pengaruh karateristik dewan komisaris dan direksi …

19
PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK: STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Adela Sharfina Hadrini, Viska Anggraita Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik komisaris dan direksi terhadap penghindaran pajak. Karateristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keahlian pajak dewan direksi, keahlian pajak dewan komisaris, afiliasi pajak dewan direksi, afiliasi pajak dewan komisaris, dan independensi dewan komisaris. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan keahlian pajak dewan direksi berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan afiliasi pajak dewan direksi berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran pajak perusahaan. Sedangkan untuk dewan komisaris, hanya independensi dewan komisaris yang berpengaruh positif terhadap praktik penghindaran pajak. The Effect of Board of Commissioners and Board of Director’s Characteristics on Tax Avoidance: Study on Manufacturing Companies in Indonesia Abstract This study aim to test the effect of board of director and board of comissioner’s characteristics on tax avoidance. Characteristics mentioned in this study are board of director’s tax expertise, board of commissioner’s tax expertise, board of director’s tax affiliation, board of commissioner’s tax afiliation, and board of commissioner’s independency The samples used for this study are manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange for period 2013-2015. The result shows that board of director’s tax expertise has positive effect on tax avoidance, board of director’s tax affiliation has negative effect on tax avoidance. For board of commissioners, board of commissioner’s independency has positive effect on tax avoidance Keywords: tax expertise, tax affiliation, board of director’s characteristics, board of commissioner’s independency, tax avoidance 1 Pendahuluan Pajak merupakan salah satu sumber utama dari penerimaan negara. Sebagai salah satu instrumen dari penerimaan negara, pajak yang dikumpulkan dari masyarakat berperan penting untuk mewujudkan pembangunan yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa. Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK: STUDI PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI INDONESIA

Adela Sharfina Hadrini, Viska Anggraita

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik komisaris dan direksi terhadap penghindaran pajak. Karateristik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keahlian pajak dewan direksi, keahlian pajak dewan komisaris, afiliasi pajak dewan direksi, afiliasi pajak dewan komisaris, dan independensi dewan komisaris. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan keahlian pajak dewan direksi berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan afiliasi pajak dewan direksi berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran pajak perusahaan. Sedangkan untuk dewan komisaris, hanya independensi dewan komisaris yang berpengaruh positif terhadap praktik penghindaran pajak.

The Effect of Board of Commissioners and Board of Director’sCharacteristics on Tax Avoidance: Study on Manufacturing Companies in Indonesia

Abstract

This study aim to test the effect of board of director and board of comissioner’s characteristics on tax avoidance. Characteristics mentioned in this study are board of director’s tax expertise, board of commissioner’s tax expertise, board of director’s tax affiliation, board of commissioner’s tax afiliation, and board of commissioner’s independency The samples used for this study are manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange for period 2013-2015. The result shows that board of director’s tax expertise has positive effect on tax avoidance, board of director’s tax affiliation has negative effect on tax avoidance. For board of commissioners, board of commissioner’s independency has positive effect on tax avoidance

Keywords: tax expertise, tax affiliation, board of director’s characteristics, board of commissioner’s independency, tax avoidance

1 Pendahuluan

Pajak merupakan salah satu sumber utama dari penerimaan negara. Sebagai salah satu

instrumen dari penerimaan negara, pajak yang dikumpulkan dari masyarakat berperan penting

untuk mewujudkan pembangunan yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 2: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

Pembangunan terebut berkaitan dengan tujuan berdirinya negara RI sebagaimana tertulis

dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Untuk tujuan tersebut, pemerintah

mewajibkan masyarakat untuk berkontribusi kepada negara melalui pajak.

Salah satu badan yang diwajibkan untuk membayar pajak adalah Perseroan Terbatas.

Dalam usahanya mematuhi otoritas pajak, maka perseroan terbatas, akan memiliki kewajiban

pajak (tax liabilities). Adanya kewajiban pajak menyebabkan berkurangnya laba perusahaan.

Disisi lain, perseroan terbatas juga perlu melaksanakan program-programnya agar tujuan

berdirinya perusahaan tercapai.

Sebagai perusahaan yang didirikan oleh lebih dari dua orang, Perseroan Terbatas

memiliki eksekutif utama yang berbeda dari perusahaan biasa. Fungsi pelaksana dari

operasional perseroan terbatas adalah dewan direksi. Direksi sebagai pelaksana kunci dari

perusahaan diawasi oleh dewan komisaris. Dewan komisaris juga bisa memberikan nasihat

dan masukan tentang strategi perusahaan kepada dewan direksi, termasuk tentang kebijakan

pajak perusahaan. Dalam dewan komisaris, terdapat komisaris independen, yaitu anggota

komisaris yang berasal dari luar perusahaan. Adanya Direksi, Dewan Komisaris, dan

Komisaris Independen dalam perusahaan adalah agar tata kelola dalam perusahaan terlaksana

sebagaimana mestinya.

Sebagai organ utama perusahaan dewan komisaris dan direksi memiliki pengaruh yang

besar terhadap kebijakan perencanaan pajak perusahaan. Penelitian Graham dan Tucker

(2006) menunjukkan bahwa aktivitas tax sheltering berhubungan positif dengan profitabilitas

perusahaan. Dalam hal ini, untuk meningkatkan nilai after-tax perusahaan, shareholder bisa

mendorong perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak. Sebagai badan yang bertugas

untuk mengawasi kinerja perusahaan, dewan komisaris bisa memiliki kecenderungan untuk

mendorong perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak agar meningkatkan nilai

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pandangan tradisional bahwa penghindaran pajak

meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian Taylor dan Richardson (2014) menemukan bahwa

keahlian pajak board of directors berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.

Disisi lain, dewan komisaris adalah badan yang merupakan proxy dari stakeholder lain

sehingga dewan komisaris perlu memperhatikan standar lingkungan dan sosial dalam

melakukan tata kelola dalam perusahaan. Menurut Desai dan Dharmapala (2009) walaupun

tingkat penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai after-tax perusahaan, efek ini

ter-offset karena adanya efek rent diversion. Disamping itu, Kim et al. (2011) menemukan

bahwa penghindaran pajak berhubungan positif dengan resiko stock price crash. Perusahaan

juga harus memastikan bahwa strategi pajak mereka tidak mencemarkan reputasi perusahaan

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 3: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

(Hanlon dan Slemrod, 2009). Karena itu dewan komisaris bisa menunjukkan kecenderungan

untuk mendorong perusahaan untuk menghindari penghindaran pajak. Penelitian Taylor dan

Richardson (2014) menemukan bahwa board of directors yang memiliki afiliasi dengan

badan pajak berpengaruh negatif terhadap tingkat penghindaran pajak.

Board of director merupakan pusat dari kontrol dalam pengambilan keputusan di

perusahaan (Fama dan Jensen 1983). Hal ini termasuk terkait dengan kebijakan pajak

perusahaan. Menurut Dyreng et al (2010) menunjukkan bahwa seorang CEO, walaupun

biasanya tidak memiliki keahlian pajak bisa mempengaruhi praktik penghindaran pajak

dengan cara menentukan tone at the top terkait aktivitas pajak perusahaan. Ketika anggota

dewan direksi memiliki preferensi untuk melakukan perencanaan pajak yang bersifat agresif,

maka perusahaan cenderung melakukan pratik penghindaran pajak. Hal ini bisa terlihat pada

kasus Wal-mart, dimana strategi pajak perusahaan berubah setelah adanya penggantian

direksi. Hal ini sesuai dengan penelitian Taylor dan Richardson (2014) yang menemukan

bahwa board of directors yang memiliki keahlian pajak berpengaruh positif terhadap tingkat

penghindaran pajak perusahaan

Dewan komisaris memegang peranan penting dalam jalannya corporate governance

dalam perusahaan. Dalam OECD (2015) disebutkan bahwa board harus bisa memberikan

judgement yang independen dalam corporate affairs. Hal ini mensyaratkan adanya sejumlah

anggota board yang independen dari manajemen perusahaan. Board ini juga berfungsi untuk

memberikan nasihat ketika ada conflict of interest di dalam perusahaan. Misalnya meyakinkan

integritas dari financial dan non-financial reporting, nominasi anggota board dan eksekutif

kunci perusahaan, dan review dari related party transantion serta board remuneration.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keahlian pajak direksi,

keahlian pajak dewan komisari, afiliasi pajak dewan direksi, afiliasi pajak dewan komisaris,

dan independensi dewan komisaris terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini merupakan

replikasi dari penelitian Taylor dan Richardson (2014). Taylor dan Richardson (2014)

meneliti efek ketidakpastian pajak, keahlian pajak board of directors, afiliasi pajak board of

directors terhadap penghindaran pajak.

Ada beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan Taylor dan Richardson

(2014). Peneltitian Taylor dan Richardson menggunakan sample perusahaan di Australia yang

menggunakan struktur one-tier, dimana fungsi komisaris dan direksi ada dalam board of

directors. Sedangkan di Indonesia, struktur board of director mengikuti struktur two-tier,

dimana dewan direksi dan dewan komisaris merupakan badan yang terpisah. Untuk

membedakan fungsi pelaksana dan fungi pengawasan, maka keahlian pajak dan afiliasi pajak

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 4: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

dalam penelitian ini, direksi dan komisaris dipisahkan agar bisa dilihat masing-masing

pengaruh terhadap penghindaran pajak. Selain itu, penelitian ini menambahkan variabel

independensi dewan komisaris dengan pengukuran independensi menggunakan pengukuran

Hermawan (2009). Pada penelitian Taylor dan Richardson (2014), objek penelitian yang

digunakan adalah 200 perusahaan terbesar di Australia pada tahun 2006-2010, sementara

penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia tahun 2103-

2015 Pengukuran penghindaran pajak yang digunakan dalam Taylor dan Richardson (2014)

adalah book-tax difference, residual book-tax difference menggunakan metode Desai dan

Dharmapala (2006), effective tax rate, dan Cash Effective Tax Rate, sementara penelitian ini

menggunakan dua pengukuran penghindaran pajak, yaitu cash effective tax rate dan residual

book-tax difference menggunakan metode Desai dan Dharmapala (2009). Variabel kontrol

board of director independence dalam penelitian Taylor dan Richardson (2014) tidak

dimasukkan seabgai variabel kontrol dalam penelitian ini karena sudah ada pengukuran

Hermawan (2009) yang memasukkan proporsi komisaris independen sebagai salah satu

kriteria independensi dewan komisaris. Selain itu, variabel kontrol R&D intensity tidak

dimasukkan karena perusahaan industri yang digunakan adalah industri manufaktur yang

tidak berfokus pada biaya Research and Development sehingga variabel ini diabaikan.

Variabel industry-sector dalam penelitian Taylor dan Richardson (2014) disesuaikan dengan

industri di Indonesia.

2 Tinjauan Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Teori Keagenan

Dalam teori agensi dikenal dua pihak yang memiliki kepentingan berbeda di dalam

perusahaan, yaitu owner selaku pihak yang mempunyai kepemilikan di dalam perusahaan dan

manager selaku pihak yang mengelola perusahaan. Di perseroan, struktur pemilik dan

manager lebih rumit daripada perusahaan non-perseroan. Hal ini menyebabkan adanya konflik

agensi. Dalam kondisi ini, dewan komisaris berperan sebagai mekanisme perantara antara

owner atau principal dan manajer selaku agen.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Desai dan Dharmapala (2009). Ada dua

pandangan mengenai penghindaran pajak perusahaan. Dalam pandangan klasik, penghindaran

pajak perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Disisi lain, Desai dan Dharmapala

(2009) berargumen bahwa walaupun penghindaran pajak bisa meningkatkan nilai setelah

pajak perusahaan, efek tersebut ter-offset terutama di perusahaan yang memiliki governance

yang buruk, akibat adanya kesempatan untuk melakukan rent diversion. Desai dan

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 5: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

Dharmapala (2009) juga memberi contoh adanya interaksi antara dan managerial

opportunism, bahwa menipulasi pendapatan dengan cara yang halus bisa difasilitasi ketika

manajer memiliki kecenderungan untuk penghindaran pajak.

Dari penelitian-penelitian tersebut, dewan komisaris bisa memiliki kecenderungan

untuk mendorong penghindaran pajak dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan

(Graham dan Tucker 2006). Namun, dewan komisaris juga melakukan fungsi monitoring

sebagai kepanjangan shareholder perusahaan yang merupakan principal dengan manager atau

agent dari perusahaan (direksi), sehingga dewan komisaris perlu berhati-hati dalam

melakukan penghindaran pajak.

2.2 Penghindaran Pajak

Secara garis besar, tax avoidance atau penghindaran pajak adalah upaya meminimalisasi

beban pajak perusahaan dengan cara-cara yang legal. Tax avoidance sendiri merupakan

bagian dari tax planning dan management, dimana keduanya mengacu pada usaha perusahaan

untuk meminimalisasi beban pajak dengan memanfaatkan celah-celah yang ada pada

peraturan pajak dan memilih metode reporting tertentu yang menguntungkan perusahaan

Penghindaran pajak bisa diukur dengan menggunakan beberapa parameter yang

berbeda-beda. Lazimnya, Penghindaran pajak diukur dengan Effective Tax Rate dan Book-

Tax Difference/Gap. Menurut Hanlon dan Heitzman (2010), ada dua belas pengukuran

penghindaran pajak, antara lain Accounting ETR/GAAP ETR, Cash ETR, Book-Tax

Difference, Residual BTD, Current ETR, Long-run Cash ETR, ETR Differential, DTAX,

Temporary BTD, Unrecognized Tax Benefit, Tax Shelter Activity, dan Marginal Tax Rate.

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cash ETR dan Residual BTD.

Kelebihan dari menggunakan Cash ETR adalah beban pajak kas yang dibayar dibandingkan

lebih jelas tercermin dalam unit kas. Item beban kas yang dibayar, yang dalam Indonesia

dikenal dengan income tax expense, ada di dalam laporan laba rugi, dimana jumlah item

tersebut bisa dikurangi menggunakan strategi yang melibatkan peningkatan deductible dan

mengurangi taxable income/income before tax. Namun Cash ETR juga memiliki kelemahan,

yaitu adanya pembayaran kas terkait adanya settlement tertentu dengan otoritas pajak pada

tahun sebelumnya mungkin akan menimbulkan masalah tertentu (Taylor dan Richardson

2014). Adanya tax benefit menyebabkan nilai ETR menjadi minus kemungkinan adanya

mismatch antara numerator dan denominator jika cash tax paid termasuk pajak yang

dibayarkan dari pendapatan di periode yang berbeda karena adanya IRS audit pada tahun

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 6: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

berjalan, sementara denominator-nya berasal dari pendapatan pada periode berjalan. Dessai

dan Dharmapala (2006) berpendapat bahwa BTD cenderung merefleksikan aktivitas earning

management perusahaan dibandingkan tax avoidance, dimana pendapatan disesuaikan untuk

mengurangi reporting loss, Pengukuran kedua Book-tax difference kedua diukur dengan BTD

residual oleh Dessai dan Dharmapala (2006). karena itu Desai menghapus elemen BTD yang

berkaitan dengan earning management untuk meninggalkan residual value yang dijadikan

ukuran penghindaran pajak

Walaupun elemen earning management dalam penghindaran pajak sudah dikeluarkan,

Residual BTD tetap memiliki kelemahan. Menurut Hanlon dan Heitzman (2010) seperti pada

model akrual yang dibuat oleh Jones, validitas dari regresi yang digunakan untuk memisahkan

regression based partition tergantung pada model yang digunakan sebagai determinan dari

variabel yang ingin diprediksi. Walaupun pajak mempengaruhi keputusan perusahaan, pajak

bukan merupakan first-order drivers sehingga sulit diketahui variabel mana yang termasuk

dalam determinan penghindaran pajak dan mana yang masuk ke dalam residual (Hanlon dan

Heitzman 2010)

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan acuan dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan

Richardon (2014). Taylor dan Richardson (2014) meneliti tentang hubungan antara

penghindaran pajak dengan ketidakpastian posisi pajak, keahlian pajak dari board of

directors, afiliasi terhadap badan pajak dari board of directors, dan remunerasi berbasis

kinerja. Data yang dijadikan sampel adalah 200 perusahaan terbuka di Australia selama tahun

2006-2010. Sampel tersebut tidak memasukkan beberapa perusahaan yaitu perusahaan

keuangan, asuransi, perusahaan dengan metode pelaporan dengan US GAAP, property

partnership atau trust entities, dan perusahaan yang tidak menyerahkan laporan selama tahun

2006-2010.

Dari analisis yang sudah dilakukan Taylor dan Richardson (2014) mereka

menyimpulkan bahwa ketidakpastian pajak, keahlian pajak direktur, dan remunerasi berbasis

kinerja untuk key management personnel secara signifikan berpengaruh positif terhadap

penghindaran pajak perusahaan. Selain itu, perusahaan dengan anggota board yang memiliki

afiliasi dengan setidaknya satu badan pajak, menunjukkan hubungan yang negatif dengan

penghindaran pajak

Dyreng et al. (2010) meneliti tentang apakah individu pada eksekutif level atas memiliki

efek terhadap penghindaran pajak yang tidak bisa dijelaskan oleh karakteristik perusahaan.

Untuk mengidentifikasi hal ini, Dyreng et al. (2010) mengambil data eksekutif perusahaan

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 7: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

dari ExecuComp database dari tahun 1992 sampai tahun 2006. Dari data tersebut, bisa dilacak

pergerakan eksektuif perusahaan dan dikumpulkan data eksekutif yang bekerja minimal 3

tahun di masing-masing paling sedikit dua perusahaan. Data yang terkumpul adalah 12958

tahun-perusahaan, terdiri dari 1138 perusahaan dan 908 eksekutif. Penghindaran pajak

dihitung dengan menggunakan ETR, yang terdiri dari current dan deferred tax, dan Cash ETR

yang dukur dari current tax. Hasilnya adalah individual executive memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap menentukan level penghindaran pajak perusahaan.

Desai dan Dharmapala (2009) meneliti tentang penghindaran pajak perusahan dengan

nilai perusahaan. Lebih spesifik lagi Desai dan Dharmapala meneliti tingkat dimana

penghindaran pajak perusahaan memiliki nilai bagi investor. Sampel yang digunakan adalah

4492 observasi dengan 862 perusahaan tahun 1993-2001. Data ini diambil dari database

Compustat dan Execucomp digabung dengan data dari kepemilikan perusahaan dari Spectrum

database. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padaperusahaan yang memiliki level

institutional ownership yang tinggi, dalam hal ini perusahaan yang kinerjanya dipantau secara

agresif oleh owner , maka level penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Sementara itu, pada perusahaan dengan tata kelola yang buruk, efek postitif

penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan ter-offset oleh adanya rent diversion

Penelitian oleh Lanis dan Richardson (2011) meneliti tentang efek komposisi board of

directors terhadap tax agressiveness. Data yang digunakan berasal dari 32 perusahaan di US

yang terdiri dari 16 perusahaan yang tax agressive dan 16 perusahaan non-tax agressive

selama tahun 2001-2006. Sampel akhir terdiri dari data cross-section 401 perusahaan di

Australian Stock Exchange selama tahun yang dianalisis dengan ordinary least square. Lanis

dan Richardson (201) membuat hipotesis bahwa semakin tinggi komposisi outside directors,

maka semakin rendah level penghindaran pajak. Hasilnya, Lanis dan Richardson menemukan

adanya hubungan negatif antara anggota outside directors dan tax agressiveness. Hasil ini

menunjukkan bahwa outside director memiliki preferensi untuk menghindari tax

agressiveness melalui tata kelola yang baik.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan landasa teori terkait pengaruh variabel independen

dan variabel kontrol terhadap variabel dependen, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Dewan direksi merupakan pusat kendali perusahaan. Apabila ada anggota dewan direksi

yang memiliki pengelaman dalam bidang perpajakan, maka mereka bisa berkontribusi untuk

membuat perencanaan pajak dengan mengurangi kewajiban pajak perusahaan Frank et al.,

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 8: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

(2009) menunjukkan bahwa tax planning yang agresif berhubungan dengan oportunisme dan

kemampuan manajerial. Carter et al., (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Board

members yang memiliki tax expertise memiliki keahlian profesional mereka untuk mengawasi

dan memberikan informasi kepada manajer. Kedua hal diatas mungkin terjadi karena direktur,

walaupun tidak memiliki latar belakang pajak, tetap memiliki peran penting dalam tax policy,

yaitu menetapkan tone at the top perusahaan (Dyreng et al. 2010). Karena itu, hipotesis

pertama yang dikembangkan adalah sebagai berikut

H1 : Keahlian perpajakan Direksi berpengaruh positif terhadap praktik penghindaran

pajak.

Dewan komisaris sebagai badan yang mengawasi kinerja perusahaan perlu memastikan

bahwa perusahaan memiliki nilai yang baik dimata shareholder. Dalam hal ini, dewan

komisaris sebagai pihak yang mengawasi kinerja perusahaan bisa mendorong manajemen

untuk melakukan penghindaran pajak, sehingga nilai setelah pajak perusahaan menjadi baik

dan tujuan shareholder perusahaan untuk mendapatkan return yang tinggi tercapai. Hal ini

sesuai dengan pandangan tradisional bahwa penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan (Desai dan Dharmapala 2009). Dewan komisaris yang memiliki keahlian

perpajakan bisa berkontribusi lebih untuk mendorong manajemen perusahaan untuk

melakukan penghindaran pajak. Penelitian oleh Taylor dan Richardson (2014) menunjukkan

bahwa board of directors yang memiliki keahlian pajak berhubungan positif dengan

penghindaran pajak. Berdasarkan kondisi tersebut, maka hipotesis kedua adalah sebagai

berikut.

H2 : Keahlian perpajakan Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap praktik

penghindaran pajak.

Ketika anggota dari key executive memiliki afiliasi dengan badan yang berhubungan

dengan pajak, maka ada kemungkinan anggota tersebut akan memastikan bahwa perpajakan

perusahaan sudah sesuai dengan ketentuan hukum. Hal ini terjadi karena ketika perusahaan

yang menurut publik memiliki kemungkinan melakukan penghindaran pajak yang agresif,

maka perusahaan dan direkturnya akan mendapat reputasi yang buruk (Taylor dan Richardson

2014). Reputasi perusahaan yang buruk bisa mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti yang

ada di beberapa kasus di Australia dan Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa

pengawasan oleh publik dan komentar di media mempengaruhi sentimen investor dan pada

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 9: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

akhirnya mempengaruhi nilai perusahaan (Hanlon dan Slemrod 2009). Karena itu, hipotesis

ketiga penelitian ini adalah sebagai berikut.

H3 : Perusahaan dengan Direksi yang memiliki afiliasi dengan badan pajak

berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran pajak.

Ketika anggota dari key executive memiliki afiliasi dengan badan yang berhubungan

dengan pajak, maka ada kecenderungan bahwa mereka akan memastikan bahwa pajak

perusahaan sudah sesuai dengan ketentuan hukum. Dalam hal ini, dewan komisaris sebagai

pihak yang menjalankan fungsi pengawasan perlu mendorong perusahaan agar memiliki nilai

yang baik dimata shareholder. Penelitian oleh Desai dan Dharmapala menunjukkan bahwa

walaupun penghindaran pajak memiliki efek positif terhadap nilai perusahaan setelah pajak,

efek ini ter-offset oleh rent diversion pada perusahaan dengan tata kelola yang buruk.

Disamping itu, Kim et al. (2011) menunjukkan bahwa penghindaran pajak berhubungan

positif dengan resiko stock price crash. Penelitian oleh Taylor dan Richardson (2014)

menunjukkan bahwa afiliasi pajak board of directors memiliki pengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena perusahaan perlu menjaga reputasi dewan

komisaris dan perusahaan itu sendiri. Dari penelitian-penelitian tersebut, maka dirumuskan

hipotesis ke-empat

H4 : Perusahaan dengan Dewan Komisaris yang memiliki afiliasi dengan badan pajak

berpengaruh negatif terhadap praktik penghindaran pajak

Penelitian oleh Lanis dan Richardson (2011) menemukan adanya hubungan negatif

antara outside board independence dan corporate tax agressiveness. Hal ini disebabkan

karena outside directors peran sebagai direktur atau komite dari perusahaan lain dan

mempunyai tanggung jawab untuk menjaga reputasi, sehingga ia memiliki kecenderungan

untuk meminimalisir praktek penghindaran pajak. Selain itu, penelitian oleh Richardson et al

(2013) menunjukkan bahwa interaksi antara komposisi board of directors dengan effective

risk management dan internal control mengurangi kecenderungan praktik tax avoidance,

Karena itu, penulis berdasarkan penelitian tersebut, penulis merumuskan hipotesis sebagai

berikut

H5 : Independensi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap praktik

penghindaran pajak

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 10: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

3 Metode Penelitian

Regresi yang digunakan untuk model penelitian ini adalah model feasible generalized

least square. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini hanya mengambil sample industri

manufaktur agar bisa diketahui bagaimana karakteristik industri manufaktur mempengaruhi

penghindaran pajak pada perusahaan. Selain itu, tahun 2013, 2014, dan 2015 dipilih sebagai

periode penelitian karena data yang diperoleh pada periode 2013-2015 merupakan data yang

terbaru. Metode sampling yang digunakan adalah metode purposive sampling. Dalam metode

ini ada kriteria tertentu yang menjadi acuan pemilihan sampel. Kriteria sampel penelitian ini

antara lain:

1) Merupakan perusahaan manufaktur

2) Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013, 2014, dan 2015

3) Memiliki Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan yang diaudit pada tahun 2013,

2014, dan 2015

4) Memiliki data yang lengkap untuk semua variabel

3.1 Model Penelitian

CTAit = α + β1TAXEXPDIRit + β2TAXEXPCOMit + β3TAXAFFDIRit +

β4TAXAFFCOMit + β5BOARDSCOREit + β6SIZEit + β7LEVit + β8INVINTit +

β9CINTit + β10MKBTKit + β11ROAit + β12THAVit + β13AUD + β14CEOit +

β15CFTLit + β16BASICINDUSit + β17MISCINDUSit + ε

CTAit = penghindaran pajak perusahaan i tahun ke t

TAXEXPDIRit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

memiliki keahlian dewan direksi dengan keahlian pajak,

diberi nilai 0 apabila perusahaan tidak memiliki dewan

direksi dengan keahlian pajak

TAXEXPCOMit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

memiliki dewan komisaris dengan keahlian pajak,

diberi nilai 0 apabila perusahaan tidak memiliki dewan

komisaris dengan keahlian pajak

TAXAFFDIRit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

memiliki dewan direksi dengan afiliasi pajak , diberi nilai

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 11: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

0 apabila apabila perusahaan tidak memiliki dewan

direksi dengan afiliasi pajak

TAXAFFCOMit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

memiliki dewan komisaris dengan afiliasi pajak , diberi

nilai 0 apabila apabila perusahaan tidak memiliki dewan

komisaris dengan afiliasi pajak

BOARDSCOREit = Independensi dewan komisaris perusahaan i tahun t

SIZEit = ukuran perusahaan i tahun t

LEVit = Leverage perusahaan i tahun t

INVINTit = intensitas persediaan perusahaan i tahun t

CINTit = intensitas modal perusahaan i tahun t

MKBTKit = market to book value perusahaan i tahun t

ROAit = Return on assets perusahaan i tahun t

THAVit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

memiliki anak yang beroperasi di negara tax heaven,

diberi nilai 0 apabila perusahaan tidak memiliki anak

yang beroperasi di negara tax heaven

AUDit = dummy variable diberi nilai 1 apabila diaudit oleh big 4

audit firm, 0 apabila tidak diaudit oleh big 4 audit firm

CEOit = lama jabatan CEO perusahaan i tahun t

CFTLit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

memiliki carry forward tax loss diberi nilai 0 apabila

perusahaan tidak memiliki carry forward tax losses

BASICINDUSit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

termasuk sektor industri dasar dan kimia, 0 apabila tidak

termasuk sektor industri dasar dan kimia

MISCINDUSit = dummy variable diberi nilai 1 apabila perusahaan

perusahaan termasuk sektor aneka industri, 0 apabila

tidak termasuk sektor aneka industri

εit = error

Variabel dependen dari penelitian ini adalah penghindaran pajak (tax avoidance), sesuai

dengan penelitian yang dijadikan acuan oleh penulis, yaitu penelitian Taylor dan Richardson

(2014). Dalam penelitian Taylor dan Richardson (2014), ada empat proxy yang dijadikan

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 12: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

variabel dependen, yaitu ETR, Cash ETR, BTD, dan residual BTD. Dari ke-empat proksi

tersebut, proksi yang dipilih oleh penulis adalah cash ETR dan residual BTD

Cash ETR dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Cash ETR = cash taxes paid

Pretax accounting income

Proksi kedua yang digunakan penulis adalah penghindaran pajak dengan menggunakan

formula yang dikembangkan oleh Desai dan Dharmapala (2006) dengan menggunakan data

panel sebagai berikut:

BTDit = βTAit + µi + ε

Dimana:

BTDit = book-tax difference i tahun ke-t dibagi lagged total assets

TAit = total akrual perusahaan i tahun ke-t dibagi dengan lagged total

assets

µi = nilai rata-rata residual perusahaan i tahun t

εit = error term

BTDit dihitung dengan cara mencari selisih antara book income yang didapatkan dari

pre-tax accounting income perusahaan dengan taxable income perusahaan i tahun t dibagi

dengan lagged total assets

BTDit = AIit – TIit

Untuk menghitung total akrual, dihitung dengan dihitung dengan rumus selisih pre-tax

accounting income perusahaan dikurangi netoperating cash flow dibagi dengan lagged total

asset

TAit = AIit - CFOit

Hasil penjumlahan dari hasil regresi persamaan pertama dijadikan proksi dari

pengukuran model penghindaran pajak, sebagaimana pada persamaan dibawah ini.

TABTDit = µit + εit

Sesuai dengan penelitian oleh Dessai dan Dharmapala (2006), penulis meggunakan

tax sheltering sebagai proksi dari variabel dependen aktivitas penghindaran pajak.

Proxy yang digunakan untuk pengukuran variabel penghindaran pajak diambil dari

Datastream dan laporan keuangan perusahaan. Cash taxes paid dan pre-tax accounting

income didapat dari laporan laba rugi perusahaan dan catatan atas laporan keuangan di bagian

perpajakan. Data taxable income di dapatkan dari catatan atas laporan keuangan di bagian

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 13: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

perpajakan. Sedangkan data mengenai net operating cash flow didapatkan dari laporan arus

kas perusahaan.

Penelitian ini menggunakan 5 variabel independen antara lain:

a) Keahlian pajak dewan direksi

Sesuai dengan penelitian Taylor dan Richardson (2014), keahlian pajak direksi

merupakan variabel dummy, diberi nilai 1 apabila setidaknya satu dari anggota direksi

memiliki setidaknya satu keahlian yang berhubungan dengan perpajakan dan 0 apabila

anggota direksi tidak memiliki keahlian apapun yang berkaitan dengan pajak. Sumber

informasi keahlian pajak direksi diambil dari profil dewan direksi di laporan tahunan

perusahaan

Keahlian pajak dalam penelitian ini antara lain pendiri kantor akuntan publik, pernah

bekerja sebagai akuntan publik, mempunyai pendidikan di bidang pajak dan akuntansi,

pernah menjabat sebagai auditor atau akuntan perusahaan, pernah menjabat sebagai atau

akuntan perusahaan, pernah bekerja di konsultan pajak, pernah bekerja sebagai

karyawan pajak perusahaan.

Dalam penelitian Taylor dan Richardson (2014) keahlian pajak didefinisikan sebagai

mereka yang memiliki keahlian pajak, misalnya tax accounting atau tax-related audit

wotk. Perbedaan dengan penelitian ini adalah keahlian akuntansi dianggap sebagai salah

satu keahlian pajak. Hal ini disebabkan karena bidang akuntansi berkaitan erat dengan

perpajakan, terutama dalam perusahaan Pada pengujian tambahan, akan dimasukkan

keahlian dengan kriteria yang lebih ketat yaitu hanya memiliki latar belakang pajak (tax

auditor, staf/manajer pajak, konsultan pajak)

b) Keahlian pajak dewan komisaris

Sesuai dengan penelitian Taylor dan Richardson (2014), keahlian pajak dewan

komisaris merupakan variabel dummy, diberi nilai 1 apabila setidaknya satu dari

anggota dewan komisaris, termasuk komisaris independen memiliki setidaknya satu

keahlian yang berhubungan dengan perpajakan dan 0 apabila anggota dewan komisaris

tidak memiliki keahlian apapun yang berkaitan dengan pajak. Sumber informasi

keahlian pajak dewan komisaris diambil dari profil dewan komisaris di laporan tahunan

perusahaan. Bentuk keahlian pajak sama seperti yang didefinisikan pada poin a

Dalam penelitian Taylor dan Richardson (2014) keahlian pajak didefinisikan sebagai

mereka yang memiliki keahlian pajak, misalnya tax accounting atau tax-related audit

wotk. Perbedaan dengan penelitian ini adalah keahlian akuntansi dimasukkan sebagai

salah satu keahlian pajak. Hal ini disebabkan karena bidang akuntansi berkaitan erat

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 14: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

dengan perpajakan. Pada pengujian tambahan, akan dimasukkan keahlian dengan

kriteria yang lebih ketat yaitu hanya memiliki latar belakang pajak (tax auditor,

staf/manajer pajak, konsultan pajak)

c) Afiliasi pajak dewan direksi

Sesuai dengan penelitian Taylor dan Richardson (2014), afiliasi pajak dewan direksi

merupakan variabel dummy, diberi nilai 1 apabila setidaknya satu anggota direksi

memiliki afiliasi setidaknya dengan satu badan pajak dan 0 apabila tidak memiliki

afiliasi dengan badan pajak apapun. Data afiliasi pajak direksi diambil dari profil dewan

direksi di laporan tahunan perusahaan

Contoh bentuk afiliasi dewan direksi misalnya menjadi analis pajak pemerintah,

menjadi tim ahli pemerintah dalam ekonomi maupun perpajakan, pernah menjabat

sebagai ketua asosiasi profesi akuntansi atau perpajakan, pernah menjabat di

Kementrian Keuangan atau Direktorat Jenderal Pajak

Penelitian Taylor dan Richardson (2014) kriteria afiliasi pajak yang digunakan adalah

apabila board of directors memiliki afiliasi dengan setidaknya satu badan pajak

profesional, di Australia misalnya The Board of Taxation atau Institute of Taxation.

Dalam penelitian ini, ada beberapa badan pemerintahan yang dimasukkan sebagai

afiliasi misalnya Direktorat Jenderal Pajak, Kementrian Keuangan. Kriteria ini

dimasukkan dengan pertimbangan dewan direksi yang pernah menjabat di

pemerintahan, misalnya pernah menjadi kepala Kantor Pelayanan Pajak, pernah diberi

tanggungjawab untuk memaksimalkan pajak sebagai instrumen penerimaan negara,

sehingga ketika menjadi dewan direksi, maka anggota dewan direksi tersebut akan

menjaga reputasi dengan berhati-hati dalam mendorong perusahaan melakukan

penghindaran pajak

d) Afiliasi pajak dewan komisaris

Sesuai dengan penelitian Taylor dan Richardson (2014), afiliasi anggota dewan

komisaris dengan badan pajak merupakan variabel dummy, diberi nilai 1 apabila

setidaknya satu anggota dewan komisaris memiliki afiliasi setidaknya dengan satu

badan pajak dan 0 apabila tidak memiliki afiliasi dengan badan pajak apapun saat ia

menduduki jabatannya. Data keahlian pajak dewan komisaris diambil dari profil dewan

komisaris di laporan tahunan perusahaan. Bentuk afiliasi pajak dewan komisaris sama

seperti pada poin c

Penelitian Taylor dan Richardson (2014) kriteria afiliasi pajak yang digunakan adalah

apabila board of directors memiliki afiliasi dengan setidaknya satu badan pajak

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 15: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

profesional, di Australia misalnya The Board of Taxation atau Institute of Taxation.

Dalam penelitian ini, ada beberapa badan pemerintahan yang dimasukkan sebagai

afiliasi misalnya Direktorat Jenderal Pajak, Kementrian Keuangan. Kriteria ini

dimasukkan dengan pertimbangan dewan direksi yang pernah menjabat di

pemerintahan, misalnya pernah menjadi kepala Kantor Pelayanan Pajak, pernah diberi

tanggungjawab untuk memaksimalkan pajak sebagai instrumen penerimaan negara,

sehingga ketika menjadi dewan komisaris, maka anggota dewan komisaris tersebut akan

menjaga reputasi dengan berhati-hati dalam mendorong perusahaan melakukan

penghindaran pajak.

e) Independensi Dewan Komisaris

Independensi dewan Komisaris diukur dengan pengukuran Hermawan (2009) seperti

pada tabel 2

Penelitian ini menggunakan sepuluh variabel kontrol yang mempengaruhi regresi dalam

penelitian ini. Variabel-variabel ini merupakan faktor-faktor lain yang mempengaruhi

variabel dependen

Variabel kontrol pertama dari penelitian ini adalah ukuran perusahaan (SIZE) diukur

dengan log total aset perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar bisa

memanfaatkan penyusutan dan amortisasi untuk mengurangi taxable income. Karena itu,

semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin tinggi peluang untuk untuk melakukan

penghindaran pajak. Selain itu, Rego (2003) menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar

dibandingkan perusahaan-perusahaan lain dapat mencapai economics of scale melalui

perencanaan pajak dan memiliki sumber daya dan insentif untuk mengurangi group tax.

Leverage dihitung dengan rumus long-term debt dibagi total aset (Taylor dan

Richardson, 2014). Menurut Rego (2003) Perusahaan yang memiliki Leverage yang lebih

tinggi memiliki ETR yang lebih rendah karena mereka menggunakan debt deductions untuk

mengurangi jumlah corporate tax yang dibayar.

Intensitas modal dihitung dengan rumus net property, plant, and equipment dibagi total

aset. Intensitas Persediaan dihitung dengan rumus Total Inventory dibagi menjadi Total

Assets. Perusahaan yang memiliki net property plant and equipment bisa memanfaatkan

depresiasi berdasarkan umur aset sebagai pengurang pajak, karena itu intensitas modal

berhubungan positif dengan penghindaran pajak (Stickney dan McGee, 1982). Sementara itu,

inventory digunakan sebagai substitusi untuk intensitas modal bagi perusahaan yang

inventory-intensive. Perusahaan yang inventory-intensives memiliki inntensitas pajak yang

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 16: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

lebih rendah daripada perusahaan. Karena itu intensitas persediaan berhubungan negatif

dengan penghindaran pajak (Stickney dan McGee, 1982).

Tax heaven merupakan variabel dummy. Tax heaven dinilai 1 apabila perusahaan

setidaknya memiliki satu anak perusahaan yang ada di begara tax heaven. Negara tax heaven

yang dimaksud adalah menurut OECD (2006) antara lain negara Anguilla, Antigua and

Barbuda, Bahamas, Bahrain, Bermuda, Belize, British Virgin Islands, Cayman Islands, Cook

Islands, Cyprus, Dominica, Gibraltar, Grenada, Guernsey, Isle of Man, Jersey, Liberia, Malta,

Marshall Islands, Mauritius, Montserrat, Nauru, Netherlands Antilles, New Caledonia,

Panama, Samoa, San Marino, Seychelles, St. Lucia, St. Kitts and Nevis, St. Vincent and the

Grenadines, Turks and Caicos Islands and Vanuatu. Perusahaan bisa mengalihkan kegiatan

bisnisnya ke negara dengan kewajiban pajak yang rendah, sehingga kewajiban pajaknya

berkurang. Studi oleh Desai et al (2006) Desai dan Hines (2002), Sharmapala dan Hines

(2009) dan Taylor dan Richardson (2012) menemukan bahwa penggunaan tax heaven secara

positif berhubungan dengan penghindaran pajak perusahaan.

Return on assets dihitung dengan pre-tax income dibagi Total Asset. Return on assets

dimasukkan ke dalam variabel independen sebagai kontrol bagi operating performance

perusahaan (Gupta dan Newberry, 1997). Tidak ada prediksi angka untuk variabel ROA

karena hasil yang berbeda pada penelitian-penelitian sebelumnya. Hal ini disebabkan semakin

besar ukuran perusahaan, maka semakin besar political cost, disisi lain ada perhatian yang

lebih dari media dan otoritas pajak terhadap perusahaan besar (Zimmerman, 1983).

Big 4 audit firm (AUD) merupakan variabel dummy. Big 4 audit firm diberi nilai 1

apabila perusahaan menugaskan salah satu dari Big 4 audit firm sebagai pemeriksa dan 0

apabila perusahaan menugaskan non-big 4 audit firm sebagai pemeriksanya. Big 4 audit firm

digunakan sebagai kontrol untuk monitoring dan audit quality (Matsumura dan Tucker, 1992;

Rezaee, 2005). Penelitian sebelumnya mengenai big 4 audit firm menunjukkan hasil yang

berbeda sehingga tidak ada prediksi angka untuk variabel big 4 audit firm

Lama masa jabatan CEO dihitung dengan natural log tahun dimana CEO mulai

menjabat sebagaimana ada laporan tahunan dikurangi tahun CEO mulai memegang jabatan.

Lama masa jabatan CEO mencerminkan tingkat kekuatan manajerial dan pengalaman CEO

perusahaan. CEO yang memiliki pengaruh yang kuat memiliki kecenderungan untuk

menerima kompensasi lebih dan memiliki kontrol yang lebih kuat atas manajemen

perusahaan, yang bisa saja memiliki pengaruh terhadap manajemen resiko (Bugeja et al.,

2013). Karena adanya hasil yang berbeda, maka tidak ada prediksi hasil regresi untuk variabel

CEO.

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 17: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

Carry forward tax losses merupakan dummy variable. CFTL dianggap 1 apabila ada

dan 0 apabila tidak ada. Penelitian oleh Dyreng et al. (2008) menemukan bahwa perusahaan

dengan CFTL memiliki kesempatan untuk menggunakan CFTL-nya di masa depan untuk

meng-offset penerimaan atas capital gain dan secara signifikan mengurangi jumlah pajak

yang mereka bayar. Karena itu, semakin tinggi nilai carry forward tax losses, maka semakin

tinggi tinggi tingkat penghindaran pajak perusahaan. Dalam hal ini, CFTL mencerminkan

aktivitas perencanaan pajak perusahaan, yang mengindikasikan perilaku penghindaran pajak

yang lebih besar (Dyreng et al. 2008).

Market to book value dihitung dengan menggunakan price to book ratio (Gupta dan

Newberry, 1997). Karena adanya hasil yang berbeda-beda berdasrkan beberapa penelitian,

penulis tidak membuat prediksi hasil dari regresi variabel ini.

Variabel kontrol terakhir yang digunakan adalah sektor Industri. Menurut Bursa Efek

Indonesia, perusahaan manufaktur dibagi menjadi tiga sektor industri, antara lain sektor

industri dasar dan kimia (basic industry and chemical), sektor aneka industri (miscellaneous

industry), dan sektor industri barang konsumsi (consumer goods industry). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sektor industri dasar dan kimia dan sektor aneka

industri. Apabila perusahaan termasuk dalam golongan sektor industri dasar dan kimia, maka

diberi skor 1, apabila tidak termasuk berarti 0.

Apabila perusahaan termasuk dalam golongan sektor aneka industri, diberi nilai 1.

Apabila bukan, maka diberi nilai 0. Karena belum ada penelitian yang menjadi acuan, maka

tidak ada prediksi hasil regresi variabel ini

4 Analisis dan Pembahasan

4.1 Analisis Deskriptif Variabel

Berdasarkan tabel 1 perusahaan yang memiliki direksi dengan keahlian pajak adalah

sebesar 66%. Keahlian pajak tersebut antara lain memiliki latar belakang pendidikan pajak

atau akuntansi, pernah bekerja di Kantor Akuntan Publik, pemilik Kantor Akuntan Publik,

pernah bekerja sebagai akuntan atau auditor di perusahaan, pernah bekerja sebagai staf pajak

perusahaan, pernah menjabat sebagai internal auditor, pernah bekerja sebagai konsultan pajak,

Sementara itu, dewan komisaris yang memiliki keahlian pajak adalah sebesar 51% dari

jumlah observasi. Sebagian besar dari keahlian pajak yang dimiliki direksi dan komisaris

adalah memiliki latar belakang pendidikan pajak atau akuntansi dan pernah bekerja di Kantor

Akuntan Publik.

Dewan direksi yang memiliki afiliasi pajak adalah sebesar 4% dari seluruh sampel.

Afiliasi pajak yang ditemukan antara lain adalah pejabat di Kementrian Keuangan atau

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 18: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

Direktorat Jenderal Pajak, pernah menjadi komisi pengawas pajak di pemerintahan,

pernah menjabat sebagai ketua IAI, pernah menyusun standar akuntansi pemerintah, menjabat

sebagai ketua ikatan konsultan pajak. Sedangkan untuk dewan komisaris, 12% dari seluruh

sampel memiliki afiliasi pajak, sebagian besar afiliasi yang ditemukan adalah direksi dan

komisaris pernah bekerja di Kementrian Keuangan atau Direktorat Jenderal Pajak.

Variabel ETR memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2614. Menurut peraturan di Indonesia,

Tax Rate yang berlaku untuk Perusahaan adalah sebesar 25%. Artinya rata-rata perusahaan di

Indonesia sudah tertib membayar pajaknya. Semakin tinggi nilai ETR maka semakin tinggi

pajak yang dibayar sehingga semakin rendah nilai tax avoidance.Apabila current domestic

income tax memiliki nilai minus,dalam hal ini perusahaan memiliki tax benefit, maka seperti

Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel Utama

Variabel Dependen Min Max Mean Std. Dev ETR 0 3,2850 0,2614 0,3972 TABTD -0,8701 1,0187 0,0588 0,2070 Variabel Independen Min Max Mean Std. Dev BOARDSCORE 0,3333 1 0,5902 0,1202

Variabel Independen

Nilai 0 Nilai 1 Total n % n % N %

TAXEXPDIR 135 34% 264 66% 399 100% TAXEXPCOM 195 49% 204 51% 399 100% TAXAFFDIR 383 96% 16 4% 399 100% TAXAFFCOM 352 88% 47 12% 399 100% Variabel Kontrol n % n % N % THAV 371 93% 28 7% 399 100% AUD 233 58% 166 42% 399 100% CFTL 285 71% 114 29% 399 100% BASICINDUS 225 56% 174 44% 399 100% MISCINDUS 279 70% 120 30% 399 100% Variabel Kontrol Min Max Mean Std. Dev SIZE (In million) 7134 242.392.000 7.964.635 23.457.112 SIZE 9,8534 14,3845 12,2742 0,6944 CEO (Year) 1 45 10,0150 10,3329 CEO 0 1,6532 0,7611 0,4771 LEV 0 0,9899 0,1173 0,1783 INVINT 0 0,6325 0,2113 0,1288 CINT 0,0014 0,9005 0,3926 0,2046 MKBTK -1,2 45,2 2,6692 6,0142 ROA -0,2727 0,5295 0,0576 0,1229

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018

Page 19: PENGARUH KARATERISTIK DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI …

dalam penelitian Taylor dan Richardson (2014) nilai ETR diubah menjadi 0. Variabel

TABTD memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0588. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan

rata-rata TABTD Taylor dan Richardson (2014), yaitu sebesar -0,003. semakin tinggi tingkat

penghindaran pajak perusahaan, maka semakin tinggi TABTD perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa penghindaran pajak di Indonesia lebih tinggi daripada Australia

Independensi dewan komisaris diukur dengan metode yang digunakan oleh Hermawan

(2009). Ada enam pertanyaan yang digunakan untuk mengukur independensi dewan

komisaris. Masing-masing pertanyaan dinilai dengan skor dan presentase. Skor 1 merupakan

skor minimum dengan independensi yang buruk, skor 3 merupakan indikator yang memiliki

skor baik.

Dari tabel 2 bisa dilihat bahwa dari 399 sampel, 85% perusahaan manufaktur sudah

memiliki presentase komisaris independen sebesar 30-50%. Hal ini sesuai dengan POJK no.

33 Tahun 2014, dimana dicantumkan bahwa apabila jumlah dewan komisaris terdiri dari

2(dua) orang, maka salah satunya harus merupakan komisaris independen, dan apabila dewan

komisaris lebih dari 2 (dua) orang, komposisi komisaris independen minimal 30%. Dari tabel

5.2 bisa disimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur sudah mematuhi peraturan

ini.

Kriteria yang masih perlu diperbaiki oleh perusahaan manufaktur adalah keberadaan komite

nominasi dan remunerasi dalam perusahaan manufaktur. Presentase perusahaan yang

memiliki komite nominasi dan remunerasi masih rendah yaitu sebesar 16%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan manufaktur di Indonesia masih belum

memiliki komite nominasi dan remunerasi untuk menjalankan fungsi nominasi dan fungsi

remunerasi. Menurut POJK no. 34/POJK. 04/2014, mengenai Komite Nominasi dan

Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik, apabila perusahaan tidak memiliki komite

nominasi dan remunerasi maka fungsi nominasi dan remunerasi wajib dijalankan oleh Dewan

Komisaris. Dari tabel 2 bisa diketahui bahwa sebagian besar perusahaan di Indonesia masih

menggunakan dewan komisaris untuk menjalankan fungsi remunerasi dan nominasi.

Pengaruh karateristik ..., Adela Sharfina Hadrini, FEB UI, 2018