pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap … · 332.07 ribu ton per bulan. batuan tersebut...

64
PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR ALJON A. M. SIMBOLON SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: phamnguyet

Post on 11-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

NIM P052110354

RINGKASAN

ALJON A M SIMBOLON Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Dibimbing oleh MOHAMAD YANI dan IRZAMAN

Batuan andesit di Gunung Sudamanik telah dieksploitasi lima perusahaan tambang yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan andesit kelima perusahaan adalah 398 juta ton dan rata-rata 33207 ribu ton per bulan Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Kegiatan peledakan ini akan menghasilkan getaran tanah dan kebisingan sehingga berdampak pada kerusakan konstruksi rumah dan gangguan kenyamanan terhadap penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Penelitian bertujuan untuk (1) mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan andesi (2) mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat (3) mengukur persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap kegiatan peledakan batuan

Metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung pada lokasi peledakan batuan andesit diterapkan untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak jumlah lubang ledak kedalaman lubang terhadap produksi andesit getaran tanah dan taraf intensitas bunyi ledakan Persepsi masyarakat terhadap getaran tanah intensitas bunyi dan kehawatiran dampak peledakan dilakukan melalui kuesioner kepada 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas pemakaian bahan peledak (X) berpengaruh linier positif terhadap produksi andesit (Y1) dengan model persamaan Ŷ1= 44X + 664 Kuantitas bahan peledak (X1) dan jarak (X2) secara simultan berpengaruh terhadap tingkat getaran tanah (Y2) adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

Tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010 Kuantitas bahan peledak dan jarak (r) secara simultan berpengaruh terhadap taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010 Persepsi responden terkait dampak peledakan menyatakan bahwa yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan sisanya menyatakan tidak ada yang dikahawatirkan (8) Kata kunci andesit getaran tanah intensitas bunyi peledakan persepsi

61

501

22 365

XXY

SUMMARY

ALJON A M SIMBOLON The Effect of the Explosives Quantity to Andesite Production and Ground Vibration at Mount Sudamanik Cigudeg Subdistrict Bogor Regency Supervised by MOHAMAD YANI and IRZAMAN

The andesite rocks of Mount Sudamanik has been exploited by five mining companies that have mining business license (IUP) with a total area of mining business permit area (WIUP) covered to 113 hectares In 2012 total andesite production of all companies was 398 x 106 tons at an average of 33207 x 103 tons per month The andesite rocks is produced from at least five times or more blasting every day The blasting activities will result a ground vibration and noises it caused to damaging of house construction and disruption of comfort of peoples living around the hill of Mount Sudamanik

The objectives of this study are (1) to determine the effect of explosive quantity to andesite production (2) to determine the effect of explosives quantity and distance to the ground vibration and sound intensity of blasting to residential communities (3 ) to assess the community perception to blasting activities

The quantitative approach method with direct measurement at blasting point was applied to assess the effect of explosives quantity amount and depth of boring holes to andesite production ground vibration and noise intensity of an explosion Public perception of ground vibration noise intensity and anxiety of explosion impact were assessed through questionnaires to 100 respondents who live in the arround of Mount Sudamanik

The results showed that the quantity of explosives usage (X) effect a positive linear respon to the andesite production (Y1) with equation model of Y1 = 44X + 664 The explosives quantity (X1) and distance (X2) simultaneously effect to the ground vibration level (Y2) as a model equations of

The ground vibration due to blasting was below the quality standard of SNI 7571 2010 The explosives quantity and distances (r) simultaneously effect to the noise intensity level (TI) of the blasting as a equation model of TI2 = TI1 - 20 log (r2r1) The noise intensity level of the occurred blasting was below the quality standard SNI 7570 2010 Respondent perceptions of the blasting impact indicates that the most feared was fly rock (58) ground vibration (19) obstruction of access roads at the blasting schedule (11) the noise intensity level of the blasting (4) and no fear of blasting impact (8) Keywords andesite blasting ground vibration perception noise intensity

61

501

22 365

XXY

copy Hak Cipta Milik IPB Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan penelitian penulisan karya ilmiah penyusunan laporan penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

Tesis sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 2: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

NIM P052110354

RINGKASAN

ALJON A M SIMBOLON Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Dibimbing oleh MOHAMAD YANI dan IRZAMAN

Batuan andesit di Gunung Sudamanik telah dieksploitasi lima perusahaan tambang yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan andesit kelima perusahaan adalah 398 juta ton dan rata-rata 33207 ribu ton per bulan Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Kegiatan peledakan ini akan menghasilkan getaran tanah dan kebisingan sehingga berdampak pada kerusakan konstruksi rumah dan gangguan kenyamanan terhadap penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Penelitian bertujuan untuk (1) mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan andesi (2) mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat (3) mengukur persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap kegiatan peledakan batuan

Metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung pada lokasi peledakan batuan andesit diterapkan untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak jumlah lubang ledak kedalaman lubang terhadap produksi andesit getaran tanah dan taraf intensitas bunyi ledakan Persepsi masyarakat terhadap getaran tanah intensitas bunyi dan kehawatiran dampak peledakan dilakukan melalui kuesioner kepada 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas pemakaian bahan peledak (X) berpengaruh linier positif terhadap produksi andesit (Y1) dengan model persamaan Ŷ1= 44X + 664 Kuantitas bahan peledak (X1) dan jarak (X2) secara simultan berpengaruh terhadap tingkat getaran tanah (Y2) adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

Tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010 Kuantitas bahan peledak dan jarak (r) secara simultan berpengaruh terhadap taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010 Persepsi responden terkait dampak peledakan menyatakan bahwa yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan sisanya menyatakan tidak ada yang dikahawatirkan (8) Kata kunci andesit getaran tanah intensitas bunyi peledakan persepsi

61

501

22 365

XXY

SUMMARY

ALJON A M SIMBOLON The Effect of the Explosives Quantity to Andesite Production and Ground Vibration at Mount Sudamanik Cigudeg Subdistrict Bogor Regency Supervised by MOHAMAD YANI and IRZAMAN

The andesite rocks of Mount Sudamanik has been exploited by five mining companies that have mining business license (IUP) with a total area of mining business permit area (WIUP) covered to 113 hectares In 2012 total andesite production of all companies was 398 x 106 tons at an average of 33207 x 103 tons per month The andesite rocks is produced from at least five times or more blasting every day The blasting activities will result a ground vibration and noises it caused to damaging of house construction and disruption of comfort of peoples living around the hill of Mount Sudamanik

The objectives of this study are (1) to determine the effect of explosive quantity to andesite production (2) to determine the effect of explosives quantity and distance to the ground vibration and sound intensity of blasting to residential communities (3 ) to assess the community perception to blasting activities

The quantitative approach method with direct measurement at blasting point was applied to assess the effect of explosives quantity amount and depth of boring holes to andesite production ground vibration and noise intensity of an explosion Public perception of ground vibration noise intensity and anxiety of explosion impact were assessed through questionnaires to 100 respondents who live in the arround of Mount Sudamanik

The results showed that the quantity of explosives usage (X) effect a positive linear respon to the andesite production (Y1) with equation model of Y1 = 44X + 664 The explosives quantity (X1) and distance (X2) simultaneously effect to the ground vibration level (Y2) as a model equations of

The ground vibration due to blasting was below the quality standard of SNI 7571 2010 The explosives quantity and distances (r) simultaneously effect to the noise intensity level (TI) of the blasting as a equation model of TI2 = TI1 - 20 log (r2r1) The noise intensity level of the occurred blasting was below the quality standard SNI 7570 2010 Respondent perceptions of the blasting impact indicates that the most feared was fly rock (58) ground vibration (19) obstruction of access roads at the blasting schedule (11) the noise intensity level of the blasting (4) and no fear of blasting impact (8) Keywords andesite blasting ground vibration perception noise intensity

61

501

22 365

XXY

copy Hak Cipta Milik IPB Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan penelitian penulisan karya ilmiah penyusunan laporan penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

Tesis sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 3: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

RINGKASAN

ALJON A M SIMBOLON Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Dibimbing oleh MOHAMAD YANI dan IRZAMAN

Batuan andesit di Gunung Sudamanik telah dieksploitasi lima perusahaan tambang yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan andesit kelima perusahaan adalah 398 juta ton dan rata-rata 33207 ribu ton per bulan Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Kegiatan peledakan ini akan menghasilkan getaran tanah dan kebisingan sehingga berdampak pada kerusakan konstruksi rumah dan gangguan kenyamanan terhadap penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Penelitian bertujuan untuk (1) mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan andesi (2) mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat (3) mengukur persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap kegiatan peledakan batuan

Metode pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung pada lokasi peledakan batuan andesit diterapkan untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak jumlah lubang ledak kedalaman lubang terhadap produksi andesit getaran tanah dan taraf intensitas bunyi ledakan Persepsi masyarakat terhadap getaran tanah intensitas bunyi dan kehawatiran dampak peledakan dilakukan melalui kuesioner kepada 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuantitas pemakaian bahan peledak (X) berpengaruh linier positif terhadap produksi andesit (Y1) dengan model persamaan Ŷ1= 44X + 664 Kuantitas bahan peledak (X1) dan jarak (X2) secara simultan berpengaruh terhadap tingkat getaran tanah (Y2) adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

Tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010 Kuantitas bahan peledak dan jarak (r) secara simultan berpengaruh terhadap taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010 Persepsi responden terkait dampak peledakan menyatakan bahwa yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan sisanya menyatakan tidak ada yang dikahawatirkan (8) Kata kunci andesit getaran tanah intensitas bunyi peledakan persepsi

61

501

22 365

XXY

SUMMARY

ALJON A M SIMBOLON The Effect of the Explosives Quantity to Andesite Production and Ground Vibration at Mount Sudamanik Cigudeg Subdistrict Bogor Regency Supervised by MOHAMAD YANI and IRZAMAN

The andesite rocks of Mount Sudamanik has been exploited by five mining companies that have mining business license (IUP) with a total area of mining business permit area (WIUP) covered to 113 hectares In 2012 total andesite production of all companies was 398 x 106 tons at an average of 33207 x 103 tons per month The andesite rocks is produced from at least five times or more blasting every day The blasting activities will result a ground vibration and noises it caused to damaging of house construction and disruption of comfort of peoples living around the hill of Mount Sudamanik

The objectives of this study are (1) to determine the effect of explosive quantity to andesite production (2) to determine the effect of explosives quantity and distance to the ground vibration and sound intensity of blasting to residential communities (3 ) to assess the community perception to blasting activities

The quantitative approach method with direct measurement at blasting point was applied to assess the effect of explosives quantity amount and depth of boring holes to andesite production ground vibration and noise intensity of an explosion Public perception of ground vibration noise intensity and anxiety of explosion impact were assessed through questionnaires to 100 respondents who live in the arround of Mount Sudamanik

The results showed that the quantity of explosives usage (X) effect a positive linear respon to the andesite production (Y1) with equation model of Y1 = 44X + 664 The explosives quantity (X1) and distance (X2) simultaneously effect to the ground vibration level (Y2) as a model equations of

The ground vibration due to blasting was below the quality standard of SNI 7571 2010 The explosives quantity and distances (r) simultaneously effect to the noise intensity level (TI) of the blasting as a equation model of TI2 = TI1 - 20 log (r2r1) The noise intensity level of the occurred blasting was below the quality standard SNI 7570 2010 Respondent perceptions of the blasting impact indicates that the most feared was fly rock (58) ground vibration (19) obstruction of access roads at the blasting schedule (11) the noise intensity level of the blasting (4) and no fear of blasting impact (8) Keywords andesite blasting ground vibration perception noise intensity

61

501

22 365

XXY

copy Hak Cipta Milik IPB Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan penelitian penulisan karya ilmiah penyusunan laporan penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

Tesis sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 4: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

SUMMARY

ALJON A M SIMBOLON The Effect of the Explosives Quantity to Andesite Production and Ground Vibration at Mount Sudamanik Cigudeg Subdistrict Bogor Regency Supervised by MOHAMAD YANI and IRZAMAN

The andesite rocks of Mount Sudamanik has been exploited by five mining companies that have mining business license (IUP) with a total area of mining business permit area (WIUP) covered to 113 hectares In 2012 total andesite production of all companies was 398 x 106 tons at an average of 33207 x 103 tons per month The andesite rocks is produced from at least five times or more blasting every day The blasting activities will result a ground vibration and noises it caused to damaging of house construction and disruption of comfort of peoples living around the hill of Mount Sudamanik

The objectives of this study are (1) to determine the effect of explosive quantity to andesite production (2) to determine the effect of explosives quantity and distance to the ground vibration and sound intensity of blasting to residential communities (3 ) to assess the community perception to blasting activities

The quantitative approach method with direct measurement at blasting point was applied to assess the effect of explosives quantity amount and depth of boring holes to andesite production ground vibration and noise intensity of an explosion Public perception of ground vibration noise intensity and anxiety of explosion impact were assessed through questionnaires to 100 respondents who live in the arround of Mount Sudamanik

The results showed that the quantity of explosives usage (X) effect a positive linear respon to the andesite production (Y1) with equation model of Y1 = 44X + 664 The explosives quantity (X1) and distance (X2) simultaneously effect to the ground vibration level (Y2) as a model equations of

The ground vibration due to blasting was below the quality standard of SNI 7571 2010 The explosives quantity and distances (r) simultaneously effect to the noise intensity level (TI) of the blasting as a equation model of TI2 = TI1 - 20 log (r2r1) The noise intensity level of the occurred blasting was below the quality standard SNI 7570 2010 Respondent perceptions of the blasting impact indicates that the most feared was fly rock (58) ground vibration (19) obstruction of access roads at the blasting schedule (11) the noise intensity level of the blasting (4) and no fear of blasting impact (8) Keywords andesite blasting ground vibration perception noise intensity

61

501

22 365

XXY

copy Hak Cipta Milik IPB Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan penelitian penulisan karya ilmiah penyusunan laporan penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

Tesis sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 5: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

copy Hak Cipta Milik IPB Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan penelitian penulisan karya ilmiah penyusunan laporan penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

Tesis sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 6: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP

PRODUKSI ANDESIT DAN GETARAN DI SUDAMANIK KECAMATAN CIGUDEG KABUPATEN BOGOR

ALJON A M SIMBOLON

Tesis sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 7: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Penguji Luar Komisi Pada ujian tesis Sabtu 20 Juli 2013 Pukul 800 WIB Dr Ir Irmansyah MSi Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 8: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing

~n Dr Ir Mohamad Yani MEng DrIr~

Ketua Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan

ProfDrIr Cecep Kusmana MS

Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus 0 AU G2Q ~3

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 9: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Judul Tesis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Nama Aljon A M Simbolon NIM P052110354 Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui oleh

KomisiPembimbing Dr Ir Mohamad Yani MEng Dr Ir Irzaman MSi Ketua Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ProfDrIr Cecep Kusmana MS DrIr Dahrul Syah MScAgr Tanggal Ujian 20 Juli 2013 Tanggal Lulus

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 10: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Maha Pengasih karena atas perkenan-Nya penyusunan karya ilmiah ini dapat dirampungkan Tesis ini berjudul Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit dan Getaran di Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada DrIr Mohamad Yani MEng dan DrIr Irzaman MSi selaku Komisi Pembimbing Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan penghargaan kepada Ir Rosikin selaku Kepala Teknik Tambang PT Batu Jaya Makmur Ir Taruno selaku Kepala Teknik Tambang PT Sudamanik Ir Gungun selaku Kepala Teknik Tambang PT Gunung Sampurna Makmur dan Tito ST selaku Wakil Kepala Teknik Tambang PT Batu Gunung Makmur yang telah memberi kesempatan kepada penulis memasuki lokasi peledakan batuan dan membantu pengumpulan data selama di lapangan Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Asep Dahlan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan pengukuran dan urusan transportasi

Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada istri tercinta Betty Aprilina Simatupang SSi serta kepada ketiga putri tersayang Loretty Struggle Rosalina Simbolon Ruth Sintetha Simbolon dan Andesita Logtetha Ulina Simbolon atas dorongan semangat yang diberikan selama penulis kuliah dan menyusun tesis ini

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor Juli 2013

Aljon A M Simbolon

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 11: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12 Kerangka Pemikiranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13 Perumusan Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14 Tujuan Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15 Hipotesis helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16 Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 21 Bahan Peledak helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

211 Bahan Peledak Lemahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 212 Bahan Peledak Kuat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22 Penambangan dengan Cara Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 221 Pemboran Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

222 Peledakan Batuan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23 Produksi Batuan Hasil Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3 METODE PENELITIAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

31 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 Data dan Alat helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 33 Metode yang Digunakan 34 Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

341 Pengumpulan Data Kuantiiacutetas Bahan Peledak helliphelliphellip 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan 344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

35 Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 351 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit 352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Ledakan 354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap

Produksi Batuan Andesit 411 Menghitung MR Produksi Andesit Hasil Peledakan

Halaman

x x xi 1 1 2 3 4 4 4

5 5 5 5 7 7 7 8 9 10 11 11 11 14 15 15 15 16

17 19

19

19

20

21 22

22 22

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 12: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

412 Menghitung Produksi Andesit Hasil Peledakan 413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap

Produksi Andesit Hasil Peledakan 42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak Terhadap Getaran dan TI Bunyi Peledakan

421 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran 422 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI Bunyi Peledakan

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Andesit 431 Analisis Data Personal Responden 432 Anaslisis Persepsi Respnden terhadap Tingkat Getaran Akibat Peledakan 433 Anaslisis Persepsi Responden TI Bunyi Peledakan 434 Anaslisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan

5 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a) 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b) 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi

andesit 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator 44 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 2 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan

kelas 3 46 TI bunyi ledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan dari

rumus intensitas

DAFTAR GAMBAR

11 Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

25

26

27

28

35 37 37

37 39

41 42 43

6 15 16 16 20

21 22

27 28

32

33

35

3

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 13: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

31 Peta rupa bumi daerah penelitian 32 ANFO dan kemasan dalam karung 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak 34 Detonator dan sambungan kabel 35 Geometri peledakan 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus 38 Contoh rekaman getaran arah transversal longitudinal dan

vertikal 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal 44 Jenjang batuan hasil peledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan batuan berikutnya

46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar

lokasi peledakan 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di

pemukiman masyarakat 411 Pengukuran tingkat getaran da TI bunyi peldakan di parkir

kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan

jarak 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling

dikhawatirkan dari kegiatan peledakan (dalam )

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak Dan jarak terhadap getaran

11 12 12 12 13 13 14

17 17 23

23

24

25

25 26 29 29

31

31

33 34

36 38 39 40

41

45

45

45

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 14: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont 1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus 1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengukuran minimate plus 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus

dan hasil modifikasi rumus Du Pont helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor

tambang atau ke pemukiman

45

46

46 47

48

49

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 15: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

1 PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Sumberdaya mineral dan batuan pada umumnya tersebar di daerah terpencil yang masih memerlukan pengembangan Karena itu kehadiran suatu pertambangan sangat penting peranannya bagi kemajuan dan pembangunan serta meretas keterisolasian suatu daerah Bahkan beberapa kota seperti Sawahlunto di Sumatera Barat Pangkal Pinang di Pulau Bangka telah berkembang dan hidup dari rangkaian kegiatan pertambangan Sawahlunto berkembang menjadi kota yang ramai karena adanya pertambangan batubara Ombilin sementara Pangkal Pinang tumbuh karena adanya pertambangan timah (Sudradjat 2007)

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia sering kali aspek lingkungan hidup dilupakan atau dipinggirkan Hal ini terlihat dari betapa mendominasinya alasan-alasan aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan penetapan sebuah kebijakan Padahal menurut Sugandhy dan Hakim (2007) pola pembangunan perlu memperhatikan fungsi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia agar proses pembangunan dapat terlaksana secara berkelanjutan Mengingat pemerintah memegang peranan penting dan strategis dalam penetapan kebijakan pembangunan maka salah satu konsep yang diharapkan dapat menjadikan aspek lingkungan sebagai mainstream pembangunan di Indonesia bersama-sama dengan aspek ekonomi dan sosial budaya adalah konsep kepemerintahan lingkungan (environmental governance) Sebab menurut Keraf (2010) ada korelasi sangat positif antara penyelenggaraan pemerintahan dengan pengelolaan lingkungan hidup dimana pemerintahan yang buruk akan menciptakan pengelolaan lingkungan hidup yang buruk pula dan pemerintahan yang baik akan menghasilkan pengelolaan yang baik juga

Kepemerintahan lingkungan merupakan kumpulan dari nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat madani dalam penggunaan pengawasan dan manajemen lingkungan Nilai dan norma-norma ini diekspresikan dalam suatu rantai kompleks yang terdiri atas peraturan kebijakan institusi yang mengatur sebuah mekanisme organisasi dalam mengartikulasikan sasaran yang luas dan target perencanaan spesifik manajemen lingkungan Environmental governance menyediakan sebuah kerangka kerja konseptual dimana tingkah laku publik dan swasta diatur dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam dan pelaksanaan pembangunan yang lebih berorientasi ekologis

Demikian juga yang terjadi di Gunung Sudamanik Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor dimana wilayah sekitar Gunung Sudamanik tumbuh dan berkembang karena pertambangan batu andesit Menurut Rumidi (2004) andesit merupakan jenis batuan beku luar hasil dari pembekuan magma di dalam bumi sampai permukaan bumi Andesit mempunyai kandungan silika atau kuarsa (SiO2) berkisar 52 ndash 63 Pemanfaatan andesit dapat digunakan menjadi material konstruksi untuk pondasi gedung pembangunan jalan dan sebagai bahan campuran untuk semen dalam pengerjaan pengecoran Oleh karena itu program pengembangan wilayah ini menjadi sangat penting untuk mengoptimalkan pertambangan batu andesit untuk kemajuan Kecamatan Cigudeg khususnya dan Kabupaten Bogor umumnya

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 16: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Gunung Sudamanik dieksploitasi lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dari kelima perusahaan tersebut adalah seluas 113 hektar Pada tahun 2012 total produksi batuan kelima perusahaan adalah 3984785 ton atau rata-rata 332065 ton per bulan Produksi batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat mencapai lima kali peledakan atau lebih setiap hari Getaran yang disebabkan peledakan ini kemungkinan berdampak pada konstruksi rumah penduduk yang bermukim di sekitar kaki Gunung Sudamanik

Pemukiman penduduk berada pada 7 kampungdusun yang dicakup dalam 13 RW (rukun warga) dengan jumlah RT (rukun tetangga) sebanyak 40 RT Semua dusun tersebut secara administratif berada dalam Desa Rengasjajar dengan jumlah penduduk sebanyak 9124 orang yang tercakup dalam 2003 kepala keluarga (Laporan Tahunan Kecamatan Cigudeg 2012) Pemukiman penduduk tersebut berjarak sekitar 400 ndash 1500 meter dari lokasi pertambangan dan peledakan batuan andesit

12 Kerangka Pemikiran

Kegiatan pertambangan batuan andesit memiliki salah satu rangkaian kegiatan utama yaitu peledakan untuk memberaikan batuan andesit menjadi bongkahan-bongkahan batuan (fragmentasi) Fragmentasi batuan andesit inilah yang menjadi produksi atau hasil peledakan yang diinginkan perusahaan pertambangan

Namun tak dapat dipungkiri bahwa persoalan lingkungan hidup yang mempengaruhi kenyamanan masyarakat sekitar Gunung Sudamanik seperti getaran tanah kebisingan dan terjadinya lontaran bongkahan batuan (flyrock) yang dapat mengancam keselamatan jiwa akibat kegiatan peledakan sering dikaitkan sebagai dampak negatif kegiatan pertambangan yang menerapkan peledakan sebagai salah satu rangkaian kegiatan untuk meningkatkan produksi andesit Menurut Kecojevic dan Radomsky (2005) flyrock dan kurangnya pengamanan pada zona peledakan telah menyebabkan 281 kecelakaan pada tambang terbuka (surface mining) antara tahun 1978 dan 1998 Di sisi lain peledakan merupakan satu-satunya cara yang paling efektif untuk membongkar dan memecahkan batuan andesit dalam rangka mencapai produksi yang tinggi

Besarnya kuantitas pemakaian bahan peledak (handak) diduga akan mempengaruhi besarnya produksi batuan andesit yang dapat diledakkan dan juga mempengaruhi besarnya getaran tanah yang dapat mengganggu konstruksi rumah pada pemukiman warga serta mempengaruhi tingkat kebisingan peledakan (air blast) yang dapat mengganggu kenyamanan warga saat pelaksanaan peledakan Menurut Marmer et al (2010) penambangan dengan menggunakan cara peledakan selain memecahakan atau memberaikan batuan peledakan juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan sekitarnya

Sepanjang penelusuran penulis belum ditemukan adanya penelitian untuk mengkaji pengaruh peledakan terhadap produksi batuan getaran tanah dan kebisingan peledakan andesit di Gunung SudamanikUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh peledakan ini maka akan dilakukan pengukuran kuantitas pemakaian bahan peledak pengukuran jumlah produksi dan pengukuran getaran

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 17: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

tanah Data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk mengkaji hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan jumlah produksi andesit Dilanjutkan pengkajian hubungan antara kuantitas bahan peledak dengan tingkat getaran tanah Kemudian tingkat getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 2010 Dari analisis data ditarik kesimpulan dan mengusulkan umpan balik bagi rancangan peledakan pada pelaksanaan peledakan andesit di kemudian hari Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan lebih terperinci melalui Gambar 11

Gambar 11 Bagan alir kerangka pemikiran penelitian

KuantitasBahan peledak

Peledakan

flyrock Kebisinganledakan

EnergigtElastisitasBatuan pecah

Fragmentasisebagai produksi

andseitEnergiltElastisitasGetaran merambat

Getaran tanah

Gelombang seismik

Pemukiman padajarak 300 400 600m

gt SNI 7571 merusak

Konstruksi pemukiman

lt SNI 7571 tidak merusak

Konstruksi pemukiman

Persepsi masyarakat

13 Perumusan Masalah

Dengan berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) serta UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ditekankan keberpihakan yang cukup besar terhadap kelestarian fungsi lingkungan atau nuansa ecocentric sangat kuat Menurut Sumardjono et al (2011) UU Minerba memberikan perhatian yang seimbang baik terhadap peningkatan produksi maupun terhadap konservasi sumber daya mineral dan batubara serta konservasi lingkungan Artinya bahwa alasan peningkatan produksi pertambangan tidak bisa mengalahkan kelestarian lingkungan Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan berikut 1 Berapa kuantitas pemakaian bahan peledak agar produksi andesit hasil

peledakan mencapai optimum pada pertambangan andesit Gunung Sudamanik

2 Bagaimana pengaruh kuantitas bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan batuan andesit terhadap getaran tanah di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Bagaimana persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 18: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

14 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah 1 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi

batuan andesit Gunung Sudamanik 2 Mengkaji pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap

getaran tanah dan intensitas bunyi ledakan di sekitar pemukiman masyarakat Gunung Sudamanik

3 Mendapatkan gambaran persepsi masyarakat sekitar Gunung Sudamanik terhadap adanya peledakan batuan yang terjadi hampir setiap hari

15 Hipotesis

1 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan

2 Kuantitas bahan peledak pada setiap peledakan berpengaruh positif terhadap tingkat getaran tanah pada pemukiman masyarakat di sekitar Gunung Sudamanik

16 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor untuk 1 Mengestimasi produksi batuan andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan

peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan Jumlah produksi batuan andesit ini berkaitan erat dengan berapa pajak batuan yang harus dibayar perusahaan melalui penetapan pajak oleh Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor

2 Mengestimasi besarnya tingkat getaran peledakan yang terjadi berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap sekali peledakan Prediksi tingkat getaran ini dapat segera digunakan sebagai dasar pembatasan kuantitas pemakaian bahan peledak dalam sekali peledakan

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 19: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

2 TINJAUAN PUSTAKA

21 Bahan Peledak

Bahan peledak dibutuhkan sebagai sumber energi untuk memecahkan atau meledakkan batuan yang keras Manon (1978) dalam Kartodharmo (1990) mengklasifikasikan tiga macam bahan peledak yaitu bahan peledak kimia bahan peledak mekanis dan bahan peledak nuklir Bahan peledak yang paling banyak digunakan untuk peledakan batuan dalam kegiatan pertambangan adalah bahan peledak kimia Menurut Ash (1967) dalam Kartodharmo (1990) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu bahan peledak kuat (high explosive) dan bahan peledak lemah (low explosive)

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang apabila dikenakan panas benturan gesekan atau kejutan maka dengan cepat senyawa tersebut akan terurai (exothermic decomposition) menghasilkan produk yang lebih stabil berupas gas-gas bertekanan tinggi Tekanan gas yang tinggi tersebut terjadi karena gas mengembang pada suhu yang tinggi akibat panas yang dihasilkan dari proses penguraian eksotermis Kekuatan energi yang dihasilkan suatu bahan peledak tergantung pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan

Ada dua macam istilah reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia yaitu detonasi dan deflagerasi Detonasi menunjukkan kecepatan reaksi melalui bahan peledak lebih besar dari kecepatan suara dalam bahan peledak sebelum bereaksi sedangkan deflagerasi menunjukkan kecepatan reaksi yang lebih kecil dari kecepatan suara Reaksi yang terjadi dalam peledakan batuan adalah detonasi

211 Bahan Peledak Lemah

Bahan peledak lemah terdiri dari campuran potasium nitrat (KNO3) atau sodium nitrat (NaNO3) sulfur dan charcoal Campuran bahan-bahan ini disebut black powder yang diproduksi dalam dua bentuk yang dikenal dengan nama black blasting powder (berbentuk butiran) dan pellet powder (berbentuk tablet) Black blasting powder terdiri dari dua grade yaitu grade A yang mengandung potasium nitrat dan grade B yang mengandung sodium nitrat Kecepatan pembakaran dan massa grade A lebih besar dari grade B Sementara grade A kurang higroskopis dibanding grade B

Pellet powder merupakan black powder yang dipres menjadi berbentuk tablet menyerupai slinder dengan panjang 2 inchi dan diameter 125 ndash 2 inchi Di tengah tablet dibuat lubang berdiameter 38 inchi sebagai tempat memasukkan sumbu dan mengikat atau menyisipkan detonator Pellet powder diproduksi dalam dua nomor yaitu nomor 4 dan 5 Kecepatan pembakaran nomor 4 lebih besar dari nomor 5 212 Bahan Peledak Kuat

Bahan-bahan (ingredients) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 21 yang dibutuhkan untuk bahan peledak kuat adalah sebagai berikut 1 Bahan peledak dasar (explosives bases) adalah bahan yang berbentuk padat

atau cairan yang apabila dikenakan panas yang tinggi atau kejutan (shock)

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 20: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

akan terurai menjadi produk yang berupa gas-gas disertai pelepasan energi panas yang besar

2 Bahan bakar (combustibles) dan pembawa oksigen (oxygen carriers) ditambahkan dalam bahan peledak dasar untuk mendapatkan kesetimbangan oksigen (oxygen balance) yang baik atau menghindari terbentuknya NO2 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide)

3 Antacid ditambahkan dalam campuran bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu penyimpanan

4 Penyerap (absorbent) digunakan apabila diperlukan untuk menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan

Bahan peledak kuat yang diperdagangkan diharapkan menghasilkan panas peledakan (heat of explotion) setinggi mungkin memberikan energi yang maksimum dan menghindari terbentuknya gas-gas beracun (fumes) Bahan peledak komersial ini merupakan campuran bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tercapai keadaan oksigen yang setimbang (oxygen balance) yang sedapat mungkin mendekati zero oxygen balance Gas-gas yang diinginkan sebagai akibat peledakan dalam sektor pertambangan adalah gas-gas yang relatif lembam (inert) dan tidak beracun yang meliputi uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2)

Tabel 21 Bahan-bahan untuk campuran bahan peledak

Ingredients Function

Ethylene glycol dinitarte Explosive base lower freezing point Nitrocellulose (guncotton) Explosive base gelatinizing agent Nitroglycerin Explosive base Tetranitro-diglycerin Explosive base lower freezing point Nitrostrach Explosive base nonheadache explosives Organic nitrocompounds Explosive base lower freezing point Trinitrotoluene (TNT) Explosive base Black powder Explosive base deflagrates Pentaerythritotetranitrate (PETN) Explosive base caps detonating fuse Lead azide Explosive base used in blasting caps Mercury fulminate Explosive base used in blasting caps Ammonium nitrate Oxygen carrier Liquid oxygen Oxygen carrier Sodium nitrate Oxygen carrier reduces freezing point Potassium nitrate Oxygen carrier Ground coal Combustible Charcoal Combustible Parafin Combustible Sulfur Combustible Fuel oil Combustible Wood pulp Combustible absorbent Lampblack Combustible Kieselguhr Absorbent prevent caking Chalk Antacid Calcium carbonat Antacid Zinc oxide Antacid Sodium chloride Flame depresant (permessible explosives)

Sumber Kartodharmo (1990)

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 21: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

22 Penambangan dengan Cara Peledakan

Pemecahan atau pembongkaran batuan dilakukan dengan cara peledakan

Tahapan pekerjaan peledakan dimulai dari pemboran batuan untuk membuat lubang ledak yang menjadi tempat memasukkan bahan peledak kemudian penyambungan rangkaian peledakan dan terakhir eksekusi peledakan batuan andesit

221 Pemboran Batuan

Lubang bor sebagai lubang ledak pada tambang terbuka batuan (quarry) adalah vertikal atau miring sehingga areal tambang yang nantinya terbentuk setelah peledakan adalah teras-teras (berjenjang) Pekerjaan pengeboran dalam pertambangan merupakan pekerjaan yang menerus dan rutin sehingga faktor-faktor berikut harus menjadi perhatian agar dapat menghemat biaya atau ongkos pengeboran 1 Karakteristik batuan sebagai pijakan dalam pemilihan jenis alat bor yang

sesuai Kekerasan dan komposisi mineral dalam batuan adalah faktor yang paling berpengaruh menyebabkan keausan mata bor (drill steel)

2 Tinggi jenjang maksimum yang dapat dibuat ditentukan oleh peralatan bor yang tersedia dan faktor keselamatan untuk mencegah terjadinya longsoran batuan Tinggi jenjang merupakan faktor yang dikaitkan dengan faktor-faktor pemboran lainnya

3 Diameter lubang bor merupakan faktor yang dikaitkan dengan besarnya produksi batuan setelah nantinya diledakkan Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan diameter lubang bor adalah fragmentasi batuan yang dikehendaki dan batasan getaran tanah yang masih aman setelah nantinya batuan diledakkan

4 Fragmentasi adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan hasil ledakan yang secara umum dalam pertambangan batuan andesit dipengaruhi oleh ukuran penerima umpan peremuk batuan (jaw crusher unit) Sebagai gambaran umum bahwa diameter lubang bor yang lebih besar akan menghasilkan fragmentasi yang lebih besar juga

222 Peledakan Batuan

Peledakan yang diterapkan pada tambang terbuka batuan adalah peledakan jenjang dimana lubang bor dibuat vertikal atau hampir vertikal Beberapa lubang bor dibuat dan diatur dalam satu atau beberapa deretan yang sejajar atau searah dengan bidang bebas (free face) Pengaturan penempatan lubang-lubang bor meliputi antara lain kedalaman lubang bor jarak antar lubang bor dan jarak lubang bor ke bidang bebas Variabel-variabel di atas merupakan sebagian dari yang diistilahkan dengan geometri peledakan

Menurut Ash (1977) dalam Kartodharmo (1990) geometri peledakan merupakan fungsi dari diameter lubang bor sebagai lubang ledak Rancangan geometri peledakan sangat mempengaruhi keberhasilan peledakan agar fragmentasi batuan hasil ledakan sesuai ukuran yang dikehandaki dan menghindari terjadinya flyrock Rancangan geometri peledakan yang tidak tepat dapat mengakibatkan fragmentasi batuan hasil ledakan terlalu kecil atau terlalu

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 22: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

besar dan terjadi flyrock yang sangat berbahaya bagi pekerja tambang orang yang melintas dan pemukiman

Menurut Hoek dan Bray (1981) variabel-variabel yang diatur pada geometri peledakan adalah sebagai berikut 1 Burden adalah jarak tegak lurus lubang bor yang dimuati bahan peledak ke

bidang bebas Besarnya burden tergantung dari karakteristik batuan dan karakteristik bahan peledak yang digunakan Burden bertindak sebagai penentu pembuka jalan terjadinya peledakan batuan

2 Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari batuan hasil ledakan terlalu hancur (overbreaks)

3 Subdrilling adalah jarak dari lantai jenjang ke dasar lubang bor Subdrilling dibuat agar batuan pada lantai jenjang meledak secara penuh (full face) sebagaimana diharapkan Jika lantai jenjang tidak rata oleh adanya tonjolan-tonjolan (toes) batuan akan menyulitkan pemuatan dan pengangkutan batuan hasil ledakan serta menyulitkan peledakan berikutnya

4 Stemming adalah jarak permukaan bahan peledak pada lubang bor ke permukaan lubang bor Stemming ini akan diisi dengan material pasir atau material lain yang berfungsi untuk menciptakan kesetimbangan tegangan (stress balance) dalam lubang bor dan mengurung gas-gas ledakan yang timbul

5 Spasi adalah jarak antara lubang bor dalam baris yang sama yang sejajar dengan dinding jenjang (pit wall) Besarnya spasi tergantung pada ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan yang dikehendaki dan mempertimbangkan apakah terjadi interaksi antara muatan bahan peledak padang lubang bor berdekatan

Setelah lubang-lubang bor disiapkan dengan geometri peledakan yang telah dirancang sebelumnya kemudian setiap lubang bor diisi bahan peledak dengan jumlah tertentu dan stemming pada setiap lubang diisi materal pengisi Kabel atau sumbu ledak pada setiap lubang dirangkai dan batuan siap diledakkan Hasil ledakan yang berupa fragmen-fragmen batuan merupakan produksi batuan andesit sebagai hasil peledakan

23 Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit hasil peledakan dapat dihitung dari luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan dan bobot isi insitu batuan Menurut Hustrulid (1999) dalam Sudarmono (2008) produksi batuan hasil peledakan seperti Rumus 21 berikut

P = A x L x ρ (Rumus 21) Dengan keterangan sebagai berikut

P = Produksi (ton) A = Luas permukaan batuan yang diledakkan (m2) L = Tinggi jenjang batuan yang terbentuk setelah peledakan (m) ρ = Bobot isi batuan andesit insitu (tonm3)

Produksi andesit sesuai Rumus 21 dihasilkan dari penggunaan sejumlah bahan peledak Perbandingan antara banyaknya bahan peledak (kg) yang digunakan dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan diistilahkan

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 23: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

sebagai powder factor (pf) Secara umum sebagai gambaran bahwa semakin besar bahan peledak yang digunakan akan semakin besar produksi batuan hasil peledakan Powder factor cenderung mengarah pada nilai ekonomis suatu kegiatan peledakan karena berkaitan dengan harga bahan peledak yang dibeli untuk digunakan dan produksi batuan yang dihasilkan untuk dijual perusahaan tambang andesit Bagaimana sesunggguhnya pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit yang dihasikannya maka menurut Jullien et al (2012) waktu satu tahun dianggap sebagai waktu yang ideal untuk mempelajari dan memahami seluk-beluk produksi pertambangan yang menghasilkan agregat seperti pertambangan batuan andesit

24 Getaran Tanah Akibat Peledakan

Apabila gelombang seismik akibat dari peledakan merambat melalui tanah maka partikel tanah akan bergetar atau bergerak dari posisi semula ke posisi lain dan kembali ke posisi semula sebagai titik setimbangnya Getaran tanah terjadi pada daerah elastis sebab material tanah pada daerah elastis menerima tegangan yang lebih kecil dari kekuatan material tanah itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume saja (Sudarmono 2008) Partikel yang bergerak akan mempunyai perpindahan kecepatan dan percepatan Perpindahan adalah jarak partikel dari posisi awal ke posisi yang lain sementara kecepatan adalah perbandingan antara perpindahan partikel dan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perpindahan tersebut Kecepatan dimulai nol kemudian meningkat sampai maksimum dan kembali ke nol Percepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dengan waktu yang dibutuhkan selama perubahan kecepatan tersebut Alat yang digunakan untuk mengukur perpindahan kecepatan dan percepatan partikel tanah adalah seismograf Menurut Kartodharmo (1990) variabel yang paling utama diketahui dari getaran partikel adalah kecepatan partikel puncak yang dikenal dengan Peak Particle Velocity (PPV) dimana variabel ini dianggap sebagai ukuran terbaik untuk menilai kemungkinan kerusakan konstruksi bangunan akibat terjadinya getaran

Menurut Sudarmono dan Kadir (2009) dua faktor utama yang mempengaruhi tingkat getaran tanah akibat peledakan adalah kuantitas (jumlah) bahan peledak dan jarak suatu tempat ke titik ledakan sehingga cara yang praktis dan efektif untuk mengontrol getaran digunakan Scaled Distance (SD) dengan persamaan seperti Rumus 22 sedangkan persamaan untuk menentukan PPV seperti Rumus 23

SD (Rumus 22) Dimana D = Jarak muatan bahan peledak maksimum pada lubang ledak ke suatu

lokasi pengamatan (m) W = Jumlah muatan peledak maksimum dalam satu waktu tunda (kg)

(Rumus 23) Dimana PPV = Kecepatan partikel puncak (mms)

K = Konstanta yang diperoleh pada saat SD = 1

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 24: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Sedangkan menurut Du Pont (1977) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16 sebagaimana Rumus 24

(Rumus 24)

Dimana Y = tingkat getaran (indetik)

X1 = maksimum delay handak (pound) X2 = jarak (ft)

Jika satuan rumus 24 dikonversi menjadi satuan Sistem Internasional (SI) dimana Y (mmdetik) X1 (kg) dan X2 (m) maka persamaannya menjadi Rumus 25

(Rumus 25)

25 Taraf Intensitas (TI) Bunyi Peledakan

Bunyi ledakan atau ledakan udara (air blast) juga merupakan dampak negatif yang tidak diinginkan pada saat berlangsungnya peledakan batuan Ledakan udara jarang merusak struktur bangunan namun kebisingan yamg terjadi tak terduga dapat menyebabkan keresahan dan ketidaknyamanan Telinga manusia dapat mendeteksi ledakan udara sebagai bunyi dalam rentang frekuensi yang lebar yaitu dari 20 hertz sampai 20000 hertz Bunyi yang frekuensinya terletak dalam rentang tersebut dinamakan audiosonik Karena rentang yang lebar itu diterapkan satuan logaritmic decibell (dB) Suara paling kecil yang dapat didengar manusia diperkirakan 20 microPa atau setara dengan tingkat tekanan suara (sound pressure level yang disingkat menjadi SPL) senilai 0 dB

Menurut Tipler (1991) persamaan TI bunyi adalah seperti Rumus 26 TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) (Rumus 26) Dimana r1 = jarak pertama dari sumber bunyi (m) r2 = jarak kedua dari sumber bunyi yang sama dengan r1 (m) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r1 (dB) TI1 = taraf intensitas bunyi pada jarak r2 (dB)

61

501

21048

XXY

61

501

2160

XXY

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 25: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

3 METODE PENELITIAN

31 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Gunung Sudamanik Desa Rengasjajar Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor Batuan andesit pada Gunung Sudamanik dieksploitasi oleh lima perusahaan tambang batu andesit yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan luas total Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) seluas 113 hektar yang terdiri dari PT BM (seluas 18 ha) PT DM (seluas 12 ha) PT BG (seluas 18 ha) PT SM (seluas 46 ha) dan PT GS (seluas 19 ha) Lokasi penelitian ini dipilih karena karakteristik dan kualitas batuan andesit pada lokasi ini hampir homogen sehingga energi bahan peledak dalam jumlah tertentu diperkirakan membongkar batuan andesit dalam volume yang sama pada kelima perusahaan tambang tersebut Di samping itu di sekitar kaki Gunung Sudamanik terdapat pemukiman padat penduduk serta belum pernah dilakukan penelitian terkait dampak peledakan pada lokasi ini Peta rupa bumi daerah penelitian dapat dilihat pada Gambar 31 Penelitian akan dilakukan selama lima bulan yaitu dari Maret - Juli 2013

u

Gambar 31 Peta rupa bumi daerah penelitian

32 Data dan Alat

Data utama yang diperlukan adalah populasi peledakan yang dilaksanakan oleh kelima perusahaan dalam rangka membongkarmenambang batuan andesit Setiap peledakan yang dilaksanakan perusahaan terdiri dari jumlah bahan peledak yang dipakai produksi batuan andesit yang dihasilkan dan tingkat getaran yang diakibatkan peledakan Sampel yang akan diambil untuk mewakili populasi adalah pada pelaksanaan peledakan dengan jumlah lubang ledak 12 15 18 26 unit dan

UTARA

Lokasi Penenelitian

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 26: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

kedalaman lubang ledak 3 6 9 18 m Pemilihan parameter di atas didasarkan pada data sekunder beberapa bulan peledakan tahun 2012

Alat untuk mengukur kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan adalah neraca (timbangan) Bahan peledak yang digunakan terdiri dari 1 Amonium Nitrat Fuel Oil (ANFO) yang telah dikemas dalam karung dimana

setiap karung massanya 20 ndash 25 kg sebagaimana Gambar 32 2 Dinamit yang setiap batang massanya 01 ndash 02 kg sebagaimana Gambar 33 3 Detonator yang ukuran sangat kecil sehingga massanya dapat diabaikan

sebagaimana Gambar 34 Jadi tanpa menggunakan neraca jumlah bahan peledak dapat diketahui dari berapa karung Ammonium ANFO dan berapa batang dinamit yang dipakai

Gambar 32 ANFO dan kemasan dalam karung

Gambar 33 Dinamit sebagai primer bahan peledak

Gambar 34 Detonator dan sambungan kabel

Alat yang digunakan untuk memperoleh produksi batuan andesit hasil

peledakan (bertindak sebagai variabel terikat 1) adalah roll meteran untuk

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 27: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

mengukur volume blok batuan yang diwakili pengukuran panjang lebar dan tinggi jenjang sebagaimana pada Gambar 35 dan 36 Volume batuan andesit yang bersatuan m3 dikalikan dengan massa jenis insitu andesit yang bersatuan tonm3 Perkalian ini menghasilkan produksi andesit hasil peledakan bersatuan ton Alat untuk mengetahui jarak dari lokasi peledakan ke lokasi pemukiman masyarakat sebagai tempat seismograf digunakan GPS (Global Positioning System) navigasi

Gambar 35 Geometri peledakan

Gambar 36 Geometri dan pola lubang ledak dan nomor delay detonator

Alat untuk mengukur tingkat getaran tanah akibat peledakan digunakan alat

seismograf Seismograf yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Blastmate atau Minimate Plus sebagaimana terlihat pada Gambar 37 Selain mengukur tingkat getaran Blastmate atau Minimate Plus melalui microphone-nya dapat juga mengukur taraf intensitas bunyisuara ledakan udara (air blast) yang merupakan

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 28: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

dampak lain yang tidak diinginkan pada saat operasi peledakan Menurut Marmer et al (2010) bunyi ledakan jarang mengakibatkan kerusakan konstruksi rumah namun bunyi ledakan yang secara tiba-tibaseketika terdengar penduduk sekitar tambang dapat menyebabkan ketidaknyamanan

Gambar 37 Seismograf jenis Blasmate dan Minimate Plus

Alat untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat terhadap adanya

peledakan batuan yang dilakukan hampir setiap hari digunakan kuesioner dengan item multiple choice Item ini dipilih agar pengisian kuesioner mudah diisi oleh responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

33 Metode yang Digunakan

Metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan melakukan pengukuran langsung di areal penambangan yaitu pada lokasi peledakan batuan andesit Menurut Sugiyono (2011) pendekatan kuantitatif dipilih jika penelitian itu diinginkan untuk menunjukkan hubungan antar variabel menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif Dalam pengukuran pada setiap pelaksanaan peledakan akan diukur variabel jumlah bahan peledak yang digunakan dalam satuan kg Kemudian akan dihitung variabel produksi batuan andesit yang diledakkan dalam satuan ton melalui pengukuran dimensi blok batuan andesit yang akan diledakkan lalu dikalikan dengan massa jenis batuan andesit dan mining recovery Dan juga akan diukur jarak dan variabel tingkat getaran peledakan yang diwakili kecepatan partikel tanah dalam satuan mmdetik serta taraf intensitas bunyi ledakan dalam satuan dB yang dicatat oleh instrumen seismograf yang dipasang di dekat pemukiman masyarakat Sedangkan untuk mendapatkan gambaran persepsi masyarakat dikaji melalui data yang terkumpul dari kuesioner sebanyak 100 orang responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik

34 Teknik Pengumpulan Data

Setiap sekali peledakan akan dikumpulkan lima macam data yang meliputi kuantitas bahan peledak produksi batuan andesit hasil peledakan jarak titik ledak

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 29: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

ke lokasi minimate tingkat getaran dan intensitas bunyi yang diakibatkan peledakan Kelima macam data ini merupakan data primer yang diambil dari lokasi peledakan batuan andesit 341 Pengumpulan Data Kuantitas Bahan Peledak

Sebelum peledakan dilaksanakan perusahaan tambang telah merencanakan kuantitas bahan peledak yang akan dipakai pada suatu hari tertentu sesuai banyaknya lubang bor (lubang ledak) yang telah disiapkan sebelumnya Bahan peledak yang akan digunakan tersebut diambil dari gudang bahan peledak milik perusahaan dan dicatat pada buku induk pemasukan dan pengeluaran bahan peledak Dari data sekunder yang dikumpulkan dari 5 perusahaan pertambangan andesit pada beberapa bulan pelaksanaan peledakan tahun 2012 diperoleh modus jumlah lubang ledak yang dibuat dalam peledakan per hari berturut-turut 12 15 18 dan 26 unit sebagaiman ditampilkan Tabel 31 Jadi sebelum setiap peledakan dilaksanakan bahan peledak yang akan dipakai telah dicatat Data ini dapat diperoleh di kantor perusahaan tambang atau di lokasi akan dilaksanakan kegiatan peledakan Total kuantitas bahan peledak setiap sekali pelaksanaan peledakan adalah menjumlahkan pemakaian ANFO dan dinamit Bahan peledak yang sudah disiapkan tersebut akan dimuat ke dalam setiap lubang ledak yang telah disediakan

Tabel 31 Kuantitas bahan peledak setiap pelaksanaan peledakan

Kuantitas pemakaian bahan peledak

No Tanggal

peledakan Lubang ledak

(unit) ANFO (kg)

Dinamit (kg atau batang)

Detonator (unit)

1 12 2 15 3 18 4 26

Total 342 Pengumpulan Data Produksi Andesit Hasil Peledakan

Untuk mendapatkan data produksi batuan andesit hasil peledakan maka dilakukan pengukuran geometri peledakan yang meliputi spasi burden dan tinggi jenjang batuan atau kedalaman lubang bor jika jenjang batuan belum terbentuk Geometri peledakan ini diukur sebelum atau sesudah lubang bor diisi dengan bahan peledak sebelum batuan andesit diledakkan Dari pengukuran geometri peledakan dapat dihitung volume batuan Agar produksi batuan andesit hasil peledakan dalam satuan ton maka akan diambil beberapa sampel bongkahan batuan andesit untuk diukur massa jenisnya Pengukuran massa jenis batuan andesit dilakukan di laboratorium Perkalian antara volume dan massa jenis akan menghasilkan produksi batuan andesit dalam satuan ton Hasil pengukuran dari data di atas disajikan seperti Tabel 32

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 30: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Tabel 32 Data geometri blok batuan dan produksi andesit

Perlakuan Luas yang akan diledakkan

No Lubang ledak (unit)

Kedalaman (m)

Panjang (m)

Lebar (m)

Mining recovery

()

ρ andesit (tonm3)

Produksi batuan (ton)

1 12 4 2 15 6 3 18 9 4 26 18

Total 343 Pengumpulan Data Tingkat Getaran dan Bunyi Akibat Peledakan

Untuk mendapatkan data tingkat getaran maka dipasang peralatan seismograf pada wilayah pemukiman masyarakat yang berjarak sekitar 300 ndash 700 m dari titik lokasi peledakan Pada saat persiapan peledakan peralatan seismograf juga ikut dipasang pada posisi dekat pemukiman warga kemudian diukur jarak antara seismograf dan titik lokasi peledakan Getaran tanah merupakan gerakan bumi yang diakibatkan perambatan gelombang seismik Getaran ini terjadi pada daerah elastis akibat tegangan sebagai dampak peledakan yang diterima tanah atau batuan lebih kecil daripada kekuatan material tanah atau batuan itu sendiri sehingga hanya menyebabkan perubahan bentuk dan volume Sesuai dengan sifat elastis material tanah atau batuan maka bentuk dan volumenya akan kembali ke keadaan semula setelah tidak ada tegangan yang diterimanya Besarnya tingkat getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan dicatat seperti Tabel 33

Tabel 33 Data jarak tingkat getaran dan TI bunyi ledakan

No Jumlah handak

(kg)

Jumlah handak

pada delay sama (kg)

Jarak (m) Tingkat getaran (mms)

TI bunyi ledakan (dB L)

1 2 3

dst Alat ukur seismograf terdiri dari 2 bagian penting yaitu sensor dan recorder

Kotak sensor mempunyai 3 unit independent sensor yang letaknya saling tegak lurus antara satu unit dan unit yang lain Dua unit terletak horisontal dan saling tegak lurus dan unit yang lain dipasang secara vertikal Ketiga sensor tersebut mencatat tiga arah komponen getaran tanah yaitu arah transversal longitudinal dan vertikal sebagaimana terlihat pada Gambar 38

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 31: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

waktu (sekon)

Gambar 38 Rekaman getaran arah transversal longitudinal dan vertikal

Gerakan transversal adalah gerakan partikel dari satu sisi ke sisi yang lain sedangkan gerakan longitudinal adalah gerakan partikel bolak balik dari depan ke belakang dan gerakan vertikal adalah gerakan partikel bolak bali dari atas kebawah Besarnya tingkat getaran ini diwakili oleh kecepatan partikel tanah atau batuan yang dicatat oleh seismograf Pengumpulan data tingkat getaran disajikan seperti pada Tabel 33

344 Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat terhadap Peledakan

Untuk mengumpulkan data terkait persepsi masyarakat kuesioner disebarkan ke responden yang bermukim di sekitar Gunung Sudamanik Materi yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi data terkait pendidikan pekerjaan kondisi rumah tinggal tanggapan kekhawatiran tingkat getaran dan bunyi ledakan serta rasa ketidakamanan yang dialami akibat adanya kegiatan peledakan Sebagaimana terlihat pada Gambar 39 ada 3 kampung terdekat dengan lokasi peledakan Pada kampung yang berjarak sekitar 300 m 400 m 600 m disebar kuesioner berturut-turut kepada 40 orang responden 30 orang responden dan 30 orang responden Jadi keseluruhan responden sebanyak 100 orang

Gambar 39 Pemukiman sekitar lokasi peledakan andesit

337 m

462m

616 m

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 32: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Pertanyaan dalam kuesioner terkait langsung dengan dampak yang umum dirasakan masyarakat sekitar pertambangan terbuka yang menggunakan cara peledakan dalam salah satu rangkaian operasi peledakan Dampak umum yang ingin diketahui tersebut dikumpulkan melalui pertanyaan berikut a Seberapa sering responden merasakan getaran peledakan batuan b Bagaimana persepsi responden terkait dampak getaran peledakan terhadap

konstruksi rumah responden c Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya getaran peledakan d Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat adanya getaran peledakan e Apakah responden merasakan kebisingan bunyisuara peledakan f Bagaimana persepsi responden terkait dampak bunyisuara peledakan terhadap

konstruksi rumah responden g Apakah kenyamanan responden terusik akibat adanya bunyisuara peledakan h Apakah responden pernah tiba-tiba terkejut akibat bunyisuara peledakan i Apakah responden mendengar bunyi sirene sebagai tanda awal akan

dimulainya peledakan j Apa yang responden anggap yang paling mengkhawatirkan dari kegiatan

peledakan Selain getaran tanah kebisingan dan fly rock dampak lain yang mungkin

dari peledakan adalah timbulnya gas-gas dan debu batuan sesaat setelah berlangsungnya peledakan batuan Gas-gas yang diharapkan dari peledakan batuan adalah uap air (H2O) karbon dioksida (CO2) dan nitrogen (N2) Namun demikian dapat juga terbentuk gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NO2) Gas beracun tersebut terbentuk karena proses peledakan yang tidak mencapai zero oxygen balance artinya dalam proses berlangsungnya pemecahan batuan peledakan mengalami kekurangan atau kelebihan oksigen Tidak tercapainya zero oxygen balance akibat campuran bahan-bahan dalam bahan peledak tidak memenuhi kualitas prosedur dan persyaratan proporsi pencampuran tertentu

Pada tambang terbuka seperti penambangan andesit di Gunung Sudamanik terbentuknya gas-gas yang tidak beracun maupun gas-gas beracun dan debu batuan andesit yang terlontar sesaat setelah peledakan tidak mengakibatkan dampak yang merisaukan sebagaimana dampak akibat getaran tanahkebisingan dan fly rock yang dipersepsikan oleh masyarakat sejak awal merupakan dampak yang merisaukan Dari pengamatan peledakan batuan andesit sesaat setelah peledakan terbentuk gas-gas yang bercampur dengan partikel-partikel debu (abu) batuan andesit yang terlontar atau melayang sekitar 3 ndash 5 meter di atas permukaan batuan andesit yang baru saja diledakkan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa campuran gas-gas dan abu batuan andesit tidak terlihat lagi oleh mata telanjang setelah 2 ndash 4 menit dihitung sejak campuran gas dan abu terbentuk sesaat setelah peledakan

Hal tersebut mengindikasikan bahwa campuran gas-gas dan abu telah bercampur dengan udara sekitarnya dan mengalami netralisasi secara alamiah oleh udara di atmosfir bumi Dengan waktu yang relatif singkat tersebut tiupan angin tidak sempat mentransportasi campuran gas-gas dan abu batuan ke arah pemukiman masyarakat sekitar maupun ke kantor tambang yang paling dekat Oleh sebab itu maka dalam kuesioner tidak tercakup pertanyaan terkait persepsi responden terhadap dampak akibat campuran gas-gas dan debu atau abu batuan

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 33: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

35 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi variabel bebas yang meliputi kuantitas

bahan peledak (handak) dan jarak dan tiga variabel terikat yang meliputi produksi batuan andesit (Y1) dan tingkat getaran (Y2) serta taraf intensitas bunyi ledakan (Y3) dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Minitab dan Statistica versi Chart Excel Sedangkan data persepsi masyarakat ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik

351 Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Pengaruh kuantitas bahan peledak (X) terhadap produksi andesit hasil peledakan (Y) dianalisis dengan menggunakan software minitab atau chart excel Dicari model persamaan yang cocok apakah linier kuadrat polinomial eksponensial atau logaritmik Setelah didapatkan model persamaan yang sesuai pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit lebih sederhana disusun dalam tabel powder factor (pf) Istilah powder factor adalah perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan Rentang nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak

352 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap

Tingkat Getaran Tanah Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba

menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80 Seandainya kurva yang terbentuk berupa fungsi kuadrat maka model persamaan menurut Montgomery (1991) adalah sebagai berikut Yi = b0 + b1X1i + b2X2i + b11X1i

2 + b22X2i2 + b12X1i X2i + ri

Keterangan Y = Respon dari masing-masing perlakuan X1 = Jumlah bahan peledak pada delay detonator yang sama (kg) X2 = Jarak titik ledak ke alat ukur minimate (m) b = Koefisien parameter r = Error

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan rumus Du Pont (Rumus 25) yaitu

Selanjutnya jika rumus Du Pont juga belum sesuai maka rumus tersebut dimodifikasi untuk mencari koefisien yang cocok agar bisa memodelkan hubungan kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran

Selanjutnya data getaran dibandingkan dengan baku mutu SNI 7571 (BSN 2010a) tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Kegiatan Tambang Terbuka terhadap Bangunan seperti disajikan pada Tabel 34 Jika tingkat getaran di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti merubah rancangan peledakan

61

501

21048

XXY

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 34: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

agar getaran aman terhadap bangunan Menurut Amnieh et al (2010) bahwa tingkat getaran tidak hanya dipengaruhi kuantitas bahan peledak tapi juga dipengaruhi oleh banyaknya lubang ledak Artinya pada kuantitas bahan peledak yang sama namun terdiri dari jumlah ledak yang berbeda ternyata mengakibatkan getaran yang berbeda pula

Tabel 34 Baku mutu tingkat getaran menurut SNI 7571 (BSN 2010a)

Kelas Jenis Bangunan Tingkat getaran (mms)

1 Bangunan kuno yang dilindungi UU 61992 tentang Perlindungan Benda Cagar Budaya 2

2 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen saja termasuk bangunan dengan pondasi kayu dan lantai dari adukan semen

3

3 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton 5

4 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan ring balk

7 - 20

5 Bangunan dengan pondasi pasangan bata dan adukan semen diikat dengan slope beton kolom dan rangka diikat dengan rangka baja

12 - 40

353 Analisis Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak dan Jarak terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Model persamaan yang sesuai adalah model yang mempunyai galat koefisien regresi dan galat ANOVA yang lebih kecil dari taraf nyata 5 serta mempunyai koefisien determinasi R2 lebih besar dari 80

Jika tidak ada model yang sesuai analisis dilanjutkan dengan menggunakan dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma Menurut Tipler (1991) persamaan antara TI bunyi adalah TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran akan diuji t dengan TI2 yang dihitung dengan rumus intensitas

Selanjutnya data TI bunyi ledakan dibandingkan dengan baku mutu SNI 7570 (BSN 2010b) tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan seperti disajikan pada Tabel 35 Jika TI bunyi ledakan di atas baku mutu maka perusahaan tambang mesti mengurangi kuantitas

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 35: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

pemakaian bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan agar bunyi peledakan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat

Tabel 35 Baku mutu tingkat kebisingan menurut SNI 7570 (BSN 2010b)

Peruntukan kawasanlingkungan kgiatan Tingkat kebisingan (db A)

Maksimum durasi terpapar

(jamhari) Kegiatan tambang terbuka 1 Transportasi kendraan berat 90 8 2 Pemboran 100 2 3 Peledakan 110 05 4 Mesin peremuk batuan (crusher) 100 2 5 Genset 100 2 6 Pompa 90 8 7 Alat-alat yang lain gt 110 05 Tambang bawah tanah 1 Pemboran 95 4 2 Peledakan 140 025 3 Belt and chain conveyor 90 8 4 Kompresor 100 2 5 Genset 100 2 6 Roadhaeader and tunel boring machine 110 05 7 Mine cars and skip winding 100 2 8Exhaust radial fan 120 025 9 Pompa 90 8 10 Alat-alat yang lain gt115 025

354 Analisis Kuesioner Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Menurut Hadi (1989) analisis yang umum untuk data yang dihimpun

melalui kuesioner adalah sebagai berikut 1 Melakukan pengecekan jawaban-jawaban yang lengkap dan yang tidak

lengkap Kemudian segera dipastikan apakah mengirimkan lagi copy kuesioner untuk melengkapinya atau tidak

2 Mentabulasikan jawaban-jawaban ke daftar tabulasi Pilah tabulasi jawaban yang lengkap dan yang tidak lengkap

3 Meneliti jawaban yang tidak konstan yaitu jawaban yang tidak relevan dengan pertanyaan Kemudian diputuskan apakah tidak konstannya jawaban itu dinilai tidak valid atau masih dapat dianalisis

4 Jika data kuesioner yang masuk sudah lengkap sesuai kebutuhan maka data dianalisis dengan teknik statistika dan selanjutnya diinterpretasikan bagaimana kondisi psikologi masyarakat terhadap adanya kegiatan peledakan tersebut

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 36: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi jumlah pemakaian bahan peledak produksi batuan andesit hasil ledakan jarak tingkat getaran dan taraf intensitas bunyi ledakan serta persepsi masyarakat terhadap peledakan batuan masing-masing akan dibahas secara terperinci sebagai berikut

41 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak terhadap Produksi

Batuan Andesit

Jumlah pemakaian bahan peledak divariasikan berdasarkan jumlah lubang ledak (12 15 18 dan 26 unit) dan kedalaman lubang ledak (4 6 dan 18 m) sesuai jenjang batuan yang terbentuk pada saat penelitian ini dilakukan Produksi andesit hasil ledakan dihitung berdasarkan luas permukaan batuan yang akan diledakkan tinggi jenjang yang terbentuk mining recovery (MR) dan massa jenis insitu batuan andesit Jumlah bahan peledak dan produksi andesit yang dihasilkan disajikan pada Tabel 41

Tabel 41 Kuantitas bahan peledak dan produksi andesit hasil peledakan

Luas permukaan batuan (m2)

Ulangan

Produksi (ton) Ulangan Jumlah

handak (kg)

Jumlah lubang (unit)

Dalam (m)

Tinggi jenjang

(m)

ρ andesit (tonm3)

MR ()

1 2 1 2

Rataan produksi

(ton)

899 12 4 36 26 94 396 3476 3484 3058 3271

1774 12 6 52 26 100 4832 5185 6533 701 67715

6048 12 18 16 26 96 8742 8832 34912 35271 350915

1155 15 4 36 26 94 5415 5037 4764 4432 4598

1875 15 6 52 26 100 7404 6661 1001 9006 9508

756 15 18 16 26 96 9145 - 36521 - 36521

1286 18 4 36 26 94 672 696 5913 6124 60185

2661 18 6 52 26 100 9984 9315 13498 12594 13046

9072 18 18 16 26 96 10146 8716 40519 34808 376635

1926 26 4 36 26 94 8664 807 7623 710 73615

3802 26 6 52 26 100 11943 14048 16147 18993 1757

13108 26 18 16 26 96 14192 13704 56677 54728 557025 411 Menghitung Mining Recovery (MR) Produksi Andesit Hasil Peledakan

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan diharapkan membentuk sudut 900 terhadap bidang horizontal Namun kenyataannya jenjang batuan yang terbentuk mempunyai sudut yang kurang dari 900 Artinya ada sebagian volume batuan yang direncanakan meledak sebagai produksi ternyata

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 37: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

tidak meledak sehingga volume batuan tidak 100 menjadi produksi Volume batuan andesit yang tidak meledak akan dihitung sebagai berikut a Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 4 m

Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 36 m dengan membentuk sudut sekitar 720 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 41 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) belum membentuk jenjang yang teratur serta pada lokasi peledakan banyak terdapat air dan lumpur seperti terlihat pada Gambar 42 Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 1926 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 8 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak ikut serta meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 36 m x [36 m(tg 720)] x 8 m = 1672 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 36 m x 807 m2

= 29052 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (1672 m3 29052 m3) x 100 = 6 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 4 m adalah 100 - 6 = 94

Gambar 41 Jenjang batuan andesit yang terbentuk bersudut sekitar 720

Gambar 42 Kondisi lapangan belum mempunyai jenjang teratur dan

terdapat air dan lumpur

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 720

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 38: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

b Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 6 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 52 m

dengan membentuk sudut relatif 900 terhadap horizontal sebagaimana terlihat pada Gambar 43 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 6 m adalah relatif 100 Hal ini terjadi karena pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur dan jenjang tidak terlalu tinggi

Gambar 43 Jenjang batuan hasil peledakan relatif tegak lurus terhadap

horizontal

c Peledakan dengan kedalaman lubang ledak 18 m Tinggi jenjang batuan andesit yang terbentuk setelah peledakan adalah 16 m

dengan membentuk sudut sekitar 8850 terhadap horizontal seperti terlihat pada Gambar 44 Walaupun pada saat pelaksanaan peledakan ini jenjang batuan yang terbentuk sebelumnya yang berperan sebagai bidang bebas (free face) sudah membentuk jenjang yang teratur sebagaimana terlihat pada Gambar 45 namun karena jenjang yang terlalu tinggi maka jenjang yang terbentuk tidak sempurna tegak lurus dengan bidang horizontal Mengambil contoh pengukuran luas permukaan batuan yang akan diledakkan dengan jumlah lubang 26 unit dan jumlah bahan peledak 13104 kg diperoleh hasil pengukuran panjang batuan pada lubang-lubang ledak bagian belakang sepanjang 287 m Luas permukaan batuan andesit yang tidak meledak menyerupai segitiga sehingga volume batuan yang tidak meledak dihitung sebagai berikut V = 05 x 16 m x [16 m(tg 8850)] x 287 m = 962 m3 Sedangkan volume batuan total yang diharapkan meledak adalah 16 m x 14192 m2

= 227072 m3 Jadi persentasi batuan yang tidak meledak adalah (962 m3 227072 m3) x 100 = 4 Dengan demikian mining recovery untuk peledakan batuan dengan kedalaman 18 m adalah 100 - 4 = 96

Jenjang batuan yang terbentuk

relatif bersudut 900

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 39: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Gambar 44 Jenjang batuan hasil ledakan tidak sempurna membentuk

sudut 900

Gambar 45 Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum peledakan batuan berikutnya

412 Menghitung Produksi Batuan Andesit Hasil Peledakan

Produksi batuan andesit pada Tabel 41 diperoleh dengan cara mengalikan luas permukaan batuan andesit yang diledakkan dengan tinggi jenjang batuan yang terbentuk kemudian mengalikan dengan massa jenis insitu batuan andesit andesit dan mining recovery Sebagai contoh produksi batuan andesit hasil peledakan dengan jumlah bahan peledak 899 kg jumlah lubang 12 unit dan kedalaman lubang 4 m pada ulangan 2 adalah sebagai berikut

Jenjang batuan yang terbentuk bersudut

sekitar 8850

Jenjang batuan yang sudah terbentuk teratur sebelum

peledakan berikutnya

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 40: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Produksi = luas permukaan batuan yang diledakkan x tinggi jenjang x ρ x mining recovery

= 3476 m2 x 36 m x 26 tonm3 x 94 = 3058 ton Produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 dilakukan pengujian dengan

menggunakan software Minitab apakah produksi ulangan 1 dan ulangan 2 sama atau berbeda pada taraf nyata 5 Dari hasil uji pada Lampiran 1a terlihat bahwa pada taraf nyata 5 produksi andesit ulangan 1 tidak berbeda dengan produksi andesit ulangan 2 Hal ini dibuktikan dari P value lebih besar dari taraf nyata (yaitu 0335 gt 005) yang bermakna terima H0 artinya produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 tidak berbeda

413 Model Pengaruh Kuantitas Bahan Peledak terhadap Produksi Andesit

Hasil Peledakan Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi batuan

andesit dapat dimodelkan dengan metode regresi Persamaan model dan kecenderungan kurva yang terbentuk antara produksi andesit dengan kuantitas pemakaian bahan peledak terlihat pada Gambar 46 Pengaruh kuantitas bahan peledak terhadap produksi andesit mempunyai koefisien determinasi (R2) sebesar 97 dengan model Ŷi = 44X + 664 Dalam model ini diinterpretasikan bahwa b0 = 664 tidak ada makna artinya tidak mungkin ada produksi andesit tanpa pemakaian bahan peledak

y = 44008x + 66427R2 = 09717

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0 200 400 600 800 1000 1200 1400Kuantitas bahan peledak (kg)

Prod

uksi

and

esit

(ton)

Gambar 46 Model antara produksi andesit vs kuantitas bahan peledak

Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak terhadap produksi andesit secara umum dan lebih sederhana digambarkan dengan istilah powder factor (pf) yaitu perbandingan antara kuantitas pemakaian bahan peledak (kg) dengan banyaknya batuan andesit (ton) hasil peledakan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 42

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 41: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Tabel 42 Nilai perbandingan kuantitas bahan peledak dengan produksi andesit

Handak (kg)

Produksi andesit (ton) pf (kgton) pf di lokasi lain (kgton)

899 3271 0275 1774 67715 0262 6048 350915 0172 Andesit Margaasih KabBandung 1155 4598 0251 0170 - 0174 1875 9508 0197 756 36521 0207 Batubara Banjarmasin

1286 60185 0214 0185 - 0223 2661 13046 0204 9072 376635 0241 1926 73615 0262 3802 1757 0216

13104 557025 0235

Terlihat dari Tabel 42 bahwa nilai powder factor berada pada rentang mulai 0197 kgton sampai 0275 kgton Nilai taksiran rataan pf untuk populasi peledakan andesit ini pada selang kepercayaan 95 adalah (0228 plusmn 0020) kgton atau 0208 kgton sampai 0248 kgton Taksiran nilai pf ini dapat digunakan menaksir produksi andesit misalnya perusahaan tambang menggunakan bahan peledak 1000 kg maka ditaksir produksi andesit hasil peledakan berkisar mulai 10000248 sampai 10000208 yaitu 40326 ton sampai 48077 ton batuan andesit

Dibandingkan dengan peledakan batubara di Banjarmasin Kalimantan Selatan bahwa peledakan batubara lebih hemat biaya konsumsi bahan peledak dari pada peledakan andesit Gunung Sudamanik Menurut Marpaung (2011) peledakan batubara PT Madhani Talatah Nusantara di Banjarmasin mempunyai pf dari 024 kgm3 sampai 029 kgm3 atau setara dengan 0185 kgton sampai 0223 kgton Artinya dengan bahan peledak sejumlah 0185 kg dapat memproduksimeledakkan batubara 1 ton sementara andesit Gunung Sudamanik membutuhkan paling sedikit 0208 kgton untuk memproduksi andesit 1 ton

42 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran dan Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Hasil pengukuran alat seismograf minimate plus terhadap peak vector sum

(pvs) getaran tanah dan taraf intensitas (TI) bunyi ledakan (air blast) dari beberapa variasi kuantitas bahan peledak dan jarak titik peledakan ke titik lokasi minimate ditampilkan pada Lampiran 2 Pelaksanaan percobangan ulangan antara faktor kuantitas bahan peledak dan jarak amat sulit dilakukan antara lain karena pada saat pelaksanaan peledakan turun hujan sehingga penempatan minimate tidak sesuai rencana menetapkan jarak yang sama dengan peledakan sebelumnya juga sulit karena kondisi lapangan untuk meletakkan alat sulit dicapai karena merupakan tebing atau jurang tidak tersedia waktu yang cukup untuk mengukur jarak yang sama karena peledakan akan segera dilaksanakan

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 42: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

421 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap Tingkat Getaran

Menurut Nicholls et al (1971) dalam Kartodharmo (1990) tingkat getaran peledakan dipengaruhi dua faktor prinsip yaitu muatan maksimum bahan peledak pada nomor delay detonator yang sama dan jarak Sebagai contoh pada Tabel 43 kuantitas bahan peledak yang dipakai dalam sekali peledakan sebanyak 13104 kg namun yang mempengaruhi tingkat getaran adalah 1512 kg yang merupakan jumlah maksimum bahan peledak pada delay detonator yang sama Pada peledakan tersebut dipakai 1300 kg ANFO dan 52 unit dinamit (masing-masing 2 unit per lubang ledak) dimana massa dinamit 02 kgunit sehingga total bahan peledak 13104 kg untuk 26 unit lubang ledak Detonator yang dipakai sebagai pemicu ledakan ada 11 macam nomor delay yaitu dari nomor 0 sampai 11 Perbedaan waktu tunda (delay time) antara nomor berurutan adalah 25 millisekon (0025 sekon) Kuantitas bahan peledak pada setiap nomor delay detonator ditunjukkan pada tabel Tabel 44 Terlihat bahwa maksimum bahan peledak pada momor delay detonator yang sama adalah 1512 kg

Tabel 43 Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay detonator

Nomor delay

detonator

Jumlah detonator

(unit)

Jumlah handak (kg)

0 2 1008 1 2 1008 2 2 1008 3 2 1008 4 2 1008 5 3 1512 6 3 1512 7 3 1512 8 1 504 9 3 1512

10 3 1512 Total 26 13104

Pemakaian beberapa macam nomor delay detonator bertujuan untuk

terjadinya peledakan tunda (delay blasting) sebagai cara pengendalian tingkat getaran tanah agar tidak mengganggu lingkungan pemukiman masyarakat Peledakan sejumlah bahan peledak (misalnya 13104 kg) terbagi menjadi beberapa seri (dalam hal ini 11 seri) muatan bahan peledak yang lebih kecil Getaran tanah yang diakibatkan peledakan pada akhirnya terdiri dari bagian-bagian getaran yang kecil Peledakan tunda menyebabkan berkurangnya tingkat getaran tanah karena masing-masing delay hanya mengakibatkan gelombang seismik berenergi kecil yang saling terpisah dimana gelombang seismik yang diakibatkan delay sebelumnya telah merambat pada jarak tertentu baru menyusul gelombang delay berikutnya

Analisis kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap getaran tanah dicoba menerapkan analyze response surface dengan menggunakan software Minitab Ada empat macam model analisis yang tersedia pada software yaitu linier linier

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 43: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

dan interaksi linier dan kuadrat serta kuadrat lengkap Dari empat model tersebut hanya kurva linier dan kuadrat yang menunjukkan bahwa kuantitas bahan peledak dan jarak berpengaruh nyata terhadap getaran tanah pada taraf nyata 10 namun model tersebut memiliki R2 yang tidak signifikan yaitu hanya sebesar 276 seperti ditunjukkan pada Lampiran 1b Model linier dan kuadrat serta plot kontur hasil analisis ditunjukkan Gambar 47 dan 48

1200

900-2

0

600

2

4

50 300100

150200

getaran (mms)

jarak (m)

handak delay (k g)

Gambar 47 Model antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

handak delay (kg)

jara

k (m

)

1751501251007550

1100

1000

900

800

700

600

500

400

300

200

gt ndash ndash ndash ndash lt -1

-1 00 11 22 3

3

(mms)getaran

Gambar 48 Plot kontur antara getaran vs jumlah handak delay dan jarak

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 44: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Tentunya dengan koefisien determinasi sebesar 276 walaupun memiliki taraf nyata 10 maka model Ŷi = 111 + 0065X1 - 0011X2 ndash 000028X1

2 + 000001 X2

2 tidak valid digunakan Analisis getaran akan dilakukan dengan rumus Du Pont sebagaimana Rumus 25 yaitu

Dimana tingkat getaran berbanding lurus dengan jumlah maksimum delay bahan peledak berpangkat 08 dan berbanding terbalik dengan jarak berpangkat 16

Tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus seperti pada Lampiran 3 akan diuji apakah kedua tingkat getaran berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Kalau berbeda maka koefisien dari rumus tingkat getaran harus dimodifikasi dan dicari nilainya sehingga menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan Validnya tingkat getaran hasil dari rumus baru diuji kembali apakah kedua tingkat getaran (hasil pengukuran dan hasil rumus baru) berbeda atau sama pada taraf nyata 5 Bila hasil uji menunjukkan bahwa kedua tingkat getaran sama maka rumus baru tersebut menjadi persamaan yang dapat mewakili tingkat getaran peledakan

Uji t terhadap tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran hasil rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 1c Terlihat bahwa P value = 00 lebih kecil dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran berbeda dengan tingkat getaran hasil rumus Dupont Dengan demikian rumus Du Pont tidak valid digunakan sebagai model untuk mengkaji pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran peledakan

Rumus Du Pont ternyata tidak bisa digunakan sehingga dibutuhkan modifikasi koefisien rumus tersebut agar dapat mewakili tingkat getaran hasil pengukuran Perhitungan koefisien dan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont ditunjukkan pada Lampiran 3 Koefisiennya adalah 365 sehingga modifikasi rumus Du Pont menjadi

Uji t dilakukan pada tingkat getaran hasil pengukuran dan tingkat getaran

hasil modifikasi rumus Du Pont sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 4 yang memperlihatkan bahwa bahwa P value = 0858 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa tingkat getaran hasil pengukuran tidak berbeda dengan tingkat getaran hasil modifikasi rumus Du Pont Dengan demikian persamaan untuk memodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran akibat peledakan andesit adalah

(Rumus 41) Model modifikasi sebagaimana Rumus 41 digunakan untuk menaksir

jumlah maksimum delay bahan peledak pada setiap pelaksanaan peledakan dengan jarak terdekat titik ledak ke pemukiman warga dan tingkat getaran mendekati baku mutu menurut SNI 7571 2010 Jenis bangunan di sekitar daerah peledakan andesit sebagian besar diklasifikan pada kelas 2 dan sebagian kecil pada kelas 3 dalam SNI 7571 2010 seperti diperlihatkan Gambar 49 dan 410 Baku mutu tingkat getaran untuk kelas 2 dan 3 masing-masing 3 mms dan 5 mms

61

501

21048

XXY

61

501

2365

XXY

61

501

2365

XXY

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 45: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Gambar 49 Salah satu rumah warga yang termasuk kelas 2 di sekitar lokasi peledakan

Gambar 410 Pengukuran tingkat getaran dan TI bunyi peledakan di pemukiman masyarakat

Pemukiman warga yang berada sekitar peledakan batuan terdiri dar tiga

kampung yaitu a Kampung Kadaung

Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 337 m yang berada di sebelah Tenggara lokasi peledakan dengan azimuth 1370 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 300 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Dari Rumus 41 dapat diturunkan persamaan untuk menghitung X1 yaitu (Rumus 42)

251

365

221

YXX

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 46: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 2135 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 300 m

b Kampung Lebakwangi Lapangan Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 616 m yang berada di sebelah Utara lokasi peledakan dengan azimuth 90 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 500 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 593 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 500 m

c Kampung Lebakwangi Girang Rumah terdekat ke titik peledakan berjarak 462 m yang berada di sebelah Barat lokasi peledakan dengan azimuth 2780 Diperkirakan lokasi peledakan akan bergeser mendekati rumah menjadi jarak terdekat 400 m Akan dihitung berapa maksimun bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu misalnya 29 mms Hasil perhitungan mendapatkan maksimum bahan peledak pada delay yang sama sebesar 3795 kg agar tingkat getaran yang terjadi masih di bawah baku mutu (yaitu 29 mms) pada jarak 400 m

Untuk mempermudah penetapan jumlah maksimum bahan peledak pada delay yang sama agar tingkat getaran masih di bawah baku mutu kelas bangunan 2 dan 3 untuk jarak dari 101 ndash 1000 m disusun pada Tabel 44 dan 45

Tabel 44 Maksimum pemakaian bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 2

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 2

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 29 242 - 534 151 - 200 29 541 - 949 201 - 250 29 958 - 1483 251 - 300 29 1494 - 2135 301 - 350 29 2149 - 2906 351 - 400 29 2922 - 3795 401 - 450 29 3814 - 4803 451 - 500 29 4825 - 5930 501 - 550 29 5954 - 7176 551 - 600 29 7202 - 8540 601 - 650 29 8568 - 10022 651 - 700 29 10053 - 11623 701 - 750 29 11656 - 13343 751 - 800 29 13379 - 15181 801 - 850 29 15219 - 17138 851 - 900 29 17179 19214 901 - 950 29 19257 - 21408 951 - 1000 29 21453 - 23721

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 47: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Tabel 45 Maksimum bahan peledak pada delay sama untuk bangunan kelas 3

Jarak titik ledak ke lokasi tertentu (m)

Getaran 01 poin di bawah baku mutu kelas 3

(mms)

Max handak pada delay yang sama (kg)

101 - 150 49 466 - 1028 151 - 200 49 1042 - 1828 201 - 250 49 1846 - 2856 251 - 300 49 2879 - 4113 301 - 350 49 4140 - 5598 351 - 400 49 5630 - 7311 401 - 450 49 7348 - 9253 451 - 500 49 9295 - 11424 501 - 550 49 11470 - 13823 551 - 600 49 13873 - 16451 601 - 650 49 16505 - 19307 651 - 700 49 19366 - 22391 701 - 750 49 22455 - 25704 751 - 800 49 25773 - 29245 801 - 850 49 29319 - 33015 851 - 900 49 33093 - 37014 901 - 950 49 37096 - 41241 951 - 1000 49 41328 - 45696 901 - 1000 49 37096 - 45696

Gambar 411 Pengukuran getaran dan TI bunyi ledakan di parkir kantor tambang yang termasuk bangunan kelas 4

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 48: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Bila hasil pengukuran tingkat getaran pada Lampiran 3 dibandingkan dengan SNI 7571 2010 dimana baku mutu tingkat getaran kelas 2 bernilai 3 mms kelas 3 berniali 5 mms dan kelas 4 bernilai 7 ndash 20 mms maka tingkat getaran masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak pada delay yang sama mulai dari 258 kg sampai 1791 kg tidak menimbulkan kerusakan struktur bangunan pada rumah warga dengan jarak terdekat 337 m 462 dan 616 m dari titik ledakan Namun ada dua nilai tingkat getaran melebihi baku mutu kelas 2 yaitu 411 mms pada jarak 164 m dan melebihi baku mutu kelas 3 yaitu 771 mms pada jarak 148 m Namun kedua pengukuran tersebut merupakan kantor tambang seperti terlihat pada Gambar 411 yang jenis bangunannya termasuk kelas 4 sehingga tingkat getaran masih di bawah baku mutu yang dapat diinterpretasikan bahwa getaran tidak menimbulkan keretakan bangunan kantor tambang

Dengan memasukkan Y = 29 mms (01 poin di bawah baku mutu kelas 2) maka Rumus 42 akan didapat persamaan sebagaimana Rumus 43

X1 = 00024X2

2 (Rumus 43) Grafik dari persamaan pada Rumus 43 berbentuk parabolik sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 412

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2200

2400

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

Jarak (m)

Han

dak

del

ay m

aksim

um

(kg)

Gambar 412 Model kuantitas handak vs jarak pada tingkat getar tertentu

Grafik 412 menunjukkan bahwa pemakaian bahan peledak pada delay

maksimum di atas kurva akan menyebabkan tingkat getar melewati baku mutu kelas 2 Sebagai contoh pemakaian bahan peledak lebih banyak dari 400 kg pada jarak 400 m dari pemukiman akan menyebabkan tingkat getaran melewati baku mutu 3 mms Sedangkan pemakaian bahan peledak lebih sedikit dari 400 kg pada

22

00024X1

X

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 49: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

jarak 400 m maka tingkat getarannya masih di bawah baku mutu 3 mms Jadi rekomendasi kuntitas pemakaian bahan peledak harus berada di bawah kurva agar tingkat getaran peledakan tidak menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar lokasi peledakan batuan andesit 422 Pengaruh Kuantitas Pemakaian Bahan Peledak dan Jarak terhadap TI

Bunyi Ledakan Di samping getaran tanah bunyi ledakan yang merupakan ledakan udara (air

blast) juga merupakan dampak lingkungan yang tidak diinginkan pada saat peledakan batuan pada kegiatan pertambangan Ledakan udara akibat peledakan pada kegiatan pertambangan jarang mengakibatkan kerusakan bangunan namun bunyi ledakan yang terjadi secara sekejap yang terdengar oleh masyarakat sekitar daerah pertambangan dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan Ledakan udara yang diukur oleh seismograf minimate plus adalah taraf Intensitas (TI) bunyi ledakan Rekapitulasi TI bunyi ledakan dari beberapa ragam kuantitas bahan peledak dan jarak telah ditampilkan pada Lampiran 4

Dicoba dimodelkan pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan dengan menggunakan metode response surface melalui aplikasi software minitab Hasil analisis dengan memilih pengaruh linier diperoleh bahwa pada taraf nyata 5 (baik secara parsial maupun simultan) kuantitas bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap TI bunyi ledakan dan jarak berpengaruh linier negatif terhadap TI bunyi ledakan Namun koefisien determinasi (R2) hubungan tersebut sangat kecil yaitu 31 sehingga model hasil analisis tidak layak digunakan untuk menduga pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak terhadap TI bunyi ledakan

Data pengukuran TI bunyi ledakan yang terkumpul pada Lampiran 2 akan dianalisis dengan menggunakan persamaan bahwa hubungan antara TI bunyi dengan jarak adalah berbentuk logaritma sesuai Rumus 26 yaitu TI2 = TI1 ndash 20 log (r2r1) dimana r1 dan r2 adalah jarak pertama dan jarak kedua dari suatu sumber bunyi sedangkan TI1 dan TI2 masing-masing merupakan taraf intensitas bunyi pada jarak r1 dan r2 Sumber bunyi adalah ledakan udara yang dihasilkan oleh sejumlah tertentu bahan peledak Pada data Lampiran 2 terdapat beberapa pasang jumlah bahan peledak yang sama yang diukur TI bunyinya pada jarak yang berbeda r1 dan r2 sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 46 Hasil pengukuran pada r2 merupakan TI2 pengukuran yang akan diuji t dengan TI2 hasil perhitungan Rumus 26

Tabel 410 Taraf intensitas bunyi peledakan hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus taraf intensitas

TI2 (dB L) Kuantitas handak

(kg)

TI1 pengukuran

(dB L) r1 (m) r2 (m)

Pengukuran Dihitung dari rumus

1286 1126 260 283 115 1119 1774 1174 231 223 119 1177 1935 1205 201 164 1254 1223 2298 1128 429 316 1144 1155 3802 125 318 308 1234 1253 6048 108 473 447 107 1085

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 50: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Hasil uji t sebagaimana ditampilkan Lampiran 1e menunjukkan bahwa

P value = 0602 lebih besar dari taraf nyata 005 yang berarti bahwa TI bunyi ledakan hasil pengukuran tidak berbeda dengan TI bunyi ledakan hasil perhitungan rumus Dengan demikian dalam kasus ini Rumus 26 dapat digunakan untuk memperkiran TI2 pada berbagai jarak yang diinginkan dari berbagai variasi jumlah bahan peledak yang dipakai dalam penelitian ini

Semua hasil pengukuran taraf intensitas pada penelitian ini menjadi TI1 pada masing-masing jumlah bahan peledak dan akan diperkirakan TI2 pada berbagai kemungkinan jarak titik peledakan ke kantor tambang atau ke pemukiman warga Sebagian dari taraf intensitas bunyi ledakan yang diakibatkan beberapa variasi jumlah bahan peledak pada jarak yang diinginkan diperlihatkan pada Gambar 413

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 100 200 300 400 500 600 700 800

Jarak (m)

TI b

unyi

leda

kan

(dB

L)

Handak 3626 kgHandak 6048 kgHandak 9072 kgHandak 13104

Gambar 413 TI bunyi ledakan pada beberapa variasi jumlah handak dan jarak

Hasil perkiraan TI2 pada berbagai variasi kuantitas bahan peledak dan jarak secara lengkap diperlihatkan pada Lampiran 4 Bila hasil pengukuran TI bunyi ledakan pada Gambar 413 dan Lampiran 4 dibandingkan dengan SNI 7570 (2010) dimana baku mutu tingkat kebisingan yang diakibatkan peledakan bernilai 110 dB A atau setara dengan 143 dB L (konversi dB A ke dB L adalah dengan menambahkan 33 ke nilai dB A) maka TI bunyi ledakan masih di bawah nilai baku mutu Dapat diinterpretasikan bahwa penggunaan bahan peledak mulai dari 774 kg sampai13104 kg tidak menimbulkan dampak kebisingan pada pemukiman warga Setidaknya ada tiga nilai TI bunyi ledakan dari perkiraan pada Lampiran 4 yang mendekati nilai baku mutu jika misalnya kantor tambang ke titik peledakan berjarak 100 m dengan penggunaan bahan peledak berturut-turut

BM SNI 7570 adalah 143 dB L atau 110 dB A

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 51: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

756 9072 dan 13104 kg Oleh sebab itu jika kantor tambang hanya berjarak 100 m dari titik peledakan maka pemakaian bahan peledak pada setiap sekali peledakan sebaiknya kurang dari 756 kg

43 Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan Peledakan Batuan Andesit

Data persepsi masyarakat terhadap kegiatan peledakan batuan dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden Teknik sampling yang diterapkan adalah stratified random sampling dimana stratanya berdasarkan jarak pemukiman warga ke lokasi peledakan Strata tersebut terdiri dari jarak paling dekat (100 ndash 400 m) jarak sedang (401 ndash 700 m) dan jarak jauh (gt 700 m) Kuesioner yang yang disebarkan ke responden sebanyak 100 orang responden yang menjawab dan mengembalikan sebanyak 81 orang (81) Tabulasi jawaban dari 81 orang responden menghasilkan empat analisis dan pembahasan berikut

431 Analisis Data Personal Responden

Responden yang menjawab dan mengembalikan kuesioner didominasi pria sebanyak 70 dan sisanya wanita Gambar 414 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dominan responden adalah SMP 41 kemudian SD 30 SMA 27 dan Perguruan Tinggi 2 Usia responden paling banyak berusia 21 ndash 40 tahun sebanyak 44 dan paling sedikit berusia 15 ndash 20 tahun sebanyak 11 Pekerjaan responden paling banyak adalah buruh sebanyak 52 dan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan tambang andesit sebanyak 6 Ada sebanyak 5 responden yang tidak memberi jawaban terkait pekerjaan Jenis bangunan rumah yang didiami responden sebagaimana yang dikelompokkan SNI 7571 2010 paling banyak kelas 2 yaitu 81 kelas 3 sebanyak 16 dan sisanya 3 kelas 4 Responden yang sudah bermukim di sekitar Gunung Sudamanik lebih dari 15 tahun adalah yang paling dominan yaitu sebanyak 79 dan paling sedikit 2 yang bermukim selama 1-5 tahun Respenden yang bermukim lebih dari 15 tahun tentunya sudah dapat menggambarkan persepsi mereka secara utuh terhadap adanya kegiatan peledakan batuan andesit selama ini Responden yang bermukim di Kampung Kadaung yang merupakan kampung yang paling dekat ke lokasi peledakan ada sebanyak 68 di Kampung Lebakwangi Girang sebanyak 19 di Kampung Lebakwangi Lapangan sebanyak sebanyak 13

432 Analisis Persepsi Responden terhadap Tingkat Getaran Tanah Akibat

Peledakan Gambar 415 menunjukkan bahwa responden yang menjawab bahwa

mendengar peledakan 3-4 kali setiap hari sebanyak 50 dimana paling banyak (68) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Paling banyak responden (62) menyatakan bahwa peledakan andesit dilaksanakan pada pukul 1000 -1200 dimana paling banyak (48) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dapat dinyatakan bahwa responden yang rumahnya paling dekat ke lokasi peledakan lebih memberi perhatian dan berkepentingan terhadap kegiatan peledakan andesit dibandingkan dengan responden yang rumahnya lebih jauh dari lokasi peledakan

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 52: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

30

41

27

2

11

2222

30

15 12

52

19

6 51

5

82

16

2 29 10

79

68

1319

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP

SMA PT

15 -

20 ta

hun

21 -

30 ta

hun

31 -

40 ta

hun

41 -

50 ta

hun

51 -

65 ta

hun

Berta

niBu

ruh

Wira

swas

taPe

gaw

aita

mba

ngPe

gnon

tam

bang

PNS

Tida

k ja

wab

Kela

s 2

Kela

s 3

Kela

s 4

1 - 5

tahu

n6

- 10

tahu

n11

- 15

tahu

ngt

15 ta

hun

Kada

ung

Lbw

Lap

anga

nLb

w G

irang

Pendidikanformal

Usia Pekerjaan Jenisbangunan

rumahdengan

konstruksi

Lamabermukim

Namakampung

Data personal responden

Pers

enta

se

( )

Gambar 414 Data personal responden yang mengembalikan kuesioner

Paling banyak responden (49) menyatakan bahwa tingkat getaran yang

dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (80) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden yang menyatakan tingkat getaran yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 85 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari 700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden bermukim jauh dari lokasi peledakan Gunung Sudamanik menjadi perlintasan utama masyarakat yang hendak bepergian ke Kecamatan Parung Panjang Kabupaten Bogor menuju ke Tangerang Provinsi Banten sampai ke wilayah DKI Jakarta Juga merupakan alternatif perlintasan menuju Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor menuju ke Kabupaten Lebak sampai ke Pelabuhan Merak Provinsi Banten

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 53: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

16

50

27

16

42

3126

1 3

83

27 5

42

2

26 25

5

0102030405060708090

tidak

tera

sa

keci

l

seda

ng

kuat

kuat

seka

li

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

ja

Reta

kan

keci

l

Reta

kan

keci

l jad

i bes

ar

Lang

sung

rtk

bes

ar

Tida

k te

rusik

Tida

k te

rusik

krn

sdh

terb

iasa

Tida

k te

rusik

kal

au d

i lr r

mh

Teru

sik k

alau

di d

lm rm

h

Sela

lu te

rusik

Tida

k pe

rnah

sdh

tahu

dr p

eled

akan

Tida

k pe

rnah

gtr

tdk

tera

sa

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

at

Pern

ah j

ika

tingk

at g

etar

an k

uat s

ekal

i

Serin

g

Getaran peledakan yangdirasakan

Dampak getaran terhadapkontruksi rumah

Dampak getaran terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibatgetaran peledakan

Persepsi terhadap getaran peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 415 Persepsi responden terhadap getaran tanah

Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa dampak getaran peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 31 responden menyatakan bahwa getaran dapat menimbulkan retakan kecil sedangkan sisanya 27 menyatakan bahwa getaran mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Hanya 1 yang menyatakan bahwa getaran langsung mengakibatkan retakan besar Sebanyak 83 responden menyatakan bahwa getaran tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa ada 2 yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali dan hanya 5 yang menyatakan selalu terusik Sebanyak 42 responden menyatakan bahwa getaran peledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit Sebanyak 26 menyatakan pernah terkejut akibat getaran peledakan yang jaraknya terlalu dekat dan 25 menyatakan pernah terkejut karena getaran kuat sekali Hanya 5 yang menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat getaran peledakan Sebanyak 19 responden menyatakan bahwa getaran tanah merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit

433 Analisis Persepsi Responden terhadap Taraf Intensitas Bunyi Ledakan

Pada Gambar 416 terlihat bahwa paling banyak responden (58) menyatakan bahwa tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala sedang dimana paling banyak (56) dijawab oleh responden yang rumahnya berjarak 100 ndash 400 m dari lokasi peledakan Dari seluruh responden (7) yang menyatakan tingkat intensitas bunyi ledakan yang dirasakan berskala kuat sekali sebanyak 67 dinyatakan oleh responden yang rumahnya paling jauh (lebih dari

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 54: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

700 m) dari lokasi peledakan Hal ini mungkin dirasakan responden yang sering melintasi daerah sekitar pertambangan andesit pada saat peledakan padahal responden sebenarnya bermukim jauh dari lokasi peledakan Hasil ini selaras dengan tingkat getaran yang dirasakan kuat sekali oleh lebih banyak responden yang yang rumahnya paling jauh dari lokasi peledakan

1

64

27

8

34

48

16

1 1

72

410 12

2

37

1522 22

4 1

15 15

69

36

49

14

10

10

20

30

40

50

60

70

80Te

rden

gar k

ecil

seka

liTe

rden

gar s

edan

gTe

rden

gar k

uat

Terd

enga

r kua

t sek

ali

Men

imbu

lkan

goy

anga

n sa

jaD

apat

men

gaki

batk

an r

etak

an k

ecil

Dap

at m

enga

kiba

tkan

reta

kan

keci

l sam

pai m

enja

dire

taka

n be

sar

Lang

sung

men

gaki

batk

an re

taka

n be

sar

Men

gaki

batk

an k

erus

akan

ber

at

Tida

k te

rusi

k ka

rena

suda

h te

rbia

saTi

dak

teru

sik k

alau

seda

ng d

i lua

r rum

ahT

erus

ik k

alau

seda

ng d

i dal

am ru

mah

Kad

ang-

kada

ng te

rusik

kal

au b

unyi

leda

kan

kuat

seka

li

Sela

lu te

rusik

Tid

ak p

erna

h k

aren

a su

dah

tahu

keb

isin

gan

bera

sal d

ari

pele

daka

n ba

tuan

Ti

dak

pern

ah k

aren

a ad

a pe

mbe

ritah

uan

mel

alui

bun

yisir

ene

Pern

ah j

ika

sum

ber l

edak

an te

rlalu

dek

atPe

rnah

jik

a tin

gkat

bun

yi le

daka

n ku

at s

ekal

iSe

ring

Tida

k pe

rnah

Kad

ang-

kada

ng sa

ja

B

unyi

sire

ne le

mah

sehi

ngga

tida

k te

rden

gar

Buny

i sire

ne s

elal

u te

rden

gar

1 -

2 ka

li3

- 4

kali

5 -7

kal

igt

7 ka

li

Merasakan kebisingan akibatbunyi ledakan

Dampak bunyi ledakan terhadapkontruksi rumah

Dampak bunyi peledakan terhadapkenyamanan

Perasaan terkejut akibat bunyiledakan

Mendengar bunyi sirenesebagai tanda dimulainya

peledakan

Mendengar peledakanbatuan setiap hari

Persepsi terhadap taraf intensitas bunyi peledakan

Pers

enta

se (

)

Gambar 416 Persepsi responden terhadap taraf intensitas bunyi ledakan

Sebanyak 30 responden menyatakan bahwa dampak bunyi peledakan hanya mengakibatkan goyangan saja 44 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat menimbulkan retakan kecil kemudian 15 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat mengakibatkan retakan kecil berkembang menjadi retakan besar Masing-masing 1 menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan dapat langsung mengakibatkan retakan besar dan kerusakan berat Sebanyak 65 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak mengusik kenyamanan karena sudah terbiasa tidak ada yang menyatakan bahwa kenyamanannya tidak terusik sama sekali 3 menyatakan tidak terusik jika sedang di luar rumah 11 menyatakan kadang-kadang terusik jika intensitas bunyi ledakan terasa kuat sekali dan hanya 2 menyatakan selalu

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 55: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

terusik Sebanyak 34 responden menyatakan bahwa intensitas bunyi ledakan tidak pernah mengakibatkan terkejut karena sudah tahu getaran berasal dari pledakan andesit 14 menyatakan tidak pernah terkejut karena ada pemberitahuan dari bunyi sirene masing-masing 20 menyatakan pernah terkejut jika sumber ledakan berjarak terlalu dekat dan intensitas bunyi ledakan kuat sekali Hanya 3 menyatakan sering mengalami keterkejutan akibat intensitas bunyi ledakan

Bunyi sirene sebagai tanda akan adanya peledakan batuan andesit selalu terdengar oleh sebanyak 63 sebanyak 14 menyatakan bahwa bunyi sirene lemah sehingga tak terdengar 14 menyatakan kadang-kadang saja mendengar bunyi sirene Hanya 1 menyatakan tidak pernah mendengar sirene pada saat akan adanya peledakan Responden yang menyatakan bahwa bunyi ledakan merupakan dampak yang paling mengkhawatirkan dari peledakan andesit sangat kecil (hanya sebanyak 4) Berarti kebisingan akibat bunyi peledakan bukan dampak yang dirisaukan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar peledakan batuan

434 Analisis Persepsi Responden terhadap Dampak yang Paling

Dikhawatirkan dari Kegiatan Peledakan Dari Gambar 417 terlihat bahwa dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan berturut-turut adalah tidak aman karena khawatir terjadi fly rock (58) getaran tanah akibat peledakan (19) tidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan (11) tidak ada yang dikhawatirkan (9) dan kebisingan akibat bunyi ledakan (4) Bahwa yang paling dikhawatirkan bukan getaran tanah dan intensitas bunyi akibat peledakan melainkan kekhawatiran terjadinya fly rock Hal ini diakibatkan pengalaman dan mungkin tersosialisasikan secara lisan oleh beberapa responden yang pernah menyaksikan secara langsung terjadinya fly rockbeberapa tahun ke belakang

81119

458

Tidak ada yang dikhawatirkanGetaran peledakanBunyi peledakanTidak aman karena khawatir terjadi fly rockTidak leluasa melintas karena akses jalan ditutup pada saat peledakan

Gambar 417 Persepsi responden terhadap dampak yang paling dikhawatirkan dari

kegiatan peledakan (dalam )

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 56: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

5 KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

1 Kuantitas pemakaian bahan peledak berpengaruh linier positif terhadap produksi batuan andesit hasil peledakan dengan model persamaan Ŷi= 44X + 664

2 Pengaruh kuantitas bahan peledak dan jarak secara simultan terhadap tingkat getaran tanah adalah berbentuk pecahan eksponen dengan model persamaan

dan tingkat getaran tanah akibat peledakan masih di bawah baku mutu SNI 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas bahan peledak yang sama dan jarak secara simultan terhadap taraf intensitas bunyi ledakan adalah berbentuk logaritma dengan model persamaan TI2 = TI1 ndash 20 log(r2r1) dan TI bunyi ledakan yang terjadi masih di bawah baku mutu SNI 7570 2010

4 Persepsi responden terkait dampak kegiatan peledakan yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya fly rock (58) getaran tanah (19) tertutupnya akses jalan pada saat peledakan (11) intensitas bunyi ledakan (4) dan menyatakan bahwa tidak ada yang dikahawatirkan dari kegiatan peledakan (8)

52 Saran

1 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dalam tugasnya mengawasi produksi andesit dapat mengestimasi produksi andesit berdasarkan kuantitas pemakaian bahan peledak yang dilaporkan perusahaan setiap bulan dengan menggunakan model persamaan Ŷi = 44X + 664

2 Dinas ESDM Kabupaten Bogor dan pihak perusahaan tambang dapat menggunakan persamaan

untuk memperkirakan jumlah maksimum pemakaian bahan peledak dimana tingkat getaran yang diakibatkannya masih di bawah baku mutu 7571 2010

3 Pengaruh kuantitas pemakaian bahan peledak dan jarak terhadap tingkat getaran dan TI bunyi ledakan yang lebih akurat perlu diteliti lebih lanjut dengan melakukan beberapa kali ulangan pada jumlah bahan peledak dan jarak yang sama

61

501

2365

XXY

251

2 365

21

YXX

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 57: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

DAFTAR PUSTAKA

Amnieh HB Mozdianfard MR Siamaki A 2009 Predicting of blasting vibrations

in Sarcheshmeh copper mine by neural network J Saf Sci 48319 - 325

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010a Standar Nasional Indonesia Nomor

7571 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Getaran Peledakan pada Tambang Terbuka terhadap Bangunan Jakarta (ID) BSN

[BSN] Badan Standardisasi Nasional 2010b Standar Nasional Indonesia Nomor

7570 Tahun 2010 tentang Baku Tingkat Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan Jakarta (ID) BSN

Hadi S 1989 Metodologi Research Jilid ke-2 Yogyakarta Penerbit Andi Hoek E Bray JW 1981 Rock Slope Engineering Ed rev ke-3 London The

Institution of Mining and Metalurgy Jullien A Proust C Martaud T Rayssac E Ropert C 2012 Variability in the

environmental impacts of aggregate production J Resources Conserv Recycl 621-13

Kartodharmo M 1990 Teknik Peledakan Bandung Laboratorium Geoteknik

PAU Ilmu Rekayasa ITB Kecojevic V Radomsky M 2005 Flyrock phenomena and area security in

blasting-related accidents J Saf Sci 43739 - 750 Keraf AS 2010 Etika Lingkungan Hidup Jakarta Penerbit Buku Kompas Marmer D Simangunsong GM Suwandhi A 2010 Peranan SNI 7571 2010 dan

SNI 7570 2010 dalam kegiatan peledakan di tambang terbuka di Indonesia Prosiding PPI Standardisasi Jakarta 11 Nop 2010 Jakarta Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional hlm 1 - 15

Marpaung BA 2011 Penentuan powder factor untuk meningkatkan produktifitas

alat muat di Pit 2 Wira PT Madhani Talatah Nusantara jobsite Wira Banjarmasin Kalimantan Selatan [skripsi] Yogyakarta (ID) Universitas Pembangunan Nasional rdquoVeteranrdquo

Montgomery DC 1991 Design and Analysis of Experiment New York Rumidi S 2011 Bahan Galian Industri Cetakan ke-2 Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 58: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Sudarmono D 2008 Pengaruh peledakan terhadap pit wall dan slope design pada tambang terbuka J Rekay Sriwij 17(3)23 - 31

Sudarmono D Kadir E 2009 Pengukuran vibrasi hasil peledakan di tambang

terbuka Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara J Rekay Sriwij 18(1)25 - 33

Sudradjat A 2007 Otonomi Pengelolaan Sumberdaya Mineral dan

Pengembangan Masyarakat Bandung LPM Universitas Padjajaran Sugandhy A Hakim R 2007 Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan

Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Cetakan ke-2 Jakarta Bumi Aksara

Sugiyono 2011 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Cetakan ke-

14 Bandung Penerbit Alfabeta Sumardjono MSW Ismail N Rustiadi E Damai AA 2011 Pengaturan Sumber

Daya Alam di Indonesia antara yang tersurat dan tersirat Yogyakarta Fakultas Hukum UGM bekerja sama dengan Gadjah Mada University Press

Tippler PA 1991 Fisika untuk Sains dan Teknik Ed ke-3 Prasetio L Adi RW

penerjemah Jakarta Erlangga Terjemahan dari Physics for Scientists and Engineers

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 59: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Lampiran 1 Hasil pengolahan data secara statistik 1a Hasil uji kelompok produksi andesit ulangan 1 dan ulangan 2 Paired T for ulangan 1 - ulangan 2

N Mean StDev SE Mean

ulangan 1 11 1819 1774 535

ulangan 2 11 1756 1681 507

Difference 11 632 2071 625

95 CI for mean difference (-759 2024)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 101 P-Value =

0335

1b Model linier dan kuadrat antara maksimum delay handak dan jarak terhadap

getaran Estimated Regression Coefficients for getaran

Term Coef SE Coef T P

Constant 111019 148074 0750 0460

handak delay 006493 003313 1960 0061

jarak -001143 000461 -2480 0020

handak delayhandak delay -000028 000016 -1776 0087

jarakjarak 000001 000000 1900 0069

S = 133518 PRESS = 120265

R-Sq = 2761 R-Sq(pred) = 000 R-Sq(adj) = 1647

Analysis of Variance for getaran

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 4 176785 176785 441964 248 0069

Linear 2 81297 133997 669986 376 0037

Square 2 95488 95488 477440 268 0088

Residual Error 26 463501 463501 178270

Total 30 640287

1c Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil rumus Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran rumus 31 3898 2764 0496

Difference 31 -2686 1977 0355

95 CI for mean difference (-3412 -1961)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -756 P-Value =

0000

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 60: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

1d Uji t untuk tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil modifikasi rumus

Du Pont Paired T for getaran hasil ukur - getaran modif rumus

N Mean StDev SE Mean

getaran hasil ukur 31 1212 1461 0262

getaran modif rumus 31 1245 0883 0159

Difference 31 -0033 1020 0183

95 CI for mean difference (-0407 0341)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = -018 P-Value =

0858

1e Uji t untuk TI hasil pengukuran dan TI hasil perhitungan rumus intensitas Paired T for TI pengukuran - TI rumus

N Mean StDev SE Mean

TI pengukuran 6 11737 672 274

TI rumus 6 11684 629 257

Difference 6 0523 2304 0941

95 CI for mean difference (-1895 2941)

T-Test of mean difference = 0 (vs not = 0) T-Value = 056 P-Value =

0602

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 61: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Lampiran 2 Getaran dan bunyi peledakan hasil pengkuran minimate plus

Handak (kg)

Max handak pada delay

detonator yg sama (kg)

Jumlah lubang (unit)

Kedalaman (m)

Jarak titik ledak ke

titik minimate

(m)

Getaran PVS

(mms)

Bunyi ledakan (dB L)

774 258 12 4 209 134 1157 1024 341 12 4 230 056 115 103 549 15 4 158 128 1214 128 512 15 4 213 107 1161

1286 714 18 4 260 051 1126 1286 429 18 4 283 043 115 1542 1514 21 4 354 087 120 1774 881 12 6 231 104 1174 1774 881 12 6 223 127 119 1802 693 26 4 283 057 123 1935 516 15 6 201 185 1205 1935 516 15 6 164 412 1254 205 82 26 4 296 0 0

2298 766 12 9 429 076 1128 2298 766 12 9 316 159 1144 2661 591 18 6 353 048 88 2661 591 18 6 363 0 0 362 905 20 7 148 771 1231

3626 691 21 6 515 219 1035 3802 585 26 6 318 053 125 3802 585 26 6 308 046 1234 4388 954 23 7 481 216 1102 4424 61 29 6 831 066 1028 4656 1791 26 9 430 045 1245 6048 1008 12 18 473 146 108 6048 1008 12 18 447 134 107 756 1008 15 18 563 095 1216

9072 1008 18 18 622 0 0 9072 1008 18 18 612 091 120

13104 1512 26 18 1100 0 0 13104 1512 26 18 655 101 1232

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 62: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Lampiran 3 Tingkat getaran hasil pengukuran dan hasil perhitungan rumus dan hasil modifikasi rumus Du Pont

Getaran Handak delay (kg)

Jarak (m) Hasil pengukuran

(mms)

Perhitungan rumus (mms)

Hasil bagi kedua

getaran

Hasil bagi dikali 1048

Getaran modif rumus (mms)

1008 622 0 155 000 000 050 905 148 771 1416 054 57078 452 766 429 076 226 034 35292 072 512 213 107 501 021 22371 160 258 209 134 299 045 47028 095

1514 354 087 529 016 17224 169 1008 473 146 240 061 63632 077 1008 447 134 263 051 53351 084

61 831 066 065 101 105915 021 714 260 051 475 011 11243 152

1791 430 045 444 010 10632 142 341 230 056 320 017 18326 102 429 283 043 276 016 16318 088 691 515 219 155 141 147934 050

1008 563 095 182 052 54712 058 693 283 057 405 014 14739 129 549 158 128 855 015 15693 273 766 316 159 368 043 45272 118 82 296 0 432 000 000 138

954 481 216 224 096 101056 072 1008 612 091 159 057 59895 051 585 318 053 294 018 18913 094 585 308 046 309 015 15597 099 881 231 104 680 015 16038 217 881 223 127 719 018 18511 230 591 353 048 251 019 20078 080 591 363 0 240 000 000 077 516 201 185 553 033 35033 177 516 164 412 766 054 56343 245

1512 1100 0 086 000 000 028 1512 655 101 198 051 53577 063

Rata-rata 365

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 63: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

Lampiran 4 Perkiraan TI bunyi ledakan pada berbagai jarak ke kantor tambang atau ke pemukiman

Perkiraan TI2 (dB L) pada jarak titik ledak ke kantor

tambang atau ke pemukiman Kuantitas handak

(kg)

Jarak titik

ledak ke titik

minimate (m)

TI1 (dB L)

200 m 337 m 400 m 462 m 500 m 616 m

774 209 1157 1161 1116 1101 1088 1081 1063

1024 230 115 1162 1117 1102 1089 1083 1064

103 158 1214 1194 1148 1133 1121 1114 1096

128 213 1161 1166 1121 1106 1094 1087 1069

1286 283 115 1180 1135 1120 1107 1101 1082

1542 354 120 1250 1204 1189 1177 1170 1152

1774 223 119 1199 1154 1139 1127 1120 1102

1802 283 123 1260 1215 1200 1187 1181 1162

1935 164 1254 1237 1191 1177 1164 1157 1139

2298 316 1144 1184 1138 1124 1111 1104 1086

2661 353 88 929 884 869 857 850 832

362 148 1231 1205 1160 1145 1132 1125 1107

3626 515 1035 1117 1072 1057 1044 1038 1019

3802 318 125 1290 1245 1230 1218 1211 1193

4388 481 1102 1178 1133 1118 1106 1099 1081

4424 831 1028 1152 1106 1092 1079 1072 1054

4656 430 1245 1311 1266 1251 1239 1232 1214

6048 473 108 1155 1109 1095 1082 1075 1057

756 563 1216 1306 1261 1246 1233 1226 1208

9072 612 120 1297 1252 1237 1224 1218 1199

13104 655 1232 1335 1290 1275 1262 1255 1237

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum

Page 64: PENGARUH KUANTITAS BAHAN PELEDAK TERHADAP … · 332.07 ribu ton per bulan. Batuan tersebut dihasilkan dari peledakan yang dapat ... 4.3. Jumlah bahan peledak pada setiap nomor delay

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pulau Samosir Sumatera Utara dari Ayah Moraudin Simbolon dan Ibu Pintauli Sinurat Penulis adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara Penulis pernah kuliah di Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang lulus melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru) Selanjutnya penulis mencoba test masuk melalui Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negri (UMPTN) dan diterima pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung (ITB) Penulis menyelesaikan studi strata satu di ITB Tahun 2011 penulis melanjutkan studi strata dua di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB)

Penulis bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor Cibinong sejak tahun 2002 sampai sekarang Bidang tugas yang menjadi tanggung jawab penulis terkait dengan pengembangan usaha pertambangan umum