosial seperti dilakukannya
sumbangan sesuatu dari berbagai pihak guna urgenisasi bersama (Ash-
Shiddiqy, 2018).
Kemudian pada Mardani (2011) dijelaskan bahwa hadirnya wakaf
ini menjadi satu dari bagian perangkat penyaluran kekayaan pada Islam
yang bisa mewujudkan kesejahteraan publik (Fauziah & El Ayyubi,
2019). Dengan demikian, wakaf menjadi bagian dari perangkat
keuangan agama Islam yang diyakini bisa menyebarkan kontribusi kian
banyak daripada berbagai instrumen keuangan Islam selainnya yaitu
dapat meningkatkan kesejahteraan atas kehidupan sosial ekonomi,
kebudayaan dan keagamaan masyarakat.
5
Perhatian atas kemiskinan dan kesenjangan pendapatan yang di
alami Indonesia saat ini menjadikan kesempatan oleh ekonomi Islam
dengan menggunakan instrumen wakaf guna terciptanya pemberdayaan
bagi masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah agar memiliki
kesempatan untuk berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan
ekonomi, sehingga mampu mengurangi kesenjangan pendapatan
masyarakat Indonesia (Bank Indonesia, 2016).
Menurut Amadea & Cholil Nafis (2017) istilah dari wakaf yaitu
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dengan membagikan sebagian
dari hartanya agar dikembangkan dengan ketentuan pokoknya ditahan
dan hasilnya dapat diamalkan untuk senantiasa selalu dimanfaatkan atau
dalam periode yang telah ditentukan demi kemaslahatan bagi ibadah
dan sosial (Amadea & Cholil Nafis, 2017).
Kemudian dalam Hasan Mansur Nasution (2010,6) pada Ekawaty
dan Muda (2015) berpendapat jika wakaf itu berarti harta yang ditahan
serta diperuntukan sebagai hak milik yang mana kemudian dijadikan
sesuai yang bermanfaat untuk kepentingan publik serta agama. Bentuk
dari aset wakaf tersebut dapat berbentuk benda yang tidak bergerak
contohnya, bangunan atau lahan saja, kemudian dapat berbentuk yang
lainnya yaitu berbentuk benda bergerak contohnya uang tunai, alat
transportasi, emas dan perak, atau sekuritas bilyet efek (Ekawaty &
Muda, 2016).
6
Dzunaedi dan Almuin (2013) menjelaskan bahwa Indonesa
merupakan satu dari berbagai negara lainnya yang mempunyai
kemampuan tinggi terhadap peningkatan atas wakaf karena disamping
merupakan negara mayoritas penduduk Muslimmya juga memiliki
banyak aset wakaf. Besarnya harta wakaf yang tidak bergerak di
Indonesia berkisar 3,49 miliar m2 lahan tanah yang terletak di 420.003
poin yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Kemudian jika
dikonversikan dengan rupiah, perkiraan harga lahan tanah sekitar Rp.
100.000,-/m2, maka akan didapat hasilnya debgan angka 349 triliun
rupiah (Amadea & Cholil Nafis, 2017).
Mengacu pada penelitian Triyanta & Zakie (2014) dalam Ismawati
& Khoirul Anwar (2019) disebutkan beberapa pemakaian lahan wakaf
yang ada di seluruh Nusantara. Sekitar 50% lebih lahan tersebut dipakai
guna keperluan ibadah seperti untuk masjid sebesar 45,02% serta untuk
mushola sebesar 28,17%. Kemudian adapun sisa dari lahan yang telah
terpakai oleh tempat ibadah yaitu untuk pembangunan sekolah sebesar
10,60% kemudian untuk keperluan makan sebesar 4,60% dan untuk
pembangunan asrama sebesar 3,23% serta sisanya sebesar 8,39% untuk
keperluan dalam kegiatan kemanusiaan (Ismawati & Anwar, 2019).
Berdasarkan keterangan tersebut telah kita ketahui jika arah dari
penggunaan lahan wakaf yang dikelola masih cukup sederhana seperti
adanya keterbatasan dalam memanfaatkan lahan sebagai sarana
beribadah, menuntut ilmu serta mengaji. Sementara itu, dalam
7
membantu terpeliharanya pendayagunaan dari harta wakaf sangat
dibutuhkan sebagian besar biaya yang dikeluarkan yang kemudian jika
pembiayaan atas perawatan fungsi harta wakaf tersebut sedikit maka
akan berdampak kepada harta wakaf menjadi terlantar. Sementara jika
aset wakaf itu manfaatnya didayagunakan dengan cara lebih baik lagi,
sehingga hasil dari pendayagunaan tersebut bisa dimanfaatkan demi
keberlangsungan permberdayaan sosial-ekonomi pada masyarakat
(Ismawati & Anwar, 2019).
Melihat perkembangan kehidupan masyarakat yang cenderung
mengikuti zaman dengan segala inovasi yang dapat menjadikannya
lebih efektif dan efisien dalam melakukan sesuatu. Begitu pula dengan
wakaf, dikuatkan dalam regulasi pemerintah yaitu pada UU RI No. 41
Tahun 2004 dalam pasal 16 yang memberikan pernyataan bahwasanya
aset wakaf tersebut bukan berupa benda yang tidak bergerak saja namun
pula benda yang bergerak. Maka, hadir terobosan yang baru untuk
membangkitkan kemampuan para muslim yang dapat dimanfaatkan
dalam menciptakan atmosfer kesolidaritasan masyarakat yaitu dengan
konsep berwakaf uang.
Menurut Wadjdy, Farid dan Mursyid (2007,79) dalam Shiddiqy
(2018) Wakaf tunai didefinisikan aset yang digunakan untuk membantu
dalam aspek kemanusiaan dengan rentan waktu yang panjang serta
memiliki beberapa fungsi seperti fungsi keagamaan dan fungsi sosial-
ekonomi. Fungsi dari keagamaannya yaitu wakaf merupakan
8
pengaplikasian iman seorang muslim dibuktikan dengan kebangkitan
dalam melakukan amal shaleh yaitu ber-shadaqah jariyah meskipun
yang bersangkutan tersebut sudah wafat (Ash-Shiddiqy, 2018).
Sementara itu fungsi sosial-ekonominya, menjadikan bentuk dari
solidaritas yang hal tersebut dijadikan instrumen peran serta dalam
kemaslahatan umat yang bersifat selamanya, dengan demikian adanya
wakaf uang ini memerankan peran penting, di sisi lain sebagai satu dari
bagian ajaran agama Islam yang berdimensi keagamaan, wakaf uang
kini menjadi dalam bagian dari ajaran untuk mementingkan
kemaslahatan ekonomi dan masyarakat (Ash-Shiddiqy, 2018).
Wakaf tunai ini sangat tinggi kemampuannya untuk dikelola lebih
besar, hal ini dikarenakan bahwa wakaf tunai memiliki daya capai serta
pergerakan yang dapat lebih jauh serta lebih rata penyebarannya
dibandingkan dengan wakaf yang berbentuk lahan dan bangunan.
Karena wakaf lahan dan bangunan tersebut hanya bisa diberlakukan
oleh seseorang ataupun kelompok yang masuk dalam kategori mampu
atau mempunyai pengasilan tinggi saja (Khairun Nisa & Khairul
Anwar, 2019).
Dengan menggunakan wakaf uang, manfaat dari harta ini bisa
dikonversikan dari hal yang konsumtif menuju ke hak yang produktif.
Wakaf ini sebaiknya memiliki potensi yang bisa memberikan anggaran
untuk pembangunan, misalnya pembangunan yang dititik beratkan
dalam bidang pendidikan, pertanian, perdaganagn serta kesehatan (Beik
9
dan Arsyianti, 2016). Wakaf uang memiliki potensi yang memiliki
prediksi perhitungan yang meningkat. Dilihat contoh yang ada pada
tahun 2010 bahwa sudah terkumpulnya dana sebesar 200 juta rupiah
dan pada tahun sekarang dana tersebut terkumpul sebesar kurang lebih
573 juta rupiah di BWU/T MUI (Ash-Shiddiqy, 2018).
Berdasarkan pada Nasution (2005) dalam Hudzaifah (2019) bahwa
jika 10 juta penduduk Muslim di Indonesia mempunyai penghasilan
perbulan sekitar 5 juta – 10 juta rupiah yang dialokasikan pendapatan
mereka kepada instistusi wakaf tunai sebesar Rp. 100.000,- per bulan,
kemudian jika dikumpukan bisa terkumpul sekitar 250 Miliar rupiah per
bulan atau sekitar 3 triliun per tahun (Hudzaifah, 2019).
Dari potensi wakaf uang diatas ternyata belum tercapai sepenuhnya
dari wakaf tunai yang terkumpul. Faktanya pada penelitian Nuraini, dkk
(2016) dalam Khoirun Nisa & Khoirul Anwar (2019), data penerimaan
wakaf uang pada Badan Wakaf Indonesia di Tahun 2017 dinyatakan
bahwa perolehan dari wakaf tunai yang sudah terhimpun baru mencapai
199 miliar rupiah (Khairun Nisa & Khairul Anwar, 2019).
Menurut Attamimy, dkk (2015: 8-9) dalam Khairun Nisa &
Khoirul Anwar (2019) bahwa adanya wakaf tunai ini terbilang masih
baru di Indonesia yang kemudian sedang diberlakukan secara kuat
supaya wakaf tunai ini bisa dipahami serta di terima kepada berbagai
macam kalangan. Seharusnya wakaf uang ini memiliki paradigma
perubahan, kalau memang ingin dijadikan sebagai alat ukur kemudian
10
dapat meningkatkan kestabilitasan kesejahteraan, keuangan dan
ekonomi publik. Maka dari itu harus diberlakukannya kegiatan
penelitian guna meningkatkannya minat umat Muslim dalam berwakaf
uang/tunai (Khairun Nisa & Khairul Anwar, 2019).
Mengacu kepada kualitas kesejahteran publik yang diukur melalui
Gini Index untuk mengetahui pemerataan pendapatan, bahwa besarnya
Gini Index pada Tahun 2019 di Indonesia dalam beberapa provinsi
dijelaskan pada grafik dibawah ini.
Gini Index Provinsi di Indonesia Tahun 2019
Sumber : Badan Pusat Statistik (2019)
Dari gambar 1.1 diatas, dalam grafik tersebut ada lima provinsi
yang tergolong kepada Gini Index yang masih tinggi. Diantaranya
adalah DI Yogyakarta berada di posisi pertama dengan nilai Gini Index
sebesar 0,29375. Kemudian di posisi kedua pada provinsi Gorontalo
dengan nilai Gini Index sebesar 0,282639 ; disusul oleh provinsi Jawa
Barat dengan nilai Gini Index sebesar 0,279167.
Gambar 1.1
Gini Index Provinsi di Indonesia Tahun 2019
11
Selanjutnya di posisi ke empat ada pada provinsi Sulawesi
Tenggara dengan nilai Gini Index 0,277083. Kemudian pada posisi ke
lima diduduki oleh provinsi DKI Jakarta dengan nilai Gini Index
sebesar 0,273611.
Salah satu provinsi yang termasuk dalam nilai Gini Index tinggi
adalah provinsi DKI Jakarta. Dengan demikian, distribusi pendapatan
yang ada di Provinsi DKI Jakarta masih rendah. Hal tersebut akan
menimbulkan beberapa dampak buruk dalam ekonomi dan sosial.
Dijelaskan pada Bank Indonesia (2016) bahwa dampak dari rasio
GINI yang semakin meningkat dapat menimbulkan kecemburuan sosial
yang akan berdampak terhadap munculnya banyak permasalahan sosial,
seperti kriminalitas, tindakan kekerasan, perampokan, dan sebagainya
(Bank Indonesia, 2016).
Oleh sebab itu, adanya wakaf uang ini dapat membantu regulasi
pemerintah yang tidak hanya berfokus pada peningkatan GDP saja
namun juga turut memperhatikan bagaimana pemerataan dan keadilan
dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnnya agar mampu mencapai
kesejahteraan.
Provinsi DKI Jakarta yang memiliki jumlah penduduk sebesar
10.467.629 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2019) dan pada website resmi
www.data.jakarta.go.id dalam penelitiannya Amalia & Puspita (2018)
bahwa penduduk Jakarta yang beragama Islam sebesar 83% pada tahun
2014 atau sekitar 8,3 juta jiwa. Tentu dengan banyaknya jumlah
12
penduduk di DKI Jakarta tersebut dapat memperkuat potensi wakaf
uang yang besar (Amalia & Puspita, 2018).
Terhitung potensi wakaf uang di Jakarta adalah 5 persen dari
jumlah penduduk muslim sekitar 415 ribu umat Islam yang membayar
wakaf tunai/uang dengan hanya mengeluarkan 5000 rupiah pada setiap
bulannya sehingga bisa terhimpun uang sebesar 2,07 milyar rupiah
setiap bulannya atau 24,9 milyar setiap tahunnya. Angka tersebut
menunjukkan bahwa potensi wakaf uang yang ada di DKI Jakarta
terhitung besar (Amalia & Puspita, 2018).
Kota Jakarta Timur merupakan salah satu kota yang berada di DKI
Jakarta. Banyaknya penduduk yang berada di Jakarta Timur pada Badan
Pusat Statistik (2016) sebesar 2.937.859 jiwa yang merupakan kota
terbanyak penduduknya di DKI Jakarta (Badan Pusat Statistika, 2019).
Begitu pula penduduk muslim yang ada di Kota Jakarta Timur
tersebut yang akan mempengaruhi besarnya jumlah wakaf uang yang
dikumpulkan. Besarnya potensi dalam mengumpulkan dana wakaf uang
seharusnya dapat direalisasikan.
Menurut Amalia dan Puspita (2018) tindakan dalam merealisasikan
potensi wakaf uang berkaitan dengan minat seseorang dalam berwakaf
uang (Amalia & Puspita, 2018). Kemudian menurut Hasbullah et all
(2016) Minat merupakan salah satu hal penting dalam mempengaruhi
tindakan, karena jika tidak ada minat maka tidak ada hal yang terjadi
(Hasbullah et all, 2016).
13
Minat masyarakat muslim dalam berwakaf uang/tunai studi pada
Kota Jakarta Timur bisa kita ketahui seraya memperhatikan apa saja
faktor-faktor yang memang bisa mempengaruhi minat masyarakat
muslim dalam berwakaf uang/tunai.
Dalam penelitiannya Khairun Nisa & Khoirul Anwar (2019) bahwa
faktor yang mempengaruhi minat dalam membayar wakaf uang adalah
faktor pendapatan yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,007
namun hubungannya rendah. Hasil penelitiannya tersebut dapat
diartikan masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang wakaf
uang, tetapi pada prinsipnya umat muslim mempunyai kemauan kuat
dalam berwakaf uang/tunai (Khairun Nisa & Khairul Anwar, 2019).
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hudzaifah (2019) yang berjudul Factors Influencing Willingness To
Contribute In Cash Waqf : Cash Os South Tangerang, Indonesia,
bahwa faktor pendapatan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kemauan umat Muslim untuk berkontribusi pada wakaf uang
(Hudzaifah, 2019).
Berbeda penelitian pada Shiddiqy (2018) yang memberikan hasil
jika faktor pendapatan tidak memiliki pengaruh pada minat masyarakat
untuk berwakaf uang. Dengan memiliki signifikansi sebesar 0,25 dapat
diambil kesimpulan bahwa yang terpenting dalam berwakaf merupakan
adanya niat dari beberapa orang yang berwakaf uang/tunai (Ash-
Shiddiqy, 2018).
14
Kemudian pada Nizar (2014) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa faktor tingkat pendidikan mempunyai prospek lebih besar serta
signifikan untuk memaparkan bagaimana persepsi seorang wakif dalam
berwakaf uang/tunai. Dengan ini dikarenakan tingkat pendidikan
memiliki prospek yang lebih tinggi dalam memberikan penjelasan dan
pemahaman untuk lebih baik lagi dalam menerimanya (Nizar, 2014).
Adapun hasil yang berbeda yang tercantum dalam penelitiannya
Shiddiqy (2018) menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap minat masyarakat dalam
berwakaf uang/tunai. Dalam hasil penenlitiannya disimpulkan jika
dalam berwakaf uang/tunai seseorang tidak diharuskan untuk memiliki
pendidikan yang tinggi, hal yang dititik beratkan adalah memiliki
tingkat keagamaan dan spiritual seseorang (Ash-Shiddiqy, 2018).
Kemudian juga dalam penelitiannya Ekawaty dan Muda (2015) ada
faktor akses media informasi yang berpengaruh signifikan terhadap
tingkat pemahaman masyarakat mengenai wakaf uang. Hal ini dilihat
bahwa koefisien regresi parsialnya semakin tingginya akses media
informasi seseorang, maka pemahamannya tentang wakaf uang akan
meningkat (Ekawaty & Muda, 2016).
Disusul oleh penelitiannya Shiddiqy (2018) yang berbeda dari
penelitian sebelumnya. Dalam penelitiannya tersebut bahwa tercantum
faktor akses informasi yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,33
tersebut tidak berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam berwakaf
15
uang. Shiddiqy pun mengambil keputusan jika akses media informasi
tidak memiliki pengaruh terhadap minat masyarakat dalam berwakaf
uang/tunai (Ash-Shiddiqy, 2018).
Dari penelitian-penelitian terdahulu diatas, terdapat perbedaan hasil
penelitiaan yang didapat dari penelitian yang satu dengan penelitian
yang lainnya berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
dalam berwakaf uang. Hal tersebut menarik perhatian penulis untuk
melakukan penelitian atas faktor-faktor yang mempengaruhi minat
dalam berwakaf uang tersebut.
Dilihat berdasarkan permasalahan dan penelitian yang turut
dijelaskan sebelumnya kemudian dikuatkan dari sumber-sumber yang
terpercaya, bahwasanya terhitung potensi penerimaan wakaf uang di
Indonesia yang cukup besar namun dalam realisasinya masih belum
mencapai potensi tersebut. Sehingga, minat dalam berwakaf uang masih
tergolong rendah.
Kemudian berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu ada
beberapa faktor yang mempengaruhi minat orang dalam berwakaf uang,
diantaranya adalah faktor pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses
media informasi terhadap minat dalam berwakaf uang.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul
“Pengaruh Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Akses Media
Informasi terhadap Minat Masyarakat Muslim dalam Berwakaf
Uang di Kota Jakarta Timur”.
16
Semoga dengan dilakukannya penelitian ini, dapat menjadi
referensi dan refleksi untuk BWI (Badan Wakaf Indonesia) dan
Lembaga Wakaf yang lainnya demi lancarnya program untuk
bersosialisasi mengenai wakaf uang/tunai yang masih belum tersebar
luas di seluruh Indonesia sehingga potensi wakaf uang tersebut dapat
tercapai secara optimal, dengan demikian wakaf uang dapat mengurangi
adanya ketimpangan pendapatan serta mencapai kesejahteraan sosial di
Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka
dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Tingginya Gini Index Negara Indonesia sebesar 38,1% melebihi
persentase Gini Index pada negara OKI yang sebesar 21% yang
artinya ketimpangan semakin melebar.
2. Besarnya potensi wakaf uang tidak diikuti dengan realisasinya.
Terbukti potensi yang dimiliki adalah sekitar 3 Triliun rupiah,
namun dalam merealisasikannya Indonesia baru menerima wakaf
uang sebesar 199 Miliar rupiah.
3. DKI Jakarta memiliki Gini Index tertinggi ke lima se-Indonesia
yang notabennya masyarakat muslim.
4. Kota Jakarta Timur sebagai salah satu kota yang ada di DKI Jakarta
memiliki jumlah penduduk terbesar diantara kota-kota yang ada di
17
DKI Jakarta. Namun, minimnya minat masyarakat kota Jakarta
Timur dalam berwakaf uang.
5. Adanya perbedaan hasil penelitian pada pendapatan, tingkat
pendidikan, dan akses media informasi yang mana berpengaruh atau
tidaknya terhadap minat dalam berwakaf uang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi yang dituangkan diatas, peneliti sangat
tertarik untuk mengamati dan mengembangkan lebih lanjut mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi minat dalam berwakaf uang. Adapun
rumusan masalah yang dapat disusun adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat
muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur secara parsial?
2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur
secara parsial ?
3. Bagaimana pengaruh akses media informasi terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur
secara parsial ?
4. Bagaimana pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses
media informasi terhadap minat masyarakat muslim dalam
berwakaf uang di Kota Jakarta Timur secara simultan ?
18
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai :
1. Menganalisis pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat
muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur secara parsial.
2. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur
secara parsial.
3. Menganalisis pengaruh akses media informasi terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur
secara parsial.
4. Menganalisis pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses
media informasi terhadap minat masyarakat muslim dalam
berwakaf uang di Kota Jakarta Timur secara simultan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
yang lebih luas mengenai wakaf uang serta mengetahui persebaran
wakaf uang yang ada di Indonesia.
2. Bagi Akademisi
Manfaat bagi akademisi adalah sebagai referensi tambahan dan
perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
19
3. Bagi pemerintah dan rakyat
Manfaat bagi pemerintah adalah sebagai bahan refleksi dan
pedoman dalam pembuatan program sosialisasi mengenai wakaf
uang. Kemudian bagi masyarakat adalah untuk informasi bagaimana
masyarakat dapat mengetahui serta melek atas wakaf uang yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga wakaf di Indonesia.
4. Bagi Lembaga Wakaf
Penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang optimal mengenai faktor-faktor apa
saja yang dapat memengaruhi minat seseorang untuk berwakaf
uang. Sehingga Lembaga Wakaf tersebut dapat membuat strategi
sosialisasi dalam memasarkan wakaf uang yang optimal guna
meningkatkan realisasi penerimaan wakaf uang di Indonesia.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendapatan
Dalam KBBI istilah dari pendapatan merupakan hasil dari
usaha atau pekerjaan yang dilakukan (www.kbbi.web.id). Kemudian
menurut Marbun (2003) dalam Mala (2019) menyatakan bahwa
pendapatan adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan,
dan organisasi lain dalam bentuk gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos,
dan laba (Mala, 2019).
Menurut Badan Pusat Statistika mendefinisikan pendapatan
meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah
diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan
waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur,
penghargaan dan nilai pembayaran sejenisnya (www.bps.go.id).
Adapun menurut Reksoprayitno (2004) dalam Nababan (2013)
mendefinisikan bahwa pendapatan adalah sebagai total penerimaan
yang diperoleh pada periode tertentu (Nababan, 2013).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
sebagai total penerimaan oleh perorangan, perusahaan, dan
organisasi lain atas hasil kerjanya dalam bentuk gaji, sewa, bunga,
komisi, ongkos, dan laba pada periode tertentu.
21
Berdasarkan penelitian Iskandar (2017), Mariati (2014), dan
Danil (2013) menyatakan bahwasanya besarnya pendapatan
seseorang dapat memberikan pengaruh atas pengeluaran seseorang
(Hudzaifah, 2019). Kemudian menurut Danil (2013) apabila
pendapatan seseorang di suatu wilayah berkemungkinan tinggi, hal
itu dapat menyebabkan tingkat kemajuan serta kesejahteraan
wilayah itu akan tinggi juga (Danil, 2013).
Adapun menurut Boediono (2002) dalam Danil (2013)
pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
dipengaruhi oleh : (Danil, 2013)
a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki dan bersumber pada
hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini
ditentukan oleh penawaran dan permintaan di pasar faktor
produksi
c. Hasil kegiatan keluarga sebagai pekerjaan sampingan
Adapula menurut Danil (2003) yang menjelaskan faktor-
faktor mempengaruhi pendapatan, diantaranya sebagai berikut :
(Danil, 2013)
a. Kesempatan kerja yang tersedia. Semakin banyak kesempatan
kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang
bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.
22
b. Kecakapan dan keahlian. Dengan bekal kecakapan dan keahlian
yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas
yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.
c. Motivasi. Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah
penghasilan yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang
untuk melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan
yang diperoleh.
d. Keuletan bekerja. Pengertian keuletan dapat disamakan dengan
ketekunan, keberanian untuk menghadapai segala macam
tantangan.
e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan. Besar kecilnya usaha
yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya modal yang digunakan.
Kemudian menurut Nazir (2010) menjelaskan bahwa pada
hakikatnya pendapatan yang diterima oleh seseorang maupun
badan usaha tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
tingkat pendidikan dan pengalaman, modal kerja, jam kerja, akses
kredit, jumlah tenaga kerja, tanggung jawab keluarga, barang
dagang yang diproduksi serta yang lainnya (Nazir, 2010).
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan diatas,
maka dapat disimpulkan indikator-indikator yang dapat mengukur
pendapatan, yaitu sebagai berikut :
a. Harga dan jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki
23
b. Kesempatan dan pengalaman kerja
c. Tanggungan keluarga
d. Penghasilan yang diterima
e. Pekerjaan
2. Tingkat Pendidikan
Dalam pendapat Andrew E. Sikula pada Mangkunegara
(2003:50) bahwa tingkat pendidikan merupakan rangakaian proses
dalam kurun waktu yang lama dengan dilakukan berdasarkan
ketentuan yang terorganisir serta sistematis, yang kemudian seorang
tenaga kerja yang manajerial memdalami pada bidang teoritis dan
konseptual demi terciptanya tujuan umum (Koni, 2018).
Menurut Hariandja (2002) dalam Wirawan et al. (2016) bahwa
tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya
saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan (Wirawan et
al., 2016).
Kemudian menurut Widyastuti (2012) memberikan pernyataan
bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki orang tersebut setiap orang
dapat dikaitkan dengan besarnya produktivitas yang bisa dimiliki.
Artinya semakin tingginya tingkat pendidikan orang tersebut hal ini
menyebabkan seseorang itu akan mendapatkan opportunitas pada
pekerjaan yang lebih meyakinkan (Widyastuti, 2012).
Dari penjelasan mengenai tingkat pendidikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan merupakan suatu proses
24
jangka panjang seseorang dengan menggunakan prosedur yang
sistematis dan terorganisir demi meningkatkan produktivitasnya
dalam hal pengetahuan konseptual dan teoritis, daya saing, dan
kinerja agar memiliki kesempatan mendapat pekerjaan yang lebih
baik.
Menurut UU RI Sistem Pendidikan Nasional No. 2 (2003)
bahwa indikator pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan
kesesuaian jurusan. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
pada pasal 01, menyatakan bahwa jenjang pendidikan merupakan
bagian dari tingkatan pendidikan yang telah ditetapkan melalui
tingkat pengembangan peserta didik, kemudian prospek yang
nantinya dicapai, serta keahlian yang dikembangkan, terdiri dari :
(UU Nomor 20 Tahun 2003, 2003)
a. Pendidikan dasar prasekolah
Menurut PP No. 27 Tahun 1990 pendidikan prasekolah adalah
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik di luar lingkungan keluarga
sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di
jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
b. Pendidikan dasar
Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama
masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan
menengah.
25
c. Pendidikan menengah
Yaitu jenjang pendidikan lanjutan dari pendidikan dasar
d. Pendidikan tinggi
Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakkup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Kemudian indikator selanjutnya adalah kesesuaian jurusan.
Kesesuaian jurusan merupakan hal yang diperhatikan jika seseorang
sebelum diambil oleh perusahaan kemudian seseorang tersebut
dianalisis bagaimana tingkat pendidikan serta kesesuaian jurusannya.
Hal ini dikarenakan untuk mempermudah dalam menempatkan
posisinya sesuai dengan porsi dan kualifikasi pendidikan yang telah
diembannya. Maka dari itu perusahaan akan mendapatkan
kemamapuan yang baik dalam pekerjaan seseorang tersebut.
3. Akses Media Informasi
Menurut Wulandari. dkk (2007) dalam Aditya & Jatra (2019)
menjelaskan bahwa akses informasi adalah penggunaan alat media
komunikasi untuk mendapatkan suatu informasi (Aditya & Jatra,
2019).
Menurut Diskominfo, pengertian dari akses informasi ialah
berupa suatu sistem yang mempermudah seseorang dalam
memenuhi kebutuhannya dengan cara mendapatkan beberapa
26
informasi umum melalui alat telekomunikasi atau saluran atau
media.
Kemudian menurut Tata Sutarbi (2012) bahwa informasi
adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan. Untuk mendapatkan informasi yang baik pastinya
diperlukan media yang baik juga, agar informasi yang diterima tidak
berubah (A. Muhidin, 2017).
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai akses informasi
diatas maka dapat disimpulkan bahwa akses informasi merupakan
kemudahan dalam pencapaian informasi yang telah siap digunakan
dalam proses pengambilan keputusan melalui saluran media
telekomunkasi.
Dalam mengakses infromasi, harus diketahui sumber
informasinya dari mana. Karena gunanya sumber informasi adalah
untuk menghubungkan antara pengguna informasi dengan informasi
tersebut. Jenis dari sumber informasi bisa berbentuk rekaman
ataupun dari manusia langsung.
Jenis dari sumber informasi yang terekam yaitu diantaranya;
tertulis dan tercetak seperti koran, buku, majalah, jurnal dan
sebagainya, kemudian sumber dari elektronik seperti TV, internet,
kaset. Serta jenis sumber informasi dari manusia langsung yaitu
27
ketika seseorang menjadi penyimpan dari informasi yang
dibutuhkan.
Menurut Philip Kotler dalam Ichsan (2014) bahwa informasi
yang seseorang dapatkan bersumber dari empat sumber diantaranya
yaitu sumber dari pribadi contohnya dari teman, kenalan, tetangga
dan keluarga; sumber dari komersial contohnya dari kemasan, iklan,
penyalur, dan wiraniaga; sumber dari politik contohnya seperti
media massa; serta sumber dari pengalaman contohnya produk yang
dipakai sebelumnya (Ichsan, 2014).
Adapun menurut Tata Sutarbi (2005) yang menyebutkan
bahwa informasi yang berkualitas itu jika informasinya mempunyai
berbagai ciri diantaranya : (Sutarbi, 2005)
a. Accuracy (Akurat).
Sebuah informasi mesti memberikan gambaran situasi dan
kondisi yang benar terjadi adanya. Untuk menguji
keakurasiannya, maka dibutuhkan dua orang atau lebih yang
menghasilkaan sumber informasi dengan data yang sama dan
akurat.
b. Timely (Tepat waktu)
Hal ini berarti sebuah informasi dianjurkan selalu tersedia saat
sebauh informasi itu dibutuhkan.
28
c. Relevant (Relevan)
Informasi yang disuguhkan sebaiknya harus menyesuaikan
dengan kebutuhan seseorang dari berbagai bagian kalangan.
d. Complete (Lengkap)
Kelengkapan merupakan hal yang harus dipenuhi pada suatu
informasi yang dibutuhkan yang didalamnya berisikan fakta
yang tertera.
4. Minat
Dalam Nurhasanah & Sobandi (2016) definisi dari minat
adalah suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan (Slameto, 2010),
perhatian (Lin dan Huang, 2016), fokus, ketekunan, usaha,
pengetahuan, keterampilan sikap (Wang & Adespoe, 2016) dan
sebagai nilai dari adanya sebuah interaksi antara seseorang dengan
sebuah hal atau kegiatan yang dikerjakannya (Schiefele, 2001)
(Nurhasanah & Sobandi, 2016).
Menurut Susanto & Kotler (2000) dalam Wiradipoetra &
Brahmanto (2016) bahwa minat sebagai dorongan, yaitu rangsangan
internal kuat yang memotivasi tindakan, dimana dorongan ini
dipengaruhi oleh stimulus (Wiradiputra & Brahmanto, 2016).
Kemudian Syah (2005) dalam Widyanti & Saputra (2018) pun
mengatakan jika minat tidak termasuk istilah populer dalam
Psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada aspek
29
internalnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,
dan kebutuhan (Widyanti & Saputra, 2018).
Kemauan sama hal nya dengan minat yang merupakan
kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan
atas dasar kemauan dan kemauan dari dalam diri sendiri dan
dipengaruhi oleh faktor eksternal (Hudzaifah, 2019) (Slameto,
2010), (Bouckenooghe and Van Den Broeck, 2009), (Asselin,
2005), (Auger et al., 2003), (Nelson and McLeod, 2005).
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, bisa kita tarik
kesimpulan bahwa pengertian dari minat ialah kemauan, dorongan,
rasa suka atas kegiatan tertentu yang berasal dari faktor internal dan
faktor eksternal sehingga memutuskan untuk melakukan kegiatan
tersebut. Maka, minat dalam berwakaf uang diartikan sebagai
kemauan seseorang berdasarkan dorongan dari rasa ketertarikan
akan wakaf uang sehingga hartanya diserahkan kepada lebaga
wakaf untuk disalurkan menjadikan wakaf uang.
Dalam mengukur minat terdapat suatu konsep yaitu konsep
AIDA yang tertera pada Binalay, Mandey & Mintardjo (2016)
diantaranya ialah perhatian, ketertarikan, keinginan, dan tindakan
(Mintardjo et al., 2016).
Adapun menurut Hidayat (2013) dalam Pratiwi (2015)
mengemukakan bahwa ada beberapa indikator dalam mengukur
30
minat diantaranya ialah keinginan, perasaan senang, perhatian serta
perasaan tertarik (Noor Komari Pratiwi, 2015).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa minat dapat diukur
dengan indikator sebagai berikut :
a. Perhatian (attention), merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa
seseorang terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya
dengan mengesampingkan yang lain.
b. Ketertarikan (interest), minat bisa berhubungan dengan gaya
gerak yang mendorong kita cenderung atau rasa tertarik pada
orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Keinginan (desire), seseorang yang memiliki keinginan terhadap
suatu kegiatan tentunya ia akan melakukan atas keinginan
dirinya sendiri.
d. Tindakan (action), ialah melakukan pengambilan keputusan
yang pasif atas penawaran.
e. Perasaan senang, seseorang yang memiliki perasaan senang atau
suka dalam hal tertentu ia akan cenderung mengetahui hubungan
antara perasaan dengan minat.
5. Wakaf
a. Definisi Wakaf
Pada Ma‟luf dalam Haq (2013) yang dikutip oleh Bank
Indonesia (2016) menyatakan bahwa definisi wakaf secara
31
etimologi berarti “menahan, mencegah, selama, tetap, paham,
menghubungkan, mencabut, meninggalkan, dan lain
sebagainya” (Bank Indonesia, 2016).
Kemudian dalam KBBI, bahwa pengertian dari wakaf itu
sendiri diartikan sebagai suatu lahan milik pemerintah yang
kemudian tidak bisa diberikan kepada orang lain dan
dipergunakan guna kemaslahatan umat. Juga bisa diartikan
sebagai benda yang bergerak atapun benda tidak bergerak yang
disuguhkan demi kemaslahatan umum yang dibentuk berkaitan
agaman Islam sebagai pemberian dari orang yang ikhlas
(www.kbbi.web.id).
Menurut Undang-Undang nomor 41 Tahun 2004 yang
mengatur tentang wakaf, menjelaskan bahwa wakaf adalah
perbuatan hukum seorang wakif (orang yang berwakaf) untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Kemudian menurut Muhammad Kamaluddin Iman (1999)
mendeskripsikan jika wakaf merupakan aset benda yang
diserahkan kemudian tidak dapat dijadikan hak milik oleh orang
atau kelompok, yang kemudian hasilnya digunakan untuk
disedekahkan kepada orang fakir miskin dan kemaslahatan
32
umum (Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam &
Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013).
