pengaruh penambahan larutan asam dan garam … · pada tepung talas (colocasia esculenta ......

82
PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM SEBAGAI UPAYA REDUKSI OKSALAT PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott) Oleh NOVIA MAYASARI F34051198 2010 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Upload: buinhu

Post on 02-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM SEBAGAI

UPAYA REDUKSI OKSALAT

PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott)

Oleh

NOVIA MAYASARI

F34051198

2010

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM SEBAGAI

UPAYA REDUKSI OKSALAT

PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh

NOVIA MAYASARI

F34051198

2010

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

Judul : Pengaruh Penambahan Larutan Asam dan Garam Sebagai Upaya

Reduksi Oksalat pada Tepung Talas (Colocasia esculenta (L.)

Schott)

Nama : Novia Mayasari

NRP : F34051198

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Ir. Faqih Udin, MSc) (Dr. Sri Yuliani, MT)

NIP : 19580710 198503 1 003 NIP : 19690701 199403 2 003

Mengetahui :

Ketua Departemen,

(Prof.Dr.Ir.Nastiti Siswi Indrasti)

NIP : 19621009 198903 2 001

Tanggal Lulus : 22 Februari 2010

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Novia Mayasari, merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Sunaryo dan Sunarti,

dilahirkan di Purbalingga pada tanggal 02 November 1987.

Pada tahun 1999 penulis menyelesaikan pendidikan tingkat

dasar di SDN Cibuluh VI Bogor dan melanjutkan ke SLTPN 5

Bogor sampai dengan tahun 2002. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan

pendidikan SMU di SMUN 2 Bogor.

Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Teknologi Industri

Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun 2005 melalui jalur USMI

(Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif

menjadi anggota muda Unit Kegiatan Mahasiswa KorpSukarela (KSR) (2005-

2006), serta menjadi pengurus organisasi di BEM-F biro Fund Rising (2007-

2008). Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan seperti seminar dan workshop.

Pada tahun 2008 penulis melaksanakan kegiatan Praktek Lapang di PT

Indofarma (Persero), Tbk Cibitung dengan topik Mempelajari Aspek Tata Letak

dan Penanganan Bahan di PT Indofarma (Persero), Tbk. Pada tahun 2009 penulis

melaksanakan kegiatan penelitian dengan judul skripsi Pengaruh Penambahan

Larutan Asam dan Garam Sebagai Upaya Reduksi Oksalat Pada Tepung

Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott).

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Novia Mayasari

NRP : F34051198

Departemen : Teknologi Industri Pertanian

Fakultas : Teknologi Pertanian

Universitas : Institut Pertanian Bogor

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh

Penambahan Larutan Asam dan Garam Sebagai Upaya Reduksi Oksalat

Pada Tepung Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott)“ merupakan karya tulis

saya pribadi dengan bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing, kecuali yang

dengan jelas disebut rujukannya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa tekanan dari siapapun.

Bogor, 22 Februari 2010

Penulis,

(Novia Mayasari)

F 34051198

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala berkat,

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan

Penelitian ini. Adapun penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana di Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tersusunnya skripsi ini

tak luput dari doa, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Faqih Udin, MSc selaku dosen pembimbing I atas bimbingan, kesabaran

dan arahan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir.

2. Dr. Sri Yuliani, MT selaku dosen pembimbing II atas bimbingan dan

masukannya dalam menyelesaikan tugas akhir.

3. Ir. Sugiarto, MSi selaku dosen penguji atas masukan dan saran yang

membangun.

4. Ibu Pia, Mba Ika, Mba Melly, Pak Manan, Pak Heru, Pak Yudi, Pak Tri dan

seluruh staff Balai Penelitian Pascapanen lainnya yang telah memberikan

bantuan kepada penulis

5. Pak Mul, Bu Tety, Bu Nur, Bu Nina, Mba Yuli, serta seluruh staff UPT dan

Departemen Teknologi Industri Pertanian

6. Bapak Kasja dan keluarga serta petani yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian

7. Sahabat-sahabat terbaikku yang menerimaku apa adanya, Mega, Ferty, dan

juga Linda, Putri Tunjung, Pita, Rara, Diah, Mahesa, Ronny, Dony, Nuge,

Torik dan Kriston, terimakasih atas persahabatan yang indah selama ini.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. AMIN.

Bogor, Februari 2010

Penulis

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Talas ................................................................................................. 3

B. Oksalat. ............................................................................................. 6

C. Reduksi Oksalat ................................................................................. 7

D. Tepung Talas ..................................................................................... 9

E. Gelatinisasi Pati ................................................................................. 11

III. BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat .................................................................................. 13

B. Metode Penelitian .............................................................................. 13

C. Rancangan Percobaan ........................................................................ 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penelitian Pendahuluan ..................................................................... 17

B. Penelitian Utama Tahap I .................................................................. 20

C. Penelitian Utama Tahap II ................................................................. 21

1. Kadar Oksalat ............................................................................... 22

2. Kadar Air ..................................................................................... 27

3. Derajat Warna .............................................................................. 28

4. Kadar Pati .................................................................................... 30

5. Sifat Amilografi ........................................................................... 31

6. Viskositas Pasta ............................................................................ 32

7. WSI dan WAI............................................................................... 34

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

iii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ........................................................................................ 36

B. Saran ................................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 38

LAMPIRAN .................................................................................................. 43

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kandungan Gizi Talas (dalam 100 gram) .......................................... 5

Tabel 2. Komposisi Karbohidrat pada Umbi Talas (dalam 100 gram) .............. 6

Tabel 3. Komposisi Tepung Sagu, Tepung Talas, Tepung Tapioka, Tepung Beras (dalam 100 gram) .................................................................. 11

Tabel 4. Data analisis karakteristik umbi talas ................................................ 17

Tabel 5. Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ........ 32

Tabel 6. Data kadar WAI dan WSI tepung talas .............................................. 35

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Umbi Talas ............................................................................... 3

Gambar 2. Bentuk kristal kalsium oksalat................................................... 7

Gambar 3. Bagan Alir Pembuatan Tepung ................................................. 10

Gambar 4. Diagram Alir Proses Penelitian Utama ...................................... 15

Gambar 5. Histogram persentase reduksi total oksalat hasil perendaman air hangat ....................................................................................... 21

Gambar 6. Histogram persentase reduksi oksalat setelah proses perendaman dalam larutan asam ................................................................... 25

Gambar 7. Histogram persentase reduksi oksalat setelah proses perendaman dalam garam (NaCl) .................................................................. 27

Gambar 8. Histogram kadar pati tepung talas ............................................. 31

Gambar 9. Histogram perbandingan viskositas pasta tepung talas dengan tepung terigu (cP) ..................................................................... 34

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Metode Pengujian ....................................................................... 43

Lampiran 2. Data analisis proksimat ............................................................... 48

Lampiran 3. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam air hangat 50

Lampiran 4. Hasil Chromatogram HPLC tepung talas .................................... 51

Lampiran 5. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam larutan HCl ........................................................................................... 58

Lampiran 6. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam larutan asam sitrat ................................................................................. 58

Lampiran 7. Analisis keragaman kadar oksalat dalam larutan asam ................ 59

Lampiran 8. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam larutan NaCl ......................................................................................... 60

Lampiran 9. Data analisis kadar air tepung setelah perlakuan perendaman dalam larutan asam dan garam .................................................. 62

Lampiran 10. Data analisis warna dan total derajat warna (ΔEab*) ................. 64

Lampiran 11.Gambar penampakan tepung hasil perlakuan perendaman dalam larutan asam dan garam ............................................................. 68

Lampiran 12. Analisis keragaman kadar pati tepung talas ............................... 69

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat strategis dan penting

sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan nasional. Pangan adalah

kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi dalam kehidupan manusia sehingga

pangan menjadi hak asasi manusia. Salah satu pondasi ketahanan pangan

adalah diversifikasi pangan.

Pemanfaatan talas sebagai bahan pangan telah dikenal secara luas

terutama di wilayah Asia dan Oceania. Di Indonesia, talas sebagai bahan

makanan cukup populer dan produksinya cukup tinggi terutama di daerah

Papua dan Jawa (Bogor, Sumedang, dan Malang) yang merupakan sentra-

sentra produksi talas. Produktivitas talas di Kabupaten Bogor pada tahun 2008

mencapai 2.55 ton/Ha dan hasil pada tahun 2008 sebesar 13.385 ton (Bappeda,

2008). Pengolahan talas saat ini kebanyakan memanfaatkan umbi segar yang

dijadikan berbagai hasil olahan, diantaranya yang paling populer adalah

keripik talas. Produk olahan umbi talas dengan bahan baku tepung talas masih

terbatas meskipun tepung talas memungkinkan munculnya produk olahan talas

yang lebih beragam seperti kerupuk, cake, dan kue-kue lain.

Konversi umbi segar talas menjadi bentuk tepung yang siap pakai

terutama untuk produksi pangan olahan disamping mendorong munculnya

produk-produk yang lebih beragam juga dapat mendorong berkembangnya

industri berbahan dasar tepung talas sehingga dapat meningkatkan nilai jual

komoditi talas. Penepungan talas juga diharapkan dapat menghindari kerugian

akibat tidak terserapnya umbi segar talas di pasar ketika produksi panen

berlebih.

Dibandingkan tanaman umbi-umbian lain yang biasa dikonsumsi seperti

ubi kayu atau ubi jalar, talas mempunyai beberapa keunggulan. Pertama,

kandungan protein talas lebih tinggi. Untuk setiap 100 gram umbi talas

mengandung 2 g protein, sedangkan ubi jalar dan ubi kayu masing-masing

hanya 1 g (Parkinson, 1984). Kedua, talas dapat tumbuh pada lahan basah

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

2

maupun kering. Ketiga, talas mempunyai daya simpan umbi yang lebih baik

dibandingkan daya simpan ubi kayu atau ubi jalar. (Basyir, 1999).

Kabupaten Bogor merupakan daerah penghasil talas yang cukup

produktif di Indonesia dibandingkan daerah lainnya. Dari 33 kecamatan di

Kabupaten Bogor terdapat lima lokasi sentra produksi talas terbesar yang

menghasilkan talas secara kontinyu. Lima lokasi terbesar itu adalah

Kecamatan Ciawi, Megamendung, Cijeruk, Darmaga dan Caringin.

Hasil produksi talas yang melimpah ditambah dengan sifat unggul talas

dibandingkan tanaman umbi-umbian lain pada kenyataannya belum dapat

menjadikan tanaman ini sebagai makanan utama untuk dikonsumsi

masyarakat. Menurut Smith (1997), keengganan untuk mengkonsumsi talas

disebabkan oleh munculnya efek gatal yang sangat mengganggu akibat

kandungan zat tertentu pada talas. Zat tersebut adalah kalsium oksalat yang

berbentuk jarum (Hussein et al.,1984). Konsumsi makanan yang mengandung

oksalat tinggi juga dapat mengganggu kesehatan karena dapat memicu

pembentukan batu oksalat atau batu ginjal (Noonan dan Savage, 1999).

Perlakuan-perlakuan tertentu, misalnya pemanasan, dipercaya dapat

mengurangi zat penyebab gatal pada talas. Akan tetapi sejauh ini belum

tersedia informasi ilmiah terperinci tentang metoda yang betul-betul efektif

untuk menghilangkan zat tersebut (Smith, 1997).

Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kadar oksalat terhadap tepung

oksalat ini mampu meningkatkan nilai tambah umbi talas dan juga mampu

mendorong berkembangnya industri berbasis tepung talas di Indonesia.

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi proses terbaik

(perendaman dalam air hangat, penambahan larutan asam dan garam,

konsentrasi larutan, dan lama waktu perendaman) dalam pembuatan tepung

talas dengan kadar oksalat terendah dan meningkatkan kualitas warna tepung,

serta menganalisis pengaruh penambahan larutan asam dan garam terhadap

tepung talas yang dihasilkan.

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TALAS

Talas diklasifikasikan dalam tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dengan

biji tertutup (Angiospermae) berkeping satu (Monocotyledonae). Secara

sistematika kedudukan talas dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelas/Classis : Monocotyledonae (tumbuhan berkeping tunggal)

Ordo : Arales

Suku/Familia : Araceae

Marga/Genus : Colocasia

Jenis/Species : Colocasia esculenta (L.) Schott.

Gambar 1. Umbi Talas

Talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis yang bersifat perennial

herbaceous, yaitu tanaman yang dapat tumbuh bertahun-tahun dan banyak

mengandung air (Rukmana, 1998). Sentrum asal tanaman talas mungkin

berasal dari daerah tropis antara Indonesia dan India (Matthew,2004) dan telah

tumbuh selama beratus-ratus tahun di Pasific selatan (FAO,1992).

Talas adalah tanaman yang tumbuh baik di daerah tropis maupun

subtropis. Suhu optimum untuk tumbuh adalah sekitar 21-27ºC dengan curah

hujan 1750 mm per tahun. Derajat keasaman tanah yang paling baik untuk

tanaman ini berkisar antara 5,5-5,6 (Kay, 1973). Talas dapat tumbuh

sepanjang tahun di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi (Onwueme,

1978). Tanaman talas di Jawa Barat umumnya tumbuh pada ketinggian 400-

500 m dari permukaan laut. Menurut Rukmana (1998), umbi talas dapat

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

4

dipanen setelah berumur 6-9 bulan. Saat panen yang tepat ditandai dengan

daun yang mulai menguning sampai kering.

Jenis talas yang biasa dibudidayakan adalah talas Bogor yang memiliki

banyak varietas, yaitu talas paris, talas loma, talas pandan, talas bentul, talas

lampung, talas sutera, talas mentega dan talas ketan. Talas yang paling banyak

dibudidayakan secara komersial adalah talas bentul karena hasilnya yang

tinggi dan cocok bila digoreng ini pun dibuat keripik. Talas bentul mempunyai

ciri batangnya berwarna hijau, umbi berbentuk bulat dengan ujung meruncing,

rasa umbi enak dan pulen. Selain talas bentul, banyak pula ditanam talas loma

(Colocasia esculenta L.Schoot). Bogor sebagai sentra utama produksi talas

nasional belum terlihat berupaya untuk meningkatkan nilai tambah terhadap

komoditi talas yang dimilikinya (Waluya, 2002).

