pengaruh intensitas mengikuti pengajian tafsir...

139
PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR JALALAIN DAN SHALAT JAMA’AH TERHADAP SIKAP SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG S K R I P S I Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh: ROHMAN HAKIM 111 10 177 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR JALALAIN

DAN SHALAT JAMA’AH TERHADAP SIKAP SOSIAL SANTRI

DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO GEDANGAN

KEC. TUNTANG KAB. SEMARANG

S K R I P S I

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

ROHMAN HAKIM

111 10 177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

Page 2: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 3: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 4: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 5: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 6: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan

jawabnya.

Page 7: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

PERSEMBAHAN

Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya

persembahkan kepada :

1. Bapak Jakrofi dan Ibu Siti Muslikhah tercinta yang telah mendidik,

membimbing, memberikan kasih sayang, do‟a dan segalanya, yang

menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman,

amal shalih dan ridho Allah. Semoga beliau selalu diberikan

kesehatan, keimanan, kesabaran oleh Allah.

2. KH. Mahfud Ridwan, Lc. yang selalu memberi pencerahan dan

memberi arahan dalam mendidik menjadikan saya lebih baik.

3. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukung dalam menyelesaikan

skripsi ini, yang selalu menemani susah senang bersama, yang selalu

memberi motivasi dan mendo‟akanku. Semoga dengan do‟a kita

bersama dapat mencapai tujuan dan ridho dari Allah.

Page 8: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmad, ridho, hidayat serta inayahnya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi

agung Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan kepada umatnya.

Skripsi ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas akhir dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah Pengaruh

Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain dan Shalat Berjama‟ah terhadap Sikap Sosial

Santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2015.

Penulisan skripsi dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh rendah hati, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku rektor IAIN salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

salatiga yang selalu memotivasi penulis.

4. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M. Ag. yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan penuh keikhlasan dan sabar mencurahkan fikiran dan

tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Yedi Efriadi, M. Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan saran, semangat dan motivasi selama proses perkuliahan.

Page 9: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

6. Segenap bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah

memberikan bekal ilmu dan pelayanan sehingga studi ini bisa selesai.

7. Kepada segenap pengurus dan santri Pondok Pesantren Edi Mancoro yang

membantu dalam menyelesaikan studi ini.

8. Segenap keluarga besar kopma FATAWA IAIN Salatiga yang selalu memberikan

berbagai ilmu organisasi.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berkah dan melimpah.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih dari

kesempurnaan, semua itu dikarnakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis harapkan

dalam penyempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun

pembaca pada umumnya serta bermanfaat pada dunia pendidikan, agama, nusa, bangsa dan

Negara. Amin.

Salatiga, 09 juni 2015

Penulis

Rohman Hakim

NIM : 111 10 177

Page 10: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

ABSTRAK

Hakim, Rohman. 2015. Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain

dan Shalat Berjama‟ah terhadap Sikap Sosial Santri (Studi atas Pondok

Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang

2015). Skripsi, Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H.

Miftahuddin, M.Ag.

Kata Kunci: kitab tafsir jalalain, shalat berjama‟ah dan sikap sosial.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Bagaimana variasi intensitas mengikuti

pengajian tafsir jalalain terhadap sikap sosial santri dipondok pesantren Edi

Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2015, 2) Bagaimana variasi

intensitas shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri dipondok pesantren Edi

Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2015, 3) Bagaimana variasi

pengaruh secara bersama-sama antara intensitas mengikuti pengajian tafsir

jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri dipondok pesantren Edi

Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang 2015.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian regresi linier sederhana

dengan pendekatan kuantitatif. Populasi sebanyak 105 santri, sedangkan sampel

yang diambil 30 santri yang diambil menggunakan random sampling dimana

semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Data

yang dibutuhkan digali melalui angket yang dikembangkan dan disusun oleh

peneliti. Sebelum angket terlebih dahulu diuji cobakan kepada 30 responden

untuk diuji validitas dan realibilitasnya. Data penelitian dianalisis dengan teknik

regresi.

Hasil dari penelitian adalah 1) Terdapat kontribusi positif dan siknifikan

intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain terhadap sikap sosial santri, hal ini

ditunjukan dengan perolehan hasil uji t dengan nilai probabilitas sebesar 7,921 >

0,361, 2) Terdapat kontribusi positif dan signifikan shalat berjama‟ah terhadap

sikap sosial santri, hal ini dibuktikan dengan perolehan t hitung dengan nilai

probabilitas sebesar 0,924 > 0,361, 3) Intensitas mengikuti pengajian tafsir dan

shalat berjama‟ah simultan memiliki kontribusi signifikan dan negatif terhadap

sikap sosial santri. Hal ini diperoleh dari hasil uji Anova atau F test, didapat nilai

Fhitung adalah 42, 016 dengan tingkat signifikan 0,000. Nilai probabilitas -0,098

< 0,361.

Page 11: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

LOGO IAIN SALATIGA ....................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii

PENGESAHAN ...................................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................... v

MOTTO................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix

ABSTRAK .............................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan penelitian ................................................................................ 4

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 5

E. Telaah Pustaka .................................................................................... 5

1. Penelitian Terdahulu.......................................................................

5

Page 12: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

2. Kerangka Teori ..............................................................................

10

F. Metode Penelitian ............................................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 16

BAB II BIOGRAFI KH. AHMAD DAHLAN

A. Latar Belakang Keluarga ................................................................... 18

B. Latar Belakang Pendidikan................................................................ 25

1. Belajar dari Homeschooling ....................................................... 26

2. Belajar dari guru ke guru ............................................................ 29

C. Pengalaman Organisasi....................................................................... 30

D. Bergabung deng Budi Utomo dan Jam‟iyat Khoir ............................ 32

E. Cita-cita Ahmad Dahlan .................................................................... 34

BAB III PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN

A. Pendidikan Islam masa penjajahan................................................... 37

B. Makna Pembaharuan Pendidikan Islam menurut Ahmad Dahlan ... 47

C. Langkah-langkah Pembaharuan Pendidikan Islam menurut Ahmad

Dahalan............................................................................................. 49

D. Tujuan Pembaharuan Pendidikan islam menurut Ahmad Dahlan ... 55

BAB IV SIGNIFIKANSI, RELEVANSI DAN IMPLIKASI PEMBAHARUAN

PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AHMAD DAHLAN

A. Signifikansi Pemikiran ..................................................................... 57

B. Relevansi pemikiran.................................................................... ..... 63

Page 13: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

C. Implikasi Pemikiran .......................................................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 68

B. Saran ................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69

Daftar Nama Kamar dan Jumlah Santri Putra PPEM .......................................... 71

Daftar Nama Kamar dan Jumlah Santri Putri PPEM ....................................... .... 71

Daftar Kurikulum PPEM ...................................................................................... 73

Daftar Nilai Hasil Angket Tentang Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain

PEM ................................................................................................................. .... 77

Daftar Tentang Distribusi Frekwensi Jawaban Tentang Intensitas Mengikuti

Pengajian Tafsir Jalalain PPEM ...................................................................... .... 78

Tabel Distribusi Frekwensi Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain PPEM

Daftar Tentang Distribusi Frekwensi Jawaban Tentang Intensitas Shalat

Berjama‟ah ...................................................................................................... .... 83

Daftar Tentang Distribusi Frekwensi Jawaban Tentang Intensitas Shalat

Berjama‟ah ...................................................................................................... .... 85

Tabel Distribusi Frekwensi Intensitas Shalat Berjama‟ah .............................. .... 89

Daftar Nilai Hasil Angket Tentang Sikap Sosial Santri PPEM ....................... .... 90

Daftar Tentang Distribusi Frekwensi Jawaban Tentang Sikap Sosial Santri PPEM

Table Distribusi Frekwensi Tentang Sikap Sosil Santri ................................. .... 96

Page 15: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Tabel Persiapan Analisis Statistik X1 terhadap Y ........................................... .... 97

Tabel Hasil Analisis Data Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain PPEM 99

Tabel Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y ...............................................101

Tabel Hasil Analisis Data Intensitas Shalat Berjama‟ah PPEM ..................... 103

Tabel Hasil Analisis Data Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain dan

Shalat Berjama‟ah terhadap Sikap Sosial Santri PPEM ................................. 104

Page 16: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

LAMPIRAN

Angket Penelitian

Output SPSS Hasil Olah Data

Lembar Konsultasi

Surat Ijin Penelitian

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Riwayat Hidup

Dokumentasi Foto Kegiatan

Page 17: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama adalah proses yang mengantarkan pada pembentukan

kepribadian manusia yang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam pendidikan

agama banyak sekali yang harus dipelajari salah satunya adalah tentang syariat

islam seperti hal-nya shalat, karena shalat merupakan rukun islam yang kedua

setelah syahadat. Shalat juga merupakan amalan yang pertama kali dihisab

pada hari kiamat kelak, sehingga shalat dijadikan induk dari seluruh ibadah,

karena shalat merupakan kunci atau penentu dari berbagai amal perbuatan

manusia, mendirikan shalat sama dengan mendirikan rukun islam.

Kedudukan shalat menjadi perkara yang hakiki (wajib) bagi umat islam,

shalat berjama‟ah sudah ditentukan waktunya, dengan melakukan shalat

manusia sudah melaksanakan dua rukun islam, diantaranya membaca syahadat

dan mengerjakan shalat. Shalat adalah “Rukun islam teragung setelah dua

kalimat syahadat”.(Muqoddim, 2005: 15).

Dasar untuk mendirikan shalat dalam kitab al qur‟an sudah jelas,

diantara ayat yang menyeru untuk mendirikan shalat terdapat dalam surat Al

Baqarah ayat 43 sebagai berikut ini :

Page 18: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta

orang-orang yang ruku’(shalat berjama’ah)”. (QS. Al-Baqarah:

43)

Dari ayat diatas memberikan landasan hukum yang jelas untuk

melaksanakan shalat secara berjama‟ah. Kewajiban melaksanakan shalat

berjama‟ah dalam pandangan islam mempunyai nilai yang lebih tinggi yaitu

27 kali lipat dibandingkan dengan shalat sendri. Sebagaimana sabda nabi :

صلا ة الجوا عت أفضل هن صلا ة الفر بسبع و عشسين د زجت

Artinya : “shalat berjama’ah lebih utama dari pada shalat sendirian 27

derajat”. (terjemahan shahih bukhari : I/208(367)).

Dengan shalat berjama‟ah manusia akan saling mengenal (ta‟aruf) akan

timbul tali persaudaraan antar sesama manusia. Dengan mengenal orang lain

maka diharapkan bisa mengenali dan mampu menjadi diri sendiri.

Perkembangan zaman yang pesat menjadi pengaruh besar terhadap

prilaku masyarakat Indonesia yaitu lebih mementingkan kehidupan duniawi

dari pada ukhrowi, salah satunya perkembangan teknologi, misalnya

handphone, televisi, internet dan sebagainya yang menimbulkan masyarakat

terhipnotis dan akhirnya lupa akan kebutuhan akhirat. Oleh karena itu kita

harus dapat memanfaatkan perkembangan teknologi secara benar dan

proporsional tanpa meninggalkan hal yang bekaitan dengan agama yang

menghubungkan kita dengan Tuhan dan posisi kita sebagai makhluk ciptaanya

walaupun dalam prosesnya sangat berat seperti pendapat (Darajat, 1996:133)

yang menyatakan bahwa “pendidikan agama sesungguhnya jauh lebih berat

dari pada pengajaran pengetahuan umum”.

Page 19: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Sekarang sebagian besar umat islam telah meninggalkan tradisi mereka

baik tradisi daerah ataupun kebudayaan islam itu sendiri akhirnya yang

namanya akhlaq al-karimah sudah mulai luntur, indikasinya adalah banyak

umat islam di kota maupun di desa yang jarang melakukan kegiatan religius

seperti membaca Al-quran, yasinan, berjanjen, shalat derjama‟ah dan kegiatan

yang lain khususnya pengajian yang sudah menjadi tradisi sejak dulu kususnya

di desa-desa. Kemudian banyak masjid-masjid yang megah tetapi sepi oleh

jama‟ah, yang dulu biasanya ramai oleh orang-orang yang mengaji dari anak

kecil hingga orang tua tetapi sekarang sudah jarang kecuali daerah-daerah

yang masih menjaga tradisi ini khususnya daerah yang di sekitarnya masih ada

lembaga-lembaga islam seperti Pondok Pesantren dan majlis ta‟lim.

Pendidikan akhlak dan kegiatan keagamaan merupakan hal yang

penting bagi masyarakat untuk mengetahui hal baik dan yang buruk.

Pendidikan keagamaan (pengajian) sebagai sarana pemahaman tentang akhlak

yang dapat diterima oleh akal sehat sehingga masyarakat mampu berfikir dan

melaksanakan perbuatan yang baik serta mampu untuk menjauhi hal-hal yang

buruk. Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan

diberikan akal pikiran yang bisa menerima dan menggali ilmu pengetahuan

yang bermanfaat bagi perkembangan dan kelangsungan hidupnya.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang

dapat mengubah tingkah laku santri ke arah yang lebih baik, sehingga banyak

orang mempercayakan sebagian tanggung jawab dalam Pondok Pesantren,

khususnya dalam upaya membentuk budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu

Page 20: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

dalam Pondok Pesantren mulai perasaan, prilaku, dan kedekatan kepada kiai

sangat mempengaruhi terhadap jiwa santri. Itulah sebabnya kiai bukan hanya

sekedar pendidik saja, akan tetapi juga sebagai sauri tauladan bagi santri-

santrinya dalam upaya membina ke arah mental yang sehat, khususnya mental

keagamaan. Pondok Pesantren juga merupakan salah satu lembaga pendidikan

islam di Indonesia yang secara fisik mempunyai sarana utama dalam

melaksanakan ibadah dimasjid/aula. Pondok Pesantren dalam proses sikap

sosialnya mempunyai karakteristik, pendidikan yang melahirkan kegotong-

royongan, semangat tolong-menolong, jiwa kesatuan dalam berjama‟ah, dan

semangat mematuhi ketentuan peraturan yang ada di pondok.

Masalah yang berkembang saat ini adalah banyaknya santri yang

melanggar aturan tersebut padahal dalam peraturan dan tata tertib sudah

tercantum kewajiban santri untuk melaksanakan shalat berjama‟ah dan

mengikuti pengajian kitab yang sudah ada. Pondok Pesantren sebagai lembaga

pendidikan islam seharusnya menjadi pelepor dan penggerak umat islam.

Santri yang melanggar peraturan dan tidak melaksanakan shalat berjama‟ah

memeperlihatkan sikap dan perilaku yang kurang baik dalam kehidupan

sehari-hari.

Setiap ibadah yang diperintahkan atau dianjurkan di dalam ajaran Islam

pasti memiliki kegunaan dan manfaat bukan hanya terhadap diri sendiri

melainkan juga terhadap lingkungan sosialnya. Lalu dari prilaku ibadah yang

benar muncul apa yang disebut “rahmat” bagi seluruh alam. Karenanya

seorang muslim yang benar-benar mengamalkan ajaran agamanya akan

Page 21: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

muncul sebagai pelita dalam kegelapan, penyejuk dalam kepenatan iklim

sosial yang menggerahkan, dan sebagai juru damai dalam hiruk pikuknya

perbagai perebutan kepentingan.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Inensitas Mengikuti

Pengajian Tafsir Jalalain Dan Sholat Berjama’ah Terhadap Sikap Sosial

Santri Di Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan Kec. Tuntang Kab.

Semarang tahun 2015”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan

penelitiaan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana variasi tingkat intensitas santri dalam mengikuti kajian Tafsir

Jalalain di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang

Kab. Semarang.

2. Baga imana variasi tingkat intensitas santri dalam melaksanakan shalat

berjama‟ah di Pondok Pesantren Edi Mandoro Desa. Gedangan Kec.

Tuntang Kab. Semarang.

3. Bagaimana variasi sikap sosial santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro

Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

4. Adakah pengaruh intensitas mengikuti kajian tarsir jalalain terhadap sikap

sosial santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Gedangan Kec.

Tuntang Kab. Semarang.

Page 22: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

5. Adakah pengaruh intensitas santri dalam melaksanakan shalat berjama‟ah

terhadap sikap sosial di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa. Tuntang

Kec. Tuntang Kab. Semarang.

6. Adakah pengaruh intensitas mengikuti pengkajian Tafsir Jalalain dan

shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

C. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi logis dari permasalahan pokok maka tujuan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui variasi tingkat intensitas santri dalam mengikuti

pengajian Tafsir Jalalain di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa

gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

b. Untuk mengetahui variasi tingkat intensitas santri dalam melaksanakan

shalat berjama‟ah di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa gedangan Kec.

Tuntang Kab. Semarang.

c. Untuk mengetahui variasi tingkat sikap sosial santri di Pondok Pesantren

Edi Mancoro Desa gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

d. Untuk mengetahui pengaruh intensitas mengikuti kajian Tafsir Jalalain

terhadap sikap sosial santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa

gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

e. Untuk mengetahui pengaruh intensitas melaksanakan shalat berjama‟ah

terhadap sikap sosial santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa

gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

Page 23: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

f. Untuk mengetahui pengaruh intensitas mengikuti pengkajian Tafsir

Jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris” ( Suryabrata

2003:21 ).

Dari pengertian hipotesis diatas maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah “Ada pengaruh yang singnifikan antara intensitas mengikuti kajian

Tafsir Jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri di Pondok

Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang”.

Dengan kata lain semakin tinggi intensitas santri dalam mengikuti pengkajian

dan shalat berjama‟ah semakin tinggi pula tingkat sikap sosial santri di

pondok tersebut.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

a. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang jelas

kepada masyarakat umum mengenai pengaruh intensitas mengikuti

pengkaijan Tafsir Jalalain dan shalat berjama‟ah dengan sikap sosial

santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan Kec. Tuntang

Kab. Semarang.

