pengaruh model make a match terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa kelas x sma...

12
1 1 MAHASISWA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU 2 DOSEN STKIP PGRI LUBUKLINGGAU PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Nita Marcellina 1 Linna Fitriani 2 Yuni Krisnawati 3 STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Make A Match terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen dengan desain Pre-test post-test group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini secara acak (cluster random sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan = 0,05, diperoleh t hitung (2,34) > t tabel (1,671). Pada persentase angket minat siswa pada pembelajaran biologi di kelas X diperoleh 34,2% yang berada dikategori cukup. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Make A Match terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: Pengaruh, Make A Match, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan akan menentukan peradaban manusia pada masa yang akan datang. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7) bahwa “Pendidikan adalah proses interaksi yang bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh”. Peranan pendidikan dalam hal ini tidak hanya penting bagi erkembangan individu, melainkan perkembangan bangsa dan negara bahkan dunia. Perbaikan proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang lebih sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman.

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

1

1 MAHASISWA STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

2 DOSEN STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL

BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Nita Marcellina1 Linna Fitriani

2 Yuni Krisnawati

3

STKIP-PGRI Lubuklinggau

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Make A Match

terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau tahun

ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen

dengan desain Pre-test post-test group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa

kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini secara acak (cluster random sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan

teknik tes dan angket. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji-t.

Berdasarkan hasil analisis uji-t pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05, diperoleh thitung (2,34) > ttabel

(1,671). Pada persentase angket minat siswa pada pembelajaran biologi di kelas X diperoleh

34,2% yang berada dikategori cukup. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh

yang signifikan model pembelajaran Make A Match terhadap minat dan hasil belajar biologi

siswa kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016.

Kata kunci: Pengaruh, Make A Match, Minat, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena

dengan pendidikan akan menentukan peradaban manusia pada masa yang akan datang.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7) bahwa “Pendidikan adalah proses interaksi yang

bertujuan. Interaksi terjadi antara guru dengan siswa, yang bertujuan meningkatkan

perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh”. Peranan pendidikan dalam hal ini

tidak hanya penting bagi erkembangan individu, melainkan perkembangan bangsa dan negara

bahkan dunia. Perbaikan proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan menggunakan

model-model pembelajaran yang lebih sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman.

Page 2: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

2

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama salah satu guru mata pelajaran

biologi kelas X diketahui hasil belajar siswa belum tercapai nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu 75 hal ini disebabkan oleh kurangnya minat siswa untuk mengikuti

pembelajaran dan berdasarkan wawancara dari salah satu murid kelas X SMA mengatakan

bahwa proses dalam pelajaran biologi cenderung membosankan karena guru menyampaikan

materi dengan menerapkan model ceramah dan kurang melibatkan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan peserta didik kurang memperhatikan pelajaran,

mengantuk, mengobrol dengan teman sebangku, bahkan adapula peserta didik yang tertidur

saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadikan peserta didik kurang aktif, sulit

mengembangkan potensi diri, dan sulit menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari. Dapat dilihat dari hasil ulangan tengah semester yang di dapat siswa di seluruh

siswa kelas X yang berjumlah 391 hanya 124 siswa yang dinyatakan tuntas dan 267 siswa

dinyatakan tidak tuntas.

Salah satu sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerjasama dengan siswa-siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur disebut sebagai sistem

“Pembelajaran Kooperatif”. Salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang dapat dipilih

oleh peneliti adalah Make A Match. Dalam model pembelajaran tersebut, siswa ditempatkan

dalam kelompok-kelompok kecil (3 sampai 5 siswa) yang heterogen untuk menyelesaikan

tugas kelompok yang sudah disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian

bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukan. Menurut Kurniasih dan Berlin

(2015:56) Kelebihan dari model Make A Match yaitu: 1) Belajar aktif dan menyenangkan, 2)

Lebih menarik perhatian siswa, 3) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa, 4) Suasana

gembira, 4) Berkerjasama dan 5) Bergotong royong.

Maka dapat disimpulkan bahwa model Make A Match dapat memperbaiki hasil

belajar dan minat siswa terhadap pelajaran khususnya biologi, argument ini di dukung juga

Page 3: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

3

dari penelitian Hikmawati (2015:21) bahwa “Pembelajaran teks procedure pada materi

menulis teks procedure model cooperative learning tipe Make A Match adalah dapat

meningkatkan minat belajar siswa, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, dan

kemampuan menulis teks procedure”. Dan berdasarkan dari penelitian Sirait dan Putri

(2013:258) bahwa “Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok alat-alat optik di kelas VIII semester II SMP

Swasta Budi Agung Medan”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh model Make A

Match terhadap hasil belajar dan minat siswa biologi kelas X SMA Negeri 2 Lubuklinggau

tahun pelajaran 2015/2016 ? “.

LANDASAN TEORI

PENGARUH

Menurut Chulsum dan Novia (2006:336) bahwa “Pengaruh adalah daya yang ada atau

timbul dari sesuatu, orang, benda dan sebagainya yang ikut membentuk watak, perbuatan

seseorang dan sebagainya yang ikut membentuk watak, dan perbuatan seseorang”.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kata pengaruh adalah

kekuatan yang dapat mendorong perubahan, perubahan tersebut timbul karena adanya daya

dari suatu benda atau manusia yang memiliki kekuatan merubah sesuatu agar lebih baik lagi.

MODEL MAKE A MATCH

Menurut Rusman (2012:223) “Model Make A Match (membuat pasangan) merupakan

salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif”. Salah satu keunggulan teknik

ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam

suasana menyenangkan. Menurut Rusman (2012:223) langkah-langkah model pembelajaran

Make A Match adalah: a) Guru menyiapkan beberapa kartu dengan satu bagian kartu soal

Page 4: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

4

dan bagian lainnya kartu jawaban. b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang

bertuliskan soal/jawaban. c) Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang

dipegang. d) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

dan sebaliknya akan diberi sanksi dengan kesepakatan bersama. e) Setelah satu babak, kartu

dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya. f) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang

kartu yang cocok. g) Kesimpulan.

Sedangkan menurut Hanafiah dan Cucu (2009:46) langkah-langkah yang dapat

dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut: a) Guru menyiapkan beberapa kartu

satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b) Setiap peserta didik mendapat

satu buah kartu. c) Setiap peserta didik memikirkan jawaban atas soal dari kartu yang

dipegang. d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya (soal jawaban). e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokan kartunya

sebelum batas waktu diberi poin. f) Setelah satu babak, kartu di kocok lagi agar setiap peserta

didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. g) Kesimpulan.

Berdasarkan dua langkah-langkah pembelajaran Make A Match, maka dapat

ditentukan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: a) Pengajar menyiapkan beberapa

kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu

soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b) Pengajar membagi siswa menjadi dua bagian satu

bagian mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. c) Setiap siswa

memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang kemudian setiap siswa mencari

pasangan yang cocok dengan kartunya. d) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu diberi poin. e) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan

kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan

hukuman, yang telah disepakati bersama. f) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap

Page 5: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

5

siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. g) Guru bersama-

sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

BELAJAR

Belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam proses mengajar. Suyono dan

Hariyanto (2012:9) menyatakan “Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian”. Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2009:6) bahwa “Hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah

knowledge (pengetahuan ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan meringkas,

contoh), application (menerapkan), analisis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(meng-organisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai)”.

Maka disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada siswa yang terdiri

dari aspek ranah kognitif, afektif, psikomotorik dan siswa dari tidak mengerti menjadi

mengerti dan tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Aunurrahman (2009:177-196) masalah-masalah yang mempengaruhi hasil

belajar, yaitu: 1) Faktor-faktor internal belajar yaitu: a) Ciri khas/karakteristik siswa; b) Sikap

terhadap belajar; c) Motivasi belajar; d)Konsentrasi belajar; e) Mengolah bahan belajar; f)

Menggali hasil belajar; g) Rasa percaya diri; h) Kebiasaan Belajar. 2) Faktor-faktor eksternal

belajar yaitu: a) Faktor Guru; b) Lingkungan Sosial (termasuk teman sebaya); c) Kurikulum

Sekolah; d) Sarana dan Prasarana. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

faktor internal dan eksternal atau faktor dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa itu

sangat berpengaruh untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal.

MINAT

Menurut Djaali (2008:121) “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Menurut Crow and Crow (dalam djaali,

Page 6: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

6

2008:121) “Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapai dan berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang

oleh kegiatan itu sendiri”. Djaali (2008:122-124) membagi minat menjadi enam jenis

berdasarkan orang dan pilihan kerjanya, yaitu: a) Realistis, b) Investigatif, c) Aristik., d)

Sosial, e) Enterprising, f) Konvensional. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar

dan menyokong belajar selanjutnya. Menurut Hamalik (2001:110) bahwa “Belajar tanpa

adanya minat (motivasi) kiranya sulit untuk mencapai keberhasilan optimal”. Hal ini juga

didukung oleh pendapat Dalyono (2007:57) bahwa “Kuat lemahnya minat (motivasi)

seseorang turut mempengaruhi keberhasilan”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain berbentuk pretest-posttest group

design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Penelitian ini, siswa di kelompokkan dua

kelas yaitu, kelas kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran Make A Match dengan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran

konvensional. Desain penelitiannya sebagai berikut:

Control Group Pre-test Pos-test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Sugiyono (2008: 83)

Keterangan:

O1 = tes awal (pre-test) kelas eksperimen

O2 = tes akhir (post-test) kelas eksperimen

O3 = tes awal (pre-test) kelas kontrol

O4 = tes akhir (post-test) kelas kontrol

X = perlakuan model pembelajaran Make A Match

- = model pembelajaran konvensional

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini diambil dua kelas. Cara

Page 7: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

7

pengambilanya secara sampel random sederhana. Karena setiap kelas mempunyai

kemampuan yang sama, maka peneliti melakukan undian untuk bisa menentukan kelas yang

akan di jadikan sampel. Dari sepuluh kelas terpilih dua kelas yaitu kelas X.1 kelas

eksperimen dan kelas X.8 kelas kontrol. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu

dengan teknik tes dan nontes berupa angket minat siswa.

Tes yang diberikan sebanyak 20 soal dengan materi Ekosistem dan nontes diberikan

20 pertanyaan angket minat siswa. Tes dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre-

test) dan tes akhir (post-test) diberikan untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa

dengan menggunakan model Make A Match dan model Konvensional pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Nontes dilaksanakan pada akhir pertemuan setelah post-test pada kelas

eksperimen hal ini bertujuan untuk melihat minat siswa menggunakan model Make A Match

pada proses pembelajaran.

Sebelum melakukan perlakuan pada kedua kelas terlebih dahulu peneliti menguji coba

soal di kelas XI IPA dan hasil uji coba instrumen, dari 30 soal yang diajukan sebagai

instrument hanya 20 soal yang valid dan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,87 sehingga

soal tes tersebut mempunyai drajat reliabilitas tinggi dan soal dapat dipercaya sebakai alat

ukur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil pre-test diperoleh bahwa rata-rata skor kemampuan awal siswa

pada materi ekosisten kelas eksperimen sebesar 48,70 dan kelas kontrol sebesar 49,66. Secara

deskriptif dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada materi ekosistem kelas

eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol. Begitupun dengan analisis uji−𝑡 data

hasil pre-test diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = -0,5. Nilai 𝑡T𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 60

Page 8: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

8

adalah 𝑡Tabel= 2,00hal ini berarti 𝐻𝑜 diterima. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan

yang signifikan rata-rata skor kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan data hasil post-test diperoleh bahwa rata-rata skor kemampuan akhir

siswa kelas eksperimen sebesar 83,00 dan kelas kontrol sebesar 68,23. Secara deskriptif dapat

disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol. Berdasarkan analisis data hasil post-test menunjukkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =2,34 ≥

𝑡Tabel=1,671, sehingga dapat disimpulkan 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima dan hasil data seluruh

jawaban angket minat yang dijawab oleh siswa kelas X.1 yang berjumlah 40 siswa

didapatkan 34,2% dengan kategori “cukup”. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh model Make A Match terhadap minat dan hasil belajar siswa biologi kelas

X SMA Negeri 2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Pembahasan

Langkah pertama sebelum melaksanakan penelitian pada kedua kelas yang menjadi

sampel penelitian, terlebih dahulu peneliti menguji cobakan soal uji instrumen yang telah

dibuat oleh peneliti. Uji instrumen penelitian telah dilakukan pada kelas XI SMA Negeri 2

Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016. Dari hasil analisis uji coba, ternyata 30 soal yang

diujikan, hanya 20 soal memenuhi kriteria soal yang dapat digunakan sebagai tes dengan

kriteria reliabilitas sangat tinggi. Setelah melakukan uji instrumen, peneliti melakukan

random sampling pada seluruh kelas X, Sampel diambil sebanyak dua kelas, satu kelas

sebagai kelas eksperimen yaitu kelas X.1 dan satu kelas lainya sebagai kelas kontrol yaitu

kelas X.8.

Sebelum melakukan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti

melakukan pre-test untuk melihat kemampuan awal pada siswa yang belum menerima materi

ekosistem. Dari hasil analisis data tes awal (pre-test) pada kelas eksperimen diperoleh rata-

Page 9: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

9

rata 48,7 dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 65, sedangkan pada kelas kontrol

diperoleh rata-rata 49,66 dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 75. Hasil dari analisis

uji−𝑡 data hasil pre-test diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = -0,5. Nilai 𝑡T𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α = 0,05 dan

dk = 60 adalah 𝑡Tabel= 2,00 hal ini berarti 𝐻𝑜 diterima.. Maka dapat disimpulkan bahwa kelas

eksperimen pada kemampuan awal siswa terhadap materi Ekosistem dibawah kemampuan

awal siswa di kelas kontrol dengan masing-masing kelas belum sama sekali diajarkan tentang

materi Ekosistem tetapi kelas kontrol cukup menguasi materi tersebut dibandingkan kelas

eksperimen.

Setelah melakukan pre-test, peneliti memberi perlakuan pada pertemuan pertama,

pada kelas eksperimen menggunakan model Make A Match dan kelas kontrol menggunakan

model konvensional. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model Make

A Match mengalami sedikit hambatan. Pembelajaran yang baru bagi siswa, sehingga siswa

membutuhkan waktu untuk penyesuaian. Pada saat siswa dibagi kartu dan disuruh mencari

pasangan yang cocok untuk kartunya kegaduhan mulai terjadi dalam kelas, hal ini

dikarenakan siswa masih bingung dalam mencari pasangan yang cocok untuk kartunya dan

karena siswa masih malu-malu untuk bertanya kepada kelompok lain dan siswa belum

terbiasa dengan model Make A Match.

Selanjutnya pertemuan kedua, pada kelas eksperimen siswa mulai terbiasa belajar

menggunakan model Make A Match, dan siswa sudah tidak bingung lagi dalam mencari

pasangan yang cocok untuk kartunya, dan siswa sudah tidak malu-malu lagi untuk bertanya

kepada kelompok lain dan siswa perlahan mulai terbiasa dengan model Make A Match.

Hambatan yang dirasakan siswa secara perlahan dapat berkurang karena siswa mulai tertarik

dengan model Make A Match, siswa menjadi lebih tanggap dan cekatan dalam mencari

pasangan yang cocok untuk kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan berakhir.

Page 10: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

10

Pada pertemuan ketiga, proses pembelajaran kelas eksperimen berlangsung dengan

baik. Karena siswa sudah terbiasa menggunakan model Make A Match. Pengajar menyiapkan

beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu

bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Pengajar membagi siswa menjadi dua

bagian satu bagian mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal atau jawaban. Tiap siswa

memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang kemudian Setiap siswa mencari

pasangan yang cocok dengan kartunya. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya

sebelum batas waktu diberi poin. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu

temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan

hukuman, yang telah disepakati bersama. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap

siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya pengajar bersama-

sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

Setelah kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen

dengan menggunakan model Make A Match dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran

model konvensional terlihat bahwa hasil belajar kedua kelas berbeda. Berbeda dengan

pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol, pembelajaran yang menggunakan model

konvensioanal. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa banyak bercerita dengan

teman sebangkunya, tidak memperhatikan penjelasan guru dan hanya siswa tertentu yang

memperhatikan guru saat menjelaskan materi. Kegiatan ini lebih berpusat pada guru,

sehingga siswa menjadi pasif dan tidak aktif dalam belajar. Pada saat guru menanyakan siapa

yang belum paham, siswa hanya diam sehingga membuat guru kurang mengetahui batas

pemahaman siswa.

Setelah diberi perlakuan pada kedua sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan

kelas kontrol, peneliti melakukan tes akhir yaitu post-test. Berdasarkan analisis data post-test

pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 83 dengan nilai terendah 65 dan nilai

Page 11: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

11

tertinggi 95, sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 68,23 dengan nilai

terendah 55 dan nilai tertinggi 90. Hasil data post-test menunjukkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =2,34 ≥

𝑡Tabel=1,671, sehingga dapat disimpulkan 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Hasil tersebut dapat

menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar kelas kontrol di karenakan kelas eksperimen menggunakan model Make A Match. Hal

ini juga sejalan dengan kelebihan model Make A Match menurut Kurniasih dan Berlin

(2015:56) yaitu: a) Menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan, b) Lebih menarik

perhatian siswa, c) Mampu meningkatkan hasil belajar, d) Suasana kegembiraan akan tumbuh

dalam proses pembelajaran, e) Kerjasama dan f) Munculnya gotong royong antar siswa dan

sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma Paramita dkk (2012) bahwa model

Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Setelah dilakukan post-test pada kelas eksperimen, peneliti memberi angket minat

pada siswa kelas eskperimen yang diberi perlakuan model Make A Match. Pada perhitungan

persentase minat belajar siswa pada mata pelajaran biologi dengan menggunakan model

Make A Macth di SMA Negeri 2 Lubuklinggau dalam kategori “cukup” yaitu pada frekuensi

34,2 %, dapat disimpulkan bahwa minat siswa cukup tertarik dengan pelajaran biologi

dengan menggunakan model Make A Match yang diterapkan saat proses pembelajaran

berlangsung dan hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna Hikmawati

(2015) bahwa model pembelajaran Make A Match dapat membuat minat siswa meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut berarti model pembelajaran kooperatif Make A Match

dapat mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa maka model pembelajaran ini dapat

digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar disuatu sekolah. Proses belajar

yang terjadi tidak hanya berasal dari satu arah saja, peran guru sebagai fasilitator dan

motivator pun akan meningkat. Kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan tidak

membosankan seperti yang terjadi pada proses pembelajaran klasikal. Selain itu, penggunaan

Page 12: PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Artikel Nita... · 2016-08-25 · (1,671). Pada persentase

12

model Make A Match dapat meningkatkan keterampilan siswa, tidak hanya kognitif saja,

tetapi dapat juga meningkatkan keterampilan afektif seperti yang diharapkan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil analisis data menggunakan uji-t

menunjukkan thitung sebesar 2,34 dan ttabel sebesar 1,671, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.

Pada persentase angket minat siswa didapatkan 34,2% maka dapat dikatakan minat siswa

dalam pembelajaran biologi cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

model Make A Match terhadap minat dan hasil belajar biologi siswa kelas X di SMA Negeri

2 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2106.

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Chulsum, U & Novia, W. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko.

Dalyono, M. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Hanafiah, & Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika aditama.

Hikmawati, R. 2015. Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Teks Procedure Melalui

Model Pembelajaran Make A Match, 16, (4).

Kurniasi & Berlin. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta: Kata Pena.

Rusman. 2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Model-Model Pembelajaran.

Mengembangkan Propesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sirait, M, & Putri, A.N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match terhadap Hasil Belajar Siswa, INPAFI. 1, (3). 252-259.

Sugiyono. 2008. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alpabeta.

Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Suyono & Hariyanti. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Offset.