pengaruh intensitas kebisingan terhadap …eprints.ums.ac.id/39749/25/02. naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN
DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT
ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
MIRANTI SISKA NITAMI
J 410 100 078
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA
DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH
PRINTING TEXTILE SURAKARTA
xiii+81+13
MIRANTI SISKA NITAMI J410 100078
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta
Abstrak
Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan masalah tersendiri bagi tenaga
kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Tetapi banyak tenaga kerja yang telah
terbiasa dengan kebisingan tersebut, tetapi tidak ada yang mengeluhkan gangguan
kesehatan sedangkan efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada
intensitasnya. Pengaruh utama kebisingan yaitu kerusakan pada indra
pendengaran yang menyebabkan tuli progresif. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya pengaruh antara intensitas kebisingan terhadap penurunan
daya dengar tenaga kerja bagian weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental,
dengan metode observasional analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah tenaga kerja bagian weaving 140
orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling
dikarenakan dari perusahaan hanya mengijinkan sampel sebanyak 30 orang. Hasil
uji statistik penelitian menunjukkan ada pengaruh antara intensitas kebisingan
terhadap penurunan daya dengar tenaga kerja bagian weaving dan racing di PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta (ρ value < 0,05). Tenaga kerja yang
terpapar bising melebihi NAB pada telinga kanan 46,7% mengalami daya dengar
menurun dan 3,3% dalam kondisi normal. Pada telinga kiri 40% juga mengalami
daya dengar menurun dan 10% dalam kondisi normal. Tenaga kerja yang terpapar
bising tidak melebihi NAB pada telinga kanan 26,7% dalam kondisi normal dan
23,3% mengalami daya dengar menurun. Pada telinga kiri 43,3% dalam kondisi
normal dan 6,7% mengalami daya dengar menurun.
Kata Kunci : Intensitas kebisingan, Penurunan daya dengar
Kepustakaan : 38, 1995-2013
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF NOISE INTENSITY TO PART OF WEAVING LABOUR
HEAR ENERGY DEGRADATION AT PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE
SURAKARTA
Noise at workplace oftentimes represent the separate problem to labour,
generally come from machine work. But many labour which have accustomed to
the noise, but nothing that grip the health trouble while noise effect to health
depend on its intensity. The noise especial influence that was damages the hearing
causing progressive deaf. This research purpose was to know the existence of
influence between noise intensity to hear energy degradation the labour of
weaving part in PT.Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. This research
method was using non experiment research design by observational analitic
method. This research was using cross sectional approach. This research
population was the labour of weaving part acount of 140 persons. The sampling
technique used was quota sampling becaused from the company only permitting
sampel counted 30 persons. Research result statistic test show that there was
influence between noise intensity to part of weaving and recing labour hear
energy degradation at PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta (ρ value <
0,05). Labour which dispersed the noise exceed NAB in right ear 46,7%
experiencing of energy hear downhill and 3,3% normal in a condition and also at
left ear 40% experiencing of energy hear downhill and 10% normal in a
condition. Labour which dispersed the noise do not exceed NAB at right ear
26,7% normal in a condition and 23,3% experiencing of energy hear downhill. At
the left ear 43,3% normal in a condition and 6,7% experiencing of energy hear
downhill.
Keywords: Noise intensity, hear energy degradation
1
PENDAHULUAN
Peningkatan industrialisasi tidak terlepas dari peningkatan
teknologi modern. Di saat kita menerima peningkatan dan perubahan dari
teknologi, maka kita pun akan juga menerima dampak dari teknologi
tersebut. Pemilihan teknologi dalam bidang produksi dimaksudkan untuk
menggantikan posisi manusia dari faktor utama kegiatan produksi menjadi
pengendali kegiatan produksi. Ini terjadi karena keterbatasan yang dimiliki
manusia sebagai tenaga kerja misalnya kecepatan, tenaga, dan lain-lain.
Namun perubahan posisi ini tidak bisa mengabaikan orientasi perubahan
untuk mengelola sumber daya manusianya, karena manusia adalah human
centered dalam kegiatan produksi (Anizar, 2012).
Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan masalah
tersendiri bagi tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Tetapi
banyak tenaga kerja yang telah terbiasa dengan kebisingan tersebut,
meskipun tidak mengeluh gangguan kesehatan tetap terjadi, sedangkan
efek kebisingan terhadap kesehatan tergantung pada intensitasnya (Anies,
2005).
Pengaruh utama kebisingan kepada kesehatan adalah kerusakan
pada indra pendengar, yang menyebabkan tuli progresif, dan akibat
demikian telah diketahui dan diterima umum untuk berabad-abad lamanya.
Dengan kemampuan upaya hygiene perusahaan dan kesehatan kerja
(hiperkes), akibat buruk kebisingan pada alat pendengar boleh dikatakan
2
dapat dicegah asalkan program konservasi pendengaran (hearing
conservation program) dilaksanakan sebaik-baiknya (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siti Rochmah (2005)
tentang Perbedaan Ketajaman Pendengaran Tenaga di PT. APAC INTI
CORPORA BAWEN tahun 2006 dengan hasil sebagai berikut: ada
perbedaan rata-rata ketajaman pendengaran telinga kanan dan kiri di PT.
APAC INTI CORPORA BAWEN 70% pekerja mengalami gangguan
komunikasi, 43% pekerja mengalami gangguan konsentrasi, 50% pekerja
mengalami gangguan tidur, dan 66% pekerja mengalami keluhan pusing
kepala.
PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta merupakan sebuah
industri yang bergerak dibidang tekstil. Proses produksi di PT Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta melalui dua proses produksi, yaitu bagian
weaving (tenun), dan bagian printing. Pada bagian produksi menggunakan
mesin wearping, mesin kelos, mesin sizing, mesin cucuk, mesin winding,
mesin loom, mesin disel dan mesin uap. Bagian produksi yang potensial
menimbulkan kebisingan di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
adalah di bagian weaving karena di bagian weaving merupakan bagian
yang menangani proses penenunan bahan baku benang menjadi kain
mentah (grey).
Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan di PT. Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta hasil pengamatan di bagian weaving
bagian produksi terdapat banyak mesin yang menimbulkan suara bising
3
dengan intensitas kebisingan tinggi. Sumber bising yang dihasilkan
tersebut yaitu dari mesin-mesin tenun pada bagian weaving. Sedangkan
hasil wawancara dengan tenaga kerja di bagian weaving dengan sampel
sebanyak 140 orang, 36% tenaga kerja merasakan keluhan seperti
terganggu konsentrasi, 30% mengalami gangguan percakapan saat
komunikasi antar pekerja, dan 34% mengalami penurunan daya dengar
para pekerja. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Daya
Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta”.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya pengaruh antara intensitas kebisingan terhadap
penurunan daya dengar telinga kiri dan telinga kanan tenaga kerja bagian
weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur tingkat kebisingan pada tenaga kerja bagian weaving di PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
b. Mengukur penurunan ambang dengar telinga kiri dan telinga kanan
tenaga kerja bagian weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta.
4
c. Melakukan analisis tingkat kebisingan dan penurunan ambang dengar
telinga kiri dan telinga kanan tenaga kerja bagian weaving di PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian non
eksperimental dengan menggunakan metode observasional analitik.
Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini menggunakan pendekatan cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 140 tenaga kerja bagian
weaving, jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30
orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah quota
sampling.Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan observasi,
pengukuran dengan mengukur intensitas kebisingan di bagian weaving dan
racing, mengukur ambang dengar telinga kiri telinga kanan dan wawancara.
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis data statistik yang
dilakukan dengan uji Chi Square dengan tingkat signifikan (nilai P) 95%
(0,05).
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
1. Intensitas Kebisingan Tempat Kerja
Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan sound level meter
diperoleh hasil pengukuran intensitas kebisingan tempat kerja di
bagian weaving dan racing/cucuk di PT. Iskandar Indah Printing
5
Textile Surakarta. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 1. sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan di PT. Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta
No Bagian Titik 1 (dB)
Titik 2 (dB)
Titik 3 (dB)
Titik 4 (dB)
Titik 5 (dB)
Leq (dB)
1. 2.
Weaving Racing/Cucuk
104 76
103 79
106 78
105 75
107 78
105,23 77,44
Data hasil pengukuran ambang dengar di tempat terpapar kebisingan
melebihi NAB (>85 dB) pada bagian weaving dan pada bagian racing
tidak melebihi NAB (<85 dB) adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Ambang Dengar Tenaga Kerja Bagian
Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
Terpapar Bising > NAB (>85db) dan <NAB (<85 db)
No Umur
(th)
Masa Kerja
(th)
Ambang Pendengaran (dBA)
Kanan Kiri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
39
50
40
55
43
47
39
39
30
40
50
42
48
30
40
19
35
13
15
27
25
23
15
10
15
35
10
25
12
15
46,26
46,25
17,5
38,75
51,25
33,75
47,5
42,5
45
47,5
38,75
38,75
47,5
45
38,75
42,5
13,75
13,75
43,75
45
37,5
47,5
45
38,75
41,25
33,75
37,5
21,25
26,25
25
Tabel 3. Hasil Pengukuran Ambang Dengar Tenaga Kerja di
Bagian Recing PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
Terpapar Bising <NAB (<85 dB)
No Umur
(th)
Masa Kerja
(th)
Ambang Pendengaran (dBA)
Kanan Kiri
1.
2.
3.
50
46
49
35
23
25
30
25
11,25
26,25
12,5
17,5
6
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
50
45
42
48
49
50
49
41
48
42
49
50
30
23
21
24
27
30
27
18
24
12
27
35
28,75
21,25
16,25
12,5
21,25
32,5
11,25
26,25
28,75
31,25
16,25
18,75
31,25
18,75
20
16,25
16,25
22,5
13,75
16,25
17,5
22,5
12,5
18,75
2. Penurunan Daya Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving dan Racing di
PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
Setelah dilakukan pengukuran nilai amabang dengar tenaga kerja
bagian weaving dan racing menggunakan audiometer diperoleh hasil
seperti yang tersaji pada tabel 3. Sebagai berikut:
Tabel 4. Penurunan Daya Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving
dan Racing di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
No Penurunan Daya
Dengar
Telinga Kanan Telinga Kiri
Weaving Racing Weaving Racing
n % n % n % n %
1.
2.
Telinga Normal
Daya dengar
menurun
1
14
3,3%
46,7%
8
7
26,7%
23,3%
3
12
10%
40%
13
2
43,3%
6,7%
Total 15 50% 15 50% 15 50% 15 50%
B. Analisis Bivariat
1. Pengujian Intensitas Kebisingan terhadap Penurunan Daya Dengar
pada Telinga Kanan
Sebelum dilakukan pengujian statistik chi square akan dilakukan
analisis tabulasi silang seperti pada tabel 4. Berikut ini.
Tabel 5. Hasil Analisis Pengujian Intensitas Kebisingan terhadap
Penurunan Daya Dengar Telinga Kanan pada Tenaga Kerja
7
Bagian Weaving dan Racing di PT. Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta
Intensitas
Kebisingan
Daya Dengar Telinga Kanan
Normal Daya dengar
Menurun
Total
n % n % n %
< NAB
> NAB
8
1
26,7%
3,3%
7
14
23,3%
46,7%
15
15
50%
50%
Total 9 30% 21 70% 30 100%
Kemudian dilakukan analisis chi square dengan hasil sebagai berikut
Tabel 6. Hasil Analisis Pengaruh Intensitas Kebisngan terhadap
Penurunan Daya Dengar Telinga Kanan pada Tenaga Kerja
Bagian Weaving dan Racing di PT. Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta
Variabel χ2
p value α
Intensitas kebisingan-
daya dengar menurun
telinga kanan
7,778 0,014 0,05
2. Pengujian Intensitas Kebisingan terhadap Penurunan Daya Dengar
pada Telinga Kiri
Sebelum dilakukan pengujian statistik chi square akan dilakukan
analisis tabulasi silang seperti pada tabel 6. Berikut ini.
Tabel 7. Hasil Analisis Pengujian Intensitas Kebisingan terhadap
Penurunan Daya Dengar Telinga Kiri pada Tenaga Kerja Bagian
Weaving dan Racing di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta
Intensitas
Kebisingan
Daya Dengar Telinga Kiri
Normal Menurun Total
n % n % n %
< NAB
> NAB
13
3
43,3%
10%
2
12
6,7%
40%
15
15
50%
50%
Total 16 53,3% 14 46,7% 30 100%
Kemudian dilakukan analisis statistik chi square dengan hasil
sebagai berikut.
Tabel 8. Hasil Analisis Pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap
Penurunan Daya Dengar Telinga Kiri pada Tenaga Kerja Bagian
8
Weaving adan Racing di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta
Variabel Chi square p value α
Intensitas kebisingan-
daya dengar menurun
telinga kiri
13,393 0,000 0,05
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
1. Umur
Berdasarkan hasil pengumpulan data diketahui bahwa
reponden mempunyai umur paling tinggi 55 tahun dan paling
rendah berumur 30 tahun. Menurut Sasongko, dkk (2000)
seseorang dalam usia produktif yaitu usia 15-55 tahun dapat
terhindar dari prebiakusis, yaitu gangguan pendengaran
biasanya disebabkan oleh fungsi organ pendengaran yang
menurun. Oleh karena itu dalam penelitian ini dipilih usia
produktif untuk bekerja antara 30-55 tahun dan tidak ada
riwayat gangguan pendengaran sebelumnya.
2. Masa Kerja
Dari hasil pengumpulan data diketahui bahwa responden telah
bekerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta paling
tinggi selama 35 tahun dan paling rendah selama 10 tahun.
Menurut Suyono (1995), timbulnya risiko kerusakan
pendengaran pada tingkat kebisingan <80 dB (A) untuk
paparan harian selama 8 jam dapat diabaikan dan tidak ada
peningkatan presentase subjek dengan gangguan pendengaran.
9
Namun adanya paparan kebisingan >85 dB (A) ada
kemungkinan bahwa setelah 5 tahun bekerja, 1% pekerja akan
memperlihatkan sedikit adanya gangguan pendengaran. Akan
tetapi pada 85 dB(A) ada kemungkinan bahwa setelah 5 tahun
kerja 1% tenaga kerja akan memperlihatkan sedikit (biasanya
minor) gangguan pendengaran, setelah 10 tahun kerja 3%
pekerja mengalami kehilangan pendengaran, dan setelah 15
tahun meningkat menjadi 5%. Hal ini mengapa peneliti
mengambil sampel responden yang telah bekerja selama lebih
dari 5 tahun.
B. Intensitas Kebisingan Tenaga Kerja Bagian Weaving dan
Racing di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
Berdasarkan hasil pengukuran ambang dengar ditempat
terpapar kebisingan melebihi NAB (> 85dB) yaitu di bagian
weaving yang dilakukan di lima titik pengukuran mempunyai Leq
105,23 dBA, nilai ambang dengar tertinggi pada telinga kanan
pekerja sebesar 47,5 dBA dan terendah adalah 17,5 dBA
sedangkan pada telinga kiri nilai ambang dengar tertinggi sebesar
47,5 dBA dan terendah sebesar 13,75 dBA. Hal ini menunjukkan
bahwa intensitas kebisingan di bagian weaving melebihi nilai
ambang batas pendengaran yang dapat mengakibatkan gangguan
pendengaran seorang pekerja jika hal itu dilakukan secara rutin
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
10
Sedangkan hasil pengukuran ambang dengar ditempat
terpapar kebisingan tidak melebihi NAB (< 85dB) yaitu di bagian
recing/cucuk yang juga dilakukan di lima titik pengukuran
mempunyai Leq 77,44 dBA, dengan nilai ambang dengar tertinggi
pada telinga kanan 32,5 dBA dan terendah adalah 11,25 dBA
sedangkan pada telinga kiri nilai ambang dengar tertinggi sebesar
31,25 dBA dan terendah sebesar 12,5 dBA. Meskipun dari hasil
pengukuran intensitas kebisingan di bagian recing/cucuk tidak
melebihi NAB tetap saja jika dilakukan secara terus-menerus dan
dalam jangka waktu yang lama bahkan pekerja tidak
menggunakan alat pelindung telinga maka dapat berdampak
negatif pada alat pendengarannya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari
Permatasari (2013), dimana tingkat kebisingan di lingkungan kerja
PT. X yang diatas NAB, yang terdapat pada lingkungan kerja
bagian weaving loom yaitu 100,6 dBA. Kondisi ini memiliki nilai
ambang batas yang melebihi NAB sehingga tidak diperbolehkan.
C. Penurunan Daya Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving dan
Racing/Cucuk di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta
Dari hasil analisis diketahui bahwa mayoritas tenaga kerja
bagian weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile pada telinga
kanan mengalami daya dengar menurun, begitu juga pada telinga
kiri mayoritas tenaga kerja juga mengalami daya dengar menurun.
11
Pada tenaga kerja bagian recing untuk telinga kanan mayoritas
tenaga kerja mempunyai daya dengar termasuk kategori telinga
normal, begitu juga pada telinga kiri tenaga kerja juga mempunyai
daya dengar yang termasuk kategori telinga normal.
Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga kerja yang
bekerja di bagian weaving yaitu bagian dimana dilakukan
penenunan benang, mengalami penurunan daya dengar
(mengalami ketulian) baik telinga kanan maupun telinga kiri.
Sehingga mesin secara otomatis akan hidup secara terus-menerus
yang mengakibatkan terpaparnya intensitas kebisingan melebihi
NAB dan hal ini dilakukan oleh para pekerja selama 8 jam sehari
selama lebih dari 5 tahun. Berbeda dengan tenaga kerja bagian
recing/cucuk, yaitu bagian yang termasuk ke dalam tahap
persiapan yang bertujuan untuk menghasilkan benang lusi dan
benang pakan sebagai bahan pembuatan kain, tidak mengalami
penurunan daya dengar atau dengan kata lain tenaga kerja bagian
recing masih memiliki telinga dalam kondisi normal baik telinga
kanan maupun telinga kiri. Sehingga mesin dibunyikan secara
terus-menerus namun dengan intensitas kebisingan yang tidak
melebihi NAB.
Ambang pendengaran adalah suara terendah yang masih
dapat didengar. Makin rendah tingkat suara yang terlepas yang
dapat didengar berarti makin rendah Nilai Ambang Pendengaran
(NAP). Hal ini berarti semakin baik pula telinganya. Kebisingan
12
dapat mengaruhi Ambang Pendengaran, pengaruh ini bersifat
sementara ataupun bersifat menetap (Soeripto, 2008).
D. Pengaruh Intensitas Kebisingan terhadap Penurunan Daya
Dengar Tenaga Kerja Bagian Weaving dan Racing/Cucuk di
PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
Dari hasil analisis chi square antara intensitas kebisingan
terhadap penurunan daya dengar telinga kanan tenaga kerja
diperoleh nilai Fisher Exact Test sebesar 0,014 < 0,05 (p value <
0,05). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
bahwa ada pengaruh antara intensitas kebisingan terhadap
penurunan daya dengar telinga kanan tenaga kerja bagian weaving
dan recing/cucuk di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.
Sedangkan analisis antara intensitas kebisingan terhadap
penurunan daya dengar telinga kiri tenaga kerja diperoleh nilai
signifikansi (p value) sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada pengaruh antara
intensitas kebisingan terhadap penurunan daya dengar telinga kiri
tenaga kerja bagian weaving dan recing/cucuk di PT. Iskandar
Indah Printing Textile Surakarta. Sehingga secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara intensitas
kebisingan terhadap penurunan daya dengar tenaga kerja di PT.
Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, yang berarti semakin
tinggi intensitas kebisingan yang dihasilkan dan secara terus-
13
menerus dalam jangka waktu yang lama maka semakin tinggi
terjadinya penurunan daya dengar seseorang tenaga kerja.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Putra,
dkk (2010), dimana intensitas bising yang tinggi (>85 dB)
merupakan faktor risiko kejadian penurunan ambang dengar.
Responden yang terpapar bising tinggi (>85 dB) berisiko 1,106
kali mengalami penurunan ambang dengar dibanding dengan yang
terpapar bising rendah (<85 dB). Begitu juga mendukung hasil
penelitian dari Listyaningrum (2011), dimana ada pengaruh
intensitas kebisingan terhadap ambang dengar pada tenaga kerja di
PT. Sekar Bengawan Kabupaten Karanganyar.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh antara intensitas kebisingan terhadap
penurunan daya dengar tenaga kerja bagian weaving dan
(racing) cucuk di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta (ρ value < 0,05).
2. Tenaga kerja yang terpapar bising melebihi NAB (>
85dBA) pada telinga kanan 46,7% mengalami daya dengar
menurun dan 3,3% dalam kondisi normal. Pada telinga kiri
40% mengalami daya dengar menurun dan 10% dalam
kondisi normal.
14
3. Tenaga kerja yang terpapar bising tidak melebihi NAB (<
85dBA) pada telinga kanan 26,7% dalam kondisi normal
dan 23,3% mengalami daya dengar menurun. Pada telinga
kiri 43,3% dalam kondisi normal dan 6,7% mengalami
daya dengar menurun.
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan dan simpulan yang telah dipaparkan
di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi Tenaga Kerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile
Diharapkan lebih memperhatikan kesehatan fisiknya
terutama alat pendengarannya dan lebih mematuhi K3
demi keselamatan semua pekerja salah satunya dengan
patuh selalu menggunakan alat pelindung telinga sewaktu
bekerja.
2. Bagi PT. Iskandar Indah Printing Textile
a. Dalam mengatasi masalah kebisingan diharapkan
perusahaan untuk memperhatikan para pekerja dengan
memberikan secara gratis alat pelindung telinga.
Dengan demikian para pekerja akan selalu dalam
kondisi sehat baik secara fisik maupun psikisnya.
b. Mesin perusahaan yang menimbulkan kebisingan
sebaiknya secara rutin melakukan perawatan dan
pemeriksaan serta perbaikan pada mesin agar tidak
15
terlalu menimbulkan kebisingan yang melebihi dari
standar yang telah ditentukan yaitu tidak melebihi dari
NAB (> 85 dBA).
c. Diharapkan perusahaan lebih melakukan peningkatan
pengawasan dan disiplin dalam pemakaian APT (Alat
Pelindung Telinga) seperti ear muff, ear plug saat
bekerja di lingkungan bising, pengaturan pembagian
APT sebaiknya diorientasikan menurut tinggi
rendahnya intensitas bising di tempat kerja, sehingga
karyawan yang benar-benar mengalami paparan tinggi
mendapat proteksi pendengaran dengan daya reduksi
yang tinggi pula.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Masyarakat
Dapat mampu mengembangkan ilmu keselamatan dan
kesehatan kerja serta meningkatkan pembentukan sumber
daya manusia yang lebih baik bagi masyarakat khususnya
terkait dengan pengaruh intensitas kebisingan terhadap
penurunan daya dengar tenaga kerja.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya dilakukan penelitian yang lebih mendalam
dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan daya dengar para tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Anies. 2005. Penyakit akibat Kerja, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Anizar. 2012. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Graha ilmu.
Yogyakarta
Bashiruddin, dan Jenny . 2007. Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional.
Bashirudin J. Dan Soetirto I. 2007. Gangguan Pendengaran Akibat Bising dalam buku
Ajaran Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi ke-
6. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Buchari. 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Concervation Program. Sumatera:
Universitas Sumatera Utara.
Budiono, A.M Sugeng, dan Pusparini. A. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK,
Higiene Perusahaan Ergonomi, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja.
Semarang: BPUNDIP.
Choung YH., Kim SW., Tian C., Min JY., Lee HK., Park SN., et al. 2011. Korean red
gingseng prevents gentamicin-induced hearing loss in rats. Laryngoscope
Journal 2011. VOL. 2 1294-302.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja,
Jakarta.
Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D. 2007. Kelainan Telinga Tengah. In: Soepardi, E.A.,
Iskandar, N., Bashiruddin, S., Restuti, R.D., ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher. 6th ed. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Djelantik, A.B., dan Soejoto. 2004. Deteksi dan Intervensi Dini Ketulian pada
Anak. Diakses Tanggal 20 Juni 2014 pukul 15.30. Availabel.
http://www.anekaartikelkesehatan.blogspot.com/20011/05/deteksi-
dan-intervensi-dini-ketulian.html.
Harrington, J.M, dan F.S. Gill. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Penerbit Buku
Kedokteran (EGC) Jakarta.
Jayaratnam J. 2010. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: EGC
Kandau, L.F., dan Mulyono. 2013. Hubungan Karakteristik dengan Peningkatan Amabng
Pendengaran Penerbang di Balai Kesehatan Penerbangan Jakarta. The
Indonesian Journal of Occupation Safty and Health, Vol. 2, No. 1:1-9.
Khakim, U. 2011. Hubungan Masa Kerja dengan Nilai Ambang Dengar Tenaga
Kerja yang Terpapar Bising pada Bagian Weaving di PT. Triangga
Dewi Surakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Lusk, S.L., Kerr, M.J.,& Kauffman, S.A. 2001. Use of hearing protection and
perception of noise exposure and hearing loss among construction
workers. American Industrial Hygiene Association Journal. Volume
59(7), 466-470.
May, John J. 2000. Occupational Hearing Loss. American Journal of Industrial
Medicine. Volume 37:112-20.
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: rineka cipta.
Octavia,A. Asnawati, Alfin Y. 2013. Pengaruh Intensitas Kebisingan Lingkungan
Kerja Terhadap Waktu Reaksi Karyawan PT. PLN (Persero) Sektor
Barito PLTD Trisakti Banjarmasin. Berkala Kedokteran Vol. 9 No.2:
181-189.
Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para medis. Jakarta: PT.
Gramedia.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 2011. No. Per. 13/ MEN/ XI/ 2011.
Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Permatasari, Y., A . 2013. Hubungan Tingkat Kebisingan dengan Gangguan Psikologis
Pekerjaan di Bagian Weaving di PT. X Batang Jawa Tengah. Jurnal
Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2, Nomor 1.
Prabu. 2009. Kebisingan. http://id. Wordpress.com. Diakses pada 20 Juni 20014.
Priatna, B.L., dan Utomo, A dalam Edhi Sarwono. 2002. Green Company Pedoman
Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3), Jakarta:
PT Astra Internasional Tbk.
Putra, H.A., Rum Rahim M, Lalu M. Saleh. 2010. Faktor Risiko Kejadian Penurunan
Ambang Dengar pada Karyawan Bagian Proces Plant PT. Inco Soroako.
Jurnal MKMI, Vol 6 No 2:96-101.
Rochmah, Siti. 2005. Perbedaan Ketajaman Pendengaran Tenaga Kerja di Unit
weaving III(Loom III) dan weaving Denim (Loam IV) PT. APACC
INTI CORPORA BAWEN. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rusiyati. 2012. Hubungan Paparan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran
pada Pekerja Industi Kerajinan Pandai Besi di Desa Hadipolo
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia Vol.11 No. 2.
Salim, Emil. 2002. Green Company. Pedoman Pengelolaan Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Astra International Tbk,
Jakarta.
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,. Cetakan
Pertama. Prestasi Pustaka. Jakarta.
Sasongko. D.P. 2000. Kebisingan Lingkungan. Universitas Diponegoro: Semarang
Soeripto, 2008. Higiene Industri. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Soetirto I., Bashiruddin J, dan Bramantyo B. 2007. Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
dan Leher. Jakarta: FKUI.
Subaris, H dan Haryono. 2007. Hygine Lingkungan Kerja. Jogjakarta. Mitra Cendekia
Press.
Suma’mur P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja(Hiperkes). Jakarta:
PT. Sagung Seto.
Suyono. Joko. 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: EGC.
Tarwaka, Bahri S.H.A., Sudiajeng L.,. 2004. dkk. Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen dan Implementasi
K3 di Tempat Kerja. Surakarta: HARAPAN PERSS.
Tumewu B, R. Tumbel, O., Palandeng. 2014. Pengaruh Bising Terhadap Ambang
Pendengaran Karyawan Yang Bekerja di Tempat Mainan Anak
Manado Town Square. Jurnal e CliniC (eCl), Volume 2, Nomor 2.
Yamasoba T, Harris C, Shoji F, Lee R.J., Nuttall A,L. 2012. Influence of intense sound
exposure on glutathione synthesis in the cochlea. Brain Res Journal
Proquest. Vol 22:307-21.
Yusuf, annie. 2000. Bising Bisa Timbulkan Tuli: http//www. Kompas.com.(2 september
2014).