pengaruh komunikasi interpersonal

17
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah paham dan konflik. Dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di sebuah lembaga perguruan tinggi, komunikasi akan mampu memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para mahasiswa tentang apa yang harus Universitas Sumatera Utara

Upload: hafiz-wira-putra

Post on 02-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Skripsi Komunikasi

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

    Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan

    orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

    Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk

    dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering

    dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

    Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat

    melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam

    organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif.

    Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses

    komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan

    pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran

    berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola

    komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat

    menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi

    terutama dengan timbulnya salah paham dan konflik.

    Dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di

    sebuah lembaga perguruan tinggi, komunikasi akan mampu memelihara motivasi

    dengan memberikan penjelasan kepada para mahasiswa tentang apa yang harus

    Universitas Sumatera Utara

  • dilakukan, seberapa baik mahasiswa tersebut melakukan apa yang seharusnya

    menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga akan tercipta mahasiswa-mahasiswa

    yang handal dalam mengisi pembangunan di masa yang akan datang nantinya.

    Aktivitas komunikasi di sebuah lembaga perguruan tinggi seharusnya

    senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sesama anggota kelompok

    dalam perguruan tinggi tersebut seperti dosen, mahasiswa, dan pihak struktural yang

    ada di perguruan tinggi tersebut. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi

    organisasi perguruan tinggi kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar harus

    dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara dosen kepada

    mahasiswa. Sisi kedua antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya. Sisi

    ketiga adalah antaran mahasiswa kepada dosen yang bersangkutan. Masing-masing

    komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara kedua belah

    pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi

    timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk

    mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok, untuk mencapai tujuan

    suatu organisasi termasuk perguruan tinggi.

    Di lingkungan perguruan tinggi, komunikasi yang baik antara dosen dan

    mahasiswa tentunya akan menghasilkan kualitas peserta didik yang lebih baik yang

    salah satunya ditandainya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa.

    Sebaliknya, komunikasi yang kurang baik antara dosen dan mahasiswa justru akan

    berdampak terhadap menurunnya prestasi belajar mahasiswa tersebut.

    Universitas Sumatera Utara

  • Hal ini bisa dilihat pada rata-rata IPK lulusan yang masih mencapai 3,18

    dimana angka ini masih belum terlalu memuaskan bahkan masih ada yang di bawah

    3,0. Begitu juga jika dilihat rata-rata usia lulusan yang mencapai usia 23,25 tahun

    serta rata-rata masa studi 3,7 tahun seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

    Tabel 1 Data Akademik Mahasiswa Secara Umum

    Untuk melihat ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal para dosen

    dengan mahasiswanya terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera

    Utara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

    KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi

    Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan

    Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU).

    2. Perumusan Masalah

    Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka

    penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: Apakah ada

    MASA STUDI IPK LULUSAN USIA LULUSAN(Tahun) (Tahun)

    Sosiologi 4,5 3,11 22,4Ilmu Kesejahteraan Sosial 3,6 3,42 20,6Ilmu Administrasi Negara 3,6 3,38 22,6Ilmu Komunikasi 3,6 3,22 22,5Antropologi Sosial 4,4 3,19 23,4Ilmu Politik 5,6 3,07 23,5Ilmu Komunikasi Ekstensi 2,6 3,01 25,4Ilmu Administrasi Negara Ekstensi 1,7 3,42 25,4Administrasi Perpajakan (D3) 3,7 2,84 23,5

    RATA-RATA DI FAKULTAS 3,7 3,18 23,25

    Sumber : FISIP USU (2010)

    DEPARTEMEN/PROGRAM STUDIRATA-RATA

    Universitas Sumatera Utara

  • pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP,

    Universitas Sumatera Utara?

    3. Pembatasan Masalah

    Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan

    yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka penulis

    membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut :

    a. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sumatera Utara stambuk 2007/2008 dan 2008/2009.

    b. Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus FISIP, Universitas Sumatera Utara

    pada Bulan Februari hingga Mei 2010.

    4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    4.1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini penulis susun dengan tujuan antara lain:

    1. Untuk mendapatkan dari responden tentang pengaruh pengaruh komunikasi

    interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

    2. Mengetahui besarnya pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi

    belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

    Utara (FISIP USU).

    Universitas Sumatera Utara

  • 4.2. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

    a. Bagi Peneliti

    Mengaplikasikan teori yang didapat selama melaksanakan perkuliahan di

    Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan

    Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara

    b. Bagi Praktisi

    Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permsalahan yang

    ada untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara

    khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

    c. Bagi Akademisi

    Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan

    ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi maupun

    Manajemen Sumber Daya Manusia.

    5. Kerangka Teori

    Seorang peneliti sebelum melakukan penelitian perlu menyusun kerangka

    teori karena kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari

    sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka

    teori maka peneliti akan dengan mudah untuk menganalisa masalah penelitiannya.

    Kerangka teori dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan

    berbagai permasalahan atau persoalan yang timbul, karena kerangka teori merupakan

    Universitas Sumatera Utara

  • serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan

    suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar

    konsep yang ada (Singarimbun, 2006:37).

    Berbagai teori yang relevan dan penulis anggap berhubungan dengan

    penelitian ini antara lain: (1) komunikasi interpersonal, (2) proses komunikasi

    interpersonal, (3) Teori S-O-R dan (4) prestasi belajar, yang dapat dijabarkan sebagai

    berikut:

    5.1. Komunikasi Interpersonal

    Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara

    berbeda-beda. Dewito (1997:231) mengemukakan sudut pandang komunikasi

    interpersonal sebagai berikut:

    1) Berdasarkan Komponen

    Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen

    utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima

    pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak

    sehingga peluang untuk memberikan umpan balik

    2) Berdasarkan Hubungan Diadik

    Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang langsung di antara dua orang

    yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada

    hubungan komunikasi intepersonal antara anak dengan orang tua, guru dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • murid, dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik, yang

    menjelaskan bahwa selalu ada hubungan yang terjadi antara dua orang tertentu.

    3) Berdasarkan Pengembangan

    Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan komunikasi

    yang bersifat tak pribadi (impersonal) menjadi komunikasi pribadi yang intim.

    Ketiga definisi di atas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan

    komunikasi interpersonal dan bagaimana komunikasi tersebut dikembangkan, bahwa

    komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan.

    Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang

    yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.

    Komunikasi interpersonal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa bertujuan

    untuk mencipytakan hasil yang maksimal. Artinya setiap individu yang terlibat

    didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu

    hubungan yang harmonis.

    5.2. Proses Komunikasi Interpersonal

    Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas, menunjukkan adanya suatu

    proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan

    penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam

    Effendy (2001:18) mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell,

    terdapat unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi, yaitu:

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

    sejumlah orang

    b. Encoding (penyandian) adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

    lambang

    c. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

    disampaikan oleh komunikator

    d. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

    kepada komunikan

    e. Decoding adalah proses dimana komunikan menetakan makna lambang yang

    disampaikan komunikator kepadanya

    f. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator

    g. Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah diterima pesan

    h. Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan

    tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator

    i. Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

    sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan

    pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya

    Komunikasi interpersonal berperan dalam mentransfer pesan atau informasi

    seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran serta perasaan. Oleh karena

    itu, komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan bagi setiap individu, dimana

    mereka dapat berbagi rasa, pengetahuan serta mempercepat hubungan antara sesama

    individu pada masyarakat di lingkungannya. Komunikasi interpersonal selalu

    Universitas Sumatera Utara

  • menimbulkan saling pengertian atau saling mempengaruhi antara seseorang dengan

    orang lain (Djamadin, 2004:17-19).

    Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu

    peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara orang tua dan anak yang dapat

    terjadi melalui sebuah pembicaraan.

    5.3. Teori S-O-R

    Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan model teori S-O-R (Stimulus,

    Organism, Respons). Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika

    ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

    terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

    memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori S-O-R itu

    sendiri dapat digambarkan senagai berikut:

    Gambar 1. Teori S-O-R (Sumber : Effendy, 1993:225)

    STIMULUS ORGANISME : - Perhatian - Pengertian - Penerimaan

    RESPONSE (Perubahan Sikap)

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar diatas menunjukkan bahwa respon atau perubahan sikap tergantung

    pada proses terhadap individu. Stimulus yang pada dasarnya merupakan pesan yang

    disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi

    dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang

    disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya

    sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan

    yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif maupun behavioral. Adapun

    kaitan teori S-O-R dengan penelitian ini adalah:

    a. Stimulus, maksudnya adalah proses penyampaian materi oleh dosen khususnya

    dipandang dari sudut komunikasi interpersonalnya

    b. Organism yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara

    khususnya Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    c. Respon yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar mahasiswa

    5.4. Prestasi Belajar

    Prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan

    pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan

    pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang

    dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau

    kegagalannya dalam belajar.

    Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu.

    Dalam perkembangan yang kompetitif, lembaga pendidikan membutuhkan

    Universitas Sumatera Utara

  • mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan

    umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada

    asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi dan

    dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian

    yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan

    bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa

    kemampuan mahasiswa dapat dikembangkan, lembaga pendidikan akan

    mengusahakan sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas,

    mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan mahasiswa. Pada

    umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai instrumen untuk

    mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan

    pengembangan siswa bersangkutan.

    Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor :

    a. Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput

    dari berbagi kelemahan dan kekurangan.

    b. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian penilaian tertentu yang realistik dan

    objektif.

    c. Hasil penilaian harus disampaikan kepada mahasiswa yang dinilai dengan tiga

    maksud, yaitu :

    1) Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang bersangkutan

    untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang

    Universitas Sumatera Utara

  • 2) Penilaian negatif, siswa bersangkutan mengetahui kelemahannya sehingga

    dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi

    kelemahan tersebut.

    3) Jika siswa merasa penilaiannya tidak objektif, kepadanya diberikan

    kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat

    memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.

    4) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan

    rapi dalam arsip, sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya

    menguntungkan maupun merugikan siswa.

    6. Kerangka Konsep

    Nawawi (1991:56) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menerapkan

    variabel-variabel penelitian dalam penelitiannya sebelum memulai pengumpulan

    data. Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalam

    memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai.

    Dalam penelitian ini digunakan konsep berupa variabel bebas dan variabel

    terikat sebagai berikut:

    a. Variabel Bebas (Independent Variable)

    Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel yang

    mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

    komunikasi interpersonal.

    b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

    Universitas Sumatera Utara

  • Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel

    yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat (Y) dalam penelitian

    ini adalah prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

    c. Variabel Antara (Intervening Variable)

    Variabel antara yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel

    terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel

    bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara (Z) dalam penelitian ini adalah

    karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan asal daerah.

    7. Model Teoritis

    Berdasarkan uraian diatas, maka model teoritis penelitian ini dapat

    digambarkan sebagai berikut:

    Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

    8. Operasional Variabel

    Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas,

    agar lebih jelas penggunaanya maka dapat dioperasikan sebagai berikut:

    Variabel Bebas (X) Komunikasi Interpersonal

    Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

    Variabel Terikat (Y) Prestasi Belajar

    +

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2. Operasional Variabel

    VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

    1. Variabel Bebas (X)

    Komunikasi Interpersonal Dosen

    a. Pendekatan khusus b. Meluangkan waktu c. Kebebasan menyatakan pendapat d. Perasaan empati e. Dampingi mahasiswa f. Mendengarkan keluhan g. Memberikan semangat h. Pujian i. Menyelesaikan tugas bersama

    2. Variabel Terikat (Y)

    Prestasi Belajar Mahasiswa Variabel Antara (Z) Karakteristik Mahasiswa

    a. Kemampuan mengerjakan tugas

    sehari-hari b. Kemampuan mengerjakan tugas

    tambahan c. Kemampuan mengerjakan tugas

    yang banyak d. Penguasaan pelajaran e. Jarang melakukan kesalahan f. Inisiatif g. Kreatif h. Kehadiran

    a. Usia b. Jenis kelamin c. Jurusan / Departemen

    9. Definisi Operasional

    Guna menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti dalam

    penelitian ini, maka dibawah ini diuraikan definisi operasional variabel penelitian,

    sebagai berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • a. Variabel Bebas (X), yaitu komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang

    langsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas,

    dengan indikator pertanyaan sebagai berikut:

    1) Dosen yang mau melakukan pendekatan secara khusus kepada mahasiswa

    yang mengalami kesulitan dalam belajar meningkatkan prestasi belajar

    mahasiswa

    2) Dosen yang bersedia meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan

    mahasiswanya membuat prestasi belajar mahasiswa meningkat

    3) Dosen yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyatakan

    pendapat membuat mahasiswa semakin berniat untuk meraih prestasi yang

    lebih baik lagi

    4) Dosen yang berempati saat berbicara dengan mahasiswa, mempengaruhi

    prestasi belajar mahasiswa

    5) Dosen yang bersedia mendampingi mahasiswa yang kesulitan saat belajar di

    kelas membuat prestasi belajar mahasiswa tersebut semakin baik

    6) Dosen yang mau mendengarkan dan menanggapi keluhan mahasiswanya

    menjadikan prestasi belajar mahasiswa semakin meningkat

    7) Dosen yang mau memberikan semangat belajar saat mahasiswa mendapatkan

    nilai jelek, membuat semangat belajar mahasiswa tersebut semakin baik

    8) Pujian yang diberikan dosen atas hasil belajar yang baik, mampu

    meningkatkan prestasi belajar mahasiswa

    Universitas Sumatera Utara

  • 9) Kemauan dosen untuk bisa duduk bersama menyelesaikan tugas yang tidak

    mampu dikerjakan mahasiswa membuat prestasi belajar mahasiswa semakin

    meningkat

    b. Variabel Terikat (Y) yaitu prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi)

    terhadap pelaksanaan pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang

    diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai

    pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai

    keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar dengan indikator pertanyaan

    sebagai berikut:

    1) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas pokok sehari-hari yang diberikan

    dengan baik oleh dosen

    2) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan dengan

    baik oleh dosen

    3) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dalam jumlah yang banyak dengan

    baik

    4) Mahasiswa mampu menguasai dan memahani pelajaran dengan baik

    5) Mahasiswa jarang melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas yang

    diberikan

    6) Mahasiswa mempunyai inisiatif yang baik selama proses belajar mengajar

    7) Mahasiswa mempunyai kreatifitas yang baik dalam mengerjakan tugas

    8) Tingkat kehadiran mahasiswa cukup baik

    Universitas Sumatera Utara

  • c. Variabel Intervening (Z) yaitu karakteristik responden dengan indikator

    pertanyaan sebagai berikut:

    1) Usia responden adalah hitungan dari awal tahun kelahiran sampai dengan

    sekarang

    2) Jenis kelamin adalah suatu ciri khas yang membedakan antara pria dan wanita

    3) Jurusan atau Departemen adalah jurusan atau departemen mahasiswa yang

    bersangkutan

    10. Hipotesa

    Suyanto dan Sutinah (2005:43) mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban

    sementara terhadap masalah yang diteliti, yang kemudian diperluas sebagai

    kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan

    membuktikan kebenaran hipotesis melalui penelitian.

    Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka konsep di atas, maka dapat

    diajukan hipotesis sebagai berikut:

    a. Hipotesis 1 (Ho)

    Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi

    belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.

    b. Hipotesis 2 (Ha)

    Terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi

    belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.

    Universitas Sumatera Utara