pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas dan ......05 mei 2014 penulis ... motivasi aparat...

70
i PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Salatiga) Oleh: WISNU AYONA TARANIKA NIRWANA NIM : 232009136 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 08-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI,

AKUNTABILITAS DAN MOTIVASI TERHADAP

KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT

DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH

(Studi Empiris pada Pemerintah Kota Salatiga)

Oleh:

WISNU AYONA TARANIKA NIRWANA

NIM : 232009136

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

ii

iii

iv

MOTTO

“Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan

tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di

dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu

untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan”

-Tom Bodett-

v

ABSTRACT

An auditor must have an independent nature, competent, accountable and strong

motivation of auditors to play a role in determining the quality of the audit will

also affect the quality of the work of auditors. The purpose of this study was to

determine the effect of competence, independence, accountability and motivation

to audit quality Inspectorate officials in Regions Financial Supervision. This study

uses primary data. The population in this study were all Salatiga Inspectorate

officers who participated in the inspection tasks totaling 37 people, all members

elected as members of the sample population (census). Hypothesis testing is done

using multiple regression analysis models. The results showed that the

competence, independence, accountability and motivation jointly affect the quality

audit is significant

Keywords: competence, independence, accountability, motivation and quality

audits

vi

SARIPATI

Seorang auditor harus memiliki sifat independen, kompeten, akuntabel dan

adanya motivasi yang kuat dari auditor untuk berperan dalam menentukan kualitas

audit yang nantinya juga akan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi,

akuntabilitas dan motivasi terhadap kualitas audit Aparat Inspektorat dalam

Pengawasan Keuangan Daerah. Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat Kota Salatiga yang ikut

dalam tugas pemeriksaan yang berjumlah 37 orang, semua anggota populasi

dipilih menjadi anggota sampel (sensus). Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan

bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kualitas audit adalah signifikan

Kata Kunci : kompetensi, independensi, akuntabilitas, motivasi dan kualitas audit

vii

KATA PENGANTAR

Kualitas dari hasil kerja auditor dapat dipengaruhi oleh rasa tanggungjawab

(akuntabilitas), independensi, motivasi yang dimiliki auditor dalam

menyelesaikan tugas audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial

yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan

dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Dengan melihat uraian tersebut

maka penulis uraikan pada Bab Pendahuluan, dijabarkan latar belakang penelitian,

masalah penelitian, persoalan penelitian. Bab berikutnya menjabarkan Landasan

Teori. Metode penelitian mencakup jenis dan sumber data serta teknik analisis

yang digunakan. Bab selanjutnya merupakan inti dari penelitian, yang terdiri dari

analisis dan bahasan analisis. Bab terakhir menyajikan kesimpulan penelitian

beserta imlikasinya.

Penulis berharap, kiranya penelitian sederhana ini bermanfaat bagi pembaca

umum dan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya, maupun peneliti lain.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu

segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya

akan menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik

yang sama.

Salatiga, 05 Mei 2014

Penulis

viii

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT,

karena atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh

Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit

Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada

Pemerintah Kota Salatiga)” ini.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan

yang sangat berati dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Allah SWT, atas segala Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Hari Sunarto, SE., M.BA, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

3. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., M.BA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana.

4. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., M.BA selaku wali studi yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis selama menempuh pendidikan

di Universitas Kristen Satya Wacana.

5. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., M.BA selaku dosen pembimbing,

yang senantiasa meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk

membimbing penulis selama masa penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

tak ternilai.

7. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan

teknis kepada penulis selama kuliah.

ix

8. Kedua Orang tua dan Mas Adit tercinta, terimakasih atas kasih sayang,

doa, bimbingan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

9. Seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat, doa

serta dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan, Florentina Paula Putri Gani, Diah Intan

Pandini dan Sari Wulan yang telah memberikan dukungan dan menjadi

patner selama masa-masa kuliah dari semester 1 hingga akhir

semester. Teman satu bimbingan, Elisya Kayori terimakasih atas

bantuan dan dukungannya.

11. Rienda Sito Murti, Ignatia Linda Pratiwi dan Gendon, sahabat yang

saling menguatkan, menghibur, memberikan dukungan, bantuan,

kebersamaan, semangat, canda tawa dan keceriaan, tempat sharing

dikala penulis mengalami keputus-asaan dalam pembuatan kertas kerja

ini, sehingga penulis dapat bangkit lagi dan termotivasi kembali.

Terima kasih sudah menjadi sahabat dan teman satu perjuangan.

Pengalaman suka maupun duka dan kenangan yang “menggila”

bersama kalian tak akan pernah penulis lupakan. Akan sangat

merindukan kalian dan hal-hal gila yang kita lakukan. Semester

terakhir kita kuliah adalah kenangan paling menyenangkan semoga

kita menjadi best friend forever. Amin.

12. Teman-teman akuntansi angkatan 2009 Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, terima kasih atas segala

kebersamaan dan pengalaman yang didapat.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa pastilah penuh

dengan ketidak sempurnaan. Apabila di dalam penulisan ini terdapat kekurangan,

penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta mengharapkan saran yang

membangun dan masukan demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap

x

semoga penulisan kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta demi

kemajuan penelitian-penelitian selanjutnya

Salatiga, 05 Mei 2014

Penulis

Wisnu Ayona T. N.

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii

MOTTO ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ......................................................................................................... v

SARIPATI ........................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

1. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

2. KERANGKA TEORITIS ............................................................................. 4

Teori Good Governance ............................................................................... 4

Kualitas Audit ............................................................................................... 6

Kompetensi ................................................................................................... 7

Independensi ................................................................................................. 8

Akuntabilitas ................................................................................................. 10

Motivasi ........................................................................................................ 11

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit ............................................ 14

Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit .......................................... 16

xii

Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit .......................................... 17

Pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Audit ................................................. 18

Model Penelitian ........................................................................................... 19

3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 19

Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 19

Populasi dan Sampel ..................................................................................... 19

Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 20

Instrumen Penelitian ..................................................................................... 21

Teknik Analisis ............................................................................................. 23

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 27

Profil Responden ........................................................................................... 27

Uji Validitas dan Reliabilitas Data................................................................ 29

Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 29

Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 30

Pembahasan ................................................................................................... 31

5. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 33

Kesimpulan .................................................................................................. 33

Implikasi ....................................................................................................... 34

Keterbatasan dan Saran ................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 35

LAMPIRAN ........................................................................................................ 39

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakretistik Responden ....................................................................... 28

Tabel 2. Hasil Olahan Regresi Berganda ............................................................ 30

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuesioner .......................................................................................... 40

Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Audit Auditor .................... 45

Lampiran 2 Uji Normalitas ................................................................................. 50

Lampiran 3 Uji Autokorelasi dan Multikorelasi ................................................ 51

Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 53

Lampiran 5 Uji Regresi Berganda ...................................................................... 55

1

1. Pendahuluan

Pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good

governance di Indonesia semakin meningkat. Akuntabilitas sektor publik

berhubungan dengan praktik transparansi dan pemberian informasi kepada publik

dalam rangka pemenuhan hak publik. Sedangkan good governance menurut

World Bank didefinisikan sebagai suatu penyelenggaraan manajeman

pembangunan yang solid dan bertanggung jawab dan sejalan dengan prinsip

demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi,

pencegahan korupsi baik secara politis maupun administratif, menciptakan

disiplin anggaran, serta menciptakan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya

aktivitas usaha (Mardiasmo, 2005).

Menurut Mardiasmo (2005), terdapat tiga aspek utama yang mendukung

terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan,

pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control)

adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem

dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi

professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

2

Kualitas dari hasil kerja auditor dapat dipengaruhi oleh rasa

tanggungjawab (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan tugas

audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang

untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada

lingkungannya (Mardisar dan Sari, 2007). Dalam melaksanakan

tanggungjawabnya sebagai profesional setiap auditor harus senantiasa

menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang

dilakukannya.

Penelitian ini mengadopsi variabel penelitian yang dilakukan oleh Ahmad,

dkk (2011), meliputi variabel kompetensi, independensi dan kualitas audit.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah ditambahkannya

variabel akuntabilitas dan menambah variabel motivasi, alasan ditambahkannya

variabel akuntabilitas karena dalam prinsip-prinsip etika auditor selain kompetensi

dan independensi, auditor juga harus memiliki tanggungjawab (akuntabilitas)

terhadap profesinya dan alasan ditambahkan motivasi sebagai variabel baru pada

penelitian ini karena dalam diri seseorang yang terdapat keinginan individu yang

mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu agar dapat

mencapai suatu tujuan (Reksohadiprodjo dalam Ardini, 2010). Jadi auditor harus

memiliki sifat independen, kompeten, akuntabel dan adanya motivasi yang kuat

dari auditor untuk berperan dalam menentukan kualitas audit yang nantinya juga

akan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah kompetensi aparat pengawasan

3

berpengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan

keuangan daerah? 2) Apakah independensi aparat pengawasan berpengaruh

terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan

daerah? 3) Apakah akuntabilitas aparat pengawasan berpengaruh terhadap kualitas

audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? 4) Apakah

motivasi aparat pengawasan berpengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota

Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? 5) Apakah kompetensi,

independensi, akuntabilitas dan motivasi aparat pengawasan secara bersama-sama

atau simultan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota

Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah?

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan

untuk 1) Mengetahui pengaruh kompetensi aparat pengawas terhadap kualitas

audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, 2) Mengetahui pengaruh

independensi aparat pengawas terhadap kualitas audit inspektorat dalam

pengawasan keuangan daerah, 3) Mengetahui pengaruh akuntabilitas aparat

pengawas terhadap kualitas audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah,

4) Mengetahui pengaruh motivasi aparat pengawas terhadap kualitas audit

inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah, inspektorat, dan akademisi

mengenai prinsip-prinsip etika yang harus dimiliki oleh aparat pengawas agar

dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas sehingga dapat mewujudkan

good governance.

4

2. Kerangka Teoritis

Teori Good Governance

Menurut Bank Dunia (World Bank) good governance merupakan cara

kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan

ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009 dalam Kuswanto,

2012). UNDP (United National Development Planning) mendefinisikan good

governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai

urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di

semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang

penting, yaitu: kesejahteraan rakyat (economic governance), proses

pengambilan keputusan (political governance), dan tata laksana pelaksanaan

kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009 dalam Kuswanto,

2012). Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat

Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang

mendasarinya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi (Hardjasoemantri, 2003 dalam

Kuswanto, 2012 ):

a) Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam

pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga-

lembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka.

Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan

berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk

berpartisipasi secara konstruktif.

5

b) Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan

tanpa pandang bulu, termasuk didalamnya hukum-hukum yang

menyangkut hak asasi manusia.

c) Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas.

Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat

diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang

tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.

d) Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah

harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.

e) Berorientas pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani

kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya suatu

consensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-

kelompok masyarakat, dan bila mungkin, consensus dalam hal kebijakan-

kebijakan dan prosedur-prosedur.

f) Kesetaraan: semua warga masyarakat mempunyai kesempatan

memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka.

g) Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembaga-

lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan

dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

h) Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan

organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat

maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.

6

i) Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang

luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan

manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk

mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus

memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial

yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

Mulyawan (2009) mengemukakan bahwa pemimpin organisasi publik,

sruktur organisasi dan sumberdaya manusianya baik maka akan tercipta good

governance yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu sendiri. Dengan

demikian jelaslah pelaksanaan good governance akan berpengaruh terhadap

kinerja organisasi, sehingga para stakeholders dalam hal ini masyarakat luas

dapat merasa terpuaskan akan hasil kinerja dari organisasi tersebut.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Jawa Barat dalam Yuanida (2010) dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor good governance terbukti berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja instansi pemerintah, selain faktor-faktor good governance,

prinsip-prinsip good governance juga terbukti berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah. Hal tersebut menunjukan

bahwa kinerja dari suatu organisasi dapat mempengaruhi terciptanya good

governance.

Kualitas Audit

AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Indah (2010)

menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi

7

(keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung

terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas

kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan

keahlian auditor“.

Menurut Mardisar dan Sari (2007) kualitas dari hasil pekerjaan auditor

dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang

dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas

merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk

menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada

lingkungannya.

De Angelo (1981) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi

klien.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, pada penelitian ini yang

dimaksud dengan kualitas audit adalah auditor dituntut oleh pihak yang

berkepentingan untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan

keuangan yang disajikan agar dapat menjalankan kewajibannya.

Kompetensi

Standar kompetensi auditor ( dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor:

PER-211/K/JKF/2010 pasal 1) menyebutkan kompetensi adalah kemampuan

dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa

8

pengetahuan, keahlian, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan

tugas jabatannya.

Kompetensi yang dikutip dari web milik The Institute of Internal

Auditors (https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx) menyebutkan bahwa

“internal auditors apply the knowledge, skills, and experience needed in the

performance of internal audit services”. Menurut Virtanen (2000) competence

is seen as an attribute of an employee referring to "a kind of human capital

resource that can be transformed into productivity".

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan kompetensi auditor

dalam penelitian ini mengacu pada, Standar kompetensi auditor ( dalam

Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-211/K/JKF/2010 pasal 1) menyebutkan

kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang

Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlian, dan sikap perilaku yang

diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Independensi

International Standards for the Professional Practice of Internal

Auditing (ISPPIA) mengidentifikasi independensi auditor internal sebagai

kriteria paling penting bagi efektivitas fungsi auditor internal. Jadi, dalam

setiap kejadian, auditor internal diharapkan untuk mempunyai integritas dan

komitmen untuk membuat pendapat yang bebas dari bias (Ahmad dan Taylor,

2009 dalam Hutami dan Chariri, 2011).

Independensi menurut Arens dkk. (2008 : 111) berarti mengambil

sudut pandang yang tidak bias. Pada penelitian ini independensi diproksikan

9

dengan 4 sub variabel yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien,

telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit.

Independensi yang dikutip dari web milik The Institute of Internal

Auditors (https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx) menyebutkan bahwa

“independence is the freedom from conditions that threaten the ability of the

internal audit activity to carry out internal audit responsibilities in an

unbiased manner. To achieve the degree of independence necessary to

effectively carry out the responsibilities of the internal audit activity, the chief

audit executive has direct and unrestricted access to senior management and

the board. This can be achieved through a dual-reporting relationship.

Threats to independence must be managed at the individual auditor,

engagement, functional, and organizational levels”.

Agoes (2004) dalam Ardini (2010) mengklasifikasikan aspek

independensi seorang auditor menjadi 3 aspek : (1) Independensi senyatanya

(independent in fact), yaitu suatu keadaan dimana auditor memiliki kejujuran

yang tinggi dan melakukan audit secara obyektif; (2) Independensi dalam

penampilan (independent in appeareance), yaitu pandangan pihak luar

terhadap diri auditor sehubungan denngan pelaksanaan audit; (3) Independensi

dari sudut keahlian atau kompetensi (independent in competence), hal ini

berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuam auditor dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan independensi

auditor dalam penelitian ini mengacu pada, International Standards for the

10

Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA) mengidentifikasi

independensi auditor internal sebagai kriteria paling penting bagi efektivitas

fungsi auditor internal. Jadi, dalam setiap kejadian, auditor internal diharapkan

untuk mempunyai integritas dan komitmen untuk membuat pendapat yang

bebas dari bias (Ahmad dan Taylor, 2009 dalam Hutami dan Chariri, 2011).

Akuntabilitas

Tetclock (1987) mendefinisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan

psikologi yang membuat sesorang berusaha mempertanggungjawabkan semua

tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Sedangkan

Stanbury (2003) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012) mendefisinikan

akuntabilitas dalam sektor publik merupakan bentuk kewajiban

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan dan sassaran yang telah ditetapkan

sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan

secara periodik.

Menurut Mardisar dan Sari (2007), seseorang dengan akuntabilitas

tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan

diperiksa oleh supervisor/ manajer/pimpinan dibandingkan dengan seseorang

yang memiliki akuntabilitas rendah. Dalam standar umum dikatakan auditor

independen harus melaksanakan tugasnya dengan cermat dan seksama.

Kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggungjawab setiap petugas

audit yang bekerja pada suatu kantor akuntan publik. Kecermatan dan

keseksamaan menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana

11

kesempurnaan pekerjaannya itu. Jadi kecermatan dan keseksamaan merupakan

tanggungjawab setiap auditor. Akuntabilitas (tanggungjawab) yang harus

dimiliki auditor, yaitu : tanggungjawab kepada klien dan tanggungjawab rekan

seprofesi.

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan akuntabilitas

auditor dalam penelitian ini mengacu pada, Tetclock (1987) mendefinisikan

akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat sesorang

berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang

diambil kepada lingkungannnya.

Motivasi

Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 2007: 73), menyebutkan bahwa

motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: bahwa

motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia),

penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia; motivasi di tandai

dengan munculnya rasa/”feeling” yang relevan dengan persoalan-persoalan

kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan tinggkah-laku manusia;

motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan

menyangkut soal kebutuhan.

Sedangkan Terry dalam Efendy (2010) mendefinisikan motivasi

sebagai keinginan di dalam seorang individu yang mendorong ia untuk

12

bertindak. Dari berbagai jenis teori motivasi, teori yang sekarang banyak

dianut adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia

pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Ahli yang mencoba

merumuskan kebutuhan-kebutuhan manusia, di antaranya adalah Abraham

Maslow (Wahjosumidjo 1987 dalam Efendy 2010). Maslow telah menyusun

“tingkatan kebutuhan manusia”, yang pada pokoknya didasarkan pada prinsip,

bahwa:

1) Manusia adalah “ binatang yang berkeinginan”

2) Segera setelah salah satu kebutuhannya terpenuhi, kebutuhan lainnya akan

muncul

3) Kebutuhan-kebutuhan manusia nampak diorganisir ke dalam kebutuhan

yang bertingkat-tingkat

4) Segera setelah kebutuhan itu terpenuhi, maka mereka tidak mempunyai

pengaruh yang dominan, dan kebutuhan lain yang lebih meningkat mulai

mendominasi

Maslow merumuskan lima jenjang kebutuhan manusia, sebagaimana

dijelaskan sebagai berikut (Wahjosumidjo 1987 dalam Efendy 2010):

1) Kebutuhan mempertahankan hidup (Physiological Needs). Manifestasi

kebutuhan ini tampak pada tiga hal yaitu sandang, pangan, dan papan.

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan

psikologis dan biologis.

2) Kebutuhan rasa aman (Safety Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain

adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, di mana manusia berada,

13

kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari

tua.

3) Kebutuhan social (Social Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain

tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense of

belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gagal (sense of achievement),

kekuatan ikut serta (sense of participation).

4) Kebutuhan akan penghargaan/prestise (Esteem Needs), semakin tinggi

status, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status ini

dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya mobil mercy, kamar kerja

yang full AC, dan lain-lain.

5) Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self Actualization), kebutuhan

ini bermanifestasi pada keinginan mengembangkan kapasitas mental dan

kerja melalui seminar, konferensi, pendidikan akademis, dan lain-lain.

Sehubungan dengan audit pemerintah, terdapat penelitian mandiri

mengenai pengaruh rewards instrumentalities dan environmental risk factors

terhadap motivasi partner auditor independen untuk melaksanakan audit

pemerintah. Penghargaan (rewards) yang diterima auditor independen pada

saat melakukan audit pemerintah dikelompokkan ke dalam dua bagian

penghargaan, yaitu penghargaan intrinsik (kenikmatan pribadi dan kesempatan

membantu orang lain) dan penghargaan ekstrinsik (peningkatan karir dan

status). Sedangkan faktor risiko lingkungan (environmental risk factors)

terdiri dari iklim politik dan perubahan kewenangan (Lowehnson and Collins

2001 dalam Efendy 2010).

14

Motivasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Terry

dalam Efendy (2010) yang mendefinisikan motivasi sebagai keinginan di

dalam seorang individu yang mendorong ia untuk bertindak.

Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit

Kompetensi auditor adalah kemampuan auditor untuk mengaplikasikan

pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam melakukan audit

sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif, dan

obyektif (Efendy, 2010). Auditor yang belum memenuhi persyaratan

pendidikan dan pengalaman yang memadai dalam bidang audit akan

mempengaruhi kualitas audit, kualitas audit dapat dikatakan tinggi apabila

audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

cukup sebagai auditor. Dalam audit pemerintahan, auditor dituntut untuk

memiliki dan meningkatkan kemampuan atau keahlian bukan hanya dalam

metode dan teknik audit, akan tetapi segala hal yang menyangkut

pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan kegiatan pemerintah,

sehingga auditor dapat menemukan serta melaporkan pelanggaran pada

sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman pada standar akuntansi dan

standar audit yang telah ditetapkan (Efendy, 2010).

Penelitian yang dilakukan Alim, dkk, (2007) menyatakan bahwa

kompentensi berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kompetensi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

15

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam

Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa komponen kompetensi untuk auditor

di Indonesia terdiri atas:

1 Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu

kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta,

prosedur-prosedur dan pengalaman. Kanfer dan Ackerman (1989) dalam

Mayangsari (2003) juga mengatakan bahwa pengalaman akan memberikan

hasil dalam menghimpun dan memberikan kemajuan bagi pengetahuan.

2 Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,

kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Gibbin’s dan Larocque’s

(1990) dalam Mayangsari (2003) juga menunjukkan bahwa kepercayaan,

komunikasi, dan kemampuan untuk bekerja sama adalah unsur penting

bagi kompetensi audit.

Penelitian Nizarul dkk (2007) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012)

menyatakan bahwa kompetensi auditor yang berdimensi pengetahuan dan

pengalaman kerja auditor memiliki hubungan positif terhadap kualitas hasil

auditor.

Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan

teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat

Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah.

16

Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Independensi menurut Arens dkk. (2008 : 111) berarti mengambil

sudut pandang yang tidak bias. Pada penelitian ini independensi diproksikan

dengan 4 sub variabel yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien,

telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit. Independensi auditor merupakan

salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan audit yang berkualitas.

Karena jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang

dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Supriyono, 1988 dalam

Efendy, 2010).

Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dapat

dilihat dari interaksi independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit

berpengaruh signifikan, sedangkan kompetensi dan etika auditor tidak

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Alim, dkk, 2007).

Mayangsari (2003) mengemukakan bahwa hasil pengujian hipotesis

pertama dengan menggunakan alat analisis ANOVA diperoleh hasil bahwa

auditor yang memiliki keahlian dan independen memberikan pendapat tentang

kelangsungan hidup perusahaan yang cenderung benar dibandingkan auditor

yang hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki

keduanya. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji Simple

Factorial Analysis of Variance diperoleh hasil bahwa auditor yang ahli lebih

banyak mengingat informasi yang atypical sedangkan auditor yang tidak ahli

lebih banyak mengingat informasi yang typical.

17

Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan

teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H2 : Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat

Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah

Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit

Akuntabilitas (tanggungjawab) yang harus dimiliki auditor,yaitu : (1)

tanggungjawab kepada klien, (2) tanggungjawab rekan seprofesi, (3)

tanggungjawab dalam praktik lain. Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997) dan

Tan dan Alison (1999) dalam Mardisar dan Sari (2007) melihat ada tiga

indikator yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas individu.

Pertama, seberapa besar motivasi mereka untuk meyelesaikan pekerjaan

tesebut, kedua, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk

menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan ketiga, seberapa yakin mereka bahwa

pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah

pekerjaan akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keingian

dan usaha seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas.

Penelitian Mardisar dan Sari (2007) menyatakan bahwa akuntabilitas dan

pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor.

Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan

teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat

Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah.

18

Pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Audit

Motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk

menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran, membantu kita

mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan

menghadapi kegagalan dan frustasi (Goleman (2001) dalam Ardini (2010)).

Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (2001) dalam Ardini (2010),

hanya motivasi yang akan membuat seseorang mempunyai semangat juang

yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata

lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk berprestasi,

komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang

tinggi. Respon atau tindak lanjut yang tidak tepat terhadap laporan audit dan

rekomendasi yang dihasilkan akan dapat menurunkan motivasi aparat untuk

menjaga kualitas audit. Kualitas audit akan tinggi apabila keinginan dan

kebutuhan auditor yang menjadikan motivasi kerjanya dapat terpenuhi.

Kompensasi dari organisasi berupa penghargaan (reward) sesuai profesinya,

akan menimbulkan kualitas audit karena mereka merasa bahwa organisasi

telah memperhatikan kebutuhan dan pengharapan kerja mereka. Dengan

demikian, apabila seseorang atau auditor mempunyai kompetensi,

independensi dan akuntanbilitas maka akan mengarahkan atau menimbulkan

motivasi secara profesional dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan

menambah kualitas audit (Ardini, 2010).

Berdasarkan dari tinjauan paparan di atas kesimpulan dari landasan

teori yang ada, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

19

H4 : Motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat Inspektorat

dalam pengawasan keuangan daerah

Model Penelitian

3. Metode Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang

telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor

pada Inspektorat Kota Salatiga sebagai responden dalam penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

disebarkan langsung oleh peneliti. Karena cara ini yang diperkirakan lebih

efektif dan efisien.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat fungsional

Inspektorat Kota Salatiga yang ikut dalam tugas pemeriksaan yang berjumlah

37 orang, semua anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel (sensus).

Kompetensi

Independensi

Akuntabilitas

Motivasi

Kualitas audit

aparat Inspektorat

dalam pengawasan

keuangan daerah

20

Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Independen:

1. Kompetensi adalah pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang

dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif,

cermat dan seksama. Indikator yang digunakan untuk menilai

kompetensi auditor dalam penelitian ini antara lain penguasaan standar

akuntansi dan auditing, wawasan tentang pemerintahan, dan peningkatan

keahlian yang mengacu pada kuesioner Efendy (2010).

2. Independensi adalah kebebasan posisi auditor baik dalam sikap

maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang

terkait dengan tugas audit yang dilaksankannya. Indikator yang

digunakan untuk menilai independensi auditor dalam penelitian ini

antara lain hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari

rekan auditor, dan jasa non audit yang mengacu pada kuesioner

Elfarini (2007).

3. Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikologi yang membuat

sesorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan

keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Indikator yang

digunakan untuk menilai akuntabilitas auditor dalam penelitian ini

antara lain tanggungjawab tehadap klien dan rekan seprofesi yang

mengacu pada kuesioner Cindorahma (2010).

4. Motivasi merupakan sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan.

Indikator yang digunakan untuk menilai motivasi auditor dalam

21

penelitian ini antara lain tingkat aspirasi: urgensi audit yang

berkualitas, ketangguhan, keuletan, dan konsistensi yang mengacu

pada kuesioner Efendy (2010).

b. Variabel Dependen :

Kualitas Audit adalah tuntutan oleh pihak yang berkepentingan

kepada auditor untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan

keuangan yang disajikan agar dapat menjalankan kewajibannya. Hal ini

dilakukan sebagai probabilitas di mana seorang auditor menemukan dan

melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi

kliennya. Ada 3 dimensi dalam penelitian ini yaitu, materialitas,

kesesuaian dan kepatuhan terhadap aturan audit, pengendalian dan

perhatian atasan. Adapun indikator pertanyaan untuk kualitas audit, yaitu

keakuratan temuan audit, sikap skeptis, nilai rekomendasi, kejelasan

laporan, manfaat audit, dan tindak lanjut hasil audit yang mengacu pada

kuesioner Efendy (2010).

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan media dalam pengumpulan data.

Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden konsisten saat diajukan

pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, daftar

kuesioner untuk variable kompetensi, dan motivasi auditor terhadap kualitas

audit mengacu pada kuesioner Efendy (2010), daftar kuesioner untuk variable

independensi terhadap kualitas audit mengacu pada Elfarini (2007), daftar

kuesioner untuk variable akuntabilitas terhadap kualitas audit mengacu pada

22

kuesioner Cindorahma (2010), sedangkan daftar kuesioner untuk kualitas

audit mengacu pada kuesioner Efendy (2010). Untuk menguji kualitas data

yang diperoleh dari penerapan instrumen, maka diperlukan uji validitas, dan

uji reliabilitas dengan penjelasan sebagai berikut:

1 Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui sah tidaknya instrumen

kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini

dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam

kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang

akan diteliti (Ghozali, 2006). Masrun dalam Sugiyono (2008),

menjelaskan bahwa dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien

korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total

menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Uji

validitas dilakukan dengan uji korelasi Pearson Moment antara masing-

masing skor indikator dengan total skor konstruk. Suatu butir pertanyaan

dikatakan valid jika nilai korelasi item butir dengan skor total signifikan

pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,02.

2 Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner

dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika

digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dilakukan

23

dengan metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini

adalah One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur

korelasi antar jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service

Solution (SPSS) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan

uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari

0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau

reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2006).

Teknik Analisis

1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi

berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu: uji normalitas,

uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji

normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu

menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram

dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji

K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak

menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan

24

melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola

penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data

berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai

Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 –

dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika

nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti

terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin

Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah

jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan

(Ghozali, 2006).

c. Uji Multikolinieritas

Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara

variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain.

Pada model regresimyang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di

antara variabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan

dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors)

dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka

terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2006).

25

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamataan ke pengamatan yang lain tetap, atau disebut

homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas

ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika titik-

titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur

(bergelombang), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola

yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain itu,

heteroskedastisitas dapat diketahui melalui uji Glesjer. Jika

probabilitas signifikansi masing-masing variabel independen > 0,05,

maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model

regresi (Ghozali, 2006).

2 Uji Statistik Deskriptif

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis

regresi berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan

regresinya adalah:

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3 + b4X4 + e

Y = kualitas audit

26

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = variabel kompetensi

X2 = variabel independensi

X3 = variabel akuntabilitas

X4 = variabel motivasi

Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel

independen, yaitu kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi

auditor dilakukan dengan uji R square, uji simultan dan uji parsial.

a. Uji R Square

Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang

penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau

tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka

tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang

terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2)

ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat

diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi

sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan

oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y

secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila

R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.

Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi

ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

27

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p

value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha

ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung > F tabel (n-k-1), maka Ha diterima.

Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa

semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) berpengaruh terhadap

variabel dependen (Y). Jika Fhitung < F tabel (n-k-1), maka Ha

ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan

bahwa semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen (Y).

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian

yang digunakan adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika

p value > 0,05, maka Ha ditolak.

4. Analisis dan Pembahasan

Profil Responden

Tabel berikut ini memperlihatkan karakteristik dari responden yang

dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, suku, pekerjaan,

jenis usaha dan melakukan investasi lain. Berikut adalah tabel yang

28

menyajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan,

latarbelakang pendidikan, usia, lama menjadi auditor dan jabatan.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Jumlah Prosentase

Jenis Kelamin

Laki-laki 26 70,27%

Perempuan 11 29,73%

Total 37 100,00%

Pendidikan

S2 6 16,22%

S1 31 83,78%

Total 37 100,00%

Latar Belakang Pendidikan

Ekonomi 14 37,84%

Akuntansi 23 62,16%

Total 37 100,00%

Usia

20-35 Th 6 16,22%

36-50 Th 6 16,22%

51-65 Th 25 67,57%

Total 37 100,00%

Lama Menjadi Auditor

1-3 Th 11 29,73%

4-6Th 26 70,27%

Total 37 100,00%

Jabatan

Auditor 9 24,32%

JFPP (Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah) 7 18,92%

Pengawas Pemerintahan Madya 19 51,35%

Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah 1

2,70%

Staff 1 2,70%

Total 37 100,00%

Sumber: data primer 2014

Dari Tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa responden terbanyak

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 75,27 % dengan sebagian besar tingkat

pendidikan terakhir adalah S1 sebesar 83,78 %. Jika dilihat dari latar belakang

pendidikan, responden memiliki pendidikan ekonomi dan akuntansi. Sebagian

29

besar usia responden telah berusia diatas lima puluh tahun dengan lama

menjadi auditor sebagian besar antara empat sampai dengan lima tahun.

Adapun jabatan yang diemban oleh responden sebagian besar adalah sebagai

pengawas pemerintahan madya.

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Hasil uji validitas variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan

motivasi serta kualitas audit diperoleh nilai Item-Total Correlation tiap

indikator lebih besar dari 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih

lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha (α),

menunjukkan dari masing-masing variabel kompetensi, independensi,

akuntabilitas dan motivasi serta kualitas audit memenuhi unsur reliabilitas

dengan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60. Dengan demikian,

maka semua indikator dari variabel conscientiousness dan risk tolerance dapat

digunakan dalam pengolahan data selanjutnya (Lampiran1).

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah

uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heterokedasitas.

Uji normalitas menggunakan uji kolmogorof smirnof yang diperoleh nilai

signifikansi 0,688 yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan normal

(lampiran 2). Dengan melihat nilai DW sebesar 1,835 yang berada pada nilai

1,66 sampai dengan 2,34 sehingga tidak ada masalah autokorelasi serta uji

multikolienaritas diperoleh nilai VIF < 10 dan nilai tolerance < 0,1 (Lampiran

3). Uji heterokedasitas menggunakan uji glejser yang diperoleh nilai

30

signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan tidak ada

masalah heterokedasitas (lampiran 4).

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 17,608

dengan tingkat tingkat signifikansi 0,020, dan karena nilai probalilitas 0,020

lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi

kualitas audit pada Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan

daerah. Selain itu juga, dilihat dari hasil analisis diketahui R Square sebesar

0,673. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel kompetensi, independensi,

akuntabilitas dan motivasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit pada

Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah sebesar

67,30%, sedangkan sisanya sebesar 32,70% dipengaruhi oleh variabel lain.

Untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh variabel kompetensi,

independensi, akuntabilitas dan motivasi memiliki pengaruh terhadap kualitas

audit pada Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah

diketahui hasilnya sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Olahan Regresi Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients Hipotesis t hitung Sig Ket

B

Constant 20,593

Kompetensi 0,182 H1 2,616 0,018 Diterima

Independensi 0,401 H2 2,409 0,027 Diterima

Motivasi 0,326 H3 2,661 0,019 Diterima

Akuntabilitas 0,314 H4 2,560 0,015 Diterima

R Square 0,673

F hitung 17,608

Sig F 0,020

Sumber: olahan SPSS

31

Tabel 2 di atas menunjukan bahwa hasil pengujian untuk variabel

kompetensi memberikan nilai beta = 0,182 dengan sig 0,018 < 0,05. Hal ini

berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi terhadap

kualitas audit. Dengan demikian H1 diterima, sehingga hipotesis 1 pada

penelitian ini diterima. Untuk pengujian independensi memberikan nilai beta

= 0,401 dengan sig 0,027 < 0,05. Hal ini berarti independensi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dengan demikian H2 diterima,

sehingga hipotesis 2 pada penelitian ini diterima. Hasil yang sama juga terjadi

pada variabel motivasi dan akuntabilitas memberikan nilai masing-masing

untuk variabel motivasi (beta = 0,326 dengan sig 0,021 < 0,05) dan

akuntabilitas (beta = 0,314 dengan sig 0,014 < 0,05). Hal ini berarti bahwa ada

pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan akuntbilitas dengan

kualitas audit. Dengan demikian H3 dan H4 diterima, sehingga hipotesis 3 dan

hipotesis 4 pada penelitian ini diterima.

Pembahasan

Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Alim, dkk, (2007) menyatakan bahwa

kompentensi berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kompetensi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Salatiga

dalam pengawasan keuangan daerah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada

tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka

auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya, dan sebaliknya

32

jika rendah, maka dalam melaksanakan tugasnya auditor akan mendapatkan

kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula.

Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Alim, dkk, (2007) yang

menyatakan bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas

audit dapat dilihat dari interaksi independensi dan etika auditor terhadap

kualitas audit berpengaruh signifikan, sedangkan kompetensi dan etika auditor

tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini mengindikasikan

bahwa bahwa independensi aparat inspektorat Kabupaten Pasaman tidak

terpengaruh dengan penentu kebijakan dan sering adanya mutasi antar satuan

kerja perangkat daerah, ataupun sering kali mendapat fasilitas dari auditee.

Auditor tetap menganggap bahwa audit yang baik tetap harus dilaksanakan

meskipun ada gangguan independesi.

Akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

audit Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Mardisar dan Sari (2007)

menyatakan bahwa akuntabilitas dan pengetahuan berpengaruh signifikan

terhadap kualitas hasil kerja auditor. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat

kecermatan yang tinggi dalam memeriksa laporan yang akan diaudit, serta

mengerjakan tugas audit seoptimal mungkin dengan penuh tanggungjawab

akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Selain itu juga bahwa

kualitas audit dapat dicapai apabila auditor dalam melaksanakan tugas audit

selalu disertai dengan tanggungjawab, memiliki kecermatan yang tinggi dalam

memeriksa laporan, mencurahkan usaha (daya pikir) dalam menyelesaikan

33

tugas audit serta selalu berfikir seoptimal mungkin dalam mengerjakan tugas

audit.

Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Ardini (2010).yang menyatakan

bahwa dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan menambah kualitas

audit. Hal ini mengindikasikan bahwa Kualitas audit akan tinggi apabila

keinginan dan kebutuhan auditor yang menjadikan motivasi kerjanya dapat

terpenuhi. Kompensasi dari organisasi berupa penghargaan (reward) sesuai

profesinya, akan menimbulkan kualitas audit karena mereka merasa bahwa

organisasi telah memperhatikan kebutuhan dan pengharapan kerja mereka.

Dengan demikian, apabila seseorang atau auditor mempunyai kompetensi,

independensi dan akuntanbilitas maka akan mengarahkan atau menimbulkan

motivasi secara professional dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan

menambah kualitas audit.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi dalam

model penelitian ini, terbukti secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Tingkat koefisien determinasi R square (R2) sebesar

0,673 atau 67,30% dapat menjelaskan bahwa model regresi pada penelitian ini

dapat digunakan, karena menunjukkan adanya kontribusi dari kompetensi,

independensi, akuntabilitas dan motivasi yang secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan sisanya sebesar

34

0,327 atau 32,70% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model. Dari

hasil uji t untuk variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi

terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit,

sehingga model regresi pada penelitian dapat diterima.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian telah terbukti bahwa kompetensi,

independensi, akuntabilitas dan motivasi dapat meningkatkan kualitas hasil

kerja auditor, sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk

meningkatkan kualitas audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan

Daerah.

Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah responden dalam penelitian

ini tidak semuanya berprofesi sebagai auditor, karena pada saat penelitian ini

dilakukan ada beberapa auditor yang beralih jabatan menjadi pengawas

pemerintahan madya, pengawas penyelenggara urusan pemerintahan daerah

dan jabatan fungsional pengawas pemerintah. Pada saat pengambilan

penyebaran kuesioner kepada aparat Inspektorat Kota Salatiga yang ikut

dalam tugas pemeriksaan, ada beberapa responden yang tidak sempat mengisi

kuesioner. Hal ini dikarenakan kesibukan responden, oleh sebab itu peneliti

melakukan penyebaran kuesioner sebanyak dua kali. Oleh karena itu,

penelitian mendatang sebaiknya melakukan konfirmasi dan membuat janji

kepada pihak-pihak terkait sebelum menyebarkan kuesioner.

35

Pengukuran untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini

kurang mempertimbangkan objektivitas data responden yang terdapat dalam

kuesioner. Untuk penelitian mendatang sebaiknya dalam data responden yang

terdapat pada kuesioner menambahkan poin mengenai pelatihan-pelatihan apa

saja yang pernah diikuti.

Pengukuran lebih pada auditor eksernal, hal ini dikarenakan acuan

yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengarah pada auditor eksternal.

Sehingga untuk penelitian mendatang sebaiknya menggunakan acuan yang

mengarah pada auditor internal. Acuan tersebut dapat dilihat dalam web

https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx.

Penelitian mendatang sebaiknya menambah variabel-variabel lain yang

belum termasuk dalam penelitian ini seperti latar belakang pendidikan,

pengalaman, pengetahuan, keahlian, sikap perilaku dan sebagainya.

Daftar Pustaka

Ahmad, A. W., F. Sriyuniati, N. Fauzi, dan Y. Septriani. 2011. “Pengaruh

Kompetensi dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil

Pemeriksaan dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi pada

Inspektorat Kabupaten Pasaman)”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen,

Vol. 6, No. 2, Desember 2011.

Alim, M.N., T. Hapsari, dan L. Purwanti. 2007. “Pengaruh Kompetensi dan

Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai

Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.

36

Ardini, L. 2010. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan

Motivasi terhadap Kualitas Audit”. Majalah Ekonomi. Tahun XX, No

3, Desember 2010. Surabaya.

Arens, A. A., R. J. Elder, dan Beasley M. S. 2008. Auditing and Assurances

Services - An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Prentice Hall.

Christiawan, Y. J. 2003. ”Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik.

Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Vol.4, No. 2 (Nov) Hal. 79-92.

Efendy, M. T. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi

terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan

Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintahan Kota Gorontalo),

Tesis Program Pascasarjana, UNDIP.

eprints.undip.ac.id/24634/1/Muh._Taufiq_Efendy.pdf. 17 Oktober

2012.

Ghozali, I. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”. Edisi

3. BP.

https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx, yang diakses tanggal 27 Mei 2014.

https://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/8/88/1948.bpkp, yang diakses

tanggal 3 Juni 2014.

Hutami, G. dan Chariri, A. 2011. “Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas

Peran Terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah

Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang)”.

http://eprints.undip.ac.id/30903/1/Jurnal_-_Gartiria_Hutami.pdf. 3 Juni

2014.

Ilmiyati, F., dan Yohanes S. 2012. “Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi

Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan

Publik di Semarang)”. Jurnal Akuntansi, Volume 1, No 1, Januari

2012.

37

Indah, S. N. M. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor

terhadap Kualitas Audit, Skripsi, UNDIP.

eprints.undip.ac.id/22994/1/SKRIPSI...pdf. 18 Oktober 2012.

Kuswanto, G. 2012. Pelaksanaan Good Govrnance di Indonesia.

http://www.banyumaskab. go.id/berita/berita_detail/246. 23 Januari

2014.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Mardisar, D. dan R. N. Sari. 2007. “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan

terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor”. Simposium Nasional

Akuntansi X. Makassar.

Mayangsari, S. 2003. ”Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap

Pendapat Audit: Sebuah Kuasi eksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia, Vol.6, No.1 (Januari).

Mulyawan, B. 2009. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance terhadap

Kinerja Organisasi (Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota

Palembang), Skripsi, USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345

6789/14915/1/09E00979.pdf. 23 Januari 2014.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Penerbit Grafindo

Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit

Alfabeta. Bandung.

Tetclock, P.E dan J.L. Kim. 1987. Accountability and judgment processes in a

personality prediction task. Journal of Personality and Social

psychology (April): 700-709.

38

Virtanen, T. 2000. Changing competences of public managers: tensions in

commitment. The International Journal of Public Sector Management,

Vol. 13 No. 4. MBC Univercity Press.

39

40

KUESIONER

A. DATA RESPONDEN

Mohon anda memberi tanda X pada pilihan jawaban pertanyaan berikut:

1. Nama : (boleh diisi atau tidak)

2. Alamat :

3. Jenis Kelamin : Pria Wanita

4. Pendidikan : S3 S2 S1 D3

Lainnya

5. Latar belakang pendidikan : Akuntansi Ekonomi

Non Akuntansi

6. Usia : 20-35 Th 36-50 Th 51-65 Th

7. Berapa lama anda menjadi auditor: 1-3 Th 4-6Th

8. Jabatan saat ini :

B. DAFTAR PERTANYAAN

Silahkan memberikan jawaban anda dengan memberikan tanda silang (X) pada

pilihan jawaban yang tersedia:

SS : jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri Anda

S : jika pernyataan tersebut SESUAI dengan diri Anda

N : NETRAL

TS : jika pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri Anda

STS : jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri

Anda

41

Kompetensi

Indikator Pernyataan STS TS N S SS

1 Penguasaan

Standar

Akuntansi dan

Auditing

Di bangku kuliah (pendidikan formal) saya

memperoleh pengetahuan yang sangat

berguna dalam proses audit.

2

Saya memahami dan mampu melakukan

audit sesuai standar akuntansi dan auditing

yang berlaku.

3

Wawasan

tentang

Pemerintahan

Saya memahami hal-hal terkait pemerintahan

(di antaranya struktur organisasi, fungsi,

program, dan kegiatan pemerintahan).

4

Peningkatan

Keahlian

Seiring bertambahnya masa kerja saya

sebaga auditor, keahlian auditing saya pun

makin bertambah.

5

Saya selalu mengikuti dengan serius

pelatihan akuntansi dan audit yang

diselenggarakan internal inspektorat.

6

Dengan inisiatif sendiri saya berusaha

meningkatkan penguasaan akuntansi dan

auditing dengan membaca literatur atau

mengikuti pelatihan di luar lingkungan

inspektorat.

Independensi

Indikator Pernyataan STS TS N S SS

7

Hubungan

dengan Klien

Saya berupaya tetap bersifat independen

dalam melakukan audit walaupun telah lama

menjalin hubungan dengan klien.

8

Tidak semua kesalahan klien yang saya

temukan saya laporkan karena lamanya

hubungan dengan klien tersebut.

9 Auditor sebaiknya memiliki hubungan

dengan klien yang sama paling lama 3 tahun.

10 Agar tidak kehilangan klien, kadang-kadang

saya harus bertindak tidak jujur.

11

Tekanan dari

Klien

Jika audit yang saya lakukan buruk, maka

saya dapat menerima sanksi dari klien.

12 Tidak semua kesalahan klien saya laporkan

karena saya mendapat peringatan klien.

13 Saya tidak berani melaporkan kesalahan

klien karena klien dapat mengganti posisi

saya dengan auditor lain.

42

14

Fasilitas yang saya terima dari klien

menjadikan saya sungkan terhadap klien

sehingga kurang bebas dalam melakukan

audit.

15

Telaah dari

Rekan Auditor

Saya tidak membutuhkan telaah dari rekan

auditor untuk menilai prosedur audit saya

karena kurang dirasa manfaatnya.

16

Saya bersikap jujur untuk menghindari

penilaian kurang dari rekan seprofesi

(sesama auditor) dalam tim.

17

Jasa Non Audit

Selain memberikan jasa audit, suatu kantor

akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa

lainnya kepada klien yang sama.

18

Jasa non audit yang diberikan pada klien

dapat merusak independensi penampilan

audit publik.

Motivasi

Indikator Pernyataan STS TS N S SS

19

Tingkat

Aspirasi:

Urgensi

Audit yang

Berkualitas

Tanpa auditor internal, sebenarnya

pemerintahan sudah bisa berjalan dengan

baik.

20

Hasil audit saya benar-benar dimanfatkan

oleh penentu kebijkan sehingga akan

memberi pengaruh yang cukup besar bagi

peningkatan kualitas pelayanan publik.

21

Saya tidak akan menerima dampak negatif

apa pun jika tidak melakukan audit dengan

baik.

22 Ketangguhan

Saya cenderung memaafkan jika ada sedikit

penyimpangan karena saya pun mungkin

akan melakukan kesalahan yang sama jika

ada pada posisi tersebut.

23 Keuletan

Apa yang saya lakukan selama ini sudah

cukup baik, tidak perlu adanya perbaikan.

24 Saya sering melakukan introspeksi diri

25

Konsistensi

Saya akan mempertahankan hasil audit saya

meskipun berbeda degan hasil audit rekan

lain dalam tim.

26 Kesungguhan saya dalam menjalankan tugas

sering dipengaruhi mood (suasana hati).

43

Akuntabilitas

Indikator Pernyataan STS TS N S SS

27

Tanggungjawab

terhadap Klien

dan Rekan

Seprofesi

Laporan Hasil Pemeriksaan yang dibuat oleh

auditor pemerintah (BPK) harus disampaikan

kepada pengguna laporan keuangan daerah

secara tepat waktu, yaitu maksimal dua bulan

setelah pemeriksaan.

28

Laporan Hasil Pemeriksaan harus dibuat dan

disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK)

dengan tujuan yang jelas.

29

Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh

auditor pemerintah (BPK) harus disampaikan

untuk masyarakat (publik).

30

Laporan Hasil Pemeriksaan yang

disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK)

dibuat dalam format yang mudah dipahami.

31

Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat dan

disampaikan oleh auditor pemerintah

(BPK) harus berisi masalah-masalah relevan.

32

Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat dan

disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK)

harus berisi rekomendasi-rekomendasi yang

efektif.

33

Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat dan

disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK)

harus bisa menjelaskan luas pekerjaan

(lingkup) pemeriksaan yang dilaksanakan.

34

Laporan Hasil Pemeriksaan yang dibuat dan

disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK)

merupakan mekanisme yang efektif untuk

menjamin akuntabilitas sektor publik.

35

Laporan Hasil Pemeriksaan yang dibuat dan

disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK)

harus memperhatikan kebutuhan pengguna

informasi (pengguna laporan keuangan).

Kualitas Audit Auditor

Indikator Pernyataan STS TS N S SS

36 Keakuratan

Temuan Audit

Saya menjamin temuan audit saya akurat.

Saya bisa menemukan sekecil apapun

kesalahan/penyimpangan yang ada.

37 Saya tidak pernah melakukan rekayasa,

temuan apapun saya laporkan apa adanya.

44

38 Sikap Skeptis

Saya percaya pada klien saya kali ini tidak

akan saya temui kesalahan/penyimpangan,

sebab sebelumnya saya pernah mengaudit

klien yang sama dan waktu itu tidak ada

temuan.

39 Nilai

Rekomendasi

Rekomendasi yang saya berikan dapat

memperbaiki penyebab dari

kesalahan/penyimpangan yang ada.

40 Kejelasan

Laporan

Laporan hasil audit saya dapat dipahami oleh

klien.

41 Manfaat Audit

Audit yang saya lakukan akan dapat

menurunkan tingkat

kesalahan/penyimpangan yang selama ini

terjadi.

42 Tindak Lanjut

Hasil Audit

Hasil audit saya dapat ditindaklanjuti oleh

klien.

43 Saya terus memantau tindak lanjut hasil

audit.

45

LAMPIRAN 1

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUALITAS AUDIT AUDITOR

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.763 .876 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

kaa1 60.03 54.527 .615 .744

kaa2 59.68 52.336 .665 .733

kaa3 59.73 52.869 .477 .743

kaa4 59.57 53.974 .438 .748

kaa5 59.81 53.713 .630 .740

kaa6 59.86 52.287 .702 .731

kaa7 59.86 51.676 .722 .728

kaa8 59.43 53.197 .664 .737

Kualitas Audit Auditor 31.86 15.009 1.000 .813

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS AKUNTABILITAS

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

46

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.755 .865 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

akun1 66.78 76.452 .600 .734

akun2 66.49 74.868 .704 .727

akun3 66.57 77.419 .420 .742

akun4 66.35 76.512 .533 .756

akun5 66.57 74.863 .737 .726

akun6 66.51 74.201 .741 .724

akun7 66.43 74.752 .674 .727

akun8 66.19 79.324 .415 .747

akun9 66.78 69.341 .697 .709

Akuntabilitas 35.22 21.119 1.000 .809

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS MOTIVASI Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

47

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.772 .892 9

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

mot1 56.30 89.548 .810 . .735

mot2 55.70 96.492 .492 . .762

mot3 55.97 88.194 .737 . .734

mot4 55.81 93.935 .509 . .756

mot5 56.16 87.029 .837 . .727

mot6 55.78 96.508 .516 . .761

mot7 55.73 94.647 .608 . .755

mot8 55.70 91.159 .677 . .744

Motivasi 29.81 26.102 1.000 . .852

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INDEPENDENSI Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.767 .916 13

48

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

ind1 83.51 272.535 .682 .771

ind2 83.73 268.703 .871 .740

ind3 83.57 273.252 .726 .746

ind4 83.70 269.492 .683 .744

ind5 83.65 278.901 .695 .752

ind6 83.84 267.417 .862 .739

ind7 83.76 266.745 .839 .739

ind8 83.59 264.026 .789 .737

ind9 84.05 265.775 .724 .740

ind10 83.59 263.914 .629 .768

ind11 83.57 277.252 .641 .751

ind12 83.35 276.512 .659 .750

Independensi 43.65 74.679 1.000 .906

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KOMPETENSI Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 37 100.0

Excludeda 0 .0

Total 37 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.756 .822 7

49

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

komp1 43.08 28.132 .618 . .724

komp2 42.86 27.065 .659 . .712

komp3 42.68 28.003 .546 . .728

komp4 42.73 27.314 .629 . .766

komp5 42.92 27.965 .623 . .723

komp6 42.89 26.710 .692 . .707

Kompetensi 23.38 8.242 1.000 . .712

50

LAMPIRAN 2 UJI NORMALITAS

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

37

,0000000

3,53519559

,119

,084

-,119

,726

,668

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

51

LAMPIRAN 3 UJI AUTOKORELASI DAN MULTIKOLINEARITAS

Regression

Variables Entered/Removedb

Akuntabilit

as,

Independe

nsi,

Kompeten

si, Motivasia

, Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested v ariables entered.a.

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditorb.

Model Summaryb

1,835a

Model

1

Durbin-W

atson

Predictors: (Constant), Akuntabilitas,

Independensi, Kompetensi, Motivasi

a.

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditorb.

Coefficientsa

,098 1,179

,095 1,542

,074 1,480

,096 1,390

Kompetensi

Independensi

Motivasi

Akuntabilitas

Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditora.

Collinearity Diagnosticsa

4,963 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00

2,541E-02 13,976 ,15 ,00 ,06 ,01 ,00

9,581E-03 22,759 ,81 ,02 ,01 ,00 ,04

1,352E-03 60,587 ,02 ,08 ,84 ,91 ,00

7,695E-04 80,311 ,03 ,89 ,09 ,07 ,95

Dimension

1

2

3

4

5

Model

1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant) Kompetensi Independensi Motivasi Akuntabilitas

Variance Proportions

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditora.

52

Residuals Statisticsa

28,23 35,05 31,86 1,585 37

-11,10 7,58 ,00 3,535 37

-2,293 2,009 ,000 1,000 37

-2,960 2,022 ,000 ,943 37

Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value

Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditora.

53

LAMPIRAN 4

UJI HETEROSKEDASTISITAS

Regression

Variables Entered/Removedb

Akuntabilit

as,

Independe

nsi,

Kompeten

si, Motivasia

, Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested v ariables entered.a.

Dependent Variable: SBRESIDb.

Model Summaryb

,223a ,050 -,069 2,56469

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Independensi,

Kompetensi, Motiv asi

a.

Dependent Variable: SBRESIDb.

ANOVAb

10,987 4 2,747 ,418 ,795a

210,485 32 6,578

221,472 36

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Independensi, Kompetensi, Motivasia.

Dependent Variable: SBRESIDb.

54

Coefficientsa

-,890 3,518 -,253 ,802

,471 ,475 ,546 ,993 ,328

-5,08E-02 ,161 -,177 -,316 ,754

,117 ,307 ,240 ,380 ,707

-,253 ,300 -,469 -,844 ,405

(Constant)

Kompetensi

Independensi

Motivasi

Akuntabilitas

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: SBRESIDa.

Casewise Diagnosticsa

3,229 11,10

Case Number

34

Std. Residual SBRESID

Dependent Variable: SBRESIDa.

Residuals Statisticsa

1,0274 3,5533 2,4848 ,55244 37

-2,8941 8,2803 ,0000 2,41802 37

-2,638 1,934 ,000 1,000 37

-1,128 3,229 ,000 ,943 37

Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value

Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N

Dependent Variable: SBRESIDa.

55

LAMPIRAN 5

UJI REGRESI BERGANDA

Regression

Variables Entered/Removedb

Akuntabilit

as,

Independe

nsi,

Kompeten

si, Motivasia

, Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested v ariables entered.a.

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditorb.

Model Summaryb

,409a ,673 ,692 3,750

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Independensi,

Kompetensi, Motiv asi

a.

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditorb.

ANOVAb

90,410 4 22,603 17,608 ,020a

449,914 32 14,060

540,324 36

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Independensi, Kompetensi, Motivasia.

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditorb.

Coefficientsa

20,593 5,144 4,004 ,001

,182 ,695 ,347 2,616 ,018

,401 ,235 ,479 2,409 ,027

,326 ,449 ,430 2,661 ,019

,314 ,438 ,372 2,560 ,015

(Constant)

Kompetensi

Independensi

Motivasi

Akuntabilitas

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditora.

56

Residuals Statisticsa

28,23 35,05 31,86 1,585 37

-11,10 7,58 ,00 3,535 37

-2,293 2,009 ,000 1,000 37

-2,960 2,022 ,000 ,943 37

Predicted Value

Residual

Std. Predicted Value

Std. Residual

Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N

Dependent Variable: Kualitas Audit Auditora.