pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan pada bank syariah di...
TRANSCRIPT
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
1
PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI TERHADAP
KEPUASAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA BANK SYARIAH
DI KABUPATEN JEMBER
Moh. Saleh
Guru besar ilmu ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Ambar Supriyati Soetrisno
Alumni pascasarjana Universitas Jember program studi Ilmu Ekonomo
Abstract
The purpose of this study was to examine and analyze the effectsthat
occur between the ability of job satisfaction; motivation on job satisfaction; the
ability of the employee's performance; motivationon employee performance, and job
satisfaction to employee performance. Test results showed that only the variable
ability of employees (X1 )directly affects the employee's performance (Y) Bank of
Sharia in Jember significantly. While the tests conducted on employeemotivation
variable (X2) has direct influence on employee performance (Y) Bank of Sharia in
Jember significantly.Furthermore, the variable abilities of employees (X1)
indirecteffect on employee performance (Y) Bank of Sharia in Jember significantly
through satisfaction. Then, the motivation of employees (X2) an indirect effect
on employee performance (Y)Bank of Sharia in Jember significantly through
satisfaction. And lastly, employee satisfaction (Z) effect on employee performance
(Y) Bank of Sharia in Jember significantly
Keywords: Ability, Motivation, Job Satisfaction, EmployeePerformance
1 . Pendahuluan Keberadaan bank dengan sistem syari’ah pada dunia perbankan Indonesia secara
formal telah dikembangkan sejak tahun 1992, sejalan dengan di- keluarkannya
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dibandingkan dengan negara-negara lain
yang berpenduduk mayoritas muslim, perkembangan perbankan dengan sistem
syari’ah di Indonesia dapat dinyatakan lambat. Namun dengan adanya UU No. 10 Tahun
1998, memungkinkan perbankan menjalankan sistem bank ganda (dual banking system),
sehingga bank-bank konvensional yang menguasai pasar mulai melirik dan membuka
unit usaha syari’ah.
Dewasa ini, perkembangan bank syari’ah di Indonesia makin pesat, sampai
dengan tahun 2005 tercatat sebanyak 20 lembaga keuangan syari’ah (LKS) yang telah
memberikan presentasi di DSN-MUI, walaupun hanya 18 LKS saja yang memperoleh
ijin operasional dari Bank Indonesia.Salah satu prinsip pokok pengembangan bank
syari’ah adalah perlakuan yang sama (equal treatment). Perbedaan peraturan dan
ketentuan yang diterapkan pada perbankan syari’ah dilakukan dalam rangka memenuhi
prinsip syari’ah atau karena perbedaan sifat dasar (nature) bisnisnya. Pemberlakuan
UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
yang diikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK.
Moh. Saleh dan Ambar, Pengaruh Kemampuan & Motivasi terhadap Kinerja
2
Direksi BI, telah memberikan landasan hukum yang lebih luas bagi pengembangan
perbankan syari’ah di Indonesia.
Sebagai sebuah perusahaan, bank syari’ah juga sangat memperhatikan aspek
SDM ini. Kinerja SDM perbankan syari’ah inilah yang selalu menjadi salah satu
pengaruh kemampuan dan tema yang mengemuka dalam pembahasan seputar peluang
dan tantangan perbankan syari’ah di Indonesia. Bank Indonesia (BI) menilai upaya
pencapaian pangsa perbankan syari’ah hingga 5,25% pada 2008 perlu didukung SDM
yang berkualitas. SDM merupakan salah satu faktor penting perkembangan industri
perbankan syari’ah. Menurut ketua Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES) bahwa
untuk mendukung perkembangan perbankan syari’ah agar industri perbankan syari’ah
berkembang lebih pesat dan mampu bersaing dengan industri perbankan
konvensional, ada dua hal yang perlu dibenahi: (1) ketersediaan SDM berkualitas
dan (2) apresiasi bagi karyawan perbankan syari’ah agar mereka termotivasi untuk
mendukung perkembangan kinerja bank syari’ah.
Dalam kaitannya dengan SDM perbankan syari’ah, banyak pihak yang
mengemukakan bahwa SDM yang dipekerjakan tidak memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai. Menurut Ranti Wiliasih (www.isei.or.id) menyebutkan bahwa
berdasarkan data yang terkumpul, kurang dari 50,00% SDM
perbankansyari’ah yang berlatar belakang syari’ah. Sebagian besar SDM bank syari’ah
masih berlatar belakang konvensional.
Pengembangan SDM juga sudah menjadi perhatian bank
syari’ah/ muamalat. Hal ini ditunjukkan dengan pengalokasian 7,30% anggaran untuk
pengembangan SDM. Kebijakan pengembangan SDM di Bank Syari’ah Mandiri
kelihatannya bertitik tolak dari kenyataan bahwa SDM yang ada belum memiliki
kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Hal ini tercermin dari pernyataan Direktur
Bank Syari’ah Mandiri, yang menyatakan saat ini, sekitar 20,00% stafdi semua
tingkatan belum memahami mekanisme kerja syari’ah (MediaIndonesia, 21-07-
2006).
Bank Syari’ah Mandiri seperti yang dipublikasikan lewat website
resminya (www.syari’ahmandiri.co.id) telah berhasil meraih serbagai
penghargaan dari berbagai pihak untuk beberapa kategori penilaian, di antaranya
adalah pada kategori pengembangan sumberdaya manusia (human resource
development). Kenyataan ini memotivasi seluruh perbankan syari’ah di berbagai tempat
di Indonesia (termasuk Cabang Jember), untuk lebih keras lagi bekerja menjaga citra
positip yang sudah terbangun. Peningkatan kinerja dapat ditimbulkan pula jika
karyawan merasa puas dalam bekerja maupun dalam kehidupan sehari-harinya.
Beberapa hasil studi empiris memberikan bukti bahwa kepuasan karyawan dapat
dipengaruhi oleh kemampuan (ability) dan motivasi dirinya, baik sebagai
seorang\karyawan maupun sebagai anggota masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa kemampuan (ability) dan motivasi telah
memberikan dukungan cukup berarti bagi peningkatan kepuasan kerja yang pada
akhirnya mempengaruhi kinerja karyawan secara keseluruhan. Maka hasil studi ini akan
menganalisis Pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kepuasan dan kinerja
karyawan Bank Syari’ah di Kabupaten Jember.
2. Tujuan Penelitian
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
3
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a) Pengaruh kemampuan terhadap kepuasan karyawan Bank Syari’ah di
Kabupaten Jember.
b) Pengaruh kemampuan terhadap kinerja karyawan Bank Syari’ahdi Kabupaten
Jember.
c) Pengaruh motivasi terhadap kepuasan karyawan Bank Syari’ahdi Kabupaten
Jember.
d) Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Bank Syari’ahdi Kabupaten
Jember.
e) Pengaruh kepuasan terhadap kinerja karyawan Bank Syari’ahdi Kabupaten
Jember.
3. Metode Penelitian
Untuk dapat memperoleh penjelasan dan keterangan-keterangan secara faktual
yang berhubungan dengan pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kepuasan dan
selanjutnya terhadap kinerja karyawan, maka hasil studi ini dirancang sebagai hasil
studi penjelasan (explanatory research).
Hasil studi dilaksanakan terhadap fakta-fakta yang terjadi saat ini dan suatu
populasi yang terjadi pada karyawanbank syari’ah di Kabupaten Jember yang terdiri
dari PT Bank Muamalat Indonesia (Tbk), Bank Syari’ah Mandiri dan Bank BNI
Syari’ah.
Populasi dalam hasil studi ini adalah seluruh karyawan bank syari’ah di
Kabupaten Jember. Ada tiga buah bank umum swasta nasional syari’ah devisa (BUSN
Syari’ah), yaitu : PT Bank Muamalat Indonesia (Tbk), Bank Syari’ah Mandiri dan Bank
BNI Syari’ah. Jumlah karyawan pada ketiga bank syari’ah di Kabupaten Jember adalah
sebanyak 260 orang.
Metode penarikan sampel untuk masing-masing bank menggunakan
Proportional Random sampling, yaitu sampel dibedakan berdasarkan
stratifikasi yang kemudian diambil secara proposional dan acak dari kelompok bagian
yang diteliti. Dari jumlah 150 responden tersebut akan mempengaruhi penyebaran
kuisioner, maka ditentukan pengambilan sampel secara proporsional.
Variabel-variabel yang akan digunakan dalam hasil studi ini adalah sebagai
berikut:
1) Variabel independent/variabel bebas
Variabel Independent yang digunakan dalam hasil studi ini diberi notasi X,
yaitu kemampuan (X1) dan motivasi (X2)
2) Variabel intervening/variabel perantara
Variabel intervening dalam hasil studi ini diberi notasi (Z) yaitu kepuasan.
3) Varibel dependent/variabel terikat
Varibel dependent dalam hasil studi ini diberi notasi (Y) yaitu kinerja.
Dalam hasil studi ini, digunakan pertanyaan tertutup dengan mengharapkan tingkat
persetujuan dari tiap pertanyaan dengan skala Likert dengan bobot sebagai berikut:
a) Sangat Setuju (SS) diberi skor 5,
b) Setuju (S) diberi skor 4,
c) Ragu-ragu (R) diberi skor 3,
Moh. Saleh dan Ambar, Pengaruh Kemampuan & Motivasi terhadap Kinerja
4
d) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2,
e) Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
Metode analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis faktor konfirmatori
(confirmatory factor analysis) pada masing-masing variabel laten. Indikator-
indikator dari suatu variabel dikatakan valid jika mempunyai loading factor
signifikan pada (d=5%). Instrumen hasil studi tersebut valid unidimensional jika
mempunyai nilai goodness of fit index (GFI) > 0,90.
2) Uji Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas konstruk ini menurut
Ghozali (2008:233) adalah:
Dalam Ghozali (2008: 233), nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah
tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70. Bila hasil studi yang
dilakukan adalah hasil studi eksploratori, maka nilai 0,60-0,70 masih dapat
diterima dengan syarat validitas indikator dalam model baik.
Setelah diajukan uji validitas dan reliabilitas pada masing-masing variabel
laten, maka dilakukan uji asumsi untuk melihat apakah prasyarat yang diperlukan
dalam permodelan SEM dapat terpenuhi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data univariat
maupun normalitas multivariat dimana beberapa variabel yang digunakan
sekaligus dalam analisis akhir.
2) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dilihat melalui determinan matriks kovarians. Nilai
determinan yang sangat kecil atau mendekati nol, menunjukkan indikasi
terdapatnya masalah multikolinearitas atau singularitas, sehingga data itu
tidak dapat digunakan datam hasil studi (Tabahruck dan Fideti 1998 dalam
Ghoali 2008:231).
3) Uji Outliers
Outliers adalah kondisi observasi dari suatu data yang memiliki karakteristik
unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya yang
muncul dan dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal
ataupun variabel kombinasi (Ghozali 2008: 227). Apabila terjadi outliers
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Analisis Deskriptif Stastistik
Analisis deskriptif statistik bertujuan menjelaskan nilai-nilai
kecenderungan data (tendency central value) seluruh indikator variabel laten
secara statistik, dalam hal ini adalah modus, kemencengan (skewness) dan keruncingan
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
5
(kurtosis).
1) Kecenderungan variabel Kemampuan (ability), X1
Kecenderungan variabel Kemampuan (ability), X1; diindikasikan oleh nilai modus
gabungan seluruh indikator. Dalam hal ini modus variabel Kemampuan (ability),
X1 = 3, artinya sebagian besar responden merasa memiliki kemampuan “cukup”
saja. Skewness merupakan ukuran tingkat ketidak simetrisan sebuah distribusi data.
Data dinyatakan berdistribusi normal, jika memiliki skewness = 0. Skewness
signifikan positif mengindikasikan bahwa data berdistribusi dengan ekor yang
panjang di sebelah kanan, artinya data banyak terkumpul di angka-angka kecil
(di bawah 3). Skewness signifikan negatif mengindikasikan bahwa data berdistribusi
dengan ekor yang panjang di sebelah kiri, artinya data banyak terkumpul di angka-
angka besar (di atas 3). Sebagai pedoman, jika nilai skewness dua kali lebih besar
standard error-nya, maka data tersebut tidak simetris, atau tidak berdistribusi
normal. Dari Lampiran 3, dapat diketahui tidak ada sebuahpun indikator variabel
X1 yang tidak berdistribusi normal, karena skewness masih tidak dua kali lebih
besar daripada standard error of skewness-nya.
2) Kecenderungan variabel Motivasi, X2
Kecenderungan variabel Motivasi, X2; diindikasikan oleh nilai modus gabungan
seluruh indikator. Dalam hal ini modus variabel Motivasi, X2 = 4, artinya
sebagian besar responden memiliki motivasi yang “baik”. Dari Lampiran 3,
terindikasikan bahwa seluruh data indikator variabel X2 berdistribusi normal dan
berkisar di sekitar angka 3.
3) Kecenderungan variabel Kepuasan, Z
Kecenderungan variabel Kepuasan, Z; diindikasikan oleh nilai modus gabungan
seluruh indikator. Dalam hal ini modus variabel Kepuasan, Z = 4, artinya
sebagian besar responden memiliki tingkat kepuasan yang “baik” saja.
Lampiran 3, mengindikasikan bahwa data indikator variabel Z berdistribusi normal,
dan lebih terkluster pada angka sekitar 3.
4) Kecenderungan variabel Kinerja, Y
Kecenderungan variabel Kinerja, Y; diindikasikan oleh nilai modus gabungan
seluruh indikator. Dalam hal ini modus variabel Kinerja, Y = 3, artinya sebagian
besar responden merasa memiliki kinerja yang “cukup” saja. Data indikator
variabel Y juga berdistribusi normal dengan kluster data di sekitar angka 3.
Dari hasil analisis deskriptif satistik ini sebenarnya pola hubungan antar variabel
tersebut telah dapat teridentifikasi, yaitu bahwa: sebagian besar responden
(karyawan Bank Syari’ah di Kabupaten Jember) memiliki kinerja yang sekedar cukup,
meskipun tingkat kepuasannya sudah baik. Kepuasan yang baik bisa disebabkan karena
kemampuan karyawan yang sudah cukup baik, serta memiliki motivasai kerja yang juga
cukup baik. Namun indikasi ini perlu dipertegas melalui analisis selanjutnya, yaitu
analisis model persamaan struktural (SEM).
4.2 Hasil Analisis Model Persamaan Struktural (SEM)
Analisis SEM yang digunakan dalam hasil studi ini melibatkan 130 pengamatan
berupa data ordinal tentang persepsi responden terhadap kemampuan, motivasi,
kepuasan dan kinerja. Secara grafis, model persamaan struktural yang diteliti terdiri atas
Moh. Saleh dan Ambar, Pengaruh Kemampuan & Motivasi terhadap Kinerja
6
variabel yang teramati (observed variable) yang digambarkan sebagai bentuk persegi,
dan variabel laten (unobserved variable) yang digambarkan dalam bentuk
elips.
a) Hasil uji validitas indicator
Uji validitas diperlukan untuk menguji kesahihan indikato
dalam mengkonstruksi variabel latennya masing masing. Pendekatan
yang digunakan dalam uji ini adalah Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory
Factor Analysis, CFA). Hasil telah menunjukkan bahwa seluruh indikator yang
digunakan memiliki validitas yang baik dalam mengkontruksi variabel latennya
masing-masing. Progam AMOS 16.00 tidak memperlihatkan hasil uji validitas ini,
maka pengujian validitas juga dilakukan dengan Program SPSS 16.00 untuk
memperlihatkan hasil ujinya.
Berdasarkan hasil perhitungan dari keempat variabel laten yang dibentuk oleh
indikator-indikatornya terbukti memiliki validitas yang baik, ini diindikasikan oleh
nilai KMO seluruhnya > 0,60, dan probabilitas signifikansi spericity-nya < 0,05.
b) Hasil uji reliabilitas konstruk
Uji reliabilitas sebagai uji konsistensi data antar pengamatan didekati dengan
metode Cronbach’s Alpha.
Berdasarkan hasil perhitungan dari keempat variabel laten yang dibentuk oleh
indikator-indikatornya terbukti memiliki reliabilitas yang baik, ini diindikasikan oleh
nilai Cronbach’s Alpha seluruhnya > 0,60, dan probabilitas signifikansi nilai F-nya <
0,05.
Kedua uji ini, diproses Program AMOS 16.00 secara otomatis, namun
sayangnya, hasil printoutnya tidak dapat ditampilkan; sehingga dilakukan pengujian
dengan menggunakan Program SPSS 16.00 tersebut di atas.
c) Uji Asumsi Klasik SEM
Ada tiga asumsi klasik SEM yang perlu diuji, yaitu : (a) uji normalitas, (b) uji outlier
dan (c) uji multikolinieritas. Penjelasan pengujian asumsi klasik sebagai berikut:
1) Uji normalitas
Pengujian asumsi normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan nilai
statistik CR untuk skewness dan kurtosisnya. Pada tingkat signifikan 5,00%, maka nilai
CR yang berada antara -2,00 sampai dengan +2,00 (-2,00 ≤ CR ≤ +2,00) dikatakan
data berdistribusi normal, baik secara univariat maupun secara multivariat (Ghozali,
2005:128). Hasil uji normalitas dapat dilihat dari Tabel 4. yang menjelaskan bahwa
Critical ratio (CR) skewness dan kurtosis setiap indikator berada dalam range (-2,00 ≤
CR ≤ +2,00), maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi pelanggaran terhadap asumsi
normalitas data. Hasil Uji Normalitas Data ditunjukkan table 4.
2) Uji outlier
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
7
Outlier adalah kondisi obsevasi dari suatu data yang memiliki karakteristik
unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari obserfasi-observasi lainnya dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal ataupun
variabel-variabel kombinasi (Hair et al, 1998 dalam Ghozali 2007:227). Deteksi
terhadap multivariat outlier dilakukan dengan memperhatikan nilai Mahalanobi’s
distance. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi-square pada
derajat bebas (degree of freedom) = 129, yaitu banyaknya sample moment = 150
dikurangi banyaknya parameter yang diestimasi = 21 pada tingkat signifikansi p <
0.05. Nilai Mahalanobisdistance 2
(129;0.05) = 124,34. Hal ini berarti
semua indikator yang mempunyai Mahalanobis distance yang lebih besar dari
124,34 adalah multivariat outliers. Hasil uji outlier pada setiap kasus yang
diamati seluruhnya tidak lebih besar dari kriteria outlier, yaitu 124, maka dapat
dinyatakan tidak terindikasi adanya outlier pada data yang diteliti. (3). Uji
Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas mengindikasikan adanya korelasi antar variabel
eksogen. Multikolinieritas dapat dilihat melalui determinan matriks kovarians.
Nilai determinan yang sangat kecil (mendekati nol) menunjukkan indikasi
terdapatnya masalah multikolinieritas atau singularitas, sehingga data itu tidak
dapat digunakan untuk hasil studi (Tabachnick dan Fedell,1998 dalam Ghozali
2007:230). Hasil uji menunjukkan bahwa nilai determinan matriks kovarians =
21,959.. Nilai ini relatif cukup besar, dan ini mengindikasikan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas pada model struktural yang dihasilkan.
d) Model Persamaan Struktural Ekxplisit
Hasil uji yang diberlakukan pada model jalur ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi pelanggaran terhadap ketiga asumsi model persamaan struktural. Model
persamaan yang dihasilkan adalah model yang memenuhi syarat untuk dapat
menjelaskan pola hubungan struktural yang diajukan dalam hasil studi ini.
Model persamaan struktural yang dihasilkan ini adalah model dengan modifikasi
sesuai yang disarankan oleh Program AMOS 16.00, yaitu melalui pengkorelasian
variabel Kemampuan (X1) dengan variabel Motivasi (X2); walaupun pada awalnya
model yang diajukan adalah model tanpa korelasi antara X1 dan X2. Setiap angka pada
jalur merupakan nilai koefisien regression weight. Pada jalur X1 Z, koefisien jalur =
0,260 dengan CR = 2,516, dan probabilitas = 0,013, ini mengindikasikan bahwa pada
= 0,05; koefisien pada jalur ini signifikan. Pada jalur X2 Z, koefisien jalur = 0,815
dengan CR = 2,627 probabilitas signifikansi =0,010. Koefisien pada jalur struktural ini
signifikan.
Pada jalur X1Y, koefisien jalur = 0,471 dengan CR = 1,989, dan
probabilitas = 0,041, ini mengindikasikan bahwa pada = 0,05; koefisien pada
jalur ini signifikan. Pada jalur X2 Y, koefisien jalur = 0,707 dengan CR = 2,945
probabilitas signifikansi = 0,003. Koefisien pada jalur struktural ini signifikan.
Hasil uji kesesuaian model dengan data inputnya, telah diperlihatkan pada Tabel
5 di atas, dan dapat disimpulkan secara keseluruhan model persamaan struktural yang
dianalisis telah memenuhi kriteria goodness of fit yang baik. Dengan demikian,
selanjutnya dapat dilakukan pembahasan hasil melalui interpretasi terhadap model
eksplisit yang dihasilkan.
(6) Pengaruh Langsung, Pengaruh Tak Langsung dan Pengaruh Total.
Moh. Saleh dan Ambar, Pengaruh Kemampuan & Motivasi terhadap Kinerja
8
Pengaruh total pada setiap jalur merupakan penjumlahan pengaruh langsung
dengan pengaruh tak langsung :
Pengaruh Total = Pengaruh Langsung + Pengaruh Tak Langsung.
Pengaruh langsung merupakan pengaruh dari variabel eksogen langsung menuju
variabel endogen, sedang pengaruh tak langsung merupakan pengaruh dari variabel
eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervening.. Model dalam hasil
studi ini memiliki dua jalur struktural, yaitu: (1) jalur struktural X1 Z Y; dan (2) jalur
struktural X2 Z Y .Koefisien struktural pada sebuah jalur yang tidak signifikan,
disetarakan sama dengan nol. Perhitungan pengaruh total secara manual pada setiap jalur
struktural dapat dijelaskan pada berikut ini:
1. Pengaruh Total Pada Jalur X1 Z Y
Pengaruh langsung :X1 Y = 0,471
Pengaruh tak langsung :X1 Z Y = (0,260)(1,447) = 0,376
+
Pengaruh total = 0,847
Variabel Kemampuan (X1) memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap Y, demikian pula pengaruh tak langsungnya melalui Z. Total
pengaruh X1 terhadap Y = 0,847 dan signifikan. Total pengaruh ini lebih
merupakan pengaruh langsung. Pengaruh tak langsung melalui Z. relatif
lebih kecil dibanding pengaruh langsungnya, namun tetap mengkontribusi
kepada total pengaruh.
2. Pengaruh Total Pada Jalur X2 Z Y
Pengaruh langsung :X2 Y = 0,707
Pengaruh tak langsung :X1 Z Y = (0,815)(1,447) = 1,179
+
Pengaruh total = 1,886
Variabel Motivasi (X2) memiliki pengaruh langsung yang signifikan
terhadap Y, demikian pula pengaruh tak langsungnya melalui Z. Total pengaruh X1
terhadap Y = 1,886 dan signifikan. Total pengaruh ini lebih merupakan pengaruh
langsung. Pengaruh tak langsung melalui Z. relatif lebih kecil dibanding pengaruh
langsungnya, namun tetap mengkontribusi kepada total pengaruh.
Hasil perbandingan total pengaruh pada jalur X1 Z Y dengan total pengaruh
pada jalur X2 Z Y, menunjukkan bahwa pengaruh variabel X2 terhadap Y lebih
dominan dibanding pengaruh X1 terhadap Y.
Temuan hasil analisis model persamaan struktural tersebut di atas sesuai
dengan temuan pada hasil analisis deskriptif statistik di depan; yaitu : kinerja karyawan
BS/M di Kabupaten Jember yang terkategori “cukup”, lebih dipengaruhi
oleh motivasi karyawan yang juga terkategori “cukup”, walaupun mereka juga memiliki
kemampuan yang “cukup”. Kepuasan karyawan terkategori “baik” saja, memberi
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
9
kontribusi pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Model persamaan struktural eksplisit yang dihasilkan dalam hasil studi ini, dapat
dinyatakan memiliki kesesuaian model yang baik terhadap data inputnya. Langkah
selanjutnya adalah menginterpretasikan hasil hasil studi sebagai berikut:
4.2.1 Pengaruh Kemampuan terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan
Persepsi karyawan terhadap kemampuan mereka terkategori “cukup”. Ini
mengindikasikan bahwa pihak manajemen Bank Syari’ah di Kabupaten Jember perlu
melakukan peningkatan kemampuan karyawan dalam bidang perbankan syari’ah. Ini
dapat dimaklumi, karena sistem perbankan syari’ah relatif baru diberlakukan di
Indonesia. Peningkatan pemahaman karyawan terhadap sistem perbankan syari’ah perlu
ditingkatkan melalui pendidikan maupun pelatihan.
Kepuasan karyawan yang terkategori “baik”, bisa disebabkan karena karyawan
mempersepsikan kemampuan mereka yang “cukup”. Mereka menjadi cukup percaya
diri bahwa mereka sebenarnya bisa menjadi karyawan bank yang baik, ini yang
kemudian tidak meningkatkan kepuasan mereka terhadap hasil kerja maupun dalam
kehidupa sehari-hari. Dengan kepuasan yang “baik” itulah, menyebabkan mereka
juga mempersepsikan kinerja mereka sendiri sebagai “cukup” baik. Di sini terlihat
bahwa kepuasan kerja bisa mempengaruhi kinerja, walapun dalam kontribusi
pengaruh yang relatif besar. Fenomena ini sesuai dengan hasil hasil studi Vroom
(2000) yang menyatakan bahwa kepuasan itu perlu ada walaupun pengaruhnya tidak
terlalu signifikan terhadap kinerja. Kinerja merupakan hal-hal yang menjadi target bagi
karyawan, baik ia memiliki kepuasan yang cukup atau tidak.
4.2.2 Pengaruh Motivasi terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan
Persepsi karyawan terhadap motivasi kerja mereka terkategori “cukup”. Ini
mengindikasikan bahwa pihak manajemen Bank Syari’ah di Kabupaten Jember masih
perlu bersyukur karena karyawan masih memiliki motivasi kerja yang cukup baik.
Ini mungkin dapat dimaklumi, bahwa karyawan di Bank Syari’ah di Kabupaten Jember,
masih menganggap bekerja secara halal itu sunnah yang wajib bagi setiap insan untuk
menghidupi keluarga dan dirinya. Ini merupakan potensi yang bisa ditingkatkan dan
diarahkan oleh pihak manajemen Bank Syari’ah untuk memunculkan paradigma di
kalangan karyawan Bank Syari’ah bahwa dengan bekerja di bank syari’ah kebutuhan
serta aspek-aspek motivasi bisa dikatakan cukup terpenuhi dengan baik. Jika
memperhatikan hasil analisis yang menyatakan bahwa motivasi memiliki kontribusi
pengaruh relatif kecil terhadap kepuasan dan kinerja karyawan, maka ada hal-hal lain
yang perlu diupayakan pihak manajemen Bank Syari’ah agar efek motivasi terhadap
kinerja menjadi lebih tinggi. Misal dengan memberlakukan system reward and
punishment yang lebih adil bagi seluruh karyawan.
Kepuasan karyawan yang juga terkategori “baik”, bisa disebabkan karena
motivasi karyawan yang “ cukup baik”, dan ternyata cukup efektif terhadap
peningkatan kepuasan. Fenomena ini sesuai dengan hasil hasil studi Blanchard dan
kawan-kawan (2002) yang menyatakan bahwa kepuasan itu bisa dipengaruhi oleh
motivasi, namun seringkali pengaruhnya tidak signifikan. Motivasi memilik pengaruh
langsung terhadap kinerja, namun relatif kecil. Hal ini dapat dimaklumi mengingat
motivasi seseorang merupakan hal tersembunyi dalam diri pribadi setiap orang dan
tidak dapat dihubungkan langsung dalam penilaian kinerja.