Umbi talas memiliki beragam bentuk, ukuran, tekstur dan warna daging

serta rasanya. Ada umbi yang berbentuk hampir bulat, lonjong atau bulat

lonjong, namun ada pula yang bercabang-cabang. Beratnya berkisar antara

0,25 dan 6 kg, tergantung kultivar, kesuburan tanah, umur panen dan cara

pembudidayaannya. Warna daging umbinya ada yang putih, kuning, dengan

atau tanpa serat-serat yang berwarna ungu. Rasanya bervariasi dari tidak enak

dan gatal sampai kepada yang gurih, pulen, enak serta beraroma kuat dan khas

(wangi) talas (Burdani, 2001).

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kandungan gizi talas

sebenarnya tidak terlalu banyak berbeda dengan ubi-ubian umumnya,

misalnya dengan ubi kayu dan ubi jalar. Umbi talas berpotensi sebagai sumber

karbohidrat dan protein yang cukup tinggi (20 g/kg) dibandingkan ubi kayu

dan ubi jalar yang hanya separuhnya (Parkinson,1984). Umbi talas juga

mengandung lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah sedikit. Didalam umbi

talas terkandung vitamin A, B1 (Thiamin) dan sedikit vitamin C. Umbi talas

memiliki kandungan mineral Ca dan P yang cukup tinggi. Mineral-mineral ini

penting bagi pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Kandungan gizi talas

dalam 100 gr umbi segar dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

5

Tabel 1. Kandungan Gizi Talas (dalam 100 gram)

No. Kandungan Gizi Kadar A B

1. Kalori (Cal.) 85,00 98,00 2. Protein (g) 2,50 1,90 3. Lemak (g) 0,20 0,20 4. Karbohidrat (g) 19,10 23,79 5. Serat (g) 0,40 - 6. Abu (g) 0,80 - 7. Kalsium (mg) 32,00 28,00 8. Fosfor (mg) 64,00 61,00 9. Zat besi (mg) 0,80 1,00

10. Natrium (mg) 700 - 11. Kalium (mg) 514,00 - 12. Vitamin A (SI) - 20,00 13. Vitamin B1 (mg) 0,18 0,13 14. Vitamin B2 (mg) 0,04 - 15. Vitamin C (mg) 10,00 4,00 16. Niacin (mg) 0,90 - 17. Air (g) 77,50 73,00

18. Bag. Yang dapat dimakan (%) 81,00 85,00

Sumber : a. Food and Nutrition Res. Center. Handbook I,Manila (1964)

dalam Rukmana (1998) b. Direktorat Gizi Depkes RI (1981) dalam Rukmana (1998) c. a dan b dikutip dari Burdani (2001)

Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari

metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, essensial oil, resin,

gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah

dicerna kira-kira sebanyak 18,2% dan sukrosa serta gula pereduksinya 1,42%.

Pati talas mengandung 17-28% amilosa, dan sisanya adalah amilopektin.

Amilosa memiliki 490 unit glukosa per molekul dan amilopektin memiliki 22

unit glukosa per molekul. Granula pati talas berukuran antara 1-4 µm

(Onwueme, 1978). Pati talas tersimpan dalam granula yang berdiameter 3-4

µm dan mengandung amilosa sekitar 7-10%. Komposisi karbohidarat pati

umbi talas dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

6

Tabel 2. Komposisi Karbohidrat pada Umbi Talas (dalam 100 gram)

Komponen Komposisi (%)

Pati 77.9

Pentosan 2.6

Serat Kasar 1.4

Dekstrin 0.5

Gula pereduksi 0.5

Sukrosa 0.1

Sumber: Onwueme,1978.

B. OKSALAT

Kebanyakan jenis talas memiliki rasa gatal yang dapat menyebabkan

iritasi pada bibir, mulut dan kerongkongan jika kita memakan umbi mentah

dari talas tersebut (Bradbury & Nixon,1998). Rasa gatal yang merangsang

rongga mulut dan kulit disebabkan oleh adanya kristal kecil berbentuk jarum

halus yang tersusun atas kalsium oksalat yang disebut raphide (Bradbury &

Nixon, 1998). Raphid tersebut terkurung dalam kapsul yang dikelilingi lendir.

Kapsul-kapsul itu terletak dalam daerah diantara dua vakuola. Ujung dari dua

kapsul menyembul ke dalam perbatasan vakuola-vakuola pada dinding sel.

Vakuola-vakuola itu berisi air, sehingga jika diberi perlakuan mekanis maka

air akan masuk ke dalam kapsul melalui dinding sel. Tekanan air terhadap

dinding sel meningkat sehingga kristal kalsium oksalat yang berbentuk jarum

terdesak keluar (Payne et al.,1941).

Oksalat (C2O42+) di dalam talas terdapat dalam bentuk yang larut air

(asam oksalat) dan tidak larut air (biasanya dalam bentuk kalsium oksalat atau

garam oksalat). Kalsium oksalat adalah persenyawaan garam antara ion

kalsium dengan ion oksalat. Senyawa ini terdapat dalam bentuk kristal padat

non volatil, bersifat tidak larut dalam air namun larut dalam asam kuat

(Schumm,1978). Secara umum terdapat 5 jenis bentuk dasar kalsium oksalat

yang terdapat dalam berbagai tanaman, diantaranya berbentuk jarum

(raphide), rectangular dan bentuk pinsil, bulat (druse), prisma (prism), dan

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

7

parallelogram (rhomboid) (Horner and Wagner,1995). Bentuk umum kristal

kalsium oksalat yang banyak ditemukan pada tumbuhan berkeping satu dapat

dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Bentuk kristal kalsium oksalat:

a. bentuk jarum (raphide), (skala garis 10 µm); b. rectangular dan bentuk pinsil, (skala garis 20 µm); dan

c. bulat (druse), (skala garis 20 µm).

Raphide dan kristal kalsium oksalat lainnya merupakan mineral yang

relatif stabil dan sedikit larut dalam air (Graustein et al.1977:199; Webb

1999:752), tidak larut dalam keadaan netral atau pH alkali, dan dapat dengan

bebas dipecahkan dalam asam (Noonan & Savage, 1999). Fungsi kalsium

oksalat pada tumbuhan ini diduga kuat sebagai perlindungan dan pengaturan

tumbuhan melawan hewan pemakan tumbuhan (Franceschi, et al., 2005).

C. REDUKSI OKSALAT

Metode fisis yang paling sering digunakan untuk mengurangi atau

menghilangkan rasa gatal akibat kandungan kalsium oksalat adalah dengan

pemanasan (Smith, 1997). Pemanasan dilakukan melalui penjemuran,

pemasakan (Lee, 1999); perebusan, perendaman dalam air hangat,

pemanggangan (Iwuoha dan Klau, 1994); dan pengeringan (Nur, 1986).

Pemanasan menyebabkan ikatan ion antar karbon kalsium oksalat terputus dan

bagian organik terdekomposisi sebelum titik leleh tercapai (Schumm, 1978),

Perendaman umbi dalam air hangat (38-48°C) selama kurang dari 4 jam

diklaim dapat menurunkan kadar komponen penyebab gatal tanpa

menyebabkan gelatinisasi pati (Huang dan Hollyer, 1995).

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

8

Perebusan dapat mengurangi kadar oksalat larut air jika air perebus

dibuang. Menurunnya kadar oksalat dengan perebusan disebabkan oleh

pelarutan dan degradasi panas (Iwuoha dan Kalu, 1995). Kadar oksalat yang

tidak larut tidak berubah dengan pemasakan (Noonan dan Savage, 1999).

Perebusan dapat menurunkan kadar oksalat total talas dari Jepang hingga 77%,

sedangkan pemanggangan meningkatkan kadar oksalat hingga dua kali lipat

(Catherwood et al., 2007).

Perlakuan tertentu yang didasarkan kepada sifat kimiawi kalsium oksalat

juga dapat menjadi alternatif untuk menghilangkan kalsium oksalat. Perlakuan

tersebut yaitu melarutkan kalsium oksalat dalam asam kuat sehingga

mendekomposisi kalsium oksalat menjadi asam oksalat (Schumm, 1978).

Salah satu asam kuat yang dapat melarutkan kalsium oksalat adalah

asam klorida (Kurdi,2002). Reaksi antara asam klorida dengan kalsium oksalat

akan menghasilkan endapan kalsium klorida dan asam oksalat, yang dapat

dinyatakan dengan persamaan reaksi:

2HCl(l) + CaC2O4 (s) CaCl2 (s) + H2C2O4 (l)

Reaksi tersebut tergolong reaksi metatesis, yaitu reaksi yang berlangsung

antara asam dan garam. Reaksi metatesis ditandai dengan terbentuknya

endapan, gas atau zat yang langsung terurai menjadi gas (Suharso, 1997).

Sampai saat ini teknologi pengurangan senyawa kalsium oksalat umbi

talas yang sudah diketahui pasti yaitu dengan teknik perendaman irisan umbi

talas di dalam pelarut yaitu konsentrasi larutan asam khlorida 0,25% dan

konsentrasi asam sitrat 0,15%. Perendaman dilakukan selama empat menit

(Waluya, 2002).

Perendaman dalam larutan garam (NaCl) banyak dilakukan untuk

mengurangi rasa gatal pada talas. Di dalam air, NaCl akan terionisasi menjadi

ion Na+ dan Cl- yang akan berikatan dengan kalsium oksalat membentuk

natrium oksalat yang larut dalam air dan endapan kalsium diklorida dengan

reaksi sebagai berikut:

CaC2O4 + 2 NaCl ® Na2C2O4 + CaCl2

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

9

Perendaman dalam larutan garam 1% selama 20 menit dilaporkan dapat

menurunkan kadar oksalat secara maksimal (Anonymous, 2008). Perendaman

dalam larutan garam dikombinasikan dengan blanching dapat menurunkan

kadar oksalat (dalam bentuk asam oksalat) hingga 37.2% (Dahal dan

Swamylingappa, 2006).

D. TEPUNG TALAS

Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara penggilingan

atau penepungan. Menurut Winarno (1997) tepung merupakan produk yang

memiliki kadar air rendah. Kadar air yang rendah berperan penting dalam

menjaga keawetan suatu bahan pangan. Jumlah air yang terkandung dalam

bahan pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat dan jenis/asal

bahan, perlakuan yang telah dialami bahan pangan kelembaban udara tempat

penyimpanan dan jenis pengemasan. Cara yang paling umum dilakukan untuk

menurunkan kadar air adalah dengan pengeringan, baik dengan penjemuran

atau dengan alat pengering biasa.

Menurut Lingga (1986) bahwa proses pembuatan tepung dapat dilakukan

dengan berbagai cara tergantung dari jenis umbi-umbian itu sendiri. Proses

pembuatan tepung talas diawali dengan pencucian dan pengupasan umbi

segar, yang kemudian diiris. Pengirisan dimaksudkan untuk mempercepat

proses pengeringan. Setelah itu dilakukan perendaman dengan air.

Perendaman juga merupakan proses pencucian karena secara tidak langsung

mempunyai efek membersihkan. Kemudian dilakukan pengeringan pada suhu

sekitar 50-60oC yaitu pada saat kadar air mencapai 12%. Pengeringan

dilakukan selama 6 jam dan biasanya umbi yang dikeringkan tersebut dibolak-

balik agar keringnya merata. Hasil dari pengeringan adalah berupa keripik

talas yang kemudian digiling untuk menghasilkan talas yang seragam

dilakukan pengayakan. Bagan alir pembuatan tepung talas dapat dilihat pada

Gambar 3 berikut ini.

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

10

Gambar 3. Bagan Alir Pembuatan Tepung (Lingga, 1986)

Tepung talas memiliki kandungan gizi yang baik dibandingkan dengan

tepung umbi yang lainnya. Tepung talas mengandung serat yang sangat

berguna membantu pencernaan makanan dalam tubuh. Sehingga dapat

mencegah seseorang terserang penyakit wasir (Anonim,1996).

Pemanfaatan lebih lanjut dari tepung talas dapat digunakan sebagai

bahan industri makanan seperti biskuit dan makanan serpihan (weaning food).

Selain itu tepung talas dapat juga dimanfaatkan dalam pembuatan makanan

bagi orang sakit dan orang tua yang merupakan campuran tepung talas dan

Umbi talas

Pengupasan kulit

Pencucian dengan air

Pengirisan dengan ketebalan 5 mm

Perendaman 1 jam, 1:2

Pengeringan

50-60oC, 6-12 jam

Penggilingan 100 mesh

Keripik

Tepung

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

11

susu skim. Tepung talas dapat menghasilkan produk yang lebih awet karena

daya mengikat airnya tinggi (Greenwell,1947; Payne et al.,1941;

Winarno,1997). Komposisi tepung talas dibandingkan dengan tepung lainnya

adalah seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Tepung Sagu, Tepung Talas, Tepung Tapioka, Tepung

Beras (dalam 100 gram)

Kandungan A B C D Air (g) 14 7.86 13.01 10.1 Karbohidrat (g) 84 84 84 81.3 Protein (g) 0.7 4.69 1.5 7.3 Serat kasar (g) 0.1-0.5 2.69 1.5 0.2 Abu (g) 0.1-0.8 1.16 2.5 0.4 Lemak (g) 0.2 0.5 1.25 0.34 Pospor (g) 0.013 0.061 - - Fe (g) 1.5x10-3 - 2x10-3 9x10-3

Ca (g) 0.011 0.028 5.5x10-3 6x10-3

Thiamin (mg) - - 0.04 0.07 Riboflavin (mg) - 0.04 0.04 0.03 Nikotinamid (mg) - - 0.08 - HCN (mg) - - 29.04 -

Keterangan:

A. Tepung Sagu (Radley,1976) C. Tepung Tapioka (Onwueme,1978)

B. Tepung Talas (Payne,et al,1941) D. Tepung Beras (Hawtorn, 1981)

E. GELATINISASI PATI

Sifat amilografi berkaitan dengan pengukuran viskositas tepung dengan

konsentrasi tertentu selama pemanasan dan pengadukan. Pengukuran

dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan alat Brabender amylograph.

Pengukuran sifat amilografi meliputi pengukuran suhu gelatinisasi, laju

peningkatan viskositas pemanasan, suhu granula pecah, viskositas maksimum,

viskositas jatuh, laju peningkatan viskositas pendinginan dan viskositas balik.

Suhu awal gelatinisasi adalah suhu pada saat pertama kali viskositas

mulai naik, yang merupakan suatu fenomena sifat fisik pati yang kompleks,

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh ukuran molekul

amilosa dan amilopektin serta keadaan media pemanasan (Collison, 1968).

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

12

Suhu gelatinisasi ini diukur berdasarkan peningkatan viskositas pasta pati pada

proses pemanasan. Peningkatan viskositas ini disebabkan oleh terjadinya

pembengkakan granula pati yang irreversible di dalam air, dimana energi

kinetik molekul-molekul air lebih kuat daripada daya tarik molekul pati di

dalam granula. Hal ini mengakibatkan air dapat masuk ke dalam granula pati

(Winarno,1997).

Waktu gelatinisasi adalah jumlah menit yang dibutuhkan untuk

mencapai puncak viskositas mulai dari saat pertama kali viskositas mulai naik

(Hallick dan Kelly,1959).

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

13

BAB III BAHAN DAN METODE

A. BAHAN DAN ALAT

Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah umbi talas yang

berasal dari Bogor (diperoleh dari perkebunan talas di daerah Tajur Halang-

Cijeruk), Banten, Malang dan Kalimantan Barat yang berumur 8 bulan. Bahan

kimia yang digunakan pada proses perendaman umbi meliputi NaCl (5; 7.5;

10%), asam sitrat (0.1,0.3,0.5M), dan HCl (0.1,0.3,0.5M), sedangkan untuk

analisa produk berupa hexana, H2SO4, NaOH, alkohol, HCl 2M, asam borat

(2%), 0.1 ml campuran indikator hijau bromkersol 0.1% dengan metil merah

0.1% (5:1), larutan KH(IO3)2 0.01N.

Peralatan yang digunakan adalah timbangan analitik, pisau, wadah besar,

blender, waterbath, mesin pengering (tray dryer), mesin penggiling (discmill),

cawan porselin, oven, desikator, kertas saring, tanur, labu lemak, labu kjedahl,

erlenmeyer, pH meter, sentrifuse, rheometer, colorimeter, viskometer

Brookfield, Brabender viscoamylograph, dan HPLC (High Performance

Liquid Chromatograph).

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu penelitian pendahuluan,

penelitian utama tahap I dan penelitian utama tahap II.

a. Penelitian Pendahuluan

Tahap ini dilakukan untuk menentukan jenis umbi talas yang

digunakan dari empat jenis talas yang ada, yaitu talas Bogor, talas Malang,

talas Banten dan talas Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan dengan

menguji karakteristik masing-masing sifat umbi berdasarkan analisis

proksimat, diantaranya kadar air, kadar abu, kadar pati, kadar lemak, dan

kadar protein, disamping juga kadar oksalat dan rendemen tepung yang

dihasilkan. Prosedur analisis dapat dilihat pada Lampiran 1. Umbi yang

memiliki karakteristik terbaik dan sesuai dengan kriteria selanjutnya

digunakan untuk penelitian utama tahap I.

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

14

b. Penelitian Utama Tahap I

Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan waktu dan suhu

perendaman dalam air hangat yang paling optimum untuk mereduksi

oksalat larut air pada umbi talas (hasil penelitian pendahuluan). Penelitian

diawali dengan pengukuran kadar oksalat pada umbi talas segar agar dapat

diketahui pengurangan kadar oksalat setelah dilakukan perendaman.

Umbi talas segar diiris setebal 2 mm kemudian direndam dalam air

pada suhu 40ºC dan 50ºC masing-masing selama 1, 2, 3 dan 4 jam dengan

perbandingan air dan umbi sebesar 2:1. Setelah itu umbi dari masing-

masing perlakuan diuji kadar oksalatnya. Waktu dan suhu perendaman

dengan persentase reduksi oksalat yang terbesar selanjutnya digunakan

untuk penelitian utama.

c. Penelitian Utama Tahap II

Penelitian utama tahap II dilakukan dengan perendaman dalam larutan

asam dan garam pada umbi talas yang telah mendapat perlakuan terbaik

dari tahap perendaman dalam air hangat untuk menurunkan lebih lanjut

kadar oksalat yang tidak larut (dalam bentuk kalsium oksalat).

Irisan umbi hasil perendaman dengan air hangat (hasil penelitian utama

tahap I) kemudian diberi perlakuan perendaman dalam asam klorida (0.1,

0.3, dan 0.5 M), asam sitrat (0.1, 0.3, dan 0.5 M) dan dalam garam natrium

klorida (5, 7.5, dan 10 %). Perendaman dalam asam dilakukan selama 5 dan

10 menit, sedangkan perendaman dalam natrium klorida dilakukan selama

30 dan 60 menit. Irisan umbi yang diperoleh dari perendaman asam dan

garam (perlakuan terbaik) kemudian diproses lebih lanjut menjadi tepung.

Secara ringkas, metode penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

15

Gambar 4. Diagram Alir Proses Penelitian Utama

C. RANCANGAN PERCOBAAN

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian utama tahap II

digunakan rancangan acak kelompok dua faktor, dengan kelompok percobaan

terdiri atas kelompok data jenis larutan perendaman. Faktor-faktor yang

dipelajari yaitu lama waktu perendaman (A) dan tingkat konsentrasi larutan

yang digunakan (B). Faktor waktu perendaman (A) memiliki dua taraf yaitu 5

dan 10 menit, sedangkan faktor konsentrasi larutan (B) memiliki tiga taraf

Perendaman

HCl (0,1; 0,3; 0,5) 5’ dan

10’

asam sitrat (0,1; 0,3; 0,5 M) )

5’ dan 10’

NaCl (5; 7,5; 10%)) 5’ dan

10’

Analisis kadar oksalat

Pengeringan, 60°C; 2 x 8 jam

Penggilingan 100 mesh

Analisis

Kadar oksalat, derajat warna, sifat-sifat rheology adonan proksimat tepung.

Umbi Talas

Pengupasan

Pengirisan tipis 2 mm

Perendaman dalam air hangat

Kulit dan batang

Air suling

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

16

yaitu 0.1; 0.3; dan 0.5 M untuk larutan asam dan 5; 7.5; dan 10% untuk larutan

garam. Seluruh perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua kali

ulangan. Parameter yang diamati pada penelitian utama ini yaitu kandungan

oksalat, kadar air dan derajat warna tepung. Model rancangan percobaan untuk

larutan asam adalah sebagai berikut:

Yij = µ + Ai + Bj + (AB)ij + ρk + εijk

i= 5,10 j= 0.1; 0.3; 0.5 k=1,2

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

µ = Nilai rata-rata Ai = pengaruh sebenarnya dari taraf ke-i faktor A

Bj = pengaruh sebenarnya dari taraf ke-j faktor B (AB)ij = pengaruh sebenarnya dari interaksi taraf ke-i faktor A dengan taraf

ke-j faktor B ρk = Jumlah kelompok

εij = Galat percobaan (pengaruh lainnya)

Sedangkan model rancangan percobaan untuk larutan garam adalah:

Yij = µ + Ai + Bj + (AB)ij + ρk + εijk

i= 5,10 j= 5; 7.5; 10 k=1,2

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B µ = Nilai rata-rata Ai = pengaruh sebenarnya dari taraf ke-i faktor A

Bj = pengaruh sebenarnya dari taraf ke-j faktor B (AB)ij = pengaruh sebenarnya dari interaksi taraf ke-i faktor A dengan taraf

ke-j faktor B

ρk = Jumlah kelompok

εij = Galat percobaan (pengaruh lainnya)

Data yang dihasilkan dianalisis dengan program SPSS 16, apabila ada

perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut menggunakan metode uji Duncan

dengan tingkat kepercayaan 95%.

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PENELITIAN PENDAHULUAN

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kadar proksimat

dari umbi talas yang belum mengalami perlakuan. Pada penelitian ini talas

yang digunakan berasal dari Bogor, namun sebagai data pembanding maka

dianalisis pula kadar proksimat dari umbi talas yang berasal dari Banten,

Malang dan Kalimantan Barat. Dasar pemikiran yang digunakan dalam

penentuan jenis talas ini dikarenakan tingginya tingkat konsumsi oleh

masyarakat luas dan juga ketersediaan umbi dalam setiap tahunnya. Umbi

talas yang digunakan adalah yang berumur rata-rata 6-7 bulan.

Pemilihan umbi talas Bogor ini didasarkan pada ketersediaan bahan baku

yang memadai, kemudahan memperoleh bahan baku serta waktu panen yang

dapat dikontrol dengan mudah. Karakteristik masing-masing umbi disajikan

pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Data analisis karakteristik umbi talas

Talas Bogor Talas Banten Talas Kalbar Talas Malang

Kadar air (% bb) 77.00 84.65 67.09 53.5 Kadar abu (% bk) 9.36 13.70 6.22 2.48

Kadar pati (% bk) 18.05 6.87 22.33 30.85

Kadar lemak (% bk) 1.15 2.17 2.26 0.67

Kadar protein (% bk) 2.59 7.17 1.99 2.73

Kadar oksalat (ppm) 8578.28 61783.75 7328.18 10887.61 Rendemen tepung(%) 28.17 12.99 25.31 31.33

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dari

berbagai jenis talas yang digunakan menunjukkan bahwa kandungan-

kandungan dalam setiap talas memiliki perbedaan antara satu dengan yang

lainnya (Lampiran 2).

· Kadar air

Hasil pengukuran kadar air menunjukkan bahwa talas Malang

memiliki nilai yang paling rendah dibandingkan dengan kandungan talas

Bogor, talas Banten, dan talas Kalbar (Tabel 4). Pemilihan bahan baku

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

18

dengan menggunakan kadar air sebagai parameter pengukuran dilakukan

untuk mengetahui berapa banyak rendemen yang dapat dihasilkan oleh

setiap bahan. Semakin tinggi kadar air bahan maka rendeman tepung yang

akan dihasilkan akan menjadi semakin sedikit.

· Kadar abu

Hasil analisis kadar abu umbi talas tertinggi dimiliki oleh talas

Banten (13.70%) (Tabel 4). Kadar abu berhubungan dengan kandungan

mineral suatu bahan. Sebagian besar bahan makanan yaitu sekitar 96 %

terdiri dari bahan organik dan air, sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral.

Unsur mineral dikenal juga sebagai bahan anorganik atau kadar abu.

· Kadar pati

Pati khususnya dan karbohidrat umumnya merupakan sumber kalori

utama bagi hampir seluruh penduduk dunia. Kadar pati merupakan kriteria

mutu terpenting tepung baik sebagai bahan pangan maupun non-pangan.

Pati tersusun dari dua macam polimer polisakarida, yaitu amilosa dan

amilopektin dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan

sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Untuk

menghasilkan tepung yang baik, bahan yang digunakan sebaiknya memiliki

kandungan pati yang tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat

dilihat bahwa kandungan pati pada tiap bahan berbeda – beda. Kandungan

pati yang tertinggi diperoleh pada talas Malang (30.85%), sedangkan pada

talas Banten kandungan patinya merupakan yang paling rendah (6.87%)

(Tabel 4).

· Kadar lemak

Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam air,

berasal dari tumbuhan dan hewan. Sebagian besar lemak dan minyak

merupakan trigliserida, ester dari gliserol, dan berbagai asam lemak

(Buckle,1987).

Kadar lemak tertinggi hasil analisis pada tahap ini dimiliki oleh talas

Kalbar (2.26%) sedangkan umbi talas yang lain hanya berkisar antara 0.67-

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

19

2.17% (Tabel 4). Rendahnya kadar lemak merupakan ciri bagi tepung yang

berasal dari umbi-umbian.

· Kadar protein

Hasil analisis menunjukkan bahwa umbi talas memiliki kadar protein

yang cukup tinggi berkisar antara 1.99-7.17%. Hal ini sesuai dengan

literatur yang mengatakan bahwa kadar protein talas umumnya memiliki

kadar yang lebih tinggi (20 g/kg) dibanding umbi lain, misalnya ubi kayu

dan ubi jalar yang rata-rata memiliki kadar protein sebesar 12g/kg

(Margono et al., 1993). Kadar protein tertinggi dimiliki oleh umbi talas

Banten dan terendah adalah umbi talas Kalbar (Tabel 4).

· Rendemen

Rendemen merupakan persentase perbandingan antara berat tepung

talas yang dihasilkan dengan berat bersih talas. Jumlah rendemen

menentukan efisiensi suatu proses pengeringan, dimana semakin besar

jumlah rendemen yang dihasilkan semakin efisien pula proses tersebut

karena jumlah bahan yang hilang atau rusak semakin sedikit. Nilai

rendemen tepung talas terbesar dimiliki oleh talas Malang sebesar 31.33%

dan terendah adalah talas Banten 12.99% (Tabel 4).

Perbedaan nilai rendemen disebabkan oleh jenis varietas talas serta

metode yang digunakan dalam pembuatan tepung talas. Perbedaan ukuran

mesh pada tepung pun dapat mempengaruhi nilai rendemen. Pada

penelitian ini, tepung talas yang dihasilkan memiliki ukuran 100 mesh.

Kadar air bahan pun dapat mempengaruhi nilai rendemen tepung.

Kadar air bahan berkurang selama pengeringan akibat terjadinya proses

penguapan. Semakin tinggi kadar air bahan maka semakin rendah nilai

rendemen karena semakin banyak bahan yang menguap. Hal ini ditunjukan

oleh talas Banten yang memiliki kadar air tertinggi dan juga memiliki

rendemen tepung terendah. Selain itu, kehilangan lain dapat pula terjadi

akibat tercecernya bahan yang menempel pada alat pengering serta bahan

yang tertinggal pada saat penggilingan tepung.

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

20

· Kadar oksalat

Oksalat (C2O42+) di dalam talas terdapat dalam bentuk yang larut air

(asam oksalat) dan tidak larut air (biasanya dalam bentuk kalsium oksalat

atau garam oksalat). Kadar oksalat pada umbi talas yang dihasilkan pada

penelitian ini berkisar antara 7328.18-61783.75 ppm. Kadar oksalat

tertinggi dimiliki oleh talas Banten, sedangkan kadar terendah dimiliki oleh

talas Kalbar (Tabel 4).

Kandungan oksalat pada talas diduga sebagai salah satu penyebab

timbulnya rasa gatal saat dikonsumsi, disamping senyawa protease yang

juga terdapat pada talas. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa

terdapat korelasi antara kadar protein dengan kadar oksalat yang

terkandung pada talas. Semakin tinggi kadar protein pada suatu bahan maka

kandungan oksalat pada bahan tersebut pun akan semakin tinggi. Umbi

yang memiliki kadar protein rendah akan memiliki kadar oksalat yang

rendah pula, begitu sebaliknya, umbi yang memiliki kadar protein tinggi

akan memiliki kadar oksalat yang tinggi pula.

B. PENELITIAN UTAMA TAHAP I

Penelitian utama dibagi dalam dua tahap, yaitu penelitian utama tahap I

dan penelitian utama tahap II. Penelitian utama tahap I bertujuan untuk

mereduksi kadar oksalat larut air yang terdapat pada sampel. Pada tahap ini,

dilakukan penentuan waktu dan suhu perendaman dalam air hangat yang

paling maksimum dalam mereduksi oksalat, yang selanjutnya akan digunakan

pada penelitian utama tahap II. Waktu dan suhu perendaman ini diperlukan

untuk mengetahui titik maksimum saat kandungan oksalat yang terdapat pada

bahan dapat tereduksi secara maksimal.

Berdasarkan literatur diketahui bahwa komponen oksalat terlarut dapat

direduksi kadarnya dengan cara perendaman dalam air hangat (38-48ºC)

selama kurang dari 4 jam tanpa menyebabkan terjadinya reaksi gelatinisasi

pada pati bahan tersebut (Huang dan Hollyer, 1995). Oleh karena itu, pada

penelitian tahap ini dipilih suhu perendaman sebesar 40º dan 50º C selama 1,

2, 3 dan 4 jam.

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

21

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman potongan umbi dalam

air hangat menunjukkan nilai persentase reduksi oksalat yang cukup baik, hal

ini diduga karena adanya peristiwa difusi oksalat larut air yang terdapat dalam

bahan ke air perendaman, sehingga oksalat larut air akan larut dan terbuang

bersama air perendaman. Akibatnya kandungan oksalat yang terdapat dalam

bahan akan tereduksi oleh air perendaman.

Persentase pengurangan kadar oksalat akibat proses perendaman dengan

air hangat dapat dilihat pada Gambar 5. Hasil persentase pengurangan kadar

tertinggi ditunjukan pada hasil perendaman dengan suhu 40°C selama 3 jam

(81.96%). Hal ini diduga karena pada titik ini merupakan titik yang paling

maksimal saat granula pati mulai mengalami proses pengembangan, dan pada

saat yang bersamaan oksalat larut air yang terdapat di dalam granula terekstrak

dan larut bersama air perendaman kemudian keluar dari granula tersebut.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan

perendaman yang kemudian dilakukan pada penelitian utama tahap I adalah

perendaman dalam suhu 40°C selama 3 jam.

Gambar 5. Histogram persentase reduksi total oksalat hasil perendaman air

hangat

C. PENELITIAN UTAMA TAHAP II

Penelitian utama tahap II dilakukan dengan tujuan mereduksi senyawa

oksalat yang berikatan dengan senyawa lain yang tidak dapat larut dalam air,

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

22

misalnya kalsium oksalat. Pada tahap ini dilakukan pengamatan mengenai

pengaruh perlakuan perendaman dalam larutan asam dan garam terhadap

kadar oksalat menggunakan jenis umbi sesuai hasil penelitian pendahuluan,

yaitu umbi talas Bogor dan direndam dalam air hangat pada suhu 40ºC selama

3 jam (hasil penelitian utama tahap I). Analisis yang dilakukan meliputi kadar

oksalat, kadar air, dan derajat warna, kemudian untuk proses perendaman

terbaik akan dilakukan analisis lebih lanjut yang meliputi kadar pati, Water

Soluble Index (WSI) dan Water Absorption Index (WAI), viskositas pasta, dan

sifat amilografi.

1. Kadar Oksalat

Pengukuran kadar oksalat dilakukan terhadap umbi talas setelah

melalui proses perendaman dalam suhu 40ºC selama 3 jam, dan dilakukan

perendaman dalam larutan asam (klorida (HCl) atau asam sitrat) atau garam

NaCl (pada tiga taraf konsentrasi dan dua taraf waktu perendaman).

Analisis kadar oksalat ini dilakukan dengan menggunakan HPLC (High

Performance Liquid Chromatograph), dan hasilnya berupa peak dengan

luas area tertentu yang kemudian dikonversi dalam satuan ppm kadar

oksalat. Hasil chromatogram dapat dilihat pada Lampiran 4. Dengan

adanya perlakuan proses perendaman dalam larutan asam dan garam

diharapkan kadar oksalat yang dihasilkan akan lebih rendah dibandingkan

sampel tanpa perlakuan maupun pada perlakuan perendaman dalam air

hangat.

· Asam Klorida (HCl)

Proses perendaman dalam larutan HCl mampu mereduksi kadar

oksalat pada bahan hingga 98.59% (97.87 ppm). Nilai ini diperoleh

pada perlakuan dengan konsentrasi 0.5 M selama 5 menit, sedangkan

nilai reduksi oksalat terendah diperoleh pada perlakuan perendaman

dengan konsentrasi 0.1 M selama 5 menit yaitu sebesar 2.91%

(Lampiran 5 dan Gambar 6). Persentase reduksi oksalat akibat proses

perendaman dalam larutan asam HCl pada konsentrasi 0.1, 0.3, dan 0.5

M selama 5 dan 10 menit menghasilkan nilai reduksi oksalat yang

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

23

cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi larutan,

begitu pula dengan lama perendaman menghasilkan rata-rata nilai

reduksi yang cenderung meningkat.

Reaksi antara asam klorida dan kalsium oksalat akan membentuk

asam oksalat yang larut dalam air dan juga membentuk endapan

kalsium klorida. Hal ini disebabkan oleh sifat asam klorida yang

termasuk jenis asam kuat (pKa=-8,0) yang dapat terdisosiasi penuh

dalam air, sehingga mampu melarutkan kalsium oksalat menjadi asam

oksalat (Lide, 1980-1981 dan Perry et al.,1984).

Menurut Suharso (1997), semakin tinggi konsentrasi suatu zat

maka jumlah partikel yang terdapat pada zat tersebut akan semakin

banyak. Oleh karena itu semakin banyak jumlah ion asam klorida maka

semakin banyak pula reaksi yang terjadi dengan partikel oksalat yang

terdapat dalam bahan. Hal tersebut dapat menyebabkan kandungan

oksalat yang tersisa dalam bahan semakin sedikit.

· Asam Sitrat

Pada proses perendaman dalam larutan asam sitrat, persentase

reduksi oksalat mencapai titik maksimal pada konsentrasi 0.3 M dengan

nilai persentase reduksi rata-rata sebesar 78.79%, namun pada

konsentrasi 0.5 M nilai ini kembali menurun dengan rata-rata sebesar

26.61% (Lampiran 6). Penurunan nilai persentase reduksi ini dapat

disebabkan karena partikel oksalat yang terdapat pada sampel tidak

berikatan dengan sempurna dengan partikel yang terdapat dalam asam

sitrat, sehingga masih banyak oksalat yang tertinggal dalam sampel. Hal

ini dapat disebabkan karena adanya kejenuhan pada senyawa oksalat

untuk dapat berikatan lagi dengan asam sitrat.

Hasil sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05)

(Lampiran 7) untuk larutan asam klorida dan asam sitrat menunjukkan

bahwa perlakuan lama perendaman dan tingkat konsentrasi larutan tidak

berpengaruh nyata terhadap nilai persentase reduksi oksalat, dengan

nilai rata-rata reduksi oksalat pada larutan HCl sebesar 62.33% dan

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

24

pada larutan asam sitrat sebesar 45.42%. Namun interaksi antara lama

perendaman dan konsentrasi larutan terhadap persentase reduksi oksalat

menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata.

Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan perendaman dalam asam

klorida yang mampu mereduksi oksalat tertinggi ditunjukkan pada

konsentrasi 0.5 M (85.08%), sedangkan pada asam sitrat terdapat pada

perlakuan 0.3 M (78.79%) (Gambar 6). Uji lanjut Duncan yang

dilakukan (Lampiran 7) untuk interaksi antara faktor konsentrasi dan

waktu perendaman menunjukkan bahwa nilai rata-rata reduksi oksalat

tertinggi dimiliki oleh perlakuan perendaman pada larutan asam klorida

0.5 M selama 5 menit (98.59%), nilai ini berbeda nyata dengan nilai

persentase reduksi oksalat pada setiap perlakuan lainnya.

Bila dibandingkan dengan rata-rata persentase reduksi oksalat

dengan perlakuan larutan asam klorida, perlakuan dengan asam sitrat

memiliki nilai rata-rata persentase reduksi oksalat yang lebih rendah.

Hal ini dikarenakan kekuatan sifat asam sitrat yang juga lebih rendah

yaitu pKa1=3.15; pKa2= 4.77; dan pKa3= 5.19 (Wikipedia, 2009)

dibanding asam klorida yang memiliki nilai pKa=-8,0. Hal ini

berhubungan dengan hasil pengukuran pH larutan asam klorida dan

asam sitrat pada saat proses perendaman. Asam klorida pada

konsentrasi 0.1, 0.3, dan 0.5 M berturut-turut memiliki nilai pH sebesar

4.1, 3.9, dan 3.8. Sedangkan pH asam sitrat pada proses perendaman

dengan konsentrasi yang sama memiliki nilai berturut-turut sebesar 5.7,

5.5, dan 5.2. Semakin kecil nilai pH larutan menunjukkan bahwa

semakin tinggi pula tingkat keasaman larutan tersebut.

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

25

Gambar 6. Histogram persentase reduksi oksalat setelah proses perendaman dalam larutan asam

· Garam Natrium (NaCl)

Perendaman pada larutan garam (NaCl) menunjukkan nilai

persentase reduksi oksalat yang cenderung meningkat seiring dengan

peningkatan konsentrasi larutan, begitu pula pada proses lama

perendaman memiliki nilai persentase reduksi yang cenderung

meningkat dengan semakin lamanya waktu perendaman. Hal ini dapat

dilihat pada perendaman yang menghasilkan nilai reduksi tertinggi

terdapat pada larutan garam 10% selama 60 menit sebesar 96.83%

sedangkan nilai terendah terdapat pada larutan garam 7.5% selama 30

menit yaitu sebesar 62.73% (Lampiran 8 dan Gambar 7).

Hasil sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05)

menunjukkan bahwa proses perendaman dengan tiga konsentrasi

larutan dan lama waktu perendaman menunjukkan nilai yang

berpengaruh nyata terhadap persentase reduksi oksalat. Begitu pula

dengan interaksi antara konsentrasi larutan dengan waktu perendaman

menunjukkan nilai yang berpengaruh nyata terhadap hasil persentase

reduksi oksalat. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 8) nilai

rata-rata reduksi oksalat tertinggi dimiliki oleh perlakuan perendaman

a

b b b

c c c

d d

e

a

f

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

26

dengan konsentrasi 10% (93.62%), nilai ini saling berbeda nyata

dengan konsentrasi 5% dan 7.5%. Nilai rata-rata persentase reduksi

oksalat tertinggi yang dihasilkan pada taraf konsentrasi 10% ini

menunjukkan, bahwa semakin banyak partikel Na+ dan Cl- yang

terdapat dalam larutan maka semakin banyak pula ikatan yang dapat

terjadi dengan partikel Ca2+ dan C2O42- yang menghasilkan natrium

oksalat yang larut dalam air sehingga kadar oksalat pada sampel dapat

tereduksi secara maksimal melalui air perendaman yang terbuang.

Perendaman dalam garam (NaCl) dapat mengurangi kandungan

oksalat yang terdapat dalam umbi talas. Penurunan kadar oksalat terjadi

karena reaksi antara natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksalat

(CaC2O4). Garam (NaCl) dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion

Na+ dan Cl-. Ion-ion tersebut bersifat seperti magnet. Ion Na+ menarik

ion yang bermuatan negatif dan Ion Cl- menarik ion yang bermuatan

positif. Pada reaksi ini ion Na+ mengikat ion C2O42- membentuk natrium

oksalat (Na2C2O4) yang dapat larut dalam air dengan nilai kelarutan

dalam air 3,7 g/100 ml pada suhu 20ºC dan 6,25 g/100 ml pada suhu

100ºC, dan ion Cl- mengikat Ca2+ membentuk endapan putih kalsium

diklorida (CaCl2) yang mudah larut dalam air.

Reaksi yang terjadi antara NaCl dan CaC2O4 yang menghasilkan

CaCl2 dan Na2C2O4 disebut dengan reaksi penggaraman. Garam-garam

tersebut terdiri dari logam dan sisa asam. Pertukaran ikatan yang terjadi

pada reaksi ini dapat disebabkan oleh nilai energi ionisasi yang dimiliki

oleh Na (495.8 kj/mol) yang lebih rendah dibanding Cl (1251.2 kj/mol)

(Wikipedia, 2010). Hal ini menyebabkan unsur Na+ memiliki sifat

untuk mudah melepaskan satu elektron dan membentuk ion bermuatan

+1 bersama C2O42-

, dan bila dilihat dari nilai keelektronegatifan dari

unsur Cl- yang lebih tinggi (3.16) dibanding Na+ (0.93) berdasarkan

skala Pauling, maka Cl- memiliki sifat yang cenderung mudah untuk

menerima elektron membentuk ion negatif bersama Ca2+. Pertukaran

elektron inilah yang kemudian menyebabkan pertukaran ikatan pada

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

27

reaksi yang terjadi. Reaksi antara NaCl dengan kalsium oksalat dapat

dilihat pada persamaan reaksi berikut ini:

NaCl + CaC2O4 Na2C2O4 + CaCl2

Gambar 7. Histogram persentase reduksi oksalat setelah proses perendaman dalam garam (NaCl)

· Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian proses perlakuan perendaman dari

tiga jenis larutan yang digunakan pada tiga taraf konsentrasi dan dua

taraf lama perendaman diketahui bahwa rata-rata persentase reduksi

oksalat tertinggi didapat pada hasil perendaman dengan larutan NaCl.

Berdasarkan uji lanjut Duncan (Lampiran 8) yang dilakukan, nilai ini

memiliki hasil yang berbeda nyata dengan larutan HCl dan asam sitrat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan perendaman

terbaik sebagai upaya reduksi oksalat pada tepung talas dapat

dilakukan dengan perendaman umbi talas pada larutan NaCl.

2. Kadar Air

Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dan

daya tahan bahan tersebut. Untuk memperpanjang daya tahan bahan maka

sebagian air dalam bahan harus dihilangkan dengan cara yang sesuai

a

b

c

bd d

e

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

28

dengan jenis bahan, seperti cara pengeringan. Pengeringan pada tepung

mempunyai tujuan untuk mengurangi kadar airnya sampai batas tertentu

sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan

pada tepung dapat dihambat. Bahan yang mempunyai kadar air tinggi

biasanya lebih cepat busuk dibandingkan dengan bahan yang berkadar air

rendah, karena adanya aktivitas mikroorganisme. Batas kadar air minimum

dimana mikroba masih dapat tetap tumbuh adalah 14-15% (Fardiaz,1986).

Berdasarkan hasil penelitian kadar air yang dihasilkan tepung talas

setelah mengalami perlakuan perendaman dalam larutan asam dan garam

berkisar antara 5.8-7.59 % (bb) (Lampiran 9). Kadar air yang rendah

berperan penting dalam menjaga keawetan suatu bahan pangan. Kadar air

umumnya berbanding lurus dengan aw, yaitu semakin kecil kadar air, maka

semakin kecil aw sehingga semakin awet bahan pangan tersebut. Kadar aw

yang rendah akan menghambat pertumbuhan mikroba pada bahan pangan

sehingga bahan pangan menjadi lebih awet (Winarno, 1997).

Hasil sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05)

(Lampiran 9) menunjukkan bahwa perlakuan perendaman dalam larutan

asam klorida, asam sitrat, dan garam (NaCl) tidak berpengaruh nyata

terhadap kadar air yang dihasilkan.

3. Derajat Warna

Derajat warna tepung talas diukur menggunakan sistem Hunter.

Tingkat kecerahan (L) yang dimiliki oleh tepung talas tanpa perlakuan

memiliki nilai rata-rata 84.54 nilai ini lebih rendah dibandingkan nilai L

pada tepung setelah mengalami proses perlakuan perendaman dengan

larutan asam maupun garam. Nilai L tertinggi dihasilkan oleh tepung yang

mengalami perlakuan perendaman dengan larutan NaCl 5% selama 60

menit (96.49). Hasil pengukuran warna tepung talas dapat dilihat pada

Lampiran 10. Untuk analisis nilai a, seluruh produk menunjukkan nilai

positif dengan nilai a tertinggi pada tepung tanpa perlakuan (2.66)

dibanding tepung hasil perlakuan, nilai terendah dimiliki oleh tepung hasil

perendaman dengan NaCl 5% selama 30 menit (0.33). Untuk analisis nilai

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

29

b, seluruh produk juga menunjukkan nilai positif dengan nilai terbesar tetap

pada tepung tanpa perlakuan (11.92) dan nilai terendah pada tepung hasil

perendaman dengan NaCl 5% 60 menit (5.03). Dengan demikian dapat

dilihat bahwa tepung talas hasil perendaman dengan larutan NaCl 5% 60

menit memiliki warna kuning yang paling cerah diantara tepung talas

lainnya. Penampakan dari tepung talas hasil perlakuan dapat dilihat pada

Lampiran 11.

Berdasarkan hasil pengukuran nilai total derajat warna (ΔE) dengan

menggunakan standar putih, didapat hasil ΔE terkecil terdapat pada

perlakuan dengan perendaman dalam larutan NaCl 5% selama 60 menit

(6.08) sedangkan nilai tertinggi terdapat pada tepung tanpa perlakuan

(19.80). Berdasarkan nilai ini dapat diketahui bahwa semakin kecil nilai ΔE

menandakan bahwa tepung yang dihasilkan pun semakin putih mendekati

warna standar yang digunakan.

Hasil sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0.05) terhadap

nilai ΔE (Lampiran 10) menunjukkan bahwa warna tepung hasil perlakuan

perendaman dengan jenis larutan pada konsentrasi dan lama waktu tertentu

menghasilkan nilai yang tidak berpengaruh nyata, begitu pula interaksi

antara konsentrasi larutan dengan lama waktu perendaman menunjukkan

nilai yang tidak berpengaruh nyata terhadap nilai ΔE yang dihasilkan pada

tepung hasil perlakuan. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan menunjukkan

bahwa perlakuan perendaman dengan larutan NaCl memiliki nilai yang

berbeda nyata (α<0.05) dengan perlakuan perendaman dalam larutan asam

(HCl dan asam sitrat). Namun perlakuan dengan dua jenis larutan asam

menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (α>0.05). Perendaman dalam

larutan NaCl yang menghasilkan warna tepung lebih putih dapat

disebabkan oleh salah satu sifat senyawa natrium yang berfungsi sebagai

garam natrium dari asam lemak yang mampu mengikat kotoran, sehingga

air rendaman akan bebas dari kotoran dan menyebabkan sampel hasil

perendaman pun memiliki tingkat kebersihan yang lebih tinggi. Natrium

klorida pun merupakan bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

30

klorin. Klorin merupakan salah satu unsur yang berfungsi sebagai bahan

pemutih (wikipedia, 2010).

Berdasarkan hasil analisis mengenai proses perendaman terbaik dalam

upaya reduksi oksalat dan meningkatkan kualitas warna tepung maka dapat

disimpulkan bahwa proses perendaman terbaik adalah dengan larutan NaCl

pada konsentrasi 10% selama 60 menit. Hal ini dilihat dari berbagai

pertimbangan dan salah satunya menitikberatkan pada nilai persentase

reduksi oksalat. Berdasarkan faktor persentase reduksi oksalat dan derajat

warna pada tepung diketahui bahwa perlakuan perendaman terbaik terdapat

pada larutan garam NaCl. Bila dilihat berdasarkan persentase reduksi

oksalat dari larutan NaCl, konsentrasi larutan yang mampu mereduksi

oksalat paling maksimal terdapat pada konsentrasi 10% dengan waktu

perendaman selama 60 menit. Begitu pula dengan derajat warna tepung

yang dihasilkan memiliki tingkat yang lebih cerah rata-rata pada

perendaman selama 60 menit.

4. Kadar Pati

Pada tahap penelitian ini, analisis kadar pati dilakukan sebagai upaya

untuk melihat seberapa besar pengaruh penambahan larutan perendaman

terbaik dalam hal ini NaCl 10% selama 60 menit, terhadap tepung talas

yang dihasilkan. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa dengan

perlakuan perendaman larutan NaCl kadar pati yang dihasilkan cenderung

menurun dibanding kadar pati pada tepung tanpa perlakuan. Perlakuan

perendaman yang dilakukan memiliki hasil yang berpengaruh nyata setelah

diuji keragamannya pada tingkat kepercayaan 95% (Lampiran 12).

Berdasarkan uji lanjut Duncan, kadar pati pada tepung tanpa perlakuan

memiliki nilai yang berbeda nyata dengan kadar pati tepung hasil

perendaman dengan rata-rata nilai sebesar 31.31%. Penurunan kadar pati

pada tepung ini dapat disebabkan karena adanya proses perendaman dalam

air, sehingga pati yang terdapat pada sampel terekstrak keluar dan akhirnya

ikut terbuang bersama air rendaman. Penurunan kadar pati tepung talas

dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

31

Gambar 8. Histogram kadar pati tepung talas

5. Sifat Amilografi

Menurut Greenwood et.al. (1973), jika suspensi pati dipanaskan,

maka granulanya akan mengembang. Semakin meningkat suhu pemanasan,

pengembangan granula semakin besar. Pengembangan tersebut akan

kembali ke bentuk semula apabila belum tercapai suhu gelatinisasi. Dalam

penelitian ini suhu gelatinisasi tepung talas lebih rendah dibanding tepung

terigu yaitu sebesar 78ºC (Tabel 5), nilai ini sesuai dengan hasil penelitian

Ridal (2003).

Pada proses pengembangan granula akan terjadi penekanan antar

granula sehingga viskositas pasta akan naik. Pengembangan granula

dibatasi oleh fraksi amilosa karena amilosa dapat memperkuat integritas

granula. Pengembangan granula tersebut akan memperlemah gaya kohesif

sehingga integritas granula berkurang (Greenwood et al., 1973).

Menurut Leach (1965), setiap granula pati tidak selalu mengembang

pada suhu yang sama. Komponen protein, lemak dan gula pada tepung juga

mempengaruhi suhu awal gelatinisasi. Berdasarkan hasil analisis, suhu awal

gelatinisasi tepung talas lebih rendah dibanding tepung terigu, hal ini dapat

disebabkan oleh kadar lemak yang dikandung oleh masing-masing tepung.

Tepung terigu memiliki kadar lemak sebesar 1.3% sedangkan tepung talas

sebesar 0.71%. Semakin tinggi kadar lemak yang dikandung suatu tepung,

maka akan semakin tinggi pula suhu awal gelatinisasi yang dicapai.

a

b b

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

32

Menurut Glicksman (1969), lemak mampu berperan sebagai penkompleks

amilosa dengan membentuk endapan yang tidak larut sehingga akan

menghambat pengeluaran amilosa dari granula. Dengan demikian

diperlukan energi yang lebih besar untuk melepaskan amilosa sehingga

suhu awal gelatinisasi yang dicapai akan lebih tinggi.

Nilai viskositas puncak tepung talas yang dihasilkan berada pada titik

160 BU. Pada titik ini granula pati akan mengembang pecah dan diikuti

dengan penurunan viskositas dan pada saat yang bersamaan granula pati

pun telah kehilangan sifat birefringence. Suhu dimana viskositas puncak

tercapai disebut suhu akhir gelatinisasi.

Tabel 5. Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu

Tepung Suhu awal gelatinisasi

Suhu puncak

viskositas

Viskositas puncak

(BU)

Viskositas 93ºC (BU)

Viskositas 93ºC/20’

(BU)

Viskositas 50ºC (BU)

Terigu 81.0 - - 130 170 270

Talas 78.0 93.0 160 160 150 310

Pendinginan pasta tepung umbi dari suhu 93ºC ke suhu 50ºC

meningkatkan viskositas pasta. Menurut Wurzburg (1968), kenaikan

viskositas pada pendinginan disebabkan terjadinya ikatan hidrogen antara

molekul amilosa. Jika pada saat pemanasan terjadi pemecahan granula,

maka jumlah amilosa yang keluar dari granula semakin banyak sehingga

kecenderungan untuk terjadinya retrogradasi pada pasta meningkat.

Viskositas akhir pada tepung talas memiliki hasil yang lebih tinggi

dibanding tepung terigu. Hal ini menandakan bahwa tepung talas akan

mengalami retrogradasi yang lebih cepat dibanding tepung terigu.

6. Viskositas pasta

Viskositas tepung ditentukan oleh tipe, prosedur pemasakan, dan

konsentrasi produk tepung tersebut. Seiring dengan meningkatnya suhu

larutan tepung, granula pati membesar dan meningkatkan viskositas pasta

pati. Proses ini berlanjut hingga tercapai puncak viskositas. Puncak

viskositas merupakan pengukuran dari kekuatan kekentalan suatu pati. Pada

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

33

elevasi suhu pemasakan dan pengadukan yang lebih jauh, gaya kohesi pada

granula yang membengkak menjadi lemah secara luas dan struktur pasta

hancur. Granula yang membengkak akan mudah pecah, hancur, dan

mengecil, sebagai hasil dari fragmentasi granula dibawah gaya gunting.

Berdasarkan hasil analisis, viskositas pasta dilakukan pada

konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50 %. Analisis dilakukan pada tepung talas

tanpa perlakuan, dengan perlakuan dalam air hangat (40ºC, t=3 jam),

perlakuan dengan perendaman dalam larutan terbaik (NaCl 10%, t=60

menit) dan juga pada tepung terigu sebagai pembanding. Faktor yang dapat

mempengaruhi pengukuran viskositas yaitu perlakuan penyiapan pasta,

kecepatan pengadukan, konsentrasi tepung yang digunakan, dan ukuran

partikel tepung.

