pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan kapur …
TRANSCRIPT
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 1
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN KAPUR
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.) PADA ULTISOL
Zahanis1), Fatimah1) dan Darman2)
1)Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang. 2)Alumni Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang.
Email : [email protected]; [email protected];
ABSTRAK
Penelitian ini telah dilaksanakan dilahan ultisol Di Kelurahan Kalumbuk,
Kecamatan Kuranji Sumatera Barat dengan ketinggian tempat 10 m dpl dari bulan
Januari 2019 sampai dengan bulan April 2019. Tujuan dari percobaan ini untuk
mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan kapur tehadap
pertumbuhan dan produksi kacang tanah.Percobaan ini menggunakan Rancangan
Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor.Faktor pertama adalah pupuk kandang
ayam terdiri dari 3 taraf yakni, 0 ton/ha, 5 ton/ha, dan 10 ton/ha. Faktor kedua
adalah Kapur terdiri dari 3 taraf yakni, 0 ton/ha, 0,5 ton/ha, dan 1 ton/ha. Hasil
percobaan menunjukkan pemberian 5 ton/ha pupuk kandang ayam berpengaruh
terhadap parameter bobot 100 biji dan kapur tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang tanah.
Kata kunci : kacang tanah, pupuk kandang ayam, kapur
PENDAHULUAN
Kacang tanah merupakan
tanaman yang menduduki urutan
kedua sebagai sumber nabati setelah
kedelai di Indonesia.Kacang tanah
dapat menjadi sumber protein nabati,
bahan baku industri makanan,
kebutuhan rumah tangga.Biji kacang
tanah dapat digunakan langsung untuk
pangan, sayur, digoreng atau direbus
dan sebagai bahan baku industri
seperti keju, sabun, minyak, serta
brangkasannya untuk pakan ternak dan
pupuk (Marzuki, 2007).
Permintaan kacang tanah
terus meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia sehingga membutuhkan
ketersediaan yang cukup baik
kuantitas dan kualitas (Kementerian
Pertanian, 2016). Pada tahun 2012,
produksi kacang tanah Indonesia
mencapai 712.857 ton dan terus
menjadi sebesar 480.360 ton pada
tahun 2017. Realisasi impor kacang
tanah Indonesia pada periode tersebut
dalam besaran yang cukup besar yakni
mencapai 253.102 ton pada tahun
2012 dan terus menurun hingga pada
tahun 2016 menjadi sebesar 194.074
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 2
ton. Tahun 2017 impor kacang tanah
mengalami kenaikan menjadi 262.775
ton. Realisasi ekspor kacang tanah
Indonesia adalah sebesar 6.839 ton
pada tahun 2012 sedangkan tahun
2015 mengalami peningkatan yaitu
8.976 ton. Tahun 2016 dan Tahun
2017 mengalami penurunan yaitu
menjadi 6.387 ton dan 6.175 ton
(Badan Pusat Statistik, 2017).
Kebutuhan kacang tanah di Indonesia
setiap tahunnya mencapai ±816 ribu
ton, sedangkan produksi dalam negeri
sebesar 638.896 ton (Kementerian
Pertanian, 2016). Penurunan produksi
kacang tanah disebabkan karena
kurangnya kesuburan lahan dan
menyempitnya lahan pertanian. Upaya
untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu dilakukan penambahan
pupuk kandang ayam kedalam tanah
untuk meningkatkan produktivitas
tanaman kacang tanah. Kapur
merupakan amelioran yang umum
digunakan untuk menurunkan tinggkat
kemasaman dan kesuburan tanah
Pengapuran tanah masam secara
umum bertujuan untuk meningkatkan
pH tanah dan kejenuhan basa, agar
ketersediaan hara bagi tanaman
meningkat dan potensi toksik dari
unsur mikro atau unsur toksik (seperti
Al) menjadi tertekan.
Pupuk kandang dari ayam atau
unggas memiliki kandungan unsur
hara yang lebih besar daripada jenis
ternak lain. Penyebabnya adalah
kotoran padat pada unggas tercampur
dengan kotoran cairnya. Sebelum
digunakan pupuk kandang perlu
mengalami proses penguraian dengan
demikian kualitas pupuk kandang juga
turut ditentukan oleh C/N rasio. Pupuk
kandang yang banyak menganduk
jerami memiliki C/N rasio yang tinggi
sehingga mikroorganisme memerlukan
waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan proses penguraiannya
(Novizan, 2005). Menurut Marsono
dan Lingga (2007), bahwa pupuk
kandang ayam adalah campuran antara
kotoran hewan dengan sisa makanan
dan alas tidur hewan. Campuran ini
mengalami pembusukan hingga tidak
berbentuk seperti asalnya lagi dan
memiliki kandungan hara yang cukup
untuk menunjang pertumbuhan
tanaman.
Pengapuran merupakan
penetralan tanah masam menjadi
netral dengan menggunakan kapur
pertanian sehingga tanaman produksi
tetap melimpah.(Rahardis,
2007).Selama ini kemasaman tanah
Ultisol diatasi oleh pemberian kapur
dan bahan organik berupa pupuk
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 3
kandang dan pupuk hijau.Pemberian
kapur selama ini diketahui dapat
meningkatkan pH tanah,
meningkatkan ketersedian Ca, Mg,
kejenuhan basa, dan menurunkan Al-
dd (Barchia, 2009).
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui interaksi pemberian
pupuk kandang ayam dan kapur
terhadap pertumbuhan dan produksi
kacang tanah pada ultisol.
BAHAN DAN METODE
Percobaantelah dilaksanakan
dilahan ultisol di Kelurahan
Kalumbuk, Kecamatan Kuranji,
Sumatera Barat dengan ketinggian
tempat 10 m dpl. dimulai pada bulan
Januari 2019 – April 2019 dengan
bahan yang digunakan antara lain
benih kacang tanah varietas jerapah,
pupuk kandang ayam, kapur ZA, Urea
dan SP-36 sedangkan alat yang
digunakan adalah cangkul, sekop,
parang, meteran, tali raffia, timbangan,
alat tulis,papan label, kamera, gunting,
kalkulator, ajir, dan tangki.
Percobaan ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
bentuk Faktorial. Faktor I adalah
dosis pupuk kandang ayam dan faktor
II adalah dosis kapur. Faktor I terdiri 3
taraf dosis pupuk kandang ayam yaitu
0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha. Faktor
II adalah dosis kapur terdiri 3 taraf
yaitu 0 ton/ha, 0,5 ton/ha, dan 1
ton/ha. Ulangan dilakukan sebanyak
3 kali,sehingga diperoleh 9 x 3 = 27
satuan percobaan. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistik dengan sidik
ragam (uji F) pada taraf 5% dan 1%
dilanjutkan dengan uji DMNRT pada
taraf 5% atau 1%.
perlakuan pupuk kandang
ayam yaitu 0 ton/hasetara 0 kg perplot,
pupuk kandang ayam 5 ton/ha setara
10 kg perplot , dan pupuk kandang
ayam 10 ton/ha setara 20 kg perplot.
yang diberikan seminggu sebelum
tanam. Pemberian perlakuan pupuk
kandang ayam dengan cara ditabur dan
diaduk dengan tanah.
Pemberian kapur dengan cara
ditaburkan pada permukaan tanah
dalam plot yang diberikan pada tanah
sebelum tanam, kapur 0 ton/ha setara
dengan 0 kg perplot, kapur 0,5 ton/ha
setara 200 g perplot,dan kapur 1
ton/hasetara 400 g perplot, setelah
pemberian kapur plot percobaan
diinkubasi selama 1 minggu.
Benih yang digunakan yaitu
benih Varietas jerapah . Bijinya berisi
padat dan bernas, tidak cacat, daya
kecambah benih tersebut cukup diatas
98%. Benih direndam dalam air
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 4
selama 3 jam untuk memilih benih
yang bagus, benih yang bagus akan
mengendap sedang yang tidak bagus
akan merapung kepermukaan air.
Inokulasi benih dan
penanaman kacang tanah dilakukan
dengan tanah bekas tanaman kacang
tanah caranya yaitu :terlebih dahulu
memercikkan tanah bekas tanaman
kacang tanah dengan air lalu diaduk
dengan benih tanaman kacang tanah
dan kemudian diamkan selama 15
menit. Setelah benih diinokulasi lalu
ditanam secara tugal dengan
kedalaman 3 cm, tiap lobang
ditugalkan 2 benih, lalu ditimbun
dengan tanah.Jarak tanam yang
dipakai 30 x 30 cm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman
Tabel 1.Tinggi tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam
dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
Ayam (ton/ha
Kapur (ton/ha) Rata-Rata
0 0,5 1
................................................cm..............................................
0
5
10
19,66
18,44
19,56
19,45
16,78
16,33
17,89
18,11
18,33
19,00
17,77
18,07
Rata-rata 19,22 17,52 18,11
KK= 3,25 %
Tabel 1. memperlihatkan
pemberian pupuk kandang ayam dosis
5 ton/ha memiliki tinggi yaitu 17,77
cm, berbeda tidak nyata pada
pemberian pupuk kandang ayam 10
ton/ha dengan tinggi 18,07 cm, dan
pemberian pupuk kandang dengan
dosis 0 ton/ha dengan tinggi 19,00 cm.
Pemberian pupuk kandang ayam yang
tidak berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman kacang tanah dikarenakan
unsur hara yang terdapat pada pupuk
kandang ayam belum menyediakan
unsur hara yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman kacang tanah.
Pupuk kandang ayam yang diberikan
membutuhkan waktu untuk mengalami
dekomposisi sehingga unsur hara yang
berda di dalamnya dapat tersedia dan
diserap oleh tanaman. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sutanto,R., (2002),
pupuk kandang ayam memiliki
karakteristik, kandungan hara rendah,
ketersediaan unsur hara lambat, dan
menyediakan hara dalam jumlah yang
terbatas. Demikian juga menurut
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 5
Singaravel et.al.(2006) meningkatnya
tinggi tanaman dipengaruhi oleh
penambahan pupuk kandang ayam
yang memberikan nutrisi bagi tanaman
kacang tanah.Selain itu, pemberian
pupuk kandang ayam juga
meningkatkan populasi mikroba dalam
tanah berfungsi menyuburkan tanah
dan menyediakan unsur hara yang siap
diserap oleh tanaman. Menurut
Chitravadivu et al. (2009), secara tidak
langsung mikroba dalam tanah
membantu penyerapan unsur hara
pada tanaman kacang tanah untuk
meningkatkan pertumbuhannya.
Tabel 1.juga memperlihatkan
pemberian kapur juga tidak
berpengaruh nyata, dosis 0,5 ton/ha
dengan tinggi tanaman 17,52 cm dosis
1 ton/ha dengan tinggi tanaman 18,11
cm, dan pada dosis 0 ton/ha yaitu
dangan tinggi 19,22 cm. Hal ini
diduga karena dosis kapur yang di
berikan masih kurang untuk kebutuhan
tinggi tanaman kacang tanah.
Pemberian kapur bertujuan untuk
meningkatkan kesuburan tanah, karena
pembeerian kapur dapat meningkatkan
pH tanah menjadi netral, pada pH
netral semua sebagian besar unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam
kondisi tersedia. Menurut Munawar
(2011) peningkatan pertumbuhan
tinggi tanaman terjadi akibat
meningkatkan aktifitas fotosintesis
dapat dilihat dari pertumbuhan ruas
daun dan pertambahan tinggi
tanaman.Pertumbuhan tinggi dan
perkembangan tanaman terjadi karena
pembelahan sel, pemanjangan sel,
pembentukan sel serta pembentukan
jaringan baru memerlukan karbohidrat
banyak dipengaruhi oleh kemampuan
tanaman dalam melakukan
fotosintesis, sehingga laju
pertumbuhan dan pemanjangan sel
serta pembentukan jaringan berjalan
cepat pula.
Jumlah Cabang Primer
Tabel 2. Jumlah cabang primer kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang
ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk Kandang
Ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-Rata
0 0,5 1
................................................cabang/tanaman.......................
.
0 6,33 6,67 6,44 6,48
5 6,11 6,11 6,44 6,22
10 6,33 6,11 6,22 6,22
Rata-rata 6,25 6,29 6,36
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 6
KK= 3,66 %
Tabel 2 menunjukkan jumlah
cabang primer kacang tanah dengan
pemberian pupuk kandang ayam tidak
berbeda. Pada dosis 10yaitu 6,22
cabang, pada dosis 5 yaitu 6,22
cabang, dan pada dosis 0 yaitu 6.48
cabang. Jumlah cabang primer kacang
tanah yang tidak berbeda ini terkait
dengan tinggi tanaman yang juga tidak
berbeda nyata seperti pada Tabel 1.
Keadaan ini menjadikan tanaman
mempunyai peluang yang sama
menghasilkan jumlah percabangan
primer yang terbentuk pada batang
utama. Hasil percobaan ini sesuai
dengan hasil percobaan Maswar
(2009) yang mendapatkan jumlah
cabang primer 5-6 cabang.
Jumlah cabang menentukan
fotosintat dari daun ke bagian
tanaman lain karena daun yang
berada di cabang memberikan hasil
fotosintesis pada polong dalam
cabang tersebut. Hal ini sesuai
dengan Afrizal, (2003) yang
menyatakan bahwa jumlah cabang
berpengaruh terhadap fotosintat yang
ada pada produksi kacang-kacangan.
Tabel 2.memperlihatkan
pemberian kapur dosis 0,5 ton/ha
memiliki cabang primer yaitu 6,29
berbeda tidak nyata pada pemberian
kapur 1 ton/ha dengan cabang primer
6,36 dan kapur dengan dosis 0 ton/ha
dengan cabang primer
6,25.Pertumbuhan cabang primer yang
tidak berbeda disebabkan karena
Pembentukan cabang primer termasuk
pada pertumbuhan vegetatif
bersamaan dengan tinggi tanaman.
Sebagaimana yang dijelaskan
Soeprapto (2000) bahwa pertumbuhan
tinggi tanaman kacang tanah akan
mempengaruhi percabangan, cabang
yang dihasilkan berhubungan langsung
dengan tinggi tanaman, tetapi jumlah
cabang dan tinggi itu sangat
dipengaruhi sifat genetika tanaman.
Dan Menurut Herlina (2011),
menyakan bahwa jumlah cabang pada
tanaman kacang tanah ditentukan
faktor genetik tanaman. Selain itu,
jumlah cabang tanaman kacang tanah
juga dipengaruhi oleh faktor genetik
pada setiap varietasnya sehingga
dimungkinkan bahwa jumlah cabang
setiap varietas memiliki jumlah yang
berbeda (jhon 2010).
Jumlah Bintil Akar
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 7
Tabel 3. Jumlah bintil akar kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang
ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
.....................................................buah......................................
0 24,33 22,33 23,00 23,22
5 23,00 23,67 23,33 23,33
10 23,33 23,33 22,33 22,99
Rata-rata 23,55 23,11 22,88
KK= 2,57 %
Tabel 3 memperlihatkan jumlah
bintil akar dengan pemberian pupuk
kandang ayam pada dosis 10 ton/ha
yaitu sebanyak 22,99 bintil akar, pada
dosis pupuk kandang ayam 5 ton/ha
yaitu 23,33 bintil akar, dan pada dosis
0 ton/ha adalah 23,22 bintil akar.
Pemberian pupuk kandang ayam
bertujuan untuk memberikan media
tumbuh bagi bakteri bintil akar
tanaman kacang tanah, banyaknya
jumlah bintil akar akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman karena bakteri
yang ada dalam bintil akar bertugas
untuk mengingat Nitrogen bebas dan
mengubah menjadi Nitrogen yang
tersedia bagi tanaman, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi lebih
baik. Pada peneltian ini, perlakuan 0
ton /ha sudah cukup untuk
merangsang pertumbuhan bakteri
bintil akar sehingga peningkatan dosis
hingga 10 ton/ha tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan bitil akar pada
tanaman kacang tanah.
Tabel 3 juga memperlihatkan
jumlah bintil akar dengan pemberian
kapur menghasilkan bintil akar yang
tidak berbeda nyata pada dosis
1ton/ha, 22,88 bintil akar, pada dosis
0,5 ton/ha, 23,11 bintil akar, dan dosis
0ton/ha yaitu 23,55 bintil akar.
Pemberian Kapur tidak berpengaruh
terhadap bintil akar karena media
tanam yang disediakan telah
memenuhi unsur hara bagi tanaman.
Menurut Husin (2012) faktor yang
mempengaruhi pembentukan bintil
akar dan fiksasi nitrogen pada tanaman
leguminose adalah bakteri rhizobium,
pH tanah, suhu, unsur N, P, K, Fe, Mo
dan senyawa penambat N dan spesies
tanaman itu sendiri.
Umur Muncul Bunga pertama
Tabel 4. Umur muncul bunga pertama tanaman kacang tanah dengan
pemberianpupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk Kandang kapur (ton/ha) Rata-rata
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 8
ayam (ton/ha)
0 0,5 1
................................................HST......................................................
0 35,67 35,67 36,00 35,78
5 35,67 35,67 35,67 35,67
10 35,67 36,00 35,33 35,66
Rata-rata 35,67 35,78 35,66
KK= 1,43%
Tabel 4.memperlihatkan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam tidak
berbeda nyata terhadapumur berbunga
yaitu dosis 0 ton/ha dengan umur
berbunga 35,78 HST, umur bunga
dengan dosis 5 ton/ha yaitu 35,67
HST, dan umur berbunga dosis 10 /ha
yaitu 35,66 HST. Hal ini disebabkan
lambatnya unsur hara yang tersedia
dari pupuk kandang ayam sehingga
menyebabkan pertumbuhan tanaman
juga kurang didukung oleh adanya
sifat fisik, biologi, dan kimia tanah
yang baik sehingga tidak dapat
mempercepat pembungaan.Menurut
Novizan (2005)bahwa kandungan
unsur hara yang terdapat didalam
pupuk organik dapat meningkatkan
aktivitas mikroorganisme tanah dan
sehingga menyebabkan ketersediaan
unsur hara bagi tanaman.
Tabel 4juga memperlihatkan
umur muncul bunga pertama dengan
pemberian kapur tidak berbeda
terhadap umur muncul bunga pertama
pada dosis 0 ton/ha yaitu 35,67 HST,
dosis 0,5 ton/ha yaitu 35,78 HST dan
dosis 1 ton/ha yaitu 35,66 HST. Umur
muncul bunga pertama yang tidak
berbeda dengan pemberian kapur ini
disebabkan karena proses
pembungaan sangat didukung oleh
faktor genetik dan lingkungan.
Soemarsono (2011) menyatakan
bahwa cepat atau lambatnya umur
berbunga tergantung genetik dan
lingkungan tempat tumbuhnya.
Umur Panen
Tabel 5 memperlihatkan bahwa
perlakuan pupuk kandang ayam
dengan dosis 0 ton/ha dengan umur
panen 94,99 hari , umur panen dengan
dosis 5 ton/ha yaitu 95,33 hari dan
umur berbunga dosis 10 /ha yaitu
94,66 hari. Jika dihubungkan dengan
umur berbunga (Tabel 4).
Memperlihatkan pengaruh tidak nyata
sehingga umur panen pada gilirannya
juga akan memperlihatkan perbedaan
yang tidak nyata.
Tabel 5 juga memperlihatkan
bahwa perlakuan Kapur dengan dosis
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 9
0,5 ton/ha dengan umur bunga 94,99
hari, umur panen dengan dosis 1
ton/ha yaitu, 94,99 hari.dan umur
bunga dengan dosis 0 kg/ha yaitu,
94,99 hari. Jika dihubungkan dengan
umur berbunga (Tabel 4)
memperlihatkan pemberian kapur
berpengaruh tidak nyata sehingga
umur panen pada gilirannya juga akan
memperlihatkan perbedaan yang tidak
nyata.
Tabel 5. Umur panen tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang
ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
.................................................hari............................................
0 95,33 94,33 95,33 94,99
5 95,33 95,33 95,33 95,33
10 94,33 95,33 94,33 94,66
Rata-rata 94,99 94,99 94,99
KK= 0,86 %
Jumlah Polong Bernas Perrumpun
Tabel 6. Jumlah polong bernasperrumpun kacang tanah dangan pemberian pupuk
kandang ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
.................................polong/rumpun..........................................
0 22,00 18,45 21,11 20,52
5 19,78 22,33 27,00 23,03
10 17,33 19,55 23,00 19,96
Rata-rata 19,70 20,11 23,70
KK= 4,37 %
Tabel 6 menunjukkan
jumlahpolong bernas tidak
berbeda.Pemberian pupuk kandang
ayam menghasilkan pada dosis 10
ton/hayaitu 19,96 polong dosis 5
ton/ha yaitu 23,03polong dan dosis 0
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 10
ton/ha yaitu 20,52polong. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sumarno et
al,. (2000) menyatakan bahwa
tanaman akan tumbuh dan
menghasilkan bila faktor
lingkungantumbuhtanaman baik
faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi terdiri dari air,
karbondioksida, suhu, energi dan
cahaya yang akan mempengaruhi
kemampuan tanaman dalam
melakukan fotosintesis, begitu juga
dengan unsur haranya.
Tabel 6 juga menunjukkan bahwa
jumlah polongbernas yang tidak
berbeda. Pemberian kapur
menghasilkan pada dosis 1 ton/hayaitu
23,70 polong dosis 0,5 yaitu 20,11 dan
dosis 0 ton/ha yaitu 19,70. Hal ini
diduga pemberian dosis kapur hingga
1 ton/ha belum mencukupi kebutuhan
hara tanaman. pemberian dolomit yang
mengandung unsur Ca penting dalam
pembentukan ginofor berpengaruh
terhadap jumlah polong yang
terbentuk (Sutriyadi dan Setyorini
2012). kacang tanah membentuk
polong pada daerah perakaran
(rizoesfer) pada kedalaman 5-15 cm
dari permukaan tanah. Dengan
demikian, struktur gembur pada
daerah perakaran menjadi kunci utama
dalam pembentukan polong.
Permukaan tanah yang keras akan
menghambat ginifor kacang tanah
untuk menembus tanah yang lebih
dalam sehingga menghambat
perkembangan polong ( Sudaryono
2009). Unsur hara p dibutuhkan pada
tanaman kacang tanah dalam
pembetukan polong. Menurut AAK
(1989), unsur P dibutuhkan tanaman
kacang tanah karena unsur P ini dapat
mengaktifkan pembetukan polong dan
pengisian polong yang masih kosong,
serta mempercepat pemasakan buah.
Jumlah Polong TidakBernas
Perrumpun
Tabel 7 memperlihatkan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam
menghasilkan jumlah polong tidak
bernas yang berbeda. Pemberian
dengan dosis 10 ton/ha menghasilkan
3,99polong tidak bernas dan tidak
berbeda nyata dengan jumlahpolong
tidak bernas pada pemberian dosis 5
ton/ha yaitu, 3,85 polong tidak bernas ,
dan pemberian dosis 0 ton/ha yaitu,
4,14 polong tidak bernas. Hal ini di
duga bahwa pemberian pupuk
kandang ayam tidak berpengaruh
terhadap polong tidak bernas.
Menurut AAK (1989), unsur p
dibutuhkan tanaman kacang tanah
karena unsur P ini dapat mengaktifkan
pembetukan polong dan pengisian
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 11
polong yang masih kosong, serta
mempercepat pemasakan buah.
Tabel 7 memperlihatkan bahwa
pemberian kapur menghasilkan jumlah
polong tidak bernas yang berbeda.
Pemberian dengan dosis 0 ton/ha
menghasilkan 4,00polong tanpa bernas
dan tidak berbeda nyata dengan
jumlah polong tidak bernas pada
pemberian dosis 0,5 ton/ha yaitu, 4,25
polong tanpa bernas, dan pemberian
dosis 1 ton/ha yaitu, 3,99 polong
tanpa bernas. Hal ini juga dapat terjadi
karena nutrisi yang didapat oleh
tanaman tergantung dengan unsur
yang terkandung didalam tanah.
pemberian dolomit yang mengandung
unsur Ca penting dalam pembentukan
ginofor berpengaruh terhadap jumlah
polong yang terbentuk (Sutriyadi dan
Setyorini 2012).
Tabel 7. Jumlah polong tidak bernasperrumpun kacang tanah dengan pemberian
pupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
......................................................polong.........................................
0 3,78 4,44 4,22 4,14
5 4,00 4,11 3,45 3,85
10 4,22 4,22 3,55 3,99
Rata-rata 4,00 4,25 3,74
KK= 5,09%
Bobot Polong Kering Perrumpun
Tabel 8. Bobot Polong kering perrumpun kacang tanah dengan pemberianpupuk
kandang ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-Rata
0 0,5 1
................................................g/tanaman..................................
0 29,38 19,16 28,31 25,61
5 24,06 25,12 31,93 27,03
10 20,54 26,49 26,80 24,61
Rata-rata 24,66 23,59 29,01
KK= 5,41 %
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 12
Tabel 8.memperlihatkan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam
menghasilkan bobot polong kering
berbeda tidak nyata. Pemberian
dengan dosis 10 ton/ha menghasilkan
24,61 g berpengaruh tidak nyata,
bobot kering per rumpun pada
pemberian dosis 5 ton/ha yaitu, 27,03
g tidak berpengaruh, dan pemberian
dosis 0 ton/ha yaitu, 25,61 g. Hal
dimungkinkan pupuk kandang ayam
yang diberikan hingga 10 ton belum
mampu meningkatkan bobot kering
perrumpun tanaman kacang tanah, hal
ini sejalan dengan apa yang
disampaikan (Yuwono, 2005) berapa
pun banyaknya unsur hara yang
diberikan ke dalam tanah tidak akan
pernah menjadikan tanaman menjadi
subur karena efektivitas penyerapan
unsur hara sangat dipengaruhi oleh
kadar bahan organik yang terkandung
didalam tanah dan tergantung terhadap
jenis mikroba yang terdapat didalam
tanah.
Tabel 8 juga memperlihatkan
bahwa pemberian kapur menghasilkan
bobot polong kering yang berbeda.
Pemberian dengan dosis 1 ton/ha
menghasilkan 29,01 g, dan tidak
berbeda nyata dengan bobot polong
kering pada pemberian dosis 0,5
ton/ha yaitu, 23,59 g, dan pemberian
dosis 0 kg/ha yaitu, 24,66 g. Keadaan
ini terjadi karena masih kurangnya
unsur hara yang dibutuhkan tanaman
kacang tanah. Menurut Lakitan
(1995), bahwa proses pengisian
polong akan berjalan sempurna jika
hara P berada dalam jumlah yang
cukup dan tersedia. pupuk organik dan
dolomit berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kacang tanah. Kandungan
unsur hara makro yang terdapat pada
pupuk organik dan dolomit diperlukan
dalam jumlah yang banyak oleh
tanaman. N dan Mg merupakan unsur
hara makro yang berfungsi untuk
membantu pembentukan klorofil yang
berpengaruh terhadap fotosintesis.
Selama periode pertumbuhan, bobot
kering dapat meninggkat yang berasal
dari hasil fisiologis tanaman ( Prasad
et al. 2012)
Jumlah Biji Per Rumpun
Hal ini sesuai pendapat Gardner et al.,
(2001) bahwa apabila kebutuhan hara
terpenuhi maka peningkatan atau
penambahan hara tidak lagi
memberikan respon. Hal ini juga
dipengaruhi dari kemampuan tanaman
itu sendiri dalam memanfaatkan faktor
lingkungan seperti air, suhu, intensitas
cahaya matahari untuk fotosintesis.
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 13
Lakitan (2001) berpendapat bahwa
hasil dari fotosintesis dipergunakan
untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan tanaman terkonsentrasi
pada jaringan meristem yang terdiri
dari sel-sel baru yang dihasilkan dari
proses pembelahan sel yang
menyebabkan bertambahnya ukuran
tanaman akibat akibat pemanfaatan
energi dari hasil fotosintesis sehingga
jumlah biji perrumpunbertambah
banyak.
. Tabel 9.juga memperlihatkan
bahwa pemberian kapur menghasilkan
jumlah biji yang berbeda. Pemberian
dengan dosis 1 ton/ha menghasilkan
47,40 biji, dan tidak berbeda nyata
dengan jumlah polong pada pemberian
dosis 0,5 ton/ha yaitu, 40.89 biji, dan
pemberian dosis 0 ton/ha yaitu, 39,41
biji. Diduga karena dosis yang
diberikan belum mencukupi
kebutuhan hara tanaman. Menurut
Novizan (2010), bahwa jumlah polong
per tanaman yang tinggi disebabkan
oleh kurang hara P dalam tanah.
Tabel 9.Jumlah biji perrumpun kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang
ayam dan kapur pada ultisol
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
................................................buah..........................................
............
0 44,00 36,89 42,22 41,03
5 39,56 44,67 54,00 46,07
10 34,67 41,11 46,00 40,59
Rata-rata 39,41 40.89 47,40
KK= 4,38 %
Bobot 100 Biji
Tabel 10. Bobot 100 biji kacang tanah denganpemberian pupuk kandang ayam
dan kapur pada ultisol
Pupuk Kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
................................................g/tanaman..................................
0 43,81 43,09 46,67 44,52 A
5 45,33 45,81 48,59 46,57 AB
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 14
10 43,32 44,12 39,00 42,14 B
Rata-rata 44,15 44,34 44,75
KK= 7,53 %
Angka yang diikut huruf kecilsama berbeda tidak nyata menurut uji DNMRT 5%
Tabel 10.memperlihatkan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam
berbeda nyata terhadap bobot 100 biji.
Pupuk kandang ayam dengan dosis5
ton/ha paling tinggi dibandingkn
dengan yang lainnya yaitu 46,57 g.
Hal ini disebabkan pemberian pupuk
kandang ayam 5 ton/ha sudah
maksimal meningkatkan bobot 100
biji, sehingga penambahan dosis
sampai 10 ton tidak berpengaruh
terhadap bobot 100 biji tanaman
kacang tanah. Menurut Veeramani
dan Subrahmaniyan (2011), pemberian
pupuk kandang ayam yang optimal
diharapkan dapat meningkat hasil
polong kacang tanah. Dalam pupuk
kandang ayam ini terdapat unsur hara
P, unsur hara P ini berperan dalam
pembentukan polong dan pengisian
polong yang belum penuh terutama
pada tanaman kacang tanah.
Terjaminnya ketersediaan unsur hara
menyebabkan pertumbuhan tanaman
pada fase generatif lebih baik. Jika
dibandingkan dengan deskriptif berat
100 biji 34,7 g, maka penelitian ini
lebih baik yaitu dengan 100 biji 46,57
g. Jika dikaitkan dengan jumlah
polong bernas perrumpun (Tabel 6),
bobot polong kering perrumpun
(Tabel 8), jumlah biji perrumpun
(Tabel 9), terlihat ada kecendrungan
bahwa pemberian pupuk kandang
ayam 5 ton/ha menunjukkan hasil
yang baik, sehingga pada bobot 100
biji pada pemberian 5 ton/ha pupuk
kandang ayam menghasilkan bobot
100 biji yang terberat.
Tabel 10.juga memperlihatkan
bahwa pemberian kapur menghasilkan
bobot 100 biji dengan Pemberian
dosis 1 ton/ha menghasilkan 44,75,
dan tidak berbeda nyata bobot 100 biji
pada pemberian dosis 0,5 ton/ha yaitu,
44,34, dan pemberian dosis 0 ton/ha
yaitu, 44,15. Diduga pemberian
dosiskapur hingga 1 ton/ha belum
mencukupi kebutuhan hara tanaman
.
BobotPolong Kering Perplot Dan Perhektar
Tabel 11. Bobot polong kering perplotkacang tanah dengan pemberian pupuk
kandang ayam dan kapur pada ultisol
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 15
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
................................................g/plot............................................
0 381,67 358,05 443,81 394,51
5 450,46 478,15 346,24 424,95
10 439,32 465,33 438,74 447,79
Rata-rata 423,81 433,84 926,29
KK= 4,35%
Pupuk kandang
ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata
0 0,5 1
................................................ton/hektar....................................
0 1,64 1,59 1,71 1,64
5 2,00 2,12 1,54 1,88
10 1,95 2,07 1,94 1.98
Rata-rata 1,86 1,92 1,73
KK= 4,35 %
Tabel 11.memperlihatkan bobot
polong kering perplot kacang tanah tidak
berbeda. Pemberian pupuk kandang ayam
pada dosis 0 ton/ha yaitu394,51g, dosis 5
ton/ha yaitu 424,95g, dan pada dosis 10
ton/hayaitu 447,79 g dan Tabel 11.juga
memperlihatkan bobot polong kering
perhektar kacang tanah tidak berbeda.
Pemberian pupuk kandang ayam pada dosis 0
ton/ha yaitu1,64 ton, dosis 5ton/hayaitu 1,88
ton, dan pada dosis 10 ton/hayaitu 1,98 ton.
Bobot polong kering perplot dan bobot
polong perhektar yang tidak berbeda
dikarenakan bobot sangat tergantung pada
suplai hara yang tersedia, menyebabkan
pertumbuhan bobot akan mencapai kondisi
yang optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Marsono (2002) pupuk kandang ayam dapat
memperbaiki aerase dan perkolasi, dan dapat
meningkatkan porositas tanah, serta
membuat struktur tanah menjadi remah
dan dapat meningkatkan kesediaan hara.
Hal ini dengan pendapat Hardadi (2002)
jumlah unsur hara yang terdapat dalam
tanah dapat memenuhi kebutuhan
tanaman sehingga pertumbuhan vegetatif
dan generatif cukup tersedia.
Tabel 11.juga menunjukkan
bobot polong kering perplottidak
berbeda. Pemberian kapur pada tanaman
kacang menghasikan bobot polong
kering perplot pada dosis 0 ton/ha yaitu
423,81g dengan dosis 0,5 ton/hayaitu
433,84g dan dosis 1 ton/ha yaitu 926,
29g dan Tabel 11 juga juga
menunjukkan bobot polong kering
perhektar tidak berbeda. Pemberian
kapur pada tanaman kacang
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 16
menghasikan bobot polong kering perhektar
pada dosis 0 ton/ha yaitu1,86 ton dengan
dosis 0,5ton/hayaitu 1,92 ton dan dosis 1
yaitu 1,73 ton. pada peneltian ini, perlakuan
0,5 ton /ha sudah cukup untuk memenuhi
hara pada tanaman sehingga peningkatan
dosis hingga 1 ton/ha tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan pada tanaman kacang
tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil percobaan inidisimpulkan
bahwa tidak terjadi Interaksi yang nyata
antara pupuk kandang ayam denan kapur
terhadap pertumbuhan dan produksi kacang
tanah. Ada pengaruh terhadap pupuk kandang
ayam terhadap pertumbuhan kacang tanah
pada dosis 5 ton/ha pada parameter bobot 100
biji, Tidak ada pengaruh kapur terhadap
pertumbuhan kacang tanah. Berdasarkan
ksimpulan disarankan dalam budidaya
tanaman kacang tanah perlu pemberian pupuk
kandang ayam dengan dosis 5 ton/ ha karna
dapat meningkatkan produksi kacang tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1989. Kacang
tanah. Yogyakarta (ID): Aksi Agraris
Kanisius.
Bahtiar M. 2008. Pengaruh bahan organik
dan kapur terhadap sifat-sifat kimia
tanah podsolik dari Jasinga
(skripsi).Bogor: Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Chitravadivu C, Balakrishnan V, Manikandan
J, Elavazhagan T, Jayakumar S. 2009.
Application of food waste compost on
soil microbial population in
groundnut cultivated soil, India.
Middle-East J Sci Res 4 (2): 90-
93.
Herlina. 2011. Kajian variasi jarak dan
waktu tanam jagung manis dalam
sistem tumpang sari jagung manis
(Zea mays Saccharata Sturt) dan
kacang tanah (Arachis hypogaea
L). Thesis - Universitas Andalas.
Husin, M. N. 2012. Pengaruh Pupuk
Organik Cair NASA terhadap
Nitrogen Bintil Akar dan Produksi
Macroptilium atropurpureum.
Agripet, 12 (2): 20-23.
Jhon OS. 2010. Growth and yield
response of groundnut (Arachis
hypogaea L.) to plant densities
and phosphorus on an ultisol in
Southeastern Nigeria. Libyan
Agric Res Cent J Intern I(4):
211214.
Kementrian Pertanian. 2016. Produksi
Kacang Tanah Menurut Provinsi
(Ton)1993 –
2015.(https://www.bps.go.id).
(Diakses tanggal 15 September
2016).
Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Jakarta:
Redaksi Agromedia
Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang
Tanah. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Munawar, A. 2011.Kesuburan Tanah
Dan Nutrisi Tanaman. Penerbit
IPB Press, Bogor.
Novizan.2007.Petunjuk Pemupukan
Yang Efektif.Agromedia
Pustaka. Jakarta
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 17
Novizan, 2005. Petunjuk Pemupukan Yang
Efektif. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Rahardis. 2007. Teknologi Pengapuran.
Jakarta. Erlangga.
Susanto, R. 2002. PenerapanPertanian
Organik.
Kanisius.Yogyakarta.Singaravel R,
Parasath V, Elayaraja D.
2006.Effect oforganics and
micronutrients on the growth, yield
ofgroundnut in coastal soil. J Agric
Sci 2(2) : 401-402.
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio
Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 18%
Date: Jumat, September 25, 2020
Statistics: 821 words Plagiarized / 4658 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 1 PENGARUH PEMBERIAN PUPUK
KANDANG AYAM DAN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG
TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA ULTISOL Zahanis1), Fatimah1) dan Darman2)
1)Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang.
2)Alumni Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang. Email
: [email protected]; [email protected]; ABSTRAK Penelitian ini telah
dilaksanakan dilahan ultisol Di Kelurahan Kalumbuk, Kecamatan Kuranji Sumatera Barat
dengan ketinggian tempat 10 m dpl dari bulan Januari 2019 sampai dengan bulan April
2019.
Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam
dan kapur tehadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah.Percobaan ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor.Faktor pertama
adalah pupuk kandang ayam terdiri dari 3 taraf yakni, 0 ton/ha, 5 ton/ha, dan 10 ton/ha.
Faktor kedua adalah Kapur terdiri dari 3 taraf yakni, 0 ton/ha, 0,5 ton/ha, dan 1 ton/ha.
Hasil percobaan menunjukkan pemberian 5 ton/ha pupuk kandang ayam berpengaruh
terhadap parameter bobot 100 biji dan kapur tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan produksi kacang tanah.
Kata kunci : kacang tanah, pupuk kandang ayam, kapur PENDAHULUAN Kacang tanah
merupakan tanaman yang menduduki urutan kedua sebagai sumber nabati setelah
kedelai di Indonesia.Kacang tanah dapat menjadi sumber protein nabati, bahan baku
industri makanan, kebutuhan rumah tangga.Biji kacang tanah dapat digunakan
langsung untuk pangan, sayur, digoreng atau direbus dan sebagai bahan baku industri
seperti keju, sabun, minyak, serta brangkasannya untuk pakan ternak dan pupuk
(Marzuki, 2007).
Permintaan kacang tanah terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk di Indonesia sehingga membutuhkan ketersediaan yang cukup baik kuantitas
dan kualitas (Kementerian Pertanian, 2016). Pada tahun 2012, produksi kacang tanah
Indonesia mencapai 712.857 ton dan terus menjadi sebesar 480.360 ton pada tahun
2017. Realisasi impor kacang tanah Indonesia pada periode tersebut dalam besaran
yang cukup besar yakni mencapai 253.102 ton pada tahun 2012 dan terus menurun
hingga pada tahun 2016 menjadi sebesar 194.074 Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020
pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 2 ton. Tahun 2017 impor kacang
tanah mengalami kenaikan menjadi 262.775 ton.
Realisasi ekspor kacang tanah Indonesia adalah sebesar 6.839 ton pada tahun 2012
sedangkan tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 8.976 ton. Tahun 2016 dan Tahun
2017 mengalami penurunan yaitu menjadi 6.387 ton dan 6.175 ton (Badan Pusat
Statistik, 2017). Kebutuhan kacang tanah di Indonesia setiap tahunnya mencapai ±816
ribu ton, sedangkan produksi dalam negeri sebesar 638.896 ton (Kementerian Pertanian,
2016).
Penurunan produksi kacang tanah disebabkan karena kurangnya kesuburan lahan dan
menyempitnya lahan pertanian. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu
dilakukan penambahan pupuk kandang ayam kedalam tanah untuk meningkatkan
produktivitas tanaman kacang tanah. Kapur merupakan amelioran yang umum
digunakan untuk menurunkan tinggkat kemasaman dan kesuburan tanah Pengapuran
tanah masam secara umum bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dan kejenuhan
basa, agar ketersediaan hara bagi tanaman meningkat dan potensi toksik dari unsur
mikro atau unsur toksik (seperti Al) menjadi tertekan.
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki kandungan unsur hara yang lebih besar
daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur
dengan kotoran cairnya. Sebelum digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses
penguraian dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N
rasio.
Pupuk kandang yang banyak menganduk jerami memiliki C/N rasio yang tinggi
sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan
proses penguraiannya (Novizan, 2005). Menurut Marsono dan Lingga (2007), bahwa
pupuk kandang ayam adalah campuran antara kotoran hewan dengan sisa makanan
dan alas tidur hewan. Campuran ini mengalami pembusukan hingga tidak berbentuk
seperti asalnya lagi dan memiliki kandungan hara yang cukup untuk menunjang
pertumbuhan tanaman.
Pengapuran merupakan penetralan tanah masam menjadi netral dengan menggunakan
kapur pertanian sehingga tanaman produksi tetap melimpah.(Rahardis, 2007).Selama ini
kemasaman tanah Ultisol diatasi oleh pemberian kapur dan bahan organik berupa
pupuk Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 3 kandang dan pupuk
hijau.Pemberian kapur selama ini diketahui dapat meningkatkan pH tanah,
meningkatkan ketersedian Ca, Mg, kejenuhan basa, dan menurunkan Al- dd (Barchia,
2009).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi pemberian pupuk kandang
ayam dan kapur terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah pada ultisol.
BAHAN DAN METODE Percobaantelah dilaksanakan dilahan ultisol di Kelurahan
Kalumbuk, Kecamatan Kuranji, Sumatera Barat dengan ketinggian tempat 10 m dpl.
dimulai pada bulan Januari 2019 – April 2019 dengan bahan yang digunakan antara lain
benih kacang tanah varietas jerapah, pupuk kandang ayam, kapur ZA, Urea dan SP-36
sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, sekop, parang, meteran, tali raffia,
timbangan, alat tulis,papan label, kamera, gunting, kalkulator, ajir, dan tangki. Percobaan
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bentuk Faktorial. Faktor I adalah dosis
pupuk kandang ayam dan faktor II adalah dosis kapur.
Faktor I terdiri 3 taraf dosis pupuk kandang ayam yaitu 0 ton/ha, 5 ton/ha, 10 ton/ha.
Faktor II adalah dosis kapur terdiri 3 taraf yaitu 0 ton/ha, 0,5 ton/ha, dan 1 ton/ha.
Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali,sehingga diperoleh 9 x 3 = 27 satuan percobaan.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan sidik ragam (uji F) pada taraf 5%
dan 1% dilanjutkan dengan uji DMNRT pada taraf 5% atau 1%.
perlakuan pupuk kandang ayam yaitu 0 ton/hasetara 0 kg perplot, pupuk kandang ayam
5 ton/ha setara 10 kg perplot , dan pupuk kandang ayam 10 ton/ha setara 20 kg
perplot. yang diberikan seminggu sebelum tanam. Pemberian perlakuan pupuk kandang
ayam dengan cara ditabur dan diaduk dengan tanah. Pemberian kapur dengan cara
ditaburkan pada permukaan tanah dalam plot yang diberikan pada tanah sebelum
tanam, kapur 0 ton/ha setara dengan 0 kg perplot, kapur 0,5 ton/ha setara 200 g
perplot,dan kapur 1 ton/hasetara 400 g perplot, setelah pemberian kapur plot
percobaan diinkubasi selama 1 minggu.
Benih yang digunakan yaitu benih Varietas jerapah . Bijinya berisi padat dan bernas,
tidak cacat, daya kecambah benih tersebut cukup diatas 98%. Benih direndam dalam air
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 4 selama 3 jam untuk memilih benih
yang bagus, benih yang bagus akan mengendap sedang yang tidak bagus akan
merapung kepermukaan air.
Inokulasi benih dan penanaman kacang tanah dilakukan dengan tanah bekas tanaman
kacang tanah caranya yaitu :terlebih dahulu memercikkan tanah bekas tanaman kacang
tanah dengan air lalu diaduk dengan benih tanaman kacang tanah dan kemudian
diamkan selama 15 menit. Setelah benih diinokulasi lalu ditanam secara tugal dengan
kedalaman 3 cm, tiap lobang ditugalkan 2 benih, lalu ditimbun dengan tanah.Jarak
tanam yang dipakai 30 x 30 cm. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Tabel
1.Tinggi tanaman kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur
pada ultisol Pupuk kandang Ayam (ton/ha Kapur (ton/ha) Rata-Rata 0 0,5 1
................................................cm..............................................
0 5 10 19,66 18,44 19,56 19,45 16,78 16,33 17,89 18,11 18,33 19,00 17,77 18,07 Rata-rata
19,22 17,52 18,11 KK= 3,25 % Tabel 1. memperlihatkan pemberian pupuk kandang ayam
dosis 5 ton/ha memiliki tinggi yaitu 17,77 cm, berbeda tidak nyata pada pemberian
pupuk kandang ayam 10 ton/ha dengan tinggi 18,07 cm, dan pemberian pupuk
kandang dengan dosis 0 ton/ha dengan tinggi 19,00 cm.
Pemberian pupuk kandang ayam yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman
kacang tanah dikarenakan unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang ayam belum
menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah. Pupuk
kandang ayam yang diberikan membutuhkan waktu untuk mengalami dekomposisi
sehingga unsur hara yang berda di dalamnya dapat tersedia dan diserap oleh tanaman.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto,R., (2002), pupuk kandang ayam memiliki
karakteristik, kandungan hara rendah, ketersediaan unsur hara lambat, dan menyediakan
hara dalam jumlah yang terbatas. Demikian juga menurut Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16)
2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ;
1031317/embrio https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 5 Singaravel
et.al.(2006) meningkatnya tinggi tanaman dipengaruhi oleh penambahan pupuk
kandang ayam yang memberikan nutrisi bagi tanaman kacang tanah.Selain itu,
pemberian pupuk kandang ayam juga meningkatkan populasi mikroba dalam tanah
berfungsi menyuburkan tanah dan menyediakan unsur hara yang siap diserap oleh
tanaman.
Menurut Chitravadivu et al. (2009), secara tidak langsung mikroba dalam tanah
membantu penyerapan unsur hara pada tanaman kacang tanah untuk meningkatkan
pertumbuhannya. Tabel 1.juga memperlihatkan pemberian kapur juga tidak
berpengaruh nyata, dosis 0,5 ton/ha dengan tinggi tanaman 17,52 cm dosis 1 ton/ha
dengan tinggi tanaman 18,11 cm, dan pada dosis 0 ton/ha yaitu dangan tinggi 19,22
cm. Hal ini diduga karena dosis kapur yang di berikan masih kurang untuk kebutuhan
tinggi tanaman kacang tanah.
Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah, karena pembeerian
kapur dapat meningkatkan pH tanah menjadi netral, pada pH netral semua sebagian
besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam kondisi tersedia. Menurut Munawar
(2011) peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman terjadi akibat meningkatkan aktifitas
fotosintesis dapat dilihat dari pertumbuhan ruas daun dan pertambahan tinggi
tanaman.Pertumbuhan tinggi dan perkembangan tanaman terjadi karena pembelahan
sel, pemanjangan sel, pembentukan sel serta pembentukan jaringan baru memerlukan
karbohidrat banyak dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam melakukan
fotosintesis, sehingga laju pertumbuhan dan pemanjangan sel serta pembentukan
jaringan berjalan cepat pula.
Jumlah Cabang Primer Tabel 2. Jumlah cabang primer kacang tanah dengan pemberian
pupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol Pupuk Kandang Ayam (ton/ha) kapur
(ton/ha) Rata-Rata 0 0,5 1 ................................................cabang/tanaman....................... . 0 6,33
6,67 6,44 6,48 5 6,11 6,11 6,44 6,22 10 6,33 6,11 6,22 6,22 Rata-rata 6,25 6,29 6,36 Jurnal
Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 6 KK= 3,66 % Tabel 2 menunjukkan
jumlah cabang primer kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam tidak
berbeda.
Pada dosis 10yaitu 6,22 cabang, pada dosis 5 yaitu 6,22 cabang, dan pada dosis 0 yaitu
6.48 cabang. Jumlah cabang primer kacang tanah yang tidak berbeda ini terkait dengan
tinggi tanaman yang juga tidak berbeda nyata seperti pada Tabel 1. Keadaan ini
menjadikan tanaman mempunyai peluang yang sama menghasilkan jumlah
percabangan primer yang terbentuk pada batang utama.
Hasil percobaan ini sesuai dengan hasil percobaan Maswar (2009) yang mendapatkan
jumlah cabang primer 5-6 cabang. Jumlah cabang menentukan fotosintat dari daun ke
bagian tanaman lain karena daun yang berada di cabang memberikan hasil fotosintesis
pada polong dalam cabang tersebut. Hal ini sesuai dengan Afrizal, (2003) yang
menyatakan bahwa jumlah cabang berpengaruh terhadap fotosintat yang ada pada
produksi kacang-kacangan. Tabel 2.memperlihatkan pemberian kapur dosis 0,5 ton/ha
memiliki cabang primer yaitu 6,29 berbeda tidak nyata pada pemberian kapur 1 ton/ha
dengan cabang primer 6,36 dan kapur dengan dosis 0 ton/ha dengan cabang primer
6,25.Pertumbuhan cabang primer yang tidak berbeda disebabkan karena Pembentukan
cabang primer termasuk pada pertumbuhan vegetatif bersamaan dengan tinggi
tanaman.
Sebagaimana yang dijelaskan Soeprapto (2000) bahwa pertumbuhan tinggi tanaman
kacang tanah akan mempengaruhi percabangan, cabang yang dihasilkan berhubungan
langsung dengan tinggi tanaman, tetapi jumlah cabang dan tinggi itu sangat
dipengaruhi sifat genetika tanaman. Dan Menurut Herlina (2011), menyakan bahwa
jumlah cabang pada tanaman kacang tanah ditentukan faktor genetik tanaman.
Selain itu, jumlah cabang tanaman kacang tanah juga dipengaruhi oleh faktor genetik
pada setiap varietasnya sehingga dimungkinkan bahwa jumlah cabang setiap varietas
memiliki jumlah yang berbeda (jhon 2010). Jumlah Bintil Akar Jurnal Embrio (12) ( 1 )
(1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ;
1031317/embrio https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 7 Tabel 3.
Jumlah bintil akar kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur
pada ultisol Pupuk kandang ayam (ton/ha) kapur (ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1
.....................................................buah...................................... 0 24,33 22,33 23,00 23,22 5 23,00
23,67 23,33 23,33 10 23,33 23,33 22,33 22,99 Rata-rata 23,55 23,11 22,88 KK= 2,57 %
Tabel 3 memperlihatkan jumlah bintil akar dengan pemberian pupuk kandang ayam
pada dosis 10 ton/ha yaitu sebanyak 22,99 bintil akar, pada dosis pupuk kandang ayam
5 ton/ha yaitu 23,33 bintil akar, dan pada dosis 0 ton/ha adalah 23,22 bintil akar.
Pemberian pupuk kandang ayam bertujuan untuk memberikan media tumbuh bagi
bakteri bintil akar tanaman kacang tanah, banyaknya jumlah bintil akar akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena bakteri yang ada dalam bintil akar
bertugas untuk mengingat Nitrogen bebas dan mengubah menjadi Nitrogen yang
tersedia bagi tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.
Pada peneltian ini, perlakuan 0 ton /ha sudah cukup untuk merangsang pertumbuhan
bakteri bintil akar sehingga peningkatan dosis hingga 10 ton/ha tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan bitil akar pada tanaman kacang tanah. Tabel 3 juga
memperlihatkan jumlah bintil akar dengan pemberian kapur menghasilkan bintil akar
yang tidak berbeda nyata pada dosis 1ton/ha, 22,88 bintil akar, pada dosis 0,5 ton/ha,
23,11 bintil akar, dan dosis 0ton/ha yaitu 23,55 bintil akar.
Pemberian Kapur tidak berpengaruh terhadap bintil akar karena media tanam yang
disediakan telah memenuhi unsur hara bagi tanaman. Menurut Husin (2012) faktor yang
mempengaruhi pembentukan bintil akar dan fiksasi nitrogen pada tanaman leguminose
adalah bakteri rhizobium, pH tanah, suhu, unsur N, P, K, Fe, Mo dan senyawa penambat
N dan spesies tanaman itu sendiri. Umur Muncul Bunga pertama Tabel 4.
Umur muncul bunga pertama tanaman kacang tanah dengan pemberianpupuk kandang
ayam dan kapur pada ultisol Pupuk Kandang kapur (ton/ha) Rata-rata Jurnal Embrio (12)
( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ;
1031317/embrio https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 8 ayam (ton/ha) 0
0,5 1 ................................................HST......................................................
0 35,67 35,67 36,00 35,78 5 35,67 35,67 35,67 35,67 10 35,67 36,00 35,33 35,66 Rata-rata
35,67 35,78 35,66 KK= 1,43% Tabel 4.memperlihatkan bahwa pemberian pupuk kandang
ayam tidak berbeda nyata terhadapumur berbunga yaitu dosis 0 ton/ha dengan umur
berbunga 35,78 HST, umur bunga dengan dosis 5 ton/ha yaitu 35,67 HST, dan umur
berbunga dosis 10 /ha yaitu 35,66 HST.
Hal ini disebabkan lambatnya unsur hara yang tersedia dari pupuk kandang ayam
sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman juga kurang didukung oleh adanya sifat
fisik, biologi, dan kimia tanah yang baik sehingga tidak dapat mempercepat
pembungaan.Menurut Novizan (2005)bahwa kandungan unsur hara yang terdapat
didalam pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan
sehingga menyebabkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman.
Tabel 4juga memperlihatkan umur muncul bunga pertama dengan pemberian kapur
tidak berbeda terhadap umur muncul bunga pertama pada dosis 0 ton/ha yaitu 35,67
HST, dosis 0,5 ton/ha yaitu 35,78 HST dan dosis 1 ton/ha yaitu 35,66 HST. Umur muncul
bunga pertama yang tidak berbeda dengan pemberian kapur ini disebabkan karena
proses pembungaan sangat didukung oleh faktor genetik dan lingkungan.
Soemarsono (2011) menyatakan bahwa cepat atau lambatnya umur berbunga
tergantung genetik dan lingkungan tempat tumbuhnya. Umur Panen Tabel 5
memperlihatkan bahwa perlakuan pupuk kandang ayam dengan dosis 0 ton/ha dengan
umur panen 94,99 hari , umur panen dengan dosis 5 ton/ha yaitu 95,33 hari dan umur
berbunga dosis 10 /ha yaitu 94,66 hari. Jika dihubungkan dengan umur berbunga (Tabel
4).
Memperlihatkan pengaruh tidak nyata sehingga umur panen pada gilirannya juga akan
memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata. Tabel 5 juga memperlihatkan bahwa
perlakuan Kapur dengan dosis Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 9 0,5 ton/ha dengan umur bunga
94,99 hari, umur panen dengan dosis 1 ton/ha yaitu, 94,99 hari.dan umur bunga dengan
dosis 0 kg/ha yaitu, 94,99 hari.
Jika dihubungkan dengan umur berbunga (Tabel 4) memperlihatkan pemberian kapur
berpengaruh tidak nyata sehingga umur panen pada gilirannya juga akan
memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata. Tabel 5. Umur panen tanaman kacang
tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol Pupuk kandang
ayam (ton/ha) kapur (ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1
.................................................hari............................................
0 95,33 94,33 95,33 94,99 5 95,33 95,33 95,33 95,33 10 94,33 95,33 94,33 94,66 Rata-rata
94,99 94,99 94,99 KK= 0,86 % Jumlah Polong Bernas Perrumpun Tabel 6. Jumlah polong
bernasperrumpun kacang tanah dangan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur
pada ultisol Pupuk kandang ayam (ton/ha) kapur (ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1
.................................polong/rumpun..........................................
0 22,00 18,45 21,11 20,52 5 19,78 22,33 27,00 23,03 10 17,33 19,55 23,00 19,96 Rata-rata
19,70 20,11 23,70 KK= 4,37 % Tabel 6 menunjukkan jumlahpolong bernas tidak
berbeda.Pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan pada dosis 10 ton/hayaitu
19,96 polong dosis 5 ton/ha yaitu 23,03polong dan dosis 0 Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16)
2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ;
1031317/embrio https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 10 ton/ha yaitu
20,52polong.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sumarno et al,. (2000) menyatakan bahwa tanaman
akan tumbuh dan menghasilkan bila faktor lingkungantumbuhtanaman baik
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi terdiri dari air, karbondioksida, suhu,
energi dan cahaya yang akan mempengaruhi kemampuan tanaman dalam melakukan
fotosintesis, begitu juga dengan unsur haranya.
Tabel 6 juga menunjukkan bahwa jumlah polongbernas yang tidak berbeda. Pemberian
kapur menghasilkan pada dosis 1 ton/hayaitu 23,70 polong dosis 0,5 yaitu 20,11 dan
dosis 0 ton/ha yaitu 19,70. Hal ini diduga pemberian dosis kapur hingga 1 ton/ha belum
mencukupi kebutuhan hara tanaman.
pemberian dolomit yang mengandung unsur Ca penting dalam pembentukan ginofor
berpengaruh terhadap jumlah polong yang terbentuk (Sutriyadi dan Setyorini 2012).
kacang tanah membentuk polong pada daerah perakaran (rizoesfer) pada kedalaman
5-15 cm dari permukaan tanah. Dengan demikian, struktur gembur pada daerah
perakaran menjadi kunci utama dalam pembentukan polong.
Permukaan tanah yang keras akan menghambat ginifor kacang tanah untuk menembus
tanah yang lebih dalam sehingga menghambat perkembangan polong ( Sudaryono
2009). Unsur hara p dibutuhkan pada tanaman kacang tanah dalam pembetukan
polong. Menurut AAK (1989), unsur P dibutuhkan tanaman kacang tanah karena unsur P
ini dapat mengaktifkan pembetukan polong dan pengisian polong yang masih kosong,
serta mempercepat pemasakan buah.
Jumlah Polong TidakBernas Perrumpun Tabel 7 memperlihatkan bahwa pemberian
pupuk kandang ayam menghasilkan jumlah polong tidak bernas yang berbeda.
Pemberian dengan dosis 10 ton/ha menghasilkan 3,99polong tidak bernas dan tidak
berbeda nyata dengan jumlahpolong tidak bernas pada pemberian dosis 5 ton/ha yaitu,
3,85 polong tidak bernas , dan pemberian dosis 0 ton/ha yaitu, 4,14 polong tidak
bernas.
Hal ini di duga bahwa pemberian pupuk kandang ayam tidak berpengaruh terhadap
polong tidak bernas. Menurut AAK (1989), unsur p dibutuhkan tanaman kacang tanah
karena unsur P ini dapat mengaktifkan pembetukan polong dan pengisian Jurnal Embrio
(12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio
Doi ; 1031317/embrio https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 11 polong
yang masih kosong, serta mempercepat pemasakan buah. Tabel 7 memperlihatkan
bahwa pemberian kapur menghasilkan jumlah polong tidak bernas yang berbeda.
Pemberian dengan dosis 0 ton/ha menghasilkan 4,00polong tanpa bernas dan tidak
berbeda nyata dengan jumlah polong tidak bernas pada pemberian dosis 0,5 ton/ha
yaitu, 4,25 polong tanpa bernas, dan pemberian dosis 1 ton/ha yaitu, 3,99 polong tanpa
bernas. Hal ini juga dapat terjadi karena nutrisi yang didapat oleh tanaman tergantung
dengan unsur yang terkandung didalam tanah.
pemberian dolomit yang mengandung unsur Ca penting dalam pembentukan ginofor
berpengaruh terhadap jumlah polong yang terbentuk (Sutriyadi dan Setyorini 2012).
Tabel 7. Jumlah polong tidak bernasperrumpun kacang tanah dengan pemberian pupuk
kandang ayam dan kapur pada ultisol Pupuk kandang ayam (ton/ha) kapur (ton/ha)
Rata-rata 0 0,5 1 ......................................................polong.........................................
0 3,78 4,44 4,22 4,14 5 4,00 4,11 3,45 3,85 10 4,22 4,22 3,55 3,99 Rata-rata 4,00 4,25 3,74
KK= 5,09% Bobot Polong Kering Perrumpun Tabel 8. Bobot Polong kering perrumpun
kacang tanah dengan pemberianpupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol Pupuk
kandang ayam (ton/ha) kapur (ton/ha) Rata-Rata 0 0,5 1
................................................g/tanaman..................................
0 29,38 19,16 28,31 25,61 5 24,06 25,12 31,93 27,03 10 20,54 26,49 26,80 24,61 Rata-rata
24,66 23,59 29,01 KK= 5,41 % Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 12 Tabel 8.memperlihatkan bahwa
pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan bobot polong kering berbeda tidak
nyata.
Pemberian dengan dosis 10 ton/ha menghasilkan 24,61 g berpengaruh tidak nyata,
bobot kering per rumpun pada pemberian dosis 5 ton/ha yaitu, 27,03 g tidak
berpengaruh, dan pemberian dosis 0 ton/ha yaitu, 25,61 g. Hal dimungkinkan pupuk
kandang ayam yang diberikan hingga 10 ton belum mampu meningkatkan bobot kering
perrumpun tanaman kacang tanah, hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan
(Yuwono, 2005) berapa pun banyaknya unsur hara yang diberikan ke dalam tanah tidak
akan pernah menjadikan tanaman menjadi subur karena efektivitas penyerapan unsur
hara sangat dipengaruhi oleh kadar bahan organik yang terkandung didalam tanah dan
tergantung terhadap jenis mikroba yang terdapat didalam tanah.
Tabel 8 juga memperlihatkan bahwa pemberian kapur menghasilkan bobot polong
kering yang berbeda. Pemberian dengan dosis 1 ton/ha menghasilkan 29,01 g, dan
tidak berbeda nyata dengan bobot polong kering pada pemberian dosis 0,5 ton/ha
yaitu, 23,59 g, dan pemberian dosis 0 kg/ha yaitu, 24,66 g. Keadaan ini terjadi karena
masih kurangnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman kacang tanah.
Menurut Lakitan (1995), bahwa proses pengisian polong akan berjalan sempurna jika
hara P berada dalam jumlah yang cukup dan tersedia. pupuk organik dan dolomit
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah.
Kandungan unsur hara makro yang terdapat pada pupuk organik dan dolomit
diperlukan dalam jumlah yang banyak oleh tanaman.
N dan Mg merupakan unsur hara makro yang berfungsi untuk membantu pembentukan
klorofil yang berpengaruh terhadap fotosintesis. Selama periode pertumbuhan, bobot
kering dapat meninggkat yang berasal dari hasil fisiologis tanaman ( Prasad et al. 2012)
Jumlah Biji Per Rumpun Hal ini sesuai pendapat Gardner et al.,
(2001) bahwa apabila kebutuhan hara terpenuhi maka peningkatan atau penambahan
hara tidak lagi memberikan respon. Hal ini juga dipengaruhi dari kemampuan tanaman
itu sendiri dalam memanfaatkan faktor lingkungan seperti air, suhu, intensitas cahaya
matahari untuk fotosintesis. Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 13 Lakitan (2001) berpendapat
bahwa hasil dari fotosintesis dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman terkonsentrasi pada jaringan meristem yang
terdiri dari sel-sel baru yang dihasilkan dari proses pembelahan sel yang menyebabkan
bertambahnya ukuran tanaman akibat akibat pemanfaatan energi dari hasil fotosintesis
sehingga jumlah biji perrumpunbertambah banyak. . Tabel 9.juga memperlihatkan
bahwa pemberian kapur menghasilkan jumlah biji yang berbeda.
Pemberian dengan dosis 1 ton/ha menghasilkan 47,40 biji, dan tidak berbeda nyata
dengan jumlah polong pada pemberian dosis 0,5 ton/ha yaitu, 40.89 biji, dan pemberian
dosis 0 ton/ha yaitu, 39,41 biji. Diduga karena dosis yang diberikan belum mencukupi
kebutuhan hara tanaman. Menurut Novizan (2010), bahwa jumlah polong per tanaman
yang tinggi disebabkan oleh kurang hara P dalam tanah. Tabel 9.Jumlah biji perrumpun
kacang tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol Pupuk
kandang ayam (ton/ha) kapur (ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1
................................................buah..........................................
............ 0 44,00 36,89 42,22 41,03 5 39,56 44,67 54,00 46,07 10 34,67 41,11 46,00 40,59
Rata-rata 39,41 40.89 47,40 KK= 4,38 % Bobot 100 Biji Tabel 10. Bobot 100 biji kacang
tanah denganpemberian pupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol Pupuk Kandang
ayam (ton/ha) kapur (ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1
................................................g/tanaman.................................. 0 43,81 43,09 46,67 44,52 A 5 45,33
45,81 48,59 46,57 AB Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 14 10 43,32 44,12 39,00 42,14 B
Rata-rata 44,15 44,34 44,75 KK= 7,53 % Angka yang diikut huruf kecilsama berbeda
tidak nyata menurut uji DNMRT 5% Tabel 10.memperlihatkan bahwa pemberian pupuk
kandang ayam berbeda nyata terhadap bobot 100 biji.
Pupuk kandang ayam dengan dosis5 ton/ha paling tinggi dibandingkn dengan yang
lainnya yaitu 46,57 g. Hal ini disebabkan pemberian pupuk kandang ayam 5 ton/ha
sudah maksimal meningkatkan bobot 100 biji, sehingga penambahan dosis sampai 10
ton tidak berpengaruh terhadap bobot 100 biji tanaman kacang tanah.
Menurut Veeramani dan Subrahmaniyan (2011), pemberian pupuk kandang ayam yang
optimal diharapkan dapat meningkat hasil polong kacang tanah. Dalam pupuk kandang
ayam ini terdapat unsur hara P, unsur hara P ini berperan dalam pembentukan polong
dan pengisian polong yang belum penuh terutama pada tanaman kacang tanah.
Terjaminnya ketersediaan unsur hara menyebabkan pertumbuhan tanaman pada fase
generatif lebih baik.
Jika dibandingkan dengan deskriptif berat 100 biji 34,7 g, maka penelitian ini lebih baik
yaitu dengan 100 biji 46,57 g. Jika dikaitkan dengan jumlah polong bernas perrumpun
(Tabel 6), bobot polong kering perrumpun (Tabel 8), jumlah biji perrumpun (Tabel 9),
terlihat ada kecendrungan bahwa pemberian pupuk kandang ayam 5 ton/ha
menunjukkan hasil yang baik, sehingga pada bobot 100 biji pada pemberian 5 ton/ha
pupuk kandang ayam menghasilkan bobot 100 biji yang terberat. Tabel 10.juga
memperlihatkan bahwa pemberian kapur menghasilkan bobot 100 biji dengan
Pemberian dosis 1 ton/ha menghasilkan 44,75, dan tidak berbeda nyata bobot 100 biji
pada pemberian dosis 0,5 ton/ha yaitu, 44,34, dan pemberian dosis 0 ton/ha yaitu,
44,15.
Diduga pemberian dosiskapur hingga 1 ton/ha belum mencukupi kebutuhan hara
tanaman . BobotPolong Kering Perplot Dan Perhektar Tabel 11. Bobot polong kering
perplotkacang tanah dengan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur pada ultisol
Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 15 Pupuk kandang ayam (ton/ha)
kapur (ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1 ................................................g/plot............................................
0 381,67 358,05 443,81 394,51 5 450,46 478,15 346,24 424,95 10 439,32 465,33 438,74
447,79 Rata-rata 423,81 433,84 926,29 KK= 4,35% Pupuk kandang ayam (ton/ha) kapur
(ton/ha) Rata-rata 0 0,5 1 ................................................ton/hektar.................................... 0 1,64
1,59 1,71 1,64 5 2,00 2,12 1,54 1,88 10 1,95 2,07 1,94 1.98 Rata-rata 1,86 1,92 1,73 KK=
4,35 % Tabel 11.memperlihatkan bobot polong kering perplot kacang tanah tidak
berbeda.
Pemberian pupuk kandang ayam pada dosis 0 ton/ha yaitu394,51g, dosis 5 ton/ha yaitu
424,95g, dan pada dosis 10 ton/hayaitu 447,79 g dan Tabel 11.juga memperlihatkan
bobot polong kering perhektar kacang tanah tidak berbeda. Pemberian pupuk kandang
ayam pada dosis 0 ton/ha yaitu1,64 ton, dosis 5ton/hayaitu 1,88 ton, dan pada dosis 10
ton/hayaitu 1,98 ton.
Bobot polong kering perplot dan bobot polong perhektar yang tidak berbeda
dikarenakan bobot sangat tergantung pada suplai hara yang tersedia, menyebabkan
pertumbuhan bobot akan mencapai kondisi yang optimal. Hal ini sesuai dengan
pendapat Marsono (2002) pupuk kandang ayam dapat memperbaiki aerase dan
perkolasi, dan dapat meningkatkan porositas tanah, serta membuat struktur tanah
menjadi remah dan dapat meningkatkan kesediaan hara.
Hal ini dengan pendapat Hardadi (2002) jumlah unsur hara yang terdapat dalam tanah
dapat memenuhi kebutuhan tanaman sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif
cukup tersedia. Tabel 11.juga menunjukkan bobot polong kering perplottidak berbeda.
Pemberian kapur pada tanaman kacang menghasikan bobot polong kering perplot
pada dosis 0 ton/ha yaitu 423,81g dengan dosis 0,5 ton/hayaitu 433,84g dan dosis 1
ton/ha yaitu 926, 29g dan Tabel 11 juga juga menunjukkan bobot polong kering
perhektar tidak berbeda.
Pemberian kapur pada tanaman kacang Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN :
2085-403X https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 16 menghasikan bobot polong
kering perhektar pada dosis 0 ton/ha yaitu1,86 ton dengan dosis 0,5ton/hayaitu 1,92
ton dan dosis 1 yaitu 1,73 ton. pada peneltian ini, perlakuan 0,5 ton /ha sudah cukup
untuk memenuhi hara pada tanaman sehingga peningkatan dosis hingga 1 ton/ha tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan pada tanaman kacang tanah.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil percobaan inidisimpulkan bahwa tidak
terjadi Interaksi yang nyata antara pupuk kandang ayam denan kapur terhadap
pertumbuhan dan produksi kacang tanah. Ada pengaruh terhadap pupuk kandang
ayam terhadap pertumbuhan kacang tanah pada dosis 5 ton/ha pada parameter bobot
100 biji, Tidak ada pengaruh kapur terhadap pertumbuhan kacang tanah.
Berdasarkan ksimpulan disarankan dalam budidaya tanaman kacang tanah perlu
pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 5 ton/ ha karna dapat meningkatkan
produksi kacang tanah. DAFTAR PUSTAKA Aksi Agraris Kanisius (AAK). 1989. Kacang
tanah. Yogyakarta (ID): Aksi Agraris Kanisius. Bahtiar M. 2008. Pengaruh bahan organik
dan kapur terhadap sifat-sifat kimia tanah podsolik dari Jasinga (skripsi).Bogor: Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Chitravadivu C, Balakrishnan V, Manikandan J, Elavazhagan T, Jayakumar S. 2009.
Application of food waste compost on soil microbial population in groundnut cultivated
soil, India. Middle-East J Sci Res 4 (2): 90- 93. Herlina. 2011. Kajian variasi jarak dan
waktu tanam jagung manis dalam sistem tumpang sari jagung manis (Zea mays
Saccharata Sturt) dan kacang tanah (Arachis hypogaea L).
Thesis - Universitas Andalas. Husin, M. N. 2012. Pengaruh Pupuk Organik Cair NASA
terhadap Nitrogen Bintil Akar dan Produksi Macroptilium atropurpureum. Agripet, 12
(2): 20-23. Jhon OS. 2010. Growth and yield response of groundnut (Arachis hypogaea
L.) to plant densities and phosphorus on an ultisol in Southeastern Nigeria. Libyan Agric
Res Cent J Intern I(4): 211214. Kementrian Pertanian. 2016.
Produksi Kacang Tanah Menurut Provinsi (Ton)1993 2015.(https://www.bps.go.id).
(Diakses tanggal 15 September 2016). Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan
Pupuk. Jakarta: Redaksi Agromedia Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar
Swadaya, Jakarta. Munawar, A. 2011.Kesuburan Tanah Dan Nutrisi Tanaman. Penerbit
IPB Press, Bogor. Novizan.2007.Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.Agromedia Pustaka.
Jakarta Jurnal Embrio (12) ( 1 ) (1-16) 2020 pISSN : 2085-403X
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Doi ; 1031317/embrio
https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio Page 17 Novizan, 2005. Petunjuk
Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Rahardis. 2007. Teknologi
Pengapuran. Jakarta. Erlangga. Susanto, R. 2002. PenerapanPertanian Organik.
Kanisius.Yogyakarta.Singaravel R, Parasath V, Elayaraja D. 2006.Effect oforganics and
micronutrients on the growth, yield ofgroundnut in coastal soil. J Agric Sci 2(2) :
401-402. https;//ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
2% - https://ojs.unitas-pdg.ac.id/index.php/embrio/article/view/523
<1% -
https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2020/06/Kemajuan-RB-Pokja-Peraturan-Per
undang-undangan-2019.pdf
<1% -
https://www.smartstat.info/materi/rancangan-percobaan/ral-faktorial/ral-faktorial.html
<1% - http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/AG/article/download/4347/4192
<1% -
https://id.123dok.com/document/4yrokl7y-respons-pertumbuhan-dan-produksi-kacang
-tanah-arachis-hypogaeal-dengan-pemberian-pupuk-kandang-ayamdan-pupuk-npk-15
-15-15.html
<1% -
https://we-didview.xyz/10-manfaat-kedelai-berdasarkan-kandungan-gizinyao1ihg22477
p3he4
<1% - https://smujo.id/psnmbi/article/download/3745/2901/
<1% -
http://indosuara.com/is-life/wirausaha/bagaimana-cara-buka-usaha-pakan-ternak-dan-
pupuk/
<1% -
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75907/D15fad.pdf;sequence=1
1% -
http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/buletin/konsumsi/2017/Buletin_Konsu
msi_Pangan_Semester_2_2017/files/assets/basic-html/page25.html
<1% -
http://tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front/uploads/document/PETUNJUK%20T
EKNIS%20PENGELOLAAN%20PRODUKSI%20KC%20TANAH%20DAN%20KC%20HIJAU%
20%202016.pdf
<1% - http://pangan.litbang.pertanian.go.id/files/Subandi-PP32-03.pdf
<1% -
https://sanggaberu.blogspot.com/2015/12/penetapan-kebutuhan-kapur-berdasarkan.ht
ml
1% -
https://indonesia-dasar-negara.blogspot.com/2013/05/jenis-jenis-pupuk-dan-cara-aplik
asinya.html
<1% - https://www.scribd.com/document/368717144/MAKALAH-PUPUK
<1% -
https://docobook.com/respon-pertumbuhan-vegetatif-stek-buah-naga-super.html
<1% -
https://herlanmatondang.blogspot.com/2012/03/pertumbuhan-tanaman-trembesi-sam
anea.html
<1% - https://dresrosa.blogspot.com/2016/04/laporan-tetap-praktikum-kapur-dan.html
<1% - https://onie21.blogspot.com/2010/
<1% -
https://id.123dok.com/document/dzx8nx4q-pengaruh-cara-dan-dosis-pupuk-kandang-
dan-kapur-terhadap-pertumbuhan-dan-produksi-kedelai-glycine-max-l-merr.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/1y943wqg-pemanfaatan-limbah-rumput-sargassum-p
olycystum-brassica-organik-ultisol.html
<1% - http://protan.studentjournal.ub.ac.id/index.php/protan/article/view/1248
<1% -
https://id.123dok.com/document/lzg07mvq-pengaruh-residu-pupuk-kandang-sapi-dan
-residu-pupuk-guano-terhadap-produksi-kedelai-glycine-max-l-merr-panen-muda-den
gan-budidaya-organik.html
<1% - http://jurnal.unsyiah.ac.id/TIPI/article/download/1005/948
<1% - https://tedonblo.blogspot.com/2013/01/proposal-usaha-budidaya-ikan-nila.html
<1% - https://aktifispertanianorganik.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - http://ejurnal.untag-smd.ac.id/index.php/AG/article/download/544/724
<1% -
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/05/679-686_Herawati-
1.pdf
<1% -
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/agroteknologi/article/download/1353/1192
<1% - http://eprints.unram.ac.id/6497/1/Jurnal.pdf
<1% - https://yohanissarmaidiot.blogspot.com/2016/01/laporan-kadar-air-tanah.html
<1% - https://jurnalagriepat.wordpress.com/category/penelitian/page/3/
<1% -
https://id.123dok.com/document/7q07k7gz-respons-pertumbuhan-merah-zingiber-offi
cinale-penambahan-berbagai-organik.html
<1% -
https://tedonblo.blogspot.com/2013/01/makalah-managemen-unsur-hara-tanaman.htm
l
<1% -
http://cagust.lecture.ub.ac.id/2014/09/ph-eh-dan-ec-indikator-uji-cepat-kesuburan-tana
h/
<1% -
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2012/09/18_SET_Yunizar%2
0dkk_edt.pdf
<1% - https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium/article/download/1074/579
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39579/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
https://id.123dok.com/document/dzx861dq-pengaruh-varietas-kandang-secara-pengar
uh-varietas-kandang-secara.html
<1% -
https://sustainablemovement.wordpress.com/2013/04/20/rekayasa-media-tanam-tanam
an-sawi-terhadap-pertumbuhan-vegetatif-tanaman-sawi/
<1% -
http://www.readbag.com/repository-usu-ac-id-bitstream-123456789-3941-1-067002003
<1% - http://jurnal.unsyiah.ac.id/agripet/article/download/198/184
<1% -
https://ekaboymaster.blogspot.com/2012/04/jurnal-penangan-pasca-panen-kentang.ht
ml
<1% - https://www.anakagronomy.com/2014/01/peran-unsur-hara-bagi-tanaman.html
<1% -
https://id.123dok.com/document/7qvv8p0q-respons-pertumbuhan-produksi-bawang-al
lium-ascalonicum-pemberian-kandang.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/320133366_Uji_Efektivitas_Saat_Pemberian_da
n_Konsentrasi_PGPR_Plant_Growth_Promoting_Rhizobacteria_terhadap_Produksi_dan_M
utu_Benih_Kacang_Tanah_Arachis_hypogaea_L
<1% -
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211312009/905jurnal_edisi_3_no_1_th_2015.p
df
<1% - https://jurnal.uns.ac.id/carakatani/article/download/11956/10496
<1% -
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/06/10._OK_Taufiq_170
-195%20%282%29.pdf
<1% - http://jurnal.una.ac.id/index.php/jb/article/download/379/326
<1% -
https://id.123dok.com/document/7q0pvxz6-pengaruh-pemberian-pupuk-pertumbuhan-
produksi-tanaman-bengkuang-pachyrrizus.html
<1% -
https://zulhasibuan.blogspot.com/2013/12/pemberian-rhizobium-dan-dan-dosis-pupuk.
html
<1% - http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JA/article/viewFile/2028/1785
<1% - https://mikorizalamongan.wordpress.com/2012/03/
<1% - http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/agrohita/article/download/514/407
<1% -
https://laporanlengkapku.blogspot.com/2015/11/laporan-bahan-organik-tanah.html
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22214/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% - https://medium.com/@myusufe0709/pemupukan-kacang-tanah-14592916a41a
<1% - https://www.ruangbiologi.co.id/pemupukan-organik/
<1% -
https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/52-unsur-hara-kebutuhan-tanaman.html
<1% - http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ja/article/download/810/694
<1% -
https://dunia-pengetahuan-dianarahayu.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-biol
ogi-perkecambahan.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/88676176/5-Isi-Jilid-I
<1% -
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2012/09/56_SET_abdul%20a
ziz%20edit1.pdf
<1% - https://trubushijau.blogspot.com/
<1% - https://riskiprimg.blogspot.com/2014/12/tanaman-sayuran.html
<1% - https://eprints.umk.ac.id/8617/1/HALAMAN_DEPAN.pdf
<1% -
https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52842/BAB%20IV%20Pembaha
san.pdf?sequence=6
<1% -
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2015/05/874-879_Nyayu-1.
<1% -
https://danauluttawar.blogspot.com/2011/06/penggunaan-amelioran-dalam-menguran
gi.html
<1% - https://www.scribd.com/document/351323003/F13sir
<1% -
https://tanamanbawangmerah.blogspot.com/2015/09/hama-dan-penyakit-tanaman-kac
ang-tanah.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/324275691_PENGARUH_PEMBERIAN_PUPUK_
UREA_DAN_PUPUK_KANDANG_AYAM_TERHADAP_PERTUMBUHAN_DAN_HASIL_TANA
MAN_JAGUNG_MANIS_Zea_mays_Saccharata_SturtL_Varietas_Gendis
<1% - http://scholar.unand.ac.id/36167/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/profile/Danner_Sagala/publication/317177914_PENINGKA
TAN_pH_TANAH_MASAM_DI_LAHAN_RAWA_PASANG_SURUT_PADA_BERBAGAI_DOSIS_
KAPUR_UNTUK_BUDIDAYA_KEDELAI/links/5ab203bcaca2721710ffeffc/PENINGKATAN-p
H-TANAH-MASAM-DI-LAHAN-RAWA-PASANG-SURUT-PADA-BERBAGAI-DOSIS-KAPUR
-UNTUK-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
<1% -
https://innspub.net/ijb/integrated-use-inorganic-organic-amendments-reclamation-salt
-affected-soil/
<1% -
https://content.sciendo.com/view/journals/cerce/52/2/article-p128.xml?language=en
<1% - https://journal.trunojoyo.ac.id/agrovigor/article/view/1440
<1% -
https://docobook.com/peningkatan-komponen-hasil-dan-mutu-benih-kacang.html
<1% - http://scholar.unand.ac.id/31616/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf