pengaruh kualitas pelayanan, citra merek...
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK DAN
RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
(Studi Kasus pada Pengguna Kereta Api di Statiun Gambir)
Oleh :
Inayatun Nisa
1111081000098
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Inayatun Nisa
2. Tempat tanggal lahir : Brebes, 06 Februari 1993
3. Alamat : Jl. Ibnu Khaldun III No.8 RT. 003 RW. 008
Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
4. Telepon : 085742403076
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN 01 BREBES Tahun 2000-2006
2. SMPN 01 BREBES Tahun 2006-2009
3. SMAN 02 BREBES Tahun 2009-2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. OSIS SMPN 1 BREBES 2006-2009
2. OSIS SMAN 2 BREBES 2009-2011
3. PRAMUKA SMAN 2 BREBES 2009-2011
vi
ABSTRACT
The aim of this research is to analyze the effect of service quality, brand image,
relationship marketing, on customers’ satisfaction and its impact on customers’
loyalty on passenger in Gambir station. The data which is used in this research is
premier and secondary data from 60 respondents. The sample was selected by using
probability sampling technique with simple random sampling, and analyzed by path
analysis.
The result of this research show that the structure I, partially there is a
significant effect of service quality and relationship marketing on customers’
satisfaction, mean while there isn’t a significant effect on customers’ satisfaction.
Simultaneously, there isn’t any effect of service quality, brand image and
relationship marketing on customers’ satisfaction was proved. However in the
structure II there isn’t a significant effect of service quality and relationship
marketing on customers’ loyalty. Determinant coefficient analysis (R2) in structure I,
seen from Rsquare
is 55.0%. It means that simultaneously the effect of service quality,
brand image, and relationship marketing on customers’ satisfaction is 44.6% and
45.0% (100% - 55%) is affected by other variables. Determinant coefficient analysis
(R2) in the structure II, seen from R
square is 44.6%. It means that simultaneously there
is an effect of service quality, relationship marketing and customers’ satisfaction on
customers’ loyalty is 44.6% and 55.4% (100% - 46%) is affected by other variables.
Keywords: Service Quality, Brand Image, Relationship Marketing, Customers’
Satisfaction, Customers’ Loyalty
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, citra
merek, relationship marketing, terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya
terhadap loyalitas konsumen pada pengguna kereta api di statiun Gambir. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang
dikumpulkan dari 60 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah teknik probability sampling dengan metode simple random sampling,
kemudian data di proses menggunakan analisis path.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam struktur I secara parsial
kualitas pelayanan dan relationship marketing berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen, sedangkan citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan konsumen. Secara simultan terbukti bahwa pengaruh kualitas pelayanan,
citra merek dan relationship marketing tidak berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen. Namun di struktur II variabel kualitas pelayanan dan relationship
marketing tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Analisis
koefisien determinan (R2) pada struktur I dilihat dari Rsquare sebesar 55,0%. Angka
tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh kualitas pelayanan, citra merek,
relationship marketing terhadap kepuasan konsumen secara simultan adalah 44,6%
sedangkan sisanya sebesar 45,0% (100% - 55,0%) dipengaruhi oleh variabel lain.
Analisis koefisien determinan (R2) pada struktur II dilihat dari Rsquare sebesar 44,6%.
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen secara simultan
adalah 44,6% sedangkan sisanya sebesar 55,4% (100% - 44,6%) dipengaruhi oleh
variabel lain.
Kata kunci : Kualitas Pelayanan, Citra Merek, Relationship Marketing, Kepuasan
Konsumen, Loyalitas Konsumen
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Wa shallallahu wa sallam ‘ala Nabiyyina
Muhammadin, Wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, Amma ba’du.
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan karunia-
Nya atas berkah, anugerah yang tiada akhir sehingga peneliti diberi kemampuan
untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas pelayanan,
Citra Merek dan Relationship Marketing terhadap Kepuasan Konsumen serta
Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada Pengguna
PT.KAI di Statiun Gambir)” dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas segala bantuan,
bimbingan dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan kepada:
1. Kedua orangtua penulis, Ibu Rodiyah dan Bapak Ramono atas doa, dukungan
material dan non-material selama penulis menempuh pendidikan di perguruan
tinggi.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM, selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta bimbingan dalam
proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa melindunginya.
3. Bapak Ade Suherlan MM, MBA, selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta bimbingan dalam
proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi.
4. Ibu Muniaty Aisyah, Dr., Ir., MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Ketua Jurusan Manajemen yang senantiasa meluangkan waktunya untuk
berdiskusi tentang penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh responden penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk
menjawab kuesioner yang penulis berikan.
ix
6. Kakakku Eva Yuni R dan Miftakhul Hasan yang membantu dalam
pembuatan abstract.
7. Pamanku Imam Thobroni yang selalu memberikan dorongan dan bantuan
dalam penyusunan skripsi.
8. Adikku Dian Asri Maulidiah dan Ardelia Amanda yang senantiasa
memberikan motivasi, kesenangan, dan doa kepada penulis.
9. Teman- temanku Natasya Nanda L, Khurniasih, Siti Cholilah, Ahmad Mulki,
Monika Citra T.S, Choirunnisa, Syifa Aphrodita dan Harvito yang selalu
memberikan bantuan.
10. Seluruh teman-teman Manajemen angkatan 2011.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, saran dan kritik membangun sangat diharapkan bagi penulis. Akhir kata,
besar harapan bagi penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Mei 2015
Inayatun Nisa
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHANSIF ............................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9
1. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
a. Bagi Penulis ............................................................................... 10
b. Bagi Perusahaan ......................................................................... 11
c. Bagi Pembaca ............................................................................. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12
A. Landasan Teori ......................................................................................... 12
1. Pemasaran ............................................................................................ 12
a. Manajemen Pemasaran ................................................................... 12
b. Pemasaran Jasa ................................................................................ 13
2. Kualitas Pelayanan ............................................................................... 19
a. Pengertian Kualitas Pelayanan ........................................................ 19
xi
b. Dimensi Kualitas Pelayanan ........................................................... 20
c. Model Konseptual Kualitas Pelayanan ............................................ 23
3. Citra Merek .......................................................................................... 24
a. Pengertian Citra Merek.................................................................... 24
b. Pengukuran Citra Merek Berdasarkan Aspek Sebuah Merek ........ 26
4. Relationship Marketing ......................................................................... 28
a. Pengertian Relationship Marketing ................................................. 28
b. Dimensi Relationship Marketing ..................................................... 30
5. Kepuasan Konsumen ........................................................................... 32
a. Pengertian Kepuasan Konsumen................................................... 32
b. Elemen Program Kepuasan Konsumen ......................................... 34
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ........... 37
d. Mengukur Kepuasan Konsumen ................................................... 38
6. Loyalitas Konsumen ............................................................................ 38
a. Pengertian Loyalitas Konsumen ................................................... 38
b. Atribut-Atribut yang Membentuk Perubahan Perilaku ................. 39
c. Membangun Loyalitas Konsumen ................................................ 40
d. Manfaat Loyalitas Konsumen ....................................................... 42
e. Karakteristik Konsumen yang Loyal ............................................ 42
B. Hubungan Antar Variabel ........................................................................ 43
1. Hubungan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen ................. 43
2. Hubungan citra merek terhadap kepuasan konsumen ......................... 44
3. Hubungan relationship marketing terhadap kepuasan konsumen........ 44
4. Hubungan kualitas layanan terhadap loyalitas konsumen.................... 44
5. Hubungan relationship marketing terhadap loyalitas konsumen ........ 45
6. Hubungan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen ............. 45
C. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 46
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 48
E. Uji Hipotesis ............................................................................................ 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 51
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 51
xii
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 51
1. Populasi ............................................................................................. 51
2. Sampel .............................................................................................. 52
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 53
1. Data Primer ....................................................................................... 53
2. Data Sekunder ................................................................................... 55
D. Metode Analisis Data................................................................................ 56
1. Analisis Kualitatif ............................................................................. 56
2. Analisis Kuantitatif ........................................................................... 57
3. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 57
a. Uji Validitas ............................................................................... 57
b. Uji Reliabilitas ........................................................................... 58
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ........................................................... 59
5. Korelasi ............................................................................................. 60
6. Model Trimming ................................................................................ 61
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 65
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 65
1. Sejarah Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ......................... 65
2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ..................................................... 67
a. Visi .............................................................................................. 67
b. Misi ............................................................................................ 67
c. Tujuan Perusahaan ..................................................................... 67
B. Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 68
1. Uji Validitas ....................................................................................... 68
2. Uji Reliabilitas .................................................................................. 70
C. Penemuan dan Pembahasan ..................................................................... 71
1. Karakteristik dan Data Responden ................................................... 71
2. Analisis Kuesioner ............................................................................ 72
D. Hasil Analisis ........................................................................................... 97
1. Analisis Struktural I .......................................................................... 97
xiii
2. Analisis Struktural II ......................................................................... 105
3. Analisis Korelasi ............................................................................... 114
4. Uji Trimming ...................................................................................... 121
5. Perhitungan Pengaruh ....................................................................... 126
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................ 129
A. Kesimpulan .............................................................................................. 129
B. Saran ................................................................................................ 130
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 133
LAMPIRAN ................................................................................................ 138
xiv
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Realisasi volume dan Pendapatan KA Utama Kelas Eksekutif ............. 4
1.2 Realisasi volume dan Pendapatan KA Utama Kelas Bisnis ................... 5
2.1 Alternatif Definisi Kepuasan Pelanggan ................................................ 33
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 46
3.1 Skala Likert ........................................................................................... 55
3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................................... 61
3.3 Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 62
4.1 Uji Validitas ........................................................................................... 69
4.2 Reliability Statistics ................................................................................ 70
4.3 Data Statistik Responden ....................................................................... 71
4.4 Kereta api datang tepat waktu sesuai dengan jadwal .............................. 72
4.5 PT KAI mampu memberikan layanan dengan baik ................................ 72
4.6 Karyawan PT KAI memahami apa yang diharapkan konsumen ............ 73
4.7 Karyawan PT KAI memberikan pelayanan yang cepat kepada konsumen 74
4.8 Karyawan PT KAI selalu bersedia untuk membantu konsumen saat
dibutuhkanan .......................................................................................... 74
4.9 Karyawan PT KAI selalu sopan dan ramah dalam melayani konsumen 75
4.10 Karyawan PT KAI selalu sungguh-sungguh dalam melayani konsumen 76
4.11 Karyawan PT KAI memberikan perhatian yang tinggi kepada setiap
konsumen................................................................................................. 76
4.12 Gerbong kereta PT.KAI memiliki kualitas yang baik ............................. 77
4.13 Karyawan PT.KAI berpenampilan rapi dan profesional ......................... 78
4.14 PT.KAI memiliki kelebihan dalan hal pelayanan ................................... 78
4.15 PT.KAI sudah saya kenal sejak lama ..................................................... 79
4.16 Merek PT.KAI mudah diucapkan oleh konsumen ................................. 80
4.17 Merek PT.KAI mudah diingat oleh konsumen ....................................... 80
4.18 Logo PT.KAI mudah diingat oleh konsumen ......................................... 81
xv
4.19 Warna logo PT.KAI (2 garis warna orange dan 1 garis berwarna lengkung
biru) mudah diingat oleh konsumen ........................................................ 82
4.20 Merek PT.KAI memiliki keunggulan dengan kualitasnya ...................... 82
4.21 PT.KAI memiliki cara penjualan tiket yang unik/mudah didapatkan ..... 83
4.22 PT.KAI selalu memelihara hubungan dan komunikasi yang baik dengan
konsumen................................................................................................. 84
4.23 PT.KAI selalu menjaga kepercayaan dan hubungan timbal balik dengan
konsumen................................................................................................. 84
4.24 PT.KAI selalu memberikan kepuasaan hubungan dengan konsumen .... 85
4.25 PT.KAI memberikan akses pemasanan tiket yang mudah didapatkan
(internetreservation) ................................................................................ 86
4.26 PT.KAI menyediakan fasilitas mesin Cetak Tiket Mandiri (CTM)
dengan baik.............................................................................................. 86
4.27 Kualitas KA utama kelas eksekutif/ bisnis yang diberikan oleh PT.KAI
sesuai dengan yang dijanjikan ................................................................. 87
4.28 Pelayanan KA utama kelas eksekutif/bisnis yang diberikan sesuai
dengan harapan konsumen ...................................................................... 88
4.29 Pelayanan yang cepat diberikan oleh PT.KAI saat konsumen
membutuhkan bantuan ............................................................................ 88
4.30 Konsumen merasa bangga menggunakan jasa KA utama kelas
eksekutif/ bisnis ....................................................................................... 89
4.31 Konsumen merasa percaya diri menggunakan jasa KA utama kelas
eksekutif/ bisnis ....................................................................................... 90
4.32 Harga yang dibayarkan sesuai dengan kualitas pelayanan yang didapat 90
4.33 Harga yang dibayarkan sebanding dengan pelayanan yang didapat ....... 91
4.34 Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kualitas pelayanan yang didapat 92
4.35 Konsumen merasa nyaman menggunakan jasa PT.KAI ......................... 92
4.36 PT.KAI memberikan jaminan keselamatan tinggi, sehingga saya senang
menggunakan KA utama kelas eksekutif/ bisnis ..................................... 93
4.37 Saya selalu melakukan pembelian secara berulang di PT.KAI terutama
KA utama kelas eksekutif/ bisnis ............................................................ 94
xvi
4.38 Saya selalu merekomendasikan KA utama kelas eksekutif/ bisnis
kepada orang lain .................................................................................... 94
4.39 Dalam melakukan perjalanan saya selalu mengutamakan KA utama
kelas eksekutif/ bisnis .............................................................................. 95
4.40 Saya merasa sudah setia dan loyal terhadap PT.KAI terutama KA
utama kelas eksekutif/ bisnis ................................................................... 96
4.41 Kelemahan dan kekurangan produk akan saya langsung beritahu ke
PT.KAI tanpa orang lain yang akan tahu ............................................... 96
4.42 Model summary ....................................................................................... 98
4.43 Anova ....................................................................................................... 99
4.44 Coefficients .............................................................................................. 101
4.45 Model summary ....................................................................................... 106
4.46 Anova ....................................................................................................... 107
4.47 Coefficients .............................................................................................. 109
4.48 Correlations ............................................................................................ 114
4.49 Model Summary ....................................................................................... 121
4.50 Anova ....................................................................................................... 121
4.51 Coefficients .............................................................................................. 122
4.52 Model Summary ....................................................................................... 123
4.53 Anova ....................................................................................................... 124
4.54 Coefficients .............................................................................................. 124
4.55 Hasil Perhitungan Trimming di Struktur I dan II .................................... 126
xvii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
1.1 Alasan Penumpang Memilih Kereta Api untuk Melakukan Perjalanan ..... 3
1.2 Realisasi volume Angkutan Penumpang 2009-2013 .................................. 3
2.1 Model Kerangka Pemikirian Penelitian ...................................................... 48
4.1 Diagram jalur untuk model I dan II.............................................................. 120
4.2 Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming Struktur I ................... 123
4.3 Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming Struktur II .................. 125
4.4 Diagram Jalur Total...................................................................................... 125
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Keterangan Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 138
Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden ............................................................... 142
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden .................................................... 143
Lampiran 4 Hasil Data Statistik SPSS .............................................................. 146
Lampiran 5 Output SPSS Analisis Path............................................................. 152
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan bisnis antar perusahaan jasa sangat ketat baik di pasar
domestik maupun di pasar internasional. Perusahaan jasa yang ingin
berkembang harus dapat memberikan jasa yang berkualitas dengan harga
bersaing, pelayanan lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik kepada para
pelanggan daripada pesaingnya. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada
industri jasa, kualitas pelayanan sangat penting dikelola perusahaan dengan
baik, seperti halnya pada PT Kereta Api Indonesia. (Widyanto, 2009)
Berdasarkan laporan tahunan PT Kereta Api Indonesia (Persero)
pertumbuhan volume penumpang jasa kereta api di Indonesia cukup signifikan.
Menurut laporan tahunan 2013 PT Kereta Api Indonesia mencatat bahwa
jumlah volume penumpang kereta api tahun 2013 mencapai 221 juta
penumpang. Raihan tersebut mengalami kenaikan 9,29% bila dibandingkan
tahun 2012 yang mencapai 202 juta penumpang. Dari volume tersebut
angkutan komersial jarak jauh memberikan kontribusi sebesar 11,93% terhadap
volume angkutan kereta api penumpang di tahun 2013. Tingginya animo
masyarakat terhadap penggunaan jasa transportasi kereta api jelas menandakan
bahwa kereta api masih menjadi alat transportasi andalan yang memberikan
kualitas pelayanan yang baik.
Menurut American Society for Quality Control; kualitas (quality)
adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
2
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
Sedangkan menurut Lovelock dan Wraight (2007: 96) kualitas pelayanan jasa
merupakan evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap penyerahan
jasa suatu perusahaan.
Kualitas pelayanan yang optimal dapat dijadikan salah satu strategi
perusahaan untuk meningkatkan serta mempertahankan pelanggan. Kualitas
pelayanan yang optimal diharapkan akan mampu memenuhi harapan pelanggan
sehingga akan menciptakan kepuasan dan loyalitas perusahaan. (Kotler, 2009)
Kualitas pelayanan yang baik membuahkan kenyamanan maksimal
untuk customer. Di dalam menilai kualitas pelayanan menurut konsep
manajemen transportasi dalam meningkatkan jasa pelayanan transportasi terdiri
dari beberapa faktor-faktor keamanan dan keselamatan, perjalanan, ketepatan
waktu, kemudahaan pelayanan, kenyamanan dan kecepatan juga tepat dalam
memberikan informasi. (Ilham, 2011)
Berdasarkan laporan tahunan PT Kereta Api Indonesia (Persero), survei
kepuasan pelanggan yang dilakukan tahun 2013 , 51,44% responden memilih
menggunakan moda kereta api karena alasan kenyamanan dan 22,58% karena
alasan kelancaran perjalanan. Berikut alasan penumpang memilih kereta api
untuk melakukan perjalan.
3
Gambar 1.1
Alasan Penumpang Memilih Kereta Api untuk Melakukan Perjalanan
Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT Kereta Api Indonesia (PERSERO)
Dengan alasan diatas, pada periode 2011-2013 realisasi volume
angkutan penumpang secara umum meningkat.
Gambar 1.2
Realisasi volume Angkutan Penumpang 2009-2013
Sumber: Laporan Tahun 2013 PT Kereta Api Indonesia (PERSERO)
4
Berdasarkan laporan tahunan 2013 PT KAI (Persero), Realisasi
pendapatan Angkutan KA penumpang 2013 sebesar Rp 3,93 triliun atau naik
20,02% dari pendapatan tahun 2012 sebesar Rp 3,27 triliun. Volume
penumpang tercapai 221.729.333 orang atau naik 9,29% dari tahun 2012
sebesar 202.881.026 orang.
Untuk KA utama kelas eksekutif, realisasi volume penumpang
sepanjang 2013 mencapai 6,70 juta. Nilai ini hampir setara dengan pencapaian
tahun 2012 sebesar 6,77 juta penumpang. Realisasi pendapatan sepanjang 2013
sebesar Rp 1,49 triliun atau naik 16,15% bila dibandingkan tahun 2012 sebesar
Rp 1,28 triliun.
Tabel 1.1
Realisasi volume dan Pendapatan KA Utama Kelas Ekskutif
Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT Kereta Api Indonesia (PERSERO)
Peningkatan pendapatan tahun 2013 disebabkan oleh pemberlakuan
tarif batas atas ketika week end, long weekend, liburan sekolah, angkutan
Lebaran 1434 H, angkutan Natal dan Tahun Baru.
Untuk KA utama kelas bisnis, volume penumpang sepanjang 2013
mencapai 4,52 juta penumpang atau turun 10,24% dibanding tahun 2012 yang
mencapai 5,03 juta penumpang. Realisasi pendapatan sepanjang 2013 sebesar
5
Rp 633,73 miliar atau turun 12,37% bila dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp
805,96 miliar.
Tabel 1.2
Realisasi volume dan Pendapatan KA Utama Kelas Bisnis
Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT Kereta Api Indonesia (PERSERO)
Dengan keberhasilan PT Kereta Api Indonesia dalam peningkatan
volume penumpang dan menjalankan transformasi bisnis, serta berbagai
kemajuan dan pencapaian, diharapkan juga akan meningkatkan citra sebuah
merek.
Menurut Aaker (Sondoh, et al, 2007) citra merek merupakan asosiasi
serangkaian asosiasi dan biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Citra
atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan
yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang
mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari
konsumen. PT KAI sebagai salah satu perusahaan jasa pada 14 Novomber
2014 mendapatkan penghargaan kategori “The Best Service of the Year” pada
ajang penganugerahan “Good Business Excellence”. Hal ini menunjukan
berbagai apresiasi yang diterima oleh PT KAI atas keberhasilannya dalam
melakukan transformasi di perusahaan. Selain itu pada 27 Oktober 2014 PT
6
KAI menerima penghargaan “Best Practice Award 2014” untuk kategori
operations management bidang Customer Service and Contact Center.
Penghargaan yang diterima oleh PT KAI ini diharapkan mampu
meningkatkan citra merek di masyarakat. Menurut Kotler (2009:258) merek
adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau kombinasi semuanya, yang
dimaksudkan untuk menyebutkan barang atau jasa seseorang atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Namun
pemberian nama atau merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya
merupakan suatu simbol, melainkan atribut, manfaat, nilai, budaya,
kepribadian, dan pemakai.
Pemasar harus selalu mendesain program pembangunan citra merek
(brand image) dalam aktivitas pemasaran dan melakukan kegiatan yang
mendukung pemasaran guna memperkuat merek. Seiring dengan
perkembangan persaingan perusahaan jasa transportasi dengan berbagai
berbagai keunggulan baik dari kualitas pelayanan, citra merek dan menciptakan
loyalitas konsumen.
Selain kualitas pelayanan dan citra merek, relationship marketing juga
sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
Karena salah satu sarana untuk mewujudkan loyalitas konsumen tersebut
adalah pengelolaan relationship marketing. Relationship marketing merupakan
strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. Relationship
marketing mendukung suatu perusahaan untuk menyediakan pelayanan yang
7
optimal kepada pelanggan secara langsung melalui pengetahuan kebutuhan
pelanggan dan penyediaan variasi penawaran, pelayanan, program, dan media
yang sesuai dengan permintaan mereka. (Kotler, 2003)
Zeithaml, et al, (2006) relationship marketing (or relationship
management) is a philosophy of doing business, a strategic orientation, that
focuses on keeping and improving relationship with current customers and
business customers rather than on acquiring new customers. Relationship
marketing adalah filosofi bisnis, orientasi strategi, yang berfokus untuk
menjaga dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan saat ini daripada
mendapatkan pelanggan baru. Penerapan realitionship marketing oleh PT KAI
saat ini cukup baik dengan diterimanya beberapa penghargaan “The Best
Customer Service” dalam ICCA Award 2014. Hal ini membuktikan bahwa PT
KAI memberikan pelayanan dan hubungan yang baik dengan konsumen untuk
mewujudkan kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
Loyalitas konsumen merupakan asset yang sangat berharga bagi
perusahaan. Agar sebuah perusahaan bias memenangkan persaingan maka
perusahaan itu harus meningkatkan loyalitas konsumen dan harus bias menjalin
sebuah hubungan yang baik dengan konsumennya, selain tetap menjaga
kualitas pelayanan, citra merek dan relationship marketing dengan
konsumennya terus ditingkatkan sehingga dapat menciptkan loyalitas
konsumen. Menurut Kotler (2009) konsumen dikatakan loyal apabila mereka
mempunyai komitmen yang kuat untuk menggunakan atau membeli lagi secara
8
rutin suatu produk dan ada niat untuk memakai produk tersebut di masa yang
akan datang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin melakukan penelitian pada
pengguna kereta api di Statiun Gambir, Jl. Medan Merdeka Timur No.27
Jakarta Pusat. Dimana pengguna kereta api di statiun Gambir adalah kelas
utama eksekutif dan kelas utama bisnis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra
Merek dan Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Konsumen serta
Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Pengguna
Kereta Api di Statiun Gambir”).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang
akan di kaji pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh variabel kualitas pelayanan secara parsial
terhadap variabel kepuasan konsumen?
2. Apakah terdapat pengaruh variabel citra merek secara parsial
terhadap variabel kepuasan konsumen?
3. Apakah terdapat pengaruh variabel relationship marketing secara
parsial terhadap variabel kepuasan konsumen?
4. Apakah terdapat pengaruh variabel kualitas pelayanan, citra merek
dan relationship marketing secara simultan terhadap variabel
kepuasan konsumen?
9
5. Apakah terdapat pengaruh variabel kualitas pelayanan secara parsial
terhadap variabel loyalitas konsumen?
6. Apakah terdapat pengaruh variabel relationship marketing secara
parsial terhadap variabel loyalitas konsumen?
7. Apakah terdapat pengaruh variabel kepuasan konsumen secara
parsial terhadap variabel loyalitas konsumen?
8. Apakah terdapat pengaruh variabel kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen secara simultan terhadap variabel
loyalitas konsumen?
9. Apakah terdapat pengaruh variabel kualitas kualitas pelayan, citra
merek dan relationship marketing terhadap variabel loyalitas
konsumen, melalui variabel kepuasan konsumen?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian
ini adalah :
a. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel kualitas
pelayanan terhadap variabel kepuasan konsumen.
b. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel citra merek
terhadap variabel kepuasan konsumen.
c. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel
relationship marketing terhadap variabel kepuasan konsumen?
10
d. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel kualitas
pelayanan, citra merek dan relationship marketing terhadap
variabel kepuasan konsumen.
e. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel kualitas
pelayanan terhadap variabel loyalitas konsumen.
f. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel
relationship marketing terhadap variabel loyalitas konsumen.
g. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel kepuasan
konsumen terhadap variabel loyalitas konsumen.
h. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel kualitas
pelayanan, relationship marketing dan kepuasan konsumen
terhadap variabel loyalitas konsumen.
i. Untuk menentukan apakah terdapat pengaruh variabel kualitas
kualitas pelayan, citra merek dan relationship marketing terhadap
variabel loyalitas konsumen, melalui variabel kepuasan
konsumen.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Sebagai wahana untuk menambah wawasan pengetahuan serta
pemikiran dan dapat menerapkan kebijakan yang berhubungan
dengan kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
11
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukkan dalam
menerapkan strategi yang tepat dalam mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pelayanan, citra merek, relationship
marketing, kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen.
c. Bagi Pembaca
Diharapkan dari penelitian ini dapat menjadi acuan dan referensi
tambahan informasi mengenai pengaruh dari kualitas pelayanan,
citra merek, relationship marketing, kepuasan konsumen dan
loyalitas konsumen.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasikan dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat
dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan”. (Kotler dan Keller, 2009:5)
American Marketing Association (AMA) mendefinisikan
pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan. (Kotler dan Keller,
2009:5)
a. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran (marketing management) adalah seni
dan ilmu memilih pasar dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. (Kotler dan Keller,
2009:5)
Adapun menurut Peter dan Donnelly (2004:14) manajemen
pemasaran dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan dan
pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi, distribusi barang dan
13
jasa, serta ide-ide untuk menciptakan pembelian dengan tujuan
memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari pengertian yang demikian, manajemen pemasaran meliputi
kegiatan perencanaa hingga implementasi dan kontrol guna mencapai
tujuan, yaitu pihak-pihak yang terlibat atau customer satisfaction.
Dengan kata lain, manajemen pemasaran berorientasi pada konsumen
atau customer oriented. (Evans dan Berman, 2002:12)
b. Pemasaran Jasa
Definisi jasa menurut Kotler dan Keller (2007:42) jasa adalah
setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan sesuatu. Produksinya mungkin saja terkait atau tidak
terkait dengan produk fisik. Transaksi jasa tidak akan mengakibatkan
terjadinya perpindahan kepemilikan, dan suatu produk jasa dapat
melibatkan atau tidak melibatkan adanya produk fisik.
Menurut Lovelock dan Gummesson (2011:15), menetapkan
bahwa jasa (service) adalah suatu bentuk sewa-menyewa yang dapat
memberikan suatu manfaat bagi konsumen. Hal yang dihargai oleh
konsumen dan mereka berkenan membayar untuk mendapatkannya
adalah berbagai pengalaman yang diinginkan (desired experience) dan
solusi. Kata sewa digunakana sebagai istilah umum untuk menunjukan
suatu pembayaran yang dilakukan untuk menggunakan atau mengakses
sesuatu-biasanya untuk jangka waktu tertentu-dan bukan dilakukan
14
untuk membeli hal tersebut. Kita tidak bisa membeli dan memiliki
seseorang, tapi kita dapat menyewa dan menggunakan keahlian serta
tenaganya.
Menurut Tjiptono (2014:17), jasa (service) dapat diartikan
sebagai “melakukan sesuatu bagi orang lain”. Lupiyoadi (20014:7) juga
mendefinisikan jasa pada dasarnya merupakan semua aktifitas ekonomi
yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau
kontruksi, yang umumnya dikonsumsi pada saat yang sama dengan
waktu dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan,
hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan masalah yang
dihadapi oleh konsumen. Berdasarkan definisi tersebut, tampak bahwa
di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan
pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu
menyadarinya. Jasa juga bukan merupakan barang, melainkan sesuatu
proses atau aktivitas di mana berbagai aktivitas tersebut tidak berwujud.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jasa
merupakan aktivitas ekonomi yang ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen, yang dapat atau tidak dapat melibatkan unsur-unsur fisik,
namun tidak menyebabkan terjadinya perpindahan kepemilikan dan
dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu saat jasa tercipta untuk
memberikan nilai tambah bagi konsumen.
15
1) Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa
Tiga tipe pemasaran jasa yang dikemukakan oleh Gronroos
yaitu :
a) Pemasaran Eksternal
Pemasaran eksternal menggambarkan aktivitas normal yang
digunakan perusahaan dalam mempersiapkan jasa,
menetapkan harga, melakukan distribusi dan
mempromosikan jasa yang bernilai superior pada pelanggan.
Bila ini dilakukan dengan baik, maka pelanggan akan
„terikat‟ dengan perusahaan, sehingga laba jangka panjang
bisa terjamin.
b) Pemasaran Internal
Pemasaran internal menggambarkan tugas yang diemban
perusahaan dalam rangka melatih dan memotivasi para
karyawan agar dapat melayani para pelanggan dengan baik.
Yang tak kalah pentingnya adalah pemberian penghargaan
dan pengakuan yang sepada dan manusiawi. Aspek ini bisa
membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas,
dan rasa memiliki setiap orang dalam berorganisasi, yang
pada gilirannya dapat memberikan kontribusi besar bagi
perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.
16
c) Pemasaran Interaktif
Pemasaran interaktif menggambarkan interaksi antara
pelanggan dan karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang
loyal, bermotivasi tinggi, dan diberdayakan (empowered)
dapat memberikan total quality service kepada setiap
pelanggan dan calon pelanggan.
2) Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literatur pemasaran jasa mengungkap
bahwa jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang
membedakannya dari barang dan berdampak pada cara
memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri atas
ingtangibility, inseparability, variability/heterogeneity, perishability,
dan lack of ownership. Tjiptono (2014:28)
a) Ingtangibility
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu
objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha.
Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar,
atau diraba sebelum dibeli dan dikomsumsi. Bagi para pelanggan,
ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi, karena
terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat
dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan.
17
Selain itu, jasa biasanya mengandung unsur experience
quality dan credence quality yang tinggi. Experience quality
adalah karakteristik-karakteristik yang hanya dapat dinilai
pelanggan setelah pembelian. Sedangkan credence quality
merupakan aspek-aspek yang sulit dievaluasi, bahkan setelah
pembelian dilakukan. Tjiptono (2014:28)
b) Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu
dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu,
baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang sama. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan
merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya
mempengaruhi hasil (outcome) dari jasa tersebut. Dalam
hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu
yang menyampaikan jasa (contact personal) merupakan unsur
terpenting. Tjiptono (2014:30)
c) Variability/heterogenety
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-
standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas jenis,
tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut
diproduksi. Berbeda dengan mesin, orang biasanya tidak bisa
diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan
perilaku. Menurut Bove, Houston dan Thill, terdapat tiga faktor
18
yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa; yaitu (1) kerja sama
atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa; (2)
moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan; dan (3)
beban kerja perusahaan. Kesemuanya ini menyebabkan organisasi
jasa sulit mengembangkan citra merek yang konsisten sepanjang
waktu. Tjiptono (2014:31)
d) Perishability
Perishability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Artinya jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada
saat konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka
pemanfaatan jasa yang tidak mengenal penyimpanan ini
memerlukan suatu kondisi permintaan jasa yang sedang terjadi.
Jika terdapat permintaan maka jasa tersebut akan ditawarkan dan
permintaan selanjutnya merupakan penawaran jasa berikutnya.
Tjiptono (2014:32)
e) Lack of ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara
barang dan jasa. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak
penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.
Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di
lain pihak pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya
memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang
terbatas. Pembayaran biasanya ditujukan untuk pemakain , akses
19
atau penyewaan item-item tertentu berkaitan dengan jasa yang
ditawarkan. Tjiptono (2014:33)
2. Kualitas Pelayanan
a. Pengertian kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan dasar bagi pemasar jasa, karena
inti produk yang dipasarkan adalah suatu kinerja yang berkualitas dan
kinerjalah yang dibeli oleh konsumen. Kualitas pelayanan jasa jauh
lebih sukar didefinisikan, dijabarkan, dan diukur bila dibandingkan
dengan kualitas barang. Bila ukuran kualitas dan pengendalian
kualitas telah lama dikembangkan dan diterapkan untuk barang-
barang berwujud (tangible goods), maka untuk jasa berbagai upaya
justru dikembangkan untuk merumuskan ukuran-ukuran semacam itu.
(Tjiptono, 2014:266)
Menurut Lovelock dan Waright (2007:96) kualitas pelayanan
jasa merupakan evaluasi kognitif jangka panjang pelanggan terhadap
penyerahan jasa suatu perusahaan. Pada umumnya pelayanan yang
diberikan perusahaan baik akan meghasilkan kepuasan yang tinggi
serta pembelian ulang yang sangat tinggi pula.
Pada prinsipnya, kualitas jasa berfokus pada upaya
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan
penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Sedangkan
kualitas pelayanan itu sendiri adalah tingkat keunggulan yang
20
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan. (Tjiptono, 2014:268)
b. Dimensi Kualitas Pelayanan
Untuk mempermudah penilaian dan pengukuran kualitas
pelayanan dikembangkan suatu alat ukur kualitas layanan yang
disebut servqual (service quality). Servqual ini merupakan skala item
yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan atas
kualitas layanan yang pada penelitian awalnya meliputi sepuluh
dimensi Parasuraman, et al. (1985) dalam Tjiptono (2014:282), yaitu :
1) Reliabilitas, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja
(performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability).
2) Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan atau kesiapan
para karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan
dengan segera.
3) Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
4) Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui dan
kemudahan kontak, seperti lokasi mudah dijangkau, komunikasi
tidak susah dihubungi, mengantri tidak terlalu lama dan
sebagainnya.
21
5) Kesopanan (courtesy), meliputi sikap sopan santun, respek,
perhatian, dan keramahan yang dimiliki para contact person
(seperti resepsionis, operator telepon, dll).
6) Komunikasi (communication), artinya memberikan informasi
kepada pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka fahami,
serta selalu mendengar saran dan keluhan pelanggan.
7) Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.
Kreadibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan,
karakteristik pribadi karyawan, dan interaksi dengan pelanggan.
8) Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko, atau keragu
raguan baik didalamnya keamanan secara fisik, keamanan
financial, privasi, dan kerahasiaan.
9) Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami
pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian
individual, dan mengenal pelanggan regular.
10) Bukti fisik (tangibles), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa
berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, dan
refresentasi fisik dari jasa.
Dalam riset berikutnya di tahun Parasuraman, et al. (1988) dalam
Tjiptono (2014:282) menyempurnakan dan merangkum sepuluh
dimensi tersebut. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan
disatukan menjadi jaminan (assurance). Sedangkan akses,
komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan dikategorikan
22
sebagai empati (empathy). Dengan demikian, terdapat lima dimensi
utama:
1) Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan layanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Artinya
para karyawan memberikan pelayanan yang sesuai dengan
harapan pelanggan. Atributnya ketergantungan dalam menangani
masalah layanan pelanggan, melakukan layanan pada saat
pertama, menyediakan layanan pada waktu yang dijanjikan dan
mempertahankan rekor bebas cacat.
2) Daya tanggap (responsiveness), yakni keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan
tanggap, yakni motivasi para karyawan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi pelanggan dalam menggunakan jasa. Daya
tanggap meliputi layanan yang tepat pada pelanggan,
mengusahakan pelanggan dan kesiapan untuk menanggapi
permintaan pelanggan.
3) Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki staf. Bebas
dari bahaya risiko atau keraguan yaitu mengenai pengetahuan
baik dari karyawan dalam menanggapi pertanyaan atau keluhan
dari pelanggan.
23
4) Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas
kebutuhan individual para pelanggan.
5) Bukti fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana komunikasi. Tampilan fisik yaitu kemampuan
suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak
eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasana fisik
harus dapat diandalkan, keadaan lingkungan sekitarnya adalah
bukti dari pelayanan yang diberikan.
c. Model Konseptual Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Menurut Parasuraman, et al,. dalam Tjiptono (2014:271) dalam
model servqual, kualitas jasa didefinisikan sebagai “penilai atau sikap
global berkenaaan dengan superioritas suatu jasa”. Definisi ini
didasarkan pada tiga landasan konseptual utama yakni :
1) Kualitas lebih sukar dievaluasi konsumen daripada kualitas
barang.
2) Persepsi terhadap kualitas jasa merupakan hasil dari perbandingan
antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual jasa.
3) Evaluasi kualitas tidak hanya dilakukan atas hasil jasa, namun
juga mencakup evaluasi terhadap proses penyampaian jasa.
Model servqual meliputi analisis terhadap enam gap yang
berpengaruh terhadap kualitas. Gap pertama adalah kesenjangan
antara harapan konsumen dan persepsi manajemen terhadap harapan
24
pelanggan (knowledge gap). Gap kedua berupa perbedaan antara
persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi
kualitas jasa (policy gap). Gap ketiga berupa perbedaan antara
spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa (delivery gap). Gap
keempat berupa perbedaan antara penyampaian jasa dan komunikasi
eksternal (communication gap). Gap kelima berupa perbedaan antara
apa yang konsumen harapkan dengan kenyataan yang diterima
konsumen (perceptions gap). Sedangkan, gap keenam adalah
kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan
(service gap) dalam Lovelock dan Wirtz (2011:262).
3. Citra Merek
a. Pengertian Citra Merek
American Marketing Association (Kotler dan Keller,
2009:258) mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda,
lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing”.
Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa penambah
dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikannya dari produk
atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Merek mengidentifikasikasi sumber atau pembuat produk dan
memungkinkan konsumen-entah individual atau organisasi-untuk
25
menetapkan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu.
Konsumen bisa mengevaluasi produk identik secara berbeda,
tergantung pada bagaimana produk diberi merek. Konsumen belajar
tentang merek melalui pengalaman masa lampau dengan produk dan
program pemasarannya. (Kotler dan Keller, 2009:259)
Dalam publikasinya berjudul “Brand Image, Customer
Satiffaction and Loyality Intention: A Study in the Contextof Cosmetic
Product Among the People of Central India” yang dipublikasikan di
EXCEL Journal of Multidisciplinary Management Studies, Walker
(1986) mendefiniskan “Brand is a symbol or sign which is helpful for
customer to identify the product, a company which have product with
favorable brand image by the public surely gained better position in
the market also can be sustain competitive advantage and increased
number of market share” (Merek adalah suatu simbol atau tanda yang
bermanfaat untuk mengidentifikasikan suatu produk, sebuah
perusahaan yang memiliki produk dengan citra merek yang
menguntungkan bagi masyarakat pasti akan mendapatkan posisi yang
lebih baik dipasar dan merek dapat mempertahankan keunggulan
kompetitif dan meningkatkan jumlah pangsa pasar).
Dengan demikian, bagi perusahaan merek menggambarkan
potongan properti hukum yang sangat bernilai yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen, dibeli dan dijual, dan memberikan
keamanan pendapatan masa depan yang terjamin bagi pemilik mereka.
26
Sehingga citra merek bagi perusahaan sangat penting. (Kotler dan
Keller, 2009:260)
Menurut Kotler dan Keller (2009), mendefinisikan citra merek
sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan
konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek
tersebut.
Citra merek atau brand image menurut Keller (2013:72) adalah
“The perception and beliefs heald by the consumer, as reflected in the
association held in consumer memory”. Berdasarkan pendapat ini
brand image adalah anggapan dan kepercayaan yang dibentuk oleh
konsumen seperti yang direfleksikan dalam hubungan yang terbentuk
dalam ingatan konsumen.
b. Pengukuran Citra Merek Berdasarkan Aspek Sebuah Merek
Menurut Keller (2013:77) bahwa pengukuran citra merek
dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu:
strength, favorable dan uniqueness.
1) Kekuatan (Strength of Brand Associations)
Semakin dalam individu berfikir tentang informasi
produk dan menghubungkannya dengan pengetahuan merek
yang ada, maka semakin kuat asosiasi merek yang akan
dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi hasil ini adalah program
komunikasi pemasaran yang diciptakan dapat menumbuhkan
27
brand image dalam benak khalayak (personal revelence) dan
merupakan program komunikasi pemasaran yang konsisten
(consistency) pada suatu waktu dan sepanajang waktu (Keller
2013:78).
Kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana
informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana
informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari brand image.
2) Keunggulan (Favorability of Brand Associations)
Asosiasi yang menguntungkan bagi merek adalah
asosiasi yang diinginkan untuk konsumen, seperti bentuk
kenyamanan, produk yang handal, pesan dapat disampaikan
oleh produk atau program komunikasi pemasaran yang
mendukung. Favorable mengarah pada kemampuan merek
tersebut untuk mudah diingat oleh konsumen. Favorable adalah
asosiasi-asosiasi yang dapat diharapkan oleh khalayak sasaran
(desirable) dan disampaikan (delivered) secara sukses oleh
sebuah produk melalui program komunikasi pemasaran yang
mendukung merek produk tersebut. (Keller 2013:78)
Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung
pada proses terciptanya asosiasi merek yang menguntungkan,
dimana konsumen dapat dipercaya pada atribut yang diberikan
mereka dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
28
3) Keunikan (Uniqueness of Brand Associations)
Inti dari asosiasi ini adalah merek harus memiliki
keunggulan yang berkelanjutan atau memiliki proposisi
penjualan yang unik untuk memberikan alasan mengapa
konsumen harus membelinya. Aspek uniqueness bergantung
pada dua faktor yang dibawakan oleh program komunikasi
pemasaran atau keseimbangan jika dibandingkan dengan
asosiasi merek produk lainnya (point of parity) dan sejauh mana
program komunikasi pemasaran memiliki unsur perbedaan
(point of difference) jika dibandingkan dengan asosiasi merek
produk lainnya (Keller 2013:78).
Suatu merek harus memiliki keunggulan yang menjadi
alasan bagi konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan
asosiasi merek dapat berdasarkan atribut produk, fungsi produk
atau citra yang dinikmati konsumen.
4. Relationship Marketing
a. Pengertian Relationship Marketing
Relationship marketing adalah pendekatan pemasaran pada
pelanggannya baik untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dalam
jangka panjang juga untuk memaksimumkan kepuasan pelanggan.
Hubungan jangka panjang yang berkesinambungan tentunya harus terus
dibina agar tercipta saling ketergantungan antara pihak perusahaan dan
29
konsumen yang nantinya akan memberikan value bagi kedua pihak.
(Utami, 2013)
Menurut Keegen dan Duncan Relationship marketing is an a
approach to marketing with its customers that promote both the
company’s longterm growth and the customer’s maximum satisfaction,
yang memiliki arti bahwa relationship marketing adalah cara usaha
pemasaran pada pelanggan yang meningkatkan pertumbuhan jangka
panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan. Pelanggan
yang baik merupakan suatu asset di mana bila ditangani dan dilayani
dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka
panjang bagi suatu badan usaha. (Peter, 2013)
Relationship marketing menurut Kotler dan Amstrong adalah the
process of the creating, maintaining and enchanging strong, value
laden relationships with customers and other stockholder, yang
memiliki arti bahwa relationship marketing adalah proses mencipta,
memelihara dan mengalihkan keunggulan, muatan nilai hubungan
antara pelanggan dan pemegang saham lainnya. Jadi setiap badan usaha
atau perusahaan dalam melakukan hubungan dengan pelanggan sangat
membutuhkan proses relationship marketing.
Kalakota dan Robinson (2001), relationship marketing juga
dapat diartikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan
koordinasi pelayanan yang diarahkan pada terbentuknya loyalitas
pelanggan. Berry (1983) di sisi lain mendefinisikan relationship
30
marketing sebagai sebuah strategi untuk menarik, mempertahankan, dan
meningkatkan hubungan dengan pelanggan. (Peter, 2013)
Gronroos memandang relationship marketing sebagai upaya
mengembangkan, mempertahankan, meningkatkan, dan
mengkomersialisisakan relasi pelanggan dalam mewujudkan tujuan
semua pihak yang terlibat. (Zulkifri, 2012)
b. Dimensi Relationship Marketing
Sejumlah riset menunjukan yang antara lain dikemukakan oleh
Palmatier (2006) terdapat tiga dimensi yang digunakan untuk mengukur
variabel relationship marketing, yakni :
1) Komitmen (commitment)
Komitmen yakni keinginan organisasi untuk tetap
memelihara hubungan baiknya dengan para pelanggan dan untuk
mempertahankan hubungan. Hal ini adalah dengan tujuan
memenuhi kebutuhan pelanggan dan berbagi informasi dengan
pelanggan. Komitmen juga merupakan fase dimana ada rasa saling
ketergantungan antara perusahaan dan pelanggan.
Dalam pemasaran-praktek dan penelitian disepakati bahwa
komitmen bersama antara mitra dalam hubungan bisnis
menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perusahaan (Wetzls, et.
al., 1998;. Farrelly dan Quester, 2003).
31
2) Kepercayaan (trust)
Trust yakni kepercayaan dari kedua belah pihak (organisasi
dan pelanggan) untuk menjaga ketahanan dan integritas hubungan
timbal balik (relational exchange). Kepercayaan ini merupakan
elemen yang penting karena merupakan dasar dari hubungan
kerjasama di kemudian hari, dan ketika kepercayaan sudah
tertanam antara satu pihak dengan pihak yang lain maka perusahan
dengan pelanggan dapat memperoleh masing-masing dari
keinginannya. Trust dapat pula di artikan dengan kepercayaan
ataupun keyakinan dari pihak satu dengan pihak yang lain di dalam
mempertahankan suatu hubungan. Trust diartikan sebagai
kesediaan mengandalkan kemampuan, integrias dan motivasi pihak
lain untuk bertindak dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
kepentingan seseorang sebagaimana disepakati bersama secara
implisit maupun eksplisit (Sheth dan Mittal, 2004).
Dalam konteks relationship marketing yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana yang dirasakan oleh konsumen atas janji
maupun integritas yang ditawarkan oleh perusahaan.
3) Kepuasan Hubungan (relationship satisfaction)
Relationship satisfaction adalah kepuasan dari organisasi dan
pelanggannya atas hubungan yang dijalin kedua belah pihak. Pada
hakikatnya, tujuan utama setiap bisnis adalah untuk menciptakan
dan mempertahankan pelanggan.
32
5. Kepuasan Konsumen
a. Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:138), kepuasan (satisfaction)
adalah senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipresepsikan produk (atau hasil)
terhadap ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi,
pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi,
pelanggan akan puas atau senang. Penilaian pelanggan atas kinerja
produk tergantung pada banyak faktor, terutama jenis hubungan
loyalitas yang dimiliki pelanggan dengan sebuah merek.
Howard dan Sheth (1969) dalam Tjiptono (2014)
mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif
pembeli berkenanaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan
antara hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang
dilakukan. Oliver (1981) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan evaluasi terhadap surprise yang inheren atau melekat pada
pemerolehan produk dan/ atau pengalaman konsumsi. Mowen (1995)
merumuskan kepuasan pelanggan sebagai sikap keseluruhan suatu
barang atau jasa setelah perolehan (acquisition) dan pemakaiannya.
Dengan kata lain, kepuasan pelanggan merupakan penilaian evaluatif
purnabeli yang dihasilkan dari seleksi pembelian spesifik. (Tjiptono,
2014:353)
33
Berbagai studi literatur menunjukan bahwa salah satu definisi
yang banyak diacu dalam literatur pemasaran adalah definisi
berdasarkan disconfirmation paradigm (Oliver, 1997 dalam Tjiptono,
2014). Berdasarkan paradigma tersebut, kepuasan pelanggan
dirumuskan sebagai evaluasi purnabeli, di mana persepsi terhadap
kinerja alternatif produk/ jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi
harapan sebelum pembelian. Apabila persepsi terhadap kinerja tidak
bisa memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Dengan demikian, ketidakpuasan dinilai sebagai bipolar opposite dari
kepuasan. (Tjiptono, 2014:354)
Pada prinsipnya, Hunt (1991) dalam Tjiptono (2014)
mendefinisikan kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan ke dalam
lima kategori pokok, yakni perspektif defisit normatif,
ekuitas/keadilan, standar normatif, keadilan prosedural, dan
atribusional (lihat Tabel 2.1).
Tabel 2.1
Alternatif Definisi Kepuasan Pelanggan
Perspektif Definisi Kepuasan Pelanggan
Normative deficit
definition
Perbandingan antara hasil (outcome) aktual
dengan hasil yang secara kultural dapat diterima.
Equity definition Perbandingan perolehan/keuntungan yang
didapatkan dari pertukaran sosial. Bila perolehan
tersebut tidak sama, maka pihak yang dirugikan
akan tidak puas.
Sumber: Hunt, (1991: 109-110) dalam Tjiptono (2014:355)
34
Perspektif Definisi Kepuasan Pelanggan
Normative
standard
definitation
Perbandingan antara hasil aktual dengan
ekspetasi standar pelanggan (yang dibentuk dari
pengalaman dan keyakinan mengenai tingkat
kinerja yang seharusnya ia terima dari merek
tertentu).
Procedural
fairness definition
Kepuasan merupakan fungsi dari
keyakinan/persepsi konsumen bahwa ia telah
diperlakukan secara adil.
Attributional
definition
Kepuasan tidak hanya ditemukan oleh ada
tidaknya diskonfirmasi harapan, namun juga
oleh sumber penyebab diskonfirmasi.
Sumber: Hunt, (1991: 109-110) dalam Tjiptono (2014:355)
b. Elemen Program Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono (2014:358) pada umumnya program kepuasan
pelanggan meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama, yakni :
1) Barang dan jasa yang berkualitas
Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan
harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima.
Biasanya perusahaan yang tingkat kepuasan pelanggannya tinggi
menyediakan tingkat layanan pelayanan yang tinggi pula.
2) Relationship marketing
Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah
upaya menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan.
Jalinan relasi dalam relationship marketing berlangsung terus-
menerus dalam jangka panjang dan tidak berhenti hanya pada satu
35
transaksi penjualan. Relationship marketing berfokus pada
kepuasan nonekonomis, seperti layanan, waktu pengiriman
produk (penyampaian jasa), dan kepastian mengenai
kesinambungan pasokan. Relationship marketing mengutamakan
peluang untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan
atas dasar kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak.
3) Program promosi loyalitas
Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin
relasi antara perusahaan dan pelanggan. Biasanya, program ini
memberikan semacam „penghargaan‟ (rewards) khusus (seperti
bonus, diskon, voucher, dan hadiah yang dikaitkan dengan
frekuensi pembelian atau pemakaian produk/jasa perusahaan)
kepada pelanggan kelas kakap atau pelanggan rutin (heavy users)
agar tetap loyal pada produk dari perusahaan bersangkutan.
4) Fokus pada pelanggan terbaik (best customer)
Pelanggan terbaik bukan sekedar mereka yang termasuk heavy
users. Tentu saja mereka berbelanja banyak, namun kriteria
lainnya menyangkut pembayaran yang lancar dan tepat waktu,
tidak terlalu banyak membutuhkan layanan tambahan, dan relatif
tidak sensitif terhadap harga.
5) Sistem penanganan komplain secara efektif
Sistem penangan komplain yang efektif membutuhkan beberapa
aspek (Tjiptono, 2014) seperti (1) permohonan maaf kepada
36
pelanggan atas ketidaknyamana yang mereka alami; (2) empati
terhadap pelanggan yang marah; (3) kecepatan dalam penanganan
keluhan; (4) kewajaran atau keadilan dalam memecahkan
masalah/keluhan; dan (5) kemudahan bagi konsumen untuk
menghubungi perusahaan dalam rangka menyampaikan komentar,
kritik, saran, pertanyaan, dan/atau komplain.
6) Unconditional guarantes
Unconditional guarantes dibutuhkan untuk mendukung
keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan
janji eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai
tingkat kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima.
Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi risiko pembelian oleh
pelanggan, memberikan sinyal mengenai kualitas produk, dan
secara tegas menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab
atas produk/jasa yang diberikannya.
7) Program pay-for-performance
Total customer satisfaction harus didukung dengan total equity
reward yang mengaitkan sistem penilaian kinerja dan kompensasi
dengan kontribusi setiap karyawan dalam penyempurnaan
kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.
37
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Menurut Lupiyoadi (2014), ada lima faktor yang harus
diperhatikan oleh perusahaan dalam menentukan tingkat kepuasan
konsumen, diantaranya sebagai berikut.
1) Kualitas produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi (setelah membeli
dan menggunakan produk) mereka menunjukan bahwa produk
yang mereka gunakan berkualitas.
2) Kualitas pelayanan
Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan
yang baik atau sesuai dengan yang diharapkannya baik dari segi
kualitas pelayanan maupun kecepatan pelayanan.
3) Emosional
Perasaan konsumen merasa bangga dan mendapatkan keyakinan
bahwa orang lain kagum kepadanya bila dia memakai produk
dengan merek tertentu.
4) Harga
Penetapan harga pada sebuah produk perusahaan sesuai dengan
kualitas dan kuantitas produk yang didapat dan diharapkan oleh
konsumen.
5) Biaya dan kemudahan dalam mendapatkan produk/jasa
Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk cenderung
38
puas terhadap produk dan kemudahaan dalam mendapatkan
produk.
d. Mengukur Kepuasan Pelanggan
Ada empat metode yang digunakan dalam mengukur kepuasan
pelanggan menurut Kotler, yaitu :
1) Sistem keluhan dan saran, seperti kotak saran dilokasi-lokasi
strategis, websites, email, fax, blog, dll.
2) Ghost shopping, salah satu metode untuk memperoleh gambaran
umum mengenai kepuasan pelanggan dengan memperkerjakan
ghost shoppers untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa
perusahaan dan pesaing
3) Lost customer analysis, perusahaan seyogyanya menghubungi
para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah
beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal ini terjadi
dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/
penyempurnaan selanjutnya.
4) Survei kepuasan pelanggan, menggunakan metode survei, baik
via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara langsung.
6. Loyalitas Konsumen
a. Pengertian Loyalitas Konsumen
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang
diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan
39
loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan
jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalin dalam kurun
waktu tertentu.
Menurut Hurriyati (2005) dalam Florence (2013) loyalitas
adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk
melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten di
masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha
pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan
perilaku.
Menurut Griffin dalam Dharmayanti (2006), pelanggan yang
loyal adalah mereka yang sangat puas dengan produk atau jasa
tertentu sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya
kepada siapapun yang mereka kenal.
b. Atribut-Atribut yang Membentuk Perubahan Perilaku
Kotler (2009) mengatakan bahwa terdapat beberapa atribut yang
membentuk perubahan perilaku.
1) Makes regular repeat purchase (melakukan pembelian ulang
secara teratur), menunjukan bahwa seseorang pelanggan yang
setia adalah pelanggan yang melakukan pembelian ulang terhadap
produk perusahaan tertentu dalam periode tertentu.
2) Purchase across product 2 lines (membeli lebih dari 1 produk),
dimasa pelanggan yang setia tidak hanya membeli saatu produk
dari perusahaan tertentu melainkan juga membeli bermacam
40
produk yang lain dan apabila perusahaan tersebut mengeluarkan
produk baru maka pelanggan yang setia akan membeli produk
tersebut juga.
3) Refers others (merekomendasikan kepada orang lain),
menunjukan bahwa pelanggan yang setia akan
merekomendasikan dan menceritakan hal-hal yang positif
mengenai produk-produk badan usaha kepada rekan atau
pelanggan lainnya. Bahkan meyakinkan rekan atau pelanggan lain
agar membeli produk di perusahaan tersebut daripada produk
ditempat lainnya.
4) Demonstates an immunity to the pull of the competition (menolak
untuk berpindah apabila ada pesaing lain), dimana konsumen
yang setia akan menolak untuk mengakui atau menggunakan
produk dari perusahaan lain karena konsumen tersebut yakin
bahwa produk dari perusahaan adalah yang terbaik.
c. Membangun Loyalitas Konsumen
Menciptakan hubungan yang kuat dengan konsumen adalah
mimpi semua pemasar dan hal ini sering menjadi keberhasilan
pemasaran jangka panjang. Perusahaan yang ingin membentuk ikatan
konsumen yang kuat harus memperhatikan sejumlah pertimbangan
yang beragam. Sekelompok peneliti melihat kegiatan membangun
retensi dengan menambah manfaat keuangan, manfaat sosial, atau
ikatan struktural. Berikut empat jenis kegiatan pemasaran penting
41
yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas dan retensi.
(Kotler dan Keller, 2009:153)
1) Berinteraksi dengan pelanggan
Mendengarkan pelanggan merupakan hal penting dalam
manajemen hubungan pelanggan. Beberapa perusahaan
menciptakan mekanisme berkelanjutan yang membuat manajer
senior dapat terus terhubung dengan umpan balik pelanggan dari
lini depan.
2) Mengembangkan program loyalitas
Dua program loyalitas pelanggan yang dapat ditawarkan
perusahaan adalah program frekuensi dan program pemasaran
klub.
3) Mempersonalisasikan pemasaran
Personel perusahaan dapat menciptakan ikatan yang kuat dengan
pelanggan melalui pengindividuan dan personalisasi hubungan.
Intinya, perusahaan yang cerdas mengubah pelanggan mereka
menjadi klien.
4) Menciptakan ikatan institusional
Perusahaan yang dapat memasok pelanggan dengan peralatan
khusus atau hubungan komputer yang membantu pelanggan
mengelola pesanan, penggajian, dan persediaan.
42
d. Manfaat Loyalitas Konsumen
Griffin (2005:223) mengemukakan keuntungan-keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang
loyal, antara lain :
1) Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
pelanggan baru lebih mahal).
2) Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak,
pemprosesan pesanan, dll).
3) Mengurangi biaya turnover pelanggan (karena pergantian
pelanggan yang lebih sedikit).
4) Meningkatkan penjualan sialng yang akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan.
5) Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa
pelanggan yang loyal juga berarti yang merasa puas.
e. Karakteristik Konsumen yang Loyal
Konsumen yang loyal merupakan asset penting bagi
perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya,
sebagaimana diungkapkan Griffin dalam Dharmayanti (2006)
konsumen yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Melakukan pembelian berulang (repeat purchase), yaitu tingkat
frekuensi atau seringnya seorang konsumen melakukan pembelian
secara berulang terhadap suatu merek produk perusahaan.
43
2) Acuan lain (refers others), meliputi tingkat frekuensi atau
seringnya seorang konsumen merekomendasikan merek produk
perusahaan tersebut kepada konsumen lain untuk ikut membeli
produk dan selalu mendahulukan merek produk ini disbanding
merek produk pesaing.
3) Produk keseluruhan (accros product), yaitu tingkat kesedian
konsumen untuk membeli lini (variasi) produk atau jasa sebuah
perusahaan.
4) Kebal (immunity) terhadap daya tarik pesaing, konsumen menolak
produk jasa dari pesaing dan kelemahan atau kekurangan produk
atau jasa akan diberitahu kepada perusahaan langsung.
B. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Penelitian kepuasan dan kualitas layanan oleh Parasuraman,
Zeithaml dan Berry menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas
layanan yang dipersepsikan, semakin besar kepuasan pelanggan. Hal ini
disebabkan kualitas yang dipersepsikan merupakan kemampuan
memutuskan tentang kesempurnaan atau superioritas entitas, atau juga
merupakan suatu bentuk sikap, evaluasi secara menyeluruh dalam jangka
panjang.
44
2. Hubungan Citra Merek Terhadap Kepuasan Konsumen
Teori pengaruh citra merek dikemukakan oleh Na, Marshall, dan
Keller dalam Sondoh, et al, (2007) bahwa pengaruh citra merek terhadap
kepuasan konsumen sangatlah penting. Jika konsumen bisa merasakan
manfaat fungsional merek seperti kinerja yang dijanjikan, produk yang
bisa diandalkan, hasil yang dirasakan oleh konsumen dan nilai prestise
yang baik maka konsumen akan merasa puas terhadap suatu produk/jasa.
3. Hubungan Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Konsumen
Menurut Kumar da Shah (2004) dalam Martini (2013) mempunyai
pandangan bahwa relationahip marketing memberikan manfaat strategis
bagi perusahaan dalam bentuk customer satisfaction dan loyalty. Dalam
pandangan ini, pemasaran tidak lagi cukup hanya menekankan faktor
kualitas dan layanan untuk membentuk kepuasan konsumen, namun juga
harus membina hubungan pertemenan kepada seluruh pihak yang
berkontribusi dalam penciptaan nilai.
4. Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Penelitian Oliver (1980) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan konstruk yang berdiri sendiri dan dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan, demikian pula halnya dengan loyalitas pelanggan yang juga
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. Kualitas layanan juga dapat
mempengaruhi loyalitas pelanggan secara langsung (Zeithaml et al., 1996;
Japarianto et al., 2007).
45
5. Hubungan Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan
Schiffman (2000) dalam Peter (2013) menjelaskan bahwa
relationship marketing diciptakan untuk mengembangkan kesetiaan dan
komitmen pelanggan terhadap produk dan jasa badan usaha. Dengan
demikian, relationship marketing dapat dicapai dengan menciptakan
hubungan yang kuat dan abadi dengan kelompok inti pelanggan.
Relationship marketing menekankan pada pengembangan ikatan jangka
panjang dengan pelayanan, yakni dengan cara membuat pelanggan merasa
nyaman terhadap pelayanan badan usaha.
6. Hubungan Kepuasan Konsumen Terhadap Kepuasan Konsumen
Menurut Fornell (1992) dalam Aryani (2010) menyatakan
kepuasan konsumen merupakan kunci dalam menciptakan loyalitas
konsumen. Banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan
tercapainya tingkat kepuasan konsumen yang tinggi, yakni selain dapat
meningkatkan loyalitas konsumen tapi juga dapat mencegah terjadinya
perputaran konsumen, mengurangi biaya kegagalan pemasaran,
mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah
pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi
bisnis.
46
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Kerangka
Pemikiran
Metode
Penelitian
Hasil
1. Dwi
Aryani dan
Febrina
Pengaruh Kualitas
Layanan terhadap
Kepuasan
Pelanggan dalam
Membentuk
Loyalitas
Pelanggan
Eksogen:
Kualitas
Layanan
Endogen:
Kepuasan
Pelanggan,
Loyalitas
Pelanggan.
SEM
(structural
equation
modeling)
Kelima dimensi
pembentuk
kualitas layanan
terbukti
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kualitas
layanan.
2. Akmad
Kresna
Gumilar
Pengaruh
Perubahan Elemen
Fisik Brand
Terhadap Citra
Merek (Studi pada
Konsumen PT.
Citilink Indonesia.
Tbk)
Dependen:
Perubahan
Elemen
Fisik Brand
Independen:
Citra Merek
Regresi Ada hubungan
positif antara
variabel x
sebagai
Perubahan
Elemen Fisik
Brand dan
variabel y
sebagai Citra
Merek
47
No. Peneliti Judul Kerangka
Pemikiran
Metode
Penelitian
Hasil
3 Zulkifri Relationship
Marketing
Terhadap
Customer
Retention dan
Customer Loyality
pada Nasabah
Bank Mega, Tbk.
Malang
Eksogen:
Relationship
Marketing,
Customer
Retention
Endogen:
Customer
Loyality
Path
Analisis
Terdapat
pengaruh secara
signifikan
relationship
marketing
terhadap
customer
retention dan
customer loyality
4 Ignatius
Heruwasto
Faktor Penentu
Kepuasan dan
Loyalitas
Pelanggan dalam
Layanan Jasa
Penerbangan:
Studi Kasus pada
Pelanggan Lion
Air
Dependen:
Loyalitas
Pelanggan
Independen:
Kepuasan
Pelanggan
Analisis
Faktor
Service quality
mempengaruhi
tingkat loyalitas
pelanggan, baik
secara individu
maupun secara
simultan dan
terbukti secara
empiris.
48
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Model Kerangka Pemikiran Penelitian
E. Uji Hipotesis
1. Sub Struktural 1 : Pengaruh X1, X2, dan X3, ke Y1
Y1 = βY1 X1 + βY1 X2 + βY2 X3 + ɛ1
a. H0 : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
kepuasan konsumen.
b. Ha1: Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan
konsumen.
c. H0 : Tidak ada pengaruh antara citra merek dengan kepuasan
konsumen.
Kepuasan
Konsumen
(Y1)
Kualitas Pelayanan
(X1)
Citra Merek
(X2)
Relationship
Marketing (X3)
Loyalitas
Konsumen
(Y2)
βY2 X1X1 βY1 X1X1
βY1 X2X2
βY1 X3X3 βY2 X3X3
βY2 Y1Y1
rX1 X2
rX2 X3
rX1 X3
ϵ1 ϵ2
49
d. Ha2: Ada pengaruh antara citra merek dengan kepuasan
konsumen.
e. H0 : Tidak ada pengaruh antara relationship marketing dengan
kepuasan konsumen.
f. Ha3: Ada pengaruh antara relationship marketing dengan
kepuasan konsumen.
g. H0 : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek,
dan relationship marketing dengan kepuasan konsumen.
h. Ha4: Ada pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek, dan
relationship marketing dengan kepuasan konsumen.
2. Sub Struktural 2 : Pengaruh X1, X3, dan Y1 ke Y2
Y2 = βY2 X1 + βY2 X3 + βY2 Y1 + ɛ2
a. H0 : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan
loyalitas konsumen.
b. Ha1: Ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan loyalitas
konsumen.
c. H0 : Tidak ada pengaruh antara relationship marketing dengan
loyalitas konsumen.
d. Ha2: Ada pengaruh antara kualitas relationship marketing dengan
loyalitas konsumen.
e. H0 : Tidak ada pengaruh antara kepuasan konsumen dengan
loyalitas konsumen.
50
f. Ha3: Ada pengaruh kepuasan konsumen dengan loyalitas
konsumen.
g. H0 : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen dengan loyalitas
konsumen.
h. Ha4: Ada pengaruh antara kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen dengan loyalitas
konsumen.
i. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan, citra merek dan relationship marketing terhadap
loyalitas konsumen melalui kepuasan konsumen.
j. Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan,
citra merek dan relationship marketing terhadap loyalitas
konsumen melalui kepuasan konsumen.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di
bidang jasa perkeretapian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh kualitas
pelayanan, citra merek, dan relationship marketing terhadap kepuasan
konsumen dan dampaknya terhadap loyalitas konsumen pada pengguna PT
KAI di Statiun Gambir. Responden dalam penelitian ini adalah para konsumen
yang menggunakan jasa PT KAI di Statiun Gambir.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiridari objek atau
subjek yang menjadi kuantitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Riduwan dan Kuncoro, 2008:37). Menurut Maholtra (2009:364) populasi
adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik
serupa, yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset
pemasaran.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
52
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini
populasinya adalah pengguna kereta api kelas utama eksekutif dan kelas
utama bisnis di statiun Gambir.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti (Riduwan dan Kuncoro, 2008:40).
Menurut Sugiyono (2009:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Menurut Maholtra (2009:364) sampel adalah subkelompok elemen
populasi yang terpilih untui berpartisipasi dalam studi.
Pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik probability sampling dengan metode
simple random sampling. Probability sampling adalah teknik sampling
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan metode simple random
sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota
populasi tersebut. (Riduwan dan Kuncoro, 2008:41)
Menurut Gay dan Diehl (Emzir, 2008:41) menyatakan 30 subjek
dipandang sebagai ukuran sampel yang minimal yang dapat diterima.
53
Begitu juga menurut Roscea dalam buku Research Methods For Business
menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 sampai 500. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 60
responden.
Kriteria sampel yang digunakan ialah (1) pengguna jasa PT KAI
yang menggunakan jasa kelas utama eksekutif di statiun Gambir lebih dari
1 kali, (2) usia responden 17 tahun keatas. Responden pengguna jasa PT
KAI jenis kelas utama eksekutif.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian secara langsung dari sumbernya.
Menurut Malhotra (2009:120), data primer dibuat oleh peneliti untuk
maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap dari responden
melalui daftar pertanyaan yang diajukan. Data primer yang dikumpulkan
meliputi data identitas responden, pendapat responden tentang kualitas
pelayanan, citra merek, relationship marketing, kepuasan konsumen dan
54
loyalitas konsumen pada jasa PT KAI kelas utama eksekutif dan kelas
utama bisnis di statiun Gambir.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner pada konsumen PT
KAI kelas utama eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun Gambir.
Respondennya adalah konsumen yang pernah menggunakan jasa
angkutan PT KAI kelas utama eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun
Gambir. Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner yang
diserahkan kepada masing-masing responden terpilih. Dengan kuesioner
secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden
dan dapat memberikan penjelasan seperlunya. Data dalam penelitian ini
didapatkan langsung dari pengisian kuesioner (angket) oleh responden.
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
bersumber dari tiap-tiap indikator variabel penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket dibuat dengan skala Likert.
Skala likert adalah pengukuran dengan lima kategori respon yang
berkisar antara “sangat setuju” dan ”sangat tidak setuju” yang
mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing dari serangkaian
pertanyaan mengenai objek stimulus (Malhotra, 2009:298). Skala 1-5
untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau
nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju atau
sangat setuju.
55
Tabel 3.1
Skala Likert
No Jenis Jawaban Bobot
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Malhotra, 2009
Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden memberikan
tanggapan yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 (lima)
menunjukan tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).
2. Data Sekunder
Menurut Supardi (2011:16) data sekunder adalah data yang
diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan atau
dokumen peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur-literatur,
jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah, data dokumen, maupun
informasi dari internet yang diperlukan dalam penelitian ini.
56
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Kualitatif
Analisis data secara kualitatif memaparkan secara mendalam hasil
riset melalui pendekatan bukan angka atau nonstatistik. Analisis ini
cenderung mengkomodasi setiap data atau tanggapan responden yang
diperoleh selama pengumpulan data sehingga mampu memberikan
pandangan (insight) yang mendalam. (Istijanto, 2009:93)
Proses analisis kualitatif dilakukan dalam tahapan sebagai berikut
(Arikunto, 2002):
a. Pengeditan (Editing)
Pengeditan adalah memilih atau mengambil data yang perlu dan
membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan
perhitungan dalam pengujian hipotesa.
b. Pemberian Skor (Scoring)
Mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif.
Dalam penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala
Likert. Tingkatan skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini
dalah sebagai berikut :
Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
Setuju (S) diberi skor 4
Cukup Setuju (CS) diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
57
c. Tabulating
Pengelompokkan sata atas jawaban dengan benar dan teliti,
kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk
yang berguna. Berdasarkan hasil tabel tersebut akan disepakati untuk
membuat data tabel agar mendapatkan hubungan atau pengaruh
antara variabel-variabel yang ada.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah bentuk analisis yang
menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik,
maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan
menggunakan tabel-tabel tertentu, untu mempermudah dalam
menganalisis dengan menggunakan program IBM SPSS (Statistical
Package for Social Science) for windows. Adapun alat analisis yang
digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas.
3. Uji Validitas dan Realibilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah pengukuran yang menunjukan tingkat
ketepatan (kesahihan) ukuran suatu instrumen terhadap konsep yang
diteliti. Suatu instrumen adalah tepat untuk digunakan sebagai
ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi.
Sebaliknya, validitas rendah mencerminkan bahwa instrumen kurang
tepat untuk diterapkan. (Suharso, 2009)
58
Untuk memperoleh validitas instrumen, sejak awal
penyusunannya harus hati-hati, yaitu dengan menurunkan variabel
menjadi himpunan bagian-variabel dan indikator baru menyesuaikan
titik-titik pertanyaan. Jika langkah tersebut dilakukan dengan
seksama, maka instrument yang didesain memiliki validitas logis.
Selain diperoleh validitas logis, validitas instrumen juga dapat diuji
melalui pengalaman. Dengan menguji validitas berdasarkan
pengalaman, diperoleh nilai validitas empiris. Untuk menguji
validitas empiris suatu instrumen, maka instrumen harus dicoba pada
subjek yang didesain dalam penelitian dan langkah tersebut dapat
dikatakan sebagai kegiatan uji coba (try-out) instrumen. Jika respon
yang diperoleh dari subjek terpilih sesuai dengan yang diinginkan,
maka instrumen tersebut sudah dapat dikatakan sahih. (Suharso,
2009)
b. Uji Realibilitas
Realibilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu
skor (skala pengukuran). Reliabilitas memusatkan perhatian pada
masalah konsistensi, dan lebih memperhatikan masalah ketepatan.
(Sekaran, 2000:205)
Keandalan suatu instrumen menunjukan hasil pengukuran
dari suatu instrumen yang tidak mengandung bias atau bebas dari
kesalahan pengukuran (error file), sehingga menjamin suatu
59
pengukuran yang konsisten dan stabil (tidak berubah) dalam kurun
waktu dan berbagai item atau titik (point) dalam instrumen.
4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Robert D. Rutherford (1993) menyatakan, “Analisis Jalur adalah
suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada
regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel
tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak
langsung”. (Perdede dan Manurung, 2014:16)
Sedangkan Paul Webley (1997) mengatakan bahwa, “Analisis
jalur merupakan pengembangan langsung regregi berganda dengaan
tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
signifikasi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam
seperangkat variabel”. (Perdede dan Manurung, 2014:17)
Analisis jalur adalah analisis yang tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Pertimbangan menggunakan analisis ini
karena antara satu variabel dengan variabel lainnya mempunyai
hubungan.
a. Konversi diagram alur ke dalam persamaan
Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi spesifikasi
model ke dalam rangkaian persamaan.
60
b. Persamaan-persamanaa struktural (structural equation)
Y1 = βY1 X1 + βY1 X2 + βY2 X3 + ɛ1
Y2 = βY2 X1 + βY2 X3 + βY2 X1 + ɛ2
Keterangan :
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Citra Merek
X3 = Relationship Marketing
Y1 = Kepuasan Konsumen
Y2 = Loyalitas Konsumen
ɛ = Error
Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
Jika signifikasi penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Jika signifikasi penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
5. Uji Korelasi
Untuk tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
ordinal, uji korelasi yang dipakai adalah uji korelasi rank spearman.
Menurut Pardede dan Manurung (2014:28). Korelasi rank spearman
digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel jika data yang
digunakan sekurangkurangnya memiliki skala ordinal. Analisis korelasi
rank spearman merupakan jenis analisis korelasi yang didasarkan pada
rangking yang paling banyak digunakan. Dasar pemikiran analisis
korelasi ini adalah jika sebuah nilai dalam satu variabel memiliki
61
kesesuaian, maka kedua variabel tersebut saling berkorelasi. Jika
rangking nilai-nilai pada suatu variabel sama persis dengan rangking
nilai-nilai pada variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut memiliki
korelasi sempurna.
Adapun kriteria yang menjadi acuan uji koefisien korelasi rank
spearman yaitu :
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 -1,000
0,60 - 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2008:62)
6. Model Trimming
Model trimming adalah model yang digunakan untuk
memperbaiki suatu mmodel struktur analisis jalur dengan cara
mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnta tidak
signifikan (Heise dalam Riduwan dan Kuncoro, 2008:127). Jadi, model
trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata
ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih
variabel yang tidak signifikan, penulis perlu memperbaiki model struktur
analisis jalur yang telah dihipotesiskan. Cara menggunakan model
62
trimming yaitu dengan menghitung ulang koefisien jalur tanpa
menyertakan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kualitas
Pelayanan
(X1)
(Tjiptono,
2014:282)
Reliabilitas
(Reliability)
1. Sanggup melayani saat dibutuhkan
2. Memberikan layanan secara tepat
sejak awal
3. Pelayanan memuaskan
Interval
Daya Tanggap
(Responsiveness)
4. Sanggup melayani dengan tepat
dan cepat
5. Selalu bersedia membantu saat
dibutuhkan
Jaminan
(Assurance)
6. Jaminan keselamatan penumpang
7. Sopan
Empati (Empathy) 8. Komunikasi yang baik
9. Memahami kebutuhan konsumen
10. Memberikan perhatian
Bukti Fisik
(Tangible)
11. Kelengkapan fasilitas
12. Kerapihan karyawan
Citra Merek
(X2)
(Keller
2013:77)
Kekuatan
(Strength)
1. Memiliki kelebihan dalam hal
pelayanan
Interval
Keunggulan
(Favorable)
2. Kenyamanan
3. Produk yang handal
4. Merek mudah diingat
5. Merek mudah diucapkan
63
Variabel Dimensi Indikator Skala
Citra Merek
(X2)
(Kevin Lane
Keller
2013:77)
Keunikan
(Uniqueness)
6. Merek memiliki keunggulan yang
berkelanjutan
7. Memiliki bagian/tanda/ciri yang
spesial bagi konsumen
8. Memiliki proposi penjualan yang unik
Interval
Relationship
Marketing
(X3)
(Palmitier,
2006)
Komitmen
(Commitment)
1. Memelihara hubungan baik dengan
konsumen
Interval
Kepercayaan
(Trust)
2. Menjaga kepercayaan dengan
konsumen
Kepuasan
Hubungan
(Relationship
satisfaction)
3. Kepuasan dari kedua belah pihak
Kepuasan
Konsumen
(Y1)
(Lupiyoadi,
2014)
Kualitas
Produk
1. Memberikan pelayanan sesuai dengan
yang dijanjikan
Interval
Kualitas
Pelayanan
2. Pelayanan sesuai yang diharapkan
konsumen
3. Pelayanan yang cepat tanggap
Emosional 4. Ada perasaan bangga setelah
menggunakan produk
5. Konsumen merasa percaya diri ketika
memakai produk/jasa
Harga 6. Harga yang dibayarkan sesuai dengan
kualitas
7. Harga yang dibayarkan sesuai dengan
kuantitas produk
64
Variabel Dimensi Indikator Skala
Kepuasan
Konsumen
(Y1)
(Lupiyoadi,
2014)
Biaya dan
Kemudahan
8. Biaya yang dikeluarkan sama dengan
kulitas yang didapatkan
9. Kemudahan mendapatkan produk
Interval
Loyalitas
konsumen
(Y2)
(Griffin dalam
Dharmayanti,
2006)
Pembelian
berulang
(repeat
purchase)
1. Melakukan pembelian secara berulang Interval
Acuan lain
(Refer other)
2. Merekomendasikan merek ini kepada
orang lain
Produk
keseluruhan
(across
product)
3. Konsumen bersedia membeli berbagai
variasi produk atau jasa sebuah
perusahaan
Kekebalan
(immunity)
4. Kelemahan atau kekurangan produk
akan diberitahu ke perusahaan
65
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disingkat
sebagai PT KAI (Persero) atau “Perseroan” adalah Badan Usaha Milik
Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta
api di Indonesia.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) didirikan sesuai dengan akta
tanggal 1 Juni 1999 No. 2, yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H.,
Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan
akta tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta pendirian tersebut telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 No. C-17171
HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4 Tambahan No. 240/2000.
Riwayat PT KAI dibagi menjadi tiga periode, yaitu masa kolonial,
sebagai lembaga pelayanan publik, dan sebagai perusahaan jasa. Pada
masa kolonial, industri perkeretaapiin dimulai pada tahun 1864, ketika
Namlooze Maatschappij memprakarsai pembangunan jalan kereta api dari
Semarang ke Surakarta, Jawa Tengah. Sejak itu tiga perusahaan lain
berinvestasi membangun jalur-jalur kereta api di dalam dan luar Pulau
Jawa. Perusahaan yang terlibat dalam industri kereta api zaman kolonial
66
adalah Staat Spoorwegen, Verenigde Spoorwegenbedrifj, dan Deli
Sporwegen Maatscappij.
Periode perusahaan berorientasi pada pelayanan publik bermula pada
masa awal kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 25 Mei berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1963, pemerintah Republik Indonesia
membentuk Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Pada 15 September 1997 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61
Tahun 1971, PNKA diubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA). Dengan status sebagai Perusahaan Negara dan Perusahaan
Jawatan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) saat itu beroperasi melayani
masyarakat dengan dana subsidi dari pemerintah.
Babak baru pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) dimulai
ketika PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka)
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990. Dengan status
barunya sebagai perusahaan umum, Perumka berupaya untuk mendapatkan
laba dari jasa yang disediakannya. Untuk jasa layanan penumpang,
Perumka menawarkan tiga kelas layanan, yaitu kelas eksekutif, bisnis, dan
ekonomi.
Pada tanggal 31 Juli 1995 Perumka meluncurkan layanan kereta apai
penumpang kelas eksekutif dengan merek Kereta Api Argo Bromo JS-950.
Merek ini kemudian dikembangkan menjadi Kereta Api (KA) Argo Bromo
Anggrel dan dioperasikan mulai tanggal 24 September 1997.
Pengoperasian KA Argo Bromo Anggrek mengawali pengembangan KA
67
merek Argo lainya, seperti KA Argo Lawu, KA Argo Mulia, dan KA Argo
Parahyangan.
Untuk mendorong Perumka menjadi perusahaan bisnis jasa, pada
tanggal 3 Februari 1998 pemerintah menetapkan pengalihan bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1998. Dengan
status barunya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) beroperasi sebagai
lembaga bisnis yang berorientasi laba. Untuk tetap menjalankan sebagian
misinya sebagai organisasi pelayanan publik, pemerintah menyediakan
dana Public Service Organization (PSO).
2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
a. Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada
pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan.
b. Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha
penunjangnya melalui praktik dan model organisasi terbaik untuk
memberikan nilai tambah yang tinggi bagi pemangku kepentingan dan
kelestarian lingkungan berdasarkan empat pilar utama: Keselamatan,
Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.
c. Tujuan Perusahaan
Melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya
68
di bidang transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk dapat melakukan
ekspansi baik di pasar domestic maupun internasional di bidang
perkeretaapian. Usaha tersebut meliputi usaha pengangkutan orang
dan barang dengan kereta api, kegiatan perawatan dan pengusahaan
prasarana perkeretaapian, pengusaha bisnis properti secara
profesional, serta pengusahaan bisnis penunjang prasarana dan sarana
kereta api secara efektif untuk kemanfaatan umum.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Validitas
Validitas suatu butir pertanyaan dinilai pada hasil output SPSS pada
tabel dengan judul item total statistic. Menilai validates masing-masing
butir pertanyaan dilihat dari nilai corrected item total correlation > dari r-
tabel. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r-tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini, n adalah
jumlah sampel.
Kuesioner dibagi dalam lima faktor utama, yaitu kualitas pelayanan
(X1) dengan 10 pertanyaan, citra merek (X2) dengan 8 pertanyaan,
relationship marketing (X3) dengan 5 pertanyaan, kepuasan konsumen
(Y1) dengan 8 pertanyaan, dan loyalitas konsumen (Y2) dengan 7
pertanyaan. Jadi, jumlah pertanyaan dalam kuesioner sebanyak 38 butir
pertanyaan dengan jumlah responden sebanyak 60 responden.
69
Jumlah sampel sebesar (n) = 60 dan besarnya df dapat dihitung 60-2
= 58 dengan 58 dan alpha 0,05 didapat dari r-tabel 0,2542. Dari pengujian
validitas seluruh butir pertanyaan yang mempunyai nilai r hitung lebih
besar dari 0,2542. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam kuesioner
tersebut dapat dikatakan valid dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya. Ukuran validitas tiap butir-butir pertanyaan dapat dilihat
dalam tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1
Uji Validitas
No Konstruk
Penilaian
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) N Ket.
1 X1.1 0,444 0,000 60 Valid
2 X1.2 0,754 0,000 60 Valid
3 X1.3 0,642 0,000 60 Valid
4 X1.4 0,688 0,000 60 Valid
5 X1.5 0,629 0,000 60 Valid
6 X1.6 0,773 0,000 60 Valid
7 X1.7 0,810 0,000 60 Valid
8 X1.8 0,805 0,000 60 Valid
9 X1.9 0,791 0,000 60 Valid
10 X1.10 0,781 0,000 60 Valid
11 X2.1 0,565 0,000 60 Valid
12 X2.2 0,648 0,000 60 Valid
13 X2.3 0,657 0,000 60 Valid
14 X2.4 0,689 0,000 60 Valid
15 X2.5 0,725 0,000 60 Valid
16 X2.6 0,795 0,000 60 Valid
17 X2.7 0,701 0,000 60 Valid
18 X2.8 0,539 0,000 60 Valid
19 X3.1 0,782 0,000 60 Valid
20 X3.2 0,836 0,000 60 Valid
21 X3.3 0,736 0,000 60 Valid
22 X3.4 0,714 0,000 60 Valid
23 X3.5 0,705 0,000 60 Valid
24 Y1.1 0,723 0,000 60 Valid
25 Y1.2 0,693 0,000 60 Valid
26 Y1.3 0,696 0,000 60 Valid
70
No
Konstruk
Penilaian
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed) N Ket.
27 Y1.4 0,707 0,000 60 Valid
28 Y1.5 0,794 0,000 60 Valid
29 Y1.6 0,730 0,000 60 Valid
30 Y1.7 0,778 0,000 60 Valid
31 Y1.8 0,797 0,000 60 Valid
32 Y2.1 0,648 0,000 60 Valid
33 Y2.2 0,566 0,000 60 Valid
34 Y2.3 0,790 0,000 60 Valid
35 Y2.4 0,794 0,000 60 Valid
36 Y2.5 0,723 0,000 60 Valid
37 Y2.6 0,798 0,000 60 Valid
38 Y2.7 0,576 0,000 60 Valid Sumber: Data primer yang diolah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Salah satu ukuran reliabilitas
adalah koefisien alpha cronbach, dimana jika α > 0,60 menunjukan
instrumen tersebut reliabel. Perhitungan koefisien alpha cronbach
dilakukan dengan software SPPS versi 22.0
Tabel 4.2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
,913 ,918 38
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai cronbach alpha
sebesar 0,913, maka dapat disimpulkan seluruh variabel tersebut reliabel
dengan 0,913 > 0,60.
71
C. Penemuan dan Pembahasan
1. Karakteristik dan Data Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para konsumen PT KAI kelas
utama eksekutif di statiun Gambir. Kuesioner yang disebar sebanyak 60
kuesioner secara langsung pada responden. Berikut ini Tabel 4.3
menyajikan rangkuman informasi karakteristik responden.
Tabel 4.3
Data Statistik Responden
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Usia
1. 17->25 tahun 30 50,00%
2. 25->35 tahun 16 26,67%
3. 36-45 tahun 11 18,33%
4. > 46 tahun 3 5,00%
Total 60 100%
2 Jenis Kelamin
1. Pria 18 30%
2. Wanita 42 70%
Total 60 100%
3 Frekuensi Penggunaan Jasa
1. 1-2 kali/bulan 50 83,33%
2. 3-4 kali/bulan 6 10,00%
3. 5-6 kali/bulan 0 0,00%
4. ≥ 7 kali/bulan 4 6,67%
Total 60 100%
4 Kelas
1. Eksekutif 60 100%
Total 60 100% Sumber: Data primer yang diolah
72
2. Analisis Kuesioner
Berdasarkan hasil output dari kuesioner yang telah dibagikan kepada
responden di statiun Gambir, maka diperoleh data sebagai berikut:
a. Kualitas Pelayanan (X1)
1) Kereta api datang tepat waktu sesuai dengan jadwal
Tabel 4.4
Kereta Api Datang Tepat Waktu Sesuai dengan Jadwal
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 4 6, 67%
Setuju 44 73,33%
Cukup setuju 9 13,33%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 6,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 73,33% responden menyatakan setuju, 13,33%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kereta api datang tepat
waktu sesuai dengan jadwal.
2) PT KAI mampu memberikan layanan dengan baik
Tabel 4.5
PT KAI Mampu Memberikan Layanan dengan Baik
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 43 71,67%
Cukup setuju 10 16,67%
Tidak setuju 1 1,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
73
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 71,67% responden menyatakan setuju, 16,67%
responden menyatakan cukup setuju, 1,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir memberikan pelayanan dengan baik.
3) Karyawan PT KAI memahami apa yang diharapkan konsumen
Tabel 4.6
Karyawan PT KAI Memahami Apa yang Diharapkan
Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 4 6,67%
Setuju 36 60,00%
Cukup setuju 18 30,00%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 6,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, 30%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir memahami apa yang diharapkan
konsumen.
74
4) Karyawan PT KAI memberikan pelayanan yang cepat kepada
konsumen
Tabel 4.7
Karyawan PT KAI memberikan pelayanan yang cepat
kepada konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 5 8,33%
Setuju 31 51,67%
Cukup setuju 23 38,33%
Tidak setuju 1 1,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 8,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 51,67% responden menyatakan setuju, 38,33%
responden menyatakan cukup setuju, 1,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir sanggup memberikan pelayanan yang
cepat kepada konsumen.
5) Karyawan PT KAI selalu bersedia untuk membantu konsumen
saat dibutuhkan
Tabel 4.8
Karyawan PT KAI Selalu Bersedia untuk Membantu
Konsumen Saat Dibutuhkan
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 35 58,33%
Cukup setuju 17 28,33%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
75
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 58,33% responden menyatakan setuju, 28,33%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir selalu bersedia untuk membantu
konsumen saat dibutuhkan.
6) Karyawan PT KAI selalu sopan dan ramah dalam melayani
konsumen
Tabel 4.9
Karyawan PT KAI Selalu Sopan dan Ramah dalam
Melayani Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 11 18,33%
Setuju 37 61,67%
Cukup setuju 12 20,00%
Tidak setuju 0 0,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 18,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 61,67% responden menyatakan setuju, 20,00%
responden menyatakan cukup setuju, 0,00% responden
menyatakan tidak setuju dan 0,00% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
karyawan PT KAI di statiun Gambir selalu sopan dan ramah
dalam melayani konsumen.
76
7) Karyawan PT KAI selalu bersungguh-sungguh dalam melayani
konsumen.
Tabel 4.10
Karyawan PT KAI Selalu Bersungguh-Sungguh dalam
Melayani Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 7 11,67%
Setuju 34 56,67%
Cukup setuju 17 28,33%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 11,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 56,67% responden menyatakan setuju, 28,33%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir selalu bersunguh-sungguh dalam
melayani konsumen.
8) Karyawan PT KAI memberikan perhatian yang tinggi kepada
setiap konsumen
Tabel 4.11
Karyawan PT KAI Memberikan Perhatian yang Tinggi
Kepada Setiap Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 9 15,00%
Setuju 25 41,67%
Cukup setuju 20 33,33%
Tidak setuju 6 10,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00%
Sumber: Data Primer yang diolah
77
Tabel diatas menunjukan 15% reponden menyatakan
sangat setuju, 41,67% responden menyatakan setuju, 33,33%
responden menyatakan cukup setuju, 10% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir memberikan perhatian yang tinggi
kepada setiap konsumen.
9) Gerbong kereta PT KAI memiliki kualitas yang baik
Tabel 4.12
Gerbong kereta PT KAI Memiliki Kualitas yang Baik
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 31 51,67%
Cukup setuju 18 30,00%
Tidak setuju 5 8,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 51,67% responden menyatakan setuju, 30%
responden menyatakan cukup setuju, 8,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI di
statiun Gambir memiliki kualitas gerbong kereta yang baik.
78
10) Karyawan PT KAI berpenampilan rapi dan profesional
Tabel 4.13
Karyawan PT KAI Berpenampilan Rapi dan Profesional
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 9 15,00%
Setuju 37 61,67%
Cukup setuju 13 21,67%
Tidak setuju 1 1,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data Primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 15,00% reponden menyatakan
sangat setuju, 61,67% responden menyatakan setuju, 21,67%
responden menyatakan cukup setuju, 1,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan PT
KAI di statiun Gambir berpenampilan rapi dan profesional.
b. Citra Merek (X2)
1) PT KAI memiliki kelebihan dalan hal pelayanan
Tabel 4.14
PT KAI Memiliki Kelebihan dalam Hal Pelayanan
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 26 43,33%
Cukup setuju 24 40,00%
Tidak setuju 4 6,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
79
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 43,33% responden menyatakan setuju, 40%
responden menyatakan cukup setuju, 6,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI kelas
utama eksekutif dan bisnis di statiun Gambir memiliki kelebihan
dalam hal pelayanan.
2) PT KAI sudah saya kenal sejak lama
Tabel 4.15
PT KAI Sudah Saya Kenal Sejak Lama
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 18 30,00%
Setuju 35 58,33%
Cukup setuju 4 6,67%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 30% reponden menyatakan
sangat setuju, 58,33% responden menyatakan setuju, 6,67%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI sudah di kenal sejak
lama oleh konsumen.
80
3) Merek PT KAI mudah diucapkan oleh konsumen
Tabel 4.16
Merek PT KAI Mudah Diucapkan oleh Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 12 20,00%
Setuju 30 50,00%
Cukup setuju 14 23,33%
Tidak setuju 4 6,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 20% reponden menyatakan
sangat setuju, 50% responden menyatakan setuju, 23,33%
responden menyatakan cukup setuju, 6,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI mudah
diucapkan oleh konsumen.
4) Merek PT KAI mudah diingat oleh konsumen
Tabel 4.17
Merek PT KAI Mudah Diingat oleh Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 11 18,33%
Setuju 31 51,67%
Cukup setuju 16 26,67%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
81
Tabel diatas menunjukan 18,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 51,67% responden menyatakan setuju, 26,67%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa merek PT.KAI
mudah diingat oleh konsumen.
5) Logo PT KAI mudah diingat oleh konsumen
Tabel 4.18
Logo PT KAI Mudah Diingat oleh Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 8 13,33%
Setuju 24 40,00%
Cukup setuju 18 30,00%
Tidak setuju 9 15,00%
Sangat tidak setuju 1 1,67%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 13,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 40% responden menyatakan setuju, 30%
responden menyatakan cukup setuju, 15% responden
menyatakan tidak setuju dan 1,67% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa merek
PT KAI mudah diingat oleh konsumen.
82
6) Warna logo PT KAI (2 garis warna orange dan 1 garis berwarna
lengkung biru) mudah diingat oleh konsumen
Tabel 4.19
Warna Logo PT KAI (2 Garis Warna Orange dan 1 Garis
Berwarna Lengkung Biru) Mudah Diingat oleh Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 8 13,33%
Setuju 24 40,00%
Cukup setuju 19 31,67%
Tidak setuju 8 13,33%
Sangat tidak setuju 1 1,67%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 13,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 40% responden menyatakan setuju, 31,67%
responden menyatakan cukup setuju, 13,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 1,67% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa warna
logo PT KAI (2 garis warna orange dan 1 garis berwarna
lengkung biru) mudah diingat oleh konsumen.
7) Merek PT KAI memiliki keunggulan dengan kualitasnya
Tabel 4.20
Merek PT KAI Memiliki Keunggulan dengan Kualitasnya
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 5 8,33%
Setuju 22 36,67%
Cukup setuju 30 50,00%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
83
Tabel diatas menunjukan 8,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 36,67% responden menyatakan setuju, 50%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa merek PT KAI memiliki
keunggulan dengan kualitasnya.
8) PT KAI memiliki cara penjualan tiket yang unik/mudah
didapatkan
Tabel 4.21
PT KAI Memiliki Cara Penjualan Tiket yang Unik/Mudah
Didapatkan
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 21 35,00%
Setuju 20 33,33%
Cukup setuju 17 28,33%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 35% reponden menyatakan
sangat setuju, 33,33% responden menyatakan setuju, 28,33%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI
memiliki cara penjualan tiket yang unik/mudah didapatkan.
84
c. Relationship Marketing (X3)
1) PT KAI selalu memelihara hubungan dan komunikasi yang baik
dengan konsumen
Tabel 4.22
PT KAI Selalu Memelihara Hubungan dan Komunikasi
Yang Baik dengan Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 4 6,67%
Setuju 31 51,67%
Cukup setuju 19 31,67%
Tidak setuju 6 10,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 6,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 51,67% responden menyatakan setuju, 31,67%
responden menyatakan cukup setuju, 10% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI selalu
memelihara hubungan dan komunikasi yang baik dengan
pelanggan.
2) PT KAI selalu menjaga kepercayaan dan hubungan timbal balik
dengan konsumen
Tabel 4.23
PT KAI Selalu Menjaga Kepercayaan dan Hubungan
Timbal Balik Dengan Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 4 6,67%
Setuju 29 48,33%
Cukup setuju 19 31,67%
Tidak setuju 8 13,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00%
Sumber: Data primer yang diolah
85
Tabel diatas menunjukan 6,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 48,33% responden menyatakan setuju, 31,67%
responden menyatakan cukup setuju, 13,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI selalu
menjaga kepercayaan dan hubungan timbal balik dengan
konsumen.
3) PT KAI selalu memberikan kepuasaan hubungan dengan
konsumen
Tabel 4.24
PT KAI Selalu Memberikan Kepuasaan Hubungan dengan
Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 27 45,00%
Cukup setuju 24 40,00%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 45% responden menyatakan setuju, 40%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen PT KAI selalu
memberikan kepuasaan hubungan dengan konsumen.
86
4) PT KAI memberikan akses pemasanan tiket yang mudah
didapatkan (internet reservation)
Tabel 4.25
PT KAI Memberikan Akses Pemasanan Tiket Yang Mudah
Didapatkan (Internet Reservation)
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 23 38,33%
Setuju 24 40,00%
Cukup setuju 11 18,33%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 38,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 40% responden menyatakan setuju, 18,33%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI
memberikan akses pemasanan tiket yang mudah didapatkan
(internet reservation).
5) PT KAI menyediakan fasilitas mesin Cetak Tiket Mandiri
(CTM) dengan baik
Tabel 4.26
PT KAI Menyediakan Fasilitas Mesin Cetak Tiket Mandiri
(CTM) dengan Baik
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 20 33,33%
Setuju 31 51,67%
Cukup setuju 7 11,67%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
87
Tabel diatas menunjukan 33,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 51,67% responden menyatakan setuju, 11,67%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI
menyediakan fasilitas mesin Cetak Tiket Mandiri (CTM) dengan
baik.
d. Kepuasan Konsumen (Y1)
1) Kualitas KA utama kelas eksekutif/ bisnis yang diberikan oleh
PT KAI sesuai dengan yang dijanjikan
Tabel 4.27
Kualitas KA Utama Kelas Eksekutif/ Bisnis yang Diberikan
Oleh PT KAI Sesuai dengan yang Dijanjikan
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 38 63,33%
Cukup setuju 13 21,67%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 63,33% responden menyatakan setuju, 21,67%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas KA utama kelas
eksekutif/ bisnis yang diberikan oleh PT KAI sesuai dengan
yang dijanjikan.
88
2) Pelayanan KA utama kelas eksekutif/bisnis yang diberikan
sesuai dengan harapan konsumen
Tabel 4.28
Pelayanan KA Utama Kelas Eksekutif/Bisnis yang
Diberikan Sesuai dengan Harapan Konsumen
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 36 60,00%
Cukup setuju 14 23,33%
Tidak setuju 4 6,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, 23,33%
responden menyatakan cukup setuju, 6,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pelayanan KA
utama kelas eksekutif/bisnis yang diberikan sesuai dengan
harapan konsumen.
3) Pelayanan yang cepat diberikan oleh PT KAI saat konsumen
membutuhkan bantuan
Tabel 4.29
Pelayanan yang Cepat Diberikan Oleh PT KAI Saat
Konsumen Membutuhkan Bantuan
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 3 5,00%
Setuju 34 56,67%
Cukup setuju 23 38,33%
Tidak setuju 0 0,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
89
Tabel diatas menunjukan 5% reponden menyatakan sangat
setuju, 56,67% responden menyatakan setuju, 38,33%
responden menyatakan cukup setuju, 0% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang cepat
diberikan oleh PT KAI saat konsumen membutuhkan bantuan.
4) Konsumen merasa bangga menggunakan jasa KA utama kelas
eksekutif/ bisnis
Tabel 4.30
Konsumen Merasa Bangga Menggunakan Jasa KA Utama
Kelas Eksekutif/ Bisnis
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 5 8,33%
Setuju 36 60,00%
Cukup setuju 17 28,33%
Tidak setuju 2 3,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 8,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, 28,33%
responden menyatakan cukup setuju, 3,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
merasa bangga menggunakan jasa KA utama kelas eksekutif/
bisnis.
90
5) Konsumen merasa percaya diri menggunakan jasa KA utama
kelas eksekutif/ bisnis
Tabel 4.31
Konsumen Merasa Percaya Diri Menggunakan Jasa KA
Utama Kelas Eksekutif/ Bisnis
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 6 10,00%
Setuju 25 41,67%
Cukup setuju 25 41,67%
Tidak setuju 4 6,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 10% reponden menyatakan
sangat setuju, 41,67% responden menyatakan setuju, 41,67%
responden menyatakan cukup setuju, 6,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
merasa percaya diri menggunakan jasa KA utama kelas
eksekutif/ bisnis.
6) Harga yang dibayarkan sesuai dengan kualitas pelayanan yang
didapat
Tabel 4.32
Harga yang Dibayarkan Sesuai Dengan Kualitas Pelayanan
yang Didapat
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 8 13,33%
Setuju 26 43,33%
Cukup setuju 23 38,33%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
91
Tabel diatas menunjukan 13,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 43,33% responden menyatakan setuju, 38,33%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga yang dibayarkan
sesuai dengan kualitas pelayanan yang didapat.
7) Harga yang dibayarkan sebanding dengan pelayanan yang
didapat
Tabel 4.33
Harga yang Dibayarkan Sebanding Dengan Pelayanan yang
Didapat
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 7 11,67%
Setuju 18 30,00%
Cukup setuju 26 43,33%
Tidak setuju 8 13,33%
Sangat tidak setuju 1 1,67%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 11,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 30% responden menyatakan setuju, 43,33%
responden menyatakan cukup setuju, 13,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 1,67% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga
yang dibayarkan sebanding dengan pelayanan yang didapat.
92
8) Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kualitas pelayanan yang
didapat
Tabel 4.34
Biaya yang Dikeluarkan Sesuai Dengan Kualitas Pelayanan
yang Didapat
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 5 8,33%
Setuju 17 28,33%
Cukup setuju 28 46,67%
Tidak setuju 8 13,33%
Sangat tidak setuju 2 3,33%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 8,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 28,33% responden menyatakan setuju,
46,67% responden menyatakan cukup setuju, 13,33%
responden menyatakan tidak setuju dan 3,33% responden
menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
kualitas pelayanan yang didapat.
e. Loyalitas Konsumen (Y2)
1) Konsumen merasa nyaman menggunakan jasa PT KAI
Tabel 4.35
Konsumen Merasa Nyaman Menggunakan Jasa PT KAI
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 11 18,33%
Setuju 36 60,00%
Cukup setuju 12 20,00%
Tidak setuju 1 1,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
93
Tabel diatas menunjukan 18,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 60% responden menyatakan setuju, 20%
responden menyatakan cukup setuju, 1,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
merasa nyaman menggunakan jasa PT KAI.
2) PT KAI memberikan jaminan keselamatan tinggi, sehingga saya
senang menggunakan KA utama kelas eksekutif/ bisnis
Tabel 4.36
PT KAI Memberikan Jaminan Keselamatan Tinggi,
Sehingga Saya Senang Menggunakan KA Utama Kelas
Eksekutif/ Bisnis
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 10 16,67%
Setuju 27 45,00%
Cukup setuju 20 33,33%
Tidak setuju 3 5,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 16,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 45% responden menyatakan setuju, 33,33%
responden menyatakan cukup setuju, 5% responden menyatakan
tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa PT KAI memberikan
jaminan keselamatan tinggi, sehingga saya senang menggunakan
KA utama kelas eksekutif/ bisnis.
94
3) Saya selalu melakukan pembelian secara berulang di PT KAI
terutama KA utama kelas eksekutif/ bisnis
Tabel 4.37
Saya Selalu Melakukan Pembelian Secara Berulang di PT
KAI Terutama KA Utama Kelas Eksekutif/ Bisnis
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 10 16,67%
Setuju 25 41,67%
Cukup setuju 14 23,33%
Tidak setuju 10 16,67%
Sangat tidak setuju 1 1,67%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 16,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 41,67% responden menyatakan setuju, 23,33%
responden menyatakan cukup setuju, 16,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 1,67% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsumen selalu melakukan pembelian secara berulang di PT
KAI terutama KA utama kelas eksekutif/ bisnis.
4) Saya selalu merekomendasikan KA utama kelas eksekutif/
bisnis kepada orang lain
Tabel 4.38
Saya Selalu Merekomendasikan KA Utama Kelas Eksekutif/
Bisnis Kepada Orang Lain
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 11 18,33%
Setuju 29 48,33%
Cukup setuju 14 23,33%
Tidak setuju 6 10,00%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
95
Tabel diatas menunjukan 18,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 48,33% responden menyatakan setuju, 23,33%
responden menyatakan cukup setuju, 10% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
selalu merekomendasikan KA utama kelas eksekutif/ bisnis
kepada orang lain.
5) Dalam melakukan perjalanan saya selalu mengutamakan KA
utama kelas eksekutif/ bisnis
Tabel 4.39
Dalam Melakukan Perjalanan Saya Selalu Mengutamakan
KA Utama Kelas Eksekutif/ Bisnis
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 8 13,33%
Setuju 25 41,67%
Cukup setuju 14 23,33%
Tidak setuju 13 21,67%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 13,33% reponden menyatakan
sangat setuju, 41,67% responden menyatakan setuju, 23,33%
responden menyatakan cukup setuju, 21,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
selalu mengutamakan KA utama kelas eksekutif/ bisnis dalam
melakukan perjalanan.
96
6) Saya merasa sudah setia dan loyal terhadap PT.KAI terutama
KA utama kelas eksekutif/ bisnis
Tabel 4.40
Saya Merasa Sudah Setia dan Loyal Terhadap PT.KAI
Terutama KA Utama Kelas Eksekutif/ Bisnis
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 12 20,00%
Setuju 19 31,67%
Cukup setuju 21 35,00%
Tidak setuju 8 13,33%
Sangat tidak setuju 0 0,00%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
Tabel diatas menunjukan 20% reponden menyatakan
sangat setuju, 31,67% responden menyatakan setuju, 35%
responden menyatakan cukup setuju, 13,33% responden
menyatakan tidak setuju dan 0% responden menyatakan sangat
tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen
merasa sudah setia dan loyal terhadap PT KAI terutama KA
utama kelas eksekutif/ bisnis.
7) Kelemahan dan kekurangan produk akan saya langsung beritahu
ke PT KAI tanpa orang lain yang akan tahu
Tabel 4.41
Kelemahan dan Kekurangan Produk Akan Saya Langsung
Beritahu ke PT KAI Tanpa Orang Lain yang Akan Tahu
Pernyataan Jumlah Persentase (%)
Sangat setuju 4 6,67%
Setuju 26 43,33%
Cukup setuju 22 36,67%
Tidak setuju 7 11,67%
Sangat tidak setuju 1 1,67%
Total 60 100,00% Sumber: Data primer yang diolah
97
Tabel diatas menunjukan 6,67% reponden menyatakan
sangat setuju, 43,33% responden menyatakan setuju, 36,67%
responden menyatakan cukup setuju, 11,67% responden
menyatakan tidak setuju dan 1,67% responden menyatakan
sangat tidak setuju. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kelemahan dan kekurangan produk akan konsumen langsung
beritahu ke PT KAI tanpa orang lain yang akan tahu.
D. Hasil Analisis
1. Analisis Struktural I
Persamaan strukturalnya:
Y1 = βY1X1+βY1X2+βY1X3+ɛ1
Dimana:
Y1 : Kepuasan Konsumen
X1 : Kualitas Pelayanan
X2 : Citra Merek
X3 : Relationship Marketing
ɛ1 : Error
Analisis Regresi
Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua. Pertama, melihat
pengaruh secara simultan dan kedua, melihat pengaruh secara parsial.
98
a. Melihat pengaruh kualitas pelayanan, citra merek, dan
relationship marketing secara simultan terhadap kepuasan
konsumen.
Untuk melihat pengaruh variabel kualitas pelayanan, citra merek,
dan relationship marketing terhadap kepuasan konsumen, dilihat dari
hasil perhitungan dalam model summary, khususnya angka Adjusted R
square dibawah ini:
Tabel 4.42
Sumber: Data primer yang diolah
Besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,526. Angka tersebut
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh kualitas pelayanan, citra
merek dan relationship marketing terhadap kepuasan konsumen
dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,526 x 100%
KD = 52,6%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh kualitas
pelayanan, citra merek dan relationship marketing terhadap kepuasan
konsumen secara simultan adalah 52,6%, sedangkan sisanya sebesar
47,4% (100% - 52,6%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata lain,
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,550 ,526 3,094
99
variabilitas kepuasan konsumen yang dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel kualitas pelayanan, citra merek dan
relationship marketing sebesar 52,6% sementara pengaruh sebesar
47,4% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.
Tabel 4.43
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 655,570 3 218,523 22,824 ,000b
Residual 536,164 56 9,574
Total 1191,733 59
a. Dependent Variable: KepuasanKonsumen
b. Predictors: (Constant), RelationshipMarketing, CitraMerek, KualitasPelayanan
Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan,
citra merek, dan relationship marketing dengan kepuasan
konsumen.
Ha4 : Ada pengaruh antara kualitas pelayanan, citra merek, dan
relationship marketing dengan kepuasan konsumen.
Pengujian dilakukan dengan dua cara. Pertama membandingkan
besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Cara kedua ialah dengan
membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%).
1) Membandingkan besarnya F penelitian pada model anova
dengan F tabel F penelitian didapat 22,824, F tabel diperoleh
sebesar 2,54. Dengan ketentuan numerator (DK) = jumlah
100
variable – 1 atau (5–1=4), dan denumerator = jumlah kasus – 4
atau (60-4=56).
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Dari perhitungan terlihat bahwa F penelitian 22,824 > F
tabel 2,54 maka Ha diterima berarti ada pengaruh yang
signifkan antara kualitas pelayanan, citra merek dan relationship
marketing terhadap kepuasan konsumen.
2) Membandingkan besarnya angka signifikan (sig) dengan
signifikansi 0,05.
Jika sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha4 diterima.
Jika sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha4 ditolak.
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.44 angka signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha4 diterima. Berarti ada pengaruh
antara kualitas pelayanan, citra merek, dan relationship
marketing terhadap kepuasan konsumen.
b. Melihat pengaruh kualitas pelayanan, citra merek, dan
relationship marketing secara parsial terhadap kepuasan
konsumen.
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel kualitas pelayanan,
citra merek, dan relationship marketing secara parsial terhadap
kepuasan konsumen, digunakan Uji t, sementara itu, untuk melihat
101
besarnya pengaruh, digunakan angka beta atau standardized
coefficients dibawah ini:
Tabel 4.44
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,361 3,535 ,385 ,702
KualitasMelayanan ,492 ,101 ,530 4,879 ,000
CitraMerek ,004 ,114 ,004 ,032 ,975
RelationshipMarketing ,459 ,184 ,302 2,495 ,016
a. Dependent Variable: KepuasanKonsumen
Sumber: Data primer yang diolah
1) Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen
Hipotesisnya :
H0 : βY1X1 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kualitas pelayanan dengan kepuasan
konsumen
Ha : βY1X1 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan dengan kepuasan konsumen
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t penelitian sebesar
4,879. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan
(DK) dengan ketentuan; DK = n-2, atau 60-2 = 58 menghasilkan
t table sebesar 2,0017.
Dengan kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
102
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh angka t
penelitian sebesar 4,879 > t tabel 2,0017 sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh antara kualitas pelayanan
dengan kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,530 atau
53%. Sedangkan sisanya (100% - 53% = 47%) dijelaskan oleh
variable. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Dwi Aryani
dan Febriani dalam jurnalnya yang berjudul pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk
loyalitas pelanggan, diketahui bahwa kelima dimensi pembentuk
kualitas layanan terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas layanan.
Berarti semakin tinggi kualitas layanan PT KAI kelas utama
eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun Gambir maka akan
semakin tinggi pula kepuasan yang diterima oleh konsumen.
Oleh karena pengaruhnya yang signifikan, maka variabel
kualitas layanan menjadi variabel yang penting untuk
dipertimbangkan oleh konsumen PT KAI kelas utama eksekutif
dan kelas utama bisnis di statiun Gambir dalam menciptakan
kepuasan terhadap konsumen PT KAI kelas utama eksekutif dan
kelas utama bisnis di statiun Gambir.
103
2) Pengaruh antara citra merek terhadap kepuasan konsumen
Hipotesisnya :
H0 : βY1X2 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
citra merek dengan kepuasan konsumen
Ha : βY1X2 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara citra
merek dengan kepuasan konsumen
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t penelitian sebesar
0,032. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan
(DK) dengan ketentuan; DK = n-2, atau 60-2 = 58 menghasilkan
t table sebesar 2,0017.
Dengan kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh angka t
penelitian sebesar 0,032 < t table 2,0017 sehingga H0 diterima
dan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara citra merek dengan kepuasan konsumen. Besarnya
pengaruh citra merek terhadap kepuasan konsumen sebesar
0,004 atau 0,4%. Hal ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan
Evawati (2012) dalam jurnalnya yang berjudul kualitas produk
dan citra merek (brand image) McDonald: pengaruhnya
terhadap kepuasan konsumen, diketahui bahwa variabel citra
104
merek berpangaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
konsumen.
Berarti PT KAI kelas utama eksekutif dan bisnis di statiun
Gambir perlu meningkatkan citra merek untuk dapat
memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga para
konsumen menjadi loyal terhadap produk dan pelayanan
perusahaan.
3) Pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan konsumen
Hipotesisnya :
H0 : βY1X3 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
relationship marketing dengan kepuasan
konsumen
Ha : βY1X3 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara
relationship marketing dengan kepuasan
konsumen
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t penelitian sebesar
2,495. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan
(DK) dengan ketentuan; DK = n-2, atau 60-2 = 58 menghasilkan
t table sebesar 2,0017.
Dengan kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
105
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh angka t
penelitian sebesar 2,495 > t table 2,0017 sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh antara relationship
marketing dengan kepuasan konsumen. Besarnya pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen sebesar 0,302
atau 30,2%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Titi
Wijayanti (2012) dalam jurnalnya pengaruh relationship
marketing terhadap kepuasan pelanggan pada Asuransi Jiwa
Bersama (AJB) Bumiputera 1912 cabang Purworeji bahwa
secara serempak variabel relationship marketing yang terdiri
dari ikatan, empati, timbal balik dan kepercayaan berpengaruh
terhadap kepuasan pelanggan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera 1912 cabang Puworejo.
2. Analisis Struktural II
Persamaan strukturalnya:
Y1=βY2X1+βY2X3+βY2Y1+ɛ2
Dimana:
Y2 : Loyalitas Konsumen
Y1 : Kepuasan Konsumen
X1 : Kualitas Pelayanan
X3 : Relationship Marketing
ɛ1 : Error
106
Analisis Regresi
Pada bagian ini analisis dibagi menjadi dua. Pertama, melihat
pengaruh secara simultan dan kedua, melihat pengaruh secara parsial.
a. Melihat pengaruh kualitas pelayanan, relationship marketing dan
kapuasan konsumen secara simultan terhadap loyalitas
konsumen.
Untuk melihat pengaruh variabel kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen,
dilihat dari hasil perhitungan dalam model summary. Khususnya
angka Adjusted R Square dibawah ini:
Tabel 4.45
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,668a ,446 ,416 3,328
a. Predictors: (Constant), KepuasanKonsumen, RelationshipMarketing,
KualitasPelayanan
b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Sumber: Data primer yang diolah
Besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,416. Angka tersebut
digunakan untuk melihat besarnya pengaruh kualitas pelayanan,
relationship marketing dan kepuasan konsumen terhadap loyalitas
konsumen dengan cara menghitung koefisien (KD) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,416 x 100%
107
KD = 41,6%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh kualitas
pelayanan, relationship marketing dan kepuasan konsumen terhadap
loyalitas konsumen secara simultan adalah 41,6%, sedangkan sisanya
sebesar 58,4% (100% - 41,6%) dipengaruhi faktor lain. Dengan kata
lain variabilitas loyalitas konsumen yang dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel kualitas pelayanan, relationship marketing dan
kepuasan konsumen sebesar 41,6% sementara pengaruh sebesar
58,4% disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini.
Tabel 4.46
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 498,788 3 166,263 15,016 ,000b
Residual 620,062 56 11,073
Total 1118,850 59
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
b. Predictors: (Constant), KepuasanKonsumen, RelationshipMarketing, KualitasPelayanan
Sumber: Data primer yang diolah
Hipotesisnya bentuk kalimat berbunyi sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen secara simultan terhadap
loyalitas konsumen.
Ha5 : Ada pengaruh antara kualitas pelayanan, relationship marketing
dan kepuasan konsumen secara simultan terhadap loyalitas
konsumen.
108
Pengujian dilakukan dengan dua cara. Pertama membandingkan
besarnya angka F penelitian dengan F tabel. Cara kedua ialah dengan
membandingkan angka taraf signifikansi (sig) hasil perhitungan
dengan taraf signifikansi 0,05 (5%).
1) Membandingkan besarnya F penelitian pada model anova dengan
F tabel F penelitian didapat 15,016, F tabel diperoleh sebesar
2,54. Dengan ketentuan numerator (DK) = jumlah variable – 1
atau (5–1=4), dan denumerator = jumlah kasus – 4 atau (60-
4=56).
Jika F penelitian > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika F penelitian < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Dari perhitungan terlihat bahwa F penelitian 15,016 > F tabel
2,54 maka Ha diterima berarti ada pengaruh yang signifkan antara
kualitas pelayanan, relationship marketing dan kepuasan
konsumen terhadap kepuasan konsumen.
2) Membandingkan besarnya angka signifikan (sig) dengan
signifikansi 0,05.
Jika sig penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha5 diterima.
Jika sig penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan Ha5 ditolak.
Berdasarkan perhitungan pada tabel 4.47 angka signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha5 diterima. Berarti ada pengaruh
antara kualitas pelayanan, relationship marketing dan kepuasan
konsumen terhadap loyalitas konsumen.
109
b. Melihat pengaruh kualitas pelayanan, relationship marketing dan
kepuasan konsumen secara parsial terhadap loyalitas konsumen.
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel kualitas pelayanan,
relationship marketing dan kepuasan konsumen secara parsial
terhadap loyalitas konsumen, digunakan Uji t, sementara itu, untuk
melihat besarnya pengaruh, digunakan angka beta atau standardized
coefficients dibawah ini:
Tabel 4.47
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,726 3,586 ,760 ,450
KualitasPelayanan ,192 ,128 ,214 1,498 ,140
RelationshipMarketing ,320 ,188 ,217 1,707 ,093
KepuasanKonsumen ,327 ,144 ,338 2,278 ,027
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Sumber: Data primer yang diolah
1) Pengaruh kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen
Hipotesisnya :
H0 : βY2X1 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kualitas pelayanan dengan loyalitas
konsumen.
Ha : βY2X1 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan dengan loyalitas konsumen.
110
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t penelitian sebesar
1,498. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan
(DK) dengan ketentuan; DK = n-2, atau 60-2 = 58 menghasilkan
t table sebesar 2,0017.
Dengan kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh angka t
penelitian sebesar 1,498 < t table 2,0017 sehingga H0 diterima
dan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh signifikan antara
kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen. Besarnya
pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen
sebesar 0,241 atau 24,1%. Hal ini tidak sesuai dengan yang
dikemukan oleh A.A.Ayu Atika dkk dalam jurnalnya yang
berjudul Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan
loyalitas pelanggan Garuda Indonesia di Denpasar diketahui
bahwa kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
Dengan demikian, layanan yang berkualitas tidak menjamin
pelanggan akan menjadi loyal, karena kualitas layanan PT KAI
kelas utama eksekutif dan bisnis di statiun Gambir memiliki
pengaruh yang sangat lemah terhadap penciptaan loyalitas pada
111
konsumen yakni 24,1% saja. Sedangkan sisanya (100% - 24,1%
= 75,9%) dijelaskan oleh variabel lain.
2) Pengaruh relationship marketing dengan loyalitas konsumen
Hipotesisnya :
H0 : βY2X3 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
relationship marketing dengan loyalitas
konsumen
Ha : βY2X3 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara
relationship marketing dengan loyalitas
konsumen
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t penelitian sebesar
1,707. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan
(DK) dengan ketentuan; DK = n-2, atau 60-2 = 58 menghasilkan
t table sebesar 2,0017.
Dengan kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh angka t
penelitian sebesar 1,707 < t table 2,0017 sehingga H0 diterima
dan Ha ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan
antara relationship marketing dengan loyalitas konsumen.
Besarnya pengaruh relationship marketing dengan loyalitas
konsumen sebesar 0,217 atau 21,7%. Hal ini tidak dengan yang
112
dikemukan Zulkifri dalam jurnalnya yang berjudul Relationship
marketing terhadap customer retention dan customer loyality
pada nasabah Bank Mega Malang, penelitian ini menunjukan
adanya pengaruh signifikan antara customer loyality, ada
pengaruh yang signifikan antara variable kepercayaan secara
langsung maupun tidak langsung melalui variabel customer
retention terhadap customer loyality sedangkan variabel
komitmen dan kepuasan hubungan tidak berpengaruh terhadap
customer loyality.
Berarti PT KAI kelas utama eksekutif dan bisnis di statiun
Gambir seyogyanya untuk selalu menjaga relationship
marketing. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara menjaga
komitmen, kepercayaan dan kepuasan hubungan dengan para
konsumen.
3) Pengaruh kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen
Hipotesisnya :
H0 : βY1Y2 = 0 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
kepuasan konsumen dengan loyalitas
konsumen.
Ha : βY1Y2 ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara
kepuasan konsumen dengan loyalitas
konsumen.
113
Hasil perhitungan SPSS diperoleh t penelitian sebesar
2,278. Sedangkan taraf signifikan 0,05 dan Derajat Kebebasan
(DK) dengan ketentuan; DK = n-2, atau 60-2 = 58 menghasilkan
t table sebesar 2,0017.
Dengan kriteria uji hipotesis:
Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh angka t
penelitian sebesar 2,278 > t table 2,0017 sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara
kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen. Besarnya
pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen
sebesar 0,338 atau 33,8%. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Ignatius Heruwasto dalam jurnalnya yang
berjudul Faktor penentu kepuasan dan loyalitas pelanggan dalam
layanan jasa penerbangan: studi pada pengguna Lion Air,
penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan pelanggan terbukti
merupakan faktor pendorong yang dominan terhadap loyalitas
pelanggan Lion Air.
Dengan demikian, untuk meningkatkan loyalitas konsumen,
yang merupakan sasaran utama dari pemasaran saat ini, PT KAI
kelas utama eksekutif dan bisnis di statiun Gambir perlu
memperhatikan faktor-faktor atau dimensi dari kepuasan
114
konsumen, seperti kualitas produk, kualitas layanan, emosional,
harga, biaya dan kemudahan.
3. Analisis Korelasi
Korelasi antara variabel kualitas pelayanan, citra merek, relationship
marketing, kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen dapat dilihat tabel
di bawah ini :
Tabel 4.48
Correlations
X1 X2 X3 Y1 Y2
Kualitas
Pelayanan
X1
Pearson Correlation 1 ,427** ,549
** ,697
** ,568
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
Citra Merek
X2
Pearson Correlation ,427** 1 ,584
** ,406
** ,614
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60
Relationship
Marketing
X3
Pearson Correlation ,549** ,584
** 1 ,595
** ,535
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
Kepuasan
Konsumen
Y1
Pearson Correlation ,697** ,406
** ,595
** 1 ,616
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
Loyalitas
Konsumen
Y2
Pearson Correlation ,568** ,614
** ,535
** ,616
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data primer yang diolah
a. Korelasi antara kualitas pelayanan dengan citra merek
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel kualitas pelayanan dengan citra merek sebesar 0,427. Untuk
menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria sebagai berikut :
115
1) 0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat
2) 0,60 – 0,799 : korelasi kuat
3) 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat
4) 0,20 – 0,399 : korelasi rendah
5) 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah
Korelasi sebesar 0,427 mempunyai maksud hubungan antara
variabel kualitas pelayanan dengan citra merek mempunyai korelasi
cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
kualitas pelayanan tinggi citra merek juga tinggi. Korelasi kedua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,001 <
0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
b. Korelasi antara kualitas pelayanan dengan relationship marketing
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel kualitas pelayanan dengan relationship marketing sebesar
0,549. Korelasi sebesar 0,549 mempunyai maksud hubungan antara
variabel kualitas pelayanan dengan relationship marketing
mempunyai korelasi cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif).
Searah artinya jika kualitas pelayanan tinggi relationship marketing
juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka
signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05
maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka
116
signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak
signifikan.
c. Korelasi antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen sebesar
0,697. Korelasi sebesar 0,697 mempunyai maksud hubungan antara
variabel kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen mempunyai
korelasi kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
kualitas pelayanan tinggi kepuasan konsumen juga tinggi. Korelasi
kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar
0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan
kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) >
0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
d. Korelasi antara kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen sebesar 0,568.
Korelasi sebesar 0,568 mempunyai maksud hubungan antara variabel
kualitas pelayanan dengan loyalitas konsumen mempunyai korelasi
cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
kualitas pelayanan tinggi loyalitas konsumen juga tinggi. Korelasi
kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar
0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan
117
kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) >
0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
e. Korelasi antara citra merek dengan relationship marketing
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel citra merek dengan relationship marketing sebesar 0,584.
Korelasi sebesar 0,584 mempunyai maksud hubungan antara variabel
citra merek dengan relationship marketing mempunyai korelasi
cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
citra merek tinggi relationship marketing juga tinggi. Korelasi kedua
variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 <
0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua
variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
f. Korelasi antara citra merek dengan kepuasan konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel citra merek dengan kepuasan konsumen sebesar 0,406.
Korelasi sebesar 0,406 mempunyai maksud hubungan antara variabel
citra merek dengan kepuasan konsumen mempunyai korelasi cukup
kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika citra
merek tinggi kepuasan konsumen juga tinggi. Korelasi kedua variabel
bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar 0,001 < 0,05. Jika
angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel
118
signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka
hubungan kedua variabel tidak signifikan.
g. Korelasi antara citra merek dengan loyalitas konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel citra merek dengan loyalitas konsumen sebesar 0,614.
Korelasi sebesar 0,614 mempunyai maksud hubungan antara variabel
citra merek dengan loyalitas konsumen mempunyai korelasi kuat dan
searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika citra merek tinggi
loyalitas konsumen juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat
signifikan karena angka signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jika angka
signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan,
sebaliknya jika angka signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua
variabel tidak signifikan.
h. Korelasi antara relationship marketing dengan kepuasan konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel relationship marketing dengan kepuasan konsumen sebesar
0,595. Korelasi sebesar 0,595 mempunyai maksud hubungan antara
variabel relationship marketing dengan kepuasan konsumen
mempunyai korelasi cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif).
Searah artinya jika relationship marketing tinggi kepuasan konsumen
juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka
signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05
maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka
119
signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak
signifikan.
i. Korelasi antara relationship marketing dengan loyalitas konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel relationship marketing dengan loyalitas konsumen sebesar
0,535. Korelasi sebesar 0,535 mempunyai maksud hubungan antara
variabel relationship marketing dengan loyalitas konsumen
mempunyai korelasi cukup kuat dan searah (karena hasilnya positif).
Searah artinya jika relationship marketing tinggi loyalitas konsumen
juga tinggi. Korelasi kedua variabel bersifat signifikan karena angka
signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05
maka hubungan kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka
signifikan (sig.) > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak
signifikan.
j. Korelasi antara kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen
Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara
variabel kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen sebesar
0,616. Korelasi sebesar 0,616 mempunyai maksud hubungan antara
variabel kepuasan konsumen dengan loyalitas konsumen mempunyai
korelasi kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya jika
kepuasan konsumen tinggi loyalitas konsumen juga tinggi. Korelasi
kedua variabel bersifat signifikan karena angka signifikan sebesar
0,000 < 0,05. Jika angka signifikan (sig.) < 0,05 maka hubungan
120
kedua variabel signifikan, sebaliknya jika angka signifikan (sig.) >
0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Gambar 4.1
Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
Persamaan menjadi :
Y1 = 0,530 X1 + 0,004 X2 + 0,302 X3 + 0,536 ϵ1
Y2 = 0,241 X1 + 0,217 X3 + 0,338 Y1 + 0,620 ϵ2
Pada strukutur 1, hasil analisis menunjukan bahwa ada koefisien
jalur yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan
konsumen, yaitu citra merek maka model sub struktural 1 perlu
diperbaiki melalui metode trimming, dimaksudkan untuk menguji
kebermaknaan setiap koefisien jalur yang telah dihitung. Apabila
KUALITAS
PELAYANAN (X1)
CITRA MEREK
(X2)
RELATIONSHIP
MARKETING (X3)
KEPUASAN
KONSUMEN
(Y1)
LOYALITAS
KONSUMEN
(Y2)
0,241
0,217
0,338 0,004
0,530
0,302
0,671
0,744
ϵ1
ϵ2
0,549
0,427
0,584
121
koefisien jalur yang dihitung tidak signifikan, perhitungan diulang
kembali dengan cara menghilangkan jalur yang tidak signifikan
tersebut yaitu mengeluarkan variabel X2 yang dianggap tidak
signifikan terhadap variabel Y1.
4. Uji Trimming
Trimming Struktur I
Tabel 4.49
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,550 ,534 3,067
a. Predictors: (Constant), X3, X1
b. Dependent Variable: Y1
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.50
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 655,560 2 327,780 34,846 ,000b
Residual 536,173 57 9,407
Total 1191,733 59
a. Dependent Variable: Y1
b. Predictors: (Constant), X3, X1
Sumber : Data primer yang diolah
122
Tabel 4.51
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,399 3,300 ,424 ,673
X1 ,493 ,099 ,530 4,989 ,000
X3 ,462 ,162 ,303 2,854 ,006
a. Dependent Variable: Y1
Sumber : Data primer yang diolah
Dapat dilihat hanya variabel X1 dan X3 yang masuk kedalam
pengujian. Sehingga nilai R square menjadi 0,550 berarti kualitas
pelayanan dan relationship marketing memberikan pengaruh langsung
terhadap kepuasan konsumen sebesar 55% , sedangkan sisinya sebesar
45% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model ini. Besarnya
kontribusi kualitas pelayanan yang secara langsung mempengaruhi
kepuasan konsumen adalah sebesar 0,530 atau 53% dan kontribusi
relationship marketing yang secara langsung mempengaruhi keputusan
pembelian adalah sebesar 0,303 atau 30,3%. Pada struktur II, hasil analisis
menunjukan bahwa ada koefisien jalur yang tidak signnifikan pengaruhnya
terhadap loyalitas konsumen, yaitu kualitas pelayanan dan relationship
marketing maka model sub struktur II juga perlu diperbaiki melalui
metode trimming.
123
Gambar 4.2
Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming Struktur I
Persamaan menjadi :
Y1 = 0,530 X1 + 0,303 X3 + 0,671 ϵ1
Trimming Struktur II
Tabel 4.52
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,616a ,379 ,369 3,460
a. Predictors: (Constant), Y1
b. Dependent Variable: Y2
Sumber : Data primer yang diolah
KUALITAS
PELAYANAN (X1)
RELATIONSHIP
MARKETING (X3)
KEPUASAN
KONSUMEN
(Y1)
0,530
0,303
ϵ1
0,671
0,594
124
Tabel 4.53
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 424,428 1 424,428 35,449 ,000b
Residual 694,422 58 11,973
Total 1118,850 59
a. Dependent Variable: Y2
b. Predictors: (Constant), Y1
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.54
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,303 2,914 2,849 ,006
Y1 ,597 ,100 ,616 5,954 ,000
a. Dependent Variable: Y2
Sumber : Data primer yang diolah
Dapat dilihat hanya variavel Y1 yang masuk dalam pengujian.
Sehingga R Square berubah menjadi 0,379 berarti variabel kepuasan
konsumen memberikan pengaruh kepada loyalitas konsumen sebesar
37,9%, sedangkan sisanya sebesar 62,1% dipengaruhi oleh faktor-fakto
lain di luar model ini. Besarnya kontribusi kepuasan konsumen
mempengaruhi loyalitas konsumen adalah sebesar 0,616 tau 61,6%.
125
Gambar 4.3
Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming Struktur II
Persamaan menjadi :
Y2 = 0,616 Y1 + 0,788 ϵ2
Gambar 4.4
Diagram Jalur Total
Persamanaan menjadi :
Y1 = 0,530 X1 + 0,303 X3 + 0,671 ϵ1
Y2 = 0,616 Y1 + 0,788 ϵ2
KEPUASAN
KONSUMEN
(Y1)
LOYALITAS
KONSUMEN
(Y2)
0,616
0,788
ϵ2
KUALITAS
PELAYANAN (X1)
RELATIONSHIP
MARKETING (X3)
KEPUASAN
KONSUMEN
(Y1)
0,530
0,303
0,671
LOYALITAS
KONSUMEN
(Y2)
0,616
0,788
ϵ2 ϵ1
0,594
126
Tabel 4.55
Hasil Perhitungan Trimming di Struktur I dan II
Struktur I Sebelum trimming Sesudah trimming
Model R2 F Beta t R2 F Beta t
1. Kualitas
Pelayanan
0,550 22,824 0,530 4,879 0,550 34,846 0,530 4,989
2. Relationship
marketing
0,550 22,824 0,302 2,495 0,550 34,846 0,303 2,854
Struktur I Sebelum trimming Sesudah trimming
Model R2 F Beta t R2 F Beta t
1. Kepuasan
Konsumen
0,446 15,016 0,338 2,278 0,379 35,449 0,616 5,964
Sumber : Data primer yang diolah
5. Perhitungan Pengaruh
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Untuk menghitung pengaruh langsung, digunakan formula
sebagai berikut:
1) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan
konsumen
X1 → Y1 = 0,530
2) Pengaruh variabel citra merek terhadap kepuasan konsumen
X2 → Y1 = 0,004
127
3) Pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan konsumen
X3 → Y1 = 0,302
4) Pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen
X1 → Y2 = 0,214
5) Pengaruh antara relationship marketing terhadap loyalitas
konsumen
X3 → Y2 = 0,217
6) Pengaruh antara kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen
Y1 → Y2 = 0,338
b. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung, digunakan formula
sebagai berikut:
1) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas
konsumen melalui kepuasan konsumen
X1 → Y1 → Y2 = (0,530 x 0,338) = 0,17914
2) Pengaruh variabel citra merek terhadap loyalitas konsumen
melalui kepuasan konsumen
X2 → Y1 → Y2 = (0,004 x 0,338) = 0,001352
3) Pengaruh variabel relationship marketing terhadap loyalitas
konsumen melalui kepuasan konsumen
X3 → Y1 → Y2 = (0,302 x 0,338) = 0,102076
128
c. Pengaruh Total (Total Effect)
1) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas
konsumen melalui kepuasan konsumen
X1 → Y1 → Y2 = (0,530 + 0,338) = 0,868
2) Pengaruh variabel citra merek terhadap loyalitas konsumen
melalui kepuasan konsumen
X2 → Y1 → Y2 = (0,004 + 0,338) = 0,342
3) Pengaruh variabel relationship marketing terhadap loyalitas
konsumen melalui kepuasan konsumen
X3 → Y1 → Y2 = (0,302 + 0,338) = 0,64
4) Pengaruh variabel kualitas pelayanan terhadap loyalitas
konsumen
X1 → Y2 = 0,241
5) Pengaruh variabel relationship marketing terhadap loyalitas
konsumen
X3 → Y2 = 0,217
6) Pengaruh variabel kepuasan konsumen terhadap loyalitas
konsumen
Y1 → Y2 = 0,338
129
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel
kualitas pelayanan, citra merek, dan relationship marketing terhadap kepuasan
konsumen serta dampaknya pada loyalitas konsumen PT KAI kelas utama
eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun Gambir, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengolahan data dalam struktur I, menunjukan besar
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen adalah sebesar
53%.
2. Besar pengaruh citra merek terhadap kepuasan konsumen adalah sebesar
0,40%.
3. Besar pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan konsumen
adalah sebesar 30,2%.
4. Terdapat pengaruh antara variabel kualitas pelayanan, citra merek dan
relationship marketing terhadap variabel kepuasan konsumen. Besar
pengaruhnya adalah 52,6%.
5. Berdasarkan hasil pengolahan data dalam struktur II, menunjukan besar
pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas konsumen adalah sebesar
24,1%.
6. Besar pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas konsumen
adalah sebesar 21,7%.
130
7. Besar pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen adalah
sebesar 33,8%.
8. Terdapat pengaruh antara variabel kualitas pelayanan, relationship
marketing dan kepuasan konsumen terhadap variabel loyalitas konsumen.
Besar pengaruhnya adalah 41,6%.
9. Pengaruh dari variabel kualitas pelayanan, citra merek dan relationship
marketing terhadap variabel loyalitas konsumen melalui variabel kepuasan
konsumen adalah masing-masing sebesar 17,9%, 0,13% dan 10,2%.
B. Saran
PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang selanjutnya disingkat sebagai PT
KAI (Persero) atau “Perseroan” adalah Badan Usaha Milik Negara yang
menyediakan, mangatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan ataupun
sebagai bahan pertimbangan untuk tetap memberikan kualitas pelayanan yang
terbaik kepada konsumen, karena dengan demikian apa yang menjadi tujuan
dari visi dan misi perusahaan bisa dicapai dengan maksimal. Berdasarkan hasil
analisis dari kesimpulan di atas, maka dapat didapatkan beberapa saran dari
hasil penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Perusahan
a. Kualitas yang diberikan oleh PT KAI kelas utama eksekutif dan
bisnis di statiun Gambir sudah cukup memuaskan konsumen karena
dalam penelitian ini kualitas pelayanan PT KAI di statiun Gambir
mendapatkan respon sebesar (1,498), dalam hal ini karyawan PT
131
KAI kelas utama eksekutif dan bisnis di statiun Gambir harus tetap
mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan untuk setiap
konsumennya, melayani dengan cepat tidak lebih dari 60 detik dan
dengan sungguh-sungguh sehingga konsumen tidak akan lama
menunggu dan selalu memberikan pelayanan yang baik sejak
pertama kali konsumen menggukan jasa PT KAI kelas utama
eksekutif dan bisnis di statiun Gambir.
b. Dalam hal citra merek PT KAI kelas utama eksekutif dan bisnis di
statiun Gambir mampu memberikan tanggapan responden yang
positif terhadap citra merek. PT KAI kelas utama eksekutif dan
bisnis di statiun Gambir tetap memperhatikan faktor tersebut untuk
menciptakan kepuasan konsumen, dengan cara meningkatkan
kenyamanan, dan meningkatkan proporsi penjualan yang baik.
c. Dalam hal relationship marketing yang diberikan oleh PT KAI kelas
utama eksekutif dan bisnis di statiun Gambir sudah cukup
menimbulkan perasaan loyalitas yang cukup besar bagi para
konsumen karena dalam penelitian ini relationship yang diberikan
oleh PT KAI kelas utama eksekutif dan bisnis mendapatkan respon
yang cukup baik (1,707). Loyalitas yang timbul di benak konsumen
berdasarkan kepercayaan konsumen terhadap apa yang diharapkan
dan dia inginkan terhadap relationship yang diberikan PT KAI kelas
utama eksekutif dan bisnis di statiun Gambir. Untuk meningkatkan
loyalitas, pihak PT KAI kelas utama eksekutif dan kelas utama bisnis
132
di statiun Gambir harus memperbaiki relationship marketing kepada
konsumen.
d. Dari kesimpulan di atas juga dapat diketahui kepuasan konsumen
adalah hal yang paling utama. Dengan adanya kepuasan konsumen
terciptalah suatu loyalitas konsumen. Sehingga diharakan PT KAI
kelas utama eksekutif dan bisnis dalam hal ini bisa menciptakan
kepuasan konsumen dari banyak hal yang terutama meningkatkan
kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional, harga, biaya dan
kemudahan.
2. Bagi peneliti
Setelah mengetahui hasil penelitan bahwa hanya kepuasan konsumen
yang mempunyai pengaruh terhadap loyalitas konsumen, maka penulis
berharap, penulis yang akan datang dapat mencari alasan mengapa hal ini
bisa terjadi.
3. Bagi akademisi
Menambah jumlah data penelitian yang lebih banyak, sehingga akan
menghasilkan data yang lebih baik lagi.
133
DAFTAR PUSTAKA
A.A Ayu Atika Paramitha Wendha, I Ketut Rahyuda & I. Gus. A. Kt. G. Suasana.
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Garuda Indonesia di Denpasar. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Kewirausahaan Vol.1, No. 1, Februari 2013, Hal. 19-28.
Aaker, David A dan Kevin L Keller., “Consumer Evaluations of Brands
Exttensions”. Journal of Marketing., Vol. 54., p. 27-41. 1990.
Amanah, Dita. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Konsumen pada Majestyk Bakery & Cake Shop Cabang H.M Yamin Medan.
Jurnal Keuangan & Bisnis, Volume 2 No. 1, Maret 2010.
Anderson, E.W. Customer satisfaction and prince tolerance, Marketing Letters.
1996.
Andreassen, Tor Wallin dan Lindestad, B. Customer Loyalty and Complex Services :
The Impact of Corporate Image on quality, Customer Satisfaction and
Loyalty for Customers with Varying Degrees of Service Expertise.
International Journal of Service Industry Management, 1997.
Anggraen, Priska Nita. Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen dengan
Kepuasan Konsumen sebagai Mediasi pada Produk Viva Kosmetik di Kota
Surabaya.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Berman, Barry and Joel Evans, Retail “Management: A Strategic Approach”.
Prentice Hall: Englewood Cliffs, 2002.
Dharmayanti, Diah. Analisis Dampak Service Performance dan Kepuasan sebagai
Moderating Variable Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi pada Nasabah
134
Tabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya). Jurnal Manajemen Pemasaran,
Vol. 1, No. 1, April 2006: 35-43.
Dwi Aryani & Febrina Rosinta. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan
Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Bisnis & Birokrasi,
Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Mei- Agustus 2010, hlm. 114-126.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2008.
Evawati. Kualitas Produk dan Citra Merek (Brand Image) MC Donald :
Pengaruhnya terhadap Kepuasan Konsumen. Jurnal Ilmu Ekonomi dan
Sosial, Jilid I, Nomor 2, November 2012, hlm. 184-191.
Florencia T.Sia dan Dr. Hartono, SE., M.M. Analisa Pengaruh Price, Service
Quality, dan Corporate Image terhadap Custumer Loyality dengan Customer
Saticfaction Sebagai Variabel Intervening Konsumen IPO Korean Café dan
Restaurant Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 1, No. 1, (2013) 1-
8
Fornell, C. A National Customer Satisfaction Barometer: The Swedish Experience.
Journal of Marketing, 56, 1992.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cet. IV.
Semarang: Undip, 2009.
Gumilar, Akhmad Kresna. Pengaruh Perubahan Elemen Fisik Brand Terhadap Citra
Merek (Studi pada Konsumen PT. Citilink Indonesia. Tbk). Jurnal Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Brawijaya Malang. 2012.
Heruwasto, Ignatius & Arrina Wulan Aprilia. Faktor Penentu Kepuasan dan
Loyalitas Pelanggan dalam Layanan Jasa Penerbangan: Studi Kasus Pada
Pengguna Lion Air. Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia Vol. 41 No.4.
Juli – September 2012.
135
Ima, M.D.S. Citra Perusahaan Seri Manajemen Pemasaran. www.e-iman.uni.c.c,
2010.
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009
J. Paul Peter & Jame H. Donnelly, JR. Marketing Maornagement: Knowledge and
Skills. New York: McGraw-Hill/Irwin, 2004.
Keller, Kevin Lane. Strategy Brand Management (Building, Measuring and
Managing Brand Equity). Third Edition. New Jersey: Prentice Hall, 2008.
Keller, Kevin Lane. Strategy Brand Management (Building, Measuring and
Managing Brand Equity) Global Edition. Fourth Edition. United States:
Pearson, 2013.
Kotler, P. Marketing Manajemen : The millennium edition. New Jersey: Prentice
Hall International, Inc, 2000.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran, edisi kedua belas jilid
2. Jakarata; Indeks, 2009.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks, 2009.
Kumar. V and Shah. D. Building and Sustaining Profitable Customer Loyalty for the
21st Century. Journal of Retailing, 80 (4), pp. 317–30, 2004.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Lovelock, Christoper H; Jochen Wirtz & Jacky Mussry. Manajemen Pemasaran Jasa
(Manusia, Teknologi, Strategi). Jakarta: Erlangga, 2011.
Lovelock, Cristoper H. & Lauren K. Wright. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Indeks, 2007.
Lupiyoadi, Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. 2014.
Malhotra, Naresh K. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Jakarta: Indeks, 2009.
136
Na, W Bong, R Marshall, and K Lane Keller. Measuring Brand Power: Validating a
Model for Optimizing Brand Equity. Journal of Product and Brand
Management 8 (3), 170-184, 1999.
Oliver, R.L. A Cognitive Model of The Antecedents and Consequences of Satisfaction
Decisions. Journal of Marketing Research, 17, 1980.
Pardede, Ratlan dan Reinhard Manurung, S.T., M.M. ”Analisis Jalur PATH, teori
dan aplikasi dalam riset bisnis”. Rineka Cipta, 2014.
Riduan, Drs., .M.B.A, DR. Engkos Achmad Kuncoro, SE., M.M. ”Cara
menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analsis)”. Alfabeta,
Bandung 2008.
Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Kanuk. Consumption Values and Relationships:
Segmenting the Market. Journal of Consumer Marketing, 17 (3), 214-232,
2000.
Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2000.
Sondoh, S. L., Omar, M. W., Whaid, N.A., Ismail, I., & Harun, A. Asian Academy of
Management Journal. International Journal of Arts and Commerce, 83-107,
2007
Stendra Thakur & Dr. A. P Singh. Brand Image, Customer Satisfactio and Loyality
Intentio: A Study in the Context of Cometic Product Among the People of
Central India. EXCEL International Journal of Multidiscipilinary
Management Studies. Vol. 2 Issue 5, May 2012, ISSN 2249 8834.
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta, 2007.
Suharso, Puguh. Metode Penelitian Kuantitatif untu Bisnis: Pendekatan Filosofi dan
Praktis. Jakarta: Indeks, 2009.
Supardi, Arikunto, dan Suhardjono. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Angkasa, 2011.
137
Tang W. (2007, December). Impact of corporate image and corporate reputation on
customer loyality: A review. Management Science and Engineering. 1(2)
Thakur, Satendra dan A. P Singh. Brand Image, Customer Satisfaction and Loyalty
Intention: Studi in The Context of Cosmetic Product Among People of
Central India. International Journal of Multidisciplinary Management Studies
Vol. 2 Issue 5, pp:37-50, 2012.
Tjiptono, Fandy. Pemasaran Jasa. Malang: Banyumedia, 2007.
Utami, Sri Sari., Hatane Semuel., M.S., Ritzky Karina M. R. Brahmana. Analisis
Pengaruh Trust dan Commitment terhadap Kepuasan dan Loyalitas
Pelanggan CV. Sumber Jaya Sakti Tarakan. Jurnal Manajemen Pemasaran
Vol. 1, No. 2, (2013) 1-9..
Zeithaml, Valarie. A., Berry, Leonard. L., Parasuraman, A. The Behavariol
Consequences of Service Quality. Journal of Marketing, Vol. 60, pp. 31-46,
1996.
Zulkifli. Relationship Marketing Terhadap Customer Retention dan Customer
Loyality pada Nasabah Bank Mega, Tbk Malang. Jurnal Manajemen dan
Akuntansi Volume 1, Nomor 1, April 2012.
138
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth.
Responden Penelitian
Di tempat
Bersama ini saya :
Nama : Inayatun Nisa
NIM : 1111081000098
Keterangan : Mahasiswa S1, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Terkait dengan penelitian yang akan saya teliti, dengan judul “PENGARUH
KUALITAS PELAYANAN, CITRA MEREK DAN RELATIONSHIP MARKETING
TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
LOYALITAS KONSUMEN (Studi Kasus pada Pengguna Kereta Api di Statiun Gambir)”.
Maka untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan penelitian ini, saya mohon kesedian
saudara/i mengisi daftar pertanyaan yang saya ajukan. Kesedian saudara/i merupakan bantuan
yang sangat bernilai bagi saya.
Akhir kata, atas bantuan dan kelapangan hati saudara/i, saya ucapkan banyak terima
kasih.
Hormat saya,
Inayatun Nisa
139
A. IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk: Isilah titik-titik ini dan berilah tanda contreng (√) pada kotak yang tersedia sebagai
jawaban yang menggambarkan identitas diri sendiri diri saudara/i.
Nama : ……………………………………
1) Usia
17-< 25 tahun : 36 – 45 tahun :
25-< 35 tahun : > 45 tahun :
2) Jenis kelamin
pria : wanita :
3) Frekuensi penggunaan jasa di PT.KAI kurun waktu 1 bulan
1 – 2 kali : 5 - 6 kali :
3 – 4 kali : ≥ 7 kali :
4) Penggunaan jasa angkutan PT.KAI pada kelas :
Eksekutif : Bisnis :
B. Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda contreng (√ ) pada salah satu alternatif yang telah tersedia. Setiap pertanyaan
terdiri dari 5 (lima) pilihan jawaban :
SS = Sangat setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
CS = Cukup Setuju
Contoh : Saya senang menggunakan jasa PT.KAI
Sangat
Setuju Setuju
Cukup
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
√
No Kualitas Pelayanan (Service Quality) Sangat
Setuju Setuju
Cukup
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Kereta api datang tepat waktu sesuai dengan
jadwal
2. PT.KAI mampu memberikan layanan yang
memuaskan
3. Karyawan PT.KAI memahami kebutuhan
konsumen dengan baik
4. Karyawan PT.KAI memberikan pelayanan
yang cepat kepada konsumen
5.
Karyawan PT.KAI selalu bersedia untuk
membantu konsumen saat dibutuhkan
140
6. Karyawan PT.KAI selalu sopan dan ramah
dalam melayani konsumen
7. Karyawan PT.KAI selalu bersungguh-
sungguh dalam melayani konsumen
8. Karyawan PT.KAI memberikan perhatian
yang tinggi kepada setiap konsumen
9. Gerbong kereta PT.KAI memiliki kualitas
yang baik
10. Karyawan PT.KAI berpenampilan rapi dan
profesional
No Citra Merek (Brand Image) Sangat
Setuju Setuju
Cukup
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. PT.KAI memiliki kelebihan dalam hal
pelayanan
2. PT.KAI sudah saya kenal sejak lama
3. Merek PT.KAI mudah diucapkan oleh
konsumen
4. Merek PT.KAI mudah diingat oleh konsumen
5. Logo PT.KAI mudah diingat oleh konsumen
6. Warna logo PT.KAI (2 garis warna orange dan
1 garis berwarna lengkung biru) mudah diingat
oleh konsumen
7. Merek PT.KAI memiliki keunggulan dengan
kualitasnya
8. PT.KAI memiliki cara penjualan tiket yang
unik/mudah didapatkan
No Relationship Marketing Sangat
Setuju Setuju
Cukup
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. PT.KAI selalu memelihara hubungan dan
komunikasi yang baik dengan konsumen
2. PT.KAI selalu menjaga kepercayaan dan
hubungan timbal balik dengan konsumen
3. PT.KAI selalu memberikan kepuasaan
hubungan dengan konsumen
4. PT.KAI memberikan akses pemasanan tiket
yang mudah didapatkan (internet
reservation)
5. PT.KAI menyediakan fasilitas mesin Cetak
Tiket Mandiri (CTM) dengan baik
141
No Kepuasan Konsumen
(Customer Satisfaction)
Sangat
Setuju Setuju
Cukup
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Kualitas KA utama kelas ekskutif/ bisnis
yang diberikan oleh PT.KAI sesuai dengan
yang dijanjikan
2. Pelayanan KA utama kelas ekskutif/bisnis
yang diberikan sesuai dengan harapan
konsumen
3. Pelayanan yang cepat diberikan oleh PT.KAI
saat konsumen membutuhkan bantuan
4. Konsumen merasa bangga menggunakan jasa
KA utama kelas eksekutif/ bisnis
5. Konsumen merasa percaya diri menggunakan
jasa KA utama kelas eksekutif/ bisnis
6. Harga yang dibayarkan sesuai dengan
kualitas pelayanan yang didapat
7. Harga yang dibayarkan sebanding dengan
pelayanan yang didapat
8. Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
kualitas pelayanan yang didapat
No Loyalitas Konsumen (Customer Loyality) Sangat
Setuju
Setuju Cukup
Setuju
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
1. Konsumen merasa nyaman menggunakan
jasa PT.KAI
2. PT.KAI memberikan jaminan keselamatan
tinggi, sehingga saya senang menggunakan
KA utama kelas ekskutif/ bisnis
3. Saya selalu melakukan pembelian secara
berulang di PT.KAI terutama KA utama
kelas ekskutif/ bisnis
4. Saya selalu merekomendasikan KA utama
kelas ekskutif/ bisnis kepada orang lain
5. Dalam melakukan perjalanan saya selalu
mengutamakan KA utama kelas ekskutif/
bisnis
6. Saya merasa sudah setia dan loyal terhadap
PT.KAI terutama KA utama kelas ekskutif/
bisnis
7. Kelemahan dan kekurangan produk akan
saya langsung beritahu ke PT.KAI tanpa
orang lain yang akan tahu.
142
Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden
Hasil Jawaban Responden
Kuesioner Nilai Total
Item 5 4 3 2 1
X1.1 4 44 9 3 0 60
X1.2 6 43 10 1 0 60
X1.3 4 36 18 2 0 60
X1.4 5 31 23 1 0 60
X1.5 6 35 17 2 0 60
X1.6 11 37 12 0 0 60
X1.7 7 34 17 2 0 60
X1.8 9 25 20 6 0 60
X1.9 6 31 18 5 0 60
X1.10 9 37 13 1 0 60
X2.1 6 26 24 4 0 60
X2.2 18 35 4 3 0 60
X2.3 12 30 14 4 0 60
X2.4 11 31 16 2 0 60
X2.5 8 24 18 9 1 60
X2.6 8 24 19 8 1 60
X2.7 5 22 30 3 0 60
X2.8 21 20 17 2 0 60
X3.1 4 31 19 6 0 60
X3.2 4 29 19 8 0 60
X3.3 6 27 24 3 0 60
X3.4 23 24 11 2 0 60
X3.5 20 31 7 2 0 60
Y1.1 6 38 13 3 0 60
Y1.2 6 36 14 4 0 60
Y1.3 3 34 23 0 0 60
Y1.4 5 36 17 2 0 60
Y1.5 6 25 25 4 0 60
Y1.6 8 26 23 3 0 60
Y1.7 7 18 26 8 1 60
Y1.8 5 17 28 8 2 60
Y2.1 11 36 12 1 0 60
Y2.2 10 27 20 3 0 60
Y2.3 10 25 14 10 1 60
Y2.4 11 29 14 6 0 60
Y2.5 8 25 14 13 0 60
Y2.6 12 19 21 8 0 60
Y2.7 4 26 22 7 1 60
143
Lampiran 3: Rekapitulasi Jawaban Responden
Kualitas Pelayanan
No X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 Total
1 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 36
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 33
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 45
6 2 4 4 3 3 4 2 3 2 3 30
7 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 35
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
10 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36
11 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 31
12 5 4 3 4 3 3 3 2 4 4 35
13 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 43
14 5 5 4 4 5 4 4 3 5 4 43
15 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 36
16 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 35
17 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 46
18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31
19 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 39
20 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 40
21 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 42
22 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29
23 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 37
24 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 43
25 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 33
26 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 44
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
29 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 46
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
31 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41
32 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 36
33 4 2 3 2 3 3 3 2 2 3 27
34 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
35 2 4 3 3 4 3 4 4 3 3 33
36 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42
37 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32
38 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 47
39 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 29
40 4 4 4 3 4 5 4 3 3 5 39
41 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
44 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 47
45 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 32
46 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 33
47 3 4 4 3 5 5 4 5 4 5 42
48 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 35
49 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 36
50 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 33
51 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 33
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
53 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38
54 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
55 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 37
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
57 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 38
58 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 40
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 5 5 3 4 3 5 4 5 4 4 42
144
Citra Merek Relationship Marketing
No X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 Total X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 Total
1 2 2 3 2 1 1 2 3 16 3 3 3 3 2 14 2 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 20 3 4 3 4 4 3 4 4 5 31 4 4 4 4 5 21 4 2 4 4 4 2 3 3 5 27 4 4 4 5 4 21 5 5 5 4 4 5 5 5 5 38 5 5 5 5 5 25 6 2 4 3 3 2 3 2 5 24 4 3 3 5 5 20 7 3 4 3 3 3 2 2 2 22 3 3 3 3 4 16 8 3 5 5 5 5 5 4 5 37 4 4 3 5 5 21 9 3 4 4 3 4 4 3 4 29 4 4 3 4 4 19 10 3 5 5 5 2 3 3 4 30 2 2 3 4 4 15 11 3 5 4 4 4 4 3 3 30 3 3 3 4 5 18 12 3 4 3 4 2 2 3 2 23 3 2 3 2 4 14 13 5 5 5 5 3 3 4 5 35 4 4 4 5 5 22 14 3 4 3 4 3 3 3 3 26 4 4 5 5 5 23 15 3 5 4 4 4 4 3 4 31 3 4 4 4 3 18 16 4 4 4 4 2 2 3 4 27 4 3 4 4 3 18 17 5 5 3 4 4 5 5 5 36 4 4 5 5 5 23 18 3 4 3 3 3 3 3 4 26 3 3 3 4 5 18 19 3 5 5 5 3 3 3 5 32 4 4 4 4 4 20 20 4 5 5 5 5 5 4 4 37 5 4 4 5 5 23 21 3 4 3 4 4 4 4 4 30 3 3 3 5 5 19 22 3 4 4 4 2 2 3 5 27 2 2 3 5 4 16 23 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 5 5 22 24 4 5 2 3 3 4 3 5 29 3 4 4 5 5 21 25 3 4 4 4 4 4 5 5 33 3 3 3 3 4 16 26 4 5 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 5 25 27 5 4 4 5 4 4 4 5 35 5 5 5 5 5 25 28 3 5 4 3 3 4 3 4 29 4 4 4 4 4 20 29 4 4 5 5 3 3 3 5 32 4 4 4 5 5 22 30 4 4 4 3 4 4 4 5 32 4 4 3 5 4 20 31 4 4 4 3 3 3 4 5 30 4 4 4 5 3 20 32 3 5 3 3 4 3 3 3 27 3 3 3 4 4 17 33 3 2 2 3 3 3 3 3 22 2 2 2 3 4 13 34 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 15 35 2 3 3 3 5 5 5 5 31 2 2 3 5 4 16 36 5 5 3 3 4 4 4 5 33 4 5 4 5 4 22 37 3 2 2 2 2 2 3 3 19 3 3 4 4 4 18 38 3 4 4 4 3 3 3 4 28 4 4 4 4 4 20 39 4 4 5 5 5 3 3 3 32 4 4 2 3 3 16 40 4 4 5 5 3 5 4 5 35 3 4 4 4 4 19 41 3 4 4 3 4 3 3 4 28 4 4 4 4 5 21 42 4 4 2 4 2 2 4 4 26 4 4 4 4 4 20 43 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 4 20 44 3 5 3 4 3 3 4 3 28 3 3 4 4 4 18 45 3 4 4 4 4 4 3 4 30 4 4 3 4 4 19 46 4 5 5 3 3 3 3 5 31 3 3 3 4 4 17 47 3 5 5 5 5 5 4 3 35 4 3 4 4 5 20 48 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4 4 3 5 5 21 49 4 4 4 4 3 4 4 4 31 4 3 4 4 4 19 50 4 3 3 3 2 2 4 4 25 3 3 3 4 4 17 51 4 5 4 4 4 4 4 4 33 2 2 4 5 4 17 52 4 4 4 4 4 4 3 3 30 4 3 3 3 3 16 53 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 3 5 5 21 54 4 4 4 4 4 3 3 3 29 2 2 2 3 2 11 55 3 4 4 4 4 4 3 3 29 4 4 4 4 4 20 56 4 4 4 4 4 4 3 3 30 4 2 4 2 4 16 57 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3 4 3 4 18 58 4 4 4 4 4 4 3 3 30 3 4 3 5 4 19 59 4 4 4 4 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 15 60 5 4 5 4 5 2 3 3 31 3 4 5 3 4 19
145
Kepuasan Konsumen Loyalitas Konsumen
No Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y1.7 Y1.8 Total Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Y2.5 Y2.6 Y2.7 Total
1 3 3 3 2 2 3 4 4 24 3 3 1 2 2 2 3 16 2 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 4 3 4 4 4 4 26 3 4 4 3 4 4 4 3 3 29 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 3 4 4 4 4 31 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 4 5 4 5 5 5 5 37 5 5 5 4 4 4 4 31 6 3 3 3 3 4 3 2 2 23 4 3 3 4 4 3 3 24 7 2 2 3 3 3 3 2 2 20 3 2 3 3 2 2 4 19 8 3 2 3 3 3 4 4 1 23 4 3 2 2 2 3 2 18 9 4 3 3 4 4 3 4 4 29 4 4 3 4 4 3 3 25 10 4 4 4 4 3 3 3 3 28 3 3 4 4 2 4 3 23 11 3 3 3 3 3 3 2 2 22 3 3 4 4 4 4 1 23 12 4 4 3 3 3 3 3 3 26 4 4 3 4 4 2 2 23 13 4 4 4 5 4 5 5 4 35 5 4 5 4 4 5 3 30 14 5 5 4 4 4 4 4 4 34 4 5 4 3 3 3 2 24 15 4 4 3 3 3 3 3 3 26 4 3 2 2 2 2 3 18 16 3 3 3 3 2 2 3 3 22 3 3 2 3 2 2 2 17 17 5 4 4 4 5 5 3 3 33 4 5 5 5 5 5 5 34 18 3 3 3 2 3 3 3 3 23 4 4 3 3 3 3 3 23 19 5 5 4 4 3 3 3 3 30 4 4 4 3 4 4 3 26 20 3 3 4 4 4 4 4 3 29 4 4 4 5 5 5 3 30 21 4 4 4 3 3 4 3 3 28 4 5 2 4 3 3 4 25 22 3 3 3 3 3 2 2 2 21 4 3 4 4 3 3 3 24 23 4 4 4 4 4 4 3 3 30 4 4 4 4 4 4 4 28 24 4 4 4 5 5 5 5 5 37 5 5 3 4 3 3 3 26 25 4 3 3 3 3 3 3 4 26 4 4 4 4 4 3 3 26 26 4 4 5 5 5 5 5 5 38 5 5 4 4 5 5 4 32 27 4 4 4 5 4 5 4 4 34 5 5 5 5 5 5 5 35 28 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 3 3 3 3 24 29 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 4 4 4 29 30 4 4 3 4 4 4 3 4 30 4 3 2 3 2 3 4 21 31 5 5 4 4 4 4 3 3 32 5 5 5 5 3 3 4 30 32 4 4 3 4 4 3 4 4 30 4 4 4 4 5 5 4 30 33 4 4 4 4 3 3 3 3 28 3 3 2 3 3 3 3 20 34 3 3 3 3 2 3 3 3 23 3 3 3 2 2 2 3 18 35 4 4 3 4 3 4 4 3 29 4 4 4 2 2 3 4 23 36 5 5 5 4 5 4 5 5 38 5 5 5 5 4 4 3 31 37 3 3 4 4 3 3 4 3 27 3 4 2 2 2 2 2 17 38 4 4 4 4 4 4 3 3 30 4 4 3 4 3 3 5 26 39 2 2 3 3 3 4 1 1 19 3 2 3 3 5 4 4 24 40 3 3 4 3 3 5 5 5 31 5 4 4 4 3 3 3 26 41 4 5 4 4 3 3 2 2 27 4 3 3 4 4 4 3 25 42 4 4 4 4 4 4 4 3 31 4 3 2 4 4 4 2 23 43 4 4 4 4 3 4 2 3 28 4 3 4 4 4 3 4 26 44 4 4 4 4 5 4 4 4 33 4 4 5 3 3 4 5 28 45 4 4 3 3 4 4 3 3 28 4 4 4 3 3 3 3 24 46 3 3 4 4 3 4 3 3 27 4 3 4 4 3 3 4 25 47 4 4 4 4 4 4 3 3 30 5 4 5 5 5 5 4 33 48 3 3 3 4 4 4 3 3 27 4 3 4 5 5 5 3 29 49 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 3 3 2 2 3 21 50 4 4 3 3 3 3 4 4 28 3 3 2 3 4 4 3 22 51 2 2 4 4 2 3 2 2 21 3 3 3 4 4 3 2 22 52 4 4 4 5 4 5 5 4 35 4 4 4 5 4 5 4 30 53 5 5 4 4 4 4 4 4 34 4 4 4 3 4 4 4 27 54 4 4 4 4 3 3 3 3 28 2 4 5 4 3 4 4 26 55 4 4 4 4 4 4 3 3 30 4 4 4 4 2 4 4 26 56 4 4 3 4 3 3 3 3 27 4 2 2 5 4 5 4 26 57 4 4 3 4 3 3 3 3 27 4 3 4 4 4 4 4 27 58 4 4 4 4 4 3 3 3 29 5 4 5 5 4 5 4 32 59 4 4 4 3 3 2 2 2 24 4 3 4 5 2 5 4 27 60 4 4 4 4 3 3 3 2 27 4 5 3 4 4 3 4 27
146
Lampiran 4 : Hasil Data Statistik SPSS
1. Hasil Uji Validitas
Correlations
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 Total
X1_1 Pearson
Correlation 1 ,327
* ,029 ,221 ,090 ,297
* ,328
* ,150 ,451
** ,327
* ,444
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,823 ,090 ,495 ,021 ,010 ,252 ,000 ,011 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_2 Pearson
Correlation ,327
* 1 ,421
** ,496
** ,413
** ,611
** ,534
** ,605
** ,561
** ,423
** ,754
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_3 Pearson
Correlation ,029 ,421
** 1 ,521
** ,406
** ,450
** ,519
** ,458
** ,383
** ,368
** ,642
**
Sig. (2-tailed) ,823 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,002 ,004 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_4 Pearson
Correlation ,221 ,496
** ,521
** 1 ,495
** ,276
* ,457
** ,578
** ,519
** ,276
* ,688
**
Sig. (2-tailed) ,090 ,000 ,000 ,000 ,033 ,000 ,000 ,000 ,033 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_5 Pearson
Correlation ,090 ,413
** ,406
** ,495
** 1 ,470
** ,554
** ,411
** ,336
** ,285
* ,629
**
Sig. (2-tailed) ,495 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,009 ,027 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_6 Pearson
Correlation ,297
* ,611
** ,450
** ,276
* ,470
** 1 ,652
** ,647
** ,440
** ,658
** ,773
**
Sig. (2-tailed) ,021 ,000 ,000 ,033 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_7 Pearson
Correlation ,328
* ,534
** ,519
** ,457
** ,554
** ,652
** 1 ,607
** ,525
** ,540
** ,810
**
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_8 Pearson
Correlation ,150 ,605
** ,458
** ,578
** ,411
** ,647
** ,607
** 1 ,617
** ,499
** ,805
**
Sig. (2-tailed) ,252 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X1_9 Pearson
Correlation ,451
** ,561
** ,383
** ,519
** ,336
** ,440
** ,525
** ,617
** 1 ,688
** ,791
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
147
X1_1
0
Pearson
Correlation ,327
* ,423
** ,368
** ,276
* ,285
* ,658
** ,540
** ,499
** ,688
** 1 ,718
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,001 ,004 ,033 ,027 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Total
Kuali
tasP
elay
anan
Pearson
Correlation ,444
** ,754
** ,642
** ,688
** ,629
** ,773
** ,810
** ,805
** ,791
** ,718
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 Total
X2_1 Pearson Correlation 1 ,280* ,258
* ,325
* ,333
** ,233 ,444
** ,225 ,565
**
Sig. (2-tailed) ,030 ,046 ,011 ,009 ,073 ,000 ,084 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_2 Pearson Correlation ,280* 1 ,448
** ,487
** ,379
** ,431
** ,223 ,257
* ,648
**
Sig. (2-tailed) ,030 ,000 ,000 ,003 ,001 ,086 ,048 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_3 Pearson Correlation ,258* ,448
** 1 ,692
** ,400
** ,324
* ,137 ,255
* ,657
**
Sig. (2-tailed) ,046 ,000 ,000 ,002 ,011 ,298 ,049 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_4 Pearson Correlation ,325* ,487
** ,692
** 1 ,357
** ,391
** ,321
* ,178 ,689
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,000 ,000 ,005 ,002 ,013 ,174 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_5 Pearson Correlation ,333** ,379
** ,400
** ,357
** 1 ,732
** ,484
** ,060 ,725
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,003 ,002 ,005 ,000 ,000 ,651 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_6 Pearson Correlation ,233 ,431** ,324
* ,391
** ,732
** 1 ,629
** ,385
** ,795
**
Sig. (2-tailed) ,073 ,001 ,011 ,002 ,000 ,000 ,002 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_7 Pearson Correlation ,444** ,223 ,137 ,321
* ,484
** ,629
** 1 ,503
** ,701
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,086 ,298 ,013 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X2_8 Pearson Correlation ,225 ,257* ,255
* ,178 ,060 ,385
** ,503
** 1 ,539
**
Sig. (2-tailed) ,084 ,048 ,049 ,174 ,651 ,002 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
TotalC
itraMer
ek
Pearson Correlation ,565** ,648
** ,657
** ,689
** ,725
** ,795
** ,701
** ,539
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
148
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X3_1 X3_2 X3_3 X3_4 X3_5 Total
X3_1 Pearson
Correlation 1 ,761
** ,542
** ,281
* ,381
** ,782
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,030 ,003 ,000
N 60 60 60 60 60 60
X3_2 Pearson
Correlation ,761
** 1 ,551
** ,479
** ,349
** ,836
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,006 ,000
N 60 60 60 60 60 60
X3_3 Pearson
Correlation ,542
** ,551
** 1 ,335
** ,382
** ,736
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,009 ,003 ,000
N 60 60 60 60 60 60
X3_4 Pearson
Correlation ,281
* ,479
** ,335
** 1 ,560
** ,714
**
Sig. (2-tailed) ,030 ,000 ,009 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
X3_5 Pearson
Correlation ,381
** ,349
** ,382
** ,560
** 1 ,705
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,006 ,003 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
TotalR
elation
shipM
arketin
g
Pearson
Correlation ,782
** ,836
** ,736
** ,714
** ,705
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
149
Correlations
Y1_1 Y1_2 Y1_3 Y1_4 Y1_5 Y1_6 Y1_7 Y1_8 Total
Y1_1 Pearson Correlation 1 ,921** ,414
** ,428
** ,515
** ,267
* ,367
** ,463
** ,723
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,001 ,000 ,040 ,004 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_2 Pearson Correlation ,921** 1 ,471
** ,446
** ,445
** ,220 ,298
* ,430
** ,693
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,091 ,021 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_3 Pearson Correlation ,414** ,471
** 1 ,568
** ,501
** ,495
** ,429
** ,421
** ,696
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_4 Pearson Correlation ,428** ,446
** ,568
** 1 ,561
** ,541
** ,415
** ,365
** ,707
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,004 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_5 Pearson Correlation ,515** ,445
** ,501
** ,561
** 1 ,668
** ,501
** ,525
** ,794
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_6 Pearson Correlation ,267* ,220 ,495
** ,541
** ,668
** 1 ,585
** ,507
** ,730
**
Sig. (2-tailed) ,040 ,091 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_7 Pearson Correlation ,367** ,298
* ,429
** ,415
** ,501
** ,585
** 1 ,817
** ,778
**
Sig. (2-tailed) ,004 ,021 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y1_8 Pearson Correlation ,463** ,430
** ,421
** ,365
** ,525
** ,507
** ,817
** 1 ,797
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,001 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
TotalKe
puasanK
onsume
n
Pearson Correlation ,723** ,693
** ,696
** ,707
** ,794
** ,730
** ,778
** ,797
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
150
Correlations
Y2_1 Y2_2 Y2_3 Y2_4 Y2_5 Y2_6 Y2_7 Total
Y2_1 Pearson
Correlation 1 ,540
** ,461
** ,438
** ,317
* ,333
** ,274
* ,648
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,014 ,009 ,034 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Y2_2 Pearson
Correlation ,540
** 1 ,476
** ,266
* ,226 ,162 ,241 ,566
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,040 ,083 ,217 ,063 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Y2_3 Pearson
Correlation ,461
** ,476
** 1 ,538
** ,401
** ,551
** ,398
** ,790
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,002 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Y2_4 Pearson
Correlation ,438
** ,266
* ,538
** 1 ,611
** ,679
** ,325
* ,794
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,040 ,000 ,000 ,000 ,011 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Y2_5 Pearson
Correlation ,317
* ,226 ,401
** ,611
** 1 ,676
** ,210 ,723
**
Sig. (2-tailed) ,014 ,083 ,001 ,000 ,000 ,108 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Y2_6 Pearson
Correlation ,333
** ,162 ,551
** ,679
** ,676
** 1 ,403
** ,798
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,217 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Y2_7 Pearson
Correlation ,274
* ,241 ,398
** ,325
* ,210 ,403
** 1 ,576
**
Sig. (2-tailed) ,034 ,063 ,002 ,011 ,108 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60 60 60 60
Total
Loya
litas
Kons
ume
n
Pearson
Correlation ,648
** ,566
** ,790
** ,794
** ,723
** ,798
** ,576
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N
60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
151
2. Hasil Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 60 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items N of Items
,913 ,918 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1 102,95 176,048 ,687 ,534 ,823
X2 110,83 194,853 ,594 ,478 ,846
X3 121,77 218,419 ,693 ,506 ,832
Y1 111,95 181,099 ,714 ,596 ,814
Y2 115,23 183,199 ,725 ,550 ,811
152
Lampiran 5: Output SPSS Analisis Path
a. Sub Struktur I
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 655,570 3 218,523 22,824 ,000b
Residual 536,164 56 9,574
Total 1191,733 59
a. Dependent Variable: KepuasanKonsumen
b. Predictors: (Constant), RelationshipMarketing, CitraMerek, KualitasPelayanan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,361 3,535 ,385 ,702
KualitasMelayanan ,492 ,101 ,530 4,879 ,000
CitraMerek ,004 ,114 ,004 ,032 ,975
RelationshipMarketing ,459 ,184 ,302 2,495 ,016
a. Dependent Variable: KepuasanKonsumen
b. Sub Struktur II
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,668a ,446 ,416 3,328
a. Predictors: (Constant), KepuasanKonsumen,
RelationshipMarketing, KualitasPelayanan
b. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,742a ,550 ,526 3,094
153
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 498,788 3 166,263 15,016 ,000b
Residual 620,062 56 11,073
Total 1118,850 59
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
b. Predictors: (Constant), KepuasanKonsumen, RelationshipMarketing,
KualitasPelayanan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,726 3,586 ,760 ,450
KualitasPelayanan ,192 ,128 ,214 1,498 ,140
RelationshipMarketing ,320 ,188 ,217 1,707 ,093
KepuasanKonsumen ,327 ,144 ,338 2,278 ,027
a. Dependent Variable: LoyalitasKonsumen
c. Koefisien Korelasi
Correlations
X1 X2 X3 Y1 Y2
Kualitas
Pelayanan
X1
Pearson Correlation 1 ,427** ,549
** ,697
** ,568
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
Citra Merek
X2
Pearson Correlation ,427** 1 ,584
** ,406
** ,614
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,000
N 60 60 60 60 60
Relationship
Marketing
X3
Pearson Correlation ,549** ,584
** 1 ,595
** ,535
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
Kepuasan
Konsumen
Y1
Pearson Correlation ,697** ,406
** ,595
** 1 ,616
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
Loyalitas
Konsumen
Y2
Pearson Correlation ,568** ,614
** ,535
** ,616
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
154