pengaruh komisaris independen dan struktur kepemilikan...

15
1214 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5 PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012) Reskino UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [email protected] Lyandra Aisyah Margie UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRACT This research is aimed to analyze and get empirical evidence about the effect of independent commissioners and share ownership structure to intellectual capital disclosure on manufacture companies in Indonesia. This research is done at manufacture company which are listed at Indonesia Stock Exchange for 2010-2012. This research uses purposive sampling, it was found that 117 companies as the research sample. Researches analysis uses classical assumption test, Moderated Regression Analysis (MRA) and hypothesis testing. The results of analysis using moderated regression are it can be seen that simultaneous, independent commissioner and ownership structure affect the disclosure of intellectual capital, and profitability variables moderate the independent commissioner and ownership structure on the disclosure of intellectual capital. But partially, independent commissioner and ownership structure has no effect on the disclosure of intellectual capital, and profitability variables can’t moderate independent commissioner and ownership structure on the disclosure of intellectual capital. Keywords: Intellectual Capital, Independent Commissioner, Ownership Structure, Profitability PENDAHULUAN Globalisasi dan inovasi teknologi pada saat ini melahirkan fenomena baru dalam struktur perekonomian global, dimana perkembangan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang cukup signifikan terhadap suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing. Persaingan bisnis yang ketat memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya. Agar perusahaan terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan (Sawarjuwono, 2003). Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya organisasi yang dimilikinya. Oleh karena itu organisasi bisnis semakin menitik beratkan pentingnya aset pengetahuan sebagai salah satu bentuk dari aktiva tidak berwujud.

Upload: vobao

Post on 24-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1214

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN DAN STRUKTUR

KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP PENGUNGKAPAN

INTELLECTUAL CAPITAL DENGAN PROFITABILITAS

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Reskino

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

[email protected]

Lyandra Aisyah Margie

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ABSTRACT

This research is aimed to analyze and get empirical evidence about the effect of

independent commissioners and share ownership structure to intellectual capital disclosure on

manufacture companies in Indonesia. This research is done at manufacture company which are

listed at Indonesia Stock Exchange for 2010-2012. This research uses purposive sampling, it

was found that 117 companies as the research sample. Researches analysis uses classical

assumption test, Moderated Regression Analysis (MRA) and hypothesis testing. The results of

analysis using moderated regression are it can be seen that simultaneous, independent

commissioner and ownership structure affect the disclosure of intellectual capital, and

profitability variables moderate the independent commissioner and ownership structure on the

disclosure of intellectual capital. But partially, independent commissioner and ownership

structure has no effect on the disclosure of intellectual capital, and profitability variables can’t

moderate independent commissioner and ownership structure on the disclosure of intellectual

capital.

Keywords: Intellectual Capital, Independent Commissioner, Ownership Structure, Profitability

PENDAHULUAN

Globalisasi dan inovasi teknologi pada saat ini melahirkan fenomena baru dalam

struktur perekonomian global, dimana perkembangan dalam bidang ekonomi membawa

dampak yang cukup signifikan terhadap suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing.

Persaingan bisnis yang ketat memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengubah cara mereka

menjalankan bisnisnya. Agar perusahaan terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan

cepat mengubah strateginya dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor-based

business) menuju knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga

karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan

(Sawarjuwono, 2003). Para pelaku bisnis mulai menyadari bahwa kemampuan bersaing tidak

hanya terletak pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

pengelolaan organisasi dan sumber daya organisasi yang dimilikinya. Oleh karena itu

organisasi bisnis semakin menitik beratkan pentingnya aset pengetahuan sebagai salah satu

bentuk dari aktiva tidak berwujud.

Page 2: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1215

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Menurut Guthrie dan Petty (dalam Rahardian dan Meiranto, 2011) salah satu

pendekatan yang digunakan untuk menilai dan mengukur aset pengetahuan adalah intellectual

capital. Kegunaan intellectual capital sebagai salah satu instrumen untuk menentukan nilai

perusahaan telah menarik perhatian akademisi dan praktisi. Hal ini telah menimbulkan

tantangan bagi para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengungkapkannya dalam

laporan keuangan (Sawarjuwono, 2003).

Di Indonesia, fenomena pengungkapan intellectual capital masih bersifat voluntary.

Sampai saat ini belum ada pengelompokkan komponen intellectual capital yang dapat diterima

bersama dan belum ada pola khusus pengungkapan intellectual capital, namun demikian

terdapat perkembangan konsep intellectual capital di Indonesia dengan adanya regulasi yaitu

PSAK No.19 (revisi 2009) tentang aset tak berwujud (Yuniasih et al., 2011)

Intellectual capital masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini disebabkan

karena perusahaan-perusahaan di Indonesia masih banyak yang menggunakan conventional

based dalam membangun bisnisnya, dan perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan

perhatian lebih kepada human capital, structural capital, maupun customer capital. Apabila

perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti perkembangan yang ada, yaitu manajemen berbasis

pengetahuan, maka perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat bersaing secara kompetitif

melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh intellectual capital yang dimiliki

perusahaan. Sehingga mendorong terciptanya produk-produk yang favourable bagi konsumen

(Abidin dalam Sawarjuwono, 2003).

Hal menarik yang menyebabkan penelitian ini dilakukan karena: pertama, untuk

mencari informasi yang lebih rinci tentang pengelolaan intellectual capital mulai dari

pengikhtisaran, pengukuran sampai pengungkapannya dalam laporan keuangan perusahaan.

Kedua, pengungkapan intellectual capital hingga saat ini masih bersifat sukarela sehingga tidak

semua perusahaan melakukan pengungkapan pada tingkat yang sama.

Berbagai penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk meneliti informasi

pengungkapan intellectual capital oleh perusahaan didalam annual report. Taliyang et al.,

(2011) menemukan bahwa profitabilitas tidak mempengaruhi pengungkapan intellectual

capital. Hasil yang berbeda dinyatakan oleh penelitian Marisanti (2012) yang menyatakan

bahwa hubungan profitabilitas terhadap intellectual capital menunjukkan hasil yang signifikan.

White et al., (dalam Istanti, 2009) menemukan bahwa komisaris independen

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Permatasari (2010) juga

menemukan bahwa proporsi komisaris independen merupakan variabel yang berpengaruh

positif signifikan. Selanjutnya Artinah (2013) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan

berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Taliyang (2011)

juga menemukan bahwa struktur kepemilikan memiliki hubungan signifikan terhadap

pengungkapan intellectual capital.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian White et al., dalam penelitian White

et al., (2007) sejumlah variabel independen digunakan untuk menguji faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan sukarela intellectual capital meliputi konsentrasi kepemilikan,

tingkat leverage, dewan independen (komisaris independen), umur perusahaan dan ukuran

perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh White et al.,

(dalam Istanti, 2009) adalah (a) perusahaan yang diteliti bukan perusahaan bioteknologi,

melainkan perusahaan manufaktur, karena di Indonesia belum ada penggolongan secara

spesifik tentang kriteria perusahaan bioteknologi, (b) penelitian ini hanya menggunakan

Page 3: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1216

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

variabel komisaris independen dan struktur kepemilikan, (c) dalam penelitian ini ditambahkan

profitabilitas sebagai variabel moderating.

Profitabilitas sebagai variabel moderating digunakan dalam penelitian ini karena

penelitian profitabilitas sebagai variabel moderator terhadap faktor yang mempengaruhi

pengungkapan intellectual capital belum ditemukan pada literatur di Indonesia. Penelitian ini

bermaksud menguji apakah profitabilitas memperkuat atau memperlemah pengaruh komisaris

independen dan struktur kepemilikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Alur berpikir

penulis adalah secara teoritis semakin rendah tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan

maka semakin kuat pula hubungan pengungkapan intellectual capital dengan variabel

independen yang diuji.

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Agency Theory

Teori keagenan menjelaskan hubungan antara owner dengan pengelola perusahaan

yang mempublikasikan annual report perusahaan. Stakeholder adalah pihak yang

membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan, kinerja perusahaan serta informasi yang

mendukung prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Manajer adalah pihak yang

mengelola informasi mengenai perusahaan, baik kondisi keuangan maupun non keuangan.

Pengelolaan informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan dapat menimbulkan adanya

masalah asimetri informasi karena manajer dapat mengendalikan informasi yang akan

dipublikasikan (Jensen dan Meckling dalam Wardani, 2009)

Yuniasih et al., (2011) menjelaskan bahwa masalah asimetri informasi erat

hubungannya dengan teori keagenan. Adanya tata kelola yang baik diharapkan dapat

mengurangi konflik dengan memperkecil asimetri informasi. Salah satu cara mengurangi

asimetri informasi yaitu dengan melakukan pengungkapan yang lebih luas. Dengan melakukan

pengungkapan intellectual capital, perusahaan dapat mengatasi masalah asimetri informasi

untuk mengurangi biaya agensi yang timbul.

Signaling Theory

Teori sinyal menjelaskan bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau

kegagalan manajemen (agen) disampaikan kepada pemilik (prinsipal). Perusahaan melakukan

pengungkapan terhadap intellectual capital dengan harapan dapat mengirimkan sinyal positif

kepada pihak eksternal perusahaan bahwa perusahaan pada masa sekarang sedang berinvestasi

dalam bentuk intellectual capital yang diharapkan akan memberikan keuntungan ekonomi

untuk perusahaan dimasa yang akan datang sehingga pada akhirnya meningkatkan nilai dan

reputasi perusahaan. Dengan nilai dan reputasi perusahaan yang bagus dimata pihak eksternal,

maka akan mendorong pihak eksternal untuk berinvestasi kedalam perusahaan (Marisanti,

2012).

Intellectual Capital

Istilah intellectual capital pertama kali ditemukan oleh Galbraith yang menulis surat

yang ditujukan kepada teman sejawatnya, Kalecki, pada tahun 1969. Dalam tulisannya,

Galbraith mengemukakan berikut ini :”I wonder if you realize how much those of us the world

around have owed to the intellectual capital you have provided over these last decades”

(Hudson dalam Purnomosidhi, 2005).

Page 4: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1217

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Secara ringkas Smedlund dan Poyhonen (dalam Rupidara, 2005) mewacanakan

intellectual capital sebagai kapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan

mengimplementasikan pengetahuan. Sementara Heng (dikutip oleh Sangkala dalam Istanti,

2009) mengartikan intellectual capital sebagai aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan

yang menjadi basis kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan

keunggulan bersaing. Valentine (dalam Istanti, 2009) mendefinisikan intellectual capital

sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan itu sendiri yang di transformasikan dalam

aset yang bernilai bagi perusahaan.

Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa intellectual capital merupakan

suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan baru dan

mendeskripsikan aktiva tak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan

perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan demikian

intellectual capital merupakan pengetahuan yang memberikan informasi tentang nilai tak

berwujud perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing.

Perumusan Hipotesis

Dengan mengacu pada agency theory, Jensen dan Smith (1984) berargumen bahwa

hubungan kontraktual antara principals dan agents dimana pihak principals adalah pihak yang

memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas

nama principals dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen dan Smith,

1984).dan Signaling theory dalam penelitian ini, digunakan dua variabel independen dan satu

variabel moderating. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing variabel yang

digunakan dalam penelitian:

Komisaris Independen

Jika dilihat dari agency theory, komisaris independen sebagai pihak yang netral dalam

perusahaan diharapkan mampu menjembatani adanya asimetri informasi yang terjadi antara

pihak pemilik dengan pihak manajer. Sebagai pihak yang netral, komisaris independen

mengawasi para pemegang saham sehubungan dengan aktivitas perusahaan dan mengendalikan

perilaku para manajer perusahaan.

White (dalam Istanti, 2009) menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara komisaris independen dengan pengungkapan sukarela intellectual capital. Mendukung

penemuan White (dalam Istanti, 2009), Permatasari (2010) juga menemukan bahwa komisaris

independen merupakan variabel yang berpengaruh positif signifikan.

Berbeda dengan White, Istanti (2009) menemukan bahwa komisaris independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Selain itu, penelitian

Zulkarnaen dan Mahmud (2013) juga menemukan bahwa komisaris independen tidak

mempengaruhi pengungkapan intellectual capital baik secara simultan maupun parsial. Oleh

karena itu hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti adalah:

H1: Komisaris independen berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital.

Struktur Kepemilikan Saham terhadap Pengungkapan Intellectual Capital

Struktur kepemilikan perusahaan mempengaruhi luas pengungkapan informasi yang

tercantum dalam laporan tahunan, yaitu semakin besar kepemilikan insider maka semakin

sedikit informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, karena insider memiliki akses yang

luas terhadap informasi perusahaan tanpa perlu melalui laporan tahunan yang dipublikasikan.

Page 5: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1218

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Berbeda halnya dengan perusahaan yang didominasi oleh kepemilikan publik, di mana berarti

banyak pihak membutuhkan informasi rinci mengenai perusahaan yang dituntut dipublikasikan

di dalam laporan tahunan, termasuk informasi mengenai intellectual capitaldisclosure.

Jika dilihat dari legitimacy theory, perusahaan yang legitimasinya masih dipertanyakan

oleh publik akan memiliki kebutuhan spesifik untuk mengungkapkan intellectual capital

mereka ke dalam annual report perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menarik

publik, baik investor baru ataupun mempertahankan investor lama agar berinvestasi ke

perusahaan dengan menjelaskan bahwa perusahaan sendiri sedang berinvestasi dalam bentuk

intellectual yang diharapkan dapat memberikan kontribusi di masa yang akan datang.

Penelitian Suhardjanto dan Wardhani (dalam Sutanto dan Supatmi, 2009) menemukan

struktur kepemilikan bukanlah merupakan variabel prediktor yang baik dalam pengungkapan

intellectual capital. Begitu pula dengan penelitian Singh and Zahn (dalam Taliyang, 2011) yang

menemukan struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sukarela laporan tahunan.

Berbeda halnya dengan hasil penelitian dari Taliyang (2011) yang menemukan bahwa

struktur kepemilikan memiliki hubungan signifikan dengan pengungkapan intellectual capital

mendukung temuan oleh Mc Kinnon yang juga menemukan bahwa struktur kepemilikan

berpengaruh signifikan (dikutip oleh White et.al dalam Istanti, 2009). Artinah (2013) juga

menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif signifikan. Berdasarkan hal

tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan adalah :

H2: Struktur kepemilikan saham berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela

intellectual capital.

HIPOTESIS MODERASI

Profitabilitas sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Komisaris

Independen terhadap Pengungkapan Intellectual Capital

Perusahaan yang menghasilkan profitabilitas yang rendah akan membuat komisaris

independen memberikan sinyal positif bagi stakeholder dengan mengendalikan perilaku

manajer agar melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas. Penelitian Marisanti (2012)

terhadap 54 perbankan yang terdaftar di IDX tahun 2010 dan 2011 mengatakan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap luas pengungkapan intellectual capital yang dilakukan.

Berbeda dengan Marisanti (2012), Sutanto dan Supatmi (2009) menemukan bahwa

profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan intellectual

capital. Serupa dengan penelitian ini, Taliyang et al., (2012) dan Ferreira et al., (2012) juga

menemukan hasil yang sama.White (dalam Istanti, 2009) menyebutkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara komisaris independen dengan pengungkapan sukarela

intellectual capital. Mendukung penemuan White (dalam Istanti, 2009), Permatasari (2010)

juga menemukan hal yang sama.

Asumsi peneliti, jika profitabilitas rendah maka komisaris independen akan berusaha

mengurangi asimetri informasi dan mengawasi manajer untuk melakukan pengungkapan

informasi intellectual capital secara lebih luas. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah:

H3: Komisaris independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan intellectual

capital pada saat profitabilitas perusahaan menurun

Page 6: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1219

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Profitabilitas sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Struktur

Kepemilikan terhadap Pengungkapan Intellectual Capital

Profitabilitas yang rendah akan membuat perusahaan membutuhkan dana lebih banyak

dari pihak eksternal (publik) sehingga publik juga akan menekan perusahaan untuk melakukan

pengungkapan informasi yang lebih luas. Artinah (2013) menemukan bahwa konsentrasi

kepemilikan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.

Asumsi peneliti yaitu, jika profitabilitas rendah maka perusahaan seharusnya

meningkatkan kepemilikan publik karena membutuhkan dana pihak eksternal yang lebih

banyak sehingga tekanan publik juga tinggi agar perusahaan mau mengungkapkan informasi

intellectual capital secara lebih luas. Sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

H4: Struktur kepemilikan saham berpengaruh positif terhadap pengungkapan

intellectual capital pada saat profitabilitas perusahaan menurun

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Penelitian ini menggunakan

annual reports tahun 2010 sampai tahun 2012 sebagai sampel. Perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive

sampling dengan kriteria yang ditentukan, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

untuk tahun 2010 sampai tahun 2012, mempublikasikan laporan tahunan (annual report)

lengkap, mempublikasikan laporan keberlanjutan (sustainability reporting) atau

mengungkapkan (disclosure) informasi tanggung jawab sosial lainnya, dan memiliki data yang

lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu annual report

untuk tahun 2010 sampai 2012. Annual report digunakan karena pada annual report terdapat

sumber informasi yang dilaporkan oleh perusahaan yang penting dan bermanfaat bagi

stakeholder dalam pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mengurangi adanya asimetri

informasi.

Untuk metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content

analysis, yaitu suatu metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis

terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan content analysis adalah melakukan

identifikasi terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen

untuk menghasilkan deskripsi yang obyektif dan sistematik (Indriantoro dalam Istanti, 2009).

Content analysis dilakukan dengan cara membaca laporan tahunan setiap perusahaan sampel

dan memberi kode informasi yang terkandung didalamnya.

Definisi Pengukuran dan Konstruk

Variabel dependen penelitian ini adalah pengungkapan intellectual capital yang diukur

dengan menggunakan angka index (ICD Index). Metode content analysis digunakan untuk

mengukur jumlah pengungkapan intellectual capital dengan membaca dan memberi kode

informasi yang terkandung didalamnya menurut kerangka intellectual capital yang dipilih.

Apabila item yang ditentukan diungkapkan oleh perusahaan di dalam annual report, maka akan

Page 7: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1220

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

diberi skor 1. Sedangkan, apabila item yang ditentukan tidak diungkapkan, maka akan diberi

skor 0.

Penilaian ICD Index ini dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pengungkapan

intellectual capital yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan jumlah maksimum

pengungkapan intellectual capital yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Dengan

demikian, perhitungan ICD Index dapat dirumuskan sebagai berikut:

ICD Index = ( Σdi / M ) x 100%

Keterangan mengenai rumus ICD Index akan dijelaskan sebagai berikut:

ICD Index = Variabel dependen index pengungkapan intellectual capital

Di = Jumlah pengungkapan intellectual capital perusahaan

1 jika suatu diungkapkan dalam annual report

0 jika suatu diungkapkan dalam annual report

M = Total jumlah item yang diukur (78 item).

Penelitian ini menggunakan indekspengungkapan sejumlah 78 item yang

dikembangkan oleh Bukh et al., (2005). Pengungkapan intellectual capital diukur melalui enam

dimensi meliputi karyawan, konsumen, teknologi informasi, proses, penelitian dan

pengembangan serta pernyataan strategi. Berikut akan dijabarkan enam dimensi pengukuran

intellectual capital yang berjumlah 78 itema menurut Bukh et al., (2005) yang dapat dilihat

pada Tabel 3.1.

------------ Tabel 3.1 ------------

Komisaris independen merupakan pihak netral yang diharapkan mampu menjembatani

asimetri informasi yang terjadi antara pemegang saham dengan pihak manajer perusahaan. Pada

penelitian ini, variabel komisaris independen diukur dengan membandingkan jumlah komisaris

independen dengan total dewan komisaris yang ada pada perusahaan (Nugroho, 2012).

Struktur kepemilikan saham merupakan jumlah saham yang dimiliki di dalam sebuah

perusahaan, baik oleh insider maupun publik (Marwata dalam Sutanto dan Supatmi, 2009).

Pada penelitian ini, variabel struktur kepemilikan saham diukur dengan besarnya proporsi

kepemilikan publik terhadap total saham yang beredar di akhir tahun (Sutanto dan Supatmi,

2009).

Profitabilitas merupakan variabel moderating dalam penelitian ini. Rasio profitabilitas

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aset, maupun modal sendiri (Taliyang, 2011). Dalam penelitian ini,

profitabilitas akan diukur dengan menggunakan return on assets (ROA), yaitu dengan

membandingkan laba setelah pajak dengan total aset (Marisanti, 2012).

Pengujian Hipotesis

Hasil uji dengan MRA yang dilakukan seperti yang disajikan dalam lampiran 6

menunjukkan bahwa secara simultan komisaris independen, struktur kepemilikan saham,

Page 8: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1221

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

moderasi antara profitabilitas dengan komisaris independen, dan moderasi antara profitabilitas

dengan struktur kepemilikan saham mempengaruhi tingkat pengungkapan intellectual capital.

Namun, berdasarkan hasil uji t, terlihat bahwa tidak ada satupun variabel independen maupun

moderasi antara profitabilitas dengan variabel independen lain yang berpengaruh pada variabel

dependen, yaitu pengungkapan intellectual capital.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square yang rendah, yaitu sebesar 0,055 atau

5,5%. Variabel independen dan moderasi antara profitabiltas dengan variabel independen disini

hanya mampu mempengaruhi tingkat pengungkapan intellectual capital sebesar 5,5%.

Sedangkan sisanya sebesar 94,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam

penelitian ini.

------------ Tabel 4.10 --------------

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diperoleh F hitung sebesar 2,35 yang mana lebih besar

dari F tabel (2,30) dan hasil uji signifikan sebesar 0,04 yang mana lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 0,05. Berarti komisaris independen,

struktur kepemilikan, profitabilitas, moderasi komisaris independen dan struktur kepemilikan

dengan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

intellectual capital.

Dua variabel independen yaitu komisaris independen, struktur kepemilikan, serta

moderasi antara komisaris independen dan struktur kepemilkan dengan profitabilitas tidak

menunjukkan signifikansi secara parsial. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi yang

lebih besar dari 0,05.

Pengujian pengaruh variabel komisaris independen memiliki koefisien negatif -0,083

dengan nilai signifikansi 0,576 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan, yaitu

0,05. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa komisaris independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Hipotesis 1 dalam

penelitian ini ditolak.

Semakin baik pelaksanaan tata kelola perusahaan maka semakin banyak informasi

yang diungkap (Khomsiyah dalam Purnomosidhi, 2006). Salah satu variabel corporate

governance adalah komisaris independen yang ada dalam penelitian ini yang diukur dengan

presentase pembagian komisaris independen dengan jumlah dewan komisaris perusahaan.

Komisaris independen adalah elemen krusial dalam dewan komisaris dalam konflik

agensi. Mereka dipekerjakan untuk memonitor perilaku manajer dan mengurangi asimetri

informasi, namun mereka memiliki keterlibatan yang terbatas dalam harian operasional dan

manajemen. Konsekuensinya, mereka terdorong untuk memberikan pengungkapan sukarela

lebih banyak untuk meminimalkan resiko yang dihadapi sehubungan dengan keterbatasan

tersebut sekaligus memproteksi reputasi mereka. Oleh karena itu, proporsi komisaris

independen dapat memperkuat insentif pengungkapan informasi sukarela. (Koesworosari,

2011)

Tetapi, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan White (dalam Istanti, 2009) dan Permatasari (2011) yang

Page 9: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1222

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

menyatakan bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

intellectual capital. Kondisi ini kemungkinan disebabkan karena:

Pertama, eksistensi komisaris independen dalam perusahaan nampaknya baru sekedar

menjadi pelengkap atau hanya untuk memenuhi kebutuhan formal semata. Komisaris

independen belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan, yaitu sebagai wujud implementasi

good corporate governance (Koesworosari, 2011). Hal ini dimungkinkan karena dalam

praktiknya terdapat kecenderungan bahwa komisaris independen tidak benar-benar independen

yang mana dapat semakin bertambah jika komisaris independen memiliki kinerja yang lemah.

Kedua, tidak adanya keharusan bagi perusahaan terdaftar untuk mengungkapkan

tentang kondisi dan struktur Corporate Governance khususnya yang berkaitan dengan

tanggung jawab dan independensi dewan komisaris (Istanti, 2009).

Ketiga, komisaris independen tidak mempengaruhi intellectual capital secara parsial

karena tingkat konservatisme. Konservatisme adalah kualitas angka-angka yang dilaporkan

dineraca atau laba dalam laporal L/R. Dengan komisaris independen yang jumlahnya relatif

besar, maka tugas dan wewenangnya mengawasi manajemen tidak optimal sehingga tingkat

konservatisme juga tidak optimal, ketidakoptimalan hasil mengakibatkan tidak optimal pula

informasi yang diungkapkan (Nugroho, 2012).

Pengujian pengaruh variabel struktur kepemilikan saham memiliki koefisien negatif -

0,020 dengan nilai signifikansi 0,834 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditentukan,

yaitu 0,05. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan saham

tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Hipotesis 2 dalam

penelitian ini ditolak.

Semakin besar kepemilikan publik berarti banyak pihak yang membutuhkan informasi

rinci mengenai perusahaan yang dituntut untuk dipublikasikan di dalam annual report,

termasuk informasi pengungkapan intellectual capital. Namun, tingkat pengungkapan

informasi intellectual capital perusahaan dalam penelitian ini tidak dipengaruhi secara

individual oleh struktur kepemilikan saham. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

Taliyang (2011) dan Artinah (2013) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.

Hal ini disebabkan dalam mengungkapkan informasi, tujuan perusahaan adalah

memberikan semua informasi yang dibutuhkan semua pengguna laporan tahunan perusahaan,

sehingga dapat memperoleh nama baik yang tinggi di mata publik (Amalia dalam Sutanto dan

Suptami, 2009). Oleh karena itu, perusahaan tidak terlalu mempertimbangkan presentase

kepemilikan saham baik yang dimiliki publik, insider,maupun perusahaan lain. Dapat dilihat

dari rata-rata tingkat kepemilikan publik perusahaan sampel masih rendah, yaitu 27,84%

sehingga dorongan publik atas pengungkapan informasi intellectual capital oleh perusahaan

juga relatif kecil.

Pengujian variabel moderate1 memiliki koefisien 0,410 yang mana koefisien ini lebih

besar dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Berdasarkan hasil pengujian

dapat disimpulkan bahwa profitabilitas bukan merupakan variabel pemoderasi yang dapat

menginteraksi hubungan antara komisaris independen dengan pengungkapan intellectual

capital. Hipotesis 3 dalam penelitian ini ditolak.

Berdasarkan output SPSS, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel

profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan komisaris

Page 10: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1223

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

independen dengan pengungkapan intellectual capital secara parsial. Dengan kata lain,

komisaris independen tidak dapat meningkatkan pengungkapan informasi intellectual capital

pada saat profitabilitas rendah, dan sebaliknya pada saat profitabilitas tinggi, komisaris

independen tidak dapat mengurangi pengungkapan intellectual capital.

Hasil ini tidak sejalan dengan asumsi peneliti, jika profitabilitas rendah maka komisaris

independen akan berusaha mengurangi asimetri informasi dan mengawasi manajer untuk

melakukan pengungkapan informasi intellectual capital secara lebih luas. Sebaliknya,

pengungkapan informasi intellectual capital akan lebih rendah jika profitabilitas perusahaan

tinggi karena komisaris ingin mengurangi biaya pelaporan informasi yang lebih luas sekaligus

melindungi keunggulan kompetitif perusahaan dari pihak luar.

Tidak berpengaruhnya profitabilitas dalam memoderasi hubungan antara komisaris

independen dengan pengungkapan intellectual capital disebabkan karena banyak perusahaan

sampel yang memiliki profitabilitas yang rendah (hasil rata-rata sampel 9,96), namun komisaris

independen tidak dapat mengendalikan perilaku manajer agar melakukan pengungkapan

informasi intellectual capital yang lebih luas. Biaya yang relatif besar untuk dapat melakukan

pengungkapan informasi membuat perusahaan tidak dapat mengungkapan intellectual capital

secara lebih luas, padahal jika perusahaan dapat memberikan pengungkapan informasi yang

lebih luas, hal ini dapat memberikan sinyal positif kepada para stakeholder bahwa perusahaan

sedang mengembangkan aset intellectual yang dapat menghasilkan produk yang lebih inovatif.

Pengujian variabel moderate2 memiliki koefisien 0,151 yang mana koefisien ini lebih

besar dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Berdasarkan hasil pengujian

dapat disimpulkan bahwa profitabilitas bukan merupakan variabel pemoderasi yang dapat

menginteraksi hubungan antara struktur kepemilikan dengan pengungkapan intellectual

capital. Hipotesis 4 dalam penelitian ini ditolak.

Berdasarkan hasil analisis MRA, diketahui bahwa variabel profitabilitas sebagai

variabel moderating juga tidak dapat memoderasi hubungan struktur kepemilikan saham

dengan pengungkapan intellectual capital secara parsial. Dengan kata lain, struktur

kepemilikan saham tidak dapat meningkatkan pengungkapan informasi intellectual capital

pada saat profitabilitas rendah, dan sebaliknya pada saat profitabilitas tinggi, struktur

kepemilikan tidak dapat mengurangi pengungkapan intellectual capital.

Profitabilitas menjadi tidak berpengaruh dalam memoderasi hubungan antara struktur

kepemilikan dengan pengungkapan intellectual capital dikarenakan profitabilitas yang rendah

seharusnya membuat perusahaan membutuhkan dana lebih banyak dari pihak eksternal yang

menyebabkan kenaikan kepemilikan modal publik yang harus diiringi dengan sinyal positif dari

perusahaan sehingga publik dapat menekan perusahaan agar dapat melakukan pengungkapan

informasi perusahaan secara lebih luas, termasuk intellectual capital.

Fakta dari hasil dari pengamatan ini menunjukkan rata-rata profitabilitas dari

perusahaan sampel masih rendah. Namun, struktur kepemilikan publik juga masih rendah (nilai

rata-rata struktur kepemilikan adalah 27,84) sehingga publik tidak dapat menekan perusahaan

untuk melakukan pengungkapan intellectual capital yang lebih luas.

Hal ini tidak sejalan dengan asumsi peneliti yaitu, jika profitabilitas rendah maka

perusahaan seharusnya meningkatkan kepemilikan publik karena membutuhkan dana pihak

eksternal yang lebih banyak sehingga tekanan publik juga tinggi agar perusahaan mau

mengungkapkan informasi intellectual capital secara lebih luas. Sebaliknya, pengungkapan

informasi intellectual capital akan lebih rendah jika profitabilitas perusahaan tinggi karena

Page 11: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1224

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

perusahaan tidak membutuhkan dana pihak eksternal sehingga struktur kepemilikan saham

publik juga rendah.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian data dalam penelitian menunjukkan bahwa

nilai rata-rata tingkat pengungkapan intellectual capital hanya sebesar 22 item dari 78 item

intellectual capital. Skor ini menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan informasi intellectual

capital dalam annual report perusahaan manufaktur masih relatif rendah.

Hasil uji secara simultan antara pengaruh komisaris independen, struktur kepemilikan

saham serta moderasi antara komisaris independen dan profitabilitas juga moderasi antara

struktur kepemilikan dan profitabilitas menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini berarti

secara bersama-sama komisaris independen, struktur kepemilikan saham dan moderasi antara

komisaris independen dan struktur kepemilikan dengan profitabilitas dalam penelitian ini

berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan intellectual capital.

Namun, hasil uji secara parsial menunjukkan bahwa secara individual komisaris

independen, struktur kepemilikan saham dan moderasi antara komisaris independen dan

struktur kepemilikan dengan profitabilitas dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan intellectual capital.

Profitabilitas sebagai variabel moderating dalam penelitian ini tidak mampu

memoderasi hubungan antara komisaris independen dan struktur kepemilikan terhadap

pengungkapan intellectual capital. Hal ini kemungkinan disebabkan walaupun profitabilitas

perusahaan sedang menurun, perusahaan tidak ingin kompetitor mengetahui sinyal positif

perusahaan sehingga perusahaan dengan sengaja melindungi keunggulan kompetitif mereka

dengan mengurangi pengungkapan informasi intellectual capital.

Beberapa keterbatasan yang ada di dalam penelitian ini, antara lain adanya subjektivitas

dalam mengukur tingkat pengungkapan informasi intellectual capital didalam laporan tahunan

perusahaan. Ada atau tidaknya informasi intellectual capital hanya didasarkan pada

pengungkapan informasi yang disampaikan perusahaan melalui annual report. Ada

kemungkinan perusahaan yang tidak mengungkapkan informasi intellectual capital karena

perusahaan tidak mengungkapkan informasi tersebut meskipun sebenarnya perusahaan

memiliki intellectual capital. Rendahnya nilai adjusted R square dalam penelitian ini juga

menunjukkan bahwa masih banyak variabel lain yang ikut mempengaruhi pengungkapan

informasi intellectual capital.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, implikasi yang dapat diberikan agar

penelitian berikutnya lebih baik, antara lain: pengungkapan intellectual capital saat ini masih

bersifat voluntary. Berangkat dari hasil penelitian ini diharapkan pemerintah dapat mendorong

perusahaan untuk meningkatkan pengungkapan intellectual capital dikarenakan permintaan

dari stakeholder agar perusahaan melakukan pengungkapan intellectual capital untuk

mengurangi information gap antara perusahaan dengan pengguna annual report. Implikasi

penelitian ini terhadap praktek lainnya adalah mendukung perusahaan untuk meningkatkan

pengungkapan intellectual capital didalam annual report pada saat profitabilitas perusahaan

menurun. Hal ini agar perusahaan memberikan sinyal positif kepada stakeholder bahwa

perusahaan sedang berinvestasi dalam bentuk intellectual capital.

Page 12: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1225

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini juga, saran yang dapat diberikan oleh

peneliti agar penelitian berikutnya lebih baik, antara lain: untuk penelitian selanjutnya dapat

memasukkan variabel lain yang memungkinkan peningkatan nilai adjusted R square, misalnya

ukuran perusahaan, umur perusahaan, tipe industri, pertumbuhan perusahaan, dan lain-lain.

Bisa juga menambahkan moderasi variabel lain untuk mengembangkan hasil penelitian tentang

pengungkapan intellectual capital. Penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian dengan

memperpanjang periode pengamatan serta objek yang berbeda, misalnya perusahaan perbankan

agar mendapatkan hasil yang lebih representative dan mendapatkan temuan yang lebih kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Artinah, Budi. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Intellectual Capital

pada Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal

Socioscientia Kopertis Wilayah XI Kalimantan Vol. 5, No. 2

Bukh, P.N., Nielsen, C., Gormsen, P., and Mouritsen, J. 2005. “Disclosure of Information on

Intellectual Capital in Danish IPO Prospectus”. Accounting, Auditing, and

Accountability Journal, Vol. 18 No. 6 pp. 713-732.

Ferreira, A.L., Branco, M.C, and Moreira, J.A. 2012. “Factors influencing intellectual capital

disclosure by Portuguese companies”. International Journal of Accounting and

Financial Reporting ISSN 2162-3082 Vol. 2, No. 2

Hadi, Nor. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela

dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta (Tesis).

Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 19. Salemba

Empat. Jakarta

Istanti, Sri Layla Wahyu. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela

Modal Intelektual (Tesis). Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Koesworosari, Ririk Yunita Hendry. 2011. Pengaruh Ownership Retention, Reputasi

Underwriter, Umur, dan Komisaris Independen terhadap Pengungkapan Intellectual

Capital dalam Prospektus IPO dengan Proprietary Cost sebagai Variabel Pemoderasi

(Tesis). Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret

Liana, Lie. 2009. “Penggunaan MRA dengan SPSS untuk Menguji Pengaruh Variabel

Moderating terhadap Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen”.

Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No. 2, Juli 2009 : 90-97 ISSN

0854-9524

Marisanti, Endang Kiswara. 2012. “Analisis Hubungan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan

Intellectual Capital”. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2, Tahun

2012, Halaman 1-11

Nugroho, Ahmadi. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intellectual Capital Disclosure

(ICD)”. Accounting Analysis Journal ISSN 2252-6765

Oliveira, Lidia., Lucia Lima Rodrigues., and Russel Craig. 2008. Applying Voluntary

Disclosure Theories to Intangible Reporting: Evidence from The Portuguese Stock

Market. www.ssrn.com

Page 13: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1226

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Permatasari, Venessa Dita. 2010. Praktik Intellectual Capital Disclosure dan Permintaan

Narrow Financial Based Stakeholders di Indonesia. Universitas Sebelas Maret

Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan

Publik di BEJ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No. 1, pp 1-20

Rahardian, Ariawan Aji dan Meiranto, Wahyu. 2011. “Analisis Pengaruh Intellectual Capital

terhadap Kinerja Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least

Square”. Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro

Rupidara, Neil S. 2008. “Modal Intelektual dan Strategi Pengembangan Organisasi dan Sumber

Daya Manusia”. Universitas Kristen Satya Wacana

Sawarjuwono, T. dan A. P. Kadir. 2003. “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran dan

Pelaporan (sebuah library research)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 5 (1): 35-57.

Sutanto, Felicia Dwiputri dan Supatmi. 2009. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap

Tingkat Pengungkapan Informasi Intellectual Capital di dalam Laporan Tahunan”.

Jurnal Akuntansi Universitas Diponegoro

Taliyang, S.M, Latif, R.A, and Mustafa, N.H. 2011. “The Determinants of Intellectual Capital

Disclosure among Malaysian Listed Companies”. International Journal of

Management and Marketing Research Vol. 4 No. 3

Trihendradi, Cornelius. 2013. Step by Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik. Edisi

Pertama. Andi.

Ulum, Ihyaul. 2007. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Perbankan di Indonesia (Tesis). Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas

Diponegoro

Yuniasih, Ni Wayan, Rasmini, Ni Ketut, dan Wirakusuma, Made Gede. 2011. “Pengaruh

Diversitas Dewan pada Luas Pengungkapan Modal Intelektual”. Makalah

dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011

Wardani, Rr. Puruwita. 2009. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan

Sukarela”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 14, No. 1, Mei 2012

Widarjo, Wahyu. 2011. “Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual”.

Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh 2011

Zulkarnaen, Eric Iskandarsjah dan Mahmud, Amir. 2013. “Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Luas Pengungkapan Intellectual Capital”. Jurnal Dinamika

Akuntansi Vol. 5, No. 1, Maret 2013, pp. 79-85 ISSN 2085-4277

Page 14: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1227

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Lampiran

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ICD Index 117 7 37 22.26 6.627

Komisaris Independen 117 .3 100.0 41.728 14.4150

Struktur Kepemilikan 117 1.04 820.00 27.8420 75.19268

Profitabilitas 117 -8.24 41.56 9.9664 10.93219

Valid N (listwise) 117

Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 18.923 1.897 9.975 .000

Komisaris

Independen

.046 .042 .101 1.103 .272 .986 1.014

Struktur Kepemilikan .001 .008 .015 .168 .867 .987 1.013

Profitabilitas .136 .056 .225 2.440 .016 .974 1.027

a. Dependent Variable: ICD Index

Heteroskedatisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 7.352 1.008 7.295 .000

Komisaris Independen -.031 .022 -.127 -1.386 .169

Struktur Kepemilikan -.006 .004 -.139 -1.516 .132

Profitabilitas -.055 .030 -.171 -1.850 .067

a. Dependent Variable: ABS_RES

Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .256a .065 .041 6.491 1.841

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Komisaris Independen

b. Dependent Variable: ICD Index

Page 15: Pengaruh Komisaris Independen dan Struktur Kepemilikan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5902/2/PROS_Reskino... · Fakultas Ekonomika dan Bisnis ... bentuk dari aktiva tidak

1228

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 117

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.40627526

Most Extreme Differences

Absolute .072

Positive .072

Negative -.050

Kolmogorov-Smirnov Z .784

Asymp. Sig. (2-tailed) .570

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil Pengujian Hipotesis

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .309a .096 .055 6.442

a. Predictors: (Constant), Moderate2, Komisaris Independen, Struktur

Kepemilikan, Profitabilitas, Moderate1

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 487.815 5 97.563 2.351 .045b

Residual 4606.493 111 41.500

Total 5094.308 116

a. Dependent Variable: ICD Index

b. Predictors: (Constant), Moderate2, Komisaris Independen, Struktur Kepemilikan,

Profitabilitas, Moderate1

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 22.157 2.896 7.651 .000

Komisaris Independen -.038 .068 -.083 -.561 .576

Struktur Kepemilikan -.002 .008 -.020 -.210 .834

Profitabilitas -.121 .151 -.200 -.801 .425

Moderate1 .005 .003 .410 1.502 .136

Moderate2 .005 .004 .151 1.226 .223

a. Dependent Variable: ICD Index