Hasil pengukuran viskositas pasta pada tepung terigu maupun tepung

talas baik dengan perlakuan atau tanpa perlakuan menunjukkan nilai yang

berbeda-beda (Gambar 9). Nilai viskositas pada tepung talas hasil

perlakuan menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda dengan nilai

viskositas pada tepung terigu. Hal ini menandakan bahwa perlakuan

perendaman yang dilakukan pada proses pembuatan tepung mampu

memperbaiki sifat tepung yang dihasilkan. Nilai yang ditunjukkan pada uji

ini cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi pasta,

dengan semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula tingkat

kekentalan pasta tersebut sehingga nilai yang ditunjukkan pada alat

viskosimeter Brookfield semakin besar.

Viskositas yang dimiliki oleh tepung tanpa perlakuan (umbi) memiliki

tingkat viskositas yang tinggi dibanding tepung yang mengalami perlakuan

perendaman dalam air hangat. Hasil ini menunjukkan hasil yang berbeda

dengan literatur yang menyatakan bahwa granula pati akan mengalami

proses pembengkakan dalam air dan meningkatkan viskositas pasta pati

seiring dengan meningkatnya larutan tepung, dimana energi kinetik

molekul-molekul air lebih kuat daripada daya tarik-menarik pati di dalam

granula pati (Winarno,1997).

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

34

Gambar 9.Histogram perbandingan viskositas pasta tepung talas dengan

tepung terigu (cP)

7. Water Soluble Index (WSI) dan Water Absorption Index (WAI)

Water Soluble Index (WSI) merupakan index kelarutan air yang

digunakan untuk mengukur nilai penurunan degradasi pati pada suatu

sampel. Semakin kecil nilai WSI menunjukkan bahwa molekul pati yang

dapat larut pun semakin rendah (Hernandez, et. al., 2007). Nilai WSI ini

erat hubungannya dengan nilai viskositas tepung. Semakin tinggi nilai WSI

akan menyebabkan proses dekstrinisasi pada granula pati terus berlanjut

(proses pemecahan molekul pati) sehingga nilai viskositas yang dihasilkan

pun semakin rendah.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kadar WSI pada

tepung tanpa perlakuan cenderung memiliki nilai lebih rendah (0.055)

dibanding tepung yang mengalami proses perlakuan perendaman baik

perendaman dalam air hangat (0.047) maupun perendaman dalam larutan

NaCl (0.075) (Tabel 6). Bila dilihat dari kadar WSI dan nilai viskositas

pada tepung talas baik dengan perlakuan maupun tanpa perlakuan, kedua

faktor ini menunjukkan nilai yang berbanding terbalik.

Water Absorption Index (WAI) merupakan index penyerapan air yang

digunakan sebagai indikator kemampuan suatu tepung dalam menyerap air,

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

35

nilai ini bergantung pada ketersediaan kelompok hidrofil yang mampu

mengikat molekul air dan kapasitas makromolekul yang dapat membentuk

gel. Nilai WAI yang dihasilkan pada tepung talas berkisar antara 3.76-3.91.

Semakin rendah kemampuan tepung untuk menyerap air (WAI) maka

semakin tinggi kemampuan tepung tersebut untuk mengalami proses

degradasi pati (WSI). Hal ini disebabkan karena pati menjadi bersifat lebih

hidrofobik, sehingga kemungkinan terjadinya pembentukan ikatan hidrogen

antar kelompok-kelompok hidroksil pada pati dan air semakin kecil

(Thiebaud et al., 1997).

Tabel 6. Data kadar WAI dan WSI tepung talas

Sampel tepung WAI WSI

Tanpa perlakuan 3.81 0.055

Perendaman air hangat 3.76 0.047

Perendaman larutan NaCl 3.91 0.075

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uji karakteristik umbi talas yang berasal dari empat daerah

yaitu Bogor, Banten, Malang, dan Kalimantan Barat didapat bahwa umbi yang

memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah umbi talas yang berasal dari

Bogor. Kriteria ini meliputi kadar oksalat, kadar pati dan juga rendemen

tepung yang dihasilkan yang memiliki kadar yang tinggi.

Perendaman dalam air hangat dilakukan sebagai upaya untuk mereduksi

oksalat larut air yang dapat larut dalam air. Pada tahap ini dilakukan

perendaman pada berbagai suhu dan waktu. Berdasarkan nilai reduksi oksalat

yang mampu dicapai pada tiap perlakuan maka didapat suhu dan waktu

perendaman terbaik adalah sebesar 40ºC selama 60 menit. Pada taraf ini

persentase reduksi oksalat yang mampu dicapai adalah sebesar 81.96%.

Perendaman dalam larutan garam (NaCl) dan asam (asam klorida dan

asam sitrat) mampu meningkatkan persentase reduksi oksalat dengan cara

mengurai senyawa kalsium oksalat yang tidak dapat larut dalam air menjadi

senyawa yang larut dalam air, misalnya asam oksalat dan natrium oksalat.

Pada tahap penelitian ini perendaman dengan larutan NaCl pada taraf

konsentrasi 10% selama 60 menit mampu mereduksi oksalat dengan rata-rata

tertinggi yaitu sebesar 96.83%. Perendaman dalam larutan garam ini pun

mampu meningkatkan kualitas warna tepung yang dihasilkan, menjadi lebih

putih (L=94.55, a=1.1, b=6.61, ΔE=8.58) .

Analisis pengaruh penambahan larutan garam pada proses perendaman

umbi talas menghasilkan perubahan sifat fisikokimia tepung dibandingkan

tepung yang tidak mengalami perlakuan perendaman. Berdasarkan hasil

penelitian, kadar pati setelah perendaman mengalami penurunan kadar akibat

pati yang ikut terekstrak dalam air perendaman. Suhu gelatinisasi tepung talas

lebih rendah dibanding tepung terigu yaitu sebesar 78ºC, pada proses

pendinginan pasta tepung umbi dari suhu 93ºC ke suhu 50ºC meningkatkan

viskositas pasta. Perendaman umbi baik dalam air hangat maupun dalam

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

37

larutan mampu menurunkan tingkat viskositas pasta tepung dan kadar WAI,

namun berbanding terbalik dengan kadar WSI yang semakin tinggi akibat

adanya proses perendaman.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan substitusi

tepung talas dan tepung terigu agar menghasilkan produk olahan yang sesuai

dengan keinginan konsumen dan mampu membawa tepung talas ke dalam

skala industri dalam upaya mengurangi konsumsi tepung terigu di Indonesia

secara luas.

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

38

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.A. (1982) Water absorption and solubility and amylograph

characteristics of roll-cooked small

grain products. Cereal Chem 59, pp. 265–269.

Anonim. 1996. Panduan Kesehatan. Eisai.Jakarta

Anonim. 2008. Penghilangan Rasa Gatal pada Talas,(online),(

http://www.yellashakti.wordpress.com/2008/01/30/penghilangan-rasa-

gatal-pada-talas/, 25 Februari 2009).

Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Methods of Analysis,

16th. AOAC International, Gaithersburg, Maryland.

Basyir,A. 1999. Perbaikan Komponen Teknologi untuk Meningkatkan

Produktivitas Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Di dalam

Laporan Teknis Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-

umbian. 1999. Balitkabi, Malang.

Bodkins, Dr. Bailey. 1995. Bleach. Philadelphia: Virginia Printing Press.

Bradbury,J., & Nixon,R. 1998. The acridity of raphides from the edible aroids.

Journal of the science Food and Agriculture, 76,608-616.

Buckle, K.A.1987. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. (Terjemahan) Universitas

Indonesia Press : Jakarta.

Catherwood,D.J., Savage,G.P., Mason,S.M.,& Scheffer,J.J.C.,in press. 2007.

Oxalate content of Japanese taro corms (Colocasia esculenta var. Schott)

and the effect of cooking. Journal of Food Composition and Analysis,20.

Collison,R. 1968. Swelling and Gelation of Starch. Di dalam J.A. Radley. Starch

and Its Derrivatives. Chapman and Hall, Ltd.London.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bogor. 2008. Produksi Hasil-hasil

Pertanian di Kabupaten Bogor. Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Kabupaten Bogor, Bogor.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

39

Fardiaz, D., A. Apriyantono, S. Budiyanto dan N.L. Puspitasari. 1986. Penuntun

Praktikum Analisa Pangan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas

Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

FAO .1992. Taro: a south Pacific specialty. Leaflet – revised 1992. Community

Health Service, South Pacific Commission, B.P. D5, Noumea, Cedex,

New Caledonia.

Franceschi,V.R. and P.A. Nakata.2005. Calcium oxalate in plants: Formation and

function. Annual Review of Plant Biology 56:41-71.

Gaurav Sharma (2003). Digital Color Imaging Handbook. CRC Press. ISBN

084930900X,

(online),(http://books.google.com/books?id=OxlBqY67rl0C&pg=PA31&v

q=1.42&dq=jnd+gaurav+sharma&source=gbs_search_s&sig=vresXi1emg

hh1Jq57hr2R6cVXIs,1.03pm, 25 Februari 2009).

Glicksman, M. 1969. Gum Technology in Food Industry. Academic Press,

Inc.,New York.

Graustein,W.C.,K.Cromack,Jr.and P. Sollins. 1977. Calcium oxalate: Occurrence

in soils and effect on nutrient and geochemical cycles. Science 198: 1252-

1254.

Greenwell,A.B.H.1947.Taro with Special Reference to its Culture and uses in

Hawaii.J.Econ.Bot.1(3):276-289.

Greenwood,C.T. 1973. Observation on The Starch Granules. Di dalam W. Pigmen

dan D. Horton (eds.). The Carbohydrate Chemistry and Biochemistry.

Academic Press. London.

Hallick,J.V. dan V.J.Kelly. 1959. Gelatinization and Pasting Characteristics of

Rice Varieties as Related to Cooking Behaviour. Cereal Chem.(36): 91-98.

Hawtorn, J.1981. Fondations of Foods Science.Freeman and Co.San Fransisco.

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

40

Hernandez-Diaz, J.R., Quintero-Ramos, A., Barnard, J. and Balandran-Quintana,

R.R.2007.Functional properties of extrudates prepared with blends of

wheat flour/pinto bean meal with added wheat bran. Food

Sci Tech Int 13(4), pp. 301–30.

Horner,H.T., Jr. and B.L. Wagner.1995. Calcium oxalate formation in higher

plants. In S.R. Khan (ed.), Calcium Oxalate in Biological Systems,pp 53-

72. Boca Raton: CRC Press.

Huang, Alvin and James R. Hollyer. 1995. Manufacturing of acridity-free raw

flour from Araceae tubers. University of Hawaii. Honolulu HI.

Hussain, M., G. Norton dan R.J. Neale. 1984. Composition and Nutritive Value of

Cormels of Colocasia esculenta (L.) Schott. J.Sci. Food Agric. 35:112-119

Iwuoha,I.C, dan F.A.Klau.1994.Calcium Oxalate dan Physico-chemical Propertise

of Cocoyam (Colocasia esculenta and Xanthosoma sagittifolium)Tuber

Flours as Affected by Processing.J.Food Chem.54:61-66.

Kay,D.E.1973.Root Crops.Tropical Product Institute,London.

Kurdi, W. 2002. Reduksi Kalsium Oksalat pada Talas Bogor (Colocasia esculenta

(L.) Schott) Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Keripik Talas. Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Leach,H.W. 1965. Gelatinization of Starch. Di dalam R.L. Whistler dan E.F.

Paschall (eds.).1984. Starch Chemistry and Technology. Vol I. Academic

Press, New York.

Lee,W.1999.Taro. Di dalam Heidegger,A.(ed).1999.Tropical Root

Crops.Southern Illionis University, Illionis.

Lide, David. 1980-1981. CRC Handbook of Chemistry and Physics, 61st, CRC

Press.

Lingga,P.1986.Bertanam Ubi-ubian.PT Penebar Swadaya.

Page 52: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

41

Margono, T, D. Suryati, dan S. Hartinah. 1993. Buku Panduan Teknologi Pangan.

Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama

dengan Swiss Development Cooperation.

Matthews,P. 2004. Genetic diversity in taro, and the preservation of culinary

knowledge. Ethnobotany Journal, 2(1547), 55-77.

MediaWiki. 2009. Asam Sitrat. http://id.wikipedia.org/wiki/asamsitrat.

MediaWiki. 2010. Natrium. http://id.wikipedia.org/wiki/natrium.

Noonan, S., & Savage,G.P. 1999. Oxalate content of Food and its effect on

humans. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 8(1), 64-74.

Nur,M.1986.Tanaman Talas (Colocasia dan beberapa Genus yang

lain).Kementrian Pertanian,Jakarta.

Occupational Safety & Health Administration. 2007. and

peroxide/recognition.html "OSHA -- Chlorine".

OSHA,(online),(http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/chlorine and

peroxide/recognition.html. Retrieved 2007-08-26.06.05pm,09 Februari

2010).

Onwueme,I.C.1978.The Tropical Tuber Crops.John Willey and Sons,New York.

Parkinson,S. 1984. The Contribution of Aroid in The Nutrition of Peoples in

South. The International Thomson Publishing Inc., New York.

Payne,J.H.,J.L.Gaston dan G.Akau.1941.Processing and Chemical investigation of

Taro.University of Hawaii Agriculture Experiment Station Bulletin 86.

Perry, R; Green D, Maloney J .1984. Perry's Chemical Engineers' Handbook, 6th,

McGraw-Hill Book Company. ISBN 0-07-049479-7.

Radley,J.A. 1976. Examination and Analysis of Starch and Starch Product.

Applied Sci. Publisher Ltd., London.

Page 53: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

42

Ridal, stif. 2003. Karakteristik sifat fisiko-kimia tepung dan pati talas (Colocasia

esculenta) dan kimpul (Xanthosoma sp.) dan uji penerimaan α-amilase

terhadap patimya. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB,Bogor.