4.2.3 Pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja Karyawan
Moh. Saleh dan Ambar, Pengaruh Kemampuan & Motivasi terhadap Kinerja
10
Persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja mereka terkategori “baik”. Ini
mengindikasikan bahwa pihak manajemen Bank Syari’ah di Kabupaten Jember telah
karyawan masih dengan tingkat kepuasan kerja yang baik. Dalam hal ini karyawan di
Bank Syari’ah di Kabupaten Jember, telah merasa bahwa gaji yang didapatkan sesuai
dengan beban pekerjaan, jabatan saat ini sudah sesuai dengan keinginan, interaksi antar
karyawan berjalan dengan baik, promosi jabatan yang adil, dan atasan memiliki sifat
mengayomi. Ini merupakan potensi yang bisa ditingkatkan dan diarahkan oleh pihak
manajemen Bank Syari’ah untuk mencapai kinerja menjadi lebih tinggi.
Temuan ini sesuai dan mendukung pendapat dari Siagian (2003:296) yang
mengatakan bahwa seseorang merasa puas dalam pekerjaannya karena yang
bersangkutan menyadari bahwa apa yang dicapainya sudah maksimal. Dalam
situasi demikian karyawan berusaha berprestasi sebaik mungkin terlepas dari faktor-
faktor apa yang dijadikan sebagai alat pengukur kepuasan kerja, tetap penting
untuk mengusahakan agar terdapat korelasi positif antara kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan. Artinya menjadikan kepuasan untuk memacu kinerja yang lebih baik
meskipun disadari bahwa hal itu tidak mudah.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut :
a) Kemampuan karyawan berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan
Bank Syari’ah di Kabupaten Jember secara signifikan.
b) Motivasi karyawan berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan Bank
Syari’ah di Kabupaten Jember secara signifikan.
c) Kemampuan karyawan berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja
karyawan Bank Syari’ah di Kabupaten Jember secara signifikan melalu
kepuasannya.
d) Motivasi karyawan berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan
Bank Syari’ah di Kabupaten Jember secara signifikan melalui kepuasannya.
e) Kepuasan karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Bank Syari’ah di
Kabupaten Jember secara signifikan.
Saran yang disampaikan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: untuk
meningkatkan kinerja karyawan, maka pihak manajemen perlu meningkatkan program
pendidikan dan pelatihan bagi karyawan, khususnya yang berkaitan dengan system
perbankan yari’ah. Melalui program pendidikan dan pelatihan, diharapkan ada
peningkatan kemampuan, dan berakibat pula terhadap kepuasan (karena merasa diberi
kesempatan untuk meningkatkan karier), dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja
mereka. Motivasi yang baik merupakan potensi yang ada pada karyawan, perlu dikaitkan
dengan system reward and punishment yang sesuai dengan kinerja masing-masing
karyawan.
Daftar Referensi Terpilih
Jurnal ISEI Jember, Volume 1 Nomor 1, Oktober 2011
11
Al-Banna, Hasan, 2001, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimn 2, Solo, Era
Intermedia.
Al-Banna, Hasan, 2001, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimn 2, Solo, Era
Intermedia.
Arbuckle, J.L., 1994, AMOS – Analysis of Moment Structures, Psychometrika 59 (1).
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dessler, Gary. 2008. Manajemen Personalia. Jakarta : Prenhalindo
Ferdinand, A., 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian
Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian untuk Tesis Magister
dan Disertasi Doktor, Edisi 2, Semarang: BP Undip.
Ghozali, Imam, 2008. Modal Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos Ver.16.0,Badan Penerbit Universitas Diponego, Semarang.
Ma’rifah, Dewi, 2004, Pengaruh Motivasi Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Pekerja Sosial Pada Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa
Timur. Surabaya: Program Pasca Sarjana UniversitasAirlangga.
Mangkunegara Anwar Prabu, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mangkuprawira, Tb Sjafri. 2008.
Bisnis, Manajemen, dan SDM. IPB Press. Martoyo, Susilo. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE
Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2004. Cara Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabet.
Robbins, Stephen P. 1998. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima
Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Robbins dan Mary Coulter, 1999, Managemant, Prentice Hall Inc., New Jersey. Rosidah,
2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
Samsudin, 2003, Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Desa Dalam
Moh. Saleh dan Ambar, Pengaruh Kemampuan & Motivasi terhadap Kinerja
12
Pelaksanaan Tugas Pemerintahan Desa Di Kota Katingan Propinsi Kalimantan
Tengah, Surabaya. Program Pasca Sarjana UniversitasAirlangga.
Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi