pengaruh metode problem posing terhadap …digilib.unila.ac.id/29194/2/skripsi tanpa bab...

54
PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Tri Sukses Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) Oleh REVY SILFIANA PRATIWI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: vuongdung

Post on 05-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAPPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Tri SuksesNatar Semester Genap Tahun Pelajaran

2016/2017)

(Skripsi)

Oleh

REVY SILFIANA PRATIWI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

ABSTRAK

PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAPPEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Tri SuksesNatar Semester Genap Tahun Pelajaran

2016/2017)

Oleh:

Revy Silfiana Pratiwi

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode

problem posing terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Populasi penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Tri Sukses Natar tahun pelajaran

2016/2017. Penelitian ini menggunakan design pretest-posttest control group

design. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan seluruh siswa kelas

VII B dan VII C terpilih. Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh

melalui tes pemahaman konsep pada materi garis dan sudut. Analisis data

menggunakan uji Mann-Whitney U. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh

kesimpulan bahwa metode problem posing tidak berpengaruh terhadap

pemahaman konsep matematis siswa.

Kata kunci: pemahaman konsep matematis, pengaruh, problem posing

PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII SMP Tri Sukses

Natar Semester Genap Tahun Pelajaran

2016/2017)

Oleh

Revy Silfiana Pratiwi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Selatan, pada tanggal 12 Januari 1995. Penulis

adalah anak tunggal dari pasangan Bapak Suharman dan Ibu Titin Mubarokah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Pematang Pasir pada

tahun 2007, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Sragi pada tahun

2010, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Kalianda pada tahun 2013.

Melalui jalur paralel pada tahun 2013, penulis diterima di Universitas Lampung

sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Simpang

Agung, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah. Selain itu,

penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1

Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah yang terintegrasi dengan program

KKN tersebut/(KKN-KT).

Motto

Sempurnakan Niat dan Ikhtiar Namun Hati

Siapkan untuk Menerima Apapun yang Terbaik

Menurut Allah

Hadist

Persembahan

Alhamdulillahirobbil’aalamiin.Segala Puji Bagi Allah SWT, Sholawat serta Salam selalu tercurah kepada

Baginda Agung Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan kerendahan hati dan rasa sayang yang tiada henti,kupersembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih sayang,

dan terimakasihku kepada:

Ayahanda (Suharman) dan Ibunda (Titin Mubarokah) tercinta, yang telahmembesarkan dan mendidik dengan penuh cinta kasih dan pengorbanan yang

tulus, memberikan semangat, serta selalu mendoakan yang terbaik untukkeberhasilan dan kebahagiaanku.

Seluruh keluarga besar yang terus memberikan do’anya untukku.

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat-sahabatku yang begitu tulus menyayangiku dengan segalakekuranganku, dan turut mewarnai kehidupanku.

Almamater Universitas Lampung.

i

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Problem Posing terhadap Pemahaman

Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Tri Sukses Natar

Semester Genap Tahun Pelajaran 2016/2017)”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus ikhlas kepada:

1. Kedua Orang tuaku yang selalu mendoakan, memberikan motivasi,

dukungan, dan semangat kepadaku.

2. Ibu Dra. Rini Asnawati, M.Pd., selaku pembimbing akademik dan Dosen

Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang

membangun kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di

perguruan tinggi dan dalam penyusunan skripsi sehingga skripsi ini selesai

dan menjadi lebih baik.

3. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran,

perhatian, motivasi, semangat, serta kritik dan saran yang membangun kepada

ii

penulis selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini selesai dan menjadi

lebih baik.

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

masukan, kritik, dan saran yang membangun kepada penulis sehingga skripsi

ini selesai dan menjadi lebih baik.

5. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku ketua jurusan P.MIPA, yang telah mem-

berikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Ibu Sri Anugrawati, S. P. selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

10. Sahabat seperjuanganku Teteh (Awit Febriansari), Dedek (Resi Fellia), Njes

(Jesy Nurzain), Encik (Rizki Asri Dianita) yang selalu memberikan

dukungan, semangat, nasehat, motivasi, dan selalu ada kapanpun itu dalam

suka maupun duka.

11. Teman-temanku tercinta: Mita Fuljana, Siti Maymunah dan Siti Suprehatin

yang selama ini memberiku semangat dan selalu menemani saat suka dan

duka.

12. Teman-teman seperjuangan, seluruh angkatan 2013 Pendidikan Matematika.

iii

13. Kakak-kakakku angkatan 2009, 2010, 2011, 2012 serta adik-adikku angkatan

2014, 2015, 2016 terima kasih atas kebersamaanya.

14. Keluarga KKN Desa Simpang Agung, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten

Lampung Tengah dan PPL di SMA Negeri 1 Seputih Agung: Safura Rizki

Azizah, Susi Ulfah, Fepti Tri Wulandari, Cici Febriyani, Eka Susanti,

Noviliani, dan Ratu Zhafira, atas kebersamaan selama kurang lebih dua bulan

yang penuh makna dan kenangan.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan kepada

penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini

bermanfaat. Aamiin ya Robbal ‘Aalamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2017Penulis

Revy Silfiana Pratiwi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... ix

I.. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ......................................................................................... 8

1. Metode Probem Posing ................................................................ 82. Pemahaman Konsep Matematis ................................................... 10

B. Kerangka Pikir .................................................................................... 11

C. Anggapan Dasar .................................................................................. 14

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 15

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel .......................................................................... 16

B. Desain Penelitian ............................................................................... 17

C. Data Penelitian ................................................................................... 17

D. Prosedur Penelitian ............................................................................. 17

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 18

F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 19

a) Validitas Tes ................................................................................ 20b) Reliabilitas ................................................................................... 21c) Tingkat Kesukaran ...................................................................... 22d) Daya Pembeda ............................................................................. 23

G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 25

1. Uji Normalitas Data ..................................................................... 262. Uji Hipotesis ................................................................................ 27

a. Uji Hipotesis Khusus 1 ......................................................... 27b. Uji Hipotesis 2 ...................................................................... 30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 33

1. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa ...................... 332. Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis .................................................................................... 363. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 38

B. Pembahasan ........................................................................................ 39

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................ 45

B. Saran ................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Distribusi Nilai Ujian Tengah Semester Matematika Siswa Kelas VIISMP Tri Sukses Natar 2016/2017 .................................................. 16

Tabel 3.2 Desain Penelitian ............................................................................ 17

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis ............. 19

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas ........................................................ 21

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai tingkat Kesukaran .............................................. 22

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ................................................... 24

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba ................................................... 24

Tabel 3.8 Interpretasi Hasil Perhitungan Gain .............................................. 25

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Gain Kemampuan PemahamanKonsep Matematis ......................................................................... 27

Tabel 4.1 Data Nilai Awal Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa ............................................................................................. 33

Tabel 4.2 Data Nilai Akhir Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa ........... 34

Tabel 4.3 Data Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa ...................... 35

Tabel 4.4 Pencapaian Indikator Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis ....................................................................................... 36

Tabel 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney U Data Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis ....................................................................................... 38

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Silabus ............................................................................................. 48

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Problem Posing ......... 58

A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional ............. 79

A.4 Lembar Kerja Kelompok (LKK) .................................................... 97

B. PERANGKAT TES

B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis .. 123

B.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis ....................................................................................... 125

B.3 Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ................. 126

B.4 Kunci Jawaban Soal Pemahaman Konsep Matematis 127

B.5 Form Penilaian Validitas .................................................................. 129

C. ANALISIS DATA

C.1 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis KelasUji Coba ............................................................................................ 130

C.2 Analisis Reliabilitas Item Hasil Tes Kemampuan Pemahaman KonsepMatematis Siswa pada Kelas Uji coba ............................................. 131

C.3 Analisis Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Hasil Tes KemampuanPemahaman Konsep Matematis Siswa pada Kelas Uji Coba .......... 133

C.4 Nilai Tes Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir PemahamanKonsep Matematis Kelas Eksperimen .............................................. 134

C.5 Nilai Tes Kemampuan Awal dan Kemampuan Akhir PemahamanKonsep Matematis Kelas Kontrol .................................................... 136

C.6 Skor Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa KelasVII C (Kelas Problem Posing) ......................................................... 138

C.7 Skor Gain Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa KelasVII B (Kelas Konvensional) ............................................................ 139

C.8 Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemahaman Konsep SiswaKelas Problem Posing ..................................................................... 140

C.9 Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemahaman Konsep SiswaKelas Konvensional ......................................................................... 143

C.10 Uji Non Parametrik Hipotesis Penelitian Kemampuan PemahamanKonsep Matematis Siswa .................................................................. 146

C.11 Uji Proporsi Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa KelasEksperimen ....................................................................................... 151

C.12 Tabel Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas Eksperimen ................... 154

C.13 Tabel Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa Nilai Tes Kemampuan Awal Kelas Kontrol .......................... 156

C.14 Tabel Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa Nilai Tes Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen ................... 158

C.15 Tabel Analisis Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep MatematisSiswa Nilai Tes Kemampuan Akhir Kelas Kontrol ......................... 160

D. .LAIN-LAIN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap

negara di dunia. Salah satu cara untuk memajukan suatu bangsa adalah dengan

memajukan dunia pendidikan, karena kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari

tingkat kesejahteraan dan pendidikannya. Khususnya untuk negara berkembang

seperti Indonesia, pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus

dikembangkan sejalan dengan tuntutan pembangunan tahap demi tahap.

Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk memberikan keahlian tertentu

kepada manusia dan mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Agar mampu

menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, manusia berusaha mengembangkan dirinya dengan

pendidikan. Ada berbagai macam pendidikan di Indonesia, contohnya pendidikan

yang berlangsung di rumah (homeschooling) dan pendidikan di sekolah.

Pendidikan di sekolah lebih banyak terjadi dalam pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu interaksi antara guru sebagai pendidik dan siswa

sebagai peserta didik. Proses pembelajaran akan ada jika terjadi interaksi yang

seimbang antara guru, murid dan materi pelajaran. Proses pembelajaran di kelas

diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi yang didapatkan dari

2

guru. Sehingga informasi atau pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa yang

guru sampaikan. Oleh karena itu, seorang guru harus memilih metode

pembelajaran yang inovatif agar tercipta interaksi yang baik, sehingga siswa

mampu mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk dalam hal ini pembelajaran

matematika.

Di Indonesia, tujuan pembelajaran matematika yang diharapkan belum tercapai

secara optimal. Hal itu terlihat dari survey Trends in International Mathematics

and Science Study (TIMSS) pada tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat 45

dari 50 negara dengan skor rata-rata 397. Sedangkan skor standar yang digunakan

TIMSS adalah 500 (TIMSS, 2015). Kondisi yang sama juga terlihat dari hasil

studi Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2015

yakni Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara dalam mata pelajaran

matematika (OECD, 2015). Hasil survei TIMMS dan PISA menunjukan bahwa

kemampuan matematis siswa di Indonesia masih rendah.

Kondisi ini juga dialami pada siswa di SMP Tri Sukses Natar. Berdasarkan hasil

rata-rata nilai matematika dari ujian tengah semester ganjil tahun 2016/2017 kelas

VII hanya mencapai 45,14. Kurangnya pemahaman konsep matematis siswa ini

salah satunya akibat dari penerapan pembelajaran yang masih kurang tepat.

Pembelajaran matematika yang terjadi kebanyakan didominasi oleh pembelajaran

satu arah, siswa hanya pasif menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang

terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Metode pembelajaran yang seperti ini tentu

saja mengakibatkan kurang optimalnya pemahaman konsep matematis siswa.

3

Berikut ini adalah contoh penyelesaian soal dari siswa yang menunjukkan

rendahnya pemahaman konsep matematis:

(Gambar 1. Contoh Jawaban Siswa)

(Gambar 2. Contoh Jawaban Siswa)

Gambar 1 menunjukkan siswa belum memahami cara penulisan himpunan.

Sedangkan gambar 2 menunjukkan siswa belum memahami macam-macam

bilangan, sehingga siswa kesulitan untuk menyatakan himpunan bilangan di atas.

Dari kedua contoh jawaban siswa di atas, terlihat bahwa masih banyak siswa yang

belum memahami konsep matematika yang dipelajari.

Dalam proses pembelajaran matematika di SMP Tri Sukses Natar, guru

menerapkan pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran tersebut proses

pembelajaran didominasi oleh guru, karena siswa hanya pasif menerima materi

yang guru sampaikan lalu diberi contoh dan siswa diminta untuk mencatat.

Sehingga aktivitas siswa secara kognitif masih rendah. Menanggapi

permasalahan tersebut, perlu dilakukannya perubahan cara mengajar guru.

Dengan dilakukannya perubahan ini, diharapkan pemahaman konsep matematis

siswa dapat ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam

4

pembelajaran. Metode pembelajaran tersebut antara lain adalah metode problem

posing.

Problem posing adalah suatu kegiatan merumuskan atau mengajukan pertanyaan

oleh siswa sesuai dengan konsep atau materi yang telah dipelajari. Setiap bentuk

aktivitas kognitif matematika tersebut memuat beberapa indikator pemahaman

konsep yang didasarkan pada Peraturan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 506/C/Kep/PP/ 2004 tanggal

11 November 2004 seperti menyatakan ulang suatu konsep, mengklasifikasikan

objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, memberi

contoh dan non contoh konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk

representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu

konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu,

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Dengan

begitu siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan berdampak

positif bagi siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya.

Penelitian dengan metode problem posing pernah dilakukan sebelumnya.

Diantaranya oleh Rasmianti dan Nurjanah. Dari hasil penelitian Rasmianti (2013)

menyimpulkan bahwa metode problem posing berpengaruh terhadap kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa. Sedangkan Nurjanah (2015)

menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan metode problem posing

terhadap pemahaman konsep merupakan pembelajaran yang efektif. Merujuk

pada hasil membaca penelitian tersebut maka timbul pertanyaan apakah metode

5

problem posing berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematis

siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

“Apakah metode problem posing berpengaruh terhadap pemahaman konsep

matematis siswa di SMP Tri Sukses Natar?”

Dari rumusan masalah di atas terdapat dua pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Apakah pemahaman konsep siswa pada pembelajaran dengan metode problem

posing lebih tinggi daripada pemahaman konsep siswa pada pembelajaran

konvensional?

2. Apakah proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep yang baik setelah

mengikuti metode problem posing lebih dari 60%?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode problem

posing terhadap pemahaman konsep matematis siswa di SMP Tri Sukses Natar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam

pendidikan matematika yang berkaitan dengan pembelajaran metode problem

posing serta hubungannya dengan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

Metode problem posing dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan

metode yang akan digunakan oleh guru dalam mengajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang

ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan atau perbuatan. Metode problem posing dikatakan berpengaruh

terhadap pemahaman konsep matematis siswa, jika pemahaman konsep

matematis siswa pada pembelajaran dengan metode problem posing lebih

tinggi dari pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran

konvensional dan proporsi siswa yang memiliki pemahaman konsep yang

baik setelah mengikuti metode problem posing lebih dari 60%.

2. Metode problem posing adalah perumusan masalah oleh siswa dari situasi

yang tersedia, baik dilakukan sebelum pemecahan masalah atau setelah

pemacahan masalah. Langkah dalam pembelajaran problem posing yaitu

guru menjelaskan pokok materi kepada peserta didik, guru memberikan

latihan soal secukupnya, peserta didik diminta untuk mengajukan soal, secara

7

acak guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal temannya di depan

kelas, lalu yang terakhir guru memberikan evaluasi.

3. Pemahaman konsep matematis adalah kemampuan siswa menjelaskan dan

memahami suatu materi dalam setiap pembelajaran. Indikator yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan

konsepnya.

b. Memberi contoh dan non contoh dari konsep.

c. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi

tertentu.

d. Mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah.

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Metode Problem Posing

Mulyatiningsih (2012: 238) problem posing berasal dari bahasa Inggris yaitu

problem dan pose, sehingga dapat diartikan sebagai pengajuan masalah, dalam

artian ini masalah yang dimaksudkan adalah soal. Uno (2003: 17)

mengemukakan bahwa, problem posing dalam matematika mempunyai tiga

pengertian, pertama problem posing sebagai suatu rumusan masalah matematika

yang sederhana, kedua sebagai perumusan masalah matematika untuk mencari

alternatif pemecahan masalah yang relevan, dan yang ketiga problem posing ialah

merumuskan atau mengajukan pertanyaan matematika.

Menurut Suharta (2001: 2) problem posing adalah perumusan masalah oleh siswa

dari situasi yang tersedia, baik dilakukan sebelum pemecahan masalah atau

setelah pemecahan masalah tersebut. Suryosubroto (2009: 203) berpendapat

penemuan pertanyaan serta jawaban yang dihasilkan siswa dapat menyebabkan

perubahan dan ketergantungan pada penguatan luar pada rasa puas akibat

keberhasilan menemukan sendiri, baik berupa pertanyaan atau masalah maupun

jawaban atas permasalahan yang diajukan.

9

Menurut Suyitno (2004) langkah-langkah dalam metode problem posing adalah

sebagai berikut.

1. Guru menjelaskan materi kepada peserta didik. Penggunaan alat peraga dan

sumber belajar untuk memperjelas konsep sangat disarankan.

2. Guru memberikan latihan soal secukupnya.

3. Peserta didik diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang dan

peserta didik yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.

4. Secara acak guru menyuruh peserta didik untuk menyajikan soal temannya di

depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan peserta didik secara

selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh peserta didik.

5. Guru memberikan evaluasi. Langkah ini digunakan untuk membandingkan

penguasaan materi sebelum peserta didik membuat soal dan sesudah membuat

soal.

6. Guru memberikan tugas rumah secara individual.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai tahapan pelaksanaan

pembelajaran dengan metode problem posing, maka dapat diketahui bahwa

pembelajaran dengan metode problem posing diawali dengan guru menjelaskan

pokok materi yang akan diajarkan, lalu guru memberikan latihan soal, selanjutnya

siswa mengajukan pertanyaan dan harus dapat menyelesaikannya, kemudian

dilanjutkan guru meminta salah satu murid menyelesaikan soal temannya lalu

guru mengevaluasi jawaban siswa.

10

2. Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata pemahaman dan konsep. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, paham berarti mengerti dengan tepat. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Sadiman (2008: 42) yang menyatakan bahwa

pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan

pikiran. Oleh sebab itu, belajar harus mengerti secara makna dan filosofinya,

maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa

memahami suatu situasi. Mulyasa (2005: 78) menyatakan bahwa pemahaman

adalah kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Sedangkan

Rusman (2010: 139) menyatakan bahwa pemahaman merupakan proses individu

yang menerima dan memahami informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang

didapat melalui perhatian.

Winkel (2000: 44) menyatakan bahwa konsep dapat diartikan sebagai suatu sistem

satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama.

Konsep matematika disusun secara berurutan sehingga konsep sebelumnya akan

digunakan untuk mempelajari konsep selanjutnya. Misalnya konsep luas persegi

diajarkan terlebih dahulu daripada konsep luas permukaan kubus. Hal ini karena

sisi kubus berbentuk persegi sehingga konsep luas persegi akan digunakan untuk

menghitung luas permukaan kubus. Pemahaman terhadap konsep materi

prasyarat sangat penting karena apabila siswa menguasai konsep materi prasyarat

maka siswa lebih mudah untuk memahami konsep materi selanjutnya.

Menurut Soedjadi (2000: 14) konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan

untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan obyek. Sebagai

11

contoh, segitiga adalah nama dari suatu konsep abstrak dan bilangan asli adalah

nama suatu konsep yang lebih kompleks karena terdiri dari beberapa konsep yang

sederhana, yaitu bilangan satu, bilangan dua, dan seterusnya. Konsep

berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi

konsep. Dengan adanya definisi, orang dapat membuat ilustrasi atau gambaran

atau lambang dari konsep yang didefinisikan, sehingga menjadi jelas apa yang

dimaksud konsep tertentu. Menurut Nasution (2005: 164) siswa yang menguasai

konsep dapat mengidentifikasi dan mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi.

Selain itu, apabila anak memahami suatu konsep maka ia akan dapat

menggeneralisasikan suatu objek dalam berbagai situasi lain yang tidak digunakan

dalam situasi belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman

konsep matematis adalah menguasai dengan cara menerima dan memahami

informasi yang diperoleh dari pembelajaran yang dilihat melalui kemampuan

bersikap, berpikir dan bertindak yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami

definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat dan inti/isi dari materi matematika dan

kemampuan dalam memilih serta menggunakan prosedur secara efisien dan tepat.

Indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,

memberi contoh dan non contoh dari konsep, menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu, mengaplikasikan konsep pada pemecahan

masalah.

B. Kerangka Pikir

12

Penelitian tentang pengaruh metode problem posing terhadap pemahaman konsep

matematis siswa ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel bebas dari penelitian ini adalah metode pembelajaran yaitu metode

problem posing dan pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikatnya

adalah pemahaman konsep matematis siswa. Dalam metode problem posing

terdapat proses-proses pembelajaran yang memberikan peluang bagi siswa untuk

meningkatkan pemahaman konsep matematis secara bertahap, sedangkan dalam

pembelajaran konvensional peluang-peluang tersebut tidak didapatkan siswa.

Ada lima tahapan yang harus dilalui siswa dalam pembelajaran dengan metode

problem posing, yaitu guru menjelaskan pokok materi kepada peserta didik, guru

memberikan latihan soal secukupnya, peserta didik diminta untuk mengajukan

soal, guru meminta salah satu peserta didik untuk menyelesaikan soal, dan yang

terakhir adalah guru mengevaluasi jawaban siswa.

Langkah pertama adalah guru menjelaskan pokok materi kepada siswa.

Menjelaskan pokok materi yang dimaksud adalah guru menyampaikan pokok

bahasan materi hanya sekilas, sehingga siswa dituntut untuk memahami materi

dengan membaca secara individu. Dalam menjelaskan materi, guru juga

memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi yang akan dibahas

sehingga dapat memancing siswa untuk lebih tertarik pada materi pelajaran.

Langkah kedua adalah guru memberikan latihan soal secukupnya. Pada langkah

ini siswa diminta untuk duduk berkelompok. Latihan soal dalam pembelajaran ini

berupa LKK. Pada langkah sebelumnya, siswa telah diminta untuk memahami

materi terlebih dahulu, sehingga dalam menyelesaikan LKK siswa sudah lebih

13

siap karena telah memiliki bahan untuk didiskusikan bersama teman

sekelompoknya. Dengan diminta untuk mengerjakan LKK, siswa mampu

mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya dan

dapat menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

serta dapat mengaplikasikan konsep pada pemecahan masalah. Selain itu, siswa

dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami makna kalimat matematis

dalam proses menyelesaikan masalah tersebut.

Langkah ketiga adalah siswa diminta untuk mengajukan soal yang menantang dan

siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Dengan siswa diminta

untuk membuat pertanyaan, maka siswa juga harus mengetahui jawaban dari

pertanyaan yang mereka buat. Hal ini dapat memacu siswa untuk lebih aktif,

sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem posing

dapat mengembangkan pemahaman konsep matematis dengan memperoleh hasil

yang baik. Dengan melalui tahap ini, siswa dapat memberikan contoh dan non

contoh dari suatu konsep.

Langkah keempat adalah secara acak guru meminta salah satu peserta didik untuk

menyajikan soal temannya di depan kelas. Dengan guru memilih secara acak,

maka semua siswa harus menyiapkan jawaban. Dengan begitu diharapkan siswa

lebih memahami konsep materi pembelajaran tersebut. Selain itu, siswa akan

memiliki keinginan kuat dalam menyelesaikan suatu permasalahan karena merasa

bahwa dirinya memiliki kemampuan yang baik.

Langkah kelima adalah guru memberikan evaluasi. Langkah ini digunakan untuk

membandingkan penguasaan materi sebelum peserta didik membuat soal dan

14

sesudah membuat soal. Setelah guru mengevaluasi jawaban, guru membantu

siswa untuk membuat kesimpulan, sehingga kesimpulan yang diperoleh

merupakan penemuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) yang mengakibatkan

siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini tampak jelas dari

langkah-langkah pembelajaran konvensional, dimana guru menjelaskan

keseluruhan materi, kemudian memberikan contoh soal kepada siswa. Setelah itu

guru memberikan beberapa latihan yang memiliki kesamaan tipe dengan contoh-

contoh soal yang pernah diberikan. Akibatnya siswa tidak terbiasa menemukan

konsep, melainkan hanya menghafal rumus. Hal ini membuktikan bahwa

pembelajaran konvensional tidak memberikan ruang interaksi bagi siswa untuk

mengkomunikasikan ide-idenya untuk memperoleh suatu konsep.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode problem posing

diduga dapat memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa

atau dengan kata lain terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa

dengan metode problem posing dan pembelajaran konvensional.

C. Anggapan Dasar

Penelitian ini mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:

1. Semua siswa kelas VII SMP Tri Sukses Natar tahun pelajaran 2016-2017

memperoleh materi yang sama dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

15

2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa selain metode problem posing dikendalikan sehingga memberikan

pengaruh yang sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir dan anggapan dasar, hipotesis yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Umum

Metode problem posing berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa kelas

VII SMP Tri Sukses Natar tahun pelajaran 2016/2017.

2. Hipotesis Khusus

a. Peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode problem posing lebih tinggi daripada

peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.

b. Persentase siswa yang memiliki pemahaman konsep yang baik lebih dari

60% dari jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode

problem posing.

16

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tri Sukses Natar. Kurikulum yang digunakan

di sekolah ini adalah KTSP. Jumlah populasi siswa kelas VII SMP Tri Sukses

Natar tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 85 siswa yang terdiri dari 3

kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu teknik pengambilan sampel atas dasar pertimbangan bahwa kelas

yang dipilih adalah memiliki pemahaman konsep matematis yang setara.

Kemudian menentukan satu kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas lainnya

sebagai kelas kontrol. Sehingga terpilih kelas VII C sebagai kelas eksperimen,

yaitu kelas yang menggunakan metode problem posing dan kelas VII B sebagai

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pemilihan kelas

berdasarkan nilai rata-rata ulangan tengah semester yang dapat dilihat pada tabel

3.1.

Tabel 3.1 Distribusi Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Kelas VII SMP Tri

Sukses Natar 2016/2017

No Kelas Banyak Siswa Nilai Rata-Rata

1 VII A 39 51

2 VII B 23 41.2

3 VII C 22 39.1

17

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang terdiri dari satu

variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode

pembelajaran yaitu metode problem posing dan pembelajaran konvensional,

sedangkan variabel terikatnya adalah pemahaman konsep matematis siswa.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest control group

design sebagaimana yang dikemukakan Fraenkel dan Wallen (2012: 272), yang

disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pretest pada kelas dengan metode problem posing dan konvensional

O2 = Posttest pada kelas dengan metode problem posing dan konvensional

X1 = Perlakuan dengan metode problem posing

X2 = Perlakuan dengan pembelajaran konvensional.

C. Data Penelitian

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data pemahaman konsep yang

dicerminkan oleh nilai pretest-posttest dan data nilai peningkatan (gain). Data ini

berupa data kuantitatif.

D. Prosedur Penelitian

18

Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tahapan

yang dilakukan, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Persiapan Penelitian

Tahap-tahap persiapan penelitian ini adalah:

a. Observasi, melihat kondisi sekolah seperti jumlah kelas, jumlah siswa,

karakteristik siswa, dan cara guru mengajar di kelas VII SMP Tri Sukses

Natar.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian, Lembar

Kegiatan dan instrumen penelitian. RPP dibuat sesuai dengan metode

yang akan digunakan selama penelitian, yaitu RPP dengan metode

problem posing dan RPP dengan pembelajaran konvensional.

c. Melakukan validasi instrumen dan uji coba soal tes

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian ini adalah:

a. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, yaitu RPP dengan metode

problem posing dan RPP dengan pembelajaran konvensional.

b. Mengadakan pretest-postest pada kelas sampel.

3) Tahap Pengolahan Data dan Pelaporan

Tahap-tahap pengolahan data penelitian ini adalah:

a. Mengolah dan menganilisis data hasil penelitian.

b. Menyusun laporan

E. Teknik Pengumpulan Data

19

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes, baik dalam pembelajaran

dengan metode problem posing maupun dengan pembelajaran konvensional. Tes

dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk mengukur

pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh sebelum dan sesudah diberi

perlakuan.

F. Instrumen Penelitian

Penskoran tes pemahaman konsep matematis diadaptasi dari Sartika (2011: 22),

yang disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep Matematis

No Indikator Keterangan Skor

1. Mengklasifikasi

objek menurut

sifat tertentu

sesuai dengan

konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat

tertentu tetapi tidak sesuai dengan

konsepnya

1

c. Mengklasifikasi objek menurut sifat

tertentu sesuai dengan konsepnya

2

2. Memberi contoh

dan non contoh

dari konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi

salah

1

c. Memberi contoh dan non contoh

dengan benar

2

3. Menggunakan,

memanfaatkan

dan memilih

prosedur atau

operasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan, memanfatkan, dan

memilih prosedur tetapi salah

2

c. Menggunakan, memanfaatkan, dan

memilih prosedur dengan benar

3

4. Mengaplikasikan

konsep pada

pemecahan

masalah

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep tetapi tidak

tepat

2

c. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 3

20

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Tes

pemahaman konsep yang digunakan berbentuk uraian. Soal-soal tes yang

diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk pretest dan posttest

sama. Sebelum penyususnan tes pemahaman konsep, terlebih dahulu dibuat kisi-

kisi yang disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan indikator

pemahaman konsep. Kisi-kisi tes dan pedoman penskoran dapat dilihat pada

lampiran B.1 dan B.2 halaman 123-125. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh

data yang akurat digunakan instrumen yang memenuhi kriteria test yang baik,

yaitu valid, reliabel, daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran.

a) Validitas Tes

Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu suatu

tes dikategorikan valid jika butir-butir soal tes sesuai dengan indikator yang

diukur. Validitas isi dari tes pemahaman konsep siswa diketahui dengan cara

menilai kesesuaian isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep dengan

indikator yang telah ditentukan.

Pengujian validitas instrumen tes dalam penelitian ini dilakukan oleh guru mata

pelajaran matematika kelas VII di SMP Tri Sukses dengan asumsi bahwa guru

tersebut mengetahui dengan benar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

untuk tingkat SMP. Penelitian terhadap kesesuaian isi tes dengan kisi-kisi tes

yang diukur dan penilaian terhadap kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes

dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar checklist

oleh guru mitra. Hasil konsultasi dengan guru menunjukkan bahwa tes yang

digunakan untuk mengambil data pemahaman konsep siswa telah memenuhi

21

validitas isi. Setelah diketahui soal instrumen valid (Lampiran B.4 halaman 127-

128), selanjutnya instrumen diujicobakan kepada siswa kelas di luar sampel yaitu

kelas VIII A. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan Software Microsoft Excel untuk mengetahui reliabilitas tes,

daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

b) Reliabilitas

Bentuk soal tes yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes tipe uraian.

Rumus yang akan digunakan untuk mengukur koefisien reliabilitas dalam

penelitian ini adalah rumus Alpha dalam Arikunto (2010: 109) sebagai berikut:

(

) (

)

Keterangan:

= Koefisien reliabilitas alat evaluasi

= Banyaknya butir soal

∑ = Jumlah varians skor tiap soal

= Varians skor total

Koefisien reliabilitas suatu butir soal diinterpretasikan sesuai dengan pendapat

Arikunto (2011: 195) dan disajikan padaTabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien relibilitas (r11) Kriteria

0,00 ≤ r11≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah

0,40 < r11≤ 0,60 Sedang

0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

0,80 < r11≤ 1,00 Sangat tinggi

22

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa koefisien

reliabilitas tes adalah 0,52. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes yang

digunakan memiliki reliabilitas yang sedang. Oleh karena itu, instrumen tes

tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil perhitungan

reliabilitas tes uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman 132-132.

c) Tingkat Kesukaran

Arikunto (2011) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak mendorong siswa

untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, sedangkan soal yang terlalu

sukar akan membuat siswa putus asa dalam menyelesaikan soal tersebut. Seperti

pernyataan Arikunto (2011:207) bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang

menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Untuk mengetahui tingkat

kesukaran istrumen tes yang dibuat, penelitian ini mengikuti Sudijono (2008: 372)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

TK : nilai tingkat kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Interpretasi tingkat kesukaran mengikuti Sudijono (2008: 372) yakni sebagai

berikut.

Tabel 3.5 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran.

Nilai Interpretasi

Sangat Sukar

23

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat Mudah

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai

tingkat kesukaran tes adalah 0,56 sampai dengan 0,81. Hal ini menunjukkan

bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki tingkat kesukaran yang sedang

dan mudah. Hasil perhitungan tingkat kesukaran uji coba soal dapat dilihat pada

Lampiran C.3 halaman 133.

d) Daya Pembeda

Sesuai pernyataan Arikunto (2011: 211) bahwa daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan

tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Pada penelitian ini, soal yang

akan digunakan adalah soal yang memiliki daya pembeda yang cukup dan daya

pembeda yang baik, sebab soal yang memiliki kriteria tersebut adalah soal yang

dapat digunakan sebagai acuan untuk mengelompokkan siswa berdasarkan

kemampuannya.

Setelah diketahui skor hasil tes, seluruh peserta tes diurutkan berdasarkan skor tes

yang diperolehnya dari skor terbesar hingga terkecil kemudian dibagi menjadi dua

kelompok.

Nilai pembeda butir soal dihitung mengikuti Arikunto (2011: 213) dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut.

24

Keterangan:

DP : nilai pembeda

: rata-rata skor tiap butir soal dari kelompok atas

: rata-rata skor tiap butir soal dari kelompok bawah

Skor Maks : skor maksimum tiap butir soal

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda.

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

Sangat Buruk

Buruk

Cukup

Baik

Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai daya

pembeda tes adalah 0,21 sampai dengan 0,67. Hal ini menunjukkan bahwa

instrumen tes yang diujicobakan memiliki daya pembeda yang cukup, baik dan

sangat baik. Hasil perhitungan daya pembeda uji coba soal dapat dilihat pada

Lampiran C.3 halaman 133.

Setelah dilakukan analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal

tes kemampuan pemahaman konsep diperoleh rekapitulasi hasil tes uji coba dan

kesimpulan yang disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

No

Soal Reliabilitas

Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran Kesimpulan

1

0,52 (Reabilitas

sedang)

0,21 0,60 Dipakai

2 0,21 0,81 Dipakai

3 0,46 0,77 Dipakai

4 0,67 0,58 Dipakai

25

Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa koefisien reliabilitas soal adalah 0,52 yang berarti

soal memiliki reliabilitas yang sedang. Daya pembeda untuk semua soal

dikategorikan cukup, baik dan sangat baik. Tingkat kesukaran untuk semua soal

dikategorikan sedang dan mudah. Karena semua soal sudah valid dan sudah

memenuhi kriteria reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang sudah

ditentukan maka soal tes kemampuan pemahaman konsep yang disusun layak

digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan pemahaman konsep.

G. Teknik Analisis Data

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari

hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir dianalisis untuk

mendapatkan peningkatan (gain) pada kedua kelas. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui besarnya peningkatan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas

problem posing dan kelas konvensional. Menurut Hake (1999: 1) besarnya

peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (normalized gain) yaitu:

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi dari Hake (1999: 1) seperti pada Tabel 3.8

Tabel 3.8 Interpretasi Hasil Perhitungan Gain

Besarnya Gain Interpretasi

g 0,7 Tinggi

0,3 g 0,7 Sedang

g 0,3 Rendah

26

Hasil perhitungan skor gain kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.6 dan C.7 halaman 138-139. Dalam

penelitian ini analisis data mula-mula dilakukan dengan cara uji normalitas.

Setelah itu barulah dilakukan pengujian hipotesis.

1. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah data pemahaman konsep siswa dari sampel yang diteliti

berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau sebaliknya dilakukan uji

normalitas terhadap data tersebut. Uji Normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Chi Kuadrat. Sudjana (2005: 273), menyatakan uji Chi Kuadrat

adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0 : data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : data gain berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Taraf signifikan yang digunakan α = 0,05

c. Statistik uji

Statistik yang digunakan untuk uji Chi-Kuadrat:

Keterangan:

= harga uji chi-kuadrat

= frekuensi harapan

= frekuensi yang diharapkan

= banyaknya pengamatan

d. Keputusan uji

27

Terima H0 jika

dengan

Rekapitulasi uji normalitas data gain kemampuan pemahaman konsep disajikan

pada Tabel 3.9. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.8 dan

C.9 halaman 140-145.

Tabel 3.9 Rekapitulasi Uji Normalitas Data Gain Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis

Kelas

Keputusan Uji Keterangan

Problem Posing 7,009 7,81 diterima Berdistribusi Normal

Konvensional 14,143 7,81 ditolak Tidak Berdistribusi

Normal

Berdasarkan uji normalitas terlihat bahwa pada kelas eksperimen <

maka H0 diterima, yang berarti data kelas eksperimen berdistribusi normal. Dan

pada kelas kontrol >

yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Ini

berarti data nilai pada kelas kontrol berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal. Berdasarkan analisis tersebut, maka uji hipotesis yang dilakukan adalah

uji non parametrik.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Khusus 1

Hipotesis pertama berbunyi: “Peningkatan pemahaman konsep matematis

siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem posing lebih

tinggi daripada peningkatan pemahaman konsep matematis siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional”.

Setelah melakukan uji normalitas data, diketahui bahwa data dari kedua

sampel yang mewakili populasi tidak berdistribusi normal. Menurut Sudjana

28

(2005: 239), apabila data sampel tidak berdistribusi normal maka analisis data

dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik, yaitu uji Mann-Whitney

U dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Hipotesis

1 = 2, (tidak ada perbedaan median data peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

yang menggunakan pembelajaran dengan metode

problem posing dengan median data peningkatan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

yang menggunakan pembelajaran konvensional)

1 2, (median data peningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa yang menggunakan

pembelajaran dengan metode problem posing lebih

tinggi daripada median data peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional).

b. Menggabungkan kedua sampel menjadi satu dan menentukan

peringkatnya.

c. Menjumlahkan peringkat masing-masing sampel, hasil perhitungan bisa

dilihat pada Lampiran C.10 halaman 146-150.

d. Menghitung statistik U

29

Keterangan:

na = jumlah sampel data gain dari kelas pembelajaran problem posing

nb = jumlah sampel data gain dari kelas pembelajaran konvensional

= jumlah rangking data gain dari kelas pembelajaran problem

posing

= jumlah ranking data gain dari kelas pembelajaran konvensional

Dari kedua nilai U tersebut yang digunakan adalah nilai U yang kecil,

karena sampel berukuran cukup besar yaitu lebih dari 20, maka

digunakan pendekatan kurva normal.

Dengan mean:

2

.)( ba nn

UE

Standar deviasi dalam bentuk:

σ(U) = √

12

Nilai standar dihitung dengan:

σ

0,5 - , dengan

e. Keputusan Uji

Pengambilan keputusan uji dengan pendekatan kurva normal yaitu tolak

H0 jika dan terima H0 jika sebaliknya. Jika H1 diterima,

maka median data peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem

posing lebih tinggi daripada median data peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Median data peningkatan kemampuan pemahaman

konsep matematis yang lebih tinggi menggambarkan adanya peningkatan

30

kemampuan pemahaman konsep matematis yang lebih tinggi juga. Hasil

uji hipotesis menunjukkan apa yang terjadi pada populasi tidak sejalan

dengan yang terjadi pada sampel.

b. Uji Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua berbunyi: “Persentase siswa yang memiliki pemahaman

konsep dengan baik lebih dari 60% dari jumlah siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode problem posing”.

Setelah melakukan uji normalitas data kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa, diketahui bahwa data berasal dari populasi yang tidak

beridstribusi normal maka digunakan uji non-parametrik yaitu dengan

menggunakan Uji Tanda Binomial (Binomial Sign Test). Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam Uji Tanda Binomial adalah sebagai berikut.

1. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.

H0 : (π +) = 0,6 (Persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis terkategori baik pada kelas yang

menggunakan metode problem posing sama dengan 60% dari

jumlah siswa)

H1 : (π +) > 0,6 (Persentase siswa yang memiliki kemampuan pemahaman

konsep matematis terkategori baik pada kelas yang

menggunakan metode problem posing lebih dari 60% dari

jumlah siswa)

31

2. Memberikan lambang untuk tes kemampuan akhir dan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Tes kemampuan akhir dilambangkan dengan

(X1) dan nilai KKM dilambangkan dengan (X2). Selanjutnya, menentukan

selisih antara nilai tes kemampuan akhir dan nilai KKM (D = X1 – X2).

3. Menentukan tanda (+) dan tanda (-) untuk hasil selisih nilai tes kemampuan

akhir dan nilai KKM. Jika D bernilai positif maka berikan tanda (+), jika D

bernilai negatif maka berikan tanda (-) dan jika D bernilai nol maka berikan

tanda (0). Dalam uji Tanda Binomial, tanda (0) tidak digunakan dalam

perhitungan.

4. Menghitung jumlah tanda (+) dan tanda (-) pada nilai D.

5. Menentukan proporsi untuk jumlah tanda (+) dan tanda (-). Karena dalam

penelitian ini akan dilihat apakah persentase siswa yang memiliki

kemampuan pemahaman konsep matematis terkategori baik pada kelas yang

menggunakan metode problem posing lebih dari 60% dari jumlah siswa

maka proporsi jumlah data yang mendapat tanda positif (+) adalah sebesar

60% atau 0,6.

6. Uji proporsi yang digunakan adalah uji satu pihak dengan rumus Uji Tanda

Binomial (Binomial Sign Test) menurut Sheskin (2004:85) adalah sebagai

berikut.

Keterangan:

n : Banyaknya tanda (+) dan tanda (-) yang digunakan dalam

perhitungan

π(+) : Nilai hipotesis untuk proporsi tanda (+) (dalam penelitian ini

digunakan nilai (π+) = 0,6).

π(−) : Nilai hipotesis untuk proporsi tanda (-) ((π −) = 1 − (π +)).

32

X : Jumlah tanda (+) yang diperoleh dari selisih nilai tes kemampuan

akhir dan nilai KKM.

0,5 - , dengan taraf signifikan yang digunakan adalah 5 %

7. Keputusan Uji

Pedoman dalam mengambil keputusan dalam uji Tanda Binomial adalah

tolak H0 jika nilai zhitung z tabel dan terima H0 jika nilai zhitung z tabel.

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan bahwa

problem posing tidak berpengaruh ditinjau dari kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa, karena tidak terdapat perbedaan antara rata-rata nilai

peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas problem

posing dengan rata-rata nilai peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa pada kelas konvensional. Proporsi siswa yang memiliki

kemampuan pemahaman konsep baik pada siswa yang mengikuti pembelajaran

problem posing tidak mencapai standar yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu lebih

dari 60% dari. Hal ini berarti pembelajaran dengan metode problem posing tidak

berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil pada penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan yaitu:

1. Kepada guru, yang ingin menggunakan metode pembelajaran problem posing

hendaknya memperhatikan pelaksanaan pengelolaan kelas dengan baik dan

waktu yang tepat agar suasana belajar semakin kondusif sehingga

memperoleh hasil yang optimal.

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang pembelajaran

dengan metode problem posing disarankan melakukan penelitian dalam

47

jangka waktu yang lebih lama agar subjek penelitian terbiasa dengan

pembelajaran metode problem posing dan memperhatikan efisiensi waktu

agar proses pembelajaran berjalan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. 2004. Peraturan tentang Penilaian Perkembangan Anak Didik SMPNo. 506/C/Kep?PP/2004. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Fraenkel, Jack R dan Norman E Wallen. 2012. How to Design and EvaluateResearch in Education 7th Edition. New York: McGraw-Hill.

Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. [online]. Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/ajpv3i.pdf. (20 November 2015).

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Foy, P., & Arora, A. (2012). TIMSS 2011International Results in Mathematics. [Online].Tersedia:timss.bc.edu/timss2011/downloads/t11_ir_mathematics_fullbook.pdf [31Oktober 2016].

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyatiningsih, Endang. 2012. Metode Penelitian Bidang Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Nasution. 2005. Berbagi Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, jakarta:Bumi Aksara.

Nurjanah, Erni. 2015. Efektivitas Metode Problem Posing terhadap Self-RegulatedLearning dan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMK. Bandung.Jurnal Universitas Pasundan Bandung. [Online]. Tersedia:http://repository.unpas.ac.id/1043/. [24 Januari 2017].

OECD. 2015. PISA 2015 Results in Focus. [Online]. Tersedia: https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf. Diakses pada 18 Desember 2016.

Rasmiati, Ike, Dkk. 2013. Pengaruh Pembelajaran Problem Posing terhadapKemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV SD GugusVI Kecamatan Banjar. Bali: Jurnal PGSD Universitas Pendidikan GaneshaSingaraja. [Online].

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan ProfesioanalismeGuru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sadiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PTGrafindo Persada.

Sartika, Dewi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT UntukMeningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studipada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 29 Bandar LampungTahun Pelajaran 2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. BandarLampung.

Sheskin, David J. (2004). Statistic Non Parametric. Newyork, Washington DC:Chapman & Hall/CRC.

Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharta, I Gusti Puta. 2001. Peningkatan Pemecahan Masalah MatematikaMelalui Pengintegrasi Pengajuan Masalah. Aneka Widya

Sukandi, Ujang, dkk. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: DutaGrahaPustaka.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Suyitno, A. 2004. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.Semarang: UNNES.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

TIMSS. 2015. TIMSS 2015 International Results in Mathematics. [Online].Tersedia:http://timms2015.org/timss-2015/mathematics/student-achievement/distribution -of-mathematics-achievement/. Diakses pada 18 Desember 2016.

Uno, Hamzah. B. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Winkel, I.R. 2000. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia.