pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja …digilib.unila.ac.id/27565/11/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATPEMERINTAH: VERTICAL INFORMATION SHARING SEBGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Emipiris PadaPemerintah Kota di Provinsi Lampung)
(Skripsi)
Oleh
ARYATI INDAH PERMATA SARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
Abstrak
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah:Vertical Information Sharing Sebagai Variabel Intervening
( Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Di Provinsi Lampung)
Oleh
Aryati Indah Permata Sari
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaranterhadap kinerja aparat pemerintah dengan vertical information sharing sebagaivariabel intervening. Salah satu fungsi anggaran adalah untuk penilaian kinerja.Jika proses partisipasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan didukung olehvertical information sharing yang tinggi maka diharapkan dapat meningkatkankinerja aparat pemerintah.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang digunakanuntuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan datamenggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistikdengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitianyang digunakan menggunakan metode survey yang dilakukan denganmenggunakan instrumen kuesioner. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti 120responden di sektor pemerintah yang berlokasi di Kota Bandar Lampung danMetro. Berdasarkan hasil survey, peneliti menganalisis 76 data dari 94 data yangdikembalikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, partisipasi anggaranberpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah. Kedua, Partisipasianggaran berpengaruh positif terhadap vertical information sharing dan ketigavertical information sharing tidak berpengaruh positif terhadap kinerja aparatpemerintah. Dengan kata lain, vertical information sharing tidak terbukti berperansebagai variabel intervening hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerjaaparat pemerintah.
Kata kunci : Partisipasi anggaran, Kinerja Aparat Pemerintah, dan VerticalInformation Sharing.
Abstract
The Influence Of Budgeting Participation On Performance Of GovernmentApparatus By Vertical Information Sharing As Intervening Variable
(Empirical Study On City Government In Lampung Province)
By
Aryati Indah Permata Sari
This research to examine the influence of budget participation onperformance of government apparatus by vertical information sharing asintervening variable. The one of functions of the budget is for performanceassessment. If the budget participation process implemented and supported byvertical information sharing is higher then expected to improve theperformance of government apparatus.
This research is a quantitative research, the research used to examinethe population or a particular sample. The data collection using researchinstruments and quantitative data analysis / statistics with the aim to test thehypothesis that has been set. The research method conducted by usingquestionnaire. This research do a survey to 120 respondents in the publicsector, located on the city of Bandar Lampung and Metro. Based on the resultsof the survey, researchers analyzed 76 data from 94 data returned.
The results showed that, first, budget participation has positiveinfluence on the performance of government apparatus. Secondly, the budgetparticipation has positive influence on the vertical information sharing and thethird, vertical information sharing does not have a positive influence on theperformance of government apparatus. In other words, vertical informationsharing is not proven role as an intervening variable relationship of budgetparticipation on the performance of government apparatus.
Keywords: Budgeting Participation, Performance of Government Apparatus,and Vertical Information Sharing.
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARATPEMERINTAH: VERTICAL INFORMATION SHARING SEBGAI VARIABEL
INTERVENING
(Studi Emipiris PadaPemerintah Kota di Provinsi Lampung)
Oleh
ARYATI INDAH PERMATA SARI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis memiliki nama lengkap Aryati Indah Permata Sari dilahirkan di
Palembang, 18 Maret 1995, merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan bapak Suwarto dan Ibu Suyati.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) penulis diselesaikan di TK Kartika II
Chandra Kirana pada tahun 2001 . Sekolah Dasar (SD) diselesaikan pada tahun
2007 di SD Negeri 5 Bumi Agung. Melanjutkan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP N 1 Natar pada tahun 2010 dan menyelesaikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di SMA N 1 Natar pada tahun 2013. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Jurusan S1
Akuntansi melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
pada tahun 2013. Penulis juga menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Kecamatan Banjar Margo, Desa Sumber Makmur pada tahun 2016.
Kupersembahkan Karyaku ini untuk :
Kedua orang tuaku
Suwarto dan Suyati
Adikku
Assad All Fajar
Serta Keluarga Besarku yang telah mendukung dan menemani di
setiap langkahku.
MOTTO
“Bagi orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik dan tambahannya”.
(Qs. Yunus: 26).
“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”
(HR Turmudzi).
“Jalani hidup dengan penuh keikhlasan”
(Aryati Indah Permata Sari)
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur Alhamdulilah, penulis ucapkan sebagai tanda rasa syukur atas rahmat
dan karunia yang telah diberikan Allah Swt sehinnga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah: Vertical Information Sharing sebagai Variabel Intervening (Studi
Empiris pada Pemerintah Kota di Provinsi Lampung). Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Sarjana
Ekonomi Jurusan S1 untansi di Universitas Lampung.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan untuk
itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing
1 dan Bapak Lego Waspodo, S.E., M. Si. Akt., selaku Dosen Pembimbing 2
atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan selama proses penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Yuliansyah, S.E, M.S.A, Ph.D, Akt, CA , selaku Dosen Pembahas.
Terima kasih untuk kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Yuliansyah, S.E, M.S.A, Ph.D, Akt, CA, selaku Dosen pembimbing
akademik selama masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Akuntansi Fakutas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
7. Karyawan dan Karyawati (Mbk Tina, Mas Feri, Mas Leman, Mas Yana,
Mas Yogi dan Mas Rodi) Jurusan S1 Akuntansi yang telah banyak
membantu dalam kelancaran perkuliahan.
8. Mamaku dan Papaku tercinta Suyati dan Suwarto yang selalu memberikan
semangat dan kasih sayang untuk anak-anaknya.
9. Adikku Assad All Fajar yang tersayang.
10. Adik sepupuku tersayang Banyu Nakhla Adinata dan Mersi yang selalu
menjadi penghibur disaat lelah.
11. Teman-temanku seperjuangan akuntansi angkatan 2013 dan teman-teman
yang lainnya yang selalu berbagi pengalaman selama masa perkuliahan.
12. Sahabat-Sahabatku yang paling seru Lala, Ayu, Mbak Win, Cici, Filo,
Afifah, Alifia, Azhar, Intan, Amel yang selalu memberikan semangat dan
tawanya selama ini.
13. Teman-Teman KKN Desa Sumber Makmur, Tulang Bawang, Eka, Mbk
Azel, Eva, Risky, Kak Tino, Alif. Terima kasih untuk pengalaman selama
60 hari kemarin.
14. Teman-Teman Organisasiku, KJAI (Cepe, Fatma, Fegy, Ria, Wido, Annisa,
Umi, Dewi, Adam, Azhar). Semoga kita sukses semua. Amin.
15. Pegawai SKPD di Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Metro yang telah
membantu dalam menyempurnakan skripsi ini.
Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga Allah Swt
memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 21 Juli 2017Penulis,
Aryati Indah Permata Sari
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... iABSTRAK ....................................................................................................... iiABSTRACT..................................................................................................... iiiHALAMAN JUDUL........................................................................................ ivHALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... vHALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... viLEMBAR PERNYATAAN............................................................................. viiRIWAYAT HIDUP.......................................................................................... viiiPERSEMBAHAN............................................................................................ ixMOTTO ........................................................................................................... xSANWACANA................................................................................................ xiDAFTAR ISI.................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL............................................................................................ xiiiDAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah........................................................................ 51.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 51.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 51.5 Batasan Masalah .......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori ................................................................................. 7
2.1.1 Partisipasi Anggaran ................................................................. 72.1.2 Vertical Information Sharing.................................................... 82.1.3 Kinerja Aparat Pemerintah ....................................................... 11
2.2 Penelitian Terdahulu......................................................................... 122.3 Kerangka Teoritis ............................................................................. 142.4 Pengembangan Hipotesis.................................................................. 15
2.4.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja ................... 152.4.2 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Vertical Information172.4.3 Pengaruh Vertical Information Sharing Terhadap Kinerja ....... 19
BAB III METODE PENELITIAN3.1 Populasi dan Sampel......................................................................... 213.2 Data Penelitian.................................................................................. 22
3.2.1 Jenis dan Sumber Data.............................................................. 223.2.2 Tehnik Pengumpulan Data........................................................ 22
3.3 Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 233.3.1 Partisipasi Anggaran ................................................................. 23
3.3.2 Vertical Information Sharing.................................................... 233.3.3 Kinerja Aparat Pemerintah ....................................................... 24
3.4 Analisis Data..................................................................................... 263.4.1 Pengukuran Model ................................................................... 26
3.4.1.1 Uji Validitas ........................................................................ 263.4.1.2 Uji Realiabilitas .................................................................. 27
3.4.2 Model Struktural ................................................................... 273.4.3 Pengujian Hipotesis .............................................................. 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Statistik Deskriptif .................................................................. 294.2 Hasil Penelitian................................................................................. 30
4.2.1 Deskriptif Statistik Tanggapan Responden............................. 304.2.2 Uji Outer Model ..................................................................... 364.2.3 Uji Inner Model ...................................................................... 434.2.4 Uji Hipotesis ........................................................................... 46
4.3 Pembahasan .................................................................................... 474.3.1 Hipotesis1 ............................................................................... 474.3.2 Hipotesis 2 .............................................................................. 494.3.3 Hipotesis3 ............................................................................... 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan........................................................................................... 545.2 Keterbatasan ..................................................................................... 555.3 Saran ................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................123.1 Definisi Operasional Variabel..........................................................................244.1 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ......................................................294.2 Hasil deskriptif variabel Partisipasi Anggaran.................................................314.3 Persentase pilihan responden terhadap variabel partisipasi anggaran..............314.4 Deskriptif variabel Vertical Information Sharing.............................................334.5 Persentase pilihan responden terhadap variabel Vertical Information Sharing.334.6 Deskriptif variabel Kinerja Aparat Pemerintah................................................ 344.7 Persentase pilihan responden terhadap Kinerja Aparat Pemerintah................. 344.8 Outer loading variabel Partisipasi Anggaran sebelum eliminasi...................... 374.9 Outer loading variabel Vertical Information Sharing sebelum eliminasi......... 374.10 Outer loading Kinerja Aparat Pemerintah sebelum eliminasi.........................374.11 Outer loading variabel Partisipasi Anggaran sesudah eliminasi.....................394.12 Outer loading variabel Vertical Information Sharing sesudah eliminasi........394.13 Outer loading Kinerja Aparat Pemerintah sesudah eliminasi.........................404.14 AVE (Average Variance Extracted)...............................................................414.15 Cross Loading.................................................................................................414.16 Fornell Lacker Criterium................................................................................424.17 Cronbach’s alpha dan Composite reliability..................................................434.18 Nilai Coefficient of Determinant (R2).............................................................444.19 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)................................................454.20 Rangkuman Hasil Hipotesis............................................................................47
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Teoritis.............................................................................................144.1 Faktor loading setelah eliminasi.......................................................................384.2 Output Model Struktural...................................................................................44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuesioner2. Surat Permohonan Penelitian3. Surat Kesediaan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kinerja telah menjadi salah satu kata kunci yang banyak dibicarakan
diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, dan juga
perguruan tinggi. Kinerja menjadi gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi (Syafriadi,
2015). Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang kinerja instansi
pemerintah, mendefinisikan kinerja sebagai suatu keluaran atau hasil dari
program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan
anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur. Kinerja merupakan suatu prestasi
yang telah dicapai oleh aparat pemerintah didalam merealisasikan sasaran
organisasi yang telah ditetapkan (Sunarcahya, 2008).
Dalam meningkatkan kinerja organisasi tidak terlepas dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang turut menentukan suatu
organisasi sukses dalam meningkatkan kinerja, baik yang telah dibuktikan secara
empiris oleh peneliti-peneliti terdahulu, maupun faktor-faktor yang belum
dimasukkan dalam penelitian. Mardiasmo (2002) menunjuk variabel anggaran
sebagai alat penilaian kinerja. Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
2
Salah satu pendekatan manajerial yang digunakan untuk menyusun
anggaran pemerintah adalah dengan menggunakan partisipasi anggaran.
Partisipasi anggaran adalah suatu tingkat keterlibatan dan pengaruh para
individu dalam proses penyusunan anggaran (Brownell, 1982). Salah satu
manfaat penting dari proses penyusunan anggaran adalah pembagian informasi
antar anggota suatu organisasi (Hopwood, 1976). Anggaran memiliki
dampak langsung terhadap perilaku manusia terutama bagi yang terlibat langsung
dalam penyusunan anggaran (Siegel dan Marconi, 1989). Tujuan yang diinginkan
oleh suatu organisasi akan lebih dapat diterima jika individu dapat bersama-sama
mendiskusikan pendapat mengenai tujuan organisasi, serta terlibat dalam
menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Partisipasi dalam penyusunan anggaran memungkinkan pihak bawahan
untuk mengkomunikasikan informasi pribadi yang mereka miliki kepada
pihak atasan maupun pihak atasan yang mengkomunikasikan informasi kepada
pihak bawahan sehingga akan menciptakan suatu bentuk anggaran yang lebih
baik sekaligus pengambilan keputusan yang lebih baik (Nouri dan Parker, 1998).
Pihak atasan dapat memperoleh informasi yang dimiliki oleh pihak bawahan
melalui sebuah sistem pengendalian interaktif. Pengendalian interaktif dapat
meningkatkan dialog atau pembicaraan aktif dan terbuka antar tingkat
organisatoris. Sistem penyusunan anggaran dapat digunakan sebagai dasar
interaktif untuk mendorong munculnya pembahasan antar pihak atasan dan pihak
bawahan yang menghasilkan suatu pembagian informasi.
Pembagian informasi secara vertikal (Vertical Information Sharing) adalah
pembagian informasi yang melibatkan antara atasan dan bawahan. Parker dan
3
Kyj (2006) membagi pembagian informasi secara vertikal menjadi dua yaitu
upward information sharing dan donwnward information sharing. Pada
penelitian lebih ditekankan pada upward information sharing dimana upward
information sharing adalah pembagian informasi pihak bawahan tentang kondisi,
peluang dan permasalahan organisasi kepada pihak atasan. Menurut Pace dan
Don (2005) terkadang komunikasi informasi ke arah atas menjadi terlalu rumit
dan menyita waktu serta mungkin hanya sebagian kecil manajer organisasi yang
mengetahui bagaimana memperoleh informasi dari bawah. Lebih lanjut, Simons
(1995) menentang pernyataan bahwa pihak bawahan memiliki informasi pribadi
yang penting dan jika informasi ini dibagikan dengan pihak atasan, maka akan
menguntungkan pihak bawahan dan organisasi tersebut. Selain itu peneliti
akuntansi lain menentang bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran
memungkinkan pihak bawahan untuk mengkomunikasikan informasi semacam
ini kepada pihak atasan (Penno, 1984). Wulandari (2012) juga dalam
penelitiannya menghasilkan bahwa pembagian informasi tidak berpengaruh
terhadap kinerja.
Penelitian mengenai hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial telah ditelaah secara luas. Banyak studi yang telah dilakukan oleh
para ahli terkait dengan partisipasi anggaran dan hubungannya dengan
kinerja. Berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu hasil yang diperoleh
dalam menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial masih banyak mengalami pertentangan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Noor dan Othman (2012), Nurhalimah, et al. (2013) dan
Hashim, et al. (2014) menemukan adanya pengaruh positif antara partisipasi
4
dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Namun
pernyataan tersebut tidak didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Syahputra (2014), Vanli (2012) dan Rachman (2014). Hasil penelitian
Syahputra (2014) menunjukan hasil yang tidak signifikan dalam hubungan
antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Sedangkan hasil
penelitian Vanli (2012) dan Rachman (2014) mengatakan tidak ada pengaruh
yang positif antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
Dari uraian diatas dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih
bertentangan, maka penelitian ini akan menguji pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kinerja aparat pemerintah secara langsung, juga menguji pengaruh
partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah dengan di mediasi oleh
faktor lain, yaitu vertical information sharing. Sebatas pengetahuan penulis
penelitian di sektor publik terutama di pemerintahan daerah yang menghubungkan
vertical information sharing dalam partisipasi anggaran terhadap kinerja belum
banyak diteliti. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menggunakan organisasi
sektor publik yaitu Pemerintahan sebagai objek penelitian.
Berdasarkan uraian di atas penulis mengajukan judul penelitian sebagai berikut :
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah:
Vertical Information Sharing Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris
pada Pemerintah Kota di Provinsi Lampung)
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat
pemerintah ?
2. Apakah partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap vertical
information sharing ?
3. Apakah vertical information sharing berpengaruh positif terhadap
kinerja aparat pemerintah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah.
b. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap vertical
information sharing.
c. Untuk mengetahui pengaruh vertical information sharing terhadap kinerja
aparat pemerintah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis, dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuan serta
wawasan vertical information sharing dalam partisipasi anggaran terhadap
kinerja aparat pemerintah.
6
b. Manfaat praktis, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota di
Provinsi Lampung dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan penyusunan anggaran yang dapat meningkatkan kinerja aparat didalam
instansi-instansi yang berada di lingkungan Pemerintah Kota di Provinsi
Lampung.
1.5 Batasan Masalah
Untuk mendapatkan hasil yang terfokus, memiliki ruang lingkup dan arah yang
jelas, maka peneliti membatasi pada :
1. Objek dari penelitian ini adalah Pemerintah Kota di Provinsi Lampung
2. Peneliti melakukan penelitian ini hanya menggunakan variabel partisipasi
anggaran, vertical information sharing dan kinerja aparat pemerintah.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Partisipasi Anggaran
Partisipasi merupakan suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh
beberapa pihak dalam suatu organisasi dimana keputusan tersebut akan memiliki
dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Partisipasi anggaran
merupakan suatu proses yang melibatkan individu-individu secara langsung di
dalamnya dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan tujuan anggaran yang
prestasinya akan dinilai dan kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian
tujuan anggaran mereka. Partisipasi anggaran juga dapat diartikan sebagai suatu
tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan
anggaran (Brownell, 1982). Selain itu, menurut Nurcahyani (2010) partisipasi
anggaran adalah tahap partisipasi pegawai dalam menyusun anggaran dan
pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban.
Partisipasi anggaran pada konteks pemerintah daerah dilihat dari seberapa
besar keikutsertaan pegawai pemerintah daerah dalam menyusun anggaran dan
pelaksanaannya untuk mencapai target. Partisipasi penyusunan anggaran daerah
terjadi pada saat pembahasan RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah). Anggaran dibuat oleh eksekutif dalam hal ini kepala daerah
melalui usulan dari unit kerja yang disampaikan oleh kepala SKPD dan setelah itu
8
kepala daerah bersama-sama DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
menetapkan anggaran yang dibuat sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
Dengan menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja aparat
pemerintah akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika
suatu tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka
pegawai akan menginternalisasikan tujuan atau standar yang ditetapkan, dan
pegawai juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena
mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya (Milani, 1975).
Milani (1975) menilai partisipasi menggunakan 6 indikator sebagai berikut:
1. Keterlibatan pegawai dalam proses penyusunan anggaran
2. Alasan atasan dalam merevisi anggaran yang diusulkan
3. Kebutuhan memberikan pendapat
4.Pengaruh pegawai dalam anggaran akhir
5.Pentingnya kontribusi yang diberikan
6. Seringnya atasan meminta pendapat atau usulan saat anggaran sedang
disusun
2.1.2 Vertical Information Sharing
Vertical Information Sharing adalah pembagian informasi yang melibatkan
antara atasan dan bawahan (Parker dan Kyj, 2006). Mereka membagi Vertical
Information Sharing menjadi dua yaitu:
a. Upward Information Sharing
Upward Information Sharing adalah pembagian informasi pihak bawahan
tentang kondisi, peluang dan permasalahan organisasi kepada pihak atasan atau
9
superior (Parker dan Kyj, 2006). Fungsi Upward Information Sharing adalah
sebagai berikut :
1. Penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah
dilaksanakan.
2. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan atau tugas yang tidak
dapat diselesaikan oleh bawahan.
3. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
4. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri atau pekerjaanya.
b. Downward Information Sharing
Downward Information Sharing adalah mengacu kepada arus informasi pihak
atasan atau superior kepada pihak bawahan atau manajer tentang informasi
melalui pelimpahan wewenang dan tanggung jawab agar sesuai dengan kinerja
yang diharapkan. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
1) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction).
2) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan (job retionnale).
3) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices).
4) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Dalam penelitian ini jenis vertical information sharing lebih difokuskan
pada upward information sharing karena menurut Pace dan Don (2005)
terkadang komunikasi informasi ke arah atas menjadi terlalu rumit dan menyita
waktu serta mungkin hanya sebagian kecil manajer organisasi yang mengetahui
10
bagaimana memperoleh informasi dari bawah. Ada beberapa alasan mengapa
komunikasi informasi ke atas terlihat amat sulit antara lain :
1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai.
3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap dengan apa
yang disampaikan pegawai.
Upward information sharing merupakan suatu kondisi yang lebih penting
karena upward informartion sharing dapat menjadi sumber subur ide-ide baru
dan penyelesaian masalah yang kreatif, terutama karena orang-orang dibagian
bawah hirarki dekat dengan masalah-masalah spesifik dan dapat lebih waspada
kepada solusi prakis daripada orang-orang yang berada di puncak hirarki.
Selain itu, menurut Murray (1990) informasi yang ditransfer dari bawahan
(subordinat) kepada atasan (superior) meiliki dua keuntungan yaitu:
1. Atasan dapat mengembangkan strategi yang lebih baik, yang dapat
disampaikan kepada bawahan sehingga kinerja meningkat
2. Informasi yang diberikan bawahan kepada atasan akan memeroleh tingkat
anggaran yang lebih baik atau lebih sesuai bagi perusahaan.
Proses partisipasi memberikan kesempatan bagi bawahan untuk
mengajukan pertanyaan kepada atasan. Vertical Information Sharing berfokus
pada partisipasi pegawai dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Salah
satu contohnya adalah pembagian informasi yang digunakan pada saat
11
penyusunan anggaran. Parker dan Kyj (2006) menilai Vertical Information
Sharing melalui 2 indikator yaitu :
1. Bawahan berbagi wawasan tentang situasi di daerah yang menjadi
tanggungjawab
2. Bawahan berbagi informasi tentang peluang dan masalah yang dihadapi
organisasi
2.1.3 Kinerja Aparat Pemerintah
Menurut Indra (2006), kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan, program, atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi. Kinerja sering diterjemahkan sebagai
penampilan, prestasi kerja, tingkat keberhasilan ataupun pencapaian dari
suatu target yang menunjukkan pelaksanaan hasil dari individu atau kelompok
individu yang dinilai berdasarkan ukuran-ukuran dari suatu sistem pengukuran
kinerja.
Pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang digunakan untuk
membantu para manajer publik dalam menilai pencapaian suatu strategi dengan
menggunakan alat ukur finansial dan non financial, dimana kinerja dapat diukur
dari seberepa jauh kemampuan kinerja dalam mencapai target yang
dianggarkan. Selain itu sistem pengukuran kinerja juga dapat dijadikan sebagai
pengendalian organisasi karena didalam pengukuran kinerja juga ditetapkan
reward and punishment system (Wulandari, 2012).
Dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang kinerja instansi
pemerintah, mendefinisikan kinerja sebagai suatu keluaran atau hasil dari
program yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan
12
anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur. Menurut Sastrohadiwiryo
(2002) kinerja aparatur pemerintah dilihat berdasarkan kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas manajerial, dan menurut Mahoney et al. (1963)
terdapat beberapa indikator mengenai kinerja manajerial yang meliputi
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staf,
negosiasi, representasi dan keseluruhan kinerja.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil1 Parker & Kyj,
2006Verticalinformationsharing inthebudgetingprocess
Variabel dependen :Kinerja Manajerial
Variabel independen:Partisipasi anggaran,komitmenorganisasi,pembagianinformasi, danketidakjelasan peran.
Pemabgianinformasi vertikalmerupakanintervensi variabelpenting dalammemahamipartisipasi anggarandan komitmenorganisasi
2 Lestari & Retna,2009
PembagianInformasi SecaraVertikal DalamBudgeting SharingDan PengaruhnyaTerhadap KinerjaManajerial
Variabel dependen :Kinerja Manajerial
Variabel independen:Partisipasi anggaran,komitmenorganisasi,pembagianinformasi, danketidakjelasan peran.
Pembagianinformasi akanmempengaruhikinerja dimanakinerja akan lebihbaik jika bawahandiberi informasiyang spesifik danrelevan dalamrangka prosespengambilankeputusan
3 Noor &Othman, 2012
BudgetaryParticipation:
Variabel dependen :Kinerja manajerial
Partisipasi anggaranmemiliki dampak
13
How It AffectsPerformanceAndCommitment
Variabel independen: Partisipasipenyusunananggaran
Variabel moderating: KomitmenOrganisasi
yang signifikanterhadap kinerjamanajerial denganmeningkatkankomitmenorganisasi.
Melaluipenganggaranpartisipatif,karyawan dapatmemberikan danmendapatkaninformasi yang lebihrelevan untukmenetapkan tujuananggaran.penganggaranpartisipatif jugamemberikan umpanbalik ke manajemenpuncak untukmemperbaiki prosesanggaran.
4 Darwanis &Abdullah, 2013
PengaruhPartisipasiPenyusunanAnggarandanKejelasanAnggaranTerhadapKinerjaAparaturPerangkatDaerah diPemerintahAceh
Variabel dependen :Kinerja aparatpemerintah daerah
Variabel independen: Partisipasipenyusunananggaran danKejelasan Anggaran
Partisipasipenyusunananggaranberpengaruhterhadap kinerjaaparatur perangaktdaerah, seedangkankejelasan anggarantidak berpengaruhterhadap kinerjaaparatur perangaktdaerah diPemerintah Aceh
5 Hashim, 2014 Roles ofBudgetaryParticipation onLeader’sPerfomance : Astudy Case inTernate
Variabel dependen :Kinerjakepemimpinan
Variabel independen:Partisipasi anggarandan Komitmenorganisasi
Semakin tinggipartisipasi dalampenyusunananggaran akan lebihmeningkatkankinerjakepemimpinan.Sementara itu,komitmen tujuananggaran tidak
14
mempengaruhihubungan antarapartisipasi anggarandengan kinerjakepemimpinan, halini karenakemungkinanadanyaketidakpercayaanuntuk mencapaitarget anggaran.
2.3 Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
H2 H3
H1
Dari kerangka teoritis di atas dapat dijelaskan bahwa partisipasi anggaran
dapat mengakibatkan perubahan perilaku individu karena dalam anggaran
terdapat target-target yang harus dicapai sehingga individu yang terlibat akan
mengubah perilakunya menjadi lebih positif agar target-target yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Apabila target telah tercapai maka kinerja aparat
Partisipasi AnggaranKinerja Aparat
Pemerintah
Vertical InformationSharing
15
secara otomatis akan meningkat karena salah satu penilaian kinerja aparat
pemerintah dilihat berdasarkan target yang dicapai. Dengan partisipasi anggaran
pula dapat mendorong pembagian informasi dari atasan maupun bawahan karena
partisipasi anggaran merupakan kesempatan yang baik untuk menyampaikan
informasi yang dimiliki. Informasi-informasi yang disampaikan dapat berupa
informasi penting yang dapat menghasilkan anggaran yang akurat sehingga
dapat meningkatkan kinerja .
2.4 Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran diatas, dikembangkan
hipotesis berdasarkan vertical information sharing, dan partisipasi anggaran
yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah. Hipotesis
dirumuskan sebagai berikut :
2.4.1 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
Dalam anggaran terdapat tujuan, sasaran, atau target yang harus dicapai.
Berdasarkan teori penetapan tujuan yang dikemukakan oleh Locke dan Latham
(1990) menyatakan bahwa individu yang memahami tujuan (apa yang harus
dicapai) maka akan mempengaruhi perilaku kerjanya. Dengan partisipasi anggaran
individu yang terlibat seharusnya paham dengan tujuan yang harus dicapai karena
mereka terlibat dalam perumusan tujuan tersebut sehingga mereka akan mengubah
perilaku kerja atau kinerjanya menjadi lebih baik guna pencapaian tujuan atau
target yang telah ditetapkan.
Anggaran yang telah disusun pula memiliki peranan sebagai
perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatu
16
sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial (Sardjito dan Muthaher,
2007). Penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada level yang lebih
rendah, sehingga anggaran partisipatif dapat dinilai sebagai pendekatan manajerial
yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi sebagai individual
karena dengan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap
individu mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya (Sardjito dan Muthaher, 2007).
Pada organisasi sektor publik, anggaran dapat digunakan untuk menilai
kinerja para pimpinan SKPD, sehingga anggaran mampu mempengaruhi perilaku
dan kinerja manajerial (Silmilian, 2013). Anggaran digunakan untuk
mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang masalah dalam organisasi
dengan membandingkan hasil kinerja manajerial yang telah di anggarkan secara
periodik.
Partisipasi anggaran dapat dinilai sebagai pendekatan yang dapat
meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi sebagai individual karena dengan
adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap individu
mampu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kinerja seorang aparat akan dinilai berdasarkan target anggaran
yang bisa dicapai. Dengan demikian aparat akan bersungguh-sungguh dalam
penyusunan anggaran dan menyebabkan peningkatan terhadap kinerjanya
(Soleha dkk., 2013).
Raghunandan, et al. (2012) mengatakan partisipasi anggaran
mengakibatkan timbulnya perilaku individu yang positif yaitu adanya
peningkatan kinerja atas dorongan motivasi oleh penghargaan (reward)
17
yang diberikan organisasi apabila tercapainya suatu target anggaran. Kewo
(2014) pula mengatakan partisipasi anggaran di unit kerja dan perangkat
pemerintah daerah dapat meningkatkan kinerja manajerial personil di masing-
masing instansi. Selanjutnya, dalam penelitian Darman dan Baharuddin (2015)
menghasilkan hasil positif antara partisipasi anggaran dan kinerja aparatur
pemerintah. Hal ini berarti bahwa partisipasi aparatur pemerintah daerah dalam
penyusunan anggaran memiliki kontribusi besar pada peningkatan kinerja SKPD.
Beberapa penelitian lain pula menemukan adanya pengaruh positif
antara partisipasi dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial. Hasil penelitian Noor dan Othman (2012) menunjukkan bahwa
partisipasi anggaran memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja
manajerial. Partisipasi anggaran dinilai sebagai pendekatan aparat pemerintah
daerah yang dapat meningkatkan kinerja setiap anggota organisasi (Nurhalimah,
dkk 2013). Selanjutnya Hashim, dkk (2014) menyatakan bahwa semakin tinggi
tingkat partisipasi anggaran maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan.
Berdasarkan uraian di atas hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H1 = Partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat
pemerintah
2.4.2 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Vertical Information
Sharing
Partisipasi bawahan dalam proses penetapan anggaran memberikan
peluang kepada atasan untuk dapat mengakses informasi lokal yang
memungkinkan bawahan untuk mengkomunikasikan informasi pribadi yang
18
mereka miliki (Baiman, 1982). Pihak atasan dapat memperoleh informasi yang
dimiliki oleh bawahan melalui sebuah sistem pengendalian interaktif. Sistem
penyusunan anggaran dapat digunakan sebagai dasar interaktif untuk mendorong
munculnya pembahasan antar pihak atasan dan pihak bawahan yang
menghasilkan suatu pembagian informasi. Dalam suatu organisasi, pihak
bawahan yang mengadakan dialog interaktif dengan pihak atasan dalam
proses penyusunan anggaran mungkin akan mengungkapkan adanya informasi
kritis tentang ketidakpastian strategi (Simons, 1995).
Penelitian Parker dan Kyj (2006) menguji hubungan langsung antara
partisipasi dalam penyusunan anggaran dan pembagian informasi secara
vertikal. Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran adalah proses dimana
individu yang terlibat akan memiliki pengaruh pada penyusunan anggaran dan
secara langsung mempengaruhi tiap individu. Partisipasi yang tinggi meliputi
pembahasan atau diskusi yang lebih luas dan dengan frekuensi yang tinggi antar
pihak atasan dan pihak bawahan tentang permasalahan dalam penyusunan
anggaran (Milani, 1975). Frekuensi dan cakupan dari pembahasan semacam ini
akan memberikan pihak bawahan sebuah peluang untuk berbagi pendekatan
(yaitu informasi pribadi yang mereka miliki) dengan pihak atasan, akibatnya
akan terjadi peningkatan kecenderungan bagi pihak bawahan untuk
mengkomunikasikan informasi pribadinya. Selain itu, menurut Nahartyo (2013)
partisipasi dapat dinyatakan sebagai kesempatan yang dimiliki individu untuk
memberikan masukan dalam penganggaran dan dapat mempengaruhi anggaran
akhir. Sehingga hal ini mengarahkan pada hipotesis sebagai berikut:
19
H2 : Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif
terhadap vertical information sharing.
2.4.3 Pengaruh Vertical Information Sharing Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah
Menurut para peneliti yang telah membentuk teori tentang pembagian
informasi, maka pembagian informasi akan mempengaruhi kinerja dengan
berbagai cara. Menurut Murray (1990) partisipasi informasi dapat ditransfer dari
bawahan kepada atasan dan terdapat dua keuntungan yang diperoleh. Keuntungan
pertama, bawahan dapat mengembangkan strategi yang lebih baik yang dapat
disampaikan kepada atasan sehingga kinerja akan meningkat. Disamping itu,
informasi yang diberikan bawahan kepada atasan akan memeroleh tingkat
anggaran yang lebih baik atau lebih sesuai bagi organisasi.
Magner dkk (1996) mengemukakan bahwa hubungan antara informasi
pribadi dari pihak bawahan akan menghasilkan rencana yang lebih realistis dan
bentuk anggaran yang lebih akurat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kinerja. Sejalan dengan penelitian Magner (1996), Nouri dan Parker (1998) juga
menyatakan bawahan memiliki informasi yang lebih mendalam atas informasi
mengenai kondisi lokal, oleh karena itu dengan mengajak bawahan untuk
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dapat menghasilkan pengungkapan
informasi penting yang dapat menghasilkan anggaran yang akurat sehingga dapat
meningkatkan kinerja .
Selanjutnya, Parker dan Kyj (2006) menyatakan bahwa bawahan
memiliki informasi tentang ketidakpastian strategis yang terdapat di
organisasinya. Dengan adanya vertical information sharing, maka strategi yang
20
telah ada dapat diperbaiki atau menghasilkan strategi baru yang dapat
menguntungkan organisasi dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
manajerial. Perilaku atasan yang meningkatkan vertical information sharing
dapat membantu meminimalisir perlawanan dari bawahannya dan mengurangi
penolakan terhadap hasil keputusan. Dengan tidak adanya keinginan untuk
melawan atasan dan menolak keputusan, akan membuat para anggota organisasi
lebih fokus untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka sehingga kinerja akan
meningkat (Elicker et al, 2006). Hal ini pula didukung dengan penelitian Vanli
(2012) yang menghasilkan pengaruh positif antara pembagian informasi secara
vertikal terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan pada beberapa penelitian diatas,
maka hipotesisnya adalah:
H3: Vertical Information Sharing berpengaruh positif terhadap kinerja
aparat pemerintah.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
terdapat di Pemerintahan Daerah se-Provinsi Lampung. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini didasarkan pada metode Purposive Sampling dimana sampel yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah yang menjadi sampel penelitian adalah dua Pemerintah
Kota, yaitu :
a. Pemerintah Kota Bandar Lampung
b. Pemerintah Kota Metro
2. SKPD yang akan menjadi sampel penelitian adalah SKPD yang mewakili pusat
belanja, pusat pendapatan, pusat pelayanan publik, dan pusat administrasi.
3. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur yang menduduki
jabatan mulai dari Sekretaris, Kepala bagian, Kepala subbagian, Kepala bidang,
Kepala Seksi yang ada di SKPD. Pemilihan responden ini didasarkan karena
rata-rata pejabat level tengah dan bawah yang bertanggungjawab pada
penyusunan anggaran pada setiap unit kerja di SKPD.
4. Pernah terlibat dalam partisipasi anggaran minimal satu kali.
22
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer. Data
primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner yang disebar
berisi pertanyaan mengenai partisipasi anggaran, vertical information sharing, dan
kinerja.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
survey dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden (aparat
pemerintah) yang ada di Pemerintah Kota se-Provinsi Lampung dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik penyebaran kuesioner dilakukan
dengan mengantar langsung dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah kuesioner
yang akan dikembalikan oleh responden.
Penulis melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu sebelum menyebar
kuesioner kepada responden. Studi pendahuluan yang dilakukan pertama yaitu
tentang tata bahasa, sebab data literatur dan kuesioner asli penelitian ini
menggunakan bahasa Inggris, oleh sebab itu penulis perlu menerjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia secara tepat. Selanjutnya ditelaah terlebih dahulu agar
terjemahan lebih akurat dan tidak menimbulkan kerancuan pertanyaan pada
kuesioner sehingga responden dapat memahami maksud pertanyaan yang ada pada
kuesioner yang disebarkan.
23
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang digunakan yaitu : (1) Variabel
independen yaitu Partisipasi Anggaran (2) Variabel dependen yaitu Kinerja Aparat
Pemerintah dan (3) variabel intervening yaitu vertical information sharing.
3.3.1 Partisipasi Anggaran
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran. Variabel
partisipatif diukur dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Milani
(1975). Kuesioner menggunakan 6 item pertanyaan untuk menanyakan responden
mengenai seberapa penting dan berpengaruh kontribusi mereka terhadap
penyusunan anggaran perusahaan. Pertanyaan yang diajukan menggunakan 5
point skala likert yang dimulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat
setuju).
3.3.2 Vertical Information Sharing
Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah Vertical Information Sharing.
Vertical Information Sharing diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh Parker dan Kyj (2006) dan Korsgaard dan Roberson (1995) .
Kuesioner menggunakan 3 item pertanyaan untuk menanyakan responden
mengenai seberapa jauh manajer menyampaikan informasi yang dimiliki pada saat
partisipasi penyusunan anggaran. Pertanyaan yang diajukan menggunakan 5 point
skala likert yang dimulai dari 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
24
3.3.3 Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja aparat pemerintah daerah.
Kinerja aparat pemerintah daerah diukur dari kemampuan melaksanakan
tugas-tugas manajerial oleh karena itu dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan 9 instrumen pertanyaan yang dikembangkan oleh Mahoney et al.
(1963). Pertanyaan yang diajukan menggunakan 5 point skala likert yang dimulai
dari 1 (sangat rendah) sampai 5 (sangat tinggi).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator ItemPartisipasiAnggaran
Partisipasianggaran adalahsuatu tingkatketerlibatan danpengaruh paraindividu dalamprosespenyusunananggaran (Lestaridan Retna, 2009).
1.Keterlibatan
2. Revisianggaran
3. Kebutuhanmemberikanpendapat
4. Finalisasianggaran
5. Kontribusi
6. Pendapat
1. Keterlibatan manajerdalam penyusunananggaran
1. Alasan atasan dalammerevisi anggaranyang diusulkan
1. Pemberian saran danpendapat
1. Pengaruh manajerdalam finalisasianggaran
1. Pentingnya kontribusiyang diberikan
1. Frekuensipenyampaianpendapat
1
2
3
4
5
6
VerticalInformationSharing
VerticalInformationSharing adalahpembagianinformasi pihakbawahan tentang
1. Wawasan 1. Berbagi wawasantentang situasi didaerah yang menjaditanggung jawabbawahan
1
25
kondisi, peluangdan permasalahanperusahaankepada pihakatasan atausuperior begitupula sebaliknya(Parker dan Kyj,2006)
2. Peluang danmasalah
3. Pandangan
1. Menyampaikanpeluang dan masalahyang dihadapiorganisasi
1. Mengekspresikanpandangan tentang halterpenting dalampekerjaan
2
3
KinerjaAparatPemerintah
PeraturanPemerintah No. 8Tahun 2006tentang kinerjainstansipemerintah,mendefinisikankinerja sebagaisuatu keluaranatau hasil dariprogram yanghendak atau telahdicapaisehubungandenganpenggunaananggaran dengankuantitas dankualitas terukur.
1.Perencanaan
2. Investiasgi
3. Koordinasi
4. Evaluasi
5. Supervisi
6. Pengaturanstaff
7. Negoisasi
8.Representasi
1. Menentukan tujuan,sasaran, kebijakan,dan tindakan
1. Mengumpulkan danmenyiapkaninformasi, biasanyadalam bentuk laporandan catatan
1. Pertukaran informasidengan orang didalamorganisasi
1. Mengevaluasi danmenilai, proposal,laporan, dan kinerja
1. Mengarahkan,memimpin, danmengembangkanbawahan
1. Memelihara danmempertahankanbawahan dalamunitnya
1. Kinerja dalammelakukan kontrakbarang/jasa yangdibutuhkan denganpihak luar
1. Mewakilkan organisasiuntuk berhubungandengan pihak luar
1
2
3
4
5
6
7
8
26
9.Keseluruhankinerja
1. Rata-rata kinerjasecara kesleuruhan 9
3.4 Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square
(PLS) dan SmartPLS versi 3 sebagai softwarenya. Menurut Jogiyanto (2009),
PLS adalah salah satu metode statistika SEM berbasis varian yang didesain
untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik
pada data, seperti ukuran sampel penelitian yang kecil, adanya data yang
hilang (missing value), dan multikolinearitas. Besar sampel PLS minimal
direkomedasikan berkisar 30 sampai 100 kasus (Ghozali, 2014).
Peneliti memilih menggunakan PLS untuk menganalisis data dikarenakan
PLS dianggap software yang sangat efektif karena tidak didasarkan pada banyak
asumsi. Misalnya, data harus terdistribusi normal dan sampel tidak harus besar.
Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan
untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat
sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan
formatif (Ghozali,2006).
3.4.1 Pengukuran Model (Outer Model)
3.4.1.1Uji Validitas
1. Convergent Validity, dinilai berdasarkan korelasi antara item score
AVE yang dihitung dengan PLS. Skala pengukuran nilai loading 0,5
sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Convergent validity sangat baik
27
apabila skor AVE (Average Variance Extracted) > 0,5 (Jogiyanto,
2009).
2. Discriminant Validity, dinilai dengan dua metode yaitu metode
membandingkan square roots atas AVE dengan korelasi vertical
laten, dan metode Cross-loading menyatakan bahwa semua item
harus lebih besar dari konstruk lainnya (Jogiyanto, 2009).
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dalam PLS dapat dilakukan menggunakan dua metode, yaitu
cronbach’s alpha dan composite realibility. Cronbach’s alpha mengukur
batas bawah nilai realibilitas suatu konstruk sedangkan composite realibility
mengukur nilai sesungguhnya realibilitas suatu konstruk. Rule of thumb nilai
alpha˃0,7 namun nilai 0,6 masih bisa diterima dan composite realibility
harus lebih besar dari 0,7 (Hair et al, 2006 dalam Jogiyanto, 2009).
3.4.2 Model Struktural (Inner Model)
Di dalam penelitian ini, penulis meneliti struktural model dengan mengukur
Coefficient of Determination (R2) dan Path Coefficient (ß) (Jogiyanto, 2009).
Hal ini untuk melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.
1. Coefficient of Determination (R2)
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan
variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi
nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model
28
penelitian yang diajukan. Nilai R2 > 0,1 adalah yang dapat
diterima.
2. Path Coefficient (ß)
Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar
konstruk adalah kuat. Dapat dikatakan jika antar konstruk memiliki
hubungan yang kuat apabila nilai path coefficient lebih dari 0,1.
Serta hubungan antara variabel laten dikatakan signifikan jika path
coefficient ada pada level 0,05.
3.4.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur bootstrapping dengan
menggunakan analisis PLS. Kemudian untuk melihat ukuran signifikansi
keterdukungan hipotesis menggunakan perbandingan nilai T-table dan T-
statistics. Jika nilai T-statistics lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, maka
hipotesis terdukung. Untuk nilai probabilitas, nilai p-value dengan α = 5% adalah
kurang dari 0,05. Nilai t-tabel untuk α = 5% adalah 1,96 (Jogiyanto, 2009).
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan dalam bab
sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Partisipasi anggaran secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja
aparat pemerintah kota di Provinsi Lampung. Semakin baik proses
partisipasi anggaran maka akan meningkatkan kinerja aparat pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa partisipasi penyusunan anggaran
merupakan keterlibatan berbagai pihak dalam suatu organisasi untuk
melakukan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
dalam anggaran. Dengan adanya keterlibatan tersebut akan mendorong
para aparat untuk bertanggung jawab terhadap masing-masing tugas yang
diembannya sehingga para aparat akan meningkatkan kinerjanya agar
mereka dapat mencapai sasaran atau target yang telah ditetapkan dalam
anggaran.
2. Partisipasi anggaran secara signifikan berpengaruh positif terhadap vertical
information sharing. Semakin baik proses partisipasi anggaran maka akan
meningkatkan vertical information sharing. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa dengan partisipasi anggaran baik atasan maupun
bawahan memiliki peluang masing masing untuk mendapatkan informasi
55
dan menyampaikan informasi yang dimiliki. Selain itu tingginya
partisipasi dalam penyusunan anggaran akan menghasilkan informasi yang
efektif antara atasan dan bawahan, sehingga komunikasi antara atasan dan
bawahan dapat berjalan dengan lancar.
3. Vertical information sharing secara signifikan tidak berpengaruh positif
terhadap kinerja aparat pemerintah. Hasil tersebut menunjukan bahwa
variabel vertical information sharing tidak terbukti berperan sebagai
variabel intervening pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah. Hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah lebih tinggi secara langsung daripada melalui vertical
information sharing sebagai variabel intervening.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
1. Hanya terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
partisipasi anggaran, vertical information sharing, dan kinerja aparat
pemerintah.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada dua kota di Provinsi Lampung. Hal ini
dikarenakan ketidakmungkinan untuk menjangkau setiap elemen sampel.
3. Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinilai tidak tepat
sasaran karena pertanyaan dalam kuesioner tentang kinerja aparat
pemerintah lebih mencerminkan perilaku atasan dibandingkan bawahan.
4. Penelitian ini mengambil sampel aparat Pemerintah Daerah dengan jabatan
Eselon II, Eselon III, dan Eselon IV. Dengan adanya perbedaan jabatan
struktural, maka tugas dan fungsi pokok setiap pejabat Eselon pun akan
56
berbeda. Hal ini dapat menimbulkan ketidakseragaman pendapat dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner, sehingga menyebabkan
pendapat menjadi bias.
5.3 Saran
Penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel, sehingga bagi peneliti
selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang kiranya dapat digunakan
sebagai pemediasi antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja aparat
pemerintah. Penulis juga menyarankan agar penelitian selanjutnya memperluas
sampel yang diteliti sehingga sampel yang diperoleh bisa lebih mewakili
Pemerintah Daerah di Provinsi Lampung. Selanjutnya untuk Pemerintah daerah
penulis menyarankan agar dapat meningkatkan vertical information sharing
karena masih terdapat beberapa kelemahan dalam penerapanya. Cara yang
dilakukan bisa dengan lebih sering melakukan rapat koordinasi, membangun
suasana kerja yang kondusif dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Baiman, S. 1982. Agency Research in Managerial accounting: A Survey.Journal of Accounting Literature, 154-213
Bambang Sardjito, dan Osmad Muthaher. 2007. “Pengaruh PartisipasiPenyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah:
Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Sebagai VariabelModerating”. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X. Makasar, 26-28Juli 2007.
Bastian, Indra. (2006). Sistem Perencanaan dan Penganggaran PemerintahDaerah di Indonesia. Penerbit Salemba Empat: Jakarta
Brownell, Peter. 1982. A Field Study Examination of Budgetary ParticipationandLocus of Control. The Accounting Review, October, 766-777.
Darman, Baharuddin, 2015. The Effect of Budgetary Participation, BudgetGoal Clarity, Decentralized Structure, and Public Accountability on thePerforppppmance of Regional Work Units (SKPD) at Gowa District,Sulawesi Selatan. Scientific Research Journal (SCIRJ), Volume III, IssueX, October 2015 ISSN 2201-2796
Elicker, J.D., P.E. Levy and R.J. Hall. 2006. The Role of Leader-MemberExchange in the Performance Appraisal Process. Journal ofManagement, Vol. 32 No. 4, August 2006, 531-551.
Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif denganPartial Least Square (PLS). Edisi 1. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling Metode Alternatif denganPartial Least Square (PLS). Edisi 4. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro, Semarang.
Hakim, abdul, 2006. Analisis pengaruh motivasi, komitmen organisasi, daniklim organisasi terhadap kinerja pegawai, studi pada dinasperhubungan dan telekomunikasi Propinsi Jawa Tengah, JRBI Vol.2,No.2, Juli 2006 : 165-180.
Hashim, A.W., I. Hanafi, A. Fitrianto and H. Darwish. 2014. Roles ofBudgetary Participation on Leader’s Performance: A Study Case inTernate. Asian Social Science, 10 (12).
Hehanusa, M. 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap KinerjaAparat: Integrasi Variabel Intervening dan Variabel Moderating padaPemerintah Kota Ambon dan Pemerintah Kota Semarang. Tesis tidakDipublikasikan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Hopwood, A. (1976). Accounting and human behavior. Englewood Cliffs,NJ: Prentice Hall.
Jogiyanto dan Abdillah.2009.Konsep dan Aplikasi PLS Untuk PenelitianEmpiris.Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta
Kewo, Cecilia, Lelly, 2014. The Effect of Participative Budgeting, Budget GoalClarity and Internal Control Implementation on Managerial Performance.Research Journal of Finance and Accounting. ISSN 2222-1697 Vol.5,No.12
Korsgaard, M. A., & Roberson, L. 1995. Procedural justice in performanceevaluation: The role of instrumental and non-instrumental voice inperformance appraisal discussions. Journal of Management,21:657-669.
Lestari Hilendri B.A & Retna Susi 2009. Pembagian Informasi Secara VertikalDalam Budgeting Sharing Dan Pengaruhnya Terhadap KinerjaManajerial. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang. UniversitasMataram.
Locke, E. A. and Latham, G. P. 1990. A Theory of Goal Setting and TaskPerformance. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Mahoney, T.A., T.H. Jerdee and S. J. Carrol. 1963. Development ofManagerial Performance: A. Research Approach.Cincinnati, OH: Southwestern publising company
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi.Yogyakarta.
Milani, K. 1975. The relationship of participation in budget- setting toindustrial supervisor performance and attitude: A field study. TheAccounting Review, Vol. 50, No 2, 274–284.
Murray, Dennis. 1990. The Performance Effects of Participative Budgeting: AnIntegration of Interventing and Moderating Variables. BehaviorResearch In Accounting, Vol. 2, PP. 104-121.
Nahartyo, Ertambang. 2013. Budgetary Participation And ProceduralJustice: Evidence From Stretch Budget Condition. Global Journal ofBussiness Research, 7(4).
Noor, I.H.M. and R. Othman. 2012. Budgetary Participation: HowIt Affects Performance and Commitment. Accountancy Business andthe Public Interest, pp.53-73.
Nouri, H. and R.J.Parker. 1998. The Relationship Between BudgetParticipation and Job Performance: The Roles of Budget Adequacy andOrganizational Commitment. Accounting Orgnnization and Society,Vol. 23, No 5/6, pp. 467-483.
Nurcahyani, Kunwaviyah, 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadapKinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasisebagai Variabel Intervening, Skripsi, FE Universitas Diponegoro,Semarang.
Nurhalimah, Darwanis dan S. Abdullah. 2013. “Pengaruh PartisipasiPenyusunan Anggaran dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadapKinerja Aparatur Perangkat Daerah di Pemerintah Aceh”, JurnalAkuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Aceh. 2 (1).
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2005. Komunikasi Organisasi, StrategiMeningkatkan Kinerja Perusahaan. Editor: Dedy Mulyana. PT. RemajaRosdakarya. Bandung.
Penno, M. 1984. Asymmetry of pre-decision information and managerialaccounting. Journal of Accounting Research, 22, 177–191.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, PemerintahDaerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang kinerja instansi pemerintah
Rachman, A.A. 2014. The Effect of Organization Commitment andProcedural Fairness on Participative Budgeting and Its Implication toPerformance Moderating by Management Accounting Information(A Survey on Province Local Government Unit Agencies of WestJava), Review of Integrative Business & Economics Research, vol.3 no.1.
Raghunandan, M.,Narendra Ramgulam,and Kishina RaghunandanMohammed. 2012. Examining the behavioural Aspects of Budgetingwith Particular Empasis on Public Sector/Service. International Journalof Business and Social Science, 3(14), PP: 110-117
R.J. Parker dan Kyj L. 2006. Vertical information Sharing in the budgetingsharing. Accounting, Organizations and Society 31 27–45.
Sardjito, B. dan O. Muthaher. 2007. Pengaruh Partisipasi PenyusunanAnggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: BudayaOrganisasi Dan Komitmen Organisasi Sebagai VariabelModerating. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
Siegel Gary and Marconi H.R (1989). Behavioral research in accounting.South western publishing co.
Silmilian. 2013. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap KinerjaManajerial Aparatur Pemerintah dengan Motivasi Kerja dan InternalLocus Of Control sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris padaSKPD Pemerintah Daerah Kota Padang). Universitas Negeri Padang.Padang. 23 pp.
Simons, R. 1995. Levers of control. Boston: Harvard Business School Press.
Soleha, Nurhayati., Galih, danTamsil,Lusi., 2013. The Effect of BudgetaryParticipation on Job Performance with Psychological Capital andOrganizational Commitment as an Intervening Variable (Empirical Studyon Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Districts ofLebak). SNA XVI, Manado.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja IndonesiaPendekatan Administrasi dan Operasional. Bumi Aksara: Jakarta.
Syafriadi, 2015. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan DanKomitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal ilmiah“INTEGRITAS” Vol.1 No. 4.
Syahputra, Z. 2014. “Budget Participation on Managerial Performance:Related Factors in that influenced to Government’s Employee (Studyof Indonesian Local Government)”, Journal of Economics andSustainable Development, Vol. 5 No. 21.
Wirjono, Endang Raino dan Agus Budi Raharjono, 2007. PengaruhKarakteristik Personalitas Manajer terhadap Hubungan antara Partisipasidalam Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial. JurnalKinerja, Volume 11, No.1.
Wulandari, Selvi, 2012. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasi DanInformation Sharing Terhadap Hubungan Partisipasi PenyusunanAnggaran Dengan Kinerja Manajerial. Naskah Publikasi Ilmiah,Universitas Muhammadiyah Surakarta.