pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroorganisme

9
VECTOR ALGEBRA . CONTENT: 1.Scalars and Vectors. 2. Position vectors of a point. 3. Directions cosines of a vector. 4. Unit vector. 5. Collinear vector. 6. Triangle law of vector addition. 7. Section formula. 8. Condition for collinear. 9. Scalar or dot product of two vector. 10. Projection of a vector along a directed line 11. Vector or cross product of two vector. 12.Area of a triangle.

Upload: m-deni-kurniawan

Post on 03-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

f

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat banyak, mereka berasal dari Air,

Tanah dan Atmosfer. Masing-masing mikroorganisme memiliki cara tersendiri utnuk

hidup mulai dari lingkungan maupun cara untuk hidup.

Kehidupan mikroorganisme pada umumnya sangat tergantung pada faktor

lingkungan. Faktor lingkungan ini meliputi faktor biotik dan faktor abiotik.

Faktor abiotik adalah faktor luar seperti pada pengaruh suhu, pengaruh pH,

pengaruh tekanan osmose dan lain-lain. Sedangkan pengaruh faktor biotik adalah dari

mikrooganisme itu sendiri.

Faktor-faktor biotik tersebut meliputi faktor fisik (suhu, pH, tekanan osmose)

faktor kimia (senyawa racun), dan faktor biologi (interaksi dengan mikroorganisme

lainnya). Faktor inilah yang sering terjadi dan dialami didalam pertumbuhan suatu

mikroorganisme yang banyak dari organisme tersebut suatu senyawaan dapat berlaku

sebagai sumber energi.

Oleh karena itu dilakukan percobaan ini, untuk mengetahui bagaimana pengaruh

lingkungan sehingga mikroorganisme tersebut dapat hidup dan berkembang biak untuk

melangsungkan kehidupannya.

B.   Rumusan Masalah

Page 2: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah Bagaimana pengaruh

lingkungan terhadap pertumbuhan suatu mikroba ?

C.   Maksud Praktium

Maksud dari praktikum ini adalah mengetahui dan memahami pengaruh

lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba seperti pengaruh suhu, pH, cahaya

matahari, zat-zat kimia dan logam berat.

D.   Tujuan Praktikum

Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pengaruh suhu, pH,

cahaya matahari, zat-zat kimia dan logam terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis.

E.   Manfaat Praktikum

Dengan melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui pengaruh lingkungan

yang mempengaruhi pertumbuhan suatu mikroorganisme.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.   Teori Umum

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan berbagai macam

mikroorganisme yang dapat menginfeksi yang dapat membahayakan atau merusak

inang. Akan tetapi, agar dapat memahami lebih banyak masalah dalam mendiagnosis

dan pencegahan infeksi, maka perlu diketahui bahwa mikroorganisme yang telah

menemukan tempat yang tetap pada bagian-bagian tubuh manusia disebut flora normal

kita (M. Natsir Djide, 2004).

Page 3: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Mikroorganisme mempunyai penyebaran yang sangat luas, ada di dalam air, di

udara, bahan makanan, minuman, dalam sediaan farmasi, dalam tubuh manusia,

bahkan mikroorganisme masih dapat ditemukan di atmosfer sampai ketinggian 10 km

(M. Natsir Djide, 2004).

Adapun Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan bakteri (Entjang, 2003);

a.    Pengaruh suhu1)    Pengaruh suhu rendah

Suhu rendah sampai di bawah suhu minimumnya, menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak, pada umumnya tidak segera mematikan bkteri, bahkan ada yang tahan bertahun-tahun pada suhu minus 70°C (tujuh puluh derajat Celcius). Bakteri yang pathogen pada manusia umumnya cepat mati pada suhu 0°C (nol derajat Celcius).

2). Pengaruh suhu tinggiSuhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan dengan suhu rendah. Bila bakteri dipanaskan pada suhu di atas maksimumnya, akan segera mati. Semua bakteri, baik yang pathogen maupun tidak, dalam bentuk vegetatifnya mati dalam waktu 30 (tiga puluh) menit pada suhu 60° - 65°C. Kenyataan ini merupakan dasar tindakan pasteurisasi.

b.   CahayaSebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak bergantung pada adanya cahaya matahari. Pada beberapa species, cahaya matahari dapat membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.

c.   Pengeringan (kelembaban)Air sangat penting untuk kehidupan bakteri terutama karena bakteri hanya dapat mengambil makanan dari luar dalam bentuk larutan (holophytis). Semua bakteri tumbuh baik pada media yang basah dan udara yang lembab., dan tidak dapat tumbuh pada media dan udara yang kering.

d.  Keasaman (pH)Umumnya asam mempunyai pengaruh buruk terhadap pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral (pH 7,0) atau sedikit basa (pH 7,2 - 7,4), tetapi pada umumnya dapat hidup pada pH 6,5 – 7,5.Bakteri-bakteri yang pathogen pada manusia tumbuh baik pada pH 6,8 – 7,4 yaitu sama dengan pH darah.

e.  Pengaruh O2 dari udaraUntuk melangsungkan hidupnya, manusia dan binatang membutuhkan O2 (oxygen) yang diambil dari udara melalui pernapasan. Fungsi O2 ini sudah jelas, yaitu untuk pembakaran zat-zat makanan didalam sel-sel jaringan, sehingga dihasilkan panas dan tenaga.

f.    Pengaruh tekanan osmotikAir ke luar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karena perbedaan tekanan osmotic antara cairan yang ada di dalam dengan yang di luar sel bakteri.

g.  Pengaruh mikroorganisme di sekitarnya

Page 4: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Kehidupan suatu organisme di alam tidak dapat dipisahkan dari adanya organisme lain, seperti halnya manusia tidak dapat hidup bila tidak ada tumbuhan ataupun hewan. Organisme-organisme ini di alam berada dalam suatu keseimbangan yang disebut keseimbangan biologis. Demikian pula, bakteri di alam selalu bercampur dengan bakteri yang lainnya, tidak pernah didapatkan keadaan murni seperti halnya pada biakan murni yang sengaja dibuat di laboratorium.

h.  Pengaruh zat kimia (desinfektan) terhadap mikroba1)    Mengubah permeabilitas membran cytoplasma sehingga lalu lintas zat-zat yang keluar

masuk sel mikroba menjadi kacau.2)    Oksidasi. Beberapa oksidator kuat dapat mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga

fungsi unsur itu terganggu, misalnya mengoksidasi suatu enzym.3)    Terjadinya ikatan kimia ion-ion logam tertentu dapat mengikatkan diri pada beberapa

enzym sehingga fungsi enzym itu terganggu.4)    Memblokir beberapa reaksi kimia. Misalnya preparat sulfa memblokir syntesa folic acid

di dalam sel mikroba.5)    Hydrolysa asam atau basa kuat dapat menghydrolisakan struktur sel sehingga hancur.6)    Mengubah sifat colloidal protoplasma sehingga menggumpal dan selnya mati.

Dalam kehidupan sehari-hari , banyak bahan kimia dapat digunakan untuk

pengendalian mikroorganisme. Karena diketahui bahwa zat-zat kimia dapat

menghambat atau mematikan mikroorganisme. Bahan-bahan tersebut dapat digunakan

pada bidang kedokteran, farmasi, pertanian, pengawetan makanan/minuman dan

laboratorium mikrobiologi. Beberapa diantaranya zat-zat kimia tersebut dapat

digunakan pada jaringan manusia dan juga dapat digunakan pada benda mati atau

kedua-duanya (M. Natsir Djide, 2004).

B.   Uraian Bahan

1.    Air suling (Dirjen POM,1979)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Aquadest, air suling.

RM / BM : H2O / 18,02

Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.

Page 5: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

2.    Agar (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Agar

Sinonim : Agar-Agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, berlekatan atau berbentuk

keping, serpih atau butiran, jingga lemah kekuningan sampai kuning pucat atau

berwarna, tidak berbau atau lemah, rasa berlendir.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air , dan larut dalam air mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium NA.

3.    Asam sitrat (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : ACIDUM CITRICUM

Nama lain : Asam sitrat

RM / BM : C6H8O7. H2O / 210,34

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau, rasa sangat asam, agak

higroskopik, merapuh dalam udara kering dan panas

Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut

dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Menghilangkan sifat alkali dari logam

Page 6: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

2.  Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi : Beef extrak

Sinonim : Kaldu nabati dan kaldu hewani.

Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah.

Kelarutan : Larut dalam air dingin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Komposisi NA dan NB

4. HCl (Dirjen POM,1979)

Nama resmi : Acidum Hydrochloridum

Nama lain : Asam klorida

RM/BM : HCl / 36,46

Pemeriaan : Cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang.

Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : Sebagai pemberi suasana pengasam

3.  Pepton (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi : Pepton

Sinonim : Pepeton Kering

Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas, tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak

asam; praktis tidak larut dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba.

Page 7: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

C.   Uraian Mikroba Uji

1.  Bacillus cereus ( Garrity,2004)

a. Klasifikasi

Donami : Bacteria

Phylum : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus cereus

b. Morfologi bakteri (Jawet,1980)

Bacillus cereus merupakan bakteri Gram-positif, aerob fakultatif, dan dapat

membentuk spora. Selnya berbentuk batang besar dan sporanya tidak

membengkakkan sporangiumnya. Sifat-sifat ini dan karakteristik-karakteristik lainnya,

termasuk sifat-sifat biokimia, digunakan untuk membedakan dan menentukan

keberadaan B. cereus , walaupun sifat-sifat ini juga dimiliki oleh B. cereus var.

mycoides , B. thuringiensis dan B. anthracis . Organisme-organisme ini dibedakan

berdasarkan pada motilitas/gerakan (kebanyakan B. cereus motil/dapat bergerak),

keberadaan kristal racun (pada B. thuringiensis ), kemampuan untuk menghancurkan

sel darah merah (aktivitas hemolytic ) ( B. cereus dan lainnya bersifat beta haemolytic

sementara B. anthracis tidak bersifat hemolytic ), dan pertumbuhan rhizoid (struktur

seperti akar), yang merupakan sifat khas dari B. cereus var. mycoides.

Page 8: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

D.   Uraian Sample

1. “Carex” handwash

Komposisi : aqua, sodium laurethsulfate, glycerin, lauramidopropyl betaine, sodium choloride,

laureth-4, lactid acid, polyquaternium-39, parfum, sodium benzoat, tetra sodium EDTA,

Cocamidopropyl P6-Dimonium choride phosphate, sodium benzotriazolylbutylphenol

sulfonate, buteth-3, tributyl citrate, mel, methyl paraben, propylparaben, potassium

sorbate, Cl 60736

Kegunaan : Membunuh kuman

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A.   Alat

Adapun Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah Autoklaf, Cawan petri,

Inkubator, Lampu spiritus, Tabung reaksi, Rak tabung, Spoit, Labu Erlenmeyer, Pinset,

Pipet tetes dan Peper disk.

B.   Bahan

Adapun Bahan yang digunakan adalah Aquadest steril, Alkohol 70%, Asam

Sitrat, Bacillus subtilis, NaOH, Kapas, Label, Medium PDA/ PDB, Kertas karbon,

Desinfektan, Antiseptik, Antibiotik dan Uang logam.

Page 9: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

C.   Cara Kerja

1). Pengaruh suhu

1.    Disuspensikan Bacillus subtilis pada tabung.

2.    Diambil Bacillus subtilis dengan menggunakan spoit, kemudian dipindahkan ke tabung

reaksi yang telah berisi medium PDB sebanyak 9 ml.

3.    Ditutup, kemudian disimpan pada suhu 5’C (kulkas), 27’C (enkas), dan 37’C (inkubator).

2). Pengaruh pH

1.    Disuspensikan Bacillus subtilis pada tabung.

2.    Diambil Bacillus subtilis dengan menggunakan spoit, kemudian dipindahkan ke tabung

reaksi yang telah berisi medium PDB sebanyak 9 ml.

3.    Disimpan pada pH 3, 7, 9.

3). Pengaruh Zat Kimia

1.    Diambil suspensi Bacillus subtilis, dan dipindahkan ke dalam cawan petri.

2.    Ditambahkan dengan medium PDA, biarkan memadat.

3.    Dimasukkan piperdisk yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia (antibiotik,

antiseptik, desinfektan), yang sebelumnya cawan petri telah dibagi menjadi 3 bagian.

4.    Disimpan ke dalam inkubator.

4). Pengaruh Cahaya.

1.    Diambil suspensi Bacillus subtilis, dipindahkan ke dalam 3 cawan petri.

2.    Ditambah dengan 5 ml medium PDA, biarkan memadat.

Page 10: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

3.    Cawan petri yang pertama dibungkus dengan kertas karbon, dan dipaparkan pada sinar

matahari, cawan petri yang kedua dibungkus dengan kertas karbon tetapi tidak

dipaparkan pada sinar matahari, cawan petri yang ketiga tidak dibungkus dengan kertas

karbon dan dipaparkan pada sinar matahari dan cawan petri ketiga tidak dibungkus

dengan kertas karbon dan tidak di paparkan pada sinar matahari.

5). Pengaruh uang logam.

1.    Diambil suspensi Bacillus subtilis, dipindahkan ke dalam cawan petri.

2.    Ditambahkan dengan 10 ml medium PDA, biarkan memadat.

3.    Uang logam direndam dengan asam sitrat, kemudian dialiri dengan aquadest, lalu

masukkan ke dalam cawan petri yang tadi.

BAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A.   Hasil Pengamatan

 1.    Tabel Hasil Pengamatan

1.    Pengaruh Suhu & pH

Mikroba UjiPengaruh pH Suhu

3 7 9 Kontrol 50 250 370 Kontrol

Bacillus subtilis

+ + - + + + ++ +

Keterangan :

+ = ditumbuhi sedikit Mikroorganisme

++ = ditumbuhi banyak Mikroorganisme

Page 11: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

-           = tidak ditumbuhi mikroorganisme

2.    Pengaruh Logam dan Zat Kimia

Nama Sample Diameter Zona Hambatan (mm)

Ciprofloksasin 36,7

Wipol 23,3

Carex 25

Uang Koin Taiwan 24,3

3.    Pengaruh Cahaya

Mikroba Uji

PerlakuanDibungkus, dipaparkan

Dibungkus, tdk

dipaparkan

Tdk dibungkus, dipaparkan

Tdk dibungkus,

tdk dipaparkan

Bacillus

subtilis

TBUD TBUD 988 TBUD

B.   Pembahasan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan mikroba antara lain

faktor abiotik yang meliputi temperatur, kelembaban, tekanan osmosis, pengaruh pH,

pengaruh logam berat serta pengaruh zat-zat kimia. Sedangkan faktor biotik meliputi

bebas hama serta asosiasi. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dilakukanlah

pengamatan tentang pengaruh suhu, pH, cahaya, zat kimia dan logam berat terhadap

pertumbuhan bakteri. Perlu diketahui bahwa aktivitas kehidupan suatu jasad

memerlukan keadaan sekitar yang sesuai, yang dapat mempengaruhi sifat morfologi

dan fisiologi dari jasad akan menyesuaikan dengan keadaan sekitar yang ada pada

waktu itu.

Page 12: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap mikroba akibat pengaruh faktor lingkungan yang meliputi faktor abiotik. Faktor abiotik adalah faktor luar yang dapat berupa faktor kimia dan faktor fisika. Dalam percobaan ini dilihat faktor fisika meliputi pengaruh suhu, pengaruh pH dan pengaruh cahaya (sinar matahari). Adapun faktor kimia digunakan zat-zat kimia untuk melihat bagaimana penghambatan pertumbuhan mikroba yang bersangkutan.

Dalam mengamati pertumbuhan mikroba, digunakan sampel mikroba uji Bacillus subtilis Dan medium yang digunakan untuk menginokulasikannya adalah PDA dan PDB. Metode yang digunakan adalah metode agar tuang yakni salah satu metode penginokulasian mikroba dengan cara menuangkan medium padat kedalam cawan petri yang sebelumnya telah dimasukkan mikroba uji. Selanjutnya medium dengan mikroba uji langsung dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Setelah memadat, maka dapat dilakukan pengerjaan selanjutnya. Sementara untuk medium cair, sebaliknya dimana kedalamtabung reaksi dimasukkan terlebih dahulu medium yang selanjutnya diambil biakan mikroba untuk dimasukkan dalam medium tersebut.

1.     Pengaruh SuhuPada percobaan dengan pengaruh suhu, dilakukan perlakuan pengamatan

pertumbuhan mikroba Bacillus subtilis dengan variasai suhu yakni 5oC, 27oC dan 37oC.

Mikroba dapat bertahan hidup dalam suatu batas-batas temperatur tertentu, jadi

dengan variasi tersebut dapat diketahui ketahanan tubuh suatu mikroba. Batas-batas

tersebut dinamakan suhu minimum dan suhu maksimum, sementara suhu yang paling

baik bagi mikroba untuk tumbuh disebut suhu optimum.

2.     Pengaruh pH

Perubahan pH dalam lingkungan mikroba dpat mempengaruhi proses pertumbuhan

mikroba tersebut. Pada waktu pertumbuhan suatu mikroba, konsentrasi ion hidrogen

(pH) didalam media tempat tumbuhnya mempengaruhi protein (baik enzim dan sistem

pengangkutannya) yang terdapat pada membran selnya. Struktur protein itu akan

berubah bila pH dalam media juga berubah. Mikroba memiliki enzim yang berfungsi

sempurna pada kisaran pH tertentu, yang jika terjadi penyimpanan pH maka

pertumbuhan maupun metabolismenya dapat terhenti. Biasanya, mikroba tumbuh pada

pH sekitar 7,0 namun adapula yang dapat tumbuh pada pH 2,0 dan pH 10,0. bakteri

Page 13: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

tumbuh pada kisaran pH agak basa yaitu 5,8 sampai 6. karena pada pH 5,7 bakteri

dapat terhambat pertumbuhannya,

Dari hasil percobaan mikroba uji diinokulasaikan dalam medium PDB pada 3 variasi

pH yaitu pH asam (3,0), pH netral (7,0) dan pH basa (9,0). Untuk pH 3, media

ditambahkan larutan asam klorida dengan tujuan untuk mengasamkan media yang ber-

pH netral sekitar (7,0). Dengan menambahkan beberapa tetes HCl maka pH media

akan berubah menjadi pH asam sampai pada pH yang diinginkan. Sementara untuk pH

9,0 maka media ditambahkan reagen basa yaitu NaOH beberapa tetes untuk

menaikkan pH media ke pH 9,0. Setelah inkubasi, diamati pertumbuhannya dan

hasilnya yaitu pada Bacillus subtilis, ada pertumbuhan pada pH 3 dan 7 namun untuk

pH basa tidak terdapat pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan jenihnya medium

PDB. Artinya bakteri ini tidak mengalami pertumbuhan optimum pada suasana basa.

3.    Pengaruh cahaya

Pada daerah atau tempat yang kurang mendapatkan cahaya (sinar matahari)

biasanya pertumbuhan mikroorganismenya lebih baik dibandingkan dengan daerah

yang terkena langsung dengan sinar matahari. Karena cahaya umumnya dapat

merusak mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotosintesis. Cahaya mempunyai

pengaruh germisida, terutama cahaya bergelombang pendek dan bergelombang

panjang. Pengaruh germisida dari sinar bergelombang panjang disebabkan oleh panas

yang ditimbulkannya, misalnya sinar inframerah. Sinar x (0,005- 1,0 Ao), sinar ultra

violet (4000-2950 Ao), dan sinar radiasi lain dapat membunuh mikroba. Apabila tingkat

radiasi yang diterima sel mikroba rendah, maka dapat menyebabkan terjadinya mutasi

pada mikroba.

Page 14: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Pada dasarnya, rangkaian reaksi dapat dibagi menjadi dua bagian

utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan

cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal:

granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi

konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).

Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari

bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH) Energi yang digunakan dalam reaksi

gelap ini diperoleh dari reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan

cahaya Matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung

atom karbon menjadi molekul gula.

Pada percobaan ini dilakukan 4 perlakuan yang berbeda pada suspensi biakan-

biakan mikroba. Pada cawan petri I dipaparkan pada sinar matahari dan dibungkus

karbon. Pada cawan petri II tidak dipaparkan di bawah sinar matahari dan dibungkus

dengan karbon. Cawan petri III dipaparkan pada sinar matahari selama 15 menit tanpa

dibungkus karbon. Cawan petri IV tidak dipaparkan pada sinar matahari dan tidak

dibungkus karbon. Kertas karbon merupakan bahan yang digunakan untuk

menghambat pencahayaan langsung sinar matahari sehingga menghambat

pertumbuhan mikroba.

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, Basillus subtilis banyak yang

tumbuh pada semua cawan sehingga termasuk golongan bakteri autotrof, Bakteri

autotrof adalah bakteri yang memperoleh energinya umumnya dari proses fotosintetis

dengan kata lain membutuhkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya..

4.    Pengaruh Zat kimia

Page 15: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

Pengamatan pengaruh zat-zat kimia dilakukan dengan mengukur zona hambatan

terhadap masing-masing zat kimia. Pada percobaan ini digunakan antibiotika,

desinfektan maupun antiseptik. Antiseptik adalah zat-zat yang digunakan untuk

mematikan / menghentikan pertumbuhan kuman pada jaringan hidup, khususnya diatas

kulit atau selaput mukosa. Desinfektan adalah zat-zat yang digunakan untuk mencegah

infeksi dengan jalan pemusnahan hama patogen pada benda-benda tak hidup.

Sementara antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh mikroba, terutama

bakteri dan fungi, yang berkhasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroba

lain yang toksisitasnya bagi manusi relatif kecil. Pada percobaan ini di peroleh data

bahwa Ciprofloksasin menpunyai zona hambat 36,7mm, Wipol 23,3mm, Carex 25mm.

Disini kita dapat menarik kesimpulan bahwa Ciprofloksasin lebih ampuh membunuh

mikroba.

5.    Pengaruh Logam

Untuk pengaruh logam sampel yang digunakan adalah uang logam dari negara

Taiwan. Sebelum dimasukkan dalam cawan petri uang logam terlebih dahulu dicuci

dengan asam sitrat untuk menghilangkan sifat alkali dari uang logam tersebut dan agar

menghilangkan karatan. Berdasarkan data pengamatan untuk bakteri Bacillus subtilis

memiliki zona hambatan 24,3 mm.

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

Page 16: Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroorganisme

A.   Kesimpulan

B.   Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.”Penuntun Praktikum Mikrobilogi Farmasi Dasar”. Fakultas Farmasi UMI : Makassar.

Dirjen POM 1979.” Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI : Jakarta.

Dirjen POM 19.” Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes RI : Jakarta.

Entjang, Indan.2003.”Mikrobiologi dan Parasitologi”.PT.Citra Aditya Bakti : Bandung.Natsir Djide, M, .Drs .2003. “Bakteriologi”. Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin : Makassar.

Suriawiria (1986).” Pengantar Mikrobiologi Umum”. Angkasa : Bandung.