pengaruh implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa ... · pdf fileimplementasi...

15
Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 1902 Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 16 Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan Berdasarkan Keppres N0. 80 Tahun 2003 Terhadap Kinerja Dinas PU Bina Marga Kabupaten OKU Oleh: Marinda Gusti Akhiria Abstract There are some interesting phenomenon that occur in Ogan Komering Ulu in the activities of government procurement, it often happens that an anarchist incident is in every execution of bidding/tendering projects organized by the technical department; members of construction services procurement committee considered less reliable and professional in understanding the basic tasks and stages of the procurement committee or mechanism for project bidding according to applicable regulations; presence of a broker that directly involved in project bidding; party service providers (contractors) as well as users of services (procurement committee) do not understand about provisions of laws and regulations governing the procurement of goods and services; presence of unscrupulous officials (executive and legislative) who interfere in determining the winning bidder of the project, so the walk would not be fair bidding process; Less specifically sanction given to the suppliers or contractors who do unqualified construction working. Keywords: Policy implementation, procurement of goods and services, project, service suplier Pendahuluan Terdapat beberapa fenomena menarik yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah, antara lain: 1) Sering terjadinya insiden yang bersifat anarkhis dalam setiap pelaksanaan penawaran/tender proyek yang diselenggarakan oleh dinas teknis; 2) Masih banyaknya anggota panitia pengadaan jasa konstruksi yang dinilai kurang handal dan profesional dalam memahami tugas pokok panitia pengadaan dan tahapan atau mekanisme penawaran proyek sesuai ketentuan yang berlaku; 3) Masih banyaknya makelar atau calo proyek yang terlibat secara langsung dalam penawaran proyek; 4) Baik pihak penyedia jasa (kontraktor) maupun pengguna jasa (panitia pengadaan) yang belum memahami sepenuhnya ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pengadaan barang dan jasa; 5) Masih banyaknya oknum pejabat (eksekutif dan legislatif) yang ikut mengintervensi dalam menentukan pemenang tender proyek, sehingga proses tender berjalan tidak fair, dan; 6) Kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada pihak rekanan atau kontraktor yang jelas-jelas melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi yang tidak berkualitas atau tidak sesuai dengan rencana teknis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh organisasi terhadap Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, berapa besar pengaruh interpretasi terhadap Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, berapa Dosen Tetap Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Baturaja

Upload: duongdiep

Post on 06-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 16

Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintahan Berdasarkan Keppres N0. 80 Tahun 2003

Terhadap Kinerja Dinas PU Bina Marga Kabupaten OKU

Oleh: Marinda Gusti Akhiria

Abstract

There are some interesting phenomenon that occur in Ogan Komering Ulu in the activities of

government procurement, it often happens that an anarchist incident is in every execution of

bidding/tendering projects organized by the technical department; members of construction

services procurement committee considered less reliable and professional in understanding

the basic tasks and stages of the procurement committee or mechanism for project bidding

according to applicable regulations; presence of a broker that directly involved in project

bidding; party service providers (contractors) as well as users of services (procurement

committee) do not understand about provisions of laws and regulations governing the

procurement of goods and services; presence of unscrupulous officials (executive and

legislative) who interfere in determining the winning bidder of the project, so the walk would

not be fair bidding process; Less specifically sanction given to the suppliers or contractors

who do unqualified construction working.

Keywords: Policy implementation, procurement of goods and services, project, service suplier

Pendahuluan

Terdapat beberapa fenomena menarik yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu

dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah, antara lain: 1) Sering terjadinya

insiden yang bersifat anarkhis dalam setiap pelaksanaan penawaran/tender proyek yang

diselenggarakan oleh dinas teknis; 2) Masih banyaknya anggota panitia pengadaan jasa

konstruksi yang dinilai kurang handal dan profesional dalam memahami tugas pokok panitia

pengadaan dan tahapan atau mekanisme penawaran proyek sesuai ketentuan yang berlaku; 3)

Masih banyaknya makelar atau calo proyek yang terlibat secara langsung dalam penawaran

proyek; 4) Baik pihak penyedia jasa (kontraktor) maupun pengguna jasa (panitia pengadaan)

yang belum memahami sepenuhnya ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur

tentang pengadaan barang dan jasa; 5) Masih banyaknya oknum pejabat (eksekutif dan

legislatif) yang ikut mengintervensi dalam menentukan pemenang tender proyek, sehingga

proses tender berjalan tidak fair, dan; 6) Kurang tegasnya sanksi yang diberikan kepada pihak

rekanan atau kontraktor yang jelas-jelas melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi yang tidak

berkualitas atau tidak sesuai dengan rencana teknis.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui berapa besar pengaruh organisasi terhadap

Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, berapa besar pengaruh

interpretasi terhadap Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, berapa

Dosen Tetap Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Baturaja

Page 2: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 17

besar pengaruh Aplikasi terhadap Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten

OKU, berapa besar pengaruh implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 terhadap Kinerja Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Kabupaten OKU.

Tinjauan Pustaka

Implementasi kebijakan menurut R.S. Parker (dalam Sunggono, 1994:137) dapat

diartikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan sarana-sarana tertentu

dan dalam waktu tertentu. Agar kebijakan itu dapat memberikan hasil yang diharapkan maka

kebijakan itu harus dilaksanakan. Pelaksanaan kebijakan dapat didefenisi sebagai

penggunaan sarana-sarana yang dipilih.

Teori implementasi kebijakan menurut Jones (1996:164), mengemukakan bahwa ada

tiga aktivitas utama yang paling penting dalam implemetasi kebijakan yaitu: 1) Organisasi:

Pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit-unit serta metoda untuk menunjang

agar program berjalan; 2) Interpretasi: Menafsirkan agar program (umumnya dalam status)

menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima serta dilaksanakan.Kebutuhan

utama bagi keefektifan pelaksanaan kebijaksanaan adalah bahwa mereka yang menerapkan

haruslah tahu apa yang seharusnya mereka lakukan, dan; 3) Aplikasi (penerapan): Berkaitan

dengan pelaksanaan kegiatan rutin yang meliputi penyediaan barang dan jasa. Penerapan

mengandung ketentuan rutin dari pelayanan, pembayaran atau hal lainnya yang disesuaikan

dengan tujuan atau perlengkapan program.

Menurut Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 pengguna barang/jasa dan

penyedia barang/jasa, serta para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa

(termasuk jasa konstruksi) harus mematuhi etika sebagai berikut;

1) Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran

kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa;

2) Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan

dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah

terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa;

3) Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan

menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;

4) Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan

kesepakatan para pihak;

5) Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait,

langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa (conflict of

interest);

6) Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara

dalam pengadaan barang/jasa;

7) Menghindari dan mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan

tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau

tidak langsung merugikan negara;

8) Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi atau

menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut

dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa;

Page 3: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 18

Selanjutnya berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 diuraikan beberapa persyaratan

kualifikasi bagi pihak penyedia jasa atau perusahaan yang berminat untuk menjadi peserta

tender antara lain:

1) Memiliki surat ijin usaha yang masih berlaku;

2) Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani dokumen pengadaan;

3) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang

dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana;

4) Melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh

Pasal 21/23 atau 25 atau PPn sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu;

5) Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan barang/jasa

termasuk subkontrak, kecuali penyedia barang/jasa yg baru berdiri kurang dari 3 (tiga)

tahun;

6) Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di instansi

manapun;

7) Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai (untuk usaha kecil / koperasi

kecil);

8) Memiliki kemampuan pada bidang dan subbidang pekerjaan yang sesuai (untuk bukan

usaha kecil);

9) Untuk pekerjaan khusus / spesifik / teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain

seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yg diperlukan, atau pengalaman tertentu;

10) Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah / swasta utk

mengikuti pengadaan barang/jasa

11) Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yg diperlukan;

12) Termasuk dalam penyedia barang / jasa yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan;

13) Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan (khusus unutk jasa

pemborongan);

14) Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha

yang dimilikinya, dan;

15) Untuk pekerjaan jasa pemborongan, memiliki SKK yg cukup dan masih ada SKP.

Lenvine (1990, dalam Dwiyanto, 1995) mengusulkan tiga konsep yang dapat

dipergunakan untuk mengukur kinerja organisasi, yaitu: responsiveness, responsibility dan

accountability.

1) Responsivitas (responsiveness), adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan dan mengembangkan program-

program pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

2) Responsibilitas (responsibility), menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi

tersebut dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai

dengan dengan kebijaksanaan organisasi.

3) Akuntabilitas menunjukkan pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik

tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat (elected officials).

Page 4: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 19

X1

X3

Y

X2 X

Kerangka Pemikiran

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran Penelitian

Metodologi Penelitian

Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat, seperti pada Gambar 2:

Gambar 2. Paradigma Penelitian

Keterangan :

X = Implementasi Kebijakan Audit

X1 = Standar Umum

X2 = Standar Pekerjaan Lapangan

X3 = Standar Pelaporan

Y = Akuntabilitas Pelaksanaan APBD

= Faktor lain.

Pelaksanaan

Pengadaan

Barang dan jasa

Implementasi Program

Pengadaan Barang dan

jasa

1. Organisasi

2. Interpretasi

3. Aplikasi

Kinerja Organisasi

1. Responsiveness

2. Responsibility

3. Akuntabilitas

Page 5: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 20

Definisi Konsep

Untuk memudahkan pemahaman tentang makna variabel dalam panelitian ini, setiap

variabel didefinisikan sebagai berikut :

1. Implementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan

Presiden Nomor 80 Tahun 2003 adalah beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan

dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan dimensi organisasi, interpretasi dan

aplikasi.

2. Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU.merupakan suatu kondisi

kemampuan masyarakat secara ekonomi dan sosial dengan melihat kualitas sumber daya

manusia menurut aspek pendidikan, kesehatan, pendapatan serta perumahan dan

lingkungan pemukiman.

Definisi Operasional

Berdasarkan definisi konsep maka dapat dioperasionalkan sebagaimana dalam tabel

berikut: Tabel 1 .

Operasionalisasi Varibel Penelitian

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR NO

Implementasi

pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa

pemerintah. berdasarkan

Keptuusan Presiden

Nomor 80 Tahun 2003

(X)

1. Organisasi

1. Pembentukan Panitia pengadaan

Barang dan Jasa

2. Kewenangan dan tanggungjawab

Panitia

3. Kemampuan koordinasi

4. Kemampuan Finansial

1-3

4-5

6-7

8-10

2. Interpretasi 1. Kejelasan maksud dan tujuan

2. Persamaan persepsi dan pemahaman

kebijakan

3. Persamaan motivasi dan Kerjasama

11-12

13-15

16-18

3. Aplikasi 1. Ketersediaan program kerja

2. Ketersediaan Juklak Juknis

3. Ketepatan Waktu

4. Kesesuaian kompetensi pelaksana

5. Monitoring

6. Evaluasi

19-21

22

23

24

25

26

Kinerja Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga

(Y)

1. Akuntabilitas

1. Tingkat konsistensi antara kebijakan

dan kegiatan Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Kabupaten

OKU dengan aspirasi stakeholder.

2. Tingkat kemampuan meningkatkan

prakarsa dan kepedulian stakeholder

27-28

29-30

Page 6: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 21

Lanjutan Tabel 1. Operasionalisasi Varibel Penelitian

2. Responsibilitas 1. Tingkat penentuan dan pencapaian

target kegiatan

2. Tingkat penyesuaian antara misi dan

tujuan organisasi dengan dinamika

perubahan

31-32

33-34

3. Responsivitas

1. Tingkat penerimaan dan pemenuhan

terhadap keluhan dan tuntutan

stakeholder

2. Tingkat usaha untuk membina

hubungan dan kerjasama antara

organisasi dan stakeholder

35

36

Populasi, Sampel dan Responden

Populasi dalam penelitian ini mencakup semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang

menjadi anggota panitia pengadaan barang dan jasa pada Dinas PU Bina Marga Kabupaten

OKU dalam 3 tahun terakhir yaitu sebanyak 48 orang dan perwakilan dari para kontraktor

atau rekanan yang sering mengikuti atau menjadi peserta tender proyek pembangunan jalan

dan jembatan di Kabupaten OKU, dengan metode purposive sampling sebanyak 32 orang,

sehingga secara keseluruhan populasi penelitian berjumlah 80 orang.

Tabel 2.

Daftar Polulasi dan sampel Penelitian

NO. POPULASI JUMLAH

ANGGOTA

1. Panitia pengadaan barang dan jasa 48 orang

2. Kontraktor/Rekanan/Pimpinan CV 32 orang

Jumlah 80 orang

Sumber : Dinas PU Bina Marga Kab. OKU, 2009

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini bertumpu pada analisis data kuantitatif, di mana pengumpulan

datanya dilakukan melalui beberapa teknik yaitu Penyebaran angket, wawancara, studi

kepustakaan dan observasi.

Page 7: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 22

Instrumen Penelitian

Instrumen-instrumennya berupa angket dan pedoman wawancara, untuk mendapatkan

jawaban yang terstruktur berdasarkan fokus masalah yang telah ditelaah secara teoritis dan

menggunakan kerangka pikir yang terbangun. Adapun pengaturan skor jawaban adalah

sebagai berikut :

1) Jawaban sangat positif diberi skor 5 (lima);

2) Jawaban positif diberi skor 4 (empat);

3) Jawaban netral diberi skor 3 (tiga);

4) Jawaban negatif diberi skor 2 (dua), dan;

5) Jawaban sangat negatif diberi skor 1 (satu).

Uji Validitas Instrumen

Adapun langkah-langkah melakukan uji validitas adalah:

1. Tentukan koefesien korelasi rank sperman dengan cara sebagai berikut:

Apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal (skala sikap), maka nilai korelasi rank

spearman pada item ke-i adalah :

261

1

i

s

dr

n n

Di mana : d = Selisih R(X) dengan R(Y)

n = jumlah data

2. Bandingkan nilai koefesien korelasi rank sperman (rs) dengan nilai korelasi rank spearman

dalam table (rtabel), atau bandingkan nilai p-value (Sig.) pada koefesien korelasi rank

sperman (rs) dengan taraf nyata ().

3. Jika rs > rtabel atau p-value < , maka item tersebut valid dan dapat dijadikan sebagai

indikator terhadap dimensi/variabel tersebut.

Uji Reliabilitas Instrumen

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut

koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara

0,00 – 1,00. Untuk rumus Cronbach Alpha adalah:

2

2

11

t

b

k

kR

x 100%

Keterangan : R = Nilai koefesien reliabilitas Cronbach Alpha

k = Banyaknya butir pertanyaan.

2

b = Jumlah varians butir.

2

t = Varians total.

Page 8: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 23

Pada penelitian ini, akan dilakukan uji reliabilitas dengan koefesien Cronbach Alpha,

karena metode ini lebih mudah dan sudah tersedia dalam program SPSS.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

a. Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

Tabel 3.

Hasil Analisis Validitas Instrumen Variabel Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003

Nomor Butir

Instrumen

Koefisien

Korelasi Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

0,892

0,794

0,902

0,877

0,927

0,897

0,904

0,889

0,904

0.912

0,869

0,896

0,911

0,887

0.891

0.907

0,913

0,888

0,915

0,886

0,876

0,918

0,901

0,910

0,915

0,884

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data primer

Pada tabel r, pada n-2 dan derajat kepercayaan 95 % (α=0,05), = 0,232, ternyata nilai

perhitungan r butir instrumen di atas lebih besar dari nilai r-tabel. Oleh karena itu dapat

dikatakan semua butir yang digunakan pada variabel adalah valid. Adapun butir yang

mempunyai validitas tertinggi adalah butir 5 dengan koefisien korelasi sebesar 0,927 yang

memiliki validitas terendah adalah butir 20 dengan koefisien korelasi sebesar 0,866.

Page 9: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 24

b. Pengujian Validitas Instrumen Variabel Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten OKU

Tabel 4.

Hasil Analisis Validitas Item Instrumen

Variabel Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU

Nomor Butir

instrumen Koefisien Korelasi Keterangan

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

0,883

0,901

0,894

0,911

0,902

0,911

0,904

0,907

0,899

0,908

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer

Pada tabel diatas setelah dikonsultasikan dengan tabel tabel r, pada n-2 dan derajat

kepercayaan 95 % (α=0,05), = 0,232, ternyata nilai perhitungan r butir instrumen di atas lebih

besar dari nilai r-tabel. Sebagaimana dengan instrumen kecerdasan pemimpin, semua semua

butir pertanyaan dalam kuesioner yang sudah disusun, tidak perlu dirubah dan dapat dipakai

untuk menjaring pendapat responden tentang Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten OKU.

Pengujian Reliabilitas Insrumen Penelitian

a. Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Implementasi Kebijakan Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003

Berdasarkan perhitungan korelasi instrumen variabel implementasi kebijakan pengadaan

barang dan jasa pemerintah didapatkan hasil korelasi 0,971. Kemudian nilai ini

dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown mendapatkan hasil 0,985. Angka korelasi

lebih besar dari angka korelasi sebelumnya. Dengan demikian instrumen yang digunakan

pada variabel implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 adalah reliable.

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen Variabel Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten OKU

Berdasarkan perhitungan korelasi instrumen variabel kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina

Marga Kabupaten OKU antara kelompok positif dengan kelomopok negatif, maka

didapatkan hasil korelasi 0,996. Kemudian nilai ini dimasukkan ke dalam rumus

Spearman Brown mendapatkan hasil 0,955. Angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari

angka korelasi sebelumnya. Dengan demikian instrumen yang digunakan pada variabel

kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU adalah reliable.

Page 10: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 25

Hasil Uji Normalitas Data

Statistik uji Kolmogorov Smirnov dihitung dengan bantuan paket program SPSS dan

diperoleh nilai sebagai berikut: Tabel 5.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X Y

N 80 80

Normal Parameters(a,b) Mean 104.5375 38.2000

Std. Deviation 8.61548 4.98453

Most Extreme Differences Absolute .073 .075

Positive .063 .075

Negative -.073 -.059

Kolmogorov-Smirnov Z .651 .673

Asymp. Sig. (2-tailed) .791 .755

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov untuk variabel

implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah berdasarkan Keputusan

Presiden Nomor 80 Tahun 2003 sebesar 0,651 dengan p-value sebesar 0,651. Karena p-value

lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal. Nilai Kolmogorov

Smirnov untuk variabel kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU sebesar

0,673 dengan p-value sebesar 0,755. Karena p-value lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima,

artinya data berdistribusi normal.

Diskripsi dan Analisis Data Variabel Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 (X)

a. Dimensi Organisasi (X1) Tabel 6.

Keadaan Dimensi Organisasi Variabel Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 1 2 2 9 53 15 320 400 80.00%

2 2 2 2 12 48 16 314 400 78.50%

3 3 2 3 3 56 16 321 400 80.25%

4 4 2 3 5 55 15 318 400 79.50%

5 5 2 3 5 30 40 343 400 85.75%

6 6 2 1 26 40 11 297 400 74.25%

7 7 2 3 9 47 19 318 400 79.50%

8 8 2 3 1 48 26 333 400 83.25%

9 9 1 2 4 55 18 327 400 81.75%

10 10 1 2 5 49 23 331 400 82.75%

Jumlah 18 24 79 481 199 3222 4000 80.55%

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p1-3

Page 11: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 26

Berdasarkan tabel di atas dari empat indikator Dimensi Organisasi, yaitu indikator

pembentukan panitia pengadaan barang dan jasa, kewenangan dan tanggungjawab panitia,

kemampuan koordinasi dan kemampuan pendanaan yang diperoleh melalui 10 buah

pernyataan diperoleh hasil yang menunjukkan semua keadaan indikator di atas mempunyai

hasil yang sudah baik. Demikian pula secara keseluruhan persentase rata-rata yang diperoleh

Dimensi organisasi ini adalah sebesar 80,55%.

b. Dimensi Interpretasi (X2) Tabel 7.

Dimensi Interpretasi Variabel Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Kepres Nomor 80 Tahun 2003

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 1 2 3 4 47 24 328 400 82.00%

2 2 3 2 14 49 12 305 400 76.25%

3 3 2 3 17 44 14 331 400 82.75%

4 4 2 3 6 36 33 335 400 83.75%

5 5 2 5 23 48 2 283 400 70.75%

6 6 3 2 5 41 29 331 400 82.75%

7 7 2 1 10 51 16 318 400 79.50%

8 8 2 1 7 54 16 321 400 80.25%

Jumlah 18 20 86 370 146 2552 3200 79.75%

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p11-12

Berdasarkan uraian di atas dari tiga indikator dimensi interpretasi, yaitu indikator

persamaan persepsi dan pemahaman kebijakan merupakan indikator yang mempunyai

prosentasi yang paling tinggi yaitu 80,00%, Sedangkan indikator kejelasan maksud dan tujuan

dan indikator persamaan motivasi dan Kerjasama mempunyai preosentase yang hampir sama

besarnya yaitu 79,12% dan 79,88%.

c. Dimensi aplikasi (X3) Tabel 8.

Dimensi Aplikasi Variabel Implementasi Kebijakan

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 1 2 2 2 38 36 344 400 86.00%

2 2 2 3 4 44 27 331 400 82.75%

3 3 2 3 3 40 32 337 400 84.25%

4 4 1 9 15 43 11 291 400 72.75%

5 5 2 3 5 44 26 329 400 82.25%

6 6 2 2 3 54 19 326 400 81.50%

7 7 1 1 6 50 22 328 400 82.00%

8 8 2 1 3 54 20 339 400 84.75%

Jumlah 14 24 41 367 193 2625 3200 82.03%

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p19-21

Page 12: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 27

Berdasarkan uraian di atas dari enam dimensi aplikasi, yaitu indikator ketersediaan

Juklak dan Juknis merupakan indikator yang mempunyai prosentasi yang paling rendah yaitu

72,75 % dan indikator ketersediaan program kerja dan evaluasi merupakan indikator yang

hampir sama dan mempunyai prosentase paling tinggi, yaitu 84,33% dan 84,75%. Sedangkan

indikator lainnya, yaitu indikator ketepatan waktu pelaksanaan, standar kompetensi pelaksana

dan Monitoring, mempunyai prosentase diantara yang paling tinggi dan dan paling rendah.

Namum demikian dengan variasi nilai dari indikator-indikator tersebut secara keseluruhan

dimensi aplikasi ini mempunyai prosentase yang cukup besar, yaitu 82,63 %.

d. Variabel Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

Tabel 9.

Keadaan Variabel Implementasi Kebijakan

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003

No Dimensi Frekuensi Jawaban Skor Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 Organisasi 18 17 69 328 132 2227 2800 79,54

2 Interpretasi 18 19 74 371 158 2221 2800 79,32

3 Aplikasi 14 24 40 357 203 2625 3200 82,03

Jumlah 50 60 183 1056 493 7073 8800 80,38

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p1-26

Berdasarkan Tabel 9 di atas dari tiga dimensi dari variabel implementasi kebijakan

pengadaan barang dan jasa pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun

2003, Dimensi aplikasi yang memiliki prosentasi tertinggi, yaitu 82,03%. Sedangkan Dimensi

organisasi dan interpretasi memiliki prosentase hampir sama yaitu 79,54% dan 79,32%.

Namum demikian dengan variasi nilai dari dimensi-dimensi tersebut, secara keseluruhan

variabel implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 ini mempunyai prosentase yang cukup besar, yaitu

80,38 %. Keadaan ini menunjukkan bahwa variabel implementasi kebijakan pengadaan

barang dan jasa pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 sudah

cukup baik.

Page 13: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 28

Diskripsi dan Analisis Data Variabel Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga

Kabupaten OKU (Y)

a. Dimensi Akuntabilitas

Tabel 10.

Keadaan Dimensi Akuntabilitas Variabel Kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Skor Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 1 2 4 23 35 16 299 400 74,75

2 2 2 3 24 37 14 298 400 74,74

3 3 1 10 27 34 8 278 400 69,50

4 4 1 10 24 30 10 263 400 65,75

Jumlah 6 27 98 136 48 1138 1600 71,13

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p27-28

Berdasarkan uraian di atas dari dua indikator dimensi Akuntabilitas merupakan indikator

tingkat kemampuan meningkatkan prakarsa dan kepedulian stakeholder yang mempunyai

prosentasi yang paling rendah yaitu 67,63% dan indikator tingkat konsistensi antara kebijakan

dan kegiatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU dengan aspirasi

stakeholder merupakan indikator yang mempunyai prosentase tinggi, yaitu 74,62%. Namum

demikian dengan variasi nilai dari indikator-indikator tersebut secara keseluruhan Dimensi

Akuntabilitas ini mempunyai prosentase yang cukup besar, yaitu 71,13%.

b. Dimensi Responsibilitas

Tabel 11.

Keadaan Dimensi Responsibilitas Variabel Kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU

No Pernyataan Frekuensi Jawaban Skor Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 1 2 2 20 49 7 297 400 74,25

2 2 1 2 16 50 11 308 400 77,00

3 3 2 3 18 48 9 299 400 74,75

4 4 2 3 6 48 22 328 400 82,00

Jumlah 7 10 60 195 49 1232 1600 77,00

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p31-32

Berdasarkan uraian di atas dari dua indikator dimensi Responsibilitas , yaitu indikator

tingkat penyesuaian antara misi dan tujuan organisasi dengan dinamika perubahan merupakan

indikator yang mempunyai prosentasi yang paling tinggi yaitu 78,38% dan indikator tingkat

penentuan dan pencapaian target kegiatan merupakan indikator yang mempunyai prosentase

rendah, yaitu 75,63%.

Page 14: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 29

c. Dimensi Responsivitas

Tabel 12.

Keadaan Dimensi Responsivitas Variabel Kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU

No. Pernyataan Frekuensi Jawaban Skor Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 1 2 1 4 40 33 341 400 85,25

2 2 1 3 3 53 26 358 400 89,50

Jumlah 3 4 7 93 59 699 800 87,38

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p35

Berdasarkan uraian di atas dari dua indikator dimensi responsibilitas, yaitu indikator

tingkat usaha untuk membina hubungan dan kerjasama antara organisasi dan stakeholder

merupakan indikator yang mempunyai prosentasi yang paling tinggi yaitu 89,50% dan

indikator tingkat penerimaan terhadap keluhan dan tuntutan stakeholder merupakan indikator

yang mempunyai prosentase rendah, yaitu 85,25%.

d. Variabel kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU

Tabel 13.

Keadaan Variabel Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU

No Dimensi Frekuensi Jawaban Skor Skor %

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Maks

1 Akuntabilitas 6 27 98 136 48 1138 1600 71,13

2 Responsibilitas 7 10 60 195 49 1232 1600 77,00

3 Responsivitas 3 4 7 93 59 699 800 87,38

Jumlah 16 41 165 424 156 3069 4000 76,73

Sumber : Jumlah Skor jawaban responden untuk p27-36

Berdasarkan Tabel di atas dari tiga dimensi variabel kinerja Dinas Pekerjaan Umum

Bina Marga Kabupaten OKU, Dimensi Responsivitas yang memiliki prosentasi tertinggi,

yaitu 87,38%, dan Dimensi Responsibilitas memiliki prosentase seesar 77,00%. Sedangkan

dimensi akuntabilitas memiliki prosentase yang paling rendah yaitu 71,13%.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Organisasi dalam implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 berpengaruh terhadap Kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, yaitu meliputi aspek-aspek

pembentukan panitia pengadaan barang dan jasa, kewenangan dan tanggungjawab

panitia, kemampuan koordinasi dan kemampuan pendanaan.

2. Interpretasi dalam implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 berpengaruh terhadap Kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, yaitu meliputi aspek-aspek

Page 15: Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa ... · PDF fileImplementasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah. berdasarkan Keptuusan ... Dalam penelitian ini

Teknika; Vol: 1, No: 1, Maret 2011 ISSN: 2087 – 1902

Marinda Gusti Akhiria, Hal; 16 - 30 30

kejelasan maksud dan tujuan, persamaan persepsi dan pemahaman kebijakan serta

persamaan motivasi dan kerjasama.

3. Aplikasi dalam implementasi kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 berpengaruh terhadap Kinerja

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, yaitu meliputi ketersediaan

program kerja, ketersediaan Juklak Juknis, ketepatan waktu pelaksanaan, standar

kompetensi pelaksana, monitoring dan evaluasi.

Saran

1. Panitia pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dibentuk oleh Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga Kabupaten OKU harus dapat meningkatkan koordinasi baik eksternal

dengan seluruh unit kerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU maupun

secara internal pada seluruh unsur panitia pengadaan barang dan jasa pemerintah.

2. Untuk menciptakan Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten OKU, maka

baik panitia pengadaan barang dan jasa pemerintah harus meningkatkan prakarsa dan

kepedulian stakeholder,

DAFTAR PUSTAKA

Keppres RI No. 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa. 2006. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Cochran, G.W. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga, Jakarta: Universitas Indonesia.

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi Offset

Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Imron. 2009. “Analisa Penerapan Keppres RI No. 80 tahun 2003 Di Kabupaten Ogan

Komering Ulu”.Tesis Universitas Sriwijaya. Palembang: Universitas Sriwijaya