pengaruh metode problem based instruction (pbi) terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran ips...

74
A. Judul PENGARUH METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 2 GANGGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 B. Latar Belakang Guru pada dasarnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul berat tanggung jawab kemanusiaan, khususnya yang berkaitan dengan proses pendidikan generasi penerus untuk membebaskan bangsa dari belenggu kebodohan. Oleh karena itu, sudah selayaknya para guru dituntut memiliki kompetensi profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar. Guru harus mampu mewujudkan langkah-langkah inovatif dan kreatif agar proses belajar-mengajar lebih bermakna sehingga proses transfer of knowledge dan transfer of value dapat mudah tersampaikan. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi masa lalu dan masa kini, tetapi hendaknya juga melihat 1

Upload: rompas-hbtm

Post on 31-Jul-2015

1.034 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

A. Judul

PENGARUH METODE PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

TERPADU KELAS VII DI SMP NEGERI 2 GANGGA TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

B. Latar Belakang

Guru pada dasarnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul berat

tanggung jawab kemanusiaan, khususnya yang berkaitan dengan proses

pendidikan generasi penerus untuk membebaskan bangsa dari belenggu

kebodohan. Oleh karena itu, sudah selayaknya para guru dituntut memiliki

kompetensi profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar-mengajar. Guru

harus mampu mewujudkan langkah-langkah inovatif dan kreatif agar proses

belajar-mengajar lebih bermakna sehingga proses transfer of knowledge dan

transfer of value dapat mudah tersampaikan.

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

hanya berorientasi masa lalu dan masa kini, tetapi hendaknya juga melihat jauh

ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik yang akan

datang. Pendidikan yang baik tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk

suatu profesi atau jabatan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Satu inovasi yang lahir untuk mengantisipasi perubahan paradigma

pembelajaran di atas adalah diterapkannya model-model pembelajaran yang

inovatif yang berorientasi konstruktif. Inovasi ini bermula dan diadopsi dari

metode kerja para ilmuwan dalam menemukan suatu pengetahuan baru.

1

Page 2: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Model-model ini lahir untuk mengatasi masalah pokok dalam

pembelajaran dewasa ini, yakni masih rendahnya daya serap siswa, yang

tampak dari hasil belajar mereka yang masih memprihatinkan. Kondisi ini

merupakan hasil pembelajaran yang masih bersifat konvensional (tradisional),

dan tidak menyentuh ranah peserta didik itu sendiri (yaitu bagaimana

sebenarnya belajar itu: belajar untuk belajar). Dengan kata lain, hingga dewasa

ini proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan tidak

memberikan kesempatan bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri

melalui penemuan (inkuiri) dan proses berpikirnya.

Model-model pembelajaran yang inovatif secara garis besar adalah

orientasi yang semula berpusat pada guru (teacher-centered) beralih berpusat

pada siswa (student-centered); metodologi yang semula lebih didominasi

ekspositori berganti ke partisipatori; dan pendekatan yang semula bersifat

tekstual beralih ke kontekstual. Semua perubahan itu dimaksudkan untuk

memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan

(Komaruddin, tanpa tahun).

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran, termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,

dan lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam desain

pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai (Joyce, dalam Trianto, 2007:5).

Selanjutnya Soekamto, dkk. (dalam Trianto, 2007:5) mengatakan bahwa

model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

2

Page 3: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.

Istilah model pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas dari pada

strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri

khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut adalah: (1) rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa

belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai); (3) tingkah laku mengajar

yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

(4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Pembelajaran berdasarkan masalah telah dikenal sejak zaman John

Dewey, sebab secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri atas

menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang

dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan

dan inkuiri. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007:67), belajar berdasarkan

masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan

antara dua arah, belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan

kepada siswa berupa bantuan dan masalah sedangkan sistem saraf otak

berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang

dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan

baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan

3

Page 4: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian dan bisa dijadikan

pedoman dan tujuan belajarnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran berdasarkan masalah

(selanjutnya disingkat PBI) didasarkan pada teori psikologi kognitif. Fokus

pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang dilakukan siswa

(perilaku mereka), melainkan kepada apa yang mereka pikirkan (kognisi

mereka) pada saat mereka melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada

pembelajaran ini kadang melibatkan presentasi dan penjelasan suatu hal,

namun yang lebih lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator

sehingga siswa belajar untuk berpikir dan memecahkan masalah.

PBI juga didasarkan pada konsep konstruktivisme yang dikembangkan

oleh ahli psikologi Eropa Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Menurut Piaget, anak

memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus-menerus berusaha

memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini memotivasi mereka untuk

secara aktif membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang

mereka hayati (Ibrahim dan Nur, 2005:16-17). Pandangan konstruktivis-

kognitif mengemukakan, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam

proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.

Pengetahuan mereka tidak statis, tetapi terus-menerus tumbuh dan berubah saat

siswa menghadapai pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan

memodifikasi pengetahuan awal. Menurut Piaget, pendidikan yang baik harus

melibatkan siswa dengan situasi-situasi yang dapat membuat anak melakukan

eksperimen mandiri, dalam arti mencoba segala sesuatu untuk melihat apa

yang terjadi, memanipulasi tanda-tanda, memanipulasi simbol, mengajukan

pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang ia

4

Page 5: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

temukan pada suatu saat dengan apa yang ia temukan pada saat yang lain,

membandingkan temuannya dengan temuan anak lain (Duckworth, dalam

Ibrahim dan Muh. Nur, 2005: 17-18).

PBI juga merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses

berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses

informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka

sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk

mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks (Ratumanann, dalam

Trianto, 2007).

Menurut Arends (1997, dalam Trianto, 2007:68), PBI merupakan

pembelajaran yang menuntut siswa mengerjakan permasalahan yang otentik

dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga

mengacu pada model pembelajaran yang lain, seperti pembelajaran

berdasarkan proyek (project-based instruction), pembelajaran berdasarkan

pengalaman (experience-based instruction), belajar otentik (authentic

learning), dan pembelajaran bermakna (anchored instruction).

PBI juga bergantung pada konsep lain dari Bruner, scaffolding, yaitu

suatu proses yang membuat siswa dibantu menuntaskan masalah tertentu

melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan (scaffolding) dari

seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih. Peran dialog

juga penting, interaksi sosial di dalam dan di luar sekolah berpengaruh pada

perolehan bahasa dan perilaku pemecahan masalah anak.

5

Page 6: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Sementara itu, PBI mempunyai kaitan erat dengan pembelajaran

penemuan (inkuiri). Pada kedua model ini guru menekankan keterlibatan siswa

secara aktif, orientasi induktif lebih ditekankan dari pada deduktif, dan siswa

menemukan atau mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Adapun

perbedaannya dalam beberapa hal penting, yaitu: sebagian besar pelajaran

dalam inkuiri didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin, dan

penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru dan terbatas di

lingkungan kelas. PBI dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang

bermakna, yang memberi kesempatan kepada siswa dalam memilih dan

menentukan penyelidikan apa pun baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh

itu diperlukan untuk memecahkan masalah (Ibrahim dan Muhammad Nur,

2005:23).

Berdasarkan pembahahasan di atas, Pembelajaran materi pasar dalam

pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 2 Gangga pada tahun 2010/2011 sampai

2011/2012 telah dilakukan dengan menerapkan berbagai model. Pengaruh

penerapan model terhadap hasil belajar siswa dapat diketahui dari ketuntasan

hasil belajar yang dicapai. Menurut guru pengampu IPS Terpadu pada kelas

tersebut (Hamzah, S. Pd), ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran

dengan model Direct Instruction (DI) adalah 34,28%. Ketuntasan hasil belajar

siswa pada pembelajaran yang menerapkan model demontrasi 68,42%. Dan

ketuntasan hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menerapkan model

jigsaw 34,21%.

Kelas VII/b SMP Negeri 2 Gangga adalah kelas heterogen, berjumlah 35

siswa terdiri dari 20 perempuan dan 15 laki-laki. Menurut keterangan guru

mata pelajaran IPS Terpadu (Hamzah, S. Pd), hasil belajar siswa mata

6

Page 7: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

pelajaran IPS Terpadu semester I tahun 2011/2012 adalah : nilai tertinggi 83,

nilai terendah 60 dan rata-rata = 68,3, ketuntasan belajar = 52,3% dengan

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 68 %. Hasil tersebut belum sesuai

harapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 2 Gangga

yang telah menetapkan ketuntasan belajar individu = 68 % dan ketuntasan

belajar klasikal 75%.

Secara ringkas ditunjukkan oleh Tabel 1. Dari keterangan tersebut dapat

disimpulkan bahwa: 1) penggunaan model pembelajaran mempengaruhi hasil

belajar siswa. 2) melalui demontrasi materi pasar lebih mudah dipahami siswa.

3) tingkat keberhasilan belajar materi pasar dengan menerapkan model

pembelajaran demontrasi di SMP Negeri 2 Gangga lebih baik dari pada Direct

Instruction (DI) atau jigsaw.

Tabel 1. Ketuntasan belajar, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan Model Pembelajaran

NOTahun

PelajaranSiswa tuntas KKM Model Pembelajaran

1 2009/2010 34,28% 67Direct Instruction(DI)-

tanya jawab.

2 2010/2011 68,42% 67 Demostrasi.

3 2011/2012 34,21% 68 Jigsaw.

Sumber: SMP Negeri 2 Gangga (2012)

Peningkatan hasil belajar masih dimungkinkan untuk dapat diperoleh

dengan menerapkan model pengajaran yang memanfaatkan keragaman dalam

kelas dan karakter siswa pada usia sekitar 12-13 tahun yang sangat dinamis.

Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction/PBI) dapat

menjadi pilihan karena Model PBI sesuai dengan karakter siswa SMP. Siswa

SMP biasa menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

7

Page 8: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Dengan Problem Based Instruction (PBI) siswa dilatih dan ditunjukkan

dengan contoh nyata bagaimana menemukan dan memecahan masalah dengan

baik. Kompetensi ini penting untuk bekal hidup mereka mencapai kemandirian.

Dengan PBI disamping belajar melakukan pemecahan masalah kontektual,

mereka diharapkan lebih banyak melakukan aktivitas dalam belajar IPS

Terpadu.

Menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2007:72) peran guru dalam Problem

Based Instruction (PBI) antara lain: mengorientasikan siswa kepada masalah

autentik, menfasilitasi/membimbing penyelidikan, menfasilitasi dialog siswa

dan mendukung belajar siswa. Dengan peran tersebut maka guru menjalankan

fungsinya sebagai motivator belajar dan memberi perhatian serta bimbingan

untuk mencapai kemandirian dalam menemukan dan memecahkan masalah IPS

Terpadu.

Memperhatikan hal tersebut peningkatan hasil belajar dan aktivitas

siswa dapat diupayakan pada materi pasar melalui penerapan model Problem

Based Instruction (PBI). Oleh karena itu Proposal tentang Penerapan Model

Problem Based Instruction (PBI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Aktivitas Siswa Materi pasar perlu dilaksanakan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas masalah yang dikaji adalah Bagaimana

Pengaruh Metode Problem Based Instruction (PBI) terhadap Prestasi siswa

pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VII SMP Negeri 2 Gangga tahun

pelajaran 2012/2013?

8

Page 9: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

D. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam

penulisan proposal ini. Dalam pembatasan masalah yang tepat dan benar, maka

arah dari pembahasan masalah akan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Penyusunan Proposal ini, penulis memberikan batasan mengenai :

1. Pengaruh Metode Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil Belajar

Siswa.

2. Proses Pembelajaran IPS Terpadu materi pokok ekonomi di SMP

Negeri 2 Gangga

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Problem

Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Terpadu kelas VII di SMP Negeri 2 Gangga tahun pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian secara Teoritis

Penelitian tentang PBI tidak dirancang untuk membantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada

siswa, melainkan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan

keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang

dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata

atau simulasi; dan menjadi pembelajaran yang mandiri.

9

Page 10: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

2. Manfaat Penelitian Secara Praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi:

a. Peserta didik, untuk dapat membantu peserta didik di dalam

menumbuhkan motif-motf belajarnya kearah yang lebih keras, giat dan

tekun sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik, dengan prestasi

belajar yang di dapatkan itulah peserta didik akan terdorong untuk

melanjutkan pendidikannya.

b. Pendidik, untuk dapat membantu pendidik dalam menumbuhkan motif-

motif belajar pada peserta didik nya, agar dapat belajar dengan lebih

keras, giat dan tekun sehingga tercapai prestasi belajar yang diharapkan.

c. Sekolah, untuk dapat memperoleh gambaran tentang prestasi belajar

peserta didik yang telah didapatkan di sekolah tersebut, serta untuk

megetahui motif-motif apa yang mendorong peserta didik untuk dapat

melanjutkan pendidikanya.

G. Sistematika Pembahasan

sistematika pembahasan dalam proposal skripsi ini sebagai berikut:

BAB I yang meliputi: Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

sistematika pembahasan.

BAB II membahas tentang: Tinjauan pustaka, yang memaparkan

metode Problrm Based Instruction (PBI), landasan teori yang meliputi hakekat

pengajaran IPS Terpadu, tujuan pengajaran IPS Terpadu.

10

Page 11: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

BAB III membahas tentang: Metode penelitian yang terdiri dari:

jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, data penelitian yang meliputi

jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, variabel penelitian, analisis

data dan pengujian hipotesis.

BAB IV : Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan penelitian

yang meliputi tentang statistik deskriptif variabel penelitian, hasil pengujian

asumsi hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Pada bab ini penulis akan mengemukakan tentang simpulan

dan saran.

BAB VI : Bab ini adalah bab penutup yang berkaitan dengan

Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.

H. Kajian Pustaka

1. Penegasan Pengertian Istilah.

a. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

Embrio model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

dicetuskan sejak tahun 1916 oleh John Dewey. Dewey menganjurkan

guru untuk mendorong siswa terlibat dalam tugas proyek dan membantu

mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial (Wiyanto,

2008: 24). Menurut Dewey (dalam Sujana, 2001: 19) belajar

berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respons,

merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.

b. Hasil Belajar.

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan

11

Page 12: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Bahasa

Indonesia). Istilah hasil belajar dapat diartikan sebagai kemampuan baru

sama sekali atau dapat juga berupa penyempurnaan maupun

pengembangan dari suatu kemampuan yang telah dimiliki seseorang

yang diperoleh dari proses belajar (Winkel, 1978:38). Berdasar

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua hasil belajar yaitu

a) sesuatu yang memang dituju yang merupakan kemampuan baru atau

penyempurnaan kemampuan yang telah dimiliki; b) sesuatu yang tidak

dituju yang merupakan efek samping. (Widyaningsih, 2008:10).

c. Pengajaran IPS Terpadu.

Pengorganisasian bahan pengajaran IPS Terpadu sumbernya dari

berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam mata

pelajaran. Dengan demikian pengajaran IPS Terpadu merupakan bagian

integral dari bidang studi. Namum ketika membicarakan suatu topik yang

berkaitan dengan sejarah, bahan-bahan pengajaran bisa dibicarakan

secara lebih tajam. Ada dua bahan kajian IPS Terpadu, yaitu bahan kajian

pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu

bumi, ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi

perkembangan masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini.

Mengajar IPS Terpadu pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP)

memerlukan stimulan yang besar serta berbagai variasi pendekatan untuk

mendapatkan partisipasi peserta didik. Akan tetapi kondisi kelas juga

harus tetap dijaga supaya tidak kehilangan kendali dan disiplin.

Selain itu diharapkan juga pengajar harus selalu antusias dalam

menembah pengetahuan pribadinya terhadap pengetahuan sejarah. Hal

12

Page 13: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

ini dimaksudkan untuk menghindarkan suasana kelas yang pasif dan

membosankan.

Menurut Hartono Kasmadi (2001 : 152) ada tiga kegiatan yang

dapat diterapkan oleh pendidik sejarah untuk meningkatkan partisipasi

peserta didik dalam kelas, yaitu : (1) partisipasi peserta didik melalui

Keterampilan latihan, (2) partisipasi peserta didik melalui penelitian, dan

(3) partisipasi peserta didik melalui Diskusi. Dalam partisipasi peserta

didik melalui Keterampilan latihan, yang bisa dilakukan ialah dengan

membuat catatan. Hal ini disebabkan karena buku catatan mampu

menyimpan semua hasil belajar di kelas, seperti ringkasan, diagram,

chart dan gambar.

Dalam partisipasi peserta didik melalui penelitian, yang dilakukan

berupa pengembangan bahan pelajaran dengan membuat suatu kegiatan

proyek yang dapat memberikan motivasi kepada peserta didik yang

”enggan” mempelajari ekonomi. Sedangkan dalam partisipasi peserta

didik dilakukan melalui diskusi merupakan salah satu aktivitas yang

dapat melatih kemampuan mental peserta didik dalam menghadapi

situasi tertentu, karena mental merupakan isi penting dalam

perkembangan peserta didik. Peserta didik yang aktif dalam kegiatan ini

akan terlatih berpikir kritis dan mengembangkan kerangka jiwanya untuk

menghadapi setiap masalah, membentuk pengertian terhadap fakta

sejarah dan melatih dirinya untuk membuat suatu kesimpulan. Bahannya

tidak berbentuk permasalahan atau pertanyaan saja, tetapi dapat pula

berupa diskusi setelah mereka mengamati suatu model dramatisasi

peristiwa sejarah yang diperagakan oleh temannya.

13

Page 14: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

d. Tujuan Pengajaran IPS Terpadu.

Perumusan tujuan pengajaran sangat penting untuk dilakukan

karena tujuan merupakan tolok ukur keberhasilan seluruh proses belajar

mengajar yang telah dilakukan. Menurut I Gede Widja (2005 : 27-29),

secara umum tujuan pengajaran IPS terpadu sebagai berikut :

1) Aspek Pengetahuan / Pengertian

a. Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia di

bidang ekonomi baik dalam aspek eksternal maupun internal.

b. Menuasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus (unik) dari

peristiwa ekonomi tentang pasar.

c. Menguasai pengetahuan tentang unsur-unsur umum (generalisasi)

d. Menguasai tentang unsur perkembangan dan peristiwa-peristiwa

masa lampau yang berlanjut (bersifat kontinuitas) dari periode satu

ke periode berikutnya yang menyambungkan peristiwa masa

lampau dengan peristiwa masa kini.

e. Menumbuhkan pengertian tentang hubungan antara fakta satu

dengan fakta lainnya yang berangkai secara kognitif (berkaitan

secara intrinsik).

2) Aspek Pengembangan Sikap.

a. Penumbuhan kesadaran sejarah pada murid terutama dalam artian

agar mereka mampu berpikir dan bertindak (bertingkah laku

dengan rasa tanggung jawab sejarah sesuai dengan tuntutan zaman

pada waktu mereka hidup).

14

Page 15: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

b. Penumbuhan sikap menghargai kepentingan/kegunaan pengalaman

masa lampau bagi hidup masa kini suatu bangsa.

c. Sebaliknya juga penumbuhan sikap menghargai berbagai aspek

kehidupan masa kini dari masyarakat di mana mereka hidup yang

merupakan hasil dari pertumbuhan di waktu yang lampau.

d. Penumbuhan kesadaran akan perubahan – perubahan yang telah

dan sedang berlangsung di suatu bangsa diharapkan menuju pada

kehidupan yang lebih baik di waktu yang akan datang.

3) Aspek Keterampilan.

a. Sesuai dengan trend baru dalam pengajaran IPS maka pelajaran IPS

di sekolah diharapkan juga menekankan pengembangan

kemampuan dasar di kalangan murid berupa kemampuan heuristik,

kemampuan kritik, Keterampilan menginterpretasikan serta

merangkaikan fakta-fakta dan akhirnya juga Keterampilan menulis.

b. Keterampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan

masalah-masalah dan mencari hubungan satu peristiwa dengan

peristiwa lainnya atau dari zaman masa kini dan lain-lain.

c. Keterampilan menelaah secara elementer buku-buku terutama yang

menyangkut keanekaragaman IPS terpadu.

d. Keterampilan mengajukan pertanyaan-pertanyaan produktif di

sekitar masalah keanekaragaman IPS terpadu.

e. Keterampilan mengembangkan cara-cara berpikir analitis tentang

Masalah- masalah sosial ekonomi di lingkungan masyarakatnya.

15

Page 16: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

2. Landasan Teori

a. Metode Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

1) Pengertian Pembelajaran

Pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik (2003:57)

adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”. Manusia

terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga

lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi modul

pembelajaran, papan tulis, dan kapur. Fasilitas dan perlengkapan

terdiri dari ruang kelas, laboratorium pengukuran, dan peralatan

kontrol. Prosedur meliputi jadwal dan metode pembelajaran, praktek

belajar yang dilaksanakan, cara mengevaluasi pada akhir

pembelajaran.

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran,

Oemar Hamalik (2003:65) mengemukakan:

a) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur.

b) Kesalingtergantungan antara unsur-unsur pembelajaran yang serasi

dalam suatu keseluruhan.

c) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang

hendak dicapai. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa

belajar. Memang dalam kenyataannya siswa hampir semua belajar

16

Page 17: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

tetapi semangat untuk belajar masih rendah dan perlu diberikan

motivasi-motivasi yang dapat memberi semangat belajar.

Proses pembelajaran terjadi karena adanya unsur-unsur yang

bersama-sama dapat mewujudkan terjadinya proses pembelajaran.

Menurut Oemar Hamalik (2003:66) menyatakan bahwa “unsur-unsur

minimal yang harus ada pada sistem pembelajaran adalah seorang

siswa, suatu tujuan, dan suatu prosedur kerja untuk mencapai suatu

tujuan”.

2) Problem Based Instruction (PBI)

Nurhadi (2004:109) menyatakan bahwa: Problem Based

Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta

memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata

pelajaran.

Sedangkan Ibrahim dkk (2000:3) menyatakan bahwa “Problem

Based Instruction adalah pembelajaran yang menyajikan kepada

situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan

kemudahan kepada mereka melakukan penyelidikan dan inkuiri”.

Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa didorong

bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi

yang dihadapi dan menarik simpulan melalui proses berpikir ilmiah

yang kritis, logis dan sistematis. Siswa tidak lagi bertindak pasif,

menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru yang

terdapat di buku teks saja.

17

Page 18: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Pemecahan masalah adalah suatu jenis belajar discovery. Dalam

hal ini, siswa secara individu maupun secara kelompok berusaha

memecahkan masalah autentik. Memecahkan masalah secara

kelompok dipandang lebih menguntungkan karena dapat memperoleh

latar belakang yang lebih luas dari anggota kelompok, sehingga dapat

menstimulasi munculnya ide, permasalahan dan solusi pemecahan

masalah.

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran

berdasarkan masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi

sebagai batu loncatan untuk proses penyelidikan dan inkuiri. Di sini

guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada siswa

dalam memecahkan masalah.

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki perbedaan penting

dengan pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan

didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan menurut disiplin ilmu dan

penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas

dalam ruang lingkup kelas. Sedangkan pembelajaran berdasarkan

masalah dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna

dimana siswa mempunyai kesempatan melakukan penyelidikan, baik

di dalam dan di luar kelas sejauh itu diperlukan untuk pemecahan

masalah.

Terdapat tiga aliran yang berpengaruh pada pembelajaran

berdasarkan masalah. Teori-teori tersebut antara lain :

a) Dewey dan Kelas Demokratis

18

Page 19: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Dewey (Ibrahim dkk, 2000:15) mengemukakan pandangan

bahwa “sekolah seharusnya menjadi laboratorium untuk

pemecahan masalah kehidupan secara nyata”. Untuk itu, guru harus

mendorong siswa terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah

dan membimbing mereka menyelidiki suatu masalah.

b) Piaget, Konstruktivisme dan Vygotsky

Piaget (Ibrahim dkk, 2000:17) menegaskan bahwa: Anak

mempunyai rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus

berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini

memotivasi mereka secara aktif membangun pengetahuan mereka

tentang lingkungan yang mereka hadapi. Oleh karena itu pada

semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan,

diberi motivasi untuk menyelidiki dan membangun teoriteori yang

menjelaskan lingkungan itu.

Pandangan Konstruktivis - kognitif mengemuka-kan bahwa

siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses

memperoleh informasi dan membangun pengetahuan mereka

sendiri.

Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus-menerus tumbuh

dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman baru yang

memaksa mereka membangun dan memodifikasi pengetahuan awal

mereka.

Kaitan antara teori belajar Piaget dan pandangan

konstruktivisme dengan PBI adalah prinsip-prinsip PBI sejalan

dengan pandangan teori belajar tersebut. Siswa secara aktif

19

Page 20: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

mengkonstruksi sendiri pemahamannya, dengan cara interaksi

dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Sedangkan Vygotsky (Ibrahim dkk, 2000:18) percaya bahwa

“perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan

dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka

berusaha untuk menyelesaikan masalah yang muncul”. Oleh karena

itu, individu mengkaitkan pengalaman baru dengan pengetahuan

awal yang telah dimilikinya dan membangun pengetahuan baru.

Prinsip-prinsip teori Vygotsky tersebut di atas merupakan bagian

dari kegiatan PBI melalui bekerja dan belajar pada kelompok kecil.

c) Bruner dan Pembelajaran Penemuan

Bruner (Koes, 2003:34) menekankan pentingnya membantu

siswa memahami struktur atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu

dan perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan banyaknya

pengetahuan siswa, tetapi juga menciptakan kemungkinan-

kemungkinan penemuan siswa.

Yang dimaksud dengan penemuan disini adalah siswa

menemukan kembali, bukan menemukan yang sama sekali benar-

benar baru. Kaitannya dengan belajar, Bruner memandang bahwa

belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara

aktif oleh manusia, dengan sendirinya memberikan hasil yang

paling baik, berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah

serta didukung oleh pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan

20

Page 21: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar dalam Runi,

2005:33).

Konsep lain dari Bruner yang ada kaitannya dengan PBI yaitu

scaffolding dan interaksi sosial di kelas maupun di luar kelas.

Menurut Bruner scaffolding merupakan suatu proses untuk

membantu siswa menuntaskan masalah tertentu melampaui

kapasitas perkembangannya melalui bantuan guru, teman atau

orang lain yang memiliki kemampuan lebih.

a. Ciri-ciri Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Menurut Ibrahim dkk (2000:5), Pembelajaran berdasarkan

masalah memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah meng-organisasikan

pembelajaran di sekitar pertanyaan atau masalah dan secara

pribadi bermakna bagi siswa. Pertanyaan atau masalah yang

diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Autentik. Masalah harus lebih berakar pada kehidupan nyata

siswa. Misalnya bagaimana alat hitung / kalkulator, jam

digital dan komputer bisa bekerja dengan mengolah data-data

biner 1 dan 0 data biner tersebut diolah oleh rangkaian digital

kombinasional yang tersususn dari gerbang logika dasar dan

gerbang logika kombinasional.

b) Jelas dan mudah dipahami. Masalah yang diberikan

hendaknya mudah dipahami siswa dan dibuat sesuai dengan

tingkat perkembangan siswa sehingga tidak menimbulkan

21

Page 22: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan

siswa.

c) Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Masalah

yang disusun mencakup seluruh materi pelajaran yang akan

diajukan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang

tersedia serta, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

d) Bermanfaat. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan

masalah siswa serta membangkitkan motivasi belajar.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu.

Pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat

pada mata diklat tertentu. Masalah yang diajukan hendaknya

benar-benar autentik agar dalam pemecahannya siswa meninjau

masalah tersebut dari banyak segi atau mengkaitkannya dengan

disiplin ilmu yang lain.

3. Penyelidikan autentik

Siswa diharuskan melakukan penyelidikan autentik

sebagai proses untuk mencari penyelesaian terhadap masalah

nyata. Metode penyelidikan yang digunakan bergantung kepada

masalah yang sedang dipelajari. Dalam penyelidikan, siswa

merumuskan masalah, melaksanakan eksperimen (jika

diperlukan), mengumpulkan data/informasi, menganalisis data,

meramalkan hipotesis, membuat kesimpulan dan menyusun

hasil pemecahan masalah.

22

Page 23: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

4. Menghasilkan karya dan memamerkannya

Pada pembelajaran berdasarkan masalah, siswa bertugas

menyusun hasil pemecahan masalah berupa laporan hasil

penyelidikan kemudian mempresentasikannya di depan kelas

untuk didiskusikan.

5. Kerjasama

Pada pembelajaran berdasarkan masalah, tugas-tugas

belajar dalam pemecahan masalah lebih baik diselesaikan

bersama-sama antar siswa, baik dalam kelompok kecil maupun

besar, dengan bimbingan dari guru.

Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima tahap, yang

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Fase-Fase Perilaku Guru

Fase 1.

Orientasi siswa kepada

masalah.

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan, memotivasi siswa

terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih.

Fase 2.

Mengorganisasikan

siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

Fase 3. Membimbing  Guru mendorong siswa untuk

23

Page 24: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Fase-Fase Perilaku Guru

penyelidikan individu

maupun kelompok. 

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

Fase 4.

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya.

 Guru nmembantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan,

video dan model dan membantu

mereka untuk berbagi tugas

dengan teman.

Fase 5. Menganalisis

dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

 Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses-proses yang mereka

gunakan.

Sumber: Sintak pembelajaran model PBI dalam Depdiknas (Trianto, 2007: 71-72)

b. Pelaksanaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah

meliputi dua kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif

(Ibrahim dkk, 2000:24).

1) Tugas-tugas Perencanaan

Tugas-tugas perencanaan terdiri dari :

a) Penetapan tujuan

Pertama kali guru mendeskripsikan bagaimana

pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk

membantu mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Pada tahap ini guru menyusun tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, skenario pembelajaran

24

Page 25: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

yang disesuaikan dengan tahap-tahap pembelajaran

berdasarkan masalah, dan menyusun alat evaluasi untuk

mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran dimana semua

itu disusun dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

b) Merancang situasi masalah yang sesuai

Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria

antara lain autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna

bagi siswa dan sesuai dengan tingkat perkembangan

intelektualnya, luas, serta bermanfaat.

c) Organisasi sumber daya dan rencana logistik

Pembelajaran berdasarkan masalah memotivasi siswa

untuk bekerja dengan beragam material dan peralatan yang

dapat dilakukan di dalam kelas, perpustakaan atau

laboratorium dan jika dimungkinkan di luar sekolah.

Untuk itu, guru harus mengumpulkan dan menyediakan

bahanbahan yang diperlukan untuk penyelidikan siswa dalam

rangka memecahkan masalah.

2) Tugas Interaktif

Tugas-tugas interaktif terdiri dari :

a) Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah

Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.

Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan

prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam

25

Page 26: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

identifikasi masalah. Situasi masalah harus disampaikan

secara tepat dan menarik. Biasanya memberi kesempatan

siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh sesuatu atau

menggunakan kejadian-kejadian di sekitar siswa sehingga

dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan

motivasi. Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan permasalahan yang telah disusun

sebelumnya pada tahap perencanaan. Selain itu guru

menjelaskan logistik yang akan digunakan untuk

pembelajaran.

b) Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan

memperhatikan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan

jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah

ditetapkan.

c) Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

1. Pengumpulan data, siswa melakukan penyelidikan atau

pemecahan masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas

mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan

melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar

memahami situasi masalah yang dihadapi. Tujuan

pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup

informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka

sendiri.

26

Page 27: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

2. Berhipotesis menjelaskan dan memberikan pemecahan

masalah, siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan

dan pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap

ini guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide

tersebut, melengkapi dan membenarkan konsep-konsep

yang salah.

d) Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dalam

hal ini siswa melakukan demonstrasi hasil simulasi diskusi

materi pasar di depan kelas dilanjutkan dengan diskusi dan

membimbing siswa jika mereka mengalami kesulitan.

Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara

pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

e) Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.

Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir

dan keterampilan penyelidikan siswa serta proses

menyimpulkan hasil penyelidikan.

Ibrahim dkk (2000:7) merumuskan bahwa: Pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan pemecahan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.

Jadi penerapan pembelajaran berdasarkan masalah

mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan

menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang

27

Page 28: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

dihadapinya dengan melaksanaan penyelidikan autentik

melalui demonstrasi atau percobaan. Dengan menemukan dan

mencari jawaban dari suatu permasalahan, maka siswa dilatih

untuk menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri.

Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, siswa

dituntut mengajukan pertanyaan atau masalah dan mencari

jawaban atas permasalahan yang diajukan, sehingga

diharapkan dapat mengubah cara belajar siswa,

mengembangkan rasa ingin tahunya dan menghubungkan

konsep yang dipelajari dengan alam lingkungannya.

Jadi adanya informasi dan pengalaman baru

mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk

pengetahuan baru sebagai hasil dari proses belajar. Hasil

yang dicapai siswa setelah proses belajar mencerminkan

tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan

materi.

Pada proses pemecahan masalah yang dilakukan

dengan penyelidikan autentik melalui percobaan atau

demonstrasi. Dari kegiatan percobaan atau demonstrasi, maka

keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dapat teramati

dengan lembar observasi psikomotorik. Pada proses

pembelajaran, keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan

sikap dan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan.

Keterlibatan dan keaktifan siswa diamati dengan lembar

observasi afektif. Diharapkan dengan tercapainya hasil

28

Page 29: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

belajar afektif dan psikomotorik secara optimal maka hasil

belajar kognitif siswa dapat tercapai secara optimal juga,

sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa dan

mengembangkan kecakapan hidup (life skill).

Dalam penelitian ini, penerapan Problem Based

Instruction diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

3) Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya” (Sudjana, 1989:22 ). Hasil belajar

dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah interaksi dengan

lingkungan, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku. Hasil

yang dicapai berupa angka atau nilai yang diperoleh dari tes hasil

belajar.

Tes hasil belajar dibuat untuk menentukan tingkat pengetahuan

dan keterampilan dalam penguasaan materi. Hasil belajar memiliki

peran penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian terhadap hasil

belajar dapat memberikan informasi sampai sejauh mana keberhasilan

seorang siswa dalam belajar. Selanjutnya, dari informasi tersebut guru

dapat memperbaiki dan menyusun kembali kegiatan pembelajaran

lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar siswa

meliputi hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. Hasil belajar

kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, yang dinyatakan

dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes. Hasil belajar

29

Page 30: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

psikomotorik berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan

bertindak siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap siswa

ketika mengamati, menganalisis atau melakukan percobaan

/ekperimen. Sedangkan untuk hasil belajar afektif, diperoleh dari hasil

pengamatan sikap dan perilaku siswa ketika mengikuti pelajaran atau

melakukan percobaan.

Benyamin Bloom (Munaf, 2001:67) meng-klasifikasikan

kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu:

a. Ranah kognitif, meliputi kemampuan intelektual yang terdiri dari

pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

evaluasi.

1. Hafalan/pengetahuan (C1)

Jenjang hafalan/pengetahuan meliputi kemampuan

menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah

yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat

menggunakannya.

2. Pemahaman (C2)

Jenjang pemahaman merupakan salah satu jenjang

kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk

memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal dan

dapat melihatnya dari beberapa segi.

3. Penerapan (C3)

Penerapan merupakan kemampuan berpikir yang lebih

tinggi daripada pemahaman. Jenjang penerapan merupakan

kemampuan menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan,

30

Page 31: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada

situasi nyata.

4. Analisis (C4)

Analisis merupakan kemampuan untuk menganalisa atau

merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang

lebih kecil atau lebih terurai dan memahami hubungan diantara

bagian yang satu dengan bagian yang lain.

5. Sintesis (C5)

Jenjang sintesis merupakan kemampuan untuk

mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu

keseluruhan yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian

(unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan secara

logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang

ada hubungannya satu dengan lainnya.

6. Evaluasi (C6)

Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi, yaitu bila

seseorang dapat melakukan penilaian terhadap situasi, nilai-nilai

atau ide-ide.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi.

1. Penerimaan

Penerimaan merupakan tingkat afektif yang terendah,

meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah,

31

Page 32: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

situasi, gejala, nilai dan keyakinan. Misalnya mendengarkan

dengan seksama penjelasan guru tentang gerbang logika dasar.

2. Jawaban

Jawaban merupakan bagian afektif yang meliputi keinginan

dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu sesuai

dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Misalnya

menyerahkan laporan praktikum/tugas teknik digital tepat pada

waktunya.

3. Penilaian

Penilaian yang dimaksud adalah yang berkenaan dengan

nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu.

Misalnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap alat-alat

laboratorium yang dipakai waktu praktikum.

4. Organisasi

Organisasi meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi satu

sistem nilai. Misalnya mampu menimbang akibat positif dan

negatif jika tidak melakukan kegiatan praktikum.

5. Karakteristik

Karakteristik merupakan keterpaduan semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya. Misalnya bersedia mengubah

pendapat jika ditunjukkan buktibukti yang tidak mendukung

pendapatnya berdasarkan hasil praktikum.

32

Page 33: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

c. Ranah psikomotorik.

mencakup bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan

bertindak individu. Ranah psikomotor dikemukakan oleh Dave

(Adela, 2006:26) dibagi menjadi lima kategori yaitu:

1. Imitation (penerimaan), yaitu kemampuan yang dimulai dengan

mengamati suatu gerakan kemudian memberikan respon serupa

dengan yang diamati.

2. Manipulation (manipulasi), merupakan mengikuti pengarahan

(intruksi), penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang

menetapkan suatu penampilan.

3. Precision (ketepatan), kemampuan ini menekankan pada

kecermatan dan kepastian yang lebih tinggi.

4. Articulation (artikulasi), merupakan kemampuan koordinasi

suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan

mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal diantara

gerakan-gerakan yang berbeda.

5. Naturalization (pengalamiahan), menekankan pada kemampuan

yang lebih tinggi secara alami, sehingga gerakan yang dilakukan

dapat secara rutin dan tidak memerlukan pemikiran terlebih

dahulu.

Ketiga ranah ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.

Menurut Sudjana (2003:31) “seseorang yang telah berubah tingkat

33

Page 34: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula

sikap dan perilakunya”. Artinya bahwa perubahan kognisi

seseorang akan diikuti oleh perubahan sikap dan perilakunya. Alat

penilaian untuk setiap ranah tersebut mempunyai karakteristik

tersendiri, sebab setiap ranah berbeda cakupan dan hakekat yang

terkandung didalamnya.

Alat penilaian hasil belajar siswa berupa ranah kognitif dapat

berupa tes tertulis. Bentuk tes ini bisa berupa tes sumatif, formatif

atau subsumatif. Tes dapat diberikan sebelum dan setelah siswa

mendapatkan materi pelajaran untuk mengetahui tingkat

penguasaan materi siswa sebelum dan sesudah diberikan

pembelajaran. Untuk ranah afektif dan psikomotor dilihat selama

pembelajaran berlangsung melalui format observasi. Indikator

afektif dan psikomotor disesuaikan dengan indikator kerja ilmiah

yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMP

Negeri 2 Gangga.

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode adalah pendekatan yang digunakan dalam rangka mengadakan

pendekatan terhadap masalah yang dihadapi atau diteliti. Hal ini sesuai

dengan pendapat seorang ahli yang mengatakan bahwa “Metode adalah cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”

(Sugiyono, 2008 : 1). Metode eksperimen adalah suatu pendekatan dimana

34

Page 35: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

situasi atau gejala dibuat dengan sengaja ditimbulkan” (Suharsimi Arikunto,

2002 : 12).

Dalam penelitian ini cara pendekatan adalah pendekatan kuantitatif

karena penulis memberi perlakuan dan menguji kembali “Pengaruh metode

problem based instruction (PBI) terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran

IPS terpadu kelas VII di SMP Negeri 2 Gangga tahun pelajaran 2012/2013

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen yaitu eksperimen

kelompok control (Control Group experiment), dengan rancangan penelitian

sebagai berikut :

Tabel 3. Rancangan Penelitian

Kelas Data Awal Perlakuan

Data Akhir

Tes Angket

Eksperimen

kontrol

Ya

Ya

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Berdasarkan pola di atas dari data dokumentasi kelas eksperimen dan

kelas kontrol akan dibandingkan untuk menegaskan bahwa kedua sample

dalam keadaan homogen. Sedangkan dari hasil tes kelas eksperimen dan

kelas kontrol dibandingkan untuk melihat pengaruh dari perlakuan yang

diberikan, sedangkan sebaran angket yang diberikan kepada kelas

eksperimen untuk melihat respon Peserta Didik terhadap perlakuan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah “sebagai seluruh data yang menjadi perhatian kita

dalam suatu ruang lingkup dan waktu kita tentukan” (Margono, 2003 : 118).

Sedangkan Nawawi seperti yang dikutip Margono menyebutkan bahwa

35

Page 36: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

populasi adalah “keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu

didalam suatu penelitian” (Margono, 1983:141).

Sedangkan secara singkat Arikunto mendefinisikan populasi sebagai

keseluruhan subyek penelitian. Untuk sekedar prakiraan maka apabila

subyek penelitian kurang dari seratus (100), lebih baik ambil semua.

Sehingga penelitian merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah

subjeknya besar (lebih dari seratus) maka dapat diambil antara 10%-15%

atau setara dengan 20%-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :

(a) Kemeuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana (b) sempit luasnya

wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak

sedikitnya data (c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Untuk peneliti yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar,

hasilnya akan lebih baik (Suharsimi, 1998 : 112)

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benada

alam yang lain, populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada

obyek-obyek yang dipelajari, tetapi yang meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka jumlah seluruh peserta

didik kelas VII SMP Negeri 2 Gangga sebagai populasi, karena jumlah

Peserta didik kelas VII/b sebagai kelas eksperimen hanya 35 orang atau

kurang dari seratus (100) maka penelitian ini temasuk penelitian populasi.

Dalam penelitian pendidikan, subjek yang dikenai penelitian biasanya

dilakukan terhadap sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi.

36

Page 37: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli mengemukakan bahwa: “Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi Arikunto,

2002 : 109).

Ahli lain juga berpendapat bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2003:91).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah jumlah individu sebagai wakil

atau diwakili oleh sejumlah yang lebih kecil. Jumlah yang lebih kecil itu

disebut sampel.

Table 4.Jumlah Sampel Kelas VII/b Di SMP Negeri 2 Gangga

Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Sampel Jumlah

VIILaki -LakiPerempuan

1520

Jumlah 35Sumber: SMP negeri 2 Gangga (2012)

3. Data Penelitian

a. Jenis dan Sumber Data

Jenis Penelitian ini adalah bersifat Kuantitatif dan jenis data yang

diperoleh berbentuk angka, karena itu analisis yang digunakan adalah

analisis statistik yang dalam pelaksanaannya menggunakan program

SPSS (Statistical Pickage for Social Sciences) versi 15.0 for Window.

Penelitian ini selain bertujuan untuk menguji pengaruh metode Problem

Based Instruction terhadap prestasi belajar siswa, juga untuk menguji

pengaruh kreativitas dan motivasi siswa terhadap hasil belajarnya.

Berdasarkan jenisnya, data dapat dikategorikan kedalam:

1. Data kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan

atas perhitungan prosentase, rata-rata, chi kuadrat dan perhitungan

statistik lainnya (Moleong, 2004:20). Selanjutnya metode kuantitatif

37

Page 38: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

menekankan pengukuran dan analisis hubungan kausalitas antara

variable bukan menekankan untuk melihat proses (Agus Salim,

2001:11)

2. Data kuantitatif, Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata,

penjelasan, pendapat, gambar. Data kualitatif ini dalam penelitian

sering juga dirubah menjadi data kuantitatif misalnya pada jawaban

kuesioner yang dibuat skoring (Agus Salim, 2001:14)

b. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian. Sebab data-data yang diperoleh selanjutnya akan olah. Hasil

penelitian akan dikatakan logis apabila dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan data yang lengkap autentik dan

akurat.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Test

Menurut Suharsimi (1998:137) instrumen adalah alat pada

waktu peneliti menggunakan sesuatu metode. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Margono mengemukakan

tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan pada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (1978:170).

Suharsimi menjelaskan tes adalah serangkaian pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan, intelengensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

38

Page 39: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

individu atau kelompok (1998:139). Tes adalah alat pengukuran

berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada

testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu (Thoha,

2003:43).

Jadi tes adalah suatu cara untuk mendapatkan data yang

berbentuk tugas berupa perintah atau pertanyaan-pertanyaan yang

dapat diberikan kepada peserta didik dan jawaban dari anak tersebut

merupakan nilai tes yang digunakan biasanya berupa tes essay dalam

bentuk uraian terbatas dan pedoman observasi untuk pengamatan

pembelajaran.

2. Observasi

Pada dasarnya teknik observasi ini di gunakan untuk melihat,

mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan

berkembang, kemudian dapat di lakukan penelitian. Dilihat dari segi

proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan

participant observation (observasi berperan serta) dan Non participant

observation (observasi non partisipan) (sugiyono, 2005:166), peneliti

menggunakan observasi non partisipan, dimana peneliti tidak ikut

menjadi bagian dari apa yang di teliti, karena peneliti berfungsi

sebagai peninjau, yakni menguraikan dan menganalisis data yang

telah terkumpul dari keterangan-keterangan tentang gambaran umum

yang akan di peroleh dari responden tentang Pengaruh Metode

Problem Based Instruction terhadap Prestasi Siswa pada mata

pelajaran IPS terpadu kelas VII di SMP Negeri 2 Gangga.

3. Angket atau Quisioner

39

Page 40: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Angket dan quisioner merupakan “suatu alat pengumpul data

dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk

dijawab secara tertulis pula oleh responden” (Margono, 2003:167),

sedangkan ahli lain mengatakan bahwa angket atau quisioner

“merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya” (Suharsimi, 2002:128)

4. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai “setiap bahan tertulis atau film” (Maleong,

2002:161). Dokumentasi juga berarti “cara mengumpulkan data

melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga

buku-buku tentang pendapat, teori-teori, dalil atau hukum dan lain-

lain yang berhubungan dengan masalah penelitian” (Margono,

2003:159). Dengan metode ini peneliti kiranya akan mendapatkan

data dalam bentuk tertulis mengenai prestasi belajar siswa mata

pelajaran IPS Terpadu.

4. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penerapan Metode Problem Based Instruction

b. Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Terpadu kelas VII di SMP Negeri 2 Gangga.

5. Analisis Data

Campbell & Stanley membagi jenis desain eksperimen berdasarkan

baik buruknya eksperimen yaitu Pre Eksperimental Design (eksperimen

yang belum baik) dan True Eksperimental Design (penelitian yang sudah

40

Page 41: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

dianggap baik). Dari kedua jenis penelitian eksperimen tersebut maka

peneliti memilih jenis metode penelitian True Eksperimental Design.

Pemilihan jenis atau desain penelitian ini adalah untuk melihat seberapa

besar pengaruh perlakuan menggunakan model Pembelajaran Problem

Based Instruction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPS terpadu di SMP Negeri 2 Gangga. Menurut Arikunto (2002:79) pola

pre test dan post test desain adalah sebagai berikut :

Sumber: Arikunto (2002:79)

Keterangan:O1 & O3 = Tes awal untuk melihat kemampuan siswa sebelum treathment

dilakukanO2 & O4 = Tes akhir untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah treathment

dilakukanE = Kelas Eksperimen (kelas yang menggunakan model pembelajaran

Problem Based InstructionK = Kelas Kontrol (kelas yang menggunkakan model pembelajaran

konvensional)X = Treathment (model Konstruktif Problem based Intruction pada

eksperimen dan konvensional pada kontrol)

Dalam desain ini di sebut Pre Test-Post Test Design, karena dalam desain

ini kedua kelompok O1 dan O3 diberi tes awal (Pre-Test) dengan tes yang

sama. Setelah treathment selesai dilakukan maka kedua kelompok O2 dan O4

diberikan tes yang sama sebagai tes akhir (Post-Test). Penggunaan model

eksperimen ini dikarenakan untuk memberikan suatu hasil yang mempunyai

tingkat validitas maksimal.

Untuk menganalisis data yang diperoleh digunakan teknik analisis

statistik yaitu dengan rumus angka mentah korelasi product moment, rumus

tersebut adalah sebagai berikut :

41

E = O1 X O2

K = O3 X O4

Page 42: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

dengan

Keterangan:rxy = koofesien korelasi product moment anatara variabel X dan Y

x = simpangan setiap X dari rerata X-

y = simpangan setiap Y dari rerata Y-

X = Skor nilai variabel XY = Skor nilai variabel y(Suharsimi Arikunto, 2005:327)

6. Pengujian Hipotesis

Dalam buku metodologi penelitian pendidikan dijelaskan bahwa

dalam setiap penelitian, disamping perlu menggunakan metode penelitian

yang tepat, juga memilih tekhnik dan alat pengumpul data yang relevan.

Penggunaan tekhnik dan alat pengumpul data yang tepat, memungkinkan

diperolehnya data yang objektif dan akurat (Margono, 2000:158).

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh

Metode Problem Based Instruction terhadap hasil belajar terhadap prestasi

belajar peserta didik, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan

menggunakan rumus statistik yaitu rumus korelasi product moment. Hal ini

sesuai dengan pendapat Hadi (1980:285) yang menyatakan: “tekhnik

statistik yang kerap kali digunakan untuk mencari hubungan antara dua

variabel adalah tekhnik korelasi”

Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap

berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah

berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai

42

Page 43: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

“Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari

suatu penelitian” (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2001:16).

Atas dasar pendapat di atas, hipotesis yang diajukan masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk

alternatif yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor. Sesuai

dengan teknik analisis yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka

hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho).

(Ha) Ada pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran Metode

Problem Based Instruction (PBI) terhadap prestasi belajar peserta

didik pada materi pokok pasar di SMP Negeri 2 Gangga tahun

Pelajaran 2011/2012.

(Ho) Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran

Metode Problem Based Instruction (PBI) terhadap prestasi belajar

peserta didik pada materi pokok pasar di SMP Negeri 2 Gangga

tahun Pelajaran 2011/2012.

Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan teknik uji-t (t-tes).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan

signifikan tentang pemberian pembelajaran Metode Problem Based

Instruction (PBI) dengan yang tidak menggunakan pembelajaran Metode

Problem Based Instruction (PBI) pada peserta didik di SMP Negeri 2

Gangga.

Dengan keterangan:t = t hitung

43

Page 44: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

= rata-rata sampel;

µ0 = rata-rata populasi;

s = deviasi standar sampel;

n = jumlah sampel.

(Sugiyono, 2003 : 145).

a. Tolak Ho, apabila t hitung > t tabel pada taraf uji 95 % dan

derajat kebebasan. Dan sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima

pada taraf uji yang sama.

b. Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan

dan menerima Ho artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

J. Jadwal Kegiatan Penelitian

NO

KEGIATAN

BULANJuli2012

Agustus2012

September2012

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Persiapan2 Penyusunan Proposal3 Konsultasi Proposal4 Perizinan5 Penyusunan Skripsi6 Konsultasi Skripsi7 Seminar

44

Page 45: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 3 rd ed.

Jakarta : Balai Pustaka.

Djamarah, Saiful, 1991, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Pendidik, Surabaya :

Usaha Nasional

Hadi, Sutrisno, 1980, Psikologi Belajar Dan Mengajar, Jakrta : Bumi Aksara

Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru

Algensindo

Hamalik, O. 2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, O. 2008. Kuriulum dan Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara

Hasil Belajar Siswa Kelas VII/b SMP Negeri 2 Gangga. 2012. Daftar nilai guru

Mata Pelajaran IPS Terpadu.

Ibrahim, 2000, Metode Pembelajaran, Bandung : Alfabeta.

Ibrahim, Dkk, 2000, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara

Konsep Landasan Teori-Praktis dan Implementasinya.Jakarta: Prestasi Pustaka

Margono, S, 1996, .Metode Penelitian Pendidikan, Jakrta : Rineke Cipta.

Moleong, Lexi, 1988, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosdakarya

Mustofa, B. 2008. Metode Penulisan Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Penerbit

Optimis.

Nurkancana dan Sumartana, 1986, Evaluasi Pendidika, Surabaya : Usaha

Nasional.

Poerwadarminta, 1985, Kamus Umum Bahasa Indonesi, Jakarta : Balai pustaka

Purwanto, N. 1986. M. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.

Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Roestiyah, 1989, Masalah-masalah Ilmu KePendidikan, Jakrta : Bina Aksara

Roestiyah, N.K. 1987. Masalah-Masalah Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.

Rohani, Ahmad, 2004, Pengelolaan Pengajaran, Jakrta : Rineke Cipta

Sardiman, 2003, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Surabaya : Usaha

Nasional.

45

Page 46: Pengaruh Metode Problem Based Instruction (Pbi) Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Kelas Vii Di Smp Negeri 2 Gangga

Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memepengaruhinya, Jakarta :

Rineka Cipta.

Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, 1994, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik

Uno, H. B. 2008.Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta: Bumi Aksara

Widyaningsih, T.S. 2008. Implementasi Teknik Two Stay Two Straydan Media

Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta :

Gramedia.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Laboratorium.Semarang: Unnes Press

Yamin, H.M. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Jakarta:Persada

Press.

46