pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar ...repository.ub.ac.id/6537/1/leonardus noventa...

91
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BURSA EFEK INDONESIA Disusun oleh: Leonardus Noventa Hastimelika 115020300111060 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN

    SEKTOR PERBANKAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL

    INTERVENING DI BURSA EFEK INDONESIA

    Disusun oleh:

    Leonardus Noventa Hastimelika

    115020300111060

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

    Gelar Sarjana Ekonomi

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2017

  • Riwayat Hidup

    Nama : Leonardus Noventa Hastimelika

    Alamat : Jln. Subali II 13 B/3 Malang

    Hp : 082236435654

    TTL : Ponorogo, 15 Februari 1993

    Agama : Katolik

    Status : Belum Menikah

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal :

    Taman Kanak-kanak TK Mardiwiyata II Malang (1997-1999)

    Sekolah Dasar SDK Mardi wiyata II malang (1999-2005)

    SMP SMPN 21 Malang (2005-2008)

    SMA SMAN 2 Malang (2008-2011)

    S1 Jurusan Akuntansi (2011-2017)

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Brawijaya Malang

    mailto:[email protected]

  • ABSTRAK

    Leonardus Noventa Hastimelika: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

    Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Sektor

    Perbankan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening di Bursa

    Efek Indonesia. Dosen Pembimbing: Prof.Dr. SUTRISNO T., SE., AK., M.Si.

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap

    nilai pasar perusahaan sektor perbankan melalui kinerja keuangan perusahaan. Sampel

    yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 105 perusahaan sektor perbankan yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode untuk menganalisis data dalam penelitian

    ini menggunakan model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang

    berbasis Partial Least Square (PLS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan

    intellectualt capital berpengaruh negatif terhadap nilai pasar perusahaan. Hal tersebut

    disebabkan pengelolaan intellectual capital belum diapresiasi lebih oleh investor,

    karena pengeluaran perusahaan untuk intellectual capital dipandang oleh investor

    sebagai beban yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan. Intellectual capital

    berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja keuangan perusahaan, hal ini disebabkan

    karena pengelolaan intellectual capital telah digunakan secara efisien seperti human

    capital, customer capital,dan structural capital dapat meningkatkan kinerja keuangan

    perusahaan. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa kinerja keuangan berhasil

    memediasi sebagian (part mediating) pengaruh antara intellectual capital dengan nilai

    pasar perusahaan sektor perbankan. Pemanfaatan komponen intellectual capital secara

    efisien dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga dengan

    meningkatnya kinerja keuangan perusahaan akan direspon investor yang berdampak

    pada meningkatnya nilai pasar perusahaan.

    Kata kunci: Intellectual capital, Nilai Pasar Perbankan, Kinerja Keuangan.

  • ABSTRACT

    Leonardus Noventa Hastimelika: Faculty of Economics and Busines, University of Brawijaya.

    Influence of Intellectual Capital on Market Value Company’s Banking Sector With

    Financial Performance as an Intervening Variable In Indonesian Stock Exchange.

    Supervisor: Prof.Dr. SUTRISNO T., SE., AK., M.Si.

    This research aimed to test the influence of intellectual capital against the market value of

    the company’s banking sector through the company's financial performance. The sample used in

    this study amounted to 105 corporate banking sector listed in the Indonesia stock exchange.

    Methods for analyzing the data in this study using Structural Equation Modeling (SEM) based

    Partial Least Square (PLS). The results of this research indicate intellectual capital negatively

    affect the market value of the company. This is due to the management of intellectual capital had

    not been appreciated more by investors because the company's intellectual capital expenditure is

    seen by investors as a burden that will affect the company's profits. Intellectual capital positively

    affects the company's financial performance, it is because the management of intellectual capital

    has been used as efficiently as human capital, customer capital and structural capital can increase

    the company's financial performance. The results in this study stated that the financial performance

    successfully mediated in part (part mediating) the influence of intellectual capital with a market

    value of banking sector companies. The utilization of intellectual capital components can

    efficiently improve the company's financial performance so that with the increase of the company's

    financial performance will be responded investor impact on increasing the company's market

    value.

    Keywords: Intellectual capital, the market value of banking, financial performance.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Yesus Kristus serta Bunda Maria atas segala anugerah,

    berkat, dan penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Intellectual

    Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Sektor Perbankan Dengan Kinerja

    Keuangan Sebagai Variabel Intervening di Bursa Efek Indonesia” dapat selesai

    dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan dalam

    meraih derajat sarjana Akuntansi (S-1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

    Brawijaya Malang.

    Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari pihak-

    pihak yang bersangkutan skripsi ini tidak dapa terselesaikan dengan baik. Maka pada

    kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Tri Tunggal yang maha suci, Bunda Maria, Roh kudus dan Kanak-Kanak Yesus

    atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti diberikan kesempatan untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    2. Kedua orangtua, Bapak Ignatius Aris Dwi Kurnyanto dan Ibu Khatarina Sri

    Budi lestari tersayang yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun

    semangat, doa, dan kasih.

    3. Dosen Pembimbing skripsi Bapak Sutrisno yang telah sabar dalam

    membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, memberikan motivasi

    terhadap pembuatan skripsi ini dan waktu yang diberikan beliau terhadap

    peneliti untuk melakukan konsultasi.

    4. Adikku Valentino Aji Damar Arsanta, Silvester Laksa Yoga Arsanta, Modesta

    Berliansa Termatu Arsanta yang selalu mendukung dan memberikan motivasi,

    hiburan dan doanya.

    5. Teman satu angkatan Aloysius Gonzaga, Norbertus Yunanto, Nico Santoso,

    Yohana Nathania, Gracia Yudith Tallo, Hendiatro Ongki yang dengan

  • dukungan dan motivasi serta hiburan dari mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi.

    6. Anggota KMK FEB yang selalu menyemangati dan mendukung kelancaran skripsi baik

    motivasi dan doanya terhadap penulis.

    7. Saudara blessy dan Norbertus yang telah meminjamkan lapotop ketika laptop penulis

    rusak.

    8. Semua teman dan pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu namun telah

    memberikan dukungan atas penyelesaian skripsi ini.

    Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat

    kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk

    penyempurnaanya. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca

    yang memerlukannya Amin.

    Malang, 6 Februari 2017

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    LEMBAR PENGESAHAN

    i

    LEMBAR PERSETUJUAN

    ii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    iii

    KATA PENGANTAR

    iv

    DAFTAR ISI

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    ix

    DAFTAR TABEL

    x

    ABSTRAKSI

    xi

    ABSTRACT

    xii

    BAB I PENDAHULUAN

    .........................................................................................................................................

    1

    1.1 Latar Belakang Masalah

    ...................................................................................................................................

    1

    1.2 Motivasi Riset

    ...................................................................................................................................

    6

  • 1.3 Rumusan Masalah

    ...................................................................................................................................

    8

    1.4 Tujuan Riset

    ...................................................................................................................................

    9

    1.5 Kontribusi Riset

    ...................................................................................................................................

    9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    .........................................................................................................................................

    11

    2.1 Stakeholder Theory

    .........................................................................................................................................

    11

    2.2 Resource Based Theory

    .........................................................................................................................................

    12

    2.3 Intellectual Capital

    .........................................................................................................................................

    14

    2.3.1 Definisi Intellectiual Capital

    .........................................................................................................................................

    14

    2.3.2 Unsur Intellectual Capital

    .........................................................................................................................................

    15

    2.3.3 Human

    Capital……………………………………………………………..

    .........................................................................................................................................

    17

    2.3.4 Structural Capital………………………………………………………….

    .........................................................................................................................................

    17

  • 2.3.5 Customer Capital………………………………………………………….

    .........................................................................................................................................

    18

    2.4 Value Added Intellectual coeficient (VAIC™)………………………………….

    .........................................................................................................................................

    19

    2.5 Kinerja Keuangan………………………………………………………………..

    .........................................................................................................................................

    21

    2.6 Nilai Perusahaan………………………………………………………………….

    .........................................................................................................................................

    23

    2.7 Kerangka pemikiran………………………………………………………………

    .........................................................................................................................................

    26

    2.8 Hipotesis Penelitian………………………………………………………………

    .........................................................................................................................................

    26

    2.8.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar…………………….

    .........................................................................................................................................

    26

    2.8.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

    .........................................................................................................................................

    27

    2.8.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Melalui

    Kinerja Keuangan

    .........................................................................................................................................

    28

    BAB III METODE PENELITIAN

    .........................................................................................................................................

    29

    3.1 Jenis Penelitian

    .........................................................................................................................................

    29

  • 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

    .........................................................................................................................................

    29

    3.3 Pengumpulan Data

    .........................................................................................................................................

    31

    3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian………………………………………...

    .........................................................................................................................................

    31

    3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

    .........................................................................................................................................

    31

    3.4 Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel

    .........................................................................................................................................

    32

    3.5 Metode Analisis Data

    .........................................................................................................................................

    37

    3.5.1 Statistik Deskriptif

    .........................................................................................................................................

    37

    3.5.2 Analisis Inferensial

    .........................................................................................................................................

    38

    3.5.3 Pengujian Konstruk Formatif dan Reflektif Dengan Efek Mediasi

    .........................................................................................................................................

    39

    3.6 Langkah-langkah Analisis Persamaan Partial Least Square (PLS)

    .........................................................................................................................................

    41

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    .........................................................................................................................................

    49

    4.1 Statistik Deskriptif

    .........................................................................................................................................

    41

  • 4.2 Analisis Inferensial………………………………………………………………..

    .........................................................................................................................................

    .52

  • 4.2.1 Evaluasi Outer Model……………………………………………………… ......53

    4.2.1.1 Evaluasi Uji Validitas Pada Indikator Reflektif…………………… .......53

    4.2.1.2 Evaluasi Uji Validitas convergent Pada Indikator Reflektif ....................54

    4.2.2 Evaluasi Outer Model setelah Re-estimasi Indikator ............................................55

    4.2.2.1 Evaluasi Uji Validitas Convergent Pada Indikator Reflektif ...................55

    4.2.2.2 Evaluasi Uji Validitas Dicriminant Pada Indikator Reflektif ..................55

    4.2.3 Evaluasi Uji Reliabilitas ........................................................................................58

    4.2.4 Evaluasi Outer Model Pada Indikator Formatif ....................................................59

    4.2.5 Evaluasi Inner Model (Model Struktural) .............................................................60

    4.3 Pembahasan....................................................................................................................65

    4.3.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan ..........................65

    4.3.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan

    Perusahaan .............................................................................................................66

    4.3.3 Pengaruh Tidak Langsung Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar

    Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan .................................................................68

    4.4 Implikasi Penelitian .......................................................................................................68

    4.4.1 Implikasi Teori ......................................................................................................68

    4.4.2 Implikasi Praktek ...................................................................................................69

    4.4.3 Implikasi Kebijakan ..............................................................................................70

    BAB V PENUTUP ................................................................................................................71

    5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................71

    5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................................72

    5.3 Saran ................................................................................................................................73

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................74

    LAMPIRAN ...........................................................................................................................77

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Hasil Purposive Sampling ....................................................................................30

    Tabel 3.2 Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS .....................................45

    Tabel 3.3 Parameter Uji Reliabilitas dalam Model Pengukuran PLS ..................................47

    Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik .........................................................................................48

    Tabel 4.2 Hasil AVE dan Comunality .................................................................................49

    Tabel 4.3 Hasil Factor Loading ...........................................................................................54

    Tabel 4.4 Hasil AVE dan Comunality Re-estimasi Indikator ..............................................55

    Tabel 4.5 Hasil Factor Loading Re-estimasi Indikator .......................................................55

    Tabel 4.6 Hasil AVE dan Akar AVE ...................................................................................56

    Tabel 4.7 Hasil Cross Loading ............................................................................................57

    Tabel 4.8 Hasil Cronbach Alpha dan Composite Reliability ...............................................58

    Tabel 4.9 Hasil Pengujian Indikator Formatif .....................................................................58

    Tabel 4.10 R2 dan Q2 Model Sruktural ..................................................................................59

    Tabel 4.11 Hasil Perhitungan dan Pengujian Koefisien Path ................................................61

    Tabel 4.12 Pengaruh Langsung, Tak Langsung, dan Pengaruh Total .................................64

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .........................................................................................26

    Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur .....................................................................................42

    Gambar 4.1 Koefisien Path Model Struktural .....................................................................63

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan

    inovasi merupakan tanda bahwa perekonomian dunia sedang berkembang sehingga

    mengakibatkan banyak perusahaan mengubah cara bisnisnya. Menurut (Sawarjuwono,

    2003) perubahan proses bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (labor

    based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge based

    business)merupakan karakteristik utama perusahaan menjadi perusahaan berdasarkan

    pengetahuan. Martono dan Harjito (2005) menyatakan bahwa tujuan perusahaan yang

    penting adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham melalui peningkatan

    nilai pasar perusahaan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi nilai pasar perusahaan

    maka kesejahteraan pemegang saham akan ikut meningkat. Nilai pasar dalam suatu

    perusahaan ditentukan oleh hukum permintaan dan hukum penawaran sehingga adanya

    tuntutan bagi pihak perusahaan untuk menciptakan nilai dengan sumber daya yang

    terdapat dalam perusahaan tersebut agar berdampak pada peningkatan nilai pasar yang

    nantinya akan menarik minat investor.

    Dengan adanya perubahan paradigma tersebut maka tolak ukur kemampuan

    bersaing perusahaan tidak hanya dinilai dari kepemilikan aktiva berwujud melainkan

    lebih kepada kemampuan perusahaan mengelola sumber daya untuk menciptakan nilai

  • pasar perusahaan yang berdampak pada kemampuan bersaing perusahaan. Untuk

    meningkatkan kemampuan bersaingnya, perusahaan tidak lagi menekankan pada

    penggunaan aset berwujud dalam menciptakan nilai melainkan semakin

    menitikberatkan pada pentingnya knowledge assets (aset pengetahuan) dalam

    menciptakan nilai pasar perusahaan. Aset tidak berwujud kini menjadi indikator

    keberhasilan perusahaan, khususnya Pengetahuan serta sistem dan teknologi informasi

    menjadi penting dalam penciptaan nilai di era new economic.

    Nilai pasar perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya.Peningkatan

    perbedaan harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki perusahaan

    mengindikasikan adanya hidden value. Munculnya hidden value dapat disebabkan oleh

    pengungkapan intellectual capital yang tidak signifikan dalam laporan

    keuangan.Laporan keuangan yang seharusnya dapat menjelaskan nilai pasar

    perusahaan, namun pada kenyataannya laporan keuangan yang disajikan masih belum

    dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Keterbatasan pelaporan

    keuangan dalam menjelaskan nilai pasar perusahaan menunjukkan bahwa sumber

    ekonomi tidak hanya dinilai dari aset fisik saja melainkan juga aset tidak berwujud.

    Hal tersebut menjadikan laporan keuangan tradisional tidak mampu menyajikan

    informasi yang cukup tentang kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai.

    Penghargaan lebih atas saham perusahaan dari para investor diyakini disebabkan oleh

    intellectual capital yang dimiliki perusahaan (Sunarsih dan Mendra, 2012).

    Pengungkapan intellectual capital dianggap penting agar tidak terdapat celah asimetri

    informasi yang dapat merugikan pengguna laporan keuangan.

  • Kesadaran perusahaan mengenai pentingnya pengungkapan intellectual capital

    merupakan salah satu cara untuk menambah kemampuan bersaing perusahaan.

    Solikhah (2010) berpendapat bahwa aset intellectual capital menjadi sangat berharga

    dan bernilai dalam era ekonomi baru. (Nuhuyanan, 2015) berpendapat bahwa apabila

    perusahaan telah menyadari bahwa intellectual capital dapat menambah kemampuan

    bersaing perusahaan maka akan dapat meningkatkan nilai pasar perusahaan. Dapat

    disimpulkan bahwa pada era ekonomi baru ini yang lebih menekankan pada knowledge

    asset perlu adanya kesadaran dalam pengelolaan intellectual capital dalam rangka

    menambah daya kompetitif perusahaan untuk menambah nilai perusahaan.

    Praktik akuntansi tradisional dianggap belum mampu dalam memenuhi kebutuhan

    dan tuntutan dunia bisnis atas pelaporan intellectual capital sehingga terjadi suatu

    kesenjangan (gap) antara teori akuntansi dengan praktik nyata pelaporan keuangan.

    Beberapa model klasifikasi dan pengukuran intellectual capital telah dikembangkan

    dalam usahanya mengatasi masalah terkait dengan intellectual capital yang dihadapi

    akuntansi tradisional. Metode yang banyak dipakai dalam penelitian intellectual

    capital adalah model VAIC™ (Value Added Intellectual Capital) yang dikembangkan

    oleh Ante Pulic (1999). Metode ini menggunakan pendekatan tidak langsung melalui

    value added sebagai hasil kemampuan intelektual perusahaan. Konsep nilai tambah

    merupakan indikator obyektif secara keseluruhan dari kesuksesan perusahaan dalam

    menciptakan nilai (Solikhah, 2010).

    Dalam model VAIC™, setiap sumber daya perusahaan berupa physical capital,

    human capital, dan structural capital dibandingkan dengan total value added yang

  • dihasilkan perusahaan sehingga menghasilkan nilai VACA (value added capital

    employed), VAHU (value added human capital), dan STVA (structural capital value

    added). Metode VAIC™ sudah sering digunakan oleh para peneliti dalam mengukur

    dan menganalisa intellectual capital. Penelitian-penelitian intellectual capital dengan

    menggunakan metode VAIC™ telah banyak dilakukan peneliti di Indonesia.

    Penelitian-penelitian tersebut umumnya mengaitkan intellectual capital dengan kinerja

    keuangan.

    Penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan

    dibuktikan secara empiris oleh peneliti diindonesia diantaranya yaitu Sunarsih dan

    Mendra (2010) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 –

    2010 denganhasil yang diperoleh yakni intellectual capital berpengaruh positif

    terhadap kinerja keuangan, namun intellectual capital berpengaruh negatif terhadap

    nilai perusahaan.

    Penelitian dengan menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel intervening

    juga dilakukan oleh Hadisumarta (2011) dengan hasil intellectual capital berpengaruh

    negatif terhadap nilai pasar, intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja

    keuangan dan berhasil memediasi sebagian (part mediating) terhadap nilai pasar

    perusahaan.

    Namun, penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2010) menemukan hasil yang

    berbeda. Hasil dari penelitian Solikhah (2010) adalah intellectual capital berpengaruh

  • terhadap nilai perusahaan. Penghargaan pasar tidak menitikberatkan pada sumberdaya

    intellectual yang dimiliki akan tetapi cenderung pada sumberdaya fisik perusahaan.

    Penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap kiinerja keuangan

    Prakoso (2012) dengan hasil intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja

    keuangan. Hal tersebut membuktikan bahwa intellectual capital perusahaan dapat

    beradaptasi dengan perubahan yang ada di lingkungan bisnis dan mempengaruhi

    kinerja keuangan.

    Dari beberapa penelitian diatas ditemukan hasil – hasil yang berbeda. Hal tersebut

    merupakan research gap yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Perbedaan hasil

    penelitian tersebut menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini sehingga dapat

    diketahui tingkat konsistensi penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Penelitian lebih

    lanjut mengenai pengaruh intellectual capital penting dilakukan untuk memperoleh

    tingkat konsistensi hasil yang lebih akurat sebagai bahan pertimbangan dalam

    pengambilan keputusan.

    Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh (Nuhuyanan, 2015)

    dengan beberapa penyesuaian. Penelitian (Nuhuyanan, 2015) dipilih karena penelitian

    tersebut menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel intervening dalam meneliti

    pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar.

    Menurut Ambar (2004) perbankan merupakan salah satu industri yang masuk

    dalam kategori industri berbasis pengetahuan (knowledge based – industries) yaitu

  • industri yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang diciptakannya sehingga memberikan

    nilai tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi konsumen.

    Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian (Nuhuyanan, 2015) dikarenakan

    untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan sektor

    perbankan menggunakan tahun terbaru yaitu 2013-2015. Selain itu penelitian ini

    memfokuskan pada satu variabel dependen saja yaitu nilai pasar perusahaan sektor

    perbankan.

    Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukannya penelitian lebih jauh mengenai

    pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dalam penelitian yang berjudul

    : Pengaruh Pengungkapan Intellectual capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan

    Pada Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.

    1.2 Motivasi Riset

    Penelitian tentang nilai perusahaan penting untuk dilakukan dikarenakan adanya

    perubahan paradigma bisnis yang didasarkan pada knowledge aset sehingga pelaku

    bisnis harus mengetahui nilai lebih apa yang yang dimiliki perusahaan dalam usahanya

    meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Intellectual capital merupakan aset

    tidak berwujud yang diyakini mampu menciptakan keunggulan kompetitif yang

    berkelanjutan melalui kinerja keuangan serta mampu memberikan peningkatan

    terhadap nilai perusahaan.

  • Keterkaitan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan dan kinerja

    keuangan masih perlu diteliti kembali dikarenakan adanya ketidakkonsistenan hasil

    penelitian tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih dan Mendra (2010)

    pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 – 2010 dengan

    kinerja keuangan sebagai variabel intervening menunjukkan intellectual capital

    berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan namun intellectual capital berpengaruh

    negatif terhadap nilai perusahaan dan juga penelitian yang dilakukan oleh (Nuhuyanan,

    2015) dengan hasil intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

    Hal ini disebabkan intellectual capital telah digunakan secara efisien baik itu

    structural, capital, customer capital, dan human capital telah berhasil meningkatkan

    kinerja keuangan perusahaan dan berhasil memediasi sebagian (part mediating)

    terhadap nilai pasar perusahaan.Namun, penelitian yang dilakukan oleh Solikhah

    (2010) menemukan hasil yang berbeda. Hasil dari penelitian Solikhah (2010) adalah

    intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ketidakkonsistenan

    hasil penelitian-penelitian terdahulu diduga disebabkan oleh adanya variabel lain yang

    memediasi hunungan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan, yaitu kinerja

    keuangan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan pengujian kembali terkait dengan

    pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan menggunakan kinerja keuangan

    sebagai variabel intervening yang pengukurannya menggunakan Value Added

    Intellectual Capital (VAIC™) sebagai pengukuran kinerja intellectual capital.

    1.3 Rumusan Masalah

  • Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan suatu permasalahan, yaitu

    apakahintellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Perubahan cara

    bisnis dalam era globalisasi ini mendorong perusahaan untuk memaksimalkan

    pengelolaan aset tidak berwujud atau intellectual capital untuk meningkatkan nilai

    pasar perusahaan. Menurut (Appuhami, 2007) semakin besar nilai intellectual capital

    semakin efisien penggunaan modal perusahaan sehingga menciptakan value added

    bagi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berperan penting dalam

    meningkatkan nilai perusahaan. Maka perusahaan yang mampu memanfaatkan

    intellectual capital secara efisien akan meningkatkan nilai pasarnya.

    Intellectual capital dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan model yang

    dikembangkan oleh Pulic (1998) yaitu Value Added Intellectual Capital (VAIC™).

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan

    sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia?

    2. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan

    perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia?

    3. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan

    melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening?

    1.4 Tujuan Riset

    Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 1. Menguji pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan

    sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    2. Menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan

    perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    3. Menguji pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan

    sektor perbankan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening.

    1.5 Kontribusi Riset

    1. Kontibusi Teori

    Hasil dari penelitian ini dapat memperkaya penelitian akademis dalam

    pengembangan ilmu akuntansi tradisional dalam kaitannya dengan penjelasan

    empiris stakeholder theory dan resource based theory dalam menerangkan nilai

    pasar.

    2. Kontribusi Praktik

    Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen

    perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk mengelola sumber daya yang dimiliki

    khususnya intellectual capital , sedangkan untuk investor sebagai sumber

    informasi alternatif dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasi.

  • 3. Kontribusi Kebijakan

    Hasil dari penelitian ini dapat menjadi pertimbangan Dewan Standar Akuntansi

    dalam penyusunan standar akuntansi yang membahas tentang intellectual

    capital sebagaimana diketahui bahwa intellectual capital merupakan unsur

    modal dalam suatu perusahaan namun saat ini pengakuan dan

    pengungkapannya dalam laporan keuangan masih terbatas sehingga laporan

    keuangan dapat menyediakan informasi yang lebih relevan bagi stakeholders.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Stakeholder Theory

    Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder yang dianggap

    powerfull karena kelompok yang masuk dalam stakeholder menjadi pertimbangan perusahaan

    dalam mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan keuangannya. Kelompok yang masuk

    dalam stakeholder meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditor,

    pemerintah, dan masyarakat. Menurut Meek dan Gray, 1998 dalam (Nuhuyanan, 2015)

    mengatakan bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang saham

    (shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh

    stakeholder dan kemudian didistribusikan kepada stakeholder yang sama. Dapat disimpulkan

    bahwa value added memiliki akurasi yang lebih dalam hubungannya dengan pengukuran kinerja

    perusahaan.

    Dalam teori stakeholder diungkapkan bahwa pihak perusahaan diharapkan memberikan

    informasi mengenai aktivitas yang ingin diketahui oleh stakeholder. Informasi tersebut merupakan

    hak dari stakeholder meskipun nantinya informasi tersebut belum tentu digunakan oleh pihak

    stakeholder. Perusahaan yang mampu mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki

    dengan baik akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja

    keuangan, dengan peningkatan kinerja keuangan dengan sendirinya dapat memenuhi keinginan

    stakeholder (Nuhuyanan, 2015). Dapat disimpulkan bahwa stakeholder memiliki hak untuk

    diperlakukan secara adil dan manajer harus mengelola organisasi ataupun perusahaan untuk

  • keuntungan seluruh stakeholder.Tujuan dari teori stakeholder yakni untuk membantu manajer

    dalam mengelola lingkungan stakeholder dan hubungannya dengan perusahaan mereka.

    2.2 Resource Based Theory

    Resource Based Theory dalam kaitannya dengan intellectual capital membahas tentang

    sumber daya apa yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dikelola dan dimanfaatkan sehingga

    dapat menciptakan daya saing dalam menciptakan nilai bagi perusahaan. Resource Based Theory

    adalah suatu teori yang dikembangkan dalam menganalisa keunggulan perusahaan yang

    menonjolkan knowledgeeconomy atau perekonomian yang mengandalkan aset-aset tidak berwujud

    dalam usahanya menciptakan nilai.

    Sumber daya perusahaan yang dapat menambah keunggulan kompetitif bagi perusahaan dibagi

    menjadi tiga macam yaitu berwujud, tidak berwujud dan kapabilitas sumberdaya manusia menurut

    Fahy dan Smithee, 1999 dalam wicaksana (2011). Pendekatan Resource Based Theory

    menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dengan mengelola sumber

    daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan.

    Lebih lanjut Pramelasari (2010) menjelaskan bahwa masing-masing sumber daya tersebut

    memiliki kontribusi yang berbeda dalam mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan

    sehingga perusahaan harus mampu menentukan sumber daya kunci yang dapat menciptakan

    keunggulan perusahaan, dalam menentukan sumber daya kunci Resource Based Theory

    memberikan beberapa kriterian yaitu :

    a) Sumber daya tersebut mampu mendukung kemampuan perusahaan dalam memenuhi

    kebutuhan pelanggan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan pesaing.

  • b) Sumber daya tersedia dalam jumlah yang terbatas atau langka dan tidak mudah ditiru. Ada

    empat karakteristik yang membuat sumber daya tersebut sulit untuk ditiru yaitu sumber daya

    tersebut unik secara fisik, memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar untuk

    memperolehnya, sumber daya unik yang sulit dimiliki dan dimanfaatkan pesaing, dan sumber

    daya yang memerlukan investasi modal besar untuk mendapatkannya.

    c) Sumber daya tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin besar keuntungan

    yang didapatkan perusahaan maka sember daya tersebut dinilai sangat berharga bagi

    perusahaan.

    d) Daya tahan sumber daya (durability), semakin lama sumber daya tersebut mengalami

    depresiasi maka semakin berharga sumber daya tersebut. Apalagi bila sumber daya tersebut

    mengalami apresiasi, seperti brand awarness reputasi, dan budaya perusahaan.

    2.3 Intellectual Capital

    Dalam intellectual capital terdapat beberapa unsur sehingga perlu adanya pengelompokan

    unsur – unsur tersebut namun perlu diketahui terlebih dahulu definisi dari intellectual capital

    terlebih dahulu sehingga memudahkan untuk pengelompokan dan juga pengukuran.

    2.3.1 Definisi Intellectual Capital

    Menurut Stewart dalam aritikelnya yang berjudul “Brain Power – How Intellectual Capital

    Is Becoming America’s Most Valuable Assets mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut

    : ”the sum of everything everybody in your company knows that gives you a competitive edge in

    the market place. It is intellectual material – knowledge, information, intellectual property,

    experience – that can be put to use to create wealth (Ulum, 2008). Dalam artikel tersebut dijelaskan

  • bahwa modal intelektual merupakan jumlah semua orang dan segala sesuatu di perusahaan yang

    memberikan keunggulan kompetitif di pasar yang tergolong dalam materi intlektual. Komponen

    dari material intelektual tersebut meliputi pengetahuan, informasi, serta pengalaman yang dapat

    menciptakan kekayaan.

    Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD, 1999) menjelaskan

    modal intelektual sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tidak berwujud perusahaan : (1)

    Organizational (struktural) capital, (2) Human capital. Organisational (struktural) mengacu

    dalam hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital

    mencangkup sumber daya manusia di dalam organisasi berupa sumber daya tenaga karyawan dan

    sumber daya eksternal yang berkaitan dengan aktivitas organisasi seperti konsumen dan supplier.

    Terdapat beberapa peneliti dan akademisi yang melakukan riset tentang intellectual capital

    dan memberikan definisi yang berbeda tentang modal intelektual diantaranya Brooking (1996)

    dalam Ulum(2008) mengatakan bahwa modal intlektual adalah istilah yang diberikan kepada aset

    tidak berwujud yang merupakan gabungan dari pasar dan kekayaan intelektual yang bersumber

    pada manusia dan infrastruktur untuk memungkinkan perusahaan berfungsi. Bontis et al. (2000)

    menyatakan bahwa secara umum modal intelektual dapat digolongkan menjadi 3 komponen

    utama, yaitu : human capital yang direpresentasikan dengan karyawan , structural capital yang

    meliputi non – human storehouses of knowledge dalam sebuah organisasi, dan customer capital

    yang merupakan pengetahuan dalam hubungan marketing dan hubungan dengan customer.

    2.3.2 Unsur Intellectual Capital

    Menurut Sveiby (1997) dalam Purnomosidhi (2006) menggolongkan modal intelektual ke

    dalam tiga kategori diantaranya (1) Modal intelektual yang melekat pada diri manusia yaitu Human

  • Capital (HC), (2) Modal intelektual yang melekat pada perusahaan yaitu Structure capital, (3)

    Modal intelektual yang melekat pada hubungan pihak eksternal yaitu customer capital. Skema

    yang diusulkan oleh Sveiby (1997), Stewart (1997), dan Edvinsson dan Sullivan (1996) dalam

    Purnomosidhi (2006) tentang komponen modal intellectual dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Elmen / Author Modal

    intelektual yang

    melekat pada

    manusia

    Modal

    intelektual yang

    melekat pada

    organisasi

    Modal

    intelektual yang

    melekat pada

    hubungan

    Edvinson Human capital Organizational

    capital

    Customer capital

    Stewart Human capital Structure capital Customer capital

    Sveiby Employee

    competence

    Internal

    structure

    External

    structure

    Berdasarkan kategori tersebut dapat diketahui bahwa kategori yang pertama yaitu modal

    intelektual yang melekat pada diri manusia dimana human capital menjadi unsur yang penting

    karena unsur tersebut menitikberatkan pada pengetahuan, kemampuan, sikap dan hubungan

    manusia terhadap perusahaan. Kategori kedua yaitu modal intelektual yang melekat pada

    perusahaan dimana structure capital menjadi unsur dalam modal intelektual karena

    mencerminkan kemampuan perusahaan yang berasal dari struktur, budaya, kebijakan dan

    kemampuan melakukan inovasi. Kategori ketiga yaitu modal intelektual yang melekat pada pihak

  • eksternal dimana customer capital merupakan salah satu unsur yang dipakai untuk penelitian

    dikarenakan cerminan dari kemampuan menjalin hubungan dengan pihak eksternal yang meliputi

    koneksi, kesepahaman, loyalitas, dan aktivitas bisnis (Demediuk, 2002 dalam Purnomosidhi

    2006). Maka dalam penelitian ini digunakan tiga unsur tersebut untuk menggolongkan modal

    intelektual yang termasuk dalam intangibles assets.

    2.3.3 Human Capital

    Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan, keterampilan, dan

    kompetensi dalam suatu organisasi maupun perusahaan dimana komponen tersebut sulit untuk

    diukur. Menurut (Suwarjono dan kadir, 2003) human capital akan meningkat jika perusahaan

    mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Human capital

    mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan

    pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. Keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan

    human capital akan menambah daya saing bagi perusahaan tersebut sehingga perusahaan dapat

    bersaing untung menghasilkan keuntungan. Lebih dalam lagi (Suwarjono, 2003) membagi human

    capital menjadi karakteristik dasar untuk pengukurannya yaiitu credential, competence,

    mentoring, individual potential, personality, training program, experience, recruitment, and

    learning program.

    2.3.4 Structural Capital

    Sveiby (1997) menggolongkan structural capital menjadi internal structure yang meliputi

    petents, concept, model, computer and administrative systems. Structural capital dianggap penting

    menjadi unsur dalam mengukur modal intelektual perusahaan dikarenakan cerminan dari

  • kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas dan mendukung usaha karyawan dalam

    menghasilkan kinerja intelektual yang maksimal. Structural capital merupakan pengetahuan yang

    dimiliki oleh perusahaan yang meliputi sistem operasional perusahaan, budaya, rutinitas

    organisasi, filosofi manajemen, prosedur – prosedur, dan kemampuan perusahaan dalam

    berinovasi. Menurut (Suwarjono dan Kadir, 2003) seorang individu dapat memiliki tingkat

    intelektual yang tinggi, namun jika organisasi atau perusahaan tersebut memiliki sistem dan

    prosedur yang buruk maka modal intelektual tidak dapat berfungsi secara optimal dan potensi

    perusahaan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

    2.3.5 Customer Capital

    Perusahaan tidak dapat berdiri tanpa adanya dukungan dari pihak luar perusahaan seperti

    pelanggan, pemasok, dan pemerintah maka perusahaan berusaha untuk menjalin hubungan

    tersebut dengan pihak eksternal. Customer capital merupakan komponen dari modal intelektual

    yang dianggap memberikan nilai nyata bagi perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan apabila

    perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan dengan adanya feedback berupa

    pelanggan yang loyal dan merasa puas terhadap pelayanan perusahaan, hubungan baik dengan

    pemasok yang handal dan berkualitas, serta hubungan perusahaan dengan masyarakat dan

    pemerintah dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan tersebut. Pernyataan diatas didukung

    definisi dari customer capital oleh Sveiby (1997) yang dikutip dalam Suwarjono (2003) “The

    external structure include relationship with customer and supplier. It also encompassess brand

    names, trademarks, and the company’s reputation or image.”

    2.4 Value Added Intellectual Coeficient (VAIC™)

  • Value Added Intellectual Coeficient (VAIC™) pertama kali di kembangkan oleh Pulic (1998)

    yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud

    dan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang berisi tentang kemampuan perusahaan

    untuk menciptakan value added (VA). lebih dalam lagi Pulic, 1998 menghitung value added

    sebagai selisih antara output dan input. Value added merupakan indikator paling objektif untuk

    menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai

    (Pulic, 1998). Metode yang dikembangkan oleh Pulic (1998) yang menyatakan bahwa VAIC™

    merupakan prosedur analitis yang dirancang untuk manajemen, pemegang saham, dan

    stakeholders yang relevan agar dapat melakukan pengawasan dan evaluasi secara efektif terhadap

    nilai tambah perusahaan dari sumber daya keseluruhan yang dimiliki oleh perusahaan. Lebih

    dalam lagi Pulic (1998) mengungkapkan bahwa untuk menyajikan informasi tentang value added

    efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) model

    VAIC™ tepat digunakan karena dianggap sebagai indikator yang cocok untuk mengukur intellect

    capital di riset empiris.

    Metode VAIC™ mencerminkan total efisiensi dari penciptaan nilai yang berasal dari

    sumberdaya yang digunakan, sedangkan intellectual capital eficiency mencerminkan efisiensi dari

    nilai yang dihasilkan oleh intellectual capital merupakan penjumlahan dari tiga indikator yang

    diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. VAHU (Value Added Human Capital) yaitu rasio antara value added dibagi

    dengan total biaya upah dan gaji untuk karyawan. Rasio VAHU menunjukkan

    kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam human

    capital terhadap value added organisasi atau perusahaan. Value added human

    capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang dapat diciptakan

  • dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU mengindikasikan

    kemampuan dari human capital untuk menciptakan nilai dalam perusahaan.

    2. Structural capital coefficient (STVA) menunjukkan kontribusi structural

    capital dengan penciptaan nilai, STVA menjadi alat ukur untuk structural

    capital dalam menghasilkan 1 rupiah dalam value added dan merupakan

    indikasi keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai yang mana SC

    merupakan selisih antara value added dikurangi dengan human capital.

    3. VACA (Value Added Capital Employed) merupakan rasio antara value added

    dibagi dengan capital employed dimana rasio ini menunjukkan kontribusi yang

    dibuat oleh setiap unit dari capital employed terhadap value addded perusahaan

    atau organisasi.

    Ada beberapa alasan memilih metode yang dikembangkan oleh pulic diantaranya yaitu :

    1. Semua data yang digunakan untuk menghitung VAIC ™ mengacu pada

    informasi laporan keuangan yang telat diaudit.

    2. Model VAIC™ yang dikembangkan oleh pulic memberikan ukuran yang telah

    terstandarisasi dan konsisten sehingga dapat dilakukan perbandingan analisis

    antar sektor industri.

    3. Bagi stakeholder internal maupun eksternal dapat dengan mudah untuk

    melakukan perhitungan dengan model VAIC™.

    4. Metode yang dikembangkan oleh pulic sudah banyak menjadi model

    perhitungan dalam penelitian mengenai modal intelektual.

    2.5 Kinerja Keuangan

  • Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Menurut

    (Nuhuyanan, 2015) dalam mengukur kinerja keuangan dapat menggunakan rasio keuangan Return

    On Asset, Return On Equity, dan Employee Productivity. Penelitian ini merepliakasi pengukuran

    kinerja keuangan Hadisumarta (2015) dengan alasan pemilihan ROA dikarenakan dapat digunakan

    untuk mengukur efisiensi penggunaan modal baik itu aset berwujud maupun aset tidak berwujud,

    selain itu ROA dapat digunakan untuk membandingkan dengan perusahaan lain, ROA juga

    mencerminkan tingkat pengembalian investasi sehingga mencerminkan apakah perusahaan

    memiliki kinerja keuangan yang bagus atau tidak. Alasan pemilihan ROE dalam pengukuran

    kinerja keuangan dikarenakan ROE menunjukkan tingkat pengembalian modal yang diperoleh

    oleh pemilik atau pemegang saham terhadap investasinya pada perusahaan. Sedangkan alasan

    pemilihan EP sebagai indikator dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah dengan

    melihat rasio tersebut kita dapat melihat produktivitas karyawan dalam meningkatkan kapasitas

    produk.

    Dalam penelitian ini macam rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan

    diantaranya adalah sebagai berikut :

    a. Return On Asset (ROA)

    ROA merupakan rasio dalam mengukur efektivitas perusahaan dalam usahanya menghasilkan

    keuntungan dan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi ROA suatu

    perusahaan mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba

    semakin besar juga. Dalam menghitung Return On Asset formula yang digunakan adalah

    ROA = Total Pendapatan : Total aset

    b. Return On Equity (ROE)

  • ROE merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan dengan keuntungan investasi. Rasio

    ini menunjukkan kekuatan laba dari investasi nilai buku pemegang saham dan digunakan

    ketika membandingkan dalam sebuah perusahaan secara berkelanjutan. Formula yang

    digunakan untuk menghitung Return On Asset adalah

    ROE = Laba pemegang saham : Jumlah dana

    c. Employee Productivity (EP)

    EP didefinisikan sebagai ukuran dari nilai tambah bersih per karyawan yang merefleksikan

    produktivitas karyawan (Pramelasari, 2010). Dapat disimpulkan bahwa apabila produktivitas

    karyawan meningkat makan akan dapat menurunkan biaya produksi. Hal tersebut

    membuktikan bahwa Employee Productivity dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan

    dalam meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Formula yang digunakan untuk

    mengukur EP adalah

    EP = Pendapatan sebelum pajak : Total jumlah karyawan

    Dalam penelitian ini menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel intervening untuk

    mengetahui seberapa besar kinerja keuangan memediasi pengaruh variabel intellectual capital

    terhadap nilai pasar perusahaan. Dengan kata lain variabel endogen tidak langsung dipengaruhi

    oleh variabel eksogen dikarenakan terdapat variabel intervening.

    2.6 Nilai Perusahaan

    Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. (Fama dan

    French, 1998 dalam Wadhikorin, 2010) menyatakan bahwa optimalisasi nilai perusahaan yang

    merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dan

  • berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk

    manajemen mengelola kekayaannya, hal tersebut dapat dilihat dari pengukuran kinerja keuangan

    yang diperoleh. Perusahaan yang mampu memaksimalkan nilai perusahaannya akan berdampak

    pada kesejahteraan pemiliknya. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula

    kemakmuran pemegang saham karena nilai perusahaan yang tinggi menggambarkan harga saham

    yang tinggi dan optimalnya kinerja perusahaan. Hubungan nilai perusahaan dengan teori

    stakeholder dijelaskan bahwa seluruh aktivitas perusahaan bermuara pada penciptaan nilai,

    sedangkan pengelolaan serta pemanfaatan intellectual capital memungkinkan perusahaan untuk

    mencapai keunggulan bersaing. Pandangan resource based theory tentang nilai tambah yaitu

    investor akan memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan yang mampu menciptakan nilai

    tambah secara berkesinambungan.

    Rasio nilai pasar dapat memberikan informasi seberapa besar investor atau para pemegang

    saham menghargai perusahaan sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga

    yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham. Nilai pasar perusahaan dalam penelitian

    ini diukur dengan indikator market to book value ratio (MtBV), dan Price Earning Ratio (PER).

    a. Market to Book Value (MtBV)

    Market to Book Value (MtBV) diperoleh dengan membandingkan nilai pasar

    perusahaan dengan nilai bukunya. Semakin tinggi MtBV maka akan semakin mahal nilai

    sahamnya. Alasan penelitian ini menggunakan MtBV untuk indikator nilai pasar

    dikarenakan MtBV membandingkan nilai pasar dan nilai buku yang dimiliki perusahaan.

    Formula untuk menghitung MtBV sebagai berikut :

    MtBV = Nilai pasar ÷ Nilai Buku

  • Nilai Pasar (MV) = Jumlah saham biasa yang beredar x harga saham

    Nilai Buku (BV) = Nilai buku aset bersih

    b. Price Earning Ratio (PER)

    PER adalah salah satu indikator yang digunakan investor untuk menilai nilai pasar.

    Price earning ratio menggambarkan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap

    kelipatan earning Harmono, 2011:57 dalam (Nuhuyanan, 2015). Investor beranggapan

    bahwa semakin tinggi PER maka perusahaan tersebut mempunyai pendapatan yang relatif

    aman. Alasan peneliti menggunakan PER sebagai indikator nilai perusahaan karena dapat

    diketahui apakah harga saham perusahaan dapat dianggap wajar dan bukan merupakan

    perkiraan. Formula untuk menghitung PER sebagai berikut :

    PER = Harga per lembar saham ÷ Laba per lembar saham

    2.7 Kerangka Pemikiran

    Intellectual

    Capital

    Kinerja

    Keuangan

    Nilai Pasar

    Perusahaan

  • Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

    2.8 Hipotesis Penelitian

    2.8.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar

    Nilai pasar perusahaan tercermin pada harga saham perusahaan yang merupakan harga

    yang bersedia dibayar oleh perusahaan calon pembeli seandainya perusahaan akan dijual. Pada

    awalnya perusahaan didirikan dengan modalm yang sama, namun seandainya akan dijual maka

    harganya akan berbeda.

    Dalam teori stakeholder diungkapkan bahwa perusahaan harus memberikan pelaporan

    yang transparan dalam kegiatan operasi perusahaan dan memberikan manfaat bagi stakeholder.

    Pengelolaan sumber daya yang maksimal mampu untuk meningkatkan keuntungan bagi para para

    pemegang saham. Perusahaan yang mampu menciptakan nilai akan lebih diapresiasi oleh

    pemegang saham karena dinilai perusahaan dapat memenuhi kepentingan stakeholdernya. Dalam

    intellectual capital, penciptaan nilai dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan unsur-

    unsur intellectual capital, yaitu human capital, capital employed maupun structural capital

    (Nuhuyanan, 2015). Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya perusahaan yang maksimal dapat

    meningkatkan laba perusahaan yang kemudian akan meningkatkan nilai pasar perusahaan

    sekaligus menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham. (Ulum. 2007).

    Upaya perusahaan dalam menciptakan nilai dijelaskan dalam Resource Based Theory.

    Pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang baik dapat menambah kemampuan

    bersaing perusahaan dan meningkatkan nilai tambah bagi perusahaaan. Penghargaan lebih atas

    suatu perusahaan dari investor diyakini disebabkan oleh intellectual capital yang dimiliki oleh

    perusahaan (Chen et al. 2005.

  • Bukti empiris menunjukkan adanya hubungan positif intellectual capital dengan nilai

    pasar perusahaan. Amalia (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa ketika perusahaan

    melakukan investasi pada intellectual capital maka secara keseluruhan nilai tambah bagi

    perusahaan juga akan meningkat. Pasar akan mengapresiasi perusahaan yang memiliki intellectual

    capital yang tidak kalah tinggi dibandingkan aset fisiknya.

    Namun penelitian Pramelasari (2010) menemukan bahwa intellectual capital tidak

    berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Penghargaan pasar terhadap intellectual capital

    masih rendah karena penghargaan lebih pasar masih didasari oleh sumber daya fisik yang dimiliki.

    Oleh karena itu hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah:

    H1 : Intellectual Capital Berpengaruh Positif Terhadap Nilai Pasar Perusahaan

    2.8.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

    Kinerja keuangan mencerminkan kondisi kesehatan, financial, dan prospek perusahaan

    dalam kurun waktu tertentu. Perusahaan yang dapat mengelola sumber daya perusahaan akan

    meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan yang dapat diukur dari kinerja keuangan

    perusahaan tersebut. Sumber daya perusahaan yang termasuk dalam intellectual capital yaitu

    berupa inovasi, sistem informasi, sumber daya manusia, dan budaya organisasi.

    Resourced Based Theory berpandangan bahwa sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan

    merupakan otak dibalik kesuksesan mempertahankan strategic competitivesness dan firm

    performance (Belkaoui, 2003). Perusahaan yang unggul dalam pemanfaatan aset strategis

    perusahaan diyakini dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Aset-aset strategis

    dibagi menjadi tiga, yaitu physical capital, human capital resources, dan structural capital.

  • Intellectual capital bersifat heterogen sehingga performa perusahaan satu dengan yang lain tidak

    sama sehingga membuat intellectual capital menciptakan karakteristik unik yang dapat menambah

    daya saing perusahaan. Melalui keunggulan kompetitif tersebut perusahaan dapat menyaingi

    pesaing-pesaingannya sehingga mampu menguasai pangsa pasar. Dengan keunggulan kompetitif

    yang ada, perusahaan dapat menyaingi dan mengalahkan pesaing-pesainganya sehingga mampu

    menguasai pangsa pasar. Pengusaan pangsa pasar yang baik akan membawa angin segar bagi

    meningkatnya kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan kinerja keuangan pada suatu perusahaan

    akan berdampak positif terhadap return yang didapat oleh stakeholdernya (Nuhuyanan, 2015).

    Stakeholder akan berperan sebagai pengelola dan pengendali sumber daya yang dimiliki.

    Chen et al. (2005) menemukan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan,

    dengan efisiensi intellectual capital yang lebih baik akan meningkatkan kinerja keuangan

    perusahaan dengan penyediaan informasi yang berguna bagi pengguna lapporan keuangan.

    Solikhah (2010) menyatakan bahwa semakin meningkatnya intellectual capital, maka akan

    berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Artinya, perusahaan yang mampu

    meningkatkan intellectual capital yang dimilikinya akan memberikan dampak yang baik pada

    penyajian pelaporan keuangan. Oleh karena itu hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah:

    H2 : Intellectual Capital Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Keuangan

    Perusahaan

    2.8.3Pengaruh Tidak Langsung Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan

    Melalui Kinerja Keuangan

    Dalam resource based theory dijelaskan bahwa strategi untuk meningkatkan kinerja

    keuangan adalah dengan menyatukan aset berwujud dan tidak berwujud (Belkaoui, 2003). Maka

  • dalam menciptakan nilai, perusahaan dituntut untuk mampu memanfaatkan seluruh sumber daya

    yang dimiliki. Sumber daya perusahaan tersebut meliputi sumberdaya fisik, sumber daya manusia,

    dan sumber daya organisasi. Apabila perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya tersebut

    maka akan tercipta value added untuk menambah daya kompetitif perusahaan.

    Stakeholder Theory menjelaskan bahwa seluruh aktivitas perusahaan bermuara pada

    penciptaan nilai (Wicaksana, 2011). Penghargaan lebih akan diberikan oleh investor apabila

    perusahaan tersebut mampu menciptakan valueadded secara berkesinambungan. Stakeholder akan

    lebih menghargai perusahaan yang memiliki intellectual capital yang unggul daripada perusahaan

    lain karena intellectual capital yang unggul akan membantu perusahaan memenuhi kepentingan

    seluruh stakeholder. Dalam konteks intellectual capital, penciptaan nilai dilakukan dengan

    memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur intellectual capital. Para stakeholder akan lebih

    menghargai perusahaan yang memiliki intellectual capital yang unggul dari pada perusahaan lain

    karena intellectual capital yang unggul akan membantu perusahaan untuk memenuhi kepentingan

    seluruh stakeholder. Sebagai salah satu stakeholder perusahaan, para investor di pasar modal akan

    menunjukkan apresiasi atas keunggulan intellectual capital yang dimiliki perusahaan dengan

    berinvestasi pada perusahaan tersebut. Pertambahan investasi tersebut akan berdampak pada

    naiknya nilai pasar perusahaan.

    Penelitian ini menambahkan variabel intervening, yaitu kinerja keuangan. Dengan kata

    lain, nilai pasar perusahaan tidak langsung berubah melalui pengaruh intellectual capital, tetapi

    melalui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan terlebih dahulu untuk mengetahui

    perubahan nilai pasar. Meningkatnya kinerja keuangan sebuah perusahaan akan meningkatkan

    nilai pasar perusahaan. Intellectual capital memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan dan

    berperan penting terhadap peningkatan nilai pasar perusahaan (Nuhuyanan, 2015). Lebih lanjut

  • Solikhah (2010) berpendapat bahwa semakin tinggi nilai intellectual capital akan berpengaruh

    positif terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan. Maka, hipotesis yang dirumuskan

    yaitu:

    H3 : Intellectual Capital Berpengaruh Tidak Langsung Terhadap Nilai Pasar Perusahaan

    Melalui Kinerja Keuangan.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana dalam proses, analisis data,

    kesimpulan data serta penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan

    kepastian data numerik (Musianto, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh

    variabel intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai

    variabel intervening.

    3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang kejadian, atau hal minat yang ingin

    peneliti investigasi (Sekaran, 2006 : 121). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektoral

    perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan dari tahun 2013 -

    2015. Pengambilan sampel berdasarkan urutan waktu dan kejadian pada waktu tertentu sehingga

    penelitian ini tergolong penelitian dengan menggunakan data pooled. Penelitian ini menggunakan

    metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampling menggunakan kriteria tertentu

    (Sugiyono, 2011 :126). Alasan peneliti menggunakan purposive sampling dikarenakan data yang

    digunakan didasari pertimbangan agar sampel yang digunakan memenuhi kriteria untuk di uji.

    Kriteria yang masuk dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah :

    1. Perusahaan sektoral perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 –

    2015.

  • 2. Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tiga tahun berturut

    – turut mulai dari tahun 2013 -2015.

    Atas kriteria tersebut maka peneliti mendapatkan sampel untuk tahun 2013 – 2015 yang

    selanjutnya digunakan dalam penelitian sebanyak 35 perusahaan perbankan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2015. Dibawah ini disajikan tabel 3.1 yang berisi

    tabel pemilihan sample penelitian.

    Tabel 3.1

    Penentuan Jumlah Sampel

    Jumlah perusahaan sektoral perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia tahun 2013, 2014, dan 2015

    41

    Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama tiga

    tahun berturut – turut pada tahun 2013, 2014, dan 2015

    6

    Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 35 x 3 = 105

    Dapat dilihat pada tabel 3.1 terdapat 38 perusahaan sektoral perbankan yang memenuhi

    kriteria untuk pengambilan sample penelitian. Dengan menggunakan metode penggabungan data

    dengan kurun waktu tertentu yaitu 2013 – 2015 (pooled) maka diperoleh data penelitian sebanyak

    3 x 35 = 105

    3.3 Pengumpulan Data

    3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian

  • Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

    Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2002) mendefinisikan data sekunder sebagai sumber data

    penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara berupa bukti,

    catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang telah dipublikasikan maupun

    yang tidak dipublikasikan. Data sekunder yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari

    berbagai sumber yang telah ada sehingga peneliti sebagai tangan kedua. Dalam penelitian ini data

    sekunder berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan sektoral perbankan pada tahun 2013

    sampai dengan tahun 2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang dipergunakan

    diperoleh dari pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Brawijaya dan www.idx.co.idberupa

    laporan keuangan perusahaan sektoral perbankan yang telah masuk dalam kriteria pemilihan

    sampel.

    3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam mengetahui dan mendapatkan

    gambaran mengenai objek yang akan diteliti. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

    ini menggunakan metode dokumentasi dimana metode dokumentasi merupakan teknik

    mengumpulkan data, mencatat, dan menghitung data–data yang berhubungan dengan penelitian.

    Data yang diolah adalah laporan keuangan tahunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektoral

    perbankan yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian.

    3.4 Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel

    Modal intelektual (intellectual capital) merupakan instrumen dalam penelitian ini.

    Menurut (Williams, 2001 dalam Purnomosidhi 2006) modal intelektual adalah informasi dan

    pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai. Kinerja modal

    http://www.idx.co.id/

  • intelektual diukur berdasarkan value added yang diciptakan dari tiga indikator yang dikemukakan

    oleh Pulic (1999) yaitu Value Added Human Capital (VAHU), Value Added Capital Employed

    (VACA), dan Structural Capital Value Added (STVA). Berikut ini adalah deskripsi dari variabel-

    variabel yang akan diuji :

    1. Variabel Eksogen

    Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah intellectual capital. intellectual capital

    merupakan variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi harus diukur dengan satu

    atau lebih variabel manivest (Ulum, 2007). Intellectual capital yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah kinerja intellectual capital yang diukur berdasarkan value added yang

    diciptakan oleh human capital (VAHU) ,customer capital (VACA), dan structural capital

    (STVA). Penjumlahan dari ketiga value added tersebut disimbolkan denganVAIC™ yang

    dikembangkan oleh Pulic (1998). Tahapan untuk menghitung formulasi tersebut adalah

    sebagai berikut:

    a. Value Added (VA)

    Menurut Pulic (1999) Value Added merupakan selisih antara Output dengan Input.

    VA = Output (OUT) – Input (IN)

    Keterangan :

    Value Added = selisih antara Output dengan Input.

    Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain

    Input (IN) = Beban dan biaya biaya (selain beban karyawan)

    b. Value Added Human Capital (VAHU)

    Rasio VAHU menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang

    diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi atau perusahaan.

  • Value added human capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang dapat

    diciptakan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja

    Keterangan :

    VAHU = Value Added Human Capital, rasio VA terhadap HC

    VA = Value Added (Selisih antara Output dan Input)

    HC = Human Capital ( beban karyawan)

    c. Value Added Capital Employed (VACA)

    VACA (Value Added Capital Employed) merupakan rasio antara value added dibagi

    dengan capital employed dimana rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh

    setiap unit dari capital employed terhadap value addded perusahaan atau organisasi.

    Keterangan :

    VACA = Value Added Capital Employed, rasio VA terhadap CE

    VA = Value Added (Selisih antara Output dan Input)

    CE = Capital Employed, (ekuitas, laba bersih)

    d. Structural Capital Value Added (STVA)

    Structural capital coefficient (STVA) menunjukkan kontribusi structural capital

    dengan penciptaan nilai, STVA menjadi alat ukur untuk structural capital dalam

    menghasilkan 1 rupiah dalam value added dan merupakan indikasi keberhasilan

    structural capital dalam penciptaan nilai

    VAHU = VA/HC

    VACA = VA / CE

  • Keterangan :

    STVA = Structural Capital Value Added , rasio SC terhadap VA

    SC = Structural Capital (VA-HC)

    VA = value added (Selisih antara Output dan Input)

    Penjumlahan dari ketiga indikator tersebut akan menghasilkan VAIC™ yang

    diformulakan sebagai beikut :

    2. Variabel endogen

    Variabel endogen disebut juga sebagai variabel terikat yang merupakan variabel

    yang dipengaruhi atau menjadi akibat perubahan atau timbulnya variabel bebas. Dalam

    penelitian ini variabel endogen yang dimaksud adalah nilai pasar perusahaan. Indikator

    untuk mengukur nilai pasar perusahaan dalam penelitian ini yaitu Price Earning Ratio

    (PER) dan Market to Book Value (Mtbv). Berikut ini deskripsi dari indikator-indikator

    yang akan diuji:

    a. Price Earning Ratio (PER)

    Per adalah salah satu indikator yang digunakan investor setiap hati untuk menilai nilai

    pasar perusahaan. PER menjelaskan seberapa besar investor dalam membayar per

    satuan mata uang dai keungungan yang dilaporkan. Kebanyakan manajer keuangan

    menganggap baik apabila saham suatu perusahaan dijual pada tingkat PER tinggi

    karena tingginya PER mencerminkan bahwa investor beranggapan perusahaan tersebut

    STVA = SC / VA

    VAIC™ = VAHU + VACA + STVA

  • memiliki pendapatan yng relatif aman (Nuhuyanan, 2015). Rasio untuk menghitung

    PER dijelaskan sebagai berikut:

    PER = Harga per lembar saham : Laba per lembar saham

    b. Market to Book Value (MtBV)

    Market to Book Value (MtBV) merupakan rasio antara perusahaan dengan nilai buku

    perusahaan. Semakin tinggi MtBV maka akan semakin mahal nilai saham. Pengukuran

    MtBV ini mengacu pada penelitian Solikhah (2010) yang formula untuk menghitung

    MtBV adalah sebagai berikut:

    MtBV = Nilai Pasar : Nilai Buku

    Nilai Pasar (MV) = Jumlah saham biasa yang beredar x harga saham.

    Nilai Buku (BV) = Nilai buku aset bersih.

    3. Variabel Intervening

    Variabel intervening merupakan variabel yang terletak antara variabel eksogen dan

    endogen sehingga variabel eksogen tidak langsung berpengaruh terhadap berubahnya atau

    timbulnya variabel endogen (Sugiono, 2016:61 dalam Nuhuyanan, 2015). Variabel

    intervening dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang merupakan variabel laten

    (konstruk). Konstruk ini menggunakan indikator profitabilitas ROE, ROA, dan Employee

    Productivity (EP).

    a. Return On Assets (ROA)

    ROA adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

    keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Pengukuran dalam

    penelitian ini mengacu pada penelitian ulum (2007) dan Hadisumarta (2015). Formula

    untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:

  • ROA = Total Pendapatan : Total Aset

    b. Return On Equity (ROE)

    ROE merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan dengan keuntungan investasi.

    ROE digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan sebuah perusahaan

    dalam menghasilkan setiap rupiah dari modal pemegang saham dan mempresentasikan

    returns pemegang saham serta biasanya menjadi bahan pertimbangan dan indikator

    keuangan yang penting bagi investor (Chen et al. 2005). Pengukuran ROE dalam

    penelitian ini mengacu pada penelitian Solikhah (2010) dan Hadisumarta (2015).

    Formula yang digunakan unruk menghitung ROE adalah sebagai berikut:

    ROE = Laba pemegang saham : Jumlah dana

    c. Employee Productivity (EP)

    EP didefinisikan sebagai ukuran dari nilai tambah bersih per karyawan yang

    merefleksikan produktifitas karyawan. Formula untuk menghitung EP adalah:

    EP = Pendapatan sebelum pajak : Total jumlah karyawan

    3.5 Metode Analisis Data

    3.5.1 Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif bermanfaat untuk mendeskripsikan variabel yang ada dalam penelitian

    ini dengan memberikan gambaran umum tentang tiap karakter sampel yang digunakan. Statistik

    deskriptif dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang variabel penelitian diantaranya :

    intellectual capital (VAIC™), kinerja keuangan perusahaan, dan nilai perusahaan. Dalam

    penelitian ini menggunakan penyajian berbentuk tabulasi agar mudah dipahami dan

  • diinterpretasikan, statistik deskriptif yang disajikan dalam tabel diantaranya mean, standart

    deviation, maximal, dan minimal.

    3.5.2 Analisis Inferensial

    Metode untuk menganalis data dalam penelitian ini menggunakan model persamaan

    Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian dengan Partial Least

    Square (PLS). PLS dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten

    dan untuk mengonfirmasi teori. (Hartono dan Abdillah, 2004:16-17 dalam Nuhuyanan, 2015)

    menyatakan PLS mempunyai keunggulan-keunggulan dan kelemahan-kelemahan. Keungguln

    PLS adalah sebagai berikut:

    1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel independen (model

    komplek).

    2. Mampu mengelola masalah multikolineritas antar variabel dependen.

    3. Hasil tetap kokoh (robusth) walaupun banyak data yang tidak normal dan hilang (missing

    value).

    4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung berbasis cross-product yang

    melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan prediksi.

    5. Dapat digunakan pada konstruk reflektif dan formatif.

    6. Dapat digunakan pada sampel kecil.

    7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.

    8. Dapat digunakan pada data tipe skala berbeda, yaitu nominal, ordinal dan kontinus.

    Partial Least Square (PLS) juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

  • 1. Sulit menginterprestasi loading variabel laten independen jika berdasarkan pada hubungan

    crossproduct yang tidak ada ( seperti pada teknik analisis faktor berdasarkan korelasi antar

    manifest variabel independen).

    2. Property distribusi estimasi yang tidak diketahui menyebabkan tidak diperolehnya nilai

    signifikansi kecuali melakukan proses bootstrap.

    3. Terbatas pada pengujian model estimasi statistika.

    Dalam penelitian ini konstruk yang dibentuk mennggunakan indikator formatif dan

    reflektif, oleh karena itu peneliti memilih Partial Least Square karena program analisis lainnya

    (seperti AMOS, dan Lisrel) tidak mampu melakukan analisis laten variable dengan indikator

    formatif. Alat analisis PLS dihugunakan untuk menjawab hipotesis satu, dua, dan tiga.

    3.5.3 Pengujian Konstruk Formatif dan Reflektif Dengan Efek Mediasi

    Pengujian konstruk formatif tidak jauh berbeda dengan konstruk reflektif, hanya parameter

    yang diukur ketika melakukan uji validitas konstruk berbeda dengan konstruk reflektif. Sedangkan

    pada konstruk formatif, uji model pengukuran digunakan untuk uji validitas konstruk dan uji

    reliabilitas. Pada konstruk formatif tidak dapat dilakukan uji realibilitas karena indikator dalam

    suatu variabel laten diamsusikan tidak saling berkorelasi (independen) sehingga nilai reliabilitas

    tidak dapat diukur (Hartono dan Abdilah, 2014:100 dalam Nuhuyanan, 2015).

    Penelitian ini menggunakan variabel intervening untuk menunjukan hubungan antara

    konstruk eksogen dengan konstruk endogen, artinya pengaruh konstruk eksogen terhadap konstruk

    endogen tidak terpengaruh secara langsung. Pengujian efek mediasi pada penelitian ini

    menggunakan software SmartPLS versi 2.0 M3 untuk mengetahui output parameter uji

    signifikansi yang dapat dilihat pada tabel total effect pada software tersebut.

  • Hadisumarta (2015) menyebutkan tahapan dalam menguji efek mediasi yaitu:

    1. Model pertama, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) dan

    harus signifikan pada T-statistics> 1.65 (one tailed), 1.96 (two tailed)

    2. Model kedua, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel Mediasi (M) dan

    harus signifikan pada T-statistics> 1.65 (one tailed), 1.96 (two tailed)

    3. Model ketiga, menguji secara simultan pengaruh variabel eksogen (X) dan Mediasi (M)

    terhadap variabel endogen (Y) tidak signifikan, dan pengaruh variabel mediasi (M)

    terhadap variabel endogen (Y) harus signifikan pada T-statistics > 1.65 (one tailed),

    1.96(two tailed), maka akan terjadi efek mediasi penuh (full mediating), sedangkan efek

    mediasi sebagian (partially mediation) terjadi pengaruh variabel eksogen (X) terhadap

    variabel endogen (Y) signifikan dan pengaruh variabel mediasi (M) terhadap variabel

    endogen (Y) signifikan.

    3.6 Langkah-langkah Analisis Persamaan Partial Least Square (PLS)

    Analisis data dilakukan berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian ini, langkah-langkah

    diuraikan sebagai berikut:

    1. Hubungan Antar Variabel

    Dalam penelitian ini variabel eksogen yang dimaksud adalah intellectual capital

    dengan human capital, customer capital, dan structural capital sebagai variabel

    manivesnya. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah nilai pasar perusahaan,

    sedangkan kinerja keuangan menjadi variabel intervening dengan indikator return on

    asset (ROA), return on equity (ROE), dan employee productivity (EP). PLS adalah teknik

  • yang kuat untuk menganalisa persamaan struktural dengan variabel kostruk. Dalam

    penelitian ini menggunakan konstruk formatif sehingga indikator terkait dengan variabel

    laten yang sama harus memiliki varians bersama (Nuhuyanan, 2015).

    2. Diagram Jalur PLS

    Berdasarkan hipotesis yang dibuat, maka perancangan model struktural dalam

    bentuk jalur variabel sebagai berikut:

    Gambar 3.1

    Gambar Diagram Jalur

    3. Konversi Diagram Jalur Ke Persamaan

    Sesuai dengan metode analisis dan model konseptual di atas, maka dapat dibuat

    model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS. Evaluasi model analisis jalur

    semua variabel laten dalam PLS terdiri atas (Ghozali dan Latan, 2012:77):

    1. Inner model atau evaluasi model struktural, yang bertujuan memprediksi hubungan

    antar variabel laten (structural model). Model persamaan di atas dapat ditulis

    sebagai berikut:

  • Model hipotesis 1:

    KK = 𝛽0 + β1 IC + 𝜁𝑗

    Model hipotesis 2 dan 3:

    NP = 𝛽0 +β2+KK + β3 IC + 𝜁𝑗

    Keterangan:

    KK : Variabel Kinerja keuangan Perusahaan

    IC : Variabel Intellectual Capital

    NP : Variabel Nilai Pasar Perusahaan

    𝜁𝑗 : Tingkat kesalahan pengukuran

    𝛽0…..β3: Koefisien jalur

    2. Outer model atau evaluasi model pengukuran, yang menspesifikasi hubungan

    antara variabel dengan indikator manifesnya (measurement model) dan dilakukan

    untuk menilai validitas atau reliabilitas model. Model persamaannya dapat ditulis

    sebagai berikut:

    - Untuk variabel eksogen intellectual capital (Indikator formatif)

    𝐼𝐶 = 𝜆𝑉𝐴𝐶𝐴 𝑉𝐴𝐶𝐴 + 𝜆𝑉𝐴𝐻𝑈𝑉𝐴𝐻𝑈 + 𝜆𝑆𝑇𝑉𝐴 𝑆𝑇𝐴𝑉𝐴 + δ1

    - Untuk Variabel endogen nilai pasar perusahaan ( indikator reflektif )

    - PER = λ𝑃𝐸𝑅NP + 𝜀1

    - MtBV = λ𝑀𝑡𝐵𝑉NP + 𝜀2

    - Untuk Variabel intervening kinerja perusahaan ( indikator reflektif )

    - ROA = λ𝑅𝑂𝐴 KK + 𝜀3

    - ROE = λ𝑅𝑂𝐸 NK + 𝜀4

    - EP = λ𝐸𝑃 NK + 𝜀5

    Keterangan:

    1. IC = variabel eksogen intellectual capital 2. NP = variabel endogen nilai pasar perusahaan 3. KK = variabel intervening kinerja keuangan perusahaan

  • 4. VACA = Value added capital employed (indikator intellectual capital) 5. VAHU = Value added human capital (indikator intellectual capital) 6. STVA = structural capital value added (indikator intellectual capital) 7. PER = indikator nilai pasar perusahaan 8. MtBV = indikator nilai pasar perusahaan 9. ROE = return on equity (indikator kinerja keuangan perusahaan) 10. ROA = return on asset (indikator kinerja keuangan perusahaan) 11. EP = employee productivity (indikator kinerja keuangan perusahaan) 12. λ x = (lambda kecil), loading faktor variabel laten eksogen 13. λ y = (lambda kecil), loading faktor variabel laten endogen 14. δ𝑖= tingkat kesalahan pengukuran variabel eksogen ke-i 15. 𝜀1 = tingkat kesalahan pengukuran variabel endogen ke-i

    (4) Evaluasi Model PLS

    a. Pengujian Pengukuran Variabel (Outer Model)

    Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu model prediksi

    hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap ferifikasi dalam model

    pengukuran. Model pengukuran (outer model) sendiri digunakan untuk menguji

    validitas variabel dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

    kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebaliknya,

    uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu

    konsep (Hartono dan Abdillah, 2014:58). Penelitian ini menggunakan konstruk formatif

    dan refektif sehingga parameter yang diukur ketika melakukan uji validitas konstruk

    berbeda dengan konstruk reflektif. Jika pada konstruk reflektif, uji model pengukuran

    digunakan untuk uji validitas konstruk dan uji reliabilitas. Pada konstruk formatif tidak

    dapat dilakukan uji reliabilitas karena indikator dalam suatu variabel laten diasumsikan

    tidak saling berkorelasi (independen) sehingga nilai reliabilitas tidak dapat diukur.

  • Konsep uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    a) Uji Validitas

    Validitas menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan suatu

    pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk mendefinisikan suatu variabel.

    Validitas ini terdiri dari Hartono dan Abdillah, 2014:78):

    1) Validitas Konvergen:

    Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur

    (manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkolasi