pengaruh intensitas layanan bimbingan dan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/459/1... ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN
DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA
PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI
TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
DiajukanUntukMemperoleh
GelarSarjanaPendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
DisusunOleh:
Trinikmah Utamimah
111 10 096
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi Kepada
Sdr. Trinikmah Utamimah Yth. Ketua STAIN
di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka skripsi Saudari :
Nama : Trinikmah Utamimah
NIM : 111 10 096
Program Studi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata
Tertib Sekolah Di MTs Yakti Tegalrejo Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 25 November 2014
Pembimbing
Dra. Sri Suparwi. M.A.
NIP: 19690506 199303 2 004
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : TRINIKMAH UTAMIMAH
NIM : 111 10 096
Judul Skripsi : Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs Yakti
Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 November 2014
Peneliti
Trinikmah Utamimah
NIM 111 10 096
SKRIPSI
“PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB
SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN
2014/2015”
DISUSUN OLEH :
TRINIKMAH UTAMIMAH
NIM : 111 00 096
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Kependidikan Islam Sekolah Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal
20 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd. ________________
Sekretaris Penguji :Dra. Sri Suparwi. M.A. ________________
Penguji I : Prof. Dr. Mansur, M.Ag. ________________
Penguji II :Wahidin, M.Pd. ________________
Salatiga, Jum’at 20 Februari 2015
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 196701121992031005
MOTTO
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran” (Qs.Al-Ashr:1-3)
Kemajuan bukan hanya memperbaiki masa lalu tapi bergerak
menuju masa depan.
(Kahlil Gibran)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang
penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya:
1. Teruntuk ayah dan bundaku tercinta (Bapak Nur
Aziz dan Ibu Srikhayah) yang selalu ikhlas dan tulus
memberikan kasih sayang dan do’a restu kepada
penulis.
2. Kakak-Kakak dan Adikku tercinta yang selalu
memberi inspirasi dalam hari-hari penulis.
3. Kepada Ibu Dra. Sri Suparwi. M.Si. atas arahan
dan bimbingan sampai terselesaikan penyusunan
skripsi ini.
4. Kepada sahabatku (Kiki, Dhinii, Dc, Topek, Helmi)
kalian adalah saksi perjuanganku, dan kepada
penghuni kos mbh.Jon (Mb.Dini, Riski, Leli, Mega)
canda tawa kalian memberikan semangat untukku.
5. Seseorang yang kelak menjadi pemimpin dalam
keluargaku.
6. Para pembaca yang budiman
7. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan, terima kasih untuk semuanya.
ABSTRAK
Trinikmah Utamimah. 2014. INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN
DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB
SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
Jurusan Tarbiyah. Program Studi PAI STAIN Salatiga, pembimbing Dra. Sri
Suparwi. M.Si.
Kata Kunci : Layanan Bimbingan Konseling dan Ketaatan Siswa Pada Tata
Tertib Sekolah
Rumusan masalah : Adakah pengaruh antara Layanan Bimbingan dan
Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Terti Sekolah di MTs Yakti
Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui Intensitas Layanan Bimbingan
dan Konseling di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015, (2) Untuk
mengetahui Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di MTs Yakti Tegalrejo Tahun
Pelajaran 2014/2015, (3) Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Intensitas
Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di
MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran2014/2015. Teknik pengumpulan data
dengan angket dan dokumentasi . Teknik analisis data deskriptif, presentase, dan
uji hipotesis dengan mengunakan rumus product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisa rxy merupakan tujuan
penelitian yang membuktikan bahwa pngaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling terhadap Ketaatan Siswa pada Tata Tertib Sekolah Tahun Pelajaran
2014/2015 ada korelasi. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif
antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada
tata tertib sekolah diterima.Hal ini dapat dibuktikan pada hasil perhitungan rxy =
0, 988, penulis konsultasikan dengan harga kritik pada tabel product moment,
dengan N = 60 taraf signifikan 5% dan 1% diperoleh harga r tabel pada taraf
signifikan 5% = 0, 254 sedangkan pada taraf signifikan 1% = 0, 330.Dengan
demikian harga r observasi lebih besar dari r tabel, baik taraf signifikan 5% atau
1%. Dinyatakan apabila r observasi lebih besar dari r tabel maka ada korelasi dan
hipotesis yang menyatakan pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan
dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diterima.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah selalu teriring sebagai sebuah bentuk terimakasih
atas limpahan taufiq, ridho, hidayah yang telah Allah SWT berikan, sehingga
dalam kesempatan ini memberikan kemudahan dan kelapangan dalam penyusunan
tugas akhir kuliah berupa skripsi, sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan Islam.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada khatamul anbiya’ nabi
Muhammad SAW yang selalu menjadi inspirator bagi penulis dalam segala
aktivitasnya. Taklupa shalawat salam juga tercurah kepada seluruh keluarga nabi,
sahabat dan orang-orang yang berjalan teguh diatas ajarannya.
Taklupa ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang
turut serta membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selakuKetua STAIN Salatiga.
2. Bapak Rasimin, S.PdI., M.Pd. selakuKaprodi PAI JurusanTarbiyah STAIN
Salatiga
3. Ibu Dra.Sri Suparwi. M.A. selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Bapak Rochmat Almashari, BA dan keluarga besar MTs Yakti Tegalrejo yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian disekolah
tersebut.
5. Seluruh jajaran dosen dan karyawan STAIN Salatiga.
6. Ayah dan bundaku tercinta beserta keluarga besarku yang telah memberikan
bantuan baik material maupun spiritual.
7. Teman-teman angkatan 2010 STAIN Salatiga.
8. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini
Semoga jasa baik yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari
Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khusunya
dan pembaca yang budiman pada umumnya.
Billahitaufiq walhidayah
Salatiga, 25 November 2014
Penulis
Trinikmah Utamimah
111 10 096
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Hipotesis .................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
F. Definisi Operasional ................................................................. 8
G. Metode Penelitian ..................................................................... 11
H. Analisis Data ............................................................................. 13
I. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan dan Konseling ........................................................ 16
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ................................. 16
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah ..................... 20
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling ...................................... 24
4. Jenis Bimbingan dan Konseling .......................................... 29
5. Asas-asas Bimbingan dan Konseling .................................. 35
6. Penyelenggaraan Program Bimbingan dan Konseling ........ 40
B. Ketaatan Pada Tata Tertib ......................................................... 44
1. Pengertian Tata Tertib ......................................................... 44
2. Penyusunan Tata Tertib di Sekolah..................................... 47
3. Fungsi Tata Tertib di Sekolah ............................................ 48
4. Faktor yang mempengaruhi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib
di Sekolah ........................................................................... 50
C. Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib .................................... 52
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Sejarah, letak Geografis, dan Kondisi MTs. Yakti Tegalrejo .. 56
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Yakti Tegalrejo ............. 56
2. Letak Geografis .................................................................. 59
3. Struktur Organisasi ............................................................. 59
4. Sarana dan Prasarana Pendukung Belajar Mengajar ........... 60
5. Guru .................................................................................... 61
6. Siswa .................................................................................. 62
7. Kurikulum .......................................................................... 63
B. Penyajian Data .......................................................................... 64
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Data ............................................................................ 67
B. Interpretasi Data ....................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 82
B. Saran-saran................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sarana Fisik MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/2015 ......... 60
Tabel 3.2 Daftar Guru Mata Pelajaran MTs Yakti Tegalrejo Tahun
2014/2015 ........................................................................... 61
Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/2015 .... 62
Tabel 3.4 Pelaksanaan Jumlah Jam Pelajaran Berdasar Tingkat
Kelas MTs Yakti Tegalrejo ................................................ 63
Tabel 3.5 Kegiatan Ekstra Kurikuler MTs Yakti Tegalrejo Tahun
2014/2015 ........................................................................... 63
Tabel 3.6 Daftar Nama Responden ..................................................... 64
Tabel 4.1 Interval Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling ...... 69
Tabel 4.2 Nilai Nominasi Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling ............................................................................ 70
Tabel 4.3 Komparasi Layanan Bimbingan dan Konseling ................. 72
Tabel 4.4 Interval Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah ............. 74
Tabel 4.5 Nilai Nominasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah . 74
Tabel 4.6 Komparasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah ........ 77
Tabel 4.7 Tabel Kerja Untuk Mencari Koevisien Korelasi Antara
Variabel Intensitas Layanan Bimbingan Konseling (X)
dan Kataatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah ( Y ) ........... 77
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Daftar Pertanyaan / Angket
3. Tabel Jawaban Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling
4. Tabel Jawaban Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib
Sekolah
5. Tabel Nilai Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling
6. Tabel Nilai Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah
7. Permohonan Izin Penelitian
8. Surat Keterangan Penelitian
9. Lembar Konsultasi Skripsi
10. Surat Keterangan Kegiatan
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan salah satu ilmu yang baru dibanding
dengan ilmu-ilmu yang lain, sebab ia baru muncul pada abad ke 20 Masehi.
Namun seiring dengan perkembangan zaman bimbingan konseling mengalami
kemajuan terutama pada bidang pendidikan (Walgito, 1995: 9).
Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan yang
sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan
dan konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan dan
konseling merupakan serangkaian progran layanan yang diberikan kepada
peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan dan
konseling dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra
sekolah sampai tingkat tinggi.
Walgito(2005: 1), terdapat dua istilah, yaitu “Bimbingan” dan
“Konseling”. Istilah bimbingan merupakan tejemahan dari guidance,
sedangkan istilah konselingmerupakan bentuk serapan dari counseling. Dalam
buku yang terdahulu, digunakan istilah “penyuluhan” sebagai terjemahan dari
counseling , namun kemudian ada pendapat yang menyatakan bahwa dalam hal
penyuluhan tersebut terkandung pengertian aktivitas yang searah seperti halnya
dalam bimbingan. Menurut pengertian counseling, salah satu prinsipnya adalah
aktivitas tidak hanya dari pihak konselor (orang yang memberikan konseling),
tetapi konselor harus mengusahakan adanya hubungan yang timbal-balik antara
klien (orang yang mempunyai masalah) dan konselor, serta menempatkan klien
dalam posisi yang lebih aktif.
Seorang anak yang tumbuh akan mengalami fase perubahan di dalam
dirinya. Terkadang anak yang beranjak remaja menuju dewasa akan lebih dekat
dengan teman sebayanya dari pada orang tuanya. Mereka cenderung akan lebih
banyak bercerita dengan teman-temannya dibandingkan dengan orang yang
lebih dewasa. Pada masa ini, anak-anak sedang mencari jati diri di mana proses
menuju kedewasaan dalam berfikir dan berperilaku yang baik dan benar di
dalam masyarakat. Penting sekali arahan dari orang tua yang lebih tua agar
anak-anak tidak tersesat dalam berfikir dan berperilaku. Maka di dalam sekolah
atau lembaga pendidikan lainnya terdapat bimbingan dan konseling.Peranan
bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting. Bimbingan dan konseling
selain sebagai tempat mengadukan penyelesaian masalah-masalah yang baru
dihadapi, juga sebagai pusat informasi tentang bagaimana seharusnya ia
melangkah untuk mencapai cita-cita masa depannya dan bagaimana ia bersikap
dalam kondisi tertentu.
Orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah dengan tujuan agar
menjadi anak yang shalih dan shalihah serta taat kepada peraturan yang
berlaku. Adapun siswa-siswi yang masuk di MTs Yakti Tegalrejo dengan latar
belakang yang berbeda-beda sehingga siswa mempunyai karakter yang berbeda
pula. Waktu belajarnya berlangsung dari pagi sampai siang hari. Di sekolah
siswa harus ikut berpartisipasi dalam menciptkan situasi belajar yang harmonis
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien dengan
cara menaati peraturan atau tata tertib sekolah, sesuai dengan tujuan bimbingan
konseling yaitu memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas dan kewajiban (juntik, 2008: 14).
M.Arifin( 1994: 85), faktor eksternal yang mendorong anak berlaku
menyimpang dan tidak taat terhadap peraturan guru dan kepala sekolah
meliputi:
1. Rasa cinta dan perhatian yang kurang terutama dari orang tua atau wali
2. Pengawasan yang kurang dari orang tua atau wali
3. Kurangnya sarana-sarana pengarahan serta pemanfaatan waktu-waktu
luang
4. Cara-cara pendekatan yang tidak sesuai dengan perkembangan remaja oleh
orang tua
5. Terbukanya kesempatan untuk berbuat nakal
Ketentuan yang ada pada tata tertib sekolah harus dipatuhi, karena
pelanggaran atau penyimpangan dari tata tertib sekolah akan merugikan dirinya
serta akan mendapat sanksi atau hukuman, dengan kata lain setiap anak didik
harus disiplin dalam arti mau dan mampu mematuhi dan menaati peraturan
yang berlaku didalam sekolah. Ketaatan dan kemampuan dalam tata tertib
sekolah, tidak akan dirasa memberatkan apabila dilaksanakan dengan
kesadaran akan penting dan manfaatnya. Kemauan dan kesadaran itu datang
dari dalam diri siswa itu sendiri dan tidak ada paksaan dari luar. Akan tetapi
apabila siswa belum mempunyai kesadaran untuk mematuhi tata tertib, yang
sering dirasakannya memberatkan dan belum mengetahui manfaat dan
kegunaannya. Kondisi seperti ini ini sering ditemui pada anak-anak SMP-SMA
yang mengharuskan pendidikannya melakukan pengawasan agar tata tertib
sekolah dilaksanakan, yang sering kali mengharuskan siswa yang tidak menaati
harus diberi sanksi atau hukuman karena pelanggaran yang dilakukan oleh
siswa.
Siswa yang manaati tata tertib atau peraturan yang berlaku di sekolah,
karena tata tertib sekolah merupakan suatu peraturan yang bertujuan untuk
mengatur dan melatih secara individu dilingkungan sekolah atau tempat dan
waktu tertentu. Masalah yang berkembang saat ini adalah banyaknya siswa
yang melanggar aturan tersebut, sebagai contoh di MTs Yakti Tegalrejo masih
banyak sekali siswa yang datang terlambat sampai sekolah, merokok, masih
juga ada beberapa anak yang memakai seragam sekolah tidak rapi dan
memakai atribut yang kurang lengkap, diwaktu jam istirahat kedua waktunya
shalat dzuhur juga masih ada beberapa anak yang tidak langsung menuju ke
masjid sekolah untuk menjalankan shalat dzuhur. Padahal dalam tata tertib
sudah tercantum kewajiban siswa untuk menaati peraturan sekolah tersebut.
Siswa yang tidak menaati tata tertib sekolah memperlihatkan sikap yang
kurang baik dalam kehidupan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
luar sekolah.
Hallen (2002: 30-31), di tinjau dari segi psikologi peserta didik adalah
pribadi yang sedang berkembang menuju kedewasaan untuk mencapai
perkembangan yang baik dan optimal harus ada asuhan yang baik dan terarah
yang bisa menjangkau segi psikologi yang bersifat pribadi. Oleh karena itu
diperlukan bimbingan dan konseling untuk memberikan asuhan terhadap
proses perkembangan pribadi peserta didik tersebut.
Didalam Al-Qur’an telah disebutkan dalam Qs.Al-Ashr yang
merupakan pokok pikiran tentang bimbingan dan konseling.
Artinya : “Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran”(Qs.Al-ashr:1-3).
Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, adalah
merupakan wadah yang bisa menampung masalah-masalah dan membantu para
siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mengarahkan
peserta didik mencapai tahap perkembangan yang optimal baik secara
akademis psikologis maupun sosial.
Berawal dari pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti
“PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI
MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015”
B.Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling di MTs
Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
2. Bagaimana Ketaatan Siswa pada Tata Tertib Sekolah di MTs Yakti
Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
3. Adakah pengaruh antara Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap
Ketaatan Siswa pada Tata Tertib Sekolah di MTs Yakti
TegalrejoTahun Pelajaran 2014/2015?
C.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Intensitas Layanan dan Bimbingan Konseling di
MTs Yakti TegalrejoTahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di MTs Yakti
Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Intensitas Layanan
Bimbingan dan Konseling terhadap Ketaatan Siswa pada Tata Tertib
di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran2014/2015.
D. Hipotesis
Suharsimi Arikunto (1998:68) hipotesis dari kata “hipo” yang berarti di
bawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Dari kedua kata tersebut hipotesis
dapat diartikan sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan
masih bisa diuji kebenarannya.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang dilakukan adalah
“Ada pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling dengan
ketaatan siswa dalam menaati tata tertib di sekolah”.
E. Manfaat Penelitian
Di antara manfaat-manfaat penelitian yang penulis inginkan adalah
sebagai berikut :
1. Secara teoritik diharapkan memberikan sumbangan pada perkembangan
dunia pendidikan, dan dapat memperkaya khasanah keilmuan bagi orang
yang membacanya.
2. Secara praktis adanya pengaruh intensitas layanan bimbingan dan
konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah. Agar dijadikan
evaluasi bagi para siswa supaya lebih taat tehadap tata tertib di sekolah.
3. Bagi perpustakaan diharapkan dapat menambah koleksi referensi ilmu
yang dapat memberi varian ilmu yang berbeda, sehingga dapat dijadikan
bahan rujukan penelitian selanjutnya.
4. Bagi guru BK, jika terbukti bahwa intensitas layanan bimbingan dan
konseling ada pengaruh positif dengan ketaatan siswa, supaya para guru
BK meningkatkan kualitas bimbingan dan konseling.
5. Bagi lembaga pendidikan STAIN Salatiga diharapkan dari penulisan
skripsi atau tugas akhir ini dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran
dalam meningkatkan pelayanan kepada seluruh mahasiswa di STAIN
Salatiga.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu
penulis tegaskan lebih dulu mengenai istilah yang terdapat dalam judul di atas.
Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1. Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Intensitas
Kata intensitas adalah keadaan (tingkatan, ukuran) intensnya (kuat
dan hebat) dan sebagainya. Intensitas berarti 1. hebat atau sangat kuat
(rentang kekuatan efefk). 2. Tinggi (tentang mutu). 3. Bergelora, penuh
semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan).4. sangat
emosional (tentang orang)(Corsini, 2002).
Berdasarkan pengertian diatas,intensitas dapat diartikan sebagai
seberapa besar respon individu atas suatu stimulus yang diberikan kepada
siswa ataupun seberapa sering siswa melakukan sebuah tingkah laku.
b. Layanan Bimbingan dan konseling
Layanan adalah perihal atau cara melayani, yang penulis maksud
adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mendapatkan
pelayanan (W.J.S, 1991:751)
Hallen ( 2002: 3) bimbingan berasal dari terjemahan kata
guidance yang artinya menuntun, membimbing, sedangkan menurut
istilah adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan
individu untuk mencapai kemampuan secara maksimum dalam
mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun
bagi masyarakat. Sedangkan konseling berasal dari bahasa inggris to
counsel yang berarti memberi saran dan nasehat. Sedangkan menurut
istilah konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu
yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah
lakunya (Hallen, 2002: 9).
Jadi yang dimaksud dengan pengaruh intensitas layanan
bimbingan dan konseling adalah daya atau kekuatan yang dimiliki
seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang lain dalam
menghadapi berbagai kesulitan dan perkembangan potensi.
Menurut (Farida: 2008), indikator untuk mengukur layanan
bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
1) Memberikan bimbingan terhadap semua siswa
2) Sosialisasi peraturan sekolah
3) Pemberian teguran baik lesan maupun tulisan
4) Pemberian sanksi atas pelanggaran
5) Melakukan pencatatan pelanggaran
6) Memanggil orang tua wali dan siswa
7) Membuat surat pernyataan tentang pelanggaran yang
diketahui wali siswa.
c. Ketaatan siswa pada tata tertib
Ketaatan dan kepatuhan memiliki arti selalu melaksanakan segala
peraturan yang ditetapkan.Menurut (Zulfri dan Aprilia, 2008:812), Tata
tertib adalah aturan, kaidah dan susunan tata tertib adalah peraturan-
peraturan yang harus dituruti atau dilaksanakan.
Tata tertib merupakan suatu peraturan yang bertujuan untuk
mengatur perilaku individu di tempat atau waktu tertentu, dalam
penelitiann ini yang dimaksud tata tertib adalah tata tertib di MTs
Yakti Tegalrejo dan dikhususkan pada tata tertib yang mengatur
perilaku siswa waktu kegiatan sekolah berlangsung.
Adapun indikator tentang tata tertib siswa di MTs Yakti
Tegalrejo adalah sebagai berikut :
a. Setiap siswa wajib melaksanakan ajaran agama Islam.
b. Setiap siswa wajib menjaga ketertiban, keamanan dan
kebersihan lingkungan madrasah.
c. Setiap siswa wajib menghormati kepala Madrasah, guru,
karyawan dan sesama siswa
d. Selama kegiatan berlangsung, setiap siswa wajib mengikuti
pelajaran sesuai dengan jadwal yang ada
e. Setiap siswa wajib mengenakan seragam sesuai ketentuan
Madarasah
f. Sebelum pelajaran dimulai semua siswa wajib berdo’a dan
membaca Al-Qur’an yang di pandu oleh petugas
g. Siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran karena suatu
kepentingan wajib meminta izin dengan surat izin
h. Setiap siswa wajib mengikuti sholat dzuhur dan jama’ah
dzuhur di Masjid Madrasah
i. Setiap siswa wajib memenuhi ketentuan administrasi yang
berlaku di Madrasah
j. Setiap siswa yang terlambat 10 menit atau lebih harus
mendapat izin masuk dari satuan tugas kedisiplinan
k. Setelah pelajaran berakhir setiap siswa wajib berdo’a bersama
G. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Suharsimi Arikunto (1998: 115), mengemukakan populasi
adalah keseluruhan objek penelitianyang berfungsi sebagai sumber
data. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa di MTs
Yakti Tegalrejo Magelang kelas VII-IX secara keseluruhan yang
berjumlah 620 siswa.
b. Sampel
Sampel menurut (Suharsimi Arikunto,1998:120), adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel dari penelitian ini berjumlah 60, dengan landasan
pendapatnya Suharsimi Arikunto yang menyatakan apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyeknya
lebih dari 100, lebih baik diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih (Suharsimi Arikunto, 1998: 120-121).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dalam
pengambilan sampel yang dengan cara random sampling (acak)
maksudnya penelitian mencampur subyek di dalam populasi, semua
subyek sama dan memberi hak yang sama.
c. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini ada 2, yaitu
intensitaslayanan bimbingan konselingsebagai variabel pertama
sedangkan ketaatansiswa menaati tata tertib sekolah sebagai variabel
kedua.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yaitu :
a. Angket
Hadeli (2008: 75), angket adalah salah satu teknik
pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pertanyaan. Metode ini
penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data tentang
intensitas layanan bimbingan konseling dan ketaatan siswa menaati
tata tertib di MTs Yakti Tegalrejo.
b. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (1998:236), metode dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
buku, transkip, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya
di MTs Yakti Tegalrejo.
c. Observasi
Nazir (1988: 212), obsevasi yaitu pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Metode ini penulis gunakan sebagai metode bantu
untuk mengetahui dan mengumpulkan data tentang keadaan umum di
MTs Yakti Tegalrejo dan intensitas layanan bimbingan konseling dan
ketaatan siswa menaati tata tertib sekolah.
H. Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling dan ketaatan
siswa terhadap tata tertib sekolah digunakan teknik analisis data presentase
dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
P : Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah objek
2. Untuk mengetahui apakah layanan bimbingan dan konseling mempunyai
pengaruh terhadap ketaatan siswa menjalankan tata tertib sekolah
digunakan statistik dengan rumus product moment :
∑
√(∑ )(∑ )
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
xy : Perkalian antara variabel x dan y
x : Variabel pengaruh
y : Variabel terpengaruh
I. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam memperoleh gambaran jelas dari penelitian skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Adapun yang dibahas dalam bab ini meliputi, latar
belakang masalah, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan
penelitian, hipotesa, metode penelitian metode pengumpulan data,
metode analisis data.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Sebagai dasar untuk menganalisis pokok permasalahan
penelitian skripsi dalam bab ini diuraikan tentang :
1. Intensitas layanan bimbingan dan konseling meliputi :
pengertian intensitas layanan bimbingan dan konseling, fungsi
dan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah, jenis
bimbingan dan konseling, asas bimbingan dan konseling,
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
2. Ketaatan siswa terhadap tata tertib meliputi : pengertian tata
tertib, penyusunan tata tertib sekolah, fungsi tata tertib sekolah,
faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas siswa menaati tata
tertib sekolah.
3. Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan Konseling dan
Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib
BAB 111 LAPORAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang : Gambaran umum tentang sejarah
berdirinya MTs Yakti Tegalrejo, letak geografis, struktur
organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, jumlah ruang, prestasi
siswa, penyajian hasil angket.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang analisis data dan interprestasi data.
BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini penulis menyajikan bagian-bagian
dari penutup yakni kesimpulan dan saran-saran.
Diakihiri dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang dapat
mendukung laporan penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Hallen (2002: 3), Sebagai langkah awal untuk menelusuri
sejauh mana konsep Bimbingan dan Konseling perlu pemahaman
mengenai pengertian Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Secara
etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”
berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti
“menunjukkan, membimbing , menuntun ataupun membantu”. Sesuai
dengan istilahnya maka secara umum Bimbingan dapat diartikan
sebagai bantuan ataupun tuntunan. Sedangkan Konseling berasal dari
bahasa inggris “to counsel” yang secara etimologi “to give advice”
yang artinya memberi saran atau nasehat.
Sedangkan menurut pandangan Shertzer dan Stone (1981),
dalam W.S.Winkel (1997), bimbingan sebaiknya diartikan sebagai:
proses membantu orang-perorangan untuk memahami dirinya sendiri
dan lingkungan hidupnya. Membantu di sini berarti memberikan
pertolongan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan serta
kesulitan yang timbul dalam kehidupan manusia.
Maka dalam pengertiannya Bimbingan dan Konseling dalam
konteks pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses pemberian
bantuan, pendampingan dengan memberikan saran atau nasehat
kepada peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. Sehingga
secara khusus siswa dapat menjalani proses pendidikan dengan lancar
dan secara umum tujuan pendidikan dapat dicapai.
Berkaitan dengan Bimbingan secara umum, dijelaskan juga
dalam perspektif Agama Islam, yaitu terdapat dalam surat Asy-Syuara
ayat 52 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya : “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah
mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui
Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang
Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara
hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi
petunjuk kepada jalan yang lurus”.
Hallen(2002), menambahkan bahwa Bimbingan merupakan
bantuan yang terus menerus dari seseorang pembimbing yang telah
dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan bantuannya dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi yang imiliki secara optimal
dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik Bimbingan
dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian
sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun
lingkungan. Sedangkan Syamsu Yusuf dan Juntik (2008: 6), juga
menambahkan bahwa Bimbingan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, bukan kegiatan yang sistematika atau kebutuhan.
Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematika
dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
Menurut Koestor (1985:15-16), konseling atau penyuluhan
mempunyai dua arti yaitu:
a. Arti Luas
Konseling adalah segala ikhtiar pengaruh psychologis yang
dapat diadakan terhadap sesama manusia.
b. Arti yang sesungguhnya
Konseling merupakan suatu hubungan yang sengaja
dilakukan dengan manusia lain dengan maksud agar dengan
berbagai cara psycologis, kita dapat mempengaruhi beberapa
kpribadian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efek tertentu.
Sedangkan menurut Djumhur dan Muh.Sorya (1975:28),
mengatakan bahwa Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan
secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapannya, agar tercapai kemampuan
untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan
untuk menerima dirinya (self acceptancei), mengarahkan dirinya (self
directin), kemampuan merealisasikan dirinya (self releacation), sesuai
dengan potensi atau kemampuan dalan mencapai penyesuaian diri
dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan
bantuan ini diberikan untuk orang yang memiliki keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidang tertentu.
Maka dari beberapa pengertian diatas bimbingan dan konseling
merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu,
makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain
agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi
krisis yang di alami dalam kehidupannya.
Adapun dasar bimbingan dan konseling adalah salah satu
firman Allah SWT dalam Qs.Al-Ahzab:21.
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah” (QS.Al-Ahzab:21)
Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.Dari pendapat
ahli-ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah:
a. Merupakan bantuan kepada klien dalam memecahkan masalah
b. Merupakan salah satu bentuk atau bagian dari usaha bimbingan
c. Dilakukan dengan wawancara atau diskusi face to face atau sesuai
dengan keadaan(Sofyan dan August, 1978:24).
Kemudian sesuai dengan pengertian baik pengertian
bimbingan maupun konseling yang telah dikemukakan para ahli
diatas, kalau ditarik hubungan atau dipadukan akan Nampak adanya
keterkaitan antara bimbingan dan konseling yaitu antara bimbingan
dan konseling sangatlah erat hubungannya. Ini berarti bahwa
bimbingan adalah menjelaskan pola-pola garis besar bantuan terhadap
individu. Didalam bimbingan kelompok diadakan pelayanan informasi
dan diskusi kelompok.Dengan itu saja belum berarti bahwa bantuan
telah selesai, sebab jika bantuan itu belum memadai maka perlu
diberikan bimbingan individual yakni dengan teknik konseling.
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Proses pelaksanaan bimbingan sangat urgen sebagai salah satu
indikator pendukung kelancaran dari proses kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Dimaksudkan bahwa perlu pendampingan secara reabilitas
dan kontinuitas terhadap anak didik. Selain itu pula proses ini juga
akan membantu terciptanya iklim dan suasana kondusif di lingkungan
belajar.
Yusuf dan Nurihsan (2005: 16-17), Pelayanan bimbingan dan
konseling khususnya di sekolah dan Madrasah memiliki beberapa
fungsi, yaitu :
a. Fungsi Pemahaman
Membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman
tehadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma Agama). Berdasarkan pemahaman ini,
individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya
secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif.
b. Fungsi preventif
Upaya konselor untuk senntiasa mengantisipasi berbagai
masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,
supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini,
konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya.
c. Fungsi Pengembangan
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya
bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu
siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya.
d. Fungsi Perbaikan (penyembuhan)
Fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang
telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
belajar, maupun karir.
e. Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
f. Fungsi Adaptasi
Fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya
konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa).
g. Fungsi Penyesuain
Fungsi bimbingan dalam membantu individi (siswa) agar
dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah, norma Agama.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraa
berbagai jenis layanan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mencapai hasil sebagaimana terkandung dalam di dalam masing-
masing fungsi bimbingan konseling.
Dengan beberapa fungsi dari bimbingan konseling tersebut
dapat dimaknai sebagai sebuah tahapan atau proses bimbingan yang
dilaksanakan secara teratur dan berurutan. Dalam artian proses
bimbingan diutamakan sebagai sebuah tindakan preventif
(pencegahan) dan pemberian pemahaman. Fungsi tindakan
selanjutnya adalah berupa perbaikan serta pemberian alternatif solusi
pemecahnya bagi para siswa atau anak didik yang terlanjur memiliki
masalah, kemudian dilanjutkan tahap developmen atau pengembangan
sebagai upaya untuk tetap menjaga kondisi psikologis siswa, atau
dalam tahap ini juga dicari sejauhmana potensi yang mampu
berkembang dari siswa tersebut untuk melakukan pendampingan dan
dikembangkan.
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang
terapkan haruslah secara langsung mengacu pada salah satu atau pada
beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas
dapat diidentifikasi dan evaluasi. Selain itu proses tersebut harus
dilaksanakan secara terus menerus reabilitas dan kontinue.
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui
usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan
kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial. Sedangkan konseling serangkaian hubungan
langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam
merubah sikap dan tingkah lakunya (Hallen, 2002:3-4).
Dalam pelaksanaan proses pengawalan dan pendampingan
dalam hal ini melalui proses bimbingan dan konseling tentunya
mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai. Kami mencoba
mendeskripsikannya dalam dua bentuk cakupan tujuan, yaitu secara
umum dan khusus.
a. Tujuan Umum
Dalam (UUSPN No.20 Tahun 2003, 2003: 3), Dasar fungsi
dan tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling haruslah
mengakar pada tujuan sistem pendidikan Nasional sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No.20 Tahun 2003 Bab 11 pasal 3, pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional diatas
sebagai suatu upaya membentuk karakter, perkembangan
kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan
bimbingan dan konseling di SMP dan SMA haruslah dikaitkan
dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka
menjawab tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relevansi
program pendidikan dengan tuntunan zaman. Maka secara umum
layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa
mengenal bakat, minat dan kemampuan sertadan memilih, dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan serta memilih, dan
menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk
merencanakan karir yang sesuai dengan tuntunan zaman.
Tujuan secara umum tersebut merupakan sebuah rangkaian
kebijakan yang bersifat general dari pemerintah pusat. Maka pada
tahapan selanjutnya pelaksanaanya pun harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi sosio kultur daerah setempat.
b. Tujuan Khusus
Yusuf dkk (2008: 14-15), secara khusus bimbingan dan
konseling bertujuan untuk membantu pesrta didik agar dapat
mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.
a. Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan aspek
pribadi-sosial individu :
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri
sendiri dan orang lain.
3. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati
atau menghargai orang lain, tidak melecehkan
martabat atau harga dirinya.
4. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan
dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
b. Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan aspek
akademik (belajar) :
1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,
seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam
belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua belajar yang
diprogramkan.
2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang
hayat.
3. Memiliki ketrampilan atau tekhnik belajar yang
efektif.
4. Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan.
5. Memiliki kesiapn mental dan kemampuan untuk
menghadapi ujian.
c. Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan karir
1. memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat)
yang terkait dengan pekerjaan.
2. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
3. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas
karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan,
kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan
kesejahteraan kerja.
4. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan.
5. Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat.
Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang
dimiliki.
Tohirin(2009:36-37), Secara lebih rinci, tujuan bimbingan dan
konseling atau tujuan konseling seperti telah disebutkan di atas
adalah:
1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik
tehadap dirinya.
2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi
yang dimilikinya ke arah tingkat perkembangan
yang optimal.
3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang
dihadapinya.
4. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif
baik terhadap dirinya sendiri maupun
lingkungannya sehingga memperoleh
kebahagiaan dalam hidupnya.
5. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
4. Jenis Bimbingan Konseling
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran
layanan, yaitu peserta didik.
Layanan dan kegiatan pokok tersebut adalah :
a. Layanan orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat
memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama
orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru
dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
perannya peserta didik dilingkungan yang baru ini. Layanan
orintasi ini dilakukan dengan memberikan pemahaman pandangan
kedepan terhadap siswa.
Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut pengenalan
sekolah, kurikulum, peranan bimbingan konseling, dan berbagai hal
yang berkaitan.
b. Layanan informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang
besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan
memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi
jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan
masyarakat.
Materi layanan informasi menyangkut hal-hal informasi
seputar kegiatan atau sistem belajar-mengajar dan orientasi belajar.
Layanan informasi ini dimaksud sebagai sebuah gambaran atau
referensi bagi peserta didik dalam melakukan tindakan atau
perbuatan. Sehingga peserta didik dapat melakukan pembacaan dan
pertimbangan yang serius terhadap proses perjalanan hidupnya.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat
(misalnya penempatan/penyaluran didalam kelas, kelompok
belajar, jurusan, program pilihan, magang, kegiatan ekstra
kurikuler) sesuai dengan dengan potensi, bakat, dan minat serta
kondisi pribadinya.
Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran
meliputi penjurusan anak didik, penempatan sesuai dengan
motivasi dan kemampuan anak, baik melalui intrakulikuler maupun
ekstrakulikuler, bahkan penempatan siswa sesuai kemampuan
belajar juga dapat dimasukkan.
Layanan ini dimaksudkan sebagai wadah pengembangan
bagi siswa sesuai dengan potensi dan kemauan siswa. Sehingga
arahan yang tepat dalam menentukan kesesuaian siswa dengan
wilayah potensi dapat tepat. Harapannya adalah sebagai bekal
siswa dalam mengembangkan potensinya yang akan diaplikasikan
pada kehidupan nyata.
d. Layanan bimbingan belajar
Layanan bimbingan dan konseling ini memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri berkenaan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan
belajar lainnya. Sesuai dengan perkembangan ilmu, tekhnologi dan
kesenian. Materi yang diberikan harus diorientasikan pada
pengembangan yang bersifat personal.
e. Layanan konseling perseorangan
Jenis layanan ini dapat dikategorikan sebagai bimbingan
yang bersifat privat. Karena antara konselor atau dalam hal ini
pembimbing secara langsung (face to face) bertemu dengan siswa
bimbingan.
Layanan bimbingan dan konseling ini memungkinkan
peserta didik yang mendapat layanan langsung secara tatap muka
dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalannya, pelaksanaan usaha pengentasan
permasalahan siswa, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Pengenalan dan pemahaman permasalahan
2. Analisis yang tepat
3. Aplikasi dan pemecahan permasalahan
4. Evaluasi, baik evaluasi awal, proses ataupun evaluasi akhir.
Pada tahap diatas perlu dilakukan secara berurutan
dikarenakan perlu pendalaman masalah dan penyelaman seakan-
akan konselor masuk kedalam kehidupan siswa bimbingan. Model
ini dapat secara efektif dilakukan dengan syarat adanya prinsip
keterbukaan.
Melihat kepada teknik penyelenggaraan konseling
perorangan terdapat macam-macam tekhnik konseling perorangan
yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa.
Tekhnik konseling perorangan yang sederhana melalui proses atau
tahap-tahap diantaranya adalah, tahap pembuka, penjelasan,
pengubah tingkah laku dan penilaian atau tindak lanjut.
Diharapkan dalam layanan perseorangan ini terjadi
komunikasi dua arah antara konselor dan siswa. Sehingga
membangun suasana komunikatif diantara keduanya. Konselor juga
harus bisa melakukan analisis yang tepat terhadap persoalan siswa
tersebut.
f. Layanan bimbingan kelompok
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah
peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan
dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor)
yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, baik
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat
serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Layanan bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi, yaitu :
1. Berfungsi informasi
2. Berfungsi pengembangan
3. Berfungsi preventif dan kreatif
Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat
dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk
penyampaian informasi dan pengembangan psikodrama yang
berfungsi untuk keperluan terapi, sosiodrama yang berfungsi untuk
keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial.
Materi layanan bimbingan kelompok, meliputi penerapan
beberapa hal yang berkaitan dengan bimbingan dan motivasi bagi
para peserta dalam lingkup yang lebih besar (kelompok).
Orientasinya menjadi lebih majemuk seperti pengenalan bakat,
analisis diri, komunikasi, perencanaan masa depan, sosialisasi diri.
g. Layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan
konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan
yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok
adalah suasana hidup yang berdenyut, yang bergerak, yang
berkembang yang ditandai adanya interaksi antar sesama anggota
kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan
konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.
Secara subtansi tujuan konseling kelompok meliputi,
penanaman rasa percaya diri, bersosialisasi, dan melatih
manajemen kelompok.
Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan
melalui beberapa tahapan, tahap pembentukan, peralihan, kegiatan
dan pengakhiran. Materi yang diberikan juga berkaitan dengan
layanan yang mencangkup kelompok.Dalam dinamika kelompok
konselor juga dapat menerapkan model bimbingan demonstratif
yang dilakukan oleh masing-masing kelompok tersebut. Pada
model ini memang tidak serinci seperti jenis perseorangan, karena
materi yang akan diberikan bersifat general/umum sehingga belum
tentu mengenai secara tepat pada permasalahan siswa.
5. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan
konseling dan diterapkan sesuai dengan asas-asas bimbingan
konseling. Dintaranya asas-asas bimbingan dan konseling menurut
M.Syamsu dan Nurihsan (2005: 22-24) tersebut yaitu :
a. Asas kerahasiaan
Menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiannya benar-benar terjamin.
b. Asas kesukarelaan
Menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik
(klien) mengikuti/ menjalani layanan/ kegiatan yang diperlukan
baginya. Dalam ini guru pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Asas keterbukaan
Menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan/ kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura,
baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya
asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik
yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan. Agar pesrta didik dapat
terbuka dan tidak berpura-pura.
d. Asas kegiatan
Menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/ kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru
pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam
setiap layanan/ kegiatan bimbingan dan konseling yang
diperuntukkan baginya.
e. Asas kemandirian
Menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling,
yakni : peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri
dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta
didik.
f. Asas kekinian
Menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam
kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa
depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan atau
kaitannya dengan kondisi yang ada apa yang diperbuat sekarang.
g. Asas dinamis
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (klian) yang sama hendaknya
selalu bergerak maju, tidak dan terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas terpadu
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara
guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
i. Asas harmonis
Menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai
dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan, kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau
kegiatan bimbimngan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaanya tidak
berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh,
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j. Asas ahli
Menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah
tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik
dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan
konnseling.
k. Asas alih kasus
Menghndaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat
dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien)
mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang
tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata
pelajaran / praktik dan lain-lain.
l. Tut wuri handayani
Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat
menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan
dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik (klien) untuk maju. Demikian segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai
dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman,
keteladanan, dan dorongan seperti itu.
Selain asas-asas tersebut terkait satu sama lain, segenap
asas itu perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang
satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain.
Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga dapat dikatakan
bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh proses
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
6. Penyelenggaraan Program Bimbingan dan Konseling
Djumhur dan Muh.Surya (1975:45), Agar layanan bimbingan
dan konseling di sekolah dapat berdaya guna, hasil guna dan
mengenal pada sasarannya, maka perlu disusun adanya suatu program
yang baik, karena dengan program yang baik, pelaksanaan bimbingan
akan lebih efektif dan efisien serta optimal, sehubungan dengan hal itu
Friank W.Muller menyarankan syarat-syarat melakukan proses
bimbingan yang baik, sebagaimana yang dikutip Djumhur dan
Muh.Surya, mengemukakan program bimbingan hendaknya:
a. Merupakan usaha bersama dan berkembang setahap demi setahap
b. Harus mempunyai tujuan yang ideal dan pelaksanaan yang realistis
c. Mendorong komunikasi yang terus menerus antara klien dan
konselor
d. Menpunyai fasilitas yang khusus
e. Saling Berhubungan dengan program pendidikan dan pengajaran
f. Diberikan kepada semua murid
g. Melaksanakan peran yang penting dalam hubungannya dengan
masyarakat
h. Memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap
dirsendiri.
Memperhatikan pendapat diatas diperoleh gambaran mengenai
ciri-ciri atau syarat-syarat program bimbingan konseling yang baik,
diantanranya program hendaknya dikembangkan secara bertahap
dengan melibatkan semua unsur sekolah dalam merencanakannya,
memiliki tujuan yang ideal dan realitas dengan didukung adanya
fasilitas yang memadai, layanan diberikan kepada semua siswa
dengan memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian
terhadap diri sendiri. Di samping syarat tersebut program bimbingan
hendaknya mencerminkan komunikasi yang continue antara semua
unsur sekolah dan berperan penting dalam menghubungkan atau
mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat serta menjamin
keseimbangan layanan bimbingan.
Sofyan dan August (1978: 28-51), agar usaha bimbingan dan
konseling itu betul-betul efisien dan mengenai sasarannya, haruslah
disusun program pendidikan sebagai berikut :
a. Program orientasi
Program orientasi ialah suatu program yang bertujuan
untuk membantu murid-murid yang baru memasuki sekolah
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang
baru.
Program ini amat penting karena semua murid yang
memasuki sekolah yang baru belum dapat menyesuaikan diri
dengan baik terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya.
Hal ini disebabkan karena keadaan sekolah yang akan dimasukinya
merupakan hal yang asing dan serba baru, mereka merasa
canggung, heran. Karena itu program orientasi hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan akan informasi tentang sekolahnya
yang baru, meliputi akan hal-hal pengenalan terhadap lingkungan
sekolah, personil sekolah, kurikulum atau mata pelajaran yang akan
diajarkan dikelasnya, organisasi sekolah, organisasi belajar, tata
tertib dan perpustakaan.
b. Program pengumpulan data
Program pengumpulan data yaitu segala usaha yang
berencana, bertujuan dan sistematis untuk mengumpulkan data
tentang murid-murid, dengan tujuan agar dapat mengenalnya lebih
baik sehingga memudahkan pendidik dalam memberikan bantuan.
Termasuk didalam program ini adalah :
1) Program testing yaitu cara untuk mengumpulkan data psikologis
murid melalui pasycho test, yang ditangani oleh para ahli
psikologi atau team-team khusus.
2) Program non-testing yaitu cara untuk mengetahui tingkah laku,
sifat-sifat, pendapat, penyataan tanpa melalui test psikologi,
yang termasuk program non testing ialah : angket, observasi,
wawancara, sosiometri, home visit (kunjungan rumah), studi
documenter.
c. Program counseling
Program counseling adalah suatu perencanaan mengenai
pelaksanaan baik di sekolah maupun untuk individu lainnya.
d. Program penempatan
Program penempatan ialah suatu rencana bimbingan
konseling di sekolah yang bertujuan membantu murid dalam hal
menentukan jurusan sekolah untuk kelanjutan studinya,
menempatkan seorang murid di dalam kelompoknya yang sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, membantu murid untuk
menentukan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya.
e. Program kelanjutan (follow up)
Program follow up adalah suatu usaha untuk mengadakan
evaluasi terhadap :
1) Evaluasi terhadap program bimbingan konseling di sekolah
Untuk mengevaluasi maju mundurnya bimbingan
konseling di sekolah, dapat diketahui dari data statistic yang ada
tentang masalah yang telah diselesaikan yaitu grafik absensi,
kenaikan kelas, prestasi hasil belajar.
2) Evaluasi bimbingan dan konseling yang telah diberikan kepada
siswa
Untuk mengevaluasi adanya perubahan tingkah laku
siswa-siswa setelah mendapatkan bimbingan konseling.
3) Evaluasi hasil bimbingan dan konseling terhadap alumni suatu
sekolah
Sekolah hendaknya mempunyai catatan tentang hasil
lulusannya yang sering disebut alumni. Dimana mereka
melanjutkan studinya, dimana bekerja, ataukah menganggur saja
setelah tamat, bahkan berapa orang yang telah berumah tangga
dan mungkin ada yang telah meninggal dunia. Dengan adanya
catatan tentang alumni itu akan dapat dinilai tentang kemajuan
dan kemunduran sekolah. Maju mundurnya alumni
membuktikan tentang hasil bimbingan di sekolah.
B. Ketaatan Pada Tata Tertib
1. Pengertian tata tertib
Dalam pembahasan masalah ketaatan pada tata tertib siswa di
sekolah digunakan kata atau istilah kedisiplinan. Hal ini mengambil
pendapat W.J.S. Poerwadarminto (1991:254), Disiplin adalah ketaatan
pada peraturan dan tata tertib.
Untuk sampai pada pengertian yang lebih jelas tentang
mentaati tata tertib, dibawah ini dikutipkan beberapa definisi sebagai
berikut :
a. Suharsimi Arikunto (1991:114), mengartikan disiplin adalah
kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong
atau disebabkan untuk adanya kesadaran yang ada pada kata
hatinya.
b. Soegarda Poerbakawaca (1982:81), mendifisikan ketaatan atau
kedisiplinan dengan suatu tingkatan tata tertib untuk mencapai
kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pasti
mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini mengakibatkan banyak
kepentingan individu yang satu sama lainnya saling bertentangan,
yang apabila tidak diatur maka akan menimbulkan suatu kekacauan.
Untuk itulah maka perlu diciptakan suatu aturan atau norma. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk
manusia yang berkualitas tentunya sangat diperlukan suatu aturan
guna mewujudkan tujuan tersebut. Khusunya tingkat SMA yang
beranggotakan remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi, sangat
rentan sekali terhadap perilaku menyimpang. Oleh karena itu
diperlukan suatu hukum atau aturan yang harus diterapkan di sekolah
yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa. Di lingkungan
sekolah yang menjadi “hukum” nya adalah tata tertib sekolah.
Sumarno (1998:37), mengemukakan bahwa “ peraturan tata
tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur segenap tingkah laku
para siswa selama mereka bersekolah untuk mencipkan suasana yang
mendukung pendidikan”. Selanjutnya Indrakusumah, (1973;140),
mengartikan tata tertib sebagai “sederetan peraturan yang harus
ditaati dalam suatu situasi atau dalam tata kehidupan tertentu”.
Hal ini mengandung arti bahwa dalam kehidupan manusia
dimana pun berada pasti memerlukan tata tertib. Tata tertib adalah
Patokanseseorang untuk bertingkah laku sesuai yang diharapkan oleh
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam lingkungan sekolah
tata tertib diperlukan untuk menciptakan kehidupan sekolah yang
kondusif dan penuh dengan kedisiplinan.
Melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tata
tertib sekolah itu dibuat secara resmi oleh pihak yang berwenang
dengan pertimbagan-pertimbangan tertentu sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah tersebut, yang memuat hal-hal yang diharuskan dan
dilarang oleh siswa selama mereka berada di lingkungan sekolah dan
apabila mereka melakukan pelanggaran maka pihak sekolah
berwenang untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketetatapan yang
berlaku.
2. Penyusunan tata tertib di sekolah
Penyusunan peraturan dan tata tertib yang dilakukan dengan
cermat dan hati-hati akan mempermudah adanya kesadaran untuk
selalu mentaati tata tertib sekolah. Apabila suatu peraturan atau tata
tertib dinyatakan dalam rumusan yang umum, maka perlu dibuat
penjelasan tertulis untuk butir-butir tertentu atau dijelaskan dalam
kesempatan tersendiri kepada subyek sasaran. Didalam penjelasan
tersebut sebaiknya diberi tekanan pada hal-hal yang bersifat positif
(yang harus dilakukan) disbanding yang sifatnya negative (yang tidak
boleh dilakukan). Jika perlu untuk butir-butir yang dipandang sangat
penting dibubuhi garis bawah atau dicetak tebal.
Suharsimi Arikunto (1991:124), ada beberapa cara dan
prosedur yang dapat dipilih oleh sekolah untuk menyusun peraturan
dan tata tertib sekolah, antara lain :
a. Disusun melalui diskusi yang diselenggarakan oleh sekolah yang
dihadiri oleh pengurus sekolah, guru dan siswa tetapi dilakukan
secara bertahap maupun perwakilan dari kelompok-kelompok
siswa.
b. Disusun oleh pihak sekolah kemudian dibicarakan dalam rapat BP3
untuk mendapat saran-saran dan pengesahan.
c. Disusun oleh pihak sekolah sendiri dan dilanjutka dengan langkah
memintakan saran-saran tertulis dari orang tua dan siswa. Setelah
saran-saran dipertimbangkan oleh penyusun konsep dan digunakan
sebagai bahan penyempurnaan, maka peraturan dan tata tertib dapat
diberlakukan.
d. Disusun oleh sekelompok siswa yang dipilih sebagai wakil mereka.
Hasil susunan pertama yang masih berupa konsep dapat
dikonsultasikan kepada pihak sekolah untuk mendapatkan
persetujuan dan pengesahan untuk kemudian diberlakukan secara
umum oleh sekolah.
e. Disusun oleh pihak sendiri tanpa melibatkan siswa sebagai subyek
sasaran maupun orang tua siswa yang dapat dijadikan sebagai
penyangga berlakunya hasil susunan yang berupa peraturan dan tata
tertib.
Keikutsertaan siswa dalam penyusunan peraturan dan tata
tertib sekolah berdampak baik karena siswa mengetahui bagaimana
lahinya peraturan dan tata tertib mereka, selain itu juga bermanfaat
lain bagi siswa yautu adanya hubungan yang lebih akrab antara siswa
dengan pengelola sekolah. Didalam proses penyusunan peraturan dan
tata tertib terdapat saling menggali isi hati antara siswa dengan
pengelola sekolah.
3. Fungsi tata tertib di sekolah
Manusia diciptakan sebagai mahluk pribadi dan mahluk sosial.
Setiap manusia akan mencoba untuk hidup sesuai dengan kodratnya
itu. Namun selalu ada dua kemungkinan ketika manusia menjalaninya.
Tentunya seiring dengan perjalanan manusia akan muncul berbagai
tantangan dan rintangan untuk dihadapi sebagai suatu proses
pendewasaan diri. Bahkan dalam berkehidupan manusia berinteraksi
antara manusia satu dengan yang lainnya sehingga keberadaannya
pasti dibatasi dengan norma dan hak-hak orang lain.
Ketika terjadi benturan dan perbedaan cara dalam menjalani
hidup ini, manusia menjadi sadar bahwa ia membutuhkan aturan,
kaidah, tata cara atau sistem tertentu dengan tujuan agar kehidupan
menjadi lebih tertata, berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan,
inilah yang disebut tata tertib. Tata tertib diperlukan oleh pribadi
maupun relasi dengan orang lain. Agar terjadi keselarasan pola
tingkah laku dengan orang lain atau masyarakat. Sehingga manusia
dituntut harus bisa menyesuaikan diri dan menjalankan tata tertib yang
sudah disepakati (Renita dan Yusup, 2006:14).
Begitu juga dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
nantinya akan mencetak para akademis, dibutuhkan suatu sistem yang
mengikat untuk memperlancar proses belajar mengajar tersebut. Tata
tertib di sekolah disusun sebagai sebuah upaya mensinergiskan antara
pola tingkah laku siswa terhadap visi dan misi sekolah. Maka harus
sesuai dengan tata nilai yang relevan dengan norma di dunia
pendidikan.
Dengan adanya tata tertib ini proses kegiatan belajar mengajar
disekolahnya akan berjalan dengan tertib, teratur, disiplin, dan
membangun iklim yang kondusif. Maka upaya dorongan untuk selalu
mentaati tata tertib ini merupakan bagian pembentukan karakter siswa
sebagai insane akademis yang berdisiplin dan bertanggung
jawab.Dengan harapan nantinya siswa sudah terbiasa menghargai dan
menghormati sistem yang berlaku dalam kedupan.
Maka fungsi tata tertib ini adalah untuk membentuk karakter
dan membiasakan diri sebagai insane akademis yang disiplin dan
bertanggung jawab serta secara sadar menjalankan apa yang menjadi
kewajiban dan tanggung jawabnya. Kerangka dasar ini yang akhirnya
akan membedakan antara manusia yang berpendidikan dan tidak
berpendidikan.
4. Faktor yang mempengaruhi ketaatan siswa mentaati tata tertib di
sekolah
Sering kita temukan beberapa tingkah laku siswa yang
mengarah pada tingkatan pelanggaran, ketaatan di sekolah, seperti
dating terlambat, melalaikan tugas, suka sombong, membantah
perintah guru dan lain-lain, yang semua itu disebabkan kurang
pengawasan diri siswa.
Adapun yang memungkinkan timbulnya tingkah laku
pelanggaran terhadap tata tertib sekolah atau kedisiplinan siswa,
menurut Crow and Crow(1975:155), ada 4 faktor yaitu :
a. Faktor psikologis
Kesadaran siswa dapat mempengaruhi sikap yang menjurus
kepada tindak pelanggaran terhadap peraturan sekolah, kesehatan
indra dan kesehatan keseluruhan akan membantu cara belajar yang
tenang, gangguan pada kelenjar-kelenjar dapat menimbulkan sikap
amarah, gelisah dan lelah.
b. Faktor perorangan
Sering kali kita jumpai sikap seseorang siswa tidak sesuai
dengan standar mentaati disiplin kelas. Sikap siswa yang
mementingkan diri siswa, bertingkah laku tidak baik dan terlalu
rendah diri, itu semua jika dibiarkan akan menganggu ketertiban
dalam kelas dan menganggu kelancaran proses belajar mengajar.
c. Faktor sosial
Siswa merupakan bagian dari masyarakat, dia tidak akan
terhindar dari pengaruh masyarakat, ingin terpandang, ingin bebas
bertindak, keinginan terpandang sering kali menjadi pusat
perhatian, meskipun pusat seperti ini ditujukan pada faktor sosial,
tapi dalam pelaksanaannya bersifat individual. Jika tidak
dikendalikan oleh nilai-nilai agama dan dibiarkan berlarut-larut
akan menimbulkan pelanggaran. Demikian pula keinginan-
keinginan untuk bebas bertindak merupakan cenderung untuk
meniadakan pengawasan dari orang lain, sehingga timbul sikap
menentang, melanggar peraturan yang merupakan perwujudan
ingin bebas.
d. Faktor lingkungan
Kesibukan dalam sekolah atau di luar sekolah dipengaruhi
oleh keadaan seluruhnya, misalnya keadaan ruang yang cukup
bersih, menarik, cukup penerangan dan kebutuhan udara segar
akan berpengaruh terhadap ketenangan dan kesungguhan dalam
belajar, juga figure seorang pendidik yang simpatik dan
menyenangkan akan menambah semangat siswa untuk belajar.
Sebaliknya jika ruangan kelas yang kotor, pengap, dan kurangnya
penerangan dalam belajarnya, maka siswa akan cenderung ogah-
ogahan dalam mengikuti belajarnya dan mungkin siswa akan
membalas dan membantah apa yang akan diperintahkan gurunya.
C. Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Ketaatan siswa Pada Tata Tertib
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tentu mempunyai
komitmen dasar untuk membentuk pribadi-pribadi yang akademis dan
berintelektual. Maka peletakan dasar pembentukan tersebut memerlukan
instrument-instrumen pendukung, misalnya penanaman kedisiplinan,
tanggung jawab, serta proses pendidikan itu sendiri.Dalam pembentukan
kedisiplinan maka mutlak dibutuhkan sistem yang mengelola
pembentukan kedisiplina tersebut. Salah satunya melalui penerapan tata
tertib sekolah, baik itu bagi siswa, guru, maupun seluruh penghuni
lembaga pendidikan..
Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa dalam proses kegiatan
belajar mengajar di lingkup pendidikan formal atau di sekolah tentunya
akan banyak sekali bersinggungan ,dalam hal ini adalah peraturan yang
dibuat oleh pihak sekolah dengan peserta didik sebagai pelaksana.
Benturan yang muncul dapat diakibatkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah lingkungan, maupun kepribadian siswa itu sendiri.
Sebagai maksud diatas bahwa sistem yang dilaksanakan di sekolah
belum tentu berkesesuaian terhadap lingkungan yang membentuk siswa
tersebut.Disinilah benturan dan singgungan sering terjadi antara siswa
dengan peraturan sekolah. Karakter yang dibentuk lingkungan belum tentu
berkesesuain dengan yang ada di sekolah, hal ini yang sering menjadi
masalah untuk dipelajari dalam proses bimbingan.
Dimaksudkan pula bahwa kecenderungan peserta didik adalah
kepada hal-hal kebiasaan yang telah dibentuk di lingkungannya. Faktor
keadaan rumah atau keluargaakan sangat berkolerasi dengan perilaku
siswa di sekolah, Karena banyak diketahui bahwa anak yang bermasalah
dengan kedisiplinan, atau peraturan sekolah diindikasikan jika anak
tersebut mem punyai problem dilingkungannya. Apabila anak didik yang
kurang mendapat perhatian dari orang tua akan cenderung berperilaku
kurang baik di sekolah, karena di kehidupan keluarga yang punya skala
waktu lebih lama jarang mendapatkan pendidikan di dalamnya.
Dalam kondisi seperti inilah muncul tuntutan bagi para
pembimbing (konselor) untuk mampu membaca secara cermat faktor yang
memnyebabkan perilaku menyimpang dari peserta didik. Sehingga apa
yang dimaksudkan adanya tata tertib sebagai penanaman kedisiplinan dan
tanggung jawab siswa dapat bersinergi dengan kondisi psikologis peserta
didik. Melalaui bimbingan ini pula peserta didik dituntut bukan hanya
sebagai objek saja, namun secara mandiri dan berkesinambungan dapat
berperan sebagai subyek.Tugas inilah yang harus diemban oleh konselor di
sekolah.
Kedudukan bimbingan konseling di sekolah sangat mutlak
dibutuhkan sebagai jembatan untuk menanggulangi keberadaan siswa
yang bermasalah, untuk dibimbing dan diarahkan melalui prinsip-prinsip
yang edulcated dalam bimbingan dan konseling. Keberhasilan pelaksanaan
pendidikan di sekolah merupakan andil besar dari bimbingan dan
konseling.
Tuntutan yang akan dihadapi konselor adalah sejauhmana ia
mampu membaca, memahami, dan mengantarkan persoalan-persoalan
yang muncul untuk dibawa kejalur yang sesuai. Karena dengan gagalnya
konselor dalam memahami masalah yang dihadapi maka justru akan
menumbuhkan rasa ketidakpercayaan siswa kepada konselor. Sehingga
tujuan tata tertib yang dibangun dengan dasar mengkonstruksi siswa agar
berperilaku disiplin akan memudar seiring kurang jeli konselor dalam
membaca situasi dan masalah. Maka prinsip-prinsip dan asas serta
berbagai macam faktor pendukung pelaksanaan bimbingan harus benar-
benar dipahami oleh konselor sebagai sebuah referensi dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah siswa. Tiap-tiap siswa tentu mempunyai latar
belakang kehidupan dan masalah yang beragam dan komplek, maka proses
bimbingan konseling juga harus bisa menempatkan diri sesuai dengan
kondisi dan keadaan siswa.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Sejarah, letak geografis, dan kondisi MTs. Yakti Tegalrejo
1. Sejarah singkat berdirinya MTs. Yakti Tegalrejo
Sebagai embrio MTs. Yakti Tegalrejo adalah lembaga Pendidikan Guru
Agama ( PGA ). Berdiri pada tanggal 16 Agustus 1965 untuk menjawab fakumnya
pendidikan guru agama Islam dalam rangka mendidik generasi muslim akibat
meletusnya peristiwa G 30 S/ PKI.
Lahirnya pendidikan ini dibadani oleh para ulama seluruh Tegalrejo,
antara lain K. Abdan, KH. Khudhori, KH. Idris Sidiq, KR. Hasyim, K. Kir’at, K.Zarkasi
dan para kyai muda serta tokoh agama dan masyarakat antara lain K. Idris
Abdan, K. Hasyim Abdan, K. Thoyib Nurhadi, K. Siradj Abdan, Moh. Hasyim,
Muhammad AR, Dulkarnen, Abdullah Hartanato, A. Supriatik, Sumarmo BA dll.
Pada tanggal 10 januari 1975 PGA ini dinyatakan syah dan tercatat
dalam stambuk insapeda Perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah
sebagai lembaga Pendidikan swasta dengan nomor induk 170 dibawah yayasan
Yakti bernomor 14 tanggal 22 Juni 1972. status ini berdasarkan pengesahan
perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah nomor K/ 10/ III.d/ 75
tanggal 10 Januari 1975 yang ditanda tangani oleh kepala Inspenda (Azinar
Ismail) dengan Kepala Sekolah Bapak Abdullah Hartanto, BA.
Sejak awal lembaga ini ternyata mendapat respon yang sangat besar
dari masyarakat. Terbukti lulusan SD / MI yang masuk tidak saja dari kecamatan
Tegalrejo, tetapi juga dari Kecamatan sekitar yaitu Kecamatan Pakis, Candimulyo
dan Ngablak. Hal ini mengingat PGA Tegalrejo adalah satu- satunya lembaga
pendidikan menengah yang berada di Magelang Timur.
Perkembangan zaman serta kebijakan pemerintah lembaga ini
dituntut untuk menyesuaikan keadaan, maka pada tahun 1987 PGA ini alih
fungsi menjadi MTs dengan piagam madrasah nomor WK/5.C/22/Pgm/1987
tanggal 8 desember 1987 dengan nomor statistik 04/22/2/B, di tanda tangani
oleh Kabid binrua Islam ( D. Sumaryo, SH ) dengan kepala madrasah Bapak Drs.
A. Hartanto sampai dengan 30 Juni 1989.
Pada tahun 1989 MTs. Yakti diberikan hak menurut hukum untuk
mengikuti Ujian Persamaan Madrasah Negeri berdasar piagam nomor
WK/3.C/474/MTs/1981 dari Kakanwil Depag Propinsi Jawa Tengah oleh Kabid
Pendais ( H. Midchal, BA ).
Sejak 1 Juli 1989 Kepala Madrasah diamanatkan kepada Bapak
Prajitno sampai dengan 15 Februari 2002.
Tahun 1993 untuk pertama kali Madrasah Tsanawiyah ini di Akreditasi
dengan menjabat jenjang DIAKUI berdasar SK. Kakanwil Depag Propinsi Jawa
Tengah nomor : WK/5.C/PP.005/1390/1993 tanggal 30 Juni 1993 dengan nomor
piagam B/WK/5.C/Pgm/TS/136/93 tangga 30 Juni 1993 oleh Kabid Pendais (
Drs. H. Arbain Mahmud ).
Akreditasi berbentuknya tahun 1999 dengan jenjang DIAKUI berdasar
SK. Kakanwil Depag Propinsi Jawa Tengah nomor WK/5.C/pp.05/733/99 tanggal
4 Maret 1999 yang ditandatangani oleh Kabid Binrua ( Drs. H. Djamhuri M. Nur
Rasyid ).
Pada tanggal 15 februari 2002 Kepala Madrasah diserah terimakan
kepada Bapak Drs. Hanafi sampai dengan 14 desember 2004.
Mulai 15 Desember 2004 atas keinginan para Pembina Yayasan
diamanatkan kepada Bapak Rochmat Almashari, BA. Karena Kepala yang
terdahulu alih tugas menjadi Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kecamatan
Candimulyo Magelang.
Empat bulan setelah bapak Rochmat Almashari, BA dilantik sebagai
kepala madrasah MTs Yakti Tegalrejo telah dilaksanakan Akreditasi Madrasah
oleh Badan Akreditasi Madrasah tepatnya pada bulan April 2005 dan berhasil
sebagai Madrasah TERAKREDITASI dengan peringkat B ( Baik ), peringkat ini
tertuang dalam piagam Akreditasi Madrasah Tsanawiyah nomor :
KW.II.4/4PP.03.2/624.8.50/2005 tanggal 31 Mei 2005 oleh Kabid Mapenda Islam
( Drs. H. Abdul Choliq MT, M.ag ).
2. Letak geografis
MTs Yakti Tegalrejo beralamat di jalan pahlawan No. 102, Tegalrejo
Magelang 56192. Telepon 0293-3148919.
3. Struktur Organisasi
Kepala Madrasah : Rochmat Almashari, S. Pdi
Waka. Kurkulum : Mas’udi, Sd.I
Waka. Kesiswaan : Syamsul Bahri, S.Pd
Waka SARPRAS : Miftahul Huda, S. Ag
Waka. Humas : M. Subhan S. Ag
Kepala TU : Ahmad Nashir, S. Ag
Staf TU : Durotun Najiyah, S.Kom
Syamsul Bahri, S. Ag
M. Ashim Alawi, S.Pd
Koordinator BK : Fatmawati, S. Pd
Staf BK : Wahyu Mubarok, S.Pd
Pembina GUDEP : Slamet Sunardi, S.Pd
Koordinator Ekstra Kurikuler : Makruf Alkhuzaini, S. Ag
Petugas Perpus & Kopsis : Jamari, S.Pd
Imam Roziki, S. Ag
Staf Perpustakaan : Dino Setianingrum, SE
Penanggung jawab UKS : Dra. Yuniasih Albaroroh
Wali Kelas
VII A : Durotun Najiyah, S.Kom
VII B : Fatkhayati, S.Pd
VII C : Jamari, S.Pd.I
VII D : Wahyu Mubarok, S.Pd.I
VII E : Suharni, S.pd
VIII A : Hidayatul Hadi, S.Ag
VIII B : Ati Azimah Zakiyah, S.Ag
VIII C : Makruf Al Khuzaini, S.Ag
VIII D : Mun Arifah, S.Ag
VIII E : Imam Roziqi, S.Ag
IX A : Haryati S.Pd
IX B : Indriyati Wulandaru, S.Pd
IX C : Dra. Yuniasih Al baroroh
IX D : Oktavia T.Q S.Pd
IX E : Sutonjo, S.Pd
4. Sarana dan Prasarana Pendukung Belajar Mengajar
Tabel 3.1
Sarana Fisik MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015
No Jenis sarana fisik Jumlah Keterangan
1 Ruang Kelas 15 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Tata Usaha 1 Baik
4 Ruang BP 1 Baik
5 Ruang Tamu 1 Baik
6 Ruang OSIS 1 Baik
7 Ruang UKS 1 Baik
9 Perpustakaan 1 Baik
10 Laboratorium Komputer 1 Baik
11 Kamar mandi/ WC 4 Baik
12 Kantin 2 Baik
13 Koperasi Sekolah 1 Baik
14 Mushola 1 Baik
15 Sanggar Pramuka 1 Baik
16 Tempat Parkir 1 Baik
17 Ruang ganti pakaian Olah Raga 1 Baik
18 Lapangan Upacara 1 Baik
19 Ruang Kesenian 1 Baik
20 Ruang Lab IPA 1 Baik
21 Ruang Lab Bahasa 1 Baik
Sumber Data : TU MTs Yakti Tegalrejo
5. Guru
Tabel 3.2
Daftar Guru Mata Pelajaran MTs Yakti Tegalrejo
Tahun 2014/ 2015
NO
NAMA
PENDIDIKAN
MENGAJAR MATA
PELAJARAN
01 Rochmat Almashari, S.Pd.I S.I B. Arab
02 Dra. Yuniasih Albaroroh S.1 PKN
03 Fatmawati, S.Pd S.1 BK
04 Haryati S.1 B. Indonesia
05 Jamari, S.Pd.I S.1 B. Indonesia
06 Mas’udi, S.Pd.I S.1 Qur’an Hadits
07 Fahrur, S.Pd S.1 B. Inggris
08 Drs.Khumaedi S.1 SBK
09 Slamet Sunardi, S.Pd S.1 B. Jawa
10 Makruf Alkhuzaini, S.Ag S.1 Matematika
11 M.Subhan, S.Ag S.1 B. Arab
12 Hidayatul Hadi, S.Ag S.1 B. Indonesia
13 Miftahul Huda, S.Ag; M.Si S.2 Aqidah Akhlak
14 Ati Azimah Zakiyah, S.Ag S.1 Fiqih
15 Mun Arifah, S.Ag S.1 SKI
16 Sutonjo, S.Pd S.1 Matematika
17 Hari Kristianto, SH S.1 IPA
18 Fathyati, S.Pd S.1 IPS
19 Indriyati Wulandaru, S.Pd S.1 IPA
20 Syamsul Bahri, S.Ag S.1 Penjaskes
21 Durotun Najiyah, S.Kom S.1 TIK
22 Imam Roziqi, S.Ag S.1 IPS
23 Oktavia TQ, S.Pd S.1 B. Inggris
24 Wahyu Mubarok, S.Pd.I S.1 BTQ
25 Ahmad Nashir, S.Pd.I S.1 Ke-NU-an
26 Slamet Sarjani, S.Pd.I S.1 -
27 M.Ashim Alawi, S.Pd.I S.1 Ke-NU-an
28 Nurul Aini SLTA -
29 Suharmi, S.Pd S.1 B. Inggris
30 Siti Nurhidayati, S.Pd S.1 IPA
31 Masfuah, S.Pd S.1 Matematika
32 Siti Zulfatunni’mah, S.Sos.I S.1 Guru BK/PI
33 Dhino Setyaningrum, S.E S.1 -
34 Maria Ulfa, S.Pd.I S.1 Aqidah Akhlak
35 Agus Ahmad Harisudin MAN Qur’an Hadits
36 Mahfudi Humaidi, S.Ag S.1 B. Arab
6. Siswa
Tabel 3.3
Keadaan Siswa MTs Yakti Tegalrejo
Tahun 2014/ 2015
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VII 111 113 224
VIII 109 95 204
IX 98 94 192
Jumlah 620
Sumber Data : MTs Yakti Tegalrejo
7. Kurikulum
a. Pelaksanaan jam Pelajaran MTs Yakti Tegalrejo
Kegiatan belajar mengajar di MTs Yakti Tegalrejo dimulai pukul
07.00 dan pulang sekolah pukul 13.15.
Untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar di MTs Yakti
Tegalrejo juga telah di tentukan mengenai buku- buku pelajaran yang di
gunakan. Tiap hari senin mengadakan upacara bersama, dimana sebelum
pelajaran di mulai diadakan tadarus bersama selama 15 menit setelah itu
baru dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran, khusus
hari sabtu kegiatan belajar hanya sampai pukul 11.30 karena diadakan
kegiatan bersih kelas di tiap kelas. Sedangkan hari jumat hanya sampai
pukul 10.50.
Tabel 3.4
Pelaksanaan Jumlah Jam Pelajaran Berdasar Tingkat Kelas
MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015
No Mata Pelajaran Pelaksanaan Kurikulum ( Jam Pelajaran )
VII VIII IX
1. Pendidikan Agama Islam
a. Qur’an Hadits 8 8 4
b. Aqidah Akhlak 8 8 8
c. Fiqih 8 8 8
d. SKI 8 8 4
2. Bahasa Sastra Indonesia 20 20 24
3. Bahasa Arab 12 12 12
4. Bahasa Inggris 16 16 16
5. Matematika 20 20 24
6. Pengetahuan Alam 20 20 24
7. Pendidikan 20 20 32
8. Kewarganegaraan dan IPS 8 8 4
9. Kesenian 8 8 8
10. Penjaskes 8 8 4
11. Ketrampilan Tinkom 16 16 8
Jumlah 180 180 180
Sumber Data : TU MTs Yakti Tegalrejo
b. Kegiatan Ekstra kurikuler Tabel 3.5
Kegiatan Ekstra Kurikuler MTs Yakti Tegalrejo
Tahun 2014/ 2015
No MATERI PENANGGUNG JAWAB
1 Seni Baca Al Qur’an Saihas Suhda, S.Si
2 Rebana Durotun Najiyah, S.Kom
3 BTQ Wahyu Mubarok, S.Pd.I
4 Pramuka Slamet Sunardi, S.Pd
5 Olah Raga Prestasi Syamsul Bahri, S,Ag
6 Paduan Suara Durotun Najiyah, S.Kom
7. Drum Band M. Ashim Alawi,S.Pd.I
Sumber Data : TU MTs Yakti Tegalrejo
B. Penyajian Data
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data
observasi, interview dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk
data guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Untuk memperoleh data tentang intensitas layanan bimbingan dan
konseling siswa kelas VIII dan IX MTs Yakti Tegalrejo mempergunakan angket yang
berisi indicator tentang Layanan Bimbingan Konseling sebanyak 25 pertanyaan
dengan pilihan jawaban yang telah disediakan yaitu: A (SL), B (SR), C (KK), D (TP)
atau (Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah) kepada siswa kelas VIII dan IX
MTs Yakti Tegalrejo.
Dan mengisi jawaban angket yang berisi indikator tentang ketaatan
siswa pada tata tertib sebanyak 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang
telah disediakan yaitu: A (SL), B (SR), C (KK), D ( TP) atau ( Selalu, Sering,
Kadang-kadang, Tidak Pernah) kepada siswa kelas VIII dan IX MTs Yakti
Tegalrejo sebanyak 60 siswa.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di MTs
Yakti Tegalrejo Tahun 20014/ 2015.
Tabel 3.6
Daftar Nama Responden
NO NAMA KELAS
01 Slamet VIII
02 Ja’far VIII
03 Samsul Dzucha VIII
04 M. Gilang Wicaksono VIII
05 Sri Rahayu VIII
06 Wakhidatul Nur Islamiyah VIII
07 Chadzik Muzaki VIII
08 Puji Astuti VIII
09 Sinta Elvarina VIII
10 Nuriyah S VIII
11 G.Humaeroh VIII
12 Muchamad Wildan Rosyid VIII
13 Tria Kurniyanti VIII
14 Fina Ida Matus S VIII
15 Rinni Setianingsih VIII
16 Retno Dewi W VIII
17 Ahsaniyah Fatmahyati VIII
18 Solikah VIII
19 Nur Arifah VIII
20 Ahmad Supri Yanto VIII
21 Eko Prasetyo VIII
22 Annisa Lestari VIII
23 M. Farhan Aditya VIII
24 Tafrikan VIII
25 Silviani Dhea Anindya VIII
26 Nur Khamid VIII
27 Andi Achmad VIII
28 Oky Pranoto VIII
29 Putri Khoiruna VIII
30 Muhamad Yusuf VIII
31 Ariyanto IX
32 M. Makinun A IX
33 Siti Nur Malika IX
34 Azizah Oktaviana IX
35 Maulida Nur Wasiah IX
36 Zahrotul Murifah IX
37 Dewi Purwanti IX
38 Erwin Dwi A IX
39 Nuning Bariroh IX
40 Nikmatur Rohmah IX
41 Harsono IX
42 Atika Putri IX
43 Widha Nailul Ulum IX
44 Agus Setiawan IX
45 Diah Lestari IX
46 Muhamad Isrun IX
47 Sri Handayani IX
48 Arifah Rahmawati IX
49 Heri Nurrohman IX
50 Lenia IX
51 Lailatul Munawaroh IX
52 Faridhatul Asfiyanti IX
53 Fatmatul Azizah IX
54 Hanan Sodiqin IX
55 Irma Wahyu H IX
56 Khanifah Azizah IX
57 Fitriya Handayani IX
58 Kholis Yudiyanto IX
59 Widi Ariyanto IX
60 Rima Anjani IX
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas layanan
bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah,
maka data yang diperoleh akan dianalisa statistik karena data yang
terkumpul berjumlah banyak dan data bersifat kuantitatif. Adapun dalam
menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik korelasi product
moment yang rumusnya sebagai berikut :
22 yx
xyrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
xy = Product dari x dan y
x = Variabel skor I (lintensitas layanan bimbingan dan konsling)
y = Variabel skor II (Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah )
langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai intensitas
layanan bimbingan dan konseling, ketaatan siswa pada tata tertib sekolah
dan tebel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel intensitas
layanan bimbingan dan konseling dan ketaatan siswa pada tata tertib
sekolah.
1. Data tentang Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
Data intensitas layanan bimbingan dan konseling diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari 25 pertanyaan. Masing-masing
pertanyaan disediakan empat alternatif jawaban dengan bobot sebagai
berikut :
a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 4
b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 3
c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 2
d. Alternatif jawaban D memiliki nilai 1
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut :
Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan
jumlah 25 item diketahui nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 63, maka
berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
i =
Ki
XrXt 1
keterangan:
i = interval item
Xt = nilai tertinggi ideal
Xr = nilai terendah ideal
Ki = kelas inteval
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak
siswa dipengaruhi intensitas layanan bimbingan dan konseling : Tinggi, sedang
maupun rendah.
i=
Ki
XrXt 1
= 3
125100
= 3
76= 25
Tabel 4.1
Interval Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi
76– 100 47 A
51– 75 13 B
25– 50 0 C
Dengan demikian dapat diketahui :
a. Untuk intensitas layanan bimbingan dan konseling yang mendapat nilai
tinggi yaitu antara 75 – 100 sebanyak 47 siswa.
b. Untuk intensitas layanan bimbingan dan konseling yang mendapat nilai
sedang yaitu antara 50– 75 sebanyak 13 siswa.
c. Untuk intensitas layanan bimbingan dan konseling yang mendapat nilai
rendah yaitu antara 25 – 50 sebanyak 0 siswa.
Tabel 4.2
Nilai Nominasi Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
No
Resp
Skor
Nilai
Nominasi
No
Resp
Skor
Nilai
Nominasi
01 80 A 31 77 A
02 78 A 32 77 A
03 71 B 33 86 A
04 67 B 34 80 A
05 77 A 35 88 A
06 83 A 36 90 A
07 77 A 37 88 A
08 87 A 38 83 A
09 85 A 39 95 A
10 66 B 40 94 A
11 71 B 41 81 A
12 64 B 42 91 A
13 69 B 43 78 A
14 69 B 44 91 A
15 69 B 45 91 A
16 69 B 46 89 A
17 76 A 47 86 A
18 78 A 48 84 A
19 77 A 49 82 A
20 85 A 50 84 A
21 66 B 51 89 A
22 78 A 52 90 A
23 81 A 53 77 A
24 91 A 54 85 A
25 77 A 55 84 A
26 70 B 56 90 A
27 63 B 57 85 A
28 64 B 58 91 A
29 81 A 59 89 A
30 76 A 60 90 A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh intensitas
layanan bimbingan dan konseling dengan tinggi, sedang dan rendah, kemudian
masing-masing variabel diprosentasekan dengan rumus :
%100N
FP
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah siswa atau siswi
100 = Bilangan konstan
a. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling , siswa
yang mendapatkan nilai A sebanyak 47 siswa :
%100N
FP
%10060
47P
P = 78,33 %
b. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling, siswa
yang mendapat nilai B sebanyak 13 siswa.
%100N
FP
%10060
13P
P = 21,67%
c. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling, siswa
yang mendapat nilai C sebanyak 0 siswa.
%100N
FP
%10060
0P
P = 0 %
Tabel 4.3
Komparasi Layanan Bimbingan dan Konseling
No Kategori Interval Frekuensi Presentasi
1 Tinggi ( A ) 76 – 100 47 78, 33 %
2 Sedang ( B ) 51 – 75 13 21, 67%
3 Rendah ( C ) 25 – 50 0 0%
Jumlah 60 100, 00%
Dari tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa :
a. Siswa yang mendapat nilai A pada intensitas layanan bimbingan dan
konseling sebanyak 47 siswa dengan presentasi 78, 33 %
b. Siswa yang mendapat nilai B pada intensitas layanan bimbingan dan
konseling sebanyak 13 siswa dengan presentasi 21, 67 %
c. Siswa yang mendapat nilai C pada intensitas layanan bimbingan dan
konseling sebanyak 0 siswa dengan presentasi 0 %
2. Data Tentang Ketaatan Siswa Pada Tata Terti Sekolah
Data ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari 25 pertanyaan. Masing-masing
pertanyaan disediakan empat alternatif jawaban dengan bobot sebagai
berikut :
a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 4
b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 3
c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 2
d. Alternatif jawaban D memiliki nilai 1
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut :
Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah dengan jumlah
25 item diketahui nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 33, maka berdasarkan
rumus interval sebagai berikut :
i =
Ki
XrXt 1
keterangan:
i = interval item
Xt = nilai tertinggi ideal
Xr = nilai terendah ideal
Ki = kelas inteval
Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak
siswa yang menaati tata tertib sekolah : Tinggi, sedang maupun rendah.
i =
Ki
XrXt 1
= 3
125100
= 3
76
= 25,33
Tabel 4.4
Interval Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah
Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi
76 – 100 47 A
51 – 75 11 B
25 – 50 2 C
Dengan demikian dapat diketahui :
a. Untuk ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang mendapat nilai tinggi,
yaitu antara 75 – 100 sebanyak 47 siswa.
b. Untuk ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang mendapat nilai sedang,
yaitu antara 50 – 75 sebanyak 11 siswa.
c. Untuk ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang mendapat nilai rendah,
yaitu antara 25 – 50 sebanyak 2 siswa.
Tabel 4.5
Nilai Nominasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah
No
Resp
Skor
Nilai
Nominasi
No
Resp
Skor
Nilai
Nominasi
01 79 A 31 77 A
02 77 A 32 77 A
03 71 B 33 78 A
04 75 A 34 89 A
05 85 A 35 86 A
06 92 A 36 82 A
07 80 A 37 78 A
08 95 A 38 80 A
09 95 A 39 73 B
10 83 A 40 72 B
11 81 A 41 82 A
12 62 B 42 78 A
13 80 A 43 73 B
14 80 A 44 71 B
15 80 A 45 79 A
16 88 A 46 81 A
17 95 A 47 85 A
18 95 A 48 75 A
19 89 A 49 76 A
20 89 A 50 82 A
21 67 B 51 85 A
22 95 A 52 89 A
23 33 C 53 73 B
24 91 A 54 70 B
25 95 A 55 87 A
26 77 A 56 87 A
27 54 B 57 87 A
28 47 C 58 80 A
29 92 A 59 68 B
30 95 A 60 81 A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh ketaatan siswa
pada tata tertib sekolah dengan tinggi, sedang dan rendah, kemudian masing-
masing variabel dipresentasikan dengan rumus :
%100N
FP
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah siswa atau siswi
100 = Bilangan konstan
a. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, siswa yang
mendapat nilai A sebanyak 47 siswa.
%100N
FP
%100
60
47P
= 78, 33%
b. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, siswa yang
mendapat nilai B sebanyak 11 siswa.
%100N
FP
%10060
11P
= 18, 33 %
c. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, siswa yang
mendapat nilai C sebanyak 2 siswa.
%100N
FP
%10060
2P
= 3, 33
Tabel 4.6
Komparasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah
No Kategori Interval Frekuensi Presentasi
1 Tinggi ( A ) 76 – 100 47 78, 33%
2 Sedang ( B ) 51 – 75 11 18, 33%
3 Rendah ( C ) 25 – 50 2 3, 33%
Jumlah 60 99, 99%
Dari tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa :
a. Siswa yang mendapat nilai A pada ketaatan siswa pada tata tertib sekolah
sebanyak 47 siswa dengan presentase 78, 33 %
b. Siswa yang mendapat nilai B pada ketaatan siswa pada tata tertib sekolah
sebanyak 11 siswa dengan presentase 18, 33 %
c. Siswa yang mendapat nilai C pada ketaatan siswa pada tata tertib sekolah
sebanyak 2 siswa dengan presentase 3, 33 %
Tabel 4.7
Tabel Kerja Untuk Mencari Koevisien Korelasi Antara Variabel
Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling ( X ) Dan Ketaatan
Siswa Pada Tata Tertib Sekolah (Y)
No X Y X² Y² XY
01 80 79 6400 6241 6320
02 78 77 6084 5929 6006
03 71 71 5041 5041 5041
04 67 75 4489 5625 5025
05 77 84 5929 7056 6468
06 83 92 6889 8464 7636
07 77 80 5929 6400 6160
08 87 95 7569 9025 8265
09 85 95 7225 9025 8075
10 66 83 4356 6889 5478
11 71 81 5041 6561 5751
12 64 62 4096 3844 3968
13 69 80 4761 6400 5520
14 69 80 4761 6400 5520
15 69 80 4761 6400 5520
16 69 80 4761 6400 5520
17 76 95 5776 9025 7220
18 78 95 6084 9025 7410
19 77 89 5929 7921 6853
20 85 89 7225 7921 7565
21 66 67 4356 4489 4422
22 78 95 6084 9025 7410
23 81 33 6561 1089 2673
24 91 91 8281 8281 8281
25 77 95 5929 9025 7315
26 70 77 4900 5929 5390
27 64 54 4096 2916 3456
28 64 47 4096 2209 3008
29 81 92 6561 8464 7452
30 76 95 5776 9025 7220
31 77 77 5929 5929 5929
32 77 77 5929 5929 5929
33 86 78 7396 6084 6708
34 80 89 6400 7921 7120
35 88 86 7744 7396 7568
36 90 82 8100 6724 7380
37 88 78 7744 6084 6864
38 83 80 6889 6400 6640
39 95 73 9025 5329 6935
40 94 72 8836 5184 6768
41 81 82 6561 6724 6642
42 91 78 8281 6084 7098
43 78 73 6084 5329 5694
44 91 71 8281 5041 6461
45 91 79 8281 6241 7189
46 89 81 7921 6561 7209
47 86 85 7396 7225 7310
48 84 75 7056 5625 6300
49 82 76 6724 5776 6232
50 84 82 7056 6724 6888
51 89 85 7921 7225 7565
52 90 89 8100 7921 8010
53 77 73 5929 5329 5621
54 85 70 7225 4900 5950
55 84 87 7056 7569 7308
56 90 87 8100 7569 7830
57 85 87 7225 7569 7395
58 91 80 8281 6400 7280
59 89 68 7921 4624 6052
60 90 81 8100 6561 7290
Jumlah 4.831 4.789 393.237 390.021 387.113
Diketahui
∑X = 4.831
∑X² = 393.237
∑XY = 387.113
∑Y = 4.789
∑Y² = 390.021
Kemudian dimasukkan dalam rumus product moment :
22 yx
xyrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
xy = Product dari x dan y
x = Variabel skor I (lintensitas layanan bimbingan konsling)
y = Variabel skor II (Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah )
390021393237
387113xyr
771533706879
387113xyr
7,391625
387113xyr
988477,0xyr
B. Interpretasi Data
Setelah data berhasil diuji, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan
dengan tabel r, dengan responden 60 siswa dengan taraf signifikan 5%
diperoleh dari tabel 0, 254, dan signifikan 1% diperoleh dari tabel 0, 330.
Bila dibandingkan ternyata ro: 0,988 > 0, 254 dan ro: 0, 988 > 0, 330.
Dengan demikian disimpulkan bahwa harga ro itu disignifikan,
berarti ada pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan
konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah.
Kesimpulan itu dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh positif
antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaan siswa
pada tata tertib sekolah di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran
2014/2015.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel
intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan ketaatan siswa pada
tataa tertib digunakan perhitungan melalui koefisien korelasi product
moment. Hasil perhitungan koefisien korelasi melalui rumus product
moment adalah rxy = 0,988. Setelah dikonsultasikan dengan tabel
sigfinikasi atau tabel (r) hitung, dari hasil perhitungan product moment =
0,988 menunjukkan bahwa koefisien korelasinya lebih besar daripada (r)
tabel yang sudah ditentukan yaitu (rxy = 0,988 >0,330). Ini berarti ada
pengaruh yang signifikan antara intensitas layanan bimbingan dan
konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib di MTs Yakti Tegalrejo
tahun pelajaran 2014/2015. Intensitas layanan bimbingan dan konseling
mempunyai pengaruh yang baik dengan ketaatan siswa di sekolah.
Berdasarkan hasil statistik tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh antara intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan
ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di MTs Yakti Tegalrejo tahun
pelajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian seluruh siswa di MTs Yakti
Tegalrejo. Pengaruh antara intensitas layanan bimbingan dan konseling
terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di MTs Yakti Tegalrejo
tahun pelajaran 2014/2015 adalah positif.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi,
baik dari penelitian lapangan maupun dari pembahasan teori-teori yang
ada kaitannya dengan judul yaitu Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs
Yakti Tegalrejo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling pada siswa MTs yakti
Tegalrejo yang berada pada kategori tinggi mencapai 78, 33%, berada
pada kategori sedang 21, 00%, dan berada pada kategori rendah 0 %.
2. Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang berada pada kategori
tinggi mencapai 78, 33%, berada pada kategori sedang 18, 33%, dan
pada kategori rendah berada 3, 33%.
3. Analisa rxy merupakan tujuan penelitian yang membuktikan bahwa
pengaruh intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap
ketaatan siswa pada tata tertib sekolah tahun 2014/2015 ada
komparasi. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif
antara intensitas layanan bimbingan konseling terhadap ketaatan
siswa pada tata tertib sekolah diterima.
Hal ini dapat dibuktikan pada hasil perhitungan rxy = 0, 988, penulis
konsultasikan dengan harga kritik pada tabel product moment.
Dengan demikian harga r observasi lebih besar dari r tabel,
baik taraf signifikan 5% atau 1%. Dinyatakan apabila r observasi
lebih besar dari r tabel maka ada komparasi dan hipotesis yang
menyatakan pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan
konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diterima.
B. Saran- saran
1. Untuk guru pembimbing konseling
Sebaiknya guru pembimbing lebih mengintensifkan lagi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, karena layanan
bimbingan yang dilaksanakan dan diberikan secara baik akan sangat
berpengaruh terhadap hasil, khusunya bagi siswa dalam menyadari tata
tertib sekolah.
2. Untuk siswa
Hendaknya siswa menggunakan dan memanfaatkan layanan
bimbingan konseling dengan sebaik-baiknya, baik ketika siswa punya
masalah ataupun tidak. Sehingga dalam penerapan tata tertib yag
bertujuan untuk mensukseskan tujuan belajar dapat dilaksanakan
dengan baik. Penting juga untuk membangun ketaatan diri dari tiap-
tiap siswa dalam menjalankan seluruh peraturan yang ada di sekolah.
Dimaksudkan dengan ketaatan diri dari masing-masing siswa, tidak
akan muncul interaksi negatif yang menyimpang.
3. Untuk orang tua
Hendaknya orang tua siswa bekerja sama dengan para guru dalam
hal pelaksanaan program sekolah, khususnya terhadap perilaku siswa
di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
A Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat press.
Arif, M. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama.
Jakarta: Golden Rerayon Press.
Arikunto, Suharsimi. 1991. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta.
Crow and Crow. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fakultas IlmuPendidikan.
Djumhur, dan Muh.Sorya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.
Bandung: CV. Ilmu.
Dokumentasi dari MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Farida. 2008. Pengaruh layanan Bimbingan Konseling terhadap Kesadaran
Siswa Menaati Tata Tertib Sekolah di MAN Temanggung
Tahun 2007/20008.
Fajri, Zul. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Difa Publisher.
Hadeli. 2008.Metode Penelitian Kependidikan, Quantum Teaching. Ciputat.
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Partowisastro, Koestoer. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah jilid II.
Jakarta: Erlangga.
Poerbakawaca, Soergada dan H.A.H Harapan. 1982. Ensiklopedi Pendidikan.
Jakarta:Gunung Agung.
Poerwadarminto, WJS. 1991. kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
PT.Sabiq. 2007. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: PT.Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Sofyan, dan August Setyawan. 1987. Membina Kebahagiaan Murid, Suatu
Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Angkasa.
Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.
UUSPN No. 20 Tahun 2003.
Walgito. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Yogyakarta: Andi Offet.
Walgito,Bimo. 2010. bimbingan +konseling (Studi & Karier). Yogyakarta: C.V
Andi Offset.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi pendidikan. Jakarta:
PT.Grasindo.
Yusuf, Syamsu, dan Juntik. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI
MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN 2014/2015
DAFTAR ANGKET
A. Data Responden
Nama :
Kelas :
B. Petunjuk pengisian angket
1. Bacalah pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan baik
kemudian pilihlah beberapa pernyataan yang disediakan
2. Berilah tanda (V) pada salah satu kolom A (SL), B (SR), C (KK), D
(TP) atau ( Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah ) yang anda
anggap paling sesuai dengan kondisi saudara !
INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
NO
PERTANYAAN
PILIHAN
A B C D
1. Apakah di sekolah anda mendapat layanan bimbingan
dan konseling ?
2. Apakah ada perubahan dalam pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah anda ?
3. Apakah semua siswa mendapat layanan bimbingan dari
sekolah ?
4. Apakah bimbingan konseling mengadakan sosialisasi
peraturan sekolah ?
5. Ketika terjadi kekosongan jam atau guru kelas tidak
berangkat, apakah diisi oleh guru BK ?
6. Apakah guru BK selalu hadir di jam bimningan dan
konseling ?
7. Apakah guru BK memberikan nasihat ketika anda
melakukan pelanggaran di sekolah ?
8. Apakah guru BK pernah memberikan kegiatan ?
9. Apakah guru BK pernah memberikan kegiatan outbond
di awal pembelajaran ?
10. Apakah guru BK pernah memberikan materi tentang
penyuluhan narkoba ?
11. Apakah anda pernah berkonsultasi dengan guru BK di
sekolah anda ?
12. Apakah anda pernah berkonsultasi tentang masalah
pribadi ke guru BK ?
13. Apakah layanan BK di sekolah anda menyenangkan ?
14. Ketika anda memiliki masalah di sekolah, pernahkah
guru BK memanggil anda ?
15. Apakah layanan BK di sekolah itu diperlukan menurut
anda ?
16. Apakah guru BK masuk ke kelas anda untuk memberikan
bantuan layanan ?
17. Ketika anda dipanggil guru BK dan diberi penggarahan,
apakah saudara datang dengan senang hati ?
18. Dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah, apakah
guru BK bekerja sama dengan orang tua siswa ?
19. Apakah guru BK memberikan skors terhadap siswa yang
sudah melakukan pelanggaran berkali-kali di sekolah
anda ?
20. Apakah layanan bimbingan dan konseling belajar
memberikan dampak positif pada belajar anda ?
21. Apakah layanan bimbingan dan konseling belajar
membantu permasalahan anda dalam belajar ?
22. Apakah dengan adanya layanan bimbingan dan konseling
belajar, meningkatkan keinginan anda untuk belajar ?
23. Apakah dengan adanya layanan bimbingan dan konseling
belajar, membuat anda lebih bersemangat untuk belajar ?
24. Apakah dengan layanan bimbingan dan konseling
belajar, prestasi belajar anda menjadi lebih baik ?
25. Apakah menurut anda layanan bimbingan dan konseling
belajar sangat dibutuhkan anda dalam meningkatkan
minat belajar anda ?
KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI
TEGALREJO
NO
PERTANYAAN
PILIHAN
A B C D
1. Apakah anda memakai seragam sesuai dengan peraturan
dari sekolah ?
2. Apakah anda selalu datang tepat waktu sampai di sekolah ?
3. Apakah anda selalu datang ke sekolah tepat waktu?
4. Apakah anda berusaha untuk tidak datang terlambat sampai
ke sekolah ?
5. Apakah anda bersalaman dengan bapak ibu guru sebelum
masuk lingkungan sekolah ?
6. Apakah anda selalu memakai seragam dengan rapi di
sekolah?
7. Sebelum memulai pelajaran, apakah anda membaca do’a
sebelum belajar ?
8. Apakah anda melakukan usaha supaya tidak terlambat tiba
di sekolah ?
9. Ketika anda berbicara dengan guru, karyawan atau semua
teman, apakah sikap anda sopan ?
10. Apakah anda selalu menjaga kebersihan lingkungan
sekolah ?
11. Apakah anda membuat surat ijin ketika tidak masuk kelas ?
12. Apakah anda menyapa guru atau karyawan ketika sedang
berpapasan ?
13. Apakah anda selalu membayar SPP tepat waktu ?
14. Ketika anda masih berada dilingkungan sekolah dan waktu
shalat dzuhur telah tiba, apakah anda langsung pergi ke
masjid sekolah untuk melaksanakan shalat dzuhur ?
15. Apakah anda tetap berada didalam kelas ketika pergantian
jam pelajaran ?
16. Apakah anda mengerjakan setiap tugas dari guru ?
17. Apakah anda mengerjakan PR dirumah ?
18. Apakah anda masuk kelas sebelum guru masuk ke kelas ?
19. Apakah anda mengikuti semua mata pelajaran di sekolah ?
20. Apabila kamu mendapat teguran dari guru, apakah anda
mendengarkan ?
21. Apakah anda selalu mentaati tata tertib di sekolah ?
22. Apakah anda mengatur ruang kelas sebelum pembelajaran
dimulai ?
23. Apakah anda melaksanakan jadwal piket kelas ?
24. Apakah anda menjaga nama baik sekolah dengan baik ?
25 Apakah anda selalu sampai rumah tepat waktu ?
Tabel
Jawaban Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
Nomer
Urut
Responden
No Item
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
01 A A C B C A B C C A D C A A A C A C A A C A A A A
02 A C C A C B D B D A B C C A A D A A A A A B A A A
03 A C C A C B A B D A B C C C A B A C B A A C C C C
04 A C C A D D A C D A B C A B C A A C A A C C C C C
05 B A A B A C B C D C C D A A A A A A A B C A A A B
06 B A A B A A B D D A C D A A A A A A B B A A A A B
07 A A C A C C A A D A A A A A A D D A B C B A D C A
08 A A A A D C A C D A A A A A A C A A A A B A A A A
09 A A A A D B B C D A A A A A A C A A A A B A A A A
10 B B A B D A A C D D D C A D A A D C A A A C C B A
11 B B B A D A B C D D D D A D A A A C B A A A A A B
12 B A C A D C B A D A D D D D B A B B A A C C D C A
13 A D A A D A A C C D C C A C A C C C A A C A A C C
14 A D A A D A A C C D C C A C A C C C A A C A A C C
15 A D A A D A A C C D C C A C A C C C A A C A A C C
16 A D A A D A A C C D C C A C A C C C A A C A A C C
17 A C A A D A C D A D D A D D A C A A A A A A A A A
18 A C A A C A C D A D D A D D A C A A A A A A A A A
19 A A C A C A A D D D A D A D A A D A A A A C A A A
20 A A A A C C A A A D D A A D A A A A D A A A A A A
21 A C A C C C A B D D D D C A A D D D A A A A C C B
22 A C A A D B B C D A C D A A A C A A A A A B A A A
23 A D A C C A C B C D D A C A A A A A A A A A A A A
24 A A A A D A A C A A C C A A A A A A A A A A A A A
25 A C A A D B B C D A C D A D A C A A A A B A A A A
26 A D A C C A A B B D D C C D A C B A A A C B A C A
27 A D A C C A C B D D C D A A A C C A A A C D D C D
28 A D A C C A C B B D D C C D A C B A A A C B D D D
29 A C A A C A A A D D D D A A A D A A A A A A A A A
30 A A A A C D A A D D A A D D C C D A A A A A A A A
31 A C A A C A A C A A C D C A A C A A A B B C C C A
32 A C A A C A A A A A C D C A A D C A A A B C C C A
33 A A A A C A A C C A C A D A A D A A A A A A A A A
34 A C A A C A A D D A D D A D A B A A A A A A A A A
35 A A A A C A A A C C D A C A A D A A A A A A A A C
36 A A A A C A A A A A C A D A A D A A A A A A A A A
37 A A A A C A A A A A C A A C A A D A A A A A A A A
38 A A A A D C A C A A C A B A A B B C A A A A A A A
39 A A A A D A A A A A A A A A A A A A A A A A A C A
40 A A A A C A A A B A A A B A A A A A A A A A A C A
41 A C A A D A A A A A C C A A A A D A A D A A A C C
42 A A A A D A A A A A A A A C A C A C A A A A A A A
43 A A A B D C A C D A C A C A A B B C A A A A A C A
44 A A A A D A A B D A A A A A A A A A A C A A C A A
45 A A A A C A A A C A A A A A A D A A A A A A A A A
46 A A A A C A A A D A A C C C A A A A A A A A A A A
47 A A A A C A A A C A C A A D A A D C A A A A A A A
48 A A A A C A A A C A C A A D A C D C A A A A A A A
49 A A A A D C A C D A C A C A A B B C A A A A A A A
50 A A A A C A A A C A C C A D A A D C A A A A A A A
51 A A A A C A A A C A C A A A C D A A A A A A A A A
52 A A A A C A B A A A A B A A A B A A B A A C A C A
53 A A A A C A A A D C D D A D A A A A A A A A C C B
54 A D A A C A B A B C A D A A A D A A A A A A A A A
55 A D A A C A A C A D A D A D A A A A A A A A A A A
56 A A A A C A A A D A A A A A A D A A A A A A A C A
57 A A A A C A A A D A A C A D A D A A A A A A A C A
58 A A A A C B A A A A A A A A A A D D A A A A A A A
59 A A A A C C A A B A A B D C A A A A A A A A A A A
60 A A A A D A A A A A A D A D A A A B A A A A A A A
Tabel
Jawaban Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah
Nomer
Urut
Responden
No Item
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
01 A A C C A A D A A A A C A A C A A B B A B C B B D
02 A C C A A D A A B A A B C A C A A B B A B C B B D
03 A A B C C D A B C D C C C B B B A A A A A B B C C
04 A B B A C D A B A A B B C C C C C A A A A C B C A
05 B B B B D D A A A A A A A A A B C A A A A A A A B
06 A A C A A D A A A A B A A A A A A A A A A C A A A
07 A D B A B C D D B A B A A B A B A A A A A B C A A
08 A A A A A D A A A A A A A A C A A A A A A A A A A
09 A A A A A D A A A A A A A A C A A A A A A A A A A
10 A A C A C A A A A A A C C C C C A A A B C A A A A
11 A A C B B A B A B B A A B C C C C A B A B A A B A
12 B C D C C A B C B B C C C C C C A C B B C D A C B
13 A A A A C D A A A C C C B C A A C A A B A C B A A
14 A A A A C D A A A C C C B C A A C A A B A C B A A
15 A A A A C D A A A C C C B C A A C A A B A C B A A
16 A A A C A A A B A B A B B C A A C A A A A C A A A
17 A A A A A D A A A A A A A A A A A A A A B B A A A
18 B B B A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A B
19 A A A A C D A A A C A A C C A A C A A A A A A A A
20 A C C A A A A A A A A D A B B B B A A A A A A A A
21 A C C A C D B A C C C C B D C C C B B A C C A A A
22 A A A A A D A A A A A A C A A A A A A A A A A A A
23 C C D D A C C C D D D D D D D D D D D D D D D D D
24 A A B A B C A A B A A A A A B B A A A A A B B A A
25 A A A A D D A A A A A A A A B A A A A A A B A A A
26 A C C D C B B A B A C A D C C C D C A A B B A D B
27 A D D A C D A C B A A A B D D D D D D C C D C C D
28 D C C D C D B A B C C A D C D D D D C C C D D B D
29 A A D A A D A A A A A A A C A A A A A A A A A A A
30 A A A A C D A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
31 A C C A C D B A C C A C A C C C C C C A C B C A A
32 A C C A C D B A C C A C A C C C C C C A C B C A A
33 A A A A A A A A A A A C C C C C C C A C C A A B D
34 A A C A A D A A A A A C A A C A A A A A A C A A A
35 A A C A C A A A A A A A A C C C C C A A A C A A A
36 A A C A A C A A A A A A C C C A C A A C C C A A
37 A C C A C A A A A C A B C C C C C A A A C B A A A
38 A A C A C A A A A C C A C C A C A A A A C A A C A
39 A C C A A D A A C A A A A C C C C C A A A A A A A
40 A A C A C D B A C C C A A C C C C C C A A C A A A
41 A A A A C D A A A A A A D A C C C C A D A A A A A
42 A A A A C D A A C A A A C C C C C C A A A C A A A
43 A A C B C A A A A C C A C C C C C C A C B D B A A
44 A A C A C A A A C C A D D A A C C B A A C D C A C
45 A C C A A D A A C A A A C A B A B A C A C C C A A
46 B A A A B C A A B C A A C C C A C A A A C A C A C
47 A A A A A D A A A A A A C C C A A A A A C A C A A
48 A A A A C D A A C A A A C C C C C A A A C C C A C
49 A A C A C A A A A A C C A C C A C A A A A A C A A
50 A C A D A D A A A A A A C C C A A A A A C A C A A
51 A A A A C D A A A A A A C C C A A A A A C C A A A
52 A A A A A D A B A A A A B B A A A A A A C C B A A
53 A A A D C D A A C C A C A C C C C A A A C D A A A
54 A C C A B D B A B C C A A C C C C C C A C A A A C
55 A B C A A D A A A A A A A C A A A B A A A D B A A
56 A A A A C D A A C A A A C A C A A A A A A C S A A
57 A A A A C D A A C A A A C A C A A A A A A C S A A
58 A A A A C A A A C C A C C C C C C A A A C D B D D
59 A A C A A A A A B C C A C A C C C C C C C C C D D
60 A A A A C D A A C A A A A C C C C A A A A C A A A
Tabel
Nilai Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan Konseling
No
Res
p
No Item
Jumla
h
0
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
01 4 4 2 3 3 4 3 2 2 4 1 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 80
02 4 2 2 4 3 3 1 3 1 4 3 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 78
03 4 2 2 4 3 3 4 3 1 4 3 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 2 2 2 2 71
04 4 2 2 4 1 1 4 2 1 4 3 2 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 67
05 3 4 4 3 4 2 3 2 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 77
06 3 4 4 3 4 4 3 1 1 4 2 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 83
07 4 4 2 4 3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 3 2 3 4 1 2 4 77
08 4 4 4 4 1 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 87
09 4 2 4 4 1 3 3 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 85
10 3 2 4 3 1 4 4 2 1 1 1 2 4 1 4 4 1 2 4 4 4 2 2 3 4 67
11 3 2 3 4 1 4 3 2 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 71
12 3 4 2 4 1 2 3 4 1 4 1 1 1 1 3 4 3 3 4 4 2 2 1 2 4 64
13 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
14 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
15 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
16 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
17 4 2 4 4 1 4 2 1 4 1 1 4 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
18 4 2 4 4 3 4 2 1 4 1 1 4 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
19 4 4 2 4 3 4 4 1 1 1 4 1 4 1 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 77
20 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 85
21 4 2 4 2 3 2 4 3 1 1 1 1 2 4 4 1 1 1 4 4 4 4 2 4 3 66
22 4 2 4 4 1 3 3 2 1 4 2 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 78
23 4 1 4 2 3 4 2 3 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
24 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
25 4 2 4 4 1 3 3 2 1 4 2 1 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 77
26 4 1 4 2 2 4 4 3 3 1 1 2 2 1 4 2 3 4 4 4 2 3 4 2 4 70
27 4 1 4 2 2 4 2 3 2 1 2 1 4 4 4 2 2 4 4 4 2 1 1 2 1 63
28 4 1 4 2 2 4 2 3 3 1 1 2 2 1 4 2 3 4 4 4 2 3 1 1 2 64
29 4 2 4 4 2 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
30 4 4 4 4 2 1 4 4 1 1 4 4 1 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 76
31 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 1 2 4 4 2 4 4 4 3 3 2 2 2 4 77
32 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 1 2 4 4 4 3 2 2 2 4 77
33 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
34 4 2 4 4 2 4 4 1 1 4 1 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
35 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 88
36 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
37 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 88
38 4 4 4 4 1 2 4 2 1 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 83
39 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 95
40 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 94
41 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 2 81
42 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 91
43 4 4 4 3 1 2 4 2 1 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 79
44 4 4 4 4 1 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 91
45 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 91
46 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
47 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 1 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 86
48 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 1 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 84
49 4 4 4 4 1 2 4 2 1 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 82
50 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 1 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 84
51 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
52 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 90
53 4 2 4 4 2 4 4 4 1 2 1 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 77
54 4 1 4 4 2 4 3 4 3 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
55 4 1 4 4 2 4 4 2 4 1 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
56 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 90
57 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 85
58 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 91
59 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 90
Tabel
Nilai Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan Konseling
No
Res
p
No Item
Jumla
h
0
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
01 4 4 2 3 3 4 3 2 2 4 1 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 80
02 4 2 2 4 3 3 1 3 1 4 3 2 2 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 78
03 4 2 2 4 3 3 4 3 1 4 3 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 2 2 2 2 71
04 4 2 2 4 1 1 4 2 1 4 3 2 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 67
05 3 4 4 3 4 2 3 2 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 77
06 3 4 4 3 4 4 3 1 1 4 2 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 83
07 4 4 2 4 3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 1 4 3 2 3 4 1 2 4 77
08 4 4 4 4 1 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 87
09 4 2 4 4 1 3 3 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 85
10 3 2 4 3 1 4 4 2 1 1 1 2 4 1 4 4 1 2 4 4 4 2 2 3 4 67
11 3 2 3 4 1 4 3 2 1 1 1 1 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 71
12 3 4 2 4 1 2 3 4 1 4 1 1 1 1 3 4 3 3 4 4 2 2 1 2 4 64
13 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
14 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
15 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
16 4 1 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 2 2 69
17 4 2 4 4 1 4 2 1 4 1 1 4 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
18 4 2 4 4 3 4 2 1 4 1 1 4 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
19 4 4 2 4 3 4 4 1 1 1 4 1 4 1 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 77
20 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 85
21 4 2 4 2 3 2 4 3 1 1 1 1 2 4 4 1 1 1 4 4 4 4 2 4 3 66
22 4 2 4 4 1 3 3 2 1 4 2 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 78
23 4 1 4 2 3 4 2 3 2 1 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
24 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
25 4 2 4 4 1 3 3 2 1 4 2 1 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 77
26 4 1 4 2 2 4 4 3 3 1 1 2 2 1 4 2 3 4 4 4 2 3 4 2 4 70
27 4 1 4 2 2 4 2 3 2 1 2 1 4 4 4 2 2 4 4 4 2 1 1 2 1 63
28 4 1 4 2 2 4 2 3 3 1 1 2 2 1 4 2 3 4 4 4 2 3 1 1 2 64
29 4 2 4 4 2 4 4 4 1 1 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
30 4 4 4 4 2 1 4 4 1 1 4 4 1 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 76
31 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 1 2 4 4 2 4 4 4 3 3 2 2 2 4 77
32 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 1 2 4 4 4 3 2 2 2 4 77
33 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
34 4 2 4 4 2 4 4 1 1 4 1 1 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
35 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 88
36 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
37 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 88
38 4 4 4 4 1 2 4 2 1 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 83
39 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 95
40 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 94
41 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 2 2 81
42 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 91
43 4 4 4 3 1 2 4 2 1 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 4 79
44 4 4 4 4 1 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 91
45 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 91
46 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
47 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 1 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 86
48 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 1 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 84
49 4 4 4 4 1 2 4 2 1 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 82
50 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 1 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 84
51 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
52 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 90
53 4 2 4 4 2 4 4 4 1 2 1 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 77
54 4 1 4 4 2 4 3 4 3 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
55 4 1 4 4 2 4 4 2 4 1 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
56 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 90
57 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 85
58 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 91
59 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
60 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 90
Tabel
Nilai Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah
No
Res
p
No Item
Jumla
h
0
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
0
8
0
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
01 4 4 2 2 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 1 79
02 4 2 2 4 4 1 4 4 3 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 1 77
03 4 4 3 2 2 1 4 3 2 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 71
04 4 3 3 4 2 1 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 3 2 4 75
05 3 3 3 3 1 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 84
06 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 92
07 4 1 3 4 3 2 1 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 80
08 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
09 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
10 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 83
11 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 3 4 81
12 3 2 1 2 2 4 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 4 2 3 62
13 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 2 3 2 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 80
14 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 2 3 2 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 80
15 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 2 3 2 4 4 2 4 4 3 4 2 3 4 4 80
16 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 88
17 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 95
18 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 95
19 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 89
20 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 89
21 4 2 2 4 2 1 3 4 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 3 4 2 2 4 4 4 67
22 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
23 2 2 1 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
24 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 91
25 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 95
26 4 2 2 1 2 3 3 4 3 4 2 4 1 2 2 2 2 2 4 4 3 3 4 1 3 77
27 4 1 1 4 2 1 4 2 3 4 4 4 3 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 54
28 1 2 2 1 2 1 3 4 3 2 2 4 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 3 1 47
29 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
30 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95
31 4 2 2 4 2 1 3 4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 4 4 77
32 4 2 2 4 2 1 3 4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 4 4 77
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 3 1 78
34 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 89
35 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 86
36 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 82
37 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 3 4 4 4 78
38 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 80
39 4 2 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 73
40 4 4 2 4 2 1 3 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 4 4 72
41 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 1 4 4 4 4 4 82
42 4 4 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 1 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 78
43 4 4 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 3 4 2 3 1 3 4 4 73
44 4 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 1 1 4 2 2 2 4 4 4 2 1 2 4 2 71
45 4 2 2 4 4 1 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 79
46 3 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 4 2 2 3 4 3 4 4 4 2 4 2 4 2 81
47 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 85
48 4 4 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 75
49 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 76
50 4 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 82
51 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 85
52 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 89
53 4 4 4 1 2 1 4 4 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 4 2 1 4 4 4 73
54 4 2 2 4 3 1 3 4 3 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 2 70
55 4 3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 1 3 4 4 87
56 4 4 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 87
57 4 4 4 4 2 1 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 87
58 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 1 3 1 1 80
59 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 1 68
60 4 4 1 4 2 1 4 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Trinikmah Utamimah
Tempat tanggal lahir : Magelang, 07 Januari 1992
Jenis kelamin : Perempuan
Warga negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Banyuurip, Kec.Tegalrejo, Kab. Magelang
Riwayat pendidikan: 1. MI Yakti Banyu Urip lulus Tahun 2004 di Magelang
2. MTs. Yakti Tegalrejo lulus Tahun 2007 di Magelang
3. MAN 1 Magelang lulus Tahun 2010 di Magelang
4. S1 jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga di Salatiga
demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 November 2014
Penulis
Trinikmah Utamimah
111 10 096
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama :Trinikmah Utamimah Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Nim : 111 10 096 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Suparwi. M.A.
Jurusan : Tarbiyah
NO KEGIATAN WAKTU
PELAKSANAAN POINT KETERANGAN
1.
ORIENTASI PENGENALAN
AKADEMIK DAN
KEMAHASISWAAN (OPAK) STAIN
SALATIGA TAHUN 2010
25-27 AGUSTUS
2010 3 PESERTA
2. UPT PERPUSTAKAAN “ USER
UDUCATION “ STAIN SALATIGA
20-25 SEPTEMBER
2010 3 PESERTA
3 PRAKTIKUM KEPRAMUKAAN 22-27 JULI 2011 3 PESERTA
4 PRAKTIKUM “ETIKA PROFESI
KEGURUAN” 10 FEBRUARI 2012 2 PESERTA
5 PRAKTIKUM “KOMPUTER
MULTIMEDIA”
14-15 FEBRUARI
2012 2 PESERTA
6 PRAKTIKUM “BACA TULIS
ALQUR’AN (BTQ)” 22 JUNI 2011 2 PESERTA
7 PRAKTIKUM “PERAWATAN
JENAZAH” 22 JUNI 2011 3 PESERTA
8
SEMINAR “MENCETAK KADER
KOPMA FATAWA YANG BERJIWA
KOPERASI DAN ENTERPRENEUR
DALAM RANGKA MENGHADAPI
PEREKONOMIAN GLOBAL”
12-14 FEBRUARI
2013 3 PANITIA
9
BASIC TRAINING
“IMPLEMENTASI NILAI KE-HMI-
AN DALAM DIRI MAHASISWA
DEMI TERBENTUKNYA INSAN
YANG INTELECTUALITAS DAN
BERNAFAS ISLAM”
16-19 MARET 2011 3 PANITIA
10
SEMINAR NASIONAL
ENTREPRENEURSHIP “TREN
BISNIS BERBASIS MULTIMEDIA
DAN TEKNOLOGI INFORMATIKA
SEBAGAI WUJUD PASAR
MODERN”
21 APRIL 2012 6 PESERTA
11
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN “MEMBUDAYAKAN
SEBUAH PENDIDIKAN
BERKARAKTER KE-INDONESIA-
AN DALAM PENDIDIKAN
FORMAL”
6 NOVEMBER 2010 6 PESERTA
12
SEMINAR NASIONAL “NATIONAL WORKSHOP OF
ENTREPRENEURSHIP AND BASIC
COOPERATION”
19 DESEMBER 2010 6 PESERTA
13
SEMINAR NASIONAL
PENDIDIKAN “ REALISASI
PENDIDIKAN KARAKTER
BANGSA DALAM KURIKULUM
PENDIDIKAN NASIONAL”
20 JUNI 2011 6 PESERTA
14
SEMINAR NASIONAL
“MEWASPADAI GERAKAN ISLAM
GARIS KERAS DI PERGURUAN
TINGGI”
23 JUNI 2013 6 PANITIA
15
SEMINAR REGIONAL “PERAN
MAHASISWA DALAM
MENGAWAL BLSM (BLT) TEPAT
SASARAN”
03 MEI 2012 4 PESERTA
16
PUBLIC HEARING
“MENINGKATKAN TATANAN
BIROKRASI KAMPUS YANG
BERBASIS PADA PRINSIP-PRINSIP
INTEGRITAS”
25 JUNI 2011 2 PESERTA
17
PUBLIC HEARING “OPTIMALISASI
DEMOKRASI KAMPUS SEBAGAI
UPAYA INTEGRITY ORIENTED”
09 MARET 2011 2 PESERTA
18
SARASEHAN KEAGAMAAN
“MEMBEDAH PEMIKIRAN DAN
GERAKAN”
06 JUNI 2011 3 PESERTA
29
SEMINAR “OPTIMALISASI PERAN
KOPERASI DALAM DUNIA
KEMAHASISWAAN”
29 APRIL 2012 3 PESERTA
20
SEMINAR “PELATIHAN
MENDONGENG” DALAM
RANGKA “OPEN HOUSE SD
INTEGRAL HIDAYATULLAH
SALATIGA”
29 MARET 3 PESERTA
21
BASIC TRAINING (LKI)
“MEWUJUDKAN MAHASISWA
ISLAM YANG IDEAL DEMI
TERWUJUDNYA KADER YANG
MILITAN”
22-24 OKTOBER
2014 3 PESERTA
22 SEMINAR “HEAL THE WORLD
WITH VOLUNTARY SERVICE”3 19 MARET 2011 3 PESERTA
23
SEMINAR NASIONAL “NORMA
HUKUM SERTA KEBIJAKAN
PEMERINTAH DALAM
MENGENDALIKAN HARGA BBM
BERSUBSIDI”
27 MEI 2013 6 PESERTA
24 SEMINAR NASIONAL “PERAN MAHASISWA DALAM MENGENAL
MASA DEPAN INDONESIA PASCA
PILPRES 2014”
29 SEPTEMBER 2014 6 PESERTA
25
SEMINAR NASIONAL
“KEMANAKAH ARAH KEBIJAKAN
BBM ? MENDORONG SUBSIDI
BBM UNTUK RAKYAT”
10 NOVEMBER 6 PESERTA
26
SERTIFIKAT “TAMAN
PENDIDIKAN AL-QUR’AN
BAITUSSHOLIHIN”
3 PENGAJAR
27
SERTIFIKAT TPA “RAMADHAN
PERBANYAK AMAL, RAIH
KEMENANGAN”
25 JULI 2013 2 PANITIA
JUMLAH 100
Salatiga, 10 Desember 2014
mengetahui
Wakil Ketua III
Bidang Kemahasiswaandankerjasama
Moh.Khusen, M.Ag.M.A.
NIP. 197412`121999031003
PERNYATAAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : TRINIKMAH UTAMIMAH
NIM : 111 10 096
Judul Skripsi : Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap
Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs Yakti
Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015
Dengan ini saya menyatakan memberikan ijin untuk dipbulikasikan oleh STAIN
Salatiga.