pengaruh kepribadian big five dan …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(the...

109
i PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Auliana Fitri 1112070000125 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

i

PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN KECERDASAN

SPIRITUAL TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Auliana Fitri

1112070000125

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

ii

Page 3: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

iii

Page 4: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

iv

Page 5: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

v

MOTTO

A champion is defined not by their wins

but by how they can recover

when they fall.

(Serena Williams)

DO WHAT YOU WANT TO DO. THIS IS YOUR LIFE, DON’T LET OTHERS

CONTROL YOURSELF!

(Writers, A.F)

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Mama Suparni dan Bapak Rusdi

Alhamdulillah, Ma, Pak, anakmu sudah jadi sarjana …..

Page 6: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Juli 2019

C) Auliana Fitri

D) Pengaruh Kepribadian Big Five dan Kecerdasan Spiritual Terhadap

Kesejahteraan Subjektif

E) xiii + 96 Halaman

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

kepribadian big five dan kecerdasan spiritual terhadap kesejahteraan

subjektif.

Kesejahteraan subjektif merupakan tingkat kesejahteraan yang

dialami individu berdasarkan evaluasi subyektif dalam hidup mereka.

Evaluasi ini bersifat positif dan negatif yang meliputi penilaian tentang

kepuasan hidup, reaksi afektif seperti kegembiraan dan kesedihan, serta

kepuasan dengan pekerjaan dan kesehatan. Penelitian ini menggunakan

metode analisis regresi berganda dengan responden sebanyak 169

karyawan PT. Aneka Tambang Geomin Tbk Jakarta. Alat ukur yang

digunakan adalah Flourishing Scale dan Scale of Positive and Negative

Experience (SPANE), The Big Five Inventory-2 Short Form (BFI-2-S) dan

The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (The SISRI-24).

Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

pengaruh yang signifikan kepribadian big five dan kecerdasan spiritual

terhadap kesejahteraan subjektif. Dalam penelitian ini terdapat dimensi

kepribadian big five, yaitu agreeableness, conscientiousness dan openness

toexperience yang memberikan pengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Pengaruh dari seluruh IV terhadap DV sebesar

29,8%. Kontribusi yang paling besar dari dimensi agreeableness dari

variabel kepribadian big five yaitu sebesar 12,9%. Artinya, sebesar 70,2%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

G) Bahan bacaan: 46; 3 Buku + 38 Jurnal + 4 Artikel + 1 Skripsi

H) Kata kunci: kesejahteraan subjektif, kepribadian big five, kecerdasan

spiritual.

Page 7: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2019

C) Auliana Fitri

D) The Influence of Big Five Personality and Spiritual Intelligence toward

Subjective Well-Being

E) xiii + 96 Pages

F) This study aimed to determine how the effect of big five personality and

spiritual intelligence on subjective well-being. Subjective wellbeing

described as the level of wellbeing people experience according to their

subjective evaluations of their lives. These evaluations, which can be both

positive and negative, include judgments and feelings about life

satisfaction, affective reactions such as joy and sadness to life events, and

satisfaction with work and health. This study used a regression analysis

method with 169 employees of PT. Aneka Tambang Geomin Tbk Jakarta.

The measuring instrument used Flourishing Scale and Scale of Positive

and Negative Experience (SPANE), The Big Five Inventory-2 Short Form

(BFI-2-S) and The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (The

SISRI-24).

The results showed that there was a significant effect of big five

personality and spiritual intelligence on subjective wellbeing. In this study

there are big five personality dimensions, namely agreeableness,

conscientiousness and openness to experience that have a significant effect

on subjective wellbeing. The influence of all IV on DV was 29.8%. The

biggest contribution from the agreeableness dimension of the big five

personality variables was 12.9%. 70.2% was influenced by other factors

outside of this study.

G) Reading Materials: 46; 3 Books + 38 Journals + 4 Articles + 1 Thesis

H) Keywords: subjective wellbeing, big five personality, spiritual intelligence

Page 8: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, dan

kasih sayang-Nya. Tidak lupa salam yang selalu tercurah kepada suri tauladan

kita, Nabi Muhammad SAW. dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa

syukur untuk segala anugerah dan kesempatan yang tiada terhitung. Sehingga saat

ini penulis dapat melalui dan menyelesaikan tugas akhir, yaitu skripsi.

Terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan banyak

pihak yang senantiasa membimbing penulis. Oleh karena itu, perkenankan penulis

untuk mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu, Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah

memberi kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si, selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pemikirannya untuk memberikan

bimbingan, memberikan inspirasi kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi ini, serta memberikan motivasi agar penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Ilmi Amalia, M.Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

sabar dalam membantu, mendukung dan memberi masukan selama masa

perkuliahan.

4. Ibu Liany Luzvinda, M.Si dan Bapak Miftahuddin, M.Si selaku dosen

penguji sidang komprehensif dan munaqosyah. Terima kasih sudah

memberikan masukan dan saran untuk kebaikan skripsi penulis.

5. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Rusdi dan Mama

Suparni yang selalu memberikan kasih sayang, kesabaran, kepercayaan,

dukungan baik moril maupun materil, serta doa yang tak pernah terputus

untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

ix

6. Untuk orang terkasih Mochamad Ryfan Anantiarno terima kasih telah

membantu, memberikan semangat, selalu mendukung serta menyediakan

waktu luang untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat penulis, yaitu Sarah, Desita, Agia, Ony, dan Bayu. Terima kasih

atas dukungan, bantuan, dan motivasi kepada penulis. Semoga segala

kebaikan dan ketulusan kalian dibalas oleh Allah SWT.

8. Teman-teman dalam grup Angkatan 2012, Grup Legend, EG 2012

Psikologi UIN, Kelas D, Sae, Anshor. Terima kasih banyak telah

membantu, memberi motivasi dan mengajarkan penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh dosen, staf dan pegawai perpustakaan, bidang akademik, bidang

umum, dan bidang keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang membantu serta memudahkan penulis dalam proses

administrasi.

10. Karyawan PT. Aneka Tambang Geomin Tbk Jakarta yang telah

meluangkan waktunya untuk menjadi responden dan khususnya ayahanda

Nadhila yang membantu penulis dalam penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

penulis ucapkan, untuk doa dan dukungan selalu diberikan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis tidak dapat membalas kebaikan yang telah kalian seemua berikan,

semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan lain yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena

itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menghasilkan karya

yang lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 30 Juli 2019

Penulis

Auliana Fitri

Page 10: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

ABSTRACT .............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL ...................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .............................................. 8

1.2.1. Pembatasan masalah........................................................................... 8

1.2.2. Perumusan masalah ............................................................................ 9

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Kesejahteraan Subjektif .................................................................................. 10

2.1.1. Definisi Kesejahteraan Subjektif........................................................ 10

2.1.2. Dimensi Kesejahteraan Subjektif ....................................................... 12

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subjektif ............ 13

2.1.4. Pengukuran Kesejahteraan Subjektif ................................................. 15

2.2. Kepribadian Big Five ..................................................................................... 15

2.2.1. Definisi Kepribadian .......................................................................... 15

2.2.2. Dimensi Tipe Kepribadian Big Five ................................................. 17

2.2.3. Pengukuran kepribadian Big Five ...................................................... 19

2.3. Kecerdasan Spiritual ...................................................................................... 19

2.3.1. Definisi Kecerdasan Spiritual ............................................................ 19

2.3.2. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual.................................................... 20

2.3.3. Pengukuran Kecerdasan Spiritual ...................................................... 22

2.4. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22

2.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 29

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..................................... 32

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................ 32

Page 11: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

xi

3.3. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 35

3.4. Prosedur Pengujian Alat Ukur ........................................................................ 38

3.4.1. Uji Validitas Konstruk ..................................................................... 38

3.4.2. Hasil Uji Validitas Konstruk Kesejahteraan Subjektif..................... 41

3.4.3. Hasil Uji Validitas Konstruk Extraversion ...................................... 43

3.4.4. Hasil Uji Validitas Konstruk Agreeableness.................................... 44

3.4.5. Hasil Uji Validitas Konstruk Conscientiousness ............................. 45

3.4.6. Hasil Uji Validitas Konstruk Neuroticsm ........................................ 46

3.4.7. Hasil Uji Validitas Konstruk Openness to Experience .................... 47

3.4.8. Hasil Uji Validitas Konstruk Critical Existential Thinking ............. 48

3.4.9. Hasil Uji Validitas Konstruk Personal Meaning Production .......... 49

3.4.10. Hasil Uji Validitas Konstruk Transcendental Awareness ............... 50

3.4.11. Hasil Uji Validitas Konstruk Conscious State Expansion .............. 51

3.5 Metode Analisis Data .................................................................................... 51

3.6. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 54

3.6.1. Persiapan Penelitian ......................................................................... 54

3.6.2. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 54

3.6.3. Pengolahan Data............................................................................... 55

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Responden ........................................................................ 56

4.2. Analisis Deskriptif ......................................................................................... 57

4.2.1. Kategorisasi variabel ........................................................................ 58

4.3. Uji Hipotesis Penelitian ................................................................................. 59

4.3.1. Pengujian proporsi varians masing-masing independent

variabel ............................................................................................ 65

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 67

5.2. Diskusi ........................................................................................................... 68

5.3. Saran ............................................................................................................... 74

5.3.1. Saran teoritis....................................................................................... 74

5.3.2. Saran praktis ....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 76

LAMPIRAN .............................................................................................................. 80

Page 12: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

xii

DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ...................................................................... 29

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Bobot Nilai Jawaban Skala Model Likert ............................................... 35

Tabel 3.2 Blueprint skala Kesejahteraan Subjektif .................................................. 36

Tabel 3.3 Blueprint skala Kepribadian Big Five ...................................................... 37

Tabel 3.4 Blueprint skala Kecerdasan Spiritual ....................................................... 38

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kesejahteraan Subjektif .......................................... 42

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Extraversion ............................................................ 43

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Agreeableness ......................................................... 44

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Conscientiousness ................................................... 45

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Neuroticism ............................................................. 46

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Openness to Experience .......................................... 47

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Critical Existential Thinking ................................... 48

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Personal Meaning Production ................................ 49

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Transcendental Awareness ..................................... 50

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Conscious State Expansion ..................................... 51

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .................................................................... 56

Tabel 4.2 Distribusi Skor Variabel Keseluruhan Responden ................................... 57

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor Variabel ........................................................ 58

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel Keseluruhan Responden .............................. 59

Tabel 4.5 Tabel R-square ......................................................................................... 60

Tabel 4.6 Tabel Anova ............................................................................................. 61

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi ........................................................................... 62

Tabel 4.8 Proporsi Varians untuk masing-masing Independent Variabel ............... 65

Page 13: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian ............................................................................... 81

Lampiran 2 Syntax Uji Validitas ............................................................................... 86

Lampiran 3 Path Diagram .......................................................................................... 90

Lampiran 4 Output Statistik ....................................................................................... 95

Page 14: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Andrews (1974) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kesejahteraan secara

luas dipahami sebagai tingkat kualitas hidup, sejauh mana kesenangan dan

kepuasan menjadi ciri keberadaan manusia serta sejauh mana individu dapat

menghindari berbagai kesengsaraan yang berpotensi muncul dari diri sendiri.

Beberapa tahun terakhir semakin banyak peneliti yang berfokus pada indikator

positif dari kesejahteraan subjektif (subjective well-being), termasuk pada

kepribadian, kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan kebahagiaan di tempat kerja.

Kesejahteraan merupakan masalah penting yang harus diperhatikan dalam

sebuah organisasi. Kesejahteraan di tempat kerja telah menjadi topik umum dalam

beberapa penelitian. Hal ini disebabkan karena karyawan menghabiskan lebih

banyak waktu mereka di tempat kerja. Pengalaman individu dalam bekera baik

yang bersifat emosional ataupun sosial pada akhirnya mempengaruhi

kesejahteraaan mereka (De Simone, 2014).

Danna & Griffin (1999) mengatakan bahwa kesehatan dan kesejahteraan

pekerja juga menjadi masalah penting. Kesehatan dan kesejahteraan berpotensi

mempengaruhi pekerja dan organisasi. Pekerja yang mengalami kurangnya

kesejahteraan di tempat kerja, kemungkinan akan menjadi kurang produktif, tidak

bisa membuat keputusan dengan baik, lebih sering absen dari pekerjaan dan tidak

dapat berkontribusi secara aktif untuk organisasi.

Page 15: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

2

Kesejahteraan subjektif merupakan tingkat kualitas dari keseluruhan diri

atau hidup sebagai bagian yang menyenangkan. Dengan kata lain, kesejahteraan

subjektif adalah bagaimana orang menyukai kehidupan yang dijalani. Veenhoven

menyatakan bahwa individu menggunakan dua komponen dalam mengevaluasi

hidup mereka, yaitu: perasaan dan pemikiran mereka. Komponen afektif seperti

tingkat hedonis, perasaan, emosi dan suasana hati akan pengalaman yang

menyenangkan (Veenhoven dalam Diener, 1994).

Kesejahteraan subjektif (subjective well-being) pekerja merupakan hal

dasar yang dirasakan dan harus dipenuhi oleh pekerja itu sendiri. Kesejahteraan

subjektif mengacu pada bagaimana orang menilai hidup mereka. Karyawan

memiliki SWB yang tinggi jika dia (a) puas dengan pekerjaannya dan (b) lebih

sering mengalami emosi positif dan jarang mengalami emosi negatif. Pertama

mengacu pada kepuasan kerja sebagai evaluasi kognitif dari pekerjaannya.

Terakhir mengacu pada pengalaman emosi positif karyawan di tempat kerja

seperti indikasi keterlibatan, kebahagiaan atau kepuasan kerja (sebagai

pengalaman afektif). Sebaliknya, karyawan yang mengalami emosi negatif di

tempat kerja mungkin menderita kelelahan atau bisa menjadi gila kerja (Diener et.

al dalam Bakker, 2011).

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat telah terjadi

pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 6.272 orang pada semester I tahun

2016. PHK 4 kabupaten / kota. DKI Jakarta

sebanyak 1.048 orang yang terdiri dari sektor perdagangan, jasa, investasi,

Page 16: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

3

keuangan, pertambangan, infrastruktur, utilitas, transportasi, sektor industri serta

pendidikan (Liputan6.com, 11 Jul 2016).

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 pasal 1 tentang

ketenagakerjaan dikatakan bahwa pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran

hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak

dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha. Namun, dalam undang-undang juga

terdapat poin tentang kesejahteraan pekerja yang harus dipenuhi oleh perusahaan

baik kebutuhan dan keperluan yang bersifat jasmani maupun rohani. Rizki dan

Sadida (2019) dalam penelitiannya mengatakan bahwa semakin tinggi job

insecurity, maka semakin rendah kesejahteraan yang dirasakan para pekerja

dimana perusahaan tempat mereka bekerja menerapkan sistem PHK.

Kesejahteraan bagi pekerja menjadi masalah yang serius untuk ditangani

agar dapat memberikan kehidupan yang layak bagi masing-masing individu.

Organisasi modern mengharapkan karyawan mereka untuk menjadi proaktif dan

menunjukkan inisiatif, bertanggung jawab untuk pengembangan profesional

mereka sendiri, dan harus berkomitmen untuk standar kinerja yang berkualitas

tinggi. Karyawan yang dibutuhkan adalah karyawan yang energik dan

berdedikasi, dimana organisasi membutuhkan tenaga kerja yang terlibat dalam

organisasi itu sendiri (Bakker & Oerlemans, 2011).

Campbell, Converse, dan Rodgers (dalam Diener 1994) mengatakan

kepuasan, komponen kognitif, sebagai penerimaan akan perbedaan yang

dirasakan antara aspirasi dan prestasi, mulai dari persepsi akan pemenuhan

kebutuhan hingga menerima kekurangan. Kepuasan menyiratkan pengalaman

Page 17: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

4

penilaian atau kognitif, sementara kebahagiaan menyiratkan pengalaman perasaan

atau afeksi.

Ed Diener, Marissa Diener & Carol Diener (2009) mengemukakan

penelitian yang di lakukan mengenai kesejahteraan subjektif terhadap mahasiswa

di 55 negara. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa pendapatan, individualisme

dan hak asasi manusia merupakan variabel yang konsisten dan menjadi prediktor

yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efek pendapatan terhadap kesejahteraan subjektif. Memiliki pendapatan

besar adalah salah satu prediktor kesejahteraan subjektif, hal ini memungkinkan

bahwa orang-orang dengan pendapatan yang lebih besar akan memiliki

kesejahteraan subjektf yang lebih besar pula (Emmons dalam Diener et al, 2009).

Easterlin (dalam Diener et al, 2009) berpendapat bahwa orang cenderung

membandingkan pendapatan mereka kepada orang-orang yang berada di sekitar

mereka, dan karena itu perbedaan pendapatan antara negara yang di lakukan tidak

menghasilkan perbedaan dalam kesejahteraan subjektif.

Eddington dan Shuman (2008) dalam penelitiannya menyimpulkan

beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu antara lain,

pendidikan, pendapatan, kepribadian dan temperamen, harga diri, self-efficacy,

kompetensi, usia, tujuan yang ingin dicapai, status sosial ekonomi, budaya,

agama, gender, pernikahan-perceraian, hubungan sosial dengan orang lain,

aktivitas yang dilakukan, keamanan diri, kesehatan, kepuasan kerja, waktu luang,

dukungan sosial dan optimisme.

Page 18: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

5

Librán (2006) melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara

dimensi kepribadian (extraversion dan neuroticism) dengan kesejahteraan

subjektif. Berdasarkan analisis regresi mengungkapkan bahwa variabel

kepribadian neuroticism memiliki hubungan yang tinggi terhadap kesejahteraan

subjektif. Analisis regresi juga menunjukkan bahwa 44% dari kesejahteraan

subjektif dipengaruhi oleh neuroticism, sedangkan extraversion hanya

memberikan sumbangsi sebesar 8%. Hayes dan Joseph (dalam Libran, 2006)

menyatakan bahwa orang cenderung lebih bahagia daripada yang lain karena

kepribadian mereka. Demikian juga, Costa dan McCrae (dalam Libran, 2006)

meyakini bahwa kepuasan dengan kehidupan terkait dengan tingkat extraversion

yang tinggi serta rendahnya tingkat neuroticism.

Grant et al (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat

hubungan yang positif antara variabel extraversion dan conscientiousness serta

hubungan yang negatif terhadap neuroticism. Extraversion berkorelasi sangat

tinggi dengan afek positif pada kesejahteraan, sedangkan neuroticism tinggi

dengan afek negatif dari kesejahteraan. Conscientiousness menunjukan hubungan

terhadap kedua afek baik positif maupun negatif dari dimensi kesejahteraan.

Agreeableness menunjukkan hubungan yang lemah terhadap afek negative

kesejahteraan. Openness tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

kesejahteraan.

Hayes dan Joseph (2003) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

neuroticism dan extraversion adalah dimensi kepribadian yang terkait dengan

kesejahteraan subjektif. Namun, hasil dari penelitiannya juga menunjukkan bahwa

Page 19: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

6

conscientiousness adalah dimensi tambahan dari kepribadian yang relevan untuk

memahami kesejahteraan subjektif. Penelitian ini menjadi salah satu penelitian

yang menjadikan dimensi conscientiousness yang memiliki kontribusi terhadap

kesejahteraan.

King & DeCicco (2009) berpendapat bahwa kecerdasan spiritual adalah

seperangkat kemampuan mental adaptif berdasarkan non-material dan aspek

transenden realitas. Lebih lanjut lagi, King dan DeCicco membagi kecerdasan

spiritual ke dalam empat komponen yaitu (1) critical existential thinking, (2)

personal meaning production, (3) transcendental awareness, and (4) conscious

state expansion. Pemikiran eksistensial kritis digambarkan sebagai kapasitas

seorang individu untuk secara kritis merenungkan makna, tujuan, dan hal

eksistensial lainnya / masalah metafisik dalam kaitannya dengan keberadaan

seseorang. Kemampuan untuk memperoleh makna pribadi dan tujuan dari semua

pengalaman fisik dan mental, termasuk kemampuan untuk membuat dan

menguasai tujuan hidup dianggap sebagai produksi makna pribadi. Kesadaran

transendental merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi pola diri, orang lain,

dan dunia fisik selama keadaan kesadaran normal, disertai dengan kemampuan

untuk mengidentifikasi hubungan mereka dengan diri sendiri dan dunia fisik.

Perluasan keadaan sadar merupakan kemampuan untuk masuk dan keluar keadaan

sadar yang lebih tinggi / kesadaran spiritual pada diri sendiri.

Vaughan (2002) mengatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan cara

individu dalam memberikan arti dan merasa terhubung dengan kekuatan yang

lebih besar dari diri. Kecerdasan spiritual merupakan salah satu dari beberapa

Page 20: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

7

jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan secara independen dan memberikan

kontribusi untuk kesejahteraan dan pembangunan manusia yang sehat secara

keseluruhan.

Sood, Bakhti & Gupta (2012) melakukan penelitian antara kepribadian,

kecerdasan spiritual dan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa di dua

universitas berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan

antara kepribadian, kecerdasan spiritual dan kesejahteraan di kalangan mahasiswa.

Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa perbedaan kepribadian dan

kecerdasan spiritual memiliki hubungan positif antara dimensi personal meaning

production pada kecerdasan spiritual dan dua sifat kepribadian yaitu

agreeableness and neuroticism. Hubungan yang signifikan muncul antara dimensi

transcendental awareness dari kecerdasan spiritual dan openness to experience

dari variabel kepribadian big five.

Fokus penelitian adalah mengenai kesejahteraan subjektif pada karyawan

di sebuah perusahaan. Banyak faktor yang bisa di hubungan dengan kesejahteraan

subjektif. Kesempatan kali ini, peneliti akan menghubungkannya dengan

personality (kepribadian) serta kecerdasan spiritual. Berdasarkan dari penjelasan

yang telah penulis paparkan diatas, kesejahteraan subjektif dianggap penting

untuk diteliti. Sejauh ini penulis belum banyak menemukan studi literatur yang

mengukur kepribadian big five dan kecerdasan spiritual terhadap pekerja. Hal ini

m k g k k k m g “P g h

Kepribadian Big Five dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kesejahteraan

S j k f”.

Page 21: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

8

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak meluas maka dari itu perlu adanya pembatasan

penelitian. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepribadian big five dan

kecerdasan spiritual dengan variabel terikat (subjective well-being) yang memiliki

dua dimensi yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif. Untuk lebih jelasnya,

maka penulis membatasi penelitian ini hanya kepada :

1. Kesejahteraan subjektif didefinisikan sebagai tingkat kesejahteraan yang

dialami individu berdasarkan evaluasi subyektif dalam hidup mereka.

Evaluasi ini bersifat positif dan negatif yang meliputi penilaian tentang

kepuasan hidup, reaksi afektif seperti kegembiraan dan kesedihan, serta

kepuasan dengan pekerjaan dan kesehatan (Diener & Ryan, 2009).

2. Kepribadian big five menurut Soto, C. J. (2018) adalah pola khas dari

pemikiran, perasaan, atau perilaku yang cenderung konsisten dari waktu ke

waktu dan melintasi situasi yang relevan.. Lima sifat kepribadian tersebut

adalah extraversion, agreeableness, consciountiousness, neuroticism dan

openness to experience.

3. Kecerdasan Spiritual menurut King & DeCicco (2009) merupakan satu set

kapasitas mental yang berkontribusi terhadap kesadaran, integrasi, dan

aplikasi adaptif dari aspek non-materi yang mengarah ke hasil peningkatan

makna dan penguasaan area spiritual. Terdapat empat dimensi, yaitu

critical existential thinking, personal meaning production, transcendental

awareness dan conscious state expansion.

Page 22: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

9

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, muncul beberapa permasalahan

yang kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh variabel kepribadian big five dan variabel

kecerdasan spirtual terhadap kesejahteraan subjektif?

2. Seberapa besar proporsi varian dari variabel kesejahteraan subjektif yang

dapat secara bersama-sama diprediksi oleh variabel kepribadian big five

dan kecerdasan spiritual terhadap kesejaheraan subjektif?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah :

1. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dari variabel kepribadian big

five dan kecerdasan spiritual terhadap kesejahteraan subjektif.

2. Mengetahui besar sumbangsi masing-masing variabel kepribadian big five

dan kecerdasan spiritual terhadap kesejahteraan subjektif.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat berupa

manfaat teoritis yaitu penelitian ini sebagai dasar untuk menjelaskan pengaruh

kepribadian big five dan kecerdasan spiritual terhadap kesejahteraan subjektif,

serta memberikan sumbangan dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi.

Manfaat praktis yaitu penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan

masukan terhadap pihak terkait baik perusahaan ataupun karyawan yang bekerja

di PT. Aneka Tambang Geomin Tbk di Jakarta.

Page 23: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kesejahteraan Subjektif

2.1.1 Definisi Kesejahteraan Subjektif

Kesejahteraan subjektif adalah gambaran tingkat kesejahteraan yang dialami

individu berdasarkan evaluasi subyektif dalam hidup mereka. Evaluasi ini bersifat

positif dan negatif dimana meliputi penilaian tentang kepuasan hidup, reaksi

afektif seperti kegembiraan dan kesedihan, serta kepuasan dengan pekerjaan dan

kesehatan (Diener & Ryan, 2009).

Teori diatas, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Diener, Oishi & Lucas

(2003) dimana kesejahteraan subjektif adalah evaluasi individu mengenai

kehidupannya, termasuk kepuasan hidup, pernikahan dan pekerjaan serta tingkat

emosi negatif yang rendah. Diener, Suh, Lucas & Smith (1999) mengatakan

individu memiliki kesejahteraan subjektif tinggi jika memiliki emosi positif,

mampu melihat suatu hal dari sisi positif, tidak terpaku dalam peristiwa buruk

yang pernah dialami, memiliki sumber daya yang memadai dan hidup dalam

masyarakat dengan keadaan ekonomi yang berkembang.

Andrew dan Withey (dalam Diener, 1994) mengatakan bahwa

kesejahteraan subjektif adalah cara individu dalam menilai kualitas kehidupannya

dengan mengevaluasi baik secara kognitif maupun afektif. Teori tersebut memiliki

kesamaan dengan yang dikemukakan oleh Veenhouven (dalam Diener, 1994)

dimana menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif merupakan tingkat seseorang

Page 24: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

11

menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang diharapkan dan mampu

merasakan emosi yang menyenangkan.

Kesejahteraan subjektif ditentukan dengan bagaimana individu

mengevaluasi informasi atau kejadian yang dialami. Proses ini melibatkan peran

kognitif yang aktif karena menentukan bagaimana informasi tersebut akan diatur.

Cara yang digunakan untuk mengevaluasi suatu peristiwa juga dipengaruhi oleh

temperamen, mood, pengaruh budaya serta situasi yang terjadi pada saat itu.

Evaluasi kognitif dilakukan saat seseorang memberikan penilaian secara sadar dan

mampu menilai kepuasaan mereka terhadap kehidupan secara keseluruhan.

Dengan kata lain kesejahteraan subjektif mencakup evaluasi kognitif dan afektif

(Diener, 2000).

Kesejahteraan subjektif menunjukkan kepuasan hidup dan evaluasi

terhadap domain-domain kehidupan yang penting seperti pekerjaan dan kesehatan.

Juga termasuk emosi yang dirasakan seperti keceriaan, rendahnya pengalaman

emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, dan ketakutan. Kebahagiaan adalah

nama yang diberikan untuk pikiran dan perasaan yang positif terhadap hidup

seseorang (Ed Diener & Robert Biswas-Diener, 2008).

Kesejahteraan subjektif adalah gambaran tingkat kesejahteraan yang

dialami individu berdasarkan evaluasi subyektif dalam hidup. Evaluasi ini bersifat

positif dan negatif dimana meliputi penilaian tentang kepuasan hidup, reaksi

afektif seperti kegembiraan dan kesedihan. Penulis dalam penelitian ini akan

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Diener & Ryan (2009).

Page 25: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

12

2.1.2 Dimensi Kesejahteraan Subjektif

Diener (1994) menyatakan adanya 2 komponen umum dalam

kesejahteraan subjektif yaitu dimensi kognitif dan dimensi afektif.

1. Dimensi kognitif : merupakan evaluasi terhadap kepuasan hidup individu.

Evaluasi tersebut dapat dibagi menjadi evaluasi umum (life satisfaction) dan

evaluasi khusus (domain satisfaction).

a. Life satisfaction merupakan penilaian kognitif seseorang mengenai

kehidupannya, apakah kehidupan yang dijalaninya berjalan dengan baik.

Ini merupakan perasaan cukup, damai dan puas, dari kesenjangan antara

keinginan dan kebutuhan dengan pencapaian dan pemenuhan.

b. Domain satisfaction merupakan evaluasi individu di berbagai bidang

kehidupannya seperti bidang yang berkaitan dengan diri sendiri, keluarga,

kelompok teman sebaya, kesehatan, keuangan, pekerjaan, dan waktu

luang. Dan hal ini sangat bergantung pada budaya dan bagaimana

kehidupan seseorang itu terbentuk. (Diener, 1984). Dimensi ini dapat

dipengaruhi oleh afek namun tidak mengukur emosi seseorang (Diener,

2000).

2. Dimensi Afektif : merupakan dimensi dasar dari kesejahteraan subjektif

dimana termasuk mood dan emosi yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan. Dimensi afek mencakup :

a. Afek positif yaitu emosi positif yang menyenangkan (Diener, 2000).

Diener et al (2003) mengatakan dimensi afektif ini merupakan hal yang

sentral untuk kesejahteraan subjektif. Dimensi afek memiliki peranan

Page 26: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

13

dalam mengevaluasi kesejahteraan karena dimensi afek memberi

kontribusi perasaan menyenangkan dan perasaan tidak menyenangkan

pada pengalaman personal.

b. Afek negatif yaitu emosi dan mood yang tidak menyenangkan, dimana

kedua afek ini berdiri sendiri dan masing-masing memiliki frekuensi dan

intensitas (Diener, 2000).

Kedua afek berkaitan dengan evaluasi seseorang karena emosi muncul dari

evaluasi yang dibuat oleh orang tersebut. Diener (1984) juga mengungkapkan

bahwa keseimbangan tingkat afek merujuk kepada banyaknya perasaan positif

yang dialami dibandingkan dengan perasaan negatif.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subjektif

Ada beragam faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif individu, yaitu:

1. Perbedaan Jenis Kelamin

Eddington dan Shuman (2008) melakukan penelitian yang menunjukkan hanya

terdapat sedikit perbedaan kebahagiaan antara pria dan wanita. Wanita lebih

banyak merasakan emosi negatif dan depresi dibandingkan dengan pria, dan lebih

banyak mencari bantuan terapis untuk mengatasi gangguan ini. Namun pria dan

wanita memperlihatkan tingkat kebahagiaan global yang sama. Shuman

menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena wanita mengakui adanya perasaan

tersebut sedangkan pria menyangkalnya. Diener (2009) menyatakan secara umum

tidak terdapat perbedaan ksejahteraan subjektif yang signifikan antara pria dan

wanita. Namun wanita memiliki intensitas perasaan negatif dan positif yang lebih

banyak dibandingkan pria.

Page 27: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

14

2. Agama dan Spiritualitas

Diener et al (2009) menyatakan bahwa orang yang religius cenderung memiliki

tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, dan lebih spesifik. Individu yang aktif

mengikuti pelayanan spiritual, memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, dan

rajin berdoa dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.

Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif

berkorelasi signifikan dengan keyakinan agama (Eddington & Shuman, 2008).

Pengalaman keagamaan menawarkan kebermaknaan hidup, termasuk

kebermaknaan pada masa krisis. Taylor dan Chatters (dalam Eddington &

Shuman, 2008) menyatakan agama juga menawarkan pemenuhan kebutuhan

sosial seseorang melalui keterbukaan pada jaringan sosial yang terdiri dari orang-

orang yang memiliki sikap dan nilai yang sama. Diener (2009) juga

mengungkapkan bahwa hubungan positif antara spiritualitas dan keagamaan

dengan kesejahteraan subjektif berasal dari makna dan tujuan sosial dan dukungan

yang diberikan oleh organisasi keagamaan.

3. Kecerdasan Spiritual

Srivastava (2016) mengatakan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dapat

membantu memenuhi potensi kemampuan yang dimiliki individu berdasarkan

fungsi non-kognitif dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan untuk mencapai

pengetahuan dan kebijaksanaan yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan

Seftiani dan Herlena (2018) menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual dapat

memprediksi kesejahteraan subjektif.

Page 28: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

15

4. Kepribadian

Tatarkiewicz (dalam Diener, 1984) menyatakan bahwa kepribadian merupakan

hal yang lebih berpengaruh pada kesejahteraan subjektif dibandingkan dengan

faktor lainnya. Hal ini dikarenakan beberapa variabel kepribadian menunjukkan

kekonsistenan dengan kesejahteraan subjektif diantaranya self esteem. DeNeve

dan Cooper (1998) mengidentifikasi 137 trait kepribadian yang berhubungan

dengan kesejahteraan subjektif adalah extraversion dan neurotism. McCrae &

Costa (1991) dalam penelitiannya mengatakan bahwa neuroticism memiliki

hubungan negative dengan kesejahteraan. Sedangkan extraversion memiliki

hubungan yang positif dengan kesejahteraan.

2.1.4 Pengukuran Kesejahteraan Subjektif

Pengukuran kesejahteraan subjektif dapat dilakukan dengan menggunakan skala

berikut :

1. Flourishing Scale yang dikembangkan oleh Diener dan Biswas (2009)

terdiri dari 8 item pernyataan. Alat ukur ini menggunakan skala model Likert

dengan menggunakan skala respon 1-7.

2. Scale of Positive and Negative Experience (SPANE) yang dikembangkan

oleh Diener dan Biswas (2009) yang terdiri dari 12 item pernyataan yang

digunakan untuk mengukur aspek positif dan negatif pada karyawan.

2.2 Kepribadian Big Five

2.2.1 Definisi Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya

konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku. Berdasarkan pengertian tersebut

Page 29: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

16

dapat dimengerti bahwa individu bisa fokus terhadap banyaknya aspek yang ada

pada diri sendiri. Dimana pola perilaku yang konsisten sudah mulai muncul

karena pengaruh perbedaan lingkungan. Salah satu unit analisis yang kerap

digunakan untuk mendeskripsikan struktur kepribadian adalah sifat atau ciri

kepribadian (personality trait). Susunan sifat merujuk kepada tingkat konsistensi

respon individual yang muncul terhadap berbagai situasi (Pervin, Cervone &

John, 2004)

K k y “persona” y g mengacu pada

pertunjukkan menggunakan topeng dalam drama Yunani. Pada saat itu, aktor

dalam drama tersebut memakai sebuah topeng (persona) untuk memproyeksikan

sebuah peran atau pertunjukkan. Para ilmuan psikologi menggunakan istilah

kepribadian (personality) untuk mengacu pada sesuatu yang lebih dari sekedar

bermain peran (Feist & Feist, 2006).

