pengaruh karakteristik perusahaan terhadap corporate social

17
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Nur Maemunah Permata Sari 1 DR. Luluk Kholisoh 2 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi - Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok – 16424 [email protected] [email protected] ABSTRAK Perusahaan mempunyai peran selain memberi manfaat positif terhadap ekonomi juga berkontribusi terhadap menurunnya kondisi sosial masyarakat. Perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang cukup besar dalam masalah- masalah polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah karakteristik perusahaan (size perusahaan, ukuran dewan komisaris, profitabilitas (ROA), serta ketegori KAP) mempengaruhi pengungkapan sosial perusahaan sektor manufaktur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara simple sampling random perusahaan manufaktur yang tercatat (go public) di Bursa Efek Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam ICMD tahun 2006, 2007 dan 2008 serta terdaftar dalam website BEI. Sampel yang digunakan adalah 103 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun (2006-2008). Metode analisis pengungkapan sosial perusahaan adalah dengan menggunakan check list item CSR Disclosure. Perusahaan yang mengungkapkan terbagi menjadi 19 kategori sub sektor, yaitu 103 perusahaan dengan persentase secara tiga tahun berurutan adalah 26,03 %, 23,61 % dan 20,53 % dengan uji non parametrik karena data yang diolah tidak normal serta berupa data kategori. Berdasarkan penelitian, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan belum dikatakan baik atau masih rendah karena masih sedikitnya perusahaan yang melakukan pengungkapan pada Annual Report perusahaan dan hanya beberapa item saja yang memiliki nilai persentase pengungkapan yang tinggi. Selain itu, didapat hasil berdasarkan uji korelasi bahwa semua variabel bebas memiliki hubungan yang sangat erat dan cukup erat terhadap CSR Disclosure, sedangkan berdasarkan hasil statistika non parametrik bahwa hanya ukuran dewan komisaris serta kategori KAP saja yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility Disclosure. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility Disclosure, Annual Report, Sustainability Reporting, Perusahaan Manufaktur

Upload: trinhbao

Post on 21-Jan-2017

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Nur Maemunah Permata Sari1

DR. Luluk Kholisoh2 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi - Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya 100, Depok – 16424 [email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Perusahaan mempunyai peran selain memberi manfaat positif terhadap ekonomi juga berkontribusi terhadap menurunnya kondisi sosial masyarakat. Perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang cukup besar dalam masalah-masalah polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah karakteristik perusahaan (size perusahaan, ukuran dewan komisaris, profitabilitas (ROA), serta ketegori KAP) mempengaruhi pengungkapan sosial perusahaan sektor manufaktur.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara simple sampling random perusahaan manufaktur yang tercatat (go public) di Bursa Efek Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam ICMD tahun 2006, 2007 dan 2008 serta terdaftar dalam website BEI. Sampel yang digunakan adalah 103 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun (2006-2008). Metode analisis pengungkapan sosial perusahaan adalah dengan menggunakan check list item CSR Disclosure. Perusahaan yang mengungkapkan terbagi menjadi 19 kategori sub sektor, yaitu 103 perusahaan dengan persentase secara tiga tahun berurutan adalah 26,03 %, 23,61 % dan 20,53 % dengan uji non parametrik karena data yang diolah tidak normal serta berupa data kategori.

Berdasarkan penelitian, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan belum dikatakan baik atau masih rendah karena masih sedikitnya perusahaan yang melakukan pengungkapan pada Annual Report perusahaan dan hanya beberapa item saja yang memiliki nilai persentase pengungkapan yang tinggi. Selain itu, didapat hasil berdasarkan uji korelasi bahwa semua variabel bebas memiliki hubungan yang sangat erat dan cukup erat terhadap CSR Disclosure, sedangkan berdasarkan hasil statistika non parametrik bahwa hanya ukuran dewan komisaris serta kategori KAP saja yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility Disclosure. Kata Kunci : Corporate Social Responsibility Disclosure, Annual Report,

