pengaruh leverage, profitabilitas, dan … prakasa... · skripsi ini telah diuji oleh tim penguji...

Download PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN … Prakasa... · Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, ... manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan

If you can't read please download the document

Upload: ngomien

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN KEPEMILIKAN

    MANAJEMEN PADA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

    DISCLOSURE PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

    SKRIPSI

    Oleh:

    SILA PRAKASA

    NIM: 1406305141

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2016

  • ii

    PENGARUH PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN

    KEPEMILIKAN MANAJEMEN PADA CORPORATE SOCIAL

    RESPONSIBILITY DISCLOSURE PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

    SKRIPSI

    Oleh:

    SILA PRAKASA

    NIM: 1406305141

    Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Udayana

    Denpasar

    2016

  • iii

    Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji

    pada tanggal:

    Tim Penguji: Tanda tangan

    1. Ketua : Dr. I G.A.N. Budiasih, SE., M.Si .....................

    2. Sekretaris : Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si, Ak .....................

    3. Anggota : Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija. P, SE., M.Si .....................

    Mengetahui,

    Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

    Dr.A.A.G.P.Widanaputra,SE.,M.Si.,Ak. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si, Ak.

    NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19580718 198601 1 001

  • iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS

    Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

    di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

    orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

    terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

    kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

    pustaka.

    Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

    unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Denpasar, 15 Maret 2016

    Mahasiswa

    Sila Prakasa

    NIM. 1406305141

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

    atas berkat dan rahmat-Nya, serta kerja sama dan bantuan berbagai pihak, penulis

    dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Leverage, Profitabilitas,

    dan Kepemilikan Manajemen Pada Corporate Social Responsibility Disclosure

    Perusahaan Pertambangan.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

    dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

    penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima

    kasih kepada:

    1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

    2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS. selaku Pembantu Dekan I

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

    3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan

    Akuntansi dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si selaku Sekretaris

    Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

    4. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE., Ak., MCom selaku Pembimbing Akademik.

    5. Bapak Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan

    bimbingan, masukan serta arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    Begitu juga dengan motivasi dan nasihat yang telah diberikan sebagai

    Pembimbing Akademis.

    6. Dr. I G.A.N. Budiasih, SE., M.Si dan Ibu Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija. P,

    SE., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan

    bagi penulis.

    7. Keluarga tercinta Djoni Gunawan, Putu Juniati, Cipta Puriwata, dan Arbi

    Prakasa yang telah mendukung penulis selama ini baik dari motivasi maupun

    nasihat yang diberikan. Terima kasih juga atas doa yang selalu dipanjatkan.

  • vi

    8. Rekan-rekan seperjuangan khususnya sahabat penulis Rina, Ayu, Vera,

    Mariani, Adi, Kris dan lainnya yang tidak dapat disebut satu-persatu atas

    persahabatan dan semangatnya selama ini sehingga penulis termotivasi untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2014 serta

    semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    memberikan bantuan, masukan, serta dukungan dalam penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

    dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap

    bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini

    dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

    Denpasar, 15 Maret 2016

    Penulis

  • vii

    Judul : Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajemen

    Pada CSR Disclosure Perusahaan Pertambangan

    Nama : Sila Prakasa

    NIM : 1406305141

    Abstrak

    Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah menjadi isu global

    dimana perusahaan baik nasional maupun internasional kini kerap

    mengungkapkan CSR dalam laporan keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk

    mendapatkan bukti empiris pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan

    manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan. CSR disclosure ini

    dapat dilihat pada laporan tanggung jawab sosial yang dimuat dalam laporan

    tahunan perusahaan. Pengukuran indeks CSR disclosure dengan Global Reporting

    Initiative Generation 3.1 (GRI G3.1). Metode pengumpulan data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah nonparticipant observation dengan teknik analisis

    regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Sampel dipilih dengan

    menggunakan purposive sampling dan diperoleh 40 data yang telah memenuhi

    kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas dan

    kepemilikan manajemen mempunyai pengaruh positif pada CSR disclosure

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-

    2014.

    Kata Kunci: CSR , CSR disclosure, Global Reporting Initiative

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................... v

    ABSTRAK ..................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang masalah ................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 9 1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 9 1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 10

    BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    2.1 Landasan Teori dan Konsep ........................................................... 12

    2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 12

    2.1.2 Teori Legitimasi ..................................................................... 15

    2.1.3 Teori Sinyal (Signaling Theory) ............................................. 16

    2.1.4 Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) ... 17

    2.1.5 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) ... 19

    2.1.6 Leverage ................................................................................ 20

    2.1.7 Profitabilitas .......................................................................... 21

    2.1.8 Kepemilikan Manajemen ....................................................... 22

    2.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 23

    2.2.1 Pengaruh Leverage pada CSR Disclosure .............................. 23

    2.2.2 Pengaruh Profitabilitas pada CSR Disclosure ........................ 24

    2.2.3 Pengaruh Kepemilikan Manajemen pada CSR Disclosure ... 24

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 25

    3.2 Obyek Penelitian ............................................................................ 26

    3.3 Identifikasi Variabel ........................................................................ 26

    3.4 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 27

    3.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 30

    3.5.1 Jenis Data .............................................................................. 30

    3.5.2 Sumber Data .......................................................................... 30

    3.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ........................... 30

  • ix

    3.6.1 Populasi .................................................................................. 30

    3.6.2 Sampel .................................................................................... 31

    3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 31

    3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 31

    3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 32

    3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 32

    3.8.2 Analisis Uji Asumsi Klasik .................................................... 34

    BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 37

    4.2 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 38

    4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis .................................................... 40

    4.3.1 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 40

    4.3.2 Regresi Linier Berganda ......................................................... 44

    4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 48

    4.4.1 Pengaruh leverage terhadap CSR disclosure ........................... 48

    4.4.2 Pengaruh profitabilitas terhadap CSR disclosure .................... 49

    4.4.3 Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure . 49

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan ......................................................................................... 51

    5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian .................................................. 53

    DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 54

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 59

  • x

    DAFTAR TABEL

    No Tabel Halaman

    4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ............................................ 37

    4.2 Statistik Deskriptif .............................................................................. 38

    4.3 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 41

    4.4 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 42

    4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 42

    4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 43

    4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 44

    4.8 Model Summary ................................................................................. 45

    4.9 Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 46

    4.10 Hasil Pengujian Hipotesis................................................................... 47

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    No Tabel Halaman

    3.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 26

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Lampiran Halaman

    1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan Indikator Global Reporting Initiative Generation 3.1 (GRI G3.1) .. 59

    2. Daftar Sampel Penelitian .................................................................. 63

    3. Daftar Leverage, Profitabilitas, Kepemilikan Manajemen, dan

    CSR Disclosure perusahaan tahun 2011-2014 .................................. 64

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Sejak pertengahan abad ke 20 perdebatan panjang mengenai Corporate

    Social Responsibility (CSR) telah terjadi. Di tahun 1953, Bowen menulis buku

    yang berkaitan dengan Social Responsibilities of the Businessman. (Bowen dan

    Deegan, 1998) Pada perkembangan berikutnya telah terjadi pergeseran

    terminologi dari tanggung jawab sosial bisnis ke CSR. Selanjutnya bidang ini

    berkembang secara signifikan dan saat ini telah berkembang beragam teori,

    pendekatan dan terminologi mengenai CSR. Masyarakat dan bisnis, manajemen

    isu sosial, public policy and business, management stakeholders, tanggung jawab

    perusahaan merupakan sejumlah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

    hubungan tanggung jawab perusahaan dengan masyarakat. Keinginan-keinginan

    baru untuk tanggung jawab sosial perusahaan dan alternatif konsep baru telah

    diajukan, termasuk corporate citizenship dan corporate sustainability. Dalam

    kaitan antara social entrepreneurship dan CSR, muncul konsep baru corporate

    social entrepreneurship (CSE) sebagai suatu pendekatan baru, yang di Inggris

    lebih dikenal dengan konsep smart CSR.

    Blowfield dan Frynas (2005) membayangkan CSR diibaratkan sebagai

    sebuah payung bagi beragam pendekatan, teori dan praktek-praktek yang

    mengakui hal-hal sebagai berikut:

  • 2

    1) Bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap dampaknya

    terhadap masyarakat dan lingkungan alam, yang terkadang lebih jauh lagi

    sekedar memenuhi aspek legal dan pertanggungjawaban individual.

    2) Bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab untuk berperilaku

    dengan siapa mereka melakukan bisnis.

    3) Bahwa bisnis harus (perlu) mengelola hubungannya dengan masyarakat

    yang lebih luas, dengan alasan komersial atau untuk nilai tambah terhadap

    masyarakat.

    Agency Theory dikembangkan oleh Jensen and Meckling (1976), yang

    menyatakan bahwa antara pemilik dan manajemen mempunyai kepentingan yang

    berbeda. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak

    yang memberi wewenang (principal), yaitu pemilik dengan pihak yang menerima

    wewenang (agent), yaitu manajer. Hubungan kerja tersebut didasari bahwa

    masing-masing pihak berusaha untuk memperbesar keuntungan dirinya sendiri.

    Menurut Cheng et al. (2011), keterlibatan stakeholder yang ditingkatkan melalui

    CSR akan mengurangi asimetri informasi karena transparansi ditingkatkan

    melalui pelaporan non keuangan. Asimetri informasi dapat terjadi dalam

    hubungan antara principal dan agent, karena dalam teori agensi, agent dianggap

    memiliki informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan principal, sehingga

    asimetri informasi merupakan salah satu agency problem, yang dapat diatasi

    melalui CSR.

    Perusahaan yang melakukan CSR Disclosure dengan baik maka akan

    memperoleh reward dan dipandang baik oleh stakeholder dan masyarakat serta

  • 3

    lingkungannya. Hal ini juga berarti pemenuhan terhadap tanggungjawab sosialnya

    dan hak asasi manusia bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian akan

    menarik minat investor atau pihak yang berkepentingan untuk menanamkan

    modalnya pada perusahaan. Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan

    ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk

    mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat

    kepada investor dan stakeholders lainnya. Pengungkapan tersebut bertujuan untuk

    menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan

    publik dan stakeholders lainnya tentang bagaimana perusahaan telah

    mengintegrasikan corporate social responsibilty (CSR) dalam setiap aspek

    kegiatan operasinya (Novita dan Djakman, 2008 dalam Nurkhin, 2009).

    Pelaksanaan CSR di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

    40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: bahwa Perseroan

    yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber

    daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kemudian

    untuk melaksanakan undang-undang tersebut, dikeluarkan Peraturan Pemerintah

    (PP) nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    Perseroraan Terbatas, yang berisikan mewajibkan seluruh perusahaan yang

    menjalankan kegiatan usaha dibidang atau berkaitan dengan sumber daya alam

    untuk menyelenggarakan program CSR, dan mengharuskan perusahaan

    memasukan program CSR dalam rencana kerja tahunan perusahaan. Kegiatan

    dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut harus

  • 4

    dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan

    dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

    Namun, pada kenyataan tidak semua perusahaan melakukan program CSR

    yang dikarenakan adanya kelemahan dalam Undang-Undang tersebut, yaitu belum

    jelas mengenai berapa persen dana yang harus digulirkan untuk CSR, belum juga

    diatur siapa pihak yang berwenang untuk memungut dana CSR serta pihak yang

    melakukan pengawasan terhadap praktik CSR. Misalnya pada Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009) paragraph 12 secara jelas

    menyampaikan saran untuk mengungkapkan bentuk tanggung jawab atas masalah

    sosial, yaitu sebagai berikut:

    Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan

    mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement),

    khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan

    penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok

    pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut

    di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan

    Dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa perusahaan belum

    diwajibkan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai

    bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Kelemahan-

    kelemahan inilah yang dapat mengakibatkan praktek-praktek yang pada akhirnya

    dapat merugikan perusahaan dan masyarakat.

    Sumber daya alam yang tidak dapat terbaharui di Indonesia salah

    satunya dikelola oleh sektor pertambangan. Produksi pertambangan di Indonesia

    diprediksi menjadi 8,27 persen untuk periode 2013-2016 (Werner, 2013). Sektor

    ini memiliki kontribusi besar terhadap berbagai aspek mulai dari penanaman

  • 5

    modal asing sampai dengan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Namun,

    menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai perusahaan

    pertambangan paling berkontribusi besar terkait dengan kerusakan alam yang

    terjadi di kawasan Indonesia (www.metrosiantar.com, 20 Januari 2014). Kasus

    terkait dengan CSR adalah PT Meares Soputan Mining yang kegiatan usahanya

    mencemari lingkungan (Saifullah, 2012). Kasus lain adalah eksploitasi batu bara

    yang menimbulkan banjir dan mencemari air (Suryawan, 2013). Kasus-Kasus

    tersebut menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan di Indonesia belum

    memerhatikan dimensi sosial dan lingkungan yang terkena dampak negatif akibat

    dari aktivitas operasi perusahaan.

    Eddy (2005) menyatakan keputusan untuk mengungkapkan informasi

    sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan

    pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan

    tingkat leverage yang tinggi akan mempengaruhi tanggung jawab sosial yang

    dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Brigham (2006)

    seberapa jauh perusahaan menggunakan utang (financial leverage) akan memiliki

    implikasi penting, salah satunya adalah dengan memperoleh dana melalui utang,

    para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan

    tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. Leverage

    diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER). DER digunakan untuk

    memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan,

    sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.

  • 6

    Sesuai dengan konsep Triple Bottom Line (3P) oleh Elkington (1997)

    menyatakan bahwa perusahaan yang ingin bertahan dalam jangka panjang,

    seharusnya tidak hanya berusaha mengejar keuntungan ekonomi saja, namun

    harus mulai berkontribus terkait dengan aspek sosial dan juga lingkungan. People

    meliputi dampak perusahaan pada karyawan dan sistem sosial dalam masyarakat;

    Planet meliputi pengaruh perusahaan terhadap lingkungan fisik; serta Profit

    meliputi kinerja keuangan perusahaan, arus modal, dan keterlibatan ekonomi

    mereka dalam masyarakat. CSR harus menjamin bahwa perusahaan bertanggung

    jawab atas dampak langsung dan tidak langsung kegiatan mereka.

    Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas

    dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang

    saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Ketika perusahaan

    memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak

    perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses

    keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat profitabilitas rendah perusahaan

    akan berharap pengguna laporan akan membaca good news kinerja perusahaan.

    Pelaksanaan aktivitas CSR tidak bisa terlepas dari penerapan good

    corporate governance. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia

    menyatakan bahwa tujuan pelaksanaan corporate governance adalah mendorong

    timbulnya kesadaran dan tanggung jawab perusahaan pada masyarakat dan

    lingkungan sekitarnya. Salah satu faktor corporate governance yang berpengaruh

    atas pelaksanaan CSR adalah struktur kepemilikan. Sebagian besar penelitian

    memberikan bukti yang cukup mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap

  • 7

    pengungkapan CSR. Hal ini sejalan dengan prinsip transparansi yaitu perusahaan

    dengan kepemilikan institusi dan asing yang tinggi akan memiliki tekanan lebih

    tinggi untuk mengungkapkan aktivitasnya dengan alasan untuk memasarkan

    sahamnya (Rosmasita, 2007).

    Kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang

    dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Semakin besar kepemilikan

    manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam

    memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan

    menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam

    rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan

    sumber daya untuk aktivitas tersebut (Anggraini, 2006).

    Berbagai penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

    pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak memberikan hasil

    penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) menunjukkan adanya

    pengaruh yang signifikan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial.

    Sementara penelitian Zaenuddin (2006) dan Reverte (2008) dalam Nurkhin (2009)

    tidak menemukan pengaruh dari variabel tersebut. Penelitian ini berbeda dari

    penelitian-penelitian sebelumnya. Profitabilitas menurut Preston (1976) dalam

    Hackston dan Milne (1996), yang menyatakan secara teoritis mempunyai

    pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

    Namun dalam penelitian Cahya (2010) menemukan tidak ada pengaruh antara

    variabel tersebut.

  • 8

    Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rawi (2008) mengenai

    pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap tanggung jawab sosial

    perusahaan diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel

    kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Restiningrum (2009) menemukan tidak

    ada pengaruh yang signifikan variabel kepemilikan manajemen terhadap

    pengungkapan tanggung jawab sosial. Oleh karena adanya perbedaan hasil antara

    teori keagenan dan hasil penelitian yang diungkapkan, serta pelaksanaan

    pengungkapan tanggungjawab sosial dan lingkungan perusahaan, yang

    menjadikan permasalahan ini menarik untuk di teliti. Sektor pertambangan dipilih

    karena kegiatan operasinya berkaitan erat dengan eksploitasi sumber daya alam,

    serta memiliki dampak terkait kerusakan lingkungan sekitar wilayah lingkungan

    pertambangan.

    1.2 Rumusan Masalah Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian sebelumnya maka

    dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

    1) Apakah leverage berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan

    pertambangan?

    2) Apakah profitabilitas berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan

    pertambangan?

    3) Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh pada CSR disclosure

    perusahaan pertambangan?

  • 9

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah:

    1) Mendapatkan bukti empiris pengaruh leverage pada CSR disclosure

    perusahaan pertambangan.

    2) Mendapatkan bukti empiris pengaruh profitabilitas pada CSR

    disclosure perusahaan pertambangan.

    3) Mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajemen pada

    CSR disclosure perusahaan pertambangan.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan

    kegunaan sebagai berikut:

    1) Kegunaan Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori keagenan yang

    digunakan pada penelitian, serta menjadi referensi dan sumbangan

    konseptual bagi penelitian sejenis yang terkait dengan pengaruh

    leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen pada CSR

    disclosure perusahaan pertambangan dalam pengembangan ilmu

    pengetahuan untuk kemajuan dunia pendidikan.

  • 10

    2) Kegunaan Praktis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif,

    masukan, dan bahan pertimbangan kepada mahasiswa maupun

    pembaca lain mengenai pengaruh leverage, profitabilitas, dan

    kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan

    pertambangan.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis yaitu,

    terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, dan Bab V. Adapun bab-bab tersebut

    berisi tentang:

    BAB I Pendahuluan, bab ini menguraikan hal-hal yang melatarbelakangi

    masalah penelitian, identifikasi dan batasan masalah, perumusan

    masalah penelitian, penetapan tujuan dan manfaat yang diharapkan

    dari hasil penelitian, serta sistematika penulisan.

    BAB II Kajian pustaka dan hipotesis penelitian, bab ini berisi tentang

    kajian teori dan penelitian terkait, perumusan kerangka pikir, serta

    hipotesis penelitian.

    BAB III Metode penelitian, bab ini diuraikan tentang desain penelitian,

    lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi

    operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan

    metode penelitian sampel, metode pengumpulan data, dan teknik

    analisis data.

  • 11

    BAB IV Data dan pembahasan hasil penelitian, bab ini diuraikan mengenai

    dekripsi sampel penelitian, uji regresi linier berganda, uji asumsi

    klasik, dan pembahasan hasil penelitian.

    BAB V Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang

    relevan berdasarkan hasil penelitian ini.

  • 12

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    2.1 Landasan Teori dan Konsep

    2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

    Hill dan Jones (1992) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu

    kontrak antara satu atau lebih orang (prinsipal) yang menghendaki orang lain

    (manajer) untuk melaksanakan jasa dengan cara mendelegasikan sebagian

    wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori keagenan memandang

    perusahaan sebagai nexus of contracts, yaitu organisasi yang terkait kontrak

    dengan beberapa pihak seperti pemegang saham, supplier, karyawan (termasuk

    manajer) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan (Scott, 2009:313 dalam

    Komalasari dan Anna, 2012). Hubungan kontrak antara prinsipal dan manajer

    selalu memiliki peluang untuk memunculkan konflik kepentingan dan memicu

    timbulnya biaya keagenan.

    Antara manajer dan prinsipal haruslah ada simetris informasi. Artinya

    semua informasi mengenai perusahaan yang dimiliki oleh manajer seharusnya

    diungkapkan kepada prinsipal. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa agen selalu

    mempunyai peluang untuk berperilaku oportunistik dan menyebabkan adanya

    asimetris informasi. Hal ini menyebabkan prinsipal perlu mengeluarkan biaya

    pengawasan yang lebih untuk mengawasi agen. Tiga faktor yang mempengaruhi

    hubungan keagenan yaitu, biaya pengawasan (monitoring cost), biaya kontrak

    (contract cost), dan visibilitas politis. Perusahaan yang menghadapi biaya

  • 13

    pengawasan dan kontrak yang tinggi cenderung akan memilih metode akuntansi

    yang dapat meningkatkan laba yang dilaporkan, dan perusahaan yang menghadapi

    visibilitas politis yang tinggi cenderung memilih metode dan teknik akuntansi

    yang dapat melaporkan laba menjadi lebih rendah (Marina, 2009).

    Salah satu tujuan perusahaan melakukan pengungkapan informasi

    tanggung jawab sosial adalah untuk membangun citra perusahaan dan

    mendapatkan perhatian dari masyarakat. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka

    perusahaan membutuhkan biaya untuk memberikan informasi mengenai

    pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini tentu akan

    menyebabkan laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi rendah.

    Perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah

    dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan

    informasi pertanggungjawaban sosial. Jadi pengungkapan informasi tanggung

    jawab sosial berhubungan positif dengan biaya kontrak dan pengawasan

    (Belkaouni dan Karpik, 1989 yang dikutip oleh Oktariani dan Mimba, 2013).

    Menurut Eisenhardt (1989) masalah yang muncul akibat adanya hubungan

    keagenan ini adalah ketika (a) adanya konflik keagenan, dimana terdapat

    perbedaan keinginan atau tujuan dari prinsipal dan agen (b) sulit atau mahal bagi

    prinsipal untuk mengawasi apa yang dilakukan oleh agen. Jensen dan Meckling

    (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan

    disebabkan oleh perbedaan tujuan dari masing-masing pihak. Manajer sebagai

    agen dalam menjalankan tugasnya memiliki kewajiban untuk memaksimalkan

    kesejahteraan para pemilik perusahaan (principal) baik dalam jangka pendek

  • 14

    maupun jangka panjang. Namun, disisi lain manajer juga memiliki kepentingan

    untuk memaksimalkan kesejahteraannya sendiri. Konflik antara manajer dengan

    pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan

    semakin kecil. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan

    kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya, semakin

    besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan

    manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak

    dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan

    informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan citra atau reputasi perusahaan,

    meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut.

    Sebagai wujud pertanggungjawaban, teori agensi dapat digunakan untuk

    menjelaskan manajer sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan

    pihak prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan informasi

    pertanggungjawaban sosial perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan maka

    biaya keagenan yang muncul juga semakin besar, dan untuk mengurangi biaya

    keagenan tersebut perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang

    lebih luas (Wardhani, 2006). Perusahaan besar adalah emiten yang banyak

    disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis

    sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2003). Salah satu

    wujud pertanggungjawaban agen kepada prinsipal adalah mengungkapkan

    informasi mengenai keadaan finansial dan tanggung jawab sosial perusahaan

    melalui laporan tahunan perusahaan.

  • 15

    2.1.2 Teori Legitimasi

    Teori legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau

    asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan

    tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai,

    kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995 dalam

    Kirana, 2009). Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan

    legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi

    perkembangan perusahaan ke depan. Operasi perusahaan harus sesuai dengan

    harapan dari masyarakat. Deegan, Robin dan Tobin (2002) dalam Fitriyani (2012)

    menyatakan legitimasi dapat diperoleh manakala terdapat kesesuaian antara

    keberadaan perusahaan tidak mengganggu atau sesuai (congruent) dengan

    eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan. Ketika terjadi

    pergeseran yang menuju ketidaksesuaian, maka pada saat itu legitimasi

    perusahaan dapat terancam.

    Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus

    berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi

    untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri

    (Guthrie, 1989). Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan

    bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan

    menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung

    jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat.

  • 16

    2.1.3 Teori Sinyal ( Signaling theory)

    Teori sinyal adalah teori yang menjelaskan mengapa perusahaan

    mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak

    eksternal (Sari, 2006). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu

    berdampak pada para stakeholders seperti karyawan, pemasok, investor,

    pemerintah, konsumen, serta masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi

    perhatian dan minat dari para stakeholders, terutama para investor dan calon

    investor sebagai pemilik dan penanam modal perusahaan. Oleh karenanya,

    perusahaan berkewajiban untuk memberikan laporan sebagai informasi kepada

    para stakeholders (Danu, 2011). Salah satu informasi yang wajib untuk

    diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang CSR.

    Dengan disertakannya laporan tambahan seperti laporan aktivitas CSR

    perusahaan maka diharapkan hal tersebut akan berdampak positif bagi

    perusahaan. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka

    diharapkan pelaku pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut dan

    diterima oleh pelaku pasar. Dalam hal ini, perusahaan memberikan tanda (signal)

    kepada stakeholders mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan

    sekitarnya. Dengan demikian diharapkan investor dapat melihat sinyal yang

    diberikan perusahaan bahwa perusahaan tidak mengejar keuntungan semata

    namun, tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya.

  • 17

    2.1.4 Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility)

    CSR saat ini sudah menjadi isu global dimana perusahaan baik nasional

    maupun internasional kini kerap mengungkapkan CSR dalam laporan

    keuangannya. Hal ini dikarenakan adanya dampak yang positif terhadap

    pengungkapan CSR bagi perusahaan dan lingkungan selain itu juga karena

    perusahaan dituntut untuk lebih transparan dan adanya tututan publik terhadap

    akuntabilitas perusahaan.

    Sebagai sebuah konsep yang makin populer, CSR ternyata belum

    memiliki definisi yang tunggal;

    a. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD),

    lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih

    dari 120 multinasional company yang beranggotakan lebih dari 30 negara

    itu, dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan

    CSR, sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara

    etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,

    bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan

    keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan

    masyarakat secara lebih luas. Pada pengertian ini lebih menfokuskan pada

    tujuan yang hendak dicapai dari suatu entitas dunia usaha dimana tujuan

    tersebut mencakup semua lingkup baik itu perekonomian, karyawan

    maupun masyarakat secara lebih luas. Perusahaan atau entitas bisnis tetap

    bisa melaksanakan kegiatannya dengan legal serta tetap memberi

    kontribusi yang baik kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

  • 18

    b. The Jakarta Consulting Group tanggung jawab sosial ini diarahkan baik

    ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) perusahaan. CSR ke dalam,

    tanggung jawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk

    profitabilitas serta kepada karyawan dalam bentuk kompensasi-

    kompensasi yang adil. CSR ke luar, tanggung jawab sosial ini berkaitan

    dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan

    kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta

    memelihara lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan

    kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat

    ini maupun bagi generasi penerus. Pada pengertian ini lebih jelas terlihat

    pembagian kepentingan atas tujuan yang diharapkan oleh entitas bisnis

    daripada pengertian sebelumnya. Pengertian ini juga menguraikan secara

    lebih jelas hal-hal yang berkaitan langsung dengan perusahaan ataupun

    pihak luar perusahaan.

    Konsep CSR sudah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun

    terakhir ini. CSR adalah sebuah konsep yang telah menarik perhatian dunia dan

    mendapat perhatian dalam ekonomi global. Namun demikian, konsep CSR masih

    belum seragam dengan pandangan yang masih beragam tentang kegunaan dan

    aplikabilitas potensialnya (Jamali dan Mirshak, 2007).

    Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa CSR adalah

    suatu tindakan yang dilakukan oleh entitas bisnis secara legal dengan tujuan

    berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi dengan memperhatikan kepentingan

    stakeholders, kualitas hidup karyawan, lingkungan luar perusahaan, serta

  • 19

    masyarakat secara luas yang diwujudkan dengan perilaku sosial yang

    bertanggungjawab.

    2.1.5 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure)

    CSR yang dilakukan oleh perusahaan perlu diungkapkan kepada

    stakeholder. CSR disclosure oleh Gray et al. (1995) didefinisikan sebagai suatu

    proses penyediaan informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah

    seputar social accountability, yang mana secara khas tindakan ini dapat

    dipertanggungjawabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun

    dalam bentuk iklan-iklan yang berorientasi (Rakhiemah, 2009). Laporan tahunan

    atau laporan keberlanjutan digunakan sebagai media pengungkapan tanggung

    jawab sosial perusahaan dengan tujuan agar stakeholder dapat dengan mudah

    mengetahui bagaimana kinerja perusahaan yang tidak hanya dari aspek financial

    saja, namun juga aspek sosial dan lingkungan yang dijalankannya.

    CSR disclosure perusahaan menggunakan standar dari Global Reporting

    Initiative (GRI). GRI adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah

    mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka

    laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus menerus melakukan

    perbaikan dan penerapan di seluruh dunia (www.globalreporting.org). survei

    KPMG (yang sebelumnya dikenal KMG - Klynveld Main Goerdeler) diseluruh

    dunia tahun 2005 memperlihatkan bahwa praktek pelaporan yang

    berkesinambungan mengirimkan pesan pada GRI yaitu peningkatan signifikan

    penggunaan GRI guidline sejak tahun 2002 sebagai kerangka pelaporan satu-

    http://www.globalreporting.org/

  • 20

    satunya secara global (Ardi, 2012). CSR disclosure dalam laporan tahunan

    merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan dan

    melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan

    Parker, 1990 dalam Ardhi, 2012)

    Indikator GRI sudah digunakan oleh beberapa peneliti seperti penelitian

    yang dilakukan oleh Sembiring (2003), Gamerschlag et al. (2011), Nurkhin

    (2009), Sari (2012), serta Putri dan Yulius (2014) yang menggunakan indikator

    GRI untuk mengukur CSR Disclosure. Kamil dan Herusetya (2012) serta

    Kinantika (2013) menggunakan indikator GRI untuk mengukur CSR disclosure

    perusahaan. Adapun indikator-indikator pada CSR Disclosure dikategorikan

    dalam 7 tema, yang terdiri dari 84 item pengungkapan sosial untuk perusahaan

    manufaktur.

    2.1.6 Leverage

    Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata

    ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran

    mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat

    resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio

    hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit

    sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi

    (Belkaoui dan Karpik (1989). Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan

    mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan

    memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang. Kontrak

  • 21

    utang biasanya berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan harus menjaga tingkat

    leverage tertentu (rasio utang/ekuitas), interest coverage, modal kerja dan ekuitas

    pemegang saham (Watt dan Zimmerman, 1990; Scott 1997; dalam Anggraini,

    2006). Dengan perjanjian terbatas seperti perjanjian utang yang tergambar dalam

    tingkat leverage, akan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan

    transfer kemakmuran kepada para pemegang saham dan manajer (Mahdiyah,

    2008).

    Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengakibatkan pengawasan

    yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan. Sesuai

    dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang

    tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar

    tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Dalam penelitian ini, indikator yang

    digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah Debt To Assets Ratio (DAR).

    2.1.7 Profitabilitas

    Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan

    manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba

    yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen

    menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial

    kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996).

    Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan

    pertanggungjawaban sosial.

  • 22

    Hubungan antara profitabilitas dan tingkat CSR Disclosure adalah bahwa

    ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen)

    menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi

    tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat profitabilitas rendah

    perusahaan akan berharap pengguna laporan akan membaca good news kinerja

    perusahaan. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur

    tingkat profitabilitas adalah Return On Assets (ROA).

    2.1.8 Kepemilikan Manajemen

    Junaidi (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah

    persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan

    komisaris. Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin

    besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil (Anggraini,

    2006). Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan

    dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar

    kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan

    manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak

    dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan

    informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun

    ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Anggraini, 2006).

  • 23

    2.2 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

    pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Berdasarkan latar belakang dan rumusan

    masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    2.2.1 Pengaruh Leverage pada CSR Disclosure

    Teori Sembiring (2003) memperoleh hasil semakin tinggi rasio hutang

    suatu perusahaan maka CSR disclosure akan semakin tinggi. Pendapat lain yang

    serupa juga diungkapkan oleh Naser et al. (2006) dalam Febrina (2011) yang

    menduga bahwa rasio hutang berhubungan positif dengan pengungkapan, karena

    perusahaan yang berisiko tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih

    detail untuk meyakinkan investor dan kreditor. Hasil penelitian dari Febrina

    (2011), Nur (2012), dan Oktariani (2014) menemukan bahwa hutang

    berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan. Sedangkan penelitian Sembiring

    (2003), Widyatmoko (2011), dan Fahrizqi (2010) menemukan hasil bahwa hutang

    tidak berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan. Berdasarkan uraian di atas,

    maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

    H1: Leverage berpengaruh positif pada CSR disclosure

  • 24

    2.2.2 Pengaruh Profitabilitas pada CSR Disclosure

    Hubungan antara profitabilitas dan CSR disclosure menurut Kamil

    (2012) adalah positif, dimana jumlah CSR disclosure akan semakin

    meningkat seiring dengan meningkatnya profitabilitas. Penelitian Fahrizqi (2010),

    Febrina (2011), dan Oktariani (2014) menemukan bahwa profitabilitas

    berpengaruh pada CSR disclosure. Sedangkan penelitian Sembiring (2003),

    Komalasari (2011), dan Putri (2014) menemukan hasil bahwa profitabilitas tidak

    berpengaruh pada CSR disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis

    yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

    H2: Profitabilitas berpengaruh positif pada CSR disclosure.

    2.2.3 Pengaruh Kepemilikan Manajemen pada CSR Disclosure

    Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006), Rosmasita (2007), dan

    Rawi (2008) mengenai pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap CSR

    perusahaan diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel

    kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

    Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Restiningrum (2009) menemukan tidak

    ada pengaruh yang signifikan variabel kepemilikan manajemen terhadap CSR

    disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah:

    H3: Kepemilikan manajemen berpengaruh positif pada CSR disclosure.

  • 25

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

    pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin

    timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian

    merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan

    pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat

    untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2013).

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk asosiatif.

    Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pengujian

    teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka serta data dianalisis

    menggunakan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2009:12). Sugiyono

    (2013:6) menyatakan bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang

    bertujuan untuk menunjukkan hubungan diantara dua variabel atau lebih. Pada

    penelitian ini variabel yang diuji yaitu pengaruh leverage, profitabilitas, dan

    kepemilikan manajemen pada variabel CSR disclosure. Desain penelitian dari

    penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut:

  • 26

    Gambar 3.1 Desain Penelitian

    Variabel Independen Variabel Dependen

    F

    Sumber: Data diolah, 2016

    3.2 Objek Penelitian

    Objek penelitian adalah suatu sifat yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian memperoleh kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Obyek

    dari penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen

    pada CSR disclosure pada perusahaan pertambangan. Tahun penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini yaitu dari tahun 2011-2014

    3.3 Identifikasi Variabel

    Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

    kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:58). Variabel-variabel yang

    dapat diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain:

    1) Variable bebas (independent), yaitu variabel yang menjadi sebab

    perubahan atau yang memengaruhi variabel terikat (dependent)

    Profitabilitas (X2)

    Kepemilikan

    Manajemen (X3)

    Corporate Social

    Responsibility

    Disclosure (Y)

    Leverage (X1)

  • 27

    (Sugiyono, 2013:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

    leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen.

    2) Variabel terikat (dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

    menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent) (Sugiyono,

    2013:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah CSR disclosure

    3.4 Definisi Operasional Variabel

    Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada

    variabel dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasikannya. Definisi

    operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1) CSR Disclosure

    CSR Disclosure merupakan pengungkapan informasi terkait dengan

    aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. CSR Disclosure diukur

    dengan proksi Corporate Social Responsibility Disclosure Index

    (CSRDI) berdasarkan indikator GRI G3.1 (Global Reporting Initiatives

    Generation). Variabel CSR disclosure perusahaan diukur dengan metode

    content analysis. Content analysis adalah suatu metode pengumpulan

    data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau

    pesan dari suatu dokumen (Indriantoro dan Supomo, 2009) agar content

    analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable, maka dapat

    dilakukan salah satunya dengan cara checklist.

    Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan

    dalam 6 kategori yaitu: Ekonomi (9 item), Lingkungan (30 item), Praktik

  • 28

    Tenaga Kerja (15 item), Hak Asasi Manusia (11 item), Masyarakat (10

    item), dan Tanggung Jawab Produk (9 item). Sehingga total

    pengungkapannya adalah 84 item menurut GRI G3.1 yang dalam

    penelitian ini dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial.

    Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan

    perusahaan maka diberi skor 1, jika tidak ada pengungkapan maka akan

    diberi skor 0. CSR disclosure dihitung dengan rumus (Haniffa et al.,

    2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007):

    .................................... (1)

    2) Leverage

    Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas

    pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan

    gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga

    dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi

    tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan

    melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk

    melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Nilai leverage dapat diukur

    dengan rumus:

    Total Liabilitas

    DAR = x 100% .......................................... (2)

    Total Aset

  • 29

    3) Profitabilitas

    Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan

    manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan

    oleh laba yang dihasilkan. Profitabilitas juga merupakan faktor yang

    membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk

    mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.

    Nilai profitabilitas dapat diukur dengan rumus:

    Laba Bersih setelah Pajak

    ROA = ______________________ x 100 % ............................ (3)

    Total Aset

    4) Kepemilikan Manajemen

    Kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang

    dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Konflik kepentingan

    antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika

    kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Dalam hal ini

    manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya

    dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar

    kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif

    tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata

    lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Nilai kepemilikan

    manajemen dapat diukur dengan rumus:

    Kepemilikan manajemen = % saham manajemen .................... (4)

  • 30

    3.5 Jenis dan Sumber Data

    3.5.1 Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini hanya berupa data

    kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka atau data

    kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2013:14). Data kuantitatif dalam penelitian

    ini adalah leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen dari perusahaan

    pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.

    3.5.2 Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

    merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara

    (Sugiyono, 2013:129). Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan

    keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari BEI yang diakses melalui

    www.idx.co.id.

    3.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

    3.6.1 Populasi

    Menurut Sugiyono (2013:115), populasi merupakan wilayah generalisasi

    yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

    http://www.idx.co.id/

  • 31

    3.6.2 Sampel

    Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    oleh populasi (Sugiyono, 2013:116). Sampel dalam penelitian ini adalah

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.

    3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel

    Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik

    penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu

    (Sugiyono, 2013:122). Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam

    penelitian ini, yaitu:

    1) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.

    2) Perusahaan pertambangan yang menerbitkan CSR disclosure

    3) Perusahaan pertambangan yang memiliki informasi lengkap mengenai

    data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti leverage, profitabilitas,

    dan kepemilikan saham.

    3.7 Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    nonparticipant observation, yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi

    atau pengamatan dimana peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai

    pengamat independen. Peneliti membutuhkan data dan informasi sebagai

  • 32

    pendukung dalam penelitian ini dengan cara melakukan penelusuran dan

    pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa data leverage,

    profitabilitas, dan kepemilikan manajemen.

    3.8 Teknik Analisis Data

    3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

    analisis regresi linier beganda. Analisis regresi linier berganda yang digunakan

    untuk mengetahui pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen

    pada CSR disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-

    2014 melalui SPSS dengan persamaan model seperti dibawah ini:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ......................................... (persamaan 3.5)

    Keterangan:

    Y = CSR disclosure

    a = Konstanta

    X1 = Leverage

    X2 = Profitabilitas

    X3 = Kepemilikan Manajemen

    b1 = Koefesien Regresi X1

    b2 = Koefesien Regresi X2

    b3 = Koefesien Regresi X3

    e = Error

    Apabila variabel b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi

    pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap

    kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel

    dependen begitu juga sebaliknya. Apabila variabel b bernilai negatif (-) maka

  • 33

    dapat dikatakan terjadi pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel

    independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen.

    Berdasarkan model regresi linier berganda, dapat dilakukan pembuktian

    kebenaran yang digunakan dengan melakukan pengujian sebagai berikut:

    1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Analisa determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan

    pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Koefisien

    ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel bebas yang

    digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel terikat. R2 = 0 maka

    variasi variabel bebas yang digunakan dalam model tidak menjelaskan

    sedikitpun variasi variabel terikat. Sebaliknya jika R2 = 1 maka variasi

    variabel bebas yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi

    variabel terikat (Adiwiratama, 2012).

    2) Uji F Statistik

    Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

    model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

    dependen (Adiwiratama, 2012). Uji F digunakan untuk mengetahui

    pengaruh leverage, profitabilitas, tanggung jawab lingkungan dan

    kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan

    yang terdaftar di BEI. Apabila hasil dari uji F adalah signifikan atau P value

    0,05 maka hubungan antar variabel-variabel bebas adalah signifikan

    mempengaruhi CSR disclosure pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia dan model regresi digunakan dianggap layak uji.

  • 34

    3) Uji t (test)

    Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari masing-

    masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan

    untuk mendeteksi lebih lanjut manakah diantara kedua variabel independen

    yang berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure (Badjuri, 2011).

    3.8.2 Analisis Uji Asumsi Klasik

    Untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar

    bebas dari adanya gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas

    maka dilakukan suatu pengujian yang disebut sebagai uji asumsi klasik.

    1) Uji Normalitas

    Menurut Utama (2009:89) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

    dalam residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal ataukah

    tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang

    normal atau mendekati normal. Jika tidak normal, maka prediksi yang

    dilakukan dengan data tersebut akan tidak baik, atau dapat memberikan hasil

    prediksi yang menyimpang. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal

    atau tidak, dapat dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov, apabila sig (2-

    tailed) lebih besar dari = 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan

    apabila sig (2-tailed) lebih kecil dari = 0,05 maka data tidak berdistribusi

    normal.

  • 35

    2) Uji Autokorelasi

    Menurut Utama (2009:92) uji autokorelasi dilakukan untuk melacak adanya

    korelasi auto atau pengaruh data dari pengamatan sebelumnya dalam model

    regresi. Uji autokorelasi ini dilakukan menggunakan Runs Test, dimana hasil

    Runs Test menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 yang

    berarti hipotesis nol ditolak.

    3) Uji Multikolinearitas

    Menurut Utama (2009:94) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

    apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas,

    karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

    variabel bebas. Untuk mendeteksi hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan

    nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen

    atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas.

    4) Uji Heteroskedastisitas

    Menurut Utama (2009:94) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah

    dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

    pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang

    tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang

    homogen. Jika suatu model regresi yang mengandung gejala

    heteroskedastisitas akan memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Uji

    heterorkedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meregresi nilai

    absolute residual dari model yang diestimasi terhadap variabel bebas, jika

    tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap

  • 36

    absolute residual atau nilai signifikansinya lebih besar dari = 0,05, maka

    tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

  • 37

    BAB IV

    DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

    4.1 Deskripsi Objek Penelitian

    Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

    pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

    Penelitian ini mencakup 44 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Jumlah data

    dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan x 4 tahun = 40 data observasi.

    Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode

    purposive sampling dengan beberapa kriteria. Pengambilan sampel penelitian ini

    digambarkan pada Tabel 4.1 di bawah ini:

    Tabel 4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian

    KETERANGAN JUMLAH

    Jumlah populasi 44

    Jumlah perusahaan yang tidak terdaftar selama periode penelitian (4)

    Jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia periode 2011-2014 berturut-turut

    40

    Jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan CSR disclosure

    periode 2011-2014 berturut-turut

    (5)

    Jumlah perusahaan yang menerbitkan CSR disclosure periode

    2011-2014

    35

    Jumlah perusahaan yang memiliki informasi lengkap mengenai

    data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti leverage,

    profitabilitas, dan kepemilikan saham

    (25)

    Jumlah perusahaan yang datanya digunakan sebagai sampel 10

    Jumlah data observasi (10 perusahaan x 4 tahun pengamatan) 40

    Sumber: Data diolah, 2016

  • 38

    4.2 Analisis Statistik Deskriptif

    Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau

    deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai

    maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing

    variabel pada suatu penelitian. Hasil analisis deskriptif statistik dapat dilihat pada

    Tabel 4.2 sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    CSRD 40 .125 .560 .29953 .104701

    DAR 40 .240 .780 .45536 .140719

    ROA 40 -7 30 7.04 7.908

    KM 40 .020 25.93 5.78555 6.357684

    Valid N

    (listwise) 40

    Sumber: Output SPSS lampiran 2, 2016

    Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada

    perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 adalah

    sebanyak 40 data. CSR disclosure terendah (minimum) adalah 0,125 atau 12,5%

    dan CSR disclosure tertinggi (maksimum) adalah 0.560 atau 56%. Dari hasil

    diatas dapat diketahui bahwa CSR disclosure secara rata-rata (mean) mengalami

    perubahan ke arah positif dengan rata-rata CSR sebesar 29,953%. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama 2011-2014 CSR disclosure

  • 39

    mengalami peningkatan. Standar deviasi yang ditunjukkan lebih rendah

    dibandingkan rata-rata CSR disclosure. Hal tersebut menunjukkan bahwa variasi

    CSR disclosure dari seluruh sampel tidak lebih besar dari rata-ratanya.

    Data DAR yang digunakan sebagai proksi dari leverage memiliki nilai

    terkecil (minimum) sebesar 0,240 atau 24% dan nilai terbesar (maksimum)

    sebesar 0,78 atau 78%. Rata-rata (mean) dari leverage adalah 45,536%. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama periode pengamatan rata-

    rata nilai leverage mengalami peningkatan. Standar deviasi dari leverage

    berdasarkan tabel tersebut adalah sebesar 14,0719%. Jika dibandingkan dengan

    rata-rata leverage standar deviasinya memiliki variasi yang cukup kecil.

    Data ROA yang digunakan sebagai proksi dari profitabilitas memiliki nilai

    terkecil (minimum) sebesar -7 atau 700% dan nilai terbesar (maksimum) sebesar

    30 atau 3000%. Rata-rata (mean) dari profitabilitas adalah 704%. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama periode pengamatan rata-rata nilai

    profitabilitas mengalami peningkatan. Standar deviasi dari profitabilitas

    berdasarkan tabel tersebut adalah sebesar 790,8%. Jika dibandingkan dengan rata-

    rata profitabilitas standar deviasinya memiliki variasi yang cukup tinggi.

    Data KM yang digunakan sebagai proksi dari kepemilikan manajemen

    memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 0,020 atau 2% dan nilai terbesar

    (maksimum) sebesar 25,93 atau 2593%. Rata-rata (mean) dari kepemilikan

    manajemen adalah 578,555%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya

    selama periode pengamatan rata-rata nilai kepemilikan manajemen mengalami

    peningkatan. Standar deviasi dari kepemilikan manajemen berdasarkan tabel

  • 40

    tersebut adalah sebesar 635,7684%. Jika dibandingkan dengan rata-rata

    kepemilikan manajemen standar deviasinya memiliki variasi yang cukup tinggi.

    4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis

    4.3.1 Uji Asumsi klasik

    Uji asumsi klasik dimaksud untuk memastikan bahwa model yang

    diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Suatu

    model regresi akan dapat dianalisis dengan baik apabila memenuhi persyaratan

    asumsi klasik, sehingga hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan efisien

    dan akurat.

    1) Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dari model

    regresi, variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau

    tidak. Pengujian normalitas residual dalam penelitian ini dikatakan

    terdistribusi normal jika taraf signifikansinya lebih besar dari 0,05. Nilai hasil

    yang diperoleh sebesar 0,134 dimana nilai signifikan 0,134 > 0,05. Ini berarti

    model regresi penelitian ini berdistribusi normal.

  • 41

    Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas

    Unstandardized

    Residual

    N 40

    Normal Parametersa,b Mean 0.0000000

    Std. Deviation 0.08909488

    Most Extreme Absolute 0.184

    Differences Positive 0.116

    Negative -0.184

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.163

    Asymp. Sig. (2-tailed) 0.134

    Sumber: Output SPSS lampiran 3, 2016

    2) Uji Autokorelasi

    Uji autokorelasi bertujuan untuk melacak adanya korelasi auto atau

    pengaruh data dari pengamatan sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi

    muncul bila observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

    lainnya, uji autorelasi ini dilakukan menggunakan Uji Durbin-Watson, dengan

    kriteria du < d < 4-du, dimana hasil uji Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai

    d = 2,170 dengan nilai dl = 1,34 dan du = 1,66. Ini berarti bahwa nilai tersebut

    berada dalam kriteria du < d < 4-du yaitu 1,66< d=2,170 < 2,34, hal ini berarti

    bahwa variabel tersebut bebas dari masalah autokorelasi.

    Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

    Model R R

    Square

    Adjusted

    R

    Square

    Std.

    Error of

    the

    Estimate

    Change Statistics

    Durbin-

    Watson R

    Square

    Change

    F Change df1 df2 Sig. F

    Change

    1 0.525a 0.276 0.216 0.92733 0.276 4.572 3 36 0.008 2.170

    Sumber: Output SPSS lampiran 4, 2016

  • 42

    3) Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

    ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi

    ada atau tidanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

    nilai variance inflation factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat

    pada Tabel 4.5 sebagai berikut.

    Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    Collinearity

    Statistics

    B

    Std.

    Error Beta Tolerance VIF

    1 (Constant) 0.138 0.064 2.160 0.038

    DAR 0.132 0.129 0.178 1.029 0.310 0.673 1.487

    ROA 0.007 0.002 0.526 2.886 0.007 0.606 1.650

    KM 0.09 0.003 0.544 2.800 0.008 0.533 1.877

    Sumber: Output SPSS lampiran 5, 2016

    Hasil statistik uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada dari

    masing-masing variabel independen yang memiliki nilai tolerance lebih besar

    dari 0,10 atau 10% dan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak

    terdapat satupun dari masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF

    lebih kecil dari 10,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

    multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi penelitian ini.

    4) Uji heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Jika nilai signifikansinya berada diatas 0,05 maka

  • 43

    model regresi ini dapat dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil

    uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut.

    Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    B

    Std.

    Error Beta

    1 (Constant) 0.089 0.036 2.462 0.019

    DAR 0.038 0.073 0.101 0.527 0.601

    ROA -0.002 0.001 -0.327 -1.619 0.114

    KM -0.004 0.002 -0.420 -1.948 0.059

    Sumber: Output SPSS lampiran 6, 2016

    Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari masing-

    masing variabel tersebut diatas 0,05, maka seluruh variabel tersebut bebas

    dari masalah heteroskedastisitas.

    4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda

    Model yang digunakan dalam menganalisis pengaruh leverage,

    profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure pada

    perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-

    2014 adalah model regresi linear berganda dengan bantuan SPSS versi 13.0 serta

    diuji dengan tingkat signifikansi 5%. Analisis regresi linear berganda ini

    digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap

    variabel terikat. Hasil uji regresi linear berganda ditunjukkan oleh Tabel 4.7

    sebagai berikut:

  • 44

    Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

    Model

    Unstandardized Coefficients Standardized

    Coefficients t Sig.

    B Std. Error Beta

    1 (Constant) 0.138 0.064 2.160 0.038

    DAR 0.132 0.129 0.178 1.029 0.310

    ROA 0.007 0.002 0.526 2.886 0.007

    KM 0.09 0.003 0.544 2.800 0.008

    Sumber: Output SPSS Lampiran 7, 2016

    Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:

    Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ..................................................................... (4.1)

    Y = 0,138 + 0,132X1 +0,007X2 + 0,09X3 + e ............................................. (4.2)

    Persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukan arah masing-

    masing variabel bebas (leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen)

    terhadap variabel terikatnya (CSR disclosure) dimana koefisien regresi variabel

    bebas yang menunjukkan tanda positif berarti mempunyai pengaruh searah

    terhadap CSR disclosure.

    Berdasarkan persamaan regresi yang telah diungkapkan sebelumnya maka

    dapat dilihat bahwa koefisien regresi dari leverage sebesar 0,132, berarti bahwa

    apabila leverage naik 1% maka CSR disclosure akan naik sebesar 13,2% dengan

    asumsi bahwa variabel independen lain konstan. Koefisien regresi dari

    profitabilitas sebesar 0,007, berarti bahwa apabila profitabilitas naik 1% maka

    CSR disclosure akan naik sebesar 0,7% dengan asumsi bahwa variabel

    independen lain konstan. Koefesien regresi kepemilikan manajemen sebesar 0,09,

  • 45

    berarti bahwa apabila kepemilikan manajemen naik 1% maka CSR disclosure

    akan naik sebesar 9% dengan asumsi bahwa variabel independen lain konstan.

    Berikut penjelasan mengenai hasil pengujian hipotesis yang terdiri dari uji

    koefisien determinasi (R2), uji F dan uji t:

    1) Uji Koefesien Determinasi (R2)

    Tabel 4.8 Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    1 .525(a) .276 .216 .092733

    Sumber: Output SPSS lampiran 8, 2016

    Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa besarnya R square adalah 0,276

    atau 27,6%. Hal ini menunjukkan bahwa 27,6% variasi CSR disclosure dapat

    dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen yaitu leverage,

    profitabilitas dan kepemilikan manajemen sedangkan sisanya 72,4% dijelaskan

    oleh variabel lain diluar model.

    2) Uji Kelayakan Model (Uji F)

    Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F

    Model Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    1 Regression 0.118 3 0.039 4.572 0.008a

    Residual 0.310 36 0.009

    Total 0.428 39

    Sumber: Output SPSS lampiran 9, 2016

    Hasil pengujian model regresi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,008.

    Maka sig F 0,008 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam

  • 46

    penelitian ini dikatakan layak atau variabel leverage, profitabilitas dan

    kepemilikan manajemen mampu menjelaskan variabel CSR disclosure.

    3) Uji Signifikansi (Uji t)

    Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

    independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji t ini dilakukan

    dengan membandingkan nilai signifikan yang dihasilkan dengan alpha 0,05. Hasil

    pengujian secara individual masing-masing variabel independen terhadap variabel

    dependen sebagai berikut.

    Leverage (X1) terhadap CSR disclosure (Y). Pada Tabel 4.7 terdapat nilai

    signifikan 0,310. Nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai

    0,310 > 0,05 maka H1 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa leverage tidak

    berpengaruh terhadap CSR disclosure.

    Profitabilitas (X2) terhadap CSR disclosure (Y). Pada Tabel 4.7 terdapat

    nilai signifikan 0,007. Nilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau

    nilai 0,007 < 0,05 maka H1 diterima. Variabel Profitabilitas (X2) mempunyai t

    hitung 2,886 bertanda positif menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (X2)

    mempunyai hubungan yang searah dengan variabel pengungkapan CSR (Y). Jadi,

    dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap CSR disclosure.

    Kepemilikan manajemen (X3) terhadap CSR disclosure (Y). Pada Tabel

    4.7 terdapat nilai signifikan 0,008. Nilai signifikan lebih kecil dari nilai

    probabilitas 0,05 atau nilai 0,008 < 0,05 maka H3 diterima. Variabel kepemilikan

    manajemen (X3) mempunyai t hitung 2,800 bertanda positif menunjukkan bahwa

    variabel kepemilikan manajemen (X3) mempunyai hubungan yang searah dengan

  • 47

    variabel pengungkapan CSR (Y). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

    manajemen berpengaruh terhadap CSR disclosure.

    Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis

    Hipotesis Pernyataan Nilai t Keterangan

    H1 Variabel leverage tidak

    berpengaruh terhadap CSR

    disclosure

    1,029 H1 ditolak

    H2 Variabel profitabilitas

    berpengaruh terhadap CSR

    disclosure

    2,886 H2 diterima

    H3 Variabel kepemilikan

    manajemen berpengaruh

    terhadap CSR disclosure

    2,800 H3 diterima

    Sumber: data diolah, 2016

    4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

    4.4.1 Pengaruh leverage terhadap CSR disclosure

    Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh

    leverage terhadap CSR disclosure. Hipotesis pertama (H1) dinyatakan ditolak

    berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan. Hasil penelitian

    menunjukkan leverage tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure dengan t

    hitung sebesar 1,029 pada tingkat signifikansi 0,310 atau probabilitas di atas 0,05.

    Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin

    rendah CSR disclosure perusahaan.

    Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Cahya (2010), Naser et

    al. (2006) dalam Febrina (2011) yang menyatakan bahwa leverage mempunyai

    hubungan positif terhadap CSR disclosure. Akan tetapi penelitian ini sesuai

    dengan hasil penelitian Sembiring (2003), Fahrizqi (2010), dan Widyatmoko

  • 48

    (2011) yang menyimpulkan bahwa leverage terbukti tidak berpengaruh terhadap

    banyaknya CSR disclosure yang dilakukan oleh perusahaan. Sesuai dengan teori

    agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan

    mengurangi CSR disclosure yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para

    debtholders. Hasil penelitian ini mendukung teori agensi yang menyatakan

    hubungan negatif perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi dengan

    CSR disclosure. Sehingga besar atau kecilnya rasio leverage suatu perusahaan

    mempengaruhi besar atau kecilnya CSR disclosure yang dilakukan perusahaan.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring

    (2003), Fahrizqi (2010), dan Widyatmoko (2011) sejalan dengan hasil penelitian

    yang juga menunjukkan hasil bahwa leverage terbukti secara empiris tidak

    berpengaruh terhadap CSR disclosure.

    4.4.2 Pengaruh profitabilitas terhadap CSR disclosure

    Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh

    profitabilitas terhadap CSR disclosure. Hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima

    berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan. Hasil penelitian

    menunjukkan profitabilitas berpengaruh terhadap CSR disclosure dengan t hitung

    sebesar 2,886 pada tingkat signifikansi 0,007 atau probabilitas di bawah 0,05. Ini

    berarti bahwa peningkatan profitabilitas perusahaan akan meningkatkan dan

    memperluas informasi CSR disclosure.

    Dengan demikian semakin tinggi tingkat profitabilitas mencerminkan

    kemampuan entitas dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga

    entitas mampu untuk meningkatkan CSR, serta melakukan CSR disclosure dalam

  • 49

    laporan keuangan dengan lebih luas (Kamil, 2012). Hasil penelitian ini konsisten

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrizqi (2010), Febrina (2011), dan

    Oktariani (2014).

    4.4.3 Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure

    Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh

    kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure. Hipotesis ketiga (H3)

    dinyatakan diterima berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah

    dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajemen berpengaruh

    terhadap CSR disclosure dengan t hitung sebesar 2,800 pada tingkat signifikansi

    0,008 atau probabilitas di bawah 0,05. Ini berarti bahwa peningkatan kepemilikan

    manajemen perusahaan akan meningkatkan dan memperluas informasi CSR

    disclosure.

    Dengan demikian hasil penelitian mendukung teori keagenan yang

    menyatakan bahwa semakin banyak kepemilikan manajemen di dalam

    perusahaan, manajemen akan dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan

    untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan

    perusahaan yang dapat meningkatkan image perusahaan yang salah satunya

    dengan CSR disclosure. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Anggraini (2006), Rosmasita (2007), dan Rawi (2008).

  • 50

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Penelitian ini digunakan untuk menguji faktor-faktor yang dapat

    memengaruhi CSR disclosure perusahaan yang dilihat dari leverage,

    profitabilitas, dan kepemilikan manajemen. Untuk menentukan perusahaan

    melakukan CSR disclosure atau tidak digunakan indeks pengungkapan yang

    mengacu pada pedoman GRI G3.1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam

    penelitian ini sebanyak 10 perusahaan selama periode 2011-2014.

    Dari hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat

    ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

    1) Leverage tidak berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan pertambangan

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

    Hasil penelitian ini menolak H1 yang menyatakan bahwa leverage tidak

    berpengaruh pada CSR disclosure. Hasil penelitian ini mendukung teori agensi

    yang menyatakan hubungan negatif perusahaan yang mempunyai rasio leverage

    yang tinggi dengan CSR disclosure. Sehingga besar atau kecilnya rasio leverage

    suatu perusahaan mempengaruhi besar atau kecilnya CSR disclosure yang

    dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan oleh Sembiring (2003), Fahrizqi (2010), dan Widyatmoko (2011)

    sejalan dengan hasil penelitian yang juga menunjukkan hasil bahwa leverage

    terbukti secara empiris tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure.

  • 51

    2) Profitabilitas berpengaruh positif pada CSR disclosure perusahaan

    pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

    Hasil penelitian menerima H2 yang menyatakan bahwa profitabilitas

    berpengaruh positif pada CSR disclosure. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin

    tinggi tingkat profitabilitas mencerminkan kemampuan entitas dalam

    menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk

    meningkatkan CSR, serta melakukan CSR disclosure dalam laporan keuangan

    dengan lebih luas (Kamil, 2012). Ini berarti bahwa perusahaan pertambangan di

    Indonesia sudah menganggap bahwa CSR disclosure itu penting terkait dengan

    keberlangsungan hidup perusahaan.

    3) Kepe