Ross, A.B., Savage, G.P., Martin, R.J. and Vanhanen, L. 1999. Oxalates in Oca

(New Zealand Yam) (Oxalis tuberosa Mol.), Journal of Agriculture and

Food Chemistry 47 (1999), pp. 5019–5022. Full Text via CrossRef | View

Record in Scopus | Cited By in Scopus (19)

Rukmana,R.1998.Budidaya Talas.Swadaya,Jakarta.

Schumm,W.1978.Chemistry. Interscience Publisher Inc.,New York.

Smith,D.S.1997.Processing Vegetables Science and Technology.Technonic

Publishing Company Inc.,London.

Suharso.1997.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Kolase,Jakarta.

Thiebaud,S., Aburto, J., Alric, I., Borredon,E., Bikiaris,D., Prinos,J., dan

Panayiotou,C. 1997. Properties of Fatty-acid Esters of Starch and Their

Blends with LDPE. J.Appl. Polym. Sci.65, pp.705-721.

Webb,M.A. 1999. Cell-mediated crystallization of calcium oxalate in plants. Plant

Cell 11:751-761.

Waluya. 2002. Usaha Produksi Kripik Talas,(online) , ( http : // www. iptekda .

bpk.lipi.go.id/root/buletin_detail.asp?Berita_id=76 1.03pm, 25 Februari

2009).

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wurzburg,O.B. 1968. Starch in Food Industry. Di dalam Furia (ed.) Hand Book of

Food Additives. The Chemical Rubber Co.,Cleveland,Ohio.

Page 54: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan
Page 55: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

43

Lampiran 1. Metode Pengujian

1. Kadar Air Metode Oven (AOAC 1995)

Cawan alumunium dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator,

kemudian ditimbang. Sejumlah sampel (kurang lebih 5 g) dimasukan ke dalam

cawan yang telah diketahui beratnya. Cawan beserta isi dimasukan ke dalam

oven bersuhu 100°C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan

dilakuakan sampai diperoleh bobot konstan. Perhitungan kadar air dilakukan

dengan menggunakan rumus:

%100)(

)(% ´--

=c

bacbbKadarair

Keterangan :

a = berat cawan dan sampel akhir (g)

b = berat cawan (g)

c = berat sampel awal (g)

2. Kadar Abu Metode Pengabuan Kering (AOAC 1995)

Cawan porselin dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600°C, kemudian

didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 gram sampel

ditimbang dan dimasukan ke dalam cawan porselin. Selanjutnya sampel

dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, kemudian

dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik bersuhu 400-600°C selama 4-6 jam

atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Sampel selanjutnya didinginkan

dalam desikator, selanjutnya ditimbang.

%100)(% ´-

=c

babbAbuKadar

Keterangan:

a = berat cawan dan sampel akhir (g)

b = berat cawan (g)

c = berat sampel awal (g)

3. Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC 1995)

Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-

110°C, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel dalam bentuk

Page 56: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

44

tepung ditimbang sebanyak 5 gram, dibungkus dengan kertas saring dan

dimasukan ke dalam alat ekstraksi (soxhlet) yang telah berisi pelarut (dietil

eter atau heksana).

Reflusk dilakukan selama 5 jam (minimum) dan pelarut yang ada di dalam

labu lemak didestilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil

ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 100°C hingga beratnya konstan,

didinginkan dalam desikator dan ditimbang.

%100)(% ´-

=c

babbLemakKadar

Keterangan:

a = berat labu dan sampel akhir (g)

b = berat labu kosong (g)

c = berat sampel awal (g)

4. Kadar Protein (AOAC 1995)

Sebanyak 1 g sampel dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl lalu

ditambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat, 1 g katalis dan beberapa butir batu dadih.

Lalu didestruksi hingga menghasilkan larutan jernih dan kemudian

didinginkan. Larutan hasil destruksi dipindahkan ke alat destilasi dan

ditambahkan 15 ml NaOH 50%. Labu erlenmeyer yang berisi 25 ml HCl 0,02

N dan tetes indikator mengsel (campuran metal merah 0,02% dalam alkohol

dan metal biru 0,02% dalam alkohol (2:1)) diletakkan dibawah kondensor.

Ujung tabung kondensor dibilas dengan aquades (ditampung dalam

erlenmeyer). Larutan yang berada dalam erlenmeyer dititrasi dengan NaOH

0,02 N hingga diperoleh perubahan warna hijau menjadi ungu. Setelah itu

dilakukan pula penetapan blanko.

Kadar protein (%) = (a-b) x N x 0,014 x 6,25 x 100%

w

5. Kadar Serat (AOAC 1995)

Sebanyak 2-4 g contoh ditimbang, lemaknya dibebaskan dengan cara

ekstraksi dengan Soxhlet atau dengan cara mengaduk, menuangkan contoh

Page 57: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

45

dalam pelarut organik sebanyak 3 kali, contoh dikeringkan dan dimasukkan ke

dalam erlenmeyer 500 ml. Ke dalamnya ditambahkan 50 ml air, H2SO4 1,25%

kemudian dididihkan lagi selama 30 menit dengan menggunakan pendingin

tegak setelah itu ditambahkan 50 ml NaOH 3,25% dan dididihkan lagi.

selama 30 menit. Dalam keadaan panas, cairan dalam Erlenmeyer disaring

dengan corong Buchner yang berisi kertas saring tak berabu Whatman No.54,

No.41 atau No. 541 yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Endapan

yang telah terdapat pada kertas saring dicuci berturut-turut dengan

menggunakan H2SO4 1,25% panas, air panas dan etanol 96%, kertas saring

beserta isinya diangkat dan di masukkan ke dalam wadah timbang yang telah

diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan pada suhu 105ºC, didinginkan dan

ditimbang sampai bobotnya konstan. Bila ternyata kadar serat lebih besar dari

1%, kertas saring beserta isinya diabukan, lalu ditimbang sampai bobotnya

konstan. Perhitungan serat kasar sebagai berikut:

1. Serat kasar < 1% 2. Serat kasar > 1% (퐴−퐵)퐶 푥 100% (퐴−퐵−퐷)

퐶 푥 100%

Keterangan: A : Kertas saring + contoh kering (g)

B : Kertas saring kosong (g)

C : Bobot contoh (g)

D : Bobot abu (g)

6. Kadar Oksalat (Ross et al., 1999)

Sebanyak 5 gram umbi talas dihancurkan dan ditempatkan di dalam labu

Erlenmeyer 100 ml. Ke dalamnya ditambahkan 50 ml HCl 2M (pH 0.08)

untuk analisis total oksalat atau 50 ml akuades (pH 7) untuk analisis okasalat

larut air. Campuran selanjutnya dihomogenisasi lalu ditutup dengan parafilm

dan ditempatkan di dalam water bath (80°C) selama 20 menit dengan

pengocokan berkala. Sampel tersebut kemudian dipindahkan ke dalam labu

ukur 100 ml lalu ditambahkan air atau asam hingga tanda tera, lalu

disentrifuge pada 1400 x g selama 15 menit. Supernatant yang diperoleh

disaring dengan milipore selulosa asetat 0,45 µm lalu dianalisis dengan HPLC.

Page 58: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

46

7. Water Absorption Index (WAI) dan Water Solubility Index (WSI)

(Anderson, 1982)

Sampel tepung (25 g) disuspensikan ke dalam akuades (30 ml, 30°C)

dalam tabung sentrifuge 60 ml yang telah ditimbang. Suspensi diaduk dengan

pengaduk kaca lalu dikocok dengan vortex dan disentrifuge pada 3000 x g

selama 10 menit. Supernatant dituangkan dengan hati-hati ke dalam cawan

yang telah ditimbang lalu dikeringkan pada 110°C selama 24 jam. Gel yang

tertinggal didalam tabung sentrifuge ditimbang, lalu WAI dan WSI dihitung

dengan persamaan berikut:

sampelBobottsupernatandarikering padatanBobot

WSI = ; sampelBobot

gelBobotWAI =

8. Sifat Amilografi

Pengukuran sifat-sifat amilografi dilakukan dengan menggunakan alat

Viscoamylograph Brabender. Sampel tepung sebanyak 30 gram ditambahkan

450 ml air dan diaduk hingga homogen selama 5 menit kemudian disiapkan

pada alat Viscoamylograph Brabender. Pemanasan awal dilakukan sampai

suhu 30ºC. Pada saat tersebut pena pada recorder harus berada pada garis 0

(nol). Pemanasan dilanjutkan selama 43.5 menit sampai suhu 93ºC (kenaikan

suhu 1.5ºC/menit). Setelah suhu mencapai 50ºC, dibiarkan dulu selama 10

menit. Parameter yang diperoleh dari kurva amilografi yaitu suhu gelatinisasi

awal, viskositas maksimum, viskositas akhir, breakdown viscosity dan setback

viscosity.

9. Viskositas pasta

Viskositas diukur dengan menggunakan alat viskosimeter Brookfield.

Pasta diukur dalam beberapa konsentrasi, yaitu 10, 20, 30, 40, dan 50%

dengan menggunakan kecepatan dan spindel yang disesuaikan.

10. Uji Warna (Gaurav, 2003)

Uji warna dilakukan menggunakan sebuah chromameter dengan basis nilai L*

a* dan b*. Chromameter terlebih dulu dikalibrasi menggunakan standard

Page 59: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

47

warna putih yang tersedia. Sampel tepung ditempatkan di dalam wadah

sampel lalu dilakukan pengukuran nilai L*, a* dan b*.

Untuk pengukuran total derajat warna digunakan basis warna putih yang

tersedia pada alat colorimeter (L1*, a1*,b1*) dengan rumus perhitungan

sebagai berikut:

11. Rendeman tepung

Rendemen dihitung berdasarkan berat tepung talas setelah dikeringkan

terhadap berat umbi sebelum dikeringkan, dengan perhitungan sebagai

berikut:

Rendemen = x 100%

Keterangan:

a = berat tepung talas kering (g)

b = berat umbi talas sebelum dikeringkan (g)

Page 60: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

48

Lampiran 2. Data analisis proksimat

A. Data analisis kadar abu (% bk)

B. Data analisis kadar pati (% bk)

C. Data analisis kadar lemak (% bk)

Umbi Ulangan Kadar abu (%bb)

Kadar abu (%bk)

Talas Bogor

1 7.86 9.39 2 7.82 9.32

rataan 7.84 9.36 Talas Banten

1 8.69 13.98 2 8.38 13.41

rataan 8.54 13.70 Talas Kalbar

1 5.38 6.23 2 5.35 6.21

rataan 5.36 6.22 Talas Malang

1 1.92 2.4 2 1.97 2.56

rataan 1.94 2.48

Umbi Ulangan Kadar pati (% bb)

Kadar pati (% bk)

Talas Bogor 1 18.89 18.9 2 17.18 17.19

Rataan 18.04 18.05 Talas Banten 1 5.57 5.57

2 8.16 8.17 Rataan 6.87 6.87 Talas Kalbar 1 23.84 23.86

2 20.78 20.79 Rataan 22.31 22.33 Talas Malang 1 31.25 31.26

2 30.42 30.44 Rataan 30.84 30.85

Umbi Ulangan Kadar lemak (% bb)

Kadar lemak (% bk)

Talas Bogor 1 0.45 1.13 2 0.49 1.17

Rataan 0.47 1.15 Talas Banten 1 0.5 2.19

2 0.42 2.15 Rataan 0.46 2.17

Page 61: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

49

D. Data analisis kadar protein (% bk)

Talas Kalbar 1 0.74 1.42 2 1.4 3.1

Rataan 1.07 2.26 Talas Malang 1 0.46 0.71

2 0.4 0.63 Rataan 0.43 0.67

Umbi Ulangan Kadar protein (% bb)

Kadar protein (% bk)

Talas Bogor 1 2.49 2.50 2 2.66 2.67

Rataan 2.58 2.59 Talas Banten 1 7.14 7.16

2 7.15 7.17 Rataan 7.15 7.17 Talas Kalbar 1 1.99 1.99

2 1.98 1.98 Rataan 1.99 1.99 Talas Malang 1 2.64 2.64

2 2.80 2.81 Rataan 2.72 2.73

Page 62: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

50

Lampiran 3. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam air hangat

Perlakuan Ulangan Suhu

Waktu 40ºC 50ºC

1 jam 1 20.92 65.12

2 65.05 72.62

Rata-rata 42.99 68.87

2 jam 1 68.67 76.86

2 56.57 46.46

Rata-rata 62.62 61.66

3 jam 1 89.76 65.23

2 74.15 50.46

Rata-rata 81.96 57.85

4 jam 1 86.13 62.85

2 53.10 57.04

Rata-rata 69.62 59.95

Page 63: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

51

Lampiran 4. Hasil Chromatogram HPLC tepung kontrol

Page 64: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

52

Hasil Chromatogram HPLC tepung kontrol

Page 65: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

53

Hasil Chromatogram HPLC tepung kontrol

Page 66: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

54

Hasil Chromatogram HPLC tepung hasil rendaman dalam air hangat

Page 67: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

55

Hasil Chromatogram HPLC tepung hasil rendaman dalam air hangat

Page 68: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

56

Hasil Chromatogram HPLC tepung hasil rendaman dalam larutan NaCl 10% 60’

Page 69: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

57

Hasil Chromatogram HPLC tepung hasil rendaman dalam larutan NaCl 10% 60’

Page 70: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

58

Lampiran 5. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam larutan HCl

Lampiran 6. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dalam larutan asam

sitrat

Perlakuan Ulangan Konsentrasi

Waktu 0.1 M 0.3 M 0.5 M

5 menit 1 1.70 87.66 98.59

2 4.12 82.90 98.59

Rata-rata 2.91 85.28 98.59

10 menit 1 86.88 33.95 77.49

2 85.31 25.14 65.66

Rata-rata 86.09 29.55 71.58

Perlakuan Ulangan Konsentrasi

Waktu 0.1 M 0.3 M 0.5 M

5 menit 1 27.75 81.96 44.68

2 30.66 84.47 47.88

Rata-rata 29.20 83.21 46.28

10 menit 1 31.01 77.48 5.68

2 33.97 71.26 8.21

Rata-rata 32.49 74.37 6.95

Page 71: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

59

Lampiran 7. Analisis keragaman kadar oksalat dalam larutan asam

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:redOksalat

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Model 83152.078a 7 11878.868 18.461 .000

waktu 329.449 1 329.449 .512 .484

konsentrasi 3750.020 2 1875.010 2.914 .082

larutan 1716.703 1 1716.703 2.668 .121

waktu * konsentrasi 7695.531 2 3847.766 5.980 .011

Error 10938.839 17 643.461

Total 94090.917 24

a. R Squared = .884 (Adjusted R Squared = .836)

Uji lanjut Duncan untuk interaksi antara waktu dan konsentrasi asam terhadap

persentase reduksi oksalat oksalat

Duncan

perlakuan N

Subset

1 2 3 4 5 6

K0.1, 5' 2 2.9100

S0.5, 10 2 6.9450

S0.1, 5' 2 29.2050

K0.3, 10 2 29.5450

S0.1, 10 2 32.4900

S0.5, 5' 2 46.2800

K0.5, 10 2 71.5750

S0.3, 10 2 74.3700

S0.3, 5' 2 83.2150

K0.3, 5' 2 85.2800

K0.1, 10 2 86.0950

K0.5,5' 2 98.5900

Sig. .296 .414 1.000 .464 .473 1.000

Page 72: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

60

Lampiran 8. Data analisis kadar oksalat setelah perendaman dengan larutan NaCl

Analisis keragaman kadar oksalat dalam larutan garam

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:redOksalat

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Model 81633.458a 6 13605.576 2.638E3 .000

waktu 510.777 1 510.777 99.049 .000

konsentrasi 866.453 2 433.227 84.010 .000

larutan .000 0 . . .

waktu * konsentrasi 165.718 2 82.859 16.068 .004

Error 30.941 6 5.157

Total 81664.399 12

Perlakuan Ulangan Konsentrasi

Waktu 5% 7.5% 10%

30 menit 1 71.97 65.87 90.02

2 72.77 59.59 90.81

Rata-rata 72.37 62.73 90.41

60 menit 1 80.04 84.59 97.22

2 83.32 87.72 96.43

Rata-rata 81.68 86.15 96.83

Page 73: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

61

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:redOksalat

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Model 81633.458a 6 13605.576 2.638E3 .000

waktu 510.777 1 510.777 99.049 .000

konsentrasi 866.453 2 433.227 84.010 .000

larutan .000 0 . . .

waktu * konsentrasi 165.718 2 82.859 16.068 .004

Error 30.941 6 5.157 Uji lanjut Duncan

konsent

rasi N

Subset

1 2

7.5 4 74.4425

5 4 77.0250

10 4 93.6200

Sig. .159 1.000

Uji lanjut Duncan untuk interaksi antara waktu dan konsentrasi garam terhadap

persentase reduksi oksalat RedOksalat

Duncan

perlakuan N

Subset

1 2 3 4 5

7.5%,30' 2 62.7300

5%,30' 2 72.3700

5%,60' 2 81.6800

7.5%,60' 2 86.1550 86.1550

10%,30' 2 90.4150

10%,60' 2 96.8250

Page 74: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

62

Sig. 1.000 1.000 .096 .110 1.000

redOksalat

Duncan

larutan N

Subset

1 2

Sitrat 12 45.4175

HCl 12 62.3325

NaCl 12 81.6958

Sig. .070 1.000

The error term is Mean Square(Error) =

476.947.

Lampiran 9. Data analisis kadar air tepung setelah perlakuan perendaman dalam

larutan asam dan garam

Perlakuan Ulangan Kadar air I Kadar air II Rata-rata

HCl 0.1 M 5’ 1 5.43 5.75 5.59 2 6.42 7.22 6.82

Rata-rata 6.20

HCl 0.3 M 5’ 1 5.57 7.61 6.59 2 7.17 7.80 7.49

Rata-rata 7.04

HCl 0.5 M 5’ 1 5.82 7.71 6.76 2 7.73 7.63 7.68

Rata-rata 7.22

HCl 0.1 M 10’ 1 7.35 5.15 6.25 2 5.13 7.38 6.25

Rata-rata 6.25

Page 75: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

63

HCl 0.3 M 10’ 1 6.42 5.69 6.05 2 6.83 7.25 7.04

Rata-rata 6.55

HCl 0.5 M 10’ 1 5.44 5.43 5.44 2 8.06 6.88 7.47

Rata-rata 6.46

Sitrat 0.1 M 5’ 1 6.23 4.87 5.55 2 9.05 8.79 8.92

Rata-rata 7.23

Sitrat 0.3 M 5’ 1 4.83 5.77 5.30 2 9.06 9.50 9.28

Rata-rata 7.29

Sitrat 0.5 M 5’ 1 6.71 6.84 6.77 2 8.67 8.16 8.42

Rata-rata 7.59

Sitrat 0.1 M 10’ 1 6.80 3.65 5.23 2 8.89 9.36 9.12

Rata-rata 7.17

Sitrat 0.3 M 10’ 1 6.30 6.15 6.23 2 8.72 8.79 8.76

Rata-rata 7.49

Sitrat 0.5 M 10’ 1 7.15 4.34 5.74 2 8.78 8.53 8.66

Rata-rata 7.12

NaCl 5% 30’ 1 5.31 5.69 5.50 2 6.94 7.88 7.41

Rata-rata 6.45

NaCl 7.5% 30’ 1 6.99 5.99 6.50 2 5.03 5.68 5.35

Rata-rata 5.92

NaCl 10% 30’ 1 6.19 7.37 6.78 2 7.19 4.99 6.09

Rata-rata 6.44

NaCl 5% 60’ 1 4.83 5.53 5.18 2 7.14 5.70 6.42

Rata-rata 5.80

NaCl 7.5% 60’ 1 6.46 5.46 5.96 2 5.74 5.65 5.69

Rata-rata 5.83

NaCl 10% 60’ 1 7.61 6.65 7.13 2 7.77 6.78 7.28

Rata-rata 7.20

Analisis keragaman kadar air (%bb)

Tests of Between-Subjects Effects

Page 76: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

64

Dependent Variable:KAir

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Model 1647.653a 13 126.743 76.319 .000

larutan 3.046 1 3.046 1.834 .189

waktu .358 2 .179 .108 .898

konsentrasi 2.724 4 .681 .410 .800

waktu * konsentrasi 1.389 4 .347 .209 .931

Error 38.196 23 1.661

Total 1685.849 36

a. R Squared = .977 (Adjusted R Squared = .965)

Lampiran 10. Data analisis warna dan total derajat warna (ΔEab*)

Perlakuan Ulangan L* a* b* ΔEab*

HCl 0.1 M 5’

1 93.7 1.39 6.21

8.36 94.26 1.33 5.75 94.62 1.27 5.6

2 93 1.49 6.35

9.10 93.43 1.44 6.14 93.95 1.28 5.85

Rata-rata 93.83 1.37 5.98 8.73

HCl 0.3 M 5’

1 94.05 1.93 6.46

9.08 93.39 1.97 6.84 94.63 1.93 6.46

2 94.82 1.7 6.16

8.43 94.4 1.76 6.54 94.56 1.63 6.19

Page 77: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

65

Rata-rata 94.1 1.82 6.44 8.75

HCl 0.5 M 5’

1 93.17 2.63 7.59

9.32 94.18 2.28 6.76 95.09 2.24 6.4

2 92.9 1.92 8.22

10.54 93.68 1.77 7.94 93.41 1.88 7.91

Rata-rata 93.74 2.12 7.47 9.93

HCl 0.1 M 10’

1 94 1.58 6.32

8.71 93.41 1.6 6.29 94.76 1.47 5.91

2 95.18 1.25 5.3

7.73 95.28 1.22 5.34 93.64 1.31 5.77

Rata-rata 94.38 1.41 5.82 8.22

HCl 0.3 M 10’

1 93.4 1.96 6.79

9.61 93.03 2.02 6.58 93.46 1.98 6.33

2 94.33 1.87 6.76

8.84 94.17 1.92 6.72 94.67 1.85 6.44

Rata-rata 93.84 1.93 6.60 9.23

HCl 0.5 M 10’

1 86.89 2.14 11.1

17.24 85.9 2.27 11.05 87.72 2.02 10.32

2 94.41 2 6.62

8.62 94.71 1.95 6.54 94.55 1.88 6.23

Rata-rata 90.70 2.04 8.64 12.93

Sitrat 0.1 M 5’

1 94.53 1.49 6.19

8.28 94.65 1.42 6.39 94.76 1.39 6.05

2 92.75 2.05 6.79

9.95 93.42 1.93 6.88 93.21 2.02 7.03

Rata-rata 93.89 1.72 6.56 9.12

Sitrat 0.3 M 5’

1 95.49 1.42 5.8

7.26 95.78 1.48 5.64

95.54 1.4 5.65

2 93.09 2.1 7.41

10.11 93.36 2.02 7.11

93.21 1.97 7.21 Rata-rata 94.41 1.73 6.47 8.69

Sitrat 0.5 M 5’

1 94.97 1.74 6.48

7.85 95.7 1.48 6.05 95.37 1.65 6.16

2 92.93 2.28 7.69 10.79

Page 78: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

66

92.3 2.34 7.58 92.84 2.34 7.52

Rata-rata 94.02 1.97 6.91 9.32

Sitrat 0.1 M 10’

1 94.54 1.52 6.13

8.56 94.25 1.69 6.76

94.52 1.53 6.17

2 93.31 2.08 6.75

9.49 94.2 1.84 6.49

93.25 2.06 6.9 Rata-rata 94.01 1.79 6.53 9.02

Sitrat 0.3 M 10’

1 94.69 1.72 6.16

7.83 95.32 1.51 5.85 95.29 1.62 5.9

2 93.78 2.19 7.04

10.01 93.38 2.09 7.19 92.91 2.07 7.42

Rata-rata 94.23 1.87 6.59 8.92

Sitrat 0.5 M 10’

1 95.48 1.62 6

7.48 95.34 1.64 6.03 95.75 1.46 5.62

2 92.06 2.29 7.82

11.00 92.53 2.2 7.7 92.9 2.07 7.75

Rata-rata 94.01 1.88 6.82 9.24

NaCl 5% 30’

1 96.41 0.29 5.87

6.72 96.47 0.37 6.01 96.55 0.32 5.82

2 94.32 0.91 5.36

7.65 94.63 0.97 5.4 94.87 0.96 5.18

Rata-rata 95.54 0.64 5.61 7.19

NaCl 7.5% 30’

1 95.17 0.75 6.49

8.04 95.09 0.76 6.46 95.17 0.74 6.49

2 95.02 0.88 6.38

7.75 95.28 0.72 6.28 95.72 0.66 6.1

Rata-rata 95.24 0.75 6.37 7.89

NaCl 10% 30’

1 95.72 0.66 5.95

7.32 95.79 0.64 6.17 95.83 0.63 6.11

2 93.69 1.12 6.93

8.78 94.38 0.95 6.32 94.42 1.03 6.3

Rata-rata 94.97 0.84 6.30 8.05

NaCl 5% 1 97.32 0.36 4.8 5.49

97.11 0.36 5

Page 79: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

67

60’ 97.1 0.42 4.84

2 96.57 0.81 4.92

6.68 95.51 0.81 5.26 95.3 0.86 5.37

Rata-rata 96.49 0.60 5.03 6.08

NaCl 7.5% 60’

1 96.14 0.66 5.77

6.80 96.67 0.63 5.37 95.72 0.7 6.07

2 95.2 0.6 6.28

7.06 95.95 0.64 5.5 96.28 0.53 5.51

Rata-rata 95.99 0.67 5.75 6.93

NaCl 10% 60’

1 94.51 1.16 6.28

8.68 94.04 1.17 6.72 94.62 1.17 6.74

2 94.95 0.93 6.32

8.48 93.98 1.18 7.18 95.19 0.99 6.4

Rata-rata 94.55 1.1 6.61 8.58

Analisis keragaman derajat warna (ΔEab*)

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:dE

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Model 2788.177a 13 214.475 67.482 .000

larutan 2.024 1 2.024 .637 .433

waktu 2.311 2 1.155 .363 .699

konsentrasi 18.049 4 4.512 1.420 .259

waktu * konsentrasi 4.803 4 1.201 .378 .822

Page 80: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

68

Error 73.100 23 3.178

Total 2861.277 36

a. R Squared = .974 (Adjusted R Squared = .960)

Uji lanjut Duncan perlakuan larutan perendaman terhadap derajat warna tepung

dE

Duncan

larutan N

Subset

1 2

NaCl 12 7.4542

Sitrat 12 9.0508

HCl 12 9.6317

Sig. 1.000 .433

The error term is Mean Square(Error) =

3.178.

Lampiran 11. Gambar penampakan tepung hasil perlakuan perendaman dalam

larutan asam dan garam

Page 81: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

69

Lampiran 12. Analisis keragaman kadar pati tepung talas

ANOVA

kadarPati

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 220.459 2 110.229 16.422 .024

Within Groups 20.137 3 6.712

Total 240.596 5

Uji lanjut Duncan kadar pati tepung talas

kadarPati

Page 82: PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN ASAM DAN GARAM … · PADA TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta ... Perbandingan sifat amilograf tepung talas dengan tepung terigu ... Bagan Alir Pembuatan

70

Duncan

ulangan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

3 2 17.8550

2 2 19.1450

1 2 31.3100

Sig. .653 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.