pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi, surat …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5971/1... ·...

102
PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, SURAT BERHARGA SYARI’AH NEGARA (SBSN) TERHADAP DEFISIT ANGGARAN INDONESIA TAHUN 2013 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh Amalia Nur Hikmah Sari NIM 63020-15-0023 PROGDI S1 EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH INFLASI, PERTUMBUHAN EKONOMI,

    SURAT BERHARGA SYARI’AH NEGARA (SBSN)

    TERHADAP DEFISIT ANGGARAN INDONESIA

    TAHUN 2013 – 2017

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    Amalia Nur Hikmah Sari

    NIM 63020-15-0023

    PROGDI S1 EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • i

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706

    Website: www.febi.iainsalatiga.ac.id

    E-Email:administrasiiaiansalatiga.ac.id

  • ii

    KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    Jalan Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telepon (0298) 323706

    Website: www.febi.iainsalatiga.ac.id

    E-Email: administrasiiaiansalatiga.ac.id

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Hayalah Persiapan, Pengetahuan, dan Pengalaman yang

    membuat kita mampu bertahan hidup.

    (rachel kelsey)

    Orang yang mempunyai ilmu saja tidak cukup, jika tidak mempunyai

    hati yang menunjukkan kepada kebaikan.

    (KH. Achmad Izzuddin L.c., M.S.I)

    Kemudahan Allah akan diberi selama kita memberi

    kemudahan kepada orang lain

    (KH. Achmad Izzuddin L.c., M.S.I)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    1. Alhamdulillah, terimakasih kepada Allah SWT yang Maha

    pengasih dan Maha penyayang atas segala nikmat sehingga tiada

    alasan untuk penulis berhenti bersyukur dan selalu diberi

    kemudahan.

    2. Terimakasih Kepada Semua Anggota Keluargaku atas Do’a dan

    dukungannya.

    3. Terimaksih kepada Bapakku (Sariyadi) dan Ibuku (Musrifah) yang

    tidak pernah lelah berjuang untuk kesuksesan anak-anaknya, dan

    atas bimbinganya selama ini.

    4. Terimakasih Kepada Kakak ku Arti Puji Lestari, Beni Arif Habibi,

    Nening Muviddyah Sari yang terus memberikan dukungan dan

    arahan dalam kuliah, adik-adikku dan keponakan-keponakanku

    yang selalu menghibur dan mendukung dalam kuliah.

    5. Terimaksih kepada Bapak Ari Setiawan, M.M. yang telah

    membantu dan membimbing saya dalam membuat skripsi.

    6. Terimaksih kepada seluruh teman-teman Ekonomi Syari’ah

    angkatan 2015 yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi.

    7. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang telah membantu

    dalam menyelesaikan skripsi.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis

    panjatkan atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat,taufiq,

    hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    berjudul “”Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Surat Berharga

    Syari’ah Negara (SBSN) terhadap Defisit Anggaran Indonesia Tahun

    2013 – 2017.” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

    kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan

    kita dari Zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.

    Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    sarjana dalam ilmu Ekonomi Syari’ah. Banyak piihak yang telah

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moral maupun

    spiritual, maka penulis inigin mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam.

    3. Bapak Qi Mangku Bahjatullah L.c., M.SI. selaku Ketua Program Studi S1-

    Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

    4. Bapak Ari Setiawan, M.M. Selaku dosen pembimbing yang telah memberi

    arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.

  • x

    5. Segenap Bapak Ibu Dosen Program studi S1- Ekonomi Syari’ah Fakultas

    ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

    wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

    6. Seluruh keluargaku yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini baik

    secara moral maupun material.

    7. Seluruh teman-teman Ekonomi Syari’ah angkatan 2015 terimakasih telah

    memberikan do’a dan bantuan kepada penulis.

    8. Seluruh pihak teman, sahabat yang telah membantu dan mendukung

    terselesesainya skripski ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga

    kritik dan saran penulis harapkan. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis

    serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca

    dan mempelajarinya. Amin

    Salatiga, 18 juni 2019

    Amalia Nur Hikmah Sari

  • xi

    ABSTRAK

    Sari, Amalia Nur Hikmah. 2019. Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Surat

    Berharga Syari’ah Negara Terhadap Defisit Anggaran Indonesia Tahun 2013 –

    2017. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Ekonomi

    Syari’ah IAIN Salatiga. Pembimbing: Ari Setiawan, M.M.

    Dalam rangka mendorong pembangunan ekonomi, Defisit anggaran sering

    dilakukan sebagai salah satu kebijakan terutama di Indonesia. APBN merupakan

    instrumen untuk mengatur keluar masuknya keuangan negara guna membiayai

    kegiatan pembangunan negara. Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel

    dependen yaitu variabel inflasi, pertumbuhan ekonomi, Surat Berharga Syari’ah

    Negara (SBSN) terhadap variabel independen yaitu Defisit Anggaran Indonesia

    Periode 2013 – 2017. Penelitian ini menggunakan model regresi OLS (Ordinary

    least Square melalui Program eviews 9. Hasil analisis menunjukkan hasil bahwa

    variabel inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan Surat Berharga Syari’ah Negara

    (SBSN) berpengaruh secara simultan terhadap Defisit anggran Indonesia.

    Sedangkan secara parsial variabel inflasi, Pertumbuhan ekonomi, dan Surat

    Berharga Syariah berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap Defisit

    nggaran Indonesia. Jadi secara umum inflasi,pertumbuhan ekonomi dan surat

    berharga Syariah Negara berpengaruh secara simultan terhadap Defisit anggaran

    di Indonesia sebanyak 38,63%.

    Kata Kunci: Defisit Anggaran Indonesia, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi,

    SBSN

  • xii

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i

    PENGESAHAN ...................................................................................................... ii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................... iv

    DECLARATION ................................................................................................... iv

    PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ............................................................... vi

    MOTTO ................................................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    ABSTRAK ............................................................................................................ xii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

    BAB I ...................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

    D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 8

    E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9

    BAB II ................................................................................................................... 11

    TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 11

    A. LANDASAN TEORI ................................................................................... 11

    1. Defisit Anggaran ....................................................................................... 11

    2. Inflasi......................................................................................................... 16

    3. Pertumbuhan Ekonomi .............................................................................. 20

    4. Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) ...................................... 23

    B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 31

    C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 35

    D. Hipotesis ....................................................................................................... 36

    BAB III ................................................................................................................. 39

    METODE PENELITIAN ...................................................................................... 39

    A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 39

  • xiii

    B. Obyek penelitian dan waktu penelitian ........................................................ 39

    C. Populasi dan sampel ..................................................................................... 39

    D. Teknik pengumpulan data ............................................................................ 41

    E. Definisi operasional variabel ........................................................................ 41

    a) Variabel terikat (dependent variable) ....................................................... 42

    b) Variabel bebas (independet variable) ....................................................... 42

    F. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 42

    G. Uji Instrumen Penelitian............................................................................... 42

    I. Alat Analisis .................................................................................................. 43

    1. Analisis deskriptif ..................................................................................... 43

    2. Analisis regresi .......................................................................................... 44

    3. Uji hipotesis .............................................................................................. 45

    4. Uji asumsi klasik ....................................................................................... 46

    BAB IV ................................................................................................................. 50

    ANALISIS DATA ................................................................................................ 50

    A. Statistik Deskriptif ....................................................................................... 50

    1. Analisis Deskriptif .................................................................................... 50

    2. Uji Stationeritas ......................................................................................... 51

    3. Uji Regresi ................................................................................................ 52

    4. Uji Hipotesis ............................................................................................. 53

    5. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 55

    6. Hasil pembahasan...................................................................................... 59

    BAB V ................................................................................................................... 63

    PENUTUP ............................................................................................................. 63

    A. Kesimpulan .................................................................................................. 63

    B. Saran ............................................................................................................. 63

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 67

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 68

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Defisit Anggaran Tahun 2013-2017 ............................................... 2 Tabel 1.2 Tingkat Inflasi Tahun 2013-2017 ........................................................... 4 Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2013-2017 ......................... 5 Tabel 1.4 Tingkat Surat Berharga Syariah Negara Tahun 2013 – 2017 ................. 7 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................ .34

    Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif................................................................................50

    Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas............................................................................52 Tabel 4.3 Uji Regresi ........................................................................................... .53 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ .....55 Tabel 4.5 Hasil Penyembuhan Normalitas ............................................................ 56

    Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 56 Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 57

    Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson....................................................................... 58 Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 58

    Tabel 4.10 Hasil Uji Hubber-White ...................................................................... 58 Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 62

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1Kerangka Berfikir ............................................................................... 35

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut Rosit (2010) Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat

    ditentukan oleh berbagai faktor yang dimiliki oleh masing-masing negara,

    antara lain sistem ekonomi, ketersediaan sumber daya, teknologi, efisiensi,

    budaya, kualitas manusia dan kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang

    dianut oleh suatu negara akan menentukan seberapa besar peran pemerintah

    dalam proses pembangunan, serta pola kebijakan yang dilakukan.

    Dalam konsep ekonomi dikenal dua kebijakan ekonomi yang utama,

    yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter

    merupakan pengendalian sektor moneter, sedangkan kebijakan fiskal

    merupakan pengelolaan anggaran pemerintah (budget) dalam rangka

    mencapai tujuan pembangunan APBN. Defisit (budget) merupakan

    instrument untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam

    rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan,

    mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional,

    mencapai stabilitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas

    pembangunan secara umum.

    Menurut Yuniarti (2016:217) kebijakan fiskal dalam islam bertujuan

    menciptakan masyarakat yang didasarkan pada keseimbangan distribusi

    kekayaan dengan menempatkan nilai-nilai material dan spiritual secara

  • 2

    seimbang. Kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam lebih banyak

    peranannya ketimbang ekonomi konvensional.

    Kebijakan fiskal dalam kebijakan anggaran pemerintah dahulu selalu

    mengharuskan kebijakan berimbang. Pada saat ini kebijakan anggaran dapat

    menjadi kebijakan anggaran defisit (defisit bidget), anggaran surplus

    (surplus budget). Salah satu keunggulan anggaran defisit adalah terdapat

    penertiban pada angka defisit dan nilai tambahan utang yang jelas lebih

    transparan serta bisa diawasi masyarakat.

    Tabel 1.1 Data Defisit Anggaran Tahun 2013-2017

    Tahun

    Defisit Anggaran

    (milyar rupiah)

    2013 -224,187,0

    2014 -241.494,3

    2015 -222.506,9

    2016 -296.723,86

    2017 -330.167,74

    Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

    Dari data defisit anggaran pada tabel 1.1 terlihat bahwa defisit

    anggaran indoensia terus meningkat. Hanya pada tahun 2015 mengalami

    penurunan dari 241.494.3 M menjadi 222.506.9 M. Kemudian meningkat

    kembali pada tahun 2016 dan 2017. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

    defisit anggaran dapat dijadikan sebagai kebijakan fiskal untuk

    menumbuhkan pembangunan ekonomi, yaitu dengan tetap mengontrol

    tingkat defisit anggaran guna menyokong pertumbuhan ekonomi. Jika

  • 3

    defisit ini semakin meningkat justru dapat membahayakan perekonomian.

    Untuk itu perlu di dalami beberapa faktor yang dapat menjaga kestabilan

    defisit anggaran tersebut.

    Menurut Jhingan (2014:391-393) keuangan defisit atau defisit

    anggaran merupakan metode paling mujarab bagi pembangunan ekonomi

    di negara berkembang. Sifat dasar perekonomian negara terbelakang

    biasanya sedemikian rupa sehingga investasi swasta yang cukup besar

    tidak bisa muncul akibat berbagai faktor sosial, ekonomi dan

    kelembagaan. Defisit anggaran juga berdampak ekpansioner, begitu

    pertumbuhan ekonomi mendapatkan momentum maka inflasi di dalam

    perekonomian terpacu lebih cepat yang kemudian menghendaki dosis

    tambahan jumlah uang pada setiap tahapannya. Namun disisi lain jika

    defisit anggaran tidak diawasi dengan baik dan melampaui batas aman

    akan menimbulkan hal-hal yang justru akan mengakibatkan terjadinya

    ambang bahaya terhadap perekonomian makro.

    Kunarjo (2001:5) menguraikan dampak negatif kebijakan defisit

    anggaran pemerintah bagi perekonomian. Dampak negatif ini dapat dilihat

    dari pengaruhnya terhadap indikator ekonomi makro utama, yaitu

    pertumbuhan ekononi, laju inflasi, tingkat pengangguran, tingkat suku

    bunga acuan, serta tingkat konsumsi dan tabungan.

    Dalam buku Jhingan (2014:391-393) juga dijelaskan bahwa defisit

    anggaran sebagai piranti pembangunan ekonomi namun demikian bukan

  • 4

    pula suatu rakhmat yang tidak mengandung hal buruk. Bahaya tersebut

    terkandung pada potensi inflasionernya. Kenaikan harga yang

    berkepanjangan merupakan cara memacu pembangunan ekonomi yang

    mengandung bahaya. Karena inflasi dapat merangsang transaksi yang

    spekulatif dan tidak perlu. Ini merupakan penghambat utama

    pembangunan ekonomi, menghambat tabungan domestik dan investasi

    asing, menghancurkan hubungan perdagangan luar negeri, dan

    menurunkan efiensi produk pada umumnya. Berikut ini adalah data inflasi

    dari tahun 2013 -2017.

    Tabel 1.2 Tingkat Inflasi Tahun 2013-2017

    THN

    BULAN

    JAN FE

    B MAR APR

    ME

    I

    JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

    2013 1.03 0.75 0.63 0.01 0,03 1.03 3.29 1.12 0.35 0.09 0.12 0.55

    2014 1.07 0.26 0.08 0.02 0.16 0.43 0.93 0.47 0.27 0.47 1.5 0.51

    2015 0.24 0.36 0.17 0.36 0.5 0.54 0.93 0.39 0.05 0.08 0.21 0.96

    2016 0.51 0.9 0.19 0.45 0.24 0.66 0.69 0.02 0.22 0.14 0.47 0.42

    2017 0.97 0.23 0.02 0.09 0.89 0.69 0.22 0.07 0.13 0.01 0.2 0.71

    Sumber: BPS (Badan Pusat Statistik )

    Selain inflasi, menurut Setiawan (2016), defisit anggaran juga

    dapat terjadi karena Untuk mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih

    baik diperlukanya investasi dan dana yang besar. Oleh karena itu

    pemerintah akan melakukan kebijakan defisit untuk mendorong

    pertumbuhan ekonomi. Ketika dana dalam negeri tidak mencukupi, maka

    pemerintah akan melakukan utang untuk menutupi kekurangan dana

    tersebut. Karena untuk menghindari beban kepada masyarakat (pajak)

    karena pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar di indonesia.

  • 5

    Berikut adalah tabel pertumbuhan ekonomomi triwulan I – triwulan IV

    tahun 2013 – 2017.

    Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2013-2017

    BULAN TAHUN

    2013 2014 2015 2016 2017

    Triwulan I 5.12 4.83 4.84 5.01 5.06

    Triwulan II 5.02 4.78 5.08 5.01 5.17

    Triwulan III 4.99 4.78 5.06 5.03 5.17

    Triwulan IV 5.01 4.88 5.03 5.07 5.17

    Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

    Negara boleh melakukan kebijakan dengan menambah pengeluaran

    pemerintah dan mengurangi penerimaan negara dengan melampaui batas

    amannya. Oleh sebab itu negara tetap mebutuhkan kebijakan pemerintah

    untuk menambah pendapatan negara salah satunya adalah dengan

    melakukan pinjaman yang diperoleh dari dalam negeri atau luar negeri di

    samping dari penarikan pajak, pendapatan dari badan usaha milik negara

    dan industri dalam negeri, atau dengan dikeluarkannya Surat Berharga

    Negara (SBN). Pinjaman-pinjaman yang berasal dari luar negerilah yang

    paling membahayakan eksistensi suatu negara karena utang luar negeri

    tidak pernah terlepas dari bunga sebagai return yang timbul dari adanya

    pinjaman tersebut.

    Menurut Ramadhan (2017) Surat Utang Negara diterbitkan sebagai

    pinjaman negara yang bersumber dari para pemodal/investor baik dari

    dalam maupun luar negeri. Mobilisasi dana melalui pasar keuangan

    merupakan upaya peningkatan partisipasi masyarakat secara optimal

    dalam program pembiayaan pembangunan nasional melalui mekanisme

    pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Penerbitan Surat

  • 6

    Utang Negara kepada publik merupakan salah satu potensi pembiayaan

    untuk mengurangi beban dan risiko keuangan bagi negara di masa

    mendatang.

    Sedangkan di dalam Islam sendiri bunga dalam return pinjaman

    sepeti itu itu dilarang, maka dari itu,sebagai langkah untuk mengurangi

    ketergantungan negara dengan pinjaman utang luar negeri dan surat utang

    negara yang masih mempunyai unsur riba, salah satu alternatifnya yaitu

    dengan mengeuarkan Surat Berharga Syari’ah Negara (SBSN).

    Dikutip dari balai diklat keuangan medan, dijelaskan bahwa sukuk

    dapat menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian

    antara arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening kas negara

    dalam satu tahun anggaran (cash-mismatch) dan untuk mengelola

    portofolio utang Negara.

    Dengan Surat Berharga Syariah Negara ini, ada instrumen fiskal

    yang lain yaitu alternatif sumber pembiayaan APBN dari pasar modal baik

    di dalam maupun di luar negeri. Sebagai Instrumen investasi yang

    memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan

    diversifikasi portofolionya guna memperkecil resiko investasi dan dapat

    mendorong terciptanya acuan imbal hasil (benchmark yield) bagi penilaian

    harga instrumen keuangan lainnya, sehingga memberikan alternatif bagi

    dunia usaha untuk memperoleh pembiayaan dari pasar modal.

  • 7

    Tabel 1.4 Tingkat Surat Berharga Syariah Negara Tahun 2013 – 2017

    TAHUN

    2013 2014 2015 2016 2017

    224.187 241.494 222.507 296.723 330.167

    Sumber: www.djppr.kemenkeu.go.id

    Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti

    “Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Surat Berharga Syari’ah Negara

    Terhadap Defisit Anggaran di Indonesia Tahun 2013-2017”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian diatas permasalahan yang

    akan dibahas dalam proposal ini adalah:

    1. Bagaimanakah pengaruh Inflasi terhadap Defisit Anggaran Negara

    Indonesia?

    2. Bagaimanakah pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Defisit

    Anggaran Negra Indonesia?

    3. Bagaimanakah pengaruh Surat Berhaga Syari’ah Negara terhadap

    Defisit Anggaran Negara Indonesia?

    4. Bagaimanakah Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan ekonomi, Surat Berhaga

    Syari’ah Negara secara bersama-sama mempengaruhi defisit anggaran

    Indonesia?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Defisit Anggaran Negara

    Indonesia.

  • 8

    2. Untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Defisit

    Anggaran Negara Indonesia

    3. Untuk menganalisis pengaruh Surat Berhaarga Syariah Negara terhadap

    Defisit Anggaran Negara Indonesia.

    4. Untuk menganalisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan ekonomi, Surat

    Berhaga Syariah Negara secara bersama-sama terhadap defisit anggaran

    Indonesia.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis pada

    Perkembangan Surat Berharga Syari’ah Negara, Inflasi,Pertumbuhan

    ekonomi,Khususnya digunakan untuk mengontrol defisit anggaran

    Negara Indonesia.

    2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan

    pemerintah maupun lembaga yang berusaha menurangi atau

    mencegah terjadinya defisit anggaran Nnegara Indoensia.

    3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

    pengetahuan di bidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan

    Ekonomi Syariah

    4. Hasil penelitian ini juga dijadikan penulis sebagai sarana

    pengaplikasian berbagai teori yang diperoleh di bangku kuliah.

  • 9

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan ini bertujuan untuk menggambarkan alur

    pemikiran penulis dari awal hingga kesimpulan akhir.adapun rencana

    sistematika penulisan dari awal hingga akhir kesimpulan sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang

    masalah, yang berisikan landasan pemikiran secara garis besar alasan

    dibuatnya penelitian tersebut.Dengan mencantumkan teori maupun data-

    data secara real. Dengan latar belakang masalah yang ada, maka dapat di

    rumuskan sebuah masalah sehingga mempunyai tujuan dan manfaat

    penelitian yang akan dihasilkan. Perumusan masalah berisikan pertanyaan-

    pertanyaan yang memerlukan jawaban dalam penelitian.Tujuan dan

    manfaat penelitian juga mengacu pada latar belakang masalah, perumusan

    masalah dan hipotesis yang diajuakan.Bagian terakhir dalam bab ini

    diuraikan sistematika penulisan dalam setiap bab yang akan di bahs dalam

    skripsi.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam tinjauan pustaka berisi

    tentang landasan teori yang membahas tentang variable yang

    mempengaruhi variable dependent. Sebagai acuan maka diuraikan pula

    penelitian sebelumnya yang relevan yang memilki keterkaitan dengan

    hipotesis yang akan diajukan. Hal tersebut guna membantu dalam

    merumuskan hipotesis serta dalam menganalisis hasil penelitian.Penelitian

    sebelumnya merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang mempunyai

    keterkaitan dengan penelitian ini.Sedangkan hipotesis mertupakan hasil

  • 10

    penelitian sementara atau dugaan hasil sementara atas permasalahan

    penelitian.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini berisi

    tentang jenis data penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis

    data dan skala pengukuran data serta hasil uji data.

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bagian ini terdiri

    dari deskripsi objek penelitian atau deskripsi data yang digunakan dalam

    penelitian, serta analisis data dan pembahasan.

    BAB V SIMPULAN SARAN. Bab ini adalah penutup dari skripsi

    yang berisi simpulan dan saran bagi objek yang diteliti.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. Defisit Anggaran

    a. Pengertian Keuangan Defisit

    Menurut Jhingan (2014:391) pengertian dari “Keuangan defisit

    (deficit financing)” diartikan sebagai, setiap pengeluaran negara

    yang melebihi penerimaan. Di negara maju, keuangan defisit

    dipergunakan untuk mernggambarkan “suatu selisih pembelajaran

    yang sengaja diciptakan antara penerimaan dan pengeluaran negara

    atau defisit anggaran, metode pembelajaran dengan sejenis pinjaman

    yang mengakibatkan tambahan netto pada pengeluaran nasional atau

    pengeluaran agregat”. Jadi pengeluaran pemerintah yang dibiayai

    dari masyarakat juga dimasukkan di dalam keuangan defisit. Metode

    lain yang biasanya ditempuh ialah keuangan defisit melalui

    “percetakan uang (created money)”.

    Keuangan defisit bagi perekonomian terbelakang mempunyai

    konotasi tinggi, dengan demikian tabungan sukarela yang ada maka

    laju pertumbuhan pendapatan nyata akan menjadi terhambat.

    Tabungan akan tetap rendah dan begitu pula investasi. Keuangan

    defisit dengan demikian dianggap sebagai cara menembus jalan

    buntu ini melalui tabungan paksa (wajib). Lagi pula, defisit anggaran

  • 12

    yang dibiayai dengan pinjaman dari masyarakat semata-mata berarti

    pengalihan sumber yang ada untuk pembentukan modal. Tetapi

    istilah keuangan defisit hanya diberlakukan pada pengeluaran yang

    dibiayai oleh sarana tertentu yang cenderung meningkatkan biaya

    total negara negara bersangkutan.

    b. Faktor Terjadinya Defisit Anggaran

    Menurut kunarjo (2001:2) penyebab defisit anggaran sebagai

    berikut:

    a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi

    Untuk mepercepat pembangunan diperlukan investasi yang

    besar dan dana yang besar pula. Apabila dana dalam negeri tidak

    mencukupi, biasanya negara melakukan pilihan dengan

    meminjam ke luar negeri untuk menghindari pembebanan warga

    negara apabila kekurangan itu ditutup melalui penarikan pajak.

    Negara memang dibebani tanggung jawab yang besar dalam

    meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.

    b) Rendahnya daya beli masyarakat

    Masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia yang

    mempunyai pendapatan perkapita rendah, dikenal mempunyai

    daya beli yang rendah pula. Sedangkan barang-barang dan jasa-

    jasa yang dibutuhkan, harganya sangat tinggi karena sebagian

    produksinya mempunyai komponen impor, sehingga masyarakat

    yang berpendapatan rendah tidak mampu membeli barang dan

  • 13

    jasa tersebut. oleh karena itu, negara memerlukan pengeluaran

    untuk mensubsidi barang-barang tersebut agar masyarakat miskin

    bisa menikmatinya.

    c) Penerbitan pendapatan masyarakat

    Untuk mempertahankan politik, persatuan dan kesatuan

    bangsa, harus mengeluarkna biaya untuk berbagai urusan negara.

    Misalnya, untuk memberikan subsidi kepada masyarakat miskin

    dan terpencil, agar masyarkat di wilayah itu dapat menikamati

    hasil pembangunan yang tidak jauh berbeda dengan wilayah yang

    lebih maju.

    d) Melemahnya nilai tukar

    Indonesia yang sejak tahun 1969 melakukan pinjaman luar

    negeri, mengalami masalah apabila ada gejolak nilai tukar setiap

    tahunnya.Masalah ini disebabkan karena nilai pinjaman dihitung

    dengan valuta asing, sedangkan pembayaran cicilan pokok dan

    bunga pinjaman dihitung dengan nilai rupiah. Apabila nilai tukar

    rupiah menurun terhadap mata uang dollar AS, maka yang akan

    dibayarkan juga membengkak. Sebagai contoh APBN tahun

    2000, disusun dengan asumsi kurs rupiah terhadap dollar AS

    sebesar Rp.7.100,-, dalam perjalanan tahun anggaran telah

    mencapai angka Rp.11000,-, lebih per US $1.00.

  • 14

    Apa artinya? Bahwa pembayaran cicilan pokok dan bunga

    pinjaman yang diambil dari APBN akan bertambah, sehingga

    lebih dari apa yang sudah dianggarkan sebelumnya.

    e) Pengeluaran akibat krisis ekonomi

    Pada kasus krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada

    tahun 1997 berdampak pada meningkatnya pengangguran dan

    penerimaan pajak menurun, sehingga berakibat pada menurunnya

    sektor-sektor ekonomi. Dalam hal ini negara terpaksa

    bertanggung jawab kepada masyarakat yang terkena dampak

    krisis dengan mengeluarkan dana untuk membuat program-

    program kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat desa.

    f) Realisasi yang menyimpang dari rencana

    Apabila realisasi penerimaan negara meleset disbanding

    dengan yang telah direncanakan, atau dengan kata lain rencana

    penerimaan negara tidak dapat mencapai sasaran seperti apa yang

    direncanakan, maka jika ini terjadi negara harus menutup

    kekurangan, agar kinerja pembangunan dapat tercapai sesuai

    dengan rencana semula

    g) Pengeluaran karena inflasi

    Penyusunan anggaran negara pada awal tahun, didasarkan

    menurut standar harga yang telah ditetapkan. Harga standar itu

    sendiri dalam perjalanan tahun anggaran, tidak dapat dijamin

    ketetapannya. Dengan kata lain, selama perjalanan tahun

  • 15

    anggaran standar harga itu dapat meningkat tetapi jarang yang

    menurun. Apabila terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan harga-

    harga itu berarti biaya program juga akan meningkat, akibatnya

    negara terpaksa akan mengeluarkan dana untuk eskalasi dalam

    rangka menambah standar harga itu.

    c. Peranan Defisit Anggaran

    Dalam buku Jhingan (2014:392) Keuangan defisit dapat

    digunakan untuk mengembangkan overhead sosial dan ekonomi

    seperti pembangunan infrastruktur negara.dengan menyediakan

    modal yang berguna bagi masyarakat, keuangan defisit mampu

    menembus kemacetan dan kekakuan struktural dan dengan itu

    meningkatkan produktivitas. Lebih lanjut keuangan defisit dapat

    meningkatkan pendapatan uang dapat memperbesar tabungan

    masyarakat.

    Keuangan defisit selalu berdampak ekspansioner, baegitu

    pembangunan mendapatkan momentum, laju inflasi di dalam

    perekonomian terpacu lebih cepat yang kemudian menghendaki

    dosis tambahan jumlah uang pada setiap tahapannya:

    a) Dengan naiknya investasi secara terus menerus keseluruhan

    produk fisik mungkin menjadi lebih besar daripada sebelumnya

    sehingga dengan demikian memerlukan kenaikan persediaan uang

    untuk tujuan transaksi dalam jumlah yang sama.

  • 16

    b) Begitu perekonomian berkembang, sektor non uang secara

    perlahan berubah menjadi sektor uang, sehingga permintaan akan

    uang meningkat.

    c) Proses pembangunan ekonomi yang berkesinambungan

    menghasilkan peningkatan pendapatan dan dengan demikian

    meningkatkan permintaan keseimbangan saldo kas (cash balance) di

    pihak masyarakat.

    Dalam hal surplus impor sebagai akibat naiknya bantuan luar

    negeri, permintaan akan uang mungkin akan tetap lebih besar.

    Melalui defisit anggaran itulah pemerintah dapat memenuhi semua

    permintaan uang yang meningkat pada semua kasus tersebut. Jadi,

    kebijaksanaan keuangan merupakan piranti penting dan mujarab bagi

    pembentukan modal.

    2. Inflasi

    a. Pengertian Inflasi

    Inflasi merupakan fenomena kenaikan harga barang dan jasa

    dalam suatu perekonomian negara. “Inflasi adalah persentase tingkat

    kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum

    dikonsumsi rumah tangga. Ada barang yang harganya naik dan ada

    yang tetap. Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya

    justru turun” (Data Strategis BPS, 2012:18).

    Perhitungan tingkat inflasi dapat dilihat melalui Indeks Harga

    Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index. Menurut Rahardja dan

  • 17

    Manurung (2008:173) perhitungan IHK di Indonesia dilakukan

    dengan mempertimbangkan sekitar beberapa ratus komoditas pokok.

    Komponen perhitungan dalam IHK diantaranya biaya sekelompok

    barang-barang dan jasa-jasa di pasar, termasuk harga makanan,

    pakaian, permukiman, bahan bakar, transportasi, dan komoditi lain

    yang digunakan dalam menunjang kehidupan sehari-hari.

    Sukirno (2008:165) menjelaskan bahwa “inflasi merupakan

    fenoma terjadinya kenaikan harga secara bertahap”. Murni

    (2006:202) menyatakan bahwa “inflasi ada dimana saja dan selalu

    merupakan fenomena moneter yang mencerminkan adanya

    pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak stabil”. Inflasi di

    Indonesia diukur berdasarkan hasil survei BPS (Badan Pusat

    Statistik) menggunakan persentase pertumbuhan nilai IHK (Indeks

    Harga Konsumen).

    b. Indikator Inflasi

    Menurut Sutedi (2012), ada dua indikator inflasi, yaitu sebeagai

    berikut:

    a) Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum

    digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK

    dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan haraga dari paket

    barang dan jasa yang dikonsumsi msyarakat.

  • 18

    b) Indeks Harga perdagangan besar merupakan indikator yang

    menggambarkan pergerakan harga dari komoditas yang

    diperdagangkan di suatu daerah.

    c. Penyebab terjadinya Inflasi

    Penyebab Inflasi dalam ekonomi Islam, yang dikemukakan Al-

    Maqrizi Taqyudin (1996) dalam buku yuniarti (2016:129) sebagai

    berikut:

    a) Natural Inflation

    Natural Inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena sebab-sebab

    alamiah, yang manusia tidak mampu untuk mencegahnya.inflsi

    ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunya penawaran

    agregratif atau naiknya permintaan agregratif.

    b) Human Error Inflastion

    Human Error Inflastion, adalah inflasi yang terjadi karena ula

    manusia. Seperti, korupsi, pajak yang tinggi, percetakan uang

    berlebihan.

    d. Teori Inflasi

    Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.

    Ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab terjadinya inflasi.

    Menurut sutedi (2012:122) Teori-teori tesebut, antara lain sebagai

    berikut;

  • 19

    1. Teori Kuantitas

    Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan

    harapan (ekspekstasi) masyarakat mengenai kenaikan harga

    terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah:

    a) inflasi hanya dapat terjadi jika ada penambahan volume uang

    beredar, baik uang kartal maupun giral.

    b) laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang

    beredar dan oleh harapan (ekspekstasi) masyarakat mengenai

    kenaikan harga pada masa mendatang

    2. Teori Keynes

    Teori ini memiliki pandangan bahwa hal yang paling

    menentukan kestabilan kehidupan ekonomi adalah permintaan

    masyarakat (effective demand).hal ini terkait dengan produksi dan

    kapasitas produksi yang tersedia.

    Dasar pemikiran model inflasi dari keynes ini, bahwa inflasi

    terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan

    ekonomisnya.oleh sebab itu, permintaan efektif masyarakat

    terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah

    barang-barang yang tersedia (penawaran agregat, yang

    menyebabkan inflationary gap.

  • 20

    3. Teori Strukturalis

    Teori ini menitikberatkan pada negara-negara yang sedang

    berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi

    perekonomian, yaitu sebagai berilut:

    a) ketidakstabilan penerimaan ekspor

    Nilai ekspor tumbuh secara lamban dibandingkan dengan

    pertumbuhan sektor-sektor lain. Adapun penyebabnya, yaitu;

    1) Di pasar dunia, harga barang ekspor dari negara tersebut

    semakin memburuk.

    2) Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap

    kenaikan harga.

    b) Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan di

    dalam negeri.

    3. Pertumbuhan Ekonomi

    a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

    Menurut Sukirno (2008) Pertumbuhan ekonomi adalah

    perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

    barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah

    dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan

    ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam

    jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang

    dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada

  • 21

    umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang

    dan jasa yang sama besarnya.

    b. Faktor-Faktor Yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam Buku Sukirno (2015:429-430) dijelaskan beberapa

    yang telah lama dipandang oleh ahli-ahli ekonomi sebagai sumber

    penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi:

    a) Tanah dan kekayaan alam lainnya

    Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan

    kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis

    hasil hutan dan hasil laut yang dapat diperoleh, jumlah dan

    jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayaan alam

    akan dapat mempermudah usaha untuk mengembangkan

    perekonomian suatu negara, terutama pada masa-masa

    permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Di dalam setiap

    negara di mana pertumbuhan ekonomi baru bermula terdapat

    banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan

    ekonomi di luar sektor utama (pertanian dan pertambangan)

    yaitu sektor dimana kekayaan alam terdapat.Kekurangan

    modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan

    para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi

    modern di satu pihak; dan terbatasnya pasar bagi berbagai jenis

    kegiatan ekonomi (sebagai akibat dari pendapatan masyarakat

  • 22

    yang sangat rendah) di lain pihak, membatasi kemungkinan

    untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi.

    b) Jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja

    Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat

    menjadi pendorong maupun penghambat kepada

    perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan

    memperbesar jumlah tenaga kerja, dan penambahan tersebut

    memungkinkan negara itu menambah produksi. Di samping itu

    sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja,

    keterampilan penduduk akan semakin bertambah tinggi. Hal

    ini akan menyebabkan produktivitas bertambah dan ini akan

    selalu bertambah tinggi.

    Hal ini akan menyebabkan produktivitas bertambah dan ini

    selanjutnya menimbulkan pertambahan produksi yang lebih

    cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Selanjutnya perlu

    diingat pula bahwa pengusaha adalah juga sebagian dari

    penduduk.Maka luasnya kegiatan ekonomi yang dilakukan

    oleh sesuatu negara juga bergantung pada jumlah pengusaha

    dalam ekonomi. Akibat buruk dari pertambahan penduduk

    kepada pertumbuhan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat

    yang kemajuan ekonominya belum tinggi tetapi telah

    menghadapi masalah kelebihan penduduk.

  • 23

    Sesuatu negara dipandang menghadapi masalah kelebihan

    penduduk apabila jumlah penduduk adalah jauh berlebihan,

    sebagai akibat dari ketidak-seimbangan iniproduktivitas

    marjinal penduduk adalah jauh berlebihan. Ini berarti

    penggunaan tenaga kerja tidak akan menimbulkan

    pertambahan dalam produksi nasional, ataupun kalau ia

    bertambah, pertambhan tersebut adalah terlalu terlambat dan

    tidak dapat mengimbangi pertambahan penduduk.

    c) Barang-barang modal dan teknologi

    Barang-barang modal penting artinya alam mempertinggi

    koefisienan pertubuhan ekonomi di dalam masyarakat yang

    sangat kurang maju sekalipun barang-barang modal sangat

    besar peranannya di dalam kegiatan ekonomi. Namun apabila

    barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkat tingkat

    teknologi tidak berkembang, kemajuan yang akan dicapai

    adalah jauh lebih rendah daripada perkembangan masa kini.

    Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa efek positif dalam

    pertumbuhan ekonomi.

    4. Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)

    a. Pengertian Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)

    Menurut Wahid (2010:92-93) Sukuk dalam bahasa berasal dari

    kata Sakk jamaknya sukuk atau sakaik yang berarti “memukul atau

    membentur” dan juga dapat berarti “pencetakan atau menempa”.

  • 24

    dalam istilah sukuk berarti dokumen yang dijadikan sebagai bukti

    penyertaan modal atau bukti utang terhadap kepemilikan suatu harta

    yang bersifat jangka panjang.

    Sementara itu Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.

    32/DSN-MUI/IX/2002 Dalam buku Sutedi (2009:101)

    mendefinisikan “Obligasi syariah adalah suatu surat berharga

    jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan

    Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten

    untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah

    berupa bagi hasil /margin/fee serta membayar kembali dana

    obligasi pada saat jatuh tempo.”

    b. Jenis Surat Berharga Syariah Negara

    Dilihat dari Seri Penerbitan SBSN Jika dilihat dari seri

    penerbitannya, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dapat

    dikelompokkan dalam 7 macam, yaitu:

    a. Islamic Fixed Rate (IFR)

    Menurut fatwa MUI nomor 70 tahun 2008 tentang Metode

    Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), Islamic Fixed Rate

    (IFR) adalah seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang

    diterbitkan Pemerintah di pasar perdana dalam negeri yang

    ditujukan bagi investor dengan nominal pembelian yang cukup

    besar. Seri ini telah diterbitkan sejak tahun 2008, dengan cara

    bookbuilding (kegiatan penjaulan Surat Berharga Syariah Negara

  • 25

    (SBSN) kepada investor melalui agen penjual dimana penjual

    mengumpulkan pemesanan pembelian dalam periode penawaran

    yang telah ditentukan) dan dengan cara lelang sejak tahun 2009.

    Islamic Fixed Rate (IFR) bersifat tradable (dapat

    diperdagangkan) dengan tingkat imbal hasil tetap (Amin, 2016).

    b. Sukuk Ritel (SR)

    Sukuk Ritel (SR) adalah seri Surat Berharga Syariah

    Negara (SBSN) yang diterbitkan Pemerintah dengan cara

    bookbuilding di pasar perdana dalam negeri yang ditujukan bagi

    investor individu atau orang perseorangan Warga Negara

    Indonesia. Seri ini mulai diterbitkan pada tahun 2009 (Sejauh

    penelusuran penulis, sampai saat ini telah diterbitkan dalam

    sembilan seri yaitu SR-001/2009, SR- 002/2010, SR-003/2011,

    SR-004/2012, SR-005/2013, SR- 006/2014, SR-007/2015, SR-

    008/2016, dan SR-009/2017), bersifat tradable dengan imbal

    hasil tetap.

    c. Sukuk Negara Indonesia (SNI/ Global Sukuk)

    Sukuk Negara Indonesia (SNI/ Global Sukuk) adalah seri

    Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan

    Pemerintah dalam denominasi valuta asin (US Dollar) dengan

    cara bookbuilding. Seri ini mulai diterbitkan pada tahun 2009,

    bersifat tradable dengan imbal hasil tetap.

    d. Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)

  • 26

    Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) adalah Surat Berharga

    Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan berdasarkan penempatan

    Dana Haji dan Dana Abadi Umat dalam Surat Berharga Syariah

    Negara (SBSN) oleh Departemen Agama dengan caraprivate

    placement. Penerbitan ini merupakan tindak lanjut dari Nota

    Kesepahaman (MoU) antara Menteri Keuangan dan Menteri

    Agama pada bulan April 2009. Penerbitan Sukuk Dana Haji

    Indonesia (SDHI) menggunakan akad Ijarah al-Khadamat dan

    bersifat nontradable (tidak bisa diperdagangkan) (Amin, 2016).

    e. Surat Pembendaharaan Negara-Syariah (SPN-S/ Islamic Treasury

    Bills)

    Surat Pembendaharaan Negara-Syariah (SPN-S/ Islamic

    Treasury Bills) adalah Sukuk Negara jangka pendek yang

    diterbitkan dalam rangka mendukung pengelolaan kas

    pemerintah, yaitu guna mengelola cash mismatch pada Rekening

    Kas Negara, dan mendukung pengembangan pasar uang syariah

    (Islamic Money Market) domestik. Surat Pembendaharaan

    Negara-Syariah (SPN-S/ Islamic Treasury Bills) memiliki fitur

    antara lain bertenor jangka pendek, diterbitkan dalam denominasi

    rupiah di pasar perdana dalam negeri secara diskonto, serta dapat

    diperdagangkan di pasar sekunder (tradable). Untuk memenuhi

    fitur-fitur tersebut, Surat Pembendaharaan Negara-Syariah (SPN-

    S/Islamic Treasury Bills) distruktur dengan akad Ijarah Sale and

  • 27

    Lease Back dengan underlying asset berupa Barang Milik Negara

    (BMN) berbentuk tanah dan/atau bangunan dan secara syariah

    dapat diperdagangkan. Surat Pembendaharaan Negara-Syariah

    (SPN-S/ Islamic Treasury Bills) yang diterbitkan adalah bertenor

    6 bulan di mana penerbitan pertama kali dilakukan melalui lelang

    pada tahun 2011. Hingga saat ini, Surat Pembendaharaan Negara-

    Syariah (SPN-S/ Islamic Treasury Bills) diterbitkan secara reguler

    melalui lelang di pasar perdana dalam negeri (Hadad, 2016).

    f. Project Based Sukuk (PBS)

    Sukuk Negara seri Project Based Sukuk (PBS) merupakan

    Sukuk Negara yang diterbitkan dalam rangka pembiayaan proyek,

    bertenor menengah-panjang, dalam denominasi rupiah di pasar

    perdana dalam negeri, dengan tingkat imbalan tetap yang

    dibayarkan setiap semester (semiannual), serta dapat

    diperdagangkan di pasar sekunder. Sukuk Negara seri Project

    Based Sukuk (PBS) distruktur dengan menggunakan akad Ijarah

    Asset to be Leased dengan underlying asset berupa kombinasi

    antara Barang Milik Negara (BMN) dan proyek, di mana sebagian

    besar porsinya berupa proyek-proyek Pemerintah dalam

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sukuk

    Negara seri Project Based Sukuk (PBS) diterbitkan pertama kali

    melalui lelang pada akhir tahun 2011 (namun pada saat itu tidak

    ada penawaran (incoming bids) yang dimenangkan) dan ditujukan

  • 28

    untuk investor institusi dengan nominal pembelian yang besar.

    Hingga saat ini, Sukuk Negara seri Project Based Sukuk (PBS)

    diterbitkan secara reguler melalui lelang di pasar perdana dalam

    negeri (Hadad, 2016).

    g. Sukuk Negara Tabungan (ST)

    Sukuk Tabungan (ST) merupakan varian dari Sukuk Ritel

    yang merupakan instrumen investasi yang khusus ditujukan bagi

    individu Warga Negara Indonesia. Sebagai salah satu varian

    produk Sukuk Negara untuk investor individu, Sukuk Tabungan

    (ST) dapat lebih terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat

    Indonesia karena minimum pembelian yang lebih rendah yaitu

    sebesar Rp. 2 juta. Sukuk Tabungan (ST) juga memberikan

    imbalan tetap (fixed) yang dibayarkan setiap bulan, dan memiliki

    jangka waktu yang sesuai dengan kebutuhan tabungan investasi

    masyarakat yaitu 2 tahun. Meskipun Sukuk Tabungan (ST) tidak

    dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradable), namun

    memiliki fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early

    redemption) setelah dimiliki selama 1 tahun (12 bulan periode

    imbalan). Sukuk Tabungan (ST) baru mulai diterbitkan pada

    tahun 2016 menggunakan struktur akad wakalah dengan

    underlying asset berupa kombinasi Barang Milik Negara (BMN)

    dan proyek di mana porsi asset berwujudnya (tangible asset)

  • 29

    kurang dari 51% dari nilai nominal penerbitan sehingga Sukuk

    Tabungan (ST) bersifat non-tradable (Hadad, 2016).

    c. Menilai Tingkat Resiko Obligasi

    Menurut Nadjib (2008, 353-354) Dalam setiap investasi untuk

    mendapatkan keuntungan selalu muncul potensi adanya risiko

    kerugian yang akan timbul apabila target keuntungan investasi

    tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang diinginkan.

    Setiap tindakan investasi mempunyai tingkat risiko dan keuntungan

    yang berbeda-beda. Ada karakter investor yang menginginkan

    tingkat keuntungan yang cukup tinggi di atas rata-rata keuntungan

    normal sehingga harus siap mendapatkan potensi tingkat risiko yang

    tinggi juga. Begitu juga ada investor yang mengharapkan tingkat

    keuntungan yang relatif sedikit cenderung akan mendapatkan tingkat

    risiko yang relatif kecil juga.

    Untuk melakukan investasi obligasi, akan timbul beberapa jenis

    risiko investasi yang berbeda hasilnya serta bisa berpengaruh dan

    berkaitan satu dengan yang lain. Setiap risiko hendaknya dipahami

    sebab akibatnya. Aspek penanganannya juga harus dikuasai penuh

    oleh investor obligasi.Dengan pemahaman yang luas tentang risiko

    investasi obligasi, tingkat keuntungan yang diharapkan bisa dicapai

    secara maksimal dan tingkat kerugian yang tidak diinginkan dapat

    dikurangi.

  • 30

    a) Interest Rate Risk

    Salah satu faktor penentu apakah harga obligasi menarik atau

    tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor

    obligasi. Apabila tingkat suku bunga lebih tinggi dari kupon/bagi

    hasil obligasi maka investor cenderung menyimpan dananya pada

    produk deposito ketimbang membeli obligasi, tentunya harga

    obligasi cenderung turun begitu pula sebaliknya. Seorang bond

    trader harus mampu melakukan antisipasi trend kenaikan tingkat

    suku bunga untuk menghindari kerugian yang bisa terjadi pada

    saat jual/beli obligasi tersebut.

    b) Liquidity Risk

    Untuk mengantisipasi kenaikan nilai suatu obligasi, harus

    dipastikan bahwa investor yang akan membeli atau menjual

    obligasi memilih obligasi yang sangat liquid. Artinya obligasi

    tersebut cukup banyak beredar. Obligasi yang sangat liquid akan

    sangat menguntungkan.

    c) Foreign Exchange Rate Risk

    Perdagangan pasar uang sangat global dan luas sekali

    jangkauannya sehingga tingat jangkauan perdagangan produk

    keuangan di luar negeri sangat mempengaruhi likuiditas produk

    fixed income di dalam negeri. Pergerakan kurs valas sangat

    menentukan harga dan perdagangan di pasar obligasi juga.

  • 31

    Dengan tidak stabilnya fluktuasi kurs valas maka otomatis

    perdagangan obligasi juga ikut terpengaruh, bisa naik bisa turun.

    d) Default Risk

    Risiko yang terjadi akibat kesulitan memenuhi kewajiban

    pembayaran bunga / bagihasil/ bonus atau prinsipal pada saatjatuh

    tempo.

    e) Inflation Risk merupakan risiko akibat fluktuasi tingkat inflasi.

    B. Penelitian Terdahulu

    1. Pengaruh Variabel Inflasi Terhadap Defisit Anggaran Indonesia

    Menurut Suryani (2017) dalam penelitiannya tentang pengaruh

    pinjaman luar negeri, surat utang negara, penerimaan pajak dan inflasi

    terhadap defisit anggaran menunjukkan bahwa variabel inflasi

    berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap defisit anggaran

    Indonesia.

    Hal tersebut juga dikemukakan oleh Satrianto (2015) tentang

    determinan defisit anggaran dan utang luar negeri di indoensia yang

    sependapat bahwa inflasi berpengaruh secara positif dan signifikan

    terhadap defisit anggaran.

    Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Ratnah (2015) dalam

    penelitianya yang berjudul faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

    defisit APBN Indoensia yang menunjukan bahwa inflasi berpengaruh

    secara negatif terhadap defisit anggaran.

  • 32

    Penelitian lain dari skripsi Ramadhan (2018) tentang signifkansi

    surat utang negara, inlasi dan sukuk negara terhadap defisit anggaran

    yang juga menunjukan bahwa inflasi berpengaruh secara negatif dan

    signifikan terhadap defisit anggaran.

    Menurut Haerani (2012) dalam skripsi yang berjudul analisis

    faktor-faktor yang mempengaruhi defisit APBN di indoensia yang

    menunjukkan hasil bahwa inflasi juga berpengaruh secara negatif dan

    signifikan.

    2. Pengaruh Variabel Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Defisit

    Anggaran Indonesia

    Dalam penelitian Satrianto (2015) tentang determinan defisit

    anggaran dan utang luar negeri di Indoensia variabel pertumbuhan

    ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap defisit

    anggaran di Indonesia.

    Hasil serupa terdapat pada penelitian Ratnah (2015) tentang faktor-

    faktor yang berpengaruh terhadap defisit APBN Indoensia yang

    menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara

    negatif dan signifikan terhadap defisit anggaran.

    Penelitian Haerani (2012) dalam skripsi yang berjudul analisis

    faktor-faktor yang mempengaruhi defisit APBN di Indoensia yang

    menunjukan hasil pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara negatif

    dan signifikan terhadap defisit anggaran Indonesia.

  • 33

    3. Pengaruh Variabel Surat Berharga Syari’ah Negara Terhadap

    Defisit Anggaran Indonesia

    Menurut Nasrullah (2015) dalam penelitiannya tentang analisis

    komparatif sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN)

    dengan obligasi negara dalam pembiayaan defisit anggaran berpendapat

    bahwa sukuk atau surat berharga syariah negara (SBSN) berpengaruh

    secara negatif terhadap defisit anggaran.

    Dalam penelitian Parisi dan Rusdiana (2017) tentang The

    Comparison of Sukuk and Bond Absorptio; Deficit Budget Financing in

    Indonesia menunjukkan hasil bahwa sukuk negara atau surat berharga

    syariah negara (SBSN) memiliki pengaruh negatif terhadap defisit

    anggran Indonesia.

    Sedangkan hasil lain terdapat dalam penelitian Ramadhan

    (2018) tentang signifkansi surat utang negara, inflasi dan sukuk negara

    atau surat berharga syariah negara (SBSN) terhadap defisit anggaran

    yang menunjukkan bahwa sukuk berpengaruh secara postif terhadap

    defisit anggran.

    Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan di atas, terjadi

    adanya perbedaan dalam hasil penelitian mengenai inflasi, pertumbuhan

    ekonomi, surat berharga syariah negara (SBSN) terhadap Defisit

    anggaran Indonesia. Maka dari itu peneliti mencoba menguji kembali

    variabel-variabel tersebut. Beda penelitian dengan penelitian yang

    terdahulu yaitu adanya perbedaan dalam segi variabel (adanya variabel

  • 34

    Islam surat berharga syariah negara (SBSN), obyek penelitian dan

    tahun penelitian.

    Berikut adalah tabel research gap atau gap penelitian-penelitian

    terdahulu yang berhubungan dengan judul yang penulis teliti.

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

    NO. Jurnal Variabel Hasil

    1. Agustina Suryani

    , JOM Feko,

    Vol.4 No.1 2017

    (X) Pinjaman luar negeri, surat utang

    negara, penerimaan pajak, inflasi

    (Y) Defisit Anggaran

    variabel Inflasi mempunyai

    pengaruh positif dan signifikan

    terhadap defisit anggaran

    2. Ratnah S, Jurnal

    economic volume 3

    nomor 2 desember

    2015

    (X) Nilai tukar riil, Harga minyak

    dunia, tingkat inflasi, pertumbuhan

    ekonomi, suku bunga rill

    (Y) Defisit APBN

    Variabel Inflasi dan variabel

    pertumbuhan ekonomi

    berpengaruh negative signifikan

    terhadap Defisit APBN Indonesia

    3. Dwi wahyu

    Ramadhan,

    Skripsi UIN

    Syarif

    Hidayatullah

    Jakarta 2018

    (X) Surat Utang Negara, Inflasi, Surat

    Berharga Syari’ah Negara

    (Y) Defisit Anggaran

    Inflasi berpengaruh secara

    negatif dan siginifikan terhadap

    defisit anggaran indonesia

    Sedangkan variabel SBSN

    berpengaruh positif dan

    signifikan

    4. Wiwin haerani ,

    Skripsi

    Universitas

    Hasanuddin

    Makassar Tahun

    2012

    (X) nilai tukar riil, harga minyak dunia,

    inflasi, suku bunga rill, melalui variabel

    pertumbuhan ekonomi

    (Y) Defisit APBN

    Inflasi berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap defisit

    anggaran dan Variabel

    pertumbuhan ekonomi dalam

    penelitian ini bertanda negatif

    dan signifikan

    5. Salman Al Parisi &

    Aam Slamet

    Rusydiana Tazkia

    islamic finance and

    business review

    vol.10 no.2 2017

    (X) Oblogasi,sukuk

    (Y) defisit Anggaran

    Variabel Sukuk memiliki

    pengaruh negatif dan signifikan

    terhadap defisit anggaran

    6. Aan Nasrullah ,

    Jurnal Lentera:

    kajian keagamaan,

    (X) Sukuk Negara, Obligasi Negara

    (Y) Defisit APBN

    Sukuk Negara dapat

    meminimalisir atau bahkan dapat

    menghindari risiko gagal bayar

  • 35

    keilmuan dan

    teknologi Vol. 1,

    No.2, september

    2015

    (debt trap)

    7. Alpon Satrianto,

    jurnal kajian

    ekonomi, vol4.No.7

    2015

    (X) Pertumbuhan ekonomi, Kurs, Harga

    minyak dunia, inflasi

    (Y) Defisit Anggaran

    Variabel inflasi berpengaruh

    secara signifikan dan positif

    terhadap defisit anggaran,

    sedangkan variabel pertumbuhan

    ekonomi berpengaruh secara

    negatif dan signifikan terhadap

    defisit anggaran

    C. Kerangka Berfikir

    Berdasarkan teori penelitian terdahulu yang sudah diuraikan, maka

    kerangka penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel independen

    yaitu: inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan, obligasi syariah (sukuk). ketiga

    variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap defisit anggaran kerangka

    pemikiran ini dapat digambarkan pada gambar sebagai berikut:

    \

    Gambar 2.1Kerangka Berfikir

    Inflasi (X1)

    Pertumbuan ekonomii

    (X2)

    ssukuk negara (X3)

    S

    (X3)

    ((X1

    Defisit Anggaran (Y)

  • 36

    D. Hipotesis

    Menurut Priadana dan Muis (2016: 77) Hipotesis merupakan

    jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun

    dalam kalimat pertamnyaan.

    Menurut penelitian terdahulu diatas maka hipotesis dari penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengaruh Inflasi Terhadap Defisit Anggaran Indoensia

    Menurut Efendi (2009) penyusunan anggaran negara pada awal

    tahun, didasarkan menurut standar harga yang telah ditetapkan. Harga

    standar itu sendiri dalam perjalanan tahun anggaran, tidak dapat dijamin

    ketepatannya. Dengan kata lain, selama perjalanan tahun anggaran

    standar harga itu dapat meningkat tetapi jarang yang menurun. Apabila

    terjadi inflasi, dengan adanya kenaikan harga-harga itu berarti biaya

    pembangunan program juga akan meningkat, sedangkan anggarannya

    tetap sama. Semuanya ini akan berakibat pada menurunnya kuantitas

    dan kualitas program, sehingga anggaran negara perlu direvisi. Dengan

    begitu dampak dari terjadinya atau meningkatnya inflasi juga dapat

    meningkatkan defisit anggaran negara.

    Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Suryani (2017) dan

    Satrianto (2016) yang menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh

    secara positif dan signifikan terhadap defisit anggaran Indonesia.

  • 37

    Berdasarkan penelitian terdahulu di atas maka dapat diambil hipotesis

    dari penelitian ini sebagai berikut:

    H1: Tingkat inflasi berpengaruh secara positif dan signifikan

    terhadap defisit anggaran

    2. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Defisit Anggaran

    Menurut Peacock dan Wiseman dalam penelitian Ratnah (2015),

    bila produk domestik bruto meningkat maka akan berdampak kepada

    peningkatan kegiatan ekonomi utamanya sektor riil dan dunia usaha

    pada umumnya. Peningkatan kegiatan ekonomi akan membawa

    pengaruh peningkatan penerimaan pemerintah melalui perpajakan,

    karena bergairahnya perekonomian sehingga aktivitas dunia usaha

    meningkat dan pada akhirnya keuntungan perusahaan meningkat pula.

    Peningkatan aktivitas dan keuntungan perusahaan ini tentunya akan

    meningkatkan perpajakan baik dari pajak penghasilan, pajak

    pertambahan nilai maupun cukai. Penerimaan perpajakan merupakan

    pos utama dalam penerimaan dalam negeri. Seperti dikemukakan dalam

    penelitian Dalam penelitian Ratnah (2015) dan Penelitian Haerani

    (2012) yang menunjukan hasil pertumbuhan ekonomi berpengaruh

    secara negatif dan signifikan terhadap defisit anggaran indonesia.

    Berdasarkan penelitian terdahulu di atas maka dapat diambil hipotesis

    dari penelitian ini sebagai berikut:

    H2: pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan

    terhadap defisit anggaran

  • 38

    3. Pengaruh surat berharga syari’ah negara terhadap Defisit

    Anggaran

    Nasrullah (2015) beban fiskal akibat pembayaran resiko nilai tukar

    (exchange risk), pada dasarnya baik Obligasi Negara maupun Sukuk

    Negara akan menghadapi resiko nilai tukar yang menyebabkan

    bertambahnya beban fiskal akibat dari penurunan nilai tukar, terlebih

    pada SBN yang berdenominasi Valuta Asing. Tetapi karena keunikan

    sistem penerbitan Sukuk Negara, antara lain dengan skema bagi hasil

    dan mengaharuskan adanya underlaying asset, penerbitan Sukuk

    Negara diyakini mampu meminimalisir pembayaran yang diakibatkan

    dari resiko nilai tukar. SBSN ini dapat menambah pendapatan negara

    melalui surat utang yang diberikan kepada masyarakat tanpa harus

    menambah utang luar negeri. Dengan begitu pemerintah dapat menutup

    pembiayaan APBN melalui pendapatan negara yang didapat dari dalam

    negeri.

    Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nasrullah (2015), Parisi dan

    Rusdiana (2017) yang menunjukkan hasil bahwa sukuk negara

    memiliki pengaruh negatif terhadap defisit anggran indonesia.

    Berdasarkan penelitian terdahulu di atas maka dapat diambil

    hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:

    H3: Surat Berharga Syariah Negara berpengaruh secara negatif dan

    signifikan terhadap defisit anggaran

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan,

    penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena berupa analisis

    data dan angka-angka kuantitatif yang diperhitungkan. penelitian

    kuantitatif yaitu penelitian yang prosesnya berupa angka dan

    dikumpulkan dari berbagai data yang diambil dari sumbernya.

    Dalam pemaparannya penelitian kuantitatif lebih banyak

    menampilkan dan memaknai angka-angka disertai dengan

    gambar,grafik atau tampilan lainnya.

    B. Obyek penelitian dan waktu penelitian

    Penulis mengambil obyek penelitian yang diambil dari Indonesia

    mencakup seluruh provinsi di Indoensia. Sedangkan waktu penelitian

    diambil jangka waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2013-2017.

    C. Populasi dan sampel

    1. Populasi

    Menurut Priadana dan Muis (2016:8) populasi adalah sekelompok

    orang, kejadian atau gejala sesuatu yang mempunyai karakteristik

    tertentu. Sedangkan menurut Martono (2011) populasi merupakan

    sekelompok data berupa obyek maupun subyek yan berada pada suatu

  • 40

    wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah

    penelitian, dan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan unit

    dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi yang dipakai dalam

    penelitian ini adalah data time series dari surat berharga syari’ah negara

    (SBSN), inflasi, pertumbuhan ekonomi dari seluruh Indonesia dalam

    periode 2013-2017.

    2. Sampel

    Dijelaskan oleh Supardi (2005:103) sampel penelitian yaitu bagian

    dari yang dijadikan subyek penelitian sebagai “ wakil ” dari para

    anggota populasi. Sampel dari penelitian ini yaitu semua data-data

    mengenai laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, laporan keuangan

    perkembangan Surat Berharga Syariah Negara dan tingkat Defisit

    anggaran di Indoneisa pada tahun 2013-2017. Yang diperoleh dari BPS

    (Badan Pusat Statistik) dan laporan keuangan lembaga pasar modal

    syariah yang diambil dari website ojk (otoritas jasa keuangan). Maka

    dari itu teknik pengambilan sampel dari penelitian ini dengan

    menggunakan teknik sampel jenuh.

    Menurut Sugiyono (2008:122) sampling jenuh yaitu teknik

    penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan untuk

    sampel.” Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut diperoleh,

    jumlah sampel (n) dari data time series setiap bulan selama periode

    2013-2017, yaitu sebanyak 60 sample.

  • 41

    D. Teknik pengumpulan data

    Menurut Tika (2006:57) data adalah sekumpulan bukti atau fakta yang

    dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu. Berdasarkan sifatnya

    data digolongkan menjadi dua: yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

    Data kualitatif adalah data yang dinyatalan dalam bentuk kalimat atau

    uraian. Dan data kuantitatif adalah data yang bersifat angka. Menurut

    sifatnya penelitian ini menggunakan data kuantitatif karena berupa angka

    atau data.

    Sedangkan berdasarkan sumber datanya, penelitian ini menggunakan

    data sekunder. Menurut sugiyono (2008:402) sumber data sekuder adalah

    sumber data yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data.

    Data utama dalam penelitian ini meliputi data laju inflasi, pertumbuhan

    ekonomi, laporan keuangan perkembangan Surat Berharga Syariah Negara

    dan tingkat Defisit anggaran di Indoneisa pada tahun 2013-2017 yang

    bersumber dari Website Badan Pusat Statistik (BPS) www.bps.co.id,

    website OJK (www.ojk.go.id), website Bank Indonesia (www.bi.go.id), dan

    website Departemen Keuangan (www.djppr.kemenkeu.go.id).

    E. Definisi operasional variabel

    Definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu menggunakan

    variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent

    variable).

    http://www.bps.co.id/http://www.ojk.go.id/http://www.bi.go.id/http://www.djppr.kemenkeu.go.id/

  • 42

    a) Variabel terikat (dependent variable)

    Menurut Priadana dan Muis (2016) variabel dependen adalah

    sebuah ukuran yang dianggap sebagai akibat atau konsekuensi atas

    terjadinya variabel perubahan perkembangan. Dalam penelitian ini yang

    menjadi variabel dependennya adalah tingkat defisit anggaran negara

    Indonesia (y).

    b) Variabel bebas (independet variable)

    Variabel independent merupakan sebuah ukuran yang menyatakan

    sejauh mana sebuah variabel dapat dipandang sebagai yang

    bertanggung jawab atas terjadinya variabel perubahan perkembangan.

    Dalam penelitian ini variabel indepen (x) terdiri dari: inflasi (x1),

    pertumbuhan ekonomi (x2), surat berharga syari’ah negara (x3).

    F. Instrumen Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data time series.

    Menurut priadana dan muis (2016:10) data time series adalah objek berupa

    data runtun waktu. Dan kemudian diuji dengan aplikasi e-views 9.

    G. Uji Instrumen Penelitian

    Menurut Rosadi (2012) Uji stasioneritas (uji instrumen) merupakan

    sifat yang penting dalam analisi runtun waktu. Pada model stasioner, sifat-

    sifat statistik dimsa yang akan datang dapat diramalkan berdasarkan data

    historis yang telah terjadi di masa lalu. Pengujian stasioneritas di dalam

  • 43

    data runtun waktu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebagai

    berikut:

    a) Untuk mendeteksi ketidak-stasioneran data dalam mean (rata-rata) dapat

    digunakan plot dari data dalam urutan waktu, plot fungsi autokorelasi dan

    plot fungsi autokorelasi parsial. Jika data mengandung komponen trend

    maka plot ACF/PACF akan meluruh secara perlahan dan data non

    stasioneritas dalam mean.

    b) Untuk mendeteksi ketidakstastioneran dalam variasi dapat digunakan

    plot ACF/PACF dari residual kuadrat.

    c) Uji unit root test, terdapat berbagai metode untuk melakukan uji akar

    uni, di antaranya dickey fuller, augmented dickey fuller, dan lain-lain.

    Dalam penelitian ini digunaan cara uji stasioneritas dengan uji unit

    root test atau uji akar. Uji ini merupakan salah satu iji yang paling sering

    digunakan dalam pengujian stasioneritas dari data, yakni melihat apakah

    terdapat unit root di dalam model atau tidak. Dengan penilaian analisis

    hipotesis nol ditolak jika nilai stasioneritas uji ADF memiliki nilai kurang

    (lebih negatif) dibandingkan dengan nilai daerah kritik. Jika h0 ditolak

    maka data stasioner.

    I. Alat Analisis

    1. Analisis deskriptif

    Ghozali, (2016:19). Statistik deskriptif akan memberikan sebuah

    intreprestasi deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

  • 44

    standar deviasi, varian, nilai maksimum, nilai minimum, sum, range,

    kurtosis, dan skewness.

    2. Analisis regresi

    Menurut Rosadi (2012) Analisis regresi adalah suatu analisis statistik

    yang digunakan untuk menjelaskan suatu variabel respons ( ouput,

    dependent, dan endogen) y, dan menggunakan satu atau lebih variabel

    input (x1 ...xk).

    Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi menggunakan metode

    pengujian regresi menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Menurut

    Ansofino (2016:20) Metode OLS (Ordinary Least Square) adalah suatu

    ekonometrika dimana terdapat variabel independen yang merupakan

    variabel penjelas dan variabel dependen sebagai variabel yang dijelaskan

    dalam suatu persamaan linear.

    Model regresi berganda secara umum dapat diberikan sebagai berikut:

    Y= β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + ɛ

    Dimana:

    Y: defisit anggaran

    Β0: konstanta dari persamaan regresi

    X1: inflasi

    X2: pertumbuhan ekonomi

    X3: surat berharga syaria’ah negara

    Ɛ : variabel residual atau prediction error

  • 45

    3. Uji hipotesis

    Dalam buku Pridana dan Muis (2016) dijelaskan uji hipotesis meliputi

    sebagai berikut:

    a. Uji t

    Uji satatistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

    satu variabel penjelas secara indiidual dalam menerangkan variasi

    variabel terikat. Hipotesis nol (h0) yang hendak siuji adalah apakah

    suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0: b1 = 0 Artinya,

    apakah suatu variabel independen bukan merpakan penjelas yang

    signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesi alternatifnya (ha),

    parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau; Ha: bi tidak

    sama dengan 0. Aratinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang

    signifikan terhadap variabel dependen.

    b. Uji f

    Uji statistik simultan (uji f) menunjukkan apakah semua variabel

    bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

    bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (h0) yang

    hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama

    dengan nol, atau h0 : b1 = b2=....=bk=0. Artinya, apakah semua

    variabel independen bukan merupakan penjelasan yang signifikan

    terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (ha), tidak semua

    parameter secara simultan sama dengan nol, atau ha : b1 tidak sama

    dengan .... Tidak sama dengan bk tidak sama dnegan 0. Artinya, semua

  • 46

    variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang

    signfikan terhadap variabel dependen.

    c. Uji R2

    Koefisisen determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

    kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.

    Formula menghitung koefisien determinasi adalah : R2 = (

    TSS-

    SSE)/TSS=SSR/TSS Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol

    dan satu. Nilai r2

    yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

    independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

    4. Uji asumsi klasik

    1) uji normalitas

    Menurut Ansofino (2016) Uji normalitas bertujuan untuk menguji

    apakah aam model regresi panel variabel-variabelnya berdistribusi

    normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

    data normal atau mendekati normal.

    Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Jarque-

    Bera (JB) dan chi square tabel. Uji JB didapat dari hitogram normality

    sebagai berikut:

    Hipotesis yang digunakan adalah:

    H0: data berdistribusi normal

    H1: data tidak berdistribusi normal

    Jika hasil dari JB hitung > chi square, maka H0 ditolak

    Jika hasil dari JB hitung < chi square, maka H0 diterima

  • 47

    2) uji multikolinieritas

    Rosadi (2012) Dalam model regresi diasumsikan tidak memuat

    hubungan dependen si linear antarvariabel independen. Jika terjadi

    hubungan dependensi linear yang kuat diantara variabel independen

    maka dinamakan terjadi problem multikolinearitas. Jika terjadi

    multikolinearitas maka nilai standard error menjadi tidak valid

    sehingga hasil uji signifikansi koefisien dengan uji t tidak valid.

    Dalam buku Ansofino (2016) dijelaskan metode dalam pengujian

    multikolinearitas ada 2 yaitu metode auxiliary dan metode Variance

    Inflation factor. Dalam penelitian ini menggunakan metode Variance

    Inflation factor. Jika nilai VIF semakin membesar maka di duga ada

    multikolinearitas.

    3) uji heteroskedastisitasatis

    Rosadi (2012) Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

    menganalisis apakah variansi dari error bersifat tetap/konstam

    (homokedastik) atau berubah-ubah (heteroskedastik). Deteksi adanya

    heteroskedastisitas dapat dilakukan secara grafis dengan melihat

    apakah terdapat pola non-random dari plot residual atau residual

    kuadratis terhadap suatu variabel independent x atau terhadap nilai

    fitted variabel dependen y.

    Didalam literatur dikenal banyak metode untuk pengujian

    hetroskedastidita, diantaranya adalah. dan dalam penelitian ini peneliti

    menggunakan metode uji white. Dimana dihitung nilai stastistik uji

  • 48

    white uji white w =nr2

    dengan n menunjukkan banyaknya data,

    sedangkan r2

    adalah nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi

    semu antara residual dengan variabel-variabel independen.

    4) uji autokorelasi

    Ansofino (2016) Autokorelasi merupakan korelasi antara satu

    variabel gangguan dengan variabel gangguan lainnya. Sedangkan

    asumsi penting OLS berkaitan dengan variabel gangguan adalah tidak

    ada hubungan antara variabel gangguan satu dengan variabel

    ganggguan lain. Jika terjadi Autokorelasi, estimator OLS tidak

    menghasilkan estimator yang BLUE. Konsekwensinya yaitu standard

    error mempunyai varian yang minimum. Standard error metode OLS

    tidak dapat dipercaya kebenaranya dan uji distribusi t dah f tidak

    dapat dipercaya untuk evaluasi hasil regresi.

    Dalam penelitian ini digunakan metode Durbin Watson untuk

    mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak. Dengan kriteria

    pengambilan kepustusan untuk menguji hipotesis sebagai berikut:

    Hipotesis Nol Keputusan Jika

    Tidak ada autokorelasi

    positif

    Total 0 < d < dL

    Tidak ada autokorelasi

    positif

    No decision dL ≤ d ≤ dU

    Tidak ada autokorelasi

    negative

    Tolak 4 - dL< d < 4

    Tidak ada autokorelasi

    negative

    No decision 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL

    Tidak ada autokorelasi

    positif / negatif

    Tidak ditolak dU < d < 4 - dU

  • 49

    Adapun metode penyembuhan autokorelasi dapat dilakukan dengan

    metode berikut:

    1. ketika struktur Autokorelasi (p) diketahui, maka penyembuhan

    autokorelasi dapat dilakukan dengan transformasi persamaan, dikenal

    dengan metode General diffrerence equation. Jika terjadi autokorelasi,

    maka dimasukkan variabel lag nya.

    2. ketika struktur autokorelaso (p) tidak diketahui. Dapat deilakukan

    dengan beberpa metode sebagai berikut: metode difference tingkat

    pertama, dapat dilakukan juka R2

    > d pada regresi awal, estimasi (p)

    berdasarkan Berenbluttwebb, estimasi (p) berdasarkan statistik durbin

    watson, estimasi (p) berdasarkan metode 2 langkah DW, estimasi (p)

    berdasarkan metode Cochriane Orcutt.

  • BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Statistik Deskriptif

    1. Analisis Deskriptif

    Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data

    sekunder yang diambil dari data makro dari tiap provinsi di

    Indonesia. Maka dari itu penulis mencamtumkan evaluasi variabel

    penelitian sebelum melakukan analisis data. Adapun deskripsi dari

    tiap variabel terdapat pada tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Hasil Uji Deskriptif

    Deskripsi Defisit

    Anggaran INFLASI PDB SBSN

    Mean 250.1763 0.517500 7.296167 9.863200

    Median 235.4450 0.375000 5.02000 8.989500

    Maximum 330.1670 3.29000 50.7000 19.24900

    Minimum 192.9450 0.01000 4.70000 1.107000

    Std. Dev. 38.80749 0.569840 10.01966 0.151497

    Observations 60 60 60 60

    Sumber : data sekunder diolah, 2019

    Dari data tabel 4.1 terlihat bahwa variabel defisit anggaran sebagai

    variabel dependen (Y) mempunyai jumlah observasi sebanyak 60

    dengan standar deviasi sebesar 38.80749 dengan nilai rata-rata (mean)

    250.1763 ,adapun data tertinggi defisit anggaran yaitu 330.1670

    dan data terendahnya 192.9450.

  • 51

    Variabel inflasi dengan standar deviasi 0.569840 dan nilai rata-

    rata (mean) 0.517500 memiliki nilai terendah inflasi 0.10000 dan nilai

    maksimum 3.290000, adapun jumlah obesvasi yaitu 60.

    Variabel pertumbuhan ekonomi (PDB) dengan standar deviasi

    10.01966 dan nilai rata-rata (mean) 7.296167 memiliki nilai terendah

    4.70000 dan nilai maksimum 50.70000, adapun jumlah obesvasi yaitu

    60.

    Variabel Surat Berharga Syari’ah Negara (SBSN), dengan nilai

    rata-rata (mean) 9.863200, dengan nilai sandar deviasi

    sebesar 6.464666, dan nilai terendah dan nilai tertinggi nya

    yaitu 1.107000 dan 19.24900. Adapun jumlah observasi dari variabel

    SBSN adalah 60.

    2. Uji Stationeritas

    Sebelm melakukan uji data, terlebih dahulu penulis melakukan uji

    stasioneritas, adalapun uji stasioneritas yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah uji Unit Root dengan uji ADF (Augmented-Dickey-

    Fuller). berikut adalah hasil uji stasioneritas masing-masing variabel

    dapat dilihat pada tabel 4.2:

  • 52

    Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas

    No Variabel Probability Unit Root

    Test

    Keterangan

    1 X1 – inflasi 0,0000 Uji stasioneritas root

    second difference

    2 X2 – Pertumbuhan

    Ekonomi 0,0000

    Uji stasioneritas root

    second difference

    3 X3 – Surat Berharga

    syariah negara 0,0000

    Uji stasioneritas root

    second difference

    4 Y- defisit anggaran 0.0000 Uji stasioneritas root

    second difference

    Sumber : Data Sekunder yang diolah,2019

    Berdasarkan tabel 4.2, data yang diolah menunjukkan output

    dengan nilai probability < 0.05. Maka ditetapkan uji stasioneritas untuk

    masing-masing variabel dalam penelotian ini menggunakan uji root

    second difference dan memenuhi ketentuan uji stasioneritas maka layak

    untuk dilanjutkan dengan uji data selanjutnya.

    3. Uji Regresi

    Setelah lulus uji statsioneritas, maka peneliti harus melakukan uji

    pemilihan model regresi, adapun dalam penelitian ini penulis

    menggunakan model OLS Dalam penelitian ini digunakan analisis

    regresi menggunakan metode pengujian regresi menggunakan OLS

    (Ordinary Least Square). dimana terdapat variabel independen

    (variabel penjelas) dan variabel dependen (variabel yang dijelaskan)

    dalam suatu persamaan linear.

  • 53

    Tabel 4.3 Uji Regresi

    Dependent Variable: D(DEFISITANGGARAN(-5),3)

    Method: Least Squares

    Date: 08/18/19 Time: 21:25

    Sample (adjusted): 2013M09 2017M12

    Included observations: 52 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.034791 0.204595 0.170047 0.8657

    D(INFLASI(-5),3) -0.127657 0.116470 -1.096055 0.2785

    D(PERTUMBUHANEKONOMI(-5),3) -0.017195 0.006059 -2.837834 0.0066

    D(SBSN(-5),3) -0.155846 0.030939 -5.037260 0.0000 R-squared 0.393086 Mean dependent var 5.99E-15

    Adjusted R-squared 0.355154 S.D. dependent var 1.836141

    S.E. of regression 1.474463 Akaike info criterion 3.688269

    Sum squared resid 104.3540 Schwarz criterion 3.838364

    Log likelihood -91.89498 Hannan-Quinn criter. 3.745812

    F-statistic 10.36289 Durbin-Watson stat 2.550385

    Prob(F-statistic) 0.000023

    Sumber: Data sekunder diolah,2019

    4. Uji Hipotesis

    Dalam Uji hipotesis terdapat beberapa uji statistika, diantaranya

    uji t, uji f dan uji R2.

    adapun hasil uji uji hipotesis tersebut sebagai

    berikut:

    a. Uji t (parsial)

    Uji t berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen

    terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari

    alfa α= 0.05 maka variabel independen secar