Soto, C. J. (2018) menyatakan bahwa kepribadian adalah pola khas setiap

individu yang berasal dari pemikiran, perasaan, atau perilaku yang cenderung

konsisten dari waktu ke waktu dan melintasi situasi yang relatif sama. Sifat

kepribadian berkembang sepanjang rentang hidup, sehingga dapat diamati dan

diukur. Beberapa sifat dapat diwujudkan melalui perilaku yang berbeda selama

periode perkembangan. Sifat atau trait dalam kepribadian dibagi menjadi lima,

yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to

experience.

Kepribadian adalah pola khas setiap individu yang berasal dari pemikiran,

perasaan, atau perilaku yang cenderung konsisten dari waktu ke waktu dan

Page 30: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

17

melintasi situasi yang relatif sama. Terdapat lima trait dalam kepribadian yaitu

extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness to

experience. Penulis menggunakan definisi kepribadian menurut Soto, C. J. (2018)

dalam penelitian ini.

2.2.2 Dimensi Tipe Kepribadian Big Five

Trait merupakan suatu pola tingkah laku yang relatif menetap secara terus

menerus dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan. Sifat

dalam kepribadian big five adalah sebagai berikut.

1. Extraversion

Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian. Extraversion

dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut Soto (2018) extraversion

mewakili perbedaan individu dalam keterlibatan sosial, ketegasan, dan tingkat

energi. Individu yang memiliki sifat extaversion tinggi sangat menikmati

bersosialisasi dengan orang lain, merasa nyaman mengekspresikan diri dalam

situasi kelompok, dan sering mengalami emosi positif seperti antusiasme dan

kegembiraan. Sebaliknya, individu yang nilai extraversion rendah cenderung

tertutup secara sosial dan emosional serta tidak suka bergaul dengan orang lain.

2. Agreeableness

Menurut Feist & Feist (2006), agreeableness sering disebut social adaptability

atau likability yang mengidentifikasikan seseorang yang ramah, memiliki

kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki

kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Dimensi agreeableness membedakan

antara orang-orang yang berhati lembut dengan mereka yang kejam.

Page 31: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

18

Orang-orang yang memiliki nilai agreeableness tinggi cenderung lebih

mudah memiliki kepedulian emosional terhadap kesejahteraan orang lain,

memperlakukan orang lain dengan cara memperhatikan hak dan keinginan pribadi

mereka, dan secara umum memiliki penilaian yang positif tentang orang lain.

Sedangkan individu yang nilai agreeableness nya rendah cenderung kurang

menghargai orang lain dan norma sosial tentang kesopanan yang berlaku (Soto,

2018).

3. Conscientiousness

Conscientiousness mewakili perbedaan dalam organisasi, produktivitas, dan

tanggung jawab. Individu dengan nilai conscientiousness tinggi lebih memilih

ketertiban dan hal yang sudah terstruktur, bekerja terus-menerus untuk mengejar

tujuan mereka, berkomitmen untuk memenuhi tugas dan kewajiban mereka.

Sedangkan individu dengan nilai conscientiousness rendah merasa nyaman

dengan gangguan yang ada, kurang termotivasi untuk menyelesaikan tugas serta

lebih senang dalam menunda pekerjaan (Soto, 2018).

4. Neuroticism

Neuroticism menggambarkan stabilitas emosi dengan cakupan-cakupan perasaan

negatif. Individu yang sangat neurotik cenderung mengalami kecemasan,

kesedihan, dan perubahan suasana hati, sedangkan individu yang stabil secara

emosional cenderung tetap tenang dan ulet bahkan dalam keadaan sulit (Soto,

2018).

Page 32: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

19

5. Openness to Experience

Menurut Soto (2018) openness to experience mewakili perbedaan dalam

keingintahuan intelektual, sensitifitas estetika, dan imajinasi. Individu yang sangat

terbuka menikmati pemikiran dan pembelajaran, peka terhadap seni dan

keindahan, dan menghasilkan ide-ide orisinal, sedangkan individu yang tertutup

cenderung memiliki minat intelektual dan kreatif yang sempit.

2.2.3 Pengukuran Kepribadian Big Five

Pengukuran kepribadian big five dapat menggunakan skala The Big Five

Inventory-2-S (The BFI-2-S) yang dikembangkan oleh Oliver P. John dan

Christopher J. Soto (2017), The BFI-2-S merupakan pengembangan dari The

BFI-2. Menurut John dan Soto (2009), BFI meneliti kepribadian pada tingkat

yang lebih spesifik dan membantu menuju pemahaman yang komprehensif

tentang struktur kepribadian. Tes ini terdiri dari 30 item pertanyaan untuk lima

dimensi kepribadian dan dapat digunakan untuk menjelaskan isu-isu penting pada

orang dewasa.

2.3 Kecerdasan Spiritual

2.3.1 Definisi Kecerdasan Spiritual

King dan DeCicco (2009) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai satu set

kapasitas mental yang berkontribusi terhadap kesadaran, integrasi, dan aplikasi

adaptif aspek nonmateri dan hal yang disadari di area transenden. Dimana hal

tersebut mengarah ke hasil seperti pemikiran eksistensial secara mendalam,

peningkatan makna, pengakuan transendensi diri, dan penguasaan area spiritual.

Page 33: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

20

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk memecahkan persoalan

makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam

konteks makna yang lebih luas, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau

jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain (Zohar dan

Marshall, 2000).

Vaughan (2002) menyatakan bahwa kecerdasan spiritual berkaitan dengan

kehidupan batin, jiwa, dan keberadaan individu di dunia. Kecerdasan spiritual

muncul ketika kesadaran individu berkembang menjadi kesadaran yang lebih

mendalam saat memikirkan kehidupan, tubuh, pikiran, jiwa, dan roh. Latihan yang

dilakukan secara disiplin dapat membantu mengembangkan kecerdasan spiritual

dan dapat membantu seseorang membedakan kenyataan dan ilusi.

Kecerdasan spiritual adalah satu set kapasitas mental yang berkontribusi

terhadap kesadaran, integrasi, dan aplikasi adaptif terhadap aspek nonmateri

seperti terciptanya alam semesta, ruh, kematian, cara mencapai tujuan hidup dan

keberadaan Tuhan. Penulis menggunakan teori yang dikemukan oleh King dan

DeCicco (2009) dalam penelitian ini.

2.3.2 Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual

Terdapat empat komponen atau aspek-aspek kecerdasan spiritual yang masing-

masing mewakili pengukuran kecerdasan spiritual secara menyeluruh, yaitu:

1. Critical Existential Thinking (CET)

Komponen pertama dari kecerdasan spiritual melibatkan kemampuan untuk secara

kritis merenungkan makna, tujuan, dan isu-isu eksistensial atau metafisik lainnya

(misalnya realitas, alam semesta, ruang, waktu, dan kematian). Berpikir

Page 34: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

21

eksistensial secara kritis dapat diterapkan untuk setiap masalah hidup, karena

setiap objek atau kejadian dapat dilihat dalam kaitannya dengan eksistensi

seseorang. King memformulasikan komponen ini pada unsur eksistensi, makna

peristiwa, kehidupan setelah kematian, hubungan manusia dan alam semesta serta

hubungan dengan Tuhan. Penelitian yang dilakukan tidak merujuk kepada agama

tertentu atau non-agama sekalipun.

2. Personal Meaning Production (PMP)

Komponen inti kedua didefinisikan sebagai kemampuan untuk

membangun makna pribadi dan tujuan dalam semua pengalaman fisik dan mental,

termasuk kemampuan untuk membuat dan menguasai tujuan hidup. Nasel (2004;

dalam King, 2009) setuju bahwa kecerdasan spiritual melibatkan kontemplasi

makna simbolis dari kenyataan dan pengalaman pribadi untuk menemukan tujuan

dan makna dalam semua pengalaman hidup. King memformulasikan komponen

ini pada unsur-unsur kemampuan adaptasi dari makna, tujuan hidup, alasan hidup,

makna kegagalan, mengambil keputusan sesuai dengan tujuan hidup, serta makna

dan tujuan dari kejadian sehari-hari.

3. Transcendental Awareness (TA)

Komponen ketiga melibatkan kemampuan untuk melihat dimensi transenden diri,

orang lain, dan dunia fisik (misalnya non-material) dalam keadaan normal

maupun dalam keadaan membangun area kesadaran. Wolman (2001; dalam King,

2009) menjelaskan kesadaran transendental sebagai kemampuan untuk merasakan

dimensi spiritual kehidupan, mencerminkan apa yang sebelumnya digambarkan

sebagai merasakan kehadiran Tuhan secara lebih nyata dan umum dari indera kita.

Page 35: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

22

King memformulasikan komponen ini kepada aspek non-fisik dan non-materi.

Individu mampu merasakan aspek non-fisik dan non-materi, memahami hubungan

antar manusia, mendefinisikan non-fisik (ruh) serta kualitas kepribadian/emosi.

4. Conscious State Expansion (CSE)

Komponen terakhir dari model ini adalah kemampuan untuk memasuki area

kesadaran spiritual (misalnya kesadaran murni, dan kesatuan) atas keinginannya

sendiri. Dari perspektif psikologis, perbedaan antara kesadaran transendental dan

pengembangan area kesadaran ini didukung oleh Tart (1975; dalam King, 2009)

bahwa kesadaran transendental harus terjadi selama keadaan sadar normal,

sedangkan pengembangan area kesadaran melibatkan kemampuan untuk

mengatasi keadaan sadar dan area spiritual. King memformulasikan komponen ini

ke dalam unsur-unsur memasuki, mengontrol, bergerak, melihat masalah, dan

mengembangkan teknik dalam area kesadaran.

2.3.3 Pengukuran Kecerdasan Spiritual

Dalam penelitian ini, pengukuran kecerdasan spiritual diadaptasi dari skala

kecerdasan spiritual King (2008) yaitu Spiritual Intelligence Self-Report Inventory

(SISRI-24) yang berisi 24 item yang dirancang untuk mengukur berbagai perilaku,

proses berpikir dan karakteristik mental.

2.4 Kerangka Berpikir

Kesejahteraan merupakan suatu hal dasar yang menjadi kunci utama dalam

kehidupan dan menjadi salah satu indikator yang harus dipenuhi oleh setiap

individu yang bekerja. Kesejahteraan subjekif mengacu pada bagaimana orang

menilai hidup mereka. Karyawan memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi

Page 36: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

23

jika dia puas dengan pekerjaannya dan lebih sering mengalami emosi positif dan

jarang mengalami emosi negatif.

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi kesejahteraan,

diantaranya adalah kepribadian. Kepribadian merupakan pola khas dari pemikiran,

perasaan, atau perilaku yang cenderung konsisten dari waktu ke waktu dan

melintasi situasi yang sama. Individu yang satu dengan lainnya memiliki

kepribadian yang berbeda, hal ini dikarenakan pemikiran, perasaan serta perilaku

setiap individu berbeda dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Terdapat

lima trait dalam kepribadian yang membedakan sifat individu, yaitu extraversion,

agreeableness, consciountiousness, neuroticism dan openness to experience.

Extraversion dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Seperti penuh

semangat, antusias, ramah, dan komunikatif. Hayes dan Joseph (dalam Libran,

2006) menyatakan bahwa individu cenderung lebih bahagia darpada yang lain

karena kepribadian mereka, dapat dikatakan bila kepribadian merupakan faktor

yang membedakan stiap individu dengan lainnya. Costa dan McCrae (dalam

Libran, 2006) meyakini bahwa kepuasan dengan kehidupan terkait dengan tingkat

extraversion yang tinggi. Pekerja dengan sifat extraversion tinggi cenderung lebih

mudah beradaptasi dengan situasi yang baru dan memiliki semangat kerja yang

tinggi, lebih mudah bergaul dalam lingkungan dan rekan kerja yang baru. Untuk

pekerja dengan nilai extraversion yang rendah cenderung tertutup terhadap rekan

kerja serta sulit dalam mengeksperikan perasaannya sendiri.

Agreeableness mengidentifikasikan individu yang ramah, memiliki

kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki

Page 37: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

24

kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Pekerja dengan sifat agreeableness

tinggi merupakan pribadi yang berhati lembut, lebih mementingkan keinginan

rekan kerja dibanding dirinya sendiri, senang menghindari konflik yang ada,

selalu mencari jalan tengah agar dapat menyelesaikan masalah tanpa merugikan

kedua belah pihak. Pekerja dengan nilai agreeableness rendah biasanya kurang

menghargai rekan kerja, bersikap dingin bila rekan kerja meminta bantuan dan

terkadang berkata atau bersikap kasar terhadap rekan kerja.

Conscientiousness mendeskripsikan individu yang teratur, terkontrol,

terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan memiliki disiplin diri yang

baik. Pekerja dengan nilai conscientiousness tinggi biasanya merupakan pribadi

yang suka akan keteraturan, sudah memiliki jadwal yang tertata dengan baik dan

akan mengikuti jadwal tersebut agar membuat dirinya merasa sejahtera. Begitu

pula dengan pekerja yang memiliki tingkat conscientiousness rendah atau biasa

disebut pekerja yang memiliki sifat prokastinasi cenderung suka menunda sebuah

pekerjaan yang akhirnya akan membuat dirinya gelisah dan tidak mampu

mencapai kesejahteraan.

Neuroticism menggambarkan stabilitas emosi dengan cakupan-cakupan

perasaan negatif. Costa dan McCrae (dalam Libran, 2006) meyakini bahwa

kepuasan dengan kehidupan terkait dengan tingkat neuroticism yang rendah.

Pekerja akan cenderung penuh dengan kecemasan, temperamental, mengasihani

diri sendiri, emosional, dan rentan terhadap gangguan yang berhubungan dengan

stress. Tingkat kecemasan yang rendah, dapat membuat seorang karyawan untuk

mengontrol emosi yang dirasakan dan dapat mengatasi masalah dengan lebih baik

Page 38: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

25

karena tidak terpengaruh dengan kecemasan yang dirasakan. Sebaliknya pekerja

dengan tingkat kecemasan yang tinggi, sulit untuk mengambil keputusan secara

jernih karena lebih memikirkan hal negatif yang akan diterima, mudah depresi dan

kesal bila mengalami situasi yang sangat menuntut. Librán (2006) mengatakan

bahwa dimensi kepribadian neuroticsm memiliki hubungan yang tinggi terhadap

aspek negatif dari kesejahteraan subjektif. Individu yang selalu merasa cemas

tidak akan pernah merasa sejahtera karena selalu merasa takut akan setiap hal.

Openness to experience membedakan antara individu yang menyukai seni,

ingin mengetahui banyak hal dan lebih memilih gaya hidup yang konstan.

Karyawan yang memiliki nilai openness to experience tinggi cenderung memiliki

kesejahteraan subjektif yang tinggi karena mampu menerima perbedaan dan

perubahan yang terjadi di lingkungan kerja, serta meyukai hal yang bersifat

artistik. Pekerja yang memiliki nilai openness to experience rendah tidak terlalu

menyukai hal yang bersifat artistik dan memiliki nilai seni yang tinggi, selain itu

juga cenderung tidak memiliki bakat kreatifitas yang baik. Karyawan yang

tertutup cenderung merasa tidak mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan

yang baru dan lebih memilih bekerja di lingkungan yang sudah dikenal.

Dikarenakan banyaknya perbedaan sifat yang dimiliki masing-masing individu,

maka tingkat kesejahteraan yang dirasakan juga berbeda tergantung pada

bagaimana individu menyikapi dan menilai tentang kehidupan yang dijalani.

Variabel lain yang penulis gunakan dalam penelitian untuk menjadi

prediktor kesejahteraan adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual menurut

King dan DeCicco (2009) memiliki empat dimensi, yaitu critical existential

Page 39: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

26

thinking yang dapat dipahami sebagai kemampuan untuk merenungkan tentang

makna, tujuan terciptanya alam semeta, ruang, waktu dan kematian. Berpikir

eksistensial secara kritis dapat diterapkan untuk setiap masalah hidup, karena

setiap objek atau kejadian dapat dilihat dalam kaitannya dengan eksistensi

seseorang. Dimensi kecerdasan spiritual ini dapat mempengaruhi kesejahteraan

pekerja, dimana semakin pekerja memikirkan tentang kejadian yang telah dialami,

maka tingkat kebahagiaan yang dirasakan akan semakin rendah. Masalah yang

dihadapi para pekerja pada umumnya biasanya berhubungan dengan bagaimana

dirinya mampu memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan dan tidak

tertuju pada hubungan spiritual dengan penciptanya. Semakin pekerja memikirkan

permasalahan yang ada, kesejahteraan yang dirasakan akan semakin rendah.

Personal meaning production dapat dipahami sebagai kemampuan

individu untuk membangun makna pribadi dan tujuan hidup serta bagaimana

individu tersebut mampu menguasai tujuan hidup. Setiap makhluk hidup memiliki

harapan yang ingin dicapai dalam hidupnya begitu pula dengan karyawan yang

bekerja. Kesejahteraan juga merupakan sebuah harapan yang ingin dicapai oleh

setiap karyawan. Karyawan memiliki harapan yang ingin dicapai, jika harapan

tersebut tidak tercapai maka akan semakin kecewa dan tidak merasa sejahtera.

Promosi jabatan dan tunjangan yang besar merupakan harapan yang diinginkan

oleh karyawan untuk memenuhi kesejahteraan. Ketika harapan tersebut tidak

kunjung mampu dicapai, rasa kecewa yang besar akan muncul dan menyebabkan

timbulnya perasaan tidak mampu mencapai kesejahteraan dalam hidup.

Page 40: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

27

Transcendental awareness merupakan kemampuan yang dimiliki individu

untuk merasakan dimensi spiritual dalam kehidupan seperti mampu merasakan

kehadiran Tuhan secara lebih nyata. Seseorang yang hanya memikirkan keadaan

yang bersifat materi (uang, kesenangan dan segala hal yang merujuk pada

kesenangan dunia) akan semakin membuat dirinya tidak bahagia dalam menjalani

hidup. Hal-hal yang bersifat duniawi tidak akan pernah terasa cukup untuk

dipenuhi oleh setiap orang. Pekerja yang menjadikan pendapatan dan bonus

sebagai prioritas utama dalam kehidupannya, lebih mudah mengalami perasaan

hampa dan kosong. Perasaan tersebut muncul karena untuk mendapatkan hal

tersebut, mereka harus bersaing dengan rekan kerja yang lain dan terkadang

mengabaikan hubungan baik antar manusia serta hanya memikirkan kepentingan

diri sendiri.

Dimensi conscious state expansion dapat dipahami bila individu tidak

mampu mencapai keadaan spiritualnya maka individu cenderung lebih tidak

bahagia. Kemungkinan terjadi hal ini sangat besar, karena pekerja hanya

memikirkan keadaan dunia dan hal yang membuat dirinya bahagia secara materil.

Kurangnya kedekatan dengan Tuhan mampu membuat seorang pekerja menjadi

gelisah dan tidak bisa merasakan ketenangan dalam hati. Pekerja dengan

kesadaran tinggi akan selalu berpikir beberapa kali untuk merespon sebuah situasi

serta mengambil waktu sejenak untuk memahami apa yang tidak nyata maupun

yang nyata sebelum memutuskan melakukan suatu hal. Pekerja yang tingkat

kesadaran rendah cenderung tergesa-gesa dalam mengambil keputusan serta tidak

mampu berpikir secara jernih atas konsekuensi yang akan terjadi. Hubungan

Page 41: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

28

spiritual dengan Tuhan merupakan salah satu kebutuhan wajib bagi kedamaian

hati. Semakin individu memiliki kedekatan terhadap pencipta, semakin merasa

damai dan sejahtera dalam menjalani kehidupan.

Toyibah, Sulianti & Tahrir (2017) melakukan penelitian tentang

kecerdasan spiritual pada mahasiswa pengahafal al-quran. Hasil yang diperoleh

dari penelitian, terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan spiritual dengan

kesejahteraan. Dipahami pula individu yang memiliki tingkat kecerdasan spiritual

tinggi, mampu menyesuaikan diri dengan baik pada situasi dan lingkungan yang

tengah dihadapi. Melakukan tindakan yang positif karena dirinya percaya bahwa

tindakan yang dilakukan akan kembali pada dirinya sendiri. Kesimpulan yang

didapatkan dari penelitian yang dilakukan yaitu semakin individu memiliki

kedekatan dengan Tuhan, maka tingkat kecerdasan spiritualnya akan semakin

tinggi. Semakin individu merasa dekat dengan penciptanya mereka merasa

memiliki benteng pertahanan yang akan selalu mengawasi perbuatan apa yang

dilakukan, sehingga individu akan berusaha untuk mengikuti apa yang

diperintahkan serta menjauhi apa yang dilarang.

Penulis membuat skema berdasarkan pemaparan mengenai pengaruh

variabel kepribadian big five dan kecerdasan spiritual terhadap kesejahteraan

subjektif agar memudahkan untuk mengetahui tujuan dari penelitian yang akan

dilakukan. Adapun skema tersebut seperti dibawah ini:

Page 42: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

29

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah tingkat kesejahteraan subjektif

karyawan yang merupakan dependent variable, bergantung pada tinggi rendahnya

Kecerdasan Spiritual

Personal Meaning

Production

Transcendental

Awareness

Conscious State

Expansion

Kepribadian Big Five

Extraversion

Agreeableness

Conscientiousness

Neuroticism

Openness to

Experience

Critical Existential

Thinking

Kesejahteraan

Subjektif

Page 43: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

30

skor pada independent variable yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu

kepribadian big five dan kecerdasan spiritual.

Hipotesis merupakan asumsi penelitian terhadap suatu permasalahan yang

masih harus diujikan. Berdasarkan kerangka berfikir penelitian di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis Mayor

H1: “K g f (extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism dan openness to experience) dan kecerdasan spiritual (critical

existential thinking, personal meaning production, transcendental awareness,

conscious state expansion) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

k j h j k f”.

Sedangkan hipotesis minor dalam penelitian ini, yaitu:

H2 : ada pengaruh yang signifikan extraversion pada kepribadian big five terhadap

kesejahteraan subjektif.

H3 : ada pengaruh yang signifikan conscientiousness pada kepribadian big five

terhadap kesejahteraan subjektif.

H4 : ada pengaruh yang signifikan openness to experience pada kepribadian big

five terhadap kesejahteraan subjektif.

H5 : ada pengaruh yang signifikan agreeableness pada kepribadian big five

terhadap kesejahteraan subjektif.

H6 : ada pengaruh yang signifikan neuroticism pada kepribadian big five terhadap

kesejahteraan subjektif.

Page 44: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

31

H7 : ada pengaruh yang signifikan critical existential thinking pada kecerdasan

spiritual terhadap kesejahteraan subjektif.

H8 : ada pengaruh yang signifikan personal meaning production pada kecerdasan

spiritual terhadap kesejahteraan subjektif.

H9 : ada pengaruh yang signifikan transcendental awareness pada kecerdasan

spiritual terhadap kesejahteraan subjektif.

H10 : ada pengaruh yang signifikan conscious state expansion pada kecerdasan

spiritual terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 45: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

32

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Aneka Tambang Geomin Tbk

di Jakarta sebanyak 200 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 169

orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alasan

pemilihan teknik ini karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

adalah seluruh populasi.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat (dependent

variable) dan variabel bebas (independent variable). Dalam penelitian ini

menggunakan satu variabel terikat dan dua variabel bebas, diantaranya :

1. Kesejahteraan subjektif sebagai DV (dependent variable).

2. Kepribadian big five sebagai IV ( independent variable) yang terdiri dari

lima dimensi, yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism dan openness to experience.

3. Kecerdasan spiritual sebagai sebagai IV ( independent variable) yang

terdiri dari empat dimensi, yaitu critical existential thinking, personal

meaning production, transcendental awareness dan conscious state

expansion.

Selanjutnya penulis menentukan definisi operasional dari variabel penelitian

yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun penjelasan definisi operasional

variabel adalah sebagai berikut :

Page 46: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

33

1. Kesejahteraan subjektif adalah evaluasi subjektif individu mengenai

kehidupan termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidup dan

penilaian afektif terhadap emosi yang dirasakan, dimana skor evaluasi

subjektif diperoleh melalui alat ukur Flourishing Scale dan Scale of

Positive and Negative Experience

2. Kepribadian Big Five (Big Five Personality) adalah pola khas dari

pemikiran, perasaan, atau perilaku yang cenderung konsisten dari waktu ke

waktu dan melintasi situasi yang relevan, dimana skor kepribadian

diperoleh melalui alat ukur The Big Five Inventory-2 Short Form.

Kepribadian terdiri dari lima trait, yaitu :

a. Extraversion dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Seperti

penuh semangat, antusias, dominan, ramah, dan komunikatif.

b. Agreeableness mengidentifikasikan individu yang ramah, memiliki

kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki

kecenderungan untuk mengikuti orang lain.

c. Conscientiousness mendeskripsikan individu yang teratur, terkontrol,

terorganisasi, ambisius, terfokus pada pencapaian, dan memiliki

disiplin diri.

d. Neuroticism menggambarkan stabilitas emosi dengan cakupan-

cakupan perasaan negatif. Individu cenderung penuh kecemasan,

temperamental, mengasihani diri sendiri, emosional, dan rentan

terhadap gangguan yang berhubungan dengan stress.

Page 47: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

34

e. Openness to experience membedakan antara individu yang mudah

menerima keragaman dan individu yang lebih memilih gaya hidup

yang konstan.

3. Kecerdasan Spiritual adalah satu set kapasitas mental yang memiliki

kontribusi dalam tingkat kesadaran, integrasi dan cara aplikasi adaptif

terhadap aspek nonmateri yang bertujuan untuk peningkatan makna dan

pengakuan diri, dimana skor kecerdasan spiritual diperoleh melalui alat

ukur The Spiritual Intelligence Self-Report Inventory. Kecerdasan spiritual

terdiri dari 4 dimensi, yaitu :

a. Critical Existential Thinking merupakan kemampuan untuk secara

kritis merenungkan makna, tujuan, dan isu-isu eksistensial atau

metafisik lainnya (misalnya realitas, alam, semesta, ruang, waktu, dan

kematian).

b. Personal Meaning Production merupakan kemampuan untuk

membangun makna pribadi dan tujuan dalam semua pengalaman fisik

dan mental, termasuk kemampuan untuk membuat dan menguasai

tujuan hidup.

c. Transcendental Awareness merupakan kemampuan untuk melihat

dimensi transenden diri, orang lain, dan dunia fisik (misalnya non-

material) dalam keadaan normal maupun dalam keadaan membangun

area kesadaran.

Page 48: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

35

d. Conscious State Expansion merupakan kemampuan untuk memasukan

area kesadaran spiritual (misalnya kesadaran murni dan kesatuan) atas

keinginan individu itu sendiri.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner yang

digunakan pada penelitian ini berbentuk skala model Likert, yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Subjek diminta

untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang masing-masing jawaban

menunjukan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang

dirasakan oleh subjek. Model skala Likert ini terdiri dari pernyataan positif

(favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Perhitungan skor tiap-tiap

pilihan jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Bobot Nilai Jawaban Skala Model Likert

Kategori Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas empat alat

ukur, yaitu: alat ukur kesejahteraan subjektif, alat ukur modal psikologis, dan alat

ukur totalitas kerja.

1. Kesejahteraan Subjektif

Untuk mengukur kesejahteraan subjektif, digunakan FS (Flourishing Scale) terdiri

dari 8 item yang diadaptasi oleh Ed Diener dan Robert Biswas-Diener (2009)

untuk mengukur komponen kognitif dan SPANE (Scale of Positive and Negative

Experience) yang terdiri dari 12 item untuk mengukur komponen afektif positif 6

Page 49: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

36

item dan negatif terdiri dari 6 item yang dimodifikasi oleh Ed Diener dan Robert

Biswas-Diener (2009). Peneliti mengubah rentangan skala model likert dengan 7

skala m j k 4 y “ g k j ”, “ k j ”, “ j ” dan

“ g j ” g k k c g responden memberikan jawaban

pada skala di tengah-tengah atau ragu-ragu. Adapun blue print dari skala

kesejahteraan subjektif ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2. Blue Print Kesejahteraan Subjektif

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Kognitif

Evaluasi kepuasan hidup secara

global 1, 2, 3, 4 8

Evaluasi kepuasan hidup secara

domain 5, 6, 7, 8

2 Afektif Aspek positif 9, 11, 13, 15, 18, 20

12

Aspek negative

10*, 12*, 14*, 16*,

17*, 19*

Jumlah 20

Keterangan : * merupakan item unfavorable

2. Kepribadian Big Five

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepribadian big five adalah The Big

Five Inventory-2 Short Form (BFI-2-S) yang dikembangkan oleh Soto & John

(2017). Dalam The BFI-2 Short Form terdapat 30 item yang mengukur

kepribadian big five. Penulis mengubah rentangan skala model likert dengan 5

skala menjadi rentang k 4 y “ g k j ”, “ k j ”, “ j ”

“ g j ” g k k c g responden memilih jawaban

pada skala di tengah-tengah atau ragu-ragu. Adapun blue print dari skala

kepribadian big five berdasarkan lima dimensi yaitu extraversion, agreeableness,

conscientiousness, neuroticism dan openness dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai

berikut:

Page 50: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

37

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepribadian Big Five

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Extraversion

Menginginkan kehadiran orang lain

daripada sendiri 1*, 16

6

Asertif (kemampuan komunikasi yang

baik) 6, 21*

Penuh semangat 11, 26*

2 Agrreableness Penyayang dan berhati lembut 2, 17*

6

Homat terhadap orang lain 7*, 22

Mudah percaya 12, 27*

3 Conscientiousness Terorganisir dengan baik 3*, 18

6

Produktif 8*, 23

Bertanggung jawab 13, 28*

4 Neuroticism Cemas 4, 19*

6

Depresi 9, 24*

Mampu mengelola emosi 14*, 29

5 Openness Sensitif terhadap seni 5, 20*

6

Ingin mengetahui banyak hal 10*, 25

Pribadi yang kreatif 15, 30*

Jumlah

30

Keterangan : * merupakan item unfavorable

3. Kecerdasan Spiritual

Intrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual adalah The

Spiritual Intelligence Self-Report Inventory (The SISRI-24) yang dikembangkan

oleh David B. King (2008). Skala ini mengukur empat sub-skala Critical

Existential Thinking (CET), Personal Meaning Production (PMP),

Transcendental Awareness (TA) serta Conscious State Expansion (CSE) dengan

keseluruhan butir soal sebanyak 24 item. Peneliti menggunakan rentangan skala 4

y “ g k j ”, “ k j ”, “ j ” “ g j ” g k

ada kecenderungan jawaban pada skala di tengah-tengah atau ragu-ragu. Adapun

Page 51: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

38

blue print dari skala kecerdasan spiritual berdasarkan dimensi-dimensinya dapat

dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 3.4 Blueprint Skala Kecerdasan Spiritual

No Dimensi Indikator Item Jumlah

1 Critical

Existential

Ditujukan pada unsur eksistensi, makna

sebuah peristiwa, serta hubungan

manusia dan alam semesta.

1, 3, 5, 9, 13,

17, 21

7

Thinking

(CET)

2 Personal

Meaning

Production

(PMP)

Kemampuan adaptasi dari makna, tujuan

dan alasan hidup serta mampu

mengambil keputusan sesuai dengan

tujuan hidup.

7, 11, 15, 19,

23

5

3 Transcendental Memahami hubungan antar manusia

serta melihat kualitas kepribadian atau

emosi.

2, 6*, 10, 14,

18, 20, 22

Awareness

(TA)

7

4 Conscious

State

Mampu memasuki, mengontrol,

bergerak, melihat masalah dan

mengembangkan teknik dalam area

kesadaran.

4, 8, 12, 16,

24

5

Expansion

(CSE)

Jumlah 24

Keterangan : * merupakan item unfavorable

3.4 Prosedur Pengujian Alat Ukur

3.4.1 Uji Validitas Konstruk

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Arikunto, 1997).

Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian

ini, peneliti akan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) (Umar,

2013) . Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 52: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

39

1. Dilakukan uji CFA dengan model undimensional (satu faktor) dan dilihat nilai

Chi-Square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p>0.05)

berarti semua item telah mengukur sesuai dengan yang diteorikan, yaitu hanya

mengukur satu faktor saja. Jika ini terjadi maka analisis dilanjutkan ke

langkah ketiga, yaitu melihat muatan faktor pada masing-masing item. Namun

jika nilai Chi-Square signifikan (p<0.05), maka diperlukan modifikasi

terhadap model pengukuran yang diuji langkah kedua ini.

2. Jika nilai Chi-Square signifikan, maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara mengestimasi korelasi antar kesalahan pengukuran

pada beberapa item yang mungkin bersifat multidimensional. Ini berarti

bahwa selain suatu item mengukur konstruk yang seharusnya diukur (sesuai

teori), juga dapat dilihat apakah item tersebut mengukur hal yang lain

(mengukur lebih dari satu hal). Jika setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh model fit, maka

model terakhir inilah yang digunakan pada langkah selanjutnya,

3. Setelah diperoleh model pengukuran yang fit (undimensional) maka dilihat

apakah ada item yang muatan faktornya negatif. Jika ada, item tersebut harus

di drop atau tidak diikutsertakan dalam analisis perhitungan faktor skor.

4. Dengan menggunakan SPSS dan model undimensional (satu faktor) kemudian

dihitung (destimasi) nilai skor faktor (true score) bagi setiap orang untuk

variabel yang bersangkutan. Dalam hal ini yang dianalisis faktor hanya item

yang baik saja (tidak didrop). Setelah didapatkan faktor skor, peneliti

mentransformasikan faktor skor menjadi T skor. Penggunaan T skor ini

Page 53: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

40

bertujuan untuk menyamakan skala pengukuran yang berbeda–beda dan untuk

menghindari nilai minus pada faktor skor agar pembaca mudah memahami

interpretasi hasil penelitian. Adapun rumus T skor yaitu :

Tskor = (10 x faktor skor) + 50

Keterangan: 10 adalah nilai standar deviasi dan 50 adalah nilai mean.

Kriteria item yang baik pada CFA adalah :

1. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktornya dengan melihat

nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah t>1,95

maka item tersebut sigifikan dan sebaliknya. Apabila item tersebut signifikan

maka item tidak akan didrop, dan sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah di scoring

dengan favorable ( pada skala likert 1-5), maka nilai koefisien muatan faktor

pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila item tersebut

favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai negative maka item

tersebut akan di drop dan sebaliknya.

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi, maka

item tersebut akan didrop. Sebab, yang demikian selain mengukur apa yang

hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.

Setelah menguji validitas konstruk, peneliti akan menguji reliabilitas item-

item yang digunakan dalam penelitian ini. Reliabilitas menunjukan pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen

Page 54: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

41

yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga, apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka

berapa kalipun diambil tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

keterandalan sesuatu, jadi reliabilitas artinya dapat dipercaya dan dapat

diandalkan (Arikunto, 1997). Adapun analisis dengan metode CFA dilakukan

dengan bantuan software M-Plus7.

3.4.2 Hasil Uji Validitas Konstruk Kesejahteraan Subjektif

Penulis menguji apakah 20 item dari kesejahteraan subjektif bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur kesejahteraan subjektif saja. Hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan chi-square = 499.604 df = 170 p-value = 0.000, RMSEA = 0.107, CFI =

0.940. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 41 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square=155.193, df=129, P-value=0.0579, RMSEA=0.035, CFI = 0.995. Langkah

selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur faktor yang

hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di drop atau

tidak.

Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Kesejahteraan

subjektif disajikan pada tabel 3.5 berikut :

Page 55: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

42

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Skala Kesejahteraan Subjektif

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.799 0.032 25.284 0.000 √

Item 2 0.789 0.045 17.627 0.000 √

Item 3 0.800 0.028 28.660 0.000 √

Item 4 0.715 0.042 17.063 0.000 √

Item 5 0.915 0.025 36.274 0.000 √

Item 6 0.722 0.030 24.407 0.000 √

Item 7 0.722 0.038 19.043 0.000 √

Item 8 0.769 0.037 20.530 0.000 √

Item 9 0.827 0.035 23.707 0.000 √

Item 10 -0.556 0.056 -9.993 0.000 x

Item 11 0.620 0.062 9.984 0.000 √

Item 12 -0.620 0.061 -10.106 0.000 √

Item 13 0.733 0.048 15.332 0.000 √

Item 14 -0.801 0.039 -20.571 0.000 x

Item 15 -0.839 0.039 -21.727 0.000 x

Item 16 0.501 0.073 6.906 0.000 √

Item 17 0.257 0.078 3.320 0.001 √

Item 18 -0.842 0.035 -23.947 0.000 x

Item 19 0.235 0.066 3.569 0.000 √

Item 20 -0.804 0.035 -23.182 0.000 x

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas, ditemukan bahwa seluruh item memiliki nilai t > 1,96.

Akan tetapi, jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor, terdapat 6 item yang

nilai koefiesien muatan faktornya negatif yaitu item 10, 12, 14, 15, 18 dan 20.

Sehingga, dengan demikian keenam item tersebut akan didrop dan tidak diikutkan

pada analisis berikutnya. Langkah terakhir yaitu dari item-item kesejahteraan

subjektif yang tidak didrop, dihitung faktor skornya. Faktor skor ini dihitung

untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Penghitungan faktor

skor ini tidak menjumlahkan item variabel pada umumnya, tetapi dihitung true

skor tiap item. Setelah didapatkan faktor skor, penulis mentransformasikan faktor

skor menjadi T skor. T skor ini diharapkan dapat meniadakan skor negatif,

Page 56: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

43

sehingga lebih mudah dipahami dan ditafsirkan. Jika pada Z score memiliki mean

= 0 dan standar deviasi = 1, maka T skor memiliki mean = 50 dan standar deviasi

= 0. Adapun rumus T skor yaitu (Umar, 2013) :

Tskor = (faktor skor x 10) + 50.

Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai baku

inilah yang akan dijadikan data dalam uji hipotesis regresi. Perlu dicatat, bahwa

hal yang sama dilakukan pada semua variabel independen.

3.4.3 Hasil Uji Validitas Konstruk Extraversion

Penulis menguji apakah 6 item dari extraversion bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur extraversion saja. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, tidak fit dengan chi-square = 52.401 df = 9 p-

value = 0.000, RMSEA = 0.169, CFI = 0.819. Penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi, diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 13.874, df = 6, P-value = 0.0311, RMSEA = 0.088, CFI = 0.967.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran extraversion disajikan

pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala Extraversion

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.307 0.077 4.011 0.000 √

Item 2 -0.583 0.056 -10.365 0.000 X

Item 3 0.446 0.078 5.718 0.000 √

Item 4 -0.629 0.065 -9.608 0.000 X

Item 5 -0.764 0.086 -8.867 0.000 X

Item 6 0.385 0.088 4.399 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Page 57: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

44

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa seluruh item memiliki nilai t > 1,96.

Akan tetapi, jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor, terdapat 3 item yang

nilai koefiesien muatan faktornya negatif yaitu item 2, 4, dan 5. Sehingga, ketiga

item tersebut akan didrop dan tidak diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Agreeableness

Penulis menguji apakah 6 item dari agreeableness bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur agreableness saja. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square =

192.788 df = 9 p-value = 0.000, RMSEA = 0.348, CFI = 0.488. Oleh karena itu,

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 8.959, df = 7, P-value = 0.2556,

RMSEA = 0.041, CFI = 0.995.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran agreeableness disajikan

pada tabel 3.7 berikut :

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala Agreeableness

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.736 0.179 4.107 0.000 √

Item 2 0.475 0.142 3.352 0.001 √

Item 3 0.196 0.097 2.013 0.044 √

Item 4 0.306 0.090 3.383 0.001 √

Item 5 0.159 0.107 1.490 0.136 X

Item 6 0.022 0.112 0.199 0.842 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Page 58: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

45

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa terdapat 4 item memiliki nilai t > 1,96

dan 2 item memiliki nilai t < 1,96 yaitu item 5 dan 6. Sehingga, dengan demikian

dua item tersebut akan didrop dan tidak diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.5 Hasil Uji Validitas Konstruk Conscientiousness

Penulis menguji apakah 6 item dari conscientiousness bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur conscientiousness saja. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-

square = 37.863 df = 9 p-value = 0.000, RMSEA = 0.138, CFI = 0.916 . Oleh

karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan

modifikasi sebanyak 1 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =

15.610, df = 8, P-value = 0.0483, RMSEA = 0.075, CFI = 0.978.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran conscientiousness

disajikan pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala Conscientiousness

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.284 0.073 3.911 0.000 √

Item 2 0.285 0.061 4.691 0.000 √

Item 3 0.737 0.074 9.983 0.000 √

Item 4 0.976 0.083 11.732 0.000 √

Item 5 0.390 0.073 5.338 0.000 √

Item 6 0.369 0.065 5.719 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa semua item bermuatan positif dan

signifikan, sehingga semua item pada variabel ini telah memenuhi kriteria dan

dapat digunakan untuk menghitung faktor skor

Page 59: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

46

3.4.6 Hasil Uji Validitas Konstruk Neuroticism

Penulis menguji apakah 6 item dari neuroticism bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur neuroticism saja. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 89.097

df = 9 p-value = 0.000, RMSEA = 0.229, CFI = 0.452. Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 5

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 4.609, df = 4, P-value =

0.3298, RMSEA = 0.030, CFI = 0.996.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran neuroticism disajikan

pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala Neuroticism

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.736 0.134 5.498 0.000 √

Item 2 -0.518 0.137 -3.782 0.000 X

Item 3 -0.463 0.134 -3.444 0.001 X

Item 4 0.364 0.074 4.891 0.000 √

Item 5 0.365 0.078 4.651 0.000 √

Item 6 0.431 0.087 4.944 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa seluruh item memiliki nilai t > 1,96. Akan

tetapi, jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor, terdapat 2 item yang nilai

koefiesien muatan faktornya negatif yaitu item 2 dan 3. Sehingga, dengan

demikian dua item tersebut akan didrop dan tidak diikutkan pada analisis

berikutnya.

Page 60: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

47

3.4.7 Hasil Uji Validitas Konstruk Openness to Experience

Penulis menguji apakah 6 item dari openness to experience bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur openness to experience saja. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan chi-square = 51.462 df = 9 p-value = 0.000, RMSEA = 0.168, CFI =

0.566. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 3 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 7.377, df = 6, P-value = 0.2874, RMSEA = 0.037, CFI = 0.986.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran openness to experience disajikan

pada tabel 3.10 berikut :

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Openness to Experience

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.827 0.160 5.181 0.000 √

Item 2 -0.378 0.140 -2.701 0.007 X

Item 3 0.521 0.104 5.024 0.000 √

Item 4 -0.016 0.067 -0.237 0.813 X

Item 5 0.225 0.083 2.724 0.006 √

Item 6 -0.302 0.086 -3.504 0.000 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa seluruh item memiliki nilai t > 1,96. Akan

tetapi, jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor, terdapat 3 item yang nilai

koefiesien muatan faktornya negatif yaitu item 2, 4 dan 6. Sehingga, dengan

demikian ketiga item tersebut akan didrop dan tidak diikutkan pada analisis

berikutnya.

Page 61: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

48

3.4.8 Hasil Uji Validitas Konstruk Critical Existential Thinking (CET)

Penulis menguji apakah 7 item dari Critical Existential Thinking bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur Critical Existential Thinking saja.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

tidak fit, dengan chi-square = 121.991 df = 14 p-value = 0.000, RMSEA = 0.214,

CFI = 0.576. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 6 kali, maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square = 8.575, df = 8, P-value = 0.3794, RMSEA = 0.021, CFI = 0.998.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Critical Existential

Thinking disajikan pada tabel 3.11 berikut :

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Critical Existential Thinking

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.768 0.064 11.987 0.000 √

Item 2 -0.200 0.082 -2.434 0.015 X

Item 3 0.732 0.056 13.005 0.000 √

Item 4 -0.192 0.129 -1.488 0.137 X

Item 5 0.126 0.074 1.715 0.086 √

Item 6 -0.396 0.073 -5.397 0.000 X

Item 7 0.461 0.076 6.056 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa terdapat 6 item memiliki nilai t > 1,96

dan 1 item dengan nilai t < 1,96. Jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor,

terdapat 3 item yang nilai koefiesien muatan faktornya negatif yaitu item 2, 4 dan

6. Sehingga, dengan demikian ketiga item, yaitu item 2, 4 dan 6 akan didrop dan

tidak diikutkan pada analisis berikutnya.

Page 62: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

49

3.4.9 Hasil Uji Validitas Konstruk Personal Meaning Production (PMP)

Penulis menguji apakah 5 item dari Personal Meaning Production bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur Personal Meaning Production

saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit, dengan chi-square = 76.146 df = 5 p-value = 0.000, RMSEA =

0.290, CFI = 0.351. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4 kali, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 0.477, df = 1, P-value = 0.4897, RMSEA = 0.000, CFI =

1.000.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Personal Meaning

Production disajikan pada tabel 3.12 berikut :

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala Personal Meaning Production

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.558 0.124 4.245 0.000 √

Item 2 -0.141 0.083 -1.669 0.095 X

Item 3 0.794 0.160 4.748 0.000 √

Item 4 -0.034 0.069 0.304 0.761 X

Item 5 0.259 0.091 2.798 0.005 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa terdapat 3 item memiliki nilai t > 1,96

dan 1 item dengan nilai t < 1,96 yaitu item 4. Jika dilihat dari nilai koefisien

muatan faktor, terdapat 1 item yang nilai koefisien muatan faktornya negatif yaitu

item 2. Sehingga, dengan demikian kedua item tersebut akan didrop dan tidak

diikutkan pada analisis berikutnya.

Page 63: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

50

3.4.10 Hasil Uji Validitas Konstruk Transcendental Awareness (TA)

Penulis menguji apakah 7 item dari Transcendental Awareness bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur Transcendental Awareness saja.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

tidak fit, dengan chi-square = 109.095 df = 14 p-value = 0.000, RMSEA = 0.200,

CFI = 0.902. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 5 kali, maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square = 8.185, df = 9, P-value = 0.5156, RMSEA = 0.000, CFI = 1.000.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Transcendental

Awareness disajikan pada tabel 3.13 berikut :

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Skala Transcendental Awareness

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 1.000 0.000 999.000 999.000 √

Item 2 1.486 0.149 9.949 0.000 √

Item 3 1.423 0.158 8.998 0.000 √

Item 4 -0.768 0.128 -6.018 0.000 X

Item 5 0.802 0.131 6.108 0.000 √

Item 6 1.023 0.139 7.366 0.000 √

Item 7 -0.001 0.105 -0.014 0.989 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa terdapat 6 item memiliki nilai t > 1,96

dan 1 item dengan nilai t < 1,96. Jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor,

terdapat 2 item yang nilai koefiesien muatan faktornya negatif yaitu item 4 dan 6.

Sehingga, dengan demikian kedua item, tersebut akan didrop dan tidak diikutkan

pada analisis berikutnya.

Page 64: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

51

3.4.11 Hasil Uji Validitas Skala Conscious State Expansion (CSE)

Penulis menguji apakah 5 item dari Conscious State Expansion bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur Conscious State Expansion saja.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

sudah fit, dengan chi-square = 2.974 df = 5 p-value = 0.7040, RMSEA = 0.000,

CFI = 1.000.

Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Conscious State

Expansion disajikan pada tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Skala Conscious State Expansion

Item Estimate S.E T-Value P-Value Signifikan

Item 1 0.065 0.094 0.692 0.489 X

Item 2 0.523 0.111 4.703 0.000 √

Item 3 0.670 0.122 5.487 0.000 √

Item 4 0.233 0.117 1.986 0.047 √

Item 5 0.446 0.096 4.659 0.000 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa terdapat 4 item memiliki nilai t > 1,96

dan 1 item dengan nilai t < 1,96. Jika dilihat dari nilai koefisien muatan faktor,

semua item memliki nilai koefiesien muatan faktor yang positif. Sehingga, dengan

demikian, item 1 akan didrop dan tidak diikutkan pada analisis berikutnya.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, penulis menggunakan analisis regresi

berganda. Dalam hal ini yang dijadikan DV (variabel yang dianalisis variannya)

adalah kesejahteraan subjektif, sedangkan yang dijadikan IV (prediktor) adalah

kepribadian big five dan kecerdasan spiritual.

Page 65: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

52

Setelah melakukan analisis faktor dengan metode CFA (Confirmatory

Factor Analysis), maka akan didapatkan data variabel yang berupa true-score

yang selanjutnya dijadikan input untuk dianalisis dengan regresi berganda.

Karena dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan

analisis statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis

nihil. Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada

penelitian ini digunakan analisis regresi berganda di mana terdapat lebih dari satu

variabel bebas untuk memprediksi variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat

sembilan independent variable (variabel bebas) dan satu dependent variable

(variabel terikat). Adapun persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Keterangan:

Y’ = dependen variabel (DV) dalam penelitian ini adalah kesejahteraan subjektif

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X1 = Extraversion

X2 = Agreeableness

X3 = Conscientiousness

X4 = Neuroticism

X5 = Openness to experience

X6 = Critical Existential Thinking (CET)

X7 = Personal Meaning Production (PMP)

X8 = Transcendental Awareness (TA)

Page 66: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

53

X9 = Conscious State Expansion (CSE)

e = residual

Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu koefisien

determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians dari DV

yang bisa dijelaskan oleh bervariasinya IV secara keseluruhan. Adapun untuk

mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

R2 = Proporsi varians

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan Uji F. Adapun rumus

untuk uji F terhadap R2 adalah :

Dimana k adalah banyaknya IV dan N adalah besarnya sampel. Apabila

nilai F itu siginifikan (p < 0,05), maka berarti seluruh IV secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV. Adapun langkah berikutnya

menguji signifikansi pengaruh masing-masing IV terhadap DV. Hal ini dilakukan

melalui Uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t > 1,96 maka

Page 67: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

54

berarti IV yang bersangkutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV,

dan sebaliknya.

Uji t yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana b adalah koefisien regresi untuk masing masing IV dan Sb adalah

standart deviasi sampling dari b.

Teknik analisis data multiple regression seperti yang telah dijelaskan di

atas akan menggunakan bantuan software statistika SPSS 20.

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :

3.6.1 Persiapan Penelitian

1. Penelitian ini dimulai dengan membuat proposal penelitian. Proposal

penelitian mencakup perumusan masalah, menentukan fenomena dan

berita terkini, menentukan variabel penelitian, menentukan landasan teori

yang sesuai dengan variabel penelitian, menentukan dan menyusun alat

ukur penelitian, serta merinci metode dan teknik analisis data.

2. Penulis kemudian menentukan sampel, teknik pengambilan sampel dan

lokasi untuk melakukan penelitian.

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan pada karyawan PT. Aneka Tambang

Geomin tbk di Jakarta. Adapun tahapan pada pelaksanaan penelitian sebagai

berikut :

Page 68: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

55

1. Penulis datang ke perusahaan pada hari Selasa, 18 April 2017, kemudian

penulis meminta bantuan kepada salah satu karyawan untuk memberikan

kuesioner kepada karyawan lainnya untuk mengisi kuesioner dan memberi

tahu kepada karyawan X apa saja yang perlu dilakukan pada saat mengisi

kuesioner.

2. Pengambilan data dilakukan dua sesi, yaitu pada tanggal 20 April 2017

untuk mengisi kuesioner kesejahteraan subjektif dan diambil kembali

tanggal 23 April 2017

3. Sesi kedua dilakukan pada tanggal 28 April 2017 untuk kuesioner

kepribadian big five dan kecerdasan spiritual. Kuesioner diambil kembali

pada tanggal 1 Mei 2017.

3.6.3 Pengolahan Data

Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan, penulis kemudian melakukan

pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

1. Menginput data yang diperoleh ke dalam Excel worksheet, melakukan

coding dan scoring terhadap skala yang telah diisi oleh responden.

2. Melakukan uji validitas dengan teknik CFA (Confirmatory Factor

Analysis) terhadap alat menggunakan software Mplus 7.

3. Melakukan analisa data dengan metode analisis regresi berganda (multiple

regression analysis) menggunakan program SPSS 20.

4. Membuat laporan hasil penelitian sekaligus kesimpulan.

Page 69: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

56

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Subjek di dalam penelitian ini adalah 169 karyawan PT. Aneka Tambang Geomin

Tbk Jakarta. Gambaran subjek dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian

Kategori Jumlah Persentase

Usia 21 - 40 Tahun 86 50.9

41 - 60 Tahun 83 49.1

Jenis kelamin Laki-laki 119 70.4

Perempuan 50 29.6

Lama bekerja

1 - 5 Tahun 25 14.8

6 - 10 Tahun 73 43.2

11 - 15 Tahun 18 10.65

16 - 20 Tahun 18 10.65

>21 Tahun 35 20.7

Jumlah 169 100.0

Peneliti mengkategorikan usia responden ke dalam dua kategori yaitu

rentang usia 21-40 tahun berjumlah 86 orang dengan presentase sebesar 50,9%,

sedangkan pada kategori usia 41-60 tahun berjumlah 83 orang dengan presentase

49,1%. Jumlah responden laki-laki memiliki presentase sebesar 70,4% (119

orang), responden perempuan dengan presentase 29,6% (50 orang). Dapat

disimpulkan subjek penelitian terbanyak adalah subjek yang berjenis kelamin laki-

laki yang berjumlah 119 orang (70,4%).

Gambaran subjek berdasarkan lama bekerja. Lama bekerja yaitu lamanya

waktu pegawai bekerja pada suatu intansi. Dalam penelitian ini dapat diketahui

bahwa responden penelitian didominasi oleh karyawan yang telah bekerja selama

Page 70: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

57

rentang 6-10 tahun sebanyak 43,2% (73 orang), diikuti oleh karyawan yang

bekerja >21 tahun sebanyak 20,7% (35 orang), kemudian yang bekerja selama 1-5

tahun sebanyak 14,8% (25 orang), dan paling sedikit adalah karyawan yang

bekerja selama 11-15 tahun dan 16-20 tahun yaitu sebanyak 10,65% masing-

masing 18 orang). Dapat disimpulkan subjek penelitian terbanyak adalah subjek

yang telah bekerja selama 6-10 tahun yang berjumlah 73 orang.

4.2 Analisis Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan analisis deskriptif dari kesejahteraan subjektif. Analisis

deskriptif tersebut bertujuan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan

dalam penelitian guna memperoleh gambaran mengenai suatu variabel. Untuk

menjelaskan gambaran umum deskripsi statistik dari variabel yang diteliti, acuan

dalam perhitungan ini adalah skor mean, median, standar deviasi, nilai minimum,

dan nilai maksimum dari independent variable. Skor tersebut disajikan dalam

tabel 4.2 di bawah ini

Tabel 4.2

Distribusi Skor Variabel Keseluruhan Responden

N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviation

Kesejahteraan Subjektif 169 26.96 64.72 50.000 9.65670

Extraversion 169 32.20 73.44 50.000 8.92831

Agreeableness 169 30.34 66.60 50.000 8.45225

Conscientiousness 169 27.61 70.18 50.000 9.17423

Neuroticism 169 31.95 66.94 50.000 7.76265

Openness 169 23.71 69.21 50.000 8.40570

CET 169 26.59 70.18 50.000 8.23563

PMP 169 28.94 72.36 50.000 9.83377

TA 169 31.55 71.77 50.000 9.08977

CSE 169 34.31 69.90 50.000 7.19861

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa nilai minimum dari variabel

kesejahteraan subjektif adalah 26.96, maksimum 64.72 dan standar deviasi

9.65670. Variabel extraversion memiliki nilai minimum 32.20, maksimum 73.44

Page 71: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

58

dan standar deviasi 8.92831. Variabel agreeableness memiliki nilai minimum

30.34, maksimum 66.60 dan standar deviasi 8.45225. Variabel conscientiousness

memiliki nilai minimum 27.61, maksimum 70.18 dan standar deviasi 9.17423.

Variabel neuroticism memiliki nilai minimum 31.95, maksimum 66.94 dan

standar deviasi 7.76265. Variabel openness memiliki nilai minimum 23.71,

maksimum 69.21 dan standar deviasi 8.40570. Variabel critical existential

thinking (CET) memiliki nilai minimum 26.59, maksimum 70.18 dan standar

deviasi 8.23563. Variabel personal meaning production (PMP) memiliki nilai

minimum 28.94, maksimum 72.36 dan standar deviasi 9.83377. Variabel

transcendental awareness (TA) memiliki nilai minimum 31.55, maksimum 71.77

dan standar deviasi 9.08977. Variabel conscious state expansion (CSE) memiliki

nilai minimum 34.31, maksimum 69.90 dan standar deviasi 7.19861 sedangkan

untuk nilai mean setiap variabel adalah 50.000.

4.2.1 Kategorisasi variabel

Peneliti menggunakan informasi pada tabel yang telah disajikan sebelumnya

sebagai acuan untuk membuat norma kategorisasi dalam penelitian ini

menggunakan true score. Nilai tersebut menjadi batas bagi peneliti untuk

menentukan kategorisasi tinggi dan rendah dari masing-masing variabel

penelitian. Pedoman interpretasi skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor Variabel Kategori Norma

Tinggi X>Mean

Rendah X<Mean

Page 72: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

59

Uraian megenai gambaran kategorisasi skor variabel secara keseluruhan

berdasarkan tinggi rendahnya tiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah.

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel pada Keseluruhan Responden

Variabel Frekuensi %

Tinggi Rendah Tinggi Rendah

Kesejahteraan Subjektif 81 88 47.9 52.1

Extraversion 64 105 37.9 62.1

Agreeableness 100 69 59.2 40.8

Conscientiousness 99 70 58.6 41.4

Neuroticism 61 108 36.1 63.9

Openness 103 66 60.9 39.1

CET 94 75 55.6 44.4

PMP 68 101 40.2 59.8

TA 88 81 52.1 47.9

CSE 108 61 63.9 36.1

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa dari 169 subjek penelitian,

terlihat pada variabel kesejahteraan subjektif skor tinggi sebanyak 47,9% dan

rendah 52.1%. Pada variabel extraversion skor tinggi sebanyak 37.9% dan rendah

62.1%. Pada variabel agreeableness skor tinggi sebanyak 59.2% dan rendah

40.8%. Pada variabel conscientiousness skor tinggi sebanyak 58.6% dan rendah

41.4%. Pada variabel neuroticism skor tinggi sebanyak 36.1% dan rendah 63.9%.

Pada variabel openness skor tinggi sebanyak 60.9% dan rendah 39.1%. Pada

variabel critical existential thinking (CET) skor tinggi sebanyak 55.6% dan rendah

44.4%. Pada variabel personal meaning production (PMP) skor tinggi sebanyak

40.2% dan rendah 59.8%. Pada variabel transcendental awareness (TA) skor

tinggi sebanyak 52.1% dan rendah 47.9%. Variabel conscious state expansion

(CSE) skor tinggi sebanyak 63.9% dan rendah 36.1%.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 20.0. Pada saat melakukan uji regresi

Page 73: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

60

terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu, melihat besaran R-

square untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada dependent variable

yang dijelaskan oleh independent variable, yang berikutnya adalah melihat

apakah independent variable berpengaruh signifikan terhadap dependent variable,

dan kemudian melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-

masing independent variable.

Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melihat besaran R-square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada dependent variable yang

dijelaskan oleh independent variable. Untuk tabel R-square, dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Tabel R-square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .546a .298 .258 8.31785

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa perolehan R Square sebesar 0.298

atau 29.8%. Artinya, proporsi varians dari kesejahteraan subjektif yang dijelaskan

extraversion, agrreableness, conscientiousness, neuroticism, openness, critical

existential thinking, personal meaning production, transcendental awareness dan

conscious state expansion adalah sebesar 29.8%, sedangkan 70.2% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

a. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGRE, TRUE_CONST,

TRUE_NEU, TRUE_OPEN, TRUE_PMP, , TRUE_CET, TRUE_CSE, TRUE_TA

b. Dependent Variable: TRUE_SWB

Page 74: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

61

Langkah berikutnya, peneliti menganalisis dampak dari seluruh

independent variable terhadap kesejahteraan subjektif. Adapun hasil uji F dapat

dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Tabel Anova

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 4665.640 9 518.404 7.493 .000b

Residual 11000.662 159 69.187

Total 15666.302 168

a. Dependent Variable: TRUE_SWB

b. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGRE, TRUE_CONST, TRUE_NEU,

TRUE_OPEN, TRUE_PMP, , TRUE_CET, TRUE_CSE, TRUE_TA

Diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil (p<0.05), maka hipotesis

nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independent

variable terhadap dependent variable, yaitu kesejahteraan subjektif ditolak.

Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari extraversion, agrreableness,

conscientiousness, neuroticism, openness, critical existential thinking, personal

meaning production, transcendental awareness dan conscious state expansion

terhadap kesejahteraan subjektif.

Langkah terakhir adalah melihat nilai dari koefisien regresi dari setiap

independent variable. Jika nilai t > 1.96 maka koefisien regresi tersebut

signifikan, berarti independent variabel memiliki dampak yang signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif. Dan jika nilai t < 1.96 maka koefisien regresi

tersebut tidak signifikan. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.7

berikut:

Page 75: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

62

Tabel 4.7

Tabel Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.364 9.416 1.844 .067

Extraversion -.065 .086 -.053 -.752 .453

Agreeableness .182 .088 .172 2.059 .041*

Conscientiousness .250 .092 .235 2.723 .007*

Neuroticism -.132 .079 -.121 -1.670 .097

Openness .239 .085 .219 2.802 .006*

CET .168 .116 .152 1.448 .150

PMP -0.14 .094 -.012 -.150 .881

TA -.056 .115 -.046 -.490 .625

CSE -.081 .109 .069 -.739 .461

Keterangan : tanda * = p < 0,05

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, dapat disampaikan

persamaan regresi sebagai berikut: (* : signifikan)

Kesejahteraan subjektif = 17.364 – 0.053 extraversion + 0.172*agreeableness

+ 0.235*conscientiousness - 0.121 neuroticism + 0.219*openness to experience

+ 0.152 CET – 0.012 PMP – 0.046 TA + 0.069 CSE.

Dari persamaan regresi tersebut, dapat dijelaskan bahwa dari sembilan

independent variable, hanya agreeableness, conscientiousness dan openness to

experience yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh

pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel extraversion : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.053 dengan

signifikansi 0.453 (p > 0.05). Hal tersebut berarti bahwa variabel extraversion

pengaruhnya tidak signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah negatif

menunjukkan semakin tinggi extraversion, maka semakin rendah

Page 76: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

63

kesejahteraan subjektif. Sebaliknya, semakin rendah extraversion, maka

semakin tinggi kesejahteraan subjektif.

2. Variabel agrreableness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.172

dengan signifikansi 0.041 (p < 0.05). Hal tersebut berarti bahwa variabel

agreeableness secara positif dan signifikan memengaruhi kesejahteraan

subjektif. Jadi, semakin tinggi agreeableness, maka semakin tinggi

kesejahteraan subjektif.

3. Variabel conscientiousness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.235

dengan signifikansi 0.007 (p < 0.05). Hal tersebut berarti bahwa variabel

conscientiousness secara positif dan signifikan memengaruhi kesejahteraan

subjektif. Semakin tinggi conscientiousness, maka semakin tinggi

kesejahteraan subjektif.

4. Variabel neuroticism : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.121 dengan

signifikansi 0.097 (p > 0.05). Hal tersebut berarti bahwa variabel neuroticism

pengaruhnya tidak signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah negatif

menunjukkan semakin tinggi neuroticism, maka semakin rendah kesejahteraan

subjektif. Sebaliknya, semakin rendah neuroticism, maka semakin tinggi

kesejahteraan subjektif.

5. Variabel openness to experience : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.219 dengan signifikansi 0.006 (p < 0.05), Hal tersebut berarti bahwa

variabel openness to experience secara positif dan signifikan memengaruhi

kesejahteraan subjektif. Jadi, semakin tinggi openness to experience maka

semakin tinggi kesejahteraan subjektif.

Page 77: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

64

6. Variabel critical existential thinking : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.116 dengan signifikansi 0.150 (p > 0.05). Hal tersebut berarti bahwa

variabel critical existential thinking pengaruhnya tidak signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Arah positif menunjukkan semakin tinggi critical

existential thinking, maka semakin tinggi pula kesejahteraan subjektif.

7. Variabel personal meaning production : diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.094 dengan signifikansi 0.881 (p > 0.05), Hal tersebut berarti bahwa

variabel personal meaning production pengaruhnya tidak signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Arah negatif menunjukkan semakin tinggi personal

meaning production, maka semakin rendah kesejahteraan subjektif.

Sebaliknya, semakin rendah personal meaning production, maka semakin

tinggi kesejahteraan subjektif.

8. Variabel transcendental awareness : diperoleh nilai koefisien regresi yaitu

sebesar -0.046 dengan signifikansi 0.625 (p > 0.05). Hal tersebut berarti

bahwa variabel transcendental awareness pengaruhnya tidak signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif. Arah negatif menunjukkan semakin tinggi

transcendental awareness, maka semakin rendah kesejahteraan subjektif.

Sebaliknya, semakin rendah transcendental awareness, maka semakin tinggi

kesejahteraan subjektif.

9. Variabel conscious state expansion : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.069 dengan signifikansi 0.461 (p > 0.05). Hal tersebut berarti bahwa

variabel conscious state expansion pengaruhnya tidak signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif. Arah negatif menunjukkan semakin tinggi conscious

Page 78: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

65

state expansion, maka semakin rendah kesejahteraan subjektif. Sebaliknya,

semakin rendah conscious state expansion, maka semakin tinggi kesejahteraan

subjektif.

4.3.1 Pengujian proporsi varians masing-masing independent variable

Pengujian pada tahapan ini dilakukan bertujuan untuk dapat melihat apakah

signifikan atau tidaknya penambahan proporsi varians dari tiap independent

variable, yang mana independent variable akan dianalisis secara satu per satu.

Besarnya proporsi varians setiap variabel pada kesejahteraan subjektif dapat

dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Proporsi Varians untuk masing-masing Independent Variable

Dari tabel 4.8 dapat dijelaskan informasi sebagai berikut:

1. Variabel extraversion, memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varian

dengan sig. F Change = 0.815, artinya sumbangan tersebut tidak signifikan.

Model Summary

Model R R

Squar

e

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .018a .000 -.006 9.68398 .000 .055 1 167 .815

2 .360b .130 .119 9.06289 .129 24.674 1 166 .000

3 .469c .220 .205 8.60827 .090 18.996 1 165 .000

4 .486d .236 .218 8.54143 .017 3.593 1 164 .060

5 .520e .270 .248 8.37486 .034 7.588 1 163 .007

6 .543f .294 .268 8.26015 .024 5.559 1 162 .020

7 .543g .294 .264 8.28576 .000 .000 1 161 .998

8 .544h .295 .260 8.30603 .001 .215 1 160 .643

9 .546i .298 .258 8.31785 .002 .546 1 159 .461

i. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU,

TRUE_OPEN, TRUE_CET, TRUE_PMP, TRUE_TA, TRUE_CSE

Page 79: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

66

2. Variabel agrreableness memberikan sumbangan sebesar 12,9% dalam varian

dengan sig. F Change = 0.000, artinya sumbangan tersebut signifikan.

3. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 9% dalam varian

dengan sig. F Change = 0.000, artinya sumbangan tersebut signifikan.

4. Variabel neuroticism memberikan sumbangan sebesar 1,7% dalam varian

dengan sig F. change = 0.060, artinya sumbangan tersebut tidak signifikan.

5. Variabel openness to experience memberikan sumbangan sebesar 3,4% dalam

varian dengan sig. F Change = 0.007, artinya sumbangan tersebut signifikan.

6. Variabel critical existential thinking memberikan sumbangan sebesar 2,4%

dalam varian dengan sig. F Change = 0.020, artinya sumbangan tersebut

signifikan..

7. Variabel personal meaning production memberikan sumbangan sebesar 0%

dalam varian dengan sig. F Change = 0998, artinya sumbangan tersebut tidak

signifikan.

8. Variabel transcendental awareness memberikan sumbangan sebesar 0,1%

dalam varian dengan sig. F Change = 0643, artinya sumbangan tersebut tidak

signifikan.

9. Variabel conscious state expansion memberikan sumbangan sebesar 0,2%

dalam varian dengan sig. F Change = 0461, artinya sumbangan tersebut tidak

signifikan.

Page 80: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

67

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka

diperoleh kesimpulan dari penelitian ini, bahwa secara keseluruhan ada pengaruh

yang signifikan antara kepribadian big five dan kecerdasan spiritual terhadap

kesejahteraan subjektif. Berdasarkan proporsi varians yang telah dihitung,

diperoleh hasil bahwa kepribadian big five dan kecerdasan spiritual memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Hal tersebut

ditunjukkan dari hasil uji F yang menguji seluruh independent variabel (IV)

terhadap dependent variabel (DV). Maka hipotesis mayor dalam penelitian ini

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepribadian big

five dan kecerdasan spiritual terhadap kesejahteraan subjektif tidak ditolak.

Penulis menguji hipotesis untuk mengetahui signifikansi dari masing-

masing koefisien regresi independent variable (IV) terhadap dependent variable

(DV), diperoleh hasil bahwa dari sembilan variabel, terdapat tiga variabel dari

kepribadian big five yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif, yaitu agreeableness, conscientiousness dan openness to experience.

Variabel extraversion, neuroticism dari kepribadian big five dan variabel critical

existential thinking, personal meaning production, transcendental awareness dan

conscious state expansion dari kecerdasan spiritual tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 81: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

68

5.2 Diskusi

Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada karyawan. Kesejahteraan subjektif

didefinisikan sebagai tingkat kesejahteraan yang dialami individu berdasarkan

evaluasi subyektif dalam hidup mereka. Evaluasi ini bersifat positif dan negatif

yang meliputi penilaian tentang kepuasan hidup, reaksi afektif seperti

kegembiraan dan kesedihan, serta kepuasan dengan pekerjaan dan kesehatan

(Diener & Ryan, 2009).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepribadian big five dan

kecerdasan spiritual. Penelitian sebelumnya terkait pengaruh dari kepribadian big

five dan kecerdasan spiritual sangat bervariasi. Soto, C. J. (2018) menyatakan

bahwa kepribadian adalah pola khas setiap individu yang berasal dari pemikiran,

perasaan, atau perilaku yang cenderung konsisten dari waktu ke waktu dan

melintasi situasi yang relatif sama. Sifat kepribadian berkembang sepanjang

rentang hidup, sehingga dapat diamati dan diukur.

DeNeve & Cooper (1998) mengatakan tipe kepribadian muncul untuk

memberikan warna tertentu pada individu untuk dapat menerima dan memaknai

kejadian dalam hidup serta menjalani hidup dalam sikap yang positif atau negatif.

Siedlecki, Salthouse, Oishi & Jeswani (2013) dalam penelitiannya mengatakan

jika kepribadian merupakan faktor penting dalam menjadi prediktor kesejahteraan.

Karena tipe kepribadian secara konsisten mampu memprediksi aspek pada

kesejahteraan baik aspek positif maupun negatif.

Page 82: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

69

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, menunjukkan bahwa dari

sembilan variabel yang diuji, terdapat tiga variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Ketiga variabel tersebut adalah (1)

agreeableness; (2) conscientiousness; dan (3) openness to experience. McCrae &

Costa (1991) melakukan penelitian untuk melihat kontribusi dari variabel

kepribadian. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa agreeableness dan

conscientiousness menyumbang proporsi varians meningkat menjadi 19% hingga

25%. Diketahui juga bahwa agreeableness dan conscientiousness signifikan

dalam semua perhitungan yang dilakukan sehingga menambah informasi baru

bahwa agreeableness dan conscientiousness menjadi prediktor kesejahteraan.

John, Naumann & Soto (2008) mengatakan individu yang memiliki sifat

agreeableness adalah orang yang berperilaku baik terhadap orang lain, jujur,

memiliki pemikiran yang lembut dan sederhana. Agreeableness dalam

penelitian ini memiliki nilai yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif. Semakin tinggi agreeableness, semakin tinggi pula kesejahteraan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan wawancara yang penulis lakukan.

Narasumber mengatakan bahwa rekan kerja saling membantu dan memberikan

dukungan pada setiap kegiatan yang dilakukan di tempat kerja. Lingkungan

kerja yang penuh dengan rasa kekeluargaan yang erat juga membuat

narasumber menjadi nyaman dalam bekerja dan menyelesaikan tugas.

Conscientiousness pada penelitian ini dapat diartikan sebagai individu

yang memiliki tujuan jelas, terstruktur dan terorganisir dengan baik. Sood,

Bakhshi dan Gupta (2012) mengatakan bahwa conscientiousness memiliki

Page 83: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

70

hubungan yang positif dan signifikan terhadap kesejahteraan subjektif.

Semakin tinggi conscientiousness, maka semakin tinggi pula kesejahteraan.

Narasumber menyatakan memiliki pemimpin yang memberikan target serta

jangka waktu yang jelas dalam menyelesaikan tugas ataupun kegiatan yang

diberikan kepada rekan tim. Rekan satu tim juga merupakan karyawan yang

teratur dan suka akan suatu hal yang rapih dan detail, sehingga lebih mudah

dalam menyusun ataupun menyelesaikan pekerjaan.

Openess to experience dalam penelitian ini berarti individu menyukai

hal-hal yang bersifat seni dan artistik, serta memiliki tingkat intelektual yang

tinggi. Openess to experience dalam penelitian ini bersifat positif dan

signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Gutierrez, Jimenez, Hernandez & Puente (2005) yang

menyatakan bahwa openess to experience adalah prediktor kesejahteraan pada

aspek positif. Semakin tinggi openess to experience, semakin tinggi

kesejahteraan karyawan. Program yang bersifat seni juga diberikan oleh

perusahaan, salah satunya seni membatik. Alasan diadakan program ini untuk

meningkatkan kepercayaan diri baik karyawan ataupun masyarakat yang ikut

berpartisipasi dalam kegiatan.

Variabel extraversion dan neuroticism dalam penelitian tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan. Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Rahmani (2015) yang menunjukkan

bahwa extraversion dan neuroticism tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif. Diener et al (1999) juga menyimpulkan

Page 84: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

71

bahwa kepribadian adalah salah satu prediktor terkuat dan paling konsisten dari

kesejahteraan. Tingkat kecemasan di lingkungan kerja relatif cenderung

rendah, karena sifat kekeluargaan sangat erat dan karyawan saling membantu

apabila salah satu rekan mengalami kesulitan dalam beradaptasi atapun

menyelesaikan tugas.

Empat variabel lain yang tidak memberikan pengaruh secara signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif, yaitu critical existential thinking, personal

meaning production, transcendental awareness dan conscious state expansion

dari kecerdasan spiritual. King dan DeCicco (2009) mengatakan bahwa

kecerdasaan spiritual adalah satu set kapasitas mental yang berkontribusi

terhadap kesadaran, integrasi, dan aplikasi adaptif aspek nonmateri dan hal

yang disadari di area transenden, mengarah pada hasil pemikiran eksistensial

secara mendalam, peningkatan makna, pengakuan dari transendensi diri, dan

penguasaan area spiritual.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan dari diemsi kecerdasan spiritual ini sejalan dengan

penelitian Sood, Bakhshi dan Gupta (2012) dimana ke empat dimensi

kecerdasan spiritual tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kesejahteraan. Hubungan negatif antara dimensi kecerdasan spiritual dengan

neuroticism dapat dipahami jika semakin tinggi tingkat kecemasan maka

semakin rendah kecerdasan spiritual sehingga mengakibatkan rendahnya

kesejahteraan yang dirasakan oleh karyawan.

Page 85: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

72

Haryanto & Hartati (2013) dalam penelitian yang dilakukan,

mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara kecerdasan spiritual

terhadap kesejahteraan subjektif, karena masih terdapat banyak faktor yang

bisa menjadi prediktor kesejahteraan subjektif. Critical existential thinking

dapat dipahami bila semakin seorang karyawan memikirkan eksistensi tentang

adanya Tuhan dan kematian, maka semakin tidak bahagia. Karyawan di

lingkungan kerja selalu diberikan tugas yang terkadang menuntut untuk segera

diselesaikan. Karyawan yang merasa lelah dan jenuh dengan pekerjaan,

kemungkinan besar baru teringat akan keberadaan Tuhan, hingga pada

akhirnya dirinya merasa tidak sejahtera karena melupakan kewajiban kepada

Tuhan dan hanya mengikuti keadaan duniawi.

Toyibah, Sulianti, & Tahrir (2017) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa orang yang menghafal al-quran cenderung memiliki tingkat kecerdasan

spiritual yang tinggi. Variabel personal meaning production dapat dipahami,

semakin karyawan memikirkan harapan yang ingin dicapai, semakin kecewa

bila tidak mendapatkan harapan tersebut. Dapat diambil contoh bila seorang

karyawan mengajukan kenaikan jabatan ataupun promosi, kemungkinan besar

dirinya akan sangat berharap untuk mendapatkan jabatan tersebut.

Kenyataannya bila karyawan tersebut tidak mendapatkan apa yang diinginkan,

maka dirinya merasa tidak bahagia karena harapan tersebut tidak bisa dicapai.

Hosseini, Elias, Krauss & Aishah (2010) dalam penelitian menyatakan

bahwa kecerdasan spiritual dapat ditingkatkan dengan pelatihan. Peningkatan

kecerdasan dapat dilakukan dengan optimal pada masa remaja. Kecerdasan

Page 86: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

73

spiritual memberikan dasar bagi individu untuk dapat mempertimbangkan dan

mencari tujuan, makna dalam kehidupan serta untuk menjadi motor penggerak

yang mampu membawa individu tersebut ke arah tujuan yang bermakna.

Transcendental awareness dapat diartikan kesadaran karyawan akan sesuatu

yang bersifat matrealistik membuat karyawan itu lebih tidak bahagia.

Karyawan yang terlalu memikirkan pendapatan dan bonus akan merasa tidak

bahagia dan selalu merasa kurang atas apa yang dimiliki. Pendapatan sebesar

apapun akan membuat karyawan tidak merasa sejahtera dan bahagia, karena

apapun yang telah didapatkan tidak akan pernah mencukupi keinginan

karyawan.

Menurut Zohar dan Marshall (2000) kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan yang membuat seseorang mampu menghadapi dan memecahkan

persoalan nilai dan makna. Variabel selanjutnya adalah conscious state

expansion yang dapat dipahami bila individu tidak mampu mencapai keadaan

spiritual nya maka individu cenderung lebih tidak bahagia. Kurangnya

kedekatan dengan Tuhan mampu membuat seorang pekerja menjadi gelisah

dan tidak bisa merasakan ketenangan dalam hati. Pekerja dengan kesadaran

tinggi akan selalu berpikir beberapa kali untuk merespon sebuah situasi serta

mengambil waktu sejenak untuk memahami apa yang tidak nyata maupun yang

nyata sebelum memutuskan melakukan suatu hal. Pekerja yang tingkat

kesadaran rendah cenderung tergesa-gesa dalam mengambil keputusan serta

tidak mampu berpikir secara jernih atas konsekuensi yang akan terjadi.

Page 87: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

74

5.3 Saran

Setelah melalui seluruh proses dan penyusunan laporan hasil penelitian, peneliti

menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penelitian ini. Oleh karena itu,

peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis dan praktis.

5.3.1 Saran teoritis

1. Pada penelitian ini didapat hasil proporsi varians dari kesejahteraan

subjektif yang dapat dijelaskan oleh semua independent variabel adalah

sebesar 29,8%, sedangkan 70,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di

luar penelitian ini. Penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat

menggunakan variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap

kesejahteraan subjektif, seperti modal psikologis, spiritualitas kerja,

totalitas kerja dan tuntutan kerja.

2. Terkait dengan variabel kepribadian big five, terdapat banyak penelitian

yang mendukung bahwa kepribadian merupakan salah satu prediktor yanf

konsisten terhadap kesejahteraan. Penulis menyarankan untuk

menggunakan sampel yang berbeda bila ingin melakukan penelitian

dengan variabel kepribadian, agar hasil yang di dapatkan lebih beragam

dari penelitian sebelumnya.

5.3.1 Saran praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian, dimensi agreeableness, conscientiousness

dan openness to experience dari kepribadian big five berpengaruh

signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Untuk itu, peneliti

menyarankan agar pekerja perlu memiliki pemikiran yang terbuka

Page 88: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

75

terhadap suatu hal baru, memiliki target pekerjaan yang jelas dan tepat,

memiliki disiplin diri yang baik di tempat kerja. Tidak menimbulkan

konflik dengan teman kerja dan menghormati setiap perbedaan yang

dimiliki oleh rekan kerja.

2. Pemimpin sebuah perusahaan/institusi, hendaknya memperhatikan

kesejahteraan subjektif karyawan. Karena kesejahteraan karyawan akan

memberikan pengaruh pada berbagai aspek, baik kehidupan maupun

pekerjaan.

Page 89: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

76

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, F. M. (1974). Social indicators of perceived life quality. Social

indicators research I. D. Reidel Publishing Company: Dordrecht-Holland.

279-299.

Arikunto, S. (1997). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Edisi revisi

IV. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bakker, A. B., & Oerlemans, W. (2011). Subjective well-being in organizations.

The oxford handbook of positive organizational scholarship, 178-189.

Danna, K., & Griffin, R.W. (1999). Health and well-being in the workplace: A

review and synthesis of the literature. Journal of Management. Vol. 25,

No. 3, 357–384.

De Simone, S. (2014). Conceptualizing wellbeing in the workplace. International

Journal of Business and Social Science, 5(12).

DeNeve, K., & Cooper, H. (1998). The happy personality: A meta-analysis of 137

personality traits and subjective well-being. Psychological Bulletin, 124

(2), 197-229.

Deny, S. (2011). PHK paling banyak terjadi di 3 provinsi ini. Diunduh tanggal 15

Oktober 2016 dari https://www.liputan6.com.

Dewi, C.E., & Rahmani, I.S. (2015). Pengaruh tipe kepribadian dan religiusitas

terhadap subjective well being pada wanita yang berperan ganda di

Jakarta. TAZKIYA Journal of Psychology, Vol. 20 No. 1(96).

Diener, E. (1984). Subjective well-being. Psychological Bulletin, 95, 542-575.

Diener, E. (1994). Assessing subjective well-being: Progress and opportunities.

Social lndicators Research 31. Kluwer Academic Publishers. Printed in the

Netherlands. 103-157.

Diener, E. (2000). Subjective well-being. The science of happiness and a proposal

for a national index. American Psychologist, 55(1), 34-43.

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R.E. (2003). Personality, culture, and subjective

well-being: Emotional and cognitive evaluations of life. Annu. Rev.

Psychol. 54:403–25.

Diener, E., & Diener, R.B. (2008). Unlocking the mysteries of psychological

wealth. Oxford: Blackwell Publishing.

Diener, E., & Diener, R.B. (2009). Flourishing scale.

Page 90: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

77

Diener, E., & Diener, R.B. (2009). Scale of positive and negative experience

(SPANE).

Diener, E., & Ryan, K. (2009). Subjective well-being: A general overview. South

African Journal of Psychology 39(4), 391–406. doi:

10.1177/008124630903900402

Diener, E., Diener, M., & Diener, C. (2009). Factors predicting the subjective

well-being of nations. Culture and well-being, 43–70. doi:10.1007/978-90-

481-2352-0_3

Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R.E. (2003). Subjective well-being: The science of

happiness and life satisfaction. The Oxford Handbook of Positive

Psychology (2 ed).

Diener, E., Suh, E.M., Lucas, R.F., & Smith, H.L. (1999). Subjective well-being:

Three decades of progress. Psychological Bulletin, 125(2), 276-302.

Eddington, N., & Shuman, R. (2008). Subjective well being (happiness).

California: Continuing Psychology Education Inc.

Feist, J., & Feist, G. (2006). The theories of personality-7th ed. New york:

Mcgraw-Hill Companies.

Grant, S., Fox, J.L., & Anglim, J. (2009). The big five traits as predictors of

subjective and psychological well-being. Psychological Reports, 105, 205-

231.

Gutierrez, H.L.G., Jimenez. B.M., Hernandez, E.G., & Puente, C.P. (2005).

Personality and subjective well-being: big five correlates and demographic

variables. Personality and Individual Differences 38, 1561–1569.

Haryanto, B.S., & Hartati, S. (2013). Hubungan antara Kecerdasan Spiritual

dengan Subjective Well-being pada Pegawai Negeri Sipil Golongan II di

Lingkungan Universitas Diponegoro. Skripsi. Fakultas Psikologi,

Universitas Diponegoro.

Hayes, N., & Joseph, S. (2003). Big 5 correlates of three measures of subjective

well-being. Personality and Individual Differences, 34, 723-727.

Hosseini, M., Elias, H., Krauss, S.E., & Aishah, S. (2010). A review study on

spiritual intelligence, adolescence and spiritual intelligence, factors that

may contribute to individual differences in spiritual intelligence and the

related theories. Journal of Social Sciences 6(3), 429-438.

John, O.P., Naumann, L.P., & Soto, C.J. (2008). Paradigm shift to the integrative

big five trait taxonomy: History, measurement, and conceptual issues. 144-

158.

Page 91: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

78

King, D. (2008). SISRI-24 -The spiritual intelligence self-report inventory.

King, D.B., & DeCicco, T. L. (2009). A viable model and self-report measure of

spiritual intelligence. International Journal of Transpersonal Studies, 28,

68-85.

Librán, E.C. (2006). Personality dimensions and subjective well-being. The

Spanish Journal of Psychology, 9(1), 38-44.

McCrae, R.R., & Costa, P.T. (1991). Adding liebe und arbeit: The full five-factor

model and well-being. PSPB, 17(2), 231.

Pervin, L.A., Cervone, D., John, O.P. Personality: Theory and research, Psikologi

kepribadian: teori & penelitian edisi kesembilan. A.K. Anwar (terj). 2004.

Fajar Interpratama offset.

Rizky, T.R., & Sadida, N. (2019). Hubungan antara job insecurity dan employee

well being pada karyawan yang bekerja di perusahaan yang menerapkan

PHK di DKI Jakarta. Jurnal Empati, 8 (1), 329-335.

Seftiani, N.A., & Herlena, B. (2018). Kecerdasan spiritual sebagai prediktor

kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Jurnal Psikologi Integratif 6(1),

101-105. UIN Sunan Kalijaga.

Siedlecki et al. (2013). The relationship between social support and subjective

well-being across age. Springer.

Sood, S., & Bakhti, A., Gupta, R. (2012). Relationship between personality traits,

spiritual intelligence and well-being in university students. Journal of

Education and Practice, 3, 55-59.

Soto, C. J. (2018). Big five personality traits. In M. H. Bornstein, M. E.

Arterberry, K. L. Fingerman, & J. E. Lansford (Eds.), The SAGE

encyclopedia of lifespan human development (pp. 240-241). Thousand

Oaks, CA: Sage.

Soto, C.J., & John. O.P. (2017). Short and extra-short forms of the big five

inventory–2: The BFI-2-S and BFI-2-XS. Journal of Research in

Personality.

Soto, C-J,. & John, O-P. (2009). Ten facet scales for the big five inventory :

convergence with NEO-PI-R facets, self-peer agreement, and discriminant

validity. Journal of research in personality. 43, 84-90. Doi:10.1016/j.jrp.

2008.10.002

Srivastava, P. S. (2016). Spiritual intelligence: An overview. International

Journal of Multidisciplinary Research and Development 3(3), 224-227.

Page 92: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

79

Tim Penyusun. (2016). Indikator kesejahteraan rakyat provinsi DKI Jakarta 2016.

BPS Provinsi DKI Jakarta.

Toyibah, S.A., Sulianti, A. & Tahrir. (2017). Pengaruh keceerdasan spiritual

terhadapa kesejahteraan psikologis pada mahasiswa penghafal al-quran.

Jurnal Psikologi Islam 4(2), 191—204.

Umar, J. (2013). Statistika mentor akademik. Bahan ajar fakultas psikologi UIN

jakarta. Tidak Dipublikasikan.

Undang-undang republik indonesia no. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

pasal 1.

Vaughan, F. (2002). What is spiritual intelligence? Journal of Humanistic

Psychology 42(2), 16-33. Spring.

Zohar, D., & Marshall, I. (2000). SQ, spiritual intelligence, the ultimate

intelligence. London : Bloomsbury.

Page 93: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

LAMPIRAN

Page 94: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

81

LAMPIRAN 1 – KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner Penelitian

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Saya Auliana Fitri, mahasiswi Program Strata 1 (S1) Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang saat ini sedang melakukan penelitian dalam

rangka penyelesaian tugas akhir. Oleh karena itu, saya mengharapakan kesediaan

Saudara/I untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Saudara/I dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk

pengisian yang telah diberikan. TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam

kuesioner ini. Adapun informasi yang Saudara/I berikan dalam penelitian ini akan

dijaga KERAHASIAAN nyadan di gunakan hanya untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian Saudara/I, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Hormat peneliti,

Auliana Fitri

Identitas Responden

Nama/Inisial :

Usia :

Jenis Kelamin :

Responden

Page 95: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

82

Petunjuk Pengisian

Berikut ini terapat butir pernyataan yang tidak ada jawaban benar atau salah. Baca

dan pahami lah terlebih dahulu setiap pernyataan dan kemudian berikan tanda

checklist (v) pada salah satu pilihan yang tersedia pada kolom bagian kanan.

Adapun pilihan kolom disamping kanan pernyataan sebagai berikut:

o Sangat Tidak Setuju, beri tanda pada kolom STS

o Tidak Setuju, beri tanda pada kolom TS

o Setuju, beri tanda pada kolom S

o Sangat setuju, beri tanda pada kolom SS

SKALA I

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya menjalani hidup dengan terarah dan bermakna

2. Hubungan sosial saya mendukung dan bermanfaat

3.

Saya terlibat dan tertarik pada kegiatan sehari-hari

saya.

4.

Saya aktif berkontribusi pada kebahagiaan dan

kesejahteraan orang lain.

5.

Saya memiliki kompetensi dan kemampuan dalam

menjalani kegiatan yang penting bagi saya.

6.

Saya orang yang baik dan menjalani kehidupan yang

baik

7. Saya optimis tentang masa depan saya

8. Orang menghormati saya.

9. Saya merasa hal-hal positif terjadi di hidup saya.

10. Saya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negatif.

11.

Saya mengharapkan hal baik akan terjadi pada hidup

saya.

12. Saya sering merasa hal buruk terjadi pada hidup saya.

13. Saya merasa nyaman dengan hidup saya saat ini.

14.

Selama sebulan terakhir, saya merasa tidak nyaman

dengan diri saya.

15. Saya menjalani hidup dengan tenang.

16. Kondisi kehidupan saya menyedihkan.

17. Saya takut menghadapi masa depan.

18. Saya menjalani hari dengan riang setiap harinya.

19. Saya mudah tersinggung.

20. Saya merasa puas dengan kehidupan saya.

Page 96: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

83

SKALA II

Baca dan pahami lah terlebih dahulu setiap pernyataan dan kemudian berikan

tanda checklist (v) pada salah satu pilihan yang tersedia pada kolom bagian

kanan.

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya adalah orang yang cenderung pendiam

2.

Saya seorang penyayang dan memiliki hati yang

lembut

3.

Saya adalah seseorang yang cenderung tidak

terorganisir dalam bekerja

4. Saya memiliki banyak kekhawatiran dalam bekerja

5. Saya menyukai seni, musik, ataupun sastra

6.

Saya merupakan seseorang yang dominan dan

bertindak sebagai pemimpin

7. Saya terkadang kasar terhadap rekan kerja

8.

Saya memiliki kesulitan untuk memulai sebuah

pekerjaan

9. Saya cenderung mudah merasa tertekan dan murung

10. Saya tidak tertarik pada suatu hal yang abstrak

11. Saya orang yang penuh energi.

12. Saya selalu bersaumsi baik tentang rekan kerja lainnya

13. Saya orang yang bisa diandalkan dalam bekerja

14.

Saya merupakan orang yang tidak mudah kesal dan

memiliki keadaan emosional yang stabil

15.

Dalam bekerja, saya merupakan orang yang memiliki

originalitas serta memiliki ide baru.

16. Rekan kerja berkata saya orang yang ramah.

17.

Saya bisa bersikap dingin dan tidak peduli terhadap

rekan kerja

18.

Saya senang menyimpan barang dengan rapi dan

teratur

19.

Saya orang yang santai dan dapat mengatasi stres

dengan baik

20. Saya cenderung tidak tertarik terhadap hal yang

Page 97: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

84

bersifat seni dan artistik

21.

Saya lebih suka meminta orang lain bertanggung jawab

terhadap pekerjaan di kantor

22.

Saya orang yang memperlakukan rekan kerja dengan

hormat

23.

Dalam melakukan pekerjaan, saya adalah orang yang

gigih serta bekerja sampai tugas selesai

24. Saya merasa aman dan nyaman dengan diri sendiri

25.

Saya merupakan orang yang rumit dan cenderung

memiliki pemikiran yang mendalam

26.

Dibandingkan rekan kerja lainnya, saya merupakan

orang yang tidak aktif

27. Saya cenderung mencari kesalahan rekan kerja

28. Saya bisa jadi orang yang agak ceroboh saat bekerja

29.

Saya merupakan orang yang temperamental dan mudah

emosi

30. Saya memiliki sedikit bakat kreativitas

SKALA III

Baca dan pahami lah terlebih dahulu setiap pernyataan dan kemudian berikan

tanda checklist (v) pada salah satu pilihan yang tersedia pada kolom bagian

kanan.

No Pernyataan STS TS S SS

1. Saya sering memikirkan sifat dari sebuah realitas.

2.

Saya mengakui terdapat aspek diri yang lebih

mendalam dari pada aspek fisik.

3. Saya mengetahui tujuan atau alasan keberadaan saya.

4.

Saya dapat memasuki kondisi kesadaran akan spiritual.

.

5.

Saya bisa merenungkan apa yang terjadi setelah

kematian.

6.

Sulit bagi saya untuk bisa merasakan hal lain selain

keadaan fisik dan materi.

7.

Saya mampu beradaptasi dengan situasi yang membuat

stress dengan kemampuan saya untuk menentukan

tujuan dan makna hidup.

Page 98: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

85

8.

Saya bisa mengontrol kapan saya berada dalam kondisi

kesadaran spiritual.

9.

Saya memiliki pendapaat sendiri tentang hal-hal seperti

kehidupan, kematian, realitas, dan eksistensi.

10.

Saya sadar terdapat hubungan yang lebih dalam antara

diri sendiri dan orang lain.

11.

Saya mampu menemukan tujuan atau alasan untuk

hidup.

12.

Saya bisa bergerak sesuka hati saat berada dalam

kondisi kesadaran.

13.

Saya sering merenungkan makna sebuah peristiwa

yang terjadi dalam hidup saya.

14.

Saya mengartikan diri dengan lebih mendalam bukan

hanya secara fisik

15.

Ketika mengalami kegagalan saya masih bisa

menemukan makna di dalamnya.

16.

Saya dapat melihat secara jelas isu yang terjadi ketika

berada di kondisi kesadaran spiritual.

17.

Saya sering merenungkan hubungan antara manusia

dan alam semesta.

18.

Saya menyadari terdapat aspek nonmaterial pada

kehidupan yang dijalani.

19.

Saya mampu membuat keputusan sesuai dengan tujuan

hidup.

20.

Saya mengakui kualitas diri seseorang jauh lebih

berarti dari tampilan fisik, kepribadian, atau emosi.

21.

Saya memikirkan ada atau tidak kekuatan yang lebih

besar (misalnya, Tuhan)

22.

Aspek nonmaterial membantu saya menyadari pusat

dari kehidupan.

23.

Saya mampu menemukan makna dan tujuan

berdasarkan pengalaman sehari-hari.

24.

Saya memiliki teknik sendiri untuk memasuki kondisi

kesadaran spiritual.

Mohon periksa kembali jawaban Saudara, jangan sampai ada pernyataan yang

terlewatkan.

TERIMA KASIH

Page 99: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

86

LAMPIRAN 2 – SYNTAX Uji Validitas

1. Syntax Uji Validitas Kesejahteraan Subjektif

TITLE:UJI VALIDITAS KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF; DATA: FILE IS SWB.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R20; USEVAR ARE R1-R20; CATEGORICAL ARE R1-R20; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R20; R17 WITH R16; R19 WITH R12; R12 WITH R10; R17 WITH R12; R19 WITH R17; R9 WITH R2; R15 WITH R13; R15 WITH R8; R18 WITH R15; R20 WITH R15; R19 WITH R10; R16 WITH R4; R2 WITH R1; R3 WITH R2; R3 WITH R1; R5 WITH R1; R20 WITH R11; R19 WITH R4; R13 WITH R5; R4 WITH R3; R4 WITH R2; R18 WITH R5; R20 WITH R5; R14 WITH R5; R16 WITH R12; R16 WITH R10; R17 WITH R10; R6 WITH R3; R7 WITH R6; R19 WITH R16; R12 WITH R4; R11 WITH R10; R19 WITH R14; R9 WITH R5; R15 WITH R5; R6 WITH R4; R6 WITH R2; R8 WITH R2; R8 WITH R3; R8 WITH R4; R15 WITH R7;

PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

2. Syntax Uji Validitas Extraversion

TITLE:UJI VALIDITAS EXTRAVERSION; DATA: FILE IS EXT.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R6; USEVAR ARE R1-R6; CATEGORICAL ARE R1-R6; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R6; R3 WITH R1; R6 WITH R3; R6 WITH R5; R6 WITH R1; R5 WITH R3; R6 WITH R2;

Page 100: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

87

PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100); 3. Syntax Uji Validitas Agreeableness

TITLE:UJI VALIDITAS AGREEABLENESS; DATA: FILE IS AG.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R6; USEVAR ARE R1-R6; CATEGORICAL ARE R1-R6; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R6; R6 WITH R5;R4 WITH R3; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

4. Syntax Uji Validitas Conscientiousness

TITLE:UJI VALIDITAS CONSCIENTIOUSNESS; DATA: FILE IS CONSIENT.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R6; USEVAR ARE R1-R6; CATEGORICAL ARE R1-R6; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R6; R6 WITH R5 ; R2 WITH R1; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

5. Syntax Uji Validitas Neuroticism

TITLE:UJI VALIDITAS NEUROTICISM; DATA: FILE IS NEURO.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R6; USEVAR ARE R1-R6; CATEGORICAL ARE R1-R6; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R6; R6 WITH R2; R2 WITH R1; R5 WITH R4;

Page 101: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

88

R4 WITH R3 ; R3 WITH R1; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100); 6. Syntax Uji Validitas Openness to Experience

TITLE:UJI VALIDITAS OPENNESS; DATA: FILE IS OPEN.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R6; USEVAR ARE R1-R6; CATEGORICAL ARE R1-R6; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R6; R2 WITH R1; R4 WITH R2; R6 WITH R4; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

7. Syntax Uji Validitas Critical Existential Thinking

TITLE:UJI VALIDITAS CRITICAL EXISTENTIAL THINKING; DATA: FILE IS CET.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R7; USEVAR ARE R1-R7; CATEGORICAL ARE R1-R7; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R7; R4 WITH R2; R6 WITH R5; R6 WITH R2; R5 WITH R2; R4 WITH R3; R4 WITH R1; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

8. Syntax Uji Validitas Personal Meaning Production

TITLE:UJI VALIDITAS PERSONAL MEANING PRODUCTION; DATA: FILE IS PMP.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R5; USEVAR ARE R1-R5; CATEGORICAL ARE R1-R5;

Page 102: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

89

!ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R5; R5 WITH R2; R4 WITH R2; R5 WITH R4; R4 WITH R1; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

9. Syntax Uji Validitas Transcendental Awareness

TITLE:UJI VALIDITAS TRANSCENDENTAL AWARENESS; DATA: FILE IS TA.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R7; USEVAR ARE R1-R7; CATEGORICAL ARE R1-R7; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R7; R6 WITH R5; R7 WITH R4; R7 WITH R1; R4 WITH R1 ; R7 WITH R5; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (3); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

10. Syntax Uji Validitas Conscious State Expansion

TITLE:UJI VALIDITAS CONSCIOUS STATE EXPANSION; DATA: FILE IS CSE.TXT; VARIABLE: NAMES ARE R1-R5; USEVAR ARE R1-R5; CATEGORICAL ARE R1-R5; !ANALYSIS: ESTIMATOR=BAYES; FBITERATIONS=20000; MODEL: EXTRA BY R1-R5; PLOT: TYPE=PLOT3; OUTPUT: STDYX; MODINDICES (ALL); !SAVEDATA: FILE IS SUBNORM.DAT; SAVE=FSCORES(100);

Page 103: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

90

LAMPIRAN 3 – PATH DIAGRAM

1. Path Diagram Kesejahteraan Subjektif

2. Path Diagram Extraversion

Page 104: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

91

3. Path Diagram Agreeableness

4. Path Diagram Conscientiousness

Page 105: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

92

5. Path Diagram Neuroticsm

6. Path Diagram Openness to Experience

Page 106: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

93

7. Path Diagram Critical Existential Thinking

8. Path Diagram Personal Meaning Production

Page 107: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

94

9. Path Diagram Transcendental Awareness

10. Path Diagram Conscious State Expansion

Page 108: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

95

LAMPIRAN 4 – OUTPUT STATISTIK

REGRESI

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .546a .298 .258 8.31785 .298 7.493 9 159 .000

a. Predictors: (Constant), TRUE_TA, TRUE_AGREE, TRUE_EXT, TRUE_NEU, TRUE_PMP,

TRUE_OPEN, TRUE_CSE, TRUE_CONSC, TRUE_CET

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 4665.640 9 518.404 7.493 .000b

Residual 11000.662 159 69.187

Total 15666.302 168

a. Dependent Variable: TRUE_SWB

b. Predictors: (Constant), TRUE_TA, TRUE_AGREE, TRUE_EXT, TRUE_NEU, TRUE_PMP,

TRUE_OPEN, TRUE_CSE, TRUE_CONSC, TRUE_CET

KOEFISIEN REGRESI

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 17.364 9.416 1.844 .067

TRUE_EXT -.065 .086 -.053 -.752 .453

TRUE_NEU -.132 .079 -.121 -1.670 .097

TRUE_AGREE .182 .088 .172 2.059 .041

TRUE_OPEN .239 .085 .219 2.802 .006

TRUE_CONSC .250 .092 .235 2.723 .007

TRUE_CET .168 .116 .152 1.448 .150

TRUE_CSE .081 .109 .069 .739 .461

TRUE_PMP -.014 .094 -.012 -.150 .881

TRUE_TA -.056 .115 -.046 -.490 .625

a. Dependent Variable: TRUE_SWB

Page 109: PENGARUH KEPRIBADIAN BIG FIVE DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48088...(The SISRI-24). Hasil dari analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan terdapat

96

PROPORSI VARIAN

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 .018a .000 -.006 9.68398 .000 .055 1 167 .815

2 .360b .130 .119 9.06289 .129 24.674 1 166 .000

3 .469c .220 .205 8.60827 .090 18.996 1 165 .000

4 .486d .236 .218 8.54143 .017 3.593 1 164 .060

5 .520e .270 .248 8.37486 .034 7.588 1 163 .007

6 .543f .294 .268 8.26015 .024 5.559 1 162 .020

7 .543g .294 .264 8.28576 .000 .000 1 161 .998

8 .544h .295 .260 8.30603 .001 .215 1 160 .643

9 .546i .298 .258 8.31785 .002 .546 1 159 .461

a. Predictors: (Constant), TRUE_EXT

b. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE

c. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC

d. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU

e. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU, TRUE_OPEN

f. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU, TRUE_OPEN, TRUE_CET

g. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU, TRUE_OPEN,

TRUE_CET, TRUE_PMP

h. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU, TRUE_OPEN,

TRUE_CET, TRUE_PMP, TRUE_TA

i. Predictors: (Constant), TRUE_EXT, TRUE_AGREE, TRUE_CONSC, TRUE_NEU, TRUE_OPEN,

TRUE_CET, TRUE_PMP, TRUE_TA, TRUE_CSE