pengaruh latihan aerobik terhadap kefvsegaran jasmani dan respons imun pada lanjut usia di...

5
http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi wjaya kusuma, Volume 1, Nomor 2, Juli 2007,25- 21 PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KESEGARAN JASMANI DAN RESPONS IMUN PADA LANSIA DI PLN DISTRIBUSI JATIM 2005 THE INFLUENCE OF AEROBIC EXCERCISE TO FITNESS AND IMMUNE RESPONSE IN AGING. Oleh Yunus Yusuf Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Email :[email protected]) ABSTRACT In the late ages, physical function will decrease and this will cause dependency. It also will decrease immune response causing susceptibility toward disease. To delay the decrease of physical function and immune response, it is essential to consider the advantage of aerobic exercise. The objective of this research was to determine the appropriate dosage that will increase physical performance but does not decrease immune response. This study an experimental research using Randoimized Present Control Group Design. Test subject were divided into three groups: control, Slow aerobic and Fast Aerobic respectively. Dependent variable was physical performance (arm and leg strength, balance, flexibility and endurance ) and immune response ( Eosinophil,Basophil, Neutrophil, Monocyte, Lymphocyte, T cell, B Cell, Ig G, Ig A, IgM and cortisol).Independent variable is Stepping Bench (the height of the bench was 33cm ) with barbell lifting ( 1 kg barbell on right and the left hand, to move the arm on the elbow, flexion and extension followed the Bench Stepping ) Intensity 70 85 % MHR ( Maximum Heart Rate= 200 ) given in three forms: Slow aerobic ( Extensive) is 15 x / minute, each session has duration of 1’30” and, Fast Aerobic ( intensive ) is 20 X / minute; each session has duration of 45 “. Slow aerobic and fast aerobic done in four session. 3 times a week, the total exercise take place 6 weeks. The outputs of the research are: 1.Change of the physical performance in the fast aerobic is better than slow aerobic; 2. Change of immune response in slow aerobic is better than that fast aerobic exercise; Slow aerobic exercise stimulate immune response, while fast aerobic exercise suppresses immune response; 3. Slow and fast aerobic exercise both decrease pulse rate and blood pressure. The result of this study suggest that late age people should do slow aerobic exercise ( Bench Stepping, gymnastic, walking ) in a continual manner, immune response, quality of life and a decrease on the blood pressure and pulse rate . Key words: Aging, Aerobic physical exercise, Psychoneuroimmunology, Multivariate analysis. ABSTRAK Pada lansia terjadi penurunan kemampuan secara fisiologis, baik kinerja fisik maupun respon imun. Penurunan kinerja fisik mengakibatkan menurunkan kemandirian dalam melakukan aktivitas hidup keseharian yang mengakibatkan ketergantungan pada orang lain. Sedangkan penurunan respon imun mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit. Salah satu usaha untuk menghambat kemunduran kinerja fisik dan respon imun yaitu dengan melakukan latihan aerobik. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan dosis yang tepat yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani tetapi tidak menurunkan respons imun. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Randoimized Control Group Design. Bentuk perlakuan pada penelitian ini adalah Naik Turun Bangku ( NTB ) sambil mengangkat dumbell seminggu 3 X, selama 6 minggu. Dosis Latihan Aerobik (DLA) cepat, dengan beban yang lebih berat (NTB dengan kecepatan 22 X / menit ) dan waktu lebih singkat ( 45” setiap kali, dilakukan 4 set ) merupakan stressor, diperkirakan DLA cepat menuriunkan respon imun. DLA lambat dengan beban yang lebih ringan ( 15 X / menit ) dan waktu lebih lama ( 1’ 30” setiap kali, dilakukan 4 set) tidak merupakan stressor, diperkirakan dapat meningkatkan respon imun. Hasil penelitian: 1.Perubahan kesegaran jasmani pada DLA cepat lebih baik daripada DLA Lambat; 2. Perubahan respons imun pada DLA lambat lebih baik daripada DLA cepat DLA lambat merangsang respons imun, DLA cepat menekan respon imun; 3. DLA cepat dan DLA lambat keduanya menurunkan nadi dan tekanan darah. Manfaat dari penelitian ini adalah padfa usia lanjut disarankan melakukan olah raga dengan DLA lambat (Naik turun bangku, senam, jalan ) secara berkelanjutan, untuk meningkatkan respon imun, kualitas hidup dan menurunkan nadi dan tekanan darah. Kata kunci: Usia lanjut, latihan aerobic, Psychoneuroimmunologi, Analisa Multivariat PENDAHULUAN Pada lansia terjadi penurunan kemampuan secara fisiologis, baik kinerja fisik maupun respon imun. Lansia mengalami proses

Upload: bahtiar-nur-abdilah

Post on 12-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fd

TRANSCRIPT

  • http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi wjaya kusuma, Volume 1, Nomor 2, Juli 2007,25-

    21

    PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP KESEGARAN JASMANI DAN RESPONSIMUN PADA LANSIA DI PLN DISTRIBUSI JATIM 2005

    THE INFLUENCE OF AEROBIC EXCERCISE TO FITNESS ANDIMMUNE RESPONSE IN AGING.

    OlehYunus Yusuf

    Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma SurabayaEmail :[email protected])

    ABSTRACT

    In the late ages, physical function will decrease and this will cause dependency. It also will decrease immune responsecausing susceptibility toward disease. To delay the decrease of physical function and immune response, it is essential toconsider the advantage of aerobic exercise.

    The objective of this research was to determine the appropriate dosage that will increase physical performance but doesnot decrease immune response. This study an experimental research using Randoimized Present Control Group Design. Testsubject were divided into three groups: control, Slow aerobic and Fast Aerobic respectively. Dependent variable was physicalperformance (arm and leg strength, balance, flexibility and endurance ) and immune response ( Eosinophil,Basophil,Neutrophil, Monocyte, Lymphocyte, T cell, B Cell, Ig G, Ig A, IgM and cortisol).Independent variable is Stepping Bench (theheight of the bench was 33cm ) with barbell lifting ( 1 kg barbell on right and the left hand, to move the arm on the elbow,flexion and extension followed the Bench Stepping )

    Intensity 70 85 % MHR ( Maximum Heart Rate= 200 ) given in three forms: Slow aerobic ( Extensive) is 15 x /minute, each session has duration of 130 and, Fast Aerobic ( intensive ) is 20 X / minute; each session has duration of 45 .Slow aerobic and fast aerobic done in four session. 3 times a week, the total exercise take place 6 weeks.

    The outputs of the research are: 1.Change of the physical performance in the fast aerobic is better than slow aerobic; 2.Change of immune response in slow aerobic is better than that fast aerobic exercise; Slow aerobic exercise stimulate immuneresponse, while fast aerobic exercise suppresses immune response; 3. Slow and fast aerobic exercise both decrease pulse rateand blood pressure.

    The result of this study suggest that late age people should do slow aerobic exercise ( Bench Stepping, gymnastic,walking ) in a continual manner, immune response, quality of life and a decrease on the blood pressure and pulse rate .Key words: Aging, Aerobic physical exercise, Psychoneuroimmunology, Multivariate analysis.

    ABSTRAK

    Pada lansia terjadi penurunan kemampuan secara fisiologis, baik kinerja fisik maupun respon imun. Penurunan kinerjafisik mengakibatkan menurunkan kemandirian dalam melakukan aktivitas hidup keseharian yang mengakibatkanketergantungan pada orang lain. Sedangkan penurunan respon imun mengakibatkan peningkatan kerentanan terhadappenyakit. Salah satu usaha untuk menghambat kemunduran kinerja fisik dan respon imun yaitu dengan melakukan latihanaerobik.

    Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan dosis yang tepat yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani tetapi tidakmenurunkan respons imun.

    Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Randoimized Control Group Design.Bentuk perlakuan pada penelitian ini adalah Naik Turun Bangku ( NTB ) sambil mengangkat dumbell seminggu 3 X, selama 6minggu. Dosis Latihan Aerobik (DLA) cepat, dengan beban yang lebih berat (NTB dengan kecepatan 22 X / menit ) danwaktu lebih singkat ( 45 setiap kali, dilakukan 4 set ) merupakan stressor, diperkirakan DLA cepat menuriunkan responimun. DLA lambat dengan beban yang lebih ringan ( 15 X / menit ) dan waktu lebih lama ( 1 30 setiap kali, dilakukan 4 set)tidak merupakan stressor, diperkirakan dapat meningkatkan respon imun.

    Hasil penelitian: 1.Perubahan kesegaran jasmani pada DLA cepat lebih baik daripada DLA Lambat; 2. Perubahanrespons imun pada DLA lambat lebih baik daripada DLA cepat DLA lambat merangsang respons imun, DLA cepatmenekan respon imun; 3. DLA cepat dan DLA lambat keduanya menurunkan nadi dan tekanan darah.

    Manfaat dari penelitian ini adalah padfa usia lanjut disarankan melakukan olah raga dengan DLA lambat (Naik turunbangku, senam, jalan ) secara berkelanjutan, untuk meningkatkan respon imun, kualitas hidup dan menurunkan nadi dantekanan darah.

    Kata kunci: Usia lanjut, latihan aerobic, Psychoneuroimmunologi, Analisa MultivariatPENDAHULUAN Pada lansia terjadi penurunan kemampuan

    secara fisiologis, baik kinerja fisik maupunrespon imun. Lansia mengalami proses

  • http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi wjaya kusuma, Volume 1, Nomor 2, Juli 2007,25-

    22

    Menjadi Tua yaitu yang berlangsung darimasa dewasa sampai menjadi tua ( Senescent ) .Mempunyai sifat progresif, universal danintrinsic ( Suatu keadaan wajar, bukan hasilsuatu penyakit atau pengaruh lingkungan ).Terjadi perubahan pada organ tubuh yangbermanifestasi pada penurunan fungsi.

    Usia Lanjut ( Growing old ) mempunyai artiusianya sedang melanjut menuju proses menjaditua , merupakan suatu fenomena alamiah sebagaiakibat proses menua, ditandai oleh kegagalanmempertahankan keseimbnangan terhadap stresfisiologk, disebabkan karena penurunankemampuan untuk hidup.

    Lanjut Usia ( Being old ) merupakanpredikat pada orang yang sudah berusia lanjut,mempunyai sifat statis, digunakan statistik daribanyaknya manusia yang dinilai sudah lanjutusia.

    Penurunan kinerja fisik mengakibatkanmenurunkan kemandirian dalam melakukanaktivitas hidup keseharian yang mengakibatkanketergantungan pada orang lain. Sedangkanpenurunan respon imun mengakibatkanpeningkatan kerentanan terhadap penyakit (Boedhi Darmoyo, 1991; DinKes Jatim1997).Pada penelitian terdahulu mengenaiimunologi olah raga, ternyata dengan latihanaerobik dapat memperbaiki respon imun ( Putra,1992;Setyawan, 1993). Berdasarkan hal tersebutada usaha untuk menghambat kemundurankinerja fisik dan respon imun yaitu denganmelakukan latihan aerobik. Namun sejauh inibelum ditemukan dosis latihan aerobik yangtepat untuk menghambat kemunduran kinerjafisik dan respon imun, sehingga perlu dilakukanpenelitian untuk menentukan dosis yang tepatagar disatu sisi dapat meningkatkan kinerja fisikdan tidak mengakibatkan penurunan responimun

    Di Indonesia menurut data kependudukanpada tahun 1993 isia harapan hidup adalah 62tahun dan akan menjadi 65 tahun pada tahun2010 ( Boedhi Darmoyo 1991 ). Menurut datakependudukan, pada tahun 2000 lansia diatas 50Tauh berjumlah 16,2 % dan diatas 60 tahunberjumlah 7,4 % ( Boedhi Darmoyo 1991 ).Dimasa depan terjadi peningkatan populasi yangtidak mandiri serta tergantung pada orang laindan rentan terhadap penyakit, maka peningkatanpopulasi lansia menimbulkan masalah

    kesehatan. Hal tersebut menjadi beban keluarga,masyarakat dan pemerintah, baik berupa danayang besar untuk perawatan medis maupunbantuan secara fisik.

    Gerontologi, adalah ilmu yang mempelajarifisiologi, psikologi, sosial, budaya, ekonomi danperubahan pada proses menua. Geriatri, adalahcabang ilmu kedokteran yang mempelajaripenyakit pada lansia ( Klinis, preventif danterapeutik )

    Bentuk perlakuan pada penelitian ini adalahNaik Turun Bangku ( NTB ) sambil mengangkatdumbell seminggu 3 X, selama 6 minggu. DosisLatihan Aerobik (DLA) cepat, dengan bebanyang lebih berat (NTB dengan kecepatan 22 X /menit ) dan waktu lebih singkat ( 45 setiap kali,dilakukan 4 set ) merupakan stressor,diperkirakan DLA cepat menuriunkan responimun. DLA lambat dengan beban yang lebihringan ( 15 X / menit ) dan waktu lebih lama (1 30 setiap kali, dilakukan 4 set) tidakmerupakan stressor, diperkirakan dapatmeningkatkan respon imun. Naik turun bangkumerupakan salah satu bentuk latihan untukmeningkatkan kesegaran jasmani. Kesegaranjasmani adalah kemampuan seseorang untukmelakukan aktivitas keseharian tampamengalami kelelahan yang berarti dan masihmempunyai cukup enersi untuk kegiatan rekreasidan hobi. Parameter untuk menentukankesegaran jasmani adalah kinerja fisik. Padapenelitian ini yang diukur adalah kekuatantangan dan kaki, keseimbangan, fleksibilitas dandaya tahan

    Dengan melakukan latihan naik turunbangku diharapkan terjadi perubahan pada Otot.Otot menurut Konsep Neuromuskuloskletaldigunakan untuk melihat fungsi motorik.Keberhasilan latihan dilihat dari kinerja fisik,yaitu kekuatan tangan dan kaki, keseimbangan,fleksibilitas dan daya tahan . Hipertrofi otot padalatihan terjadi karena Growth Hormon yangberperan pada replikasi, transkripsi, sintesaprotein dan pembelahan sel (Basedowsky 1991)dan hormon steroid . Hipertrofi ototmengakibatkan kekuatan otot meningkat.Dengan demikian maka latihan aerobik dapatmeningkatkan kesegaran jasmani dan responsimun melalui HPA axis. Hal tersebut dinyatakandalam bentuk peningkatan kinerja fisik (kekuatan keseimbangan, fleksibilitas dan daya

  • http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi wjaya kusuma, Volume 1, Nomor 2, Juli 2007,25-

    23

    tahan ) dan respons imun ( kortisol, Eosin,Basofil, Neutrofil, Monosit, Limfosit, sel T, selB, Ig G, Ig A, Ig M )

    Naik turun bangku, melalui konsepPsikoneuroimunologi, akan berdampak padarespon imun. Konsep Psikoneuroimmunologisadalah komplementasi antara perilaku, sistemsaraf pusat, sistem neurohormon dan responimun Pola respon imun adalah visualisasiperubahan aktivitas biologis yang merupakaninteraksi antar variabel denganmempoerhitungkan besar kontribusi tiapvariabel

    Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenentukan dosis latihan aerobik yang dapatmenghambat penurunan kinerja fisik danpenurunan respon imun pada lansia, atau bahkan

    meningkatkan kinerja fisik dan jugameningkatkan respon imun.

    Bila dapat ditentukan dosis latihan aerobikyang tepat, untuk menghambat penurunankinerja fisik dan penurunan respons imunbahkan meningkatkan kinerja fisik dan jugameningkatkan respons imun maka dapat disusunprogram latihan aerobik untuk memper baikikualitas kesehatan pada lansia sehinggapemberdayaan lansia dapat dioptimalkan.

    BAHAN DAN CARA

    Jenis penelitian ini adalah experimental,rancangan penelitian Randomized Pre test Posttest Control Group Design

    Rancangan penelitian

    POPULASI SAMPEL PRE TEST PERLAKUAN POST TEST

    PensiunankaryawanPLN

    Kel A10 orang

    Kinerja fisik Respons imun Tanpaperlakuan

    Kinerja fisik Respons imun

    Kel B10 orang

    Kinerja fisik Respons imun Aerobik lambat Kinerja fisik Respons imun

    Kel C10 orang

    Kinerja fisik Respons imun Aerobik cepat Kinerja fisik Respons imun

    A: Kelompok kontrolB dan C : Kelompok perlakuan

    Populasi adalah pensiunan PT PLN DistribusiJatim yang sebelumnya dilakukan pemeriksaanfisik, laboratoris, ECG untuk memenuhipersyaratan inklusi dan eksklusi. Besar tiapkelompok sampel, ditentukan menggunakanrumus sbb:

    (Za + Zb) 2. QD 2n = ----------------------- = 8,7

    d.2Dalam penelitian ini tiap kelompok (sampel)yang terdiri dari 10 orang diambil dari populasisecara random. Kelompok A, sebagai kontrol,Kelompok B dan C sebagai kelompokperlakuan. Kelompok B, mendapat perlakuanlambat dan kelompok C, mendapat perlakuancepat. Dosis Latihan Aerobik (DLA) lambatdengan beban yang lebih ringan (15 X / menit )dan waktu lebih lama (1 30 setiap kali,dilakukan 4 set) tidak merupakan DLA cepat,dengan beban yang lebih berat (NTB) dengankecepatan 22 X / menit ) dan waktu lebih singkat

    (45 setiap kali, dilakukan 4 set) merupakanstressor, diperkirakan DLA cepat menuriunkanrespon imun.

    Yang dihitung pada uji statistik adalah delta(selisih) yaitu nilai post dikurangi pre.Dilakukan Uji homogenitas, Uji normalitas,Anova dan Manova, serta analisis diskriminan.Analisa data kinerja fisik diawali dengan ujiIndependen, Identik dan Normalitas yangmerupakan syarat untuk dilakukan uji statistik.Uji tersebut untuk 1) membuktikan apakahperubahan kinerja fisik pada DLA cepat lebihbaik daripada DLA lambat; dan 2) membuktikanapakah perubahan respons imun pada DLAlambat lebih baik daripada DLA cepat.

    HASIL

    Tabel rerata hasil pengukuran DLA Cepat danDLA lambat menurut % peningkatan

    Peningkatan(%)

    DLA Cepat DLA Lambat

    Kekuatan tangan 17,7 8,5

  • http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi wjaya kusuma, Volume 1, Nomor 2, Juli 2007,25-

    24

    Kekuatan kakiKeseimbanganFleksibilitasDaya tahanSekresi kortisol(nmol/L)

    4,91,1

    55,4113

    862,2

    MenurunkanRespons imun

    1,20,1

    4,7594

    689,5

    Meningkatkanrespons imun

    PEMBAHASAN

    Analisa data kinerja fisik ( Uji Manova )hasilnya adalah F hitung ( Wilks =0,32437 )dengan F signif=0,004 ( p

  • http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi wjaya kusuma, Volume 1, Nomor 2, Juli 2007,25-

    25

    SARAN

    Berdasarkan pustaka dan hasil penelitian,disarankan pada lansia:1. Tidur 7 8 jam tiap hari.2. Sarapan pagi, Diet rendah cholesterol,

    menghindari snack.3. Mengendalikan berat badan dan tekanan

    darah.4. Tidak merokok , tidak minum minuman

    keras.5. Latihan secara terartur. Latihan aerobik

    dengan frekuensi lambat ( Naik turunbangku sambil Mengangkat dumbell) secara berkesinambungan, karena denganMelakukan aerobik lambat dapatmeningkatkan kinerja fisik, respons imun,dan menurunkjan tekanan darah danmenurunkan nadi.

    6. Menerima keadaan dengan sepenuh hati(ikhlas). Untuk menambah gairah hidup ,selain latihan fisik diperlukan aktivitasmental, berupa melatih daya ingat denganjalan membaca, menulis dan berkomunikasidalam bentuk aktivitas kehidupanmasyarakat.

    7. Berdasarkan hasil penelitian inibeberaapa saran pengembanganpenelitian perlu dilanjutkan diantaranya,untuk mengetahui mekanisme pengaruhlatihan aerobik pada neurohormondiperlukan pengukuran kadar hormonCRH yang diproduksi oleh Hipotalamus

    dan ACTH / Growth hormon yangdiproduksi oleh Pituitari; dan untukmengetahui diameter aktin dan myosin,diperlukan pemeriksaan mikroskop

    DAFTAR PUSTAKA

    Ader R (1991). Psychoneuroimmunology .Second Edition. New York : AcademicPress Inc p.1, 11- 18, 869-889

    Basedowsky (1992). Introduction:Psychoneuroimmunology an overview. InSchmoll HJ (ed) Psychoneuro-immunology .Hogrefe and HuberPublisher. p. 13-16.

    Boedhi Darmoyo (1991). Gangguan kesehatandan penyakit pada usia lanjut. Seminarsehat sejahtera di hari tua.

    Baj Z Kantorski ( 1994 ). Immiunological statusof competitive cyclits before and after thetraining season. Int. Sporft Med 15: 319-324.

    Blalock PH ( 1994 ). Central Nervous System Immune System interaction. Psychoneuroendocrinology of stress and its immuneConsequences. Antimicrob Agent.chemother 38 (1) p. 1-6.

    Dinkes Jatim (1997) Laporan tahunan usia lanjutdan olah raga.

    Putra (1992). Pengaruh latihan pada responsimun. UNAIR.Dep.Dik.Bud. RI.

    Setyawan (1993). Upaya meningkatkankebugaran jasmani Masyarakat Indonesia.Seminar Pilar penyangga Prestasi Olahraga Airlangga-KONI.Jatim