pengaruh pemupukan npk dan pengapuran pada …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

5
PENGARUH PEMUPUKAN NPK DAN PENGAPURAN PADA LATOSOL MERAH COKLAT DARt PENUMBANGAN TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG MERAH ( PhaseolusLunatusL.) Oleh Dr. Ir. KANG BIAUW TJWAN & Drs. NAZIR ABDULLAH Dasen Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogar dan Staf SA TAN. Jakarta PENGANT AR Di Indonesio tersebor luos tonah_tonah mosom yong miskin unsur haro dengan pH antara 4,5 _ 5,5. Diantara tanah_tanah ini yang terpenting ialah Latosol don Podsolik Merah-kuning. Bagi produksi tanaman tanah_tanah ini memerlukan pemupukan don per_ baikan kemasamannya. Karena kebanyakan tanaman untuk pertumbuhannya yang baik menghendaki pH sekitar 6,5, disebabkan karena pada harga pH ini tersedianya unsur hara adalah yang terbesar. Disamping ini pada pH 5,0 terdapat kemungkinan keracunan akar tanaman oleh unsur_unsur aluminium don mangan. Untuk mengetahui sampai di mana pengaruh pemupukan dan pengapuran maka dise_ Ienggarakan percobaan i ni, di mana di pakai kacang merah sebagai tanaman i ndikator. Disamping itu, untuk melengkapi hasil_hasil percobaan dilapang, juga diselidiki pengaruh dari pada pengapuran tanah terhadap tersedi anya fosfat dan fiksasi fosfat 01 eh tanah. CARA KERJA Percobaan dilapang: Percobaan dilakukan dengan "split plot design" memakai 4 ulang_ an. Sebagai main plot dipil ih perlakuan tidak dipupuk dan dipupuk dengan NP K. Sebagai sub plot dipilih 5 tingkat pengapuran yaitu; 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 ton kapur tembok setiap hektar. Kapur tembok diberikan 10 hari sebel um tanam, dengan di campur Iapisan tanah atas sedalam 15 cm. Oasis pupuk NPK yang digunakan ial ah; 45 kg N (urea), 114 kg P20S (superfosfat rangkap) dan 50 kg K20 (kalium sulfat). Pupuk_pupuk diberikan secara Broadcast sebel um tanam. Jarak tanam 20 x 20 cm dengan 2 biji se_ tiap Iubang tanam. Setelah panen biji masing_masing plot dikeringkan dan ditetapkan berat keri ngnya. Anal isa statistik data dilakukan menurut Cochran & Cox (1). Penetapan tersedianya fosfat: Untuk keperluan penetapan tersedianya fosfat dan fiksasi fosfat, maka diambil contoh_contoh tanah dari masing_masing plot pada waktu panen yang kemudian dikeringkan diudara. Penetapan tersedianya fosfat dilakukan dengan ekstraksi singkat menurut Stanford & De Mnet (4) yang dimodifikasi. Dalam pot_pot karton berparafin yang diisi sebanyak 250 9 pasir ditanam 5 biji jagung varitas Harapan. Pot_pot disiram dengan air sampai umur 14 hari. Setelah ini dasar pot dibuka dan jalinan akar tanaman terus ditempelkan pada 251

Upload: ngodang

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMUPUKAN NPK DAN PENGAPURAN PADA LATOSOLMERAH COKLAT DARt PENUMBANGAN TERHADAP HASIL

TANAMAN KACANG MERAH ( PhaseolusLunatus L.)

OlehDr. Ir. KANG BIAUW TJWAN & Drs. NAZIR ABDULLAH

Dasen Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogardan Staf SA TAN. Jakarta

PENGANT AR

Di Indonesio tersebor luos tonah_tonah mosom yong miskin unsur haro dengan pHantara 4,5 _ 5,5. Diantara tanah_tanah ini yang terpenting ialah Latosol don Podsolik

Merah-kuning. Bagi produksi tanaman tanah_tanah ini memerlukan pemupukan don per_

baikan kemasamannya. Karena kebanyakan tanaman untuk pertumbuhannya yang baik

menghendaki pH sekitar 6,5, disebabkan karena pada harga pH ini tersedianya unsurhara adalah yang terbesar. Disamping ini pada pH 5,0 terdapat kemungkinan keracunan

akar tanaman oleh unsur_unsur aluminium don mangan.

