pengaruh kecerdasan emosional peserta didik …

25
Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211 Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di SMP Darul Ulum Pemalang. 88 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PAI DI SMP DARUL ULUM PEMALANG Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko, Ahmad Hamid 1 ni’amulila[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional pesera didik Kelas VIII SMP Darul Ulum Pemalang, mengetahui hasil belajar PAI kelas VIII SMP Darul Ulum Pemalang serta mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar PAI peserta didik kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini meliputi kecerdasan emosional (variable bebas) dan hasil belajar (variabel terikat). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kela VIII di SMP Darul Ulum Pemalang sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 29 peserta dididk yang diambil secara acak Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket untuk mengetahui kecerdasan emosional dan instrumen untuk mengetahui hasil belajar adalah dengan dokumentasi. Terknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial dengan menggunakan analisa regresi sederhana.Dari hasil penelitian, diperoleh nilai R Square (koefisien determinasi) sebesar 0,095. Ini berarti bahwa sumbangan efektif yang diberikan oleh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar sangat kecil, yaitu sebesar 9,5%, sedangkan sisanya yaitu 94,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Persamaan regresi pada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar adalah Y= 89,424 + (- 0,239x). Dari hasil uji hipotesis dengan uji parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,104 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,104 > 0,05).dan nilai T hitung sebesar (-1,648), sedangkan nilai T tabel untuk n (jumlah responden) = 29 sebesar (2,051). Maka diperoleh T hitung (-1,648) < T tabel (2,051) yang artinya bahwa H o diterima dan H 1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang. Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar PAI A. Pendahuluan Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia untuk mewujudkan perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan hidup suatu bangsa sehingga pendidikan tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Tanggung jawab kependidikan juga merupakan tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena tugas ini salah satu dari beberapa instrument dalam rangka mengembangkan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Untuk itu berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang 1 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

88

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK TERHADAP

HASIL BELAJAR PAI DI SMP DARUL ULUM PEMALANG

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko, Ahmad Hamid1

ni’[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional pesera didik

Kelas VIII SMP Darul Ulum Pemalang, mengetahui hasil belajar PAI kelas VIII SMP

Darul Ulum Pemalang serta mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap

hasil belajar PAI peserta didik kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini meliputi kecerdasan

emosional (variable bebas) dan hasil belajar (variabel terikat). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh peserta didik kela VIII di SMP Darul Ulum Pemalang

sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 29 peserta dididk yang diambil secara

acak Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket untuk

mengetahui kecerdasan emosional dan instrumen untuk mengetahui hasil belajar

adalah dengan dokumentasi. Terknik analisis data yang digunakan adalah analisis

statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial dengan menggunakan analisa

regresi sederhana.Dari hasil penelitian, diperoleh nilai R Square (koefisien

determinasi) sebesar 0,095. Ini berarti bahwa sumbangan efektif yang diberikan oleh

kecerdasan emosional terhadap hasil belajar sangat kecil, yaitu sebesar 9,5%,

sedangkan sisanya yaitu 94,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Persamaan regresi

pada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar adalah Y= 89,424 + (-

0,239x). Dari hasil uji hipotesis dengan uji parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar

0,104 dimana nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,104 > 0,05).dan nilai Thitung

sebesar (-1,648), sedangkan nilai Ttabel untuk n (jumlah responden) = 29 sebesar

(2,051). Maka diperoleh Thitung (-1,648) < Ttabel (2,051) yang artinya bahwa Ho diterima

dan H1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional

tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum

Pemalang.

Kata Kunci : Kecerdasan Emosional, Hasil Belajar PAI

A. Pendahuluan

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia untuk mewujudkan

perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan hidup suatu bangsa sehingga pendidikan tidak

dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Tanggung jawab kependidikan juga

merupakan tugas wajib yang harus dilaksanakan, karena tugas ini salah satu dari beberapa

instrument dalam rangka mengembangkan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Untuk itu berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

1 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Page 2: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

89

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang dinyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan, dan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.2

Salah satu upaya pemerintah untuk melaksanakan Undang-undang tersebut, maka

ditetapkan juga peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan bukan hanya mengatur tentang standar isi, tetapi

juga standar proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.3 Berdasarkan Undang-undang tersebut,

pemerintah memberikan hak kepada warganya untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran

dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak di setiap tingkatan pendidikan,

baik dasar, menengah, atas maupun tingkat perguruan tinggi sesuai dengan UU No. 20 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 3 agar tercapai tujuan pendidikan nasional sesuai dengan

amanat Undang-undang.

Untuk mewujudkan pengembangan kemampuan dan pembentukan watak manusia yang

seutuhnya, terutama pada peserta didik di sekolah, dibutuhkan pembinaan, pengelolaan dan

pengembangan kecerdasan yang tidak hanya terfokus pada Intelligence Quotient (IQ) saja,

tetapi harus diimbangi dengan pembinaan, pengelolaan dan pengembangan-pengembangan

kecerdasan yang lainnya, seperti kecerdasan emosional (EQ).

Pada umumnya kecerdasan inteligensi (IQ) selalu diyakini menjadi faktor utama yang

menentukan keberhasilan anak di masa depan. Semua itu sah-sah saja, namun perlu diketahui

bahwa orang bisa mendapatkan hasil ujian IQ yang tinggi tetapi mereka tidak berhasil dalam

kehidupan pribadi sedangkan orang yang IQ-nya rata-rata atau normal justru lebih berhasil

dan dapat hidup sukses. Ini disebabkan karena mereka yang ber IQ tinggi kurang memiliki

kecerdasan emosi (EQ).

Dalam sebuah survey di Negara Amerika Serikat pada tahun 1918 tentang IQ ditemukan

paradox membahayakan, ketika skor IQ anak-anak semakin tinggi, justru kecerdasan emosi

mereka menurun. Terlebih lagi data pada tahun 1970 dan 1980 terhadap para orang tua dan

guru menunjukan bahwa anak-anak pada generasi itu lebih sering mengalami masalah emosi

2 Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: 2003). 3 Yessy Nur Endah sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm. 6.

Page 3: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

90

daripada generasi terdahulunya.4 Survey tersebut kemudian berlanjut dengan penelitian

terhadap ratusan ribu pekerja, dari level bawah hingga eksekutif puncak. Penelitian ini

mencakup perusahaan-perusahaan besar sekelas AT & T di Amerika Serikat, hingga

perusahaan kecil, bahkan wirausahawan. Dalam pengkajiannya ditemukan suatu inti

kemampuan pribadi dan sosial yang sama, yang terbukti menjadi kunci utama keberhasilan

yaitu kecerdasan emosi.5

Dari hasil survey tersebut di atas, ditemukan bahwa kecerdasan emosi terbukti menjadi

kunci utama keberhasilan. Jika pendidikan fokus mengembangkan kemampuan kecerdasan

inteligensi dan kecerdasan emosional peserta didik. Dimana terjadi keseimbangan antara

Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ) maka akan menjadi kunci

keberhasilan di sekolah. Dari hasil pengamatan ditemukan banyak anak yang cerdas pada

kognitifnya, namun lemah dalam pengembangan kecerdasan emosionalnya seperti kesadaran

diri yang kurang dalam memahami emosinya, motivasi diri yang rendah, kurang ikut

merasakan apa yang dirasakan orang lain, kurang menyesuaikan diri dengan orang lain,

sehingga ada peserta didik yang terhambat dalam kegiatan belajar di sekolahnya dan kurang

menghargai orang lain.

Dalam aktifitas belajar pun tidak selamanya dapat berjalan secara wajar, terkadang

lancar dan terkadang tidak, terkadang dapat menangkap dengan cepat apa yang dipelajarinya,

terkadang amat sulit, terutama pada pelajaran agama Islam seperti yang pernah peneliti

obsevasi di SMP Darul Ulum. Hal ini dapat berpengaruh pada hasil belajar, sehingga masih

ada peserta didik yang memiliki nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Oleh

karena itu, penguasaan intelegensi dalam lingkungan pendidikan formal perlu diiringi dengan

penguasaan emosional yang baik, dikarenakan kemauan belajar setiap peserta didik

dipengaruhi oleh emosi. Dengan kecerdasan emosional, seseorang mampu mengetahui dan

menanggapi perasaan mereka sehingga kemungkinan besar mereka akan berhasil dalam

kehidupan karena mereka memiliki motivasi untuk meraih prestasi. Kecerdasan emosional

peserta didik yang rendah akan membuatnya sulit untuk memusatkan perhatian (konsentrasi)

pada saat proses belajar mengajar sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta

didik.

4 Ary Ginanjar, Emotional Spiritual Quetient, (Jakarta: Agra Publishing, 2018), hlm. 6.

5 Ibid, hlm. 6-7.

Page 4: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

91

B. Kajian Teori

1. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kecerdasan berarti kesempurnaan

akal budi (seperti kepandaian, ketajaman pikiran).6 Kecerdasan atau inteligensi ialah

kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memugkinkan seseorang berbuat sesuatu

dengan cara yang tertentu.7 Inteligensi bukan merupakan sesuatu yang bersifat

kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilakau individu yang

berkaitan dengan kemampuan intelektual. 8

Masyarakat umum mengenal inteligensi sebagai istilah yang menggambarkan

kecerdasan, kepintaran ataupun krmampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi.

Sementara menurut pandangan kaum awam inteligensi diartikan sebagai ukuran

kepandaian.9 Menurut C.P Chaplin mengartikan inteligensi itu sebagai kemampuan

menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.10

Dalam definisi lain Feldam mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan memahami

dunia, berpikir secara rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat

dihadapkan pada tantangan.11

Dalam pengertian ini, kecerdasan terkait dengan

kemampuan memahami lingkungan atau alam sekitar, kemampuan penalaran atau

berpikir logis, dan sikap bertahan hidup dengan menggunakan sarana dan sumber-sumber

yang ada.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang

dibawa dari lahir yang menggambarkan kepribadian , kemampuan berpikir seseorang atau

kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan keadaan baru yang dihadapi.

b. Pengertian Emosi

Kata emosi secara sederhana bisa didefinisikan sebagai menerapkan "gerakan" baik

secara metafora maupun harfiah, untuk mengelurkan perasaan. Emosi sejak lama

dianggap memiliki kedalaman dan kekuatan sehingga dalam bahasa latin, emosi

6 KBBI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kecerdasan di unduh pada tanggal 15 Agustus 2019.

7 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 52.

8 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), hlm. 106. 9 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.

58. 10

Syamsu Yusuf LN, loc.cit. 11

Hamzah B. Uno, op.cit,. hlm. 59.

Page 5: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

92

dijelaskan sebagai motus anima yang arti harfiahnya "jiwa yang menggerakkan kita".12

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) emosi dapat diartikan sebagai: 1) luapan

perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat; 2) keadaan dan reaksi psikologis

dan fisiologis, seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, keberanian yang

bersifat subyektif.13

Menurut English and English, emosi adalah suatu keadaan perasaan

yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Sedangkan

Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri

seseorang yang disertai warna afektif baik pafa tingkat lemah (dangkal) maupun pada

tingkat yang luas (mendalam). Maksud dari warna afektif di sini adalah perasaan-

perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi

tertentu.14

Contohnya, bahagia, gembira, putus asa, terkejut, benci, marah dan

sebagainya.

Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan

biologis maupun psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.15

Emosi

pada dasarnya yaitu dorongan untuk bertindak, emosi bereaksi terhadap rangsangan dari

luar dan dalam diri manusia. Contohnya emosi gembira mendorong perubahan suasana

hati seseorang, sehingga terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku

menagis.

Sejumlah teoretikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar,

meskipun tidak semua sepakat tentang golongan itu. Calon-calon utama dan anggota

golongan tersebut adalah:16

1) Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa

pahit, berang, tersinggung, bermusuhan dan barangkali yang paling hebat, tindakan

kekerasan dan kebencian patologis.

2) Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian,

ditolak, putus asa dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

3) Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, waspada,

sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.

12

Ibid, hlm. 62. 13

Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelaran dalam Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), hlm. 145. 14

Syamsu Yusuf LN, op.cit, hlm. 114-115. 15

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 411. 16

Ibid.

Page 6: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

93

4) Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga,

kenikamatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar

biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, maniak.

5) Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,

hormat, kasmaran, kasih.

6) Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

7) Jengkel : hina, jijik, mual, muak, benci, tidak suka, mau muntah.

8) Malu : rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan

perasaan, efek yang terjadi pada pribadi individu ketika berada dalam suatu kondisi atau

keadaan akibat rangsangan, baik dari luar atau dari dalam diri individu yang ditandai

dengsn perilaku yang merefleksikan (mengekspresikan) kondisi senang atau tidak nya

individu tersebut terhadap yang dialaminya.

c. Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang

ahli, yaitu Peter Salovey dan Jhon Mayer untuk menerangkan jenis-jenis kualitas emosi

yang dianggap penting untuk mencapai keberhasilan.17

Inti kemampuan pribadi dan sosial

yang merupakan kunci utama keberhasilan seseorang sesungguhnya adalah kecerdasan

emosional. Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan kemampuan untuk merasa.

Kunci kecerdasan emosi adalah pada kejujuran anda pada suara hati. Tiga pertanyaan

yang selanjutnya perlu ditanyakan adalah, apakah anda jujur pada diri sendiri? Seberapa

cermat anda merasakan perasaan terdalam pada diri anda? Seringkah anda tidak

memperdulikannya? Suara hati itulah yang seharusnya dijadikan pusat prinsip yang

mampu memberi rasa aman, pedoman, kekuatan, dan kebijaksanaan.18

Menurut Goleman, Kecerdasan emosional adalah kemampuan seperti kemampuan

untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan

dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenggangan, mengatur suasana hati dan

menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan

berdo’a.19

Salovy memberikan definisi dasar tentang kecerdasan emosional dalam lima

wilayah utama yaitu, kemampuan mengenali emosi diri, kemapuan mengenola emosi diri,

17

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),

hlm. 68. 18

Ary Gynanjar, ESQ Emotional Spiritual Question, (Jakarta: Agra Publishing, 2018), hlm. 9. 19

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), hlm 45.

Page 7: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

94

kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengenali emosi orang lain dan

kemampuan membina hubungan dengan orang lain.20

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional

merupakan kemampuan dan ketrampilan indvidu dalam mengenal dirinya sendiri serta

membina hubungan dengan lingkungan sosial yang mencerminkan kepedulian individu

terhadap etik sosial dimana seseorang dapat mengenali perasaan diri maupun orang lain,

mampu memotivasi diri,mengelola emosi dengan baik dan mampu membina hubungan

dengan orang lain yang mencerminkan kepedulian seseorang terhadap etika dan moral,

kejujuran, perasan, amanah, kesopanan dan toleransi.

d. Aspek-aspek kecerdasan emosional

Goleman menjelaskan pendapat Salovy yang menempatkan kecerdasan pribadi

Gardner sebagai dasar dalam mendefinisikan kecerdasan emosional yang dicetuskannya.

Dalam hal ini, Salovy memperluas kemampuan kecerdasan emosional dalam lima

wilayah utama, yaitu sebagai berikut:21

1) Mengenali emosi diri, yaitu Kesadaran diri mengenali perasaan sewaktu perasaan itu

terjadi. Ini merupakan dasar kecerdasan emosional. Kesadaran diri adalah kesadaran

terus-menerus terhadap keadaan batin seseorang. Kemampuan untuk memantau

perasaan diri dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan

pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita yang

sesungguhnya membuat kita berada dalam kekuasaan perasaan.

2) Mengelola emosi, yaitu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan

pas. Kecakapan ini bergantung pada kesadaran diri. Orang-orang yang buruk

kemampuannya dalam ketrampilan ini aksn terus-menerus bertarung melawan

perasaan murung, sementar mereka yang pintar dapat kembali bangkit dengan jauh

lebih cepat dari kemerosotan dan kejatuhan dalam hidup.

3) Memotivasi diri sendiri. Termasuk dalam hal ini adalah menata emosi sebagai alat

untuk mencapai tujuan. Hal ini sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian,

untuk memotivasi diri sendiri, dan untuk berkreasi. Orang-orang yang memiliki

ketrampilan ini cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka

kerjakan.

4) Mengenali emosi orang lain, yaitu empati, kemampuan yang juga brrgantung pada

kesadaran diri emosional, yang merupakan "ketrampilan bergaul" dasar. Orang yang

20

Ibid, hlm. 57. 21

Ibid, hlm. 58-59.

Page 8: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

95

empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang

mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Orang-orang

seperti ini cocok untuk pekerjaan-pekerjaan keperawatan, mengajar, penjualan dan

manajemen.

5) Membangun hubungan sosial. Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan

ketrampilan mengelola emosi orang lain. Dalam hal inu ketrampilan dan

ketidakterampilan sosial, dan ketrampilan-ketrampilan tertentu yang berkaitan. Orang-

orang yang hebat dalam ketrampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang

mengandalkan pergaulan yang mulud dengan orang lain; mereka adalah bintang-

bintang pergaulan.

Dalam penelitian ini kecerdasan emosional mengarah pada kemampuan peserta

didik untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain (berempati) dan membina hubungan (bekerjasama) dengan

orang lain.

2. Hasil Belajar

a. Definisi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Belajar memiliki arti perubahan

tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.22

Morgan menyebutkan

dalam bukunya Introduction to Psichology (1997) belajar adalah suatu perubahan yang

relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau

pengalaman.23

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.24

Namun secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.25

Dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan peserta didik dalam membangun

pemahaman dyang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam berinteraksi dengan

lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

22

KBBI Daring, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/belajar di unduh pada tanggal 15 Agustus 2019. 23

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 84. 24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 2. 25

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 68.

Page 9: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

96

b. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai siswa dalam proses kegaiatan

belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku

seseorang.26

Ciri hasil belajar adalah perubahan, seseorang dikatakan sduah belajar

apabila perilakunya menunjukan perubahan, dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari

awalnya tidak bias menjadi bias, dari tidak mampu menjadi mampu dan dari tidak

terampil menjadi terampil.27

Tingkah laku yang tampak pada hakikatnya merupakan hasil

belajar, yaitu reflekasi dari kerja “struktur kognitif”. Jadi tingkah laku tampak yang dapat

diukur adalah wujud dari proses internal dalam penyesuaian diri dengan lingkungan

melalui proses belajar.28

Proses belajar di sini ialah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.29

Jadi secara sederhana belajar adalah

proses untuk berubah dan hasil belajar adalah bentuk perubahannya. Hasil belajar

merupakan suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan

jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan di sekolah yang diwujudkan dalam

bentuk raport pada tiap semester.30

Hasil yang dicapai di sini menyangkut aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Darmadi dalam bukunya Pengembangan Model Metode Pembelaran dalam

Dinamika Belajar Siswa menyatakan bahwa yang menjadi indikator utama hasil belajar

peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang diajarkan, baik secara

individual maupun kelompok. Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya

dilakukan dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik

secara individual maupun kelompok.31

26

Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelaran dalam Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), hlm. 252. 27

Karwono, Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar, (Depok: PT

RajaGrafindo Persada, 2017), hlm. 13. 28

Ibid, hlm. 19. 29

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),

hlm. 22. 30

Darmadi, op.cit, hlm, 251. 31

Ibid, hlm 253.

Page 10: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

97

c. Klasifikasi Hasil Belajar

Menurut Bloom, hasil belajar (output) mencakup kemampuan kgnitif, afektif dan

psikomotorik32

. Ketiga domain tersebut terbagi lagi menjadi beberapa aspek di antaranya

yaitu:

1) Domain kognitif, berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan inteletual. Domain ini

terdiri dari enam aspek yaitu :

a) Pengetahuan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat

mengenali adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa ha rus mengerti atau

dapat menggunakannya.

b) Pemahaman, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik memahami

tetnag materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dan dapat memanfaatkannya

tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.

c) Penerapan, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk

menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-toeri

dalam situasi baru dan konkret.

d) Analisis, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk

menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam komponen

pembentukannya.

e) Sintesis, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk

menghilangkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor.

Hasil yang diperoleh berupa tulisan, rencana atau mekanisme.

f) Evaluasi, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat

mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria

tertentu.

2) Domain afektif, berkenaan dengan sikap, kemampaun dan penguasaan segi-segi

emosional. Domain ini terdiri dari lima aspek, yaitu:

a) Penerimaan, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang

datang kepada peserta didik dalam bentuk masalah, situasi, gejala. Dalam hal ini

termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala

atau rangsangan dari luar.

b) Jawaban atau reaksi, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseroang terhadap stimulasi

yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan

dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

32

Nana Sudjana, loc.cit

Page 11: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

98

c) Penilaian, yaitu berkenaan dengan nilai terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam

evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yaitu pengembangan dari nilai terhadap satu sistem oragnisasi,

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang

telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai,

organisasi sistem nilai dan lain-lain.

e) Internalisasi atau karakteristik nilai, yaitu ketrpaduan semua sistem nilai yang telah

dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

Kedalam nya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristik.

3) Domain psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemamouan

bertindak individu. Domain ini terdiri dari enam aspek, yaitu:

a) Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar)

b) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar

c) Kemampuan persepsual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan

auditif, motoris dan lain-lain.

d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada ketrampilan

yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan

ekspresif dan interpretative.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar yang diraih peserta didik pasti akan berbeda-beda, banyak sekali

faktor yang perlu diketahui. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar:

1) Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor

internal ini terbagi menjadi beberapa aspek, di antaranya sebagai berikut:

a) Aspek fisiologis atau kondisi jasmaniah. Aspek ini dapat dibedakan menjadi 2

macam, yaitu:

(1) Kesehatan badan. Agar seseorang dapat dapat belajar dengan baik haruslah

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu

mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur,

makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.33

33

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 55.

Page 12: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

99

(2) Keadaan fungsi panca indra atau cacat tubuh. Keadaan cacat tubuh merupakan

sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang empurna mengenai tubuh

atau badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa cacat

belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada

lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari

atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.34

b) Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas

dan kualitas perolehan belajar siswa. Diantara faktor-faktor yang pada umumnya

dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut35

:

(1) Inteligensi siswa. Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru

dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan memeolajarinya dengan cepat.36

(2) Sikap. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif.

(3) Bakat. Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas

tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Dengan

demikian, peserta didik yang berbakat dalam bidang tertentu akan jauh lebih

cepat menyerap informasi, pengetahuan dan ketrampilan yang berhubungan

dengan bidang tersebut.

(4) Minat. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian

hasil belajar peserta didik dalam bidang studi tertentu.

(5) Motivasi. Secara umum motif dapat dijelaskan sebagai daya dan upaya yang

mendorong individu untuk melakukan sesuatu.37

Jadi motif erat sekali

hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu

dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat,

34

Ibid. 35

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm.146-147. 36

Slameto, op.cit, hlm. 56. 37

Karwono, Heni Mularsih, Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar, (Depok: PT

RajaGrafindo Persada, 2017), hlm. 49.

Page 13: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

100

sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai

daya penggerak atau pendorongnnya.38

c) Aspek kelelahan

Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan

jasmani terlihat dengan menurunnya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani

dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan

untuk belajar sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Faktor kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara

atau gaya belajar yang berbeda.39

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar.

Beberapa faktor dari luar yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah:

a) Faktor keluarga. Sesorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasan rumah tangga dan

keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa

antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan

siswa dengan siswa, disiplin atau tat tertib sekolah, suasana belajar, standar

pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah dan lainnya. Faktor guru misalnya,

kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru

dengan siswa turut mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa.

c) Faktor masyarakat. Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

mempengaruhi terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyrakat yang

mempengaruhi gaya belajar siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.40

3) Faktor pendekatan belajar

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal peserta didik yang dipaprkan di atas,

faktor pendekatan belajar juga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Sehingga semakin mendalam cara bealajar peserta didik maka semakin baik hasilnya.

Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi

38

Slameto, op.cit, hlm. 58. 39

Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelaran dalam Dinamika Belajar Siswa, (Yogyakarta:

Deepublish, 2017), hlm. 172-173. 40

Ibid, hlm. 173.

Page 14: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

101

pelajaran.41

Banyak pendekatan yang dapat diajarkan kepada peserta didik untuk

mempelajari materi pelajaran atau bidang studi yang mereka tekuni, dari yang paling

klasik sampai yang paling modern.

Berdasarkan teori kecerdasan emosional, penelitian ini mengambil faktor internal

peserta didik, yaitu psikologi mengenai kecerdasan emosional dengan melihat lima aspek

di dalam kecerdasan emosional yaitu mengenali emosi diri, mengnedalikan emosi,

meotivasi diri, empati dan hubungan sosial. Dalam penelitian ini ingin ditunjukan faktor

kecerdasan emosional peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar PAI. Kemudian

disusun konsep yang menjelaskan pengaruh antar variabel independen dan variabel

dependen dalam penelitian ini.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian kali ini adalah penelitian

korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional ditujukan untuk

mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi

pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisein korelasi.42

Penelitian

kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan

tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di SMP Darul ULum Pemalang,

yang beralamat di Jalan KH Samanhudi, No. 177 Pelutan Kecamatan Pemalang

41

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 144. 42

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 82.

Kecerdasan emosioanal

Kerjasam

a Empati Motivas

i Diri

Pengaturan

Diri Kesadara

n diri

Hasil Belajar

Page 15: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

102

Kabupaten Pemalang dengan rencana waktu penelitian yang dilaksanakan bulan Juni –

Desember 2019.

Jenis populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi terhingga, di

mana populasinya yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP Darul Ulum Pemalang,

terdiri dari 3 kelas dengan jumlah 117 peserta didik. Peneliti mengambil 25% dari total

populasi sebanyak 29 peserta didik (117 x 25% = 29,25) kelas VIII SMP Darul Ulum

Pemalang. Dalam pengambilan sampel ini peneliti menggunakan teknik probability

sampling dengan cara simple random sampling di mana pengambilan sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.43

Sumber penelitian yang digunakan ada dua yaitu teknik kuisinoer dan teknik

dokumentasi dengan pihak yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas

dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah di persiapkan sebelumnya. Teknik

pengumpulan data merupakan cara yang untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian.

Adapun teknik yang digunakan yaitu teknik kuesioner (angket) dan dokumentasi. Teknik

kuisioner digunakan dengan memberikan daftar pernyataan yang kemudian diisi oleh

peserta didik dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian yang dikaji. Teknik

analisis data menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang dilakukan dengan

menggunakan software SPSS untuk mengetahui hasil dari data yang telah di tabulasikan.

Adapun hipotesis statistika dari penelitian ini sebagai berikut:

1. : Tidak ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional peserta didik terhadap

hasil belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang tahun ajaran 2019/2020.

2. : Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional peserta didik terhadap hasil

belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang tahun ajaran 2019/2020.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Data

a. Data Kecerdasan Emosional

Output hasil sebaran angket dengan jumlah 15 item pertanyaan yang sebarkan

kepada 29 responden. Skor total didapatkan dengan cara menjumlahkan seluruh hasil

jawaban responden menjawab 15 item pertanyaan. Dari keseluruhan hasil yang didapat,

semua pertanyaan dapat dijawab oleh reponden. Tidak ada satupun pertanyaan yang tidak

terjawab.

Uji Validitas Data Kecerdasan Emosional

43

Sugiyono, Motode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 122.

Page 16: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

103

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.44

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya tiap-tiap butir pertanyaan

yang telah diisi oleh 29 responden dalam penelitian ini. Uji validitas dari hasil korelasi

antara skor item dengan skor total kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r table

dicari pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 29. Maka didapat hasil nilai r table

sebesar 0,367 (dilihat pada tabel r). Adapun dasar pengambilan keputan dalam uji

validitas adalah sebagai berikut:

1) Jika hasil korelasi lebih besar dari 0,367 maka pertanyaan itu valid, sedangkan

2) Jika hasil korelasi lebih kecil dari 0,367 maka pertanyaan itu tidak valid.

Hasil uji validitas instrumen

Indikator

Nomor Item Nomor Item

Positif Negatif Tidak Valid

Mengenali emosi diri 1, 2, 3 - 1, 2 3

Mengelola emosi diri 4, 6 5 4, 6 5

Motivasi diri 7, 8 ,9 - 8 7, 9

Empati 11, 12 10 10, 11, 12 -

Kecakapan dalam membina

hubungan 13, 14, 15 - 13, 14, 15 -

Total 13 2 11 4

Dari tabel hasil uji validitas diatas, sebanyak 15 butir pertanyaan yang diujikan. 11

butir pertanyaan dinyakan valid, dan 4 butir pertanyaan yang dianggap tidak valid. Butir

pertanyaan-pertanyaan yang gugur pada uji validitas ini yaitu untuk indikator mengenali

emosi diri sebanyak 1 butir pertanyaan pada nomor 3. Untuk indikator mengelola emosi

diri sebanyak 1 butir pertanyaan pada nomor5. Dan untuk indikator motivasi diri

sebanyak 2 butir pertanyaan pada nomor 7 dan 9. Adapun untuk indikator empati dan

kecakapan dalam membina hubungan, tidak ditemukan adanya butir pertanyaan yang

dianggap tidak valid.

Uji Reliabilitas Data Kecerdasan Emosional

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran suatu

instrument penelitian. Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika

memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila dites kan berkali-kali.45

Untuk

44

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25, (Semarang: Badan

Penerbit UNDIP, 2018), hlm. 51. 45

Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018),

hlm. 157.

Page 17: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

104

reliabilitas perhitungan menggunakan aplikasi SPSS for windows version 25.00 Adapun

dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0.60 maka kuesioner dinyatakan reliabel.

2) Jika nilai cronbach alpha lebih kecil dari 0.60 maka kuesioner dinyatakan tidak

reliabel.

Hasil Uji Reliabilitas Kecerdasan Emosional

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha

Based on Standardized

Items

N of Items

0,633 0,672 15

Dari tabel diatas dapat diketahui karena nilai cronbach alpha 0.633 > 0.60 maka

sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas diatas dapat disimpulkan

bahwa kuesioner untuk variabel kecerdasan emosional dinyatakan reliabel.

b. Data Variabel Kecerdasan Emosional

Dalam bagian ini disajikan deskriptif data untuk variabel kecerdasan emosional

berdasarkan data yang diperoleh secara deskriptif. Pengambilan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan penyebaran angket kepada peserta didik sebagai instrument penelitian

sebanyak 11 butir pertanyaan.

Deskripsi Statistik Angket Kecerdasan Emosional

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kecerdasan.emosi 29 14,00 30,00 44,00 35,6207 3,35318

Valid N (listwise) 29

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai Range sebesar 14,00, nilai Minimum

sebesar 30,00, nilai Maximum sebesar 44,00, nilai Mean sebesar 35,62 dan untuk standar

deviasi nya sebesar 3,35. Setelah diketahui mean dan standar deviasi, dari nilai-nilai

tersebut akan dicari kategorinya, manakah yang termasuk kategori tinggi, sedang dan

rendah. Untuk itu seluruh skor tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

1) Tinggi :

2) Sedang :

3) Rendah :

Keterangan :

= rata-rata

= standar deviasi

Page 18: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

105

Kualifikasi kecerdaasan emosional adalah sebagai berikut:

a) Indikasi yang tergolong tinggi

35,6+1.(3,35) = 38,95 38,95 ke atas adalah kategori tinggi

b) Indikasi yang tergolong sedang

35,6-1.(3,35) = 32,25 35,6+1.(3,35) = 38,95

Antara 32,25 dan 38,95 adalah kategori sedang

c) Indikasi yang tergolong rendah

35,6-1.(3,35) = 32,25 32,25 kebawah adalah kategori rendah

Kualifikasi Kecerdasan Emosi

No. Kategori Frekuensi Persentase

1 Tinggi 7 24,14%

2 Sedang 20 68,96%

3 Rendah 2 6,9%

Jumlah 29 100%

Untuk menentukan nilai persentase diatas, digunakan rumus sebaagai berikut:

Keterangan :

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

Dari tabel diatas, untuk kategori tinggi mendapatkan frekuensi sebesar 7 peserta didik

dengan nilai persentase 24,14%, untuk kategori sedang mendapatkan frekuensi sebesar 20

peserta didik dengan persentase 68,96%, dan pada kategori rendah didapatkan frekuensi

sebesar 2 peserta didik dengan persentase 6,9%. Berdasarkan data tersebut, maka

kecerdasan emosional peserta didik kelas VIII di SMP Darul Ulum tergolong ke dalam

kategori sedang dengan persentase 68,96%.

c. Data Hasil Belajar

Peneliti memperoleh data tentang hasil belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum

Pemalang dari ibu Ulin Inayah, S.Pd. sebagai guru PAI. Peneliti mengambil data tersebut

untuk dijadikan acuan hasil belajar pada mata pelajaran PAI kelas VIII di SMP Darul

Ulum Pemalang. Data hasil belajar diambil dengan cara menghitung rata-rata nilai PAI

pada semester 1 setelah dilaksanakan penilaian tengah semester. Setalah dihitung

Page 19: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

106

didapatkan rata-rata nilai PAI diangka 80 ke atas, ini berarti rata-rata nilai dapat

dikatakan cukup baik.

Analisis Data Variabel Hasil Belajar

Data hasil belajar diambil dari nilai rata-rata peserta didik kelas viii pada penilaian

tengah semester ganjil yang didapatkan guru PAI.

Deskripsi Statistik Hasil Belajar Peserta Didik

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Hasil.Belajar 29 10,29 75,71 86,00 80,9011 2,60292

Valid N (listwise) 29

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai Range sebesar 10,29, nilai Minimum

sebesar 75,71, nilai Maximum sebesar 86,00, nilai Mean sebesar 80,901 dan untuk standar

deviasi nya sebesar 2,602. Setelah diketahui mean dan standar deviasi, dari nilai-nilai

tersebut akan dicari kategorinya, manakah yang termasuk kategori tinggi, sedang dan

rendah. Untuk itu seluruh skor tersebut dianalisis dengan hasil sebagai berikut:

a) Indikasi yang tergolong tinggi

80,9 +1.(2,6) = 83,5 83,5 ke atas adalah kategori tinggi

b) Indikasi yang tergolong sedang

80,9 -1.(2,6) = 78,3 80,9 +1.(2,6) = 83,5

Antara 78,3 dan 83,5 adalah kategori sedang

c) Indikasi yang tergolong rendah

80,9 -1.(2,6) = 78,3 78,3 kebawah adalah kategori rendah

Kualifikasi Hasil Belajar

No. Kategori Frekuensi Persentase

1 Tinggi 6 20,8%

2 Sedang 19 65,5%

3 Rendah 4 13,7%

Jumlah 29 100%

Untuk menentukan nilai persentase diatas, digunakan rumus sebaagai berikut:

Keterangan :

P = Presentasi

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

Page 20: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

107

Dari tabel diatas, untuk kategori tinggi mendapatkan frekuensi sebesar 6 peserta didik

dengan nilai persentase 20,8%, untuk kategori sedang mendapatkan frekuensi sebesar 19

peserta didik dengan persentase 65,5%, dan pada kategori rendah didapatkan frekuensi

sebesar 4 peserta didik dengan persentase 13,7%. Berdasarkan data tersebut, maka hasil

belajar peserta didik kelas viii di SMP Darul Ulum tergolong ke dalam kategori sedang

dengan persentase 65,5%.

d. Analisis Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat

mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal. Maka dilakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi SPSS for

windows version 25.00 dapat dilihat sebagai berikut:

Uji Normalitas

Unstandardized

Residual

N 29

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 2,47619064

Most Extreme Differences

Absolute ,133

Positive ,122

Negative -,133

Test Statistic ,133

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Jika nilai signifikansi < 0,05 distribusi adalah tidak normal.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05 distribusi adalah normal

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikansi sebesar 0,200. Karena nilai

signifikansi 0.2 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal.

Page 21: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

108

Uji Linearitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah

benar atau tidak dalam penelitian ini, yaitu untuk melihat hubungan yang linear atau tidak

antara variabel kecerdasan emosional (x) dan variabel hasil belajar (y).

Uji Linearitas

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Hasil.Belajar *

Kecerdasan.Emosi

Between

Groups

(Combined) 43,110 10 4,311 ,529 ,848

Linearity 18,023 1 18,023 2,213 ,154

Deviation

from

Linearity

25,088 9 2,788 ,342 ,948

Within Groups 146,595 18 8,144

Total 189,705 28

Dasar pengambilan keputusan:

1) Jika nilai sig deviation from linearity > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear

antara variabel kecerdasan emosional dengan hasil belajar.

2) Jika nilai sig deviation from linearity < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linear

antara variabel kecerdasan emosional dengan hasil belajar.

Berdasarkan diatas, diperoleh nilai signifikansi 0,948 > 0,05, yang artinya terdapat

hubungan linear secara signifikan antara variabel kecerdasan emosional dengan hasil

belajar.

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji pengaruh satu variabel

bebas terhadap variabel terikat. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa data regresi.

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 89,424 5,084 17,590 ,000

Kecerdasan.Emosi -,239 ,142 -,308 -1,684 ,104

a. Dependent Variable: Hasil.Belajar

Persamaan regresi pada pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar peserta

didik adalah = 89,424 + (-0,239 ), yang berarti bahwa setiap penambahan satu nilai

Page 22: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

109

kecerdasan emosional akan mengurangi hasil belajar sebedar 0,239. Dari persamaan

regresi ini didapat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh negatif kecerdasan emosional

terhadap hasil belajar PAI peserta didik kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang.

e. Hasil Pengujian Hipotesis

Pada bagian ini penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima atau

tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu terdapat pengaruh yang

signifikan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar PAI di SMP Darul Ulum

Pemalang.

Uji Determinasi

Uji determinasi digunakan untuk mencari seberapa besar variasi variabel

independen dapat menjelaskan secara keseluruhan variasi variabel dependen. Koefisien

determinasi mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen secara keseluruhan

terhadap naik turunnya variasi nilai variabel dependen.

Uji Determinasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,308a ,095 ,061 2,52163 ,095 2,834 1 27 ,104

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan.Emosi

b. Dependent Variable: Hasil.Belajar

Berdasarkan hasil dari tabel diatas, diketahui nilai koefisien determinasi (R Square)

sebesar 0,095 atau sama dengan 9,5%. Angka tersebut mengandung arti bahwa

kecerdasan emosional berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 9,5%. Sedangkan

sisanya dioengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini. Besarnya pengaruh

variabel lain sering disebut sebagai error (e).

Uji Parsial (T)

Uji parsial ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas

(independent) terhadap satu variabel terikat (dependent). Diketahui tabel sebagai berikut:

Uji Parsial (T)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 89,424 5,084 17,590 ,000

Kecerdasan.Emosi -,239 ,142 -,308 -1,684 ,104

Page 23: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

110

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji parsial diperoleh hasil

Thitung variabel kecerdasan emosional sebesar -1,684 dengan signifikansi 0,104 sedangkan

nilai Ttabel untuk n (jumlah responden) = 29 sebesar 2,051. Diperoleh Thitung (-1,648) <

Ttabel (2,051) dan nilai signifikansi (0,104) > (0,05), yang artinya diterima dan

ditolak, maka kecerdasan emosional peserta didik tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar peserta didik kela viii di SMP Darul Ulum Pemalang.

2. Pembahasan

a. Hasil Penelitian Kecerdasan Emosional Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Darul Ulum

Pemalang

Hasil analisis deskriptif pada variabel kecerdasan emosional pesrta didik kelas VIII

di SMP Darul Ulum Pemalang memiliki tingkatan pada kategori sedang. Dari 7 peserta

didik (24,14%) tergolong dalam kategori tinggi, 20 peserta didik (64,96%) tergolong

dalam kategori sedang dan terdapat 2 peserta didik (6,9%) yang tergolong dalam kategori

rendah.

Dari 29 peserta didik terdapat 7 peserta didik (24,14%) tergolong dalam kategori

tinggi. Hal ini mengindikasikan 7 orang peserta didik yang memiliki kecerdasan

emosional yang tinggi akan mampu memusatkan perhatian dalam memahami materi

pelajaran, memotivasi diri sendiri untuk terus maju, optimis dalam menghadapi kesulitan,

memiliki hubungan yang baik dengan orang lain cakap memahami orang lain dan

memiliki hasil belajar yang baik. Sedangkan sebanyak 20 peserta didik (64,96%)

tergolong dalam kategori sedang. Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional

yang sedang akan cukup mampu memusatkan perhatian dalam memahami materi

pelajaran, memotivasi diri untuk terus maju, cukup optimis dalam menghadapi kesulitan,

memiliki hubungan yang cukup baik dengan orang lain, cukup dapat memahami orang

lain dan memiliki hasil belajar yang cukup baik.

Selebihnya, terdapat 2 peserta didik (6,9%) tergolong dalam kategori rendah.

Peserta didik yang memiiki kecerdasan emosional rendah akan sulit memusatkan

perhatian dalam memehami materi pelajran, memotivasi diri sendiri untuk terus maju,

kurang optimis dalam menghadapi kesulitan, memiliki hubungan yang kuraang baik

dengan orang lain, kurang dapat memahami oraang lain dan memiliki hasil belajar yang

kurang baik.

Page 24: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

111

b. Hasil Belajar Kelas VII SMP Darul Ulum Pemalang

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada variabel hasil belajar peserta didik di

kelas VIII SMP Darul Ulum Pemalang memiliki tingkat hasil belajar pada kategori

sedang. Dari 6 peserta didik (20,8%) tergolong dalam kategori tinggi. 19 peserta didik

(65,5%) tergolong dalam kategori sedang. Dan terdapat 4 peserta didik (13,7%) yang

tergolong kategori rendah.

Sesuai dengan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

hasil belajar pada peserta didik kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang memilik tingkat

yang sedang dengan jumlah 19 peserta didik (65,5%) dari 29 peserta didik yang menjadi

subjek penelitian. Dengan data tersebut mengindikasikan bahwa peserta didik keals VIII

SMP Darul Ulum Pemalang sduah mampu memahami pelajaran dengan baik meskipun

belum mampu mengaplikasikan pelajaran dengan baik.

c. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII di

SMP Darul Ulum Pemalang

Berdasarkan hasil dari analisis data yang telah, diketahui tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini

berarti kecerdasan emosional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur tingkat

hasil belajar. Namun, Menurut Daniel Goleman, kecerdasan intelektual menyumbang

20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan

lain46

, di antaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni

kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengatur suasana hati (mood),

berempati dan ketrampilan sosial. Pada kenyataannya di lapangan teori Goleman tidak

berbanding lurus dengan hasil belajar.

Hal ini dibuktikan pada data yang diuji terkait hubungan antara dua variabel, yaitu

dengan menggunakan perbantingan Thitung dan Ttabel. Pada variabel pengaruh kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar peserta didik diperoleh Thitung sebesar (-1,648) dan

setelah dikonsultasikan pada Ttabel dengan N = 29 taraf signifikansi (0,05) maka Thitung (-

1,648) < Ttabel (2,051). Karena Thitung lebih kecil dari nilai Ttabel maka berarti Hipotesis

nihil ( ) yang mengemukakan “Tidak ada pengaruh yang signifikan kecerdasan

emosional peserta didik terhadap hasil belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum

Pemalang” dinyatakan diterima. Hal ini berarti menolak Hipotesis Pengaruh ( ) yang

mengemukakan “Ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional peserta didik

terhadap hasil belajar PAI kelas VIII di SMP Darul Ulum Pemalang.”

46

Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 44.

Page 25: PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL PESERTA DIDIK …

Jurnal Al-Miskawaih, Volume 1 Nomor 1 Edisi Mei 2020 ISSN (printed) : 2776-2211

Ni’am Ulil Ahlam, Puji Dwi Darmoko & Ahmad Hamid, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar PAI di

SMP Darul Ulum Pemalang.

112

E. Penutup

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan

emosional terhadap hasil belajar PAI kelas VIII di SMP darul Ulum Pemalang. Oleh

karenanya, para guru harus menggali terus apa yang menjadi faktor yang berpengaruh

terhadap hasil belajar selain dari kecerdasan emosional. Agar tidak terjadi kesenjangan

dengan mengutamakan kecerdasan intelektual saja. Pihak sekolah perlu meningkatkan hal-hal

yang mempengaruhi tingkat prestasi belajar peserta didik agar prestasi belajar peserta didik

dapat lebih baik lagi, seperti kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan

spiritual. Serta lebih ditingkatkan ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang

kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Daniel Goleman, Daniel. (2007). Emotional Intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Darmadi. (2017). Pengembangan Model Metode Pembelaran dalam Dinamika Belajar Siswa.

Yogyakarta: Deepublish.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ginanjar, Ary. (2018). Emotional Spiritual Quetient. Jakarta: Agra Publishing.

Karwono, Heni Mularsih. (2017). Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber

Belajar. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Ngalim Purwanto, Ngalim. (2002). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sary, Yessy Nur Endah. (2018). Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:

Deepublish.

Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2017). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. (2018). Motode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2014). Metodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Syah, Muhibbin. (2009). Psikologi Belajar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Uno, Hamzah B. (2008). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. (2018). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Yusuf LN, Syamsu . (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.