pengaruh pembelajaran kooperatif metode …/pengaruh... · materi yang digunakan sebagai eksperimen...

133
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Minat Utama Pendidikan Geografi Oleh : DJOKO HERIYANTO NIM S 880908016 Oleh : Djoko Heriyanto NIM S 880908016 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: buituong

Post on 03-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW

TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR SISWA

( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

Tahun Pelajaran 2009/2010)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Minat Utama Pendidikan Geografi

Oleh : DJOKO HERIYANTO

NIM S 880908016

Oleh :

Djoko Heriyanto NIM S 880908016

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor penting dalam pendidikan adalah proses

belajar mengajar, dimana kualitas proses belajar sangat

mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri. Kendala yang sering

dihadapi adalah guru belum mengembangkan metode pembelajaran

secara maksimal. Dalam proses belajar mengajar ada

kecenderungan guru sangat dominan peranannya, sehingga guru

berfungsi sebagai sumber belajar dan pemegang otoritas tertinggi

keilmuan ketika berada di depan kelas. Guru sebagai pengajar

diharapkan tidak mendominasi kegiatan pembelajaran, tetapi

membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan

motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi

dan kreativitas melalui kegiatan belajar. Menentukan metode atau

kegiatan belajar merupakan salah satu langkah penting yang dapat

menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Maka

dari itu dalam pembelajaran hendaknya guru menerapkan variasi

metode pembelajaran dan guru menekankan agar peserta didik aktif

dalam kegiatan belajar, sehingga guru berperan sebagai fasilitator

dan motivator.

Dalam proses pembelajaran selama ini masih banyak ditemui

kecenderungan guru memperlakukan peserta didik sebagai obyek

Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

atau klien yang menerima pengetahuan, sikap dan ketrampilan.

Guru banyak menempatkan siswa sebagai obyek, bukan sebagai

subyek didik, sehingga dalam proses pembelajaran kegiatan peserta

didik lebih banyak duduk, diam, mencatat, dan menghafal,

sementara gurunya aktif mengajar.

Lemahnya proses pembelajaran juga merupakan salah satu

masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan. Guru kurang

mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan

berpikirnya. Dalam proses pembelajaran guru menuntut peserta

didik untuk menghafal informasi tanpa memahaminya, sehingga

tidak mampu menghubungkan materi yang diterima dengan realitas

kehidupan sehari-hari. Toeti Soekamto (1993 : 1) menyatakan :

“Dewasa ini pendapat umum di Indonesia menyatakan bahwa

pendidikan tidak memberikan hasil seperti apa yang diharapkan.

Selain itu program-program instruksional yang ada dianggap masih

belum memadai dalam kualitas, sehingga siswa tidak bisa belajar

dengan baik karena tidak dapat menangkap apa yang diajarkan

guru di sekolah”.

Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan tunggal tetapi

memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai

perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang

diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi

yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa atau

subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai,

Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun

perubahan ketrampilan serta kesadaran diri sebagai pribadi

(Sardiman, 2007 : 2-3).

Belajar berarti perubahan tingkah laku seseorang terhadap

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu. Manusia memiliki derajat potensi,

latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-

beda, karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah.

Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang

saling asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru

dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Nurhadi, 2003 : 60)

Pembelajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan,

tetapi merupakan suatu proses yang direncanakan, dilaksanakan,

dievaluasi, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Adanya perubahan paradigma pembelajaran yang semula berpusat

kepada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa,

menuntut adanya perubahan-perubahan unsur-unsur lain yang

menunjang dalam pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat

dilihat dari aspek proses dan aspek hasil pembelajaran. Proses

pembelajaran dianggap berhasil apabila selama kegiatan belajar

mengajar siswa menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan

terlibat secara fisik dan mental. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

interaksi aktif dalam pembelajaran antara siswa dengan guru,

maupun siswa dengan siswa lainnya. Sedangkan aspek hasil

Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku yang positif pada

siswa dan prestasi belajar yang tinggi.

Dalam mengelola sebuah proses belajar mengajar, seorang guru

dituntut untuk memilih materi, model dan strategi pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan para siswa. Guru tidak hanya cukup

memberikan ceramah di depan kelas saja, karena siswa akan cepat

bosan. Kebosanan inilah yang akhirnya dapat melemahkan minat

dan motivasi siswa dalam belajar. Dengan menerapkan model-model

pembelajaran diharapkan terjadi variasi sehingga kebosanan dapat

dihindari.

Kewajiban guru sebagai tenaga pendidik seperti yang ditetapkan

dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2 adalah sebagai berikut, “

Tenaga pendidik berkewajiban menciptakan sistem pembelajaran

bermakna, menyenangkan, dialogis, kreatif, dan dinamis”. Dengan

demikian diharapkan guru memiliki kreativitas yang dapat

menciptakan suasana kelas dan pembelajaran yang nyaman,

menyenangkan dan bermakna, sehingga bagi para siswa proses

pembelajaran menjadi sesuatu yang menarik dan selalu ditunggu-

tunggu. Untuk mewujudkannya hal tersebut maka kegiatan

pembelajaran tidak hanya satu arah dari guru, tetapi multi arah,

yaitu hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, siswa

dengan guru, dan siswa dengan siswa. Dalam komunikasi multi

arah guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

menganalisis kegiatan yang dilakukan siswa, sebaliknya siswa

diharapkan aktif terlibat secara fisik maupun emosional. Proses

belajar yang dilakukan oleh siswa adalah untuk menggali informasi,

mendapatkan ketrampilan, menemukan menggelola, menggunakan,

dan mengkomunikasikan hal-hal yang ditemukan merupakan hasil

belajar yang diharapkan.

Tidak ada satupun strategi dan metode pembelajaran yang

dianggap paling baik, karena setiap strategi dan metode

pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu dengan segala

kelebihan dan kelemahannya. Strategi dan metode pembelajaran

tertentu mungkin lebih baik untuk materi dan kondisi tertentu,

tetapi mungkin kurang tepat untuk materi dan kondisi lain.

Menurut Nurhadi (2003 : 60), pembelajaran kooperatif secara sadar

menciptakan interaksi yang saling asah sehingga sumber belajar

bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama

siswa.

Pembelajaran kooperatif (cooperativ learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa

untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008 : 25). Sedangkan menurut

Lie dalam Sugiyanto (2008 : 27) pembelajaran kooperatif adalah

suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling

terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif tersebut adalah:

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas

individual, dan ketrampilan untuk menjalin hubungan sosial.

Pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat dilaksanakan

karena metode ini mempunyai ciri selain pengembangan aktivitas

berfikir, juga menumbuhkan perilaku-perilaku sosial yang positif

yang dapat dikembangkan melalui diskusi dan kerja kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode jigsaw adalah

sebagai berikut: kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil

terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen,

setiap siswa dalam kelompok mendapatkan materi berbeda yang

harus dipelajari, siswa yang mendapatkan materi yang sama

berkumpul dalam kelompok ahli (expert group) untuk membahas

materi, para siswa kembali ke kelompok asal (home teams) untuk

mengajarkan kepada anggota lainnya secara bergantian, dan di

akhir pembelajaran diadakan evaluasi.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006)

dijelaskan bahwa geografi merupakan ilmu untuk menunjang

kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan

kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia

memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang

menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi

manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses

yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia

dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik

dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan

kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya (Depdiknas,

2006).

Mata pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan

pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial

masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik

didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk

pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di

permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif

dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman

mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh dalam

mata pelajaran Geografi diharapkan dapat membangun kemampuan

peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif, dan

bertanggungjawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi, dan

ekologis.

Mata pelajaran Geografi bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan : 1) memahami pola spasial, lingkungan dan

kewilayahan serta proses yang berkaitan, 2) Menguasai keterampilan

dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan

dan menerapkan pengetahuan geografi, dan 3) menampilkan

perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi terhadap

keragaman budaya masyarakat.

Dari hasil pengalaman dan pengamatan yang dilakukan penulis

di SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali menunjukkan bahwa proses

belajar mengajar yang dilakukan khususnya pada mata pelajaran

geografi belum maksimal. Suasana belajar di kelas yang cenderung

berpusat pada guru menyebabkan suasana kelas cenderung pasif,

siswa kurang berani bertanya dan mengemukanan pendapat. Untuk

itulah diperlukan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif

dan menyenangkan. Pembelajaran model kooperatif metode jigsaw

merupakan salah satu metode yang dapat pengembangan aktivitas

berfikir, juga menumbuhkan perilaku-perilaku sosial yang positif

yang dapat dikembangkan melalui diskusi dan kerja kelompok.

Sehubungan dengan itu maka penulis akan mengadakan

penelitian dengan judul : Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode

Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Geografi Ditinjau Dari Motivasi

Belajar Siswa, pada siswa kelas XI IPS3 SMA Negeri 1 Cepogo

Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dan berdasarkan studi

pendahuluan penulis sebagai guru Geografi, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Kualitas pendidikan di Indonesia relatif rendah

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

2. Masih banyak guru geografi yang belum menerapkan strategi

dan metode pembelajaran secara tepat dan efektif

3. Pembelajaran Geografi di kelas pada umumnya bersifat

komunikasi satu arah, guru mendominasi proses belajar

mengajar dan kurang menekankan pada proses keterlibatan

siswa secara penuh.

4. Penerapan model pembelajaran yang kurang bervariasi

menyebabkan motivasi belajar siswa relatif masih rendah

5. Prestasi belajar siswa pada mapel Geografi masih relatif rendah

dibandingkan mata pelajaran lain

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka akan lebih

terfokus apabila penelitian ini dibatasi pada :

1. Model pembelajarannya dibatasi pada model pembelajaran

kooperatif metode jigsaw pada mata pelajaran Geogarfi

2. Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi

Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi

Menganalisis Fenomena Biosfer

3. Motivasi belajar dalam pembelajaran Geografi dibatasi pada

motivasi peserta didik dalam mempelajari dan mengikuti

pembelajaran Geografi di sekolah

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

4. Hasil pembelajaran geografi berupa prestasi belajar materi

Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi

Menganalisis Fenomena Biosfer

D. Perumusan Masalah

1. Adakah pengaruh pembelajaran menggunakan model kooperatif

metode jigsaw terhadap prestasi belajar siswa pada pokok

bahasan menganalisis fenomena biosfer?

2. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Geografi?

3. Adakah pengaruh pada interaksi pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar Geografi?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran menggunakan model

kooperatif metode jigsaw terhadap prestasi belajar siswa pada

pokok bahasan menganalisis fenomena biosfer.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Geografi.

3. Untuk mengetahui pengaruh pada interaksi pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar Geografi.

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru

a. Dapat mengetahui strategi pembelajaran yang lebih tepat

dan sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga

dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di

kelas.

b. Memberi bahan masukan kepada rekan guru lain dalam

memilih serta menggunakan strategi dan metode

pembelajaran geografi yang relevan

c. Memberi masukan yang penting dalam peningkatan mutu

pendidikan terutama proses belajar mengajar geografi di

sekolah

2. Bagi Siswa

a. Memberikan suasana belajar yang menyenangkan

b. Memberikan kesempatan siswa untuk ikut berpartisipasi

aktif dalam kegiatan belajar mengajar

c. Memberi latihan kepada siswa untuk dapat

mengembangkan perilaku yang positif dalam hubungan

sosial

d. Dapat meningkatkan prestasi belajar

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya

memilih dan menerapkan strategi dan metode

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

pembelajaran dalam proses belajar mengajar geografi

khusunya di SMA Negeri 1 Cepogo

b. Dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah

pendidikan, khususnya di SMA sehingga dapat ikut serta

membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan

formal di sekolah, dimana terjadi interaksi antara berbagai

komponen pembelajaran. Komponen-komponen itu dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yaitu guru, isi atau

materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen

tersebut melibatkan sarana dan prasarana seperti metode

pembelajaran, media pembelajaran, penataan lingkungan tempat

belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan

tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

a. Pengertian Belajar

Manusia adalah makhluk yang berakal yang senantiasa ingin

belajar dari lingkungannya. Seseorang yang telah mengalami proses

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek

pengetahuannya, ketrampilannya, maupun dalam sikapnya.

Menurut Slameto (1995 : 2), belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Jadi belajar lebih menekankan pada perubahan

tingkah laku seseorang dari belajar sebagai hasil pengalaman dan

latihan. Sedangkan Winkel, W.S. (1996 : 53) berpendapat bahwa

belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan dan nilai sikap.

Pendapat lain dikemukakan oleh Cronbach dalam Sardiman

(2007 : 20) yang menyatakan bahwa “Learning is shown by a chage

in behavior as a result of experience”, artinya pembelajaran

ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman.

Harold Spears memberikan batasan “Learning is to be observer, to

read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow

direction”, artinya pembelajaran adalah mengamati, membaca,

meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan dan mengikuti

petunjuk. Sedangkan Geoch mengatakan “Learning is change in

performance as a result of practice, artinya adalah perubahan dalam

penampilan sebagai hasil dari latihan. Jadi belajar senantiasa

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

merupakan perubahan- perubahan tingkah laku atau penampilan

dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar

akan lebih baik kalau subjek belajar itu mengalami atau

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada

diri individu dengan individu dan antara individu dengan

lingkungannya. “Learning is change in the individual due to

instruction of that individual and this environment”.Dalam pengertian

tersebut terdapat kata change atau perubahan yang berarti bahwa

seseorang telah mengalami proses belajar akan mengalami

perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya,

ketrampilannya, maupun dalam sikapnya (Burton, 2000 : 35).

Gagne (2003 : 40) berpendapat bahwa ada tiga komponen

penting dalam belajar yaitu pertama kondisi eksternal berupa

stimulus dari lingkungan dalam proses belajar, kedua kondisi

internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif

siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal,

ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik, sikap, dan aspek

kognitif. Kondisi internal belajar inilah yang berinteraksi dengan

kondisi eksternal belajar, dan dari interaksi ini tampaklah hasil

belajar siswa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan manusia untuk

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil

pengalaman manusia itu sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan.

b. Pengertian Pembelajaran

Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan

dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan

primer dalam kegiatan belajar pembelajaran tersebut, sedangkan

pembelajaran merupakan kegiatan sekunder yang diupayakan

untuk dapat tercapainya kegiatan belajar yang optimal.

Ada beberapa pendapat mengenai pembelajaran. Menurut

Alvin W. Howard, pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk

mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,

mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita,

penghargaan dan pengetahuan (Slameto, 1995 : 32). Sedangkan

menurut Gino (1997 : 32 ) pembelajaran adalah usaha sadar dan

disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan

mengaktifkan faktor eksternal dan internal dalam kegiatan belajar

mengajar.

Susilana (2008 : 1-2) berpendapat bahwa pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya

memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif

dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar.

Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai

pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang penting dalam

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

kegiatan pembelajaran adalah terjadi proses belajar (learning

process). Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi

beberapa cirri berikut: 1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini

siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya

motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan

sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu

dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya,

2) hasil belajar diperolah dengan adanya proses, dalam hal ini

pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instan, namun

bertahap (sequensial). Seorang anak dapat membaca tentu tidak

diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama,

kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja,

mengenal huruf, kata, dan kalimat, 3) belajar membutuhkan

interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang

siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari

guru, pelatih, atau instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua

arah antara siswa dengan guru.

Menurut Sumiati (2008 : 3), proses pembelajaran merupakan

inti dari proses pendidikan formal di sekolah, di dalamnya terjadi

interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen-

komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama

yaitu guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara

ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana seperti

metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran

yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan

sebelumnya. Dengan demikian, guru memegang peranan sentral

dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu sistem karena di dalamnya

mengandung komponen-komponen yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komponen-komponen

tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi

(Susilana, 2008 : 4). Selain itu, dua komponen utama yang lainnya

adalah peserta didik dan guru. Berikut ini akan diuraikan

komponen-komponen dalam pembelajaran, meliputi :

1) Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang perubahan

perilaku yang diinginkan terjadi pada peserta didik setelah proses

pembelajaran yang mencakup perubahan kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2) Materi pelajaran yaitu segala informasi yang berupa fakta, prinsip

dan konsep untuk mencapai tujuan.

3) Metode pembelajaran adalah cara yang tersedia untuk

memberikan kesempatan pada peserta didik mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

4) Media pembelajaran yaitu bahan pelajaran dengan atau tanpa

peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada

peserta didik agar dapat mencapai tujuan.

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

5) Evaluasi, adalah cara tertentu untuk menilai suatu proses dan

hasilnya.

6) Peserta didik, adalah yang bertindak sebagai pencari, penerima

dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan.

7) Guru, adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola

kegiatan pembelajaran dan peranan lainya yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan tersebut lebih efektif.

Guru dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran,

teknik, dan pendekatan pembelajaran untuk mendapatkan hasil

belajar yang optimal. Teknik dan metode pembelajaran yang dipilih

harus pembelajaran dalam bentuk pemberian tugas demonstrasi

dan pemecahan masalah yang melibatkan partisipasi aktif siswa.

Guru perlu mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai

dengan kompetensi yang dikembangkan. Guru juga harus membuat

perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis

penugasan, dan batas akhir suatu tugas.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi

pelajaran perlu dipikirkan metode pembelajaran yang tepat. Metode

pembelajaran ini disamping disesuaikan dengan materi dan tujuan

pembelajaran, juga dengan ditetapkan dengan melihat kegiatan yang

akan dilakukan. Metode pembelajaran sangat beragam, sehingga

perlu dipertimbangkan apakah metode pembelajaran yang lebih

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

cocok untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu utuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Pengajaran Geografi

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP

2006) dijelaskan bahwa geografi merupakan ilmu untuk menunjang

kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan

kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia

memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang

menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi

manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses

yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia

dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai

suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik

dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan

kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya.

Mata pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan

pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial

masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bumi. Peserta didik

didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk

pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di

permukaan bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif

dan kreatif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman

mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat dan wilayah.

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diperoleh

dalam mata pelajaran Geografi diharapkan dapat membangun

kemampuan peserta didik untuk bersikap, bertindak cerdas, arif,

dan bertanggungjawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi,

dan ekologis.

a. Prinsip-prinsip Pengajaran Geografi

Kartawijaya (1988: 2) merumuskan prinsip-prinsip

pengajaran geografi di sekolah yaitu :

1. Adanya unsur lingkungan yang saling berhubungan yaitu

lingkungan alam dan budaya.

2. Siswa mengerti tentang sifat dinamis pada geografi yang selalu

berubah.

3. Adanya respon manusia terhadap alam yang berbeda-beda,

tergantung tingkat penguasaan teknologi.

4. Siswa mengenal pola region dunia yang dilandasi unsur-unsur

geografi.

5. Pentingnya peserta didik meyakini bahwa jika lingkungan

geografi telah dipelajari secara keseluruhan, interaksi dari

unsur-unsur lingkungan sangat komplek lalu menjadi komplek

area yang tiada bandingnya di muka bumi sebagai sifat unik

dari setiap region geografi haruslah merupakan prinsip penting

yang harus dipelajari.

b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Geografi

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Ruang lingkup mata pelajaran Geografi meliputi aspek-

aspek sebagai berikut :

1. Konsep dasar, pendekatan, dan prinsip dasar Geografi

2. Konsep dan karakteristik dasar serta dinamika unsur-unsur

geosfer mencakup litosfer, pedosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer

dan antroposfer serta pola persebaran spasialnya

3. Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial Sumber Daya

Alam (SDA) dan pemanfaatannya

4. Karakteristik, unsur-unsur, kondisi (kualitas) dan variasi

spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya

5. Kajian wilayah negara-negara maju dan sedang berkembang

6. Konsep wilayah dan pewilayahan, kriteria dan pemetaannya

serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi

7. Pengetahuan dan keterampilan dasar tentang seluk beluk dan

pemanfaatan peta, Sistem Informasi Geografis (SIG) dan citra

penginderaan jauh

c. Fungsi dan Tujuan

1. Fungsi mata pelajaran geografi adalah :

a) Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan

dan proses yang berkaitan.

b) Mengembangkan ketrampilan dasar serta memperoleh data

dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan

pengetahuan geografi.

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

c) Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap

lingkungan hidup dan sumberdaya serta toleransi

terhadap keragaman sosial budaya masyarakat.

2. Tujuan pembelajaran di sekolah meliputi :

a) Pengetahuan:

1) Mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan

dengan pola keruangan dan proses-prosesnya.

2) Mengembangkan pengetahuan sumberdaya alam,

peluang dan keterbatasannya untuk dimanfaatkan.

3) Mengembangkan konsep dasar geografi yang

berhubungan dengan wilayah sekitar dan wilayah

negara dunia.

b) Keterampilan

1) Mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan

fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.

2) Mengembangkan keterampilan, mengumpulkan,

mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan

aspek keruangan.

3) Mengembangkan keterampilan analisa sintesis dan hasil-

hasil dari interaksi berbagai gejala geografi.

c) Sikap

1) Menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan-

perubahan geografi yang terjadi di lingkungan sekitar.

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

2) Mengembangkan sikap melindungi dan tanggungjawab

terhadap kualitas lingkungan hidup.

3) Mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan

dalam pemanfaatan sumberdaya. Mengembangkan sikap

toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya.

4) Mewujudkan rasa cinta tanah air, persatuan dan

kesatuan bangsa.

3. Pendekatan dan Model Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran memiliki peranan yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar dan merupakan salah satu

penunjang berhasil atau tidaknya seorang guru dalam mengajar.

Disamping ketrampilan mengajar, seorang guru harus memiliki dan

menguasai metode-metode mengajar, serta dapat menggunakannya

secara tepat sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.

Daya tarik suatu mata pelajaran (pembelajaran) ditentukan

oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri, dan kedua

oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas profesional seorang

guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik

menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya

tidak berarti menjadi bermakna (Sugiyanto, 2008 : 1).

Menurut Slameto (1995 : 65), pendekatan mengajar adalah

suatu cara atau jalan yang harus dilakukan dalam mengajar.

Pendekatan pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar

menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan

tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

Sedangkan menurut Winataputra dalam Sugiyanto (2008 : 2),

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas pembelajaran. Dalam tingkatan

operasional model pembelajaran dan strategi pembelajaran sering

dipertukarkan.

Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang

dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil

belajar siswa. Diantaranya adalam Model Pembelajaran Kontekstual,

Model Pembelajaran Kooperative, Model Pembelajaran Quantum,

Model Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).

Banyaknya model atau strategi pembelajaran yang

dikembangkan para pakar tersebut tidak berarti semua pengajar

menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran karena tidak

semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model/

strategi pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang inging

dicapai, 2) sifat bahan/ materi ajar, 3) kondisi siswa, 4) ketersediaan

sarana-prasarana belajar. Lebih khusus, Killen dan Depdiknas

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

sebagaimana dikutip oleh Sanjaya menjelaskan ada delapan prinsip

dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu: 1) berorientasi pada

tujuan, 2) mendorong aktivitas siswa, 3) memperhatikan aspek

individual siswa, 4) mendorong proses interaksi, 5) menantang siswa

untuk berpikir, 6) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan

menguji, 7) menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta

8) mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut (Sugiyanto,

2008 : 3)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh oleh guru dalam

menyampaikan materi pelajaran sehingga proses belajar dapat

berjalan secara efisien dan bermakna bagi peserta didik. Kaitannya

dengan model pembelajaran, tidak setiap model atau strategi

pembelajaran mampu mengembangkan 8 prinsip penggunaan model

pembelajaran. Setiap model pembelajaran memberikan tekanan

pada aspek tertentu dibandingkan model pembelajaran lainnya.

Oleh karena itu, setiap pengajar dapat memilih model pembelajaran

tersebut secara bergantian atau simultan sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang diinginkan.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

a. Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (Cooperativ learning) merupakan

belajar dan bekerjasama yang dilakukan oleh siswa dalam

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

kelompok-kelompok kecil dimana setiap siswa bisa berpartisipasi

dalam tugas-tugas kolektif yang telah ditentukan dengan jelas

(Cohen, 1994 : 3).

Pembelajaran kooperatif menurut Richard Arends (1990 : 102),

merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja

sama dalam tim atau kelompok. Pembelajaran kooperatif secara

umum menyangkut teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa

bekerja terarah pada tujuan belajar yang sama dalam kelompok

kecil yang umumnya terdiri dari empat atau lima siswa. Pembetukan

kelompok didasarkan pada pemerataan karakteristik psikologis

individu, yang meliputi kecerdasan, kecepatan belajar, motivasi

belajar, perhatian, cara berpikir, dan daya ingat. Pembelajaran

kooperatif dapat dikelompokkan menurut bentuknya sebagai berikut

: 1) siswa bekerjasama dalam kelompok untuk menguasai materi

pelajaran tertentu, 2) kelompok siswa terdiri dari siswa yang

berprestsi tinggi, sedang dan rendah, 3) bila memungkinkan

kelompok tersebut merupakan campuran jenis kelamin, 4) penilaian

atau sistem penghargaannya berorientasi kelompok, bukan

berorientasi individu.

Pembelajaran kooperatif mengupayakan siswa untuk mampu

mengajarkan kepada siswa lain. Mengajar teman sebaya dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari sesuatu

dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia menjadi nara sumber

bagi teman yang lain. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan pada

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

siswa yang bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif,

didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan

mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugasnya.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi,

karena metode pembelajaran kooperatif menekankan pembelajaran

dalam kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerjasama untuk

mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran kooperatif meletakkan

tanggung jawab individu sekaligus tanggungjawab kelompok,

sehingga dalam diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan

perilaku yang saling ketergantungan. Kondisi ini dapat mendorong

siswa untuk belajar, bekerjasama dan bertanggungjawab secara

sunggguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam

kelompok kecil tersebut, siswa dapat saling berbagi mengenai

kelebihan masing-masing, sehingga saling mengembangkan

kemampuan dan hubungan interpersonalnya. Selain itu siswa juga

dapat belajar bagaimana mengelola konflik yang biasa timbul dalam

kelompok. Rasa saling ketergantungan ini muncul karena adanya

perbedaan yang dimiliki oleh manusia.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Gambar 1. Model Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif. Sumber : Slavin (2009 : 93) Manusia memiliki derajad potensi, latar belakang historis,

serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya

beberapa perbedaan tersebut, manusia dapat saling asah, asih, dan

asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar

menciptakan interaksi yang saling asah, asih, dan asuh sehingga

tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak hanya

belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja

mengembangkan interaksi yang saling asuh untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat (Sugiyanto, 2008

: 27)

b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Roger dan Johnson yang dikutip Anata Lie (2005: 31)

mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal dari

kegiatan pembelajaran kooperatif ada lima unsur yang harus

diterapkan, yakni: 1) saling ketergantungan positif, 2) interaksi tatap

muka, 3) akuntabilitas individu, 4) ketrampilan menjalin hubungan

antar pribadi, dan 5) evaluasi proses kelompok. Untuk lebih jelasnya

akan diuraikan sebagai berikut :

1. Saling ketergantungan positif

Saling ketergantungan positif mengandung makna bahwa setiap

siswa anggota kelompok merasa saling membutuhkan. Dalam hal

ini guru harus dapat menciptakan suasana yang mendorong agar

siswa merasa saling membutuhkan, melalui saling membutuhkan

untuk mencapai tujuan dan saling membutuhkan untuk

menyelesaikan tugas. Hubungan saling ketergantungan inilah

yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling

ketergantungan dapat dicapai melalui :

a) Saling ketergantungan mencapai tujuan

b) Saling ketergantungan menyelesaikan tugas

c) Saling ketergantungan bahan atau sumber

d) Saling ketergantungan peran

e) Saling ketergantungan hadiah

2. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka pada pembelajaran kooperatif menuntut

para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga

mereka dapat melakukan dialog tidak hanya dengan guru tetapi

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

juga dengan sesama siswa. Interaksi seperti ini memungkinkan

para siswa untuk dapat saling berbagi informasi sehingga mereka

saling menjadi sumber belajar. Kondisi ini juga mencerminkan

konsep pengajaran teman sebaya.

3. Akuntabilitas individu

Akuntabilitas individu mengandung makna penilaian kelompok

yang didasarkan pada rata-rata penguasaan materi oleh semua

anggota kelompok secara individu. Maksudnya adalah bahwa

setiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan terhadap

pelaksanaan kerja kelompok. Selanjutnya guru memberikan

penilaian kelompok dan juga penilaian individu. Hal ini perlu

dilakukan agar guru dan siswa mengetahui siapa saja anggota

kelompok yang memerlukan lebih banyak bantuan dan siapa saja

yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas

rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena setiap kelompok

harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompoknya.

Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan

semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud

dengan akuntabilitas individual.

4. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi

Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi meliputi beberapa

sikap antara lain seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap

sesama teman, mengkritik ide, berani memepertahankan pikiran

yang logis, tidak mendominasi orang lain, dan berbagai sifat lain

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi

(interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara

sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan

antar pribadi akan mendapat teguran dari guru dan sesama

siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok dilakukan melalui umpan balik dari

masing-masing siswa, umpan balik sesama teman, dan umpan

balik dari kelompok. Evaluasi ini penting dilakukan agar kerja

kelompok menjadi lebih efektif dan mencapai tujuan yang

diinginkan.

Menurut Suparno (1997 : 66), agar peran dan tugas guru lebih

optimal diperlukan beberapa kegiatan yang perlu dikerjakan dan

beberapa pemikiran yang perlu disadari oleh pengajar dalam

pendekatan kooperatif, diantaranya adalah :

1. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih

mengerti apa yang sudah mereka ketahui dan pikirkan

2. Tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas sebaiknya dibicarakan

bersama sehingga siswa sungguh terlibat

3. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai

dengan kebutuhan siswa. Ini dapat dilakukan dengan

berpartisipasi sebagai pelajar di tengah pelajar

4. Diperlukan keterlibatan dengan siswa yang sedang berjuang dan

kepercayaan terhadap siswa bahwa mereka dapat belajar

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

5. Guru perlu mempunyai pikiran yang fleksibel untuk mengerti dan

menghargai pemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir

berdasarkan pengandaian yang tidak diterima oleh guru.

Supaya tujuan pembelajarn kooperatif dapat dicapai, guru

harus pandai memainkan beberapa peranan seperti yang

disampaikan oleh Nurhadi (2003: 67-71), antara lain sebagai

berikut:

1. Menentukan tujuan pembelajaran

2. Menentukan jumlah anggota kelompok dan menentukan anggota

kelompok

3. Menentukan tempat duduk siswa

4. Merancang bahan untuk merangsang saling ketergantungan

positif

5. Menjelaskan tugas beserta langkah-langkah pengerjaan tugasnya

6. Membentuk akuntabilitas individu

7. Memberikan bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas.

c. Perbedaan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan

Pembelajaran Ceramah Bervariasi

Dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas pada umumnya

menggunakan metode ceramah bervariasi, selain itu juga diselingi

metode diskusi atau belajar kelompok. Sedangkan dalam metode

pembelajaran kooperatif ada saling ketergantungan positif, saling

membantu, dan saling memberikan motivasi. Ada sejumlah

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok

belajar tradisional.

Tabel 1. Perbedaan pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional

No

Kelompok Belajar

Kooperatif

Kelompok Belajar Tradisional

1

Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok

2

Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya “enak-enak saja” di atas keberhasilan temannya yang dianggap pemborong

3

Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya homogen.

4

Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok.

Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru, atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

5

Ketrampilan sosial yang diperlukan dalam kerja

Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung.

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan.

6

Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerjasama antar anggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung.

7

Guru memperlihatkan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

8

Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai).

Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

Sumber : Sugiyanto (2008 : 29-31)

d. Keuntungan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif diantaranya

adalah.

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

ketrampilan, informasi, perlaku sosial, dan pandangan-

pandangan.

3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

dan komitmen

5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois

6. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hinggga masa

dewasa

7. Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan

dipraktekkan

8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

9. Meningkatkan kemampuan masalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik

11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang

perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis,

kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

e. Model Pembelajaran Kooparatif Metode Jigsaw

Jigsaw merupakan salah satu bentuk pembelajaran

kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-

kawannya dari Universitas Texas pada tahun 1971 dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John

Hopkins. Teknik ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan

membaca, memahami, mendengarkan, memecahkan masalah, dan

mempresentasikan, sekaligus mengembangkan kerjasama. Dalam

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

pembelajaran yang menerapkan metode jigsaw, kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa

dengan karakteristik yang heterogen (Anita Lie, 2005: 69).

Selanjutnya, guru membagi materi pelajaran (bahan akademik) ke

dalam beberapa bagian, menyajikannya dalam bentuk teks,

kemudian memberikannya kepada siswa per bagian. Selanjutnya,

siswa-siswa yang mendapat materi yang sama berkumpul,

membentuk suatu kelompok tersendiri yang dinamakan kelompok

pakar (expert group), dan membahas materi tersebut. Kemudian,

anggota kelompok pakar kembali kepada kelompok semula (home

teams) untuk menyampaikan kepada anggota lain tentang materi

yang sudah mereka bahas dalam kelompok pakar tersebut.

Pengertian jigsaw dalam pembelajaran kooperatif adalah satu

tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota

dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan

bahan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut

kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997: 73).

Dalam jigsaw, siswa belajar dalam kelompok yang

beranggotakan 4 sampai 6 orang yang disebut kelompok asal. Setiap

anggota kelompok bertanggungjawab atas penguasaan bagian dari

materi belajar yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan

bagian tersebut kepada anggota kelompoknya. Masing-masing

anggota kelompok yang mendapat tugas penguasaan bagian materi

itu disebut kelompok “ahli”. Anggota dari kelompok yang berbeda

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

bertemu untuk berdiskusi”antar ahli”. Mereka dapat saling

membantu satu sama lain tentang topik yang ditugaskan, serta

mendiskusikannya. Setelah siswa pada “kelompok ahli” kembali

pada kelompok masing-masing (kelompok asal) untuk menjelaskan

materi tersebut kepada anggota yang lain tentang apa yang dibahas

atau dipelajari dalam “kelompok ahli” (Arends, 1977 : 72).

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 2. Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Yang membedakan metode jigsaw dengan kegiatan kerja

kelompok lainnya adalah bahwa dalam pembelajaran yang

menerapkan metode ini, setiap siswa mendapatkan tugas yang

sama, setiap siswa menjadi anggota kelompok asal dan sekaligus

menjadi anggota kelompok pakar untuk materi-materi tertentu.

Setiap siswa bertanggung jawab terhadap penguasaan materi yang

dipelajari dan berkewajiban menyampaikan kepada siswa lain dalam

kelompok asalnya (Arends, 1997: 73). Setelah diadakan pertemuan

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

dan diskusi dalam home teams, para siswa dievaluasi oleh guru

secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari.

Langkah-langkah dalam penerapan metode jigsaw dapat

dilihat di www.jigsaw.org/steps.htm, antara lain sebagai berikut:

1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dari 5

atau 6 orang dengan karakteristik anggota kelompok yang

heterogen.

2. Tunjuklah satu siswa dari setiap kelompok untuk menjadi ketua

kelompok.

3. Bagilah materi pelajaran menjadi 5 atau 6 bagian.

4. Berilah tugas pada masing-masing siswa untuk mempelajari

satu bagian materi, dan yakinkan bahwa setiap siswa hanya

mempelajari materi yang menjadi bagiannya.

5. Berilah kesempatan kepada siswa untuk memahami bagian

mereka, tetapi tidah harus hafal.

6. Buatlah kelompok sementara yang anggotanya terdiri dari siswa-

siswa yang mendapat bagian materi yang sama. Kelompok

sementara ini disebut kelompok pakar (expert group). Kelompok

ini membahas materi yang menjadi tanggung jawab mereka,

sekaligus untuk menyamakan persepsi tentang materi tersebut.

7. Bawalah kembali siswa-siswa anggota kelompok pakar ini

kepada kelompok asal mereka (home teams), dan suruh mereka

menjelaskan kepada anggota kelompoknya tentang materi yang

sudah dibahas pada kelompok pakar tadi dan berikan

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya dan meminta

penjelasan.

8. Suruh masing-masing siswa untuk menjelaskan pada

kelompoknya dari apa yang mereka peroleh dalam kelompok ahli

dan berikan kesempatan pada siswa lain untuk bertanya dan

minta penjelasan.

9. Amati proses kerja kelompok ini. Berikan bantuan penjelasan

atau intervensi secara tidak langsung bila diperlukan.

10. Pada akhir sesi berilah pertanyaan atau kuis untuk materi

tersebut agar siswa menyadari bahwa bagian itu penting.

Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan

metode jigsaw tadi dapat dilihat bahwa metode ini dapat mengatasi

beberapa masalah yang sering muncul dalam kegiatan pembelajaran

kelompok seperti yang dikemukakan oleh Aronson (2000:

www.jigsaw.org), antara lain sebagai berikut. Pertama, bagi siswa

yang biasa mendominasi diskusi di dalam kelompok maupun di

kelas, metode jigsaw bisa membatasi dominasi mereka. Ini

dikarenakan setiap siswa diberi tanggungjawab akan suatu materi,

dan semuanya mendapat giliran menjadi pemimpin diskusi di dalam

kelompok masing-masing. Kedua, bagi siswa yang lambat berpikir,

metode jigsaw membantu mereka untuk mengejar ketertinggalan

mereka dari teman-teman mereka, karena dalam setiap kelompok

ada siswa yang lebih pandai dan bisa membimbing teman-teman

yang kurang berprestasi. Ketiga, bagi siswa pandai yang cepat

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

bosan, metode jigsaw menawarkan solusi yang menyenangkan,

karena mereka mendapat giliran untuk diposisikan sebagai tutor,

sebagai pengajar anggota kelompok yang lain.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidaklah selalu

berjalan dengan baik meskipun rencana telah dirancang sedemikian

rupa. Hal-hal yang dapat menghambat proses pembelajaran

terutama dalam penerapan model pembelajaran pembelajaran

kooperatif diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran

kooperatif.

2. Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian

guru terhadap proses pembelajaran relatif kecil sehingga yang

hanya sebagian orang yang menguasai arena kelas, yang lain

hanya sebagai penonton.

3. Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik

pembelajaran kooperatif.

4. Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.

Agar pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat berjalan

dengan baik, maka upaya yang harus dilakukan adalah sebagai

berikut :

1. Guru senantiasa mempelajari teknik-teknik penerapan model

pembelajaran kooperatif di kelas dan menyesuaikan dengan

materi yang akan diajarkan.

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

2. Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas

merupakan kelas heterogen.

3. Diadakan sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik

pembelajaran kooperatif.

4. Meningkatkan sarana pendukung pembelajaran terutama buku

sumber.

5. Pembelajaran Ceramah Bervariasi

Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara

penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ceramah

ini termasuk klasik, namun penggunaannya sangat populer. Banyak

guru memanfaatkan metode ceramah dalam mengajar karena

pelaksanaannya sangat sederhana tidak memerlukan

pengorganisasian yang rumit. Komunikasi guru dengan siswa pada

umunya searah.

Sebagai suatu sistem penyampainnya metode ceramah sering

dilakukan tidak berdiri sendiri, namun divariasikan dengan metode-

metode pembelajaran lain. Sehingga pada pembelajaran ceramah

bervariasi, bisa jadi ceramah hanya sebagai pengantar saja,

selanjutnya menggunakan metode pembelajaran lain. Untuk

membangkitkan perhatian digunakan alat bantu mengajar (audio

visual aids) yang relevan secara memadai (Sumiati, 2008 : 98).

Keunggulan ceramah sebagai metode pengajaran antara lain:

hemat dalam penggunaan waktu dan alat, mampu membangkitkan

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

minat dan intusias siswa, membantu siswa untuk mengembangkan

kemampuan mendengarnya, merangsang kemampuan siswa untuk

mencari informasi dari berbagai sumber, serta mampu

menyampaikan pengetahuan yang belum pernah diketahui siswa.

Sedangkan kelemahan-kelemahan metode ceramah adalah:

cenderung pada pola strategis ekspesitorik yang berpusat pada guru,

cenderung menempatkan posisi siswa sebagai pendengar dan

pencatat, keterbatasan kemampuan pada tingkat rendah

(www.tiaturahma.student.fkip.uns.ac.id).

Disebut ceramah bervariasi karena dalam strategi ini terdapat

beberapa komponen yaitu:

a. Variasi Metode

Ceramah murni hanya efektif 15 menit setelah itu diganti dengan

metode tanya jawab atau metode diskusi kelompok, agar tidak

membosankan.

b. Variasi Media

Alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam proses

belajar mengajar. Untuk itu media pengajaran divariasikan

sehingga fungsi melihat (visual), fungsi mendengar (audio) dan

fungsi meraba dan mencium diaktifkan pada hal-hal tertentu.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan ajar

power point, bahan ajar cetak, peta, dan gambar.

c. Variasi Penampilan

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

1) Variasi gerak. Dalam menyampaikan ceramah guru tidak

terpaku pada tempat tertentu, gerakannya disesuaikan

dengan bahan ceramah dan situasi kelas

2) Variasi isyarat/mimik. Isi ceramah tidak hanya disampaikan

melalui kata-kata tetapi juga melalui mimik guru

3) Variasi suara. Variasi tinggi rendahnya suara, cepat

lambatnya diucapkan setiap kata dan keras lemahnya

memberikan nilai tersendiri dalam berkomunikasi melalui

ceramah.

4) Selingan diam. Dalam menyampaikan ceramah perlu diberi

kesempatan kepada siswa untuk meresapkan makna ceramah

5) Kontak pandang

6) Pemusatan perhatian

d. Variasi bahan sajian seperti contoh-contoh verbal dan anekdot

(www.tiaturahma.student.fkip.uns.ac.id).

6. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat penting karena

motivasi belajar tidak hanya mendorong atau membangkitkan

individu untuk giat dalam belajar tetapi dapat juga menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar itu. Hal ini sesuai dengan

pendapat John Dewey dalam Oemar Hamalik (2004: 157) yang

terkenal dengan pengajaran proyeknya “bahwa tingkah laku

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

manusia didorong oleh motif-motif tertentu dan perbuatan belajar

akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada

peseta didik itu sendiri”.

Motivasi merupakan suatu unsur paling penting dari

pengajaran efektif atau pengajaran yang berhasil. Seseorang akan

berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan untuk

belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar ini disebut

motivasi. Menurut Gagne (1976: 187) motivasi merupakan

kekuatan dari dalam termasuk sifat ingin tahu dan usaha

penyelidikan, yang tenaga itu mampu mengarahkan dan

mengorganisasikan tingkah laku dalam meraih tujuan tertentu.

Seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila

merasakan adanya suatu kebutuhan. Hal ini seperti yang

dikemukakan oleh McClelland dalam Martinis Yamin (2005 : 84)

bahwa manakala kebutuhan seseorang terasa sangat mendesak,

maka kebutuhan akan memotivasi orang tersebut untuk

memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut di

antaranya kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu

sendiri, kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain,

kebutuhan untuk mencapai hasil, kegiatan untuk mengatasi

kesulitan.

Menurut Sardiman (2007 : 75) motivasi adalah serangkaian

usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam

diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan dapat memberikan arah

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat

tercapai.

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang

bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam

menumbuhkan gairan, merasa senang dan semangat untuk

belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai

banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta

didik yang menimbulkan kegiatan belajar yang diwujudkan dalam

bentuk kebutuhan, dorongan dan usaha dalam melakukan

aktivitas atau kegiatan belajar sehingga tujuan belajar dapat

tercapai. Jadi motivasi belajar geografi adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan

belajar geografi sehingga tujuan belajar geografi dapat tercapai.

b. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2007 : 83) ciri-ciri peserta didik

yang memiliki motivasi belajar adalah sebagai berikut :

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus untuk

waktu lama, tidak berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa).

3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi.

a. Ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang

diberikan di kelas.

b. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat

puas dengan prestasinya).

c. Menunjukkan minat bermacam-macam masalah .

d. Senang dan rajin belajar, penuh semangat.

e. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin

akan sesuatu, tidak mudah melepaskan pendapat tesebut).

f. Cepat bosan dengan tugas rutin.

g. Mengejar tujuan jangka panjang (dapat menunda

pemuasan kebutuhan sesaat untuk sesuatu yang ingin

dicapai kemudian).

c. Jenis-jenis Motivasi

Jenis motivasi ditinjau dari sumbernya dapat digolongkan

menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Sebagaimana yang dikatakan Martinis Yamin (2004 : 86) bahwa

motivasi intrinsik adalah dorongan belajar yang tumbuh dari dalam

diri subyek belajar. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif

dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh

seorang siswa belajar untuk mencari penghargaan berupa angka,

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

hadiah dan sebagainya. Jadi tujuan itu terletak di luar perbuatan,

yaitu tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam

dirinya sendiri. Motivasi intrinsik adalah tindakan yang digerakkan

oleh sesuatu sebab yang datang dari dalam diri individu tersebut,

misalnya intelegensi, minat, sifat pribadi, dan kebutuhan belajar.

Motivasi intrinsik dapat diketahui dari keaktifan mengerjakan tugas,

karena merasa butuh dan menginginkan tujuannya tercapai.

Dengan motivasi intrinsik pebelajar akan aktif belajar dan bekerja

menekuni berbagai materi tanpa disuruh atau paksaan orang lain.

Dalam kegiatan belajar mengajar motivasi intrinsik maupun

motivasi ekstrinsik, keduanya mempunyai peranan penting. Dalam

kegiatan belajar mengajar motivasi ekstrinsik tetap penting

(Sardiman, 2007 : 96). Bahkan sering terjadi pada awalnya

dibangun motivasi ekstrinsik dengan penguatan-penguatan

hadiah, pengaturan situasi dan kondisi yang kondosif yang dapat

berkembang menjadi motivasi intrinsik. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa motivasi intrinsik dan ekstrinsik saling

melengkapi dan memperkuat.

Di sekolah sering digunakan motivasi ekstrinsik, seperti nilai

yang berupa angka, pujian, ijazah, kenaikan kelas dan sebagainya.

Motivasi ekstrinsik dipakai karena pelajaran-pelajaran sering tidak

dengan sendirinya menarik, dan guru sering kurang mampu

untuk membangkitkan minat anak.

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Membangkitkan motivasi tidak mudah, untuk itu guru perlu

mengenal peserta didik dan mempunyai kesanggupan kreatif

untuk menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan dan minat

anak. Guru dapat menggunakan bermacam-macam cara, di

antaranya :

1. Memberi Angka

Banyak peserta didik belajar untuk mendapatkan angka baik,

untuk itu mereka berusaha sekuat tenaga. Angka bagi mereka

merupakan motivasi yang kuat. Angka itu harus benar-benar

menggambarkan hasil belajar.

2. Memberi Ulangan

Peserta didik akan lebih giat belajar, apabila tahu akan apabila

akan diadakan ulangan atau tes. Akan tetapi jika ulangan

terlampau sering, maka pengaruhnya tidak berarti lagi.

3. Memberi Teguran dan Penghargaan

Guru sebaiknya memberi teguran untuk memperbaiki peserta

didik yang membuat kesalahan, malas atau berkelakuan tidak

baik, namun harus dengan hati-hati dan bijaksana agar tidak

merusak harga diri anak. Sedangkan bagi peserta didik yang

berhasil atau berprestasi atau melakukan perubahan ke arah

yang lebih baik guru perlu memberikan penghargaan atau

pujian.

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

7. Prestasi Belajar

Prestasi belajar peserta didik merupakan hasil usaha dalam

proses belajar. Sedangkan maksud prestasi dalam penelitian ini

adalah keberhasilan peserta didik yang ditunjukkan dengan

penilaian hasil belajar oleh guru yang berwujud angka.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seorang

peserta didik setelah melakukan suatu usaha untuk memenuhi

kebutuhannya. Usaha tersebut dipegaruhi oleh kondisi dan situasi

tertentu, yaitu pendidikan dan latihan dalam suatu jenjang tertentu.

Menurut Masidjo (1995 : 25 ), prestasi belajar merupakan

hasil akhir yang dicapai oleh anak didik dalam mengikuti seluruh

program studi yang telah direncanakan dalam rangkaian kegiatan

belajar, biasa dinyatakan dengan nilai-nilai yang diperoleh melalui

tes formatif.

Sedangkan menurut pendapat Sudjana (2005 : 22), prestasi

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia memproleh pengalaman belajarnya. Sedangkan hasil

belajar geografi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan-

kemampuan dalam bidang geografi yang dimiliki peserta didik

setelah mempelajari geografi. Winkel (1996 :161) berpendapat

bahwa, “Prestasi adalah merupakan bukti usaha yang dicapai”.

Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, didapatkan baik secara individu maupun elompok

(Djamarah, 1994 : 20). Sedangkan Zaenal Arifin (1990 : 3)

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

mengemukanan prestasi belajar sebagai kemampuan, ketrampilan,

sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa

hasil belajar identik dengan prestasi belajar, yaitu merupakan hasil

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Prestasi belajar ini selalu berkaitan dengan pengukuran

(measurment) dan penilaian (evaluation). Dengan pengukuran dan

penilaian akan diperoleh suatu hasil yang dapay digunakan untuk

usha-usaha lebih lanjut.

8. Biosfer

Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

Menganalsis Fenomena Biosfer yang diajarkan pada kelas XI IPS

semester 1 pada tahun pelajaran 2009/2010. Cakupan materi yang

di ajarkan pada penelitian ini meliputi pengertian biosfer, faktor-

faktor yang mempengaruhi kehidupan, sebaran hewan dan

tumbuhan di permukaan bumi, sebaran hewan dan tumbuhan di

Indonesia, macam-macam hutan di Indonesia, kerusakan flora dan

fauna serta dampaknya terhadap kehidupan, serta

mengidentifikasikan persebaran suaka alam dan suaka

margasatwa di Indonesia.

Secara etimologinya, istilah biosfer berasal dari kata bios

yang artinya hidup dan sphaira atau sphere yang artinya lapisan.

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Dengan demikian biosfer adalah lapisan tempat kehidupan makhluk

hidup dan organisme. Namun demikian dalam biosfer tidak hanya

dipengaruhi oleh unsur-unsur kehidupan saja tetapi juga

dipengaruhi unsur benda mati. Kumpulan benda hidup (biotik)

meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme lain,

sedangkan unsur benda mati (abiotik) meliputi tanah, air, udara,

cahaya, unsur-unsur iklim, dan sebagainya.

Biosfer adalah bagian terluar planet bumi yang merupakan

tempat hidup dan proses kehidupan. Di biosferlah kita hidup,

belajar bersosialisasi, bermain dan melakukan semua aktivitas

lainnya. Kehidupan kita sangat dekat dengan biosfer. Apapun yang

kita lakukan akan berpengaruh terhadap biosfer. Kehidupan kita

sangat dekat dengan bisfer. Oleh karena itu, kita harus senantiasa

menjaga alam demi terciptanya keseimbangan dalam biosfer (Pipit

Pitriana, 2008 : 6).

Sedangkan Suroso (2003 : 31), berpendapat bahwa biosfer

adalah suatu lapisan di bola bumi yang mengandung kehidupan

organism, mencakup sebagian di atmosfer (lapisan udara), di litosfer

(lapisan batuan bagian permukaan), dan sebagian di hidrosfer

(lapisan bumi yang mengandung air seperti laut, danau, sungai, dan

lain-lain).

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berikut ini beberapa penelitian yang relevan :

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

1. Penelitian yang berjudul : An Application of 'Jigsaw Learning' to

Teaching Infrastructure Model Development, Penerapan

“Pembelajaran Jigsaw” untuk Pengajaran Pembangunan Model

Infrastruktur, ditulis oleh William Young, Roger Hadgraft, dan

Marianne Young. Hasil penelitian tentang sebuah teknik

pengajaran yang akan mendorong pengembangan ketrampilan

berkomunikasi di antara para mahasiswa, yaitu pembelajaran

’jigsaw’. Pendekatan ini meliputi beberapa langkah seperti:

membagi mahasiswa ke dalam beberapa group untuk

memecahkan sebuah masalah. Pertama-tama seorang mahasiswa

diposisikan dalam pengembangan model secara keseluruhan

supaya mempersempit masalah yang haraus dipecahkan. Kedua,

dia bergabung dengan kelompok komponen untuk menciptakan

komponen model tertentu. Terakhir, ketika model komponen

sudah terbentuk, mahasiswa ini kembali ke kelompok

pengembangan model dan menggabungkan komponen-komponen

khusus ke dalam model pengembangan secara keseluruhan. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan ini berhasil

dengan baik, namun perbaikan tetap perlu dilakukan.

2. Penelitian yang berjudul: The Effects of The Cooperative Jigsaw II

Method and Traditional Teacher-centred Teaching Method on

Improving Vocabulary Knowledge and Active-Passive Voice in

English as a Foreign Language, Pengaruh Metode Kooperatif

Jigsaw II dengan Metode Pengajaran yang Terpusat pada Guru

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

dalam Meningkatkan Pengetahuan Vocabulary (Kosa Kata) dan

Kalimat Aktif – Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris sebagai

Bahasa Asing, ditulis oleh M. N. Gomleksiz. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada

kelompok eksperimen dalam hal peningkatan pengetahuan kosa

kata dan pembelajaran kalimat aktif- kalimat pasif dalam bahasa

Inggris. Hasil skala sikap juga menunjukkan bahwa pengalaman

belajar secara kooperatif memberikan pengaruh yang sangat

positif bagi mahasiswa teknik dalam belajar Bahasa Inggris dan

sekaligus mendorong interaksi antara para mahasiswa tersebut.

3. Penelitian yang berjudul : Learning Through Teaching And Sharing

In The Jigsaw Classroom, Belajar Melalui Mengajari dan Berbagi

Pengetahuan dalam Kelas Jigsaw, ditulis oleh Murat N. Ab.

Hasilnya sebagian besar mahasiswa mengungkapkan bahwa

belajar melalui mengajari orang lain dan diskusi sebagaimana

yang dituntut dalam pembelajaran dengan jigsaw mendorong

pemahaman mereka tentang topik yang sedang dibahas dan

mereka mengaku bahwa mereka dapat mengingat topik itu

dengan lebih baik. Dalam penelitian ini, metode jigsaw

membuktikan bahwa belajar di ruang kuliah bisa menjadi sangat

menyenangkan, edukatif, dan sangat kaya akan pengetahuan dan

pengalaman.

4. Penelitian yang berjudul : Hubungan antara Pembelajaran

kooperatif teknik jigsaw dan motivasi berprestasi dengan hasil

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

belajar geografi siswa SMA N 2 Selong Lombok Timur, ditulis oleh

M. Hadi Zuhri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) terdapat

perbedaan yang signifikan dalam hal hasil belajar siswa yang

diajar dengan menggunakan metode kooperatif, terutama teknik

jigsaw, dengan siswa yang diajar dengan menggunakan teknik

diskusi kelompok; 2) terdapat perbedaan yang signifikan dalam

hasil belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi

dengan mereka yang memiliki motivasi rendah.

5. Penelitian berjudul : Peningkatan kemampuan membaca

interpretatif dengan teknik jigsaw pada siswa kelas 3 SMP, ditulis

oleh Wiwik Agustin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan membaca interpretif siswa meningkat setelah

dilakukan tindakan. Peningkatan ini ditemukan pada tahap pre-

reading (sebelum mulai membaca), whilst reading (saat membaca),

dan post reading (setelah membaca). Skor rata-rata dari siklus

pertama adalah 5.90, pada siklus kedua adalah 6.40, dan pada

siklus ke tiga adalah 7.35. Pembelajaran siswa meningkat ketika

guru menekankan proses sekaligus produk, menggunakan teknik

dan strategi yang sesuai, dan melibatkan siswa. Salah satu teknik

yang digunakan adalah jigsaw.

6. Penelitian yang berjudul: Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Model Jigsaw untuk Meningkatkan Prestsi Belajar di SMP KPS

Balikpapan ditulis oleh Umi Chabibah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: 1) ada peningkatan proses belajar dari

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

siklus pertama, kedua, dan ketiga, 2) keterlibatan dan aktivitas

siswa semakin baik, 3) ada peningkatan prestasi belajar.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan alur pikiran yang menyangkut

arah dari perkiraan dari jawaban masalah yang ada. Uraian

kerangka berpikir bertujuan untuk menggambarkan teori-teori

sebagai dasar penyusunan hipotesis.

4. Pengaruh pendekatan pembelajaran menggunakan model

kooperatif metode jigsaw berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar Geografi

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses

pendidikan formal di sekolah, di dalamnya terjadi interaksi

antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen-komponen

itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama yaitu

guru, isi atau materi pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara

ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana

seperti metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan

lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi

pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang

telah direncanakan sebelumnya.

Dalam kegiatan pembelajaran kooperatif ada lima unsur

yang harus diterapkan, yakni: 1) saling ketergantungan positif; 2)

interaksi tatap muka; 3) akuntabilitas individu; 4) ketrampilan

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

menjalin hubungan antar pribadi; dan 5) evaluasi proses

kelompok.

Pembelajaran dengan metode kooperatif Jigsaw secara

teoritis akan memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada

siswa yang melakukan proses belajar mengajar dengan metode

ceramah bervariasi.

5. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi

Motivasi merupakan suatu unsur paling penting dari

pengajaran efektif atau pengajaran yang berhasil. Seseorang

akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan

untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar ini

disebut motivasi. Sehingga motivasi memiliki peran yang sangat

penting untuk meraih keberhasilan dalam proses belajar

mengajar. Siswa yang memiliki motivasi memiliki kecenderungan

memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan

siswa yang memiliki motivasi rendah.

Rendahnya motivasi belajar yang penyebabnya sangat

beragam, sehingga akan membuat siswa malas, gairah belajar

menurun, tidak aktif, sulit bisa mengingat, sehingga hasil belajar

turun Sebaliknya siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi

siswa akan rajin, gairah belajar tinggi, aktif dan mudah

mengingat, sehingga prestasi belajar naik.

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

6. Pengaruh interaksi antara pembelajaran yang menggunaan

model kooperatif jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Geografi

Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan

interaksi yang saling asah, asih, dan asuh sehingga tercipta

masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak hanya

belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja

mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan

permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. Penerapan

metode pembelajaran kooperatif jigsaw diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar para siswa, sehingga secara

bersama-sama akan meningkatkan prestasi belajar.

Kelas eksperimen

Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Motivasi belajar siswa : 1. Tinggi

Siswa

Kelas kontrol

Pendekatan PembelajaranMod

el Ceramah Bervariasi

Motivasi belajar siswa : 1. Tinggi

Prestasi Belajar

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Gambar 3. Skema Kerangka Berpikir

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan

kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut :

1. Ada pengaruh positif pendekatan pembelajaran menggunakan

model kooperatif metode jigsaw terhadap prestasi belajar

Geografi

2. Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Geografi

3. ada pengaruh positif pada interaksi pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar Geografi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali,

dengan mengambil sampel siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cepogo.

Kelas XI IPS3 sebagai kelas eksperimen dengan pembelajaran

menggunakan pendekatan kooperatif jigsaw dan kelas XI IPS2

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan

pendekatan ceramah bervariasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester pertama tahun

pelajaran 2009/2010, mulai bulan Juni 2009 sampai Februari 2010.

Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No

Kegiatan

Waktu 1

Persiapan a. Penyusunan proposal penelitian b. Konsultasi kepada pembimbing c. Seminar proposal d. Revisi proposal

Minggu I Juni 2009 Minggu I Juni 2009 Minggu II Juni 2009 Juni – September 2009

2

Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan data sekunder b. Pengumpulan data melalui

eksperimen, observasi

September 2009 Oktober - Nopember 2009

3

Analisis Data

Minggu I – II Desember 2009

4

Penyusunan Laporan Penelitian a. Penyusunan Bab I – V b. Konsultasi dengan pembimbung c. Revisi d. Finalisasi Laporan e. Pengujian di hadapan Dewan

Penguji f. Revisi g. Penjilidan

Agustus 2009 - Januari 2010 Agustus 2009 - Februari 2010 Agustus 2009 - Februari 2010 Minggu I Februari 2010 Minggu III Februari 2010 Februari – April 2010 Minggu IV April 2010

B. Metode Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah eksperimen

semu (Quasi-Experimental Research). Tujuan rancangan eksperimen-

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan

perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk

mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan. Peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang

ada pada validitas internal dan validitas eksternal rancangannya

dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.

Dalam rancangan penelitian ini menggunakan pre test-post tes

control group design dimana dua kelompok subjek yang

dibandingkan berdasarkan pengamatan atau pengukuran atas

variabel terikat. Kedua kelompok diamati atau diukur dua kali, yaitu

sebelum perlakuan atau sebelum diberikannya variabel bebas dan

sesudah diberikannya perlakuan (Soehartono, 2004 : 44).

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen yang

melibatkan dua kelompok. Kedua kelas diasumsikan sama dalam

semua segi dan hanya berbeda dalam pemberian pendekatan dan

media pembelajaran. Sebelum dilakukan eksperimen, kedua kelas

dilakukan pre-test untuk mengetahui kemapuan awal terhadap

materi yang akan disampaikan yaitu Menganalasis Fenomena

Biosfer. Selanjutnya, pada kelompok eksperimen diajarkan dengan

pendekatan pembelajaran kooperatif model jigsaw, untuk kelompok

kontrol pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah

konvensional yaitu ceramah bervariasi.

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Pada akhir penelitian, baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol diukur dengan alat ukur yang sama. Hasil

pengukuran tersebut digunakan sebagai data eksperimen, kemudian

data yang diperoleh diolah dan hasilnya dibandingkan dengan tabel

uji statistik.

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dan

berkesinambungan. Urut-urutan kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Observasi tempat penelitian meliputi obyek penelitian,

pengajaran dan fasilitas yang dimiliki.

b. Memilih kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen

dan kelas yang akan digunakan sebagai kelas kontrol.

b. Melakukan ujicoba instrumen penelitian berupa angket soal

untuk mengukur prestasi belajar dan motivasi belajar pada kelas

dilaur kelas ekperimen dan kelas kontrol yang memiliki

karakteristik yang seimbang.

c. Melakukan uji validitas dan reliebilitas instrumen, dan

melakukan perbaikan instrumen

d. Memberikan angket motivasi belajar kepada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol.

e. Memberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal

f. Memberikan perlakuan berupa pengajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran kooperatif jigsaw dan pendekatan

pembelajaran ceramah bervariasi

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

g. Memberikan post test untuk mengukur hasil belajar peserta didik

di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

h. Mengolah dan menganalisis hasil penelitian.

i. Menganalisis dan menarik kesimpulan

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi dasar obyek

pengamatan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang

diteliti. Variabel yang terdapat pada penelitian ini terdiri dari 2

variabel bebas dan 1 variabel terikat yang dapat diuraikan sebagai

berikut: (1) Variabel bebas (X1) yaitu pendekatan pembelajaran

kooperatif metode jigsaw, (2) Variabel bebas kedua ( X2) adalah

motivasi belajar siswa, (3) variabel terikat (Y) yaitu prestasi belajar

geografi.

D. Definisi Operasional

1. Pembelajaran model kooperatif model jigsaw adalah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam

satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bahan

materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada

anggota lain dalam

2. Motivasi belajar geogtafi adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar

geografi sehingga tujuan belajar geografi dapat tercapai.

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

3. Hasil belajar geografi adalah nilai yang diperoleh siswa dari tes

yang telah dirancang sesuai dengan materi yang dipelajari siswa

pada akhir penelitaian.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan

menggunakan rancangan faktorial 2 x 2 dengan rancangan sebagai

berikut :

Tabel 3. Rancangan Faktorial 2x2

MOTIVASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

TINGGI (b1)

RENDAH

(b2)

KOOPERATIF JIGSAW (a1)

a1b1

a1b2

CERAMAH BERVARIASI (a2)

a2b1

a2b2

Keterangan:

a1b1: Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan pembelajaran kooperatif jigsaw dan memiliki

motivasi belajar tinggi.

a1b2: Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan ceramah bervariasi dan memiliki motivasi

belajar tinggi.

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

a2b1 : Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan pembelajaran kooperatif jigsaw dan memiliki

motivasi belajar rendah.

a2b2: Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan ceramah bervariasi dan memiliki motivasi

belajar rendah

F. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI

IPS SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 yang

terdiri dari 3 kelas. Kemampuan siswa relatif sama, hal ini dilihat

dari rata-rata nilai rapor pada kelas X semester 2 tahun pelajaran

2008/2009. Kelas XI IPS 1 nilai rata-rata rapor sebesar 67,09, kelas

XI IPS 2 rata-rata 66,82, dan kelas XI IPS3 rata-rata 66,81.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Cepogo Boyolali yang terdiri dari 104 siswa yang terbagi dalam tiga

kelas paralel, yaitu kelas XI IPS1, XI IPS2, XI IPS3. Dari populasi

yang bejumlah tiga kelas, kelas XI IPS1 dijadikan sebagai kelas uji

coba validitas dan reliabilitas butir soal, dan motivasi belajar

geografi. Sedangkan kelas XI IPS2 dan XI IPS3 digunakan sebagai

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui ada atau

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

tidaknya perbedaan kelas eksprimen dan kelas kontrol ditentukan

dari nilai mata pelajaran geografi pada akhir semester genap tahun

pelajaran 2008/2009 dengan melakukan uji-t. Sebelum melakukan

uji-t, perlu terlebih dahulu dilakukan uji prasarat yaitu normalitas

data. Dari uji normalitas nilai raport kelas XI IPS2 diketahui harga

LObs = 0,1204 dan Ltab = 0,1519. Karena LObs < Ltab, maka sampel

berasal dari populasi berdistribusi normal, artinya sebagian besar

nilai berada di sekitar nilai rataan. Demikian pula uji normalitas

nilai raport kelas XI IPS3 diketahui harga LObs = 0,0872 dan Ltab =

0,1477. Karena LObs < Ltab, maka sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal. Hasil uji-t siswa kelas XI IPS2 dan XI IPS3

menunjukkan bahwa dengan taraf signifikansi 5%, thitung berada

pada daerah kritik atau harga t0 = -0,0264 dengan ttabel = 1,98 yang

berarti t0 < ttabel, maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan antara nilai rapor mata pelajaran

geografi kelas XI IPS2 dan XI IPS3. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan tujuan tertentu. Karena antara kelas XI IPS2 jumlah

siswanya 34 dan XI IPS3 jumlah siswanya 36 tidak terdapat

perbedaan nilai rapornya berdasarkan uji-t, maka penulis

menetapkan kelas XI IPS3 sebagai kelas eksperimen, kelas XI IPS 2

sebagai kelas kontrol, dan kelas XI IPS1 sebagai kelas ujicoba

instrumen. Tujuan pemilihan kelas XI IPS3 dijadikan sebagai kelas

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

eksperimen, karena dengan jumlah siswa 36 maka akan terbentuk

menjadi 9 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 siswa.

G. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian eskperimen ini dilakukan pada

mata pelajaran Geografi materi kelas XI IPS semester 2, pada

Kompetensi Dasar Menganalisis Fenomena Biosfer, dengan

pertemuan yang dirancang sebanyak lima (5) kali Berdasarkan

desain penelitian, maka tahapan penelitian eksperimen

dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Eksperimen.

Pelaksanaan pembelajaran geografi pada materi Menganalisis

Fenomena Biosfer di kelas XI IPS semester gasal dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif metode

jigsaw pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan

pendekatan konvensional berupa ceramah bervariasi untuk kelas

kontrol.

a. Tahap Persiapan Pembelajaran

Pada tahap persiapan, peneliti membuat Rencana Persiapan

Pembelajaran (RPP) baik dengan model kooperatif metode

jigsaw maupun yang model ceramah bervariasi.

b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran.

Dalam tahap plaksanaan pembelajaran, diuraikan proses

pembelajaran yang dilakukan dengan model kooperatif metode

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

jigsaw pada kelas ksperimen dan model ceramah brvariasi

pada kelas kontrol.

Tabel 4. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Eksperimen

Pertemuan I No

Kegiatan

Waktu

1

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa astronot harus memakai tabung oksigen? Motivasi: Pentingnya menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungannya.

menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer. 2. Siswa Guru membagi siswa ke dalam kelompok

jigsaw yang beranggotakan 4 siswa per kelompok, jumlah siswa 36 sehingga ada 9 kelompok

3. Guru membagikan materi menjadi 4 dan membagikan materi kepada siswa

4. Siswa yang mendapatkan materi yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan menunjuk salah satu siswa menjadi ketua diskusi

5. Siswa melakukan diskusi materi di kelompok ahli 6. Materi yang kurang jelas ditanyakan kepada guru

60 menit

3 Kegiatan Akhir (Penutup) Siswa menyimpulkan hasil diskusinya di kelompok ahli. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah didiskusikan. Pada pertemuan berikutnya, siswa diberi tugas menyiapkan materi yang akan disampaikan di kelompok asalnya.

20 menit

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Pada akhir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

Pertemuan II No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa manusia tidak bisa lepas dari makhluk tidak hidup (abiotik)? Motivasi: Pentingnya menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungan kehidupannya.

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer. 2. Siswa dengan materi 1 meyampaikan dan

mendiskusikan pengertian biosfer, faktor yang mempengaruhi kehidupan, persebaran flora dan fauna

3. Guru melakukan pengamatan

60 menit

3 Kegiatan Akhir (Penutup) Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah dibahas dan diberikan pertanyaan sebagai berikut: 1. Sebutkan contoh-contoh unsur biotik dan abiotik! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kehidupan! Tugas mandiri: Buatlah ringkasan dari materi yang dibahas Pada akir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

Pertemuan III No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa jenis hewan di Indonesia bagian barat berbeda dengan hewan di Indonesia bagian timur?

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Motivasi: Pentingnya melestarikan flora dan fauna.

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menjelaskan materi persebaran flora dan fauna

di Indonesia. . 2. Melalui peta, guru menjelaskan persebaran fauna

dunia

60 menit

3 Kegiatan Akhir (Penutup) Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi pertanyaan yang sudah dibahas Tugas Kelompok: Buatlah gambar wilayah pembagian fauna di Indonesia, dan menyebutkan persebaran jenis-jenis fauna di Indonesia! Pada akhir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

Pertemuan IV No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa di sepanjang pantai di Indonesia pohon kelapa bisa tumbuh subur? Mengapa di daerah gurun banyak tanaman kaktus? Motivasi: Pentingnya menjaga keberadaan hutan di Indonesia.

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru memerintahkan siswa bergabung dengan

kelompoknya 2. Siswa melakukan diskusi materi persebaran jenis

hutan di Indonesia 3. Membahas tentang hasil diskusi. 4. Menyimpulkan hasil diskusi.

60 menit

3

Kegiatan Akhir (Penutup) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah dibahas dan diberikan pertanyaan sebagai berikut:. 1. Mengapa di Nusa Tenggara terdapat padang rumput? 2. Di manakah persebaran hutan bakau di Indonesia? 3. Apakah fungsi hutan bakau?

20 menit

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Tugas mandiri: 1. Jelaskan perbedaan antara hutan hujan

tropis dengan hutan musim? 2. Sebutkan ciri-ciri hutan gurun!

Pada akhir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

Pertemuan V No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Apakah dampaknya jika luas hutan di dunia ini makin semakin berkurang? Motivasi : Pentingnya menjaga kelestarian hutan

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru memerintahkan siswa bergabung dengan

kelompoknya 2. Siswa melakukan diskusi materi kerusakan flora

dan fauna, dan pesebaran suaka alam dan suaka margasatwa

3. Membahas tentang hasil diskusi. 4. Menyimpulkan hasil diskusi.

60 menit

3

Kegiatan Akhir (Penutup) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah dibahas dan diberikan pertanyaan sebagai berikut: 1. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan

alam! 2. Sebutkan suaka alam dan suaka marga satwa di

Indonesia! Tugas kelompok: 1. Buatlah kliping tentang kerusakan

lingkungan hidup!

Pada akir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

Tabel 5. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Pertemuan I No

Kegiatan

Waktu

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

1

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa astronot harus memakai tabung oksigen? Motivasi: Pentingnya menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungannya.

10 menit

2 Kegiatan Inti, dengan metode ceramah bervariasi 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer. 2. Guru menjelaskan pengertian biosfer 3. Guru memberikan contoh benda biotik dan abiotik 4. Guru menjelaskan pengertian ekosistem, habitat,

populasi, dan komunitas

60 menit

3 Kegiatan Akhir (Penutup) Tugas mandiri: Siswa membedakan istilah-istilah ekosistem, habitat, populasi, dan komunitas Pada akhir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

Pertemuan II No

Kegiatan

Waktu

Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa manusia tidak bisa lepas dari makhluk tidak hidup (abiotik)? Mengapa ? Motivasi: Pentingnya menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungan kehidupannya.

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer. 2. Guru menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

kehidupan 3. Guru menjelaskan persebaran flora dan fauna

60 menit

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

4. Kegiatan tanya jawab 3 Kegiatan Akhir (Penutup)

Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah dibahas dan diberikan refleksi, maka diberikan pertanyaan sebagai berikut: 1. Sebutkan contoh-contoh unsur biotik dan abiotik! 2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kehidupan! Tugas mandiri: Buatlah ringkasan dari materi yang dibahas Pada akir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

Pertemuan III No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa jenis hewan di Indonesia bagian barat berbeda dengan hewan di Indonesia bagian timur? Motivasi: Pentingnya melestarikan flora dan fauna.

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer 2. Melalui ceramah dan tanya jawab guru menjelaskan

persebaran flora dan fauna di Indonesia dan dunia. 3. Guru menjelaskan dengan contoh hewan-hewan

endemis di Indonesia

60 menit

3 Kegiatan Akhir (Penutup) Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah dibahas Tugas Kelompok:

20 menit

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Buatlah gambar wilayah pembagian fauna di Indonesia, dan menyebutkan persebaran jenis-jenis fauna di Indonesia! Pada akhir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

Pertemuan IV No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Mengapa pohon kelapa bisa tumbuh subur di Indonesia? Mengapa di daerah gurun banyak tanaman kaktus? Motivasi: Pentingnya menjaga keberadaan hutan di Indonesia.

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer 2. Melalui ceramah dan tanya jawab, guru menjelaskan

materi persebaran jenis hutan di Indonesia 3. Guru menjelaskan ciri-ciri hutan yang ada di dunia!

60 menit

3

Kegiatan Akhir (Penutup) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang sudah dibahas dan diberikan pertanyaan sebagai berikut: 1. Mengapa di Nusa Tenggara terdapat padang rumput? 2. Di manakah persebaran hutan bakau di Indonesia? 3. Apakah fungsi hutan bakau?

Tugas mandiri: 1. Jelaskan perbedaan antara hutan hujan

tropis dengan hutan musim? 2. Sebutkan ciri-ciri hutan gurun!

Pada akir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

Pertemuan V

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

No

Kegiatan

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan Apersepsi: Apakah dampaknya jika luas hutan di dunia ini makin semakin berkurang? Motivasi : Pentingnya menjaga kelestarian hutan

10 menit

2 Kegiatan Inti: 1. Guru menyampaikan standar kompetensi:

menganalisis fenomena biosfer 2. Guru menjelaskan bentuk kerusakan flora dan fauna 3. Guru mengidentifikasi pesebaran suaka alam dan

suaka margasatwa

60 menit

3

Kegiatan Akhir (Penutup) Siswa bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti. 1. Sebutkan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan alam! 2. Sebutkan suaka alam dan suaka marga satwa di

Indonesia! Tugas kelompok: Buatlah kliping tentang kerusakan lingkungan hidup!

Pada akir kegiatan pembelajaran dibuat kesimpulan, penutup dan salam.

20 menit

2. Tahap Pasca Eksperimen

Setelah kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi perlakuan

kemudian diberi post tes yang bertujuan untuk mengetahui

prestasi belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. Mengadakan uji statistik yang sesuai terhadap data yang

diperoleh dari eksperimen tersebut.

b. Mengadakan wawancara terhadap beberapa siswa yang

memiliki motivasi tinggi dan hasil belajar tinggi.

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

H. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Dokumentasi

Fungsi dari metode dokumentasi pada penelitian ini adalah

untuk mendapatkan data nilai mata pelajaran geografi di kelas X

semester 2 tahun pelajaran 2008/2009 yang digunakan untuk

menguji keseimbangan. Hasilnya digunakan untuk menetapkan

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Instrumen Penelitian

Kualitas data ditentukan oleh alat pengukurnya, kalau alat

pengukurnya cukup reliable maka data yang dihasilkan pun akan

valid dan reliabel. Data merupakan faktor penting dalam penelitian.

Oleh karena itu data yang dikumpulkan harus benar dan dapat

dipercaya. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar,

angket dan panduan wawancara. Tes yang digunakan:

a. Tes Prestasi Belajar Geografi

Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data,

berupa suatu daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Tes yang

digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes obyektif yang

disusun oleh peneliti yang berdasarkan rancangan pembelajaran

dan kisi-kisi tes. Tes hasil belajar mengukur penguasaan atau

abilitas tertentu sebagai hasil dari proses belajar (Sudjana dan

Ibrahim, 2001 : 100). Dalam hal ini tes digunakan untuk

mengetahui skor kemampuan siswa setelah mengikuti

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

pembelajaran dengan pendekatan kooperatif jigsaw dengan

pendekatan pembelajaran ceramah bervariasi. Tes yang berisi

perolehan skor tersebut digunakan untuk mengambil data

prestasi belajar geografi

Dalam pembuatan instrumen tes, langkah-langkah yang

dilakukan peneliti adalah :

1. Menentukan instrumen tes sesuai dengan standar

kompetensi.

2. Melakukan spesifikasi indikator dengan cara menyesuaikan

ruang lingkup masalah yang diteliti dan tujuan penelitian

yang akan dicapai pada kurikulum Geografi SMA kelas XI IPS.

3. Membuat kisi-kisi instrumen tes yang memuat indikator.

4. Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes, selanjutnya disusun

instrumen tes. Bentuk instrumen tes prestasi belajar beripa

soal-soal obyektif. Instrumen tes yang disusun adalah

instrumen tes prestasi belajar Geografi, yang terdiri dari 50

butir soal pilihan ganda dengan alternatif 5 jawaban. Sistem

pemberian skor untuk instrumen tes adalah diberi skor 1 jika

menjawab benar, dan diberi skor 0 jika menjawab salah. Skor

maksimal seorang responden adalah 50 dan skor minimal 0.

Dari hasil skor kemudian dikalikan dua menjadi nilai prestasi

belajar.

5. Melakukan uji coba instrumen penelitian. Sebelum digunakan

untuk mengumpulkan data terlebih dahulu instrumen tes

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

diujicobakan pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 1 Cepogo.

Dari hasil uji coba tersebut diuji validitas, indeks reliabilitas,

derajad kesukaran dan daya pembedanya.

b. Angket Motivasi Belajar Geografi

Untuk memperoleh data motivasi belajar Geografi

digunakan teknik angket. Instrumen angket dibuat dengan

mengunakan skala karena skala merupakan seperangkat nilai

yang ditetapkan pada tingkah laku untuk mengukur aktivitas

belajar geografi yang disusun dalam bentuk pernyataan dan

hasilnya berupa rentangan nilai angka sesuai dengan kriteria

yang dibuat peneliti. Salah satu skala sikap yang digunakan

dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Skala yang

digunakan untuk mengukur aktivitas belajar Geografi adalah

skala pilihan dengan rentang angka 1 sampai 4. Motivasi tinggi

jika skor lebih besar atau sama dengan rata-rata, motivasi

rendah jika skor lebih kecil dari rata-rata.

c. Wawancara

Untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran, maka

dilakukan wawancara kepada beberapa orang siswa

sehingga dapat diketahui apakah ada perbedaan antara kelompok

siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan model

kooperatif jigsaw, dengan kelompok siswa yang diberi

pembelajaran dengan pendekatan ceramah bervariasi.

d. Pengamatan

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Untuk mengetahui keaktifan siswa, maka dilakukan

pengamatan selama proses pembelajaran melalui kelompok

tempat duduk siswa sehingga dapat diketahui apakah siswa yang

aktif mendapatkan hasil belajar tinggi. Pengamatan ini dilakukan

mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan tearkhir untuk

mengetahui proses pembelajaran yang terjadi.

3. Uji Coba Tes Prestasi Belajar Geografi

Sebelum eksperimen yang sebenarnya dilaksanakan perlu

terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yaitu tes

yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan tes yang sahih dan dapat diandalkan. Adapun

instrumen yang diujicobakan ada dua jenis yaitu instrumen hasil

belajar Geografi dan instrumen motivasi belajar Geografi. Soal

instrumen tes hasil belajar Geografi yang diujicobakan ada 50 soal

test dan 50 soal angket motivasi.

Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus

memenuhi syarat-syarat validitas, reliabilitas dan obyektivitas.

Untuk itu tes yang akan digunakan perlu diujicobakan. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas

instrumen.

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini

yang diuji validitasnya adalah:

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

1. Validitas isi

Validitas isi untuk mengetahui apakah instrumen

penelitian yang dibuat dapat mewakili atau mencakup aspek-

aspek yang ingin diteliti. Validitas isi berhubungan dengan

kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan pada

butir soal untuk mengukur tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan dan disesuaikan dengan isi materi yang diberikan

kepada peserta didik. Uji validitas ini dilakukan dengan

mencocokkan sebaran butir-butir valid ke dalam kisi-kisi soal

yang telah disusun berdasarkan materi pembelajaran.

2. Validitas butir soal

Untuk menguji validitas butir soal maka skor-skor yang

ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total.

Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang

sebagai nilai Y. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas tinggi sebaliknya instrumen yang invalid

berarti memiliki validitas rendah. Validitas ini untuk menguji

setiap butir soal yang telah dibuat. Untuk menguji korelasi

antara skor butir dengan skor total digunakan korelasi product

moment dari Pearson dengan rumus :

))(.)()((

))((. 2222

YYNXXN

YXXYNrxy

Dengan:

rxy = koefisien korelasi suatu butir (item)

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

N = cacah subyek

X = skor butir item tertentu

Y = skor total

Keputusan uji:

rxy ≥ rtabel item pertanyaan tersebut valid

rxy < rtabel : item pertanyaan tersebut tidak valid

(Suharsimi Arikunto, 2006:170)

Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk

pengambilan data, diujikan terlebih dahulu pada siswa kelas XI

IPS1 SMA Negeri 1 Cepogo, yang mempunyai kemampuan awal

relatif sama dengan kelas yang akan digunakan untuk penelitian.

Uji validitas dengan menggunakan rumus Product Moment

Person. Menghitung validitas dengan mengkorelasikan butir

item soal (x) dengan jumlah skor item. Hasil pemeriksaan butir

instrumen (R hitung) selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel

harga kritis dari r hitung Product Moment pada N= 34 adalah

0,339 pada taraf signifikansi 5%. Bila rhitung lebih besar dari r

tabel maka butir instrumen valid atau sebaliknya bila rhitung lebih

kecil dari rtabel maka butir instrumen tidak valid. Dari hasil

perhitungan diketahui bahwa 50 butir soal instrumen tes

prestasi belajar geografi yang diujikan memiliki r hitung lebih besar

dari rtabel, sehingga seluruh butir soal yang diujikan dinyatakan

valid. Hasil uji validitas butir soal prestasi belajar dapat dilihat

pada lampiran 10.

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat

ukur. Alat ukur dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya,

konsisten atau stabil. Reliabilitas instrumen dinyatakan sebagai

suatu derajad keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja

yang diukurnya. Perhitungan reliabilitas instrumen dilakukan

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :

2

2

11

.1

1 t

b

kkr

Dengan:

.r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2b = jumlah variansi butir

2. t = variansi total

(Suharsimi Arikunto, 2006:198)

Disebutkan dalam Saifuddin Azwar (2003) bahwa

interpretasi terhadap koefisien reliabilitas bersifat relatif, tidak

ada batasan mutlak yang menunjukkan angka koefisien terendah

yang harus dicapai agar pengukuran dapat disebut reliabel.

Kesepakatan informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas

haruslah setinggi mungkin.

Uji reliabilitas intrumen tes prestasi belajar geografi,

diperoleh angka sebesar 0,928 . Hasil tersebut dikonsultasikan

dengan rtabel untuk n = 34 pada taraf signifikan 5% diperoleh

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

hasil 0,339. Karena r hitung > rtabel atau 0,928 > 0,339 maka

instrumen butir soal prestasi belajar dinyatakan reliabel. Hasil uji

reliabilitas butir soal prestasi belajar dapat dilihat pada lampiran

10.

4. Uji Coba Angket Motivasi Belajar

Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui

pengajuan item pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek

penelitian, responden atau sumber data lain dan jawabannya

diberikan secara tertulis. Dalam penelitian ini, metode angket

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi belajar

siswa. Adapun dalam pembuatan instrumen angket tersebut,

langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah :

a. Menyusun komponen-komponen motivasi belajar.

Adapun komponen-komponen indikator motivasi belajar geografi

tersebut adalah :

1. Adanya Needs Achievement.

2. Kemampuan (Ability)

3. Usaha (effort)

4. Respek dan sikap terhadap prestasi tugas.

5. Pandangan tentang nasib.

6. Kebutuhan berkekurangan (defisiensi needs)

7. Kebutuhan Pengembangan(growth needs)

8. Perhatian (attent)

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

9. Relevance (relevansi)

10. Rasa percaya diri (convidence)

11. Kepuasan (satiffaction)

Penjabaran komponen motivasi belajar dapat dilihat pada

lampiran 3.

b. Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen motivasi belajar

Geografi.

c. Menjabarkan indikator ke dalam butir angket.

d. Memberikan skor pada setiap angket seperti pada tabel di bawah

ini:

Tabel 6. Skor Motivasi Belajar Geografi

Jawaban Keterangan Skor Pertanyaan

positif

Skor Pertanyaan

negatif SS S TS

STS

Sangat setuju Setuju

Tidak setuju Sangat tidak

setuju

4 3 2 1

1 2 3 4

e. Uji instrumen angket :

(1). Uji Validitas

a. Validitas isi.

Validitas isi berhubungan langsung dengan

kesahihan instrumen dan materi yang akan ditanyakan pada

butir angket motivasi untuk mengukur tujuan pembelajaran

yang sudah dirumuskan dan disesuaikan dengan ciri-ciri

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

motivasi pada kajian teori. Uji validitas isi dilakukan dengan

mencocokan sebaran butir-butir valid ke dalam kisi-kisi

angket motivasi. Setelah dilakukan analisis, semua butir

angket motivasi telah merupakan penjabaran dari kisi-kisi

soal yang telah disusun berdasarkan ciri-ciri motivasi.

b. Validitas butir soal.

Untuk menguji validitas butir angket motivasi maka skor-

skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan

dengan skor total. Skor butir angket motivasi dipandang

sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

tinggi, sebaliknya instrumen yang invalid berarti memiliki

validitas rendah. Validitas ini untuk menguji setiap butir

angket motivasi yang telah dibuat. Untuk menguji korelasi

antar skor baris butir angket motivasi dengan skor total

digunakan korelasi product moment dari Pearson dengan

rumus sebagai berikut:

rxy =

))()()((

))((2222 YYNXXN

YXXYN

Dengan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = cacah subyek

X = skor butir item tertentu

Y = skor total

Dengan keputusan uji:

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

rxy ≥ rtabel : item pertanyaan tersebut valid.

rxy < rtabel : item pertanyaan tersebut tidak valid.

(Suharsimi Arikunto,

2006:170)

Uji validitas dengan menggunakan rumus product

moment Person. Menghitung validitas dengan

mengkorelasikan butir item soal (x) dengan jumlah skor

item. Hasil pemeriksaan butir instrumen (R hitung)

selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel harga kritis dari

rhitung Product Moment pada N= 34 adalah 0,339 pada taraf

signifikansi 5%. Bila rhitung lebih besar dari rtabel maka butir

instrumen valid atau sebaliknya bila rhitung lebih kecil dari

rtabel maka butir instrumen tidak valid. Dari hasil

perhitungan diketahui bahwa 50 soal instrumen motivasi

belajar geogarfi yang diujikan memiliki rhitung lebih besar dari

rtabel, sehingga seluruh butir soal yang diujikan dinyatakan

valid. Hasil uji validitas butir soal motivasi belajar dapat

dilihat pada lampiran 11.

(2). Uji Reliabilitas

Reliabilitas di sini termasuk reliabel internal karena

setiap bagian instrumen mendukung misi instrumen secara

keseluruhan. Karena skor dalam angket tidak 0 dan 1 tetapi

antara 1 sampai 4 maka uji reliabilitas digunakan rumus

alpha. Adapun rumus alpha yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

r11 =

21

2

11 s

sk

k b

Dengan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2bs = jumlah variansi butir

2ts = variansi total

(Saifuddin Anwar,

2007:78)

Interpretasi terhadap koefisien reliabilitas bersifat

relatif, tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan angka

koefisien terendah yang harus dicapai agar pengukuran

dapat disebut reliabel. Kesepakatan informal menghendaki

bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin.

(Saifudin Anwar, 2003: 188).

Uji reliabilitas intrumen motivasi belajar Geografi,

diperoleh angka sebesar 0,926. Hasil tersebut

dikonsultasikan dengan r tabel untuk n = 34 pada taraf

signifikan 5% diperoleh hasil 0,339. Karena r hitung > r tabel

atau 0,926 > 0,339 maka instrumen soal motivasi belajar

geografi dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas butir soal

motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran 11.

I. Teknik Analisa Data

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

1. Asumsi-asumsi Dasar

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis

variansi dua jalan, sebagai berikut:

a. Variabel bebas berskala nominal atau ordinal.

b. Variabel terikat berskala interval.

c. Setiap sample diambil secara random dari populasinya.

d. Populasi berdistribusi normal (sifat normalitas populasi).

e. Populasi mempunyai variansi yang sama (sifat homogenitas

variansi)

2. Uji Keseimbangan Rata-rata.

Sebelum diadakan penelitian antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol diuji keseimbangannya dengan Uji-t. Uji ini bertujuan

untuk mengetahui apakah kedua kelas berada dalam keadaan

seimbang. Dengan kata lain secara statistik, apakah terdapat

perbedaan rerata (mean) yang berarti (signifikan) dari dua sample

yang independent. Prosedurnya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

HO : µ1 = µ2 (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal

seimbang)

b. H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal tidak

seimbang)

c. Statistik uji:

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

t =

21

21

11)(

nns

XX

p

Dengan:

. 21

222

2112 )1()1(

nnsnsns p

.

t = t hitung

1X rata-rata nilai geografi kelompok eksperimen

2.X = rata-rata nilai geografi kelompok kontrol

21.s =Variansi kelompok eksperimen

22s = variansi kelompok kontrol

1n = jumlah peserta didik kelompok eksperimen

2n = jumlah peserta didik kelompok kontrol

d. Daerah kritik

DK= [t t > t/2 ] atau

DK = [ t t > t/2 atau t < t/2 ]

e. Keputusan uji:

H0 jika t DK

(Budiyono, 2004: 151)

3. Uji persyaratan Analisis

Uji persyaratan yang dipakai dalam penelitian ini adalah

uji normalitas, uji homogenitas dan uji independensi.

a. Uji Normalitas.

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sample

penelitian diambil dari populasi yang normal atau tidak. Untuk

menguji normalitas ini digunakan metode Liliefors pada taraf

signifikasi = 0,05 yang prosedurnya sebagai berikut:

1. Hipotesis.

H0 : Sampel berasal dari populasi normal.

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi normal

2. Statistik uji

L = Max F(Zi)-S(Zi)

Dengan:

F(Z.i) = P(Z≤Zi); Z N(0,1)

Zi = skor standar untuk Zi =(Xi- X.. )/s

S = deviasi standar.

S(Zi) = populasi banyaknya Z<Z1 terhadap bayaknya Zi

3. Daerah kritik

DK = { LL>L:n}; adalah ukuran sampel.

4. Keputusan uji:

H0 ditolak jika L DK

(Budiyono, 2004 : 171-

172)

b. Uji Homogenitas Varians

Uji Homogenitas varians digunakan untuk menguji

apakah populasi-populasi merupakan variansi yang sama atau

tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Barlett

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

pada taraf signifikasi = 0,05 yang prosedurnya adalah sebagai

berikut:

1. Hiptoesis

Ho : 12 = 22 = 32 = …. = k2

H1 : tidak semua variansi sama

2. Statistik Uji

2 = 2,303 [B-fj log Sj2]

Dengan :

B = log S2 (ni-1)

S2 =

)1()1( 2

i

i

nSn

3. Daerah Kritik

DK = {22 > 2a;k-l }

4. Keputusan Uji

Ho ditolak jika 2 DK

(Budiyono, 2004 : 176-177)

4. Uji Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama dengan taraf signifikan =0,05.

(Budiyono, 2004 : 228) Teknik Anava 2 jalan dipergunakan dalam

analisis data ini karena dapat dipakai untuk menguji perbedaan dua

mean atau lebih. Model datanya sebagai berikut :

Xijk = µ + I + j + ()ij + ijk

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Dengan :

Xijk = data amatan ke-k pada baris i dan kolom ke-j

µ = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)

I = efek faktor A baris ke-i terhadap Xijk (variabel terikat)

j = efek faktor B baris ke-j terhadap Xijk (variabel terikat)

()ij = efek faktor baris ke-i dan kolom ke-j terhadap Xijk

ijk = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (µijk) yang

berdistribusi normal.

i = 1,2 (1= Pendekatan pembelajaran model kooperatif metode jigsaw

, 2= Pendekatan pembelajaran ceramah bervariasi)

j = 1,2 (1= motivasi belajar tinggi, 2= motivasi belajar rendah)

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi

dua jalan dengan sel tak sama, yaitu :

a. Hipotesis

1) (Ho)1 : i=0 untuk semua i (tidak ada perbedaan efek faktor A),

i=1,2

(H1)1 : 1≠0 untuk paling sedikit satu harga i (ada perbedaan

efek faktor A)

2) (Ho)2 : j = 0 untuk semua j (tidak ada perbedaan efek faktor

B), j = 1,2,3

(H1)2 : j ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga j (ada perbedaan

efek faktor B)

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

3) (Ho)3 : ()ij = untuk semua pasang ij (tidak ada perbedaan

efek faktor A dan faktor B)

(H1)3 : ()ij = untuk paling sedikit satu pasang ij (ada interkasi

antara faktor A dan faktor B)

Ketiga pasang hipotesis itu ekuivalen dengan tiga

pasang hipotesis berikut ini :

1) (Ho)1 : .Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel

terikat;

(H1)1 : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel

terikat

2) (Ho)2 : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel

terikat;

(H1)2 : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel

terikat

3) (Ho)3 : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel

terikat;

(H1)3 : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel

terikat

b. Statistik Uji

1) Fa = RkA/RKG

2) Fb = RkB/RKG

3) Fab = RkAB/RKG

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

(Budiyono, 2004 : 227-

230)

c. Komputasi

Bentuk tabel analisis variansi berupa bentuk baris dan kolom.

Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut :

Tabel 7. Tabel Komputasi

Proses

Pembelajaran

Geografi (a)

Motivasi Belajar (b)

Motivasi Tinggi (b1)

Motivasi Rendah (b2)

Pendekatan

Kooperatif Jigsaw

(a1)

a1b1

a1b2

Pendekatan

Ceramah Bervariasi

(a2)

a2b1

a2b2

Keterangan:

a1b1: Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan kooperatif metode jigsaw dan memiliki motivasi

belajar tinggi

a1b2 : Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan kooperatif metode jigsaw dan memiliki motivasi

belajar rendah.

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

a2b1 : Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan ceramah bervariasi dan memiliki motivasi belajar

tinggi.

a2b2 : Sel kelompok siswa yang pembelajarannya melalui

pendekatan ceramah bervariasi dan memiliki motivasi belajar

rendah

1) Menghitung Komponen Jumlah Kuadrat

Ada lima komponen dalam penelitian ini yang dipakai yang

dirumuskan sebagai berikut :

(1) pqG 2

(2) ji

ijSS,

(3) i q

A 21

(4) j

j

pB 2

(5) ji

ijAB,

2

Dengan :

N = pq = jumlah cacah pengamatan semua sel

G2 = kuadrat jumlah rerata pengamatan semua sel.

Ai2 =jumlah kedua rerata pengamatan baris ke-i

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Bj2 = jumlah kuadrat rerata pengamatan pada kolom ke-j.

2.ijAB = jumlah kuadrat rerata pengamatan pada sel abij

2) Jumlah Kuadrat

JKA = hn [(3)-(1)]

JKB = hn [(4)-(1)]

JKAB = n h [(1)+(5)-(3)-(4) ]

JKG = (2)

JKT = JkA + JkB + JkAB + JKG

Dengan:

JKA = jumlah kuadrat pada faktor A

JKB = jumlah kuadrat pada faktor B

JKAB = jumlah kuadrat pada faktor A dan B

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

3) Derajat Kebebasan

dkA = p-1

dkB = q-d

dkAB = (p-1) (q-1) = pq-p-q+1

dkG = N-pq

dkT = N-1

Dengan:

dkA = derajat kebebasan faktor A

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

dkB = derajat kebebasan faktor B

dkAB = derajad kebebasan faktor A dan B

dkG = derajat kebebasan galat

dkT = derajad kebebasan total

4) Rataan Kuadrat

A

AA dk

JKRK ; B

BB dk

JKRK

G

GG dk

JKRK ; AB

ABAB dk

JKRK

Dengan:

RKA = rataan kuadrat faktor A

RKB = rataan kuadrat faktor B

RKAB = rataan kuadrat faktor A dan B

RKG = rataan kuadrat galat

d. Daerah Kritik

Fa = {FbFb>F:p-1,N-pq}

Fb = {FbFb.F:p-1,N-pq}

Fab = {Fab Fab.F:(p-1)(q-1),N-pq}

e. Keputusan Uji

H0 ditolak apabila Fhitung DK

f. Rangkuman Analisis

Tabel 8. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Sumber JK Dk RK Fobs F p

Baris (A)

Kolom (B)

Interaksi

(AB)

Galat

JKA

JKB

JKAB

JKG

p-1

q-1

(p-1)(q-

1)

N - pq

RkA

RKB

RKAB

RKG

Fa

Fb

Fab

-

F*

F*

F*

-

< atau

>

< atau

>

< atau

>

-

Total JKT N - 1 - - - -

Keterangan : p adalah probabilitas amatan ; F* adalah nilai F yang diperoleh dari tabel

(Budiyono, 2004 : 212 - 213)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang terdiri atas lima

bagian, yaitu deskripsi tempat penelitian, pelaksanaan penelitian,

deskripsi data, hasil pengujian persyaratan analisis, hasil pengujian

hipotesis dan pembahasan hasil analisis data.

A. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali,

dengan jarak kurang lebih 10 kilometer ke arah barat dari Kota

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Boyolali. Tempat penelitian berada dalam wilayah administratif Desa

Mliwis Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa

Tengah, di lereng gunung Merapi sebelah Timur. Secara astronomis

lokasi SMA Negeri 1 Cepogo terletak pada 9168662 mU dan 0448998

mT atau 110 32’ 17” BT dan 7 31’ 15” LS.

Desa Mliwis Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Provinsi

Jawa Tengah memiliki letak administratif sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan: Desa Cabeankunti dan

Cepogo

- Sebelah timur berbatasan dengan: Desa Bakulan

- Sebelah barat berbatasan dengan: Desa Cepogo dan Sukabumi

- Sebelah selatan berbatasan dengan: Desa Paras, Sumbung dan

Gedangan

Sedangkan wilayah Kecamatan Cepogo secara administratif di sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Ampel, di sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Boyolali, di sebalah selatan berbatasan dengan Kecamatan Musuk, dan

di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selo. Untuk lebih jelasnya Peta

Lokasi SMA Negeri 1 Cepogo dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Secara geologis wilayah Kecamatan Cepogo merupakan bagian dari

Gunungapi Merapi. Gunung Merapi merupakan gunungapi strato, material yang

dikeluarkan berselang-seling antara efusiva yang berupa aliran lava dan eflata yang

merupakan material lepas seperti bom, lapili, tuff dan abu vulkanis (Simoen, 2000).

Menurut Bemmelen dalam Simoen (2000) erupsi Gunungapi Merapi dapat

dibedakan menjadi dua yaitu Merapi Tua (Old Merapi) dan Merapi Muda (Young

Merapi). Material dari Old Merapi dan Young Merapi erupsinya berselang-seling

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

antara lava (efusiva), lahar dan eflata yang berupa batu-batu besar (boulder), pasir,

tuff dan abu vulkanis. Terdapat selang-seling antara andesit yang masif dengan pair

atau tuff dengan pasir. Erupsi Old Merapi terdiri dari batuan Olivine Basalt yang

kemudian disusul dengan batuan olivine basalt yang disertai augite-hypersthene-

horenblende andesite. Sedangkan erupsi Young Merapi hanya terdiri dari augite-

hypersthene andesite dengan sedikit hornblende tanpa olivine.

Sedangkan secara geomorfologi Kecamatan Cepogo merupakan

perbukitan bergelombang dengan relief halus hingga kasar.

Kemiringan lereng bervariasi dari 0% hingga > 70%, dengan

ketinggian 550 – 2.911 m dpal. Bentuk bentang lahan yang ada

sangat khas, yaitu puncak Merapi dengan lerengnya yang menuju

ke segala arah dengan lereng yang sangat curam di wilayah yang

dekat dengan puncak dan semakin melandai kearah bawah. Lereng

Merapi bagian timur relatif lebih terjal, sementara di bagian barat

dan utara relatif lebih landai (Simoen, 2000).

SMA Negeri 1 Cepogo merupakan satu-satunya SLTA di

Kecamatan Cepogo. Jarak dari Kota Boyolali sekitar 10 kilometer

arah barat, dengan sarana dan prasarana transportasi yang

memadai, kondisi jalan cukup bagus. Faktor kedekatan dengan

Kota Boyolali menyebabkan motivasi siswa di Kecamatan Cepogo

untuk masuk ke SMA Negeri 1 Cepogo relatif rendah, karena ada

kecenderungan memilih sekolah negeri yang ada di kota.

B. Pelaksanan Penelitian

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

eksperimen yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali

meliputi kegiatan observasi, pembelajaran, post tes dan wawancara.

Waktu pelaksanaan pembelajaran dan pengambilan data terdapat

pada tabel berikut:

Tabel 9. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Waktu Pelaksanaan

Kelas XI IPS 3 Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw

Kelas XI IPS2 Pendekatan

Konvensional- Ceramah

Pertemuan I Pembentukan kelompok jigsaw, diskusi di kelompok ahli. Di kelas kontrol menjelaskan pengertian biosfer

Sabtu, 31 Oktober 2009 Jam ke-5 dan 6

Sabtu, 31 Oktober 2009 Jam ke-1 dan 2

Pertemuan II Materi Pelajaran : Pengertian biosfer, faktor yang mempengaruhi kehidupan, persebaran flora dan fauna

Rabu, 04 Nopember 2009 Jam ke-3 dan 4

Rabu, 04 Nopember 2009 Jam ke-5 dan 6

Pertemuan III Materi Pelajaran: Jenis fauna di dunia dan persebarannya, pesebaran flora dan fauna di Indonesia

Sabtu, 07 April 2009 Jam ke-5 dan 6

Sabtu, 07 Nopember 2009 Jam ke-1 dan 2

Pertemuan IV Materi Pelajaran: Macam-macam hutan di Indonesia

Rabu, 11 Nopember 2009 Jam ke-3 dan 4

Rabu, 11 Nopember 2009 Jam ke-5 dan 6

Pertemuan V Materi Pelajaran : Kerusakan flora dan fauna serta dampaknya terhadap kehidupan, persebaran suaka alam dan suaka margasatwa

Sabtu, 14 April 2009 Jam ke-5 dan 6

Sabtu, 14 Nopember 2009 Jam ke-1 dan 2

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

di Indonesia

Pada saat proses pembelajaran dilakukan observasi oleh guru

lain sebagai kolaborator untuk mengamati keaktifan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, misalnya keaktifan bertanya,

menjawab, diskusi dan sebagainya.

C. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini terdiri atas data prestasi belajar

dengan pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dan data

prestasi belajar dengan pendekatan ceramah bervariasi, dimana

masing-masing pendekatan pembelajaran tersebut diukur

motivasinya berdasarkan kriteria tinggi dan rendah. Secara rinci

data tersebut adalah :

1. Data Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw

Deskripsi data prestasi belajar dengan pendekatan kooperatif

metode jigsaw dan frekuensi masing-masing kelompok disajikan

dalam tabel 10.

Tabel 10. Deskripsi Prestasi Geografi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Jigsaw

Interval Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif 57 - 62 2 5,6 5,6 63 - 68 5 13,9 19,4 69 - 74 4 11,1 30,6

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

75 - 80 9 25,0 55,6 81 - 86 9 25,0 80,6 87 - 92 1 2,8 83,3 93 - 98 6 16,7 100,0 Jumlah 36 100

Gambar 5. Histogram Hasil Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif Model Jigsaw

Dari sebaran hasil belajar pendekatan kooperatif metode jigsaw pada tabel 10 dan

gambar 5, nampak bahwa persentase nilai yang tertinggi pada kisaran 93 – 98

diperolah sebanyak 6 siswa atau 16,7 persen, sedangkan yang paling banyak

diperoleh siswa adalah pada kisaran 75 – 80 dan 81 – 86 yaitu masing-masing 9

siswa atau sama-sama sebesar 25 persen. Sedangkan nilai terendah berada pada

kisaran 57 - 62 sebanyak 5,6 persen didapat oleh 2 siswa. Dari gambaran tersebut

berarti kebanyakan siswa memiliki hasil belajar geografi pada taraf cukup.

2. Data Hasil Belajar Geografi Pendekatan Ceramah Bervariasi

Dari sebaran data prestasi belajar geografi dengan metode ceramah bervariasi

pada tabel 11, nampak bahwa prosentasi siswa memperoleh nilai tertinggi pada

kisaran 77,1 - 81,5 hanya diperoleh 1 siswa atau 2,9 persen, persentase nilai yang

paling banyak diperoleh siswa adalah pada kisaran 63,6 - 68,0 yaitu sebesar 26,5

persen. Nilai terendah yang diperoleh siswa berada pada kisaran 50,1 - 54,5

0

2

4

6

8

10

57 - 62 63 - 68 69 - 74 75 - 80 81 - 86 87 - 92 93 - 98

Page 105: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

didapat oleh 5 siswa atau persentase 14,7 persen. Dari gambaran tersebut berarti

kebanyakan siswa memiliki hasil belajar geografi pada taraf relatif cukup.

Deskripsi data prestasi belajar dengan pendekatan ceramah bervariasi dan

frekuensi masing-masing kelompok disajikan dalam tabel 11.

Tabel 11. Deskripsi Hasil Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah Bervariasi

Interval Frekuensi Presentase Persentase Kumulatif

50,1 - 54,5 5 14,7 14,7

54,6 - 59,0 3 8,8 23,5

59,1 - 63,5 3 8,8 32,4

63,6 - 68,0 9 26,5 58,8

68,1 - 72,5 5 14,7 73,5

72,6 - 77,0 8 23,5 97,1

77,1 - 81,5 1 2,9 100,0

Jumlah 34 100

Gambar 6. Histogram Hasil Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah Bervariasi

3. Data Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw

Motivasi Tinggi

0

2

4

6

8

10

50,1 - 54,5 54,6 - 59,0 59,1 - 63,5 63,6 - 68,0 68,1 - 72,5 72,6 - 77,0 77,1 - 81,5

Page 106: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Deskripsi data prestasi belajar dengan pendekatan kooperatif

metode jigsaw motivasi tinggi disajikan dalam tabel 12. Dari

sebaran pendekatan kooperatif metode jigsaw motivasi tinggi pada

tabel 12 dan gambar 7, nampak bahwa persentase nilai yang paling

banyak diperoleh siswa adalah pada kisaran 84 – 88 yaitu sebanyak

5 siswa atau sebesar 26.3 persen. Nilai tertinggi pada kisaran 94 –

98 sebanyak 3 siswa atau 16,7 persen, sedangkan nilai terendah

berada pada kisaran 64 – 68 sebanyak 3 siswa atau 16,7 persen.

Dari gambaran tersebut berarti kebanyakan siswa memiliki hasil

belajar geografi pada taraf cukup.

Tabel 12. Deskripsi Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Jigsaw Motivasi Tinggi

Interval Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

64 - 68 3 16,7 16,7 69 - 73 3 16,7 33,3 74 - 78 2 11,1 44,4 79 - 83 1 5,6 50,0 84 - 88 5 27,8 77,8 88 - 93 1 5,6 83,3 94 - 98 3 16,7 100,0 Jumlah 18 100,0

Gambar 7. Histogram Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif

Page 107: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Metode Jigsaw Motivasi Tinggi 4. Data Prestasil Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Jigsaw

Motivasi Rendah

Deskripsi data prestasi belajar dengan pendekatan kooperatif metode jigsaw

motivasi rendah disajikan dalam tabel 13. Nilai tertinggi berada pada kisaran 92

– 96 sebanyak 2 siswa atau 11,1 persen, sedangkan nilai terendah pada kisaran 62

– 66 sebanyak 3 siswa atau 16,7 persen. Sedangkan persentase nilai yang paling

banyak pada kisaran 77 – 81 sebanyak 6 siswa atau 33,3 persen.

Tabel 13. Deskripsi Hasil Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Jigsaw Motivasi Rendah

Interval Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

62 - 66 3 16,7 16,7 67 - 71 1 5,6 22,2 72 - 76 3 16,7 38,9 77 - 81 6 33,3 72,2 82 - 86 3 16,7 88,9 87 - 91 0 0,0 88,9 92 - 96 2 11,1 100,0 Jumlah 18 100,0

Gambar 8. Histogram Hasil Belajar Geografi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Jigsaw Motivasi Rendah

Page 108: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

5. Data Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah

Bervariasi Motivasi Tinggi

Deskripsi data prestasi belajar model ceramah bervariasi motivasi tinggi

disajikan dalam tabel 14. Dari sebaran nilai prestasi belajar geografi dengan

pendekatan ceramah bervariasi, menunjukkan bahwa persentase skor yang

paling banyak diperoleh siswa adalah pada kisaran 72,6 - 76,0 yaitu sebanyak 5

siswa atau sebesar 35,7 persen. Nilai tertinggi berada pada kisaran 76,1 - 79,5

sebanyak 1 siswa atau 7,1 persen, sedangkan skor terendah berada pada

kisaran 55,6 - 59,0, sebanyak 1 orang atau persentase 7,1 persen.

Tabel 14. Deskripsi Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah Bervariasi Motivasi Tinggi

Interval Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

55,6 - 59,0 1 7,1 7,1 59,1 - 62,5 2 14,3 21,4 62,6 - 66,0 2 14,3 35,7 66,1 - 69,5 1 7,1 42,9 69,6 - 72,5 2 14,3 57,1 72,6 - 76,0 5 35,7 92,9 76,1 - 79,5 1 7,1 100,0 Jumlah 14 100,0

Page 109: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Gambar 9. Histogram Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah Bervariasi Motivasi Tinggi

6. Data Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah

Bervariasi Motivasi Rendah

Deskripsi data prestasi belajar model ceramah bervariasi motivasi rendah

disajikan dalam tabel 15. Dari sebaran data prestasi belajar model ceramah

bervariasi dengan motivasi rendah pada tabel 15 dan gambar 9, nampak bahwa

persentase nilai paling tinggi yang diperoleh siswa adalah pada kisaran 72,6 -

76,0 sebanyak 2 siswa atau sebesar 10 persen, sedangkan skor terendah berada

pada kisaran 52,6 - 56,0 sebanyak 6 siswa atau 30 persen.

Tabel 15. Deskripsi Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan Ceramah Bervariasi Motivasi Rendah

Interval Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

52,6 - 56,0 6 30,0 30,0 56,1 - 59,5 1 5,0 35,0 59,6 - 63,0 1 5,0 40,0 63,1 - 66,5 1 5,0 45,0 66,6 - 5 25,0 70,0

Page 110: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

69,0 69,1 - 72,5 4 20,0 90,0 72,6 - 76,0 2 10,0 100,0 Jumlah 20 100,0

Gambar 10. Histogram Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Ceramah Bervariasi Motivasi Rendah

D. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

a. Uji Normalitas Pre Tes Belajar Geografi dengan Pendekatan

Kooperatif Metode Jigsaw

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil belajar geografi harga

statistik uji L Max !F(Zi)-S(Zi)! = 0.1293 sedangkan L tabel 5% =

0.1477, sehingga L Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan

demikian H0 diterima, ini berarti sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran 19.

Page 111: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

b. Uji Normalitas Pre Tes Belajar Geografi Pendekatan Ceramah

Bervariasi

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil belajar geografi harga

statistik uji L Max !F(Zi)-S(Zi)! = 0.0833 sedangkan L tabel 5% =

0.1519 , sehingga L Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan

demikian H0 diterima, ini berarti sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran 20.

c. Uji Normalitas Prestasi Belajar Geografi dengan Pendekatan

Kooperatif Metode Jigsaw

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil belajar geografi harga

statistik uji L Max !F(Zi)-S(Zi)! = 0.0854 sedangkan L tabel 5% =

0.1477, sehingga L Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan

demikian H0 diterima, ini berarti sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran 21.

d. Uji Normalitas Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Ceramah

Bervariasi

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji L Max !F(Zi)-

S(Zi)! = 0,0579 sedangkan L tabel 5% = 0.1519 , sehingga L

Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan demikian H0 diterima, ini

berarti sampel berasal dan populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji tersebut dapat dilihat pada lampiran 22.

Page 112: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

e. Uji Normalitas Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw Motivasi Tinggi

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji L Max !F(Zi)-

S(Zi)! = 0,1466 sedangkan L tabel 5% = 0.2088 , sehingga L

Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan demikian H0 diterima, ini

berarti sampel berasal dan populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji tersebut dapat dilihat pada lampiran 23.

f. Uji Normalitas Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw Motivasi Rendah

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji L Max !F(Zi)-

S(Zi)! = 0,1125 sedangkan L tabel pada taraf signifikansi 5% =

0.2088 , sehingga L Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan

demikian H0 diterima, ini berarti sampel berasal dan populasi

yang berdistribusi normal. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran 24.

g. Uji Normalitas Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Ceramah

Bervariasi Motivasi Tinggi

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji L Max !F(Zi)-

S(Zi)! = 0,1230 sedangkan L tabel 5% = 0.2368 , sehingga L

Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan demikian H0 diterima, ini

berarti sampel berasal dan populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji tersebut dapat dilihat pada lampiran 25.

h. Uji Normalitas Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw Motivasi Rendah

Page 113: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji L Max !F(Zi)-

S(Zi)! = 0,1132 sedangkan L tabel pada taraf signifikansi 5% =

0.1981, sehingga L Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan

demikian H0 diterima, ini berarti sampel berasal dan populasi

yang berdistribusi normal. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran 26.

i. Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar Geografi dengan Pendekatan

Kooperatif Metode Jigsaw

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil belajar geografi harga

statistik uji L Max !F(Zi)-S(Zi)! = 0.1290 sedangkan L tabel 5% =

0.1477, sehingga L Max !F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan

demikian H0 diterima, ini berarti sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Hasil uji tersebut dapat dilihat pada

lampiran 27.

j. Uji Normalitas Skor Motivasi Belajar Geografi Pendekatan

Ceramah Bervariasi

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji L Max !F(Zi)-

S(Zi)! = 0,1272 sedangkan L tabel 5% = 0.1519 , sehingga L Max

!F(Zi)-S(Zi)! < L tabel 5% dengan demikian H0 diterima, ini

berarti sampel berasal dan populasi yang berdistribusi normal.

Hasil uji tersebut dapat dilihat pada lampiran 28.

2. Uji Homogenitas

Page 114: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Uji homogenitas digunakan metode Bartlett. Untuk data

prestasi belajar geografi dengan metode kooperatif jigsaw dan metode

ceramah bervariasi.

a. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Geografi Pendekatan Kooperatif

Metode Jigsaw dan Pendekatan Ceramah Bervariasi.

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil belajar geografi

pendekatan kooperatif metode jigsaw dan ceramah bervariasi

diperoleh harga statistik uji 2h = 2.0037 sedangkan 2t = 3,8410,

sehingga 2h < 2t dengan demikian H0 diterima, ini berarti sampel

berasal dan populasi yang homogen. Untuk perhitungannya dapat

dilihat pada lampiran 29.

b. Uji Homogenitas Prestasi Belajar Geografi Motivasi Tinggi dan

Motivasi Rendah

Dari perhitungan prestasi belajar geografi motivasi tinggi dan

motivasi rendah harga statistik uji 2h = 0.0140 sedangkan 2t =

3,8410, sehingga 2h < 2t dengan demikian H0 diterima, ini berarti

sampel berasal dari populasi yang homogen. Untuk

perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 30.

E. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Anava Dua Jalan

Dalam penelitian ini melibatkan dua vaniabel bebas. Varibel

pertama adalah model kooperatif metode jigsaw yang terdiri dari

kategori tinggi dan kategori rendah. Kedua adalah metode ceramah

Page 115: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

bervariasi yang terdiri dari motivasi tinggi dan rendah. Untuk

variabel terikatnya adalah hasil belajar geografi siswa. Analisis yang

digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel

tak sama. Tabel 16 menunjukkan rerata pada masing-masing sel

dan tabel 17 menunjukkan rangkuman analisis variansi. Analisis

variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama dapat dilihat pada

lampiran 31.

Tabel 16. Distribusi Rerata Pada Masing-Masing Sel

Sumber Tinggi (B1) Rendah (B2)

Total

Eksperimen

(A1) 36.333 30.556

66.889 Kontrol (A2) 19.643 15.050 34.693

Jumlah 55.976 15.050 101.582

Tabel 17. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber Varians

JK

Dk

RK

Fo

Ft

Keputusan

Metode (Baris) Motivasi (Kolom) Interaksi AB Dalam Kelompok

4457.667

2 462.4463

6.0285

5364.6080

1 1 1

66

4457.6672 462.4463 6.0285

81.2819

54.842

1 5.6894 0.0742

-

3.98

3.98

3.98 -

H0A ditolak H0B ditolak

H0AB diterima

-

Total

10290.75

00

70

-

-

-

-

Page 116: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

a. Uji Hipotesis Pertama

HOA: Tidak ada pengaruh positif pendekatan pembelajaran

menggunakan model kooperatif metode jigsaw terhadap

prestasi belajar Geografi

H1A : Ada pengaruh positif pendekatan pembelajaran

menggunakan model kooperatif metode jigsaw terhadap

prestasi belajar Geografi.

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji Fobs=

54,8421 sedangkan F0,05:1;66 = 3,98, sehingga Fobs> F, dengan

demikian H0A ditolak dan H1A diterima. Hipotesis berbunyi : Ada

pengaruh positif pendekatan pembelajaran menggunakan model

kooperatif metode jigsaw terhadap prestasi belajar Geografi

terbukti signifikan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif

jigsaw lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan

metode ceramah bervariasi jika dilihat dari prestasi belajarnya,

khususnya pada materi menganalisis fenomena biosfer.

Pembelajaran kooperatif jigsaw secara sadar menciptakan

interaksi yang saling asah, asih, dan asuh sehingga tercipta

masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi

juga dari sesama siswa. Selain itu juga meletakkan tanggung

jawab individu sekaligus tanggungjawab kelompok, sehingga

dalam diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku

Page 117: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

yang saling ketergantungan. Sedangkan pada pembelajaran

ceramah bervariasi masih ada kecenderungan sistem

pembelajarannya berpusat pada guru, menempatkan posisi siswa

sebagai objek pembelajaran.

b. Uji Hipotesisis Kedua

HOB : Tidak ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap

prestasi belajar Geografi

H1B : Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Geografi

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji Fobs=

5,6894 sedangkan F0,05:1;66 =3,98, sehingga Fobs>Ftab, dengan

demikian HoB ditolak dan H1B diterima. Berarti hipotesis yang

berbunyi: Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Geografi terbukti signifikan.

Ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki

motivasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi rendah jika

ditinjau dari prestasi belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi

rendah memiliki kecenderungan prestasinya rendah, dan siswa

yang memiliki motivasi tinggi memiliki kecenderungan prestasinya

tinggi. Motivasi merupakan suatu unsur paling penting dari

pengajaran efektif atau pengajaran yang berhasil. Seseorang akan

berhasil dalam belajar kalau pada dirinya ada keinginan untuk

belajar.

c. Uji Hipotesis Ketiga

Page 118: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

HOAB : Tidak ada pengaruh positif pada interaksi pembelajaran

yang menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi

H1AB : Ada pengaruh positif pada interaksi pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan

motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi

Dari hasil perhitungan diperoleh harga statistik uji FOBS=

0,0742 sedangkan F0,05:1;66 = 3,98, sehingga Fobs< Ftab, dengan

demikian H0AB diterima dan H1AB ditolak. Berarti hipotesis yang

berbunyi : Ada pengaruh positif pada interaksi pembelajaran yang

menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar Geografi tidak terbukti. Penggunaan model

pembelajaran kooperatif jigsaw terbukti meningkatkan prestasi

belajar siswa, demikian juga semakin tinggi motivasi siswa, prestasi

belajarnya juga semaki tinggi. Namun ketika kedua variabel tersebut

digabungkan secara bersama-sama tidak berpengaruh secara positif

terhadap prestasi belajar. Ada kemungkinan siswa yang bermotivasi

rendah tidak banyak terpengaruh dengan model pembelajaran yang

digunakan meskipun ada kecenderungan semakin tinggi motivasi,

prestasi belajat semakin tinggi. Artinya dengan metode pembelajaran

apapun, siswa dalam penelitian ini tidak termotivasi untuk

meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan siswa dengan motivasi

tinggi dengan sendirinya ada kecenderungan prestasinya lebih tinggi

jika dibandingkan siswa dengan motivasi rendah.

Page 119: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

2. Uji Lanjut Anava

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang perbedaan pengaruh

antar rerata pada anava, maka dilakukan uji komparasi ganda antar

rerata dengan metode Scheffe, yang rangkuman analisisnya sebagai

berikut:

Tabe1 18. Rangkuman Komparasi Rerata Pasca Anava Komperen

si Xi-Xj 1/ni +1/nj RKG F Kriti

k Kesimpul

an

A1 vs A2 1036.58

24 0.057

2 81.281

9 222.99

41 3.98 Ditolak

B1 vs B2 107.536

9 0.057

6 81.281

9 22.982

6 3.98 Ditolak

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1) Komparasi antar baris

Dari hasil uji lanjut diperoleh FA12 = 222.9941 > F0,05;1;66 =

3,98, berarti terdapat beda rerata metode mengajar yang

signifikan antara penggunaan model kooperatif metode jigsaw

dan metode ceramah bervariasi. Rerata kemampuan pengajaran

dengan model kooperatif metode jigsaw A1= 79,611 dan

pengajaran dengan metode ceramah bervariasi A2= 66,324.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model

kooperatif metode jigsaw mempunyai pengaruh yang lebih baik

terhadap prestasi belajar geografi dibandingkan siswa yang

mendapat pengajaran dengan metode ceramah bervariasi.

2) Komparasi rerata antar kolom

Dari hasil uji lanjut diperoleh FBI2 = 22.9826 > F0,05;1;66 =

3,98, berarti terdapat beda rerata hasil belajar geografi siswa

yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan

Page 120: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

rendah. Rerata motivasi siswa tinggi B1= 82,000 dan motivasi

rendah B2 = 77,222. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

motivasi yang tinggi mempunyai pengaruh yang lebih baik

terhadap hasil belajar geografi dibandingkan siswa dengan

motivasi rendah. Hasil perhitungan uji lanjut pasca analisis

variasi dua jalan dapat dilihat pada lampiran 32.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran kooperatif mengupayakan siswa untuk mampu mengajarkan

kepada siswa lain. Mengajar teman sebaya dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan, ia

menjadi nara sumber bagi teman yang lain. Pembelajaran kooperatif metode jigsaw

dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerjasama dan bertanggungjawab secara

sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam kelompok kecil

tersebut, siswa dapat saling berbagi mengenai kelebihan masing-masing, sehingga

saling mengembangkan kemampuan dan hubungan interpersonalnya. Selain itu

siswa juga dapat belajar bagaimana mengelola konflik yang biasa timbul dalam

kelompok. Rasa saling ketergantungan ini muncul karena adanya perbedaan yang

dimiliki oleh manusia.

Jika dikomparasikan dengan beberapa penelitian yang relevan menunjukkan

ada kesamaan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen

dengan perlakuan pembelajaran model kooperatif jigsaw dengan pembelajaran

ceramah bervariasi. Selain itu belajar melalui mengajari orang lain dan diskusi

sebagaimana yang dituntut dalam pembelajaran dengan jigsaw mendorong

pemahaman mereka tentang topik yang sedang dibahas dan mereka mengaku bahwa

mereka dapat mengingat topik itu dengan lebih baik. Dalam penelitian ini, metode

jigsaw membuktikan bahwa belajar bisa menjadi sangat menyenangkan, edukatif,

dan sangat kaya akan pengetahuan dan pengalaman.

Page 121: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Pada awal pelaksanaan penerapan pembelajaran model kooperatif metode

jigsaw mengalami beberapa masalah antara lain: 1) prinsip utama pola pembelajaran

ini adalah ‘peer teaching’, pembelajaran teman sendiri, ini menjadi kendala karena

perbedaan persepsi untuk memahami suatu konsep yang akan didiskusikan dengan

teman yang lainnya dalam kelompok. Sehingga dalam hal ini pengawasan guru

menjadi sangat diperlukan agar tidak terjadi salah persepsi, 2) siswa kurang percaya

diri pada awal diskusi. Rasa kurang percaya diri terjadi pada pelaksanan diskusi

pertemuan awal, karena belum terkondisi. Selanjutnya pada pertemuan berikutnya,

masalah-masalah sudah mulai dapat diatasi, siswa mulai terkondisi sehingga diskusi

kelompok bisa berlangsung dengan baik.

Pengamatan pembelajaran model kooperatif jigsaw dilakukan dengan

memberikan skor 1 sampai 4 pada lima aspek yang diamati yaitu: kerjasama dalam

kelompok, peran dalam kelompok, aktivitas bertanya, sikap dalam mengikuti

diskusi, dan menjawab atau membahas permasalahan. Daftar skor pengamatan

pembelajaran kooeparti jigsaw dapat dilihat pada lampiran 34.

Tabel 19. Rata-rata Skor Pengamatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw No

Aspek Pengamatan*

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Pertemuan 3

Pertemuan 4

Pertemuan 5

Skor rata-rata

% Skor rata-rata

% Skor rata-rata

% Skor rata-rata

% Skor rata-rata

%

1 Kerjasama dalam kelompok 2.7 67 2.8 71 3.3 82 3.6 90 3.9 97

2 Peran dalam kelompok 2.4 60 2.7 67 2.9 72 3.4 84 3.5 88

3 Aktivitas bertanya 2.2 54 2.5 62 2.8 70 2.9 74 3.1 78

4 Sikap dalam mengikuti diskusi 2.9 72 3.1 76 3.1 78 3.3 81 3.6 91

5 Menjawab/mem-bahas permasalahan 2.4 61 2.6 66 2.9 72 3.0 76 3.4 86

*Keterangan : Skor maksimal 4

Page 122: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Gambar 11. Diagram Garis Peningkatan Proses Pembelajaran

Kooperatif Jigsaw

Pada pertemuan pertama pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dengan metode kooperatif jigsaw belum berjalan seperti

yang diharapkan. Kegiatan diskusi masih cenderung terpusat pada

tim ahli yang menyampaikan materi yang menjadi bagiannya. Dari

hasil pengamatan dijumpai ada siswa yang kurang memperhatikan

penyampaian materi, seperti membuka-buka buku, berbisik-bisik

pada temannya, rasa kurang percaya diri karena ada pengamat dan

petugas dokumentasi, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh peserta diskusi masih sebatas materi yang

disampaikan oleh pembawa materi. Hal ini dapat dilihat dari

perolehan skor aktivitas bertanya sebesar 2,2 atau sekitar 54

persen. Secara umum, sikap mengikuti diskusi sudah cukup baik

dengan skor 2,9 atau 72 persen. Pada akhir pertemuan peneliti

0,00,51,01,52,02,53,03,54,04,5

I II III IV V

Skor

Rat

a-ra

ta

Pertemuan

Aktivitas bertanya

Peran dalam kelompok

Aktivitas bertanya

Sikap dalam mengikuti diskusi

Menjawab/membahas permasalahan

Page 123: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

membahas pelaksanaan diskusi, mengenai hambatan-hambatan

belajar dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw. Dari sisi

aktivitas siswa selama belajar dengan metode kooperatif jigsaw pada

pertemuan pertama, tampak masih ada rasa kurang percaya diri

dalam menyampaikan materi, peserta masih merasa kesulitan utuk

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas dalam

diskusi. Peneliti menyampaikan kembali tentang tata cara

pembelajaran dengan metode kooperatif jigsaw, yaitu

mengembangkan perilaku sosial dan motivasi belajar yang pada

akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Siswa

diharapkan dapat mempersiapkan diri secara lebih baik pada

pertemuan berikutnya.

Berdasarkan hasil pertemuan pertama, dilakukan perbaikan

pada pertemuan kedua. Siswa diharapkan dapat mempersiapkan

materi yang akan disampaikan pada pertemuan kedua. Sikap dalam

mengikuti diskusi dan kerjasama dalam kelompok mulai semakin

terlihat cukup baik. Sikap dalam mengikuti diskusi memperoleh

skor tertinggi 3,1 atau 76 persen dan kerjasama kelompok

memperoleh skor 2,8 atau 71 persen. Namun dari kelima aspek yang

diamati, aktivitas bertanya masih memiliki skor terendah yaitu 2,5

atau 62 persen. Pada akhir pertemuan peneliti membahas

pelaksanaan diskusi, untuk mengurangi hambatan-hambatan dalam

pertemuan kedua. Masih ada hambatan terutama aktivitas bertanya

dari peserta untuk dibahas dalam diskusi. Peneliti memberikan

Page 124: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

motivasi agar dalam diskusi muncul banyak pertanyaan yang akan

menjadi materi dalam diskusi.

Pada pertemuan ketiga secara umum pelaksanaan diskusi

dengan metode kooperatif jigsaw sudah berjalan dengan lancar.

Suasana kelas nampak ramai tetapi dalam rangka pembelajaran.

Kerjasama dalam kelompok sudah terjadi, peran setiap peserta

diskusi, sikap dalam mengikuti diskusi nampak serius, aktivitas

bertanya ada peningkatan, serta kegiatan tanya jawab dalam

kelompok diskusi terjadi dengan baik. Pada akhir pertemuan

disampaikan permasalahan yang muncul yaitu suasana yang gaduh

sedikit banyak akan mengganggu kelompok lain dalam melakukan

diskusi, sehingga diharapkan pada pertemuan berikutnya suasanya

bisa lebih nyaman.

Pada pertemuan keempat dan kelima, pelaksanaan diskusi

semakin menunjukkan perbaikan dibandingkan pertemuan

sebelumnya. Meskipun suasana kelas agak gaduh, namun dalam

suasana pembelajaran. Kerjasama dalam kelompok dan sikap

mengikuti diskusi dengan metode kooperatif jigsaw semakin baik.

Setelah kegiatan pada diskusi dengan metode kooperatif

jigsaw selesai kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan

instrumen yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Data

yang diperoleh kemudian diolah dengan statistik dan dilakukan

analisis. Dari hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa: ada

pengaruh positif pendekatan pembelajaran menggunakan model

Page 125: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

kooperatif metode jigsaw terhadap prestasi belajar Geografi, ada

pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi,

dan tidak ada pengaruh positif pada interaksi pembelajaran

menggunakan model kooperatif metode jigsaw dan motivasi belajar

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Geografi.

Berdasarkan data prestasi belajar, jumlah siswa yang memiliki hasil belajar

tinggi dan motivasi tinggi berjumlah 2 siswa. Untuk mendapatkan data kualitatif

dilakukan wawancara dengan 3 siswa yang memiliki nilai tertinggi dengan motivasi

yang tinggi yaitu Choirul Fuadi, Nur Tri Rahayu, dan Rizky Rahayu. Siswa yang

hasilnya menyimpang, Didik Indrawan memiliki motivasi tinggi namun prestasi

belajarnya rendah. Sebaliknya Listyaningsih, motivasinya rendah namun prestasi

belajarnya tinggi. Sedangkan Eka Puji Lestari dan Yuliani Sri Mulyani motivasinya

rendah, prestasi belajarnya juga rendah.

Menurut Choirul Fuadi pembelajaran dengan pendekatan model kooperatif

jigsaw sangat menarik, karena menuntut keaktifan siswa. Siswa tidak hanya sekedar

berdiskusi, namun memiliki tanggung jawab yang penuh baik secara individu

maupun kelompok. Secara individu harus mampu menguasai materi yang menjadi

bagiannya kemudian menjelaskan kepada teman anggota kelompoknya, sedangkan

secara kelompok harus berusaha saling membantu dan saling melengkapi.

Menurutnya pembelajaran kooperatif jigsaw memudahkan dalam memahami materi

dan belajar saling berkomunikasi. Kelemahannya menurutnya ada siswa yang

kurang menguasai materi yang menjadi bagiannya sehingga kurang bisa

menjelaskan kepada teman dalam kelompoknya dan kadang-kadang ramai sendiri.

Page 126: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Harapannya semoga ada model-model pembelajaran yang baru yang dapat

diterapkan di kelas untuk mengurangi kejenuhan.

Nur Tri Rahayu mengatakan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif

jigsaw sangat menarik karena mendorong siswa untuk berperan aktif. Siswa

diberikan materi dan diharapkan dapat menguasai materi dan mengajarkannya

kepada teman dalam kelompoknya. Dengan demikian siswa termotivasi untuk

belajar. Salain itu penggunaan variasi model pembelajaran membuat proses belajar

mengajar tidak jenuh. Meskipun awalnya mengalami kendala karena siswa belum

terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw, tetapi yakin bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan pemahaman

materi. Pembelajaran dengan model kooperatif jigsaw berbeda dengan metode

diskusi, karena dalam metode diskusi ada kecenderungan siswa yang pandai akan

menguasai jalannya diskusi, namun pada model kooperatif jigsaw semua anggota

berperan sesuai dengan materi yang harus dikuasainya.

Sementara itu Didik Indrawan memiliki motivasi tinggi, tetapi prestasi

belajarnya rendah. Responden ini yakin bahwa pembelajaran model kooperatif

jigsaw sangat menarik dan mampu meningkatkan prestasi belajar. Namun jika

kontrol dari guru kurang maka yang terjadi adalah “ngobrol bersama”. Kesulitan

yang dialaminya adalah kurang mampu menguasai materi pelajaran yang dijadikan

sebagai eksperimen penelitian ini. Didik Indrawan adalah ketua OSIS di SMA

Negeri 1 Cepogo, selain itu dalam beberapa evaluasi memang ada kecenderungan

nilainya tidak termasuk kelompok dengan nilai tinggi. Namun motivasi belajarnya

cukup tinggi, dan berusaha untuk mengembangkan kemampuannya.

Listyaningsih memiliki nilai yang tinggi namun motivasinya rendah.

Menurutnya mata pelajaran Geografi bukan merupakan mata pelajaran favorit,

Page 127: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

namun dia tidak ingin nilainya rendah. Untuk itu dia belajar agar tidak mendapatkan

nilai yang rendah. Penggunaan model-model pembelajaran cukup menarik untuk

mengurangi kebosanan dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan Eko Puji Lestari dan Yuliani Sri Mulyani motivasinya rendah,

demikian juga prestasi belajarnya. Menurut pendapatnya sebenarnya pembelajaran

dengan model kooperatif jigsaw sangat menarik, tetapi karena pelajaran geografi

terlalu luas sehingga mengalami kesullitan dalam belajar. Selain motivasinya

rendah, ada kecenderungan siswa ini kurang menguasai teknik-teknik belajar

memahami materi geografi. Hal ini menjadi tantangan bagi peneliti untuk dapat

membuat suasana pembelajaran yang menarik, serta mengajarkan teknik-teknik

penguasaan materi pelajaran.

Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif

jigsaw adalah siswa belum terkondisi dengan model pembelajaran ini. Awalnya ada

kecanggungan siswa dalam memyampaikan materi yang menjadi tugasnya untuk

disampaikan kepada anggota kelompoknya. Namun dengan beberapa masukan dan

evaluasi dari peneliti, pada pertemuan berikutnya kendala itu dapat diminimalisir.

Selain itu ketersediaan buku pegangan siswa sangat terbatas, sehingga wawasan

siswa untuk mengembangkan materi juga berkurang.

Penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif jigsaw atau model-model

yang lainnya perlu diterapkan oleh guru. Selain itu, motivasi siswa juga harus

diupayakan peningkatannya. Motivasi siswa dapat muncul karena faktor dari dalam

dan faktor dari luar siswa. Faktor dari dalam karena adanya ketertarikan dan

keingintahuan siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran akan mendorong siswa

untuk belajar sehingga hasil belajar yang dicapai dapat meningkat. Sedangkan faktor

dari luar karena adanya rangsangan yang berasal dari luar diri siswa, misalnya

Page 128: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi yang sesuai dan menarik, hal

ini akan dapat memotivasi siswa. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi

maka hasil belajar yang dicapai akan cenderung tinggi. Demikian pula sebaliknya

siswa yang mempunyai motivasi rendah cenderung hasil belajarnya juga rendah.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang.

Ada keterkaitan antara pendekatan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dan

motivasi yang ada pada diri siswa sebagai penunjang tingginya prestasi belajar

siswa.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh positif pendekatan pembelajaran menggunakan model kooperatif

metode jigsaw terhadap prestasi belajar Geografi. Pembelajaran dengan

menggunakan metode kooperatif jigsaw lebih baik daripada pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah bervariasi jika dilihat dari prestasi

belajarnya, khususnya pada materi menganalisis fenomena biosfer.

2. Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar Geografi. Ada

perbedaan yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan

siswa yang memiliki motivasi rendah. Siswa yang memiliki motivasi rendah

memiliki kecenderungan prestasinya rendah, dan siswa yang memiliki motivasi

tinggi memiliki kecenderungan prestasinya tinggi.

Page 129: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

3. Tidak ada pengaruh positif pada interaksi pembelajaran yang menggunakan

model kooperatif metode jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Geografi.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas, implikasi yang dapat

disampaikan penulis dalam upaya peningkatan hasil belajar geografi

antara lain:

1. Penggunaan pendekatan kooperatif secara umum dan metode jigsaw khususnya

perlu dikembangkan secara optimal dalam pembelajaran Geografi. Hal tersebut

diperlukan karena dari hasil uji analisis yang telah dilaksanakan siswa yang

mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan model kooperatif metode jigsaw

cenderung mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan

dengan model pembelajaran ceramah bervariasi khusunya pada materi

menganalisis fenomena biosfer.

2. Peningkatan motivasi belajar sangat diperlukan dalam rangka peningkatan hasil

belajar Geografi. Siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung

mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai motivasi belajar rendah. Proses pembelajaran Geografi dengan

model kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga

siswa tidak merasa jenuh, khususnya bagi siswa yang mempunyai motivasi

belajar rendah.

3. Pembelajaran dengan pendekatan kooperatif metode jigsaw dan peningkatan

motivasi belajar sangat diperlukan dalam rangka peningkatan hasil belajar

Geografi. Meskipun hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang

signifikan dari interaksi antara penggunaan pembelajaran kooperatif metode

Page 130: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

jigsaw dengan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap, prestasi belajar,

namun secara sendiri-sendiri kedua variable tersebut dapat meningkatkan

prestasi belajar.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan kesimpulan

tersebut dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi para guru atau pendidik :

a. Mempelajari, menerapkan, dan mengembangkan berbagai model

pembelajaran yang tepat dan menarik sesuai dengan materi pelajaran, untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dalam upaya peningkatan prestasi

belajar siswa

b. Menerapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw khusunya pada materi

menganalisis fenomena biosfer

c. Memperhatikan aspek motivasi siswa dalam pembelajaran khususnya

pelajaran geografi

2. Bagi peneliti atau calon peneliti

a. Diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian ini atau yang

sejenisnya, sehingga hasil penelitian dapat dimanfaatkan di dunia

pendidikan secara luas

b. Untuk peneliti berikutnya diharapkan menjadi acuan untuk dapat

melengkapi dan menyempurnakan segala kekurangan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 131: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Agustin, Wiwik. 2005. Peningkatan Kemampuan Membaca Interpretatif dengan Teknik Jigsaw pada Siswa Kelas 3 SMP. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 12 No. 2 Tahun 2005. www.journal.um.ac.id, diakses tanggal 6 September 2009.

Arends, Richard. 1990. Collaborative Learning A Development. London : The Falmer Press.

Arifin, Zaenal. 1990. Evaluasi Instruksional, Prinsip-Teknik-Prosedur Bandung : Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

As’ad, Mohammad. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian. Sukakarta: UNS Press.

Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Burton, Wh. 2000. The Guidance of Learning Activities. Alih Bahasa Alwiyah A. Bandung : Kaifa

Chabibah, Umi. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Prestsi Belajar di SMP KPS Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1 Nomor 2, Maret 2006. www.jurnaljpi.wordpress.com/, diakses tanggal 6 September 2009.

Cohen, Elizabeth. 1994. Designing Groupwork : Strategies for The Heteregeneus Classrom 2nd Ed. New York : Teachers College Press.

Depdiknas, 2003. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional

Gagne, Robert M. 1976. The Contitioning of Learning. Florida: Harper Clin Publisser.

Gagne, Robert. 2004. Essential of Learning for Instruction. New York. Alih Bahasa Agus Gerrad Senduk, Malang : Universitas Negeri Malang.

Gino, H.J., dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran 1. Surakarta: UNS Press.

Gomleksiz, MN. 2007. The Effects of The Cooperative Jigsaw II Method and Traditional Teacher-centred Teaching Method on Improving Vocabulary Knowledge and Active-Passive Voice in English as a Foreign Language. European Journal of Engineering Education, Volume 32. www.informaworld.com/, diakses tanggal 6 September 2009.

Hamalik, Oemar. 1989. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Algesindo.

Kartawidjaja, Omi. 1988. Metode Mengajar Geografi. Jakarta: Depdikbud.

Page 132: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar di Sekolah. Jogjakarta: Kanisius. Nana Sudjana 1995 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Murat N. Ab. 2008. Learning Through Teaching And Sharing In The Jigsaw Classroom. Annals of Dentistry. http:// www.myais.fsktm.um.edu., diakses tanggal 6 September 2009.

Nana Sudjana. 1995 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, S. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : universitas Negeri Malang.

Pitriana, Pipit, dan Rahmatia, Diah. 2008. Bio Ekspo : Menjelajah Alam Dengan Biologi. Solo : PT Wangsa Jatra Lestari.

Sardiman, A.M, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.

Sharan, Shlomo. 2009. Handbook of Cooperative Learning. Diterjemahkan oleh Sigit Prawoto. Yogyakarta : Imperium

Simoen, Soenarso. 2001. Sistem Akuifer di Lereng GunungApi Merapi Bagian Timur dan Tenggara. Artikel. Yogyakarta : MGI Fakultas Geografi UGM

Slameto. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Offset.

Slavin E. Robert. 2009. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Diterjemahkan oleh Nurulita Yusron. Bandung : Penerbit Nusa Media.

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Soekamto, Toeti. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta : Intermedia.

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung : CV Wacana Prima.

Suparno, Paul. 1994. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan .Yogyakarta : Kanisius.

Page 133: PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE …/Pengaruh... · Materi yang digunakan sebagai eksperimen adalah materi Geografi kelas XI IPS semester 1 pada Standar Kompetensi Menganalisis

Suroso, dkk. 2003. Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta : CV Tarity Samudra Berlian.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran. Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung : CV Wacana Prima.

Udin, S. Winataputra. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Wardiyatmoko, K. 2006. Geografi untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Wuryani, Esti. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Dirjend Dikti P2LPTK.

www.informaworld.com/, diakses tanggal 6 September 2009.

www.jigsaw.org , diakses tanggal 8 Juli 2009.

www.journal.um.ac.id/, diakses tanggal 6 September 2009.

www.jurnaljpi.wordpress.com/, diakses tanggal 6 Septembar 2009.

www.myais.fsktm.um.edu, diakses tanggal 6 September 2009.

www.tiaturahma.student.fkip.uns.ac.id, diakses tanggal 12 Maret 2010.

Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Young, William, dkk. 1997. An Application of 'Jigsaw Learning' to Teaching Infrastructure Model Development. European Journal of Engineering Education, Volume 22. www.informaworld.com/, diakses tanggal 6 September 2009.

Zuhri, M Hadi. 2008. Hubungan antara Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Geografi Siswa SMA N 2 Selong Lombok Timur. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 5 No.1 Tahun 2008. www.journal.um.ac.id/, diakses tanggal 6 September 2009.

Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara