pengaruh model pembelajaran open...

69
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS IV PADA MATERI PECAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Maharani Ayu Astuti 11150183000059 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

Upload: others

Post on 24-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS

SISWA KELAS IV PADA MATERI PECAHAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

Maharani Ayu Astuti

11150183000059

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

LEMBAR PENGESAⅡ AN PANITIA UJIAN

Skdpsi bttudul “Pengaruh Model Pembel:laran ρンι“ EnJθ″

Terhadap Kemampuan Berp」 dr Kreatif Matemaus Siswa Kelas IV Pada

Materi Pecahan"disusun oleh Maharani Ayu Astuti,NIM ll150183000059,

dttukall kepada Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hida7yamllah

Jakarta dan tdah dinyatakan lulus dalam Чian Mllllaqasah pada tanggd 21

November 2019 di hadapan dewan pentti.Karena itu,penulis berhak

memperolch gelar sttana Sl(S.Pの ddam bidang Pendidikan Gllrll Madrasah

lbtiddy血 (PGMI)。

Jakarta,2l Novemb er 2019

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Kema Panitia(Ketua Jumsan/Progr町 lSmdi)

Asep Ediana Ladp.MoPdNIP。 198106232009121003

Sckretaris(Sckretaris Jumsan/Program Studi)

Rohmat Wid市 anto.M.PdNIP。 198909132018011002

Pengu」 lI

Rohmat Wid市 antoo M.PdNIP。 198909132018011002

PenguJl II

Khamida Siti Nur Atiqoho M.PmatNIP。 198811072018012003

ユιttlLittt9

み6二lL二

た19

ユι一。‐み。t9

2`― It-201]

u Tarbiyah dan KeguruanMengetahui,

トノ、、ゞ 屯

19980320013

Dekan F

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

KEルIENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKЛ r″ Iノ″α

“ぁ fVο 95 CP′ルrr,ィr2′′

``ゎたsね

FORL/1(FR)

No.D01mmcn i FITK‐ FR…AKD-089Tgl.Terbi : l Marct 2010

Hal : 1/1SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Maharani Ayu Astuti

Ternpat/Tgl.Lahir : Tinambung, 1l April 1996

NIMi i ll150183o00059

Jurusan/Prodi l Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah(PGMI)

Judul Skripsi :Pengaruh PIIOdel Pelllbelttaran Qり θ“E“α

`″Terhadap

Kernampuan Berpikir]Kreatif Platematis Siswa lKelas IIV

Pada plateri Pecahan

Dosen Pclnbilnbing . 1. Tri Suryaningsih, M.Pd.

dengan ini lrlenyatakan bah豪 ゝ skripsi yang saya buat bcnar… benar hasil kaりra sendiri

dan saya be■anggungjawめ sccaraよadcmis aねs apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

NIh4.11150183000059

■よ attaり 111ヽねvemher 2019

No Rch‐ isil i ol

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

i

ABSTRAK

MAHARANI AYU ASTUTI (11150183000059), “Pengaruh Model Pembelajaran

Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas IV Pada

Materi Pecahan.” Skripsi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Open

Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Penelitian ini

menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent

posttest only group design. Penelitian ini dilaksanakan di MI Az-Ziyadah dengan

jumlah sampel 50 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random

sampling dengan pengumpulan data menggunakan test Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa dengan bentuk essay (posttest). Hasil yang diperoleh pada

penelitian ini menunjukkan bahwa Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

yang pembelajarannya menggunakan model open ended lebih tinggi dibandingkan

siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional model direct

instruction. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran matematika pada

materi pecahan dengan menggunakan model Open Ended dapat berpengaruh

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa.

Kata kunci : Open Ended, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, pecahan.

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

ii

ABSTRACT

MAHARANI AYU ASTUTI (11150183000059), “The effect of Open Ended

learning models on the mathematical creative thinking ability of fourth grade

students on fractional material.” Thesis Department of Madrasah ibtidaiyah Teacher

Education (PGMI), Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta, 2019.

The purpose of this research to know the effect of Open Ended learning models on

students’ mathematical creative thinking abilities. This research uses a quasi

experimental method with a noneequivalent posttest only group design. This research

was conducted at MI Az-Ziyadah with 50 students as sample. Sampling using cluster

random sampling techniques with data collection using the student’s mathematical

creative thinking ability test with essays (posttest). The results obtained in this

research is mathematical creative thinking ability of students whose learning uses

the open ended model is higher than students whose learning uses conventional

learning direct instruction models. The conclusion of this research is the learning of

mathematics in fractioal material using the Open Ended model can affect the

student’s mathematical creative thinking ability.

Keywords : Open Ended, Mathematical creative thinking ability, Fractional.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayahnya

yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Open Ended Terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas IV Pada Materi Pecahan” sebagai syarat

untuk menyelesaikan program sarjana S1 pada program sarjana Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi beberapa hambatan juga

rintangan, namun semuanya bisa terlewati dengan adanya bimbingan juga bantuan

dari berbagai pihak dalam bentuk moral dan spiritual. Oleh sebab itu, Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Sururin, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madarasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Rohmat Widiyanto, M.Pd, Selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Tri Suryaningsih, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Bapak H.Ahmad Muhajir, S.PdI, Selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Az-

Ziyadah.

7. Ibu Fatiah, S.PdI, Selaku Wali Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Az-Ziyadah.

8. Teristimewa keluarga tercinta Ayahanda Ramli Hr, Ibunda Fitriani dan Adik

Ridhwan Rhamadhan yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus,

perhatian, Doa juga dukungan moril maupun materil kepada penulis.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

iv

9. Teman - teman seperjuangan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Kelas A maupun Kelas B.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan informasi yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dengan

balasan yang terbaik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran

yang dapat membangun untuk bisa menyempurnakan skripsi di masa yang akan

datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca

Jakarta, 21 November 2019

Penulis

Maharani Ayu Astuti

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 9

A. Deskripsi Teoritik................................................................................. 9

1. Matematika MI/SD ........................................................................ 9

2. Pecahan ......................................................................................... 10

3. Berpikir Kreatif dalam Matematika .............................................. 11

a. Pengertian Berpikir Kreatif ..................................................... 11

b. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif .................................... 13

c. Ciri - ciri kreatifitas .................................................................. 16

d. Berpikir Kreatif Matematis ..................................................... 17

e. Indikator Berpikir Kreatif Matematis ...................................... 21

4. Open Ended dalam Pembelajaran Matematika ............................. 22

a. Definisi Model Pembelajaran Open Ended ............................. 22

b. Karakteristik Model Pembelajaran Open Ended ..................... 24

c. Langkah Pembelajaran Open Ended ....................................... 26

d. Kelebihan Model pembelajaran Open Ended ......................... 27

e. Kekurangan Model Pembelajaran Open Ended ...................... 29

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

vi

5. Pembelajaran Konvensional ........................................................... 29

B. Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 30

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 31

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 33

B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................. 33

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35

E. Instrumen Penelitian............................................................................. 35

1. Pengujian Validitas ........................................................................ 39

2. Pengujian Reliabilitas..................................................................... 40

3. Pengujian Taraf Kesukaran ............................................................ 42

4. Pengujian Daya Pembeda ............................................................... 43

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45

1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................................... 45

a. Uji Normalitas .......................................................................... 45

b. Uji Homogenitas ...................................................................... 46

2. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 47

G. Hipotesis Statistik ................................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 50

A. Deskripsi Data ...................................................................................... 50

1. Skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol ............................................................................ 50

2. Perbandingan perindikator kemampuan berpikir kreatif matematis

kelas eksperimen dan kelas kontrol................................................ 51

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis ................................................................. 53

1. Uji Normalitas ................................................................................ 54

2. Uji Homogenitas ............................................................................ 54

3. Uji Hipotesis .................................................................................. 55

C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 56

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

vii

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 68

A. Kesimpulan .......................................................................................... 68

B. Saran ..................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat berpikir kreatif dan De Beno .......................................... 14

Tabel 2.2 Perjenjangan kemampuan berpikir kreatif .................................. 18

Tabel 2.3 Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis ....................... 21

Tabel 3.2 Desain Penelitian......................................................................... 34

Tabel 3.3 Kisi - kisi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif Matematis

Siswa ........................................................................................... 35

Tabel 3.4 Pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif matematis ..... 36

Tabel 3.5 Kriteria koefisien korelasi validitas instrumen ........................... 40

Tabel 3.6 Hasil uji validitas instrumen kemampuan berpikir kreatif

Matematis .................................................................................... 40

Tabel 3.7 Kriteria koefisien korelasi reliabilitas instrumen ........................ 41

Tabel 3.8 Hasil uji reliabilitas instrumen kemampuan berpikir kreatif

Matematis .................................................................................... 41

Tabel 3.9 Kriteria indeks kesukaran instrumen........................................... 42

Tabel 3.10 Hasil uji taraf kesukaran instrumen kemampuan berpikir

Kreatif matematis ........................................................................ 43

Tabel 3.11 Kriteria indeks daya pembeda instrumen .................................... 44

Tabel 3.12 Hasil uji daya pembeda instrumen kemampuan berpikir kreatif

Matematis .................................................................................... 44

Tabel 3.13 Instrumen yang digunakan .......................................................... 45

Tabel 4.1 Skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa .................... 50

Tabel 4.2 Perbandingan skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa 52

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas skor kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................... 54

Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas skor kemampuan berpikir kreatif matematis

kelas eksperimen dan kelas kontrol ............................................ 55

Tabel 4.5 Hasil uji hipotesis kemampuan berpikir kreatif matematis

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................... 55

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka berpikir ...................................................................... 32

Gambar 4.1 Diagram persentase skor kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................ 53

Gambar 4.2 Jawaban siswa dari kelas eksperimen indikator flexibility

soal no.1 .................................................................................... 58

Gambar 4.3 Jawaban siswa dari kelas kontrol indikator flexibility

soal no.1 .................................................................................... 59

Gambar 4.4 Jawaban siswa dari kelas eksperimen indikator flexibility

soal no.3 ................................................................................... 59

Gambar 4.5 Jawaban siswa dari kelas kontrol indikator flexibility

soal no.3 .................................................................................... 60

Gambar 4.6 Jawaban siswa dari kelas eksperimen indikator fluency

soal no. 2 .................................................................................. 61

Gambar 4.7 Jawaban siswa dari kelas kontrol indikator fluency

soal no.2 ................................................................................... 62

Gambar 4.8 Jawaban siswa dari kelas eksperimen indikator originality

soal no.4 ................................................................................... 63

Gambar 4.9 Jawaban siswa dari kelas eksperimen indikator originality

soal no.4 .................................................................................... 64

Gambar4.10 Jawaban siswa kelas eksperimen yang menguraikan

cara baru indikator originality soal no 4 ................................... 64

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Eksperimen........... 73

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas Kontrol ................. 103

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ................................................................ 129

Lampiran 4 Kisi - kisi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif

Matematis siswa ...................................................................... 137

Lampiran 5 Pedoman penskoran kemampuan berpikir kreatif

Matematis ................................................................................ 139

Lampiran 6 Soal uji coba instrumen kemampuan berpikir kreatif

Matematis ................................................................................ 141

Lampiran 7 Kunci jawaban soal kemampuan berpikir kreatif

Matematis ................................................................................ 143

Lampiran 8 Hasil uji instrumen kemampuan berpikir kreatif matematis ... 147

Lampiran 9 Hasil uji Validitas instrumen tes kemampuan berpikir

kreatif matematis .................................................................... 148

Lampiran 10 Hail uji Reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir

kreatif matematis ..................................................................... 149

Lampiran 11 Hasil uji Tingkat Kesukaran instrumen tes kemampuan

berpikir kreatif matematis ....................................................... 150

Lampiran 12 Hasil uji Daya Pembeda instrumen tes kemampuan

berpikir kreatif matematis ....................................................... 151

Lampiran 13 Perhitungan uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran

dan Daya Pembeda ................................................................... 152

Lampiran 14 Instrumen kemampuan berpikir kreatif matematis .................. 155

Lampiran 15 Kunci jawaban soal instrumen kemampuan berpikir

kreatif matematis ..................................................................... 156

Lampiran 16 Hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis

kelas Eksperimen .................................................................... 159

Lampiran 17 Hasil posttest kemampuan berpikir kreatif matematis

kelas Kontrol ........................................................................... 160

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

xi

Lampiran 18 Perhitungan uji Normalitas data .............................................. 161

Lampiran 19 Perhitungan uji Homogenitas .................................................. 162

Lampiran 20 Perhitungan uji Hipotesis ........................................................ 163

Lampiran 21 Hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis

Pra Penelitian .......................................................................... 164

Lampiran 22 Uji Referensi ............................................................................ 165

Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi .......................................................... 172

Lampiran 24 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................... 173

Lampiran 25 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ....................... 174

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah daya upaya untuk

memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran

(intelek), dan tubuh anak untuk memajukan kehidupan peserta didik selaras

dengan dunianya.1 Pada hakekatnya pendidikan adalah suatu proses

pembelajaran pola pikir yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri.

salah satu tolak ukur pendidikan adalah keberhasilan penyelenggaraan

pendidikan. Salah satu pendidikan yang ada adalah pendidikan formal.

Pendidikan formal mencakup beberapa aspek salah satunya adalah aspek

pendidikan matematika.

Pendidikan matematika memiliki peran tidak hanya membekali nilai

edukasi yang bersifat mencerdaskan peserta didik, tetapi juga nilai edukasi

yang membantu membentuk karakter peserta didik, termasuk berpikir kritis

dan berpikir kreatif.2 Kemampuan dan keterampilan tersebut perlu

dikembangkan pada setiap mata pelajaran termasuk matematika. Pembekalan

keterampilan dan kemampuan tersebut perlu dilakukan di dalam kelas - kelas

ketika proses pembelajaran berlangsung.

Matematika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari - hari untuk

menghadapi kemajuan IPTEK, oleh karena itu sejak tingkat sekolah dasar

pada pembelajaran di sekolah matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang wajib dipelajari. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar

yang memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya

manusia yang berkualitas. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di

masa depan, diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Hal tersebut

menjadi sebab agar pikiran terkonsep dan mampu memecahkan suatu

1

Pupu Saeul Rahmat, psikologi Pendidikan, (jakarta : Bumi Aksara, 2018 ) h. 6

2Tatag Yuli Eko Siswono, “pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan pemecahan

masalah”, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2018) h. 2

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

2

masalah. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika adalah untuk

membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis,

kritis dan secara kreatif.3

Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif merupakan salah satu

tujuan dalam pembelajaran matematika. Kemampuan tersebut begitu penting

untuk dimunculkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran

matematika. Kemampuan Berpikir Kreatif merupakan senjata yang harus

dimiliki siswa dalam menghadapi persoalan matematika.4 Kemampuan

tersebut bahkan tidak hanya diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan

masalah dalam matematika, melainkan juga untuk menyelesaikan masalah

yang dialami dalam kehidupan sehari - hari.

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat,

sangat mudah juga dalam memperoleh informasi dari berbagai sumber yang

ada, oleh karena itu Kemampuan Berpikir Kreatif sangat diperlukan. Ilmu

pengetahuan dan teknologi saat ini yang berkembang adalah hasil

Kemampuan Berpikir Kreatif manusia. Adanya Kemampuan Berpikir Kreatif

manusia ini karena dorongan keinginan untuk hidup menjadi lebih baik dalam

kondisi yang terbatas. Negara - negara lain yang memiliki padat penduduk,

dan kondisi di Indonesia saat ini saling bersaing dalam mendapat

kebutuhannya.5 Hal ini merupakan suatu tantangan bagi suatu bangsa yang

harus diselesaikan dengan cara yang lebih kreatif. Untuk itu diperlukan

Kemampuan Berpikir Kreatif untuk menghadapi dan mengatasinya.

Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara

yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu

3 Herwinanda Trisnaning Damayanti dan Sumardi, Mathematical creative Thinking ability of

junior high school students in solving open-ended problem, journal of research and advances in

mathematics education, vol.3, 2018, h. 36

4Isnaeni Umi Machromah, Riyadi dan Budi Usodo, “Analisis proses dan tingkat berpikir

kreatif siswa SMP dalam pemecahan masalah bentuk soal cerita materi lingkaran ditinjau dari

kecemasan matematika”, jurnal elektronik pembelajaran matematika, vol.3, 2015, h. 613

5Kunti dian ayu afiani, dan Deni Adi Putra, “peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada

siswa kelas III SD melalui pembelajaran berbasis pengajuan masalah”, ELSE (Elementary School

Education Joural), vol.1, 2017 h. 38-39

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

3

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan

peradaban dunia.6 Artinya, kemampuan berpikir kreatif juga harus

dikembangkan sejak usia dini.

Pada salah satu tujuan kurikulum 2013 juga menekankan pada

kreativitas dijelaskan bahwa tujuan kurikulum tersebut adalah

“mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan

sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual

dan psikomotorik”.7 Menurut Andi dalam Khaeng sun, manfaat berpikir

kreatif adalah seseorang pelajar mampu meraih prestasi - prestasi yang jauh

di atas prestasi rata - rata kebanyakan pelajar.8 Dengan begitu, secara tidak

langsung berpikir kreatif dapat mengatasi kurangnyan prestasi dalam

pelajaran matematika.

Berdasarkan paparan di atas, Kemampuan Berpikir Kreatif merupakan

salah satu kompetensi yang harus dimiliki setiap siswa. Kemampuan Berpikir

Kreatif harus menjadi salah satu kemampuan penting untuk abad 21 bahwa

peserta didik harus memperoleh dan menggunakannya. Namun, pada

kenyataannya saat ini Kemampuan Berpikir Kreatif masih rendah. Hal ini

dapat dilihat dari tes pra penelitian pada sekolah yang nantinya akan

dilakukan penelitian dengan materi yang telah dipelajari yaitu pecahan.

Hasil Test Pra-Penelitian diperoleh rata - rata nilai sebesar 23,59 pada

indikator berpikir kreatif meliputi kefasihan (fluency), keluwesan (flexibility)

dan orisinal (originality). Hal ini disebabkan karena mayoritas siswa

menjawab soal dengan jawaban singkat dan tidak menggunakan cara

penyelesaian baik itu yang biasa digunakan maupun cara yang baru atau tidak

biasa digunakan. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis belum

dikembangkan secara optimal. Guru masih menggunakan model

6Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kemudayaan Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, h. 3

7 Tatag Yuli Eko Siswono, pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan pemecahan

masalah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018 ) h.3

8Supardi U.S, Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika, diunduh dari

http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/viewFile/107/103, pada 20 februari 2019,

h. 257

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

4

pembelajaran yang biasa digunakan pada umumnya. Proses pembelajaran

masih terbatas menjelaskan rumus, memberikan contoh soal, dan

mengajarkan latihan sehingga siswa belum bisa mengembangkan berpikir

kreatifnya.

Rendahnya kemampuan dalam matematika siswa Indonesia juga dapat

dilihat dari rendahnya nilai yang diperoleh dalam Trends in international

Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil survey TIMSS tahun 2015

Indonesia ada di peringkat 45 dari 50 negara dengan skor rata - rata

kemampuan matematika 397, masih dibawah rata - rata international yaitu

700.9

Menurut Mullis ranah kognitif dalam soal - soal yang dikembangkan

TIMSS yakni pengetahuan tentang fakta dan prosedur, penerapan konsep,

penyelesaian rutin, dan penalaran. Dan hal ini merupakan tujuan

pembelajaran di Indonesia yaitu “membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama agar peserta didik dapat memiliki kemampuan

memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup

pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.” (KTSP, 2006).

Mengingat prestasi siswa Indonesia di tingkat internasional yang kurang

membanggakan sangat diperlukan adanya perubahan dalam proses

pembelajaran matematika di sekolah dasar.

Hasil penelitian yang dilakukan Fardah menyatakan bahwa sebanyak

44,67% siswa memiliki Kemampuan Berpikir Kreatif pada kategori rendah.10

Temuan Meika & Sujana pada salah satu sekolah menengah diperoleh

informasi bahwa rata - rata presentase kemampuan berpikir kreatif siswa

sebesar 12,88% , sehingga dapat dikatakan Kemampuan Berpikir Kreatif

siswa masih tergolong rendah.11

9

Rahmawati, “seminar hasil TIMSS”, 2015 , h. 2

10

Fardah, D.K. “analisis proses dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam matematika

melalui tugas Open-Ended,” jurnal Kreano, 3 (3), 2012, h.1-9.

11

Meika, I., dan Sujana, A., “kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematis

siswa SMA,” jurnal penelitian dan pembelajaran matematika, 10 (2), 2017, h. 8-13

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

5

Mengingat pentingnya mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif

siswa, maka diperlukan pula model pembelajaran yang dapat mendukung

kemampuan tersebut. Untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa, salah

satu yang bisa dilakukan adalah siswa dihadapkan pada suatu permasalahan

kontekstual di lingkungan kehidupan. Masalah yang diberikan kepada siswa

bertujuan agar mereka dapat berpikir untuk menyelesaikan dengan cara

sendiri. Cara penyelesaian masalah tersebut dapat berguna bagi siswa dalam

menghadapi masalah yang nyata dikehidupannya kelak.

Nohda mengemukakan bahwa pembelajaran open ended merupakan

salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali ditemukan

oleh para ahli pendidikan matematika di Jepang. Munculnya pembelajaran

Open Ended pada saat itu dilatarbelakangi pembelajaran matematika yang

hanya terjadi satu arah, hal ini berakibat pada pelajaran matematika yang sulit

dipahami oleh siswa sehingga Kemampuan Berpikir Siswa tidak berkembang.

Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang dapat merangsang

Kemampuan Berpikir tingkat tinggi siswa.12

Pembelajaran dengan Open Ended adalah pembelajaran yang

memberikan suatu permasalahan dengan cara penyelesaian yang lebih dari

satu. Pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan, pengalaman, menemukan dan memecahkan masalah dengan

berbagai strategi.

Sawada mengemukakan pendekatan open ended merupakan suatu

pendekatan dalam pembelajaran di mana guru memberikan suatu situasi

masalah pada siswa yang solusi atau jawaban masalah tersebut dapat

diperoleh berbagai cara. Open ended adalah pendekatan dalam pemecahan

masalah yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir tingkat

12Isrok’atun, Amelia Rosmaia, model - model pembelajaran Matematika, (Jakarta : PT Bumi

Aksara, 2018 ) h. 80

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

6

tinggi dalam belajar matematika. Pendekatan ini melibatkan siswa dalam

menyelesaikan masalah melalui perumusan berbagai solusi yang tepat.13

Berdasarkan konsep yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan

Dengan menggunakan model Open Ended yang di dalam kegiatan

pembelajarannya siswa dibiasakan untuk terampil berpikir kreatif matematis

pada indikator kefasihan (fluency), keluwesan (flexibility) dan orisinal

(originality), secara tidak langsung dapat meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kreatif siswa karena melalui model pembelajaran ini siswa diberikan

beberapa masalah bersifat terbuka yang artinya memberikan tantangan

kepada siswa untuk mencari pola penyelesaian masalah, menemukan

berbagai solusi dari masalah sehingga siswa leluasa berpikir untuk

menyelesaikan masalah tersebut dengan cara sendiri namun tetap benar.

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah yang telah

diuraikan diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “

“pengaruh model pembelajaran Open Ended terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis siswa kelas IV pada materi pecahan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan yang berkaitan dengan pengaruh model pembelajaran Open

Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif siswa pada pembelajaran

matematika sebagai berikut :

1. Kemampuan Berpikir Kreatif siswa masih rendah.

2. Proses pembelajaran di kelas pada umumnya masih terbatas

menjelaskan rumus, memberikan contoh soal, dan mengerjakan

latihan sehingga siswa belum bisa mengembangkan berpikir

kreatifnya.

13Andi irawan, Edy Surya, “Application of the Open Ended Approach to Mathematics

Learning in the Sub-subject of Rectangular”, international journal of science : basic and applied

research (ijsbar), vol.33, 2017, pp.270-279

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

7

C. Pembatasan Masalah

Sesuai uraian identifikasi masalah di atas agar tidak menyimpang dari

tujuan yang diharapkan, maka peneliti perlu membatasi permasalahan.

Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada :

1. Kemampuan Berpikir Kreatif siswa pada indikator kefasihan

(fluency), keluwesan (flexibility) dan orisinal (originality),

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Open Ended

3. Penelitian dilakukan pada materi Pecahan kelas IV tahun ajaran

2019/2020.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut : “Apakah Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran Open Ended lebih tinggi daripada siswa yang

pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Open Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

siswa kelas IV pada materi pecahan.

Adapun beberapa kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini

diantaranya :

1. Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran Open Ended

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif,

semangat dalam mempelajari matematika sehingga dapat

menumbuhkan motivasi untuk belajar matematika.

2. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam

pemilihan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan berpikir

kreatif siswa.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

8

3. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan

dalam meningkatkan mutu pendidikan

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Matematika MI/SD

Matematika berasal dari akar kata mathema artinya pengetahuan,

mathanein artinya berpikir atau belajar. Dalam kamus bahasa indonesia

diartikan matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara

bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian

masalah mengenai bilangan. Dalam definisi lain dikatakan bahwa

matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar, bahasa

lambang yang dapat dipahami oleh bangsa berbudaya, seni seperti pada

musik penuh dengan simetri, pola, dan irama yang dapat menghibur.14

Menguasai matematika tidak hanya dilihat pada unitnya saja seperti

aritmatika, akan tetapi ada yang lebih luas yaitu menguasai dan terampil

menyelesaikan masalah dengan tahapan - tahapan tertentu. Paling

sederhana siswa dapat menguraikan langkah - langkah menyelesaikan

masalah sekurang - kurangnya tiga langkah penyelesaian soal.15

Siswa sekolah dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,

sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase

operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah - kaidah

logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret.16

Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi

reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan

suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas.

Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang

14

Ali Hamzah dan Muhlisrarini, perencanaan dan strategi pembelajaran matematika,

(Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2014 ) h. 48

15

Ibid, h. 49

16

Heruman, model pembelajaran matematika di sekolah dasar, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h.1

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

10

yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan

tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Siswa harus menemukan

sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya. ‘Menemukan’ disini

terutama adalah ‘menemukan lagi’ (discovery), atau dapat juga

menemukan yang sama sekali baru (invention).17

Oleh karena itu guru

harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing dibandingkan sebagai

pemberi tahu. Tujuan dari pembelajaran matematika diantaranya :18

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat,

efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah

d. Mengkomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel, grafik, diagram,

dalam menjelaskan masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

sikap rasa ingin tau, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

f. melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan

konsisten.

2. Pecahan

Istilah pecahan (fraction) merupakan konsep matematika yang sering

digunakan dalam kehidupan sehari - hari. Pecahan dapat diartikan sebagai

bilangan rasional, tetapi juga dapat diartikan sebagai lambang bilangan

17

Ibid, hlm. 4

18

Sriwahyuni latif dan Irwan Akib, mathematical connection ability in solving mathematics

problem based on initial abilities of students at SMPN 10 Bulukumba, jurnal daya matematis, vol..4,

2016, h. 208.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

11

untuk bilangan rasional. Pecahan sebagai bilangan rasional dinamakan

bilangan pecah.19

Pecahan merupakan salah satu materi penting dalam pembelajaran

matematika yang termasuk ke dalam aspek bilangan. Pecahan merupakan

konsep dasar dan merupakan materi prasyarat untuk mempelajari dan

memahami jenis bilangan yang lainnya seperti bilangan riil dan bilangan

kompleks. Konsep pecahan merupakan konsep yang berbeda dengan

konsep bilangan bulat karena pecahan merupakan bilangan diantara dua

bilangan bulat, hal ini menjadi salah satu penyebab sulitnya mengajarkan

pecahan baik ditingkat sekolah dasar, maupun sekolah menengah

(Kemdikbud, 2012). Salah satu topik dalam matematika yang berpotensi

sebagai sarana untuk mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif

adalah topik pecahan.

3. Berpikir Kreatif dalam Matematika

a. Pengertian berpikir kreatif

Berpikir kreatif tidak pernah bisa lepas dari suatu istilah yang

mungkin sering kita dengar atau kita baca, yaitu “kreatifitas”.

Kreatifitas terdengar penuh inspirasi. Dalam melakukan pemecahan

masalah, seseorang bekerja dengan pemikiran dan analisis rutinnya.

Akan tetapi, orang yang kreatif seolah - olah memiliki secercah

cahaya di atas kepala mereka.

Kreatifitas yang dimiliki seseorang merupakan kemampuan

untuk mengungkapkan hubungan - hubungan baru, melihat suatu

masalah dari sudut pandang yang baru, serta membentuk kombinasi

baru dari beberapa konsep yang sudah dikuasai sebelumnya, bersifat

praktis, serta memunculkan solusi yang tidak biasa tetapi berguna.20

19 Nanang Priatna dan Ricki Yuliardi, “pembelajaran Matematika untuk Guru SD dan calon

Guru SD, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018) h. 66.

20

Maulana, konsep dasar matematika dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis-

kreatif, (sumedang: UPI Sumedang Press, 2017) h. 13

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

12

Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami

seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi

yang harus dipecahkan. Suryabrata berpendapat bahwa berpikir

merupakan proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut

proses atau jalannya. Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3

langkah yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat dan

penarikan kesimpulan. Pandangan ini menunjukkan jika seseorang

dihadapkan pada suatu situasi, maka dalam berpikir orang tersebut

akan menyusun hubungan antara bagian - bagian informasi yang

direkam sebagai pengertian - pengertian, kemudian orang tersebut

membentuk pendapat - pendapat yang sesuai dengan pengetahuannya,

setelah itu ia akan membuat kesimpulan yang digunakan untuk

membahas atau mencari solusi dari situasi tersebut.21

Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis dan kreatif. Berpikir logis dapat diartikan

kemampuan berpikir peserta didik dalam menarik kesimpulan dan

dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu valid sesuai dengan

pengetahuan yang diketahuinya. Berpikir analitis adalah kemampuan

berpikir yang mendorong peserta didik untuk membuat keputusan

yang lebih baik atau memilih sebuah alternatif terbaik. Berpikir

sistematis adalah kemampuan berpikir peserta didik dalam

menyelesaikan suatu tugas secara tertib sesuai dengan urutan atau

perencanaan yang tepat, efektif dan efesien. Berpikir kritis adalah

kemampuan berpikir peserta didik dalam menilai valid tidaknya suatu

sumber informasi. Bila terdapat persamaan atau perbedaan maka ia

akan mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk

mendapatkan penjelasan.22

Berpikir kreatif ditandai dengan

kemampuan berpikir peserta didik dalam menciptakan sesuatu yang

21 Tatag Yuli Eko Siswono, pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan pemecahan

masalah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018 ) h. 24

22 Ibid, h.24 - 25

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

13

baru yang berasal dari pengalaman, ide, dan pengetahuan yang ada

dalam pikirannya.

Creative Thinking dapat dipahami sebagai suatu pemikiran

yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat

juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan

seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru.23

Pehkonen

memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari berpikir

logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih

dalam kesadaran. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif dalam

suatu praktik pemecahan masalah, maka pemikiran divergen yang

intuitif menghasilkan banyak ide yang akan berguna dalam

menemukan penyelesaiannya. Pengertian ini menjelaskan bahwa

berpikir kreatif memperhatikan berpikir logis maupun intuitif untuk

menghasilkan ide - ide.24

b. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif

Guilford mengemukakan dua asumsi dalam berpikir kreatif,

yaitu pertama, setiap orang mampu menjadi kreatif sampai tingkat

tertentu dalam cara tertentu. Kedua, kemampuan berpikir merupakan

keterampilan yang dapat dipelajari.25

Jadi, setiap orang memiliki

tingkat kreativitas yang berbeda dan mempunyai upaya tersendiri

untuk menciptakan kreativitasnya. Seseorang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatifnya dengan memahami proses berpikir

dan beberapa faktor yang mempengaruhinya serta melalui latihan

yang tepat. Kemampuan Berpikir Kreatif seseorang juga bertingkat /

berjenjang, yang dapat ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) di sini

diartikan sebagai suatu jenjang berpikir yang hierarkis dengan dasar

23 Nanang Priatna & ricki yuliardi, pembelajaran matematika, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2019 ) h. 323

24 Tatag, op.cit., h. 31

25

Tatag, op.cit., h.34

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

14

pengategoriannya berupa produk berpikir kreatif (kreativitas). De

Bono mendefinisikan 4 tingkat pencapaian dari perkembangan

keterampilan berpikir kreatif, yaitu kesadaran berpikir, observasi

berpikir, strategi berpikir, dan refleksi pemikiran.26

Tabel 2.1

Tingkat berpikir kreatif dan De Bono

Level 1 : Awareness of Thinking

General awareness of thinking as a kill. Willingness to think

about something. Willingness to investigate a particular

subject. Willingness to listen to others.

Level 2 : observation of thinking

Observation of the implications of action and choice,

consideration of peers’ points view. Comparison of alternative.

Level 3 : thinking strategy

Intentional use of a number of thinking tools, organization of

thinking as a sequence of steps. Reinforcing the sense of

purpose in thinking.

Level 4 : reflection on thinking

Structured use of tools, clear awareness of reflective thinking,

assessment of thinking by thinker himself. Planning thinking

tasks and methods to perform them.

Tingkat 1 :Merupakan tingkat berpikir kreatif yang rendah karena

hanya mengekspresikan terutama kesadaran peserta didik terhadap

keperluan menyelesaikan tugasnya saja.

Tingkat 2 :Menunjukkan berpikir kreatif yang lebih tinggi karena

peserta didik harus menunjukkan bagaimana mereka mengamati

sebuah implikasi pilihannya, seperti penggunaan komponen -

komponen khusus logaritma - logaritma pemrograman.

26 Ibid., h. 35-36

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

15

Tingkat 3 : Merupakan tingkat yang lebih tinggi berikutnya karena

peserta didik harus memilih suatu strategi dan mengoordinasikan

antara bermacam - macam penjelasan dalam tugasnya. Mereka harus

memutuskan bagaimana tingkat detail yang diinginkan dan bagaimana

menyajikan urutan tindakan atau kondisi - kondisi logis dari sistem

tindakan.

Tingkat 4 :Merupakan tingkat tertinggi karena peserta didik harus

menguji sifat - sifat produk final membandingkan dengan sekumpulan

tujuan. Menjelaskan kesimpulan terhadap keberhasilan atau kesulitan

selama proses pengembangan, dan memberi saran untuk

meningkatkan perencanaan dan proses konstruksi. Tingkat

kemampuan berpikir kreatif ini menggambarkan secara umum strategi

berpikir tidak hanya dalam matematika.

Untuk mengetahui Kemampuan Berpikir Kreatif seseorang

ditunjukkan dengan kreativitasnya menghasilkan sesuatu yang “baru”.

Munandar menunjukkan indikasi berpikir kreatif dalam definisinya

bahwa kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah

kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap

suatu masalah, di mana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan,

dan keberagaman jawaban”. Pengertian ini menunjukkan bahwa

Kemampuan Berpikir Kreatif seseorang makin tinggi jika ia mampu

menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah.

Semua jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain itu

jawaban harus bervariasi.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

16

c. Ciri -ciri kreativitas

Guilford mengemukakan ciri - ciri dari kreativitas antara lain

:27

1) Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk

menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang

secara cepat. Dalam kelancaran berpikir yang ditekankan adalah

kuantitas dan bukan kualitas. Ciri ini dapat digambarkan melalui

siswa mampu memberikan beberapa jawaban jika ada pertanyaan,

mengajukan beberapa pertanyaan, lancar dalam mengemukakan

gagasan, mengerjakan sesuatu lebih cepat dari anak - anak yang

lain, serta peka terhadap kesalahan atau kekurangan pada suatu

aspek.

2) Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk

memproduksi sebuah ide, jawaban - jawaban atau pertanyaan -

pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari

sudut pandang yang berbeda - beda, mencari alternatif atau arah

yang berbeda - beda, serta mampu menggunakan bermacam -

macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah

orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat

meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan

cara berpikir yang baru. Ciri ini dapat digambarkan melalui siswa

mampu memikirkan cara - cara yang berbeda - beda untuk

menyelesaikan suatu masalah, memberikan macam - macam

penafsiran terhadap suatu gambar, cerita/masalah, menerapkan

suatu konsep dengan cara berbeda- beda serta mampu mengubah

arah berpikir secara spontan.

3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam

mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci

detail - detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga

27

Azhari, peningatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa melalui pendekatan

kontruktivisme di kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Banyuasin III, jurnal

pendidikan matematika,2013 vol.7 no.2.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

17

menjadi lebih menarik. Ciri ini dapat digambarkan melalui siswa

mampu mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau

pemecahan masalah dengan melakukan langkah - langkah yang

terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain,

dan mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas

dengan penampilan yang kosong atau sederhana.

4) Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan

gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.

Ciri ini dapat digambarkan melalui siswa mampu melahirkan

masalah -masalah atau hal - hal yang tidak pernah terpikirkan oleh

orang lain, mempertanyakan cara - cara yang lama kemudian

memikirkan cara - cara yang baru, memilih cara berpikir lain dari

pada yang lain.

Maka kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam berpikir

dan bertingkah laku. Seseorang yang memiliki kreativitas yang tinggi

tidak akan merasakan kesulitan dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya. Oleh karena itu, kreativitas yang didefinisikan para ahli

erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan bertingkah laku.

d. Berpikir Kreatif Matematis

Dalam ranah matematika, Kemampuan Berpikir Kreatif yang

dimaksud secara khusus disebut Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis ( mathematical creative thinking abilities ).28

Berpikir

Kreatif Matematis merupakan hal penting yang harus dikembangkan

dalam mempelajari matematika. Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis dapat diartikan sebagai kemampuan menyelesaikan

masalah matematika dengan lebih dari satu penyelesaian dan siswa

berpikir lancar, luwes dan memiliki orisinalitas dalam jawabannya.

28

Maulana, konsep dasar matematika dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis-

kreatif, (sumedang: UPI Sumedang Press, 2017) h. 16

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

18

Berpikir kreatif matematis dapat bermanfaat untuk melatih

kemampuan berpikir divergen pada matematika.29

Seseorang dengan latar belakang ekonomi maupun sosial

budaya yang berbeda, tentu akan mempunyai kualitas proses kreatif

yang berbeda pula. Karena perbedaan itu umumnya

berjenjang/bertingkat, maka dapat dikatakan bahwa terdapat tingkat

dalam berpikir kreatif. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat tingkat berpikir kreatif siswa dalam

matematika.

Siswono merumuskan tingkat kemampuan berpikir kreatif

dalam matematika, seperti pada tabel berikut :30

Tabel 2.2

Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif

Tingkat Karakteristik

Tingkat 4

(sangat kreatif)

Peserta didik mampu menunjukkan kefasihan,

fleksibilitas, dan kebaruan dalam memecahkan masalah.

Tingkat 3

(kreatif )

Peserta didik mampu menunjukkan kefasihan dan

kebaruan atau kefasihan dan fleksibilitas dalam

memecahkan maupun mengajukan masalah.

Tingkat 2

(cukup kreatif)

Peserta didik mampu menunjukkan kebaruan atau

fleksibilitas dalam memecahkan maupun mengajukan

masalah.

Tingakt 1

(kurang

kreatif)

Peserta didik mampu menunjukkan kefasihan dalam

memecahkan maupun mengajukan masalah

Tingkat 0

(tidak kreatif )

Peserta didik tidak mampu menunjukkan ketiga aspek

indikator berpikir kreatif

29

Novi marliani, peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui model

pembelajaran missouri mathematics project (MMP), Jurnal formatif, 2015, h. 15-16

30 Tatag, op.cit., h. 40.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

19

1) Tingkat berpikir kreatif 4

Peserta didik mampu menyelesaikan suatu masalah dengan

lebih dari satu alternatif jawaban maupun cara penyelesaian atau

membuat masalah yang berbeda - beda (baru) dengan lancar

(fasih) dan flexibel. Dapat juga peserta didik hanya mampu

mendapat satu jawaban yang baru (tidak biasa dibuat peserta didik

pada tingkat berpikir umumnya). Siswa yang mencapai tingkat ini

dapat disebut sebagai siswa yang sangat kreatif.

Peserta didik tingkat ini cenderung mengatakan bahwa

membuat soal lebih sulit daripada menjawab soal karena harus

mempunyai cara penyelesaiannya. Peserta didik cenderung

mengatakan bahwa mencari cara yang lain lebih sulit daripada

mencari jawaban yang lain.

2) Tingkat berpikir kreatif 3

Peserta didik mampu menunjukkan suatu jawaban yang baru

dengan fasih, tetapi tidak dapat menyusun cara berbeda (fleksibel)

untuk mendapatkannya, atau peserta didik dapat menyusun cara

yang fleksibel untuk mendapatkan jawaban yang beragam

meskipun jawaban tersebut tidak “baru”. Selain itu, peserta didik

dapat membuat masalah yang berbeda dengan lancar meskipun

cara penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat

masalah yang beragam dengan cara penyelesaian yang berbeda -

beda meskipun masalah tersebut tidak baru. Peserta didik yang

mencapai tingkat ini dapat disebut sebagai siswa kreatif.

Peserta didik disini cenderung mengatakan bahwa membuat

soal lebih sulit daripada menjawab soal karena harus mempunyai

cara untuk penyelesaiannya. Peserta didik cenderung mengatakan

bahwa mencari cara yang lain lebih sulit daripada mencari

jawaban yang lain.

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

20

3) Tingkat berpikir kreatif 2

Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang

berbeda dari kebiasaan umum meskipun tidak dengan fasih

maupun fleksibel, atau mampu menunjukkan berbagai macam

penyelesaian yang berbeda meskipun tidak fasih dalam menjawab

maupun membuat masalah dan jawaban yang dihasilkan tidak

baru. Siswa yang mencapai tingkat ini dapat disebut sebagai siswa

yang cukup kreatif.

Peserta didik pada kelompok ini cenderung mengatakan bahwa

membuat soal lebih sulit daripada menjawab soal karena belum

biasa dan perlu memperkirakan bilangannya, rumus maupun

penyelesaiannya. Cara yang lain dipahami peserta didik sebagai

bentuk rumus lain yang ditulis “ berbeda”.

4) Tingkat berpikir kreatif 1

Peserta didik mampu menjawab atau membuat masalah yang

beragam (fasih), tetapi tidak mampu membuat jawaban atau

membuat masalah yang berbeda, dan tidak dapat menyelesaikan

masalah dengan cara berbeda - beda. Siswa yang mencapai tingkat

ini disebut siswa yang kurang kreatif.

Peserta didik ini cenderung mengatakan bahwa membuat soal

tidak sulit ( tetapi tidak berarti mudah ) daripada menjawab soal

tergantung pada kerumitan soalnya. Cara lain dipahami peserta

didik sebagai bentuk rumus lain yang ditulis berbeda. Soal yang

dibuat cenderung bersifat matematis dan tidak mengaitkan dengan

kehidupan sehari - hari.

5) Tingkat berpikir kreatif 0

Peserta didik pada tingkat 0 tidak mampu membuat alternatif

jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang

berbeda dengan lancar dan flexibel. Kesalahan penyelesaian suatu

masalah disebabkan karena konsep yang terkait dengan masalah

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

21

tersebut tidak dipahami atau diingat dengan benar. Siswa yang

mencapai tingkat ini disebut siswa yang tidak kreatif.

Peserta didik ini cenderung mengatakan bahwa membuat soal

lebih mudah daripada menjawab soal karena penyelesaiannya

sudah diketahui. Cara lain dipahami peserta didik sebagai bentuk

rumus lain yang ditulis “berbeda”.

e. Indikator Berpikir Kreatif Matematis

Indikator Berpikir Kreatif Matematis merupakan suatu ukuran

keberhasilan untuk mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis siswa. Silver menjelaskan bahwa untuk menilai

Kemampuan Berpikir Kreatif menggunakan TTCT yaitu kefasihan

(fluency), fleksibilitas dan kebaruan.31

Dalam penelitian ini, penulis

menyusun indikator Berpikir Kreatif Matematis sebagai berikut :

Tabel 2.3

Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika

Aspek Indikator

Berpikir lancar (fluency) Memberikan lebih dari satu

gagasan jika ada pertanyaan atau

soal.

Berpikir luwes (flexibility) Menuliskan lebih dari satu solusi

atau cara penyelesaian terhadap

suatu masalah.

Berpikir Original (originality) Menuliskan ide baru atau yang

tidak biasa dalam menyelesaikan

suatu masalah.

31 Tatag Yuli Eko Siswono, “pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan pemecahan

masalah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018 ) h. 33

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

22

Adapun penjelasan penilaian pembelajaran matematika dari

setiap indikator sebagai berikut :

1) fluency

Fluency terkait dengan berapa banyak gagasan yang dapat

dihasilkan oleh siswa. Siswa dapat memberikan lebih dari satu

jawaban dari pertanyaan/masalah yang diberikan.

2) flexibility

Flexibility terkait dengan berapa banyak ide - ide matematika

berbeda yang ditemukan / dimunculkan oleh siswa. Siswa dapat

memberikan lebih dari satu solusi / cara penyelesaian dari masalah

yang diberikan. Solusi yang benar yang dihasilkan siswa terbagi

dalam beberapa kategori. Jika dua buah solusi atau pendekatan

mempunyai ide matematika yang sama maka dianggap sebagai satu

kategori. Banyaknya kategori yang muncul disebut respon positif.

Jumlah dari kategori ini mengindikasikan flexibility.

3) originality

Originality terkait dengan derajat keaslian ide siswa. Siswa

dapat memberikan sebuah ide baru/ unik dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan yang mana ide tersebut lain dari yang biasa.

Jika siswa atau kelompok memunculkan ide yang unik. Tingkat

keorisinilannya dihargai tinggi. Guru harus memberikan skor yang

tinggi untuk Kemampuan Berpikir Matematika tingkat tinggi.

4. Open Ended dalam pembelajaran Matematika

a. Definisi model pembelajaran open ended

Model pembelajaan open ended menjadi salah satu model

pembelajaran kontruktivistik yang terkait dengan pembahasan suatu

masalah dalam pembelajaran. Konsep pembelajaran open ended yakni

pembelajaran yang bersifat terbuka. Pembelajaran dilakukan dengan

interaktif antara siswa dan matematika, dalam menyelesaikan

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

23

permasalahan menggunakan berbagai macam strategi yang

dilakukannya secara mandiri.32

Pembelajaran open ended ditunjukkan dengan siswa

melakukan kegiatan belajar dengan menyelesaikan masalah. Kegiatan

belajar seperti ini menghasilkan berbagai macam cara pemecahan

masalah.

Hal ini didukung oleh pendapat dari Biliya yang

mengemukakan bahwa model open ended adalah

pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang

memiliki metode atau cara penyelesaian benar lebih dari

satu. Pernyataan tersebut sejalan dengan ungkapan Sawada

bahwa pembelajaran open ended merupakan suatu

pembelajaran dimana guru memberikan suatu situasi

masalah pada siswa, yang solusi atau jawaban masalah

tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara.33

Open ended problem adalah suatu permasalahan yang bersifat

terbuka. Masalah yang bersifat terbuka membantu siswa melihat

banyaknya alternatif pemecahan dan jawaban benar yang terdapat

dalam sebuah masalah. Menurut Suherman, problem yang

diformulasikan memiliki multijawaban yang benar disebut problem

tak lengkap atau disebut juga open ended problem atau soal terbuka.

Hal ini didukung oleh pendapat dari Reid bahwa “open ended

problems, however, many have a variety of solutions, which allows

the students to see the broadness of the available methods for solving

sach problems”.34

Model pembelajaran open ended menerapkan pemberian

masalah untuk diselesikan oleh siswa. Dengan begitu siswa diarahkan

pada proses pemecahan masalah agar dapat mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Suherman & Erman

menyatakan bahwa tujuan utama pemberian masalah open ended

32 Isrok’atun & Amelia Rosmala, model- model pembelajaran matematika, (Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2018 ), hal. 81

33

Ibid.

34

Ibid.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

24

bukan untuk mendapatkan jawaban, tetapi lebih menekankan pada

cara bagaimana sampai pada jawaban.35

Pernyataan tersebut selaras

dengan pendapat Nohda bahwa tujuan pembelajaran open ended

membawa siswa lebih mengembangkan kegiatan kreatif dan pola

pikir.

Berdasarkan pendapat diatas, tujuan penerapan model open

ended dalam proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kreatif siswa agar lebih kreatif menentukan

cara penyelesaian dengan menggunakan kemampuan sendiri.36

Karna

pembelajaran dengan model open ended lebih difokuskan untuk

mengembangkan berbagai cara penyelesaian masalah. Siswa

diberikan kebebasan dalam menentukan cara penyelesaian sebuah

masalah sehingga dapat mendorong siswa untuk berpikir tingkat

tinggi.

Ciri penting dari masalah open ended adalah terjadinya

keleluasan siswa untuk membuat sejumlah strategi dan segala

kemungkinan yang dianggap paling sesuai untuk menyelesaikan

masalah. Artinya pertanyaan open ended diarahkan untuk menggiring

tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan guru.37

b. Karakteristik model pembelajaran Open Ended

Dalam praktiknya pembelajaran open ended mencakup tiga hal

yakni sebagai berikut :38

1) Kegiatan siswa terbuka

Kegiatan siswa terbuka adalah siswa diberikan kesempatan

untuk melakukan berbagai kegiatan dalam menemukan solusi

(pemecahan masalah) yang mereka hendaki sesuai kemampuan

35 Ibid., 82

36

Ibid., 82 37

Risna Kurniati, penerapan strategi pembelajaran open ended terhadap kemampuan

berpikir kretis siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di madrasah ibtidaiyah negeri 1

Palembang, dalam jurnal ilmiah PGMI , Vol.2, h. 5

38

Isrok’atun, loc.it

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

25

yang dimiliki. Siswa berdiskusi menentukan cara penyelesaian

secara mandiri sehingga menghasilkan suatu pemahaman konsep

matematika yang dikerjakan. Dengan demikian, pembelajaran

bersifat student centered.

2) Kegiatan matematik dalam ragam berpikir

Kegiatan matematika adalah ragam berpikir. Artinya,

penggunaan pembelajaran open ended dalam pembelajaran

matematika memberikan kebebasan berpikir siswa dalam

menemukan pemecahan masalah. Dalam pendekatan open ended,

siswa diberikan suatu masalah terbuka yang diambil dari

permasalahan yang terdapat di kehidupan siswa. Di sini siswa

mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalah atau

pertanyaan yang diajukan pada dirinya. Kegiatan belajar seperti

ini sebagai wadah dalam menciptakan ragam berpikir setiap siswa

maupun kelompok untuk menghasilkan proses pemecahan

masalah yang berbeda - beda dengan berbagai macam hasil

jawaban benar.

3) Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan suatu

kesatuan

Matematika merupakan aktivitas atau kegiatan manusia. Oleh

karena itu, kegiatan yang dilakukan siswa merupakan suatu

kegiatan matematika. Selain itu, kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran matematika juga merupakan kesatuan kegiatan

matematika dalam membangun konsep matematika secara

mandiri.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

26

c. Langkah - langkah pembelajaran Open Ended

Adapun langkah - langkah dalam strategi pembelajaran Open

Ended sebagai berikut :39

1) Menghadapkan siswa pada problem terbuka dengan menekankan

pada bagaimana siswa sampai pada sebuah solusi.

2) Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkontruksi

permasalahannya sendiri.

3) Membiarkan siswa memecahkan masalah dengan berbagai

penyelesaian dari jawaban yang beragam.

4) Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya

Kemudian tahapan strategi pembelajaran open ended yaitu :40

1) Persiapan

Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus

membuat satuan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

membuat pertanyaan Open Ended Problems.

2) Pelaksanaan, terdiri dari :

a) Pendahuluan, yaitu siswa menyimak motivasi yang diberikan

oleh guru bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau

bermanfaat bagi kehidupan sehari - hari sehingga mereka

semangat dalam belajar, kemudian siswa menanggapi

apersepsi yang dilakukan oleh guru agar diketahui

pengetahuan awal mereka terhadap konsep - konsep yang akan

dipelajari.

b) Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah

- langkah berikut :

Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang.

Siswa mendapatkan pertanyaan open ended problems.

39 Risna Kurniati, penerapan strategi pembelajaran Open Ended terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di Madarasah Ibtidaiyah Negeri I

Palembang, Jurnal ilmiah PGMI, vol.2, 2016, h. 5

40

Ibid., h.5-6

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

27

Siswa berdiskusi bersama kelompok mereka masing -

masing mengenai penyelesaian dari pertanyaan open ended

problems yang telah diberikan oleh guru.

Setiap kelompok siswa melalui perwakilannya

mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan

kelompoknya secara bergantian.

Siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawaban -

jawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar dan

mana yang lebih efektif.

c) Kegiatan akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah

dipelajari kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh

guru.

d) Setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar, siswa

mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi

pertanyaan open ended problem yang merupakan evaluasi

yang diberikan oleh guru.

d. Kelebihan model pembelajaran Open Ended

Pembelajaran Open Ended ini menurut Biliya memiliki

beberapa keunggulan antara lain sebagai berikut :41

1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya. Selama proses pembelajaran, siswa

melakukan berbagai kegiatan belajar. Siswa secara mandiri

merumuskan dan mencoba teknik pemecahan masalah yang

dilakukannya sendiri berdasarkan pemahaman dan kehendaknya.

Kegiatan ini sebagai wadah kreativitas siswa dalam

mengekspresikan ide atau gagasan pemecahan masalah.

2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan matematika secara komprehensif.

41 Billiya, penerapan model open ended untuk meningkatkan keterampilan proses dan hasil

belajar siswa kelas V SDN I Reparking-Wonosegoro-Boyolali, jurnal scholaria 2015 , h. 84

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

28

Kegiatan belajar ini memfasilitasi siswa untuk menggunakan

pengetahuan dan keterampilannya dalam memecahkan masalah

kehidupan dalam bidang matematika. Hal ini terlihat dari

bagaimana siswa menerapkan ilmu matematika dalam konsep

matematika itu sendiri dan juga konteks kehidupan nyata.

3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri. Siswa yang memiliki

kemampuan rendah mampu mengerjakan dan menyelesaikan

permasalahan dalam bidang matematika menggunakan

kemampuan yang dimilikinya. Siswa dapat mengungkapkan

proses pemecahan masalah berdasarkan pola pikir yang terbentuk

dari lingkungan sekitar.

4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

penjelasan. Kegiatan pembelajaran open ended membiasakan

siswa untuk bisa menyelesaikan masalah dengan menunjukkan

suatu penjelasan bagaimana jalan proses pemecahan masalah

tersebut. Proses pemecahan masalah dan jawaban siswa dapat

dipertanggungjawabkan.

5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu

dalam menjawab permasalahan. Proses menemukan pemecahan

masalah dilakukan dengan berbagai macam cara berdasarkan

kemampuan, pemahaman dan kehendak siswa sendiri. Kegiatan

belajar dilakukan siswa diantaranya yakni kegiatan diskusi,

peragaan, mengoperasikan benda, serta tanya ajwab. Hal ini

memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan bermanfaat

bagi siswa.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

29

e. Kekurangan model pembelajaran Open Ended

Disamping keunggulan, menurut Biliya terdapat pula

kelemahan dari pembelajaran open ended, diantaranya :42

1) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna

bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.

2) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa

tidaklah mudah sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan

bagaimana merespons permasalahan yang diberikan.

3) Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau

mencemaskan jawaban mereka.

Solusi dari kekurangan model pembelajaran open ended,

sebagai berikut :

1) Guru terlebih dahulu mencatat semua respon yang diinginkan,

kemudian membuat masalah yang bermakna.

2) Mengambil dan menyampaikan contoh permasalahan yang terjadi

di kehidupan sehari - hari.

3) Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan model open ended,

diberi informasi bahwa jawaban yang diajukan dapat bermacam -

macam tergantung dari sudut mana siswa memandangnya dan

jawaban tersebut mungkin semuanya benar.

5. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran Konvensional merupakan model pembelajaran yang

hingga saat ini masih digunakan dalam proses pembelajaran, hanya saja

model pembelajaran konvensional saat ini sudah mengalami berbagai

perubahan - perubahan karena tuntutan zaman, meskipun demikian tidak

meninggalkan keasliannya.43

Pembelajaran konvensional yang masih

42 Ibid.

43

Ibrahim, perpaduan model pembelajaran aktif konvensional (ceramah) dengan Cooperatif

(Make A Match) untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan, jurnal ilmu

pendidikan sosial, sains dan humaniora, vol.3, no.2, 2017, h.201-202

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

30

digunakan adalah model pembelajaran Direct Instruction. Model

pembelajaran Direct Instruction dikenal dengan sebutan active teaching

digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan

langsung oleh guru kepada peserta didik.44

Namun dalam pelaksanaannya

guru tidak selalu bicara, tetapi guru memberikan informasi pada saat

diperlukan. Misalnya pada permulaan pelajaran, memberikan materi baru

atau pada waktu memberikan contoh soal dan lain sebagainya, kemudian

peserta didik diminta untuk menyelesaikan soal - soal. Pembelajaran ini

berpusat pada guru, tetapi tetap menjamin adanya keterlibatan peserta

didik.

B. Hasil Penelitian Relevan

a. Risna Kurniati (2016) dengan judul “penerapan strategi pembelajaran

Open Ended terhadap Kemampuan Berpikir Kritis siswa pada mata

pelajaran matematika kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Palembang” jurnal Ilmiah PGMI ini memberikan kesimpulan bahwa

adanya pengaruh positif yang signifikan menggunakan strategi

pembelajaran Open Ended terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

pada mata pelajaran matematika di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Palembang pada materi sifat - sifat bangun ruang.45

Persamaan penelitian

ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menerapkan

pembelajaran Open Ended, perbedaan penelitian diatas berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis, sedangkan penelitian yang dilakukan

penulis berpengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

siswa.

b. Kunti Dian Ayu Afiani (2017) dengan judul “peningkatan kemampuan

berpikir kreatif pada siswa kelas III SD melalui pembelajaran berbasis

44 Nurli Rosmi, penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas III SD Negeri 003 Pulau Jambu, jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran),

vol.1, no.2, 2017 , h.163.

45

Risna Kurniati, “penerapan strategi pembelajaran Open Ended terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Palembang”, jurnal Ilmiah PGMI, vol. 2, no.1, 2016, h.16

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

31

pengajuan masalah” jurnal ELSE ini memberikan kesimpulan bahwa

pembelajaran berbasis pengajuan masalah dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.46

Persamaan penelitian yang dilakukan

adalah kemampuan berpikir kreatif, perbedaan penelitian di atas

menerapkan pembelajaran berbasis pengajuan masalah sedangkan

penelitian yang dilakukan peneliti menerapkan model pembelajaran Open

Ended.

c. Hesti Noviyani (2018) dengan judul “ pengaruh model open ended

terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa” jurnal yang

diterbitkan oleh jurnal Edumath ini memberikan kesimpulan bahwa rata -

rata Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa yang

menggunakan model pembelajaran open ended lebih tinggi dari rata - rata

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran konvensional .47

Persamaan penelitian di atas dengan

penelitian penulis yaitu, menerapkan model pembelajaran open ended,

perbedaan penelitian di atas berpengaruh terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa, sedangkan peneliti berpengaruh

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa.

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran masih terbatas menjelaskan rumus, memberikan

contoh soal dan mengerjakan latihan. Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis belum dikembangkan secara optimal. Guru masih menggunakan

model pembelajaran yang biasa digunakan pada umumnya sehingga

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa masih rendah.

Oleh karena itu, diperlukan perubahan pada proses pembelajaran

untuk membantu/mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif.

Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran

46 Kunti Dian Ayu Afiani, “peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada siswa kelas III SD

melalui pembelajaran berbasis pengajuan masalah”, jurnal ELSE, vol. 1, no.1, 2017, h.47

47

Hesti Noviyana, “pengaruh model open ended terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa”, jurnal Edumath, vol. 4, no.2, 2018, h 1-10

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

32

Open Ended yang didalamnya terdapat pembiasaan untuk berpikir kreatif

matematis dengan menghadapkan siswa pada masalah terbuka, membimbing

siswa menemukan pola dalam mengkontruksi masalah yang diberikan serta

memberi kesempatan siswa memecahkan masalah dengan berbagai

penyelesaian. Dengan demikian, diduga bahwa menggunakan model Open

Ended dapat berpengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

siswa. Berdasarkan uraian di atas, adapun kerangka berpikir dalam penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 kerangka berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori - teori yang dikemukakan diatas, maka penulis

mengambil kesimpulan sementara yaitu : Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model Open Ended

lebih tinggi daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan model

konvensional.

Kondisi awal

Proses pembelajaran masih

terbatas menjelaskan rumus,

memberikan contoh soal dan

mengerjakan latihan.

Kemampuan berpikir kreatif

siswa masih rendah.

Pembelajaran Open Ended

Pembiasaan berpikir kreatif matematis

Menghadapkan siswa pada masalah

terbuka

Membimbing siswa menemukan

pola dalam mengkontruksi masalah

yang diberikan.

Memberi kesempatan siswa

memecahkan masalah dengan

berbagai penyelesaian.

Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis siswa

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di sekolah MI Az-ziyadah yang beralamat di

Jln madrasah no.1 tanah 80 Klender Duren Sawit Jakarta Timur. Penelitian

ini dilakukan di kelas IV pada bulan Agustus - september semester ganjil

tahun ajaran 2019/2020.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuasi eksperimen (Quasi eksperimental), yang pada dasarnya penelitian ini

sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah pengontrolan variabel.

Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel - variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.48

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji pengaruh model

pembelajaran open ended yang diterapkan pada kelas eksperimen dan

pembelajaran konvensional model Direct Instruction pada kelas kontrol

untuk membandingkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah The

Nonequivalent Posttest Only Control Group Design. Keuntungan dari desain

ini adalah bahwa kelas - kelas yang digunakan sebagaimana adanya,

pengaruh yang mungkin dari penyelenggaraan reaktif dapat dikurangi, subjek

penelitan mungkin sama sekali tidak menyadari bahwa mereka dilibatkan

dalam studi.49

48

Karunia Eka, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama,2015),

h.136

49

Emzir, metodologi penelitian pendidikan kuantitatif & kulaitatif, (Depok : Rajawali Pers,

2017), h.102-103

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

34

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Variabel terikat Posttest

Eksperimen X O

Kontrol - O

Keterangan :

X : Penerapan model pembelajaran Open Ended

O : Test Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.50

Dapat diartikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh

penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.51

Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di MI Az-Ziyadah tahun ajaran

2019/2020.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV di MI Az-ziyadah yang terdiri dari 2 kelompok siswa. Kelompok

pertama diberi model pembelajaran Open Ended, sedangkan kelompok

kedua menggunakan pembelajaran konvensional model direct instruction.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah cluster random

Sampling / acak kelas. Teknik ini digunakan karna kelas dalam populasi

yang akan diambil sebagai sampel memiliki karakteristik yang

50 Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), cet.ke-15 h.173

51

Karunia Eka, op.cit, h.101

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

35

Homogen/relatif Homogen (tidak ada kelas unggulan). Penelitian ini

terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah

kelas yang belajarnya menggunakan model pembelajaran open ended,

sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang belajarnya menggunakan

pembelajaran konvensional model direct instruction.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis yang berbentuk uraian/essay

(posttest).

E. Instrumen Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran open ended terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

siswa. Untuk mengetahuinya, penelitian ini menggunakan instrumen berupa

soal-soal dalam bentuk essay. Soal-soal tersebut memuat tiga aspek Berpikir

Kreatif Matematis yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility)

dan berpikir original (originality). Kedua kelas tersebut diberikan soal yang

sama. Adapun kisi - kisi tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada

penelitian ini terdapat pada tebel berikut:

Tabel 3.3

Kisi - kisi instrumen tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa

Variabel Aspek Indikator kompetensi No.

Soal

Kemampuan

Berpikir

Kreatif

Matematis

Berpikir lancar

(fluency)

Memberikan lebih dari satu

gagasan jika ada pertanyaan

atau masalah yang berkaitan

dengan pecahan.

1, 3

Berpikir Luwes

(Flexibility)

Menuliskan lebih dari satu

solusi / cara penyelesaian

2, 4

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

36

terhadap suatu masalah yang

berkaitan dengan pecahan.

Berpikir Original

( originality )

Menuliskan ide baru atau yang

tidak biasa dalam menyelesaikan

suatu masalah yang berkaitan

dengan pecahan.

5,6

Jumlah 6

Agar dapat memperoleh data hasil Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis siswa, diperlukan adanya suatu pedoman kriteria penskoran untuk

setiap indikator. Pedoman penskoran dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4

Pedoman penskoran Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa

No

Soal

Aspek Kriteria skor

1

Berpikir lancar

(Fluency)

Jawaban kosong 0

Memberikan sebuah gagasan yang tidak

relevan dengan masalah

1

Memberikan sebuah gagasan yang relevan

dengan masalah dan jawabannya benar

2

Memberikan lebih dari satu gagasan yang

relevan tetapi jawabannya masih salah

3

Memberikan lebih dari satu gagasan yang

relevan dan jawabannya benar

4

2

Jawaban kosong 0

Menuliskan satu cara penyelesaian namun

ada kesalahan dalam proses perhitungannya

sehingga hasilnya salah

1

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

37

Berpikir luwes

(flexibility)

Menuliskan satu cara dan proses

perhitungan dan hasilnya benar

2

Menuliskan lebih dari satu cara penyelesaian

namun masih terdapat kesalahan dalam

proses perhitungannya

3

Menuliskan lebih dari satu cara penyelesaian

dan proses perhitungan dan hasilnya benar

4

3

Berpikir lancar

(Fluency)

Jawaban kosong 0

Memberikan sebuah gagasan yang tidak

relevan dengan masalah

1

Memberikan sebuah gagasan yang relevan

dengan masalah dan jawabannya benar

2

Memberikan lebih dari satu gagasan yang

relevan tetapi jawabannya masih salah

3

Memberikan lebih dari satu gagasan yang

relevan dan jawabannya benar

4

4

Berpikir luwes

(Flexibility)

Jawaban kosong 0

Menuliskan satu cara penyelesaian namun

ada kesalahan dalam proses perhitungannya

sehingga hasilnya salah

1

Menuliskan satu cara dan proses

perhitungan dan hasilnya benar

2

Menuliskan lebih dari satu cara penyelesaian

namun masih terdapat kesalahan dalam

proses perhitungannya

3

Menuliskan lebih dari satu cara penyelesaian

dan proses perhitungan dan hasilnya benar

4

5

Jawaban kosong 0

Menuliskan jawaban dengan cara yang

sudah biasa namun penyelesaian dan

1

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

38

Berpikir original

(originality)

hasilnya salah

Menuliskan jawaban dengan cara yang

sudah biasa, namun penyelesaian dan

hasilnya benar

2

Menuliskan jawaban dengan cara yang

baru/tidak biasa namun terdapat kesalahan

dalam proses penyelesaian sehingga

hasilnya salah

3

Menuliskan jawaban dengan cara yang baru/

tidak biasa dan penyelesaian dan hasilnya

benar

4

6

Berpikir original

(originality)

Jawaban kosong 0

Menuliskan jawaban dengan cara yang

sudah biasa namun penyelesaian dan

hasilnya salah

1

Menuliskan jawaban dengan cara yang

sudah biasa, namun penyelesaian dan

hasilnya benar

2

Menuliskan jawaban dengan cara yang

baru/tidak biasa namun terdapat kesalahan

dalam proses penyelesaian sehingga

hasilnya salah

3

Menuliskan jawaban dengan cara yang baru/

tidak biasa dan penyelesaian dan hasilnya

benar

4

Sebelum instrumen digunakan, harus dilakukan uji terlebih dahulu

agar dapat diketahui apakah instrumen tersebut memenuhi persyaratan

validitas dan reliabilitas serta taraf kesukaran soal dan daya pembedanya. Jika

instrumen tersebut memenuhi persyaratan yang baik, maka dapat digunakan

untuk mengukur variabel yang diinginkan.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

39

1. Pengujian Validitas

Menurut Anderson, sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mengukur apa yang hendak di ukur. Dengan kata lain, Validitas suatu

instrumen merupakan tingkat ketetapan suatu instrumen untuk mengukur

sesuatu yang harus di ukur.52

Uji validitas dalam penelitian ini untuk

mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat mengukur

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa.

Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen sangat bergantung pada

keofisien korelasinya. Hal ini sesuai dengan pendapat John W. Best

dalam bukunya Research in Education bahwa suatu instrumen

mempunyai validitas tinggi jika keofisien korelasinya tinggi.53

Uji

validitas dilakukan dengan menggunakan rumus product moment sebagai

berikut :54

Rxy =𝑵 𝚺𝑿𝒀− (𝚺𝑿)(𝚺𝒀)

√{𝑵𝚺𝐗𝟐− (𝚺𝑿𝟐)}.{𝑵𝚺𝒀𝟐− (𝚺𝒀)𝟐}

Keterangan :

Rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal X dan total skor

Y

N = banyak subjek

X = Skor butir soal atau skor item pernyataan/pertanyaan

Y = total skor

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrumen

ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut :

52 Karunia Eka, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama,2015),

h.190

53

Ibid, h. 192

54

Ibid, h. 193

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

40

Tabel 3.5

Kriteria koefisien korelasi validitas instrumen

Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi validitas

0.90 ≤ rxy ≤ 1.00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik

0.70 ≤ rxy < 0.90 Tinggi Tepat/baik

0.40 ≤ rxy < 0.70 Sedang Cukup tepat/cukup baik

0.20 ≤ rxy < 0.40 Rendah Tidak tepat/buruk

rxy < 0.20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk

Setelah melakukan uji validitas terhadap 6 butir soal, menunjukkan

bahwa semua butir soal valid. Hasil uji validitas instrumen tes Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil uji validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

soal

Indikator Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis

Uji validitas

Keterangan rhitung rtabel

1 Fluency 0,736 0,334 Valid

2 Flexibility 0,527 0,334 Valid

3 Fluency 0,810 0,334 Valid

4 Flexibility 0,679 0,334 Valid

5 Originality 0,640 0,334 Valid

6 Originality 0,691 0,334 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen adalah kekonsistenan instrumen apabila

diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang, waktu dan tempat

yang berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama

(tidak berbeda secara signifikan). Rumus yang digunakan untuk

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

41

menentukan reliabilitas instrumen adalah rumus Alpha Cronbach, yaitu

:55

r= [𝒏

𝒏−𝟏] [𝟏 −

𝚺𝒔𝒊𝟐

𝒔𝒕𝟐]

Keterangan:

r = koefisien reliabilitas

n = banyak butir soal

𝑠𝑖2 = varians skor butir soal ke-i

𝑠𝑡2 = varians skor total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen

ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria koefisien korelasi Reliabilitas instrumen

Koefisien korelasi Korelasi Interpretasi validitas

0.90 ≤ r ≤ 1.00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik

0.70 ≤ r < 0.90 Tinggi Tepat/baik

0.40 ≤ r < 0.70 Sedang Cukup tepat/cukup baik

0.20 ≤ r < 0.40 Rendah Tidak tepat/buruk

r < 0.20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk

Berikut hasil uji reliabilitas disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.8

Hasil uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

\

55

Ibid, h. 206

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,759 6

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

42

3. Pengujian Taraf Kesukaran

Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat

kesukaran suatu butir soal.56

Jika suatu soal/ pertanyaan memiliki tingkat

kesulitan yang seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal itu baik.

Soal/pertanyaan yang baik adalah yang tidak terlalu sulit dan juga tidak

terlalu mudah. Soal/pertanyaan yang terlalu sulit akan membuat siswa

merasa tidak semangat untuk menyelesaikannya, begitu juga dengan soal

yang terlalu mudah, tidak membuat siswa untuk berpikir tinggi untuk

menyelesaikannya. Adapun rumus untuk mencari indeks kesukaran

sebagai berikut :57

𝑰𝑲 =𝑿

𝑺𝑴𝑰

Keterangan :

IK = indeks kesukaran butir soal

X = Rata - rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal

SMI = Skor maksimum ideal, yaitu skor maksimum yang akan

diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan

tepat (sempurna).

Indeks kesukaran suatu butir soal diinterpretasikan dalam kriteria

sebagai berikut :

Tabel 3.9

Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen

IK Interpretasi Indeks Kesukaran

IK = 0,00 Terlalu sukar

0.00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0.30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0.70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1.00 Terlalu mudah

56

Ibid, h. 223

57

Ibid, h. 224

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

43

Setelah dilakukan uji taraf kesukaran terhadap 6 butir soal, diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3.10

Hasil uji taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

soal

Indikator Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis

Tingkat Kesukaran

IK Keterangan

1 Fluency 0,49 Sedang

2 Flexibility 0,33 Sedang

3 Fluency 0,51 Sedang

4 Flexibility 0,30 Sukar

5 Originality 0,21 Sukar

6 Originality 0,46 Sedang

4. Penguji Daya Pembeda

Daya pembeda bertujuan untuk mengetahui bahwa instrumen yang

digunakan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan tidak mampu

menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda

adalah sebagai berikut :58

𝑫𝑷 =𝑿𝑨 − 𝑿𝑩

𝑺𝑴𝑰

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda butir soal

𝑿𝑨 = rata - rata skor jawaban siswa kelompok atas

𝑿𝑩 = rata - rata skor jawaban siswa kelompok bawah

SMI = skor maksimum ideal, yaitu skor maksimum yang akan

diperoleh siswa jika menjawab butir soal tersebut dengan

tepat.

58

Ibid, h. 217

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

44

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya

pembeda sebagai berikut :

Tabel 3.11

Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen

Nilai Interpretasi daya pembeda

0.70 < DP ≤ 1.00 Sangat baik

0.40 < DP ≤ 0,70 Baik

0.20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0.00 < DP ≤ 2,00 Butuk

DP ≤ 0.00 Sangat buruk

Setelah dilakukan uji daya pembeda terhadap 6 butir soal, diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3.12

Hasil uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No

soal

Indikator Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis

DP Keterangan

1 Fluency 0,36 Cukup

2 Flexibility 0,22 Cukup

3 Fluency 0,64 Baik

4 Flexibility 0,33 Cukup

5 Originality 0,31 Cukup

6 Originality 0,53 Baik

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, reliabilitas, taraf

kesukaran dan daya pembeda instrumen, maka ada beberapa instrumen yang

akan digunakan untuk di ujicobakan pada posttest di akhir pembelajaran.

Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

45

Tabel 3.13

Instrumen yang akan digunakan

No

soal

Indikator

Kemampuan

Berpikir Kreatif

Matematis

Uji

Validitas

Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda

Keterangan

1 Fluency Valid Sedang Cukup Tidak

digunakan

2 Flexibility Valid Sedang Cukup digunakan

3 Fluency Valid Sedang Baik digunakan

4 Flexibility Valid Sukar Cukup digunakan

5 Originality Valid Sukar Cukup digunakan

6 Originality Valid Sedang Baik Tidak

digunakan

F. Teknik Analisis Data

1. Uji prasyarat analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk

memenuhi asumsi kenormalan dalam analisis data statistik

parametrik. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran

data berdistribusi normal atau tidak.59

Uji normalitas dapat

menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22 dengan uji shapiro wilk

dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1) Perumusan hipotesis

HO : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

2) Buka file SPSS berisi data ekspeimen dan kontrol.

59 Ibid., h. 243

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

46

3) Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze —› descriptive

statistics —› explore.

4) Masukkan data pada kotak dependen list dengan meng-klik tanda

panah, kemudian klik plot dan cheklist Normality plots with test

pada explore plots, lalu klik continue. Untuk memperoleh

tampilan output nilai statistic beserta plots pilih Both pada

Display.

5) Klik Ok.

6) Setelah itu akan muncul tabel test of normality.

Signifikansi uji mangacu pada nilai yang diperoleh sig atau p-

value dengan kriteria sebagai berikut :

Jika sig atau p-value > 0,05, maka H0 diterima yang berarti

data berdistribusi normal

Jika sig atau p-value ≤ 0,05, maka H0 ditolak yang berarti data

tidak berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas merupakan salah satu uji prasyarat analisis

data statistik parametrik pada teknik komparasional

(membandingkan). Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau

tidak.60

Uji homogenitas dapat menggunakan perangkat lunak SPSS

versi 22 dengan uji One Way Anova dengan langkah - langkah sebagai

berikut :

1) Merumuskan Hipotesis

H0 : kedua varians homogen

H1 : kedua varians tidak homogen

2) Buka file SPSS, kemudian masukkan data pada dataset dengan

value 1 dan 2.

60

Ibid., h. 248

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

47

3) Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze —› compare means

—› one way ANOVA .

4) Masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke dependent list.

5) Masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kotak factor.

6) Klik option dan cheklist Homogeneity of variance test pada One-

Way ANOVA:options.

7) Klik continue lalu ok.

8) Setelah itu akan muncul tabel test of homogeneity of variances.

Signifikansi uji mengacu pada nilai sig atau p-value dengan

kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Jika signifikansi (p) ≤ a (0,05), maka HO ditolak, artinya

varian kedua kelompok tidak homogen

Jika signifikansi (p) > a (0,05), maka HO diterima, artinya

varian kedua kelompok homogen

2. Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian populasi dengan uji normalitas dan uji

homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji Hipotesis

dapat menggunakan analisis Independent Samples T Test yang terdapat

pada perangkat lunak SPSS versi 22. Adapun langkah - langkahnya

sebagai berikut :61

1) Merumuskan Hipotesis

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 > µ2

2) Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan di uji

kesamaan rata - ratanya.

3) Klik analyze —› compare means —› independent sample T test

4) Masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom Test variable

(s)

61 Kadir, statistika terapan : konsep, contoh dan analisis data dengan program SPSS/Lisrel

dalam penelitian, (Depok : RajaGrafindo Persada, 2016), h. 304 - 306.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

48

5) Masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom define groups

6) Masukkan value data yang akan dibandingkan rata - ratanya pada

masing - masing kolom grup 1 value 1 dan group 2 value 2.

7) Klik continue kemudian ok.

8) Setelah itu akan muncul tabel Independent Samples Test

Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih,

mengacu pada nilai yang ditunjukkan oleh sig. Pada output yang

dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Jika signifikansi (p) ≤ 𝛼 (0,05) maka HO ditolak, yaitu rata - rata

nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis kelas eksperimen

lebih tinggi dari pada rata - rata nilai Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematis Kelas Kontrol.

Jika signifikansi (p) > 𝛼 (0,05) maka HO diterima, yaitu rata - rata

nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis kedua kelompok

sama.

Jika uji prasyarat analisis tidak terpenuhi, yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak berasal dari populasi

berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji

statistik non parametrik menggunakan teknik Mann- Whitney pada

SPSS versi 22. Adapun langkah - langkah sebagai berikut :62

1) Merumuskan hipotesis

2) Buka file SPSS, klik data view kemudian pada kolom pertama

tuliskan variabel SKOR untuk skor kedua kelompok kelas.

Selanjutnya pada kolom kedua tuliskan variabel GRUP pada

angka 1 untuk skor kelas eksperimen, dan angka 2 untuk skor

kelas kontrol.

3) Selanjutnya klik variable view kolom values, baris GRUP

tuliskan angka 1 = EKSPERIMEN dan klik add, angka 2 =

KONTROL dan klik add kemudian ok.

62 Karunia eka., op.cit 290 - 291

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

49

4) Kembali ke data view, pada menu SPSS klik analyze —›

nonparametric test —› legacy dialogs serta 2 independent

samples, destinasikan variabel skor kedua kelompok kelas

pada kotak test variable list dan variable grup pada grouping

variable.

5) Klik define groups, isikan angka 1 pada grup 1 dan angka 2

pada grup 2, kemudian continue untuk kembali ke menu Two

independent samples test dan pada test type pilih Mann-

Whitney U, kemudian ok.

6) Setelah itu muncul tabel tes statistics.

G. Hipotesis Statistik

Adapun kriteria pengujian untuk uji - t sebagai berikut :

H1 : µ1 > µ2

( Rata - rata hasil tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelompok

Eksperimen lebih tinggi dari pada Rata - rata hasil tes Kemampuan Berpikir

Kreatif Matematis Kelompok Kontrol )

Keterangan :

μ1 : Rata - rata hasil tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelompok

Eksperimen (pembelajaran menggunakan model open ended)

μ2 : Rata-rata hasil tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis kelompok

Kontrol ( pembelajaran konvensional model Direct Instruction)

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, didapat

kesimpulan bahwa:

1. Model pembelajaran Open Ended berpengaruh terhadap Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematis siswa

2. Model pembelajaran Open Ended sudah tergolong cukup baik untuk

meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa pada

indikator Fluency, Flexibility dan Originality dilihat dari persentase

masing - masing indikator.

3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa yang proses

pembelajarannya menggunakan model Open Ended lebih tinggi

dibandingkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa yang

proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional

model Direct Instruction. Dengan begitu dapat dikatakan model Open

Ended berpengaruh terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, ada beberapa saran dari

penulis diantaranya :

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa dapat ditingkatkan

dengan menggunakan model Open Ended, sehingga model Open

Ended dapat menjadi salah satu modifikasi pembelajaran yang dapat

digunakan.

2. Penelitian ini melihat pengaruh model pembelajaran Open Ended

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa pada materi

pecahan pokok bahasan bentuk - bentuk pecahan, oleh karena itu

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

69

disarankan untuk penelitian selanjutnya membahas materi lain atau

kemampuan yang lain.

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

70

DAFTAR PUSTAKA

Afiani, Kunti dian ayu dan Deni Adi Putra. “peningkatan kemampuan berpikir

kreatif pada siswa kelas III SD melalui pembelajaran berbasis pengajuan

masalah”, ELSE (Elementary School Education Joural), vol.1, 2017.

Arikunto, Suharsimi. prosedur penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, cet. Ke-15, 2013.

Azhari, “peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa melalui

pendekatan kontruktivisme di kelas VII sekolah menengah pertama (SMP)

Negeri 2 Banyuasin III”, jurnal pendidikan matematika, vol.7 no.2 , 2013.

Billiya. “penerapan model open ended untuk meningkatkan keterampilan proses

dan hasil belajar siswa kelas V SDN I Reparking-Wonosegoro-Boyolali”,

jurnal scholaria, 2015.

Damayanti, Herwinanda Trisnaning dan Sumardi, Mathematical creative Thinking

ability of junior high school students in solving open-ended problem, journal

of research and advances in mathematics education, vol.3, 2018.

Eka, Karunia. Penelitian Pendidikan Matematika, Bandung: PT Refika Aditama,

2015.

Emzir. metodologi penelitian pendidikan kuantitatif & kulaitatif, Depok : Rajawali

Pers, 2017.

Fardah, D.K. “analisis proses dan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam

matematika melalui tugas Open-Ended,” jurnal Kreano, 3 (3), 2012.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. perencanaan dan strategi pembelajaran

matematika, Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2014.

Heruman. model pembelajaran matematika di sekolah dasar, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Ibrahim, perpaduan model pembelajaran aktif konvensional (ceramah) dengan

cooperatif (Make A Match) untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan, jurnal ilmu pendidikan sosial, sains dan humaniora, vol.3, no.2,

2017.

Irawan, Andi Edy Surya.“Application of the Open Ended Approach to

Mathematics Learning in the Sub-subject of Rectangular”, international

journal of science : basic and applied research (ijsbar), vol.33, 2017.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

71

Kadir. statistika terapan : konsep, contoh dan analisis data dengan program

SPSS/Lisrel dalam penelitian, jakarta : RajaGrafindo Persada, 2015.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kemudayaan Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,

Kurniati, Risna. “penerapan strategi pembelajaran open ended terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika kelas V

di madrasah ibtidaiyah negeri 1 Palembang”, dalam jurnal ilmiah PGMI ,

Vol.2, 2016.

Latif, Sriwahyuni dan Irwan Akib, mathematical connection ability in solving

mathematics problem based on initial abilities of students at SMPN 10

Bulukumba, jurnal daya matematis, vol..4, 2016.

Machromah, Isnaeni Umi, dkk. “Analisis proses dan tingkat berpikir kreatif siswa

SMP dalam pemecahan masalah bentuk soal cerita materi lingkaran

ditinjau dari kecemasan matematika”, jurnal elektronik pembelajaran

matematika, vol.3, 2015.

Marliani, Novi peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui

model pembelajaran missouri mathematics project (MMP), Jurnal formatif,

2015.

Maulana. konsep dasar matematika dengan pengembangan kemampuan berpikir

kritis-kreatif, Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017.

Meika, I., dan Sujana, A.“kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah

matematis siswa SMA,” jurnal penelitian dan pembelajaran matematika, 10

(2), 2017.

Noviyana, Hesti “pengaruh model open ended terhadap kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa”, jurnal Edumath, vol. 4, no.2, 2018.

Priatna, Nanang dan ricki yuliardi. pembelajaran matematika, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2019.

Rahmat, Pupu Saeul. psikologi Pendidikan,jakarta : Bumi Aksara, 2018.

Rahmawati, “seminar hasil TIMSS”, 2015.

Rosmaia, Isrok’atun Amelia, model - model pembelajaran Matematika, Jakarta : PT

Bumi Aksara, 2018.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDEDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48664...Pada plateri Pecahan Dosen Pclnbilnbing. 1. Tri Suryaningsih, M.Pd. dengan ini lrlenyatakan

72

Rosmi, Nurli penerapan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 003 Pulau Jambu, jurnal

PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), vol.1, no.2, 2017.

Siswono, Tatag Yuli Eko.“pembelajaran matematika berbasis pengajuan dan

pemecahan masalah”, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2018.

Supardi U.S, Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran

Matematika,http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/vi

ewFile/107/103, pada 20 februari 2019.