pengaruh motivasi, disiplin dan kepuasan kerja...

20
PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: DHIAN ARNILLA JULIANINGRUM B 100 090 222 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: vuongliem

Post on 21-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

1

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh: DHIAN ARNILLA JULIANINGRUM

B 100 090 222

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

2

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca artikel publikasi ilmiah dengan

judul :

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA.

Yang ditulis oleh:

DHIAN ARNILLA JULIANINGRUM

B100 090 222

Penandatanganan berpendapat bahwa artikel publikasi ilmiah tersebut telah

memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, 13 Maret 2013

Pembimbing

(Drs. Ma’ruf, MM.)

Page 3: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

1

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

By

Dhian Arnilla Julianingrum

ABSTRACT

The purpose of this study is to investigate, test and demonstrate empirically

whether the variable motivation, discipline and job satisfaction affects employee

performance. The results of this study are expected to provide valuable

information for the management of the company, especially in the management of

Human Resources in Hospital Dr. Moewardi. Then all the policies that are directly

related to aspects of the Human Resources will be better and effective in its

application.

Testing the hypothesis in this research by using multiple linear regression

through the t test, F test and the coefficient of determination (R2). The population

in this study were all employees who currently work at the Hospital Dr. Moewardi

Surakarta, while the study sample was 100 employees who are willing to

complete a questionnaire provided to obtain data related to the study with

stratified random sampling as a sampling technique.

The results of this study are work motivation, work discipline and job

satisfaction have a significant impact on employee performance Hospital Dr.

Moewardi Surakarta. Where is the most dominant memilikipengaruh job

satisfaction on employee performance. And work motivation, job satisfaction and

work discipline jointly influence on employee performance Hospital Dr.

Moewardi Surakarta.

Keywords: motivation, discipline, satisfaction, employee performance.

PENDAHULUAN

Manusia merupakan faktor penting bagi berlangsungnya kehidupan

sehari-hari. Melalui akal pikiran yang dimiliki manusia mampu menciptakan

sesuatu yang berguna bagi manusia yang lainnya. Dalam hal ini manusia sebagai

sumber daya yang menjadi penggerak suatu organisasi. Organisasi merupakan

kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang

reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai

tujuan (Robbins, 2006). Setiap tindakan yang ada dalam suatu organisasi

merupakan cerminan dari pemikiran manusia. Oleh karena itu diperlukan adanya

tindakan dari manusia untuk mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu. Untuk

Page 4: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

2

mencapai hasil tersebut diperlukan motivasi, khususnya pada masing-masing

individu karyawan.

Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-

kekuasaan yang ada dalam diri seseorang yang memulai dan mengarahkan

perilakunya pada tujuan tertentu (Gibson, dalam et all 1992). Motivasi tidak akan

ada jika seseorang tidak merasakan adanya dorongan atau kebutuhan yang berasal

dari dalam dirinya. Manusia sebagai sumber daya merupakan otak dalam suatu

organisasi. Manusialah yang mengarahkan, membuat berbagai kebijakan serta

keputusan mengenai hal apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan

organisasi. Oleh karenanya suatu organisasi harus memiliki sumber daya manusia

yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas.

Agar tercapai tujuan organisasi diperlukan disiplin kerja yang baik dari

para personil organisasi yang bersangkutan. Menurut Hasibuan (1997), disiplin

yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-

tugas yang diberikan kepadanya. Dengan segala peraturan yang disusun oleh

organisasi melalui pihak manajemen, akan mendorong semangat karyawan untuk

bekerja dan mewujudkan apa yang menjadi tujuan dalam organisasi tersebut.

Faktor kepuasan kerja pun sangat mendukung bagaimana kinerja

karyawan pada suatu organisasi. Handoko (1996) mengemukakan bahwa,

kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan

kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang nampak

dalam sikap positif karyawan terhadap pekerajaan dan segala sesuatu yang

dihadapi di lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja merupakan sebuah cara untuk

mengaktualisasikan diri, sehingga akan tercapai sebuah kematangan psikologis

pada diri karyawan.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan

merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak

organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang

sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi.

Page 5: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

3

Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan

sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

Seluruh tindakan karyawan dalam bekerja merupakan naluri yang timbul

dari diri para pegawai. Apabila dalam bekerja mereka merasa nyaman atau tidak

terbebani oleh sesuatu, maka individu tersebut akan dapat tumbuh dan

mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai

tingkatan hasil kerja yang tidak diketahui pada masa yang akan datang. Dalam hal

ini pihak manajemen sangat berperan penting dalam proses peningkatan kinerja

karyawan. Seorang manajer yang baik harus mampu mengerti dan memahami apa

yang sebenarnya diinginkan para bawahannya. Manajer harus mampu mengayomi

dan bijaksana dalam mengambil keputusan yang tepat berhubungan dengan

kepegawaian. Seberapa pentingkah diadakan pelatihan bagi para pegawai,

bagaimanakah koordinasi terhadap karyawan seharusnya dilakukan, kompensasi

apakah yang tepat bagi karyawan berprestasi, apakah sanksi yang patut dikenakan

pada beberapa karyawan yang melanggar aturan dan melakukan evaluasi kerja

terhadap karyawan. Sehingga organisasi dapat mengalami peningkatan pula dari

segi kualitas organisasi dan apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

Peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan melalui proses pelatihan bagi

karyawan agar lebih ahli dalam bidangnya. Serta memberikan kompensasi yang

sesuai dengan prestasi kerja karyawan. Sehingga karyawan akan termotivasi untuk

selalu melakukan pekerjaan sebaik-baiknya tanpa adanya tekanan melainkan dari

kesadaran pribadi mereka untuk melakukan tugas mereka sebaik-baiknya. Dengan

motivasi tertentu mampu mendorong karyawan untuk lebih disiplin dalam bekerja

dan lebih terarah, sehingga menghasilkan suatu kepuasan kinerja pada pribadi

masing-masing karyawan yang akan meningkatkan kinerja karyawan dalam

organisasi tersebut.

Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan

RSUD Dr. Moewardi Surakarta dituntut untuk selalu bekerja berdasarkan moral

yang baik, taqwa, bersih, tulus, profesional, dan mengutamakan pelayanannya

kepada kesehatan masyarakat. Tetapi dalam prakteknya masih banyak kendala

Page 6: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

4

yang muncul untuk membangun kedisiplinan penuh para karyawan sebab banyak

ditemukan kasus dimana beberapa pegawai sering memiliki urusan yang tidak

berhubungan dengan kedinasan tetapi sering kali hal tersebut mengganggu waktu

mereka dalam bekerja, atau dapat dikatakan sebagai korupsi jam kerja dan

sebagainya. Dalam beberapa organisasi kasus tersebut sering sekali terjadi karena

beberapa sebab, diantaranya kurang adanya motivasi karyawan untuk

meningkatkan kinerja mereka, kurangnya perhatian dari pihak manajemen

terhadap kesejahteraan karyawan, kurangnya pelatihan yang dilakukan untuk

karyawan yang berkompeten tetapi secara ilmu mereka belum mampu,

ketidakpuasan karyawan terhadap apa yang mereka peroleh sebagai hasil mereka

dalam bekerja di organisasi tersebut, keberadaan lingkungan perusahan yang tidak

nyaman dan berbagai faktor lain. Jadi hal tersebut merupakan cerminan sebuah

pemberontakan para pegawai terhadap organisasi tersebut. Agar atasan lebih

memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan para karyawan supaya mereka

lebih termotivasi untuk giat bekerja, disiplin dan tercapai kepuasan kerja pada

masing-masing karyawan sehingga tercapailah tujuan organisasi.

Motivasi oleh atasan dapat berupa dorongan moral, pelatihan, ataupun

sikap atasan yangmampu mengayomi dan memahami para pegawainya. Seiring

dengan peningkatan motivasi karyawan, akan meningkatkan kepuasan kerja yang

diperoleh para karyawan. Untuk mengurangi tindak pelanggaran disiplin dan

memperbaiki kinerja seluruh karyawannya, RSUD Dr. Moewardi Surakarta perlu

mengkaji dan memperbaiki perilaku karyawan sebagai elemen dari organisasi

dalam melaksanakan pelayanan dan tugas pekerjaan masing-masing serta

pemberian motivasi dari atasan kepada bawahannya, penegakan disiplin karyawan

dengan sanksi tegas meliputi seluruh pihak dalam organisasi tersebut, dan terakhir

memperhatikan seberapa besar kepuasan kerja karyawan serta apa yang harus

dilakukan agar kinerja karyawan dapat lebih meingkat.

Page 7: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

5

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

Pengertian motivasi menurut Moekijat (1976), bahwa motivasi adalah

sesuatu yang kita kerjakan untuk orang-orang guna menggerakan mereka ke

suatu arah (tujuan) tertentu. Ini adalah bagian dari motivasi yang mampu

mempengaruhi perilaku manusia. Dan tugas manajemen untuk mencari tahu

bagaimanakah cara yang seharusnya dilakukan agar mampu mempengaruhi

para pegawai sehingga mereka mampu termotivasi dalam pekerjaan mereka.

Sebelum dikemukakan pengertian motivasi oleh Moekijat (1976),

terdapat banyak teori yang ditemukan dalam tulisan-tulisan Yunani kuno

sekitar 2300 tahun yang lalu. Pengertian yang paling rasional adalah yang

mengemukakan bahwa manusia akan selalu berfikir dan menggunakan

akalnya untuk berperilaku yang hasilnya paling menguntungkan bagi mereka.

Manusia sangat menyukai kesenangan dan kemewahan duniawi dimana

mereka sebisa mungkin menghindari perilaku yang akan merugikan mereka.

Ternyata dalam kenyataannya banyak manajer mengemukkan bahwa para

pegawai tidak mau bekerja, sangatmalas dan apabila diberi kesempatan akan

menghindari pekerjaan yang sulit dengan memperoleh kesenangan berupa

upah.

Menurut Malthis (2001) motivasi merupakan hasrat didalam diri

seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Motivasi

dapat didefinisikan pula sebagai kesediaan untuk melakukan upaya yang lebih

tinggi ka arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

untuk memenuhi suatu kebutuhan individu (Robbins, 2005). Berdasarkan

beberapa pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi merupakan kegiatan

yang mengakibatkan, menyalurkan, memelihara dan mendorong perilaku

manusia. Pemimpin perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar

dapat mempengaruhinya dalam bekerja sesuai dengan keinginan organisasi.

B. Disiplin

Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Aritonang,

Page 8: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

6

2005). Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela

menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan

seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun

tidak (Hasibuan , 1997). Menurut Davis disiplin kerja dapat diartikan sebagai

pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi

(Mangkunegara, 2000).

Menurut Prawirosentono (1999), disiplin adalah taat kepada hukum

dan peraturan yang berlaku. Jadi pengertian disiplin yaitu kaitannya dengan

pegawai adalah ketaatan pegawai terhadap hukum dan segala peraturan yang

ada dalam organisasi tersebut. Kemudian Nitisemito (1982) mengatakan

disiplin sebagai sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan

peraturan dari instansi yang tertulis maupun tidak tertulis. Seperti

diungkapkan oleh Quin pada Prawirosentono (1999), bahwa : descipline

implies obedience and respect of the agreements between the firma and the

employee. Yang artinya disiplin adalah bentuk kepatuhan dan ketaatan

terhadap hasil kesepakatan antara perusahaan dan pegawainya.

Terdapat pengertian serupa mengenai disiplin menurut Hodges

(dalam Yuspratiwi, 1990) yang mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan

sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-

aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, pengertian

disiplin kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan

karyawan terhadap peraturan organisasi. Disiplin pada hakikatnya adalah

kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu

tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah

ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu

yang telah ditetapkan.

Terdapat 5 faktor penilaian disiplin kerja terhadap pemberian layanan

masyarakat menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dalam Mohammad

(2005), yaitu: (1) Kualitas kedisiplinan kerja, meliputi datang dan pulang yang

tepat waktu, pemanfaatan waktu untuk pelaksanaan tugas dan kemampuan

Page 9: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

7

mengembangkan potensi diri berdasarkan motivasi yang positif, (2) Kuantitas

pekerjaan meliputi volume keluaran dan kontribusi, (3) Kompensasi yang

diperlukan meliputi : saran, arahan atau perbaikan, (4) Lokasi tempat kerja

atau tempat tinggal, (5) Konservasi meliputi penghormatan terhadap aturan

dengan keberanian untuk selalu melakukan pencegahan terjadinya tindakan

yang bertentangan dengan aturan.

Kemudian Rivai (2004) mengemukakan 4 perspektif kaitannya

dengan disiplin kerja karyawan, antara lain: (1) Disiplin retributive

(retributive discipline) yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah,

(2) Disiplin korektif (corrective discipline) yaitu berusaha membantu

karyawan mengkoreksi perilakunya yang tidak tepat, (3) Perspektif hak-hak

individu (individual right perspective) yaitu berusaha melindungi hak-hak

dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner, (4) Perspektif utilitarian

(utilitarian perspective) yaitu berfokus kepada penggunaan disiplin hanya

pada saat konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi dampak-

dampak negatifnya.

Menurut Rivai (2004) terdapat tiga konsep dalam pelaksanaan

tindakan disipliner, yaitu: (1) Aturan tungku panas yaitu pendekatan untuk

melaksanakan tindakan disipliner, (2) Tindakan disiplin progresif yaitu untuk

memastikan bahwa terdapat hukum minimal yang tepat terhadap setiap

pelanggaran, (3) Tindakan disiplin positif yaitu dalam banyak situasi,

hukuman tindakan memotivasi karyawan mengubah suatu perilaku. Ketiga

konsep tersebut dapat dijadikan acuan para manajer dalam mengatur kinerja

karyawan agar sesuai dengan apa yang menjadi tujuan organisasi.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dan Aritonang (2005)

menyatakan bahwa disiplin kerja karyawan bagian dari faktor kinerja. Disiplin

kerja harus dimiliki setiap karyawan dan harus dibudayakan di kalangan

karyawan agar bisa mendukung tercapainya tujuan organisasi karena

merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai

tanggung jawab diri terhadap perusahaan. Pelaksanaan disiplin dengan

dilandasi kesadaran dan keinsafan akan terciptanya suatu kondisi yang

Page 10: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

8

harmonis antara keinginan dan kenyataan. Untuk menciptakan kondisi yang

harmonis tersebut terlebih dahulu harus diwujudkan keselarasan antara

kewajiban dan hak karyawan.

C. Kepuasan Kerja

Menurut Handoko dan Asa’ad (dalam Umar, 2001) dapat dijelaskan

bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan

pekerja terhadap pekerjaannya. Hal tersebut tampak dalam sikap positif

pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan

kerjanya. Dampak kepuasan kerja perlu dipantau dengan mengaitkannya pada

output yang dihasilkannya.

Di lain pihak handoko (1996) mengemukakan bahwa, kepuasan kerja

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang nampak dalam

sikap positif karyawan terhadap pekerajaan dan segala sesauatu yang dihadapi

di lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja merupakan sebuah cara untuk

mengaktualisasikan diri, sehingga akan tercapai sebuah kematangan

psikologis pada diri karyawan. Jika kepuasan tidak tercapai, maka dapat

terjadi kemungkinan karyawan akan frustasi (Strauss dan Sayles dalam

Handoko, 1996).

Kepuasan kerja pada dasarnya merujuk pada seberapa besar seorang

pegawai menyukai pekerjaannya (Cherington, 1987). Kepuasan kerja adalah

sikap umum pekerja tentang pekerjaan yang dilakukannya , karena pada

umumnya apabila orang membahas tentang sikap pegawai, yang dimaksud

adalah kepuasaan kerja (Robbins, 1994). Pekerjaan merupakan bagian yang

penting dalam kehidupan seseorang, sehingga kepusan kerja juga

mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu kepuasan kerja adalah

bagian kepuasaan hidup (Wether dan Davis, 1982).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kepuasan kerja merupakan perasaan yang menyangkut individu atau

karyawan terhadap pekerjaannya, apakah memuaskan kebutuhannya atau

Page 11: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

9

tidak. Seorang karyawan akan merasakan kepuasan kerja apabila apa yang

mereka kerjakan selama ini menghasilkan suatu imbalan yang sesuai dan adil

bagi mereka. Apabila imbalan tidak sesuai dengan prestasi kerja yang telah

mereka ukir, mereka akan cenderung menurunkan standar kinerjanya dari

yang telah mereka lakukan dan hal ini dapat berdampak buruk bagi organisasi.

D. Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung

berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Dalam

penelitian ini menekankan kinerja karyawan berupa pelayanan kesehatan bagi

masyarakat. Informasi mengenai kinerja karyawan dalam suatu organisasi

merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk mengevaluasi

apakah proses kinerja yang dilakukan seluruh karyawan selama ini sudah

sejalan dengan tujuan organisasi atau justru sebaliknya. Akan tetapi dalam

kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak

memiliki informasi tentang kinerja karyawan dalam organisasi.

Menurut Widagdo (2000) kinerja (performance) adalah suatu fungsi

dari usaha kompetisi, penting bagi individu percaya bahwa mereka dapat

melaksanakan pada tingkatan yang dikehendaki. Menurut Simamora (1995),

kinerja karyawan adalah tingkat seberapa jauh para karyawan mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan. Menurut Byars dan Rue (dalam Prasetyo

Utomo, 2006), kinerja merupakan derajat penyusunan tugas yang mengatur

pekerjaan seseorang. Kesimpulannya, kinerja merupakan kesediaan seseorang

pegawai atau dengan sekelompok rekannya untuk melakukan kegiatan bekerja

serta menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya sehingga dicapai

hasil yang diharapkan.

Untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang bersangkutan,

maka kinerja mereka harus dinilai. Robert L Mathis dan John H Jackson

(2002) mengatakan bahwa penilaian kinerja adalah proses evaluasi seberapa

baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan

satu set standar dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan.

Sedangkan Mark C Zweig yang dikutip dalam Suyadi Prawirosentono (1999)

Page 12: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

10

mengemukakan bahwa penilaian kinerja adalah penilaian hasil kerja yang

akan digunakan oleh pihak manajemen untuk memberi informasi kepada para

karyawan secara individual, tentang mutu hasil pekerjaannya. Stephen P

Robbins (2006) menyatakan bahwa evaluasi kinerja juga memenuhi maksud

pemberian umpan balik kepada karyawan mengenai bagaimana pandangan

organisasi akan kinerja mereka.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang saat ini

bekerja di RSUD Dr. Moewardi Surakarta mencakup pegawai tetap dan pegawai

honorer. Keseluruhan terdapat lebih dari 1000 pegawai sebagai populasi dalam

penelitian ini.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 100 pegawai.

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah Stratified Random Sampling.

Metode tersebut memiliki kebaikan dimana semua ciri-ciri populasi yang

heterogen dapat terwakili. Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya

pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk menentukan ciri

heterogenitas yang ada pada populasi. Kriteria pemilihan sampel adalah karyawan

yang saat ini bekerja di RSUD Dr. Moewardi yang bersedia mengisi angket yang

disediakan guna didapatkan data yang berhubungan dengan penelitian.

Metode regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis seberapa

besar pengaruh faktor-faktor independen (X) terhadap faktor dependen (Y).

Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + ß1 X1+ ß2 X2 + ß3 X3 + ɛ

Keterangan:

Y = Kinerja karyawan

X1 = Motivasi kerja

X2 = Disiplin kerja

X3 = Kepuasan kerja

Page 13: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

11

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan

dengan produksi barang atau penyampaian jasa. Dalam penelitian ini menekankan

kinerja karyawan berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Informasi

mengenai kinerja karyawan dalam suatu organisasi merupakan suatu hal yang

sangat penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang

dilakukan seluruh karyawan selama ini sudah sejalan dengan tujuan organisasi

atau justru sebaliknya. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang

justru kurang atau bahkan tidak memiliki informasi tentang kinerja karyawan

dalam organisasi.

Menurut Widagdo (2000) kinerja (performance) adalah suatu fungsi dari

usaha kompetisi, penting bagi individu percaya bahwa mereka dapat

melaksanakan pada tingkatan yang dikehendaki. Menurut Simamora (1995),

kinerja karyawan adalah tingkat seberapa jauh para karyawan mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan. Menurut Byars dan Rue (dalam Prasetyo

Utomo, 2006), kinerja merupakan derajat penyusunan tugas yang mengatur

pekerjaan seseorang. Kesimpulannya, kinerja merupakan kesediaan seseorang

pegawai atau dengan sekelompok rekannya untuk melakukan kegiatan bekerja

serta menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya sehingga dicapai

hasil yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh motivasi kerja, disiplin dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta

diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 14: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

12

Tabel 1

Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

p thitung Beta Coefficient Variabel

0,746 -0,324 -0,534 (Constant)

0,044 2,044 0,204 0,240 Motivasi (X1)

0,036 2,121 0,198 0,217 Disiplin (X2)

0,000 5,023 0,478 0,542 Kepuasan (X3)

R2 = 0,638

Fhitung = 56,300

Ftabel = 2,68

ttabel = 1,985

Sumber: data primer diolah 2013

1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-

kekuasaan yang ada dalam diri seseorang yang memulai dan mengarahkan

perilakunya pada tujuan tertentu (Gibson, dalam et all 1992). Berdasarkan

hasil perhitungan untuk variabel motivasi kerja (X1) diperoleh nilai thitung

sebesar 2,044. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,044 > 1,985)

dengan probabilitas 0,044 < 0,05; maka H1 diterima, yang berarti bahwa

variabel motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Motivasi tidak akan ada jika seseorang tidak merasakan adanya

dorongan atau kebutuhan yang berasal dari dalam dirinya. Manusia sebagai

sumber daya merupakan otak dalam suatu organisasi. Manusialah yang

mengarahkan, membuat berbagai kebijakan serta keputusan mengenai hal apa

yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karenanya suatu

organisasi harus memiliki sumber daya manusia yang berkompeten, ahli dan

berpengetahuan luas.

Hasil peneltiian ini relevan dengan penelitian Reza (2010), dengan

judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap

Kinerja Karyawan PT Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara diperoleh hasil

bahwa pengujian terhadap seluruh hipotesis menunjukkan bahwa gaya

Page 15: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

13

kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan PT Sinar Santosa Perkasa.

2. Pengaruh Disiplin terhadap Kinerja Karyawan

Agar tercapai tujuan organisasi diperlukan disiplin kerja yang baik dari

para personil organisasi yang bersangkutan. Menurut Hasibuan (1997),

disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang

terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Dengan segala peraturan yang

disusun oleh organisasi melalui pihak manajemen, akan mendorong semangat

karyawan untuk bekerja dan mewujudkan apa yang menjadi tujuan dalam

organisasi tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel disiplin (X2) diperoleh

nilai thitung sebesar 2,121. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,121 >

1,985) dengan probabilitas 0,036 < 0,05; maka H2 diterima, yang berarti

bahwa variabel disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dan Aritonang (2005)

menyatakan bahwa disiplin kerja karyawan bagian dari faktor kinerja. Disiplin

kerja harus dimiliki setiap karyawan dan harus dibudayakan di kalangan

karyawan agar bisa mendukung tercapainya tujuan organisasi karena

merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai

tanggung jawab diri terhadap perusahaan. Pelaksanaan disiplin dengan

dilandasi kesadaran dan keinsafan akan terciptanya suatu kondisi yang

harmonis antara keinginan dan kenyataan. Untuk menciptakan kondisi yang

harmonis tersebut terlebih dahulu harus diwujudkan keselarasan antara

kewajiban dan hak karyawan.

3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Faktor kepuasan kerja pun sangat mendukung bagaimana kinerja

karyawan pada suatu organisasi. Handoko (1996) mengemukakan bahwa,

kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya

Page 16: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

14

yang nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerajaan dan segala

sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja merupakan

sebuah cara untuk mengaktualisasikan diri, sehingga akan tercapai sebuah

kematangan psikologis pada diri karyawan.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel kepuasan kerja (X3)

diperoleh nilai thitung sebesar 5,023. Oleh karena nilai thitung lebih besar dari ttabel

(5,023 > 1,985) dengan probabilitas 0,000 < 0,05; maka H3 diterima, yang

berarti bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Pengaruh variabel bebas berupa kepuasan kerja terhadap variabel

terikatnya kinerja pegawai dalam penelitian Syanputri (2009), menunjukkan

bahwa kepuasan kerja memberikan pengaruh nyata terhadap kinerja tenaga

kependidikan. Besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja tenaga

kependidikan ini dikarenakan tenaga kependidikan menilai bahwa kepuasan

kerja merupakan bagian dari kepuasan hidup yang dapat meningkatkan kinerja

tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan yang memperoleh kepuasan kerja

akan termotivasi untuk bekerja lebih giat dan lebih baik agar kemampuan

kerja bertambah dan kinerja pun meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh motivasi kerja, disiplin dan

kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Persamaan Regresi Y = -0,534 + 0,240X1 + 0,217X2 + 0,542X3

Nilai konstan (a) untuk persamaan regresi adalah -0,534 dengan

parameter negatif, hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya motivasi kerja,

disiplin dan kepuasan kerja maka kinerja karyawan akan mengalami

penurunan. nilai koefisien regresi untuk variabel adanya motivasi kerja (X1),

disiplin (X2) dan kepuasan kerja (X3) yang berparameterkan positif, hal ini

menunjukklan bahwa motivasi kerja, disiplin dan kepuasan kerja memberikan

Page 17: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

15

kontribusi yang positif terhadap kinerja karyawan RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

2. Motivasi kerja (X1) diperoleh nilai thitung 2,044 > 1,985 dengan probabilitas

0,044 < 0,05; maka H1 diterima, yang berarti bahwa variabel motivasi kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

3. Disiplin kerja (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,121 > 1,985 dengan

probabilitas 0,036 < 0,05; maka H2 diterima, yang berarti bahwa variabel

disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

4. Kepuasan kerja (X3) diperoleh nilai thitung sebesar 5,023 > 1,985 dengan

probabilitas 0,000 < 0,05; maka H3 diterima, yang berarti bahwa variabel

kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Dr.

Moewardi Surakarta

Adanya berbagai temuan, serta keterbatasan yang ada pada penelitian ini,

maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi manajemen RSUD Dr. Moewardi Surakarta diharapkan lebih

memperhatikan pada masalah motivasi kerja, disiplin dan kepuasan kerja

dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan, sehingga dengan semakin tinggi

tingkat motivasi dan disiplin kerja karyawan yang didukung dengan adanya

kepuasan kerja maka semakin meningkatkan kinerja karyawan.

2. Bagi karyawan RSUD Dr. Moewardi Surakarta diharapkan lebih

meningkatkan kinerjanya secara optimal dengan berbagai stimulus yang telah

diberikan oleh manajemen rumah sakit, sehingga dengan kinerja yang baik

akan mampu memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa

kesehatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan agar lebih memperluas jangkauan

penelitian dengan menambahkan sampel serta mencari faktor-faktor lain yang

dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Page 18: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

16

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Keke T. 2005. Kompensasi Kerja, Disiplin Kerja Guru dan Kinerja

Guru SMP Kristen BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur -

No.04 / Th.IV/ Juli 2005.

Djarwanto, Subagyo Pangestu.1994. Statistik Induktif Edisi Keempat. Yogyakarta:

BPFE.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multi Variate Dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Handoko . T Hani. 1996. Manajemen Perencanaan dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : PT. BPFE.

Handoko, T. Hani. 1994. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia.

Yogjakarta : BPFE Yogjakarta.

Handoko, T. Hani. 2000. Organisasi Perusahaan Teori Struktur dan Perilaku.

Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Harlie, M. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Dan Pengembangan Karier

Terhadap Kinerja PNS PadaPemerintah Kabupaten Tabalong Di Tanjung

Kalimantan Selatan. Jurnal ManajemenDan Akuntansi Oktober 2010,

Volume II Nomor 2.

Hasibuan, Malayu S.P. 1997. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Gunung

Agung.

Helmi, Alvin Fadilla. 1996. Disiplin kerja. Buletin Psikologi, Tahun IV, Nomor 2,

Desember 1996, Edisi Khusus Ulang Tahun XXXII.

Henry Simamora. 1995.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BP

STIE YKPN

Johan, Rita. 2002. Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Intuisi

Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur-NO. 01/ Th.1/Maret 2002.

Mahesa, Deewar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi Dan Kepuasan Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Lama Kerja Sebagai Variabel

Moderating. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang:

tidak diterbitkan.

Malthis, R.L dan Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Salemba Empat.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2000. Manajemen sumber daya manusia

perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Moekijat. 1976. Motivasi dan Pengembangan Manajemen. Bandung: Alumni.

Nitisemito. 1982. Manajemen Personalia. Bandung: Alumni.

Page 19: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

17

Nur, Yulia M. 2001. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Padang Muara. Skripsi Yayasan Pendidikan Dharma

Andalas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Dharma Andalas. Padang: tidak

diterbitkan.

Prasetyo Utomo. 2006. Analisis Pengaruh Pemberdaygkttr[rfroaaaan Dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Patra Semarang

Convention Hotel. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Semarang: tidak diterbitkan.

Reza, Regina A. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Motivasi Dan Disiplin

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Santosa Perkasa

Banjarnegara. Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang: tidak

diterbitkan.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. 2005. Manajemen. Jakarta: PT INDEKS

Kelompok Gramedia.

Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior: Concepts, Controversies,and

Applications. Jakarta: Prenhallindo.

Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Buku 1 dan 2. Jakarta :

Salemba Empat.

Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta:

PTIndeks Kelompok Gramedia.

S, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Setiaji, Bambang. 2006. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif.

Surakarta: Muhammdiyah University Press.

Setiyawan, Budi dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan

Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Di Divisi Radiologi RSUP Dokter

Kariadi Semarang. JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 181-198.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: AlfaBeta.

Suyadi Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

Syanputri, Firstri. 2009. Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Tenaga Kependidikan. Skripsi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Manajemen IPB. Bogor: tidak diterbitkan.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

PT.Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Umar, Husein. 2001. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT

Gramedia pustaka Utama.

Page 20: PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPUASAN KERJA …eprints.ums.ac.id/23873/28/02._Artikel_Publikasi_Ilmiah.pdf · yang berkompeten, ahli dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan

18

Yuspratiwi, I. 1990. Hubungan Antara Locus of Control dengan Disiplin Kerja

Wiraniaga pada Wiraniaga Obat-obatan di DIY. Skripsi Fakultas Psikologi

UGM. Yogyakarta: tidak diterbitkan.

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_a0151_0605449_chapter2.pdf

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/10/tujuan-dan-manfaat-

motivasi.html