Page 24: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

b. Manfaat secara praktik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan contoh-contoh

atau teladan dan pelajaran yang berharga bagi masyarakat dan khususnya

terhadap para penuntut ilmu tentang bagaimana tata, aturan dan etika

dalam menuntut ilmu dengan baik dan benar.

F. Definisi operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadi penafsiran yang berbeda

dengan maksud utama penulis dalam mengunakan kata dalam judul penelitian

ini perlu ada penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata yang menjadi

variabel penelitian.

a. Intensitas mengikuti kajian kitab Tafsir Jalalain

Intensitas menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti “keadaan,

tingkatan), intensinya (kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya”

(Depdiknas 2002 : 438). Kajian berasal dari kata kaji yang berarti

melakukan sesuatu untuk mendapatkan khasanah ilmu, pengajian adalah

melakukan sesuatu untuk mengkaji dan mendapatkan pendidikan imu

agama islam melalui tokoh agama. Kitab Tafsir Jalalain adalah kitab

klasik yang dikarang oleh jalaluddin Al-Mahalli dan jalaluddin As-

Suyuti.

Jadi yang dimaksud intensitas mengikuti kajian kitab Tafsir

Jalalain adalah seberapa seringnya santri mengikuti kajian kitab Tafsir

Jalalain.

Page 25: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Untuk mengukur intensitas santri mengikuti kajian kitab Tafsir

Jalalain maka ditentukan indikator sebagai berikut :

a. Selalu mengikuti kajian Tafsir Jalalain

b. Selalu datang tepat waktu saat mengikuti kajian

c. Selalu inten dalam mendengarkan dan memahami apa yang

disampaikan kiai

d. Selalu membuat catatan (memaknani kitab)

e. Selalu membaca ulang apa yang telah ditulis saat kajian ketika

waktu luang(Umar Faruq, 2007: 197)

b. Intensitas Sholat Berjama‟ah

Intensitas menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti keadaan,

tingkatan, kuatnya, hebatnya, bergeloranya dan sebagainya (Depdiknas,

2002: 438).

Secara lughowi atau arti kata shalat adalah do‟a, sedangkan

menurut terminologi adalah serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu

yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam.

(Syarifudin, 2003: 20). Shalat diwajibkan Allah SWT atas setiap umat

islam yang sudah akil baligh sebanyak lima kali dalam sehari semalam,

yaitu shalat subuh, zhuhur, ashar, mahrib dan shalat iysa‟. Shalat wajib

yang lima tersebut dianjurkan untuk dilakukan dengan secara berjama‟ah.

Shalat jama‟ah terdiri dari dua kata yaitu shalat dan jama‟ah.

Shalat menurut bahasa do‟a menurut syara‟ adalah beberapa ucapan dan

Page 26: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

beberapa perbuatan yang diawali dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri

dengan salam.

Berdasarkan pengertian di atas maka ketaatan menjalankan shalat

berjama‟ah dapat diartikan keadaan dimana seseorang selalu melakukan

shalat wajib dengan berjama‟ah sesuai syarat dan rukun yang telah

ditentukan. „ibadah yang wajib dilaksanakan sehari lima waktu

berjama‟ah artinya, berkumpul atau ramai-ramai dan bersama-sama.(As-

sawaf, 2007:41,303). Pengertian shalat berjama‟ah suatu perbuatan shalat

yang dilakukan bersama-sama apabila dua orang bersama-sama

melakukan shalat diantaranya seorang diantara mereka mengikuti yang

lainnya maka keduanya dinamakan shalat berjama‟ah. Orang yang diikuti

didepan disebut imam dan yang mengikuuti di belakang disebut

makmum. (Abdullah, 2003:39).

Banyak manfaat yang diambil ketika melaksanakan shalat

berjama‟ah. Baik manfaat dunia maupun manfaat akhirat. Betapa

indahnya jika shalat berjama‟ah ditegakkan.

Berdasarkan pengertian di atas maka intensitas melaksanakan

shalat berjama‟ah dapat diartikan keadaan dimana sesorang selalu

melaksanakan shalat wajib dengan berjama‟ah.

Adapun indikator-indikator intensitas shalat berjama‟ah adalah:

a. Melakukan shalat tepat waktu

b. Bila adzan dikumandangkan bergeges mengambil air wudlu

c. Melaksanakan shalat sunah rawatib

Page 27: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

d. Meluruskan shaf ketika melaksanakan shalat berjama‟ah

e. Selalu melaksanakan shalat berjama‟ah dalam keadaan dan situasi

apapun

f. Aktif melaksanakan shalat berjama‟ah

g. Berdzikir dan berdo‟a setelah selesai shalat berjama‟ah

c. Sikap Sosial

Dalam kamus bahasa Indonesia, sikap mempunyai arti perbuatan

dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian. Sedangkan sosial yaitu

berkenaan dengan masyarakat, suka memperhatikan kepentingan umum

(Depdiknas, 2007: 1063 ).

Menurut ilmu psikologi sikap adalah suatu hal yang menentukan

sikap sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun perbuatan yang akan

mendatang. Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adaah suatu

predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau

obyek yang berisi komponen-komponen cognitive, affective, dan

behavior. Sedangkan menurut LL Thurstone orang dikatakan memiiki

sikap positif terhadap suatu obyek psikologi bila ia suka atau memiliki

sikap yang favorable, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap

yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka atau sikapnya

unfavorable terhadap obyek psikologi. Sikap sosial adalah kesadaran

individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang

terhdap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999: 162).

Sedangkan yang dimaksud dengan sikap sosial dalam penelitian ini adalah

Page 28: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

kesadaran santri yang tercermin dalam perbuatan terhadap masyarakat

sekitar.

Sedangkan untuk mengukur sikap sosial seseorang terhadap

sesama digunakan indikator sebagai berikut:

a. Ketika bertemu selalu mengucapkan salam atau menjawabnya

b. Berusaha menjenguk jika ada orang sakit

c. Menyayangi sesama

d. Rendah hati

e. Selalu berprasangka baik

f. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

g. Berusaha memaafkan kesalahan sesama (Salamulloh, 2008: 106-130).

G. Metode Peneitian

Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode metode yang

digunakan dalam proses penelitian (Kartono, 1990: 20). Dalam penulisan ini,

penulis akan mengunakan metodologi yang akan penulis jabarkan dibawah

ini :

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bersifat

korelasional, untuk mengetahui setiap variabel penelitian menggunakan

analisis statistic prosentase dan teknik analisis regresi untuk mnegetahui

besarnya pengaruh antar variabel.

Page 29: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Edi

Mancoro Desa. Gedangan Kec. Tuntang Kab. Semarang. Pelaksanaan

penelitian ini berlangsung 05 April 2015 Sampai 08 Juni 2015.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Arikunto,

2010: 173). Maksud dari populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruh santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dalam wilayah penelitian

yang nantinya akan menjadi subjek peneliti. Adapun jumlah seluruh

santri adalah 105 santri.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. (Hadi, 1994: 221).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random

sampling dimana semua populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk menjadi sampel. Arikunto (1998: 117) menyatakan apabila

jumlah populasi lebih dari 100, maka sampel dapat diambilantara 10-

15% atau 20-25% atau lebih. Adapun sampel yang akan diambil

dalam penelitian ini adalah 30 santri

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis memilih metode penelitian sebagai

berikut :

Page 30: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

a. Angket atau Kuesioner

Angket adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ketahui” (Arikunto, 1998: 128)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup,

sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang telah

disediakan. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang pengaruh intensitas mengikuti pengajian

Tafsir Jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa gedangan Kecamatan tuntang

Kabupaten Semarang tahun 2015

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto,

1998: 236).

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data berupa foto-foto kegiatan, keadaan pondok

dengan mengambil yang telah ada di Pondok Pesantren serta

gambaran, keadaan, lokasi, dan sarana pra-sarana yang ada di Pondok

Pesantren Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang tahun 2014.

Page 31: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

5. Instrument Penelitian

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel

yang akan diteliti. Instrument yang diperlakukan dalam peneitian ini

adalah lembaran angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh intensitas menikuti pengkaijian Tafsir Jalalain dan shalat

berjama‟ah terhadap sikap sosial santri. Angket dirancang dalam 30

pertanyaan ditunjukan untuk para santri Pondok Pesantren.

Setiap item ditentukan dengan skor 1-3 dengan pengkatagorian

bobot yang peneliti tetapkan adalah :

- Untuk pilihan (a) bobot nilai 3

- Untuk pilihan (b) bobot nilai 2

- Untuk pilihan (c) bobot nilai 1

Skor 3 berarti baik, skor 2 berarti cukup, skor 1 berarti kurang.

Angket yang dijawab dilakukan pengkatagorian pengaruh intensitas

mengikuti pengkajian Tafsir Jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap

sosial santri.

6. Analisis Data

Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis data, yaitu data

yang terkumpul selama penilaian berjalan, dianalisis guna menjawab

permasalah-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya. Adapun cara

menganalisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Analisis Pendahuluan

Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah

berikut yang dilakukan adalah mengadakan analisis terhadap semua

Page 32: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

data yang telah terkumpul. Cara yang ditempuh peneliti adalah

memberikan skor untuk setiap jawaban peritem soal dari angket yang

telah disebarkan kepada para responden. Kemudian seluruh skor

dijumlahkan secara keseluruhan, dan dianalisis secara statistic. Dari

hasil penelitian kemudiian dibuat tiga katagori, yaitu tinggi (baik),

sedang (cukup baik), rendah (kurang baik).

b. Analisis Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknis

analisis korelasi berganda (multiple regression analisis) dengan

bantuan SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini analisis korelasi

untuk mengetahui pengaruh intensitas mengikuti pengkajian Tafsir

Jalalain (X1) dan shalat berjama‟ah (X2) terhadap sikap sosial santri

(Y).

Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai

pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat.

Angket probabilitas hasil analisa ≤ 0,05 maka hipotesis nol (Ho)

ditolak dan hipotesis kerja (Hk) diterima.

Langkah-langkah menganalisis menggunakan SPSS 16 for

windows adalah sebagai berikut :

a. buka lembar kerja SPSS

b. buat semua keterangan variabel dari variabel view

c. klik data view dan masukan data

d. lakukan analisis dengan cara : klik analize-regression-lincer.

Kemudian akan muncul dialog. Selanjutnya isilah kotak menu

Page 33: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

dependent dengan variabel terikat, yaitu variabel Y dan kotak

menu independent dengan variabel bebas, yaitu X1, X2.

e. selanjutnya ketik kotak menu statistics. Pilih Estimates,

Descriptives, dan model fit lalu ketik continue.

f. kotak menu plost, berfungsi untuk menampikan grafik pada

analisis regresi. Klik kotak menu plots, kemudian klik normal

probability plot yang terletak pada kotak menu standardized

residuel plost. Selanjutnya klik continue.

g. setelah klik continue klik ok, beberapa saat kemudian akan keluar

outputnya.

H. Sistematika Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian,

definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang

menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan

variabel penelitian, yaitu pengaruh hubungan intensitas mengikuti

kajian Tafsir Jalalain dan shalat berjama‟ah dengan sikap sosial

santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2014.

Page 34: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Bab III HASIL PENELITIAN

Secara garis besar, bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu

bagian gambaran umum lokasi penelitian dan penyajian data.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bagian ini berisi tentang gambaran umum tempat

penelitian meiputi sejarah singkat, letak geografis, profil, visi,

misi, motto, jadwal keseharian pondok dan lain-lain.

2. Penyajian Data

Bagian ini berisi urain tentang karakteristik tiap-tiap variabel,

berupa skor atau nilai yang diperoleh melalui instrument

penelitian.

Bab VI ANALISIS DATA

Isi dari bab ini meliputi analisis terhadap tiap-tiap variabel,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis.

Bab V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.

Page 35: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tafsir Jalalain

1. Pengertian Kitab Tafsir Jalalain

Kitab adalah buku yang berisi segala sesuatu yang bertalian dengan

agama (Poerwadarminta, 2006: 602). Sedangkan Tafsir ditinjau dari bahasa

nerupakan bentuk isim masdar (kata benda abstrak) dari fassara-yufassiru-tafsiran

yang berarti pemahaman, penjelasan, dan perincian. Dan menurut istilah dapat

diartikan sebagai suatu hasil pemahaman manusia(baca : mufassir)terhadap al-

Qur‟an yang dilakukan dengan mengunakan metode atau pendekatan tertentu yang

dipilih oleh mufassir, dan dimaksudkan untuk memperjelas suatu makna teks ayat-

ayat al-Qur‟an. (Abdul Mustaqim, 2003: 02). Disebut kitab Tafsir Jalalain karena

kitab itu dikarang oleh dua ulama besar yang memiliki kesamaan nama yaitu imam

jalaludin al-mahalli dan imam jalaludin as-suyuthi.

Kitab Tafsir Jalalain membahas tentang bagaimana penafsiran dalam

ayat-ayat al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai dengan metode dan pendekatan

tertentu, misalnya pendekatan filsafat, maka akan melahirkan produk penafsiran

yang bercorak filosofis. Jika al-qur‟an ditafsirkan mengunakan pendekatan sufistik,

maka akan menghasilkan tafsir yang kental dengan aroma sufistiknya. Adapun

biografi kedua pengarang tersebut sebagai berikut. (Abdul Mustaqim, 2003: 02-

03).

Kitab tafsir jalalain merupakan kitab klasik yang dikarang oleh dua ulama

besar ahli tafsir dan mempunyai kesamaan nama yaitu jalaludin yang dimulai oleh

imam jalaludin al-mahalli. Pada saat itu beliau menulis dari awal surat sampai surat

al-Isra‟. Pada saat itu beliau meninggal dunia dan tidak bisa melanjutkan karyanya,

Page 36: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

dan kemudian dilanjutkan beliau imam jalaludi as-Shuyuthi yaitu dari surat al-

Kahfi sampai selesai. Adapun biografi kedua beliau akan dijelaskan dibawah ini.

Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim bin

Ahmad bin Hashim al-Jalal, Abu Abdillah bin al-Syihab, Abi al-Abbas bin al-

Kamal al-Ansari, al-Mahalli, al-Qahiri, al-Syafii. Gelar al-Mahalli merupakan

nisbatnya kepada sebuah Bandar mesir terkenal yang disebut al-Mahallah al-Kubra

al-Gharbiyah. Beliau dilahirkan di mesir pada bulan syawal tahun 791 H dan wafat

pada tahun 864 H di mesir, dan dimakamkan di sana juga.

Jalaluddin Al-Mahalli adalah seorang mufasir (ahli tafsir) berkebangsaan

Mesir. Ia lebih dikenal dengan julukan Jalaluddin Al-Mahalli yang berarti orang

yang mempunyai keagungan dalam masalah agama. Sedangkan sebutan Al-Mahalli

dinisbahkan pada kampung kelahirannya, Mahalla al-Kubra, yang terletak di

sebelah barat Kairo, tak jauh dari Sungai Nil.

Sejak kecil tanda-tanda kecerdasan sudah menonjol pada diri Mahalli.

Beliau ulet menyerap berbagai ilmu, mulai dari tafsir, ushul fikih, teologi, fikih,

matematika, nahwu dan logika. Mayoritas ilmu tersebut dipelajarinya secara

otodidak, hanya sebagian kecil yang diserap dari ulama-ulama salaf pada masanya,

seperti al-Badri Muhammad bin al-Aqsari, Burhan al-Baijuri, A‟la al-Bukhari dan

Syamsuddin bin al-Bisati.

Selain menulis kitab Tafsir Jalalain, beliau juga menulis berbagai macam

kitab, diantara karya-karya beliau yaitu sebagai berikut :

a. Kanzur Roghibin

b. Syarh al Minhaj

c. Al badrut tholi‟ fi hilli jam‟il jawami‟

d. Syarh Waroqot

Page 37: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

e. Al anwar al mudli‟ah

f. Al qoulul mufid fi an Nailis sa‟id

g. At Thib an-nabawi

Sedangkan nama lengkap imam jalaludin as-Suyuthi yaitu Jalaluddin

Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin sabiq ad-Din al Khudlairy as-

Suyuthi. Beliau dilahirhan pada bulan rojab tahun 849 H. Dan meninggal pada

malam jum‟at, tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H.

Ketika As-Suyuthi masih berumur 5 tahun, ayahnya meninggal dunia.

Walaupun begitu beliau tetap memiliki semangat tinggi dan kecerdasan yang luar

biasa dalam menuntut ilmu. Maka tidaklah mengherankan jika beliau mampu

menhafal Al-Qur‟an ketika usianya belum genap 8 tahun, kemudian beliau juga

mampu menghafal kitab Al-Umdah, Minhaj Al-Fiqih, dan Alfiyah Ibnu Malik.

Selain tekun belajar, beliau juga rajin beribadah dan berdo‟a. Tak

sekalipun As-Suyuthi membuang waktu ketika menuntut ilmu. Suatu ketika, beliau

menunaikan ibadah haji dan meminum air zam-zam, lalu berdo‟a agar ilmunya

dalam bidang fiqih setingkat Al-Baqillani dan dalam bidang hadits selebar dengan

Ibnu Hajar Al-Asqalani.

Dalam pengembaraannya mencari ilmu, As-Suyuthi singgah ke beberapa

negeri seperti Syam, Hijaz, Yaman, India dan Maroko.

Beliau termasuk ulama yang sangat produktif dalam berkarya, beliau

memiliki ratusan kitab dalam berbagai bidang keilmuan. Adapun di antara karya-

karya beliau yaitu :

a. Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an

b. Ad-Durr Al-Manshur fi At-Tafsir bil-Ma’tsur

c. Tarjuman Al-Qur’an fi At-Tafsir Al-Musnad

d. Asrar At-Tanzil

e. Lubab An-Nuqul fi Asbab An-Nuzul

Page 38: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

f. Mufhamat Al-Qur’an fi Mubhamat Al-Qur’an

g. Al-Hasyisyah fi Tafsir Al-Baidhawi

2. Metode dan Pendekatan Al-Qur’an

Menurut Said Agil(1999: 71-78) metode dan corak pendekatan penafsiran

al-Qur‟an ada lima macam yaitu sebagai berikut ini :

a. Metode tafsir tahlili

Ialah mengkaji ayat-ayat al-Qur‟an dari segala segi dan maknanya, ayat

demi ayat dan surat demi surat, sesuai dengan urutan dalam mushaf Utsmani.

Untuk itu, pengkajian metode ini kosa kata dan lafazh, menjelaskan arti yang

dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, menjelaskan apa yang

dapat diistinbathkan dari ayat serta mengemukakan kaitan antara ayat-ayat dan

relevensinya dengan surat sebelumnya dan sesudahnya. Untuk itu, ia merujuk

kepada sebab-sebab turun ayat, hadist Rasulullah saw. Dan riwayat dari para

sahabat dan tabi‟in.

Metode tahlili adalah metode yang dipergunakan kebanyakan ulama pada

masa-masa dahulu. Akan tetapi, di antara mereka ada yang mengemukakan

kesemua hal tersebut di atas dengan panjang lebar (ithnab), ada yang dengan

singkat (I‟jaz), dan ada pula yang mengambil langkah pertengahan (musawah).

Mereka sama-sama menafsirkan al-Qur‟an dengan mengunakan metode tahlili,

tetapi dengan corak yang berbeda.

Para ulama membagi wujud tafsir al-Qur‟an dengan metode tahlili

kepada tujuh macam, yaitu: Tafsir bi al-Ma‟tsur, tafsir bi al-Ra‟yi, tafsir shufi,

tafsir fikih, tafsir falsafi, tafsir ilmi, tafsir adabi.

b. Metode tafsir ijmali

Page 39: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Tafsir ijmali yaitu, penafsiran al-Qur‟an dengan uraian singkat dan

global, tanpa uraian panjang lebar. Mufassir menjelaskan arti dan makna ayat

dengan uraian singkat yang dapat menjelaskan sebatas artinya tanpa

menyinggung hal-hal selain arti yang dikehendaki. Hal ini dilakukan terhadap

ayat-ayat al-Qur‟an, ayat demi ayat dan surat demi surat, sesuai urutannya dalam

mushaf dalam kerangka uraian yang mudah dengan bahasa dan cara yang dapat

dipahami orang yang pintar dan orang yang bodoh dan orang pertengahan antara

keduanya.

Kadangkala mufassir dengan metode ini menafsirkan al-Qur‟an dengan

lafazh al-Qur‟an, sehingga pembaca merasa bahwa uraian tafsirannya tidak jauh

dari konteks al-Qur‟an. Kadangkala pada ayat-ayat tertentu ia menunjukkan

sebab turunnya ayat, peristiwa yang dapat menjelaskan arti ayat. Mengemukakan

hadist rasulullah atau pendapat ulama yang saleh. Dengan cara demikian,

dapatlah diperoleh pengetahuan yang sempurna dan sampailah ia pada tujuannya

dengan cara mudah serta uraian yang singkat dan bagus.

c. Metode tafsir muqaran

Yaitu metode yang ditempuh seorang mufassir dengan cara mengambil

sejumlah ayat al-Qur‟an, kemudian mengemukakan penafsiran para ulama tafsir

terhadap ayat-ayat itu, dan mengungkapkan pendapat mereka serta

membandingkan segi-segi dan kecenderungan masing-masing yang berbeda

dalam penafsiran al-Qur‟an. Kemudian ia menjelaskan bahwa diantara mereka

ada yang corak penafsirannya ditentukan oleh disiplin ilmu yang dikuasinya.

Ada diantara mereka yang menitikberatkan pada bidang nahwau, yakni segi-segi

I‟rab, seperti imam al-Zarkasyi. Ada yang corak penafsirannya ditentukan oleh

kecenderungan kepada bidang balaghah, seperti Abd al-Qahhar al-Jurjany dalam

Page 40: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

kitab tafsirnya I‟jal al-Qur‟an dan Abu Ubaidah Ma‟mar ibn al-Mutsanna dalam

kitab tafsirnya al-Majaz di mana ia memberikan perhatian pada penjelasan ilmu

ma‟any, bayan, badi‟, haqiqat, dan majaz.

Seorang mufassir dengan metode muqaran dituntut harus mampu

menganalisis pendapat-pendapat para ulama tafsir yang ia kemukakan, lalu ia

harus mengambil sikap menerima penafsiran yang dinilai benar dan menolak

penafsiran yang tidak dapat diterima rasionya, sehingga pembaca merasa puas.

Selain rumusan sebagaimana dikemukakan di atas, metode tafsir

muqaran mempunyai pengertian an lapangan yang luas, yaitu membandingkan

antara ayat-ayat al-Qur‟an yang berbicara tentang satu masalah (kasus) atau

membandingkan antara ayat-ayat al-Qur‟an dengan hadist-hadits nabi yang

tampaknya (lahiriyahnya) berbeda serta mengkompromikan dan menghilangkan

dugaan adanya pertentangan antara hadist-hadits Rasulullah Saw. Dan kajian-

kajian lainnya yang sangat berharga, yang dengan itu akan tampak jelas

kelebihan dan profesionalisme seorang mufassir pada bidangnya dengan

kemampuan menggali makna-makna al-Qur‟an yang belum berhasil

diungkapkan penafsir(mufassir) lainnya.

d. Metode tafsir maudhu‟i

Metode tafsir maudhu‟i (tematik) yaitu metode yang ditempuh seorang

mufassir dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat alQur‟an yang berbicara

tentang satu masalah/ tema (maudlu) serta mengarah kepada satu pengertian dan

satu tujuan, sekalipun ayat-ayat itu turunnya berbeda, tersebar pada berbagai

surat dalam al-Qur‟an dan berbeda pula waktu dan tempat turunnya.

Kemudian ia menentukan ayat-ayat itu sesuai dengan masa turunnya,

mengemukakan sebab turunnya sepamjang hal itu dimungkinkan( jika ayat-ayat

Page 41: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

itu turun karena sebab tertentu), menguraikannya dengan sempurna menjelaskan

makna dan tujuannya, mengkaji terhadap seluruh segi dan apa yang dapat

diistinbatbkan darinya, segi I‟rabnya, unsur-unsur balaqhahnya, segi-segi

I‟jaznya, (kemu‟jizatannya) dan lain-lain, sehingga satu tema dapat dipecahkan

secara tuntas berdasarkan seluruh ayat al-Qur‟an itu dan oleh karenanya, tidak

diperlukan ayat-ayat lain.

Selain itu, ada cara lain dari tafsir maudhu‟i dan cara ini kurang penting

dibandingkan cara pertama di atas, yaitu penafsiran yang dilakukan seorang

mufassir dengan cara keseluruhan, dan awal sampai akhir surat. Kemudian ia

menjelaskan tujuan-tujuannya yang khusus dan umum dari surat itu, sehingga

jelas surat itu merupakan satu rantai persatuan.

e. Metode tafsir bi al-Ma‟tsur

Yaitu penafsiran al-Qur‟an terhadap sebagian ayat sebagai penjelasan,

dan yang diriwayatkan dari rasul Saw, dari sahabat-sahabat, dari tabi‟in, yang

kesemuanya sebagai keterangan dan penjelasan bagi maksud allah dari nash-nash

kitab al-Qur‟an.

Ada perselisihan diantara mufassir : apakah riwayat dari tabi‟in mendekati tafsir

bi al-Ma‟tsur atau tafsir penalaran. Bebagai pendapat mayoritas menyatkan:

bahwa tafsir dari riwayat tabi‟in adalah juga dalam kategori tafsir bi al-Ma‟tsur,

karena mereka hidup dan bergaul dengan para sahabat nabi. Di samping itu, para

tabi‟in adalah orang-orang dahulu yang baik-baik yang dapat julukan dari nabi

sebagai generasi yang terbaik, sehingga dalam kitab tafsir ibnu jarir tidak saja

dicantumkan riwayat Rasul Saw, sahabat, tetapi juga riwayat dari tabi‟in.

Page 42: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Dari urain diatas dapat di simpulkan menurut penulis, Tafsir Jalalain

memilih mengunakan pendekatan teori dengan menggunakan pendekatan teori

tahlili yaitu penafsirannya dari kata demi kata dan ayat demi ayat.

3. Sistematika Penulisan Kitab Tafsir Jalalain

Kitab Tafsir Jalalain dibagi atas dua juz atau jilid, dimana jilid pertama

ditulis oleh imam jalaludin Al-Mahali, dan jilid kedua ditulis oleh imam jalaludin

As-Shuyuthi. Adapun sistematika kitab Tafsir Jalalain yaitu dimulai dengan

pendahuluan, dan dilanjutkan penafsiran surat Al-Baqarah sampai surat Al-Isra‟

kemudian dilanjutkan oleh imam jalaludin As-Shuyuthi sampai selesai yaitu dari

surat Al-Kahfi sampai surat Al-Fatikah.

B. Shalat Berjama’ah

1. Definisi Shalat

Shalat menurut bahasa berarti berdo‟a memohon kebaikan. Kebaikan

segala perihal kehidupan, Adapun menurut ahli fiqih berarti “perkataan dan

perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbirotul ihrom dan diakhiri

salam” (Sunarto, 2002: 148)

Shalat merupakan rukun islam yang kedua dan sangat ditekankan

(utamakan) sesudah dua kalimat syahadat. “shalat adalah penghubung antara

hamba dengan robbnya.”(shalihut saimin, 2003: 13). Hamba membutuhkan

sarana untuk dapat memanjatkan rasa pengabdian dan ketaatan yang berarti

tunduk kepada Allah Swt melalui shalat.

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang harus

dikerjakan baik bagi mukminin maupun dalam perjalanan. Islam didirikan atas

lima sandi (tiang) salah satunya adalah sahlat, sehingga barang siapa yang

mendirikan shalat, maka ia mendirikan agama (islam), dan barang siapa

Page 43: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

menginggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (islam), shalat harus

didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.

Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi

muslim sehat maupun sakit.

Shalat dalam pengertian bahasa arab adalah “doa memohon kebaikan dan

pujian” (Aliy dan Hidayat, 1996: 37). Arti ini terdapat dalam surat At-Taubah

ayat 103

Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah

untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa

bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.

Pengertian shalat secara syar‟i adalah beberapa ucapan dan beberapa

perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dalam rangka

beribadah kepada Allah Swt. Menurut syarat-syarat dan rukun yang telah

ditentukan.” (Aly dan hidayat, 1996: 37).

Shalat merupakan salah satu aktifitas jiwa (soul) yang termasuk dalam

kajian ilmu psikologi transpersonal, karena shalat dalam proses perjalanan

spirituan yang penuh makna yang dilakukan setiap manusia untuk menemui tuhan

semesta alam. “shalat dapat menjernihkan jiwa untuk mencapai taraf kesadaran

yang lebih tinggi (altered states of continous) dan pengalaman puncak (peak

experience)” sangkan, 2006: 7).

Shalat adalah anugrah terbesar dari Allah Swt kepada umat manusia,

kepada siapa saja yang dengan rendah hati memiliki keinginan untuk

melakukannya. Umat islam melaksanakan shalat wajib lima waktu karena

hukumnya adalah fardu ain, diwajibkan bagi semua muslim yang balik dan

Page 44: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

berakal, baik laki-laki maupun perempuan, suci dari hadats dan najis. Shalat lima

waktu dalam sehari diwajibkan oleh Allah Swt kepada orang-orang guna

mensucikan jiwa, membersihkan hati dan menjadikan mereka selalu bersama

Allah Swt yang maha tinggi lagi maha besar dalam keterikatan dan ingatan yang

abadi.

2. Dasar hukum Tentang Shalat

Mengenai dalil kewajiban melaksanakan shalat, Allah Swt, berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas

orang-orang yang beriman.”(Q.S an-Nisa’: 103) (depag, 2007: 95)

Allah Swt juga berfirman

Artinya: “dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya

mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari

ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (Q.S al-Ankabut: 45) (depag, 2007: 401)

3. Syarat Sah Shalat

Syarat sah sholat adalah suatu perkara yang harus dipenuhi sebelum

melakukan sholat. Ada delapan syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang akan

melaksanakan shalat agar shalatnya sah, adapun syarat syah shalat adalah sebagai

berikut:

a. Beragama islam

b. Tamyis (berakal dan balgh)

c. Menutup aurat

d. Menghadap kiblat

e. Mengetahui waktunya masuk shalat

f. Suci dari hadas, baik kecil maupun besar

Page 45: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

g. Suci dari najis, baik badan, pakaian maupun tempat shalat

h. Mengetahui tatacara shalat. Maksudnya mengerti dan bisa membedakan

mana yang rukun dan sunah shalat

Shalat seseorang akan menjadi sah apabila sudah memenuhi delapan

syarat sah tersebut.

4. Rukun Shalat

Rukun adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggal dan apabila

ditinggalkan, maka ibadahnya tidah sah. Rukun sholat ada lima belas. Hitungan

ini menggunakan thoma‟ninah (tenang) yang dalam empat kondisi (pada waktu

ruku, iktidal, sujud dan duduk diantara dua sujud) menjadi satu rukun, karena satu

jenis. Jadi jika keempat thoma‟ninah itu tidak dijadikan satu, maka jumlah rukun

shalat ada delapan belas. Berikut adalah rukun shalat itu:

a. Niat

b. Takbiratul ikhram

c. Membarengkan niat dengan takbiratul ihram

d. Berdiri bagi orang yang mampu

e. Membaca surat al-Fatikah

f. Ruku‟

g. Iktidal

h. Sujud

i. Duduk diantara dua sujud

j. Thuma‟ninah

k. Tasyahud akhir

l. Membaca shalawat kepada nabi

m. Salam yang pertama

n. Duduk untuk tiga rukun yang terakhir

o. Tertib

Page 46: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Dalam bukunya Abdurrahman, 2006:72 rukun tersebut adalah untuk

menyempurnakan shalat, sehingga wajib hukumnya untuk melakukannya dalam

shalat.

Orang yang tidak melaksanakan salah satu rukun tersebut maka

shalatnya tidak syah atau batal.

5. Pengertian Shalat Berjama’ah

Shalat berjama‟ah merupakan perintah Allah Swt. Umat islam yang

mengerjakan termasuk manusia ciptaan Allah Swt yang bertaqwa, yaitu

melaksanakan perintah Allah Swt. Allah Swt memerintahkan kaum muslimin

untuk mendirikan shalat yang dilakukan bersama-sama berdasarkan firman Allah

yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menjadi dasar utama dan pertama

pengambilan hukum dalam islam.

Dalam surat Al baqoroh ayat 43 memberikan landasan hukum yang

jelas untuk melaksanakan shalat berjama‟ah (bersama-sama).

Menurut hamka dalam buku Al-Azhar “ruku‟lah beserta orang-orang

yang ruku‟. Bawalah diri ketengah masyarakat pergilah berjama‟ah.” (Amrullah,

1982: 190). Dalam tafsir yang lain “ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟ dan

kerjakanlah shalat dengan berjama‟ah. Tuhan mendorong kita untuk menegakkan

shalat dengan berjama‟ah, karena dengan shalat berjama‟ah terhimpun jiwa

(orang) untuk bersama-sama memunajat (berkomunikasi) kepada Allah, sekaligus

untuk mewujudkan kerukunan dan sikap saling tolong menolong antara mukmin.

Akan terbuka kesempatan untuk melakukan musyawarah untuk memecahkan

permasalahan bersama demi demi kemaslahatan dan kemajuan (Shidieqy, 2002:

98).

6. Tujuan Shalat Berjama’ah

Menurut Al-Qathani, 2006: 15, tujuan shalat berjama‟ah yaitu

melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar islam, amalan yang paling

utama adalah shalat yang dikerjakan pada tepat waktunya membiasakan

Page 47: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

kedisplinan dan memperbaiki penampilan. Adapun penjelasannya sebagai

berikut:

a. Melaksanakan Perintah Allah Swt

Pelaksanaan shalat berjama‟ah mengandung makna pelaksanaan

perintah Allah, sebagai bentuk ibadah yang dilaksanakan oleh orang yang

beriman.

b. Makna Agama Demi Syiar Islam

Shalat berjama‟ah merupakan makna dari pelaksanaan agama, syiar

islam, serta bukti terbesar bagi manusia yang menunjukan dia muslim.

c. Amalan yang Paling Utama Adalah Shalat yang Dikerjakan Tepat Waktu Dan

Selalu Menjaganya

Faedah shalat berjama‟ah yang lain adalah menjadikan terlaksananya

shalat tepat pada awal waktu, atau paling tidak pada waktu yang semestinya.

Ini merupakan bagian dari amal yang paling utama di sisi Allah Swt.

d. Membiasakan Kedisiplinan

Faedah shalat berjama‟ah yang lainnya adalah menjaga kedisiplinan

dan hidup teratur. Pelajaran ini diambil dari sikap megikuti imam dalam

takbir dan perpindahan dari satu gerakan shalat kegerakan yang berikutnya.

Tidak mendahuluinya atau melambatkan diri darinya, atau bersamaan

dengannya. Jadi seorang makmum tidak boleh mendahului imamnya.

e. Memperbaiki Penampilan

Pelaksanaan shalat berjama‟ah biasanya juga menjadikan seorang

muslim memperhatikan penampilannya, sehingga berusaha untuk tampil

sebaik mungkin dengan pakaian yang bersih dan aroma yang harum, sebab

ia bertemu dan berkumpul dengan saudara-saudaranya, baik di waktu siang,

Page 48: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

atau malam disetiap kali melakukan kewajiban shalat menghadap sang

khaliq.

f. Dakwah Nyata Kepada Kebaikan Dan Saling Berlomba Dalam Melaksanakan

Ketaatan Kepada Allah Swt.

Keluar rumah atau berangkat kemasjid untuk menghadiri shalat

berjama‟ah merupakan dakwah alamiah yang nyata, untuk menunaikan

ibadah ini dan menjaganya, demikian juga, “pelaksanaan shalat berjama‟ah

akan mendorong para jama‟ah untuk saling berlomba dalam melaksanakan

ketaatan kepada Allah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan, ketika

diantara sesama berjama‟ah saling memperhatikan ibadah yang dilaksanakan

orang lain (Al-Qothani, 2006: 16-19).

Maka setiap mukmin wajib mendirikan shalat berjama‟ah tepat pada

waktunya sebagaiman yang disyariatkan Allah Swt kepada rosul SAW.

7. Aturan Dalam Melaksanakan Shalat Berjama’ah

Imam dan makmum adalah sebutan bagi orang mukmin yang

megerjakan shalat secara berjama‟ah. Shalat yang dilakukan secara bersama-sama

membutuhkan tata aturan, supaya pelaksanaan sesuai dengan ajaran islam. Umat

islam wajib mengambil hukum ibadah sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadist yang

shahih. Sabda rasullah Saw “shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku

shalat.” (Jamil zainu, 1998: 66).

Amal ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada perintah

ajaran dalam islam dan sesuai tata tertib. Sehingga diharapkan tujuan dan makna

ibadah tersebut dapat dicapai, maka tata tertib mendirikan jama‟ah harus

diketahui, baik tata tertib sebagai imam maupun sebagai makmum. Tata tertib

shalat berjama‟ah menyangkut sifat imam dan sikap makmum.

Page 49: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Syarat untuk menjadi imam hendaknya mempunyai sifat-sifat sebagai

berikut ini :

a. Imam berjama‟ah menunaikan amalan-amalan Allah Swt, yakni memelihara

diri dari fusuq (kefasikan).

b. Imam fasih, keras dalam pembacaan Al-Qur‟an (Al-Fatikah, surah dan dzikir)

dalam dalam menunaikan shalat berjama‟ah.

c. Islam, baliq, berakal, laki-lakitulen, sehat, suci dari hadast dan nifas (Qhotani,

2006: 327-329).

Adapun aturan atau adab imam dalam shalat berjama‟ah adalah sebagai

berikut:

a. Imam (laki-laki) “hendaklah berdiri ditengah shaf dan dibelakangnya orang-

orang dewasa” (Rahbawi, 2001: 322-326).

b. Berniat menjadi imam dan tidak ada dinding yang menghalangi imam dan

makmum.

c. Mengetahui hukum-hukum shalat antara lain mengetahui yang mengesahkan

shalat dalam segala sudut karena itu tidak sah diikuti orang-orang tidak

sedikit juga mengetahui ilmu fiqih di sini ialah mengetahui hukum-hukum

bersuci dan hukum shalat.

8. Keutamaan Dalam Shalat Berjama’ah

Setiap ibadah mempunyai nilai keutamaan bagi mukmin yang

mendirikannya. Bentuk pahala dan sanjungan dari Allah Swt. Shalat berjama‟ah

mempunyai beberapa keutamaan adalah sebagai berikut :

a. Shalat berjama‟ah akan mendapatkan pahala ibadah haji, berada dalam

jaminan Allah Swt, mendapatkan jamuan surga setiap kali ia pergi pada pagi

dan petang hari.

Page 50: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

b. Shaf yang pertama dan sebelah kanan shaf pertama seperti shaf para

malaikat, makmun yang mengucapkan amin bersama imam maka akan

diampuni dosanya dan dikabulkan do‟anya oleh Allah Swt.

c. Allah Swt akan meninggikan derajat bagi orang yang menjalankan shalat

berjama‟ah yaitu 27 derajat, daripada shalat sendirian. Melaksanakan shalat

isya‟ berjama‟ah sama nilainya dengan shalat setengah malam dan shalat

subuh berjama‟ah sama halnya seperti shalat semalam suntuk, dan malaikat

yang berkumpul diwaktu asar beristihfar untuk orang yang berjama‟ah asar

(Ilahi, 2004: 8-9).

9. Kewajiban Shalat Berjama’ah

Kewajiban shalat berjama‟ah berdasarkan pada hukum Al-Qur‟an dan

hadits. Sehingga perlu diketahui dan dikaji secara mendalam, supaya lebih jelas

dan tepat. Fadla Ilahi dalam buku “Menggugat kesunatan shalat berjama‟ah”

menyusun beberapa dasar hukum kewajiban yang berdasarkan dari Al-Qur‟an

dan As-Sunnah. Beberapa kewajiban tersebut yaitu :

a. Ancaman Allah Swt sebab meninggalkan shalat berjama‟ah

b. Tidak adanya keringanan yang diberi nabi untuk meninggalkan shalat

berjama‟ah

c. Keinginan nabi SAW membakar rumah-rumah yang enggan menunaikan

shalat berjama‟ah

d. Akibat buruk bagi orang “yang tidak bertanggung jawab seruan untuk sujud”

(Ilahi, 2004: 10).

10. Manfaat Shalat Berjama’ah

Shalat sebagai mekanisme untuk mengingat sifat-sifat mulia yang

dimiliki oleh sang pencipta jiwa manusia. Shalat sebagai ritual, lembaga dan

Page 51: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

komitmen besar bagi pribadi dan bersama pada ketertiban, ketetapan waktu,

perubahan dan kesatuan. Shalat berjama‟ah mempunyai pengaruh positif. Orang

muslim yang mendirikan shalat berjama‟ah akan menemukan makna kehidupan.

Adapun pengaruh mendirikan shalat berjama‟ah adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Dalam Aspek Spiritual

Aspek spirituan adalah hubungan antara hamba dengan Allah Swt. Sehingga

mempunyai nilai tinggi berdasarkan firman Allah.

1) Allah Swt telah mensyariatkan pertemuan bagi umat ini pada waktu-

waktu tertentu diantaranya adalah yang berlangsung dalam satu hari satu

malam. Misalnya shalat lima waktu. Sebagai sarana untuk menjalin

hubungan, yaitu kebaikan, kasih sayang, dan penjagaan, juga dalam

rangka membersihkan diri sekaligus dakwah kejalan Allah Swt, baik

dalam bentuk ucapan maupun perbuatan.

2) Shalat berjama‟ah akan mendapatkan pahala 27 derajat dari pada shalat

sendirian, orang yang menjalankan shalat berjama‟ah akan mendapatkan

pahala 27 derajat.

3) Dengan shalat berjama‟ah akan memberikan pelindung kepada

pelakunya dari syaitan.

4) Berjalan ketempat shalat berjama‟ah setelah menyempurnakan wudhlu

akan menghapus dosa.

5) Berkumpulnya kaum muslimin dimasjid dengan mengharapkan berbagai

hal yang ada disisi allah yang dapat menjadi sarana turunnya berbagai

macam berkah.

b. Manfaat Dalam Aspek Dakwah Islam dan Pendidikan

Page 52: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

1) Memperhatikan salah satu syiar islam terbesar. Seandainya umat

manusia ini secara keseluruhan shalat dirumah masing-masing, niscahya

tidak akan diketahui.

2) Memperhatikan kemulyaan kaum muslimin yaitu jika mereka masuk

kemasjid kemudian keluar secara bersama-sama, pada yang demikian itu

membuat murka (marah) orang-orang munafik dan orang-orang kafir.

3) Memberi motivasi kepada orang yang tidak ikut shalat berjama‟ah

sekaligus mengarahkan dan membimbingnya seraya saling

mengingatkan untuk berpihak pada kebenaran dan senantiasa bersabar

dalam menjalankannya.

c. Manfaat Dalam Aspek Kehidupan Sosial Beragama

Tujuan khusus aspek religius dari dimensi shalat berjama‟ah menurut

haryoto, 2003: 117-121, yaitu :

1) Aspek demokratis

Aspek demokratis dalam shalat berjama‟ah terdapat pada aktivitas

sebagai berikut :

a) Memukul Kentongan atau Bedug

Dimasjid, dimushola terutama diperdesaan dan sebagian diperkotaan

ada kentongan atau bedug sebagai tanda memasuki shalat. Dalam hal

ini siapa saja boleh memukul kentongan atau bedug tersebut,

tentunya harus mengerti aturan atau kesepakatan didaerah tersebut.

Ini berarti islam sudah menerapkan bahwa kedudukan manusia

sama, tidak dibedakan berdasarkan berbagai atribut manusia.

b) Mengumandakan Adzan

Page 53: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Adzan merupakan tanda tiba waktu shalat dan harus dikumandakan

oleh muadzin. Siapa yang menumandangkan adzan tidak

dipersoalkan oleh islam karena pada prinsipnya siapa saja boleh,

namun perlu diingat bahwa adzan adalah bagian dari syiar islam

sehingga memang benar-benar orang yang mengerti dan diharapkan

mempunyai suara yang bagus (lafal ucapanya baik dan benar).

c) Melantunkan Iqomah

Iqomah merupakan tanda bahwa shalat berjama‟ah akan segera

dimulai. Diharapkan jarak antara iqomah tidak terlalu lama, hal ini

sekaligus menggambarkan masalah kedisiplinan dan penghargaan

terhadap waktu.

d) Pemilihan atau Pengisisan atau Shaf

Pada saat seseorang masuk kemasjid maka siapa saja tidak pandang

bulu, apakah ia seorang mahasiswa, dosen, guru besar atau

kariyawan, siapapun memperoleh hak didepan atau shaf pertama

atau dengan kata lain siapa saja yang datang lebih dahulu maka

boleh menempati shaf pertama atau dengan kata lain siapa yang

lebih dahulu maka boleh menempati shaf paling depan.

e) Proses Pemilihan Imam

f) Imam adalah pemimpin dalam shalat berjama‟ah, yang sudah

memiliki kriteria atau syarat-syarat yang telah ditentukan.

2) Rasa Diperhatikan dan Berarti

Pada saat shalat berjama‟ah ada unsure-unsur rasa diperhatikan

dan rasa berarti bagi diri sendiri, hal ini terlihat pada beberapa aspek

yakni :

Page 54: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

a) Memilih dan menempati shaf. Dalam shalat berjama‟ah, siapa sajaj

yang datang lebih dahulu berhak untuk menempati barisan atau shaf

pertama atau terdepan.

b) Imam akan memerintahkan makmumnya untuk mengisi shaf yang

kosong dan meluruskan. (Haryoto, 2003: 128-132)

c) Pada saat membaca surat Al-Fatikah makmum mengucapkan amin

(kabulkanlah do‟a kami), secara serempak, juga dalam mengikuti

gereakan imam, tidak boleh saling mendahului. Hal ini menunjukan

adanya unsure ketaatan kepada pemimpin.

d) Demikian pula saat mengakhiri shalat, jama‟ah mengucapkan salam

ke kanan dan ke kiri. Ini menunjukan bahwa sesama manusia untuk

saling mendo‟akan, sehingga mensejahterakan lingkungan sekitar.

e) Shalat berjama‟ah mempunyai nilai terapeotik, dapat menghindarkan

seseorang dari rasa terisolir, terpencil tidak dapat bergabung dengan

kelompok, tidak diterima atau dilupakan.

3) Terapi Lingkungan

Sebagai contoh dimasjid sering diselenggarakan pembinaan setelah

selesai shalat berjama‟ah, kegiatan inilah yang ikut memberikan andil

dan terapi lingkungan.

C. Sikap Sosial

1. Definisi Sikap

Sikap dalam bahasa inggris disebut “attitiuda” menurut ilmu psikologi

sikap adalah suatu hal yang membentuk sikap sifat, hakikat, baik perbuatan

sekarang maupun perbuatan yang akan mendatang (Ahmadi, 1999: 161-162).

Menurut Zimbardo dan Embbesen dalam bukunya Ahmadi, sikap adalah suatu

Page 55: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau yang

berisi komponen-komponen cognitive, affective dan behavior. Sedangkan

menurut L.L Thurstone orang dikatakan memiliki sikap positif terhadap suatu

obyek psikologi apabila ia suka(like) atau memiliki sifat favorabele, sebaliknya

orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila

ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap subyek psikolgi. Sikap

sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang

berulang-ulang terhadap obyek yang berkaitan dengan sosial (Ahmadi, 1999:

163). Sedangkan menurut Walgito(1990: 109), disebutkan bahwa sikap

merupakan organisasi pendapat, keyakinan sesorang mengenai obyek atau

situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan

dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara

tertentu yang dipilihnya.

Dari pengertian diatas agar tidak terjadi kerancauan dalam penafsiran,

penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud sikap sosial dalam penelitian

adalah kesadaran yang tercermin dalam perbuatan terhadap sesama muslim.

2. Aspek Sikap

Menurut Ahmadi (Ahmadi, 1999: 162) aspek sikap ada tiga macam,

yaitu sebagai berikut :

a. Aspek Kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran, ini

berarti berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan-

harapan individu tentang obyek atau kelompok obyek tertentu.

b. Aspek afektif, yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan

tertentu seperti ketakutan, simpati, dan sebagainya yang ditunjukan kepada

obyek-obyek tertentu.

Page 56: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

c. Aspek konatif, yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk

berbuat sesuatu obyek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan,

menjauhkan diri dan sebagainya

Dari ketiga aspek diatas, seseorang dapat melakukan suatu perbuatan baik

ataupun buruk. Aspek sikap mempengaruhi perilaku seorang terhadap sesama

manusia.

3. Ciri-ciri Sikap

Sikap menentukan jenis atau tingkah laku dalam hubungannya dengan

perangsang yang relevan, orang-orang atau kejadian-kejadian. Dapatlah bahwa

sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah sikap.

Adapun ciri-ciri sikap menurut Ahmadi, 1999: 178-179 adalah sebagai berikut :

a. Sikap itu dipelajari (learnability) sikap merupakan hasil belajar ini perlu

dibedakan dari motif-motif psikologi lainnya. Beberapa sikap dipelajari tidak

sengaja dan tanpa kesadaran kepala sebagian individu. Barangkali yang

terjadi adalah mempelajari sikap dengan sengaja bila individu mengerti

bahwa hal itu akan membawa lebih baik (untuk dirinya sendiri), membantu

tujuan kelompok, atau memperoleh suatu nilai yang sifatnya perseorangan.

b. Memiliki kestabilan (stability) sikap bermula dan dipelajari, kemudian

menjadi lebih kuat, tetap, dan stabil, melalu pengalaman.

c. Personal-societal significance. Sikap melibatkan antara seseorang dengan

orang lain dan juga antara orang dengan barang atau situasi. Jika seseorang

merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini

akan sangat berarti bagi dirinya, ia merasa bebas, dan favorable.

Page 57: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

d. Berisi cognisi dan affeksi. Komponen cognisi daripada sikap adalah berisi

informasi yang faktual, misalnya: obyek itu dirasakan menyenangkan atau

tidak menyenangka.

e. Approach-avoidance directionality. Bila sesorang memiliki sikap yang

favorable terhadap suatu obyek, mereka akan mendekati dan membantunya,

sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavorable, meraka akan

menghindarinya.

Sedangkan dalam bukunya, Walgito (1991- 113-115) menyatakan

cirri-ciri sikap sebagai berikut :

a. Sikap tidak dibawa sejak lahir

Ini berarti sikap terbentuk dalam perkembangan individu yang bersangkutan.

Sehingga sikap itu dapat dipelajari dan dapat pula berubah-ubah. Walapun

demikian sikap itu mempunyai kecenderungan yang agak tetap.

b. Sikap itu selalu berhubungan dengan obyek sikap

Sikap terbentuk atau dipelajari melalui preoses persepsi terhadap obyek

tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu dengan obyek

tertentu akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap obyek

tersebut.

c. Sikap dapat tertuju pada suatu obyek saja, tetapi dapat tertuju pada

sekumpulan obyek-obyek.

Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang

tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukan sikap yang

negatif pula kepada kelompok dimana sesorang tersebut tergabung di

dalamnya. Disini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan

obyek sikap.

Page 58: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

d. Sikap itu dapat berlangsung lama ataupun sebentar

Jika suatu sikap telah terbentuk dan menjadi nilai dalam kehidupan

seseorang, dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif

lama, tetapi sebaliknya, jika sikap tersebut belum mendalam ada dalam diri

seseorang, maka sikap tersebut akan mudah berubah.

e. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi

Itu berarti bahwa suatu obyek tertentu akan diikuti oleh perasaan tertentu

baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap obyek

tersebut. Disamping itu sikap juga mengandung motivasi yaitu berupa daya

dorang bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap obyek yang

dihadapinya.

4. Fungsi Sikap

Menurut Ahmadi, 1999: 179-181 fungsi sikap dapat dibagi menjadi

empat golongan yaitu :

a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Bahwa sikap adalah

suatu yang bersikap communicable, artinya sesuatu yang mudah menjalar,

sehingga mudah juga menjadi milik bersama. Justru karena itu suatu

golongan yang dasarnya atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama.

Biasanya ditandai adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu

obyek. Sehingga dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung

antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompoknya yang

lain.

b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingakh laku. Kita tau bahwa tingkah

laku anak kecil dan binatang pada umumnya merupakan aksi-aksi yang

spontan terhadap sekitarnya.

Page 59: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal

ini perlu dikemukakan bahwa manusia didalam menerima pengalaman-

pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif,

artinya semua pengalaman yang berasal dari dunia luar tidak semuanya

dilayani oleh manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu dan mana

yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu

dipilih.

d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap sering mencerminkan

pribadi seseorang. Ini sebabnya karena sikap tidak pernah terpisah dari

pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap

pada obyek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang

tersebut.

5. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya suatu sikap itu

banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan

misalnya : keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini

keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-

putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan

pengaruh yang paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini

berarti orang tidak bersikap. Ia dapat berkembang manakala mendapat

pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan

mengesanka. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbale balik.

Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku.

Orang kadang-kadang menampakan diri dalam keadaan “daim” saja. (Ahmadi,

1999: 170)

Page 60: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu,

misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Didalam perkembangnya

sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group. Hal ini

akan mengakibatkan perbedaan sikap antar individu yang sama dengan yang

lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan yang diterima. Sikap tidak

akan terbentuk tanpa interaksi manusia, terhadap obyek tertentu atau suatu

obyek.

Menurut Ahmadi (1999: 171-172) bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu :

a. Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri.

Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan

mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.

b. Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor

ini berupa interaksi sosial diluar kelompok.

Penbentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan sendirinya.

Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu obyek, orang, kelompok,

lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu, hubungan didalam kelompok,

komunikasi surat kabar, buku, poster, radio, televisi dan sebagainya.

Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari banyak memiliki

peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, saudara di rumah memiliki

peranan yang sangat penting.

Sementara orang berpendapat bahwa mengajarkan sikap adalah

merupakan tanggung jawab orang tua atau lembaga-lembaga keagamaan. Tetapi

tidaklah demikian halnya. Lembaga-lembaga sekolah pun memiliki tugas pula

dalam membina sikap ini. Bukanlah tujuan pendidikan baik disekolah maupun

Page 61: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

diluar sekolah adalah mempengaruhi, membawa, membimbing anak didik agar

memiliki sikap seperti yang diharapkan oleh masing-masing tujuan pendidikan.

Dengan demikian lembaga formal dalam hal ini sekolah memiliki

tugas untuk membina dan mengembangkan sikap anak didik menuju kepada

sikap yang kita harapkan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mengubah

sikap anak didik ke arah tujuan pendidikan (Ahmadi, 1999: 172-173).

Sedangkan sikap sosial dalam islam disebut sikap kepada sesama

manusia, dalam penelitian ini di fokuskan sikap kepada sesama muslim.

Berbagai macam penjelasan dan pendapat para ulama tentang sikap kepada

sesama muslim. Dalam riwayat imam muslim rasulullah saw bersabda :

صلى الله عن أبي ىسيسة زضي الله عنو قال: قال زسول الله

: إذا لقيخــو فسلن عليو، “عليو وسلن: حق الوسلن على الوسلن سج

وإذا عطس فحود فانصحو، اسخنصحلوإذا دعاك فأجبو، وإذا

خو، و إذا فسو )زواه هسلن، ”.هاث فاحـبعو فعده، وإذا هسض الله

(.2612باب هن حق الوسلن للوسلن زد السهلام بسقن

Artinya : “dari abu hurairah r.a.w berkata : bersabda rasulullah SAW “hak

seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, jika kamu

bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu

maka penuhilah undangannya, jika ia meminta nasehat kepadamu

maka berilah ia nasehat, jika ia bersin dan mengucapkan

Alhamdulillah maka do’akanlah ia, jika ia sakit maka jenguklah

dan jika ia menginggal dunia maka iriningilah jenazahnya (H.R

Muslim, no 2162)

Dalam hadist ini, Rasulullah saw menerangkan beberapa hal yang

terkait dengan sikap seorang muslim dengan muslim lainnya. Enam hal ini

adalah akhlak pokok yang harus dijalankan setiap muslim dalam kehidupan

sehari-hari ketika berinteraksi dengan muslim lainnya. Tujuan digariskannya

interaksi antar muslim ini tiada lain supaya hubungan mereka semakin terjalin

Page 62: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

dengan baik. Dengan begitu, kasih sayang, kedekatan dan keakraban merekan,

akan semakin terpancar sebagaimana tertuang dalam hadits Rasulullah saw

Jika tiap-tiap butir sikap didepan dipenuhi, maka itu sudah merupakan

wujud penunaian terhadap hak-hak muslim lainnya. Apabila tidak menghormati

muslim lainnya, berarti tidak mempunyai kepedulian terhadap urusan mereka. Ia

kehilangan sensitivitas terhadap mereka dan akhirnya menjadi acuh terhadap

persoalan mereka. Tentu saja, musibah ini tidak diinginkan oleh Rasulullah

SAW. Karena, sejak awal beliau mewanti-wanti mengenai pentingnya sikap

sesama muslim (Salamullah,2008 : 105-106).

6. Sikap Kepada Sesama

Dalam bukunya Salamullah (2008: 105-130) disebutkan bahwa sikap

terhadap sesama muslim antara lain adalah sebaga berikut :

a. Apabila bertemu mengucapkan salam, dan apabila mendapat salam

membalasnya.

Allah Swt berfirman dalam surat An-Nisa‟ ayat 86 yang berbunyi:

Artinya: “apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu

penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang

lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan

yang serupa)[327]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan

segala sesuatu.”(Depag, 2007: )

Begitu agung kedudukan salam dalam islam, sehingga salam tidak

bisa tergantikan oleh isyarat apapun. Berbeda halnya jika seseorang dalam

keadaan uzur, maka ia boleh mngunakan isyarat, seperti sedang shalat, atau

yang bersangkutan bisu.

b. Menjenguk orang sakit

Page 63: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Ada beberapa faedah yang terkandung dalam amalan mulia

menjenguk orang sakit. Salah satu faedah yang bisa dipetik adalah

menumbuhkan rasa syukur dalam jiwa penjenguk. Tentu maksudnya bukan

bersyukur terhadap saudaranya terkena musibah, akan tetapi bersyukur

karena Allah telah menumpahkan karunia kesehatan yang tiada tertara

kepada dirinya.

Menjenguk orang sakit ternyata mengandung banyak hikmh,

termasuk bagi si sakit. Pembesukan mempunyai daya terapi yang sangat

manjur untuk kesembuhan si sakit. Dengan menjenguk orang sakit, secara

tidak langsung kita telah memberi sugesti kepadanya supaya cepat sembuh.

Desakan psikologi ini akan memeompa kondisi fisiknya sehingga dapat

mempercepat kepulihannya seperti sedia kala.

c. Mencintai untuk sesama muslim apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri, dan

membenci untuk mereka apa yang ia benci untuk dirinya sendiri.

Hal ini mengambarkan kemesrahan hubungan antara muslim yang

satu dengan yang lainnya.

d. Menolong sesama muslim yang saling membutuhkan pertolongan.

e. Rendah hati dan tidak sombong

Rasulullah Saw. Adalah potret manusia yang selalu bersikap tawadu‟

kepada umatnya. Beliau tidak pernah bersikap kasar, tidak malu berteman

dengan orang-orang miskin, dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan

mereka.

f. Tidak bersikap dengki, berprasangka buruk, mencari-cari kesalahan sesama

muslim.

g. Menghormati jika ia dewasa (tua), dan menyayanginya jika ia masih kecil.

Page 64: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

h. Memaafkan kesalahan muslim dan menutupi aibnya.

7. Sikap Sosial

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa sikap

sosial berasal dari dua kata, yaitu sikap dan sosial. Sikap adalah

kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-

hal tertentu. (Sarlito Wirawan, 1976: 94). Sedangkan menurut kamus

besar Bahasa Indonesia, Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pada

pendirian. (Tim Readaksi, 2007: 438). Sedangkan sosial mempunyai

arti segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan manusia dalam

msyarakat. (Abdulsyani, 2007: 115).

Jadi sikap sosial mempunyai arti suatu sikap kepedulian, sikap

menghargai, dan menghormati terhadap sesamanya tanpa membedakan

setatus apapun serta dapat menempatkan diri pada situasi yang dialami

orang lain sehingga dapat ikut merasakanya dengan sebuah tindakan

perwujudanya. Sikap sosial itu sendiri memeliki banyak indikator yang

antara lain Tolong-menolong, Menghargai pendapat orang lain,

Menghormati yang lebih tua, Menyayangi sesama.

D. Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain Dan Shalat

Berjama’ah Terhadap Sikap Sosial Santri

1. Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain Terhadap Sikap

Sosial Santri

Akhlak merupakan fondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik

antara hamba dengan Tuhannya (hablum minaAllah) dan antar sesama manusia

(hablum minannass). Akhlak yang mulia (akhlakuk karimah) tidak lahir begitu

saja sebagai kodrat manusia, atau terjadi secara tiba–tiba. Akan tetapi

Page 65: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

membutuhkan proses yang panjang serta manifestasi seumur hidup melalui

pembelajarn, pendidikan, akhlak yang sistematis. (Musbikin, 2004: 65)

Jadi, selain bertujuan untuk menumbuhkan atau membentuk akhlak

mulia dalam pandangan Allah dan Masyarakat, juga bertujuan untuk dialog

kepada masyarakat agar mereka tetap menjaga hubungan dan persaudaraan yang

baik. Potensi demikian memunculkan pola “persaudaraan sejati” yang amat

mahal harganya dalam kehidupan modern yang di jejali oleh semangat

individualitas.

Salah satu diantara kitab yang dikaji dalam pondok pesantren yaitu

kitab Tafsir Jalalain dimana kitab ini merupakan kitab yang unik karena

didalamnya membahas tafsir al-Qur‟an dengan terperinci, mulai dari makna kata

demi kata yang ada dalam ayat al-Qur‟an, dengan menggunakan metode tahlili

Tafsir Jalalain dapat di pelajari oleh santri dengan mudah, yaitu mengkaji detail

dari surat yang ada dalam al-Qur‟an.

Dalam kitab akhlaq ta‟limul muta‟alim yaitu yang dikarang oleh Syeh

Azzarnuji ada beberapa pernyataan bahwa dalam menuntut ilmu harus

mempunyai kesungguhan hati, kontinuitas, faham,membuat catatan dan diulang-

ulang agar ilmu itu benar-benar dapat diambil manfaatnya. (As‟ad, 2007 : 52).

Maka dapat dijabarkan bagaimana intensitas santri dalam mengikuti

kajian Tafsir Jalalain :

a. Selalu mengikuti kajian Tafsir Jalalain

b. Selalu datang tepat waktu saat mengikuti kajian

c. Selalu inten dalam mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan kiai

atau ustadz

d. Selalu membuat catatan (maknani kitab)

e. Salalu membaca ulang apa yang telah ditulis saat kajian ketika waktu luang

Perilaku santri dalam hal ini diharapkan menjadi contoh yang baik bagi

masyarakat sekitar. Santri mukim yang tinggal dipesantren biasanya merupakan

Page 66: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab dan mengurusi

kepentingan pesantren sehari-hari, mereka juga memikul tanggung jawab dalam

hal mengajar santri muda tentang kitab-kitab dasar menengah. (Dipekapontren,

2003: 22-23)

2. Pengaruh Intensitas Shalat Berjama’ah Terhadap Sikap Sosial Santri

Salah satu hikmah dan faedah shalat berjama‟ah adalah tumbuhnya jiwa

sosial diantara sesama mukmin yang melaksanakan shalat berjama‟ah, jika dia

mempunyai kepeduluan sosial ia akan merasakan bahwa dirinnya betul-betul

makhluk sosial yang tidak mungkin dapat melepaskan rasa komitmen terhadap

orang lain dan tidak melepaskan hak orang lain begitu saja. “ bukanlah setiap

muslim mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kewajiban ta‟awun (saling

tolong-menolong dalam kebaikan) dan ketaqwaan amar ma‟ruf nahi mungkar dan

memerhatikan nasib orang lain, dan itu baru akan terlaksana dan tercapai dengan

baik jika mereka saling bertemu paling sedikit lima kali semalam di suatu tempat

khusus yaitu baitullah, yang dimaksud masjid. “ (Al basyuni, 1994: 81).

Menurut sa‟id bin Ali bin Wahf Al-Qathani, 2006: 559-562 Pengaruh

shalat berjama‟ah yaitu :

a. Menanamkan rasa saling mencintai. Dalam rangka mengetahui keadaan

sebagai atas sebagian lainnya, merekan akan menjenguk orang sakit,

mengantarkan jenazah dan membantu orang yang membutuhkan. Selain itu

karena pertemuan sebagai orang dengan sebagian lainnya akan melahirkan

cinta dan kasih sayang.

b. Ta‟aruf (mengenal). Jika sebagian orang melaksanakan shalat dengan

sebagai lainnya, akan terwujud ta‟aruf. Dengan ta‟aruf ini dapat diketahui

beberapa kerabat sehingga terjalin hubungan yang lebih erat sebatas

kekerabatan. Darinya akan diketahui orang yang asing yang jauh dari

negerinya sehingga orang lain akan memberikan haknya.

Page 67: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

c. Membiasakan umat Islam senantiasa bersatu dan tidak pecah belah. Sehingga

umat itu bersatu dalam ketaatan kepada ulil amri. Shalat berjama‟ah ini

merupakan kekuasaan kecil karena jama‟ah ikut pada imam dan mengikuti

secara persis. Hal ini membentuk pandangan umum terhadap Islam.

Dengan demikian shalat berjama‟ah santri akan saling mengenal

(ta‟aruf) akan timbul tali persaudaraan antar sesama santri. Dengan mengenal

yang lain maka diharapkan santri dapat mengenali dan mampu menjadi diri

sendiri. Sikap-sikap kerohanian semakin luntur dan kesucian pola fikir atau pola

tingkah laku sesuai dengan keseimbagan hidup.

Page 68: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Letak Geografis Pondok pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi Mancoro Rt 02/01, terletak di wilayah

Kabupaten Semarang, tepatnya di Dusun Bandungan Desa Gedangan

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Walaupun dari luar daerah,

pesantren ini lebih akrab dengan Salatiga, karena memang secara geografis

lebih dekat dengan pusat pemerintahan kota madya Salatiga.

Gedangan ini termasuk wilayah yang cukup potensial secara ekonomis

karena penghasilan warganya disamping bersumber dari pertanian padi, juga

bersumber dari pertanian kering, cukup terkenal sebagai penghasil buah-

buahan misalnya salak, duku, rambutan dan lain-lain.

Pesantren ini berada di wilayah pinggiran kota Salatiga yaitu berada

di sebelah baratnya sekitar 4 kilometer. Keadaannya memang tidak terlalu

ramai tetapi dekat dengan kota Salatiga. Sehingga merupakan tempat

strategis untuk pendidikan termasuk pendidikan keagamaan pesantren. Jarak

yang tidak jauh dari pusat kota Salatiga yang merupakan sentral pendidikan

formal, maka banyak santri yang berminat untuk mendalami ilmu agama di

pesantren ini, sebab kebanyakan santri yang menetap adalah para pelajar di

pendidikan formal, baik dari kalangan mahasiswa ataupun pelajar bahkan

banyak juga dari masyarakat sekitar yang ikut menuntut ilmu di pesantren ini.

Kondisi yang demikian sudah barang tentu mempengaruhi proses belajar di

pesantren ini, lebih jelasnya bisa dilihat dalam pendidikan dan pengajaran

pesantren.

Page 69: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

2. Profil Pondok Pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi Mancoro merupakan sebuah institusi

pendidikan keagamaan, yang juga berusaha membekali santri-santrinya

dengan keterampilan-keterampilan. Sehingga Pondok Pesantren Edi Mancoro

terdapat beberapa UPT (Unit Pelaksana Teknis) guna peningkatan sumber

daya santrinya. Adapun secara statistik profil Edi Mancoro adalah sebagai

berikut :

a. Nama : Pondok Pesantren Edi Mancoro

b. Alamat : Dsn. Bandungan 02/01 Ds. Gedangan,

Kec. Tuntang, Kab. Semarang Jawa

Tengah 50773

c. Telepon : (0298) 313329/08139239383

d. Email : [email protected]

e. Pimpinan : KH. Mahfudz Ridwan, Lc

f. Ketua Yayasan : Muhamad Hanif SS, M. Hum

g. Pengasuh Santri Tahfidz : Rosyidah Lc

h. Tahun Berdiri : 1989 M/1410 H

i. Status Tanah : Wakaf

j. Surat Kepemilikan Tanah : Wakaf Pondok Pesantren Edi Mancoro

k. Luas Tanah : 2448 m

l. Status Bangunan : Milik Pondok Pesantren

1) Luas Bangunan : 1365 m

2) Luas Halaman : 550 m

3) Kebun : 108 m

4) Dipakai lainnya : 535 m

Page 70: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Lembaga-lembaga Pondok Pesantren Edi Mancoro

1) Organisasi Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro

2) Koperasi Pondok Pesantren Edi Mancoro

3) Kulliyyatud Dirosah al-Islamiyyah wal Ijtima‟iyyah (KDII)

4) Madrasah Tahfidz

5) Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Al Qiro

SUSUNAN PENGURUS ORGANISASI SANTRI

PONDOK PESANTREN EDI MANCORO

BADAN PEMBINA

Pengasuh : KH.Mahfudz Ridwan,Lc

Penasehat : Muhamad Hanif, SS., M. Hum

BADAN PENGURUS HARIAN

Ketua Umum : Taufiq Ashari

Sekretaris : Nurul Innayah

Bendahara : Iis Sholihah

Rayon Putra : Akrom Musabbihin

Rayon Putri : Stri Ana Farhana

BIRO-BIRO

Biro Pendidikan : Umi Arifah

Biro Litbang : Alfiatur Rahmah

Biro PU : Putri R. A & M.Sulkhan

UNIT PENGELOLA TEKNIK (UPT)

TBB : Chusnul Wardati

Perpustakaan : Siti Mu‟asyaroh

Komputer : Tyas Kristiana

Page 71: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Pers : Ajeng Virga

Bahasa : Indah Safitri

3. Visi, Misi, Tujuan, dan Garis Perjuangan Pondok Pesantren Edi

Mancoro

a. Visi, dan Misi

Adapun visi menyiapkan santri sebagai pendamping umat yang

sesungguhnya. Dan misi Pondok Pesantren Edi Mancoro ini adalah

dengan membentuk santri yang mempunyai wawasan keagamaan

mendalam, berwawasan kebangsaan, dan kemasyarakatan dalam konteks

ke-Indonesiaan yang plural. Serta membentuk santri yang peduli dan

berkemampuan melakukan pendampingan masyarakat secara luas.

Dengan sifat terbuka, non-profit, independen, serta mandiri dalam

menentukan kebijakan dan garis perjuangan sampai saat ini pesantren Edi

Mancoro tetap kukuh berdiri mengayomi masyarakat.

b. Tujuan

Tujuan Pondok Pesantren Edi Mancoro adalah untuk membina

santri memiliki keilmuan baik keagamaan maupun keilmuan kebangsaan

dan kemasyarakatan. KH. Mahfudz Ridwan, Lc saat acara Hari Lahir

Pondok Pesantren Edi Mancoro ke-20 memberikan pengarahan kepada

santri agar santri dapat hidup mandiri dalam segala hal dalam arti secara

keorganisasian di berikan secara penuh kepada santri, santri dituntut

untuk sadar dalam segala kebutuhan dan kewajiban yang seharusnya di

lakukan. Para santri diberitahu bahwa “orang yang pintar adalah orang

yang tahu dan mengerti dengan bahasa isyarat” hal ini menjadi hal yang

sangat di tekankan oleh pengasuh terhadap pesantren, sehingga pesantren

Page 72: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

di tuntut untuk mandiri dalam segala hal, baik itu dalam kehidupannya,

pengelolaannya dan sebagainya itu diserahkan oleh santri secara

menyeluruh.

Hal ini dipeluk sepenuhnya oleh para santri dalam hidupnya

sendiri dan juga dalam hidupnya sebagai anggota masyarakat pondok

pesantren. Mereka harus sanggup menyelenggarakan sendiri kegiatan-

kegiatannya dengan meminta pendapat dari pengasuh. Contohnya dengan

Organisasi Santri Pondok Pesantren Edi Mancoro (PPEM), santri

menyelenggarakan sendiri aktivitas seperti kebersihan lingkungan,

pengembangan minat dan bakat santri. Selain itu Pondok Pesantren Edi

Mancoro bertujuan membina manusia yang beriman, berilmu dan

bertaqwa kepada Allah Swt. Pesantren ini juga membentuk santri sebagai

pendamping masyarakat.

c. Garis Perjuangan

Dan untuk melihat sejauh mana kiprah Pesantren Edi Mancoro

baik tingkat lokal maupun nasional, kita dapat melihat dari sejumlah

program yang telah disusun dan menjadi misi bersama antara kyai dan

para santrinya.

Secara umum untuk meningkatkan pemahaman terhadap

keislaman, Pondok Pesantren Edi Mancoro berusaha melakukan program

secara intensif dan berkesinambungan seperti diskusi-diskusi ilmiah,

dialog lintas agama, seminar, diklat, kursus-kursus dan lain sebagainya.

Sedangkan untuk kontak jaringan, Pesantren Edi Mancoro telah banyak

melakukan kerja sama baik antara pesantren, Perguruan Tinggi, maupun

Page 73: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

dengan institusi pemerintah atau institusi kemasyarakatan lainnya, seperti

depnaker, BI, PERCIK dan lain-lain.

Page 74: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

d. Sejarah berdirinya pondok pesantren Edi Mancoro

Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren salaf, bila

mengacu pada pendapat Dhofier (1984 : 80) tentang elemen dasar

pesantren salaf. Elemen–elemen itu adalah asrama tempat pemondokan

santri, kiai guru yang mengajar para santri, kitab kuning sebagai

kurikulum pendidikanya. Masjid sebagai sarana pengajian dan

peribadatan santri (Depag RI, 2003 : 40), disamping santri sendiri sebagai

peserta didik. Munculnya pesantren sendiri tidak terlepas dari kondisi

obyektif masyarakat pada waktu itu, dimana masyarakat setempat pada

waktu itu masih alergi dengan beragam aktifitas religius, sebaliknya

mereka sangat akrab dengan kebiasaan-kebiasaan buruk yang

berkembang di masyarakat. Hal inilah yang mendorong tokoh setempat

untuk mendirikan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan

keagamaan (Tafaquh fi Al Din) sebagai peredam yang bisa

mengendalikan kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat setempat.

Di bawah prakarsa bapak KH. Sholeh tokoh pendatang dari

Desa Pulutan telah berhasil mendirikan sebuah masjid yang diberi nama

Darussalam dengan sebuah bangunan kecil sebagai tempat pemondokan

bagi para santri yang akan belajar kepadanya. Masjid ini didirikan di

pinggiran desa, seakan terpisah dari pemukiman warga pada waktu itu,

walaupun sekarang sudah menyatu dengan masyarakatnya, dan

pendidikan yang diselenggarakannyapun masih sederhana, belum sampai

terbentuk semacam lembaga pendidikan tetapi terkesan natural.

Pendidikan keagamaan yang berpusat di Darussalam dan ditangani oleh

bapak kiai Sholeh hanya berlangsung hingga tahun 70-an, sebab setelah

Page 75: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

beliau meninggal tidak ada keturunannya langsung yang mau meneruskan

perjuangannya dan tidak ada tokoh lokal yang meneruskan misi dan

perjuangannya.

Setelah itu maka proses pendidikan di Darussalam agak

tersendat, dalam masa kevakuman ini selang beberapa waktu, munculah

kiai Sukemi yang merupakan tokoh lokal yang diminta oleh masyarakat

setempat dan diharapkan mampu untuk meneruskan misi dan perjuangan

pendidikan ini, dan pendidikan pesantren ini dapat berjalan kembali

seperti kepemimpinan kiai Sholeh. Bermacam itu pula, muncullah KH.

Mahfudz Ridwan, Lc, tokoh dari Pulutan yang merupakan alumni dari

beberapa pesantren ternama sekaligus alumni dari universitas di Baghdad.

Setelah kiai Sukemi meninggal, maka pendidikan Darussalam diteruskan

oleh KH. Mahfudz Ridwan, Lc.

Pada tahun 1984 KH. Mahfudz Ridwan, Lc, bersama beberapa

tokoh lokal lainnya seperti Matori Abdul Jalil mendirikan yayasan yang

bernama Yayasan Desaku Maju dengan catatan notaris nomor 14/1984.

Yayasan ini merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial yang

mengemban misi dan tujuan membantu pemerintah untuk meningkatkan

tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan dan mengembangkan

swadaya serta sumber daya manusia khususnya masyarakat pedesaan.

Dan yayasan ini cukup familiar bagi warga Salatiga, karena merupakan

satu-satunya yayasan Islam yang bergerak di bidang kemasyarakatan.

Pada awal tahun 1989 KH. Mahfud Ridwan, Lc, mendirikan

diklat yang lebih akrab disebut Wisma Santri Edi Mancoro sebagai pusat

pendidikan masyarakat khususnya bagi masyarakat setempat sekaligus

Page 76: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

sebagai basecamp berbagai kegiatan yayasan, hanya saja lokasinya

berbeda dari lokasinya yang terdahulu. Ini dikarenakan agar terhindar

dari anggapan bahwa masjid dimonopoli oleh pesantren sehingga

masyarakat enggan untuk aktif dalam berbagai kegiatan yang berpusat di

masjid.

Sejak saat itu keadaan pesantren terus berkembang. Karena

yayasan ini dikenal sangat luas karena program-programnya yang telah

berhasil membuat perubahan yang sangat signifikan di Salatiga dan

kabupaten Semarang khususnya memecahkan permasalahan antar umat

beragama, kemudian karakter pesantren yang pluralis dan terbuka untuk

siapa saja termasuk untuk orang non Islam oleh karena itu nama

pesantren ini sangat terkenal hingga luar negeri hingga banyak kunjungan

dari luar negeri dari berbagai negara hingga saat ini. Pada akhir tahun

2007 nama Pondok Pesantren Edi Mancoro telah resmi menggantikan

nama Wisma Santri Edi Mancoro karena aktifitas kemasyarakatan yang

sudah mulai melemah dan menjadi pesantren yang normatif tetapi masih

tetap menjaga prinsip pluralisme dan keterbukaan dengan orang non

Islam sebagai bentuk terciptanya konsep islam adalah rohmatan

lil’alamin.

4. Sarana dan Fasilitas Pesantren

Pondok Pesantren Edi Mancoro termasuk pesantren yang baru bila

ditinjau dari usia kelahirannya yaitu pada tahun 1989, sehingga fasilitas dan

prasarananya yang tersediapun masih sederhana dan terbatas, tetapi

keterbatasan ini tidak menghambat proses pendidikan dan pengajaran sebagai

nadi dan misi pesantren. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di

pesantren ini antara lain:

a. Tiga gedung Utama (Putra, Putri dan Yayasan)

b. Dua aula pertemuan putra putri

Page 77: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

c. Masjid sebagai tempat peribadatan

d. Kantor Yayasan

e. Lab. Komputer

f. Perpustakaan

g. Hotspot Area

h. Ruang untuk kelas

5. Keadaan Ustadz dan Santri

a. Keadaan Ustadz

Selain KH. Mahfudz Ridwan para ustadz pondok pesanren Edi

Mancoro berasal dari masyarakat sekitar dan alumni yang mempunyai

kepedulian terhadap perkembangan pesantren serta para santri sendiri

yang telah dianggap mampu untuk mengajar dan berkompeten pada

disiplin ilmu yang telah dikuasai.

Tabel 3.1

Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah

Pondok Pesantren Edi Mancoro

No Nama Jenis kelamin

1 KH. Mahfud Ridwan, Lc Lk

2 Muhammad Hanif, SS., M. Hum Lk

3 Muh. Zuhdi Lk

4 Budi Santoso, S. Ag Lk

5 Ali Nugroho, S. Ag Lk

6 Syaikhudin Lk

7 Makhasin Lk

8 Abdul Manaf, BA Lk

9 Tanwir Lk

Page 78: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

10 Sumarno, S. Ag Lk

11 Slamet Lk

12 Sukardi, M. Ag Lk

13 Shofari Lk

14 Mulyadi Lk

15 Ahmad Adnan, S. Pd. I Lk

16 TajudinUmroni, S. Pd. I Lk

17 Rosyidah, Lc Pr

18 Imma Dahiyani Munir, S. Pd. I Pr

19 Khoirul Afifah, S. Pd. I Pr

20 Siti Mu‟asyaroh Pr

21 Nurul Arofah, S. Pd. I Pr

22 Umi Arifah Pr

23 Roro Risalatul M, S. Pd,I Pr

24 Munirotul Azizah, S. Pd.I Pr

25 Nur Wulan Maslikhah, S. Pd.I Pr

26 Striana Farhana, S. Pd.I Pr

b. Keadaan Santri

Sedangkan para santri berasal dari banyak daerah diantaranya:

Demak, Magelang, Porwodadi, Kendal, Temanggung, Pati, hingga Palu.

Mayoritas mereka sekolah di STAIN Salatiga dan berbagai sekolah

menengah seperti: SMP Nusantara Gedangan, SMK Diponegoro

Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, SMA Negeri 2 Salatiga dan lain-lain.

Page 79: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Jumlah santri saat ini adalah 102 santri, dengan perincian 77 santri putri

dan 25 santri putra.

Tabel 3.2

Daftar Nama Kamar dan Jumlah Santri Putra Pondok Pesantren

Edi Mancoro Tahun 2015

No Nama Kamar Jumlah

1 Sunan Giri 4

2 Sunan Kalijaga 5

3 Sunan Bonang 4

4 Sunan Muria 5

5 Sunan Drajat 7

Jumlah 25

Tabel 3.3

Daftar Nama Kamar dan Jumlah Santri Putri Pondok Pesantren Edi

Mancoro Tahun 2015

No Nama kamar Jumlah

1 Kamar 1 6

2 Kamar 2 6

3 Kamar 3 6

4 Kamar 4 6

5 Kamar 5 6

6 Kamar 6 6

7 Kamar 7 5

8 Kamar 8 6

9 Kamar 9 6

Page 80: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

10 Kamar 10 6

11 Kamar 11 6

12 Kamar 12 6

13 Kamar 13 6

Jumlah 77

6. Pelaksanaan Pendidikan di Pesantren

a. Kurikulum Pesantren

Sebagai lembaga pendidikan keagamaan, Pondok Pesantren Edi

Mancoro menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran keagamaan

disamping mata kajian yang bersifat umum. Pesantren ini mempunyai

spesifikasi khusus untuk mendalami ilmu- ilmu agama dengan dititik

beratkan pada kemampuan membaca dan menulis bahasa Arab dengan

baik dan benar, maka pelajaran nahwu, shorof dan halaqhoh mendapat

perhatian prioritas. Disamping itu mata pelajaran umum, ketrampilan

menjadi kegiatan ektra yang terjadwal oleh pengurus dengan

menyesuaikan bakat dan minat santri. Dan juga ada kegiatan yang

bersifat insidental antara lain : bahasa arab, bahasa inggris, mengetik,

administrasi baik keuangan maupun manajemen organisasi.

Tabel 3.4

Kurikulum Pondok Pesantren Edi Mancoro

No Pelajaran wajib Extra kurikuler

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Bahasa Arab

Nahwu

Fiqh

Tadwid

Hadist

Fasholatan

Tarikh Nabi

Tauhid

Akhlak

Shorof

Khitobiyah

Dhiba‟an

Diskusi

Rebana

Kaligrafi

Kampung Bahasa

Tikroran

Tahfidz Al-qu‟an

Istiqosah

Page 81: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

b. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan di pesantren ini mengalami banyak

perubahan dalam rangka menuju kesampurnaannya. Sistem pendidikan

yang diterapkan adalah sistem klasikal (Bandongan) dimana seorang kiai

atau ustadz membacakan dan menjelaskan isi ajaran atau kitab kuning

sementara santri atau murid mendengarkan memaknai dan menerima

(Depag RI 2003 : 44 ). Santri diwajibkan mengikuti setiap mata pelajaran

yang dikaji sebagaimana tertera dalam jadwal, dengan batas waktu yang

telah ditetapkan untuk menjembatani problem santri baru agar dapat

menyesuaikan diri dengan kelas yang ada, maka dilaksanakan tes

penempatan kelas sehingga diharapkan mereka dapat segera mengikuti

pelajaran yang diselenggarakan. Dalam penyajian mata pelajaran yang

berbasik kitab-kitab kuning digunakan sistem bandongan atau

berkelompok, dan ada mata pelajaran tertentu yang harus disajikan

dengan sistem individual (Sorogan). Akan tetapi sistem bandongan lebih

dominan dipergunakan. Hal ini dilatarbelakangi , bahwa mayoritas santri

yang belajar adalah mahasiswa dan pelajar tingkat SLTA. Sehingga

kemandirian belajar lebih teruji, disamping itu efektifitas waktu yang

tersedia bagi dewan asatidz. Adapun mata pelajaran yang menjadi kajian

wajib bagi santri adalah :

1) Kelas I’daad

a) Fiqih : Fiqh Wadhk

b) Tajwid : Sifaul Jinan

c) Akhlaq : Akhlaqul Banin I

Page 82: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

d) Fasolatan : Fasholatan

2) Kelas Khos

a) Fasholatan : Fasholatan

b) Bahasa Arab : Dammul Iqlab

c) Fiqh : Safinah

d) Imla‟ : Bahasa Arab

e) Akhlaq : Akhlaqul Banin II

f) Tarikh : Khulashoh I

g) Tauhid : Aqidatul Awam

h) Tajwid : Sifaul Jinan

i) Hadits : Arbain Nawawi

3) Kelas Awaliyah

a) Bahasa Arab : Qiroatur Rosyidah I

b) Hadits : Arbain Nawawi

c) Sorof : Amtsilatut Tasrifiyah

d) Nahwu : Imrithi

e) Tauhid : Jawahirul Kalamiyah

f) Fiqh : Fathul Qorib

g) Tarikh : Khuloshoh II

h) Akhlaq : Akhlaqul banin III

i) Tajwid : Tuhfatul Athfal

4) Kelas Wustho

a) Nahwu : Alfiyah

b) Akhlaq : Ta‟limul Muta‟alim

c) Ulumul Hadits : Mustholahatul Hadits

Page 83: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

d) Bahasa Arab : Qiroatur Rosyidah II

e) Hadits : Bulughul Maram

f) Fiqh : Fathul Qarib

g) Tauhid : Kifayatul Awam

5) Kelas Ulya’

a) Akhlaq : Bidayatul Hidayah

b) Nahwu : Nahwu amsilatti

c) Ulumul Hadits : Mustholahatul Hadits

d) Bahasa Arab : Qiroatur Rosyidah III

e) Hadits : Bulughul Maram

f) Ushul Fiqh : Mabadiul Awaliyah

B. Penyajian Data

1. Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain

Intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain diperoleh lewat

persepsi santri tentang intensitas dalam mengikuti di Pondok Pesantrennya.

Berdasarkan angket yang diberikan kepada 30 responden dapat memberikan

gambaran tentang kondisi intensitas dalam mengikuti pengajian yang ada di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Sebagaimana terlihat dari hasil angket dibawah in

Tabel 3.5

Daftar Nilai Hasil Angket Tentang Intensitas Mengikuti Pengajian

Tafsir Jalalain PPEM

No Nama

Responden

Jawaban Angket Tentang Intensitas Mengikuti

Pengajian Tafsir Jalalain Pada PPEM Gedangan

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AA 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 26

Page 84: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No Nama

Responden

Jawaban Angket Tentang Intensitas Mengikuti

Pengajian Tafsir Jalalain Pada PPEM Gedangan

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 T A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

3 M K A 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26

4 H Y 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

5 M M M 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 27

6 M K 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 27

7 A S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

8 M S 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28

9 A A 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29

10 M 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 26

11 C W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

12 R R M 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29

13 N R 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

14 A R 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 28

15 A U P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

16 N T 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 26

17 P R A 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 27

18 N I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

19 N W M 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 26

20 I D M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

21 N I M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

22 S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

Page 85: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No Nama

Responden

Jawaban Angket Tentang Intensitas Mengikuti

Pengajian Tafsir Jalalain Pada PPEM Gedangan

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

23 I S 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 26

24 M A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

25 A V S M 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 27

26 N A 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28

27 I N 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29

28 S M 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 29

29 K I 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 26

30 E M 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 25

Tabel 3.6

Daftar Tentang Distribusi Frekwensi Jawaban Tentang Intensitas

Mengikuti Pengajian Tafsir Jalalain PPEM

No.

Res

Alternatif Jawaban TOTAL NOMINASI

A B C

1 18 8 0 26 C

2 30 0 0 30 A

3 18 8 0 26 C

4 30 0 0 30 A

5 21 6 0 27 C

6 21 6 0 27 C

7 30 0 0 30 A

8 24 4 0 28 B

9 27 2 0 29 B

Page 86: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No.

Res

Alternatif Jawaban TOTAL NOMINASI

A B C

10 18 8 0 26 C

11 30 0 0 30 A

12 27 2 0 29 B

13 30 0 0 30 A

14 24 4 0 28 B

15 30 0 0 30 A

16 18 8 0 26 C

17 21 6 0 27 C

18 30 0 0 30 A

19 18 8 0 26 C

20 30 0 0 30 A

21 30 0 0 30 A

22 30 0 0 30 A

23 18 8 0 26 C

24 30 0 0 30 A

25 21 6 0 27 C

26 24 4 0 28 B

27 27 2 0 29 B

28 27 2 0 29 B

29 18 8 0 26 C

30 15 10 0 25 C

Dari data diatas dapat dicari skor tertinggi dan terendah, kemudian

dicari intervalnya dengan mengunakan rumus :

Page 87: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

i= ( )

keterangan :

i = interval

xt = nilai tertinggi

xr = nilai terendah

ki = kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Maka berdasarkan tabel diatas tersebut dapat diketahui pada variabel

intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain, nilai tertinggi adalah 30, dan

nilai terendah adalah 25. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus :

i= ( )

i= ( )

i=

= 1,67 = 2

Jadi jelas pada variabel ini dapat dikatagorikan variasi tinggi,

sedang, rendah, sebagai berikut ini :

a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 30

b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 28-29

c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 25-27

Kemudian dicari prosentasinya frekwensi intensitas mengikuti

pengajian tafsir jalalain dengan rumus :

1) Untuk intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain yang tinggi, antara

skor 30 yaitu sebanyak 11 santri :

Page 88: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

= 36,7

2) Untuk intensitas mengikuti pengajian tafsir yang sedang, antara skor 28-

29 yaitu sebanyak 7 santri :

= 23,3

3) Untuk intensitas mengikuti pengajian tafsir yang rendah, antara skor 25-

27 yaitu sebanyak 12 santri :

= 40

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel

distribusi frekwensi intensitas mengikuji pengajian tafsir jalalain.

Tabel 3.7

Tabel Distribusi frekwensi intensitas mengikuti pengajian tafsir

jalalain PPEM tahun 2014

NO Intensitas

pengajian

tafsir

Interval Frekwensi Prosentase

1 Tinggi 30 11 36,7

2 Sedang 28-29 7 23,3 3 Rendah 25-27 12 40

Jumlah 30 100 Sumber: hasil pengolahan jawaban angket

Distribusi frekwensi di atas menunjukan bahwa frekwensi data

intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain tertinggi pada kategori rendah,

yaitu sebanyak 12 jawaban reponden terhadap variabel sikap sosial santri dari

30 santri sebagai responden. Karena nilai rata-rata jawaban responden berada

apa interval 25-27, hal ini menunjkan bahwa intensitas mengikuti pengajian

Page 89: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

tafsir jalalain di pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan, kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang pada kategori rendah, yakni sebanyak 40%.

2. Intensitas Shalat Berjama’ah

Intensitas shalat berjama‟ah diperoleh lewat persepsi santri tentang

intensitas dalam shalat berjama‟ah di Pondok Pesantrennya. Berdasarkan

angket yang diberikan kepada 30 responden dapat memberikan gambaran

tentang kondisi intensitas dalam melaksanakan shalat berjama‟ah yang ada di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Sebagaimana terlihat dari hasil angket dibawah ini :

Tabel 3.8

Daftar tentang distribusi frekwensi jawaban tentang intensitas

melaksanakan shalat jama’ah PPEM

No Nama

Responden

Jawaban Angket Tentang Intensitas Shalat

Berjama’ah Pada PPEM Gedangan

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 A A 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 23

2 T A 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 25

3 M K A 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22

4 H Y 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29

5 M M M 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28

6 M K 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 25

7 A S 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 25

8 M S 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 24

9 A A 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 26

10 M 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 24

11 C W 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

12 R R M 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 26

Page 90: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

13 N R 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 26

14 A R 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 25

15 A U P 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 22

16 N T 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 22

17 P R A 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 22

18 N I 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 27

19 N W M 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 27

20 I D M 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 24

21 N I M 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 25

22 S 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 24

23 I S 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 22

24 M A 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 24

25 A V S N 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 26

26 N A 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 23

27 I N 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 27

28 S M 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 23

29 K I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

30 E M 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 24

Tabel 3.9

Daftar tentang distribusi frekwensi jawaban tentang intensitas

melaksanakan shalat berjama’ah PPEM

No.

Res

Alternanif Jawaban TOTAL NOMINASI

A B C

1 9 14 0 23 C

2 15 10 0 25 B

Page 91: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

3 6 16 0 22 C

4 27 2 0 29 A

5 24 4 0 28 A

6 15 10 0 25 B

7 15 10 0 25 B

8 12 12 0 24 B

9 18 8 0 26 B

10 12 12 0 24 B

11 30 0 0 30 A

12 18 8 0 26 B

13 18 8 0 26 B

14 15 10 0 25 B

15 6 16 0 22 C

16 9 12 1 22 C

17 9 12 1 22 C

18 21 6 0 27 B

19 21 6 0 27 B

20 12 12 0 24 B

21 15 10 0 25 B

22 12 12 0 24 B

23 9 12 1 22 C

24 12 12 0 24 B

25 18 8 0 26 B

26 9 15 0 24 B

Page 92: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

27 21 6 0 27 B

28 9 14 0 23 C

29 0 20 0 20 C

30 12 12 0 24 B

Dari data diatas dapat dicari skor tertinggi dan skor terendah,

kemudian dicari intervalnya dengan mengunakan rumus :

i= ( )

keterangan :

i = interval

xt = nilai tertinggi

xr = nilai terendah

ki = kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Maka berdasarkan tabel diatas tersebut dapat diketahui pada variabel

intensitas shalat berjama‟ah, nilai tertinggi adalah 30, dan nilai terendah

adalah 20. Dalam hal ini dapat dihitung dengan rumus :

i= ( )

i= ( )

i=

= 4

Jadi jelas pada variabel ini dapat dikatagorikan variasi tinggi, sedang,

rendah, sebagai berikut ini :

1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 28-30

2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 24-27

Page 93: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 20-23

Kemudian dicari prosentasinya frekwensi intensitas melaksanakan shalat

berjama‟ah dengan rumus :

1. Untuk intensitas melaksanakan shalat berjama‟ah yang tinggi, antara skor

28-30 yaitu sebanyak 3 santri :

= 10

2. Untuk intensitas melaksanakan shalat berjama‟ah yang sedang, antara

skor 24-27 sebanyak 19 santri :

= 63,3

3. Untuk intensitas melaksanakan shalat berjama‟ah yang rendah, antara

skor 20-23 sebanyak 8 santri

= 26,7

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekwensi intensitas melaksanakan shalat berjama‟ah

Tabel 3.10

Tabel distribusi frekwensi intensitas melaksanakan shalat

berjama’ah PPEM Gedangan

No Intensitas Shalat

Jama’ah

Interval Frekwensi Prosentase

1 Tinggi 28-30 3 10%

2 Sedang 24-27 19 63,3%

3 Rendah 20-23 8 26,7%

Jumlah 30 100% Sumber: hasil pengolahan jawaban angket

Page 94: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Distribusi frekwensi di atas menunjukan bahwa frekwensi data

intensitas shalat berjama‟ah tertinggi pada kategori sedang, yaitu sebanyak

19 jawaban reponden terhadap variabel sikap sosial santri dari 30 santri

sebagai responden. Karena nilai rata-rata jawaban responden berada apa

interval 24-27, hal ini menunjkan bahwa intensitas shalat berjama‟ah di

pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan, kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang pada kategori sedang, yakni sebanyak 63,3%.

3. Sikap Sosial Santri

Sikap sosial santri dalam penelitian ini diungkap lewat persepsi santri

tentang sikap sosialnya yang berada di pondok pesantrennya. Berdasarkan

jawaban angket yang diberikan kepada 30 responden dapat memberikan

gambaran tentang kondisi sikap sosial santri yang ada di pondok pesantren

Edi Mancoro Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten semarang,

sebagaimana terlihat dari hasil angket dibawah ini :

Tabel 3.11

Daftar Nilai Hasil Angket Sikap Sosial Santri PPEM

No Nama

Responden

Jawaban Angket Sikap Sosial Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 AA 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 26

2 TA 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28

3 MKA 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 24

4 HY 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

5 MMM 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 26

6 MK 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 24

7 AS 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27

8 MS 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 25

9 AA 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28

Page 95: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No Nama

Responden

Jawaban Angket Sikap Sosial Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 M 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 26

11 CW 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29

12 RRM 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 28

13 NR 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28

14 AR 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 25

15 AUP 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 28

16 NT 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 25

17 PRA 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 25

18 NI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

19 NWM 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 25

20 IDM 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29

21 NIM 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29

22 S 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30

23 IS 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 25

24 MA 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 28

25 AVSN 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 26

26 NA 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 26

27 IN 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28

28 SM 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28

29 KI 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 26

30 EM 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 24

Tabel 3.12

Page 96: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Daftar Tentang Distribusi Frekwensi Jawaban Sikap Sosial Santri

PPEM Gedangan

No.

Respon

Alternatif Jawaban Total Nominasi

A B C

1 18 8 0 26 C

2 24 4 0 28 B

3 12 12 0 24 C

4 30 0 0 30 A

5 18 8 0 26 C

6 12 12 0 24 C

7 21 6 0 27 B

8 15 10 0 25 C

9 24 4 0 28 B

10 18 8 0 26 C

11 27 2 0 29 A

12 24 4 0 28 B

13 24 4 0 28 B

14 15 10 0 25 C

15 24 4 0 28 B

16 15 10 0 25 C

17 15 10 0 25 C

18 30 0 0 30 A

19 15 10 0 25 C

20 27 2 0 29 A

21 27 2 0 29 A

Page 97: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No.

Respon

Alternatif Jawaban Total Nominasi

A B C

22 30 0 0 30 A

23 15 10 0 25 C

24 24 2 0 26 C

25 18 8 0 26 C

26 18 8 0 26 C

27 24 4 0 28 B

28 24 4 0 28 B

29 18 8 0 26 C

30 12 12 0 24 C

Dari data diatas dapat dicari skor tertinggi dan skor terendah,

kemudian dicari intervalnya dengan mengunakan rumus :

( )

keterangan :

i = interval

xt = nilai tertinggi

xr = nilai terendah

ki = kelas interval (tinggi, sedang, rendah)

Maka berdasarkan tabel diatas tersebut dapat diketahui pada variabel sikap

sosial santri, nilai tertinggi adalah 30, dan nilai terendah adalah 24. Dalam

hal ini dapat dihitung dengan rumus :

( )

i= ( )

Page 98: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

i=

=3

Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat di kategorikan variasi tinggi,

sedang, rendah sebagai berikut :

a. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 29-30

b. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 26-28

c. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 24-25

Kemudian dicari prosentase Y dengan rumus :

1) Untuk sikap sosial santri yang tinggi, antara skor 29-30 sebanyak 6

santri :

= 20

2) Untuk sikap sosial santri yang sedang, antara skor 26-28 sebanyak 15

santri :

P =

= 50%

3) Untuk sikap sosial santri yang rendah, antara skor 24-25 sebanyak 9

santri :

P =

= 30%

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekwensi sikap sosial santri :

Tabel 3.13

Distribusi Frekwensi Sikap Sosial PPEM

No Sikap Sosial

Santri Interval Frekwensi Prosentase

1 Tinggi 29-30 6 20%

2 Sedang 26-28 15 50%

3 Rendah 24-25 9 30%

Jumlah 30 100%

Page 99: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Sumber: hasil pengolahan jawaban angket

Berdasarkan deskripsi sikap sosial santri diatas bahwa distribusi

frekwensi diatas menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu

frekwensi 15 pada kategori sedang berada pada interval 26-28 hal ini

menunjukan bahwa sikap sosial santri di pondok pesantren Edi Mancoro

Gedangan berada pada kategori sedang yakni dengan nilai prosentase sebesar

50%

Page 100: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

BAB IV

ANALISIS DATA

Pengolahan data tentang intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain

(X1) dan shalat berjmama‟ah (X2) terhadap sikap sosial santri (Y) di Pon-Pes Edi

Mancoro Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dalam penelitian

ini menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Hal ini ditampilkan dalam bentuk skor, rata-rata/mean, median, modus,

standar deviasi/simpangan baku, nilai terendah, nilai maksimum. Hasil yang

diperoleh adalah sebagai berikut.

A. Analisis Pengaruh Intensitas Mengikuti Pengkajian Tafsir Jalalain

Terhadap Sikap Sosial Santri

1. Persiapan Analisis Statistik X1 terhadap Y

Tabel 4.1

Persiapan Analisis Statistik X1 Terhadap Y

No.

Res.

Nama

Res. X1 Y X1y X1

2 Y

2

1. AA 26 26 676 676 676

2. T A 30 28 840 900 784

3. M K A 26 24 624 676 576

4. H Y 30 30 900 900 900

5. M M M 27 26 702 729 676

6. M K 27 24 648 729 576

7. A S 30 27 810 900 729

8. M S 28 25 700 784 625

9. A A 29 28 812 841 784

10. M 26 26 676 676 676

11. C W 30 29 870 900 841

12. R R M 29 28 812 841 784

13. N R 30 28 840 900 784

14. A R 28 25 700 784 625

15. A U P 30 28 840 900 784

Page 101: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No.

Res.

Nama

Res. X1 Y X1y X1

2 Y

2

16. N T 26 25 650 676 625

17. P R A 27 25 675 729 625

18. N I 30 30 900 900 900

19. N W M 26 25 650 676 625

20. I D M 30 29 870 900 841

21. N I M 30 29 870 900 841

22. S 30 30 900 900 900

23. I S 26 25 650 676 625

24. M A 30 28 840 900 784

25. A V S M 27 26 702 729 676

26. N A 28 26 728 784 676

27. I N 29 28 812 841 784

28. S M 29 28 812 841 784

29. K I 26 26 676 676 676

30 E M 25 24 600 625 576

2. Analisis Uji Hipotesis

Hasil analisis intensitas mengikuti pengkajian tafsir jalalain

dengan menggunakan analisis regresi disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.2

Hasil Analisis Data Intensitas Mengikuti Pengkajian Tafsir Jalalain

Uraian X1 Kesimpulan

b (koefisien regresi) 0,894

Berpengaruh signifikan thitung 7,921

Signifikansi (P) 0,000

Keterangan :

* = tarafsignifikan 5%

P= probabilitas /signifikansi

Pada uji t diperoleh nilai thitung sebesar 7,921 dan probabilitas

sebesar 7,921 > 0,361 maka Ho ditolak yang berarti ada kontribusi yang

positif dan signifikan variabel intensitas mengikuti tafsir jalalain terhadap

sikap sosial santri Pondok Pesantren Edi Mancoro Gedangan

3. Analisis Lanjutan

Page 102: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat kontribusi

positif dan signifikan intensitas mengikuti tafsir jalalain terhadap sikap

sosial santri. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan hasil uji t dengan nilai

probabilitas sebesar 7,921 > 0,361. Artinya, intensitas mengikuti tafsir

jalalain mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap sosial

santri.

Dengan mengikuti pengajian tafsir jalalain maka santri akan

mempunyai rasa peduli terhadap lingkungan pondok pesantren. Sebagai

salah satu lembaga pendidikan pondok-pesantren ternyata mempunyai

peranan dalam membentuk sikap sosial para santri, salah satu nya yaitu

dengan mengikuti kajian-kajian kitab yang ada dipondok tersebut.

B. Analisis Pengaruh Intensitas Shalat Berjama’ah Terhadap Sikap Sosial

Sntri

1. Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y

Tabel 4.3

Persiapan Analisis Statistik X2 terhadap Y

No. Res. Nama Res. X2 Y X2Y X22

Y2

1. AA 23 26 598 1089 676

2. T A 25 28 700 1024 784

3. M K A 22 24 528 900 576

4. H Y 29 30 870 1089 900

5. M M M 28 26 728 1089 676

6. M K 25 24 600 1156 576

7. A S 25 27 675 576 729

8. M S 24 25 600 1024 625

9. A A 26 28 728 576 784

10. M 24 26 624 784 676

11. C W 30 29 870 1089 841

12. R R M 26 28 728 1296 784

13. N R 26 28 728 900 784

14. A R 25 25 625 900 625

15. A U P 22 28 616 1089 784

16. N T 22 25 550 1296 625

Page 103: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

No. Res. Nama Res. X2 Y X2Y X22

Y2

17. P R A 22 25 550 1156 625

18. N I 27 30 810 1089 900

19. N W M 27 25 675 1089 625

20. I D M 24 29 696 900 841

21. N I M 25 29 725 1089 841

22. S 24 30 720 900 900

23. I S 22 25 550 900 625

24. M A 24 28 672 1024 784

25. A V S M 26 26 676 961 676

26. N A 23 26 598 900 676

27. I N 27 28 756 1024 784

28. S M 23 28 644 900 784

29. K I 20 26 520 1156 676

30 E M 24 24 576 576

2. Analisis Uji Hipotesis

Berikut ini adalah hasil analisis uji hipotesis nasehat kiai dengan

menggunakan analasis regresi.

Tabel 4.4

Hasil Analsis Uji Hipotesis Shalat Berjama’ah

Uraian X2 Kesimpulan

b (koefisien regresi) 0,080

Berpengaruh signifikan thitung 0,924

Signifikansi (P) 0,363

Keterangan :

* = taraf signifikan 5%

P= probabilitas /signifikansi

Uji t yang diperoleh dari perhitungan menggunakan program

SPSS 16.0 for windows yaitu nilai thitung sebesar 0,924 dan probabilitas

sebesar 0,924 > 0,361 maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang

positif dan signifikan Intensitas Shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial

santri di Ponpes Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang.

3. Analisis Lanjutan

Page 104: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Shalat berjama‟ah mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap sikap sosial santri. Hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil uji

t dengan nilai probabilitas sebesar 0,924 > 0,361

Artinya semakin tinggi shalat berjama‟ah yang lakukan santri

maka akan semakin tinggi sikap sosial santri. Shalat berjama‟ah tersebut

akan mewujudkan sikap sosial yang baik bagi santri di pondok. Oleh

sebab itu shalat berjama‟ah di pondok pesantren harus terus ditingkatkan

oleh semua santri di pondok tersebut

C. Analisis Intensitas Mengikuti Pengkajian Tafsir Jalalain dan Shalat

Berjama’ah terhadap Sikap Sosial Santri di Pondok Pesantren

Berikut disajikan hasil analisis uji pengaruh intensitas mengikuti

pengkajian tafsir jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap social santri di

pondok pesantren Edi Mancoro Gedangan, Kec. Tuntang, Kab. Semarang.

Page 105: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Tabel 4.5

Hasil Analisis Data Intensitas Mengikuti Pengajian Tafsir dan Shalat

Berjama’ah terhadap Sikap Sosial santri

Uraian Y Kesimpulan

b (koefisien regresi) -0,098

Berpengaruh signifikan Signifikansi (P) 0,000

F 42,016*

R2 0,757

Keterangan : * = taraf signifikan 5%

P= probabilitas /signifikansi

Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh Intensitas Mengikuti

Pengajian Tafsir dan Shalat Berjama‟ah secara bersama-sama terhadap sikap

sosial santri menggunakan program SPSS 16.0 for windows yaitu dengan

hasil pada tabel uji F, hasil uji Anova atau F test. Pada penelitian ini di dapat

nilai Fhitung adalah 42,016 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai probabilitas

-0,098 < 0,361 maka hipotesis H0 ditolak yang berarti intensitas mengikuti

pengkajian tafsir jalalain dan shalat berjama‟ah secara simultan memiliki

kontribusi signifikan dan negatif terhadap sikap sosial santri.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh intensitas mengikuti

pengkajian tafsir jalalain dan shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial santri

dapat diukur dengan nilai koefisien determinasi (R2) yang bermakna besarnya

sumbangan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan

hasil pengujian regresi linear berganda diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar

0,757 yang berarti besarnya kontribusi variabel X (independent) terhadap Y

(dependent) sebesar 75,7% sedangkan sisanya sebesar 24,3% disumbangkan

oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Page 106: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan hasil uji F dengan nilai

probabilitas sebesar -0,098 < 0,361. Apabila intensitas mengikuti pengkajian

tafsir tinggi maka sikap sosial santri akan semakin meningkat. Demikian pula

dengan shalat berjama‟ah apabila santri mampu melaksanakan shalat

berjama‟ah maka para santri akan mempunyai sikap sosial yang tinggi pula.

Berdasarkan hasil analisis hasil uji hipotesis di atas membuktikan

bahwa terdapat kontribusi negatif dan signifikan antara intensitas mengikuti

pengkajian tafsir dan shalat berjama‟ah terhadap sikap sosial.

Page 107: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut.

1. Variasi tingkat intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain santri pada

pondok pesantren Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang tahun 2015 adalah sebagai berikut: kategori tinggi

36,7%, sedang 23,3% dan rendah 40%.

2. Variasi tingkat intensitas shalat berjama‟ah santri pada pondok pesantren

Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabubaten Semarang

tahun 2015 adalah sebagai berikut: kategori tinggi 10%, sedang 63,3%,

dan rendah 26,7%.

3. Variasi sikap sosial santri pada pondok pesantren Edi Mancoro, Desa

Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabubaten Semarang tahun 2015 adalah

sebagai berikut: kategori tinggi 20%, sedang 50%, dan rendah 30%.

4. Ada pengaruh positif antara intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain

terhadap sikap sosial santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Desa

Gedangan, Kecamatan tuntang, Kabupaten Semarang, ditunjukkan dengan

nilai probabilitas sebesar 7,921 > 0,361.

5. Ada pengaruh positif antara intensitas shalat berjama‟ah terhadap sikap

sosial santri di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Desa Gedangan,

Page 108: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Kecamatan tuntang, Kabupaten Semarang, ditunjukkan dengan nilai

probabilitas sebesar 0,924 > 0361.

6. Tidak ada pengaruh positif intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain

dan shalat berjama‟ah secara bersama-sama terhadap sikap sosial santri di

Pondok Pesantren Edi Mancoro Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang, ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar -0,098

< 0,361.

B. Saran

1. Bagi Pembuat Kebijakan

a. Dapat lebih memperhatikan faktor lainnya yang dapat

mempengaruhi sikap sosial santri, sebab dengan sikap sosial yang

baiklah akan tercipta bibit-bibit unggul yang dapat memajukan

pendidikan Islam. Santri merupakan pewaris para Ulama dan para

Kiai yang kelak akan menggantikan posisi mereka.

b. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi sikap sosial, shalat

berjama‟ah dan intensitas mengikuti pengajian tafsir jalalain di

pondok pesantren sebaiknya menjadi salah satu hal yang harus

mendapatkan prioritas utama untuk meningkatkan kualitas sikap

sosial para santri di pondok pesantren.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu diadakan

penyempurnaan untuk penelitian selanjutnya.

Page 109: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini menjadi acuan

dan dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya. Dimana

sebaiknya sampel yang dipakai hendaklah lebih diperluas lagi tidak

sebatas hanya di Pondok Pesantren Edi Mancoro saja.

b. Menambah variabel baru selain dari kedua variabel bebas di atas,

sehingga hasil yang dicapai dapat lebih akurat serta maksimal dari

penelitian ini.

Page 110: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mustaqim, 2003. Madzahibut Tafsir. Yogyakarta: Nun Pustaka.

Abdurrahman, Maskuri. 2006. Kupas Tuntas Sholat. Bandung: Erlangga.

Abdullah,Taufik. 2003. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Jakarta: PT Ictiar

Baru Van Haoeve.

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Amrullah, Abdul Malik. 1982. Tafsir Al-Azhar juz 1. Jakarta: Pustaka

Panjimas.

Al-Muqoddim, Muhammad bin Ahmad bin Ismail.2005. Mengapa Kita Harus

Shalat. Yogyakarta: Media Hidayah.

Arikunto, S. 2005. Manajement Penelitian, Cetakan Ke Tujuh. Jakarta Rineka Cipta.

2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

As-Sawwaf,Muhammad Mahmud. 2007. Menaggapai kesempurnaan shalat,Panduan lengkap Menggapai Fadhilah shalat kusu‟.Yogykarta: Diva Press.

Al-Qathani, Said bin Ali, Bin Wahf. 2006.Ensiklopedi Menurut Al-Qur’an

dan As-sunah.Jakarta: Pustaka Imam safi‟i.

Aly, Abdullah dan Samsul Hidayat. 1996. Al,ubudiyah. Surakarta : Pusat

Studi Islam dan Kemuhammadiyahan UMS

Daradjat, Zakiah. 1995. Remaja Harapan Dan Tantangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Dirjen Depag Ri. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta : Depag RI

Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama. 2003. Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.

Page 111: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Hadi, sutrisno. 1981. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Haryoto, Sentot. 2003. psikologi shalat. Yogyakarta: Andi Offset

Ilahi, Fadhla. 2004a. Menggugat Kesunatan Shalat Berjamaah. Yogyakarta.

Pustaka Fahima

___________. 2004b Shalat Jamaah Dalam Tinjauan Nash dan Sirah Salafush

Shalih. Jakarta: Najla Press.

Jamil zainu Bin Muhammad. 1998. Jalan Golongan Yang Selamat. Jakarta:

Darul Haq

Poewardarminta, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Salamulloh, M. Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Insan

Madani.

Sangkan, Abu. 2006. Pelatihan Shalat Khusu. Cetakan ke 8 Jakarta Selatan:

Shalat Center dan Baitul Ihsan.

Syarifuddin, Amir. 2003. Garis-Garis besar Fiqih. Cet. Bogor: Kencana.

Syani, Abdul. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Angkasa

Sunarto, Ahmad. 2002. Pengajar Shalat. Surabaya: CV Adis.

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.

Wirawan, Sarlito. 1976. Pengantar umum psikologo. Jakarta: Bulan Bintang.

Page 112: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

NO VARIABEL INDIKATOR BUTIR SOAL ANGKET

1 V 1

(intensitas

mengikuti

pengkajian

tafsir jalalain)

1. Mengikuti kajian tafsir jalalain

2. Datang tepat waktu saat

mengikuti kajian tafsir jalalain

3. Berkonstrasi dalam

mendengarkan dan apa yang

disampaikan kiai

4. Membuat catatan pada kitab

5. Membaca ulang apa yang

ditulis saat kajian ketika ada

waktu luang

1, 2,

3, 4,

5, 6,

7, 8,

9, 10

2 V 2

(intensitas

shalat

berjama‟ah)

1. Sigap dalam mempersiapkan

shalat jama‟ah

2. Melaksanakan shalat sunah

rawatib sebelum shalat jama‟ah

3. Meluruskan shaf ketika

melaksanakan shalat

berjama‟ah sesuai ketentuan

4. Aktif melaksanakan shalat

berjama‟ah

5. Berdzikir dan berdo‟a setelah

selesai shalat berjama‟ah

11, 12,

13,

14, 15,

16, 17, 18,

19, 20,

3 V 3 (sikap

sosial)

1. Ketika bertemu selalu

mengucapkan salam atau

menjawabnya.

2. Berusaha menjenguk jika ada

orang sakit.

3. Menyayangi sesama.

4. Rendah hati.

5. Selalu berprasangka baik.

21, 22,

23,

24,

25, 26, 27,

28,

30,

Page 113: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

6. Menghormati yang lebih tua

dan menyayangi yang lebih

muda.

7. Berusaha memaafkan

kesalahan sesama.

29,

Page 114: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

ANGKET PENELITIAN

Biodata responden

Nama :

Tampat tanggal lahir :

Jenis kelamin :

Petunjuk pengisian

1. Sebelum mengisi angket ini isi biodata saudara terlebih dahulu

2. Jawablah pertanyaan yang tersedia dengan cara memberi tanda silang (X) pada

jawaban yang tepat menurut saudara.

3. Telitilah dahulu jawaban saudara sebelum dikumpulkan.

4. Pahamilah dahulu pertanyaan sebelum anda menjawab.

5. Jawaban yang anda berikan akan kami rahasiakan. Oleh karena itu jawaban yang

baik obyektif sangat kami harapkan dan sumbangan yang sangat berharga demi

keberhasilan penelitian

Variabel Tentang Intensitas Mengikuti Kajian Tafsir Jalalain

1. Bagaimana keaktifan saudara dalam mengikuti kajian tafsir jalalain yang di

laksanakan dipondok ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2. Apakah saudara mengikuti kajian tafsir jalalain hingga selesai ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

3. Jika pada suatu ketika saudara berhalangan ikut kajian tafsir jalalain, apakah

saudara berusaha belajar dari teman yang datang ?

Page 115: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

4. Saat kajian tafsir jalalain akan dimulai, apakah saudara datang tepat waktu ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

5. Jika ada yang belum tentang tafsir jalalain apakah saudara menyempatkan

waktu untuk bertanya?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

6. Saat kajian tafsir jalalain berlangsung, apakah saudara berkonsentrasi dalam

memahami apa yang disampaikan oleh kiai ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

7. Ketika pengajian berlangsung dan pada saat itu pak kiai memberikan sebuah

penekanan, apakah saudara mencatatnya ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

8. Pada saat kajian apakah saudara menyediakan catatan khusus ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

Page 116: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

9. Adakah anda selalu menyempatkan membaca ulang apa yang anda tulis dari

kajian tafsir jalalain?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

10. Suatu ketika saudara tidak bisa ikut kajian karena ada kegiatan kampus/sekolah,

apakah saudara ingin melengkapi catatan kitab dari teman saudara ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

Variabel Tentang Intensitas Melaksanakan Shalat Berjama’ah

11. Ketika mendengar suara adzan, apakah saudara bersigap untuk mengambil air

wudlu ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

12. Saat waktu shalat tiba, apakah saudara bersigap dalam mempersiapkan shalat

berjama’ah?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

13. Sebelum melakukan shalat berjama’ah, apakah saudara melaksanakan shalat

sunah rawatib ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

Page 117: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

14. Apakah saudara memilih shaf depan ketika melaksanakan shalat berjama’ah ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

15. Ketika melihat shaf depan kosong, apakah saudara mengisi shaf yang kosong

tersebut ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

16. Apakah saudara aktif dalam melaksanakan shalat berjama’ah di pondok ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

17. Saat liburan dirumah apakah saudara tetap melaksanakan shalat berjama’ah ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

18. Ketika hujan tiba, apakah saudara tetap juga melaksanakan shalat berjama’ah ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

19. Setelah selesai melaksanakan shalat jama’ah, apakah saudara berdo’a ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

Page 118: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

c. Tidak pernah

20. Apakah saudara membaca dzikir/“wiridan”, setelah selesai melaksanakan shalat

jama’ah ?

a. Selalu

b. kadang-kadang

c. Tidak pernah

Variabel Tentang Sikap Sosial

21. Jika bertemu teman atau kerabat, apakah saudara mengucapkan salam ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

22. Jika ada teman atau kerabat yang menucapkan salam apakah saudara

menjawabnya ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

23. Apabila ada teman atau kerabat yang sedang sakit, apakah saudara

menjenguknya ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

24. Jika ada teman meminta pertolongan kepada saudara, apakah saudara

menolongnya ?

a. Selalu

Page 119: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

b. Tidak pernah

c. Tidak pernah

25. Ketika ada santri yang berselisih, apakah saudara mendamaikannya?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

26. Ketika dalam sebuah rapat di pondok, pada saat itu saudara ingin keluar, apakah

saudara meminta ijin keluar pada teman-teman yang sedang rapat ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

27. Ketika ada teman-teman santri sedang menjelek-jelekan saudara, apakah

saudara selalu berprasangka baik terhadapnya ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

28. Jika mendapatkan cobaan dari Allah SWT, apakah saudara selalu bersabar ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

29. Ketika ada santri yang berbuat salah terhadap saudara, apakah saudara

memaafkan ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

30. Ketika ada anak kecil yang minta sesuatu kepada saudara, apakah saudara

memberikan jika memungkinkan ?

Page 120: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

Page 121: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

OUTPUT DATA HASIL OLAH DATA PENELITIAN REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT sosial /METHOD=ENTER tafsir shalat /SCATTERPLOT=(sosial ,*ADJPRED)

/RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID).

Regression

Notes

Output Created 11-Apr-2015 15:11:14

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 30

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no

missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

CHANGE

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT sosial

/METHOD=ENTER tafsir shalat

/SCATTERPLOT=(sosial ,*ADJPRED)

/RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID).

Resources Processor Time 00:00:00.827

Elapsed Time 00:00:00.761

Memory Required 1636 bytes

Page 122: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Notes

Output Created 11-Apr-2015 15:11:14

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 30

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics are based on cases with no

missing values for any variable used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

CHANGE

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT sosial

/METHOD=ENTER tafsir shalat

/SCATTERPLOT=(sosial ,*ADJPRED)

/RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID).

Resources Processor Time 00:00:00.827

Elapsed Time 00:00:00.761

Memory Required 1636 bytes

Additional Memory Required

for Residual Plots 576 bytes

[DataSet0]

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 shalat, tafsira . Enter

a. All requested variables entered.

Page 123: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 shalat, tafsira . Enter

b. Dependent Variable: sosial

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .868a .754 .736 .88507 .754 41.393 2 27 .000 1.586

a. Predictors: (Constant), shalat, tafsir

b. Dependent Variable: sosial

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 64.850 2 32.425 41.393 .000a

Residual 21.150 27 .783

Total 86.000 29

a. Predictors: (Constant), shalat, tafsir

b. Dependent Variable: sosial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.174 2.763 .787 .438

tafsir .801 .104 .811 7.738 .000

shalat .092 .079 .121 1.158 .257

a. Dependent Variable: sosial

Page 124: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 24.4021 28.9577 27.0000 1.49539 30

Std. Predicted Value -1.737 1.309 .000 1.000 30

Standard Error of Predicted

Value .166 .417 .272 .066 30

Adjusted Predicted Value 24.2917 28.9456 26.9846 1.50202 30

Residual -1.89705 1.59246 .00000 .85400 30

Std. Residual -2.143 1.799 .000 .965 30

Stud. Residual -2.182 1.890 .008 1.008 30

Deleted Residual -1.96602 1.75664 .01538 .93384 30

Stud. Deleted Residual -2.359 1.991 .002 1.047 30

Mahal. Distance .051 5.483 1.933 1.437 30

Cook's Distance .000 .160 .031 .042 30

Centered Leverage Value .002 .189 .067 .050 30

a. Dependent Variable: sosial

Charts

Page 125: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 126: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 127: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 128: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 129: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 130: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 131: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 132: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 133: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 134: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 135: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 136: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 137: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 138: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga
Page 139: PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENGAJIAN TAFSIR …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/204/1/Rahman... · Daftar Nama Ustadz dan Ustadzah PPEM 69 ... pada hari kiamat kelak, sehingga