Sustainability Reporting, Perusahaan Manufaktur

1. PENDAHULUAN

Permasalahan yang dihadapi oleh bangsa dan negara ini semakin kompleks. Anggaran yang kecil serta konsentrasi pemerintah yang tersorot ke beberapa persoalan menyebabkan pemerintah tidak akan mampu mengatasinya. Kemitraan dan kerjasama antara pemerintah dengan berbagai elemen bangsa, khususnya dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Masalah yang ditimbulkan perusahaan manufaktur mengakibatkan adanya aksi protes yang dilakukan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, baik yang bersifat internal seperti karyawan, shareholder, ataupun yang bersifat eksternal, yakni serikat pekerja, pemasok, konsumen, pesaing, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan badan-badan pemerintah. Tuntutan melalui aksi protes yang dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal bertujuan agar perusahaan lebih meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab sosial, yaitu dengan cara memperhatikan dan mempertimbangkan akibat dari kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisa item dalam Corporate Social Responsibility Disclosure, untuk mengetahui sejauh mana gambaran tentang pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia, untuk mengetahui pengaruh karakteristik perusahaan (size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan kategori KAP) dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada karakteristik perusahaan terhadap CSR Disclosure pada periode tahun 2006 hingga tahun 2008.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Corporate Social Responsibility

Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari masyarakat (konsumen), sehingga merupakan suatu hal yang wajar jika masyarakat mempunyai harapan tertentu terhadap perusahaan.

Definisi CSR menurut World Bank adalah: “ The commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives the local community and society at large to improve quality of life, in that are both good for business and good for development. “

2.2 Teori Corporate Social Responsibility

Keberadaan CSR yang telah dikenal dari tahun 1970an didukung sejumlah teori. Teori-teori yang berkaitan dengan CSR yaitu:

2.2.1 Teori Piramida Teori Piramida ditemukan oleh Archie B. Carrol. Dalam teori ini CSR

(tanggung jawab sosial perusahaan) dapat dilihat berdasarkan empat jenjang yang merupakan satu kesatuan. Berikut adalah gambar dari teori Piramida.

Gambar 2.2

Teori Piramida Sumber: http: //www.cbe.wwu.edu/dunn/rprnts.pyramidofcsr.pdf.08/09/2006

2.2.2 Teori Triple Bottom Line

Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya “Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”. Elkington mengembangkan konsep Tripple Bottom Line dalam istilah economic prosperity, environmental quality dan social justice. Selain mengejar profit, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (people) dan turut berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Hubungan ini kemudian diilustrasikan dalam bentuk:

Gambar 2.3

Teori Triple Bottom Line Sumber: Wibisono (2007: 32)

Dalam konsep tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansial-nya saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Ketiga faktor ini sangat berkaitan dan terkadang bertentangan.

2.2.3 ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility

Secara tradisional saat ini tercatat sejumlah inisiatif implementasi CSR. Inisiatif ini diusulkan, baik oleh organisasi internasional independent, seperti Global Reporting Initiative (GRI), lembaga pemerintah seperti Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Pada bulan September 2004, ISO (International Standard Organization) sebagai induk organisasi standarisasi internasional berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim (working group) yang melahirkan panduan dan standarisasi untuk tanggung jawab sosial (Social Responsibility) yang akan diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility (Wibisono: 2007).

3. METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat (go public) di

Bursa Efek Indonesia sebagaimana tercantum dalam Indonesian Capital Market Directory tahun 2006, 2007 dan 2008 serta terdaftar dalam website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008 dengan menggunakan alat analisis berupa checklist item CSR Disclosure dan uji statistika dengan software Microsoft Excel dan SPSS versi 17.

4. PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan pangamatan sejumlah variabel yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh karakteristik perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan).

Tabel 4.1

Rata-rata CSR Disclosure Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2008

KATEGORI / TAHUN 2006 (%)

2007 (%)

2008 (%)

LINGKUNGAN

1. Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi 52,63 50,00 83,87

2.

Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi 39,47 52,94 45,16

3. Pernyataan yang menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi 39,47 44,12 48,38

4.

Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau reboisasi 42,11 50,00 22,58

5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas 50,00 70,59 83,87

6. Penggunaan material daur ulang 55,26 44,12 74,19

7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program- program lingkungan yang dibuat perusahaan 42,11 73,53 67,74

8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 78,95 61,76 87,10

9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 6,58 18,42 10,53

10. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 7,89 10,53 18,42 11. Pengolahan limbah 86,84 76,47 67,74

12. Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan 18,42 52,94 10,53

13. Perlindungan lingkungan hidup 78,95 35,29 52,94

ENERGI

1. Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi 76,32 76,47 77,42

2. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi 10,53 35,29 70,97

3. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang 76,32 67,65 51,61

4. Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi 39,47 35,29 64,52

5. Peningkatan efisiensi energi dari produksi 86,84 61,76 80,65

6. Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk 18,42 29,41 35,48

7. Kebijakan energi perusahaan 52,63 50,00 77,42

KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA

1. Mengurang polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja 73,68 73,53 80,65

2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental 50,00 70,59 70,96

3. Statistik kecelakaan kerja 21,05 29,41 35,48

4. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja 86,42 70,59 83,87

5. Menerima penghargaan berkaiatan dengan keselamatan kerja 65,79 61,76 51,61

6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja 52,63 50,00 48,39

7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja 36,84 41,18 54,84

8. Pelayanan kesehatan tenaga kerja 18,42 44,12 51,61

LAIN-LAIN TENAGA KERJA

1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita / orang cacat 0 5,89 12,90

2. Persentase / jumlah tenaga kerja wanita / orang cacat dalam tingkat managerial 0 2,94 7,70

3. Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita / orang cacat dalam pekerjaan 39,47 50,00 51,61

4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita / orang cacat 57,89 61,76 67,74

5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja 28,95 29,42 48,39

6. Memberi bantuan keuangan peda tenaga kerja dalam bidang pendidikan 52,63 50,00 83,87

7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja 57,89 61,76 67,74

8.

Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan 26,32 29,41 35,48

9. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan 0 17,65 19,35 10. Fasiilitas untuk aktivitas reksreasi 13,16 14,71 25,81 11. Persentase gaji untuk pensiun 52,63 50,00 83,87 12. Kebijakan penggajian dalam perusahaan 0 2,94 25,81 13. Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 26,32 29,41 35,48 14. Tingkatan managerial yang ada 13,16 14,71 25,81 15. Disposisi staff-dimana staff ditempatkan 26,32 29,41 35,48 16. Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka 31,58 29,41 35,48

17. Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja 26,32 29,41 35,48

18. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 13,16 14,71 25,81 19. Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja 39,47 35,29 64,52 20. Rencana pembagian keuntungan lain 26,32 29,41 35,48

21. Informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja 50,00 29,41 35,48

22. Informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja dan masa depan perusahaan 18,42 44,12 51,61

23. Laporan tenaga kerja yang terpisah 13,16 14,71 25,81 24. Hubungan perusahaan dengan serikat buruh 18,42 44,12 51,61 25. Gangguan dan aksi tenaga kerja 0 5,88 12,90 26. Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan 31,58 29,41 35,48 27. Kondisi kerja secara umum 29,42 29,41 35,48

28. Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja 26,32 29,41 35,48

29. Statistik perusahaan tenaga kerja 5,26 20,59 38,71

PRODUK

1. Pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya 29,42 29,41 35,48

2. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk 26,32 29,41 35,48

3. Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk 50,00 44,12 61,29

4. Produk memenuhi standar keselamatan 13,16 73,53 50,00 5. Membuat produk lebih aman untuk konsumen 65,79 50,00 90,32

6. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan 57,89 61,76 61,29

7. Peningkatan kebersihan / kesehatan dalam pengelolaan dan penyiapan produk 26,32 44,12 38,71

8. Informasi atas keselamatan produk perusahaan 55,23 61,79 80,65

9. Informasi mutu produk yang dicerminkan dalam penerimaan penghargaan 26,32 44,12 80,65

10. Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (misalnya ISO 9000) 50,00 50,00 61,29

KETERLIBATAN MASYARAKAT

1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni 57,89 61,76 96,77

2. Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa / pelajar 5,26 44,12 61,29 3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat 44,74 50,00 83,87 4. Membantu riset medis 78,95 73,53 74,19

5. Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni 50,00 47,06 74,19

6. Membiayai program beasiswa 63,16 58,82 83,87 7. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat 36,84 44,12 51,61 8. Sponsor kampanye nasional 13,16 1,75 25,81 9. Mendukung pengembangan industri lokal 65,79 76,47 77,42

UMUM

1.

Tujuan / kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat 26,32 44,12 38,71

2. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas 65,79 58,82 80,65

TOTAL ITEM (78) Sumber: Data diolah oleh penulis, 2009

Tabel berikut akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai urutan sepuluh pengungkapan tanggung jawab terbesar dan terkecil CSR selama tiga tahun.

Tabel 4.2 Urutan Sepuluh Terbesar CSR Disclosure pada

Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 No. CSR Disclosure % 1. Pengolahan limbah 86,84 2. Peningkatan efisiensi energi dari produk 86,84 3. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja 86,42 4. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 78,95 5. Perlindungan lingkungan hidup 78,95 6. Membantu riset medis 78,95 7. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja 73,68

8. Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi 76,32

9. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang 76,32 10. Membuat produk lebih aman untuk konsumen 65,79

Tabel 4.3

Urutan Sepuluh Terkecil CSR Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2006

No. CSR Disclosure %

1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita / orang cacat 0

2. Persentase / jumlah tenaga kerja wanita / orang cacat dalam tingkat managerial 0

3. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan 0 4. Kebijakan penggajian dalam perusahaan 0 5. Gangguan dan aksi tenaga kerja 0 6. Statistik perusahaan tenaga kerja 5,26 7. Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa / pelajar 5,26

8. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 6,58

9. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 7,89 10. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi 10,53

Tabel 4.4

Urutan Sepuluh Terbesar CSR Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2007

No. CSR Disclosure % 1. Pengolahan limbah 76,47 2. Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi 76,47 3. Mendukung pengembangan industri lokal 76,47

4. Menerima penghargaan berkaitan dengan program-program lingkungan yang dibuat perusahaan 73,53

5. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja 73,53 6. Membantu riset medis 73,53 7. Produk memenuhi standar keselamatan 73,53

8. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan besi 70,59

9. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental 70,59

10. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja 70,59

Tabel 4.5 Urutan Sepuluh Terkecil CSR Disclosure pada

Perusahaan Manufaktur Tahun 2007 No. CSR Disclosure % 1. Sponsor kampanye nasional 1,75

2. Persentase / jumlah tenaga kerja wanita / orang cacat dalam tingkat managerial 2,94

3. Kebijakan penggajian dalam perusahaan 2,94 4. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita / orang cacat 5,89 5. Gangguan dan aksi tenaga kerja 5,89

6. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 10,53 7. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi 14,71 8. Tingkatan managerial yang ada 14,71 9. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 14,71 10. Laporan tenaga kerja yang terpisah 14,71

Tabel 4.6

Urutan Sepuluh Terbesar CSR Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2008

No. CSR Disclosure %

1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan dan seni 96,77

2. Membuat produk lebih aman untuk konsumen 90,32 3. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 87,10

4. Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluaran riset dan pengembangan untuk pengurangan polusi 83,87

5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi, minyak, air dan kertas 83,87

6. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja 83,87

7. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan 83,87

8. Persentase gaji untuk pension 83,87 9. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat 83,87 10. Membiayai program beasiswa 83,87

Tabel 4.7

Urutan Sepuluh Terkecil CSR Disclosure pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2008

No. CSR Disclosure %

1. Persentase / jumlah tenaga wanita / orang cacat dalam tingkat managerial 7,70

2. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 10,53

3. Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak lingkungan perusahaan 10,53

4. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita / orang cacat 12,90 5. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 18,42 6. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan 19,35

7. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya reklamasi daratan atau 22,58

reboisasi 8. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi 25,81 9. Kebijakan penggajian dalam perusahaan 25,81 10. Tingkatan managerial yang ada 25,81

4.3 Pengujian Statistika 4.3.1 Statistik Deskriptif

Pada bagian ini akan dideskripsikan dari data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum dari masing-masing variabel.

Tabel 4.8

Statistika Deskriptif Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2006 - 2008

N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum

CSR_Disclosure 103 .752678 .1968459 .1282 1.0000

Size_Perusahaan 103 5519121.10 1.237E7 7546 80740000

Dewan_Komisaris 103 4.90 2.491 2 11

Profitabilitas 103 6.2563 9.06586 -19.14 37.22

Kategori_KAP 103 .64 .482 0 1

4.3.2 Uji Normalitas Data Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi mempunyai data yang terdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji normalitas dengan descriptive statistic explore.

Tabel 4.9 Pengujian Normalitas Data

Var A B C D E F K-S S-W G CSRD -1,357 0,238 -5,702 1,660 0,472 3,517 0,00 0,00 TN Asset Total

4,325 0,238 18,172 20,313 0,472 43,036 0,00 0,00 TN

DK 1,098 0,238 4,613 0,223 0,472 0,472 0,00 0,00 TN ROA 0,927 0,238 3,895 3,591 0,472 7,608 0,00 0,00 TN KAP -0,596 0,238 -2,504 -1,678 0,472 -3,555 0,00 0,00 TN

Syarat data variabel terdistribusi normal adalah : a) Nilai C (Rasio Skewness) dan F (Rasio Kurtosis) berada diantara -2 s.d 2 b) Jika K-S dan S-W > 0,05, maka data terdistribusi normal

Dari hasil diatas, didapat bahwa nilai rasio skewnes dan rasio kurtosis tidak berada pada nilai -2 s.d 2 serta nilai K-S dan S-w adalah 0,00 < 0,05, maka data terdistribusi tidak normal.

4.3.3 Pengujian Non Parametrik 4.3.3.1 Uji Korelasi

Analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang sering digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Dalam hal ini penulis menggunakan korelasi Spearman, karena dari hasil pengujian ternyata data tidak normal.

Tabel 4.10 Correlations

CSR_Disclosure

Size_Perusahaan

Dewan_Komisaris

Profitabilitas

Kategori_KAP

Spearman's rho

CSR_Disclosure

Correlation Coefficient

1.000 .585** .353** .313** .416**

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .001 .000

Size_Perusahaan

Correlation Coefficient

.585** 1.000 .590** .375** .340**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000 .000

Dewan_Komisaris

Correlation Coefficient

.353** .590** 1.000 .155 .044

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .118 .657

Profitabilitas Correlation Coefficient

.313** .375** .155 1.000 .465**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .118 . .000

Kategori_KAP Correlation Coefficient

.416** .340** .044 .465** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .657 .000 .

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a. Listwise N = 103

a) Analisis untuk mengetahui keeratan antar variabel Merupakan analisis untuk mengetahui arah korelasi dan sejauh mana korelasi variabel bebas mempengaruhi veriabel terikat.

1) Nilai Correlation Coeficient X1 senilai 0,585 yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang kuat searah antara variabel size perusahaan terhadap CSR Disclosure.

2) Nilai Correlation Coeficient X2 senilai 0,353 yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat searah antara variabel ukuran dewan komisaris terhadap CSR Disclosure.

3) Nilai Correlation Coeficient X3 senilai 0,313 yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat searah antara variabel profitabilias perusahaan terhadap CSR Disclosure

4) Nilai Correlation Coeficient X1 senilai 0,416 yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat searah antara variabel kategori KAP terhadap CSR Disclosure.

a) Uji Signifikansi Analisis untuk mengetahui adanya hubungan dan pengaruh antar variabel Hipotesis : Ho1 : variabel size perusahaan (asset total) tidak berhubungan erat

terhadap CSR Disclosure Ha1 : variabel size perusahaan (asset total) berhubungan erat terhadap

CSR Disclosure Ho2 : variabel ukuran Dewan Komisaris tidak berhubungan erat

terhadap CSR Disclosure Ha2 : variabel ukuran Dewan Komisaris berhubungan erat terhadap

CSR Disclosure Ho3 : variabel profitabilitas perusahaan (ROA) tidak berhubungan

erat terhadap CSR Disclosure Ha3 : variabel size profiitabilitas perusahaan (ROA) berhubungan erat

terhadap CSR Disclosure Ho4 : variabel kategori kantor Akuntan Publik (KAP) tidak

berhubungan erat terhadap CSR Disclosure Ha4 : variabel kategori kantor Akuntan Publik (KAP) berhubungan

erat terhadap CSR Disclosure Jika Sig. 2-tailed > 0,05, maka Ho diterima

Tabel 4.11

Hasil Signifikansi Var. Bebas Sig.2 tailed Level of

significance Keputusan

Size Perusahaan – CSRD 0,000 < 0,05 Ho ditolak (Signifikan)

Ukuran Dewan Komisaris - CSRD 0,000 < 0,05 Ho ditolak (Signifikan)

Profitabilitas – CSRD 0,001 < 0,05 Ho ditolak (Signifikan)

Kategori KAP – CSRD 0,000 < 0,05 Ho ditolak (Signifikan)

Kesimpulan : a) Size perusahaan - CSR Disclosure

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapat signifikansi senilai 0,000, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara size perusahaan dengan CSR Disclosure (variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dapat dipengaruhi oleh size perusahaan (asset total))

b) Ukuran Dewan Komisaris - CSR Disclosure Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapat signifikansi senilai 0,000, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara ukuran dewan komisaris terhadap CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dapat dipengaruhi oleh ukuran dewan komisaris)

c) Profitabilitas (ROA) - CSR Disclosure Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapat signifikansi senilai 0,001, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara profitabilitas perusahaan (ROA) dengan CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan)

d) Kategori Kantor Akuntan Publik - CSR Disclosure Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapat signifikansi senilai 0,000, maka Ho ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang erat antara kategori Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan CSR Disclosure, (pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dipengaruhi oleh kategori KAP). Dari hasil diatas, dapat diperoleh hasil bahwa keempat variabel (size

perusahaan, ukuran dewan komisaris, tingkat profitabilitas (ROA), serta penggunaan kategori KAP memiliki hubungan keeratan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.3.3.2 Uji Chi Square Berikut adalah hasil output dari uji Chi Square:

Tabel 4.12 Test Statistics

CSR_Disclosure

Size_Perusahaan

Dewan_Komisaris Profitabilitas Kategori_KAP

Chi-Square 55.544a .000b 107.777c 1.922d 8.165e

Df 45 102 9 100 1

Asymp. Sig. .135 1.000 .000 1.000 .004

• Hipotesis:

Ho1 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) tidak dipengaruhi oleh size perusahaan (asset total)

Ha1 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dipengaruhi oleh size perusahaan (asset total)

Ho2 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) tidak dipengaruhi oleh ukuran Dewan Komisaris

Ha2 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dipengaruhi oleh ukuran Dewan Komisaris

Ho3 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) tidak dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan (ROA)

Ha3 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dipengaruhi oleh size profiitabilitas perusahaan (ROA)

Ho4 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) tidak dipengaruhi oleh kategori kantor Akuntan Publik (KAP)

Ha4 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dipengaruhi oleh kategori kantor Akuntan Publik (KAP)

Ho5 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) tidak dipengaruhi oleh size perusahaan (asset total), ukuran dewan komisaris, profitabilitas ROA dan kategori KAP

Ha5 : variabel CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) dipengaruhi oleh size perusahaan (asset total), ukuran dewan komisaris, profitabilitas ROA dan kategori kantor Akuntan Publik (KAP)

• Kriteria Pengujian - Jika Asymp Sig. > 0,05, maka Ho diterima

Tabel 4.13

Perbandingan Asymp Sig dengan α Variabel Asymp.Sig Α Keputusan

CSR Disclosure 0,135 > 0,05 Ho diterima Size Perusahaan 1 > 0,05 Ho diterima

Uk. DK 0,000 < 0,05 Ho ditolak Profitabilitas 1 > 0,05 Ho diterima

Kategori KAP 0,004 < 0,05 Ho ditolak

• Kesimpulan: a) CSR Disclosure-Size Perusahaan (Ho diterima)

Jadi, variabel size perusahaan tidak mempengaruhi CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) perusahaan manufaktur.

b) CSR Disclosure-Ukuran Dewan Komisaris (Ho ditolak)

Jadi, variabel ukuran Dewan Komisaris mempengaruhi CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) perusahaan manufaktur..

c) CSR Disclosure-Profitabilitas (ROA) (Ho diterima) Jadi, variabel profitabilitas perusahaan (ROA) tidak mempengaruhi CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) perusaahaan manufaktur.

d) CSR Disclosure-Kategori KAP (Ho ditolak) Jadi, variabel kategori KAP mempengaruhi CSR Disclosure (pengungkapan tanggung jawab sosial) perusahaan manufaktur.

e) CSR Disclosure-ke-4 variabel bebas (Ho diterima) Jadi, size perusahaan (asset total), ukuran dewan komisaris, profitabilitas ROA dan kategori KAP tidak mempengaruhi CSR Disclosure.

5. PENUTUP

Dari pembahasan analisa pengungkapan laporan tahunan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang ada di Indonesia, yaitu:

1. Berdasarkan 103 total perusahaan dalam jangka waktu tiga tahun (2006-2008), gambaran pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility Disclosure), sebagian besar perusahaan menggunakan Annual Report sebagai media penyampaian.

2. Pengaruh karakteristik perusahaan (size perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, dan kategori KAP) terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan manufaktur tahun 2006 hingga tahun 2008 berdasarkan penelitian hanya ukuran Dewan Komisaris serta kategori KAP mempengaruhi CSR Disclosure. Dewan Komisaris mempengaruhi pengungkapan karena posisinya yang berperan sebagai leader (pemimpin) perusahaan.

3. Ada beberapa hal yang dapat digaris bawahi sebagai saran ke depan untuk penelitian topik yang sama dan berkaitan adalah kompleksivitas objek penelitian yang diteliti bukan hanya perusahaan manufaktur saja. Hal tersebut juga berpengaruh pada bentuk metodologi penelitian yang digunakan, sehingga hasil yang dihasilkan lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugroho, Bhuono. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi Arifin, Johar. 2005. Aplikasi Excel dalam Ststistik dan Riset Terapan. Jakarta: PT

Elek Media Komputindo Belkaoui dan Ahmed Riahi. 2000. Teori Akuntansi Jilid I Edisi Pertama. Jakarta:

Salemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Indonesian Capital Market Directory 2006 (ICMD), Jakarta: Indonesian Stock Exchange (IDX)

________________________________ 2007 (ICMD), Jakarta: Indonesian Stock Exchange (IDX)

________________________________ 2008 (ICMD), Jakarta: Indonesian Stock Exchange (IDX)

Kurniawan, Heri dan Sofyan Yamin. 2009. SPSS Complete : Teknik Analisis Statistika Terlengkap dengan Software SPSS. Seri 1. Penerbit Salemba Infotek

Murtanto. 2006. “ Menciptakan Nilai Tambah Melalui Corporate Social Responsibility ”, Jakarta: Media Akuntansi, Edisi 53

P. Robbins, Stephen dan Mary Coulter. 2003. Management. New Jersey: Prentice Hall, Upper Saddle River

Priyatno, Duwi. 2009. Lima Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit ANDI

_____________. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate. Yogyakarta. Penerbit Gaya Media

Rosmasita, Hardhina. 2007. “ Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEJ ”, Skripsi FE - Akuntansi. Jakarta: UII

Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat

Sulaiman, Wahid. 2005. Analisis Regresi Menggunakan SPSS: Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogjakarta: Penerbit ANDI

Sulastini, Sri. 2007. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Publik ”, Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Semarang: Universitas Negeri Semarang

Syafri Harahap, Sofyan. 2007. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wibisono, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing

www.idx.co.id www.google.co.id www.kalbefarma.co.id www.media.csrindonesia.co.id www.wikipedia.org