pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa...

35
  PENGARUH KREATIFITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KALANGAN SISWA KELAS 1 SMA ( Sebuah Penelitian Exsperimental di SMA N 1 Slawi kelas 1 )  PROPOSAL PENELITIAN Ditulis dalam rangka melengkapi Tugas Mata Kuliah Research On ELT 2 Oleh AHMAD PUJI LEKSONO (1610500006) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian i ni. Tujuan penulis membuat proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas Research On ELT 2. Proposal ini dibuat dengan semaksimal mungkin sehingga memerlukan banyak waktu, pi kiran dan referensi dari berbagai sumber. Penulis ingin berterimakasih kepada semua yang mendukung pembuatan proposal ini khususnya kepada Drs. JCS. Pradjarto, M.Pd Selaku dosen mata kuliah Research on ELT 2 yang telah membimbing dalam pembuatan proposal ini. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan referensi pembuatan proposal penelitan. Terima kasih.

Upload: muhammad-agung-pamungkas

Post on 09-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ffff

TRANSCRIPT

PENGARUH KREATIFITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KALANGAN SISWA KELAS 1 SMA( Sebuah Penelitian Exsperimental di SMA N 1 Slawi kelas 1 )

PROPOSAL PENELITIANDitulis dalam rangka melengkapi Tugas Mata Kuliah Research On ELT 2OlehAHMAD PUJI LEKSONO (1610500006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRISFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL2013KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas proposal penelitian ini. Tujuan penulis membuat proposal penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas Research On ELT 2. Proposal ini dibuat dengan semaksimal mungkin sehingga memerlukan banyak waktu, pikiran dan referensi dari berbagai sumber. Penulis ingin berterimakasih kepada semua yang mendukung pembuatan proposal ini khususnya kepada Drs. JCS. Pradjarto, M.Pd Selaku dosen mata kuliah Research on ELT 2 yang telah membimbing dalam pembuatan proposal ini.Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan referensi pembuatan proposal penelitan. Terima kasih.

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sistem penentuan posisi berbasis GPS belakangan ini menjadi semakin populer. Sistem GPS kini telah berkembang menjadi bagian dari sistem GNSS (Global Navigation Satellite System) yang sampai saat ini, survei GNSS menjadi sistem penentuan posisi berbasis satelit yang paling teliti. Akibat semakin beragamnya kebutuhan pemetaan dan penentuan posisi, kini pemilihan metode dapat disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diharapkan. Salah satu metode baru yang semakin popular yaitu metode RTK NTRIP (Real time Kinematic-Networked Transport of RTCM via Internet Protocol). Secara teori dari hasil penelitian sebelumnya, metode ini paling efektif dilakukan pada kasusshort baseline.Namun, masih terus dikembangkan dan diteliti oleh banyak pihak untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketelitian yang dapat dihasilkan. Hal ini berbeda dengan penentuan posisi metode jaring statik dan metode radial. Metode penentuan posisi jarring statik dan radial merupakan metode penentuan posisi yang telah lama digunakan. Metode jaring statik dapat menghasilkan ketelitian posisi yang lebih teliti dibandingkan metode radial dan merupakan metode survei GNSS yang paling teliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingan tingkat ketelitian hasil penentuan posisi metode radial dan RTK NTRIP terhadap hasil penentuan posisi metode jaring static pada kasusshort baseline.

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR..................................................................... iDAFTAR ISI.................................................................................. 1BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 2A.Latar Belakang ............................................................ 2B.Identifikasi Masalah ................................................... 4C.Pembatasan Masalah ................................................. 4D.Rumusan Masalah ...................................................... 4E.Tujuan Penelitian ...................................................... 5F.Manfaat Penelitian .................................................... 5BAB II LANDASAN TEORI ................................................... 6A.Landasan teori ............................................................ 6B.Kerangka Berfikir ...................................................... 9C.Hipotesis .................................................................... 9BAB III METODE PENELITIAN.............................................. 10A.Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 10B.Variabel Penelitian ...................................................... 10C.Populasi dan Sampel..................................................... 10D.Metode Pengumpulan Data........................................... 13E.Instrumen Penelitian..................................................... 14F.Teknik Analisis Data.................................................... 14DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 16

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangProses belajar mengajar pada dasarnya merupakan suatu pola interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Seorang siswa dikatakan belajar apabila dapat mengetahui sesuatu yang dipahami sebelumnya, dapat melakukan atau menggunakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat digunakannya termasuk sikap tertentu yang mereka miliki. Sebaliknya seorang guru yang dikatakan telah mengajar apabila dia telah membantu siswa untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki.Guru sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar yang bertugas menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien. Sebelum mengajar, guru harus merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis, sehingga dapat terampil dalam proses belajar mengajar.Gurusebaiknya melakukan berbagai upaya untuk peningkatan prestasi belajar siswa, hal tersebut merupakan tanggung jawab semua guru dalam memperoleh kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan hal di atas seorang guru dituntut untuk memiliki kreatifitas mengajar seperti: kreatifitas bertanya, kreatifitas memberi penguatan, kreatifitas memberi variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, kreatifitas mengelola kelas, membimbing diskusi kelompok kecil dan kreatifitas dalam menjelaskan. Dengan demikian kreatifitas mengajar tersebut harus senantiasa dikembangkan oleh guru untuk mencapai tujuan pengajaran.Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tentu tidak lepas dari suatu masalah yang akan dihadapi baik oleh guru maupun siswa. Apabila diperhatikan tentang proses belajar mengajar, maka kita dapat berasumsi bahwa salah satu gejala negatif sebagai suatu penghalang dan kesulitan yang sangat menonjol dalam proses belajar mengajar adalah rendahnya kreatifitas guru dalam mengembangkan pengajaran.Dalam proses belajar mengajar banyak metode-metode yang dapat digunakan dalam rangka penyampaian suatu bidang studi. Namun metode-metode yang telah ada itu kadang-kadang tidak menjamin suatu keberhasilan. Itu tergantung pada guru bagaimana memilih suatu metode yang sesuai dan cocok dengan materi yang disampaikan atau saat berlangsung proses belajar mengajar, semua itu merupakan kemampuan dan kreatifitas guru dalam menganalisa semua metode dan penguasaannya. Penulis merasa perlu membahas masalah kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Kalangan Siswa kelas 1 SMA Kota Slawi. Sebab kreatifitas mengajar seorang guru sangat menentukan berprestasi atau tidaknya mata pelajaran yang diajarkan.

B.Identifikasi MasalahDari latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi kemampuan-kemampuan masalah yang timbul seperti :1.Apakah yang dimaksud Kreatifitas mengajar Guru dan Prestasi Belajar Siswa ?2.Adakah hubungan antara Kreatifitas mengajar Guru dan Prestasi Belajar Siswa di SMA N 1 Slawi kelas 1 ?C.Pembatasan MasalahDengan keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan kemampuan yang ada maka dalam penelitian ini hanya dibatasi dalam judul penelitian ini saja.Adapun masalah yang akan dikaji adalah :Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Di Kalangan Siswa Kelas 1 SMA.D.Rumusan MasalahBerdasarkan uraian tersebut maka untuk memberikan arahan operasional dalam rangka mengupayakan penentuan langkah-langkah penarikan kesimpilan secara nyata. Maka secara operasional penulis merumuskan beberapa pokok-pokok masalah sebagai berikut:1. Bagaimana kreatifitas mengajar guru pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kalangan Siswa SMA 1 Slawi?2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA 1 Slawi ?3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA 1 Slawi ?E.Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui kreatifitas mengajar guru di SMA Slawi Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di SMA 1 Slawi Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh kreatifitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa di SMA 1 Slawi.F.Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini adalah : Dapat memberikan input bagi siswa di SMA 1 Slawi dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan profesi dan kreatifitas guru dalam mengajar untuk dijadikan sumber belajar dalam hidup yang serba kompleks akibat kemajuan ilmu pengetahuan teknologi Diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang ingin mengetahui pentingnya kreatifitas guru di dalam mengajar.

BAB IILANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESISA.Landasan Teori1.Pengertian Keterampilan Mengajar GuruDalam memberikan pengertian tentang kreatifitas mengajar guru, maka dalam hal ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli:Menurut Alvin W. Howard, mengajar adalah suatu aktivitas untuk memberi, menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan ideal (cita-cita).Menurut Warni Rasyidin mengemukakan bahwamengajar adalah keterlibatan guru dan siswa dalam interaksi proses belajar mengajar. Guru sebagai koordinator menyusun, mengorganisasi dan mengatur situasi belajar.Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah usaha yang dilaksanakan oleh guru melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa agar dapat membawa perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.Kreatifitas mengajar adalah kecakapan atau kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran semenarik mungkin. Dengan demikian seorang guru harus mempunyai persiapan mengajar antara lain, guru harus menguasai bahan pengajaran mampu memilih metode yang tepat dan penguasaan kelas yang baik.2.Pengertian Prestasi BelajarPengertian belajar adalah terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu prestasi dibahas jauh maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian prestasi.Prestasi adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.W.J.S Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah prestasi yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Masud Khasan Abdul Qoha prestasi adalah apa yang telah diciptakan, prestasi pekerjaan, prestasi yang mnyenangkan hait yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.Nasru Harahap dan kawan-kawannya memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.Dari berbagai pengertian dikemukakan oleh para ahli di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan namun intinya sama, yakni prestasi yang dicapai dari suatu kegiatan. untuk itu dapat dipahami bahwa prestasi adalah prestasi suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan itu.Belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah tercapainya suatu perubahan dalam diri individu.Abdurrahman, mengatakan bahwa : Belajar adalah suatu perubahan pada diri individu dengan lingkungannya yang menjadikannya mendapat kemampuan yang lebih tinggi untuk hidup secara damai dalam lingkungannya.Menurut M. Ngalim Purwanto, mengatakanbahwa Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan, karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan masalah/berfikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,ataupun sikap.Setelah kita mengetahui dan memahami pengertian diatas, maka dapat dipahami kata prestasi dan belajar prestasi pada dasarnya prestasi yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar pada dasarnya adalah proses yang mengakibatkan perubahan pada diri individu yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian dapat diambil pengertian yang sangat sederhana mengenai hal ini. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai prestasi dari aktivitas dalam belajar.3.Hubungan Antara Kedua VariabelPrestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan prestasi interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Dimana sebuah kreatifitas seorang guru sangat mempengaruhi sebuah prestasi belajar siswa. Dalam hal ini guru yang memiliki potensi dalam mengkreatifitaskan bakat dalam kelas sangat berpengaruh positif pada kemajuan prestasi belajar siswaB.Kerangka BerfikirSetelah diketahui hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah dan uraian teori pada landasan teori maka penulis mempunyai kerangka berpikir, bahwa :1.Kreatifitas Mengajar Gurumerupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam Peningkatan prestasi Siswa Pada mata pelajaran bahasa Inggris.2.Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kreatifitas seorang guru dalam memilih metode mengajar, media mengajar, kualitas serta cermat dalam melihat potensi anak serta lingkungan sekolah itu berada.C. HipotesisBerdasarkan landasan teori, pendapat maupun kerangka berfikir yang telah disebutkan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut :Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris.

BAB IIIMETODE PENELITIANA.Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 30 Juni pada siswa kelas 1 SMA N 1 Slawi tahun 2013.B.Variabel PenelitianDalam penelitian ini terdapat 2 variabel penelitian yaitu :a.Variabel bebasDalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Kreatifitas Mengajar Guru.b.Variabel terikatVariabel terikat dalam penelitiian ini adalah Prestasi atau hasail belajar bahasa InggrisC.Populasi dan SampelDalam suatu penelitian yakni pada obyeknya biasanya berhadapan dengan masalah yang biasa disebut dengan istilah populasi. Hal ini merupakan yang sangat penting, karena hubungan dengan penentuan sumber data yang akan diteliti. Demikian pula dengan sampel, yang merupakan bagian dari populasi, mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan populasi.Adapun yang menyangkut populasi dan sampel. Penulis akan menjelaskan sebagai berikut:1.PopulasiNana Sudjana mengemukakan pengertian bahwapopulasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin prestasi tertentu mengenai kumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.Amirman Yousda mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan obyek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian maupun hal-hal yang terjadi.Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, nilai tes dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik dan spesifikasi tertentu didalam suatu penelitianAdapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA 1 Slawi kelas 1 yang berjumlah 172 siswa yang terdiri dari kelas 1a sebanyak 34 siswa, kelas 1b sebanyak 31 siswa, kelas 1c sebanyak 37 siswa, dan kelas 1d sebanyak 35 orang dan 1e sebanyak 35 siswa.Untuk lebih jelasnya keadaan populasi dapat dilihat pada tabel populasi berikut ini.Tabel IKeadaan populasi siswa SMA 1 Slawi kelas 1NoKelasSiswa

1.1A34

2.1B31

3.1C37

4.1D35

5.1E35

Jumlah172

1.SampelSampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat umum populasi atau dengan kata lain sampel adalah sekelompok individu atau benda yang lebih kecil jumlah populasi yang ada dan juga dapat dikatakan bahwa sampel adalah wakil dari populasi. Dalam hal ini,Suharsimi Arikuntomengemukakan bahwa sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Digunakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan prestasi penelitian sampel.Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random Sampling yakni cara pengambilan sampel yang semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.Lebih khusus lagi penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu pengambilan Sampel atas besarnya populasi. Dalam hal ini penulis mengambil sampel sebesar 43 siswa atau 25 % dari jumlah populasi 172. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan olehSuharsimi Arikunto yang mengemukakan bahwa: Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjek lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.D. Metode Pengumpulan Dataa. Penelitian Kepustakaan (Library rescarch) yaitu suatu metode yang digunakan penulis dengan jalan memperbanyak membaca buku-buku yang relevan dengan pembahasan skripsi ini kemudian penulis:1. Mengutip secara langsung, yaitu dengan mengutip pendapat para ahli dari berbagai sumber yang diambil sesuai dengan naskah aslinya dan tanpa merubah redaksinya.2. Mengutip secara tidak langsung yaitu mengutip berbagai sumber yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini baik dalam bentuk ikhtiar maupun dalam bentuk ulasan sehingga berbeda dengan naskah atau sumber aslinya, namun maksud dan tujuannya sama.b. Penelitian Lapangan ( Field recearch) yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dilapangan atau ditempat penelitian dengan menggunakan teknik:a)Koesioner yaitu penulis mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan pembahasan skripsi ini dengan mengajukan pertanyaan kepada responden.b)Angket yaitu daftar pertanyaan yang berisi rangkaian pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan keterampilan mengajar dan faktorc)Dokumentasi yaitu cara pemgumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembahasa skripsi ini.E. Instrumen PenelitianBerprestasi tidaknya penelitian yang dilakukan banyak ditentukan oleh instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen adalah alat untuk memperoleh data, instrumen adalah alat pemgumpul data yang pada hakikatnya mengukur variabel penelitian.Adapun jenis insrumen yang penulis gunakan dalam penelitian ini, yaitu:a)Angket adalah daftar pertanyaan yang berisi rangkaian pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan mengajar guru dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.b)Wawancara yakni dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti.c)Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencatat segala data-data dokumentasi tersebut yang ada dengan penelitian.F. Teknik Analisis Data1. Analisis kualitatif yaitu analisis data yang dijabarkan melalui pengamatan yang tidak berupa angka-angka. Maksudnya adalah dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat kemudian direlevansikan dengan rujukan teori yang mendukung.2. Analisis kuantitatif yaitu analisis terhadap data yang berupa angka-angka dengan cara menggunakan statistik yang relevan dalam bentuk persentase. Maka rumus yang digunakan adalah :P = F/N x 100%Keterangan : P = Persentase (%) F = Frekuensi atau kategori jabatan N = Number (Jumlah Frekuensi/individu)23Dengan demikian, metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu sumber dari hasil angket, interview, observasi dan dokumentasi, guna memperoleh suatu kesimpulan yang betul-betul akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKAArikunto Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet.XII. Jakarta.PT. Rineka Cipta.1998Abdurrahman, Pengelolaan Pengajaran. Cet.VI. Ujung Pandang.Bintang Selatan:1994Hadi Sutrisno, Metodologi Research. Cet.XXI.Yogyakarta.Andi ofset.1990Nurkaranca Wayan, Evaluasi Hasil Belajar.Surabaya,Usaha Nasional.1992Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet III: Jakarta. Balai Pustaka. 1990Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan. Cet;V Bandung. Remaja Rosdakarya. 1990Rowstiyah, Masalah Ilmu Keguruan. Cet III. Jakarta.Bina Aksara. 1989Soetomo, Dasar- dasar Interaksi Belajar Mengajar. Cet I. Surabaya. Usaha Nasional. 1993Sudjana Nana, Metode Statistik.Cet III. Bandung. Persit. 1984Drs. H. Abdurrahman. Pengelolaan Pengajaran. Cet.V.Bandung: Remaja Rosdakarya. 1990) hal 84M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, Cet V.Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) hal 84Nana Sujana. Metode Statistik ( Cet.III. Bandung Persit.1984) hal 3Airman Yausda. Penelitian Dan Statistik Pendidikan ( Cet I. Jakarta.Bumi Aksara.1993) hal 134Suharsimi Arikunto op.cit.hal 117

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Cet, V; Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1994), h.80.1 komentar:

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sistem penentuan posisi berbasis GPS belakangan ini menjadi semakin populer. Sistem GPS kini telah berkembang menjadi bagian dari sistem GNSS (Global Navigation Satellite System) yang sampai saat ini, survei GNSS menjadi sistem penentuan posisi berbasis satelit yang paling teliti. Akibat semakin beragamnya kebutuhan pemetaan dan penentuan posisi, kini pemilihan metode dapat disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diharapkan. Salah satu metode baru yang semakin popular yaitu metode RTK NTRIP (Real time Kinematic-Networked Transport of RTCM via Internet Protocol). Secara teori dari hasil penelitian sebelumnya, metode ini paling efektif dilakukan pada kasusshort baseline.Namun, masih terus dikembangkan dan diteliti oleh banyak pihak untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketelitian yang dapat dihasilkan. Hal ini berbeda dengan penentuan posisi metode jaring statik dan metode radial. Metode penentuan posisi jarring statik dan radial merupakan metode penentuan posisi yang telah lama digunakan. Metode jaring statik dapat menghasilkan ketelitian posisi yang lebih teliti dibandingkan metode radial dan merupakan metode survei GNSS yang paling teliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingan tingkat ketelitian hasil penentuan posisi metode radial dan RTK NTRIP terhadap hasil penentuan posisi metode jaring static pada kasusshort baseline.Penelitian saya dulu adalah tentang GNSS, apa itu GNSS?GNSS singkatan dari Global Navigation Satellite System merupakan suatu metode pengoperasian dan kesesuaian dari gabungan beberapa sistem satelit navigasi seperti GPS, Galileo, dan GLONASS yang disediakan untuk kepentingan sipil di seluruh dunia untuk keselamatan dan kemaslahatan manusia. Lalu apa bedanya dengan GPS? bukan berbeda, GPS merupakan salah satu bagian dari GNSS. Lalu prinsip penentuan posisi GNSS berarti diadopsi dari prinsip penentuan posisi GPS? yup, tepat. Mengapa demikian? prinsip penentuan posisi GPS adalah sama sob, karena GNSS merupakan gabungan dari beberapa sistem satelit navigasi, jadi metode survei yang diterapkan adalah metode survei dari gabungannya sendiri misalnya survei GPS. GNSS bisa dikatakan hanya sebutan baru untuk gabungan sistem navigasi dan prinsip penentuan posisinya ya tetap berasal dari satelit navigasi itu sendiri seperti survei GPS.

GNSS merupakan suatu sistem yang baru berarti ada keunggulannya dari sistem GPS yang lama? pasti, sobat ingat salah satu faktor penentu ketelitian posisi sistem satelit? yup salah satunya berasal dari banyaknya sinyal satelit yang ditangkap. Jadi kalau survei GPS hanya mendapatkan data dari sinyal satelit navigasi GPS saja, GNSS berbeda, survei GNSS mendapatkan data bukan hanya dari sinyal satelit GPS saja sob, melainkan juga ditambah dari Galileo dan GLONASS. Semakin banyak sinyal satelit yang ditangkap, semakin banyak pula data yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai koordinat, berarti mempengaruhi tingkat ketelitian datanya bukan?. Ini dia sob intisari dari hasil penelitian saya dulu, skripsi yang cukup sederhana, tidak sulit, namun saya tidak membuatnya menjadi mudah yang dan yang jelas semoga ini bisa menjadi salah satu solusi dan referensi bagi sobat semua.

"Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sistem penentuan posisi berbasis GPS belakangan ini menjadi semakin populer. Sistem GPS kini telah berkembang menjadi bagian dari sistem GNSS (Global Navigation Satellite System) yang sampai saat ini, survei GNSS menjadi sistem penentuan posisi berbasis satelit yang paling teliti. Akibat semakin beragamnya kebutuhan pemetaan dan penentuan posisi, kini pemilihan metode dapat disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diharapkan. Salah satu metode baru yang semakin popular yaitu metode RTK NTRIP (Real time Kinematic-Networked Transport of RTCM via Internet Protocol). Secara teori dari hasil penelitian sebelumnya, metode ini paling efektif dilakukan pada kasusshort baseline.Namun, masih terus dikembangkan dan diteliti oleh banyak pihak untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketelitian yang dapat dihasilkan. Hal ini berbeda dengan penentuan posisi metode jaring statik dan metode radial. Metode penentuan posisi jarring statik dan radial merupakan metode penentuan posisi yang telah lama digunakan. Metode jaring statik dapat menghasilkan ketelitian posisi yang lebih teliti dibandingkan metode radial dan merupakan metode survei GNSS yang paling teliti. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingan tingkat ketelitian hasil penentuan posisi metode radial dan RTK NTRIP terhadap hasil penentuan posisi metode jaring static pada kasusshort baseline.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan lokasi penelitian pada lima buah titik yaitu : SKRIP-01 (Sumberadi, Mlati), SKRIP-02 (Majengan, Pandowo Harjo), SKRIP-03 (Gentan, Ngaglik), SKRIP-04 (Harjo Binangun, Pakem), dan SKRIP-05 (Turi, Turi). Penentuan posisi pada penelitian ini menggunakan metode jaring statik, metode radial, dan metode RTK NTRIP denganbase stationGNSS CORS GMU1 Jurusan Teknik Geodesi FT UGM. Metode yang dibandingkan yaitu metode radial dan metode RTK NTRIP, sedangkan metode jarring statik digunakan sebagai acuan dalam perbandingan. Untuk metode jaring statik dan radial, alat yang digunakan yaitu tiga buahreceiverGNSSTopcon GR3, dengansampling rate15 detik, durasi pengamatan selama tiga jam. Sedangkan untuk metodeRTK NTRIP menggunakan satu buahreceiverGNSSTopcon GR3, dengansampling rate5 detik, durasi pengamatan disesuaikan sampai mendapatkan 200 koordinat dengan solusi pengukuranfixed, dan fasilitas akses berupa GPRSprovider Telkomsel Flash.

Sesuai dengan hasil analisis perbandingan dan diperkuat dari visualisasi grafik, didapatkan perbedaan hasil penentuan posisi antara metode radial dan RTK NTRIP. Ketelitian horizontal dan vertikal metode radial sebesar 0,002 m dan 0,003 m. Sedangkan ketelitian horizontal dan vertikal metode RTK NTRIP sebesar 0,010 m dan 0,018 m. Keakuratan posisi horizontal dan vertikal metode radial sebesar 0,010 m dan 0,022 m. Sedangkan keakuratan posisi horizontal dan vertikal metode RTK NTRIP sebesar 0,023 m dan 0,195 m. Sehingga disimpulkan bahwa pada kasusbaselinependek, penentuan posisi metode radial adalah lebih teliti dibandingkan metode RTK NTRIP."

Inti dari skripsi saya ini adalah membandingkan antara tiga buah metode survei GPS sob. Yup, ada metode Statik Jaringan, Statik Radial, dan metode baru RTK NTRIP. Metode Statik Jaringan telah umum dan dipercaya banyak ilmuan sebagai metode survei GPS yang paling teliti dibandingkan dengan metode-metode lain. Oleh karena itu, metode statik jaringan ini saya jadikan sebagai data yang saya anggap benar sehingga untuk menguji seberapa besar perbedaan tingkat ketelitian dua metode lainnya saya hanya tinggal menghitung saja seberapa besar perbedaan/selisih nilai koordinat dari dua metode lainnya. Wah, akhirnya cerita saya tentang skripsi telah begitu panjang dan maaf jika terlalu membosankan. Semoga pengalaman ini dapat bermanfaat untuk saya pribadi dan sobat. Sampai jumpa di postingan selanjutnya sob, sukses untuk skripsinya dan selamat membahagiakan orang disekeliling kita, see ya.. :D

A Comparison of Network RTK and Single-base RTKPerbandingan Jaringan RTK dan Single-dasar RTK Stasiun referensi NSW terus beroperasi (CORS) jaringan CORSnet NSW saat ini menawarkan real time kinematik layanan satu-base (RTK) dan rencana untuk masa depan melibatkan itu menjadi jaringan RTK fungsional. Jaringan RTK memungkinkan untuk jarak yang lebih besar antara stasiun referensi dan rovers sementara tetap mempertahankan tingkat akurasi yang tinggi dan presisi. Satelit Navigasi dan Positioning (SNAP) kelompok riset dari University of New South Wales (UNSW) telah mengembangkan jaringan sendiri software RTK mereka, kakap. Tahun lalu Nicolas Tucker (2008) berusaha untuk menguji akurasi dan presisi dari perangkat lunak kakap terhadap perangkat lunak Leica Spider. Namun masalah dengan infrastruktur CORSnet NSW menyebabkan hasil yang buruk dari program kakap dan tidak ada hasil dari program SpiderNET. Proyek ini mengulangi eksperimen serupa dengan Tucker (2008), namun sejak upgrade CORSnet NSW dari masalah tahun lalu terjadi dengan program kakap dan menggunakan tidak dapat diuji. Sebaliknya perbandingan RTK jaringan SpiderNET dan CORSnet NSW basa tunggal RTK selesai. Perbandingan akurasi dan presisi dari dua teknik terjadi dengan menggunakan stasiun referensi Chippendale, Villawood dan Air Terjun. Lima tanda SCIMS dengan kelas B atau lebih tinggi pada 2, 10, 16, 19 dan 24 km dari stasiun referensi Chippendale diuji.IntroductionsPosisi, navigasi dan waktu sistem berbasis satelit yang dikenal sebagai Global Navigation Satellite Systems (GNSS) telah menjadi bagian penting dari kehidupan modern. Fitur utama dari GNSS yang membuat mereka begitu berguna adalah ketelitian yang tinggi, cakupan global dan semua sistem cuaca. Fitur-fitur ini membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi seperti navigasi pribadi, pertanian tepat, penerbangan & navigasi maritim dan presisi tinggi survei. GNSS telah menjadi teknologi secara luas digunakan dalam industri survei sebagai sarana untuk mendapatkan posisi yang akurat. Metode ini dikembangkan dari pengamatan panjang kali untuk acuan dasar statis untuk sesaat real time kinematik (RTK) koordinat penentuan. RTK terbatas pada 10-15 kilometer dengan jarak kesalahan tergantung termasuk yang berikut: Bias orbital satelit (ephemeris) Ionosfer delay Troposfer delay Kesalahan ini mempengaruhi akurasi, presisi dan inisialisasi waktu RTK (Langley, 1998). Waktu inisialisasi mengacu pada kecepatan bahwa penerima RTK dapat memperoleh solusi akurasi (koordinat). Dengan perkembangan Terus Operasi Referensi Station (CORS) jaringan adalah sekarang mungkin untuk model kesalahan tergantung jarak ini melalui posisi jaringan. Sebuah solusi jaringan, atau jaringan RTK, memungkinkan untuk jarak dari stasiun referensi untuk diperpanjang sampai 10 murah dari kilometer tetap menjaga akurasi, presisi dan waktu inisialisasi (Rizos, 2004). Jaringan berbasis NSW CORS CORSnet NSW (CORSnet) saat ini menawarkan layanan RTK tunggal dasar melalui koneksi internet dan ada rencana untuk menawarkan layanan jaringan RTK dalam waktu dekat. Proyek ini bertujuan untuk menggunakan infrastruktur CORSnet saat ini untuk menguji dua jaringan RTK software pada SCIMS tanda kelas B atau lebih tinggi. Lima titik uji dalam segitiga yang dibentuk oleh stasiun Chippendale, Villawood dan Air Terjun CORSnet harus diuji (lihat gambar 1-1 di bawah). Poin berkisar 2-25km dari Stasiun Chippendale. SNAPerFieldTest2.pngDddsign Perangkat lunak yang diuji akan Leica SpiderNET dan University of New South Wales (UNSW) Snapper. Masing-masing akan berjalan secara simultan pada Sekolah Survei dan Tata Ruang Sistem Informasi server. Gambar 1-2 di bawah ini menunjukkan setup yang akan digunakan untuk menguji dua softwares, dua Leica 1200 penerima seri akan terhubung ke satu antena melalui koneksi splitter. Ini disebut tes dasar nol, karena tidak ada perbedaan antara dua penerima antena posisi berarti software akan menggunakan data yang sama persis. Setiap penerima akan terhubung ke server yang berbeda di UNSW melalui internet. Kedua server akan streaming data dari CORSnet melalui internet, menerima data penerima dan mengirimkan kembali koreksi untuk penerima untuk menghitung koordinat. Gambar Poin 1-1Test dalam segitiga yang dibentuk oleh Chippendale, Villawood dan Air Terjun CORSnet-NSW stasiun. Gambar 1-2The Snapper pengujian lapangan konsep (Tucker, 2008) .

LATAR BELAKANG SATU-BASE RTK Single-dasar RTK mencapai tingkat sentimeter posisi secara real time. Proses ini membutuhkan dua penerima. Salah satu penerima adalah stasiun referensi (atau base) yang berada di lokasi yang dikenal dan yang lainnya adalah bajak koordinat yang harus dihitung. Penerima mengukur simultan carrier-fase pengamatan dari satelit GNSS. Baku carrier-fase pengamatan dari base station dikirim ke penerima rover, lihat gambar 3.1.4-1. Rover ini berisi perangkat lunak yang kompleks yang dapat menggabungkan data dan melakukan carrier-fase diferensial GPS (Langley, 1998) secara real time untuk menghitung koordinat untuk bajak.

RTK survei memungkinkan untuk meningkatkan produktivitas dan memiliki banyak aplikasi dalam survei dan navigasi. Aplikasi berkisar dari berikut ini (Leica Geosystems, 2009): Kontrol Geodesi Survei Teknik / Konstruksi / Pertambangan Deformasi Pemantauan GIS & Pemetaan Mesin kontrol Survei Hidrografi Survei Aerial Setelah rover telah diterjemahkan pesan RTCM dan dikombinasikan data, maka harus sesuai dengan tag waktu data dari stasiun referensi dan rover receiver (Langley, 1998). Bajak di RTK harus berisi perangkat lunak yang mampu melakukan pembedaan ganda, memecahkan ambigu pengamatan carrier-fase dan kemudian memecahkan koordinat penemu. Proses pemecahan ambiguitas dikenal sebagai inisialisasi. Bajak ini dapat menghitung koordinat sangat akurat sekali telah dijalankan. Langley (1998) mengakui bahwa kecepatan di mana inisialisasi terjadi tergantung pada: Jumlah satelit umum Geometri satelit penerima (Dilusi nilai presisi-DOP) Penggunaan data pseudorange selain carrier-fase Observasi kebisingan dan multipath Jarak antara penerima Penggunaan pengamatan dual frekuensi (L1 & L2) Hasil terbaik dari RTK akan ketika stasiun referensi dan rover melacak sama 8 atau lebih satelit, dengan DOP Posisi (PDOP) dari 2 atau kurang (Langley, 1998). Untuk hasil yang baik yang sama 5 satelit dan PDOP dari 4 atau kurang cukup (Langley, 1998). Pseudoranges digunakan dalam awal ruang pencarian ambiguitas untuk mempercepat inisialisasi (Abidin, 1994). Hal ini dapat membantu untuk mengurangi jumlah kombinasi ambiguitas yang akan diuji (Langley, 1998). Setelah pembedaan ganda, keterbatasan terbesar untuk inisialisasi adalah efek dari ionosfer dan troposfer. Ionosfer lebih pendek gelombang carrier-fase untuk mengurangi efek satelit mengirimkan formula koreksi dalam pesan navigasi (Rizos, 1999a). Penundaan perbanyakan ionosfer adalah fungsi dari frekuensi sinyal dan sebagainya dengan menggunakan receiver dual frekuensi pengukuran dapat dikombinasikan dalam kombinasi linear khusus untuk menghilangkan hampir semua efek ionosfer (Rizos, 1999a). The troposfer delay refraksi tergantung pada satelit elevasi dan kondisi cuaca lokal seperti kelembaban, suhu dan tekanan (Rizos, 1999a). The troposfer tertunda dapat dimodelkan untuk mengurangi efek atau satelit dengan elevasi rendah dapat diabaikan disebut topeng elevasi (Rizos, 1999a). Sinyal yang dikirim dari satelit dengan elevasi rendah (di bawah 15 derajat) harus melakukan perjalanan jauh melalui atmosfer dari satelit pada ketinggian tinggi menyebabkan efek atmosfer menjadi lebih besar. Ketika jarak antara referensi dan rover mencapai lebih dari 10-15 km bias orbital dan efek atmosfer menjadi signifikan. Hal ini membatasi jarak kurang dari 10km jika resolusi ambiguitas sangat cepat yang diinginkan. Dalam kondisi yang baik inisialisasi dapat mengambil 1min, tetapi bisa menjadi sebaik 10seconds (Langley, 1998). Manufaktur 'memberikan kualitas instrumen survei spesifikasi akurasi 5-10mm +/- 1ppm (Heo, 2009), dalam waktu 2 cm diharapkan sebagai hasil yang baik.

JARINGAN RTK Fokus utama dari Jaringan RTK adalah untuk mengatasi jarak kendala tergantung untuk memungkinkan untuk penentuan posisi cepat dan akurat daerah yang lebih luas. Data dari semua stasiun CORS dapat dikombinasikan dengan server (dalam kasus CORSnet-NSW di Redfern) dan kemudian model dihitung yang bertanggung jawab atas bias atmosfer di lokasi yang dikenal dari bajak. Jarak dari referensi dapat meningkat menjadi 10 murah dari kilometer (Rizos, 2004) bila menggunakan solusi jaringan. Gambar 3.1.4-1 Single-dasar konsep RTK (Lands Department, 2009) Gambar 3,3-1 Konsep Jaringan RTK (Leica Geosystems, 2009) Tiga komponen utama RTK jaringan adalah jaringan CORS, stasiun kontrol induk (MCS) dan bajak. The MCS harus efektif mampu memecahkan ambiguitas stasiun referensi, model jarak kesalahan dependen dan menghitung koreksi bajak; semua secara real time (Rizos, 2004). Tiga komponen dari MCS termasuk sistem pengolahan data, sistem manajemen data dan sistem komunikasi data (Rizos, 2004). Komunikasi dipisahkan menjadi dua sistem yang berbeda; yang pertama dari stasiun referensi ke MCS (satu arah) dan kedua MCS ke rover (dua arah). Yang pertama umumnya dilakukan melalui koneksi Ethernet dan yang terakhir oleh internet mobile. Komunikasi dua arah antara MCS dan rover diperlukan sehingga rover dapat mengirim posisi perkiraan awal untuk MCS untuk menghasilkan koreksi untuk area yang tepat. Keuntungan dari jaringan RTK koreksi atas koreksi RTK tunggal berbasis meliputi (Rizos, 2004): Penghapusan bias orbit dan delay ionosfer. Pengurangan delay troposfer, gangguan multi-path dan kebisingan observasi. RTK dapat diperpanjang hingga 100 km. Biaya rendah penerima frekuensi tunggal dapat digunakan untuk RTK dan survai statik singkat. Aplikasi akurasi yang sangat tinggi menggunakan berbiaya rendah penerima GPS Meningkatkan akurasi, keandalan, integritas, produktivitas dan kapasitas posisi GPS. Kelemahan: Perlu link komunikasi yang handal Mahal untuk setup jaringan CORS Pusat pengolahan data besar diperlukan Ambiguitas Complex untuk memecahkan Ada tiga konsep utama pelaksanaan jaringan RTK ini termasuk Reference Station (VRS) metode virtual, model koreksi daerah dan menyiarkan data mentah dari setiap stasiun referensi (Rizos, 2004). Yang paling relevan dengan penelitian ini adalah metode VRS. Prinsip dasar dari VRS koreksi adalah untuk server untuk menghasilkan simulasi pengukuran baku dari stasiun referensi dekat posisi rover. Bajak menerima berpikir stasiun referensi data dekatnya dan menggunakan algoritma single-dasar RTK yang normal untuk menghitung solusi.MethodolgySebelum memulai lapangan kerja terjadi masalah dengan perangkat lunak kakap. Ketika program kakap aliran data real-time dari CORSnet memiliki masalah dengan sinkronisasi data. Tiga aliran data harus disinkronkan agar kakap untuk menghasilkan solusi VRS pada setiap zaman (Heo, 2009) .Ini mungkin karena CORSnet upgrade perangkat keras telah mengalami sejak masalah keandalan tahun lalu atau perangkat lunak (Heo, 2009) masalah yang sebenarnya masih belum pasti. Menggunakan program kakap itu tidak lagi menjadi pilihan. Jadi keputusan itu dibuat bukan untuk menguji saat ini tersedia layanan RTK tunggal dasar yang ditawarkan oleh CORSnet. Kegiatan lapangan diselesaikan pada hari Rabu 26 Agustus 2009 Prosedur lapangan melibatkan satu setup penerima menggunakan SpiderNET dan yang lainnya menggunakan CORSnet terhubung ke stasiun referensi Chippendale. Sementara aku berada di asisten penelitian lapangan Yong Heo adalah memastikan bahwa perangkat lunak SpiderNET bekerja dengan benar. Heo memastikan bahwa server mendapatkan data dari SydNET (lihat gambar di bawah 6,3-2), komputasi data VRS dan berkomunikasi dengan penerima. Setiap penerima juga penebangan data statis mentah untuk tujuan post-processing. Di lapangan saya memastikan bahwa penerima terhubung ke CORSnet tinggal terhubung. Perhatian utama untuk prosedur lapangan adalah panjang pengamatan di setiap titik uji. Untuk jarak pendek (5 & 10 km) 20 menit data akan dicatat, 40 menit untuk 15 & 20 km dan 60 menit untuk titik 25 tes. Waktu pengamatan lebih lama untuk jarak yang lebih jauh adalah untuk memastikan solusi yang dicapai. Pada setiap pengaturan saya akan melakukan prosedur berikut: Pengaturan antena dan penerima lebih dari mark Hubungkan splitter untuk antena dan penerima Connect GPRS modem ke server masing-masing Ukur Antena Tinggi Catatan lapangan RekamHASIL REAL-TIME SPIDERNET NETWORK RTK DAN CORSNET-NSW SATU-BASE RTK Hasil yang diperoleh di lapangan jelas menunjukkan jaringan solusi RTK untuk lebih akurat dibandingkan dengan single-dasar solusi RTK, kecuali untuk dua titik tes terakhir (lihat tabel di bawah 8,1-1). The 2km dan 10km titik uji adalah cek yang baik untuk memastikan kedua teknik yang bekerja dengan baik. Dalam 10km teknik tidak harus memiliki banyak kesulitan memproduksi hasil yang akurat. Jaringan Solusi RTK memberikan hasil yang sangat akurat dalam 1cm perbedaan easting & northing sementara single-dasar RTK dilakukan baik dengan 4mm & 13mm di 2km dan 10mm & -8mm di 10km. Deviasi standar dari solusi jaringan keluar lebih besar dari basa tunggal pada 4mm & 5mm untuk kedua dibandingkan dengan 3mm & 3mm dan 3mm & 4mm. Dalam hal ini satu-dasar RTK adalah lebih tepat dalam 10km dari stasiun referensi. Pada titik 16km kedua teknik memberikan hasil yang akurat dengan solusi jaringan RTK menjadi lebih baik. Pada jarak ini dari referensi tunggal dasar RTK mulai kehilangan presisi, dapat dilihat pada tabel di bawah 8,1-1 bahwa deviasi standar dari 10km dan 16km titik uji telah dua kali lipat dari 3mm & 4mm untuk 6mm & 8mm di easting & northing masing-masing. Hal ini juga dapat dilihat dari tabel di bawah 8,1-1 bahwa solusi jaringan RTK tinggal di tingkat yang sama presisi. Titik uji 19km single-dasar RTK sedikit mengungguli solusi jaringan RTK. Nilai-nilai easting yang sempurna untuk jaringan solusi RTK dan hanya -1mm untuk single-base RTK. Single-dasar RTK melakukan mengembalikan northing lebih baik dari hanya 32mm perbedaan dibandingkan dengan 40mm. Tapi sekali lagi solusi jaringan diadakan presisi pada jarak 19km sementara single-dasar RTK terus menurun. Single-dasar RTK pada titik 24km memberikan akurasi yang sama seperti pada titik 19km tapi kali ini presisi telah dibelah dua. Jaringan Solusi RTK setelah satu jam pengamatan pada titik 24km sampah, memberikan 41 +/- 249mm perbedaan easting dan -519 +/- 478mm perbedaan northing. Jaringan RTK membutuhkan semua stasiun referensi untuk memiliki satelit umum untuk menghitung Solusi VRS dan ini menyebabkan menjadi masalah ketika uji lapangan. Kondisi GPS survei yang miskin dan stasiun referensi tidak dapat melacak dan memecahkan ambiguitas untuk satelit cukup umum untuk menghitung solusi VRS dan akhirnya memberikan solusi Code. Dari pasca-diproses hasil jelas bahwa kurangnya kinerja untuk jaringan RTK terjadi di stasiun referensi Villawood dan Air Terjun. Tetapi karena Chippendale tidak memecahkan ambiguitas yang single-dasar RTK memberikan solusi fase.

Perbandingan Jaringan RTK dan Single-dasar RTK Penulis: Bradley Jackson Pembimbing: Craig Roberts

POST-OLAHAN SPIDERNET & CORSNET-NSW SATU-BASE RTK Semua pasca-diproses hasilnya hampir identik dalam akurasi dan presisi seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini 8,2-1. Satu-satunya pengecualian adalah dasar terakhir dari 24km titik uji PM11013 ke Air terjun. SpiderNet memberikan perbedaan dalam Easting dari 203mm dan northing dari -36mm sementara CORSnet-NSW memberi perbedaan 328mm & -51mm. Perbedaan dalam hasil pengolahan menunjukkan bahwa CORSnet-NSW memiliki lebih ambiguitas untuk memecahkan dan dua kali lebih banyak siklus slip yang mungkin telah menyebabkan perbedaan. Dari perbandingan tidak ada metode yang jelas lebih baik melakukan sebagai data yang sama dikumpulkan (satu antena) dan program yang sama digunakan untuk pos-pengolahan, satu-satunya variabel adalah penerima. Tabel 8,1-1 hasil Real-time SpiderNet Jaringan RTK v CORSnet Single-dasar RTK perbedaan SCIMS. Tabel 8,2-1 Pasca diproses Single-dasar RTK hasil dari SpiderNet dan CORSnet-NSW. SpiderNet Jaringan RTK

CORSnet-NSW Single-dasar RTK

Uji TitikPEMBAHASAN Melalui investigasi lapangan selesai saya bisa menunjukkan perbandingan antara Lieca ini RTK jaringan SpiderNET dan saat ini tersedia CORSnet basa tunggal RTK. Dari perbandingan yang dibuat di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan jaringan SpiderNET RTK solusi yang lebih akurat dan tepat dibandingkan single-base RTK. Namun single-dasar RTK lebih dapat diandalkan di seluruh pengujian dengan mampu memberikan solusi Fase pada titik uji 24km bila jaringan RTK tidak bisa. Membandingkan pasca-diproses hasil satu sama lain tidak memberikan wawasan yang lebih baik teknik yang dilakukan tapi itu menyoroti efek dari jarak baseline, kondisi GPS dan lingkungan sekitarnya pada keakuratan dan ketepatan baik real-time dan pasca-diproses hasil. Pada 2km & 10km titik uji kedua real-time dan pasca-diproses hasilnya akurat ke dalam 2 cm. Hal untuk melihat di pos-diproses hasil adalah bahwa untuk titik uji 10km itu referensi Villawood yang memberikan solusi yang paling akurat. Villawood adalah 14km dari SS 131.740 sedangkan Chippendale hanya 10km, bedanya hanya 5mm di easting & northing namun diharapkan bahwa dasar terpendek akan memberikan hasil terbaik seperti yang terjadi di titik-titik tes lainnya. Hal ini pada titik uji 16km bahwa perbedaan benar-benar mulai menunjukkan. Jaringan Solusi RTK masih dalam 2cm tapi basa tunggal real-time dan solusi pasca-diproses mulai memburuk. Kecuali untuk pasca-diproses Waterfall dasar yang 12km dari SS 137730 yang memberikan perbedaan dari 12mm di arah timur dan 1mm di northing. Hasil dari 19km titik uji SS 43613 yang benar-benar sangat baik tetapi dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Semua solusi untuk nilai arah timur berada dalam 1cm, bahkan untuk baseline Chippendale dari 19km. Ini adalah salah satu poin yang real-time single-dasar RTK mengungguli solusi jaringan RTK. Perbedaan nilai northing semua berkisar antara 2-4cm. Di sebelah selatan titik uji adalah ridge kecil berjajar dengan pohon-pohon dan ketika melihat hasil akan berpikir itu disebabkan hasil untuk condong ke utara. Tapi itu sebenarnya geometri konstelasi satelit yang menyebabkan ketidaktepatan northing tidak punggungan. Ketika pengujian uji titik PM11013 akhir di 24km dari Chippendale kondisi GPS yang terlalu miskin untuk jaringan RTK berfungsi dengan benar memberikan perbedaan dan standar deviasi dekat setengah tingkat meteran. The CORSnet-NSW basa tunggal memberikan perbedaan -8 +/- 10mm & 33 +/- 19mm di easting & northing masing-masing. Tapi itu pasca-diproses Waterfall dasar yang memberikan hasil terbaik, dalam 2cm. Meskipun itu solusi mengambang karena itu 11km dari titik dan jam senilai data yang diolah itu dapat kembali hasil yang akurat. Hasil melakukan menekankan pengaruh jarak pada GPS diferensial. Dalam semua kecuali satu titik pengujian di atas itu stasiun referensi terdekat yang menghasilkan paling akurasi dan hasil yang tepat. Meskipun jaringan RTK adalah lebih tepat dari hasil post-diproses akan terlihat bahwa penggunaan real-time basa tunggal RTK akan memberikan hasil yang lebih baik selama stasiun referensi terdekat digunakan. Di daerah dengan seperti jaringan CORS basa tunggal padat RTK adalah solusi suara untuk mengkoordinasikan penentuan. Jaringan padat mahal untuk menginstal dan memelihara, rencana CORSnet NSW adalah menginstal stasiun referensi baru di seluruh NSW beberapa akan lebih 70km untuk satu sama lain. Pada jarak ini satu-dasar RTK bukanlah pilihan tapi mungkin untuk jaringan RTK tepatnya 2 cm (Roberts, 2009). Hasil ini juga menyoroti pentingnya kondisi GPS seperti visibilitas satelit, azimuth dan elevasi, dan efeknya pada akurasi, presisi dan kualitas layanan. Perkembangan lainnya GNSS akan membantu di masa depan untuk memperbaiki kondisi GPS bersama sebagai interoperabilitas mungkin antara penerima, jaringan CORS dan perangkat lunak pengolahan data ini. Rusia yang memodernisasi sistem GLONASS mereka menjadi 24 satelit, Eropa sedang mengembangkan Galileo yang memberikan kontribusi 30 satelit, Jepang sedang mengembangkan Quasi-Zenith sistem satelit dan sistem Cina Kompas lain 30 satelit (Feng, 2009). Di masa depan dengan lebih dari 100 satelit GNSS sekitar Bumi layanan yang ditawarkan oleh CORS akan menjadi lebih akurat, tepat dan memiliki integritas yang lebih besar. Sebuah perbandingan langsung dengan karya Tucker (2008) tidak mungkin. Dia bisa mendapatkan hasil kakap tapi hasilnya tidak SpiderNET, yang berlawanan dengan penelitian ini. Tidak seperti Tucker (2008) tidak ada masalah komunikasi muncul (pada hari) antara penerima dan referensi stasiun dan itu akan muncul bahwa CORSnet lebih dapat diandalkan karena upgrade pada hardware dari tahun lalu.KESIMPULAN Tujuan utama untuk menguji dua jaringan RTK softwares yang Lieca SpiderNET komersial dan sekolah dikembangkan Snapper tidak mampu mengambil tempat. Hal ini karena data sinkronisasi masalah yang mencegah program kakap dari komputasi solusi VRS. Sebaliknya layanan RTK tunggal dasar CORSnet menggunakan stasiun referensi Chippendale diuji terhadap SpiderNET menggunakan segitiga jaringan yang dibentuk oleh Chippendale, Villawood dan stasiun referensi Waterfall. Dengan menggunakan dua Leica penerima setup dalam konfigurasi nol-dasar perbandingan akurasi dan presisi dari CORSnet layanan RTK basa tunggal terhadap jaringan SpiderNET software Lecia ini RTK dicapai. Dengan membandingkan hasil untuk SCIMS akurat koordinat studi menyimpulkan bahwa jaringan RTK lebih akurat dan tepat maka satu-base RTK. Dalam kesimpulan studi selesai diilustrasikan pembatasan dan pengaruh jarak pada single-dasar RTK. Single-dasar RTK adalah tepat untuk 2cm pada jarak kurang dari 10-15 km dari stasiun referensi. Ketika jarak menjadi lebih dari 15km akurasi dan presisi menurun karena bias dalam satelit orbit, ionosfer dan troposfer penundaan. Jarak meningkat juga meningkatkan difficultly untuk inisialisasi terjadi (memecahkan ambiguitas). Jaringan RTK memiliki keuntungan menjadi inisialisasi lengkap mampu dan mempertahankan tingkat tinggi akurasi dan presisi pada jarak hingga 50-70km. Harga kenaikan jarak adalah peningkatan biaya dan kompleksitas infrastruktur untuk menangkap, memproses dan mendistribusikanREFERENSI Abidin, H. (1994), On-The-Fly Ambiguitas Resolusi, GPS Dunia April 1994 pp50-55 Allison, S. (2006). Presisi dan Akurasi Station Cerdas Leica menggunakan GPS Network-RTK SydNET, Final Year tesis mahasiswa Sarjana, Sistem Informasi Sekolah Survei & Ruang. CORSnet-NSW 2009, http://sydnet.lands.nsw.gov.au/sydnet/login.jsp, Situs Diakses 19 Oktober 2009 CR Kennedy, 2009, Panduan untuk GPS Pengolahan, Komunikasi pribadi dengan Jane Masak dari CR Kennedy El-Rabbany, A., 2002, Pengantar GPS: Global Positioning System, http://books.google.com.au/books?id=U2JmghrrB8cC&printsec=frontcover#v=onepage&q=&f=false, Situs Diakses 27 Oktober 2009 Feng, Y., Rizos, C., Higgins, M., Lim, S., Tang, M., 2009, Mengembangkan Precise Positioning Daerah Layanan menggunakan receiver GNSS saat ini dan masa depan, Sekolah Survei dan Sistem Informasi Spasial, UNSW , Australia Heo, Y., 2009, Masalah dengan kakap, Komunikasi Pribadi 21 Oktober 2009 Heo, Y., Li, B., Lim, S., Rizos, C., 2009, Pengembangan Jaringan Real-Time Kinematik Processing Platform, Sekolah Survei dan Sistem Informasi Spasial, UNSW, Australia Hong Kong Lands Department (2009), http://www.geodetic.hk/, Diakses 2009/06/06 Komite Antar Pemerintah tentang Survei dan Pemetaan (ICSM) 2007, "Standar dan Praktek Pengendalian Survei" (SP1), http://www.icsm.gov.au/icsm/publications/sp1/sp1v1-7.pdf, Situs Diakses 19 Oktober 2009 Janssen, V. (2009), Perbandingan metodologi VRS dan MAC untuk Jaringan RTK, Infrastruktur Survey & Geodesi, Tanah dan Informasi Properti, Departemen Tanah, Laporan internal Maret 2009 Langley, R. (1994), RTCM SC-104 DGPS Standar, GPS Dunia Mei 1994 pp48-53Langley, R. (1997), The GPS Kesalahan Anggaran, GPS Dunia April 1997 pp51-56 Langley, R. (1998), RTK GPS, GPS Dunia September 1998 pp70-76 Langley, R. (2007), Jaringan RTK Mendapatkan Siap untuk GNSS Modernisasi, GPS Dunia April 2007 pp50-55 Leica Geo Office 6.0 Bantuan 2009, Sekolah Survei & Tata Ruang Informasi Komputer Lab Leica Geosystems. (2009). Leica GNSS Spider Menetapkan Standar untuk RTK Networks. Leica Geosystems, URL: http://www.leica-geosystems.com/corporate/en/lgs_4591.htm, Diakses 2009/01/04 Lim, S. (2008). "Kakap" - sebuah Processing Platform UNSW GNSS Network. Dokumen internal untuk NSW Awards untuk Keunggulan dalam Survei & Tata Ruang Informasi 2008. Lim, S., Rizos, C., (2008), Sebuah Desain Optimal untuk Server Berbasis RTK Sistem, Sekolah Survei dan Sistem Informasi Spasial, UNSW, Sydney, NSW 2052, Australia, www.gmat.unsw.edu.au /snap/publications/lim&rizos2008a.pdf, Diakses 2009/01/04 Phipps, J. (2007). SydNET & Heights. Akhir Tahun tesis mahasiswa Sarjana, Sekolah Survei & Sistem Informasi Spasial. Powers, J. (2009), infrastruktur dalam NSWNet Survey di NSW membaik, Posisi Magazine BELUM DI PRINT Komisi Teknis Radio untuk Layanan Maritim (2009), http://www.rtcm.org/overview.php, Diakses 8/6/2009 Rizos, C. (1999a). Catatan tentang GPS Dasar Positioning & Konsep Geodesi, Bab 2 GPS tambahan. Satelit Navigasi & Positioning Kelompok Sekolah Survei & Sistem Informasi Spasial, UNSW, Sydney pada URL: www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/gps_notes.htm (melihat 30/04/2009). Rizos, C. (1999b). Sebuah Istilah GPS Ketentuan. Satelit Navigasi & Positioning Kelompok Sekolah Survei & Sistem Informasi Spasial, UNSW, Sydney pada URL: http://www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/glossary_a-c.htm http://www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/glossary_d-h.htm http://www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/glossary_i-q.htm http://www.gmat.unsw.edu.au/snap/gps/glossary_r-z.htm diakses 30/04/2009 Rizos, C., Yan, T., Omar, S., Musa, T., (2003). Pelaksana Jaringan RTK: infrastruktur SydNET CORS. Disampaikan pada SatNav 2003 Simposium Internasional ke-6 pada Satelit Navigasi Teknologi Termasuk Ponsel Positioning & Lokasi Serivces, Melbourne, Australia 22-25 Juli tahun 2003. Rizos, C, Yan, T & Kinlyside, D.A. (2004). Pengembangan SydNET Permanent Real Time GPS Network. Journal of GPS, 3 (1-2), 293-301. Surveyor Umum "s Arah 2009, http://www.lands.nsw.gov.au/about_us/publications/guidelines/surveyor_generals_directions, Situs Diakses 19 Oktober 2009 Swisstopo Federal Kantor Topografi http://www.swisstopo.admin.ch/internet/swisstopo/en/home/products/services/swipos/gis-geo/vrs.parsys.64185.Image.gif, Diakses 2009/08/05. SydNET (2009), Departemen Tanah, http://sydnet.lands.nsw.gov.au/sydnet/login.jsp Tucker, N. (2008). Jaringan RTK Testing & SydNET. Akhir Tahun tesis mahasiswa Sarjana, Sistem Informasi Sekolah Survei & Tata Ruang, UNSW Wanninger, L. (2003). Virtual Stasiun Referensi, GPS di Web, http://www.wasoft.de/lit/gpswebvrs.html, Diakses 2009/04/04.

Pendahuluan:

Terus Stasiun Referensi Operasi (CORS) jaringan telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah selama dekade sebelumnya. Ini telah terutama karena banyak aplikasi dan kemampuan untuk mengatasi masalah secara real-time posisi. Sydnet adalah salah satu jaringan CORS seperti yang beroperasi di seluruh cekungan Sydney (Lihat Gambar 2-1). Pengembangan jaringan CORS juga telah memungkinkan implementasi dan kemajuan lebih lanjut dalam teknik jaringan-RTK.

Gambar 2-1: lokasi stasiun SydNET atas Sydney Basin & wilayah regional (Yan, 2004).

Sydnet mampu menyediakan para penggunanya dengan tingkat akurasi sentimeter konsisten horizontal (Roberts et al, 2007). Layanan yang disediakan untuk pengguna meliputi (Rizos et al 2004):

Post-diproses file RINEX

Dasar RTK Tunggal

Jaringan-RTK

Real-time berbasis kode DGNSS koreksi Koreksi ini diterbitkan di internet, sedangkan data real-time dapat diakses melalui sambungan telepon selular di lapangan.

Merupakan bagian integral dari proyek ini adalah area di mana pengamatan akan berlangsung. Kendala, bagaimanapun, adalah bahwa perangkat lunak penelitian kakap hanya kompatibel dengan penerima Ashtech (Pada saat menulis). Tiga stasiun yang dipilih dari Sydnet termasuk Villawood, Mulgrave dan Springwood (VLWD, MGRV & SPWD pada Gambar 2-1), yang semuanya menggunakan receiver Ashtech (pada saat penulisan Juni 2008). Dalam daerah ini dari operasi, segitiga yang dibentuk oleh tiga stasiun, tanda urutan tinggi, kelas C dan di atas dalam horisontal, telah mencari di SCIMS di 5 km jarak dari stasiun Villawood di garis membagi dua perkiraan (Lihat Gambar 2- 2 di bawah).

Gambar 2 - 2: Area Operasi dan 5km Penandaan

Tanda akan diamati pada waktu yang sama dengan kedua softwares. Hal ini akan dicapai melalui penggunaan splitter, di mana satu antena terhubung ke dua Leica 1200 unit (Lihat Gambar 2.2 di bawah). Dengan demikian, perbandingan mulus dari dua software dapat terjadi, karena keduanya menggunakan solusi VRS.

Gambar 2 - 3: Konsep Snapper Bidang Pengujian Splitter yang akan digunakan (Yong, 2008).Network-RTK Testing & SydNETAuthor: Nicolas James TuckerSupervisor: Dr. Craig RobertsSnapper Software:

Snapper adalah Jaringan berbasis software RTK yang telah dikembangkan oleh Sekolah Survei dan Sistem Informasi Spasial (SSIS) di UNSW, dan mampu menghasilkan koreksi jaringan real-time. Tujuan utama dari pengembangan perangkat lunak, seperti yang diidentifikasi oleh Lim (2008) adalah untuk menunjukkan bahwa "meningkatkan akurasi dan keandalan koordinat pengguna dapat dicapai apabila data GNSS adalah proses dengan pendekatan Jaringan-RTK, bukan sebagai dihitung sebagai acuan dasar individu ".

Snapper terdiri dari tiga modul utama: Beberapa Stasiun Referensi (MRS) Processor, VRS Generator dan Sistem Pemantauan data berbasis Web (Lihat Gambar 3-1 di bawah). Perangkat lunak kakap tidak mengikuti standar internasional untuk RTCM, untuk format data, dan NTRIP, transfer protocol. Sistem ini, seperti yang dinyatakan oleh Lim (2008), menerima aliran data real-time dari CORS di RTCM atau juga dapat menerima dalam format proprietary produsen 'seperti Trimble RT17, Leica pon2 atau Ashtech MBEN.

Gambar 3 - 1: Snapper Aliran Data (Lim, 2008).

Peran MRS Processor adalah untuk mengumpulkan real-time data stream GNSS dari jaringan CORS, menyinkronkan data stream, mengatasi ambiguitas jaringan, menghitung vektor residual dan koreksi jaringan dan kemudian mengirimkan koreksi jaringan ke VRS Generator (Lim, 2008). Sebagai generator VRS menerima koreksi, itu juga merupakan sintesa dari pengukuran GNSS yang sesuai dengan VRS a. Pengguna memang memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi koordinat yang diperlukan yang diperlukan VRS.

Lim (2008) mengidentifikasi bahwa Snapper memang membutuhkan "komunikasi dua arah melalui GSM / GPRS" sebagai VRS Generator akan mengirimkan pengukuran sintetis untuk penerima rover, sedangkan penerima bajak memiliki persyaratan transmisi koordinat perkiraan untuk VRS Generator. Jumlah data transmissoion disimpan ke minimum karena untuk VRS Generator membutuhkan koordinat perkiraan pengguna untuk inisialisasi (Lim, 2008).

The berbasis Web Real-time Sistem Manajemen Data memiliki tujuan utama menjadi mekanisme yang dapat memberikan kualitas data dan pemantauan (Lim, 2008) integritas. Angsuran sistem tersebut menyediakan tingkat kehandalan dalam hal kualitas untuk koreksi jaringan yang dihasilkan oleh kakap. Lim (2008) menyatakan bahwa sistem pemantauan RTCM berbasis web telah dirancang dan dilaksanakan, yang menyediakan "statistik dan parameter (misalnya jumlah siklus slip, outlier data dan putus data) dari penerima Sydnet dan dari perangkat lunak jaringan-RTK".

Penelitian kakap software berorientasi mampu menyediakan pengguna dengan receiver-independensi dan interoperabilitas, fleksibilitas pengguna, jaringan skalabilitas. Lim (2008) mengakui bahwa kakap V1.2 telah didistribusikan ke array besar organisasi berbasis penelitian, termasuk University of Technology Malaysia, RMIT dan University of Melbourne, dan juga Departemenmetodologi:

Mark Seleksi:

Pembentukan dan pemilihan tanda untuk pekerjaan lapangan diikuti kriteria khusus. Penempatan optimal tanda dalam bidang operasi, segitiga yang dibentuk oleh Villawood, Mulgrave dan Springwood (lihat Gambar 2-2), adalah untuk berada di 5 km jarak dari stasiun Villawood dalam perkiraan arah garis membagi dua, hingga 25km . Pencarian awal pada SCIMS untuk tanda yang terlibat pencarian pada setiap 5km jarak untuk tanda Kelas C dan di atas di horizontal. Pencarian di SCIMS dilakukan dengan imputing koordinat dari 5km jarak dan kemudian memilih radius untuk mencari. Dari daftar yang dihasilkan tanda kelas dan urutan yang tepat dipilih pada setiap jarak untuk mengunjungi situs.

Kunjungan ke setiap tanda untuk mencari dan menilai kompatibilitasnya untuk survei berbasis GPS. Setiap tanda kemudian dinilai pada berikut:

1) Northerly melihat langit,

2) Secara keseluruhan melihat langit,

3) Keamanan,

4) Akses.

Penilaian setiap tanda keluar dari dua puluh, maksimal lima (5) untuk setiap bagian. Relevansi yang lebih besar diberikan kepada mereka tanda yang memiliki pemandangan langit umumnya lebih baik.

Penting untuk dicatat bahwa 5km jarak dari Villawood tidak begitu jarak yang tepat. Hal ini disebabkan penyebaran tanda yang sesuai, masukan koordinat dan radius pencarian dan fisik penghalang di setiap situs, maka sebagian besar tanda yang dipilih akhir berada pada jarak jauh lebih singkat dari yang diusulkan 5km jarak yang

GPS Metodologi Survei:

Untuk memberikan dalam penyelidikan mendalam ke Snapper, SpiderNet dan Sydnet metodologi untuk kerja lapangan diputuskan bersama-sama dengan Theme 1 peneliti pada konfigurasi yang akan memeriksa bidang minat dalam setiap perangkat lunak, menjadi kehandalan mereka, presesi, akurasi dan waktu untuk memperbaiki. Penggunaan versi terbaru dari SpiderNet, versi 3.1, berarti bahwa kedua softwares kini akan menggunakan solusi VRS, maka perbandingan software akan algoritma masing-masing.

Metodologi akhir melibatkan periode pengamatan yang lebih lama di situs yang lebih jauh ke dalam segitiga operasi (lihat Gambar 5-1), dan juga dengan asumsi bahwa pada jarak yang lebih jauh memperbaiki akan lebih sulit untuk mencapai. Hal ini akan memungkinkan wawasan efek dari jarak dari masing-masing stasiun referensi dalam hal pemodelan kesalahan ionosfer dan troposfer, waktu untuk memperbaiki jarak, latency, penggunaan jumlah satelit oleh masing-masing stasiun dan penerima.

Site Periode Of Observation (min) 5km-SS26231 20 10km-SS42224 20 15km-PM68222 40 20km-PM26629 40 25km-SS12768 60 Gambar 5-1: Tabel Situs Web & Periode Pengamatan.

Juga di setiap situs jangka waktu lima (5) menit diizinkan lima (5) kali, sebelum periode utama pengamatan, dalam upaya untuk mengukur perangkat lunak yang akan mencapai perbaikan pertama.

GPS Pengolahan Metodologi:

Setelah file VRS telah dicapai dari penerima, hal itu mungkin untuk memproses dan menginterpretasikan data login. Leica Geo Office (LGO) digunakan untuk semua persyaratan pengolahan pasca proyek ini. Pengolahan termasuk mengekspor data real-time ke format yang sesuai, pasca-pengolahan baseline tunggal dan modus ulangan Jaringan-RTK. Ini diselesaikan untuk semua situs dan baik untuk software.

Setelah pengolahan terjadi data dianalisis di LGO, untuk pemeriksaan jumlah satelit, ketinggian, azimut dan Pengenceran presisi. Semua pengukuran fase (Titik Subclass) kemudian diekspor ke Microsoft Excel sebagai Koma berkas Nilai Terpisah (CSV). Dalam Excel adalah mungkin untuk membandingkan Eastings dan Northings data untuk SCIMS koordinat dan juga membandingkan data set grafis.

Koordinat dari masing-masing 5 kilometer selang kemudian juga dibandingkan terhadap satu sama lain dalam perbedaan Easting dan Northing ke SCIMS berkoordinasi. Dari dataset yang dihasilkan itu mungkin untuk mengetahui efektivitas dari setiap metode yang digunakan dan juga kinerja setiap perangkat lunak.