Untuk mengetahui sampai di mana pengaruh pemupukan dan pengapuran maka dise_Ienggarakan percobaan i ni, di mana di pakai kacang merah sebagai tanaman i ndikator.

Disamping itu, untuk melengkapi hasil_hasil percobaan dilapang, juga diselidiki pengaruh

dari pada pengapuran tanah terhadap tersedi anya fosfat dan fiksasi fosfat 01 eh tanah.

CARA KERJA

Percobaan dilapang: Percobaan dilakukan dengan "split plot design" memakai 4 ulang_

an. Sebagai main plot dipil ih perlakuan tidak dipupuk dan dipupuk dengan NP K.

Sebagai sub plot dipilih 5 tingkat pengapuran yaitu; 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 ton kapur

tembok setiap hektar. Kapur tembok diberikan 10 hari sebel um tanam, dengan di campurIapisan tanah atas sedalam 15 cm. Oasis pupuk NPK yang digunakan ial ah; 45 kg N

(urea), 114 kg P20S (superfosfat rangkap) dan 50 kg K20 (kalium sulfat). Pupuk_pupukdiberikan secara Broadcast sebel um tanam. Jarak tanam 20 x 20 cm dengan 2 biji se_

tiap Iubang tanam. Setelah panen biji masing_masing plot dikeringkan dan ditetapkanberat keri ngnya. Anal isa statistik data dilakukan menurut Cochran & Cox (1).

Penetapan tersedianya fosfat: Untuk keperluan penetapan tersedianya fosfat dan fiksasi

fosfat, maka diambil contoh_contoh tanah dari masing_masing plot pada waktu panenyang kemudian dikeringkan diudara.

Penetapan tersedianya fosfat dilakukan dengan ekstraksi singkat menurut Stanford & De

Mnet (4) yang dimodifikasi. Dalam pot_pot karton berparafin yang diisi sebanyak 250 9

pasir ditanam 5 biji jagung varitas Harapan. Pot_pot disiram dengan air sampai umur

14 hari. Setelah ini dasar pot dibuka dan jalinan akar tanaman terus ditempelkan pada

251

tanah yang telah tersedia dalam pot-pot karton berparafin yang lain. Pot_pot yang di_sebut terakhir ini, diisi masing_masing sebanyak 100 9 tanah dan dipupuk dengan 100

ppm N (urea), 50 ppm P20S (NoH2P04) don 50 ppm K20 (kalium sui fat). Pupuk fosfatditambah P_32 sebanyak 0.1 uC/pot. Pot-pot dipupuk 3 hari sebelum kontak dan di_basahi sampai kapasitas lapang. Setelah masa kontak 4 hari bagian atas tanaman dipa_nen, dikeringkan dan digiling halus. Dari contoh tanamen ini kemudian dibuat briquetsuntuk penetapan aktivitasnya (3).Penetapan fjksasi fosfat: Penetapan fiksasi fosfat contoh_contoh tanah dijal ankan dengenmengocok 1 9 tanah dengan 10 ml larutan NaH2P04 (10 ppm P) yang ditambah ± 0,5uC P_32, untuk waktu 1 jam. Setelah waktu inkubasi lerutan disentrifusi untuk 30 menitpade 1000 rpm d:m ditetapkan aktivitasnye. Daya fiksasi tanah ditetapkan dengan mem­bandingkan aktivitas larutan sebelum dan sesudah inkubasi (5).

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Hasil percobaan dilapang sebagai dimuat pada Daftar 1. menunjukkan, bahwa tanahini menunjukkan response yang besar terhadap pemupukan dengan N, P dan K. Pem_berian pupuk ini, dapat menaikkan hasil biji kering samp::ti hampir 1 ton/ha.

Sel ani utnya terl ihat, bahwa hanya pengapuran tidak banyak faedahnya. Sedangkanpemupukan yang disertai pengapuran dengan dosis antara 4 _ 6 ton kapur/ha, memberi_kan kenaikan hasil meskipun tid::tk nyata, akan tetapi cukup besar untuk dipercaya.

Peningkatan hasil pemupukan bila disertai pengapuran, sebagian disebabkan karenalebih tersedianya fosfat bagi tanaman dengan pengapuran sebagai terlihat pada Daftar2. Hasil_hasil ekstraksi singkat dengan tanaman jagung menuniukkan, bahwa tersedianyafosfat meningkat dengan pengapuran sampai dosis 4 _ 6 ton kapur/ha, untuk kemudianmenurun lagi bila dosis kapur dipertinggi. Hal ini adalah sesuai dengan hasil_hasil yangdiperol eh dengan pengapuran dan pemupukan fosfat pada tanah_tanah masam dengantanaman jagung sebagai indikator (2). Pada percobaan ini juga diperlihatkan bahwapengapuran sampai dosis tertentu dapat menaikkan efisiensi pemupukan fosfat.

Daftar 1 PENGARUH PEMUPUKAN NPK DAN PENGAPURAN TERHADAP HASIL BIJIKERING DALAM Qt ./ha

Ton kapur/ha 0NPK

0

3,412,9

2

3,610,4

4

4,914,8

6

4,817,5

8

4,512,0

10

4,112,9

Rata_rata

4,113,4

Lsd 0,05 untuk rata_rata main pi ot 1,3untuk rata_rata sub plot 4,1untuk sub plot dalam main plot yang sama 5,9

252

Tersedianya fosfat dengan pengapuran ini, erat hubungannya dengan fiksasi fosfatoleh tanah. Dari Gambar 1. terlihat bahwa fiksasi fosfat menurun dengan pengapuransampai dosis an tara 4 _ 6 ton kapur/ha, untuk kemudian meningkat lagi bila dosis kapurdiperbesar. Hal ini adalah sesuai dengan pendapat umum (6) yang mengatakan bahwapH tanah rendah terjadi pengikatan fosfat oleh unsur_unsur besi dan aluminium. Sedang_kan pada pH tanah tinggi fosfat juga kurang tersedia karena terikat oleh kalsium. Se­hingga dari data yang diperoleh terlihat bahwa pengapuran dengan dosis lebih dari 6ton kapur tembok/ha untuk tanah Panumbangan ini tidaklah dapat dianjurkan.

Daftar 2 PENGARUH PENGAPURAN TERHADAP pH, TERSEDIANYA FOSFAT DANFIKSASI FOSFAT OLEH TANAH

Ton kapur/ha

pH H2OAktivitasFiksasiP%

briquet/ cpm0

4,80 884

2

5,20 3575

4

6,10 3868

6

6,90 4569

8

7,80 3372

10

7,80 2781

/~Ho

90~o? •~

,efse

~

..~

0

r~~' »

>R.

80

Z

0

"'-

-<

>-

}>

<{

0

~

0'"

u..

20

."}>

Vi

...•

~

"'-

70

n

'"

-0

u::

3j 10

60LI

50 I I 0o 2 4 6 8 10

TON KAPUR/ho

Gambar 1. HU8UNGAN ANTARA DOSIS KAPU~ DENGAN TERSEDIANYA FOSFAT

SERTA FIKSASI FOSFAT OLEH TANAH

253

RINGKASAN

Dalam rangka perbaikan kesuburan tanah-tanah masam yang miskin unsur haro bogiproduksi tanaman, diadakan percobaan pemupukan dan pengapuran pada Latosol merahcoklat dari Penumbangan dengan memakai tanaman kacang merah sebagai indikator.

Hasil_hasil percobaan menunjukkan bahwa tanah ini memberikan responce yang besarterhadap pemupukan dengan NPK. Pengepuran tanah dengan dosis sampai 4 _ 6 tonkapur tembok/ha dapat mempertinggi efisiensi pemupukan dengan NPK. Peningketanefisiensi pemupukan bile disertai pengapuren memakai dosis diatas sebagian disebabkankarena lebih tersedianye fosfet bagi tanamen dan berkurangnya fiksesi fosfat oleh tanah.

DAFT AR PUST AKA

1. COCHRAN, W.G. & G.M. COX, 1957 Experimental design. John Wiley & Sons,Inc. N.Y.

2. KANG BIAUW TJWAN, 1964. Pengepuran tanah mineral masam untuk pertanemanjagung suatu keharusankeh? Bulletin Agronomi, Fakultas Pertanien Bogor,II no. 4, 13 _ 15.

3. MAE KENZIE, A.J. & I.A. DEAN, 1950. Measurement of P_32 in plant meterialby the use of briquets. Anal. Chem. 22, 489 _ 490.

4. STANFORD, G. & J. D. DE MENT, 1957. A method for measuring short termnutrient absorption by plants: I. Phosphorus Proc. Soil Sci. Sac. Amer.23, 355 _ 357.

5. SUWADJI, E. & KANG BIAUW TJWAN, 1966. Fiksasi fosfatbeberapa jenis tanahIndonesia. Simposium penggunaan radioisotop, Bandung.

6. TRUOG, E., 1951. Mineral nutrition of plents. Univ. of Wisconsin press, 41.

DISKUSI

APRILANI SOEGIARTO

Apakeh sudah disel idiki efek jangka panjang deri pemupukan, terutama pengapuran.Sebab dikabupaten Bima telah ede akibat negatip dari pemupukan den pengapurentsb. lalah dengan terbentuknya lepisen kapur yang membatu pada dalam tertentu.Akibatnya berpuluh_puluh hektar padi tidak dapat berbueh. Menurut ahli_ahli per_taneman disana bila hal ini tidek segera ditenggulengi maka efeknya mungkin akanlebih serious.

Dr. Ir. KANG BIAUW TJWAN & Drs. NAZIR ABDULLAH

Mungkin persoelan tersebut berbede dengan penelitien yang kami lakukan. Kemibekerja dengan penelitien ditanah ladeng/kebun, dan tidak ditanah sawah. Sampaidimana adanya efek_efek negatip dari ekibet pengapuran delam jangka panjang,belum kami selidiki. Untuk depet memberiken jawaben yang lebih jelas, amat di_sayangkan Dr. Kang Biauw Tjwan tidek depat hedir pada waktu ini, yang kiranyamungkin bel iau itu akan dapat memberikan penjelasan_penjelasan lebih lanjut.

Prof. TISNA AMIDJAJA

Mohon diterangkan cara label ing pupuk Phosphat dengan P_32 jelas lagi. Apakahdengan cara yang dipakai, yaitu penambahan pupuk phosphat dalam pot denganP_32 sebanyak 0,1 uC/pot, pemraseran sudah yakin bahwa P_32 itu memang masukdalem pupuk tersebut sebagai label.Kalau tidak, maka hasil_hasil counting, yang dihubungkan dengan jumlah pupukyang difaxasi dst, tentunya menyengkut pula P-32 yang tidak terikat pupuk.

254

Drs. NAZIR ABDULLAH

01 eh karena dol am percabaan i ni, kebetulan P_32 yang dipergunakan berbentukNaH2p320 4 yang di _Iabel_kan kepada pupuk DS (superfasfat rangkap), mungkinsekali tidak semua P dari pupuk DS itu dilabel oleh P_32, mengingat tidak samanyasenyawa P-32 itu dengan pupuk DS. Tetapi dalam hal ini prosedur yang komi pakaiuntuk me_label pupuk DS adalah atas dasar petunjuk_petunjuk yang pernah komiterima dari sdr. Ir. Soeroto Ronodirdjo.

255