pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap …
TRANSCRIPT
PENGARUH KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP
EFISIENSI INVESTASI PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh RETNO AYU SARASWATI
105730529015
Program Studi Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH KUALITAS PELAPORAN KEUANGANTERHADAP EFISIENSI INVESTASI PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh RETNO AYU SARASWATI
105730529015
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Muh. Abu dan Ibunda Hajra, yang telah
memberikan semangat dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Saudara saya Roby Aditya dan istri yang telah memberikan dukungan untuk
proses penyelesaian karya ilmiah ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus
dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
4. Para sahabat-sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi
semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
MOTTO HIDUP
Jangan menjelaskan dirimu kepada siapa pun,
Karena yang menyukaimu tidak butuh itu,
Dan yang membencimu tidak percaya itu.
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
RETNO AYU SARASWATI, 2020. Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan Terhadap Efisiensi Investasi pada Perusahaan Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Muryani Arsal sebagai pembimbing I dan Wahyuni sebagai pembimbing II.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas pelaporan keuangan berpengaruh terhadap efisiensi investasi perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 9 perusahaan. Metode pengumpulan data purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi investasi.
Kata Kunci: Kualitas Pelaporan Keuangan, Efisiensi investasi
viii
ABSTRACT
RETNO AYU SARASWATI, 2020. The Effect of Financial Reporting Quality on Investment Efficiency in Construction Companies Listed on the Indonesian Stock Exchange. Thesis in Accounting Study Program. Faculty of Economics and Business. Supervised by Muryani Arsal as supervisor I and wahyuni as supervisor II.
The purpose of this study was to determine whether the quality of financial reporting affects the investment efficiency of contruction companies listed on the Indonesian Stock Exchange in 2016-2018. The number of samples in this study were 9 companies. Purposive sampling data collection methods.
The results of this study indicate that the quality of finanlcial reporting has a significant effect on investment efficiency.
Keywords: Quality of Financial Reporting, Investment Efficiency.
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan
Salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas
Pelaporan Keuangan terhadap Efisiensi Investasi pada Perusahaan Konstruksi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua penulis bapak Muh. Abu dan Ibu Hajra yang senantiasa
memberikan harapan, semangat, perhatian kasih sayang dan do’a tulus tak
pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta, kak roby, kak icha yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat sampai akhir studi ini. Dan sahabat-
sahabatku di sahabatdamkar05 serta seluruh keluarga besar atas segala
pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi keberhasilan
penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang
x
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak saya sampaikan dengan hormat
kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Abd Rahman rahim SE., MM., Rektor Universtitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rosullong SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr.Ismail Badollahi SE. M.Si., Ak.CA.CSP selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Muryani Arsal SE., MM.Ak.CA, selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi dapat diselesaikan.
5. Ibu Wahyuni SE., M.Ak, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu
selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar.
8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan
dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tuliskan satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan
dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
xi
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para
pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya
demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampur Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, Juni 2020
penulis
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................. i HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAAN ............................................................... v SURAT PERNYATAAN........................................................................ vi ABSTAK BAHASA INDONESIA .......................................................... vii ABSTRACT .......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
A. Investasi ..................................................................................... 5 B. Efisiensi ...................................................................................... 6 C. Efisiensi Investasi ........................................................................ 7 D. Teori Keagenan .......................................................................... 8 E. Laporan Keuangan ...................................................................... 10
1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................. 10 2. Tujuan Laporan Keuangan .................................................... 11 3. Karakteristik Laporan Keuangan ........................................... 12 4. Sifat Laporan Keuangan ....................................................... 13 5. Pemakai Laporan Keuangan ................................................. 14 6. Jenis-jenis Laporan Keuangan .............................................. 16 7. Keterbatasan Laporan Keuangan ......................................... 19
F. Pelaporan Keuangan................................................................... 19 1. Perbedaan Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan ..... 19 2. Tujuan Pelaporan Keuangan .................................................. 20
G. Kualitas Pelaporan Keuangan ..................................................... 22 H. Peneliti Terdahulu ...................................................................... 24 I. Kerangka Pikir ............................................................................ 28 J. Hipotesis ..................................................................................... 29
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30
A. Pendekatan Penelitian .............................................................. 30 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 30 C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 30 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 30 E. Populasi dan Sumpel ................................................................ 31 F. Metode Analisis Data ................................................................ 33 G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 40
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 40 B. Hasil Penelitian ........................................................................ 47 C. Pembahasan ........................................................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 54
A. Kesimpulan ............................................................................... 54 B. Saran ........................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... 58
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 24 Tabel 3.1 Seleksi Sampel ..................................................................... 32 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ............................................................................. 32 Tabel 4.1 Uji Normalitas ....................................................................... 49 Tabel 4.2 Uji Heteroskedastisititas ....................................................... 49 Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas ............................................................... 50 Tabel 4.4 Uji t ...................................................................................... 51 Tabel 4.5 Uji Determinasi ..................................................................... 51
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................. 28
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengukuran kualitas pelaporan keuangan .................................. 59 Lampiran 2 Pengukuran efisiensi investasi .................................................... 60 Lampiran 3 Hasil output SPSS ....................................................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam era
globalisasi membuat persaingan dunia bisnis semakin kompetitif dan
kompleks. Keadaan ini menuntut para manajemen perusahaan agar dapat
mengelola perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Disamping persaingan yang
semakin ketat, masalah yang mungkin dihadapi oleh perusahaan tidak
hanya berasal dari faktor ekternal, tatapi juga oleh faktor internal
perusahaan.
Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kinerja
perusahaan dari waktu ke waktu. Salah satu faktor yang mencerminkan
kinerja perusahaan adalah laporan keuangan yang tersaji dalam laporan
tahunan yang dibuat oleh pihak manajemen untuk kepentingan pihak
pemakai, diantaranya adalah investor. Laporan keuangan dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dan sarana
pertanggungjawaban manajemen perusahaan mengenai sumber daya
yang dipercayakan kepada perusahaan (SAK, 2007). Oleh karena itu,
manajemen perusahaan perlu memperbaiki kualitas laporan keuangan
agar investor dapat tertarik untuk membeli saham perusahaan. Selain itu,
dapat membantu manajemen dalam mengidentifikasi peluang investasi
akibat pengurangan asimetri informasi (Ulum, 2016).
Beberapa penelitian telah dilakukan terkait hubungan antara
kualitas pelaporan keuangan dengan efisiensi investasi. Gede Diatmika
2
dan Ayu Eka, (2019) menemukan bahwa kualitas laporan keuangan
berpengaruh negatif pada kondisi underinvestment dan overinvestment.
Hasil penelitian dari Luh Indah dan Agung, (2014) menunjukkan bahwa
kualitas pelaporan keuangan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap efisiensi investasi. Demikian juga Wilford, (2012) yang
menemukan bahwa terdapat dampak negatif yang progresif terhadap
efisiensi investasi untuk perusahaan yang mengalami kelemahan material
dalam pengendalian internal. Selain itu, Cheng et al, (2011) juga
melakukan penelitian yang sama walaupun dengan sampel perusahaan-
perusahaan tertutup (private firms) di Amerika. Hasil dari penelitian mereka
bahwa kualitas laporan keuangan berhubungan negatif dengan kondisi
underinvestment. Penelitian-penelitian tersebut mendapati hasilnya
berbeda hal ini yang menjadi dasar meneliti lebih lanjut apakah konsisten
atau tidak dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
laba yang maksimal ialah dengan merumuskan sebuah strategi bisnis yang
tepat salah satunya yaitu dengan efisiensi investasi. Sari dan Suryana,
(2014) menyebutkan bahwa dalam melakukan efisiensi investasi, maka
perusahaan diharapkan dapat terhindar dari masalah overinvestment
maupun underinvestment.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu tempat transaksi
perdagangan saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di
Indonesia. Ada beberapa jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI), yaitu perusahaan pertanian, pertambangan, industry
dasar dan kimia, aneka industry, industry barang konsumsi, property,
3
konstruksi bangunan, keuangan, dan perdagangan jasa investasi.
Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi bangunan merupakan
salah satu sektor yang banyak terlibat dalam proyek infrasturktur yang
dilakukan oleh pemerintah. Hal ini tentunya memerlukan banyak dana
salah satunya dengan melakukan investasi investasi. Oleh karenanya
penelitian ini mencoba meneliti investasi yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut dan pengaruh kualitas pelaporan keuangan terhadap efisiensi
investasi yang dilakukan, dengan mengambil judul “Pengaruh kualitas
Pelaporan Keuangan terhadap Efisiensi Investasi pada Perusahaan
Konstruksi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
Apakah kualitas pelaporan keuangan berpengaruh terhadap efisiensi investasi
pada perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh pelaporan keuangan
terhadap efisiensi investasi perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu akuntansi, khususnya
4
yang terkait kualitas pelaporan keungan terhadap efisiensi investasi serta,
penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan
penelitian dan dasar atau acuan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktisi
a. Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan informasi tentang kualitas pelaporan
keuangan dan keterkaitannya dengan efisiensi investasi pada
perusahaan.
3. Investor
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi sehingga memperoleh return yang
optimal.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
Secara bahasa, menurut Wikipedia pengertian investasi adalah suatu istilah
yang digunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan akumulasi dalam
bentuk aktiva sebagai harapan untuk mendapatkan keuntungan, Seseorang
yang berinvestasi dikenal sebagai investor. Investasi juga kadang disebut
penanaman modal ke suatu perusahaan sehingga istilah investasi sudah
sangat fasih dalam bidang bisnis. Haming dan Basalah (2010), investasi adalah
pengeluaran pada masa sekarang untuk pembelian aktiva riil (property, mobil,
dan lainnya) atau juga aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil
yang lebih besar di masa depan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa investasi adalah suatu aktivitas menempatkan dana pada satu periode
tertentu dengan harapan penggunaan dana tersebut bisa menghasilkan
keuntungan dan peningkatan nilai investasi.
Mengacu pada pengertian investasi sebagai bentuk penanaman modal,
maka investasi dalam bermanfaat untuk antara lain:
1. Meningkarkan Aset
2. Memenuhi kebutuhan di Masa Mendatang
3. Gaya hidup sehat
4. Menghindari terjerat hutang
5. Mengurangi persaingan
6
B. Efisiensi
Secara sederhana efisiensi dapat diartikan tidak adanya pemborosan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efisiensi dapat diartikan
sebagai ketepatan cara dalam melakukan sesuatu, dan kemapuan
melaksanakan tugas dengan baik dan tepat tanpa membuang biaya, waktu, dan
tenaga.Sedangkan menurut Hary, (2018) efisiensi adalah perbandingan antara
keluaran dengan tujuan, hubungan antara keluaran dengan tujuan yang ingin
dicapai dan kemampuan untuk mengerjakan dengan benar.
Efisiensi sering dilakukan pada berbagai bidang kehidupan manusia yang
tentunya memiliki tujuan sebagai alasan dilakukanya efisiensi. Secara umum,
tujuan efisiensi adalah sebagai berikut Hery, (2018):
1. Untuk mencapai suatu hasil tujuan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Untuk menghemat atau mengurangi penggunaan sumber daya dalam
melakukan kegiatan.
3. Untuk memaksimalkan penggunaan segala sumber daya yang dimiliki
sehingga tidak ada yang terbuang percuma.
4. Untuk meningkatkan kinerja suatu unit kerja sehingga output-nya
semakin maksimal.
5. Untuk memaksimalkan keuntungan yang mungkin didapatkan.
Menurut penjelasan diatas maka, efisiensi dapat diartikan sebagai suatu
ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai berdasarkan besarnya biaya
atau sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Semakin sedikit sumber daya yang digunakan dalam mencapai hasil yang
diinginkan maka dapat dikatakan prosesnya semakin efisien. Selain itu,
7
kegiatan dapat dikatakan semakin efisien jika adaya perbaikan pada prosesnya,
misalnya menjadi lebih cepat atau lebih murah.
C. Efisiensi Investasi
Menurut Basalamah dan Haming, (2010) Investasi adalah salah satu cara
yang dilakukan perusahaan untuk mengembangkan dan meningkatkan nilai
perusahaan. Investasi dapat berupa penanaman modal di perusahaan lain atau
membeli sertifikat obligasi. Hal ini sesuai dengan pengertian investasi secara
umum yaitu keputusan mengeluarkan dana pada saat ini untuk membeli asset
riil (tanah, rumah, mobil, dan sebagainya) atau aset keuangan (saham, obligasi,
reksadana, wesel, dan sebagainya) dengan tujuan unutk mendapatkan
penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang. Selain itu, perusahaan
melakukan investasi tidak hanya untuk memperkaya perusahaan, melainkan
juga untuk menjalin hubungan bisnis yang erat dengan perusahaan lain.
Sari dan Suryana, (2014) menjelaskan bahwa Keputusan investasi dibuat
berdasarkan informasi yang beredar. Manajer harus menghindari asimetri
informasi yang ada di antara stakeholder supaya manajer dapat mengambil
keputusan investasi serta terhindar dari masalah overinvestment maupun
underinvestment. Overinvestment adalah suatu kondisi dimana investasi yang
dilakukan perusahaan lebih tinggi daripada yang diharapkan. Berkebalikan
dengan overinvestment, underinvestment adalah suatu kondisi dimana
investasi dilakukan perusahaan lebih rendah daripada yang diharapkan.
Ballesta dan Gomariz (2013) mengembangkan kerangka mengenai peran
asimetri informasi dalam efisiensi investasi dari masalah informasi, seperti
moral hazard dan adverse selection. Sehubungan dengan moral hazard,
perbedaan kepentingan antara stakeholder dan lemahnya pengawasan
8
terhadap manajer dapat memicu manajemen untuk mencoba memaksimalkan
kepentingan pribadinya dengan membuat keputusan investasi yang mungkin
tidak sesuai dengan keinginan stakeholder (Jensen dan Meckling, 1976).
Dalam situasi adverse selection, manjer yang meperoleh informasi lebih baik
mungkin mengalami masalah overinvestment jika mereka menjual sekuritas
pada harga di atas rata – rata dan menerima dana berlebih. Sementara itu,
menurut Sari dan Suryana, (2014) masalah underinvestment terjadi apabila
perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang mensyaratkan
penggunaan utang dalam jumlah yang besar, tanpa ada jaminan pembayaran
utang yang mencukupi (free cash flow). Perusahaan dengan tingkat leverage
yang tinggi cenderung mengalami masalah underinvestment.
D. Teori Keagenan
Scott, (1997) dalam Rayu, (2011) menyatakan dalam teori agensi muncul
adanya pemisahan antara pemilik dengan manajemen. Pemilik atau pemegang
saham sebagai Prinsipal, sedangkan manajemen sebagai agent, dan ditambah
dengan auditor sebagai pihak ketiga. Aplikasi teori agensi dapat terwujud dalam
kontrak kerja yang mengatur tentang proporsi hak dan kewajiban masing-
masing pihak dengan tetap memperhitungkan manfaat secara keseluruhan. Inti
dari teori agensi adalah pendesaian kontrak yang tepat untuk menyelaraskan
kepentingan principal dan agent dalam hal terjadinya pertentangan.
Menurut Boyton et al., (2001) dalam Fatriansyah, (2014) kebutuhan akan
audit laporan keuangan diawali dengan adanya pertentangan kepentingan
(conflict of interenst), banyak pemakai laporan keuangan memberikan
perhatian tentang adanya pertentangan kepentingan aktual ataupun potensial
antara pemakai laporan keuangan sendiri maupun antara pemakai laporan
9
keuangan dengan manajemen. Kekhawatiran ini berkembang menjadi
ketakutan bahwa laporan keuangan serta data telah disusun sedemikian rupa
oleh manajemen sehingga menjadi bias. Pertentangan kepentingan juga dapat
terjadi diantara berbagai kelompok pemakai laporan keuangan mencari
keyakinan dari pihak ketiga (auditor) untuk memastikan bahwa:
1. Laporan keuangan telah bebas dari bias untuk kepentingan manajemen.
2. Laporan keuangan telah netral untuk kepentingan berbagai kelompok
pemakai laporan keuangan.
Jenes & Meckling, (1976) dalam Rahmawati, (2014) menyebutkan bahwa
hubungan keagenan adalah sebuah hubungan kontrak antara manajer (agen)
dan pemegang saham (principal). Di dalam teori keagenan yang dimaksud
dengan principal adalah pemegang saham/pemilik, sedangkan manajemen
adalah yang mengelola harta pemilik. Principal menyediakan fasilitas dan dana
untuk kebutuhan operasi perusahaan. Agen sebagai pengelola berkewajiban
untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan pemegang saham
(principal), untuk imbalannya agen akan memperoleh gaji, bonus, dan berbagai
kompensasi lainnya.
Sanjaya, (2004) menyebutkan Praktik di perusahaan ternyata agen dalam
aktifitasnya kadangkala tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati di
awal untuk meningkatkan kemakmuran pemegang saham, melainkan lebih
cenderung untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Para
manajemen perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya ditanggung oleh pihak lain.
Perilaku ini disebut sebagai keterbatasan rasional (bounded rationality) dan
tidak menanggung resiko atau risk averse (Bathala, et al.,1994).
10
Aulistyanto, (2004) menyatakan bahwa Penyebab timbulnya konfik
keagenan karena para pengambil keputusan tidak perlu menanggung risiko
sebagai akibat adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan bisnis atau
tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Risiko tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh para pemilik. Karena tidak menanggung risiko dan tidak
mendapatkan tekanan dari pihak lain dalam mengarahakan investasi para
pemegang saham. Penyebab lain konflik keagenan karena pemegang saham
hanya berkepentingan dengan risiko sistematik saham perusahaan, karena
mereka melakukan investasi pada portofolio. sedangkan manajer
berkepentingan dengan risiko perusahaan secara keseluruhan. Sehingga
timbul ketidaksingkronan kepentingan antara manajer dan pemegang saham.
Selain penjelasan dari Janes & Meckling ada Eisenhardt (1989) juga
mengelompokkan teori agensi menjadi dua garis besar, yaitu positive agency
research dan principal agent research. Positive agent research memfokuskan
pada identifikasi situasi dimana agent dan principal mempunyai tujuan yang
bertentangan serta mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga
self serving agen. Principal agent research memfokuskan pada kontrak optimal
antara perilaku dan hasilnya.
E. Laporan Keuangan
1. Pengertian laporan keuangan
Menurut Kasmir, (2013) laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau periode
kedepannya. Maksud dan tujuan laporan keuangan menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan. Sedangkan menurut munawir, (2010) bahwa laporan
keuangan terdiri dari neraca dan suatu perhitungan laba-rugi serta laporan
11
mengenai perubahan ekuitas. Neraca tersebut menunjukkan atau
menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan juga mengenai ekuitas dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Adapun menurut Raharjaputra,
(2011) bahwa laporan keuangan adalah alat yang penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Dan menurut PSAK No.
1, (2015) laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatau entitas.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian laporan keuangan maka
dapat disimpulkan bahwa laporan keuagan adalah hasil dari proses
akuntansi pada suatu periode waktu tertentu yang merupakan hasil
pengumpulan dan pengelolahan data keuangan yang disajikan dengan
tujuan dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
2. Tujuan laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan tentu terdapat hal yang ingin disampaikan
atau yang ingin diraih oleh pelapor dan juga perusahaan. Adapun tujuan
laporan keuangan adalah sebagai beriku:
a. Menurut PSAK No. 1 (2015), tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan
kinerja keuangan dan juga arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam
pembuatan keputusan ekonomi.
b. Menurut Harahap (2002) dalam Albino De Araujo (2014), mengatkan
tujuan utama laporan keuangan adalah memberikan informasi yang
berguna untuk pengambilan keputusan yang ekonomis. Para pemakai
12
laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomi yang diambilnya. Informasi mengenai dampak
keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk
meramalkan, membandingkan dan menilai arus kas. Laporan keuangan
akan lebih bermanfaat apabila yang melaporkan tidak saja aspek-aspek
keuantitatif, tapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang
dirasakan dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara
objektif.
c. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2011), tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut pisisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
Berdasarkan beberapa memberikan informasi keuangan perusahaan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan investasi
dan kredit serta membandingkan keuangan yang timbul dari keputusan
ekonomis yang diambil.
3. Karakteristik laporan keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok yaitu:
a. Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami
dalam laporan keuangan dapat dipahami serta istilahnya disesuaikan
dengan batas para pengguna.
13
b. Relevan
Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna.
c. Keandalan
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material.
d. Dapat Diperbandingkan
Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat
diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.
Purba, (2010) menyatakan bahwa laporan keuangan harus disusun
dengan menggunakan asumsi keberlangsungan basis akrual dalam
menyusun laporan keuangan. Di samping asumsi goingconcern, ada asumsi
lain yang dapat digunakan dalam menyusun laporan keuangan, yaitu asumsi
likuidasi. Namun, asumsi likuidasi hanya berlaku apabila entitas bisnis tidak
lagi memiliki kelangsungan hidup atau akan segera dipailitkan ataupun
dibubarkan. Apabila asumsi likuiditas yang digunakan, maka laporan
keuangan harus disusun dengan basis realisasi atau laporan keuangan tidak
disusun berdasarkan IFRS.
4. Sifat Laporan Keuangan
Kasmir, (2012) pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan
laporan keuangan harus dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Demikian pula dalam hal penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada
sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktisinya sifat laporan keuangan
dibuat:
14
a. Bersifat historis. Artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun
dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
b. Menyeluruh. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
5. Pemakai laporan keuangan
Pada dasarnya, para pemakai laporan keuangan sangat bervariasi
dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda. Para pemakai
laporan keuangan berasal dari beragam profesi dengan peran yang
bervariasi, yakni analisis keuangan, birokrat, birokrat, investor, karyawan,
manajemen, masyarakat dan lain-lain.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009) dalam Agustin Ribo,
(2013) pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor
potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi
beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuha itu
meliputi:
a. Investor
Penanaman modal beresiko dan penasihat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan
dari investasi yang mereka lakukan. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
b. Karyawan
15
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
c. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkempentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
16
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan memenuhi anggota masyarakat dalam berbagai cara.
Misalnya, perusahaan dapat memberikan konstribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi
kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
6. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen suatu perusahaan
menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:1,2) dalam Agustin Ribo (2013)
terdiri dari:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
Jenis – jenis laporan keuangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Neraca (Balance Sheet)
Dalam akuntansi, neraca lebih dikenal dengan nama Balance
Sheet. Secara umum, laporan ini dibuat untuk menunjukkan kondisi,
posisi dan informasi keuangan sebuah perusahaan pada periode
tertentu. Penyusunan laporan neraca ini membuat anda bisa melihat
17
beberapa data peniting seperti jumlah aset perusahaan, kewajiban
(hutang/liabilitas) dan ekuitas (modal) perusahaan (Freddy,2018).
Jadi secara keseluruhan ada 3 elemen yang dimiliki oleh neraca
yaitu aset, liabilitas dan ekuitas. Jika kita kembali ke pamahaman dasar
akuntansi maka bisa kita simpulkan bahwa laporan neraca ini sangat
berhubungan dengan rumus dasar akuntansi yaitu :
“Aset = Liabilitas + Ekuitas”
b) Laporan Laba Rugi (income Statement)
Menurut Freddy, (2018) Laporan laba rugi berfungsi untuk
memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kerugian atau
keuntungan dalam satu periode keuangan. Selain untuk mengetahui
keuntungan atau kerugian, laporan laba rugi dibuat untuk
menginformasikan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan,
menjadi referensi evaluasi bagi manajemen perusahaan dan juga
menyediakan informasi tentang efisiensi atau tidaknya langkah yang
diambil oleh perusahaan dilihat dari besar beban yang dikeluarkan.
c) Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan modal akan menyediakan informasi terkait
jumlah modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dalam periode
tertentu. Dalam laporan ini, anda bisa melihat perusahaan yang terjadi
pada modal sekaligus dengan penyebab perubahan yang terjadi.
Beberapa data khusus yang diperlukan untuk menyusun laporan
perubahan ekuitas adalah modal awal periode, pengambilan dana
pribadi oleh pemilik dalam periode yang bersangkutan dan juga total
laba atau rugi bersih perusahaan dalam periode yang terkait. Mengingat
18
untuk menyusun laporan perubahan ekuitas dibutuhkan data laba rugi,
maka jelas laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi.
d) Laporan arus kas (Cash Flow Statement)
Laporan arus kas juga dikenal dengan nama laporan cash flow
statement. Laporan ini dibuat untuk menunjukkan aliran masuk dan
keluar kas perusahaan pada periode tertentu. Selain itu, laporan arus
kas juga difungsikan sebagai indikator jumlah arus kas di periode yang
akan datang. Laporan arus kas juga digunakan sebagai salah satu alat
pertanggung jawaban arus kas masuk dan keluar selama periode
pelaporan. Contoh alur kas masuk bisa dilihat dari hasil atau
pendapatan kegiatan operasional atau pinjaman. Kemudian untuk alur
kas keluar bisa dilihat hari beban biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk kegiatan investasi dan operasional.
e) Catatan atas laporan keuangan
Jenis laporan ini mungkin masih asing untuk anda karena faktanya
beberapa orang lebih fokus pada 4 laporan keuangan lain. Padahal
laporan keuangan yang satu ini sangat penting dan bisa membatu anda
untuk lebih memahami laporan keuangan secara keseluruhan. Catatan
atas laporan keuangan ini dibuat untuk memberikan penjelasan yang
lebih rinci terkait dengan hal-hal yang tertera dalam ke-4 laporan
keuangan lainnya. Bahkan dalam laporan keuangan ini juga disediakan
penyebab atau alasan yang berkaitan dengan data yang tersaji dalam
laporan keuangan.
19
7. Keterbatasan Laporan Keuangan
Kasmir, (2012:15) menyebutkan bahwa Laporan keuangan yang
telah disusun sedemikian rupa terlihat sempurna dan meyakini. Dalam
praktiknya dan jumlah yang dilaporkan dalam neraca belum tentu
menunjukkan nilai yang realisasi (likuiditas), hal ini disebabkan karena
penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapatan pribadi, baik
oleh manajemen maupun akuntan.
Laporan keuangan juga bukan laporan final bersifatnya hanya
sementara waktu saja. Oleh karena itu, setiap laporan keuangan yang
disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu antara lain :
a. Pertumbuhan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis),
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan
hanya untuk pihak tertentu saja.
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi tidak
pastinya.
e. Laporan keuangan selalu berpegangan teguh kepada sudut pandang
ekonomi dalam memandang peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat
formalnya.
F. Pelaporan Keuangan
1. Perbedaan pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan
Haruslah dibedakan antara pengertian pelaporan keuangan (financial
reporting) dan laporan keuangan (financial reports). Pelaporan keuangan
20
meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain
lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas
dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas
pelaporan), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principle/GAAP).
Sedangkan laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam
penyampain informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara
statemen dan laporan (Wikipedia).
2. Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan keseluruhan dari pelaporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur dalam
pengambilan keputusan investasi dan kredit. Pelaporan keuangan juga
seharusnya dapat memberikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan
modal perusahaan untuk membantu investor dan kreditur serta pihak-pihak
lainnya untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan
perusahaan dan likuiditas serta solvabilitas. Fokus utama dari pelaporan
keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang diberikan
oleh ukuran laba dan komponen-komponen Hery, (2017).
Dalam rangka kerja konseptual disebutkan bahwa proses pelaporan
keuangan meliputi Hery, (2017):
a. Identifikasi dan analisis peristiwa dan transaksi perusahaan
b. Pemilihan kebijakan akuntansi
c. Aplikasi kebijakan akuntansi
21
d. Melibatkan estimasi dan pertimbangan-pertimbangan (judments)
akuntan secara profesional
e. Pengungkapan (disclosure) tentang transaksi, peristiwa, kebijakan,
estimasi, dan judments.
Menurut SFAC No. 1, tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi
pencari laba (profit organization) sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan
pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional
mengenai investasi, kredit, dan lainnya
b. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor
dan kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu
dan prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga
penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang
jatuh tempo
c. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan,
klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan
lain terhadap aktiva dan kewajiban
d. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama
satu periode
e. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan
dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya
tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk deviden dan
pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan
22
f. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik
atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan
kepadanya
g. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam
proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik
perusahaan.
G. Kualitas Pelaporan Keuangan
Rahmawati, (2014) menyebutkan bahwa FASB dalam SFAC no. 1
menyebutkan bahwa “ Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan
keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan
langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi yaitu
tentang sumber-sumber ekonomi,hutang,laba periodik dan lain-lain”.
Kualitas pelaporan keuangan dapat dilihat dari karakteristik kualitatif
laporan keuangan. Karakteristik tersebut tercantum dalam SFAC No. 2 seperti
di bawah ini:
a. Relevan
b. Keandalan (Reliability)
c. Daya Banding dan Konsistensi
d. Materialistis
Kakteristik kualitatif dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyajikan laporan
keuangan perusahaan. FASB dam SFAC No. 2 menyebutkan bahwa
karakteristik kualitatif dimaksudkan untuk memberikan kriteria dasar dalam
memilih alternative metode akuntansi dan pelaporan keuangan serta
23
persyaratan pengungkapan (disclosure). Kriteria tersebut digunakan untuk
menunjukkan jenis informasi yang relevan dan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) juga menekankan pentingnya karakteristik
kualitatif dari informasi keuangan yang dihasilkan agar informasi tersebut
benar-benar bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Karakteristik kualitatif
yang digunakan oleh IAI adalah dipahami (understandability), relevan,
keandalan (reliability), dan daya banding (comparability).
Atribut kualitas pelaporan keuangan dibagi menjadi dua kelompok oleh
Francis et al. (2004) dalam Rahmawati, (2014). Atribut tersebut adalah atribut-
atribut yang berbasis akuntansi dan atribut-atribut yang berbasis pasar. Atribut
pelaporan keuangan yang berbasis akuntansi yaitu meliputi kualitas akrual,
persistensi, prediktabilitas, dan perataan laba. Sedangkan atribut pelaporan
keuangan yang berbasis pasar meliputi relevansi nilai, ketepatan waktu, dan
konsevatisme.
Fanani dkk, (2011) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu kualitas
pelaporan keuangan adalah
a. Siklus Operasi,
b. Ukuran Perusahaan,
c. Umur Perusahaan,
d. Likuiditas,
e. Risiko Lingkungan,
f. Penentu Kepemilikan Manajerial,
g. Konsentrasi Pasar, dan
h. Kualitas Auditor.
24
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelaporan keuangan
sangat penting dan berguna bagi pengambilan keputusan agar perusahaan
tidak salah dalam menentukan tindakan-tindakan yang nantinya akan
berdampak bagi masa depan perusahaan.
H. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Tahun Judul Metode
penelitian
Hasil
1 Garcia-Lara et.al
(2010)
Accounting
conservatism and firm
investment efficiency
Kuantitatif Conservation dapat
mengurangi
overinvestment
dan
underinvestment ,
yaitu mengurangi
sensitivitas arus
investasi kas pada
overinvestment
perusahaan.
Konservatisme
berhubungan
posisitif dengan
profitabilitas masa
depan.
2 Cheng et.al (2011)
How does financial
reporting quality
relate to investment
efficiency
Kuantitatif Tingginya kualitas
pelaporan
keuangan
membantu
perusahaan dalam
melakukan
investasi jika terjadi
underinvestment,
dan menurunkan
investasi jika terjasi
overinvestment
25
3 Ivan Priyakusuma
(2013)
Pengaruh Kualitas
Laporan Keuangan
Terhadap Efisiensi
Investasi
Kuantitatif hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa kualitas
laporan keuangan
yang tinggi dapat
berpengaruh
terhadap efisiensi
investasi
4 M. F. cutilitas
Gomariz dan J. P
Sanchez Ballesta
(2013)
Financial reporting
quality, debt maturity
and investment
efficiency.
Kuantitatif Kualitas pelaporan
keuangan dapat
mengurangi
masalah
overinvestment
.maturitas utang
yang lebih rendah
dapat
meningkatkan
efisiensi investasi.
5 Isnin Hariati dan
Yeney Widya
Rihatiningtyas(2013)
Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan dan
Kinerja Lingkungan
Terhadap nilai
Perusahaan
Kuantitatfif Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa mekanisme
tata kelola
perusahaan
(Mejanisme
Governance) yang
diproksikan dengan
proporsi dewan
independen
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan,
sedangkan
proporsi
kepemilikan
institusional dan
jumlah komite audit
berpengaruh
negated terhadap
nilai perusahaan.
Disisilain, hasil ini
membuktikan
bahwa ada
pengaruh positif
kinerja lingkungan
26
terhadap nilai
perusahaan.
6 Puji Harto dan Anisa
Dwi Rahmawati
(2014)
Pengaruh Kualitas
Pelaporan Keuangan
dan Maturitas Utang
Terhadap Efisiensi
Investasi
Kuantitatfif Kualitas pelaporan
keuangan
berpengaruh positif
terhadap efisinesi
investasi
perusahaan
manufaktur di
Indonesia.
Maturitas utang
tidak memiliki
pengaruh pada
efisiensi investasi.
Tidak ada
pengaruh dari
tingkat
penggunaan utang
jangka pendek
pada kualitas
pelaporan
keuangan dan
efisiensi investasi.
7 Luh Indah Novita
Sari dan I G.N.
Agung Suaryana
(2014)
Pengaruh Kualitas
Laporan Keuangan
pada Efisiensi
Investasi Perusahaan
Pertambangan
Kuantitatif Kualitas pelaporan
keuangan
berpengaruh
negative terhadap
perusahaan
pertambangan di
Indonesia yang
mengalami
underinvestment,
namun tidak
berpengaruh
terhadap
overinvestment.
8 Alisya Misitama
Sakti (2015)
Pengaruh Kualitas
Pelaporan Keuangan
dan Jatuh Tempo
Utang terhadap
Efisiensi Investasi
Kuantitatif Hasil analisis
menunjukkan
bahwa kualitas
pelaporan
keuangan dan
utang jangka
pendek
27
berpengaruh positif
secara signifikan
terhadap efisiensi
investasi.
9 Ulum Tri Handayani
et al (2016)
Kualitas Pelaporan
keuangan,Mekanisme
Governance, dan
Efisiensi Investasi
Kuantitatif Hasil dari
penelitian ini
adalah kualitas
pelaporan
keuangan
berpengaruh
negative terhadap
underinvestment,
namun tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
overinvestment.
hasil penelitian ini
juga menunjukkan
bahwa analyst
following tidak
memoderasi
asosiasi antara
kualitas pelaporan
keuangan terhadap
efisiensi inevetasi.
10 Gede Diatmika
Putra dan I Gst. Ayu
Eka Damayanthi
(2019)
Pengaruh Kualitas
Laporan Keuangan
Terhadap Efisiensi
Investasi
Kuantitatif Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa kualitas
laporan keuangan
berpengaruh
negatif pada
kondisi
underinvestment
dan
overinvestment
Kebanyakan peneliti terdahulu meneliti tentang pengaruh kualitas
pelaporan keuangan terhadap efisiensi investasi dan mendapatkan hasil bahwa
kualitas pelaporan keuangan berpengaruh terhadap efisiensi investasi. Hasil-
28
hasil tersebut dapat menjadi rujukan untuk meneliti lebih lanjut apakah hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya.
I. Kerangka Pikir
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan konstruksi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alasan meningkatnya pembangunan
infrastruktur yang vital dan dapat menunjang perekonomian Indonesia tentunya
dorongan dalam pertumbuhan kinerja perusahaan salah satunya yaitu
melakukan investasi yang besar. Pelaporan mengenai jumlah investasi yang
dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan. Olehnya itu
untuk mengetahui investasi yang dilakukan, pihak menajemen perlu
memperbaiki kualitas laporan keuangan agar investor dapat tertarik untuk
membeli saham perusahaan. Kualitas laporan keuangan yang baik dapat
menunjang terciptanya efisiensi investasi sehingga tidak terjadi
underinvestment dan overinvestment.
Untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada gambar 2.1.
Kualitas Pelaporan
Keuangan
Efisiensi Investasi
Perusahaan Konstruksi yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Pelaporan Keuangan
29
J. Hipotesis
Berdasarkan perspektif teori keagenen, terdapat berbagai macam cara
untuk mengurangi asimetri informasi seperti pengungkapan kualitas
pelaporan keuangan yang membantu dalam pengawasan yang lebih baik
dari kegiatan manajerial, sehingga dapat mengurangi perilaku oportunistik
manajer.
Menurut Annisa Dwi Rahmawati, (2014) Kualitas pelaporan keuangan
yang tinggi dapat mengurangi masalah asimetri informasi dan mengurangi
masalah overinvestment dan kurangnya investasi (underinvestment). Selain
itu kualitas pelaporan keuangan dapat meningkatkan efisiensi investasi
yaitu, memungkinkan manajer dalam mengidentifikasi peluang investasi
yang baik melalui proyek-proyek, sehingga dapat membuat keputusan yang
baik berkaitan dengan investasi perusahaan.
Sakti, (2015) menemukan bahwa kualitas pelaporan keuangan dan
utang jangka pendek berpengaruh signifikan terhadap efisiensi investasi.
Cheng at al, (2011) juga melakukan penelitian yang sama dengan sampel
perusahaan-perusahaan tertutup (private firms). Mereka menemukan bahwa
kualitas pelaporan keuangan berhubungan dengan kondisi underinvestment,
walaupun pada perusahaan tertutup. Berdasarkan kerangka fikir serta hasil
penelitian dari beberapa peneliti terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H : Kualitas Pelaporan Keuangan Berpengaruh Terhadap Efisiensi
Investasi.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik suatu
populasi atau bidang tertentu Saifuddin, (2012). Jenis ini merupakan
penelitian Deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. Peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-
angka) Kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini
dari suatu populasi dengan meneliti sampel populasi tersebut Creswel, (2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sub sektor
constructions dengan mengakses melalui website www.idx.co.id.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber yang ada.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan tahunan
perusahaan. Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui
www.idx.co.id.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi non
partipan dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id. Yaitu dengan mengumpulkan data kuantitatif yaitu laporan
31
keuangan tahunan perusahaan sub sektor konstruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Tahun 2016-2018.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono, (2012) bahwa yang dimaksud dengan populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi merupakan objek penelitian secara keseluruhan sebagai
sarana untuk mengumpulkan data. Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2018.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk
mewakili data populasi dalam penelitian. Menurut (Sugiyono, 2012)
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Teknik penentuan sampel berdasarkan purposive
sampling, dengan menentukan karakteristik sebagai berikut:
a. Perusahaan kosntruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2018.
b. Memiliki laporan keuangan lengkap yang telah di audit selama tahun
2018.
c. Tidak mengeluarkan laporan keuangan selama periode penelitian.
32
Tabel 3.1 Seleksi Sampel
No. Karakteristik 2016-2018
1
Perusaaan konstruksi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
tahun 2016 – 2018
16
2
Tidak memiliki laporan keuangan
lengkap yang telah diaudit selama
tahun 2016-2018
(7)
3 Tidak mengeluarkan laporan keuangan
selama periode penelitian.
-
Jumlah sampel 9
Sumber : www.idx.co.id
Berdasarkan karakteristik tersebut, terdapat 9 perusahaan yang memenuhi
ketiga kriteria sebagai sampel penelitian. Perusahaan-perusahaan tersebut
dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan konstruksi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-2018
No
Kode
Perusahaan
Nama Perusahaan
1 ACST PT Acset Indonesia, Tbk
2 SSIA PT Surya Semesta Intenusa Tbk
3 IDPR PT Indonesia Pondasi Raya Tbk
4 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk
5 MTRA PT Mitra Pemuda , Tbk
6 DGIK PT Nusa Konstruksi Enjinring, Tbk
7 TOTL PT Total Bangun Persadana, Tbk
8 WSKT PT Waskta Karya Persero
9 WIKA PT Wijaya Karya Persero
Sumber : www.idx.co.id
33
F. Metode Analisis Data
Untuk menguji dan memjawab hipotesis yang diajukan pada penelitian ini
digunakan metode analisis sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan sebelum dilakukan pengujian regresi
berganda, karena data yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu
tahun. Maka uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dar hasil penelitian terdistirbusi normal atau tidak sebagai
syarat pengujian hipotesis. Data yang terdistibusi normal berarti
bahwa data yang diperoleh dianggap dapat mewakili pepulasi. Data
yang terdistribusi normal dapat dilihat dari nilai signifikansi masing-
masing variabel. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari α = 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian
berdistribusinormal Ghozali, (2011). Uji normalitas menggunakan uji
kolmogriv-Smirnov, dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS
Statistic 26.0.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari risidial satu pengamatan ke pengamatan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
bersifat konstan (tetap), maka disebut homoskedastisitas. Namun,
jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
34
baik adalah terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji
glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel
bebas terhadap nilai absolute risidualnya. Uji glejser dapat juga
ditentukan dengan melihat nilai signifikansi. Jika nilai sig>0,5 maka
variabel terbebas dari gejala heteroskedastisitas, sehingga
persyaratan analisis terpenuhi Ghozali, (2011).
c. Uji Multikolinieritas
Mulikolinieritas terjadi jika terdapat hubungan linier antara
beberapa atau semua variabel bebas. Uji multikolinieritas digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan korelasi antar
variabel bebas tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara bariabel bebas. Untuk menguji adanya
multikolinieritas tersebut dilakukan dengan menganalisis korelasi
antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta nilai variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10,
maka tidak terjadi multikolinieritas Ghozali, (2011). Uji
multikolinieritas dilakukan menggunakan bantuan aplikasi SPSS
Statistic 26.0.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ditolak
atau diterima. Hipotesis yang akan di uji adalah :
35
H0: suatu variavel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap bariabel dependen.
Ha: variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
. Pengaruh variabel independen terhadapa variabel dependen
dapat diketahui dengan cara membandingkan probabilitas t dengan nilai
signifikansi yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05. Jika nilai
probabilitas <0,05 maka H0 ditolak atau diterima Ha. Sedangkan, jika
nilai probabilitas >0,05 maka H0 diterima atau tolak Ha.. Bila terjadi
penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan, sedangkan bila hasil H0 ditolak artinya terdapat pengaruh
yang signifikan Ghozali, (2011).
b. Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Koefesien determinasi parsial adalah koefisien untuk mengetahui
besarnya konstribusi yang diberikan masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat secara terpisah (parsial). Hasil perhitungan r2
digunakan untuk mengukur seberapa besar persentase variasi variabel
independen yang digunakan dalam model yang digunakan mampu
menjelaskan variasi variabel dependen secara tepisah (parsial). Apabila
r2 mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut
dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel
dependen secara terpisah (parsial) dan sebaliknya, apabila r2
mendekati 0 maka semakin lemah variasi variabel independen dalam
menerangkan variabel dependen secara terpisah (parsial) Ghozali,
(2011).
36
G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran mengenai variabel-variabel yang akan
diteliti maka secara operasional mempunyai batasan definisi sebagai
berikut:
a. Variabel Indenden
Pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan
dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-
aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya
penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar
modal, organisasi profesi, dan entitas pelaporan).
b. Variable Dependen
Efisiensi investasi merupakan tingkat investasi optimal dari
perusahaan, dimana investai tersebut merupakan jenis investasi
yang menguntungkan bagi perusahaan.
2. Pengukuran variabel
a. Variabel Independen
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen, yaitu
kualitas pelaporan keuangan.
Kualitas pelaporan keuangan diukur menggunakan proksi
mengacu pada penelitian sebelumnya. Model pengukuran kualitas
pelaporan keuangan mengikuti model yang dikembangkan
Dechow dan Dihev, (2002). Model ini didasarkan pada pemikiran
bahwa akrual membutuhkan asumsi dan estimasi arus kas masa
depan. Peran akrual adalah menyesuakan pengakuan arus kas
37
dari waktu ke waktu, sehingga laba yang disesuakan akan lebih
baik untuk mengukur kinerja perusahaan (Dechow dan Dechev,
2002). Selain itu, pengukuran ini telah banyak digunakan pada
penelitian-penelitian terdahulu (Gede Diatmika dan I Gst. Ayu,
2019). Pada model ini model kerja akrual saat ini diregresikan
dengan arus kas operasional tahun sebelumnya, tahun kini, dan
tahun setelahnya. Lebih jelasnya, model tersebut adalah sebagai
berikut:
WCAi,t = β0 + β1CFOi,t-1 + β3CFOi,t + β3CFOi,t+1 + εi,t
Dimana:
WCAi,t = modal kerja akrual, dihitung dengan perubahan asset
tidak lancer, dikurangi perubahan kewajiban lancer,
ditambah perubahan utang bank jangka pendek.
CFOi,t-1 = arus kas operasi tahun sebelumnya, dihitung dari
perubahan laba bersih sebelum pos luar biasa dan total
akrual. Total akrual dihitung dari perubahan asset tidak
lancer dikurangi perubahan kewajiban lancer ditambah
perubahan utang bank jangka pendek, dikurangi denga
depresiasi.
CFOi,t = arus kas operasional tahun berjalan, dihitung dari
perbedaan laba bersih sebelum pos luar biasa dan total
akrual. Total akrual dihitung dari perubahan aset tidak
lancar ditambah perubahan utang bank jangka pendek,
dikurangi dengan depresiasi.
38
CFOi,t+1 = arus kas operasioanl tahun setelahnya, dihitung dari
perbedaan laba bersih sebelum pos luar dan total
akrual. Total akrual dihitung dari perubahan asset tidak
lancar dikurangi perubahan kewajiban lancer ditambah
perubahan utang bank jangka pendek, dikurangi
depresiasi.
Semua variable tersebut kemudian dibagi dengan rata-rata.
Risidual dari persamaan diatas mencerminkan variasi modal kerja
akrual yang tidak dijelaskan arus kas tahun berjalan dan periode
yang berdekatan. Proksi pengukuran kualitas pelaporan keuangan
adalah nilai absolut dari residual dikali dengan -1, sehingga nilai
yang semakin tinggi akan menunjukkan kualitas pelaporan
keuangan yang lebih tinggi (FRQi,t=-| εi,t |).
b. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah efisiensi investasi.
Tingkat investasi yang diharapkan bagi perusahaan i dan t diukur
menggunakan model yang memprediksi tingkat investasi
berdasarkan growth opportunities perusahaan (diukur dari
peningkatan penjualan) (Biddle et al, 2009). Deviasi dari model
tersebut, sebagaimana tercermin pada error dalam model investasi,
menunjukkan efisiensi investasi. Berikut model mengukur efisiensi
investasi:
Investmenti,t+1 = 𝛃𝟎 + 𝜷𝟏 ∗ 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝑮𝒓𝒐𝒘𝒕𝒉i,t + εi,t+1
Keterangan:
39
Invetsmenti,t_1 = total investasi perusahaan i pada tahun t. diukur
dengan kenaikan bersih aset tetap berwujud dan aset
tidak berwujud dibagi dengan lagged total aset.
Sales Growthi,t = tingkat perubahan penjualan perusahaan dari t-2
hingga t-1.
Model investasi diestimasikan secara cross-sectional untuk setiap
tahun. Residual dari regresi tersebut mencerminkan deviasi dari tingkat
investasi yang diharapkan, selanjutnya residual tersebut digunakan
sebagai proksi efisiensi investasi bagi perusahaan. Apabila residual dari
regresi tersebut positif, perusahaan berinvestasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari pada yang diharapkan sesuai dengan pertumbuhan
penjualan, sehingga perusahaan mengalami overinvestment.
Sebaliknya, apabila residual dari regresi tersebut negative, investasi
sesungguhnya yang dilakukan perusahaan lebih rendah dari yang
diharapkan, sehingga perusahaan mengalami underinvestment.
Variable dari penelitian ini adalah nilai absolut residual dikali dengan -1,
sehingga nilai yang lebih tinggi memiliki makna efisiensi investasi yang
lebih tinggi.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa hasil penggabungan
dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES).
Pemerintah memutuskan untuk menggabungkan BEJ sebagai pasar
saham dengan BES sebagai pasar obligasi dan derivatif untuk
meningkatkan efektivitas operasional dan transaksi pasar modal di
Indonesia. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada tanggal 1
Desember 2007.
BEI mempunyai visi menjadi bursa yang kompetitif dengan
kredibilitas tingkat dunia dan misi untuk menciptakan daya saing untuk
menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan anggota bursa dn
partisipan, penciptaan niali tambah, efisiensi biaya, serta penerapan good
governance. BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui
media cetak atau media elektronik yang dapat diunduh melalui situs resmi
BEI di www.idx.co.id untuk memberikan informasi yang lebih lengkap
tentang perkembangan bursa kepada publik.
2. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian kali ini adalah sub sektor dari
perusahaan sekproperti, real estate, dan konstruksi bangunan yaitu
konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2016-2018. Berdasarkan metode purposive sampling yang
41
digunakan dalam penelitian ini dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan maka sampel yang memenuhi kriteria untuk diteliti adalah
sebanyak 9 perusahaan. Beikut adalah profil perusahaan yang menjadi
sampel penelitian:
a. PT Acset Indonesia Tbk
Pt Acset Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1995 oleh Tan
Tiam Seng Ronnie dan Hilarius Arwandhi sebagai perusahaan
dengan spesialisasi jasa fondasi. Pendirian ACSET telah dicatat
dalam okta nitaris Ny.Liliana Arif Gondoutomo, SH No. 2 tanggal 10
januari 1995 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia melalui Surat Keputusan No.C2-3460.HT.01.01.TH.95
tanggal 22 maret 1995 dan telah diumumkan pada beita Negara
Republik Indonesia No.76 tanggal 22 september 1995, tambahan
No.7928.
Pada tahun 2013, ACSET meningkatkan permodalan dengan
melakukan pencatatn saham perdana di Bursa Efek Indonesia
melalui penawaran 150.000.000 saham atau sebesar 30% dari
jumlah saham yang ditemoatkan perseroan. Pada tahun 2016,
ACSET kembali melakukan penawaran umum terbatas I pada
tanggal 23 juni 2016 dengan menerbitkan 200.000.000 saham baru.
Peningkatan permodalan ini telah memapukan ACSET untuk
mengembangkan layanan dan memperluas portofolo usaha di
industry konstruksi tanah air. Perjalanan panjang ACSET selama
lebih dari 24 tahun tersebut, telah menumbuhkembangkan kualitas
pemain yang unggul di dalam diri seluruh insan ACSET. Dengan
42
menjaga standar utama penyediaan jasa konstruksi, yakni keamanan
(safety) dan kualitas (quality), ACSET akan terus berkarya sebagai
pionir di bidang konstruksi dalam jangka panjang.
b. PT Indonesia Pondasi Raya Tbk
PT Indonesia Pondasi Raya didirikan oleh Ir. Yang
Suryahimsa dengan nama PT Indonesia Pondasi Raya pada tanggal
21 oktober 1977 dn memulai kegiatan operasi komersial sejak tahun
1980. Sejak berdiri, bisnis usaha Indipora difokuskan pada bidang
jasa konstruksi pondasi, yaitu pembuatan pondasi, dinding penahan
tanah, perbaiki tanah, pengujian tiang, dan jasa konstruksi lainnya.
Melalui bisnis utaa tersebut, Indipora telah dipercaya untuk
memberikan jasa konstruksi pondasi pada berbagai bangunan dan
proyek ifrastruktur, mulai dari pembangunan rumah, rumah ibadah,
rumah sakit, hotel dan apartemen, gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan, pabrik, jalan dan jembatan, terowongan bawah tanah
dan lainnya.
Seiring dengan perkembangan usaha yang signifikan, pada
tanggak 10 Desember 2015, Indipora mencatat sebanyak
303.000.000 saham di Bursa efek Indonesia. Pencatatan saham
perdana ini telah memperkuat permodalan indipora untuk
mengembangkan usaha hingga saat ini. Sejak saat itu Indipora
(IDPR) menjadi perusahaan terbuka dan aktif melaksanakan
penawaran umum terbatas.
43
c. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (dahulu PT Duta Graha
Indah Tbk) (DGIk) didirikan tanggal 11 Januari 1982 dan memulai
usaha komersialnya pada tahun 1982. Akta pendirian perseroan
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 28 Juli
1982. Perseroan berkedudukan di Jakarta selatan dan berkantor
pusat di jalan sunan kalijaga No.64, Jakarta, dan mempunyai 11
cabang di beberapa di daerah di Indonesia yaitu Surabaya, padang,
Pekanbaru, Makassar, Samarinda, Mataram, Kupang, Semarang,
Medan, Aceh, Palembang dan cabang di luar negeri yaitu di Timor
Leste.
Pada tanggal 13 Desember 2007, Perseroan telah
memperoleh suart pemberitahuan efektif penyataan penawaran dari
Bapepam-LK untuk melakukan penawaran umum perdana saham
DGIK (IPO) kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah
1.662.345.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham pada
harga penawaran Rp225 per saham. Kemudian pada tanggal 19
Desember 2007, seluruh saham perseroan telah tercatat pada Bursa
Efek Indonesia.
d. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk
Perseroan merupakan bagian dari Grup Jaya yang pada
awalnya didirikan sebagai divisi Kontraktor di PT Pembangunan Jaya.
Kemudian menjadi badan hokum tersendiri pada tanggang 23
Desember 1982 dengan nama PT Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk (Perseroan) sesuai dengan akta notaris No.45 yang
44
dibuat dihadapan Hobropoerwanto, SH, yang telah diubah dengan
akta Notaris No. 21 dari Notaris yang sama, pada tanggal 20 Mei
1983 dan telah diumumkan dalam berita Negara No. 96 tanggal 2
Desember 1983, Tambahan No. 1031. Perseroan tidak mengubah
nama sejak saat itu sampai sekarang. PT Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk mencatatkan sahamnya pada bulan Desember 2007 di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
e. PT Surya Semesta Internusa Tbk
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) didirikan pada
tanggal 15 Juni 1971 dengan nama PT Multi Investments Ltd. Akta
pendirian perusahaan telah disahkan oleh Menteri Republik
Indonesia tanggal 8 September 1971. SSIA mulai beroperasi secara
komersial pada tahun 1971. Kantor SSIA berlokasi di Tempo Scan
Tower Lantai 20, jalan H.R Rasuna Said Kavling 2-4, kuningan
Jakarta Selatan.
Pada tanggal 5 Maret 1997, SSIA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melaksanakan penawaran umum
perdana saham SSIA (IPO) sebanyak 135.000.000 saham kepada
masyarakat, dengan nilai nominal Rp500 per saham, dengan harga
penawaran sebesar Rp975 per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
f. PT Total Bangun Persafa Tbk
PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) didirikan dengan
nama PT Tjahja Rimba Kentjana tanggal 4 september 1970 dan mulai
kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1970. Akta pendirian
45
perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia tanggal 27 Maret 1971. Selanjutnya pada tanggal 24 Juli
1981 nama perusahaan berubah, perubahan tersebut telah disetujui
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 4
November 1981. Kantor TOTL berkedudukan di jalan Jl. Letjen S.
Parman Kav. 106, Tomang, Jakarta Barat.
Pada tanggal 18 Mei 2006, TOTL telah menawarkan
sahamnya kepada mesyarakat melalui pasar modal sejumlah
300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp100 (penuh) per Saham
dengan harga penawaran Rp345 (penuh) per saham. Kemudian
pada tanggal 18 juli 2006, berdasarkan surat Bapepam-LK No.S-
/018/BL/2006, TOTL telah memperoleh surat pemberitahuan efektif
pernyataan penawaran pada tanggal 25 Juli 2006, seluruh saham
TOTL telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
g. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29
Maret 1961 dengan nama perusahaan Negara/PN “Widjaja Karja”
dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961.
Berdasarkan peraturan pemerintah No.64, perusahaan bangunan
bekas milik belanda yang bernama naamloze Vennootschap
Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijd Vis en Co. yang
telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja.
Kemudian tanggal 22 Juli 1971, PN Widjaja Karja dinyatakan bubar
dan dialihkan bentuknya menjadi perusahaan perseroan. Selanjutnya
pada tanggal 20 desember 1972 perusahaan ini dinamakan PT
46
Wijaya Karya. Kantor Wika Beralamat di Jl. D.I Panjaitan Kav.9,
Jakarta Timur.
Pada tanggal 11 Oktober 2007, WIKA memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan penawaran Perdana
kepada masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru,
dengan nilai nominal Rp100 per saham dan harga penawaran Rp420
per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Jakarta tanggal 29 Oktober 2007.
h. PT Mitra Pemuda , Tbk
PT Mitra Pemuda Tbk berdiri tanggal 21 agustus 1980 dengan
nama PT Mitra Pemuda Steel. Nama Mitra Pemuda digunakan sejak
14 juli 1981 dengan bisnis utama adalah pembangunan dan
pengembangan struktur baja. Perkembangan perseroan dapat dilihat
dari perubahan modal yang terjadi sejak 1995, dimana saat itu terjadi
peningkatan modal dasar dari Rp 100.000.000 (Seratus Juta rupiah)
atas 200 saham bernominal Rp500.000 menjadi Rp 1.000.000.000
atas 2.000 saham bernimunal Rp 500.000. modal ditempatkan dan
disetor juga meningkat dari Rp 100.000.000 terbagi atas 200 saham
menjadi Rp250.000.000 terbagi atas 500 saham.
Sejalan dengan perkembangan kapabilitas dalam bidang
konstruksi baja, perseroan memandang perlu bidang konstruksi baja,
perseroan memandang perlu untuk melakukan transformasi bisnis
dengan keputusan pemegang saham pendiri pada 10 Juli 2015 untuk
melakukan penawaran umum perdana saham. Perseroan resmi
47
menjadi perusahaan public pada tanggal 10 Februai 2016 dengan
mencatatkan 770.000.000 saham di Bursa Efek Indonesia.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Data
a. Kualitas Pelaporan Keuangan
Pengukuran kualitas pelaporan keuangan menggunakan model
yang dikembangkan Dechow dan Dihev (2002) yaitu
WCAi,t = β0 + β1CFOi,t-1 + β3CFOi,t + β3CFOi,t+1 + εi,t
Berdasarkan model tersebut yang di olah dengan statistik diperoleh
pengukuran kualitas pelaporan keuangan, yang dapat dilihat pada
lampiran. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 9 perusahaan,
dimana nilai kualitas pelaporan keuangan jika dilihat dari variasi modal
kerja yang paling rendah adalah sebesar -25,975,617 (ditulis dalam
jutaan) yang dimiliki oleh perusahaan WIKA pada tahun 2018 dan nilai
variasi modal kerja yang paling tinggi adalah sebesar 5,093,254
(ditulis dalam jutaan) yang dimiliki oleh perusahaan WSKT, jika
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam sampel. Hal ini
menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai yang diperoleh maka semakin
baik kualitas pelaporan keuangan.
b. Efisiensi Investas
Berdasarkan hasil analisis data statistik, menunjukkan terjadinya
perubahan nilai efisiensi investasi dari tahun ketahun seiring dengan
perkembangan konstruksi yang ada di Indonesia. Pada tahun 2016 –
2018 nilai efisiensi investasi paling rendah adalah sebesar 0,03 pada
MTRA yang berarti underinvestment dan investasi paling tinggi adalah
48
sebesar 0,5 pada perusahaan WTRA yang berarti overinvestment dapat
dilihat pada lampiran. Pada perusahaan WIKA dari tahun 2016 – 2018
nilai investasi paling rendah adalah sebesar 0,08 yang berarti
underinvestment dan untuk nilai investasi paling rendah adalah sebesar
0,11 yang artinya perusahaan mengalami overinvestment. Begitupun
dengan perusahaan-perusahaan lainnya yang terus mengalami under
maupun overinvestment.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk semua variable untuk mengetahui apakah
sampel yang siambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov dengan signifikan 5% atau 0,05. Rangkuman
hasil uji normalitas dapat dilihat pada table 4.1.
Tabel 4.1
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 27
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation ,12071302
Most Extreme Difference Absolute ,232
Positive ,232
Negative -,151
49
Test Statistic ,232
Asymp. Sig. (2-tailed) ,463 c
Sumber: SPSS Statistik 26.0
Berdasarkan Tabel 4.1, data dinyatakan berdistribusi normal jika hasil
perhitungan One Simple Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Hasil
uji normalitas menunjukkan bahwa variabel penelitian mempunyai nilai
signifikansi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastitas
Uji heteroskedastitas bertujuan untuk menguji apakah varians
residual bersifat homokedastisitas atau heterokedastitas. Apabila varians
bersifat heterokedastisitas, maka standar eror dari model regresi menjadi
bias, dan sebagai konsenkuensinya matriks varians-kovarians yang
digunakan untuk menghitung standar eror parameter menjadi bias. Dengan
demikian masalah heterokedastisitas akan menyebabkan pengambilan
kesimpulan menjadi tidak valid.
Tabel 4.2
Uji Heteroskedastisititas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std.
Error Beta
1 (Constant) ,084 .017 5,047 ,000
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
1,060 ,000 ,079 ,395 ,696
Sumber: SPSS Statistik 26.0
50
Bedasarkan tabel 4.2 dapat dikatakan bahwa asumsi tidak terjadi
heterokedastisitas terpenuhi. Dilihat dari nilai signifikansi >0,05 sehingga
terbebas dari gejala heterokedastisitas maka prasyarat analisis terpenuhi.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui multikolineritas
antara variabel bebas. Jka nilai toleransi ≤ 0,1 dan nilai VIF ( Variance
Inflation Factor) ≥10 maka terjadi multikolinieritas. Dari hasil output analisis
data yang dilakukan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std.
Error Beta
Tolerance VIF
(Constant) ,155 ,024 6,535 ,000
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
4,511 ,000 ,024 ,118 ,907 1,000 1,000
Sumber: SPSS Statistik 26.0
Berdasarkan Tabel 4.3, maka dapat diketahui bahwa asumsi tidak
terjadi multikolinieritasi. Dilihat dari VIF ≤ 10 dan nilai tolerance ≥ 0,1
sehingga variabel terbebas dari gejala multikolinieritas sehingga prasyarat
analisis regresi terpenuhi.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ditolak
atau diterima. Pengaruh variabel independen terhadapa variabel dependen
dapat diketahui dengan cara membandingkan probabilitas t dengan nilai
51
signifikansi yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05. Jika nilai
probabilitas <0,05 maka H0 ditolak atau diterima Ha. Sedangkan, jika nilai
probabilitas >0,05 maka H0 diterima atau tolak Ha.. Bila terjadi penerimaan
H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan,
sedangkan bila hasil H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan.
Berikut adalah hasil dari uji t yang ditampilkan pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ,155 .024 6,535 ,000
Kualitas
Pelaporan
Kuangan
4,511 ,000 ,024 ,118 ,049
Sumber: SPSS Statistik 26.0
Berdasarkan hasil uji t yang ditampilkan pada table 4.4, diketahui
bahwa nilai kualitas pelaporan keuangan selaku variabel X adalah sebesar
0,049. Nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi (0,049 < 0,05) maka H0
ditolak dan menerima Ha, sehingga dapat simpulkan bahwa variabel
kualitas pelaporan keuangan (X) berpengaruh terhadap variabel efisiensi
Investasi (Y).
b. Uji Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model regresi menjelaskan variabel dependen. Hasil dari
analisis koefisien determinasi dapat dilihat dari niai Adjusted R-squered
52
pada hasil pengolaan menggunakan SPSS, dapat dilihat dari Tabel 4.5
berikut.
Tabel 4.5
Uji Determinasi
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
,024 ,001 ,396 ,12310
Sumber: SPSS Statistik 26.0
Berdasarkan table 4.5 didapatkan nilai Adjusted R-squers sebesar
0,396. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen adalah 39,6% sedangkan sisanya
60,4%.
C. Pembahasan
Setiap perusahaan perlu mengetahui perkembangan kinerja
perusahaan dari waktu ke waktu. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja
perusahaan adalah laporan keuangan yang tersaji dalam laporan tahunan
yang dibuat oleh pihak manajemen untuk kepentingan pihak pemakai. Salah
satu pemakai laporan keuangan adalah investor sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi dan sebagai sarana
pertanggungjawaban manajemen perusahaan mengenai sumber daya yang
dipercayakan kepada perusahaan (SAK, 2007).
Hasil penelian ini membuktikan bahwa Hipotesis penelitian diterima
yaitu Kualitas Pelaporan Keuangan Berpengaruh Terhadap Efisisiensi
Investasi. Hasil pengujian statistic dapat dilihat pada tabel 4.4 menunjukkan
53
bahwa kualitas pelaporan keuangan berpengaruh signifikan sebesar 0.049
terhadap efisiensi investasi.Kualitas Pelaporan Keuangan Berpengaruh
Terhadap Efisisiensi Investasi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Annisa Dwi Rahmawati
(2014) yang menunjukkan bahwa kualitas pelaporan keuangan memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi investasi. Hasil penelitian ini
juga mendukung penelitian Alisya Misitama Sakti (2015 menunjukkan bahwa
kualitas pelaporan keuangan dan utang jangka pendek berpengaruh positif
secara signifikan terhadap efisiensi investasi. Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Puji Harto (2014) yang juga mendapatkan hasil bahwa
kualitas pelaporan keuangan berpengaruh terhadap efisiensi investasi
perushaan. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Luh Indah Novita
Sari dan I G.N Agung (2014) dan penelitian Ulum Tri Handayani et al (2016).
Menurut Ulum Tri Handayani et al (2016) kualitas pelaporan keuangan
berpengaruh negatif terhadap efisiensi investasi. Perbedaan hasil penelitian ini
dapat terjadi karena sektor yang di uji tidak sama dimana Ulum Tri Handayani
et al, (2016) mengambil sampel di negara ASEAN, yang lingkungannya
mungkin tidak sama dan menggunakan variabel moderasi. Sedangkan Luh
Indah Novita Sari dan I. G.N Agung, (2014) mengambil sampel perusahaann
tambang yang memiliki resiko cukup besar terhadap nilai investasi yang
ditanamkan oleh investor sehingga dapat menyebabkan adanya over atau
underinvestment investasi.
Berdasarkann hasil dari pembahasan pada prinsipnya penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya walaupun terdapat perbedaan dengan
beberapa penelitian sebelumnya dikarenakan lingkungan yang tidak sama dan
54
menggunakan variabel moderasi. Berdasarkan hasil penelitian semua
perusahaan dapat mengalami Underinvestment maupun Overinvetsmet,
efisiensi investasi dapat terhilat dari kualitas pelaporan keuangan.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa:
Hasil analisis data terhadap pengaruh kualitas pelaporan keuangan
terhadap efisiensi investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan
efisiensi investasi yang terjadi dala perusahaan sehingga menerima Ha,
sehingga disimpulkan bahwa variabel kualitas pelaporan keuangan (X)
berpengaruh terhadap variabel Efisiensi Investasi (Y).
B. Saran
Penelitian ini mungkin dapat dilanjutkan atau dimodifikasi dengan
bebrapa saran berikut:
1. Menabah periode sampel yang digunakan sehingga dapat menentukan
kecenderungan efisiensi investasi dalam jangka waktu yang relative
panjang.
2. Penelitian dapat dilakukan pada semua jenis perusahaan, baik financial
maupun non-financial.
3. Menambah variabel-variabel lain yang diduga dapat memengaruhi
efisiensi investasi di perusahaan agar cakupan penilitian lebih luas.
55
DAFTAR PUSTAKA
Araujo, Albino De. 2014. Analisis Laporan Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan.timor leste.
Cheng, F., Li, Q., Wang, X. 2011. Financial Reporting Quality and Investment Efficiency of Private Firms in Emerging Markets. The accounting review 86, 1255-1288.
Degeorge, F., Ding, Y., Jean, T, dan Stolowy, H. 2013. Alalyst Coverage, Earnign Managemen and Financial Development: An Internasional Study. Jurnal of accounting and Public Policy. 32(1-25).
Efni, Yulia, dkk 2012. Pengaruh Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden: Pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (Studi pada Sector property dan Real Estate di BEI), Jurnal Aplikasi manajemen /Volume 10/nomor 1/ maret, 2012
Freddy. 2018. 5 Jenis Laporan Kuangan dalam Akuntansi. (Online). (https://ukirama.com/en/blogs/5-jenis-laporan-keuangan-dalam-akuntansi-yang-harus-anda-ketahui)
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Mulitivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi. 2019. Online
Hariati, Isnin dan Yeney Widya . 2013. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan kinerja Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.(Skripsi). Malang
Ha, L. H., Vergauwe, S, dan Zhang, Q. 2014. Corporate Governance and The Information Environtment: Evidance from Chinese Stick Market. International Review of Financial Analysis. 36(106-119)
Handayani, Ulum Tri., Sylvia V. S, dan Elok T. 2016. Kualitas Pelaporan Keuangan, Mekanisme Governance dan Efisiensi Investasi. http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.08.7021
56
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar akuntansi Keuangan No. 1. Jakarta:Salemba Empat.
Kamir.2013. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers: Jakarta
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan keuangan Edisi Keempat. Cetakan Kelimabelas. Yogyakarta.
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha ilmu
Putra, Diatmika Gede dan I Gst. Ayu Eka Damayanti. 2019. Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Terhadap Efisiensi Investasi. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Volume 28.2
Ribo, Agustinus.2013. Analisis Laporan Keangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Skripsi). Makassar
Rahmawati, Annisa’Dwi, dan Puji Harto. 2014. Analisis Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan dan Maturistik Utang Terhadap Efisinesin Investasi. Journal Of Accounting. Vol.3 No. 3.
Raharjaputra, hedra, S., 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat
Sakti, Alisya Misitama. 2015. Pengaruh Kualitas Pelaporan Keuangan dan Jatuh Tempo Utang Terhadap Efisiensi Investasi. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Simnungkalit, Eric Rizky. 2017. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan danStruktur Kepemilikan Terhadap Efisiensi Investasi Perusahaan. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XVI(No.1)
57
Sari, L. I. N., dan I G. N. Agung Suaryana. 2014. Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan Pada Efisiensi Investasi Perusahaan Pertambangan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8.3 (524-537).
Selfie M.J. 2019. Laporan Keuangan Garuda diduga Dimanipulasi. (Online). (https://amp.tirto.id/laporan-keuangan-garuda-diduga-dimanipulasi-siapa-tanggung-jawab-dnjR), diakses 4 September 2019.
Solomon, J. 2010. Corporate Governance and Accountability. John Wiley & Sons Ltd.
Tri Ulum H, Veronica Sylvia S, Elok T. 2016. Kualitas Pelaporan keuangan, mekanisme governance, dan efisiensi investasi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma. Vol.7, No.2
Wilford, A. L. 2012. Determining the Impact of Multiple Consecutive Years of Financial Reporting Quality Issues on Investment Effeciency. Dissertation for Facucty of the Graduate School of the University of Maruyland.
Yanti, Nur Dwi., Debbie Christine. 2017. Pengaruh Kualitas Laporan Keuangan dan Debt Maturity Terhadap Efisiensi Investasi. Forum Keuangan dan bisnis Indonesia(FKI)
58
L
A
M
P
I
R
A
N
59
LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil pengukuran kualitas pelaporan keuangan
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN ∆ ASET TDK
LANCAR ∆ KEWAJIBAN
LANCAR
PERUBAHAN KEWAJIBAN
LANCAR MODAL KERJA
ACST
2016 410,791 1,165,334 2,364,721 1,610,178
2017 588,914 3,706,890 2,541,556 -576,420
2018 816,139 7,403,052 3,696,162 -2,890,751
SSIA
2016 3,814 1,897 40 1,957
2017 3,766,101 2,640 743 3,764,204
2018 3,945,504 2,033 -607 3,942,864
IDPR
2016 597,847 362,766 71,738 306,819
2017 863,167 363,167 401 500,401
2018 1,006,784 367,885 4,718 643,617
JKON
2016 1,511,236 1,474,481 -86,459 -49,704
2017 1,789,352 1,416,456 -58,025 314,871
2018 2,293,988 1,933,631 517,175 877,532
MTRA
2016 67,790 113,237 21,174 -24,273
2017 66,970 110,189 -3,048 -46,267
2018 74,345 201,572 91,383 -35,844
DGIK
2016 740,915 681,236 -230,515 -170,836
2017 851,185 898,961 217,725 169,949
2018 621,682 948,292 49,331 -277,279
TOTL
2016 665,619 1,784,172 7,132 -1,111,421
2017 729,127 1,994,003 209,831 -1,055,045
2018 558,309 1,945,591 -48,412 -1,435,694
WSKT
2016 21,720,436 31,283,653 17,652,420 8,089,203
2017 45,468,743 52,309,197 21,025,544 14,185,090
2018 57,402,451 56,799,725 4,490,528 5,093,254
WIKA
2016 7,703,369 14,909,016 4,308,916 -2,896,731
2017 10,773,666 25,975,617 11,066,601 -4,135,350 2018 28,251,951 2,276,334 -25,975,617
60
Lampiran 2: hasil pengukuran efisiensi investasi
NAMA PERUSAHAAN
TAHUN ASET TETAP BERWUJUD
ASET TDK BERWUJUD
TOTAL ASET INVESTMENT SALES
GROWTH
ACST
2016 370,306 4,274 2,503,171 0.15 437,134
2017 486,798 12,500 5,306,479 0.09 1,232,987
2018 674,171 11,136 7,853,236 0.09 -293,257
SSIA
2016 1,182,205 11,092 7,195,448 0.17 -1,070,926
2017 1,249,899 13,145 8,851,437 0.14 -522,812
2018 1,251,936 33,854 7,449,049 0.17 -615,666
IDPR
2016 597,416 2,170 1,547,570 0.39 -147,386
2017 856,459 1,547 1,845,178 0.46 170,251
2018 940,213 2,291 1,891,781 0.50 -524,075
JKON
2016 702,441 14,683 4,007,387 0.18 -4,960
2017 732,412 12,611 4,202,515 0.18 -155,438
2018 763,044 8,453 4,846,804 0.16 -11,594,098
MTRA
2016 6,392 1,847 259,288 0.03
2017 64,642 353 261,635 0.25 12,591
2018 60,820 211 284,011 0.21 -91,166
DGIK
2016 129,733 127,850 1,555,023 0.17 -439,228
2017 190,089 454 1,820,799 0.10 97,670
2018 176,425 413 1,640,538 0.11 -546,091
TOTL
2016 186,495 5,714 2,950,560 0.07 112,848
2017 230,615 6,454 3,243,093 0.07 557,356
2018 170,336 4,384 2,985,667 0.06 -921,500
WSKT
2016 3,275,335 98,338 61,425,182 0.05 96,355,790
2017 4,742,288 324,593 97,895,761 0.05 21,424,666
2018 5,526,422 410,882 129,244,759 0.05 -8,980,372
WIKA
2016 3,465,843 22,103 31,096,539 0.11 2,048,732
2017 3,932,109 125,739 45,683,774 0.09 10,507,570
2018 4,268,611 174,518 56,896,030 0.08 -5,172,570
61
Lampiran 3: Output SPSS
a. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 27
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,12071302
Most Extreme Differences Absolute ,232
Positive ,232
Negative -,151
Test Statistic ,232
Asymp. Sig. (2-tailed) ,463c
b. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,084 ,017 5,047 ,000
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
1,060E-9 ,000 ,079 ,395 ,696
a. Dependent Variable: abs_res
62
c. Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,155 ,024 6,535 ,000
Kualitas
Pelaporan
Keuangan
4,511E-10 ,000 ,024 ,118 ,907 1,000 1,000
a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
d. Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,155 ,024 6,535 ,000
Kualitas Pelaporan
Keuangan
4,511E-10 ,000 ,024 ,118 ,049
a. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
e. Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,024a ,001 ,396 ,12310
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelaporan Keuangan
b. Dependent Variable: Efisiensi Investasi
63
RIWAYAT HIDUP
Retno Ayu Saraswati, Lahir pada tanggal 14 Juni 1997 di
Rajang Kecamatan Lembang kabupaten Pinrang. Penulis ini
adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan
Bapak Muh.Abu dan Ibu Hajra. Jenjang pendidikan formal
yang pernah ditempuh penulis yaitu Sekolah Dasar di SDN
148 Lembang tahun 2009, setelah lulus dari jenjang sekolah
dasar penulis melajutkan pendidikan di SMP Negeri 3
Lembang pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 8
Pinrang tahun 2015. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi dengan memilih juruan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2020 dengan gelar
Sarjan Akuntansi. Pengalaman organisasi penulis pada jenjang SMP Negeri 3
Lembang yaitu pramuka, kemudian pada Jenjang SMA yaitu bendahara Koperasi.
Dalam dunia kampus penulis mengembangkan diri dengan bergabung di beberapa
organisasi seperti UKM Seni dan Budaya Talas, Himpunan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi (Himansi).