pengaruh motivasi, kesejahteraan ......untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan,...

23
Jurnal Paedagogy Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN, PENGHARGAAN DAN LOYALITAS KERJA TERHADAP KINERJA GURU HONORER Hardiansyah (Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram) Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini melakukan analisis beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru honorer. Tujuan penelitian yang dicapai pada penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru honorer,(2) Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui yang lebih dominan antara variabel motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja terhadap kinerja guru honorer.Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi linier berganda (Multiple Liniar Regression Analysis). Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa : (1) Faktor motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja guru honorer. (2) Faktor motivasi dan penghargaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru honorer dan faktor kesejahteraan dan loyalitas kerja secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja guru honorer. (3) Diantara keempat variabel yang terdiri dari motivasi (X1), kesejahteraan (X2), penghargaan (X3), dan loyalitas (X4) ternyata motivasi mempunyai pengaruh dominan terhadap Kinerja Guru Honorer (Y) dengan pengaruh parsial sebesar 50,4%. Kata kunci: motivasi, kesejahteraan, penghargaan, loyalitas, kinerja guru honorer PENDAHULUAN Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi dilapangan mencerminkan keadaan guru yang tidak sesuai dengan harapan seperti adanya guru yang bekerja sambilan baik yang sesuai dengan profesinya maupun diluar profesi mereka, terkadang ada sebagian guru yang secara totalitas lebih menekuni kegiatan sambilan dari pada kegiatan utamanya sebagai guru di sekolah. Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN, PENGHARGAAN DAN

LOYALITAS KERJA TERHADAP KINERJA GURU HONORER

Hardiansyah

(Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram)

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini melakukan analisis beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru honorer.

Tujuan penelitian yang dicapai pada penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi,

kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru honorer,(2)

Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial

terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui yang lebih dominan antara variabel motivasi,

kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja terhadap kinerja guru honorer.Dalam penelitian ini

digunakan model analisis regresi linier berganda (Multiple Liniar Regression Analysis). Hasil

penelitian ini menunjukkanbahwa : (1) Faktor motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas

kerja secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja guru

honorer. (2) Faktor motivasi dan penghargaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja

guru honorer dan faktor kesejahteraan dan loyalitas kerja secara parsial tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap kinerja guru honorer. (3) Diantara keempat variabel yang terdiri dari motivasi

(X1), kesejahteraan (X2), penghargaan (X3), dan loyalitas (X4) ternyata motivasi mempunyai

pengaruh dominan terhadap Kinerja Guru Honorer (Y) dengan pengaruh parsial sebesar 50,4%.

Kata kunci: motivasi, kesejahteraan, penghargaan, loyalitas, kinerja guru honorer

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya

adalah usaha membudayakan manusia

atau memanusiakan manusia, pendidikan

amat strategis untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan diperlukan guna

meningkatkan mutu bangsa secara

menyeluruh.

Penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia merupakan suatu sistem

pendidikan nasional yang diatur secara

sistematis. Peningkatan mutu pendidikan

ditentukan oleh kesiapan sumber daya

manusia yang terlibat dalam proses

pendidikan. Guru merupakan salah satu

faktor penentu tinggi rendahnya mutu

hasil pendidikan mempunyai posisi

strategis maka setiap usaha peningkatan

mutu pendidikan perlu memberikan

perhatian besar kepada peningkatan guru

baik dalam segi jumlah maupun

mutunya.

Guru pada prinsipnya memiliki

potensi yang cukup tinggi untuk

berkreasi guna meningkatkan kinerjanya.

Namun potensi yang dimiliki guru untuk

berkreasi sebagai upaya meningkatkan

kinerjanya tidak selalu berkembang

secara wajar dan lancar disebabkan

adanya pengaruh dari berbagai faktor

baik yang muncul dalam pribadi guru itu

sendiri maupun yang terdapat diluar

pribadi guru. Tidak dapat dipungkiri

bahwa kondisi dilapangan mencerminkan

keadaan guru yang tidak sesuai dengan

harapan seperti adanya guru yang bekerja

sambilan baik yang sesuai dengan

profesinya maupun diluar profesi

mereka, terkadang ada sebagian guru

yang secara totalitas lebih menekuni

kegiatan sambilan dari pada kegiatan

utamanya sebagai guru di sekolah.

Kenyataan ini sangat memprihatinkan

dan mengundang berbagai pertanyaan

tentang konsistensi guru terhadap

Page 2: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

profesinya. Kontroversi antara kondisi

ideal yang harus dijalani guru

sesuai harapan Undang-undang tentang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 dengan kenyataan yang

terjadi dilapangan merupakan suatu hal

yang perlu dan patut untuk dicermati

secara mendalam tentang faktor

penyebab munculnya dilema tersebut,

sebab hanya dengan memahami faktor

yang berpengaruh terhadap kinerja guru

maka dapat dicarikan alternatif

pemecahannya sehingga faktor tersebut

bukan menjadi hambatan bagi

peningkatan kinerja guru melainkan

mampu meningkatkan dan mendorong

kinerja guru kearah yang lebih baik

sebab kinerja sebagai suatu sikap dan

perilaku dapat meningkat dari waktu ke

waktu.

Terdapat beberapa faktor yang

diduga dapat mempengaruhi kinerja guru

yang dipandang perlu untuk dipelajari,

ditelaah dan dikaji secara mendalam agar

dapat memberikan gambaran yang jelas

faktor yang lebih berperan dan urgen

yang mempengaruhi kinerja guru

dianataranya faktor motivasi.

Seorang guru dapat bekerja

secara professional jika pada dirinya

terdapat motivasi yang tinggi.

Pegawai/guru yang memiliki motivasi

yang tinggi biasanya akan melaksanakan

tugasnya dengan penuh semangat dan

energik, karena ada motif-motif atau

tujuan tertentu yang melatarbelakangi

tindakan tersebut. Motif itulah sebagai

faktor pendorong yang memberi

kekuatan kepadanya, sehingga ia mau

dan rela bekerja keras. Miller dan

Gordon W (1967) yang dikutip

Mangkunegara (2005), menyimpulkan

bahwa ada hubungan yang positif antara

motivasi berprestasi dengan pencapaian

kinerja atau prestasi kerja. Artinya

pimpinan, manajer dan pegawai yang

mempunyai motivasi berprestasi tinggi

akan mencapai kinerja yang tinggi, dan

sebaliknya mereka yang kinerjanya

rendah disebabkan karena motivasi

kerjanya rendah.

Pada sisi lain faktor

kesejahteraan juga dapat mempengaruhi

kinerja guru. Sebagai sebuah pekerjaan,

tentu dengan menjadi seorang guru juga

diharapkan dapat memperoleh

kompensasi yang layak untuk kebutuhan

hidup. Dalam teori motivasi, pemberian

reward (hadiah) dan punishment

(hukuman) yang sesuai merupakan

perkara yang dapat mempengaruhi

kinerja dan mutu dalam bekerja,

termasuk juga perlunya jaminan

kesejahteraan bagi para pendidik agar

dapat meningkatkan kualitas dan mutu

pendidikan yang selama ini masih

terpuruk. Dalam hal tunjangan, sudah

selayaknya guru mendapatkan tunjangan

yang manusiawi untuk memenuhi

berbagai kebutuhan hidupnya mengingat

peranan dari seorang guru yang begitu

besar dalam upaya mencerdaskan suatu

generasi.

Program kesejahteraan pegawai

akan menjadi bermanfaat apabila dapat

memberikan rasa aman dan dapat

dinikmati oleh seluruh pegawai.

Permasalahan kesejahteraan guru

biasanya akan berimplikasi pada kinerja

yang dilakukannya dalam melaksanakan

proses pendidikan.

Faktor organisasi dapat pula

memberikan pengaruh terhadap kinerja

pegawai melalui proses penghargaan.

penghargaan adalah sebagai bentuk

apresiasi yang diberikan kepada pegawai.

Penghargaan diberikan kepada

guru/pegawai yang berprestasi,

berprestasi luar biasa, berdedikasi luar

biasa, dan atau bertugas di daerah

Page 3: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

khusus. Penghargaan itu beragam

jenisnya, seperti satyalancana, tanda

jasa, bintang jasa, kenaikan pangkat

istimewa, finansial, piagam, jabatan

fungsional, jabatan struktural, bintang

jasa pendidikan, dan/atau bentuk

penghargaan lain sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Selain itu, faktor loyalitas kerja

merupakan bagian yang tidak terlupakan

dalam meningkatkan kinerja guru.

Loyalitas menurut karyawan atau para

professional adalah kesetiaan pada

pekerjaan atau profesi. Sementara

perusahaan hanya dipandang sebagai

tempat bekerja, dan kewajiban karyawan

hanyalah bekerja dan mengikuti

peraturan yang berlaku di perusahaan

tersebut, dan tentu saja harus

mendapatkan hak-nya sesuai

kesepakatan. Jika ada kewajiban lain

yang harus dilakukan dan diluar

kesepakatan, maka harus ada kompensasi

atau benefit tambahan, misalnya jika

harus bekerja lembur maka harus

mendapatkan upah tambahan. Dari sudut

pandang ini, karyawan berharap mereka

dianggap sebagai partner oleh

perusahaan dan bersama dengan pemilik

kepentingan lainnya (customer, supplier,

pemegang saham, lingkungan dan

masyarakat sekitar) dianggap sama dan

penting.

Sehubungan dengan uraian

diatas maka masalah faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja guru honorer

ditempatkan sebagai variable dalam

penelitian dengan judul“ Pengaruh

Motivasi, Kesejahteraan, Penghargaan

dan Loyalitas Kerja Terhadap Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah survai

sedangkan metodenya yaitu deskriptif

analitis. Metode survai deskriptif adalah

suatu metode penelitian yang mengambil

sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data. Adapun jumlah

populasi pada penelitian ini adalah

berjumlah 102 orang guru honorer

tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa.

Mempertimbangkan jumlah populasi

lebih dari 100 orang maka dalam

penelitian ini pengambilan sampel

didasarkan atas urutan dari populasi yang

telah diberi nomor urut atau anggota

sampel yang diambil dari populasi pada

jarak interval waktu, ruang dengan

urutan yang seragam. Teknik sampling

yang diambil adalah sampling sistematis.

Sehingga diperoleh jumlah sampel yang

akan diteliti sebesar 51 orang guru

honorer berdasarkan nomor ganjil.

Dalam penelitian ini data dan

informasi dikumpulkan dari responden

dengan menggunakan kuesioner. Setelah

data diperoleh kemudian hasilnya akan

dipaparkan secara deskriptif dan pada

akhir penelitian akan dianalisis untuk

menguji hipotesis yang diajukan pada

awal penelitian ini (Effendi, 2003).

Untuk mengolah dan membahas

data yang telah terkumpul maka

digunakan teknik analisis kuantitatif.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data

yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda.Pengolahan data statistik

dilakukan dengan bantuan perangkat

komputer dan software SPSS versi 16.0

for windows. Pembuktian hipotesis yang

diajukan dapat menggunakan uji statistik

yang didukung oleh uji ekonometrika.

Page 4: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Dalam penelitian ini akan dibahas hasil

penelitian yang mencakup analisis data

deskriptif, pengujian prasyarat analisis,

dan pengujian hipotesis berdasarkan

hasildan interprestasi data dengan

menggunakan software SPSS versi 16.0

for windows.

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF

1. Hubungan dengan Motivasi (X1)

Tanggapan guru honorer tingkat sekolah

dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa terhadap hubungan dengan

motivasi (X1) rata-rata sebesar 31,35.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan

dengan motivasi (X1) pada Sekolah

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa pada umumnya adalah baik.

2. Hubungan dengan Kesejahteraan (X2)

Tanggapan guru honorer tingkat sekolah

dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa terhadap hubungan dengan

kesejahteraan (X2) rata-rata sebesar

23,94. Hal ini menunjukkan bahwa

hubungan dengan kesejahteraan (X2)

pada Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa pada

umumnya adalah baik.

1. Hubungan dengan Penghargaan (X3)

Tanggapan guru honorer tingkat sekolah

dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa terhadap hubungan dengan

penghargaan (X3) rata-rata sebesar

22,84. Hal ini menunjukkan bahwa

hubungan dengan penghargaan (X3)

pada Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa pada

umumnya adalah baik.

2. Hubungan dengan Loyalitas (X4)

Tanggapan guru honorer tingkat sekolah

dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa terhadap hubungan dengan

loyalitas (X4) rata-rata sebesar 30,70.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan

dengan loyalitas (X4) pada Sekolah

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa pada umumnya adalah baik.

3. Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar Di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y)

Tanggapan guru honorer tingkat sekolah

dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa terhadap kinerja guru honorer

(Y) rata-rata sebesar 47,54. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja guru

honorer (Y) pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

pada umumnya adalah baik

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Uji Validitas

Pada penelitian ini telah dilakukan uji

validitas intsrumen dengan melakukan

korelasi antara skor butir pertanyaan

dengan total skor konstruk atau variabel.

Hasil dari uji validitas instrument

tersebut menunjukkan bahwa semua

butir pertanyaan atau pernyataan pada

semua variabel ternyata positif dan

memiliki koefisien korelasi atau r hitung

> r tabel product moment 0,291,

karenanya semua item pernyataan

tersebut dapat dinyatakan valid.

2. Uji Reliabiltas

Pada penelitian ini digunakan SPSS

untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statistic Cronbach Alpha (α). Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0,291. Berdasarkan hasil analisis pada uji

reliabilitas menunjukkan bahwa harga

koefisien alpha hitung atau nilai

Cronbach Alpha untuk semua variabel >

0,291, maka dapat disimpulkan bahwa

Page 5: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

angket atau alat pengukur data tersebut

bersifat reliabel. Dengan demikian semua

pertanyaan atau pernyataan untuk semua

variabel tersebut dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang diperlukan.

PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Uji F – Simultan

Dari hasil analisis dengan bantuan

program komputer SPSS for Windows

versi 16, maka dapat diketahui hasil uji F

dalam penelitian ini. Adapun hasil

analisis uji F- simultan ditunjukkan pada

tabel Anova berikut ini :

Tabel 1. Tabel Anova

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 598.065 4 149.516 19.846 .000a

Residual 346.563 46 7.534

Total 944.627 50

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber : Output SPSS

Hasil uji F menunjukkan nilai

Fhitung sebesar 19,846. Sedangkan nilai

Ftabel dengan degree of freedom = n-k-1 =

51-4-1 = 46 adalah sebesar 2,57. Oleh

karena nilai Fh sebesar 19,846 > Ft

sebesar 2,57, maka Ha diterima dan Ho

ditolak. Hal ini berarti bahwa dari model

regresi berhasil menerangkan variasi

variabel bebas secara keseluruhan sejauh

mana pengaruhnya terhadap variabel

tidak bebasnya.

2. Uji t – Parsial

Hasil analisis uji t dapat diketahui dari

tabel koefisien output computer SPSS.

Uji t dilakukan untuk menguji

keberartian koefisien regresi masing-

masing variabel bebas. Hasil uji t –

parsial dapat dilihat pada output SPSS

dalam tabel koefisien berikut ini :

Tabel 2. Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.660 4.286 2.954 .005

X1 .610 .163 .504 3.739 .001

X2 .092 .156 .082 .594 .556

X3 .426 .208 .221 2.049 .046

X4 .124 .133 .127 .938 .353

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Output SPSS

Page 6: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Hasil uji t menunjukkan nilai

thitung untuk variabel motivasi (X1)

adalah sebesar 3,739; variabel

kesejahteraan (X2) adalah sebesar 0,594;

variabel penghargaan (X3) adalah

sebesar 2,049; dan variabel loyalitas

(X4) adalah sebesar 0,938. Sedangkan

nilai ttabel dengan deegre of freedom = N-

1 = 51-1 = 50 dengan tingkat signifikansi

(α) = 5% adalah sebesar 2,010. Nilai

thitung untuk variabel motivasi (X1)

adalah sebesar 3,739 > nilai ttabel sebesar

2,010 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Hal ini berarti variabel bebas motivasi

(X1) dapat menerangkan variabel tidak

bebas yaitu kinerja guru honorer (Y)

tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa.

Nilai thitung untuk kesejahteraan

(X2) adalah sebesar 0,594 < nilai ttabel

sebesar 2,010, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Hal ini berarti variabel bebas

kesejahteraan (X2) tidak dapat

menerangkan variabel tidak bebas yaitu

kinerja guru honorer (Y) tingkat Sekolah

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa.

Nilai thitung untuk penghargaan

(X3) adalah sebesar 2,049 > nilai ttabel

sebesar 2,010, maka Ha diterima dan Ho

ditolak. Hal ini berarti variabel bebas

penghargaan (X3) dapat menerangkan

variabel tidak bebas yaitu kinerja guru

honorer (Y) tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa.

Nilai thitung untuk loyalitas (X4)

adalah sebesar 0,938 < nilai ttabel sebesar

2,010, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hal ini berarti variabel bebas loyalitas

(X4) tidak dapat menerangkan variabel

tidak bebas yaitu kinerja guru honorer

(Y) tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa.

3. Uji Dominasi

Uji dominasi dapat dilihat melalui hasil

standardized coefisient beta pada output

SPSS. Hasil uji dominasi dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Koefisien Beta No. Variabel Standardized

Coefficients Beta

1. Hubungan dengan motivasi (X1) 0,504

2. Hubungan dengan Kesejahteraan (X2)

0,082

3. Hubungan dengan penghargaan

(X3) 0,221

4 Hubungan dengan loyalitas (X4) 0,127

Dari hasil output SPSS tersebut

dapat diketahui bahwa nilai koefisien

beta variabel hubungan dengan motivasi

(X1) adalah sebesar 0,504 berarti

hubungan dengan motivasi (X1)

mempunyai kontribusi terhadap

perubahan kinerja guru honorer (Y)

Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa sebesar

50,4%. Nilai koefisien beta variabel

kesejahteraan (X2) adalah sebesar 0,082

berarti hubungan dengan kesejahteraan

(X2) mempunyai kontribusi terhadap

perubahan kinerja guru honorer (Y)

Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa sebesar

8,2%. Nilai koefisien beta variabel

penghargaan (X3) adalah sebesar 0,221

berarti hubungan dengan penghargaan

(X3) mempunyai kontribusi terhadap

perubahan kinerja guru honorer (Y)

Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa sebesar

22,1%. Nilai koefisien beta variabel

Page 7: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

loyalitas (X4) adalah sebesar 0,127

berarti hubungan dengan loyalitas (X4)

mempunyai kontribusi terhadap

perubahan kinerja guru honorer (Y)

Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa sebesar

12,7%.

Karena pengaruh parsial

variabel motivasi sebesar 50,4% lebih

tinggi dari variabel lain, maka variabel

motivasi mempunyai pengaruh dominan

terhadap kinerja guru honorer (Y)

Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa.

KOEFISIEN DETERMINASI

Nilai koefisien determinasi dalam model

penelitian ini dapat dilihat pada model

summary sebagai berikut.

Tabel 4. Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .796a .633 .601 2.74481 1.777

a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber :Output SPSS

Pada model summary diatas

diketahui bahwa nilai R Square sebesar

0,633. Hal ini menunjukkan bahwa

kontribusi variabel independent terhadap

variabel dependen sebesar 63,3%.

Sehingga masih terdapat sebesar 36,7 %

variabel lain yang tidak diketahui

mempengaruhi variabel dependen.

KOEFISIEN REGRESI

Dari tabel koefisien diatas diketahui

persamaan regresi dalam penelitian ini

sebagai berikut :

Dimana:

Y = Kinerja guru honorer tingkat

Sekolah Dasar di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y)

X1 = Motivasi (X1)

X2 = Kesejahteraan (X2)

X3 = Penghargaan (X3)

X4 = Loyalitas (X4)

Berdasarkan hasil diatas bahwa

Y sebelum dilakukan penelitian sudah

memiliki nilai sebesar 12,660.

Persamaan regresi empiris

tersebut mengindikasikan hal-hal sebagai

berikut : (a) Nilai koefisien regresi X1

sebesar 0,610 menunjukkan terdapat

pengaruh positif motivasi (X1) terhadap

Kinerja Guru Honorer Tingkat Sekolah

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa (Y). Jika skor variabel

motivasi (X1) meningkat satu satuan

maka Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y) akan

meningkat sebesar 0,610 satuan dengan

asumsi variabel lain konstan. Sebaliknya

jika skor variabel motivasi (X1) turun

satu satuan maka Kinerja Guru Honorer

Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa (Y) akan

turun sebesar 0,610 satuan dengan

asumsi variabel lain konstan. Hal ini

berarti semakin baik motivasi (X1) maka

Kinerja Guru Honorer Tingkat Sekolah

Y = 12,660 + 0,610 X1 + 0,092 X2 + 0,426 X3 + 0,124 X4

Page 8: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 8

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa (Y) juga semakin baik. (b)

Nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,092

menunjukkan terdapat pengaruh positif

Kesejahteraan (X2) terhadap Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y). Jika skor variabel kesejahteraan

(X2) meningkat satu satuan maka

Kinerja Guru Honorer Tingkat Sekolah

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa (Y) akan meningkat sebesar

0,092 satuan dengan asumsi variabel lain

konstan. Sebaliknya jika skor variabel

kesejahteraan (X2) turun satu satuan

maka Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y) akan turun

sebesar 0,092 satuan dengan asumsi

variabel konstan. Hal ini berarti semakin

baik kesejahteraan (X2) maka Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) juga semakin baik. (c) Nilai

koefisien regresi X3 sebesar 0,426

menunjukkan terdapat pengaruh positif

penghargaan (X3) terhadap Kinerja Guru

Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y). Jika skor variabel penghargaan (X3)

meningkat satu satuan maka Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) akan meningkat sebesar 0,426 satuan

dengan asumsi variabel lain konstan.

Sebaliknya jika skor variabel

penghargaan (X3) turun satu satuan

maka Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y) akan turun

sebesar 0,426 satuan dengan asumsi

variabel konstan. Hal ini berarti semakin

baik penghargaan (X3) maka Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) juga semakin baik. (d) Nilai

koefisien regresi X4 sebesar 0,124

menunjukkan terdapat pengaruh positif

loyalitas (X4) terhadap Kinerja Guru

Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y). Jika skor variabel loyalitas (X4)

meningkat satu satuan maka Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) akan meningkat sebesar 0,124 satuan

dengan asumsi variabel lain konstan.

Sebaliknya jika skor variabel loyalitas

(X4) turun satu satuan maka Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) akan turun sebesar 0,124 satuan

dengan asumsi variabel konstan. Hal ini

berarti semakin baik loyalitas maka

Kinerja Guru Honorer Tingkat Sekolah

Dasar di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Sumbawa (Y) juga semakin baik.

Pengaruh X1, X2, X3, X4

berpengaruh secara simultan terhadap Y.

Setelah melalui beberapa tahap

penelitian dan analisis hasil penelitian,

berdasarkan hipotesis menunjukkan

bahwa variabel motivasi (X1),

kesejahteraan (X2), penghargaan (X3),

dan Loyalitas (X4) mempunyai pengaruh

nyata secara simultan (bersama-sama)

terhadap Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y).

Pengaruh X1, X2, X3, X4

berpengaruh secara parsial terhadap Y.

Dilihat dari hasil pengujian secara

parsial, variabel motivasi (X1), dan

penghargaan (X3) mempunyai pengaruh

nyata secara parsial (sendiri-sendiri)

terhadap Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar Di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y). Sedangkan

variabel kesejahteraan (X2) dan loyalitas

(X4) tidak mempunyai pengaruh secara

Page 9: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 9

parsial (sendiri-sendiri) terhadap Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) karena kesejahteraan dan loyalitas

kerja termasuk didalam komponen atau

bagian dari motivasi kerja. Kesejahteraan

dan loyalitas kerja akan terpenuhi ketika

motivasi baik dari dalam diri pribadi

maupun dari luar sudah ada sehingga

dengan motivasi itulah dapat

menunjukkan tingkat kinerja yang

optimal.

Pengaruh yang dominan

variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y.

Dari ke empat variabel yang dijadikan

sebagai faktor yang dapat mempengaruhi

kinerja guru honorer, ternyata variabel

motivasi mempunyai pengaruh dominan

terhadap Kinerja Guru Honorer Tingkat

Sekolah Dasar di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa (Y), dengan

pengaruh parsial sebesar 50,4%.

Sedangkan variabel kesejahteraan (X2)

memiliki pengaruh sebesar 8,2%

terhadap kinerja guru honorer, tingkat

pengaruh variabel penghargaan (X3)

sebesar 22,1% terhadap kinerja guru

honorer dan variabel loyalitas kerja (X4)

memiliki pengaruh sebesar 12,7%

terhadap kinerja guru honorer tingkat

sekolah di Kecamatan Lunyuk

Kabupaten Sumbawa.

Berdasarkan uraian diatas,

sudah sepantasnya pihak sekolah atau

pemerintah perlu memberikan perhatian

khusus dalam hal motivasi sebagai skala

prioritas dalam meningkatkan Kinerja

Guru Honorer Tingkat Sekolah Dasar di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) dengan pemberian motivasi seperti

kompensasi yang sewajarnya sesuai

dengan prestasi dan kebutuhan pokok

guru dan keluarganya utamanya dalam

menghadapi krisis ekonomi saat ini

dengan adanya kenyataan kenaikan harga

barang secara umum yang mempersulit

posisi keuangan para guru khususnya

guru honorer.

Untuk memberikan motivasi

yang tinggi pada para guru honorer

secara nasional perlu ditingkatkan

anggaran pendidikan mengarah pada

angka 25% dari APBN. Selain itu

kecilnya gaji pegawai/guru perlu terus

diupayakan untuk ditingkatkan sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan para

guru/pegawai. Peningkatan kesejahteraan

pegawai atau guru sangat penting artinya

bagi peningkatan motivasi dan prestasi

kerja pegawai/guru serta memberikan

kesempatan bagi para pegawai/guru

untuk dapat meningkatkan kualifikasi

dirinya dan aktualisasi dirinya misalnya

dengan peningkatan strata pendidikan

baik strata satu maupun strata dua. Jika

memungkinkan sekolah memberikan

beasiswa kepada para pegawai/guru yang

berprestasi tinggi dan yang mempunyai

motivasi tinggi untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusianya. Inilah

sebagai itikad baik bagi kita untuk

mengejar keterpurukan kualitas sumber

daya manusia di tanah air tercinta

Indonesia.

Keterbatasan waktu yang sangat

sedikit sehingga tidak dapat

dipergunakan oleh penulis untuk meneliti

faktor lain yang berpengaruh tehadap

kinerja guru honorer tingkat Sekolah

Dasar.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik

dari hasil penelitian ini adalah: Pertama,

motivasi (X1), kesejahteraan (X2),

penghargaan (X3), dan Loyalitas (X4)

mempunyai pengaruh nyata secara

simultan (bersama-sama) terhadap

Kinerja Guru Honorer Tingkat Sekolah

Dasar Di Kecamatan Lunyuk Kabupaten

Page 10: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 10

Sumbawa (Y). Kedua, variabel motivasi

(X1), dan penghargaan (X3) mempunyai

pengaruh nyata secara parsial (sendiri-

sendiri) terhadap Kinerja Guru Honorer

Tingkat Sekolah Dasar Di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa (Y).

Sedangkan variabel kesejahteraan (X2)

dan loyalitas kerja (X4) tidak

mempunyai pengaruh secara parsial

(sendiri-sendiri) terhadap Kinerja Guru

Honorer Tingkat Sekolah Dasar Di

Kecamatan Lunyuk Kabupaten Sumbawa

(Y) karena kesejahteraan dan loyalitas

kerja termasuk didalam komponen atau

bagian dari motivasi kerja. Ketiga,

diantara keempat variabel yang terdiri

dari motivasi (X1), kesejahteraan (X2),

penghargaan (X3), dan loyalitas (X4)

ternyata motivasi mempunyai pengaruh

dominan terhadap Kinerja Guru Honorer

Tingkat Sekolah Dasar Di Kecamatan

Lunyuk Kabupaten Sumbawa (Y)

dengan pengaruh parsial sebesar 50,4%.

Secara operasional implikasi

dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:(1) Bahwa Motivasi sangat

berpengaruh terhadap kinerja guru

honorer sehingga dapat menjadi acuan

bagi pimpinan dalam meningkatkan

kinerja serta mempermudah dalam

menilai guna kenaikan jabatan guru

honorer.(2)Perlu diberikan motivasi

kepada semua guru honorer secara

berkesinambungan baik berupa

kompensasi yang sewajarnya sesuai

dengan prestasi dan kebutuhan pokok

guru dan keluarganya utamanya dalam

menghadapi krisis ekonomi saat ini. (3)

Peningkatan kesejahteraan pegawai atau

guru honorer untuk dapat meningkatkan

kualifikasi dan aktualisasi dirinya

misalnya dengan peningkatan strata

pendidikan baik strata satu maupun strata

dua.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian, Edisi Revisi VI.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

SPSS, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro,

Semarang.

Hadari Nawawi, 2000, Manajemen

Sumberdaya Manusia,Cetakan

Ketiga, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Malayu SP. Hasibuan, 2002,

Manajemen Sumberdaya

Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mustamil. 2008. “Pengaruh Motivasi

Kerja, Kepemimpinan dan

Lingkungan Kerja terhadap

Kinerja Pegawai Kantor

Departemen Agama Kabupaten

Boyolali”, Tesis: Program

Studi Magister Manajemen,

Program Pasca Sarjana

Universitas Slamet Riyadi,

Surakarta. (Tidak

dipublikasikan).

Riduwan. 2010. Metode & Teknik

Menyusun Tesis. Bandung:

Alfabeta.

Sugeng, Triono. 2009.”Pengaruh

Motivasi Kerja, Disiplin Kerja,

Kesejahteraan, Pengembangan

Karyawan, Dan Lingkungan

Kerja Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Wonogiri”,

Tesis: Program Studi Magister

Manajemen, Program Pasca

Sarjana Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

(Tidak dipublikasikan).

Page 11: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 11

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian

Bisnis. Cetakan

Pertama.Jakarta: Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi

dan Uji Hipotesis. Yogyakarta:

CAPS.

Suwarto. 2002. Perilaku

Keorganisasian,Edisi Kedua.

Yogyakarta : Universitas Atma

Jaya

Winardi. 2004, Motivasi dan

Pemotivasian dalam

Manajemen. Jakarta : Raja

Grafindo Persada

Page 12: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 12

MEMBINA ETOS MENGAJAR PROFESIONAL GURU

DENGAN SUPERVISI AKADEMIK

Rudi Hariawan

(Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram)

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Membina etos mengajar profesional guru dengan

supervisi pengajaran yang tepat.

Kata Kunci: Etos Mengajar Profesionalisme Guru, Supervisi Akademik

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya

adalah usaha sadar manusia untuk

mengembangkan kepribadian di dalam

maupun di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Oleh karenanya agar

pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh

rakyat sesuai dengan kemampuan

masing-masing individu, maka

pendidikan adalah tanggung jawab

keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Dunia pendidikan dewasa ini

sedang menghadapi tantangan yang

sangat besar, dilihat dari dimensi global

dimana persaingan kualitas menjadi

kebutuhan utama diera globalisasi.

Dalam konteks pembangunan sektor

pendidikan, guru merupakan pemegang

peran yang amat sentral dalam proses

pendidikan. Karena itu, upaya

meningkatkan profesionalisme adalah

suatu keharusan.

Guru profesional merupakan

salah satu faktor terpenting dalam

pendidikan. Apapun kurikulum yang

berlaku dan seperti apapun sarana atau

prasarana pendidikan yang ada, akhirnya

gurulah yang menerapkan dan

menggunakannya disekolah. Dikatakan

oleh Samani (2010) bahwa kurikulum

yang bagus yang ditangani guru yang

tidak profesional tidak akan maksimal.

Salah satu indikator rendahnya

kulitas pendidikan di Indonesia adalah

rendahnya kualitas guru. Kebanyakan

guru belum memiliki profesionalisme

yang memadai untuk menjalankan

tugasnya sebagaimana disebut dalam

pasal 39 Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan

pembimbingan, melakukan pelatihan,

dan melakukan pengabdian.

Dinyatakan dalam Undang-

undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang

Guru dan Dosen disebutkan guru diakui

sebagai profesi dan diharapkan guru

dapat bekerja secara profesional. Lebih

lanjut dalam Pada pasal 1 butir 1

menyebutkan bahawa guru merupakan

pendidik profesional dengan tugas

Page 13: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 13

utama, mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar,

dan pendidikan menengah (UUDG

No.14/2004).

Jadi sebagai profesional, guru

harus memiliki keahlian, kemahiran

kecakapan, sesuai dengan standar mutu

tertentu dan oleh karena itu mendapatkan

penghasilan sebagai sumber kehidupan.

Disamping itu Sebagai guru yang

profesional, guru yang mencintai

pekerjaanya sehingga bekerja dengan

sepenuh hati, selalu memunculkan

gagasan baru dan komitmen (Samani,

2010). Dengan kata lain guru profesional

harus memahami tujuan pendidikan,

memiliki keahlian untuk mewujudkan

melalui proses pembelajaran dan

mencintai pekerjaannya sebagai guru,

sehingga selalu bekerja dengan

komitmen sepenuh hati.

Profesionalisme seorang guru

tidak bersifat permanen akan tetapi terus

mengalami perubahan. Dengan kata lain,

profesionalisme tidak dapat ditentukan

oleh lembaran sertifikasi pada saat ini

saja, guru harus secara terus menerus

melaksanakan peran sebagai pendidik,

melakukan pengembangan untuk

meningkatkan kualitas mengajarnya, dan

melakuakan pengabdian atas ilmu

pengetahuan yang dimiliki kepada

masyarakat.

Memelihara profesionalitas

untuk dapat menumbuhkan semangat

kerja dan produktifitas yang tinggi

dalam mengajar bukan hanya tanggung

jawab individu guru yang bersangkutan

tetapi merupakan tanggungjawab

lembaga dalam hal ini kepala sekolah

harus melakukan tindakan nyata secara

terorganisir dan sistematis untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan yang

termaktub dalam Undang-Undang nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem

pendidikan nasional menyebutkan, yaitu

mengembangkan peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga

bangsa yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Guru yang memiliki Etos

mengajar yang tinggi akan senantiasa

memberikan kesempatan kepada siswa

belajar dengan berbagai macam sumber

belajar dan membangun makna belajar

melalui interaksi sosial maupun personal

serta menginternalisasi dan

menerapakannya dalam kehidupan

sehari-hari (Hariawan, 2009). Etos

mengajar guru yang tinggi dapat ditandai

dengan terbentuknya profesionalisme

guru dalam mengajar, bersemangat,

penuh kenyakinan dan keberanian dalam

bekerja, serta akan senantiasa

menunjukan produktifitas mengajarnya

di kelas.

Terbinanya guru yang

profesional dengan etos kerja yang tinggi

merupakan perwujudan dari peran

supervisor dalam membina, melayani

Page 14: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 14

dan membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapai guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Peningkatan prestasi belajar siswa merupakan keberhasilan guru dalam

mengajar dan secara tidak langsung merupakan keberhasilan dalam pelaksanaan

supervisi di sekolah, yang dapat digambarkan sebagai berikut;

Gambar 1. Bagan Proses Supervisi Pengajaran

PEMBAHASAN

SUPERVISI PENGAJARAN

Pendidikan melihat bahwa,

tidak ada siswa yang bodoh, melainkan

gurunya yang tidak bisa mengajar, tidak

ada guru yang tidak bisa mengajar

dengan baik, melainkan kepala sekolah

yang tidak dapat membina guru-gurunya.

Membangun etos mengajar guru yaitu

terbentukya semangat prefesional dan

produktifitas mengajar yang tinggi dari

seorang guru dalam peningkatan dan

perbaikan proses belajar mengajar yang

berpengaruh terhadap perubahan prilaku

dan prestasi belajar siswa.

Supervisi pengajaran adalah

bantuan yang diberikan kepada guru

untuk memperbaiki dan meningkatkan

proses belajar-mengajar yang bertujuan

untuk peningkatan tujuan pendidikan.

Menurut Mantja (2010) pembinaan guru

adalah rangkaian usaha pemberian

bantuan kepada guru, terutama wujud

bantuan pelayanan profesional, yang

dilakukan oleh kepala sekolah, penilik,

pengawas, dan pembina lainnya untuk

meningkatkan prosesnya belajar

mengajar. Supervisi atau pembinaan

profesional adalah bantuan atau layanan

yang diberikan kepada guru agar guru

belajar bagaimana mengembangkan

kemampuannya untuk menigkatkan

proses belajar-mengajar dikelas. Program

peningkatan profesionalisme guru

dilakuakan melalui pengembangan

kompetensi guru dan kualifikasi tenaga

guru. Kepala sekolah memfasilitasi guru

melakukan penelitian tindakan kelas

untuk memperbaiki pembelajaran.

Keterlibatan guru senior dalam supervisi

membantu guru memecahkan secara

terbuka (Sobri, 2009).

a. Pengertian Supervisi

Orang yang melakukan supervisi disebut

supervisor. Dalam lembaga pendidikan

disebut dengan supervisi pendidikan.

Pengertian supervisi pendidikan pada

umumnya mengacu kepada usaha

perbaikan situasi mengajar. Akan tetapi

nampaknya masih terdapat banyak

keragaman pendapat dalam menafsirkan

istilah tersebut. Hal tersebut akan

Page 15: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 15

membawa implikasi yang berbeda pula

dalam pelaksanaanya.

Para ahli dalam bidang administrasi

pendidikan memberikan kesepakatan

bahwa supervisi pendidikan merupakan

disiplin ilmu yang memfokuskan diri

pada pengkajian peningkatan situasi

belajar-mengajar, seperti yang

diungkapkan oleh (Gregorio, 1966,

Glickman Carl D, 1990, Sergiovanni,

1993 dan Gregg Miller, 2003, Mantja,

2010). Hal ini diungkapkan pula dalam

tulisan Asosiasi Supervisi dan

Pengembangan Kurikulum di Amerika

(Association for Supervision and

Curriculum Development, 1987:129)

yang menyebutkan sebagai berikut:

Almost all writers agree that the primary

focus in educational supervision is-and

should be-the improvement of teaching

and learning. The term instructional

supervision is widely used in the

literature of embody all effort to those

ends. Some writers use the term

instructional supervision synonymously

with general supervision.

Supervisi yang dilakukan oleh

pengawas satuan pendidikan, tentu

memiliki misi yang berbeda dengan

supervisi oleh kepala sekolah. Dalam hal

ini supervisi lebih ditujukan untuk

memberikan pelayanan kepada kepala

sekolah dalam melakukan pengelolaan

kelembagaan secara efektif dan efisien

serta mengembangkan mutu

kelembagaan pendidikan.

b. Fungsi dan Tujuan Supervisi

Gregorio (1966, Mantja, 2010)

mengemukakan bahwa ada lima fungsi

utama supervisi, yaitu: sebagai inspeksi,

penelitian, pelatihan, bimbingan dan

penilaian. Fungsi inspeksi antara lain

berperan dalam mempelajari keadaan

dan kondisi sekolah, dan pada lembaga

terkait, maka tugas seorang supevisor

antara lain berperan dalam melakukan

penelitian mengenai keadaan sekolah

secara keseluruhan baik pada guru,

siswa, kurikulum tujuan belajar maupun

metode mengajar, dan sasaran inspeksi

adalah menemukan permasalahan dengan

cara melakukan observasi, interview,

angket, pertemuan-pertemuan dan daftar

isian

Tujuan supervisi akademik

adalah membantu guru mengembangkan

kemampuannya mencapai tujuan

pembelajaran yang dicanangkan bagi

murid-muridnya (Glickman, 1981).

Melalui supervisi akademik diharapkan

kualitas akademik yang dilakukan oleh

guru semakin meningkat (Neagley,

1980). Pengembangan kemampuan

dalam konteks ini janganlah ditafsirkan

secara sempit, semata-mata ditekankan

pada peningkatan pengetahuan dan

keterampilan mengajar guru, melainkan

juga pada peningkatan komitmen

(commitmen) atau kemauan (willingness)

atau motivasi (motivation) guru, sebab

dengan meningkatkan kemampuan dan

motivasi kerja guru, kualitas

pembelajaran akan meningkat.

Sedangkang menurut Sergiovanni (1987)

ada tiga tujuan supervisi akademik

sebagaimana dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Page 16: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 16

Gambar 2. Tiga Tujuan Supervisi

Page 17: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 17

1. Supervisi akademik

diselenggarakan dengan maksud

membantu guru mengembangkan

kemampuannya profesionalnnya

dalam memahami akademik,

kehidupan kelas, mengembangkan

keterampilan mengajarnya dan

menggunakan kemampuannya

melalui teknik-teknik tertentu.

2. Supervisi akademik

diselenggarakan dengan maksud

untuk memonitor kegiatan belajar

mengajar di sekolah. Kegiatan

memonitor ini bisa dilakukan

melalui kunjungan kepala sekolah

ke kelas-kelas di saat guru sedang

mengajar, percakapan pribadi

dengan guru, teman sejawatnya,

maupun dengan sebagian murid-

muridnya.

3. Supervisi akademik

diselenggarakan untuk mendorong

guru menerapkan kemampuannya

dalam melaksanakan tugas-tugas

mengajarnya, mendorong guru

mengembangkan kemampuannya

sendiri, serta mendorong guru agar

ia memiliki perhatian yang

sungguh-sungguh (commitment)

terhadap tugas dan tanggung

jawabnya

Menurut Alfonso, Firth, dan

Neville (1981) Supervisi akademik

yang baik adalah supervisi akademik

yang mampu berfungsi mencapai

multitujuan tersebut di atas. Tidak ada

keberhasilan bagi supervisi akademik

jika hanya memerhatikan salah satu

tujuan tertentu dengan

mengesampingkan tujuan lainnya.

Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan

inilah supervisi akademik akan

berfungsi mengubah perilaku mengajar

guru. Pada gilirannya nanti perubahan

perilaku guru ke arah yang lebih

berkualitas akan menimbulkan

perilaku belajar murid yang lebih baik.

Alfonso, Firth, dan Neville (1981)

menggambarkan sistem pengaruh

perilaku supervisi akademik

sebagaimana tergambar dibawah ini:

Gambar 3. Sistem Fungsi Supervisi

Akademik

Gambar tersebut memperjelas

kita dalam memahami sistem pengaruh

perilaku supervisi akademik. Perilaku

supervisi akademik secara langsung

berhubungan dan berpengaruh

terhadap perilaku guru. Ini berarti,

melalui supervisi akademik, supervisor

mempengaruhi perilaku mengajar guru

sehingga perilakunya semakin baik

dalam mengelola proses belajar

mengajar. Selanjutnya perilaku

mengajar guru yang baik itu akan

mempengaruhi perilaku belajar murid.

Dengan demikian, bisa disimpulkan

bahwa tujuan akhir supervisi akademik

adalah terbinanya perilaku belajar

murid yang lebih baik.

Page 18: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 18

Ada empat kompetensi guru

yang harus dikembangkan melalui

supervisi akademik, yaitu yaitu

kompetensi-kompetensi kepribadian,

pedagogik, professional, dan sosial.

Aspek substansi pertama dan kedua

merepresentasikan nilai, keyakinan,

dan teori yang dipegang oleh guru

tentang hakikat pengetahuan,

bagaimana murid-murid belajar,

penciptaan hubungan guru dan murid,

dan faktor lainnya. Aspek ketiga

berkaitan dengan seberapa luas

pengetahuan guru tentang materi atau

bahan pelajaran pada bidang studi

yang diajarkannya.

Kedua, apa yang disebut

dengan professional development

competency areas (yang selanjutnya

akan disebut dengan aspek

kompetensi). Aspek ini menunjuk pada

luasnya setiap aspek substansi. Guru

tidak berbeda dengan kasus

profesional lainnya. Ia harus

mengetahui bagaimana mengerjakan

(know how to do) tugas-tugasnya. Ia

harus memiliki pengetahuan tentang

bagaimana merumuskan tujuan

akademik, murid-muridnya, materi

pelajaran, dan teknik akademik.

Tetapi, mengetahui dan memahami

keempat aspek substansi ini belumlah

cukup. Seorang guru harus mampu

menerapkan pengetahuan dan

pemahamannya. Dengan kata lain, ia

harus bisa mengerjakan (can do).

Selanjutnya, seorang guru harus mau

mengerjakan (will do) tugas-tugas

berdasarkan kemampuan yang

dimilikinya. Percumalah pengetahuan

dan keterampilan yang dimiliki oleh

seorang guru, apabila ia tidak mau

mengerjakan tugas-tugasnya dengan

sebaik-baiknya. Akhirnya seorang

guru harus mau mengembangkan (will

grow) kemampuan dirinya sendiri.

Sedangkan bilamana merujuk

kepada Undang-Undang Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

ada empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru dan harus

dijadikan perhatian pengawas dalam

melakukan supervisi akademik, yaitu

kompetensi-kompetensi kepribadian,

pedagogik, professional, dan sosial.

Supervisi akademik yang baik adalah

supervisi yang mampu menghantarkan

guru-guru menjadi semakin kompeten.

ETOS MENGAJAR

Sumber daya manusia yang

mempunyai etos kerja yang tinggi,

terlatih dan terampil dalam sebuah

organisasi dapat melakukan pelatihan

dan bimbingan bagi sumberdaya

manusianya (Tampubolon, 2008).

Hanya saja untuk menghasilkan

kinerja dan prestasi kerja yang tinggi

seorang karyawan tidak hanya perlu

memiliki keterampilan, tetapi juga

harus memiliki keinginan dan

kegairahan untuk berprestasi tinggi

karena berkembang tidaknya suatu

organiasi sangat ditentukan oleh

anggota personil dari organiasi itu

sendiri.

Page 19: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 19

Memahami tugas dan

tanggung jawab kepala sekolah

sebagai supervisor akan

mempengaruhi prilakunya dalam

membimbing guru menuju kearah

profesional yaitu terbentuknya etos

mengajar guru dalam rangka

memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran. Hubungan tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Proses Membangun Etos Mengajar

Profesional Guru

Guru yang memiliki etos

mengajar yang tinggi, profesional,

bersemangat, penuh keyakinan dan

keberanian dalam bekerja akan

senantiasa menyelenggarakan proses

belajar mengajar dengan baik,

sehingga prestasi belajar yang

diperoleh siswa semakin meningkat.

Sebaliknya guru yang memiliki etos

kerja yang rendah, kurang

bersemangat, lemah, cepat mengeluh,

dan kurang mempunyai kemampuan

dan tidak menguasai keterampilan

mengajar akan mengakibatkan prestasi

belajar yang diraih siswa akan

mengalami penurunan.

a. Pengertian Etos

Istilah Inggris ethos diartikan sebagai

watak atau semangat fundamental

suatu budaya, berbagai ungkapan yang

menunjukan kepercayaan, kebiasaan,

atau prilaku suatu kelompok

masyarakat (Ndraha.1997:91).

Pendapat lain menyatakan bahwa Etos

adalah pandangan hidup yang khas

dari suatu golongan sosial. Sedangkan

etos kerja adalah semangat kerja yang

menjadi ciri khas dan kenyakinan

seseorang atau suatu kelompok dalam

kehidupannya (Khasanah,2004;8).

Sedanggkan dalam kamus besar

bahasa Indonesia “Etos” berarti

pandangan hidup yang khas dari suatu

golongan sosial, sedangkan “etos

kerja” diartikan sebagai semangat

kerja yang menjadi ciri khas dan

keyakinan seseorang atau suatu

kelompok.

b. Fungsi dan tujuan

Etos Mengajar guru bertujuan agar

guru berusaha dan mampu

menciptakan situasi belajar-mengajar

dikelas yang lebih kondusif dan

menyenangkan sebagai wujud dari

guru yang profesional, dengan sistuasi

tersebut, maka siswa akan lebih

bersemangat mengikuti proses

pembelajaran yang kemudian akan

berdampak positif pada perubahan

prilaku dan prestasi belajar siswa.

c. Ciri-ciri Etos Mengajar

Sesorang yang memiliki etos kerja

yang tinggi, apabila menunjukkan

tanda-tanda sebagai berikut:

Page 20: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 20

a. Mempunyai penilaian yang sangat

positif terhadap hasil kerja manusia

b. Menempatkan pandangan tentang

kerja sebagai suatu hal yang amat

luhur bagi eksistensi manusia

c. Kerja dirasakan sebagai aktivitas

yang bermakna bagi kehidupan

manusia

d. Kerja dihayati sebagai suatu proses

yang membutuhkan ketekunan dan

sekaligus sarana yang paling

penting dalam mewujudkan cita-

cita

e. Kerja dilakukan sebagai bentuk

ibadah.

Etsos kerja yang dimiliki oleh seorang

guru atau keleompok masyarakat akan

menjadi sumber motivasi bagi

perbuatannya, sehingga menjadikan

dirinya sebagai orang selalu menjaga

profesionalitasnya. Dari hasil

penelitian menunjukan tentang faktor

etos kerja pegawai memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap

kinerja pegawai (Tampubolon, 2008)

PENGEMBANGAN

PROFESIONAL GURU DENGAN

SUPERVISI AKADEMIK

Kompetensi supervisor merupakan

seperangkat pengetahuan,

keterampilan dan prilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

seorang supervisor. Kompetensi yang

harus dimiliki oleh seorang supervisor

yang melaksanakan tugas dan

tanggung jawabnya di sekolah.

Proses belajar mengajar yang

dilaksanakan oleh guru sebagai sentral

dari segala aktivitas sekolah.

Supervisor (kepala sekolah) hendaknya

melakuakan pembinaan, bantuan,

layanan, dan perbaikan cara mengajar

guru secara terus menerus.

Masalah yang dihadapi oleh

para guru berbeda-beda satu diantara

lainnya, karenanya Gulickman (1981)

membagi guru kedalam 4 (empat)

kelompok sesuai dengan tingkat

abstraksi dan tingkat komitmenya,

yang dapat digambarkan sebagai

berikut.

Gambar 5. Kuadran Pengembangan Guru (Gulickman, 1981)

Page 21: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 21

Kuadaran I guru yang dropout

(Teacher Dropout) merupakan guru

yang mempunyai tingkat komitmen

dan tingkat abstraksi yang rendah. Ia

dapat dikategorikan sebagai guru yang

kurang bermutu (dropout). Ciri-

cirinya, anatara lain (1) dalam

menjalankan tugas hanya berusaha

sampai batas minimal; (2) memiliki

sedikit sekali motivasi untuk

meningkatkan kompetensinya; (3) ia

tidak dapat memikirkan perbaikan apa

yang harus dilakukan; dan (4) puas

dengan melakukan tugas rutin yang

dilaksanakan dari hari kehari. Maka

prilaku seorang supervisor harus

melakukan supervisi dengan

pendekatan direktif.

Kuadran II pekerja yang tidak

terfokus, guru yang semacam ini

memiliki tingkat komitmen yang tinggi

tetapi kemampuan abstraksinya

rendah. Ciri-cirinya, antara lain:

memiliki antusias yang tinggi, energik

dan penuh kemauan, ia juga pekerja

keras dan biasanya meninggalkan

sekolah dengan membawa pekerjaan-

pekerjaan yang telah diatur untuk

dikerjakan dirumah. Tetapi tujuan

yang baik tersebut terhalang oleh

kemampuan guru untuk menyelesaikan

persoalan dan jarang sekali

melaksanakan sesuatu secara realitas.

Pendektan supervisi yang sesuai yang

harus dilakukan oleh supervisor adalah

pendekatan kolaboratif-direktif

(collaboratitive –direction).

Kuadaran III pengamat yang

analitik (analitical Observer) adalah

guru yang memiliki tingkat komitmen

yang rendah tetapi kemampuan

berfikir abstraksinya tinggi. Ciri-

cirinya antara lain: mempunyai

inteligensi yang tinggi, mampu

memberikan gagasan yang baik

tentang apa yang dapat dilakukan di

kelasnya bahkan sekolah sebagai suatu

keseluruhan. Ia dapat membahas isu-

isu dan dapat memikirkan langkah

demi langkag terhadap apa yang

membuat kesuksesan bagi pelaksana

ide-idenya itu, akan tetapi sering tidak

sampai terlaksna karena meskipun ia

tahu apa yang perlu dikerjakan namun

tidak mau menyediakan waktu, tenaga,

dan perhatian yang diperlukan untuk

melaksnakan rencanya-rencanya itu.

Prilaku seorang supervisor dapat

menggunakan orientasi pendekatan

kolaboratif-Negosiasi (collaborative-

negosiation).

Kuadaran IV Guru yang

profesional (Professional), guru

memiliki tingkat komitmen dan

abstraksi yang tinggi. Ia benar-benar

profesional, bersedia secara terus

menerus meningkatkan dirinya sendiri,

murid-muridnya maupun teman guru

lainnya. Orintasi supervisi yang tepat

untuk guru tersebut adalah pendekatan

nondirektif (non-directive).

Empat kuadran

pengembangan guru berdasarkan

komitemen dan abstraksinya dan

menentukan pendekatan supervisi yang

Page 22: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 22

sesuai atau tepat. Pendekatan direktif,

kolaboratif dan non-direktif bertujuan

untuk mengantarkan guru kearah

profesional. Namun demikian sorang

guru tidak selamnya berada pada satu

kuadran saja, melainkan akan

mengalami perubahan, karenanya

seorang supervisor harus lebih cermat

melihat permasalahan guru

disekolahnya, sehingga dapat

menentukan orientasi pendekatan

supervisi yang sesuai.

KESIMPULAN

Guru profesional merupakan

salah satu faktor terpenting dalam

pendidikan, karena apapun kurikulum

yang berlaku dan seperti apapun sarana

atau prasarana pendidikan yang ada,

akhirnya gurulah yang menerapkan

dan menggunakannya disekolah.

Tetapi perlu diingat bahwa

profesionalisme guru tidak bersifat

permanen akan tetapi terus mengalami

perubahan. Untuk dapat dapat

memelihara profesionalisme harus

melakukan tindakan nyata secara

terorganisir dan sistematis dalam

mencapai tujuan pendidikan.

Terbinanya guru yang profesional

dengan etos kerja yang tinggi

merupakan perwujudan dari peran

supervisor dalam membina, melayani

dan membantu memecahkan

permasalahan yang dihadapai guru

dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

Etos mengajar

profesionalisme guru diharapkan

mampu menerapkan pendidikan

berbasis karakter dengan semangat

yang tinggi penuh keyakinan dan

keberanian dalam menyelenggarakan

proses belajar mengajar dengan baik

untuk menanamkan nilai-nilai

karakter, sehingga para siswa

mengalami perubahan prilaku yang

sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Alfonso, RJ., Firth, G.R., dan Neville,

R.F.1981. Instructional

Supervision, A Behavior

System, Boston: Allyn and

Bacon, Inc.

Baswardono, Dono. 2010. Conference

Proceding: Pendidikan

Karakter Di Rumah.

Universitas Negeri Malang

Gulickman, C. D. 1981.

Developmental Supervision:

Alternatif pratice for helping

Teachers improve Instruction.

Virginia: ASD

Khasanah, U. 2004. Etos Kerja

:Sarana Menuju Puncak

Prestasi. Yogyakarta:

Harapan Utama.

Mantja, W. 2000. Bahan Ajar: Model

Pembinaan/Supervisi

Pengajaran. (Bagi S2

Manajemen Pendidikan PPs

UM). Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Malang.

Page 23: PENGARUH MOTIVASI, KESEJAHTERAAN ......Untuk mengetahui pengaruh motivasi, kesejahteraan, penghargaan, dan loyalitas kerja secara parsial terhadap kinerja guru honorer, (3) Untuk mengetahui

Jurnal Paedagogy

Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2014

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 23

Mantja, W. 2010. Profesionalisasi

Tenaga Kependidikan:

Manajemen Pendidikan dan

Supervisi Pengajaran.

Malang: Elang Emas.

Megawangi, Ratna & Wahyu Farrah

Dina, M.Sc. 2010. Conference

Proceding: Pengmbangan

Pendidikan Karakter di

Sekolah Untuk Mencegah

berkembangnya Prilaku

Kekerasan, Perusakan Diri

dan Lingkungan dan Korupsi.

Universitas Negeri Malang

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi

Pendidikan Meningkatkan

Kualitas Prefesionalisme

Guru. Bandung : Alfabeta

Hariawan, Rudi. 2009. Korelasi

Antara Etos Mengajar Guru

Dengan Prestasi Belajar

Siswa Bidang Studi Bahasa

Indonesia di SMP Negeri se-

Kota Mataram Tahun

Pelajaran 2008/2009. Skripsi

yang tidak dipublikasikan.

IKIP Mataram

Samani, Mukhlas. 2010. Isi dan

Format Ilmiah. Makalah yang

disampaikan dalam seminar

merekonstruksi sistem

pendidikan Kholistik berbasis

Keindonesian: Mencari Sosok

Guru profesional. Majalah

Cerdas edisi 05/Maret-April

2010

Sergiovanni, T.J. 1987. The

Principalship, A Reflective

Practice Perspective. Boston:

Allyn and Bacon

Sobri, Ahmad Yusuf. 2009. Isi dan

format jurnal ilmiah. Peran

kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas

pembelajaran. Journal

Manajemen Pendidikan,

volume 23, Nomor 1, Maret

2009. AP FIP Universitas

Negeri Malang.

TIM Dosen Administrasi Pendidikan

Univesitas Pendidikan

Indonesia. (2009).

Manajemen Pendidikan.

Bandung : Alfabeta

Tampubolon, B. D. 2008. Isi dan

format jurnal ilmiah. Analisis

faktor Gaya Kepemimpinan

dan faktor etos kerja terhadap

kinerja pegawai pada

organiasi yang telah

menerapkan SNI 19-9001-

2001, Puslitbang BSN

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung : Fokus

Media.

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen

Usman, Husaini. 2009. Manajemen:

Teori, Praktik, dan Riset

Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.