pengaruh pandemi covid-19 terhadap tingkat …
TRANSCRIPT
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh RIZAL MANTOVANI NIM 105711118116
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
i
HALAMAN JUDUL
PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR
Oleh
RIZAL MANTOVANI
NIM 105711118116
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Studi Strata Satu (S1) Ekonomi Pembangunan
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
ii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, tugas akhir skripsi ini
saya persembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibu serta Keluargaku, Yang senantiasa Memberikan Limpahan
Do’a dan kasih sayang serta mendedikasikan seluruh hidupnya untuk
mendidik, memberi kasih sayang dan fasilitas terbaik, mendukung, serta
tidak henti-hentinya mendoakan hingga saya berhasil melangkah sejauh
ini.
2. Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Ibu Dr.Muryani
Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA dan A.Nur Fitrianti, SE,. M.Si yang senantiasa
selalu membimbing saya serta memberi dukungan dan Motivasi sehingga
saya selaku penulis bisa menyelesaikan Skripsi dengan penuh rasa
syukur dan tanggung jawab.
3. Sahabat-sahabatku di Jurusan Ekonomi, yang menjadi teman berproses
sejak awal perkuliahan hingga saat ini Ismail Wahyudi, Zulfajri, Ishaq, dan
Rahmat Hasba.
iii
MOTTO HIDUP
Jika kamu tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus
sanggup menahan perihnya kebodohan.
(Imam Syafi’i)
Maka sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(Qs. Al-Insyirah: 5-6)
Dirimu harus berada di kendali qolbumu dan jadikan akalmu
sebagai penopang akan semua itu, maka citra yang lahir akan
kembali ke fitrah seorang manusia.
(Rizal Mantovani)
iv
vii
viii
ix
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi yang berjudul, “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Kota Makassar”. Tugas akhir ini disusun sebagai prasyarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Ase., M.Ag selaku Rektor beserta Wakil Rektor I, II,
III dan IV Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM. selaku Dekan beserta Wakil Dekan I, II dan
III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Hj. Naida, SE., M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Asdar, SE., M. Si selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA selaku pembimbing I yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna selama proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu A.Nur Fitrianti, SE,. M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan dan saran yang berguna selama proses penyelesaian
skripsi ini.
x
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadyah
Makassar yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang
bermanfaat. Seluruh staf akademik, dan tata usaha, serta staf jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan semangat,
solusi atas kendala-kendala dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir
skripsi ini.
9. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan bantuan, saran, dan kritik yang berguna.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat dibutuhkan guna menyempurnakan tugas akhir skripsi ini. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar,15 Januari 2021
Rizal Mantovani 105711118116
xi
Abstrak
Rizal Mantovani, 2020. “Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Makassar”. Skripsi Program Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I: Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA dan pembimbing II: A.Nur Fitriani, SE,. M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi covid-19
terhadap tingkat kemiskinan di kota makassar. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah
masyarakat kota makassar yang berjumlah 65.120 orang dan sampel di ambil 30
orang dengan menggunakan rumus sloving. Data yang digunakan dalam
penelitian merupakan data primer yang dikumpulkan melalui survei kuesioner
secara langsung. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil
penelitian ini menunjukkan Covid-19 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Tingkat Kemiskinan di Kota Makassar.
Kata Kunci: Covid-19,Tingkat Kemiskinan.
xii
Abstract
Rizal Mantovani, 2020. The Effect of Covid-19 Pandemic on Poverty Level in
Makassar City. The thesis of the Development Economics Program of the Faculty of Economics and Business of Muhammadiyah University makassar. Guided by mentor I: Dr.Muryani Arsal.SE.,MM.,Ak.,CA and mentor II: A.Nur Fitriani, SE,. M.Si.
This research aims to find out the effect of covid-19 pandemic on poverty
levels in makassar city. The type of research used in this study is quantitative
research. The population in the study was 65,120 people and the sample was
taken by 30 people using the sloving formula. The data used in the study is primary
data collected through a live questionnaire survey. Data analysis uses simple
regression analysis. The results of this study show covid-19 has a positive and
significant effect on the Poverty Level in Makassar City.
Keywords: Covid-19,Poverty Rate.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 8
A. Tinjauan Teori .................................................................................. 8
1. Pandemi Covid-19 ........................................................................ 8
2. Kemiskinan ................................................................................... 11
B. Tinjauan Empiris............................................................................... 27
C. Kerangka Konsep ............................................................................. 29
xiv
D. Hipotesis ........................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 31
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 31
C. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran ............................. 32
D. Populasi dan Sampel ....................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 33
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 40
B. Karakteristik Responden .................................................................. 43
C. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 45
D. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 48
E. Analisis Regresi Linear Sederhana ................................................. 51
F. Uji Hipotesis ..................................................................................... 53
G. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 55
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 57
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran ................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Di Kota MakassarTahun 2015-2019 ......... 6
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 27
Tabel 3.1 Pedoman Untuk Menentukan Interpretasi .......................................... 39
Tabel 4.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Di Makassar 2019 ....................... 41
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2019 ........................ 42
Tabel 4.3 Pendidikan Trakhir .............................................................................. 43
Tabel 4.4 Jenis Kelamin ...................................................................................... 44
Tabel 4.5 Usia ..................................................................................................... 45
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas ................................................................................ 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 47
Tabel 4.8 Multikolonieritas ................................................................................ 50
Tabel 4.9 Analisis Regresi Liner Sederhana Coefficients .................................. 52
Tabel 4.10 Hajil Uji t-Uji Persial .......................................................................... 53
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Korelasi ............................................................... 54
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 54
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................... 29
Gambar 4.1 Hasil Uji normalitas-Normal Probalitity Plot ................................... 49
Gambar 4.2 Hasil Heteroskedastisitas-Grafik Scatterplot .................................. 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran 1 Kousiner Penelitian .......................................................................... 61
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden .................................................. 64
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas................................................... 66
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 68
Lampiran 5 Regresi Sederhana .......................................................................... 70
Lampiran 6 Uji Hipotesis ..................................................................................... 70
Lampiran 7 Izin Penelitian................................................................................... 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merebaknya virus baru di awal tahun 2020 menggemparkan dunia karena
virus in sangat mudah menular, virus ini dikenal coronavirus (SARS-CoV) dan
jenis penyakit yang ditimbulkan disebut Coronavirus di sease 2019 disingkat
COVID-19 (Yuliana, 2020). Covid-19 merupakan keluarga besar virus yang
menular dan dapat menyebabkan penyakit ringan seperti pilek sampai
penyakit serius seperti MERS dan SARS (Supardi dan Rahmad, 2020).
WHO menyatakan bahwa covid-19 menular melalui orang yang terinfeksi
coronavirus. Virus tersebut menyebar melalui droplet yang keluar saat batuk
atau bersin. Selanjut nya, droplet yang mengandung coronavirus dapat
mendarat dipermukaan benda yang mungkin di sentuh oleh orang yang sehat.
Jika di tangan orang yang sehat terdapat coronavirus dan kemudian menyentuh
hidung, mulut atau mata, maka orang tersebut akan terpapar coronavirus.
Coronavirus itu sifat nya zoonotik yaitu penyakit pada hewan yang bisa
menyebar ke manusia. Namun, pada SARS COV-2 bisa menular dari satu
orang ke orang yang lain nya Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Diketahui pada akhir desember tahun 2019 . sampai saat ini sudah
di pastikan terdapat 65 negara lebih yang telah terjangkit virus ini termasuk di
Indonesia (data WHO, 1 Maret 2020) (PDPI, 2020).
Upaya dalam mengurangi penyebaran wabah COVID-19 langkah yang
dilakukan setiap negara adalah melakukan kebiasaan dengan cara sering
mencuci tangan, hindari menyentuh area wajah, hindari berjabat tangan dan
berpelukan, menggunakan barang pribadi, lakukan etika batuk dan bersin,
2
hindari berkumpul dalam jumlah banyak, mencuci bahan makanan, gunakan
disinfektan, social distancing.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan beraktifitas di dalam rumah saja
untuk mencegah penyebaran virus. Dengan bekerja di rumah, belajar di rumah,
menjaga kebersihan. Mengisolasi diri merupakan salah satu tindakan memutus
mata rantai penyebaran wabah COVID-19. Namun disisi lain mengisolasi
memberi dampak signifikan yang di rasakan yang mencari nafkah di luar
rumah,terutama sektor informal yang merupakan kelompok marginal paling
kuat terkena dampaknya bahkan banyak yang di PHK dan di rumahkan, bahkan
akan muncul kelompok rentan baru akibat di rumahkan dan tidak bisa mencari
pekerjaan atau kehilangan pekerjaan (Masúdi dan Winanti, 2020). Demikian
juga menurut Susilawati, Reinpal Falefi, dan Agus Purwoko (2020) sektor yang
terkena dampak pandemi Covid-19 yang paling signifikan adalah sektor rumah
tangga karena tidak dapat melakukan kegiatan ekonomi dan secara otomatis
terhenti untuk beberapa waktu sehingga tidak mendapat penghasilan untuk
menghidupi keluarganya. Akibatnya daya beli masyarakat menurun, aktivitas
pendidikan menurun, kesehatan menurun, sehingga bertambahnya masyarakat
miskin.
Kemiskinan merupakan permasalahan umum yang dialami oleh setiap
negara berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Kemiskinan adalah suatu
keadaan yang menggambarkan kurangnya pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok dapat diartikan sebagai suatu paket barang
dan jasa yang diperlukan oleh setiap orang untuk bisa hidup secara manusiawi.
Terdiri dari sandang, pangan dan papan.
Menurut World Bank (2004), salah satu penyebab kemiskinan adalah
3
karena kurangnya pendapatan dan aset (lack of income and assets) untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, perumahan dan tingkat
kesehatan dan pendidikan yang dapat diterima (acceptable). Di samping itu
kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan
biasanya mereka yang dikategorikan miskin (the poor) tidak memiliki pekerjaan
(pengangguran), serta tingkat pendidikan dan kesehatan mereka pada
umumnya tidak memadai.
BPS mendefiniskan kemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk
memenuhi standar tertentu dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan
makanan. Standar ini disebut garis kemiskinan yaitu nilai pengeluaran
konsumsi kebutuhan dasar makanan setara dengan 2100 kalori energi
perkapita perhari, ditambah nilai pengeluaran untuk kebutuhan dasar bukan
makanan yang paling pokok.
Menurut (Yacoub, 2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar, karena kemiskinan
menyangkut pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan
dan kemiskinan merupakan masalah global karena kemiskinan merupakan
masalah yang dihadapi banyak negara.
Miskin adalah kondisi kehidupan yang serba kekurangan yang dialami
seseorang/rumahtangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan yang
layak bagi kehidupan. Penduduk atau rumahtangga miskin yang mengalami
masalah/hambatan untuk dapat hidup secara layak, secara konseptual disebut
sebagai fakir miskin dan digolongkan sebagai Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
4
Kemiskinan seringkali ditandai dengan tingginya tingkat pengangguran
dan keterbelakangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan
berusaha dan terbatas aksesnya terhadap kegiatan ekonomi sehingga akan
tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.
Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang
diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak
seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar masyarakat
maupun kesenjangan pendapatan antar daerah. Pemerintah sangat sadar
bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam upaya mencapai cita-cita
bangsa yang adil dan makmur.
Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020 tentang Pedoman
PSBB dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, ini memberikan
dampak terhadap berbagai sektor, termasuk pada aspek konsumsi dan daya
beli masyarakat, pandemi ini menyebabkan berkurangnya tenaga kerja
berkurang atau bahkan kehilangan pendapatannya sehingga berpengaruh
pada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat terutama mereka yang ada
dalam kategori pekerja informal dan pekerja harian. Heri Kurniawansyah dkk
(2020) mendapati dalam penelitiannya bahwa pekerja sektor formal yang
dirumahkan dan di PHK ada 1.500.156 orang (77%) dari 83.546 perusahaan,
pekerja sektor informal yang juga terdampak virus Corona berjumlah 443.760
orang (23%) dari 30.794 perusahaan. Jumlah tersebut diyakini akan terus
bertambah selama pandemi ini belum berakhir. Situasi tersebut secara otomatis
berdampak pada aspek-aspek lain, terutama kepada pekerja harian lepas,
pelaku UMKM, usaha rumah makan, dan usaha-usaha masyarakat yang
bergantung pada keramaian massa.
5
Penelitian yang dilakukan oleh Pakpahan (2020) mengenai dampak
Covid-19 terhadap UMKM mendapati bahwa pandemic Covid-19 memberikan
pengaruh negative bagi perekonomian domestic di antaranya penurunan
konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman
pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM. Demikian juga
penelitian yang dilakukan oleh Falah, Jauhari dan Radian (2020) mengeni Baitul
Mal dab tantangan kemiskinan dampak dari pandemic di tinjau dari perspektif
filsafat hukum Islam menyimpulkan bahwa Pandemic covid-19 berpengaruh
terhadap perdagangan, perhotelan, pariwisata, juga pengusaha kecil dan
menengah, dampak lain yang ditumbulkan adalah di rumahkannya tenaga kerja
dan pemutusan hubungan kerja.
Di sisi lain, terjadinya kesenjangan sosial dengan menyebar luasnya
COVID-19 di 34 provinsi dan 479 Kabupaten/ Kota di Indonesia, dimana
informasi terbaru diketahui Sulawesi Selatan tergolong di garis zona hitam,
populasi penyebaran terletak di kota Makassar, hal ini tentunya sangat
berdampak pada perekonomian di kota Makassar dengan berhentinyan
beberapa sektor perekonomian
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BPS kota Makassar pada tabel
1.1 menunjukkan jumlah penduduk miskin di kota Makassar di tahun 2015
sebesar 4.38% meningkat menjadi 4.60 % di 2017, kemudian mengalami
penurunan pada tahun 2018-2019. Turunnya rata-rata angka kemiskinan
Indonesia termasuk kota Makassar dipengaruhi oleh naiknya rata-rata upah
buruh per hari, indeks nilai tukar petani yang berada di atas 100, turunnya
tingkat pengangguran, inflasi yang rendah dan turunnya harga komoditas
barang.
6
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Di Kota Makassar Tahun 2015-2019
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2020
Dalam situasi pandemi ini menurut DR.H. Mukhtar Tahir, M.Pd selaku
kepala dinas Sosial Kota Makassar menyatakan jumlah kasus kemiskinan di
kota Makassar sendiri mengalami peningkatan hingga 7 persen dari jumlah
sebelumnya, sekitar 4,4 persen. Artinya ada peningkatan 3 persen dari
sebelumnya. Sementara data yang dirilis oleh BPS Provinsi Sulawesi Selatan
per April 2020 menyatakan terdapat 82.326 orang calon penerima bantuan
keluarga sejahtera dari Pemerintah. Hal ini menunjukkan terjadi penambahan
orang miskin baru sebesar 26% yaitu dari 65.120 penduduk miskin di tahun
2019 menjadi 82.326 penduduk di bulan April 2020.
Berdasarkan data yang di rilis BPS Sulawesi Selatan yang menunjukkan
adanya penambahan orang miskin baru dan belum adanya penelitian
terdahulu yang menguraikan mengenai pengaruh pandemic covid-19
terhadap kemiskinan maka penulis tertarik untuk menguji apakah dengan
adanya COVID-19 ini akan menaikkan angka kemiskinan di Kota Makassar
dengan judul ”PENGARUH PANDEMIK COVID-19 TERHADAP TINGKAT
KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR”
Tahun Jumlah
Penduduk
Jumlah
Penduduk Miskin
Persentanse
Penduduk Miskin
2015 1.449.242 63.240 4,38
2016 1.469.601 66.780 4,56
2017 1.489.011 68.190 4,60
2018 1.508.154 66.220 4,41
2019 1.526.677 65.120 4,28
7
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang
menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah apakah pandemik COVID-
19 berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Kota Makassar?
C.Tujuan penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka tujuan peneliian
yang ingin di capai adalah untuk mengetahui pengaruh pandemi covid-19
terhadap tingkat kemiskinan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Dari segi teoritis, memberikan informasi mengenai pengaruh pandemik
COVID-19 terhapap tingkat kemiskian di kota Makassar.
2. Dari segi metodologis, hasil dari penelitian ini diharapkan memberi nilai
tambah yang selanjutnya dapat dikomparasikan dengan penelitian- penelitian
ilmiah lainnya, khususnya yang mengkaji mengenai Pandemik COVID-19.
3. Dari segi praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi
masyarakat tentang seberapa pengaruh pandemik terhadap kemiskinan di
kota Makassar.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pandemik COVID-19
Covid-19 merupakan sejenis virus dari famili Coronaviridae yang
berimplikasi terhadap penyakit menular dan mematikan yang menyerang
mamalia seperti manusia pada saluran pernafasan hingga ke paru-paru.
Pada umumnya pengidap Covid-19 akan mengalami gejala awal berupa
demam, sakit tenggorokan, pilek dan juga batuk-batuk bahkan sampai parah
dapat menyebabkan pneumonia. Virus ini dapat menular melalui kontak
langsung dalam jarak dekat dengan pengidap Covid-19 melalui cairan
pernafasan yang keluar dari tubuh penderita saat batuk atau mengeluarkan
ludah dan riyak (Yuliana, 2020).
Covid-19 atau yang dikenal oleh masyarakat dengan sebutan virus
corona adalah salah satu virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus
corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia
akut, sampai mati. Ini merupakan virus jenis baru yang menular ke manusia.
Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa,
maupun lansia. Infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus ini berawal
ditemukan di Kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini
menular dengan cepat dan menyebar di berbagai wilayah lain di Cina bahkan
ke beberapa negara termasuk Indonesia (Susilawati, Reinpal Falefi, dan
Agus Purwoko, 2020).
Asal mula virus corona pertama kali muncul di pasar hewan dan
makanan laut di Kota Wuhan. Kemudian dila porkan banyak pasien yang
9
menderita virus ini dan ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan
laut tersebut. Di pasar tersebut dijual hewan liar seperti ular, kelelawar, dan
ayam. Di duga virus ini berasal dari kelelawar. Diduga pula virus ini
menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia.
Kemenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoman
Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19),
virus ini bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari, masa inkubasi corona paling
pendek berlangsung selama dua sampai tiga hari. Sedangkan paling lama
bisa mencapai 10 hingga 12 hari. Ini adalah rentang waktu yang dibutuhkan
oleh virus untuk menjangkit dan menampakkan gejala-gejala awal. Dalam
masa ini virus corona sulit untuk dideteksi. Virus corona sangat sensitif
terhadap panas dengan suhu setidaknya 56 derajat celcius selama 30 menit.
Virus corona belum bisa diobati dengan penanganan medis apa pun. Walau
demikian, sebenarnya virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia
bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari. Dengan sistem imun tubuh yang
cukup baik, virus corona tak mudah menyebar ke seluruh anggota tubuh.
Menurut WHO virus corona COVID-19 menyebar orang ke orang
melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang
batuk atau menghembuskan nafas. Tetesan ini kemudian jatuh ke benda
yang disentuh oleh orang lain.
Menurut ahli virus atau virologis Richard Sutejo (2020), virus corona
penyebab sakit Covid-19 merupakan tipe virus yang umum menyerang
saluran pernafasan. Tetapi strain covid-19 memiliki morbiditas dan mortalitas
yang lebih tinggi akibat adanya mutasi genetik dan kemungkinan transmisi
inter-spesies.
10
Ada beberapa dampak ekonomi yang diakibatkan dengan adanya
pandemik Covid-19 di antaraya yaitu (Siti Maimunah, 2020) :
1. kelangkaan Barang
Saat kasus covid-19 meningkat pemerintah mengeluarkan
kebijakan lockdown beberapa bulan kedepan, yang artinya semua
masyarakat harus tetap stay dirumah dan semua toko akan tutup kecuali
toko bahan bahan pangan dan pasar yang tetap buka. Itu pun harus
mematuhi kebijakan dan pasti hanya di jam tertentu. Hal ini
mengakibatkan permintaan pasar yang banyak namun barang semakin
menipis hal itu akan membuat harga akan naik sehingga masyarakat
menengah kebawah sulit untuk mendapat kan nya.
2. Sektor Wisata
Pada saat pandemi covid-19 banyak tempat wisata yang harus
tutup sampai waktu yang belum ditentukan dan tujuan utama yaitu untuk
mencegah penyebaran virus covid-19. Wisata yang menjadi salah satu
penyumbang devisa terbesar ini menyebabkan ekonomi mengalami
penurunan yang bsear sejak adanya Covid-19.
3. Angka Kemiskinan dan Pengangguran Meningkat
Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan lockdown banyak aktifitas
ekonomi mengalami penurunan yang sifgnifikan sehingga Kemiskinan
dan pengangguran semakin naik di Tahun 2020. Saat pandemi banyak
para pengusaha UMKM merumahkan sebagian karyawannya. Padahal
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM ) memiliki peranan penting
bagi perekonomian negara, tidak terkecuali bagi negara Indonesia. Bukan
hanya UMKM yang mengalami dampak ini akan tetapi para pekerja harian
11
juga sangat dirugikan, mereka sulit mendapatkan penghasilan dan susah
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerja harian seperti pedagang
asongan, ojek online, pedagang kaki lima, dan banyak pekerja lakian
yang biasa memenuhi hidup dari penghasilan harian. Contohnya seperti
pedagang keliling yang dulunya berjualan setiap harinya, karna adanya
kebijakan lockdown mereka tidak bisa berjualan. Melihat masalah seperti
itu pada perekonomian masyarakat
2. Kemiskinan
a) Pengertian Kemiskinan
Secara harfiah, kemiskinan berasal dari dasar kata miskin yang
artinya tidak berharta-benda. Kemiskinan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia mempunyai persamaan arti dengan kata kefakiran. Dua kata
ini biasanya disebutkan secara bersamaan yakni fakir miskin yang berarti
orang yang sangat kekurangan. Di dalam kamus lisa>nu al-‘Arabi,
pengertian kata miskin dibedakan dengan kata faqir. Di sana dijelaskan
bahwa kondisi miskin masih lebih baik bila dibandingkan dengan kondisi
faqir. Faqir berarti tidak memiliki apapun sedangkan miskin masih
memiliki sebagian harta.
Kemiskinan adalah ketidakmampuan ekonomi untuk memenuhi
standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi
ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan,
sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga
akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar
hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar
12
pendidikan.
Standar masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui
berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar
hidupnya (Nugroho, 1995). Pada prinsipnya, standar hidup di suatu
masyarakat tidak sekedar tercukupinya kebutuhan akan pangan, akan
tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan kesehatan maupun pendidikan.
Tempat tinggal ataupun pemukiman yang layak merupakan salah satu
dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu
daerah. Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat disebut miskin apabila
memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan
sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk mensejahterakan
dirinya (Suryawati, 2004).
b) Kemiskinan Secara Umum
Definisi mengenai kemiskinan dibentuk berdasarkan identifikasi dan
pengukuran terhadap sekelompok masyarakat/golongan yang
selanjutnya disebut miskin miskin yang di nyatakan oleh Nugroho, 1995
sebagaimana dikutip oleh Jacobus dkk (2019). Pada umumnya, setiap
negara termasuk Indonesia memiliki sendiri definisi seseorang atau suatu
masyarakat dikategorikan miskin. Hal ini dikarenakan kondisi yang
disebut miskin bersifat relatif untuk setiap negara misalnya kondisi
perekonomian, standar kesejahteraan, dan kondisi sosial. Setiap definisi
ditentukan menurut kriteria atau ukuran-ukuran berdasarkan kondisi
tertentu, yaitu pendapatan rata-rata, daya beli atau kemampuan konsumsi
rata-rata, status kependidikan, dan kondisi kesehatan. Kemiskinan
secara umum didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan
13
pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
yang dapat menjamin terpenuhinya standar kualitas hidup
Secara umum, kemiskinan merupakan kondisi kurangnya tingkat
pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok dan
kebutuhan lainnya yang dapat menjamin terpenehi standar kualitas
hidupnya. Jadi, mereka yang termasuk ke dalam garis kemiskinan adalah
apabila tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang bersifat
pokok. Jika di dalam suatu negara tingkat kemiskinannya cukup tinggi,
maka biasanya negara tersebut digolongkan ke dalam negara yang
sedang berkembang.
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan
adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang
tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang
menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi kebutuhan
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari
perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi
dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik. Laporan Bidang
Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh Kementrian Bidang
Kesejahteraan (Kesra) tahun 2004 menerangkan pula bahwa kondisi
yang disebut miskin ini juga berlaku pada mereka yang bekerja akan
tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
pokok/dasar.
14
Pengertian kemiskinan dalam arti luas adalah keterbatasan yang
disandang oleh seseorang, sebuah keluarga, sebuah komunitas, atau
bahkan sebuah negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam
kehidupan, terancamnya penegakan hak dan keadilan, terancamnya
posisi tawar dalam pergaulan dunia, hilangnya generasi, serta suramnya
masa depan bangsa dan negara. Negara-negara maju yang lebih
menekankan pada “kualitas hidup” yang dinyatakan dengan perubahan
lingkungan hidup melihat bahwa laju pertumbuhan industri tidak
mengurangi bahkan justru menambah tingkat polusi udara dan air,
mempercepat penyusutan sumber daya alam, dan mengurangi kualitas
lingkungan.
Bappenas (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi
seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak
mampu memenuhi hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan menurut
PBB didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak dapat
menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat memenuhi kesehatan, standar
hidup, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati seperti orang lain.
Kemiskinan menurut Badan Pusat Sstatistik (2020)
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
15
c) Ukuran Kemiskinan
Ukuran menurut World Bank (2008) menetapkan standar
kemiskinan berdasarkan pendapatan per kapita. Penduduk yang
pendapatan per kapitanya kurang dari sepertiga rata-rata pendapatan
perkapita nasional. Dalam konteks tersebut, maka ukuran kemiskinan
menurut World Bank adalah USD $2 per orang per hari. Menurut Badan
Pusat Statistik kota Makassar (2013), penetapan perhitungan garis
kemiskinan dalam masyarakat adalah sebesar Rp. 273.231 perkapita per
bulan yang berasal dari perhitungan garis kemiskinan yang mencakup
kebutuhan makanan dan non makanan. Untuk kebutuhan minimum
makanan digunakan patokan 2.100 kilokalori per kapita per hari. Untuk
pengeluaran kebutuhan minimum bukan makanan meliputi pengeluaran
untuk perumahan, pendidikan, dan kesehatan.
Dalam buku indikator kesejahteraan rakyat kota Makassar tahun
2014 menjelaskan bahwa kemiskinan secara asal penyebabnya terbagi
menjadi 2 macam yakni : Pertama adalah kemiskinan kultural, yaitu
kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor faktor adat atau budaya
suatu daerah atau lingkungan tertentu yang membelenggu seseorang
atau sekelompok masyarakat tertentu sehingga membuatnya tetap
melekat dengan kemiskinan. Kemiskinan seperti ini bisa dihilangkan atau
sedikitnya dikurangi dengan mengabaikan faktor faktor yang
menghalanginya untuk melakukan perubahan kearah tingkat
kehidupanyang lebih baik.
Kedua adalah kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi
sebagai akibat ketidak berdayaan seseorang atau sekelompok
16
masyarakat tertentu terhadap sistem atau tatanan sosial yang tidak adil,
karenanya mereka berada pada posisi tawar yang sangat lemah dan tidak
memiliki akses untuk mengembangkan dan membebankan diri mereka
sendiri dari perangkap kemiskinan atau dengan perkataan lain
“seseorang atau sekelompok masyarakat menjadi miskin karena mereka
miskin”.
Kemiskinan secara konseptual di bedakan menurut kemiskinan
relatif dan kemiskinan absolut, dimana perbedaannya terletak pada
standar penilaiannya. Standar penilaian kemiskinan relatif merupakan
standar kehidupan yang ditentukan dan ditetapkan secara subjektif oleh
masyarakat setempat dan bersifat lokal serta mereka yang berada
dibawah standar penilaian tersebut dikategorikan sebagai miskin secara
relatif. Sedangkan standar penilaian kemiskinan secara absolut
merupakan standar kehidupan minimum yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang diperlukan, baik itu makanan maupun
non makanan. Standar kehidupan minimum untuk memenuhi kebutuhan
dasar ini disebut sebagai garis kemiskinan.
BPS mendefenisikan garis kemiskinan sebagai nilai rupiah yang
harus dikeluarkan seseorang dalam sebulan agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar asupan kalori sebesar 2100 kkal/hari per kapita (garis
kemiskinan makanan) ditambah kebutuhan minimum non makanan yang
merupakan kebutuhan dasar seseorang, yaitu :sandang, papan, sekolah
dan transportasi serta kebutuhan individu dan rumahtangga dasar lainnya
(garis kemiskinan non makanan).
17
d) Penyebab Kemiskinan
Secara umum kemiskinan dapat disebabkan oleh dua kondisi, yaitu
kemiskinan alamiah dan buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain
akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang
rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-
lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai
fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Itulah sebabnya
banyak pakar ekonomi yang sering mengkritik pengukuran keberhasilan
pembangunan yang hanya terfokus pada pencapaian pertumbuhan
ketimbang pemerataan.
Kemiskinan terjadi karena beberapa sebab diantaranya yaitu :
1. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan
pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi
pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber
daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya
manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada
gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya
manusia karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang
beruntung, adanya diskriminasi atau karena keturunan.
3. Miskin muncul karena akibat perbedaan akses dalam modal.
e) Dampak Adanya Kemiskinan
Dari sekian faktor penyebab yang telah dipaparkan, memunculkan
suatu permasalahan sosial yaitu kemiskinan. Dari satu permasalahan
18
sosial saja yakni kemiskinan dapat memunculkan permasalahan-
permasalahan sosial yang lain. Kemiskinan memberikan dampak sosial
yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran,
kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Berdasarkan penelusuran
yang telah dilakukan oleh banyak pihak, tindakan- tindakan kriminal yang
marak terjadi kebanyakan dilatarbelakangi oleh motif ekonomi yakni
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
secara layak. Selain maraknya tindak kriminal, kondisi kesehatan
masyarakat yang buruk juga merupakan salah satu dampak dari adanya
kemiskinan.
Berikut rincian dampak yang terjadi akibat adanya kemiskinan:
1. Banyaknya pengangguran
2. mampu mencari penghasilan melalui jalan yang benar dan halal dan
ketika mereka merasa tidak sanggup lagi bertahan dan menjaga
keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan
3. Banyak anak yang tidak mengenyam pendidikan. Biaya pendidikan
yang tinggi membuat masyarakat miskin tidak lagi mampu
menjangkau dunia sekolah atau pendidikan.
4. Susahnya mendapatkan pelayanan kesehatan. Biaya pengobatan
yang tinggi membuat masyarakat miskin memtuskan untuk tidak
berobat. Sehingga, mereka sama sekali tidak mendapatkan pelayana
kesehatan yang layak.
Dampak-dampak yang telah disebutkan secara umum, dapat
digeneralisir dalam beberapa aspek, antara lain:
19
a) Aspek Kependudukan
Dilihat dari segi kependudukan, kemiskinan berdampak
pada ketidak merataan pertumbuhan peduduk di setiap wilayah
sehingga ketidak merataan tersebut membawa konsekuensi berat
kepada aspek-aspek kehidupan sosial lainnya. Secara nasional
penduduk yang tidak merata mambawa akibat bagi penyediaan
berbagai sarana dan kebutuhan penduduk. Dalam bidang
lapangan pekerjaan terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan lapangan kerja
dan pada akhirnya menimbulkan pengangguran baik secara
tersembunyi ataupun pengangguran secara terbuka.
b) Aspek Ekonomi
Masalah Ekonomi menyangkut masalah kerumahtanggaan
penduduk dalam memenuhi kebutuhan materinya. Masalah ini
terbagi kedalam beberapa aspek yaitu aspek kuantitas, kualitas
penduduk, sumber daya alam dan manusia, komunikasi dan
transportasi, kondisi dan lokasi geografi. Ditinjau dari segi
kuantitas Penduduk Indonesia merupakan penduduk yang
memiliki kekuatan ekonomi yang bisa dikembangkan terutama
dengan jumlah penduduk yang banyak. Tapi kemiskinan
menjadikan penduduk tidak memiliki kekuatan dalam
mengembangkan perekonomian Indonesia. Kemudian
kemiskinan menjadikan penduduk seolah menunjukan
kelemahannya sebagai konsumen berbagai produksi.
20
c) Aspek Lingkungan
Masalah lingkungan dapat diartikan bahwa masalah yang
terjadi di lingkungan hidup manusia mengancam ketentraman dan
kesejahteraan manusia yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara komponan manusia dengan lingkungan yang menjadi
penampung dan penjamin kehidupan manusia. Dampak lainnya
yaitu keterbelakangan pembangunan, kebodohan, kebanjiran,
pencemaran lingkungan dan tingkat kesehatan yang rendah yang
diakibatkan karena lingkungan yang kurang mendukung karena
kemiskinan.
d) Aspek Pendidikan
Pendidikan secara luas merupakan dasar pembentukan
kepribadian, kemajuan ilmu, kemajuan teknologi dan kemajuan
kehidupan sosial pada umumnya. Dampak kemiskinan terhadap
pendidikan memang sangat merugikan sekali karena telah
menghilangkan pentingnya pendidikan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sehingga tidak sedikit penduduk Indonesia
yang belum mengenal pendidikan.
e) Pemberontakan
Pemberontakan merupakan bentuk kekecewaan dari
masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai telah gagal
menciptakan kesejahteraan rakyatnya, perang saudara antar-
etnis, golongan, ideologi demi sebuah kekuasaan dan untuk
menguasai kekuasaan, dan yang lainnya. Semua itu tidak terlepas
dari usaha masyarakat untuk melakukan perubahan nasibnya
21
agar menjadi lebih baik (sejahtera) dari keadaan kemiskinan yang
menimpanya Pemberontakan seperti itu biasanya terjadi di negara
berkembang atau negara miskin.
f) Garis Kemiskinan
Badan Pusat Statistik mengeluarkan informasi tentang Garis
Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan
Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM).
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di
bawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
Badan Pusat Statistik Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang
disetarakan dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian,
umbi- umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan,
buah- buahan, minyak dan lemak, dan lain lain).
Penyebab kemiskinan bersifat kompleks dan terbagi dalam
beberapa dimensi penyebab kemiskinan (Cox 2004 ; 1-6), yaitu:
1. Kemiskinan yang diakibatkan oleh globalisasi. Globalisasi melahirkan
negara pemenang dan negara kalah. Pemenang umumnya adalah
Negara-negara maju, sedangkan negara-negara berkembang
seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas
yang merupakan prasyarat globalisasi. Karena negara-negara
berkembang terpinggirkan maka jumlah kemiskinan di negara- negara
berkembang jauh lebih besar dibandingkan negara-negara maju.
2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Pola
22
pembangunan yang diterapkan telah melahirkan beberapa bentuk
kemiskinan, seperti kemiskinan perdesaan, adalah kondisi wilayah
desa yang mengalami kemiskinan akibat proses pembangunan yang
meminggirkan wilayah perdesaan; kemiskinan perkotaan, yaitu kondisi
kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan kecepatan
pertumbuhan ekonomi, dimana tidak semua kelompok memperoleh
keuntungan.
3. Kemiskinan sosial, dimensi ketiga ini melihat pada kondisi sosial
masyarakat yang tidak menguntungkan beberapa kelompok dalam
masyarakat. Misalnya kemiskinan yang dialami oleh perempuan,
anak-anak dan kelompok minoritas merupakan kemiskinan yang
diakibatkan kondisi sosial yang tidak menguntungkan kelompok
tersebut. Kondisi sosial yang dimaksud misalnya bias gender,
diskriminasi, atau eksploitasi ekonomi.
4. Kemiskinan konsekuensial. Dimensi keempat ini menekankan faktor-
faktor eksternal yang menyebabkan kemiskinan. Faktor- faktor yang
dimaksud adalah konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan
tingginya jumlah penduduk. Faktor-faktor tersebutlah yang
menyebabkan munculnya kemiskinan dalam masyarakat.
g) Indikator Kemiskinan
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemiskinan yang dialami seseorang atau sekelompok orang
adalah indikatorkemiskinan yang digunakan oleh Bappenas (Harniati,
2010). Indikator kemiskinan yang dimaksud adalah :
1. Keterbatasan pangan, merupakan ukuran yang melihat kecukupan
23
pangan dan mutu pangan yang dikonsumsi. Ukuran indikator ini adalah
stok pangan yang terbatas, rendahnya asupan kalori penduduk miskin,
dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan ibu.
2. Keterbatasan akses kesehatan, merupakan ukuran yang melihat
keterbatasan akses kesehatan dan rendahnya mutu layanan
kesehatan. Keterbatasan akses kesehatan dilihat dari kesulitan
mendapatkan layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan
kesehatan dasar, kurangnya layanan reproduksi, jauhnya jarak
fasilitas layanan kesehatan, mahalnya biaya pengobatan dan
perawatan. Kelompok miskin umumnya cenderung memanfaatkan
pelayanan di puskesmas dibandingkan dengan rumah sakit.
3. Keterbatasan akses pendidikan. Indikator ini diukur dari mutu
pendidikan yang tersedia, mahalnya biaya pendidikan, terbatasnya
fasilitas pendidikan, rendahnya kesempatan memperoleh pendidikan
4. Keterbatasan akses pada pekerjaan. Indikator ini diukur dari
terbatasnya kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan
terhadap asset usaha, perbedaan upah, lemahnya perlindungan kerja
terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan.
5. Keterbatasan akses terhadap layanan perumahan dan sanitasi.
Indikator yang digunakan adalah kesulitan memiliki rumah yang sehat
dan layak huni, dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak.
6. Keterbatasan akses terhadap air bersih. Indikator yang digunakan
adalah sulitnya mendapatkan air bersih, terbatasnya penguasaan
sumber air, dan rendahnya mutu sumber air.
7. Keterbatasan akses terhadap tanah. Indikator yang digunakan adalah
24
struktur kepemilikan dan penguasaan tanah, ketidakpastian
kepemilikan dan penguasaan tanah. Akses terhadap tanah ini
merupakan persoalan yang mempengaruhi kehidupan rumah tangga
petani.
8. Keterbatasan akses terhadap sumber daya alam. Indikator yang
digunakan adalah buruknya kondisi lingkungan hidup, rendahnya
sumber daya alam. Indikator ini sangat terkait dengan penghasilan
yang bersumber dari sumberdaya alam, seperti daerah perdesaan,
daerah pesisir, dan daerah pertambangan.
9. Tidak adanya jaminan rasa aman, indikator ini berkaitan dengan tidak
terjaminnya keamanan dalam menjalani kehidupan baik sosial
maupun ekonomi.
10. Keterbatasan akses untuk partisipasi. Indikator ini diukur melalui
rendahnya keterlibatan dalam pengambilan kebijakan.
11. Besarnya beban kependudukan, indikator ini berkaitan dengan
besarnya tanggungan keluarga, dan besarnya tekanan hidup.
h) Teori Ketenagakerjaan
1. Penawaran Tenaga Kerja
Secara makro penawaran tenaga kerja diartikan sebagai sumber
penyediaan tenaga kerja secara nasional, regional, maupun dalam
lingkup kabupaten sebagai satu unit agregasi. Sedangkan secara
mikro, penawaran tenaga kerja menyangkut keputusan individu
mengenai penggunaan waktu yang dimilikinya untuk bekerja dan yang
digunakan sebagai waktu senggang (Kusnedi, 2003). Sumarsono
dalam Damayanti (2011) menyebutkan bahwa penawaran tenaga
25
kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang untuk bekerja atau tidak.
Keputusan ini tergantung pada tingkah laku seseorang dalam
menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk kegiatan lain yang
sifatnya tidak produktif tetapi konsumtif atau merupakan kombinasi
keduanya. Keputusan bekerja seseorang juga dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya penghasilan. Jika penghasilan relatif tinggi, maka
seseorang cenderung mengurangi waktu untuk bekerja.
2. Konsep Tenaga Kerja
Sebagai salah satu faktor produksi, tenaga kerja memainkan
peran penting dalam pertumbuhan ekonomi. Ketersediaan tenaga
kerja sendiri berkaitan erat dengan jumlah penduduk suatu negara,
dimana pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan cepat
bertambahnya jumlah tenaga kerja. Menurut Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
masyarakat. Indonesia melalui Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 Tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO mengenai
Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja menyetujui bahwa batas
usia minimum untuk bekerja di Indonesia adalah 15 tahun. Dengan
demikian, berdasarkan uraian di atas definisi tenaga kerja dalam
penelitian ini adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
BPS (2016) mengklasifikasikan tenaga kerja menjadi angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja.
26
1. Angkatan Kerja
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, atau punya pekerjaan
namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.
a) Bekerja
Adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus)
dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula
kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi.
b) Punya Pekerjaan tetapi Sementara Tidak Bekerja
Adalah keadaan dari seseorang yang mempunyai
pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu sementara tidak
bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti, menunggu
panen, mogok dan sebagainya.
c) Pengangguran
Pengangguran terdiri dari:
1) mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan;
2) mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan
usaha;
3) mereka yang tak punya pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan;
4) mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai
bekerja.
27
B. Tinjauan Empiris
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan akan di uraikan dalam tabel 2.1. Hasil penelitian ini dapat menjadi
acuan awal dalam penelitian, sehingga memberikan gambaran umum
tentang pengaruh Covid-19 guna menambah wawasan ilmu pengetahuan
yang sangat luas mengenai variabel-variabel yang terkait dengan Pengaruh
Covid-19 Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Makassar. Adapun hasil
penelitian-penelitian relevan dapat dilihat pada tabel 2.1:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama (Tahun)
Judul Alat Analisis
Hasil Penelitian
1. Aknolk Kristian Pakpahan(2020)
COVID-19 dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Regresi Liniear Sederhana
Kajian yang dibuat oleh Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan implikasi negatif bagi perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan dan keuangan, serta eksistensi UMKM.
2 Alex Sarmigi(2020)
Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap Perkembangan Umkm Di Kabupaten Kerinci.
Regresi Linear Sederhana
Dari hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa variabel covid-19 memiliki pengaruh negatif terhadap variabel UMKM. Dimana setiap kenaikan satu satuan covid-19 akan menghambat perkembangan UMKM di Kabupaten Kerinci.
3 Didi Sumardi, Syamsul Falah, Moh. Ahsanudin Jauhari, Aan Radian
Baitul Mal dan Tantangan Kemiskinan Dampak Pandemic Covid-19
Regresi Linar Berganda
Penelitian ini menunjukkan Pandemic covid-19 berpengaruh terhadap perdagangan, perhotelan, pariwisata, juga pengusaha kecil dan menengah. Tenaga kerja “dirumahkan”
28
(2020) Perspektif Filsafat Hukum Islam
dan pemutusan hubungan kerja. Data Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan pemutusan hubungan kerja.
4 I Ketut Budastra (2020)
Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 Dan Program Potensial Untuk Penanganannya: Studi Kasus Di Kabupaten Lombok Barat
Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menimbulkan gangguan pada rantai nilai dunia usaha sehingga banyak usaha pada berbagai sektor dan skala usaha yang berhenti operasi sementara atau permanen. Sektor ekonomi terdampak paraha adalah sektor pariwisata dan transportasi, diikuti oleh sektor perdagangan, industri pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Pemilik usaha mikro dan kecil, Pertumbuhan ekonomi daerah diperkirakan menurun dramatis, serta pengangguran dan kemiskinan meningkat tajam pada tahun 2020.
5 Haposan Hutahaean (2020)
Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Kecilmenengah (Ukm) Masa Pandemi Covid19 Di Kabupaten Deliserdang
Regresi linear berganda
Dapat dilihat bahwan nilai Modal(X1) adalah 0,469. Hal ini menyatakan bahwa setiap bertambahnya Modalsebesar 1 persen mengakibatkan Pendapatan Usaha Mikrodi Kabupaten Deliserdang akan mengalami peningkatan sebesar 0,46. Modal dan tenaga kerja secara bersamasama(simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Deliserdang
Sumber: Kompilasi dari berbagai jurnal
29
C. Kerangka Konsep
Untuk memperjelas kegiatan penelitian serta memudahkan akar langkah
dan pemikiran dalam penelitian, digambarkan suatu kerangka pemikiran yang
skematis. Adapun kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin
diteliti yang dimaksud adalah gambar yang didalamnya terdapat beberapa
variabel yang digunakan dalam penelitian dan yang mempengaruhinya.
Beberapa penelitian yang dilakukan terkait dengan dampak covid
diantaranya yaitu Siti Maemunah (2020) mendapati dengan adanya covid
(lockdown) menyebabkan kelangkaan barang, terjadi penutupan berbagai
tempat wisata sehingga masyarakat tidak dapat berjualan. Demikian juga
Sarmigi (2020) mendapati dengan pandemik covid menghambat pertumbuhan
dan perkembangan UMKM, serta Ketut Budastra (2020) mendapati bahwa
sektor dan skala usaha yang berhenti operasi sementara atau permanen,
diantaranya sektor pariwisata dan transportasi, perdagangan, industri
pengolahan dan sektor-sektor lainnya, Pemilik usaha mikro dan kecil dan
akibatnya pertumbuhan ekonomi daerah menurun dramatis, pengangguran
dan kemiskinan meningkat tajam. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian
tersebut, maka kerangka konsep dibangun dengan menggunakan Covid-19
sebagai variabel yang mempengaruhi dan Tingkat Kemiskinan sebagai variabel
yang dipengaruhi sebagaimana pada gambar 2.1:
Gambar. 2.1 Kerangka Konsep
Covid-19 (X1)
1. Lockdown
Tingkat Kemiskinan (Y) Indikator
1. Keterbatasan Akses Pekerjaan
2. Beban Keluarga
30
D. Hipotesis
Merebaknya Covid-19 menyebabkan semua aktifitas harus dilakukan di
rumah untuk menghindarinya trjadi penyebaran yang lebih meluas. Penelitian
terdahulu menunjukkan coivid-19 menyebabkan gangguan pada rantai nilai
dunia usaha sehingga banyak usaha pada berbagai sektor dan skala usaha
yang berhenti operasi sementara atau permanen (Ketut, 2020) demikian juga
perdagangan, perhotelan, pariwisata, a pengusaha kecil dan menengah yang
merumahkan karyawannya (Didi Sumardi, Syamsul Falah, Moh. Ahsanudin
Jauhari, Aan Radian, 2020), serta menghambat perkembangan UMKM (Alex,
2020). Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan pertimbangan
tersebut, maka hipotesis yang ajukan dalam penelitian ini adalah diduga
terdapat pengaruh Covid-19 tingkat kemiskinan di kota Makassar.
.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode pendekatan
kuantitatif. Dimana dihasilkan data dalam bentuk angka-angka diolah dan
dianalisis untuk mendapatkan suatu hasil informasi ilmiah di balik angka-
angka tersebut. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel yang
berlandaskan pada filsafat positif. Meskipun populasi penelitian berjumlah
besar, tetapi dengan menggunakan pendekaatan kuantitatif jumlah yang
besar bisa menjadi mudah dianalisis baik melalui statistik maupun
computer (Bugin, 2013).
B. Lokasi dan Waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan mengambil lokasi di kota Makassar sebagai objek
penelitian dengan maksud ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
pandemic covid-19 terhadap tingkat kemiskinan di Kota makassar.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan, yakni mulai
Bulan Juli- September 2020. .
32
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 61).
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu tingkat kemiskinan di kota Makassar.
Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Covid-19. Variabel bebas
(independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013: 61).
Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut::
1. COVID-19 adalah penyakit akibat suatu coronavirus baru yang
sebelumnya tidak teridentifikasi pada manusia tetapi pada akhirnya dapat
menular dari manusia ke manusia. Pencegahan yang dilakukan agar tidak
terjadi penyebaran adalah menjaga jarak, memakai masker dan selalu
mencuci tangan.
2. Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal,
pendidikan, dan kesehatan yang layak.
D. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2017:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penduduk miskin di Kota Makassar tahun 2019
sebesar 65.120 ribu jiwa dan meningkat menjadi 82.326 ribu jiwa pada
bulan April 2020 berdasarkan sumber data BPS.
33
b. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Dalam penelitian ini tehnik
pengambilan sampel adalah probability sampling, yaitu pengambilan
sampel secara random atau acak. Di mana dalam hal ini seluruh Populasi
di asumsikan memiliki kesempatan menjadi sampel dalam penelitian
iniRumusnya adalah: n= 𝑁
1+𝑁𝑒2
Dimana n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = galat pendugaan (5%)
Jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin
n= 65.120
1+65.120 (0,05)2 = 397,55 orang atau 400 orang
Namun Menurut Hair (2010:176) bahwa apabila ukuran sampel terlalu
besar misalnya 400, maka metode menjadi sangat sensitif sehingga sulit
untuk mendapatkan ukuran-ukuran goodnessof fit yang baik. Sehingga
disarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah 5-10 indikator untuk
setiap parameter yang diestimasi.. Pada penelitian ini juga, walaupun
jumlah penduduk miskin di ketahui namun dari jumlah tersebut tidak
diketahui dengan pasti banyaknya masyarakat yang terdampak pandemik
Covid (lockdown) seperti PHK, tidak dapat berjualan sehingga harus di
rumahkan dan tidak memperoleh penghasilan atau tidak dapat
menjalankan usaha di sebabkan sepinya konsumen karena semua aktifitas
dilakukan di rumah. Oleh karenanya, ukuran sampel penelitian ini akan
menggunakan Rumus Hair (2010).
34
Berdasarkan rumus Hair (2010) diperoleh jumlah sampel untuk penelitian
ini yaitu 30 orang, dengan perhitungan sebagai berikut:
Indikator Covid (Lockdown) = 1,
indikator Tingkat kemiskinan = 2,
total indicator = 3.
Dengan mengalikan indikator x (minimum) sampel diperoleh = 3 x 10 =
30 sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2005)
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai suatu hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, logger, agenda dan sebagainya (Sugiyono, 2013).
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan dalam mengolah
hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.
Denganmemperhatikan kerangka pemikiran teoritis, maka teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
menggunakan Regresi liner sederhana.
35
Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu antara lain:
a) Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur salah atau tidak validnya
suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid apabila pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2016). Pengujian validitas ini menggunakan aplikasi
SPSS yang merupakan salah satu aplikasi untuk menganalisis data
statistik. Angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda bintang
pada hasil skor total atau membandingkan dengan angka bebas korelasi
nilai r yang menunjukkan valid. Kriteria penilaian uji validitas yaitu apabila
r hitung > r table, maka item kuesioner tersebut dinyatakan valid.Dan
apabila r hitung < r tabel, maka dapat dinyatakan item kuesioner tidak
valid.
b) Uji Realibilitas
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Koefisien
reabilitas yang diukur kemudian dilihat nilainnya. Variabel yang memiliki
koefisien reabilitas yang negative atau lebih kecil dari nilai table, maka
perlu direvisi kembali karena memiliki tingkat reabilitas yang rendah
(Santoso, 2000).
c) Uji asumsi Klasik
1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini digunakan
36
apabila peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaaan
proposi subjek, objek, kejadian dan lain-lainya (Sudjana, 2005).
Menurut Suliyanto (2011), uji normalitas dimaksudkan untuk
menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada
model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi
tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Uji
normalitas yang digunakan yaitu Komolgorov-Smirnov dengan
tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, maka apabila
signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan
sebaliknya apabila signifikan < 0,05 maka variabel tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
(X) dengan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linear atau
secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat dalam
analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas menggunakan
bantuan SPSS 24 dengan menggunakan Test For linearity pada
taraf signifikansi 0,05. Hasil uji liniearitas dilihat pada baris
Deviation From Linearity, jika nilai signifikan kurang dari 0,05
maka hubungan tidak linear. Sedangkan jika nilai signifikan lebih
dari atau sama dengan 0,05 maka hubungannya bersifat linier
(Mushon, 2012).
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
37
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaknyamanan varian dari
residual satu pengamatan lain. jika varian berbeda disebut
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola tertentu dan tidak
menyebar diatas dan dibayah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang tidak heterokedastisitas (Ghozali, 2016).
Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot,
regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas jika:
1.Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar
angka 0.
2.Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
3.Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
4.Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
d) Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode regresi linear sederrhana. Menurut Sugiyono (2013), uji regresi
linear sederhana adalah pengujian terhadap data yang terdiri dari dua
variabel, yaitu variabel independen dan satu variabe dependen, dimana
variabel tersebut bersifat kausal (berpengaruh).
Persamaan dari regresi linear sederhana adalah:
Y= 𝒂 + 𝒃𝑿 + 𝒆
38
keterangan:
Y = Tingkat Kemiskinan (Variabel dependen)
X = Covid-19 (Variabel independen)
e = Error term
a = Konstanta
b =Angka arah koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
atau penurunanvariabel dependen yang didasaarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan b (-) maka terjadi peneurunan X =
subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
e) Pengujian Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji-t)
Menurut ghozali dalam sujarweni (2015), uji t menunjukkan seberapa
jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen. Apabila nilai probalitas signifikan lebih kecil dari 0.05 (5%)
maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Adapun kriterianya yaitu:
a. Jika t hitung > t table maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Jika t hitung < table maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Uji Koefisien Korelasi
Uji Koefisien Korelasi digunakan menguji hipotesis yang datanya
berbentung interval/ratio untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan positif dan signifikan antara satu variabel indepen dengan
satu variabel dependen. Koefisien Korelasi merupakan angka yang
menunjukan tinggi atau rendahnya hubungan antara dua variabel atau
lebih, koefisien korelasi yang tinggi menandakan besarnyahubungan
39
variabel. Besar hubungan dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pedoman untuk menentukan Interpretasi Koefisen Korelasi
Interval Koefisien Keterangan
0 Tidak Berkorelasi
0,01 – 0.20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,70 Kuat
0,71 – 0,90 Sangat Kuat
0.091 – 0,99 Sangat Kuat Sekali
1 Sempurna
3. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Koefisen Determinasi mengukur seberapa besar pengaruh variabel
dalam menerangkan (R Square atau R2) digunakan untuk
menjelaskan besarnya kontribusi atau pengaruh variabel
indepeden terhadap variabel dependen.
.
40
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Kondisi Geografis
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di
bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak
antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang
berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur
Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat
adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan
kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang).
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar
memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata
berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.
Makassar adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di
Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Surabaya. Secara
demografis, kota ini tergolong tipe multi etnik atau multi kultur dengan
beragam suku bangsa yang menetap di dalamnya, di antaranya yang
signifikan jumlahnya adalah Suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton,
Jawa, dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai di
pelosok kota adalah Coto Makassar, Roti Maros, Jalangkote, Bassang, Kue
Tori, Palubutung, Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.
Secara administratif kota Makassar terdiri dari 15 Kecamatan dan
kelurahan 153 dengan luas wilayah 175,77 km persegi liat tabel 4.1 di
bawah ini:
41
Tabel 4.1
Luas Daerah menurut Kecamatan Di Makassar 2019
No Kecamatan Ibukota Luas Total
(km2/sq.km)
1 Mariso Kampung Buyang 1,82
2 Mamajang Marica Selatan 2,25
3 Tamalatea Maccini Sombala 20,21
4 Rappocini Gunung Sari 9,23
5 Makassar Maradekaya 2,52
6 Ujung Pandang Baru 2,63
7 Ajo Mela U Baru 1,99
8 Bonto Ala Ajo Bar 2,10
9 Ujung Tanah Pattingaloan Baru 4,40
10 Kep.Sengkarang Kodingareng 1,54
11 Tallo Ujung Pandang
Baru 5,83
12 Panakukang Paropo 17,05
13 Manggala Manggala 24,14
14 Biringkanaya Bulurokeng 48,22
15 Tamalanrea Tamalanrea 31,84
Kota Makassar 175,77
Sumber data: BPS Kota Makassar 2019
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat luas wilayah terbesar berada di
Kecamatan Biringkanaya seluas 48,22 km2/sq.km, disusul wilayah
kecamatan Tamalanrea seluas 31,84 km2/sq.km, sedangkan yang paling
42
sempit wilayahnya adalah kepulauan Sengkarang yaitu hanya 1,54
km2/sq.km.
2. Jumlah Penduduk
Penduduk kota makassar menempati deretan kota terpadat di urutan
24 di Indonesia berdasarkn proyeksi penduduk tahun 2019 sebanyak
1.526.677 jiwa seperti yang terlihat pada tabel 4.2. yang tersebar di 15
kecamatan, menunjukkan wilayah terpadat berada di kecamatan
Biringkanayya, dengan populasi penduduk sebanyak 220.456, terdiri dari
110.138 laki-laik dan 110.318 perempuan.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Tahun 2019
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Jumlah
Keseluruhan
Laki-laki Perempuan
1 Mariso 30 609 29 890 60 449
2 Mamajang 30 129 31 323 61 452
3 Tamalatea 102 128 103 413 205 541
4 Rappocini 82 162 87 959 170 121
5 Makassar 42 553 42 962 85 515
6 Ujung Pandang 13 716 15 338 29 054
7 Ajo 15 470 15 983 31 453
8 Bonto Ala 27 886 29 311 57 197
9 Ujung Tanah 18 037 17 497 35 534
10 Kep.Sengkarang 7 239 7 292 14 531
11 Tallo 70 303 70 027 140 330
43
12 Panakukang 73 971 75 693 149 664
13 Manggala 75 094 74 393 149 487
14 Biringkanaya 110 138 110 318 220 456
15 Tamalanrea 56 533 59 310 115 843
Kota Makassar 755 968 770 709 1 526 677
Sumber data: BPS Kota Makassar 2019
B. Karakteristik Responden
Analisi ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden.
Karakteristiknya meliputi jenis usaha, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin dan
usia. Dijelaskan sebelumnya bahwa responden adalah 30 masyarakat yang
berdomisili di Kota Makassar. Dari hasil kuesioner tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan trakhir
Penyajian data responden berdasrkan pendidikan terakhir yang telah
dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Responden
(orang)
Persentase
(%)
SD 3 10%
SMP 2 7%
SMU/SMA 17 57%
D3 3 10%
S1 5 17%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2020
44
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir
responden yaitu SD 3 orang responden atau 10%, SMP 2 atau 7%,
SMA/SMU 17 orang responden atau 57% dan S1 5 orang atau 17%. Dengan
demikian pendidikan responden yang terbanyak adalah SMA/SMU sebesar
57%.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada
perilaku seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat
menjadi pembela aktivitas yang dilakukan oleh individu, penyajian data
primer responden berdasarkan jenis kelamin yang berhasil diperoleh adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Jenis Kelamin
Sumber: Data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan data bahwa yang menjadi
responden laki-laki sebesar 9 atau 30% selebihnya adalah perempuan yaitu
sebanyak 21 orang atau 70%.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Penyajian data berdasarkan usia responden yang telah di kumpulkan
Dapat dilihat pada tabel 4.5. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa
Jenis
Kelamin
Jumlah
Responden
(orang)
Persentas
e
(%)
Laki-laki 9 30%
Perempuan 21 70%
Jumlah 30 100%
45
sebagian besar yang menjadi responden berdasarkan usianya yakni yang
berusia 20-30 tahun sebanyak 13 orang atau 43%, kemudian yang berusia
30-40 tahun sebanyak 6 orang atau 20% dan pada usia >40 tahun
sebanyak 11 orang atau 37%. Dengan demikian untuk saat ini usia yang
prsentase terbesar paling banyak berada di usia 20-30 tahun.
Tabel 4.5 Usia Responden
Sumber: Data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar yang
menjadi responden berdasarkan usianya yakni yang berusia 20-30 tahun
sebanyak 13 orang atau 43%, kemudian yang berusia 30-40 tahun
sebanyak 6 orang atau 20% dan pada usia >40 tahun sebanyak 11 orang
atau 37%. Dengan demikian untuk saat ini usia yang prsentase terbesar
paling banyak berada di usia 20-30 tahun.
C. Hasil Uji Kualitas Data
Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui konsitensi dan
akurasi data yang dikumpulkan. Uji kualitas data yang dihasilkan dari pengguna
instrument penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji
realibilitas.
Usia Jumlah Responden
(orang)
Persentase
(%)
<20 0 0%
20-30 13 43%
30-40 6 20%
>40 11 37%
Jumlah 30 100%
46
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Maka penyelesaian dilakukan dengan program spss (statistical
package for social science). Apabilah item pernyataan mempunyai r hitung
> dari r tabel maka dapat dikatakan valid. Pada penelitian ini terdapat jumlah
sampel (n) = 30 responden dan didapat r tabel = 0,2960. Jadi, item
pernyataan yang valid mempunyai r hitung lebih besar dari 0,2960. Adapun
hasil uji validitas data dalam penelitian ini dapat dilihat ada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas
Variavel Item R Hitung R Tabel Keterangan
Covid-19 (X)
X.1 0,663 0,2960 Valid
X.2 0,533 0,2960 Valid
X.3 0,636 0,2960 Valid
X.4 0,577 0,2960 Valid
X.5 0,674 0,2960 Valid
X.6 0,415 0,2960 Valid
Tingkat Kemiskinan
(Y)
Y.1 0,447 0,2960 Valid
Y.2 0,587 0,2960 Valid
Y.3 0,612 0,2960 Valid
Y.4 0,597 0,2960 Valid
47
Y.5 0,634 0,2960 Valid
Y.6 0,527 0,2960 Valid
Y.7 0,597 0,2960 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2020
Tabel 4.6 tersebut memperlihatkan bahwa seluruh item pernyataan
memiliki nilai koefisien korelasi positif dan lebih besar pada R- tabel. Hal ini
berarti bahwa data yang diperoleh telah valid dan dapat dilakukan pengujian
data lebih lanjut.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas data dilakukan
dengan menggunakan metode Alpha Cronbach yakni suatu instrumen
dikatakan reliabel bila memiliki koefisien ke andalan reliabilitas sebesar 0,6
atau lebih. Hasil pengujian reliabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Cronchbach
's Alpha
Keterangan
1 Covid-19 (X) 0,607 Reliabel
2 Tingkat Kemiskinan (Y) 0,663 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2020
48
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Cronchbach's alpha dari semua
variabel lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen
dari kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel Covid-19 dan
Tingkat Kemiskinan yaitu dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai
alat ukur variabel.
D. Uji Asumsi Klasik
Sebelum menggunakan teknik analisis Regresi Linier Sederhana untuk
uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilaksanakan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang dipelukan dalam
normalitas data secara statistik, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitan ini adalah
dengan melihat grafik “Normal Probability Report Plot” yang
membandingkan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis
diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonalnya. Hasil uji normalitas data hasil peelitiani ini dapat dilihat pada
gambar 4.1.
49
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas-Normal Probability Plot
Sumber: Output SPSS 26 (2020)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena
bentuk grafik normal dan tidak melonceng ke kanan atau ke kiri. Gambar 4.1
juga menunjukkan adanya titik-titik (data) yang tersebar di sekitar garis
diagonal dan penyebaran titik-titik tersebut mengikuti arah garis diagonal.
Hal ini berarti bahwa model-model regresi dalam penelitian ini memenuhi
asumsi normalitas berdasarkan analisis grafik normal probability plot.
2. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Pengujian multikolonieritas dapat dilihat dari Tolerance Value
atau Variance Inflation Factor (VIF), sebagai berikut :
• Jika nilai tolerance > 0,01 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak
50
terdapat multikolonieritas pada penelitian tersebut.
• Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa
terdapat multikolonieritas pada penelitian tesebut.
Tabel 4.8 Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Covid-19 1.000 1.000
Dependent Variabel: Tingkat Kemiskinan Sumber: Data primer yang diolah, 2020
Berdasarkan hasil pengujian tabel 4.8 diatas, karena nila VIF untuk
variabel memiliki nilai lebih kecil darpada 10 dan nilai tolerance lebih besar
dari 0,01, maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinearitas
antar variabel independen.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan menggunakan Sactter Plot. Apabilah tidak terdapat pola
yang terartur, maka model regresi tersebut bebas dari masalah
heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan metode
Scatterplot diperoleh sebagai berikut;
51
Gambar 4.2
Hasil Heteroskedastisitas – Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS 26 (2020)
Hasil uji heteroskedastisitas dari gambar 4.2 menunjukkan bahwa
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukkan pola
penyebaran, dimana titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik
diatas maupun dibawah angkah 0 pada sumbu Y hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak untuk pakai.
E. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk meneliti
variabel- variabel yang berpengaruh dari variabel bebas (independent
variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel).
52
Tabel 4.9
Analisisi Regresi Liner Sederhana Coefficientsa
Dependent Variabel: Tingkat Kemiskinan
Pada tabel 4.9 didapat persamaan regresi linier sederhana
sebagai berikut:
Y= a + bX
Y= 17,303 + 0,449X
Keterangan:
X = Variabel terikat (Covid-19)
Y = Variabel bebas (Tingkat Kemiskinan)
a = Nilai Konstan
b = koefisien Arah Regresi
Konstanta sebesar 17,303 yang artinya jika jumlah Covid-19(X)
nilainya 0, maka Tingkat Kemiskinan (Y) dinilainya sebesar 17,303.
Sedangkan koefisien regresi variabel (X) sebesar 0,449 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1% nilai Covid-19, maka nilai variabel(Y) bertambah
sebesar 0,449. Koefisien regresi tersebut bernilai positif sehingga dapat
dinyatakan bahwa arah pengaruh variable X terhadap Y adalah positif.
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.303 4.224 4.096 .000
covid 19 .499 .159 .509 3.127 .004
53
F. Uji Hipotesis
a. Uji Persial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya
signifikan atau tidak. Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk uji t, yaitu
apabila t hitung < t tabel maka hipotesis diterimah, sedangkan apabila t
hitung > t tabel maka hipotesis di tolak.
Tabel 4.10
Hasil Uji t- Uji Persial
Coefficientsa
Dependent Variabel: Tingkat Kemiskinan Sumber: Output SPSS 26 (2020)
Berdasarkan tabel 4.10 (coefficients) diperoleh nilai t hitung sebesar
3,127, sedangkan nilai t tabel dengan sing α= 0,05 dan df= 30- 2= 28 jadi t
tabel sama dengan 0,2610. Jadi, 3,127 > 0,2610 menandakan hipotesis
diterimah yang artinya keberadaan Covid-19 berpengaruh terhadap Tingkat
Kemiskinan.
b. Analisis koefisien Koerelasi (R)
Analisis korelasi (R) digunakan untuk mecari arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungna yang bersifat
simetris, kasual dan reciprocal. Analisis korelasi untuk mengatahui kuat
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.303 4.224 4.096 .000
covid 19 .499 .159 .509 3.127 .004
54
lemahnya hubungan antara variabel yang dianalisis. Adapun nilai koefisien
korelasi dalam penelitian ini ditunjukkan tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Sumber: Output SPSS 26 (2020)
Nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan pada tabel 4.11 yaitu
0,509. Dengan begitu dapat dinyatakan ada hubungan yang positif
antara variabel Covid-19 dan variabel Tingkat Kemiskinan
berdasarkan tabel 3.4 dikategorikaran “Kuat”.
c. Uji Determinasi (R2)
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Output SPSS 26 (2020)
Dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar presentase variasi
Tingkat Kemiskinan yang biasa dijelaskan oleh variasi dari satu variabel
bebas yaitu Covid-19 sebesar 25,9 % sedangkan sisanya 74,1% (100% -
25,9%) dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .509a .259 .232 1.921 1.705
a. Predictors: (Constant), covid 19
b. Dependent Variable: tingkat kemiskinan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .509a .259 .232 1.921 1.705
a. Predictors: (Constant), covid 19
b. Dependent Variable: tingkat kemiskinan
55
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Covid-19 Merupakan sejenis wabah yang menyerang pernafasan yang
mana penyebaranya tak mengenal usia dan golongan melintasi wilayah seluruh
dunia termasuk Indonesia (Susilawati, Reinpal Falefi, dan Agus Purwoko,
2020).. penyebaran Covid-19 mengakibatkan kinerja ekonomi melemah
(Pakpahan, 2020), dampak dari keberadaan virus ini di antaranya konsumsi
masyarkat atau daya beli masyarakat yang menurun, investasi melemah yang
berimplikasi terhadap terhentinya usaha dan harga komoditas turun Budastra
(2020).
Pengatasan kemiskinan untuk memajukan perekonomian tidak terlepas
dari mudahnya akses pemenuhan kebutuhan dasar, akses pendidikan dan
akses pekerjaan (BPS, 2016) Namun hal ini menjadi terhambat di sebabkan
adanya pendemi Corono-19 yang melanda di berbagai wilayah di Indonesia..
Hasil penelitian ini mendapat bahwa hipotesis yang ajukan diterima yaitu
dengan adanya pandemic covid-19 mempengaruhi tingkat kemiskinan di kota
Makassar, dengan hubungan positif signifikan. Hal ini didukung oleh data yang
dirilis oleh BPS kota Makassar yaitu terjadi penambahan orang miskin baru
sebesar 26% yaitu dari 65.120 penduduk miskin di tahun 2019 menjadi 82.326
penduduk di bulan April 2020.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pakpahan(2020)
menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan implikasi negatif bagi
perekonomian domestik seperti penurunan konsumsi dan daya beli
masyarakat, penurunan kinerja perusahaan, ancaman pada sektor perbankan
dan keuangan, serta eksistensi UMKM. Penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Didi Sumardi, Syamsul Falah, Moh. Ahsanudin Jauhari, Aan Radian
56
(2020) menyatakan bahwa Pandemic covid-19 berpengaruh terhadap
perdagangan, perhotelan, pariwisata, juga pengusaha kecil dan menengah.
Tenaga kerja “dirumahkan” dan pemutusan hubungan kerja. Data Kementerian
Tenaga Kerja per 20 April 2020, terdapat 2.084.593 pekerja dari 116.370
perusahaan dirumahkan dan pemutusan hubungan kerja.
Demikian juga hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Budastra (2020) yang mendapati bahwa covid-19 membawa
dampak sosial yang menganggu pada rantai nilai dunia usaha sehingga
banyak usaha pada berbagai sektor dan skala usaha yang berhenti operasi
sementara atau permanen. Sektor ekonomi terdampak parah seperti sektor
pariwisata dan transportasi, diikuti oleh sektor perdagangan, industri
pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Pemilik usaha mikro dan kecil,
Pertumbuhan ekonomi daerah menurun dramatis, serta pengangguran dan
kemiskinan meningkat tajam pada tahun 2020.
Secara keseluruhan temuan penelitian ini selain mendukung hasil
beberapa penelitian terdahulu, juga membuktikan data yang dirilis oleh
Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020, yang menyatakan bahwa terdapat
2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan pemutusan
hubungan kerja.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Pandemi Covid-19
Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kota Makassar dapat ditarik kesimpulan
bahwa Covid-19 berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan Di
Kota Makassar dengan nilai sig 0,004, yang lebih kecil dari 0,005
(0,000<0,005). Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung = 3,127. Dan niali
ttabel dengan tingkat signifikasi 5% pada derajat (dƒ) = 30 adalah 0,2610
sehingga thitung>ttabel (3,127>0,2610) berdasarkan koefisien determinasi (R
square) sebesar 0,29, berarti terdapat pengaruh maka hipotesis diterimah,
dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi
tingkat kemiskinan yang bisa dijelaskan oleh Variabel Covid-19 sebesar
25,9%. Artinya bahwa sekitar 25,9% tingkat kemiskinan dapat dijelaskan
oleh variabel Covid-19 sedangkan sisanya 74,1% disebabkan oleh faktor
lain yang tidak dijelaskan dalam model ini.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada penulis memberikan saran agar
penelitian yang akan datang dapat menambahkan variabel lain seperti inflasi,
tingkat kemiskinan, pendapatan yang mungkin akan mempengaruhi tingkat
kemiskinan pada masa pandemik covid-19. Covid-19 yang penyebarangnya
semakin banyak ditengah-tengah masyarakat semoga saja kita semua dapat
dihindarkan oleh penyakit yang cukup berbahaya ini, dan indonesia mampu
kembali bangkit dari keterputukan ekonomi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Supardi dan Rahmadi Rahmad di 28 January 2020,
https://www.mongabay.co.id/2020/01/28/virus-corona-mewabah-di-
wuhan-menyebar-cepat-ke-penjuru-dunia/ di akses tanggal 4 September
2020
Annur, Reza Attabiurrobbi. 2013. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan
di Kecamatan Jekulo dan Mejobo Kabupaten Kudus Tahun
2013." Economics Development Analysis Journal 2.4.
Azam, A. (2011). Anallsis Hukum Islam terhadap Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) bagi Nasabah Penyimpan Dana Menurut Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Jurnal Hukum &
Pembangunan, 41(2), 214-242.
Aziz, Gamal Abdul, Eny Rochaida, and Warsilan Warsilan. "Faktor faktor yang
mempengaruhi kemiskinan di kabupaten kutai
kartanegara." INOVASI 12.1 (2016): 29-48.
Budastra, I. Ketut. "Dampak Sosial Ekonomi Covid-19 dan Program Potensial
untuk Penanganannya: Studi Kasus di Kabupaten Lombok Barat." Jurnal
Agrimansion 21.1 (2020): 48-57.
Dewi, N., Yusuf, Y., & Iyan, R. Y. (2017). Pengaruh kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi
Riau (Doctoral dissertation, Riau University).
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Corona
Virus Disease 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119-129.
Heri Kurniawansyah, Amrullah, M. Salahuddin, Muslim, dan Sri Nurhidayat. 2020.
Konsep Kebijakan Strategis Dalam Menangani Eksternalitas Ekonomi
Dari Covid - 19 Pada Masyarakat Rentan Di Indonesia. Indonesian
Journal Of Social Sciences And Humanities, Vol. 1 No. 2; 130-139
Hutahaean, Haposan. 2020. Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhipendapatan Usaha Kecilmenengah (Ukm) Masa Pandemi
Covid 19 Di Kabupaten Deliserdang." Journal Economics And
Strategy 1.1: 1-10.
Itang, Itang. "Penyebab Kemiskinan dan Cara Menanggulanginya
." ISLAMICONOMIC: Jurnal Ekonomi Islam 4.1 (2013).
Jogloabang. (2020, april 7). Permenkes 9 tahun 2020 tentang Pedoman PSBB
dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19. Retrieved from
jogloabang: https://www.jogloabang.com/kesehatan/permenkes-9-2020-
pedoman-psbb-rangka-percepatan-penanganan-covid-19.
Jacobus, Elvira Handayani, Paulus Kindangen, and Een N. Walewangko. 2019. .
"Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan rumah tangga di
Sulawesi Utara." Jurnal Pembangunan Ekonomi dan Keuangan
Daerah 19.7
Kemenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 Tentang Pedoma
59
Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
Kurniawan, Dhani.2009. "Kemiskinan di Indonesia dan Solusinya." Gema
Eksos 5.1: 218164.
Mas'udi, Wawan dan Poppy S. Winanti, Poppy S. 2020. Menyelamatkan Kelompok
Rentan: Kebijakan Inklusif Penanganan Dampak Covid-19, Policy Brief
Edisi 5, Fisipol UGM Yogyakarta.
Melis, Melis. "Relevansi Agama dan Kemiskinan; Upaya Memahami Kemiskinan
Secara Multidimensional dan Solusi yang Ditawarkan dalam Ekonomi
Islam." SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i 6.2 (2019): 179-190.
Maimunah, S. (2020). MASALAH EKONOMI MASYARAKAT YANG TERDAMPAK
COVID-19.).
Murthy, S. A. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Kota Semarang Tahun 1996-2014 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Nurcahya, Eka, and Mohammad Benny Alexandri. 2020. "Analisis Swot Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Di Kota Bandung." Moderat: Jurnal Ilmiah
Ilmu Pemerintahan 6.2: 257-267.
Putra, A. F. P., Nawawi, J., & Rahmatullah, R. (2016). Peran Pemerintah Kota
Makassar dalam Pengentasan Kemiskinan pada program UEP dan
KUBE. Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Indonesia, 7(2),
127-136.
Purwanto, E. A. (2004). Mengkaji Potensi Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)
untuk Pembuatan Kebijakan Anti Kemiskinan di Indonesia (JSP Volume
10 No 3). Jurnal (Mengkaji Potensi Usaha Kecil Dan Menengah (UKM)
untuk Pembuatan Kebijakan Anti Kemiskinan di Indonesia” Penerbit
FISIPOL UGM, Volume 10 No. 3, Maret 2007 ISSN: 1410-4946), 100(23),
295-324.
Pakpahan, A. K. (2020). Covid-19 Dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 59-64.
Sumardi, D., Falah, S., Jauhari, M. A., & Radiana, A. (2020). Baitul Mal dan
tantangan kemiskinan dampak pandemic Covid-19 perspektif filsafat
Hukum Islam. LP2M.
Sarmigi, Elex.. 2020. Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap Perkembangan Umkm
Di Kabupaten Kerinci." Al Dzahab Islamic Economy Journal 1.1: 1-17
Susilawati, S., Falefi, R., & Purwoko, A. (2020). Impact of COVID-19’s Pandemic
on the Economy of Indonesia. Budapest International Research and
Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 3(2),
1147-1156.
Sugiono.(2013).Metode penelitian kuantitatif kualitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
alfabeta
Yacoub, Y. (2013). Pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat.
Yuliana. (2020). Corona Virus Diseases (Covid-19): Suatu tinjauan literatur.
Wellness and Healthy Magazine, 2(1): 187-102.
60
L
A
M
P
I
R
A
N
61
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PANDEMIK COVID-19 TERHADAP
TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR
Responden yang terhormat,
Saya atas nama Rizal Mantovani mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Pembangunan, mengharap kesediaan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuesioner ini, guna membantu menyelesaikan penelitian saya tentang
Pengaruh Pandemik Covid-19 Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Makassar.
Atas waktu yang digunakan saya ucapkan terima kasih.
A. Identitas responden
1. Nama :
2. Alamat Tinggal :
3. Pekerjaan :
4. Penidikan :
5. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
6. Usia
a. <20 Tahun c. 30-40
b. 20-30 Tahun d. >40 Tahun
B. Cara pengisian kuesioner
a. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda check
list (√) sesuai petunjuk berikut ini:
Skor 5 : Sangat Setuju (SS) Skor 4 : Setuju (S) Skor 3 : Netral (N) Skor 2 : Tidak Setuju (TS) Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
b. Setiap pertanyaan hanya memiliki satu jawaban saja
c. Mohon memberi jawaban yang sebenar-benarnya
62
No Pertanyaan
Jawaban
Covid-19 (X) SS S N TS STS
1 Penyebaran covid-19 sangatlah cepat
2 Adanya covid-19 membuat ruang
gerak masyarakat terbatas
3
Beraktifitas di dalam rumah untuk
mencegah penyebaran covid-19.
4
. Diberlakukannya PSBB pada masa
pandemi covid-19 membuat
perekonomian melemah
5
Adanya PSBB membuat pendapatan
setiap usaha menurun
6
Akibat perekonomian menurun,
banyak unit usaha yang tutup dan
terjadi PHK besar-besaran
Tingkat Kemiskinan (Y) SS S N TS STS
Pekerjaan
1 Adanya covid-19, membuat sejumlah
masyarakat kehilangan pekerjaannya
2 Kesempatan kerja pada masa
Pandemi sangatlah minim
3
covid-19 memberikan dampak
terhadap melemahnya pendapatan
masyarakat
Beban Kependudukan
1
Adanya covid menyebabkan
pemenuhan kebutuhan bahan pokok
rumah tangga susah untuk dipenuhi
2 Adanya covid menyebabkan tingkat
63
konsumsi dan daya beli masyarakat
menurun drastis
3 Adanya covid-19 ini membuat
masyarakat miskin meningkat
4 Adanya covid menyebabkan tekanan
hidup meningkat
64
Lampiran 2
Rekapitulasi Jawaban Responden
No Responden
Nama Persepsi (X)
Total X X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6
1 Erna 5 5 4 4 5 4 27
2 Supiati 4 4 5 4 4 4 25
3 Budiman 5 4 4 5 5 4 27
4 Sherly 3 4 4 4 4 4 23
5 Sri Wahyuni 3 4 3 4 4 5 23
6 Dawati 5 5 5 4 5 5 29
7 Fitri Ningsih 4 4 4 4 4 4 24
8 Usman 5 5 5 5 5 5 30
9 Suraeda 4 4 5 5 4 5 27
10 Nurhayati 5 5 5 5 5 5 30
11 Kamal 5 5 5 5 5 5 30
12 Adinda Aries Putri
3 5 4 5 5 5 27
13 Budiman 5 4 4 5 5 4 27
14 Ariyani Ahmad 4 5 5 5 5 3 27
15 Asriadi Aris 4 5 5 5 5 5 29
16 Rosidah 4 4 4 4 5 5 26
17 M Iqrar Takdir 3 5 5 4 5 4 26
18 Basse Baba 4 3 5 5 5 5 27
19 Natasya Aprilia Putri
4 5 5 4 4 5 27
20 Fikriyah Putri 4 4 4 4 4 4 24
21 Alfiyan Perdana Putra
4 5 4 4 4 4 25
22 Afriani Saputri 5 4 5 4 4 4 26
23 Natasya Aprilia Putri
4 5 5 4 4 5 27
24 Suryani 4 4 3 5 5 4 25
25 Rahmawati 4 4 4 5 5 5 27
26 Rohaya 3 5 4 4 4 5 25
27 Ahri T 4 5 4 5 5 5 28
28 H.Syamsuddin 5 5 5 5 5 4 29
29 Gus 4 4 4 5 4 4 25
30 Darmi 5 5 5 5 5 5 30
65
No Responden
Nama Tingkat Kemiskinan
Total (Y) Y.1 Y.2 Y3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7
1 Erna 5 4 4 5 4 4 5 31
2 Supiati 4 5 4 4 4 4 4 29
3 Budiman 4 4 5 5 5 4 4 31
4 Sherly 4 4 4 4 4 4 4 28
5 Sri Wahyuni 4 4 4 4 4 5 4 29
6 Dawati 4 5 4 5 4 4 5 31
7 Fitri Ningsih 4 4 4 5 4 4 4 29
8 Usman 5 5 5 5 5 5 5 35
9 Suraeda 4 5 5 5 4 4 5 32
10 Nurhayati 5 5 4 5 4 4 4 31
11 Kamal 5 5 5 5 5 5 5 35
12 Adinda Aries Putri
4 5 5 5 4 5 5 33
13 Budiman 4 4 5 5 5 4 4 31
14 Ariyani Ahmad 4 4 4 4 3 4 3 26
15 Asriadi Aris 5 4 5 4 5 4 4 31
16 Rosidah 5 5 4 5 5 5 4 33
17 M Iqrar Takdir 4 4 4 3 5 5 5 30
18 Basse Baba 5 5 5 5 5 5 5 35
19 Natasya Aprilia Putri
5 5 4 4 4 5 3 30
20 Fikriyah Putri 4 4 4 4 4 4 4 28
21 Alfiyan Perdana Putra
4 5 5 4 4 5 4 31
22 Afriani Saputri 4 4 4 4 4 5 5 30
23 Natasya Aprilia Putri
5 5 4 4 4 4 3 29
24 Suryani 4 4 4 4 4 4 4 28
25 Rahmawati 5 5 5 5 3 3 4 30
26 Rohaya 4 4 4 4 4 4 4 28
27 Ahri T 4 4 5 4 4 4 4 29
28 H.Syamsuddin 5 5 4 4 4 4 4 30
29 Gus 4 4 4 4 4 4 5 29
30 Darmi 4 5 5 4 4 5 5 32
66
Lampiran 3 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Uji validitas
Variabel Covid-19
Correlations
X.1 x.2 x.3 x.4 x.5 x.6
X.1 Pearson Correlation 1 .129 .381* .324 .396* -.043
Sig. (2-tailed) .496 .038 .081 .030 .821
N 30 30 30 30 30 30
x.2 Pearson Correlation .129 1 .337 .000 .242 .158
Sig. (2-tailed) .496 .069 1.000 .198 .405
N 30 30 30 30 30 30
x.3 Pearson Correlation .381* .337 1 .116 .133 .144
Sig. (2-tailed) .038 .069 .542 .485 .447
N 30 30 30 30 30 30
x.4 Pearson Correlation .324 .000 .116 1 .600** .119
Sig. (2-tailed) .081 1.000 .542 .000 .532
N 30 30 30 30 30 30
x.5 Pearson Correlation .396* .242 .133 .600** 1 .121
Sig. (2-tailed) .030 .198 .485 .000 .524
N 30 30 30 30 30 30
x.6 Pearson Correlation -.043 .158 .144 .119 .121 1
Sig. (2-tailed) .821 .405 .447 .532 .524
N 30 30 30 30 30 30
Uji Reliabilitas Variabel Covid-19
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.607 6
67
Uji Validasi Variabel Tingkat Kemiskinan
Correlations
y.1 y.2 y.3 y.4 y.5 y.6 y.7 y
y.1 Pearson
Correlation 1 .484** .085 .325 .230 .043 -.103 .477**
Sig. (2-
tailed) .007 .656 .080 .222 .822 .589 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y.2 Pearson
Correlation .484** 1 .272 .361* .000 .248 .106 .587**
Sig. (2-
tailed) .007 .146 .050 1.000 .186 .577 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y.3 Pearson
Correlation .085 .272 1 .393* .327 .127 .303 .612**
Sig. (2-
tailed) .656 .146 .032 .078 .505 .104 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y.4 Pearson
Correlation .325 .361* .393* 1 .178 -.112 .268 .597**
Sig. (2-
tailed) .080 .050 .032 .347 .556 .152 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y.5 Pearson
Correlation .230 .000 .327 .178 1 .458* .333 .634**
Sig. (2-
tailed) .222 1.000 .078 .347 .011 .072 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y.6 Pearson
Correlation .043 .248 .127 -.112 .458* 1 .329 .527**
Sig. (2-
tailed) .822 .186 .505 .556 .011 .076 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y.7 Pearson
Correlation -.103 .106 .303 .268 .333 .329 1 .597**
68
Sig. (2-
tailed) .589 .577 .104 .152 .072 .076 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30
y Pearson
Correlation .477** .587** .612** .597** .634** .527** .597** 1
Sig. (2-
tailed) .008 .001 .000 .000 .000 .003 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30
Uji Reabilitas Tingkat Kemiskinan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.663 7
Lampiran 4 Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas-Normal Probability Plot
69
Uji Multikolonieritas
Hasil Heteroskedastisitas – Grafik Scatterplot
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Covid-19 1.000 1.000
70
Lampiran 5
REGRESI SEDERHANA
Lampiran 6
UJI HIPOTESIS
Uji Persial (Uji t)
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.303 4.224 4.096 .000
covid 19 .499 .159 .509 3.127 .004
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 17.303 4.224 4.096 .000
covid 19 .499 .159 .509 3.127 .004
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .509a .259 .232 1.921 1.705
a. Predictors: (Constant), covid 19
b. Dependent Variable: tingkat kemiskinan
71
Lampiran 7
IZIN PENELITIAN
72
73
74
75
DOKUMENTASI
Pengisian Kousiner Angket Kousiner Oleh Respoden
76
BIOGRAFI PENULIS Rizal Mantovani lahir di dusun Takaturung
Desa Tapango Barat Kecamatan Tapango
Kabupaten Polewali Mandar pada tanggal 07
Agustus 1997. Merupakan anak bungsu dari
pasangan suami istri Bapak Muh.Yusuf dan Ibu
Fatmah.
Ia memulai pendidikan di SD Negeri 027
Tapango Barat pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Wonomulyo ditahun yang
sama dan selesai tahun 2013. Setelah itu kemudian melanjutkan
pendidikan ke tingkat SMA tepatnya di SMKN 1 Tapango pada tahun
2013 dan tamat pada tahun 2016. Setelah itu melanjutkan pendidikan
di bangku perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar. Ia
mengambil jurusan Ekonomi Pembangunan pada fakultas Ekonomi dan
Bisnis.