pengaruh mekanisme good corporate...

100
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Oleh: MUZAKKIR NIM: 10800111082 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR TAHUN 2016

Upload: vankhanh

Post on 15-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR

DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUZAKKIR

NIM: 10800111082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN – MAKASSAR

TAHUN 2016

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muzakkir

NIM : 10800111082

Tempat/Tgl. Lahir : Biring Balang / 16 Desember 1993

Jur/Prodi/Konsentrasi : Akuntansi

Fakultas/Program : Ekonomi & Bisnis Islam

Alamat : Biring Balang Desa Julukanaya Kecamatan Pallangga,

Kabupaten Gowa

Judul : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap

Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, Desember 2015Penyusun,

MUZAKKIR10800111082

iv

KATA PENGANTAR

Assalmu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kekuatan, kesabaran dan

kemampuan untuk berpikir yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Salam dan shalawat juga semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw. yang menjadi panutan sempurna bagi kita semua

dalam menjalani kehidupan yang bermartabat.

Skripsi dengan judul : “ Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic

Index ” penulis hadirkan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa memulai hingga mengakhiri proses pembuatan

skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, hambatan dan cobaan

yang selalu menyertainya. Hanya dengan ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi

penggerak penulis dalam menyelesaikan semua proses tersebut. Juga karena adanya

berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak yang telah

membantu memudahkan langkah penulis.

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Ali Dg. Pudding dan Ibunda Rahmatiah

Dg. Rampu yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk kesuksesan

anaknya, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati

dalam buaian kasih sayang kepada penulis.

Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,

diantaranya :

1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

v

3. Bapak Jamaluddin Madjid, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan

Bapak Memen Suwandi, SE,. M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN

Alauddin Makassar.

4. Ibu Lince Bulutoding, SE., M.Si., Ak. selaku dosen Pembimbing I dan Bapak

Dr. Amiruddin K, M.Ei selaku dosen Pembimbing II yang senantiasa sabar

dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar

yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan bagi penulis selama

menjalani proses perkuliahan.

6. Semua keluarga terkhusus untuk saudara-saudaraku, Kak Muhlis, Kak Lisa, dan

Adikku Muhajir yang telah memberikan motivasi dan dukungan penuh selama

saya mengerjakan tugas akhir ini.

7. Teman-teman dan sahabat-sahabatku Ubas yang luar biasa ( Nur Ayu Nusantara,

Hasnidar Mamase, Mujahadah, Paramita, Indah Puspita Sari, Muh. Rivqi Fauzan

dan Muh. Luthfi Adhitama ) yang selama ini memberikan banyak motivasi,

bantuan dan telah menjadi teman diskusi yang hebat bagi penulis.

8. Teman-teman dan sahabat-sahabat angkatan 2011 Akuntansi UIN Alauddin

Makassar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu

dalam penulisan skripsi ini.

9. Seluruh mahasiswa jurusan Akuntansi UIN Alauddin Makassar, kakak-kakak

dan adik-adik yang tercinta atas segala kebersamaan dan persaudaraan yang

terus dijaga selama masa perkuliahan.

10. Teman-teman KKN Reguler Angkatan 50 Tahun 2015 UIN Alauddin Makassar

khususnya saudara-saudaraku posko 14 Desa Anrang, Kecamatan Rilau Ale,

Kabupaten Bulukumba. Terima kasih atas persaudaraan yang singkat namun

bermakna.

11. Seluruh team management McDonald’s Alauddin Makassar yang telah

memberikan dukungan penuh kepada penulis sehingga penulis bisa bekerja

sambil kuliah mulai tahun 2012 sampai sekarang. Dari merekalah penulis belajar

mengenai manajemen waktu yang luar biasa.

vi

12. Semua keluarga, sahabat-sahabat dan berbagai pihak yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu yang selalu meberikan dukungan dan membantu penulis

dengan ikhlas dalam banyak hal yang berhubungan dengan penyelesaian tugas

akhir dan studi penulis.

Semoga skripsi yang penulis persembahkan ini dapat bermanfaat. Akhirnya,

dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan

keterbatasan dalam penulisan skripsi ini. Saran dan kritik yang membangun tentunya

sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis,

MUZAKKIR10800111082

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii

KATA PENGANTAR................................................................................... iv-vi

DAFTAR ISI.................................................................................................. vii-viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x

ABSTRAK ..................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1-6

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 4

C. Tujuan Penelitian................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian ........................................................... 5

BAB II TINJUAN TEORETIS ............................................................ 7-32

A. Agency Theory .................................................................... 7

B. Good Corporate Governance ............................................. 10

C. Hubungan Agency Theory dalam mekanisme Good

Corporate Governance dan Nilai Perusahaan .................... 14

D. Mekanisme Good Corporate Governance ......................... 20

E. Nilai Perusahaan ( Firm Value ) ......................................... 24

F. Kajian Pustaka .................................................................... 24

G. Pengembangan Hipotesis.................................................... 28

H. Kerangka Konseptual ......................................................... 31

viii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 33-42

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 33

B. Populasi dan Penentuan Sampel ......................................... 33

C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ...................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 34

E. Definisi Operasional Variabel ............................................ 35

F. Metode Analisis Data ......................................................... 38

G. Analisis Regresi Linear Berganda ...................................... 41

H. Uji Hipotesis ....................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................... 43-81

A. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................... 43

B. Karakteristik Objek Penelitian ........................................... 58

C. Perhitungan Variabel Independen ...................................... 60

D. Perhitungan Variabel Dependen......................................... 65

E. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ..................... 66

F. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................. 76

BAB V PENUTUP................................................................................. 82-84

A. Kesimpulan......................................................................... 82

B. Implikasi ............................................................................. 83

C. Rekomendasi ...................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 85-89

LAMPIRAN – LAMPIRAN......................................................................... 90-95

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu.............................................................. 25

Tabel 3.1 : Pengambilan keputusan Autokorelasi ................................... 30

Tabel 4.1 : Daftar Perusahaan Sampel..................................................... 58

Tabel 4.2 : Proksi Kepemilikan Institusional .......................................... 60

Tabel 4.3 : Proksi Kepemilikan Manajerial ............................................. 61

Tabel 4.4 : Proksi Komisaris Independen................................................ 63

Tabel 4.5 : Proksi Komite Audit ( Dummy )............................................ 64

Tabel 4.6 : Nilai Perusahaan.................................................................... 65

Tabel 4.7 : Statistik Deskriptif................................................................. 67

Tabel 4.8 : Tabel Durbin-Watson ............................................................ 71

Tabel 4.9 : Uji Run-Test........................................................................... 72

Tabel 4.10 : Collinearity Statistics ............................................................ 73

Tabel 4.11 : Uji Parsial ( Uji t ) ................................................................. 74

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 32

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot............................................................... 69

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot ........................................................................ 70

xi

ABSTRAK

Nama : MuzakkirNim : 10800111082Judul : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai

Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index merupakanperusahaan yang telah memiliki struktur organisasi terpisah antara pihak pemilik danpengelolanya. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya konflik agensi antara pemilikdan juga manajer sebagai pengelolanya. Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme yangmampu menyatukan tujuan keduanya. Dengan penerapan sistem good corporategovernance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegangsaham dan kreditur untuk memperoleh kembali hak atas investasinya dengan wajar,tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaikmungkin yang dapat dilakukannya untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh mekanisme goodcorporate governance terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamicindex. Mekanisme tersebut diproksikan melalui empat variabel bebas yaitukepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komiteaudit. Data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari 23 perusahaansampel yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode pelaporan tahun 2013-2014. Pemilihan sampel dengan metode purposive sampling. Data penelitian diolahdengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial dankomisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,sedangkan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapunimplikasi yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahanreferensi bagi akademisi untuk penelitian selanjutnya, memberikan pengetahuantambahan bagi peneliti mengenai praktik mekanisme good corporate governance diIndonesia, dan bagi praktisi penelitian ini dapat menjadi media informasi mengenaikontribusi praktis tentang manfaat penerapan mekanisme good corporate governancedalam meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi acuan dalam pengambilankeputusan investasi yang tepat.

Kata Kunci : Good corporate governance, kepemilikan institusional, kepemilikanmanajerial, komisaris independen, komite audit, nilai perusahaan.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Good Corporate Governance adalah suatu sistem yang sudah tidak asing lagi

dikalangan pebisnis atau orang-orang ekonomi dimana sistem ini mengatur

bagaimana tata kelola perusahaan yang baik sehingga mampu mencapai tujuannya.

Organization for Economic Cooperation and Development menyebutkan bahwa

“Corporate governance is the system by which business corporation are directed

and controlled. The Corporate governance structure specific the distribution of the

right an responsibilities among different participants in the corporation such as

board, manager, shareholders, and other stakeholders, and spells put the rules andf

procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provide

the structure through wich the company objectives are set, and the means of

attaining those objectives and monitoring performance.” Adhipradana (2013).

Dari devinisi tersebut dapat diartikan bahwa Corporate governance membahas

mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang digunakan untuk

mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan sehingga dapat

mendorong kinerja perusahaan untuk bekerja secara efisien, peningkatan nilai

perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi (Nogroho, 2013), dan

menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para

pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Dengan begitu

perusahaan akan mampu meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. karena

pemegang saham berhak menghendaki investasi dengan return yang dikehendakinya

(Padan, 2012 dan Deriyarso 2014) serta menambah pilihan investor untuk

menginvestasikan dananya (Windiasi , 2013).

2

Salah satu cara mengukur tingkat kemakmuran para pemegang saham adalah

melalui nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan

jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga

pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui

pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa saham. Semakin

tinggi nilai suatu perusahaan menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang

semakin tinggi pula. Namun, manajer sebagai pengelola perusahaan seringkali

mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu

dan kompensasi yang akan diterima, yang akan menyebabkan jatuhnya harapan

investor tentang return atas dana yang mereka tanam.

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik

kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering

disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen perusahaan mempunyai

tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Perbedaan

kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut sebagai

konflik keagenan (agency conflict). Perbedaan tersebut terjadi karena manajer

mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai

kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan

menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan

perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham yang selanjutnya

berdampak pada penurunan nilai perusahaan.

Konflik kepentingan tersebut dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme

yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham selaku pemilik dengan

kepentingan manajemen. Dengan penerapan sistem Good Corporate Governance

yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan

3

kreditur untuk memperoleh kembali hak atas investasinya dengan wajar, tepat dan

seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik mungkin

yang dapat dilakukannya untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Penelitian Randy (2013) menunjukkan hasil penelitian yang membuktikan

bahwa goog corporate governance mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan. Kemudian pada penelitian Mardiasari (2012) menunjukkan

menunjukkan lebih rinci bahwa proporsi komisaris independen, kepemilikan

institusional terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan

sedangkan penelitian Lestari ( 2014 ) menunjukkan hasil yang berbeda dimana

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. selain itu

banyak pula penelitian terdahulu yang mengangkat mekanisme Good Corporate

Governance sebagai variabel moderating atau variabel intervening dengan

menunjukkan hasil yang masih belum konsisten.

Beberapa penelitian mengenai pengaruh mekanisme Good Corporate

Governance terhadap nilai perusahaan telah dilakukan sebelumnya tetapi masih

terdapat perbedaan hasil penelitian yang diperoleh dan juga pada beberapa penelitian

lain mengenai Good Corporate Governance dimana sebagian mekanismenya hanya

diproksikan ke dalam variabel struktur kepemilikan manajerial dan institusional

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh

mekanisme good corporate governanance terhadap nilai perusahaan dengan

mengangkat semua mekanisme good corporate governanance secara lengkap. Selain

itu penelitian tentang topik yang sama sebelumnya sebagian besar menggunakan data

yang diambil dari laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka

penelitian ini diharapkan berbeda, oleh karena itu peneliti menggunakan unit analisis

berupa data sekunder dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di

4

Jakarta Islamic Index ( JII ). Penggunaan laporan keuangan perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ) sebagai data dalam penelitian ini bukan tanpa

alasan atau hanya karena ingin berbeda, tetapi peneliti lebih memandang prinsip

syariah dengan transparansi yang lebih kontras dan lebih tinggi dibanding dengan

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang notabenenya

semuanya berbasis konvensional.

Beberapa hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan

penelitian yang bertujuan menganalisis pengaruh mekanisme good corporate

governance yang meliputi kepemilikan manajerial yang tinggi, pembentukan

kepemilikan institusional, meningkatnya kepemilikan dewan komisaris independen

dan keberadaan komite audit terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta

Inslamic Index. Nilai perusahaan sebagai variabel dependen menggunakan ukuran

penilaian Tobins Q, sedangkan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur

mekanisme good corporate governance meliputi kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit sebagai variabel

independen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka

ada beberapa rumusan masalah yang akan penulis pecahkan dalam pembahasan

lebih lanjut, antara lain sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

3. Apakah keberadaan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai

perusahaan ?

4. Apakah keberadaan komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

5

C. Tujuan Penelitian

Sebuah kajian atau penelitian dimaksudkan dilakukan dengan berkiblat pada

tujuannya serta memikirkan kedepan bagaimana hasil penelitian tersebut dapat

memberikan manfaat. Oleh karena itu penelitian ini juga memiliki tujuan yang harus

dicapai yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap

nilai perusahaan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap

nilai perusahaan.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komisaris independen dan terhadap

nilai perusahaan.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keberadaan komite audit terhadap

nilai perusahaan.

D. Kegunaan Penelitian

Selain itu peneilitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat berupa

manfaat teoretis dan manfaat praktis yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk merespon

pengembangan penggunaan teori keagenan (Agency theory) yang di populerkan oleh

Jensen dan Meckling (1976) yang merupakan basis teori yang mendasari praktik

bisnis perusahaan yang dipakai selama ini dimana teori agensi merupakan konsep

yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agent dimana Pihak

principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain yaitu agent,

untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai

pengambil keputusan. Teori keagenan yang melandasi penelitian ini diharapkan

6

mampu menjabarkan dan menjembatani hubungan kontraktual yang baik antara agen

dengan prinsipal atau hubungan baik antara pihak manajemen perusahaan dan

pemilik modal atau pemegang saham sesuai dengan penerapan mekanisme Good

Corporate Governance.

2. Manfaat Praktis

Adapun Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1) Bagi Manajemen dapat memberikan kontribusi praktis tentang manfaat

penerapan dan mekanisme Corporate governance dalam meningkatkan

nilai perusahaan dan acuan dalam mamaksimalkan kinerja perusahaan.

2) Bagi investor, calon investor dan badan otoritas pasar modal, diharapkan

dapat memberikan informasi mengenai relevansi dari Corporate

governance dalam laporan tahunan perusahaan dengan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi yang

penting dalam pengambilan keputusan investasi.

3) Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai

bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan pengaruh Corporate

governance terhadap nilai perusahaan.

7

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Agency Theory

Agency Theory atau teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai

suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk

melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian

wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen

diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan dan semata-mata termotivasi oleh

kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik keagenan karena

kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam ( Ardianingsih, 2012 ). Untuk

itu, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan

antara prinsipal dan agen.

Menurut Muttaqin ( 2012 ) Teori keagenan (Agency Theory) merupakan basis

teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori

tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori

organisasi. Menurut (Jensen dan Smith, 1984) dalam ( Anonim 2, 2012 ) Teori

agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals

dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak

lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam

kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk

memahami corporate governance. Manajer mempunyai kewajiban untuk

memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Namun disisi lain, manajer

juga mempunyai kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka.

8

Penyatuan kepentingan seperti ini, seringkali menimbulkan konflik yang dinamakan

konflik keagenan. Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan

kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan

dimana keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk

mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah

pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (The

performance evaluation role).

Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan Agency sebagai

suatu kontrak dibawah satu atau lebih (principal) yang melibatkan orang lain (agent)

untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melibatkan

pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Berle dan Means

(1932) menyatakan bahwa dalam teori agensi yang memiliki saham sepenuhnya

adalah pemilik (pemegang saham), dan manajer diminta untuk memaksimalkan

tingkat pengembalian pemegang saham.

Baik principal maupun agent diasumsikan sebagai orang ekonomi yang

rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Eisendhart (1989)

mengemukakan beberapa teori yang melandasi teori agensi.Teori-teori tersebut

dibedakan menjadi tiga jenis asumsi yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi

keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa

manusia memiliki sifat untuk mementingkan dirinya sendiri (self interest), memiliki

keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko (risk

aversion). Asumsi keorganisasian menekankan bahwa adanya konflik antar anggota

organisasi dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent. Sedangkan

asumsi informasi menekankan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa

9

diperjualbelikan. Jadi yang dimaksud dengan teori keagenan yaitu membahas tentang

hubungan keagenan antara principal dan agent.

Konflik kepentingan antara agent dan principal dalam mencapai

kemakmuran yang dikehendakinya disebut sebagai masalah keagenan (Agency

problem). Masalah keagenan tersebut dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi

antara pemilik dan manajer. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer memiliki

informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan mendapatkan informasi

relatif lebih cepat dibanding pihak eksternal, seperti investor dan kreditor. Kondisi

ini memberikan kesempatan kepada manajer untuk menggunakan informasi yang

diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk

memaksimalkan kemakmurannya.

Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua, yaitu positive

Agency research dan principal agent research. Positve agent research memfokuskan

pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang

bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku

self serving agen. Secara ekslusif, kelompok ini hanya memperhatikan konflik tujuan

antara pemilik (stockholder) dengan manajer. Sementara itu principal agent research

memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya. Secara garis besar

penekanan pada hubungan principal dan agent.

Principal-agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal

dapat diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan

pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee. Agency

Theory tidak dapat dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun

agen, prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal

perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan

10

mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan

menyeluruh.

B. Good Corporate Governance

Surat Edaran Menteri Negara Pasar Modal dan Pengawas BUMN

No.S.106/M.P.M.P.BUMN/2000 mendefinisikan corporate governance merupakan

semua hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif yang

bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan

struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung

adanya pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih

efisien dan efektif, serta pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham

dan stakeholder lainnya.

Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadburry

Committee tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report.

Laporan ini dipandang sebagai titik balik (turning point) yang menentukan praktik

Corporate Governance di seluruh dunia. Perkembangan konsep corporate governance

sesungguhnya telah dimulai jauh sebelum isu corporate governance menjadi kosa

kata paling hangat di kalangan eksekutif bisnis. Bersama dengan dikembangkannya

sistem korporasi di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad

lalu (1840-an), isu corporate governance telah muncul ke permukaan, meskipun baru

berupa saran dan anekdot.

Menurut komite Cadbury, Good corporate governance adalah : ” Prinsip yang

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dan memberikan

pertanggungjawabannya kepada shareholders khususnya, dan stakeholder pada

umumnya ”. Menurut Forum Corporate Governance Indonesia (www.fcgi.co.id),

11

Good corporate governance didefinsikan sebagai seperangkat peraturan yang

menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,

pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

sehubungan dengan hak hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem

yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

Istilah Good Coroporate Governance atau disingkat GCG kian populer, bahkan

istilah ini juga ditempatkan pada posisi terhormat. Hal ini terwujud dalam dua

keyakinan. Pertama, Good corporate governance merupakan salah satu kunci sukses

perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus

memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan yang mampu

berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Amerika Latin diyakini muncul karena kegagalan penerapan Good corporate

governance, diantaranya sistem hukum yang buruk, standar akuntansi dan audit yang

tidak konsisten, praktek perbnankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors

(BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.

Kelompok negara maju (OECD) dalam Suranta dan Midiastuty (2005),

mendefinsikan Good corporate governance sebagai cara-cara manajemen

perusahaan bertanggung jawab pada shareholder-nya. Para pengambil keputusan di

perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu

memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya. Perlu adanya prinsip-prinsip

Good corporate governance ( GCG ) di dalam Perusahaan yang dikelola, agar dapat

menghasilkan kinerja yang baik antara pemegang saham, dewan komisaris, dan

dewan direksi dalam membuat keputusan dan menjalankannya sesuai dengan nilai

moral yang telah ditetapkan demi tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut.

12

Saat itu, berbagai definisi dikemukakan, misalnya oleh Cadburry Menurut The

Organization for Economic Corporation and Development (OECD), corporate

governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan

mengendalikan kegiatan perusahaan. Corporate governance mengatur pembagian

tugas, hak, dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan

perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan

semua anggota the stakeholder non-pemegang saham. Berdasarkan pengertian Good

corporate governance (GCG), terdapat beberapa aspek penting Good corporate

governance (GCG) yang perlu dipahami beragam kalangan bisnis, yaitu :

1. Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan diantara

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.

Keseimbangan ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur

kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga organ tersebut.

2. Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam

masyarakat kepada seluruh stakeholder. Tanggung jawab ini meliputi hal-hal

yang terkait dengan pengaturan hubungan antara perusahaan dengan

stakeholder. Diantaranya, tanggung jawab pengelola perusahaan, manajemen,

pengawasan, serta pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dan

stakeholder lainnya.

3. Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapatkan informasi yang tepat

dan benar pada waktu yang diperlukan mengenai perusahaan. Kemudian hak

berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perkembangan

strategis dan perubahan mendasar atas perusahaan serta ikut menikmati

keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam pertumbuhan.

13

4. Adanya perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, terutama pemegang

saham minoritas melalui keterbukaan informasi yang material dan relevan

serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri yang bisa

menguntungkan orang dalam (insider information for insider trading).

Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:

1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam

pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan

perundangan yang berlaku.

4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan

dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan

dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.

5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di

dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian

serta peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance

adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan

kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku

14

kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang

berlaku.

Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance akan meningkatkan citra

dan kinerja Perusahaan serta meningkatkan nilai Perusahaan bagi Pemegang

Saham.Tujuan penerapan good corporate governance adalah:

1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan

prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,

dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

2. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri

3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang

didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku

4. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders

5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang

energi dan Petrokimia.

C. Hubungan Agency Theory dalam Mekanisme Good Corporate Governance

dan Nilai Perusahaan

Terabaikannya prinsip-prinsip good corporate governance dalam segenap

tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah satu faktor paling

fundamental yang memicu terjadinya krisis multi dimensi pada bangsa Indonesia

(selain termarjinalkannya aspek agama). Lebih ironisnya lagi, bangsa Indonesia

tergolong sebagai worst performers di dalam menerapkan good corporate

governance. Atas pengalaman di atas, kesadaran publik akan dimensi religius yang

15

selama ini termarjinalkan mulai mengalami renaissance dengan hadirnya kehidupan

yang bersandar pada nilai-nilai syar’i yang urgent dan crucial ( Mardiasari,2012 ).

Runtuhnya Enron pada tahun 2001, salah satu perusahaan terbesar di

Amerika, menjadi perhatian internasional mengenai kegagalan dan peran perusahaan

dimana hal itu menandakan bahwa corporate governance yang kuat perlu dijalankan

sebagai upaya pencegahan. Keterpurukan bisnis yang ada pada saat itu merupakan

akibat kurang efektifnya kinerja perusahaan oleh manajemen serta lemahnya

mekanisme pengawasan oleh dewan komisaris. Selain itu, dikatakan bahwa muncul

berbagai tuntutan terhadap pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan,

dan peningkatan kebutuhan dana eksternal untuk kegiatan dalam rangka peningkatan

daya saing perusahaan sebagai upaya dalam meningkatkan nilai perusahaan.

Disamping itu, dijelaskan pula bahwa hal tersebut sejalan dengan adanya kemajuan

teknologi dan persaingan global yang ketat ( Yunita, 2011 ).

Secara normatif, tujuan setiap perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai

perusahaan sebagai upaya dalam mensejahterakan pemilik perusahaan. Nilai

perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan menunjukkan

kemakmuran pemegang saham yang semakin tinggi pula. Namun, manajer sebagai

pengelola perusahaan seringkali mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal

peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima, yang akan

menyebabkan jatuhnya harapan investor tentang return atas dana yang mereka

tanam. Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan.

Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam

melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan

16

yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya, Semakin tinggi

harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut ( Yunita, 2011 ).

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik

kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering

disebut Agency problem. Tidak jarang pihak manajemen perusahaan mempunyai

tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Perbedaan

kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut sebagai

konflik keagenan (Agency conflict). Perbedaan tersebut terjadi karena manajer

mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai

kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan

menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan

perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham.

Konflik kepentingan tersebut dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme

yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham selaku pemilik dengan

kepentingan manajemen. Mekanisme yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

ini adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate

governance) (Purwaningtyas, 2011). Mekanisme good corporate governance yang

baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan

kreditur untuk memperoleh kembali hak atas investasinya dengan wajar, tepat dan

seefisien mungkin.

Good corporate governance tidak lahir begitu saja. Ada hal yang memicu

munculnya ke permukaan. Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa isu

Corporate Governance sesungguhnya sudah lama dikenal di negara-negera Eropa

dan Amerika dengan adanya konsep pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian

perusahaan. Pemisahan ini akan menimbulkan masalah karena adanya perbedaan

17

kepentingan antara pemegang saham (sebagai prinsipal) dengan pihak manajemen

sebagai agen. Pemisahan pemilik dan manajemen ini, dalam literature akuntansi

disebut dengan Agency Theory (teori keagenan).

Ada dua teori dalam good corporate governance yang dapat digunakan untuk

membahas dan menelaah tentang bagaimana mengatur hubungan antara pihak-pihak

yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersagkutan yaitu Stewarship Theory

dan Agency Theory. Secara singkat stewardship Theory dibangun di atas asumsi

filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakikatnya dapat

dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan

kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang

dikehendaki para pemegang saham. Pemaparan hubungan teori tersebut sejalan

dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anfaal ayat 27 yang berbunyi :

تكم ن سول وتخونوا أم وٱلر أیھا ٱلذین ءامنوا ال تخونوا ٱ وأنتم تعلمون ی

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan

Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat

yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui“.

Penjelasan atas hal tersebut diperkuat berdasarkan firman Allah SWT dalam

Q.S An-Nisa Ayat 58 yang berbunyi :

ا نعم ت إلى أھلھا وإذا حكمتم بین ٱلناس أن تحكموا بٱلعدل إن ٱ ن ٱألم

ا بصیرایعظكم بھۦ إن ٱ كان سمیع

18

Terjemahnya :

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yangberhak menerimanya, dan ( menyuruh kamu ) apabila menetapkan hukumdiantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. SesungguhnyaAllah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu SesungguhnyaAllah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.

Makna dari ayat di atas sejalan dengan Agency Theory dalam hubungannya

dengan mekanisme Good corporate governance yang mendasarkan hubungan

kontrak antar anggota-anggota dalam perusahaan, prinsipal dan agen sebagai pelaku

utama yang harus bertindak dan bekerja secara transparan dan adil agar tercipta

hubungan keagenan dengan nilai akuntabilitas yang tinggi.

Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk

bertindak atas nama prinsipal secara adil dan transparan, sedangkan agen merupakan

pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Keharusan

berlaku adil dalam penyampaian amanat tersebut didasarkan pada Firman Allah

SWT dalam (Q.S Al-Isra’ ayat 35) sebagai berikut :

لك خیر وأحسن تأویال وأوفوا ٱلكیل إذا كلتم وزنوا بٱلقسطاس ٱلمستقیم ذ

Terjemahnya :

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan

neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Perilaku adil yang dimaksud disini adalah bukan mengacu pada pemberian

bagian secara rata menurut jumlahnya tetapi sifat adil yang dimaksudkan dalam hal

ini adalah sampaikan amanat tersebut kepada siapapun yang berhak dan

berkewajiban menerimanya. Sedangkang nilai transparansi dalam pelaporannya

adalah bagaimana tanggung jawab agen dalam penyampaiannya secara terbuka, jujur

19

dan transparan karena segala sesuatu yang menjadi kewajiban kita harus kita

pertanggungjawabkan.

Agen berkewajiban untuk menyampaikan dan mempertanggungjawabkan apa

yang telah diamanatkan oleh prinsipal kepadanya. Hal tersebut sejalan dengan sabda

Rasul SAW yang berbunyi : “Sampaikan ilmu dariku walaupun satu ayat” (Bukhari’

1991:9). Fokus kebijakan yang senada dapat ditemukan pada khutbah Rasul pada

haji wada’: “Hendaknya yang hadir menyampaikan amanat ini kepada yang tidak

hadir” (Ghazali, 2005: 100). Ini menjadi bukti bahwa tradisi penyebaran informasi

tentang perbuatan dan ucapan Nabi merupakan praktek umum sejak awal Islam.

Secara keseluruhan, mekanisme good corporate governance yang baik adalah

yang terintegrasi dengan nilai-nilai islam melalui refleksi sifat-sifat terpuji (sifat-

sifat ke-Nabi-an) yaitu Shiddiq (jujur), Amanah ( dapat dipercaya ), Tabligh

(menyampaikan), dan Fathanah (cerdas). Selain itu Dalam pandangan islam, segala

sesuatu harus di lakukan dengan rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya

harus diikuti dengan baik.sesuatu tidak boleh dikerjakan dengan asal-asalan.

Rasulullah saw. Bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam

Thabrani sebagai berikut :

إن هللا یحب إذاعمل احدكم العمل ان یتقنھ (رواه الطبران

Terjemahnya :

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan,

dilakukan secara itqan ( tepat, terarah, jelas, dan tuntas ).” (HR. Thabrani)

20

Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya

teladan Rasulullah menjadi acuan dalam pelaksanaan praktek bisnis yang transparan

antara agen dan pihak prinsipal yang mendasari mekanisme pelaksanaan good

corporate governance yang transparan dan agen yang tidak mementingkan diri

sendiri (self interest). Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia

memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan

rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion)

menimbulkan adanya posisi, fungsi, kepentingan, dan latar belakang prinsipal dan

agen yang berbeda dan saling bertolak belakang sehingga dalam praktiknya akan

menimbulkan pertentangan, saling tarik-menarik kepentingan dan pengaruh antara

satu dengan yang lain. Dengan demikian, Agency Theory menganalisis dan mencari

solusi atas dua permasalahan yang muncul dalam hubungan antara para prinsipal

(pemilik/pemegang saham) dan agen, mereka (manajemen puncak). Pada prinsipnya,

kedua teori tersebut menjelaskan bagaimana menyelesaikan konflik kepentingan

antara pihak dan stakeholder dalam kegiatan bisnis yang berdampak merugikan.

Untuk menghindarkan konflik, kerugian, diperlukan prinsip-prinsip dasar

pengelolaan perusahaan yang baik yaitu prinsip good corporate governance untuk

memaksimumkan penciptaan kesejahteraan pihak manajemen perusahaan dan

pemegang saham.

D. Mekanisme Good Corporate Governance

1. Kepemilikan Institusional

Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan sumber

daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dan informasi yang dihasilkan

melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan institusional dapat diukur

21

dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak

institusional dari jumlah saham perusahaan. Persentase saham tertentu yang dimiliki

oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak

menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen.

Shleifer dan Vishny (1986) dalam Haruman et al (2007) menyatakan bahwa jumlah

pemegang saham besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam

memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Kepemilikan institusional memiliki

kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen dalam proses monitoringsecara

efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen dalam melakukan praktik

manajemen laba. Tak jarang kegiatan ini mampu menaikkan harga saham sehingga

mampu meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional

manajer cenderung berkurang insentifnya untuk memanfaatkan manajemen diskresi

(discretionary management) dalam pelaporan keuangan.

2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Midiastuty dan

Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu

mekanisme yang dapat diterapkan dalam membatasi perilaku oportunistik manajer

dalam bentuk earnings management. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen

laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Dengan meningkatkan

kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan termotivasi untuk

meningkatkan kinerja, Shleifer dan Vishny (1986) dalam Sarnella (2005)

menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya

memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen

rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya opportunistic manajer akan

22

meningkat. Permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang

manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Jansen dan Meckling (1976)

dalam Sarnella (2005) menjelaskan kepemilikan manajemen terhadap saham

perusahaan dipandang dapat menyelesaikan potensi pembedaan kepentingan antara

pemegang saham luar dengan manajemen.

3. Komisaris Independen

Komposisi komisaris independen merupakan salah satu karakteristik yang

berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam

menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan komisaris dapat mempengaruhi

pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu

laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Adanya komisaris independen

diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta

tatakelola yang baik di dalam perusahaan. Manfaatnya akan dilihat dari premium

yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika

ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang

menerapkan Good corporate governance juga akan lebih tinggi dibanding

perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good corporate

governance .

4. Komite Audit

Definisi Komite Audit Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate

Governance mengenai Komite Audit adalah: “Suatu komite yang beranggotakan satu

atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan

berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan Komite Audit”. Menurut Hiro Tugiman (1995, 8), pengertian Komite Audit

adalah sebagai berikut:

23

“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang

lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas

khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang

bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan

independensinya dari manajemen.”

Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian

Komite Audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan

bahwa Komte Audit adalah suatu badan yang berada dibawah Komisaris yang

sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota Komisaris, dan dua orang ahli yang

bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik

dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung

kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan

Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit

adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu

melaksanakan tugas dan fungsinya.

Komite Audit bertugas mewakili dan membantu Dewan Direksi untuk

mengawasi proses pelaporan akuntansi dan keuangan, audit laporan keuangan dan

pengendalian internal, dan fungsi-fungsi audit. Tanggung jawab Komite Audit pada:

a) Persiapan, penyajian, dan integritas laporan keuangan.

b) Prinsip-prinsip pelaporan akuntansi dan keuangan.

c) Pengendalian internal dan prosedur organisasi yang sesuai dengan standar

akuntansi keuangan serta hukum dan peraturan yang berlaku.

E. Nilai Perusahaan ( Firm Value )

24

Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk

memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,

2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu

perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga

memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama

perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000) dalam Mulianti (2010)

nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan

merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang

beredar.

Nilai perusahaan jika diartikan secara luas tidak hanya dilihat pada nilai nominal

atau segala sesuatu yang terukur dengan uang, akan tetapi banyak hal-hal lain yang

tidak dapat dinominalkan menjadi pertimbangan yang berpengaruh pada baik atau

buruknya nilai perusahaan seperti kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana

tanggung jawab, image atau brand yang baik sebagai nilai tambah, dan struktur

organisasi dan tatanan operasional yang berkesinambungan. Pada penelitian ini nilai

perusahaan diukur dengan rasio Tobin’s Q yang dikembangkan oleh (Chung dan

Pruitt, 1994), (DaDalt et al., 2002), dan (Silveira dan Barros, 2007). Rasio Tobin’s Q

menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan datang melalui

kebijakan investasinya.

F. Kajian Pustaka

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka penulis mencantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang

disusun dalam tabel dibawah ini :

25

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NONama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Yang diteliti

Hasil

Penelitian

1 Frysa PradithaPurwaningtyas( 2013 )

Analisis PengaruhGood CorporateGovernanceterhadap NilaiPerusahaan( Studi kasusperusahaanmanufaktur diBEI 2007-2009 )

kepemilikaninstitusional,kepemilikanmanajemen ,ukuran dewandireksi, dewankomisarisindependen ,dan komiteaudit

kepemilikaninstitusional,kepemilikanmanajemen danukuran dewan direksiberpengaruh terhadapnilai perusahaan.komisaris independendan komite audit tidakberpengaruh terhadapnilai perusahaan.

2 HamonanganSiallagan danMas’udMachfoedz(2006)

MekanismeCorporateGovernance,KualitasLaba dan NilaiPerusahaan.

CorporateGovernance,KualitasLaba danNilaiPerusahaan.

Kepemilikanmanajerial secaranegatif signifikanterhadap nilaiperusahaan; dewankomisaris dan komiteaudit secara positifsignifikan terhadapnilai perusahaan.

4 Indah Yunita.( 2011 ).

Analisis PengaruhProfitabilitas,Kebijakan Utang,KebijakanDividen, Size,Dan MekanismeGood CorporateGovernanceTerhadap NilaiPerusahaan.

Profitabilitas,KebijakanUtang,KebijakanDividen, Size,DanMekanismeGoodCorporateGovernancedan NilaiPerusahaan

profitabilitas memilikipengaruh positifsignifikan terhadapnilai perusahaan.komisaris independendan kepemilikaninstitusional tidakmempunyaipengaruh signifikanterhadap nilaiperusahaan.

5 PancawatiHardiningsih(2009)

Determinan NilaiPerusahaan

Kepemilikaninstitusional,Manajerial,Kebijakan

Kepemilikaninstitusionalberpengaruh negatifdan signifikan

26

leverage dandividen,Ukuranperusahaan,Nilaiperusahaan,dan kebijakaninvestasi.

terhadap nilaiperusahaan.Kepemiliaknmanajerial dankebijakan dividentidak berpengaruhterhadap nilaiperusahaan.Sedangkan variabellain berpengaruhpositif dan signifikanterhadap nilaiperusahaan.

6 Anugrah(2010)

Analisis PengaruhInstitutionalOwnership,Profitabilitas,SizePerusahaan danKomisarisIndependenterhadap NilaiPerusahaan.

Variabeldependen:nilaiperusahaan.institutionalownership,profitabilitas,sizeperusahaan,dan komisarisindependen

-Institutionalownershipberpengaruh positiftetapi tidaksignifikan terhadapnilai perusahaan.- komisarisindependenberpengaruh positifdan signifikanterhadap nilaiperusahaan.

7 Permanasari(2010)

PengaruhKepemilikanManajemen,KepemilikanInstitusional, danCorporate SocialResponsibilityterhadap NilaiPerusahaan

NilaiPerusahaan,komisarisIndependen,kepemilikanmanajemen,kepemilikaninstitusional,dan CorporateSocialResponsibility(CSR).

Variabel yangmempengaruhi nilaiperusahaan adalahCorporate SocialResponsibility(CSR). Sedangkankepemilikanmanajemen dankepemilikaninstitusional tidakmempengaruhi nilaiperusahaan.

8 Reny DyahRetno M.DeniesPriantinahM.Si., Ak.( 2012 )

Pengaruh GoodCorporateGovernance DanPengungkapanCorporate SocialResponsibility

GoodCorporateGovernance,PengungkapanCorporateSocial

GCG berpengaruhpositif terhadap NilaiPerusahaandengan variabelkontrol Size danLeverage,

27

Terhadap NilaiPerusahaan

Responsibilitydan NilaiPerusahaan

9 Wardoyo,TheodoraMartinaVeronica.( 2013 )

Pengaruh GoodCorporateGovernanceCorporate SocialResponsibilitydan KinerjaKeuanganTerhadap NilaiPerusahaan

Komisarisindepeden,dewankomisaris,ukuran dewandireksi, danjumlahanggotakomite audit,dan nilaiperusahaan.

ukuran dewan direksi,memiliki pengaruhsecara signifikanterhadap nilaiperusahaan, sedangkanukuran dewankomisaris,independensi dewankomisaris, jumlahanggota komite auditdan tidak memilikipengaruh secarasignifikan terhadapnilai perusahaan.

10 Suklimah Ratih( 2011 )

Pengaruh GoodCorporateGovernanceTerhadap NilaiPerusahaanDengan KinerjaKeuanganSebagai VariabelIntervening PadaPerusahaanPeraih The MostTrusted Company– CGPI

GoodCorporateGovernance,NilaiPerusahaan,dan KinerjaKeuangan

Variabel bebas GoodCorporateGovernance - CGPI(X) berpengaruhsecara bebas terhadapkedua variabelintervening dengananalisis path dapatdisimpulkan bahwaGCG dengan proksiCGPI terbukti tidakberpengaruh terhadapROA dan Net ProfitMargin.

11 Ni WayanRustiarini( 2010 )

PengaruhCorporategovernance PadaHubunganCorporate SocialResponsibilityDan NilaiPerusahaan

KepemilikanManajerial,Institusional,DewanKomisarisIndependendan KomiteAudit.

Hasil dari penelitianmenunjukkan bahwaCorporate SocialResponsibility danCorporate governancesecara bersama-samaberpengaruh terhadapNilai Perusahaan.

28

G. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

Kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme Good Corporate

Governance. Kepemilikan institusional dapat memengaruhi jalannya perusahaan

yang pada akhirnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang sebagian besar

pihak institusi terkadang bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri ( self interest )

dimana pihak institusi mengedepankan sifat egoisnya sehingga mengesampingkan

kepentingan pihak lainnya. Pada umumnya, pihak Institusi yang memiliki saham di

sebuah perusahaan ikut memonitoring perusahaan tersebut. Semakin besar

kepemilikan institusional, akan semakin besar pula monitoring mengenai efektifitas

pemanfaatan aktiva perusahaan serta akan dilakukan tindakan pencegahan terhadap

pemborosan yang dilkukan oleh managemen. Hal tersebut menyebabkan pihak

management merasa pekerjaannya terlalu diawasi dan membuatnya tidak nyaman

bekerja sehingga kinerjanya akan menurun yang mengakibatkan nilai perusahaan

juga akan menurun. Berdasarkan penjelasan di atas maka ditariklah hipotesis sebagai

berikut :

( H1 ) : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan

2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan

Jensen dan Meckling (1976) dalam Herawaty (2008) menemukan bahwa

kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah

keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer

dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan

manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham

29

oleh manajer diperbesar, sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk

kepentingannya.

Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan

terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Dalam penelitian ini

mengacu pada teori yang ada menyatakan kepemilikan manajerial dapat berfungsi

sebagai mekanisme Corporate governance sehingga dapat mengurangi tindakan

manajer dalam memanipulasi laba sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini

sejalan dengan penelitian Purwaningtyas ( 2013 ) dengan manunjukkan hasil yang

positif. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

( H2 ) : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan.

3. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan

Komposisi komisaris independen merupakan salah satu karakteristik yang

berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam

menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan komisaris dapat mempengaruhi

pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu

laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Adanya komisaris independen

diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta

tatakelola yang baik di dalam perusahaan. Manfaatnya akan dilihat dari premium

yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika

ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang

menerapkan Good Corporate Governance juga akan lebih tinggi dibanding

perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good Corporate

Governance .

30

Kama dan Jensen (1983) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2006) menyatakan

bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai

penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal dan

mengawasi kebijakan menajemen serta memberikan nasihat kepada menajemen.

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring agar tercipta tata kelola perusahaan yang baik dan peningkatan nilai

perusahaan. hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Herianto

( 2013 ) dan Anugrah ( 2010 ) dengan menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan

penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :

( H3 ) : Komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4. Pengaruh Keberadaan Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan

Keberadaan komite audit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengawasan

internal perusahaan serta mampu mengoptimalkan mekanisme check and balance

yang pada akhirnya ditujukan pada perlindungan yang optimum terhadap pemegang

saham dan meyakinkan investor untuk mempercayakan investasinya terhadap

perusahaan tersebut. Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan

strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan

seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai

serta dilaksanakannya Good Corporate Governance. Dengan berjalannya fungsi

komite audit secara efektif maka control terhadap perusahaan akan lebih baik

sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk

meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi ( Rachmawati 2007 ).

Komite audit juga berperan sebagai penengah apabila terjadi selisi pendapat

antara manajemen dengen auditor mengenai interpretasi dan penerapan prinsip

31

akuntansi yang berlaku umum untuk mencapai keseimbangan akhir sehingga laporan

lebih akurat. Dengan demikian keberadaan komite audit secara tidak langsung

memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai perusahaan dimata investor atau

pemegang saham. Hal tersebut sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Anugrah ( 2010 ), Machfoedz ( 2006 ) dan Herianto ( 2013 ) dengan

menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan penjelasan tersebut maka ditarik

hipotesis sebagai berikut :

( H4 ) : Keberadaan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan.

H. Kerangka Konseptual

Berdasarkan telaah pustaka dan tinjauan teoretis serta penelitian terdahulu,

maka penulis menggunakan kerangka konseptual untuk membantu dalam memahami

penelitian ini. Adapun kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut :

32

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Sumber : Dikembangkan oleh penulis

KepemilikanInstitusional

( X1 )

Data Publikasi PerusahaanJakarta Islamic Index

MekanismeGood Corporte Governance

KomiteAudit( X4 )

KepemilikanManajerial

( X2 )

KomisarisIndependen

( X3 )

Agency Theory

Nilai Perusahaan( y )

Hasil dan Interpretasi

33

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, waktu dan

penelitian, jenis penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data,

metode analisis data dan uji asumsi klasik. Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai

berikut :

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan sifat elemen

struktur Good Corporate Governance di Indonesia terhadap nilai perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ). Hipotesis penelitian dikembangkan

berdasarkan teori-teori yang selanjutnya diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.

Penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan apakah struktur Good corporate

governance dalam hal kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris

Independen , dan komite audit berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ).

B. Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan - perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ) tahun 2013 dan 2014. Sampel ditetapkan

dengan menggunakan metode purposive sampling yakni teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria sampel meliputi hal-hal sebagai

berikut :

a) Perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII )

selama periode penelitian.

34

b) Perusahaan yang dijadikan sebagai sampel adalah perusahaan yang telah

menerbitkan laporan keuangannya untuk pelaporan tahun 2013 dan 2104.

c) Perusahaan – perusahaan yang memenuhi semua kelengkapan kepentingan

penelitian dengan menginformasikan secara lengkap mulai dari

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen

dan komite audit selama periode penelitian.

d) Perusahaan – perusahaan yang tidak memenuhi informasi secara lengkap

tidak dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

C. Jenis dan sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Penelitian ini

menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-

perusahaan yang terdaftra di Jakarta Islamic Index ( JII ) tahun 2013 dan 2014. Data

yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan berupa catatan atas laporan

keuangan dengan menginformasikan porsi kepemilikan Institusional,

kepemilikan manajerial, komisaris independen dan Komite audit. Sumber data

yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari website

Jakarta Islamic Index (www.idx.co.id) dan Indonesia Capital Market Directory

(ICMD) dan Kantor informasi bursa saham di Makassar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti

mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut :

a) Penelitian ini menggunakan metode observasi di mana data dikumpulkan

dengan mengamati laporan keuangan perusahaan – perusahaan yang

terdaftra di Jakarta Islamic Index ( JII ) tahun 2013-2014.

35

b) Penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara

mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan penyusunan skripsi dan

jurnal ilmiah dengan topik yang sama serta untuk mendapatkan landasan

teori dan teknik analisa dalam memecahkan masalah.

E. Definisi Operasional Variabel

Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel - variabel

tersebut terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional , kepemilikan manajerial ,

proporsi komisaris independen , dan keberadaan komite audit. sedangkan variabel

dependen yang dimaksud adalah nilai perusahaan. Adapun definisi operasional yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau memengaruhi

variabel lain ( dependen ). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah

mekanisme Good Corporate Governance denagn penjelasan sebagai berikut :

1) Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase saham

perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Yang dimaksud dengan pihak institusi

dalam hal ini yaitu berupa masyarakat (LSM), pemerintah maupun perusahaan

swasta. Menurut Rosma (2007) dengan status kepemilikan ini, akan timbul anggapan

bahwa pihak institusi pemilik akan memberi perhatian lebih terhadap pengelolan

perusahaan, dan hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, baik dari

segi peningkatan nilai perusahaan maupun peningkatan kinerja usaha. Kepemilikan

institusional diproksi dengan menggunakan proporsi jumlah saham yang dimiliki

oleh institusi, seperti pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,

36

institusi luar negeri, dana perwalian, serta institusi lainnya pada akhir tahun. Dengan

demikian, kepemilikan institusional diproksikan sebagai berikut :

2) Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak

manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Indikator yang

digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham

yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.

Denag demikian kepemilikan manajerial diproksikan sebagai berikut :

3) Komisarin Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi

dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham

pengendali, bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-

mata sesuai kepentingan perusahaan. Proporsi komisaris independen adalah

persentase jumlah komisaris independen dibagi total jumlah anggota dewan

komisaris. Rumus perhitungan proporsi komisaris independen adalah:

37

4) Komite Audit

Komite audit merupakan sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai

penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota

independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor

perusahaan internal dan eksternal. Keberadaan komite audit merupakan variabel

dummy dengan kriteria yaitu perusahaan yang memiliki komite audit dengan anggota

yang seluruhnya berlatarbelakang akuntan akan mendapat nilai 1 sedangkan yang

tidak memenuhi kriteria akan mendapat nilai 0.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q yang dikembangkan oleh (Chung

dan Pruitt, 1994), (DaDalt et al., 2002), dan (Silveira dan Barros, 2007). Rasio

Tobin’s Q menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan

datang melalui kebijakan investasinya. Tobin’s Q dihitung dengan rumus:

Keterangan :

MVE : Harga penutupan saham akhir tahun buku ( X ) Jumlah saham biasa

yang beredar

DEBT : Nilai total kewajiban

T.A : Nilai total Asset

38

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran/deskripsi suatu

data yang dilihat dari rata-rata (mean), standart deviasi, varian, maximum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewnes (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005). Statistik

deskriptif mendeskripsikan data menjadi informasi yang lebih jelas dan lebih

dipahami. Penelitian ini menggunakan varibel dependen berupa struktur good

corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, komisarin independen, dan komite audit. Sedangkan variabel independen

yang digunakan adalah nilai perusahaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi

laporan keuangan dari laporan tahunan perusahaan. Proses penentuan sampel

dengan menggunakan purposive sampling method. Jumlah populasi adalah 30

perusahaan yang terdaftar di jakarta Islamic Index ( JII ) selama periode penelitian,

dan setelah populasi disaring dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh

penulis, maka diperolehlah sampel sebanyak 23 Perusahaan.

Analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum,nilai maksimum,nilai

mean (rata-rata) dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Nilai minimum

menunjukkan nilai terendah untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum

merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai mean

merupakan rata-rata dari setiap variabel yang diteliti. Standar deviasi merupakan

sebaran data yang digunakan dalam penelitian yang mencerminkan data tersebut

heterogen atau homogen yang sifatnya fluktuatif.

39

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model penelitian ini

memenuhi syarat-syarat yaitu lolos uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus

dipenuhi adalah data terdistribusikan secara normal, serta tidak terjadi

heteroskedasdisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel

dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Karena analisis grafik dapat

menyesatkan, maka dipilih uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat

signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data

apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi

Kolmogorov-Smirnov > 0,05.

2) Uji heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model

regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat menggunakan

grafik scatterplot dengan melihat apakah ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

40

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model

regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk mengetahui ada atau

tidaknya masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson dan uji

Run-Test. Pengambilan keputusan dengan menggunakan uji Durbin-Watson dapat

dilihat melalui tabel autokorelasi berikut ini :

Tabel 3.1

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada korelasi positif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi positif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl

Tidak ada autokorelasi positif atau negetif Tidak ditolak du < d < 4 - du

Sumber: Ghozali, 2009.

41

Jika hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan, maka pengujian

dilakukan dengan menggunakan uji Run-Test dengan melihat hasil Asymp. Sig. (2-

tailed). Jika hasil Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi bebas autokorelasi.

4) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen

mempunyai hubungan langsung (berkorelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas

terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai

tolerance lebih kecil 0,10 . Konsekuensi dari multikolinearitas akan menyebabkan

koefisien regresi nilainya kecil, standart error regresi nilainya besar sehingga

pengujian individunya menjadi tidak signifikan. Ciri adanya multikolinearitas adalah

R² tinggi, F-test signifikan namun t-testnya banyak yang tidak signifikan.

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Untuk menguji

multikolonieritas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF masing-masing variabel

independen, jika VIF < 10 dan atau nilai tolerance > 0,10, maka dapat disimpulkan

data bebas dari gejala multikolonieritas.

G. Analisis Regresi Linear Berganda

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu pengaruh mekanisme Good

Corporate Governance yang terbagi dalam 4 proksi yaitu kepemilikan institusional ,

kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan keberadaan komite audit terhadap

nilai perusahaan. Model yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel

secara spesifik terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dalam

persamaan regresi di bawah ini :

42

Y = α + b1 INST + b2 MAN + b3 KOM_IND + b4 KA + e

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

α = konstanta

b1, b2, b3, b4, = koefisien regresi

INST = Kepemilikan Institusional

MAN = Kepemilikan Manajerial

KOM_IND = Komisaris Independen

D_KOM = Proksi Komite Audit ( Dummy )

e = error term

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen.

H. Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual

untuk mengengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan

perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan t tabel sesuai

dengan tingkat signifikansi yang digunakan. jika t hitung lebih besar dari t tabel,

maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen,

dan begitupun Sebaliknya. Untuk menilai tingkat signifikansi (α) pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen maka penulis menggunakan kriteria yang

bersumber dari Indriantoro ( 2006 ) dengan klasifikasi sebagai berikut :

α > 0,05 = Tidak berpengaruh signifikan

α < 0,05 = Berpengaruh signifikan

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PT. Astra Agro Lestari Tbk.

PT. Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT. Suryaraya Cakrawala

berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 12 tanggal 3

Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan

Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama. Pada tanggal

30 Juni 1997, Perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya

Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang diaktakan dengan Akta Notaris

Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni 1997 beserta perubahannya No. 176

tanggal 30 Juni 1997. Penggabungan usaha ini dicatat dengan metode penyatuan

kepemilikan (pooling of interest). Setelah penggabungan usaha ini, nama Perusahaan

diubah menjadi PT Astra Agro Lestari yang ruang lingkup kegiatan Perusahaan

adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, konsultan dan

jasa. Diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23

Juni 1997 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. C2-5992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam

Lembara Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997,

Tambahan No. 5616 dan Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa

Efek Indonesia.

2. PT. Adaro Energy Tbk.

PT Adaro Energy Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris

Sukawaty Sumadi, S.H., Notaris di Jakarta, No. 25, tertanggal 28 Juli 2004. Akta

pendirian Perusahaan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.

44

59, tertanggal 25 Juli 2006, Tambahan Berita Negara No. 8036 dan telah disetujui

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21493

HT.01.01.TH.2004 tertanggal 26 Agustus 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah

diubah beberapa kali dengan perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Humberg

Lie, S.H., S.E., M.Kn., No. 65 tertanggal 31 Oktober 2008 untuk menyesuaikan

Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan

Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) No. IX.J.1 tertanggal 14 Mei 2008 tentang

Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek

Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar ini telah

diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-24501, tertanggal 1 Desember 2008 dan No.

AHU-AH.01.10-24502, tertanggal 1 Desember 2008.

3. PT. AKR Corporindo Tbk.

PT AKR Corporindo Tbk ("Perusahaan") didirikan di Surabaya berdasarkan

Akta Notaris Sastra Kosasih, S.H., No. 46 tanggal 28 November 1977 yang diubah

dengan Akta Notaris No. 26 oleh notaris yang sama tanggal 12 April 1978. Akta

pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/151/7 tanggal 14 Juni 1978,

diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 101 Tambahan No. 741 tanggal 19

Desember 1978. Pada tahun 2004, Perusahaan mengganti namanya dari PT Aneka

Kimia Raya Tbk. menjadi PT. AKR Corporindo Tbk. Perusahaan saat ini bergerak

dalam bidang distribusi produk bahan bakar minyak (BBM) ke pasar industri,

distribusi dan perdagangan bahan kimia (seperti caustic soda, sodium sulfat, PVC

resin dan soda ash) yang digunakan oleh berbagai industri di Indonesia.

45

4. PT. Astra International Tbk.

PT. Astra Internarional Tbk didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT. Astra

International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi

PT. Astra International Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan

kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup

perusahaan sesuai dengan anggaran dasarnya adalah perdagangan umum,

perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa

konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak, pengendalian bersama entitas

dan entitas asosiasi meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut

suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan kjasa

terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi

informasi.

5. PT. Alam Sutera Realty Tbk.

PT Alam Sutera Realty Tbk. (selanjutnya disebut Perusahaan) didirikan

berdasarkan akta notaris Ny. Erly Soehandjojo SH., No. 15 tanggal 3 November

1993. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

berdasarkan akta No. 256 tanggal 10 November 1997 oleh Erly Soehandjojo SH.,

notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-4967.HT.01.04-

TH.1998 tanggal 12 Mei 1998. Berdasarkan akta No. 111 tanggal 23 Agustus 2007

yang dibuat oleh notaries Misahardi Wilamarta SH., Perusahaan mengubah nama

dari PT Adhihutama Manunggal menjadi PT Alam Sutera Realty, dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan surat keputusan No. W7.09419.HT.01.04-TH.2007 tanggal 27

46

Agustus 2007. Maksud dan tujuan didirikan Perusahaan adalah berusaha dalam

bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan.

6. PT. Global Mediacom Tbk.

PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta

No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982

keduanya dari Lukman Kirana, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan

telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No.

912. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Perusahaan adalah di bidang perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian,

telekomunikasi, real estate, arsitektur, pembangunan (developer), percetakan, jasa

dan perdagangan, media dan investasi. Perusahaan beroperasi secara komersil mulai

tahun 1982. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah karyawan Perusahaan

dan entitas anak (“Grup”) masing-masing sebanyak 10.830 dan 9.614 karyawan.

7. PT. Bumi Serpong Damai Tbk.

PT Bumi Serpong Damai Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 16 Januari

1984 berdasarkan Akta No. 50 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta. Akta

pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-5710.HT.01-01.TH.85 tanggal 10

September 1985. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami

perubahan, terakhir dengan Akta No. 28 tanggal 28 Desember 2010 dari Charlon

Situmeang, Sarjana Hukum, sebagai pengganti dari P. Sutrisno A. Tampubolon,

S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-

47

03029.AH.01.02. Tahun 2011 tanggal 19 Januari 2011 dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 57 tanggal 17 Juli 2012. Sesuai dengan pasal 3

Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang real

estat.

8. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Didirikan di Indonesia dalam rangka

Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 Berdasarkan akta

notaries Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No.6 tanggal 7 januari 1972. Akta pendirian

tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah diumumkan dalam Berita

Negara No. 65, Tambahan No. 573 tanggal 14 Agustus 1973. Akta anggaran terakhir

adalah akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 42 tanggal 28 Agustus 2014

sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan.

Perubahan Anggaran Dasar terkini ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-

28622.40.22.2014 tanbggal 9 September 2014. Kegiatan perusahaan sesuai dengan

anggaran dasar adalah industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras

serta pengolahannya, industry pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan

sapi termasuk unit cold strorage.menjual makanan ternak, makanan, daging ayam

dan sapi bahan-bahan asal hewan di wilayah Indonesia maupun luar negeri dengan

sejkauh diizinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Didirikan pada tanggal 2 September

2009 berdasarkan Akta Notaris Herdimansyah Chaidirsyah, S.H. No. 25. Akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 30

48

September 2009 dalam Surat Keputusan No. AHU-46861.AH.01.01 Tahun 2009 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 69 Tambahan No. 15189

tanggal 27 Agustus 2010. Perubahan terakhir Anggaran Dasar dimuat dalam Akta

Notaris No. 28 dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H. tanggal 10 juni

2010dan telah disetujui oleh Menteri nHukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia Berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-32181.AH.01.02. Tahun 2010

tanggal 24 Juni 2010 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 57 Tambahan No. 19998 tanggal 19 Juli 2011. Ruang lingkup

perusahaan antara lain adalah produjsi mi dan bumbu penyedap, makanan kuliner,

biskuit, makanan ringan dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi,

pergudangan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan.

10. PT. Vale Indonesia Tbk.

PT. Vale Indonesia Tbk. ( Persero ) didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dengan

akta No. 49 tanggal 25 Juli 1968, yang dibuat du hadapan Eliza Pondaag, Notaris

Publik di Jakrta. Anggaran dasar perseroan disetujui oleh Menteri Kehakiman

Republik Indonesia dalam Surat Kepoutusan No. J.A.5/59/18 Tanggal 26 Juli 1968

dan di umumkan dalam Tambahan No. 93, Berita Negara Republik Indonesia No. 62

Tanggal 2 Agustus 1968. Anggaran dasar perseroan telah beberapa kali berubah,

yang terakhir di ubah dengan akta No. 75 tanggal 27 September 2011, yang dibuat di

hadapan Poerbaningsih Adi Warsito S.H., Notaris di Jakarta tentang perubahan

anggaran dasar perseroan yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa. Pada tanggal 27 September 2011. Perubahan ini telah memperoleh

persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. AHU-48198.AH.01.02. Thun 2011 tanggal 4 oktober

49

2011. Perusahaan bergerak dalam bidang proyek nikel dan mineral-mineral tertentu

lainnya di daerah yang telah di tentukan di Sulawesi selatan.

11. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik

Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma,

berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian ini

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

C2 2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari 1992. Anggaran

Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir

dimuat dalam Akta Notaris Benny Kristianto, S.H. No. 47 tanggal 26 Mei 2009

mengenai perubahan masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan telah

diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar

No. AHU-AH.01.10-07948 tanggal 15 Juni 2009, dan diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 74 Tambahan No. 739 tanggal 15 September 2009.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain terdiri dari mendirikan dan

menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan,

minyak goreng, penggilingan biji gandum dan pembuatan tekstil karung terigu.

12. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Didirikan di Indonesia pada tanggal 16

Januari 1985 berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo S.H No. 227. Akta pendirian

tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985, dan diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 Tanggal 16 Juli

50

1985. Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali berubah, terakhir dengan Akta

Notaris Deni Thanur, S.E., S.H. M.Kn. No. 23 tanggal 21 Mei 2012 antara lain

mengenai perubahan tugas dan wewenanganggota direksi perusahaan. Perubahaan

tersebut telah irektorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-AH.01.10-

21089 tanggal 12 Juni 2012. Sesuai pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang

lingkup perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan, antara lain, pabrikasi semen

dan bahan-bahan bangunan ,pertambangan ,konstruksi dan perdagangan.

13. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (“Perusahaan”) didirikan dengan Akta

Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 13 tertanggal 2 September 1987 yang disetujui

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-

640.HT.01.01.TH’89 tertanggal 20 Januari 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah

mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir

dilakukan berdasarkan Akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H.,

notaris di Jakarta, No. 30 tertanggal 11 Mei 2009 dan No. 24 tertanggal 14 Agustus

2009 terkait dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan

IX.J.1 lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. 179/BL/2008 tanggal 14 Mei

2008. Perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-

41810.AH.01.02.Tahun 2009 tertanggal 27 Agustus 2009. Berdasarkan Akta Notaris

Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., No.21 tertanggal 5 April 2013 yang

disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam

Surat Keputusan No.AHU-20268.AH.01.01.Tahun 2013 tertanggal 16 April 2013,

Perusahaan mendirikan entitas anak baru yang bernama PT ITM Indonesia. Bidang

usaha utama entitas ini adalah perdagangan batu bara.

51

14. PT. Kalbe Farma Tbk.

PT Kalbe Farma Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Negara Republik Indonesia,

dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968

yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan Akta

Notaris Raden Imam Soesetyo Prawirokoesoemo No. 3 pada tanggal 10 September

1966. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. J.A.5/72/23 tanggal 12 September 1967 dan

diumumkan dalam Tambahan No. 234, Berita Negara Republik Indonesia No. 102

pada tanggal 22 Desember 1967.

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

dengan Akta Notaris DR. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., No. 120, tanggal 14 Mei

2014, mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

Perusahaan. Perubahan terakhir ini telah dicatatkan pada Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-

13170.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014. Seperti yang dinyatakan dalam anggaran

dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain usaha dalam

bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak

dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi termasuk

obat dan produk konsumsi kesehatan.

15. PT. Lippo Karawaci Tbk.

PT Lippo Karawaci Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Tunggal

Reksakencana pada tangga 15 Oktober 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 233

yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta. Akta

pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusannya No. C2-6974.HT.01.01.TH.91 tanggal 22 Nopember 1991 serta

52

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62, Tambahan No. 3593

tanggal 4 Agustus 1992.

Anggaran dasar Perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Akta

Pernyataan Sebagian Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 34

tanggal 19 Juli 2013 yang dibuat di hadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn.,

Notaris di Kabupaten Tangerang, mengenai persetujuan untuk mengubah dan

menyusun kembali pasal 12 ayat 2, 3 dan 5, pasal 14 ayat 15, pasal 17 ayat 3, pasal

19 ayat 2 dan pasal 21 ayat 9 Anggaran dasar Perusahaan. Perubahan ini telah dicatat

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan suratnya

No.AHU-AH.01.10.32306 tanggal 1 Agustus 2013. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran

dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang

real estat dan pengembangan perkotaan dan sejenisnya.

16. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk.

PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (“Perusahaan”)

didirikan di Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 93

tanggal 18 Desember 1962 yang diubah dengan Akta No. 20 tanggal 9 September

1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

dengan Surat Keputusan No. J.A5/121/20 tanggal 14 September 1963 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober

1963, Tambahan No. 531. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa

kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Pahala Sutrisno Amijoyo

Tampubolon, S.H., M.Kn., No. 9 tanggal 10 Mei 2012 mengenai perubahan tugas

dan wewenang Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah diterima oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-

AH.01.10-17966 tanggal 16 Mei 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.

53

AHU-0044755.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 16 Mei 2012 dan diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 29 November 2013, Tambahan No.

6884/L. Produk utama adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh, dan

benih dalam kuantitas yang lebih kecil.

17. PT. Media Nusantara Citra Tbk.

PT. Media Nusantara Citra Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No.

48 tanggal 17 Juni 1997 dari H. Parlindungan L. Tobing, SH, notaris di Jakarta. Akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Perundangundangan Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-15092.HT.01.01.TH2000 tanggal 25 Juli

2000 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23 tanggal

19 Maret 2002, Tambahan No. 2780. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami

beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 117 tanggal 15 Mei 2008 dari

Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan

untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-

19615.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 8 Mei 2009 serta diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 27 Oktober 2009, Tambahan No. 26292.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan umum, pembangunan,

perindustrian, pertanian, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat

satelit dan perangkat telekomunikasi lainnya, jasa dan investasi.

18. PT. Matahari Putra Prima Tbk.

PT Matahari Putra Prima Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Negara Republik

Indonesia pada tanggal 11 Maret 1986 berdasarkan akta notaris Budiarti Karnadi,

54

S.H. No. 30 tanggal 11 Maret 1986 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri

Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Kutipan dari Daftar Keputusan

Menteri Kehakiman tertanggal 26 Juli 1986 No.C2-5238.HT.01-01.Th.86, akta mana

telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10

September 1991 , Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 2954. Akta

tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan telah disesuaikan berdasarkan

Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana termuat

pada akta Pernyataan Keputusan Rapat (“PKR”) No.39 tanggal 8 Agustus 2008 yang

dibuat oleh notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., sebagaimana telah

disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

(“Menkumham”) dalam Surat Keputusan No. AHU-88903.AH.01.02.Tahun 2008

tanggal 21 Nopember 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No. 13 tanggal 13 Pebruari 2009 dan Tambahan Berita Negara No. 4395. Anggaran

dasar telah beberapa kali diubah, terakhir dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat

yang dibuat oleh oleh notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., No.65

tanggal 29 April 2014. Perubahan tersebut telah diterima oleh Menkumham melalui

surat penerimaan pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-

01574.40.21.2014, dan AHU- 05979.40.22.2014 tanggal 29 April 2014. Perusahaan

melakukan kegiatan utama usaha yaitu jaringan toko swalayan yang menyediakan

berbagai macam barang seperti untuk kebutuhan sehari-hari.

19. PT. Siloam International Hospitals Tbk.

PT Siloam International Hospitals Tbk ("Perusahaan") didirikan dengan nama

PT Sentralindo Wirasta pada tanggal 3 Agustus 1996 berdasarkan Akta Pendirian

No. 3 yang dibuat di hadapan Myra Yuwono, S.H., Notaris di Sukabumi. Akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

55

Keputusannya No. C2-8639.HT.01.01.TH.96, tanggal 27 Agustus 1996 serta

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97, Tambahan No. 9518

pada tanggal 3 Desember 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah diubah beberapa

kali, terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 2 tanggal 2 Mei 2014 yang dibuat di

hadapan Nurlani Yusup, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, tentang

perubahan anggaran Dasar Perusahaan salah satunya mengenai maksud dan tujuan

Perusahaan, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum & Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan Keputusannya No. AHU-02247.40.20.2014

tertanggal 5 Mei 2014 dan Pemberitahuan Perubahan

Anggaran Dasarnya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan suratnya No. AHU-01691.40.21.2014

tertanggal 5 Mei 2014. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan utama Perusahaan adalah dalam bidang jasa kesehatan, termasuk

mendirikan dan mengelola rumah sakit, poliklinik, sarana dan pra sarana penunjang

kesehatan, menyelenggarakan pelayanan dan penyelenggaraan kesehatan serta

menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

20. PT. Summarecon Agung Tbk.

PT. Summarecon Agung Tbk. Didirikan sesuai dengan Undang-Undang

penanaman modal dalam negeri berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H No.

308 tanggal 26 November 1975. Anggaran dasar perusahaan telah diterima dan

dicatat oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA 5/344/6 tanggal 12

Juli 1977 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79,

Tambahan No. 597 tanggal 4 Oktober 1977. Anggaran dasar perusahaan telah

beberapa kali berubah, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H No. 51

tanggal 24 Juli 2013, menganai pembagian saham bonus perubahan terakhir tersebut

56

telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.010-32548. Tanggal 2 Agustus

2013. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan

perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dalam bidang real estate beserta

sarana penunjangnya serta menjalankan usaha dalam bidang jasa dan perdagangan.

Saat ini, ruang lingkup bisnis perusahaan bergerak dibidang penjualan

ataupenyewaan real estate, pusat perbelanjaan, fasilitas perkantoran beserta saran

penunjangnya.

21. PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.

PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (“Perseroan”) didirikan di Jakarta,

berdasarkan Akta No. 51 tanggal 22 November 1995 dari Notaris Enimarya Agoes

Suwarko, S.H. Akta pendirian Perseroan telah memperoleh pengesahan dari Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.

C2 8176.HT.01.01.TH.96 tanggal 26 Juli 1996, serta selanjutnya diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 839, Tambahan No. 36 tanggal 22 Februari

2011. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan,

perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 2 tanggal 17 September 2013 dari Notaris

Dedy Syamri, S.H. tentang amandemen ruang lingkup kegiatan Perseroan.

Perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-54423.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 25

Oktober 2013, dan sedang dalam proses untuk diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup

kegiatan Perseroan adalah pertanian, perdagangan, dan industri.

57

22. PT. United Tractors Tbk.

PT United Tractors Tbk (“Perseroan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 13

Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works, berdasarkan Akta

Pendirian No. 69, oleh Djojo Muljadi, S.H. Akta Pendirian tersebut disahkan oleh

Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/34/8

tanggal 6 Pebruari 1973 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 31,

Tambahan No. 281 tanggal 17 April 1973. Anggaran Dasa Perseroan telah

mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan terakhir terkait dengan berita

acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2012 yang dibuat dengan Akta

Notaris No. 104 tanggal 22 April 2013 oleh Aryati Artisari, S.H., M.Kn.. Ruang

lingkup kegiatan utama Perseroan dan entitas anak (bersama-sama disebut “Grup”)

meliputi penjualan dan penyewaan alat berat ("Mesin konstruksi") beserta pelayanan

purna jual; penambangan batubara dan kontraktor penambangan; engineering,

perencanaan, perakitan dan pembuatan komponen mesin, alat, peralatan dan alat

berat; pembuatan kapal serta jasa perbaikannya; dan penyewaan kapal dan angkutan

pelayaran.

23. PT. Unilever Indonesia Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk ("Perseroan") didirikan pada tanggal 5 Desember

1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 oleh Tn. A.H.

van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van

Nederlandsch-Indie dengan surat No. 14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di

Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933, dan

diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934, Tambahan No. 3.

Nama Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia" dengan akta No. 171

tanggal 22 Juli 1980 dari notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H.. Selanjutnya perubahan

58

nama Perseroan menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk", dilakukan dengan akta

notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H., No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh

Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2- 1.049HT.01.04 TH.98 tanggal

23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tanggal 15 Mei 1998,

Tambahan No. 2620. Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang produksi, pemasaran

dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin,

makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan

pokok teh dan minuman sari buah.

B. Karakteristik Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar dalam Jakarta Islamic Index tahun 2013-2014 sebanyak 23 perusahaan.

Jumlah data tersebut didasarkan pada ketersediaan dan kelengkapan data penelitian

yang diperlukan. Sampel dipilih dari populasi dengan menggunakan metode

purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Hasil observasi

menunjukkan bahwa hanya ada 23 perusahaan yang memenuhi kriteria purposive

sampling. Berikut ini daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan Sampel

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk.

2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk.

3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk.

4 ASII PT. Astra International Tbk.

59

5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk.

6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk.

7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk.

8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk.

11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.

14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.

15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk.

16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk.

17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk.

18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk.

19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk.

20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk.

21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.

22 UNTR PT. United Tractors Tbk.

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.

Setelah dilakukan screening data, maka dapat diketahui bahwa sampel pada

penelitian ini adalah (n) sebanyak 46 karena periode laporan keuangan yang diteliti

hanya 2 tahun. Sebagaimana tujuan penelitian yaitu pengujian signifikansi pengaruh

60

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite

audit terhadap nilai perusahaan yang akan diuji dengan model regresi linear

berganda.

C. Perhitungan Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme Good Corporate

Governance yang terdiri dari kepemilikan institusional (X1), kepemilikan manajerial

(X2), komisaris independen (X3), dan komite audit (X4). Adapun hasil perhitungan

masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

1) Kepemilikan institusional diukur berdasarkan persentase kepemilikan suatu

lembaga atau institusi atas saham yang dimiliki perusahaan. Kepemilikan

isntitusional disimbolkan dengan (X1). Adapun hasil perhitungan variabel

ini adalah sebagai berikut :Tabel 4.2

X1 : Kepemilikan Institusional

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 20.32 20.32

2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 40.94 40.97

3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 40.31 40.49

4 ASII PT. Astra International Tbk. 49.85 49.86

5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 48.20 48.52

6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 43.51 49.23

7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 36.88 35.12

8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 44.47 44.47

9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 19.47 19.47

10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 58.73 58.73

61

11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 49.91 49.91

12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 35.97 35.97

13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 34.93 34.92

14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 43.29 43.29

15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 81.88 82.12

16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 40.49 40.49

17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 33.00 33.01

18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 43.48 49.78

19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 21.15 21.15

20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 67.97 67.97

21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 15.75 15.75

22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 40.44 40.44

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 15.01 15.01

2) Kepemilikan manajerial atau kepemilikan aktif diukur berdasarkan

persentase yang dimiliki oleh pihak manajemen dari seluruh modal

saham perusahaan yang dikelola. Kepemilikan manajerial disimbolkan

dengan (X2). Adapun hasil perhitungan variabel ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.3

X2 : Kepemilikan Manajerial

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 0 0

2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 0.15 0.15

3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 0.51 0.73

4 ASII PT. Astra International Tbk. 0.04 0.03

62

5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 0 0

6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 0.73 0.62

7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 0 0

8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0 0

9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 0 0

10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 0.50 0.54

11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0.02 0.02

12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0 0

13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 0.01 0.01

14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0.72 0.72

15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 0 0

16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 0 0

17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 0.10 0.10

18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 0 0

19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 0 0

20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 0.28 0.28

21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0 0

22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 0.06 0.06

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0 0

3) Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, Proporsi komisaris independen adalah

persentase jumlah komisaris independen dibagi total jumlah anggota

dewan komisaris. Komisaris independen disimbolkan dengan (X3).

Adapun hasil perhitungan variabel ini adalah sebagai berikut :

63

Tabel 4.4

X3 : Komisaris Independen

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 42.85 42.85

2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 40.00 40.00

3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 33.33 33.33

4 ASII PT. Astra International Tbk. 36.36 41.66

5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 40.00 33.33

6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 33.33 33.33

7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 37.50 37.50

8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 33.33 33.33

9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 42.85 42.85

10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 33.33 30.00

11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 37.50 37.50

12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 42.85 42.85

13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 33.33 42.85

14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 33.33 33.33

15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 75.00 66.66

16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 37.50 37.50

17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 40.00 40.00

18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 42.85 33.33

19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 50.00 42.85

20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 50.00 50.00

21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 50.00 50.00

22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 42.85 42.85

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 80.00 80.00

64

4) Komite audit merupakan sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan

yang ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan

internal dan eksternal. Keberadaan komite audit merupakan variabel dummy

dengan kriteria yaitu perusahaan yang memiliki komite audit dengan

anggota yang seluruhnya berlatarbelakang akuntan akan mendapat nilai 1

sedangkan yang tidak memenuhi kriteria akan mendapat nilai 0. Komite

audit disimbolkan dengan (X4). Adapun hasil perhitungan variabel ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

X4 : Komite Audit

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 1 1

2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 0 0

3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 0 1

4 ASII PT. Astra International Tbk. 1 1

5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 0 0

6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 0 0

7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 0 0

8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0 0

9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 1 1

10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 0 0

11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1 0

12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 1 1

13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 1 1

14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0 1

65

15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 0 0

16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 1 0

17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 1 1

18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 1 0

19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 1 1

20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 1 1

21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0 0

22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 0 0

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0 0

D. Perhitungan Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan

yang diukur dengan rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q menunjukkan kesempatan

bertumbuh perusahaan di masa yang akan datang melalui kebijakan investasinya.

Adapun hasil perhitungan variabel ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6

Y : Nilai Perusahaan

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014

1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 2.95 2.42

2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 0.95 0.91

3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 1.80 1.69

4 ASII PT. Astra International Tbk. 1.79 1.76

5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 1.22 1.28

6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 1.58 1.17

7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 1.41 1.53

8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 5.63 3.62

66

9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 3.17 3.46

10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 1.19 1.47

11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1.26 1.21

12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2.91 3.32

13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2.31 1.37

14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 5.43 7.11

15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 1.21 1.15

16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 1.82 1.66

17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 4.04 2.97

18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 2.08 3.32

19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 0.87 0.98

20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 1.48 2.03

21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 2.48 4.18

22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 1.61 1.43

23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 15.72 17.32

E. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan varibel dependen berupa struktur Good Corporate

Governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,

komisarin independen, dan komite audit. Sedangkan variabel independen yang

digunakan adalah nilai perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif adalah sebagai

berikut :

67

Tabel 4.7Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INSTITUSIONAL 46 15.01 82.12 40.4987 16.02220

MANAJERIAL 46 .00 .73 .1387 .24204

KOM_INDEPENDEN 46 30.00 80.00 42.5215 11.66191

D_KOMITEAUDIT 46 0 1 .46 .504

NILAIPERUSAHAAN 46 .87 17.32 2.8754 3.24072

Valid N (listwise) 46

Sumber : Olah data SPSS, 2015

Statistik deskriptif pada tabel 4.7 diatas menunjukkan secara singkat data-data

penlitian yang diambil sebanyak 46 data ( n=46 ) dari 23 perusahaan yang menjadi

sampel penelitian dari tahun 2013-2104.

Kepemilikan saham institusional menunjukkan besarnya persentase saham

yang dimiliki oleh pihak institusi diluar perusahaan menunjukkan rata – rata sebesar

40.4987 %. hal ini berarti rata-rata saham yang dimiliki oleh institusi lain dalam

perusahaan adalah sebesar 40.4987 % dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikan

saham institusional yang paling rendah adalah 15.01 % sedangkan persentase paling

tinggi adalah 82.12 % . kepemilikan saham institusional memiliki standar deviasi

sebesar 16.022200, dengan demikian batas penyimpangan kepemilikan institusional

adalah 16.02220 %.

Kepemilikan saham manajerial menunjukkan besarnya persentase saham yang

dimiliki oleh pihak manajemen meliputi direksi dan komisaris menunjukkan rata –

rata sebesar 0.1387. hal ini berarti rata-rata saham yang dimiliki oleh manajerial

adalah sebesar 0.1387 % dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikan saham

manajerial yang paling rendah adalah 0.00 % sedangkan persentase paling tinggi

adalah 0.73 % . kepemilikan saham manajerial memiliki standar deviasi

68

sebesar.24204, dengan demikian batas penyimpangan kepemilikan institusional

adalah 0.24204 %.

Kepemilikan saham institusional menunjukkan besarnya persentase saham

yang dimiliki oleh pihak institusi diluar perusahaan menunjukkan rata – rata sebesar

40.4987 %. hal ini berarti rata-rata saham yang dimiliki oleh institusi lain dalam

perusahaan adalah sebesar 40.4987 % dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikan

saham institusional yang paling rendah adalah 15.01 % sedangkan persentase paling

tinggi adalah 82.12 % . kepemilikan saham institusional memiliki standar deviasi

sebesar 16.02220, dengan demikian batas penyimpangan kepemilikan institusional

adalah 16.02220 %.

Komisaris independen menunjukkan besarnya rasio keberadaan komisaris

independen dalam perusahaan. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

rata-rata proporsi komisaris independen adalah 42.5215. hal ini berarti rata-rata

prosporsi komisaris independen adalah 42.5215 % dari total dewan komisaris yang

ada dalam perusahaan. Proporsi dewan komisaris independen yang paling rendah

adalah 30.00 % dan persentase yang paling tinggi adalah 80.00 % dengan standar

deviasi sebesar 11.66191. dengan demikian, batas penyimpangan proporsi komisaris

independen adalah 11.66191 %.

Keberadaan komite audit dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy

yang diukur dengan skala 1-0. Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata keberadaan

komite audit adalah 0.46 dengan menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0.504.

dengan demikian batas penyimpangan keberadaan komite audit adalah 0.46.

Variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.87, nilai

maksimum sebesar 17.32, nilai rata-rata sebesar 2.8754, dan standar deviasi sebesar

3.24702. hal itu menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang paling rendah adalah

69

0.87 dimana hal itu berarti nilai pasar perusahaan lebih rendah daripada nilai total

asetnya. Nilai perusahaan yang paling tinggi adalah sebesar 17.32, hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat tinggi nilainya di mata investor.

Standar deviasi nilai perusahaan sebesar 3.24702, hal itu berarti batas penyimpangan

nilai perusahaan adalah sebesar 3.24702.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melangkah ke penggunaan model regresi, terlebih dahulu dilakukan

uji asumsi klasik. Penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi klasik yaitu uji

normalitas, uji heteroskedastisitas, ujiautokorelasi dan uji multikolinearitas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk melihat normalitas

residual menggunakan grafik histogram yang membandingkan antara data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika data menyebar sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, maka model regresi memiliki asumsi normalitas. Berdasarkan

olah data Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Normal PPlot dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Gambar 4.1

70

Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi

asumsi normalitas.

b) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaam varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika tidak pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Tabel 4.9 merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan

menggunakan grafik scatterplot.Gambar 4.2

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar

secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik di atas maupun di bawah angka 0

71

pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini

tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

c) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin-Watson Tabel 4.10 dibawah ini menunjukkan hasil uji Durbin-Watson.

Tabel 4.8

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .743a .552 .509 2.27177 2.220

a. Predictors: (Constant), D_KOMITEAUDIT, KOM_INDEPENDEN, INSTITUSIONAL,

MANAJERIAL

b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN

Sumber : Olah Data SPSS, 2015

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2.220

Sedangkan nilai dU diperoleh sebesar 1,720 dan dL = 1,344 Dengan demikian nilai

DW = 2.220 melebihi nilai dU. Dengan demikian menunjukkan bahwa model

regresi tersebut berada pada daerah ragu-ragu.

Jika hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan, maka diperlukan uji

lanjutan dengan menggunakan uji Run-Test dengan melihat hasil Asymp. Sig. (2-

tailed). Jika hasil Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi bebas autokorelasi. Tabel 4.11 berikut ini menunjukkan hasil uji runs-

test.

72

Tabel 4.9

Runs-Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea -.19065

Cases < Test Value 23

Cases >= Test Value 23

Total Cases 46

Number of Runs 24

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Median

Sumber : Olah Data SPSS, 2015

Berdasarkan hasil uji run-test di atas diperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 1,000 dimana angka terebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan

bahwa model regresi ini bebas dari masalah autokorelasi.

d) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pengujian multikolonieritas dilihat dari

besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.. Regresi yang bebas dari

problem multikolonieritas apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0.1, maka data

tersebut dikatakan tidak ada multikolonierita. Hasil uji multikolonieritas terhadap

data untuk pengujian hipotesis ditunjukkan pada table 4.12 sebagai berikut :

73

Tabel 4.10

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

INSTITUSIONAL .907 1.103

MANAJERIAL .803 1.246

KOM_INDEPENDEN .851 1.175

D_KOMITEAUDIT .943 1.060

a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN

Sumber : Olah Data SPSS, 2015

Berdasarkan analisis data pada table 4.6 menunjukkan hasil uji

multikolonieritas dengan VIF berkisar antara 1.060 sampai 1.246, Sedangkan nilai

tolerance berkisar antara 0.803 sampai 0.943. Dari hasil pengujian tersebut dapat

disimpulkan bahwa semua variable independen tidak memiliki masalah

multikolonieritas.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual ( Uji

Parsial ). Uji ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel

independen yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,

komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen yaitu nilai

perusahaan secara parsial atau secara sendiri-sendiri. Pengambilan keputusan

dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien t regresi

dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Hasil uji

signifikansi parameter individual ( Uji t ) disajikan pada tabel berikut ini :

74

Tabel 4.11Hasil Uji Parsial ( Uji t )

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.970 1.783 -.544 .589

INSTITUSIONAL -.095 .022 -.470 -4.279 .000

MANAJERIAL 3.955 1.562 .295 2.533 .015

KOM_INDEPENDEN .176 .031 .633 5.588 .000

D_KOMITEAUDIT -.735 .692 -.114 -1.061 .295

a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN

Sumber : Olah Data SPSS, 2015

Berdasarkan hasil uji parameter individual pada tabel diatas maka dapat ditarik

kesimpulan uji hipotesis sebagai berikut :

Kepemilikan institusional menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar -4,279. Hal tersebut berarti

kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kofisien

regresi menunjukkan nilai negatif sebesar -4,279 berarti semakin tinggi kepemilikan

institusional maka nilai perusahaan semakin kecil atau rendah begitupun sebaliknya.

Kepemilikn manajerial menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,015 lebih

kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 2,533. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kofisien regresi menunjukkan angka positif sebesar 2,533. Hal tersebut berarti

semakin besar kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.

Komisaris independen menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 5,588. Hal tersebut menunjukkan

75

bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nilai kofisien regresi positif sebesar 5,588 yang artinya semakin besar proporsi

keberadan komisaris independen maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.

Keberadaan komite audit menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,295

dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Kofisien regresi yang dihasilkan sebesar

-1,061. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien

regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau

ditolak. Berdasarkan tabel coefficients di atas maka diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut :

Nilai perusahaan ( Y ) = -0,970 – 0,095 X1 + 3,955 X2 + 0,176 X3 – 0,735 X4

Berdasarkan hasil regresi linier berganda di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai

konstanta sebesar -0,970, artinya jika variabel independen = 0, maka nilai perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada tahun 2013-2014 adalah sebesar – 0,970.

Atau dapat dikatakan bahwa variabel independen dianggap konstan jika nilai

perusahaan sebesar -0,970. Nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel

independen adalah sebagai berikut :

1. Nilai koefisien regresi kepemilikan institusional ( X1 ) sebesar – 0,095. Artinya

setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1 maka akan mengurangi

atau menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,095 dengan asumsi bahwa variabel

bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

2. Nilai koefisien regresi kepemilikan manajerial ( X2 ) sebesar 3,955. Artinya

setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, maka akan meningkatkan

76

nilai perusahaan sebesar 3,955 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain

dari model adalah tetap.

3. Nilai koefisien regresi komisaris independen ( X3 ) sebesar 0,176. Artinya

setiap penambahan komisaris independen sebesar 1, maka akan meningkatkan

nilai perusahaan sebesar 0,176 dengn asumsi bahwa variabel bebas yang lain

dari model regresi adalah tetap.

4. Nilai koefesien regresi komite audit ( X4 ) sebesar – 0,735. Artinya setiap

penambahan komite audit sebesar 1, maka akan menurunkan nilai perusahaan

sebesar 0,735 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi

adalah tetap.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh mekanisme good corporate

gonvernance terhadap nilai perusahaan dimana variabel independen diproksikan ke

dalam 4 variabel yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris

independen, dan komite audit akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1

Kepemilikan institusional menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar -4,279. Hal tersebut berarti

kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kofisien

regresi menunjukkan nilai negatif sebesar -4,279 berarti semakin tinggi kepemilikan

institusional maka nilai perusahaan semakin kecil atau rendah begitupun sebaliknya.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian

hipotesis 1 (H1) diterima.

77

Penelitian ini mendukung hasil penelitian Pancawati Hardiningsih (2009) dan

Kurlelasari (2013) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Yunita (2011) dan Anugrah

(2010) yang mengatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Jadi Semakin besar porsi kepemilikan

institusional terhadap sebuah entitas, maka akan menurunkan nilai dari perusahaan.

Hal ini dikarenakan pemilik mayoritas institusi ikut dalam pengendalian perusahaan

sehingga cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri dengan

mengorbankan kepentingan minoritas di dalam perusahaan.

Dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 90 Allah SWT berfirman :

Terjemahnya :

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamudapat mengambil pelajaran.”

2. Pembahasan Hasil Uji hipotesis 2

Kepemilikn manajerial menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,015 lebih

kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 2,533. Hal tersebut menunjukkan

bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kofisien regresi menunjukkan angka positif sebesar 2,533. Hal tersebut berarti

semakin besar kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.

78

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan

demikian maka hipotesis 2 (H2) diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil

penelitian Frysa Praditha Purwaningtyas (2011) dan Noviana Bekti Lestari, dkk

(2014). Jadi semakin besar kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan maka

akan semakin meningkat pula nilai perusahaan tersebut.

Dengan proporsi kepemilikan yang cukup tinggi, maka manajer akan merasa

ikut memiliki perusahaan, sehingga akan berusaha semaksimal mungkin melakukan

tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut

didasarkan pada logika, bahwa peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer

akan mempersatukan kepentingan manajer dengan pemegang saham yang

mengakibatkan keduanya saling berbagi pendapat untuk menentukan pengambilan

kepeutusan terbaik untuk bisnis mereka, hal ini berdampak positif dalam

meningkatkan nilai perusahaan. Penjelasan tersebut di atas sejalan dengan firman

Allah SWT dalam surah Al-Imraan ayat 159 sebagai berikut :

Terjemahnya :

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadapmereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah merekamenjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan merekadalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Makabertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya.”

79

3. Pembahasan Hasil Uji hipotesis 3

Komisaris independen menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 5,588. Hal tersebut menunjukkan

bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Nilai kofisien regresi positif sebesar 5,588 yang artinya semakin besar proporsi

keberadan komisaris independen maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa komisaris independen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian maka

hipotesis 3 (H3) diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian

Machfoedz (2006) dan Anugrah (2010) dengan menunjukkan hasil yang positif dan

signifikan.

Jumlah dewan komisaris independen yang semakin banyak menandakan bahwa

dewan komisaris independen melakukan fungsi pengawasan dan koordinasi dalam

perusahaan yang semakin baik. Komisaris yang independen sama dengan direktur

non-eksekutif. Ada peran yang memediasi hubungan antara manajer, auditor dan

pemegang saham. Non executive director (komisaris independen) dapat bertindak

sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan

mengawasi kebijaksanaan direksi serta memberikan nasihat kepada direksi. Dalam

Al-Quran surah As-Sajadah ayat 24 Allah SWT berfirman :

Terjemahnya :

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi

petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka

meyakini ayat-ayat kami.”

80

Dari ayat di atas disebutkan pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk atau

perintah dan nasihat, sama halnya dengan tugas komisaris independen. Komisaris

independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar

tercipta perusahaan yang Good Corporate Governance. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Barnhart dan Rosenstein (1998) mengenai “Board Composition,

Managerial Ownership and Firm Performance: An Empirical Analysis” berhasil

membuktikan, bahwa semakin tinggi perwakilan dari komisaris independen, maka

semakin tinggi independensi dan efektivitas Corporate board, sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

4. Pembahsan Hasil Uji hipotesis 4

Keberadaan komite audit menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,295

dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Kofisien regresi yang dihasilkan sebesar

-1,061. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, hipotesis 4

(H4) ditolak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Frysa Praditha

Purwaningtyas (2011) dan Ade Raya Hermansyah (2013) yang menunjukkan bahwa

keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan proporsi komite audit

independen justru akan menurunkan nilai perusahaan. Adanya anggota komite audit

independen seharusnya dapat memastikan terselenggaranya proses pelaporan

keuangan dan Corporate Governance yang efektif hanya jika mereka memiliki

keahlian dan independensi yang memadai. Allah SWT berfirman dalam surah Al-

Hujurat ayat 6 sebagai berikut :

81

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawasuatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatumusibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkankamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Ayat tersebut di atas sejalan dengan profesi auditor dimana mereka memeriksa

bukti audit (harus) secara teliti dan ketelitian tersebut memerlukan pengetahuan dan

pengalaman serta keadaan yang memungkinkan auditor untuk betul-betul fokus

dalam proses pemeriksaan bukti audit tersebut. Lebih lanjut dijelaskan dalam ayat

tersebut bahwa ketelitian ( fokus ) diperlukan agar tidak menimpakan suatu musibah

kepada suatu kaum. Maksudnya ialah jika seorang auditor tidak teliti maka besar

kemungkinan akan salah dalam memberikan opini yang mengakibatkan turunnya

kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut sehingga menyebabkan nilai

perusahaan ikut menurun.

Dalam penelitiannya, Susanti (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota

komite audit yang semakin banyak bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu

perusahaan juga meningkat. Anggota komite audit yang terlalu banyak berakibat

kurang baik bagi perusahaan karena akan ada banyak tugas atau pekerjaan yang

terpecah. Hal ini menyebabkan anggota komite audit kurang fokus dalam

menjalankan tugasnya sehingga kinerja perusahaan akan semakin memburuk dan

mengakibatkan terjadinya hal yang tidak diinginkan . Selain itu, banyak dari komite

audit belum memahami peran utamanya sebagai auditor sehingga kualitas informasi

yang diperoleh kurang relevan.

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat signifikansi

pengaruh mekanisme good corporate governance yang di proksikan dengan

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite

audit terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ). Jumlah

sampel yang diteliti adalah sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah (n) sebanyak 46.

Data diuji dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan hasil

sebagai berikut :

1. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme

good corporate governance dengan proksi kepemilikan institusional

terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ).

2. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme

good corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar

di Jakarta Islamic Index ( JII ).

3. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme

good corporate governance dengan proksi komisaris independen terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar

di Jakarta Islamic Index ( JII ).

4. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme

good corporate governance dengan proksi komite audit terbukti tidak

83

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar

di Jakarta Islamic Index ( JII ).

B. Implikasi

Adapun implikasi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

dalam menambah pengetahuan mengenai praktik mekanisme good

corporate governance yang berkaitan dengan peningkatan nilai perusahaan.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan pengetahuan tambahan

mengenai praktik mekanisme good corporate governance di Indonesia

terkhusus untuk yang terkait dengan peningkatan nilai perusahaan.

3. Bagi praktisi, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen

maupun pihak investor untuk memperoleh informasi mengenai kontribusi

praktis tentang manfaat penerapan mekanisme good corporate governance

dalam meningkatkan nilai perusahaan dan acuan dalam mamaksimalkan

kinerja perusahaan dan juga dapat digunakan sebagai sumber informasi

yang penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.

C. Rekomendasi

Pada umumnya, setiap penelitian memiliki beberapa kekurangan dan

keterbatasan. Oleh sebab itu ada beberapa rekomendasi yang disarankan oleh peneliti

untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh mekanisme good

corporate governance terhadap nilai perushaan, antara lain sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan sampel yang relatif sedikit, oleh sebab itu

diharapkan untuk penelitian selanjutnya sampel yang digunakan harus lebih

banyak agar hasil penelitian yang diperoleh lebih meyakinkan.

84

2. Penelitian ini menggunakan periode penelitian yang relatif singkat yaitu

hanya 2 tahun pelaporan saja, maka dari itu penelitian selanjutnya

diharapkan menggunakan periode penelitian yang lebih lama yaitu minimal

5 tahun agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan dapat memprediksi hasil

penelitian untuk jangka panjang.

3. Penelitian ini memproksikan mekanisme good corporate governance hanya

dalam 4 variabel padahal masih ada variabel lain yang termasuk dalam

mekanisme good corporate governance seperti kualitas audit dan dewan

direksi. oleh sebab itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar

memproksikan mekanisme good corporate governance ke dalam variabel-

variabel penelitian secara lengkap.

85

DAFTAR PUSTAKA

Adhipradana, Fadhila. 2013. ” Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, DanCorporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (StudiEmpiris Perusahaan–Perusahaan yang Listed (Go-Public) di Bursa EfekIndonesia (BEI) Periode 2008-2011)”. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro : Semarang.

Anonim 1 ( 2015 ) : http://idazahro.blogspot.com/2012/10/good-corporate-governance-dalam.html. di akses pada tanggal 14 April 2015 pukul 20:40

Anonim 2, ( 2012 ). http://dukuntansi.wordpress.com/2012/01/13/teori-agensi.diakses pada tanggal 21 Oktober 2015 pukul 02:15.

Ardianingsih, Arum ( 2012 ). “ Analisi mekanisme Corporate governance padapemberian opini Audit dengan penjelasan going concern “. Jurnal ekonomidan bisnis, Volume 11. Nomor 01. September, 2012.

Ardiyansyah, Muhammad. (2014). “ Pengaruh Corporate Governance, LeverageDan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan ManufakturSektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 –2013”.Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim RajaAli Haji.

Berle, A. dan G. Means. 1932. The Modern Corporation and Private Property. NewYork: Macmillan.

Boediono, Gideon S.B. 2005. “ Kualitas Laba: Studi Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan MenggunakanAnalisis Jalur “. Simposium Nasional Akuntansi VIII. 15-16 September2005, Solo.

Chung, K. H dan Pruitt, S. W. 1994. “ A Simple Approximation of Tobin,s q.Financial Management “, Vol. 23, No. 3, Autumn.

DaDalt, P., Danalson, J., dan Garner, J. 2002. “ Will Any q Do? Firm Characteristicsand Divergences is Estimates of Tobin’s q “. http:/ssrn.com.

Darmawati, Deni; Khomsiyah; R.Rahayu. 2004. “Hubungan Corporate Governancedan Kinerja Perusahan”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar.

86

Deriyarso, Irvan. 2014. “ Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan DenganCorporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating ( Studi Empirispada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia )”.Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro : Semarang.

Fahrizal, Helmy. 2013. “ Pengaruh Return On Assets, Return On Equity DanInvestment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan ( Studi Empiris padaPerusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia )”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate Governance: TataKelola Perusahaan. Jilid II. http://www.fcgi.org.id.Ghozali, Imam. 2006.Analisis Multivariate SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.

Ghozali, Imam. 2005. “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. 2010. “ Pengaruh Mekanisme GoodCorporate Governance, Independensi Auditor, dan Faktor Lainnya TerhadapManajemen Laba “. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No. 1. April 2010.Hlm 53 – 68.

Harahap, Sofyan S. 2007. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hardiningsih, Pancawati. 2009. Determinan Nilai Perusahaan. Jurnal JAI, Vol.5,No.2, Juli 2009: 231-250. Universitas STIKUBANK Semarang.

Hasanah, Faizatul. Heri Yanto. Bestari Dwi Handayani. 2014. “ ModelPengembangan Good Corporate Governance Dan Sustainability Report PadaPerusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “.Jurusan Akuntansi,Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. SNA 17,Mataram – Lombok.

Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai ModeratingVariable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10 (2): 97-108.

87

Herianto. 2013. “ Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kualitas LabaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. SkripsiFakultas Ekonopmi dan Bisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. ( 2002 ). “Metodelogi Penelitian Bisnisuntuk Akuntansi dan Manajemen “. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta. 2002.

Jati, Framudyo. 2009. “ Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap KinerjaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. JurnalJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma : Depok.

Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,Agency Costs and Ownership structure.” Journal of Financial Economics,vol 13, pp.305-360.

Lastanti, Hexana Sri. 2005. “Hubungan Corporate Governance Dengan KinerjaPerusahaan dan Reaksi Pasar”. Konferensi Nasional Akuntansi.

Lestari , Noviana Bekti . Muhammad Khafid, Indah Anisykurlillah. 2014. “ PengaruhGood Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan KulaitasLaba Sebagai Variabel Intervening “.Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,Universitas Negeri Semarang, Indonesia.

Mardiasari, Nilla. 2012. “ Pengaruh Return On Assets Terhadap Nilai PerusahaanDengan Pengungkapan Good Corporate Governance Sebagai VariabelPemoderasi ( Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Daftar Efek SyariahPeriode 2007 – 2010 ) “. Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN SunanKalijaga : Yogyakarta.

Muttaqin, Ariffandita Nuri, Sudarno.( 2012 ). “ Analilis Pengaruh Rasio KeuanganDan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit GoingConcern “.Diponegoro Journal Of Accounting, Vol 1 No 2, Tahun 2012.Halaman 1-13.

Nugroho, Adhy Karyo. 2013. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan, StrukturKepemilikan Dan Good Corporate Governance Terhadap PengungkapanTriple Bottom Line Di Indonesia “. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro: Semarang.

Padan, Wahyuni Peni. 2012. “ Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap ReturnSaham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta “.Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.

88

Pangaribuan, Fanny. 2014. “ Analisi Pengaruh Corporate Governance TerhadapManajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia Periode 2010-2012 “. Skripsi Universitas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Diponegoro : Semarang.

Purwaningtyas, Frysa Praditha .( 2013 ). “Analisis Pengaruh Good CorporateGovernance terhadap Nilai Perusahaan ( Studi kasus perusahaan manufakturdi BEI 2007-2009 ) “. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasDiponegoro : Semarang.

Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. “ Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan “. Simposium NasionalAkuntansi X. 26-28 Juli 2007, Unhas Makassar

Randy, Vincentius. Juniarti. 2013. “ Pengaruh Penerapan Good CorporateGovernance,Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia 2007 – 2011 “. Bussiness Accounting Review, Vol. 1 No. 2.

Ratih, Suklimah. 2011. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap NilaiPerusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening PadaPerusahaan Peraih The Most Trusted Company – CGPI “.JurnalKewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011 Lembaga Penelitian danPengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya 18 ISSN. 1978-4724.

Retno, Reny Dyah. M. Denies Priantinah. 2012. “ Pengaruh Good CorporateGovernance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility TerhadapNilai Perusahaan ( Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2007 – 2010 ) “.Jurnal Nominal / Volume I Nomor I /Tahun 2012.

Ridwan, Mochammad. Ardi Gunardi. 2013. “ Peran Mekanisme CorporateGovernance sebagai Pemoderasi Praktik Earning Management terhadap NilaiPerusahaan “. Jurnal Trikonomika Volume 12, No. 1, Juni 2013, Hal. 49–60ISSN 1411-514X.

Rustiarini, Ni Wayan. 2010. “Pengaruh Corporate Governance Pada HubunganCorporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan “. SimposiumNasional Akuntansi XIII, 2010 : Purwokerto.

Silviera, A. D. M dan Barros, L. A. B. 2007. Corporate Governance Quality andFirm Value in Brazil. http//ssrn.com.

89

Triana, Rosma. 2007. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap NilaiPerusahaan dan Kinerja Perusahaan serta Abnormal Return Saham padaPerusahaan Publik di BEI”. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi UNDIP:Semarang.

Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. ” Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium NasionalAkuntansi X. 26-28 Juli 2007 “, Unhas Makassar.

Wardoyo. Theodora Martina Veronica. 2013. “Pengaruh Good CorporateGovernance Corporate Social Responsibility dan Kinerja KeuanganTerhadap Nilai Perusahaan “. Jurnal Dinamika Manajemen ( JDM ). Vol. 4.No.2, 2013, pp : 132 -149.

Windiasi, Andi Wilda. 2013. “ Pengaruh Pengumuman Bond Rating TerhadapReturn Saham Pada Bursa Efek Indonesia “. Skripsi Fakultas Ekonomi DanBisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.

Yunita, Indah. 2011. “ Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang, KebijakanDividen, Size, Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap NilaiPerusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2005-2010)”. Skripsi Universitas EkonomiDan Bisnis Universitas Diponegoro : Semarang.

RIWAYAT HIDUP

MUZAKKIR, Dilahirkan pada tanggal 16 Desember 1993 di

Biring Balang Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa,

Sulawesi-Selatan. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga

bersaudara, buah hati dari pasangan Ayahanda Ali Dg. Pudding

dan Ibunda Rahmatiah Dg. Rampu. Penulis memulai

pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Biring Balang dan tamat

pada Tahun 2005. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bajeng hingga tahun 2008. Setelah itu penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Limbung dan

tamat pada Tahun 2011. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya

di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Jurusan Akuntansi dan menyelesaikan studi pada Tahun 2015.