Dalam Amadea & Cholil Nafis (2017) ada dua proses
penting dalam wakaf, yaitu (1) menahan pokok (hata wakaf),
proses ini merupakan pengadaan aset (modal) yang dapat
menghasilkan manfaat/produk dimasa yang akan datang; (2)
menggunakan pokok untuk menghasilkan produk yang dapat
dimanfaatkan oleh pihak yang berhak (sesuai dengan keinginan
wakif) (Amadea & Cholil Nafis, 2017).
b. Dasar Hukum Wakaf
Di dalam al-Qur‟an sering menyatakan tentang derma harta
(infaq) demi kepentingan umum. Sedangkan dalam hadist sering
ditemui ungkapan wakaf dengan ungkapan habs (tahan)
(Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat
Pemberdayaan Wakaf, 2013).
Adapun dalil-dalil yang mensyariatkan mengenai wakaf
yaitu bersumber dari al-Qur‟an, hadist, dan Ijma‟ Sahabat
diantaranya sebagai berikut :
1) Al-Qur‟an al-Karim
Al-Qur‟an dalam surat Ali Imran ayat 92 yang artinya:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta
yang kamu cintai. Dan apa yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (Q.S. Ali Imran : 92)
33
Al-Qur‟an dalam Q.S. Al-Hajj : 77 yang artinya :
“Perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan”. (Q.S. Al-Hajj : 77)
2) Hadist
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah
saw bersabda:
“Bilamana anak adam meninggal dunia maka berhentilah
semua perbuatan shalehnya, dengan pengecualian atas tiga
perihal, diantaranya adalah bersedekah jariyah (wakaf),
ilmu yang berguna, dan anak yang shaleh senantiasa selalu
mendoakannya” (HR. Muslim).
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a, bahwasanya Ibu
Umar r.a pernah memperoleh sebidang lahan yang berasal
dari tanah Khaibar, kemudian ia bertanya :
“Wahai Rasulullah SAW, aku memperoleh sebidang lahan
yang berada di Kahibar, itu adalah aset yang belum sama
sekali aku dapatkan yang dinilai lebih baik, kemudian
bagaimana engkau perintahkan sesuai kepadaku?
Maka dijawab oleh Nabi saw :
“Jika engkau suka tahanlah pokoknya dan sedekahkan
hasilnya. Lalu Umar menyedekahkannya, dengan syarat
tidak boleh dijual, tidak boleh diwariskan dan tidak boleh
diwarisi, yaitu untuk orang-orang fakir, untuk keluarga
dekat, untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk menjamu
tamu, untuk orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan
(ibnu sabil); dan tidak berdosa orang yang mengurusinya
itu untuk memakan sebagiannya dengan cara yang wajar
dan untuk memberi makan (kepada keluarganya) dengan
syarat jangan dijadikan hak milik. Dan dalam suatu riwayat
diceritakan : dengan syarat jangan dikuasai pokoknya‟.
(HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasai, dan Ahmad).
34
3) Ijma‟ Sahabat
Dalam Ensiklopedi Hukum Islam (1996) pada
Direktorat Pemberdayaan Wakaf (2013) dijelaskan bahwa
para sahabat sepakat bahwa hukum wakaf sangat dianjurkan
dalam Islam dan tidak satu-pun di antara para sahabat yang
menaifkannya (Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013).
Sedangkan hukum wakaf menurut shahibul mazhab
(Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi‟iy dan Imam
Ahmad bin Hanbal) tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Menurut Imam Malik, Imam Syafi‟iy dan Imam
Ahmad hukum wakaf adalah sunnah (mandub). Menurut
ulama Hanafiyah hukum wakaf adalah mubah (boleh).
Sebab wakaf non muslim pun hukum wakafnya sah.
Namun demikian, wakaf nantinya bisa menjadi wajib
apabila wakaf itu menjadi obyek dari Nadzhir (Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat
Pemberdayaan Wakaf, 2013).
c. Syarat dan Rukun Wakaf
Menurut Direktorat Pemberdayaan Wakaf (2013) wakaf
ditetapkan benar/sah apabila memenuhi berbagai rukun serta
syarat-syarat.
Rukun dari wakaf diantaranya ialah :
1) Waqif (orang yang mewakafkan harta)
35
2) Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan)
3) Mauquf „alaih (pihak yang diberi wakaf/peruntukkan
wakaf)
4) Shighat (pernyataan atau ikrar Wakif untuk mewakafkan
sebagian hartanya)
5) Nazhir (pengelola wakaf)
Adapun menurut Dirjen Bimas & Pemberdayaan Wakaf
(2013) terdapat beberapa syarat pemberi wakaf yang dinyatakan
harus mempunyai kepahaman akan aturan/hukum untuk
mempergunakan asetnya. Syarat tersebut diantaranya :
1) Merdeka
2) Berakal sehat
3) Dewasa/baligh, dan
4) Tidak berada dalam pengampuan (boros/tabarru‟)
Kemudian ada beberapa syarat terhadap benda yang
diwakafkan (Mauquf bih) diantaranya yaitu : (Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat
Pemberdayaan Wakaf, 2013)
1) Mutaqawwam
Segala sesuatu yang dapat disimpan dan halal digunakan
dalam keadaan normal/bukan keadaan darurat.
2) Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan, sehingga tidak
menimbulkan sengketa atau kebingungan.
36
3) Milik Wakif.
Kepemilikannya pun harus sempurna, bukan sebagian milik
orang lain.
4) Terpisah atau bukan milik bersama. Demikian juga,
kepemilikan bersama tidak boleh diwakafkan.
Pandangan yang umum, ketentuan benda yang harus
diwakafkan itu benda yang mempunyai kegunaan selamanya
serta digunakan secara terus-menerus (Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat Pemberdayaan
Wakaf, 2013).
Selanjutnya menurut Direktorat Pemberdayaan Wakaf
(2013) syarat penerima wakaf (Mauquf „alaih) itu adalah harus
orang yang berbuat kebajikan karena sebuah benda dikatakan
wakaf jika pemanfaatannya ditentukan oleh syariat Islam.
Ulama-ulama fuqhaha memberikan pendapatan yang sama
perihal semacam infaq yang diberikan oleh seseorang
merupakan suatu amal shaleh yang kemudian dijadikannya
wakaf sebagai salah satu ibadah untuk lebih meningkatkan
aspek habluminallah.
Kemudian adapun ketentuan untuk shighat (ikrar wakaf)
yaitu bahwa para ulama sepakat bahwa shighat berwakaf
memakai perkataan waqafu yang artinya saya berwakaf
37
(Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam & Direktorat
Pemberdayaan Wakaf, 2013).
Namun, secara mendasar, menggunakan kata apa saja dalam
menyampaikan benda wakaf boleh saja dilakukan, meskipun
dalam menggunakan bahasa lokal asing. Sebab, bahasa hanya
merupakan sarana untuk mengucapkan maksud, tidak merubah
tujuan dari yang diinginkan.
Selanjutnya adalah syarat-syarat untuk pengelola wakaf
(nadzhir) yang harus dipenuhi yaitu : (Bank Indonesia, 2016)
1) Beragama Islam
2) Sudah dewasa (aqil baligh)
3) Amanah dan dapat dipercaya
4) Memiliki kemampuan jasmani dan rohani untuk
menjalankan amanah wakaf.
d. Aset Benda Wakaf
Tertera pada UU RI No. 41 Tahun 2004 yang menjelaskan
mengenai jenis-jenis aset yang diwakafkan. Aset wakaf tersebut
diantaranya adalah :
1) Aset wakaf diantaranya :
a. Benda yang tidak bergerak; dan
b. benda yang bergerak
38
2) Benda yang tidak bergerak terdiri dari :
a. Kepemilikan lahan berdasarkan ketetapan yang berlaku
dalam undang-undang berikut yang sudah ataupun yang
belum mendaftarkan;
b. bangunan atau bagian bangunan yang terdiri dari lahan;
c. tunbuhan dan aset lain yang bersangkutan dengan lahan;
d. kepemilikan terhadap status rumah susun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. benda yang tidak bergerak lain berdasarkan ketetapan
syariah dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3) Benda yang bergerak adalah aset yang tidak dapat hangus
karena dipergunakan, diantaranya ialah uang; logam mulia;
surat berharga; alat transportasi; HAKI; hak untuk sewa;
serta benda yang bergerak lainnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
6. Wakaf Uang
a. Definisi Wakaf Uang
Ternyata wakaf uang memang sudah diketahui saat zaman
keemasan khalifah Abbasiyah serat mempunyai dampak besar
atas perdaban agama Islam, namun pemikiran yang baru datang
dari Prof. M. A Mannan pada akhir abad 20 yang dikeluarkan
melalui SIBL yang menyatakan bahwa ada konsep baru dari
39
bentuk wakaf, yaitu skema sertifikat wakaf uang/tunai, konsep
ini selanjutnya diterima sepenuhnya oleh MUI (Fauziah & El
Ayyubi, 2019).
Menurut Abubakar, Dkk (2006) dalam Shiddiqy (2018)
dijelaskan bahwa wakaf tunai adalah wakaf berupa uang tunai
yang diinvestasikan ke dalam sektor-sektor ekonomi yang
menguntungkan dengan ketentuan prosentase tertentu digunakan
untuk pelayanan sosial. Secara lebih khusus, pengertian wakaf
uang dalam konteks regulasi di Indonesia adalah wakaf berupa
harta benda bergerak uang dengan mata uang rupiah melalui
lembaga keuangan syariah yang ditunjuk pemerintah (Ash-
Shiddiqy, 2018).
Kemudian dalam Ekawaty & Muda (2015) dijelaskan
definisi wakaf uang adalah wakaf yang dapat bergerak, yang
berbentuk uang. Wakaf uang mempunyai berbagai manfaat bagi
semua pihak, termasuk lembaga keuangan, investor maupun
lingkungan masyarakat secara umum. Dengan demikian
siapapun akan bisa meyalurkan keinginan berwakaf karena
Allah SWT (Ekawaty & Muda, 2016).
MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah mengeluarkan fatwa
tentang diperbolehkannya wakaf uang pada tahun 2002, MUI
telah mempertimbangkan adanya kemaslahatan yang lebih luas
40
yang diperoleh melalui wakaf bergerak berupa wakaf uang
(Khoirun Nisa‟ & Khoirul Anwar, 2019).
b. Dasar Hukum Wakaf Uang
1) Al-Qur‟an
Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah ayat 261-262, yang
artinya :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah,
kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya
dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima) mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” (Q.S. Al-Baqarah 261-262).
Al-Qur‟an dalam surat Al-Baqarah ayat 267, yang
artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, sedekahkanlah (di jalan
Allah) sebagian hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian
dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
sedekahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji.” (Q.S. Al-Baqarah : 267).
2) Hadist
Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Rasulullah SAW
bersabda :
“Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka
putuslah amalnya, kecualitiga perkara; shadaqah jariyah,
41
ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan
orang tuanya” (H.R. Muslim).
“Tahanlah asal (pokok)nya, dan jalankanlah manfaatnya.”
(H.R. al Nasaiy dan Ibnu Majah).
3) Ijma‟ Ulama
Dalam Direktorat Pemberdayaan Wakaf (2013)
dijelaskan bahwa ada beberapa pendapat para ulama
mengenai hukum wakaf uang, diantaranya yaitu :
a. Imam Bukhari menyebutkan bahwa Imam Azh Zhuhri
(wafat 124 H) berpendapat bahwa boleh mewakafkan
dinar dan dirham. Caranya ialah menjadikan dinar dan
dirham tersebut sebagai modal usaha, kemudian
menyalurkan keuntungannya sebagai wakaf.
b. Dr. Az-Zuhaili juga menyebutkan memperbolehkannya
sebagai pengecualian karena sudah banyak dilakukan
masyarakat, sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh
Abdullag bin Mas‟ud r.a, yang berbunyi, “Apa yang
dipandang kaum muslimin itu baik, dipandang baik juga
oleh Allah”.
Adapun landasan hukum mengenai wakaf uang yang
digunakan di Indonesia diantaranya sebagai berikut :
a. UU RI No. 41 Tahun 2004 pada pasal 16 mengenai macam-
macam aset wakaf
42
b. PP No. 42 Tahun 2006 yang memaparkan bagaimana
pelaksanaan dari UU RI No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf
c. Peraturan KEMENAG No. 4 Tahun 2009 mengenai
administrasi pendaftaran wakaf uang
d. Keputusan Dirjen Bimas Islam No. Dj. II/420 Tahun 2009
mengenai bentuk, model dan spesifikasi formulir wakaf
uang
e. Peraturan BWI (Badan Wakaf Indonesia) No. 01 Tahun
2009 mengenai pedoman pengelolaan dan pengembangan
harta benda wakaf bergerak berupa uang
f. Peraturan BWI Nomor 02 Tahun 2010 tentang tata cara
pendaftaran nazhir wakaf uang
g. Peraturan BWI Nomor 04 Tahun 2010 tentang pedoman
pengelolaan serta pengembangan harta benda wakaf
Dalam Ekawaty dan Muda (2015) bahwa sebelum UU RI
tentang Wakaf diterbitkan, pada 11 Mei 2002 MUI telah
menetapkan fatwa tentang wakaf uang yang isinya adalah :
(Ekawaty & Muda, 2016)
a) wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk
uang tunai,
b) termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat
berharga,
43
c) wakaf uang hukumnya jawaz (boleh),
d) wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk
hal-hal yang dibolehkan secara syar‟i,
e) nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak
boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan.
c. Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Tunai
Dalam Direktorat Pemberdayaan Wakaf (2013) dijelaskan
bahwa wakaf tunai dapat diperluas jangkauan pemberi wakaf
dan peningkatan produktifitas harta wakaf dengan penjelasan
sebagai berikut :
1) Wakaf dalam bentuk fixed asset hanya dapat diberikan oleh
mereka yang tergolong masyarakat yang mempunyai asset
yang berlebih, sehingga kelebihan tersebut dapat
diwakafkan. Sedangkan untuk masyarakat yang tidak
mempunyai asset berlebih tentunya akan menghadapi
kendala untuk melakukan wakaf dalam bentuk fixed asset.
Masyarakat tersebut dapat memberikan wakaf dalam bentuk
uang tunai, dimana uang tersebut dapat dikumpulkan
terlebih dahulu oleh seorang pengelola untuk kemudian
diinvestasikan, dan benefit atas investasi tersebut dapat
didistribusikan kepada beneficiary.
2) Wakaf tunai dapat digunakan untuk memproduktifkan
asset-asset wakaf yang sekarang tersebar di banyak negeri
44
kaum muslimin. Dengan demikian, wakaf tunai dapat
digunakan sebagai saranan untuk memotivasi dana
masyarakat dengan jangkauan lapisan masyarakat yang
lebih luas ke dalam bentuk modal investasi produktif dan
dapat digunakan untuk memproduktifkan asset wakaf yang
sudah ada.
Pengelolaan dana wakaf ini juga harus disadari merupakan
dana publik. Untuk itu, tidak hanya pengelolaannya yang harus
dilakukan secara profesional, akan tetapi budaya transparansi
serta akuntabilitas merupakan satu faktor yang harus
diwujudkan. Dalam hal ini, maka lembaga apapun yang telah
memiliki budaya tersebut, sesungguhnya merupakan lembaga
yang paling siap di dalam mengemban pengelolaan wakaf tunai.
Pentingnya budaya ini ditegakkan karena di satu sisi hak
wakif atas aset (wakaf tunai) telah hilang, sehingga dengan
adanya budaya pengelolaan yang profesional, transparansi dan
akuntabilitas, maka beberapa hak konsumen (wakif) dapat di
penuhi, yaitu : (Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam & Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013).
1) Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
2) Hak untuk didengar dan keluhnya atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
45
3) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan
konsumen.
Agar wakaf tunai dapat memberikan manfaat yang nyata
kepada masyarakat seluas-luasnya, maka diperlukan system
pengelolaan (manajemen) yang berstandar professional.
Manajemen wakaf tunai melibatkan tiga pihak utama, yaitu :
(Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Direktorat Pemberdayaan Wakaf, 2013).
1) Pemberi wakaf (wakif);
2) Pengelola wakaf (Nazhir) sekaligus akan bertindak sebagai
manajer investasi, dan
3) Beneficiary (mauquf „alaihi)
Wakif akan memberikan wakaf kepada pengelola dan
benefitnya akan didistribusikan kepada Mauquf „alaihi. Dalam
melakukan pengelolaan wakaf ini, diperlukan sebuah institusi
yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Kemampuan akses kepada calon wakif
2) Kemampuan melakukan investasi dana wakaf
3) Kemampuan melakukan administrasi rekening beneficiary
4) Kemampuan melakukan distribusi hasil investasi dana
wakaf
5) Mempunyai kredibilitas di mata masyarakat, dan harus
dikontrol oleh hukum/regulasi yang ketat.
46
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul
Penulis
(Tahun)
Hasil Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh
Pendapatan,
Religiusitas,
Jarak
Lokasi,
Tingkat
Pendidikan,
dan Akses
Media
Informasi
terhadap
Minat
Masyarakat
untuk
Berwakaf
Uang di
Badan
Wakaf
Shiddiqy
(2018)
Z-test
menyimpul-
kan bahwa
religiusitas
memiliki efek
yang
signifikan
dan positif
pada minat
masyarakat
membayar
wakaf,
sementara
pendapatan,
jarak lokasi,
pendidikan,
dan akses ke
informasi
Meneliti
variabel
Pendapatan,
Tingkat
Pendidikan,
Akses
Informasi
dan variabel
minat.
Kemudian
pengumpul-
an datanya
mengguna-
kan metode
kuesioner.
Meneliti
objek
penelitian-
nya pada
masyarakat
yang
berminat
dalam
wakaf uang
di BWT-
MUI.
47
Tunai MUI
DIY.
tidak
mempenga-
ruhi minat
masyarakat
untuk
membayar
wakaf tunai.
2 Faktor-
Faktor yang
Memotivasi
Para Wakif
untuk
Berwakaf
Uang di
Tabung
Wakaf
Indonesia
(TWI)
Cahyadi
(2019)
Hasil
pengolahan
MSA adalah
semua
vaiabel
memiliki
nilai
signifikansi
diatas 0,05.
Teknik
pengumpul-
an data
dengan
mengguna-
kan metode
kuesioner
dan diolah
mengguna-
kan SPSS.
Meneliti
varibel
motivasi
serta
variabel self
actualizati-
onal,
emotional
buying
motives,
brand
preferences,
price
preference,
quality
preference,
48
compliance,
dan
recomenda-
tion.
3 Factors
Influencing
Willingness
to
Contribute
Cash Waqf :
Case Of
South
Tangerang.
Hudzai-
fah
(2019)
Untuk uji Z,
disimpulkan
bahwa
pengetahuan
dan
pendapatan
memiiki
pengaruh
yang
signifikan,
sedangkan
sosial budaya
dan promosi
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kemauan
masyarakat
Meneliti
variabel
pendapatan
dan minat/
kemauan
dalam
berwakaf
uang.
Meneliti
dengan
objek
penelitian-
nya
masyarakat
di
Tangerang
Selatan.
49
untuk
melaksana-
kan wakaf
tunai.
4 Faktor-
Faktor yang
Mempenga-
ruhi
Persepsi
Wakif
terhadap
Wakaf
Uang di
Kota Bogor.
Fauziah
&
Ayyubi
(2019)
Hasil analisis
data
diketahui
persepsi
wakif
dipengaruhi
oleh
pemahaman
tentang
wakaf uang
dan motivasi
sosial.
Meneliti
tentang
wakaf uang
dan
pengolahan
datanya
mengguna-
kan SPSS.
Meneliti
dengan
objek
penelitian-
nya pada
masyarakat
yang ada di
Kota Bogor
serta
meneliti
variabel
motivasi
sosial dan
pemahaman
5 Hubungan
Pendapatan
dan Sikap
Masyarakat
Muslim
Nisa‟ &
Anwar
(2019)
Hasilnya
menunjukkan
bahwa
pendapatan
memiliki
Meneliti
varibel
pendapatan
dan variabel
Meneliti
dengan
objek
penelitian-
nya
50
Kecamatan
Semampir
Surabaya
dengan
Minat
Membayar
Wakaf
Uang.
hubungan
rendah
signifikan
dengan minat
membayar
wakaf uang,
sedangkan
sikap
memiliki
hubungan
yang sedang
dan
signifikan.
minat. masyarakat
di
Kecamatan
Semampir
Surabaya.
6 Pengaruh
Persepsi
Masyarakat
tentang
Wakaf
Uang
terhadap
Minat
Berwakaf
Uang di
Ismawati
& Anwar
(2019).
Variabel
persepsi
masyarakat
tentang
wakaf uang
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
minat
Meneliti
variabel
minat
berwakaf
uang.
Meneliti
variabel
persepsi
sebagai
variabel
independen
51
Kota
Surabaya.
berwakaf
uang.
7 Wakaf
Uang :
Tingkat
Pemahaman
Masyarakat
dan Faktor
Penentunya
(Studi
Masyarakat
Muslim
Kota
Surabaya).
Ekawaty
& Muda
(2015)
Variabel
tingkat
pemahaman
masyarakat
muslim di
Kota
Surabaya
tentang
wakaf tunai
dipengaruhi
oleh varibael
pengetahuan
agama Islam
dan akses
media
informasi,
sedangkan
variabel
kepatuhan
beragama,
tingkat
Meneliti
tentang
wakaf uang
dan
menggunak-
an variabel
akses media
informasi
sebagai
varibael
independen.
Meneliti
dengan
objek
penelitian-
nya pada
masyarakat
muslim di
Kota
Surabaya.
52
pendidikan,
dan
keterlibatan
dalam
organisasi
sosial tidak
berpengaruh
signifikan.
8 Faktor-
Faktor yang
Mempenga-
ruhi
Persepsi
Wakif
tentang
Wakaf
Uang.
Nizar
(2014)
Hasil analisis
data
menunjukkan
bahwa
variabel
pendidikan
memiliki
peluang yang
lebih besar
dan signifan
dalam
menjelaskan
persepsi
wakif tentang
wakaf uang.
Meneliti
variabel
tingkat
pendidikan
dan media
informasi
sebagai
variabel
independen.
Meneliti
dengan
objek
penelitian-
nya adalah
pada Nazhir
Badan
Wakaf
Indonesia
tahun 2009-
2011.
53
9 Factor
Influencing
Cash Waqf
Giving
Behavior :
A Revised
Theory of
Planned
Behavior.
Osman,
Moham-
med, &
Fadzil
(2016)
Berdasarkan
hasil uji
menunjukkan
bahwa norma
subjektif dan
kualitas
pelayanan
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
Intensi dalam
memberi
wakaf uang.
Sedangkan
kepercayaan
dan
religiusitas
berpengaruh
Meneliti
mengenai
variabel
intensi/
minat dalam
memberi
wakaf uang.
Meneliti
variabel
independen
diantaranya
variabel
norma
subjektif,
kualitas
pelayanan,
kepercayaa
dan
religiusitas.
Kemudian
Objek
penelitian-
nya di
Malaysia.
10 Determinant
of Cash
Waqf
Dennis,
Qoyum,
& Sakti
Berdasarkan
uji yang
dihasilkan
Meneliti
variabel
intensi
Meneliti
dengan
objek
54
Nadhatul
Ulama
(Case of
Muslim
Students in
Indonesia.
(2018). bahwa
religiusitas,
sikap, dan
persepsi
berpengaruh
positif
terhadap
Intensi
mahasiswa
dalam
berkontribusi
wakaf uang.
Sedangkan
egalitarianis-
me Islam
tidak
berpengaruh.
dalam
berkontribu-
si wakaf
uang
sebagai
variabel
dependen.
penelitian
pada
mahasiswa
muslim
yang
memiliki
Mobile
Wakaf NU
BTN.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian
sebelumnya adalah dari perspektif objek penelitiannya serta variabel
bebas yang dipakai. Jadi disini peneliti menganalisis Pengaruh
Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Akses Media Informasi terhadap
Minat Masyarakat Muslim dalam Berwakaf Uang di Kota Jakarta Timur.
55
Dari penelitian terdahulu diatas, masih ada perbedaan hasil mengenai
variabel pendapatan, tingkat pendidikan dan akses media informasi yang
berpengaruh pada Minat dalam berwakaf. Maka dari itu, saya tertarik
untuk meneliti tentang wakaf uang ini di Kota Jakarat Timur. Mengingat
penelitian ini sebagai kontribusi saya dalam peningkatan optimalisasi
wakaf uang di Indonesia.
56
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan Akses Media
Informasi terhadap Minat Masyarakat Muslim dalam Berwakaf Uang
di Kota Jakarta Timur
Pendapatan
(X1)
Akses Media
Informasi (X3)
Tingkat Pendidikan (X2)
Minat Berwakaf Uang (Y)
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heterokedastisitas
- Uji Autokolerasi
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis
- Uji Adjusted R2
- Uji F
- Uji t
Interpretasi dan Kesimpulan
57
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pendapatan terhadap Minat Berwakaf Uang
Dalam penelitiannya Shiddiqy (2018) bahwa variabel
pendapatan tidak berpengaruh teradap minat masyarakat dalam
berwakaf uang di BWU/T MUI DIY dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,25 lebih dari 0,05. Shiddiqy mengambil kesimpulan
bahwa yang terpenting adalah niat masing-masing wakif untuk
berwakaf uang, oleh karena itu hasil penelitian menunjukkan bahwa
pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat masyrakat dalam
berwakaf uang di BWU/T MUI DIY.
Tetapi dalam penelitian Hudzaifah (2019) menyimpulkan
bahwa adanya pengaruh pendapatan yang signifikan terhadap
kemauan berkontribusi dalam berwakaf uang. Begitu pula dalam
penelitiannya Khoirun Nisa‟ & Khoirul Anwar (2019) yang
hasilnya menunujukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap minat membayar wakaf uang tetapi hubungannya rendah.
Hal ini dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya pendapatan
masyarakat muslim Kecamatan Semampir Surabaya tidak
mempengaruhi masyarakat dalam berwakaf uang. Namun, pada
dasarnya masyarakat memiliki keinginan kuat untuk membayar
wakaf uang.
58
2. Tingkat Pendidikan terhadap Minat Berwakaf Uang
Pada Nizar (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
faktor tingkat pendidikan memiliki peluang yang lebih besar dan
signifikan dalam menjelaskan persepsi wakif dalam berwakaf uang.
Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan lebih tinggi mampu
mengolah informasi dan pemahaman yang diterima secara lebih
baik.
Adapun hasil yang berbeda yang tercantum dalam
penelitiannya Shiddiqy (2018) yang berjudul Pengaruh Pendapatan,
Religiusitas, Jarak Lokasi, Tingkat Pendidikan terhadap Minat
Masyarakat untuk Berwakaf Uang di Badan Wakaf Uang Tunai
MUI DIY ini menunjukkan bahwa faktor tingkat pendidikan tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat masyarakat untuk berwakaf
uang. Dalam hasil penenlitiannya disimpulkan bahwa untuk
berwakaf uang tidak harus yang berpendidikan tinggi, yang
terpenting adalah tingkat religiusitas seseorang.
3. Akses Media Informasi
Berdasarkan hasil analisis regresi probit diketahui bahwa
koefisian regresi akses informasi sebesar -0,22. Dengan nilai
probabilitas signifikansi yang diperoleh sebesar 0,33 lebih besar
dari 0,05 ; maka dapat disimpulkan bahwa variabel akses informasi
tidak berpengaruh terhadap minat masyarakat dalam berwakaf uang
di BWU/T MUI DIY (Shiddiqy, 2018).
59
Adapun menurut penelitiannya Fauziah dan Ayyubi (2019)
bahwa variabel media informasi memiliki siginifikansi di atas taraf
10%, artinya variabel media infromasi tidak signifikan menentukan
peluang seorang dalam menerima konsep wakaf uang.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekawaty dan
Muda (2015) bahwa variabel akses informasi memiliki nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,005 yang artinya tingkat
pemahaman/minat atas wakaf uang dipengaruhi oleh akses
informasi secara signifikan.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu serta didukung oleh
teori para ahli terkait variabel pendapatan, tingkat pendidikan, akses
media informasi, dan minat seseorang dalam berwakaf uang. Maka
berikut ini kontelasi dari pengaruh antar variabelnya.
Gambar 2.2
Kontelasi Pengaruh antar Variabel
Keterangan :
X1 : Variabel Pendapatan
Pendapatan (X1)
Tingkat Pendidikan
(X2)
Minat Berwakaf
Uang (Y)
Akses Media
Informasi (X3)
60
X2 : Variabel Tingkat Pendidikan
X3 : Variabel Akses Media Informasi
Y : Variabel Minat Berwakaf Uang
: Hubungan
E. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono (2012) merupakan jawaban sementara
dari rumusan maslaah penelitian. Kebenaran dari hipotesis harus
dibuktikan melalui data yang terkumpul. Sedangkan secara statistik
hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi
(prarameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel penelitian (statistik).
Jadi maksudnya adalah taksiran keadaan populaasi melalui data
sampel. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan,
dan akses media informasi terhadap minat masyarakat muslim dalam
berwakaf uang di Kota Jakarta Timur, dapat disimpulkan sebagai
berikut : (Sugiyono, 2012).
1. H0 : Tidak terdapat pengaruh pendapatan terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta
Timur.
H1 : Terdapat pengaruh pendapatan terhadap minat masyarakat
muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur.
61
2. H0 : Tidak terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta
Timur.
H1 : Terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta
Timur.
3. H0 : Tidak terdapat pengaruh akses media informasi terhadap
minat masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota
Jakarta Timur.
H1 : Terdapat pengaruh akses media informasi terhadap minat
masyarakat muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta
Timur.
4. H0 : Tidak terdapat pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan,
dan akses media informasi terhadap minat masyarakat
muslim dalam berwakaf uang di Kota Jakarta Timur.
H1 : Terdapat pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan, dan
akses media informasi terhadap minat masyarakat muslim
di Jakarta Timur.
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan kepada masyarakat Muslim di Kota Jakarta
Timur. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada faktor pendapatan,
tingkat pendidikan, dan akses media informasi yang menjadi alasan
masyarakat muslim berminat untuk membayar wakaf uang. Pembatasan
variabel yang dimasukkan pada penelitian ini yaitu variabel bebasnya
meliputi pendapatan (X1), tingkat pendidikan (X2), dan akses media
informasi (X3), sedangkan variabel terikatnya yaitu minat dalam
berwakaf uang (Y). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel independen memiliki pengaruh secara parsial dan silmultan
terhadap variabel dependennya.
Provinsi DKI Jakarta yang memiliki jumlah penduduk sebesar
10.467.629 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2019) dan pada website resmi
www.data.jakarta.go.id dalam penelitiannya Amalia & Puspita (2018)
bahwa penduduk Jakarta yang beragama Islam sebesar 83% pada tahun
2014 atau sekitar 8,3 juta jiwa. Tentu dengan banyaknya jumlah
penduduk di DKI Jakarta tersebut dapat memperkuat potensi wakaf
uang yang besar (Amalia & Puspita, 2018).
Terhitung potensi wakaf uang di Jakarta adalah 5 persen dari
jumlah penduduk muslim sekitar 415 ribu penduduk muslim berwakaf
uang sebesar Rp. 5000,- saja setiap bulannya maka akan terkumpul
63
dana 2,07 milyar rupiah setiap bulannya atau 24,9 milyar setiap
tahunnya. Angka tersebut menunjukkan bahwa potensi wakaf uang
yang ada di DKI Jakarta terhitung besar.
Kota Jakarta Timur merupakan salah satu kota yang berada di DKI
Jakarta. Banyaknya penduduk yang berada di Jakarta Timur pada Badan
Pusat Statistik DKI Jakarta (2019) sebesar 2.937.859 jiwa yang
merupakan kota terbanyak penduduknya di DKI Jakarta.
Begitu pula penduduk muslim yang ada di Kota Jakarta Timur
tersebut sebanyak 88,53% dari jumlah penduduknya
(www.data.jakarta.go.id). Dengan demikian akan mempengaruhi
besarnya jumlah wakaf uang yang dikumpulkan. Besarnya potensi
dalam mengumpulkan dana wakaf uang seharusnya dapat
direalisasikan.
B. Metode penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Bailey (1994 : 83) merupakan keseluruhan
gejala atau satuan yang ingin diteliti. Sedangkan sampel merupakan
bagian dari populasi yang ingin diteliti (Priyono, 2016). Untuk
memilih populasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
Melalui daftar nama dalam buku telepon, daftar penduduk, daftar
peserta ujian dan lain-lain ( Machali, 2015).
64
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyrakat
Muslim yang memiliki minat untuk berwakaf uang, studi kasus
pada masyarakat Muslim yang berdomisili di Kota Jakarta Timur.
2. Sampel
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat muslim yang ada di Kota Jakarta Timur yang berjumlah
2.600.887 jiwa. Dalam penelitian ini penulis mempersempit
populasi yaitu jumlah seluruh masyarakat muslim sebanyak
2.600.887 jiwa dengan menghitung ukuran sampel yang dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin (Priyono, 2016).
Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena
dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil
penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak
memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan
rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai
berikut : (Priyono, 2016).
Keterangan :
n = Ukuran sampel/jumlah responden
N = Ukuran populasi
n = 𝑁
1+𝑁(e)2
65
e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan
sampel yang masih bisa di tolerir, e = 0,1
Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar
Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil
Jadi, rentang sampel yang dapat diambil darin teknik Slovin adalah
antara 10-20% dari populasi penelitian.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak
2.600.887 jiwa, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan
adalah 10% dan hasil perhitungan dan dibulatkan untuk mencapai
kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan
perhitungan sebagai berikut :
n = 2.600.887
1 2.600.887(0,1)2
n =
= 99,996 ; disesuaikan oleh peneliti menjadi 100
responden.
Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang menjadi
responden dalam penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 100
orang dari banyaknya seluruh masyarakat muslik di Kota Jakarta
Timur, hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan
data dan untuk hasil pengujian yang lebih baik.
Pengambilan sampel ini dilakukan dengan metode
nonprobability sampling seperti yang dikemukakan Priyono
(2016:118), bahwa metode sampel nonprobabilitas ini dapat
66
digunakan juka peneliti tidak memiliki kerangka sampel yang
memadai.
Teknik sampling yang dipakai adalah accidental sampling.
Penarikan sampel accidental merupakan penarikan sampel yang
dipilih berdasarkan pada waktu, situasi dan tempat yang tepat
(Priyono, 2016). Adapun sampel aksidental yang digunakan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu masyarakat muslim
yang memiliki penghasilan dan berminat dalam berwakaf uang di
Kota Jakarta Timur.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Pada penelitian survei yang merupakan penelitian yang
menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner
merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan
struktur yang baku. Kemudian dalam pelaksanaan survei tersebut,
peneliti tidak memanipulasi penelitian tersebut (Priyono, 2016).
Dalam kuesioner ini, penulis menggunakan skala likert.
Menurut Sugiyono (2011) dalam Purnomo & Rosalina (2016) skala
likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Purnomo & Rosalina, 2016).
Kuesioner dengan skala likert sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju diberi skor 4
67
S = Setuju diberi skor 3
TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Namun menurut Azwar (1997) bahwa indikator diatas diukur
dengan menggunakan skala likert dengan empat tingkatan, dengan
menghilangkan jawaban tengah (netral) (Viandhy & Ratnasari,
2014). Pertanyaan dibuat demikian agar orang berpendapat, tidak
bersikap netral atau tidak berpendapat. Kuesioner ini dibagikan
kepada responden secara online dengan menyebarkan Google form
melalui pemanfaatan media komunikasi elektornik WhatsApp dan
Facebook.
Adapun objek dari penyebaran kuesioner ini adalah
masyarakat muslim yang berdomisili di kota Jakarta Timur yang
sudah dan belum dalam berwakaf uang, memiliki pendapatan setiap
bulannya serta bersedia untuk menjadi responden pada penelitian
ini.
2. Riset Perpustakaan
Dalam riset kepustakaan ini penulis membaca, meneliti, dan
mempelajari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, artikel-artikel,
jurnal-jurnal, surat kabar, internet dan informasi-informasi tertulis
lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
Peneliti melakukan studi kepustakaan, yang didapatkan dengan
membaca buku-buku teori yang berakitan dengan permasalahn
68
penelitian untuk memperoleh landasan teori, diantaranya di
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah, Perpustakaan FEB
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Nasional
(Perpusnas). Peneliti juga memperoleh data dari artikel, jurnal, dan
data dari internet yang bersala dari sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-korelasional
(kausal). Penelitian deskriptif (descriptive research) merupakan
jenis penelitian yang memberikan gambaran sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta ataupun sifat-sifat mengenai situasi
kejadian. Sedangkan penelitian korelasi (kausal) merupakan
penelitian yang akan menjelaskan adakah hubungan dan besarnya
pengaruh tiap-tiap variabel terikatnya dengan menggunakan analisa
faktor (Cahyadi, 2019).
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Menurut Azwar (2001:44) bahwa validitas adalah sejauh mana
ketepatan dan kecematan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
pengukurannya. Sebuah instrumen pengukuran dapat dinyatakan
valid jika instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Kemudian alat
69
ukur dengan validitas tinggi berarti mempunyai varian kesalahan
yang kecil, sehingga memberikan keyakinan bahwa data yang
terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya (Viandhy &
Ratnasari, 2014).
Menurut Sugiyono (2006) dalam Hasmoko (2008)
menerangkan bahwa uji validitas menggunakan validitas isi yaitu
dengan memperhatikan apakah alat ukur telah memuat pertanyaan
atau pernyataan yang relevan dengan materi yang akan diteliti.
Pengujian validitas ini mengukur korelasi tiap item (skor faktor)
dengan skor total. Kriteria yang digunakan untuk pengukuran
validitas adalah nilai signifikansi < 0,05 maka dinyatakan valid
(Hasmoko, 2008).
b. Uji Reabilitas
Uji Reabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
dilakukan dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reabilitas
menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala
yang sama (Viandhy & Ratnasari, 2014).
Penelitian ini menggunakan pendekatan pengukuran reabilitas
konsistensi internal dengan menghitung koefisien alpha yang
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Menurut Salimun (2005:14)
dalam Viandhy & Ratnasari (2014) ada beberapa dasar
pengambilan keputusan diataranya :
70
1. Jika alpha ≥ 0.6, maka butir atau variabel tersebut reliabel.
2. Jika alpha < 0.6, maka butir atau variabel tersebut tidak
reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang
kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (I.
Ghozali, 2011).
Dalam penelitian ini digunakan analisis uji grafik. Dengan
memperhatikan persebaran titik-titik pada Normal P-Plot yang
membentuk pola distirbusi normal jika membentuk pola distribusi
dengan menyebar berhimpit di sekitar diagonal serta tersebar tidak
terlalu jauh dari garis diagonalnya, sehingga kedua hal tersebut
menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antarvariabel independen pada model regresi. Koefisien
diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika
71
salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dari seluruh
variabel bebas lainnya dianggap tetap. Namun, interpretasi ini
menjadi tidak benar apabila terdapat hubungan linier antara
variabel bebas (Nachrowi, 2008: 118).
Untuk mengetahui apakah ada korelasi diantara variabel-
variabel bebas dapat diketahui dengan melihat dari Nilai tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF).
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang sangat tinggi
(karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas
yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah tolerance 0,10
atau sama dengan VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan
tingkat kolinearitas yang masih dapat diterima (Suliyanto, 2011 :
82)
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya (Imam Ghozali, 2006). Untuk menguji ada
72
tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji
Durbin-Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada atau
tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut (Santoso, 2004:219) :
1) Angka D-W dibawah -2, ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, tidak ada autokorelasi
3) Angka D-W diatas -2 sampai +2, ada autokorelasi negatif
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (I.
Ghozali, 2011).
Pada penelitian ini menggunakan metode glejser dilakukan
dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak
residualnya. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (sig
> α) maka dapat dipastikan model tidak mengandung gejala
heteroskedastisitas (Suliyanto, 2011 : 102).
4. Analisis Model Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis peramalan
nilai pengaruh antara dua variabel bebas atau lebih (X) terhadap
satu variabel terikat (Y) dalam rangka membuktikan ada tidaknya
73
hubungan fungsional atau kausal antara dua variabel bebas atau
lebih (X) terhadap satu variabel terikat (Y) (Machali, 2015).
Data dianalisis dengan menggunakan model regresi berganda
(multiple regression method) yang mendasarkan pada hubungan
antara dua variabel, yaitu: variabel dependen dan variabel
independen. Sebagai variabel independen yaitu pendapatan (X1),
tingkat pendidikan (X2), akses media informasi (X3), sedangkan
variabel dependen yaitu minat dalam berwakaf uang (Y).
Sebelum model regresi diatas digunakan dalam pengujian
hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji apakah model
tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak, yang mana asumsi ini
merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi.
Dengan model regresi berganda adalah sebagai berikut :
(Sugiyono, 2017)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan simbol :
Y = Minat Masyarakat Muslim dalam berwakaf uang
X1 = Pendapatan
X2 = Tingkat Pendidikan
X3 = Akses Media Informasi
a = Konstanta (Intercept)
b1-3 = Koefisien regresi
e = Variabel pengganggu (Disturbance error)
74
5. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Koefisien
determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen, dalam
penelitian ini yaitu variabel minat berwakaf uang. Nilai koefisien
determinasi adalah diantara nol dan satu, jika nilai R2 kecil atau
mendekati nol maka variasi variabel dependent amat terbatas.
Sedangkan jika nilai R2 besar atau mendekati satu maka hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (I. Ghozali, 2011).
b. Uji Simultan (F)
Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh
dari variabel bebas untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah
laku atau keragaman variabel Y dan juga dimaksudkan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien
regresi sama dengan nol (Suharyadi & K., 2003). Untuk menguji
kebenaran hipotesis alternatif dilakukan uji F dengan rumus
sebagai berikut :
F-hitung = 𝑅2/(𝐾−1)
(1−𝑅2)/ (𝑁−𝐾)
75
Dari hasil output SPSS, Uji F dapat dilihat nilai F pada tabel
ANOVA. Pengujian ini dilakukan dengan uji-f pada confident level
95% dan tingkat kesalahan analisis (α) 5% dengan ketentuan
degree of freedom (df1) = k – 1, degree of freedom (df2) = n – k.
Yaitu dengan kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel pada α = 5%
Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%
c. Uji Parsial (t)
Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil dari
uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS. Bila thitung lebih besar
dari t tabel serta tingkat signifikannya (p-value) lebih kecil dari 5%
(α : 5% = 0,05), maka hal ini menunjukan H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini berarti ada pengaruh signifikan antara variabel
independen secara parsial.
Rumus Uji t : (Nachrowi, 2006: 19)
Dimana :
bi = koefisien regresi parsial sampel
Bi = koefisien regresi parsial populasi
Sbi = standar error koefisien regresi sampel
thitung = 𝑏𝑖−(𝐵𝑖)
𝑆𝑏𝑖
76
Pengujian parsial terhadap koefisien regresi secara parsial
menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat
kesalahan dalam analisa (α) 5% dengan ketentuan degree of
freedom (df) = n-k-1, dimana n adalah besarnya sampel, k adalah
jumlah variabel.
Keputusan :
Apabila t-hitung ≤ t-tabel : Ho diterima dan Ha ditolak.
Apabila t-hitung > t-tabel : Ho ditolak dan Ha diterima.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran
Independen (Bebas)
Pendapatan
(X1)
Nazir (2010),
Mahyu Danil
(2003),
Boediono
(2002)
Harga dan
jumlah dari
faktor-faktor
produksi yang
dimiliki
Menyisihkan pendapatan
untuk ditabung setiap
bulan.
Likert
Kesempatan dan
pengalaman
kerja
Rencana membayar
wakaf uang jika
pendapatan meningkat.
77
Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran
Tanggungan
keluarga
Adanya tanggungan dan
tanggungjawab dalam
keluarga
Penghasilan
yang diterima
Ketersediaan penghasilan
dalam periode tertentu
secara terus-menerus
Pekerjaan
Penghasilan dari
pekerjaan sudah cukup
untuk memenuhi
kebutuhan.
Tingkat
Pendidikan
(X2)
UU
SISDIKNAS
No. 2 (2003)
Jenjang
Pendidikan
Pengetahuan Wakaf uang
didapatkan pada lingkup
pendidikan formal
ataupun informal
Likert
Pengetahuan Wakaf uang
didapatkan selama tingkat
pendidikan ditempuh
Ketentuan dalam
berwakaf uang didapatkan
dengan tidak melihat
tingkat pendidikan yang
diemban
78
Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran
Kesesuaian
Jurusan
Ketentuan dalam
berwakaf uang dilihat dari
pendidikan berbasis
Islami
Ketentuan dalam
berwakaf uang dengan
mengetahui dari lembaga
pendidikan
Akses Media
Informasi
(X3)
Tata Sutarbi
(2005)
Accuracy
(Akurat)
Informasi wakaf uang
yang bersumber dari
media koran/website
Likert
Informasi wakaf uang
diakses melalui dua media
masa atau lebih
Informasi wakaf uang
berasal dari guru atau
teman yang pernah
membayar wakaf uang.
Timely (Jangka
waktu)
Informasi wakaf uang
didapat sejak masa
sekolah/kuliah
Informasi wakaf uang
79
Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran
didapat sejak bekerja
Relevant
(Relevan/sesuai)
Informasi wakaf uang
berasal dari tokoh agama
(kiayi, ustadz)
Informasi wakaf uang
didapatkan sesuai dengan
kebutuhan
Informasi wakaf uang
berasal dari Website resmi
Badan Perwakafan
Complete
(Kelengkapan)
Informasi wakaf uang
didapatkan secara detail
Dependen (Terikat)
Minat (Y)
Hidayat
(2013);
Mintardjo et
all (2016)
Attention
(Perhatian)
Intensitas pencarian
informasi wakaf uang
Likert
Intensitas pencarian
informasi wakaf uang dari
berbagai sumber media
atau lebih
Interest
(Ketertarikan)
Ketertarikan untuk
bertanya kepada orang
80
Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran
dekat tentang wakaf uang
Ketertarikan untuk
berkunjung ke
bazar/stand/ kantor
lembaga wakaf uang
Desire
(Keinginan)
Keinginan untuk
membayar wakaf uang
disetiap memperoleh
penghasilan
Keinginan untuk
membayar wakaf uang
karena mengetahui
manfaat dan
peruntukannya
Action
(Tindakan)
Adanya niat untuk
membayar wakaf uang
sesuai target waktu yang
ditentukan
Intensitas dalam
mengikuti
sosialisasi/kegiatan wakaf
81
Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran
uang
Perasan senang
Perasaan senang akan
tersedianya wakaf uang di
Indonesia
Perasaan senang dalam
berkontribusi untuk
memajukan kesejahteraan
ekonomi indonesia
dengan wakaf uang
82
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kota Jakarta Timur merupakan bagian wilayah Provinsi DKI
Jakarta yang terletak antara 106049‟35” Bujur Timur dan 06010‟37”
Lintang Selatan, memiliki luas wilayah 188,03 Km2. Luas wilayah itu
merupakan 28,39 persen wilayah Provinsi DKI Jakarta yang sebesar
662,33 Km2, terdiri atas 10 kecamatan dan 65 kelurahan. Penduduk
yang menghuni wilayah ini sekitar 2.937.856 jiwa. Hal ini berarti
bahwa di setiap 1 Km2 dihuni oleh 15.624 orang penduduk (Badan
Pusat Statistik Kota Jakarta Timur, 2019).
Kepadatan penduduk per Km2 pada tahun 2019 di Kota Jakarta
Timur sebesar 15,62 persen. Dimana kepadatan tertinggi itu terjadi pada
kecamatan Matraman dengan persentase 31,11 persen. hal ini
menyebabkan semakin padatnya penduduk di Kota Jakarta Timur jika
tidak mampu menekan laju pertumbuhan penduduknya, sementara
kecamatan Makasar adalah kecamatan dengan kepadatan penduduk
terendah dengan persentase 9,36 persen (Badan Pusat Statistik Kota
Jakarta Timur, 2019).
Berdasarkan Direktorat Pemberdayaan Wakaf (2013) bahwa
jumlah tanah wakaf yang ada di DKI Jakarta sebanyak 5.653 lokasi
dengan luas 9.831.478.23 M2. Kota Jakarta Timur memiliki jumlah
tanah wakaf sebanyak 1.558 lokasi dengan luas 7.606.097 M2, tanah
83
wakaf di Indonesia masih sangat banyak yang belum diberdayakan
dengan berbagai instrumen wakaf kontemporer, termasuk wakaf di
Kota Jakarta Timur yang kedepannya dapat diproduktifkan melalui
penghimpunan dana wakaf uang (wakaf berupa uang tunai).
Sehingga objek dalam penelitian ini adalah masyarakat Muslim
yang memiliki penghasilan setiap bulannya dan minat atau keinginan
untuk berwakaf uang studi kasus pada masyarakat Muslim yang
berdomisili di Kota Jakarta Timur.
B. Hasil dan Pembahasan
1. Karakteristrik Responden
Uji deskriptif atau analisis deskriptif adalah uji untuk
digunakan untuk menentukan gambaran tentang statistik data pada
suatu penelitian seperti mean, sum, standar deviasi, variance, range,
dan lain-lain (Machali, 2015). Hal ini dapat memberikan gambaran
mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan terakhir, pekerjann dan pendapatan yang diukur
menggunakan skala nominal dan diuji dengan SPSS.
Berikut gambaran mengenai karakteristik responden yang
berada di Kota Jakarta Timur :
84
a. Karakkteristrik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.1
Usia Responden
Usia
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-29 tahun 76 76,0 76,0 76,0
30-39 tahun 8 8,0 8,0 84,0
> 40 tahun 16 16,0 16,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output SPSS.16.0 (2020)
Pengolahan data primer diatas menggunkan SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2010. Dari 100 responden Masyarakat Muslim
yang berminat untuk berwakaf uang di kota Jakarta Timur,
berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden yang
memiliki usia 20-29 tahun berjumlah 76 responden atau sebesar
76%, jumlah responden yang memiliki usia 30-39 tahun
berjumlah 8 responden atau sebesar 8%, jumlah responden yang
memiliki usia > 40 tahun berjumlah 16 responden atau sebesar
16%. Sehingga responden terbanyak pada penelitian ini
memiliki usia 20-29 tahun.
85
b. Karakteristrik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Pengolahan data primer diatas menggunakan SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2010. Dari 100 responden masyarakat Muslim
yang berminat untuk berwakaf uang di kota Jakarta Timur,
berdasarkan Tabel 4.2 menggambarkan bahwa responden yang
berjenis kelamin pria adalah 42 responden atau sebasar 42% dan
58 responden yang berjenis kelamin perempuan atau sebesar
58%. Sehinggaa mayoritas responden masyarakat Muslim yang
memiliki minat untuk berwakaf uang di kota Jakarta Timur pada
penelitian ini adalah perempuan dengan persentase 58%.
c. Karakteristrik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Responden
PendidikanTerakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMA 50 50,0 50,0 50,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 42 42,0 42,0 42,0
Perempuan 58 58,0 58,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
86
S1 36 36,0 36,0 86,0
S2/S3 1 1,0 1,0 87,0
Lainnya 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Pengolahan data primer diatas menggunakan SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2010. Dari 100 responden masyarakat Muslim
yang memiliki minat untuk berwakaf uang di kota Jakarta
Timur, berdasarkan Tabel 4.3 menggambarkan bahwa
responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA berjumlah
50 responden atau 50%, jumlah responden yang memiliki
pendidikan terakhir Sarjana (S1) berjumlah 36 responden atau
sebesar 36%, jumlah responden yang memiliki pendidikan
terakhir Magister/Doktoral (S1/S3) berjumlah 1 responden atau
sebesar 1%, dan jumlah responden yang memiliki pendidikan
terakhir lainnya seperti pendidikan terakhir SD dan SMP
berjumlah 13 responden atau sebesar 13%. Sehingga mayoritas
tingakt pendidikan terakhir responden pada penelitian yaitu
SMA dengan persentase sebesar 50%.
d. Karakteristrik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4
Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PNS 1 1,0 1,0 1,0
87
Karyawan Swasta 24 24,0 24,0 25,0
Wirausaha 10 10,0 10,0 35,0
Lainnya 65 65,0 65,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Pengolahan data primer diatas menggunakan SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2010. Dari 100 responden masyarakat Muslim
yang memiliki minat berwakaf uang di kota Jakarta Timur,
berdasarkan Tabel 4.4 menggambarkan bahwa responden yang
memiliki pekerjaan sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil)
berjumlah 1 responden atau sebesar 1%, jumlah responden yang
memiliki pekerjaan karyawan swasta berjumlah 24 responden
atau sebesar 24%, jumlah responden yang memiliki pekerjaan
sebagai wirausaha berjumlah 10 responden atau sebesar 10%,
dan jumlah responden yang memiliki pekerjaan lainnya
berjumlah 65 responden atau sebesar 65%. Sehingga responden
terbanyak pada penelitian ini memiliki pekerjaan yang beragam,
seperti sebagai guru, dosen, honorer, perawat, karyawan
instansi/perusahaan, ibu rumah tangga, dll.
e. Karakteristrik Responden Berdasarkan Pendapatan
Tabel 4.5
Pendapatan Responden
Pendapatan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
88
Valid < 1 juta 39 39,0 39,0 39,0
1 juta-3 juta 36 36,0 36,0 75,0
3 juta-5 juta 19 19,0 19,0 94,0
> 5 juta 6 6,0 6,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Pengolahan data primer diatas menggunakan SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2010. Dari 100 responden masyarakat Muslim
yang memiliki minat untuk berwakaf uang di kota Jakarta
Timur, berdasarkan Tabel 4.5 menggambarkan bahwa
responden yang memiliki pendapatan < 1 juta berjumlah 39
responden atau sebesar 39%, jumlah responden yang memiliki
pendapatan 1 juta-3 juta berjumlah 36 responden atau sebesar
36%, jumlah responden yang memiliki pendapatan 3 juta-5 juta
berjumlah 19 responden atau sebesar 19%, dan jumlah
responden yang memiliki pendapatan > 5 juta berjumlah 6
responden atau sebesar 6%. Sehingga responden terbanyak pada
penelitian ini memiliki pendapatan sebesar < 1 juta.
f. Karakteristrik Responden Pernah/Tidaknya Berwakaf Uang
Tabel 4.6
Status Berwakaf Uang
Berwakaf Uang
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pernah 33 33,0 33,0 33,0
89
Tidak Pernah 67 67,0 67,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Pengolahan data primer diatas menggunakan SPSS 16.0 dan
Microsoft Excel 2010. Dari 100 responden masyarakat Muslim
yang berminat untuk berwakaf uang di kota Jakarta Timur,
berdasarkan Tabel 4.6 menggambarkan bahwa responden yang
pernah berwakaf uang berjumlah 33 responden atau sebesar
33% dan yang belum pernah berwakaf uang berjumlah 67%
responden atau sebesar 67%. Sehingga mayoritas dari responden
yang diteliti adalah masyarakat yang belum pernah berwakaf
uang tetapi sudah mengetahui adanya wakaf uang dan memiliki
minat/intensi untuk berwakaf uang.
2. Uji Validitas dan Reabilitas Data
Untuk dapat mengetahui validitas dan reabilitas dalam suatu
pertanyaan, peneliti menyebarkan 100 kuesioner yang berisi 29
pertanyaan dengan memakai skala likert kepada masyarakat Muslim
yang memiliki penghasilan setiap bulannya dan minat untuk
berwakaf uang di kota Jakarta Timur.
a) Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis, yang menghitung koefisiensi korelasi
antara skor item dengan skor totalnya, dengan menggunanakan
90
prosdur statistik person‟s product moment correlation. Biasanya
syarat minimum yang dapat memenuhi syarat adalah nilai
signifikan r < 0,05. Sehingga apabila ada korelasi dengan skor
total lebih dari 0,05 maka butir dalam instrument tersebut
dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2018).
1) Variabel Pendapatan
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Pendapatan
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
P1 0,739** 0,000 VALID
P2 0,555** 0,000 VALID
P3 0,736** 0,000 VALID
P4 0,527** 0,000 VALID
P5 0,568** 0,000 VALID
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil olah menunjukkan bahwa
semua butir pertanyaan vaid dengan nilai Pearson
Correlation tertinggi yaitu pada P1 dengan angka 0,739
pada pernyataan “Saya memiliki pendapatan tetap setiap
bulan”. Dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
yang terdapat pada variabel pendapatan adalah valid dan
dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
91
2) Variabel Tingkat Pendidikan
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Tingkat Pendidikan
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
T1 0,754** 0,000 VALID
T2 0,771** 0,000 VALID
T3 0,776** 0,000 VALID
T4 0,627** 0,000 VALID
T5 0,655** 0,000 VALID
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil olah menunjukkan bahwa
semua butir pertanyaan valid dengan nilai Pearson
Correlation tertinggi yaitu pada T3 dengan angka 0,776
pada pernyataan “Saya telah membayar wakaf uang karena
mengetahui dari lembaga pendidikan”. Dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan yang terdapat pada variabel
tingkat pendidikan adalah valid dan dapat dilanjutkan ke
tahapan berikutnya.
3) Variabel Akses Media Informasi
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Akses Media Informasi
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
A1 0,556** 0,000 VALID
A2 0,514** 0,000 VALID
A3 0,524** 0,000 VALID
A5 0,803** 0,000 VALID
92
A6 0,447** 0,000 VALID
A7 0,576** 0,000 VALID
A8 0,715** 0,000 VALID
A9 0,656** 0,000 VALID
A10 0,730** 0,000 VALID
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil olah data menunjukkan
bahwa semua butir pertanyaan valid dengan nilai Pearson
Correlation tertinggi yaitu pada A5 dengan angka 0,803
pada pernyataan “Saya mengakses informasi tentang wakaf
uang dari dua sumber media atau lebih”. dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan yang terdapat pada varabel
akses media informasi adalah valid dan dapat dilanjutkan ke
tahapan berikutnya.
4) Variabel Minat Berwakaf Uang
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Minat Berwakaf Uang
Nomor Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation
Sig. 2
(Tailed) Keterangan
M1 0,725** 0,000 VALID
M2 0,761** 0,000 VALID
M3 0,701** 0,000 VALID
M4 0,729** 0,000 VALID
M5 0,634** 0,000 VALID
M6 0,601** 0,000 VALID
M7 0,575** 0,000 VALID
M8 0,517** 0,000 VALID
M9 0,523** 0,000 VALID
M10 0,728** 0,000 VALID
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
93
Berdasarkan Tabel 4.10 hasil uji menunjukkan bahwa
semua butir pertanyaan valid dengan nilai Pearson
Correlation tertinggi yaitu pada M2 dengan angka 0,761
pada pernyataan “Saya pernah mencari informasi tentang
wakaf uang dari berbagai sumber media”. Dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan yang terdapat
pada variabel minat berwakaf uang adalah valid dan dapat
dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
b) Uji Reabilitas
Uji reabilitas dgunakan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan reliabel atau tetap konsisten bila dilakukan
berkalil-kali pada waktu yang beda. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,60. (Ghazali dalam
Ruli, 2010:42).
Hasil uji reabilitas dari variabel pendapatan, tingkat
pendidikan, akses media informasi dan minat berwakaf uang
dengan 100 responden dapat dilihat, sebagai berikut :
1) Variabel Pendapatan
Tabel 4.11
Hasil Uji Reabilitas Pendapatan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
94
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai
Cronbach‟s Alpha pada variabel pendapatan memiliki nilai
sebesar 0,621. Dengan demikian, disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliabel karena
memiliki nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,60 dan
dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
2) Variabel Tingkat Pendidikan
Tabel 4.12
Hasil Uji Reabilitas Tingkat Pendidikan
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.12, menunjukkan bahwa nilai
Cronbach‟s Alpha pada variabel tingkat pendidikan
memiliki nilai sebesar 0,766. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini adalah
reliabel karena memiliki nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar
dari 0,60 dan dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
.621 5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.766 5
95
3) Variabel Akses Media Informasi
Tabel 4.13
Hasil Uji Akses Media Informasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.800 9
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.13, menunjukkan bahwa nilai
Cronbach‟s Alpha pada variabel akses media informasi
memiliki nilai sebesar 0,800. Dengan demikian,
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini adalah
reliabel karena memiliki nilai Cronbach‟s alpha lebih besar
dari 0,60 dan dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
4) Variabel Minat Berwakaf Uang
Tabel 4.14
Hasil Uji Reabilitas Minat Berwakaf Uang
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.850 10
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.14, menunjukkan bahwa nilai
Cronbach‟s Alpha pada variabel minat berwakaf uang
96
memiliki nilai sebesar 0,850. Dengan demikian,
disimpulkna bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini adalah
reliabel karena memiliki nilai Cronbach‟s alpha lebih besar
dari 0,60 dan dapat dilanjutkan ke tahapan berikutnya.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah prasyarat statistik yang harus dipenuhi
dalam menggunkan analisis regresi linier. Uji asumsi klasik terdiri
dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan
uji autokolerasi.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Terdapat beberapa cara untuk melihat asumsi
normalitas.
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
97
Berdasarkan Gambar 4.1, menunjukkan bahwa grafik
Normal P-Plot yang terdistribusi normal karena membentuk pola
distirbusi normal karena membentuk pola distribusi dengan titik-
titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal serta tersebar tidak
terlalu jauh dari garis diagonalnya, sehingga kedua hal tersebut
menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal.
Disimpulkan bahwa data responden masyrakat Muslim yang
memiliki minat untuk berwakaf uang yang ada didalam
penelitian ini terdistribusi normal dan dapat diteruskan atau
digunakan dalam model regresi.
b) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
ada korelasi antarvariabel independen pada model regresi
(Nachrowi, 2008: 118). Jika nilai VIF < 10 maka dinyatakan
tidak terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas.
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas
Constant Collinearity Statistic
Tolerance VIF
Pendapatan ,763 1,311
Tingkat Pendidikan ,689 1,451
Akses Media Informasi ,615 1,627
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.15, menunjukkan bahwa nilai VIF dari
variabel pendapatan sebesar 1.311, nilai VIF dari variabel
98
tingkat pendidikan sebesar 1.451, dan nilai VIF dari variabel
akses media informasi sebesar 1.627.
Dari semua variabel hasil nilai VIF menunjukkan kurang
dari 10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas
diantara variabel bebas dan asumsi terpenuhi dalam penelitian
ini.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 :139).
Tabel 4.16
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.160 1.351 3.820 .000
Pendapatan -.092 .082 -.124
-
1.116 .267
TingkatPendidikan .098 .085 .134 1.142 .256
AksesMediaInform
asi -.132 .057 -.285
-
2.303 .123
99
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.160 1.351 3.820 .000
Pendapatan -.092 .082 -.124
-
1.116 .267
TingkatPendidikan .098 .085 .134 1.142 .256
AksesMediaInform
asi -.132 .057 -.285
-
2.303 .123
a. Dependent Variable:
ABS_RES
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.16, menunjukkan bahwa nilai
signifikan variabel pendapatan sebesar 0.267, tingkat pendidikan
0.256, dan akses media informasi sebesar 0.123.
Disimpulkan bahwa semua nilai signifikan pada setiap
variabel dalam penelitian ini > 0.05, maka tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
d) Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (maka
dinamakan ada problem autokorelasi).
100
Tabel 4.17
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .762
a ,580 ,567 2,640 2,471
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.17, menunjukkan bahwa nilai Durbin-
Watson sebesar 2.471, sedangkan dari tabel DW(Durbin-
Watson) dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 100
serta k = 3, maka diperoleh nilai dU sebesar 1.736. Karena nilai
DW > dU yaitu 2.471 > 1.736 sehingga tidak terjadi adanya
masalah autokolerasi.
4. Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah pengembangan dari
analisis regresi sederhana dimana ada lebih dari satu variabel
independen/variabel bebas (X). Analisi regresi berganda dapat
digunakan untuk melihat pengaruh dari sejumlah variabel
independen terhadap variabel dependen atau dapat juga untuk
memprediksi nilai suatu variabel dependen Y berdasarkan nilai
variabel-variabel independen X.
101
Tabel 4.18
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,759 2,191 1,716 ,089
Pendapatan ,459 ,134 ,260 3,433 ,001
TingkatPendidikan ,490 ,139 ,282 3,539 ,001
AksesMediaInformasi ,441 ,093 ,399 4,735 ,000
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.18, bisa diperoleh persamaan regresi linear
berganda dari Tabel Coefficient sebagai berikut :
Y = 3,759 + 0,459 X1 + 0,490 X2 + 0,441 X3
Keterangan :
Y = Minat Berwakaf Uang
X1 = Pendapatan
X2 = Tingkat Pendidikan
X3 = Akses Media Informasi
Adapun interpretasi statistik pada model regresi diatas, sebagai
berikut :
a) Berdasarkan pada persamaan regresi diatas, nilai konstanta yang
diperoleh sebesar 3,759 yang berarti bahwa jika nilai variabel
pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses media informasi dapat
diartikan dengan rata-rata kontribusi variabel lain di luar model
102
memberikan dampak positif terhadap minat berwakaf uang
masyarakat Muslim yang berada di kota Jakarta Timur.
b) Pengaruh Pendapatan terhadap Minat Berwakaf Uang
Masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur.
Pada persamaan regresi diatas, variabel pendapatan
memperoleh nilai sebesar 0,459, menunjukkan bahwa jika setiap
kenaikan variabel pendapatan sebesar 1% maka akan
menyebabkan meningkatnya Minat Berwakaf Uang masyarakat
Muslim yang berada di kota Jakarta Timur sebesar 0,459%
dengan variabel lain dianggap tetap dan konstan.
Berdasarkan Tabel 4.18, variabel pendapatan memperoleh
nilai siginifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
menerima H1. Sehingga disimpulkan bahwa variabel pendapatan
berpengaruh signifikan terhadap minat berwakaf uang pada
masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur.
Tinggi rendahnya pendapatan seorang Muslim menentukan
seseorang tersebut dalam memiliki minat berwakaf uang. Jika
pendapatan mereka sudah melebihi apa yang mereka perlukan
untuk biaya kebutuhan sehari-harinya, hal tersebut akan
memberikan dorongan bagi mereka untuk senantiasa memiliki
minat dalam berwakaf uang atas pendapatan yang lebih tersebut
sehingga potensi untuk membayar wakaf uangnya tinggi.
103
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Hudzaifah (2019)
serta Khairun Nisa‟ & Kahirul Anwar (2019) yang menyatakan
bahwa pendapatan seseorang berpengaruh signifikan terhadap
minat berwakaf uang namun hubungannya rendah.
c) Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Minat Berwakaf Uang
Masyarakat Muslim kota Jakarta Timur.
Pada persamaan regresi diatas, variabel tingkat pendidikan
memperoleh nilai sebesar 0.490, menunjukkan bahwa jika setiap
kenaikan variabel tingkat pendidikan sebesar 1% maka akan
menyebabkan meningkatnya minat berwakaf uang pada
masyrakat Muslim yang berada di kota Jakarta Timur sebesar
0,490% dengan variabel lain dianggap tetap dan konstan.
Berdasarkan Tabel 4.18, variabel tingkat pendidikan
memperoleh nilai signifikan 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
berarti bahwa menerima H1. Sehingga disimpulkan bahwa
variabel tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap
minat berwakaf uang pada masyarakat Muslim yang berada di
kota Jakarta Timur.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang Muslim, maka
akan mempengaruhi minat seseorang tersebut dalam berwakaf
uang. Hal tersebut didukung oleh tingginya tingkat pendidikan
yang ditempuh akan memberikan banyak pemahaman atas
pengetahuan mengenai wakaf uang, sehingga jika seorang
104
Muslim tersebut memiliki pendidikan yang tinggi maka
pemahaman akan wakaf uangnya pun tinggi yang akan
mendorong potensi minat bewakaf uangnya pun tinggi pula.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Nizar (2014) yang
menyatakan bahwa tingkat pendidikan lebih tinggi mampu
mengolah informasi dan pemahaman yang diterima secara lebih
baik.
d) Pengaruh Akses Media Informasi terhadap Minat Berwakaf
Uang Masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur
Pada persamaan regresi diatas, variiabel akses media
informasi meperoleh nilai sebesar 0,441, menunjukkan bahwa
jika setiap kenaikan variabel akses media informasi sebesar 1%
maka akan menyebabkan meningkatnya minat Berwakaf Uang
masyarakat Muslim yang berada di kota Jakarta Timur sebesar
0,441% dengan variabel lain dianggap tetap dan konstan.
Berdasarkan Tabel 4.18, variabel akses media informasi
memperoleh nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
berarti bahwa menerima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel akses media informasi berpengaruh signifikan terhadap
minat berwakaf uang pada masyarakat Muslim di kota Jakarta
Timur.
Banyaknya akses informasi dari berbagai media yang
didapat oleh seorang Muslim mengenai wakaf uang, akan
105
mendorong minat berwakaf bagi mereka sehingga potensi
seorang Muslim dalam berwakaf uang akan tinggi. Hasil
penelitian ini juga didukung oleh Ekawaty & Muda (2015) yang
menyatakan bahwa akses media informasi berpengaruh
signifikan terhadap minat untuk berwakaf uang.
5. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen, dalam penelitian ini yaitu variabel minat berwakaf
uang. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu,
jika nilai R2 kecil atau mendekati nol maka variasi variabel
dependent amat terbatas.
Sedangkan jika nilai R2 besar atau mendekati satu maka
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. (Ghozali, 2011 : 97).
Tabel 4.19
Hasil Uji Adjusted R Square
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .762a ,580 ,567 2,640
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
106
Berdasarkan Tabel 4.19, ditemukan bahwa nilai R Square
sebesar 0,580 atau 58%. Hal ini berati bahwa 58% minat
responden masyrakat Muslim untuk berwakaf uang di kota
Jakarta Timur dapat dipengaruhi dan diterangkan oleh variabel
independen berupa variabel pendapatan, tingkat pendidikan, dan
akses media informasi. Sedangkan sisanya sebesar 42% (100% -
58%) minat responden masyarakat Muslim dalam berwakaf
uang di kota Jakarta Timur dapat dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dan disertakan dalam penelitian ini.
b. Uji Statistik F(Simultan)
Pada dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua
variabel independen (pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses
media informasi) atua varaibel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen (minat berwakaf uang).
Tabel 4.20
Hasil Uji Statistik F (Uji Signifikansi secara Simultan)
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression 923,930 3 307,977 44,200 .000
a
Residual 668,910 96 6,968
Total 1592,840 99
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
107
Berdasakan Tabel 4.20, didapat bahwa variabel pendapatan,
tingkat pendidikan, dan akses media informasi memiliki nilai
signifikansi < 0,05 atau lebih kecil dari 5%. Disimpulkan bahwa
variabel independen (pendapatan, tingkat pendidikan, akses
media informasi) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen (minat berwakaf uang). Maka model regresi
dapat digunakan untuk mendeterminasi faktor-faktor pada
masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur untuk berwakaf uang.
c. Uji Statistik t (Parsial)
Uji statistik t (Parsial) akan menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu varaibel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel pendapatan, tingkat pendidikan,
dan akses media informasi. Adapun ketentuan untuk uji statistik
parsial adalah jika nilai dari probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka menolak H0 dan menerima H1. Sedangkan, jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka menerima H0 dan
menolak H1.
Tabel 4.21
Hasil Uji Statistik t (Uji signifikansi secara Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,759 2,191 1,716 ,089
108
Pendapatan ,459 ,134 ,260 3,433 ,001
TingkatPendidikan ,490 ,139 ,282 3,539 ,001
AksesMediaInformasi ,441 ,093 ,399 4,735 ,000
Sumber : Hasil Output SPSS 16.0 (2020)
Berdasarkan Tabel 4.21, menunjukkan bhawa hasil dari uji
statistik t (secara parsial) yang digunakan untuk dapat
mengetahui adakah pengaruh serta besarnya pengaruh dari
masing-masing variabel pendapatan, tingkat pendidikan, dan
akses media informasi (variabel independen) secara parsial
terhadap variabel minat berwakaf uang secara parsial dapat
dijelaskan, sebagai berikut :
1) Pengaruh Variabel Pendapatan (X1) terhadap Minat
Berwakaf Uang (Y)
Berdasarkan Tabel 23.4, variabel pendapatan memiliki
nilai t sebesar 3,433 dsn nilai signifikansi sebesar 0,001
yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa
uji hipotesis menerima H0 : 1 0 dan menolak H0 : 1 = 0.
Sehingga secara parsial variabel pendidikan berpengaruh
signifikan terhadap variabel minat berwakaf uang pada
masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur.
Pendapatan adalah sebagai total penerimaan oleh
perorangan, perusahaan, dan organisasi lain atas hasil
kerjanya dalam bentuk gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos,
109
dan laba pada periode tertentu. Dari hasil kuesioner yang
disebarkan kepada 100 responden, diperoleh skor tertinggi
variabel pendapatan (X1) pada “Saya berencana membayar
wakaf uang jika pendapatan saya meningkat”, berarti
masyarakat Muslim kota Jakarta Timur cenderung memiliki
niat/kemauan untuk berwakaf uang jika pendapatan yang
dihasilkannya mengalami peningkatan. Sementara untuk
skor terendah variabel pendapatan pada “Saya memiliki
tanggungan keluarga yang harus dibiayai”, berarti ada
tidaknya tanggungan keluarga yang harus dibiayai oleh
seseorang tidak terlalu berpengaruh terhadap minat dalam
berwakaf uang, tetapi untuk skor lainnya pada variabel
pendapatan, skor yang cukup tinggi ada pada seseoraang
dalam menyisihkan pendapatannya untuk ditabung setiap
bulan. Sehingga minat berwakaf uang masyarakat Muslim
di kota Jakarta Timur akan dapat ditingkatkan dengan cara
seseorang tersebut menyisihkan sebagian atau beberapa
pendapatannya untuk ditabung sebagai ladang investasi
dunia dan akhirat seperti membayar wakaf uang.
2) Pengaruh Variabel Tingkat Pendidikan (X2) terhadap Minat
Berwakaf Uang (Y)
Berdasarkan Tabel 23.4, variabel tingkat pendidikan
memiliki nilai t sebesar 3,539 dan nilai signifikansi sebesar
110
0,001 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Hal ini berarti
bahwa uji hipotesis menerima H0 : 1 0 dan menolak H0 :
1 = 0. Sehingga, secara parsial varaibel tingkat pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap varabel minat berwakaf
uang pada masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur.
Tingkat pendidikan merupakan suatu proses jangka
panjang seseorang dengan menggunakan prosedur yang
sistematis dan terorganisir demi meningkatkan
produktivitasnya dalam hal pengetahuan konseptual dan
teoritis, daya saing, dan kinerja agar memiliki kesempatan
mendapat pekerjaan yang lebih baik. Dari hasil kuesioner
yang disebarkan kepada 100 responden, diperoleh skor
tertinggi variabel tingkat pendidikan (X2) adalah “Apapun
jenjang pendidikan yang saya tempuh, tidak menghalangi
saya dalam berwakaf uang”, hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Muslim kota Jakarta Timur memiliki keputusan
untuk berwakaf uang tidak melihat dari tingkat pendidikan
yang mereka tempuh. Sementara jika ditinjau dari skor
terendah variabel tingkat pendidikan yaitu “Saya telah
membayar wakaf uang karena mengetahui dari lembaga
pendidikan”, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Muslim di kota Jakarta Timur cenderung membayar wakaf
uang karena sebelumnya mengetahui wakaf uang tersebut
111
bukan dari lembaga pendidikan formal saja. Namun, ada
media lain seperti media elektronik atau ajakan orang lain
yang mendorong minat seseorang untuk berwakaf uang.
Oleh karena itu, badan/lembaga wakaf dapat melakukan
edukasi/sosialisasi yang dapat mengajak masyarakat
Muslim untuk meningkatkan minat berwakaf uang bukan
hanya pada lembaga pendidikan saja, namun perlu adanya
dorongan atau motivasi seperti sosialisasi dan pameran di
tempat-tempat umum untuk menarik perhatian masyarakat
agar paham dan memiliki kemauan dalam berwakaf uang.
3) Pengaruh Variabel Akses Media Informasi (X3) terhadap
Minat Berwakaf Uang (Y)
Berdasarkan Tabel 23.4, variabel akses media informasi
memiliki nilai t sebesar 4,735 dan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa uji hipotesis menerima H0 : 1 0 dan
menolak H0 : 1 = 0. Sehingga, secara parsial akses media
informasi berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
berwakaf uang pada masyarakat Muslim di kota Jakarta
Timur.
Akses informasi merupakan kemudahan dalam
pencapaian informasi yang telah siap digunakan dalam
proses pengambilan keputusan melalui alat berupa
112
telekomunikasi dan melalui saluran atau media. Dari hasil
keusioner yang disebarkan kepada 100 responden, diperoleh
skor tertinggi variabel akses media informasi (X3) pada
“Informasi tentang wakaf uang berasal dari tokoh agama
(kiayi, ustadz)”, hal ini menunjukkan bahwa masyrakat
Muslim di kota Jakarta Timur cenderung akan memiliki niat
dan minat untuk berwakaf uang jika diberikan ceramah atau
ajakan dari tokoh agama seperti kiayi dan ustadz. Sementara
untuk skor terendah variabel akses media informasi pada
“Saya mendapatkan infromasi tentang wakaf uang sejak
bekerja”, berarti tidak ada informasi yang mendorong
seseorang dalam berwakaf uang ketika seseorang tersebut
berada di dunia pekerjaan. Tetapi untuk skor lainnya pada
variabel akses media informasi, skor yang cukup tinggi ada
pada infromasi yang didiapat tentang wakaf uang berasal
dari guru dan teman yang pernah berwakaf uang. sehingga
minat masyarakat Muslim kota Jakarta Timur untuk
berwakaf uang dapat ditingkatkan dengan adanya peran
para tokoh agama seperti kiayi dan ustadz yang memiliki
pemahaman atas wakaf uang dalam Islam dengan cara
memberikan tausiyah agama/ceramah diberbagai Majelis
Ta‟lim atau di berbagai kelurahan serta ajakan teman yang
113
sudah pernah membayar wakaf uang pun akan dapat
meningkatkan minat seseorang dalam berwakaf uang.
114
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari yang telah dilakukan
oleh peneliti akan pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses
media informasi terhadap minat brewakaf uang pada masyarakat
Muslim di kota Jakarta Timur menunjukkan hasil penelitian yang telah
dijelaskan dan diuji pada bab sebelumnya dengan melakukan pengujian
terhadap hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil regresi linear berganda dalam penelitian menyimpulkan
bahwa secara parsial variabel pendapatan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat masyarakat Muslim dalam berwakaf
uang.
2. Dari hasil regresi linear berganda dalam penelitian menyimpulkan
bahwa secara parsial variabel tingkat pendidikan juga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap minat masyarakat Muslim
dalam berwakaf uang.
3. Dari hasil regresi linear berganda dalam penelitian menyimpulkan
bahwa secara parsial bahwa variabel akses media informasi pun
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat masyrakat
Muslim dalam berwakaf uang.
115
4. Dari hasil regresi linear berganda dalam penelitian menyimpulkan
bahwa variabel pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses media
informasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat
berwakaf uang pada masyarakat Muslim di kota Jakarta Timur. Hal
ini sehingga mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 58%
dan sisanya 42% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan
dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di tas, maka penulis
hendak menyampaikan saran yang diharapkan dapat membantu dan
bermanfaat, diantaranya sebagai berikut :
1. Penelitian yang selanjutnya dapat meneliti dengan variabel-variabel
yang berbeda karena masih banyak variabel lain yang menerangkan
mengenai minat wakaf uang. Penelitian berikutnya terkait wakaf
uang diharapkan meneliti tingkat pemahaman serta persepsi
masyarakat Muslim tentang wakaf uang terlebih dahulu karena
didapati selama penelitian yang dilakukan (penyebaran kuesioner)
oleh peneliti masih banyak masyarakat Muslim yang tidak
mengetahui terkait adanya wakaf uang/benda bergerak ini.
2. Bagi lembaga wakaf terutama Lembaga Keuangan Syariah
Penerima Wakaf Uang (LKSPWU), penelitian ini diharapkan
menjadi suatu acuan dalam merancang strategi atau kebijakan
dalam mensosialisasikan kepada masyarakat Muslim mengenai
116
wakaf uang dan mengajak masyarakat untuk ikut andil menjadi
bagian dari upaya pencapaian potensi wakaf uang yang sangat
besar di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Penelitian ini juga diharapkan menjadi refleksi dan dorongan bagi
lembaga wakaf serta para tokoh agama seperti kiayi dan ustadz
untuk lebih masif dalam sosialisasinya terkait wakaf uang kepada
masyrakat berupa iklan dan promosi yang disebarkan melalui
media sosial elektronik dan edukasi/sosialisasi yang diberikan para
tokoh agama sebagai pemain peran penting dalam memberikan
pemahaman serta mengajak masyarakat Muslim akan mengetahui
dan membayar wakaf uang.
117
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Badan Pusat Statistika Kota Jakarta Timur. (2020). Kota Jakarta Timur
Dalam Angka 2020. Jakarta : Badan Pusat Statistika Kota Jakarta
Timur.
DEKS Bank Indonesia & DES-FEB UNAIR. (2016). Wakaf : Pengaturan
dan Tata Kelola yang Efektif. Jakarta : Departemen Ekonomi dan
Keuangan Syariah, Bank Indonesia.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf. (2013). Strategi Pengembangan Wakaf
Tunai Di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam, Kemenag RI.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf. (2013). Wakaf Of Beginner. Jakarta :
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag RI.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariete IBM SPSS. In Semarang,
Universitas Diponegoro.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Ghozali, Imam. (2006). Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
UNDIP. In Analisis Multivariate dengan Program SPSS
Machali, Imam. (2015). Statistik itu Mudah : Menggunakan SPSS sebagai
Alat Bantu Statistik. Jakarta : Lembaga Ladang Kata, MPI FITK UIN
Sunan Kalijaga dan Pustaka An Nur STIQ An Nur Yogyakarta
Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo : Zifatma
Publishing.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung:Alfabeta. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R
& D. Bandung : Alfabeta.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Sugiyono. (2017). MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet. In Sugiyono. (2017). MetodePenelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Suharyadi, & K., P. S. (2003). Statistika Deskriptif. Statistika Untuk
Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat
118
Jurnal
Aditya, W. S., & Jatra, M. (2019). Pengaruh Persepsi Kualitas Produk,
Pengalaman Belanja Online, Dan Akses Informasi Terhadap Niat Beli
Ulang ( Studi Pada Pembelian Online Sepatu Sepak Bola Merek Specs
Di Kota Denpasar). E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana. 8(4),
2524-2554. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i04.p23
Amadea, Naranda dan Nafis, M.Cholil. (2017). Analisis Pengaruh Media
Komunikasi Terhadap Intensi Masyarakat Dalam Berwakaf di Wakaf
Al-Azhar, Jakarta. Jurnal Middle East And Islamic Studies, 5(1), 89-
103
Amalia, A. N., & Puspita, P. (2018). Minat Masyarakat Jakarta dalam
Berwakaf Uang pada Lembaga Wakaf. Syi`ar Iqtishadi : Journal of
Islamic Economics, Finance and Banking. 2(2), 1-19.
https://doi.org/10.35448/jiec.v2i2.4382
Ash-Shiddiqy, M. (2018). Pengaruh Pendapatan, Religiusitas, Jarak Lokasi,
Tingkat Pendidikan Dan Akses Informasi Terhadap Minat Masyarakat
Untuk Berwakaf Uang Di Badan Wakaf Uang/Tunai MUI DIY. 2(2),
249-269. Penangkaran, Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat.
Cahyadi, E. (2019). Faktor-Faktor yang Memotivasi Para Wakif Untuk
Berwakaf Uang di Tabng Wakaf Indonesia (TWI). Jurnal Disrupsi
Bisnis. 2(1), 80-95
Danil, M. (2013). Pengaruh pendapatan terhadap tingkat konsumsi pada
pegawai negeri sipil di kantor bupati kabupaten bireuen. Jurnal
Ekonomika.
Dennis, Qoyum, & Sakti. (2018). Determinat of Cash Waqf Nadhatul Ulama
(Case of Muslim Students in Indonesia), Jurnal Madania, 22(1), 19-32.
Ekawaty, M., & Muda, A. W. (2016). Wakaf Uang: Tingkat Pemahaman
Masyarakat Dan Faktor Penentunya (Studi Masyarakat Muslim Kota
Surabaya, Indonesia). IQTISHODUNA.
https://doi.org/10.18860/iq.v11i2.3704
Fauziah, S., & El Ayyubi, S. (2019). Faktor-faktor yang Memengaruhi
Persepsi Wakif terhadap Wakaf Uang di Kota Bogor. Al-Muzara‟ah.
7(1), 19-31. https://doi.org/10.29244/jam.7.1.19-31
Hudzaifah, A. (2019). (2019). Factors Influencing Willingness To
Contribute In Cash Waqf: Case Of South Tangerang,. Jurnal Akuntansi
Dan Keuangan Syariah, (1). 3(1), 1-18.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Ichsan, Nurul. (2014). Analisis Faktor Masyarakat Pedagang Untuk
119
Menggunakan Tabungan Syariah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS). Jurnal Ekonomi Islam. 4(2). 30-62.
Ismawati, Y., & Anwar, M. K. (2019). Pengaruh Persepsi Masyarakat
Tentang Wakaf Uang Terhadap Minat Berwakaf Uang di Kota
Surabaya. Jurnal Ekonomi Islam. 2(3), 129-138.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
dan Direktorat Pemberdayaan Wakaf. (2013). Pedoman Pengelolaan
dan Pengembangan Wakaf. In Journal of Chemical Information and
Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Koni, W. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Dosen Iain Sultan Amai Gorontalo. Al-Buhuts. 1(1),
52-72. https://doi.org/10.30603/ab.v14i01.418
Mala, S. (2019). Effects of Income and Fund Management of State Civil
Apparatus on Bank Credit Granting (Case Study of the Academic
Community of IAIN Manado). Tasharruf: Journal Economics and
Business of Islam. 3(2), 247-276.
https://doi.org/10.30984/tjebi.v3i2.790
Mintardjo, C. M., Mandey, S., & Binalay, A. G. (2016). Pengaruh Sikap,
Norma Subjektif Dan Motivasi Terhadap Minat Beli Secara Online
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Di Manado. Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi. 4(1), 395-406
Muhidin, Asep. (2017). Perancangan Sistem Informasi Produk Hasil Repair
pada PT. JVC Kenwood Elektronik Indonesia, Jurnal Teknologi Pelita
Bangsa-SIGMA, 6(2), 148-157.
Nababan, S. S. M. (2013). Pendapatan dan jumlah tanggungan pengaruhnya
terhadap pola konsumsi PNS dosen dan tenaga kependididkan pada
fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Jurnal EMBA. 1(4), 2130-2141
Nizar, Ahmad. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Wakif
Tentang Wakaf Uamg, Jurnal Esensi Bisnis dan Manajemen, 4(1). 21-
36
Noor Komari Pratiwi. (2015). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Perhatian
Orang Tua, dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Siswa SMK Kesehatan di Kota Tangerang Noor. Jurnal
Pujangga. 1(2), 75-105
Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran. 1(1),
128-135.
120
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3264
Osman, Mohammed., & Fadzil. (2016). Factor Influencing Cash Waqf
Giving Behavior : A Revised Theoru of Planned Behavior, Journal of
Global Business and Social and Entrepreneurship (GBSE), 1(2), 12-25.
Purnomo, B., & Rosalina, A. (2016). Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IVB SD NO 64/1
Muara Bulian. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar. 1(2), 275-297.
https://doi.org/10.22437/gentala.v1i2.7120
Viandhy, A. O., & Ratnasari, R. T. (2014). Pengaruh Kualitas Layanan
terhadap Niat Ulang dengan Menggunakan Produk yang Melalui
Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Boulevard di Surabaya. Jestt. 1(8), 546-564
Widyanti, R., & Saputra, D. (2018). Pengaruh Penghargaan Finansial,
Pertimbangan Pasar Kerja dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat
Menjadi Akuntan Publik. Menara Ekonomi ISSN. 4(2), 88-95
Widyastuti, Astriana. (2012). Analisis Hubungan Antara Produktivitas
Pekerja Dan Tingkat Pendidikan Pekerja Terhadap Kesejahteraan
Keluarga Di Jawa Tengah Tahun 2009. (2012). Economics
Development Analysis Journal. 1(1), 1-11.
https://doi.org/10.15294/edaj.v1i2.472
Wiradiputra, F. A., & Brahmanto, E. (2016). Analisis Persepsi Wisatawan
Mengenai Penurunan Kualitas Daya Tarik Wisata Terhadap Minat
Berkunjung. Pariwisata. 3(2), 129-137
Wirawan, K. E., Bagia, I. W., & Susila, G. P. A. J. (2016). Pengaruh
Tingkat Pendidikan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Bisma Universitas Ganesha.
Tesis
Nazir. (2010). Analisis Determinan Pendapatan Pedagang Kaki Lima Di
Kabupaten Aceh Utara. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, Medan, Indonesia In Tesis.
Hasmoko, E. V. (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Klinis Perawat Berdasarkan Penerapan Sistem Pengembangan
Manajemen Kinerja Klinis (Spmkk) Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2008. In Universitas
Stuttgart.
121
Website
Gini Index Provinsi di Indonesia, Data diakses tanggal 06 Januari 2020,
pukul 06.36 WIB, dari www.bps.or.id
Jumlah Penduduk di Jakarta Timur 2019, Data diakses tanggal 21 Desember
2019, pukul 12.13 WIB, dari www.bps.or.id
Jumlah Persentase Penduduk Muslim di Jakarta Timur 2017, Data diakses
tanggal 21 Desember 2019, pukul 12.13 WIB, dari www.data.jakarta.go.id
Pengertian Pendapatan Menurut Badan Pusat Statistika, Data diakses
tanggal 16 Juni 2020, pukul 11.51, dari www.bps.go.id
Pengertian Pendapatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Data
diakses dari www.kbbi.web.id
Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 1990, Data diakses tanggal 14 Juni
2020, pukul 08.08 WIB, dari www.bphn.go.id
Persentase Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia, Data diakses dari
www.bps.go.id
UU Nomor 20 Tahun 2003. (2003). Undang-Undang No.20 Tahun 2003.
Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 pasal 16, Data diakses tanggal, dari
www.bwi.or.id
122
LAMPIRAN-LAMPIRAN
123
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
PENGARUH PENDAPATAN, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN AKSES
MEDIA INFORMASI TERHADAP MINAT MASYARAKAT MUSLIM
DALAM BERWAKAF UANG DI KOTA JAKARTA TIMUR
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga kita semua dalam
keadaan sehat dan diberkahi setiap aktivitasnya.
Perkenalkan saya Deti Aliawati mahasiswi Ekonomi Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta semester 8 yang sedang melakukan penelitian
untuk memenuhi tugas akhir skripsi tentang minat wakif dalam berwakaf
uang.
Adapun kriteria responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu; Berdomisili di Kota Jakarta Timur, Berpenghasilan dan/atau bekerja,
mengetahui terkait adanya wakaf uang dan memiliki minat/keinginan untuk
berwakaf uang.
Adapun data dan informasi yang Anda berikan akan terjamin
kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
Sebelumnya, penulis ingin menjelaskan secara singkat mengenai
wakaf uang. Wakaf uang merupakan salah satu instrumen ekonomi Islam
yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian di Indonesia. Wakaf
uang memiliki prosedur pengelolaan dengan cara seseorang (wakif)
membayar wakaf uang berupa uang tunai kepada pengelola wakaf uang
(nazhir) yang kemudian uang tersebut dikelola secara produktif oleh nazhir
sehingga mendapatkan hasil dari pengelolaan tersebut yang mana akan
disalurkan kepada orang/instansi yang membutuhkan (mauquf „alaih).
Dengan diperolehnya data kuesioner ini penulis berharap akan dapat
mengetahui pengaruh dari pendapatan, tingkat pendidikan, dan akses media
informasi terhadap minat wakif dalam berwakaf uang pada. Oleh karena itu
penulis memohon kepada Bapak/Ibu untuk kesediaannya mengisi kuesioner
ini.
124
Atas kesediaan waktu dan kerjasama Bapak/Ibu untuk mengisi
kuesioner ini. Penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum warahmatullah wabarakatuh.
I. Profil Responden
1. Nama (Inisial) : ___________________
2. Alamat/ domisili : ___________________
3. Umur : 1. 20-29 tahun
2. 30-39 tahun
3. > 40 tahun
4. Jenis Kelamin : 1. Pria 2. Wanita
5. Pendidikan Terakhir : 1. SMA 2. S1
3. S2/S3 4. Lainnya ___
6. Pekerjaan : 1. PNS
2. Karyawan Swasta
3. Wirausaha
4. Lainnya _______
7. Pendapatan : 1. < 1 juta
2. 1 juta – 3 juta
3. 3 juta – 5 juta
4. > 5 juta
8. Saya (Pernah/Tidak Pernah) Berwakaf Uang.
II. Isilah kuesioner ini dengan menandai (X) atau ceklis ( )
pada salah satu jawaban yang Anda pilih di kolom yang
telah tersedia
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
PENDAPATAN (X1)
NO. PERTANYAAN SS S TS STS
1 Saya memiliki pendapatan tetap setiap
bulan.
2 Saya selalu menyisihkan pendapatan
untuk ditabung setiap bulan.
125
TINGKAT PENDIDIKAN (X2)
NO PERTANYAAN SS S TS STS
1 Pendidikan formal maupun non formal
mempelajari tentang Wakaf Uang.
2 Pendidikan yang saya tempuh memberikan
pengetahuan tentang Wakaf Uang.
3 Saya telah membayar Wakaf Uang karena
mengetahui dari lembaga Pendidikan
4 Pendidikan yang berbasis Islam menentukan
atas ketentuan mengenai berwakaf uang.
5 Apapun jenjang pendidikan yang saya
tempuh, tidak menghalangi saya dalam
berwakaf uang.
AKSES MEDIA INFORMASI (X3)
NO PERTANYAAN SS S TS STS
1 Saya mendapatkan informasi tentang wakaf
uang sejak sekolah/kuliah.
2 Saya mendapatkan informasi tentang wakaf
uang sejak bekerja.
3
Saya mengetahui media koran/website yang
memuat informasi tentang wakaf uang.
5 Saya mengakses informasi tentang wakaf uang
dari dua sumber media atau lebih.
3 Saya memiliki tanggungan keluarga yang
harus dibiayai.
4
Penghasilan dari pekerjaan yang saya
dapatkan sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari.
5 Saya berencana membayar wakaf uang
jika pendapatan saya meningkat.
126
6
Informasi tentang wakaf uang berasal dari
guru atau teman yang pernah membayar
wakaf uang.
7 Informasi tentang wakaf uang berasal dari
tokoh agama (kiayi, ustadz)
8 Saya mendapatkan informasi tentang wakaf
uang yang dibutuhkan.
9
Informasi yang didapatkan berasal dari
website resmi Badan Perwakafan.
10 Saya mendapatkan informasi secara detail
untuk berwakaf uang.
MINAT BERWAKAF UANG (Y)
NO PERTANYAAN SS S TS STS
1 Saya sering mencari informasi tentang Wakaf
Uang.
2 Saya pernah mencari informasi tentang Wakaf
Uang dari berbagai sumber media.
3 Saya tertarik untuk bertanya kepada
kerabat/orang tentang Wakaf Uang.
4 Saya tertarik untuk mengunjungi
bazar/stand/kantor lembaga wakaf uang.
5 Saya berkeinginan untuk membayar Wakaf
Uang di setiap saya memperoleh
pendapatan/gaji.
6 Saya berkeinginan untuk membayar Wakaf
Uang karena sudah mengetahui manfaat dan
peruntukannya.
7 Saya berniat untuk berwakaf uang berdasarkan
target waktu yang saya tentukan sendiri.
8 Saya pernah mengikuti sosialisasi/kegiatan
mengenai wakaf uang oleh Lembaga
Perwakafan.
127
9
Saya senang akan adanya wakaf uang di
Indonesia
10 Saya senang berkontribusi untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi melalui wakaf uang.
-Terima Kasih dan Selamat Beraktivitas-
128
Lampiran 2 Tabulasi Data Responden
No P
1
P
2
P
3
P
4
P
5
T
1
T
2
T
3
T
4
T
5
A
1
A
2
A
3
A
5
A
6
1 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 3 3
2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 2 2 3 2
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3
6 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
7 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
8 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3
11 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3
12 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
13 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 1
14 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3
15 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2
16 2 4 1 3 4 3 4 4 3 4 4 1 1 1 3
17 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 2 2 2 3 2
18 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3
19 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3
20 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 4
21 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3
22 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
23 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2
24 3 3 4 3 2 1 3 1 3 4 3 2 3 3 2
25 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 4 4 2
27 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2
28 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
29 2 3 3 2 4 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2
30 1 3 1 4 1 4 1 2 4 3 4 3 4 1 4
31 2 3 1 3 3 3 3 2 3 4 2 1 2 1 2
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3
34 3 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3
35 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
37 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3
38 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3
129
39 2 3 2 3 4 2 4 3 2 4 4 2 2 3 4
40 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
41 2 3 1 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 2
42 4 4 4 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
43 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2
44 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3
45 2 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3
46 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3
47 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
48 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3
50 2 3 1 3 3 3 3 2 3 4 2 1 2 1 2
51 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 3
52 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4
53 4 4 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2
54 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3
55 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
56 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3
57 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3
58 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
59 3 3 3 1 4 4 4 3 3 4 3 2 2 3 2
60 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
61 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
62 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
63 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
64 2 3 2 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3
65 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2
66 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2
67 2 3 4 2 4 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3
68 2 3 1 2 2 3 3 2 3 4 3 1 1 1 4
69 2 4 2 2 4 3 1 1 4 4 1 1 4 1 4
70 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2
71 1 3 2 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3
72 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3
73 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3
74 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2
75 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
76 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
77 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4
78 3 2 1 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2
130
79 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2
80 2 3 2 4 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3
81 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 3 2 3
82 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
83 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3
84 2 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3
85 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
86 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
87 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
88 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2
89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4 2 2 3 3 3
91 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
92 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2
93 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
94 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 3 2 2
95 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3
96 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
97 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
98 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2
99 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
100 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3
No A
7
A
8
A
9
A1
0
M
1
M
2
M
3
M
4
M
5
M
6
M
7
M
8
M
9
M1
0
1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 4 4
3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3
4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
5 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3
6 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3
7 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4
8 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4
11 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 4 4 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3
15 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
131
16 4 3 1 2 2 2 1 1 3 3 3 1 4 4
17 3 3 2 3 2 4 3 2 4 4 3 2 4 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3
20 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4
21 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
23 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
25 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3
26 4 3 3 3 2 2 1 1 3 2 3 1 4 2
27 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2
28 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
29 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3
30 1 3 1 2 1 1 4 1 3 4 4 1 3 3
31 2 2 2 2 1 1 1 1 3 3 2 3 3 1
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
33 4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3
34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
37 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
38 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
39 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3
40 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
41 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3
42 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2
43 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
44 3 2 1 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
45 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3
46 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 4 4
47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
48 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3
49 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
50 2 2 2 2 1 1 1 1 3 3 2 3 3 1
51 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4
52 4 2 2 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3
53 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3
54 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3
55 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
56 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 4 3
132
57 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
59 3 2 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
61 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3
62 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3
63 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
64 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
65 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2
66 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
67 3 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3
68 3 3 2 1 1 1 1 1 2 2 3 1 2 2
69 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4
70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
71 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
72 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
73 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
74 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 3 2
75 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
76 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
77 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
78 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3
79 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
80 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3
81 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 4
82 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4
83 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4
84 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 4 1 4 3
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4
86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
88 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 2 4 4
89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3
91 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4
92 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3
93 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 2 4 4
94 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4
95 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
96 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
97 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4
133
98 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4
99 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
100 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3
134
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 3.1 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Pendapatan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P
P1 Pearson Correlation 1 .279** .564
** .182 .180 .739
**
Sig. (2-tailed) .005 .000 .070 .073 .000
N 100 100 100 100 100 100
P2 Pearson Correlation .279** 1 .245
* .156 .218
* .555
**
Sig. (2-tailed) .005 .014 .121 .030 .000
N 100 100 100 100 100 100
P3 Pearson Correlation .564** .245
* 1 .128 .195 .736
**
Sig. (2-tailed) .000 .014 .203 .052 .000
N 100 100 100 100 100 100
P4 Pearson Correlation .182 .156 .128 1 .283** .527
**
Sig. (2-tailed) .070 .121 .203 .004 .000
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.621 5
135
N 100 100 100 100 100 100
P5 Pearson Correlation .180 .218* .195 .283
** 1 .568
**
Sig. (2-tailed) .073 .030 .052 .004 .000
N 100 100 100 100 100 100
P Pearson Correlation .739** .555
** .736
** .527
** .568
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3.2 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Tingkat
Pendidikan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.766 5
Correlations
T1 T2 T3 T4 T5 T
T1 Pearson Correlation 1 .435** .502
** .394
** .360
** .754
**
136
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
T2 Pearson Correlation .435** 1 .584
** .243
* .398
** .771
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .015 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
T3 Pearson Correlation .502** .584
** 1 .353
** .271
** .776
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000
N 100 100 100 100 100 100
T4 Pearson Correlation .394** .243
* .353
** 1 .410
** .627
**
Sig. (2-tailed) .000 .015 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
T5 Pearson Correlation .360** .398
** .271
** .410
** 1 .655
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
T Pearson Correlation .754** .771
** .776
** .627
** .655
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3.3 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Akses Media
Informasi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
137
Correlations
A1 A2 A3 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A
A1 Pearson
Correlation 1 .281
** .095 .359
** .349
** .227
* .330
** .146 .242
* .556
**
Sig. (2-tailed) .005 .349 .000 .000 .023 .001 .148 .015 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A2 Pearson
Correlation .281
** 1 .455
** .386
** .342
** .033 .311
** .334
** .298
** .514
**
Sig. (2-tailed) .005
.000 .000 .000 .741 .002 .001 .003 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A3 Pearson
Correlation .095 .455
** 1 .348
** .222
* .129 .351
** .225
* .220
* .524
**
Sig. (2-tailed) .349 .000
.000 .027 .201 .000 .024 .028 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A5 Pearson
Correlation .359
** .386
** .348
** 1 .074 .472
** .484
** .546
** .659
** .803
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
.467 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A6 Pearson
Correlation .349
** .342
** .222
* .074 1 .072 .229
* .137 .183 .447
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .027 .467
.477 .022 .173 .068 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.800 9
138
A7 Pearson
Correlation .227
* .033 .129 .472
** .072 1 .368
** .401
** .352
** .576
**
Sig. (2-tailed) .023 .741 .201 .000 .477
.000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A8 Pearson
Correlation .330
** .311
** .351
** .484
** .229
* .368
** 1 .436
** .508
** .715
**
Sig. (2-tailed) .001 .002 .000 .000 .022 .000
.000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A9 Pearson
Correlation .146 .334
** .225
* .546
** .137 .401
** .436
** 1 .528
** .656
**
Sig. (2-tailed) .148 .001 .024 .000 .173 .000 .000
.000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A10 Pearson
Correlation .242
* .298
** .220
* .659
** .183 .352
** .508
** .528
** 1 .730
**
Sig. (2-tailed) .015 .003 .028 .000 .068 .000 .000 .000
.000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
A Pearson
Correlation .556
** .514
** .524
** .803
** .447
** .576
** .715
** .656
** .730
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
139
Lampiran 3.4 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Minat Berwakaf
Uang
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 10
Correlations
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M
M1
Pearson Correlation
1 .659** .485
** .582
** .275
** .264
** .260
** .443
** .163 .388
** .725
**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .006 .008 .009 .000 .106 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M2
Pearson Correlation
.659** 1 .541
** .610
** .353
** .299
** .249
* .356
** .284
** .432
** .761
**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .002 .012 .000 .004 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M3
Pearson Correlation
.485** .541
** 1 .644
** .326
** .274
** .330
** .212
* .204
* .404
** .701
**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .001 .006 .001 .034 .042 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
140
M4
Pearson Correlation
.582** .610
** .644
** 1 .327
** .190 .249
* .321
** .201
* .410
** .729
**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .001 .059 .012 .001 .045 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M5
Pearson Correlation
.275** .353
** .326
** .327
** 1 .438
** .320
** .287
** .438
** .511
** .634
**
Sig. (2-tailed)
.006 .000 .001 .001 .000 .001 .004 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M6
Pearson Correlation
.264** .299
** .274
** .190 .438
** 1 .597
** .247
* .383
** .459
** .601
**
Sig. (2-tailed)
.008 .002 .006 .059 .000 .000 .013 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M7
Pearson Correlation
.260** .249
* .330
** .249
* .320
** .597
** 1 .122 .385
** .467
** .575
**
Sig. (2-tailed)
.009 .012 .001 .012 .001 .000 .225 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M8
Pearson Correlation
.443** .356
** .212
* .321
** .287
** .247
* .122 1 .045 .209
* .517
**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .034 .001 .004 .013 .225 .660 .037 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M9
Pearson Correlation
.163 .284** .204
* .201
* .438
** .383
** .385
** .045 1 .570
** .523
**
Sig. (2-tailed)
.106 .004 .042 .045 .000 .000 .000 .660 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M10
Pearson Correlation
.388** .432
** .404
** .410
** .511
** .459
** .467
** .209
* .570
** 1 .728
**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .037 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
M
Pearson Correlation
.725** .761
** .701
** .729
** .634
** .601
** .575
** .517
** .523
** .728
** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
141
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .762a .580 .567 2.640 2.471
a. Predictors: (Constant), AksesMediaInformasi, Pendapatan, TingkatPendidikan
b. Dependent Variable: MinatBerwakafUang
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 923.930 3 307.977 44.200 .000a
Residual 668.910 96 6.968
Total 1592.840 99
a. Predictors: (Constant), AksesMediaInformasi, Pendapatan, TingkatPendidikan
b. Dependent Variable: MinatBerwakafUang
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.759 2.191 1.716 .089
Pendapatan .459 .134 .260 3.433 .001 .763 1.311
TingkatPendidikan .490 .139 .282 3.539 .001 .689 1.451
AksesMediaInforma
si .441 .093 .399 4.735 .000 .615 1.627
a. Dependent Variable: MinatBerwakafUang
142
Lampiran 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.160 1.351 3.820 .000
Pendapatan -.092 .082 -.124 -1.116 .267
TingkatPendidikan .098 .085 .134 1.142 .256
AksesMediaInformasi -.132 .057 -.285 -2.303 .123
a. Dependent Variable: ABS_RES
Lampiran 6 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 3.759 2.191 1.716 .089
Pendapatan .459 .134 .260 3.433 .001 .763 1.311
TingkatPendidikan .490 .139 .282 3.539 .001 .689 1.451
AksesMediaInforma
si .441 .093 .399 4.735 .000 .615 1.627
a. Dependent Variable: MinatBerwakafUang
143
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas