pengaruh mediapembelajaran lagu terhadap … · nabi muhammad sallallahu `alaihi wassalam. banyak...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH MEDIAPEMBELAJARAN LAGU
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI
DITINJAU DARI PEMAHAMAN BAHASA
FIGURATIF (Eksperimen pada Siswa Kelas 10 SMA N 1 Gemolong, Sragen
Tahun 2010/2011)
oleh
RATIH KANTHI HANDAYANI
NIM K1207005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN LAGU
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI
DITINJAU DARI PEMAHAMAN BAHASA
FIGURATIF (Eksperimen pada Siswa Kelas 10 SMA N 1 Gemolong, Sragen
Tahun 2010/2011)
oleh
RATIH KANTHI HANDAYANI
NIM K1207005
Skripsi
ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. Drs. Suyitno, M. Pd.
NIP 19610524 198901 1 001 NIP 19520122 198003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Ratih Kanthi Handayani. K1207005. PENGARUH MEDIA
PEMBELAJARAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI
DITINJAU DARI PEMAHAMAN BAHASA FIGURATIF (Eksperimen
pada Siswa Kelas 10 SMAN 1 Gemolong, Sragen Tahun 2010/2011). Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas
Maret Surakarta, April 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) ada tidaknya
perbedaan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu dengan
siswa yang diajar dengan media gambar; (2) ada tidaknya perbedaan kemampuan
menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dengan
siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah; (3) ada tidaknya
interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap
kemampuan menulis puisi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2 x
2. Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 SMA Negeri 1
Gemolong, Sragen tahun 2010/2011 yang berjumlah 325 siswa. Sampel terdiri
dari dua kelas, satu kelas sebagai kelompok kontrol yaitu 10 B dan satu kelas
sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas 10 E. Pengambilan sampel ini dengan
menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Selanjutnya, variabel penelitian
ini ada dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah
kemampuan menulis puisi. Adapun variabel bebas terbagi menjadi dua pula, yaitu
variabel bebas media pembelajaran yang dikategorikan media lagu dan gambar,
dan variabel atributif pemahaman bahasa figuratif yang dikategorikan tinggi dan
rendah. Teknik pengumpulan data kemampuanmenulis puisi digunakan teknik tes
essei dan data pemahaman bahasa figuratif digunakan teknik tes pilihan ganda.
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians dua jalan
(Anava Dua Jalan).
Berdasarkan hasil analisis dengan Anava Dua Jalan dapat disimpulkan: (1)
terdapat perbedaan rataan yang signifikan antara pembelajaran menulis puisi
dengan media lagu dan media gambar terhadap kemampuan menulis puisi siswa
(Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 9,54> 3,98); (2) terdapat perbedaan rataan yang signifikan
antara siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dan siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah terhadap kemampuan menulis puisi
(Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 50,5> 3,98); (3) terdapat interaksi antara media
pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis
puisi (Fobs > Ft (0.05; 1.66) = 25,8> 3,98).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan yang lain).” (QS Al Insyirah: 6-7)
Barang siapa keluar menuntut ilmu, maka ilmu tidak akan memberi
manfaat kepadanya dan barang siapa keluar menuntut ilmu untuk
mengamalkannya serta ikhlas maka ilmu yang sedikitpun akan
bermanfaat baginya (NN)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan
Untuk:
1. Bapakku (Bpk Suyadi) dan Ibuku (Ibu
Tut Wuri Handayani), terima kasih atas
segala doa dan nasihatnya yang turut
memudahkan langkahku
2. Adikku tercinta, Ajeng Suryaningrum
3. Mas Arief Rahmawan yang telah
memberikan dorongan, semangat, dan
motivasi.
4. Sahabatku Ganis, Tyas, Wahyu
5. Teman-teman Bastind 2007
6. Teman-teman Kos PutriAgung (Nela,
Isna, Ana, Ani, M.Ita, M. Windi, Mpep,
M.harsi, Nanda, M.Yanti, Kisna, Yaya,
Tria, Anis, Tika, Ari)
7. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulilah selalu penulis ucapkan ke hadirat Allah
Subkhanahu wa Ta`ala yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada kita
semua. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada uswatun hasanah kita
Nabi Muhammad Sallallahu `Alaihi wassalam.
Banyak hambatan yang penulis hadapi selama penulisan penelitian ini.
Namun demikian berkat Allah dan bantuan berbagai pihak sehingga penulisan
penelitian ini dapat rampung dengan baik. Untuk itu atas segala bentuk bantuan
selama ini, disampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah
mengizinkan penelitian ini.
2. Bapak Drs. Suparno, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni yang telah memberikan izin untuk penelitian ini.
3. Bapak Drs. Slamet Mulyono, M. Pd. selaku Ketua Program Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS Surakarta yang turut membantu
mendewasakan peneliti.
4. Bapak Dr. Budhi Setiawan, M. Pd. selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan motivasi.
5. Bapak Drs. Suyitno, M. Pd. selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan motivasi.
6. BapakSuyadi dan Ibu Tut WuriHandayani
7. Bapak Drs. Amir Zubaidi, selaku Kepala SMA Negeri 1 Gemolong,
Sragen yang telah mengizinkan penulis untuk meneliti di sekolah
almamaternya.
8. Bapak Arief Rahmawan,S. Pd. yang telah mengizinkan kelasnya untuk
dijadikan subjek penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
9. Seluruh siswa-siswi kelas eksperimen (kelas 10 E) dan kelas kontrol
(kelas 10 B) SMA Negeri 1 Gemolong yang telah bersedia menjadi
sumber data penelitian ini walaupun tanpa mengetahui sebelumnya telah
dijadikan subjek penelitian.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan,
diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
penelitian selanjutnya dan juga dunia kebahasaan maupun pendidikan.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i
PENGAJUAN ............................................................................................... ii
PERSETUJUAN ........................................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN
YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................. 6
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6
1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi ...................................... 6
2. Hakikat Media Pembelajaran ................................................. 10
3. Hakikat Pemahaman Bahasa Figuratif ................................... 18
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 27
B. Variabel Penelitian ....................................................................... 28
C. Desain Penelitian……………………………………………… . 28
D. Metode Penelitian ........................................................................ 29
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 29
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. . 30
G. Instrumen Penelitian .................................................................... 30
1. Instrumen Kemampuan Menulis Puisi ................................... 30
2. Instrumen Pemahaman Bahasa Figuratif ............................... 32
H. Hasil Ujicoba Instrumen Penelitian ............................................. 33
1. Instrumen Kemampuan Menulis Puisi ................................... 33
2. Instrumen Pemahaman Bahasa Figuratif ............................... 34
I. Pelaksanaan Eksperimen ............................................................... 34
1. Pengarahan pada Guru ........................................................... 34
2. Materi Eksperimen………………………………………… . 34
3. Langkah-langkah Eksperimen ................................................ 35
J. Validitas Perlakuan ....................................................................... 36
K. Teknik Analisis Data ................................................................... 36
1. Uji Normalitas ........................................................................ 38
2. Uji Homogenitas .................................................................... 39
L. Hipotesis Statistik ......................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 42
A. Deskripsi Data .............................................................................. 42
1. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Media Lagu (A1) ........................................... 42
2. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan
Menggunakan Media Gambar (A2) ....................................... 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (B1) ............................ 45
4. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (B2) .......................... 47
5. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan
Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A1B1)………… ....... 48
6. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan
Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A1B2)…………...... 50
7. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan
Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A2B1)…………… ... 51
8. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan
Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A2B2)…………...... 53
B. Pengujian Peryaratan Analisis ..................................................... 54
1. Uji Normalitas Data ............................................................... 55
a. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Diajar dengan Media Lagu (A1)................... 55
b. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Diajar dengan Media Gambar(A2).............. 56
c. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif
Tinggi (B1)……………………………………………… 56
d. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif
Rendah (B2)…………………………………………….. 56
e. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Diajar dengan Media Lagu bagi Kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif
Tinggi (A1B1)…………………………………………… 57
f. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Diajar dengan Media Lagu bagi Kelompok
Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif
Rendah (A1B2)………………………………………….. 57
g. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Diajar dengan Media Gambar bagi
Kelompok Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Tinggi (A2B1)……………………………….. 57
h. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Siswa yang Diajar dengan Media Gambar bagi
Kelompok Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Rendah(A2B1)……………………………….. 58
2. Uji Homogenitas Varians ....................................................... 58
a. Homogenitas Antarkolom………………………… .......... 58
b. Homogenitas Antarbaris……………………………. ....... 59
c. Homogenitas Antarsel………………………………….. . 59
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58
1. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang
Diajar dengan Media Lagu dan Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar ...................................................... 60
2. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi dan Siswa
yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah ..... 61
3. Interaksi antara Media Pembelajaran dan Pemahaman
Bahasa Figuratif dalam Memengaruhi Kemampuan
Menulis Puisi Siswa .......................................................... 61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 65
E. Keterbatasan Penelitian………………………….. ...................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 68
A. Simpulan ...................................................................................... 68
B. Implikasi ....................................................................................... 68
C. Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73
LAMPIRAN .................................................................................................. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 27
2. Rancangan Faktorial 2 x 2......................................................................... 28
3. Ringkasan Anava ...................................................................................... 31
4. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu (Kolom1=A1)………………………………… 43
5. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar (Kolom 2=A2)…………………………….. 43
6. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (Baris 1= B1)….. 46
7. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (Baris 2=B2)….. 47
8. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki Pemahaman
Bahasa Figuratif Tinggi (Sel1=A1B1)………………………………… 49
9. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki Pemahaman
Bahasa Figuratif Rendah (Sel2 =A1B2)………………………………... 50
10. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (Sel3 =A2B1)………………........ 52
11. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (Sel4
=A2B2)…………………… 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Histogram Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Lagu (A1). ................................................................ 43
2. Histogram Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Gambar (A2) ............................................................. 45
3. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (B1)…… .......................... 46
4. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (B2)…… ........................ 48
5. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A1B1)…… ..................................... 50
6. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A1B2)…… ................................... 51
7. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A2B1)…… ..................................... 52
8. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Diajar dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A2B2)…… ................................... 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Instrumen Tes Kemampuan Menulis Puisi Pra-ujicoba ............................... 76
2. Instrumen Tes Pemahaman Bahasa Figuratif Pra-ujicoba ........................... 81
3. Hasil Ujicoba Tes Pemahaman BahasaFiguratif .......................................... 100
4. Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Menulis Puisi ............................................ 104
5. Validitas dan Reliabilitas Tes KemampuanMenulis Puisi ........................... 105
6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pemahaman Bahasa Figuratif ............ 108
7. Instrumen Tes Kemampuan Menulis Puisi Pasca-ujicoba ........................... 121
8. Instrumen Tes Pemahaman Bahasa Figuratif Pasca-ujicoba ....................... 125
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .............................. 138
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................................... 168
11.Penentuan Kategori Penguasaan Bahasa Figuratif ...................................... 198
12. Data Induk Penelitian ................................................................................. 199
13. Distribusi Frekuensi Data Induk ................................................................ 200
14. Tabel Kerja untuk Analisis Data Penelitian dengan Teknik Statistik
Anava Dua Jalan ....................................................................................... 209
15. Uji Normalitas ............................................................................................ 211
16. Uji Homogenitas ........................................................................................ 233
17. Tabel Statistik Anava Faktorial 2x2 ........................................................... 227
18. Hasil Analisis Data Inferensial dengan Teknik Anava Dua Jalan ............. 228
19. Uji Lanjut PascaAnava ............................................................................... 231
20. Surat Perizinan Penelitian .......................................................................... 236
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pengajaran sastra merupakan salah satu kegiatan yang ada
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain pengajaran bahasa, pengajaran
sastra pun tak kalah penting untuk dipelajari oleh para siswa. Akan tetapi, selama
ini pengajaran sastra dirasa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Attar Semi (2002: 134) mengatakan bahwa kualitas pengajaran sastra dinilai
rendah dikarenakan berbagai faktor seperti kurikulum, sarana belajar, dan guru.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah menekankan aspek
afektif dan psikomotor selain juga kognitif dalam setiap evaluasinya. (Baedhowi,
2006: 812). Hal ini juga didukung fakta bahwa sedikit sekali bahan sastra yang
dipelajari siswa. Siswa hanya mengetahui kulitnya saja tanpa tahu hakikat sastra
tersebut.
Problem pengajaran sastra di sekolah harus segera diselesaikan agar problem
ini tidak akan terjadi lagi pada generasi-generasi mendatang. Pada dasarnya
permasalahan pengajaran sastra adalah masalah yang sudah dari dulu terjadi.
Suwardi Endraswara (2002: 59) mengungkapkan bahwa problem pengajaran di
sekolah selalu terkait dengan ketersediaan karya sastra, sistem pengajaran,
kurikulum yang kurang memberi ruang terhadap sastra dan kemampuan guru.
Hal-hal inilah yang menyebabkan sempitnya ruang untuk siswa menyalurkan
ekspresi mereka dalam menulis puisi.
Puisi adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia
(Herman J. Waluyo, 2003: 1). Menurut Rakhmat Joko Pradopo (1997:1) banyak
puisi Indonesia modern kian diminati oleh semua lapisan masyarakat Indonesia.
Namun demikian pengajaran menulis puisi dirasa masih rendah.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pengajaran menulis puisi
tersebut. Cara penyajian materi yang tidak tepat sasaran, sarana belajar yang
kurang mendukung, kurangnya contoh puisi, kurangnya media yang digunakan
untuk mendukung materi tersebut, dan guru yang terkesan kurang memahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
akan puisi merupakan faktor kendala yang cukup dominan dalam pembelajaran
sastra khususnya puisi.
Seharusnya pembelajaran sastra dilakukan dengan sekreatif mungkin.
Pembelajaran sastra yang bersifat konvensional segera ditinggalkan. Ditinjau dari
segi media yang digunakan untuk mendukung siswa dalam menulis puisi,
hendaknya guru memilih media yang menyebabkan siswa merasa antusias untuk
menulis puisi.
Banyak siswa mengalami kegagalan dalam menulis puisi. Indikator
tersebut di antaranya ialah siswa kurang tertarik akan materi puisi yang diberikan
oleh guru. Siswa kurang antusias dalam menulis puisi karena keterbatasan media
dan keterbatasan informasi yang mereka miliki tentang hal-hal yang diperlukan
untuk menulis puisi. Siswa cenderung menulis puisi yang singkat tanpa
mengindahkan unsur-unsur yang seharusnya ada dalam sebuah puisi.
Prosedur pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu guru hanya
mengajarkan teori pada satu jam pelajaran atau dalam dua jam pelajaran. Pada
umumnya setelah guru menerangkan teori guru langsung menyuruh siswa menulis
puisi. Selanjutnya puisi yang telah ditulis oleh siswa dikumpulkan dan tidak
dibahas kembali.
Dari prosedur ini, tampak bahwa siswa hanya diberi kesempatan untuk
menulis tanpa adanya media yang digunakan untuk memudahkan siswa untuk
menulis puisi. Hal inilah yang menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap
puisi.
Pada prinsipnya pembelajaran sastra yang dilaksanakan dengan baik
niscaya akan memberikan kontribusi yang bermakna bagi proses pendidikan
dalam keseluruhannya (Riris K. Toha Sarumpaet, 2002: 45). Selanjutnya Riris K.
Toha Sarumpaet (2002: 46) juga menjelaskan bahwa pembelajaran sastra yang
baik harus memenuhi dua syarat, yaitu dilaksanakan dengan kreatif dan bahan-
bahan yang diberikan hendaknya karya-karya yang dipradugakan dapat membuat
siswa menjadi lebih kritis.
Salah satu upaya yang dapat diusahakan guru agar dapat meningkatkan
minat siswa untuk menulis puisi adalah dengan variasi media dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembelajaran. Media pembelajaran yang dirasa cukup efektif menurut peneliti
adalah dengan media lagu. Media ini digunakan untuk membantu siswa agar
mereka lebih mudah untuk menulis puisi.
Selain dengan variasi media, hal lain yang berpengaruh terhadap
pembelajaran menulis puisi adalah pemahaman bahasa figuratif. Peningkatan
kemampuan menulis puisi dengan media lagu mustahil dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya pemahaman bahasa figuratif yang cukup. Seorang siswa
tentu akan lebih mudah dalam menulis puisi jika memiliki pemahaman bahasa
figuratif yang baik. Banyak kata kreasi dan figuratif yang dapat digunakan untuk
mendukung kesempurnaan puisi yang mereka buat. Walaupun demikian, memang
pemahaman bahasa figuratif ini bersifat atributif yang setiap anak memiliki
tingkatan yang berbeda.
Materi ini sangat menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut. Selain
untuk mengetahui pengaruh media lagu dan pemahaman bahasa figuratif dalam
pembelajaran menulis puisi juga dapat digunakan untuk alternatif media dalam
membelajarkan puisi. Sebagai pembanding atau kelas kontrol adalah dengan
menggunakan media gambar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan bagi guru maupun pihak yang terkait. Untuk itu diperlukan pengujian
terhadap kedua variabel tersebut. Oleh karena itu penelitian ini diberi judul
Pengaruh Media Pembelajaran Lagu terhadap Kemampuan Menulis Puisi
Ditinjau dari Pemahaman Bahasa Figuratif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti
dapat mengidentifikasikan berbagai masalah dalam pembelajaran menulis puisi,
yaitu:
1. Kurikulum yang tidak memberikan ruang dalam pembelajaran menulis puisi.
2. Rendahnya minat siswa terhadap karya sastra.
3. Ketersediaan bahan pembelajaran (puisi).
4. Keterbatasan media dalam membelajarkan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
5. Kemampuan guru dalam membelajarkan puisi yang masih rendah.
6. Pemahaman bahasa figuratif siswa yang masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu kompleksnya permasalahan dan upaya dalam meraih
keberhasilan dalam membelajarkan sastra khususnya dalam pembelajaran menulis
puisi, tidaklah mungkin penelitian ini mampu menjawab permasalahan yang ada.
Keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya juga menjadi penyebab tidak mungkinnya
memecahkan seluruh masalah yang ada. Oleh karena itu, peneliti membatasi
penelitian ini dengan permasalahan pada variasi media dan pemahaman bahasa
figuratif saja. Penelitian ini berfokus pada pengaruh media lagu dan pemahaman
bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi siswa. Adapun kelompok
kontrolnya adalah media gambar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah
yang telah dijabarkan di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media lagu dengan siswa yang diajar dengan media gambar?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki
pemahaman bahasa figuratif tinggi dengan siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa
figuratif terhadap kemampuan menulis puisi?
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Ada tidaknya perbedaan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan
media lagu dengan siswa yang diajar dengan media gambar.
2. Ada tidaknya perbedaan kemampuan kemampuan menulis puisi siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dengan siswa yang memiliki
pemahaman bahasa figuratif rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Ada tidaknya interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa
figuratif terhadap kemampuan menulis puisi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan,
khususnya dalam hal pengajaran menulis puisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan
pertimbangan dalam menyusun tindakan atau kebijakan sekolah terkait dengan
sistem pembelajaran.
b. Bagi Guru
Selain bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi bagi guru, yaitu dapat memberikan salah satu alternatif pemecahan
masalah dengan menerapkan media yang tepat dalam pembelajaran sastra,
khususnya puisi. Selanjutnya, penelitian juga dapat diharapkan dapat memberikan
wawasan tentang variasi media pembelajaran yang tepat.
c. Bagi Siswa
Siswa dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan yang dimiliki untuk
menulis puisi sehingga tumbuh motivasi untuk belajar dan menuangkan gagasan
yang kreatif. Siswa juga dapat meningkatkan minatnya terhadap pembelajaran
sastra khususnya menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG
RELEVAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Kemampuan Menulis Puisi
a. Hakikat Menulis
Bahasa memegang kemampuan yang penting dalam komunikasi. Dewasa
ini kegiatan komunikasi tidak hanya dilakukan dengan cara lisan, akan tetapi
sudah meluas pada kegiatan tulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
sudah menjadi budaya bagi kehidupan masyarakat modern saat ini. Hampir dapat
dikatakan tidak ada kegiatan tanpa kegiatan menulis.
merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa
paling akhir dikuasai pelajar setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
Menulis merupakan aktivitas berbahasa yang paling ekspresif,
produktif, dan kreatif, oleh karena itu mensyaratkan sesuatu yang lebih kompleks
daripada membaca (Yant Mujiyanto, dkk., 2000: 64). Pendapat lain menyatakan
bahwa menulis merupakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam lambang-
lambang bentuk bahasa (Attar Semi, 1990: 8).
Dalam sebuah tulisan terkandung ide sang penulis untuk disampaikan
kepada orang lain. Dalam menyampaikan idenya penulis harus mampu mencari
kata-kata yang mudah untuk dipahami oleh para pembaca, sehingga pengetahuan
penulis dapat dipahami oleh para pembaca. Agar tulisan teersebut dapat dipahami
oleh pembaca, penulis perlu memperhatikan keefektifan strukturnya. Tulisan yang
efektif harus mengandung unsur-unsur: singkat, jelas, aliran logika lancar, serta
koheren. Artinya dalam tulisan tidak perlu menambahkan hal-hal di luar isi pokok
tulisan, tidak mengulang apa yang sudah dijelaskan, tidak mengandung arti yang
ambigu, dan paparan ide pokok didukung oleh penjelasan dan simpulan.
Widyamartaya (1990: 9) berpendapat bahwa mengarang adalah kegiatan
yang kompleks. Mengarang dapat kita pahami sebagai keseluruhan rangkaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksudkan oleh pengarang.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah kegiatan menuangkan gagasan dan pengalaman dari penulis.
Seseorang yang ingin menuangkan gagasannya dalam menulis harus
memperhatikan kaidah-kaidah dalam penulisan yang kompleks. Karena
kompleksnya kecakapan yang harus dimiliki maka menulis bukanlah hal yang
mudah. Akan tetapi, keterampilan menulis dapat dimiliki oleh orang yang mau
belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh.
b. Puisi
1) Pengertian Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang paling tua. Menurut Herman J.
Waluyo (2003: 1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imajinatif).
James Smith dalam Furman (2007: 1) mengatakan bahwa:
experience of the individual, and presents it in a
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa puisi adalah sebuah
penyaringan atau intisari dari sesuatu. Puisi merupakan sebuah pengalaman
subjektif dari seorang individu dan mempersembahkannya ke dalam sebuah cara
penggeneralan metafor. Dengan kata lain, puisi merupakan sebuah karya subjektif
berdasarkan pengalaman seorang individu yang disajikan dengan bahasa
kiasan/metafora)
Rakhmat Djoko Pradopo (1997: 7) menyatakan bahwa puisi merupakan
pengekspresian pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Beliau menyimpulkan bahwa
ada tiga unsur yang pokok dalam puisi yaitu pertama, hal yang meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pemikiran, ide, dan emosi. Kedua, bentuknya dan ketiga kesannya. Semua itu
terungkap dengan media bahasa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah perwujudan
perasaan, pemikiran, ide, dan emosi dengan media bahasa yang dipadatkan dan
penulisannya dengan menggunakan bahasa kiasan.
2) Struktur Fisik Puisi
Menurut Herman J. Waluyo (2003: 71-100) ada enam struktur fisik dari
puisi yaitu diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figuratif (majas),
versifikasi, dan tata wajah puisi. Secara singkatnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Penulisan puisi harus memperhatikan kata-kata
yang digunakannya. Kata-kata yang dipilih penyair dipertimbangkan
benar-benar dari berbagai aspek dan efek pengucapannya. Kata-kata yang
digunakan sangat khas dan bukan kata-kata keseharian atau yang dipakai
dalam prosa. Seluruh kata mengandung makna dan terasa gelap. Akan
tetapi, kata tersebut penuh makna yang bersifat ambigu
b) Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti pendengaran, penglihatan,
dan perasaan. Pengimajinasian ditandai dengan penggunaan kata yang
konkret dan khas.
c) Kata konkret
Agar pembaca dapat berimajinasi, maka kata-kata yang yang digunakan
dalam pembuatan puisi harus diperkonkret, maksudnya kata-kata itu dapat
menyaran kepada arti yang menyeluruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
d) Majas (Bahasa figuratif)
Bahasa figuratif adalah bahasa yang yang digunakan penyair agar
menimbulkan makna kias sehingga menghasilkan makna imajinatif dan
menjadikan puisi lebih nikmat dibaca.
e) Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi, sehingga menjadikan puisi
enak untuk dibaca. Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga
berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat.
Sedangkan metrum adalah pengulangan tekanan kata yang tetap dan
bersifat statis.
f) Tata wajah puisi (Tipografi)
Tata wajah atau tipografi merupakan unsur pembeda penting dengan genre
sastra yang lain. Tipografi puisi merupakan cara penyajian penyair di
dalam mengungkapkan perasaannya pada sebuah puisi.
3) Struktur Batin Puisi
Menurut I.A. Richards (dalam Herman J. Waluyo, 2003: 106)
menyebutkan makna atau struktur batin puisi dengan hakikat puisi. Herman J.
Waluyo (2003: 106-133) menyebutkan ada empat unsur hakikat puisi yaitu tema,
perasaan, nada dan suasana, dan amanat. Lebih jelasnya sebagai berikut
a) Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema puisi
harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang
terimajinasikan. Tema harus bersifat khusus, objektif, dan lugas.
b) Perasaan
Dalam pembuatan puisi, perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus
dapat dihayati oleh pembaca. Perasaan antara penyair yang satu dengan
penyair yang lain biasanya berbeda walaupun penyair-penyair tersebut
membuat puisi dengan tema yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Nada dan Suasana
Nada puisi adalah sikap penyair kepada pembaca. Sikap ini bisa
menggurui, menasihati, mengejek, atau menyindir. Sedangkan suasana
adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi.
d) Amanat
Amanat adalah pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap oleh
pembaca. Amanat menjadi sesuatu yang dapat dipetik hikmahnya dari isi
puisi tersebut. Amanat ini biasanya merupakan hal yang ingin disampaikan
atau yang dikehendaki oleh penyairnya. Latar belakang dan pengalaman
pembaca sangat menentukan di dalam menemukan amanat yang ada dalam
puisi.
Dari sekian pendapat berbagai pakar di atas dapat disintesiskan teori
tentang kemampuan menulis puisi. Kemampuan menulis puisi adalah kemampuan
seseorang di dalam usaha untuk mewujudkan perasaan, pemikiran, ide, dan emosi
dengan media bahasa yang dipadatkan dan dengan menggunakan bahasa kiasan.
2. Hakikat Media Pembelajaran
a. Hakikat Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Arief Sadiman,
dkk., 1993: 6).
Romisszowski dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 12) memberi
batasan kepada media sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber
pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam
proses belajar mengajar penerima pesan itu adalah siswa. Pesan yang diterima
oleh siswa itu berasal dari guru. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan
siswa melalui indra mereka. Disebut sebagai media pembelajaran apabila media
tersebut mengandung maksud pengajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dari informan kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, pesan yang
disampaikan itu adalah isi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswanya.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar. Kehadiran media dirasakan banyak manfaatnya untuk proses
belajar mengajar. Media dapat digunakan sebagai alat perantara untuk
menjelaskan materi-materi yang semula dianggap rumit. Dengan media materi-
materi yang dianggap rumit bisa menjadi mudah.
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2006: 15) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad (2006: 24-25) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran;
3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan
guru tidak kehabisan tenaga, apabila kalau guru mengajar pada setiap jam
pelajaran;
4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Levie dan Lentz dalam Azhar Arsyad (2006: 16-17) membagi empat fungsi
media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:
1) fungsi Atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual
yang ditampilkan/menyertai teks materi pelajaran;
2) fungsi Afektif, yaitu media visual dapat memengaruhi tingkat motivasi siswa
ketika belajar membaca teks bergambar. Dari gambar visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa terkait masalah yang aktual misalnya
yang menyangkut masalah ekonomi, politik, dan budaya;
3) fungsi Kognitif, yaitu dengan media visual dapat memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar;
4) fungsi Kompensatoris, yaitu media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dalam teks. Diharapkan dengan
gambar akan membantu menginformasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.
c. Prinsip-Prinsip Pemilihan Suatu Media
Dalam memilih suatu media yang akan kita gunakan perlu di perhatikan
prinsip-prinsip pemilihan medianya. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar
Permana (2001: 156) prinsip-prinsip pemilihan suatu media ada lima yaitu
1) Harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan yang akan
disampaikan
2) Harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik
3) Harus disesuaikan dengan kemampuan guru baik dalam pengadaanya
maupun penggunaannya
4) Harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau waktu, tempat, dan situasi
yang tepat
5) Harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
d. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Keberhasilan suatu pembelajaran banyak ditopang dari media apa yang
digunakan oleh guru dalam mengajar. Bretz dan Briggs dalam Basuki Wibawa
dan Farida Mukti (2001: 33-73) telah melakukan pengklasifikasian media dengan
kelebihan dan kekurangan yang mengiringinya. Pengklasifikasian jenis media di
antaranya: media audio, media visual, dan media audio visual.
1) Media Audio
Media audio merupakan media yang berisi suara saja, sehingga untuk
memanfaatkannya sebagai media dalam pembelajaran guru harus
memperhatikan aspek kemampuan menyimak yang dimiliki oleh siswa.
Contoh: radio, tape recorder, dan kaset rekam.
Fungsi media audio untuk menyampaikan pesan audio dari pesan ke
penerima pesan. Pesan yang dituangkan dalam lambang-lambang auditif
verbal, nonverbal maupun kombinasinya. Media audio berkaitan erat dengan
indra pendengaran.
Kelebihan media audio:
a) materi pembelajaran sudah tetap, dan dapat dipersiapkan sebelumnya;
b) perantara yang digunakan sangat murah dibandingkan dengan media
lain;
c) memungkinkan siswa untuk belajar mandiri, sesuai dengan tingkat
pemahaman masing-masing;
d) suasana dan perilaku siswa dapat dipengaruhi melalui penggunaan
musik, latar, efek suara yang lain.
Kelemahan media audio:
e) stimulus secara visual/suara saja dalam waktu yang cukup lama dapat
menimbulkan kebosanan pada siswa;
f) media ini cenderung tidak dapat diperbaharui. Perbaikan biasanya
berarti pembuatan rekaman ulang yang memerlukan waktu yang cukup
lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Media Visual
Media visual adalah media yang berupa gambar-gambar tanpa disertai
suara. Media ini biasanya digunakan untuk mengajarkan mengenai
kemampuan membaca dan menulis siswa. Media visual dibedakan menjadi
dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Contoh media visual
adalah foto, gambar, ilustrasi, gambar pilihan, potongan gambar,
transparansi, proyektor dan gambar kartun, dll.
Media visual mempunyai fungsi dalam proses belajar mengajar yaitu
untuk mengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak,
membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak
atau peristiwa yang tidak dapat dihadirkan di dalam kelas, mengembangkan
kreativitas siswa.
Kelebihan penggunaan media visual:
a) dapat menarik minat dan perhatian siswa untuk mengikuti
pembelajaran;
b) membantu siswa untuk memahami dan mengingat informasi bahan-
bahan verbal yang menyertainya;
c) dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis siswa;
d) memberi peluang kepada guru untuk bertatap muka dengan siswanya;
e) dapat meningkatkan kreativitas guru untuk menyiapkan materi yang
diwujudkan dalam bentuk gambar.
Kelemahan media visual:
a) semata-mata hanya medium visual;
b) ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam
kelompok besar;
c) memerlukan ketersedian sumber, keterampilan dan kejelian guru untuk
memanfaatkannya.
3) Media Audio Visual
Media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar (tampak-dengar).
Media ini biasanya berupa rekaman gambar yang disertai suara yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menjelaskan mengenai gambar yang disajikan. Contoh VCD, pita suara, film
bingkai, dll.
Kelebihan media audio visual:
a) mampu menampilkan gambar, suara, dan gerak sekaligus;
b) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu;
c) menghindari pembelajaran yang verbalistik.
Kelemahan media audio visual:
a) sulit untuk direvisi;
b) biayanya relatif mahal;
c) memerlukan keahlian khusus.
e. Hakikat Media Lagu
1) Pengertian Lagu
Musik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan lagu. Musik
adalah rangkaian nada yang digunakan untuk mengiringi sebuah lagu yang pada
akhirnya menghasilkan harmoni antara musik dan lagunya. Jadi tanpa iringan
musik, lagu belum bermakna lagu, artinya masih dalam bentuk syair atau teks
saja.
Pada dasarnya kata syair berasal dari kata Arab atau yang
berarti syair atau puisi. Dalam sebuah lagu mengandung sebuah kenikmatan
estetik. Kenikmatan estetik dalam bahasa adalah perasaan senang yang
ditimbulkan oleh pemakaian bahasa yang indah, halus, melodius yang
mencerminkan selera dan cita rasa artistik pengarang atau penyairnya yang tinggi
(Marwoto dan Yant Mujiyanto, 1998: 141)
Lagu merupakan gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi,
dan hubungan temporal (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan
gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung
irama). Dengan ragam atau nada atau suara yang berirama disebut juga dengan
lagu. Lagu dapat dinyanyikan secara solo, berdua (duet), bertiga (trio), atau
beramai-ramai (koir). Perkataan dalam lagu biasanya berbentuk puisi berirama,
namun ada juga yang bersifat keagamaan atau prosa bebas. Lagu dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dikategorikan pada banyak jenis bergantung pada ukuran yang digunakan ( dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/lagu, diunduh tanggal 28 November 2010)
Terkait dengan gaya bahasa, penyair atau pengarang lagu harus memilih
gaya bahasa yang tepat sesuai dengan tema lagu dan sesuai dengan jiwa
pengarang atau penyairnya. Attar Semi (1993: 107) mengungkapkan bahwa
seorang pencipta lagu dalam menulis lirik lagu mementingkan faktor linguistik
untuk mewujudkan hasil karyanya, antara lain pilihan kata dan gaya bahasa.
Faktor diksi dalam syair lagu merupakan faktor penting karena pemilihan kata
yang tepat dan sesuai dengan musik merupakan daya tarik dari suatu lagu.
Demikian juga dengan gaya bahasa, merupakan faktor yang membentuk suatu
keindahan lagu.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lagu adalah
gubahan nada (biasanya diiringi dengan alat musik) untuk menghasilkan gubahan
musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung irama).
Dalam membuat lirik lagu pengarang atau penyair lagu dipengaruhi oleh diksi dan
gaya bahasa.
2) Lagu sebagai Media Pembelajaran
Salah satu jenis media yang dikemukakan oleh sejumlah ahli adalah
media audio. Media audio adalah media yang dimaksudkan sebagai bahan yang
mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga
terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Lazanov, (dalam Bobbi De Porter, 2006: 73) musik
berpengaruh pada guru dan pelajar. Guru dapat menggunakan musik untuk menata
suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan
belajar. Music membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak.
Di samping itu musik juga mampu merangsang, memanjakan, dan memperkuat
belajar baik secara sadar maupun tidak sadar.
Menurut Oemar Hamalik (1986: 119-120) menyatakan bahwa dengan
menggunakan rekaman lagu dapat: (1) mendorong motivasi belajar siswa, (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
efisiensi dalam pengajaran bahasa, (3) menjadikan pelajaran lebih konkret, media
ini dapat memperdengarkan secara langsung hal-hal, peristiwa-peristiwa yang
baru terjadi, sehingga siswa termotivasi untuk menuangkan idenya dalam bentuk
tulisan, (4) rekaman lagu dapat diulangi berkali-kali, hal ini akan menjadikan
pelajaran menjadi lebih baik, akarena dapat menghilangkan salah tafsir dan
penguasaan bahan akan menjadi lebih mendalam, (5) mendorong berbagai
kegiatan belajar, rekaman lagu memberikan keterangan-keterangan yang nyata.
f. Hakikat Media Gambar
1) Pengertian Media Gambar
Media gambar merupakan media yang tidak diproyeksikan. Media ini
sangat sederhana, karena bersifat perangkat lunak tidak tembus cahaya dan tidak
dapat dipantulkan pada layar. Arief S. Sadiman,dkk., (1986: 29) mengatakan
bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Menurut Azhar
ihak,
Arief S. Sadiman, dkk. (2009: 29) berpendapat bahwa gambar adalah media yang
paling umum dipakai. Dia merupakan media yang umum yang dapat dimengerti
dan dinikmati di mana-mana.
Gerlach dan Elly (dalam Sri Anitah, 2009: 7) mengatakan bahwa gambar
tidak hanya bernilai seribu bahasa, tetapi juga seribu tahun atau seribu mil.
Dengan gambar dapat ditujukan kepada pebelajar suatu tempat, orang, dan segala
sesuatu dari daerah yang jauh dari jangkauan pengalaman pebelajar sendiri. Jadi
pebelajar tidak harus bertemu secara nyata dengan orang, benda, atau
mengunjungi secara langsung tempat yang dimaksud karena dengan gambar
semua akan bisa terlihat.
Dengan penggunaan media gambar maka akan dapat diterjemahkan ide-
ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistis. Hal ini sesuai dengan pendapat
Edgar dale (dalam Sri Anitah, 2009: 8) yang mengatakan bahwa gambar dapat
mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke
taraf yang lebih konkret (pengalaman langsung). Untuk memberikan pengalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
langsung kepada siswa maka penggunaan gambar haruslah disesuaikan dengan
tingkatan, kondisi, dan situasi anak, sehingga pembelajaran dengan menggunakan
media gambar bisa efektif sehingga akan menambah kreatifitas siswa dan
memperkaya pengalaman siswa.
2) Gambar sebagai Media Pembelajaran
Gambar dapat digunakan sebagai salah satu media dalam pembelajaran.
Menurut Arief S. Sadiman, dkk. (1986: 31) gambar yang baik sebagai media
pendidikan adalah gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran.
Oemar Hamalik (1989: 67), berpendapat bahwa criteria-kriteria umum
dalam pemilihan media gambar, yaitu (1) keaslian gambar, (2) kesederhanaan, (3)
bentuk item, (4) perbuatan, (5) fotografi, dan (6) artistik.
Ciri-ciri gambar yang baik menurut Sri Anitah (2009: 9-10) adalah
sebagai berikut:
(1) Cocok dengan tingkatan umur dan kemampuan pebelajar.
(2) Bersahaja, dalam arti tidak terlalu kompleks, karena dengan gambar ini
pebelajar mendapatkan gambaran yang pokok. Kalau gambar
kompleks, perhatian pebelajar terbagi, akibatnya ada sesuatu yang
justru penting tetapi tidak terungkap oleh pebelajar.
(3) Realistis, maksudnya gambar itu seperti gambar yang sesungguhnya
atau sesuai dengan apa yang digambar, sudah tentu perbandingan
ukuran juga harus diperhatikan.
(4) Gambar dapat diperlakukan dengan tangan. Ada yang menganggap
bahwa gambar adalah sesuatu yang suci, tetapi sebagai media
pembelajaran, gambar harus dapat dipegang, diraba oleh pebelajar.
3 Hakikat Pemahaman Bahasa Figuratif
a. Pengertian Bahasa Figuratif
Herman J. Waluyo (dalam Jabrohim,dkk., 2001: 42) menyebut bahasa
figuratif sebagai majas. Hal ini juga berarti sebagai bahasa kiasan. Bahasa
figuratif ini dapat memancarkan banyak makna dan membuat puisi menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
prismatis. Hal ini senada dengan Rakhmat Joko Pradopo (1997: 61-62) yang
mempersamakan bahasa figuratif dengan bahasa kiasan. Bahasa figuratif
dirumuskan sebagai bahasa yang menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian,
menimbulkan kesegaran, hidup dan menimbulkan kejelasan gambaran angan.
Sementara itu, Panuti Sujiman dalam Jabrohim,dkk. (2001:42-43) mendefinisikan
kiasan dalam bukunya Kamus Istilah Sastra, yaitu majas yang mengandung
perbandingan yang tersirat sebagai pengganti kata atau ungkapan lain untuk
melukiskan kesamaan atau kesejajaran makna.
Birte Loenneker-Rodman and Srini Narayanan (2008:1) menyatakan
bahwa
in the case of idioms, metaphor, and some metonymies) as well as evoke
pragmatic factors in interpretation (as in indirect speech acts, humor, irony, or
Artinya bahasa figuratif merupakan pengetahuan kebahasaan (seperti
idioms, metafora, dan metonemia) seperti dalam pragmatik (layaknya kalimat
tidak langsung, humor, ironi). Jadi dari pendapat itu bisa disimpulkan bahwa
bahasa figuratif adalah bahasa yang terkandung di dalam sebuah kata atau kalimat
yang kadang tidak langsung menggunakan kata-kata aslinya.
Kosasih (2008: 208) yang menyebutkan bahwa bahasa figuratif ialah
bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan
yakni pengungkapan makna secara tidak langsung. Hal ini dilatarbelakangi agar
terhindar dari keterbatasan kata-kata denotatif. Selanjutnya pendapat Jabrohim,
dkk. (2001: 42-43) mengatakan bahasa figuratif sebagai salah satu unsur intrinsik
puisi. Jabrohim mendefinisikan bahasa figuratif pada dasarnya merupakan bentuk
penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian
katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu.
b. Jenis-jenis Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif pada dasarnya memiliki banyak jenis, meski demikian
bahasa figuratif memiliki sifat yang umum, yaitu bahasa figuratif tersebut
mempertalikan sesuatu dengan menghubungkannya dengan hal yang lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Alternbernd (dalam Rakhmat Joko Pradopo, 1997: 62). Dengan kata lain, majas
memperbandingkan sesuatu dengan yang lain. Jenis-jenis majas atau bahasa
figuratif menurut Rakhmat Joko Pradopo adalah perbandingan (simile), metafora,
perumpamaan epos (epic simille), personifikasi, metonimi, sinekdok, dan alegori.
Berikutnya, Gorys Keraf (2002: 138-145) membagi bahasa kiasan
menjadi 16, yaitu: simile, metafora, alegori/parabel/fabel, personifikasi, alusi,
eponim, epitet, sinekdok, metonimia, antonomasia, ironi/sinisme/sarkasme, satire,
inuendo, antifrasis, pun atau paronomasia. Pendapat yang lebih lengkap adalah
pendapat yang disampaikan oleh Gorys Keraf. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada penjabaran di bawah ini
1) Persamaan (simile)
Simile adalah perbandingan yang bersifat langsung atau eksplisit. Dalam
majas ini digunakan kata-kata perbandingan seperti, bak, bagaikan, seumpama,
serupa dan lain-lain. Sebagai contoh:
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
(Amir Hamzah)
Apabila simile ini diteruskan atau diperpanjang secara bertutur-turut oleh
Rakhmat Joko pradopo disebut sebagai perumpamaan epos (epic simille)
2) Metafora
Metafora adalah analogi yang membandingkan dua hal secara langsung
namun tanpa menggunakan kata-kata pembanding. Sebagai contoh:
Bumi ini perempuan jalang
(Subagio Sastro Wardoyo)
3) Alegori, parabel, fabel
Alegori adalah cerita kiasan. Nama-nama pelaku bersifat abstrak dan
tujuannya selalu jelas. Alegori biasanya sering dijumpai pada karya-karya
angkatan Pujangga Baru, misal Menuju ke Laut karya Sutan Takdir Alisjahbana.
Parabel adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh biasanya
manusia yang selalu mengandung tema moral. Fabel adalah suatu metafora
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
berbentuk cerita mengenai dunia binatang yang dapat berperilaku selayaknya
manusia.
4) Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-
benda mati seolah-olah memiliki sifat insani. Sebagai contoh: Angin yang
meraung di tengah yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami.
5) Alusi
Alusi adalah acuan yang berusaha menyugestikan kesamaan antara
orang, tempat, atau peristiwa. Sebagai contoh, Bandung adalah Paris Jawa.
6) Eponim
Eponim adalah gaya yang nama seseorang begitu sering dihubungkan
dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Sebagai contoh: Herculles untuk menyatakan kekuatan
7) Epitet
Epitet adalah acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus
dari seseorang atau sesuatu hal. Sebagai contoh; lonceng pagi untuk ayam jantan,
puteri malam untuk bulan.
8) Sinekdoke
Sinekdoke adalah bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto), atau mempergunakan
keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte). Sebagai contoh:
Setiap kepala dikenakan iuran kematian (pars pro toto)
Indonesia telah berhasil merebut juara tinju dunia. (totem pro parte)
9) Metonimia
Metonimia adalah bahasa figuratif yang menggunakan sebuah kata untuk
menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.
Sebagai contoh; pena lebih berbahaya dari pedang, ia membeli sebungkus
Gudang Garam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
10) Antonomasia
Antonomasia adalah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud
sebuah epiteta, menggunakan nama diri, gelar, atau jabatan untuk menggantikan
nama diri. Sebagai contoh; Yang Mulia tak berkenan menghadiri perhelatan itu.
11) Hipalase
Hipalase adalah bahasa figuratif yang menggunakan sebuah kata tertentu
untuk menerangkan sebuah kata yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata
lain. Sebagai contoh; Ia berbaring di atas bantal yang gelisah.
12) Ironi, Sinisme, Sarkasme
Ironi adalah sindiran atau suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu
dengan makna yang berlainan dari kata yang digunakan, misal: Tulisanmu bagus
sekali sehingga sulit kubaca.
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung
ejekan terhadap ketulusan hati, misal Memang Anda adalah orang yang tercantik
sehingga mampu menghancurkan bangunan ini.
Sarkasme adalah suatu acuan yang lebih kasar dari ironi maupun
sarkasme, misal: Mulutmu harimaumu, Aku muak melihat mukamu.
13) Satire
Satire adalah uraian yang harus ditafsirkan lain dari makna
permukaannya, bentuk ini tidak perlu ditafsirkan sebagai ironi, misal Negara kita
memang negara yang sejak dulu memuja kesenangan.
14) Inuendo
Inuendo adalah sindiran untuk mengecilkan kenyataan yang sebenarnya,
misal Ia menjadi jutawan karena sedikit melakukan KKN.
15) Antifrasis
Antifrasis adalah ironi yang menggunakan sebuah kata dengan makna
kebalikannya, misal: Lihatlah sang Raksasa telah tiba. (Cebol).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
16) Pun atau paronomasia
Paronomasia adalah kiasan dengan mempergunakan kemiripan bunyi,
misal Engkau kaya, ya kaya monyet, Tanggal dua gigiku tanggal dua.
Beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahasa figuratif dapat dikatakan
sebagai unsur yang menghidupkan puisi dan membedakan puisi dengan karya
sastra yang lain. Puisi menjadi menarik dikaji juga akibat dari adanya bahasa
figuratif ini. Jadi, pemahaman bahasa figuratif adalah suatu kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk memahami bahasa kiasan dalam sebuah puisi dalam
tujuannya menciptakan efek tertentu dan mengaburkan makna. Pemahaman
bahasa figuratif ditandai dengan kepekaan seseorang di dalam merespons bahasa
figuratif tersebut di dalam sebuah puisi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Rahmawan tahun 2008 dengan judul
Pengaruh Metode Hermeneutik dan Penguasaan Bahasa Figuratif terhadap
Kemampuan Mengapresiasi Puisi. Simpulan penelitian tersebut adalah
terdapatnya pengaruh metode hermenuitik terhadap kemampuan apresiasi
puisi, terdapat pengaruh penguasaan bahasa figuratif terhadap kemampuan
apresiasi puisi, dan terdapat interaksi yang positif antara metode hermenuitik
dan penguasaan bahasa figuratif terhadap kemampuan apresiasi puisi siswa.
Persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama penelitian kuantitatif
eksperimen dan sama-sama menggunakan bahasa figuratif sebagai variabel
bebas dan sama-sama merupakan penelitian eksperimen. Perbedaannya Arief
Rahmawan menggunakan metode hermenuitik sebagai variabel bebas
pertamanya dan pembelajaran apresiasi puisi sebagai variabel terikat,
sedangkan penulis variabel bebas pertamanya menggunakan media lagu dan
pembelajaran menulis puisi sebagai variabel terikat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Daryati tahun 2010 dengan judul Hubungan
antara Kemampuan Memahami Bahasa Figuratif dan Motivasi Belajar Puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dengan Kemampuan Apresiasi Puisi. Simpulan penelitian ini adalah ada
hubungan positif antara kemampuan memahami bahasa figuratif dengan
kemampuan apresiasi puisi, ada hubungan positif antara motivasi belajar puisi
dengan kemampuan apresiasi puisi, dan ada hubungan positif antara
kemampuan memahami bahasa figuratif dan motivasi belajar puisi secara
bersama-sama dengan kemampuan apresiasi puisi. Persamaan dengan
penelitian penulis adalah sama-sama menggunakan bahasa figuratif sebagai
variabel bebasnya. Perbedaannya Daryati menggunakan motivasi belajar puisi
sebagai variabel bebas pertamanya dan pembelajaran apresiasi puisi sebagai
variabel terikat, sedangkan penulis variabel bebas pertamanya menggunakan
media lagu dan pembelajaran menulis puisi sebagai variabel terikatnya. Selain
itu penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi.
C. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Diajar dengan
Media Lagu dan Siswa yang Diajar dengan Media Gambar.
Pembelajaran menulis puisi saat ini cenderung rendah dari segi kualitas.
Berbagai faktor kendala selalu melingkupi kegiatan pembelajaran ini. Salah
satunya adalah kurangnya variasi media. Pada umumnya guru tidak menggunakan
media pada proses pembelajaran menulis puisi. Pada pembelajaran menulis puisi
siswa hanya diperkenalkan dengan berbagai unsur pembangun puisi. Biasanya
apabila guru menggunakan media, guru menggunakan media gambar diam yang
ditempel di papan tulis, selanjutnya siswa disuruh menulis puisi dari gambar yang
ditempel. Siswa langsung menulis tanpa ada bantuan untuk mencari kata-kata
untuk menyusun sebuah puisi.
Salah satu media yang dapat diterapkan di dalam membelajarkan
menulis puisi adalah media lagu. Media ini dapat digunakan untuk menulis puisi
karena mempermudah siswa untuk menulis karena di sebuah lagu yang
diperdengarkan oleh guru sudah terdapat kata-kata penyusun larik lagu tersebut,
sehingga siswa lebih mudah untuk menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Berdasarkan kajian teori, dapat ditarik simpulan bahwa siswa yang
diajar dengan media lagu memiliki kemampuan menulis puisi yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan media gambar.
2. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi dan Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran menulis
puisi adalah pemahaman bahasa figuratif siswa. Kemampuan ini selalu melekat
pada diri siswa. Pemahaman bahasa figuratif adalah pemahaman terhadap bahasa
kias yang ada di dalam puisi. Pemahaman bahasa figuratif ini akan berpengaruh
terhadap upaya siswa di dalam menuangkan kata-kata untuk menulis sebuah puisi.
Pemahaman bahasa figuratif menjadi modal seseorang untuk dapat
menulis sebuah puisi. Hal ini didasarkan bahwa kedua hal tersebut saling terkait
dan memiliki hubungan berbanding lurus. Jika siswa memiliki pemahaman bahasa
figuratif yang tinggi, dapat diasumsikan bahwa ia akan memiliki kemampuan
menulis puisi yang baik pula. Sebaliknya, siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif rendah tentu kemampuan menulis puisinya juga rendah.
3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Penguasaan Bahasa
Figuratif terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi.
Kemampuan menulis puisi siswa dipengaruhi oleh media pembelajaran
dan pemahaman bahasa figuratif. Pada kelompok eksperimen, proses
pembelajaran puisi diberi perlakuan dengan media pembelajaran lagu. Di dalam
kelas ini terdapat dua kelompok siswa, yaitu siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi akan memiliki kemampuan menulis puisi yang tinggi pula.
Demikian sebaliknya, siswa dengan pemahaman bahasa figuratif rendah tentu
akan memiliki kemampuan menulis puisi yang rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Selanjutnya pada kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan media
pembelajaran lagu, juga terdapat dua kelompok. Siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif tinggi, kemampuan menulis akan tinggi. Selanjutnya, pada siswa
yang mempunyai pemahaman bahasa figuratif rendah akan memiliki kemampuan
menulis puisi yang rendah pula.
Simpulan kerangka berpikir ini adalah terdapat interaksi antara media
pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis
puisi. Kelas dengan perlakuan media lagu dan siswa memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi, memiliki kemampuan menulis puisi paling tinggi.
D. Hipotesis Penelitian
Berlandaskan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah dijabarkan
di atas, dapat diajukan hipotesis, sebagai berikut:
1. Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu lebih baik
dari pada siswa yang diajar dengan media gambar.
2. Kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
rendah.
3. Ada interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif
terhadap kemampuan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di SMA N 1 Gemolong, Sragen yang
beralamatkan di Jalan Citrosancakan, Gemolong, Sragen. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan Mei 2011. Adapun
perincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Waktu/jenis
kegiatan
Nov. `10 Des. `10 Jan. `11 Feb. `11 Mar. `11 Apr.
`11
Mei
`11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Persiapan survei
awal dan
penyusunan
proposal
Penyusunan
instrumen
Pengumpulan
data dan
pemberian
perlakuan
Analisis data
Penyusunan
laporan
Ujian
pendadaran
Revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi yang melibatkan
dua variabel, yaitu 2 variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas
yang dimaksud adalah:
1. Media pembelajaran dikategorikan menjadi media lagu dan media gambar
2. Pemahaman bahasa figuratif yang dikategorikan menjadi dua, pemahaman
bahasa figuratif tinggi dan pemahaman bahasa figuratif rendah.
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis
puisi oleh siswa yang diukur setelah perlakuan diberikan. Perlakuan tersebut tidak
lain adalah kedua media dalam variabel bebas yang telah dijabarkan di atas.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah desain faktorial 2x2 dengan teknik postes
only nonequivalent control group design. Desain faktorial yang digunakan tampak
pada tabel berikut
Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2
B
A Media pembelajaran
A1
Lagu
A2
Gambar
Pemahaman
bahasa
figuratif
B1
Tinggi
A1B1
A2B1
B2
Rendah
A1B2
A2B2
Sampel penelitian ini ada dua kelompok. Kelompok tersebut adalah
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen penelitian
ini akan diberi perlakuan dengan media lagu dan kelompok kontrol dalam
penelitian ini adalah media gambar. Setiap kelompok terdiri atas dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
subkelompok, yaitu subkelompok siswa yang pemahaman bahasa figuratifnya
tinggi dan subkelompok siswa yang pemahaman bahasa figuratifnya rendah.
Penerapan media lagu pada penelitian ini disebut variabel bebas A1 dan media
gambar disebut variabel bebas A2. Variabel bebas sekundernya adalah dua
kategori pemahaman bahasa figuratif yaitu pemahaman bahasa figuratif tinggi
(B1) dan pemahaman bahasa figuratif rendah (B2).
D. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pengaruh media
pembelajaran lagu terhadap kemampuan menulis puisi secara keseluruhan
maupun secara kelompok yang diitinjau dari tingkat pemahaman bahasa
figuratifnya. Dalam penelitian ini, tingkat pemahaman bahasa figuratif dibedakan
atas kelompok siswa yang pemahaman bahasa figuratifnya tinggi dan siswa yang
pemahaman bahasa figuratifnya rendah. Metode yang diterapkan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen.
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 10 SMA Negeri
Gemolong tahun ajaran 2010/2011. Adapun sampel penelitian ini terdiri dari dua
kelas, satu kelas sebagai kelompok kontrol yaitu 10 B dan satu kelas sebagai
kelompok eksperimen yaitu kelas 10 E.
Pengambilan sampel ini dengan menggunakan teknik Cluster Random
Sampling sehingga langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut: (1)
Secara acak ditentukan dua kelas yang akan dijadikan sampel, (2) Kedua kelas
tersebut diacak lagi kelas mana yang ditunjuk untuk diberi perlakuan media lagu
dan media gambar. Dengan teknik sampling ini, diperoleh dua kelas sampel di
atas. Hal ini dilakukan untuk menjaga objektivitas penelitian dan menjauhkan
maksud-maksud tertentu dalam pemilihan sampel yang dilakukan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil adalah data pada materi menulis puisi. Teknik
pengumpulan data melalui beberapa tahap rencana program pembelajaran
penelitian. Langkah-langkah kerjanya berupa awal pertemuan untuk pembekalan
materi secara umum, yaitu tentang puisi dan menulis puisi. Pada pertemuan
berikutnya, siswa sudah mulai praktik menulis puisi, baik kelas kontrol
(kelompok kelas yang diberi perlakuan dengan media gambar maupun kelas
eksperimen (kelompok kelas yang diberi dengan media lagu). Pada saat
perlakukan penelitian, peneliti bertindak sebagai pemantau pelaksanaan
perlakukan baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Teknik yang
dipakai untuk mengumpulkan data adalah dengan tes.
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu kemampuan
menulis puisi. Adapun variabel bebasnya adalah media pembelajaran lagu untuk
kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan media gambar.
Variabel atributif yaitu pemahaman bahasa figuratif.
1. Instrumen Kemampuan Menulis Puisi
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan menulis puisi
siswa adalah tes psikomotorik. Uji validitas data yang digunakan adalah uji
validitas konseptual, yaitu mengacu pada isi (content validity). Validitasnya
tercermin pada indikator-indikator yang hendak diukur yang selanjutnya
dikonsultasikan dengan beberapa ahli di bidang bahasa tentang instrumen yang
telah dibuat. Setelah dikonsultasikan, akan diperoleh sebuah instrumen yang valid
dan layak pakai. Konsultan yang dipilih oleh peneliti dengan kedua pembimbing
skripsi dan guru Bahasa Indonesia SMA Negeri Gemolong, yaitu Arief
Rahmawan, S. Pd.
Sebagaimana uji validitas di atas, uji reliabilitas data yang digunakan
dalam kemampuan menulis puisi adalah uji reliabilitas bentuk tes untuk
kemampuan psikomotorik yaitu dengan skala rating. Teknik yang digunakan
dalam uji reliabilitas ini adalah hasil menulis puisi siswa dinilai lebih dari satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
orang lalu dikorelasikan dengan aspek yang dinilai. Hal ini dilakukan untuk
menghindari subjektivitas penilai.
Langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. membuat tabel hasil rating dari jumlah penilai terhadap aspek yang dinilai
dalam tes kemampuan menulis puisi,
b. menentukan jumlah kuadrat total (JKT)
JKT =
c. menentukan jumlah kuadrat antarraters (JKt)
JKt =
) )( (
) ( ) ( ) ( ) ( 2 2
3 2
2 2
1
aspek raters
xt
aspek
xt xt xt
d. menentukan jumlah kuadrat antarsubyek (JKs)
JKs=
) )( (
) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 2
5 2
4 2
3 2
2 2
1
aspek raters
xt
raters
xs xs xs xs xs
e. menentukan jumlah kuadrat antarresidu (JKts).
JKts = JKT JKt - JKs
f. membuat tabel ringkasan antara guna perhitungan reliabilitas rating tes
kemampuan menulis puisi, sebagai berikut:
Tabel 3. Ringkasan Anava
Variasi JK Db MK
Total JKT dbT -
Raters JKt dbt -
Subjek JKs dbs JKs
dbs
Residu JKts dbts JKts
dbts
g. menentukan koefisien reliabilitas seorang raters
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
h. menentukan koefisien reliabilitas rata-rata rating dari k raters
2. Instrumen Pemahaman Bahasa Figuratif
Instrumen ini digunakan untuk mengelompokkan siswa di dalam
kelasnya. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
bahasa figuratif siswa yaitu teknik tes pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban
yaitu A, B, C, D dan E. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item,
yaitu menggunakan korelasi point biserial dengan rumus:
rpbi(i) =
i
i
t q
p
S
Xt X 1
rpb(i) : koefisien korelasi point biserial.
: rerata skor subjek yang menjawab betul bagi butir yang dicari
validitasnya.
t X : rerata skor total
St : standar deviasi skor total.
pi : proporsi siswa yang menjawab benar (banyaknya siswa yang
menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa)
qi : proporsi siswa yang menjawab salah (banyaknya siswa yang
menjawab salah dibagi jumlah seluruh siswa).
(Suharsimi Arikunto, 2002: 79)
Selanjutnya, uji reliabilitas data yang digunakan dalam instrumen
penguasaan bahasa figuratif adalah rumus KR-20 yaitu sebagai berikut :
rii =
) 1 (
1 2 St
piqi
k
k
rii : reliabilitas tes secara keseluruhan
pi : proporsi subjek yang menjawab benar
qi : proporsi subjek yang menjawab dengan salah
iX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pi qi : jumlah hasil perkalian antara pi dan qi
k : banyaknya item yang valid
St 2 : varians total
Kriteria :
0,00 < rii< 0,20 : reliabilitas sangat rendah.
0,20 < rii < 0,40 : reliabilitas rendah.
0,40 < rii < 0,60 : reliabilitas cukup.
0,60 < rii < 0,80 : reliabilitas tinggi.
0,80 < rii < 1,00 : reliabilitas sangat tinggi.
(Suharsimi Arikunto, 2002: 100-101)
H. Hasil Uji Instrumen
1. Instrumen Tes Menulis Puisi
Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam subbab sebelumnya bahwa
instrumen menulis puisi menggunakan Instrumen yang digunakan tes
psikomotorik. Tes psikomotor ini berupa seperangkat alat ukur yang terdiri
beberapa soal uraian. Dari soal uraian ini akan dapat dilihat tingkat kemampuan
menulis siswa.
Sebelum penelitian dilakukan, telah disediakan soal sebagaimana pada
lampiran 5. Setelah dilakukan validasi dengan validasi konseptual, yaitu dengan
sintesis teori dan dikonsultasikan dengan Konsultan. Konsultan yang dipilih oleh
peneliti, ialah kedua pembimbing skripsi dan guru Bahasa Indonesia SMA Negeri
1 Gemolong, yaitu Arief Rahmawan, S. Pd. Guru tersebut adalah guru yang
mengajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tahap selanjutnya adalah uji
coba instrumen. Pengujicobaan dilakukan di kelas 11 IPS 2. Pengujicobaan ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan/reliabilitas instrumen. Adapun
teknik yang digunakan adalah dengan skala rating. Hasilnya dari soal yang
diberikan semua reliabel. Dari penghitungan dihasilkan Rkk sebesar 0,99. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Reliabilitas sangat tinggi. Penghitungan lebih
lanjut dapat dilihat pada lampiran 5 (halaman 105)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Instrumen Tes Pemahaman Bahasa Figuratif
Instrumen tes pemahaman bahasa figuratif berupa tes pilihan ganda
dengan lima, yaitu A, B, C, D, dan E. Validasi tes ini menggunakan uji validitas
butir, yaitu menggunakan korelasi point biserial. Adapun pengujian reliabilitasnya
menggunakan rumus KR-20. Pada awalnya, sudah disiapkan seperangkat uji
sejumlah 40 soal. Namun setelah diujicobakan pada siswa kelas 10 A diperoleh
soal yang valid sejumlah 29 soal. Adapun soal yang tidak valid adalah nomor 5,
12, 14,15,19,25, 27, 31, 32,34, dan 37. Kemudian, 29 soal tersebut diuji lagi di
tahap kedua dan semua butir soal valid sehingga diperoleh 29 butir untuk
digunakan sebagai alat pengukur penguasaan bahasa figuratif siswa. Sementara
itu, reliabilitas instrumen tersebut dinyatakan sangat tinggi. Seluruh penghitungan
dapat dilihat dalam lampiran 6 (halaman 108).
I. Pelaksanaaan Eksperimen
1. Pengarahan pada guru
Langkah pertama yang diambil sebelum eksperimen dilakukan adalah
memberikan pengarahan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
sampel. Pengarahan ini dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia baik yang bertugas di kelas kontrol maupun di kelas
eksperimen. Hal yang disampaikan dalam pengarahan tersebut ialah hal-hal yang
harus dilakukan oleh guru dalam pengajaran di kelas kontrol maupun di kelas
eksperimen. Tujuan pengarahan ini agar perlakuan di kelas kontrol dan
eksperimen benar-benar sesuai dengan langkah dan prosedur yang telah
ditentukan dan tidak mengurangi tingkat kesahihan penelitian.
2. Materi Eksperimen
a. Pelaksanaan Eksperimen (Media Lagu)
Pelaksanaan eksperimen pada kelas ini dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Penyajian materi tentang hakikat puisi,
2) Guru memutarkan sebuah lagu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3) Selanjutnya, siswa disuruh menulis garis besar dari lagu itu dan memilih
kata-kata yang tepat atau yang mengandung nilai keindahan dari lagu
tersebut
b. Pelaksanaan Eksperimen di Kelas Kontrol (Media Gambar)
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Penyajian materi tentang hakikat puisi,
2) Guru memasang sebuah gambar
3) Siswa disuruh menulis puisi berdasarkan gambar yang telah ditempel oleh
guru.
3. Langkah-Langkah
a. Eksperimen (Media Lagu)
Langkah-langkah pengajaranya adalah sebagai berikut:
1) Penyajian materi tentang hakikat puisi,
2) Guru memutarkan sebuah lagu
3) Selanjutnya, siswa disuruh menulis garis besar dari lagu itu dan memilih
kata-kata yang tepat atau yang mengandung nilai keindahan dari lagu
tersebut
4) Siswa disuruh menulis puisi berdasarkan hal-hal yang telah ditulisnya itu.
Guru hanya berperan sebagai motivator, fasilitator dan organisator selama
proses pembelajaran.
b. Kontrol (Media Gambar)
Langkah-langkah pengajarannya adalah sebagai berikut:
1) Penyajian materi tentang hakikat puisi,
2) Guru memasang sebuah gambar
3) Siswa disuruh menulis puisi berdasarkan gambar yang telah ditempel oleh
guru.
4) Siswa disuruh menulis puisi berdasarkan hal-hal yang telah ditulisnya itu.
Guru hanya berperan sebagai motivator, fasilitator dan organisator selama
proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
J. Validitas Perlakuan
Validitas perlakukan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah;
validitas internal dan validitas eksternal (Sumanto, 1995: 116). Kedua validitas ini
digunakan untuk menjaga kesahihan penelitian. Validitas internal dilakukan
dengan mengontrol beberapa variabel ekstra, yaitu; (1) mencegah kejadian khusus
yang dapat mempengaruhi subjek selama perlakuan; (2) menghindarkan
kehilangan subjek dalam perlakuan; (3) memperketat administrasi tes; (4)
mencegah timbulnya kejadian-kejadian tertentu; (5) mencegah instrumen yang
tidak reliabel
Validitas eksternal ditempuh dengan melakukan kontrol terhadap sampel
sesuai karakteristik populasi dan menetapkan kelas perlakuan secara acak. Selain
itu, dilakukan juga kontrol dengan tidak memberitahu siswa bahwa mereka sedang
menjadi objek penelitian, serta mempertahankan suasana kelas seperti apa adanya
(alamiah) dan tidak mendambakan harapan-harapan khusus.
K. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan terbagi dua, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Statistik deskriptif meliputi tendensi sentral (untuk
mengetahui harga mean, median, modus), tendensi penyebaran (untuk mencari
varians, standar deviasi, simpangan), membuat daftar distribusi frekuensi
absolut dan distribusi frekuensi relatif serta histogramnya.
Sementara itu, statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis.
Teknik yang digunakan adalah teknik anava dua jalan. Prinsip dan prosedur
penggunaan teknik tersebut didasarkan pada pendapat Donald Ary terjemahan
Arief Furchan, sedangkan untuk uji lanjut digunakan uji Scheffe`.
Donald Ary (dalam Arief Furchan, 1982:228-230) menjelaskan
langkah-langkah anava dua jalan sebagai berikut :
1. Carilah jumlah kuadrat keseluruhan, jumlah kuadrat antarkelompok, dan
jumlah kuadrat dari kelompok dengan menggunakan rumus :
N
XXXt
t
t
2
2)(
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Pecahkan jumlah kuadrat antarkelompok menjadi tiga macam jumlah
kuadrat :
a. Jumlah kuadrat antarkolom
Merupakan jumlah simpangan kuadrat yang disebabkan oleh perbedaan antara
mean-mean kolom dengan mean keseluruhan. Nilai ini dapat ditentukan
dengan rumus:
N
X
n
X
n
X X
c
cl
cl
cl bc
2 t
2
2 cl
2 2 ) (
... ) ( ) (
b. Jumlah kuadrat antarbaris
Jumlah kuadrat antarbaris adalah jumlah dari simpangan kuadrat yang
disebabkan oleh perbedaan antara mean-mean baris dengan mean keseluruhan.
Nilai ini dapat ditentukan dengan dengan rumus :
N
X
n
X
n
X X
r
r
r
r br
2 t
2
2 2
1
2 1 2 ) (
... ) ( ) (
c. Jumlah kuadrat bagi interaksi antara kolom dan baris
Interaksi jumlah kuadrat ialah bagian dari simpangan antara mean kelompok
dan mean keseluruhan yang tidak disebabkan oleh perbedaan baris atau
perbedaan kolom. Dengan kata lain, ada perbedaan antara sejumlah kuadrat
antarkelompok dengan kuadrat antarbaris, yaitu:
3. Tentukan jumlah derajat bebas yang dikaitan dengan tiap-tiap sumber
variasi. Nilai ini dapat ditentukan, sebagai berikut :
df untuk jumlah kuadrat antarkolom = C 1
df untuk jumlah kuadrat antar baris = R 1
df untuk interaksi = ( C 1 ) ( R-1 ).
df untuk jumlah kuadrat antarkelompok = ( G 1 ).
df untuk jumlah kuadrat antarkelompok =
df untuk jumlah kuadrat antarkelompok n = N 1.
NnnX b
)X(...
)X()X( t
2
2
2
1
2
12
)( 222
int brbcb XXXX
)1(n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
C : Jumlah Kolom
R : Jumlah baris
G : Jumlah Kelompok
N : Jumlah Subjek dalam Semua Kelompok
n : Jumlah Subjek dalam satu Kelompok
4. Carilah nilai kuadrat: mean dengan membagi setiap jumlah derajat bebas
masing-masing.
5. Hitunglah rasio-F bagi pengaruh-pengaruh utama dan interaksi dengan
membagi kuadrat mean antarkelompok dengan kuadrat mean di dalam
kelompok bagi setiap tiga komponen tersebut.
6. Mencari angka rasio-F. Untuk mengetahui signifikasi tiap-tiap itu kita lihat
tabel nilai F. Untuk menggunakan tabel ini kita pakai jumlah derajat bebas
yang dihubungkan dengan tiap-tiap rasio F (df bagi pembilang) dan
jumlah derajat bebaas yang dikaitkan dengan kuadrat mean di dalam
kelompok (df bagi penyebut).
Sebelum analisis dilaksanakan, semua data perlu diperiksa.
Pemeriksanaan ini dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik sampel populasi
yang akan menantukan rumus yang digunakan. Pemeriksaaan data atau sering
disebut uji persyaratan dalam Budiyono (2004: 206), meliputi :
a. setiap sampel diambil secara random
b. setiap populasi saling independen dan setiap data saling independen dalam
kelompok
c. setiap populasi berdistribusi normal (uji normalitas)
d. setiap populasi bervariansi sama (uji homogenitas)
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan teknik uji Lilliefors.
Langkah-langkah yang digunakan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
a. Hasil pengamatan X1, X2, X2................Xn dijadikan bilangan baku
Z1,Z2,Z3,..................Zn dengan rumus ( dan s masing-
masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
b. Data sampel tersebut diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi.
c. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi baku,
kemudian dihitung peluang F ( Zi ) = P ( Z< Zi)
d. Selanjutnya dihitung Z1, Z2.....................,Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S ( Zi), maka :
S (Zi) =
n
Z yang Z Z banyaknyaZ n i 2 1 . ,......... ,
e. Menghitung selisih F (Zi) S (Zi) kemudian menentukan harga mutlaknya
dengan rumus :
f. Mengambil harga F (Zi) S (Zn) yang paling besar diantara harga-
harga mutlak selisih
g. Kemudian dikonsultasikan dengan. pada taraf signifikansi 5 %.
Hipotesis :
HO : sampel dari populasi yang berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Kriteria < Lt, maka hipotesis Ho diterima atau sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
(Sudjana, 2002: 466)
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan teknik Uji
Bartlett. Ketentuan uji Bartlett sebagai berikut :
a. Hipotesis Pengujian
1) Ho :
s
XXZ i
i X
)()( iiobs ZSZFMaxL
obsL
tabelL
obsL
2
2
1
2 AA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Ho :
3) Ho :
Ho salah satu tanda tidak sama dengan ( F) tidak berlaku.
2
2 tabel pada taraf nyata : 0,05 dan dk ( k-1).
c. Prosedur pengujian
1) Menggunakan skor-skor X dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Menyusun skor Y berdasarkan skor X, dilanjutkan dengan menghitung
varians Y-nya. Jika skor X tunggal, maka varians Y sama dengan nol.
3) Menghitung dk tiap kelompok, yakni n kelompok dikurangi satu.
4) Menghitung 1/dk, log Si2, ( dk ) log Si
2, ( dk) si
2.
5) Menghitung varians gabungan semua skor dengan rumus:
6) Menghitung harga satuan B dengan rumus :
B = (log S2) -
2
dengan rumus
2
hitung 2
tabel yang terdapat pada
tabel Chi-kuadrat dengan ( 1 - ) dan dk ( k-1).
(Sudjana, 2002: 261-263)
L. Hipotesis Statistik
1. Ho : µA1 2
H1 :
2. Ho : µB1 2
H1 :
3. Ho : A x B = 0
H1 : A x B 0
2
2
1
2 BB
22
2
21
2
12
2
11
2 BABABABA
)1(
)2( 22
ni
SiniS
)1(ni
22 log)1()10( SiniBInX
21 AA
21 BB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Keterangan:
A : Media Pembelajaran
B : Pemahaman Bahasa Figuratif
A1 : Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu
A2 : Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar
B1 : Kemampuan menulis puisi siswa dengan pemahaman bahasa figuratif
tinggi
B2 : Kemampuan menulis puisi siswa dengan pemahaman bahasa figuratif
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh
berdasarkan hasil analisis data yang meliputi deskripsi data, hasil uji persyaratan,
hasil analisis inferensial, dan hasil pengujian hipotesis, kemudian dilanjutkan
dengan pembahasan.
A. Deskripsi Data
Berikut ini disajikan berturut-turut deskripsi mengenai (1) skor
kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan menggunakan media lagu, (2)
skor kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan menggunakan media
gambar, (3) skor kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif tinggi, (4) skor kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki
pemahaman bahasa figuratif rendah, (5) skor kemampuan menulis puisi siswa
yang diajar dengan menggunakan media lagu untuk kelompok siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi, (6) skor kemampuan menulis puisi
siswa yang diajar dengan menggunakan media lagu untuk kelompok siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah, (7) skor kemampuan menulis puisi
siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar untuk kelompok siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi, (8) skor kemampuan menulis
puisi siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar untuk kelompok
siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah.
1. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan Menggunakan
Media Lagu (Kolom 1=A1)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar media lagu tanpa
membedakan tingkat pemahaman bahasa figuratif mereka, secara keseluruhan
memiliki rentang skor 70 90, dengan skor terendah 70 dan skor tertinggi 90.
Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata
(mean) sebesar 79,64; skor median sebesar 81; skor modus sebesar 82; varians
sebesar 33,78; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,81. (Harga-harga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer melalui
fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14
halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data kelompok
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media lagu (Kolom 1=A1)
Interval f absolute frelatif (%)
70 73 9 25,00
74 77 5 13,89
78 81 4 11,11
82 85 12 33,33
86 89 4 11,11
90 93 2 5,56
Jumlah 36 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 1. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Diajar dengan Media Lagu (A1)
2. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan Menggunakan
Media Gambar (Kolom2=A2)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar media gambar tanpa
membedakan tingkat pemahaman bahasa figuratif mereka, secara keseluruhan
memiliki rentang skor 67 85, dengan skor terendah 67 dan skor tertinggi 85.
Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata
(mean) sebesar 76,32; skor median sebesar 78; skor modus sebesar 82; varians
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
sebesar 32,95; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,74. (Harga-harga
statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer melalui
fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14
halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data kelompok
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar (Kolom 2=A2)
Interval f absolut frelatif (%)
67 69 7 20,58
70 72 4 11,76
73 75 3 8,82
76 78 5 14,70
79 82 11 32,35
83 85 4 11,76
Jumlah 34 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Gambar 2. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Diajar dengan Media Gambar (A2)
3. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Tinggi (Baris 1=B1)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar memiliki pemahaman
bahasa figuratif tinggi tanpa membedakan media yang digunakan, secara
keseluruhan memiliki rentang skor 68 90, dengan skor terendah 68 dan skor
tertinggi 90. Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
skor rata-rata (mean) sebesar 78,5; skor median sebesar 82; skor modus sebesar
82; varians sebesar 46,96; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 6,85.
(Harga-harga statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer
melalui fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
14 halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data
kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (Baris1: B1)
Interval f absolute frelatif (%)
68 71 7 21,87
72 75 5 15,62
76 79 1 3,12
80 83 11 34,38
84 87 3 9,37
88 91 3 9,37
Jumlah 32 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Gambar 3. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (B1)
4. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Rendah (Baris 2=B2)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar memiliki pemahaman bahasa
figuratif rendah tanpa membedakan media yang digunakan, secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
memiliki rentang skor 67 87, dengan skor terendah 67 dan skor tertinggi 87.
Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata
(mean) sebesar 77,63; skor median sebesar 78; skor modus sebesar 78 dan 80;
varians sebesar 26,83; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,18.
(Harga-harga statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer
melalui fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
14 halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data
kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (Baris2: B2)
Interval f absolute frelatif (%)
67 70 5 13,16
71 74 5 13,16
75 78 11 28,95
79 82 9 23,68
83 86 7 18,42
87 90 1 2,67
Jumlah 38 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (B2)
5. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan Media Lagu bagi
Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (Sel
1=A1B1)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu bagi
kelompok siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi, secara
keseluruhan memiliki rentang skor 70 90, dengan skor terendah 70 dan skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
tertinggi 90. Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai
skor rata-rata (mean) sebesar 80,16; skor median sebesar 82; skor modus sebesar
82; varians sebesar 46,85; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 6,84.
(Harga-harga statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer
melalui fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
14 halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data
kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Tinggi (Sel1:A1B1)
Interval f absolute frelatif (%)
70 73 5 27,78
74 77 1 5,56
78 82 6 33,33
83 85 2 11,11
86 89 2 11,11
90 93 2 11,11
Jumlah 18 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Gambar 5. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Diajar dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A1B1)
6. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan Media Lagu bagi
Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (Sel
2=A1B2)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu bagi
kelompok siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah, secara
keseluruhan memiliki rentang skor 72 87, dengan skor terendah 72 dan skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tertinggi 87. Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai
skor rata-rata (mean) sebesar 79,11; skor median sebesar 78,5; skor modus
sebesar 77; varians sebesar 22,10; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar
4,70. (Harga-harga statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan
komputer melalui fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 14 halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi
data kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Rendah (Sel2:A1B2)
Interval f absolute frelatif (%)
72 74 4 22,22
75 77 4 22,22
78 80 4 22,22
81 83 2 11,11
84 86 3 16,67
87 89 1 5,56
Jumlah 18 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 6. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Diajar dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A1B2)
7. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan Media Gambar
bagi Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (Sel
3=A2B1)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar bagi
kelompok siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi, secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
keseluruhan memiliki rentang skor 68 84, dengan skor terendah 68 dan skor
tertinggi 84. Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai
skor rata-rata (mean) sebesar 76,35; skor median sebesar 77; skor modus sebesar
82; varians sebesar 41,94; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 6,47.
(Harga-harga statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer
melalui fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
14 halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data
kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Tinggi (Sel3:A2B1)
Interval f absolute frelatif (%)
68 70 3 21,43
71 73 2 14,28
74 76 1 7,14
77 79 1 7,14
80 82 5 35,71
83 85 2 14,28
Jumlah 14 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Gambar 7. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Diajar dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A2B1)
8. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar dengan Media Gambar
bagi Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (Sel
4=A2B2)
Kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar bagi
kelompok siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah, secara
keseluruhan memiliki rentang skor 67 85, dengan skor terendah 67 dan skor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
tertinggi 85. Kemampuan menulis puisi siswa dalam kelompok ini mempunyai
skor rata-rata (mean) sebesar 76,3; skor median sebesar 78; skor modus sebesar
78; varians sebesar 28,5; dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 5,34.
(Harga-harga statistik deskriptif ini, penghitungannya dilakukan dengan komputer
melalui fasilitas Program Excel yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran
14 halaman 209). Distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi data
kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa Memiliki Pemahaman Bahasa
Figuratif Rendah (Sel4:A2B2)
Interval f absolut frelatif (%)
67 69 4 20,00
70 72 1 5,00
73 75 2 10,00
76 78 6 30,00
79 81 5 25,00
82 85 2 10,00
Jumlah 20 100,00
Berpijak pada tabel distribusi frekuensi skor kemampuan menulis puisi di
atas, dapat divisualisasikan gambar histogram frekuensi skor data ini sebagai
berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 8. Histogram Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Puisi Siswa
yang Diajar dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A2B2)
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini ialah Analisis
Varians (Anava) Dua Jalur/Jalan dengan interaksi. Kemudian dilanjutkan dengan
uji perbedaan nilai rata-rata dua kelompok perlakuan. Analisis dengan teknik
Anava ini diperlukan beberapa persyaratan mengenai data yang akan dianalisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Persyaratan itu mencakup keacakan data sampel penelitian, data berasal dari
populasi penelitian yang berdistribusi normal, dan data penelitian dari kelompok-
kelompok perlakuan berasal dari populasi penelitian yang homogen.
Untuk keacakan data sampel tidak dilakukan pengujian formal tetapi
didasarkan pada asumsi bahwa sampel yang menjadi subjek dalam setiap
kelompok perlakuan dipilih secara acak dari populasi penelitian. Sebagai cara
pemenuhan persyaratan bahwa data sampel tersebut berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, maka perlu dilakukan melalui pengujian normalitas data
penelitian dengan menggunakan teknik uji Lilliefors. Pemenuhan persyaratan
kehomogenan varians populasi untuk seluruh kelompok perlakuan dilakukan
dengan menggunakan teknik uji-Bartlett.
Berikut ini dijelaskan secara rinci mengenai hasil pengujian normalitas
distribusi populasi penelitian dan selanjutnya dilakukan pengujian homogenitas
varians populasi data hasil penelitian secara gabungan.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan terhadap delapan
kelompok data, yaitu (1) skor kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan
menggunakan media lagu (A1), (2) skor kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan menggunakan media gambar (A2), (3) skor kemampuan menulis
puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi (B1), (4) skor
kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
rendah (B2), (5) skor kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan
menggunakan media lagu untuk kelompok siswa yang memiliki pemahaman
bahasa figuratif tinggi (A1B1), (6) skor kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan menggunakan media lagu untuk kelompok siswa yang memiliki
pemahaman bahasa figuratif rendah (A1B2), (7) skor kemampuan menulis puisi
siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar untuk kelompok siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi (A2B1), (8) skor kemampuan
menulis puisi siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar untuk
kelompok siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah (A2B2).
1. Uji Normalitas Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu (A1)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (A1) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1233 (lihat Lampiran 15 halaman
211). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 36 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,1480. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (A1) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
b. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar (A2)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (A2) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1294 (lihat Lampiran 15 halaman
213). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 34 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,1520. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (A2) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
c. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (B1)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (B1) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1444 (lihat Lampiran 15 halaman
215). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 32 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,1568. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (B1) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
d. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang
Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (B2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (B2) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,0869 (lihat Lampiran 15 halaman
217). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 38 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,1438. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (B2) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
e. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki Pemahaman
Bahasa Figuratif Tinggi (A1B1)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (A1B1) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1858 (lihat Lampiran 15 halaman
219). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 18 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,2000. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (A1B1) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
f. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Lagu bagi Kelompok Siswa yang Memiliki Pemahaman
Bahasa Figuratif Rendah (A1B2)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (A1B2) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1177 (lihat Lampiran 15 halaman
220). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 18 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,2000. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (A1B2) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
g. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi (A2B1)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (A2B1) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1979 (lihat Lampiran 15 halaman
221). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 14 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,2270. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (A2B1) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
h. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar
dengan Media Gambar bagi Kelompok Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah (A2B2)
Pengujian normalitas terhadap data kemampuan menulis puisi pada kelompok
ini (A2B2) menghasilkan Lo maksimal sebesar 0,1521 (lihat Lampiran 15 halaman
222). Dari daftar nilai kritis L untuk uji Lilliefors dengan n = 20 dan taraf nyata
= 0,05 diperoleh Lt = 0,1900. Dari perbandingan di atas tampak bahwa Lo lebih
kecil daripada Lt , sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan menulis
puisi yang ada pada kelompok ini (A2B2) berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas Varians
a. Uji Homogenitas Antarkolom
Pengujian homogenitas varians ini diberlakukan untuk menguji kesamaan
varians kemampuan menulis puisi berdasarkan kelompok-kelompok nilai yang
ada pada tiap kolom (A1 dan A2), tiap baris (B1 dan B2), dan tiap sel (A1B1,
A1B2, A2B1, A2B2). Teknik statistik yang digunakan untuk kepentingan ini
sebagaimana disebutkan pada bab III adalah dengan teknik uji Barllett. Pengujian
ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa
varians nilai kemampuan menulis puisi dilihat dari kelompok-kelompok tersebut
adalah homogen pada taraf nyata = 0,05, melawan hipotesis tandingannya (H1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang menyatakan bahwa varians nilai kemampuan menulis puisi dilihat dari
kelompok-kelompok nilai tersebut tidak homogen pada taraf nyata yang sama.
Kriteria pengujian yang digunakan ialah bahwa H0 ditolak jika ternyata
harga 2
hitung lebih besar atau sama dengan ( ) 2
tabel
2hitung
2tabel H0 yang
menyatakan bahwa varians skor homogen diterima.
Pengujian homogenitas varians nilai kemampuan menulis puisi berdasarkan
2hitung =
0,005526. Dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan dk (derajat kebebasan) 1 dan
2tabel = 3
2hitung.
Dengan demikian, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis nol (H0) yang
menyatakan bahwa nilai kemampuan menulis puisi dilihat dari kelompok-
kelompok skor di kolom A1dan A2 diterima. Kesimpulannya ialah bahwa varians
nialai kemampuan menulis puisi berdasarkan kelompok-kelompok antarkolom
bersifat homogen. Secara lengkap penghitungan untuk ujji homogenitas varians
ini dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 223.
b. Uji Homogenitas Antarbaris
Pengujian homogenitas varians nilai kemampuan menulis puisi berdasarkan
2hitung = 2,6659.
Dari tabel distribusi chi-kuadrat
2tabel = 3,84 yang jauh lebi
2hitung. Dengan
demikian, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan
bahwa nilai kemampuan menulis puisi dilihat dari kelompok-kelompok skor di
baris B1dan B2 diterima. Kesimpulannya ialah bahwa varians nialai kemampuan
menulis puisi berdasarkan kelompok-kelompok antarkolom bersifat homogen.
Secara lengkap penghitungan untuk ujji homogenitas varians ini dapat dilihat pada
lampiran 16 halaman 224.
c. Uji Homogenitas Antarsel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pengujian homogenitas varians nilai kemampuan menulis puisi berdasarkan
kelompok di sel A1B1, kelompok di sel A1B2, kelompok di sel A2B1, dan
2hitung = 2,93. Dari tabel distribusi chi-kuadrat
2tabel = 7,81
2hitung. Dengan demikian, berdasarkan kriteria
pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa nilai kemampuan menulis
puisi dilihat dari kelompok-kelompok skor di sel A1B1, A1B2, A2B1, dan A2B2
diterima. Kesimpulannya ialah bahwa varians nialai kemampuan menulis puisi
berdasarkan kelompok-kelompok antarsel bersifat homogen. Secara lengkap
penghitungan untuk ujji homogenitas varians ini dapat dilihat pada lampiran16
halaman 225.
Berdasarkan kedua hasil pengujian persyaratan analisis di atas memberikan
kesimpulan bahwa persyaratan analisis yang diperlukan untuk analisis varians dua
jalan telah terpenuhi, sehingga layak untuk dilakukan analisis lebih lanjut dalam
melihat perbedaan pengaruh media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif
terhadap kemampuan menulis puisi pada kelompok yang dibandingkan.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis nol
(H0) yang diajukan ditolak, atau sebaliknya pada taraf kepercayaan tertentu
hipotesis alternatif (H1) yang diajukan diterima. Sesuai dengan yang telah
disebutkan pada bab III, pengujian hipotesis penelitian diuji dengan teknik
statistik Analisis Varians Dua Jalan. Teknik analisis statistik tersebut digunakan
untuk melihat perbedaan pengaruh perlakuan secara keseluruhan. Maksud
keseluruhan di sini adalah perbedaan pengaruh baik karena (1) perbedaan
perlakuan media pembelajaran yang berbeda (lagu-gambar); (2) perbedaan
pemahaman bahasa figuratif yang berlainan (tinggi-rendah); maupun (3)
perbedaan perlakuan karena interaksi antara keduanya (media pembelajaran dan
pemahaman bahasa figuratif)
Berikut ini dikemukakan hasil pengujian hipotesis penelitian sebagaimana
yang telah disinggung di atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
1. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Diajar dengan
Media Lagu dan Siswa yang Diajar dengan Media Gambar
Berdasarkan analisis varians dua jalan sebagaimana terangkum pada tabel
anava pada Lampiran 18 halaman 228 diperoleh F-hitung dari sumber variasi
antarkolom (k) sebesar 9,54. Sementara itu F-tabel dengan db pembilang 1 dan db
penyebut 66 pada taraf = 0,05 diketahui sebesar 3,98.
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis
Pertama : (H0 :µA1 = µA2) ditolak, jika Fh > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk
siswa yang diajar dengan media lagu secara signifikan lebih baik daripada
kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar.
2. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi dan Siswa yang Memiliki
Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah
Berdasarkan analisis varians dua jalan sebagaimana terangkum pada tabel
anava pada Lampiran 18 halaman 228 diperoleh F-hitung dari sumber variasi
antarbaris (b) sebesar 50,5. Sementara itu F-tabel dengan db pembilang 1 dan db
penyebut 66 pada taraf = 0,05 diketahui sebesar 3,98.
Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang berbuny
: (H0 :µB1 = µB2) ditolak, jika Fh > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 1
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi secara signifikan lebih baik daripada
kemampuan menulis puisi siswa memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah.
3. Interasi antara Media Pembelajaran dan Pemahaman Bahasa Figuratif
dalam Memengaruhi Kemampuan Menulis Puisi Siswa
Berdasarkan analisis varians dua jalan sebagaimana terangkum pada tabel
anava pada Lampiran 18 halaman 228 diperoleh F-hitung dari sumber variasi
interaksi (kxb) sebesar 25,8. Sementara itu F-tabel dengan db pembilang 1 dan db
penyebut 66 pada taraf = 0,05 diketahui sebesar 3,98.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berdasarkan kriteria pengujian
: (H0 :µA x µB) ditolak, jika Fh > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 1
media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif dalam memengaruhi
kemampuan menulis puisi siswa.
Berdasarkan ketiga pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa
bagi populasi, dalam hal ini siswa kelas 10 SMA Negeri Gemolong, terdapat
perbedaan kemampuan menulis puisi jika ditinjau dari perbedaan media
pembelajaran (metode lagu dan gambar), pemahaman bahasa figuratif yang
dikategorikan tinggi dan rendah, dan interaksi keduanya. Pengujian hipotesis ini
masih sebatas untuk mengetahui signifikansi antarvariabelnya. Secara lebih lanjut
belum diketahui dari setiap variabel manakah yang memiliki derajat perbedaan
lebih tinggi.
Pertama, pengujian variabel media pembelajaran belum diketahui media
pembelajaran manakah yang memiliki tingkat lebih baik antara media lagu atau
gambar. Kedua, pengujian variabel pemahaman bahasa figuratif belum diketahui
kemampuan menulis puisi kelas manakah yang lebih tinggi antara siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dan rendah. Terakhir, pengujian
interaksi antara media dengan pemahaman bahasa figuratif. Berdasarkan
pengujian, interaksinya memang dapat diterima bahwa antarvariabel memiliki
efek gabung yang signifikan. Namun demikian, belum dapat diketahui
kemampuan menulis puisi siswa kelas mana yang lebih baik, kelas eksperimen
ataukah kontrol. Secara lebih lanjut efek gabung yang bagaimana dari interaksi
keduanya.
Berdasarkan hal di atas, perlu dilakukan pengujian lanjut pascaanava.
Untuk melakukan pengujian pascaanava, dalam penelitian ini digunakan metode
Scheffe` pada setiap hipotesis. Adapun hasinya dapat dilihat dilampiran 19
halaman 231.
Pertama, pengujian pada variabel media pembelajaran. Berdasarkan
pengujian signifikansi dengan metode Scheffe`, diperoleh harga Fh = 4,95. Harga
ini lebih besar daripada Ft dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 68 pada taraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
8. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
kemampuan menulis puisi siswa pada kelas lagu dan gambar menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Simpulannya adalah media lagu lebih baik daripada
media gambar.
Kedua, komparasi antarkolom, dalam hal ini pengujian variabel
pemahaman bahasa figuratif. Dengan metode pengujian yang sama, dapat
diperoleh harga Fh = 4,35. Harga ini lebih besar daripada Ft dengan dk pembilang
1 dan dk penyebut 68 8. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis puisi siswa memiliki
pemahaman bahasa figuratif tinggi dan siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif rendah menunjukkan perbedaan yang signifikan. Simpulannya adalah
siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi lebih baik daripada siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah dalam hal menulis puisi
Ketiga, komparasi antarsel dalam hal ini adalah interaksi antara metode
dan penguasaan bahasa figuratif. Dengan metode pengujian yang sama, yaitu
dengan metode Scheffe` (lampiran 19 halaman 231), dapat disimpulkan
interaksinya sebagai berikut:
1. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan menulis
puisi siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki
penguasaan bahasa figuratif tinggi dan kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki bahasa figuratif rendah.
Hal ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 0,27 yang lebih kecil dari Ft
seharga 2,88. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media
lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah tidak jauh
berbeda.
2. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan menulis puisi
siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki penguasaan
bahasa figuratif tinggi dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media gambar pada siswa yang memiliki bahasa figuratif tinggi. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 4,83 yang lebih besar dari Ft
seharga 2,92. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi lebih baik daripada kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi.
3. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan menulis puisi
siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki penguasaan
bahasa figuratif tinggi dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media gambar pada siswa yang memiliki bahasa figuratif rendah. Hal
ini dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 5,93 yang lebih besar dari Ft
seharga 2,80. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemhaman bahasa
figuratif tinggi lebih baik daripada kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif rendah.
4. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan menulis
puisi siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki
penguasaan bahasa figuratif rendah dan kemampuan menulis puisi siswa yang
dengan media gambar pada siswa memiliki bahasa figuratif tinggi. Hal ini
dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 1,59 yang lebih kecil dari Ft seharga
2,92. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
rendah dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar
pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi tidak jauh
berbeda.
5. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan menulis
puisi siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki
penguasaan bahasa figuratif rendah dan kemampuan menulis puisi siswa yang
dengan media gambar pada siswa memiliki bahasa figuratif rendah. Hal ini
dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 1,98 yang lebih kecil dari Ft seharga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2,80. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
rendah dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar
pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah tidak jauh
berbeda.
6. Tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemampuan menulis
puisi siswa yang diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki
penguasaan bahasa figuratif tinggi dan kemampuan menulis puisi siswa yang
dengan media gambar pada siswa memiliki bahasa figuratif rendah. Hal ini
dapat dilihat dalam lampiran bahwa Fh = 0,0052 yang lebih kecil dari Ft
seharga 2,90. Hal ini berarti bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media
gambar yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah tidak jauh berbeda.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data di atas diketahui ketiga hipotesis yang diajukan
diterima, yaitu (1) kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu
lebih baik daripada yang diajar dengan media gambar; (2) kemampuan menulis
puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi lebih baik daripada
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah; dan (3) terdapat interaksi
antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan
menulis puisi, untuk interaksi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
tinggi maupun rendah apabila diajar dengan media lagu tidak jauh berbeda;
b. kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi lebih baik daripada yang diajar
dengan media gambar pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
tinggi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
c. kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi lebih baik daripada yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif rendah;
d. kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah dan pada siswa yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki bahasa figuratif tinggi
tidak jauh berbeda;
e. kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media lagu pada siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah dan pada siswa yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki bahasa figuratif
rendah tidak jauh berbeda;
f. kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan media gambar pada
siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dan pada siswa yang
diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki bahasa figuratif
rendah tidak jauh berbeda;
E. Keterbatasan Penelitian
Salah satu usaha untuk menjaga kesahihan hasil penelitian, telah dilakukan
berbagai upaya pengontrolannya terhadap variabel ekstra. Namun, karena
keterbatasan dalam penelitian ini maka terdapat beberapa faktor yang sulit
dikendalikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan
menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi maupun
rendah apabila diajar dengan media lagu, kemampuan menulis puisi siswa yang
diajar dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif
rendah dan pada siswa yang diajar dengan media gambar pada siswa yang
memiliki bahasa figuratif tinggi, kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media lagu pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah
dan pada siswa yang diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki
bahasa figuratif rendah, dan kemampuan menulis puisi siswa yang diajar dengan
media gambar pada siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
pada siswa yang diajar dengan media gambar pada siswa yang memiliki bahasa
figuratif rendah kemungkinan disebabkan oleh kelemahan-kelemahan yang
terdapat dalam pengelolaan eksperimen. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut
antara lain:
1. Sampel tidak diasramakan dan tidak dibatasi ruang geraknya, sehingga
penelitian ini tidak dapat mengendalikan tindak bahasa mereka.
2. Jarak tempat tinggal sampel yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Hal
ini dapat memengaruhi kondisi mereka pada saat mengikuti perlakuan.
3. Latar belakang siswa yang beragam, sehingga mereka memiliki
pengalaman yang berbeda-beda juga kaitannya dengan kemampuan
menulis puisi.
4. Perlakuan hanya dapat dilaksakan pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, sehingga peneliti tidak secara leluasa untuk mengontrol.
Kelemahan-kelemahan ini dikemukakan sebagai bahan pertimbangan untuk
menormalisasikan hasil penelitian dan bukan bertujuan untuk pembelaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Kemampuan menulis puisi siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen
yang diajar dengan media lagu lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan
media gambar. Dengan demikian, penerapan media lagu dalam pembelajaran
menulis puisi lebih baik daripada media gambar.
2. Kemampuan menulis puisi siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi lebih baik daripada siswa
yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah. Dengan demikian,
pemahaman bahasa figuratif berpengaruh positif dalam kegiatan menulis
puisi.
3. Ada interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif
terhadap kemampuan menulis puisi.
B. Implikasi
Penelitian ini berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Lagu dan
Pemhaman Bahasa Figuratif terhadap Kemampuan Menulis Puisi (Eksperimen
pada siswa Kelas 10 SMA N 1 Gemolong, Sragen). Berdasarkan hasil analisis
data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang diajar
dengan media lagu lebih baik daripada siswa yang diajar dengan media gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Selanjutnya, kemampuan menulis puisi siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki pemahaman bahasa
figuratif rendah. Sementara itu, terdapat interaksi antara media pembelajaran dan
pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi. Dengan
demikian, penelitian ini memiliki implikasi secara teoretis, pedagogis dan praktis.
Secara teoretis, penelitian ini berimplikasi pada bertambahnya khasanah
keilmuan dan terbukanya cakrawala baru tentang cara membelajarkan siswa
dalam hal menulis puisi. Dengan hasil penelitian ini diharapkan para praktisi
pendidikan dalam hal ini terkhusus pada guru, dapat segera bermigrasi dari pola
pengajaran yang konvensional yaitu tanpa menggunakan media untuk merangsang
imajinasi siswa kepada pola pengajaran yang lebih modern dengan memanfaatkan
media untuk proses pembelajaran. Dengan bertambahnya wawasan tentang
alternatif media pembelajaran puisi diharapkan target pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
Secara pedagogis, penelitian ini berimplikasi pada meningkatnya nilai atau
prestasi siswa dalam menulis puisi. Dengan kualitas pembelajaran yang baik,
siswa akan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Siswa juga dapat mengetahui
sejauh mana kemampuannya dalam hal menulis puisi maupun pemahaman bahasa
figuratifnya. Hasil penelitian ini juga berimplikasi dijadikannya refleksi dan
koreksi diri bagi siswa. Dengan mengetahui tingkat pemahaman bahasa
figuratifnya sekaligus pengaruhnya terhadap kemampuan menulis puisi, para
siswa akan lebih meningkatkan belajarnya terkhusus pada pemahaman bahasa
figuratifnya. Secara umum, meningkatnya hasil belajar siswa ini menjadi salah
satu indikator keberhasil pembelajaran.
Selanjutnya secara praktis, hasil penelitian ini berimplikasi pada alternatif
media pembelajaran untuk menulis puisi. Dengan hasil penelitian ini, para praktisi
pendidikan maupun pengambil kebijakan dapat mempertimbangkan pemilihan
media pembelajaran yang tepat dan sesuai. Dengan demikian akan lebih
meningkatkan kinerjanya. Penelitian ini memberikan penawaran untuk
menggunakan media yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar menulispuisi.
Dengan penelitian ini pula dapat terlihat bagaimana perbedaan hasil pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
antara media lagu dan media gambar. Dapat dilihat jelas bahwa kedua media
memiliki perbedaan yang signifikan dalam pembelajaran menulis puisi.
Implikasi secara umum jika ditinjau dari upaya meningkatkan kemampuan
menulis puisi dengan media pembelajaran dan dengan pemahaman bahasa
figuratif siswa sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan media lagu
Berdasarkan hasil temuan di atas, dapat diimplikasikan bahwa degan
media yang tepat, kemampuan menulis puisi dapat meningkat. Media yang tepat
untuk digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah dengan media lagu.
Dengan media ini siswa akan lebih mudah berimajinasi dan memilih kata-kata
untuk membuat sebuah puisi. Media ini menawarkan solusi kelemahan
pembalajaran selama ini yang cenderung konvensional tanpa memanfaatkan suatu
media sehingga siswa mengalami kesulitan di dalam menulis puisi.
Dengan berbagai kemudahan yang ada di dalam media ini, kemampuan
siswa akan lebih baik dalam menulis sebuah puisi. Langkah yang dapat dilakukan
adalah dengan menyuruh siswa untuk mendengarkan lagu yang diputarkan secara
berulang-ulang. Dengan mendengarkan lagu berulang kali, siswa akan dapat
berimajinasi dan memilih kata-kata yang tepat sehingga puisi yang mereka buat
akan baik. Selanjutnya siswa disuruh untuk merangkai kata-kata yang telah
dibuatnya menjadi bait-bait puisi yang indah. Dengan media ini, siswa dapat lebih
mudah mencari kata-kata untuk menyusun sebuah puisi, dan kegiatan menulis
puisi siswa akan tercapai secara maksimal.
2. Upaya meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan pemahaman
bahasa figuratif.
Letak keberhasilan di dalam menulis puisi tidak hanya pada pemilihan
media pembelajaran yang tepat. Selain dari pemilihan media, pemahaman bahasa
figuratif juga memegang peranan yang sangat tinggi. Pemahaman bahasa figuratif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
akan sangat menentukan kualitas puisi siswa. Hal ini dibuktikan dengan
diterimanya hipotesis kedua bahwa kemampuan menulis puisi siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi lebih baik daripada siswa yang
memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah. Selain itu, interaksi keduanya
membuktikan bahwa media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif
berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi.
Cara yang paling tepat untuk meningkatkan pemahaman bahasa figuratif
siswa adalah dengan memperbanyak membaca dan menulis puisi. Dengan banyak
membaca, siswa akan lebih banyak memiliki kosakata bahasa figuratif dalam
sebuah puisi. Dengan demikian siswa tidak akan merasa asing terhadap bahasa
figuratif yang digunakan oleh penyairnya. Pada akhirnya siswa akan lebih mudah
menulis sebuah puisi.
C. Saran
Setelah memaparkan hasil penelitian, simpulan dan implikasinya terhadap
dunia pendidikan berikut ini akan disampaikan beberapa saran terkait usaha
peningkatan kemampuan menulis puisi. Secara lebih khusus, peningkatan
kemampuan menulis puisi siswa kelas 10 SMA Negeri 1 Gemolong, Sragen.
Beberapa saran yang dapat dijadikan bahan refleksi dan koreksi diri sebagai
berikut:
1. Siswa hendaknya mengetahui dan memahami bahwa pemahaman bahasa
figuratif berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi. Pemahaman bahasa
figuratif menjadi modal utama untuk dapat menulis puisi. Mereka hendaknya
meningkatkan pemahaman bahasa figuratifnya untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi.
2. Guru bidang studi bahasa Indonesia hendaknya menerapkan media lagu
dalam pembelajaran menulis puisi. Media ini terbukti lebih efektif
dibandingkan dengan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi.
Dengan menerapkan media ini, guru akan dapat meningkatkan kemampuan
menulis puisi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
3. Para pengambil kebijakan sekolah, terutama Kepala Sekolah maupun para
Wakil Kepala Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana
yang mendukung pembelajaran menulis puisi dengan media lagu. Selain itu,
hendaknya dapat memberiakan kontribusi dengan memberikan saran dan
teguran bagi guru terhadap kualitas pembelajarn menulis puisi sehingga
tercipta sinergitas antarpelaksana terkait.
4. Pemerintah maupun lembaga terkait hendaknya secara bersama-sama
memberikan motivasi, arahan dan kebijakan dalam hal penerapan
mediapembelajaran yang efektif sekaligus menyediakan sarana prasaran yang
memadai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.