pengaruh model pembelajaran multiliterasi dan …
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
MULTILITERASI DAN PENGETAHUAN AWAL
MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Peni Meilani
NIM :11140170000052
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
Bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi
dan Pengetahuan Awal Matematika terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa” adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
i
ABSTRAK
Peni Meilani (11140170000052). Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi
dan Pengetahuan Awal Matematika terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Januari 2020.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji perbedaan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
multiliterasi dan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan pada
salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan pada siswa kelas 8 tahun ajaran
2018/2019. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
desain penelitian post test only control design. Sampel penelitian sebanyak 80 siswa
yang terdiri dari 40 siswa kelas eksperimen dan 40 siswa kelas kontrol dengan
teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan tes uraian kemampuan komunikasi matematis. Teknik analisis data
yang digunakan adalah ANOVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1) terdapat pengaruh model pembelajaran multiliterasi terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa, 2) terdapat pengaruh pengetahuan awal matematika
siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, 3) tidak terdapat
pengaruh interaksi antara model pembelajaran multiliterasi dan pengetahuan awal
matematika siswa terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
Kata Kunci: Multiliterasi, PAM, Kemampuan Komunikasi Matematis
ii
ABSTRAC
Peni Meilani (11140170000052). ”The Effect of Multiliteration Learning Model
and Mathematical Prior knowledge towards Students’ Communication
Mathematical Skill.” Undergraduated Thesis of Mathematics Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Educational Science, Syarif Hidayatullah
University Jakarta, January 2020.
The purpose of this research is to investigate the differences in students’
Communication mathematical skill taught by multiliteration learning model and
conventional learning. This research was conducted at one of the junior high
schools in the city of Tangerang Selatan on the students of grade 8 in the academic
year 2018/2019. The method of this research used a quasi-experimental with a post-
test only control group design. The samples are 80 students, they are 40 students in
the experimental group, and 40 students in the control group by cluster random
sampling techniques. The instrument used in this research is a test of mathematical
communication skill. The data analysis technique used a two-way ANOVA. The
result of this research shows that: 1) there is an influence of multiliteration learning
model on students' mathematical communication skill, 2) there is an influence of
students’ prior mathematical knowledge with students’ mathematical
communication skill, 3) there is no influence of interactions between multiliteration
learning model and mathematical prior knowledge students towards students’
mathematical communication skill.
Keywords: Multiliteration learning model, PAM, Mathematical Communication
skill
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah memberikan kesehatan, kenikmatan dan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat berbagai
kendala yang dialami, namun dengan kerja keras, doa, bantuan dan semangat dari
berbagai pihak semua kendala dapat teratasi. Oleh karena itu, ucapan terimakasih
penulis ucapkan kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Gusni Satriawati, S.Ag, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Kadir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2019
dan Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku Wakil Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2014-
2019.
5. Drs. Dindin Sobiruddin, M. Kom., Dosen Penasihat Akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta nasihat, dan perhatian mulai dari penulis
menjadi mahasiswa baru hingga selesainya penulisan skripsi. Semoga Bapak
diberikan kesehatan dan selalu dalam lindungan-Nya.
6. Dr. Lia Kurniawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Dedek Kustiawati,
M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, nasihat, semangat dan motivasi selama penulis
mengerjakan skripsi ini. Semoga Ibu Lia dan Ibu Dedek selalu diberikan
kesehatan dan selalu dalam lindungan-Nya
iv
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu serta
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan-Nya.
8. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
9. Bapak H. Maryono, SE, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 3 Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian di sekolah tersebut.
10. Bapak Sholeh Fathoni, M.Pd selaku Wakasek Kurikulum dan Ibu Sumarsih,
M.Pd selaku Guru Matematika SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah
memberikan arahan dan motivasi serta mengizinkan saya melakukan penelitian
di kelasnya.
11. Siswa/i kelas VIII-2 dan VIII-3 SMP N 3 Tangerang Selatan tahun ajaran
2019/2020, yang telah bersikap kooperatif selama penulis melakukan
penelitian
12. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda Sukadi dan Ibunda Sainah yang
selalu mendukung baik secara materiil maupun non materiil serta selalu
mendoakan penulis selama ini. Semoga Allah SWT. selalu memberikan
kebahagiaan, kesehatan, dan berkah usia teruntuk Ayahanda dan Ibunda.
13. Saudara kandung penulis, kakak tercinta Novitasari serta adik tercinta Lisa
Febrianti yang telah menjadi penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi. Semoga Allah SWT. selalu memberikan kebahagiaan, kesehatan, dan
berkah usia teruntuk kalian.
14. Keluarga Besar Karso Dikromo dan Dasa selaku keluarga dari Ayahanda dan
Ibunda yang selalu memberikan perhatian, arahan, dan semangat selama proses
penulisan skripsi.
15. Kak Alex yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis serta
membantu penulis selama proses penulisan skripsi.
16. Keluarga kontrakan Bapak Tomo, Ulfa, Neneng, Rahma yang selama lima
tahun lebih ini telah menemani, mendukung, dan mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga silaturahmi tetep terjaga diantara kita.
v
17. Sahabat PPK, Ai, Tasya, Alfi, Rani, Nining, Risa, Sifah, Nisa, yang tak pernah
lelah mendengarkan keluh kesah penulis dari awal menjadi mahasiswa baru
hingga selesai penulisan skripsi.
18. Teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2014 yang
selalu memotivasi, bertukar informasi dan ilmu yang dimiliki.
19. Teman seperjuangan menulis skripsi dan seperbimbingan Bang Jafar, Qooidah,
Asih yang selalu menyemangati, memotivasi, dan bertukar informasi.
20. Teman seperjuangan menulis skripsi, Anis, Ulfah, Mahmudah, Dadan yang
selalu memberikan motivasi kepada penulis.
21. Sahabat OPTIKA 17 terkasih, Nurul, Linda, Nanda, Deni, Imtiyaz, Novia,
Diwani, Fitria, Mahmudah, Kiki, Santri Eka, Achmad, semoga selalu dalam
lindungan-Nya.
22. Kak Lia, kak Dwi yang bersedia memberikan waktunya untuk membantu
penulis apabila terdapat kesulitan dalam menyelesaikan skripsi.
23. Sahabat terkasih, Sonia, Dian, Miranti, Riza, Kiki, Arviana yang telah
memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
24. Adik terkasih Kiki Rizkiyah, Citra, Puji, Amrina Ayu yang telah memberikan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
25. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga
Allah SWT. selalu melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan perlindungan
baik dunia maupun akhirat. Aamiin Aamiin yaa robbal’alamin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya umumnya.
Jakarta, 6 Januari 2020
Peni Meilani
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT......................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi ........................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 9
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS .............................................................. 10
A. Kajian Teori ........................................................................................... 10
1. Kemampuan Komunikasi Matematik ................................................. 10
2. Pengetahuan Awal Matematika (PAM) ............................................. 15
3. Model Pembelajaran Multiliterasi ...................................................... 16
4. Pembelajaran Konvensional ............................................................... 25
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 31
vii
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 31
C. Populasi Sampel ..................................................................................... 32
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 32
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 33
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 34
1. Uji Validitas ....................................................................................... 35
2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 37
3. Uji Taraf Kesukaran ........................................................................... 38
4. Uji Daya Pembeda ............................................................................. 39
G. Teknik Analisi Data................................................................................ 40
1. Uji Normalitas ................................................................................... 41
2. Uji Homogenitas ................................................................................ 42
3. Pengujian Hipotesis............................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 44
1. Kemampuan Komunikasi Matematis secara Keseluruhan ................... 45
2. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Per-Indikator .................. 48
B. Analisis Data .......................................................................................... 52
1. Uji Normalitas Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ................ 52
2. Uji Homogenitas Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ............ 53
3. Pengujian Hipotesis............................................................................ 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 58
1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ..................... 58
2. Proses Pembelajaran Model Pembelajaran Multiliterasi ...................... 67
3. Proses Pembelajaran Model Pembelajaran Discovery Learning .......... 74
D. Keterbatasan Peneliti .............................................................................. 79
BAB V KESIMPULAN.................................................................................... 81
A. Kesimpulan ............................................................................................ 81
B. Saran ...................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 83
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................... 31
Tabel 3.2 Desain Penelitian ................................................................................ 31
Tabel 3.3 Panduan Penskoran Test Kemampuan Komunikasi ............................. 33
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal Kemampuan Komunikasi Matematis ............................ 34
Tabel 3.5 Hasil Penilaian Uji Validasi Isi ........................................................... 36
Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Isi Kemampuan Komunkasi Matematis Siswa........ 37
Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen ........................................ 37
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas Instrumen ........................................... 37
Tabel 3.8 Hasil UJi Reliabilitas Instrumen ......................................................... 38
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen .................................................. 38
Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen ........................... 39
Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................ 39
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen ............................. 40
Tabel 3.13 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes....................................... 40
Tabel 3.14 Kriteria Pengelompokan Pengetahuan Awal Matematika .................. 41
Tabel 3.15 Kriteria Pengelompokan PAM Siswa ................................................ 41
Tabel 3.16 Sebaran Sampel Memuat Model dan PAM ............................................ 43
Tabel 4.1 Kemampuan Komunikasi Matematis Secara Keseluruhan................... 45
Tabel 4.2. Rata-rata Kemampuan Komunikasi berdasarkan Indikator ................. 49
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Uji Normalitas .......................................................... 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji ANOVA 2 Jalur ................................................................... 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Post Hoc Scheffe ................................................................. 56
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Soal yang Belum Dikuasai Siswa Indonesia .......................... 5
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 29
Gambar 4.1 Kemampuan Komunikasi Matematis Secara Keseluruhan ............... 47
Gambar 4.2 Kemampuan Komunikasi Matematis berdasarkan Tingkatan PAM . 48
Gambar 4.3 Diagram Batang Rata-Rata Skor KKM ........................................... 51
Gambar 4.4 Grafik Interaksi antara Model Pembelajaran dan PAM .................... 57
Gambar 4.5 Contoh soal indikator menyatakan argumen dengan bahasa sendiri . 59
Gambar 4.6 Jawaban Siswa kelas ekperimen Soal Indikator menyatakan argumen
dengan bahasa sendiri ........................................................................................ 60
Gambar 4.7 Jawaban Siswa kelas kontrol Soal Indikator menyatakan argumen
dengan bahasa sendiri ........................................................................................ 61
Gambar 4.8 contoh soal indikator menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika
secara tulisan dengan grafik atau aljabar ............................................................ 62
Gambar 4.9 jawaban siswa kelas ekperimen soal indikator menjelaskan ide, situasi,
dan relasi matematika secara tulisan dengan grafik atau aljabar .......................... 63
Gambar 4.10 Jawaban Siswa kelas kontrol Soal Indikator menjelaskan ide, situasi,
dan relasi matematika secara tulisan dengan grafik atau aljabar .......................... 63
Gambar 4.11 contoh soal indikator menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa
matematika ........................................................................................................ 64
Gambar 4.12 jawaban siswa eksperimen soal indikator menyatakan peristiwa
sehari-hari dalam bahasa matematika ................................................................. 65
Gambar 4.13 jawaban siswa kontrol soal indikator menyatakan peristiwa sehari-
hari dalam bahasa matematika............................................................................ 66
Gambar 4.14 Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen ...................................... 68
Gambar 4.15 Hasil Kerja Siswa pada tahapan Setup ........................................... 69
Gambar 4.16 Hasil Kerja Siswa pada tahapan Explore ....................................... 70
Gambar 4.17 Hasil Kerja Siswa pada tahapan Share and Discus ........................ 73
Gambar 4.18 Hasil Kerja Siswa pada tahapan Presenting ................................... 74
Gambar 4.19 Suasana Pembelajaran kelas Kontrol ............................................. 75
x
Gambar 4.20 Contoh stimulus ............................................................................ 75
Gambar 4.21 Contoh LKS identifikasi Masalah ................................................. 76
Gambar 4.22 Contoh LKS mengumpulkan informasi ......................................... 77
Gambar 4.23 Contoh LKS mengolah data .......................................................... 77
Gambar 4.24 Contoh LKS Langkah Verifikasi ................................................... 78
Gambar 4.25 Contoh LKS Langkah Generalisasi ............................................... 79
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen ............................. 87
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol ................................. 105
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Eksperimen................................................... 123
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Kontrol ......................................................... 161
Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi Matematis........ 184
Lampiran 6 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ...................................... 185
Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .............. 189
Lampiran 8 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis ...... 197
Lampiran 9 Indikator Tes Pengetahuan Awal (PAM) ....................................... 198
Lampiran 10 Tes Pengetahuan Awal (PAM) .................................................... 199
Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Pengetahuan Awal (PAM) ............................ 202
Lampiran 12 Nilai PAM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................ 211
Lampiran 13 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi ............. 212
Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi ....... 213
Lampiran 15 Intsrumen Tes Komunikasi Matematis yang Digunakan .............. 214
Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Komunikasi .... 217
Lampiran 17 Hasil Uji Taraf Kesukaran ........................................................... 218
Lampiran 18 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Komunikasi .... 219
Lampiran 19 Hasil Tes KKM Kelas Eksperimen .............................................. 220
Lampiran 20 Hasil Tes KKM Kelas Kontrol .................................................... 221
Lampiran 21 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 222
Lampiran 22 Hasil Uji Homogenitas ................................................................ 223
Lampiran 23 Hasil Uji Anova dan Pos hoc ....................................................... 224
Lampiran 24 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 225
Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 226
Lampiran 26 Surat Keterangan Penelitian ........................................................ 227
Lampiran 27 Lembar Uji Referensi ................................................................. 229
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi dasar dan memegang peranan penting
terhadap kemajuan suatu negara. Salah satu tujuan nasional pendidikan Indonesia
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah “mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Untuk mewujudkan tujuan nasional pendidikan tersebut pemerintah
membangun lembaga pendidikan seperti sekolah sebagai tempat untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Pemerintah Indonesia juga mengembangkan kurikulum yang
mengatur bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung, dan materi apa saja
yang harus dipelajari siswa setiap jenjangnya. Kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan pendidikan atau pengajaran yang harus dicapai oleh siswa
yang didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber
daya pendidikan.1 Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di Indonesia
adalah mata pelajaran matematika.
Matematika memiliki peranan penting dalam pendidikan, hal ini terbukti
mata pelajaran matematika selalu ada di setiap jenjang pendidikan, dari taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Oleh sebab itu, matematika menjadi salah
satu dari ilmu pengetahuan yang memberikan kemajuan atas perkembangan ilmu
pengetahuan dan sumber daya manusia. Mengingat pentingnya matematika, maka
guru harus mampu mendidik dan melatih siswa dalam belajar agar tujuan
matematika di sekolah dapat tercapai.
Matematika merupakan komponen pendidikan dasar dalam bidang-bidang
pengajaran yang diperlukan dalam menyelesaikan berbagai masalah yang terkait
dalam hal perhitungan. Menurut Hans Freudental, matematika merupakan aktivitas
insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realita. 2 Pada hakikatnya
matematika memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari.
Kehadiran matematika dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-
1 Tatang S, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h.129 2 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h. 189
2
hari tentu sangat bermanfaat. Manfaat yang bisa dirasakan adalah dalam hal
perdagangan, berhitung, mengolah data, perpajakan, dan masih banyak lagi manfaat
yang dapat kita rasakan. Siswa diharapkan dapat menggunakan matematika sebagai
suatu kemudahan yang dapat membantu mereka memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Matematika tidak terlepas dari simbol-simbol, hal ini diperkuat oleh
Johnson dan Rising yang menyatakan bahwa matematika adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, yang
diwujudkan dalam simbol, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide. 3 Dalam
Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah Menegah
Atas, kompetensi kecakapan abad 21 adalah kecakapan Berpikir kritis dan
Pemecahan masalah, kecakapan berkomunikasi, kreativitas dan inovasi, dan
kolaborasi.4 Siswa diharapkan memiliki 4 kecakapan tersebut agar dapat bersaing
di zaman yang semakin kempetitif.
Berdasarkan panduan implementasi kecakapan abad 21 kurikulum 2013,
dapat disimpulkan kemampuan komunikasi menjadi penting untuk ditingkatkan.
Dalam mata pelajaran matematika, setiap siswa juga diharuskan memiliki
kemampuan berkomunikasi. Pada kurikulum 2013 dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 Tahun 2014 salah satu tujuan pembelajaran
matematika adalah mengkomunikasin gagasan, penalaran, serta mampu menyusun
bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
Sepanjang proses pembelajaran, komunikasi sangat penting. Cara guru dan
siswa berkomunikasi mempengaruhi kualitas pembelajaran. National Council of
Teacher of Mathematic (NCTM) menekankan pentingnya komunikasi lisan dan
tulisan. NCTM mengemukakan, matematika sebagai alat komunikasi (mathematics
as communication) merupakan pengembangan bahasa dan simbol untuk
mengkomunikasikan ide matematika, sehingga siswa dapat: (1) mengungkapkan
3 Ismunamto, dkk, Ensiklopedia Matematika 1, (Jakarta : PT. Lentera Abadi, 2011), h.2 4 Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas,
PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017, h. 6-8
3
dan menjelaskan pemikiran mereka tentang ide matematika dan hubungannya. (2)
Merumuskan definisi matematik dan membuat generalisasi yang diperoleh melalui
investigasi (penemuan), (3) Mengungkapkan ide matematka secara secara lisan dan
tulisan, (4) Membaca wacana matematika dengan pemahaman, (5) menjelaskan dan
mengajukan serta memperluas pertanyaan terhadap matematika yang telah
dipelajarinya, dan (6) menghargai keindahan dan kekuatan notasi matematik, serta
peranannya dalam mengembangkan ide/gagasan matematik.5
Selain itu, kemampuan komunikasi matematis juga penting dimiliki oleh
setiap siswa dengan beberapa alasan mendasar: 1). Kemampuan komunikasi
matematis menjadi kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep dan
strategi 2). Kemampuan komunikasi matematis sebagai modal keberhasilan bagi
siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi
matematika dan 3). Kemampuan komunikasi matematis sebagai wadah bagi siswa
dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, berbagai
pikiran.6
Namun demikian, kemampuan komunikasi matematis siswa masih
tergolong rendah. Hasil Survei Programme for International Student Assessment
(PISA). Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) terhadap anak usia 15 tahun pada 2015, menempatkan
kemampuan matematika pelajar Indonesia ada di peringkat ke-64 dari 72 negara.
Pada kategori science, reading, and mathematics untuk share of top performers in
at least one subject (level 5 or 6) Indonesia hanya mampu mencapai 0,8% dari
standar PISA 15,3% dengan rata-rata 386.7 Dalam PISA 2018 Indonesia mengalami
penurunan rata-rata menjadi 379.8 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir matematis di Indonesia masih dibawah rata-rata skor PISA.
Hasil PISA 2015 dan 2018 Indonesia masih berasa di level 1. Kemampuan berpikir
5 Bansu I. Ansari, Komunikasi Matematik Strategi Berpikir dan Manajemen Konsep dan
Aplikasi, (Banda Aceh:. Yayasan PeNA, 2016), h. 14 6 Ahmad Susanto, op.cit., h. 214 7 PISA (Programme of International Student Assessment), PISA 2015 Result in Focus, (tt.p:
OECD Publishing, 2016), h.5 8 PISA (Programme of International Student Assessment), PISA 2018 Insights and
Interpretations, (tt.p: OECD Publishing, 2018, h.7.
4
yang dimaksud pada instrumen PISA dalam mengukur top performers level 5 or 6
yaitu dengan kriteria mampu menentukan strategi dari pemecahan masalah,
mengonseptualisasi, menggeneralisasi, bernalar, mengkomunikasikan tindakan,
dan merefleksikan penemuan mereka, menginterpretasikan dan memberikan
argumentasi.9 Pencapaian Indonesia pada soal-soal PISA bisa menjadi salah satu
rujukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia masih rendah.
Selanjutnya, hasil penelitian yang dilakukan Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2015 menunjukan skor rata-rata
matematika siswa kelas 4 adalah 397, dimana skor rata-rata internasional yaitu
539. 10 Ini menunjukan bahwa skor Indonesia masih di bawah rata-rata skor
Internasional. Dengan skor 397 tersebut Indonesia masuk ke kategori kemampuan
matematika dengan tingkatan rendah. Deskripsi kemampuan matematika rendah
dari TIMSS adalah siswa memiliki pengetahuan matematika dasar, dapat
memecahkan masalah sederhana, dan siswa dapat membaca dan menyelesaikan
grafik dan tabel sederhana.11 Dengan demikian, siswa indonesia hanya memiliki
kemampuan dasar matematika namun hanya dalam konteks sederhana, siswa belum
terlatih mengkomunikasikan masalah secara logis, menganalisis, menyimpulkan
maupun mengambil tindakan secara tepat sesuai konsep. Salah satu faktor yang
tidak mendukung kemampuan komunikasi matematis adalah siswa terbiasa
menyelesaikan soal-soal matematika level mudah dengan penyelesaian sederhana
yang homogen. Siswa di Indonesia belum terlatih menyelesaikan soal-soal
matematika kompleks yang sifatnya non-rutin.
9 PISA (Programme of International Student Assessment), PISA 2012 Result: What Student
Know and Can DO – Student Performance in Mathematics, Readig and Science, Vol.1, (tt.p: OECD Publishing, 2014, h.61.
10 Stephen Provasnik, at all “Highlights From TIMSS and TIMS Advanced 2015
Mathematics and Science Achievement of U.S. Student in Grades 4 and 8 and in Advanced Courses
at the End of High School in a International Context.” (NCES, IES, U.S. Department of Education:
Washington, 2015), h.5 11 Ibid, h.9
5
Berikut contoh soal TIMSS tahun 2015 yang belum dikuasai siswa di
Indonesia menurut Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Soal tersebut termasuk kategori domain mengaplikasikan, siswa di
Indonesia hanya 4% menjawab dengan benar.12
Gambar 1.1 Contoh Soal yang Belum Dikuasai
Siswa Indonesia
Untuk menjawab soal pada Gambar 1.1 diperlukan beberapa indikator
kemampuan komunikasi, yaitu: 1). Membaca dengan pemahaman suatu presentasi
matematika tertulis. 2). Menghubungkan situasi gambar, diagram, atau benda nyata
ke dalam bahasa, simbol, ide atau model matematik, dapat disimpulkan siswa di
Indonesia belum mampu membaca dengan pemahaman suatu presentasi
matematika tertulis dan menghubungkan situasi gambar, diagram, atau benda nyata
12 Pusat Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Mengenai TIMSS, Diakses dari
https://puspendik.kemdikbud.go.id pada 13 April 2019 pukul 12.40, h.1
6
ke dalam bahasa, simbol, ide atau model matematik dengan baik. Dengan kata lain,
masih rendahnya kemampuan komunikasi di Indonesia.
Hasil penelitian dari Rizki Wahyu Yunia Putra yang berjudul ”Pembelajaran
Konflik Kognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
berdasarkan Kategori Pengetahuan Awal Matematis” yang menyimpulkan faktor
kategori pengetahuan awal matematika siswa memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa. 13
Pembelajaran yang berorientasi pada pengetahuan awal akan memberikan dampak
pada proses dan perolehan hasil belajar. Pengetahuan awal berperan sebagai
pondasi siswa untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya. 14 Pengetahuan awal
merupakan bagian terpenting dalam proses belajar, sehingga guru perlu mengetahui
tingkat pengetahuan awal yang dimiliki siswa.
Kesulitan siswa dalam mengerjakan soal matematika antara lain siswa
merasa kesulitan memahami maksud soal, siswa kesulitan dalam menentukan
konsep apa yang digunakan dalam mengerjakan soal tersebut serta siswa juga
mengalami kesulitan dalam mengubah soal cerita tersebut menjadi ide/ model
matematik, pada akhirnya soal tersebut dibahas bersama-sama. Pembelajaran
matematika, seharusnya dirancang dengan memberikan siswa soal-soal yang dapat
melatih kemampuan siswa dalam menganalisa soal dan mengkomunikasikannya ke
dalam pemahaman mereka. Namun, pada kenyataannya, saat ini pembelajaran
matematika di sekolah-sekolah lebih bersifat latihan dengan mengerjakan banyak
soal yang hampir sama dengan contoh, akibatnya kemampuan komunikasi siswa
kurang berkembang.
Salah satu model pembelajaran yang diperkirakan sesuai dan dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah model
pembelajaran multiliterasi. Menurut McConachi model pembelajaran multiliterasi
13 Rizki Wahyu Yunian Putra, Pembelajaran Konflik Kognitif untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa berdasarkan Kategori Pengetahuan Awal Matematis, Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6, 2015, h. 163
14 I Nyoman Darma, dkk, Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik terhadap Pemahaman
Konsep dan Daya Matematika Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa SMP Nasional Plus Jembatan
Budaya, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi
Pendidikan Matematika, Vol. 2, 2013, h. 4
7
yaitu pembelajaran yang bertujuan untuk mempelajari dan membentuk pemahaman
yang kompleks tentang suatu konsep atau pengetahuan yang terkait dengan bidang
pengetahuan tertentu dengan mengintegrasikan kegiatan membaca, menulis,
berbicara, dan pengamatan atau proses pencarian. 15 Model ini memiliki empat
tahapan, yaitu Setup, Explore, Share and Discuss, Presenting. Pembelajaran
multiliterasi menekankan penggunaan membaca, menulis, dan berbicara dimana
membaca, menulis, dan berbicara merupakan aspek dalam kemampuan komunikasi
matematika.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, penulis merasa
tertarik untuk menganalisa kemampuan komunikasi matematis menggunakan
model pembelajaran Multiliterasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut penulis
memberi judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi Terhadap
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa“
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjabaran yang terdapat pada latar belakang, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Bentuk soal yang diberikan kepada siswa hanya soal-soal rutin, belum
memberikan soal-soal terkait dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.
3. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah serta efektif dan efisien, maka diperlukan
pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran multiliterasi
yang terdiri dari empat tahapan yaitu setup, explore, share and discuss,
Presenting
15 Zaenal Abidin, Al Jupri, The Use of Multiliteration Model to Improve Mathematical
Connection Ability of Primary School on Geometry, Ijaedu-International E-Journal of Advances in
Education, 2017, h.605
8
2. Kemampuan komunikasi dalam penelitian ini dibatasi oleh tiga indikator yaitu:
1) Menyatakan argumen dengan bahasa sendiri. 2) Menjelaskan ide, situasi,
dan relasi matematika secara tulisan dengan grafik atau aljabar. 3) Menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika.
3. Materi yang diajarkan selama proses penelitian ini adalah materi sistem
persamaan linear dua variabel pada kelas VIII semester ganjil
4. Penelitian ini ditinjau dari Pengetahuan Awal Matematika.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa
yang memperoleh model pembelajaran multiliterasi dan model pembelajaran
konvensional secara keseluruhan?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa
berdasarkan Pengetahuan Awal Matematika (tinggi, sedang, rendah)?
3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara faktor model pembelajaran
(multiliterasi dan konvensional) dan Pengetahuan Awal Matematika terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mengkaji secara komprehensif perbedaan kemampuan komunikasi matematis
antara siswa yang memperoleh model pembelajaran multiliterasi dengan model
pembelajaran konvensional secara keseluruhan.
2. Mengkaji secara komprehensif perbedaan kemampuan komunikasi matematis
siswa berdasarkan Pengetahuan Awal Matematika (tinggi, sedang, rendah).
3. Mengkaji secara komprehensif pengaruh interaksi antara faktor model
pembelajaran (multiliterasi dan konvensional) dan Pengetahuan Awal
Matematika terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa.
9
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
1. Memberikan Informasi pembelajaran dengan model multiliterasi
memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa.
2. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk
mengembangkan pembelajaran tersebut dan mengaplikasikan pada siswa.
2. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif model
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah referensi model pembelajaran
yang dapat digunakan dan diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan. Penelitian
ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII tahun ajaran 2019/ 2020. Waktu pelaksanaan
dilakukan pada semester ganjil yaitu mulai Oktober-November 2019.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen.
Metode ini digunakan karena peneliti tidak dapat mengontrol secara keseluruhan
variable-variabel lain yang mempengaruh proses pembelajaran. Penelitian ini
membagi siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan model
pembelajaran multiliterasi sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang
tetap menggunakan model Discovery Learning.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomized
Post Test Only Control Group Design, yaitu dengan memberikan tes akhir pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan desain ini karena peneliti hanya
ingin melihat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara dua kelompok
setelah diberi perlakuan. Desain penelitiannya seperti pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Desain Penelitian
PAM (B) Model Pembelajaran (A)
Multiliterasi (A1) Konvensional (A2)
Tinggi (B1) (A1B1) (A2B1)
Sedang (B2) (A1B2) (A2B2)
Rendah (B3) (A1B3) (A2B3)
No. Jenis Kegiatan Agust Sept Okt Nov Des
1. Persiapan dan perencanaan √ √ √
2. Observasi Sekolah √
3. Pelaksanaan di Lapangan √ √
4. Analisis Data √
5. Laporan Penelitian √
32
Keterangan: A1B1 = Kemampuan komunikasi yang diajar dengan model pembelajaran multiliterasi
dengan PAM Tinggi. A1B2 = Kemampuan komunikasi yang diajar dengan model pembelajaran multiliterasi
dengan PAM Sedang.
A1B3 = Kemampuan komunikasi yang diajar dengan model pembelajaran multiliterasi
dengan PAM Rendah. A2B1 = Kemampuan komunikasi yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional dengan PAM Tinggi.
A2B2 = Kemampuan komunikasi yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dengan PAM Sedang.
A2B3 = Kemampuan komunikasi yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional dengan PAM Rendah
C. Populasi dan Sampel
Popuasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 3
Tangerang Selatan pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. Sampel dalam
penelitian ini diambil sebanyak dua kelas dari populasi dengan teknik penentuan
sampelnya menggunakan Cluster Random Sampling, yaitu pengambilan kelas yang
ditentukan secara acak untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Pengambilan dengan teknik ini dikarenakan dari sepuluh kelas diasumsikan
pembagian kelas dari kelas VIII-1 sampai dengan VIII-10 homogen, baik siswa
dengan kemampuan tinggi atau rendah dengan kata lain tidak ada kelas unggulan.
Dari kedua kelas yang terpilih tersebut, diundi untuk menetapkan satu kelas
sebagai kelas eksperimen dan sau kelas lagi sebagai kelas kontrol. Setelah
dilakukan pengundian terhadap dua kelas tersebut, maka terpilih kelas VIII-2
dengan jumlah 40 siswa sebagai kelas Eksperimen dan kelas VIII-3 dengan jumlah
40 siswa sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi
perlakuan dengan model pembelajaran multiliterasi, sedangkan kelas kontrol adalah
kelas dengan diberi perlakuan model Discovery Learning.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sifat atau nilai dari orang obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. 1 Adapun variabel yang digunakan dalam
1 Kadir, Statistika Terapan: Konsep, contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS
dalam penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 7
33
penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis sebagai variabel terikat,
model pembelajaran multiliterasi sebagai variabel bebas, dan Pengetahuan Awal
Matematika (PAM) sebagai variabel moderator. Sebelum masuk materi, siswa
diberikan dahulu tes pengetahuan awal Matematika, dengan tujuan dapat
mengategorikan siswa ke dalam tiga kategori pengetetahuan awal Matematika yaitu
PAM tinggi, PAM sedang, dan PAM rendah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Tes dikerjakan oleh siswa secara individual. Penilaian hasil tes menggunakan
rubik kemampuan komunikasi. Kriteria penskoran ini, peneliti adaptasi dari Cai,
Lane & Jacabcsin yang kemudian disesuaikan dengan indikator kemampuan
komunikasi matematis dalam penelitian ini.
Tabel 3.3 Panduan Penskoran Test Kemampuan Komunikasi
No. Aspek
Penilaian
Rubrik Penilaian Skor
1. Menyatakan argumen dengan
bahasa sendiri
Penjelasan secara matematika masuk akal dan benar
dengan segi bahasa yang tepat
4
Penjelasan secara matematika masuk akal dan
benar, namun ada sedikit kesalahan dan kekurangan dari segi bahasa
3
Penjelasan secara matematika masuk akal namun
hanya sebagian lengkap dan benar
2
Penjelasan yang disajikan terbatas 1
Tidak ada jawaban/respon 0
2.
Menjelaskan ide,
situasi, dan relasi
matematika secara tulisan
dengan grafik
atau aljabar
Penjelasan secara matematika lengkap dan perhitungannya benar
4
Penjelasan yang disajikan lengkap, namun ada
sedikit kesalahan dalam perhitungan
3
Penjelasan secara matematika hanya sebagian benar, dan melakukan perhitungan sebagian besar
2
Penjelasan secara matematika tidak lengkap dan
terbatas, dan perhitungannya tidak benar
1
Tidak ada jawaban/respon 0
3.
Menyatakan
peristiwa sehari-hari dalam bahasa
matematika
Membentuk model matematika secara lengkap dan
benar
4
Membentuk model matematika, namun ada sedikit kesalahan
3
Membentuk model matematika hanya sebagian
lengkap dan benar
2
Membentuk model matematika sangat terbatas 1
Tidak ada jawaban/respon 0
34
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa soal uraian (essay) yang dibuat untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa dalam bentuk post-test. Tes
tersebut terdiri dari 10 butir soal uraian pada materi sistem persamaan linear dua
variabel. Kelompok eksperimen dan kontrol diberikan instrumen yang sama.
Tes disusun berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis yang
akan dicapai yaitu menyatakan argumen dengan bahasa sendiri, menjelaskan ide,
situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan grafik atau aljabar, dan
menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa matematika. Kisi-kisi tes yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal Kemampuan Komunikasi Matematis
Kompetensi Dasar Indikator
Kemampuan
Komunikasi
Indikator Soal No.
soal
Menjelaskan sistem
persamaan linear
dua variabel dan
penyelesaiannya
yang dihubungkan
dengan masalah
kontekstual
Menyatakan
argumen dengan
bahasa sendiri
Menginterpretasikan
grafik 2b
Menjelaskan ide,
situasi, dan relasi
matematika secara
tulisan dengan
grafik atau aljabar
Menyelesaikan masalah
cerita sistem penyelesaian
linear dua variabel dengan
grafik, substitusi, atau
eliminasi
2a,
3b, 6b
Menyatakan
peristiwa sehari-hari
dalam bahasa
matematika.
Membuat model
matematika persamaan
linear dua variabel
3a,
6a, 4a
Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
sistem persamaan
linear dua variabel
Menyatakan
argumen dengan
bahasa sendiri
Menginterpretasikan
grafik SPLDV 5
Menjelaskan ide,
situasi, dan relasi
matematika secara
tulisan dengan
grafik atau aljabar
Menyelesaikan masalah
cerita sistem penyelesaian
linear dua variabel dengan
grafik, substitusi, atau
eliminasi
1, 4b
Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, instrumen tes ini harus diuji
cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui dan mengukur validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
35
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat
dapat mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan uji validitas isi dan uji validitas empiris.
a. Uji Validitas isi
Validasi isi digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap isi
suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pembelajaran.2
Uji validitas isi dilakukan dengan memberikan lembar soal instrumen tes
kemampuan komunikasi matematis kepada validator yang terdiri dari 4 dosen
pendidikan matematika dan 5 guru matematika untuk diberikan penilaian. Dalam
form penilaian instrumen terdapat 2 pilihan penilaian yaitu esensial dan tidak
esensial serta kolom komentar. Hal ini berdasarkan kriteria yang dibuat oleh
Lawshe dalam artikelnya terkait content validity (validitas isi).
Metode perhitungan validitas isi menggunakan CVR (Content Validity
Ratio) dengan rumus sebagai berikut.3
𝐶𝑉𝑅 =(𝑛𝑒 − (
𝑁2))
(𝑁2)
Keterangan:
𝑛𝑒 = Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial
N = Jumlah penilai
Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap butir soal. Jika nilai
CVR tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel nilai
minimum CVR yang disajikan Lawshe maka butir soal tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan CVR atas 10 soal, diperoleh 7 soal valid dan 3 soal
tidak valid. Berikut disajikan hasil uji validitas isi dari 9 orang ahli.
2 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014), h. 216. 3 C. H Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology, INC,
1975, h. 567-568.
36
Tabel 3.5 Hasil Penilaian Validasi Isi
Kemampuan Komunkasi Matematis Siswa
Berdasarkan Tabel 3.5, untuk butir soal nomor 2a, 2b, 5 tidak valid
dikarenakan dari 9 ahli ada 2 ahli yang menilai bahwa soal tersebut tidak esensial.
Dengan penilaian dari para ahli, untuk butir soal 2a, 2b, dan 5 diperbaiki sesuai
saran ahli.
b. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan pada siswa kelas IX-3 SMPN 3 Tangerang Selatan
dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang. Pada uji validitas empiris penelitian ini
menggunakan perangkat lunak SPSS untuk mengetahui validitas instrumen yang
telah dibuat. Hasil perhitungan Pearson Correlation (𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔) akan dibandingan
dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5% . Soal dikatakan valid apabila nilai
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan soal dikatakan tidak valid apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .
Berdasarkan hasil perhitungan validitas dengan menggunakan SPSS (Statistical
Product and Service Solution), dari 10 butir soal dinyatakan 8 soal valid dan 2 soal
tidak valid. Hasil Rekapitulasi uji validitas instrumen kemampuan komunikasi
matematis pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6.
No
Soal Esensial
Tidak
Esensial N CVR
Min
Skor Kesimpulan
1 9 0 9 1 0.78 Valid
2a 7 2 9 0.56 0.78 Tidak valid
2b 7 2 9 0.56 0.78 Tidak valid
3a 8 0 9 0.78 0.78 Valid
3b 8 0 9 0.78 0.78 Valid
4a 9 0 9 1 0.78 Valid
4b 9 0 9 1 0.78 Valid
5 7 2 9 0.56 0.78 Tidak valid
6 9 0 9 1 0.78 Valid
37
Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Kemampuan
Komunikasi Matematis
No Validitas Kriteria
r hitung r tabel
1 0,425
0,316
Valid
2a 0,136 Tidak Valid
2b -0,041 Tidak Valid
3a 0,378 Valid
3b 0,515 Valid
4a 0,372 Valid
4b 0,541 Valid
5 0,486 Valid
6a 0,686 Valid
6b 0,655 Valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan uji instrumen untuk mengetahui tingkat keajekan atau
kekonsistenan instrumen yang apabila diberikan pada subjek yang sama walaupun
dengan orang dan waktu yang berbeda akan tetap menghasilkan hasil yang relatif
sama. 4 Uji reliabilitas merupakan uji tingkat kepercayaan suatu instrumen. Uji
reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach dengan menggunakan SPSS. Untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat
reabilitas suatu instrumen ditentukan oleh nilai koefisien kolerasi antara butir soal
dalam instrumen tersebut dinotasikan dengan 𝑟 . Adapun tolak ukur untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen berdasarkan kriteria Guilford
sebagai berikut.5
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ 𝑟 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik
0,70 ≤ 𝑟 < 0,90 Tinggi Tetap/baik
0,40 ≤ 𝑟 < 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik
0,20 ≤ 𝑟 < 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk
𝑟 < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk
4 Karunia Eka Lestari dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, (Bandung : PT Refika Aditama, 2015), h. 206 5 Ibid., h.206
38
Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi
matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.8
Tabel 3.8 Hasil UJi Reliabilitas Instrumen
Kemampuan Komunikasi Matematis
Variabel Hasil Uji Interpretasi
Kemampuan Komunikasi Matematis 0,623 Cukup tetap/cukup
baik
3. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran ini perlu dilakukan untuk mengklasifikasikan tingkat
kesulitan tiap butir soal apakah sulit, sedang atau mudah. Taraf kesukaran soal dapat
dilihat dari persentase siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Berikut
rumus menghitung taraf kesukaran.6
𝑃 = 𝐵
𝐽𝑠
Keterangan :
P = indeks kesukaran soal yang dicari
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
Js = Jumlah seuruh siswa
Setelah menemukan nilai P, maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan taraf kesukaran tiap butir tes.7
Tabel 3.9 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen
Nilai P Interpretasi
𝑃 = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < 𝑃 ≤ 0,30 Sukar
0,30 < 𝑃 ≤ 0,70 Sedang
0,70 < 𝑃 < 1,00 Mudah
𝑃 = 100 Terlalu Mudah
Hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes kemampuan komunikasi
matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.10
6 Ali Hamzah, op. cit., h. 245 7 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 224
39
Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen
Kemampuan Komunikasi Matematis
No. Soal Indeks Kesukaran Keterangan
1 0,538 Sedang
3a 0,705 Mudah
3b 0,481 Sedang
4a 0,455 Sedang
4b 0,423 Sedang
5 0,340 Sedang
6a 0,212 Sukar
6b 0,212 Sukar
4. Daya Pembeda
Uji daya pembeda butir soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal
tesebut mampu membedakan kemampuan siswa yang tinggi dan rendah.8 Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:9
𝐷𝑝 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵
Keterangan:
𝐷𝑝 = Daya pembeda butir
𝐵𝐴 = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
𝐵𝐵 = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
𝐽𝐴 = Banyaknya siswa kelas atas
𝐽𝐵 = Banyaknya siswa kelas bawah
Setelah menemukan nilai 𝐷𝑃 maka digunakan tabel berikut untuk
menginterpretasikan daya pembeda tiap butir tes.10
Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp Interpretasi
0,70 < 𝐷𝑝 ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 < 𝐷𝑝 ≤ 0,70 Baik
0,20 < 𝐷𝑝 ≤ 0,40 Cukup
0,00 < 𝐷𝑝 ≤ 0,20 Buruk
𝐷𝑝 ≤ 0,00 Sangat Buruk
8 Ali Hamzah, op. cit., h. 240 9 Ibid., h. 241 10 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 217
40
Hasil rekapitulasi uji daya pembeda instrumen tes kemampuan komunikasi
matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.12
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen
Kemampuan Komunikasi Matematis
No Soal Hasil Daya Beda Keterangan
1 0,273 Cukup
3a 0,182 Buruk
3b 0,136 Buruk
4a 0,136 Buruk
4b 0,273 Cukup
5 0,364 Cukup
6a 0,500 Baik
6b 0,591 Baik
Tabel 3.13 Hasil Rekapitulasi Uji Coba Instrumen Tes
Kemampuan Komunikasi Matematis
No
Soal Validitas Reliabilitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda Keterangan
1 Valid
Cukup baik
Sedang Cukup Digunakan
3a Valid Mudah Buruk Digunakan
3b Valid Sedang Buruk Digunakan
4a Valid Sedang Buruk Digunakan
4b Valid Sedang Cukup Digunakan
5 Valid Sedang Cukup Digunakan
6a Valid Sukar Baik Digunakan
6b Valid Sukar Baik Digunakan
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan
analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk membuat suatu generalisasi supaya
data sampel dapat diberlakukan pada populasi.11 Analisis inferensial meliputi uji
statistik yang hasilnya akan dibandingkan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Peneliti melakukan analisis dengan melihat pengaruh model pembelajaran
multiliterasi dan PAM terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Data
yang diperoleh untuk menentukan pengelompokkan PAM adalah tes awal
pengetahuan dengan materi yang telah dipelajari oleh siswa sebelumnya, sedangkan
11 Ibid., h. 242.
41
data yang diperoleh untuk kemampuan komunikasi matematis siswa adalah hasil
post-test pada materi sitem persamaan linear dua variabel. Adapun kriteria untuk
pengelompokkan PAM yang berdasarkan skor rata-rata (�̅�) dan standar devisiasi
(SD) sebagai berikut:12
Tabel 3.14 Kriteria Pengelompokan Pengetahuan Awal Matematika
Nilai PAM Kategori PAM
PAM ≥ �̅� + SD Tinggi
�̅� − SD ≤ PAM < �̅� + SD Sedang
PAM < �̅� − SD Rendah
Tabel 3.15 Kriteria Pengelompokan PAM Siswa
Kriteria Interpretasi
PAM ≥ 47 Tinggi
14 ≤ PAM < 47 Sedang
PAM < 14 Rendah
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS.
Analisis inferensial dapat dilakukan dengan melakukan uji prasyarat terlebih dahulu
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah melakukan kedua uji tersebut data
yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian hipotesis. Uji prasyarat yang
dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Adapun hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
H0 : Sampel Berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Apabila sampel lebih dari 50 maka dilakukan uji kolmogorov-smirnov dan
apabila sampel kurang dari 50 maka dilakukan uji Shapiro-Wilk. Sampel penelitian
ini kurang dari 50 per kelasnya maka duji yang akan digunakan adalah uji Shapiro
12 Viviana Muplihah, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap
Peningkatan Kemampuan berpkir kritis Matematis”, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika UNY 2016, hal. 175.
42
Wilk. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% untuk menentukan hipotesis
yang diterima. Apabila nilai Sig. > 0,05 maka 𝐻0 diterima yaitu sampel berasal
dari populasi berdistribusi normal dan apabila nilai Sig. ≤ 0,05 maka 𝐻0 ditolak
yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.13
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan setelah uji normalitas. Uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah sampel berasal populasi dengan varians yang homogen
atau tidak. Hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜎12 = 𝜎2
2 (varians kedua kelompok sama atau homogen)
H1 : 𝜎12 ≠ 𝜎2
2 (varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen)
Uji homogenitas dengan menggunakan software SPSS yang taraf
signifikansinya 5% untuk menentukan hipotesis yang diterima. Dengan
memperhatikan tabel Test of Homogenity of Variances pada bagian Sig. jika nilai
Sig. > 0,05 maka H0 diterima yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi
homogen dan jika nilai Sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak yaitu sampel berasal dari
populasi berdistribusi tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
a. ANOVA 2 Jalur
Setelah melakukan uji prasyarat analisis, data penelitian ini berdistribusi
normal dan homogen maka diuji dengan Analisis Varians-2 Jalan (Two Way
Analysis of Variance). Analisis varian 2 jalan digunakan untuk menentukan apakah
perbedaan atau variabel nilai sautu variabel terikat disebabkan oleh atau tergantung
pada perbedaan (variasi) nilai pada dua variabel bebas.14
13 Kadir, op. cit., h. 157 14 R Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM
SPSS Statistics 19, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013, h. 302
43
Pada penelitian ini, ANOVA-2 jalur menggunakan perangkat lunak SPSS.
Adapun kriteria untuk menentukan hipotesis yang akan dipilih, mengacu pada nilai
signifikasi dengan ketentuan jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, jika
signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak. Berikut ini disajikan tabel sebaran sampel
memuat model dan PAM.
Tabel 3.16 Sebaran Sampel Memuat Model dan PAM
PAM
Model Pembelajaran
Total Multiliterasi
(Eksperimen)
Discovery
(Kontrol)
Tinggi 5 6 11
Sedang 31 27 58
Rendah 4 7 11
Jumlah 40 40 80
H. Hipotesis Statistika
Hipotesis statistika yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran (Kolom)
H0: 𝜇𝐴1 = 𝜇𝐴2
H1: 𝜇𝐴1 ≠ 𝜇𝐴2
b. Baris (PAM)
H0: 𝜇𝐵1 = 𝜇𝐵2 = 𝜇𝐵3
H1: 𝜇𝐵𝑗 ≠ 0
c. Interaksi antara kolom dan baris (model pembelajaran dan PAM)
H0: (𝜇)𝐴𝑖𝐵𝑗 = 0; 𝑖 = 1,2 & 𝑗 = 1,2,3
H1:(𝜇)𝐴𝑖𝐵𝑗 ≠ 0
Keterangan:
𝜇𝐴1 = Parameter rata-rata KKM siswa dengan model pembelajaran multiliterasi
𝜇𝐴2 = Parameter rata-rata KKM siswa dengan model pembelajaran konvensional
𝜇𝐵1 = Parameter rata-rata KKM siswa dengan PAM tinggi
𝜇𝐵2 = Parameter rata-rata KKM siswa dengan PAM sedang
𝜇𝐵3 = Parameter rata-rata KKM siswa dengan PAM rendah
(𝜇)𝐴𝑖𝐵𝑗 =Pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan PAM terhadap
kemampuan komunikasi matematis
81
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai
pengaruh model pembelajaran multiliterasi dan pengetahuan awal matematika
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis
siswa antara model pembelajaran multiliterasi dengan model pembelajaran
konvensional. Kemampuan komunikasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran multiliterasi lebih tinggi daripada siswa
yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Secara keseluruhan terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis
antara siswa yang memiliki PAM tinggi, PAM sedang, dan PAM rendah.
Dengan demikian, PAM berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa.
3. Secara keseluruhan tidak terdapat pengaruh interaksi antara model
pembelajaran multiliterasi dan PAM siswa terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa, yang berarti kedua variabel ini tidak saling
mempengaruhi satu sama lain dan interaksi keduanya juga tidak
mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi peneliti, penelitian ini hanya melihat pengaruh model pembelajaran
multiliterasi dan pengetahuan awal Matematika terhadap kemampuan
komunikasi matematis pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua
variabel. Oleh sebab itu, sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok
bahasan materi matematika yang lain dan juga mengukur kemampuan
matematika yang lain.
82
2. Bagi guru, model pembelajaran multiliterasi dapat menjadi salah satu
alternatif yang disarankan dalam pembelajaran matematika, yang dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi matematis pada siswa dengan
kategori PAM tinggi, PAM sedang maupun PAM rendah. Para guru yang
hendak menggunakan model pembelajaran multiliterasi sebaiknya lebih
dulu mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) semaksimal mungkin sehingga
akan memberikan hasil yang optimal, kemudian dalam penyusunan LKS
disesuaikan dengan alokasi waktu sehingga pembelajaran dapat berjalan
efektif dan selesai tepat waktu.
3. Bagi sekolah, dalam melaksanakan model pembelajaran multiliterasi ini,
sekolah dapat memberikan pelatihan untuk guru-guru dan memberikan
fasilitas yang sesuai dengan pembelajaran.
83
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung : PT Refika Aditama. 2014
Abidin, Yunus. Pembelajaran Multiliterasi (Sebuah Jawaban atas Tantangan
Pendidikan Abad Ke-21 dalam Konteks Keindonesiaan). Bandung : PT
Refika Aditama. 2015.
Abidin, Zaenal dan Al Jupri. The Use of Multiliteration Model to Improve
Mathematical Connection Ability of Primary School on Geometry, Ijaedu-
International E-Journal of Advances in Education. 2017.
Ansari, Bansu I. Komunikasi Matematik Strategi Berpikir dan Manajemen Konsep
dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan PeNA. 2016.
Bill, V. L, Jamar. Disciplinary Literacy in Mathematics Clasroom, dalam
McConachi, S. M., et al. (EDS), Content Matters: A Disciplinary Literacy
Approach to Improving Student Learning, San Fransisca: Jossey-Bass A
wiley Imprint. 2010.
Carel, Gustaf. Implementasi Pilar-Pilar Budaya Cianjur dalam Pembelajaran
Multiliterasi Matematis Berbantuan Teknologi Smartphone (Geogebra Versi
Android untuk meningkatkan Kemampuan Higher Order Thingking Skill
(HOTS) Siswa Sekolah Kejuruan. Vol. 7. 2018.
Dafit, Febriana. Implementasi Model Multiliterasi pada Proses Pembelajaran
Membaca Pemahaman Siswa kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Sekolah. (1).
2017,
Darma, I Nyoman, dkk. Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik terhadap
Pemahaman Konsep dan Daya Matematika Ditinjau dari Pengetahuan Awal
Siswa SMP Nasional Plus Jembatan Budaya, e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Matematika. (2).
2013.
Ginanjar, Ani Yanti dan Wita Widayanti, Penerapan Model Pembelajaran
Multiliterasi untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis Siswa di
SD/ MI. Jurnal Keilmuan dan Kependidika Dasar. (10). 2018.
Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2014.
Hastuti, Tri, Dudung Priatna, Pengaruh Model Pembelajaran Multiliterasi untuk
Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SD kelas V, Jurnal
UPI Jurusan S-1 PGSD. 2017
84
Ismunamto, dkk, Ensiklopedia Matematika 1. Jakarta : PT. Lentera Abadi. 2011.
Kadir dan La Masi, Penggunaan Konteks dan Pengetahuan Awal Matematika dalam
Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa. KREANO 8, (5). 2014
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, contoh dan Analisis Data dengan Program
SPSS dalam penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2015.
Kasah, Eka dan Reni Astuti. Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis
melalui pengembangan bahan ajar geometri dasar berbasis model reciprocal
teaching di STKIP PGRI Pontianak. 2013
Kaur, Sarjit, dkk. Designing Learning Elements Using the Muliliteracies Approach
in an ESL Writing Classroom. The Southeast Asian Journal of English Language
Studies. Vol. 3. 2018.
Kim, Mi Song, Xiaotong Xing. Appropriation of Affordances of Multiliteracies for
Chinese Literacy Teaching in Canada. Research and technology Enhanced
Learning. 2019.
Kumpulainen, Kristiina, dkk. Playful Parts: The Joy of Learning Multiliteracies.
2018.
Lawshe, S. H. A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology,
INC. 1975.
Lestari, Karunia Eka dan Mokhamad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung : PT Refika Aditama, 2015.
Lia Rizki Ramadhani, Pengaruh Strategi Metakognitif Survey, Question, Prediction,
Read, Recite, Reflect, Review (SQP4R) terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa. Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
Tidak Dipublikasikan
Ma’ruf , Muhammad Iqbal, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas 4.
Jurnal Basicedu. (3). 2019.
Maharani, Arini, dkk. Pengaruh Pembelajaran Matematika Model Multiliterasi
terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sekolah
Dasar, Antologi UPI. 2015.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Muplihah, Vivian. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
Terhadap Peningkatan Kemampuan berpkir kritis Matematis. Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY .2016.
85
Navehebrahim, Mahdieh. Multiliteracies Approach to Empower Learning and
Teaching Engagement. ELSEVIER. International Conference on Education
and Educational Psychology (ICEEPSY). 2011.
Nursyahidah, Farida dan Bagus Ardi, Pembelajaran Discovery Learning
Menggunakan Tangram Geogebra untuk Menemukan Luas Persegi. Aksioma:
Jurnal Matematika dan Pendidikan. (6). 2015.
O’Rourke, Maureen. Multiliteracies for 21st Century School. ANSN Snapshot.
2005.
OECD. PISA 2012 Result: What Student Know and Can DO – Student Performance
in Mathematics, Readig and Science Vol.1. OECD Publishing. 2014.
OECD. PISA 2015 Result in Focus: OECD Publishing. 2016.
OECD. PISA 2018 Insights and Interpretations: OECD Publishing. 2018.
Panduan Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah
Atas. PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2017.
Perwitasari, Dewi dan Edy Surya. The Development of Learning Material Using
Problem Based Learning to Improve Mathematical Communacation Ability
of Scondary School Students, International Journal of Sciences: Basic and
Applied Research (IJSBAR). 2017.
Prayitno , Sudi, St. Suwarsono dan Tatag Yuli Eko Siswono. Identifikasi Indikator
Kemampuan Komunikasi Matematis siswa dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Berjenjang pada Tiap-Tiap Jenjangnya, KNPM V. Himpunan
Matematika Indonesia. 2013.
Provasnik, Stephen , at all. Highlights From TIMSS and TIMS Advanced 2015
Mathematics and Science Achievement of U.S. Student in Grades 4 and 8 and
in Advanced Courses at the End of High School in a International Context.
(NCES, IES, U.S. Department of Education: Washington. 2015.
Pusat Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Mengenai TIMSS.
https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20P
uspendik%202016/TIMSS%20infographic.pdf.
Putra, Rizki Wahyu Yunian. Pembelajaran Konflik Kognitif untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Kategori
Pengetahuan Awal Matematis. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika. (6).
2015
Putrayasa, Made, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan
Minat Belajar tehadap Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. (2). 2014.
86
Rahayu, Ratih Dwi Yulianti, dkk. Peningkatan Keterampilan Komunikasi dan Hasil
Belajar Siswa Kelas 4 SD Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning,
Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. 2019.
Ronis, Diane. Pengajaran Matematika sesuai Cara Kerja Otak. Jakarta: PT Macana
Jaya Cemerlang: 2009), h.118
S, Tatang. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2012.
Saputra, Lilik. Pengaruh model Pembelajaran Multiliterasi dan Kemampuan
Berorganisasi terhadap Kemampuan Analisis Kimia Peserta Didik
(Eksperimen pada Peserta Didik SMA Negeri di Kecamatan Cilodong Kota
Depok). Alfarisi: Jurnal Pendidikan MIPA. (1). 2018.
Subhan , Aan dan Yani Setiani, Peranan Pengetahuan Awal dan Self Esteem
Matematis terhadap Kemampuan Berpikir Logis Matematis.Indonesian
Journal of Economics Education. (1).2017.
Sudarmanto, R Gunawan. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program
IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group. 2013.
Takeuchi, Miwa. The Situated Multiliteracies Approach to Classroom
Participation: English Language Learners’ Participation in Classroom
Mathematics Practices, Journal of Language, Identity & Education. 2015.
Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009.