pengaruh kualitas produk, harga, dan promosi terhadap lies...

64
Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN 1978-4783 9 771978 478399 Foto: Internet Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Sony Septi Mariani T.R Lies Handrijaningsih Ahmad Aldi Nugraha Analisis Sosiopragmatik Pada Kata-Kata Sapaan Kekerabatan Bahasa Jawa Dan Sekaligus Menguji Teori Brown Anda Levinson Pada Kata-Kata Sapaan Kekerabatan Bahasa Inggris Sugeng Trijanto, Mufidatul Zakiyah Faktorisasi Matrik Maximum Margin Untuk Prediksi Kolaboratif Achmad Fahrurozi Rifki Kosasih Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Fani Yulia Rosyada Analisis Portofolio Saham Optimal Pada Indeks MNC36 Dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan Model Markowitz Periode Mei 2015 - April 2016 Nurfitriana Nenik Diah Hartanti

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

Vol. 10 No. 11 Tahun 2016Terbit Setiap Tanggal 15

ISSN 1978-4783

9 771978 478399

Foto

: Int

erne

tPengaruh Kualitas Produk,

Harga, dan Promosi TerhadapKeputusan Pembelian

Smartphone Merek Sony

Septi Mariani T.RLies HandrijaningsihAhmad Aldi Nugraha

Analisis Sosiopragmatik PadaKata-Kata Sapaan Kekerabatan

Bahasa Jawa Dan SekaligusMenguji Teori Brown Anda

Levinson Pada Kata-KataSapaan Kekerabatan Bahasa

Inggris

Sugeng Trijanto,Mufidatul Zakiyah

Faktorisasi Matrik MaximumMargin Untuk

Prediksi Kolaboratif

Achmad FahruroziRifki Kosasih

Evaluasi Pengendalian InternalTerhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Fani Yulia Rosyada

Analisis Portofolio SahamOptimal Pada Indeks MNC36Dalam Bursa Efek Indonesia

(BEI) Dengan Model MarkowitzPeriode Mei 2015 - April 2016

NurfitrianaNenik Diah Hartanti

Page 2: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

SUSUNAN REDAKSI

Penasehat/ Pembina Prof. Dr. E. S. Margianti, SE. MM.

Prof. Suryadi Harmanto, S.Si. MMSI Drs. Agus Sumin, MMSI

Penanggung Jawab Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.

Editor Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M. Sc. (Manajemen Pemasaran)

Dr. Eri Prasetyo SSi. MMSi. (Teknologi Informasi) Dr. Ing. Mohamad Yamin (Teknik Mesin)

Prof. Dr. Busono Soewirdjo (Teknik Elektro) Dr. rer. Pol. Sudaryanto (Tek. Industri)

Dr. Imam Subaweh, Ak. MM. (Akuntansi) Dr. Ir Budi Hermana, MM (Tekno Sosial)

Dr. Rita Sutjiati (Sastra Inggris) Dr. Iman Murtono Soenhadji (Manajemen)

Dr. Yuhilza Hanum, S. Si. M. Sc. (Sistem Informasi) Dr. M.M. Nilam Widyarini, M. Si. (Psikologi)

Dr. Raziq Hasan, S.T., MT. (Arsitektur) Dr. Haryono Putro (Sipil)

Sekretaris Redaksi Tri Wahyu Retno Ningsih, SS. MM

Ida Ayu Ari Angreni, ST. MMT

Keuangan Anacostia Kowanda, S. Kom. MMSI

Distribusi Rino Rinaldo, SE. MM

Muhammad Daniel Rivai

Alamat Redaksi Research Center Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya 100, Depok 16424, Gedung 2 Lantai 3 Telp. (021) 78881112-pswt, 455

Email : [email protected]

Page 3: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL

Page 4: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL. 10 NO. 11 TAHUN 2016

DAFTAR ISI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK SONY Septi Mariani T.R, Lies Handrijaningsih , Ahmad Aldi Nugraha 1

ANALISIS SOSIOPRAGMATIK PADA KATA-KATA SAPAAN KEKERABATAN BAHASA JAWA DAN SEKALIGUS MENGUJI TEORI BROWN AND LEVINSON PADA KATA-KATA SAPAAN KEKERABATAN BAHASA INGGRIS Sugeng Trijanto, Mufidatul Zakiyah 11 FAKTORISASI MATRIK MAXIMUM MARGIN UNTUK PREDIKSI KOLABORATIF

Achmad Fahrurozi, Rifki Kosasih 24

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Fani Yulia Rosyada 32

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL PADA INDEKS MNC36 DALAM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MODEL MARKOWITZ PERIODE MEI 2015 – APRIL 2016

Nurfitriana, Nenik Diah Hartanti 45

Page 5: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 1

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK SONY

1 Septi Mariani T.R, 2 Lies Handrijaningsih , 3 Ahmad Aldi Nugraha

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma 1 mariani,2 [email protected]

ABSTRAK

Proses pengambilan keputusan pembelian sebenarnya sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek Sony. Penelitian ini dilakukan terhadap Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Strata 1 Angkatan Tahun 2013 Universitas Gunadarma. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner. Metode analisis dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan analisis koefisien determinasi berganda (R2). Hasil analisis regresi linier berganda menunjukan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel promosi (0,621) diikuti oleh kualitas produk (0,386) dan harga (-0,306), serta hasil uji analisis koefisien determinasi berganda (R2) menunjukan variabel independen memberikan kontribusi atau mampu menjelaskan 45.8% variasi dari keputusan pembelian, sementara sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Kata Kunci: Kualitas Produk, Harga, Promosi, Keputusan Pembelian PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang pesat dan membantu manusia untuk berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu. Kemudahan yang diberikan teknologi tersebut mancakup banyak hal serta marambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari bisnis hingga pendidikan. Pada prinsipnya teknologi berkembang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah berkomunikasi atau melakukan sesuatu. Dewasa ini industri gadget berkembang pesat, semakin hari semakin banyak saja gadget canggih yang bermunculan. Mulai dari tablet pc hingga sebuah smartphone, namun yang terpenting kini hampir semua perangkat gadget menawarkan fitur yang canggih untuk menunjang kebutuhan penggunanya.

Salah satu gadget yang sedang diminati oleh masyarakat yaitu smartphone.

Secara umum, sebuah smartphone biasanya memiliki fitur yang canggih, terlebih jika sudah dibekali dengan sistem operasi seperti android, windows phone ataupun iOS. Sony, sebagai salah satu merek yang menjadi leader di pasaran ponsel Indonesia, terus berinovasi menciptakan produk-produk smartphone yang berkualitas dan canggih yang dapat memenuhi masyarakat modern saat ini, salah satunya menciptakan inovasi smartphone anti air dan anti debu. Sony menciptakan produk baru dengan spesifikasi dan fitur-fitur lebih lengkap yaitu Sony Xperia Z yang kini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia baik dari kalangan masyarakat ekonomi menengah hingga kalangan ekonomi atas karena Sony Xperia Z harganya cukup mahal. Murah atau mahalnya harga suatu produk tergantung spesifikasi dan kualitasnya. Konsumen

Page 6: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 2

tidak akan membeli suatu produk yang ditawarkan bila tidak dirangsang oleh stimulus-respon, perusahaan harus melaksanakan usaha penjualan dan promosi. Oleh karena itu, promosi menjadi perhatian penting pada perusahaan Smartphone Merek Sony untuk dapat menarik, dan memuaskan konsumen. Kualitas Produk Produk adalah sesuatu yang berupa barang dan atau jasa yang mampu memberikan manfaat dan nilai kepada konsumen (Mulyadi Nitisusastro, 2013:197). Kualitas produk merupakan yang memenuhi kebutuhan pengguna akhir dengan fitur yang berbeda dan kualitas yang akan meningkatkan kinerja produk. Tariq et al, 2013 (dalam skripsi Dian Purnama Sari, 2014). Menurut Kotler dan Amstrong, 2012 (dalam penelitian ilmiah Yudi Handoko, 2014) Kualitas Produk merupakan kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Harga Penetapan harga dilakukan saat menciptakan produk baru, memperkenalkan produk regular ke saluran distribusinya atau ke daerah baru, atau ketika perusahaan membuat kontrak kerja baru (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, 2013:16). Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli. Seringkali harga dijadikan semacam indikator kualitas. (Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, 2012:317). Harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, 2013:32).

Promosi Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan konsumen atas produk yang ditawarkan produsen atau penjual (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah 2013:18). Tujuan promosi adalah (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, 2013:18) sebagai berikut: 1. Memodifikasi tingkah laku konsumen 2. Memberitahukan atau menginformasikan produk kepada konsumen 3. Membujuk dan memotivasi konsumen agar mau membeli produk yang ditawarkan 4. Mengingatkan konsumen tentang produk agar tidak beralih ke produk lain Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen. Dimana proses tersebut merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, 2013:332). Keputusan Pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Kotler, 2009 (dalam penelitian ilmiah Yudi Handoko, 2014). Proses keputusan pembelian terdiri atas dari lima tahap, yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015:41-43). Keputusan Pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Kotler, 2009 (dalam penelitian ilmiah Yudi Handoko, 2014).

Page 7: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 3

Tahap Keputusan Pembelian Proses keputusan pembelian terdiri atas dari lima tahap, yaitu tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi evaluasi alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Nana Herdiana Abdurrahman, 2015:41-43). Proses keputusan pembelian konsumen ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen METODE PENELITIAN Data dan Variabel Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria atau pertimbangan tertentu, dimana kriteria adalah pengguna Smartphone merek Sony merupakan mahasiswa fakultas ekonomi jurusan manajemen strata satu angkatan tahun 2013 Universitas Gunadarma. Data yang digunakan adalah data primer dengan melakukan penyebaran kuesioner. Berdasarkan data yang diperoleh di PSMA jumlah populasi penelitian ini yaitu sebesar 813 dan dipilih berdasarkan yang menggunakan smartphone merek Sony, sehingga sampel pada penelitian ini menggunakan sebanyak 90 responden dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu

� =�

1 + (� � (�)�)

Keterangan: N = Ukuran sampel n = Ukuran populasi E = Tingkat kesalahan dalam meraih

anggota sampel yang ditolerir. (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling sebesar 10%)

Dengan rumus tersebut diperoleh ukuran sampel n = 89.047 yang dibulatkan menjadi 90. Variabel yang digunakan sebagai variabel independen yaitu kualitas produk (X1), harga (X2),

dan promosi (X3). Sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y). Hipotesis Ho : Kualitas produk, harga dan

promosi tidak mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek Sony.

Ha : Kualitas produk, harga dan promosi mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek Sony.

Alat Analisis Alat analisis yang digunakan adalah Uji Validitas dan Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik yang digunakan yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi, Analisis Regresi Linier Berganda, Analisis Koefisien Determinasi Berganda (R2), Uji Hipotesis yang digunakan yaitu Uji F dan Uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik dan Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

Page 8: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 4

memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Hasil

uji normalitas

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas (Histogram) Secara grafik Probability Plot dengan menggunakan SPSS.

Gambar 3. Hasil Uji Normalitas (P-Plot)

Berdasarkan tampilan histogram dan P-Plot, dapat disimpulkan bahwa pola residual terlihatmembentuk kurva seperti lonceng dan membentuk garis linier, artinya sebaran data berdistribusi normal. Berdasarkan histrogram dan P-Plot diatas, menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena memenuhi asumsi normalitas

Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF

Page 9: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 5

Tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai

adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah 10.

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Kualitas Produk 0.620 1.614

Harga 0.702 1.425

Promosi 0.764 1.308

a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer yang diolah Berdasarakan tabel diatas, diperoleh nilai Tolerance dan VIF. Terlihat bahwa tidak ada nilai Tolerance di bawah 0.10 dan nilai VIF tidak ada di atas 10 hal ini berarti variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Adapun grafik hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol, tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada uji regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Page 10: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 6

Uji Autokorelasi Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW), dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW dibawah -2 (DW<-2)

2. Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan 2 atau -2 < DW < 2 3. Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW diatas 2 atau DW > 2 Hasil uji autokorelasi menggunakan SPSS didapat tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.769

a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Kualitas Produk b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer yang diolah Terlihat pada tabel diatas diatas menghasilkan nilai Durbin Watson sebesar 1.769, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini akan mengamati pengaruh antara variabel dependen (keputusan pembelian smartphone merek Sony) dan

variabel independen (Kualitas produk, harga dan promosi). Untuk itu maka model analisis yang digunakan untuk mengetahui Kualitas produk (XI), harga (X2) dan promosi (X3) terhadap keputusan pembelian smartphone merek Sony (Y), Maka persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Unstandardized Coefficients Model B Std. Error

1 (Constant) 5.649 2.076

Kualitas Produk 0.386 0.115

Harga -0.306 0.096

Promosi 0.621 0.098

a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai a = 5.649 , b 1= 0.386 , b 2= -0.306 dan

b3 = 0.621 maka dapat dibentuk persamaan regresi nya sebagai berikut :

Y = 5.649 + 0.386 Xi + (-0.306 X2) + 0.621 X3

Analisis Koefisien Determinasi Berganda (R2) Nilai R2 (R Square) atau Adjusted R Square dapat digunakan untuk melihat

variasi atau kontribusi variabel independent terhadap variabel dependent, kemudian dapat pula untuk melihat apakah model regresi yang

Page 11: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 7

digunakan baik atau tidak. Untuk nilainya adalah 0<R2<1, yang artinya semakin nilai mendekati 1 berarti

model regresi yang digunakan semakin tepat/baik.

Tabel 4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Berganda(R2) Model R R Square Adjusted R

Square 1 0.690a 0.476 0.458

a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Kualitas Produk b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil pengujian analisis koefisien determinasi barganda (R2), diperoleh nilai R Square 0.476 dan untuk nilai adjusted R Square diperoleh nilai 0.458, artinya variabel independen (Kualitas produk, harga dan promosi) memberikan kontribusi atau mampu menjelaskan 45.8% variasi dari Keputusan pembelian.

Uji Hipotesis Uji F Dalam penelitian ini Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Kualitas produk, harga dan promosi) secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (keputusan pembelian smartphone merek Sony).

Tabel 5. Hasil Uji F (Uji Simultan)

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

1 Regression

390.996 3 130.332 26.032 .000b

Residual 430.560 86 5.007

Total 821.556 89

a. Dependent Variable: keputusan pembelian b. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Kualitas Produk Sumber: Data primer yang diolah

Page 12: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 8

Berdasarkan hasil pengujian regresi secara simultan diatas (uji simultan) yang ditunjukan pada tabel 4.17 dijelaskan bahwa nilai signifikan sebesar 0.000 maka dapat diputuskan untuk Tolak H0, karena dilihat dari nilai signifikansinya yaitu signifikan < 0.05 atau 0.000 < 0.05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, Variabel independen (Kualitas produk, harga dan promosi) secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (keputusan pembelian smartphone merek Sony), dan f hitung lebih besar dari 2.71 (26.032 > 2.71) Uji t Selain secara simultan, untuk melihat pengaruh dari variabel independen (Kualitas produk, harga dan promosi) secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (keputusan pembelian smartphone merek Sony). Dapat juga dilihat secara parsial, yaitu melihat pengaruh masing-masing variabel independent terhadap variabel keputusan pembelian smartphone merek Sony.

Tabel 6 Hasil Uji t (Uji Parsial)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.649 2.076 2.721 .008

Kualitas Produk

0.386 0.115 0.334 3.369 .001

Harga -0.306 0.096 -0.298 -3.196 .002

Promosi 0.621 0.098 0.566 6.340 .000

a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial diatas (uji parsial) yang ditunjukan pada tabel diatas dijelaskan bahwa untuk variabel kualitas produk nilai signifikan sebesar 0.001 maka dapat diputuskan untuk Tolak H0 karena nilai signifikan < 0.05 atau 0.001 < 0.05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung sebesar 3.369. Untuk variabel Harga produk nilai signifikan sebesar 0.002 maka dapat diputuskan untuk Tolak H0 karena nilai signifikan < 0.05 atau 0.002 < 0.05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga produk terhadap keputusan pembelian dengan nilai t

hitung sebesar -3.196. Untuk variabel promosi produk nilai signifikan sebesar 0.001 maka dapat diputuskan untuk Tolak H0 karena nilai signifikan < 0.05 atau 0.000 < 0.05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 95% ada pengaruh yang signifikan antara promosi produk terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung sebesar 6.340. PENUTUP KESIMPULAN 1. Kualitas Produk, Harga, dan Promosi

secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek Sony dengan hasil signifikan < 0,05 atau 0.000 < 0,05 dan f hitung > f tabel

Page 13: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 9

(26.032 > 2.71). 2. Kualitas Produk mempengaruhi

keputusan pembelian smartphone merek sony, dengan signifikan < 0.05 atau 0.001 < 0.05 dan nilai uji t sebesar 3.369.

Harga Produk mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek Sony, dengan signifikansi < 0.05 atau 0.002 < 0.05 dan nilai uji t sebesar -3.196. Promosi Produk mempengaruhi keputusan pembelian smartphone merek sony, dengan signifikan < 0.05 atau 0.000 < 0.05 dan nilai uji t sebesar 6.340. Jadi, variabel yang paling dominan

terhadap keputusan pembelian adalah variabel

promosi. SARAN 1. Variabel promosi berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone merek Sony. Maka dari itu pihak perusahaan smartphone merek Sony diharapkan dapat mempertahankan dalam mempromosikan produk-produknya. Untuk variabel kualitas produk agar dapat lebih meningkatkan lagi kualitasnya dalam memproduksi setiap buatannya. Sedangkan untuk variabel harga agar menjadi perhatian penting bagi pihak perusahaan smartphone merek Sony agar dapat menurunkan harga sehingga mudah dijangkau oleh konsumen karena dalam penelitian ini variabel harga tidak memiliki pengaruh dalam meningkatkan keputusan pembelian.

2. Selalu bersikap hati-hati dalam memutuskan pembelian smartphone, diharapkan selalu memperhatikan kualitas dan harga dari smartphone yang akan dibeli, apakah produk yang akan dibeli sesuai dengan kualitasnya.

3. Bagi penelitian selanjutnya, pada penelitian ini hanya menggunakan variabel kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya peneliti bisa memasukan variabel lain seperti desain produk dan spesifikasi produk.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Abdurahman, Nana Herdiana. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran Pengantar Prof. Dr. H. Achmad Sanusi, S.H., M.P.A. Bandung: Pustaka Setia

Handoko, Yudi. 2014. Pengaruh Harga, Citra Merek dan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung. Penulisan Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Nitisusastro, Mulyadi. 2013. Perilaku Konsumen: Dalam Perspektif Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Nopiani, Hana. 2013. Kualitas Pelayanan Sirkulasi Di Perpustakaan SMP Piri 1 Yogyakarta. Laporan Praktek Kerja Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Oktavyani, Anggi. 2013. Analisis Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan IM3 Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok. Penulisan Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Sangadji, Etta Mamang, dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen: Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Andi.

Sari, Dian Purnama. 2014. Pengaruh Kesadaran Merek, Sikap Konsumen, dan Kulaitas Produk Terhadap Minat Beli Terhadap Samsung Galaxy Note

Page 14: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 10

3(Studi Kasus Pada Drama Korea “You Who Came From Another Star”). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Tjiptono, Fandy, dan Gregorius Chandra. 2012. Pemasaran Strategik: Mengupas

Pemasaran Strategik, Branding Strategy,Customer Satisfaction, Strategi Kompetitif, hingga e-Marketing Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

Page 15: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 11

ANALISIS SOSIOPRAGMATIK PADA KATA-KATA SAPAAN KEKERABATAN BAHASA JAWA DAN SEKALIGUS MENGUJI TEORI BROWN AND LEVINSON

PADA KATA-KATA SAPAAN KEKERABATAN BAHASA INGGRIS Sugeng Trijanto, Mufidatul Zakiyah

Staff Pengajar Bahasa (dan Sastra) Inggris, Universitas Gunadarma, Kelapa Dua, Depok Alumni STIE SBI Yogyakarta, Jurusan Akuntansi

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

The purposes of this research are to find out and explain the various kinship forms (addresses) used by javanese people, to explain the functions of these kinship terms in society, and to explain the politeness for the usages of these kinship terms. The results of this research showed that there are various address forms for kinship used by javanese people and the uses of these kinship address forms are influenced by the social life in society. Furthermore, the honor and polite addresses are used in husband-wife relationship, father/mother-child relationship, relative and non-relative relationships with their different communication functions. Finally, the theory of Brown & Levinson, which stated that social attributes are not always used in the husband-wife relationship, can not be applied in javanese culture. Key-Words: kinship addresses, society, honor and polite addresses PENDAHULUAN

Brown and Levinson (1998) membagi wajah menjadi dua, yakni wajah positif dan wajah negatif. Wajah positif menunjuk pada kesantunan positif, sedangkan wajah negatif menunjuk pada kesantunan negatif. Selanjutnya dikatakan bahwa teori positif dan teori negatif adalah universal. Dengan kata lain, kesantunan negatif dan kesantunan positif ada dalam semua bahasa. Dan contoh kesantunan positif oleh penutur bahasa Inggris di Amerika adalah penyapaan suami atau istri dengan nama langsung. Dengan demikian, penyapaan nama langsung ini merupakan bentuk akrab dan hubungan antara suami-istri atau istri-suami bersifat simetris (horisontal).

Penanggalan atribut sosial ketika bersapa kepada suami atau istri oleh penutur bahasa Inggris di Amerika merupakan contoh yang berbeda bila dihubungkan dengan data yang ada di bahasa-bahasa

Asia, khususnya dalam penelitian ini adalah bahasa Jawa, yang bertalian dengan hubungan suami istri. Hubungan suami-istri dikatakan asimetris (vertikal). Dengan demikian atribut sosial digunakan ketika menyapa suami atau istri.

Ada tiga faktor bertalian dengan kesantunan positif dan kesantunan negatif menurut Brown and Levinson. Faktor pertama (kesantunan positif) dinyatakan dengan tidak adanya jarak sosial yang mana hubungan antara penutur dan pendengar bersifat simetris dan berstatus sama. Scollon menyebut istilah ini dengan kesantunan solidaritas (solidarity politeness). Kesantunan solidaritas ini ditandai oleh tidak adanya bentuk hormat atau tidak adanya bentuk kesopanan lain, dan tidak adanya jarak sosial.

Faktor kedua disebut dengan kesantunan negatif. Scollon (1994) menyebut kesantunan negatif dengan istilah kesantunan bentuk hormat (deference

Page 16: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 12

politeness). Faktor kedua disebut juga dengan kekuatan relatif. Relatif menunjuk pada anggota keluarga dan kerabat. Kekuatan relatif merupakan hubungan yang asimetris atau tidak sama (vertikal).

Sementara itu, Mills (dalam Murni, 2009) mengatakan bahwa kesantunan bahasa merupakan sebuah sistem dan realisasinya berlaku secara khas dalam sebuah masyarakat praktisi tertentu. Dengan demikian, santun atau tidak santun suatu bahasa tergantung dari masyarakat pemakai bahasa tersebut. Bertalian dengan hal di atas, penulis tertarik mengkaji bentuk-bentuk sapaan kekerabatan bahasa Jawa yang mencakup variasi bentuknya, fungsi penggunaannya oleh masyarakat, dan ada atau tidak adanya kesantunan atau kesopanan atas penggunaan bentuk-bentuk sapaan kekerabatan tersebut. Selanjutnya, hasil kajian ini juga akan dihubungkan dengan teori Brown and Levinson, yang menyatakan bahwa bentuk-bentuk hormat selalu ditanggalkan ketika menyapa suami atau istri. Dengan demikian, kajian dalam tulisan ini adalah kajian sosiopragmatik pada bentuk-bentuk atau kata-kata sapaan kekerabatan bahasa Jawa dan sekaligus pengujian Teori Brown & Levinson. TUJUAN PENELITIAN

Ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, pertama mengetahui bentuk-bentuk sapaan kekerabatan bahasa Jawa, menjelaskan fungsi penggunaannya, ada atau tidak adanya bentuk hormat atau sopan, dan selanjutnya menjelaskan bagaimana aplikasi teori Brown and Levinson terhadap bentuk – bentuk sapaan kekerabatan bahasa Jawa.

Selanjutnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yakni mendeskripsikan variasi bentuk, fungsi, dan ada atau tidak

adanya bentuk sopan penggunaan kata-kata sapaan kekerabatan bahasa Jawa. Selanjutnya, Sudaryanto dalam Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik (1990) dan Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (2001) menjelaskan seluk-beluk metode beserta teknik penelitian linguistik. Dan penelitian sosiopragmatik ini adalah penelitian yang datanya bersumber pada penggunaan bahasa. METODE PENELITIAN

Ada tiga tahap dalam penelitian yang berhubungan dengan bahasa, yakni tahap penyediaan data, tahap analisis data (pemecahan masalah), dan tahap penyajian hasil analisis data. Dalam tahap penyediaan data dibedakan antara objek sasaran penelitian dengan data penelitian. Dan objek sasaran penelitian sosiopragmatik ini adalah kata-kata sapaan kekerabatan bahasa Jawa, sedangkan bahan jadi penelitian adalah satuan lingual (dialog) antar penutur bahasa Jawa yang berisi kata-kata kekerabatan. Konteks objek penelitian ini tidak hanya bersifat segmental atau linear tapi juga transsegmental atau translinear. Konteks yang bersifat transegmental menunjuk pada reaksi tindakan atau sikap non-lingual.

Konteks lain adalah konteks data yang dikatakan sebagai komponen dasar yang menjadi syarat adanya data yang meliputi isi tuturan, penutur, hubungan antarpenutur, dan tuturan diluar data. Penutur sebagai konteks data memiliki tiga aspek, pertama adalah identitas orang pertama (O-1), yang ditentukan oleh status sosial dan oleh asal lingkungan tempat tinggal. Aspek kedua adalah sifat khas dalam mengartikulasikan tuturan, dan aspek ketiga adalah pikiran atau anggapan pembicara terhadap hal yang dituturkan, terhadap pandangan si mitra bicara (O-2) atau pendengar, dan bentuk tuturan itu sendiri. Dengan demikian, penelitian yang mempertimbangkan penutur sebagai konteks

Page 17: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 13

data akan mengungkap dialek atau sosiolek penutur, kebiasaan bicara penutur, dan pandangan tertentu yang dimiliki penutur. Lebih jauh, perbedaan kualifikasi penutur pada penggunaan kata-kata kekerabatan bahasa Jawa akan membedakan hakikat data yang kelihatan sama atau menyamakan hakikat data yang kelihatan berbeda. Selanjutnya, hubungan antarpenutur sebagai konteks data ditunjukkan oleh kadar keintiman dan kadar keformalan hubungan orang-orang yang terlibat dalam percakapan seperti dalam bahasa Jawa ada ngoko (bentuk kasar) dan krama (bentuk halus).

Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak, yakni menyimak penggunaan bahasa dan agar bisa menyimak penggunaan bahasa, maka digunakan teknik sadap, yakni menyadap pembicaraan penutur bahasa. Dalam kegiatan ini, peneliti ikut berpartisipasi baik aktif maupun reseptif. Teknik selanjutnya yang digunakan adalah teknik catat, yakni mencatat kegiatan menyimak dan kemudian dilakukan pengklasifikasian.

Metode yang dipakai dalam analisis data kata-kata kekerabatan baik untuk menemukan variasi bentuk, fungsi, dan sopan atau tidak sopannya penggunaannya, adalah metode padan dan metode agih. Metode padan adalah metode yang alat penentunya diluar dari bahasa dan ada lima jenis metode padan (referensial, fonetis artikulatoris, translasional, ortografis, dan pragmatis), namun yang lebih banyak bertalian dalam penelitian ini adalah metode pragmatis dengan alat penentunya mitra wicara. Sedangkan metode agih adalah metode yang alat penentunya ada di bagian dari tuturan yang diucapkan seperti imbuhan pada kata-kata kekerabatan yang diimbuhkan pada bentuk dasar.

Dalam penelitian ini, daya pilah pragmatis sebagai teknik dasar dan diikuti oleh teknik hubung banding menyamakan,

teknik hubung banding memperbedakan, dan teknik hubung banding menyamakan hal pokok. Daya pilah pragmatis bertalian dengan mitra wicara yang bereaksi dan menangkap hal yang terdengar. Sedangkan, daya bagi dalam metode agih digunakan dalam penelitian ini yakni membagi satuan lingual baik alat penentunya sintaktik, jeda silabik, unsur suprasegmental, atau lagu tertentu. Dan teknik lanjutannya adalah pelesapan, penggantian, perluasan, penyisipan, pembalikan, pengubahan wujud (parafrasa), dan pengulangan.

PEMBAHASAN

Berikut ini adalah data yang berisi percakapan-percakapan yang kata-kata sapaan kekerabatan dianalisis dengan menggunakan teori-teori Brown and Levinson (1998) and Scollon (1994) 1). Percakapan suami-istri melalui HP (SMS), yakni penutur A adalah suami, sedangkan penutur B adalah istri. A tinggal di Jakarta, sedangkan B tinggal di salah satu Kabupaten di propinsi Semarang. A profesinya adalah dosen di Universitas Swasta, sedangkan B merupakan ibu rumah tangga. A: ono opo Ibu Alfia? ‘ada apa ibu Alfia’ B: wingi telpon to yah? Hpne ki wingi dingo dolanan karo Alfia, dimasukke tas dadi ragerti nek hpne muni. ‘kemarin telpon kan, yah? Kemarin hpnya oleh Alfia digunakan untuk bermain-main, dimasukkan ke tas sehingga saya tidak tahu kalau hpne berbunyi’ Hari selanjutnya, istri mengirim sms ke suaminya B: Ayah telpon Alfia ‘Ayah telpon Alfia’

Bentuk sapaan Ibu diikuti nama putrinya adalah bentuk sapaan hormat dan sopan. Begitu pula, bentuk pendek yah dari

Page 18: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 14

kata ayah adalah bentuk hormat dan sopan. Sementara itu, untuk orang yang tidak terlibat dalam percakapan langsung disebut nama diri, yakni nama putrinya oleh penutur B (ibunya). Selanjutnya untuk tuturan ketiga, istri meminta atau menyuruh suaminya untuk menelpon anaknya. Dan bentuk sapaan pendek berubah dengan digunakannya bentuk sapaan lengkap, yakni ayah.

2). Percakapan kakak-adik dalam lingkungan keluarga adalah sebagai berikut. A (kakak perempuan): Bapakne Angga endi, Em? ‘Bapaknya Angga mana Em? B (Adik perempuan, Emi): Mau ono nang jero omah ki mbak. ‘tadi ada di dalam rumah mbak’ 3). Percakapan suami istri dengan sapaan langsung tanpa bentuk hormat A (suami): ngga, aku mangkat kerjo yo? ‘ngga, aku berankat kerja ya’ B (istri): iyo mas. ‘iya mas’ Percakapan suami istri yang lain A (suami): aku kok pengin geblek to, fi. Tuku geblek yo, keno gawe sarapan ‘aku kok ingin geblek fi. Beli geblek ya, bisa untuk sarapan’ B (istri): yo mengko sik to yah, mergo tanggung gek nyuci ‘ya nanti dulu yah, karena sedang lagi nyuci’

Penyebutan istri atau suami dengan menggunakan nama anak pertama merupakan hal yang umum dilakukan oleh penutur berbahasa Jawa. Dalam percakapan kakak adik nomor 2, nama angga adalah nama anak pertama dari dua anak laki-laki. Sedangkan untuk kata bapakne mengingatkan kita pada kata mase, mbake, mboke, bojone, dan sebagainya. Sufiks –ne

ini berbeda dengan sufiks –e karena sufiks –ne diikuti oleh nama orang kecuali dalam kalimat Tanya seperti bapakne sopo, bojone sopo?, dan lain sebagainya. Dengan demikian, dalam frase bapakne Angga memiliki arti ‘ayahe Angga’, bojone didik, misal contoh lain, memiliki arti ‘istrinya atau suaminya didik’. Dari contoh-contoh ini selanjutnya bisa diberikan arti atau makna bahwa sufiks –ne bermakna ‘milik atau kepunyaan’.

Sapaan dengan menggunakan nama anak pertama ngga (Angga) tanpa atribut ibu/bu pada percakapan suami istri (nomor 3) digunakan oleh suami kepada istrinya. Sedangkan pada percakapan suami istri yang lain, suami menyapa istrinya dengan nama istri tanpa atribut yakni fi (mufida). Namun, bukan berarti suami tidak pernah menggunakan bentuk hormat untuk menyapa istrinya. Dengan kata lain penyapaan suami ke istri kadang menggunakan atribut bentuk hormat ibu Angga, ibu Alfia dan kadang tidak menggunakan bentuk hormat ngga (Angga), fi (mufida). Sebaliknya, istri menyapa suami selalu dengan menggunakan bentuk hormat sebagaimana contoh yakni mas atau yah (ayah).

4). Percakapan suami-istri via sms. Suami adalah dosen universitas swasta dan istri adalah ibu rumah tangga. Suami dan istri berasal dari Yogyakarta yang telah lama tinggal di Jakarta. A: mas, yen wis rampung ngajare jur terus muleh yo? ‘mas, kalau sudah selesai mengajar terus pulang ya’ Mergo mengko sore kan ono kenduri nang omahe dhewe. ‘karena nanti sore ka nada kenduri di rumah kita’ B: iyo dik. ‘iya dik’

Page 19: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 15

Memanggil suami tidak hanya menggunakan kata ayah tetapi juga bisa dengan kata mas dan sebaliknya memanggil istrinya dengan kata dik. Dengan demikian berdasarkan penggunaannya terdapat varian secara leksikal yakni bentuk ayah-ibu dan mas-dik. Dan dari hasil percakapan yang dilakukan diperoleh keterangan bahwa alasan penggunaannya karena kata mas-dik lebih romantis dibandingkan bentuk lain seperti ayah-ibu.

Bentuk sapaan mas (lihat KBBI, 1991) adalah bentuk pendek dari kata kangmas bahasa Jawa, sementara dik (bukan dhik), apakah bentuk pendek dari kata adhi bahasa Jawa atau kata adik bahasa Indonesia, jika dilihat dari tulisannya bentuk dik berasal dari kata adik bahasa Indonesia, sedangkan mbak adalah bentuk pendek dari kata mbakyu bahasa Jawa.

Dangdut koplo Jawa Timuran dengan lagu Ngidam Penthol voc. Norma Silvia, percakapan suami istri yang dibuat ke dalam lagu berbahasa Jawa tertulis kata dik bukan dhik. Media hiburan seperti televisi, Koran, majalah, dsb yang banyak menggunakan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional maka tidak mengherankan jika banyak kata-kata yang dipungut dari bahasa Indonesia. Dengan kata lain, penutur lebih banyak mendapatkan kata-kata bahasa kedua bahasa nasional dan karena familiar dan mungkin juga prestise bentuk-bentuk tertentu, maka digunakanlah bentuk tersebut sebagai bentuk pinjaman dan bentuk tersebut sebagai bentuk berterima oleh para penutur bahasa Jawa.

Dari data yang telah didapatkan

menunjukkan bahwa penutur yang menggunakan bentuk sapaan bahasa Indonesia sebagai campur kode dan alih kode adalah penutur bilingual yang bisa berbahasa dua Jawa dan Indonesia. Bahasa Jawa adalah bahasa pertama dan dikuasai

secara baik karena bahasa ini digunakan hampir setiap hari oleh penutur A dan digunakan setiap hari oleh penutur B.

Karena bahasa Jawa adalah bahasa pertama dan dikuasai dengan baik maka pengalihan ke bentuk ayah-ibu dari bentuk bapak/pak/pae dan

Diagram 1

Hubungan Suami Istri

Suami ke Istri Istri ke Suami

P +/- +

D +/- +

K + +

Page 20: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 16

mbok/simbok/embok/mae bukan karena penutur kekurangan perbendaharaan kata (vocabulary). Jadi tidak selalu pengalihan kode itu karena kekurangan perbendaharaan kata. Dengan demikian ada alasan lain yakni bentuk yang lebih familiar, prestis, pendidikan, dan makna yang dikandung oleh bentuk tersebut.

Penggunaan kata ayah-ibu sebagai sapaan yang digunakan oleh penutur bahasa Jawa, bahwa kata ayah adalah kata umum namun dari segi makna kata bapak/pak lebih luas penggunaannya tidak hanya sekedar adanya pertalian darah (ayah-anak) tapi juga ke kekerabatan, orang yang tidak dikenal, dan orang yang baru dikenal. Selanjutnya, umumnya kata ayah adalah kata yang diberikan ke orang yang memiliki pertalian ayah-anak. Kata “umumnya” patut dinyatakan karena ada kata lain yang artinya kurang lebih sama yakni kata ayahanda (bahasa Indonesia).

Penulis yang berbahasa bilingual Jawa dan Indonesia secara baik dan lama tinggal di lingkungan berbahasa Jawa, dan sampai saat ini masih sering menggunakan bahasa Jawa telah mengetahui bahwa pengguna kata embok/simbok/mbok, lingkungan tempat digunakannya sapaan ini, penutur dari status ekonomi apa. Sapaan ini digunakan di daerah pedesaan oleh penutur dengan tingkat status ekonomi bawah dan tingkat pendidikan yang rendah baik pendidikan ibu maupun anaknya.

Selanjutnya, juga sapaan ini menunjuk pada orang yang memiliki usia sudah tua. Sapaan mbok ini mengingatkan kita pada ayam goreng yang terkenal mbok mberek, yang pernah saya lihat di jalan. Begitu pula waktu saya melakukan perjalanan pulang ke Jawa Tengah, kira-kira sudah sampai daerah Jawa Tengah, purworejo ada tulisan nama warung, warung mbok susah. Dipastikan bahwa mbok ini memiliki usia yang sudah tua. Penjelasan ini bisa menjadi alasan kenapa digunakan

bentuk ayah bukan bapak atau pak, kenapa digunakan bentuk ibu bukan embok/simbok. Namun yang menjadi alasan utama adalah tujuan berbahasa adalah digunakan untuk mendidik, yakni pengucapan ayah adalah bahasa didik bagi putrinya yang masih batita.

Bukti yang lain adalah ketidakadanya hubungan makna untuk sapaan yang digunakan oleh istri kepada suaminya, ayah bukanlah ayah istri namun ayah anaknya suami istri. Sebaliknya suami menyapa istrinya dengan sapaan ibu/bu sebagai respon digunakannya sapaan ayah oleh istrinya. 5). Percakapan selanjutnya adalah antara ayah dengan putrinya via telpon. Umur putrinya adalah 2 tahun 5 bulan. A: hallo! B: hallo! hallo! A: hallo! assalamualaikum B: diam C: (lalu yang jawab ibunya sambil minta putrinya untuk menirukan) “waala-ikum sa-lam B: waala-ikum sa-lam A: dek.., dedek sek nopo? ‘dedek, lagi apa’ B: sek maem ayah ‘lagi makan ayah’ 6). Percakapan ibu dengan putrinya di rumah. Rumahnya bersebelahan dengan rumah adiknya perempuan dan rumah kakak perempuan juga semuanya sudah menikah dan memiliki anak-anak. A: Mbak Alfia saking pundi? ‘Kakak Alfia dari mana’ B: saking mriko ‘dari sana’ A: mrisani tv nggih? ‘lihat tv ya’ B: nggih ‘iya’

Page 21: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 17

Ketika ayahnya berinteraksi sosial dengannya melalui bahasa dengan menyebut dek/dedek (bukan dik/didik), ibunya memberitahu bahwa sekarang ia minta disapa mbak, lalu ibu menanyakan atau mengkonfirmasi kepada putrinya.

7). A: yang disebut mbak sinten, mbak alfia mboten? ‘yang dipanggil kakak siapa, kakak alfia bukan’

B: eng..gih, mbak Alfia ‘i….iya, kakak alfia’

Diagram 2

Relasi Ayah Anak

Ayah ke Anak Anak ke Ayah

P +

D +

K +

+

+

+

Semakin bertambahnya umur diikuti

oleh pertumbuhan fisik menyebabkan sapaan dik/dedek sudah tidak pantas lagi digunakan. Selain itu faktor lingkungan sosial yang menunjuk pada adiknya (saudara kandungnya) yang sudah menikah dan memiliki dua putra yang umur putra pertamanya lebih tua dari Alfia, menyebabkan digunakannya sapaan mbak. Penggunaan sapaan mbak ini jelas untuk mendidik melalui bahasa yang nantinya bisa diterapkan oleh putrinya ketika berinteraksi sosial melalui bahasa khususnya dengan putra pertama dari adiknya (saudara kandungnya) dan diharapkan dapat didengar pula oleh putra-putra dan adik perempuan lainnya.

Bentuk sapaan ayah digunakan oleh putrinya ketika menyebut ayahnya sebagai penganti nama diri ayahnya. Bentuk ayah sebenarnya bentuk yang tidak umum digunakan karena bentuk yang umum digunakan di Jawa Tengah, Magelang adalah bentuk pendek pak atau varian lain yakni pae yang sama-sama berasal dari kata

bapak. Hal ini beralasan karena kata ayah adalah kata bahasa Indonesia sedangkan kata yang memiliki arti untuk mengungkapkan kata ayah dalam bahasa Jawa adalah kata bapak.

Penggunaan sapaan ayah oleh anaknya merupakan bentuk hormat dan sopan yang merupakan bentuk tiruan yang diperoleh di lingkungan sosialnya terutama orang yang terdekat yakni ibunya. Hal ini bertalian dengan salah satu teori yang ada bahwa bahasa anak pada dasarnya adalah bahasa yang diperoleh di lingkungan dimana anak itu berada dan merupakan hasil dari interaksi sosial melalui bahasa. Peryataan ini tentu sesuai sebagaimana amatan dan pengalaman kita ketika kita melihat dan bahkan ikut berinteraksi dengan anak. Anak suka meniru bahasa yang digunakan oleh orang di lingkungan ia berada dan bahkan termasuk tingkah laku orang yang ia berinteraksi. Peniruan bahasa dan tingkah laku yang didapat dari interaksi sosial kadang dilakukan sambil dengan bermain-main.

Page 22: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 18

Penggunaan sebutan hormat mbak, mas, dan dik tadinya digunakan hanya dilingkungan keluarga, namun karena perkembangan zaman, bentuk-bentuk

hormat ini digunakan secara meluas tidak hanya dilingkungan keluarga namun juga digunakan di lingkungan bukan keluarga.

Diagram 3

Relasi Non-Keluarga

P + D + K -

Penggunaan kata mas, mbak, dik di

lingkungan non-keluarga tentunya memiliki maksud atau tujuan. Dengan kata lain, penyebutan bentuk-bentuk sapaan ini tidak semena-mena. Bentuk-bentuk sapaan ini digunakan sebagai bentuk hormat dan adanya jarak sosial antara yang menyapa dan yang disapa.

Bertalian dengan bentuk-bentuk sapaan ini baik yang digunakan ataupun yang tidak digunakan dilingkungan keluarga ataupun non-keluarga, penulis perlu mengemukakan bahwa anak-anak yang baru tumbuh atau remaja, yang kurang

berinteraksi, akan merasa aneh atau menganggap kasar jika mendengar sebutan mbak, mas, dik tidak digunakan dalam lingkungan keluarga.

Contoh nyata adalah keluarga A memiliki putra dan putri berjumlah lima, yang pertama perempuan, kedua perempuan, anak ketiga laki-laki, keempat perempuan, dan kelima atau terakhir laki-laki. Di keluarga ini selalu yang tertua atau lebih tua disapa mbak (perempuan) dan mas (laki-laki), namun untuk yang lebih muda tidak disapa dik.

Diagram 4 (Keluarga A)

Relasi Kakak Adik Berkerabat

Kakak ke Adik Adik ke Kakak

P - D - K +

+ + +

Sebaliknya, keluarga B yang

memiliki putra berjumlah empat (laki-laki semua), tidak menggunakan bentuk sapaan baik mas atau dik. Hal ini akan terasa aneh

Page 23: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 19

dan kasar (tidak sopan) oleh keluarga A. Begitu pula keluarga C yang memiliki tiga putri perempuan, mungkin menganggap aneh dan tidak sopan menyebut yang lebih

muda tanpa atribut dik karena mungkin sudah membudayanya penyebutan mbak-dik di lingkungan keluarga ini.

Diagram 5 (Keluarga B)

Relasi Kakak Adik Berkerabat Kakak ke Adik Adik ke Kakak P - - D - - K + +

Diagram 6 (Keluarga C)

Relasi Kakak Adik Berkerabat Kakak ke Adik Adik ke Kakak P + + D + + K + +

Pengguna bahasa Indonesia, bahasa

pertama bahasa Indonesia dan bahasa kedua Inggris, tinggal dan asli Jakarta, satu contoh kasus, tidak menggunakan bentuk hormat ketika menyapa suaminya. Dengan kata lain, si istri menyapa suaminya langsung menggunakan namanya. Hal ini sama dengan keluarga orang barat, misal, orang Amerika ketika suami menyebut istri sebaliknya istri menyebut suami tanpa menggunakan bentuk hormat. Yang kedua ini tentu berbeda karena penyebutan tanpa atribut sudah merupakan budaya masyarakat Amerika, sedangkan untuk keluarga Jakarta merupakan contoh per-keluarga belum semua keluarga Jakarta, pengguna bahasa pertama bahasa Indonesia Jakarta.

Selain ayah, sapaan lain yang digunakan anak-anak kepada atau ditujukan ke ayahnya adalah pae, sedangkan untuk ibu

adalah mae atau mak atau mbok (simbok/embok). Selain itu ada juga yang menyebut ayahnya dengan papa dan ibunya dengan mama. Sapaan pae dan mae digunakan di gunakan di pedesaan dengan tingkat ekonomi menengah – bawah, sedangkan embok/mbok/simbok digunakan di pedesaan dengan tingkat ekonomi bawah dan pendidikan rendah. Selanjutnya untuk papa dan mama, ada pula penutur Jawa yang menggunakan sapaan ini dan diketahui digunakan di pedesaan dengan jumlah pengguna sangat sedikit dan umumnya dengan tingkat ekonomi menengah – atas.

Kata ibu (lihat KBBI, 1991) yang bukan kata asli bahasa Jawa menurut penulis namun digunakan secara luas oleh pengguna bahasa Jawa. Makna ini meluas penggunaannya tidak hanya menunjuk pada orang yang memiliki pertalian darah

Page 24: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 20

(keluarga) tetapi juga digunakan untuk bukan keluarga. Begitu pula kata pak (bapak) makna penggunaannya juga meluas. Namun demikian, untuk makna mbok/simbok/embok tidak seluas kata ibu/bu karena mbok terbatas pada orang yang sudah tua usianya.

Kata sapaan yang lain adalah mbah (simbah), kata ini menunjuk pada orang yang sudah sangat tua usianya. Namun kata mbah juga bisa menunjuk pada orang yang tua (bukan sangat tua) dan orang yang belum tua usianya karena yang dilihat atau faktor penentunya adalah cucu (putu bahasa Jawa) yang dimilikinya.

Berkaitan dengan keluasan makna, kata mbah juga meluas maknanya tidak hanya menunjuk pada orang yang memiliki kekerabatan seperti cucu menyapa kakek atau neneknya, tetapi juga digunakan kepada orang yang tidak memiliki kekerabatan dengan penutur.

Sapaan dalam keluarga yang lain adalah pak lek atau bu lek. Pak lek adalah adik dari ayah atau ibu dan sudah atau belum berkeluarga. Begitu pula, bu lek menunjuk pada adik dari ayah atau ibu yang sudah berkeluarga atau belum berkeluarga. Ini adalah hubungan keluarga ke bawah. Sedangkan untuk hubungan keluarga ke atas dengan menyebut kakak dari ayah atau ibu si penutur dengan sebutan pak de (laki-laki) atau bu de (perempuan).

Kembali kepada sapaan mas, mbak, dik yang digunakan di lingkungan keluarga yang berbeda tidak selalu sama dalam penggunaannya sebagaimana contoh keluarga A, B, dan C di halaman sebelumnya. Begitu pula sapaan suami istri bagi penutur bahasa Indonesia dialek Jakarta mungkin sudah ditinggalkan oleh beberapa penutur. Namun masyarakat Amerika tidak menggunakan sama sekali bentuk-bentuk hormat suami-istri.

Jika budaya berbeda dari keluarga berbeda bertemu, budaya berbeda dari suku

bangsa bertemu, dan budaya berbeda antar bangsa bertemu tentu budaya yang diungkap melalui bahasa bisa menimbulkan salah komunikasi, salah pengertian, dan akhirnya tidak tertutup kemungkinan bisa menimbulkan konflik.

Dan selanjutnya perlu dikemukakan bahwa penggunaan bentuk-bentuk sapaan tidak bebas digunakan. Dengan kata lain ada faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Jika tidak bisa menimbulkan sesuatu yang tidak mengenakkan sebagaimana data berikut. 8). A: Mbak, gek nyapu?

‘kakak, lagi nyapu’ B: Huuh, mbak mbak, memang aku iki mbakmu opo!

‘huuh, kakak kakak, memang aku ini kakakmu apa’

Kebiasaan disebut mas (meskipun perempuan), dan berubah penyebutannya oleh satu orang tentu menimbulkan sesuatu yang tidak mengenakkan bagi yang disapa dengan menjawabnya dengan ketus ‘memang aku ini mbakmu apa?. Persoalan muncul bukan hanya karena tidak adanya hubungan kekeluargaan tetapi juga ketidakadaan bentuk hormat bagi (orang yang kaya) dan masih keturunan bangsawan (kerajaan) yakni penyebutan mas bagi perempuan muda maupun tua. Penyebutan lain untuk ini adalah den. Namun demikian, penyebutan ini perlahan-lahan hilang karena perkembangan zaman dan jika masih ada maka generasi tualah yang masih menggunakannya.

9). Berikut ini adalah perempuan yang sudah berkeluarga dan telah berumur (tidak muda) disapa ‘mas’ oleh penutur B. A: ajeng teng pundi? ‘mau ke mana’ B: ajeng teng mas Is, enten mboten nggih? ‘akan ke mas Is, ada tidak ya’ A: mboten ngretos, cobi mawon mriko.

Page 25: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 21

‘tidak tahu, coba saja ke sana’ Banyak orang tua di Jawa (Salaman,

Magelang, Jawa Tengah) menggunakan bahasa Jawa halus kepada putra atau putrinya. Ini adalah pendidikan berbahasa halus dibarengi dengan bertingkah laku dan berbudi pekerti baik. Dengan berbahasa halus dan berbudi pekerti baik kepada anak, diharapkan anak meniru dalam hal berbahasa dan juga berbudi pekerti khususnya jika anak bercakap-cakap atau melakukan komunikasi kepada orang tua (lihat Quinn G, 2011). Penggunaan bahasa halus termasuk di dalamnya sapaan-sapaan seperti mbak, mas, dik, ayah, ibu, dan sebagainya.

Penggunaan bahasa halus dibarengi dengan bertingkah laku yang halus pula kepada anak khususnya balita tidak hanya dilakukan oleh orang tua, tetapi juga dilakukan oleh orang dekat atau orang tidak dekat yang tidak memiliki hubungan kekerabatan.

Orang Jawa yang mayoritas beragama Islam (Salaman, Magelang, Jawa Tengah) menganggap penting pendidikan bahasa halus dan budi pekerti. Bahkan untuk mendapatkan budi pekerti baik, banyak orang tua yang beragama Islam memasukkan anak-anak mereka ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang memfokuskan kepada Pendidikan Agama.

Pendidikan bahasa halus (krama) menunjuk pada kata-kata (vocab) seperti maem (bukan mangan atau dhahar), pun atau empun (bukan wis atau uwis), dhereng (bukan durung), nopo (bukan opo), tumbas (bukan tuku), dan sebagainya. Sedangkan untuk kata-kata sapaan ayah, ibu, mbak, mas, dek (dedek), dan sebagainya, penulis beranggapan bahwa kata-kata sapaan ini digunakan tidak hanya sekedar sebagai bentuk hormat tetapi lebih dari itu, ada sesuatu yang lebih penting. Lebih jauh lagi, bahasa halus yang digunakan yang didalamnya juga berisi pendidikan agama

yang berupa kata-kata keagamaan seperti assalamualaikum, waalaikum salam, bismilla hirrohman nirrohim, dan doa-doa pendek misal doa sebelum makan dan setelah makan merupakan kata-kata pendek yang sesuai dengan umur anak atau balita.

Kalau libur sekolah, penulis sering pulang ke Jawa dan tinggal di rumah istri yang kebetulan depan rumahnya adalah TK (Taman Kanak-Kanak). Penulis sering mendengar tuturan di pagi hari dan siang hari yang didalamnya terdapat bentuk sapaan, kata-kata keagamaan, dan kata-kata halus dan kadang penggunaan bahasa Jawa bercampur dengan bahasa Indonesia sebagaimana tuturan berikut ini.

10). Guru: adik-adik berdoa riyen sebelum memulai pelajaran, ditirukan nggih? ‘adik-adik berdoa dulu sebelum memulai pelajaran, ditirukan ya’

Bentuk sapaan adik-adik menunjuk pada semua siswa di kelas baik laki-laki maupun perempuan dan merupakan bentuk hormat selain mbak dan mas. Sapaan ini juga menunjukkan bahwa si penyapa atau yang menuturkan tuturan dengan yang disapa atau yang dituturi tuturan memiliki perbedaan usia, dan dalam konteks ini perbedaan usianya jauh, yang disapa memiliki umur jauh lebih muda daripada yang menyapa.

Pada usia remaja, orang tua sudah tidak menggunakan bahasa halus kepada anaknya. Sebaliknya, anaknya tetap menggunakan bahasa halus kepada orang tuanya. Bila demikian, pendidikan berbahasa halus yang dibarengi dengan tingkah laku dan budi pekerti oleh orang tua sejak usia dini dikatakan berhasil.

Bentuk basa halus sudah tidak digunakan bila berkomunikasi kepada anaknya, namun demikian untuk bentuk sapaan hormat sering masih dipakai oleh

Page 26: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 22

orang tua untuk menyapa khususnya bila ada anggota-anggota keluarga yang lain.

11). A adalah ayah dari B dan B adalah kakak laki-laki yang memiliki adik (-adik) A (ayah): Mas (nama orang), kunci motore didekekke ngendi? ‘mas, kunci motornya ditaruh dimana’ B (Anak tertua): teng nginggil mejo makan, pak. ‘di atas meja makan pak’

Jelas bahwa penggunaan kata mas (atau mbak) tidak hanya digunakan sebagai bentuk hormat saja tetapi penggunaannya memiliki tujuan atau maksud pula, yakni mendidik melalui bahasa agar anggota-anggota keluarga yang lain menggunakan bentuk hormat ini bila menyapa kakaknya.

Kembali kepada penggunaan bentuk hormat mbak, mas dan dik oleh pengguna bahasa Jawa. Penggunaan bentuk hormat tidak hanya digunakan oleh penutur kepada lawan tutur tetapi juga digunakan untuk menghormati diri sendiri yang secara tidak langsung meminta orang lain untuk menggunakan atribut yang ia gunakan.

12. A (Ibu): niki tase sinten? ‘ini tasnya siapa’

B (anak perempuan 3 tahun): tase mbak alfia ‘tasnya kakak alfia’

Bentuk hormat dan sopan untuk diri sendiri pada waktu berkomunikasi ternyata semakin banyak digunakan oleh para penutur Jawa. Ketika penulis pulang ke Jawa, penulis banyak melihat warung makan, toko kelontong, toko baju, dan sebagainya menggunakan bentuk hormat dan sopan ini dalam menamai toko dan warung mereka. Begitu pula di salah satu lagu dangdut koplo Jawa Timuran, penyanyi Eni Sagita menggunakan bentuk hormat dan sopan untuk dirinya yakni dik Eni ketika mengkomunikasikan lirik lagunya ke para pendengarnya.

Simpulan

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Brown and Levinson bahwa penyapaan istri atau suami dengan nama langsung merupakan kesantunan positif. Kesantunan positif ini menunjuk pada solidaritas dan kedekatan, maka unsur kesopanan tidak digunakan (-P). Dengan kata lain, atribut sosial tidak dipakai ketika bersapa kepada suami atau istri. Selain itu, dalam kesantunan positif ini tidak ada jarak sosial (-D) antara penutur dengan lawan tutur. Bertalian dengan bahasa Jawa yang ditunjukkan oleh data-data percakapan menunjukkan penjelasan yang sebaliknya. Dengan kata lain, hubungan suami istri penutur bahasa Jawa tidak simetris (+P, +D) yang membedakan dengan hubungan suami-istri penutur bahasa Inggris di Amerika. Dengan demikian, teori Brown & Levinson, yang menyatakan bahwa hubungan suami istri selalu menanggalkan atribut sosial, tidak bisa diterapkan terhadap sapaan kekerabatan bahasa Jawa.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk sapaan bahasa Jawa ayah, ibu, mas, dik, dedek, mbak dan alasan penggunaannya sebagai bentuk hormat dan sopan dan sebagai bahasa didik bagi putra (-putranya). Dengan selalu menggunakan bahasa didik, orang tua berharap nantinya putra (-putranya) akan berbahasa dan berperilaku sebagaimana yang telah diajarkan melalui bahasa. Dan bila sudah dianggap cukup dalam mengajarkan bahasa didik, orang tua tidak akan menggunakan bahasa halus lagi kepada putra (-putranya), namun untuk bentuk hormat sapaan masih tetap dipakai khususnya untuk menunjuk pada sapaan orang yang lebih tua.

Page 27: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 23

DAFTAR PUSTAKA Brown, Penelope, dan Stephen C. Levinson.

1998. Politeness Some Universals in Language Usage. Cambridge: Cambridge University Press.

Moeliono, Anton, dkk. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi pertama). Jakarta: Balai Pustaka

Murni, Sri Minda. 2009. “Kesantunan Linguistik dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara”. Desertation: University of Sumatera Utara

Quinn, George. 2011. Teaching Javanese Respect Usage to Foreign Learners. Electronic Journal of Foreign

Language Teaching 2011, Vol. 8 in Http://e-flt.nus.edu.sg/ Centre for Language Studies, National University of Singapore

Scollon, R., & Scollon, S., W. 1994. Face Parameters in East-West Discourse. In S Ting-Toomey (Ed), The Challenge of Facework Cross-Culture; and Interpersonal Issues. New York: State of University of New York Press.

Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press --------------. 2001. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press

Page 28: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 24

FAKTORISASI MATRIK MAXIMUM MARGIN UNTUK PREDIKSI KOLABORATIF

1Achmad Fahrurozi

2Rifki Kosasih

1Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma

([email protected])

2Pusat Studi Komputasi Matematika Universitas Gunadarma

([email protected])

ABSTRAK

Maximum margin matrix factorization (MMMF) baru-baru ini disarankan bersifat konveks, sehingga menjamin hasil minimalisasi berupa minimum global. MMMF dapat digunakan dalam prediksi kolaborasi . MMMF dapat dibentuk melalui SDP, akan tetapi kelemahannya hanya menangani matriks berukuran beberapa ratus saja. Pada kenyataannya, masalah prediksi kolaborasi melibatkan matrik ukuran ribuan yang disebabkan oleh banyaknya user dan juga item, yang biasanya berjumlah ribuan atau lebih. Pada makalah ini akan dibahas cara lain membentuk MMMF yakni melalui direct-gradien berbasis metode optimasi.

Kata kunci: Maximum margin matrix factorization, prediksi kolaborasi, metode optimasi.

PENDAHULUAN Prediksi kolaboratif merupakan suatu

tugas dalam memprediksi preferensi (keinginan) dari user yang didasarkan pada jangkauan preferensi mereka dan bagaimana hubungannya dengan preferensi user yang lain (sebelumnya). Contoh sistem perekomendasi film adalah sistem dengan input berupa user rating pada film yang sudah ditonton. Prediksi user preferensi pada film yang belum ditonton didasarkan pada pola dalam matriks rating yang diamati secara parsial. Metode pendekatan ini bertolak belakang dengan beberapa fitur tradisional yang berbasis pada pendekatan dimana prediksi dibuat dengan memperhatikan fitur-fitur pada film (genre, year, aktor, dsb) dan user (usia, gender, dsb).

Banyak metode yang dikembangkan dalam mencari prediksi kolaboratif. Metode-metode tersebut mempunyai pendekatan bersama dalam prediksi kolaboratif, yaitu dengan mencocokkan model factor pada data, untuk selanjutnya membuat prediksi lebih lanjut. Jadi, untuk n user dan d item, pilihan yang sesuai untuk model k-faktor diberikan oleh perkalian antara n x k matrik koefisien U dan k x d matrik vaktor V’. Matrik yang dipilih adalah matrik yang memuat suatu faktorisasi matrik dengan rank paling banyak k. Sebagian besar metode yang digunakan menghasilkan masalah optimisasi, yaitu minimalisasi. Hanya saja solusi yang didapat biasanya terjebak dalam kondisi minimum local,

Page 29: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 25

sementara hasil yang baik haruslah solusi berupa minimum global.

Maximum margin matrix factorization (MMMF) memuat suatu fungsi konveks, sehingga menjamin hasil minimalisasi berupa minimum global.

MMMF dapat dibentuk melalui SDP (Srebo et al, 2005), akan tetapi kelemahannya hanya menangani matriks berukuran beberapa ratus saja. Hal tersebut tidak sesuai untuk digunakan dalam prediksi kolaborasi, karena pada kenyataannya, masalah prediksi kolaborasi melibatkan matrik ukuran ribuan yang disebabkan oleh banyaknya user dan juga item, yang biasanya berjumlah ribuan

atau lebih. Cara lain membentuk MMMF yakni melalui direct-gradien berbasis metode optimasi. Dalam penelitian ini akan dibahas penyelesaian metode MMMF menggunakan direct-gradien. Dengan menggunakan cara ini, maka dapat ditemukan faktorisasi matrik maksimum-margin untuk himpunan data yang sesuai dengan masalah prediksi kolaboratif pada dunia nyata, sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan metode-metode lain untuk prediksi kolaboratif. Standar error yang digunakan untuk mengukur error pada metode ini adalah Normalized MeanAbsolute Error (NMAE) dengan rumusan:

max min

MAENMAE

r r

dimana, maxr dan minr menyatakan rating maximun dan rating minimum dan MAE adalah

Mean Absolute Error.

METODE PENELITIAN

Berikut ini adalah metode penelitian dari maximum margin matrix factorization (MMMF)

MAXIMUM MARGIN MATRIX FACTORIZATION

Misal ditetapkan matrik target Y berukuran n x d, dengan matrik rank k adalah matrik X. Misal matrik X dapat difaktorisasi menjadi 'X UV . Jika salah satu dari U atau V diketahui, missal matrik U diketahui, maka perlu dicari matrik V agar terpenuhi keadaan 'X UV . Masalah tersebut disebut masalah prediksi linier terpisah. Setiap kolom dari U berfungsi atau bertindak sebagai vector fitur, sedangkan tiapm kolom dari V adalah predictor linier, yang memprediksi entri-entri dalam kolom Y yang berhubungan yang didasarkan pada fitur dalam U.

Sedangkan dalam masalah prediksi kolaboratif, baik U dan V tidak diketahui, sehingga harus diperkirakan. Asumsi yang perlu diperhatikan agar dapat memperkirakan U maupun V dalam masalah prediksi kolaboratif adalah bahwa bagian tugas prediksi (yaitu kolom matrik Y) saling terkait, artinya fitur yang sama dapat digunakan untuk semua fitur-fitur walaupun dengan cara yang berbeda.

Sekarang, misal matrik X dapat difaktorisasi menjadi X=UV’, dimana U dan V memiliki norm Frobenius yang rendah.

Lemma 1:

Untuk setiap matrik X, pernyataan berikut adalah ekuivalen:

Page 30: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 26

1.min ,T Fro Fro

X UV

U V U V

2 212.min ,

2T Fro FroX UV

U V U V

3. Jumlah dari nilai-nilai singular dari X, yaitu Tr dimana 'X U V adalah SVD dari X.

Definisi 1:

Trace norm X

dari matrik X didefinisikan

sebagai salah satu dari ketiga pernyataan dalam Lemma 1.

Trace norm dikenal juga sebagai nuklear norm atau Ky-Fan n-norm. Trace norm

adalah fungsi konveks. Hal tersebut dapat dibuktikan sebagai berikut. Misalkan

kombinasi konveks 1 2(1- )X X X ,

dan 1X dan 2X dapat difaktorisasi menjadi

1 1 1 'X U V dan 2 2 2 'X U V , sedemikian

sehingga 2 2

1 1 1

1

2 Fro FroX U V

dan

2 2

2 2 2

1

2 Fro FroX U V

. Kita dapat

pandang X sebagai faktorisasi 'X UV , dimana U dan V adalah matrik blok, yaitu

1 1, 1U U V dan

2 2, 1U U V . Kemudian,

berdasarkan definisi trace norm pada Lemma 1 bagian kedua, diperoleh:

2 2 2 2

'

2 2 2 2

1 1 2 2

1 2

1 1min ,

2 2

1 1 = (1 )

2 2

= (1 )

Fro Fro Fro FroX UV

Fro Fro Fro Fro

X U V U V U V

U V U V

X X

Jadi, terbukti bahwa trace norm adalah fungsi konveks. Minimalisasi trace norm bersama dengan suatu konveks-loss atau kendala disebut masalah optimisasi konveks.

Sekarang, Misalkan label biner x

1n m

Y

. Hard-margin matrix factorization, adalah faktorisasi 'X UV dimana akan dicari trace norm matrik X minimum yang sesuai dengan label yang diamati dengan margin 1, dinyatakan 1ij ijY X untuk setiap ij S ,

dimana S adalah himpunan pasangan indeks yang diamati. Dengan penambahan variabel slack, maka kendala dapat diperhalus menjadi: 1ij ij ijY X dan terdapat trade-off

(C) antara trace-norm dan variabel slack yang perlu diminimumkan.

Meminimumkan variabel slack ekuivalen dengan meminimumkan fungsi hinge loss

( ) (1 ) max(0,1 )h z z z . Sehingga

masalah optimisasi menjadi:

minimize 1

1

Rr

ij ir ijij S r

X C h T X

Page 31: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 27

Namun, karena himpuanan data yang digunakan adalah data rating

1,2,....,ijY R , maka untuk

menghubungkan Xij yang bernilai riil dengan Yij yang bernilai diskrit, maka digunakan sebanyak R-1 ambang batas

1 2 1, ,...., R . Sehingga berdasarkan

pembahasan hard-margin sebelumnya diatas, diperoleh kendala:

1 1 1ij ijY ij YX

dimana inisialisasi 0 dan R

Sehingga masalah optimisasi menjadi:

Minimize 1

1

Rr

ij ir ijij S r

X C h T X

…… (1)

dimana 1 untuk

1 untuk ijr

ijij

r YT

r Y

Masalah optimisasi seperti dibahas diatas dikenal sebagai semi definit program (SDP) (Srebo et al, 2005).

2.2 METODE OPTIMISASI

Berdasarkan pembahasan diatas, telah diketahui bahwa MMMF dapat dibawa atau dibentuk dengan SDP. Akan tetapi bentuk (1) diatas hanya terbatas untuk ukuran matrik beberapa ratus saja. Untuk membuat MMMF dapat mencakup masalah untuk matrik dengan ukuran yang lebih besar, yang sesuai dengan masalah prediksi kolaboratif, maka dilakukan pengembangan. Dari bentuk (1) tersebut, digunakan definisi trace norm pada Lemma 1 bagian dua, maka

X

pada (1) dapat diganti dengan

2 21

2 Fro FroU V . Sehingga masalah (1)

tersebut dapat juga ditulis sebagai:

Minimize 1

2 2

1

1( , , )

2

Rr T

ij ir i jFro Fror ij S

J U V U V C h T U V

…. (2)

Karena kita ingin menggunakan direct-gradien, maka perlu dicari turunan dari

( , , )J U V terhadap variable-variable yang

ada pada fungsi ( , , )J U V tersebut.

Perhatikan bahwa bentuk (2) lebih mudah diturunkan dibandingkan bentuk (1), sehingga gradient-nya mudah dihitung.

Turunan parsial dari ( , , )J U V terhadap

tiap elemen dari U adalah:

1

'

1

Rr T

ia ij ij ir i j jar ij Sia

JU C T h T U V V

U

Turunan parsial dari ( , , )J U V terhadap

tiap elemen dari U adalah:

1

' '

1

Rr

ja ij ij ir i j iar ij Sja

JV C T h T U V U

V

Turunan parsial dari ( , , )J U V terhadap ik

adalah:

Page 32: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 28

' 'r rij ij ir i j

j ij Sir

JC T h T U V

Kemudian, dengan mendapatkan gradientnya tersebut, dapat digunakan metode optimisasi yang telah banyak dikembangkan untuk mencari solusi dari masalah optimisasi tersebut, diantaranya adalah metode gradient-descent untuk mencari optimisasi lokal dari ( , , )J U V .

Dan walaupun ( , , )J U V bukan merupakan

fungsi konveks, namun secara analisis empiris, local minimum sangat jarang ditemui, sehingga optimisasi local yang

ditemukan umumnya merupakan minimum global. Hasil tersebut,jika dibandingkan dengan metode lain, jauh lebih baik dibanding metode lain dalam pencarian prediksi kolaboratif yang kebanyakan terjebak dalam local minimum. Sehingga metode ini memiliki error (NMAE) yang lebih kecil dibandingkan metode lainnya.

HASIL SIMULASI Berikut ini ditampilkan script program Matlab untuk menjalankan metode MMMF melalui direct-gradien berbasis metode optimasi dan juga proses simulasi yang dilakukan.

Page 33: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 29

Keterangan

Page 34: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 30

Terdapat objective dan gradien yang akan dipanggil oleh conjugate gradien, yakni untuk

o weak : mmmfshc (maximum margin matrix factorization smooth hinge calculation)

o strong: norm dan vix perhitungan dari gradien dan

objective dari semua treshold adalah smooth hinge dari MMMF. Atau untuk suatu fungsi conjugate gradien J(U,V,θ), perhitungan treshold (θ) menggunakan smooth hinge

untuk objective gradien weak, perubahan θ terhadap data weaktrain, sedangkan untuk objective gradien strong, perubahan θ terhadap data weaktrain, dan strongtrain.

Conjugate gradien merupakan suatu fungsi untuk meminimalisasi.

Fungsi ini menggunakan gradien magnitude sebagai kondisi awal untuk menentukan approksimasi lokal minimum.

Conjugate gradien mengambil nilai line search (pencarian nilai α dan (objektif dan gradin pada saat X(0)+α))

Algoritma line search yang digunakan adalah quadratic interpolation line search dengan backtracking fallback dengan menggunakan strong wolfe termination condition (algoritma secant line search).

Jadi, pada program ini, setiap iterasi mencari local minimum

o untuk line search pertama, akan diperoleh θ, kemudian

o untuk line search selanjutnya, akan diperoleh θ sampai dengan seterusnya

o kemudian error yang dihasilkan dibandingkan

untuk mencari mana yang paling minimum

o fungsi conjugate gradient di sini berfungsi untuk menentukan kapan proses iterasi ini berhenti di local minimum terkecil atau dengan perkataan lain berhenti sampai mencapi global minimum.

Hasil simulasi berupa besarnya error dari weak dan strong. Error ini merupakan error global minimum yang dihasilkan dari prose line search dari fungsi conjugate gradient.

4. SIMPULAN

Dengan menggunakan fungsi conjugate gradient pada metode maximum margin matrix factorization maka dimungkinkan untuk memperoleh error yang paling minimum atau dengan perkataan lain optimisasi local yang ditemukan pada metode ini umumnya merupakan minimum global. Hasil tersebut jauh lebih baik dibanding metode lain dalam pencarian prediksi kolaboratif yang kebanyakan terjebak dalam local minimum. Selain itu metode MMMF dengan melalui direct-gradien berbasis metode optimasi juga akan mampu memberbesar ukuran matrik untuk diselesaikan, dimana pada metode MMMF melalui SDP hanya dapat mencakup matrik ukuran ratusan, yang kurang sesuai diterapkan untuk masalah prediksi kolaboratif. Dengan metode MMMF yang dikembangkan ini, masalah kolaboratif yang melibatkan matrik ukuran besar (ribuan atau lebih) dapat diselesaikan.

Page 35: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 31

DAFTAR PUSTAKA

Srebro, N., Rennie, J. D. M. 2005. Fast Maximum Margin Matrix Factorization. Proceeding ICML '05 Proceedings of the 22nd international conference on Machine learning.

Srebro, N., Rennie, J. D. M., & Jaakkola, T. 2005. Maximum margin matrix factorization. Advances In Neural Information Processing Systems 17.

Page 36: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 32

EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Fani Yulia Rosyada

[email protected]

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan evaluasi pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi sub sistem penjualan tunai dengan berpedoman pada Committee of Sponsoring Organizations (COSO) dan evaluasi tata kelola teknologi informasi dengan berpedoman pada Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian adalah secara umum pengendalian internal sudah cukup baik dan sesuai dengan 5 komponen COSO. Untuk teta kelola IT berdasarkan COBIT, pengendalian informasi perusahaan dikatakan cukup baik. tetapi masih banyak yang harus dikembangkan dan dievaluasi.

Kata Kunci : Pengendalian Internal, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Tunai, COSO dan COBIT

PENDAHULUAN

Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, Wicaksono (2012). Sedangkan menurut Prasetyo, Agus dan Novita (2011) teknologi informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu pengelolaan teknologi informasi yang baik dan benar untuk menunjang kesuksesan organisasi dalam pencapaian tujuannya. Kesuksesan tata kelola perusahaan (enterprise governance) saat ini

mempunyai ketergantungan terhadap sejauh mana tata kelola teknologi informasi (IT Governance) dilakukan. PT Mayekawa Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang menjadi leader di dunia internasional khususnya industri refrigasi (freezing and compression technologies). Dengan berkembangnya bisnis yang ada (4 sektor bisnis), kebutuhan PT Mayekawa Indonesia atas berbagai sumber daya jelas menjadi penting guna memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk melakukan pengendalian internal khususnya aktivitas penjualan dan tata kelola teknologi informasi yang baik atas kinerja sistem informasi tersebut.

Page 37: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 33

Sistem Informasi Akuntansi

Pengertian Sistem informasi akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) adalah “An accounting information system is a collection of resources, such as people and equipment, design to transform financial and other data into information”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2000) sistem informasi akuntansi adalah “An acconting information system is a system that collect, records, stores and processes data to produce information for decision makers”.Pernyataan ini menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi untuk pengambil keputusan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan jika sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang dirancang dalam suatu sistem input (data keuangan), proses (informasi) dan output (laporan keuangan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan).

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Sistem Informasi Akuntansi memiliki beberapa sistem-sistem bagian (sub-system) yang berupa siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukkan prosedur akuntansi mulai

dari sumber data sampai ke proses pencatatan/pengolahan akuntansinya. Siklus akuntansi dibagi menjadi:

1. Siklus pendapatan (sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas),merupakan prosedur pendapatan dimulai dari bagian penjualan otorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan penerimaan kas.

2. Siklus pengeluaran (sistem akuntansi pembelian dan pengeluaran kas),merupakan prosedur pengeluaran kas mulai dari proses perolehan barang atau jasa dari entitas lain sampai pelunasan kewajiban yang berkaitan.

3. Siklus konversi (sistem akuntansi biaya produksi), dimulai dari pengumpulan dan alokasi biaya bahan mentah sampai ke proses barang jadi yang siap untuk dijual kembali.

4. Siklus manajemen Sumber Daya Manusia (sistem akuntansi penggajian),melibatkan prosedur penggajian para pegawai perusahaan mulai dari level operasi hingga manajer.

5. Siklus buku besar dan laporan keuangan (sistem akuntansi keuangan),berupa prosedur pencatatan dan perekaman ke jurnal dan buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanya diambil dari buku besar.

Sistem Pengendalian Internal

Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha

Page 38: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 34

lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal :

a. Keandalan pelaporan keuangan. b. Kesesuaian dengan undang-undang dan

peraturan yang berlaku. c. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Elemen Pengendalian Internal

Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) struktur pengendalian intern mempunyai lima unsur yang saling berkaitan :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment), suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian. Adapun beberapa faktor tersebut yaitu: a. Filosofi dan Gaya Operasional

Manajemen, seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan) Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen).

b. Struktur Organisasi, merupakan salah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi)

c. Dewan Komisaris Dan Audit Komite, merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan.

Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris) Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan.

d. Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab, mempunyai pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu bagan organisasi.

e. Metode Pengendalian Manajemen, metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal.

f. Kebijakkan dan Praktik Kepegawaian, berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko.

g. Pengaruh Eksternal, Organisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.

2. Penilaian Resiko (Risk Assesment), semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan nonprofit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.

Page 39: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 35

3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication), menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

4. Prosedur Pengendalian (Control Procedure), merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai. Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari : a. Penggunaan wewenang secara tepat

untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.

b. Pembagian tugas. c. Pembuatan dan penggunaan

dokumen dan catatan yang memadai. d. Keamanan yang memadai terhadap

aset dan catatan. e. Pengecekan independen terhadap

kinerja. 5. Pemantauan (Monitoring), terhadap

sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan

oleh sistem akuntansi. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan

Tata Kelola Teknologi Informasi

Definisi mengenai IT governance yang lebih terkenal adalah:

“IT governance is the responsibility of executives and the board of directors, and consists of the leadership, organisational structures and processes that ensure that the enterprise’s IT sustains and extends the organisation’s strategies and objectives” (ITGI, 2007).

Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa tata kelola teknologi informasi adalah tanggung jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif. Ini merupakan bagian tak terpisahkan dari tata kelola perusahaan dan terdiri dari struktur kepemimpinan dan organisasi serta proses yang memastikan bahwa organisasi teknologi informasi menopang dan memperluas strategi dan tujuan organisasi.

Tata Kelola Teknologi Informasi dan Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola perusahaan merupakan suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan entitas-entitas pada suatu perusahaan. Ketergantungan bisnis akan suatu teknologi informasi telah membuatnya

Page 40: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 36

tidak dapat menyelesaikan isu tata kelola perusahaan tanpa adanya pertimbangan terhadap teknologi informasi. Sebagai gantinya teknologi informasi dapat mempengaruhi peluang strategi dan menghasilkan kritik atas perencanaan strategis yang telah dibuat. Dalam hal tersebut tata kelola teknologi informasi

memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan maksimal atas informasi, dan juga merupakan penggerak tata kelola perusahaan. Hubungan antara tata kelola teknologi informasi dengan tata kelola perusahaan dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :

Gambar 1. Hubungan Tata Kelola TI dengan Perusahaan

Sumber ITGI (2007)

Control Objectives for Information and Related Technology

Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association) pada tahun 1996. hingga saat artikel ini dimuat setidaknya

sudah ada 5 versi COBIT yang sudah diterbitkan, versi pertama diterbitkan pada tahun 1996, versi kedua tahun 1998, versi 3.0 di tahun 2000, Cobit 4.0 pada tahun 2005, Cobit 4.1 tahun 2007 dan yang terakhir ini adalah Cobit versi 5 yang di rilis baru-baru saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perkembangan COBIT pada gambar berikut.

Page 41: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 37

Gambar 2. Perkembangan COBIT

Sumber ISACA (2012)

COBIT merupakan kerangka panduan tata kelola teknologi informasi dan bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi.Tujuan utama COBIT adalahmemberikan kebijaksanaan yang jelas danlatihan yang bagus bagi IT Governance bagiorganisasi di seluruh dunia untuk membantumanajemen senior untuk memahamidan mengatur risiko - risiko yangberhubungan dengan teknologi informasi.

METODE PENELITIAN

Obyek Peneletian

Obyek penelitian adalah sistem informasi akuntansi PT Mayekawa Indonesia. Unit penelitian adalah PT Mayekawa Indonesia yang berlokasi di Graha Pratama Building Jl. MT. Haryono Kav. 15 Jakarta Selatan. Dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei - Agustus 2015. Unit analisis adalah sistem informasi akuntansi sub sistem penjualan tunai yang diproses dengan menggunakan SAP B1 software dan tata

kelola teknologi informasi yang diterapkan di PT Mayekawa Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), penelitian kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Sementara itu, dilihat dari teknik penyajian datanya, penelitian menggunakan pola deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Dari definisi tersebut, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif dengan pola deskriptif yang dilakukan, bermaksud menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.

Page 42: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 38

Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini ada dua :

1. Data Primer : Sumber data yang dimaksud adalah bagian yang terkait dengan siklus penjualan PT Mayekawa Indonesia. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan bagian yang terkait siklus penjualan dan observasi terhadap kegiatan penjualan yang terjadi di perusahaan.

2. Data Sekunder : Pada penelitian ini dokumen yang terkait dengan penjualan seperti bukti kas masuk, surat jalan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan siklus penjualan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Wawancara : Data yang penulis dapatkan dari kegiatan wawancara adalahkebijakan perusahaan, penjelasan mengenai komponen pengendalian internal yang diterapkan perusahaan, formulir, dan catatan yang digunakan. Namun demi menjaga kerahasiaan data perusahaan, maka penulis tidak menunjukkan, yang dituliskan hanya sekitar prosedur dan alur dari siklus penjualan.

2. Observasi : Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui lingkungan dan pelaksanaan operasi perusahaan. Melalui observasi, penulis mendapatkan gambaran mengenai kegiatan operasional yang ada dalam perusahaan.

3. Dokumentasi : Data-data yang diperoleh berupa struktur organisasi, job deskripsi, catatan pesanan, kartu piutang, nota penjualan, bukti kas masuk, dan surat jalan.

4. Studi pustaka : Data yang dikumpulkan penulis melalui studi pustaka antara lain mengenai ; sistem informasi akuntansi, siklus penjualan, dan sistem pengendalian internal menurut COSO dan COBIT.

Teknik Analisis Data

Penelitian dianalisis secara deskriptif, yaitu teknik analisis yang mendeskripsikan atau menggambarkan penerapan sistem informasi akuntansi sistem penjualan pada PT Mayekawa Indonesia, serta menggunakan teknik dokumentasi dengan flowchart. Adapun teknik analisis data dilakukan secara bertahap :

1. Mengumpulkan data tentang tiga sisi tiap aktivitas bisnis

2. Mengetahui kinerja sistem informasi akuntansi yang diterapkan perusahaan pada saat menggunakan SAP B1 software.

3. Evaluasi terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan penerapan sistem informasi Akuntansi SAP B1 software

Dan sesuai definisi dari komponen struktur pengendalian internal dapat dilihat pada tabel 3.1. Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO) yang terdiri dari :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

2. Penilaian Resiko (Risk Assesment) 3. Informasi dan Komunikasi (Information

and Communication) 4. Prosedur Pengendalian (Control

Procedure) 5. Pemantauan (Monitoring)

Page 43: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 39

Sedangkan COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) merupakan kerangka pengendalian internal yang diterima secara umum untuk teknologi informasi. Berikut evaluasi tata kelola teknologi informasi berdasarkan kerangka kerja COBIT :

1. Berdasarkan sumber daya IT, penulis akan mengevaluasi melalui aplikasi, informasi, infrastruktur dan people.

2. Berdasarkan kriteria informasi pengendalian, penulis akan melakukan observasi dan penilaian yang dilihat dari efektif, efisien, kerahasiaan, terintegritas, ketersediaan, kepatuhan dan dan memiliki keandalan.

3. Berdasarkan proses IT, COBIT diterjemahkan ke dalam empat domain : a. Plan and Organise (PO)

Domain ini mencakup taktik dan mengidentifikasi strategi terbaik teknologi informasi untuk dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan bisnis.

b. Acquire and Implement (AI) Untuk mewujudkan strategi teknologi informasi, solusi teknologi informasi perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh, serta diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.

c. Deliver and Support (DS) Domain ini berkaitan dengan deliver aktual dari layanan yang dibutuhkan meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan kontinuitas, dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen data dan fasilitas operasional.

d. Monitor and Evaluate (ME) Domain ini membahas manajemen kinerja, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan tata kelola.

PEMBAHASAN

Sistem Informasi Akuntansi Sub Sistem Penjualan Tunai yang Sedang Berjalan

PT Mayekawa Indonesia mempunyai beberapa komponen seperti berikut ini :

1. Bagian yang terkait dalam prosedur penjualan. a. Bagian penjualan b. Bagian gudang c. Bagian accounting d. Bagian finance

2. Dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan oleh PT Mayekawa Indonesia sebagai berikut.

a. Sales Quotation, Sebelum melakukan pemesanan. Pelanggan sering membutuhkan review penjualan untuk diperiksa oleh perusahaan mereka. Sebagai proposal barang dan jasa ke pelanggan atau calon pelanggan. Dalam transaksi ini tidak akan membentuk jurnal dan mempengaruhi nilai-nilai persediaan.

b. Sales Order, Dokumen penjualan berdasarkan komitmen dari pelanggan atau mengarah untuk membeli produk atau jasa. Dokumen penting untuk perencanaan produksi, menciptakan pesanan pembelian dan penjadwalan sumber daya.

c. Delivery, Catatan pengiriman bahwa barang telah terkirim.

d. AR Invoice, faktur penagihan yang ditujukan untuk meminta pembayaran ke pelanggan dan sebagai catatan Laba-Rugi.

Adapun dokumen tambahan untuk membantu proses bisnis perusahaan :

a. AR Reserve Invoice, Permintaan dari pelanggan untuk mencetakan faktur terlebih dahulu sebelum pengiriman barang dilakukan.

Page 44: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 40

b. Return, Digunakan sebagai dokumen untuk barang yang dikembalikan dari pelanggan.

c. A/R Invoice + Payment dokumen, untuk penjualan tunai kepada pelanggan.

d. A/R Credit Memo, Digunakan untuk membatalkan transaksi jika barang sudah di kirim dan invoice sudah diterbitkan.

e. A/R Down Payment, Membuat permintaan pembayaran untuk perusahaan customer. Dokumen ini tidak akan membentuk Jurnal Dan tidak mempengaruhi stock.

3. Penggunaan komputer dan teknologi informasi.

PT Mayekawa Indonesia dalam prakteknya menggunakan SAP B1 Software, di mana

salah satu produk SAP ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil dan modul yang ada di dalamnya hanyalah berupa modul dasar saja, biasanya HR (Human Resource) dan FI (Financial Accounting) saja.

Sistem informasi akuntansi untuk sub sistem penjualan tunai pada PT Mayekawa Indonesia dimulai dari urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pelanggan, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan penerimaan kas. Pada PT Mayekawa Indonesia untuk sistem akuntansi sub sistem penjualan barang secara tunai dapat dilihat pada gambar 3 (tiga) di bawah ini.

Gambar 3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai

Sumber : PT Mayekawa Indonesia (2015)

Bagian penjualan memulai proses pesanan pelanggan dengan menyiapkan dua dokumen

yaitu sales quotation dan sales order. Dokumen sales quotation ini berisi

Page 45: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 41

penjelasan mengenai customer code, produk yang dipesan, quantity, harga, discount, item code, dan data deskriptif mengenai pelanggan seperti nama, alamat pengiriman, dan jika diperlukan alamat penagihan. Jika waktu antara penerimaan pesanan dengan pengiriman sesungguhnya signifikan, maka pemberitahuan pesanan akan dikirimkan ke pelanggan untuk memberitahukan bahwa pesanan telah diterima dan sedang diproses.

Bagian Gudang terdiri dari dua proses yaitu pengecekan barang dan pengiriman barang. Barang akan diambil sesuai yang ada pada packing list yang disiapkan dari dokumen pengiriman dalam database pesanan untuk memproses pesanan yang telah disetujui. Informasi pengambilan akan dimasukkan untuk memperbaruhi informasi pengiriman pada database pesanan.

Bagian Accounting bertugas untuk melakukan pencatatan saat barang siap untuk dijual kepada pelanggan hingga melakukan pembayaran. Transaksi pertama yang dicatat oleh bagian accounting adalah pencatatan harga pokok penjualan.

Bagian Finance, jika pelanggan sudah menerima barang dan melakukan pembayaran maka bagian finance akan mengecek dokumen delevery order dan invoice terlebih dahulu. Sudah sesuai atau belum dan pembayaran dilakukan dengan transfer, giro, check atau cash.

Evaluasi Pengendalian Internal Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Sub Sistem Penjualan Berdasarkan COSO

1. Lingkungan Pengendalian (control environment) Pada PT Mayekawa Indonesia faktor

pengendalian internal terlihat pada:

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT Mayekawa Indonesia didefinisikan sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi. Pada tahun 2014 sampai dengan saat ini terdiri atas Top Level (Board of Director), Middle Level (Managerial Level), Bottom Level (Operation Level).

b. Penetapan Otoritas dan Pertanggung jawaban

Metode penetapan otoritas dan pertanggung jawaban pada PT Mayekawa Indonesia menggunakan dua metode yaitu informal (lisan) dan formal (dokumen tertulis. Dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam PT Mayekawa masih harus dirubah dan dikembangkan agar lebih tepat dan sesuai dengan masing-masing kepentingan bagiannya.

c. Kebijakan dan Prosedur Sumber Daya Manusia

Untuk kebijakan sumber daya manusia, PT Mayekawa Indonesia mengharuskan pegawainya kompeten, memiliki kemampuan dan mendapat pelatihan yang cukup terkait dengan pekerjaan yang harus mereka lakukan. Namun pada prakteknya, sumber daya manusia yang ada terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, misal: untuk bagian penjualan seharusnya background staff minimal memiliki basic tentang alur penjualan, namun karena staff memiliki keahlian bahasa asing (jepang) maka hal tersebut tidak menjadikan pihak manajemen menjadi hal utama untuk memilih pegawai yang kompeten. Jadi perusahaan tidak memiliki kebijakan dan prosedur khusus dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia yang jujur dan kompeten terhadap tugas.

2. Penilaian Resiko

Page 46: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 42

Dalam kegiatan penjualan PT Mayekawa Indonesia melakukan penerbitan sales quotation form, tahap dimana dimulai dari permintaan Quotation request from Customer ¬oleh bagian penjualan dengan membuat dokumen sales quotation form yang merupakan formulir penawaran penjualan untuk mencatat berbagai jenis barang yang ingin dan dapat dijual kepada customer (pelanggan).

3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian pada sistem penjualan yang ada di PT Mayekawa Indonesia terlihat dari :

a. Penerbitan sales quotation form, yang merupakan kode bagi kegiatan transaksi para klien PT Mayekawa Indonesia. Dalam penggunaan sales quotation ini disesuakan dengan prinsip akuntansi yaitu matching principle. Untuk status

sales quotation dibagi menjadi 4 yaitu. Proceeded, Closed, Waiting, dan Queue. Dari status tersebut user dapat melihat apakah barang sudah sampai atau kegiatan transaksi telah diproses, hal ini menghambat terjadinya tindakan penyelewengan atau kecurangan dalam pelaporan data penjualan yang dimulai dari pemesanan, gudang hingga barang sampai di tangan pelanggan.

b. Relation Mapyaitu fitur yang dapat menganalisa apa yang terjadi dengan dokumen, seperti sales quotation nomernya berapa, status sudah delivery atau tidak, invoice sudah melakukan pembayaran atau belum. Dengan relation map ini manajemen dapat memantau aktivitas yang terjadi.

Gambar 4. Relation Map Aktivitas Sistem Penjualan Sumber : PT Mayekawa Indonesia (2015)

Page 47: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 43

4. Informasi dan Komunikasi Informasi pada PT Mayekawa Indonesia yaitu berawal dari pencatatan transaksi akuntansi dilakukan secara terkomputerisasi sehingga proses pengolahan datanya lebih cepat dan tingkat akurasinya tinggi yaitu penggunaan SAP B1 Software telah disesuaikan dengan pedoman pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sesuai dengan konvergensi IFRS. Namun untuk penyajian laporan keuangan masih dilakukan secara manual yaitu masih menggunakan MS. Excel. Selain itu juga berpedoman dengan undang-undang perpajakan. Pada PT Mayekawa Indonesia komunikasi yang dimaksud yaitu dengan memberikan pemahaman yang jelas mengenai prosedur akitifitas penjualan, salah satunya adalah dengan teknik dokumentasi yang menggambarkan prosedur dan alur dokumen untuk memudahkan pengerjaan bagi tiap bagian yang terkait. Namun untuk informasi dan komunikasi dari perusahaan kepada pelanggan masih kurang karena perusahaan belum memiliki laman atau website yang menginformasikan produk apa saja yang dijual, bagaimana cara pemesanan, dan cara pembayaran apakah bisa dilakukan lewat online. Sehingga dapat dikatakan perusahaan masih belum mengikuti perkembangan bisnis yang ada pada zaman sekarang ini, dimana semua kegiatan atau aktivitas penjualan dapat dilakukan dengan berbasis internet, hal ini akan membuat perusahaan lebih efisien, efektif dan ekonomis.

5. Monitoring Untuk Memastikan bahwa aktivitas sistem penjualan berjalan sudah sesuai dengan prosedur, sistem pengawasan internal dalam PT Mayekawa Indonesia dilakukan secara individu, tidak ada pihak pengawas yang dibentuk oleh

pihak manajemen. Sehingga terkadang masing-masing divisi tidak jarang yang lepas dari tanggung jawabnya. Namun perusahaan tetap memiliki audit internal yang selalu menerima laporan bank secara periodik. Karena rekonsiliasi bank secara independen merupakan pengendalian yang penting dalam proses bisnis ke pelanggan.

Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan COBIT

Untuk mengevaluasi tata kelola teknologi informasi yang diterapkan PT Mayekawa Indonesia, maka penulis melakukan analisa terlebih dahulu sesuai yang direkomendasikan oleh COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi untuk tata kelola teknologi informasi berdasarkan COBIT. Karena penulis tidak fokus pada penilaian domain maka penulis mendeskripsikan teknologi informasi PT Mayekawa Indonesia sesuai dengan COBIT Cube sebagai berikut :

1. Berdasarkan sumber daya IT a. Aplikasi yang mendukung kegiatan

bisnis perusahaan baru berjalan satu tahun lebih.

b. Informasi berupa dokumen cukup memadai dan menjadi poin penting dalam aktivitas pengendalian.

c. Infrastruktur IT masih harus diperbaiki dan ditambah seperti dibuatnya laman atau website perusahaan sehingga perusahaan dapat terus memberikan layanan kepada pelanggan atau klien. Hal ini akan membuat perusahaan terus berkembang sesuai perubahan zaman.

d. People, sumber daya manusia (pegawai) diberi pelatihan dan pengarahan mengenai perkembangan IT pada perusahaan, sehingga akan

Page 48: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 44

membuat perusahaan lebih ekonomis, tidak perlu menyewa developer system.

2. Kriteria informasi pengendalian Kriteria informasi dalam internal perusahaan untuk manajemen data, pelayanan, peraturan dan hukum sudah efektif, efisien, kerahasiaan, terintegritas, ketersediaan, kepatuhan dan dan memiliki keandalan. Namun untuk kebutuhan eksternal perusahaan masih harus diperhatikan dan lebih ditingkatkan.

3. Proses Teknologi Informasi Proses teknologi informasi dapat dikatakan cukup baik, walaupun penggunaan IT dan strategi bisnis belum ditetapkan, sumber daya IT dan biaya belum optimal hal ini dikarenakan sistem informasi baru beroperasi selama satu tahun lebih, jadi masih banyak yang harus dikembangkan dan difasilitasi perusahaan. Meskipun begitu perusahaan dapat menyesuaikan IT dengan resiko yang ada.

PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengendalian internal PT Mayekawa Indonesia sudah sesuai dengan COSO yaitu dilihat dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring. Untuk pengendalian internal teknologi informasi sudah sesuai juga dengan COBIT Cube yaitu dilihat dari sumber daya IT, kriteria informasi pengendalian dan proses teknologi informasinya. Namun perusahaan masih harus sedikit memperbaik. Seperti menambah sistem pengendalian internal aktivitas penjualan dan tata kelola teknologi

informasi agar tidak hanya memperhatikan kebutuhan bisnis dalam internal saja tetapi diharapkan juga untuk memperhatikan eksternal perusahaan seperti pembuatan laman atau website untuk kebutuhan pelanggan dan klien. Dan perusahaan harus membuat kebijakan atau prosedur untuk para pegawai agar lebih bertanggung jawab, berkualitas dan memahami strategi bisnis perusahaan. Serta bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan studi empiris dan time series.

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, Goerge H. dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9. Yogyakarta : ANDI.

ITGI. 2007. Framework Control Objectives Management Guidelines Maturity Models.

ISACA. 2012. A COBIT 5 Overview. Webinar Program www.isaca.org/cobit.

Prasetyo, Agus Utomo dan Novita Mariana. 2011. Analisis Tata kelola Teknologi Informasi (IT Governance) pada Bidang Akademik dengan COBIT Framework Studi Kasus pada Universitas Stikubank Semarang. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16, No. 2, Juli 2011 : 139-149.

Romney, Marshall B., Stembart, Paul John. 2000. Accounting Information System (8thed.). New Jersey : Prentice Hall.Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Wicaksono, Aries. 2013. Evaluasi Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Pada PT X. BINUS Business. Review Vol. 4 No. 2. November 2013 : 678-686.

Page 49: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 45

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL PADA INDEKS MNC36 DALAM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MODEL MARKOWITZ PERIODE MEI

2015 – APRIL 2016

Nurfitriana1, Nenik Diah Hartanti2

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta, Indonesia, Email: [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Pembentukan portofolio dilakukan agar investor dapat mengurangi risiko dan mengoptimalkan tingkat pengembalian yang diharapkan dengan melakukan diversifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi portofolio optimal, tingkat return ekspektasian portofolio, dan risiko portofolio pada indeks MNC36 dengan menggunakan model Markowitz. Pengumpulan data menggunakan data sekunder berupa data historis harga penutupan saham harian periode Mei 2015 – April 2016. Untuk menganalisis pembentukan portofolio yang optimal digunakan model Markowitz dengan menggunakan aplikasi Analysis Toolpak dan Solver dalam software Microsoft Excel. Dari hasil penelitian portofolio saham optimal menggunakan model Markowitz ini didapat 5 saham yang menjadikan portofolio ini optimal yaitu saham ACES, GGRM, MNCN, PWON, dan TLKM. Portofolio dipilih berdasarkan kombinasi saham yang menghasilkan risiko terkecil yaitu sebesar 1.16% dengan return ekspektasian portofolio sebesar 0.15%.

Kata Kunci: Portofolio Optimal, Saham, Diversifikasi, Return Ekspektasi, Risiko, Model Markowitz, Indeks MNC36

ABSTRACT

Establishment of the portfolio is done so that investors can reduce risk and optimize the expected returns by diversifying. The purpose of this research was to determine the optimal portfolio composition, the expected rate of return of the portfolio, and the portfolio risk on the index MNC36 using Markowitz models. Collecting data using secondary data, historical daily stock closing price of the period May 2015 - April 2016. To analyze the formation of optimal portfolios used Markowitz model using the Analysis Toolpak and Solver applications in Microsoft Excel. From the research optimal stock portfolios using Markowitz models was obtained 5 stocks that make it the optimal portfolio of stocks ACES, GGRM, MNCN, PWON, and TLKM. Portfolio selected by a combination of stocks that produce the smallest risk is equal to 1.16% with the expected portfolio return of 0.15%.

Keywords: Optimal Portfolio, Stock, Diversification, Expected Return, Risk, Markowitz Models MNC36 Index

Page 50: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 46

1. PENDAHULUAN

Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian Negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas saham dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek – proyeknya.

Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2010: 5). Prinsip utama dalam investasi yang perlu diingat sebagai seorang investor adalah risiko yang rendah maka tingkat pengembalian yang dihasilkan akan rendah dan sebaliknya risiko yang tinggi maka tingkat pengembalian yang dihasilkan juga akan tinggi. Tingkat pengembalian dan risiko mempunyai hubungan yang saling terkait, jika semakin besar risiko yang harus ditanggung investor maka semakin besar pula tingkat pengembalian yang diterima. Semakin bervariasinya harga saham suatu perusahaan, maka saham tersebut lebih berisiko. Bagi investor kondisi ini harus dihindari, karena akan mengurangi tingkat pengembalian. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk mengoptimalkan investasi yaitu dengan melakukan pembentukan portofolio saham yang optimal, dimana investor dapat memaksimalkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi dan meminimalkan risiko yang akan dihadapi untuk di masa mendatang.

Penentuan portofolio efisien merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menentukan portofolio yang optimal. Portofolio dapat dikatakan

efisien apabila memiliki tingkat risiko yang sama, mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atau mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang lebih rendah. Sedangkan portofolio optimal merupakan portofolio dengan kombinasi return ekspektasian dan risiko terbaik (Jogiyanto, 2010: 367).

Model penentuan portofolio yang menekankan pada hubungan tingkat pengembalian dan risiko investasi adalah model Markowitz. Model ini dapat mengatasi kelemahan dari diversifikasi random yaitu memilih asset yang akan dimasukkan dalam portofolio secara acak. Anggapan bahwa penambahan jumlah saham dalam satu portofolio secara terus – menerus akan memberikan manfaat yang semakin besar, berbeda dengan model Markowitz yaitu model yang memilih asset yang dimasukkan dalam portofolio berdasarkan berbagai informasi dan karakteristik dari asset.

Model Markowitz menunjukkan bahwa varians dari tingkat pengembalian portofolio pada saham tidak hanya bergantung pada seberapa besar tingkat risiko asset individual dalam portofolio, tetapi lebih kepada hubungan risiko tersebut terhadap sahamnya. Kelemahan utamanya adalah portofolio ini hanya berguna dalam meminimumkan risiko dan mempertahankan nilai investasi secara nominal dan tidak real, yang berarti daya beli dari dana yang diinvestasikan belum tentu sama setelah jangka waktu tertentu. Di sisi lain, kelebihan utamanya adalah portofolio mudah dibentuk agar sesuai dengan karakteristik investasi yang diinginkan dan tujuan yang ingin dicapai.

Indeks MNC36 merupakan indeks saham Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikelola oleh pihak MNC Group terdiri dari

Page 51: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 47

36 saham yang dipilih berdasarkan kriteria kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi dan faktor fundamental. Indeks MNC36 diharapkan menjadi acuan bagi investor untuk melakukan investasi di saham berfundamental baik, likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar dan diharapkan sebagai produk investasi berbasis saham.

2. METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Indeks MNC36 diluncurkan pada tanggal 28 Agustus 2013 oleh Grup MNC. Indeks ini dihitung berdasarkan metode rata – rata tertimbang dari kapitalisasi pasar (market capitalization weight average) dengan tanggal dasar 28 Desember 2007 dengan nilai bisnis (base value) 100. Indeks MNC36 merupakan indeks kumpulan 36 saham emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipilih berdasarkan kriteria kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi dan faktor – faktor fundamental yang mulai aktif pada 9 Maret 2015. Indeks tersebut menjadi acuan bagi investor untuk melakukan investasi di saham berfundamental baik, likuiditas tinggi, kapitalisasi besar, serta diharapkan sebagai produk investasi berbasis saham. Tujuan Indeks MNC36 adalah memberikan hasil investasi yang setara dengan kinerja Indeks MNC36 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Komponen Indeks MNC36 dilakukan setiap enam bulan, yakni pada April dan Oktober tiap tahunnya. Dengan demikian, konstituen Indeks MNC36 diperbarui setiap awal Mei dan November.

Data/ Variabel yang Digunakan

Jenis data dalam penulisan ini berupa data sekunder yaitu data historis yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

didapat dari media elektronik yaitu internet (www.yahoofinance.com, www.idx.co.id), serta berupa data kuantitatif yaitu suatu karakteristik dari suatu variabel yang dinyatakan dalam bentuk numerik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis harga penutupan saham (closing price) harian yaitu selama 1 Mei 2015 – 29 April 2016.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah return expected portfolio yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dari portofolio, dan risk return portfolio yaitu risiko portofolio yang diterima oleh investor dari investasi.

Metode Pengumpulan Data

Data Sekunder

Data yang diperoleh berupa data sekunder berupa harga penutupan (closing price) harian selama 1 Mei 2015 – 29 April 2016 setiap saham perusahaan di Indeks MNC36 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Studi Pustaka

Mengumpulkan data sekunder dari referensi buku perpustakaan, jurnal dan situs internet yang diperlukan untuk mendapatkan teori yang dibutuhkan, serta bahan – bahan yang pernah diterima pada saat perkuliahan yang relevan bagi pembahasan.

Alat Analisis yang Digunakan

Return Realisasian

Return realisasian merupakan return yang telah terjadi yang dapat dihitung menggunakan data historis dengan menggunakan rumus, yaitu:

Page 52: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 48

��.� =�� − �� ��

�� ��

Keterangan:

��.� = Keuntungan (return) realisasian pada periode peristiwa ke – t

�� = Harga saham � pada periode peristiwa ke t

�� �� = Harga saham tahun sebelumnya

Sumber: Jogiyanto, 2014: 19

Return Ekspektasian

Expected return merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di

masa mendatang yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Rumus expected return yaitu:

� (��) = ∑ ���

����

Keterangan:

� (��) = Return ekspektasian

��� = Return aktiva ke– i pada periode ke– t

� = Banyaknya data yang dimiliki

Sumber: Jogiyanto, 2010: 25

Standar Deviasi

Untuk menghitung besarnya total risiko (risk) yang dikaitkan dengan expected return dari suatu investasi dapat dihitung dengan

varians yaitu kuadrat dari deviasi standar yang merupakan pengukur risiko dengan mengukur absolut penyimpangan nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Dengan rumus risiko sebagai berikut

:

��� = ∑ [��� − �(��)]²�

���

Kemudian dilanjutkan dengan menghitung varians dan standar deviasi dari tiap perusahaan dengan rumus:

�� = ����

Keterangan:

��� = Varians dari investasi pada saham – �

�� = Standar deviasi dari saham–�

Page 53: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 49

� (��) = Nilai return ekspektasian

��� = Nilai return saham ke – i pada periode ke – t

� = Banyaknya data yang dimiliki

Sumber: Jogiyanto, 2014: 30

Koefisien Variasi

Koefisien variasi (coefficient of variation) dapat digunakan untuk mempertimbangkan

antara return ekspektasian dan risiko (standar deviasi). Rumus koefisien variasi adalah:

��� = ��

�(��)

Keterangan:

CVi = Coefficient of Variation

E(Ri) = Return ekspektasian Saham – i

σi = Standar deviasi Saham – i

Sumber: Jogiyanto, 2010: 55

Kovarian antar Saham

Kovarian adalah pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua buah

variabel. Kovarian yang dihitung dengan menggunakan data historis dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

��� = ∑ ����� − �(��)�. ���� − ��������

���

Keterangan:

��� = Kovarian return antara saham i dan saham j

��� = Return saham i periode ke – t

��� = Return saham j periode ke – t

�(��) = Return ekspektasian saham i

����� = Return ekspektasian saham j

� = Jumlah dari data historis

Sumber: Jogiyanto, 2014: 35

Untuk memudahkan perhitungan kovarian, penulis melakukan perhitungan dengan

menggunakan aplikasi Analysis Toolpak dalam program Microsoft Excel.

Page 54: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 50

Korelasi antar Saham

Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel

relatif terhadap masing – masing deviasinya. Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi yaitu sebagai berikut:

��� = ��� = ��� (��, ��)

��, ��

Keterangan:

��� = Korelasi

��� (��, ��) = Kovarian dari variabel A dan B

��, �� = Standar deviasi dari variabel A dan B

Sumber: Jogiyanto, 2014: 45

Untuk mempermudah perhitungan korelasi antar saham, penulis membentuk matriks korelasi dengan menggunakan aplikasi Analysis Toolpak dalam program Microsoft Excel.

Nilai dari koefisien korelasi berkisar dari +1 sampai dengan -1. Nilai koefisien korelasi +1 menunjukkan korelasi (hubungan) positif sempurna, nilai koefisien korelasi 0 (nol) menunjukkan tidak ada korelasi (hubungan),

dan nilai koefisien korelasi -1 menunjukkan korelasi (hubungan) negatif sempurna.

Return Ekspektasian Portofolio (Expected Return Portfolio)

Return ekspektasian portofolio adalah rata – rata tertimbang dari return ekspektasian setiap saham tunggal di dalam portofolio. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

����� = � �� . �(��)

���

Keterangan:

����� = Return ekspektasian portofolio

�� = Proporsi dana yang diinvestasikan pada saham �

�(��) = Return ekspektasian saham ke– i

Sumber: Jogiyanto, 2014: 95

Risiko Portofolio Varians dan standar deviasi dari portofolio, dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

��² = ��²��² + ��²��² + 2(�����������)

Page 55: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 51

Kemudian dilanjutkan dengan menghitung varians dan standar deviasi dari portofolio

dengan rumus:

�� = ����

Keterangan:

��² = Risiko portofolio

��� = Kovarian saham � dengan �

�� = Risiko saham �

� = Koefisien korelasi

�� = Proporsi dana pada saham �

Sumber: Jogiyanto, 2014: 95

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Objek Penelitian

Astra Agro Lestari, Tbk. (AALI)

PT. Astra Agro Lestari, Tbk merupakan perusahaan perkebunan didirikan melalui PT. Pandu Dian Pertiwi, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Soeryadjaya, T.P. Rachmat, Benny Subianto, Kiki Sutantyo, dan Rahadi Santoso.

Ace Hardware, Tbk. (ACES)

PT. ACE Hardware Indonesia, Tbk adalah pengecer perbaikan rumah. Dijualnya antara lain, rumah dan peralatan dapur, furnitur, perlengkapan hotel, bermacam – macam listrik, hidup di luar ruangan, sanitasi, pipa, dan otomotif. Didirikan pada tahun 1995 sebagai anak perusahaan dari PT. Kawan Lama Sejahtera, PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk adalah induk pemegang lisensi waralaba di Indonesia dari Ace Hardware Corporation USA.

AKR Corporindo, Tbk. (AKRA)

PT. AKR Corporindo, Tbk adalah salah satu perusahaan distribusi bahan kimia curah terbesar di Indonesia. Ini adalah salah satu produsen terbesar di Asia – Pasifik sorbitol melalui anak perusahaannya terdaftar PT. Sorini Corporation, Tbk dengan pabrik yang berlokasi di Jawa Timur dan Cina Selatan. Bank Central Asia, Tbk. (BBCA)

PT. Bank Central Asia, Tbk secara luas dikenal sebagai BCA adalah lembaga keuangan. Ini didirikan sebagai Bank Central Asia NV. BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan publik.

Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. (BBNI)

PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan salah satu lembaga keuangan tertua dan terbesar di Indonesia. Produk dan jasa meliputi individu, bisnis, syariah, micro banking, dan fitur online.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. (BBRI)

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah lembaga keuangan. Didirikan di

Page 56: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 52

Purwokerto, Jawa Tengah, dengan nama “Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren” (Bantuan dan Tabungan Bank Milik Kelas Atas Indonesia) pada tanggal 16 Desember 1895.

Bank Mandiri (Persero), Tbk. (BMRI)

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk merupakan salah satu bank terbesar Indonesia dalam hal aset, pinjaman dan deposito. Bank didirikan berdasarkan penggabungan dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor, dan Bank Pembangunan Indonesia.

Bumi Serpong Damai, Tbk. (BSDE)

PT. Bumi Serpong Damai, Tbk adalah properti yang berbasis di Indonesia. Perusahaan ini terkenal untuk proyek properti di wilayah Serpong.

Ciputra Development, Tbk. (CTRA)

PT. Ciputra Development, Tbk anggota dari Ciputra Group adalah sebuah perusahaan real estate dan properti. Didirikan dengan nama PT. Citra Habitat Indonesia salah satu perusahaan yang didirikan oleh Ciputra, yang telah terlibat dalam bisnis properti sejak tahun 1961.

Gudang Garam, Tbk. (GGRM)

PT. Gudang Garam, Tbk adalah perusahaan rokok. Hal ini telah muncul sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. (ICBP)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk adalah produsen produk makanan dikemas dengan beragam produk memberikan solusi makanan sehari – hari bagi konsumen dari segala usia. ICBP didirikan sebagai entitas yang terpisah pada bulan September 2009 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober, 2010.

Indofood Sukses Makmur, Tbk. (INDF)

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk adalah perusahaan makanan terbesar di Indonesia dengan memimpin pangsa pasar dalam negeri untuk sebagian besar produk – produknya, termasuk mie instan, tepung terigu, bermerek minyak dan lemak nabati, makanan bayi dan makanan ringan.

Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. (INTP)

PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk adalah perusahaan semen. Didirikan melalui penggabungan enam perusahaan yang memiliki delapan pertama pabrik semen sejak tahun 1975, dan telah terintegrasi operasi semen dengan total kapasitas produksi tahunan sekitar 18,6 juta ton semen.

Kalbe Farma, Tbk. (KLBF)

Kalbe Farma, Tbk merupakan perusahaan farmasi dengan kegiatan utama dalam produksi dan distribusi produk untuk perawatan manusia dan hewan.

MNC Land, Tbk. (KPIG)

PT. Global Land Development, Tbk bergerak di bidang properti dan manajemen real estate. Ini telah mengembangkan pusat – pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi/ hiburan seperti Grand Mall Bekasi (mulai komersial pada tahun 1995).

Lippo Karawaci, Tbk. (LPKR)

Lippo Karawaci, Tbk adalah pengembang perkotaan perumahan dan komersial. Perusahaan ini terdiri dari tiga segmen usaha, yaitu Perumahan dan Pembangunan Land, yang Healthcare dan Rumah Sakit, dan Hospitality and Infrastructure.

Page 57: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 53

Media Nusantara Citra, Tbk. (MNCN)

PT. Media Nusantara Citra, Tbk adalah sebuah perusahaan media terintegrasi. Perusahaan memiliki tiga stasiun televisi yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), dan Global TV.

PP (Persero), Tbk. (PTPP)

PT. Pembangunan Perumahan (Persero), Tbk adalah konstruksi, properti, dan perusahaan investasi yang berbasis di Indonesia. segmen usaha terdiri real estate, konstruksi, dan properti.

Pakuwon Jati, Tbk. (PWON)

PT. Pakuwon Jati, Tbk merupakan perusahaan manajemen properti. Ini adalah pelopor konsep superblok di Indonesia, skala besar pengembangan mixed – use terintegrasi mal ritel belanja, kantor, kondominium, dan hotel.

Semen Indonesia (Persero), Tbk. (SMGR)

PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk (dahulu PT. Semen Gresik (Persero), Tbk) adalah perusahaan holding untuk beberapa produsen semen utama di Indonesia dengan kapasitas gabungan dari 27 juta ton per tahun dan menguasai sekitar 45% pasar domestik.

Sawit Sumbermas Sarana, Tbk. (SSMS)

Sejarah perusahaan ini berasal dari sebuah perkebunan pribadi dengan minat yang tinggi terhadap budidaya kelapa sawit. Ketersediaan lahan yang amat potensial di bumi Kalimantan serta iklim yang mendukung, telah memberikan konstribusi maksimal bagi perkembangan usaha dan kemajuan perekonomian masyarakat.

Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (TBIG)

PT. Tower Bersama Infrastructure, Tbk merupakan operator penyewaan menara berbasis Indonesia. Bisnis utama PT. Tower Bersama Infrastructure, Tbk dan anak perusahaan penyewaan ruang untuk antena dan peralatan lainnya untuk transmisi sinyal nirkabel di situs dibawah perjanjian sewa jangka panjang dengan operator telekomunikasi.

Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk. (TLKM)

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) adalah informasi yang lengkap dan layanan komunikasi dan jaringan penyedia terbesar di Indonesia.

Unilever Indonesia, Tbk. (UNVR)

PT. Unilever Indonesia, Tbk adalah produsen barang konsumen terbesar di Indonesia. Kegiatan utama kelompok memproduksi sabun, deterjen, margarin, minyak dan makanan berbasis susu, minuman teh berbasis, es krim dan produk kosmetik.

Wijaya Karya (Persero), Tbk. (WIKA)

PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk umumnya dikenal sebagai WIKA, adalah sebuah perusahaan konstruksi. Perusahaan ini juga terlibat dalam industri manufaktur, industri real estate, pembangunan pembangkit listrik, fabrikasi baja, konstruksi bangunan, pekerjaan mekanikal dan elektrikal, karya air, pembangunan infrastruktur transportasi, pekerjaan alat berat, dll.

Perhitungan Return Ekspektasian, Standar Deviasi, dan Koefisien Variasi Tiap Saham

Hasil perhitungan return ekspektasian, standar deviasi, dan koefisien variasi tiap

Page 58: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 54

saham pada Indeks MNC36 periode Mei 2015 – April 2016 dilakukan dengan

menggunakan program Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Return Ekspektasian, Standar Deviasi, dan Koefisien Variasi dari Indeks MNC 36

Kode Saham

Return Ekspektasian

E(Ri)

Standar Deviasi

σi

Koefisien Variasi

CVi

AALI -0.0005 0.0031 -68.2124

ACES 0.0019 0.0294 15.7794

AKRA 0.0012 0.0232 20.0309

BBCA 0.0000 0.0157 -3382.9160

BBNI -0.0011 0.0227 -20.8621

BBRI -0.0002 0.0242 -143.1720

BMRI -0.0002 0.0212 -102.7444

BSDE 0.0003 0.0259 85.6119

CTRA 0.0001 0.0316 319.3531

GGRM 0.0016 0.0229 14.6625

ICBP 0.0008 0.0198 25.5546

INDF 0.0006 0.0263 46.8722

INTP 0.0001 0.0272 231.2989

KLBF -0.0008 0.0243 -31.5563

KPIG 0.0000 0.0181 3290.1596

LPKR -0.0004 0.0227 -63.0131

MNCN 0.0006 0.0001 40.3682

PTPP -0.0001 0.0194 -228.7495

PWON 0.0011 0.0276 25.0823

SMGR -0.0006 0.0263 -44.9510

SSMS 0.0002 0.0246 120.8975

Page 59: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 55

TBIG -0.0011 0.0238 -20.7635

TLKM 0.0014 0.0164 12.0996

UNVR 0.0002 0.0206 99.2878

WIKA -0.0002 0.0231 -108.2489

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel diatas, tabel yang diberi warna biru menjelaskan bahwa saham tersebut merupakan saham yang efisien karena tidak ada nilai negatif pada return

ekspektasian (E(Ri)) dan koefisien variasi (CVi).

Perhitungan Kovarian antar Saham

Hasil perhitungan kovarian dilakukan dengan menggunakan aplikasi Analysis Toolpak dalam program Microsoft Excel

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Berdasarkan tabel diatas, pada kovarian ACES – AKRA yaitu sebesar 0.0001, nilai kovarian yang positif menunjukkan nilai dari dua variabel bergerak ke arah yang sama, yaitu jika satu meningkat maka lainnya juga meningkat atau sebaliknya. Sedangkan pada kovarian ACES – TLKM yaitu sebesar 0.000, nilai kovarian nol menunjukkan nilai dari dua variabel independen, yaitu pergerakan satu variabel tidak ada hubungannya dengan pergerakan variabel yang lainnya.

Perhitungan Korelasi antar Saham

Hasil perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi Analysis Toolpak dalam program Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Berdasarkan tabel diatas, pada korelasi BSDE – CTRA yaitu sebesar 0.6062 menunjukkan hubungan antar dua saham memiliki hubungan yang kuat searah, artinya jika tingkat keuntungan satu saham meningkat maka tingkat keuntungan lainnya juga meningkat. Pada korelasi SSMS –

ACES AKRA BSDE CTRA GGRM ICBP INDF INTP MNCN PWON SSMS

ACES 0.0009 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001 AKRA 0.0001 0.0005 0.0001 0.0002 0.0000 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0001 BSDE 0.0001 0.0001 0.0007 0.0005 0.0003 0.0002 0.0003 0.0003 0.0004 0.0004 0.0001 CTRA 0.0002 0.0002 0.0005 0.0010 0.0003 0.0001 0.0003 0.0003 0.0004 0.0005 0.0002 GGRM 0.0001 0.0000 0.0003 0.0003 0.0005 0.0001 0.0003 0.0003 0.0002 0.0002 0.0001 ICBP 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001 0.0001 0.0004 0.0002 0.0001 0.0002 0.0002 0.0001 INDF 0.0002 0.0001 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002 0.0007 0.0004 0.0003 0.0002 0.0002 INTP 0.0001 0.0001 0.0003 0.0003 0.0003 0.0001 0.0004 0.0007 0.0003 0.0003 0.0001

MNCN 0.0001 0.0002 0.0004 0.0004 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0013 0.0003 0.0001 PWON 0.0002 0.0002 0.0004 0.0005 0.0002 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0.0008 0.0002 SSMS 0.0001 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0006 TLKM 0.0000 0.0001 0.0002 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0000 UNVR 0.0000 0.0001 0.0002 0.0002 0.0001 0.0001 0.0002 0.0002 0.0003 0.0001 0.0001

Page 60: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 56

TLKM yaitu sebesar 0.0985 menunjukkan hubungan antar dua saham memiliki hubungan yang lemah searah, artinya jika

tingkat keuntungan satu menurun maka tingkat keuntungan lainnya juga menurun.

Menentukan Proporsi Dana

Proporsi dana/ bobot pada portofolio awal menggunakan asumsi bahwa keseluruhan dana dibagi secara proposional yaitu dibuat sama untuk masing – masing saham, sehingga setiap saham mendapat alokasi dana sebesar 7.69%.

Pembentukan Portofolio Optimal

Portofolio optimal dibentuk dengan menggunakan aplikasi Solver yang terdapat dalam Microsoft Excel. Perhitungan menggunakan program ini memperlihatkan proporsi dana akhir yang layak dialokasikan pada masing – masing saham.

ACES AKRA BSDE CTRA GGRM ICBP INDF INTP MNCN PWON SSMS

ACES 1

AKRA 0.2126 1

BSDE 0.1944 0.1773 1

CTRA 0.1961 0.2098 0.6062 1

GGRM 0.1614 0.0940 0.4256 0.3678 1

ICBP 0.1762 0.2002 0.4267 0.2285 0.3046 1

INDF 0.2313 0.2056 0.4737 0.3554 0.4185 0.3168 1

INTP 0.1691 0.1609 0.4434 0.3539 0.4081 0.2690 0.5376 1

MNCN 0.0500 0.2606 0.4133 0.3430 0.2503 0.3220 0.3399 0.2927 1

PWON 0.2710 0.2707 0.5800 0.5686 0.2553 0.2817 0.3399 0.3419 0.3340 1

SSMS 0.1018 0.1505 0.1844 0.2205 0.2483 0.1240 0.2677 0.2217 0.1488 0.2272 1 TLKM 0.0625 0.1776 0.4747 0.3139 0.1910 0.3255 0.3855 0.3697 0.3195 0.4027 0.0985 UNVR 0.0417 0.1599 0.4643 0.2838 0.3130 0.3504 0.3871 0.3527 0.4170 0.2358 0.1330

Kode Saham

Proporsi Dana Awal

Proporsi Dana Akhir

ACES 7.69% 10.29%

AKRA 7.69% 0.00%

BSDE 7.69% 0.00%

CTRA 7.69% 0.00%

GGRM 7.69% 37.45%

ICBP 7.69% 0.00%

INDF 7.69% 0.00%

INTP 7.69% 0.00%

MNCN 7.69% 2.63%

PWON 7.69% 7.98%

SSMS 7.69% 0.00%

TLKM 7.69% 41.64%

UNVR 7.69% 0.00%

Total 100.00% 100.00%

Page 61: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 57

Berdasarkan nilai tersebut, maka diperoleh lima saham yang menjadi anggota portofolio optimal saham indeks MNC36 yang terdiri dari saham ACES (Ace Hardware, Tbk), GGRM (Gudang Garam, Tbk), MNCN (Media Nusantara Citra, Tbk), PWON

(Pakuwon Jati, Tbk), dan TLKM (Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk).

Perhitungan Return Ekspektasian Portofolio dan Risiko Portofolio pada Portofolio Optimal

Tabel 6. Return Ekspektasi Portofolio Optimal

Kode Saham

Proporsi (Xi)

E(Ri) Hasil

ACES 0.1029 0.001

9 0.000

2

GGRM 0.3745 0.001

6 0.000

6

MNCN 0.0263 0.000

9 0.000

0

PWON 0.0798 0.001

1 0.000

1

TLKM 0.4164 0.001

4 0.000

6

TOTAL 0.001

5

Sumber: Data diolah

Return ekspektasian portofolio menunjukkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari portofolio yang terbentuk yaitu sebesar 0.15%. Setelah diketahui nilai return ekspektasian portofolio, langkah

selanjutnya adalah menghitung risiko portofolio. Risiko portofolio dapat lebih kecil dari risiko setiap saham. Risiko portofolio dapat dihitung dengan rumus kemudian dimasukkan dalam program Microsoft Excel untuk kemudian diolah.

Perhitungan:

��� = 0.000135399060619987

Kemudian, �� = √0.000135399060619987 = 0.0116

Standar deviasi portofolio menunjukkan risiko portofolio yang akan dihadapi yaitu sebesar 1.16%.

Perhitungan return ekspektasian portofolio dan risiko portofolio diatas menunjukkan bahwa portofolio yang terbentuk merupakan

portofolio yang memberikan return tertentu pada tingkat risiko yang paling rendah. Return ekspektasian portofolio yang diberikan sebesar 0.15% adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dalam rata – rata return masing – masing saham yang membentuk portofolio. Untuk risiko

Page 62: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 58

portofolio yang akan dihadapi oleh investor yaitu sebesar 1.16%.

3.KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil rangkuman yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, maka penulis memberi kesimpulan bahwa dari 25 saham yang secara konsisten (tetap) masuk dalam indeks MNC36 selama periode Mei 2015 – April 2016, dengan menggunakan aplikasi Analysis Toolpak dan Solver dalam Microsoft Excel, didapat 5 saham yang menjadi portofolio optimal yaitu ACES, GGRM, MNCN, PWON, dan TLKM. Tingkat return ekspektasian portofolio (expected return portfolio) pada indeks MNC36 periode Mei 2015 – April 2016 yaitu sebesar 0.15% dan risiko portofolio (risk portfolio) yaitu sebesar 1.16%.

SARAN

Penulis memberikan saran yang dapat dipertimbangkan oleh para risk averse, sebaiknya para investor diharapkan untuk melakukan penerapan perhitungan dengan model Markowitz apabila melakukan keputusan investasi, dan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal yang mampu memengaruhi pergerakan harga saham tersebut. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang waktu pengamatan penelitian dan menggunakan lebih banyak sampel saham bila berminat untuk melakukan pengkajian ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Bekher, Hussain Ali., and Ali Matar. 2012. ”Risk – Adjusted Performance: A Two – Model Approach Application in Amman Stock Exchange, International Journal of Business and Social Science”. Vol. 3: 7.

Chandra, Liliana., dan Yudith Dyah Hapsari. 2013. “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Model Markowitz untuk Saham LQ45 Periode 2008 – 2012”. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Vol. 1: 41 – 65.

Devi, Shinta Prana. 2012. “Analisis Return dan Risiko Portofolio Optimal pada Perusahaan PT. Astra Argo Lestari, Tbk dan PT. Bank Central Asia, Tbk”. Palembang: STIE MDP.

Ekawati, Tria. 2007. Analisis Portofolio Sekuritas Sektor Industri Pertambangan dengan Menggunakan Model Markowitz di Bursa Efek Jakarta. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Fathurahman, Heri., dan Rachma Fitriati. 2013. “Comparative Analysis of Return on Sukuk and Conventional Bonds”. Depok: Universitas Indonesia, Vol. 3: 159 – 163.

Gurrib, Ikhlaas., and Saad Alshahrani. 2012. “Diversification in Portfolio Risk Management: The Case of The UAE Financial Market, International Journal of Trade, Economics and Finance”. Vol. 3: 6.

Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta: Salemba Empat.

________________. 2015. Teori Portofolio dan Anilisis Investasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Page 63: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

UG JURNAL VOL.10 NO.11 59

Husnan, Suad. 1994. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:AMP YKPN.

Indrayanti, Ni Wayan Yuli., dan Ni Putu Ayu Darmayanti. 2013. “Penentuan Portofolio Optimal dengan Model Markowitz pada Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Bali: Universitas Udayana.

Natalia, Euginia., Darminto., dan M.G. Wi Endang NP. 2014. “Penentuan Portofolio Saham yang Optimal dengan Model Markowitz Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012)”. Malang: Universitas Brawijaya, Vol. 9: 1.

Ramadhan, Rahardian Dwi., Siti Ragil Handayani., dan Maria Goretti Wi Endang. 2014. “Analisis Pemilihan Portofolio Optimal dengan Model dan Pengembangan dari Portofolio Markowitz (Studi pada Indeks Bisnis – 27 di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2013)”. Malang: Universitas Brawijaya, Vol. 14: 1.

Sofyarosa. 2014. “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal dengan Model Markowitz pada Saham Jakarta Islamic Index Periode Tahun 2011 – 2013”. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Page 64: Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Lies …fani_yr.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4112/... · Vol. 10 No. 11 Tahun 2016 Terbit Setiap Tanggal 15 ISSN

74